perancangan alat bantu peredam kebisingan pada …eprints.ums.ac.id/75102/1/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN ALAT BANTU PEREDAM KEBISINGAN
PADA MESIN DIAPHRAGM PUMP UNTUK MENGURANGI
DAMPAK KEBISINGAN BAGI OPERATOR
(Studi Kasus : PT ICI Paints Indonesia Cikarang Site)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Oleh :
RIZKY INDAR DWI PAMUNGKAS
D 600 140 010
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PERANCANGAN ALAT BANTU PEREDAM KEBISINGAN PADA
MESIN DIAPHRAGM PUMP UNTUK MENGURANGI DAMPAK
KEBISINGAN BAGI OPERATOR
(STUDI KASUS : PT ICI PAINTS INDONESIA CIKARANG SITE)
Abstrak
Diaphragm Pump merupakan alat pembantu yang berguna untuk mengalirkan
angin dari kompresor yang dislurkan kepada mesin yang menggunakan kinerja
angin. Pada prosesnya mesin Diaphragm Pump mengeluarkan sumber bunyi pada
komponen mesin yaitu piston. Karena tidak ada peredam yang meredam sumber
bunyi tersebut, maka suara yang dihasilkan juga sangat bising. Kebisingan yang
dihasilkan sebesar 92 dB. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat
alat peredam kebisingan yang dapat menurunkan kebisingan pada mesin tersebut.
Alat yang dirancang berbentuk balok dengan 4 lapisan yang sudah teruji dapat
menurunkan kebisingan. Lapisan yang digunakan adalah kayu mahogany sebagai
shield , sabut kelapa, tray, Styrofoam, dan plywood. Lapisan tersebut mampu
menurunkan kebisingan dari 92 dB menjadi 68 dB. Presentase kebisingan yang
diturunkan sebesar 26,09 %.
Kata Kunci : Alat Peredam Kebisingan, Diaphragm Pump
Abstract
Diaphragm Pump is a useful tool for flowing wind from compressors that are
conveyed to machines that use wind performance. In the process the Diaphragm
Pump engine emits a sound source on the engine components, namely the piston.
Because there is no silencer that dampens the sound source, the sound produced is
also very noisy. The resulting noise is 92 dB. This study aims to design and make
noise dampers that can reduce noise on the engine. The tool designed in the form
of a beam with four tested layers can reduce noise. The layers used are mahogany
wood as a shield, coconut fiber, tray, Styrofoam, and plywood. This layer can
reduce noise from 92 dB to 68 dB. Percentage of noise decreased by 26.09%.
Keywords: Noise Reducer, Diaphragm Pump
1. PENDAHULUAN
Dalam suatu sistem industri untuk dapat merealisasikan suatu produk harus ada
serangkaian urutan proses yang sangat komplek dan juga terstruktur, terarah dan
teratur. Indonesia merupakan salah suatu negara dengan jumlah pabrik yang cukup
banyak. Dengan adanya pabrik tersebut maka banyak pula kinerja mesin untuk
2
melakukan proses produksi. Mesin-mesin tersebut ada yang dapat menimbulkan
kebisingan dengan tingkat kebisingan yang berbeda-beda. Mulai dari yang tidak
terlalu bising hingga kebisingannya melebihi ketentuan pemerintah sebesar 85
dB(A) selama 8 jam kerja.
PT ICI Paints Indonesia merupakan salah satu perusahaan dengan jumlah
mesin yang selalu bekerja setiap hari dan menimbulkan kebisingan setiap harinya.
Mesin yang paling disoroti adalah mesin Diaphragm Pump. mesin tersebut
mayoritas paling banyak dan bekerja paling sering diares kerja operator. Kebisingan
yang ditimbulkan dari mesin Diaphragm Pump rata-rata adalah sebesar 92 dB
dalam satu hari kerja. Apabila kegiatan ini dapat diteruskan maka dapat
menimbulkan cidera serius pada pendengaran.
Upaya yang dilakukan perusahaan juga sudah sangat baik, dari pemberian
alat bantu pendengaran kepada seluruh operator yang bekerja di sekitar Diaphragm
Pump, juga pemberian garis agar mengetahui batas saat penggunaan alat bantu
pendengaran kebisingan tersebut. Namun ada beberapa karyawan yang tidak
menaati peraturan dengan tidak memakai alat bantu pendengaran saat bekerja.
