peranan agama dalam bimbingan konseling

13
PERANAN AGAMA DALAM BIMBINGAN KONSELING oleh : MEISKE MUSA KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat- Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul peranan agama dalam bimbingan konseling” Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan agama islam pastilah terdapat berbagai macam problem baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini sangatlah memerlukan perhatian khusus dari guru agama, karena guru agama dianggap sebagai kunci sentral dalam membendung

Upload: hadi27

Post on 07-Nov-2015

98 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Peranan Agama Dalam Bimbingan Konseling

TRANSCRIPT

PERANAN AGAMA DALAM BIMBINGAN KONSELING oleh :MEISKE MUSA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul peranan agama dalam bimbingan konseling Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Penulis

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDi dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan agama islam pastilah terdapat berbagai macam problem baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini sangatlah memerlukan perhatian khusus dari guru agama, karena guru agama dianggap sebagai kunci sentral dalam membendung dan memfilter pengaruh negatif dari luar, karena kita mengetahui suatu hal yang paling urgen dampaknya. Dalam hal ini adalah kenakalan remaja.Oleh karena itulah kelompok kami akan membahas dan mengupas peranan agama dan psikologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, sesuai dengan referensi yang kami dapatkan dan bermanfaat untuk kami kembangkan, pertamanya kami acuh tak acuh terhadap pokok bahasan ini karena teori- teori yang banyak dikembangkan di buku- buku bimbingan dan konseling adalah teori barat yang sangat minim sekali pada peribahan bimbingan dan konseling dalam sudut pandang islam.tapi rasab acuh tak acuh itu berkembang menjadisebuah kesadaran untuk memotifasi kami membuat suatu makalah yang sangat urgen ini,karena kami menganggap diri kami sebagai kaum intelektual muslim yang masih tahap belajar sering mendapat suatu pertanyaan-pertayaan dimnakah peranan agama dan nilai budaya (Moral) dalam pengembangan anak?.B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah peran agama dalam bimbingan dan konseling?2. Bagaimanakah pendekatan agama dalam bimbingan dan konseling?C. Tujuan1. Mengetahui sejauh mana peran agama dalam bimbingan dan konseling?2. Mengetahui kedekatan agama dalam bimbingan konseling?

BAB IIPEMBAHASAN

Pendidikan agama harus diimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama.Menurut pendapat para ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan kelakuan dan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya sejak lahir. Bahkan mulai dari dalam kandungan ibunya sudah ada pengaruh terhadap kelakuan si anak dan terhadap kesehatan mentalnya pada umumnya. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral yang tinggi, serta kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, maka semua pengalaman itu akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian. Dengan demikian, pendidikan Agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah SWT, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-sehari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

A. Ajaran Islam Yang Berkaitan Dengan Bimbingan KonselingBerbicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton. Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dapat dipahami bahwa ada jiwa yang menjadi fasik dan adapula jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya dan menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk. Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai bimbingan dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi. Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan. Selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan konseling, khusus konseling sekolah adalah adanya kebutuhan nyata dan kebutuhan potensial para siswa pada beberapa jenjang pendidikan, yaitu meliputi beberapa tipe konseling berikut ini :1. Konseling krisis, dalam menghadapi saat-saat krisis yang dapat terjadi misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan atau pacaran, dan penyalahgunaan zat adiktif.2. Konseling fasilitatif, dalam menghadapi kesulitan dan kemungkinan kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arah diri dan pengambilan keputusan dalam karir, akademik, dan pergaulan social.3. Konseling preventif, dalam mencegah sedapat mungkin kesulitan yang dapat dihadapi dalam pergaulan atau sexual, pilihan karir, dan sebagainya.4. Konseling developmental, dalam menopang kelancaran perkembangan individual siswa seperti pengembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karir dan perkembangan akademik.Dengan demikian, kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat disitimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan

B. Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan KonselingPendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor.Jika konselor memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman) maka pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan mengarahkan klien kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaannya pembimbing dan konselor perlu memiliki tiga langkah untuk menuju pada kesuksesan bimbingan dan konseling. Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu Dua Kalimat Syahadat, kedua memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus symbol kehidupan yaitu Shalat lima waktu, dan ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan puasa. Prinsip dan langkag tersebut penting bagi pembimbing dan konselor muslim, karena akan menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah). Dengan mengamalkan hal tersebut akan memberi keyakinan dan kepercayaan bagi counselee yang melakukan bimbingan dan konseling bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling akan mengarahkan seseorang pada kesuksesan dan kebijakan, dan bagi konselor sendiri akan mendapat nilai tersendiri dari Allah SWT. Para pembimbing dan konselor perlu mengetahui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologie), manusia disebut homo divians yaitu mahluk yang berke-Tuhan-an, bebarti manusia dalam sepanjang sejarahnya senantiasa memiliki kepercayaan terhadap Tuhan atau hal-hal gaib yang menggetarkan hatinya atau hal-hal gaib yang mempunyai daya tarik kepadanya (mysterium trimendum atau mysterium fascinans). Hal demikian oleh agama-agama besar di dunia dipertegas bahwa manusia adalah mahluk yang disebut mahluk beragama (homo religious. Pada diri counselee juga ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) ke arah agamanya, dalam hal ini Agama Islam.Dengan berkembangnya ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang (konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan terapi. Selanjutnya ditemukan bahwa agama, terutama Agama Islam mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling dan terapi dimana filosofinya didasarkan atas ayat-ayat Alquran dan Sunnah Rosul. Proses pelaksanaan bimbingan, konseling dan psikoterapi dalam Islam, tentunya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan hidup yang di ridai Allah SWT.

