peranan teknologi informasi dalam penyusunan laporan
TRANSCRIPT
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DESA PADA DESA MADELLO
KECAMATAN BALUSU KABUPATEN BARRU
SKRIPSI
OLEH RISMAN
105731134516
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DESA PADA DESA MADELLO
KECAMATAN BALUSU KABUPATEN BARRU
SKRIPSI
OLEH RISMAN
105731134516
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku dan saudara – saudaraku atas perhatiannya yang
penuh kasih sayang, doanya dan jerih payahnya yang tulus.
2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
telah meluangkan waktunya memberikan arahan sehingga saya dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
MOTTO
“jika memulai sesuatu dengan niat yang baik, kerja keras dan tidak putus
asa suatu saat akan menuai hasil yang memuaskan dan membanggakan
karena hidup penuh perjuangan tetapi bukan berarti tanpa pengharapan”
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
Risman, 2021, Peranan Teknologi Informasi Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Desa Pada Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Ismail Badollahi dan pembimbing II Wahyuni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan teknologi informasi dalam penyusunan laporan keuangan desa pada desa madello kecamatan balusu kabupaten barru. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan untuk menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi informasi dalam penyusunan laporan keuangan sangat berperan penting dalam membantu aparat desa karena memudahkan serta bermanfaat dalam menyusun laporan keuangan desa dengan cepat dan tepat waktu.
Kata kunci : Teknologi Informasi, Laporan Keuangan Desa
viii
ABSTRACT
Risman, 2021, The Role of Information Technology in Preparing Village Financial Reports in Madello Village, Balusu District, Barru Regency, Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by supervisor I Ismail Badollahi and supervisor II Wahyuni.
This study aims to determine the role of information technology in preparing village financial reports in Madello village, Balusu sub-district, Barru district. This type of research used in research is descriptive qualitative research. Qualitative descriptive research is carried out to describe or describe the object of research based on visible facts or as they are. The data collection techniques used in this study were observation and interviews.
The results show that information technology in the preparation of financial reports plays an important role in helping village officials because it makes it easy and useful in preparing village financial reports quickly and on time.
Keywords: Information Technology, Village Financial Statements
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjat kan ke hadirat Allah S.W.T atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirim kan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat
yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Teknologi
Informasi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Desa Pada Desa Madello
Kecamatan Balusu Kabupaten Barru”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan utama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Abdullah dan ibu Nursiah yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.
Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan
penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
x
1. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP, selaku Pembimbing I
yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan
penuli, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Wahyuni,SE.,M.Ak, selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal Lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Kepala desa dan aparat desa lainnya yang telah memberikan izin penelitian
dan atas kerjasamanya yang baik selama penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar Bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
xi
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang Budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, 12 Februari 2021
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL. ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO. ................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Landasan Theory .................................................................................... 7
1. Grand Theory .................................................................................... 7
2. Sistem Akuntansi Desa ..................................................................... 8
xiii
3. Sistem Informasi Akuntansi ............................................................ 10
4. Sistem Dan Teknologi Informasi ..................................................... 11
5. Laporan Keuangan Desa ................................................................ 14
B. Tinjauan Empiris ................................................................................... 29
C. Kerangka konsep .................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 36
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................ 36
C. Fokus Penelitian .................................................................................... 36
D. Sumber Data ......................................................................................... 37
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 38
G. Metode Analisis Data ............................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 41
A. Gambaran Umum .................................................................................. 41
B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 52
C. Pembahasan ......................................................................................... 58
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................................ 61
B. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 63
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 66
BIOGRAFI PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 29
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep 35
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Desa Madello 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah daerah selaku penyelenggaraan urusan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Republik Indonesia yang
diberikan kewenangan langsung mengelola keuangan desa. Undang-undang
No 6 Tahun 2014 tentang desa menjadi tonggak perubahan paradigma
pengaturan desa. Desa tidak lagi dianggap sebagai objek pembangunan,
melainkan ditempatkan menjadi subjek dan ujung tombak pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat, desa diberikan kesempatan yang
besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat (Kementerian
Keuangan RI, 2017).
Desa merupakan tujuan dana desa. Di tahun 2015, telah dialokasikan
dana desa oleh pemerintah pusat sebesar 20,7 Triliun untuk 74.093 desa,
sedangkan di tahun 2016 sebesar 46,9 Triliun untuk 74.754 desa yang
tersebar di seluruh Indonesia. Dana desa ini akan terus bertambah bahkan
akan mencapai lebih dari 1 Milyar per desa di tahun 2017 dan ditahun yang
akan datang. Dengan Pemberian dana ke desa yang begitu besar tentunya
menuntut tanggung jawab yang besar pula dan Kebijakan ini memiliki
konsekuensi terhadap proses pengelolaannya dan pertanggungjawaban yang
seharusnya dilaksanakan secara profesional, efektif dan efisien (BPPK,
2017)..
Tuntutan masyarakat yang semakin banyak yang menjadi sorotan utama
pada organisasi sektor publik yang mendorong penyelenggaraan
2
pemerintahan untuk bekerja lebih baik untuk meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik atas lembaga-
lembaga publik baik di pusat maupun di daerah (Tambingon, et al, 2017).
Salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam
pengelolaan anggarannya adalah dengan berupa laporan keuangan. Tujuan
dari pelaporan keuangan untuk menghasilkan informasi yang dapat
bermanfaat bagi para pengguna atau pihak yang memiliki kepentingan. Oleh
karena itu pemerintah daerah seharusnya terus meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh berbagai pihak. Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan
yang dapat menyajikan informasi yang jujur, valid, relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami. laporan keuangan yang berkualitas sangat
penting karena digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Selain itu informasi laporan keuangan yang berkualitas akan mengikis kurang
percayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah dengan adanya berbagai
skandal keuangan yang terjadi (Linda et, al, 2016).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi baik atau buruknya penyusunan
laporan keuangan dan kualitas informasi laporan keuangan adalah peran
serta pemanfaatan teknologi informasi. Peran serta Pemanfaatan teknologi
saat ini merupakan sesuatu hal tidak biasa dihindarkan, karena kebutuhan
informasi yang sangat cepat, dan tepat menjadi suatu kebutuhan utama di
segala aspek. Seperti diketahui bahwa anggaran dana desa dari tahun ke
tahun menunjukkan peningkatan yang luar biasa tentu harus diikuti dengan
3
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan desa
(Darwanis et, al, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian Dita Kurniawati (2017) menunjukan bahwa
(1) tugas pemrosesan data yang meliputi menangkap data, mentransmisikan
data, menyimpan data, mengambil data, memanipulasi data, serta
menampilkan data belum berjalan dengan baik karena perangkat desa belum
biasa mengoperasikan komputer dengan baik dan benar, (2) pemanfaatan TIK
dalam memudahkan komunikasi dan memperoleh informasi belum optimal
karena keterbatasan keahlian perangkat desa dalam mengoperasikan
komputer dan menjalankan aplikasi-aplikasi komputer, (3) penggunaan TIK
dalam mengembangkan kemampuan dan kesadaran masyarakat masih
rendah karena masyarakat dan perangkat desa belum mampu
mengoperasikan TIK dengan baik, (4) penggunaan TIK dalam menunjang dan
meningkatkan kualitas Pendidikan masih rendah karena keterbatasan
perangkat desa dalam menggunakan TIK seperti komputer, (5) penggunaan
TIK dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas publik belum meningkat
karena keterbatasan dalam mengoperasikan komputer dan pengetahuan
tentang aplikasi komputer, (6) penggunaan TIK dalam mendorong
pertumbuhan demokrasi masih rendah karena belum memanfaatkan TIK
secara baik dan benar, (7) penggunaan TIK dalam menciptakan lapangan
kerja serta membuka peluang bisnis baru masih rendah karena belum
mengetahui kegunaan TIK.
Berdasarkan hasil penelitian Atik rusmayanti (2015) menunjukkan bahwa
1) Dengan adanya sistem pengelolaan keuangan di desa ngadirejan, kaur
keuangan menjadi lebih terbantu, 2) Penyimpanan data pengelolaan
4
keuangan tidak membutuhkan kertas banyak dan data bisa digunakan dalam
jangka waktu yang relatif lama. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian
Gayatri dan made (2018) menunjukkan bahwa Penerapan aplikasi
SISKEUDES untuk pengelolaan dana desa di Kabupaten Bandung efektif
terhadap kualitas
laporan keuangan dana desa
Kecamatan Balusu merupakan salah satu kecamatan yang ada di
kabupaten barru yang memiliki luas ±112,20 Ha, yang terbagi atas 1
kelurahan dan 5 desa. Bupati barru, suardi saleh membuka kegiatan rapat
koordinasi (Rakor) anggaran desa. Pada kesempatan tersebut Suardi Saleh
menyampaikan, terkait pemanfaatan dana desa selama ini di Barru. Rakor
tersebut dihadiri para camat, dan Kepala Desa se Kabupaten Barru. Menurut
dia, walaupun sudah lama berjalan namun masih saja ada yang didapatkan
beberapa titik masalah. Baik itu masalah teknis maupun non teknis. Ketelitian
dan kehati - hatian dalam bekerja harus kita terus perhatikan. Pak desa dan
tim ahli harus terus mengontrol sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan-
kesalahan. Mantan Kadis PU Pinrang itu juga menyampaikan, bahwa
kesalahan yang sering terjadi ditemukan setelah pertanggungjawaban
Padahal seharusnya kesalahan itu ditemukan sebelum pertanggungjawaban
selesai agar bisa diatasi atau diperbaiki dengan segera. Berharap agar sistem
kontroller terus dilakukan guna mengefektifkan temuan-temuan yang
seharusnya tidak terjadi (TRIBUN BARRU. COM, BARRU 2019).