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa penggunaan alat bantu pendengaran kurang
optimal dalam menyelesaikan masalah kebisingan yang timbul dari mesin
Diaphragm Pump.
2. METODE
Penelitian kali ini dilakukan di PT ICI Paints Indonesia. Dimana dari bebeapa Plant
yang diteliti, ada salah satu plant dengan tingkat kebisingan hamper diseluruh plant
tersebut. Plant yang di maksud adalah Filling Pail, dimana ada 10 operator yang
bekerja pada area kerja tersebut dan ada 5 mesin Diaphragm Pump.
Tahapan pertama yaitu mencari data awal dimana dengan menentukan
sampel pada 15 titik yang telah ditentukan dengan menghitung tingkat kebisingan
pada 15 titik di sekitar mesin diaphragm pump. data yang diambil juga dari data
wawancara terhadap operator untuk mengetahui dampak pemaparan dari
kebisingan yang sangat tinggi dan tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
pemaparan tersebut.
Tahapan kedua adalah penentuan komponen dan desain yang akan dibuat,
menentukan komponen yang paling optimal dalam penyerapan suar. Setelah
3
komponen sudah ditentukan maka selanjutnya adalah membuat desain dan
merealisasikan desain tersebut.
Tahap ketiga adalah pengujian, ada dua pengujian yang dilakukan. Pengujian yang
pertam adalah untuk menguji apakah alat bantu peredam kebisingan tersebut dapat
menurunkan kebisingan dengan baik. Setelah berhasil maka selanjutnya adalah
melakukan uji pada mesinnya langsung di perusahaan kemudian dilakukan
pengambilan data lagi untuk membandingkan data sebelum alat peredam
kebisingan dipasang dan sesudah alat peredam kebisingan dipasang. Alur penelitian
dapat dilihat pada gambar 1 ini.
4
Gambar 1 Alur Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gagasan Pembuatan Alat Peredam Kebisingan
3.1.1 Pengambilan Sampel
Data yang diambil adalah data pengambilan sampel dan data wawancara. Cara
melakukan pengambilan sampel adalah dengan menentukan 15 titik di area sekitar
mesin Diaphragm Pump dimana cara pengambilannya dengan interval waktu
tertentu selama 8 jam kerja dengan waktu istirahat 1 jam. Setiap satu jam data yang
diambil adalah 3 kali kemudian diambil rata-rata setiap jamnya. Dengan langkah
tersebut akan didapatkan tingkat pemaparan kebisingan paling optimal dari mesin.
Untuk hasil pengambilan sampel sebelum dipasang alat peredam kebisingan dapat
dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
5
Tabel 1 Rata-rata Pemaparan Kebisingan Sebelum Dipasang Alat Predam
Kebisingan
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa 15 titik yang dijadikan sampel semua
diatas batas tingkat kebisingan yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu sebesar
85 dB. Apabila tidak ada pembenahan maka operator akan menerima tingkat
kebisingan secara terus menerus dan dapat mengakibatkan cedera pada
pendengaran.
3.1.2 Wawancara
Dari data pengambilan sampel tersebut diperkuat dengan wawancara yang
pertanyaannya mengarah pada dampak yang diderita operator dari pemaparan
kebisingan. Maka didapatkan hasil dari tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 Presentase Jawaban Pekerja Dari Dampak Kebisingan mesin
No Jawaban Pekerja Bagian Produksi Filling
Pail PT ICI Paints Indonesia Jumlah
Presentase
(%)
1 Kesulitan dalam berkomunikasi 9 90
2 Kuping berdengung 10 100
3 Kepala pusing serta lelah 8 80
4 Kuping terasa sakit saat menggunakan APT 10 100
5 Kuping terasa gatal saat menggunakaan APT 10 100
Berdasarkan tabel 2 diketahui pekerja setelah melakukan pekerjaan dan
dengan pemaparan kebisingan yang tinggi mengalami beberapa masalah terhadap
08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00
1 88.45 89.65 89.7 92.89 92.88 88.2 90.30
2 89.67 92.43 92.76 88.54 89.32 91.67 90.73
3 91.58 92.4 90.43 88.22 89.13 90.54 90.38
4 92.78 88.21 92.21 88.55 90.45 92.76 90.83
5 89.77 90.53 90.9 89.9 92.67 90.78 90.76
6 88.32 92.66 91.77 88.43 88.77 89.34 89.88
7 88.1 88.43 91.23 88.45 88.65 89.45 89.05
8 90.43 89.65 90.56 90.74 92.9 91.43 90.95
9 91.67 92.32 89.67 89.19 90.7 92.67 91.04
