peran world wide fund for nature (wwf) dalam...

139
PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM PROGRAM HEART OF BORNEO (HOB) DI INDONESIA PERIODE 2012-2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh Siti Lutfi Jamilatul Wardah NIM. 1110114000035 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/ 1436

Upload: vothuan

Post on 12-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM

PROGRAM HEART OF BORNEO (HOB) DI INDONESIA

PERIODE 2012-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh

Siti Lutfi Jamilatul Wardah

NIM. 1110114000035

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014/ 1436

Page 2: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran
Page 3: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran
Page 4: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran
Page 5: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

v

ABSTRAK

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran World Wide Fund

for Nature (WWF) dalam program Heart of Borneo (HoB) di Indonesia periode

2012-2013. Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori people

centered development, konsep international non-governemntal organization dan

konsep sustainable development. Adapun metode penelitian yang digunakan

adalah kualitatif deskriptif analitis yakni menggunakan sumber data sekunder

dengan studi pustaka dan data primer melalui wawancara.

Inisiatif HoB adalah satu-satunya kerjasama konservasi lintas batas

diantara pemerintah Indonesia, Brunei dan Malaysia, yang bertujuan untuk

mengelola kawasan lintas batas, mengelola kawasan lindung, mengelola sumber

daya alam berkelanjutan, mengembangkan ekowisata, dan meningkatkan

kapasitas manusia berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pada

pengelolaan inisiatif tersebut di wilayah Indonesia, WWF-Indonesia adalah aktor

non-negara yang satu-satunya dilibatkan dalam struktur organisasi Kelompok

Kerja (Pokja) HoB yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang Kelompok

Kerja Nasional Program HoB. Dalam mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan dari Inisiatif HoB, penelitian ini menemukan bahwa terdapat

beberapa peran WWF dalam program HoB di Indonesia periode 2012-2013. Peran

tersebut diantaranya pendanaan yang berkelanjutan, membantu pemerintah daerah

dalam mengembangkan kabupaten konservasi, membangun jaringan bisnis hijau,

dan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui kerjasama dengan

inisiatif lokal.

Kata kunci: UNCB, World Wide Fund for Nature (WWF), deforestasi, Heart of

Borneo (HoB), Kalimantan, pembangunan berkelanjutan, organisasi internasional.

Page 6: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

vi

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi Robill‟Aalamiin, segala puji dan syukur penulis penjatkan

atas kehadirat Allah SWT serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan rahmat, hidayat serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peran World Wide Fund for Nature (WWF) dalam program

Heart of Borneo (HoB) di Indonesia Periode 2012-2013”. Dalam menyusun

skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan

atas bantuan dari banyak pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini.

Degan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besanya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan

dorongan moril maupun materil, kepada:

1. Pembimbing Akademik, Ibu Debby Affianty, MA sekaligus selaku Ketua

Jurusan Hubungan Internasional terimakasih atas segala saran dan bimbingan

yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Febri Dirgantara H, MM selaku dosen pembimbing atas segenap waktu,

arahan, motivasi, dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir

penulisan skripsi ini.

3. Rasa hormat dan terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda, dan

beserta keluarga besar penulis, terimakasih atas segala daya upaya, kucuran

keringat, sujud panjang serta doa yang tak pernah henti.

4. Terimakasih kepada Ibu Mutiara Pertiwi, MA dan Ibu Rahmi Fitriyanti, M.Si

selaku penguji skripsi atas saran yang telah diberikan.

5. Terimakasih atas bantuan, informasi dan waktu kepada narasumber dari pihak

WWF-Indonesia, yaitu Ibu Elisabeth Wetik selaku HoB Stakeholder

Engagement and Program Facilitation Officer, Bapak Stepham Wulffraat

selaku HoB Monitoring and Evaluation, Bapak Donny Prasmono selaku

Fundraiser Program Officer, Ibu Cristina Eghenter selaku Deputy Director for

Social Development, and Civil Society Thematic Lead, WWF Borneo

Programme, Ibu Mamik H. Hoesni, Kak Iqbal F. Hanif dan Pak Yudi

Page 7: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

vii

6. Ibu Teis Nuraini selaku Bidang Kerjasama Teknik- Pusat Kerjasama Luar

Negeri, Kementrian Kehutanan R.I, terimakasih atas informasi dan waktunya.

7. Terimakasih atas informasi dan waktu luangnya kepda Bapak Lasung Kaleb,

Bapak Alex Balang, dan Bapak Robertson David selaku pengurus

FORMADAT Kalimantan dan juga sekaligus perwakilan masyarakat adat.

8. Sahabat seperjuangan dari awal kuliah, Dhimas, Bisti, Yusuf Fahmi, dan Ririn.

9. Teman-teman di “detik-detik terakhir,” Mutiara Ramadhini, Mahyar diani,

Deti, Elhumaira, Kak Andini, Sabrina, Maula.

10. Seluruh teman-teman FISIP, khususnya untuk teman-teman HI

Internasional 2010, Fikri, M Takdir, Rachmayanti, Gandis dll terimakasih atas

semangat, doa, kritik, serta sarannya selama ini.

11. Seluruh teman-teman KKN Berdikari 2013, Panda Mobile, ASEAN Youth

Expo 2014, terimakasih banyak atas dukungan semangat dan doanya.

12. Serta semua pihak dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah berperan

serta mewujudkan skripsi ini.

Siti Lutfi Jamilatul Wardah

Page 8: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .....................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI ..............................

ABSTRAK ............................................................................................................

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................

DAFTAR TABEL ................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ..................................................................

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................

E. Kerangka Pemikiran ..................................................................

1. Teori People Centered Development .............................

2. Konsep International Non-Governmental Organization

3. Konsep Sustainable Development .................................

F. Metode Penelitian ......................................................................

G. Sistematika Penulisan ...............................................................

BAB II AWAL TERBENTUK DAN PERKEMBANGAN

PROGRAM INISIATIF HEART OF BORNEO (HOB)

A. Sejarah Pulau Borneo ...............................................................

B. Awal Terbentuknya dan Perkembangan Program Inisiatif

Heart of Borneo .........................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

x

xii

xiii

xiv

1

7

7

8

11

11

13

18

20

22

24

26

Page 9: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

ix

C. Rencana Strategis Aksi Tiga Negara Dalam Program Inisiatif

Heart of Borneo .........................................................................

D. Rencana Strategis Nasional Indonesia Dalam Program

Inisiatif Heart of Borneo (HoB) ...............................................

BAB III AWAL TERBENTUK DAN PERKEMBANGAN

WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DI

INDONESIA

A. World Wide Fund for Nature (WWF) Global

1. Sejarah Berdirinya WWF Global ..................................

2. Ruang Lingkup WWF Global ........................................

B. World Wide Fund for Nature (WWF) di Indonesia

1. Perkembangan WWF di Indonesia ................................

2. Ruang Lingkup WWF di Indonesia ...............................

BAB IV PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF)

DALAM PROGRAM HEART OF BORNEO (HOB) DI

INDONESIA PERIODE 2012-2013

A. Peran WWF Dalam Pendanaan Berkelanjutan ..........................

B. Peran WWF Dalam Membantu Pemerintah Daerah

Mengembangkan Kabupaten Konservasi ..................................

C. Peran WWF Dalam Membangun Jaringan Bisnis Hijau ...........

D. Peran WWF Dalam Peningkatan Kapasitas Sumberdaya

Manusia Melalui Kerjasama Dengan Inisiatif Lokal ................

BAB V KESIMPULAN ............................................................................

DATAR PUSTAKA .............................................................................................

LAMPIRAN .........................................................................................................

30

36

42

44

47

50

53

57

67

81

92

xv

xxvi

Page 10: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

x

DAFTAR SINGKATAN

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APL Area Penggunaan Lain

BPK Badan Pengawas Keuangan

BIMPEAGA Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina East Asia Growth Area

BUMN Badan Usaha Milik Negara

COP Conference of the Parties

CSR Corporate Social Responsibility

DAS Daerah Aliran Sungai

ESD Education for Sustainable Development

FAO Food Agricultural Organizations

FORCLIME Forest and Climate Change Programme

FORMADAT Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo

FSC Forest Stewardship Council

GEF Global Environment Facility

GFTN Global Forest and Trade Network

GIZ Deutsche Gesellschaftfür Internationale Zusammenarbeit

HOB Heart of Borneo

HPH Hak Pengusaha Hutan

IGO International Governmental Organization

IO Organisasi Internasional

IUPHHK-HA Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam

IUCN International Union for Conservation of Nature

KBKT Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi

KSN Kawasan Strategis Nasional

LEI Lembaga Ekolabel Indonesia

NGO Non-governmental Organizations

PES Pembayaran Jasa Lingkungan atau Payment for Environment

Services

Page 11: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xi

Pokjakab Provinsi dan Kabupaten

Pokjanas Kelompok Kerja Nasional

Pokjaprov Kelompok Kerja Provinsi

REDD Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation

RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil

TFCA Tropical Forest Conservation Act

TNKM Taman Nasional Kayan Mentarang

TNBK Taman Nasional Betung Kerihun

UNCBD United Nations Convention on Biological Diversity

UNFCCC United Nations Framework Convention on Climate Change

UNEP United Nations Environment Programme

UNCHE Unated Nations Conference on the Human Environment

WCS World Conservation Strategy

WCED World Commission on Environment and Development

WWF World Wide Fund for Nature

Page 12: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xii

DAFTAR TABEL

Tabel II.B.1.

Tabel III.A.1.

Tabel IV.A.1.

Tabel IV.A.2.

Tabel IV.D.1.

Tabel IV.D.2.

Total Area Heart of Borneo ...........................................................

Spesies Prioritas WWF Global ......................................................

Total Dana Proyek WWF Program Heart of Borneo 2012-2013 ..

Total Donasi Sticker LINE ............................................................

Jumlah Pengunjung Taman Nasional 2012-2013 ..........................

Total Produksi Padi Sawah 2012-2013 ..........................................

30

46

54

56

84

87

Page 13: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1.

Gambar I.2.

Gambar I.3.

Gambar II.1.

Gambar IV.1.

Gambar IV.2.

Total Ekspor Semua Komoditas Indonesia .........................................

Penyusutan Hutan Kalimantan Tahun 1950-2010 ..............................

Total Emisi Indonesia dan Dunia Berdasarkan Sektor Kehutanan .....

Strukutur Organisasi Kelompok Kerja Nasional Heart of Borneo .....

Manfaat Dari Praktik Lingkungan Dan Sosial Yang Baik Yang

Dilaporkan Oleh Perusahaan Pertambangan Di Borneo .....................

Angka Melek Huruf Penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten

Nunukan 2012-2013 ...........................................................................

2

4

5

39

78

90

Page 14: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Deklarasi Inisiatif Heart of Borneo ...............................................

Peta Area Heart of Borneo ............................................................

Deklarasi Morges Manifesto .........................................................

Peraturan Pemerintah Kapuas Hulu No 144 Tahun 2003 ..............

Wawancara Dengan Elisabeth Wetik, Heart of Borneo (HoB)

Stakeholder Engagement And Program Facilitation Officer,

WWF-Indonesia ...........................................................................

Wawancara Dengan Stephan Wulffraat, Heart of Borneo (HoB)

Monitoring And Evaluation, WWF-Indonesia .............................

Wawancara Dengan Donny Prasmono, Fundraiser Program

Officer, WWF-Indonesia ...............................................................

Wawancara Dengan Cristina Eghenter, Deputy Director For

Social Development, And Civil Society Thematic Lead, Borneo

Programme, WWF-Indonesia .......................................................

Wawancara Dengan Lasung Kaleb, Ketua FORMADAT

Kalimantan Timur (2004-2014) ....................................................

Wawancara Dengan Robertson David, Ketua FORMADAT

Wilayah Krayan (Rangkap Jabatan Komisi Pertanian Organik

Formadat Krayan) ..........................................................................

Wawancara Dengan Alex Balang, Komisi Ekowisata

FORMADAT Kalimantan .............................................................

Wawancara Dengan Teis Nuraini, Bidang Kerjasama Teknik

Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementrian Kehutanan R.I ............

Xxvi

xxvii

xxviii

xxxi

xxxiii

xxxiv

xxxv

xxxvi

xxxix

xliii

xliv

xlv

Page 15: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Indonesia terletak di bawah garis “khatulistiwa” dan garis wallace, ini

menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang berlimpah.1

Menurut World Bank, Indonesia memiliki 17% spesies burung, 16% reptil dan

amfibi, 12% mamalia, dan 10% tanaman di dunia.2 Oleh karena itu

keanekaragaman hayati Indonesia menjadi salah satu dari keanekaragaman hayati

dunia yang dikenal sebagai mega-biodiversity country.3

Salah satu keanekaragaman hayati Indonesia adalah hutan. Hutan

Indonesia adalah hutan hujan tropis terbesar ketiga setelah Brazil dan Republik

Demokratik Kongo dan menjadi hutan hujan tropis terluas di seluruh Asia.4

Menurut Data Statistik Kementerian Kehutanan R.I, pada tahun 2012, luas

kawasan hutan mencapai 98.686,1 juta ha. Kawasan tersebut diklasifikasikan

sebagai hutan primer, hutan sekunder, dan hutan tanaman termasuk area

penggunaan lain (APL) dan difungsikan sebagai hutan konservasi, hutan lindung

dan hutan produksi.5

1 Forest Watch Indonesia (FWI) dan Global Forest Watch (GFW), Keadaan Hutan Indonesia, ( Bogor:

Forest Watch Indonesia dan Washington D.C.: Global Forest Watch, 2001) 6. 2 REDD Indonesia, “Hutan dan Perubahan Iklim”, REDD Indonesia, [artikel on-line] tersedia di

http://www.redd-indonesia.org/tentang-redd/hutan-dan-perubahan-iklim; Internet; diakses pada Juni 19,

2014. 3Kementerian Lingkungan Hidup R.I, “Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN),”

Kementerian Lingkungan Hidup R., 16 November 2011, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.menlh.go.id/peringatan-hari-cinta-puspa-dan-satwa-nasional-hcpsn-2011/; Internet; diakses pada

Maret 8, 2014. 4 Forest Watch Indonesia (FWI) dan Global Forest Watch (GFW), Keadaan Hutan Indonesia, 1. 5 Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kehutanan Indonesia 2012, (Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I,

2013), 20.

Page 16: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

2

Hutan menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida bukan hanya

untuk wilayah Indonesia tetapi untuk seluruh dunia.6 Selain itu, fungsi hutan ialah

sebagai penyangga air, untuk kebutuhan hidup, memperlambat pemanasan global,

dan mengurangi dampak perubahan iklim. Keanekaragaman flora dan fauna di

hutan bermanfaat bagi industri farmasi, kerajinan, pariwisata, dan ilmu

pengetahuan.7

Sekitar 50% dari area hutan difungsikan sebagai hutan produksi.8 Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah ekspor komoditas Indonesia

dalam sektor kehutanan seperti ekspor kelapa sawit, karet, batu bara, gas alam,

dan sebagainya. Jumlah ekspor komoditas Indonesia digambarkan sebagaimana

gambar dibawah ini:

Gambar I.1. Total Ekspor Semua Komoditas Indonesia

Sumber: Global Timber (Based on UN Comtrade), tersedia di

http://www.globaltimber.org.uk/indonesia.htm

Gambar I.1 diatas menunjukkan bahwa dalam dekade terakhir dari tahun

2000 sampai 2010, nilai ekspor hasil hutan non-kayu di Indonesia, seperti kepala

sawit sangat meningkat dibandingkan nilai ekspor produk yang lain, seperti

pertambangan, gas alam, batu bara, karet, minyak mentah, dan produksi barang

6 WWF Global, “Heart of Borneo,” WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/; Internet diakses pada Juli 21, 2014. 7 Government of Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata

Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan, (Jakarta: Pemerintah Indonesia, 2010), 3. 8 Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kehutanan Indonesia 2012, 20.

Page 17: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

3

lainya.9 Menurut Food Agricultural Organizations (FAO), pada tahun 2011

Indonesia adalah negara nomer satu pengekspor minyak kelapa sawit di dunia

dengan jumlah 16.336.750 ton.10

Akan tetapi pada implementasinya, jumlah

permintaan terhadap produk sawit merupakan pendorong utama banyaknya

konversi lahan hutan ke area lain di Indonesia.11

Konversi lahan hutan ke area perkebunan sawit banyak terjadi di area

hutan rawa gambut yang menjadi perkebunan sawit setiap tahun dan mencapai 50

sampai 100.000 ha.12

Apabila lahan gambut tersebut dikonversi maka akan

menghasilkan emisi yang tinggi akibat dari pembakaran lahan gambut sebelum

dijadikan lahan perkebunan.13

Pada akhirnya situasi ini memerlukan perhatian

khusus dan kebijakan yang tepat bahkan jika tidak terkendalikan serta tidak

dikelola dengan lestari akan menyebabkan deforestasi dan kerusakan hutan. Pada

tahun 2010 hingga 2012 menurut Data Statistik Kementerian Kehutanan RI,

terdapat sekitar 1,3 juta ha hutan telah gundul dan yang paling banyak terjadi ialah

di area hutan produksi yang menyumbang 66% dari total deforestasi dan

kerusakan hutan.14

Salah satu wilayah sektor kehutanan Indonesia yang luas ialah

Kalimantan, selain itu wilayah Kalimantan juga menyumbangkan angka terbesar

9 Ibid. 10 FAOSTAT, EXPORTS: Countries by commodity – Top Export Palm Oil 2011- , FAOSTAT[database on-

line]; tersedia di http://faostat.fao.org/site/342/default.aspx; Internet; diakses pada Agustus 22, 2014. 11 Stephan Wulffraat, Environmental Status of Heart of Borneo 2012, (Jakarta: WWF‟s HoB Initiative, 2012),

4. 12 Ari Wibowo, “Konversi Hutan Menjadi Tanaman Kelapa Sawit Pada Lahan Gambut: Implikasi Perubahan

Iklim dan Kebijakan, “ Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan VII/4 Edisi Khusus, 252, [jurnal on-

line]; tersedia di http://forda-

mof.org/files/2.KONVERSI%20HUTAN%20MENJADI%20TANAMAN%20KELAPA%20SAWIT%20PA

DA%20LAHAN%20GAMBUT%20IMPLIKASI%20PERUBAHAN%20IKLIM%20DAN%20KEBIJAKAN

.pdf: Internet; diakses pada Desember 30, 2014. 13 Ibid. 14 Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kehutanan Indonesia 2012, 25.

Page 18: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

4

dari deforestasi dan kerusakan hutan Indonesia yaitu sekitar 41% dari total

deforestasi dan kerusakan hutan.15

Menurut Data Statistik Kementerian Kehutanan

RI pada tahun 2010 sampai 2012, kebakaran hutan yang paling luas ialah terjadi

di wilayah Kalimantan.16

Selain itu, deforestasi hutan di Kalimantan mengancam

kehidupan flora dan fauna di hutan terutama spesies yang terancam punah, seperti

badak, orangutan dan gajah. Pada tahun 2012, status badak Borneo Indonesia

adalah “poor” kurang dari 25 individu yang tersisa, dan status orangutan dan

gajah Borneo “fair” sekitar 50% sampai 70% yang tersisa.17

Gambar I.2. di

bawah menunjukkan bahwa dari tahun 1950 hingga tahun 2010, tidak lebih dari

60% hutan Kalimantan yang tersisa.18

Gambar I.2. Penyusutan Hutan Kalimantan Tahun 1950-2010

Sumber: World Wide Fund for Nature (WWF) tersedia di www.wwf.or.id

Di sisi lain, menurut Stephan Wulffraat, Heart of Borneo Monitoring and

Evaluation Program – WWF-Indonesia, mengatakan bahwa, “... Penyebab

deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia khususnya di wilayah Kalimantan

15 Ibid, 11. 16 Ibid, 114. 17 Stephan Wulffraat, Report: Environmental Status of Heart of Borneo 2014, (Jakarta: WWF‟s HoB

Initiative, 2014), 18. 18 Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Indonesia, (Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I, 2011), 10.

Page 19: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

5

tidak jauh berbeda di provinsi lain di Indonesia.”19

Selain konversi lahan hutan ke

area lain, ada banyak faktor penyebab dari deforestasi, seperti pembalakan liar

(illegal logging), penambangan liar, kebakaran hutan, dan pemanfaatan tanaman

dan satwa liar (TSL) secara liar.20

Sehingga dapat dikatakan bahwa dari banyaknya kasus deforestasi yang

dihasilkan tersebut, hal ini dapat menyebabkan Indonesia menjadi negara

penyumbang emisi di dunia berdasarkan penggunaan di sektor lahan hutan, lahan

pertanian dan padang rumput, serta emisi non-CO2 dari kebakaran biomassa dan

tanah organik. Menurut FAO, gambar 1.3. di bawah menunjukan bahwa pada

tahun 2009, Indonesia menyumbang sekitar 57% dari total emisi dunia dan pada

tahun 2010 meningkat menjadi 58% dari total emisi dunia.

Gambar I.3. Total Emisi Indonesia dan Dunia Berdasarkan Sektor

Kehutanan

Sumber: FAO STAT, tersedia di http://faostat3.fao.org

Oleh sebab itu untuk mengurangi efek emisi, program dari Pemerintah

Indonesia adalah program konservasi lingkungan yang berkerjasama dengan

banyak pihak yaitu negara dan aktor non negara. Salah satu bentuk kebijakan

tersebut ialah inisiatif Heart of Borneo (HoB). HoB adalah program konservasi

19 Wawancara dengan Stephan Wulffraat. 20 Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kehutanan Indonesia 2012, 107.

Page 20: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

6

lintas batas antara pemerintah Brunei, Indonesia dan Malaysia yang didukung oleh

aktor non negara seperti World Wide Fund for Nature (WWF). Inisiatif HoB

dideklarasikan pada 12 Februari 2007, yang bertujuan untuk mengelola kawasan

lintas batas, mengelola kawasan lindung, mengelola sumber daya alam

berkelanjutan, mengembangkan ekowisata, dan meningkatkan kapasitas manusia

berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.21

Cakupan wilayah HoB

seluas 23.250.289,11 ha (100%) meliputi: wilayah Brunei Darussalam 424.076,66

ha (1,82%); wilayah Indonesia 16.794.300,78 ha (72,23%), yang dibagi menjadi

tiga administratif yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan

Timur; dan wilayah Malaysia 6.031.911,67 ha (25,94 %) yang dibagi menjadi dua

administratif yaitu Sabah dan Serawak.22

Pada pengelolaan insiatif HoB tersebut, masing-masing negara memiliki

kebijakan yang berbeda. Indonesia memiliki pengelolaan program HoB yang

dilakukan secara kolaboratif dari pihak pemerintah dengan mitra lainnya dan salah

satu mitra HoB pemerintah Indonesia adalah WWF. Selain menjadi mitra, WWF

juga sebagai satu-satunya aktor non negara yang dilibatkan dalam struktur

ogranisasi kelompok kerja nasional HoB pemerintah Indonesia berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang Kelompok

Kerja Nasional Program HoB.23

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian dengan judul “Peran World

Wide Fund for Nature (WWF) dalam program Heart of Borneo (HoB) di

21 WWF Global, “Heart of Borneo,” WWF Global, [database on-line] tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/; Internet; diakses pada Maret 10, 2014. 22 Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Indonesia, 6. 23 Kementerian Kehutanan R.I, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Nasional Program Heart of Borneo, (Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I, 18

Juli 2011), 3.