Penelitian ini berfokus pada kantor desa madello kecamatan balusu
kabupaten barru. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang
berbeda atau bervariasi sehingga adanya perbedaan hasil penelitian yang di
5
dapatkan atau adanya celah antara penelitian yang satu dengan penelitian
lainnya. Kondisi tersebut memberikan motivasi dilakukannya penelitian.
Alasan pemilihan kantor desa madello sebagai objek penelitian dikarenakan
peneliti ingin mengetahui tata Kelola keuangan pemerintahan daerah yang
telah sesuai dengan standarisasi oleh Badan Pengawas Dan Pembangunan
berupa program aplikasi SISKEUDES dalam penyusunan laporan keuangan
dan hal tersebut telah dimanfaatkan dengan baik sehingga meningkatnya
kualitas pengelolaan keuangan desa.
Berdasarkan dari uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Peranan Teknologi Informasi Dalam
Penyusunan Laporan Keuangan Desa Pada Desa Madello Kecamatan
Balusu Kabupaten Barru”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah masalah
bagaimana peranan teknologi informasi dalam penyusunan laporan keuangan
desa pada desa madello kecamatan balusu kabupaten barru?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan teknologi informasi
dalam penyusunan laporan keuangan desa pada desa madello kecamatan
balusu kabupaten barru.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi peneliti
6
Diharapkan melalui penelitian ini agar dapat menambah dan
memperdalam wawasan pengetahuan
2. Bagi pemerintah daerah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada pihak-pihak yang terkait dengan pemerintah daerah dan agar
sumber daya manusia memanfaatkan serta pentingnya peranan teknologi
informasi dalam penyusunan laporan keuangan desa.
3. Bagi akademisi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan di bidang
pengetahuan serta dapat dijadikan referensi tambahan bagi penelitian
selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Grand Theory
Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model yang
dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, di antaranya
yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang
teknologi informasi adalah seperti Theory of Reasoned Action (TRA),
Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model
(TAM).
Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA yaitu teori
tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi
seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku
orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI)
akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi
tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi
pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI
sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna
teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan
kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut
sebagai tolak ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan
perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan
(belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku
8
pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk
menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap
penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan
tentang penerimaan TI dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat
mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user).
Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku
pengguna dengan dua variabel yaitu :
a. kemudahan penggunaan (ease of use)
b. kemanfaatan (usefulness)
Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan
pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa
persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan
penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa
penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness)
dan kemudahan penggunaan (ease of use).
2. Sistem Akuntansi Desa
Sistem akuntansi adalah sistem buatan manusia yang terdiri atas
komponen komputer atau komponen manual yang terintegrasi untuk
melakukan pengumpulan, penyimpanan dan manajemen data untuk
menghasilkan informasi akuntansi bagi pengguna informasi akuntansi
(Gelinas, Sutton and Hunton, 2016:14).
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan organisasi (Mulyadi, 2014:3).
9
Sistem akuntansi desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang
terjadi di desa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan
pencatatan dan pelaporan keuangan sehingga akan dihasilkan informasi
dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang
berhubungan dengan desa yaitu masyarakat desa, perangkat desa,
pemerintah daerah, dan pemerintah pusat (Sujarweni, 2015:17).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi desa adalah pengumpulan yang dilakukan dari proses transaksi
dibuktikan dengan bukti transaksi atau nota-nota kemudian dilakukan
pelaporan baik melalui komputerisasi atau manual sehingga akan
menghasilkan informasi yang berupa laporan keuangan yang akan
berguna bagi para pengguna laporan keuangan.
Adapun karakteristik penting akuntansi desa, meliputi hal-hal sebagai
berikut (IAI:KASP, 2015:6) :
1). Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
keuangan desa
2). Akuntansi desa sebagai suatu sistem dengan input data atau
informasi dengan output informasi dan laporan keuangan
3). Informasi keuangan terkait suatu entitas (pemerintah desa)
4). Informasi dikomunikasikan untuk pemakai informasi keuangan
desa dalam pengambilan keputusan
Aplikasi sistem keuangan desa (SISKEUDES) merupakan suatu
aplikasi yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan Dan
Pembangunan (BPKP) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tata
kelola keuangan pemerintah desa (BPKP, 2016). Dengan demikian akan
10
lebih memudahkan dalam pengelolaan keuangan desa sehingga dapat
meningkatkan tata kelola. Seluruh pendapatan desa diterima dan
disalurkan melalui rekening kas desa dan penggunaannya ditetapkan
dalam APBdesa. Pencairan dana dalam rekening kas desa
ditandatangani oleh kepala desa dan bendahara desa.
3. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan juga memproses data
menjadi informasi yang berguna dalam membantu proses pengambilan
keputusan (Romney dan steinbart, 2015:10).
Sistem informasi akuntansi adalah komponen-komponen yang
saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran
aktivitas di dalam perusahaan (Azhar Susanto, 2013:52).
Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang
menyediakan data kepada pengelola organisasi (Nur Zeina Maya Sari
dan effendi, 2017). Sedangkan Sistem informasi akuntansi adalah
sebagai kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem atau komponen baik
fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu
sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan
dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan (Azhar Susanto,
2017:80).
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan subsistem yang saling terhubung satu sama
11
lain untuk mengumpulkan, memproses dan mengolah transaksi sehingga
menjadi informasi keuangan dalam pengambilan keputusan.
Adapun komponen sistem informasi akuntansi (Azhar Susanto,
2017:207) adalah sebagai berikut :
1). Hardware
2). Software
3). Brainware
4). Prosedur
5). Database
6). Teknologi jaringan komunikasi
4. Sistem Dan Teknologi Informasi
Sistem adalah kumpulan atau bagian dari subsistem atau
komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan
satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu (Azhar Susanto, 2017:22).
Teknologi informasi adalah suatu teknologi untuk mengelola data:
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi
data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas. Sumber daya manusia harus memahami teknologi informasi
terkait pedoman pelaporan serta komponen-komponen yang ada dalam
sistem informasi akuntansi pemerintah (Yani, 2008:16 dalam Putri, 2017).
Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer (hardware
dan software) untuk memproses dan menyimpan informasi juga berfungsi
sebagai teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi (Kalumata et
al, 2016). Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi
12
informasi merupakan teknologi yang mengolah, dan memproses data
sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Fungsi sistem informasi akuntansi yaitu bertanggung jawab untuk
memproses, dan mengolah data dan bertujuan untuk memperbaiki
kualitas informasi, memperbaiki pengendalian internal, dan meminimalkan
biaya berlebihan (Bodnar, 2012:11 dikutip dalam Tenda Steffy, 2015).
Pemanfaatan teknologi informasi juga akan mengurangi kesalahan yang
terjadi, baik yang disengaja maupun tidak disengaja (Wardani dan
Andriyani, 2017). Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan
didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat
meningkatkan kinerja instansi pemerintah (Chintya, 2015).
Adapun dampak positif dari munculnya teknologi informasi adalah:
a. Kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semakin mudah dibantu
perangkat yang semakin berkembang dan praktis.
b. Kita mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui fasilitas e-mail,
chat, bahkan saling bertatapan hanya dengan melalui internet.
c. Munculnya berbagai jenis jejaring sosial dari adanya teknologi
informasi.
d. Kita dapat dengan mudah untuk mencari informasi tentang suatu hal
melalui internet.
e. Kita juga dimungkinkan untuk berbelanja melalui internet.
f. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi bahkan internet
dapat kita akses di genggaman tangan kita sendiri, yaitu melalui
handphone.
13
g. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang
paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat
berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
h. Media pertukaran data, para pengguna internet di seluruh dunia dapat
saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
i. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga
manusia tahu apa saja yang terjadi.
j. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,
kebudayaan, dan lain-lain.
k. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan
sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
Adapun dampak negatif dari munculnya teknologi informasi
terhadap kinerja pegawai adalah :
a. Timbulnya tingkat kemalasan yang disebabkan oleh game, dan aplikasi
yang terhubung pada internet.
b. Dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi
informasi atau tanpa menulis sumbernya. hal ini sudah biasa kita sebut
'copas' copy paste.
c. Munculnya pornografi/konten konten dewasa.
d. Mengurangi sifat sosial pegawai karena cenderung lebih suka
berhubungan lewat internet daripada bertemu langsung.
e. Dari perubahan sifat sosial tersebut mengakibatkan pola perubahan
pada interaksi.
14
5. Laporan Keuangan Desa
Laporan keuangan adalah laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan standar akuntansi pemerintah (SAP) melalui PP No. 24
Tahun 2005, yang merupakan SAP pertama yang dimiliki oleh pemerintah
Indonesia (Justira, 2016).
Menurut PSAK 1 (2015) laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang disajikan secara akuntabilitas dan transparan sebagai
pedoman untuk pengambilan keputusan. Secara umum tujuan dari
laporan keuangan pemerintah desa adalah menyajikan informasi secara
transparan yang sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan
keuangan mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan
kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya dan alokasi dana desa untuk pembangunan desa.
Peran pelaporan keuangan pemerintah entitas pelaporan
menyajikan laporan keuangan dalam satu periode pelaporan secara
sistematis dan terstruktur adalah (Justira, 2016) :
1). Akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan.
2). Manajemen untuk memudahkan dalam fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pemerintahan.
15
3). Transparansi untuk memberikan informasi keuangan yang terbuka,
jujur, dan menyeluruh kepada stakeholder.
4). Keseimbangan antar generasi untuk memberikan informasi mengenai
kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
pengeluaran.