10 90.65 90.65 89.54 90.98 90.65 92.17 90.77
11 91.23 91.78 88.43 92.92 89.43 90.4 90.70
12 88.54 92.87 92.76 91.34 92.76 88.76 91.17
13 92.77 89.43 90.13 90.43 92.81 90.83 91.07
14 92.1 91.7 90.34 92.78 90.38 91.9 91.53
15 88.12 92.76 88.79 90.32 88.43 88.65 89.51
Titik
Sampel
Tingkat kebisingan (dB) Rata-rata kebisingan
dalam satu hari (dB)
6
pemaparan kebisingan yang tinggi. Penggunaan Alat Pelindung Telinga juga
dirasakan kurang maksimal. Maka di laksanakan wawancara kedua sebagai
improvement apa yang harus dibenahi pada area kerja tersebut. Hasil wawancara
dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Presentase Keinginan Operator
No
Pernyataan Keinginan Pekerja Bagian
Produksi Filling Pail PT ICI Paints
Indonesia
Jumlah Presentase
(%)
1
Perlu adanya perubahan Layout dari ruang
produksi Filling Pail dimana dibuatkan ruang
untuk mesin diphragm pump sendiri
1 10
2
Perlu adanya alat peredam kebisingan
sehingga para pekerja merasa nyaman dalam
melakukan aktivitas
9 90
Pada modifikasi terdapat 2 pilihan, yaitu modifikasi mesin atau modifikasi
layout dari area kerja tersebut. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa 90 %
menginginkan modifikasi mesin dan 10% mengingikan perubahan layout pada area
kerja. Maka dapat disimpulkan untuk memodifikasi mesin, modifikasi
membutuhkan alat tambahan untuk menurunkan kebisingan.
3.2 Desain dan Pengujian Alat Peredam Kebisingan
3.2.1 Desain Alat Peredam Kebisingan
Desain ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Yang pertam, menentukan dimensi
agar alat peredam yang berbentuk balok dapat menerima dan mampu tahan terhadap
tekanan angin yang dikeluarkan oleh mesin Diaphragm Pump. Kedua, dalam
pemilihan komponen yang paling optimal dan dapat menurunkan kebisingan
dengan baik pula. Dalam pembuatan. Pada komponen yang telah dipilih sudah ada
4 komponen yang telah teruji. Pengujian dilakukan oleh (Fachrul, 2011). Dimana
didapatkan komponen yang paling optimal dalam menurunkan kebisingan.
Komponen disusun lapisan-lapisan dengan urutan Plywood-Styrofoam-
Tray-Sabut kelapa. Pertama Plywood, komponen tersebut dapat menurunkan
kebisingan dari 99,60 dB menjadi 78,66 dB dengan presentase penurunan sebesar
21,02 %. Pemilihan komponen ini sebagai lapisan pertama karena bahan yang kuat
dan daya serap yang tinggi sehingga mampu menahan tekanan angin yang besar
dari mesin. Lapisan kedua Styrofoam, pemilihan ini didasarkan karena Styrofoam
7
merupakan komponen yang dapat menurunkan kebisingan sangat baik yaitu 78.66
menjadi 47,79 dengan presentase penurunan kebisingan sebesar 31,00 %. Meskipun
dapat menurunkan kebisingan dengan sangat baik tetapi memiliki daya tahan yang
kurang baik dalam menerina tekanan angin sehingga dijadikan sebagai lapisan
kedua. Lapisan kedua yaitu Tray, komponen ini juga baik dalam menurunkan
kebisingan dari tingkat kebisingan 47,79 dapat diturunkan sebesar 33,02 dengan
presentase penurunan sebesar 11,82 % menjadi lapisan ketiga karena tidak efektif
dalam menyerap bunyi namun dapat mematahkan arah gelombang dengan sangat
baik. Seperti lapisan ketiga, lapisan keempat yaitu Sabut Kelapa juga tidak terlalu
baik dalam penyerapan kebisingan. Dari tingkat kebisingan sebesar 33,03 dB
diturunkan menjadi 31,94 dB dengan presentase penurunan 1,08%. Tetapi
komponen ini sangat baik dalam mematahkan arah gelombang. Dari penjelasan
diatas maka didapatkan gambar lapisan seperti gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2 Lapisan Alat Peredam Kebisingan
Dari komponen utama tersebut masih ada komponen tambahan yang
berguna agar alat peredam kebisingan dapat berjalan optimal. Komponen tersebut
adalah Flexible Hose dan Plat besi. Dimana fungsi Flexible Hose adalah sebagai
alat untuk menyalurkan suara dan angin dari sumber suara dan memasukkannya
kedalam alat peredam kebisingan. Pemilihan alat ini juga didasari dari kinerja
mesin yang apabila sudah berproses akan mengeluarkan getaran seiring dengan
keluarnya suara dan angin. Alat ini berfungsi untuk mengurangi getaran tersebut.