C. Fungsi Kegiatan Konseling AgamaDilihat dari beragamnya keadaan klien yang membutuhkan bantuan konseling agama, maka fungsi kegiatan ini bagi klien dapat dibagi menjadi empat tingkat.

a. Konseling sebagai langkah pencegahan (preventif).Konseling pada tingkat ini ditujukan kepada orang-orang yang diduga memiliki peluang untuk menderita gangguan kejiwaan (kelompok berisiko), misalnya orang-orang yang terlalu berat penghidupannya, orang-orang yang bekerja amat sibuk seperti mesin, orang-orang yang tersingkir atau teraniaya oleh sistem sosial, atau orang yang kapasitas jiwanya tidak sanggup menghadapi kehidupan modern, atau orang yang menghadapi keruwetan hidup. Kegiatan konseling yang bersifat preventif ini harus dilakukan secara aktif, terprogram dan bersistem. Konselor bukannya menunggu klien, tetapi merekalah yang harus mendatangi kelompok beresiko ini, seperti hisbah yang dilakukan oleh para muhtasib pada zaman Umar bin al Khattab. Program kegiatan semacam pengajian, kunjungan sosial, olah raga, kerja bakti sosial dapat juga berfungsi sebagai bentuk pencegahan.b. Konseling sebagai langkah kuratif atau korektif.Konseling dalam fungsi ini sifatnya memberi bantuan kepada individu klien memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dalam hal ini informasi perlu disebarkan kepada masyarakat luas bahwa konselor A atau bahwa lembaga Klinik Konsultasi Agama tertentu dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk konseling agama. Diinformasikan bahwa konseling agama dapat membantu memecahkan masalah kejiwaan yang dihadapi orang. Informasi ini dapat disebar luaskan melalui media komunikasi, atau melalui masjid, majlis taklim dsb.c. Konseling sebagai langkah pemeliharaan (preservatif).Konseling ini membantu klien yang sudah sembuh agar tetap sehat, tidak mengalami problem yang pernah dihadapi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membentuk semacam club yang anggautanya para klien atau ex klien dengan menawarkan program-program yang terjadwal, misalnya ceramah-ceramah keagamaan atau keilmuan, program aksi sosial untuk kelompok masyarakat tak mampu, misalnya secara aktif menghimpun dana bagi pasien tak mampu di rumah sakit, panti asuhan atau panti jompo, atau menawarkan program produktif berupa penghimpunan dana bagi beasiswa mahasiswa berprestasi tapi tak mampu, atau menawarkan program wisata ziarah . Di Jakarta lembaga yang sudah melaksanakan fungsi ini adalah Lembaga Pendidikan Kesehatan Jiwa (LPKJ) Bina Amaliah yang didirikan oleh Dr. Zakiah Darajat.d. Fungsi pengembangan (developmental).Konseling dalam fungsi ini adalah membantu klien yang sudah sembuh agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya pada kegiatan yang lebih baik. Kegiatan konseling dalam fungsi ini dapat dilakukan dengan mendirikan semacam club, dengan penekanan pada program yang terarah, yang melibatkan anggauta, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengembangan. Klien yang sudah sehat dapat diajak untuk menjadi pengurus dari lembaga-lembaga yang melaksanakan kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan. Dengan aktif sebagai pengurus maka ia bukan hanya menyembuhkan diri sendiri tetapi bahkan menyembuhkan orang lain yang belum sembuh.

