mempertahankan koleksi perpustakaan yayasan...

1
Mempertahankan Koleksi Perpustakaan YayasanHatta ~ a'KU agaimana UGM memenuhi kebutuhan buku untuk mahasiswanya? Berbagai cara ditempuh UGM untuk melengkapi koleksi buku di perpustakaannya. Ada yang dibeli langs\ll1g dengan anggaran UGM. Ada sumbangan dari alumni dan berbagai lembaga. Tetapi, ada juga hasil kerja sarna dari perpustakaan lain. Salah satu contoh dari yang terakhir ini adalah kerja sarna dengan Perpustakaan Yayasan Hatta.. Perpustakaan YayasanHatta dulu didirikan dan dikelola oleh Hatta Foundation atau Yayasan Hatta sejak 1953. Perpustakaan ini terletak di Jalan Adisucipto. Namim sejak tahun 2007 Yayasan Hatta bekerjasama dengan UGM untuk mengelola Perpustakaan Hatta, sehingga namanya berubah menjadi Hatta Corner dan berlokasi di Gedung Lantai III Perpustakaan UGM Unit II, Sekip, Jalan Kaliurang, Yogyakarta. *** Jika dibandingkan dengan corner lain di UGM, seperti Sampoerna Corner, American Corner, dan World Bank Corner, Hatta Corner bisa dikatakan tak memiliki sarana prasarana yang demikian lengkap dan mewah. Koleksi buku di corner seluas 700 m2lebih ini, merupakan bawaan dari perpustakaan terdahulu sehingga usianya sudah tak lagi muda. Tak heran, banyak koleksi buku yang sudah usang, bahkan rusak. Tak.banyak usaha yang bisadilakukan pengelola terhadapa koleksi buku yang ada tersebut. "Kami melakukan perawatan sebisa mungkin, seadanya, dengan memberi kapur barus dan membersihkan debu- debunya. Mau bagaimana lagi? Buku-bukunya memang sudah sangat tua bahkan lima tahun terakhir sebelum dipindah ke sini buku-buku itu sarna sekali tidal< dirawat," tukas Sarwono, koordinator pengelola Hatta Corner. Hingga kini, koleksi buku Hatta Corner masih sarna dengan Perpustakaan Hatta dulu, yakni sekitar 40.000 eksemplar. Di antaranya adalah buku-buku dan majalah-majalah tentang politik, budaya, ekonomi dan bahasa yang' sebagian besar mengguna1qm bahasa asing, sepertilnggris, Prancis, Belanda. *** Uutuk memberikan kesempatan kepada $etiap pengguna, Hatta Corner membuka jarn layanan pukul 07.30-16.00 denganjam istirahat 12.00- 13.00 setiap hari Senin s.d. Kamis. Sedangkan hari Jumat buka pada jarn 07.30-15.00 denganjarn istirahat 11.00-13.00 dan tentu saja Sabtu dan Minggu Hatta Cornertutup. Sayangnya, meski sudah dibuka jam pelayanan tersebut, Hatta Corner takjuga ramai dikunjungi baik mahasiswa maupun umum. Menurut Sarwono, satu bulannya hanya sekitar 50 hingga 60 orang yang tercatat menyambangi comer ini. "Satu bulan kan sebenamya hanya 22 hari kerja, brarti ya satu hari hanya 3 sarnpai 5 orang yang datang. Itu juga orangnya itu-itu saja." Dari data yang ada, pengunjung kebanyakan adalah mahasiswa Fakultas IImu Budaya (FIB), baik SI, S2, maupun S3. Buku sejarah merupakan buka yang sering mereka pinjam dari Hatta Corner. Beberapa ada juga dari Fakultas Hukum yang mencari buku-buku hukum produk zaman Belanda, dan sejenisnya. "Kalau soal banyaknya pengunjung itu tidak bisa dipaksakan karena di sini itu kan buku-buku lama, tua sekali, buku yang khusus. Kalau memang tidak berkeinginan dan berminat ya tidak akan ke sini," Sarwono menanggapi. *** Saat ini, Hatta Corner tengah dalam upaya perbaikan. Sekat-sekat tinggi yang tadinya membagi ruangan Hatta Corner menjadi tertutup diganti dengan sekat kaca. "Penataan ulang ini bertujuan agar penjagaan Hatta Corner lebih efektif. Petugasnya kan hanya dua orang, padahal ruangannya sangat luas. Dengan sekat kaca nanti pemantauannya tidak terbatas seperti dulu, pengunjung juga lebih bisa melihat ke semua ruang," ungkap Sarwono. Perbaikan itu sudah dimulai sejak dua minggu lalu dan diperkirakan akan selesai satu minggu mendatang. Sebelum menjadi Hatta Corner, lantai tiga Perpustakaan UGM Unit II diisi dengan ruang belajar dan ruang diskusi. Sedangkan sekarang Hatta Corner menambalmya dengan dua ruang baca dan sisanya adalah ruang koleksi buku. Selain penataan ulang, kedepannya fasilitas yang ada di Hatta Corner juga akan semakin ditingkatkan. Katalog pencari buku koleksi yang tadinya masih manual akan segera dikomputerisasikan meskipun memakan waktu. yang lama karena banyaknya jumlah yang ada. Jumlah komputer yang tadinya hanya tiga bush akan ditambah. Layanan wi-fi nantinya juga akan disediakan di ruang baca yang ada. Bahkan sejak satu bulan kemarin, Hatta Corner menyediakan air mineral gratis bagi para pengunjung. . Tak hanya dari segi sarana-prasarana, Sarwono mengungkapkan, dirinya sebenamya sudah lama mempunyai keinginan urituk mengembangkan fungsi Hatta Corner dengan cara lain. "Saya sebetulnya sudah lama usul pada atasan, mungkin di Hatta Corner bisa diadakan diskusi ruti!) satu atau dua bulan sekali. Mengundang pembicara dengan tema-tema berkaitan dengan Bung Hatta, tapi belum disetujui," ujamya. Bagi Sarwono, dengan sering memanfaatkan Hatta Corner, banyak mahasiswa yang setidaknya tahu dulu keberadaan Hatta Corner, mereka bisa datang untuk ikut diskusi. Apakah nanti mereka akan kembali untuk meminjam buku atau tidak, itu dikembalikan kembali pada masing-masing. Melihat belum adanya respon dari atasannya, Sarwono merasa maklum. "Untuk perpustakaan yang milik UGM sendiri saja buku- bukunya masih banyak yang rusak dan belum diganti. Apalagi ini kan hanya titipan yang mungkin nilai kemanfaatannya belum terasa." . Pada dasamya, semua usaha tersebut dilakukan ~a menarik perhatian dan semakin meningkatkan kemudahan serta kenyamanan pengl,lnjung Hatta Corner. Kembali pula pada keberadaan Perpustakaan Hatta yang bertujuan untuk mengembangkan dan membantu perpustakaan lain dalam mengembangkan ilmu dan kebudayaan. Namun apa daya, masalah biaya menjadi lagu lama yang menjadi penghambat berkembangnya Hatta Corner menjadi tempat yang lebih berdaya guna bagi budaya membaca (wawancara dan penulisan: Susan; Editing: Abrar).

