peranan bimbel

8
Peranan Lembaga Bimbingan Belajar dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi dunia pendidikan saat ini. Lembaga Bimbingan belajar (LBB) atau sering disingkat Bimbel menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok, mulai dari privat sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber AC. Hingga kini masih banyak tempat- tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan dengan menawarkan berbagai macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri berprofesi sebagai salah satu guru Bimbingan Belajar SD sampai SMP. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi bisnis pendidikan. Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83,35% diantaranya telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi. Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%. Penulis pernah membaca iklan di koran dan yang ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah dibuka bimbingan belajar untuk anak pra-TK seperti Lembaga Bimbingan Belajar Kumon. Disebut-sebut bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orangtua terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata pelajaran yang dipelajari disekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia. Menurut Jones (2011), Lembaga Bimbingan Belajar adalah, suatu Lembaga Pendidikan Informal yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya melalui guru pembimbing yang kompeten.Dapat

Upload: ahmad-ramdani

Post on 14-Apr-2017

448 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peranan bimbel

Peranan Lembaga Bimbingan Belajar dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi dunia pendidikan saat ini. Lembaga Bimbingan belajar (LBB) atau sering disingkat Bimbel menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok, mulai dari privat sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber AC. Hingga kini masih banyak tempat- tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan dengan menawarkan berbagai macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri berprofesi sebagai salah satu guru Bimbingan Belajar SD sampai SMP. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi bisnis pendidikan.

Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada  tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83,35% diantaranya telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi. Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%. Penulis pernah membaca iklan di koran dan yang ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah dibuka bimbingan belajar untuk anak pra-TK  seperti Lembaga Bimbingan Belajar Kumon.

Disebut-sebut bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orangtua terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata pelajaran yang dipelajari disekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.

Menurut Jones (2011), Lembaga Bimbingan Belajar adalah, suatu Lembaga Pendidikan Informal yang  memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya melalui guru pembimbing yang kompeten.Dapat disimpulkan bahwa, Lembaga Bimbingan Belajar adalah  Lembaga Pendidikan Informal yang di buat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan Formal melalui guru pembimbing yang kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut berperan dalam mencerdaskan anak bangsa.

Lembaga Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian siswa yang kurang di dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga memiliki tanggung jawab besar karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk meningkatkan kemampuan anaknya dibidang akademik,  moral, sosial, dan agama serta pendidikan kemandirian.

Menurut Tilaar (2000), beberapa agenda persoalan pendidikan di Indonesia yang menonjol yang harus segera diselesaikan adalah, pertama: Masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; Kedua: masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan ketiga: Masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar adalah dengan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan khsususnya didirikannya Lembaga Bimbingan belajar.

Menurut Penulis, latar belakang menjamurnya Lembaga Bimbingan yaitu, antara lain:

Page 2: Peranan bimbel

Masih Lemahnya Mutu Pendidikan Formal Di Indonesia

Ada dugaan bahwa orangtua siswa yang mengirimkan anaknya untuk mengikuti Bimbingan Belajar cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anaknya dapat lebih berprestasi karena siswa yang ikut bimbingan belajar kebanyakan justru dari sekolah-sekolah favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif baik.

Hal ini didukung oleh :1. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai Unas sebagai penentu kelulusan siswa.2. Tuntutan persaingan memperebutkan sekolah favorit, mendapatkan nilai Ujian Akhir

Nasional (UAN) yang optimal3. Kurikulum yang terus berubah tiap tahun4. Keterbatasan jam pelajaran di sekolah

Ketergantungan ini diperparah sekolah yang cenderung mengutamakan transfer ilmu pengetahuan tanpa penanaman nilai. Akibatnya, proses pendidikan timpang. Di sisi lain, antara sekolah dengan Bimbingan Belajar terjadi missing-link, dimana materi maupun trik yang didapatkan di bimbel justru tidak diajarkan disekolah. Kegiatan belajar mengajar di lembaga bimbingan belajar berfokus pada pencapaian nilai ujian tertinggi yang mengajarkan cara cepat menyelesaikan soal-soal ujian melalui konsep drilling.

Lembaga Bimbingan Belajar juga menjanjikan kualitas pembelajaran dan target output, serta janji pelayanan dengan metoda pembelajaran yang up to date. Metode pembelajaran yang diberikan lebih menjanjikan bagaimana siswa dapat belajar efektif, cerdas dan penerapan strategi belajar cepat, dimana metode tersebut tidak di dapatkan siswa disekolah. Bukan itu saja, ada paket pendamping belajar siswa dengan memberi pelayanan konseling dan pemecahan masalah siswa.

Di samping itu, pembelajaran didukung dengan fasilitas lengkap yang merangsang siswa belajar asyik. Terbayang, siswa masuk bimbel sudah terarah pada tujuan dan target belajar yang jelas hendak didapat siswa.

a) Memudarnya Tanggungjawab Orangtua Dalam Membimbing AnaknyaMenurut Sleman, Kompas (2010), peran orangtua sebagai pendidik utama

anak dinilai memudar karena orangtua semakin bergantung pada lembaga pendidikan di luar keluarga seperti sekolah atau bimbingan belajar. Padahal, pendidikan dalam keluarga merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan anak.

b) Para Siswa Mengalami Kesulitan Menyerap Pelajaran Di Sekolah Formal

Status Hukum Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)

Pengertian kursus dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 sebagai berikut: Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat selanjutnya disebut kursus, adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana masyarakat.Dari beberapa informasi tersebut diatas maka jelas bahwa keberadaan Lembaga bimbingan Belajar adalah resmi, legal, sah dan diatur dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia.

