peran yayasan dalam peningkatan mutu pendidikan di...

125
PERAN YAYASAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MI FATAHILLAH JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ISMI FARHANA NIM1112018200056 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERAN YAYASAN DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN DI MI FATAHILLAH JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ISMI FARHANA

NIM1112018200056

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

1

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

2

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERAN YAYASAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

DI MI FATAHILLAH JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

ISMI FARHANA

NIM 1112018200056

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

3

UJI REFERENSI

4

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ismi Farhana

NIM : 1112018200056

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Manajemen Pendidikan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peran Yayasan dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan adalah benar hasil karya sendiri

di bawah bimbingan :

Pembimbing

Nama : Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd

NIP : 19730602200501102

Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan

saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan

hasil karya sendiri.

Jakarta, 24 Mei 2019

Yang menyatakan

Ismi Farhana

5

ABSTRAK

Ismi Farhana (NIM : 1112018200056). Peran Yayasan dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan

Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pimpinan tertinggi dalam

sebuah lingkungan Yayasan Pendidikan dalam usaha sebuah sekolah

meningkatkan mutu Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan. Penelitian ini

dilaksanakan di MI Fatahillah Jakarta Selatan 2017 dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yayasan memiliki peran sebagai

pengawas, pembimbing, dan pembina dalam pelaksanaan peningkatan mutu

pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari keputusan rekruitmen tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan dilakukan secara selektif oleh pengurus Yayasan. Kepala

Sekolah sebagai motor yang menggerakan proses peningkatan mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah meliputi 3 hal yaitu input, proses,

dan output. Ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain, tanpa input dan proses

pembelajaran yang bagus maka output yang dihasilkan oleh sebuah lembaga

pendidikan juga tidak akan maksimal. Banyak hambatan dalam peningkatan mutu

pendidikan, namun semua itu dapat diatasi oleh kerja sama dan partisipasi dari

semua pihak yang ada dalam sekolah. Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, serta

tenaga pendidik dan kependidikan harus bersinergi untuk mengatasi masalah

atapun persoalan yang menjadi hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan.

Dapat disimpulkan bahwa peran Yayasan dalam meningkatkan mutu

Pendidikan di MI Fatahillah sudah cukup efektif. Hal ini menunjukan bahwa

Yayasan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu Pendidikan di MI

Fatahillah.

Kata kunci : Peran, Yayasan, Peningkatan Mutu Pendidikan

6

ABSTRACT

Ismi Farhana (NIM : 1112018200052). The Role of Foundation in Education

Quality Improvement at MI Fatahillah, South Jakarta.

The purpose of this study was to determine the role of the highest

leadership in an Education Foundation environment in the effort of a school to

improve the quality of education in MI Fatahillah, South Jakarta. This research

was conducted at MI Fatahillah, South Jakarta 2017, using a qualitative

descriptive method. The data collection techniques in this study used interview,

observation and documentation technique.

The results of the study indicate that the foundation has a role as a

supervisor, mentor, and coach in the implementation of improving the quality of

education. This can be seen from the decision to recruit educators and education

staff to be carried out selectively by the management of the Foundation. The

Principal is the motor that drives the process of improving the quality of

education. Improving the quality of education in a school includes 3 things: input,

process, and output. The three things are interrelated with each other, without

good input and learning process, the output produced by an educational institution

will also not be optimal. There are many obstacles in improving the quality of

education, but all of that can be overcome by cooperation and participation from

all parties in the school. Foundation administrators, principals, and educators and

education staff must work together to solve problems or problems that are

obstacles in improving the quality of education.

It can be concluded that the role of the Foundation in improving the

quality of Education at MI Fatahillah is quite effective. This showed that the

Foundation plays an important role in improving the quality of education at MI

Fatahillah

Key Word : Role, Foundation, Quality Improvement of Education

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis

ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan

anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah

karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan

umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.

Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan

Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian

dunia dan akhirat.

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak

yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik rmateril dan moral kepada

penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. Sururin, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang

selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan skripsi.

3. Dr. H. Abdul Ghofur, MA. Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan

yang selalu mendukung dan membantu dalam penyelesaian penulisan

skripsi.

4. Drs. Masyhuri, M.Pd Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi,

beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam

membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan

skripsi ini dengan baik sampai dengan masa pensiun.

5. Dr. Zahruddin, Lc, M,Pd. Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi,

beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam

membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan

skripsi ini dengan baik.

6. H. Muhammad Allakfi, SH Ketua Yayasan Pendidikan & Sosial

Fatahillah Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

8

melakukan penelitian di Yayasan Pendidikan & Sosial Fatahillah,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

7. H. Syamsudin, S.Pd Kepala Sekolah MI Fatahillah, dewan guru MI

Fatahillah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

8. Kedua orang tua tercinta, alm. Ayahanda tercinta yang akan tetap selalu

dikenang sampai kapan pun dan ibuku tersayang Ibunda Hamidah, berkat

doa beliau, penulis dapat bertahan sampai saat ini, serta berkat

dukungannya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Suami tercinta Wildan Mufti Aridillah dan Anakku tersayang Mauzani

Ihda Akhliya yang menjadi support system terbaik dalam melewati masa-

masa terberat.

10. Adik satu-satunya, Nida Faradisa yang selalu memotivasi penulis untuk

segera menyelesaikan penelitian agar segera pula menjadi orang yang

sukses serta bermanfaat untuk orang banyak.

11. Keluarga besar Mutiara Garuda Catering terutama pimpinan Bpk.

Arrosyid Khaliandra dan Ibu Hana Hatami yang selalu memberikan

motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

12. Teman-Teman Tersayang terutama (Essa Ahwar F, Tien Meylan,

Nurjanah, Vidi S, Siti Aisyah, Ainatul M, Umdatul Faizah, Ira

Nurfadilah, Siti Alawiyah). Kalian selalu menjadi bagian dari cerita di

masa masa kuliahku yang nantinya dirindukan.

13. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012,

kawan kawan Power Ranger yang selalu indah untuk dikenang, selalu

berbaik hati dan saling support satu sama lain.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang

turut membantu studi penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang

disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga

9

Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan

skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis

harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat

bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin

Ciputat, Mei 2019

Hormat saya,

Ismi Farhana

Penulis

10

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... 1

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................... 2

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN .................................................. 2

UJI REFERENSI ................................................................................................. 3

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ....................................................... 4

ABSTRAK .......................................................................................................... 5

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 7

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 10

DAFTAR TABEL ............................................................................................. 13

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 14

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 15

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 19

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 19

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 20

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 20

BAB II ............................................................................................................... 21

2. MUTU PENDIDIKAN ...................................................................................... 25

a. Pengertian Mutu Pendidikan .......................................................................... 25

b. Komponen Mutu Pendidikan .......................................................................... 28

c. Ciri-Ciri Pendidikan Bermutu ........................................................................ 29

3. PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN .......................................................... 30

a. Pentingnya peningkatan mutu pendidikan ...................................................... 30

b. Tujuan peningkatan mutu pendidikan ............................................................. 31

c. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan ............................................................. 32

d. Strategi peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan ............................ 33

B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 34

.......................................................................................................................... 35

C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 35

BAB III.............................................................................................................. 38

METODELOGI PENELITIAN .......................................................................... 38

11

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 38

2. Fokus Penelitian ................................................................................................ 39

3. Metode Penelitian .............................................................................................. 39

4. Sumber Data ...................................................................................................... 39

5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 40

6. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................................... 41

BAB IV ............................................................................................................. 44

HASIL PENELITIAN........................................................................................ 44

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................... 44

1. Profil MI Fatahillah Jakarta ............................................................................ 44

2. Sejarah Singkat MI Fatahillah ........................................................................ 45

3. Visi dan Misi MI Fatahillah ........................................................................... 46

4. Sasaran MI Fatahillah .................................................................................... 47

5. Guru MI Fatahillah ........................................................................................ 47

6. Keadaan Siswa............................................................................................... 48

7. Fasilitas ......................................................................................................... 48

8. Struktur Organisasi MI Fatahillah Jakarta Selatan .......................................... 52

9. Kurikulum MI Fatahillah Jakarta Selatan ....................................................... 52

A. Deskripsi dan Analisa Data ................................................................................ 54

1. Rekruitmen Pengurus Yayasan ....................................................................... 54

2. Rekruitmen Kepala Sekolah ........................................................................... 56

3. Rekruitmen, Pemberhentian, Mutasi Guru & Tenaga Kependidikan ............... 56

4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan .................... 61

5. Penentuan Kebijakan untuk Sekolah .............................................................. 64

6. Kegiatan dalam Meningkatkan Mutu Sekolah ................................................ 65

7. Hasil dan Manfaat yang Dirasakan ................................................................. 67

B. Temuan Hasil Penelitian .................................................................................... 69

BAB V ............................................................................................................... 71

PENUTUP ......................................................................................................... 71

A. Simpulan ........................................................................................................... 71

B. Saran-saran ........................................................................................................ 71

12

Daftar Pustaka ................................................................................................... 73

LAMPIRAN LAMPIRAN ................................................................................. 74

13

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian………………………………………… 23

Tabel 3.2 Daftar Ceklist……………………………………………. 27

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Yayasan…………………………..27

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah…………………...28

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi…………………………………………61

Lampiran 2 Daftar Ceklis Studi Dokumentasi …………………………..62

Lampiran 3 Pedoman Wawancara……………………………………….63

Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Madrasah ……………………….69

Lampiran 5 Hasil Wawancara Pengurus Yayasan………………………. 75

Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru………………………………………81

Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru………………………………………84

Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru………………………………………87

Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru………………………………………90

Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru…………………………………….93

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru…………………………………….96

Lampiran 12 Hasil Wawancara Guru……………………………………99

Lampiran 13 Hasil Wawancara Guru…………………………………...102

Lampiran 14 Data Guru…………………………………………………105

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dipandang sebagai suatu investasi yang paling berharga

dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk

memajukan bangsa Indonesia. Kemajuan suatu bangsa kerap diukur dan

dikaitkan dengan sejauhmana masyarakat Negara tersebut mengenyam

pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat,

maka Negara tersebut bisa dikatakan semakin maju.

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa tentu bukan

hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang

bermutu, baik dari sisi input, proses, output maupun outcome. Input

pendidikan yang bermutu bisa dilihat dari SDMnya seperti guru yang

professional, peserta didik yang bermutu, sarana prasarana yang bagus,

dan kurikulum pembelajaran yang bagus. Proses pendidikan yang bermutu

bisa dilihat dari proses pembelajaran yang berkualitas. Output pendidikan

yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan

oleh sekolah maupun Negara. Sedangkan outcame pendidikan yang

bermutu adalah lulusan yang mampu memenuhi kualifikasi yang

dibutuhkan oleh pasar.

Dewasa ini sekolah dihadapi dengan berbagai tantangan yang

datang baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam negeri

berupa kebijakan-kebijakan baru, ekonomi Negara, bahkan sampai dengan

keamanan suatu Negara. Sebut saja kebijakan tentang perubahan maupun

pelaksanaan kurikulum. Sekolah dituntut untuk siap menghadapi

perubahan kurikulum tersebut. Mau tidak mau, suka tidak suka, kebijakan

akan mempengaruhi pelaksanaan pendidikan di sebuah sekolah. Tantangan

yang datang selanjutnya adalah tantangan dari luar seperti persaingan

global yang kian hari semakin berat, contohnya Masyarakat Ekonomi

16

ASEAN (MEA). Singkatnya, untuk menghadapi hal tersebut Indonesia

membutuhkan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan

masyarakat di Negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Sumber daya

manusia yang kompeten tersebut hanyalah bisa diproduksi oleh

pendidikan.

Mutu pendidikan merupakan kesesuaian atribut-atribut jasa dengan

kebutuhan para pelanggannya, dan atrbut-atribut itu adalah relevansi,

efisiensi, akuntabilitas dan kemampuan akademis yang semuanya

merupakan suatu keterpaduan.

Peningkatan mutu pendidikan ditujukan untuk menciptakan sistem

pendidikan yang mampu melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan

dalam arti kuantitatif, serta menjamin dihasilkannya lulusan yang secara

kualitatif memenuhi harapan masyarakat, menyelenggarakan pendidikan

yang dilihat dari segi program kurikulum serta materi dan jenis

pengalaman belajar selaras dengan dunia pekerjaan yang akan dimasuki

oleh para lulusan, dan mampu mendayagunakan tenaga, dana, fasilitas, dan

teknologi yang tersedia secara optimal bagi tercapainya tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan.

Di Indonesia Standar Mutu Pendidikan tertuang dalam Peraturan

Pemerintah (PP) NO. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(PP SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa

ruang lingkup SNP meliputi : 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar

kompetensi lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5)

standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan sekolah, 7) standar

pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.

Untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan sebuah sekolah

dibutuhkan dukungan dari komponen-komponen yang dapat menunjang

ketercapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Komponen-

komponen tersebut antara lain pembiayaan, tenaga pendidik dan

17

kependidikan, sarana dan prasarana, dan peserta didik yang memiliki

kesiapan untuk belajar.1

Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada peringkat ke 109

dunia pada tahun 2000, tahun 2004 turun menjadi peringkat 111, tahun

2005 naik satu poin dan berada pada peringkat 110 dari 177 negara

(Human development index (HDI), Reuters AlertNet-Indonesia).

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ini diperkuat hasil survey

Political and Economics Risk Consultant (PERIC) yang menempatkan

mutu pendidikan di Indonesia berada pada urutan paling rendah, yaitu ke-

12 dari 12 negara di Asia.2

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disinyalir dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa dilihat dari komponen

peningkatan mutu pendidikan seperti di atas. Tidak hanya komponen di

atas yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah

di Indonesia, namun juga ada faktor dan kondisi lain yang melatar

belakanginya. Bila melihat dari segi fasilitas, masih terdapat sekolah yang

kondisi sarana dan prasarananya tidak mendukung. Kemudian masih

terdapat SDM yang kurang professional. SDM dalam hal ini yaitu tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan memiliki peranan penting dalam hal peningkatan mutu

sebuah sekolah. Selain profesionalisme guru kurangnya kesejahteraan guru

dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sekolah. Proses pembelajaran

yang tidak berjalan efektif juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah.

Kemudian, masih banyak program-program sekolah yang belum tercapai.

Jika semakin dikerucutkan, adanya jarak atau gap antara yayasan dengan

pengelola sekolah juga kerap menjadi masalah dan hambatan dalam

peningkatan mutu sebuah sekolah. Justru kadang kita menemukan yayasan

1 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h 14 2 Ibid, h 1

18

yang tidak berkontribusi atau memberikan manfaat untuk sekolah, namun

justru sebaliknya ada yayasan yang mengambil keuntungan dari sekolah.

Indonesia memiliki banyak sekolah yang berada di bawah naungan

yayasan-yayasan. Jumlah sekolah swasta yang berada di bawah naungan

yayasan jumlahnya hampir menyaingi jumlah sekolah negeri yang ada

Indonesia. Namun, sekolah yang berada di bawah naungan yayasan juga

memiliki masalah-masalah yang tak ringan. Yayasan yang merupakan

penjamin keberadaan sekolah-sekolah swasta tersebut harus berperan aktif

dalam hal controlling pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.

Pengangkatan pengurus yayasan pun juga semestinya berangkat dari

kompetensi dan kapasitas orang-orang yang menjadi pengurus yayasan,

bukan dari faktor keluarga ataupun kolega dekat.

Berbeda halnya dengan MI Fatahillah Jakarta Selatan. Peningkatan

mutu pendidikan di MI Fatahillah didorong oleh berbagai faktor

pendukung, yaitu mulai dari Kepala Sekolah, guru, siswa, hingga para

stakeholder atau para pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

berkepentingan tersebut antara lain seperti orang tua siswa dan yayasan.

Selain itu komunikasi dan kerjasama dua arah dari berbagai pihak juga

mempengaruhi peningkatan mutu di MI Fatahillah, sebab dengan kedua

faktor tersebut, semua pihak dapat menentukan tujuan yang diinginkan.

Kemudian dalam hal ini yayasan sebagai stakeholder juga berperan dalam

peningkatan mutu pendidikan di MI Fatahillah. Peran atau kontribusi

Yayasan di MI Fatahillah dalam peningkatan mutu pendidikan antara lain

dengan selalu melakukan pengawasan dan mendukung kegiatan-kegiatan

yang direncanakan oleh unit-unit sekolahnya, satu di antaranya yaitu MI

Fatahillah Jakarta Selatan.