8
Kemudian fungsi dari plat besi adalah menguatkan input dan output dengan input
agar tidak ada kebocoran suara sehingga alat peredam kebisingan dapat bekerja
secara optimal. Dan output agar angin yang keluar tidak mempengaruhi kinerja alat
peredam kebisingan.
Tahap ketiga adalah desain alat peredam kebisingan dibuat menggunakan
Software Solidworks secara 2D dan 3D hal ini ditujukan agar dalam pembuatan alat
peredam kebisingan ada ukuran yang actual sebagai pacuan. Hasil dari desai dapat
dilihat dari Gambar 3 dan Gambar 4 dibawah ini.
Gambar 3 2D Menggunakan Aplikasi Solidworks
Gambar 4 3D Menggunakan Aplikasi Solidworks
9
Dari hasil desain gambar diatas dapat memudahkan dalam membuat alat
peredam kebisingan, dengan ukuran yang telah ditentukan. Sehingga menjadi acuan
yang baik dalam membuat alat.
3.2.2 Penyusunan Alat Peredam Kebisingan
Pada penyusunan alat peredam kebisingan harus sesuai alur yang telah ditetukan
yaitu dengan menggunakan Assembly Chart (AC). Proses ini memudahkan
perakitan yang baik sesuai dengan urutan yang jelas sehingga perakitan atau
penggabungan semua komponen dapat berjalan dengan baik. Tahapan perakitan
menggunakan Assembly Chart dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.
Shield Kayu 1
Sabut Kelapa
Tray
Stayrofoam
Playwood
A1
A2
A3
A4
Shield Kayu 2
Sabut Kelapa
Tray
Stayrofoam
Playwood
A5
A6
A7
A8
Shield Kayu 3
Sabut Kelapa
Tray
Stayrofoam
Playwood
A9
A10
A11
A12
Shield Kayu 4
Sabut Kelapa
Tray
Stayrofoam
Playwood
A13
A14
A15
A16
Shield Kayu Alas
Sabut Kelapa
Tray
Stayrofoam
Playwood
A17
A18
A19
A20
Shield Kayu Atas
Sabut Kelapa
Tray
Stayrofoam
Playwood
A21
A22
A23
A24
A4
A4
A4
A4
A4
Assembly Process Chart
Nama : BALOK SILENCER
Dibuat Oleh : RIZKY INDAR DWI PAMUNGKAS
Tanggal : 29 DESEMBER 2018
Gambar 5 Assembly Chart
10
Dengan proses penggabungan yang telah dilakukan yang berpacu pada
Assembly Chart maka alat yang telah dirancang sudah dapat direalisasikan. produk
yang sudah terealisasi dapat diuji terlebih dahulu untuk membuktikan bahwa alat
yang dibuat mampu meredam kebisingan dengan baik. Alat yang telah terealisasi
dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7 dibawah ini.
Gambar 6 Alat peredam Kebisingan
Gambar 7 Lapisan Utama Alat Peredam Kebisingan
3.2.3 Pengujian Alat Peredam Kebisingan
Proses pengujian dilakukan 2 kali yaitu pengujian sebelum alat peredam kebisingan
dipasang pada mesin Diaphragm Pump untuk membuktikan bahwa alat peredam
kebisingan mampu menurunkan kebisingan dengan baik dan pengujian lapangan
11
saat alat peredam kebisingan sudah dipasang pada mesin Diaphragm Pump untuk
melakukan pengambilan sampel dan membandingkan dengan data yang telah
diambil pada mesin Diaphragm Pump sebelum dipasang alat peredam kebisingan.
