peranan forum kerukunan umat beragamasimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum...

332
Editor : K u s t i n i PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 KEMENTERIAN AGAMA RI BADAN LITBANG DAN DIKLAT PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN JAKARTA, 2010

Upload: vankhue

Post on 24-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

Editor :

K u s t i n i

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN

MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006

KEMENTERIAN AGAMA RI BADAN LITBANG DAN DIKLAT

PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN JAKARTA, 2010

Page 2: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

Perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDT)

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Puslitbang Kehidupan Keagamaan

peranan forum kerukunan umat beragama dalam pelaksanaan pasal 8, 9, dan 10 peraturan bersama menteri agama dan menteri dalam negeri nomor 9 dan 8 tahun 2006 / Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama Ed. I. Cet. 1. -------

Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama 2010 xvi + 300 hlm; 21 x 29 cm ISBN 978-979-797-279-0

Hak Cipta 2010, pada Penerbit

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara

apapun, termasuk dengan cara menggunakan mesin fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit

Cetakan Pertama, September 2010

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN

BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006

Editor:

Dra. Hj. Kustini, M.Si.

Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi

Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Gedung Bayt al-Qur’an Museum Istiqlal Komplek Taman Mini

Indonesia Indah, Jakarta Telp/Fax. (021) 87790189, 87793540

Diterbitkan oleh: Maloho Jaya Abadi Press, Jakarta Anggota IKAPI No. 387/DKI/09

Jl. Jatiwaringin Raya No. 55 Jakarta 13620 Telp. (021) 862 1522, 8661 0137, 9821 5932 Fax. (021) 862 1522

Page 3: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  i 

SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT

KEMENTERIAN AGAMA

eraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat merupakan salah satu kebijakan penting yang ditetapkan Pemerintah dalam rangka memelihara kerukunan umat beragama. Sejak Peraturan Bersama tersebut disahkan, beberapa pihak mengakui bahwa kerukunan semakin terjaga dan konflik khususnya terkait dengan pendirian rumah ibadat relatif berkurang. Capaian tersebut tidak lepas dari peran dan pelaksanaan tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagaimana diamanatkan dalam PBM Pasal 8, 9, dan Pasal 10. Sebagaimana disampaikan Menteri Agama dalam kesempatan memberikan sambutan pada Pembukaan Rakornas FKUB II di Jakarta yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri, bahwa FKUB merupakan wadah yang strategis bagi upaya mewujudkan keharmonisan dan kesejahteraan umat. Menteri Agama menghimbau agar seluruh komponen bangsa melakukan proses pengupayaan yang terus menerus dan sungguh-sungguh dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas FKUB.

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama telah melakukan berbagai upaya dalam bentuk penyusunan program baik berupa seminar, penelitian, maupun kajian lainnya dalam rangka mendorong kelancaran pelaksanaan

P

Page 4: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  ii 

tugas FKUB. Salah satu program penelitian yang dilaksanakan Puslitbang Kehidupan Keagamaan adalah: Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006. Mengingat pentingnya penelitian ini maka dalam beberapa kesempatan kami telah menyampaikan hasil penelitian ini agar lebih tersosialisasi secara luas.

Kami menyambut baik penerbitkan hasil penelitian ini sebagai upaya sosialisasi PBM khususnya terkait dengan pelaksanaan tugas FKUB. Sebagaimana diketahui, setelah 4 tahun diberlakukannya PBM, FKUB telah menjadi salah satu media bagi penciptaan dan pemeliharaan kerukunan umat beragama di daerah masing-masing. Berbagai pihak -pemerintah daerah, LSM maupun masyarakat telah memberikan kontribusi bagi pelaksanaan tugas FKUB karena disadari bahwa kerukunan merupakan sesuatu yang penting dan harus terus diupayakan. Namun demikian, sebagaimana terbaca dari hasil penelitian ini masih banyak kendala yang dihadapi FKUB baik terkait dengan faktor internal di FKUB sendiri maupun faktor eksternal yang ikut memperngaruhi keberadaan FKUB.

Kami mengucapkan terima kasih kepada para peneliti yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kami meminta untuk beberapa tahun ke depan Puslitbang Kehidupan Keagamaan tetap merencanakan program-program strategis untuk mengawal pelaksanaan PBM di daerah dan memberikan masukan-masukan penting bagi berbagai pihak dalam rangka tetap menjaga kerukunan umat beragama. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan bagi penyusunan program-program yang akan datang sehingga terlihat kesinambungannya.

Page 5: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  iii 

Semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan dan hidayahNya dalam setiap gerak langkah kita menuju masyarakat yang harmonis dan damai.

Jakarta, September 2010 Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA NIP. 19570414 198203 1 003

Page 6: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  iv 

Page 7: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  v 

KATA PENGANTAR KEPALA PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN

lhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, atas perkenanNya akhirnya kegiatan penerbitan buku hasil penelitian yang berjudul Peranan Forum

Kerukunan Umat Beragama dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Seperti beberapa hasil penelitian lainnya yang dilaksanakan Puslitbang Kehidupan Keagamaan, hasil penelitian ini memiliki nilai guna yang tinggi sehingga perlu disosialisasikan secara lebih luas. Selain sosialisasi dalam bentuk seminar hasil penelitian yang telah menjadi tradisi Puslitbang Kehidupan Keagamaan, hasil penelitian ini juga telah disosialisasikan pada forum yang bertaraf nasional setidaknya 3 kali. Pertama sosialisasi pada forum Kongres Pemuka Agama yang dilaksanakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Departemen Agama tanggal 7 – 9 Desember 2009 di Jakarta. Kedua, sosialisasi pada seminar dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Departemen Agama yang dilaksanakan tanggal 14 Desember 2009 di gedung Departemen Agama Jl. Lapangan Banteng Jakarta. Dan terkahir atau yang ketiga adalah sosialisasi pada forum Rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri tanggal 25 – 27 Mei 2010 bertempat di Hotel Sahid Jaya Jakarat.

Pemaparan hasil penelitian pada berbagai kegiatan ter-sebut mendapat apresiasi cukup baik dari peserta antara lain dengan mengemukakan permasalahan FKUB di wilayahnya

A

Page 8: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  vi 

masing-masing. Para peserta pada Rakornas FKUB misalnya, merasa memperoleh informasi yang cukup akurat tentang FKUB di berbagai wilayah yang dapat dijadikan referensi bagi FKUB di wilayahnya. Sebagaimana diketahui, di berbagai daerah masih terdapat kendala terkait dengan pelaksanaan tugas FKUB. Beberapa kendala tersebut, seperti yang diungkapkan beberapa peserta Rakornas, adalah masalah pendanaan untuk operasionalisasi FKUB, Dewan Penasihat yang belum berfungsi maksimal, FKUB tidak memiliki tenaga kesekretariatan, masa kerja pengurus FKUB belum pasti, serta ketiadaan peraturan gubernur atau peraturan gubernur yang sudah disusun masih kurang mengakomodir kepentingan FKUB. Karena keterbatasan tersebut maka sebagian besar peserta menyetujui hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa meskipun FKUB sudah melakukan tugasnya seperti sosialisasi peraturan perundang-undangan, tetapi sosialisasi tersebut baru disampaikan di kalangan terbatas belum menjangkau masyarakat dan pejabat tingkat akar rumput.

Penelitian tentang PBM kami anggap penting dan tetap relevan untuk dilakukan sampai beberapa tahun ke depan. Untuk itu, sampai tahun 2014 Puslitbang Kehidupan Keagamaan telah merancang kegiatan tentang substansi yang dimuat dalam PBM, tentu dengan fokus atau pendekatan yang sedikit berbeda. Untuk tahun 2011 misalnya telah dijadwalkan penelitian tentang rumah-rumah ibadat yang menemui kendala dalam proses pembangunan termasuk pengurusan izinnya. Selain kegiatan penelitian, maka masalah tentang kerukunan umat beragama juga menjadi salah satu tema penting yang akan kami bahas baik dalam bentuk diskusi, seminar maupun workshop.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat yang senantiasa memberi perhatian dan dukungan kepada

Page 9: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  vii 

Puslitbang Kehidupan Keagamaan untuk melakukan kajian terkait dengan materi yang terkandung dalam PBM. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh peneliti dan nara sumber yang telah ikut memperkaya analisis hasil penelitian. Demikian juga terimakasih kepada Sdr. Kustini sebagai editor yang telah membaca kembali keseluruhan hasil penelitian ini sehingga diharapkan lebih mudah untuk dibaca oleh masyarakat luas.

Semoga langkah yang telah kita lakukan memperoleh ridlo Allah SWT dan ikut memberikan kontribusi penting bagi peningkatan kerukunan umat beragama di Indonesia yang kita cintai.

Jakarta, Juli 2010 Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D NIP. 19600416 198903 1 005

Page 10: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  viii 

Page 11: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  ix 

CATATAN EDITOR

“Kita perlu senantiasa memperhatikan perkembangan dan gerak dinamis FKUB. Dalam hal ini, kepengurusan, keanggotaan, program, dan kegiatan yang ditampilkan FKUB merupakan sari pati dari wajah asli setiap FKUB, yakni apakah ia sudah berjalan sesuai dengan harapan yang semestinya. Dari realitas tersebut, kita berharap tampak pantulan optimis bahwa FKUB yang semakin bergerak ke arah yang lebih dinamis, kreatif, dan semakin mencerminkan tumbuhnya nilai-nilai kebersamaan, kemanusiaan, kepedulian untuk kebangkitan besar sebuah bangsa.” (Sambutan Menteri Agama RI pada Acara Pembukaan Rakornas II FKUB Tahun 2010 di Hotel Sahid Jakarta tanggal 25 Mei 2010).

enyimak kutipan sambutan Menteri Agama tersebut terlihat bahwa FKUB perlu memperoleh perhatian dari berbagai pihak

yang peduli terhadap penciptaan kerukunan umat beragama. Salah satu unit yang memiliki tugas dan fungsi untuk penciptaan kondisi kerukunan umat beragama adalah Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Sesuai dengan namanya, pusat penelitian dan pengembangan, maka perhatian yang diberikan Puslitbang dapat berupa penyusunan program terkait penelitian atau pengembangan dalam bentuk kajian, diskusi, seminar dan sejenisnya.

Pasca berlakunya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 tahun 2006 tertanggal 21 Maret 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan telah 2 (dua) kali melakukan penelitian terkait substansi PBM. Pertama, tahun 2007 penelitian tentang Efektivitas Sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan

M

Page 12: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  x 

Kerukunan Umat Beragama Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Penelitian kuantitatif dengan sejumlah responden peserta ex sosialisasi PBM yang dilaksanakan Puslitbang Kehidupan Keagamaman tahun 2006, menghasilkan temuan penting antara lain bahwa manfaat sosialisasi PBM berpengaruh secara sangat nyata sebesar 17,4% terhadap kerukunan umat beragama. Terkait dengan keberadaan FKUB, penelitian tersebut merekomen-dasikan agar pemerintah daerah dan instansi pemerintah pusat di daerah menyediakan atau meningkatkan dukungan sumber daya (manusia, finansial, material, sosial) kepada FKUB dan dewan penasihat FKUB provinsi, kabupaten/kota agar mereka mampu merancang dan melaksanakan program untuk memelihara kerukunan umat beragama yang antara lain melalui sosialisasi PBM.

Kedua, tahun 2009 Puslitbang Kehidupan Keagamaan melakukan penelitian tentang peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam menciptakan kerukunan di masyarakat. Judul lengkap penelitian tersebut adalah: Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 9 dan 8 Tahun 2006. Sesuai dengan judulnya, maka substansi yang dikaji hanya terkait dengan hal-hal yang tercantum dalam Pasal 8,9, dan 10 PBM yaitu tentang proses pembentukan FKUB, tugas FKUB provinsi dan kabupaten, serta keanggotaan FKUB. Dalam penelitian ini substansi tentang pasal-pasal tersebut kemudian dijabarkan menjadi 7 (tujuh) permasalahan penelitian yaitu: (1) proses pembentukan FKUB; (2) peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; (3) peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat; (4) peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan

Page 13: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  xi 

aspirasi masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan; (5) peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundangan; (6) job description pengurus FKUB; dan (7) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas FKUB. Hasil lengkap penelitian tersebut tersaji dalam buku yang saat ini ada di hadapan pembaca.

Ada satu benang merah yang menghubungkan hasil penelitian tahun 2007 dengan hasil penelitian tahun 2009. Sebagaimana dapat dibaca dalam kesimpulan yang dirumuskan peneliti bahwa salah satu pendukung atau kekuatan bagi FKUB sehingga dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan PBM adalah karena adanya dukungan dari pemerintah daerah. Dukungan tersebut dapat berupa dana atau dukungan sosial dan kebijakan yang menginginkan agar daerahnya tetap rukun dan stabilitas terjaga. Hal itu memperkuat penelitian tahun 2007 yang merekomendasikan agar pemerintah daerah meningkatkan dukungannya terhadap FKUB.

Buku ini memaparkan hasil penelitian yang dilaksanakan di 6 (enam) provinsi yaitu Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Bali, dan Provinsi DKI Jakarta. Kecuali di Provinsi DKI Jakarta, di 5 lokasi lainnya penelitian difokuskan pada FKUB provinsi dan satu FKUB kabupaten. Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta penelitian difokuskan pada FKUB Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Dengan demikian ada 5 FKUB provinsi yang dijadikan sasaran penelitian, 5 FKUB kabupaten, dan 2 FKUB kota. Secara rinci masing-masing FKUB tersebut adalah: FKUB Provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, FKUB Kabupaten Deli Serdang, Mojokerto, Pontianak, Badung, Poso, FKUB Kotamadya Jakarta Timur dan FKUB Jakarta Pusat.

Page 14: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  xii 

Meskipun penelitian ini hanya menyajikan informasi tentang 12 FKUB tingkat provinsi dan kabupaten/kota, tetapi cukup memberikan gambaran tentang keberadaan FKUB baik yang tergolong relatif maju maupun yang masih tertatih-tatih. Seperti kutipan sambutan Menteri Agama di atas, ada banyak faktor yang menjadi penentu suatu FKUB maju atau masih jalan di tempat, salah satunya adalah masalah dukungan pemerintah daerah.

Penelitian ini menghasilkan temuan-temuan penting antara lain bahwa FKUB di beberapa wilayah yang diteliti telah melakukan tugas pokoknya sebagaimana tercantum pada Pasal 9 Ayat 1 dan 2, namun intensitasnya masih sangat kurang. Terkait dengan tugas melakukan dialog, menampung aspirasi, menyalurkan aspirasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan, tugas-tugas tersebut telah dilaksanakan tetapi belum cukup intensif dan hanya dilakukan bersamaan dengan acara sosialisasi peraturan perundangan. Kegiatan sosialisasi pun masih terbatas pada Sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006.

Atas selesainya buku ini saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu pelaksanaan penelitian sampai penerbitan buku ini. Terima kasih khususnya kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama serta Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan yang telah mencanangkan kebijakan baik dalam bentuk penelitian maupun pengembangan terkait dengan substansi PBM. Terima kasih kepada tim peneliti yang telah melakukan seluruh tahapan penelitian dan menyusun laporan sebagai pertanggung jawaban akademik peneliti. Dengan penerbitan buku ini kami berharap hasil penelitian bisa dimanfaatkan secara lebih luas oleh berbagai kalangan dan dapat memberi masukan khususnya bagi pemerintah daerah setempat dalam menentukan kebijakan yang dapat

Page 15: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  xiii 

mendukung keberhasilan tugas-tugas FKUB. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kami memohon agar apa yang telah kami lakukan dapat memberi makna bagi kehidupan beragama yang lebih rukun, harmonis, dan sejahtera lahir batin.

Jakarta, Juni 2010

Editor,

Kustini

Page 16: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  xiv 

Page 17: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  xv 

DAFTAR ISI

halaman Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ………………………………………………………………

i

Kata Pengantar Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan …. v

Catatan Editor …………………………………………………….. ix

Daftar isi …………………………………………………………… xv

I. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Prov. Jawa Timur Oleh : Nuhrison M. Nuh dan Akmal Salim Ruhana

1

II. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Provinsi Sumatera Utara Oleh: M. Yusuf Asry dan Reza Perwira

51

III. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Provinsi Sulawesi Tengah Oleh: Haidlor Ali Ahmad

97

IV. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Provinsi Kalimantan Barat Oleh: Sjuhada Abduh, Ibnu Hasan Muchtar,

139

V. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Provinsi Bali Oleh: Suhanah

189

VI. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Jakarta Timur Oleh: Kustini

223

VII. Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Jakarta Pusat Oleh: Ahsanul Khalikin

269

Page 18: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  xvi 

Page 19: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh: Nuhrison M. Nuh

Akmal Salim Ruhana

Page 20: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 21: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

eran serta masyarakat di dalam upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama, kini tampak semakin nyata. Hal ini seiring dengan

lahirnya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 20061 (selanjutnya cukup disebut PBM) yang mengamanatkan pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Seperti diketahui, dalam PBM tersebut dijelaskan bahwa FKUB beranggotakan pemuka agama setempat, dan dibentuk sendiri oleh masyarakat (Pasal 8). Sementara itu, istilah ‘pemuka agama’ didefinisikan sebagai tokoh komunitas umat beragama baik yang memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin ormas keagamaan yang diakui dan atau dihormati oleh masyarakat setempat sebagai panutan (Pasal 1 butir 5). Dengan demikian, peran FKUB dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama sejatinya adalah peran masyarakat secara lebih luas dan terdepan dalam pembangunan. Seperti ditegaskan pula di dalam PBM, pemeliharaan kerukunan umat beragama berarti upaya bersama umat beragama dan Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama (Pasal 1 butir 2). Penyebutan kata ‘umat beragama’ lebih dulu dari

                                                            1 Selengkapnya berjudul “Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

(PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.” PBM inilah yang menjadi landasan pembentukan dan keberadaan FKUB. 

P

Page 22: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 2

‘Pemerintah’ tersebut di atas menunjukkan umat beragama (baca: masyarakat) memiliki peran lebih besar daripada Pemerintah. Hal ini bukan suatu kebetulan, melainkan dimaksudkan dan disadari betul oleh para perumus naskah PBM tersebut. Peran masyarakat yang lebih besar ini bukanlah sebagai bentuk lempar tanggung jawab Pemerintah seperti dituduhkan sebagian kalangan, melainkan sebagai bentuk pemberian ruang partisipasi yang luas bagi masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan di era reformasi yang mendambakan civil society yang kuat.

Adapun bentuk peran serta masyarakat melalui FKUB itu sendiri telah dijelaskan dengan cukup rinci dalam PBM Pasal 9. Mencermati rangkaian tugas FKUB tersebut, maka keberadaan dan peran FKUB diyakini sangat penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama. Beban tugas yang dipikul pun tidak kalah berat dari beban seorang pemimpin wilayah, seperti bupati/walikota. Anggota FKUB dituntut secara proaktif mendengar keluhan dan permasalahan masyarakat melalui dialog-dialog formal maupun informal, menampung aspirasi masyarakat dari berbagai dialog itu, dan menyusun suatu rekomendasi untuk pemerintah daerah agar dapat mengambil kebijakan yang terbaik. Di samping itu, FKUB diberi tugas untuk membantu Pemerintah melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. Sungguh suatu beban yang berat, apalagi jika dihadapkan pada kondisi sumberdaya, sumberdana, dan kapasitas anggota FKUB yang masih terbatas.2

                                                            2 Dalam Pasal 25 PBM disebutkan bahwa anggaran pemberdayaan FKUB secara nasional

dapat berasal dari APBN/APBD. Pasal 26 ayat (1) menyebutkan bahwa anggaran pemberdayaan FKUB Provinsi dapat berasal dari APBD provinsi. Sedangkan Pasal 26 ayat

Page 23: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  3

Upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama memang tidak seutuhnya menjadi tanggung jawab FKUB, melainkan tanggungjawab semua lapisan masyarakat termasuk LSM dan Pemerintah. Sebagai perangkat negara, Pemerintah tetap memiliki peran penting, yakni sebagai fasilitator dan pendorong masyarakat dalam upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama. Dalam kaitan pelaksanaan tugas FKUB, Pemerintah turut memberikan bantuan fasilitasi dan pemberdayaan melalui Dewan Penasihat FKUB provinsi—yang beranggotakan wakil gubernur, kepala kantor/wilayah Departemen Agama, dan perwakilan instansi Pemerintah lainnya. Dewan ini bertugas membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan pemeliharaan kerukunan umat beragama; dan memfasilitasi hubungan kerja FKUB dengan pemerintah daerah dan hubungan antar sesama instansi pemerintah di daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama (PBM Pasal 11). Dengan demikian, meski namanya Dewan Penasihat FKUB, namun tugas dewan ini sesungguhnya bukanlah menasihati atau mengintervensi tugas dan peran FKUB, melainkan justru sebagai pendukung pelaksanaan tugas FKUB. Adapun leading sector–nya tetap pada FKUB.

Data pada Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Departemen Dalam Negeri menyebut-kan, hingga Oktober 2009, telah ada 306 FKUB kabupaten/kota dari sekitar 440 kabupaten/kota yang ada di

                                                                                                                              (2) menyebutkan bahwa anggaran pemberdayaan FKUB di kabupaten/kota didanai dari dan atas beban APBD kabupaten/kota. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut dapat dicantumkan pada DIPA Badan Kesbang/Linmas di provinsi atau kabupaten/kota masing-masing. Di beberapa daerah, sejauh pengamatan penulis, FKUB didukung secara finansial oleh pemerintah daerahnya, tapi di beberapa daerah lainnya anggaran FKUB bersifat swadana para anggota. Dalam hal keluasan waktu, kebanyakan anggota FKUB adalah part timer, sehingga cukup sulit untuk dapat secara optimal melaksanakan tugas dan fungsi FKUB. 

Page 24: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 4

Indonesia (69,5%).3 Artinya, masih ada sekitar 134 kabupaten/kota di Indonesia yang belum memiliki FKUB. Hal ini patut disayangkan, karena ketiadaan FKUB di suatu kabupaten/kota sesungguhnya kurang menguntungkan bagi kerukunan umat beragama di wilayah itu. Karena, misalnya, bahwa salahsatu syarat pendirian rumah ibadat adalah adanya rekomendasi tertulis dari FKUB setempat, jika FKUB kabupaten/kota itu belum ada, maka syarat itu tidak akan dapat terpenuhi. Pada kondisi tertentu, hal ini dapat menimbulkan pertentangan dalam masyarakat dan lebih jauh lagi dapat mengganggu kerukunan umat beragama di wilayah itu.

Sejauh pengamatan penulis, selain masalah ketiadaan FKUB di suatu wilayah, ternyata ada masalah lain di sekitar eksistensi dan fungsi FKUB. Diantara masalah itu adalah:

a. Di beberapa wilayah yang belum memiliki FKUB, kesadaran masyarakat tentang eksistensi dan fungsi FKUB bagi kerukunan nampaknya belum tumbuh secara baik.

b. Di beberapa daerah, FKUB yang sudah terbentuk belum seutuhnya sesuai dengan aturan yang termuat dalam PBM, baik dalam hal eksistensi, cakupan tugas, maupun keanggotaan FKUB. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh faktor kondisi lokal, atau mungkin kekurangpahaman terhadap PBM itu sendiri.

c. Dalam menangani beberapa kasus tertentu, FKUB seringkali menemukan kesulitan dalam menyelesaikannya karena ketiadaan acuan bersama, selain adanya beberapa jalan keluar yang cukup beragam dan bersifat ijtihadi.

                                                            3 Data mengenai jumlah FKUB didasarkan pada data di Ditjen Kesbangpol Depdagri per

Oktober 2009. Sedangkan jumlah provinsi dan kabupaten/kota didapat dari wikipedia.com, estimasi data tahun 2004. Besar kemungkinan jumlah kabupaten/kota saat ini lebih besar karena adanya beberapa pemekaran wilayah. 

Page 25: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  5

Pada titik inilah penelitian tentang FKUB ini penting untuk dilakukan. Dengan mengetahui eksistensi, peranan, dan dinamika FKUB di lapangan, akan dapat terungkap sejumlah permasalahan dan tawaran solusinya. Hal ini tentu saja pada waktunya akan sangat bermanfaat bagi pemberdayaan FKUB ke depan, dalam rangka meningkatkan upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama dan kerukunan nasional Indonesia secara terus menerus.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah seputar peran atau tugas FKUB sebagaimana tertuang dalam Pasal 9 PBM tersebut. Selain itu, karena Pasal 9 ini berkait erat dengan pasal sebelum dan setelahnya (yakni Pasal 8 tentang Pembentukan FKUB dan Pasal 10 tentang Keanggotaan FKUB), maka pertanyaan penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten/kota?

2. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat?

3. Bagaimana peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat?

4. Bagaimana peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati/walikota?

5. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Page 26: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 6

6. Bagaimana job description pengurus FKUB provinsi dan kabupaten/kota.

7. Apa faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten/kota.

2. Mengetahui peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.

3. Mengetahui peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat.

4. Mengetahui peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati/walikota.

5. Mengetahui peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

6. Mengetahui job description pengurus FKUB provinsi dan kabupaten/kota.

7. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan tugas-tugas FKUB.

D. Kegunaan Penelitian

Secara akademis, penelitian ini menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan, terutama dalam studi-studi evaluasi kebijakan. Secara teknis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan di Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri, dalam menyusun

Page 27: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  7

kebijakan ke depan dalam rangka peningkatan peranan FKUB dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

E. Definisi Operasional

Peranan adalah aktivitas yang dijalankan seseorang atau suatu lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh suatu lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peranan itu ada dua macam yaitu peranan yang diharapkan (expected role) dan peranan yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peranan yang diembannya, terdapat faktor pendukung dan penghambat.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. (Pasal 1 butir 6 PBM). FKUB terdiri dari FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota.

Pasal 8, 9, dan 10 PBM yang dimaksud adalah pasal-pasal yang terdapat dalam PBM No. 9 dan No 8 Tahun 2006, yang berkaitan dengan cara pembentukan FKUB, dan hubungan antara FKUB provinsi dengan FKUB kabupaten/ kota (Pasal 8), tugas FKUB provinsi dan kabupaten/kota (Pasal 9), dan keanggotaan, jumlah anggota, komposisi keanggotaan dan pimpinan FKUB (Pasal 10).

Dengan demikian yang dimaksud dengan Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM adalah peranan yang harus dilaksanakan oleh FKUB provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum

Page 28: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 8

dalam PBM tersebut. Adapun pasal-pasal itu selengkapnya berbunyi sebagai berikut:4

Pasal 8

(1) FKUB dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota.

(2) Pembentukan FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah daerah.

(3) FKUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki hubungan yang bersifat konsultatif.

Pasal 9

(1) FKUB provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) mempunyai tugas:

a. melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

b. menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat;

c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur; dan

d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

(2) FKUB kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) mempunyai tugas:

                                                            4 Buku Saku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8

Tahun 2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006), hal 43-46. 

Page 29: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  9

a. melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

b. menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat;

c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati/walikota;

d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan

e. memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

Pasal 10

(1) Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-pemuka agama setempat.

(2) Jumlah anggota FKUB provinsi paling banyak 21 orang dan jumlah anggota FKUB kabupaten/kota paling banyak 17 orang.

(3) Komposisi keanggotaan FKUB provinsi dan kabupaten/ kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk agama setempat dengan keterwakilan minimal 1 (satu) orang dari setiap agama yang ada di provinsi dan kabupaten/ kota.

(4) FKUB dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, 1 (satu) orang wakil sekretaris, yang dipilih secara musyawarah oleh anggota.

Page 30: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 10

Secara singkat, berikut alur pikir penelitian ini:

F. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan pendekatan tersebut, maka teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth-interview), pengamatan (observation), dan kajian dokumen. Informan kunci yang ditemui di lapangan untuk wawancara mendalam antara lain para anggota FKUB dan Dewan Penasihat FKUB Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Mojokerto, pimpinan majelis agama, Kakanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Timur, Kabankesbangpol Provinsi, dan Kakandepag Kabupaten Mojokerto. Pengamatan dilakukan dengan langsung melihat kantor FKUB dan beberapa rumah ibadat. Sedangkan kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai buku, laporan, dan berkas lainnya sesuai kebutuhan penelitian ini.

Penelitian lapangan dilaksanakan selama 10 hari pada bulan April 2009 di Provinsi Jawa Timur, yakni di ibukota provinsi untuk objek penelitian FKUB provinsi, dan di Kabupaten Mojokerto untuk FKUB kabupaten/kota. Pemilihan dua FKUB ini, selain untuk mewakili jenis FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota, juga untuk mewakili FKUB dalam kategori cukup baik atau berperan, dan FKUB dalam kategori masih kurang berperan. Kategorisasi itu sendiri didasarkan pada asumsi peneliti berdasarkan berbagai informasi yang diterima di tingkat provinsi.

Kenyataan Lapangan: Eksistensi dan Peran FKUB

Ketentuan Ideal: Sebagaimana diatur dalam Pasal 8,9,10 PBM No.9 dan 8 Tahun 2006

Kesimpulan: Sesuai atau tidak?

Page 31: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  11

BAB II

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Sekilas Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Mojokerto5

rovinsi Jawa Timur yang beribukota Surabaya dan memiliki luas wilayah 47.922 km², merupakan provinsi terluas diantara 6 provinsi di Pulau Jawa.

Jumlah penduduknya yang pada tahun 2005 mencapai 37.070.731 jiwa, dengan kepadatan 774 jiwa/km2, menjadikannya provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Laju pertumbuhan penduduknya mencapai 0,59% per tahun, pada tahun 2004. Secara geografis, Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Provinsi ini juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia.

Terdapat 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur. Salahsatu kabupaten itu bernama Kabupaten Mojokerto. Kabupaten ini mengitari wilayah Kota Mojokerto yang terletak di tengahnya. Di sebelah utara, Kabupaten Mojokerto berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik; di sebelah timur dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan; di sebelah selatan dengan Kabupaten Malang; dan di sebelah barat dengan Kabupaten Jombang. Kabupaten dengan luas 692,15 km2 dan berpenduduk 1.045.149 jiwa ini terdiri atas 18 kecamatan dan 304 desa.

                                                            5 Diolah dari Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2004, dan Kabupaten Mojokerto Dalam Angka

Tahun 2004, pada Biro Pusat Statistik setempat. 

P

Page 32: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 12

B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Sebagaimana orang Jawa Tengah, orang Jawa Timur seringkali disebut “orang Jawa”. Hal ini boleh jadi karena mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa. Meski demikian, faktanya, Jawa Timur merupakan provinsi yang cukup heterogen dari segi etnis dan suku. Hal ini karena faktor besarnya para pendatang. Di beberapa tempat di Jawa Timur terdapat etnis Tionghoa dan Arab, yang umumnya tinggal di daerah perkotaan. Demikian pula banyak suku di Jawa Timur, selain Suku Jawa, seperti Suku Bali di Kabupaten Banyuwangi, Suku Madura di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), Suku Tengger di Pegunungan Tengger dan sekitarnya, Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi, dan Orang Samin yang tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro.

Tingkat pendidikan di Jawa Timur sudah cukup baik. Hal ini setidaknya ditunjukkan oleh banyaknya terdapat perguruan tinggi di provinsi ini. Bahkan, Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), IAIN Sunan Ampel, dan banyak lagi. Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang tersebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor, salahsatunya, adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo dan cukup dikenal di Indonesia. Di provinsi pun ada Kabupaten Jombang yang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak jumlahnya.

Secara ekonomi, Jawa Timur pun merupakan sentra ekonomi besar. Di sini terdapat sejumlah industri besar,

Page 33: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  13

diantaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT. PAL di Surabaya, industri kereta api PT. INKA di Madiun, dan lain sebagainya.

Adapun Kabupaten Mojokerto, dengan topografi bagian selatan kabupaten ini yang merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang dan Jatirejo, membuat masyarakatnya kebanyakan bercocok tanam dan berkebun. Bagian tengah merupakan wilayah dataran, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang kurang subur. Kabupaten ini memiliki sejumlah industri kecil, antara lain: Kecamatan Soko terkenal sebagai sentra industri sepatu dan sandal, Kecamatan Trowulan dengan kerajinan emas, perak, dan patung batu, dan Kecamatan Bangsal dengan krupuk rambaknya.

Kabupaten Mojokerto pun memiliki sejumlah obyek wisata menarik. Objek Wisata Trowulan adalah daya tarik utama wisata sejarah di kabupaten ini, karena terdapat puluhan candi peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta Pendopo Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit. Kawasan pegunungan di selatan juga merupakan kawasan wisata andalan, di antaranya Pemandian Air Panas di Pacet dan vila-vila peristirahatan di Trawas.

C. Kondisi Kehidupan Keagamaan6

Kehidupan keagamaan di Jawa Timur cukup kondusif bagi kerukunan umat beragama. Kerjasama antar umat beragama telah terjalin dengan cukup intens, baik yang terwujud dalam forum-forum lintas agama, ataupun kerjasama sosial seperti pada saat membantu korban lumpur panas Lapindo, Sidoarjo, atau kegiatan penghijauan kota.                                                             6 Sumber: Profil Data Agama Pemerintah Jawa Timur, Kanwil Dep. Agama Provinsi Jawa

Timur 2007. 

Page 34: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 14

Tingkat toleransi beragama pun telah cukup nampak, meski pemeluk agama Islam adalah mayoritas di provinsi ini, namun kaum minoritas tidak merasa terpinggirkan dan bisa saling berdampingan secara damai. Manurut data, penduduk Jawa Timur yang beragama Islam sebanyak 34.891.342 orang. Adapun pemeluk Kristen sebanyak 723.588 orang, Katolik sebanyak 476.855 orang, Hindu sebanyak 336.297 orang, dan Buddha sebanyak 210.094 orang. Belum ada data tentang penganut agama Khonghucu di Jawa Timur, meski diprediksikan terdapat banyak penganut agama Khonghucu di Surabaya, mengingat bahwa di Jawa Timur (baca: Surabaya) terdapat klenteng tertua, maka sangat mungkin dahulu terdapat banyak penganut Khonghucu di provinsi ini. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan rumah ibadat bagi para penganut agama tersebut, di Jawa Timur terdapat 35.930 buah mesjid, 163.846 buah mushala, 1.653 buah gereja Kristen, 631 buah gereja Katolik, 186 buah pura/kuil/sanggah, dan 370 vihara/cetya/ klenteng.

Telah dikenal secara umum, Jawa Timur adalah basis massa ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU). Karenanya, di Jawa Timur banyak terdapat pondok pesantren, sebagai sentra penyebaran pemahaman keislaman NU. Hingga akhir tahun 2008 tercatat ada 3.684 pesantren dengan jumlah santri sebanyak 1.023.239 orang, dan 92.998 pengasuh pondok pesantren. Di samping itu, ormas Islam lainnya juga banyak terdapat di provinsi ini. Seperti Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, dan lainnya.

Di lingkungan Kristen, terdapat beberapa denominasi di tingkat provinsi. Sebagian besar denominasi tersebut tergabung di dalam Persekutuan Gereja-gerja di Indonesia (PGI), yang beranggotakan diantaranya: Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Indonesia (GKI), dan Gereja Protestan Indonesia

Page 35: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  15

Bagian Barat (GPIB). Di samping itu terdapat Sinode Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GBI), Gereja Bala Keselamatan (GBK), Gereja Masehi Advent Hari ke-7, dan Persekutuan Gereja Injili Indonesia, yang beranggotakan diantaranya gereja Pantekosta.7 Di lingkungan Katolik pun ternyata terdapat tiga jalur koordinasi, meski tetap dalam satu komando Vatikan. Sebagian gereja Katolik di Jawa Timur terkoordinasi dalam Keuskupan Malang, sebagian lainnya dalam Keuskupan Surabaya, dan sebagian lagi masuk dalam wilayah Keuskupan Madiun.8

Adapun di Kabupaten Mojokerto, sebagaimana gambaran di tingkat provinsi, mayoritas penduduknya beragama Islam, yakni sebanyak 938.440 orang dengan jumlah rumah ibadat 1.116 mesjid. Agama Kristen dipeluk oleh 10.397 orang dengan 42 gereja, agama Katolik 1.837 orang dengan 4 gereja, Hindu 518 orang dengan 4 pura, dan Buddha 741 orang dengan 3 vihara. Belum ada data penganut agama Khonghucu, meski telah terdata ada 3 buah kelenteng Khonghucu di kabupaten ini.

Nahdlatul Ulama merupakan ormas Islam terbesar di Kabupaten Mojokerto. Setelah itu ada ormas Muhammadiyah, Persis, dan lainnya. Sementara itu, beberapa denominasi gereja Kristen yang ada di kabupaten ini, diantaranya: Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jawa Timur, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Gereja Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia (GSJPdI), Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT), Gereja Bethel Tabernakel (GBT), Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Gereja Kemah Tabernakel (GKT), Gereja Isa Almasih (GIA), Gereja Allah Baik (GAB), Gereja Bethany Indonesia,

                                                            7 Pembimas Agama Kristen pada Kanwil Agama Provinsi Jawa Timur. 8 Wawancara dengan seorang pastor di Kabupaten Mojokerto, 22 April 2009. 

Page 36: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 16

Gereja Pimpinan Roh Kudus (GPR), Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI), dan Gereja-gereja Kristen Bethani (GKB). 9

                                                            9 Kasi/Penyuluh Agama Kristen pada Kandepag Kabupaten Mojokerto. 

Page 37: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  17

BAB III

TEMUAN LAPANGAN

A. FKUB Provinsi Jawa Timur

1. Proses Pembentukan dan Profil FKUB

ebelum PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 terbit, berbagai permasalahan terkait kerukunan umat beragama di Jawa Timur ditangani secara

khusus oleh Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Provinsi Jawa Timur, yang bekerja di bawah koordinasi Biro Mental Spiritual Pemerintah Provinsi Jawa Timur. FKAUB ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Timur Nomor: 188/73/KPTS/013/2003. Pada tanggal 28 Januari 2005 SK tersebut diperbaharui dengan SK Gubernur Jawa Timur Nomor: 188/17/KPTS/013/2005. Dalam SK baru tersebut dinyatakan ketua adalah Sekda Provinsi (ex officio), dengan sekretaris dari unsur tokoh agama. Anggota FKAUB terdiri dari 27 orang, yakni para tokoh perwakilan dari lima agama yang ada di Jawa Timur, dan sejumlah pejabat Pemerintah.

Tugas-tugas yang diamanatkan kepada FKAUB, sebagaimana dirinci dalam SK Gubernur tersebut, adalah: melaksanakan pembinaan hubungan intern dan antar umat beragama di Jawa Timur; mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan mencarikan solusi bersama; merumuskan upaya pencegahan, penanggulangan dan pembinaan hubung-an antar umat beragama; mengumpulkan informasi dan mengevaluasi tindak lanjut kegiatan musyawarah/dialog intern dan antar umat beragama; mengumpulkan informasi dan mengevaluasi kendala/problem yang dihadapi FKAUB serta mengantisipasi penanganannya; mengumpulkan informasi dan mengevaluasi tentang penyelenggaraan

S

Page 38: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 18

pembinaan kerukunan intern dan antar umat beragama; dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur. FKAUB itu sendiri sebelumnya adalah pokja-pokja yang dibentuk oleh Gubernur untuk tugas-tugas kerukunan antar umat beragama di tingkat provinsi, yang juga beranggotakan para pemuka majelis agama. Pergub ini tidak memuat pengaturan mengenai pergantian antarwaktu.

Sebagai bentuk penyesuaian terhadap PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 tersebut di atas, pada tanggal 9 Pebruari 2007 dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Timur. Prakarsa pembentukan ini berasal dari para wakil majelis agama yang ada di FKAUB, bersama pihak Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur dan Biro Mental Provinsi Jawa Timur. Rapat pembentukan itu dilakukan di Hotel Utami, Surabaya, difasilitasi Biro Mental Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pada saat itu didiskusikan formasi kepengurusan FKUB yang berasal dari tokoh agama yang ada di FKAUB—yang selama itu dianggap cukup representatif. Setelah melalui pembicaraan, ketentuan jumlah anggota 21 orang dan non-pejabat akhirnya dapat disepakati, yakni dengan formasi-keterwakilan sesuai persentase jumlah penganut agama di provinsi Jawa Timur (sesuai tuntutan Pasal 9 PBM), sehingga Islam diwakili oleh 14 orang, Kristen 2 orang, Katolik 2 orang, dan masing-masing satu orang untuk Hindu, Buddha dan Khonghucu. Formasi tersebut kemudian dikukuhkan melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 188/57/KPTS/013/2007 tanggal 9 Pebruari 2007 tentang Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Timur, dan Nomor: 188/58/KPTS/013/2007 tanggal 9 Pebruari 2007 tentang Dewan Penasihat Forum Kerukunan Umat Beragama (DPFKUB) Provinsi Jawa Timur. Sebagai hasil penyesuaian, maka keanggotaan FKUB yang pada masa FKAUB berjumlah 27 orang dan terdiri atas pemuka agama

Page 39: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  19

dan pejabat pemerintah, berubah menjadi 21 orang yang seluruhnya adalah pemuka agama. Sedangkan pejabat pemerintah, juga sesuai tuntutan PBM, berada di jajaran Dewan Penasihat FKUB. Seutuhnya daftar anggota FKUB Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Susunan Pengurus FKUB Provinsi Jawa Timur

Masa Bakti 2007-2010

No Jabatan Nama Pekerjaan Agama

1 Ketua Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si

Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Islam

2 Wakil Ketua I Drs. H. Abdul Hadi AR, MM

Akademisi/dosen Islam

3 Wakil Ketua II Drs. Romo Eko Y. Budi Susilo, Pr.

Pastor Kepala Paroki Gereja Katolik St. Aloysius Gonzaga Surabaya

Katolik

4 Sekretaris Drs. H. Kasno Sudaryanto, M.Ag

Ketua Majelis Dakwah Islamiyah Provinsi Jawa Timur

Islam

5 Wakil Sekretaris

Drs. H. Masyhudi Muchtar, MBA

Sekretaris Pimpinan Wilayah Nandlatul Ulama Jawa Timur

Islam

6 Bendahara Soedarto Pensiunan Pemprov

Islam

7 Drs. H. Imam Tabroni, MM

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur

Islam

8

Bidang Pemeliharaan

I Wayan Suwarna, Ketua Parisada Hindu Dharma

Hindu

Page 40: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 20

S.Sos Indonesia Provinsi Jawa Timur

9 Pdt. Drs. Sumardiyono

Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia Wilayah Jawa Timur

Kristen

10 Drs. Ali Mas'ud, M.Ag

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nandlatul Ulama Jawa Timur

Islam

11 Ir. Lily Rosita, SH, M.Hum

Ketua Bidang Hukum dan Organisasi DPW Pengurus Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Jawa Timur

Islam

12 Prof. Dr. Philip K. Widjaja, CC, CPC

Ketua Dewan Pengurus Daerah Perwakilan Umat Buddha Indonesia Provinsi Jawa Timur

Buddha

13 Drs. H. Achmad Husein AR

Akademisi Islam

14 Drs. Lukisno Choirul W, M.Ag

Akademisi Islam

15 Ir. H. Tamhid Masyhudi

Wakil Sekretaris Pimp. Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur

Islam

16

Bidang Pemberdayaan

Daud Joeliarto Chanutomo

Keuskupan Surabaya

Katolik

17 H. Nadjib Hamid, Msi

Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur

Islam

18

Bidang Pendirian Rumah lbadat

A. Rubaidi, MA Wakil Sekretaris

Pimp. Wilayah Islam

Page 41: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  21

Nandlatul Ulama Jawa Timur

19 Pdt. Simon Filantropha, M.Th

Ketua Umum Sinode Gereja Kristen Indonesia

Kristen

20 Dr. KH. Imam Mawardi, ZI

Ketua MUI Jawa Timur

Islam

21 Ir. B. Subogo Penasihat MAKIN Boen Bio Surabaya

Khong-hucu

Adapun uraian tugas (job-description) pengurus FKUB Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut:10

Seorang Ketua memiliki tugas: a. menyusun program kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; b. menyusun Kebijakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; c. mengoordinasikan serta mengendalikan program kegiatan; d. melakukan konsolidasi internal organisasi termasuk FKUB kab/kota; e. meningkatkan koordinasi eksternal dengan semua pihak terkait; f. menampung dan menyalurkan aspirasi serta memberikan masukan kepada gubernur dan pihak yang terkait; g. merencanakan, mengendalikan dan mempertanggung-jawabkan penggunaan anggaran; h. mengadakan pembagian tugas, dan wewenang serta koordinasi dengan wakil-wakil ketua; i. mengadakan rapat, kunjungan, pertemuan, monitoring dan evaluasi program, dan j. menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban kepada gubernur.

Adapun tugas Wakil Ketua I adalah: a. Meng-koordinasikan program kegiatan dalam bidang pemberdayaan FKUB dan pendirian rumah ibadat; b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan hal-hal yang berkaitan dengan

                                                            10 Buku Pedoman Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Timur

Tahun 2007-2010, dikeluarkan oleh FKUB Jawa Timur. 

Page 42: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 22

pemberdayaan FKUB dan pendirian rumah ibadat; c. mengadakan rapat, kunjungan, pelatihan, workshop, pertemuan monitoring, evaluasi dll. yang berkaitan dengan tugas dan kewenangannya; d. memberikan saran dan masukan kepada ketua; e. mewakili ketua dalam bidang tugasnya; dan f. melaporkan dan bertanggung jawab kepada ketua.

Wakil Ketua II memiliki tugas yaitu: a. mengkoordinasikan program dalam bidang pemeliharaan KUB; b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan KUB; c. mengadakan rapat, kunjungan, pertemuan, monitoring, evaluasi yang berkaitan dengan tugas kewenangannya; d. memberikan saran dan masukan kepada ketua; e. mewakili ketua dalam bidang tugasnya; dan f. melaporkan dan bertanggungjawab kepada ketua.

Tugas yang diemban Sekretaris meliputi: a. mengkoordinasikan hal-hal teknis yang berkaitan dengan administrasi kesekretariatan; b. merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan tata persuratan dan tertib administrasi kesekretariatan; c. menfasilitasi ketua dan wakil ketua, serta anggota forum dalam rapat, pertemuan, kunjungan, pelatihan dll, berkaitan dengan hal-hal yang bersifat administratif dan protokoler; d. memberikan saran dan masukan kepada ketua dibidang tugasnya; e. menyusun laporan pertanggungjawaban; dan f. bertanggung jawab kepada ketua. Adapun Wakil Sekretaris bertugas: a. membantu tugas-tugas dan tanggung jawab sekretaris sebagaimana yang tersebut diatas; dan b. bertanggungjawab kepada ketua.

Bendahara bertugas: a. mengkoordinasikan hal-hal teknis yang berkaitan dengan anggaran kegiatan; b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, c.

Page 43: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  23

mengendalikan tertib administrasi anggaran termasuk bukti fisik penggunaannya; d. memberikan saran dan masukan kepada ketua di bidang tugasnya; e. menyusun laporan dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran.

Adapun tugas anggota di Bidang Pemeliharaan KUB adalah: a. melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dalam bidang pemeliharaan KUB; b. melaksanakan tugas pokok FKUB di bidang pemeliharaan KUB, c. melaksanakan kegiatan-kegiatan prioritas antara lain menggandakan peraturan perundang-undangan, mengada-kan sosialisasi ke instansi dan daerah-daerah, koordinasi dan kerjasama, penyebaran pesan KUB; d. memberikan saran dan melakukan evaluasi; e. melakukan koordinasi dengan wakil ketua II; dan f. bertanggung jawab kepada ketua.

Anggota yang berada di Bidang Pemberdayaan FKUB bertugas: a. melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan bidang pemberdayaan FKUB; b. melaksanakan tugas pokok FKUB dalam bidang pemberdayaan FKUB; c. melaksanakan kegiatan-kegiatan prioritas antara lain konsolidasi organisasi dan kepengurusan FKUB, penerbitan bulletin, direktori, kunjungan/dialog/pelatihan, koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait; d. menyampaikan saran dan masukan serta evaluasi kepada ketua I; e. melakukan koordinasi dengan wakil ketua I; dan f. bertanggung jawab kepada ketua.

Terakhir, anggota yang berada di Bidang Pendirian Rumah Ibadat memiliki beberapa tugas, yaitu: a. melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan bidang pengaturan pendirian rumah lbadah; b. melaksanakan tugas pokok FKUB dalam bidang pendirian rumah ibadat; c. melaksanakan kegiatan-kegiatan prioritas antara lain: sosialisasi, pembinaan dan pengawasan serta koordinasi dan deteksi dini terhadap konflik yang mungkin timbul berkaitan

Page 44: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 24

dengan pendirian rumah ibadat; d. menyampaikan saran dan masukan serta evaluasi; e. berkoordinasi dengan Wakil Ketua I; dan f. bertanggung jawab kepada Ketua.

Sedangkan program kerja FKUB Jawa Timur periode 2007-2010 adalah sebagai berikut:

1. Bidang Konsolidasi Internal

a. Menyusun manajemen kelembagaan Forum Kerukun-an Umat Beragama (FKUB);

b. Menyusun sistem pelayanan administrasi.

2. Bidang Konsolidasi Eksternal

a. Mewujudkan koordinasi dan kerjasama antar unsur yang terkait;

b. Mewujudkan suasana yang kondusif.

3. Bidang Pemeliharaan Kerukunan

a. Menggandakan dan mendistribusikan PBM tahun 2006;

b. Bekerjasama dengan para tokoh agama dalam rangka mensosialisasikan peraturan perundang-undangan khususnya terkait dengan hubungan antar umat beragama sampai pada lapisan yang paling bawah (grassroot);

c. Bekerjasama dengan para tokoh agama dalam rangka meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama;

d. Menggali dan mengembangkan potensi local wisdom yang positif guna mendukung kerukunan umat beragama;

e. Menyusun peta rawan konflik agama di Jawa Timur;

Page 45: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  25

f. Mensosialisasikan pesan-pesan kerukunan umat beragama antara lain melalui media reklame.

4. Bidang Pemberdayaan FKUB

a. Mengadakan konsolidasi kepengurusan FKUB Kabupaten/Kota di Jawa Timur sesuai dengan PBM tahun 2006;

b. Menyusun data base potensi dan kegiatan FKUB;

c. Menyusun direktori FKUB se-Jawa Timur dan menerbitkan buletin FKUB;

d. Mengadakan seminar, lokakarya, musyawarah dan dialog antar umat beragama guna meningkatkan wawasan kerukunan bagi pengurus FKUB, kader KUB dan masyarakat umat beragama;

e. Membangun jaringan kerjasama/networking dengan lembaga KUB yang lain;

f. Mengadakan evaluasi workshop tahunan dengan FKUB kab./ kota di Jawa Timur.

5. Bidang Pendirian Tempat Ibadat

a. Melakukan sosialisasi peraturan perundangan yang terkait dengan pendirian tempat ibadat;

b. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga-lembaga keagamaan guna menfasilitasi pendirian rumah ibadat;

c. Mengadakan pembinaan dan pengawasan, terhadap proses pendirian rumah ibadat;

d. Membangun kerjasama dengan semua pihak guna menciptakan kondisi yang kondusif di Jawa Timur, antara lain melalui deteksi dini terhadap kemungkinan

Page 46: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 26

timbulnya konflik serta berupaya mencari solusi yang komprehensif.

Dari sejumlah program kerja tersebut, baru beberapa saja yang sudah terlaksana. Sebagian besar belum terlaksana selain karena kendala pendanaan, juga karena adanya [force majeur] peristiwa politik yang cukup menyita waktu dan perhatian masyarakat Jawa Timur, yakni pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang berjalan hingga tiga putaran, beberapa waktu yang lalu. Namun demikian, fungsi koordinatif dan konsultatif FKUB provinsi dengan FKUB-FKUB kabupaten/kota yang berjalan cukup baik, membuat pengelolaan kerukunan umat beragama di seantero Jawa Timur cukup kondusif.11

Sebagaimana dijelaskan dalam PBM Pasal 8 Ayat (3), antara FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota memiliki mekanisme hubungannya bersifat konsultatif. Para pengurus FKUB kabupaten/kota biasanya secara aktif datang ke FKUB provinsi untuk mengkonsultasikan beberapa hal yang belum dapat diberikan solusi. Dengan demikian, persoalan sesungguhnya lebih banyak dihadapi oleh FKUB kabupaten/ kota. Seperti diakui oleh Romo Eko, Wakil Ketua FKUB Provinsi:

“Kebanyakan aspirasi disampaikan ke FKUB kabupaten/kota… persoalan-persoalan itu sudah dapat diatasi di tingkat kabupaten kota, jadi kita ini hanya beraktivitas untuk menjemput bola, (dengan melakukan) kunjungan-kunjungan.”12

2. Pelaksanaan Peran FKUB

                                                            11 Wawancara dengan Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, Ketua FKUB Provinsi Jawa Timur,

pada 16 April 2009, di ruang kerjanya, di komplek Mesjid Nasional Al-Akbar, Surabaya.  12 Wawancara tim peneliti dengan pengurus FKUB Provinsi di Sekretariat FKUB Provinsi

Jatim, 17 April 2009. 

Page 47: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  27

a. Pelaksanaan Dialog

Dijelaskan Endro Siswantoro,13 dialog, sebagai salahsatu peran dan tugas utama FKUB, telah banyak dilakukan oleh FKUB Provinsi Jawa Timur. Di kalangan internal pengurus FKUB sendiri, yang juga telah merepresentasikan unsur-unsur agama yang ada di Jawa Timur, dialog seringkali dilakukan, baik ketika pertemuan bulanan maupun ketika ada kegiatan atau penyelesaian kasus tertentu. Rasa kekeluargaan yang cukup tinggi nampaknya telah membuat sesama anggota FKUB saling terbuka namun tetap kritis dalam melakukan dialog internal, apalagi ketika dihadapkan pada penyelesaian kasus tertentu. Hal ini boleh jadi karena mereka telah lama saling mengenal satu sama lain—notabene kebanyakan anggota FKUB ini adalah anggota Pokja dan FKAUB yang telah ada sejak lama.