Tujuan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)

Page 3: Peranan bimbel

Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Lembaga Bimbingan Belajar. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.

Pada Umumnya, kurikulum Lembaga Bimbingan Belajar mengacu pada kurikulum yang di berikan oleh pemerintah untuk mensinkronkan dengan kurikulum sekolah agar anak dapat mengulang dan menanyakan kembali materi yang sulit di mengerti di sekolah.

Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Secara Akademis

Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) seharusnya adalah orang-orang yang kompeten. Rata-rata tenaga pengajar adalah para alumni dari Ilmu Keguruan namun ada juga dari fakultas yang bukan Ilmu Keguruan seperti Fakultas Tehnik, Fakultas Kedokteran, dan sebagainya. Hal ini dapat berdampak positif karena siswa dapat diajar oleh guru dengan ilmu berbeda-beda dengan kajian ilmu yang berbeda.

Kemudian, diterapkannya sistem pembelajaran yang menyenangkan. Sistem pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sumber belajar, lingkungan belajar dan proses interaksi yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi dari pendidik kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan dengan cara peserta didik dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran sehingga terciptanya makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan dalam diri anak didik. Antara anak didik dan pendidik terjalin kemitraan karena pendidik memposisikan diri sebagai fasilitator atau agen pembelajaran, mengajari anak bagaimana belajar (learning how to learn).

Cara Kerja Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)

Kian variatifnya pelayanan yang diberikan bimbingan belajar tak lepas dari kebijakan ujian nasional untuk SMP dan SMA serta ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) untuk sekolah dasar. Pihak Bimbingan Belajar mengambil peluang itu untuk memberikan jasa pelayanan membantu anak lulus ujian nasional dan UASBN serta kemudian mendapatkan sekolah favorit. Pada Umumnya, servis pelayanan kepada anak tergantung seberapa besar biaya yang harus dibayar.

Di Lembaga Bimbingan Belajar yang bergengsi, selain layanan pendalaman materi dan pelatihan mengerjakan soal, Bimbingan Belajar juga menyediakan pula Layanan Bimbingan Konseling. Siswa dapat bertemu guru konseling yang berlatar belakang pendidikan psikologi untuk membicarakan kesulitan belajarnya. Sebelum masuk ke bimbingan belajar itu, siswa wajib mengikuti tes psikologi guna melihat minat dan kecenderungan gaya belajar anak.

Bahkan Relasi guru dan murid baik dan dekat karena satu kelas dengan satu guru maksimal berisi lima anak untuk kelas eksekutif, 10 anak untuk kelas reguler dan 20 anak untuk kelas biasa. Pengelompokan ini bertujuan agar guru mengenal kebiasaan dan karakter peserta bimbingan belajar. Hal ini berbeda dengan kondisi Pendidikan Formal pada umumnya yang menampung murid dari 20 sampai 40 murid dalam satu kelas.

Untuk menarik minat anak dan orangtua, Lembaga Bimbingan Belajar menyelenggarakan training motivasi, seminar pola asuh anak yang melibatkan orangtua peserta, fasilitas call to home atau laporan dari pihak bimbingan belajar ke orangtua satu bulan sekali, dan

Page 4: Peranan bimbel

pengiriman pesan harian lewat telepon seluler bagi anak yang tidak datang atau sering telat masuk kelas.

Dampak Lembaga Bimbingan Belajar (Pembahasan)

Dampak Menjamurnya Lembaga Bimbingan Belajar

Bagi Orangtua dan Siswa (Pengguna)Anak dan orangtua atau pengguna jasa Lembaga Bimbingan Belajar yang paling

berhak menilai seberapa besar manfaat Lembaga Bimbingan Belajar.i. Manfaat positif Lembaga Bimbingan Belajar yanga umum dinikmati adalah:Membiasakan

anak untuk selalu rajin belajar baik disaat di sekolah maupun diluar sekolah.ii. Membantu meningkatkan daya juang siswa, dimana anak-anak yang ikut bimbingan

belajar sehabis pulang sekolah bukannya langsung tidur siang tetapi belajar ke Lembaga Bimbingan Belajar.

iii. Sebagai “tempat bermain” yang positif, dimana banyak orangtua, ayah dan ibu, yang kedua-duanya sibuk mencari nafkah diluar rumah. Sehingga sebagian orangtua siswa bimbingan belajar menganggap Lembaga Bimbingan belajar adalah “Taman Pintar” bagi putra-putrinya.

iv. Mengurangi rasa cemas menghadapi Ujian Nasional dan menambah rasa percaya diri menghadapi momentum tes.

Bagi Pendidikan FormalManfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan

belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:i. Membiasakan belajar antar siswa antar sekolah agar terjadi jaringan antar pelajar antar

sekolah untuk mengurangi perkelahian pelajar antar sekolah dan menciptakan keakraban tanpa membedakan sekolah.

ii. Membiasakan berkompetisi antar siswa antar sekolah agar mengasah kemampuan dalam lingkup yang lebih luas.

iii. Mengurangi angka ketidaklulusan suatu sekolah dan suatu daerah.iv. Meningkatkan kecerdasan dan nilai para siswa di sekolah sehingga jika anak berprestasi

maka akan mengharumkan nama sekolahnya. Bagi Masyarakat Umum

Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:

i. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakatii. Mempertemukan orang-orang yang hobi mengajar secara profesional dan

bertanggungjawab, baik dari kalangan ilmu keguruan maupun dari kalangan non keguruan (universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi.

Dapat disimpulan bahwa :

Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya tujuan pendidikan nasional.

Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.

Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.

Page 5: Peranan bimbel

Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat  Indonesia seharusnya menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang. 

Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak-anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.

Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolahnya.

Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:

Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.

Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.

Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis, menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk kemajuan pendidikan anak/siswa.