Adapun laporan keuangan desa yang disajikan sebagai berikut
(V. Wiratna Sujarweni, 2015) :
1). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yang
diselenggarakan oleh pemerintahan desa yang dibahas dan
disepakati antara pemerintahan desa dan badan
permusyawaratan desa, serta ditetapkan oleh peraturan desa.
Anggaran dibuat sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
2). Buku Kas Umum
Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas
yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas, baik secara
tunai maupun kredit, digunakan juga untuk mencatat mutasi
perbankan atau kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum
dapat dikatakan sebagai sumber dokumen transaksi.
3). Buku Kas Harian Pembantu
Buku kas harian pembantu adalah buku yang digunakan untuk
mencatat transaksi pengeluaran dan pemasukan yang
berhubungan dengan kas saja.
4). Buku Bank
16
Buku bank digunakan untuk membantu buku kas umum dalam
rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan
uang bank.
5). Buku Pajak
Buku pajak digunakan untuk membantu buku kas umum dalam
rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan
pajak.
6). Buku Inventaris Desa
Buku inventaris desa digunakan untuk membantu buku kas umum
dalam barang-barang yang dimiliki oleh desa.
7). Buku Persediaan
Buku persediaan adalah buku yang mencatat aliran persediaan
bahan-bahan yang habis pakai yang masuk dan digunakan untuk
desa yang berasal baik dari pembelian dan pemberian.
8). Buku Modal
Buku modal/ekuitas dana adalah buku yang digunakan untuk
mencatat dana-dana dan hibah yang mengalir ke desa.
9). Buku Piutang
Buku piutang adalah buku yang digunakan untuk mencatat
piutang desa. Piutang adalah harta desa yang timbul karena
terjadinya transaksi penjualan/sewa menyewa yang
pembayarannya dilakukan secara kredit perorangan/badan usaha.
10). Buku Hutang/Kewajiban
Buku hutang/kewajiban adalah buku yang digunakan untuk
mencatat hutang atau kewajiban desa.
17
11). Neraca
Neraca adalah catatan yang menyajikan posisi keuangan desa
dalam satu periode tertentu. Neraca menggambarkan posisi
keuangan desa mengenai aktiva, kewajiban, dan modal dana
pada satu periode. Pos-pos dalam neraca terbentuk dari
transaksi-transaksi yang terjadi di desa.
12). Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Desa
Laporan realisasi anggaran berdasarkan SPAP menyajikan
informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit,
dan pembiayaan yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. Laporan realisasi anggaran
disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
PP No. 71 Tahun 2010 tentang sistem akuntansi pemerintah
(SAP) menyatakan karakteristik kualitatif yang dimiliki oleh laporan
keuangan, yakni ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Ke empat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah dapat dikatakan berkualitas, yaitu
sebagai berikut :
1). Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan
memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
18
keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya. Informasi yang relevan:
a). memiliki manfaat umpan balik
informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu
b). memiliki manfaat prediktif
informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa
yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa
kini
c). tepat waktu
informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
d). lengkap
informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan
kendala yang ada. Informasi yang melatar belakangi setiap butir
informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan
informasi tersebut dapat dicegah.
2). Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat
atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi
19
tersebut secara potensial dapat menyesatkan informasi yang andal
memenuhi karakteristik :
a). penyajian jujur
informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
b). dapat diverifikasi
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya tetap menunjukkan kesimpulan yang tidak
berbeda jauh.
c). netralitas
informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
3). Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
kebijakan pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih
20
baik daripada kebijakan akuntansi yang saat ini diterapkan, perubahan
tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
4). Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta dalam istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemampuan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
a. Siklus Akuntansi
Akuntansi desa adalah suatu pencatatan yang dilakukan dari
proses akuntansi yang terjadi di desa, dibuktikan dengan adanya bukti-
bukti transaksi atau nota-nota kemudian dilakukan proses pencatatan,
penyusunan, pemindahbukuan serta pelaporan keuangan sehingga
menghasilkan suatu laporan keuangan yang nantinya berguna bagi
pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan (Sujarweni,
2015).
Siklus akuntansi merupakan suatu tahapan dimana dilakukan
pada saat terjadi transaksi disertakan dengan bukti dimulai dari
pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan pelaporan keuangan
(setiadi, 2015).
Jadi siklus akuntansi adalah suatu proses pencatatan serta
penyusunan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat diterima secara umum kaidah, prinsip-prinsip, dan metode
pada ruang lingkup suatu periode tertentu.
21
b. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 pasal 1 ayat
(3), Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP,
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Sedangkan yang dimaksud
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) basis akrual menurut
PP Nomor 71 Tahun 2010 yaitu basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan kas atau setara kas diterima
atau dibayar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 24 Tentang Standar
Peraturan Pemerintahan memuat sebelas pernyataan, yaitu :
1). PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan dari pernyataan standar ini adalah mengatur penyajian
laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap
anggaran, antar periode, maupun antar entitas.laporan keuangan
untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini menetapkan seluruh
pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan,
pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi
laporan keuangan.
22
2). PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
Tujuan standar ini adalah menetapkan dasar-dasar penyajian
laporan realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka
memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan realisasi
anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan
anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan
antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat
ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif
dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3). PSAP 03 tentang Laporan Arus Kas
Tujuan dari standar ini adalah mengatur penyajian laporan arus
kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas
dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non
keuangan, pembiayaan, dan non anggaran selama satu periode
akuntansi.
4). PSAP 04 tentang Catatan Atas Laporan Keuangan
Tujuan dari standar ini adalah mengatur penyajian dan
pengungkapan yang diperlukan pada catatan atas laporan
keuangan.
5). PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan
23
Tujuan dari standar ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk persediaan dan informasi lainnya yang dianggap
perlu disajikan dalam laporan keuangan.
6). PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi
Tujuan pernyataan standar ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk investasi dan pengungkapan informasi penting
lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
7). PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap
Tujuan dari pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan
akuntansi untuk aset tetap. Masalah utama untuk aset tetap
adalah saat pengakuan aset, penentuan nilai tercatat, serta
penentuan dan perlakuan akuntansi atas penilaian kembali nilai
tercatat aset tetap. Pernyataan standar ini mensyaratkan bahwa
aset tetap dapat diakui sebagai aset jika memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan suatu aset dalam Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan.
8). PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
Tujuan dari pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan
akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan dengan metode nilai
historis. Masalah utama akuntansi untuk konstruksi dalam
pengerjaan adalah jumlah biaya yang diakui sebagai aset yang
harus dicatat sampai dengan konstruksi tersebut selesai
dikerjakan. Pernyataan standar ini memberikan panduan untuk:
Identifikasi pekerjaan yang dapat diklasifikasikan sebagai
24
Konstruksi dalam Pengerjaan, Penetapan besarnya biaya yang
dikapitalisasi dan disajikan di neraca, serta Penerapan basis
pengakuan dan pengungkapan biaya konstruksi.
9). PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban
Tujuan dari pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan
akuntansi kewajiban meliputi saat pengakuan, penentuan nilai
tercatat, amortisasi, dan biaya pinjaman yang dibebankan
terhadap kewajiban tersebut.
10). PSAP 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
Tujuan dari pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan
akuntansi atas koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi,
dan peristiwa luar biasa.
11). PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi
Tujuan pernyataan standar ini adalah untuk mengatur penyusunan
laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan
dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum
demi meningkatkan kualitas dan kelengkapan laporan keuangan
dimaksud. Dalam standar ini, yang dimaksud dengan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan
termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Pengelolaan keuangan desa
25
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
Menurut Peraturan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan keuangan desa. adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola dalam masa 1 (satu)
tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 januari sampai dengan tanggal
31 desember.
Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan lingkup kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
dan pertanggungjawaban keuangan desa. Penyelenggaraan
kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraan kewenangan
lokal berskala Desa selain didanai oleh APBDesa, juga dapat didanai
oleh anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah. Penyelenggaraan kewenangan Desa
yang ditugaskan oleh Pemerintah didanai oleh anggaran pendapatan
dan belanja negara. Dana anggaran pendapatan dan belanja Negara
dialokasikan pada bagian anggaran kementerian/lembaga dan
disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh pemerintah
daerah didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah.
26
Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening
kas Desa dan penggunaannya ditetapkan dalam APBDesa. Pencairan
dana dalam rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan
Bendahara Desa. (BPKP, Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan
Desa, 2015).
Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik
(good governance) dalam penyelenggaraan desa, pengelolaan
keuangan desa dilakukan berdasarkan prinsip tata kelola (Yusuf
Murtiono, 2016) yaitu :
1). Transparan
Pasal 4 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, dikatakan transparan adalah prinsip
keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui
dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang
keuangan daerah.
Menurut Lampiran II.01 Peraturan Pemerintah RI Nomor
71 Tahun 2010, transparansi adalah memberikan informasi
keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan.
27
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
transparan merupakan keterbukaan mengenai informasi tentang
penyelenggaraan, prosedur, kebijakan dan pelaksanaan serta
hasil-hasil yang dicapai karena masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui seluas-luasnya. Dengan demikian transparan menjadi
instrumen penting dalam menyelamatkan uang rakyat dari
perbuatan korupsi.
2). Akuntabilitas
Menurut Lampiran II.01 Peraturan Pemerintah RI Nomor
71 Tahun 2010 adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan
sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepada kepada entitas pelaporan dalam dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodik. Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang
badan hukum pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah kewajiban pemegang amanah agent
atau kepala desa dan aparat untuk memberikan pertanggung
jawaban, menyajikan laporan, dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai
kepala pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Ismail,
2016).
28
Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyampaikan
pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang atau badan hukum atau pimpinan
kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki keterangan
atau pertanggungjawaban (Rahmi, 2015).