Upload: duongdieu

Post on 09-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mempertahankan Koleksi Perpustakaan Yayasan Hattaprisekip.blog.ugm.ac.id/files/2009/08/yayasan-hatta.pdf · banyak koleksi buku yang sudah usang, bahkan rusak. Tak.banyak usaha yang

MempertahankanKoleksiPerpustakaanYayasanHatta

~a'KUagaimana UGM memenuhi kebutuhan bukuuntuk mahasiswanya? Berbagai cara ditempuhUGM untuk melengkapi koleksi buku di

perpustakaannya. Ada yang dibeli langs\ll1g dengananggaran UGM. Ada sumbangan dari alumni danberbagai lembaga. Tetapi, ada juga hasil kerja sarna dariperpustakaan lain. Salah satu contoh dari yang terakhirini adalah kerja sarna dengan Perpustakaan YayasanHatta..

Perpustakaan YayasanHatta dulu didirikan dandikelola oleh Hatta Foundation atau Yayasan Hattasejak 1953. Perpustakaan ini terletak di JalanAdisucipto. Namim sejak tahun 2007 Yayasan Hattabekerjasama dengan UGM untuk mengelolaPerpustakaan Hatta, sehingga namanya berubahmenjadi Hatta Corner dan berlokasi di Gedung LantaiIII Perpustakaan UGM Unit II, Sekip, Jalan Kaliurang,Yogyakarta.

***

Jika dibandingkan dengan corner lain di UGM,seperti Sampoerna Corner, American Corner, danWorld Bank Corner, Hatta Corner bisa dikatakan tak

memiliki sarana prasarana yang demikian lengkap danmewah. Koleksi buku di corner seluas 700 m2lebih ini,merupakan bawaan dari perpustakaan terdahulusehingga usianya sudah tak lagi muda. Tak heran,banyak koleksi buku yang sudah usang, bahkan rusak.

Tak.banyak usaha yang bisadilakukan pengelolaterhadapa koleksi buku yang ada tersebut. "Kamimelakukan perawatan sebisa mungkin, seadanya,dengan memberi kapur barus dan membersihkan debu-debunya. Mau bagaimana lagi? Buku-bukunyamemang sudah sangat tua bahkan lima tahun terakhirsebelum dipindah ke sini buku-buku itu sarna sekalitidal< dirawat," tukas Sarwono, koordinator pengelolaHatta Corner.

Hingga kini, koleksi buku Hatta Corner masihsarna dengan Perpustakaan Hatta dulu, yakni sekitar40.000 eksemplar. Di antaranya adalah buku-buku danmajalah-majalah tentang politik, budaya, ekonomi dan

bahasa yang' sebagian besar mengguna1qm bahasaasing, sepertilnggris, Prancis, Belanda.