Page 21: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

7

Indonesia Periode 2012-2013” menarik untuk dianalisa karena Indonesia memiliki

hutan terluas ketiga di dunia juga hutan terbesar di Asia dan di area HoB yaitu di

Kalimantan. Akan tetapi pada kenyataannya deforestasi dan kerusakan hutan

terbesar di Indonesia terjadi di wilayah Kalimantan, sehingga situasi ini harus

dilindungi untuk kelestarian hutan Kalimantan bagi keberlangsungan flora dan

fauna, kesejahteraan generasi saat ini dan masa depan juga roda perekonomian

negara. Di sisi lain, penelitian ini dimulai pada tahun 2012, karena, pada tahun

tersebut merupakan tahun pertama bagi WWF mengemban tugas sebagai

pelaksana program HoB Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang Kelompok Kerja

Nasional Program HoB. Selain itu WWF juga sebagai satu-satunya aktor non-

negara di Indonesia yang terlibat dalam struktur organisasi tersebut, sehingga

keterlibatan WWF menjadi analisa khusus dalam penelitian ini.

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana peran WWF dalam program HoB di Indonesia periode 2012-2013?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan Peran WWF dalam

program HoB periode 2012-2013. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang

Hubungan Internasional tentang implementasi dari teori people centered

development, konsep international non-governmental organization, dan konsep

sustainable development.

Page 22: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

8

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan sebagai referensi untuk melihat sejauh mana

topik ini telah dibahas serta untuk menghindari konten yang sama atau

plagiarisme dalam bidang akademis. Terdapat tiga tnjauan pustaka yaitu skripsi

sebagai perbandingan perbedaan terhadap konten penelitian ini.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Aditya Nurdina Saputra pada

tahun 2011, sarjana dari Universitas Komputer Indonesia dengan penelitian

tentang: “Pengaruh Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam

melalui Program Heart of Borneo Terhadap Penanganan Masalah Kerusakan

Hutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur.”24

Penelitian tersebut

menjelaskan permasalahan yang ada di hutan wilayah perbatasan Kalimantan

Timur yakni adanya pengelolaan lingkungan hutan yang kurang bijaksana,

pengambilan kayu secara illegal dan pengalihan fungsi hutan, dan banyak terjadi

kebakaran hutan. Perbedaan dari skripsi tersebut dengan penelitian ini dapat

dilihat dari beberapa alasan. Pertama, skripsi tersebut menekankan peran negara

sebagai aktor, tetapi pada penelitian ini menekankan peran aktor non-negara

dalam hubungan internasional. Kedua, berdasarkan kerangka teori, penelitian

tersebut menggunakan konsep kerjasama untuk menganalisa kerjasama diantara

tiga negara tetapi dalam penelitian ini teori people centered development, konsep

international non-governmental organizations digunakan untuk menganalisa

peran non-negara di dunia internasional.

24 Aditya Nurdina Saputra. Pengaruh Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam melalui

Program HoB (Heart of Borneo) terhadap Penanganan Masalah Kerusakan Hutan di wilayah Perbatasan

Kalimanan Timur. (Bandung: Indonesia Computer University, 2011).

Page 23: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

9

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kerjasama trilateral Indonesia,

Malaysia, Brunei Darussalam melalui program Heart of Borneo (HoB) telah

memberikan pengaruh dalam menangani masalah kerusakan hutan di wilayah

perbatasan Kalimantan Timur yang ditandai dengan kebijakan yang dikeluarkan

oleh pemerintah daerah yaitu Green Kaltim dan dijadikannya wilayah perbatasan

Kalimantan Timur sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN).

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Natasya Muliandari pada tahun

2011, sarjana Hubungan Internasional Universitas Parahyangan, dengan penelitian

yang berjudul “Implementasi WWF Coral Triangle Program dalam Melestarikan

Ekosistem Kawasan Segitiga Terumbu Karang pada 2008-2010.”25

Penelitian

tersebut menjelaskan pentingnya peran WWF dalam program konservasi kelautan

dan implementasinya. Isi perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini

adalah penelitian tersebut menjelaskan peran WWF pada program coral triangle

sebagai program kelautan, sementara penelitian ini menjelaskan tentang peran

WWF dalam program HoB di Kalimantan, Indonesia. Penelitian tersebut dianalisa

menggunakan pandangan pluralis, konsep organisasi internasional dan

pembangunan berkelanjutan, sedangkan penelitian ini dianalisa menggunakan

teori people centered development, konsep international non-governmental

organizations, dan konsep sustainable development.

Penelitian tersebut telah menjelaskan bagaimana implementasi program

WWF dalam melestarikan ekosistem kawasan segitiga terumbu karang. Adapun

implementasi yang telah dianalisa dalam skripsi tersebut adalah WWF melakukan

25 Natasya Muliandari, Implementasi WWF Coral Triangle Program dalam Melestarikan Ekosistem Kawasan

Segitiga Terumbu Karang pada 2008-2010 (Bandung: Universitas Parahyangan,, 2011).

Page 24: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

10

program konservasi kelautan seperti kampanye tuna berkelanjutan, perikanan

berkelanjutan, dan program marine protected area.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Isti Chomah Sari pada tahun 2013

sarjana dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, dengan penelitian yang

berjudul “Peran WWF dalam upaya melindungi satwa langka orangutan di

Indonesia melalui Program Sahabat Orangutan Tahun 2011-2013.”26

Dalam

penelitian tersebut membahas peran WWF dalam upaya melindungi orangutan

yang terancam punah di Indonesia, dan menganalisa tentang hambatan yang

dihadapi oleh WWF. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

dalam program WWF. Dalam penelitian tersebut fokus pada program konservasi

hewan terancam punah sedangkan penelitian ini fokus dalam progam

pembangunan berkelanjutan di HoB. Di sisi lain, berdasarkan kerangka teoriti,

penelitian tersebut dianalisa dengan konsep keamanan lingkungan, konsep peran

dan konsep non-governmental organizations sementara penelitian ini dianalisa

menggunakan teori people centered development, konsep international non-

governmental organizations, dan konsep sustainable development.

Penelitian tersebut telah menganalisa peran WWF dalam upaya

melindungi satwa langka orangutan di Indonesia, diantaranya adalah kampanye,

rehabilitasi, monitoring, konservasi, penangkaran, kerjasama dengan multipihak

mengenai perlindungan orangutan, dan penyediaan informasi dilapangan.

Kemudian, penelitian tersebut juga telah menganalisa hambatan yang dihadapi

oleh WWF dalam menjalankan programnya melindungi satwa langka orangutan,

26 Isti Chomah Sari. Peran WWF Dalam Upaya Melindungi Satwa Langka Orangutan di Indonesia melalui

Program Sahabat Orangutan tahun 2011-2013. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013).

Page 25: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

11

diantaranya hambatan internal dan hambatan eksternal. Adapun hambatan internal

yang dihadapi oleh WWF adalah keterbatasan dalam hal finansial, dan lemahnya

integrasi program antar pemangku kepentingan. Kemudian, hambatan eksternal

yang dihadapi oleh WWF adalah rendahnya kepedulian masyarakat ulayat,

lemahnya koordinasi antara pemerintah Indonesia tingkat pusat dan tingkat

daerah, orangutan belum dijadikan sebagai bagian pembangunan, ancaman

perburuan terhadap orangutan, minimnya akses transportasi, dan hambatan dalam

upaya rehabilitasi.

E. Kerangka Pemikiran

1. Teori People Centered Development

Menurut David C. Korten, mengatakan bahwa, “... Teori praktik

konvensional menunjukkan bahwa tanggungjawab untuk mengelola dan

mendistribusikan sumber daya pembangunan di tangan pemerintah akan

menghasilkan kebijakan yang „optimal‟, namun kenyataannya, pemerintah

memiliki keterbatasan kebijakan dan kemampuan dalam mengatasi isu yang

terjadi di masyarakat.” Kemudian, David C. Korten, menambahkan bahwasanya

saat ini kehidupan di masyarakat sedang berada dalam krisis. Oleh karena itu,

masyarakat harus berani melakukan perubahan. Perubahan tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan konsep pembangunan alternatif yang

menempatkan pembangunan berbasis rakyat atau people centered development

Page 26: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

12

dan pelakunya adalah organisasi non-pemerintah (Ornop) yang terbentuk

berdasarkan inisiasi masyarakat atau individu itu sendiri.27

Menurut David C. Korten yang dikutip dari Guy Gran yang mengatakan

bahwa, “... Peran individu bukan hanya sebagai „subyek‟ melainkan sebagai

„aktor‟ yang merumuskan tujuannya sendiri, mengendalikan sumber daya sendiri,

dan mengarahkan proses dengan tujuan mempengaruhi kehidupanya.”28

Substansi

dari people centered development menempatkan posisi pada inisiatif lokal, dengan

demikian individu mempunyai kemampuan dalam pengelolaan dan penyelesaian

isu yang terjadi. People centered development menggunakan kerangka ekologi

dan masyarakat dalam analisa kinerjanya, dan tidak hanya menginternalisasi

masyarakat dan lingkungan, tetapi menjadikan keduanya sebagai dasar dari proses

analisa.29

WWF adalah organisasi non pemerintah yang terbentuk berdasarkan

kesepakatan individu yaitu Julian Huxley, Peter Scott, Max Nicholson dan lainnya

yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan membangun masa depan

dimana manusia hidup selaras dengan alam. Dalam perkembanganya, WWF

membentuk perwakilan di berbagai negara di dunia, demi terwujudnya

fleksibilitas dalam menjalankan programnya.30

Hal ini yang mendasari

27 David C. Korten, “Thrid Generation NGO Strategies: A Key to People-Centered Development,” World

Development, Vol. 15, Supplement (Printed in Great Britan: Pergamon Journals Ltd), 145-146, [Jurnal On-

line]; tersedia di

http://livingeconomiesforum.org/sites/files/pdfs/Korten%20Third%20Generation%20NGO%20Strategies.pdf

; Internet; diakses pada Desember 31, 2014. 28 David C. Korten, “People-Centered Development: Toward a Framework,“ di dalam buku David C. Korten

dan Rudi Klauss, ed., People- Centered Development Contributions Toward Theory And Planning

Frameworks, (United States of Amesica: Kumarian Press, 1984), 300. 29 Ibid. 30 J. Baird Callicott and Robert Frodeman, ed., Encyclopedia of Environmental Ethics and Philosophy, (USA:

Cengage Learning, 2009), 412-413.

Page 27: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

13

bahwasanya WWF adalah organisasi internasional non pemerintahan, yang

mempunyai perwakilan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

2. Konsep International Non-Governmental Organization

Menurut Clive Arsher, Organisasi Internasional (IO) adalah sebuah

lembaga dengan sistem formal, mempunyai tujuan, instrumen, staf,

administrative, dan sebagainya. Selain itu istilah “internasional” diklaim dari

istilah “antar” atau ketika menggambarkan suatu kegiatan seperti perang,

diplomasi, atau jenis hubungan apapun yang dilakukan diantara dua negara dan

lebih atau diantara perwakilan pemerintah mereka.31

Menurut Harold K. Jacobson, Organisasi Internasional (OI) dibagi menjadi

dua macam, OI yang didirikan sesuai dengan kesepakatan diantara pemerintah

disebut International Governmental Organizations (IGOs) dan OI yang didirikan

tanpa kesepakatan diantara pemerintah disebut sebagai International Non-

governmental Organizations (INGOs).32

Anggota dari NGO adalah individu atau

asosiasi swasta atau kombinasi keduanya yang terdiri dari dua individu atau lebih,

dan NGO didirikan sesuai dengan beberapa tujuan.33

Menurut Bob Sugeg Hadiwinata, berdasarkan asalmula pembentukan

NGO dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. “Poverty Alleviation NGO.” NGO ini mucul sebagai aksi terhadap

ketidakpuasan program pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan. Tujuan

31 Clive Arsher, International Organizations, (London: George Allen & Unwin Ltd, 1983), 1-2. 32 Harold K. Jacobson, Netwoks of Interdependence International Organizations and the Global Political

System Second Edition, (New York: Alfred A. Knopf, Inc., 1979), 4-5. 33 Ibid, 9.

Page 28: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

14

utamanya adalah memberantas kemiskinan dengan membuat program-program

pembangunan berdimensi swadaya dan melakukan aktivitas charity.

b. “Emancipatory NGO.” NGO ini muncul untuk membangkitkan

kesadaran dalam menyelesaikan struktur yang menempatkan lingkungan,

perempuan, anak sebagai korban eksploitasi. NGO ini berdiri dengan tujuan

meningkatkan posisi tawar isu tertentu dalam masyarakat agar tidak menjadi

sumber eksploitasi, serta melakukan aktivitas melalui advokasi dan kampaye

untuk memperkenalkan isu-isu global yang menjadi fokus mereka.

c. “Anti Authoritarian NGO.” NGO ini muncul sebagai aksi terhadap

ketimpangan politik yang dianggap kurang kondusif bagi terciptanya demokrasi,

kepastian hukum, dan pelindungan hak asasi manusia. Tujuanya adalah untuk

mengupayakan tumbuhnya demokrasi di suatu negara melalui berbagai strategi

yang meliputi advokasi, pelatihan, pembentukan kader, diskusi, dll.34

Kemudian, menurut Clive Arsher, terdapat tiga peran utama Organisasi

Internasional dalam sistem internasional, sebagai berikut:

a. Organisasi Internasional sebagai “instrument” yang digunakan oleh

negara-negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu seperti kepentingan

nasional dan tujuan politik luar negerinya.

b. Organisasi Internasional sebagai “arena” yang digunakan sebagai

tempat atau forum untuk membahas, berdebat, bekerjasama dalam isu tertentu.

34 Bob S Hadiwinata, “Dilema Pemberdayaan: LSM, Pemerintah dan Masyarakat Sipil” Jurnal Potensia

VIII/20 (Juli 1997), 10-11.

Page 29: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

15

c. Organisasi Internasional sebagai “aktor independen.” Organisasi

internasional dapat bertindak di panggung dunia, merumuskan, dan membuat

keputusan tanpa dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari luar.35

Di sisi lain, Salamon dan Anheier mendefinisikan karakteristik “nonprofit

sector” atau aktor independen, sebagai:

a. “Terorganisir.” OI memiliki beberapa realitas kelembagaan dan struktur

organisasi internal.

b.“Swasta.” OI mempunyai kelembagaan terpisah dari instansi pemerintah.

Hal ini bukan berarti bahwa mereka tidak dapat menerima dukungan pemerintah

yang signifikan atau bahkan pemerintah tidak bisa memimpin mereka.

c. “Tidak mencari keuntungan.” Keuntungan bukan tujuan utama sebuah

OI, baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. “Self-governing.” OI mengontrol kegiatan mereka sendiri melalui

prosedur tata kelola internal, tanpa intervensi dari luar.

e. “Sukarela.” Karakter ini melibatkan partisipasi yang sukarela.

f. “Nonreligius.” OI tidak terlibat dalam promosi suatu ajaran Agama.

g. “Nonpolitical.” OI tidak terlibat dalam promosi calon pejabat terpilih

ataupun dalam kegiatan politik lainya.36

Selain itu, menurut Harold K. Jacobson, ada beberapa fungsi dari

Organisasi Internasional, yaitu:

35 Clive Arsher, International Organizations, (London: George Allen & Unwin Ltd, 1983), 130-142. 36 Salamon, Lester M. and Helmut K. Anheier, “Social Origins of Civil Society: Explaining the Nonprofit

Sector Cross-Nationally,” Working Papers of the Johns Hopkins Comparative Nonprofit Sector Project, no.

22, (Baltimore: The Johns Hopkins Institute for Policy Studies, 1996), 3-4 [database on-line]; tersedia di

http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/moon/CivilSociety/Social%20Origins%20of%20CSOs.pdf; Internet

diakses pada Agustus 11, 2014.

Page 30: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

16

a. “Fungsi Informasi.” OI menyediakan informasi, mengumpulkan,

menganalisa dan mempublikasikan data. OI juga membantu menyebarkan

informasi dengan menyelenggarakan berbagai forum di mana setiap individu bisa

saling bertukar pikiran.

b. “Fungsi Normatif.” OI mengadopsi prinsip-prinsip dari sebuah deklarasi

dan pernyataan tujuan. Fungsi ini tidak melibatkan instrumen yang mengikat

secara hukum, melainkan pernyataan yang dirancang untuk mempengaruhi

kebijakan dalam negeri dan luar negeri suatu negara.

c. “Fungsi operasional.” Fungsi ini melibatkan penggunaan sumber daya,

contohnya OI membuat sebuah bantuan keuangan dan teknis bagi masyarakat.37

Tidak hanya itu, menurut Michael Edwards dan David Hulme, NGO

menggunakan berbagai strategi untuk „scale up‟ atau meningkatkan dampak kerja

mereka.38

Ada 4 strategi untuk meningkatkan dampak mereka, diantaranya:

a. “Scaling up via cooperation with governments.”39

NGO bekerjasama

dengan struktur pemerintah untuk mempengaruhi kebijakan dan sistem.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pemerintah menerapkan kebijakan

yang efektif yang akan bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya masyarakat

yang kurang mampu dalam mencapai kehidupan mereka di bidang kesehatan,

pendidikan, produksi dll.40

37 Harold K. Jacobson, Netwoks of Interdependence International Organizations and the Global Political

System Second Edition, (New York: Alfred A. Knopf, Inc., 1979), 82-83. 38 Michael Edwards and David Hulme, “Scaling up NGO impact on development: learning from experience,”

di dalam buku Deborah Eade and Jenny Pearce, ed., Development, NGos, and Civil Society, (Oxford: Oxfam

GB, 2000), 57-59. 39 Ibid, 57. 40 Michael Edwards and David Hulme, Making a Difference: NGOs and Development in a Changing World,

(London: Earthscan, 1992) 17.

Page 31: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

17

b. “Scaling up via operational expansion.”41

Strategi yang jelas untuk

meningkatkan dampaknya terhadap pembangunan adalah dengan memperluas

program. Ekspansi dapat dibagi menjadi 4 model diantaranya: 1) “ekspansi

geografis” yaitu dengan pindah ke wilayah atau negara baru, 2) “ekspansi

horizontal” yaitu dengan menambahkan kegiatan sektoral tambahan untuk

program yang ada, 3) “ekspansi vertikal” yaitu dengan menambahkan kegiatan

hulu atau hilir untuk program yang ada, dan 4) ekspansi dengan kombinasi dari

ketiganya.42

c. “Scaling up via lobbying and advocacy.” NGO aktif dalam kegiatan

nasional dan internasional. Dalam kegiatan tersebut, NGO melakukan advokasi

dengan cara merekomendasikan ide, berbicara untuk menarik perhatian

masyarakat atau piihak lain tantang isu penting, dan mengarahkan para pengambil

keputusan untuk mendapatkan solusi.43

d. “Scaling up via supporting local initiatives.” NGO membuat suatu

jaringan atau networking untuk bekerjasama dengan inisiatif lokal. “Networking”

adalah alat komunikasi dan mekanisme yang menghubungkan berbagai individu

atau organisasi dengan tujuan yang sama.44

Konsep INGO adalah konsep untuk menganalisa peran WWF. WWF

digolongkan sebagai INGO karena WWF adalah organiasai internasional non

pemerintahan yang berpusat di Swiss dan mempunyai perwakilan di Indonesia.

41 Michael Edwards and David Hulme, “Scaling up NGO impact on development: learning from experience,”

58. 42 Michael Edwards and David Hulme, Making a Difference: NGOs and Development in a Changing World,

19-20. 43 Michael Edwards and David Hulme, “Scaling up NGO impact on development: learning from experience,”

59. 44 Ibid..

Page 32: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

18

Berdasarkan klasifikasi NGO, WWF tergolong kedalam “emancipatory NGO”

yang fokus dalam isu lingkungan serta bertujuan untuk mengatasi

ketidakseimbangan ekologi global diantara kehidupan manusia dan alam. WWF

sebagai “independent actor” memiliki banyak fungsi dalam pelestarian

lingkungan. Fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemahaman diantara

pihak-pihak yang terlibat, seperti pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat lokal

dan lain-lain yang terlibat serta menganggap penting pada konservasi

keanekaragaman hayati.

3. Konsep Sustainable Development

Untuk pertama kalinya, kontribusi OI dalam isu lingkungan yaitu pada

tahun 1972, dalam Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia atau

United Nations Conference on the Human Environment (UNCHE), atau yang

dikenal dengan Stockhlom Conference yang diselenggarakan di Stockholm.45

Pada

saat itu, UNCHE mengusulkan pembentukan badan global yang bertindak sebagai

divisi lingkungan dari sistem PBB, yang dikenal sebagai United Nations

Environment Programme (UNEP).46

Setelah itu, pada tahun 1980, UNEP dan International Union for Conservation

of Nature (IUCN) mendirikan Strategi Konservasi Dunia atau the World

Conservation Strategy (WCS) yang bertujuan untuk mencapai pembangunan

berkelanjutan melalui konservasi sumber daya alam hayati dan pada saat itu juga

45 Monique Perrot-Lanaud, et al., UNESCO and Sustainable Development, (Paris: UNESCO, 2005), 2,

[database on-line]; tersedia di http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001393/139369e.pdf; Internet; diakses

pada Agustus 29, 2014. 46 Ibid.

Page 33: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

19

merupakan lahirnya terminologi “pembangunan berkelanjutan” atau yang dikenal

dengan “sustainable development.”47

Kemudian, pada tahun 1987, PBB membentuk World Commission on

Environment and Development (WCED) dipelopori oleh Gro Harlem Brundtland,

dan pertama kalinya menggunakan istilah “sustainable development” dalam

laporannya berjudul "Our Common Future" atau yang dikenal sebagai

"Brundtland Report .” Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang

memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Sebuah visi pembangunan

yang meliputi populasi, spesies hewan dan tumbuhan, ekosistem, sumber daya

alam, air, udara, energy, dan yang mengintegrasikan kekhawatiran seperti

memerangi kemiskinan, kesetaraan gender, hak asasi manusia, pendidikan,

kesehatan, keamanan manusia, dll.48

Dalam laporan Brundtland, secara khusus menguraikan ““sustainable

development”sebagai berikut:

a. Kerusakan lingkungan berkaitan dengan faktor-faktor ekonomi, sosial, dan

politik.

b. Pembangunan berkelanjutan adalah integrasi dari tiga pilar, yaitu

pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial ,dan perlindungan lingkungan.

47 Susan Baker, Routledge Introductions to Environment Series: Sustainable Development, (New York:

Routledge 270 Madison Ave, 2006), 18. 48 Monique Perrot-Lanaud, et al., UNESCO and Sustainable Development, (Paris: UNESCO, 2005), 2,

[database on-line]; tersedia di http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001393/139369e.pdf; Internet; diakses

pada Agustus 29, 2014.

