peranan bpom ii
TRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan modrenisasi mencakup dalam bidang kesehatan yang dapat
menghasilkan kepuasan hidup serta kegairahan dalam meningkatkan produktifitas
masyarakat. Dalam menghadapi tantangan bagi bangsa Indonesia pada jangka
panjang kedua adalah meningkatkan kesejahteraan agar dapat mewujudkan
keadilan, kemajuan, kemakmuran dan kemandirian bagi masyarakat. Selain itu
masyarakat Indonesia mempunyai tujuan untuk membangun manusia seutuhnya,
yakni terpenuhinya seluruh kebutuhan bangsa Indonesia, baik kebutuhan jasmani
dan rohani termasuk kesehatan. Untuk mencapai tujuan itu maka segala kegiatan
pembangunan yang dilakukan di negara ini harus transparan dan transparansi itu
akan memacu setiap orang untuk bersaing secara kuat dan sehat. Transparansi itu
juga akan memberikan begitu banyak tantangan, tantangan bagi konsumen,
produsen, pengusaha ataupun sebagai pemerintah.
Perlindungan konsumen merupakan masalah kepentingan manusia, oleh
karenanya menjadi harapan bagi semua bangsa di dunia untuk dapat
mewujudkannya. Mewujudkan perlindungan konsumen adalah mewujudkan
hubungan berbagai dimensi yang satu dengan yang lainnya mempunyai
keterkaitan dan saling ketergantungan antara konsumen, pengusaha dan
pemerintah.
A. Latar Belakang
Universitas Sumatera Utara
-
Menurut Undang-undang RI No 8 Tahun 1999, yang dimaksud dengan
perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hokum untuk memberi perlindungan kepada konsumen sedangkan
yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Pelaku usaha adalah Setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun yang didirikan atau berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi1
1) Berapa harga suatu produk ?
. Menurut buku Menggeser Neraca Kekuatan (panduan latihan
pendidikan konsumen terbitan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, YLKI)
1990 ada empat hal yang harus diperhatikan konsumen, yaitu :
Pertama, dari aspek ekonomi mikro. Disini ada beberapa pertanyaan, seperti :
2) Apakah harga itu wajar jika dibandingkan dengan barang yang sama mutu
dan jumlahnya?
3) Apakah ada barang pengganti sejenis yang lebih murah, lebih sehat dan
dapat diperoleh ditempat yang sama ?
1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
-
Kedua, dari aspek lingkungan. Apakah kemasan, baik berupa botol atau
kaleng produk tercemar secara kimia dan biologis atau tidak ? Juga apakah
kemasan produk tersebut menggunakan secara boros bahan baku yang langka dan
merusak lingkungan hidup ?
Ketiga, dari aspek hukum. Ada sejumlah pertanyaan :
1) Soal legalitas produk tersebut. Artinya apakah produk tersebut sudah
terdaftar pada instansi terkait ?
2) Jika konsumen tidak puas dengan tersebut, dapatkah dikembalikan kepada
penjual/ produsen ?
3) Jika isinya kurang dari yang seharusnya, sudikah produsen/ penjual
memberikan ganti rugi kepada konsumen ?
4) Apakah pelabelan dan iklan produk tersebut sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku ?
Keempat, dari aspek kesehatan dan keamanan. Seperti apakah produk
tersebut. Mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan
konsumen?
Dari sisi kepentingan konsumen keempat sudut pandang tersebut apabila
dipraktekkan, sudah memberi proteksi yang memadai bagi konsumen. Namun
dalam perkembangan gerakan konsumen global, konsumen dituntut tidak hanya
secara mandiri dapat melindungi diri, tetapi secara internal peduli terhadap
masalah yang lebih luas2
2 Sudaryatno, hukum dan advokasi konsumen, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal 1
.