Peningkatan mutu pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar

mengajar, dimana dalam proses belajar mengajar yang memegang peranan

penting adalah guru. Guru yang berkualitas akan menghasilkan output

19

yang berkualitas pula. Kehadiran guru yang kurang disiplin dan masih ada

guru yang merangkap jabatan bisa menjadi salah satu faktor penyebab

kurang berhasilnya proses belajar mengajar. Selain faktor guru, yang

menjadi faktor lain dalam peningkatan mutu pendidikan di MI Fatahillah

ini adalah otonomi sekolah dalam menyelesaikan biduk persoalan yang

ada di sekolah. Yayasan sangat dibutuhkan perannya guna mengawasi

kepala sekolah sebagai manajer lapangan dalam menjalankan tugasnya dan

mengawasi penyelesaian masalah-masalah yang ada di MI Fatahillah

Jakarta Selatan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Peran Yayasan dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan di MI Fatahillah Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1) Kondisi sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung proses

belajar mengajar sudah baik.

2) Sudah banyak terdapat SDM yang professional

3) Sudah banyaknya program kesejahteraan guru dalam peningkatan

mutu sekolah.

4) Sudah efektifnya proses belajar mengajar.

5) Sudah banyak program-program sekolah yang sudah tercapai.

6) Adanya hubungan baik antara yayasan dengan pengelola sekolah.

7) Pengangkatan pengurus Yayasan berdasarkan kompetensi maupun

kapasitas seseorang.

C. Pembatasan Masalah

Karena terbatasnya kemampuan, tenaga, waktu, dan biaya, peneliti

membatasi penelitian pada peran yayasan dalam peningkatan mutu

pendidikan.

20

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran

yayasan dalam peningkatan mutu pendidikan di MI Fatahillah

Jakarta Selatan?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yayasan

dalam meningkatkan mutu di MI Fatahillah Jakarta Selatan.

Manfaat penelitian secara praktis yaitu :

1) Sekolah

Sebagai masukan untuk sekolah dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan.

2) Yayasan

Sebagai masukan untuk yayasan dalam bertindak dan

berkontribusi guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

3) Sekolah dan yayasan lain (di luar objek penelitian)

Sebagai bahan referensi, masukan, dan evaluasi diri guna

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing.

21

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN

A. KAJIAN TEORI

1. Pengawasan Pendidikan

Secara sederhana, tugas pengawas pendidikan adalah

melaksanakan

supervisi dengan pengamatan terhadap pegawai dan kegiatan

pendidikan, serta memastikan segala sesuatunya berjalan dengan

baik, aman dan sempurna. Peter Hawkins and Robin Shohet (2006:

225) mengatakan bahwa “Supervision is a quintessential

interpersonal interaction with the general goal that one person, the

supervisor, meets with another, the supervisee, in an effort to make

the latter more effective in helping people.” Kegiatan inti dari

pengawasan adalah pertemuan antara pengawas dengan dengan

orang yang diawasi untuk mengusahakan tercapainya tujuan dalam

bimbingan professional.

Wiley (2004: 11)4 said “Supervision is a means of offering

to teachers, in a collegial, collaborative, and professional setting,

specialized help in improving instruction and thereby student

achievement.” Pengawasan dapat dipahami sebagai upaya yang

diberikan kepada guru dalam forum pengaturan kolegial,

kolaboratif, dan profesional, sebagai bantuan khusus dalam

meningkatkan pengajaran dan berikutnya meningkatkan prestasi

siswa.

Kita dapat menyimpulkan bahwa pengawasan pendidikan

adalah bimbingan profesional bagi guru dan tenaga kependidikan

lainnya seperti kepala sekolah.

Bimbingan profesional memberikan kesempatan bagi

mereka untuk berkembang secara profesional. Guru akan maju

22

dalam pekerjaan mereka, yaitu untuk memperbaiki dan

meningkatkan belajar siswa.

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam melaksanakan

pengawasan pendidikan. Mereka adalah ilmiah, demokratis,

kooperatif,

konstruktif dan kreatif. Ilmiah mencakup sistematis, obyektif dan

penggunaan instrumen. Sistematis yaitu diimplementasikan secara

teratur, perencanaan, dan berkelanjutan. Obyektif berarti bahwa

data itu berdasarkan pengamatan nyata. Kegiatan perbaikan atau

pengembangan berdasarkan hasil dari kebutuhan guru atau

kelemahan guru, bukan berdasarkan interpretasi pribadi.

Penggunaan instrumen dapat memberikan informasi sebagai

umpan balik untuk melakukan penilaian terhadap proses

pembelajaran. Demokrasi berarti menjunjung tinggi prinsip

musyawarah, memiliki keramahan yang kuat dan mampu

menerima pendapat orang lain. Kooperatif berarti semua staf

berpartisipasi dalam pengumpulan data, analisis data dan

pengembangan proses belajar mengajar. Konstruktif dan kreatif

berarti untuk membantu inisiatif guru. Pengawas mendorong guru

untuk aktif menciptakan suasana di mana setiap orang merasa

aman dan bebas untuk mengembangkan potensinya.

Pengawas pendidikan bagi sekolah juga memiliki peran

yang harus

dijalankan. Laura Pedersen (2007: 4) mengatakan bahwa pengawas

sekolah

memainkan tiga peran:

a. Sebagai penasihat, berpartisipasi dengan guru dalam diri-

eksplorasi; penetapan batas-batas, menyadari nilai-nilai dan

kemungkinan bias, dan menghadapi berbagai emosi yang

pasti terjadi.

23

b. Sebagai guru, menanamkan pengetahuan baru; pemurnian

keterampilan sebagaimana yang diminta oleh guru atau

sebagai kesempatan panggilan untuk; bertanya tentang

orientasi teoritis kognitif guru; menunjukkan dengan contoh

sebagai model peran; memastikan guru memiliki berbagai

pengalaman, dan mengamati serta memberikan umpan balik

pada kinerja.

c. Sebagai konsultan, dapat mengadakan pertemuan mingguan

dengan

guru; menanggapi permintaan guru khusus untuk sebuah

konferensi atau konseling tertentu, atau pendekatan/teknik

yang dapat dimanfaatkan guru; menekankan komitmen

profesional dan perbaikan.3

2. Pengertian Yayasan

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai

maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan,

didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang

ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur

dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang perubahan

atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus,

dan pengawas. Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan

yayasan dilakukan sepenuhnya oleh pengurus. Pengurus wajib

membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada pembina

mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan.

Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta member nasihat

kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.4

Kebutuhan akan bimbingan atau pengarahan dari fungsi

kepemimpinan para manajemen puncak ini berasal dari timbulnya

3 Priadi Surya, Profesionalisasi Pengawas Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah 4 https://id.m.wikipedia.org/wiki/yayasan, diunduh pada tanggal 15 Oktober 2015 Pukul 19:43 WIB

24

suatu desakan kebutuhan untuk melaksanakan suatu perubahan

jelas yang terarah.5

Tanpa kepemimpinan, pada semua level institusi,proses

peningkatan tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Komitmen

terhadap mutu harus menjadi peran utama bagi seorang pemimpin,

karena TQM adalah proses atas ke bawah (top-down). Sela ini,

telah diperkirakan bahwa 80 persen inisiatif mutu gagal dalam

masa dua tahun awal. Alassan utama kegagalan tersebut adalah

bahwa manajemen senior kurang mendukung proses dan kurang

mnemiliki komitmen untuk inisitatif tersebut. Biasanya, masalah

peningkatan mutu ini merupakan hal yang amat sangat besra

dilakukan oleh manajer senior karena mereka beranggapan bahwa

pelimpahan tanggung jawab pada para bawahan akan ikut

mempengaruhi wibawa mereka. Itulah sebab mengapa

kepemimpinan yang kuat dan jauh ke depan diperlukan dalam

kesuksesan peningkatan mutu.6

Berdasarkan sumber di atas dapat dikatakan bahwa yayasan

sebagai pimpinan puncak atau pemimpin senior memiliki peran

yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu sekolah.

Yayasan memiliki kekuatan untuk membimbing, mengarahkan,

dan mengawasi pelaksanaan kegiatan di sekolah dan para

bawahannya sehingga upaya peningkatan mutu sekolah dapat

terwujud dengan baik.

5 Eko Henryanto, BN Marbun, Pengendalian Mutu Terpadu, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1993,) h 37 6Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008), h 171-172

25

2. MUTU PENDIDIKAN

a. Pengertian Mutu Pendidikan

Mutu bukanlah konsep yang mudah didefinisikan, apalagi

bila untuk mutu jasa yang dapat dipersepsi secara beragam.

Beberapa ahli telah mendefinisikan mutu, seperti berikut ini:

1) Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

2) Juran, mendefinisikan mutu sebagai kecocokan untuk

pemakaian (fitness for use). Lebih lanjut ia mendefinisikan

mutu dengan M-besar dan M-kecil. M-kecil berarti mutu

dalam arti sempit yang diberikan setiap bagian dari

organisasi atau setiap aktivitas yang tidak selalu terkait

dengan kebutuhan pelanggan. M-besar adalah mutu dalam

arti luas berkenaan dengan kinerja organisasi secara

keseluruhan yang difokuskan secara sinergi pada kebutuhan

dan kepuasan pelanggan. Mutu dalam pengertian ini

dipersepsi sebagai total quality management.

3) Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian

individual terhadap persyaaratan/tuntutan. Dengan

mengatakan bahwa “quality is conformance to costumer

requirement”.

4) Ishikawa mengatakan bahwa “quality is customer

satisfaction”. Dengan demuikian pengertian mutu tidak

dapat dilepaskan dari kepuasan pelanggan.

Mutu ditentukan oleh pelanggan. Karena pelanggan

adalah orang-orang yang akan menggunakan produk atau jasa

yang dihasilkan, maka hanya mereka yang dapat mengatakan

26

kepada perusahaan (sekolah) apa yang mereka inginkan, dan

bagaimana mereka menginginkannya.7

Dari definisi tersebut dapat di katakan bahwa mutu

adalah keadaan yang sesuai dan melebihi harapan pelanggan

hingga pelanggan memperoleh kepuasan.

Mutu pendidikan bersifat relatif karena tidak semua

orang memiliki ukuran yang sama persis. Namun demikian

apabila mengacu pada pengertian mutu secara umum dapat

dinyatakan bahwa pendidikan yang bermutu adalah pendidikan

yang seluruh komponennya memiliki persyaratan dan

ketentuan yang diinginkan pelanggan dan menimbulkan

kepuasan. Mutu pendidikan adalah baik, jika pendidikan

tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan

para pelanggannya.8

Nurkolis mengemukakan bahwa Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) adalah model pengelolaan sekolah dengan

memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah

untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung.

Menurut Mulyasa , Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada

sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka

meningkatkan mutu, efisiensi, dan pemerataan pendidikan agar

dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta

menjalin kerja sama yang erat antara sekolah masyarakat dan

pemerintah.

Menurut Sudarwan Danim MBS dapat didefinisikan

sebagai suatu proses kerja komunitas sekolah dengan cara

menerapkan kaidah-kaidah, otonomi, akuntabilitas, partisipasi,

7 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h 191 8 Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h 304-305

27

dan suistainabilitas untuk mencapai tujuan pendidikan dan

pembelajaran secara bermutu.

MBS akan berjalan dengan baik jika seluruh komunitas

sekolh ikut berpartisipasi. Komunitas sekolah disini mencakup

kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Komunitas sekolah

tersebut, masing-masing harus memiliki tanggung jawab akan

tugas pokok dan fungsinya. Mereka bekerja secara efektif dan

efisien dan disertai dengan niat yang ikhlas. Dengan seperti itu

maka MBS akan berjalan dengan lancar.

Berbicara mengenai Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS), maka perlu pula membicarakan mengenai tindak lanjut

untuk sekolah yang menerapkan konsep MBS. Konsep MBS

akan lebih baik jika dikompilasi dengan Total Quality

Management (TQM).

“Total” artinya menyeluruh.9Total di dalam Total

Quality Management (selanjutnya disingkat TQM) adalah

pelibatan semua komponen organisasi yang berlangsung secara

terus-menerus. Sementara “manajemen” berasal dari Bahasa

Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere

yang berarti melakukan. Kata- kata itu digabung menjadi kata

kerja managere yang artinya menangani.10

Perpaduan antara konsep MBS dan TQM diharapkan

mampu meningkatkan mutu pendidikan secara sistematis dan

tepat.

Berdasarkan pengertian mutu pendidikan di atas dapat

dikatakan bahwa mutu pendidikan adalah keadaan sebuah

lembaga pendidikan apakah memenuhi harapan atau keinginan

masayarakat hingga masyarakat memperoleh kepuasan.

9Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1989,

cetakan kedua, 10Prof. Dr. Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta:Bumi

Aksara, 2006

28

b. Komponen Mutu Pendidikan

Manajemen mutu pendidikan adalah upaya manajemen

pendidikan yang telah ditetapkan standarisasi sistem

pendidikannya berdasarkan penilaian mutu. Manajemen mutu

pendidikan fokuskan pada output dan proses pendidikan yang

mengarahkan input pendidikan. Komponenennya adalah:

1) Mutu lulusan sebagai hasil pendidikan; adalah lulusan

yang memiliki prestasi akademis dan non akademis.

2) Mutu isi dan proses; isi adalah focus da kurikulum dan

proses adalah pembelajaran yang berfokus pada siswa dan

konten.

3) Mutu pendidik dan tenaga kependidikan; rasio antara

guru dengan siswa sesuai dan guru-guru memiliki

kualifikasi yang dinyatakan dengan sertifikasi guru.

4) Mutu sarana dan prasarana; sarana yang memadai dan

mutakhir yang senantiasa didayagunakan untuk

mendukung pembelajaran.

5) Mutu pengelolaan; terletak pada manajemen sumber daya

pendidikan secara efektif dan efisien yang diarahkan

secara konstruktof pada pembentukan kemampuan siswa.

6) Mutu pembiayaan; bahwa mutu adalah cost, aktivitas

yang dilakukan memerlukan biaya, maka biaya untuk

mutu harus dirancang sedemikian rupa dengan tetap

mempertimbangkan prinsip efisiensi dan akuntabilitas.

7) Mutu penilaian; evaluasi yang terus menerus dilakukan

untuk menilai program sekolah dan pembelajaran

sehingga hasilnya dapat dijadkan rujukan bagi

pengambilan keputusan peningkatan mutu pendidikan.

Evaluasi terhadap hasil pendidikan baik yang sudah ada

patokannya (benchmarking) maupun terhadap kegiatan

non-akademik dilakukan sebagai upaya evaluasi diri yang

29

dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki target mutu dan

proses pendidikan tahun berikutnya. Dalam hal ini

RAPBS harus merupakan penjabaran dari target mutu

yang dingin dicapai dan skenario bagaimana

mencapainya.11

Berdasarkan komponen-komponen di atas maka dapat

dikatakan bahwa banyak hal yang berkontribusi atau

berperan langsung dalam proses peningkatan mutu

disebuah lembaga pendidikan seperti mutu lulusan

sampai dengan mutu penilaian.

c. Ciri-Ciri Pendidikan Bermutu

Beberapa karakteristik peningkatan manajemen mutu

sekolah antara lain12:

1) Input

a) Memiliki kebijakan mutu

b) Sumber daya tersedia dan siap

c) Memiliki harapan prestasi yang tinggi

d) Fokus pada pelanggan (khususnya peserta didik)

e) Input manajemen

2) Proses

a) Efektifitas PBM tinggi

b) Kepemimpinan sekolah yang kuat

c) Manajemen yang efektif tenaga pendidik dan

kependidikan

d) Sekolah memiliki budaya mutu

e) Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dan

dinamis

f) Sekolah memiliki kewenangan (otonomi)

11 Ibid, h 313 12 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h 8-13

30

g) Partisipasi warga sekolah dan masyarakat

h) Transparansi manajemen sekolah

i) Sekolah memiliki kemauan untuk berubah

j) Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara

berkelanjutan

k) Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan

l) Sekolah memiliki akuntabilitas

m) Sekolah memiliki sustainabilitas

3) Output yang diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output adalah

kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang

dihasilkan dari proses sekolah. Kinerja sekolah diukur dari

mutunya, efektivitasnya, efisiensinya, inovasinya, mutu

kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.

Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu output pencapaian akademik (academic

achievement) dan pencapaian nonakademik (nonacademic

achievement).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat

dikatakan bahwa pendidikan yang bermutu dapat dilihat dari

segi input, proses, output maupun outcame nya.

3. PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

a. Pentingnya peningkatan mutu pendidikan

Peningkatan mutu tentu saja bukanlah suatu hal yang kecil yang

bisa dilakukan hanya dengan mengorbankan sedikit waktu, sedikit

tenaga, dan sedikit biaya. Perencanaan serta implementasi

peningkatan mutu merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk

jangka panjang. Artinya, aktivitas peningkatan mutu membutuhkan

31

waktu yang lama hingga para pelanggan bisa benar-benar menikmati

produk yang bermutu tersebut.13

Perhatian pemerintah (Indonesia) terhadap peningkatan mutu

pendidikan nasional direfleksikan dalam berbagai kebijakan

pembangunan pendidikan yang secara sistematik telah lama dilakukan

sejak rencana pembangunan lima tahun pertama. Berbagai program

inovasi pendidikan baik yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

proyek maupun rutin pada kenyataannya belum menunjukkan hasil

pencapaian mutu pendidikan yang mampu membangun daya saing

bangsa.14

b. Tujuan peningkatan mutu pendidikan

Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang

digunakan untuk memperoleh control yang lebih baik melalui usahanya

sendiri.15

Peningkatan mutu pendidikan dimaksudkan untuk mereorientasi sistem

manajemen, perilaku staf, focus organisasi dan proses-proses pengadaan

pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih

baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan

dan keperluan pelanggan (siswa, orang tua dan masyarakat).

Peningkatan mutu diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber

daya, dan penyederhanaan birokrasi serta dengan cara meningkatkan

partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan

profesionalisme guru sehingga diharapkan dapat menumbuhkembangkan

suasana yang kondusif, sedangkan pemerataan pendidikan akan terlihat

dengan tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan

peduli, sedangkan bagi yang belum mampu menjadi tanggung jawab

pemerintah. Tujuan MBS selanjutnya sebagaimana yang dikemukan oleh

13 C. Rudy Prihantoro, Konsep Pengendalian Mutu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h 198 14 Sri Haryati, Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui Proses Akreditasi, (Medan:Jurnal Ragam,2012) Vol 12 No. 3 Desember 2012, h 199 15 Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008), h 45

32

Bafadal, L, diantaranya adalah 1) efesiensi, 2) efektifitas, dan 3) tanggung

jawab. Begitupun tujuan MBS sebagaimana yang dikemukakan oleh

Nurkolis, MBS memiliki tujuan adalah 1) meningkatkan mutu pendidikan

melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan

memberdayakan sumberdaya yang ada, 2) meningkatkan kepedulian

warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui

pengembilan keputusan bersama, 3) meningkatkan tanggung jawab

sekolah kepada masyarakat, 4) meningkatkan kompetisi yang sehat

antarsekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.16

c. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Upaya-upaya meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan merupakan

hal yang sangat penting. Menurut Sukmadinata untuk melaksanakan

program mutu perlu ada beberapa dasar yang kuat yaitu:

1) Komitmen pada perubahan; pengelola yang ingin menerapkan

program mutu harus memiliki komitmen atau tekad untuk berubah,

sebab peningkatan mutu pada intinya adalah melakukan perubahan

ke arah yang lebih baik, lebih berbobot. Perubahan pada dasarnya

menimbulkan rasa takut, komitmen dapat menghilangkan rasa

takut.

2) Pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada; banyak

kegagalan yang dialami dalam melaksanakan perubahan karena

melakukan sesuatu sebelum sesuatu itu jelas.

3) Mempunyai visi yang jelas tentang masa depan; perubahan yang

dilakukan hendaknya didasarkan pada visi tentang perkembangan,

tantangan, kebutuhan, masalah, peluang yang akan dihadapi di

masa yang akan datang. Visi dapat menjadi pedoman yang akan

membimbing tim dalam perjalanan pelaksanaan program mutu.

16 Sudadio, Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah dI Provinsi Banten melalui Manajemen Berbasis Sekolah,(Banten: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2012) Tahun 16, Nomor 2, h 346

33

4) Mempunyai rencana yang jelas; rencana adalah pegangan dalam

proses pelaksanaan program mutu yang dipengaruhu oleh faktor-

faktor internal maupun eksternal yang akan selalu berubah.

Rencana harus selalu diup-date sesuai perubahan-perubahan

tersebut. Tak ada program mutu yang berhenti dan tidak ada dua

program yang identik, karena program mutu selalu didasarkan dan

disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Program mutu

mereflesikan lingkungan pendidikan dimana ia berada.17

d. Strategi peningkatan mutu pendidikan lembaga pendidikan

Mutu sekolah senantiasa meningkat, karena itu diperlukan strategi

pengembangannya. Strategi pengembangan mutu sekolah tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana

2) Pengembangan institusi

3) Proses kerja

4) Suasana kondusif

5) Mutu18

Banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan pada sebuah

lembaga pendidikan. Tinggal disini bagaimana sebuah lembaga

pendidikan dapat menyusun strategi untuk melakukan peningkatan

mutu pendidikan secara terus-menerus.

Dimmock mengatakan konsep jaminan mutu dan TQM diderivasi

dari industry, tapi menjadi penting untuk diterapkan dalam konteks

pendidikan. Misalnya, di Hongkong, ‘pendidikan sekolah mutu’

diabadikan dalam dokumen konsultatif ECR7 yang

merekomendasikan pengembangan sebuah kerangka kerja yang

17 Ibid, h 316 18 Umi Hanik, Implementasi Total Quality Management dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan, (Semarang: RaSAIL Media Group,2011),h 72-82

34

lengkap untuk pengembangan dan pengawasan pendidikan sekolah

mutu19

Ada 3 bagian yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam

menerapkan manajemen mutu, yaitu:

a) Tahap perancangan

i. Mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai

ii. Mengidentifikasi hal-hal yang diharapkan

iii. Pemetaan proses

iv. Mengidentifikasi proses yang dibutuhkan untuk

memasok produk ke pelanggan untuk meninjau proses-

proses yang diperlukan dalam memasok produk tersebut

b) Tahap Pelaksanaan

i. Mengidentifikasi tindakan yang diperlukan

ii. Mengimplementasikan rencana

c) Tahap penilaian

i. Melakukan penilaian internal

ii. Apakah sudah selesai20

Fattah memfokuskan pada tiga faktor untuk meningkatkan mutu

pendidikan, yaitu (1) kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam

arti mutu tenaga kependidikan, biaya, sarana belajar; (2) mutu proses

belajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) mutu keluaran

dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai.21

B. Kerangka Pikir

Peran yayasan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah

bagaimana pimpinan puncak dapat mengorganisir, membimbing,

19 Tony Bush,Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD,2012), h 185 20 C. Rudy Prihantoro, Konsep Pengendalian Mutu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h 60-62 21 Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h 313

35

mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai

upaya dari peningkatan mutu sekolah melalui pengawasan kegiatan

peningkatan mutu, pembinaan-pembinaan terkait peningkatan mutu input,

proses, dan output.

Bagan Kerangka Pikir

C. Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Skripsi Fokus Penelitian

1.

Wahyudin

MP, FITK

UIN Jakarta

Peran

Manajerial

Kepala Sekolah

dalam

Meningkatkan

Mutu

Pendidikan di

SMK Al-

Hidayah Cinere

1. Saudara Wahyudin

berfokus pada peran

manajerial yang bisa

meliputi peran

manajer/pemimpin

secara menyeluruh

seperti : perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan, dan

pengawasan.

YAYASAN

(Mengorganisir, membimbing,

mengarahkan dan

mengawasi pelaksanaan kegiatan

pendidikan)

Kepala

Sekolah

Peningkatan Mutu

Sekolah (Input,

Proses, dan Output

Sekolah

Bermutu

36

2.

Fadli Hasan

MP, FITK

UIN Jakarta

Peran Komite

Sekolah dalam

Meningkatkan

Mutu

Pendidikan pada

SMPN 244

2. Subjek yang diteliti

oleh Saudara

Wahyudin yaitu

adalah Kepala

Sekolah sebagai

pimpinan tertinggi

dalam sebuah sekolah.

3. Saudara Wahyudin

meakukan penelitian

di SMK Al-Hidayah

Cinere

1. Saudara Fadli Hasan

melakukan penelitian

di SMPN 244 Jakarta

2. Penelitian Saudara

Fadli Hasan berfokus

kepada peran komite

sekolah, dimana

komite sekolah

sebagai lembaga

mandiri dibentuk dan

berperan dalam

peningkatan mutu

pelayanan dengan

memberikan

pertimbangan, arah

dan dukungan tenaga,

sarana, dan prasarana

serta pengawasan

pada tingkat satuan

pendidikan.

37

Adapun yang penulis teliti adalah berfokus kepada :

1. Penulis melakukan penelitian di MI. Fatahillah Jakarta

2. Fokus penelitian yang penulis ambil yaitu peran yayasan dimana

yayasan sebagai pimpinan puncak atau pemimpin senior memiliki

peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu sekolah.

Yayasan memiliki kekuatan untuk membimbing, mengarahkan, dan

mengawasi pelaksanaan kegiatan di sekolah dan para bawahannya

sehingga upaya peningkatan mutu sekolah dapat terwujud dengan

baik.

3. Penelitian ini difokuskan kepada Yayasan sebagai penjamin

keberlangsungan hidup lembaga pendidikan, sedangkan subfokus

penelitian ini adalah peran yayasan dan usaha-usahanya dalam

peningkatan mutu pendidikan.

38

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Fatahillah Jakarta Selatan

yang beralamat di Jalan Buncit Raya No.67, Kalibata, Pancoran,

Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian direncanakan mulai dari

bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017 dengan rincian

sebagai berikut.

NO KEGIATAN

BULAN

Oktober

s/d

Desember

2016

Januari

2017

Februari

s/d

Maret

2017

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pengajuan surat izin penelitian

Observasi Pendahuluan

Pengumpulan Dokumen Yayasan

Wawancara dengan Pengurus

Yayasan

Wawancara dengan kepala sekolah

Penyebaran Angket kepada guru

Pengumpulan dokumen kegiatan

peningkatan mutu sekolah

Pengumpulan dokumen kegiatan

yayasan dalam upaya peningkatan

mutu sekolah

Tabulasi dan verifikasi data serta

dokumen untuk dianalisis

39

Tabel 3.1

Rencana Penyusunan Skripsi

2. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan kepada Yayasan sebagai penjamin

keberlangsungan hidup lembaga pendidikan, sedangkan subfokus

penelitian ini adalah peran yayasan dan usaha-usahanya dalam

peneingkatan mutu pendidikan.

3. Metode Penelitian

Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu

jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang

akan diteliti.22

4. Sumber Data

Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, dan para guru

di MI Fatahillah Jakarta Selatan yang berjumlah 10 orang pada

semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Selanjutnya untuk

mendukung hasil penelitian ini juga dibutuhkan sumber data berupa

dokumen tentang kegiatan peningkatan mutu sekolah dan kegiatan

yayasan dalam upaya peningkatan mutu sekolah di MI Fatahillah

Jakarta Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017.

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui

wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket. Sedangkan sumber

22 Rony Kounter, Metodelogi Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta, PPM,

2003), Cet. Ke-1, hlm. 105

10. Penyusunan laporan penelitian

40

data sekunder yang digunakan yaitu berdasarkan buku sumber, jurnal,

maupun artikel terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan.

5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Studi Dokumen

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang

profil MI Fatahillah Jakarta Selatan, profil pengurus yayasan, profil

kepala sekolah, data guru dan prestasi sekolah maupun prestasi

guru. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi

data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek

penelitian. Untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan

digunakan daftar cheklist dokumen.

b. Wawancara

Wawancara dengan Kepala Yayasan bertujuan untuk

mengetahui peran dan upaya yang dilakukan yayasan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Wawancara dengan Kepala Sekolah

bertujuan untuk memperoleh data mengenai kegiatan supervisi

serta dukungan yayasan dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan. Wawancara dengan guru bertujuan untuk memperoleh

data mengenai peran yayasan dalam melakukan pembinaan

terhadap peningkatan kualitas pembelajaran lewat pembinaan-

pembinaan seperti pendidikan dan pelatihan (diklat).

c. Angket

Penyebaran angket untuk para guru dilakukan untuk

memperoleh data pendukung mengenai kesan dan pesan atas

kegiatan yang telah dilaksanakan terkait dengan upaya peningkatan

mutu sekolah.

d. Observasi

41

Observasi kegiatan yang dilakukan oleh pengurus yayasan

dilakukan untuk memperoleh data seberapa optimal usaha-usaha

yang dilakukan yayasan dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan.

6. Kisi-Kisi Instrumen

a. Definisi Konseptual

Yang dimaksud dengan peran yayasan dalam peningkatan

mutu pendidikan adalah bagaimana pimpinan puncak dapat

mengorganisir, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi

pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai upaya dari peningkatan

mutu sekolah.

b. Definisi Operasional

Secara operasional peran yayasan dalam peningkatan mutu

pendidikan adalah bagaimana pimpinan puncak dapat

mengorganisir, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi

pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai upaya dari peningkatan

mutu sekolah melalui pengawasan kegiatan peningkatan mutu,

pembinaan-pembinaan terkait peningkatan mutu input, proses, dan

input.

c. Kisi-Kisi Instumen

a. Daftar Cheklist Dokumen

Tabel 3.2

Daftar Cheklis

No. Dokumen Ada Tidak Ket.

1 SK Pengangkatan Sebagai

Pengurus Yayasan

2 Akte Yayasan

42

3 Data Kepala Sekolah

4 Data Guru

5 Dokumen Program Peningkatan

Mutu Sekolah

6 Dokumen Rencana Peningkatan

Mutu Sekolah

7 Dokumen Pelaksanaan Kegiatan

Peningkatan Mutu Sekolah

8

Dokumen rencana kegiatan

Yayasan dalam peningkatan

mutu sekolah.

9 Data Prestasi Sekolah, Siswa,

dan Guru

b. Pedoman Wawancara

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Yayasan

No. Aspek

1 Pengangkatan/pergantian kepengurusan Yayasan.

2 Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah.

3 Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru.

4 Sistem Manajemen Keuangan (dikelola yayasan/lembaga

khusus/otonomi sekolah).

5 Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan

(penggajian, pelatihan, beasiswa, dan kesejahteraan).

6 Penentuan Kebijakan untuk sekolah.

7 Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam

meningkatkan mutu sekolah

8 Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

43

9 Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

10 Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No. Aspek

1 Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah.

2 Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru.

3 Sistem Manajemen Keuangan (dikelola yayasan/lembaga

khusus/otonomi sekolah).

4 Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,

pelatihan, beasiswa, dan kesejahteraan).

5 Penentuan Kebijakan untuk sekolah.

6 Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam

meningkatkan mutu sekolah.

7 Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

8 Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

9 Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

10 Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan

kegiatan pendidikan.

c. Pedoman Observasi, disesuaikan dengan temuan yang terjadi di

lapangan.

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil MI Fatahillah Jakarta

Nama Sekolah : MI Fatahillah Jakarta Selatan

No. Statistik Sekolah : 0022618312808

Status akreditasi : A

Alamat Lengkap : Jl. Buncit Raya No. 67 RT

001 RW 05, Pancoran,

Jakarta Selatan 12740

No. Telepon : 021-7984222

Luas Tanah : 758 m2

Secara geografis MI Fatahillah berlokasi di lingkungan yang

strategis. MI Fatahillah berada di sisi jalan Buncit Raya yang

memudahkan askes bagi seluruh warga sekolah. Selain itu, MI

Fatahillah juga terletak di sekitar pemukiman padat baik menengah ke

atas maupun menengah ke bawah sehingga peminatnya pun sangat

banyak.

Akses jalan menuju MI Fatahillah sangat strategis. Dari arah

Mampang Prapatan mengikuti arah jalur menuju Ragunan begitu pula

sebaliknya. Apabila menggunakan akses/rute busway, maka dapat

menggunakan bus transjakarta koridor 6 yang mengarah ke Dukuh

Atas maupun Monas dan dapat berhenti tepat di depan MI Fatahillah

melalui halte “Buncit Indah”.