Dialog pun telah sering dilakukan dengan berbagai komponen dan majelis agama, terutama dalam acara-acara rapat kerja yang melibatkan peserta dari komponen dan majelis agama tersebut. Baik dalam sidang pleno maupun sidang komisi, dialog secara intens dilakukan terutama biasanya berkaitan dengan hal-hal yang dihadapi masing-masing majelis agama. Adapun dialog yang secara khusus mendatangi komunitas kelompok agama/majelis agama dilakukan dalam rangkaian kunjungan yang dilakukan ke tempat-tempat ibadat. Kunjungan (safari) ini dilakukan oleh semua pengurus FKUB ke semua perwakilan komunitas agama yang ada di Jawa Timur. Kunjungan dilakukan ke berbagai mesjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng, menemui dan berdialog dengan para pemuka agama setempat. Materi dialog berkutat masalah pemeliharaan kerukunan antarumat

                                                            13 Wawancara dengan Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, pada 16 April 2009. 

Page 48: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 28

beragama dan masalah-masalah yang dihadapi umat agama setempat.

Sementara itu, dialog dengan kalangan (birokrasi) Pemerintahan belum secara efektif dilakukan, kecuali dengan komponen Dewan Penasihat FKUB sendiri, yakni pimpinan Kanwil Departemen Agama provinsi, Kesbanglinmas provinsi, dan Biro Mental Pemprov. Keinginan dialog dan komunikasi dengan pimpinan pemerintahan daerah belum mendapatkan kesempatan sehubungan terjadinya peristiwa khusus, yakni rangkaian panjang pemilihan kepala daerah di Provinsi Jawa Timur yang mencapai tiga putaran.

Masalah-masalah yang mengemuka dalam dialog antara lain: terkait kesulitan dalam memahami Pasal 14 PBM; banyaknya cagar budaya di Jawa Timur, boleh tidaknya digunakan sebagai tempat ibadat; rumah ibadat yang sudah lama digunakan tetapi belum ber-IMB; penyiaran agama; terkait kuburan; boleh tidaknya candi dijadikan tempat ibadat, dan sebagainya.

b. Penampungan Aspirasi

Tugas FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat seringkali terlaksana bersamaan dengan dilakukannya berbagai dialog sebagaimana digambarkan di atas.14 Bahwa selain menyampaikan penjelasan dan pertanyaan, para pemuka agama dan masyarakat kerapkali menitipkan aspirasinya berkaitan dengan masalah yang diungkapkannya. Aspirasi yang diterima para anggota FKUB terutama berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi para pemuka agama dan masyarakat setempat dari berbagai ormas.

                                                            14 Wawancara dengan Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, pada 16 April 2009. 

Page 49: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  29

Diantara aspirasi tersebut ialah: permohonan agar dilakukannya sosialisasi PBM dan peraturan lainnya di tingkat kecamatan dan desa, pertanyaan terkait usulan pembangunan suatu rumah ibadat tertentu, protes dan penolakan atas suatu pembangunan rumah ibadat tertentu, terganggunya umat Protestan dengan tarhim sebelum waktu Shubuh,15 dan masalah-masalah lain di sekitar urusan antar agama.

Penyampaian aspirasi dari umat beragama pun kerapkali melalui anggota FKUB itu sendiri, karena mereka pada umumnya adalah pimpinan puncak di majelis agama masing-masing. Seperti diungkapkan salahsatu anggota pengurus FKUB Provinsi, Drs. H. Imam Tabroni, MM. yang mengatakan:

“Karena kami mewakili MUI, untuk hal-hal yang menurut MUI perlu, maka melalui saya. Pada umumnya yang terlibat di FKUB Provinsi ini adalah para ketua-ketua (majelis)nya. Jadi, langsung saja (jika ada aspirasi majelis).”16

c. Penyaluran Aspirasi

Terhadap berbagai aspirasi pemuka agama dan masyarakat sebagaimana disebutkan di atas, para pengurus FKUB melakukan berbagai langkah. Tentu saja yang pertama sekali aspirasi itu dibahas di dalam forum rapat anggota pengurus FKUB. Jika dapat diberikan solusi-solusi bagi suatu permasalahan, maka jawaban atas permasalahan pun diberikan. Namun terhadap aspirasi yang sifatnya meminta rekomendasi, seperti rekomendasi pendirian rumah ibadat, maka FKUB Provinsi Jawa Timur akan menyerahkannya

                                                            15 Wawancara dengan Bapak Tamhid, anggota FKUB dari PW Muhammadiyah, pada 18 April

2009 di Kantor PW Muhammadiyah, Surabaya.  16 Wawancara pada FGD tim peneliti dengan pengurus FKUB Provinsi di Sekretariat FKUB

Provinsi Jatim, 17 April 2009. 

Page 50: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 30

kepada FKUB kabupaten/kota yang bersangkutan karena kewenangannya ada pada mereka. FKUB Provinsi tidak berwenang memberikan rekomendasi tersebut—sesuai Pasal 9 Ayat (1).

Aspirasi yang sifatnya bukan rekomendasi, sebagaimana dimaksud terma Pasal 9 Ayat (1) tersebut, maka FKUB dapat menyampaikan aspirasi itu kepada Gubernur. Tetapi sejauh ini hal tersebut belum pernah terjadi.

d. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Sosialisasi peraturan perundang-undangan telah sering-kali dilakukan oleh FKUB, terutama mengenai sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Dalam catatan sekretariat, pada tahun 2007 telah dilakukan 8 kali sosialisasi di 8 kabupaten/kota, dan pada tahun 2008 sebanyak 11 kali sosialisasi di 11 kabupaten/kota. Sosialisasi dilakukan oleh para pengurus FKUB, meski sosialisasi juga seringkali dilakukan di kalangan internal majelis agama oleh para pemuka agamanya masing-masing. Misalnya, di kalangan Kristen, PGI mengadakan sosialisasi PBM di kalangan organisasi pemuda Kristen.

Sosialisasi memang telah cukup sering dilakukan, hanya saja, kekurangannya cakupan objek sosialisasi belum menyentuh hingga ke tingkat kecamatan (kepada para camat), meski hal ini sudah direncanakan. Materi yang disosialisasikan pun masih terbatas pada PBM saja, meski telah sedikit menyinggung penjelasan terkait UU No. 1/PNPS/1965, juga strategi-strategi kerukunan yang disampaikan Menteri Agama dalam buku sakunya. Selain itu, pernah juga dilakukan sosialisasi implementasi KUB di Jatim, dan Simduk tentang Khonghucu.

Adapun metode yang digunakan pada saat sosialisasi adalah teknik presentasi menggunakan slide, ceramah dan tanya jawab. Selain itu, sosialisasi dilakukan pula dengan

Page 51: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  31

mencetak sendiri buku saku PBM, yang kemudian disebarkan kepada masyarakat luas, atau melalui majelis-majelis agama.

e. Pemberdayaan Masyarakat

Terkait pemberdayaan masyarakat, dituturkan Prof. Dr. Philips K. Widjaja,17 sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan FKUB Provinsi Jawa Timur, mengatakan bahwa FKUB telah melakukan upaya pencerdasan masyarakat melalui berbagai dialog yang dilakukan. Hal itu diterjemahkannya sebagai upaya memberdayakan masyarakat. Dalam bentuk lain, pemberdayaan pernah juga dilakukan dalam bentuk bakti sosial untuk korban lumpur Sidoarjo yang melibatkan masyarakat lintas agama, dimana FKUB menjadi motor penggeraknya. Selain itu, dengan bekerjasama dengan LSM dan majelis agama, pernah pula melakukan kegiatan penghijauan kota. Kegiatan yang melibatkan para pemeluk lintas agama ini berlangsung di sekitar perkotaan Surabaya dengan menanam pohon-pohon di tempat-tempat yang sesuai untuk penghijauan, seperti pinggir jalan dan lapangan. Pernah juga dilakukan kerjasama dengan LSM Variatif, yang bergerak di bidang kemanusiaan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Tugas

FKUB

Faktor yang mendukung pelaksanaan tugas FKUB diantaranya adalah: adanya motivasi yang kuat dari masing-masing pemuka umat beragama untuk ikut merukunkan masyarakat; secara internal, adanya semangat dan kekompakan para pengurus FKUB yang telah terbina lama, bahkan sejak sebelum terbentuknya FKUB (semasa Pokja); dukungan atensi dan finansial yang cukup besar dari

                                                            17 Wawancara pada FGD tim peneliti dengan pengurus FKUB Provinsi di Sekretariat FKUB

Provinsi Jatim, 17 April 2009. 

Page 52: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 32

Pemerintah Daerah; dan tak kalah pentingnya adalah tersedianya ruang sekretariat yang cukup memadai dengan bantuan satu orang staf full-timer yang digaji yang setiap hari berkantor di situ.

Sedangkan diantara faktor yang dinilai menghambat pelaksanaan tugas FKUB Provinsi Jawa Timur, pada saat penelitian ini dilakukan, adalah peristiwa politik-lokal Jawa Timur yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan masyarakat, termasuk pengurus FKUB. Seperti diketahui, selama masa transisi pemilihan yang melalui tiga putaran itu, perhatian masyarakat tertuju dan tersibukkan ke masalah ini. Akibatnya, langkah-langkah pelaksanaan program kerja yang telah direncanakan oleh pengurus FKUB dengan terpaksa harus tertunda karena pertimbangan timing sarat-politicing tersebut.18 Selain itu, kendala finansial juga ternyata masih diakui ada. Selain perihal kurangnya, masalah finansial juga terkait kesulitan dalam tertib-anggarannya. Bahwa pertanggungjawaban suatu penggunaan anggaran negara memerlukan keahlian tertentu yang belum tentu dimiliki oleh para pemuka agama di FKUB. Hal ini juga membuat pengadaan anggaran terkendala.

B. FKUB Kabupaten Mojokerto

Sebagaimana dijelaskan di atas, Provinsi Jawa Timur kini telah memiliki sebuah FKUB Provinsi dan 38 buah FKUB kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Eksistensi dan ‘geliat’ sejumlah 38 FKUB kabupaten/kota itu cukup bervariasi, ada yang telah cukup baik dan berperan, namun ada juga yang karena satu dan lain hal masih tertatih dalam perannya. Salahsatu yang, boleh jadi, masuk dalam kategori terakhir ini adalah FKUB Kabupaten Mojokerto.

                                                            18 Wawancara dengan Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, pada 16 April 2009. 

Page 53: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  33

1. Proses Pembentukan dan Profil FKUB

FKUB Kabupaten Mojokerto terbentuk tahun 2007, dikukuhkan melalui Surat Keputusan Bupati No. 188.45/128/417.104/2007 tanggal 21 Maret 2007. Melalui SK Bupati tersebut telah pula diangkat dan dikukuhkan Dewan Penasihat FKUB. Mengenai proses pembentukan FKUB Kabupaten Mojokerto, dapat dijelaskan sebagai berikut.19 Bahwa di Mojokerto sebelumnya telah ada PKUB (Pusat Komunikasi Umat Beragama), namun forum dan pengurusan forum ini telah lama vacuum. Kemudian, pada akhir 2006, atas dorongan FKUB Provinsi yang memerintahkan agar semua kabupaten/kota di Jawa Timur segera membuat FKUB, maka pada sekitar akhir 2007 pemerintah daerah (dalam hal ini Bagian Kesra Pemkab) mengumpulkan semua unsur majelis dan ormas agama yang ada di Mojokerto, seperti: NU, Muhammadiyah, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan sebagainya. Dalam pertemuan unsur-unsur agama itu, dihadirkanlah format blangko kosong struktur pengurus FKUB dengan komposisi sesuai ketentuan pada PBM. Para perwakilan majelis agama tersebut lalu diberikan surat kesediaan untuk menjadi anggota FKUB, dan mereka diminta mendiskusikannya tentang siapa berada di posisi mana. Akhirnya tersusunlah struktur kepengurusan dengan kesepakatan bulat.

Pengurus terpilih kemudian diangkat dan dikukuhkan melalui Surat Keputusan Bupati Mojokerto No. 188.45/ 128/417.104/2007 tanggal 21 Maret 2007. Selengkapnya susunan pengurus tersebut adalah sebagai berikut:

                                                            19 Wawancara dengan Sholahudin, S.Ag.,Sekretaris FKUB Kabupaten Mojokerto, 21 April

2009. 

Page 54: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 34

Tabel 2

Susunan Pengurus FKUB Kabupaten Mojokerto Masa Bakti 2007-2010

No Jabatan Nama Agama

1 Ketua KH. Abdul Wachid Razaq (Kemudian, dalam perjalan-an, beliau mengundurkan diri, dan digantikan oleh Drs. H. Syihabul Irfan Arief sehingga anggota berjumlah 16 orang hingga penelitian ini dilakukan)

Islam

2 Wakil Ketua I Drs. H. Holiin Daelani, M.Pd. Islam

3 Wakil Ketua II Drs. H. Syihabul Irfan Arief Islam

4 Sekretaris Drs. Sholahuddin Islam

5 Wakil Sekretaris Drs. Suyun Islam

6 Bendahara Drs. Nur Rokhmad, MM Islam

7 Wakil Bendahara

Dra. Mujasarah Islam

8 Bidang Pemeliharaan

- Drs. H. Rahmat Mahmudi - Surojo - Soemartono, ST - Hadi Sampurno Wijaya

Islam Hindu Buddha Khong-hucu

9 Bidang Pemberdayaan

- KH. Mashul Ismail - Hj. Chodijah Tamhid - Pdt. Karunia Zebua

Islam Islam Kristen/ Bamag

10 Bidang Rumah Ibadat

- H. Abd Muchid, SH - Abd. Goffar - Pdt. Ignatius Agus Budiono

Islam Islam Katolik/ Paroki

Page 55: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  35

Para pengurus FKUB kabupaten ini belum memiliki job-description dan program kerja yang jelas dalam pelaksanaan tugasnya,20 selain hanya mengandalkan adanya panduan tugas FKUB Kabupaten, sebagaimana disebutkan di dalam Diktum Kedua SK pengangkatannya, yakni sebagai berikut:

a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

b. Menampung aspirasi organisasi masyarakat keagamaan dan aspirasi masyarakat;

c. Menyalurkan aspirasi organisasi masyarakat keagamaan dan aspirasi masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan Bupati;

d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat;

e. membuat rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat; dan

f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Dewan Penasihat.

FKUB Kabupaten Mojokerto belum memiliki sekretariat sendiri. Selama ini rapat-rapat lebih sering dilakukan di Kantor Kabag Kesra Pemkab Mojokerto. Menarik memang, di Kabupaten Mojokerto ini, berbeda dengan daerah lain, Bagian Kesra-lah yang lebih banyak berperan dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan FKUB, bahkan hingga dalam memberikan anggaran kepada FKUB (yang pertahunnya berjumlah Rp.50.000.000,-). Seperti diketahui, di kabupaten/kota lain anggaran FKUB dimasukkan di DIPA Kesbanglinmas.                                                             20 Meski dalam wawancara mengatakan bahwa jobdescription dan program itu ada, namun

hingga selesai penelitian pengurus FKUB tidak dapat menyerahkan dokumen tersebut kepada peneliti. 

Page 56: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 36

2. Pelaksanaan Peran FKUB

a. Pelaksanaan Dialog

FKUB Kabupaten Mojokerto telah dua kali mengadakan forum dialog yang menghadirkan jumlah peserta yang besar. Pelaksanaan dialog itu dilakukan pada tanggal 24 Juli 2008 di Gedung Diklat Kabupaten Mojokerto, dan pada tangal 26 November 2008 di Pendopo “Graha Maja Tama” Kabupaten Mojokerto. Dialog-dialog ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari semua unsur masyarakat, termasuk ormas-ormas di tingkat kecamatan, yang seluruhnya berjumlah sekitar 300 orang. Kegiatan yang dibiayai Pemerintah Daerah (Bagian Kesra) ini menghadirkan para pembicara dari semua agama, yang masing-masing berbicara dalam pespektifnya masing-masing tentang kerukunan umat beragama. Adapun masalah-masalah yang mengemuka dalam dialog tersebut, antara lain: masalah pendirian rumah ibadat, konflik internal umat beragama dan eksternal antarumat beragama. 21

Dialog-dialog belum dapat dilaksanakan lagi karena terkendala dana dan waktu. Seperti diungkapkan oleh Staf Kabag Kesra Kabupaten Mojokerto, bahwa anggaran yang tersedia dalam satu tahun untuk kegiatan FKUB hanya Rp 50.000.000,- Anggaran ini digunakan untuk semua biaya operasional FKUB, mulai dari sosialisasi, rapat, honor pembicara seminar, hingga kebutuhan akomodasi lainnya. Dari segi waktu pun, karena kegiatan FKUB dianggap sebagai pekerjaan-sampingan, maka tidak ada prioritas waktu untuk kegiatan-kegiatan FKUB.22 Meski demikian, menurut rencana pada tahun anggaran 2009 ini direncanakan akan diadakan kegiatan dialog dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah ibadat semua agama di seputar Mojokerto.

                                                            21 Wawancara dengan Drs.KH. Syihabul Ierfan, Ketua FKUB Kab. Mojokerto, 20 April 2009. 22 Wawancara dengan Mahfudin, Staf Kabag Kesra Kab. Mojokerto, 20 April 2009. 

Page 57: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  37

b. Penampungan Aspirasi

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, bahwa FKUB kabupaten/kota lebih banyak menerima berbagai aspirasi langsung dari masyarakat. Aspirasi yang paling banyak diterima adalah usulan dan/atau penolakan terkait pendirian rumah ibadat. Misalnya, proposal pendirian Gereja Allah Baik yang berlokasi di Desa Balahan Tengah Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Permohonan dari pihak gereja ini disampaikan ke FKUB melalaui wakil Kristen di FKUB. Setelah dilakukan verifikasi dan kajian, FKUB akhirnya menolak permohonan itu—sejalan dengan penolakan dari masyarakat setempat. Selain itu ada banyak aspirasi lain seperti tentang pembangunan Candi Wilwatirta, tempat ibadat umat Hindu di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kec. Trowulan Mojokerto, dan sebagainya.

Meski telah ada beberapa masukan aspirasi masyarakat, namun jumlah dan cakupannya masih sangat terbatas. Nampaknya masyarakat masih belum terlalu mengenal eksistensi dan peran penting FKUB—atau setidaknya tidak tahu harus kemana mencari kantor sekretariat FKUB, yang memang belum ada.

c. Penyaluran Aspirasi

Dalam rangka pelaksanaan tugas ‘penyaluran aspirasi’, FKUB Kabupaten Mojokerto telah menyampaikan atau melanjutkan aspirasi beberapa permasalahan ke pihak pemerintah daerah melalui surat. Dalam kasus rekomendasi usulan penerbitan izin pendirian rumah ibadat, dimana FKUB telah melakukan verifikasi data, peninjauan ke lapangan, dan diskusi, maka surat rekomendasi kepada pemerintah sebagiannya telah diresponi dan dilakukan tindak lanjut. Misalnya, kasus penghentian pembangunan Gereja Allah Baik di Desa Balahan sebagaimana tersebut di atas. Beberapa

Page 58: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 38

aspirasi terkait rekomendasi yang juga telah diajukan ke Pemda sebagiannya dikembalikan lagi, karena tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam PBM. Untuk yang seperti ini, permohonan rekomendasi diminta untuk diperbaiki atau dilengkapi.

d. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Sosialisasi peraturan perundang-undangan telah dilakukan, yakni terutama mengenai sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Pelaksanaannya, sama seperti ulasan dialog di atas, yaitu pada tanggal 24 Juli 2008 di Gedung Diklat Kabupaten Mojokerto, dan pada tangal 26 November 2008 di Pendopo “Graha Maja Tama” Kabupaten Mojokerto. Dialog-dialog yang dibiayai Pemerintah Daerah ini dihadiri oleh peserta berjumlah sekitar 300 orang yang berasal dari semua unsur masyarakat, termasuk ormas-ormas di tingkat kecamatan. Metode sosialisasi yang dilakukan adalah metode ceramah dengan menggunakan slide pemaparan, setelah itu sesi tanya-jawab. Materi peraturan perundang-undangan yang disampaikan pun masih sebatas pada PBM.

Selain itu, sosialisasi peraturan perundangan terkait bidang agama juga dilakukan dengan mencetak buku saku PBM yang kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat dalam forum dialog atau sosialisasi sebagaimana dijelaskan di atas.

e. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam keterbatasan kesempatan dan material, FKUB Kabupaten Mojokerto belum dapat melakukan pember-dayaan masyarakat dalam makna yang lebih luas, selain terus berupaya memberikan penyadaran kepada masyarakat akan arti penting kerukunan dan toleransi. Hal ini dilakukan dengan mengadakan dialog dan penanganan berbagai kasus

Page 59: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  39

yang terjadi, terutama dalam kaitan dengan pendirian rumah ibadat yang mengemuka di aras publik.

Kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang PBM tersebut di atas, merupakan salahsatu upaya pemberdayaan masyarakat juga. Dengan begitu, masyarakat menjadi tahu hak dan kewajibannya dalam konteks hubungan antarumat beragama dan dalam upaya menjaga kerukunan nasional.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran FKUB

Diantara faktor yang mendukung pelaksanaan tugas FKUB Kabupaten Mojokerto adalah karena kondisi masyarakat Mojokerto yang kondusif bagi kerukunan. Masyarakat sendiri memiliki kesadaran bersama untuk menjaga kerukunan umat beragama. Selain itu, adanya dukungan dari para pejabat yang memberikan berbagai fasilitas yang dibutuhkan FKUB (sejauh kemampuan mereka), cukup mendukung tugas mulia FKUB. Meski para pengurus bekerja part-timer, namun SDM di FKUB yang ada telah dianggap cukup.23 Faktor adanya komunikasi/silaturahmi diantara anggota FKUB, dan bantuan dana dari Pemerintah Daerah, dinilai juga menjadi faktor pendukung.24

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan tugas FKUB adalah para pengurus tidak memiliki cukup waktu untuk FKUB. Hal ini terjadi karena anggota FKUB rata-rata adalah orang yang sibuk (dan part-timer). Sulit sekali mencari waktu untuk bertemu. Memang dijadualkan ada pertemuan selama-lamanya dalam jangka 3 bulan. Namun hal ini pun sangat kondisional. Biasanya pertemuan baru diadakan justeru ketika

                                                            23 Wawancara dengan Shalahudin, sekretaris FKUB Kabupaten Mojokerto, tanggal 21 April

2009. 24 Syihabul Ierfan, 20 April 2009. 

Page 60: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 40

ada kasus tertentu yang mengharuskan para anggota FKUB bertemu dan berkumpul untuk membahas kasus tersebut.

Hambatan lainnya adalah adanya pemahaman/ wawasan keberagamaan anggota FKUB yang dirasa masih kurang. Tegasnya, diantara sesama anggota FKUB belum saling memahami agama orang lain. Sehingga terkadang masih ada ‘tembok’ yang menghalangi kerjasama yang dibangun. Demikian juga faktor keterbatasan dana, yakni hanya Rp.50.000.000,- dari Bagian Kesra Pemkab, diakui juga sangat membatasi dan pada gilirannya menghambat kinerja FKUB.

Page 61: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  41

BAB IV

A N A L I S I S

ntuk menganalisis berbagai temuan lapangan dan pemaparan di atas, berikut ini adalah matriks peran FKUB Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Mojokerto, untuk melihat secara

simpel namun utuh tentang kondisi FKUB Provinsi Jawa Timur dan FKUB Kabupaten Mojokerto tersebut, dalam hal kesesuaiannya dengan peranan yang dituntut oleh Pasal 8, 9, dan 10 PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006.

Tabel 3

Matriks Pelaksanaan Peran FKUB Prov. Jawa Timur dan FKUB Kab. Mojokerto

sesuai Tuntutan Pasal 8, 9, dan 10 PBM

Pelaksanaan Pa-sal. Aya

t

Perihal FKUB Prov. Jatim FKUB Kab. Mjk.

Ket.

8.1 FKUB ada di prov dan kab/kota

SK Gubernur Jatim No. 188/57/KPTS/013/2007, tanggal 9 Pebruari 2007

SK Bupati No. 188.45/ 128/417.104/2007, tanggal 21 Maret 2007.

Telah sesuai

8.2 Pembentukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah

Prakarsa para wakil majelis agama di FKAUB, difasilitasi Biro Mental Provinsi Jawa Timur, di Hotel Utami, Surabaya, awal 2007.

Akhir 2007, Bagian Kesra Pemkab Mjk mengumpulkan semua unsur majelis dan ormas agama, untuk mereka sendiri membentuk FKUB .

Telah sesuai

U

Page 62: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 42

8.3 Hubungan konsultatif

“Para pengurus FKUB kabupaten/kota biasanya secara aktif datang ke FKUB provinsi untuk mengkonsultasikan beberapa hal yang belum dapat diberikan solusi.”

Telah sesuai

9.1.a

9.2.a

Tugas melakukan dialog

- dialog internal pengurus - dialog dalam raker-raker, dsb - dialog dalam kunjungan/ safari ke rumah-rumah ibadat - dialog dgn birokrat belum secara efektif dilakukan

- telah dua kali melakukan forum dialog yang cukup besar pesertanya (300 orang) - belum dapat dilaksanakan lagi karena terkendala anggaran

Telah sesuai, meski pelaksanannya terbatas dan diserangkaikan dengan acara sosialisasi

9.1.b

9.2.b

Tugas menampung aspirasi

- seringkali dilakukan pada saat melakukan dialog sebagai-mana tersebut di atas. - penyampaian melalui anggota FKUB dari majelis2.

- lebih banyak menerima aspirasi langsung dari masyarakat, terutama terkait permohonan pendirian rumah ibadat - namun jumlahnya masih terbatas

Telah sesuai, meski pelaksanannya belum cukup optimal.

9.1.c

9.2.c

Tugas menyalurkan aspirasi

- aspirasi dibahas di FKUB

- aspirasi berupa rekomendasi pendirian rumah ibadat diserahkan ke FKUB kab/kota

- aspirasi non-reko-mendasi diterus-kan ke gubernur (meski belum pernah terjadi)

- beberapa kasus telah disampaikan rekomendasinya ke Pemda, sebagian telah mendapat respon

- setiap rapat penyusunan rekomendasi telah dibuat berita acara yang ditanda-tangani seluruh pengurus.

Telah sesuai, meski pelaksanannya belum cukup optimal.

Page 63: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  43

9.1.d

9.2.d

Tugas sosialisasi peraturan per-UU-an bid. keagamaan

- pernah dilakukan, diantaranya: sosialisasi PBM, Evaluasi PBM, Implementasi KUB di Jatim, pedoman2 dari Pusat, dan Simduk Khonghucu.

- pernah 2 kali sosialisasi PBM dilakukan senyampang kegiatan raker dsb. - materi sosialisasi baru PBM/terkait rumah ibadat.

Telah sesuai, meski pelaksanannya belum cukup optimal.

9.2.e

Tugas memberikan rekomendasi

(tidak ada) - beberapa permasalahan telah diberi rekomendasi dan dilanjutkan ke pihak Pemda, serta telah ditindaklajuti oleh Pemda

Telah sesuai, meski pelaksanannya belum cukup optimal.

10.1 Keanggotaan dari pemuka agama

Semua anggota dari wakil majelis/ormas agama, akademisi/dosen dari IAIN

Semua anggota dari wakil majelis agama

Telah sesuai

10.2 Jumlah keanggotaan 21 dan 17

Jumlah anggota 21 orang

Jumlah anggota 17 orang

Telah sesuai

10.3 Komposisi keanggotaan

14 Islam, 2 Kristen, 2 Katolik, 1 Hindu, 1 Buddha, dan 1 Khonghucu

12 Islam, 1 Kristen, 1 Katolik, 1 Hindu, 1 Buddha, dan 1 Khonghucu

Telah sesuai,

10.4 Struktur keanggotaan

1 ketua, 2 wk.ketua, 1 sekr., 1 wk.sekr, dan 1 bendahara

1 ketua, 2 wk. ketua, 1 sekr., 1 wk. sekr., 1 bendahara., dan 1 wk. bendahara

Ada tambah-an jabat-an bendahara/wk. bend.

Dari matriks di atas, tampak bahwa baik FKUB Jawa Timur maupun FKUB Kab. Mojokerto telah melaksanakan

Page 64: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 44

sejumlah peranan sesuai tuntutan yang digariskan di dalam PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Namun demikian, eksistensi dan perannya belum cukup optimal dihadapkan dengan tantangan dinamika kehidupan beragama yang berubah-ubah.

Kewenangan yang diberikan PBM kepada FKUB (seperti tertuang pada Pasal 8, 9, dan 10) sesungguhnya telah menjadikan FKUB sebagai institusi yang sangat penting dan berperan sentral di dalam upaya pemeliharaan kerukunan. Bekal semangat toleransi yang ditunjukkan para pemuka agama di dalam FKUB juga merupakan modal yang besar untuk masa depan pemeliharaan kerukunan umat beragama. Peran sentral itu semestinya dapat dengan baik dioptimalkan oleh para anggota FKUB. Namun demikian, fakta-fakta masih ‘tertatihnya’ FKUB adalah realita yang harus dipahami antara lain karena keberadaan FKUB masih seumur jagung.

Maka, peran FKUB dalam menyelenggarakan dialog yang masih sangat terbatas, dalam arti sasaran dan cakupan; fungsi penyerapan aspirasi dan penyelesaiannya yang juga masih terbatas; serta fungsi sosialisasi dan pemberdayaan yang belum maksimal, perlu dihadap-hadapkan dengan modal besar yang dimiliki. Yaitu, semangat toleransi dan keikhlasan para anggota FKUB harus disinergikan dengan tersedianya perangkat-perangkat yang memadai, seperti: rincian jobdescription, program kerja yang terarah dan terukur, serta kantor sekretariat (tempat berkomunikasi) yang memadai dan mudah dijangkau publik. Dalam konteks Jawa Timur dan Mojokerto, sesungguhnya ada satu tambahan modal lagi, yakni kondisi masyarakat yang cenderung pada kerukunan.

Dari contoh dua FKUB di atas, tampak bahwa keberadaan dan peran FKUB belum cukup mengakar di masyarakat. Keberadaannya belum dikenal oleh masyarakat

Page 65: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  45

luas, dan perannya pun sepertinya belum dirasakan menjadi kebutuhan bagi sebagian masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh beberapa fakta: pertama, masih sangat sedikitnya masyarakat yang mengadukan masalahnya (berdialog, mengkonsultasikan aspirasinya) ke FKUB; dua, perhatian masyarakat dan Pemerintah masih jauh dari semestinya, baik dalam hal atensi maupun bantuan finansial. Bahwa anggaran Pemerintah Daerah khusus untuk FKUB masih sangat kecil untuk tidak mengatakan tidak ada. Butir kedua ini kemudian berakibat pada minimnya gerak langkah FKUB; tiga, data nasional tentang masih banyaknya kabupaten/kota yang belum memiliki FKUB (30,5%); dan empat, sebagian FKUB kiprahnya masih terseok-seok, dengan ketiadaan job-description yang jelas bagi para pengurusnya, misalnya. Atau karena alasan pekerjaan part-timer yang kemudian mengabaikan prioritas.

Jika benar demikian, maka suara-suara sinis dan pesimistis dari beberapa kalangan LSM dapat menjadi kenyataan. Bahwa FKUB adalah berarti birokratisasi kerukunan,25 FKUB tidak berperan menuntaskan konflik-konflik yang terjadi, FKUB rawan digunakan sebagai penjegal kebebasan, dan sebagainya.

Namun demikian, perspektif lain justeru memberikan harapan. Tembok komunikasi antar umat beragama secara perlahan - namun - pasti telah mulai terruntuhkan. Jembatan komunikasi antarumat beragama mulai dan terus terbangun. Fakta mengenai berkumpulnya dan bekerjasamanya para pemuka lintas agama dalam FKUB, sesungguhnya

                                                            25 Baca, misalnya, Buletin NAWALA: The WAHID Institute, No. 3/TH. II/Juli - Oktober 2007,

berjudul “Forum atau Birokratisasi Kerukunan?” 

Page 66: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 46

meneguhkan bahwa keberadaaan FKUB penting dan harus terus diberdayakan, dalam upaya meningkatkan toleransi dan kerukunan.

Page 67: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  47

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum, FKUB-FKUB yang rata-rata didirikan pada tahun 2006-2007, hampir pasti merupakan reformulasi dari bentuk serupa sebelumnya, dengan beberapa penyesuaian dengan ketentuan PBM yang terbit pada Maret 2006—demikian halnya di dua FKUB ini. Proses pembentukannya, terutama dalam dua kasus ini, tidak selalu bersesuaian dengan ketentuan PBM. Alasan kemaslahatan dan toleransi nampaknya menjadi penyebab.

2. Peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, umumnya baik dan sudah terlaksana. Demikian pula peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dan menyalurkannya, sudah dilakukan. Juga dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan, sudah dilakukan. Hanya saja pelaksanaan semua itu masih kurang optimal, karena cakupannya masih terbatas. Keberadaan job description dan program kerja yang jelas dan terukur sangat diperlukan bagi gerak langkah pengurus FKUB, baik di provinsi maupun kabupaten/kota.

3. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan tugas, diantaranya: dukungan dana, pemberian prioritas waktu, semangat toleransi. Sedangkan penghambat kerja FKUB, diantaranya: keterbatasan dana dan waktu,

Page 68: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 48

kekurangpahaman dalam beragama, dan gangguan politik-sesaat.

B. Saran-saran

1. Kiranya dapat dirumuskan standar job description para pengurus FKUB, dan program kerja yang bersifat nasional dan dapat dirujuk oleh FKUB-FKUB yang telah ada. Untuk hal ini diperlukan satu forum khusus seperti semiloka untuk merumuskan jobdescription FKUB.

2. Hendaknya Pimpinan Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri dapat mencarikan solusi bagi problem keterbatasan dana FKUB, misalnya dengan menganggarkan biaya pemeliharaan kerukunan yang khusus diperuntukkan bagi FKUB.

3. Penting dipertimbangkan untuk memasukkan topik “FKUB dan Kerukunan” pada buku-buku ajar di sekolah, agar anak didik mengenal dan memahami kerukunan (dan FKUB) sejak dini.

***

Page 69: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

  49

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2004.

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mojokerto Dalam Angka Tahun 2004.

Buku Pedoman Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2010, dikeluarkan oleh FKUB Jawa Timur.

Buku Saku “Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.”

Buletin NAWALA: The WAHID Institute, No. 3/TH. II/Juli - Oktober 2007, berjudul “Forum atau Birokratisasi Kerukunan?”

Profil Data Agama Pemerintah Jawa Timur, Kanwil Dep. Agama Provinsi Jawa Timur 2007.

Informan Wawancara

Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, Ketua FKUB Provinsi Jawa Timur

Segenap Pengurus FKUB Provinsi di Sekretariat FKUB Provinsi Jatim,

Sholahudin, S.Ag, Sekretaris FKUB Kabupaten Mojokerto.

Drs. KH. Syihabul Ierfan, Ketua FKUB Kab. Mojokerto.

Mahfudin, Staf Kabag Kesra Kab. Mojokerto.

Page 70: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

 50

Page 71: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh:

M. Yusuf Asry Reza Perwira

Page 72: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 73: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

inamika kehidupan beragama di Indonesia selain diwarnai adanya kehidupan yang harmonis dan rukun, dalam skala kecil

terkadang timbul perselisihan atau perbedaan pemahaman yang berkembang menjadi potensi konflik. Salah satu hal yang seringkali menjadi potensi konflik adalah masalah pendirian rumah ibadat. Menjelang tahun 1970-an banyak terjadi kasus pendirian rumah ibadat tertentu yang menimbulkan reaksi dari umat beragama lainnya karena antara lain tidak setuju dengan keberadaan rumah ibadat tersebut. Kasus-kasus terkait keberadaan rumah ibadat turut mengilhami kelahiran Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0I/BER/MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerin-tahan dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-pemeluknya.

Setelah SKB berjalan lebih dari 25 tahun, dan bersamaan dengan terjadinya kasus-kasus tentang rumah ibadat di berbagai belahan nusantara, maka keberadaan SKB tersebut kembali diperdebatkan. Sebagian menghendaki agar SKB dicabut karena dianggap menghambat pendirian rumah ibadat. Sedangkan sebagian yang lain, menginginkan agar SKB tetap dipertahankan karena memuat aturan tentang pendirian rumah ibadat. Kontroversi tentang SKB ini mencuat sebagai wacana nasional, sehingga Presiden RI menugaskan Menteri Agama untuk melakukan kajian. Kementerian Agama, dalam hal ini Badan Litbang dan Diklat, setelah

D

Page 74: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

52

melakukan serangkaian kajian akhirnya menyimpulkan bahwa keberadaan SKB tersebut masih diperlukan, hanya perlu dilakukan penyempurnaan (M. Maftuh Basyuni dalam Pusat 1 a, 2006: 2-3).

Dalam penyempurnaan SKB No.1 tahun 1969 tersebut, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri membentuk tim untuk membahasnya. Proses penyempurnaan dilakukan dengan melibatkan anggota tetap dari majelis agama masing-masing sebanyak 2 (dua) orang, berlangsung dalam 11 kali pertemuan. Hasil kajian tersebut dirumuskan dalam bentuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, disingkat PBM No. 9 dan No 8 Tahun 2006, yang ditandatangani oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006 (Atho Mudzhar dalam Pusat 1 a, 2006:i-iii).

PBM berisi tiga hal pokok yaitu: (1) Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (2) Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan (3) Pendirian Rumah Ibadat. Sosialisasi PBM dilakukan secara intensif, baik oleh Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, unit-unit kerja di lingkungan Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri maupun oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Salah satu amanat PBM adalah ketentuan untuk pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) provinsi dan kabupaten/kota paling lambat 21 Maret 2007. Sejak berlakunya PBM, kanwil departemen agama dan kantor departemen agama kabupaten/kota memfasilitasi proses pembentukan FKUB di tingkat masing-masing yang kemudian ditetapkan oleh gubernur atau bupati/walikota.. Dalam pembentukan FKUB dijelaskan bahwa FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan kabupaten/kota diatur

Page 75: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

53

dalam peraturan Gubernur (Pergub). Namun di lapangan belum semua Gubernur menerbitkan Pergub dimaksud. Sedangkan Pergub memuat antara lain tentang pengaturan tugas dan kewenangan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, masa kepengurusan, sumber anggaran, dan kesekretariatan.

FKUB merupakan wadah bagi upaya terwujudnya kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, perlu langkah konkrit untuk pemberdayaannya. Upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan penguatan keorganisasian dan memfungsikan seluruh perangkat FKUB sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Dalam pengembangan FKUB seyogyanya didukung oleh kepengurusan yang solid untuk melakukan dialog intern dan antar umat beragama, menampung dan menyalurkan aspirasi umat beragama, mensosialisasikan peraturan perundang-undangan tentang kerukunan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat, penyusunan tata kerja baik internal maupun eksternal, penyusunan mekanisme kerja dan kesekretariatan.

Setelah terbentuknya FKUB, ada yang sudah dapat menjalankan perannya sesuai dengan pasal 8 dan 9 PBM, tetapi masih banyak yang belum dapat menjalankan perannya secara optimal. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka menarik diketahui tentang peranan FKUB dalam melaksanakan pasal 8, 9, dan 10 PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 dengan sasaran FKUB Provinsi Sumatera Utara dan FKUB Kabupaten Deli Serdang.

B. Perumusan Masalah

Masalah pokok penelitian dapat diidentifikasi antara lain: mekanisme dan pembentukan organisasi, struktur organisasi (organizing), personalia yang mengisi struktur yang tersedia atau rekrutmen SDM (man), tugas dan fungsi atau uraian pekerjaan (job description), program (programming),

Page 76: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

54

pelaksanaan kegiatan (actuating), sarana dan prasarana (material), serta pendanaan (money/budgeting). Namun, di sini dibatasi pada struktur organsisasi dan pelaksanaan tugas pokok FKUB.

Dari identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah atau pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembentukan FKUB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang?

2. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat?

3. Bagaimana peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat?

4. Bagaimana peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati/walikota?

5. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat?

6. Bagaimana job description pengurus FKUB?

7. Apa faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini dirumuskan dengan mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan yaitu:

1. Mengetahui proses pembentukan FKUB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang;

Page 77: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

55

2. Mengetahui peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

3. Mengetahui peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat;

4. Mengetahui peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur dan bupati;

5. Mengetahui peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat;

6. Mengetahui job description pengurus FKUB;

7. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

D. Target Capaian

Target yang ingin dicapai melalui penelitian ini ialah:

1. Terdeteksinya keberhasilan dan permasalahan dalam proses pembentukan dan ketersediaan uraian tugas (job description), program kerja, asset, pendanaan, serta peranan dalam pelaksanaan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, menampung dan menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat yang menjadi bahan kebijakan gubernur dan bupati, sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

2. Di samping itu diketahuinya faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam pelaksanaan perannya.

Page 78: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

56

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dirumuskan solusinya sebagai masukan sehingga dapat meningkatkan peran FKUB ke depan.

E. Kegunaan

Data atau informasi penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Departemen Agama dalam menyusun kebijakan peningkatan peran FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama dan memberdayakan masyarakat. Di samping itu merupakan masukan bagi pengurus FKUB untuk melakukan evaluasi dalam rangka meningkatkan peran FKUB ke depan.

F. Defenisi Operasional

1. Peranan. Peranan yang dimaksud ialah aktivitas yang diperankan oleh seseorang atau suatu lembaga/ organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh sutau lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peranan itu ada dua macam yaitu peranan yang diharapkan (expected role) dan peranan yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peranan yang diembannya, terdapat faktor pendukung dan penghambat.

2. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ialah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. (Pasal 1 point 6 PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006). FKUB terdiri dari FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan. Pelaksanaan ialah upaya yang dilakukan FKUB sesuai yang diamanatkan dalam PBM (pasal 8, 9,

Page 79: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

57

dan 10). Dalam hal ini meliputi: proses pembentukan FKUB (Pasal 8 ayat 2), hubungan antara FKUB provinsi dengan FKUB kabupaten/kota (Pasal 8 ayat 3), tugas FKUB provinsi dan kabupaten/kota (Pasal 9) dan keanggotaan, jumlah anggota, komposisi keanggotaan dan pimpinan FKUB (Pasal 10). Di samping itu juga diungkapkan yang berkaitan dengan aset (sarana dan pra sarana), pendanaan, sosialisasi PBM dan peraturan lainnya serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan peran FKUB.

G. Metodologi

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap FKUB Provinsi Sumatera Utara dengan karakteristik forum ini tergolong maju dalam perannya di wilayah Sumatera. Selanjutnya untuk daerah kabupaten dipilih FKUB Kabupaten Deli Serdang dengan dasar pertimbangan FKUB di daerah ini intensitasnya tergolong menengah antara yang maju seperti FKUB Kota Medan dan yang rendah FKUB Kab. Serdang Bedagai. Pengumpulan data lapangan dilaksanakan oleh peneliti: M.Yusuf Asry dan Reza Perwira yang dilaksanakan pada pertengahan April 2009.

2. Data dan Sumbernya

Dalam penelitian ini data yang dihimpun terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari informan mencakup data tentang proses pembentukan dan kepengurusan FKUB, hubungan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, aset (sarana dan prasarana), serta pendanaan. Di samping itu peranan FKUB sesuai yang diamanatkan PBM tahun 2006, yaitu: pelaksanaan dialog, menampung dan menyalurkan aspirasi, serta sosialisasi peraturan perundang-undangan. Faktor

Page 80: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

58

pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas FKUB, kepengurusan FKUB, staf sekretariat FKUB. Uraian tugas dan program kerja FKUB. Data sekunder ialah data yang diperoleh melalui berbagai dokumen tentang kondisi geografi, demografi, kehidupan keagamaan, sosial, budaya, maupun mata pencaharian penduduk.

3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data digunakan teknik wawancara, observasi, dan studi kepustakaan/dokumen. Wawancara dilakukan kepada sejumlah pengurus FKUB baik di provinsi maupun kabupaten sasaran penelitian, kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara, Kepala Kandepag Kabupaten Deli Serdang, Kabag TU Kanwil Departemen Agama, Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Departemen Agama, Kasubbid Pengkajian Strategis Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara, Kesbang Linmas Kabupaten Deli Serdang, staf sekretariat FKUB Provinsi dan Kabupaten, pimpinan masing-masing majelis agama, pemuka agama dan tokoh masyarakat.

Observasi dilakukan di kantor FKUB dan aktivitas FKUB pada saat berlangsungnya penelitian ini. Studi kepustakaan dan dokumen dilakukan terhadap sejumlah buku dan media baik majalah maupun surat kabar yang terkait dengan FKUB, Peraturan Gubernur (Pergub), Surat Keputusan Gubernur, Surat Keputusan Bupati/Walikota, makalah-makalah hasil dialog, dan surat-surat yang ada kaitannya dengan tugas dan peran FKUB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang.

Page 81: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

59

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

okasi yang menjadi sasaran penelitian ini ialah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Provinsi Sumatera Utara dan di Kabupaten Deli

Serdang. Berikut ini adalah gambaran umum wilayah kedua FKUB tersebut.

A. Provinsi Sumatera Utara

1. Keadaan Geografi dan Demografi

Sumatera Utara dengan ibukota Medan merupakan salah satu dari delapan Provinsi di Pulau Sumatera dan satu dari 33 provinsi di Indonesia. Daerah ini berbatasan dengan: Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), sebelah timur dengan Malaysia di Selat Malaka, sebelah selatan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan sebelah barat dengan Samudera Hindia (BPS, 2008:5).

Provinsi Sumatera Utara memiliki luas daratan mencapai 71.680.68 km², sebagian besar di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias dan Pulau-pulau Batu. Iklim daerah ini tergolong tropis, karena berdekatan dengan garis khatulistiwa. Iklim cukup panas mencapai 35.8º.

Dari segi administrasi pemerintahan, provinsi Sumut terdiri dari 27 kabupaten/kota yang menempati luas area 7.168.08 ha. Kabupaten terluas ialah Kabupaten Tapanuli Selatan 12.163,65 km² atau 16,97%. Sedangkan yang terkecil ialah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km² atau sekitar 0,02% (BPS, 2008:8).

L

Page 82: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

60

Penduduk yang mendiami Sumatera Utara cukup besar jumlahnya. Saat ini menempati peringkat terbesar keempat dari 33 provinsi di Indonesia, yaitu sesudah Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Dalam sensus penduduk (SP) tahun 2000 tercatat 11.510.000 juta jiwa. Sedangkan berdasarkan hasil estimasi per Juni 2007 diperkirakan mencapai 12.834.371 jiwa. Penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih lebih besar dari perempuan, yaitu 6.452.501 jiwa berbanding 6.381.870 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk 1,79 per km² dengan laju pertumbuhan mencapai 1,56%. Mata pencaharian utama penduduk Sumatera Utara terdiri dari petani, perkebunan, pedagang, nelayan, pegawai dan buruh. Sebagaian besar bekerja dalam sektor pertanian (47,60%), dan terbesar kedua ialah perdagangan, hotel dan restoran (18,80%).

Dari segi pendidikan umum di Sumatera Utara pada tahun 2007, tercatat 9.274 Sekolah Dasar (SD) dengan murid 1.806.847 orang dan guru 94.659 orang. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1.975 unit, dengan murid 578.068 orang dan guru 40.714 orang. Sekolah Menegah Umum (SMU) 857 unit dengan murid 314.759 orang dan guru 23.109 orang. Pergururan Tinggi swasta 212 buah terdiri dari: 26 universitas, 81 sekolah tinggi, 3 institut, 91 akademi dan 11 politeknik (BPS, 2008 : 81).

Penduduk Sumatera Utara terdiri dari beragam etnis. Urutasn 10 etnis terbesar yang ada di Sumatera Utara adalah etnis Jawa (33,40%), Tapanuli/Toba (25,62%), Mandailing (11,27%), Nias (6,36%), Melayu (5,86%), Karo (5,09%), Cina (2,71%), Minang (2,66%), Simalungun (2,04%), Pakpak (0,75%), Aceh (0,97%), dan suku-suku kecil lain (3,29%).

Page 83: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

61

2. Kehidupan Keagamaan

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, diestimasi-kan jumlah penganut agama per-Mei 2008 mencapai 12.962.332 jiwa. Mereka terdiri dari: Islam 8.483.433 jiwa (65.45%), Kristen 3.450.407 jiwa (26.62%), Katolik 620.084 jiwa (4.78%), Buddha 365.957 jiwa (2.28%), Hindu 24.027 jiwa (0.19%) (Syariful Mahya Bandar, 2008), Konghucu 3.655 jiwa, dan lainnya 4.524 jiwa. Jumlah rumah Ibadat mengalami kenaikan tiap tahun. Pada tahun 2007 terdapat 9.199 masjid, 10.325 langgar/mushalla, 10.277 gereja Kristen, 2.134 gereja Katolik, 307 wihara, dan 63 kuil (BPS, 2008: 82).

Untuk pelayanan penyiaran agama, terdapat penyuluh agama honorer tahun 2007 sebanyak 744 Islam, 2.159 Kristen, 125 Katolik, 75 Hindu, dan 119 Buddha (Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara, 2007). Sedangkan Penyuluh Agama Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2007, yaitu: 188 Islam, 30 Kristen, 4 Katolik, 3 Buddha, dan Hindu. Sedangkan untuk Konghucu sampai penelitian ini dilaksanakan belum ada penyuluh agama.

Kemajemukan dalam penganutan agama, gairah beragama yang tinggi dengan indikasi pertumbuhan rumah ibadat dari tiap agama, namun kerukunan hidup beragama cukup kondusif. Sekalipun demikian terdapat titik rawan dalam kerukunan beragama, dengan kasus pendirian tempat ibadat yang tidak sesuai denga peraturan perundang-undangan, penggunaan rumah tempat tinggal atau rumah toko (ruko) menjadi tempat peribadatan, penyiaran agama kepada orang yang sudah beragama dengan imbalan materi di daerah terpencil (M. Idrus Hasibuan : 4).

B. Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara karena daerah ini

Page 84: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

62

memberikan devisa negara yang berasal dari hasil bumi yang sangat potensial seperti karet, tembakau, dan kelapa sawit. Peranan daerah Kabupaten Deli Serdang dalam pembangunan sangat menonjol. Melalui pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah terlihat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor di Deli Serdang terutama sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi andalan utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Deli Serdang.

1. Keadaan Geografi dan Demografi

Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan pantai timur Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497, 72 km² yang terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan defenitif. Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Jumlah penduduk Deli Serdang berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 adalah 1.956.996 jiwa termasuk penduduk yang bertempat tinggal tidak tetap. Jumlah tersebut termasuk urutan kedua terbesar se Sumatera Utara setelah Kota Medan. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1990-2000 berdasarkan angka terakhir hasil Sensus Penduduk tahun 2000 adalah 1,58% per tahun.

Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang sebanyak 1.686. 366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 675 jiwa per km². Jumlah rumah tangga sebanyak 371.446 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh 5 jiwa. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2007 sebesar 2,05%. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2007 lebih banyak dari

Page 85: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

63

penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,06 yang artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki.

Persentase mata pencaharian penduduk Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2007 berdasarkan hasil Susenas sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 52,52%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,23%, jasa-jasa sebesar 10,04% dan sisanya sebesar 19,21% bekerja di sektor lain-lainnya.

Dari sisi pendidikan, pada tahun 2007 terdapat 121 buah taman kanak-kanak dengan jumlah murid 4.994 orang dan guru sebanyak 369 orang. Sementara itu untuk Sekolah Dasar (SD) terdapat 770 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing 198.221 orang dan 9.228 orang. Untuk jumlah murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 210 sekolah serta 63.199 orang murid dan 4.630 orang guru. Pada tahun yang sama jumlah sekolah Tingkat Lanjutan Atas (SMU) umum terdapat 100 sekolah dengan jumlah murid 28.868 orang dan guru 2.823 orang. Sekolah kejuruan sebanyak 96 sekolah, 1.923 orang guru dan 26.826 orang murid.

2. Kehidupan Keagamaan

Berdasarkan data dari Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara penduduk Kabupaten Deli Serdang berdasarkan agama yang dipeluk, per- Juli 2008 diperkirakan mencapai 2.207.082 jiwa. Secara rinci masing-masing jumlah penganut agama tersebut adalah sebagai berikut:

Page 86: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

64

Tabel 1

Estimasi Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2008

No. Agama Jumlah Persentase

1 Islam 1.756.615 79,59 2 Kristen 333.148 15,09 3 Katolik 66.269 3,00 4 Hindu 4.227 0,19 5 Buddha 44.980 2,04 6 Lainnya 1.843 0,08

Jumlah 2.207.082 100

Sumber: Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara

Sedangkan sarana tempat ibadat umat beragama mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 terdapat 820 masjid, 755 langgar/mushalla, 559 gereja, 15 kuil, dan 50 vihara. Jumlah total rumah ibadat di Kabupaten Deli Serdang adalah 2.199 buah (BPS, Deli Serdang dalam Angka 2008).