Universitas Sumatera Utara
-
Sebagai suatu konsep konsumen telah diperkenalkan beberapa puluh
tahun lalu di berbagai negara dan sampai saat ini sudah puluhan Negara memiliki
undang-undang atau peraturan khusus yang memberikan perlindungan kepada
konsumen termasuk menyediakan sarana peradilannya. Sejalan dengan itu,
berbagai Negara telah pula menetapkan hak-hak konsumen yang digunakan
sebagai landasan pengaturan perlindungan kepada konsumen. Secara umum
dikenal ada empat hak dasar konsumen, yaitu :
1. Hak untuk mendapatkan keamanan ( the right to safety )
2. Hak untuk mendapatkan informasi ( the right to be informed )
3. Hak untuk memilih ( the right to choose )
4. Hak untuk didengar ( the right to be heard )3
Disamping itu pula telah berdiri organisasi konsumen internasional, yaitu
Internasional Organization of Consumer Union (IOCU). Di Indonesia telah pula
berdiri berbagai organisasi konsumen seperti Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) di Jakarta dan organisasi instrument lain di Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, dan lain sebagainya. Demikian pentingnya masalah
perlindungan konsumen, maka melalui Tap MPR Nomor II/MPR/1993 senantiasa
dicantumkan pentingnya perlindungan kepada konsumen. Hal ini merupakan salah
satu konsistensi untuk tetap memperjuangkan kepentingan konsumen Indonesia.
Untuk memberikan perlindungan keamanan, keselamatan, atau kesehatan
kepada rakyat Indonesia saat ini dapat dijumpai dalam berbagai undang-undang,
peraturan pemerintah dan berbagai peraturan/ atau keputusan menteri dari
3 Shidarta, hukum perlindungan konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2000, hal 16
Universitas Sumatera Utara
-
berbagai departemen yang ada di Indonesia dimana perlindungan itu dapat dilihat
dari 2 (dua) aspek, yaitu :
a. Perlindungan tersebut berlaku untuk semua pihak yang berposisi sebagai
konsumen maupun pengusaha sebagai pengelola produksi barang atau jasa
atau instansi apapun.
b. Perlindungan tersebut semata-mata dikaitkan dengan masalah kesehatan
manusia atau apapun kepada konsumen yang dirugikan.
Dilihat dari segi konsep perlindungan konsumen, peraturan perundang-
undangan yang disebutkan dibawah ini belum mampu memberikan perlindungan
khusus kepada konsumen. Ketentuan-ketentuan hukum yang ada dan berlaku itu
adalah :
a. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 202, 203, 204, 205,
263, 266, 284, 364, dan lain sebagainya. Pasal-pasal tersebut mengatur
pemidanaan dari perbuatan-perbuatan :
1. Memasukkan bahan berbahaya kedalam sumber air minum umum
2. Menjual, menerima, atau membagikan barang yang dapat
membahayakan jiwa atau kesehatan orang.
3. Memalsukan surat.
4. Melakukan persaingan curang.
5. Melakukan penipuan kepada pembeli.
6. Menjual, menawarkan atau menyerahkan makanan, minuman, obat-
obatan palsu.
b. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1473-1512 ; Pasal 1320-
1338. Pasal-pasal tersebut mengatur perbuatan yang berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
-
perlindungan kepada pembeli dan perlindungan kepada pihak-pihak yang
terkait dalam perjanjian.
c. Ordonansi bahan-bahan berbahaya tahun 1949 (Sterkwerkende
Geneesmiddelen Ordonnantie 1949)
Ordonansi yang menentukan larangan untuk setiap pemasukan,
perbuatan, pengangkutan, persediaan, penjualan, penyerahan, penggunaan,
dan pemakaian bahan berbahaya yang bersifat racun atau berposisi
terhadap kesehatan manusia.
d. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada pemerintah
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan. Undang-undang ini
merupakan landasan untuk mengatur hal-hal seperti pengawasan produksi
yang baik dan lain sebagainya. Sebagai pengganti dari berbagai undang-
undang yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan manusia.
e. Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
Kewenangan kepada pemerintah untuk mengelola standar-standar
satuan, pelaksanaan tera dan tera ulang terhadap setiap alat ukur, takar,
timbangan, dan perlengkapannya, termasuk kegiatan pengawasan,
penyidikan serta pengenaan sanksi terhadap pihak-pihak yang didalam
melakukan setiap transaksi menggunakan satuan alat ukur yang tidak
benar.