Page 34: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

20

c. Dalam pembangunan berkelanjutan dibutuhkan sikap positif terhadap

pengembangan, perlindungan lingkungan, dan pembangunan ekonomi dengan

satu tujuan dan dapat saling mendukung.

d. Pembangunan berkelanjutan berpendapat bahwa teknologi dan organisasi

sosial dapat membuka kemungkinan dalam pengembangan lingkungan.

e. Pembangunan berkelanjutan mengakui bahwa tanggung jawab generasi

sekarang untuk generasi mendatang.

f. Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah panggilan untuk model baru

dalam pemerintahan yang berasas lingkungan, di semua tingkatan, dari lokal ke

global.

g. Pembangunan berkelanjutan telah mencapai status otoritatif dalam wacana

lingkungan dalam pembangunan internasional dan kerangka hukum.49

Isu lingkungan tidak dapat lagi ditangani secara sektoral melainkan telah

menjadi bagian dari pembangunan ekonomi dan sosial, oleh karena itu peran

WWF sebagai global governance tidak hanya fokus dalam konservasi lingkungan,

tetapi juga fokus bagaimana lingkungan berperan terhadap sektor lain, ekonomi,

dan sosial. Konsep pembangunan berkelanjutan adalah kunci untuk menjelaskan

implikasi dari peran WWF dalam inisiatif HoB.

F. Metode Penelitian

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini dianalisa

menggunakan metode kualitatif deskriptif analitis. Menurut Denzin dan Lincoln,

penelitian kualitatif adalah metode penelitian multi-fokus, yang melibatkan

49 Susan Baker, Routledge Introductions to Environment Series: Sustainable Development, (New York:

Routledge 270 Madison Ave, 2006), 25.

Page 35: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

21

interpretif, pendekatan naturalistik dengan materi pelajaran tersebut.50

Hal ini

melibatkan koleksi berbagai studi empiris, kasus, pengalaman pribadi,

introspektif, kisah hidup, wawancara, pengamatan, sejarah, interaksional, dan teks

visual yang menggambarkan momen. Di sisi lain, metode kualitatif bertujuan

menggambarkan suatu fenomena tertentu atau untuk menentukan ada tidaknya

keterkaitan diantara suatu gejala dengan gejala lainnya yang relevan dengan

masalah penelitian.51

Penelitian ini menjelaskan dan menganalisis berbagai jenis data dan

informasi untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sumber data dalam penelitian

ini dibagi menjadi dua jenis, data primer dan sekunder. Data sekunder diperoleh

dari literatur, seperti buku, jurnal, tesis, artikel, publikasi pemerintah, media

elektronik, surat kabar, dan publikasi lainnya secara on-line atau off-line. Sumber

litelatur utama data sekunder berasal dari data dokumentasi dari Kementerian

Kehutanan, WWF . Adapun sumber buku utama adalah David C. Korten dan Rudi

Klauss, ed., yang berjudul People- Centered Development Contributions Toward

Theory And Planning Frameworks, Clive Arsher yang berjudul International

Organizations, Harold K. Jacobson yang berjudul Netwoks of Interdependence

International Organizations and the Global Political System Second Edition,

Michael Edwards and David Hulme yang berjudul Making a Difference: NGOs

and Development in a Changing World, dan Susan Baker yang berjudul Routledge

Introductions to Environment Series: Sustainable Development.

50 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), 1-2. 51 John W. Cresswell, Qualitative Inquiry and Research Design (California: Sage Publication Inc,1998), 15.

Page 36: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

22

Teknik kolektif dari data sekunder menggunakan studi kepustakaan seperti

Perpustakaan Kementerian Kehutanan (Manggala Wanabhakti Building),

Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Universitas Parahyangan,

Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, Perpustakaan mini di kantor

WWF. Selain itu, data primer diperoleh melalui wawancara dengan para ahli di

lapangan atau yang langsung terlibat di lapangan, seperti WWF, Kementerian

Kehutanan, dan inisiatif lokal di daerah yang diteliti.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Pemikiran

1. Teori People Centered Development

2. Konsep International Non-Governmental Organization

3. Konsep Sustainable Development

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II AWAL TERBENTUK DAN PERKEMBANGAN

PROGRAM INISIATIF HEART OF BORNEO (HOB)

A. Sejarah Pulau Borneo

B. Awal Terbentuknya dan Perkembangan Program Inisiatif Heart

of Borneo(HoB)

C. Rencana Strategis Aksi Tiga Negara Dalam Program Inisiatif

Heart of Borneo(HoB)

D. Rencana Strategis Nasional Indonesia Dalam Program Inisiatif

Heart of Borneo (HoB)

BAB III AWAL TERBENTUK DAN PERKEMBANGAN

WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DI

INDONESIA

A. World Wide Fund for Nature (WWF) Global

Page 37: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

23

1. Sejarah Berdirinya WWF Global

2. Ruang Lingkup WWF Global

B. World Wide Fund for Nature (WWF) di Indonesia

1. Perkembangan WWF di Indonesia

2. Ruang Lingkup WWF di Indonesia

BAB IV PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF)

DALAM PROGRAM HEART OF BORNEO (HOB) DI

INDONESIA PERIODE 2012-2013

E. Peran WWF Dalam Pendanaan Berkelanjutan

F. Peran WWF Dalam Membantu Pemerintah Daerah

Mengembangkan Kabupaten Konservasi

G. Peran WWF Dalam Membangun Jaringan Bisnis Hijau

H. Peran WWF Dalam Peningkatan Kapasitas Sumberdaya

Manusia Melalui Kerjasama Dengan Inisiatif Lokal

BAB V KESIMPULAN

Page 38: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

24

BAB II

AWAL TERBENTUK DAN PERKEMBANGAN PROGRAM INISIATIF

HEART OF BORNEO (HOB)

A. Sejarah Pulau Borneo

Borneo adalah pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Papua

New Guinea. Borneo terletak di Asia Tenggara, tepatnya terlihat di sekitar

perbatasan selatan dan timur Laut Cina Selatan. Borneo berada di bagian barat

Pulau Sumatera, Jawa di bagian selatan, Sulawesi di bagian timur, dan Filipina di

sebelah timur laut. Luas daratan Borneo meliputi hampir 740.000 km2.52

Nama Borneo berasal dari Barat dari kata lokal “Burni”, pada abad ke 16

yang merujuk kepada kerajaan Muslim yang kuat. Di sisi lain, terdapat berbagai

nama muncul seperti, Burni, Burney, Burny, Borny, Borney, Burneo, Bornei,

Bruneo, Porne, dan Borneu. Ada nama lain yaitu “Kalimantan” yang dimiliki oleh

Indonesia. Nama “Kalimantan” berasal dari kata “Kalamantan” yang berarti

“tanah lamanta (sagu mentah).” Tapi orang Jawa merubah nama tersebut menjadi

“Kalimanten” yang berarti bagi mereka "sungai dari batu mulia.”53

Di bagian selatan Borneo sekitar 540.000 km2 dimiliki oleh Republik

Indonesia yaitu wilayah Kalimantan yang secara resmi menerima kemerdekaan

dari Belanda pada Desember 1949. Wilayah ini dibagi menjadi empat unit

administratif atau propinsi: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, dan Kalimantan Timur. Di sebelah utara Borneo sekitar 200.000 km2

adalah wilayah Federasi Malaysia, yang dibagi menjadi dua, yaitu Sarawak dan

52 Gerard A. Persoon and Manon Osseweijer, ed., Reflections on the Heart of Borneo. (Netherlands :

Tropenbos International, 2008), 9. 53 Victor T. King, The People of Borneo, (Cambridge: Blackwell Publishers, 1993), 17-19.

Page 39: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

25

Sabah. Dan di sebelah baratlaut Borneo dimiliki oleh kerajaan Muslim yang kaya

akan hasil minyak bumi, yaitu Brunei Darussalam. Brunei menerima status daerah

perlindungan dari Inggris pada tahun 1888, dan mendapatkan status merdeka

sepenuhnya dari Inggris pada 1 Januari 1984.54

Di wilayah Borneo terdapat sungai-sungai besar dan panjang yang

dijadikan sebagai rute utama untuk komunikasi dan transportasi. Tiga sungai

terpanjang di Indonesia yang terletak di Kalimantan adalah sungai Kapuas (1.143

km), sungai Barito (900 km), dan sungai Mahakam (775 km).55

Di sisi lain,

Borneo merupakan salah satu pusat paling penting dari keanekaragaman hayati di

dunia. Borneo sebagai rumah bagi 13 spesies primata, lebih dari 350 jenis burung,

150 reptil dan amfibi, dan 15.000 spesies tanaman. Kalimantan dan Sumatera

merupakan satu-satunya tempat di dunia, di mana spesies yang terancam punah

seperti orangutan, gajah, dan badak hidup berdampingan. Satwa liar terancam

lainnya yang hidup di pulau Borneo adalah macan tutul, beruang madu, dan owa

Kalimantan.56

Dalam sejarah otoritatif Borneo, masyarakat Malaysia dan Indonesia telah

menetap di sejumlah kawasan lindung di Borneo. Terdapat 10 taman nasional di

wilayah Kalimantan dengan luas total 4.609.000 ha, di wilayah Sabah memiliki 6

taman nasional dengan luas total 243.000 ha, Sarawak memiliki 15 taman

nasional dengan luas total 201.000 ha, sedangkan Brunei hanya memiliki 1 taman

nasional dengan seluas 46,000 ha.57

54 Victor T. King, The People of Borneo, (Cambridge: Blackwell Publishers, 1993), 3-4. 55 Gerard A. Persoon and Manon Osseweijer, ed., Reflections on the Heart of Borneo, 9. 56 WWF Indonesia, The Human of Heart Borneo, (Jakarta: WWF Indonesia, 2013), 3. 57 Gerard A. Persoon and Manon Osseweijer, ed., Reflections on the Heart of Borneo, 18.

Page 40: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

26

B. Awal Terbentuknya dan Perkembangan Program Inisiatif Heart of

Borneo

Konferensi pertama yang membahas isu lingkungan adalah Konferensi

PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia atau the UN Conference on the Human

Environment (UNCHE), atau dikenal sebagai Stockholm Conference pada 16 Juni

1972. Konferensi ini membuktikan meningkatnya perhatian masyarakat dunia

terhadap isu lingkungan.58

Dalam menguatkan kembali dari Konferensi

Stockholm dan dengan tujuan membangun kemitraan global yang baru dan adil,

PBB mengusulkan Konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan atau UN

Conference on Environment and Development (UNCED) yang juga dikenal

sebagai Rio Summit, Rio Conference, dan Earth Summit, Juni 1992 di Rio de

Janeiro, Brasil.59

Konferensi ini menghasilkan salah satu dari dua dokumen yang mengikat

secara hukum yaitu, Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati atau yang

disebut the United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD).

Konvensi ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: (1) Peraturan tentang konservasi

keanekaragaman hayati (biodiversity). (2) Pemanfaatan secara berkelanjutan

komponen keanekaragaman hayati. (3) Pembagian keuntungan yang adil dan

merata dalam pemanfaatan sumber daya alam.60

Konvensi UNCB mulai berlaku

58 Monique Perrot-Lanaud, et al., UNESCO and Sustainable Development, (Paris: UNESCO, 2005), 2,

[database on-line]; tersedia di http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001393/139369e.pdf; Internet; diakses

pada Agustus 29, 2014. 59 Daniel Murdiyarso, Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2003), 3. 60 N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 2004),

147.

Page 41: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

27

pada 29 Desember 199361

dan sampai 2014, UNCBD memiliki 194 anggota

negara dan menerima 168 tanda tangan (ratifikasi).62

Indonesia merupakan

anggota dan meratifikasi UNCBD pada tanggal 23 Agustus 1994.63

Dalam UNCBD, terdapat badan pembuat keputusan tertinggi disebut

Konferensi Para Pihak atau Conference of the Parties (COP). Ini adalah sebuah

asosiasi para pihak yang meratifikasi konvensi tersebut.64

Dari tahun 1994 hingga

tahun 1996, COP mengadakan pertemuan setiap setahun, tetapi pada tahun 2000

pertemuan COP diadakan setiap dua tahun.65

Ada beberapa kewajiban bagi

Negara-negara COP dalam mewujudkan tujuan UNCB, salah satunya

mengembangkan strategi nasional untuk konservasi dan pembangunan

berkelanjutan mengenai keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kerjasama

diantara pihak-pihak mengenai kerjasama teknis, keuangan, bioteknologi, dan

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bantuan negara-negara maju kepada

negara-negara bekembang.66

Dalam perkembangan UNCBD, pada Maret 2006 diadakan COP 8 di

Curitiba, Brasil. Indonesia sebagai anggota COP mengadakan side event untuk

membahas inisiatif Heart of Borneo. Dalam side event tersebut, Indonesia

mengundang berbagai pihak dalam rangka peluncuran inisiatif HoB yang akan

61 Convention on Biological Diversity (CBD), “History of CBD”, CBD, [database on-line]; tersedia di

http://www.cbd.int/history/; Internet; diakses pada November 15, 2014. 62 Convention on Biological Diversity (CBD), “List of Parties of CBD”, CBD, [database on-line]; tersedia di

http://www.cbd.int/information/parties.shtml; Internet; diakses pada November 15, 2014. 63 Convention on Biological Diversity (CBD), “Indonesia Overview”, CBD, [database on-line]; tersedia di

http://www.cbd.int/countries/?country=id; Internet; diakses pada November 16, 2014. 64 Daniel Murdiyarso, Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2003), 29. 65 Convention on Biological Diversity (CBD), “The Conference of the Parties of CBD”, CBD, [database on-

line]; tersedia di http://www.cbd.int/cop/; Internet; diakses pada November 17, 2014. 66 Departemen Pertanian, “Konvensi Keanekaragaman Hayati”, BB Biogen Litbang Departemen Pertanian,

Rabu, Juni 25, 2008, [database on-line]; tersedia di

http://biogen.litbang.deptan.go.id/index.php/2008/06/konvensi-keanekaragaman-hayati/; Internet; diakses

pada November 18, 2014.

Page 42: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

28

diadakan di Bali, yang dihadiri oleh sekitar 150 peserta dari perwakilan

pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia, Brunei Darussalam, Bank Dunia,

UNEP, IUCN, UNESCO, Sekretariat UNCBD, perwakilan dari Pemerintah

Inggris, Belanda, Jerman, Swedia, Amerika Serikat, Brazil, Lembaga multi-lateral

dan Bilateral. Para pihak sepenuhnya mendukung inisiatif ini, dengan harapan

bahwa inisiatif HoB dapat mendukung pelestarian ekosistem di Borneo yang

berhubungan dengan upaya untuk mengendalikan illegal logging dan kegiatan lain

yang tidak mendukung pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan di wilayah

tersebut.67

Pada awalnya, inisitif Heart of Borneo (HoB) diusulkan oleh WWF

Sundaland Bioregion Indonesia yaitu program WWF di Sumatera, Kalimantan,

dan Jawa pada tahun 2001 dengan proyek dengan tema Borneo Mountain Forest.

Proyek ini mendirikan beberapa taman nasional sebagai model konservasi di

daerah lintas batas, yaitu Kayan Mentarang dan Betung Kerihun di Indonesia,

dan Lanjak Entimau dan Pulung Tao di Malaysia. Usulan di atas telah disetujui

oleh Pemerintah Indonesia dan beberapa donor, dan kemudian mengadakan

pertemuan pada tahun 2003 sebagai kerjasama diantara Kementerian Kehutanan

Indonesia dan WWF Indonesia.68

Setelah itu, pada April 2005, dilaksanakan

pertemuan para pihak di Brunei Darussalam, dengan tema “Three Countries –

One Conservation Vision.” Dalam pertemuan ini disepakati agar ketiga Negara

67 Kementerian Kehutanan R.I, “Laporan Hasil Pertemuan ke 8 Konvensi Keanekaragaman Hayati

(Conference of the Parties 8-Convention on Biological Diversity) Tanggal 20- 31 maret 2006 di Curitiba,

Brasil”, 16-01-2007, [on-line databse]; tersedia di http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/2591;

Internet; diakses pada November 18, 2014. 68 Heart of Borneo Initiative, “History of Heart of Borneo”, Heart of Borneo Initiative [database on-line];

tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/about/heart-of-borneo-on-track; Internet; diakses pada Agustus 28,

2014.

Page 43: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

29

membentuk deklarasi Heart of Borneo.69

Sebagai tindak lanjut, pada Agustus

hingga September 2005, di Indonesia dilakukan lokakarya tingkat provinsi

(Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur) yang

menghasilkan beberapa kesepakatan seperti konsep area HoB, formalisasi inisiatif

HoB melalui deklarasi, lokakarya tingkat nasional, regional dan international,

serta sosialisasi HoB ke seluruh stakeholder terkait.70

Kemudian, setelah side event HoB dalam COP 8 UNCB, pada tanggal 24

November 2006 dilaksanakan pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Heart of

Borneo antar Negara di Filipina dalam rangka pertemuan Senior Official Meeting

of the Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asia Growth

Area (BIMP-EAGA). Dalam pertemuan ini menghasilkan kesepakatan deklarasi

Heart of Borneo dan penyempurnaan naskah deklarasi pada pertemuan tiga negara

pada 4 Desember 2006 di Jakarta.71

Setelah itu, pemerintah Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia

menandatangani Deklarasi Heart of Borneo pada 12 Februari 2007 di Bali.

Inisiatif HoB didasarkan pada peraturan yang ada di masing-masing negara HoB,

yang artinya konsekuensi hukum dari inisiatif HoB sifatnya tidak mengikat atau

non-binding. Deklarasi tersebut mendeklarasikan komitmen tiga negara untuk

mengelola secara berkelanjutan dan melindungi kawasan HoB (lihat deklarasi

Heart of Borneo Initiative di Lampiran 1).72

Dalam Tabel II.B.1. di bawah,

kawasan HoB meliputi sekitar 23 juta ha hutan yang terhubung di tiga negara.

69 Ibid. 70 Ibid. 71 Herat of Borneo-National Working Group, National Strategic Plan of Action, (Jakarta: Heart of Borneo-

National Working Group, 2009), 8. 72 Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Indonesia, 21.

Page 44: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

30

Sebagian besar wilayah ini sekitar 72% didominasi oleh hutan hujan tropis yang

terletak di Indonesia.73

(Lihat Peta Area Heart of Borneo pada Lampiran 2)

Tabel II.B.1. Total Area Heart of Borneo

Negara Lokasi Luas

(Ha) (%)

Brunei Darussalam Total Brunei Darussalam 424.076,66 1,82%

Indonesia

West Kalimantan 4.892.136,18 21,04%

Central Kalimantan 3.027.214,72 13,02%

East Kalimantan 8.874.949,88 38,17%

Total Indonesia 16.794.300,78 72,23%

Malaysia

Sarawak 2.139.471,04 9,20%

Sabah 3.892.440,63 16,74%

Total Malaysia 6.031.911,67 25,94%

TOTAL HoB 23.250.289,11 100,00% Sumber: Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Initiative, 6.

Pertemuan Trilateral Inisiatif HOB diadakan setiap tahun. Terbukti dari

HoB Deklarasi awal tahun 2007 sampai 2013, diadakan pertemuan 7 pertemuan

dengan diskusi yang berbeda dan tuan rumah secara bergantian diantara tiga

negara.74

C. Rencana Strategis Aksi Tiga Negara dalam Program Inisiatif Heart

of Borneo (HoB)

Pada April 2008, dalam pertemuan trilateral kedua HoB di Pontianak,

Indonesia, tiga pemerintah menyepakati lima program di HoB, seperti: 1)

Pengelolaan Lintas Batas, 2) Pengelolaan Kawasan Lindung, 3) Pengelolaan

Sumber Daya Alam Berkelanjutan, 4) Pengembangan Ekowisata, 5) Peningkatan

Kapasitas Manusia.75

Dalam lima program tersebut meliputi, keamanan, ekonomi,

sosial dan lingkungan. Dalam hal keamanan perbatasan, kerjasama ini didasarkan

pada pemahaman masing-masing negara dan mengikuti aturan negara perbatasan.

73 Ibid,6. 74 Heart of Borneo Initiative, “Trilateral Meeting”, Heart of Borneo Initiative, [database on-line]; tersedia di

http://heartofborneo.or.id/en/about/trilateral-meeting; Internet; diakses pada November 19, 2014. 75 Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Indonesia, 14.

Page 45: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

31

Dari sisi ekonomi, pengamanan perbatasan sosial dan budaya, hal ini berarti

menguatan peran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup di daerah perbatasan tersebut.76

Secara rinci, program yang telah disepakati oleh tiga negara tersebut,

diantaranya:

1. Pengelolaan Lintas Batas

Peogram pengelolaan lintas batas di wilayah HoB bertujuan untuk

mengatasi masalah pengelolaan sumber daya alam dan kesejahteraan sosial

ekonomi masyarakat setempat di daerah perbatasan. Adapun tindakan yang telah

disepakati oleh tiga negara, meliputi:

a. Mengembangkan dan mempertimbangkan inisiatif HoB menjadi sejalan

dengan konstitusi dan undang-undang di masing-masing negara.

b. Memberikan rekomendasi kebijakan pada upaya konservasi dan pembangunan

berkelanjutan di kawasan HoB.

c. Menetapkan mekanisme untuk berbagi informasi yang koheren dan efektif.

d. Melakukan penelitian dan studi kolektif, terutama pada bidang

keanekaragaman hayati dan sosial-ekonomi termasuk demografis.

e. Melakukan perencanaan tata ruang bersama wilayah HoB.77

Untuk menjalankan program konservasi lintas batas negara di wilayah

HoB, harus didukung dengan regulasi dan ketentuan masing-masing negara

karena program HoB merupakan inisiatif pemerintah sehingga program dan

76 Ibid, 21. 77 Government of Indonesia, Malaysia and Brunei Darussalam, Strategic Plan of Actions The Heart of Borneo

Initiative, 8.

Page 46: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

32

kegiatan HoB diputuskan oleh pemerintah tiga negara secara kolaboratif dengan

melibatkan nilai lingkunga, ekonomi dan sosial masyarakat perbatasan.

2. Pengelolaan Kawasan Lindung

Dalam mencapai tujuan dari kawasan lindung tersebut, pemerintah tiga

negara telah menyepakati untuk meningkatkan dan mempromosikan manajemen

yang efektif di kawasan lindung di HoB. Adapun tindakan yang diusulkan,

mengenai:

b. Mengidentifikasi, menilai dan menetapkan kawasan konservasi lintas batas

untuk memperkuat pengelolaan kawasan lindung berdasarkan nilai-nilai

warisan budaya dan alam, kapasitas air dan kekayaan keanekaragaman hayati.

c. Mengembangkan dan meningkatkan prosedur operasi standar dan sistem untuk

pemantauan dan evaluasi pengelolaan kawasan konservasi lintas batas, dan jika

diperlukan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi bersama.

d. Mengembangkan dan meningkatkan sistem dan implementasi untuk kawasan

lindung dengan manajemen kolaboratif dan melibatkan masyarakat lokal dan

pemangku kepentingan lainnya.

e. Mengembangkan dan meningkatkan pendekatan untuk pengelolaan lahan dan

vegetasi di daerah yang dibudidayakan oleh masyarakat lokal atau dalam

kawasan lindung yang berdekatan diantara ketiga negara.78

f. Menetapkan daftar kawasan lindung di dalam kawasan HoB dengan informasi

mengenai tujuan pengelolaan, ciri khusus dan melibatkan personil khusus dari

masing-masing negara.