***

Uutuk memberikan kesempatan kepada $etiap

pengguna, Hatta Corner membuka jarn layanan pukul07.30-16.00 denganjam istirahat 12.00- 13.00 setiap hariSenin s.d. Kamis. Sedangkan hari Jumat buka pada jarn07.30-15.00 denganjarn istirahat 11.00-13.00 dan tentusaja Sabtu dan Minggu Hatta Cornertutup.Sayangnya, meski sudah dibuka jam pelayanan tersebut,

Hatta Corner takjuga ramai dikunjungi baik mahasiswamaupun umum. Menurut Sarwono, satu bulannya hanyasekitar 50 hingga 60 orang yang tercatat menyambangicomer ini. "Satu bulan kan sebenamya hanya 22 harikerja, brarti ya satu hari hanya 3 sarnpai 5 orang yangdatang. Itu juga orangnya itu-itu saja."

Dari data yang ada, pengunjung kebanyakanadalah mahasiswa Fakultas IImu Budaya (FIB), baik SI,S2, maupun S3. Buku sejarah merupakan buka yangsering mereka pinjam dari Hatta Corner. Beberapa adajuga dari Fakultas Hukum yang mencari buku-bukuhukum produk zaman Belanda, dan sejenisnya. "Kalausoal banyaknya pengunjung itu tidak bisa dipaksakankarena di sini itu kan buku-buku lama, tua sekali, bukuyang khusus. Kalau memang tidak berkeinginan danberminat ya tidak akan ke sini," Sarwono menanggapi.

***

Saat ini, Hatta Corner tengah dalam upayaperbaikan. Sekat-sekat tinggi yang tadinya membagiruangan Hatta Corner menjadi tertutup diganti dengansekat kaca. "Penataan ulang ini bertujuan agar penjagaanHatta Corner lebih efektif. Petugasnya kan hanya duaorang, padahal ruangannya sangat luas. Dengan sekatkaca nanti pemantauannya tidak terbatas seperti dulu,pengunjung juga lebih bisa melihat ke semua ruang,"ungkap Sarwono.

Perbaikan itu sudah dimulai sejak dua minggu laludan diperkirakan akan selesai satu minggu mendatang.Sebelum menjadi Hatta Corner, lantai tiga PerpustakaanUGM Unit II diisi dengan ruang belajar dan ruangdiskusi. Sedangkan sekarang Hatta Cornermenambalmya dengan dua ruang baca dan sisanya adalahruang koleksi buku.Selain penataan ulang, kedepannya fasilitas yang ada diHatta Corner juga akan semakin ditingkatkan. Katalogpencari buku koleksi yang tadinya masih manual akansegera dikomputerisasikan meskipun memakan waktu.yang lama karena banyaknya jumlah yang ada. Jumlahkomputer yang tadinya hanya tiga bush akan ditambah.

Layanan wi-fi nantinya juga akan disediakan di ruangbaca yang ada. Bahkan sejak satu bulan kemarin, HattaCorner menyediakan air mineral gratis bagi parapengunjung. .Tak hanya dari segi sarana-prasarana, Sarwonomengungkapkan, dirinya sebenamya sudah lamamempunyai keinginan urituk mengembangkan fungsiHatta Corner dengan cara lain. "Saya sebetulnya sudahlama usul pada atasan, mungkin di Hatta Corner bisadiadakan diskusi ruti!) satu atau dua bulan sekali.Mengundang pembicara dengan tema-tema berkaitandengan Bung Hatta, tapi belum disetujui," ujamya.

Bagi Sarwono, dengan sering memanfaatkanHatta Corner, banyak mahasiswa yang setidaknya tahudulu keberadaan Hatta Corner, mereka bisa datang untuk

ikut diskusi. Apakah nanti mereka akan kembali untukmeminjam buku atau tidak, itu dikembalikan kembalipada masing-masing. Melihat belum adanya respon dariatasannya, Sarwono merasa maklum. "Untukperpustakaan yang milik UGM sendiri saja buku-bukunya masih banyak yang rusak dan belum diganti.Apalagi ini kan hanya titipan yang mungkin nilaikemanfaatannya belum terasa." .

Pada dasamya, semua usaha tersebut dilakukan~a menarik perhatian dan semakin meningkatkankemudahan serta kenyamanan pengl,lnjung HattaCorner. Kembali pula pada keberadaan PerpustakaanHatta yang bertujuan untuk mengembangkan danmembantu perpustakaan lain dalam mengembangkanilmu dan kebudayaan. Namun apa daya, masalah biayamenjadi lagu lama yang menjadi penghambatberkembangnya Hatta Corner menjadi tempat yanglebih berdaya guna bagi budaya membaca (wawancaradan penulisan: Susan; Editing: Abrar).