45

2. Sejarah Singkat MI Fatahillah

Melihat begitu pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK) serta begitu beragamnya kasus kenakalan remaja maupun

kriminalitas yang terjadi pada anak-anak maupun remaja, pengelola

merasa perlu untuk mendirikan sebuah sekolah yang unggul dalam

pengetahuan umum namun berimbang dengan iman, taqwa serta

berakhlakul karimah. Awal didirikan Madrasah ini hanya berbentuk

Madrasah Diniyah yang terfokus kepada Pengetahuan Agama berupa

Nahwu dan Sorof kemudian seiring dengan berjalannya waktu kemudian

Madrasah Diniyah Fatahillah ini berkembang menjadi Madrasah

Ibtidaiyah yang begitu diminati oleh penduduk sekitar. MI Fatahillah pun

pernah mengalami surut (krisis siswa) untuk sekolah madrasah pada tahun

1970an dan kemudian kembali bangkit berkat kegigihan guru, kepala

sekolah, maupun pengurus yayasan untuk mengembalikan kepercayaan

masyarakat tentang manfaat sekolah agama.

Sampai dengan tahun 2000 pengurus yayasan yang membina langsung

MI Fatahillah melihat perlu adanya peningkatan dalam hal kesejahteraan

guru maupun siswa. Akhirnya diusulkanlah untuk membuat Madrasah

Ibtidaiyah Modern (MIM) dengan rencana awal merenovasi gedung yang

awalnya hanya 1 lantai menjadi 4 lantai disertai dengan kelas modern.

Bertahun-tahun mengajukan perubahan ini akhirnya Ketua Yayasan

Pendidikan dan Sosial Fatahillah pun menyetujui diikuti dengan pengurus

yayasan yang lain.

Tahun 2008 pembangunan gedung yang memakan anggaran sampai

dengan angka 3,4 M selesai. Penyelenggaraannya disepakati dipisah yaitu

MI Regular dan MI Modern. Namun, setelah tahap pengajuan ke kanwil

Depag Jakarta Selatan penyelenggaraan MI Modern yang masih satu

payung dengan SK awal untuk Madrasah Ibtidaiyah akhirnya tidak

46

diterima. Kemudian melalui musyawarah yayasan, pihak sekolah maupun

kanwil depag akhirnya diputuskanlah dengan nama yang sama MI

Fatahillah namun pembagian kelas yang dipisahkan, yaitu MI Fatahillah

kelas modern dan MI Fatahillah regular dengan satu kepemimpinan

Kepala Sekolah namun memiliki sub untuk koordinator masing-masing

kelas.

Saat ini sudah meluluskan 4 angkatan dan perkembangannya semakin

pesat berkat keandalan kelas modern yang sangat menarik minat para

orang tua untuk menyekolahkan anaknya di kelas modern yang didukung

dengan berbagai kelebihan salah satunya dengan kelas yang didesign

modern dengan kapasitas maximum hanya 27 siswa. Selain itu kurikulum

pembelajaran yang inovatif dan kental dengan keagamaan juga menjadi

salah satu daya pikat MI Fatahillah sehingga yang tadinya siswa hanya

berasal dari lingkungan sekitar kini mulai merambat ke wilayah berbeda

kelurahan bahkan berbeda kecamatan.

3. Visi dan Misi MI Fatahillah

Di bawah ini dapat dilihat visi dan misi MI Fatahillah sebagai berikut :

a. Visi

Terwujudnya akhlak mulia, berprestasi, dan berwawasan global

yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam.

b. Misi

1) Menanamkan Aqidah melalui pengamatan ajaran Islam.

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.

3) Mengembangkan kaidah-kaidah Islam dalam proses pembelajaran.

4) Menjalin kerjasama antara warga sekolah dengan lingkungan.23

23 Ibid, h. vi

47

Berdasarkan visi dan misi di atas dapat diketahui bahwa MI Fatahillah

bertujuan melahirkan atau mencetak manusia yang berwawasan, berakhlak

mulia, berkualitas baik dan berprestasi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran

Agama Islam. Lulusan MI Fatahillah diharapkan dapat

mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang diperolehnya di masyarakat serta

lingkungan sekitar.

4. Sasaran MI Fatahillah

Sasaran atau target lulusan MI Fatahillah dapat dilihat seperti yang

dibawah :

a. Diterimanya lulusan MI Fatahillah di Sekolah Menengah Pertama

berkualitas, baik swasta umum, swasta negeri maupun SMP Negeri

(80%)

b. Diperolehnya prestasi yang baik bagi lulusan MI Fatahillah di

Sekolah Menengah Pertama ataupun Madrasah Tsanawiyah manapun

c. Terciptanya kehidupan warga sekolah yang agamis, berakhlak mulia,

dan berwawan global.

5. Guru MI Fatahillah

Dalam melaksanakan proses pendidikan tentu dibutuhkan tenaga

pendidik dan kependidikan yang kompeten agar tujuan-tujuan yang telah

direncanakan lembaga pendidikan dapat tercapai. Selain itu, dengan guru-

guru yang memiliki kompetensi yang baik, diharapkan dapat menunjang

keberhasilan pendidikan siswanya.

MI Fatahillah memiliki tenaga pendidik yang kompeten sesuai dengan

bidangnya masing-masing. Tenaga pendidik, jumlah total 36 orang yang

rata-rata lulusan S1 , dengan latar belakang pendidikan lulusan S1

sebanyak 26 guru sedangkan yang lain D3 dan D4.

48

Dengan banyaknya jumlah guru yang ada di MI Fatahillah, diharapkan

dapat membimbing dan memberi teladan bagi siswa siswi baik dalam

akhlakul karimah, kedisiplinan, kemandirian dan belajar. Adapun secara

rinci mengenai data pendidik dapat dilihat pada lampiran .

6. Keadaan Siswa

MI Fatahillah merupakan salah satu sekolah di bawah Kementerian

Agama Republik Indonesia. Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran

tahun 2016/2017 di MI Fatahillah sebanyak 531 siswa. Yang terdiri dari,

kelas I Regular 70 siswa (2 kelas), kelas I Modern 27 siswa, Kelas II

Regular 68 siswa (2 kelas), kelas II Modern 26 siswa, kelas III Regular 61

siswa (2 kelas), kelas III Modern 20 siswa, kelas IV regular 67 siswa (2

kelas), kelas IV Modern 26 siswa, kelas V Regular 64 siswa (2 kelas),

kelas V Modern 23 siswa, kelas VI Reguler 52 siswa (2 kelas) dan kelas

VI Modern 27 siswa.

Dengan dibatasinya jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya

khusunya untuk kelas modern, diharapkan dapat menghasilkan lulusan

terbaik, unggulan dan diterima SMP-SMP maupun MTs-MTs unggulan.

Adapun proses seleksi siswa MI Fatahillah (Kelas Modern), terdiri dari :

a. Penyerahan dan seleksi berkas

b. Mengikut tes tulis, tes membaca yang terdiri dari kategori umum

dan agama, test lisan, serta wawancara

7. Fasilitas

MI Fatahillah Jakarta Selatan memiliki sarana prasarana yang cukup

memadai dan menunjang proses pendidikan. Keberadaan sarana prasarana

di MI Fatahillah Jakarta Selatan dapat menunjang kegiatan belajar

mengajar siswa, sehingga mendukung belajar siswa dengan nyaman dan

49

siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik. Adapun kondisi sarana

prasarana dapat dilihat sebagai berikut24 :

Tabel 3.5 Jumlah dan Kondisi Bangunan MI Fatahillah Jakarta Selatan

No Jenis Bangunan Jumlah Ruangan Menurut Kondisi *)Status

Baik Rusak Ringan

Rusak Sedang

Rusak Berat Kepemilikan

1 Ruang Kelas 18 1

2 Ruang Kepala Madrasah 1 1

3 Ruang Guru 2 1

4 Ruang Tata Usaha 1 1

5 Laboratorium IPA (Sains) 1 1

6 Laboratorium Komputer 1 1

7 Laboratorium Bahasa

8 Laboratorium PAI 1 1

9 Ruang Perpustakaan 1 1

10 Ruang UKS 1 1

11 Ruang Keterampilan 1 1

12 Ruang Kesenian 1 1

13 Toilet Guru 5 1

14 Toilet Siswa 10 3 1

15 Ruang Bimbingan Konseling (BK)

16 Gedung Serba Guna (Aula) 1 1

17 Ruang OSIS

18 Ruang Pramuka 1 1

19 Masjid/Mushola

20 Gedung/Ruang Olahraga 1 1

21 Rumah Dinas Guru

22 Kamar Asrama Siswa (Putra)

23 Kamar Asrama Siswai (Putri)

24 Pos Satpam

24 Op,. Cit. Profil MI Fatahillah th. 2015, h. 56

50

25 Kantin 1 1 Sumber : Data Sarana dan Prasarana dan Profil MI Fatahillah tahun ajaran 2016/2017.

Keterangan :

*)Status Kepemilikan 1: Milik Sendiri 2: Bukan Milik Sendiri

Tabel 3.6 Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran MI Fatahillah Jakarta

Selatan

No Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi Status

Baik Rusak Kepemilikan

1 Kursi Siswa 380 33 1

2 Meja Siswa 372 1

3 Loker Siswa 19 1

4 Kursi Guru di Ruang Kelas 27 1

5 Meja Guru di Ruang Kelas 26 1

6 Papan Tulis 27 1

7 Lemari di Ruang Kelas 15 1

8 Komputer/Laptop di Lab. Komputer 20 1

9 Alat Peraga PAI 41 1

10 Alat Peraga IPA (Sains) 1 1

11 Bola Sepak 1 1

12 Bola Voli 1 1

13 Bola Basket 1 1

14 Meja Pingpong (Tenis Meja)

15 Lapangan Sepakbola/Futsal

16 Lapangan Bulu Tangkis

17 Lapangan Basket

18 Lapangan Bola Voli Sumber : Data Sarana dan Prasarana dan Profil MI Fatahillah tahun ajaran 2016/2017.

Keterangan :

*)Status Kepemilikan 1: Milik Sendiri 2: Bukan Milik Sendiri

51

Tabel 3.7 Sarana Prasarana Pendukung Lainnya MI Fatahillah Jakarta Selatan

No Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi

Baik Rusak

1 Laptop (di luar yang ada di Lab. Komputer) 1

2 Komputer (di luar yang ada di Lab. Komputer) 4

3 Printer 12

4 Televisi 1

5 Mesin Fotocopy

6 Mesin Fax 1

7 Mesin Scanner 1

8 LCD Proyektor 2

9 Layar (Screen) 2

10 Meja Guru & Pegawai

11 Kursi Guru & Pegawai

12 Lemari Arsip 5

13 Kotak Obat (P3K) 5

14 Brankas

15 Pengeras Suara 1 1

16 Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 2

17 Kendaraan Operasional (Motor)

18 Kendaraan Operasional (Mobil)

19 Mobil Ambulance

20 AC (Pendingin Ruangan)

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa fasilitas

yang tersedia cukup memadai, semua sarana prasarana yang ada dapat

digunakan secara baik dan dapat menunjang seluruh kegiatan pendidikan

di MI Fatahillah. Sarana prasarana yang ada cukup lengkap dan memenuhi

kebutuhan belajar siswa siswi MI Fatahillah sebagai sekolah dengan 2

klasifikasi kelas yaitu kelas modern dan kelas reguler.

52

8. Struktur Organisasi MI Fatahillah Jakarta Selatan

9. Kurikulum MI Fatahillah Jakarta Selatan

a. Struktur Kurikulum sekolah

Struktur kurikulum yang digunakan MI Fatahillah Jakarta

Selatan mengacu pada 2 gabungan kurikulum yaitu Kurikulum

Nasional (KTSP) dan Kurikulum Departemen Agama. Sedangkan

Kurikulum Lokal yang dilaksanakan di MI Fatahillah antara lain,

membaca dan menulis Al Quran, Praktek Ibadah seperti sholat jamaah,

Kepala

Sekolah

Pengurus

Yayasan

Komite

Sekolah

Tata Usaha

Guru Kelas I-VI

Modern

Koordinator

Kelas Modern

Kordinator

Kelas Reguler

Guru Kelas

I-VI

Modern

Guru Mata

Pelajaran

SISWA

MASYARAKAT

53

sholat-sholat sunnah, tahfiz Qur’an, Hafalan doa-doa harian dan

hadist-hadist pendek, asmaul husna, dan aqidah sadidah. Ketiga

kurikulum tersebut juga disertai dengan Bahasa Arab dan Bahasa

Inggris.

Klasifikasi kelas di MI Fatahillah terdiri dari dua yaitu Kelas

Reguler dan Kelas Modern. Waktu belajar sekolah MI Fatahillah kelas

1-2 pada hari Senin sampai hari Kamis dimulai pukul 07.00 hingga

pukul 14.00, kelas 3-4 dimulai pukul 07.00 hingga pukul 14.30, kelas

5-6 dimulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00. untuk hari Jumat

kegiatan siswa dimulai pukul 07.00 hingga pukul 10.45 kemudian

ibadah Sholat Jumat berjamaah dan kemudian dilanjutkan pada pukul

12.45 hingga pukul 13.30 diikuti dengan kegiatan ekstrakulikuler

sampai dengan pukul 16.00.

Adapun kegiatan ekstrakulikuler di MI Fatahillah Jakarta

Selatan di antaranya : dokter kecil, kepanduan, majalah dinding

(mading), seni baca Al Qur’an, seni lukis/kaligrafi, hadroh, drum

band, dan pencak silat.

Untuk mengejar ketertinggalan pelajaran pada siswa dan untuk

mengembangkan kualitas peserta didik, guru/pendidik melaksanakan

pendalaman dan remedial.

b. Program Kegiatan Kelas Modern MI Fatahillah

Semester 1 (Ganjil) Tahun ajaran 2016-2017 program kelas

modern mengadakan : Cookery (Kelas I-III), Kegiatan BAKSOS

Peringatan 10 Muharom (Kelas I-VI), Outing Program/Outbound

(Kelas I-VI), Market Day (Kelas IV-VI),Persami (Kelas IV-VI), serta

program remedial untuk siswa yang membutuhkan remedial.

Kemudian, pada Semester II (Genap) Tahun ajaran 2016-2017

program kelas modern mengadakan : Cookery (Kelas IV-VI), Market

54

Day (Kelas I-III), Field Trip Kidzania (Kelas I-II), Field Trip Musium

(Kelas III-V), Peringatan Hari Kartini (Kelas I-VI), dan Khotmil

Qur’an (Kelas VI).

Untuk menunjang kemampuan agama siswa MI Fatahillah

Kelas Modern pun memiliki kegiatan bimbingan ibadah yang

terorganisir untuk kelas I sampai kelas VI dengan beberapa materi

bimbingan ibadah, yaitu : wudhu dan doa wudhu, aqidatussa’didah,

sholat sunnah rawatib, asmaul husna, praktek sholat magrib, isya,

shubuh, sholat fardhu, dzikir panjang, dzikir pendek, jama’ taqdim,

ta’hir, sholat qoshor jama’, sholat mayyit, dan tahlil.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa dengan

menggabungkan kurikulum nasional, Departemen Agama, serta

kurikulum lokal diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan

kognitif peserta didik maupun kemampuan psikomotorik peserta didik

pada mata pelajaran umum maupun keagamaan. Selain

mengembangkan keterampilan siswa, pembinaan religiusitas juga

menjadi salah satu program kelas modern di MI Fatahillah dalam

mencapai visi dan misi MI Fatahillah.

A. Deskripsi dan Analisa Data

Berdasarkan wawancara dengan responden yang dilengkapi dengan hasil

observasi dan studi dokumentasi maka diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut :

1. Rekruitmen Pengurus Yayasan

Indonesia memiliki beragam sekolah, mulai dari sekolah milik

pemerintah atau biasa disebut dengan sekolah negeri dan sekolah yang

dikelola oleh swasta. Sekolah negeri di Indonesia dinaungi langsung oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan sekolah milik

swasta dinaungi oleh yayasan. Keberadaan yayasan tentunya diatur pula

55

oleh pemerintah yaitu melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

tentang Yayasan. Yayasan itu sendiri bisa dikategorikan sebagai yayasan

sosial, yayasan pendidikan, maupun yayasan kemanusiaan.