78 Government of Indonesia, Malaysia and Brunei Darussalam, Strategic Plan of Actions The Heart of Borneo

Initiative, 10.

Page 47: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

33

g. Meningkatkan hubungan kelembagaan antara kawasan lindung di dalam

HoB.79

Kawasan lindung adalah kawasan hutan yang difungsikan sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan

tanah.80

Di wilayah HoB, usaha pengelolaan kawasan lindung tidak hanya

bermanfaat bagi pengamanan batas negara, melainkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk

menjaga dan meningkatkan fungsi lindung, sebagai nilai kehidupan untuk

mewujudkan keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan bagi generasi

sekarang dan generasi yang akan datang.

3. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan

Program pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan bertujuan untuk

mengelola sumber daya alam di luar kawasan lindung. Pemerintah tiga negara

telah menyepakati tindakan untuk program tersebut, diantaranya:

a. Meningkatkan dan memperkuat mekanisme pedoman yang ada untuk

memastikan pelaksanaan praktek terbaik dalam pengelolaan sumber daya alam,

prinsip pemanfaatan berkelanjutan dan pendekatan ekosistem dalam semua

sumber daya alam, termasuk kehutanan, perkebunan dan pertambangan di

wilayah HoB.

b. Mengembangkan skema untuk program rehabilitasi dan restorasi pada kawasan

hutan yang terdegradasi di HoB.

79 Ibid. 80 Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kehutanan Indonesia 2010, (Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I,

2011) 4.

Page 48: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

34

c. Mempromosikan daerah HoB sebagai lokasi proyek REDD.81

REDD akronim

dari Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation yaitu

sebuah proyek mengenai pengurangan emisi berdasarkan sektor kehutanan.

REDD menjadi sebuah konsep dalam negosiasi kebijakan perubahan iklim di

tingkat internasional dan nasional yang diinisiasi oleh PBB dalam konvensi

perubahan iklam atau yang disebut United Nations Framework Convention on

Climate Change (UNFCCC).82

Program pengelolaan sumber daya alam diharapkan dapat meningkatkan

perlindungan terhadap keanekaragaman hayati di wilayah HoB, tepatnya yang

berada di luar kawasan lindung. Kemudian, program REDD diharapkan akan

berdampak bagi pengelolaan sumber daya alam di luar kawasan lindung,

khususnya di area yang dijadikan sebagai proyek pengurangan emisi, yang

berdampak positif bagi pengurangan laju deforestasi hutan di wilayah HoB.

4. Pengembangan Ekowisata

Program pengembangan ekowisata bertujuan untuk mengakui dan

melindungi nilai tempat alam atau budaya khusus HoB, oleh karena itu

pengembangan ekowisata merupakan fokus utama pembangunan sosial-ekonomi

di wilayah HoB. Pengembangan ekowisata di kawasan HoB dikembangkan sesuai

dengan rencana pariwisata masing-masing negara. Dalam mencapai tujuan

program ekowisata, tiga negara telah menyepakati beberapa tindakan dalam

pencapaian program tersebut, yaitu: mengidentifikasi, mengembangkan, dan

mempromosikan program ekowisata lintas batas; mengembangkan jaringan

81 Ibid, 12. 82 Rane Cortez dan Peter Stephen, ed., Introductory Course on Reducing Emissions from Deforestation and

Forest Degradation (REDD) A Participant Resource Manual, (GTZ, 2009), 9.

Page 49: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

35

pengelolaan ekowisata dengan pengelolaan sistem kawasan lindung; dan

mempromosikan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di wilayah HoB.83

Dalam skema ekowisata berbasis masyarakat, pemerintah tiga negara

berharap bahwa program ekowisata akan membantu dalam membangun

pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat setempat, serta dengan program

ekowisata masyarakat bisa turun andil dalam pengelolaan kawasan hutan yang

dijadikan sebagai wilayah tempat tinggal mereka.

5. Peningkatan Kapasitas Manusia

Program peningkatan kapasitas manusia bertujuan untuk memastikan

pelaksanaan yang efektif dari inisiatif HoB di semua tingkatan, baik sektor publik

dan swasta serta masyarakat setempat, oleh karena itu, penting untuk membangun

kapasitas pemangku kepentingan terkait manajemen, teknis dan operasi.

Pemerintah tiga negara telah menyepakati beberapa aksi untuk mencapai program

peningkatan kapasitas manusia, diantaranya: melaksanakan pembangunan

nasional mengenai kapasitas konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan air

tawar, perencanaan penggunaan lahan, sistem informasi geografis, pengelolaan

kawasan lindung, manajemen ekowisata dan penegakan hukum untuk

memberantas perdagangan gelap secara internasional dari hasil hutan termasuk

kayu, satwa liar, dan sumber daya biologis lainnya; menetapkan hubungan antara

lembaga penelitian dan pengembangan dalam mendorong kolaborasi kawasan

konservasi dan pembangunan berkelanjutan di HoB; mempromosikan program

kesadaran masyarakat tentang pencegahan lebih lanjut terhadap keanekaragaman

83 Government of Indonesia, Malaysia and Brunei Darussalam, Strategic Plan of Actions The Heart of Borneo

Initiative, 14.

Page 50: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

36

hayati hutan termasuk kayu dan produk satwa liar; mempromosikan pendidikan

dan kesadaran tentang program HoB kepada masyarakat.84

Selain dengan program ekowisata, program peningkatan kapasitas manusia

diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat

setempat. Dengan adanya kebutuhan pembangunan ekonomi, program ini

diharapkan dapat selaras dengan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat.

D. Rencana Strategis Nasional Indonesia Dalam Program Inisiatif

Heart of Borneo (HoB)

Di Indonesia, Inisiatif Heart of Borneo (HoB) dikenal sebagai “Inistiatif

Jantung Kalimantan” karena letak wilayah HoB berada di provinsi Kalimantan.

Daerah HoB telah diakui oleh Pemerintah Indonesia sebagai daerah Kawasan

Strategis Nasional (KSN) melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.26 tahun 2008.

KSN didefinisikan sebagai kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan dalam

rencana tata ruang karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional

terhadap pertahanan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial-budaya,

pendayagunaan sumberdaya alam serta fungsi daya dukung lingkungan hidup.

Khusus untuk kawasan HoB, fungsi dan daya dukung lingkungan berperan sangat

besar, contohnya sebagai tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

perlindungan keseimbangan tata guna air, perlindungan keseimbangan iklim dan

kawasan lindung lainnya.85

84 Ibid, 16. 85 Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Indonesia, 17.

Page 51: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

37

Dalam mencapai lima program yang disepakati oleh tiga negara pada

pertemuan kedua tahun 2008, Pemerintah Indonesia membuat rencana strategis

dan aksi nasional HoB. Terdapat empat rencana strategis dan aksi nasional yang

telah dirumuskan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu:

1. Kerjasama Provinsi dan Kabupaten, yang meliputi: penggunaan lahan

berkelanjutan, penyempurnaan kebijakan sektor, dan pengembangan

kapasitas lembaga.

2. Pengelolaan kawasan lindung, yang meliputi: advokasi kebijakan, informasi

dan managejemen pengelolaan kawasan lindung, pemberdayaan masyarakat

dan melibatkan peran industri swasta dan BUMN.

3. Pengelolaan sumberdaya alam di luar kawasan lindung, yang meliputi:

penyempurnaan kebijakan sektor, penggunaan lahan berkelanjutan, dan

sistem informasi dan pemantauan.

4. Penguatan kelembagaan dan pendanaan berkelanjutan, yang meliputi:

penguatan kapasitas lembaga, penyempurnaan kebijakan sektor, dan

pengembangan pendanaan berkelanjutan.86

Dalam deklarasi HoB 2007 diuraikan bahwa kawasan HoB di Indonesia

meliputi 10 Kabupaten di tiga provinsi, yaitu Kalimantan Barat (Sintang, Melawi

dan Kapuas Hulu), Kalimantan Tengah (Katingan, Gunung Mas, Barito Utara dan

Murung Raya) dan Kalimantan Timur (Malinau, Nunukan dan Kutai Barat).

Kemudian pada tahun 2008 kawasan HoB menjadi 16 Kabupaten dengan

penambahan dua kabupaten di Kalimantan Tengah (Kapuas dan Seruyan) dan

86 Ibid, 16.

Page 52: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

38

empat kabupaten di Kalimantan Timur (Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Berau

dan Bulungan).87

Dan sekarang pada tahun 2014, kawasan HoB mencakup 17

Kabupaten. Kabupaten Mahakam Ulu sebagai otonomi baru dari Kutai Barat pada

11 Januari 2013 dengan UU Indonesia No.2 tahun 2013.88

Di sisi lain, terdapat

area penting dalam HoB yang terdiri dari empat kawasan konservasi, yaitu;

Taman Nasional Danau Sentarum, Taman Nasional Betung Kerihun, Taman

Nasional Kayan Mentarang, dan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya.89

Mayoritas sumber pendanaan untuk inisiatif HoB berasal pemerintah

Brunei, Indonesia dan Malaysia, yaitu berasal dari APBN dan APBD. Sumber lain

bersal dari donor negara, Corporate Social Responsibility (CSR), lembaga swasta

atau non-pemerintah baik nasional maupun internasional, dan Pembayaran Jasa

Lingkungan atau Payment for Environment Services (PES) yang meliputi layanan

air, karbon, keanekaragaman hayati, ekowisata dan lain-lain.90

Dalam pelaksanaannya, program HoB dikoordinasikan oleh pemerintah

melalui Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) di tingkat nasional, Kelompok

Kerja Provinsi (Pokjaprov) di tingkat Provinsi dan Kabupaten (Pokjakab) di

tingkat kabupaten. HoB Pokjanas bekerja untuk memfasilitasi agenda di tingkat

nasional, serta masing-masing Pokjaprov dan Pokjakab dengan isu-isu di tingkat

provinsi dan kabupaten. Anggota Pokjanas adalah perwakilan dari departemen

terkait dan Pokjaprov yang didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan.

87 Ibid. 88 Heart of Borneo Initiative, “Wujudkan Pembangunan Hijau, Pemkab Mahakam Ulu Bekerjasama dengan

WWF Indonesia,” Heart of Borneo Initiative [artikel on-line]; tersedia di

http://heartofborneo.or.id/id/news/detail/126/wujudkan-pembangunan-hijau-pemkab-mahakam-ulu-

bekerjasama-dengan-WWF ; Internet; diakses pada September 9, 2014. 89 Heart of Borneo Initiative Indonesia, “Frequently Asked Questions,” Heart of Borneo Initiative, [database

on-line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/faq; Internet; diakses pada September ember 12, 2014. 90 Ibid.

Page 53: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

39

Demikian juga untuk Pokjaprov dan Pokjakab, anggotanya berasal dari lembaga

dan instansi terkait, yang ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati.91

Gambar II.1. bawah menunjukan tentang Organisasi Kelompok Kerja HoB

di Indonesia. Struktur Kelompok Kerja Nasional HoB tersebut sesuai dengan

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang

Kelompok Kerja Nasional Program Heart of Borneo (HoB).92

Gambar II.1. Strukutur Organisasi Kelompok Kerja Nasional Heart of

Borneo

Sumber: Heart of Borneo Initiative Indonesia, tersedia di http://heartofborneo.or.id

Para anggota Kelompok Kerja Nasional HoB adalah 10 kementerian di

pemerintahan Indonesia93

, yaitu: Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertahanan, Bappenas,

91 Heart of Borneo Initiative Indonesia, “HoB Organization”, Heart of Borneo Initiative, [database on-line];

tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/about/heart-of-borneo-in-indonesia; Internet; diakses pada September

13, 2014. 92 Ibid. 93 Wawancara dengan Elisabeth Wetik.

Page 54: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

40

Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral, Kementerian Kehutanan, dan Badan Koordinasi Survei

dan Pemetaan. Dan juga 1 anggota yang berasal dari non-pemerintahan yaitu

WWF .94

Kelompok Kerja Nasional sebagaimana yang diuraikan dalam Keputusan

Menteri Kehutanan R.I, Nomor 382/Menhut-II/2011, bertugas untuk:

“mempersiapkan jadual dan bahan pertemuan trilateral antara Pemerintah

Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam; mengevaluasi dan mengusulkan

Rencana Kerja Nasional HoB; Mengevaluasi dan mengusulkan mekanisme kerja

trilateral; dan melaksanakan monitoring dan evaluasi program HoB.”95

Dalam menjalankan semua programnya, pemerintah Indonesia

bekerjasama dengan mitra strategis. Para mitra HoB Indonesia diantaranya

universitas, lembaga swasta, LSM, komunitas atau kelompok sosial, dan

organisasi lainnya. Mitra ini memiliki peranan penting dalam membantu

pemerintah melaksanakan program HoB.96

Adapun mitra yang berasal dari

universitas, adalah: Universitas Nasional (Unas), Institut Pertanian Bogor (IPB),

Universitas Tanjungpura (Untan), Universitas Palangka Raya (Unpar), Universitas

Mulawarman, dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Di sisi lain, mitra HoB

adalah Lembaga Swasta, yaitu: PT. Ratah Timber, PT. Sari Bumi Kusuma (SBK),

IKEA, dan PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk.

94 Heart of Borneo Initiative Indonesia, “HoB Organization”, Heart of Borneo Initiative, [database on-line];

tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/about/heart-of-borneo-in-indonesia; Internet; diakses pada September

13, 2014. 95 Kementerian Kehutanan R.I, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Nasional Program Heart of Borneo, (Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I, 18

Juli 2011), 5. 96 Kementerian Kehutanan R.I, Heart of Borneo Indonesia, 15.

Page 55: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

41

Selain itu, mitra HoB dari masyarakat atau kelompok sosial mecangkup:

Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo (FORMADAT), Aliansi

Masyarakat Adat Nusdiantara (AMAN) dan Komunitas Pariwisata Kapuas Hulu

(KOMPAKH). Di sisi lain, mitra HoB dari Organisasi Internasional, seperti: Bank

Pembangunan Asia (ADB), Bank Pembangunan Pemerintah Jerman (KfW),

Deutsche Internationale Zusammenarbeit Gesellschaftfür Hutan dan Program

Perubahan Iklim (GIZ FORCLIME) dan Swedia International Development

Cooperation Agency (SIDA). Selain itu ada NGO sebagai mitra HoB, seperti: The

Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS), Borneo Ecology and Biodiversity

Conservation Institute (BEBSiC), Tropenbos International, The Nature

Concervancy, Global Forest & Trade Network (GFTN), The Borneo Initiative dan

World Wide Fund for Nature (WWF).97

Pada bab ini telah diuraikan mengenai bagaimana awal terbentuknya

Inisiatif HoB, yang menjelaskan bahwa pemerintah ketiga negara berkomitmen

tinggi untuk melestarikan kawasan Borneo yang bernilai tinggi. Di wilayah

Indonesia, kawasan Inisiatif HoB disebut dengan Inisiatif Jantung Kalimantan,

karena letak wilayah HoB berada di adimistratif Kalimantan. Dalam menjalankan

semua program yang telah disepakati oleh ketiga negara dalam pertemua ke dua

tahun 2008, Pemerintah Indonesia membentuk kelompok kerja yang akan

mengorganisir semua program HoB di wilayah Indonesia. Ada 11 kementerian

yang terkait dalam struktur oganisasi tersebut dan satu aktor non-negara, yaitu

WWF.

97 Heart of Borneo Initiative, “Partners of Heart of Borneo Initiative,” Heart of Borneo Initiative, [database

on-line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/partner; Internet; diakses pada September 09, 2014.

Page 56: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

42

BAB III

AWAL TERBENTUK DAN PERKEMBANGAN WORLD WIDE FUND

FOR NATURE (WWF) DI INDONESIA

A. World Wide Fund for Nature (WWF) Global

1. Sejarah Berdirinya WWF Global

Salah satu tokoh paling penting dalam sejarah WWF adalah ahli biologi

Inggris, Sir Julian Huxley yang pada waktu itu sebagai General Director

UNESCO. Tokoh lainnya adalah Victor Stolan, yang menyarankan kebutuhan

mendesak untuk terbentuknya sebuah organisasi internasional dalam

mengumpulkan dana untuk konservasi lingkungan. Kemudian, Max Nicholson

adalah seorang ornithologist dan yang saat itu sebagai General Director of

Britain's Nature Conservancy dan Peter Scott adalah ornithologist yang saat itu

menjabat sebagai wakil presiden International Union for Conservation of Nature

(IUCN).98

Pada tahun 1961, Nicholson mengumpulkan sekelompok ilmuwan untuk

membangun sebuah organisasi. Kelompok ini memutuskan untuk memulai

operasinya di Swiss. Pada April 29, 1961 mereka mendeklarasikan Morges

Manifesto (lihat Deklarasi Morges Manifesto pada Lampiran 3). Morges

Manifesto adalah dokumen pendirian yang menandai awal dari WWF, “World‟s

Wild Life” awal namanya pada waktu itu.99

98 J. Baird Callicott and Robert Frodeman, ed., Encyclopedia of Environmental Ethics and Philosophy, (USA:

Cengage Learning, 2009), 412-413. 99 WWF Global, “WWF in the 60's”, WWF Global [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/who_we_are/history/sixties/; Internet; diakses pada Agustus 20, 2014.

Page 57: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

43

WWF terdaftar di bawah hukum Swiss pada 11 September 1961, dan

mempunyai sekretariat internasional di Morges, yang sekarang dikenal sebagai

WWF Internasional atau Global. Para pendiri memutuskan bahwa pendekatan

yang paling efisien dalam konservasi yaitu dengan mendirikan kantor cabang di

berbagai Negara. Kantor cabang pertama diluncurkan di Inggris pada tanggal 23

November 1961. Pada tanggal 1 Desember, diikuti oleh Amerika Serikat. WWF

bekerjasama dengan organisasi-organisasi non-pemerintah dan mendasarkan

kontribusinya pada ilmu pengetahuan. Kontribusi pertamanya adalah IUCN, dan

the International Council for Bird Preservation (ICBP, sekarang Birdlife

International).100

Namun, pada 1986, nama “World‟s Wild Life” tidak lagi mencerminkan

ruang lingkup kegiatan organisasi ini dan WWF berubah nama menjadi “World

Wide Fund for Nature.” Kemudian, pada tahun 2001, WWF Internasional

menyepakati menggunakan akronim asli yang diadopsi pada tahun 1961, yaitu

WWF.101

Dalam perkembangannya pada tahun 1990-an, untuk mempromosikan

pengelolaan sumber daya berkelanjutan, WWF memperluas jangkauannya dalam

kerjasama global. WWF mulai terlibat dengan mitra baru, seperti Global

Environment Facility (GEF) dan World Bank.102

Pada abad milenium (2000), WWF bertujuan untuk mengubah perubahan

nasional yang mengarah konservasi abadi, pembangunan berkelanjutan dan gaya

100 Ibid. 101 J. Baird Callicott and Robert Frodeman, ed., Encyclopedia of Environmental Ethics and Philosophy, (

USA: Cengage Learning, 2009), 413. 102 Rob Soutter, ed., et al, WWF 50 Years of Conservation, ( Gland: WWF Global, 2011), 9.

Page 58: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

44

hidup yang berkelanjutan.103

Hari ini WWF aktif di setiap wilayah dunia. Selama

50 tahun WWF telah mempekerjakan lebih dari 5.000 staf dan memiliki lebih dari

5 juta pendukung. Sejak didirikannya, WWF telah menginvestasikan hampir US $

10 miliar lebih dari 13.000 proyek konservasi di lebih dari 150 negara.104

2. Ruang Lingkup WWF Global

Misi WWF adalah “untuk menghentikan degradasi lingkungan di „planet‟

ini, dan membangun masa depan dimana manusia hidup selaras dengan alam.”

Untuk mencapai misi ini, WWF memfokuskan upayanya pada dua bidang, yaitu:

“keanekaragaman hayati” dan “footprint.” Yang pertama, adalah untuk

melestarikan keanekaragaman hayati. Strategi WWF berfokus pada pelestarian

tempat dan spesies kritis yang sangat penting untuk dilestarikan. Yang kedua,

footprint adalah untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia. WWF

bekerja untuk memastikan bahwa sumber daya alam yang dibutuhkan untuk

hidup, seperti air dan udara harus dikelola secara berkelanjutan dan adil.105

Selain

itu, WWF bertujuan untuk melakukan konservasi fauna, flora, hutan, air serta

sumberdaya alam dengan mengakuisi dan mengelola lahan, meneliti, mendidik,

memberi informasi, berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak.106

WWF memfokuskan upayanya pada 35 tempat prioritas global di seluruh

dunia, yaitu: 1) tempat hutan hujan yang tersisa paling utuh di wilayah Amazon,

Kongo, dan Nugini; 2) tempat hutan hujan yang paling kaya dengan spesiesnya di

103 Ibid. 104 WWF Global, WWF Annual Review 2010, (Gland: WWF Global, 2011), 8-9 [database on-line]; tersedia di

http://d2ouvy59p0dg6k.cloudfront.net/downloads/int_ar_2010.pdf; Internet; diakses pada Agustus 23, 2014. 105 WWF Global, “What does WWF do?”, WWF Global [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/; Internet; diakses pada Agustus 21, 2014. 106 J. Baird Callicott and Robert Frodeman, ed., Encyclopedia of Environmental Ethics and Philosophy, (

USA: Cengage Learning, 2009), 413.

Page 59: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

45

wilayah Amazon barat, barat laut dan Amerika Selatan; 3) tempat terkaya untuk

tanaman endemik langka dan hewan yang berada di wilayah Kaledonia Baru, Fiji,

Vanuatu, Afrika Selatan, barat daya Australia dan Madagaskar; 4) tempat sungai

tertua di dunia yang berada di Amazon, Orinoco, Kongo, Mekong, Yangtze, dan

Sungai Baru di tenggara Amerika Serikat; 5) tempat padang pasir yang paling

unik dan beragam yang berada di Gurun Namib-Karoo-Kaokoveld di barat daya

Afrika dan Gurun Chihuahuan di perbatasan AS dan Mexico; 6) tempat padang

rumput, sabana dan hutan yang paling beragam yang berada di wilayah Afrika,

bagian tengah dan timur Amerika selatan dan Amerika utara; 7) tempat padang

rumput yang dihuni harimau dan badak di Himalaya timur; 8) daerah pegunungan

yang berada di Himalaya dan Albertine Rift di sebelah timur Afrika; 10) tempat

terumbukarang yang beragam yang terletak Coral Triangle di Asia Tenggara dan

Great Barrier Reef di Australia, Kaledonia Baru, Fiji dan Afrika Timur; 11)

tempat laut yang paling produktif yang berada di Arctic, Oceans Selatan, Afrika

Barat.107

Selain itu, WWF fokus kedalam 36 spesies prioritas. Dalam tabel III.A.1. di

bawah, WWF telah mengidentifikasi 36 prioritas spesies yang dibagi menjadi dua

kelompok yaitu spesies unggulan dan spesies Footprint-impacted. Spesies

unggulan adalah spesies prioritas dari negara tertentu yang statusnya terancam

punah, yang memberikan fokus untuk meningkatkan kesadaran dan merangsang

aksi pendanaan bagi upaya konservasi yang lebih luas. Spesies Footprint-

impacted yaitu spesies yang terancam terutama oleh eksploitasi yang berlebihan

107 WWF Global, A Roadmap for a Living Planet, (Gland: WWF International/ Global, 2008), 13 [database

on-line]; tersedia di http://d2ouvy59p0dg6k.cloudfront.net/downloads/roadmap_sign_off_fin.pdf; Internet

diakses pada Agustus 21, 2014.