Pengujian alat peredam kebisingan sebelum dipasang pada mesin. Pada prosesnya
kebisingan diuji menggunakan dentuman kenalpot motor trail. Dimana kenalpot
dipasang paralon kemudian dimasukkan ke dalam alat peredam kebisingan.
Pengujian menggunakan Sound Level Meter (SLM) sebagai alat untuk mengetahui
seberapa besar kebisingan yang diakibatkan oleh kenalpot sebelum dan sesudah
dipasang alat tersebut. Dari pengujian, data dimasukkan kedalam catatan yang
sudah dibuat sebelumnya. Maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Gambar
8 dan Tabel 4
Gambar 8 Pengujian Alat Sebelum Dipasang Pada Mesin
12
Tabel 4 Pengujian Sebelum Alat Peredam Kebisingan Dipasang Pada Mesin
Percobaan
ke
Sebelum dipasang
Alat Peredam
Kebisingan (dB)
Setelah dipasang
Alat Peredam
Kebisingan (dB)
Kebisingan
yang
diturunkan
(dB)
% Kebisingan
yang
diturunkan
1 92 73 19 20.65
2 93 74 19 20.43
3 94 74 20 21.28
4 93 72 21 22.58
5 95 74 21 22.11
6 91 70 21 23.08
7 92 72 20 21.74
8 92 73 19 20.65
9 93 74 19 20.43
10 92 73 19 20.65
Gambar 9 Grafik Perbandingan Sebelum dan Sesudah Alat dipasang
Dari Tabel 4 dan Gambar 9 dapat disimpulkan bahwa alat peredam
kebisingan yang telah diuji sudah sangat baik dalam menurunkan kebisingan.
Terbukti dari 10 percobaan yang dilakukan alat peredam kebisingan mampu
menurunkan kebisingan suara yang semulanya sangat tinggi menjadi rendah
dibawah batas ambang kebisingan yang di tentukan oleh pemerintah yaitu sebesar
85 dB(A).
Pengujian kedua adalah Uji Lapangan dengan memasangkan alat peredam
kebisingan pada mesin Diaphragm Pump. pengambilan sampel dilakukan pada 15
70
75
80
85
90
95
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tin
gkat
Keb
isin
gan
(dB
)
Titik Sampel
Perbandingan Sebelum dan Sesudah Alat Peredam Kebisingan Dipasang
Sebelum dipasang AlatPeredam Kebisingan (dB)
Setelah dipasang AlatPeredam Kebisingan (dB)
13
titik yang sama dengan sebelum alat peredam dipasang pada alat, yang berguna
untuk membandingkan data tersebut. Hasil dari pengambilan sampel dapat dilihat
dari Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5 Rata-rata Kebisingan Setelah Dipasang Alat Peredam Kebisingan
Gambar 10 Grafik Perbandingan Sebelum dan Sesudah Alat Peredam Kebisingan
Dipasang Pada Pesin Diaphragm Pump
Berdasarkan Gambar 10 yaitu data dari Tabel 1 diketahui bahwa pada 15 titik
yang telah menjadi sampel pengambilan data kebisingan pada area Filling Pail,
semuanya diatas ambang batas yang ditentukan oleh pemerintah yaitu sebesar 85
dB(A). hal ini menunjukkan masalah serius bagi para operator yang bekerja pada
08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00
1 67.00 67.00 67.33 66.67 66.67 66.67 66.89
2 69.00 67.67 67.00 67.67 68.33 67.00 67.78
3 68.00 67.33 68.33 67.33 67.67 67.67 67.72
4 67.33 67.33 68.00 67.33 67.33 68.00 67.56
5 69.33 69.67 69.00 68.33 68.67 68.00 68.83
6 69.00 67.67 68.00 67.67 67.67 68.00 68.00
7 67.33 67.67 68.00 68.00 68.33 68.00 67.89
8 70.00 69.67 69.67 69.33 69.67 69.67 69.67
9 71.00 70.67 70.67 70.00 70.33 70.33 70.50
10 68.00 68.33 68.00 68.33 67.67 68.00 68.06
11 67.33 68.00 67.67 67.67 68.00 67.67 67.72
12 67.33 67.67 67.33 67.33 67.67 67.67 67.50
13 67.67 67.67 67.67 68.00 67.67 68.00 67.78
14 68.00 68.00 68.33 68.00 67.67 68.00 68.00
15 67.67 67.67 68.33 68.33 68.67 68.00 68.11
Titik
Sampel
Tingkat kebisingan (dB) Rata-rata kebisingan
dalam satu hari (dB)
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
95.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tin
gkat
Keb
isin
gan
(dB
)
Titik Sampel
Perbandingan Sebelum dan Sesudah Alat Peredam Kebisingan Dipasang Pada Mesin Diaphragm Pump
Rata-rata kebisingan dalamsatu hari (dB) (Sesudah)
Rata-rata kebisingan dalamsatu hari (dB) (Sebelum)
14
area tersebut. Maka dari itu harus ada perbaikan yang baik demi kenyamanan saat
bekerja sehingga menghindarkan operator dari cedera akibat kebisingan.