Page 87: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

65

BAB III

FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Proses Pembentukan FKUB Provinsi Sumatera Utara

orum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah fórum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdaya-

kan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan (PBM, BAB I, Pasal 1 Ayat 6). Dalam realitas, peran pemerintah bukan hanya sebagai fasilitator melainkan memberikan motivasi terbentuknya wadah tersebut.

Khusus untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara, jauh sebelum terbentuk FKUB, sudah ada Forum Komunikasi Pemuka Antar Agama (FKPA) Provinsi Sumatera Utara yang terbentuk pada tahun 1996. Kepengurusan periode pertama diketuai oleh Prof. DR. H.M. Ridwan Lubis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sekretaris JS. Ferdinandus dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). FKPA berdiri atas ide dan atau gagasan dari Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Rizal Nurdin, (Wawancara dengan Js. Ferdinandus, 20 April 2009). Gagasan ini mendapat sambutan positif dan diikuti dengan aktivitas yang berkelanjutan oleh Ridwan Lubis yang pada waktu itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara yang juga telah membentuk Lembaga Pengkajian Kerukunan Hidup Beragama (Wawancara dengan Sarwo Edy, 20 April 2009).

Dasar pemikiran dibentuknya FKPA, bahwa upaya pembangunan harus didukung oleh 3 pilar utama yang

F

Page 88: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

66

disebut pilar pembangunan, yaitu tokoh agama (toga), Forum Komunikasi Antar Lintas Budaya (FORKALA) dan Forum Pemuda. Rizal Nurdin menegaskan, bahwa untuk membangun daerah harus bekerjasama antara pemerintah bersama-sama dukungan oleh 3 pilar pembangunan. Sekalipun kegiatan FKPA masih terbatas, tetapi terus berupaya melakukan pertemuan berkala. Melalui pertemuan inilah terkondisikan saling kenal antar tokoh dari semua agama, yang tidak hanya bertemu ketika terjadi bencana alam. Dalam pertemuan tersebut membicarakan masalah partisipasi umat beragama dalam pembangunan dan juga mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan kerukunan hidup umat beragama (Wawancara dengan Js. Ferdinandus, 18 April 2009).

Pada awal tahun 2006 terbit Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 dan 8 tanggal 21 Maret 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Dalam PBM tersebut diamanatkan agar dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Dalam PBM 2006, diamanatkan agar dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan kabupaten/kota paling lambat satu tahun sejak PBM ditetapkan. Dalam rangka pembentukan fórum ini, Sekretaris Jenderal Departemen Agama H. Faisal Ismail, pada bulan Mei 2006 mengirim surat No.Sj/B.VII/ II/BA.01.2/1016/2006) perihal Pembentukan FKUB yang ditujukan kepada seluruh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama. Surat tersebut, selain permintaan agar Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama mengambil langkah-langkah koordinasi dengan pemda setempat untuk pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, sekaligus himbauan agar setiap daerah yang

Page 89: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

67

telah memiliki fórum sejenis FKUB segera melakukan penyesuaian dengan PBM. Atas dasar amanat dalam PBM tahun 2006 dan didorong oleh surat Sekretaris Jenderal Departemen Agama, maka Kantor Wilayah Departemen Agama berkoordiansi dengan Pemerintah Daerah memfasilitasi, bahkan memotivasi terbentuknya FKUB, termasuk di Sumatera Utara.

Melalui surat tanggal 6 Juli 2006, H.M. Arifin Nurdin, SH sebagai Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Sumatera Utara tentang perlu segera diterbitkan Acuan Pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, memfasilitasi pembentukan FKUB dengan mengundang pengurus FKPA Sumatera Utara, majelis-majelis agama, dan instansi terkait, serta membentuk Dewan Penasihat FKUB. Dalam waktu bersamaan pula diharapkan kepada kepala kantor Departemen Agama (kandepag kabupaten/kota se Sumatera Utara) untuk berkoordiansi dengan bupati/walikota guna memfasilitasi pembentukan FKUB dimaksud dengan mengundang FKPA kabupaten/ kota, majelis-majelis agama dan instansi terkait.

Pada tanggal 21 Pebruari 2007 diselenggarakan rapat musyawarah majelis agama bertempat di ruang sidang Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara. Musyawarah memperoleh kesepakatan tentang pembentukan FKUB dengan posisi keanggotaan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk/penganut agama dengan keterwakilan minimal 1 orang dari tiap agama. Dengan mengacu pada jumlah penganut agama hasil Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000, maka komposisi pengurus FKUB yang disepakati adalah: Islam 11 orang, Kristen 5 orang, Katolik 2 orang, Buddha, Hindu, dan Konghucu masing-masing 1 orang. Utusan majelis agama yang akan duduk

Page 90: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

68

dalam kepengurusan FKUB ialah berdasarkan rekomendasi masing-masing dari MUI, PGI, Keuskupan Agung, PHDI, WALUBI, dan MAKIN.

Musyawarah menentukan kepengurusan FKUB Sumatera Utara difasilitasi oleh Kepala Kanwil Departemen Agama dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2007. Selanjutnya, Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Sumatera Utara mengusulkan diterbitkan keputusan gubernur yang menetapkan kepengurusan FKUB, dan sekaligus pengukuhannya.

Pada tanggal 8 dan 14 Maret 2007, para tokoh dari FKPA, majelis-majelis agama dan instansi terkait sebanyak 20 orang mengadakan musyawarah sebagai tindak lanjut rapat tanggal 21 Maret 2007. Musyawarah yang dilaksanakan di ruang sidang Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara menghasilkan antara lain susunan pengurus dan keanggotaan FKUB Sumatera Utara periode 2007-2012. Kepengurusan inilah yang kemudian ditetapkan dengan Surat Gubernur Sumatera Utara.

Pada akhir tahun 2006, Drs. Rudolf M. Pardede sebagai Gubernur Sumatera Utara menerbitkan Keputusan Nomor. 24 tahun 2006 tanggal 19 Desember 2006 tentang Forum Kerukunan Umat Beragama dan Dewan Penasihat Forum Kerukunan Umat Beragama provinsi dan kabupaten/kota. Isi Keputusan Gubernur ini antara lain ketentuan tentang pembentukan FKUB dan Dewan Penasihat FKUB, tugas dan fungsinya, jumlah, komposisi dan keanggotaan, dewan penasihat, kepengurusan, hubungan kerja, biaya, pengembangan FKUB, pengawasan dan pelaporan.

Komposisi keanggotaan FKUB Provinsi Sumut periode 2007 – 2012 ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Nomor Kep.460/417/K/2007 tanggal 22 Maret 2007. Susunan

Page 91: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

69

kepengurusan ini merupakan hasil rapat musyawarah calon anggota pengurus FKUB pada tanggal 8 Maret 2007 dengan penambahan bendahara dan wakil bendahara sebanyak 2 orang, sebagai upaya pencerminan kerukunan umat beragama di Sumatera Utara. Susunan selengkapnya kepengurusan FKUB masa bakti 2007-2012 yang dibentuk pada tanggal 14 Maret 2007 dan dikukuhkan pada tanggal 5 April 2007 melalui Keputusan Gubernur Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Ketua : DR. H. Maratua Simanjuntak

Wakil Ketua 1 : Pastor Benno Ola Tage, PR

Wakil Ketua 2 : Drs. Kendro Yahya

Sekretaris : Js. Ferdinandus

Wakil Sekretaris : Drs. H.A. Muin Isma Nasution

Bendahara : Naran Sami, SH

Wakil Bendahara : Js. Ir. Djohan Adjuan

Wakil Bendahara : Drs. Sarwo Edi, MA

Anggota : Pdt. Dr. Elim Simamora, Ir. Ronald Naibaho, M.Si, Drs.Ansari Yamamah, MA Drs.H.Shakira Zandi, M.Si Drs. Humbertus Lumbanbatu Pdt. Paul F. Wakkary Drs. H.M. Arifin Umar Prof. Drs. H. Anwar Saleh Dly, MA Drs. H.Sabullah Siregar Prof. Dr. H. Bachtiar Fanani Lubis Drs. H. Burhanuddin Nasution Drs. H.Arifinsyah, MA Pdt. Nangkasi Keliat, M.Th.

Jika dikaitkan dengan ketentuan PBM Pasal 10 Ayat (4), maka struktur kepengurusan tersebut di atas tidak

Page 92: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

70

sepenuhnya mengacu kepada PBM. Dalam struktur kepengurusan tersebut terdapat jabatan dua orang wakil bendahara dengan pertimbangan untuk mengurusi masalah keuangan dan sekaligus untuk mencerminkan keterwakilan dari tiap agama (Wawancara dengan Js. Ferdinandus, 18 April 2009). Susunan pengurus tersebut sekaligus untuk mengakomodir keterwakilan kelompok agama di Sumatera Utara dan telah mendapat dikonsultasikan dengan dari Dirjen Kesbang dan Politik Departemen Dalam Negeri (Wawancara dengan Thompson, 21 April 2009).

Dalam pelaksanaan administrasi kesekretariatan pengurus FKUB provinsi menunjuk dan mengangkat seorang staf yang bernama Muchsin. Adapun tugasnya selain menangani bidang administrasi juga merangkap membantu urusan umum.

Sedangkan komposisi Dewan Penasihat FKUB Provinsi Sumatera Utara ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur No. 24 Tahun 2006 tanggal 19 Desember 2006 yang terdiri dari 13 unsur dan Dewan Penasihat FKUB dibantú oleh sekretariat yang terdiri dari 7 unsur, Susunan selengkapnya Dewan Penasihat FKUB dan sekretariat adalah sebagai berikut:

Dewan Penasihat

Ketua : Wakil Gubernur Sumatera Utara

Wakil Ketua : Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara

Sekretaris : Kepala Badan Kesbang Linmas Provinsi Sumatera Utara

Anggota : Unsur Kodam I/Bukit Barisan : Unsur Poldasu : Unsur Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara

Page 93: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

71

: Asisten Pembinaan Hukum dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

: Kepala Badan Infokom Provinsi Sumatera Utara

: Kepala Badan PMD Provinsi Sumatera Utara

: Kadis Pemuda dan Olah Raga Provinsi Sumatera Utra

: Kadis Pendidikan Provinsi Sumatera Utara : Kepala Biro Hukum Setda Provinsi

Sumatera Utara : Kepala Biro Binsos Setda Provinsi Sumatera

Utara

Sekretariat

Kepala Sekretariat : Kabid Integrasi Bangsa & PMS Ba. Kesbang Linmas Provinsi Sumatera Utara.

Wakil Kepala I : Kabag TU Kanwil Departemen Agama Prov. Sumut

Wakil Kepala II : Kabag Pembinaan Kehidupan Beragama Biro Binsos

Anggota : Kasubbid Kajistrada Bakesbang Linmas Prov. Sumut

Kasubbag Bina Kerukunan Hidup Beragama Biro Binsos

Kasubbag Hukmas & KUB Kanwil Departemen Agama

Staf Badan Kesbang Linmas Prov. Sumut (2 orang)

FKUB dibentuk oleh masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah (PBM Pasal 8 ayat 2 dan 3), paling lambat

Page 94: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

72

satu tahun dari ditetapkan PBM (PBM Pasal 27) dengan jumlah anggota provinsi paling banyak 21 orang dan FKUB Kabupaten/Kota paling banyak 17 orang (PBM Pasal 10 ayat 2), dengan komposisi berdasarkan jumlah pemeluk agama setempat dengan keterkaitan minimal satu orang dari setiap agama. FKUB atau fórum sejenis yang sudah dibentuk sebelumnya supaya disesuaikan paling lambat satu tahun sejak ditetapkan PBM.

Atas dasar itulah FKPA yang telah berusia 10 tahun disesuaikan dengan FKUB. Pada awalnya ingin membubarkan kepengurusan FKPA yang berjumlah 14 orang dengan menambah 7 orang lagi sesuai ketentuan PBM. Namun karena harus mewakili unsur komunitas agama maka disepakati ditentukan porsi jumlahnya saja.

Sebagai kelengkapan pedoman kerja, FKUB Provinsi Sumatera Utara juga telah menyusun Anggaran Rumah Tangga (ART). Dalam ART Bab I Umum Pasal 4 tentang Tugas Pengurus Harian1 antara lain menyebutkan:

1. Pimpinan FKUB berfungsi melaksanakan tugas kepengurusan FKUB sehari-hari

2. Tugas Pimpinan:

a. Memimpin dan melaksanakan kegiatan FKUB sehari-hari.

b. Memberi pengarahan kepada komisi/lembaga/tim/ kepanitiaan yang dibentuk berdasarkan kebutuhan.

c. Mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan program fórum.

1 Media Kerukunan. Tahun 2008. Regulasi: Aturan Rumah Tangga Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Sumatera Utara. Edisi Perdana. halaman. 40-41.

Page 95: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

73

d. Menyampaikan laporan secara periodik kepada Majelis-majelis Agama, Departemen Agama dan Pemerintah setempat.

e. Menyiapkan bahan rapat dan rapat kerja FKUB.

3. Pimpinan mengadakan pembagian tugas dalam melaksanakan tujuan dan usaha secara kolegial:

a. Ketua memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi pengurus FKUB sehari-hari.

b. Wakil ketua membantu ketua.

c. Sekretaris membantu ketua dan wakil ketua serta memimpin administrasi FKUB.

d. Wakil sekretaris membantu sekretaris

e. Bendahara membantu ketua dan wakil untuk memimpin administrasi keuangan.

f. Wakil bendahara membantu bendahara.

g. Para anggota membantu ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan wakil bendahara pada tugas-tugas yang ditetapkan.

Sedangkan Program Kerja FKUB Provinsi Sumatera Utara2 adalah:

4. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat

a. Silaturahmi dan dialog Kerukunan dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.

b. Silaturahmi dan Dialog Kerukunan dengan organisasi/ lembaga kepemudaan dan keagamaan.

2 ibid. Regulasi: Program Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Provinsi Sumatera Utara dan Daerah. Edisi Perdana. h. 40-41.

Page 96: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

74

c. Silaturahmi dan Dialog kerukunan dengan guru-guru agama tingkat SLTP, SLTA dan organisasi profesi guru.

d. Silaturahmi dan dialog kerukunan dengan kaum perempuan antar lintas agama.

5. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat

a. Melakukan pertemuan dengan ormas dan masyarakat.

b. Menerima kunjungan dan pengaduan ormas dan masyarakat.

c. Menerima dan mengumpulkan informasi dari media cetak/elektronik yang berkaitan dengan kerukunan beragama.

d. Mengadakan konsultasi masalah kerukunan umat beragama di media massa.

e. Mengadakan acara dialog dan tanya jawab tentang kerukunan di radio/TV.

6. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan Gubernur/Bupati/Walikota

a. Konsultasi kepada Gubernur/Bupati/Walikota.

b. Mengirim rekomendasi secara tertulis kepada Gubernur/Bupati/Walikota.

7. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat

Page 97: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

75

a. Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2006 ke daerah-daerah.

b. Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2006 kepada pemuka agama dan tokoh masyarakat.

c. Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2006 kepada pemuda lintas agama.

d. Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2006 kepada guru-guru agama tingkat SLTP, SLTA, dan organisasi profesi guru.

e. Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2006 kepada ormas/lembaga keagamaan.

f. Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2006 kepada kaum perempuan antar lintas agama.

g. Pengadaan Jurnal FKUB, penyebaran stiker, leaflet, dan lain-lain

B. Aset dan Pendanaan

1. Sarana dan Prasarana

FKUB Provinsi Sumatera Utara berkantor di sebuah ruko di jalan Amal Graha Kuswari nomor 1E, Kecamatan Sunggal, Kota Medan 20128 telepon (061) 8459050/fax. (061) 8475458. Semula gedung tersebut milik Forum Komunikasi Pemuka Agama (FKPA) yang dibeli dengan bantuan Gubernur Sumatera Utara seharga Rp.

Page 98: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

76

430.000.000,-. Bantuan gubernur secara keseluruhan berjumlah Rp. 500.000.000. Dana tersebut digunakan untuk pembelian gedung dan sisanya untuk pembelian perlengkapan kantor sebesar Rp. 70.000.000,-.

Dalam pembelian gedung tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas nama seseorang maka digunakan nama Drs. H.A. Muin Isma Nasution, MA yang menjabat ketua FKPA. Namun, untuk menghindari status kepemilikan gedung oleh seseorang maka dalam akta notaris disebutkan bahwa gedung tersebut milik FKPA. Oleh karena itu, ketika terjadi penyesuaian nama FKPA menjadi FKUB, maka akta jual beli dan akta notaris dikembalikan kepada gubernur untuk kemudian diserah-terimakan kepada FKUB.

Terkait kepemilikan aset tersebut, menurut Js. Ferdinandus (Sekretaris FKUB) dan Sarwo Edi (Wakil Bendahara FKUB) sebaiknya gedung kantor FKUB menjadi aset Kanwil Departemen Agama. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tugas pokok FKUB terkait dengan masalah keagamaan. Diharapkan dana pemeliharaannya dialokasikan dari anggaran Kanwil Departemen Agama. Namun sebagian kelompok masyarakat lain yang diwakili tokoh agama (seperti Bachtiar S. Siregar, SE, MBA dan Waisul Qorni, serta salah seorang pejabat Kesbang Linmas) menyatakan sebaiknya aset tersebut menjadi milik Pemerintah Daerah.

Gedung kantor FKUB Provinsi Sumatera Utara berukuran 5x18 meter yang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama ialah ruang tamu, ruang kerja pengurus, dan ruang kerja staf sekretariat. Lantai II merupakan ruang rapat dengan kapasitas menampung sekitar 30 orang.

Page 99: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

77

Sedangkan lantai III dipinjam pakai kepada Lembaga Pengkajian Kerukunan Umat Beragama (LPKUB) Indonesia perwakilan Medan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki FKUB untuk kondisi aktivitas seperti saat ini dinilai cukup memadai. Sarana yang telah tersedia yaitu: meja dan kursi direksi 3 buah, meja dan kursi 2 buah, kursi tamu 2 buah, meja rapat 1 buah, kursi lipat 40 buah, file kabinet 3 buah, komputer 2 unit, mesin tik 1 buah, almari arsip 1 buah, brankas 1 buah, AC 2 buah, kipas angin satu buah, genset 1 buah, telpon dan fax masing-masing 1 buah. Adapun kebutuhan sarana-sarana lain yang mendesak diadakan dan telah diajukan dananya kepada Pemda Sumatera Utara antara lain laptop dan wireless.

2. Pendanaan

Sumber dana FKUB Sumatera Utara diperoleh dari APBD Pemda dan dana APBN dari Departemen Agama, melalui Kanwil Departemen Agama. Dana tersebut digunakan untuk keperluan administrasi, jasa, dan kegiatan FKUB. Diantaranya untuk operasional kantor, transportasi untuk staf sekretariat, jasa pengurus.

Di samping itu dana tersebut digunakan untuk kegiatan FKUB seperti sosialisasi PBM No.9 dan 8 tahun 2006 dan Peraturan Gubernur (Pergub) No.24 tahun 2006. Selain itu untuk dana kunjungan kerja ke daerah-daerah baik ke FKUB kabupaten/kota maupun digunakan untuk meninjau lokasi dalam rangka penyelesaian kasus-kasus antar umat beragama, terutama dalam hal pendirian rumah ibadat.

Page 100: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

78

C. Peran FKUB dalam Melakukan Dialog dengan Pemuka Agama dan Tokoh Masyarakat

Mengacu kepada ketentuan PBM Pasal 9 Ayat (1) FKUB Sumatera Utara telah melakukan dialog yang melibatkan pemuka agama dan tokoh masyarakat. Dialog tersebut sudah dilakukan secara rutin dan terprogram dalam beberapa kegiatan seperti dialog internal antar pengurus FKUB, kunjungan FKUB Provinsi Sumatera Utara kepada FKUB-FKUB di beberapa kabupaten/kota, maupun dialog dalam membahas pendirian rumah ibadat. Materi dialog berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat antara lain terkait dengan pendirian rumah ibadat. Namun demikian, dialog yang dilakukan masih ada yang menganggap belum mengakomodir keinginan dan menjawab permasalahan. Dialog-dialog yang kerap dilakukan hanya sebatas seremonial, tidak membicarakan penyelesaian kasus-kasus.3

Menurut hasil wawancara dan data yang didapatkan dari berbagai sumber, tercatat FKUB dan beberapa instansi pemerintah telah aktif melaksanakan dialog melalui penyelenggaraan sosialisasi PBM. antara lain; FKUB provinsi, FKUB kabupaten/kota, Kesbang Linmas Pemda, Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara dan Kandepag Kabupaten/Kota.

D. Peran FKUB dalam Menampung Aspirasi Ormas Keagamaan dan Aspirasi Masyarakat

Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat merupakan salah satu tugas FKUB baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota. Proses menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi 3 Wawancara dengan Pdt. Marjuang Sitindaon, S.Th, Tokoh Agama Kota Medan,

pada 21 April 2009, di Kantor FKUB Provinsi Sumatera Utara.

Page 101: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

79

masyarakat dilakukan oleh FKUB melalui acara dialog-dialog atau sosialisasi PBM atau kunjungan ke beberapa FKUB kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh FKUB Provinsi. Dalam acara dialog tersebut masyarakat mengemukakan berbagai permasalahannya baik sebagai aspirasinya sendiri maupun aspirasi kelompoknya. Materi aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat disampaikan atau dititipkan kepada majelis agama yang masuk dalam struktur kepengurusan FKUB di Provinsi Sumatera Utara. Aspirasi yang disampaikan biasanya menyangkut masalah sosial keagamaan, tetapi lebih banyak berkaitan dengan permasalahan pendirian rumah ibadat.

E. Peran FKUB dalam Menyalurkan Aspirasi Ormas Keagamaan dan Masyarakat dalam Bentuk Rekomendasi sebagai Bahan Kebijakan Gubernur dan Bupati

Dalam mengakomodir aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, FKUB Provinsi Sumatera Utara berusaha melakukan rapat intensif secara berkesinambungan untuk menjawab aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur. FKUB kerap mengundang beberapa pihak terkait seperti dari Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara, Kesbang Linmas, Kandepag Kabupaten, maupun tokoh agama/tokoh masyarakat untuk membicarakan aspirasi ormas keagamaan atau masyarakat sehingga aspirasi-aspirasi yang ada dapat terakomodir dengan baik dan dijadikan rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur.

Seiring berjalannya waktu, walaupun FKUB Provinsi Sumatera Utara dan beberapa FKUB kabupaten/kota di provinsi tersebut telah berusaha menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, namun masih banyak masyarakat maupun tokoh agama/tokoh masyarakat yang belum merasa aspirasi mereka terakomodir dengan baik. Hal

Page 102: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

80

itu disebabkan karena pihak FKUB dirasakan terlambat dalam merespon aspirasi mereka dan terkesan FKUB tidak merespon aspirasi mereka secara maksimal.

F. Peran FKUB dalam Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan di Bidang Keagamaan yang Berkaitan dengan Kerukunan Umat Beragama dan Pemberdayaan Masyarakat

Terkait dengan tugas FKUB dalam hal sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat, FKUB Provinsi Sumatera Utara maupun FKUB Kabupaten Deli Serdang telah melaksanakan dalam bentuk Sosialisasi PBM. Sosialisasi tersebut diikuti oleh peserta dari pemuda lintas agama, pemuka-pemuka agama se Provinsi Sumatera Utara, serta mengundang beberapa pihak terkait dari Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara serta Kesbang Linmas.

Dalam kesempatan lain, FKUB Provinsi Sumatera Utara juga berkesempatan melakukan sosialisasi PBM dengan mendatangkan nara sumber langsung dari Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama serta pihak Kesbangpol Departemen Dalam Negeri.

Sosialisasi peraturan perundangan juga dilakukan oleh FKUB Sumatera Utara melalui Media Kerukunan yang diterbitkan FKUB Sumatera Utara. Majalah tiga bulanan yang mulai terbit tahun 2008 tersebut mengambil tema Akidah Terjamin, Kerukunan Terjalin memuat berbagai informasi tentang kerukunan termasuk peraturan perundangan. Dalam Media Kerukunan Edisi Pertama misalnya memuat beberapa peraturan perundangan yaitu: (1) Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006;

Page 103: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

81

(2) Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 24 Tahun 2006 tentang FKUB dan Dewan Pensehat FKUB Provinsi dan Kabupaten/Kota Sumatera Utara; (3) Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 450/417/2007 tentang Komposisi Keanggotaan FKUB Sumatera Utara Periode 2007 – 2012; (4) Aturan Dasar Forum Kerukunan Umat Beragama Se- Sumatera Utara (5) Program Kerja FKUB Provinsi Sumatera dan Daerah; dan (6) Rumusan Sidang Paripurna Rakoornas FKUB Tahun 2008 tanggal 6 – 8 Agustus di Bandung.

Melihat berbagai peraturan perundangan yang dimuat dalam Media Kerukunan tersebut maka peran Media Kerukunan dalam sosialisasi peraturan perundangan relatif efektif sekaligius melengkapi pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan secara langsung melalui tatap muka. Bahkan sosialisasi melalui majalah ini dalam beberapa hal dianggap lebih efektif misalnya dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas serta dapat memberi manfaat untuk waktu yang relatif panjang karena berupa tulisan yang memiliki daya simpan relatif lama.

G. Keanggotaan FKUB

Dalam menentukan keanggotaan, FKUB Provinsi Sumatera Utara berpegang pada aturan yang dimuat dalam PBM. FKUB dibentuk oleh masyarakat dengan nama FKUB yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah (PBM Pasal 8 ayat 2 dan 3), paling lambat satu tahun dari ditetapkan PBM (PBM Pasal 27) dengan jumlah anggota provinsi paling banyak 21 orang dan FKUB Kabupaten/Kota paling banyak 17 orang (PBM Pasal 10 ayat 2). Atas dasar itulah FKPA yang telah berusia 10 tahun disesuaikan dengan FKUB. Memang pada awalnya ingin membubarkan kepengurusan FKPA yang berjumlah 14 orang dengan menambah 7 orang lagi sesuai ketentuan PBM. Namun, karena harus mewakili unsur, maka disepakati untuk ditentukan porsi jumlahnya saja.

Page 104: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

82

Pengurus FKUB Provinsi Sumatera Utara dibentuk harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia yang sehat jasmani dan rohani b. Melaksanakan ajaran agamanya c. Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat dan bangsa d. Menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

FKUB.

Kepengurusan FKUB Provinsi dikukuhkan oleh Gubernur Sumatera Utara. Dengan masa bhakti kepengurusan selama 5 tahun. Seseorang dapat menjadi ketua hanya selama 2 (dua) periode kepengurusan. Pergantian antar waktu pengurus FKUB dilakukan apabila: meninggal dunia, berhalangan tetap, melanggar hukum, dan atas permintaan majelis agama setelah mengadakan musyawarah dengan FKUB.

Pengurus FKUB berfungsi melaksanakan keputusan-keputusan rapat kerja, rapat koordinasi, rapat pleno dan kesepakatan-kesepakatan FKUB lainnya. Dalam pelaksanaannya dengan memperhatikan kode etik organisasi. Pengurus FKUB menjalankan tugas dan fungsinya secara kolektif. Susunan pengurus terdiri dari:

1) Ketua dan wakil-wakil ketua 2) Sekretaris dan wakil sekretaris 3) Bendahara dan wakil bendahara (bila diperlukan) 4) Anggota

Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial keagamaan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumatera Utara mempunyai fungsi sebagai media komunikasi, mediasi, sosialisasi, edukasi, motivasi, pengejewantahan, representasi, konsultasi, dan memberikan rekomendasi dalam memelihara dan mengembangkan kerukunan umat beragama.

Page 105: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

83

Adapun tugas dari FKUB Provinsi Sumatera ialah: (1) melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; (2) menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat; (3) menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur; dan (4) melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Visi FKUB Provinsi Sumatera Utara adalah menjadikan kerukunan beragama sebagai suatu kebutuhan bagi umat beragama dalam rangka pemberhasilan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan misi FKUB Provinsi Sumatera Utara adalah: (1) melakukan komunikasi, konsultasi, dan mediasi dalam rangka pembinaan kerukunan hidup umat beragama; (2) melaksanakan sosialisasi dan edukasi tentang kerukunan hidup umat beragama; dan (3) memberikan motivasi dan implementasi dalam pelaksanaan kerukunan hidup umat beragama untuk kesejahteraan di dunia dan akhirat (Media Kerukunan FKUB Sumatera Utara Edisi Perdana Tahun 2008).

Tujuan FKUB Provinsi Sumatera Utara ialah tumbuh dan berkembangnya kerukunan umat beragama yang berkualitas, harmonis, dinamis, kreatif, dan produktif. Motto yang ditetapkan “Akidah terjamin kerukunan terjalin dapat terwujud di Sumatera Utara”. Motto ini berasal dari motto Forum Komunikasi Lintas Adat (Forkala) (Ferdinandus, 20 April 2009).

FKUB Provinsi Sumatera Utara mempunyai program kerja yang terbagi atas: (1) dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, (2) menampung aspirasi ormas keagamaan, (3) menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur,

Page 106: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

84

(4) melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan FKUB Provinsi Sumatera Utara dibagi dalam 2 (dua) bidang. Pertama, bidang dialog dan sosialisasi. Kedua, bidang aspirasi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam bidang dialog dan sosialisasi mempunyai tugas yaitu; (1) membuat program kerja FKUB Provinsi Sumatera Utara, (2) melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, dan (3) melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam bidang aspirasi dan pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas yaitu: (1) menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, (2) menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur.

Wilayah kerja FKUB Provinsi Sumatera Utara ialah kota/kabupaten yang telah membentuk FKUB. Para pengurus FKUB melakukan rapat untuk menentukan koordinator untuk tiap-tiap FKUB kabupaten/kota yang telah terbentuk. Setiap koordinator FKUB kabupaten/ kota bertugas (1) mengkoordinir yang menjadi tanggungjawab masing-masing, (2) menerima langsung informasi yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dari daerah yang dikoordinasikan dan akan disampaikan pada Rapat Pleno Pengurus, dan (3) membina daerah yang dikoordinasikan.

Page 107: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

85

BAB IV

FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KABUPATEN DELI SERDANG

A. Proses Pembentukan FKUB Kabupaten Deli Serdang

elain FKUB Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini juga secara khusus difokuskan pada alah satu dari FKUB kabupaten/kota yaitu FKUB

Kabupaten Deli Serdang. Proses pembentukan FKUB Kabupaten Deli Serdang diawali dengan musyawarah para pemuka agama dan pengurus FKPA kabupaten yang difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 6 Pebruari 2007. Musyawarah mengambil tempat di Aula Kantor Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang. Hasil musyawarah antara lain memutuskan: (1) Komposisi pengurus FKUB kabupaten Deli Serdang didasarkan pada perimbangan jumlah penganut agama. Komposisinya ialah Islam 11 orang, Kristen 2 orang, Katolik 1 orang, Hindu, Buddha, dan Khonghucu masing-masing 1 orang. (2) Rekomendasi dari masing-masing majelis agama tentang nama-nama yang akan duduk dalam FKUB kabupaten.

Para calon pengurus FKUB menyelenggarakan rapat pada tanggal 19 dan 27 April serta 2 Mei 2007 yang difasilitasi oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang (Wawancara dengan Waluyo Ketua FKUB Kab. Deli Serdang, 20 April 2009). FKUB Kabupaten Deli Serdang periode pertama masa bakti 2007-2012 ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor .200101 tahun 2007 tanggal 14 Desember 2007), dan telah dikukuhkan pada tanggal 30 Desember 2007, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut:

S

Page 108: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

86

Pengurus Harian FKUB Kabupaten Deli Serdang

Ketua : H. Waluyo

Wakil Ketua I : Drs. H. Zainuddin Sinaga

Wakil Ketua II : Drs. Jaya Sijabat

Sekretaris : Pdt. Elisa YM Simaibang, S.Th

Wakil Sekretaris : Drs. Abd. Manan

Bendahara : Djodo Alamsyah

Wakil Bendahara : Drs. H. Mujahiduddin

Anggota : KH. Husin Kasim Abdul Hakim Nasution, Drs. H. Kholiluddin Harahap M. Jafar Pulungan Iskandar Sayuti Drs. H. Alman Fakhruddin AR, MA Pdt. Anton Butar Butar, S.Th Supiah Suryadi.

Susunan kepengurusan tersebut mengikuti pola FKUB Provinsi Sumatera Utara sehingga berbeda dari PBM 2006. Terdapat jabatan bendahara I dan wakil bendahara. Dengan pertimbangan untuk mengurusi masalah keuangan dan sekaligus agar mencerminkan keterwakilan dari tiap agama (Wawancara dengan H. Waluyo Ketua FKUB Kab. Deli Serdang, 20 April 2009).

Sekretariat

Kepala Sekretariat : Drs. Eddy Azwar (Kesbang Linmas)

Wakil Kepala I : Drs. Ismail Husin (Kandepag Kab. Deli Serdang)

Page 109: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

87

Wakil Kepala II : Dra.Hj.Siti Nellin (Bag. Adm. Pemb. Sosbud Setdakab Deli Serdang)

Anggota : Drs.Jamter Eduwar (Kesbang Linmas)

Dra. Halimah Nasution (Kandepag Kab. Deli Serdang)

T. Maharani (Bag. Adm. Pemb. Sosbud Setdakab Deli Serdang)

Suti Nasution, BA (Kesbang Linmas)

Abd. Rajak Hamzah (Departemen Agama Kab. Deli Serdang)

Susunan Dewan Penasihat FKUB Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:

Dewan Penasihat

Ketua : Sekda Kabupaten Deli Serdang

Wakil Ketua : Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Deli Serdang

Sekretaris : Ka. Badan Kesbang Linmas Deli Serdang

Anggota : Pasiter Kodim 0204 Deli Serdang

Kabag Bina Mitra Polres Deli Serdang

Kasi Intel Kejari Lubuk Pakam

Asisten II/ADM Pembangunan Setdakab Deli Serdang

Ka. Ban Informasi Komunikasi & Telekomunikasi Kab. Deli Serdang

Ka. Ban PMD Kab. Deli Serdang

Page 110: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

88

Kadis P dan P Kab. Deli Serdang

Kabag Adm. Pembangunan Sosial Budaya Setdakab Deli Serdang

Kabag Hukum Peraturan dan Perundang-undangan Setdakab Deli Serdang

Kasi Pemuda dan Olah Raga pada Dinas P dan P Kabupaten Deli Serdang

C. Peran FKUB dalam Pelaksanaan Dialog, Penampungan Aspirasi, dan Penyaluran Aspirasi

FKUB Kabupaten Deli Serdang telah melaksanakan kegiatan dialog baik internal pengurus maupun dengan beberapa tokoh agama/masyarakat setempat yang dikemas dengan acara sosialisasi PBM. Walaupun sosialisasi tersebut hanya dilaksanakan beberapa kali, namun pihak pengurus FKUB tetap mengakomodir isu-isu yang berkembang di wilayah tersebut dengan membahas secara intensif antar pengurus FKUB Kabupaten Deli serdang yang di dalamnya terdapat wakil dari majelis agama-agama.

Penampungan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat oleh FKUB juga dilakukan seiring dengan sosialisasi PBM yang mengundang beberapa tokoh agama/masyarakat dan pemuda yang berada di kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Penyaluran aspirasi masyarakat direspon dengan baik oleh FKUB Kabupaten Deli Serdang dengan cara FKUB Kabupaten menyampaikan atau melanjutkan aspirasi itu ke pihak pemerintah daerah secara tertulis melalui surat. Contohnya dalam kasus pendirian masjid yang tertunda

Page 111: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

89

akibat dari pemilik tanah yang memberikan harga terlalu tinggi.

D. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Sosialisasi peraturan perundang-undangan telah dilakukan, yaitu dalam bentuk sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Sosialisasi ini dihadiri oleh semua elemen masyarakat, termasuk ormas-ormas di tingkat kecamatan. Sosialisasi dilakukan dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Materi peraturan perundang-undangan yang disampaikan pun masih sebatas pada PBM.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran FKUB

1. Faktor Pendukung

Masyarakat Sumatera Utara yang mempunyai keragaman agama dan budaya memiliki kesadaran bersama untuk menjaga kerukunan umat beragama sehingga sangat antusias mendukung peran FKUB baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Selain itu, adanya dukungan dari para pejabat yang memberikan berbagai fasilitas yang dibutuhkan FKUB cukup mendukung tugas mulia FKUB. Adanya komunikasi/silaturahmi di antara anggota FKUB dan adanya beberapa bantuan dana dari pemerintah daerah maupun personal anggota FKUB ikut mendukung lancarnya kinerja FKUB.

Di Kabupaten Deli Serdang, suasana sangat kondusif karena tokoh agama (para pemimpin umat) berusaha dengan gigih untuk mengayomi masyarakat setempat sehingga masyarakat mendukung peran FKUB Kabupaten Deli Serdang dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka.

Page 112: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

90

2. Faktor Penghambat

Beberapa fakktor yang dirasakan menjadi penghambat kinerja FKUB antara lain:

a. Adanya perbedaan pandangan tentang status sekretariat FKUB. Menurut ketentuan Ditjen Anggaran Depkeu Sekretariat FKUB adalah milik pemerintah. Sebagian besar menghendaki agar gedung sekretariat tersebut dikelola oleh Pemda, sebagian kecil menginginkan oleh Departemen Agama, karena dari sisi substansi kerukunan sebagai salah satu pilar utama pembangunan bidang agama merupakan tugas pokok dari Kanwil Departemen Agama. Perbedaan pandangan tersebut mengakibatkan kinerja FKUB tidak maksimal.

b. Masih ada pengurus FKUB yang yang merangkap sebagai pengurus salah satu partai politik.

c. Dalam penyusunan pelaporan kinerja di tiap FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota belum ada aturan yang baku, baik mekanisme maupun substansi yang dilaporkan.

Page 113: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

91

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Proses pembentukan FKUB serta penentuan kepengurusan FKUB Provinsi Sumatera Utara dilakukan secara musyawarah yang difasilitasi oleh Kanwil Departemen Agama Sumatera Utara pada tanggal 8 Maret 2007. Selanjutnya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Sumatera Utara mengusulkan diterbitkan Keputusan Gubernur yang menetapkan kepengurusan FKUB, dan sekaligus pengukuhannya.

2. Pembentukan FKUB Kabupaten Deli Serdang diawali dengan musyawarah para pemuka agama dan pengurus FKPA kabupaten yang difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 6 Pebruari 2007. Hasil musyawarah memutukan (1) Komposisi pengurus FKUB Kabupaten Deli Serdang didasarkan pada perimbangan jumlah penganut agama. Komposisinya ialah Islam 11 orang, Kristen 2 orang, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu masing-masing 1 orang. (2) Rekomendasi dari masing-masing majelis agama tentang nama-nama yang akan duduk dalam FKUB kabupaten.

3. Peran FKUB Provinsi Sumatera Utara dan FKUB Kabupaten Deli Serdang dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, umumnya baik dan sudah terlaksana. Demikian pula peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat serta menyalurkannya, sudah dilaksanakan meskipun belum terprogram dan hanya merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi peraturan perundangan. Dalam

Page 114: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

92

melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan, sudah dilakukan meskipun masih kurang optimal, karena cakupannya masih terbatas. Keberadaan job description dan program kerja yang jelas dan terukur sangat diperlukan bagi gerak langkah pengurus FKUB, baik untuk FKUB Provinsi Sumatera Utara maupun FKUB Kabupaten Deli Serdang.

4. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan tugas FKUB, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) kesadaran untuk menjaga kerukunan umat beragama masyarakat Sumatera Utara sebagai provinsi yang mempunyai keragaman agama dan budaya baik di provinsi maupun kabupaten/kota. 2) Adanya dukungan dari para pejabat maupun personal anggota FKUB dengan memberikan berbagai fasilitas yang dibutuhkan FKUB. 3) Adanya komunikasi/ silaturahmi di antara anggota FKUB.

5. Di Kabupaten Deli Serdang, selain faktor-faktor tersebut di atas, keberadaan FKUB sangat didukung oleh suasana kondusif karena tokoh agama (para pemimpin umat) berusaha dengan gigih untuk mengayomi masyarakat setempat.

6. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan tugas FKUB Provinsi Sumatera Utara dan FKUB Kabupaten Deli Serdang diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Belum ada aturan untuk pengurus dan anggota yang merangkap aktif di partai politik. 2) Belum ada kejelasan tentang status kepemilikan gedung sekretariat, aturan tentang pejabat bendahara dan wakil bendahara dengan masuknya Makin. 3) Dalam penyusunan pelaporan kinerja di tiap FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota belum ada aturan yang baku, baik mekanisme maupun substansi yang dilaporkan.

Page 115: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

93

B. Rekomendasi

1. Masyarakat, tokoh-tokoh agama, maupun pemerintah perlu membuat kesepakatan yang berisi ketentuan bahwa pengurus dan anggota FKUB baik di provinsi maupun kabupaten tidak merangkap jabatan sebagai aktifis partai politik.

2. Perlu dirumuskan mekanisme pelaporan kegiatan dan pertanggungjawaban penggunaan uang sekretariat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sekaligus memotivasi optimalisasi peran FKUB.

3. Sesuai amanat dalam PBM, kiranya rekomendasi FKUB menurut tingkatnya disampaikan kepada gubernur dan bupati/walikota secara langsung guna memperoleh tanggapan, untuk selanjutnya direkomendasikan oleh FKUB kepada pihak terkait.

4. Pembelian, pengadaan, dan pemeliharaan sarana sekretariat FKUB menjadi mata anggaran khusus dari APBN dan APBD.

5. Media Kerukunan yang telah diterbitkan FKUB Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu wadah sosialisasi informasi tentang keberadaan FKUB serta sosialisasi peraturan perundangan. Oleh karena itu Media Kerukunan hendaknya dikelola secara lebih terprogram, disediakan dana yang memadai disebarkan lebih meluas sampai ke masyarakat akar rumput khususunya di wilayah Sumatera Utara.

Page 116: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

94

Page 117: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

95

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2008.

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka Tahun 2008.

Buku Saku “Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.”

FKUB Sumatera Utara. Media Kerukunan. Akidah Terjamin, Kerukunan Terjalin. Edisi: Perdana. 2008.

FKUB Sumatera Utara. Media Kerukunan. Akidah Terjamin, Kerukunan Terjalin. Edisi: Juli September. 2008.

FKUB Sumatera Utara. Media Kerukunan. Akidah Terjamin, Kerukunan Terjalin. Edisi: Oktober Desember. 2008.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama. 2006. Pengantar pada Buku Saku PBM Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Menteri Agama RI. Muhammad M. Basyuni. 2006. Sambutan pada Sosialisasi PBM Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.

Page 118: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

96

Daftar Informan:

Js. Ferdinandus, Ketua FKUB Provinsi Sumatera Utara

Js. Ir. Djohan Adjuan, Wakil Bendahara I

Drs. Sarwo Edi, MA, Wakil Bendahara I

Pdt. Marjuang Sitindaon, S.Th, Tokoh Agama Kota Medan

Bachtiar S. Siregar, SE, MBA, Tokoh Agama Kota Medan

Waisul Qorni, Tokoh Agama Kota Medan

Thompson, Kesbang dan Politik Departemen Dalam Negeri

H. Waluyo, Ketua FKUB Kabupaten Deli Serdang

Pengurus FKUB Kabupaten Deli Serdang.

Page 119: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Oleh:

Haidlor Ali Ahmad

Page 120: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 121: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

97

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ada tahun 2005 terjadi polemik dalam masyarakat tentang keberadaan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

No. 1 Tahun 1969. Sebagian masyarakat menghendaki agar SKB tersebut dicabut, karena dianggap menghambat pendirian rumah ibadat, sedangkan sebagian yang lain meng-hendaki agar SKB tersebut tetap dipertahankan. Menghadapi kontroversi tentang SKB tersebut, Presiden RI memerintahkan kepada Menteri Agama mengkaji SKB No.1 tahun 1969. Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang dan Diklat Depar-temen Agama, keberadaan SKB tersebut masih diperlukan, hanya perlu diadakan penyempurnaan.1 Mencermati kondisi demikian, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri membentuk satu tim untuk membahas penyempurnaan SKB No.1 Tahun 1969. Proses penyempurnaan dilakukan dengan melibatkan anggota tetap dari majelis-majelis agama masing-masing sebanyak dua orang, berlangsung dalam 11 kali pertemuan. Hasil kajian tersebut dirumuskan dalam bentuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006, yang ditandatangani oleh

1 Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM No. 9 dan No. 8

Tahun 2006, pada tanggal 17 April 2006, di Operation Room Departemen Agama, Lihat buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan No. 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006.

P

Page 122: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

98

Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006.2

PBM tersebut memuat tiga hal yaitu: a) Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama; b) Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB); dan c) Pendirian Rumah Ibadat.3

Agar PBM dapat dipahami oleh para pejabat dan masyarakat, maka sejak PBM ditandatangani oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006, telah dilakukan sosialisasi secara intensif, baik yang dilaksanakan oleh Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri maupun yang di-laksanakan oleh beberapa Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.4

Berkaitan dengan batas akhir pembentukan FKUB setelah dikeluarkannya PBM, paling lambat tanggal 21 Maret 2007 sudah harus dibentuk FKUB tingkat kabupaten/kota. Sejak berlakunya PBM tersebut, maka secara berangsur-angsur gubernur dan bupati/walikota telah membentuk FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota. Namun sampai saat ini belum semua kabupaten/kota membentuk FKUB. Untuk itu, bagi daerah-daerah yang belum membentuk FKUB harus terus didorong agar nantinya semua kabupaten/kota membentuk FKUB.

Dalam PBM dijelaskan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan

2 Kata Pengantar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama,

Ibid, hal.i-iii. 3 Sambutan Menteri Agama, Ibid, hal 9-10. 4 Lihat laporan Sosialisasi PBM No.9 dan No.8 tahun 2006, Puslitbang

Kehidupan Keagamaan, 2006, hal.2.

Page 123: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

99

kabupaten/kota diatur dengan peraturan gubernur (pergub). Namun hingga sekarang belum semua gubernur membuat pergub. Dalam pergub antara lain memuat tentang peraturan tugas dan wewenang FKUB provinsi dan kabupaten/kota, masa kepengurusan FKUB, sumber anggaran FKUB, dan sekretariat FKUB.

Adanya wadah FKUB merupakan peluang bagi terwujudnya kerukunan umat beragama. Oleh karena itu diperlukan langkah konkrit untuk memberdayakan dan memperkuat kehadiran FKUB baik pada level provinsi maupun kabupaten/kota. Upaya menuju pemberdayaan FKUB dapat ditempuh sebagai berikut. Pertama, penguatan keorganisasian yang memfungsikan seluruh perangkat FKUB sesuai dengan pembagian tugas masing-masing. Suatu hal yang istimewa pada lembaga ini adalah untuk pertama kalinya pemuka antar agama berhimpun pada sebuah wadah kerjasama yang berskala nasional. Sudah barang tentu begitu seseorang bersedia menjadi anggota FKUB maka pada saat itu hendaknya mereka mengubah kerangka berpikir, yaitu ia tidak hanya diharapkan menyuarakan satu kelompok umat beragama yang menjadi latar belakang asal usulnya, akan tetapi ia telah menjadi wakil dari kepentingan seluruh umat beragama di provinsi/kabupaten/kota itu. Kedua, wadah FKUB hendaknya bukan sekedar lembaga yang bekerja hanya secara insidental akan tetapi ia bekerja secara penuh waktu untuk melakukan dialog intern dan antar umat beragama, menampung aspirasi dan menyalurkan aspirasi umat ber-agama, menyosialisasikan peraturan/perundang-undangan kerukunan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Untuk itulah FKUB hendaknya menyusun program kerja tahunan, sekaligus menyusun anggaran belanja guna membiayai kegitan itu; Ketiga, FKUB hendaknya menyusun

Page 124: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

100

tatakerja baik internal maupun eksternal, menyusun mekanisme kerja, dan kesekretariatan.5

Untuk mengetahui bagaimana FKUB baik provinsi maupun kabuapaten/kota dalam melaksanakan perannya sesuai dengan fungsinya yang ditetapkan dalam pasal 8, 9, dan pasal 10 PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006, maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian, sejauh mana fungsi tersebut telah dapat dilaksanakan FKUB di berbagai daerah. Oleh karena itu pada tahun anggaran 2009 Puslitbang Kehidupan Keagamaan menganggap perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9 dan 10 PBM Nomor 9 dan No.8 Tahun 2006.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembentukan FKUB di daerah sasaran penelitian (Provinsi Sulawesi Tengah dan di Kabupaten Poso)?

2. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat?

3. Bagaimana peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat?

4. Bagaimana peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur/bupati?

5 Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, pada rapat

Koordinasi Nasional FKUB, di Bandung, tanggal 6-8 Agustus 2008. Lihat juga sambutan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan pada acara Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama se Jabotabek, di Wisma Haji, Jakarta Pusat, 21-22 Juli 2008.

Page 125: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

101

5. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat?

6. Apakah FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso telah memiliki prasarana, sarana dan dana?

7. Bagaimana job description pengurus FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso?

8. Apa faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk:

1. Mengetahui proses pembentukan FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan FKUB Kabupaten Poso;

2. Memperoleh informasi tentang pelaksanaan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

3. Mengetahui aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat yang ditampung oleh FKUB;

4. Mengetahui penyaluran aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat sebagai bahan kebijakan gubernur/bupati;

5. Mengetahui pelaksanaan sosialisasai peraturan per-undang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat;

6. Mengetahui prasarana, sarana, dan dana yang dimiliki oleh FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso;

7. Mengetahui apakah pengurus FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso telah memiliki job description;

Page 126: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

102

8. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, dan pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan peningkatan peranan FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

E. Definisi Operasional

1. Peranan adalah aktifitas yang diperankan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh suatu lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peranan itu ada dua macam yaitu peranan yang diharapkan (expected role) dan peranan yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peranan yang sebenarnya, terdapat faktor pendukung dan penghambat.

2. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. (Pasal 1 point 6 PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006). FKUB terdiri dari FKUB provinsi dan kabupaten/ kota.

3. Pelaksanaan FKUB adalah upaya yang dilakukan FKUB sesuai dengan tugasnya yang tercantum dalam pasal delapan (pasal 8).

4. Pasal 8, 9, dan pasal 10 PBM adalah pasal-pasal yang terdapat dalam PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006, tentang FKUB, yang berkaitan dengan cara membentuknya, dan hubungan antara FKUB provinsi dengan FKUB

Page 127: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

103

kabupaten/kota (pasal 8), tugas FKUB provinsi dan kabupaten/kota (pasal 9) dan keanggotaan, jumlah anggota, komposisi keanggotaan dan pimpinan FKUB (pasal 10)

Dengan demikian yang dimaksud dengan Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006 adalah: peranan yang harus dilaksanakan oleh FKUB provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006. Tentang isi pasal 8, 9, dan 10 PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006 dapat dilihat pada buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal.43-46.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi kepustakaan, mengumpulkan dokumen yang terkait, dan observasi terbatas di lokasi penelitian. Wawancara dilakukan terhadap beberapa orang pengurus FKUB, Kepala Kanwil Departemen Agama, Kepala Kandepag, Kasubag Tata Usaha (Kanwil/Kandepag), Kepala Badan Kesbang provinsi dan kabupaten, staf sekretariat FKUB, pimpinan majelis-majelis agama, pemuka agama dan pemuka masyarakat. Studi kepustakaan/dokumen dilakukan terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan FKUB, peraturan gubernur, makalah-makalah hasil dialog, surat-surat yang ada kaitannya dengan tugas-tugas FKUB. Sedangkan observasi dilakukan terhadap kantor FKUB dan beberapa aktifitas yang sedang dilakukannya. Sementara itu dalam analisis data dilakukan

Page 128: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

104

secara deskriftif kualitatif, melalui tahap-tahap klasifikasi data, reduksi data, penyajian data dan pembuatan kesimpulan.

Data yang dihimpun meliputi: gambaran umum lokasi penelitian, proses pembentukan FKUB, hubungan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, peranan FKUB, faktor pendukung dan hambatannya, cara menentukan perwakilan dalam FKUB, pembagian tugas pengurus, peraturan gubernur dalam kaitannya dengan FKUB, struktur kepengurusan, aturan dan tatakerja FKUB, sarana dan prasarana FKUB yang berhubungan dengan masalah anggaran, kesekretariatan dan tenaga SDM yang ada di FKUB.

Page 129: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

105

BAB II

SEKILAS WILAYAH SASARAN PENELITIAN

A. Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah

1. Geografi

ota Palu – sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tengah – merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter di atas permukaan

laut. Luas wilayah Sulawesi Tengah, 68.033 km2. Berdasarkan administrasi pemerintahan, wilayah Provinsi Sulawesi Tengah terbagi menjadi 9 wilayah kabupaten dan satu kota administratif, yaitu: Kota Palu, Kabupaten Banggai Kepulauan, Banggai, Morowali, Poso, Donggala, Tolitoli, Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una.

Adapun batas wilayahnya adalah di sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara; di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku; di sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar; dan di sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo.

Jarak antara ibu kota provinsi ke daerah kabupaten/ kota adalah:

1. Jarak dari Palu ke Banggai Kepulauan : 710 km 2. Jarak dari Palu ke Luwuk Banggai : 610 km 3. Jarak dari Palu ke Morowali : 400 km 4. Jarak dari Palu ke Poso : 222 km 5. Jarak dari Palu ke Donggala : 36 km 6. Jarak dari Palu ke Parigi Moutong : 65 km 7. Jarak dari Palu ke Tolitoli : 443 km 8. Jarak dari Palu ke Buol : 493 km 9. Jarak dari Palu ke Ampana : 362 km

K

Page 130: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

106

2. Demografi

Dari hasil sensus penduduk yang telah dilaksanakan sebanyak empat kali, sejak tahun 1971, menunjukkan bahwa jumlah penduduk Sulawesi Tengah setiap tahunnya bertambah. Pada tahun 1971 jumlah penduduk Sulawesi Tengah tercatat sebanyak 913.662 jiwa, tahun 1980 jumlahnya meningkat menjadi 1.284.528 jiwa. Pada tahun 1990 jumlah penduduk menjadi 1.710.890 jiwa, kemudian pada tahun 2.000 jumlah penduduk mencapai 2.079.2-01 jiwa. Sampai dengan tahun 2007 jumlah penduduk Sulawesi Tengah menjadi 2.396.224 jiwa.