Akuntabilitas merupakan suatu perwujudan yang dilakukan
oleh orang maupun kelompok yang telah diberikan amanah untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya dan dapat dipertanggung
jawabkan (Teguh, 2015).
3). Partisipasi
Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa
yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat
desa (BPKP, 2016). Jadi dapat disimpulkan partisipasi merupakan
adanya keterlibatan bersama-sama antara masyarakat maupun
kelembagaan pengelola dana desa dalam pengambilan keputusan
untuk perkembangan pembangunan desa atau pengelolaan
keuangan desa harus memberikan ruang yang luas kepada
masyarakat secara terbuka dan aktif terlibat dalam proses
pengelolaan keuangan desa.
4). Tertib dan disiplin anggaran
Tertib dan disiplin anggaran yaitu bukti dari pengelolaan
keuangan desa yang dapat dipertanggungjawabkan dan harus
mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.
29
B. Tinjauan Empiris
Penelitian terdahulu yang dilampirkan dalam penelitian ini untuk melihat
perbedaan antara peneliti yang telah dilakukan dengan peneliti terdahulu.
Adapun penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Penulis Penulis/ Tahun
Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil
1. Farlina dan Yull (2019)
Analysis OF Factors That Influence On Reporting Of Dana Desa Programs
Metode penelitian kualitatif
pelaporan keuangan dana desa program mungkin dapat dilaksanakan tepat waktu, sedangkan faktor pendukung dalam pelaporan adalah adanya kerjasama yang baik antar perangkat desa, namun terdapat beberapa faktor penghambat, yaitu keterbatasan sumber daya manusia, sistem yang sering berubah, dan keterlambatan informasi yang diterima.
2. Khozin Arief (2019)
Model sistem dan prosedur penatausahaan akuntansi desa di desa sariwangi dan desa ciwaruga kecamatan parongpong kabupaten bandung barat
Metode kualitatif
Desa memerlukan prosedur penatausahaan yang jelas dan terdokumentasi sebagai alat acuan dalam melakukan penatausahaan akuntansi desa.
3. Ono waembo Saro Totonafo Zai (2017)
Penerapan sistem akuntansi pada pengelolaan dana desa di desa onowaembo kecamatan gunungsitoli
Metode kualitatif
Pemerintah desa onowaembo kecamatan gunungsitoli pada prinsipnya telah menerapkan sistem akuntansi pada pengelolaan dana desa sesuai dengan standar akuntansi
4. Siswanto et al (2019)
Rancang bangun pengelolaan dan penggunaan
metode kualitatif
sistem informasi pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa di kelurahan
30
dana desa sistem terpadu dengan metode berorientasi objek
kaliwungu diharapkan dapat membantu dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa sehingga waktu yang dibutuhkan cukup efektif serta pembagian hak akses untuk sistem keamanan sistem informasi diharapkan akan lebih aman.
5. Gayatri dan made (2018)
Efektivitas penerapan siskeudes dan kualitas laporan keuangan dana desa
metode penelitian kualitatif
Penerapan aplikasi SISKEUDES untuk pengelolaan dana desa di Kabupaten Badung efektif terhadap kualitas laporan keuangan dana desa
.
6. Lilis et al (2017)
Desain sistem akuntansi pemerintahan daerah kelurahan tembalang kota semarang
Metode kualitatif
Seperangkat sistem akuntansi pemerintahan daerah yang lengkap sesuai dengan standar akuntansi pemerintah daerah (SAP)
7. Dita Kurniawati(2017)
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh perangkat desa gandulan kecamatan kaloran kabupaten temanggung
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
(1) tugas pemrosesan data yang meliputi menangkap data, mentransmisikan data, menyimpan data, mengambil data, memanipulasi data, serta menampilkan data belum berjalan dengan baik karena perangkat desa belum bisa mengoperasikan komputer dengan baik dan benar (2) pemanfaatan TIK dalam memudahkan komunikasi dan memperoleh informasi belum optimal karena keterbatasan keahlian perangkat desa dalam mengoperasikan komputer dan menjalankan aplikasi-aplikasi komputer (3) penggunaan TIK dalam mengembangkan kemampuan dan kesadaran masyarakat masih rendah karena masyarakat dan perangkat desa belum mampu mengoperasikan TIK dengan baik (4) penggunaan TIK dalam menunjang dan meningkatkan kualitas Pendidikan masih
31
rendah karena keterbatasan perangkat desa dalam menggunakan TIK seperti komputer (5) penggunaan TIK dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas publik belum meningkat karena keterbatasan dalam mengoperasikan komputer dan pengetahuan tentang aplikasi komputer (6) penggunaan TIK dalam mendorong pertumbuhan demokrasi masih rendah karena belum memanfaatkan TIK secara baik dan benar (7) penggunaan TIK dalam menciptakan lapangan kerja serta membuka peluang bisnis baru masih rendah karena belum mengetahui kegunaan TIK
8. Annisa rahmawati (2019)
Analisis pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi sumber daya manusia dalam akuntabilitas laporan keuangan daerah
Metode kualitatif
pemanfaatan teknologi informasi dalam menunjang akuntabilitas laporan keuangan daerah yaitu menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) melalui media komputer dan bantuan jaringan internet serta penggunaan website untuk memudahkan penyampaian informasi. Penggunaan program aplikasi SIMDA dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang digunakan oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah sehingga laporan yang dihasilkan oleh program aplikasi SIMDA tersebut akan akuntabel. Sedangkan untuk kompetensi sumber daya manusia terkait latar
32
belakang pendidikan, pendidikan akuntansi tidak lagi menjadi pendidikan yang harus dimiliki oleh SDM yang mengelola keuangan pada pemerintah daerah karena dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan manajemen keuangan. Melalui pelatihan atau bimbingan teknis pemerintah daerah dapat menambah kompetensi dan kemampuan setiap pegawai pemerintah daerah dalam memahami dan menjalankan tugas yang diberikan, namun masalah yang terjadi pada pemerintah daerah yaitu melakukan pemindahan tugas baik pada unit lain bahkan daerah lain untuk SDM yang telah memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan melalui pelatihan yang diberikan.
9. Muhammad ismail et al (2016)
Sistem akuntansi pengelolaan dana desa
Metode kualitatif
para aparat desa memang belum memiliki kesiapan dalam pelaksanaan Undang-Undang 6/2014. Mereka belum memahami sepenuhnya pengelolaan dana desa berdasarkan Permendagri 113/2014. Hal ini diperparah lagi dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia, minimnya sosialisasi dan bimbingan. Meskipun demikian, para aparat desa memiliki semangat untuk tetap mensukseskan pelaksanaan program dana desa dari pemerintah pusat, yaitu dengan memperbanyak program fisik untuk menyerap dana desa. Penerapan program sistem akuntansi pengelolaan dana desa yang
33
terkomputerisasi dapat mengatasi permasalahan terkait pengelolaan dana desa. Sistem komputerisasi ini akan memberi kemudahan kepada aparat desa mulai dari perencanaan, pencatatan secara akuntansi sampai membuat laporan keuangan semesteran dan tahunan. Hal ini bisa meningkatkan akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi pengelolaan dana desa. Penggunaan sistem komputerisasi juga akan menghemat waktu kepala desa dan aparat desa, sehingga bisa melakukan tugas utamanya, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dan juga berbagai tugas sosial lainnya, misalnya menghadiri dan memberi sambutan kematian, hajatan, penyelesaian konflik yang ada di masyarakat.
10. Atik rusmayanti (2015)
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Pada Desa Ngadirejan
Metode penelitian kualitatif
1. Dengan adanya sistem pengelolaan keuangan di desa ngadirejan, kaur keuangan menjadi lebih terbantu
2. Penyimpanan data pengelolaan keuangan tidak membutuhkan kertas banyak dan data bisa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama
34
C. Kerangka Konsep
Bergesernya sistem pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik dan
adanya tuntutan masyarakat yang semakin banyak mendorong para
penyelenggara pemerintahan untuk bekerja lebih baik untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan nasional, diperlukan prinsip-prinsip
penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan. Salah satu
bentuk upaya dalam pengelolaan keuangan desa yang lebih baik dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Peran teknologi informasi dalam suatu instansi pemerintahan sangat
penting karena teknologi informasi dapat menggantikan peran manusia dalam
melakukan tugasnya dan kinerja suatu instansi tidak dapat berjalan dengan
lancar tanpa memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas –
aktivitas sehari – hari yang dikerjakan. Dengan penggunaan teknologi
informasi akan mempermudah pekerjaan manusia.
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan penggunaan teknologi untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan, dalam hal ini mendokumentasikan dan
mencatat transaksi hingga menyusun laporan keuangan. Pemanfaatan
teknologi informasi memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dan keakuratan
informasi yang dihasilkan.
Efektivitas merupakan sebuah konsep yang mampu memberikan
gambaran mengenai tingkat keberhasilan teknologi dalam usaha mencapai
tujuan atau sasaran. Efektivitas teknologi merupakan sebagai tingkat
keberhasilan teknologi dalam usaha mencapai peningkatan kesejahteraan
manusia melalui sistem.
35
Penelitian berusaha untuk mendeskripsikan bagaimana peranan teknologi
informasi dalam penyusunan laporan keuangan desa. Berikut gambaran
kerangka konsep dalam penelitian ini :
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Sistem Informasi Manfaat Teknologi
Informasi
Efektivitas Penggunaan
Teknologi Informasi
Informasi Laporan
Keuangan Desa
1.