Page 60: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

46

(misalnya, perburuan yang tidak berkelanjutan, memancing, atau penebangan),

baik secara langsung atau melalui eksploitasi dari spesies lain.108

Tabel III.A.1 Spesies Prioritas WWF Global

Flagship species Footprint-impacted species

1. African elephant

2. Marine cetaceans

3. African great apes

4. Marine turtles

5. African rhinos

6. Orangutans

7. Asian big cats

8. Polar bear

9. Asian elephant

10. River dolphins

11. Asian rhinos

12. Threatened

kangaroos

13. Giant panda

14. African teak

15. Ginseng

16. Alaskan pollock

17. Humphead wrasse

18. Argali wild sheep

19. Korean cedar pine

20. Asian tortoises and

freshwater turtles

21. Pelagic sharks

22. Ramin

23. Bigleaf mahogany

24. Reef sharks

25. Cacti

26. Saiga antelope

27. Cod

28. Southern Ocean

albatrosses

29. Corals

30. Sturgeon and

paddle-fish

31. Cork oak

32. Swordfish and

other bill-fish

33. East African

cichlids

34. Tibetan antelope

35. European and

Pacific salmon

36. Tunas Sumber: WWF Global, A Roadmap for a Living Planet 2008, 7.

Pada 2008, WWF fokus kedalam 13 Inisiatif Global. 13 Inisiatif Global ini

adalah wilayah yang mempunyai potensi keanekaragaman hayati yang luar biasa,

dan wilayah tersebut dibentangkan diantara dua negara atau lebih, hal ini yang

menyebabkan WWF mempunyai prioritas konservasi strategis di wilayah tersebut.

13 Inisiatif Global tersebut diantaranya: Amazon, Arctic, China for a Global

Shift, Climate & Energy, Coastal East Africa, Coral Triangle, Forest and Climate,

Green Heart of Africa, Heart of Borneo, Living Himalayas, Market

Transformation, Smart Fishing dan Tigers.109

Dua diantara Inisiatif global yang

menjadi prioritas WWF Global terletak di Indonesia, yaitu Coral Triangle dan

108 Ibid, 7. 109 WWF Global, “Global Initiatives”, WWF Global [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/how_we_work/key_initiatives/; Internet; diaskese pada August 21, 2014.

Page 61: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

47

Heart of Borneo. Dalam menjalankan tugasnya, WWF Global melibatkan WWF

Indonesia sebagai pemangku kepentingan WWF Global di Indonesia.

B. World Wide Fund for Nature (WWF) di Indonesia

1. Perkembangan WWF di Indonesia

WWF mulai bekerja di Indonesia sebagai Kantor Program WWF

International pada awal tahun 1962, di bawah naungan Departemen Kehutanan.

Kegiatan utama pada tahap awal ini adalah survei dan penelitian tentang spesies

mamalia, terutama badak yang terancam punah dan harimau di pulau Jawa dan

Sumatera.110

WWF memperoleh badan hukum di Indonesia dan terdaftar sebagai

"Yayasan", pada tahun 1996. Dengan status hukum baru, dan Kantor nasional dari

WWF Internasional, WWF membentuk Dewan Pengawas sendiri yang menjamin

fleksibilitas dalam penggalangan dana dan pengembangan program. Pada bulan

April 1998, kantor program di Indonesia dari WWF-Internasional berubah

menjadi WWF-Indonesia. Dengan perubahan ini, WWF Indonesia menjadi

Organisasi Nasional dalam WWF Global Network.111

Sampai tahun 2004, WWF telah membantu Pemerintah Indonesia dalam

pembentukan kawasan konservasi hutan, termasuk Taman Nasional di Papua,

Kalimantan dan Sumatera. Dalam pengembangan rencana pengelolaan di daerah

tersebut, WWF mempromosikan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan

110 WWF Indonesia, “History of WWF Indonesia”, WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whoweare/history/; Internet; diakses pada Agustus 22, 2014. 111 WWF Indonesia, Annual Report 2011, (Jakarta: WWF Indonesia, 2012)7 [database on-line]; tersedia di

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/wwfid_annualreport_2010_2011.pdf; Internet; diakses pada 23 Agustus

2014.

Page 62: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

48

sumber daya alam dan mendorong pengakuan hukum atas hak-hak adat dan akses

penggunaan sumber daya alam di kawasan lindung yang penting bagi masyarakat

sebagai mata pencaharian mereka.112

WWF bekerja di 25 wilayah kerja yang tersebar di seluruh 17 provinsi di

Indonesia, dengan kantor pusat yang berada di Jakarta. Dengan staf total hampir

500 personil, dan lebih dari 67.000 pendukung, WWF bekerjasama dan bermitra

dengan berbagai pemangku kepentingan dan pemegang hak, seperti pemerintah

pusat, daerah dan lokal, masyarakat adat, LSM, media, bisnis, ilmuwan, dan

nasional, universitas , dll.113

Misi WWF di Indonesia adalah untuk “melindungi, memulihkan dan adil

dalam mengelola ekosistem dan keanekaragaman hayati di Indonesia dengan

mengamankan basis keberlanjutan dan kesejahteraan bagi semua.” Dalam

menjalankan aktivitasnya, organisasi internasional tentunya membutuhkan

prinsip-prinsip yang jelas sebagai upaya menyelaraskan tujuan dengan program

yang telah ditetapkan. Adapun prinsip-prinsip yang dianut oleh WWF, sebagai

berikut:

a. Menerapkan dan mempromosikan praktek-praktek konservasi terbaik

berdasarkan ilmu pengetahuan, inovasi dan pengetahuan tradisional.114

Dalam hal ini WWF mepertimbangkan suatu isu konservasi lingkungan

berdasarkan analisa perkembangan scientif yang terbaru serta menerapkan kaidah

pengetahuan asli dari masyarakat Indonesia sebagai bahan acuan analisa.

112 Ibid. 113 Ibid. 114 WWF Indonesia, Summary of Strategic Plan 2014-2018, (Jakarta: WWF Indonesia, 2014) ii [database on-

line]; tersedia di http://awsassets.wwf.or.id/downloads/wwfid_strategicplan_2014_2018_summary_final.pdf;

Internet; diakses pada Agustus 23, 2014.

Page 63: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

49

b. Memberdayakan kelompok rentan, membangun koalisi dan kemitraan

dengan masyarakat sipil, dan terlibat dengan pemerintah dan sektor

swasta.115

Aktivitas WWF di Indonesia tidak bisa terlepas dari peran mitra lain.

WWF membangun kemitraan dengan masyarakat setempat, khususnya

masyarakat adat dengan menghormati kebudayaan serta kebutuhan mereka.

Kemudian, keterlibatan dengan pemerintah di Indonesia di level nasional, ataupun

daerah di Indonesia merupakan wujud dari aktivitas organisasi internasional

seperti WWF tidak bisa bertindak tanpa adanya regulasi yang jelas dari

pemerintah. Keterlibatan dengan sektor swasta adalah upaya membangun jaringan

dengan industri swasta yang wilayah operasinya berkaitan langsung lingkungan.

c. Etika konservasi dengan mempromosikan, kesadaran dan tindakan.116

Dalam melakukan programnya, WWF berupaya bertindak sesuai dengan

ketentuan-ketentuan konservasi yang berlaku di Indonesia. Selain itu, WWF

melakukan upaya pengenalan isu lingkungan dengan mengajak masyarakat luas

untuk terlibat dalam isu lingkungan.

d. Melakukan advokasi dan mempengaruhi kebijakan, hukum, lembaga

untuk tata kelola lingkungan yang lebih baik.117

Demi terwujudnya tata kelola lingkungan yang sesuai dengan misi dan visi

WWF, maka aktivitas WWF di Indonesia didasari dengan pemahaman hukum yang

berlaku agar menjamin fleksibilitas kerja WWF. WWF berupaya melakukan

115 Ibid. 116 Ibid. 117 Ibid.

Page 64: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

50

advokasi lingkungan hidup dengan menyelaraskanya dengan hukum dan kebijakan

yang berlaku di Indonesia.

2. Ruang Lingkup WWF di Indonesia

Upaya WWF dalam bidang konservasi di Indonesia meliputi empat

program, yaitu Iklim dan Energi, Hutan, Air Tawar dan Spesies, Kelautan dan

Spesies, dan Pengembangan dan Keberlanjutan atau Develeopment and

Sustainability.118

a. Program Iklim dan Energi.

Program ini difokuskan untuk dua target dunia dalam perubahan iklim,

yaitu pengurangan intensitas karbon dan pelaksanaan strategi adaptasi. Untuk

mencapai target tersebut, tiga bidang intervensi dikembangkan, yang

mencangkup: (1) fokus pada sektor listrik, (2) fokus pada pasca-2012 Protokol

Kyoto, dan (3) fokus pada pembangunan ketahanan/ strategi adaptasi. Program ini

difokuskan pada peningkatan pemahaman dan kapasitas para negosiator dalam

strategi perubahan iklim, unit pemerintah dan organisasi masyarakat sipil di

Indonesia, dengan menjadi penasihat dan fasilitator signifikan dan aktif untuk

Indonesia di kedua inisiatif nasional dan internasional yang berkaitan dengan

proses UNFCCC.119

b. Program Hutan, Air Tawar, dan Spesies.

Program ini bertujuan untuk melindungi hutan alam dan keanekaragaman

hayati, pengelolaan kawasan konservasi, membina dan mengembangkan

118 WWF Indonesia, “What We Do”, WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/; Internet; diakses pada Agustus 22, 2014. 119 WWF Indonesia, “About Climate & Energy”, WWF Indonesia [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/climate/about/; Internet; diakses pada Agustus 24, 2014.

Page 65: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

51

pengelolaan hutan produksi lestari. WWF mempromosikan skema pembiayaan

yang berkelanjutan untuk program konservasi hutan dan sumber daya alam. WWF

mengintegrasikan pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat, serta

aspek sosial lainnya dalam program konservasi hutan. WWF juga melakukan

advokasi hutan berkelanjutan dan kebijakan pengelolaan sumber daya

berkelanjutan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.120

c. Program Kelautan dan Spesies.

WWF telah menyebarkan berbagai pendekatan untuk memastikan

penggunaan yang bertanggung jawab dari hasil laut dan lingkungan pesisir.

Program Kelautan WWF di mulai pada tahun 1993. Secara spesifik, strategi

Program WWF Kelautan bertujuan untuk perlindungan laut, perikanan

berkelanjutan, dan kampanye mengenai spesies laut yang langka atau terancam

punah.121

d. Program Pengembangan dan Keberlanjutan.

Melihat semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan eksploitasi

sumber daya alam, ada kebutuhan mendesak untuk solusi dalam menyeimbangkan

aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta memastikan manajemen aset alam

yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Konservasi tidak bisa lagi terbatas pada

pengelolaan kawasan lindung saja, tetapi harus dengan program pengembangan

120 WWF Indonesia, “About Forest, Fresh Water, and Terrestrial Species”, WWF Indonesia [database on-

line]; tersedia di http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/forest_species/about_forest_species/;

Internet; diakses pada Agustus 26, 2014. 121 WWF Indonesia, “Marine Species : Where we work”, WWF Indonesia [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/marine_species/where_we_work/; Internet; diakses pada

Agustus 27, 2014.

Page 66: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

52

dan keberlanjutan.122

Program pengembangan dan keberlanjutan termasuk

Transformasi adalah Market Transformation Initiative Indonesia (MTI),

Pembangunan Sosial, dan Pendidikan Lingkungan.123

Pada bab ini telah dibahas mengenai awal terbentuknya WWF di level

Global atau yang disebut WWF-Global atau WWF-Internasional. Untuk

menjangkau konservasi global yang efisien, WWF Global memustuskan untuk

mendirikan kantor cabang di berbagai negara. Dalam menjalankan programnya di

Indonesia, WWF-Global membuat kantor cabang di Indonesia upaya ini yang

menjamin fleksibilitas dalam pengembangan programnya, khususnya dalam

program Inisiatif Global, satu diantaranya adalah program Inisiatif Heart of

Borneo.

122 WWF Indonesia, “Social Development”, WWF Indonesia [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/pds/social_development/; Internet; diakses pada Agustus 26,

2014. 123 WWF Indonesia, “Program Development and Sustainability”, WWF Indonesia [database on-line]; tersedia

di http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/pds/; Internet; diakses pada Agustus 26, 2014.

Page 67: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

53

BAB IV

PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM PROGRAM

HEART OF BORNEO (HOB) DI INDONESIA PERIODE 2012-2013

Organisasi non pemerintah dibentuk berdasarkan tujuan dan isu yang

menjadi fokus mereka. WWF melihat bahwa isu lingkungan yang melibatkan

kerjasama lintas batas di HoB bukan hanya kewajiban suatu negara melainkan

semua pihak yang terlibat di dalamnya, terlebih setelah WWF dilibatkan langsung

dalam kelompok kerja pemerintahan Indonesia.

Untuk mewujudkan lima program yang telah disepakati oleh pemerintah

tiga negara dalam pertemuan HoB yang ke dua di wilayah Indonesia pada tahun

2008, terdapat peran WWF yang telah dianalisa dalam penelitian ini yang

berkaitan erat dalam mewujudkan program HoB. Peran yang dilakukan tersebut

yaitu pendanaan yang berkelanjutan, membantu pemerintah daerah dalam

mengembangkan kabupaten konservasi, membangun jaringan bisnis hijau, dan

meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui kerjasama dengan inisiatif

lokal.

A. Peran WWF Dalam Pendanaan Berkelanjutan

WWF fokus pada pembentukan mekanisme pendanaan dengan tata kelola

yang transparan, identifikasi sumber pendanaan dan membantu dalam

pengembangan program-program kerja seperti HoB, yang didasarkan pada

prinsip-prinsip lingkungan, sosial dan ekonomi yang adil dan mengakui hak-hak

Page 68: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

54

masyarakat adat atas wilayah mereka.124

Tabel IV.A.1 di bawah ini menunjukkan

bahwa total dana WWF program HoB dari tahun 2012 hingga 2013 mencapai Rp.

35 miliar.

Tabel IV.A.1. Total Dana Proyek WWF Program Heart of Borneo 2012-2013

No Year Budget

1 FY 2012 IDR 17.600.000.000

2 FY 2013 IDR 17.600.000.000 Sumber: WWF , Strategic Plan 2009-2013, 15.

Kontribusi pendanaan berasal dari donor yang berasal dari WWF Network

atau Family, seperti WWF Belanda, WWF AS, WWF Inggris, WWF Denmark,

WWF Jerman, WWF Swedia dan WWF Finlandia.125

Selanjutnya, WWF

menerima beberapa hibah dari Lembaga Bantuan Pemerintah atau Government-

Aid-Agencies (GAA) seperti the United States Agency for International

Development (USAID), the European Union (EU), the Canadian International

Development Agency (CIDA), the Swedish International Development

Cooperation Agency (SIDA), the UK Department for International Development

(DFID), the Danish/Denmark International Development Agency (DANIDA), the

Dutch Agency for Development Cooperation (DGIS).126

Di sisi lain WWF

mendapatkan dana dari berbagai institusi, seperti the National Oceanographic and

Atmospheric Administration (NOAA), the America Red Cross, the Nature

Conservancy (TNC), dan the Conservation International (CI).127

Di sisi lain, peran WWF dalam pendanaan berkelanjutan di HoB juga

melalui skema pelestarian orangutan di Borneo, WWF bekerjasama dengan mitra

124 WWF , “Strategies,” WWF , [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/forest_species/strategies/; Internet; diakses pada November

09, 2014. 125 WWF , Strategic Plan 2009-2013, [Documentation]; (WWF , 2013), 15 126 Ibid. 127 ibid.

Page 69: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

55

strategis seperti LINE Plus Corporation. 128

Salah satu peran WWF melalui

program dalam pendanaan berkelanjutan WWF ialah program donasi orangutan

melalui media komunikasi sosial berbentuk pesan instan didalam aplikasi

LINE.129

Hal tersebut karena IUCN mengklasifikasikan bahwa jenis orangutan

Kalimantan ialah sebagai spesies yang terancam punah atau endangered karena

hanya sekitar 45.000 sampai 69.000 individu yang tersisa.130

Langkah pertama program donasi orangutan tersebut ialah pada tanggal 22

April 2013 bertepatan dengan “Hari Bumi”, LINE Plus Corporation bersama

dengan WWF meluncurkan dua jenis stiker, yaitu gratis dan berbayar. Ada 8 jenis

stiker Orangutan dapat didownload secara gratis dengan harga US$ 0,1 (Rp 1.000)

dan ada 24 jenis stiker Orangutan dapat didownload seharga US $ 0,99 (Rp

9.000).131

Semua jumlah pembelian stiker tersebut akan disumbangkan oleh pihak

LINE Plus Corporation ke WWF.132

Menurut Devy Suradji, Marketing and

Communication Director WWF, berkata bahwa, “... Donasi melalui pesan instan

stiker Line ini akan disalurkan untuk konservasi habitat asli orangutan yaitu

berupa program konservasi berupa penanaman hutan yang gundul ataupun

reconditioning hutan.”133

128 Suara Pembaruan-Berita Satu, “Semarakkan Hari Bumi, WWF-Line Luncurkan Stiker Orangutan,” Suara

Pembaruan-Berita Satu, 23 April 2013, [artikel on-line]; tersedia di

http://sp.beritasatu.com/home/semarakkan-hari-bumi-wwf-line-luncurkan-stiker-orangutan/34339; Internet;

diakses pada Desember 31, 2014. 129 Ibid. 130 Ibid. 131 Ibid. 132 Ibid. 133 Metrotvnews.com, “Line Donasikan Rp 750 Juta kepada WWF Indonesia,”29 Mei 2013,

Metrotvnews.com, [artikel on-line]; tersedia di

http://microsite.metrotvnews.com/tekno/read/2013/05/29/941/157408/Line-Donasikan-Rp750-Juta-kepada-

WWF ; Internet; diakses pada Desember 31, 2014.

Page 70: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

56

Implementasi dari kerjasama antara Line Plus Corporation bersama

dengan WWF ini telah berkontribusi dalam program pendanaan berkelanjutan di

HoB, dibuktikan dengan Tabel IV.A.2. bawah ini menunjukkan bahwa sejak

terbentuknya kerjasama ini sampai dengan tahun 2014, jumlah donasi terus

meningkat. Pada tahun 2013, WWF mendapat donasi dengan total Rp 70 juta dan

pada tahun 2014, jumlah donasi meningkat 171% dengan total Rp 190 juta.

Tabel IV.A.2. Total Donasi Sticker LINE

No Status Update Total Paid Sticker Free Sticker

1 Update June 2013 IDR 70.277.200 IDR 70.277.200 -

2 Update June 2014 IDR 190.623.818 IDR 72.643.818 IDR 117.980.000

Sumber: Wawancara dengan Donny Prasmono, Fundraising Program Officer WWF.

Peran WWF dalam program pendanaan berkelanjutan, membuktikan

adanya karakteristik “self-governing” organisasi internasional di dalam WWF.134

WWF secara mandiri mencari dana untuk program HoB dengan melakukan

strategi “networking” dan strategi “operational expansion secara horizontal”135

Pada tahun 2013 WWF bekerjasama dengan LINE Plus Corporation yang tahun

sebelumnya program tersebut belum pernah ada dalam program pendanaan.

Program pendanaan berkelanjutan tersebut, WWF menjalankan “fungsi

operasional” yang menurut Harold K. Jacobson yaitu fungsi yang melibatkan

sumber daya finansial untuk menjalankan programnya.136

Program WWF tersebut

yaitu program konservasi lingkungan di wilayah HoB dengan upaya konservasi

habitat asli orangutan dan penanaman hutan yang gundul ataupun reconditioning

134 Salamon, Lester M. and Helmut K. Anheier, “Social Origins of Civil Society: Explaining the Nonprofit

Sector Cross-Nationally,” Working Papers of the Johns Hopkins Comparative Nonprofit Sector Project, no.

22, 3-4 . 135 Michael Edwards and David Hulme, Making a Difference: NGOs and Development in a Changing World,

19-20. 136 Harold K. Jacobson, Netwoks of Interdependence International Organizations and the Global Political

System Second Edition, 82-83.

Page 71: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

57

hutan. Alokasi dana untuk program konservasi yang dilakukan oleh WWF

membuktikan bahwasanya terdapat salah satu pilar pendekatan sustainable

development yaitu perlindungan lingkungan137

yang telah diupayakan oleh WWF

dalam mengalokasikan sumber daya finansial yang dimilikinya dalam program

HoB.

B. Peran WWF Dalam Membantu Pemerintah Daerah Mengembangkan

Kabupaten Konservasi

Setalah ditetapkanya wilayah HoB di Indonesia kedalam Kawasan Strategi

Nasional (KSN), maka hal ini menuntut adanya keterlibatan dari pemerintah

daerah dalam mewujudkan rencana aksi nasional pemerintah pusat. 138

Kabupaten

konservasi adalah suatu upaya menempatkan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan ke tangan pemerintah daerah.139

Prinsip-prinsip tersebut meliputi

perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati,

dan pemanfaatan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.140

Kabupaten konservasi juga dinilai sebagai upaya pembangunan logis

untuk menghindari terkorbankannya habitat alami akibat pembangunan ekonomi

yang tidak terencana. Perencanaan kabupaten konservasi dilaksanakan oleh

pemerintah daerah, namun demikian otoritas pengelola, institusi, akademis atau

penelitian, lembaga non pemerintah dan pihak lain ikut terlibat dan membantu

137 Susan Baker, Routledge Introductions to Environment Series: Sustainable Development, 25. 138 WWF Global, “Conservation District,” WWF Global , [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/borneo_rainforest_conservation/conservat

ion_districts/; Internet; diakses pada Oktober 16, 2014. 139 Ibid. 140 Ibid.

Page 72: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

58

pemerintah daerah dalam upaya membangun kabupaten konservasi.141

Salah satu

pihak yang terlibat dalam pengelolaan kabupaten konservasi adalah WWF. WWF

membantu pemerintah daerah kabupaten dalam mengembangkan dan mencapai

tujuan-tujuan kabupaten konservasi.