Penduduk laki-laki di Provinsi Sulawesi Tengah lebih banyak dari penduduk perempuan, seperti yang tampak dari rasio jenis kelamin yang lebih dari 100 yaitu 104,09. Rincian jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel 1, berikut:

Tabel 1

Penduduk Menurut Kabupaten, Jenis Kelamin, dan Rasio Tahun 2007

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perem-puan

Jumlah Rasio

01 Banggai Kepulauan 78.173 76.282 154.455 102,48 02 Banggai 147.359 146.674 294.033 100,47 03 Morowali 92.081 83.619 175.700 110,12 04 P o s o 77.802 74.24 2 152.044 104,80 05 Donggala 243.936 230.954 465.890 101,72 06 Tolitoli 99.693 96.544 196.237 103,26 07 B u o l 60.598 54.523 115.121 111,14 08 Parigi Moutong 190.341 176.664 367.005 107,74 09 Tojo Una Una 90.366 80.626 170.992 112,08 10 P a l u 150.764 153.968 304.747 97,91

Jumlah 1.222.113 1.174.111 2.396.224 104,09

Sumber: Hasil estimasi berdasarkan data penduduk 2005, BPS Prov. Sulteng.

Page 131: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

107

3. Sejarah Singkat Provinsi Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Sulawesi, dengan luas wilayah 68.033 km2 yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta kepulauan Togean di Teluk Tomini dan Kepulauan Banggai di Teluk Tolo, dengan luas wilayah adalah 189.480 km2. Sulawesi Tengah yang terletak di bagian barat kepulauan Maluku dan bagian selatan Philipina membuat pelabuhan di daerah ini sebagai persinggahan kapal-kapal Portugis dan Spanyol lebih dari 500 tahun yang lampau. Dalam perjalanannya mengelilingi dunia Francis Drake, dengan kapalnya “The Golden Hind” singgah di salah satu pulau kecil di pantai timur propinsi ini selama sebulan pada bulan Januari 1580.

Setelah dikuasai Belanda pada tahun 1905 Sulawesi Tengah dibagi menjadi beberapa kerajaan kecil, di bawah kekuasaan raja yang memiliki wewenang penuh. Belanda membagi Sulawesi Tengah menjadi tiga daerah yaitu wilayah barat yang kini dikenal dengan Kabupaten Donggala dan Buol Tolitoli di bawah kekuasaan Gubernur yang berkedudukan di Ujung Pandang. Di bagian tengah yang membujur dari Donggala kawasan timur dan bagian selatan Poso berada di bawah pengawasan Residen di Manado, bagian timur dikendalikan dari Baubau.

Pada tahun 1919 Raja-raja yang masih berkuasa di bawah kekuasaan Belanda menandatangani suatu perjanjian yang disebut “Korte Verklaring Renewcame” memperbaharui persekutuan mereka dan seluruh daerah Sulawesi Tengah di bawah kekuasaan Residen di Sulawesi Utara.

Setelah perang dunia kedua wilayah yang merupakan provinsi Sulawesi Tengah dewasa ini dibagi menjadi beberapa bagian dan sub bagian hingga pada tahun 1964 terbentuk

Page 132: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

108

menjadi provinsi tersendiri yang terpisah dari Sulawesi Utara yang bergabung sejak tahun 1960.

Akhirnya tanggal 13 April 1964 diangkatlah gubernur tersendiri untuk provinsi ini yang hingga saat ini tanggal tersebut tetap diperingati sebagai hari ulang tahun Provinsi Sulawesi Tengah.6

4. Kehidupan Keagamaan

Di Sulawesi Tengah kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dibina, dikembangkan dan ditingkatkan. Dalam menjalin kehidupan beragama Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah melalui kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah berusaha membangun suasana hidup yang rukun dan saling menghargai di antara umat beragama yang diarahkan kepada peningkatan amal untuk kepentingan bersama dalam membangun masyarakat, sekaligus dapat mengatasi berbagai masalah sosial yang mungkin dapat menghambat kemajuan pembangunan.

Proporsi penduduk menurut agama yang dianut di Sulawesi Tengah pada tahun 2007 adalah: Islam 76,60%, Kristen 18,46%, Katolik 1,20%, Hindu 3,07% dan Budha 0,67%. Sementara itu jumlah tempat peribatan adalah: masjid sebanyak 2.727 buah, mushala/langgar 219 buah, gereja Kristen 1.534 buah, gereja Katolik 171 buah, pura 218 buah dan vihara sebanyak 17 buah.

6 Sejarah Sulawesi Tengah dikutip dari buku Sulawesi Tengah dalam Angka

2008, diterbitkan BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2008

Page 133: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

109

B. Wilayah Kabupaten Poso

1. Administrasi Pemerintahan

Kota Poso salah satu kabupaten di antara 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tanggal 1 Maret 2009 Kota Poso merayakan hari ulang tahunnya yang ke-114. Pada tahun 1946 menurut STB (LN) NIT No.13 Kota Poso ditetapkan sebagai ibukota “Daerah (Afdeling) Sulawesi Tengah” yang merupakan federasi 15 kerajaan yaitu: Swapraja Palu, Bunawa, Tawaeli, Sigi-Dolo, Kulawi, Parigi Moutong, Toli-toli, Poso, Lore, Tojo, Una-Una, Bungku, Mori dan Banggai Kepulauan

Selanjutnya dengan SKPTS Gubernur Sulawesi di Makassar No. 633 tanggal 25 Oktober 1951 menetapkan “Daerah (Afdeling) Sulawesi Tengah” menjadi 2 (dua) wilayah administratif pemerintah setingkat afdeling (sebelumnya) yang dinamakan :

1. “Daerah Swatantra Palu” (Ibukota Palu) yang terdiri atas “Daerah Bahagian (Kewedanan)”: Palu, Banawa, Tawaeli, Sigi Dolo, Parigi, Moutong dan Toli-Toli,

2. “Daerah Swatantra Poso” (ibukota Poso) yang terdiri atas “Daerah Bahagian (Kewedanaan)”: Poso, Lore, Tojo, Una-Una, Bungku, Mori dan Banggai (Cq. Banggai Kepulauan)

Kemudian dengan PP No. 33 Tahun 1952 No. 47 Tahun 1952 TMT 12 Agustus 1952 kedua daerah swatantra (otonom) ex afdeling tersebut di atas dinyatakan masing-masing menjadi “kabupaten” yaitu Kabupaten Donggala dengan ibukota Palu dan Kabupaten Poso dengan ibukota Poso.

Selanjutnya dengan berlakunya UU No. 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi maka Kewedanaan Banggai (Cq Banggai Kepulauan) dimekarkan dari Kabupaten Poso sehingga Kabupaten Poso

Page 134: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

110

hanya terdiri atas Kewedanaan/Wilayah Pembantu Bupati Tentena (7 kecamatan), Pembantu Bupati Ampana (6 kecamatan), Pembantu Bupati Kolonodale/Mori (3 kecamatan), Pembantu Bupati Bungku (4 kecamatan).

2. Demografi

Sampai dengan tahun 1997 sebelum kerusuhan pertama bulan Ramadhan bertepatan malam Natal tanggal 25 Desember 1998, komposisi penduduk menurut agama adalah sebagaimana tertera pada tabel 2.

Tabel 2

Jumlah Penduduk Kabupaten Poso Menurut Agama

Tahun: 1996/1997

No Kecamatan Islam Kristen

Prot. Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah

1 Poso Kota 23.915 16.961 582 85 82 41.625 2 Poso Pesisir 14.692 14.237 96 2.059 - 31.534 3 Lage 4.291 10.433 37 - 17 14.778 4 Pamona

Utara 2.528 25.269 31 725 14 28.567

5 Pamona Sel. 6.065 14.043 46 1.986 - 22.140 6 Lore Utara 1.234 11.185 324 - - 12.743 7 Lore Selatan 526 6.783 51 - - 7.360 Jumlah 53.251 98.911 1.167 5.305 113 158.747

8 Tojo 14.824 5.076 - - - 19.900 9 Ulubongka 6.079 2.485 - - - 8.564 10 Ampanakota 24.410 1.324 56 2 58 25.850 11 Ampana

Tete 13.819 812 - - - 14.631

12 Una-Una 17.328 178 11 - 14 17.531 13 Walea

Kepulauan 11.599 216 - - - 11.815

Jumlah 88.059 10.091 67 2 72 98.291 14 Mori Atas 1.663 9.806 - - - 11.469 15 Lembo 5.469 9.047 236 683 8 15.433 16 Petasia 15.107 9.998 174 305 18 25.602

Page 135: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

111

17 Bungku Utara

11.257 3.893 314 788 - 16.252

18 Bungku Tengah

37.584 623 56 221 1.321 39.805

19 Bungku Selatan

19.895 102 13 250 - 20.260

20 Menui Kepulauan

10.780 63 - - - 10.843

Jumlah 101.755 33.532 793 2.247 1.347 139.674 Total 243.065 142.534 2.027 7.554 1.532 396.712

Sumber: Kantor Departemen Agama Kabupaten Poso7

3. Sosial Budaya (Kearifan Lokal)

Suasana mosintuwu (tolong menolong) adalah kultur dan fenomena kehidupan sehari-hari masyarakat “Tanah Poso” sejak ratusan tahun tanpa perbedaan antara penduduk asli atau bukan asli, seagama atau tidak yang sampai saat ini dapat dilihat pada acara perkawinan, kematian, membuka lahan kebun/sawah atau pada waktu musim tanam dan panen bahkan waktu membangun rumah tinggal.

Setiap anggota masyarakat akan “merasa bersalah” atau “melanggar kebiasaan” bila tidak memberi posintuwu berupa kehadiran atau turut menyumbangkan tenaga atau bingkisan sesuai dengan keberadaannya. Seorang tamu (torata) sangat dihormati sebagaimana tampak pada acara menerima tamu pada masa lalu dimana tuan rumah menyimpan alat masak dan alat makan serta alat tidur khusus bagi setiap tamu yang datang. Bilamana tamu itu beragama Islam si tuan rumah menyerahkan ayam untuk disembelih dan dimasak sendiri atau menyediakan telur rebus.

7 Catatan :

1 s/d 7 = Kabupaten Poso (sekarang) dari 7-13 Kecamatan 8 s/d 13 = Kab. Tojo Una-una (Resmi tahun 2003) dari 6-9 Kec. 14 s/d = Kabupaten Morowali (Resmi tahun 2001) dari 7-13 Kec.

Page 136: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

112

Warna kehidupan masyarakat tanah Poso seperti di atas menjadikan sikap hidup mereka toleran dan solidaritas tinggi serta terbuka terhadap masyarakat luar sehingga mereka mudah berasimilasi dengan masyarakat luar (pendatang) sebagaimana terjadinya kawin mawin antara penduduk asli dan pendatang (lintas suku maupun antar agama), tidak ada kekakuan sepanjang tidak melanggar adat atau budaya lokal.

Oleh karena itu tidaklah heran kalau dalam suatu kampung yang penduduknya ratusan bahkan ribuan jiwa beragama Kristiani terdapat beberapa keluarga Islam hidup tenang dan damai serta dapat melaksanakan syariat agamanya tanpa gangguan. Sebaliknya di kampung yang dihuni oleh ratusan bahkan ribuan keluarga Islam terdapat beberapa keluarga Nasrani yang hidup tenang dan damai serta dapat melaksanakan ajaran agamanya tanpa rasa takut. Bahkan untuk membangun sebuah gereja di Bungku tahun 1962, umat Islam ikut bergotong royong bersama umat Nasrani. Demikian juga untuk mendirikan sebuah masjid para warga Nasrani rela turut bekerjasama dengan warga Muslim, sebagimana awal pembangunan masjid di Kelurahan Sangele Tentena tahun 1974 dimana ketua panitianya adalah tokoh masyarakat Kristen setempat.

Historis sosial kultural di wilayah Poso (sebelum 2 kali pemekaran) terdapat 5 (lima) suku asli yaitu Pamona, Napu, Tojo, Mori dan Bungku yang mendiami wilayah (teritorial) yang begitu luas dari Barat Sedoa (Lore Utara/Napu) sampai Fua-Fua (Bagian Timur Bungku Utara) dan dari Utara Pulau Walea Besar (Tojo) sampai di Terebino di selatan Pulau Menui (wilayah Bungku).

Penduduk wilayah Bangku dan Tojo mayoritas Islam. Sedangkan penduduk wilayah Pamona, Mori, Napu mayoritas Nasrani, masyarakat yang pluralis adat, budaya dan agama ini dalam realitas kehidupan mereka dilandasi

Page 137: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

113

kekerabatan, persaudaraan, kebersamaan, serta gotong royong. Nilai-nilai adat tersebut mengkondisikan kehidupan yang rukun sehingga dalam kurun ratusan tahun tidak pernah terjadi gejolak sosial.

Demikian juga halnya di bidang pemerintahan daerah belum pernah timbul sikap antipati antara masyarakat dengan pejabat pemerintahan yang berbeda suku atau agama dengan penduduk setempat sebagaimana fakta lapangan berikut:

a) Hamid Muslaeni (Tojo/Islam) 1994 dan M Alkaf Muslaeni (Tojo/Islam) 1945 pernah menjadi Kepala Distrik Ondae (sekarang Kecamatan Pamona Utara dan Timur yang mayoritas Kristen).

b) Abd. Rabbie (Raja Bungku/Islam) 1951 pernah menjadi KPN Mori – Bungku berkedudukan di Kolonodale (Mori/Mayoritas Kristen)

c) Jhony Badu (Mori/Kristen, sebelum lanjut pendidikan S1) pernah jadi camat di Bungku Selatan dan Menemui Kepulauan (100% Islam)

d) S. Maledongka, BA (Panoma/Kristen) 1969-1976 selama 7 tahun jadi camat di Bangku Selatan (100% Islam)

e) Wilayah Kewedanaan/Pembantu Bupati di Bungku yang mayoritas Islam pernah dipimpin oleh wedana/pemban-tu bupati masing-masing: H. Pandaleke (Manado/Kristen) 1961-1966; M. Rumampuo (Raja Mori/Kristen) 1966-1971; M. Lamasigi, BA (Mori/ Kristen); dan Drs. L. Sulle (Toraja Kristen)

f) Drs Damsyik Lajalani (Islam/sekarang Bupati Touna) pernah jadi Camat Lage (mayoritas Kristen) dan di Kecamatan Poso Pesisir (hampir seimbang)

Page 138: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

114

Selanjutnya untuk tingkat kabupaten dapat dilihat beberapa fenomena yang menunjukkan tidak adanya dominasi kelompok agama tertentu dalam penunjukkan jabatan di pemerintahan adalah berikut ini:

1960-1962 Bupati Ngitung (Bungku/Islam)

1962-1967 Bupati Drs. B.L.Sallata (Toraja/ Kristen), Sekwilda M. Tonggiroh,BA, A,N. Pesik (Kristen)

1967-1983 Drs Galib Lasahido, Sekwildanya M, Latjuba (Kedunya Islam)

1973-1983 Drs. R. P. M. H. Koeswandi, Sekwilda-nya H. Pandakele (keduanya Kristen) dan Ketua DPRD M. Lengkong (Kristen)

1983-1988 Soegijono, Sekwildanya Drs. M. Panjili (Islam) dan Ketua DPRD Roesali (Islam)

1989-1994-1999 Arief Patanga, SH (Tojo) Sekwildanya Drs. M. Panjili (Islam) Kemudian Yahya Patiro, SH (Kristen)

Kehidupan masyarakat yang harmonis seperti di atas berlangsung dari generasi ke generasi dalam kurun waktu ratusan tahun sampai dengan terjadinya musibah berdarah di masjid Darussalam Kelurahan Sayo Kecamatan Poso Kota pada malam bulan Ramadhan bertepatan malam Natal 25 Desember 1998.

Peristiwa ini telah meluluh lantakan sendi-sendi kehidupan dan pranata sosial budaya yang diwarisi dari generasi ke generasai dari abad ke abad. Kejadian ini di luar kebiasaan dan akibatnya juga di luar kebiasaan karena penyebabnya hanya perselisihan pinjam meminjam sebuah obeng kecil oleh dua pemuda mengakibatkan ribuan rumah

Page 139: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

115

hancur dan puluhan ribu manusia kehilangan tempat berteduh, ratusan manusia korban kehilangan nyawa sia-sia, ratusan anak kehilangan ayah dan atau ibu dan ratusan isteri kehilangan suami serta hancurnya fasilitas umum masyarakat dan material lainnya serta puluhan masjid dan gereja musnah dibakar.

Eksistensi budaya mosintuwu, sangkompo, nosarara, mulai dipertanyakan banyak orang, terutama oleh pakar ilmu-ilmu sosial. Drs. Abdul Malik Sahadat – salah seorang informan – menyatakan bahwa, kasih sayang, perdamaian, mosintuwu, nosarara masih melekat dan belum hilang karena fakta di lapangan sifatnya kasuistis dan lokal tidak mewakili semua elemen masyarakat serta tidak bisa digeneralisasi sebagai-mana beberapa bukti atau fakta di lapangan berikut ini:

1. Ketika mulai terjadi kerusuhan pertama malam tanggal 25 Desember 1998 bertepatan bulan Ramadhan di kecamatan sekitar Kota Poso yang di huni mayoritas Kristen sangat mencela dan mengecam kejadian tersebut dan tidak mencampurinya (dianggap peristiwa lokal di Kota Poso) sehingga dalam waktu seminggu suasana sudah pulih dan pengungsi yang rumahnya terbakar di Kelurahan Lombogia sudah kembali dan memperbaiki kembali rumahnya. Kemudian pada hari Raya Idul Fitri tokoh-tokoh agama Kristen dan tokoh-tokoh masyarakat Kristen bahkaan dari Sinode GKST Tentena bersilahturahmi ke rumah tokoh-tokoh Islam di Kota Poso seperti tidak pernah terjadi peristiwa. Begitu pula masyarakat Islam yang minoritas di beberapa kecamatan yang mayoritas kristen seperti di Kecamatan Lage, Panoma Utara, Panoma Selatan, belum mengungsi karena merasa tidak terganggu.

2. Pada masa haji tahun 1999 Jama’ah calon Haji dari Panoma Utara dan sekitarnya sejumlah 20 (dua puluh) orang lebih yang pelepasannya selalu bergabung di Poso (ibukota

Page 140: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

116

Kabupaten) tetapi oleh masyarakat Tentena (mayoritas kristen) tidak diizinkan bergabung di Poso melainkan mereka dilepaskan sendiri di masjid Sengele Tentena oleh Bupati Poso yang diwakili oleh asisten III (Awad Alamrie, SH) dan dihadiri oleh tokoh masyarakat Kristen dan para pendeta di Tentena dan selanjutnya diberangkatkan dengan mobil ke Makasar. Suasana haru terjadi pada saat pelepasan karena rombongan jama’ah calon haji dihantar dengan iringan kendaraan masyarakat Kristen sampai di Kelurahan Sawidago pinggiran kota Tentena.

3. Ketika terjadi kerusuhan ketiga bulan Mei 2000 yang merupakan terbesar dan cenderung meluas ke beberapa kecamatan, ternyata Dusun Toaro di Kelurahan Sawidago sekitar Tentena dan Dusun Magabu di Desa Kamba yang dihuni oleh minoritas Islam tidak terganggu dan mereka mengungsi tanpa hambatan; bahkan masyarakat Islam minoritas di Kecamatan Lore Selatan (± 300 jiwa) selama kerusuhan dan sampai saat ini tidak pernah mengungsi karena tidak diizinkan oleh masyarakat Kristen. Demikian halnya di Kecamatan Lore Utara dan Tengah yang minoritas Islam ±3000 jiwa tidak pernah mendapat gangguan atau intimidasi. Suatu hal yang menarik di Desa Alitupu Kecamatan Lore Utara di saat berkecamuknya kerusuhan di Kota Poso dan sekitarnya justru yang mayoritas Kristen itu mengundang ketua Umum PB Al Khairat Palu untuk melakukan peletakan batu pertama dalam rangka perluasan Masjid Alitupu dan dihadiri para pendeta, suster, gembala, dan tokoh masyarakat Kristen. Sebaliknya juga kelompok minoritas Kristen di Wakai Kecamatan Una–una, di Kalia Kecamatan Walea Kepulauan atau di Kota Ampana dan Tete serta Bungku, Bungku Selatan dengan Bungku Utara tetap hidup berbaur dengan masyarakat Islam yang mayoritas; di wilayah

Page 141: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

117

tersebut tidak ada pengrusakan gereja dan rumah warga Kristen.

4. Ketika kerusuhan ini menjalar ke luar Kota Poso keluarga Pak Imam di Watuawu justru diselamatkan dan disembunyikan oleh gembala dan Kepala Desa Watuawu dan kemudian diantarkan kepada aparat TNI untuk diungsikan keluar dari Watuawu. Demikian juga halnya di Sangele, Bunyupundoli dan Tonusu serta Toinasa ada masyarakat Islam yang diungsikan dan dikawal oleh beberapa tokoh masyarakat Kristen dan tokoh pemuda keluar dari Panoma Utara menuju Morowali dan Pamona Selatan seterusnya ke wilayah Palopo. Ada Muslimah yang disembunyikan di kebun wilayah Taripa beberapa hari oleh seorang Ibu Nasrani dan kemudian diungsikan keluar Taripa dengan selamat.

5. Suatu fenomena yang janggal terjadi adalah masyarakat Lore Utara dan Tengah yang mayoritas Kristen (±12.000 jiwa Kristen dan ±3000 jiwa Islam) yang banyak cendekiawan dan sarjana tetapi yang duduk mewakili mereka di DPRD Kabupaten Poso justru seseorang yang beragama Islam (Periode 1997-1999-2004)

6. Pada bulan Juli dan Agustus tahun 2000 ketika konflik terjadi dan situasi mencekam beberapa tokoh masyarakat Kecamatan Tojo yang dipimpin oleh Drs Ramli Lasawedi memanggil pulang warga kristiani asal Bambalo, Tana Mawau, Malewa, Matako, Gandalario, Korondoda, Galuga, Mawomba, Tongko untuk kembali lagi ke Kecamatan Tojo yang mayoritas Islalm.

7. Pada waktu kerusuhan bulan April 2000 sebagi hasil peninjauan Pengda AL-Khairat Poso oleh Ketua Umum Al-Khairat Pusat Palu telah menyumbang 110 (seratus

Page 142: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

118

sepuluh) buah kasur untuk pengungsi anak-anak dan ibu-ibu di asrama kompi B Yon 711 Raksatama Poso.

Berkenaan dengan keariafan lokal di wilayah Kabupaten Poso, Kakanwil Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah menambahkan bahwa, di Poso persatuan agama bisa terwujud dalam politik. Contohnya dalam satu partai terdapat penganut agama yang berbeda. Partai x di daerah mayoritas muslim pengurusnya beragama Kristen. Atau sebaliknya partai y di daerah mayoritas Kristen pengurusnya beragama Islam.

C. Beberapa Faktor yang Dapat Menimbulkan Konflik

Di Poso yang memiliki kearifan lokal mosintuwu ini ada banyak faktor yang dapat menimbulkan konflik, sebagai berikut:

1. soal tanah/batas tanah milik 2. Soal batas desa, kecamatan, kabupaten, provinsi 3. Areal transmigrasi yang tidak tuntas pencanangannya 4. Fasilitas transmigrasi yang dianggap lebih baik dibanding

kondisi masyarakat setempat 5. Areal pertambangan, perkebunan besar, padang pelepasan

hewan, perairan perikanan

Page 143: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

119

BAB III

FKUB PROVINSI SULAWESI TENGAH DAN FKUB KABUPATEN POSO

A. FKUB Provinsi Sulawesi Tengah

1. Proses Pembentukan

embentukan FKUB Provinsi Sulawesi Tengah diawali dengan adanya pertemuan pemuka-pemuka agama di tingkat provinsi yang

diprakarsai oleh pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur Sulawesi Tengah. Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan seluruh majelis-majelis agama yang ada yaitu MUI, PGI, KWI, PHDI dan Walubi, serta tokoh-tokoh agama dari ormas-ormas keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, Al Khairaat, GPI, Budhi Dharma dan lain-lain. Pada waktu itu disepakati dibentuk FKUB Provinsi Sulawesi Tengah.

Ketika Kakanwil Departemen Agama Sulawesi Tengah, Dr. Hamdar Arraiyah baru datang/bertugas di Palu, FKUB bersama tokoh-tokoh agama melakukan audiensi. Semula FKUB belum diresmikan, setelah ada raker kemudian para pengurus meminta agar FKUB diresmikan. Akhirnya setelah terbentuk selama setahun kemudian diresmikan oleh Gubernur, berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor: 450.7/316/RO.EKBANG-GST/2007. Meski-pun pada waktu itu, menurut Kakanwil Departemen Agama pergub masih berupa draft dan belum ditandatangani. Demikian pula SK Penasihat FKUB juga belum ada.

Untuk menentukan jumlah keterwakilan dari masing-masing agama dilakukan dengan cara mempertimbangkan persentase jumlah penganut agama di Provinsi Sulawesi Tengah, serta mengakomodir unsur pemerintah di dalamnya

P

Page 144: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

120

yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan Kanwil Departemen Agama Provinsi setempat.

Menurut keterangan beberapa tokoh berbagai agama yang peneliti wawancarai, tingkat keterwakilan unsur-unsur agama dalam keanggotaan FKUB cukup baik. Kemanapun FKUB melakukan kegiatan semua perwakilan majelis agama diikutsertakan. Dalam pertemuan-pertemuan di Palu, Konghucu sudah mulai dilibatkan. Tetapi lembaga agama Khonghucu yaitu MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia) belum terbentuk.

2. Peran FKUB dalam Melakukan Dialog

FKUB provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) mempunyai tugas antara lain: melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat8. Dalam hal ini, ketua FKUB Provinsi Sulteng mengatakan bahwa FKUB sudah melakukan dialog sebanyak 10 kali.

Cara yang ditempuh untuk melakukan dialog, adalah dengan mengundang para tokoh dan pemuka lintas agama untuk berdialog berkenaan dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat dan umat beragama, dengan tujuan untuk mencari jalan keluar atau untuk menyelesaikannya. Cara lain yang dilakukan FKUB adalah menemui atau bersilaturahmi dan melakukan audiensi dengan para pemuka dan tokoh agama dengan cara mengunjungi rumah-rumah mereka atau bertemu di tempat yang telah ditetapkan.

Dialog yang pernah dilakukan oleh FKUB provinsi meliputi: dialog menyelesaikan konflik Poso; dialog tentang kearifan lokal dan budaya serta tradisi yang mendukung rekonsiliasi antara masyarakat dan antar umat beragama;

8 PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006, Bab III Pasal 9 ayat (1) huruf a.

Page 145: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

121

dialog kerjasama antar pemeluk agama; dialog antar pengelola rumah ibadat; dialog pemilu damai di Sulawesi Tengah; dan dialog resolusi konflik.

3. Peran FKUB dalam Menampung dan Menyalurkan Aspirasi Ormas Keagamaan dan Aspirasi Masyarakat

Tugas FKUB provinsi sebagaimana tercantum dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b. menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat; dan huruf c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur9. Dalam hal ini Ketua FKUB provinsi mengatakan bahwa FKUB pernah melaksanakan tugas tersebut. Aspirasi yang pernah ditampung oleh FKUB antara lain berkaitan dengan pemulihan konflik di Poso, dan berkaitan dengan pendirian rumah ibadat.

Masalah yang sering mengusik kerukunan di Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu adalah masalah pendirian rumah ibadat. Antara lain, di Palu Selatan, di dekat rumah Bupati Poso, di lingkungan mayoritas Muslim, ada pembangunan sebuah gereja. Menurut beberapa informan, berdasarkan informasi dari beberapa anggota masayakat setempat penduduk Kristen yang ada di sekitar, bukan umat yang akan dilayani oleh gereja yang akan dibangun. Sedangkan jemaat gereja yang tinggal di lingkungan tempat pembanguan gereja itu hanya 2 keluarga. Pembanguan gereja ini sudah mendapat rekomendasi dari FKUB Kota Palu, Kandepag dan Pemkot sudah mengeluarkan ijin dan IMB sudah diterbitkan. Namun, pembangunan gereja ini menimbulkan reaksi penolakan dari masyarakat. Terdapat sekitar 30 orang yang mendatangi kantor MUI, mereka mendesak kepada MUI untuk menghentikan pembanguan

9 PBM Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006 Bab III pasal 9 ayat (1) huruf b dan c.

Page 146: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

122

gereja itu. Karena desakan tersebut, pengurus MUI kemudian melakukan dialog dengan Walikota. Akhirnya ijin dan rekomendasi dicabut. Pembangunan gereja yang sudah berjalan itu kemudian dihentikan oleh Walikota.

Dalam kasus penghentian pembangunan rumah ibadat tersebut, menurut salah seorang anggota MUI peran FKUB tidak ada. Tapi menurut informan yang lain, FKUB sangat diperlukan, jika ada permasalahan seperti pendirian rumah ibadat yang tidak sesuai dengan ketentuan, dapat segera diselesaikan. Jika tidak ada FKUB semua permasalahan umat beragama penyelesaiannya ke Departemen Agama setempat.

4. Peran FKUB dalam Melakukan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Berkenaan dengan tugas FKUB provinsi melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat,10 menurut penjelasan ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah, sosialisasi telah dilakukan yaitu sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006.

Cara yang ditempuh dalam melakukan sosialisasi tersebut adalah berdialog dengan masyarakat dan pemuka agama. Di samping itu juga dilakukan dengan membagi-bagikan buku saku PBM kepada peserta atau sasaran sosialisasi. Nara sumber dalam kegiatan sosialisasi tersebut adalah: Prof. Dr. H.M. Ridwan Lubis (pada waktu itu sebagai Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama); Gubernur Sulawesi Tengah; Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan beberapa orang tokoh agama setempat. Peserta sosialisasi meliputi: pengurus

10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 Bab III Pasal 9 ayat (1) huruf d.

Page 147: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

123

FKUB kabupaten/kota se Sulawesi Tengah; pengurus dan pengelola rumah ibadat; tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama; serta utusan/perwakilan dari ormas-ormas dan organisasi pemuda.

Informan yang lain mengatakan bahwa FKUB provinsi melakukan sosialisasi PBM sampai tingkat kabupaten. Namun menurut salah seorang anggota MUI, kegiatan FKUB kurang padat dan tidak begitu banyak. Yang bersangkutan menyarankan, mestinya pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan FKUB lebih sering dan sasarannya sampai ke akar rumput. Hubungan di kalangan tokoh, atau pejabat lainnya pada umumnya sudah berjalan baik karena antara mereka sudah saling kenal dan akrab. Sementara yang perlu dibangun adalah keakraban sampai akar rumput.

Pernyataan di atas dibenarkan oleh informan yang lain, sosialisasi yang diselenggarakan FKUB masih kurang, terutama untuk sasaran akar rumput. Minimal sosialisasi itu sampai tingkat kecamatan, seyogyanya bisa menjangkau sampai tingkat kelurahan/desa. Oleh karena itu sosialisasi di tingkat kecamatan dan kelurahan dianggap perlu sebab di tingkat akar rumput masih banyak yang belum tahu tentang FKUB dan PBM.

5. Prasarana, Sarana dan Dana yang Dimiliki

Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan FKUB, misalnya untuk dialog berasal dari DIPA Kanwil Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah, APBD Sulawesi Tengah dan sponsorship FKUB. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan FKUB se Provinsi Sulawesi Tengah diperoleh dari bantuan Kanwil Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah.11 Demikian 11 Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan Penggunaan Bantuan Pemberdayaan

FKUB Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2007, hal 4.

Page 148: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

124

pula dana untuk kegiatan rakor diperoleh dari bantuan Kanwil Departemen Agama.

FKUB Provinsi Sulawesi Tengah mendapat dana Rp 250.000.000, dengan peruntukan pembangunan fisik, tidak boleh untuk membeli gedung. Dengan dana tersebut FKUB membangun gedung sekretariat di dekat kampus STQ Palu, di atas tanah yang disediakan Pemprov Sulawesi Tengah. Pada waktu penelitian ini dilaksanakan Kantor FKUB tersebut sudah selesai dibangun, tapi belum ditempati, karena sarana dan prasarana penunjangnya termasuk meubelairnya belum tersedia. Untuk sementara FKUB Provinsi Sulawesi Tengah berkantor di bekas Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah. Berkenaan dengan lemahnya pendanaan FKUB, Ketua FKUB provinsi mengusulkan supaya Mendagri membuat peraturan yang tegas tentang anggaran FKUB masuk dalam APBD.

6. Faktor Pendukung dan Penghambat

Menurut H. Dahlan Tangkaderi, Ketua FKUB Provinsi Sulawesik Tengah, FKUB Provinsi Sulawesi Tengah memiliki banyak kendala karena kordinasi antara FKUB dengan Badan Kesbangpol dan Linmas lemah, padahal banyak dana FKUB yang tersedia di Kesbangpol dan Linmas, meskipun APBD untuk FKUB secara khusus belum ada. Sebenarnya Gubernur maupun Wagub sudah cukup besar perhatiannya terhadap FKUB, tapi pada level pejabat teknis masih kurang tanggap12. Namun menurut keterangan beberapa aparat Kesbangpol dan Linmas13, berdasarkan Keputusan Mendagri No.13 tahun 12 Wawancara dengan H Dahlan Tangkaderi, Ketua FKUB Prov. Sulteng tgl

15 April 2009 (1) tgl 15 April 2009 13 Wawancara dengan Nilma Andi Manampuran, Sekretaris Kesbang dan

Polmas, Andi Sri Imiani Arif, Kasub Idiologi dan Sahyur Singe, Kasub Politik tanggal 16 April 2009. 

Page 149: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

125

2006, di Kesbang tidak ada lagi dana bantuan untuk ormas, termasuk FKUB. Semua dana sumbangan sekarang terpusat di Setprov. Setiap ada ormas yang datang untuk meminta bantuan, mereka selalu menginformasikan Keputusan Mendagri tersebut.

Ramli, S. Ag, M.Ag, salah seorang pengurus FKUB provinsi, menyoroti kelemahan FKUB dari sisi lain, berkenaan dengan hubungan FKUB provinsi dengan FKUB kabupaten/ kota. PBM menyatakan bahwa FKUB provinsi dan kabupaten. kota bersifat koordinatif. Di Sulawesi Tengah hubungan koordinatif tersebut diwujudkan dalam bentuk rakor dengan mengundang FKUB kabupaten/kota. Sedangkan dari FKUB kabupaten/kota ada kewajiban melapor kepada FKUB provinsi yang seharusnya dilakukan setiap tahun. Tapi FKUB kabupaten/kota tidak taat untuk melapor, karena hubungan-nya hanya koordinasi. FKUB kabupaten/kota memandang laporan kepada FKUB provinsi hukumnya tidak wajib.

Kakanwil Departemen Agama memberikan solusi bagi peningkatan kinerja FKUB, karena pengurus FKUB tidak digaji, maka mereka harus diberi reward, antara lain berkenaan dengan peningkatan wawasan internasional. Misalnya diajak ke luar negeri, melihat seperti apa bangsa yang mayoritas Budha, seperti Tailand; yang mayoritas Kristen seperti Philipina dan lain-lain. Perluasan wawasan pengurus FKUB perlu juga dibuka, misalnya di Tolae para pendatang bebas mendirikan rumah ibadat agama apapun. Bagaimana di Bali, apakah agama selain Hindu bebas mendirikan rumah ibadat, sementara untuk memiliki KTP bagi pendatang non Hindu sangat sulit sekali.

Menurut keterangan beberapa orang pejabat Kesbangpol, di Sulawesi Tengah Kesbang memiliki kegiatan yang nomenklaturnya hampir sama dengan FKUB, yaitu Forum Komunikasi Antar Umat beragama tapi singkatannya

Page 150: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

126

sama dengan FKUB. Hal inilah yang diduga oleh pengurus FKUB (versi PBM) dana yang tersedia di Kesbangpol untuk FKUB (versi PBM) ternyata untuk FKUB (versi Kesbangpol). Atau di sini ada upaya penggunaan dana yang semula dianggarkan untuk FKUB (versi PBM) tapi kemudian dipakai untuk kegiatan Kesbangpol sendiri melalui FKUB (versi Kesbangpol).

Berkenaan dengan keberadaan FKUB (versi Kesbang-pol), menurut Kakanwil Departemen Agama ada warna sendiri ketika Kesbangpol dan Linmas menyelenggarakan kegiatan tersebut, demikian pula ketika FKUB (PBM) menyelenggarakan kegiatan. Untuk memberikan motivasi kepada pengurus FKUB (PBM) itu mudah, jika ada kegiatan di pusat yang diundang FKUB (PBM) bukan FKUB (Kesbangpol). Dengan perlakuan seperti itu ada prestise sendiri bagi anggota FKUB (PBM).

B. FKUB Kabupaten Poso

1. Proses Pembentukan

Sebelum lahirnya FKUB di Poso sudah dibentuk Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUB) yang diadopsi oleh Bupati Poso dari model BKSAUA yang ada di Sulawesi Utara. Pengadopsian BKSAUA ini menurut beberapa informan, dianggap wajar karena Bupati Poso berasal dari Sulawesi Utara, sehingga ada rasa kebanggaan tersendiri terhadap kearifan lokal dari daerah asalnya.

Pada 18 Maret 2006 di Poso dibentuk Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) kabupaten berdasarkan Keputusan Bupati Poso Nomor: 18845/0849/2006 tentang Kepengurusan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Poso. FKUB Kabupaten Poso dibentuk di aula Losmen Alugoro Poso. Pdt. Isyak, ketua Umum Sinode GKST menunjuk Drs. Abdul Malik Syahadat menjadi ketua

Page 151: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

127

FKUB. Yang memprakarsai berdirinya FKUB adalah tokoh-tokoh masyarkat setempat, antara lain, Pdt Isyak, Drs. Abdul Malik Syahadat dan Yahya.

Ada beberapa hal menarik dari keberadaan FKUB Kabupaten Poso. Pertama, nama yang berbeda dengan FKUB (versi PBM) Forum Kerukunan Umat Beragama, sementara di Poso adalah Forum Komunikasi Antar Umat Beragama meskipun singkatannya sama. Hal ini dapat dimaklumi karena forum tersebut dibentuk 3 (tiga) hari sebelum lahirnya PBM (21 Maret 2006). Selain di Poso, di Kota Palu 25 Oktober 2005, Kabupaten Banggai Kepulauan 30 November 2005, telah dibentuk Forum Komunikasi/Kerja Sama Antar Umat Beragama; Akan tetapi berdasarkan pasal 27 ayat (2) FKUB atau forum sejenis yang sudah dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota disesuaikan paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan bersama ini ditetapkan.14 Namun forum-forum tersebut tetap berkelanjutan hingga penelitian ini diselenggarakan, termasuk di Kabupaten Poso.

Prakarsa pembentukan FKUB adalah inisiatif bersama satgas, kopkam, tokoh adat, tokoh masyarakat, perwakilan majelis-majelis agama Kabupaten Poso. Cara pembentukan melalui ketua dan anggota formatur yang mewakili semua unsur yang ada di Kabupaten Poso, sesuai dengan kesepakatan bersama.

Kedua, menurut Pdt Kristian Bontinge, Kasi Bimas Kristen Kandepag Kabupaten Poso, anggota FKUB Kabupaten Poso hampir 100 orang. Karena keanggotaan FKUB Kabupaten Poso merupakan kelanjutan dari keanggotaan satgas yang dibentuk pada waktu terjadi kerusuhan yang berjumlah hampir 100 orang. Anggota satgas ini meliputi unsur Depdagri, Depag, TNI dan Polri ditambah ormas-ormas

14 PBM Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006 Bab IX pasal 27 ayat (2).

Page 152: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

128

Islam seperti Muhammadiyah, Al Khairat, Dewan Dakwah Islamiyah dan Majelis Ulama Indonesia, sekte-sekte dalam Kristen, majelis-majelis agama Katolik, Hindu dan Buddha. Akan tetapi dalam dokumen yang kami dapatkan jumlah pengurusnya 60 orang, yang terdiri atas pelindung 11 orang, pengurus harian 16 orang (ketua umum, wakil ketua I-VI, sekretaris umum, wakil sekretaris I-VI, bendahara dan wakil bendahara), seksi-seksi meliputi humas, litbang, sosial kemasyarakatan masing-masing 10 orang.

Struktur maupun jumlah pengurus FKUB seperti di atas tentu tidak sesuai dengan PBM, tapi menurut beberapa orang informan hal ini justru dapat mewakili berbagai unsur yang ada, termasuk sekte Protestan yang banyak sekali. Namun berdasarkan amanah PBM, forum-forum sejenis harus menyesuaikan dengan PBM yang mengatur bahwa FKUB kabupaten/kota beranggotakan 17 orang.

2. Peran FKUB dalam Melakukan Dialog dan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan

Sebagaimana tugas yang harus diemban FKUB yakni melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, FKUB Kabupaten Poso telah melaksanakan dialog di 15 kecamatan. Kegiatan tersebut merupakan sosialisasi dalam pelaksanaan PBM Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006, diantaranya:

a. Kunjungan keenam Tim FKUB Kabupaten Poso ke 15 kecamatan se-kabupaten Poso dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 September 2007. Dalam kunjungan tersebut hadir: Tripika setempat, pengurus FKUB, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda. Acara dialog meliputi:

• Penjelasan tugas pemerintah/kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam pemeliharaan Tri Kerukunan

Page 153: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

129

Hidup Umat Beragama sesuai dengan PBM No.9 dan 8 Tahun 2006;

• Penjelasan tugas FKUB sesuai dengan PBM yang meliputi Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pemberdayaan FKUB, dan Syarat-syarat Pendirian Rumah Ibadat;

• Hubungan Tugas FKUB dengan Inpres No. 14 Tahun 2005 dan Deklarasi Malino;

• Sosialisasi 10 butir Kode Etik Pembelajaran dan Pencerahan Bersama tokoh-tokoh agama lintas komunitas Kabupaten Poso, Morowali, Tojo Una-una dan Kabupaten Parigi Moutong di Yogya pada tanggal 9 s.d 14 Juni 2007.

• Pandangan tentang Kerukunan Umat Beragama, menurut perpektif berbagai agama.

b. Peserta Kunjungan Sosialisasi

Peserta kunjungan sosialisasi dan silaturahmi masing-masing kecamatan antara 30-35 orang yang terdiri unsur tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, Posyandu, dihadiri oleh Tripika setempat dan Pengurus FKUB.

c. Metode Penyampaian

Para nara sumber menyampaikan pemaparan dengan bahasa yang sederhana yang mudah dicerna para peserta dengan metode ceramah, kemudian dilanjutkan acara tanya jawab. Dengan banyaknya peserta mengajukan pertanyaan berkisar dari materi PBM diantaranya masalah pendirian rumah ibadat, tugas FKUB, dan saran untuk memperbanyak buku PBM untuk dipelajari.

Page 154: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

130

3. Peran FKUB dalam Menampung dan Menyalurkan Aspirasi Ormas Keagamaan dan Aspirasi Masyarakat

Menurut ketua Sinode GKST Kabupaten Poso, membicarakan peran FKUB tidak mudah, jalan rekonsiliasi masih sulit. Tokoh-tokoh agama baik Kristiani maupun Muslim seperti Al-Khairat dan MUI harus serius membangun kerukunan di Poso, yang pernah mengalami suasana konflik berdarah selama 7 tahun. FKUB sangat diperlukan di Poso, dengan menyusun program berdasarkan permasalahan yang ada di Poso, dan meletakkannya dalam bingkai kerukunan hidup bersama. FKUB di daerah lain juga diperlukan, tapi tidak seserius seperti di Poso. Di sini FKUB diharapkan dapat menjernihkan situasi. Forum ini diharapkan dapat menjawab permasalahan-permasalahan pasca konflik.

Keberadaan FKUB di tengah masyarakat Poso sepertinya membawa pandangan yang penuh harapan dan optimisme dapat menyelesaikan kepentingan mereka. Pengalaman lapangan menunjukan kesan bahwa masyarakat bukan hanya berkonsultasi tentang tugas-tugas FKUB sesuai PMB tetapi juga hal-hal yang tidak ada hubungannya namun mereka sangat mengharapkan bantuan/dukungan FKUB dalam mengangani masalah sosial sebagi berikut:

1. Sumber mata air di gunung yang dikhawatirkan akan mengalami kerusakan akibat perambahan hutan;

2. Pemekaran kecamatan; 3. Pos keamanan yang ditinggalkan aparat keamanan; 4. Polmas yang dianggap tidak melaksanakan tugasnya

dengan baik; 5. Kawin lari; 6. Masalah desa yang terputus aliran listriknya.

Peran FKUB kabupaten dalam menampung aspirasi masyarakat dan ormas keagamaan di Poso meliputi masalah-

Page 155: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

131

masalah: pertama, yang paling banyak adalah berkaitan dengan keinginan mendirikan rumah ibadat. Hal ini tercermin dalam dialog, mereka sampai menanyakan sanksi hukum apa yang dikenakan kepada pelaku pendirian rumah ibadat yang tidak sesuai dengan aturan PBM. Untuk itu pula, masyarakat menginginkan bisa mempelajari sendiri lebih dalam tentang PBM, dan berharap FKUB bisa menyediakan buku saku PBM.

Kedua, keinginan masyarakat agar FKUB dapat berperan serta dalam menciptakan perdamaian di “Bumi Sintuwu Maroso”. Lebih jauh dari sekedar perdamaian, masyarakat menginginkan FKUB bisa menghapus trauma konflik Poso terutama bagi anak-anak yang menjadi saksi mata kekejaman konflik terbuka. Untuk menghapus trauma pada anak-anak saksi sejarah konflik, bagi anak-anak Kristen di Tentena telah diadakan panggung boneka. Di antara isi ceritanya, ada tokoh yang telah melakukan kesalahan, tapi kemudian tokoh yang berbuat salah itu mendapat pengampunan. Diharapkan panggung boneka ini dapat menghapus trauma mereka dan dapat memberikan pelajaran kepada anak-anak agar bisa mengampuni kesalahan orang lain.

Berkenaan dengan harapan yang terakhir disebutkan di atas, ketua Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) mengatakan sangat banyak yang diharapkan masyarakat Poso terhadap FKUB, namun di sisi lain juga menyadari tingkat kemampuan dan kewenangan FKUB untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut.

4. Pola FKUB dalam Menampung dan Menyalurkan Aspirasi

a. Secara Formal:

1) Malalui rapat atau pertemuan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempu-an, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga

Page 156: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

132

budaya lokal, aparatur pemerintah di tingkat kecamatan atau desa/kelurahan;

2) Menemui (berkoordinasi) dengan bupati atau wakil bupati (ketua dewan penasihat FKUB). kepala Kantor Departemen Agama kabupaten (wakil ketua dewan penasihat FKUB) atau dinas/instansi terkait;

3) Menugaskan beberapa orang pengurus FKUB untuk ikut safari ramadhan maupun safari natal yang dilaksanakan oleh Pemda Poso;

4) Melakukan sendiri safari ramadhan di beberapa Kecamatan tertentu karena dana yang minim;

5) Membuat laporan kegiatan yang disampaikan kepada bupati, DPRD kabupaten, kandepag kabupaten, FKUB provinsi, kepala kesbang provinsi, gubernur, kanwil agama provinsi, Menteri Agama, Kapus PKUB, Dirjen Kesbang dan Menkokesra

b. Secara Non Formal

1) Silaturrahmi ke masyarakat, tokoh lokal, melayat atau pada acara sosial lainnya seperti peresmian gereja, masjid, sekolah, dan madrasah.

2) Kontak langsung di lapangan seperti kasus perkelahian 4 (empat) anak muda karena mabuk dan kebetulan dua orang beragama Islam dan dua orang beragama Nasrani di Desa Ratolene Kecamatan Poso Pesisir tanggal 23 Juli 2008 pukul 23.00 malam dimana dua orang Bagian Kepemudaan FKUB langsung berada di lokasi bersama aparat Kepolisian dan KAPOLRES untuk meredam perkelahian serta pengerahan masa dan usaha ini berhasil baik. Dalam rapat Muspida,

Page 157: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

133

KAPOLRES menyampaikan terima kasih kepada FKUB yang proaktif menyelesaikan masalah tersebut.

5. Prasarana, Sarana dan Dana yang Dimiliki

FKUB Kab Poso mendapat dana dari Departemen Agama Pusat, sebanyak Rp 300 juta. Menteri Agama sendiri yang menyampaikan dana tersebut secara langsung. Pada waktu itu Menteri Agama menyatakan bahwa Departemen Agama memberikan dana untuk pembangunan gedung, sementara pemda yang menyiapkan tanahnya. Pemda Kabupaten Poso menyanggupi, tapi hingga dua tahun tidak ada realisasinya. Sehingga uang dari Departemen Agama tersebut dibelikan rumah tinggal di Jl. P. Seram seharga Rp 225 juta, dan dijadikan kantor sekretariat FKUB Kab Poso.

Selain dana tersebut FKUB Kab Poso pernah mendapat dana dari Departemen Agama sebesar Rp 30 juta dan tiap FKUB kecamatan Rp.20 juta. Dana yang terakhir ini langsung ditransfer ke masing-masing rekening FKUB kecamatan.

Untuk kegiatan rutin FKUB Kabupaten Poso belum memiliki sumber dana yang dianggarkan oleh pemda setempat melalui ABPD. Sehingga hal ini merupakan kendala bagi FKUB untuk melakukan kegiatannya berkiprah dalam ikut serta memelihara perdamaian masyarakat beragama.

6. Faktor Penghambat

Kendala FKUB di wilayah Kabupaten Poso, pertama adalah menyangkut dasar pembentukannya sebagai kelanjutan dari pembentukan satgas pada masa konflik, yaitu Inpres no. 14 Tahun 2005 tentang Langkah-langkah Komprehensif Penanganan Masalah Poso. Karena pembentukan satgas juga meliputi seluruh kecamatan yang ada di Kab Poso, maka di 16 kecamatan sudah terbentuk

Page 158: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

134

FKUB, dan hanya 2 kecamatan yang belum ada karena merupakan kecamatan baru setelah adanya pemekaran. Kedua, karena hambatan dana yang belum dianggarkan oleh pemda melaui ABPD.

Page 159: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

135

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Pembentukan FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan keanggotaannya sudah sesuai dengan amanah PBM. Sementara nama FKUB Kabupaten Poso, dan jumlah anggotanya belum sesuai dengan amanah PBM.

2. FKUB, baik Provinsi Sulawesi Tengah maupun Kabupaten Poso sudah berperan sebagaimana diamanahkan PBM Bab III Pasal 8, 9 dan 10 meskipun belum maksimal.

3. Kendala yang dihadapi FKUB Provinsi Sulawesi Tengah dan FKUB Kabupaten Poso karena faktor dana. Di samping itu FKUB provinsi karena adanya dualisme FKUB versi PBM dan versi Kesbangpol.

B. Rekomendasi

1. FKUB Kabupaten Poso perlu segera menyesuikan dengan amanah PBM baik menyangkut nama dan keanggotaannya.

2. Dari pengalaman di atas menunjukan bahwa keberadaan dan peran FKUB perlu mendapat perhatian, dukungan, pembinaan, dan kajian serta kebijakan baru dari tingkat Pusat sampai Kabupaten agar FKUB sebagai Lembaga Kemasyarakatan yang “difasilitasi pemerintah” benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan dapat membantu Pemerintah dalam membangun kehidupan masyarakat yang aman, damai, adil dan sejahtera.

Page 160: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

136

3. Perlu adanya kebijakan pemerintah cq Departemen Dalam Negeri dan jajarannya di daerah untuk segera dapat merealisasikan adanya sumber dana bagi FKUB.

Page 161: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

137

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso, Kabupaten Poso Dalam Angka 2007.

Bupati Poso, Keputusan Bupati Poso Nomor: 18845/0849/2006. Tentang Kepengurusan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Poso.

Ditjen Kesbangpol Depdagri, Peran Pemerintah Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Penguatan Kelembagaan FKUB. (Makalah tidak diterbitkan), Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Kelembagaan FKUB, Bogor, 20 Maret 2009.

Deklarasi Malino Untuk Poso.20 Desember 2001.

Deklarasi Peserta Kemah Pemuda Lintas Agama di Kabupaten Poso,1-4 Desember 2006.

Kantor Departemen Agama Kabupaten Poso, Formulir Pendataan Kantor Departemen Agama Kabupaten Poso. Tahun 2008.

Kode Etik Bersama Alumni Peserta Belajar Bersama Pemimpin Umat Beragama Berbasis Komunitas Se-Kabupaten Poso. Yogyakarta, 10-14 Juni 2007.

Lubis, Ridwan, Beberapa Persoalan FKUB di Daerah. (power point tidak diterbitkan) Bahan Diskusi Puslitbang I Departemen Agama RI, 13 April 2009.

Mudzhar, M. Atho, Prof. Dr. H., Peran Pemuka Agama dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peningkatan Kemandirian FKUB. (Makalah tidak diterbitkan). Disampaikan pada Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Page 162: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

138

Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Hotel Mirah Bogor, 20-22 Maret 2009.