Pengangkatan pengurus yayasan merupakan hak otonomi dari sebuah

yayasan/lembaga swasta. Begitupula dengan pengangkatan pengurus

yayasan di Yayasan Pendidikan & Sosial “Fatahillah” (YAFATA)

Jakarta. Pengurus yayasan diangkat berdasarkan hasil musyawarah antara

lembaga dan pendiri dari YAFATA. Menurut Ust. H. Damanhuri selaku

Bendahara Yayasan hal tersebut memang sudah dilakukan sejak

YAFATA berdiri. Penggantian pengurus Yayasan hanya dilakukan

apabila pengurus meninggal dunia. Apabila pengurus melakukan

kesalahan musyawarah dan mufakat adalah satu-satunya jalan yang

ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut.25

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Kepala Sekolah MI Fatahillah

Bapak H. Syamsudin, S.Pd. musyawarah merupakan jalan yang ditempuh

dalam segala hal yang diatur oleh yayasan seperti pengangkatan pengurus

yayasan, pengangkatan kepala sekolah, rekruitmen guru, serta kebijakan

lainnya baik untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai dengan SMA

Fatahillah. Tidak ada pemberhentian pengurus kecuali pengurus itu sakit

atau meninggal dunia.26

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa rekruitmen

pengurus yayasan di YAFATA merupakan hak otonomi sebuah lembaga

atau yayasan itu. Pemberhentian pengurus yayasan juga merupakan hak

otonomi dari yayasan itu sendiri tanpa adanya campur tangan dari

25 Hasil wawancara dengan Bendahara Yayasan Pendidikan & Sosial “Fatahillah” (Ust.H.Damanhuri), pada 6 Februari 2017 26 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah (H. Syamsudin, S.Pd), pada 6 Februari 2017

56

pemerintah. Musyawarah dan mufakat merupakan satu-satunya jalan yang

ditempuh untuk mengatasi segala hambatan dan permasalahan.

2. Rekruitmen Kepala Sekolah

Kepala Sekolah/Madrasah merupakan tenaga kependidikan yang

paling strategis untuk menggerakkan garda terdepan dalam system

pendidikan nasional.

Rekruitmen Kepala Sekolah di MI Fatahillah berdasarkan pengalaman

mengajar dan tentunya penunjukan langsung oleh pengurus yayasan.

Adapun periode kepemimpinan Kepala Sekolah di MI Fatahillah sama

dengan sekolah-sekolah pada umumnya yaitu lima tahun. Banyak hal

yang menjadi pertimbangan dari pengurus yayasan, di antaranya yaitu

kemampuan manajerial seorang guru, komitmen dalam mengajar, etika

serta nilai-nilai keislamannya baik, serta dapat mengambil keputusan.

Dalam proses pengangkatan Kepala Sekolah, pengurus yayasan kembali

menempuh jalan musyawarah mufakat. Sedangkan untuk pemberhentian

Kepala Sekolah berdasarkan hasil musyawarah besar pengurus.

Pemberhentian Kepala Sekolah tidak pernah terjadi di MI Fatahillah,

yang terjadi hanya pengunduran diri oleh Kepala Sekolah yang

disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya sakit serta pengunduran diri

yang disebabkan oleh perasaan tidak percaya diri atas kemampuan dirinya

dalam memimpin sebuah sekolah. Pengurus yayasan sendiri tidak pernah

melayangkan SK Pemberhentian bagi Kepala Sekolah MI Fatahillah

selama MI Fatahillah ini berdiri.27

3. Rekruitmen, Pemberhentian, Mutasi Guru & Tenaga Kependidikan

Rekruitmen Guru dan Tenaga Kependidikan

27 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah (H. Syamsudin, S.Pd) pada 6 Februari 2017

57

Menurut Kepala Sekolah, teknis/prosedur pengangkatan guru yaitu

melalui beberapa tahap, yaitu mengajukan surat lamaran ke sekolah

kemudian pihak sekolah melapor ke yayasan. Setelah yayasan

mendalami surat lamaran calon guru/tenaga kependidikan yang

melamar tersebut diterima atau tidaknya merupakan kewenangan dari

pihak yayasan.

Menurut Siti Suroyah (Guru Kelas V), prosedur pengangkatan atau

penerimaan guru di MI Fatahillah melalui serangkaian tes seperti tes

tertulis dan psikotest. Namun, sebelum melakukan serangkaian tes itu

juga tentunya mengajukan surat lamaran ke sekolah. Kemudian

diterima atau tidaknya calon guru di MI Fatahillah merupakan

kewenangan dari yayasan.

Menurut Umi Habibah, S.Pd (Koordinator Kelas Modern), prosedur

pengangkatan atau penerimaan guru di MI Fatahillah diawali dengan

seleksi surat lamaran dan dilanjutkan dengan tes yang meliputi

psikotest, tes keguruan, serta menimbang latar belakang pendidikan).

Serangkaian tahap tersebut tentu diakhiri dengan kewenangan yayasan

dalam menentukan penerimaan guru/tenaga kependidikan di MI

Fatahillah.

Menurut Hj. Tuti Yuhana, S.Pd.I (Guru Kelas I), prosedur penerimaan

guru yaitu mengajukan surat lamaran yang dilanjutkan dengan tes (tes

tertulis dan wawancara), kemudian apabila telah mendapat konfirmasi

dari pengurus yayasan maka calon guru harus melakukan praktek

mengajar.

Menurut T. Sri Sunarni (Guru Kelas VI), prosedur penerimaan guru

atau karyawan di MI Fatahillah yaitu dengan mengajukan surat

lamaran ke MI Fatahillah kemudian melakukan beberapa tes di

58

antaranya psikotest, wawancara yang berisi tentang pengalaman

bekerja/mengajar serta latar belakang pendidikan. Setelah melakukan

tes tersebut jika diterima untuk menjadi guru atau karyawan di MI

Fatahillah maka pihak sekolah akan mengkonfirmasi kepada pihak

calon guru atau karyawan.

Menurut Nurmala, S.Pd.I (Guru Bidang Studi Matematika dan Bahasa

Indonesia) tahapan penerimaan guru atau tenaga kependidikan di MI

Fatahillah di awali dengan mengajukan lamaran kepada pihak sekolah.

Kemudian melakukan tes dan wawancara terkait dengan latar belakang

pendidikan maupun latar belakang ingin menjadi bagian dari MI

Fatahillah. Setelah melakukan tes atau wawancara, bagi calon guru

harus melakukan praktek mengajar untuk bidang umum.

Menurut Mas’udah, S.Pd (Guru Kelas III), mengajukan lamaran

merupakan langkah yang lumrah dilakukan pada tahap awal

rekruitmen guru. Setelah sekolah menerima lamaran dari para pelamar

kemudian sekolah menyerahkan atau melaporkan surat lamaran

tersebut kepada pengurus yayasan yang nantinya akan diproses oleh

yayasan. Setelah yayasan mendapatkan keputusan maka pelamar akan

dites dan diwawancara terkait posisi yang dituju.

Menurut Yunia, S.Pd (Guru Bidang Studi Agama), teknis rekruitmen

guru dan tenaga kependidikan di MI Fatahillah yaitu dengan

mengajukan lamaran dan diikuti dengan wawancara oleh pihak

pengurus yayasan..

Menurut Rusmiati, S.Pd.I (Guru Kelas VI) tes yang dilakukan pada

saat rekruitmen guru di MI Fatahillah yaitu psikotes, tes tulis, serta

praktek mengajar/micro teaching. Serangkaian tes tersebut

59

disempurnakan oleh kelengkapan administrasi dari calon guru atau

karyawan yang melamar di MI Fatahillah.

Menuirut Khuriyah (Guru Kelas III), prosedur penerimaan guru atau

karyawan di MI Fatahillah yaitu melalui tes tertulis, psikotes, dan

wawancara.

Menurut Abdul Aziz, S.Pd.I (Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak),

yang dilakukan pada saat rekruitmen guru atau karyawan yaitu dengan

melakukan tes yang berupa tanya jawab atau wawancara dan psikotes.

Menurut Hidayat (Tata Usaha), proses rekruitmen guru atau tenaga

pendidikan di MI Fatahillah yaitu tentu saja dengan melihat dahulu

kebutuhan tenaga di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan

mengajukan lamaran ke pihak yayasan yang diakhiri dengan

wawancara.

Menurut Rizky Fadli (Tata Usaha), informasi lowongan di sekolah

merupakan tahap awal proses rekruitmen di MI Fatahillah. Kemudian

dilanjutkan dengan mengajukan surat lamaran ke pihak sekolah dan

diakhiri dengan interview.

Mutasi Guru dan Tenaga Kependidikan

Menurut Kepala Sekolah, mutasi guru jarang sekali terjadi di MI

Fatahillah. Mutasi guru atau tenaga kependidikan di MI Fatahillah

pernah terjadi untuk lintas jenjang pendidikan yaitu dari SMA

Fatahillah ke MI Fatahillah dengan salah satu alasan yaitu kurangnya

jam mengajar salah seorang guru. Begitu juga hal tersebut

dikonfirmasi oleh Nurmala, S.Pd.I, menurutnya mutasi sangat jarang

sekali terjadi di MI Fatahillah. Mutasi terjadi di MI Fatahillah apabila

60

seorang guru diangkat menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain

oleh pemerintah.

Menurut Hidayat (Tata Usaha) Mutasi guru atau tenaga pendidikan di

MI Fatahillah berdasarkan kebutuhan sebuah satuan pendidikan yang

berada di bawah naungan YAFATA. Jika sebuah satuan pendidikan

membutuhkan tenaga guru maupun karyawan sedangkan satuan

pendidikan yang lain memiliki tenaga tersebut maka terjadi mutasi

intern di lingkungan YAFATA.

Menurut Abdul Aziz, S.Pd.I, mutasi guru atau karyawan di MI

Fatahillah juga berdasarkan kewenangan pengurus yayasan.

Menurut Yunia, S.Pd, mutasi guru dan tenaga kependidikan tidak

pernah ada di MI Fatahillah sepanjang beliau mengajar. Beliau

mengatakan yang ada hanya apabila guru atau tenaga kependidikan

ada yang diangkat menajadi PNS dan mendapatkan SK mengajar di

sekolah lain.

Menurut Tuti Yuhana, S.Pd.I, mutasi guru di MI Fatahillah merupakan

kewenangan yayasan dengan melihat kualitas dari seorang guru atau

karyawan dan juga satuan pendidikan mana yang lebih membutuhkan

tenaga tersebut.

Pemberhentian Guru dan Tenaga Kependidikan

Menurut H. Syamsudin, S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Fatahillah

tidak pernah ada pemberhentian guru maupun tenaga kependidikan di

MI Fatahillah. Pemberhentian guru maupun tenaga kependidikan di

MI Fatahillah hanya dilakukan apabila yang ada yang meninggal dunia

atau mengundurkan diri. Apabila ada permasalahan terhadap

personality seorang guru atau karyawan maka solusi yang diambil

61

adalah dengan melakukan pendekatan, teguran, dan jika masalah atau

kesalahan yang dibuat oleh seorang guru memang cukup besar maka

jalan yang ditempuh adalah melakukan musyawarah dengan

melibatkan pengurus yayasan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut Siti Suroyah (Guru Kelas V), jarang sekali ada

pemberhentian guru maupun tenaga kependidikan di MI Fatahillah,

biasanya yang terjadi hanyalah pengunduran diri karena beberapa

alasan.

Menurut Umi Habibah, S.Pd (Koordinator Kelas Modern), guru atau

karyawan di MI Fatahillah tidak ada yang diberhentikan namun yang

kerap terjadi adalah pengunduran diri.

Menurut T. Sri Sunarni (Guru Kelas VI), jarang ada pemberhentian

untuk guru maupun tenaga kependidikan di MI Fatahillah. Jika ada

masalah atau kesalahan yang dilakukan oleh seorang guru atau tenaga

kependidikan di MI Fatahillah maka langsung dimusyawarahkan dan

dibantu penyelesaiannya oleh Kepala Sekolah. Guru yang berhenti dari

MI Fatahillah biasanya adalah guru yang mengundurkan diri atau

karena dipindah tugaskan setelah mendapat SK Pegawai Negeri.

Menurut Tuti Yuhana, S.Pd.I (Guru Kelas I), sakit biasanya adalah hal

yang menjadi alasan guru itu diberhentikan.

4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan

Usaha pengurus yayasan dalam menyejahterakan kepala sekolah, guru,

dan tenaga kependidikan

62

Menurut Rusmiati, peran yayasan dalam menyejahterakan kepala

sekolah, guru dan tenaga kependidikan yaitu dengan menyetujui

kebijakan pemberian honor serta tunjangan yang diajukan oleh sekolah.

Pihak yayasan sendiri tidak memiliki kegiatan atau program khusus untuk

menyejahterakan kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan karena

semua itu diserahkan sepenuhnya oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah

MI Fatahillah sendiri memiliki kebijakan terbaru untuk menyejahterakan

guru dan karyawan selain pemberian honor atau gaji bagi guru yang

belum menjadi PNS yaitu dengan memberikan asuransi/tunjangan hari

tua.

Menurut Hidayat, yayasan tidak memiliki program khusus dalam

menyejahterakan kepala sekolah, guru, maupun tenaga kependidikan.

Kepala sekolahlah yang memiliki program khusus seperti pemberian

tunjangan hari tua dan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kinerja

guru dan pegawai. Terlepas dari itu semua yayasan tetap yang

menentukan disetujui atau tidaknya program tersebut.

Begitu pula dengan hasil wawancara dengan Abdul Aziz, usaha

pengurus yayasan dalam menyejahterakan Kepala Sekolah, guru, dan

karyawan yaitu dengan mengeluarkan kebijakan tentang system

penggajian, menyetujui pembiayaan untuk pengadaan diklat, serta system

kenaikan gaji ataupun jabatan. Sedangkan Kepala sekolah memiliki

program khusus untuk kesejahteraan guru dan karyawan, satu diantaranya

yaitu mengadakan pelatihan dan melakukan pembinaan untuk bidang-

bidang tertentu.

Khuriyah menambahkan, yayasan tidak memiliki kegiatan khusus

dalam hal kesejahteraan guru maupun karyawan, namun yayasan sangat

peduli dan selalu mengawasi pelaksanaan kegiatan di MI Fatahillah.

63

Sedangkan Kepala Sekolah memiliki tambahan program untuk

kesejahteraan guru dan karyawan yaitu dengan memberikan bonus seperti

tunjangan hari raya dan bonus akhir semester.

Menurut Yunia, usaha pengurus yayasan dalam menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru dan karyawan yaitu dengan mengusahakan

bantuan-bantuan dari pihak luar instansi untuk sekolah baik untuk sarana

prasarana maupun untuk kesejahteraan guru maupun karyawan. Adapun

pelatihan-pelatihan yang diadakan di sekolah yaitu pelatihan kurikulum

2013 dan pelatihan tilawati.

Menurut Masudah, selain tunjangan yang disetujui oleh yayasan untuk

kesejahteraan kepala sekolah, guru dan karyawan, yayasan juga

memberikan bantuan untuk pengurus yayasan maupun guru yang sudah

lama mengabdi kemudian meninggal dunia. Bantuan ini sama halnya

seperti dana pensiun namun memang jumlahnya semampu pihak yayasan.

Kepala Sekolah pun juga memiliki kegiatan penunjang seperti pelatihan-

pelatihan bagi guru maupun karyawan untuk meningkatkan kemampuan

mereka baik dari segi pengajaran maupun keterampilan.

Menurut H. Tuti Yuhana, S.Pd.I, Kepala sekolah memiliki program

khusus untuk menyejahterakan guru dan karyawan seperti memberikan

tunjangan di hari-hari tertentu, mengusahakan setiap guru untuk

mendapatkan sertifikasi, melakukan pelatihan-pelatihan, mengadakan

kegiatan silaturrahmi seperti arisan antar guru dan karyawan maupun

refreshing.

Menurut T. Sri Sunarni, Kepala Sekolah juga sangat aktif dalam

menjalin kerja sama dengan beberapa penerbit buku sehingga beberapa

pelatihan untuk mengembangkan teknik mengajar guru pun mendapat

dukungan dan partisipasi dari beberapa penerbit.

64

Menurut Umi Habibah, Yayasan menyerahkan sepenuhnya mengenai

program kesjahteraan guru dan karyawan kepada kepala sekolah atau

coordinator satuan pendidikan masing-masing.