Pemerintahan Desa Madello Kecamatan Balusu
Kabupaten Barru
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu kualitatif deskriptif. penelitian kualitatif deskriptif merupakan
penelitian yang menampilkan hasil data apa adanya tanpa proses manipulasi
atau perlakuan lain. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci (sugiyono, 2016:9).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa madello kecamatan balusu kabupaten
barru, waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai dari bulan
november sampai desember 2020.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan suatu penentuan konsentrasi sebagai
pedoman arah suatu penelitian dalam upaya mengumpulkan dan mencari
informasi serta sebagai pedoman dalam mengadakan pembahasan atau
penganalisaan sehingga peneliti tersebut benar-benar mendapatkan hasil
yang diinginkan. Dapat dilihat latar belakang dalam rumusan masalah yang
menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan pada Peranan
Teknologi Informasi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Desa Pada Desa
Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.
37
D. Sumber Data
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
sumbernya (tidak melalui perantara). Data primer diperoleh dan
dikumpulkan dari hasil wawancara langsung kepala desa dan kepala
urusan keuangan dan observasi.
2. Data sekunder, merupakan sumber data peneliti yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, situs internet atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah salah satu kegiatan atau proses yang
dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan yang akurat, relevan dan
terpercaya. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan, penulis dalam melaksanakan penelitian
menggunakan 2 jenis metode pengumpulan data yaitu :
1. Study kepustakaan (Library Research)
Dalam hal ini penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku,
literatur-literatur, jurnal serta data-data lainnya yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
2. Study Lapangan (Field Research)
Penulis mengadakan penelitian langsung dilapangan untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik :
a. Wawancara, adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data,
informasi, dan ide dari narasumber yang dilakukan dengan tanya
38
jawab langsung khususnya pada bagian yang berkaitan dengan
penelitian.
b. Observasi, yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan dengan
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan observasi
dilakukan untuk menunjang hasil dari wawancara.
c. Dokumentasi, yaitu metode pengambilan data yang digunakan sebagai
bukti untuk memperkuat hasil dari wawancara yang dilakukan dan hasil
dari observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi
yang dilakukan peneliti terdiri dari dokumentasi berupa tulisan, foto,
dan rekaman percakapan.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen yaitu peneliti itu sendiri
karena memiliki peranan yang besar memegang kendali dan menentukan
data yang diperoleh. Adapun tambahan instrumen dalam penelitian ini yaitu :
1. Daftar wawancara
2. Alat tulis
3. Perekam suara
4. Kamera
5. Buku catatan
G. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif merupakan suatu metode yang menggambarkan dan
menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan
perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada
saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh
39
tentang keadaan sebenarnya. Penulis menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif karena sesuai sifat masalah serta tujuan penelitian yang
ingin diperoleh. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono
(2015:247) kegiatan analisis data terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan diawali dengan melakukan pengamatan di
tempat penelitian. Selanjutnya dilakukan wawancara, observasi, dan
dokumentasi dengan informan penelitian. Peneliti mencatat semua data
yang diperoleh ke dalam catatan lapangan yang berisi apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan temuan tentang apa yang dijumpai selama
penelitian. Yang mana kesemuanya ini merupakan bahan pengumpulan
data untuk tahap berikutnya. Pengumpulan data penelitian yang
dimaksud adalah hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi.
2. Reduksi Data
Proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan
merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal
yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk
mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul
sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.
3. Penyajian Data
Data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci
untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang
terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola
hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data
40
selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan
hasil penelitian yang diperoleh.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses
penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis
yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil data-data yang diperoleh
di lapangan dan dari hasil penjelasan dari berbagai informan yang di
wawancara. Untuk selanjutnya di simpulkan dan dilihat bahwa data
tersebut akurat dan dapat dipercaya sesuai kejadian di lapangan.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat Desa Madello
Pada waktu ILIPA DG. MANGKU yang bergelar MATINROE RI
MADELLO memerintah kerajaan Barru, rombongan kecil dari daerah
kalukue (kabupaten pangkep) yang dipimpin oleh BASO KALUKUE
mendarat di Pulau Pa’nikiang. Dari Pulau ini BASO KALUKUE bersama
rombongannya sangat tertarik dan terpesona menyaksikan walaupun dari
jauh sebatang pohon (PISSUE) yang tumbuh seberang timur Pulau
Pa’nikiang yang sedang berbunga.
Sinar matahari pagi yang menyinari pohon PISSUE tersebut,
membuat warna bunganya tampak berseri-seri dalam Bahasa bugis
diucapkan MARELLO, begitu tertariknya BASO KALUKUE Bersama
rombonganya, mereka lalu meninggalkan Pulau Pa’nikiang menuju
daratan tempat Pohon PISSUE yang tumbuh melalui sungai.
Dalam perjalanannya, perahu yang ditumpanginya sempat
tersangkut di tengah-tengah sungai yang membuat para awak perahu
berteriak, TANGGALASI SAMPANGNGE sehingga untuk memudahkan
ingatan mereka sungai tersebut dinamakan TANGGALASI yang pada
akhirnya melalui proses waktu panjang berubah menjadi TAKKALASI.
Rombongan Baso Kaluku mendarat dan membuat pemukiman
(Baruga) dekat tumbuhnya pohon pissue tetapi karena merasa keamanan
belum terjamin maka rombongan pindah ke suatu tempat berbentuk goa
42
yang sekarang ini lokasinya di dusun latimpa dikenal dengan sebutan
GOA TOGANGRA.
Setelah bermukim beberapa lama di Goa Togangra, Baso Kaluku
bersama rombongan didatangi oleh SURO utusan Raja Barru yang
menanyakan maksud kedatangan mereka. Baso Kaluku menjelaskan
maksud kedatangannya yaitu ingin menjadi penduduk dan menetap di
kerajaan barru.
Penjelasan Baso Kaluku itu oleh suro di sampaikan kepada raja
barru dengan ucapan : naiya topolewe siajitta pole ri kalukue maelomellau
attana - tanang malipu rilaleng parentana arungnge narekko engkamui
masennang nyawana arungnge.
Pada awal pembentukan pemerintahan desa madello telah dijabat
oleh lima kepala desa dan satu penjabat kepala desa yaitu :
1. Lapalewae periode tahun 1961 - 1964
2. Andi Hambali periode tahun 1964 - 1967
3. H.M. Djafar B periode tahun 1967 - 1996
4. Muh. Nur Museng periode tahun 1996 - 2007
5. H. Bustamin, BA periode tahun 2007 - 2011
6. Herman Jaya, S.IP (pejabat sementara kades) dari tahun 2011
s/d 2011
7. Andi Yusran Jafar periode tahun 2011 – 2017
8. Ibar darmadi, S.IP periode tahun 2017 – 2018 (pejabat
sementara kades)
9. Arman Rifai periode tahun 2018 – 2024
43
Desa madello terletak di pesisir pantai, maka sebagian besar
wilayahnya setiap hari bergantian arah angin, yakni angin darat dan angin
laut. Dari luas wilayah 721 Ha, yang terdiri dari luas persawahan 297 Ha,
tanah hutang lindung 326 Ha, hutan produksi 80,70 Ha, hutan konversi
17,30 Ha. Mata pencarian pokok penduduk desa madello sebahagian
besar bergerak disektor pertanian, perikanan selebihnya terbagi ke sektor
industri kecil jasa/perdagangan dan lain – lain.
2. Visi Dan misi
a. Visi
Terwujudnya desa madello yang lebih maju, sejahtera dan berkeadilan.
b. Misi
1). Peningkatan keterampilan masyarakat yang inovatif dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lokal desa baik
secara mandiri maupun melalui kerja sama desa.
2). Masyarakat yang sejahtera merupakan kondisi masyarakat yang
berkecukupan secara lahir dan batin dalam pengembangan
ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup yang
berlandaskan keagamaan.
3). Seluruh aktivitas pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan di desa diselenggarakan berlandaskan
keadilan, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien.
4). Meningkatkan sumber daya pembangunan di desa berbasis
inovatif.
5). Mengembangkan kerja sama desa.
44
6). Mengoptimalkan pelayanan terhadap pemenuhan dasar
masyarakat meliputi kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup,
dan aktivitas keagamaan.
7). Meningkatkan produktivitas perekonomian masyarakat dan
percepatan penanggulangan kemiskinan.
8). Menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance)
berbasis kearifan lokal.
45
3. Struktur Organisasi Desa
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Madello kecamatan Balusu
Kabupaten Barru
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kantor Desa Madello
Badan
Permusyawaratan
Desa
Kepala Desa
Arman Rifai
Kepala Seksi
Pemerintahan
Ramli S.os
Kepala
Seksi
Kesejahter
aan
Staf
Zulchan Tahir
S.Sos
Kepala Urusan
Tata Usaha &
Umum
Staff
1. Hildawati
Mahmud
S.Sos
2. Hasriani
SE
Kepala Urusan
Keuangan
Adnan A. Md.
Pust
Staff
Kepala Urusan
Perencanaan
Mansur
Sekretaris Desa
Yusuf Hidayat S.Pd
Kepala Seksi
Pelayanan
Sumarti
staf
Kepala Dusun
Madello
Salim SE
Kepala Dusun
Ujunge
Nirmawati
Kepala Dusun
Latimpa
Irwan
Kepala Dusun
Pannikiang
Zulkifli
Kepala Dusun Palie
Syaharuddin S.Pdi
Staf
Rahima
Syahruddi
n SE
staf
46
1. Job description :
a. Kepala desa
1). Kedudukan, fungsi, dan tugas
a). kepala desa yang berkedudukan sebagai pemerintah di desa,
yang berada langsung dibawah bupati dan bertanggung jawab
kepada bupati melalui camat.
b). kepala desa mempunyai fungsi memimpin penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kemasyarakatan.
c). kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pemerintahan dan kemasyarakatan serta tugas
– tugas lain yang dilimpahkan kepada desa.