Sambutan Menteri Agama RI Pada Upacara Pembukaan Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB. Disampaikan pada Upacara Pembukaan Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB, tanggal 20 Maret 2009 di Operation Room Departemen Agama Pusat, Jakarta.

Syahadat, Abdul Malik, Drs, Peran FKUB dalam Menampung dan Menyalurkan Aspirasi Serta Menyelesaikan Konflik di Mayarakat (Makalah tidak diterbitkan). Disampaikan pada Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Hotel Mirah Bogor, 20-22 Maret 2009.

-o0o-

Page 163: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh:

Sjuhada Abduh Ibnu Hasan Muchtar

Page 164: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 165: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

139

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ada tahun 2005 terjadi polemik dalam masyarakat tentang keberadaan SKB Menag-Mendagri No 1 Tahun 1969. Sebagian menghendaki agar SKB

tersebut dicabut, karena dianggap menghambat pendirian rumah ibadat, sedangkan sebagian lagi menghendaki agar SKB tetap dipertahankan. Menghadapi kontroversi tentang SKB tersebut, Presiden memerintahkan kepada Menteri Agama agar mengkaji SKB No 1 Tahun 1969. Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, keberadaan SKB tersebut masih diperlukan, hanya perlu diadakan penyempurnaan.1 Mencermati kondisi demikian, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri membentuk satu tim untuk membahas penyempurnaan SKB No. 1 Tahun 1969. Proses penyempurnaan dilakukan dengan melibatkan anggota tetap dari majelis-majelis agama masing-masing sebanyak 2 (dua) orang, berlangsung dalam 11 kali pertemuan. Hasil kajian tersebut dirumuskan dalam bentuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, disingkat PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, yang ditanda tangani oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006.2

1 Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM No 9 dan No 8

Tahun 2006, pada tanggal 17 April 2006 di Operation Room Departemen Agama, Lihat Buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2006 dan No 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal 2-3.

2 Kata Pengantar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Ibid, hal i-iii.

P

Page 166: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

140

PBM tersebut memuat tiga hal yaitu: (a) Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (b) Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan (c) Pendirian Rumah Ibadat.3

Agar PBM dapat dipahami oleh para pejabat dan masyarakat, maka sejak PBM ditandatangani oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006, telah dilakukan sosialisasi secara intensif, baik yang dilaksanakan oleh Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, unit-unit kerja di lingkungan Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri maupun yang dilaksanakan oleh beberapa pemerintah daerah tingkat provinsi dan kabupaten/ kota di Indonesia. 4

Berkaitan dengan FKUB, setelah dikeluarkannya PBM, berlaku ketentuan bahwa di daerah paling lambat tanggal 21 Maret 2007 sudah harus terbentuk FKUB tingkat provinsi dan FKUB tingkat kabupaten/kota. Sejak berlakunya PBM tersebut, maka secara berangsur-angsur gubernur dan bupati/ walikota telah membentuk FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota. Namun sampai saat ini belum semua kabupaten/kota membentuk FKUB. Untuk itu bagi daerah yang belum membentuk FKUB, harus terus didorong agar nantinya semua kabupaten/kota dapat membentuk FKUB.

Dalam PBM dijelaskan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan kabupaten/kota diatur dengan Peraturan Gubernur. Dalam hal Pergub tentang FKUB dan Dewan Penasihat FKUB belum semua gubernur telah membuat pergub tersebut. Dalam

3 Sambutan Menteri Agama, Ibid, hal 9-10. 4 Lihat laporan Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, Puslitbang

Kehidupan Keagamaan, 2006, hal. 2.

Page 167: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

141

pergub tersebut antara lain memuat tentang pengaturan tugas dan kewenangan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, masa kepengurusan FKUB, sumber anggaran FKUB, dan sekretariat FKUB.

Adanya wadah FKUB merupakan peluang bagi terwujudnya kerukunan umat beragama. Oleh karena itu diperlukan langkah konkrit untuk memberdayakan dan memperkuat kehadiran FKUB baik pada level provinsi/ kabupaten/kota. Upaya menuju pemberdayaan FKUB dapat ditempuh sebagai berikut. Pertama, penguatan keorgani-sasian yang memfungsikan seluruh perangkat FKUB sesuai dengan pembagian tugas masing-masing. Suatu hal yang istimewa pada lembaga ini adalah untuk pertama kalinya pemuka antar agama berhimpun pada sebuah wadah kerjasama yang berskala nasional. Sudah barang tentu begitu seseorang bersedia menjadi anggota FKUB maka pada saat itu hendaknya mereka mengubah kerangka berfikir yaitu ia tidak hanya diharapkan menyuarakan satu kelompok umat beragama yang menjadi latar belakang asal usulnya, akan tetapi ia telah menjadi wakil dari kepentingan seluruh umat beragama di provinsi/kabupaten/kota itu. Kedua, wadah FKUB hendaknya bukan sekedar lembaga yang bekerja hanya secara insidental akan tetapi ia bekerja secara penuh waktu untuk melakukan dialog intra dan antar umat beragama, menampung aspirasi dan menyalurkan aspirasi umat ber-agama, mensosialisasikan peraturan/perundang-undangan kerukunan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Untuk itulah FKUB hendaknya menyusun program kerja tahunan, sekaligus menyusun anggaran belanja guna membiayai kegiatan itu. Ketiga, FKUB hendaknya menyusun tatakerja baik internal maupun eksternal, menyusun

Page 168: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

142

mekanisme kerja, dan kesektariatan.5 Setelah terbentuknya FKUB, ada yang sudah dapat menjalankan perannya, sesuai dengan pasal 8 dan 9 PBM dengan baik, tetapi lebih banyak lagi yang belum dapat menjalankan perannya secara baik.6

Untuk mengetahui bagaimana FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam melaksanakan perannya sesuai dengan fungsinya yang telah ditetapkan dalam pasal 8,9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahunh 2006, maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian sejauh mana fungsi tersebut telah dapat dilaksanakan oleh FKUB di berbagai daerah. Oleh karena itu pada tahun 2009 Puslitbang Kehidupan Keagamaan menganggap perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8,9dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagimana proses pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten di lokasi penelitian?

5 Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, pada Rapat

Kordinasi Nasional FKUB, di Bandung, tanggal 6-8 Agustus 2008. lihat juga Sambutan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, pada acara Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se- Jabodetabek, Wisma Haji, Jakarta Pusat, 21-22 Juli 2008.

6 Suhatmansyah, Direktur Fasilitasi Organisasi Politik dan Kemasyarakat-an, “Pemberdayaan Lembaga Kerukunan Umat Beragama di Daerah”, disampaikan pada Semiloka Penguatan Kelembagaan dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Bogor, 23-25 Juli 2007. Lihat pula laporan Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukuan Umat Beragama Se-Jobodetabek, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Jakarta, 2008, hal 1. Lihat pula hasil Komisi B, Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB, Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Bogor, 20-22 Maret 2009.

Page 169: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

143

2. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat?

3. Bagaimana peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat?

4. Bagaimana peran FKUB dalam menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur/ bupati?

5. Bagaimana peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.?

6. Apakah FKUB provinsi dan kabupaten telah memiliki prasarana, sarana dan dana?

7. Bagaimana job description (uraian tugas) pengurus FKUB provinsi dan kabupaten.

8. Apa faktor pendukung dan pengahambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten.

2. Memperoleh informasi tentang pelaksanaan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.

3. Mengetahui aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat yang ditampung oleh FKUB.

4. Mengetahui penyaluran aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat sebagai bahan kebijakan gubernur/bupati.

Page 170: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

144

5. Mengetahui pelaksanaan sosialisasi peraturan per-undang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

6. Untuk mengetahui prasana dan sarana apa saja yang telah dimiliki oleh FKUB provinsi dan kabupaten.

7. Untuk mengetahui apakah pengurus FKUB provinsi dan kabupaten telah memiliki prasarana, sarana dan dana.

8. Mengetahui faktor pendukung dan pengahambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

D. Target yang Ingin Dicapai dan Out comenya.

Target yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Diketahuinya proses pembentukan FKUB provinsi dan kabupaten/kota.

2. Diperolehnya informasi tentang pelaksanaan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.

3. Diketahuinya aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat yang ditampung oleh FKUB?

4. Diketahuinya penyaluran aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat sebagai bahan kebijakan gubernur/ bupati.

5. Diketahuinya pelaksanaan sosialisasi peraturan per-undang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

6. Diketahuinya pembagian tugas diantara pengurus FKUB provinsi dan kabupaten.

7. Diktehuinyai faktor pendukung dan pengahambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Page 171: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

145

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan peran FKUB provinsi/kabupaten dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

E. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri dalam menyusun kebijakan dalam rangka meningkatkan peranan FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama dan memberdayakan masyarakat.

F. Defenisi Operasional

1. Peranan adalah aktifitas yang diperankan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh sutau lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peranan itu ada dua macam yaitu peranan yang diharapkan (expected role) dan peranan yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peranan yang diembannya, terdapat faktor pendukung dan penghambat.

2. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan ksejahteraan. (Pasal 1 point 6 PBM No 9 dan N0 8 Tahun 2006). FKUB terdiri dari FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan FKUB sesuai dengan tugasnya yang tercantum dalam pasal 8.

4. Pasal 8,9 dan 10 PBM adalah pasal-pasal yang terdapat dalam PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, tentang FKUB, yang berkaitan dengan cara membentuknya, dan hubungan antara FKUB provinsi dengan FKUB

Page 172: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

146

kabupaten/kota (PS 8), tugas FKUB provinsi dan kabupaten/kota (PS 9) dan keanggotaan, jumlah anggota, komposisi keanggotaan dan pimpinan FKUB (PS 10).

Dengan demikian yang dimaksud dengan Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 adalah: peranan yang harus dilaksanakan oleh FKUB provinsi dan kabupaten sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006. Tentang isi pasal 8,9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 dapat dilihat pada buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan N0 8 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal 43-46.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi kepustakaan/dokumen dan observasi terbatas. Wawancara dilakukan terhadap beberapa orang pengurus FKUB, Kepala Kanwil Depag Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Kandepag Kabupaten Pontianak, Kasubag TU (Kanwil/Kandepag), Kepala Kesbang provinsi dan kabupaten, staf sekretariat FKUB, pimpinan majelis-majelis agama, pemuka agama dan pemuka masyarakat. Studi kepustakaan/dokumen dilakukan terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan FKUB, peraturan gubernur, makalah-makalah hasil dialog, surat-sutat yang ada kaitannya dengan tugas-tugas FKUB. Sedangkan

Page 173: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

147

observasi dilakukan terhadap kantor FKUB dan beberapa aktifitas yang sedang dilakukan (bila memungkinkan).

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, melalui tahap-tahap klasifikasi data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

2. Data yang akan dihimpun.

Data yang akan dihimpun terdiri dari:

1) Gambaran umum daerah penelitian

2) Proses pembentukan FKUB (Pasal 8)

3) Hubungan antara FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota

4) Peranan FKUB dalam melaksanakan tugasnya (melakukan dialog, menampung aspirasi, menyalur-kan aspirasi, melakukan sosialisasi peraturan)

5) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas FKUB

6) Cara menentukan perwakilan masing-masing agama

7) Pelaksanaan tugas masing-masing pengurus (ketua, sekretaris, anggota)

8) Peraturan gubernur/bupati tentang FKUB.

9) Struktur kepengurusan FKUB

10) Aturan dan tata kerja FKUB

11) Sarana dan prasarana yang dimiliki FKUB (kantor, anggaran, komputer, staf).

Page 174: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

148

Page 175: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

149

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI DAN KABUPATEN PONTIANAK

I. Provinsi Kalimantan Barat

A. Letak Wilayah

rovinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2o08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT

dan 114o10 BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang 0o) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.

Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu Provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya Provinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan Serawak telah terbuka jalan darat antar negara yang menghubungkan Kota Pontianak ke Entikong dan Kuching (Serawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam perjalanan.

Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah Provinsi Kalimantan Barat adalah: sebelah utara

P

Page 176: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

150

berbatasan dengan Serawak (Malaysia), sebelah selatan dengan Laut Jawa dan Kalimantan Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna dan Selat Karimata.

Sebelah utara Kalbar terdapat empat kabupaten yang langsung berhadapan dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang - Kapuas Hulu. Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan dataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.

Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk provinsi terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891 km2), kedua Kalimantan Timur (202.440 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km2). Dilihat dari luas menurut kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten Ketapang (35.809 km2 ata 24,39 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20.33 persen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 9 (sembilan) kabupaten/kota lainnya.

B. Topografi

Secara umum, wilayah Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur sepanjang Lembah Kapuas serta Laut Natuna/Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove.

Page 177: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

151

Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan Kalingkang/Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.

Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi Seribu Sungai. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Sungai besar utama adalah Sungai Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km), sepanjang 942 km sungai tersebut dapat dilayari. Sungai-sungai besar lainnya adalah: Sungai Melawi, (dapat dilayari 471 km), Sungai Pawan (197 km), dan Sungai Kendawangan ( 128 km), Sungai Jelai (135 km), Sungai Sekadau (117 km), Sungai Sambas (233 km), dan Sungai Landak (178 km). Jika sungai-sungai sangat menonjol jumlahnya di Kalimantan Barat, maka sebaliknya yang terjadi dengan danau. Dari danau-danau yang ada hanya dua yang cukup berarti. Kedua danau ini adalah Danau Sentarum dan Danau Luar I yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-kadang nyaris kering di musim kemarau, serta Danau Luar I yang mempunyai luas sekitar 5.400 hektar. Kedua danau ini mempunyai potensi yang baik sebagai objek wisata.

Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian gunung-gunung relatif rendah serta non aktif. Gunung yang paling tinggi adalah gunung Baturaya di Kec. Serawai, Kab. Sintang yang mempunyai ketinggian

Page 178: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

152

2.278 meter dari permukaan laut, jauh lebih rendah dibanding G. Semeru (Jatim,3.676 meter) atau G. Kerinci (Jambi, 3.805 meter). Gunung Lawit yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih dahulu dikenal di Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga karena mempunyai tinggi 1.767 meter, sedangkan tertinggi kedua adalah Gunung Batusambung (Kec. Ambalau) dengan ketinggian mencapai 1.770 meter.

Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Riau, Sumatera. Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimatan dan Pulau Maya, Pulau Penebangan, Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata, Kab. Ketapang. Pulau besar lainnya antara lain adalah Pulau Laut, Pulau Betangin Tengah, Pulau Butung, Pulau Nyamuk dan Pulau Karunia di Kab. Pontianak. Sebagian kepulauan ini, terutama di wilayah Kab. Ketapang merupakan Taman Nasional serta wilayah perlindungan atau konservasi.

Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (42,32%) dan padang/semak belukar/alang-alang (34,11%). Adapun areal hutan terluas terletak di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 1.964.491 ha, sedangkan padang/semak belukar terluas berada di Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.374.145 ha. Sementara itu areal perkebunan mencapai 1.574.855,50 atau 10,73 %. Dari 14,68 ribu ha luas Kalimantan Barat, areal untuk pemukiman hanya berkisar 0,83 persen. Adapun areal pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti kemudian oleh Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang.

Page 179: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

153

C. Penduduk

Kalimantan Barat terdiri dari 14 kabupaten/kota, yaitu: Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Pontianak, Sanggau, Ketapang, Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, Melawi, Kayong Utara, Kubu Utara, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang. Jumlah kecamatan di Kalimantan Barat sebanyak 175, sedangkan desa/ kelurahan 1.861 buah.

Ketapang merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat, yaitu 24% dari total luas provinsi tersebut. Kapuas Hulu dan Sintang merupakan kabupaten terluas ke-2 dan ke-3, yaitu 20% dan 14% dari total luas Kalimantan Barat. Sebaliknya, dua kota paling sempit adalah Kota Pontianak dan Singkawang, yaitu hanya 0,07% dan 0,34% dari total luas Kalimantan Barat.

Seperti disebut sebelumnya, luas wilayah Kalimantan Barat mencapai 146.ribu km2, dengan jumlah penduduk sekitar 4 juta lebih. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang, yaitu 51% : 49%. Dari angka tersebut, bisa dilihat bahwa tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Barat masih rendah, yaitu 28 jiwa/km2. Ketapang merupakan Kabupaten terluas di Kalimantan Barat (35.809 km2). Sedangkan yang paling sempit adalah Kota Potianak (107 km2). Tapi ironisnya, tingkat kepadatan penduduk tertinggi justru di kota yang paling sempit itu, Pontianak, yaitu 4.809 jiwa/km2. Angka tersebut jauh di atas Kota Singkawang, terpadat ke-2 yang tingkat kepadatannya mencapai 343 jiwa/km2.

Berikut tabel lengkap data luas wilayah kabupaten/ kota, jumlah penduduk, dan tingkat kepadatan penduduk-nya.

Page 180: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

154

Tabel 1

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk No. Kabupaten/Kota

Luas (Km2) Laki-laki Perempuan Total

1 Kab. Sambas 6.394 245 241 485

2 Kab. Bengkayang 5.397 103 99 202

3 Kab. Landak 9.909 163 156 319

4 Kab. Pontianak 8.262 351 349 700

5 Kab. Sanggau 12.857 195 188 383 6 Kab. Ketapang 35.809 204 196 400 7 Kab. Sintang 21.635 182 176 357

8 Kab. Kapuas Hulu 29.842 108 106 214

9 Kab. Sekadau 5.444 90 86 176

10 Kab. Melawi 10.644 84 82 166

11 Kab. Kayong Utara * 46 44 90

12 Kab. Kubu Utara **

13 Kota Pontianak 107 258 257 515 14 Kota Singkawang 504 87 86 173

Kalimantan Barat 146.807 2.113.096 2.065.402 4.178.498 Sumber: Provinsi Kalimantan Barat dalam Angka 2008

Angka-angka di atas menunjukkan bahwa pemerata-an jumlah penduduk di berbagai daerah merupakan salah satu agenda pemerintah Kalimantan Barat ke depan. Terlihat tidak seimbangnya perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduk. Kabupaten yang angat luas, tingkat kepadatan penduduknya justru berada di level bawah. Misalnya, Kabupaten Ketapang, Kapuas Hulu, dan Sintang, tiga daerah yang paling luas. Sebaliknya, yang tidak terlalu luas, kepadatan penduduknya sangat tinggi.

Page 181: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

155

Contoh, Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Pontianak, dan Sambas.

Jika dilihat peta kependudukan berdasarkan golongan usia, data menunjukkan bahwa di Kalimantan Barat jumlah yang besar adalah kelompok usia 0-4 tahun hingga 20-24 tahun. Ini artinya bahwa jumlah penduduk dengan usia produktif berada di jajaran atas. Namun, karena populasi Kalbar tidak besar. Maka dari segi jumlah juga tidak terlalu besar, hanya dibawah angka 500 ribu jiwa.

D. Agama

Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia menjamin ke-hidupan beragama dan senantiasa mengembangkan kerukunan antar pemeluk agama dan kepercayaan. Kehidupan beragama diarahkan kepada peningkatan akhlak dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, membangun masyarakat yang religius dan sekaligus mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang dapat menghambat kemajuan bangsa.

Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai bagi semua umat serta peningkatan pelayanan bagi kepentingan pelaksanaan ibadah keagamaan. Mencakup prasarana beribadah, serta pelayanan yang menyangkut perkawinan.

Jika Kalimantan Barat ditinjau dari sudut pandang keagamaan, tampak bahwa provinsi yang satu ini menunjukkan peta keagamaan yang relatif merata di berbagai variabel. Misalnya, perbandingan antara jumlah pemeluk sebuah agama dengan ketersediaan sarana ibadah serta jumlah rohaniawannya, angka yang mucul

Page 182: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

156

menunjukkan paralelitas. Terlihat adanya keseimbangan dalam ketiga variabel tersebut.

Kalimantan Barat berdasarkan jumlah penganut masing-masing agama. Sebagaimana provinsi lain di pulau kalimantan, Kalimantan Barat mayoritas penduduk disini memeluk agama Islam. Hanya saja, prosentasenya masih di kisaran 50%. Berbeda dengan Kalimantan Timur, misalnya, yang angkanya sudah menembus 80%. Jadi, di Kalimantan Barat, prosentase muslimin tidak terlalu dominan. Domisili umat Islam, paling banyak di Kabupaten Pontianak (24%), sedangkan yang paling kecil di Kabupaten Landak (1,7%). Katolik menjadi agama kedua yang paling banyak dianut penduduk Kalimantan Barat, yaitu 22%. Kabupaten yang menjadi pusat domisili penganut Katolik adalah Sanggau (22%), dan paling sedikit di Kota Pontianak (1,6%). Agama terbesar ketiga di Kalimantan Barat adalah Kristen, yaitu 11%. Kabupaten Sintang menjadi basis domisili penganut agama ini (17,5%). Sementara Singkawang menjadi kota yang paling sedikit pemeluk Protestannya (2,7%).

Sementara itu, Budha adalah agama dengan jumlah pemeluk di urutan keempat di Kalimantan Barat, yaitu 7,3%. Pemeluk Budha, paling banyak berdomisili di Kota Pontianak (34%), sedangkan paling sedikit tinggal di Kabupaten Kapuas Hulu (0,07%). Hindu adalah agama dengan jumlah pemeluk paling sedikit di Kalimantan Barat (0,2%). Pusat pemeluk Hindu adalah Kabupaten Ketapang (25%). Sedangkan Sekadau adalah kabupaten yang paling sedikit pemeluk Hindunya (0,2%).

Angka-angka diatas menunjukkan bahwa peta keagamaan di Kalimantan Barat cukup plural. Penyebaran pemeluk agama juga relatif terfragmentasi secara teratur, dalam pengertian bahwa jumlah terbesar pemeluk sebuah agama terpusat di sebuah kabupaten/kota yang berbeda-

Page 183: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

157

beda. Relatif tidak terjadi crossing basis pemeluk agama yang berbeda dalam sebuah kabupaten/kota yang sama.

Menjadi semakin menarik, melihat peta keagamaan di Kalimantan Barat dalam konteks jumlah rumah ibadah dan jumlah rohaniawan. Terlihat bahwa adanya paralelitas antara jumlah penganut agama di sebuah kabupaten/kota dengan jumlah rumah ibadah maupun rohaniawan/ penyuluh agama di kabupaten/kota tersebut. Berikut data tentang jumlah penduduk menurut agama:

Tabel 2

Jumlah Penduduk menurut Agama Tingkat Kabupaten/Kota Prov. Kalimantan Barat Tahun 2008

No. Kabupaten/

Kota Jumlah Islam Katolik Kristen Hindu Budha Khucu Lainnya

1 Kota Pontianak

598,380 412,057 15,706 22,449 2,244 120,251 - 25,673

2 Kab. Pontianak

763,483 587,986 50,565 38,072 1,723 73,758 11,379 -

3 Kab. Sambas 516,428 434,253 17,979 12,945 332 49,598 - 1,321

4 Kab. Sanggau 396,981 96,365 216,189 74,854 455 6,265 - 2,853

5 Kab. Sintang 346,957 143,501 106,884 83,613 1,877 11,082 - -

6 Kab. Ketapang 493,907 327,925 96,738 31,694 3,143 12,816 - 21,591

7 Kab. Kapuas Hulu

209,197 121,490 64,862 22,126 130 286 - 303

8 Kab. Bengkayang

214,444 69,668 71,669 52,866 345 19,349 - 547

9 Kab. Landak 293,311 52,962 164,373 73,772 105 1,179 - 920

10 Kota Singkawang

188,265 71,861 19,636 12,940 941 82,887 - -

11 Kab. Sekadau 172,906 61,358 85,769 23,555 27 1,502 - 695

12 Kab. Melawi 163,575 79,881 42,028 40,028 908 453 - 277

Jumlah 4,357,834 2,459,307 952,398 488,914 12,230 379,426 11,379 54,180

Prosentase 100.00 56.43 21.85 11.22 0.28 8.71 0.26 1.24

Page 184: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

158

Sumber: Kanwil Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat, 2008

Sedangkan data tentang jumlah rumah ibadat dari masing-masing komunitas agama adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Jumlah Data Rumah Ibadah Masjid, Gereja Katolik, Gereja Kristen, Pura Vihara Dan Kelenteng Provinsi Kalimantan

Barat Tahun 2008 Rumah Ibadat

No Kandepag Masjid

Gereja Katolik

Gereja Kristen

Pura Vihara Klen-teng

1 Kota Pontianak 213 9 122 - 20 -

2 Kab. Pontianak 884 71 84 4 38 32

3 Kab. Sambas 569 52 141 2 10 -

4 Kab. Sanggau 232 476 404 2 3 -

5 Kab. Sintang 195 333 224 3 3 -

6 Kab. Ketapang 346 222 77 6 5 4

7 Kab. Kapuas Hulu

213 389 120 - 2 -

8 Kab. Bengkayang

146 118 405 2 12 -

9 Kab. Landak 110 234 757 - 3 1

10 Kota Singkawang

109 13 63 - 69 270

11 Kab. Sekadau 114 223 96 - 2 4

12 Kab. Melawi 140 113 165 - 2 3

Jumlah 3,271 2,253 2,658 19 169 314

Sumber : Kanwil Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat, 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase jumlah pemeluk agama dengan jumlah rumah ibadat dan rohaniawan relatif berbanding lurus. Penganut Islam yang jumlahnya terbesar di Kalimantan Barat, memiliki jumlah

Page 185: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

159

tempat ibadah dan rohaniawan yang juga terbanyak. Demikian sebaliknya, jumlah rumah ibadat dan rohaniawan agama Hindu merupakan yang paling sedikit, sebab prosentase penganut agama ini memang yang terkecil di Kalimantan Barat.

Angka yang tidak paralel hanya ditunjukkan pada jumlah rumah ibadat Katolik dan Kristen. Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah rumah ibadat agama Kristen lebih banyak ketimbang Katolik, padahal pemeluk agama yang disebut pertama jumlahnya lebih banyak. Namun, hal ini tidak terlalu signifikan.

II. Kabupaten Pontianak

A. Kondisi Geografis dan Administrasi

Kabupaten Pontianak adalah salah satu kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Secara administratif sebelah utara Kabupaten Pontianak berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang, sebelah selatan dengan Kabupaten Ketapang, sebelah barat Laut Natuna dan sebelah timur dengan Kabupaten Landak.

Kabupaten Pontianak sampai dengan akhir tahun 2007 membawahi 18 kecamatan, 7 kelurahan dan 166 desa. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Batu Ampar dengan luas 2.002,70 km2 atau sekitar 24,24% sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Anjongan dengan luas sebesar 80,58 km2 atau 0,98% dari luas wilayah kabupaten Pontianak.

Secara umum jumlah curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan monografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamatan, Rata-rata curah hujan

Page 186: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

160

di Kabupaten Pontianak pada tahun 2007 tercatat sebesar 118 s.d. 296 mm. Jumlah curah hujan tertinggi pada tahun 2007 di Kabupaten Pontianak mencapai 2.364,00 mm atau rata-rata sebesar 295,50 mm per bulan di Kecamatan Siantan, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Sungai Kakap dengan rata-rata 117,67 mm per bulan.

Rata-rata bulanan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2007 di kecamatan Teluk Pakedai mencapai 536,00 milimeter. Sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari 2007 di Kecamatan Mempawah Hilir, yaitu hanya mencapai 25,00 milimeter.

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2007 berdasarkan data dari stasiun klimatologi Siantan, suhu udara rata-rata berkisar antara 26,50°C sampai 27,40°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 31,90°C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 23,70°C. sedangkan berdasarkan data dari stasiun meteorology Supadio, suhu udara rata-rata berkisar antara 26,10°C sampai 27,40°C. Suhu udara maksimum terjadi paa bulan Mei yaitu sebesar 33,20°C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulanAgustus sebesar 23,00°C.

B. Penduduk

Berdasarkan angka hasil proyeksi, penduduk Kabupaten Pontianak pada tahun 2007 berjumlah sekitar 704.824 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 85 jiwa per kilometer persegi atau 4.074 jiwa per desa. Karena itu, persoalan mendesak bagi daerah adalah minimnya

Page 187: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

161

sumber daya manusia untuk mengelola pembangunan di daerah yang potensinya amat besar.

Penyebaran penduduk di Kabupaten Pontianak tidak merata antar kecamatan lainnya. Kecamatan sungai Pinyuh merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 381 jiwa/km2. Sebaliknya Terentang dengan luas sekitar 9,52% dan total wilayah Kabupaten Pontianak hanya dihuni 13 jiwa/km2.

Tabel 4

Jumlah Penduduk menurut Agama di Kabupaten Pontianak Tahun 2008

No. Kecamatan Islam Kat Krist Hindu Budha Kongh Jml.

1 Siantan 36.801 357 400 3.751 80 898 42.287

2 Segendong 16.411 278 498 4.450 57 547 22.241

3 Sungai Pinyuh 33.251 575 736 12.415 27 1.076 48.080

4 Anjongan 9.795 2.612 3.203 121 13 131 15.875

5 Mempawah Hilir

28.911 598 587 3.255 92 913 34.356

6 Mempawah Timur

23.502 74 44 1.140 5 718 25.483

7 Sungai Kunyit 19.696 457 315 2.495 9 64 23.036

8 Toho 5.977 8.911 3.451 47 5 173 18.564

9 Sedaniang 640 4.920 4.415 85 2 70 10.132

JUMLAH 174.984 18.782 13.649 27.759 290 4.590 240.054

Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Pontianak, 2009

Page 188: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

162

Tabel 5

Banyaknya Rumah Ibadat menurut Agama Tahun 2008

Islam Protestan Katolik Budha Hind Kong No. Kecamatan Masjid Surau Greja Kapel Grja Kapel Vihara Pura Klen 1 Siantan 29 30 7 - 6 - 14 1 4 2 Segendong 32 23 - - 2 - - 1 4 3 Sungai Pinyu 30 84 14 2 15 - 16 - - 4 Anjongan 13 10 - - 4 - - - -

5 Mempawah Hilir

34 63 2 - 7 - 12 - 8

6 Mempawah Timur

36 72 - - - - 1 - -

7 Sungai Kunyi 27 38 1 - - - - - 1 8 Toho 11 5 19 10 40 2 - - - 9 Sedaniang 1 - 11 - - - - - - Jumlah 213 325 54 12 74 2 43 2 17

Sumber: Kantor Departemen Agama Kabupaten Pontianak, 2009

Page 189: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

163

BAB III

TEMUAN LAPANGAN FKUB PROVINSI DAN KABUPATEN PONTIANAK

ari berbagai informasi yang berhasil dihimpun melalui wawancara mendalam terhadap berbagai narasumber yang dapat dipercaya

berkenaan dengan permasalahan di seputar peran FKUB berdasarkan pasal 8 dan 9 Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006, baik untuk FKUB Provinsi Kalimantan Barat maupun untuk FKUB Kabupaten Pontianak adalah sebagaimana diuraikan dalam paparan berikut.

A. Proses Pembentukan FKUB

Bermula ketika pecah konflik antar etnis di Kalimantan Barat pada tahun 1997 para pemuka agama diminta oleh pemerintah daerah dalam hal ini Badan Kesbang dan Linmas untuk berkumpul membahas permasalahan yang terjadi dan mencari solusi penyelesaiannya. Dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 1999 pertikaian antar etnis terjadi kembali dan semakin meluas sehingga menjadi persoalan nasional. Oleh karena itu Badan Kesbang dan Linmas memprakarsai pembentukan sebuah forum yang dinamakan Forum Kerukunan Antar Tokoh-tokoh Agama yang kepengurusan-nya juga telah terbentuk.

Segera setelah Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat di tanda tangani pada tanggal 21

D

Page 190: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

164

Maret 2006, maka gubernur, wakil gubernur, kepala kantor wilayah departemen agama, bupati, wakil bupati, walikota, wakil walikota dan kepala kantor departemen agama kabupaten/kota diundang ke Jakarta untuk mendapatkan penjelasan lengkap tentang PBM. Setelah kembali ke daerah masing-masing mereka memprakarsai pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di daerah masing-masing termasuk di Provinsi Kalimantan Barat dengan menyempur-nakan forum yang ada dan mengganti namanya menjadi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sesuai dengan tuntutan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) tahun 2006.

Pertemuan pemuka-pemuka agama tersebut pertama kali difasilitasi oleh pihak pemerintah daerah dalam hal ini Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat. Proses pembentukannya adalah para perwakilan Majelis-Majelis Agama diundang oleh Kepala Badan Kesbang dan Linmas, kemudian diminta untuk menentukan perwakilannya masing-masing dengan jumlah quota sesuai dengan persentase jumlah penduduk. Penentuan jumlah penduduk menggunakan data Departemen Agama bukan data statistik BPS. Untuk intern umat Islam yang diundang tidak hanya perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) namun juga diundang dari perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Forum Umat Islam (FUI) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Dalam pertemuan tersebut masing-masing majelis agama diminta mengusulkan nama-nama untuk menjadi anggota FKUB yang berjumlah 21 orang dengan jumlah porsi masing-masing: mewakili umat Islam 11 orang,

Page 191: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

165

Katolik 5 orang, Kristen 2 orang Hindu 1 orang, Buddha 1 orang dan Konghucu 1 orang.

Dalam proses penentuan keanggotaan FKUB untuk umat Islam, MUI tidak mendapat wewenang sendiri untuk menentukan oleh karena yang hadir dalam pertemuan tersebut juga ormas-ormas Islam yang diundang langsung oleh Kesbang dan Linmas. Untuk menentukan perwakilan umat Islam yang duduk di dalam kepengurusan FKUB atas dasar kehadiran dari masing-masing ormas Islam yang hadir sebagaimana disebut di atas. Selanjutnya penentuan personalia kepengurusan dibahas bersama antar majelis-majelis agama yang kemudian dikukuhkan melalui Surat Keputusan Gubernur nomor: 847 Tahun 2006 tertanggal 22 Desember 2006. Sedangkan mekanisme hubungan antar FKUB Provinsi dan Kabupaten masing-masing berkoordinasi sesuai dengan tempat dan kedudukannya.7

Sedangkan untuk pembentukan FKUB Kabupaten Pontianak menurut penuturan Ketua FKUB, Bapak H. Syarif Ismail sebenarnya forum untuk kerukunan seperti ini sudah sejak lama terbentuk ketika terjadi konflik antar suku beberapa waktu lalu yang bernama FKPA dan FKKUB. Setelah lahirnya Peraturan Bersama Menag dan Mendagri No. 9 dan 8 ini, maka ada penyesuaian baik dari nama maupun jumlah personil pengurusnya melalui proses musyawarah yang diprakarsai oleh Bupati dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pontianak dengan menghadirkan para tokoh dari masing-masing agama yang ada.

7 Rangkuman dari wawancara dengan masing-masing Ketua FKUB

Provinsi Kalimantan Barat Drs. HM. Haitami Salim, M. Ag, perwakilan Walubi Pak Johan, Hindu Putu Dupa, Wakil Pim Wil Muh, A, Jais, M. Ag, Ka. Kanwil Depag Kalbar, Ketua PGI, Pdt. Daniel dan Pdt Sugit antara tgl 16 – 24 April 2009

Page 192: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

166

Pertemuan dimaksud menghasilkan kepengurusan yang terdiri dari unsur agama dan ormas yang ada di Kabupaten Pontianak melalui proses penunjukan yang disepakati dalam rapat bersama yang kemudian dikokohkan melalui Keputusan Bupati Pontianak Nomor: 179/2008 tertanggal 16 Juni 2008, dengan susunan personalia tertuang kemudian.8

B. Melakukan Dialog

Salah satu tugas FKUB sebagimana tercantum dalam pasal 9 ayat a adalah melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. Sampai saat ini sejak FKUB Provinsi Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 2006 dan dilantik pada tanggal 23 Oktober 2007 secara formal sebagai sebuah kegiatan yang diprakarsai oleh FKUB untuk melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat belum pernah dilakukan. Yang terjadi adalah dialog-dialog non formal atau dialog pada kesempatan dimana anggota FKUB diundang dalam kegiatan kerukunan yang diadakan oleh Kanwil Departemen Agama dalam hal ini Humas dan KUB, Kesbang dan Linmas maupun dari Biro Sosial Pemerintah Daerah Kalimantan Barat atau pada kesempatan dimana anggota FKUB diundang oleh FKUB-FKUB Kabupaten/Kota pada acara-acara pelantikan oleh pemerintah kabupaten/kota setempat.

Dalam versi yang lain, dialog dikasanakan oleh anggota FKUB bekerja sama dengan majelis agama masing-masing yang ditujukan kepada intern umatnya. Sebagai contoh, anggota FKUB dari perwakilan agama Katolik yang sudah 3 kali melakukan dialog bersama umatnya. Materi dialog berkisar tentang FKUB yang telah dibentuk, peranan dan fungsinya, pemeliharaan kerukunan, maupun persiapan dalam rangka menghadapi pemilu legislative dan pemilu

8 Wawancara dengan Ketua FKUB Kab. Pontianak tanggal 18 April 2009.

Page 193: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

167

presiden. Adapun dana yang digunakan untuk kegiatan dialog ini berasal dari komunitas intern agama Katolik sendiri.

Oleh karena FKUB sendiri belum pernah secara khusus mengadakan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat maka tidak dapat digambarkan bagaimana proses dialog, dimana, berapa kali dan pendanaannya. Kendala utama yang menjadi alasan belum terlaksanakannya dialog-dialog ini disebabkan karena tidak tersedianya dana untuk pelaksanaan kegiatan.

Hal serupa juga terjadi pada FKUB Kabupaten Pontianak. Menurut informasi dari beberapa pengurus yang ditemui tim peneliti dalam satu pertemuan pada tanggal 18 April 2009, sampai saat pertemuan dilangsungkan kepengurusan ini belum pernah secara resmi melakukan dialog bersama dengan umat, yang terjadi adalah dilakukan oleh masing-masing pengurus terhadap masing-masing umatnya dalam kesempatan pertemuan masing-masing. Hal ini terjadi dengan alasan belum mempunyai anggaran yang dapat digunakan untuk melakukan dialog bersama.

C. Menampung Aspirasi

Dari hasil penelusuran terhadap masing-masing perwakilan majelis agama yang tergabung dalam wadah FKUB, selama ini secara formal FKUB belum pernah menampung aspirasi ormas keagamaan maupun masyarakat, namun demikian ada aspirasi-aspirasi yang dikemukan oleh para perwakilan majelis yang duduk sebagai anggota FKUB. Sebagai contoh aspirasi yang dikemukakan oleh perwakilan agama Konghucu agar siswa yang beragama Konghucu dapat diberikan pelajaran agama Konghucu yang diajarkan oleh seorang guru yang beragama Konghucu. Aspirasi ini diajukan oleh Majelis Agama Konghucu Indonesia Pontianak (MAKIN PTK) kepada perwakilan majelis agama Konghucu yang

Page 194: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

168

duduk menjadi anggota FKUB. Ada juga aspirasi yang diajukan oleh Gereja Katolik baik secara kelembagaan maupun atas nama perorangan berkenaan dengan menyikapi izin pembangunan rumah ibadat, serta isu politik pemilihan kepala daerah.

Selain itu aspirasi yang berasal dari pengurus dan anggota FKUB yang disampaikan kepada Ketua FKUB agar diperjuangkan kepada pemerintah daerah berkenaan dengan kebutuhan akan sarana dan prasarana FKUB itu sendiri. Dari aspirasi-aspirasi yang dikemukakan di atas telah disampaikan kepada pemerintah daerah melalui mekanisme yang ada namun sampai saat penelitian ini dilakukan belum dapat terpenuhi. Menurut salah seorang anggota FKUB, sebenarnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang keberadaan, peran, dan fungsi FKUB itu sendiri, sehingga sangat perlu dilakukan secara terus menerus sosialisasi tentang keberadaan FKUB dan PBM ini.

Untuk FKUB Kabupaten Pontianak oleh karena belum pernah melakukan dialog secara formal. maka belum ada aspirasi resmi yang dapat ditampung untuk disalurkan melalui mekanisme resmi.

D. Menyalurkan Aspirasi

Tugas ketiga dari FKUB provinsi dan kabupaten adalah menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur atau bupati. Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa secara formal FKUB belum pernah menampung aspirasi ormas keagaman maupun menyalurkan aspirasi dimaksud kepada gubernur dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan.

Sama halnya FKUB provinsi yang belum pernah menyalurkan aspirasi masyarakat kepada gubernur, hal

Page 195: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

169

serupa yang terjadi pada FKUB Kabupaten Pontianak sampai saat penelitian ini dilakukan juga belum pernah menyalurkan aspirasi masyarakatnya kepada bupati.

E. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan Pemberdaya-an Ormas dan Masyarakat

Dalam rangka merealisasikan tugas-tugas FKUB sebagaimana diatur oleh PBM Bab III pasal 9, maka pengurus FKUB Provinsi Kalimantan Barat sejak awal dibentuk telah menyusun program kerja periode 2006 – 2011. Di antara program kerjanya adalah:

a. Membantu Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam ruang lingkup pemeliharaan kerukunan umat beragama di Provinsi Kalimantan Barat;

a. Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait dengan bidang keagamaan;

b. Memfasilitasi terwujudnya kerukunan umat beragama di Kalimantan Barat;

c. Menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati, dan saling percaya di antara umat beragama.

Untuk merealisasikan program-program ini telah disusun bentuk-bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Rapat kerja; 2. Konsolidasi; 3. Seminar; 4. Lokakarya; 5. Pelatihan kerukunan umat beragama; 6. Sosialisasi kerukunan umat beragama; 7. Peninjauan pendirian rumah ibadat;

Page 196: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

170

8. Dialog/tatap muka dengan pemuka agama di Provinsi/ Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat;

9. Pengembangan wawasan ke FKUB provinsi lainnya.

Dari berbagai kegiatan yang telah disusun oleh FKUB di atas hanya berberapa kegiatan yang dapat terlaksana di antaranya rapat-rapat anggota FKUB dan sosialisasi. Khusus berkenaan dengan sosialisasi, hal ini memang bagian dari tugas anggota FKUB sebagaimana tercantum dalam pasal 9 PBM. Yang dimaksud dengan sosialisasi adalah sosialisasi peraturan perundangan yang ada dan tidak hanya terbatas pada sosialisasi PBM. Untuk FKUB Provinsi Kalimantan Barat yang telah dilakukan sosialisasi baru terbatas pada sosialisasi PBM. Hal ini diperkuat dengan penuturan beberapa anggota FKUB bahwa FKUB belum pernah secara khusus kegiatan dilakukan oleh FKUB, yang ada adalah kegiatan-kegiatan selipan yang dilakukan pada kesempatan-kesempatan jika anggota FKUB diundang oleh FKUB kabupaten/kota pada saat pelantikan mereka.

Kegiatan sosialisasi sisipan dilakukan ketika salah satu dari pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan pelantikan FKUB9. Dalam kesempatan tersebut beberapa anggota atau unsur pengurus inti FKUB yang difasilitasi Kantor Badan Kesbang dan Linmas hadir bersama ke kabupaten/kota,. Setelah acara pelantikan itulah dilakukan sosialisasi tentang PBM. Menurut penuturan anggota FKUB, sosialisasi baru dilakukan pada beberapa kabupaten/kota saja. Narasumber sosialisasi adalah perwakilan-perwakilan dari unsur FKUB provinsi yang hadir.

Dana yang digunakan dalam rangka menghadiri kegiatan ini adalah dari dana yang telah dialokasikan untuk

9 Catatan: Sampai saat ini telah terbentuk 12 FKUB dari 14 Kabupaten/Kota

yang ada di Provinsi Kalimantan Barat

Page 197: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

171

kegiatan FKUB melalui Kantor Badan Kesbang dan Linmas Provinsi.10 Sebagai peserta dari sosialisasi ini adalah para anggota FKUB yang akan dilantik dan para undangan yang hadir dalam pelantikan tersebut yang tentu perwakilan dari majelis-majelis agama dan pemerintah setempat.

Untuk pemberdayaan ormas dan masyarakat sebagai-mana tugas-tugas yang lain secara formal FKUB belum melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal mengacu pada kegiatan sendiri namun demikian secara terpisah anggota FKUB dari masing-masing majelis agama telah melakukan pemberdayaan tersebut seperti dari Katolik terhadap kaum mudanya, OMK (Orang Muda Katolik), Pengurus Dewan Pastoral Paroki Umat, materinya tentang pembinaan umat, khusus tentang toleransi umat beragama, kepemimpinan dan organisasi. 11

F. Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi dan Kabupaten Pontianak

Keberadaan FKUB Provinsi maupun FKUB Kabupaten Pontianak dilihat dari sudut legalitas formal masing-masing telah memenuhinya karena masing-masing telah terbentuk melalui proses yang sangat demokratis walaupun pada awal lahirnya berdasarkan inisiatif dari pemerintah dalam hal ini baik dari pemda maupun dari Departemen Agama setempat, sebagaimana disebut di atas.

Dalam perjalannya kedua FKUB ini belum sepenuhnya berjalan sebagaimana diharapkan, beberapa penyebab yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil wawancara adalah: anggaran yang masih sangat minim dan tidak dikelola sendiri oleh pengurus FKUB, belum mempunyai kantor sendiri dan 10 Wawancara dengan mantan Kepala Bagian Kesekretariatan FKUB Prov.

Kalbar dan staf Drs. Syamsuriza dan Robert Sinaga tanggal 21 April 2009 11 Wawancara dengan Drs. Bernandus Anen perwakilan dari Katolik

Page 198: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

172

belum memiliki peralatan kantor yang memadai sedangkan untuk sekretariat FKUB Provinsi sudah tersedia pegawai Kesbang dan Linmas untuk membantu FKUB dalam hal administrasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur tentang FKUB Kalimantan Barat Bab V pasal 9.12

Sebagaimana disebut dalam pasal 12 PBM ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB Provinsi dan Kabupaten/Kota diatur dengan Peraturan Gubernur. Untuk FKUB Provinsi Kalimantan Barat sudah terdapat Peraturan Gubernur dimaksud dengan nomor 518 Tahun 2006 dan telah diundangkan di Pontianak pada tanggal 24 Agustus 2006.

Peraturan Gubernur Kalimantan Barat nomor 518 Tahun 2006 tentang Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berisikan hal-hal seperti pergantian antar waktu, masa jabatan pengurus, dan struktur organisasi. Berikut isi Peraturan Gubernur dimaksud:

1. Peraturan Gubernur ini terdiri dari 11 bab dan 18 pasal;

2. Bab 1 Ketentuan Umum terdiri dari 1 pasal;

3. Bab II Pembentukan FKUB dan Dewan Penasihat FKUB, terdiri dari 3 pasal yang masing-masing pasal 2, 2 ayat, pasal 3, 1 ayat dan pasal 4, 1 ayat. Pasal 2 berisi FKUB dibentuk di Provinsi dan Kabupaten/Kota dan tentang susunan pengurus dan personalia FKUB dan Dewan Penasihat ditetapkan dengan keputusan Gubernur dan Bupati/walikota. Pasal 3 asas FKUB Pancasila sedangkan pasal 4 berisikan tentang program FKUB dan Dewan Penasihat FKUB dapat disusun berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan mekanisme yang berlaku;

12 Peraturan Gubernur Kalbar No. 518 Tahun 2006 ttg FKUB

Page 199: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

173

4. Bab III tentang Tugas/Fungsi, Hak dan kewajiban terdiri dari 1 pasal yang memuat 3 ayat;

5. Bab IV tentang Keanggotaan dan Kepengurusan terdiri dari 3 pasal yaitu 6, 7 dan pasal 8;

6. Bab V tentang Sekretariat terdiri dari 3 pasal masing-masing pasal 9, 10 dan 11;

7. Bab VI tentang Tanggung Jawab 1 pasal yaitu dalam masa kepengurusannya FKUB bertanggung jawab lepada Gubernur, Bupati/Walikota;

8. Bab VII tentang Rapat-Rapat ada 1 pasal;

9. Bab VIII tentang Keuangan terdiri dari 1 pasal yang memuat tentang biaya operasional FKUB diperoleh dari Anggaran pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi/Kabupaten/Kota setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/ Walikota dan dialoksikan pada Badan Kesbang Linmas atau sebutan lain;

10. Bab IX tentang Pelindung, Pembina dan Penasihat terdiri dari 1 pasal 3 ayat;

11. Bab X tentang Ketentuan Peralihan 1 pasal dan 1 ayat;

12. Bab XI Penutup yang terdiri dari 2 pasal yaitu pasal 17 dan pasal 18.

Dengan telah terbitnya Peraturan Gubernur tentang Forum Kerukunan Umat Beragama ini sebenarnya sudah cukup kuat bagi para pengurus untuk menjalankan tugas-tugas yang telah diatur baik di dalam PBM itu sendiri maupun aturan tambahan yang tertuang di dalam Peraturan Gubernur dimaksud.

Page 200: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

174

G. Struktur Kepengurusan FKUB Provinsi dan Kabupaten Pontianak

Berikut diuraikan masing-masing struktur ke-pengurusan FKUB baik Provinsi maupun FKUB Kabupaten Pontianak yang telah disempurnakan:

a. Struktur Kepengurusan FKUB Provinsi

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa segera setelah ditetapkan pembentukan Forum Kerukunan Umat Baragama (FKUB) Provinsi menggantikan Forum Kerukunan yang sudah ada, maka ditetapkanlah anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat Periode 2006 – 2011 melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor: 847 Tahun 2006 tanggal 22 Desember 2006 sebagai berikut:

Tabel 6

Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat Periode 2006 – 2011

No. Nama Jabatan dalam FKUB

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

HA. Imam Soepangat, BA

Drs. HM. Basri Har

Hamzah Tawil, S. Ag, M. Si

Ahmad Djais, S. Ag. M. Ag

Drs. H. Ilham Sanusi

Drs. Nurul Chair

H. A. Hamid Syam, SE

H. Ahmad Alcob, SH

Drs. Minhat Suhudi

Drs. HM. Haitami Salim, M. Ag

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Page 201: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

175

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Dra. Hj. Hadiah Suaka

Pastor William Chang, Ofm, Cap

Konstantinus Yusing, SE

Leo Sutrisno

Bernardus Anen

Oktavianus Kamusi, SH

Pdt. Drs. Junias Lantik

Drs. S. Sembiring Dephary

Pinandita Ir. Putu Dupa Bandem

Johan Iskandar

Sutadi, SH

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

Sementara itu, susunan Dewan Penasihat FKUB adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Susunan Dewan Penasihat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat

Tahun 2006 -2011

No Jabatan Pokok Jabatan

dalam FKUB 1.

2.

3.

4. 5.

Wakil Gubernur Prov. Kalimantan Barat Kakanwil Depag Prov. Kalimantan Barat Kaban Kesbanglinmas Prov. Kalimantan Barat Asisten I Sekda Prov. Kalimantan Barat Karo Pemerintahan Setda Prov. Kalimantan Barat

Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota

Page 202: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

176

6.

7.

8.

Karo Hukum dan Ham Setda Prov. Kalbar Karo Binsos Setda Prov. Kalimantan Barat Kepala Dinas Sosial Prov. Kalimantan Barat

Anggota Anggota Anggota

Selanjutnya melalui Keputusan Gubernur Nomor: 52 Tahun 2007 tanggal 31 Januari 2007 ditetapkan Susunan Pengurus sebagai berikut:

Tabel 8

Susunan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat

Periode 2006 – 2011

No. Nama Jabatan dalam FKUB

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Drs. Haitami Salim, M. Ag

Oktavianus Kamusi, SH

Pdt. Junias Lantik

Johan Iskandar

Pinandita Putu Bandem

Sutadi, SH

Ketua

Wakil Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Wakil Sekretaris

Wakil Sekretaris

b. Struktur Kepengurusan FKUB Kabupaten Pontianak

Dalam tahun yang sama setelah Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006 disahkan dan di undangkan, pemerintah Kabupaten Pontianak segera menetapkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dengan Keputusan Bupati Pontianak Nomor 447 Tahun 2006

Page 203: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

177

tanggal 20 Nopember 2006 masa bakti 2006 – 2011 dengan hitungan komposisi kepengurusan sebagai berikut: Islam 12 orang, Katolik 1 orang, Kristen 1 orang, Hindu 1 orang, Buddha 1 orang dan Konghucu 1 orang.