5. Penentuan Kebijakan untuk Sekolah

Menurut Kepala Sekolah, teknis penentuan kebijakan untuk sekolah

dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama, Kepala sekolah

bersama dengan pengurus terkait seperti komite sekolah merencanakan

kebijakan atau peraturan baru yang juga dimusyawarahkan dengan guru-

guru. Tahap kedua, sekolah mengajukan konsep kebijakan tersebut

beserta hasil musyawarah kepada yayasan. Tahap akhir, yayasan yang

menentukan diteruskan atau tidaknya kebijakan tersebut.28

Menurut Umi Habibah, S.Pd, penentuan kebijakan untuk sekolah

biasanya dilaksanakan pada rapat tahunan yang melibatkan guru, kepala

sekolah, dan pengurus yayasan. Setelah dimusyawarahkan dalam rapat

tahunan, yayasan memiliki kewenangan penuh untuk mempertimbangkan

kebijakan yang telah dimusyawarahkan. yang terlibat dalam penentuan

kebijakan sekolah diantaranya Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,

Guru, Wali Murid, serta pengurus yayasan.29

Menurut Rizky Fadli (Tata Usaha), kebijakan baru yang sudah

disetujui oleh yayasan disahkan melalui penerbitan SK (Surat Keputusan)

dari pengurus yayasan.30

Menurut Ust. H. Damanhuri (Pengurus yayasan), kebijakan baru

biasanya diajukan oleh Kepala Sekolah dalam rapat dengan pengurus

yayasan. Kepala Sekolah menjelaskan konsep kebijakan baru beserta

28 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah (H.Syamsudin, S.Pd), 6 Februari 2017 29 Hasil Wawancara dengan guru (Umi Habibah, S.Pd), 7 Februari 2017 30 Hasil Wawancara dengan tenaga kependidikan (Rizky Fadli), 9 Februari 2017

65

manfaat serta mudharatnya. Setelah itu pengurus yayasan

mempertimbangkan dan kemudian mengeluarkan SK jika kebijakan baru

itu memang disetujui.31

6. Kegiatan dalam Meningkatkan Mutu Sekolah

Menurut Kepala Sekolah MI Fatahillah kegiatan yang sudah

dilaksanakan dalam meningkatkan mutu sekolah yaitu pengembangan

input sekolah seperti guru dan siswa. Peningkatan mutu dari sisi

tenaga pendidik yaitu dengan mengembangkan kemampuan mereka

melalui pelatihan-pelatihan seperti seminar K13 yang bekerja sama

dengan penerbit erlangga dan Depdikbud dan Depag, Pengarahan

tentang perlindungan anak yang mendapatkan arahan langsung dari

KPAI, pelatihan membaca/tilawah dengan metode tilawati yang

kemudian akan diterapkan pula kepada siswa-siswi di MI Fatahillah.

Selanjutnya, dari sisi siswa peningkatan mutu sekolah dilakukan

dengan melakukan seleksi yang cukup ketat khusunya bagi calon

siswa yang mendaftar kelas modern. Seleksi yang dilakukan yaitu

menulis, membaca (umum dan agama) serta menggambar. Semua hal

tersebut dilakukan semata-mata untuk mendapatkan input yang baik

sehingga akan tercipta proses yang efesien dan efektif sehingga

menghasilkan output sesuai dengan visi dan misi sekolah.32

Menurut Rusmiati, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah antara lain

dengan aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam sekolah maupun

luar sekolah. Selain itu melaksanakan beberapa kegiatan yang

31 Hasil Wawancara dengan Bendahara Yayasan (Ust. H. Damanhuri), 6 Februari 2017 32 Hasil Wawancara Kepala Sekolah MI Fatahillah

66

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak baik dalam bidang

akademis maupun non akademis.33

Hidayat, S.Pd.I menambahkan, Kepala Sekolah melakukan

pelatihan metode tilawati/standarisasi pengajaran Al-Quran bagi guru

sehingga kemampuan guru dalam segi tilawati menjadi meningkat dan

dapat diaplikasikan ketika mengajar.34

Abdul Aziz juga menambahkan,Sekolah memiliki program

Tahfidz Qur’an Juz 30 bagi setiap siswa di MI Fatahillah. Sekolah

berharap setelah lulus dari MI Fatahillah, siswa menjadi seorang anak

yang memiliki bekal hafalan Al-Quran. Selain itu dalam

mengembangkan mutu sekolah tentunya semua program dirancang

sesuai dengan target dan visi misi MI Fatahillah. Yang telah

dilaksanakan sejauh ini yaitu dengan mengembangkan akhlakul

karimah, siswa lulusan MI Fatahillah mampu untuk membaca Al-

Quran, dan Hafal Juz 30 Al-Quran.35

Menurut Masudah, selain menjalankan program yang sudah

ada dalam peningkatan mutu pendidikan, Kepala Sekolah juga selalu

mengadakan pembinaan dalam setiap rapat bulanan, hal itu juga

didukung dengan terus melakukan sharing kepada setiap guru maupun

wali kelas tentang perkembangan siswa. Yayasan sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi membimbing setiap pelaksanaan kegiatan sekolah

dan memberikan arahan terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan.36

Menurut T. Sri Sunarni, yayasan menyerahkan otonomi penuh

kepada sekolah untuk mengadakan kegiatan peningakatan mutu.

33 Hasil Wawancara Guru (Rusmiati) 34 Hasil Wawancara Tata Usaha (Hidayat, S.Pd.I) 35 Hasil Wawancara Guru (Abdul Aziz) 36 Hasil Wawancara Guru (Masudah, S.Pd)

67

Dalam hal ini yayasan hanya mengawasi dan memberikan arahan

terkait pelaksanaanya. Kemudian, kegiatan peningkatan mutu yang

telah dilakukan oleh Kepala Sekolah diantaranya yaitu menyusun

semua program terkait dengan pengenalan kegiatan keagamaan,

mengikutsertakan siswa-siswi untuk lomba-lomba, serta bimbingan

ibadah dan pendalaman materi sehingga kelak terciptalah output yang

berkualitas.37

7. Hasil dan Manfaat yang Dirasakan

Menurut Kepala Sekolah MI Fatahillah Bapak Syamsuddin, S.Pd Input

guru yang baik, serta input siswa yang juga baik berdasarkan hasil

seleksi yang cukup ketat, maka proses dan output MI Fatahillah pun

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Banyak lulusan yang masuk SMP

Negeri atau sekolah sekolah Menengah Pertama Sederajat yang favorit

Menurut Rusmiati, S. Pd. I, kegiatan peningkatan mutu pendidikan

yang dilakukan oleh Yayasan dan Kepala Sekolah beserta seluruh warga

sekolah sangat berdampak positif. Sekolah lebih banyak diminati dan

timbul kepercayaan masyarakat terhadap MI Fatahillah.

Menurut Abdul Aziz, beberapa hal yang juga menjadi hasil dari

peningkatan mutu pendidikan dan peran yayasan didalamnya antara lain

bertambahnya ilmu para guru dan tenaga kependidikan sebab mengikuti

beberapa seminar dan pelatihan serta dapat diterapkan di sekolah sehingga

proses belajar mengajar pun menjadi lebih inovatif dan lebih kreatif.

Menurut Nurmala S. Pd. I, adanya peningkatan kualitas pada guru dan

juga membuat guru menjadi lebih termotivasi dalam kegiatan belajar

37 Hasil Wawancara Guru (T.Sri Sunarni)

68

mengajar juga menjadi hasil yang positif dalam peningkatan mutu

pendidikan.

Adapun menurut Titi Yuhana, S. Pd, selain dampak positif yang juga

dikatakan sebagai hasil adalah kemampuan siswa yang mengalami

peningkatan usai guru diberikan modal pelatihan dan ditingkatkan

kemampuannya, tentu saja ini semua akan berdampak pada prestasi

sekolah.

Menurut Umi Habibah, S. Pd, siswa pun menjadi lebih disiplin dan

mandiri, proses KBM menjadi lebih efektif, dan interaksi antar siswa

menjadi semakin baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sangat

banyak manfaat yang dirasakan dari usaha pengurus yayasan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Manfaat tersebut dirasakan hampir oleh

setiap guru dan tenaga kependidikan di MI Fatahillah. Pelatihan maupun

seminar yang dilakanakan oleh Pengurus Yayasan dan Kepala sekolah

berdampak pada meningkatnya kempuan guru-guru di MI Fatahillah,

kualitas KBM menjadi lebih kreatif dan inovatif, adanya dampak positif

yang dirasakan oleh peserta didik, serta membuat MI Fatahillah menjadi

lebih dipercaya masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat

lainnya di luar wilayah MI Fatahillah.

8. Hambatan Peningkatan Mutu Sekolah

Hambatan Peningkatan Mutu Sekolah

Hambatan dalam peningkatan mutu Pendidikan merupakan sesuatu

yang pasti ditemui. Hambatan bisa datang dari luar dan juga dalam satuan

Pendidikan.

Menurut Kepala Sekolah Bpk. Syamsudin, S.Pd Hambatan pasti ada

dalam segala hal, yang menjadi kendala di kami adalah dana, sumber daya,

dan juga karakter guru yang terkadang sulit untuk kita ajak untuk bergerak

maju untuk kebaikan bersama.

69

Begitu pula dengan yang disampaikan oleh pengurus Yayasan Ust H.

Damanhuri, “Pendanaan adalah masalah yang selalu ada di madrasah

karena ini kan Yayasan keluarga, tidak ada donatur pasti. Jadi semua

swadaya orang tua, tentunya juga ada bantuan dari pemerintah seperti

BOP”.

Upaya Pengurus Yayasan dalam Mengatasi Hambatan Peningkatan Mutu

Menurut Ust. H. Damanhuri upaya yang dilakukan yaitu subsidi silang

dengan orang tua yang mampu selain itu juga meminta bantuan dari

pemerintah dalam segala hal bisa berupa BOP atau juga bantuan bahan

ajar dari penerbit seperti buku, alat peraga dll.

B. Temuan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis maka dapat diketahui ada

beberapa hal yang dapat dipahami bahwa dalam meningkatkan mutu

pendidikan dibutuhkan campur tangan seluruh pihak penyelenggara

pendidikan khususnya pemangku jabatan tertinggi. Dalam sebuah yayasan

pendidikan yang memiliki beberapa sub satuan pendidikan yang memegang

peranan penting adalah Kepala Sekolah. Menurut penulis, peran yayasan

dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu :

1. Penentu Kebijakan

Kebijakan-kebijakan yang direncanakan oleh Kepala Sekolah

beserta jajarannya di setiap satuan pendidikan tentunya harus

berdasarkan persetujuan dari pengurus yayasan.

2. Pengambil Keputusan.

Dalam hal rekruitmen, mutasi, pengangkatan jabatan kepala

sekolah yayasan merupakan pihak pengambil keputusan tertinggi.

70

Diterima atau tidaknya calon pendidik di satuan pendidikan, kriteria

pengangkatan kepala sekolah, pemberhentian seorang karyawan, sampai

dengan mutasi seorang guru atau tenaga pendidik.

3. Pembimbing, Pengarah, Pembina, dan Penasehat.

Untuk mendukung tercapainya visi dan misi MI Fatahillah,

pengurus yayasan memiliki peranan membimbing, mengarahkan dan

membina kepala sekolah, para pendidik dan tenaga kependidikan. Selain

itu juga pengurus yayasan berperan sebagai penasehat atas segala

kebijakan dan langkah yg hendak diambil oleh Kepala Sekolah dalam

menjalankan roda pendidikan dan juga dalam mencapai visi dan misi MI

Fatahillah.

71

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi,

wawancara, dan dokumentasi yang dilaksanakan di MI Fatahillah tentang

Peran Yayasan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan pada tahun 2017 dapat

diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan terseburt dipaparkan sebagai

berikut :

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, yayasan memiliki peran sebagai

pengawas, pembimbing, dan pembina dalam pelaksanaan peningkatan mutu

pendidikan. Yayasan berperan sebagai motor keberlangsungan berjalannya

Pendidikan di sekolah.

2. Peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah dimotori oleh Kepala

Sekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah meliputi 3 hal yaitu

input, proses, dan output. Ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain, tanpa

input dan proses pembelajaran yang bagus maka output yang dihasilkan oleh

sebuah lembaga pendidikan juga tidak akan maksimal.

3. Banyak hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan, namun semua itu

dapat diatasi oleh kerja sama dan partisipasi dari semua pihak yang ada dalam

sekolah. Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, serta tenaga pendidik dan

kependidikan harus bersinergi untuk mengatasi masalah atapun persoalan

yang menjadi hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan.

B. Saran-saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan di atas, maka penulis

menyampaikan beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di masa

yang akan datang, khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan MI

72

Fatahillah dan Yayasan Pendidikan & Sosial “Fatahillah” pada umumnya

sebagai berikut :

1. Pengurus Yayasan harus membuat SOP rekruitmen, mutasi, rotasi dan

pemberhentian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan guna

meningkatkan kualitas input seperti yang diharapkan.

2. Pengurus Yayasan harus mempertahankan hubungan baik dengan

sekolah tiap satuan pendidikan dengan terus memantau dan

membimbing kepala sekolah serta guru-guru dalam hal pelaksanaan

pendidikan dan pencapaian visi misi sekolah.

3. Kepala Sekolah harus meningkatkan koordinasi dengan pengurus

yayasan dalam menyusun kebijakan-kebijakan serta meningkatkan

koordinasi dalam hal mengatasi hambatan-hambatan dalam pencapaian

visi dan misi MI Fatahillah guna meningkatkan mutu pendidikan di MI

Fatahillah menjadi semakin baik lagi.

4. Kepala Sekolah beserta seluruh tenaga pendidik dan kependidikan harus

menjaga kualitas dan akreditasi yang sudah didapatkan untuk

menciptakan output dari MI Fatahillah yang lebih baik lagi.

73

Daftar Pustaka

Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya

Nusa.2009

Sumarsan,Thomas.Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan

Pengukuran Kinerja.Jakarta: PT Indeks.2013

Engkoswara, Aan Komariah.Administrasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.2012

Prihantoro, C. Rudy.Konsep Pengendalian Mutu.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2012

Haryati, Sri.Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan

Madrasah Melalui Proses Akreditasi.Medan:Jurnal Ragam. Vol 12 No. 3

Desember 2012

Sallis, Edward. Total Quality Management in Education.Jogjakarta: IRCiSoD.2008

Sudadio.Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Banten

melalui Manajemen Berbasis Sekolah.Banten: Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan. Tahun 16, Nomor 2.2012

Hanik, Umi.Implementasi Total Quality Management dalam Peningkatan Kualitas

Pendidikan.Semarang: RaSAIL Media Group.2011

Henryanto, Eko, BN Marbun.Pengendalian Mutu Terpadu.Jakarta: PT Pustaka

Binaman Pressindo.1993

Bush,Tony.Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan.Jogjakarta: IRCiSoD.2012

Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai

Pustaka.1989

Usman, Husaini.Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Jakarta: Bumi

Aksara.2006

Azizah, Ayu Nur.Skripsi: Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak

Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi.Jakarta.2014

74

LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1

Pedoman Observasi

Variabel Dimensi Sub Dimensi

Peran Yayasan Kegiatan

Yayasan

1. Tupoksi pengurus Yayasan dalam

pelaksanaan upaya peningkatan mutu

2. Bentuk kegiatan pengawasan yang

dilakukan oleh Yayasan kepada Kepala

Sekolah

3. Bentuk kegiatan pengurus yayasan

dalam membina kepala sekolah, guru,

dan siswa

Peningkatan Mutu

Pendidikan

Upaya

Sekolah dalam

Peningkatan

Mutu

Pendidikan

1. Bentuk kegiatan pelaksanaan program-

program sekolah.

2. Bentuk kepemimpinan yang dilakukan

oleh Kepala Sekolah

3. Bentuk pendekatan Kepala Sekolah

terhadap guru dan siswa

75

Lampiran 2

Daftar Ceklist Studi Dokumentasi

No. Dokumen Ada Tidak Ket.

1 SK Pengangkatan Sebagai

Pengurus Yayasan

2 Akte Yayasan

3 Data Kepala Sekolah

4 Data Guru

5 Dokumen Program Peningkatan

Mutu Sekolah

6 Dokumen Rencana Peningkatan

Mutu Sekolah

7 Dokumen Pelaksanaan Kegiatan

Peningkatan Mutu Sekolah

8

Dokumen rencana kegiatan

Yayasan dalam peningkatan

mutu sekolah.

9 Data Prestasi Sekolah, Siswa,

dan Guru

76

Lampiran 3

Pedoman Wawancara

A. Untuk Kepala Madrasah

1. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?

b) Bagaimana tknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?

2. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?

b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?

c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?

3. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga

khusus/otonomi sekolah)

a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh

sekolah/yaysan/lembaga khusus?

4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,

pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru dan karyawan?

5. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

6. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan

mutu sekolah.

77

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan

dalam meningkatkan mutu sekolah?

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah

dalam meningkatkan mutu sekolah?

7. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan

kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu

Pendidikan?

8. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk

menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

9. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang

anda ketahui?

10. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan

Pendidikan?

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan

di sekolah?