2). Wewenang
a). memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama BPD.
b). mengajukan rancangan peraturan desa.
c). menetapkan peraturan desa yang telah mendapat
persetujuan Bersama BPD.
c). Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa
mengenai APB untuk dibahas dan ditetapkan Bersama BPD.
d). membina kehidupan masyarakat desa.
e). membina perekonomian desa.
f). mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
47
g). mewakili desanya diluar dan didalam pengadilan dan
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang – undangan.
h). melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang – undangan.
3). Kewajiban
a). memegang teguh dan mengamalkan pancasila,
melaksanakan undang – undang dasar negara republik
Indonesia 1945 serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.
b). menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang –
undangan.
c). menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang
baik.
d). melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan desa.
e). melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa.
f). mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.
g). mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa.
h). membina, mengayomi dan melestarikan nilai – nilai sosial
budaya dan adat istiadat.
i). memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa.
j). mengembangkan sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup.
b. Sekretaris desa
48
1). Kedudukan dan tugas
a). sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur staf yang
membantu kepala desa dan memimpin sekretariat desa.
b). sekretaris desa mempunyai tugas mengkoordinir dan
menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan dan keuangan desa serta memberikan
pelayanan administrasi bagi pemerintah desa dan
masyarakat.
c. Kepala urusan pemerintahan
1). Kedudukan
Sebagai unsur sekretariat yang bertanggung jawab kepada
kepala desa melalui sekretaris desa
2). Tugas
a). membantu kepala desa dibidang teknis dan administratif
pelaksanaan pemerintah desa.
b). membantu sekretaris desa di bidang teknis dan administratif
pelaksanaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
c). mengajukan pertimbangan kepada kepala desa baik
menyangkut rancangan peraturan desa maupun hal – hal
yang berkaitan dengan pemerintahan desa.
d). mengajukan pertimbangan kepada kepala desa menyangkut
perselisihan masyarakat.
e). Menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap
tahun pelaksana kegiatan pemerintah desa, pelaksana
kegiatan bidang ketentraman dan ketertiban masyarakat,
49
pelaksana tugas – tugas pemerintahan yang dilimpahkan
kepala desa dan pelaksana kegiatan perencanaan pemerintah
desa.
d. Kepala urusan pembangunan
1). Kedudukan
berkedudukan sebagai unsur sekretariat, yang
bertanggung jawab kepada kepala desa melalui sekretaris desa
pelaksana kegiatan bidang pembangunan masyarakat desa,
pelaksana kegiatan dalam rangka membina perekonomian desa
dan inventarisasi potensi desa, pelaksana tugas – tugas
pembangunan yang dilimpahkan oleh kepala desa dan pelaksana
kegiatan perencanaan pembangunan desa.
2). Tugas
a). membantu kepala desa dibidang teknis dan administratif
pelaksanaan pengelolaan pembangunan masyarakat desa
b). membantu membina perekonomian desa
c). mengajuakan pertimbangan kepada kepala desa baik
menyangkut rancangan peraturan desa maupun hal – hal
yang berkaitan dengan pembangunan desa
d). penggalian dan pemanfaatan potensi desa.
e. Kepala urusan umum
1). Kedudukan
berkedudukan sebagai unsur sekretariat, yang
bertanggungjawab kepada kepala desa melalui sekretaris
50
pelaksana kegiatan bidang pembinaan kehidupan masyarakat
desa, pelaksana inventarisasi, pembinaan dan pelestarian
kebudayaan yang berlaku di desa, dan pelaksana kegiatan
perencanaan bidang kemasyarakatan dan sosial budaya desa
2). Tugas
a). membantu kepala desa dibidang teknis dan administratif
pembinaan kehidupan masyarakat
b). melaksanakan surat menyurat serta pelayanan umum
c). memelihara dan melestarikan aset – aset pemerintah
d). melaksanakan urusan keuangan dan pelaporan
e). membina dan melayani perizinan
f. Kepala dusun
1). Kedudukan
Berkedudukan sebagai unsur kewilayahan yang membantu
pelaksanaan tugas kepala desa di wilayah kerjanya dan
bertanggung jawab kepada kepala desa
2). Tugas
Menjalankan kebijakan dan kegiatan kepala desa di bidang
pemerintahan, bidang ketentraman dan ketertiban, bidang
pembangunan dan bidang kemasyarakatan di wilayah kerjanya
3). Fungsi
a). Pelaksana kegiatan bidang pemerintahan, ketentraman dan
ketertiban, bidang pembangunan dan bidang
kemasyarakatan di wilayah kerjanya
b). pelaksana peraturan desa di wilayah kerjanya dan
51
c). pelaksana kebijakan kepala desa
g. Pamong desa
1). Kedudukan
Berkedudukan sebagai unsur teknis lapangan untuk
membantu kepala desa yang bertugas menjalankan kegiatan
sesuai dengan bidang tugasnya di lapangan.
2). Fungsi
a). pelaksana kegiatan sesuai bidang tugasnya di lapangan
b). pelaksana keputusan desa sesuai bidang tugasnya di
lapangan
c). pelaksana kebijakan kepala desa sesuai bidang tugasnya di
lapangan
h. Anggota BPD
1). Kedudukan
Berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintahan desa merumuskan dan menetapkan peraturan desa
bersama kepala desa menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat, dan mengayomi dan menjaga kelestarian adat
istiadat yang hidup dan berkembang di desa.
2). Wewenang
a). membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
b). melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
desa dan peraturan kepala desa
c). mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa
52
d). membentuk panitia pemilihan kepala desa
e). menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat
f). Menyusun tata tertib BPD
B. Hasil Penelitian
1. Sistem Informasi Akuntansi Pada Desa Madello Kecamatan Balusu
Kabupaten Barru
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sub – sub sistem yang
saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama untuk mencatat,
mengumpulkan, memproses, mengelola data, menyimpan data dan
menghasilkan suatu informasi yang berkualitas untuk membantu dalam
pengambilan keputusan. Sistem informasi sangat berperan penting
dalam perusahaan maupun organisasi pemerintahan karena dapat
membantu meningkatkan produktivitas kinerja dan mempermudah
kegiatan. Maka dari itu dibutuhkan suatu sistem informasi dalam suatu
organisasi desa akan membantu desa dalam melaksanakan tata Kelola
keuangan desa secara efektif dan efisien.
Di era globalisasi dan informasi saat ini sistem informasi akuntansi
sudah beralih dari yang berbasis manual ke berbasis komputerisasi.
Alasannya karena sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi
lebih akurat, memiliki banyak keunggulan dan mempermudah dalam
mengelola data keuangan.
Begitu halnya dengan kantor desa madello kecamatan balusu
kabupaten barru yang telah menggunakan sistem informasi yang
terkomputerisasi dan penggunaan program aplikasi SISKEUDES (Sistem
53
Keuangan Desa). Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Arman Rifai
yaitu :
“Sistem keuangan pada kantor desa madello kecamatan balusu kabupaten barru sudah terkomputerisasi dan nama aplikasinya adalah SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan desa”. Penggunaan sistem informasi yang berupa aplikasi SISKEUDES
tersebut sangat membantu perangkat desa dalam menyusun laporan
keuangan desa terutama dalam hal mengefisienkan waktu. Penggunaan
aplikasi SISKEUDES telah berjalan dengan baik. Hal ini telah sesuai
dengan pernyataan Bapak Arman Rifai yaitu :
“iya, penggunaan sistem informasi akuntansi berupa program aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) sangat membantu dan mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan desa dan sudah berjalan dengan baik”. Penggunaan sistem informasi tentu memerlukan sumber daya
yang sudah paham dan mampu mengoperasikan sistem tersebut agar
dalam penyusunan laporan keuangan sehingga tidak mengalami
kendala. Jika sumber daya yang ada tidak memahami dengan baik
sistem tersebut maka perlu diadakannya pelatihan – pelatihan sehingga
dapat menambah pengetahuan serta kemampuan dalam
mengoperasikan sistem. Begitu halnya dengan perangkat desa yang ada
pada kantor desa madello mampu dan paham dalam mengoperasikan
sistem informasi akuntansi yang menggunakan program aplikasi
SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) untuk penyusunan laporan
keuangan desa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Arman Rifai
yaitu “
“perangkat desa dalam penggunaan sistem informasi yang berupa program aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) dalam
54
penyusunan laporan keuangan desa untuk sejauh ini tidak mengalami kendala karena sering dilakukannya pelatihan – pelatihan supaya perangkat desa mampu mengoperasikan sistem yang ada dan adanya arahan atau bantuan langsung dari pihak kabupaten”. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan
bahwa dengan penggunaan sistem informasi yang berupa program
aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) yang sudah berjalan
dengan baik maka akan membantu dan memudahkan perangkat desa
dalam menyusun laporan keuangan desa.
2. Siklus Pengolahan Data Pada Desa Madello Kecamatan Balusu
Kabupaten Barru
Pengolahan data merupakan suatu kegiatan untuk mengubah
data menjadi sebuah informasi agar informasi yang dibuat memberikan
manfaat dan kegunaan bagi yang membutuhkannya. Untuk mengubah
data menjadi informasi dilakukan proses pengolahan data. sangat
berkaitan untuk membantu pemrosesan awal hingga akhir yang dijadikan
sebagai sebuah laporan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
sehingga siklus pengolahan data dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengolahan data akuntansi pada kantor desa madello kecamatan
balusu kabupaten barru dengan memanfaatkan program aplikasi
SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa). Aplikasi SISKEUDES dibuat
sederhana dan user friendly sehingga memudahkan pengguna dalam
mengoperasikannya. Dengan proses penginputan sekali sesuai dengan
transaksi yang ada dapat menghasilkan output. Adapun tahap – tahap
pengolahan data akuntansi pada kantor desa madello kecamatan balusu
kabupaten barru melalui SISKEUDES yaitu :
55
1. Transaksi
Semua transaksi yang terjadi baik itu berupa penerimaan kas
pengeluaran kas, belanja dan pendapatan, artinya semua transaksi
yang terjadi harus dicatat langsung pada kantor desa madello disertai
dengan bukti – bukti transaksi, dan dokumen – dokumen lainnya
seperti nota atau kwitansi.