Setelah berjalan kurang lebih dua tahun dengan mundurnya ketua karena alasan kesehatan, maka Keputusan Bupati Pontianak Nomor: 447 Tahun 2006 tentang FKUB dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Kemudian ditetapkan keputusan baru dengan mengubah susunan personalia dan kompisisi kepengurusannya. Berikut Keputusan Bupati Pontianak Nomor 179 Tahun 2008 tanggal 16 Juni tentang FKUB Kabupaten Pontianak:

Susunan Keanggotaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Kabupaten Pontianak

I. Pelindung 1. Bupati Pontianak 2. Ketua DPRD Kabupaten Pontianak 3. Kapolres Pontianak 4. Kepala Kejaksaan Negeri

Mempawah 5. Ketua Pengadilan Negeri

Mempawah II. Dewan Penasihat 1 Ketua

Wakil Ketua Wakil Bupati Pontianak 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Pontianak 2. Asisten Ekonomi dan Kesra Setda Kab. Pontianak 3. Kepala Kandepag Kab. Pontianak

2 Sekretaris Wakil Sekret.

Kabag Kesbang Linmas Setda Kab Pontianak Kasubbag Tata Usaha Kandepag Kab Pontianak

3 Anggota 1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Page 204: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

178

2. Ketua Pengadilan Agama Kab Pontianak

3. Kabag Kesra Setda Kabupaten Pontianak

III DEWAN PENGURUS : 1 Ketua H. Syarif Ismail Al-Qadry (Islam) Wakil Ketua 1. H. Tusirana Rasyid (Islam)

2. Pendeta N Manaf (Kristen) 2 Sekretaris

Wakil Sekret. H. Hasan Zulkifli (Islam) Dra. Hj. Ratna Ningsih (Islam)

3 Anggota 1. KH. Zainal Arifin (Islam) 2. Sofyan Djasa, S. Sos. (Islam) 3. H. Abdurrahman Musa (Islam) 4. DR. KH. Saudi A. Razak (Islam) 5. Ust. Musni Mubarak (Islam) 6. Pastor Subandi PR (Katolik) 7. Arjuna Ba'ad, S. IP (Katolik) 8. ST. Sabar M Pangabean, BA

(Kristen) 9. Enggen, SE (Kristen) 10. I. Wayan Rai Purnata (Hindu) 11. Buang Puji Susilo (Buddha) 12. Edy Sugito, S. SH (Konghucu) 13. Budiono Goy (Konghucu)

Page 205: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

179

BAB IV

PEMBAHASAN

ari hasil pantauan salah seorang narasumber pada diskusi persiapan penelitian ini awal April 2009 lalu menyebutkan bahwa sampai dengan

bulan Maret 2009 terdapat ada 3 kelompok bagian keberadaan Forum Kerukunan Umat Beraga (FKUB) di seluruh wilayah Indonesia sejak terbitnya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 9 dan 8 Tahun 2009 (PBM). Ketiga kelompok tersebut adalah:

1. Kelompok I: FKUB telah berjalan dengan baik dan mendapat dukungan anggaran/fasilitas dari pemerintah daerah seperti: Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah;

2. Kelompok II: FKUB telah berjalan tetapi kurang memperoleh dukungan/fasilitas dari pemerintah daerah seperti: DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Banten;

3. Kelompok III: FKUB kurang berjalan dan kurang memperoleh dukungan/fasilitas dari pemerintah daerah seperti: Sulawesi Barat, Papua, Bengkulu dan NAD.

Dari pengelompokan di atas Kalimantan Barat termasuk dalam kelompok II yaitu telah berjalan tetapi belum mendapat dukungan/fasilitas dari pemerintah. Dari hasil penelusuran di lapangan sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dari kedua FKUB Provinsi dan FKUB Kabupaten Pontianak masing-masing telah terbentuk dan ditetapkan melalui surat keputusan Gubernur dan Bupati setelah melalui proses musyawarah pada tingkat tokoh-tokoh agama yang ada.

D

Page 206: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

180

Namun demikian setelah terbentuknya masing-masing FKUB ini belum dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Ada berbagai kendala yang diungkapkan oleh pengurus inti dari kedua FKUB yang berhasil direkam oleh penulis yang menyebabkan tugas dan fungsi dari pengurus FKUB tidak dapat berjalan dengan baik di antaranya adalah:

1. Pengurusan FKUB provinsi kurang kompak khususnya setelah beberapa pengurus inti terlibat dalam politik praktis yaitu mencalonkan diri untuk menjadi calon Walikota Pontianak. Selain itu, menurut beberapa pengurus sebagian pengurus inti berpihak kepada salah satu pasangan calon dalam kompetisi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi Kalimantan Barat tahun 2008 lalu. Sampai pada saat penelitian ini berlangsung 6 bulan setelah Pilkada berlangsung dan gubernur telah dilantik, pengurus FKUB belum mendapat kesempatan untuk beraudiensi dengan gubernur. Diduga penyebabnya adalah ketika masa kampanye ada keberpihakan pengurus FKUB kepada salah satu kandidat gubernur. Lain halnya yang terjadi pad FKUB Kabupaten Pontianak walaupun setidaknya ada 4 orang pengurus inti yang terlibat dalam politik praktis baik sebagai kandidat caleg maupun sudah terpilih menjadi anggota dewan, namun keberadaan mereka justru didukung oleh sebagian besar pengurus FKUB dengan alasan sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan FKUB itu sendiri;

2. Anggaran/dana FKUB. Walaupun dalam Peraturan Gubernur tentang FKUB dalam Bab VIII tentang Keuangan dijelaskan bahwa Biaya Operasional FKUB diperoleh melalui APBD setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota dan dialokasikan pada Badan Kesbang Linmas atau sebutan lain, pengurus FKUB merasa masih jauh dari cukup. Sebagian besar pengurus

Page 207: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

181

FKUB berharap bahwa sekecil apapun dana yang diberikan pemerintah, hendaknya dapat dikelola sendiri oleh pengurus FKUB. Sistem yang sekarang berjalan yaitu dana yang ada dikelola oleh staf sekretariat dirasakan kurang mendukung kelancaran program kerja FKUB.

3. Sampai penelitian ini dilakukan FKUB baik di tingkat provinsi maupun kabupaten belum mempunyai kantor dan sarana lainnya yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Page 208: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

182

Page 209: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

183

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) baik Provinsi Kalimantan Barat maupun Kabupaten Pontianak tidak terlepas dari inisiatif Pemerintah Daerah dan Kanwil Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat serta Kandepag Kabupaten Pontianak. Inisiatif ini mendapat respon positif dari tokoh-tokoh agama dan ormas keagamaan yang ada. Terbentuknya FKUB dalam waktu yang relatif cepat tidak terlepas dari kesadaran bersama pemerintah maupun tokoh-tokoh agama untuk mewujudkan Kalimantan Barat yang kondusif karena pernah terjadi konflik yang cukup panjang dan menelan korban cukup banyak, Selain itu di daerah ini memang telah ada forum sejenis FKUB, sehingga ketika PBM diberlakukan dan mengharuskan dibentuknya FKUB, di wilayah ini tinggal melakukan penyesuaian nama, struktur dan jumlah pengurus sebagaimana diatur dalam PBM;

2. Dalam pelaksanaan tugas FKUB baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, belum sepenuhnya mengacu kepada PBM Pasal 9. Khusus untuk FKUB provinsi tugas sosialisasi PBM sudah beberapa kali dilaksanakan bertepatan dengan pelantikan-pelantikan FKUB di daerah. Sedangkan tugas-tugas yang lain belum pernah dilakukan secara resmi oleh FKUB namun dilakukan oleh masing-masing pengurus baik di Provinsi Kalimantan Barat maupun Kabupaten Pontianak. Khusus tugas memberikan rekomendasi untuk pendirian rumah ibadat oleh FKUB

Page 210: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

184

Kabupaten Pontianak sampai penelitian ini dilakukan juga belum satupun rekomendasi dikeluarkan;

3. Sarana dan Prasarana/Anggaran. Untuk FKUB Provinsi sejak Surat Keputusan Gubernur tentang penetapan anggota dan pembentukan Dewan Penasihat terdapat pula Susunan Personalia Sekretariat FKUB yang terdiri dari 4 orang yang dikepalai oleh Kepala Sekretariat FKUB Provinsi yang juga sebagai Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga pada Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat,. Oleh karena itu, kantor FKUB Provinsi ditempatkan di Kantor Kesbang Linmas. Namun, Pengurus FKUB sangat jarang menggunakan kantor ini untuk rapat-rapat. Kegiatan rapat atau pertemuan lebih banyak dilaksanakan di Kantor Ketua STAIN Pontianak yang sekaligus beliau menjabat ketua FKUB. Untuk FKUB Kabupaten Pontianak belum ada kantor yang tersedia. Untuk prasarana belum juga tersedia baik untuk FKUB Provinsi dan Kabupaten. Sedangkan untuk anggaran memang tersedia untuk FKUB Provinsi melalui kantor Kesbang Linmas yang dikelola oleh Kepala Sekretariat. Menurut mantan Kepala Sekretariat besar dana pertahun masing-masing: anggaran tahun 2007 sebesar Rp. 100.000.000,- tahun 2008 Rp. 200.000.000,- dan untuk tahun 2009 Rp. 200.000.000,-. Persoalan inilah yang menjadi bahan perbincangan sebagian pengurus FKUB, mereka merasa soal keuangan ini pihak sekretariat tidak transparan, jika memberikan honor hanya diberikan begitu saja tanpa amplop, tanpa tandatangan, oleh karenanya sebagian mereka menghendaki ada bagian keuangan pada pengurus FKUB.

4. Kendala utama belum maksimalnya fungsi FKUB Provinsi adalah kurang harmonisnya hubungan antara pemerintah daerah (gubernur) dengan pengurus FKUB. Hal ini

Page 211: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

185

disebabkan antara lain sebagai imbas dari persoalan politik ketika Pilkada tahun 2008 lalu. Sedangkan untuk FKUB Kabupaten Pontianak kendala utama adalah persoalan dana/anggaran karena anggaran Pemda Kabupaten Pontianak masih defisit sehingga tidak (belum) menyediakan anggaran untuk FKUB Kabupaten Pontianak.

B. Rekomendasi

1. Perlu kesadaran masing-masing pengurus FKUB untuk memahami kriteria yang disyaratkan untuk menjadi pengurus/anggota sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Bersama (PBM);

2. Perlu ada aturan apakah seorang anggota atau pimpinan FKUB perlu mengundurkan diri dari jabatanya itu apabila ia hendak ikut menjadi calon dalam pemilihan kepala daerah/wakil kepala daerah.

3. Untuk anggaran perlu diatur juga secara nasional karena sistem anggaran di daerah (kalimantan Barat) yang membatasi pemberian dana yang bersifat bantuan, sehingga pengurus FKUB tidak dapat mengelola keuangannya sendiri.

Page 212: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

186

Page 213: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

187

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Badan Pusat Statitik, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Pontianak dalam Angka 2008.

Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor: 518 Tahun 2006, tentang Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB);

Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Sosialisasi PBM dan Tanya Jawabnya, Jakarta, 2008.

Buku Tanya Jawab Peraturan Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pedoman Rumah Ibadat, Jakarta, 2008.

Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, pada tanggal 17 April 2006 di Operation Room Departemen Agama, Lihat Buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2006 dan No 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, 2006.

Kata Pengantar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, dalam buku: Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2006 dan No 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006.

Laporan Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2006.

Sambutan Kepala Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, pada Rapat Kordinasi Nasional FKUB, di Bandung, tanggal 6-8 Agustus 2008.

Page 214: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

188

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Laporan Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se- Jabodetabek, Jakarta, 2008.

Suhatmansyah, Pemberdayaan Lembaga Kerukunan Umat Beragama di Daerah, di sampaikan pada Semiloka Penguatan Kelembagaan Dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Bogor, 23-25 Juli 2007.

Page 215: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI PROVINSI BALI

Oleh:

S u h a n a h

Page 216: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 217: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

189

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ada tahun 2005 terjadi polemik dalam masyarakat tentang keberadaan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 01/BER/MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintah dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-Pemeluknya. Sebagian menghendaki agar SKB tersebut dicabut, karena dianggap menghambat pendirian rumah ibadat, sedangkan sebagian yang lain menghendaki agar SKB tersebut tetap dipertahankan. Menghadapi kontroversi tentang SKB tersebut, Presiden memerintahkan kepada Menteri Agama, agar mengkaji SKB No. 1 tahun 1969. Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, keberadaan SKB tersebut masih diperlukan, hanya perlu diadakan penyempurnaan.1 Mencermati kondisi demikian, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri membentuk tim untuk membahas penyempurnaan SKB Nomor 1 tahun 1969. Proses penyempurnaan dilakukan dengan melibatkan anggota tetap dan majelis-majelis agama masing-masing sebanyak 2 (dua) orang, yang berlangsung dalam 11 kali pertemuan. Hasil kajian tersebut dirumuskan dalam bentuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006, yang ditandatangani oleh Menteri

1 Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8

Tahun 2006, pada tanggal 17 April 2006 di Departemen Dalam Negeri, Lihat Buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor. 9 tahun 2006 dan Nomor 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal 2-3.

P

Page 218: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

190

Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006.2

PBM tersebut memuat tiga hal yaitu: (a) Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (b) Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan (c) Pendirian Rumah Ibadat.3

Namun demikian agar PBM dapat dipahami oleh para pejabat dan masyarakat, maka perlu dilakukan sosialisasi secara intensif, baik oleh Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, unit-unit kerja di lingkungan Depar-temen Agama, Departemen Dalam Negeri maupun oleh pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten/kota .4

Berkaitan dengan FKUB, setelah dikeluarkannya PBM, berlaku ketentuan bahwa di daerah paling lambat tanggal 21 Maret 2007 sudah harus terbentuk FKUB tingkat provinsi dan FKUB tingkat kabupaten/kota. Sejak pemberlakuan PBM tersebut, maka secara berangsur-angsur gubernur dan bupati/walikota telah membentuk FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota. Namun sampai saat ini belum semua kabupaten/kota telah membentuk FKUB. Untuk itu bagi daerah yang belum membentuk FKUB harus terus didorong agar membentuk FKUB.

Dalam PBM dijelaskan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan kabupaten/kota diatur dengan Peraturan Gubernur. Dalam hal Pergub tentang FKUB dan Dewan Penasihat FKUB belum

2 Kata Pengantar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama,

Ibid, hal i-iii. 3 Sambutan Menteri Agama, Ibid, hal 9-10. 4 Lihat Laporan Sosialisasi PBM Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006,

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2006, hal 2.

Page 219: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

191

semua gubernur telah membuat Pergub tersebut. Dalam Pergub tersebut antara lain memuat tentang pengaturan tugas dan kewenangan FKUB provinsi dan kabupaten/kota masa kepengurusan FKUB, sumber anggaran FKUB, dan sekretariat FKUB.

Adanya wadah FKUB merupakan peluang bagi terwujudnya kerukunan umat beragama. Oleh karena itu diperlukan langkah kongkrit untuk memberdayakan dan memperkuat kehadiran FKUB baik pada level provinsi/ kabupaten/kota. Upaya menuju pemberdayaan FKUB dapat ditempuh sebagai berikut. Pertama, penguatan keorgani-sasian yang memfungsikan seluruh perangkat FKUB sesuai dengan pembagian tugas masing-masing. Suatu hal yang istimewa pada lembaga ini adalah untuk pertama kalinya pemuka antar umat beragama berhimpun pada sebuah wadah kerjasama yang berskala nasional. Ketika seseorang bersedia menjadi anggota FKUB maka pada saat itu hendaknya mereka mengubah kerangka berfikir yaitu tidak hanya diharapkan menyuarakan satu kelompok umat beragama yang menjadi latar belakang asal usulnya, akan tetapi ia telah menjadi wakil dari kepentingan seluruh umat beragama di provinsi/ kabupaten/kota. Kedua, wadah FKUB hendaknya bukan sekedar lembaga yang bekerja hanya secara insidental akan tetapi bekerja secara penuh waktu untuk melakukan dialog intra dan antar umat beragama, menampung aspirasi dan menyalurkan aspirasi umat ber-agama, mensosialisasikan peraturan/perundang-undangan tentang kerukunan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Untuk itulah FKUB hendaknya menyusun program kerja tahunan, sekaligus menyusun anggaran belanja guna membiayai kegiatannya. Ketiga, FKUB hendaknya menyusun tata kerja baik internal maupun eksternal, menyusun mekanisme kerja, dan

Page 220: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

192

kesekretariatan.5 Setelah terbentuk FKUB, ada yang sudah dapat menjalankan perannya, sesuai dengan pasal 8 dan 9 PBM dengan baik, tetapi masih banyak yang belum dapat menjalankan perannya secara baik.6

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka pada tahun 2009 Puslitbang Kehidupan Keagamaan menganggap perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: “Persepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 (Peranan FKUB Dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9 dan 10 PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Provinsi Bali)”. Penelitian ini secara khusus mengkaji peran FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota, sejauh mana FKUB dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana tercantum dalam pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembentukan FKUB di Provinsi Bali dan Kabupaten Badung?

5 Sambutan Kepala Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, pada Rapat

Koordinasi Nasional FKUB, di Bandung, tanggal 6-8 Agustus 2008. Lihat juga Sambutan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, pada acara Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Jabodetabek, Wisma Haji, Jakarta Pusat, 21-22 Juli 2008.

6 Suhatmansyah, Direktur Fasilitasi Organisasi Politik dan Kemasya-rakatan, “Pemberdayaan Lembaga Kerukunan Umat Beragama di Daerah”. Disampaikan pada Semiloka Penguatan Kelembagaan dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Bogor, 23-25 Juli 2007. Lihat pula Laporan Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Jabodetabek, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Jakarta, 2008, hal 1. Lihat pula Hasil Komisi B, Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB, Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Bogor, 20-22 Maret 2009.

Page 221: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

193

2. Apa peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat?

3. Apakah FKUB menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat?

4. Apakah FKUB menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan Gubernur Bali/Bupati Badung?

5. Apa saja peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat?

6. Apakah FKUB provinsi dan kabupaten telah memiliki prasarana, sarana, dan dana?

7. Bagaimana job description (uraian tugas) pengurus FKUB provinsi dan kabupaten?

8. Apa faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang:

1. Proses pembentukan FKUB di provinsi dan kabupaten;

2. Peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

3. FKUB menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat;

4. FKUB menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur/bupati;

Page 222: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

194

5. Peran FKUB dalam melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan dibidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat;

6. Prasarana, sarana, dan dana yang dimiliki FKUB provinsi dan kabupaten;

7. Job description pengurus FKUB provinsi dan kabupaten;

8. Faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri untuk menyusun kebijakan dalam rangka peningkatan peranan FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama daan memberdayakan masyarakat.

E. Definisi Operasional

Dari judul penelitian di atas, ada beberapa konsep yang perlu diberikan penjelasan yaitu:

1. Peranan adalah aktivitas yang diperankan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh suatu lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peranan itu ada dua macam yaitu peranan yang diharapkan (expected role) dan peranan yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peranan yang diembannya terdapat faktor pendukung dan penghambat.

2. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan

Page 223: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

195

kesejahteraan. (Pasal 1 point 6 PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006), FKUB terdiri dari FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan FKUB sesuai dengan tugasnya yang tercantum dalam pasal 8.

4. Pasal 8, 9, dan 10 PBM adalah pasal-pasal yang terdapat dalam PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006, tentang FKUB, yang berkaitan dengan cara membentuknya, dan hubungan antara FKUB Provinsi dengan FKUB Kabupaten/Kota (Pasal 8), tugas FKUB provinsi dan kabupaten/kota (Pasal 9) dan keanggotaan, jumlah anggota, komposisi keanggotaan dan pimpinan FKUB (Pasal 10).

Dengan demikian yang dimaksud peranan FKUB dalam pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 adalah: peranan yang harus dilaksanakan oleh FKUB provinsi dan kabupaten sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006. Tentang isi pasal 8, 9, dan 10 PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 dapat dilihat pada buku peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal 43-46.

F. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi kepustakaan/dokumen dan observasi terbatas. Wawancara dilakukan terhadap beberapa pengurus FKUB, Kepala Kanwil

Page 224: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

196

Depag Provinsi Bali, Kepala Kandepag Kabupaten Badung, Kasubag TU (Kanwil/Kandepag), Kepala Kesbang Provinsi dan Kabupaten, staf sekretariat FKUB, pimpinan majelis-majelis agama, pemuka agama dan tokoh masyarakat. Studi kepustakaan/dokumen dilakukan terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan FKUB, Peraturan Gubernur, makalah-makalah hasil dialog, surat-surat yang ada kaitannya dengan tugas-tugas FKUB.

Page 225: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

197

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Geografi

ilayah Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yakni Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau

Serangan yang terletak di sekitar kaki Pulau Bali, dan Pulau Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali. Batas-batas wilayah Provinsi Bali adalah sebagai berikut. Sebelah utara dengan Laut Bali, sebelah selatan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat dengan Selat Bali, dan sebelah timur dengan Selat Lombok.

Wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan mempunyai luas sebesar 5.636,66 km² atau sebesar 0,29 persen dari kepulauan Indonesia, terdiri dari Kabupaten Buleleng 1.365,88 km² (24,23%), Jembrana 841,80 km (14,93%), Karang Asem 839,54 km² (14,89%), Tabanan 839,33 km² (14,89%), Bangli 520,81 km² (9,24%), Badung 418,52 km² (7,42%), Gianjar 368,00 km² (6,53%), Klungkung 315,00 km² (5,59%), dan Kota Denpasar seluas 127,98 km² (2,27%).

Secara administratif pemerintahan Provinsi Bali terbagi menjadi 8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota, yakni Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianjar, Klungkung, Bangli, Buleleng, Kabupaten Karangasem, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota Provinsi Bali.

W

Page 226: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

198

Tabel 1 Kabupaten/kota, Nama Ibu Kota/Kabupaten

Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa, dan Satuan Lingkungan Setempat di Bali

Kab./Kota Nama Ibukota

Kab./Kota Jml

Kecamatan Jml

Desa Jml Satuan

Lingk. setempat

1. Jembrana 2. Tabanan 3. Badung 4. Gianjar 5. Klungkung 6. Bangli 7. Karangasem 8. Buleleng 9. Denpasar

Negara Tabanan Badung Gianjar Semarapura Bangli Amlapura Singaraja Denpasar

4 10 6 7 4 4 8 9 4

51 123 62 70 59 70 77

148 43

249 802 536 545 244 343 581 604 402

Jumlah 56 703 4.306

Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008

Pembagian wilayah Provinsi Bali selain menurut pemerintahan juga ada pembagian menurut Lembaga Desa Adat, Lembaga desa Adat tersebut meliputi Banjar dan Desa Adat.

Jika dilihat dari luas wilayah Provinsi Bali maka Kabupaten Buleleng yang memiliki luas terbesar yaitu 1.365,88 km², sedangkan luas wilayah yang terkecil adalah Kota Denpasar dengan luas wilayahnya sekitar 127,78 km².

B. Demografi

Jumlah penduduk yang berada di wilayah Provinsi Bali berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 227: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

199

Tabel 2

Jumlah Penduduk Bali Menurut Jenis Kelamin

Penduduk

Kabupaten/Kota Laki Perempuan Jumlah

1. Jembrana 2. Tabanan 3. Badung 4. Gianjar 5. Klungkung 6. Bangli 7. Karangasem 8. Buleleng 9. Denpasar

131.946 205.343 189.755 194.947 86.156

105.946 214.118 322.435 241.643

132.919 208.877 187.725 195.751 89.274

106.550 213.629 320.839 225.027

264.865 414.220 377.480 390.698 175.430 212.496 427.747 643.274 466.670

Jumlah 1.692.289 1.680.591 3.372.880

Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008

Diantara kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Bali, Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang berpenduduk terbanyak dengan jumlah 643.274 jiwa atau 19,07 persen dari seluruh penduduk Bali. Kondisi tersebut sangatlah wajar mengingat daya dukung wilayahnya yang masih luas dan masih memungkinkan sebagai tempat pemukiman penduduk, apalagi kepadatan penduduknya relatif masih rendah, yakni 471 jiwa/km², masih dibawah kepadatan penduduk Bali secara umum. Semua potensi tersebut tentu akan sangat menunjang dalam pelaksanaan program-program pembangunan di Kabupaten Buleleng.

Sedangkan jumlah penduduk Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di wilayah Provinsi Bali sepanjang tahun 2007 mencapai 813 jiwa, hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk asing yang tinggal di wilayah Provinsi Bali mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni 813 jiwa.

Page 228: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

200

C. Kehidupan Keagamaan

Penduduk di Provinsi Bali mayoritas beragama Hindu, hal ini tercermin pada komposisi penduduk menurut agama berdasarkan data dari Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali adalah sebagai berikut: penganut agama Hindu: 3.194.207 jiwa; Islam 329.785 jiwa, Budha 18.560 jiwa, Kristen 34.674 jiwa, dan Katolik 25.630 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk penganut agama Khonghucu sampai saat ini belum tercatat di Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Kab. dan Agama di Bali, 2008

Kabupaten Hindu Islam Budha Kristen Katolik Jumlah

1. Jembrana 2. Tabanan 3. Badung 4. Gianjar 5. Klungkung 6. Bangli 7. Karangasem 8. Buleleng 9. Denpasar

214.144 403.336 323.802 417.495 167.355 293.192 384.806 584.477 405.600

59.075 16.358 34.784 7.231 5.135 2.552

17.646 51.288

135.716

818 1.159 1.040

768 1.099

431 605

3.564 9.076

2.625 2.048 6.041

750 353 132

1.312 2.365

19.048

2,816 1,205 5,287

554 101 144 225

1,349 13,859

279,478 424,106 370,954 426,798 174,133 296,451 404,594 643,043 583,299

Sumber: Kandepag Se-Bali

Berdasarkan data di atas, masyarakat Provinsi Bali termasuk masyarakat yang majemuk dari sisi agama. Dalam rangka menjamin kemajemukan dan kerukunan umat beragama pada masyarakat Provinsi Bali, masing-masing umat beragama dapat mendirikan rumah ibadat sebagai sarana pembinaan umat. Berdasarkan data dari Departemen Agama, tempat peribadatan yang tersedia pada tahun 2008, adalah sebagai berikut:

1. Tempat ibadat umat Hindu, meliputi sad kahyangan 9 buah, dang kahyangan 693 buah, dan kahyangan tiga: 4.771 buah;

Page 229: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

201

2. Tempat ibadat umat Islam meliputi: mesjid 234 buah, langgar: 134 buah, dan mushalla 348 buah

3. Tempai ibadat umat Buddha meliputi wihara 36 buah, dan cetya 20 buah;

4. Tempat ibadat umat Katolik meliputi gereja 21 buah, dan kapel 11 buah;

5. Tempat Ibadat umat Kristen meliputi gereja sebanyak 140 buah

Adapun tenaga pembina atau pemuka agama yang ada di wilayah Provinsi Bali adalah: agama Hindu dengan pemuka agamanya sebanyak 24.779 orang yang terdiri dari sulinggih 963 orang dan pemangku 23.670 orang, agama Budha sebanyak 61 orang terdiri dari bhiksu 4 orang dan pandita 57 orang, agama Kristen pendetanya berjumlah 29 orang. Sedangkan pemuka agama Islam berjumlah 853 orang yang terdiri dari ulama 112 orang, khotib 445 orang dan mubalig 408 orang, dan agama Katolik memiliki pastur 27 orang, bruder 2 orang dan suster 59 orang. Keseluruhan tokoh agama tersebut menyebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali.

Page 230: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

202

Page 231: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

203

BAB III

PERANAN FKUB PROVINSI BALI

A. Proses Pembentukan FKUB Provinsi Bali

orum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur tanggal 25 Agustus tahun 2008. Dibentuknya FKUB tersebut atas prakarsa tokoh

agama dan tokoh masyarakat yang termasuk dalam susunan kepengurusan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) yang telah terbentuk sejak tanggal 29 Februari tahun 1999.

Proses pembentukan FKUB Provinsi Bali dilakukan melalui pertemuan-pertemuan para pemuka agama dan tokoh masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah. Pertemuan dilakukan sampai beberapa kali, karena kesulitan dalam menentukan jumlah keanggotaan FKUB. Sebagaimana disebutkan dalam PBM Pasal 10 Ayat (2), anggota FKUB provinsi paling banyak 21 orang dan tingkat kabupaten/kota paling banyak 17. Penentuan anggota FKUB di Provinsi Bali diputuskan berdasarkan musyawarah, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut::

Penasihat FKUB:

1. Ketua Umum PHDI Provinsi Bali (I. Nyoman Kenak, S.H) 2. Bendesa Agung MUDP Provinsi Bali; 3. Ketua Umum MUI Provinsi Bali (K.H. Musthafa Al-Amin); 4. Keuskupan Denpasar (JM. Kadarisman); 5. Ketua Umum MPAG Provinsi Bali (Pdt. Made Adreas, M.

Div); 6. Ketua Umum WALUBI Provinsi Bali (Herman S. Wijaya); 7. Ketua Umum MAKIN Provinsi Bali (Hari Pribadi).

F

Page 232: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

204

Sedangkan susunan pengurus FKUB Provinsi Bali adalah sebagai berikut:

Ketua FKUB : Drs. Ida Bagus Gede Wiyana (Tokoh Umat Hindu).

Wakil Ketua FKUB : 1. Ida I Dewa Gede Ngurah Swasta, SH (Tokoh Umat Hindu);

2. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si (Tokoh Umat Hindu);

3. H. Sunhaji Rofi (Tokoh Umat Islam).

Sekretaris : Dr. Ida Bagus Sedhana, SE, M.Si (Tokoh Umat Hindu).

Wakil Sekretaris : H. Roichan Muchlis (Tokoh Umat Islam).

Bendahara : Drs. I. Ketut Sunadya (Tokoh Umat Hindu).

Humas dan Publikasi : Ida Bagus Rahoela, M. Si (WALUBI).

Komisi Pengabdian Masyarakat

: 1. Drs. I. Nyoman Gunadi (Tokoh Umat Hindu);

2. Drs. H. Wayan Syamsul Bahri (Tokoh Umat Islam).

Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Generasi Muda

: 1. Cristella DS (Keuskupan Denpasar);

2.Ir. Ida Bagus Gede Wirabawa Mantra, MT (Tokoh Umat Hindu).

Komisi Penelitian dan Pengembangan

: I Ketut Wirawan, SH, MH

(Keputusan Gubernur Bali Nomor 1047/01-D/HK/2008)

Page 233: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

205

Dengan melihat paparan susunan keanggotaan FKUB tersebut di atas dapat dikatakan bahwa susunan keanggotaan tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006. Menurut aturan PBM susunan keanggotaan FKUB tingkat provinsi paling banyak 21 orang. Tetapi dalam susunan keanggotaan FKUB Provinsi Bali terdapat 7 orang penasihat FKUB; 1 orang ketua ; 3 orang wakil ketua; 1 orang sekretaris, 1 orang wakil sekretaris, 1 orang bendahara, 2 orang humas dan publikasi, 2 orang komisi pengabdian masyarakat, 2 orang komisi pemberdayaan perempuan dan generasi muda serta 1 orang komisi penelitian dan pengembangan. (lihat lampiran keputusan Gubernur Provinsi Bali, 25 Agustus 2008). Dalam PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 disebutkan bahwa susunan keanggotaan FKUB Provinsi, terdiri dari: 1 orang ketua, 2 orang wakil ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang wakil sekretaris dan 16 orang anggota.

Keputusan tenang jumlah pengurus dan anggota FKUB yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam PBM diambil berdasarkan kesepakatan majelis-majelis agama, karena melihat situasi dan kondisi di Bali yang tidak memungkinkan untuk mengikuti aturan yang ada dalam PBM nomor 9 dan 8 tahun 2006. Demikian juga yang menentukan wakil dari masing-masing agama adalah pengurus dari FKAUB Provinsi Bali, sehingga dalam susunan keanggotaan FKUB tersebut adalah sebagai berikut: unsur dari umat Hindu 10 orang, umat Islam 4 orang, Katholik 2 orang, Kristen 2 orang, Budha 2 orang, dan Khonghucu 1 orang. (lihat lampiran Keputusan Gubernur Bali, 25 Agustus 2008).

Di Provinsi Bali memang sudah ada Peraturan Gubernur Bali (Pergub) Nomor 32 tahun 2008 tentang pembentukan FKUB yang dilantik pada tanggal 25 Agustus 2008. Peraturan Gubernur tersebut mengatur tentang tata kerja dan tata

Page 234: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

206

organisasi FKUB. Ketika penelitian ini dilakukan, naskah program kerja FKUB masih dalam proses pembahasan. Namun demikian FKUB Provinsi Bali telah menyusun anggaran tahunan yang anggaran tersebut disusun sebagai berikut: (1) yang diusulkan oleh Gubernur sebesar Rp. 120.000.000; (seratus dua puluh juta rupiah) per tahun; (2) diusulkan oleh Kesbangpollinmas sebesar Rp.119.000.000; (seratus sembilan belas juta rupiah) per tahun ditumpangkan di bidang keamanan yang digunakan untuk keperluan biaya sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006 se-Provinsi Bali dan seluruh kabupaten yang ada di Bali.(Wawancara dengan Aparat Kesbangpollnmas yang menangani FKUB).

FKUB Provinsi Bali sudah memiliki kantor yang disediakan oleh Kanwil Departemen Agama dengan menyerap biaya sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Sedangkan tanahnya disediakan oleh Pemda setempat. Sarana yang telah dimiliki FKUB Bali adalah berupa sebuah kendaraan mobil avanza warna hitam yang diberikan dari Pemda setempat. Begitu pula karyawan yang diperbantukan pada sekretariat FKUB baru rencana sebanyak tiga orang, masing-masing diambil dari Kesbangpol Linmas, Kanwil dan dari Pemda setempat atau dari Gubernur. (Wawancara dengan Kabag TU Kanwil Departemen Agama, I. Wayan Gede).

B. Peranan FKUB Provinsi Bali meliputi antara lain:

1. Melaksanakan Dialog

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali telah beberapa kali melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. Sejak dibentuknya FKUB di Provinsi Bali, minimal satu bulan sekali mengadakan dialog/pertemuan. Dialog tersebut dilaksanakan di kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Gereja-gereja, Kantor

Page 235: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

207

Kesra, Kesbangpol Linmas, Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bali. Cara pelaksanaannya dengan mengundang para tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuda lintas agama. (Wawancara dengan ketua FKUB Provinsi Bali).

Isi dialog yang pernah disampaikan oleh para nara sumber yaitu:

(a) Masalah pemahaman keagamaan dari masing-masing agama. Contoh: Bagi umat Hindu tentang penggunaan penjor agama. Penjor itu ada dua macam yaitu: 1) Penjor agama yang menggunakan simbol-simbol agama; (2) Penjor hiasan yang tidak menggunakan simbol agama.

(b) Masalah pendirian rumah ibadat, harus mengikuti aturan yang ada dalam buku PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006;

(c) Masalah Hari Besar Keagamaan, seperti: perayaan nyepi bagi umat Hindu yang jatuhnya bersamaan dengan hari Jum’at bagi umat Islam. Dalam perayaan Nyepi bagi umat Hindu aturannya 24 jam tidak boleh keluar rumah berdiam diri tidak boleh melakukan aktivitas dan tidak boleh menyalakan lampu. Sehingga ada masalah bagi umat Islam yang akan melaksanakan shalat jum’at ke mesjid, karena tidak boleh membawa kendaraan dan tidak boleh menggunakan pengeras suara. Akhirnya ada kesepakatan dari umat Islam yang diputuskan oleh MUI, bahwa umat Islam boleh melaksanakan shalat jum’at di masjid terdekat dengan tidak membawa kendaraan dan pengeras suara diarahkan ke dalam masjid sehingga hanya terdengar di dalam masjid. Bila ada kegiatan di malam hari tidak diperbolehkan menggunakan lampu luar. (Wawancara

Page 236: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

208

dengan Kasubbag Humas Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali). Biaya untuk pelaksanaan dialog/ pertemuan tersebut berasal dari Gubernur dan dari dana operasional Kanwil Agama melalui DIPA. (Wawancara dengan Ketua FKUB Provinsi Bali).

2. Menampung Aspirasi

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menampung aspirasi dari ormas keagamaan atau aspirasi dari masyarakat. Aspirasi tersebut disikapinya dengan baik oleh Forum. Aspirasi yang disampaikan ormas tersebut mengenai beberapa hal :

(a) Masalah pendirian rumah ibadat;

(b) Masalah lahan pemakaman bagi umat Islam di Bali. Pemakaman Islam di Bali bukan dilarang tetapi diatur, karena Provinsi Bali lahannya sempit, sehingga tidak dibolehkan umat Islam membeli tanah untuk lahan kuburan Islam. (Wawancara dengan Drs. I. Wayan Karsa, M. Ag)

Pemerintah Bali telah mengatur lahan kuburan bagi umat Islam, yang lokasinya sudah disiapkan :

(a) Di Kabupaten Badung daerah Jembaran;

b) Kabupaten Jembrana Kota Negare ujung Barat. Lokasinya dari Denpasar kurang lebih 80 Km dan penduduknya 50% Islam.

c) Kota Denpasar sudah ada dua tempat yaitu: di Pomogan dan Kampung Jawa. Tetapi di lokasi tersebut kuburannya sudah penuh, sehingga pemerintah Bali belajar dengan pemerintah DKI Jakarta, yang akhirnya atas kesepakatan MUI dan masyarakat muslim, maka kuburan yang sudah lama, tanahnya sudah merata,

Page 237: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

209

digunakan kembali untuk mengubur mayat yang baru meninggal, istilahnya ditumpuk. Namun apabila digali ada kelihatan tulang, kemudian digeser. (Wawancara dengan Pendeta Nengah Ripa, M. Th).

3. Menyalurkan Aspirasi

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sudah pernah menyalurkan aspirasi ormas keagamaan atau aspirasi masyarakat kepada gubernur dengan cara menghadap langsung. Aspirasi tersebut disampaikan melalui perwakilan dengan mengatasnamakan kelompok masyarakat/desa atau banjar. Tanggapan gubernur terhadap aspirasi yang disampaikan itu sebaiknya didialogkan secara bersama dari keterwakilan masing-masing agama.

Ormas yang menyampaikan aspirasinya meliputi:

a. Ormas Hindu tentang lembaga umat, karena ada lembaga PHDI Besaki dan PHDI Campuan;

b. Ormas Islam tentang lahan pemakaman (kuburan) bagi umat Islam;

c. Ormas Kristen tentang pendirian rumah ibadat Gereja Kristen Indonesia;

d. Ormas Budha tentang pendirian rumah ibadat Tri Dharma Satya Dharma.

4. Memberikan rekomendasi tertulis tentang :

a. Dukungan Pendirian Rumah Ibadat ”Gereja Roh Kudus Katedral” di Denpasar;

b. Dukungan Pendirian Rumah Ibadat ”Gereja Kristen Indonesia” di Denpasar;

Page 238: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

210

c. Dukungan Renovasi Rumah Ibadat ”Gereja Pantekosta Tabernabel Bathani” di Denpasar;

d. Dukungan Pendirian Rumah Ibadat ”Satya Dharma” Pelabuhan Benda di Denpasar.

5. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan di Bidang Keagamaan.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sudah melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan dibidang keagamaan. Adapun peraturan dan kebijakan yang pernah disosialisasikan adalah:

(a) PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006;

(b) Struktur dan fungsi FKUB provinsi, FKUB kabupaten dan FKUB kota.

Cara mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dan kebijakan tersebut dilakukan melalui pertemuan/dialog dengan mengundang unsur keterwakilan masyarakat dari masing-masing agama. Narasumber sosialisasi adalah tokoh agama dan tokoh masyarakat dari masing-masing agama. Selain tokoh agama, narasumber juga dari unsur pemerintah setempat yaitu Kesbangpol Linmas dan dari Kanwil Departemen Agama. Dana sosialisasi diperoleh dari bantuan pemda setempat (Gubernur) dan dari dana operasional Kanwil Departemen Agama melalui DIPA. Peserta sosialisasi berasal dari organisasi masyarakat dari masing-masing agama; tokoh agama; tokoh masyarakat, dan tokoh adat setempat.

Sosialisasi tentang Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 ini dilaksanakan minimal 1 (satu) bulan sekali. Namun tidak menutup kemungkinan dialog atau pertemuan itu bisa saja dilakukan dengan serentak bila terjadi suatu masalah. Pada

Page 239: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

211

tanggal 16 Desember 2006 Balai Diklat Keagamaan Denpasar telah melakukan sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 bekerjasama dengan Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama Pusat.

C. Proses Pembentukan FKUB Kabupaten Badung Provinsi Bali

Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Badung dibentuk pada tanggal 1 Desember 2008 atas prakarsa para pengurus Forum Kerukunan Antar Umat Beragama. Sebelum disyahkan PBM tahun 2006 yang antara lain mengatur tentang FKUB, sejak tahun 1999 di Bali sudah dibentuk forum yang namanya FKAUB yang disyahkan dengan SK Bupati. Proses pembentukannya dilakukan melalui pertemuan-pertemuan yang diprakarsai oleh pengurus FKAUB yang difasilitasi oleh Pemerintah. Demikian pula komposisi keanggotaan FKUB ditentukan oleh FKAUB.

Susunan pengurus FKUB Kabupaten Badung adalah sebagai berikut:

1. Ketua : Anak Agung Gede Agung, S.H 2. Wakil Ketua I : Drs. I Wayan Karsa, M.Ag. 3. Wakil ketua : Ida Bagus Gede Puja 4. Sekretaris : H. Ahmad Shoim, S.Ag 5. Wakil Sekretaris Drs. Ida Bagus Ketut Dewantara 6. Bendahara Wahyuni, S.Sos. 7. Wakil Bendahara : Drs. A Ngurah Wisnu Wardana 8. Bidang

Pemeliharaan : Drs. Blasius Naya Mamak

Ir. Adi Guna Pendeta Made Dana, S.Th. Ida Bagus Gede Arjana, S.E. Ida Bagus Alit Geger Adiyana, S.Sos.;

9. Bidang Pemeliharaan

: Ida Bagus Anom Nyoman Surya Darmawan Pendeta Nengah Ripa, M.Th

Page 240: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

212

Subastianus Hayong Ida Bagus Agung, S.Sos Drs. I Wayan Sudiarsa.

10. Bidang Pendirian Rumah Ibadat

Drs. I. Nyoman Sukada Drs. I. Made Rustam H. Abdul Malik Panca Pangestu Romo Paskalis Widastra Drs. Pendeta Sudira Usada, M.M Ir. Nengah Darsana

D. Peran FKUB Kabupaten Badung

Forum Kerukunan Umat Beragama tingkat Kabupaten Badung, tiga bulan sekali mengadakan pertemuan dengan mengundang para pemuka agama, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan dewan penasihat. FKUB Kabupaten Badung menampung aspirasi ormas keagamaan dari semua agama dan aspirasi semua masyarakat. Contoh: aspirasi dalam rangka hari raya Nyepi bagi umat Hindu adalah masukan dari majelis-majelis agama, kemudian disampaikan kepada seluruh masyarakat.

Aspirasi dari ormas keagamaan maupun dari masyarakat disampaikan oleh FKUB kepada Bupati dengan menghadap langsung. Aspirasi tersebut ditanggapi Bupati bahwa kalau memang aspirasi itu disepakati dan dibutuhkan umat, maka Bupati menyetujuinya. Contoh: dalam perayaan Natalan bagi umat Kristiani, penganut agama lain sepakat untuk menjaga tempat-tempat ibadat, terutama gereja-gereja. Selain itu tugas-tugas yang sudah dilaksanakan FKUB Kabupaten Badung adalah: (1) Mengadakan sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006; (2) Mengadakan dialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat;

Page 241: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

213

Adapun faktor pendukung FKUB adalah: (1) kekompakan dari masing-masing anggota FKUB; (2) Pemda setempat sangat respon terhadap FKUB, sehingga setiap pengurusnya diberikan pakaian seragam.

Sejak dibentuknya FKUB Kabupaten Badung, mereka sudah dua kali mengadakan dialog dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama dari masing-masing agama. Kemudian mengadakan dialog dengan anak-anak muda lintas agama dari masing-masing kecamatan

Nara sumber dalam pelaksanaan dialog ini adalah pengurus FKUB, dari polres; badan/lembaga yang menangani masalah narkoba, dan pejabat instansi terkait, seperti: Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.

Masa bakti keanggotaan FKUB untuk tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten adalah lima tahun, yaitu dari tahun 2008 s/d 2013. Selain itu FKUB tingkat Kabupaten Badung sudah membuat program kerja yang meliputi:

1. Rapat pemantapan program kerja, pengendalian kepengurusan FKUB periode 2008/2013;

2. Koordinasi intern dalam rangka pelaksanaan Barata Penyepian;

3. Temu dialog dalam Barata Penyepian dan sosialisasi program kerja;

4. Temu dialog dengan anak-anak muda lintas agama, pelajar tingkat SMA se-Kabupaten Badung;

5. Rapat koordinasi tentang Idul Adha, Natal dan Tahun Baru;

6. Menerbitkan buku panduan FKUB Kabupaten Badung; dan

Page 242: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

214

7. Rapat koordinasi merespon segala kebutuhan yang berkaitan dengan pendirian rumah ibadat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Subastianus Hayong (tokoh agama Katolik) bahwa fenomena FKAUB yang sudah ada jauh sebelum PBM disyahkan menunjukkan bahwa di Bali, khususnya di Kabupaten Badung masalah kerukunan sudah terkondisikan bukan atas perintah dari pemerintah pusat, bahkan sudah merupakan kebutuhan masyarakat baik yang beragama Hindu, Islam, Kristen, Katolik, Budha dan masyarakat yang bergabung dalam lembaga adat. Pada awalnya yang ditunjuk menjadi ketua FKAUB adalah Anak Agung Gede Agung, S.H. yang sekarang menjabat sebagai Bupati. Berkenaan dengan itu pula beliau diangkat menjadi ketua FKUB Kabupaten Badung. Dipilihnya beliau menjadi ketua FKUB, karena beliau dikenal sebagai orang bijak dan cukup baik dalam menciptakan suasana kerukunan umat beragama. Sebenarnya beliau tidak bersedia diangkat menjadi ketua FKUB, karena kesibukan dalam menjalankan tugasnya sebagai Bupati, tetapi atas desakan dari para tokoh agama maupun tokoh masyarakat, akhirnya beliau terima juga dengan syarat dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua FKUB dibantu atau selalu didampingi oleh wakilnya. (Wawancara dengan Bapak I. Wayan Karsa, M.Ag).

PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006, baru tersosialisasikan ke Bali tahun 2007. Sebagai respon terhadap PBM, atas inisiatif para pengurus FKAUB Kabupaten Badung pada tanggal 1 Desember 2008 dibentuklah FKUB yakni penyesuaian dari FKAUB menjadi FKUB. Namun demikian disadari bahwa susunan keanggotaan FKUB yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006 terjadi karena di Bali mempunyai keunikan, sehingga dalam penentuan keanggotaan FKUB diadakan dialog sampai beberapa kali dengan perdebatan yang sangat alot. Awalnya

Page 243: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

215

disepakati bahwa masing-masing agama diambil 4 orang untuk menjadi pengurus. Tapi karena dirasa terlalu banyak kemudian diciutkan menjadi masing-masing agama menunjuk 2 orang. Ketentuan ini diambil berdasarkan kearifan lokal dengan tujuan melayani masyarakat. Demikian juga kalau dari masing-masing agama diwakilkan satu orang, ini sangat sulit, karena kalau mereka yang ditunjuk hanya satu orang itu mereka berhalangan hadir, tidak ada penggantinya. (Wawancara dengan tokoh agama).

Berdasarkan kesepakatan pengurus majelis-majelis agama bahwa perwakilan dari masing-masing agama ditentukan dua orang. Lebihnya dilihat berdasarkan jumlah pemeluk agama. Sesuai kesepakatan dan dialog dari pengurus–pengurus FKAUB maka yang ditunjuk sebagai ketua FKUB Kabupaten Badung adalah bapak Bupati. Sebenarnya Bupati Badung. tidak bersedia karena sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai bupati. Namun tokoh agama dan tokoh masyarakat bersepakat menunjuk bapak Bupati dengan syarat masalah-masalah pekerjaan/tugas-tugas FKUB diwakilkan atau dibantu oleh wakil ketua I, yaitu Drs. I Wayan Karsa, M.Ag.

E. Mekanisme Hubungan antara FKUB Provinsi dengan FKUB Kabupaten Badung

Hubungan antara FKUB Provinsi Bali dengan FKUB Kabupaten Badung telah terjalin cukup baik meskipun masih terbatas pada koordinasi. Bila ada suatu masalah atau aspirasi dari masyarakat Kabupaten Badung yang belum dapat terselesaikan, maka masalah tersebut diajukan dahulu ke dewan penasihat supaya didialogkan kembali. Kalau sudah diatasi oleh FKUB Kabupaten Badung, maka permasalahan dianggap selesai. Tetapi bila tidak bisa diatasi juga, baru

Page 244: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

216

dibicarakan lagi kepada ketua FKUB Provinsi Bali melalui musyawarah para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang tembusannya disampaikan kepada Gubernur.

Apabila FKUB Provinsi mengadakan pertemuan/dialog tentang PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006, atau membahas masalah hari-hari besar keagamaan maka FKUB Kabupaten Badung diundang. Begitu pula sebaliknya apabila FKUB Kabupaten Badung akan melakukan dialog atau pertemuan tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat, maka FKUB Provinsi diundang. (Wawancara dengan ketua FKUB Provinsi Bali).

Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pernah melakukan pemberdayaan masyarakat. Bentuk pemberdayaan itu lebih kepada pemahaman keagamaan, karena dengan memahami ajaran dari masing-masing agama mereka, maka dapat terwujud sikap toleransi. Sasaran pemberdayaan meliputi seluruh umat beragama yang ada di Provinsi Bali.

F. Job Description Pengurus FKUB Provinsi Bali dan Pengurus FKUB Kabupaten Badung

Sebagaimana dijelaskan di bagian awal, bahwa di Bali sebelum adanya FKUB mereka sudah memilki FKAUB. Hal ini mengindikasikan bahwa di Bali masalah kerukunan sudah tidak asing lagi, karena masing-masing tokoh agama mupun tokoh masyarakat sudah duduk dalam kepengurusan FKAUB. Masing-Masing yang duduk dalam kepengurusan itu sudah mempunyai tugas tersendiri. Dan mereka itu telah melaksanakan tugasnya masing-masing. Sarana dan dana FKUN difasilitasi oleh pemerintah setempat, baik untuk tingkat provinsi maupun untuk tingkat kabupaten.

Page 245: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

217

G. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran FKUB

Faktor pendukung FKUB, sebagaimana kita ketahui bahwa Bali merupakan wilayah pariwisata dan pemerintahnya sangat mendukung kerukunan umat beragama. FKUB dalam menjalankan perannya dapat terlaksana dengan baik atas dukungan semua pengurus FKUB, tokoh agama, tokoh masyarakat dan difasilitasi oleh pihak pemerintah setempat, seperti: Gubernur, Kesbang Linmas, Kanwil Departemen Agama, Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata. Begitu juga FKUB Kabupaten Badung semua perannya dapat berjalan dengan baik karena semua pengurusnya dapat saling membantu dan berkoordinasi dengan baik, sehingga semua kegiatan yang menjadi peran ketua FKUB dapat diselesaikan secara bersama. Dengan demikian faktor pendukung FKUB yang paling dominan adalah: (1) kekompakkan dari masing-masing anggota FKUB; (2) Pemda setempat sangat respon terhadap FKUB.

Faktor penghambatnya, dimana kita ketahui bahwa ketika penelitian ini dilakukan, program kerja FKUB tingkat provinsi masih dalam taraf proses penyusunan, sehingga belum jelas hal-hal apa saja yang diprogramkan untuk jangka waktu lima tahun mendatang.

Sedangkan faktor penghambat FKUB tingkat Kabupaten Badung yang selama ini dirasakan adalah belum semua masyarakat dapat mengikuti sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006, sehingga masih ada hal-hal yang belum dipahami khususnya dalam masalah pendirian rumah ibadat.

Page 246: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

218

Page 247: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

219

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali baru dibentuk pada tanggal 25 Agustus tahun 2008, sedangkan FKUB Kabupaten Badung dibentuk pada tanggal 1 Desember 2008.

2. Proses pembentukan FKUB Provinsi Bali mengalami perdebatan yang sangat alot dalam menyusun anggota kepengurusan, walaupun sudah melalui pertemuan-pertemuan para pemuka agama dan para tokoh masyarakat setempat, yang difasilitasi oleh pemerintah. Susunan keanggotaan FKUB yang ada di Provinsi Bali maupun yang ada di Kabupaten Badung tidak sesuai dengan susunan keanggotaan yang ada dalam buku PBM No. 9 dan 8 tahun 2006, hal ini diputuskan berdasarkan musyawarah para majelis agama dengan melihat situasi dan kondisi Bali yang tidak memungkinkan untuk mengikuti aturan yang ada dalam buku PBM tersebut.

3. Peran FKUB Provinsi Bali dapat berjalan dengan baik seperti: melaksanakan dialog, menampung aspirasi, menyalurkan aspirasi lain bentuk rekomendasi tertulis terhadap aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat.

4. Materi yang disampaikan oleh para nara sumber dalam kegiatan dialog adalah: masalah pemahaman keagamaan dari masing-masing agama; masalah pendirian rumah ibadat; masalah hari-hari besar keagamaan; dan masalah lahan kuburan bagi umat Islam di Bali.

Page 248: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

220

5. FKUB Provinsi Bali dan FKUB Kabupaten Badung telah memiliki dana yang cukup, karena dukungan dari instansi terkait yang dianggarkan melalui DIPA Kanwil Departemen Agama, dari Gubernur, dan dari Kesbang pollinmas.

6. Hubungan antara FKUB Provinsi Bali dengan FKUB Kabupaten Badung sangat baik karena dukungan dan koordinasinya yang cukup kuat.

7. Faktor pendukung FKUB Bali adalah dukungan dari pemerintah itu sendiri yang cukup kuat dalam hal prasarana, sarana, dan dana. Sedangkan faktor penghambat antara lain adalah belum semua masyarakat diikutkan dalam kegiatan sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006. Sehingga masih banyak yang belum memahami dalam hal pendirian rumah ibadat.

B. Rekomendasi

1. Peran FKUB di Bali yang sudah berjalan dengan baik perlu dimaksimalkan terus karena telah mendapat dukungan dana dari berbagai instansi terkait.

2. Perlunya ditingkatkan sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006 bagi seluruh lapisan masyarakat bawah.

Page 249: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

221

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang dan Diklat Depag RI, Sosialisasi PBM dan Tanya Jawabnya, 2008.

BPS, Profil Kota Denpasar Tahun 2008, Badan Perencanaan Pemberdayaan Daerah, 2008.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Laporan Hasil Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 di Propinsi Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, 2006.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Laporan Sosilisasi PBM No. 9 dan No. 8 Tahun 2006, 2006.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Depag RI, Peraturan Beragama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan No. 8 Tahun 2006, 2006.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Kata Pengantar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, dalam buku: Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2006 dan No. 8 Tahun 2006, 2006.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, pada tanggal 17 April 2006 di Operation Room Deepartemen Agama, Lihat Buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2006 dan No. 8 Tahun 2006, 2006.