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

78

B. Untuk Guru/Tenaga Kependidikan

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,

pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru dan karyawan?

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan

mutu sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan

dalam meningkatkan mutu sekolah?

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah

dalam meningkatkan mutu sekolah?

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan

kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu

Pendidikan?

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

79

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk

menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang

anda ketahui?

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan

Pendidikan?

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan

di sekolah?

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

80

C. Untuk Pengurus Yayasan

1. Pengangkatan/pergantian Pengurus Yayasan

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan pengurus Yayasan?

b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian pengurus Yayasan?

2. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?

b) Bagaimana tknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?

3. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?

b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?

c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?

4. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga

khusus/otonomi sekolah)

a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh

sekolah/yaysan/lembaga khusus?

5. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,

pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru dan karyawan?

6. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

7. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan

mutu sekolah.

81

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan

dalam meningkatkan mutu sekolah?

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah

dalam meningkatkan mutu sekolah?

8. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan

kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu

Pendidikan?

9. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk

menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

10. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang

anda ketahui?

82

Lampiran 4

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Fatahillah Jakarta Selatan

Nama : H. Syamsudin, S.Pd

Tanggal : 6 Februari 2017

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

1. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?

Jawaban : Penunjukan langsung oleh pengurus Yayasan, untuk

periode sama saja seperti sekolah-sekolah lainnya 5 tahun, namun

di Yayasan ini karena masih menggunakan azas kekeluargaan dan

juga milik keluarga jadi penunjukannya biasanya secara langsung

tanpa harus melakukan serangkaian test.

b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?

Jawaban : Pengangkatan, pemberhentian atau dipindah tugaskan ke

satuan Pendidikan milik Yayasan yang lainnya semua berasal dari

penunjukan langsung pengurus Yayasan, tentunya berdasarkan

dengan beberapa penilaian yang dimiliki oleh para pengurus

Yayasan. Sebagai guru/karyawan kita selalu siap ditunjuk dan siap

ditugaskan di satuan Pendidikan mana saja.

2. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?

Jawaban: Seperti di tempat-tempat lainnya, setelah diumumkan

bahwa ada kebutuhan dalam suatu bidang pasti kita akan

umumkan lalu calon guru bisa mengirimkan lamaran kepada kami.

Kemudian lamaran tersebut akan kami cek dari segi administrasi

83

dan juga kita lakukan beberapa tes seperti psikotest, tes tertulis,

sampai dengan micro teaching, lalu hasilnya kami laporkan kepada

pihak Yayasan. Untuk keputusan diterima atau tidaknya itu

kewenangan dari pengurus Yayasan sesuai dengan kriteria yang

dimiliki oleh pengurus Yayasan.

b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?

Jawaban: Untuk di MI Fatahillah ini bahkan setahu saya pun di

satuan Pendidikan Yayasan yang lain tidak ada

pemecatan/pemberhentian secara langsung kepada guru. Biasanya

guru bisa mengajar sampai dengan beliau meninggal dunia, sakit,

mengundurkan diri, atau menjadi PNS dan dipindah tugaskan ke

sekolah lain. Jika ada masalah yang mengharuskan seorang guru

atau karyawan diberhentikan itu pasti kita selesaikan dulu secara

musyawarah mufakat karena ini kan Yayasan keluarga jadi luwes

saja. Tetapi, semua pasti ada prosedurnya, biasanya kita bicarakan

lalu jika tidak selesai juga masalahnya bisa kita pertimbangkan

untuk kedepannya.

c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?

Jawaban: Kalau mutasi guru ini urusan intern Yayasan,

berdasarkan yang sudah pernah terjadi, adanya mutasi biasanya

dilakukan jika ada satuan Pendidikan yang memiliki kekosongan

posisi guru lalu jika dilihat ada guru di satuan Pendidikan lain

yang memiliki kemampuan di bidang tersebut dan posisi awalnya

bisa diisi oleh guru di satuan Pendidikan yang sama maka biasanya

dipindahkan, seperti itu. Itu semua kebijakan Yayasan.

3. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga

khusus/otonomi sekolah)

a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh

sekolah/yaysan/lembaga khusus?

84

Jawaban : Sistem keuangan sekolah semua dikelola oleh sekolah

(otonomi sekolah) namun jelas harus dilaporkan ke pengurus

Yayasan per semester.

4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,

pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : Yayasan memiliki kebijakan mulai tahun ini

diberlakukan tunjangan hari tua, kemudian bulan Ramadhan

diberikan bingkisan, THR, dan bulan Idul Adha pun diberikan

tunjangan. Kalau dari sekolah kita mengadakan pelatihan-pelatihan

yang sifatnya bukan dari segi keuangan seperti pelatihan KB,

KTSP, K13.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru dan karyawan?

Jawaban : Tidak ada, programnya hanya tadi yang saya sebutkan

diberlakukan tunjangan hari tua, kemudian bulan Ramadhan

diberikan bingkisan, THR, dan bulan Idul Adha pun diberikan

tunjangan

5. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Pertama Kepala Sekolah dan guru merencanakan jika

memang mau dibuat sebuah kebijan baru. Lalu diajukan ke pihak

Yayasan. Biasanya nanti Yayasan memanggil pihak sekolah untuk

diajak musyawarah, barulah nanti pengurus Yayasan memutuskan

disetujui atau tidak pembuatan kebijakan baru tersebut.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Komite sekolah, guru, dan pengurus yayasan

85

6. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan

mutu sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan

dalam meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Kalau kegiatan seperti program secara langsung sih

tidak ada, namun pengurus Yayasan memiliki kriteria khusus

dalam rekruitmen guru. Kita lihat kemampuan dan akhlaknya, lalu

dalam pelaksaan kegiatan belajar mengajar sehari-hari pun

pengurus selalu mengawasi dan membimbing para guru, guru

diberikan ruang untuk bicara, berkeluh kesah, menyampaikan apa

yang menjadi kendala dalam KBM dan lain sebagainya sehingga

input input dalam upaya kita meningkatkan mutu MI Fatahillah ini

dapat lebih baik.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah

dalam meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Dalam menyeleksi siswa kita memiliki beberapa test

seperti test menulis, membaca (umum/dalam Bahasa Indonesia dan

agama/huruf hijaiyah), dan menggambar. Untuk guru dan tenaga

kependidikan kita mengadakan pelatihan-pelatihan seperti KBK,

KTSP, Seminar K13, mengikutsertakan guru-guru mengikuti

seminar K13 dari Depag, pengarahan KPAI tentang perlindungan

anak, dan yang masih kita terapkan sampai sekarang adalah

pelatihan membaca/tilawah dngan metode tilawati (khusus guru

dan karyawan).

7. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan

kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu

Pendidikan?

86

Jawaban : Hasilnya jelas, input guru semakin baik, input siswa

juga baik, proses Pendidikan berjalan dengan baik, sehingga output

lulusan kami juga baik dan terus meningkat prestasinya dari tahun

ke tahun.

8. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Hambatan pasti ada dalam segala hal, yang menjadi

kendala di kami adalah dana, sumber daya, dan juga karakter guru

yang terkadang sulit untuk kita ajak untuk bergerak maju untuk

kebaikan bersama.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk

menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Kalau masalah dana biasanya ya dari bantuan

pemerintah, bisa disiasati juga dengan bantuan dari pihak penerbit

untuk buku dan bahan ajar, serta bantuan dari komite atau orang

tua. Sedangkan kalua untuk mengatasi karakter guru biasanya kita

melakukan pendekatan, diskusi antar guru, mengadakan rapat

intern dengan pengurus Yayasan.

9. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang

anda ketahui?

Jawaban : Untuk tahun ajaran 2017/2018 kita mau mengadakan

review K13 untuk aspek penilaian dan juga melakukan review IT

untuk guru-guru.

10. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan

Pendidikan?

87

Jawaban : Pengawasan 1 kali dalam seminggu, mengadakan

pembinaan dan membimbing guru. Kemudian pengurus Yayasan

terjun langsung dalam memimpin tadarus siswa siswa kelas VI.

Kemudian Rapat awal tahun ajaran baru, buka puasa bersama serta

pengarahan kedisiplinan dan dedikasi guru.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan

di sekolah?

Jawaban : Ya, Yayasan yang memiliki kewenangan menyetujui

atau tidaknya rancangan kebijakan yang sudah kita ajukan.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Yayasan selalu datang setiap minggu ke sekolah

minimal satu kali, dalam kunjungannya pasti ada dialog, arahan,

serta bimbingan baik dengan kepala sekolah, guru, bahkan dengan

siswa.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Kepala Madrasah Penulis

H. Syamsudin, S.Pd Ismi Farhana

88

Lampiran 5

Hasil Wawancara dengan Pengurus Yayasan Pendidikan Fatahillah

Nama : Ust. H. Damanhuri

Lokasi : Kediaman Ust. H. Damanhuri

1. Pengangkatan/pergantian Pengurus Yayasan

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan pengurus Yayasan?

Jawaban : Yayasan ini adalah milik keluarga. Pengurus Yayasan

semua masih dalam ikatan keluarga. Untuk pengangkatan

pengurus Yayasan biasanya dilakukan musyawarah untuk melihat

dan menentukan siapa yang memiliki kemampuan untuk mengurus

Yayasan Fatahillah ini. Tentu yang memiliki tanggung jawab dan

kemampuan untuk melakukannya. Tidak sembarang mengangkat

juga.

b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian pengurus Yayasan?

Jawaban : Jika ada pengurus Yayasan yang sakit keras sampai

tidak bisa bangun dari tempat tidur baru kita melakukan

penggantian, tapi selama pengurus sehat itu tidak ada penggantian

kecuali ya mengundurkan diri karena sakit keras atau meninggal

dunia.

2. Pengangkatan/pergantian Kepala Sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan Kepala Sekolah?

Jawaban : Ditunjuk secara langsung oleh pengurus Yayasan.

Sebelumnya kita lihat dulu siapa-siapa saja yang memiliki

kemampuan untuk menjadi kepala sekolah kita kerucutkan lalu

pengurus melakukan musyawarah kemudian nanti kita panggil

yang bersangkutan untuk ditanyakan kesiapannya jika diangkat

menjadi Kepala Sekolah.

89

b) Bagaimana teknis/prosedur pergantian Kepala Sekolah?

Jawaban : Kita nilai bagaimana kinerjanya selama memimpin

madrasah, apakah mengalami peningkatan atau penurunan prestasi.

Jika memang mengalami peningkatan selama yang bersangkutan

masih bersedia untuk memimpin ya kita tidak ganti. Tetapi kalua

ada penurunan kualitas tentu kita pertimbangkan kembali.

3. Pengangkatan/pemberhentian/mutasi guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pengangkatan guru ?

Jawaban: Pengangkatan guru biasanya Kepala Sekolah melapor

kalua ada kekosongan posisi, setelah itu mereka membuka

lowongan dan menerima lamaran lalu diadakan test dan dilaporkan

ke pengurus hasilnya nanti kita pertimbangkan baik buruknya.

b) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru?

Jawaban: Tidak ada pemberhentian kecuali mengundurkan diri,

sakit atau wafat. Karna jika ada masalah pasti bisa kita bicarakan

baik-baik.

c) Bagaimana teknis/prosedur mutasi guru?

Jawaban: Kalau mutasi guru tergantung mana yang lagi butuh saja,

MI atau MTs atau SMA atau TK kita lihat kebutuhannya. Jika bisa

di mutasi atau rotasi kita lakukan.

4. Sistem Manajemen Keuangan (dikelola Yayasan/lembaga

khusus/otonomi sekolah)

a) Apakah sistem manajemen keuangan sekolah dikelola oleh

sekolah/yaysan/lembaga khusus?

Jawaban : Sistem keuangan sekolah semua dikelola oleh sekolah,

yang mengatur semuanya juga sekolah tinggal nanti dilaporkan

saja ke pengurus Yayasan setiap semesternya.

5. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian,

pelatihan, beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

90

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : untuk kesejahteraan Kepala Sekolah, guru dan karyawan

sebetulnya itu kebijakan dari sekolah, namun kita sebagai

pengurus tentu mendorong program-program dimana program

tersebut bisa menjadi pacuan serta motivasi guru agar bekerja lebih

baik lagi, kita hargai jasa mereka.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan

Kepala Sekolah, guru dan karyawan?

Jawaban : Tidak ada program khusu, tetapi kita selalu mendukung

apa saja program-program sekolah dalam hal kesejahteraan.

6. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Kebijakan sekolah dirancang oleh sekolah, guru, dan

juga komite. Ketika sudah ada rancangan diserahkan ke pengurus

Yayasan nanti kita musyawarahkan bersama-sama.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Komite sekolah, guru, Kepala Sekolah dan pengurus

yayasan

7. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan

mutu sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan

dalam meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Kegiatan khusus tidak ada dari Yayasan karena kami

lebih kepada membina, mengarahkan, dan membimbing. Dalam

hal peningkatan mutu Pendidikan tentu kami mengarahkan

bagaimana segala proses rekruitmen dilakukan secara selektif guna

mendapatkan input-input unggul, membimbing dalam

91

melaksanakan program-program sekolah dalam upaya

meningkatkan mutu Pendidikan.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah

dalam meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Menyejahterakan guru, melakukan rekruitmen siswa dan

guru secara terstruktur dan selektif, melaksanakan program-

program peningkatan prestasi dan kemampuan siswa, pelatihan-

pelatihan

8. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan

kegiatan pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu

Pendidikan?

Jawaban : Proses belajar mengajar dan penyelenggaraan

Pendidikan berjalan dengan lancar.

9. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Pendanaan adalah masalah yang selalu ada di madrasah

karena ini kan Yayasan keluarga, tidak ada donatur pasti. Jadi

semua swadaya orang tua, tentunya juga ada bantuan dari

pemerintah seperti BOP.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk

menyelesaikan hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Kalau masalah dana biasanya ya dari bantuan

pemerintah, bisa disiasati juga dengan bantuan dari pihak penerbit

untuk buku dan bahan ajar, serta bantuan dari komite atau orang

tua. Sedangkan kalua untuk mengatasi karakter guru biasanya kita

melakukan pendekatan, diskusi antar guru, mengadakan rapat

intern dengan pengurus Yayasan.

10. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

92

b) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang

anda ketahui?

Jawaban : Jika nanti bisa kita ingin menambah kelas modern, ingin

juga membuka sistem boarding jadi akhlak dan kepribadian anak-

anak bisa lebih matang dari segi agama.

11. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan

Pendidikan?

Jawaban : Mengawasi, membimbing, mengarahkan Kepala

Sekolah maupun guru-guru dalam penyelenggaraan Pendidikan.

Terjun langsung membaur bersama siswa-siswi kelas VI dalam

kegiatan tadarus. Selalu membuka diri untuk Kepala Sekolah

ataupun guru jika memiliki masalah ataupun hanya sekedar ingin

berdiskusi.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan

di sekolah?

Jawaban : Ya, kita nanti yang akan menentukan penetapan sebuah

kebijakan atau peraturan di sekolah.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Kami memantau bagaimana proses belajar mengajar

berjalan. Setiap seminggu sekali kita pasti tinjau. Jika ada yang

terasa mengganjal akan kami musyawarahkan.

93

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Pengurus I Penulis

H. Damanhuri Ismi Farhana

94

Lampiran 6

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Rusmiati, S.Pd.I

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Prosesnya ada test, yang terdiri dari psikotes, test tulis, micro

teaching. Selaain ada test juga ada seleksi administrasi

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Ingin menjadikan madrasah ini lebih baik lagi. Memajukan dan

mengembangkan madrasah.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Di sekolah ini selama saya mengajar belum pernah ada

pemecatan kecuali sakit keras dan wafat.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Hanya PNS mungkin yah, belum pernah ada yang dimutasi atau

dipindahkan setahu saya.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : Diberikan honor yang layak dan tunjangan hari tua.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

95

Jawaban : Kalau dari Yayasan yang terlihat sih belum ada, kalua dari

kepala sekolah ada tunjangan hari tua.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Pertama, ada rapat pertemuan antara guru dan sekolah. Kedua,

mengajukan hasilnya ke pihak Yayasan. Ketiga, nanti Yayasan

memberikan hasil diterima atau tidaknya hasil rapat tersebut.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Yayasan dan Kepala Sekolah.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Lebih memperhatikan kesejahteraan guru

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan dan mengembangkan

kemampuan anak terutama dalam bidang agama.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Ada, sekolah lebih banyak peminatnya dan juga adanya

kepercayaan dari masyarakat.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Orang tua yang tidak mendukung program sekolah, keuangan,

dan waktu.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

96

Jawaban : Melakukan interaksi, melakukan rapat, dan memberikan

pengarahan.