Menurut Teis Nuraini, Bidang Kerjasama Teknis Pusat Kerjasama

Internasional Kementerian Kehutanan, mengatakan bahwa, “... Alasan mendasar

pemerintah Indonesia bekerjasama dengan NGO adalah untuk mengisi

kesenjangan dalam program pemerintah, bahwa pemerintah tidak dapat mencapai

tujuannya dengan maksimal, oleh karena itu, pemerintah bekerjasama dengan

pihak lain, seperti WWF.”142

Di sisi lain, menurut Elisabeth Wetik, Heart of

Borneo (HoB) Stakeholder Engagement and Program Facilitation Officer WWF ,

mengatakan bahwa, “... Tujuan WWF bekerjasama dengan pemerintah adalah

untuk membantu Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) HoB dan untuk membantu

kegiatan di tingkat provinsi, kabupaten, desa-desa dan masyarakat.”143

Salah satu kabupaten HoB di Indonesia ialah Kapuas Hulu yang

dinyatakan sebagai kabupaten konservasi pada tanggal 1 Oktober 2003 dalam SK

Pemerintah Kapuas Hulu Nomor 144 Tahun 2003 (lihat Peraturan Pemerintah

Kapuas Hulu pada Lampiran 4).144

Kapuas Hulu menjadi salah satu kabupaten

konservasi karena mempunyai potensi keanekaragaman hayati yang bernilai

tinggi. Kabupaten Kapuas Hulu memiliki luas kawasan lindung, Taman Nasional

141 WWF Indonesia, “Solution Hob,”, WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/hob/solutionhob/; Internet; diakses pada Oktober 20, 2014. 142 Wawancara dengan Teis Nuraini. 143 Wawancara dengan Elizabeth Wetik. 144 Kementerian Kehutanan R.I “Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor : 144 Tahun 2003 Tentang

Penetapan Kabupaten Kapuas Hulu Sebagai Kabupaten Konservasi” Kemenhut 2013, [database on-line];

tersedia di http://www.dephut.go.id/index.php/news/otresults/1301; Internet; diakses pada Oktober 22, 2014.

Page 73: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

59

dan hutang lindung sekitar 1.626.868 ha atau 54,6% dari luas Kabupaten Kapuas

Hulu, kawasan budidaya hutan sekitar 764.543 ha atau 25,7 % dari luas

Kabupaten Kapuas Hulu, dan kawasan budidaya pertanian bukan daanau sekitar

588.481 ha atau 19,8 % dari luas Kabupaten Kapuas Hulu, serta kawasan danau

sekitar 17.925 ha.145

Karena tingginya nilai keanaekaragaman hayati di kabupaten

Kapuas Hulu, menjadikan kabupaten ini berpotensi sebagai kunci pengurangan

emisi karbon dari perubahan penggunaan lahan.

Kapuas Hulu merupakan bagian dari program HoB yang didukung oleh

Program Tropical Forest Conservation Act 2 (TFCA) Kalimantan seluas 2,98 juta

ha.146

TFCA adalah program “Debt for Nature Swap” diantara Pemerintah

Indonesia dengan Amerika Serikat 2011-2020.147 Total program ini senilai US $

28,5 juta. Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia menandatangani Nota

Kesepahaman (MOU) dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon hingga 41 %

dan menjaga pertumbuhan ekonomi sekitar 7% pada tahun 2020.148

Di sisi lain,

Kapuas Hulu adalah salah satu dari tiga kabupaten, yang dijadikan sebagai obyek

kerjasama diantara Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Federal Jerman

145 Zaenal Abidin, ed., “Penangkaran Arwana Yang Menjanjikan,” Antara News Kalbar, Juli 1, 2012, [artikel

on-line]; tersedia di http://www.antarakalbar.com/berita/304068/penangkaran-arwana-yang-menjanjikan:

Internet; diakses pada Januari 02, 2015. 146 TFCA Kalimantan, “Kabupaten Target,” TFCA Kalimantan, [database on-line]; tersedia di

http://tfcakalimantan.org/tentang-tfca/target-district/?lang=id; Internet; diakses pada Desember 31, 2014. 147 Ibid. 148 Bayuni Shantiko, Emily Fripp, et al., Socio-economic Considerations for Land-Use Planning: The Case of

Kapuas Hulu, West Kalimantan (Working Paper 120), (Bogor: Center for International Forestry Research,

2013), 36, [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://www.cifor.org/publications/pdf_files/WPapers/WP120Shantiko.pdf; Internet; diakses pada Januari 01,

2015.

Page 74: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

60

Program Hutan Perubahan Iklim (GIZ-FORCLIME), kerjasama tersebut meliputi

teknis dan finansial untuk melindungi dan merehabilitasi hutan yang rusak.149

Untuk membantu Kelompok Kerja Kabupaten (Pokjakab) HoB di Kapuas

Hulu sekaligus sebagai mitra proyek TFCA 2 dan GIZ-FORCLIME, peran WWF

di Kapuas Hulu dari tahun 2012 hingga 2013 meliputi:

1. Pengembangan dan Pelestarian Habitat Ikan Arwana di Danau Lindung

Empangau.

Untuk mewujudkan komitmen pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu

melalui SK Bupati Kapuas Hulu Nomor 6 Tahun 2001 mengenai pelestarian

lingkungan hidup di danau lindung Emapangau, WWF membantu pemerintah

dalam pelestarian habitat ikan arwana di danau lindung Empangau yang

mencapai 124 ha.150

Ikan arwana mengalami risiko kepunahan sangat tinggi di

alam, hal ini menyebabkan ikan tersebut masuk dalam daftar merah IUCN

dengan status endangered. Sedangkan di Indonesia, perlindungan ikan arwana

telah diatur dalam UU Nomer 5 Tahun 1990, SK Mentan Nomer

716/Kpts/Um/10/1980, dan PP Nomer 7 Tahun 1990.151

Pada 4 Juni 2012, WWF beserta pemerintah daerah melepaskan 8 ekor

induk ikan arwana di Danau Empangau. Pelestarian arwana ini dikelola oleh

masyarakat setempat, selain melestarikan kawasan perairan mereka juga

149 FORCLIME, “Mendukung Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kawasan Heart of Borneo”,

FORCLIME, [database on-line]; tersedia di

http://www.forclime.org/images/stories/Briefing_note_HoB_Ind_April_2011.pdf; Internet; diakses pada

Oktober 23, 2014. 150 Mutadi, “Delapan Induk Arwana Dilepas ke Danau,” Kalbar On-line, Juni 8, 2012, [artikel on-line];

tersedia di http://kalbaronline.com/news/ragam/lingkungan/delapan-induk-arwana-dilepas-ke-danau; Internet;

diakses pada Januari 01, 2015. 151 Jawa Pos National Network (JPNN), “Risiko Kepunahan Arwana Makin Tinggi,” JPNN, Juni 11, 2012,

[artikel on-line]; tersedia di

http://www.jpnn.com/read/2011/02/06/83796/index.php?mib=berita.detail&id=130222; Internet; diakses pada

Januari 01, 2015.

Page 75: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

61

mendapatkan keuntungan ekonomi. Setelah kurun waktu 6 tahun yaitu dari tahun

2004 sampai tahun 2009, total ikan arwana yang dipanen oleh masyarakat

sebanyak 192 ekor dengan rata-rata produksi 32 ekor per tahun, dengan total nilai

Rp 739.500.000. Kemudian, selama September 2011 sampai April 2012

masyarakat memanen sebanyak 26 ekor Arwana.152

Menurut kepala Desa Empangau, Juniardi, mengatakan bahwa, “... Tahun

2012 merupakan tahun peningkatan harga jual anakan ikan arwana, dari sekitar

harga Rp 3 juta di tahun sebelumnya menjadi sekitar Rp 4 juta per ekor di tahun

2012. Pemanfaatan yang adil dalam pelestarian ikan arwana ini yaitu sekitar 10 %

dari manfaat yang diperoleh nelayan dikembalikan ke kas desa untuk

pembangunan sarana dan prasarana desa.”153

Selain itu keberhasilan pelestarian

ikan arwana dinilai sebagai indikator bahwasanya ekosistem hutan di daerah

tersebut sebagai sumber mata air di bagian hulu Danau Empangau mempunyai

kualitas perairan yang masih terjaga.154

2. Program Pengembangan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

atau Education for Sustainable Development (ESD).

Dari Juli 2012 sampai Juni 2013, WWF membantu pemerintah daerah

dalam melaksanakan pelatihan bagi para pengajar di sekolah-sekolah yang berada

di kawasan HoB, Sumatra dan Papua. Progam ESD yang diinisasi WWF telah

diterapkan di 50 sekolah, dengan jumlah 110 pengajar yang telah diberikan

152 Mutadi, “Delapan Induk Arwana Dilepas ke Danau,” Kalbar On-line, Juni 8, 2012. 153 Borneo Climate Change, “Keberhasilan Konservasi Arwana dari Danau Empangau,” Borneo Climate

Change, Desember 27, 2012, [artikel on-line]; tersedia di http://borneoclimatechange.org/berita-517-

keberhasilan-konservasi-arwana-dari--danau-empangau.html; Internet; diakses pada Januari 02, 2015. 154 Aseanty Pahlevi, “Ikan Arwana Sukses Kembali ke Habitatnya,” Tempo, Desember 29, 2012, [artikel on-

line]; tersedia di http://www.tempo.co/read/news/2012/12/29/206450962/Ikan-Arwana-Sukses-Kembali-ke-

Habitatnya; Internet; diakses pada Januari 01, 2015.

Page 76: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

62

pelatihan bagaimana mengupayakan pendidikan yang berbasis lingkungan serta

pembangunan berkelanjutan.155

ESD yang diterapkan di HoB diupayakan melalui pendekatan secara

menyeluruh ke sekolah. Pendekatan secara menyeluruh diartikan sebagai proses

yang melibatkan manajemen di sekolah mulai dari proses belajar mengajar,

hingga orang tua dan pemangku kepentingan yang berhubungan dengan pihak

sekolah, seperti Dinas Pendidikan dan sektor swasta.156

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan dirancang untuk mendorong

kesadaran masyarakat untuk membangun karakter cinta lingkungan dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ESD diharapkan dapat

mengubah paradigma dan perilaku seluruh komponen masyarakat, khususnya

dunia pendidikan untuk berpartisipasi dalam mengimplementasikan pilar

pembangunan berkelanjutan.157

3. Penyusunan Rencana Detil Koridor Labian-Leboyan sebagai Kawasan

Strategis Kabupaten (KSK) Kapuas Hulu.

WWF mendatangani MoU dengan Pemerintah Kapuas Hulu, pada 25

Januari 2012. Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian

bagi para pihak dalam penyusunan Dokumen KSK Koridor Taman Nasional

Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).158

155 WWF – Indonesia, Annual Report 2013, (Jakarta: WWF-Indonesoa 2013), 46. 156 Heart of Borneo Indonesia, “Pendidikan Berkelanjutan di Heart of Borneo,” Heart of Borneo Indonesia,

Desember 2012, [artikel on-line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/id/news/detail/104/pendidikan-

berkelanjutan-di-heart-of-borneo; Internet; diakses pada Januari 02, 2014. 157 Badan Pengelola REDD+, “ESD: Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan,” Badan Pengelola

REDD+ [database on-line]; tersedia di http://www.reddplus.go.id/21-reddplus/148-esd-pendidikan-untuk-

pembangunan-berkelanjutan; Internet; diakses pada Januari 02, 2015. 158 Jurnal Nasional, “Labian-Leboyan Jadi Kawasan Strategis,” Jurnal Nasional, Januari 26, 2012, [artikel

on-line]; tersedia di http://www.jurnas.com/halaman/16/2012-01-26/196781; Internet; diakses pada Januari

01, 2015.

Page 77: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

63

Menurut Sekretaris Daerah Kapuas Hulu, Muhammad Sukri mengatakan, bahwa

“... Keberadaan WWF yang bersedia memberikan dukungan, khusus untuk KSK

koridor biodiversity TNDS-TNBK sangat bermanfaat. Koridor ini kaya akan

keanekaragaman hayati itu akan dikelola secara baik. Tentunya tetap

memerhatikan posisi dan peran masyarakat agar dapat memanfaatkan kekayaan

alamnya secara berkelanjutan.”159

4. Pemberdayaan masyarakat dengan program berbasis teknologi lewat

fotografi bernama program CLICK!

CLICK adalah akronim dari Communication Learning towards Innovative

Change and Knowledge, yang berarti belajar berkomunikasi untuk perubahan

yang inovatif dan berpengetahuan. WWF sebagai fasilitator dan monitoring, dan

melatih 40 masyarakat lokal di kecamatan Bunut Hilir menggunakan kamera

digital dan meminjamkannya selama setahun untuk mengabadikan aktivitas

sehari-hari tentang budaya dan tradisi mereka. Kemudian hasil dari Foto-foto

tersebut diterbitkan berupa buku fotograpi “Crystal Eye” setebal 240 halaman

yang diluncurkan pada 23 April 2013 di Jakarta. Dalam agenda peluncuran buku

tersebut dihadiri oleh Duta Besar Swistzerland untuk Indonesia dan berbagai

pihak selaku kontibutor dalam penulisan naskah buku tersebut.160

Menurut Anwar Purwoto, Direktur Kehutanan, Spesies Terestrial dan Air

Tawar WWF , mengatakan bahwa, “... Buku fotografi menjadi alat penting bagi

masyarakat Bunut Hilir, Kapuas Hulu, untuk menyuarakan isi hatinya tentang

159 Mutadi, “Labian-Leboyan jadi KSK Kapuas Hulu,” Kalbar On-line, Januari 25, 2012, [artikel on-line];

tersedia di http://kalbar-online.com/news/ragam/lingkungan/labian-leboyan-jadi-ksk-kapuas-hulu; Internet;

diakses pada Januari 01, 2014. 160 Andi Fachrizal, “Mengintip Jantung Kalimantan Lewat „Crystal Eye‟,” Mongabay, Juni 30, 2013, [artikel

on-line]; tersedia di http://www.mongabay.co.id/2013/06/30/mengintip-jantung-kalimantan-lewat-crystal-

eye/; Interenet; diakses pada Januari 01, 2015.

Page 78: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

64

hutan yang ada disekitar mereka. Diharapkan melalui buku ini, para pengambil

keputusan dapat dengan mudah memahami makna hutan dari „kacamata‟

masyarakat, sehingga kebijakan yang diambil dapat menampung harapan

masyarakat.”161

5. Pengembangan Produksi Madu sebagai Hasil Hutan Non Kayu.

Salah satu hasil hutan non kayu di kabupaten Kapuas Hulu adalah madu

hutan. Madu adalah salah satu potensi perekonomian di daerah Danau Sentarum

Kapuas Hulu. Sekitar 80 sampai 100 ton madu dipanen setiap tahunnya. Di Danau

Sentarum, pengelolaan Madu sudah terorganisir dengan membentuk Asosiasi

Periau Danau Sentarum (APDS), produksinya juga sudah disertifikasi oleh

lembaga nasional Biocert yang difasilitasi oleh Asosiasi Organik Indonesia (AOI).

Teknis panen higienis dan lestari diterapkan secara konsisten, sehingga

qualitasnya dijamin bisa bertahan sampai 2 tahun.162

Upaya tersebut dinilai masih belum berhasil karena masih ditemui

beberapa kendala dan permasalahan seperti penyebarluasan teknis budidaya madu

yang lestari dan masih lemahnya kelembagaan petani masyarakat. Sementara di

sektor hilir, kendala utamanya adalah keterbatasan modal, penyerapan pasar,

ketidakseimbangan rantai perdagangan, dan aspek pendampingan dalam

meningkatkan kapasitas kelompok petani.163

Oleh karena itu, Pemerintah Kapuas

161 Hijauku, “Diluncurkan! Buku Crystal Eye Kapuas Hulu, Heart of Borneo” Hijauku, Juni 20, 2013, [artikel

on-line]; tersedia di http://www.hijauku.com/2013/06/20/diluncurkan-buku-crystal-eye-kapuas-hulu-heart-

borneo/; Internet; diakses pada Januari 01, 2015. 162 Eko Darmawan, “Madu Maniskan Kapuas Hulu,” Suara Uncak Kapuas (Suka) News, Juni 28, 2013,

[artikel on-line]; tersedia di http://www.sukanews.com/2013/06/madu-maniskan-kapuas-hulu.html; Internet;

diakses pada Januari 02, 2014 163 Borneo Climate Change, “Pemkab Kapuas Hulu: Komit Mendorong Sentra Wirausaha Madu Hutan,”

Borneo Climate Change, Juni 26, 2013, tersedia di http://borneoclimatechange.org/berita-644-pemkab-

kapuas-hulu-komit-mendorong-sentra-wirausaha-madu-hutan.html; Internet; diakses pada Januari 02, 2014

Page 79: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

65

Hulu beserta dukungan dari strakeholder seperti WWF dan GIZ melakukan aksi

bersama dalam Pembentukan Sentra Wirausaha Produksi dan Pemanfaatan

Komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Madu melalui penandatangan

“Kesepahaman Kapuas Hulu” pada 13 Juni 2014.164

Terbentuknya sentra

wirausaha tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha

produktif komoditas HHBK madu hutan di suatu wilayah masyarakat yang efektif

dan efisien, khususnya di wilayah Kapuas Hulu. 165

Peran WWF membantu pemerintah kabupaten tersebut diupayakan sebagai

aksi untuk mempengaruhi kebijakan dan program pemerintah dalam pengelolaan

dan pencapaian tujuan dari deklarasi HoB. Peran WWF tersebut sesuai dengan

“fungsi normatif” yang dimiliki organisasi internasional seperti yang dikatakan

Harold K. Jacobson bahwasanya organisasi internasional mengadopsi prinsip-

prinsip dari sebuah deklarasi dan pernyataan tujuan untuk mempengaruhi

kebijakan pemerintah.166

Kemudian, “fungsi normatif” tersebut adalah bukti

bahwasanya strategi “scaling up via cooperation with governments” yang

dikatakan oleh Michael Edwards dan David Hulme167

telah dilakukan oleh WWF .

WWF bekerjasama dengan struktur pemerintah untuk memastikan bahwa

pemerintah menerapkan kebijakan yang efektif yang akan bermanfaat untuk

masyarakat. Terbukti dengan adanya program-program yang telah dilakukan oleh

WWF dalam membantu pemerintah di Kapuas Hulu bertujuan untuk

kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan perlindungan lingkungan yang

164 Ibid. 165 Ibid. 166 Harold K. Jacobson, Netwoks of Interdependence International Organizations and the Global Political

System Second Edition, 82-83. 167 Michael Edwards and David Hulme, Making a Difference: NGOs and Development in a Changing World,

17.

Page 80: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

66

sesuai dengan pilar pendekatan sustainable development yang diadopsi dalam

Brundtland Report.168

Selain itu, peran yang telah dilakukan WWF dalam

pengembangan kabupaten konservasi di tahun 2012 sampai 2013 merupakan bukti

dari “strategi ekspansi secara horizontal” yang dikatakan oleh Michael Edwards

dan David Hulme,169

yang bahwasanya program tahun 2012 sampai 2013,

program tersebut belum pernah ada di tahun sebelumnya di Kapuas Hulu.

Program pengembangan dan pelestarian habitat ikan arwana di danau

lindung Empangau dan pengembangan produksi madu sebagai hasil hutan non

kayu adalah upaya sustainable development bahwasanya masyarakat mendapatkan

nilai ekonomis sambil melestarikan lingkungan sekitar. Program pengembangan

pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau education for sustainable

development (ESD) yang dilakukan WWF adalah bukti bahwasanya dalam konsep

sustainable development mengenai pilar kesejahteraan sosial berkaitan erat

dengan perlindungan lingkungan. Kemudian, program penyusunan rencana

koridor Labian-Leboyan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Kapuas

Hulu adalah implementasi bahwasanya untuk tercapainya sustainable

development di suatu wilayah diperlukannya model baru dalam pemerintahan

yang berasas lingkungan yang menuntut keterlibatan pemerintah dalam

merumuskan kebijakan mengenai pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Kemudian, peran WWF dalam pemberdayaan masyarakat dengan program

berbasis teknologi lewat fotografi yang bernama CLICK! merupakan bukti

168 Susan Baker, Routledge Introductions to Environment Series: Sustainable Development, 25. 169 Michael Edwards and David Hulme, Making a Difference: NGOs and Development in a Changing World,

19-20.

Page 81: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

67

bahwasa teknologi membuka peluang bagi terwujudnya pelestarian lingkungan,

hal ini sesuai dengan konsep sustainable developement.

C. Peran WWF dalam Membangun Jaringan Bisnis Hijau

Jaringan Bisnis Hijau atau the Green Business Network adalah pintu

gerbang solusi lingkungan bagi perusahaan bisnis yang beroperasi di kawasan

HoB. Ada tiga solusi WWF untuk bisnis hijau di HoB, yaitu industri kehutanan

yang berkelanjutan, industri kelapa sawit yang berkelanjutan, dan industri

pertambangan yang bertanggungjawab.

1. Industri Kehutanan yang Berkelanjutan

Global Forest Trade Network (GFTN) atau jaringan hutan dan

perdagangan global merupakan skema untuk mendorong peningkatan manajemen

kepada para pengelola hutan dengan lestari melalui proses sertifikasi dan juga

sebagai upaya mengurangi terjadinya pembalakan liar.170

Program GFTN

diinisiasi oleh WWF pada 2003 dengan nama lokal “Nusa Hijau” atau “Green

Archipelago.”171

Dalam program ini WWF tidak memberikan sertifikasi untuk

mengunakan logo atau label pada produk, melainkan WWF memberikan

dukungan kepada anggota GFTN berupa panduan sertifikasi dan jaringan pasar.172

170 The European External Action Service (EEAS), “Press Relase: More Than 300 SMEs toward SLVLK

Certification in Three Years,” EEAS , March 11th, 2013, [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/press_corner/20130311_02_en.pdf; Internet; diakses

pada Januari 02, 2015. 171 Luca Tacconi, Krystof Obidzinski dan Ferdinandus Agung, Proses Pembelajaran (Learning Lessons)

Promosi Sertifikasi Hutan dan Pengendalian Penebangan Liar di Indonesia, (CIFOR, 2004), 24. 172 Tentangkayu.com , “Sertifikasi Produk Kayu,” Tentangkayu.com [database on-line]; tersedia di

http://www.tentangkayu.com/2011/06/sertifikasi-produk-kayu.html; Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

Page 82: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

68

GFTN berfungsi sebagai “payung” dari jaringan perdagangan kayu atau forest and

trade networks (FTNs) yang beroperasi di beberapa negara.173

Program yang telah diupayakan WWF dalam skema GFTN di wilayah

HoB dari tahun 2012 sampai 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mendukung skema Voluntary Partnership Agreement (VPA) diantara

Pemerintah Indonesia dengan Uni Eropa

Destinasi pasar dari hasil produksi kayu Indonesia sebagian besar diekspor

ke wilayah Eropa. Demi terjaminnya legalitas kayu yang diimpor dari Indonesia,

pada 2011, Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk

memberantas perdagangan kayu illegal yang dinamai Voluntary Partnership

Agreement (VPA) atau Kesepakatan Kemitraan Sukarela. Keuntungan dalam

kerjasama VPA adalah untuk memudahkan akses pasar hasil kayu dari Indonesia

ke Uni Eropa dengan jaminan semua produk kayu bersertifikat asal Indonesia

secara otomatis dianggap legal, tidak perlu menjalani proses verifikasi

tambahan.174

Dalam mewujudkan jaringan bisnis kehutanan yang berkelanjutan serta

tercapainya kerjasama VPA, pada 15 sampai 19 Oktober 2012, WWF program

GFTN bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan

dengan dukungan dari Uni Eropa membuat Training of Trainer (ToT) bagi 22

173 Luca Tacconi, et al., Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi Sertifikasi Hutan dan

Pengendalian Penebangan Liar di Indonesia, 23. 174 The European External Action Service (EEAS), “Siaran pers: PHPL dan Legalitas Kayu Untuk Akses

Pasar Ekspor,” EEAS, 15 Oktober 2012, [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/press_corner/20121015_01_id.pdf; Internet; diakses

pada Januari 02, 2015.