f. Peraturan perundang-undangan yang maksudnya memberikan
perlindungan dan dalam bentuk Keputusan atau Peraturan Menteri, dapat
ditemui dalam bidang kesehatan seperti produksi dan pendaftaran
Universitas Sumatera Utara
-
makanan dan minuman, wajib daftar makanan, makanan daluarsa, bahan
tambahan makanan, penandaan, label, dan sebagainya4
Untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen dan mendorong
pelaku usaha untuk menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan penuh tanggung
jawab maka dibuatlah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Pengaturan perlindungan konsumen dilakukan dengan :
.
a. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
keterbukaan akses dan informasi serta menjamin kepastian hukum.
b. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan
seluruh pelaku usaha.
c. Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa.
d. Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktek usaha yang
menipu dan menyesatkan.
e. Memadukan penyelenggaraan, pengembangan, dan pengaturan
perlindungan konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-
bidang lain5
Keperluan adanya hukum untuk memberikan Perlindungan Konsumen
Indonesia merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakkan, sejalan dengan salah
satu tujuan pembangunan nasional kita yaitu melindungi bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia (pembukaan UUD 1945 alinea IV). Membahas
keperluan hukum untuk memberikan perlindungan bagi konsumen Indonesia,
hendaknya terlebih dahulu kita melihat situasi peraturan perundang-undangan
Indonesia, khususnya peraturan atau keputusan yang memberikan perlindungan
.
4 Erman Rajagukguk et al, Hukum Perlindungan Konsumen, CV. Mandar Maju, Bandung, 2000, hal 8
Universitas Sumatera Utara
-
bagi masyarakat. Sehingga bentuk hukum perlindungan konsumen yang
ditetapkan, sesuai dengan yang diperlukan bagi konsumen Indonesia dan
keberadaannya tepat apabila diletakkan didalam kerangka sistem hukum nasional.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul skripsi ini yaitu mengenai Fungsi Dan Peranan Lembaga
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya maka
perlu dilakukan perumusan masalah yang menjadi judul skripsi ini.
Persoalan yang akan dibahas, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pemerintah (BPOM) berperan untuk melindungi konsumen
terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya.
2. Upaya hukum apa saja yang dapat dilakukan konsumen akibat kerugian dalam
penggunaan makanan yang mengandung zat berbahaya.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan pembahasan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui manfaat Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen dapat berperan melindungi masyarakat
khususnya konsumen.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi pedoman bagi pelaku usaha/
produsen dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
3. Untuk mengetahui akibat hukum yang dapat terjadi apabila terjadi
pelanggaran atas peraturan yang berlaku.
5 Ibid, hal 7
Universitas Sumatera Utara
-
4. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan oleh pelaku usaha/
produsan agar tidak melakukan pelanggaran hukum.
Manfaat penulisan yang dapat dikutip dari skripsi ini antara lain :
1. Memberikan informasi khususnya kepada masyarakat tentang
perlindungan hukum yang menjadi hak-haknya sebagai konsumen.
2. Menambah pengetahuan mengenai tanggung jawab hukum sebagai pelaku
usaha/ produsen dalam melaksanakan kegiatan usahanya
3. Memberi masukan/ saran-saran terhadap Undang-undang Perlindungan
Konsumen
4. Menanbah referensi tentang Hukum Perlindungan Konsumen di Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
D. Keaslian Penulisan
Fungsi dan Peranan Lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) dalam Perlindungan Konsumen terhadap Makanan yang Mengandung
Zat Berbahaya diangkat kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Tema diatas didasarkan oleh ide, gagasan, pemikiran, referensi, buku-buku
dan pihak-pihak lain. Judul tersebut belum pernah ditulis di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara sebelumnya.
Sepengetahuan penulis, skripsi ini belum pernah ada yang membuat.