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : Penerimaan siswa baru dengan tes yang lebih matang dari tahun

sebelumnya.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : Mengontrol satu minggu sekali, mengajar (memimpin tadarus),

dan juga melakukan interaksi langsung.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Ya, yayasanlah yang menyetujui atau tidak kebijakan/peraturan

baru.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Biasanya kalua ada hal yang perlu disampaikan beliau

memanggil kita untuk berbicara, kemudian jika ada kendala atau

hambatan diberikan arahan serta solusi penyelesaiannya.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Rusmiati, S.Pd.I Ismi Farhana

97

Lampiran 7

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Tuti Yuhana, S.Pd.I

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara bidang

pelajaran umum. Kemudian hasilnya dipertimbangkan oleh sekolah dan

Yayasan nanti kemudian diumumkan hasilnya.

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Ingin ilmu lebih bermanfaat untuk sekolah dan masyarakat.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau

mengundurkan diri.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Mutasi PNS lalu kalua antara madrasah dimutasi diihat

kualitasnya.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : Menyetujui untuk adanya pelatihan di sekolah,

mengikutsertakan dalam pelatihan di luar minimal satu tahun sekali.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

98

Jawaban : Tidak ada, kalua Kepala Sekolah memberikan tunjangan,

mengusahakan sertifikasi, pelatihan, melalui arisan guru, mengadakan

refreshing.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Diadakan rapat kemudian diusulkan ke Yayasan.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Kepala Sekolah, guru, Yayasan, wali kelas, dan komite sekolah.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan, refreshing, dan memperhatikan kesejahteraan guru.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Mengadakan pelatihan-pelatihan serta meningkatkan

kesejahteraan guru.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Bertambah meningkat kemampuan guru dan siswanya.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Karakter anak yang beragam dan latar belakang yang berbeda-

beda.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan

orangtua.

99

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : meningkatkan pembentukan karakter anak.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : memberikan pengawasan/kontrol kegiatan. Hadir dalam rapat,

dan melakukan pembinaan.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Iya jelas, mereka decision maker.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Interaksi dengan guru langsung, menyerahkan otonomi sekolah

tetapi tetap mengontrol.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Tuti Yuhana, S.Pd.I Ismi Farhana

100

Lampiran 8

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Nurmala, S.Pd.I

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara bidang

pelajaran umum. Kemudian hasilnya dipertimbangkan oleh sekolah dan

Yayasan nanti kemudian diumumkan hasilnya.

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Ingin mencerdaskan anak bangsa, ingin membina akhlak, ingin

anak cerdas dan berakhlakul karimah.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau

mengundurkan diri.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru-guru.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

Jawaban : Mengadakan pelatihan, lalu diberikan tunjangan hari tua.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

101

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Rapat guru, kemudian rapat dengan walimurid, kemudian rapat

dengan Yayasan.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Guru, walimurid, Yayasan.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan, pembinaan.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan tilawati dan mengirim guru untuk penataran di luar.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Bisa dapat lebih baik lagi dalam mengajar serta dapat

menggunakan metode belajar al-quran yang baik yaitu model tilawati.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Dana dan cara mengdadapi karakter siswa zaman sekarang.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan

orangtua.

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

102

Jawaban : Belajar keluar (outing, outbond, study tour), mengadakan

market day, dan meningkatkan keaktivan ekskul.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : Mengawasi ke sekolah.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Iya Yayasan memiliki andil dalam persetujuan kebijakan

sekolah..

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : memberikan pembinaan, menyerakhkan otonomi sekolah. Tetap

mengontrol dan menerima laporan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Nurmala, S.Pd.I Ismi Farhana

103

Lampiran 9

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Umi Habibah, S.Pd.

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Seleksi surat lamaran. Kemudian test yang terdiri dari psikotest,

keguruan, serta latar belakang Pendidikan.

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Madrasah harus dikembangkan dan ingin mengabdi di

madrasah dengan kemampuan yang dimiliki.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit, meninggal

dunia atau mengundurkan diri.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah,

selama ini belum ada mutase di lingkungan beda satuan Pendidikan.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : Yayasan biasanya menyerahkan ke koordinator masing-masing

dalam hal ini.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

104

Jawaban : Tidak, namun kepala sekolah memberikan tunjangan untuk hari

raya, mengadakan refreshing, memberikan tunjangan hari tua, dan

melakukan pelatihan-pelatihan.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Dibahas dalam rapat tahunan dan disahkan kemudian oleh

Yayasan.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Yayasan, Guru, dan

wali murid.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Menyetujui pelatihan yang diadakan di sekolah.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : pembinaan berkala, kontrol atau terjun langsung dalam

pelaksanaan setiap program, peneguran langsung jika ada yang tidak

sesuai, lalu melakukan test penerimaan siswa dengan selektif.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Perubahan kedisiplinan, proses KBM semakin baik, interaksi

siswa juga semakin baik.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Kemampuan SDM, Dana, dan waktu untuk pelatihan.

105

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Mencari waktu yang dapat digunakan untuk pelatihan maupun

pembinaan serta mengusahan selalu ada pelatihan guru.

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : Merencanakan memperluas kelas untuk menambah daya

tampung,pendalaman materi, membina siswa yang lemah, dan menambah

jam PM.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : Mengawasi atau mengontrol satu minggu satu kali, kunjungan

kelas, pemeriksaan laporam sekolah dan melakukan interaksi dengan guru.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Iya, menerima dan menyetujui kebijakan/peraturan.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Selalu mengarahkan dalam setiap kegiatan/pelaksanaan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Umi Habibah, S.Pd Ismi Farhana

106

Lampiran 10

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Siti Suroyah

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara bidang

pelajaran umum. Kemudian hasilnya dipertimbangkan oleh sekolah dan

Yayasan nanti kemudian diumumkan hasilnya.

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Senang dengan anak-anak, dan ingin mentransfer ilmu.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau

mengundurkan diri.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru-guru.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

Jawaban : Mengadakan pelatihan, lalu diberikan tunjangan hari tua.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

107

Jawaban : Rapat guru, kemudian rapat dengan walimurid, kemudian rapat

dengan Yayasan.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Guru, walimurid, Yayasan, Kepala Sekolah, Pembina

madrasah.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan, pembinaan dalam forum khusus, haflah akhir tahun

ajaran.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan tilawati dan mengirim guru untuk penataran di luar.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Adanya peningkatan dalam bidang akademik. Bisa dapat lebih

baik lagi dalam mengajar serta dapat menggunakan metode belajar al-

quran yang baik yaitu model tilawati.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Dana dan cara mengdadapi karakter siswa zaman sekarang,

hubungan antar guru, dan sumber daya.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan

orangtua.

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

108

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : Seminar, pelatihan-pelatihan, motivasi, Belajar keluar,

mengadakan market day, dan meningkatkan keaktivan ekskul.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : Mengawasi ke sekolah.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Iya Yayasan memiliki andil dalam persetujuan apa yang sudah

dirumuskan.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : memberikan pembinaan, menyerakhkan otonomi sekolah. Tetap

mengontrol dan menerima laporan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Siti Suroya Ismi Farhana

109

Lampiran 11

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : T. Sri Sunarni

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test dan wawancara. Lalu

tunggu panggilan

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : ingin mentransfer ilmu yang dimiliki, ingin mengabdi pada

madrasah dan mencerdaskan anak bangsa.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau

mengundurkan diri.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Mutasi PNS lalu kalua antara madrasah dimutasi diihat

kualitasnya.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : Menyetujui untuk adanya pelatihan di sekolah,

mengikutsertakan dalam pelatihan di luar minimal satu tahun sekali.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

110

Jawaban : Tidak ada, kalua Kepala Sekolah memberikan tunjangan,

mengusahakan sertifikasi, pelatihan, melalui arisan guru, mengadakan

refreshing.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Diadakan rapat kemudian diusulkan ke Yayasan.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Kepala Sekolah, guru, Yayasan, wali kelas, dan komite sekolah.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan, refreshing, dan memperhatikan kesejahteraan guru.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Mengadakan pelatihan-pelatihan serta meningkatkan

kesejahteraan guru.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Bertambah meningkat kemampuan guru dan siswanya.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Karakter anak yang beragam dan latar belakang yang berbeda-

beda.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan

orangtua.

111

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : meningkatkan pembentukan karakter anak.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : memberikan pengawasan/kontrol kegiatan. Hadir dalam rapat,

dan melakukan pembinaan.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Iya jelas, mereka decision maker.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Interaksi dengan guru langsung, menyerahkan otonomi sekolah

tetapi tetap mengontrol.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

T. Sri Sunarni Ismi Farhana

112

Lampiran 12

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Abdul Aziz, S.Pd.I

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Prosesnya ada test, yang terdiri dari psikotes, test tulis, micro

teaching. Selaain ada test juga ada seleksi administrasi

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Mengembangkan ilmu yang dimiliki, dan mentranfer ilmu

kepada siswa-siswa.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Di sekolah ini selama saya mengajar belum pernah ada

pemecatan kecuali sakit keras dan wafat.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Hanya PNS mungkin yah, belum pernah ada yang dimutasi atau

dipindahkan setahu saya.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : Diberikan honor yang layak dan tunjangan hari tua.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

113

Jawaban : Kalau dari Yayasan yang terlihat sih belum ada, kalua dari

kepala sekolah ada tunjangan hari tua.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Pertama, ada rapat pertemuan antara guru dan sekolah. Kedua,

mengajukan hasilnya ke pihak Yayasan. Ketiga, nanti Yayasan

memberikan hasil diterima atau tidaknya hasil rapat tersebut.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Yayasan dan Kepala Sekolah.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Lebih memperhatikan kesejahteraan guru

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan dan mengembangkan

kemampuan anak terutama dalam bidang agama.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Ada, sekolah lebih banyak peminatnya dan juga adanya

kepercayaan dari masyarakat.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Orang tua yang tidak mendukung program sekolah, keuangan,

dan waktu.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

114

Jawaban : Melakukan interaksi, melakukan rapat, dan memberikan

pengarahan.

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : Penerimaan siswa baru dengan tes yang lebih matang dari tahun

sebelumnya.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : Mengontrol satu minggu sekali, mengajar (memimpin tadarus),

dan juga melakukan interaksi langsung.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Ya, yayasanlah yang menyetujui atau tidak kebijakan/peraturan

baru.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : Biasanya kalua ada hal yang perlu disampaikan beliau

memanggil kita untuk berbicara, kemudian jika ada kendala atau

hambatan diberikan arahan serta solusi penyelesaiannya.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Abdul Aziz, S.Pd.I Ismi Farhana

115

Lampiran 13

Hasil Wawancara Dengan Guru MI Fatahillah

Nama : Khuriyah

Lokasi : Ruang Guru MI Fatahillah

1. Rekruitmen Guru

a) Bagaimana proses rekruitmen guru di sekolah ini ?

Jawaban : Mengajukan lamaran, kemudian test.

b) Apa motivasi Anda untuk menjadi guru di sekolah ini?

Jawaban : Senang dengan anak-anak, ingin beramal, mencari pahala, dan

ingin mentransfer ilmu.

2. Pemberhentian/mutase guru

a) Bagaimana teknis/prosedur pemberhentian guru di sekolah ini?

Jawaban : Tidak ada pemberhentian. Yang ada hanya sakit atau

mengundurkan diri.

b) Bagaimana teknis/prosedur mutase guru di sekolah ini?

Jawaban : Menjadi PNS dan dipindahkan ke sekolah lain oleh pemerintah.

3. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru, dan karyawan (penggajian, pelatihan,

beasiswa dan kesejahteraan lainnya)

a) Bagaimana usaha pengurus Yayasan dalam menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru, dan karyawan?

Jawaban : memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru-guru.

b) Apakah ada program khusus dari Yayasan untuk menyejahterakan Kepala

Sekolah, guru dan karyawan?

Jawaban : Mengadakan pelatihan, lalu diberikan tunjangan hari tua.

4. Penentuan kebijakan untuk sekolah

a) Bagaimana teknis/prosedur penentuan kebijakan sekolah?

116

Jawaban : Rapat guru, kemudian rapat dengan walimurid, kemudian rapat

dengan Yayasan.

b) Siapakah yang terlibat dalam penentuan kebijakan sekolah?

Jawaban : Guru, walimurid, Yayasan, Kepala Sekolah, Pembina

madrasah.

5. Macam-macam kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu

sekolah.

a) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pengurus Yayasan dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan, pembinaan dalam forum khusus, haflah akhir tahun

ajaran.

b) Apa saja kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan mutu sekolah?

Jawaban : Pelatihan tilawati dan mengirim guru untuk penataran di luar.

6. Hasil yang dicapai/manfaat yang dirasakan.

a) Menurut Anda, apa hasil yang dicapai setelah melaksanakan kegiatan

pengurus Yayasan dalam meningkatkan mutu Pendidikan?

Jawaban : Adanya peningkatan dalam bidang akademik. Bisa dapat lebih

baik lagi dalam mengajar serta dapat menggunakan metode belajar al-

quran yang baik yaitu model tilawati.

7. Hambatan dalam peningkatan mutu sekolah.

a) Apa saja hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Dana dan cara mengdadapi karakter siswa zaman sekarang,

hubungan antar guru, dan sumber daya.

b) Apa upaya yang dilakukan pengurus Yayasan untuk menyelesaikan

hambatan dalam peningkatan mutu sekolah?

Jawaban : Pendalaman materi serta sosialisasi dan bekerjasama dengan

orangtua.

8. Rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya.

117

a) Apa rencana kegiatan peningkatan mutu sekolah selanjutnya yang anda

ketahui?

Jawaban : Seminar, pelatihan-pelatihan, motivasi, Belajar keluar,

mengadakan market day, dan meningkatkan keaktivan ekskul.

9. Otonomi sekolah terkait kebijakan, peraturan, pelaksanaan kegiatan

Pendidikan.

a) Bagaimana kontribusi Yayasan dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan?

Jawaban : Mengawasi ke sekolah.

b) Apakah Yayasan turut andil dalam membuat kebijakan/peraturan di

sekolah?

Jawaban : Iya Yayasan memiliki andil dalam persetujuan apa yang sudah

dirumuskan.

c) Sejauh mana Yayasan memberikan arahan bagi sekolah untuk

melaksanakan otonomi sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan?

Jawaban : memberikan pembinaan, menyerakhkan otonomi sekolah. Tetap

mengontrol dan menerima laporan.

Mengetahui

Interviewee Interviewer

Guru Penulis

Khuriyah Ismi Farhana

118

Lampiran 14

Data Guru MI Fatahillah Jakarta

No Nama Kategori

Pendidikan

1 Syamsudin, S.Pd Kepsek S1

2 Abd. Manan, S.Pd Guru S1

3 H. M. Zainuddin Guru Pondok

4 Syarifuddin Guru SP IAIN

5 Abdulloh Guru PGAN

6 M. Thohir Guru SPGN

7 Hj. Oom Romlah, S,Ag Guru S1

8 Nurhasah Guru D2

9 Hj. Tuti Yuhana, S.Pd.I Guru S1

10 Silfiyah, S.Pd.I Guru S1

11 Dra. Nurfauziah Guru S1

12 Mas’udah, S.Pd Guru S1

13 Dra. Siti Masyitoh Guru S1

14 Hasan Askari Guru SMEAN

15 Nurmala, S.Pd.I Guru S1

16 Maulana Syarif, S.Pd.I Guru S1

17 Siti Atikah, S.Pd.I Guru S1

18 Siti Zahro, S.Ag. Guru S1

19 Umi Habibah, S.Pd Guru S1

20 Fithonah, S.Pd Guru S1

21 Hidayat, S.Pd.I Guru S1

22 Dra. Mulyanah Guru S1

23 Irma Suryani, S.Pd.I Guru S1

24 Fitriyah Sari, S.Pd Guru S1

25 Salahuddin Guru SMK

26 Khuriyah Guru D3

27 T. Sri Sunarni Guru S1

119

28 Abdul Aziz, S.Pd Guru S1

29 Siti Suroya Guru D3

30 Rusmiati, S.Pd Guru S1

31 Fahrizal, S.Hum Guru S1

32 Yunia, S.Pd Guru S1

33 Rizky Fadli Tata Usaha SMK

120

Lampiran 15

Surat Permohonan Pembimbing

121

Lampiran 17

Surat PermohonanIzin Penelitian

122

123

124