D. Kebutuhan Manusia Terhadap Konseling AgamaSebagaimana telah diterangkan terdahulu bahwa Manusia memiliki doa predikat, sebagai 'Hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi. Pertama menunjukkan predikat kelemahan dan ketergantungan antara Manusia yang lain kepada Manusia terkait masih berlangsung sehingga potensil untuk mengidap Masalah, sedangkan predikat kedua menunjukkan kebesaran manusia sekaligus besarnya tanggung jawab kehidupannya.Dari Sudut pandang itu maka urgensi Bimbingan dan konseling Manusia merujuk kepada ke dua predikat tersebut : a. Sebagai makhluk yang lemah suatu ketika Manusia tidak tahan menghadapi realita kehidupan Yang pahit dan sempit. Kondisi Fisik tak Berdaya, satu sama lain membutuhkan bantuan, Dokter misalnya-untuk memulihkan kesehatannya. Demikian pula jenis dan gangguan jiwa seseorang membutuhkan bantuan kejiwaan, untuk memulihkan rasa Percaya dirinya, meluruskan cara berfikir, cara pandang dan cara berfikir yang realistis, Mampu Melihat kenyataan yang sebenarnya dan mampu mengatasi problemanya bb.Sebagai khalifah Allah, Manusia dibebani tanggung jawab menyangkut kebaikan dirinya maupun untuk masyarakatnya. Terkait masih berlangsung Manusia diberi kebebasan untuk memutuskan Sendiri apa yang terbaik untuk dirinya, asal bukan perbuatan maksiat yang dilakukan Secara Terang-terangan. Sebagai khalifah Allah Yang dibebani tanggung jawab untuk kemaslahatan masyarakatnya, Maka seorang muslim merasa terpanggil untuk Harus saya Masyarakat melihara ketertiban. Oleh karena itu, besar harapan untuk meluruskan hal-hal Yang menyimpang, menata hal salah dan mendorong hal-hal yang menghentikan kekeliruan-kekeliruan yang berlangsung. Perspektip Bimbingan dan Konseling secara kodrati manusia memang membutuhkan bantuan kejiwaan termasuk konseling Agama, dan secara konsepsional orang yang harus ada.Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling Agama, perlu diketahui beberapa, yaitu:1. Bahwa Kodrat kejiwaan membutuhkan bantuan psikologis Manusia.2. Gangguan kejiwaan Yang berbeda-beda membutuhkan terapi yang tepat.3. Meskipun Manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan kebenaran, tetapi daya tarik keburukan lebih banyak sehingga motif lebih kepada keburukan cepat merespon stimulus keburukan, mendahului kepada stimulus kebaikan.4. Keyakinan Agama (keimanan) merupakan kepribadian, sehingga getar batin dapat dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan.5. Konselor lintas agama harus sadar akan nilai dan norma Di dalam proses konseling, konselor harus sadar bahwa dia memiliki nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi. Konselor harus sadar bahwa nilai dan norma yang dimilikinya itu akan terus dijunjung dan dipertahankannya. Di sisi lain, konselor harus menyadari bahwa klien yang akan dihadapinya adalah mereka yang mempunyai nilai-nilai dan norma yang berbeda dengan dirinya.6. Konselor sadar terhadap karakteristik konseling secara umum.7. Konselor di dalam melaksanakan konseling sebaiknya sadar terhadap pengertian dan kaidah dalam melaksanakan konseling. Hal ini sangat perlu karena pengertian terhdap kaidah konseling akan membantu konselor dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien.8. Konselor harus mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan dan mereka harus mempunyai perhatian terhadap lingkungan serta agamanya.9. Konselor dalam melaksanakan tugasnya harus tanggap terhadap perbedaan yang berpotensi untuk menghambat proses konseling. Terutama yang berkaitan dengan nilai, norma dan keyakinan yang dimiliki oleh suku agama tertentu. Terelebih apabila konselor melakukan praktik konseling di Indonesia yang mempunyai lebih dari 357 etnis dan 5 agama besar serta penganut aliran kepercayaan. Untuk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor harus mau belajar dan memperhatikan lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama maupun budayanya. Dengan mengadakan perhatian atau observasi, diharapkan konselor dapat mencegah terjadinya rintangan selama proses konseling.

IIIPENUTUPA. KesimpulanDefinisi konseling sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu konseling, perbedaan pandangan ahli, serta teori yang dianutnya. menurut Robinson (M.Surya dan Rochman N., 1986:25) mengartikan konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.Dapat dipahami bahwa konseling memiliki elemen-elemen antara lain:1. Adanya hubungan2. Adanya dua individu atau lebih3. Adanya proses4. Membantu individu dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula barangkali yang menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere). Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (Latin) atau religera berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a = tidak, gam = pergi mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun temurun. Secara terminologi agama adalah sebuah system keyakinan yang melibatkan emosi-emosi, rasa dan pemikiran-pemikiran atau rasio yang sifatnya pribadi dan diwujudkan dalam tindakan-tindakan keagamaan yang sifatnya individual, kelompok, serta sosial. Didalamnya melibatkan sebagian atau seluruh masyarakat. Agama merupakan bagian dari hidup manusia yang sangat penting. Karena manusia adalah makhluk yang beragama (homo religious), alam semesta menjadi objek pemikiran manusia (antropologi, teologi, dan kosmologi). Agama telah menimbulkan khayalannya yang paling luas dan juga digunakan untuk membenarkan kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempuna dan juga perasaan takut dan ngeri.

B. SaranMemahami realita apa sebenarnya yang sedang di hadapi. Kita diajak mengenali kembali siapa sebenarnya dia itu, apa posisinya dan apa kemampuan - kemampuan yang dimilikinya. Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya. Diajak untuk menyakini bahwa Tuhan itu Maha Kuasa,maha mengetahui, Maha Adil, Maha pengasih dan penyayang.

DAFTAR PUSTAKAhttp://mayfianasetyo.blogspot.com/2011/06/makalah-agama.htmlhttp://mohirfanaola.blogspot.com/2012/10/peran-agama-dalam-bimbingan-konseling.html