Page 83: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

69

peserta.175

Peserta terdiri dari para pengelola hutan dan pihak terkait dari sektor

bisnis kehutanan mengenai pengelolaan hutan lestari di provinsi bagian wilayah

HoB yaitu di Kalimantan Barat. Beberapa hal yang ditekankan pada pelatihan dan

diskusi tersebut mengenai pembagian pasar produk kayu dan sistem sertifikasi

hutan diantaranya Forest Stewardship Council (FSC), Sistem Verifikasi Legalitas

Kayu (SVLK), Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), dan Lembaga

Ekolabel Indonesia (LEI).176

Sistem serifikasi tersebut merupakan persyaratan

wajib yang dimiliki para eksportir produk kayu dan turunannya, termasuk industri

pulp dan kertas, dan berlaku untuk semua skala baik besar, menengah dan kecil

(UKM).177

Kemudian, dalam menyikapi terwujudkan VPA di Indonesia, pada Maret

2013, WWF dengan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia

(ASMINDO) didukung oleh Uni Eropa bekerjasama dalam tema “Promosi

penerapan FLEGT License sebagai langkah utama menuju produksi dan konsumsi

yang lestari pada industri pengolahan kayu Indonesia”.178

FLEGT adalah

singkatan dari Forest Law Enforcement, Governance and Trade yang didirikan

Uni Eropa pada tahun 2003. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pembalakan liar

dengan memperkuat pengelolaan hutan lestari dan hukum, meningkatkan tata

175 EU ACTIVE, “EU ACTIVE Newsletter Vol. 2/Desember 2012,” EU ACTIVE, Desember 2012, tersedia di

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/eu_active_newsletter_vol2___latest.pdf; Internet; diakses pada Januari

02, 2015. 176 The European External Action Service (EEAS), “Siaran pers: PHPL dan Legalitas Kayu Untuk Akses

Pasar Ekspor,” EEAS, 15 Oktober 2012. 177 Berita Satu, “Incar Pasar Eropa, Ratusan UKM Ajukan Sertifikasi Kayu Legal,” Berita Satu, 11 Maret

2013, [artikel on-line]; tersedia di http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/101363-incar-pasar-eropa-

ratusan-ukm-ajukan-sertifikasi-kayu-legal.html; Internet; diakses pada Januari 02, 2014. 178 The European External Action Service (EEAS), “Press Relase: More Than 300 SMEs toward SLVLK

Certification in Three Years,” EEAS , March 11th, 2013.

Page 84: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

70

kelola dan mempromosikan perdagangan kayu yang diproduksi secara legal.179

Tujuan kerjasama pada bulan Maret tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas

lebih dari 300 UKM di Kalimantan, Pulau Jawa, dan Sumatra mengenai SVLK

selama tiga tahun ke depan, serta mempromosikan kebijakan pembelian praduk-

produk hijau bersertifikat SVLK atau green pracurement policy dalam negeri.180

Upaya memfasilitasi UKM di Indonesia memang harus menjadi perhatian

karena kalangan industri mebel memang berada di garis depan dalam mata rantai

perdagangan, mereka berhadapan langsung dengan konsumen-konsumen dunia.

Selain itu, upaya memfasilitasi sertifikasi UKM dinilai sebagai upaya

perlindungan terhadap lingkungan, sesuai yang dikatakan oleh Dita Ramadhani

dari program GFTN WWF mengatakan bahwa, “... Industri UKM merupakan

pemain penting dalam sertifikasi kayu yang pada akhirnya, jika tidak dikelola

lestari bisa berdampak terhadap hutan Indonesia.”181

Kemudian, upaya memfasilitasi UKM adalah bentuk dari perubahan demi

terwujudkan kayu lestari dan pemberantasan illegal logging dalam skema VPA.

Hal tersebut sesuai dengan perkataan Collin Crooks, Wakil Duta Besar Delegasi

Uni Eropa untuk Indonesia, bahwa:

“I pay tribute to everyone in the industry, civil society, and the government in

Indonesia who have worked so hard to get Indonesia timber producers ready for

this change. It is particularly good to see that small producers have been able to

work in cooperatives to get group certification under SVLK. Some of the best

craftmanship comes from tiny operation accross Indonesia and it is great that

179 EU FLEGT, “About FLEGT,” EU FLEGT, [database on-line]; tersedia di http://www.euflegt.efi.int/about-

flegt; Internet; diakses pada Januari 02, 2014. 180 The European External Action Service (EEAS), “Press Relase: More Than 300 SMEs toward SLVLK

Certification in Three Years,” EEAS , March 11th, 2013. 181 Gloria Samantha, “Mengantar Kayu Legal Indonesia ke Pasar Global (1),” National Geographic

Indonesia, 23 Januari 2014, [artikel on-line]; tersedia di

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/01/mengantar-kayu-legal-indonesia-ke-pasar-global-1; Internet;

diakses pada Januari 02, 2015.

Page 85: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

71

this operators too can continue to access the EU market and the European

consumers can continue to enjoy their beautifull products for years to come.”

“Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada kelompok industri,

masyarakat madani dan pemerintah Indonesia atas usaha dan kerja keras dalam

mewujudkan perubahan ini. Terutama bagaimana para produsen skala kecil dapat

bekerjasama untuk mendapatkan sertifikasi SVLK secara kolektif. Beberapa

keahlian kayu terbaik berasal dari usaha kecil yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan berbekal SVLK, maka produsen tersebut tetap dapat memasuki pasar Uni

Eropa dan konsumen dari negara- negara di Eropa juga dapat terus menikmati

produk kayu asal Indonesia.”182

b. Melatih Perusahaan dengan Operasional Ramah Lingkungan

Dari tahun 2007 hingga 2011, keberadaan gajah borneo perkiraan 20

sampai 80 individu yang tersisa di wilayah utara di perbatasan HoB anatara

Indonesia dengan Malaysia.183

Dalam melestarikan keberadaan gajah tersebut

WWF melatih perusahaan hutan yang beroperasi di wilayah populasi gajah

tersebut. PT Adimitra Lestari adalah contoh dari perusahaan anggota GFTN yang

beroperasi di daerah pupulasi gajah Kalimantan, tepatnya di wilayah HoB

perbatasan Nunukan dan Sabah.

Pada tanggal 20 sampai 25 September 2012, WWF program GFTN dan PT

Adimitra Lestari mengadakan pelatihan dan sosialisasi Sistem Pengelolaan Hutan

Lestari (PHPL), FSC dan strategi umum implementasi aspek produksi yan

berkaitan erat dengan ekologi dan sosial. Pelatihan ini diperlukan karena PT

Adimitra Lestari sebagai perusahaan yang memiliki ijin mengelola suatu kawasan

hutan memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian hutan tersebut. Peserta

pelatihan tersebut adalah staff PT Adimitra Lestari yang didampingi oleh

182 The European External Action Service (EEAS), “Press Relase: More Than 300 SMEs toward SLVLK

Certification in Three Years,” EEAS , March 11th, 2013. 183 Ichwan Susanto, “Alih Fungsi Hutan Desak Populasi Gajah Kerdil Borneo,” Kompas, 18 April 2012,

[artikel on-line]; tersedia di http://sains.kompas.com/read/2012/04/18/14431296/twitter.com; Internet; diakses

pada Januari 02, 2015.

Page 86: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

72

GFTN.184

Partisipasi sektor bisnis dalam pengelolaan habitat satwa dilindungi

adalah kunci keberhasilan untuk perlindungan dan pelestarian satwa tersebut,

yang tidak menganggap satwa adalah hama lingkungan. Hal ini merupakan

implementasi dari ekonomi bisnis hijau, bahwasanya para pembisnis beroperasi

tanpa merugikan populasi spesies yang terancam punah.

2. Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan

Industri kelapa sawit terus menjadi salah satu kontributor yang signifikan

bagi pendapatan masyarakat pedesaan dan menjadi sumber devisa negara,185

tetapi

tidak sedikit terjadi kerusakan lingkungan akibat pengelolaan yang kurang

insentif, oleh karena itu penting untuk mengupayakan industri kelapa sawit yang

berkelanjutan demi kelangsungan lingkungan yang lestari. Strategi WWF dalam

industri kelapa sawit yang berkelanjutan di HoB adalah program Roundtable on

Sustainable Palm Oil (RSPO). Pada tahun 2004, RSPO didirikan atas inisiatif dan

fasilitasi WWF dan para pemangku kepentingan lainya.186

RSPO dibentuk sebagai

tanggapan atas desakan dan tekanan permintaan global akan minyak sawit yang

dihasilkan secara berkelanjutan, menerapkan dan menegakan standar konsisten

dengan hukum hak asasi manusia internasional dan menghormati hak masyarakat

adat.187

184 EU ACTIVE, “EU ACTIVE Newsletter Vol. 2/Desember 2012,” EU ACTIVE, Desember 2012, 185 World Growth, Laporan: Manfaat Minyak Sawit bagi Perekonomian Indonesia, (World Growth, Februari

2011), 4, [dokumentasi on-line] tersedia di http://worldgrowth.org/site/wp-

content/uploads/2012/06/WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_Report-2_11.pdf; diakses pada

Januari 03, 2015. 186 Asril Darussamin, Murdwi Astuti, et al., Buku Panduan Pelatihan Fasilitator Prinsip dan Kriteria

Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan RSPO untuk Petani, (Jakarta: Indonesian Smallhorders Working Group

[INA-SWG], 2011), 2. 187 Forest Peoples Programme (FPP), “Palm oil & RSPO Minyak Sawit dan Hak Masyarakat Hutan,” FPP,

[database on-line]; tersedia di http://www.forestpeoples.org/id/topics/responsible-finance/private-sector/palm-

oil-rspo; Internet; diakses pada Januari 03, 2015.

Page 87: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

73

Industri kelapa sawit di Indonesia terbagi menjadi dua jenis kepemilikan

yaitu perusahaan inti atau besar dan smallholder atau petani kelapa sawit.

Perusahaan inti dimiliki oleh publik atau swasta adalah perusahaan yang

beroperasi di wilayah seluas 10.000 ha atau lebih, sedangkan smallholder atau

petani kelapa sawit adalah petani yang mengembangkan kebun kelapa sawit di

bawah 10 ha. Smallholder dibagi menjadi dua yaitu scheme smallholder dan

independet smallholder. Scheme smallholder atau dikenal dengan petani plasma

adalah petani yang pengelolaan kebunnya terkait dengan perusahaan, sedangkan

independent smallholder atau dikenal dengan petani kelapa sawit swadaya adalah

petani yang mengelola dan mendanai kebunnya sendiri atau mandiri dan tidak

terikat kontrak dengan perusahaan atau asosiasi manapun.188

Secara mandiri petani kelapa sawit swadaya mengelolah perkebunanya

sendiri, tanpa adanya dukungan dari pihak lain. Hal tersebut, banyak masalah

yang dihadapi oleh petani, seperti manajemen kebun yang tidak teratur, bibit yang

tidak jelas asal usulnya dan yang paling krusial adalah kurangnya pemahaman

tentang pengelolaan aspek lingkungan, oleh karena itu program RSPO WWF

membantu para petani swadaya yang sangat membutuhkan dukungan untuk

mengelola kelapa sawit secara lestari.189

Adapun program yang telah dilakukan WWF dari tahun 2012 sampai 2013

di area HoB, diantaranya:

188 WWF Indonesia, “FASDA dan Membangun Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Lestari,” WWF Indonesia

21 Juni 2013, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/kalimantan/heart_of_borneo/?28601/FASDA-dan-

Membangun-Perkebunan-Kelapa-Sawit-Rakyat-Lestari; Internet; diakses pada Oktober 07, 2014. 189 Ibid.

Page 88: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

74

a. Membuat Pelatihan Mengenai Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi

(KBKT)

Pada Juni 2012, WWF bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi

Kalimantan Timur, dan Pokja HoB Kalimantan Timur, untuk membuat pelatihan

bagi 40 petani kelapa sawit mengenai Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi

(KBKT). Peserta pelatihan berasal dari daerah HoB, yaitu Nunukan, Malinau,

Kutai Barat, Bulungan, Berau, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur. KBKT

sendiri sudah ditetapkan sebagai salah satu instrumen yang wajib dilakukan dalam

Peraturan Menteri Pertanian Nomer 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Perkebunan

Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia. KBKT tidak hanya diterapkan untuk

perusahaan, tetapi juga direncanakan untuk perkebunan skala kecil yang dikelola

petani kelapa sawit.190

b. Membuat Forum Dialog Pembangunan Komunitas Perkebunan Kelapa

Sawit Lestari.

Di sisi lain pada Mei 2013, WWF bekerjasama dengan Forum Fasilitator

Daerah (FASDA) Kelapa Sawit, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat,

Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dan pihak swasta lain, melakukan forum

dialog mengenai pembangunan komunitas perkebunan kelapa sawit lestari. Forum

tersebut dihadiri oleh 50 petani kelapa sawit swadaya di tujuh desa kabupaten

Sintang191

Forum tersebut merupakan program untuk menyelaraskan agenda

pemerintah Indonesia mendorong kebijakan produksi kelapa sawit lestari yang

190 WWF Indonesia, “Langkah penting menuju perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kalimantan Timur,”

WWF Indonesia, 28 Juni 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/kalimantan/heart_of_borneo/?25480/Langkah-penting-

menuju-perkebunan-kelapa-sawit-berkelanjutan-di-Kalimantan-Timur; Internet; diakses pada September 29,

2014. 191 WWF Indonesia, “FASDA dan Membangun Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Lestari,” WWF Indonesia.

Page 89: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

75

dibangun seiring pelestarian alam dan kehidupan sosial masyarakat, khususnya

petani swadaya.

3. Industri Pertambangan Yang Bertanggungjawab

Industri pertambangan telah memberikan kontribusi penting bagi

pembangunan ekonomi kawasan HoB, memberikan pendapatan ekspor, pekerjaan,

dan sumber daya untuk pembangkit listrik. Namun, tidak sedikit dampak negatif

lingkungan yang dihasilkan dari pertambangan yang tidak dikelola secara lestari

dan tanggungjawab. Permasalahan umum di daerah HoB adalah jenis

pertambangan terbuka, umumnya batubara di daerah sungai. Hal ini berakibat

pada hilangnya habitat satwa, kerusakan daerah aliran sungai, degradasi tanah,

erosi, isu-isu sosial, degradasi kualitas air, serta adanya limbah-limbah berbahaya

yang berkaitan dengan pertambangan.192

Industri pertambangan yang

bertanggungjawab adalah solusi yang ditawarkan oleh WWF Indonesia dalam

mengelola lingkungan dengan melibatkan perusahaan pertambangan yang berada

di kawasan HoB untuk menggunakan prinsip-prinsip pertambangan yang

berkelanjutan.193

Dalam skema industri pertambangan lestari, WWF membuat beberapa

rekomendasi untuk para perusahaan pertambangan yang beroperasi di kawasan

HoB. Kegiatan penambangan harus menghindari pembangunan yang berdampak

di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT). Kemudian perusahaan

192 HoB Green Economy, “Bisnis & Heart of Borneo,” HoB Green Economy [database on-line]; tersedia di

http://www.hobgreeneconomy.org/id/bisnis-heart-of-borneo; Internet; diakses pada Januari 03, 2015. 193 WWF Global, “Business solutions,“ WWF Global, [database on-line];tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/borneo_rainforest_conservation/greenbusi

nessnetwork/businesssolutions/; Internet; diakses pada Oktober 01, 2014.

Page 90: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

76

pertambang harus membuat “koridor” satwa liar untuk menghubungkan hutan

“terfragmentasi” akibat pembukaan lahan kegiatan pertambangan.194

WWF mendorong perusahaan pertambangan untuk menggunakan

mekanisme Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (EIA) atau yang

dikenal AMDAL di Indonesia. AMDAL adalah mekanisme yang digunakan untuk

mengidentifikasi potensi lingkungan dan sosial yang berkaitan dengan kegiatan

pertambangan perusahaan besar ataupun kecil. AMDAL dijadikan sebagai

persyaratan hukum dan wajib sebelum memulai operasi petambangan.195

Mekanisme AMDAL secara resmi tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.196

Selanjutnya, dalam hal pengurangan penggunaan air raksa atau merkuri,

WWF bekerjasama dengan pihak lain, yaitu inisiatif PBB tentang the Global

Mercury Project dan LSM nasional dalam memberi sosialisasi kepada penambang

skala kecil dan besar untuk mengurangi dampak penggunaan air raksa karena

berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu inisiatif

yang dipimpin PBB, the Global Mercury Project, memberikan teknologi daur

ulang air raksa bagi para penambang.197

Kemudian, WWF mendorong perusahaan pertambang, khususnya yang

didanai oleh bank komersial multi-nasional, diwajibkan oleh penyandang dananya

194 WWF Indonesia and WWF Malaysia, WWF Bussines Report HoB NI 2011: Business Solutions:

Delivering The Heart of Borneo Declaration Focus On Forestry, Palm Oil And Mining, (Indonesia-Malaysia:

WWF and WWF-Malaysia, 2011), 72. 195 Ibid, 73. 196 Kementrian Lingkungan Hidup, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012

Tentang Izin Lingkungan,” [dokumentasi on-line]; tersedia di http://www.menlh.go.id/DATA/PP-Nomor-27-

Tahun-2012.pdf; Internet; diakses pada Januari 03, 2015. 197 WWF Indonesia and WWF Malaysia, WWF Bussines Report HoB NI 2011: Business Solutions:

Delivering The Heart of Borneo Declaration Focus On Forestry, Palm Oil And Mining, (Indonesia-Malaysia:

WWF and WWF-Malaysia, 2011), 76.

Page 91: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

77

untuk menunjukkan manajemen yang tepat terhadap dampak lingkungan dan

sosial berdasarkan “Equator Principles”. “Equator Principle” adalah standar de

facto di sektor keuangan untuk menentukan, menilai dan mengelola risiko sosial

dan lingkungan dalam pembiayaan suatu proyek..198

Hasil rekomendasi yang dilakukan WWF kepada para perusahaan

pertambangan dapat dilihat di gambar di bawah. Gambar IV.1. di bawah adalah

hasil survey dan wawancara tim WWF kepada 15 perusahaan perusahaan

pertambangan yang beroperasi di HoB mengenai manfaat dari praktik lingkungan

dan sosial yang baik. Manfaat dari kegiatan yang berkelanjutan dan

bertanggungjawab mengasilkan 82% mengenai manajemen risiko lingkungan dan

sosial yang baik dan 82% juga berpendapat bahwa perusahaan mereka mendapat

manfaat dari citra publik yang baik. Selain itu, ada 73% perusahaan menilai

bahwa kegiatan keberlanjutan meningkatkan hubungan mereka dengan

pemerintah, LSM dan kelompok masyarakat. Di sisi lain, lebih dari setengah

(55%) dari perusahaan tambang menganggap bahwa kegiatan keberlanjutan

meningkatkan profitabilitas jangka panjang bagi perusahaan mereka.199

198 Ibid, 77. 199 Ibid, 79.

Page 92: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

78

Gambar IV.1. Manfaat Dari Praktik Lingkungan Dan Sosial Yang

Baik Yang Dilaporkan Oleh Perusahaan Pertambangan Di Borneo

WWF Indonesia and WWF Malaysia, WWF Bussines Report HoB NI 2011: Business

Solutions: Delivering The Heart of Borneo Declaration Focus On Forestry, Palm Oil And Mining,

79.

Dalam implementasi program pertambangan bertanggungjawab di tahun

2012, analisa digunakan dari data yang diambil dari salah satu perusahaan

pertambangan besar di wilayah HoB, yaitu PT. Berau Coal Sambarata, di

kabupaten Berau. Rekomendasi WWF kepada industri pertambangan batubara,

termasuk PT. Bearu Coal Sambarata, memiliki kewajiban dalam pelaksanaa

pertambangan bertanggungjawab. Dalam kegiatan operasi penambangan PT.

Berau Coal Site Sambarata, beroperasi berdasarkan dokumen AMDAL dari

pemerintah Indonesia dan dokumen perizinan lingkungan lainnya meliputi izin

pembuangan air limbah dan izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).200

200 Kementrian Lingkungan Hidup, Laporan Hasil Verifikasi Lapangan–Proper 2013

PT. Berau Coal Site Sambarata Kabupaten Berau– Provinsi Kalimantan Timur, (Jakarta: Kementerian

Lingkungan Hidup, 2013) [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/131228120941PT.%20Berau%20Coal%20-

%20Site%20Sambarata.pdf; Internet; diakses pada Januari 04, 2015.

Page 93: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

79

Pengelolaan pertambangan yang bertanggungjawab dan yang sesuai

dengan kaidah-kaidah yang berlaku di Indonesia, dapat membangun citra

perusahaan yang baik. Rekomendasi WWF mengenai pertambangan

bertanggungjawab menjadi salah satu kontributor dalam membangun citra

perusahaan yang baik. Dengan pengelolaan perusahaan tambang ramah

lingkungan, PT. Berau Coal Site Sambarata memperoleh penghargaan Penilaian

Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dari

Kementerian Lingkungan Hidup dengan peringkat “hijau” pada periode 2011-

2012, peringkat “hijau” PROPER Pertambangan Batubara Kalimantan Timur

periode 2011-2012, penghargaan lingkungan hidup peringkat “utama” pada tahun

2011 dan 2012 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.201

Program pertambangan bertanggungjawab mempunyai posisi yang

berbeda dengan program kehutanan dan pertanian kelapa sawit yang

berkelanjutan. Tambang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui, sekali cadangan sumber daya habis ditambang maka selesai kegiatan

pertambangan tersebut. Kerusakan lingkungan akibat operasi pertambangan

sangatlah krusial, oleh karena itu WWF merekomendasikan solusi yang telah

diuraikan diatas supaya industri pertambangan harus dilakukan lebih bijak pada

tahapan kegiatan pertambangan, mulai dari eksplorasi, proses produksi, hingga ke

rehabilitasi dan penutupan tambang.