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Laporan Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Jabodetabek, Jakarta, 2008.

Page 250: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

222

Suhatmansyah, Pemberdayaan Lembaga Kerukunan Umat Beragama di Daerah, disampaikan pada Semiloka Penguatan Kelembagaan dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Bogor, 23-25 Juli 2007, 2007.

Page 251: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI JAKARTA TIMUR

Oleh:

K u s t i n i

Page 252: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 253: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

223

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

alah satu kebijakan penting yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 2006 terkait dengan masalah kehidupan beragama adalah pener-

bitan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Ada tiga masalah utama yang diatur dalam PBM yaitu: (1) pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama; (2) pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama; (3) pendirian rumah ibadat.

Kebijakan penerbitan PBM Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama. Upaya-upaya memelihara kerukunan umat beragama merupakan hal yang penting sebab heterogenitas masyarakat Indonesia dalam pemelukan agama menjadi salah satu hal yang secara langsung maupun tidak langsung mengkondisikan terjadinya potensi konflik. Setidaknya ada 11 faktor terkait dengan masalah keagamaan yang menjadi potensi terjadinya konflik yaitu masalah: penyiaran agama, bantuan keagamaan dari luar negeri, perkawinan antar pemeluk agama yang berbeda, pengangkatan anak, pendidikan agama, perayaan hari besar keagamaan, perawatan dan pemakaman jenazah, penodaan

S

Page 254: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

224

agama, kegiatan kelompok sempalan, transparansi informasi keagamaan, serta pendirian rumah ibadat.1

Masalah pendirian rumah ibadat menjadi salah satu persoalan yang banyak ditemui dalam kehidupan sosial keagamaan di Indonesia. Pada tahun 2008, Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS) mencatat sedikitnya 13 (tiga) belas kasus yang terkait dengan masalah rumah ibadat Kasus yang sesungguhnya dipastikan lebih banyak terjadi sebab banyak kasus di masyarakat yang tidak terekspose oleh media massa atau karena alasan metode mapun sumberdaya yang digunakan lembaga tersebut sehingga data yang terkumpul menjadi terbatas. (CRCS: Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia Tahun 2008).

Tulisan di bawah ini secara khusus menggambarkan salah satu substansi yang dimuat dalam PBM yaitu peranan FKUB dalam pelaksanaan Pasal 8, 9, dan 10 dari PBM tersebut di Kotamadya Jakarta Timur. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan (PBM Bab I Pasal 1 Ayat 6). Dari uraian tersebut maka terlihat bahwa FKUB memiliki peranan penting dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama. PBM juga telah menjelaskan tentang tugas FKUB baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Salah satu tugas FKUB kabupaten/ kota yang sangat khas dan strategis adalah tugas untuk memberikan rekomendasi terkait dengan permohonan pendirian rumah ibadat.

                                                            1 Lihat Muhammad M. Basyuni, Kebijakan dan Strategi Kerukunan Umat

Beragama. Disampaikan pada Kursus Singkat Angkatan (KSA) XIV Lemhanas RI Tanggal 29 Mei 2006 di Lemhannas Jakarta.  

Page 255: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

225

B. Permasalahan Penelitian

Sejak Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 diluncurkan, telah menorehkan sejarah dalam kehidupan beragama masyarakat Indonesia yaitu terbentuknya FKUB serta Dewan Penasihat FKUB di semua provinsi. Jika FKUB tingkat provinsi sudah terbentuk di 33 provinsi, tidak demikian halnya dengan FKUB tingkat kabupaten/kota. Sampai bulan Oktober 2009 jumlah FKUB serta Dewan Penasihat FKUB di Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah FKUB dan Dewan Penasihat FKUB Kabupaten/Kota Serta Peraturan Gubernur di Indonesia Tahun 2009

Dewan Penasihat

FKUB Kabupaten

FKUB Kabupaten

Dewan Penasihat

FKUB Kota

FKUB Kota

Peraturan Gubernur

244 241 64 65 18

Sumber: Ditjen Kesbangpol Dep. Dalam Negeri Oktober 2009.2

Sebagai sebuah organisasi (forum) yang dibentuk berdasarkan aspirasi masyarakat, FKUB memiliki beberapa makna penting yaitu:3

                                                            2 Menurut data lisan dari salah seorang Kepala Bidang di Pusat Kerukunan

Umat Beragama sampai bulan September 2009 semua provinsi telah memiliki FKUB. Sedangkan FKUB kab/kota telah ada di 392 kab/kota (78,71%) dari 498 kab/kota di seluruh Indonesia. Namun karena peneliti tidak memiliki dokumen tertulis tentang hal itu, maka data yang digunakan adalah yang berasal dari Ditjen Kesbangpol. 

3 Ditjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri; Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemeliharan Kerukunan Umat Beragama Melalui Penguatan Kelembagaan FKUB, pemaparan pada Lokakarya Nasional Penyusunan

Page 256: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

226

1. FKUB merupakan salah satu wadah dalam upaya penghormatan hak-hak asasi manusia sekaligus upaya pelaksanaan kewajiban asasi manusia

2. FKUB merupakan bentuk kemitraan antara pemerintah khususnya pemerintah daerah dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu kerukunan

3. FKUB merupakan bentuk pelaksanaan kewajiban daerah.

4. FKUB merupakan bentuk pelaksanaan kewajiban kepala daerah, khususnya dalam memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat

Namun demikian, di beberapa daerah peran FKUB ternyata masih sangat minim. Ada banyak hal yang menyebabkan permasalahan tersebut antara lain: sebagian besar peran Dewan Penasihat FKUB belum optimal, pelaksanaan sosialisasi FKUB masih belum optimal, sebagian besar FKUB di daerah belum memiliki tata organisasi dan tata kerja yang memadai, sebagian FKUB belum mempunyai fasilitas dan pendanaan dari Pemerintah Daerah, sebagian keanggotaan FKUB belum memenuhi keterwakilan agama secara proporsional (Lihat hasil rumusan Sidang Komisi B pada Lokakarya Nasional Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB di Bogor Tanggal 20-22 Maret 2009 yang dilaksanakan Puslitbang Kehidupan Keagamaan badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI).

Terkait dengan permasalahan-permasalahan pada FKUB, maka kajian ini difokuskan pada 8 (delapan) hal yaitu: (1) bagaimana proses pembentukan FKUB di Jakarta Timur?

                                                                                                                              Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Pelembagaan FKUB, yang dilaksanakan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan di Hotel Mirah Bogor, 20 Maret 2009. 

Page 257: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

227

(2) bagaimana peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat? (3) bagaimana peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat? (4) bagaimana peran FKUB dalam membuat rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur/ bupati? (5) bagaimana peran FKUB dalam sosialisasi peraturan perundangan dan kebijakan bidang keagamaan? (6) apakah FKUB provinsi telah memiliki prasarana, sarana, dan dana? (7) bagaimana job description pengurus FKUB provinsi dan kabupaten? (8) apa faktor pendukung dan penghambat FKUB dalam melaksanakan tugasnya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh berbagai data terkait dengan keberadaan FKUB di Jakarta Timur. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) proses pembentukan FKUB; (2) peran FKUB dalam melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; (3) peran FKUB dalam menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat; (4) peran FKUB dalam membuat rekomendasi sebagai bahan kebijakan walikota; (5) peran FKUB dalam sosialisasi peraturan perundangan dan kebijakan bidang keagamaan; (6) sarana dan prasarana serta dana yang dimiliki FKUB; (7) job description pengurus FKUB; dan (8) faktor pendukung serta penghambat FKUB dalam melaksanakan tugasnya.

Penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai instansi yang tugas dan fungsinya terkait dengan masalah kehidupan atau kerukunan umat beragma khususnya dalam pelaksanaan PBM Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006. Instansi dimaksud antara lain Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri serta Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta maupun Kotamadya Jakarta Timur. Bagi ketiga instansi tersebut diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan salah satu bahan

Page 258: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

228

penentuan kebijakan dalam hal pelaksanaan PBM oleh pemerintah daerah, pemberdayaan FKUB maupun berbagai masalah terkait dengan rumah ibadat.

D. Metodologi

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan strategi studi kasus. Studi kasus dipilih karena kajian ini menggambarkan satu kasus yang dibatasi oleh sistem baik dari lokasi, sasaran kajian maupun waktu kajian (John W. Creswell; 2007:75). Kasus yang dijelaskan dalam kajian ini hanya terkait dengan peran FKUB sesuai dengan amanat yang disebutkan pada Pasal 8, 9, 10, 11, dan 12 dari PBM. Sebagaimana karakteristik studi kasus yaitu sistem yang dibatasi (bounded system), maka dari segi lokasi pun penelitian ini terbatas yaitu hanya pada FKUB di Jakarta Timur.

Penelitian ini menggunakan metode triangulasi dalam pengumpulan data yaitu melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan kajian dokumen (Bryman, 2004, 275. Denscombe, 2003, 104, Neuman, 137). Triangulasi dimaksudkan agar dapat menutupi kekurangan dari satu metode pengumpulan data, sekaligus menyempurnakan data atau informasi yang tidak diperoleh melalui metode lain. Informan penelitian adalah Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta, pengurus FKUB Kotamadya Jakarta Timur, pejabat Kesbangpol Jakarta Timur, pejabat Kantor Departemen Agama Kotamadya Jakarta Timur, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Jakarta Timur.

Page 259: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

229

BAB II

GAMBARAN SINGKAT WILAYAH PENELITIAN

A. Demografi dan Geografi

Sebagai sebuah wilayah yang berada di metropolitan, Jakarta Timur tidak berbeda dengan kota-kota besar lain dengan karakteristik antara lain penduduk yang padat, tingginya angka pengangguran, terdapat wilayah-wilayah elit yang kondisinya sangat bertolak belakang dengan pemukiman kumuh, serta tingginya angka kriminalitas. Luas wilayah Jakarta Timur adalah 187,75 km2 dan jika dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi DKI Jakarta yaitu 661,62 km2, wilayah Jakarta Timur merupakan 28,37% dari seluruh luas wilayah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Timur terdiri atas 10 kecamatan dan 65 kelurahan. Kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramat Jati, Jatinegara, Cakung, Duren Sawit, Pulogadung, dan Kecamatan Matraman.

Wilayah Kotamadya Jakarta Timur memiliki perbatasan sebagai berikut: sebelah utara dengan Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi, sebelah selatan dengan Kabupaten Bogor, dan sebelah barat dengan Kotamadya Jakarta Selatan. Sebagian wilayah Jakarta Timur berada di dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai. Untuk penyaluran air, di Jakarta Timur terdapat 5 buah sungai yaitu Sungai Ciliwung, Sunter, Kali Malang, Kali Cipinang, dan Cakung Drain. Sungai-sungai tersebut relatif besar dan seandainya tidak tersumbat sangat membantu menampung air pada musim hujan. Namun demikian, pola hidup masyarakat seperti membuang sampah ke sungai, atau banyaknya limbah menyebabkan sungai tidak berfungsi dengan baik dan warna air sungaipun sudah tercemar. Hal ini

Page 260: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

230

menjadi salah satu penyebab banjirnya beberapa wilayah di Jakarta Timur pada saat musim hujan.

Berdasarkan data registrasi tahun 2006, jumlah penduduk Kotamadya Jakarta Timur sebanyak 2.141.228 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 585.984. Jika dibandingkan dengan luas wilayah, maka Jakarta Timur memiliki angka kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu 11.405 per km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Matraman (39.938 km2) dan yang paling rendah adalah Kecamatan Cipayung (4.465 km2). Jumlah kelurahan dan penduduk pada tahun 2005 – 2006 adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Jumlah Kelurahan dan Penduduk Menurut Kecamatan di Kotamadya Jakarta Timur tahun 2005 – 2006

Pertengahan tahun 2005 Pertengahan tahun 2006

Kec. Kel. Jml. Pend. % Jml. Pend. %

Pasar Rebo 5 153.536 7,24 158.147 7,38 Ciracas 5 199.482 9,41 200.806 9,38 Cipayung 8 119.342 5,63 122.151 5,70 Makasar 5 174.192 8,22 177.158 8,27 Kramat Jati 7 202.041 9,53 204.178 9,54 Jatinegara 8 263.246 12,42 263.706 12,32 Duren Sawit 7 315.463 14,89 317.862 14,84 Cakung 7 218.106 10,29 224.001 10,46 Pulo Gadung 7 279.704 13,20 279.519 13,06 Matraman 6 194.168 9,16 193.700 9,05 Jumlah 65 2.119.280 100 2.141.228 100

Sumber: Peta Wilayah Kotamadya Jakarta Timur 2006

Sementara itu, jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel 3

Page 261: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

231

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan Tahun 2005

Kecamatan Islam Katolik Kristen Hindu Buddha Lainnya Jumlah

Pasar Rebo 130.893 9.624 9.371 1.972 1.676 - 153.536 Ciracas 168.281 10.311 16.496 2.443 1.950 - 199.482 Cipayung 110.224 4.583 2.739 1.263 198 335 119.342 Makasar 158.198 5.456 9.206 724 609 - 174.192 Kramat Jati 182.499 6.317 8.649 2.460 2.116 - 202.041 Jatinegara 232.539 10.209 14.679 1.695 4.124 - 263.246 Duren Sawit

284.410 10.514 16.112 2.160 2.267 - 315.463

Cakung 196.760 11.826 7.408 1.190 922 - 218.106 Pulo Gadung

235.758 15.282 23.034 3.052 2.578 - 279.704

Matraman 171.947 9.629 10.045 977 1.570 - 194.168 Jumlah/Total 1.871.509 93.751 117.739 17.936 18.010 335 2.119.280

Sumber: Jakarta Timur dalam Angka 2007.

B. Potensi Konflik Sosial Keagamaan

Heterogenitas dalam pemelukan agama, sebagaimana terlihat pada Tabel 3, menjadi salah satu faktor yang mengkondisikan potensi konflik di wilayah Jakarta Timur seperti juga yang terdapat di wilayah-wilayah lainnya di Provinsi DKI Jakarta. Menurut hasil kajian yang dilakukan FKUB Provinsi DKI Jakarta (2008), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya konflik sosial keagamaan di Provinsi DKI Jakarta yaitu:

1. Persoalan pemahaman dan implementasi ajaran agama. Dalam perspektif iman, pemeluk agama yang baik adalah sosok yang senantiasa berupaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk ketaatan umat antara lain dapat dilakukan melalui penyampaian kabar gembira dan ajakan kepada umat lain untuk menerima iman dan kebenaran ajaran agamanya.

Page 262: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

232

Penyampaian kabar gembira ini dalam konsep Islam disebut ‘dakwah’ dan dalam konsep Kristen disebut dengan istilah “pekabaran Injil”. Dalam konteks penyampaian kabar gembira itu maka keberadaan tempat ibadat dan aktivitas umatnya menjadi hal yang sangat urgen. Dalam aplikasi di lapangan pemenuhan kebutuhan tempat ibadat seringkali harus berhadapan dengan realitas umat lain yang cenderung merasa terancam oleh kehadiran misi atau peribadatan para pemeluk agama lain. Persoalan ini hampir selalu menjadi sebab substantif dari seluruh konflik antar umat beragama di Indonesia khususnya antara umat Kristen dan Islam.

2. Persoalan sosio kultural yang jika ditelusuri lebih lanjut ada tiga penyebab utama. Pertama, munculnya budaya pragmatism dalam memecahkan masalah menggantikan pendekatan dialogis dan musyawarah. Pada akhirnya konflik ini dapat menimbulkan kekerasan fisik yang melibatkan kelompok umat beragama berbeda. Kedua, lemahnya peran elit agama dalam membina dan mendialogkan persoalan kerukunan. Akibat yang muncul kemudian adalah kerukunan umat beragama seringkali lahir karena tuntutan yang berasal dari pihak luar dan bukan berasal dari penghayatan dan pemahaman ajaran agamanya masing-masing. Ketiga, semakin menjamurnya budaya verbalisme dalam dialog antarumat beragama. Dialog yang biasanya dilakukan oleh kelompok elit dan dimediasi oleh pemerintah tampaknya sudah kehilangan wibawa. Dialog tidak lagi menjadi kebutuhan dalam memahami perbedaan dan menyelesaikan konflik, melainkan lebih berfungsi sebagai pelipur lara yang terbungkus dalam formalistik dan terkesan birokratis. Akibatnya, kesepakatan yang diperoleh dalam dialog itu tidak berimbas pada kesepakatan masyarakat akar rumput.

Page 263: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

233

3. Regulasi yang tidak berwibawa, sebagian kelompok umat beragama memandang bahwa segala bentuk kebijakan pemerintah tentang kehidupan beragama dirasa hanya akan mengekang kebebasan beragama. Padahal regulasi itu muncul karena adanya konflik sosial yang diakibatkan oleh persepsi sepihak kalangan umat beragama terhadap makna kebebasan beragama. Regulasi menjadi tidak berwibawa manakala kelompok elit dan umat beragama menganggap hal itu sebagai bentuk pelanggaran dalam beragama. Regulasi juga kehilangan momentum jika pemerintah tidak serius memberikan pemahaman kepada seluruh umat beragama perihal substansi regulasi itu sendiri.

4. Lemahnya peran pemerintah dalam memetakan potensi konflik. Pemerintah baru bisa bersikap dan bertindak setelah ada gejolak, dan tidak memiliki pemetaan terhadap kemungkinan terjadinya konflik. Tindakan yang diambilpun seringkali hanya bersifat reaksioner dan pragmatis, tidak substansial. Pemerintah, dengan dukungan birokrasi semestinya mampu memetakan kondisi masyarakat dari aspek politik, ekonomi, etnis, dan juga agama.

Potensi konflik yang melekat pada kehidupan masyarakat di Jakarta Timur menjadi salah satu penegasan pentingnya peran FKUB. Dengan telah dibentuknya FKUB dan Dewan penasihat FKUB di Jakarta Timur menjadi salah satu peluang bagi peningkatan kerukunan hidup umat beragama dapat terjalin secara efektif dan mencapai hasil yang lebih optimal.4

                                                            4 Sambutan Walikota Jakarta Timur, pada Acara Silaturahmi Dewan

Penasihat FKUB dengan pengurus FKUB Kota Administrasi Jakarta Timur pada tanggal Jum’at 15 Agustus 2008 di Ruang Rapat Walikota Jakarta Timur. 

Page 264: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

234

C. Gambaran Konflik Sosial Keagamaan

Potensi konflik yang tergambarkan di atas, di beberapa tempat di wilayah DKI Jakarta telah mengemuka menjadi konflik di permukaan. Untuk wilayah Jakarta Timur, konflik dapat dilihat pada kasus di Kampung Pulo Pinang Ranti. Keresahan sosial di Kampung Pulo merupakan peristiwa yang kompleks sehingga menimbulkan banyak kemungkinan penjelasan tentang makna konflik di balik peristiwa tersebut. Gambaran singkat konflik tersebut adalah sebagai berikut. Ketegangan warga Kampung Pulo dengan Sekolah Tinggi Teologi (STT) Injili Arastamar terjadi pada hari Sabtu 10 Maret 2007. Ketegangan itu dipicu oleh keinginan pihak yayasan untuk mendirikan sebuah asrama bagi mahasiswa di atas sebidang tanah dengan luas 695 m2 yang berlokasi di RT 08/RW 04 Kampung Pulo. Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, tetapi bangunan ‘bedeng’ dan pagar yang mengelilingi tanah yang akan dibangun, kemudian dirusak dan dibakar massa. Warga mendesak pihak yayasan untuk memindahkan lokasi kampus. STT Injili Arastamar, biasa juga disebut STT Setia, dibangun pada tahun 1994 dengan mengantongi izin operasional sebagai sekolah, bukan kampus. Dalam perjalanannya yayasan terus melakukan pembangunan sehingga berkembang menjadi sebuah kampus seperti yang ada sekarang ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta tahun 2008, kronologis kejadian di Kampung Pulo dapat diurai dalam tiga fase sebagai berikut. Pertama, pada tahap perencanaan pendirian dan pada proses pembangunan gedung, warga melakukan protes. Namun protes warga dihadapkan dengan aparat kepolisian yang dianggap memihak kepada STT. Kedua, setelah didirikan gereja, banyak jemaatnya yang datang dari luar. Hal ini membuat masyarakat berprasangka bahwa STT

Page 265: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

235

telah melanggar peruntukan perizinan pendidikan. Dalam fase ini berbagai bentuk perlawanan dilakukan warga yang salah satu bentuknya adalah mengadakan tablig akbar. Kegiatan tablig akbar tersebut dihadiri oleh umat Islam dari tempat lain sehingga menghalangi lalu lintas jalan yang menuju STT Setia. Ketiga, meletusnya kerusuhan sosial yang menyebabkan banyak kerugian dan beberapa korban terluka. Kejadian ini berujung pada pengusiran seluruh penghuni STT Setia dari wilayah Kampung Pulo.

Konflik atau kasus serupa ternyata tidak hanya di wilayah Jakarta Timur. Dengan potensi konflik yang relatif sama, maka wilayah-wilayah lainnya di Provinsi DKI Jakarta dimungkinkan terjadi konflik sejenis meskipun dengan eskalasi yang tidak selalu sama. FKUB Provinsi DKI Jakarta, melalui penelitiannya telah mengidentifikasi beberapa konflik antara lain di Gereja Kampung Duri di Kelurahan Duri Selatan Kecamatan Tambora Jakarta Barat serta kasus gereja yang terjadi di Perumahan Pelindo Sukapura Cilincing Jakarta Utara.

Page 266: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

236

Page 267: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

237

BAB III

TEMUAN LAPANGAN

A. Proses Pembentukan FKUB

alam rangka merespon Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, pada tanggal 7 Mei 2007 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta segera mengeluarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama. Secara khusus Peraturan Gubernur tersebut merupakan respon terhadap Pasal 12 yang menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan kabupaten/kota diatur dengan Peraturan Gubernur.

Menindaklanjuti Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta tersebut, dua bulan kemudian tepatnya tanggal 19 Juli 2007 dikeluarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1009/2007 tentang Pengukuhan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Periode 2007 – 2012. Ada dua hal yang menjadi issu penting dari Surat Keputusan tersebut yaitu: (1) mengukuhkan Kepengurusan FKUB Provinsi, Kotamadya dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; (2) masa bakti Pengurus FKUB Provinsi, Kotamadya dan Kabupaten Adminstrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta adalah 5 tahun terhitung mulai berlakunya surat keputusan ini yaitu

D

Page 268: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

238

tanggal 19 Juli 2007. Pada Lampiran V Keputusan Gubernur disebutkan Susunan Pengurusn FKUB Kotamadya Jakarta Timur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Periode 2007 – 2012 yang terdiri atas:

Tabel 4

Susunan Pengurus FKUB Kotamadya Jakarta Timur Masa Bakti 2007 – 2012

No. Jabatan Nama Pekerjaan Agama 1 Ketua Drs. H. Tubagus

Setiabudi Thamrin, MA

Pengurus MUI Kotamadya Jakarta Timur, Widyaiswara di Depdiknas Kotyamadya Jakarta Timur

Islam

2 Wakil Ketua I Ir. FX. Setiawan Sutanto

Dosen/Akademisi Katolik

Wkl. Ketua II Drs. KH. Anshori Ya’kub, MA

Tokoh Agama Islam

Sekretaris Kalimullah, S. Ag Tokoh Agama /Madrasah

Islam

Wkl. Sekr Pdt. SR. Rambitan, M. Phil.

Pendeta/Tokoh Agama

Kristen

Anggota Drs. KH. Machdum HS, M. Ag;

Islam

Anggota KH. Zarkasyi

Tokoh Agama Islam

Anggota Drs. Romdoni, M. Pd.

Islam

Anggota Wandi Suwandi Tokoh Agama, Wiraswasta

Khonghucu

Anggota Gde Sugiarta Pensiunan, Pengacara

Hindu

Anggota Abhisaputra Wiraswasta Buddha

Anggota Drs. Bunyamin, M. Pd. I

Islam

Anggota Sofyan Jamaludin, S. Pd.

MUI Kotamadya Islam

Anggota Drs. KH. Andjar Jaya Setiawan, BA

Tokoh Agama Islam

Anggota KH. Misda Suhanda, S. Ag.

Tokoh Agama Islam

Page 269: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

239

Anggota KH. Hasbullah Ali Tokoh Agama Islam

Anggota H. Haikal Shodri, S. Psi. M. Si.

Karyawan Pemkot Jaktim

Islam

Jika mengacu kepada PBM Pasal 10, maka jumlah

pengurus FKUB Jakarta Timur sudah sesuai yaitu 17 (tujuh belas) orang. Sementara dilihat dari komposisi perwakilan umat beragama, maka sebanyak 12 (dua belas) orang anggota FKUB merupakan perwakilan umat Islam. Selebihnya masing-masing 1 (satu) orang merupakan perwakilan dari umat Kristen (Pdt. SR. Rambitan M. Phil) Katolik (Ir. FX Setiawan Sutanto), Hindu (Gde Sugiarta, SH), Budha (Abhisaputra), dan Khonghucu (Wandi Suwandi). Jika dilihat dari komposisi kepengurusan FKUB, maka FKUB Jakarta Timur sudah menerapkan prinsip keterwakilan minimal 1 (satu) orang dari setiap agama yang ada di wilayah Jakarta Timur.

Masih dalam rangka menindaklanjuti PBM khususnya Pasal 11, Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota pada tanggal 27 Juli 2007 menerbitkan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1065/2007 tentang Susunan Keanggotaan Dewan Penasihat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi dan Kotamadya/Kabupaten Administrasi. Dalam lampiran surat Keputusan tersebut dicantumkan Susunan Keanggotaan Dewan Penasihat FKUB Kotamadya/Kabupaten Adminsitrasi yang terdiri dari:

1. Ketua Wakil Walikotamadya/Bupati

2. Wakil Ketua Kepala Kandepag Kotamadya/Kabupaten Administratif

3. Sekretaris Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kot./Kabupaten Adm.

4. Anggota Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat

Kasudin Bina Mental Spiritual & Kesejahteraan Sosial Kotamadya.

Page 270: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

240

Kasudin Ketentraman, Ketertiban & Perlindungan Masyarakat

Kasudin Tata Kota

Kasudin Penataan dan Pengawasan Bangunan

Kasudin Perumahan

Kasudin Pendidikan Menengah dan Tinggi

Kasudin Pendidikan Dasar

Kepala Bagian Administraisi Kesejahteraan Masyarakat

Kepala Bagian Administrasi Sarana Perkotaan

Kepala Kantor Badan Pertahanan Nasional

B. Peran FKUB dalam Melakukan Dialog dengan Pemuka Agama dan Tokoh Masyarakat

Sebagai sebuah lembaga yang berada di wilayah ibu kota Negara Kesatuan Republik Indoneisa, FKUB Jakarta Timur telah cukup aktif melakukan berbagai kegiatan. Berikut ini rekap kegiatan selama satu tahun yang terkait dengan tugas melakukan dialog dan menampung aspirasi:

Tabel 5

Rekap Kegiatan FKUB Jakarta Timur Terkait dengan Dialog, Menampung Aspirasi, dan

Menyalurkan Aspirasi Selama Tahun 2008

No. Waktu Kegiatan Keterangan

1. 7 Januari Menerima audiensi warga Bojong Rangkong Kelurahan Pondok Kopi

Warga mengantar surat penolakan/ keberatan atas rencana pembangunan gereja Surya Kasih

2. 15 Januari Menerima audiensi perwakilan pengurus Gereja Surya Kasih

Sosialisasi tentang Tata Cara Pendirian Rumah Ibadat dan menerima berkas permohonan rekomendasi

Page 271: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

241

3. 21 Januari Menerima audiensi warga Bojong Rangkong Kelurahan Pondok Kopi (Lanjutan)

Mengantar surat penolakan dan keluhan

4. 13 Februari

Menerima audiensi panitia rencana pembangunan gereja Kalvari di Lubang Buaya

Sekaligus sosialisasi tata cara pendirian rumah ibadat dan usulan rekomendasi

5. 15 Maret Menerima audiensi perwakilan pengurus Gereja Kristen Kemah Daud Pulogebang

Konsultasi dan menanyakan prosedur pendirian rumah ibadat

6. 19 Maret Menerima audiensi panitia pembangunan masjid Al Hidayah Bunga Rampai

Konsultasi dan menanyakan prosedur pendirian rumah ibadat

7. 2 April Menerima audiensi panitia rencana pembangunan gereja Kalvari di Lubang Buaya (Lanjutan)

8. 23 April

Menerima audiensi pengurus Gereja Pantekosta Jehowa Jireh Pondok Rangon

Konsultasi dan mengadukan keluhan atas penolakan warga terhadap kegiatan peribadatan

9. 25 April Menerima audiensi warga Pondok Rangon atas penolak-an Gereja Pantekosta Jehowa Jireh

Konsultasi perizinan rumah ibadat

10. 29 April Menerima audiensi perwakilan pengurus Gereja Kristen Santo Jibril Rawa Mangun

11. 14 Mei

Menerima audiensi Panitia Pembangunan Gereja Kristen Kemah Daud Pulo Gebang

Konsultasi perizinan rumah ibadat

Page 272: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

242

12. 15 Mei

Menerima audiensi Panitia Pembangunan gereja Paroki St. Yohannes Maria Vianney Bambu Wulung

Konsultasi perizinan rumah ibadat

13. 21 Mei Menerima audiensi warga Kelurahan Setu Bambu Wulung

Warga menyatakan sikap penolakan atas rencana pembangunan gereja Paroki St. Yohannes Maria Vianney Bambu Wulung

14. 04 Juni Menerima audiensi kembali dari panitia rencana pembangunan gereja Paroki St. Yohanes Maria Vianney

Konsultasi dan menyerahkan berkas permohonan pengajuan rekomendasi pendirian gereja St. Yohanes Maria Vianney

15. 09 Juni Menerima audiensi kembali warga Kelurahan Setu dan Bambu Wulung

Warga menyerahkan berkas penolakan mereka terhadap rencana pembangunan gereja St. Yohanes Maria Vianney di wilayah mereka.

16. 03 Juli Menerima audiensi kembali warga Kelurahan Setu dan Bambu Wulung

Warga menyerahkan berkas penolakan yang diperbaharui mereka terhadap rencana pembangunan gereja St. Yohanes Maria Vianney di wilayah mereka.

17. 04 Juli Menerima audiensi dari Bapak H. Husein, tokoh masyarakat yang menentang gereja GPdI Pondok Ranggon

H. Husein tokoh vokal menentang penggunaan rumah Bapak Christoper untuk dijadikan rumah ibadat.

18. 15 Juli Menerima audiensi dari panitia pembangunan gereja Kalvari Lubang Buaya

Audiensi tentang prosedur pendirian rumah ibadat.

Page 273: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

243

19. 25 Juli Menerima audiensi panitia pembangunan gereja Kalvari Lubang Buaya

Panitia memberikan surat permohonan untuk FKUB agar meninjau lokasi pembangunan gereja.

20. 20 Agust. Menerima audiensi dari warga Pondok Ranggon

Warga menyatakan sikap keras mereka akan tetap dilaksanakannya perayaan hari kemerdekaan RI di rumah Bapak Christoper.

21. 27 Agust. Menerima audiensi dari warga kelurahan Setu dan Bambu Apus

Warga menyatakan keresahan mereka atas kunjungan WAGUB mendadak ke lokasi rencana pendirian gereja Maria Vianney.

22. 19 Sept. Menerima audiensi pengurus RT dan RW serta DEKEL Kelurahan Setu

Koordinasi mengenai akan dilakukannya kroscek atas surat dukungan warga terhadap rencana pendirian gereja St. Yohanes Maria Vianney.

23. 21 Nov. Menerima audiensi panitia pembangunan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

Memberikan surat permohonan rekomendasi kepada FKUB Jakarta Timur.

24. 05 Des. Menerima audiensi dari pengurus Gereja Advent Jemaat Hari Ketujuh. (Pulomas Jakarta Timur)

Menjelaskan prosedur pendirian rumah ibadat.

Jika dikaitkan dengan tugas-tugas FKUB sebagaimana

tercantum pada Pasal 9 PBM, maka kegiatan-kegiatan tersebut merupakan implementai dari tugas FKUB dalam hal melakukan dialog, menampung aspirasi, menyalurkan aspirasi, serta sosialisasi peraturan perundang-undangan. Dengan demikian kegiatan dialog yang dilakukan FKUB Jakarta Timur sejauh ini baru dialog dalam lingkup yang kecil yaitu dengan masyarakat yang secara khusus datang ke

Page 274: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

244

FKUB. Dialog yang secara khusus dilakukan adalah kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan tanggal 10 Juli 2008 bertempat di Pusdik Pramuka.

Tugas FKUB dalam hal menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat juga telah dilakukan FKUB Jakarta Timur. Misalnya ketika FKUB menerima audiensi masyarakat Kelurahan Setu dan Bambu Apus karena merasa resah dengan kunjungan Wagub ke lokasi rencana pendirian rumah ibadat. Demikian juga ketika FKUB menerima Bapak H. Husein, tokoh masyarakat yang menentang rumah ibadat di Pondok Ranggon, maka hal itu dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas FKUB untuk menampung aspirasi masyarakat.

Rekap kegiatan FKUB di atas juga menunjukkan bahwa FKUB sudah melakukan sosialisasi peraturan perundangan khususnya terkait dengan PBM atau pendirian rumah ibadat. Misalnya dalam kegiatan audiensi terkait dengan perencanaan atau permasalahan dalam pendirian rumah ibadat, maka pengurus FKUB yang menerima tim audiensi menjelaskan pasal-pasal dalam PBM terkait dengan pendirian rumah ibadat. Namun demikian, kegiatan khusus sosialisasi peraturan perundang-undangan yang dirancang FKUB belum pernah dilakukan. Kendala utama yang dihadapi adalah belum ada dana yang memadai untuk kegiatan tersebut. Bantuan dana dari Pemerintah Daerah Kotamadya Jakarta Timur selama ini hanya cukup untuk membiayai sebagian kegiatan operasional kantor serta honor pengurus yang nilainya masih dirasakan kurang mencukupi. Simak ungkapan berikut:

Kami, pengurus FKUB mempunyai beban yang sangat berat terkait dengan membantu merukunkan umat khususnya permasalahan di seputar pendirian rumah ibadat. Tetapi dana yang kami miliki sangat minim. Fasilitas kantor pun hanya seadanya. Bisa dilihat di

Page 275: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

245

ruangan ini tidak ada lemari untuk menyimpan file dan dokumen penting lainnya. Demikian pula uang transport yang disediakan jumlahnya sangat tidak mencukupi (Wawancara dengan Drs. H. Tubagus Setiabudi Thamrin, MA. Ketua FKUB Jakarta Timur, Mei 2009).

C. Job Description FKUB

Pelaksanaan tugas masing-masing pengurus FKUB di Provinsi DKI Jakarta baik untuk tingkat provinsi maupun kotamadya dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah tertuang pada Keputusan Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta Nomor: 01/FKUB/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta yang diterbitkan pada tanggal 18 April 2008. Keputusan tersebut antara lain merupakan saran dan pertimbangan dari peserta rapat wilayah FKUB se-Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 31 Desember 2007 bertempat di gedung Prasada Sasana Karya Jl. Suryo Pranoto Jakarta Pusat. Dalam rapat tersebut dibicarakan tentang perlunya ketentuan tentang tugas dari masing-masing pengurus FKUB.

Dalam Surat Keputusan Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta Bab III Pasal 5 disebutkan bahwa struktur FKUB provinsi, kotamadya, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdiri dari dewan penasihat, pengurus, dan anggota. Pengurus dipilih berdasarkan musyawarah mufakat oleh anggota Forum Kerukunan Umat Beragama. Pengurus dan anggota FKUB dikukuhkan oleh gubernur. Terkait dengan tugas dewan penasihat, Surat Keputusan Ketua FKUB menyatakan bahwa dewan penasihat berfungsi sebagai fasilitator dan mitra pengurus dalam pembangunan, pemeliharaan dan pemberdayaan kerukunan umat beragama di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Dalam Pasal 8 dijelaskan secara rinci tugas dari masing-masing ketua, wakil ketua I, wakil ketua II, sekretaris, dan

Page 276: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

246

wakil sekretaris. Tugas ketua adalah sebagai berikut: (1) memimpin pelaksanaan tugas FKUB, (2) mengoordinasikan pengurus dan sekretariat forum, (3) memimpin rapat-rapat forum, (4) mewakili forum berhubungan dengan pihak lain. Sedangkan wakil ketua I mempunyai tugas: (1) membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya, (2) melakukan tugas lain yang diberikan oleh ketua, (3) mengoordinasikan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan umat beragama, (4) mengoordinasikan dialog-dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, mengintegrasikan pemberdayaan umat beragama dalam rangka kerukunan.

Wakil ketua II mempunyai tugas sebagai berikut: (1) membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya, (2) menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, (3) menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur, (mengkoordinasikan perumusan dan pemberian rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan bangunan sebagai tempat ibadat sementara.

Unsur yang tak kalah pentingnya dalam struktur kepengurusan sebuah organisasi adalah sekretaris dan wakil sekretaris. Pada FKUB Jakarta Timur tugas-tugas sekretaris adalah: (1) membantu ketua dalam pelaksanaan tugas kesekretariatan, (2) dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada ketua, (3) merumuskan hasil-hasil rapat harian, rapat pleno dan rapat lainnya, (4) bersama kepala sekretariat membuat perencanaan anggaran belanja rutin serta anggaran kegiatan lainnya, (5) selaku pengendali kegiatan, sekretaris bertanggung jawab terhadap kelancaran dan keteraturan pengelolaan administrasi organisasi.

Page 277: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

247

Sedangkan wakil sekretaris mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: (1) membantu sekretaris dalam menjalankan tugas-tugasnya, (2) membantu sekretaris dalam pengawasan penggunaan anggaran, (3) membantu sekretaris dalam mengintegrasikan dan mengoordinasikan administrasi bagian sosialisasi perundangan dan pemberdayaan umat beragama, (4) mengoordinasikan kegiatan penelitian dan pemberian pertimbangan tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

Untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas kesekretariatan sehari-hari di kantor FKUB Jakarta Timur, telah dianggap seorang staf administrasi yaitu Tubagus Iqbal. Dia diangkat berdasarkan Surat Tugas Ketua FKUB Jakarta Timur sejak bulan Januari 2009.

D. Hubungan Kerja antara FKUB Provinsi dan FKUB Kotamadya Jakarta Timur

PBM Pasal 8 Ayat (3) menyebutkan bahwa FKUB provinsi dan kebupaten memiliki hubungan yang bersifat konsultatif. Dengan demikian, FKUB provinsi bukan merupakan koordinator dari FKUB-FKUB di kabupaten/kota. FKUB kabupaten/kota tidak terikat secara struktural dengan FKUB di provinsi. Tidak demikian halnya dengan FKUB di lingkungan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Hubungan kerja antara FKUB provinsi dan FKUB kotamadya /kabupaten administrasi adalah bersifat koordinasi non-struktural. Hal itu dijelaskan pada Surat Keputusan Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta pada Pasal 21.

Secara rinci pada Pasal 21 disebutkan hubungan kerja FKUB provinsi dan FKUB kotamadya/kabupaten adminis-tratif yaitu: (1) sosialisasi perundangan dan pemahaman sosial keagamaan dalam rangka kerukunan, (2) pemberian rekomendasi pendirian rumah ibadat, (3) pemberian

Page 278: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

248

rekomendasi penggunaan bangunan untuk tempat ibadat sementara, (4) penyelesaian perbedaan pendapat maupun perselisihan.

Setidaknya ada dua ketentuan dalam proses pemberian rekomendasi, baik untuk rumah ibadat dan atau tempat ibadat sementara yaitu: (1) FKUB Provinsi adalah lembaga yang berwenang memberikan rekomendasi pendirian rumah ibadat di wilayah Provinsi DKI Jakarta setelah menerima pertimbangan tertulis dari FKUB kota dan atau Kabupaten Adminsitrasi Kepulauan Seribu. (2) FKUB kota dan atau Kabupaten Adminsitrasi Kepulauan Seribu bertugas memberikan rekomendasi perizinan penggunaan bangunan sebagai tempat ibadat sementara berdasarkan hasil penelitian dan peninjauan lapangan.

Pada FKUB Kotamadya Jakarta Timur, peninjauan lapangan dalam rangka pemberian rekomendasi pendirian rumah ibadat telah sering dilakukan. Pada tahun 2008 kegiatan peninjauan lapangan misalnya telah dilakukan sedikitnya 8 (delapan) kali. Lihat data dalam tabel di bawah ini.

Tabel 6

Kegiatan Penelitian dan Peninjauan Lapangan FKUB Jakarta Timur Tahun 2008

No. Waktu Kegiatan Keterangan

1. 9 Februari Lokasi rencana pembangunan Gereja Surya Kasih di Desa Bojong Rangkong

Ruko akan dijadikan tempat ibadat tetapi memperoleh penolakan dari warga.

2. 27 April Lokasi Gereja Pantekosta Jehowa Jireh Pondok Rangon

Kunjungan dilakukan dalam rangka memantau situasi dan kondisi di lokasi rencana pembangunan gereja.

Page 279: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

249

3. 15 Juni Lokasi sekitar rencana pembangunan gereja ST Yohannes Maria Vianney

Memberikan pemahaman dan arahan kepada warga agar tidak bertindak anar-khis khususnya terkait dengan ketidaksetujuan atas rencana pendirian gereja.

4. 22 Juni Gereja Pantekosta Jehowa Jireh Pondok Rangon

Memantau situasi karena ada ancaman akan terjadi tindaklan anarkhis.

5. 29 Juni Lokaksi rencana pembangunan Gereja Paroki ST Yohannes Maria

Kunjungan dilakukan dalam rangka memantau situasi dan kondisi di lokasi rencana pembangunan gereja

6. 8 Sept. Lokaksi rencana pembangunan Gereja Paroki ST Yohannes Maria

Melihat perkembangan terakhir di lokasi rencana pembangunan gereja

7. 30 Okt. Lokasi rencana pembangunan Gereja Santo Gabriel

Melihat, memantau kondisi lokasi rencana pembangun-an gereja.

8. 24 Nov. Gereja Kavaleri Melihat dan memantau lokasi sekitar gereja.

Dari tabel 5 tersebut, terlihat bahwa selama tahun 2008

FKUB Kotamadya Jakarta Timur melakukan kunjungan selama 8 kali terkait dengan rencana pembangunan sebuah gereja atau untuk memperoleh data tentang kesediaan/ keberatan masyarakat sekitar terkait dengan rencana pendirian sebuah rumah ibadat. Dari tabel tersebut tampak juga bahwa kunjungan hanya dilakukan ke gereja, baik gereja Katolik maupun Kristen. Sementara belum terlihat kunjungan ke lokasi rencana pendirian sebuah masjid atau tempat ibadah lainnya.

Untuk memberikan rekomendasi tertulis kepada FKUB Provinsi, maka setelah melakukan peninjauan lapangan dan mencari data pendukung lainnya, FKUB Kotamadya Jakarta Timur membuat Berita Acara Rapat Pengurus. Rapat Pleno tersebut kemudian memutuskan bahwa seluruh persyaratan

Page 280: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

250

administrasi, teknis, dan persyaratan khusus dalam rangka memperoleh rekomendasi pendirian rumah ibadat sudah terpenuhi sehingga FKUB Provinsi dapat mengeluarkan surat rekomendasi. FKUB Jakarta Timur kemudian meneruskan surat pertimbangan tersebut kepada FKUB Provinsi.

Dari kegiatan-kegiatan FKUB tersebut di atas, maka dapat dilihat peran penting FKUB dalam menciptakan kerukunan umat beragama. FKUB sebagai sebuah lembaga yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan yang memiliki homogenitas masing-masing agama, kemudian ketika berkumpul bersama menjadi pengurus atau anggota FKUB maka mereka melakukan interaksi yang intens dengan anggota lainnya yang berbeda agama. Melalui FKUB, maka organisasi-organisasi tersebut secara bersama-sama memberi-kan sumbangan baik dalam hal tindakan, financial, maupun penyebaran gagasan demi terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa (Tim FKUB Provinsi DKI Jakarta; 2008: 30-31).

E. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Sebagaimana telah disebutkan di bagian sebelumnya dari tulisan ini, dalam rangka merespon PBM Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 telah disyahkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama. Peraturan Gubernur tersebut diterbitkan pada tanggal 7 Mei 2007. Beberapa hal yang secara khusus diatur dalam Peraturan Gubernur tersebut antara lain tentang pembentukan FKUB, kedudukan dan tugas FKUB, keanggotaan FKUB, organisasi, dewan penasihat, tata kerja, serta perihal pembiayaan. Sebagai respon terhadap PBM, Peraturan Gubernur tersebut merupakan jabaran lebih lanjut dari PBM dan tidak bertentangan dengan hal-hal yang diatur dalam PBM. Namun demikian, untuk Peraturan

Page 281: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

251

Gubernur Provinsi DKI Jakarta terdapat sedikit perbedaan yaitu dalam hal tugas FKUB provinsi dan kabupaten. PBM Pasal 9 Ayat 1 menyebut 4 tugas FKUB provinsi yaitu: melakukan dialog, menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat, menyalurkan aspirasi, serta melakukan sosialisasi peraturan perundangan. Sedangkan tugas FKUB kabupaten/kota selain 4 tugas tersebut ditambah satu tugas khusus yaitu memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

Jika spirit PBM menempatkan FKUB kabupaten/kota untuk mengeluarkan rekomendasi tertulis terkait dengan permohonan pendirian rumah ibadat, maka tidak demikian pada FKUB di Provinsi DKI Jakarta. Pasal 4 Peraturan Gubernur tersebut menjelaskan tentang tugas FKUB provinsi yaitu: (1) melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; (2) menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, (3) menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur, (4) melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan; dan (5) memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara.

Sedangkan tugas FKUB kabupaten/kota adalah: (1) melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; (2) menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, (3) menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur melalui FKUB provinsi, (4) melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan; (5) melakukan penelitian dan peninjauan lapangan atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara; dan (6) memberikan

Page 282: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

252

pertimbangan tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara berdasarkan hasil penelitian dan peninjauan lapangan. Dengan mencermati Pasal 4 Peraturan Gubernur tersebut, maka sangat nyata perbedaan tugas FKUB Provinsi DKI Jakarta dengan FKUB di wilayah lainnya yaitu dalam hal pemberian rekomendasi tertulis terkait dengan permohonan pendirian rumah ibadat.

Terkait dengan jumlah keanggotaan FKUB, Peraturan Gubernur mengacu kepada PBM Pasal 10 Ayat (2) yang menyatakan bahwa jumlah anggota FKUB provinsi paling banyak 21 orang, dan FKUB kabupaten/kota paling banyak 17 orang. Pada Pasal 5 Ayat (2) Peraturan Gubernur menyebutkan bahwa jumlah anggota FKUB provinsi paling banyak 21 orang. Kemudian Ayat (3) menyebutkan bahwa jumlah anggota FKUB kotamadya paling banyak 17 orang dan kabupaten administrasi paling banyak 11 orang. Dengan demikian, satu hal yang berbeda dalam keanggotaan FKUB kabupaten administrasi adalah jumlahnya hanya 11 orang. Hal itu berdasarkan pertimbangan bahwa di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu heterogenitas pemelukan agama tidak terlalu tinggi karena hanya terdapat pemeluk agama Islam.

Substansi lainnya yang diatur dalam Peraturan Gubernur secara rinci adalah masalah Dewan Penasihat. Pada Bab VI Pasal 11 Ayat (2) Peraturan Gubernur menyebutkan bahwa Dewan Penasihat FKUB Provinsi mempunyai tugas sebagai berikut: (1) membantu gubernur dalam merumuskan kebijakan umum pemeliharaan kerukunan umat beragama, (2) Memfasilitasi hubungan kerja FKUB dengan pemerintah Daerah dan hubungan antar sesama instansi pemerintah di Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama.

Page 283: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

253

Sedangkan Dewan Penasihat FKUB Kotamadya/ kabupaten Administrasi mempunyai tugas sebagai berikut: (1) membantu walikota/bupati dalam merumuskan kebijakan pelaksanaan pemeliharaan kerukunan umat beragama, (2) memfasilitasi hubungan kerja FKUB dengan Pemerintah kotamadya/kabupaten administrasi dan hubungan antar sesama instansi pemerintah di kotamadya/kabupaten administrasi dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama.

Pada Pasal 12 Peraturan Gubernur menjelaskan tentang Tata Kerja FKUB. FKUB mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Rapat-rapat FKUB terdiri dari: rapat pleno, rapat kerja, dan rapat dengar pendapat. Disebutkan pula bahwa FKUB dalam memberikan rekomendasi harus melakukan penelitian dan pengkajian secara cermat dengan melakukan pembahasan dan peninjauan lapangan.

F. Hambatan-Hambatan FKUB

Dalam melaksanakan tugasnya, FKUB di Jakarta Timur masih mengalami beberapa hambatan antara lain:

1. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri belum sepenuhnya dipahami secara utuh oleh seluruh komponen masyarakat di Jakarta Timur. Buku Tanya Jawab PBM dianggap belum cukup untuk memberikan penjelasan terhadap substansi PBM secara utuh;

2. Kurangnya mediator dan inisiator yang dapat diterima semua pihak dalam menyelesaikan masalah-masalah kerukunan umat beragama. Elit agama dan elit pemerintah tidak dapat dijadikan tumpuan bagi masyarakat dalam memberikan solusi terkait dengan masalah sosial keagamaan;

Page 284: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

254

3. Tingginya potensi konflik yang ada di wilayah Jakarta Timur sehingga menyebabkan kompleksnya permasalah-an yang dihadapi FKUB. Potensi konflik dimaksud antara lain menyangkut prasangka negatif terhadap umat lain terutama dalam hal pendirian rumah ibadat umat lain;

4. Beban berat FKUB tidak diimbangi dengan perhatian atau dukungan pemerintah dan fasilitas yang memadai sebagaimana yang diamanatkan dalam PBM.

Di samping hambatan-hambatan tersebut, FKUB Jakarta Timur sesungguhnya memiliki peluang untuk terus berkembang dan mampu membantu menciptakan kerukunan umat beragama. Peluang itu didukung antara lain: terdapatnya tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memahami pentingnya persatuan dan kerukunan; hubungan yang relatif ”harmonis” antara pengurus FKUB dan Dewan Penasihat FKUB, adanya dukungan atau acuan kerja baik dari Pemerintah Pusat (dalam bentuk PBM) maupun dari Pemerintah Provinsi (Pergub), serta kondisi masyarakat dengan karakteristik masyarakat perkotaan dan pendidikan relatif tinggi sehingga lebih mudah untuk menanamkan akan pentingnya hidup harmonis antara masyarakat sekalipun berbeda agama.

Page 285: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

255

BAB IV

FKUB PROVINSI DKI JAKARTA: PERBANDINGAN DAN ACUAN5

A. Potensi Organisasi FKUB Provinsi DKI Jakarta

ebagai sebuah provinsi yang merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia, Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak keistimewaan

dibanding provinsi lainnya. Dalam hal otonomi pemerintahan misalnya. Jika di wilayah lain otonomi ada pada daerah tingkat II, maka di Provinsi DKI Jakarta otonomi ada pada pemerintah daerah tingkat I yaitu provinsi. Dalam kaitannya dengan pembahasan masalah FKUB, maka FKUB Provinsi DKI Jakarta memiliki kewenangan khusus yang tidak ada pada FKUB provinsi lainnya yaitu dalam hal penerbitan rekomendasi izin pendirian rumah ibadat. Oleh karena itu, jika FKUB provinsi lain hanya memiliki 4 tugas sesuai dengan ketentuan dalam PBM Pasal 9 Ayat (1), maka FKUB provinsi bertugas untuk 5 hal dengan tambahan yaitu memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara (Lihat Pasal 4 Ayat 1 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman pembentukan Organisasi dan Tata Kerja FKUB).

FKUB Provinsi DKI Jakarta dibentuk pada tanggal 6 Juli 2007 dan dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta pada

                                                            5 Sebagai besar bahan untuk tulisan ini diambil dari Laporan Kinerja Forum

Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta H. Ahmad Syafi’i Mufid yang telah berkenan membantu penulis menyiapkan bahan-bahan untuk tulisan ini. 

S

Page 286: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

256

tanggal 20 Juli 2007. Hanya berselang beberapa hari seteleh dikukuhkan, FKUB langsung melaksanakan tugasnya mulai tanggal 1 Agustus 2007. Saat ini FKUB berkantor di Gedung Persada Sasana Karya Jl. Suryopranoto Nomor 8 Lt. 9 Harmoni Jakarta Pusat. Fasilitas kantor tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah DKI Provinsi Jakarta lengkap dengan mebelernya. Sementara itu, untuk peralatan kantor masih menggunakan inventaris dari Forum Komunikasi dan Konsultasi Umat Beragama (FKKUB) sebuah lembaga kerukunan yang lahir sebelum adanya FKUB.

Pada awalnya, FKUB memiliki tiga orang staf yang bertugas di sekretariat FKUB. Namun karena tidak tersedia dana operasional yang memadai, tenaga administrasi tersebut akhirnya tidak aktif. Agar tetap dapat menjalankan fungsi kesekretariatan, sejak awal tahun 2009 FKUB mengangkat seorang staf. Untuk uang lelah staf tersebut, pimpinan dan anggota FKUB rela memberikan uang transport yang diterima dari Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta.