Kalaupun ada, penulis yakin bawasanya substansi pembahasannya adalah
berbeda. Sebagai contoh skripsi yaitu : Freddy Evenggelista / 020200088,
Perlindungan hukum konsumen terhadap obat-obatan yang beredar di masyarakat
yang belum terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Universitas Sumatera Utara
-
Dengan demikian maka keaslian penulisan skripsi ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tujuan Kepustakaan
Istilah konsumen berasal dari kata Consumers (Inggris-Amerika atau
Consument/ konsumen (Belanda)6. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia memberi arti
kata consumer sebagai pemakai atau konsumen7. Ada juga yang memberi batasan,
bahwa konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa
digunakan untuk tujuan tertentu8
Hukum Konsumen menurut Az Nasution adalah: Keseluruhan asas-asas
dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan dan masalah penyedia dan
penggunaan produk (barang dan jasa) antara penyedia dan penggunanya dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan batasan berikutnya adalah batasan Hukum
Perlindungan Konsumen, yaitu : keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur dan melindungi konsumen dalam penyedia dan penggunanya dalam
kehidupan masyarakat
.
9
F. Metode Penulisan
.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dikota Medan di Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) kota Medan
2. Sifat dan Jenis Penelitian
6 Az Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Diadit Media, Jakarta Pusat, 2002, hal 3 7 John M. Eshols & Hasan Sadly, kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996, hal 124 8Az. Nasution, Op Cit, hal 13 9 Ibid, hal 13
Universitas Sumatera Utara
-
Sifat penelitian ini adalah deskriftif dimana penulis berupaya untuk
menggambarkan sifat hubungan hukum secara normatif dalam fungsi dan
peranan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam perlindungan
konsumen terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Untuk memperkuat dasar penelitian, maka terlebih dahulu
dikumpulkan dan dibaca referensi yang relevan melalui peraturan
Perundang-undangan, Buku-buku bacaan, koran, majalah. Setelah
data-data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menyeleksi data-
data yang layak untuk dipergunakan dalam penulisan skripsi ini.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-
data yang relevan dengan penulisan skripsi.
4. Teknik Analisa Data
Pengelolaan dan analisa data dilakukan dengan metode kualitatif.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab dibagi
lagi atas beberapa sub bab. Uraian singkat atas bab-bab dan sub-sub bab tersebut
akan diuraikan sebagai berikut :
1. Bab Pertama merupakan Bab Pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian
Universitas Sumatera Utara
-
penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
2. Bab Kedua merupakan bab yang berisi tentang Tinjauan Umum tentang
Konsumen dan Perlindungan Konsumen berdasarkan UU Nomor 8 Tahun
1999. Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai sub bab seperti :
pengertian konsumen dan perlindungan konsumen, latar belakang lahirnya
hukum perlindungan konsumen, hak dan kewajiban konsumen, hak dan
kewajiban produsen, asas dan tujuan perlindungan konsumen.
3. Bab Ketiga merupakan bab yang menguraikan tentang Gambaran Umum
tentang Lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bab ini
terdiri dari beberapa sub bab seperti : pengertian badan pengawas obat dan
makanan, latar belakang dan sejarah terbentuknya badan pengawas obat
dan makanan, kedudukan, tugas dan wewenang badan pengawas obat dan
makanan, pengawasan dadan pengawas obat dan makanan terhadap
kelayakan dan keamanan produk makanan yang meliputi fungsi organ
badan POM sebagai pengawas dan cakupan pengawasan yang dilakukan
oleh badan POM.
4. Bab Keempat merupakan bab yang menguraikan tentang zat berbahaya
dalam makanan yang meliputi jenis-jenis zat berbahaya dalam makanan
dan akibat penggunaan zat berbahaya dalam makanan bagi kesehatan,
fungsi dan peranan lembaga dan pengawasan obat dan makanan (BPOM)
dalm perlindungan konsumen terhadap makanan yang mengandung zat
berbahaya, perlindungan hukum konsumen terhadap makanan yang
Universitas Sumatera Utara
-
mengandung zat berbahaya serta upaya hukum yang dilakukan onsumen
akibat penggunaan zat berbahaya dalam makanan.
Universitas Sumatera Utara