2. Jurnal
Transaksi yang telah terjadi maka langkah selanjutnya melakukan
pencatatan dalam buku jurnal. Seperti pada Kantor desa madello
melakukan proses akuntansi dengan mencatat transaksi yang terjadi
sesuai dengan urutan waktu terjadinya transaksi.
3. Buku Besar
Tahap selanjutnya adalah memindahkan atau melakukan posting ke
dalam buku besar yang telah tersedia. Hal ini telah dilakukan pada
kantor desa madello yang melakukan posting dari buku jurnal ke buku
besar berdasarkan setiap akun beserta jumlah yang sebenarnya.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan catatan yang menyajikan posisi keuangan
desa dalam satu periode tertentu. Pos – pos dalam neraca terbentuk
dari transaksi – transaksi yang terjadi di desa.
5. Laporan Keuangan
Tahap selanjutnya yaitu penyusunan laporan keuangan, dimana
laporan keuangan yang dihasilkan tersebut menjadi alat dalam
pengambilan keputusan.
56
Melalui program SISKEUDES tersebut perangkat desa yang
bertugas pada bagian keuangan melakukan pembukuan. Dengan adanya
SISKEUDES ini akan menghasilkan output informasi yang berupa
pelaporan keuangan mengenai seluruh transaksi keuangan yang ada
pada kantor desa madello yang akan disajikan dalam bentuk laporan
keuangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Bapak
Adnan A.Md Pust yaitu :
“perangkat desa yang bertugas pada bagian keuangan akan melakukan (pembukuan dan pengolahan) data transaksi pada kantor desa mulai dari penjurnalan posting sampai dengan menghasilkan laporan keuangan”.
Program akuntansi yang digunakan pada kantor desa madello
dipersiapkan untuk menunjang aktivitas kerja serta meningkatkan
produktivitas kerja dan pelaporan keuangan. Pada proses penggunaan
program SISKEUDES perangkat desa pada kantor desa madello tinggal
mengisi sesuai dengan transaksi harian, analisis data, pelaporan dan
bahkan sampai tutup buku setiap bulannya.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Desa
Pemanfaatan merupakan proses hasil kerja dalam memanfaatkan
sesuatu yang berguna. Dengan kata lain pemanfaatan diartikan sebagai
perolehan atau pemakaian hal – hal yang berguna baik dipergunakan
secara langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat dan
apabila hasil kerja itu tidak berguna maka tidak dapat dikatakan
bermanfaat.
57
Teknologi informasi selain mempunyai komponen dasar juga
mempunyai peran yang sangat besar yang dapat menggantikan peran
manusia dalam melaksanakan tugasnya sehingga apa yang dihasilkan
lebih terpercaya dan kesalahan yang terjadi lebih kecil kemungkinannya.
Seperti halnya pada kantor desa madello kecamatan balusu kabupaten
barru yang memanfaatkan teknologi informasi (komputer) sehingga
mempermudah perangkat desa dalam membantu penyusunan laporan
keuangan desa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Adnan A.Md
Pust yaitu :
“iya, dengan penggunaan serta memanfaatkan teknologi informasi (komputer) berupa program aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) sangat membantu serta memudahkan perangkat desa dalam menyusun laporan keuangan desa karena sebelum penggunaan teknologi informasi (komputer) dalam melakukan penyusunan laporan keuangan perangkat desa agak lambat dalam penyusunan”. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan
bahwa dengan memanfaatkan teknologi informasi dapat mempermudah
dan membantu pekerjaan serta memperkuat peran perangkat desa
dalam penyusunan laporan keuangan.
4. Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Desa
Efektivitas merupakan ukuran mengenai sejauh mana informasi
yang harus sesuai dan seberapa baik pekerjaan yang dapat dikerjakan
untuk menghasilkan output yang disajikan secara tepat waktu dan akurat
dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan teknologi informasi yang
canggih membuat pengguna mendapat ketersediaan informasi dan lebih
58
cepat mendapatkan informasi yang akan diambil sehingga meningkatkan
aksesibilitas informasi.
Seperti halnya penggunaan teknologi informasi yang berupa
program aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) yang dilakukan
oleh perangkat desa sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam
penyusunan laporan keuangan desa yang lebih akurat dan lebih tepat
waktu. Penggunaan teknologi informasi efektif karna sebelum adanya
teknologi informasi penyusunan laporan keuangan lebih lambat. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bapak Adnan A.Md Pust yaitu :
“iya, dengan penggunaan teknologi informasi perangkat desa lebih dipermudah dalam penyusunan laporan keuangan desa sehingga penyusunan lebih cepat dan akurat terlebih memperkecil kesalahan. Penggunaan teknologi informasi lebih efektif karena dapat meningkatkan kinerja aparat desa dalam menyusun laporan keuangan desa”. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan teknologi informasi efektif karena dapat meminimalisir
penggunaan kertas, keamanan, dan memperkecil kesalahan perangkat
desa dalam menyusun laporan keuangan desa dan dapat meningkatkan
kinerja perangkat desa.
C. Pembahasan
Dalam pembahasan teknologi informasi dalam penyusunan laporan
keuangan desa pada desa madello kecamatan balusu kabupaten barru,
penulis telah melakukan penelitian langsung ke kantor desa dan melakukan
wawancara.
1. Sistem informasi akuntansi pada kantor desa madello kecamatan balusu
kabupaten barru telah terkomputerisasi dan menggunakan program
aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa) yang telah distandarisasi
59
oleh BPKP sehingga dapat mempermudah dalam penyusunan laporan
keuangan desa. Dengan adanya sistem informasi ini akan mendukung
perangkat desa dalam mengelola data keuangan desa yang lebih efektif
dan efisien. Penggunaan sistem informasi tentunya didukung dengan
sumber daya manusia yang berkompeten dan memiliki pemahaman
tentang akuntansi pemerintahan serta pengelolaan keuangan daerah
yang baik akan dapat menyusun laporan keuangan pemerintah daerah
yang memenuhi karakteristik laporan keuangan, sehingga laporan
keuangan daerah berkualitas. Pada kantor desa madello telah memiliki
sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu mengoperasikan
sistem informasi dengan baik karena sudah dilakukan pelatihan –
pelatihan sehingga sistem informasi sudah berjalan dengan baik. Dalam
penggunaan teknologi informasi yang berupa SISKEUDES (Sistem
Keuangan Desa) dalam penyusunan laporan keuangan desa untuk
sejauh ini tidak mengalami kendala karena sering dilakukannya pelatihan
– pelatihan supaya perangkat desa mampu mengoperasikan sistem yang
ada dan adanya arahan langsung dari pihak kabupaten sehingga dapat
mengelola data sesuai dengan prosedur.
2. Pemanfaatan teknologi informasi melalui penggunaan program aplikasi
SISKEUDES akan membantu dalam pengolahan data transaksi akuntansi
yang ada pada kantor desa madello terutama dalam memudahkan proses
pengolahan data sehingga menghasilkan output yang berupa laporan
keuangan yang berkualitas. Pemanfaatan teknologi informasi dalam
penyusunan laporan keuangan desa sangat membantu dan memudahkan
perangkat desa karena sebelum adanya penggunaan teknologi informasi
60
dalam penyusunan laporan keuangan masih menginput data manual dan
itu sangat lambat dalam penyusunan.
3. Efektivitas penggunaan teknologi informasi dalam penyusunan karena
penyusunan laporan keuangan lebih cepat dan tepat waktu. Penggunaan
program aplikasi SISKEUDES akan menghasilkan sebuah informasi yang
berkualitas. Informasi dapat dikatakan berkualitas jika relevan, dapat diuji,
dapat dipahami dan ketepatan waktu. Menjadikan pekerjaan lebih mudah,
bermanfaat, dan menambah produktivitas.
Berdasarkan pembahasan diatas bahwa kantor desa madello
kecamatan balusu kabupaten barru telah menggunakan teknologi informasi
keuangan yang sangat berperan penting dalam membantu serta
memudahkan perangkat desa secara efektif dalam menyusun laporan
keuangan desa. Dengan demikian, perangkat desa dapat terbantu dan
mengembangkan kinerja pekerjaan. Hal ini telah sesuai dengan theory yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Technology Acceptance Model (TAM).
TAM adalah suatu model teori untuk memprediksi dan menjelaskan
bagaimana pengguna teknologi tersebut dalam pekerjaan individual
pengguna dan terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI
sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi,
sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan
penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolak
ukur dalam penerimaan sebuah teknologi. Adapun hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dita Kurniawati (2017) bahwa kantor desa gandulan
kecamatan kaloran kabupaten temanggung belum maksimal dalam
penerapan serta pemanfaatan teknologi informasi karena keterbatasan
61
komputer serta sumber daya yang dimiliki belum kompeten dalam
mengoperasikan teknologi informasi.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Teknologi informasi dalam penyusunan laporan keuangan sangat
berperan penting dalam membantu aparat desa karena memudahkan serta
bermanfaat dalam menyusun laporan keuangan desa dengan cepat dan tepat
waktu. Teknologi informasi juga bermanfaat serta efektif dalam penyusun
laporan keuangan desa karena keamanan serta membantu meningkatkan
kinerja apparat desa. Kantor desa madello telah menggunakan teknologi
informasi yang terkomputerisasi dan menggunakan program aplikasi
SISKEUDES (sistem keuangan desa) dalam penyusunan laporan keuangan
desa.