Dalam rangka mewujudkan visi: ’Jakarta Damai’, eksistensi FKUB memperoleh dukungan sepenuhnya dari majelis-mamjelis agama dan masyarakat pada umumnya. Dukungan itu mendorong FKUB untuk terus melakukan kegiatannya termasuk kegiatan pertemuan rutin. Dalam seminggu setidaknya ada dua kali pertemuan rutin untuk rapat, menerima tamu atau menyelesaikan pekerjaan lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, selama tahun 2009 FKUB Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pertemuan dan rapat sebanyak 102 kali, menerima tamu sebanyak 78 kali dan melakukan konsultasi dengan Kanwil Departemen Agama Provinsi serta Ditjen Kesbangpok Provinsi masing-masing 2 kali.

Page 287: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

257

B. Penjabaran Fungsi FKUB

Jika pada FKUB Kotamadya Jakarta Timur belum secara jelas membedakan masing-masing tugasnya, tidak demikian dengan FKUB Provinsi DKI Jakarta. Di FKUB Provinsi ini sudah dengan tegas membedakan pelaksanaan tugas-tugas FKUB sebagaimana diatur dapam Pasal 9 PBM. Secara rinci kegiatan berkaitan dengan fungsi FKUB Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

a. Dialog

1. Dialog dengan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) di Katedral tanggal 20 Agustus 2007 & 11 September 2009. Materi Dialog ”Peran FKUB di DKI Jakarta”.

2. Dialog dengan MATAKIN di Cimanggis tanggal 8 September 2009. Materi Dialog ”Sulitnya Rekomandasi IMB Rumah Ibadat”.

3. Dialog dengan PGIW di UKI tanggal 29 Oktober 2009 & 12 Mei 2009. Materi Dialog ”Memelihara Kerukunan”.

4. Dialog dengan WALUBI DKI Jakarta di VIHARA MATREA tanggall 16 Desember 2009. Materi ”FKUB & Pemberdayaan Masyarakat”.

5. Dialog dengan MUI & PHDI belum terlaksana, masih mencari waktu yang tepat.

b. Menampung Aspirasi

1. Menampung Aspirasi Forum Komunikasi Dewan Masjid, Musholla dan Khutoba dan Tokoh Masyarakat wilayah Petukangan Utara, tanggal 23 Februari 2009. Aspirasi: Penolakan warga Petukangan Utara atas rencana pembangunan Gereja Katolik di Taman Alfa Indah.

Page 288: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

258

2. Menampung aspirasi Paniti Pembangunan Gereja Katolik di Taman Alfa Indah tentang Permohonan Rekomendasi.

3. Menampung Aspirasi Panitia Pembangunan Gereja Katolik Maria Viane, Jl. Bambu Wulan, tanggal 22 Oktober 2009.

4. Menampung Aspirasi Pengurus Masjid Pekojan yang ingin merenovasi.

5. Menampung Aspirasi Pengurus Masjid Baiturrohim Pondok Kelapa, tanggal 2 September 2009. Materi ”IMB”

c. Menyalurkan Aspirasi

1. Merencanakan audensi dengan Gubernur

2. Penolakan ”Budha Bar” kepada Kakanwil Agama, tanggal 12 Mei 2009

d. Sosialisasi

1. Sosialisasi dan evaluasi PBM tanggal 14 Mei 2009 di Prasada Sasana Karya dihadiri sejumlah majelis agama dan FKUB se Provinsi DKI Jakarta.

2. Sosialisasi tentang renovasi rumah ibadah di Masjid Jami’ Pekojan.

3. Sosialisasi persyaratan rekomendasi IMB Budha Tzu Chi Jakarta di FKUB.

e. Rekomendasi atau pertimbangan dalam rangka izin pendirian rumah ibadat, untuk:

1. GBI Cilincing, Jakarta Utara, Januari 2009.

2. GKI Kebayoran, Jakarta Selatan, Januari 2009.

3. GKI Taman Aries, Tanggal 23 Juli 2009.

Page 289: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

259

4. Vihara Budha Tzu Chi, Jakarta Utara.

5. Vihara Nisiren, Jakarta Selatan.

6. Gereja Maria Karmel (Citra 3), Jakarta Barat.

7. Gereja Maria Veanny (Jakarta Timur).

8. Gereja Katholik Gabriel, Jakarta Timur, Tanggal 12 Desember 2009.

9. Masjid Nurul Hidayah, Munjul Jakarta Timur.

10. Masjid Istiqomah, Bungur, Jakarta Pusat.

Selain melaksanakan tugas tersebut di atas, FKUB Provinsi DKI Jakarta, juga telah melaksanakan kegiatan lainnya berupa kunjungan, keikutsertaan dalam forum nasional terkait FKUB, maupun doa bersama. Kegiatan tersebut antara lain:

1. Menerima kunjungan FKUB Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Kunjungan FKUB Provinsi Kalimantan Selatan.

3. Kunjungan FKUB Sumatera Utara, dan FKUB Kabupaten Dairi Sumatera Utara.

4. Melakukan kunjungan ke 9 lokasi yang akan dibangun/renovasi rumah ibadah.

5. Mengikuti kongres Tokoh Agama di Jakarta.

6. Doa bersama di JW. Mariot & Rizt Carlton. Tanggal 7 Agustus 2009.

C. Dukungan Dana bagi FKUB

Untuk melaksanakan berbagai tugas tersebut, seperti juga lembaga atau organisasi lainnya, FKUB memerlukan dukungan dana. Beberapa bantuan untuk oprasional pembiayaan FKUB antara lain:

Page 290: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

260

• Bantuan dari Pusat Kerukunan Umat Beragama untuk kegiatan operasional, sebesar Rp. 30.000.000,- lewat Kanwil Departemen Agama. Bantuan tersebut digunakan untuk transport rapat koordinasi dengan jajaran Kanwil Depag Provinsi DKI Jakarta dan Rapat Koordinasi FKUB Provinsi dan Wilayah.

• Bantuan dari Pemda DKI Jakarta

Setiap anggota atau pengurus FKUB Provinsi menerima uang transport (honorarium) diterimakan setiap triwulan, masing – masing Rp. 53.295.000,- dan telah diterima sebanyak tiga kali berjumlah Rp. 159.885.000,- Bantuan triwulan IV belum cair. Penggunaan bantuan untuk FKUB Provinsi ini antara lain untuk transport pimpinan dan anggota FKUB, biaya konsumsi rapat, biaya administrasi kesekretariatan, serta honor THR untuk OB/Staf sekretariat/teknisi/keamanan.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja FKUB Provinsi DKI

Dibanding dengan FKUB provinsi lainnya, FKUB Provinsi DKI Jakarta memiliki beberapa kelebihan yang dapat mendukung kinerja FKUB antara lain:

1. Sumber daya manusia yang memadai karena terdapat beberapa pengurus yang sudah sejak lama concern terhadap masalah-masalah kerukunan dan hubungan antar umat beragama. Sumber daya seperti itu sangat membantu kelancaran tugas-tugas FKUB.

2. Meskipun belum maksimal, sudah ada dukungan dana dari pemerintah daerah baik tingkap provinsi maupun pusat.

3. Hubungan kerja yang baik dengan beberapa unit kerja baik di Pusat maupun di Provinsi DKI Jakarta antara lain

Page 291: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

261

dengan: Pusat Kerukunan Umat Beragama Dep. Agama, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Ditjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri, , Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta, serta Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta,

4. FKUB Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh seorang tokoh yang memahami masalah kerukunan umat beragama serta memiliki jaringan yang luas. Yang bersangkutan seringkali berperan dalam event-event nasional sebagai panitia pengarah pada Kongres Nasional FKUB atau menjadi nara sumber dalam berbagai pertemuan sejenis.

Di samping daya dukung seperti tersebut di atas, FKUB DKI dihadapkan pada berbagai persoalan antara lain: (1) kompleksnya permasalahan sosial keagamaman di DKI Jakarta sehingga perlu perhatian ekstra dari seluruh pengurus FKUB; (2) dukungan dana dari pemerintah belum seimbang dengan beban kerja FKUB; dan (3) sebagian besar pengurus FKUB memiliki kegiatan lain di luar FKUB sehingga curahan waktu yang tersedia pun terbatas.

Page 292: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

262

Page 293: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

263

BAB IV

P E N U T U P

Dari uraian singkat di atas, dapat dikemukakan beberapa catatan penutup sebagai simpulan:

1. FKUB di lingkungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama. Secara khusus Peraturan Gubernur tersebut merupakan respon terhadap Pasal 12 yang menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB provinsi dan kabupaten/kota diatur dengan Peraturan Gubernur;

2. Dalam melaksanakan tugasnya, FKUB Jakarta Timur telah melakukan dialog, menampung aspirasi, dan menyalurkan aspirasi. Meskipun dalam kegiatan dilakukan tidak secara eksplisit dibedakan antara ketiga tugas tersebut, tetapi dari kegiatan FKUB dapat dilihat bahwa ketiga tugas tersebut sudah dilakukan. Tugas terkait dengan sosialisasi peraturan perundangan juga seringkali dilakukan meskipun bukan dalam kesempatan formal sebagaimana layaknya sebuah kegiatan sosialisasi yang dilakukan instansi pemerintah atau organisasi lainnya;

3. Dalam hal rekomendasi pendirian rumah ibadat, FKUB kota atau kabupaten di DKI Jakarta memiliki karakteristik tersendiri karena berbeda dengan FKUB kabupaten/kota lainnya. Hal tersebut diatur pada Peraturan Gubernur Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat

Page 294: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

264

Beragama. Dalam hal ini FKUB Jakarta Timur mempunyai tugas memberikan pertimbangan tertulis tentang permohonan pembangunan rumah ibadat. Permohonan tertulis tersebut dibuat setelah FKUB Jakarta Timur melakukan penelitian ke lapangan;

4. Dalam melaksanakan tugasnya FKUB masih menemui beberapa kendala antara lain tingginya potensi konflik terkait heterogenitas pemelukan agama, belum memadainya sarana dan prasarana FKUB, serta dalam PBM belum dipahami secara seragam oleh seluruh komponen masyarakat maupun pemerintah.

Dari catatan-catatan simpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan bagi para pembuat kebijakan terkait dengan masalah kerukunan khususnya pemberdayaan FKUB di Jakarta Timur:

1. Pemerintah Daerah Jakarta Timur perlu memberi perhatian khusus, baik dana dan prasarana, yang memadai untuk keberlangsungan pelaksanaan tugas FKUB;

2. Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri sebagai penggagas PBM perlu memberikan rambu-rambu yang lebih terperinci terkait dengan implementasi PBM khususnya Pasal 13, 14, 15, dan Pasal 16;

3. Sosialisasi Peraturan Bersama masih perlu terus dilakukan khususnya terhadap masyarakat akar rumput dengan diversifikasi metode yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

4. Tokoh agama dari semua kelompok agama dan tokoh masyarakat di wilayah Jakarta Timur perlu bersinergi dan memberi perhatian khusus dalam menangani masalah-masalah kerukunan umat beragama.

Page 295: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

265

Daftar Pustaka

Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama. 2008. Buku Tanya Jawab Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.

Badan Pusat Statistik Kotamadya Jakarta Timur. Jakarta Timur dalam Angka. 2007.

Bryman, Alan. Social Researsch Methods. Second Edition. Oxford University Press. USA. 2004

Creswell. John W. 2007. Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches. London. Sage Publications.

Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada Program Studi Agama dan Lintas Budaya. 2008. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama Di Indonesia Tahun 2008

Dirjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri. 2009. Peran Pemerintah Daerah dalam Pemeliharan Kerukunan Umat Beragama Melalui Penguatan Kelembagaan FKU. Hand Out pada Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Pelembagaan FKUB, dilaksanakan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan di Hotel Mirah Bogor, 20 Maret 2009

Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Administrasi Jakarta Timur. 2008. Laporan Kegiatan FKUB Jakarta Timur tahun 2008.

Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta. 2008. Model Penyelesaian Kasus Keresahan Sosial Berlatarbelakang Agama di Provinsi DKI Jakarta.

Page 296: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

266

Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta. 2008. Pendalaman Kasus keresahan Sosial Berlatarbelakang Agama di Provinsi DKI Jakarta.

Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta. Prosedur Perijinan Pendirian Rumah Ibadat: Masalah dan Solusinya. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama melalui Peran Kelembagaan FKUB. Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Bogor 20 – 22 Maret 2009.

Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta. Laporan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009.

Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1009/2007 tentang Pengukuhan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Periode 2007 – 2012.

Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1065/2007 tentang Susunan Keanggotaan Dewan Penasihat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi dan Kotamadya/Kabupaten Administrasi.

Muhammad M. Basyuni, Kebijakan dan Strategi Kerukunan Umat Beragama. Disampaikan pada Kursus Singkat Angkatan (KSA) XIV Lemhanas RI Tanggal 29 Mei 2006 di Lemhannas Jakarta.

Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 64 tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama.

Tubagus Setiabudi Thamrin, 2009. Implementasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8

Page 297: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

267

Tahun 2006. Makalah disampaikan pada Dialog Antarumat Beragama di Kotamadya Jakarta Timur. Di Jakarta tanggal 23 April 2009.

Walikota Jakarta Timur, Sambutan pada Acara Silaturahmi Dewan Penasihat FKUB dengan pengurus FKUB Kota Administrasi Jakarta Timur pada tanggal Jum’at 15 Agustus 2008 di Ruang Rapat Walikota Jakarta Timur.

Page 298: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

268

Page 299: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

DALAM PELAKSANAAN PASAL 8, 9, DAN 10 PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI

AGAMA NOMOR 9 DAN 8 TAHUN 2006 DI JAKARTA PUSAT

Oleh:

Ahsanul Khalikin

Page 300: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan
Page 301: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

269

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ada tahun 2005 terjadi polemik dalam masyarakat tentang keberadaan SKB Menag-Mendagri No 1 Tahun 1969. Sebagian menghendaki agar SKB

tersebut dicabut, karena dianggap menghambat pendirian rumah ibadat, sedangkan sebagian lagi menghendaki agar SKB tersebut tetap dipertahankan. Menghadapi kontroversi tentang SKB tersebut, Presiden memerintahkan kepada Menteri Agama agar mengkaji SKB No 1 Tahun 1969. Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, keberadaan SKB tersebut masih diperlukan, hanya perlu diadakan penyempurnaan.1 Mencermati kondisi demikian, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri membentuk satu tim untuk membahas penyempurnaan SKB No. 1 Tahun 1969. Proses penyempurnaan dilakukan dengan melibatkan anggota tetap dari majelis-majelis agama masing-masing sebanyak 2 (dua) orang, berlangsung dalam 11 kali pertemuan. Hasil kajian tersebut dirumuskan dalam bentuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, disingkat PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, yang ditanda tangani oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006.2

1 Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun

2006, pada tanggal 17 April 2006 di Departemen Dalam Negeri, Lihat Buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2006 dan No 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal 2-3.

2 Kata Pengantar Kepala badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Ibid, hal i-iii.

P

Page 302: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

270

PBM tersebut memuat tiga hal yaitu: (a) Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (b) Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan (c) Pendirian Rumah Ibadat.3

Agar PBM dapat dipahami oleh para pejabat dan masyarakat, maka sejak PBM ditandatangani oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 21 Maret 2006, telah dilakukan sosialisasi secara intensif, baik yang dilaksanakan oleh Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Unit-unit kerja di lingkungan Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri maupun yang dilaksanakan oleh beberapa pemerintah daerah tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia.4

Berkaitan dengan FKUB, setelah dikeluarkannya PBM, berlaku ketentuan bahwa di daerah paling lambat tanggal 21 Maret 2007 sudah harus terbentuk FKUB tingkat provinsi dan FKUB tingkat kabupaten/kota. Sejak berlakunya PBM tersebut, maka secara berangsur-angsur gubernur dan bupati/ walikota telah membentuk FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota. Namun sampai saat ini belum semua kabupaten/kota telah membentuk FKUB. Untuk itu bagi daerah yang belum membentuk FKUB, harus terus didorong agar nantinya semua kabupaten/kota dapat membentuk FKUB.

Dalam PBM dijelaskan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai FKUB dan Dewan Penasehat FKUB provinsi dan kabupaten/kota diatur dengan Peraturan Gubernur. Dalam hal Peraturan Gubernur tentang FKUB dan Dewan Penasehat

3 Sambutan Menteri Agama, Ibid, hal 9-10. 4 Lihat Laporan Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, Puslitbang

Kehidupan Keagamaan, 2006, hal 2.

Page 303: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

271

FKUB belum semua gubernur telah membuat Peraturan Gubernur tersebut. Dalam Peraturan Gubernur tersebut antara lain memuat tentang pengaturan tugas dan kewenangan FKUB provinsi dan kabupaten/kota, masa kepengurusan FKUB, sumber anggaran FKUB, dan sekretariat FKUB.

Adanya wadah FKUB merupakan peluang bagi terwujudnya kerukunan umat beragama. Oleh karena itu diperlukan langkah konkrit untuk memberdayakan dan memperkuat kehadiran FKUB baik pada level provinsi/ kabupaten/kota. Upaya menuju pemberdayaan FKUB dapat ditempuh sebagai berikut. Pertama, penguatan keorganisasi-an yang memfungsikan seluruh perangkat FKUB sesuai dengan pembagian tugas masing-masing. Suatu hal yang istimewa pada lembaga ini adalah untuk pertama kalinya pemuka antar agama berhimpun pada sebuah wadah kerjasama yang berlaku secara nasional. Sudah barang tentu begitu seseorang bersedia menjadi anggota FKUB maka pada saat itu hendaknya mereka mengubah kerangka berfikir yaitu ia tidak hanya diharapkan menyuarakan satu kelompok umat beragama yang menjadi latar belakang asal usulnya, akan tetapi ia telah menjadi wakil dari kepentingan seluruh umat beragama di provinsi/kabupaten/kota itu. Kedua, wadah FKUB hendaknya bukan sekedar lembaga yang bekerja hanya secara insidental akan tetapi ia bekerja secara penuh waktu untuk melakukan dialog intra dan antar umat beragama, menampung aspirasi dan menyalurkan aspirasi umat ber-agama, mensosialisasikan peraturan/perundang-undangan kerukunan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Untuk itulah FKUB hendaknya menyusun program kerja tahunan, sekaligus menyusun anggaran belanja guna membiayai kegiatan itu. Ketiga, FKUB hendaknya menyusun

Page 304: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

272

tatakerja baik internal maupun eksternal, menyusun mekanisme kerja, dan kesektariatan.5

Setelah terbentuknya FKUB, ada yang sudah dapat menjalankan perannya, sesuai dengan pasal 8 dan 9 PBM dengan baik, tetapi lebih banyak lagi yang belum dapat menjalankan perannya secara baik.6

Untuk mengetahui bagaimana FKUB baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam melaksanakan perannya sesuai dengan fungsinya yang telah ditetapkan dalam pasal 8,9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian sejauh mana fungsi tersebut telah dapat dilaksanakan oleh FKUB di DKI Jakarta. Oleh karena itu pada tahun 2009 Puslitbang Kehidupan Keagamaan menganggap perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Peranan dan Tugas FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8, 9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

5 Sambutan Kepala Badan Litbang Dan Diklat Departemen Agama, pada Rapat

Kordinasi Nasional FKUB, di Bandung, tanggal 6-8 Agustus 2008. lihat juga Sambutan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, pada acara Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se- Jabodetabek, Wisma Haji, Jakarta Pusat, 21-22 Juli 2008.

6 Suhatmansyah, Direktur Fasilitasi Organisasi Politik dan Kemasyarakatan, “Pemberdayaan Lembaga Kerukunan Umat Beragama di Daerah”, di sampaikan pada Semiloka Penguatan Kelembagaan Dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Bogor, 23-25 Juli 2007. Lihat pula laporan Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukuan Umat Beragama Se-Jobodetabek, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, Jakarta, 2008, hal 1. Lihat pula hasil Komisi B, Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama Melalui Peran Kelembagaan FKUB, Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Bogor, 20-22 Maret 2009.

Page 305: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

273

1. Bagimana proses pembentukan FKUB di Jakarta Pusat?

2. Bagaimana pelaksanaan tugas-tugas FKUB Jakarta Pusat terkait dengan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; menampung aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat; menyalurkan aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan walikota; dan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat?

3. Bagaimana job description (uraian tugas) dan komposisi pengurus FKUB Jakarta Pusat?

4. Apa faktor pendukung dan pengahambat dalam melaksanakan tugas FKUB?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Proses pembentukan FKUB di Jakarta Pusat.

2. Tugas FKUB Jakarta Pusat terkait dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; menampung aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat; menyalurkan aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan walikota; dan melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berkaitan dengan kerukun-an umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

3. Job description (uraian tugas) dan komposisi pengurus FKUB Jakarta Pusat.

4. Faktor pendukung dan pengahambat dalam melaksana-kan tugas FKUB.

Page 306: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

274

D. Target yang Ingin Dicapai

Target yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Terkumpulnya informasi tentang pembentukan FKUB Jakarta Pusat;

2. Diperolehnya informasi tentang pelaksanaan tugas FKUB Jakarta Pusat, yang terkait dengan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; menampung aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat; menyalurkan aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan walikota; dan melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

3. Adanya kejelasan tentang job description (uraian tugas) dan komposisi pengurus FKUB Jakarta Pusat.

4. Teridentifikasinya informasi tentang faktor pendukung dan pengahambat FKUB dalam melaksanakan tugas.

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan peran FKUB dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat khususnya bagi instansi Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri dalam menyusun kebijakan meningkatkan peranan FKUB, pemeliharaan kerukunan umat beragama dan memberdayakan masyarakat.

Page 307: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

275

F. Defenisi Operasional

1. Peranan adalah aktifitas yang diperankan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh sutau lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peranan itu ada dua macam yaitu peranan yang diharapkan (expected role) dan peranan yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peranan yang diembannya, terdapat faktor pendukung dan penghambat.

2. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan ksejahteraan. (Pasal 1 point 6 PBM No 9 dan N0 8 Tahun 2006). FKUB terdiri dari FKUB provinsi dan FKUB kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan FKUB sesuai dengan tugasnya yang tercantum dalam pasal 9.

4. Pasal 8,9 dan 10 PBM adalah pasal-pasal yang terdapat dalam PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, tentang FKUB, yang berkaitan dengan cara membentuknya, dan hubungan antara FKUB provinsi dengan FKUB kabupaten/kota (Pasal 8), tugas FKUB provinsi dan kabupaten/kota (Pasal 9) dan keanggotaan, jumlah anggota, komposisi keanggotaan dan pimpinan FKUB (Pasal 10).

Dengan demikian yang dimaksud dengan Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8,9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 adalah: peranan yang harus dilaksanakan oleh FKUB provinsi dan kabupaten sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006. Tentang isi pasal 8,9 dan 10 PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 dapat dilihat

Page 308: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

276

pada buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan N0 8 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006, hal 43-46..

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi kepustakaan/dokumen dan observasi terbatas. Wawancara dilakukan terhadap beberapa orang pengurus FKUB, Kepala Kanwil Depag Provinsi DKI Jakarta, Kepala Kandepag Kotamadya Jakarta Pusat, Kasubag TU (Kanwil/Kandepag), Kepala Kesbang provinsi dan kabupaten, staf sekretariat FKUB, pimpinan majelis-majelis agama, pemuka agama dan pemuka masyarakat. Studi kepustakaan/dokumen dilakukan terhadap buku-buku yang ada kaitannya dengan FKUB, peraturan gubernur, makalah-makalah hasil dialog, surat-sutat yang ada kaitannya dengan tugas-tugas FKUB. Sedangkan observasi dilakukan terhadap kantor FKUB dan beberapa aktifitas yang sedang dilakukan (bila memungkinkan). Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, melalui tahap-tahap klasifikasi data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Data yang dihimpun terdiri dari: gambaran daerah penelitian, proses pembentukan FKUB, hubungan antara FKUB Provinsi DKI Jakarta dengan FKUB Jakarta Pusat, peranan FKUB Jakarta Pusat dalam melaksanakan tugasnya (melakukan dialog, menampung aspirasi, menyalurkan aspirasi, melakukan sosialisasi peraturan), faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas FKUB, cara menentukan perwakilan masing-masing agama, pelaksanaan tugas masing-

Page 309: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

277

masing pengurus (ketua, sekretaris, anggota), Pergub tentang FKUB Jakarta Pusat, struktur kepengurusan FKUB, aturan dan tata kerja FKUB, sarana dan prasarana yang dimiliki FKUB (kantor, anggaran, komputer, staf, dan lain-lain).

Page 310: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

278

Page 311: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

279

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

akarta Pusat terletak antara 106° 22' 42" BT sampai dengan 106° 58' 18" BT dan 5° 19' 12" LS sampai dengan 6° 23' 54" LS. Permukaan tanahnya relatif

datar, terletak sekitar 4 m di atas permukaan laut dan luas wilayahnya 48,13 km².

Jakarta Pusat yang berada di jantung ibukota Jakarta mempunyai kekhususan, diantaranya sebagai pusat pemerin-tahan nasional, pusat keuangan dan bisnis. Di sebelah utara dibatasi oleh wilayah Jakarta Utara dan Barat, sebelah timur dengan Jakarta Timur, sebelah selatan dengan Jakarta Selatan dan Timur serta disebelah Barat dengan Jakarta Barat.

B. Pemerintahan Daerah

Kota administratif Jakarta Pusat terbagi dalam 8 kecamatan, 44 kelurahan, 394 RW, 4.662 RT, tercatat pada tahun 2007 sekitar 236.380 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk 814.166 jiwa dan luas wilayah 48,13 km².

C. Keadaan Penduduk

Penduduk kota administratif Jakarta Pusat pada akhir tahun 2007 berjumlah 814.166 jiwa, terdiri dari 409.790 penduduk laki-laki dan 404.376 penduduk perempuan. Dari jumlah tersebut sebagian besar memeluk agama Islam sekitar 84,21%, kemudian menyusul berturut-turut agama Katolik 6,21%, agama Kristen 5,37%, agama Budha 2,92% dan agama Hindu 1,08%.

J

Page 312: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

280

Apabila dilihat dari golongan umur, maka 60,34% penduduk berada pada kelompok umur 15-49 tahun, 22,65% pada kelompok 0-14 tahun dan 17,01% pada kelompok umur 50 tahun keatas. Kepadatan penduduk per km² menurut kecamatan menunjukkan bahwa kecamatan Johar Baru menempati urutan tertinggi yaitu 42.518 jiwa/km, diikuti kecamatan Kemayoran 25.899 jiwa/km², kecamatan Senen 22.054 jiwa/km², kecamatan Sawah Besar 16.675 jiwa/km², kecamatan Cempaka Putih 13.849 jiwa/km², kecamatan Menteng 12.082 jiwa/km², kecamatan Tanah Abang 11.016 jiwa/km², dan kecamatan Gambir 10.983 jiwa/km².

Page 313: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

281

BAB III

TEMUAN LAPANGAN

A. Proses Pembentukan FKUB Jakarta Pusat

esuai dengan amanat PBM Pasal 8 Ayat 2, FKUB Jakarta Pusat dibentuk atas dasar inisiatif masyarakat dan difasilitasi langsung oleh

Pemerintah Kota Jakarta Pusat. Fasilitasi pemerintah antara lain bahwa sebelum proses pembentukan, Pemerintah DKI Jakarta, dalam hal ini Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, Dinas Bintal, Kesmas DKI Jakarta memberikan arahan dan penjelasan tentang perlunya FKUB serta aturan-aturan lainnya terkait dengan FKUB. Terkait dengan keterwakilan FKUB berdasarkan komposisi pemeluk agama, maka disepakati masing-masing komunitas agama memberikan mandat atau rekomendasi tentang perwakilan yang akan menjadi pengurus FKUB dengan jumlah yang telah disepakati berdasarkan persentase penganut agama masing-masing.

Sebagaimana diketahui, kelompok pemeluk agama di Jakarta Pusat meliputi penganut agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu. Sesuai dengan komposisi jumlah pemeluk, maka dari komunitas pemeluk agama Islam yang diwakili oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperoleh porsi anggota terbanyak yaitu 10 orang, kemudian perwakilan Kristen (PGI) 2 orang, Katolik 2 orang, Hindu 1 orang, Khonghucu 1 orang, dan Buddha 1 orang. Sebelum pembentukan dilaksanakan, delegasi/utusan dari masing-masing unsur agama dilakukan pengecekan sesuai dengan prosedur dan rekomendasi dari agama masing-masing.

S

Page 314: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

282

Khusus perwakilan Katolik mekanisme penunjukkan calon anggota FKUB dilaksanakan melalui KAJ (Keuskupan Agung Jakarta). Sehubungan akan dibentuk FKUB Kota Jakarta Pusat, maka Keuskupan Agung Jakarta mengusulkan perwakilan yang akan menjadi pengurus di FKUB Kota Jakarta Pusat. Sebelum diputuskan, seluruh gereja Katolik di Jakarta diberi informasi. Dengan kata lain, pihak komunitas Katolik memberikan perhatian yang cukup besar untuk menentukan siapa 2 (dua) orang perwakilan yang akan duduk di FKUB.

Pertemuan dalam rangka pembentukan FKUB Kota Jakarta Pusat dilakukan 3 tahap. Pertama, rapat pembentukan diawali dengan penyerahan mandat masing-masing agama. Kedua, setiap perwakilan agama diberi kesempatan untuk memilih satu orang perwakilan yang akan duduk sebagai tim formatur. Ketiga, tim formatur menyepakati siapa yang menjadi ketua, sekretaris, dan anggota sehingga lengkap terbentuknya kepengurusan FKUB Kota Jakarta Pusat. Dalam proses pembentukan atau penyusunan pengurus FKUB Kota Jakarta Pusat, tidak terlihat secara mencolok tarik menarik merebut jabatan tertentu dalam FKUB. Demikian juga terminologi dan pandangan tentang ”mayoritas” dan ”minoritas” diminimalisir sedemikian rupa sehingga penentuan pengurus berjalan lancar.

Setelah terbentuk baru dibuat berita acara dan dilaporkan ke FKUB tingkat provinsi. Dua minggu kemudian keluar Surat Keputusan Pengurus FKUB Kota Jakarta Pusat yang ditandatangani pihak Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Proses pembentukan FKUB Jakarta Pusat mengacu pada kebersamaan dan berdasarkan proporsional penduduk yang ada di wilayah tersebut yang tercermin dari keanggotaan FKUB yang merupakan perwakilan-perwakilan dari masing-masing agama. Sekretaris dari PNS dimaksudkan untuk

Page 315: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

283

membantu atau mempermudah mendapatkan berbagai fasilitas dalam melakukan berbagai kegiatan.

Dijelaskan oleh Ketua FKUB dan majelis-majelis agama Jakarta Pusat bahwa adanya mandat berupa instruksi langsung dari Kesbang Provinsi DKI Jakarta yang dikeluarkan tanggal 13 Juni tahun 2007, menunjukkan bahwa pembentuk-an FKUB mendapat legitimasi pemerintah. Sebagaimana diketahui di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah terbantuk Forum Komunikasi Kerukunan Umat Beragama (FKKUB) termasuk di tingkat Kota Jakarta. Anggota FKKUB tingkat Kota Jakarta Pusat berjumlah 16 (enam belas) orang yang merupakan perwakilan dari 8 kecamatan masing-masing 2 orang. Sedangkan FKKUB Kabupaten Administrasi Pulau Seribu 11 orang.

Dibentuknya FKUB tingkat provinsi dan tingkat/ wilayah kota, selain berdasarkan Peraturan Bersama Menteri No. 9 & 8 Tahun 2006 juga mengacu pada Peraturan Gubernur No. 64 tahun 2007, sedangkan Peraturan Gubernur sendiri mengacu pada PBM, dan keberadaan FKUB hanya ditingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pengukuhan pengurus FKUB Kota Jakarta Pusat dilakukan di Balai Agung (satu paket, DKI Jakarta yakni 6 wilayah kota termasuk Kabupaten Kepulauan Seribu).

Sejak dikukuhkan hingga sekarang hubungan FKUB Kota Jakarta Pusat dengan Pemerintah Kota Jakarta Pusat, sangat baik dan selalu mendapat respon oleh Walikota Jakarta Pusat. Kegiatan FKUB Kota Jakarta Pusat selalu mendapat arahan dari Walikota Jakarta Pusat, bahkan ada beberapa acara langsung di buka oleh Walikota Jakarta Pusat. Bentuk respon lainnya dari Pemerintah Jakarta Pusat adalah

Page 316: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

284

penyediaan fasilitas sekretariat FKUB Kota Jakarta Pusat pada salah satu ruangan Kesbangpol lantai 6 Kantor Walikota Jakarta Pusat. Selain itu juga FKUB Kota Jakarta Pusat sudah sering dijadikan mitra kerjasama oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat antara lain; Kesbangpol, Kesmas, Bintal, Kesos, Kantor Departemen Agama Kota Jakarta Pusat, ormas keagamaan, pengusaha, dan beberapa instansi terkait lainnya.

Masalah anggaran atau bantuan dari pemerintah, pihak FKUB Jakarta Pusat masih merasa mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaan tugas FKUB. Meskipun dalam PBM Pasal 26 Ayat 2 disebutkan bahwa belanja pemberdayaan FKUB di kabupaten/kota didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota, tetapi sampai sejauh ini dukungan dana dari APBD dirasa masih kurang. Untuk FKUB Jakarta Pusat selama ini hanya memperoleh bantuan dari anggaran DIPA yang tercantum dalam DIPA provinsi.

Disatu pihak Walikota Jakarta Pusat mempunyai kesulitan dalam masalah pengalokasian anggaran untuk FKUB Kota Jakarta Pusat, dari mana mereka bantu karena sekarang kegiatan berdasarkan DAS (ketetapan yang sudah ada dalam DAS). FKUB Kota Jakarta Pusat hanya dapat bantuan dari APBD berbentuk honorium tahun 2008 (dari Januari – Desember 2008). Padahal dengan adanya FKUB Kota Jakarta Pusat tugas-tugas pemerintah terbantu karena FKUB memegang peran dalam menyelesaikan masalah berkaitan langsung dengan masyarakat baik sosial keagamaan (seperti; pendirian rumah ibadat, penyiaran agama), kearifan lokal, tradisi budaya masyarakat, dan sosial lingkungan lainnya. Terkait dengan masalah kerukunan umat beragama sangat

Page 317: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

285

menentukan dalam kehidupan masyarakat apalagi kehidupan di ibukota Jakarta ini beraneka ragam suku, ras, budaya, agama, bangsa, dan lain sebagainya.

B. Peranan dan Tugas FKUB Jakarta Pusat

a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pihak FKUB Kota Jakarta Pusat yaitu; melakukan kunjungan di RT. 03/09 Kelurahan Cempaka Baru-Kemayoran dalam rangka penyelesaian sengketa gedung serbaguna Jl. Listrik. Kunjungan tersebut dihadiri perwakilan FKUB Jakarta Pusat (Drs. A. Katsir, Drs. H. Kamaluddin, SH, MH, Lurah Cempaka Baru dan warga sekitar gedung).

Kegiatan dialog juga dilakukan pada hari Senin tanggal 29 Mei 2008 jam 08.00 s.d. selesai di Hotel Danau Sunter. Dialog dilaksanakan dalam rangka silaturrahmi memperingati Satu Abad Kebangkitan Nasional yang diprakarsai FKUB Jakarta Pusat. Acara tersebut dihadiri bererapa pejabat antara lain Kepala Kesbang DKI Jakarta (mewakili Bapak Wakil Gubernur DKI Jakarta), Ketua FKUB DKI Jakarta, Perwakilan Walikota se DKI Jakarta, Pengurus FKUB se DKI Jakarta, Kanwil Departemen Agama DKI Jakarta, dan Pengurus MUI DKI Jakarta.

b. Menampung Aspirasi Ormas Keagamaan dan Aspirasi Masyarakat

Dalam rangka menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, FKUB Kota Jakarta Pusat mengadakan buka puasa bersama pada hari Sabtu, 6 Oktober 2007 di masjid Al Muttaqin Kelurahan Cempaka Putih Barat Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat. Kegiatan buka bersama tersebut merupakan kerja sama

Page 318: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

286

dengan PCNU Jakarta Pusat santunan kepada anak yatim dan jompo dengan melibatkan 50 anak yatim, dan 50 jompo atau orang tua yang tidak mampu.

Kegiatan lain untuk menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, FKUB Kota Jakarta Pusat melakukan bakti sosial pembagian 1000 paket sembako, pada hari Sabtu tanggal 21 Juni 2008 mulai jam 08.30 bertempat di halaman kantor Kecamatan Johar Baru. Hadir dalam acara bakti sosial tersebut antara lain Walikota Jakarta Pusat, Camat Johar Baru, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan FKUB Jakarta Pusat bekerjasama dengan GBI DKI Jakarta.

Kegiatan lain yang dilaksanakan FKUB Jakarta Pusat adalah khitanan massal. Hari Sabtu tanggal 28 juni 2008 jam 07.00 s.d. selesai, bertempat di Aula Gedung C. Badan POM Johar Baru Jakarta Pusat dilaksanakan khitanan massal terhadap 170 anak, dengan menghadirkan Walikota Jakarta Pusat, Kepala Kandepag Jakarta Pusat, beberapa camat dan lurah di lingkungan Jakarta Pusat.

Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengalaman pengurus FKUB Kota Jakarta Pusat melakukan studi banding ke Yogyakarta pada hari Senin – Rabu tanggal 25 – 27 Agustus 2008 yang diikuti 17 orang pengurus FKUB Jakarta Pusat, 16 orang dari 8 kecamatan, 1 orang dari Kantor Depag Jakarta Pusat. Berangkat dilepas oleh Walikota Jakarta Pusat yang diwakili Sekko. Selain itu melakukan studi banding ke Provinsi Bali pada hari Jum'at – Senin tanggal 13 – 16 Februari 2009, diikuti; Pengurus FKUB se DKI Jakarta, Kanwil Depag DKI Jakarta, Pengurus MUI DKI Jakarta, dan Pengurus GBI DKI Jakarta.

Page 319: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

287

Di bulan suci ramadhan pihak FKUB Kota Jakarta Pusat menyelenggarakan buka puasa bersama dan santunan anak yatim dan jompo pada hari Sabtu tanggal 13 September 2008 jam 17.30 s.d selesai di Gedung PBNU Lt. 8 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, dihadiri; Askesmas Jakarta Pusat, Pengurus FKUB se DKI Jakarta Pusat, perwakilan tokoh agama, dan masyarakat. Kegiatan lain adalah berbuka puasa bersama dengan 200 anak yatim dan santunan di yayasan Nur Amaliyah Jl. Serdang Baru XIII No. 24 Kelurahan Serdang Kecamatan Kemayoran pada hari Sabtu tanggal 20 September 2008 jam. 17.00 s.d. selesai, dihadiri; As kesmas Jakarta Pusat, Kabag Kemas Jakarta Pusat, wakil camat Kemayoran.

Setelah selesai beribadah puasa sebulan penuh, setelah lebaran idul fitri FKUB Kota Jakarta Pusat menyelenggarakan halal bihalal di kantor Walikota Jakarta Pusat, hari Sabtu 18 Oktober 2008 dihadiri Walikota Jakarta Pusat, Pengurus FKUB se DKI Jakarta, Pengurus FKUB DKI Jakarta, Kanwil Depag DKI Jakarta, Kandepag Jakarta Pusat, dan Kanbang Jakarta Pusat.

FKUB juga menyelenggarakan bakti sosial peduli kesehatan dan pengobatan gratis untuk 1.300 orang pada hari Rabu tanggal 17 Desember 2008 jam 07.30 s.d. selesai tempat STIE Jakarta Internasional College Jl. Perunggu Kelurahan Harapan Mulia Kemayoran. Bakti sosial tersebut dihadiri As Kesmas Jakarta Pusat, Camat Kemayoran, Lurah Harapan Mulia, beberapa RW dan RT, serta masyarakat. Terakhir melakukan kegiatan bakti sosial bekerjasama dengan Suka Duka Hindu Darma pada hari Minggu tanggal 1 Maret 2009 bertempat di Wantilan Pura Agung Wira Satya Bhuana Jl. Kesehatan Raya (Kompleks Papampres) Tanah Abang Jakarta Pusat,

Page 320: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

288

dihadiri Walikota Jakarta Pusat, Camat Gambir, dan As Kesmas Jakarta Pusat.

c. Menyalurkan Aspirasi Ormas Keagamaan dan Aspirasi Masyarakat dalam bentuk Rekomendasi sebagai Bahan Kebijakan Walikota

Sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 bahwa salah satu tugas FKUB kota/kabupaten adalah menyalurkan aspirasi masyarakat. Aspirasi yang pernah ditangani oleh pihak FKUB Kota Jakarta Pusat antara lain: Gereja Injili yang dibangun tahun 2005 difitnah oleh pihak gereja lain tentang status izin mendirikan rumah ibadat, dan gerejanya sudah mendapat izin mendirikan rumah ibadat dari pemerintah, namun belum diperbaharui izin renovasi pembanguannya, tapi karena adanya FKUB Jakarta Pusat, maka fitnah bisa diselesaikan dengan cepat dan bijak.

Peran FKUB dalam menampung aspirasi masarakat khususnya terkait dengan masalah kerukunan, sudah diakui oleh pihak Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Menurut pengurus KAJ, FKUB Kota Jakarta Pusat sudah banyak menampung aspirasi dari ormas terkait seperti masalah pendirian rumah ibadat dan masalah lainnya terutama terkait masalah rumah ibadat gereja umat kristiani yang sering muncul ke berbagai kalangan di masyarakat.

Setahun berjalan kepengurusan FKUB Kota Jakarta Pusat dan Jakarta lainnya (periode I), berusaha menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. Sedangkan pada tahun ke 2 melakukan sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang

Page 321: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

289

Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Dengan adanya sosialisasi tersebut, maka keberadaan FKUB sangat positif. Ketika ada masalah cepat ditindaklanjuti. Seperti kasus perebutan pengurus masjid. Mereka lapor ke walikota dan diserahkan ke FKUB untuk menyelesaikannya.

Aktifitas pengurus FKUB Kota Jakarta Pusat dalam pertemuan ada jadwal piketnya (secara bergantian pada 17 anggota). Dan bila ada masalah penting dilakukan sidang pleno. Kepala Kesbangpol H. Darwis menjelaskan bahwa di Jakarta bukan otonomi, keputusan di tingkat provinsi. Menurut Ketua FKUB Kota Jakarta Pusat dan pengurusnya bahwa audiensi dengan wakil gubernur selama ini belum pernah terlaksana.

d. Melakukan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan di Bidang Keagamaan yang Berkaitan dengan Kerukunan Umat Beragama dan Pemberdayaan Masyarakat.

FKUB Kota Jakarta Pusat sudah pernah melakukan sosialisasi dalam bentuk pemahaman Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Sosialisasi tersebut ditujukan kepada pengurus/anggota FKUB dan majelis-majelis agama Jakarta Pusat. Sosialisasi kedua dilakukan kepada 150 pimpinan gereja se Jakarta Pusat yang dihadiri Kepala Bagian Kesmas mewakili Walikota Jakarta Pusat.

Page 322: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

290

C. Uraian Tugas dan Komposisi Pengurus FKUB Kota Jakarta Pusat

Tugas pokok, wewenang dan fungsi FKUB dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat yaitu; melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas Keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi Ormas Keagamaan yang berkaitan dengan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat, melakukan pene-litian dan peninjauan lapangan atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara, dan memberikan pertimbangan tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara berdasarkan hasil penelitian dan peninjauan lapangan.

Adapun komposisi pengurus FKUB Jakarta Pusat periode I adalah:

Penasehat : Walikota Jakarta Pusat Ka. Kandepag Jakarta Pusat Ka. Bag Adkesmas Jakarta Pusat Ka. Badan Kesbang Jakarta Pusat Ka. Sudin Bintal Kesos Jakarta Pusat

PENGURUS : Ketua : Drs. H. Ahmad Katsir Wakil Ketua : Drs. MB. Wahjono, SH.

Drs. H. Hidayat Ahmad Sekretaris : Drs. H. Kamaluddin, SH, MH. Wakil Sekretaris : Drs. I Gusti Oka Sudiarsa Bendahara : Petrus Bello, SH, MH. Anggota : Drs. H.M. Shaleh Asri, MA.

Page 323: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

291

Maksy Polii Lendway Fransisca B. Dwi Susanti KH. Mukmin Ir. Iwan Idris Wiryo Putra Suwito Drs. Fasihin H. Iman Sugiman H. Achmad Fanani, AM H. Yusuf Helmy H. Nur Zen.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat

Ada beberapa fakror yang diidentifikasi sebagai faktor pendukun pelaksanaan tugas-tugas FKUB. Pertama, FKUB Kota Jakarta Pusat memiliki sarana dan prasarana yang memadai yaitu kantor sekretariat yang berada di lantai 6 Kantor Walikota Jakarta Pusat. Kantor sekretariat juga dilengkapi dengan peralatan kerja seperti meja, kursi, komputer, telpon dan lain sebagainya. Kedua, antara pengurus dan anggota FKUB terjalin kerjasama yang baik, setiap hari diantara pengurus selalu bertemu di sekretariat FKUB Kota Jakarta Pusat. Karena itu, FKUB bila ada masalah yang muncul terkait dengan tugasnya selalu menjadi instrumen Pemerintah Kota Jakarta Pusat untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Ketiga, dalam rangka menyalurkan aspirasi dan merespon ormas keagamaan pihak FKUB telah melakukan beberapa kali sosialisasi Peraturan Bersama Menteri ke beberapa tokoh agama dan masyarakat.

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan tugas FKUB antara lain terkait dengan pembiayaan operasional FKUB. Sampai sejauh ini Pemerintah Daerah Walikota Jakarta Pusat tidak bisa mengambil keputusan. Terlebih lagi bila terkait dengan mengambil dana/anggaran yang tidak jelas maka akan terkena masalah.

Page 324: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

292

FKUB Kota Jakarta Pusat dalam menjalankan tugasnya saat melakukan verifikasi atau peninjauan lapangan IMB rumah ibadat tidak dibekali dana oleh pihak Pemkot Jakarta Pusat. Verifikasi/peninjauan lapangan IMB rumah ibadat tetap harus selalu mereka lakukan, meskipun tidak difasilitasi.

Hasil verifikasi atau peninjauan lapangan yang dilakukan FKUB Kota Jakarta Pusat masih dilakukan juga oleh pihak FKUB Provinsi atau dari lembaga lain seperti; Dinas Bintal Kesos. Dalam PBM sebenarnya tidak mengenal hal seperti itu. Terkait dengan peninjauan lapangan itu merupakan kewenangan dari FKUB kota, bila data dianggap sudah valid, maka sebenarnya tidak perlu dilakukan peninjauan ulang oleh pihak lain.

Page 325: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

293

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Proses pembentukan FKUB Jakarta Pusat difasilitasi oleh Pemerintah Walikota Jakarta Pusat. Dalam pelaksanaan pembentukan diawali dengan penyerahan mandat per-wakilan keanggotaan masing-masing agama untuk menjadi calon pengurus FKUB. Setiap utusan agama diberi kesempatan untuk memilih satu orang perwakilan sebagai tim formatur, dan tim formaturlah yang menyepakati kepengurusan FKUB baik sebagai ketua, sekretaris, dan anggota secara lengkap.

2. Pertemuan dalam rangka pembentukan FKUB Kota Jakarta Pusat dilakukan 3 tahap yaitu: Pertama, rapat pembentukan diawali dengan penyerahan mandat masing-masing agama. Kedua, setiap perwakilan agama diberi kesempatan untuk memilih satu orang perwakilan dan dipersilahkan perwakilannya menjadi anggota tim formatur. Ketiga, tim formatur menyepakati siapa ketua, sekretaris, dan anggota sehingga lengkap terbentuknya kepengurusan FKUB Kota Jakarta Pusat.

3. Tugas-tugas FKUB Jakarta Pusat yang terkait;

a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

1) Melakukan kunjungan di RT. 03/09 Kelurahan Cempaka Baru-Kemayoran dalam rangka penyelesaian sengketa gedung serbaguna Jl. Listrik.

Page 326: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

294

2) Silaturrahmi se Abad Kebangkitan Nasional yang diprakarsai FKUB Jakarta Pusat bertempat di Hotel Danau Sunter.

b. Menampung aspirasi pemuka agama dan tokoh masyarakat;

1) Bakti sosial peduli kesehatan dan pengobatan gratis.

2) Buka puasa bersama dengan anak yatim dan jompo.

3) Studi banding ke Yogyakarta dan Bali. c. Menyalurkan aspirasi pemuka agama dan tokoh

masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan Walikota;

1) FKUB Jakarta Pusat sudah banyak menampung aspirasi dari ormas terkait masalah pendirian rumah ibadat dan masalah lainnya terutama terkait masalah rumah ibadat gereja umat kristiani yang sering muncul ke berbagai kalangan di masyarakat.

2) Kegiatan FKUB Jakarta Pusat sehari-hari ditangani oleh anggota sesuai dengan jadwal piket (bergantian pada 17 anggota). Bila ada masalah-masalah penting melakukan sidang pleno.

d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat

1) FKUB Jakarta Pusat sudah pernah melakukan sosialisasi dalam bentuk pemahaman peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, kepada pengurus FKUB.

Page 327: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

295

2) Kemudian dilakukan kepada 150 pimpinan Gereja se Jakarta Pusat yang dihadiri Kabag Kesmas mewakili Walikota Jakarta Pusat.

4. Tugas FKUB Kota Jakarta Pusat, berdasarkan SK Gubernur adalah sebagai berikut:

a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.

b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat.

c. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan yang berkaitan dengan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

d. Melakukan penelitian dan peninjauan lapangan atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara.

e. Memberikan pertimbangan tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat dan penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadat sementara berdasarkan hasil penelitian dan peninjauan lapangan.

5. Faktor pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung pelaksanaan program-program FKUB antara lain; 1) FKUB Kota Jakarta Pusat dalam menjalankan tugasnya sudah mempunyai ruang sekretariat bertempat di Kantor Walikota Jakarta Pusat lantai 6, dengan sarana dan prasarana sudah tersedia, seperti meja kursi, computer, telpon dan lain sebagainya. 2) Antara pengurus dan anggota FKUB Kota Jakarta Pusat terjalin kerjasama yang baik. 3) Dalam rangka menyalurkan aspirasi dan merespon ormas keagamaan pihak FKUB telah melakukan beberapa kali sosialisasi

Page 328: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

296

Peraturan Bersama Menteri ke beberapa tokoh agama dan masyarakat.

Faktor penghambat antara lain: 1) berkaitan dengan program atau dengan pembiayaan operasional FKUB, pihak walikota Jakarta Pusat tidak bisa mengambil keputusan. 2) FKUB Kota Jakarta Pusat dalam menjalankan tugasnya saat melakukan ferifikasi atau peninjauan lapangan IMB rumah ibadat tidak dibekali dana oleh pihak Pemkot Jakarta Pusat. 3) Hasil verifikasi atau peninjauan lapangan yang dilakukan FKUB Kota Jakarta Pusat masih dilakukan juga oleh pihak FKUB Provinsi atau dari lembaga lain seperti; Dinas Bintal Kesos.

B. Rekomendasi

Dalam rangka meningkatkan peran dan tugas FKUB Kota Jakarta Pusat dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama, maka berdasarkan temuan penelitian ini direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Agar Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Provinsi DKI Jakarta memberikan alokasi anggaran dan fasilitas kegiatan kepada FKUB Kota Jakarta Pusat, sesuai dengan ketentuan dalam bab VIII Pasal 25 dan Pasal 26 PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006.

2. FKUB Kota Jakarta Pusat hendaknya jangan hanya dijadikan pemadam kebakaran saja oleh Pemkot Jakarta Pusat, dalam arti kalau ada permasalahan harus ada solusinya. Dalam menyelesaikan masalah tersebut hendaknya FKUB dikedepankan untuk mencarikan solusinya.

3. Agar FKUB Kota Jakarta Pusat maupun FKUB lainnya dapat melaksanakan programnya, harus dibuat aturan

Page 329: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

297

yang jelas terkait bab VIII Pasal 25 dan Pasal 26 dalam PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006.

4. FKUB di DKI Jakarta serta FKUB kota/kabupaten di wilayah Provinsi DKI Jakarta dibentuk berdasarkan SK Keputusan Gubernur. Dengan demikian keberadaan FKUB tersebut tidak bisa terpisahkan hanya FKUB Kota Jakarta Pusat, tetapi merupakan satu kesatuan dengan FKUB kota lainnya, meskipun tugasnya tidak terstruktur secara garis komando. Oleh karena itu diusulkan ada tupoksi yang jelas untuk FKUB di DKI Jakarta baik tingkat provinsi maupun kota/kabupaten.

Page 330: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

298

Page 331: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

299

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Kata Pengantar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, dalam buku: Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2006 dan No 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006.

Laporan Lokakarya Peningkatan Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Jabodetabek, Jakarta, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama 2008.

Laporan Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2006.

Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, pada Rapat Kordinasi Nasional FKUB, di Bandung, tanggal 6-8 Agustus 2008.

Sambutan Menteri Agama pada acara Sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006, pada tanggal 17 April 2006 di Operation Room Departemen Agama, Lihat Buku Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2006 dan No 8 tahun 2006, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, 2006.

Suhatmansyah, Pemberdayaan Lembaga Kerukunan Umat Beragama di Daerah, di sampaikan pada Semiloka Penguatan Kelembagaan dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Bogor, 23-25 Juli 2007.

Page 332: PERANAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMAsimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peranan forum umat... · 4/17/2006 · Desain cover dan Lay out oleh: H. Zabidi Puslitbang Kehidupan

300