Kemudian dilakukan suatu perancangan alat peredam kebisingan dan sudah
dilakukan uji coba pada mesin Diaphragm Pump maka di dapatkan hasil pada Tabel
5 hasil pengujian menunjukkan rata-rata dibawah standar kebisingan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 85 dB. Dengan hasil tersebut alat peredam
kebisingan mampu mereduksi / mengurangi kebisingan suara yang ditimbulkan
mesin diapragm pump.
4. PENUTUP
Hasil yang didapatkan dari penelitian perancangan alat bantu peredam
kebisingan pada mesin diaphragm pump untuk mengurngi dampak kebisingan bagi
operator adalah sebagi berikut:
a. Alat peredam kebisingan sudah sangat baik dalam menurunkan kebisingan
pada mesin Diaphragm pump
b. Alat peredam kebisingan mampu mengurangi resiko dari pemaparan
kebisingan yang sangat tinggi sehingga operator yang bekerja di area sekitar
mesin mampu bekerja dengan aman dan nyaman.
c. Alat peredam kebisingan sudah mampu mengurangi dampak kebisingan
dengan baik sesuai standar pemerintah yang sudah ditentukan yaitu sebesar 85
dB.
d. Alat peredam dapat disusun secara pararel dengan menambahkan lubang pada
alat peredam kebisingan, pararel yang digunakan dapat mencapai 2-3 lubang
sesuai dengan keluaran tekanan angin.
DAFTAR PUSTAKA
Asade, Felix, and Ikhwansyah Isranuri. 2013. “Eksperimental Koefisien Serap
Bunyi Paduan.” e-Dinamis 6(2): 90–98.
Cahyaditha, Ajeng Ayu, Nazlina, and Mangara M Tambunan. 2013a. “Perbaikan
Fasilitas Penumpang Kereta Api Pada Stasiun X Dengan Pendekatan
Ergonomi Makro.” Jurnal Teknik Industri USU 3(1).
http://202.0.107.5/index.php/jti/article/view/4848.
———. 2013b. “Perbaikan Fasilitas Penumpang Kereta Api Pada Stasiun X
Dengan Pendekatan Ergonomi Makro.” Jurnal Teknik Industri USU 3(1): 22–
15
29. http://202.0.107.5/index.php/jti/article/view/4848.
Ervina, Azizah, and Johanes Hardjono. 2006. “Pengaruh Penambahan Contract
Relax Stretching Pada Intervensi IFC Dan Ultrasonik Terhadap Pengurangan
Nyeri Pada Kondisi Sindroma Miofasial Otot Supraspinatus.” : 1–21.
Fachrul, M.F., W.E. Yulyanto, and A. Merya. 2011. “Desain Penyusunan Peredam
Kebisingan Menggunakan Plywood, Busa, Tray Dan Sabut Pada Sumber
Statis.” Makara Journal of Technology 15(1): 63–67.
Mediastika, Christina Eviutami. 2005. “Akustika Bangunan.” : 150.
Mindhayani, Iva, and Dan Hari Purnomo. “Perbaikan Sistem Kerja Untuk
Meningkatkan Produktivitas Karyawan.” Jurnal PASTI X(1): 98–107.
Rizky P, Novian. 2011. “Pembuatan Alat Sekat Peredam Kebisingan Semi
Kebisingan.” Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (1).
Saputra, Agus Jaya. 2007. “Analisis Kebisingan Peralatan Pabrik Dalam Upaya
Peningkatan Penaatan Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pt. Pupuk
Kaltim.”
Satwiko, Prasasto. "Fisika bangunan 1 edisi 2." Yogyakarta: Andi(2004).
SNI, Standar nasional Indonesia. 2009. “Teknik Penentuan Titik Pengambilan
Sampel Udara Di Tempat Kerja.”