B. Saran
Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan mengenai Peranan
Teknologi Informasi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Desa Pada Desa
Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru sudah sangat baik. Namun,
demikian dapat disarankan untuk:
1. Bagi pemerintah daerah agar tetap memanfaatkan teknologi informasi
untuk menunjang penyusunan laporan keuangan yang lebih baik lagi dan
selalu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang digunakan saat ini.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya untuk melakukan penelitian dengan
cakupan yang lebih luas untuk topik yang sama, yaitu lebih banyak
memperoleh data terkait dengan penelitian. Diharapkan untuk peneliti
63
selanjutnya dapat menambah variabel – variabel lainnya supaya penelitian
ini semakin sempurna dan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
literatur dan referensi dalam penelitian berikutnya yang sejenis.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ardianti Ari. 2018. Perbedaan Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual berdasarkan Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Pelatihan, Dan Jabatan (Studi Empiris Pemerintah Kota Jayapura). Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 12, Nomor 1.
Azhar Susanto., 2017, Sistem Informasi Akuntansi –Pemahaman Konsep Secara Terpadu, Edisi Perdana,Cetakan pertama, Bandung: Lingga Jaya.
BUDI, W.D.I. 2019. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Sistem Pengendalian Intern, Dan Pengalaman Kerja Aparatur Desa Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa ( Studi Empiris Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2019 ). Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Budiono, S.V. Muchlis, dan Masri, I. 2018. Analisis Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan, Pengalaman kerja serta Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Depok). Jurnal ilmiah wahana akuntansi Vol 13 (2)
BPKP. 2016. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa.
BPPK. 2017.Kejelasan Dana Desa Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Erawati, T. dan Abdulhadi, M.F. 2018. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kapasitas Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi informasi Terhadap Kualitas Informasi Laporan KEUANGAN Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta). Jurnal Akuntansi & Manajemen Akmenika Vol.15 No.1.
Eko, Widodo Suparno. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Efendi, L., Darwanis,. And Abdullah. S,. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan daerah (studi pada satuan kerja perangkat kabupaten aceh tengah). Volume 3 nomor 2
Gelinas, Sutton and Hunton. 2016. Acquiring, Developing and Implementing Accounting Information System. 10 Edition, South-Western, USA
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2015. Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan,
Jakarta.
Ismail Muhammad, Ari kuncara Widagdo, Agus Widodo (2013). Sistem akuntansi pengelola Dana Desa. Jurnal ekonomi dan Bisnis Volume XIX No 2 2013.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Kompartemen ASP; Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa.
Kementerian Keuangan RI, 2017, Buku Saku Dana Desa.
65
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2015).
Lestari, Ayu, Nafsiah, Sitti Nurhayati, & Darmawan, Jaka. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Penerapan AKuntansi Desa (Studi pada Lima Desa di Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir). Seminar Nasional GCA. Palembang.
Linda, et, al. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan, Jabatan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.
Murina, S. dan Rahmawati 2019. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, Dan Pengalaman Kerja Aparatur Desa Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa (Studi Pada Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh) Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 2, No. 3.
Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Murtiono, Yusuf. (2016). Modul Tata Kelola Keuangan Desa. Yogyakarta: Infest.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Romandhon. 2019. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, Pengalaman Kerja Aparatur Desa, dan Fasilitas Kantor Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa (Studi Empiris pada Aparatur Desa di Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo). Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech) Vol. 2, No. 1.
Rahmi Fajri, Setyowati, Siswidiyanto (2015).Akuntabilitas Pemerintah Desa Pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).Jurnal Administrasi Publik (JAP) Vol 3. No 7, Hal 1099-1104.
Romney, Marshal B and Paul John Steinbart. 2016. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 13, Diterjemahkan oleh : Kikin Sakinah, Nur Safira dan Novita Puspasari, Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2017). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Sektor Publik: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung:IKAPI.
Setiadi, Doddy. 2015. Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa. Melalui https://www.keuangandesa.com diakses pada [18/11/2016]
Sutirna, H., dan Asep, S. 2015. Landasan Pendidikan. Penerbit Refika Aditama. Bandung.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Desa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sujarweni dan Wiratna, 2015. Akuntansi Desa-Panduan Tata Kelola Keuangan Desa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
66
Teguh (2015). Akuntabilitas Finansial Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kantor Desa Perangkat Selatan Kecamatan Merangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Administrasi Negara.3 (1) 119-130
Tribunnews.com.2019.buka-rakor-anggaran-desa-2019-bupati-barru-ungkap-pengelolaan-bermasalah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yenni Evri. 2017. Pengaruh Pemahaman Akuntansi dan Pengalaman Kerja Aparatur Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Banda Aceh Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.1, No.2.
Wirawan, Ketut Edy, dkk. (2016). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan.E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 4 (https://ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/JJM/article/view/6752) diakses pada tanggal 04-12-2017
Wardani, Dewi Kusuma & Ika Andriyani. 2017. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Desa Di Kabupaten Klaten”. Jurnal Akuntansi, Vol. 5,
No. 2, Desember 2017, halaman 88-98
67
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 : Surat Penelitian
Lampiran 2 : Aplikasi SISKEUDES
Lampiran 3 :
Hasil Wawancara
Informan 1
Nama : Arman Rifai
Jabatan : Kepala Desa
Waktu : jam 09 : 00 sampai 09 : 30
Tanggal : Senin, 09 November 2020
1. Apakah sistem keuangan sudah terkomputerisasi ? Jawaban : Iya sudah ada
2. Apakah sistem penyusunan laporan keuangan sudah terkomputerisasi? Jawaban : Iya sudah ada
3. Apakah ada penggunaan program yang digunakan dalam sistem keuangan desa ? Jawaban : Iya ada dan namanya SISKEUDES (sistem keuangan desa)
4. Apakah penggunaan program tersebut sudah berjalan dengan baik ? Jawaban : Iya sudah berjalan dengan baik
5. Apakah ada kendala penggunaan program tersebut sehingga menghambat pekerjaan ? Jawaban : Sejauh ini belum ada karena sering dilakukan pelatihan – pelatihan untuk aparat desa
6. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi membuat pekerjaan lebih mudah ? Jawaban : Iya
7. Apakah penggunaan teknologi sistem akuntansi bermanfaat dalam penyusunan laporan keuangan desa ? Jawaban : Iya sangat bermanfaat
8. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi membantu meningkatkan kinerja aparat desa dalam proses penyusunan laporan keuangan desa ? Jawaban : Iya dengan penggunaan teknologi informasi akuntansi dapat meningkatkan kinerja aparat desa dalam penyusunan laporan keuangan desa
Hasil Wawancara Informan 2
Nama : Adnan A.Md.Pust
Jabatan : Kepala Urusan Keuangan
Waktu : jam 09 : 30 sampai 10 : 00
Tanggal : Senin, 09 November 2020
1. Apakah sistem keuangan sudah terkomputerisasi ? Jawaban : Iya sudah
2. Apakah sistem penyusunan laporan keuangan desa sudah terkomputerisasi ? Jawaban : Iya sudah
3. Apakah ada program yang digunakan dalam sistem keuangan desa ? Jawaban : Iya ada, Namanya SISKEUDES (sistem keuangan desa)
4. Apakah penggunaan program tersebut sudah berjalan dengan baik ? Jawaban : Iya sudah berjalan dengan baik
5. Apakah ada kendala penggunaan program tersebut sehingga menghambat pekerjaan ? Jawaban : Untuk saat ini belum ada kendala karena biasa dilakukan sosialisasi langsung oleh pihak kabupaten mengenai sistem tersebut
6. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi membuat pekerjaan lebih mudah ? Jawaban : Iya pekerjaan lebih mudah
7. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi bermanfaat dalam penyusunan laporan keuangan desa ? Jawaban : Sangat bermanfaat
8. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi membantu meningkatkan produktivitas aparatur desa ? Jawaban : Iya membantu
9. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi membuat pekerjaan lebih cepat dalam penyusunan laporan keuangan desa ? Jawaban : Iya pekerjaan dalam penyusunan lebih cepat dan tepat waktu
10. Apakah penggunaan teknologi informasi akuntansi membantu meningkatkan kinerja aparat desa dalam proses penyusunan laporan keuangan ? Jawaban : Iya dapat meningkatkan kinerja aparat desa
11. Apakah keunggulan yang didapatkan setelah adanya penggunaan teknologi informasi akuntansi ?
Jawaban : Sangat membantu dan efektif dalam proses penyusunan laporan keuangan desa
12. Bagaimana kegiatan penyusunan laporan keuangan desa sebelum dan sesudah adanya teknologi informasi akuntansi ? Jawaban : Sebelum adanya teknologi informasi dengan penggunaan program aplikasi SISKEUDES (sistem keuangan desa) pekerjaan agak lambat dan setelah adanya program tersebut pekerjaan lebih cepat dan efektif
Lampiran 4 : Foto Dokumentasi Wawancara
BIOGRAFI PENULIS
Risman lahir di Madello, Kecamatan Balusu Kabupaten
Barru Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 24 Agustus
1997 dari Pasangan Ayahanda Abdullah dan Ibunda
Nursiah. Penulis merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara.
Pendidikan Formal penulis dimulai pada jenjang Sekolah
Dasar di SDN Madello dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMP Negeri 1 Balusu Kabupaten Barru dan lulus pada
tahun 2013, kemudian pendidikan dilanjutkan kembali ke tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Barru Kabupaten Barru dan lulus pada
tahun 2016, setelah lulus dari SMK Negeri 1 Barru Kabupaten Barru melanjutkan
studi S1 pada tahun 2016 di Perguruan Tinggi Swasta ternama di Sulawesi
Selatan yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan mengambil
konsentrasi program studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.