Industri kehutanan, kelapa sawit dan pertambangan adalah bagian dari

pertumbuhan ekonomi di kawasan HoB, oleh karena itu peran WWF dalam upaya

201 Ibid.

Page 94: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

80

pembangunan berkelanjutan dalam program inisiatif HoB tidak bisa terlepas dari

keterlibatan sektor industri tersebut. WWF mengajak dan mendorong para

perusahaan kehutanan, kelapa sawit dan pertambangan untuk menerapkan kaidah

lestari yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan

cara menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Hal

tersebut sesuai dengan “fungsi informasi” dari organisasi internasional yang

dikemukakan oleh Harold K. Jacobson, bahwasanya “fungsi informasi” dari

sebuah organisasi internasional yaitu dengan menyediakan informasi,

mengumpulkan, menganalisa dan mempublikasi data, serta menyebarkan

informasi yang dibutuhkan dalam perannya.202

WWF dalam menjalankan “fungsi informasinya” menggunakan “strategi

lobi dan advokasi” yang sesuai dengan pandangan Michael Edwards dam David

Hulme,203

yang bahwasanya WWF merekomendasikan ide dengan membagi

informasi bagi perusahaan yang beroperasi di HoB yang bertujuan supaya para

perusahaan mempertimbangkan kebijakan atau peraturan yang efiesien yang

sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan sebelum, ketika proses dan

paska beroperasi. Peran WWF dalam mengajak sektor bisnis yang beroperasi di

HoB tidak terlepas dari tiga pilar sustainable development. Konsep keberlanjutan

dalam industri tersebut diarahkan pada upaya untuk memaksimalkan manfaat

pembangunan industri perhutanan, pertanian kelapa sawit dan pertambangan, serta

pada saat yang sama mampu meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

202 Harold K. Jacobson, Netwoks of Interdependence International Organizations and the Global Political

System Second Edition, 82-83. 203 Michael Edwards and David Hulme, “Scaling up NGO impact on development: learning from

experience,” 59.

Page 95: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

81

Dengan memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi yang dilakukan industri

bisnis sektor besar ataupun kecil jangan sampai merusak lingkungan serta

mengabaikan nilai sosial.

D. Peran WWF Dalam Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia

Melalui Kerjasama Dengan Inisiatif Lokal

Dalam menjalankan program pengembangan kapasitas masyarakat lokal,

WWF bekerjasama dengan multi pihak, salah satunya civil society yang bernama

FORMADAT. FORMADAT singkatan dari Forum Masyarakat Adat Dataran

Tinggi Borneo atau The Alliance of the Indigenous Peoples of the Highlands of

Borneo, adalah organisasi masyarakat adat lintas batas Malaysia dan Indonesia

yang menjadi mitra WWF dalam program konservasi dan pembangunan

berkelanjutan di HoB. FORMADAT didirikan pada tahun 2004 atas inisiatif

pemimpin masyarakat dan komunitas adat di daerah perbatasan Malaysia dan

Indonesia yaitu Bario, Ba‟Kelalan dan Long Semadoh di Sarawak, dan Long Pasia

di Sabah, Malaysia, Krayan Selatan and Krayan di Kabupaten Nunukan,

Kalimantan Timur, Indonesia.204

WWF mulai bekerjasama dengan FORMADAT sejak tahun 2004. Sejak

awal FORMADAT didirikan, WWF sebagai salah satu mitra srtategis yang

mendukung organisasi lokal ini.205

Alasan yang paling mendasar dalam kerjasama

ini adalah bahwa kedua pihak WWF dan FORMADAT memiliki kesamaan visi

dan misi, yaitu keduanya fokus dan peduli untuk pemberdayaan masyarakat adat

204 Wawancara dengan Cristina Eghenter. 205 The Star, “WWF and Formadat Initiate Collaboration to Engage Communities Across Borneo,” The Star

On-line, Maret 29, 2014, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.thestar.com.my/News/Community/2014/03/29/Forging-crossborder-conservation-tieup-WWF-

and-Formadat-initiate-collaboration-to-engage-communities/; Internet; diakses pada Januari 03, 2014.

Page 96: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

82

untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan, pelestarian lingkungan,

pelestarian budaya asli, dll.206

Dalam kerjasama ini, WWF memberikan dukungan finansial dan teknik

kepada FORMADAT untuk program pengembangan masyarakat. Dalam hal

mekanisme dukungan finansial yang diberikan WWF kepada FORMADAT,

WWF memberikan sekitar 80 % dari total anggaran program yang diusulkan oleh

FORMADAT.207

Program kerjasama antara FORMADAT dengan WWF

meliputi: pengembangan ekowisata, pertanian organik produk “Hujau dan Adil”

beras adan, pelatihan keartivitas kerajinan tangan, konservasi alam,

pengembangan teknologi dan komunikasi melalui program tele-center atau pusat

internet.208

1. Pengembangan Ekowisata

Ekowisata memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati

alam dan budaya dan belajar tentang pentingnya konservasi keanekaragaman

hayati dan budaya lokal. Pada saat yang sama, ekowisata menghasilkan

pendapatan untuk konservasi dan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang tinggal

di daerah pedesaan dan terpencil karena prinsip ekowisata yang melibatkan

masyarakat setempat dalam pengelolaanya.209

Sesuai dengan tujuan partisipasi

WWF dalam program HoB, prioritas WWF dalam mendukung ekowisata berada

206 Wawancara dengan Lasung Kaleb. 207 Ibid. 208 Wawancara dengan Cristina Eghenter. 209 Andy Drumm and Alan Moore, Ecotourism Development - A Manual for Conservation Planners and

Managers Volume 1, (Virginia: The Nature Conservancy, 2002), 13.

Page 97: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

83

di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yaitu di Taman Nasional

Kayan Mentarang (TNKM) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK).210

WWF secara bertahap membangun dan mengelola sebuah ekowisata

berbasis masyarakat. Peran WWF mendampingi dan didukung oleh Dinas

Pariwisata setempat dalam perumusan struktur kepengurusan ekowisata,

perumusan aturan ekowisata dan melakukan pelatihan. Sejumlah warga diikutkan

pelatihan pemandu ekowisata muda atau Eco-Guide yang mengacu Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Selain itu, masyarakat dilatih

untuk mengelola homestay untuk akomodasi, belajar ilmu pemandu wisata dan

bahasa asing, serta mengembangkan obyek, jalur ekowisata211

dan pembuatan peta

tata guna lahan.212

WWF juga berperan dalam mempromosikan objek wisata TN di situs

resmi WWF213

dan juga mempromosikannya dalam agenda internasional di tahun

2013 yaitu dalam pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013

yang diselenggarakan di Bali.214

Tidak hanya itu, WWF juga menjadi fasilitator

bagi turis yang akan datang ke TN dengan mekanisme pemberian informasi

mengenai petunjuk wisata lewat on-line ataupun off-line.215

210 WWF Indonesia, “Borneo Ecotourism,” WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/pds/social_development/communitybasedecotourism/borneoe

cotourism/; Internet; diakses pada Oktober 13, 2014. 211 Cristina Eghenter, M. Hermayani Putera, dan Israr Ardiansyah, ed., Masyarakat dan Konservasi 50 Kisah

yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia, (Jakarta: WWF Indonesia, 2012), 57. 212 Kolaboratif.org, “Pengelolaan Kolaboratif di Taman Nasional Kayan Mentarang,” Kolaboratif.org,

[database on-line]; tersedia di http://www.kolaboratif.org/index.php?option=com_pengelolaan&task=vie

w&id=34&Itemid=16; Internet; diakses pada Januari 03, 2015. 213 Wawancara dengan Alex Balang. 214 Heart of Borneo Indonesia, “Partisipasi HoB di APEC Unthinkable Week 2013,” Heart of Borneo

Indonesia, [artikel on-line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/id/news/detail/122/partisipasi-hob-di-apec-

unthinkable-week-2013; Internet; diakses pada Januari 03, 2015. 215 Wawancara dengan Alex Balang.

Page 98: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

84

Program WWF yang telah dilakukan menjadi salah satu kontributor

pengembangan ekowisata beserta dukungan dinas kepariwisataan pemerintah

daerah dan FORMADAT. Dalam efektivitasnya, produk ekowisata di dua wilayah

Taman Nasional yang menjadi prioritas kerja WWF di HoB dari tahun 2012

sampai 2013, menunjukan peningkatan wisatawan. Tabel IV.D.1 di bawah

menunjukkan bahwa jumlah wisatawan TNBK yang berasal dari dalam negeri

pada tahun 2012 sampai 2013 meningkat signifikan 200%, yaitu dari tahun 2012

jumlah wisatawan hanya berjumlah 20 orang menjadi 60 orang di tahun 2013.

Sedangkan dari tahun 2012 sampai 2013, wisatawan dari luar negeri TNBK

meningkat 99%, tahun 2012 jumlah pengunjung 16 orang dan tahun 2013 menjadi

31 orang. Kemudian, sama halnya, jumlah wisatawan luar negeri ke TNKM

meningkat, terbukti dari tahun 2012 wisatawan luar negeri hanya 3 orang, tahun

2013 naik menjadi 8 orang.

Tabel IV.D.1. Jumlah Pengunjung Taman Nasional 2012-2013

NO Taman Nasional

Jumlah Pengunjung Keterangan:

I: Indonesian

F: Foreigner 2012 2013

I F Total I F Total

1 Betung Kerihun 20 16 36 60 31 91

2 Kayan Mentarang 7 3 10 5 8 13

Sumber: Direktorat PJLKKHL – Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Direktorat PJLKKHL

2013, 67-68, dan Kementerian Kehutanan R.I, Statistik Kementerian Kehutanan 2012, 71-72.

2. Pengembangan pertanian Organik Produk “Hujau & Adil” Beras Adan

Selain program ekowisata, dalam mengembangkan kapasitas masyarakat

WWF membuat program “Hijau & Adil” atau “Green & Fair.” Program “Hijau

& Adil” bertujuan untuk menghasilkan pendapatan alternatif bagi masyarakat

Page 99: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

85

lokal melalui pemanfaatan sumber daya.216

Dalam program ini, WWF berperan

sebagai fasilitator, mengenalkan produk tersebut ke masyarakat kota sebagai

bagian kampanye tentang pilihan konsumsi “hijau” karena produk tersebut terbuat

dari bahan alami dan diproduksi secara “organik” oleh masyarakat lokal. Selain

itu, produk tersebut bersifat “adil” karena dijual dengan nilai pasar yang

memberikan manfaat lebih bagi petani lokal, dengan membelinya langsung dari

petani atau distributor pertama.217

Dalam skema kerjasama dengan FORMADAT, WWF membantu

pengembangan produk beras organik adan. Beras adan mempunyai tiga macam

beras putih, merah, dan hitam. Beras tersebut adalah beras asli lokal yang telah

ditanam oleh masyarakat Krayan secara turun-temurun dan dengan pola

tradisional, yang dipadukan dengan peternakan kerbau dan memanfaatkan air

jernih dari gunung dan hutan TNKM.218

Pertanian padi adan sempat ditinggalkan

oleh masyarakat karena hasil panennya yang rendah jika dibandingkan dengan

varietas padi hasil rekayasa laboratorium. Kemudian, WWF berinisiatif

menghidupkan kembali padi lokal yang tahan hama dan perubahan lingkungan

ini.219

WWF melatih petani setempat menggunakan metode Internal Control

System (ICS). ICS adalah metode yang digunakan untuk pengawasan kualitas

216 The Borneo Post, “From the Heart of Borneo,” The Borneo Post, Desember 25, 2011, tersedia di

http://www.theborneopost.com/2011/12/25/from-the-heart-of-borneo/; Internet; diakses pada Januari 04,

2015. 217 Kompas, “8 Produk Petani Lokal yang Berkeadilan,” Kompas, 29 Juli 2010, [artikel on-line]; tersedia di

http://female.kompas.com/read/2010/07/29/18555069/8.Produk.Petani.Lokal.yang.Berkeadilan.-12; Internet;

diakses pada Januari 04, 2015. 218 Tjandra Dewi, “Produk Hijau dan Adil dari Delapan Kawasan Konservasi Indonesia,” Tempo, Agustus 02,

2010, tersedia di http://www.tempo.co/read/news/2010/08/02/095268037/Produk-Hijau-dan-Adil-dari-

Delapan-Kawasan-Konservasi-Indonesia; Internet; diakses pada Januari 03, 2015. 219 Ibid.

Page 100: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

86

produk organik yang dihasilkan oleh kelompok petani kecil dengan cara

memonitoring secara berkala dan juga mencatat semua proses yang dilakukan

oleh petani, dari mulai proses tanam, produksi dan juga penjualan. Metode ICS

dijadikan tolak ukur tahap pertama suatu produk pertanian jika ingin

disertifikasi.220

Kemudian, dari upaya yang dilakukan WWF beserta FORMADAT dan

juga didukung oleh pemerintah daerah, pada tanggal pada 9 Januari 2012, beras

adan Krayan memperoleh sertifikat Indikasi Geografis dari Ditjen Hak Kekayaan

Intelektual (HKI), Kementerian Hukum dan HAM RI.221

Pemberian sertifikat ini

merupakan langkah dan capaian yang baik untuk membawa nama baik Krayan

dan masyarakat adat yang memproduksi beras adan, dan juga nama baik negara

Indonesia terhadap destinasi ekpor beras adan di daerah perbatasan Malaysia dan

Brunei.222

Setelah mendapatkan sertifikasi dari HKI, produksi beras adan naik

signifikan dibandingkan tahun di tahun 2012. Variatas padi beras adan termasuk

ke dalam varietas padi sawah. Tabel IV.D.2. dibawah ini menunjukan bahwa dari

tahun 2012 hingga 2013 produksi beras organik yang berasal dari dua kecamatan

naik secara signifikan. Di kecamatan Krayan, produksi padi sawah naik secara

220 Wawancara dengan Robertson David. 221 Buletin Kawasan Perbatasan, “Padi Adan Dan Upaya Pembentukan Asosiasi Kelembagaan,” Buletin

Kawasan Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur Edisi 06 No. 03 Desember 2012, (Kalimantan Timur:

Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur) 29. 222 Buletin Kawasan Perbatasan, “Padi Adan Dan Upaya Pembentukan Asosiasi Kelembagaan,” Buletin

Kawasan Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur Edisi 06 No. 03 Desember 2012, (Kalimantan Timur:

Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur) 29.

Page 101: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

87

signifikan senilai 88 %, sedangkan di kecamatan Krayan Selatan hanya naik

senilai 1,7 %.223

Tabel IV.D.2. Total Produksi Padi Sawah 2012-2013

No Tahun Kecamatan

Krayan Krayan Selatan

1 2012 6.585 ton 3.554 ton

2 2013 12.366 ton 3.615 ton

Sumber: BPS Kab Nunukan, Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2013, 24, dan

BPS Kab Nunukan, Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2014, 24, [buku on-line];

tersedia di http://nunukankab.bps.go.id/

3. Pengembangan Kerajinan Tangan Masyarakat

Dalam pengembangan kerajinan tangan masyarakat, FORMADAT

didampingi WWF memfasilitasi pelatihan bagaimana membuat kerajinan tangan

yang ramah lingkungan. Pelatihan tersebut berupa mengembangkan desain dan

pemasaran kerajinan tangan, membentuk pasar desa sebagai tempat penjualan

kerajinan tangan kepada turis dan pengunjung lain.224

Kerajinan tangan yang

berasal dari masyarakat Kryan berupa sendal, baju dari kulit kayu, peralatan

rumah tangga seperti anyaman tikar, saung, nyiru dll. Untuk saat ini, kebanyakan

dari hasil kerajinan tangan diekspor ke Malaysia dan Brunei, karena lebih bernilai

ekonomis, contohnya sendal. Sendal tersebut dihargai RM. 30 ringgit/pasang atau

senilai Rp. 105.000/pasang, dibandingkan dengan harga jual di daerah Indonesia,

khususnya di Kalimantan sendiri sekitar Rp. 30.000/pasang. Di sisi lain untuk

penjualan alat rumah tangga, dari tahun ke tahun penjualannya terus meningkat.

223 Badan Pusat Statistik Kab Nunukan, Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2013 dan 2014,

(Nunukan: BPS, 2013, 2014) 24, [buku on-line]; tersedia di http://nunukankab.bps.go.id/; Internet; diakses

pada Desember 01, 2014. 224 Emilia Pramova, et al., Mengintegrasikan Adaptasi ke dalam REDD+ Dampak Potensial dan Rentabilitas

Sosial di Setulang, Kabupaten Malinau, Indonesia (Makalah Kerja 114),(Bogor: CIFOR, 2013), 38.

Page 102: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

88

Di tahun 2008, penjualan alat rumah tangga sekitar 500 buah, dan naik kurang

lebih 60% hingga Oktober 2014 ini, meningkat sekitar 2000 sampai 3000 buah

pertahun.225

4. Program Pelestarian Lingkungan

Dari tahun 2004 sampai sekarang, WWF melakukan banyak penyuluhan

kepada masyarakat tentang pelestarian lingkungan, seperti menjaga lingkungan

dengan baik, terutama, di daerah aliran sungai yang bermanfaat bagi kebutuhan

manusia. WWF dengan FORMADAT membuat tata tertib bagi masyarakat lokal

supaya tidak membuang sampah ke sungai, dan tidak menebang pohon di daerah

sekitar 1 km2.226

Di sisi lain, salah satu pelaksanaan program konservasi alam

yaitu pada Juli 2012 di Bario, WWF dengan FORMADAT melaksanakan acara

penanaman pohon. Program penanaman pohon telah berhasil ditanam lebih dari

3.000 pohon.227

5. Program Pengembangan Teknologi Dan Komukasi

Peran WWF mengembangkan teknologi dan komukasi di kalangan

masyarakat adat, WWF membangun tele-center atau pusat internet yang bernama

“E-Krayan”.228

Dengan beroperasinya tele-center di dataran tinggi, teknologi

225 Wawancara dengan Lasung Kaleb. 226 Ibid. 227 WWF Indonesia, “Pertemuan Tahunan Lintas Batas Masyarakat FORMADAT di Bario Menanamkan

Sebuah Masa depan untuk Tanah Air yang Berkelanjutan di Heart of Borneo”, WWF Indonesia, 19

September 2012 , [artikel on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/kalimantan/heart_of_borneo/?26003/Pertemuan-

Tahunan-Lintas-Batas-Masyarakat-FORMADAT-di-Bario-menanamkan-sebuah-masa-depan-untuk-Tanah-

Air-yang-Berkelanjutan-di-Heart-of-Borneo; Internet; diakses pada Oktober 15, 2014. 228 Dora Jok dan Cristina Eghenter, FORMADAT Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo, (Jakarta:

WWF-Indonesia, 2012) , 15.

Page 103: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

89

digital dapat secara efektif menjembatani pembagian informasi dan memfasilitasi

jaringan komunikasi diantara masyarakat.229

Program tele-center juga menjadi salah satu faktor pendukung pemasaran

ekowisata di daerah tersebut. Dengan adanya jaringan internet maka masyarakat

bisa memanfaatkannya untuk promosi ekowisata dengan sistem on-line. Selain itu

tele-center menjadi salah satu program fasilitas ekowisata di HoB yang

menyediakan fasilitas internet.230

Tidak hanya itu, Program tele-center menjadi

salah satu kontributor dalam hal pengembangan pendidikan, internet membantu

anak-anak dalam belajar mata pelajaran TIK, membantu memudahkan

pendaftaran pendidikan secara on-line di sekolah maupun universitas yang jauh

dari jangkauan masyarakat, selain itu masyarakat bisa terus update terkait

kebijakan pemerintah melalui internet.231

Dengan adanya program pusat internet yang telah diupayakan oleh WWF,

program tersebut menjadi salah satu kontributor peningkatan pengetahuan

masyarakat di daerah dataran tinggi HoB. Ukuran yang sangat mendasar dari

tingkat pendidikan adalah angka melek huruf yang mencakup kemampuan

membaca dan menulis pada penduduk dewasa atau usia 15 tahun ke atas.

Perspektif tingkat pendidikan dalam hal melek huruf yang berkaitan erat dengan

berbagai dimensi kehidupan seperti pengembangan teknologi , sosial, ekonomi,

229 Dora Jok dan Cristina Eghenter, FORMADAT Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo, 15. 230 Borneo Ecotourism,” Homestay & guides,” Borneo Ecotourism, [database on-line]; tersedia di

http://www.borneo-ecotourism.com/?page_id=966; Internet; diakses pada Januari 04, 2014. 231 Ibid.

Page 104: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

90

dan lainnya, yang menunjukan bahwa upaya-upaya menurunkan angka buta huruf

dan buta pengetahuan harus selalu menjadi prioritas.232

Gambar IV.2. di bawah menunjukan bahwa dari tahun 2012 hingga 2013,

angka melek huruf di masyarakat Kabupaten Nunukan mengalami kenaikan. Dari

total 171.602 jiwa penduduk Nunukan, pada tahun 2013, angka melek huruf telah

mencapai 94,82%, yaitu mengalami kenaikan sebesar 0,03% dari tahun 2012.

Gambar IV.2. Angka Melek Huruf Penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten

Nunukan 2012-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Nunukan, Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Nunukan Tahun 2013, 48, [buku on-line]; tersedia di

http://nunukankab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=124

Melibatkan peran masyarakat lokal dalam program HoB adalah upaya

menuju sinergi dimensi ekologi dan sosial, untuk mewujudkan pembangunan

yang berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi.

People centered development sebagai acuan dasar bagi prinsip pembangunan yang

melibatkan hak individu atau masyarakat dalam mengelola isu yang terjadi di

masyarakat sendiri. WWF bekerjasama dengan civil society merupakan bukti

232 Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Nunukan, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Nunukan

Tahun 2013, 48, [database on-line]; tersedia di

http://nunukankab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=124; Internet diakses pada November 30,

2014.

94,79

94,82

2012 2013

Page 105: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

91

bahwasanya masyarakat adat adalah bagian dari pembangunan dan harus

dihormati dengan hukum dan tradisi adat mereka.

Peran WWF dalam menjalin mitra dengan inisiatif lokal sesuai dengan

strategi yang dikatakan oleh Michael Edwards and David Hulme bahwasnaya

NGO membuat suatu jaringan atau networking melalui kerjasama dengan inisiatif

lokal233

dan dalam peranya tersebut WWF telah mengupayakan program- program

yang sesuai dengan konsep sustainable development. Program pengembangan

ekwosata dan beras organik “adan” sebagai pendapatan alternatif bagi masyarakat

adalah upaya sustainable development bahwasanya masyarakat mendapatkan nilai

ekonomis sambil melestarikan lingkungan sekitar. Program pengembangan tele-

center yang dilakukan WWF adalah bukti bahwasanya teknologi membuka

peluang bagi terwujudnya kesejahteraan sosial salah satunya dalam aspek

pendidikan.

233 Michael Edwards and David Hulme, “Scaling up NGO impact on development: learning from

experience,”59.

Page 106: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

92

BAB V

KESIMPULAN

Deforestasi di sektor penggunaan lahan hutan pada 2010 menyumbang

58% dari total emisi dunia. Hal tersebut yang mendasari pemerintah Indonesia

dalam membuat kebijakan pengelolaan hutan secara kolaboratif yang tertuang

dalam dekralasi Heart of Borneo (HoB). Pada pengelolaannya, WWF adalah

aktor non negara yang satu-satunya dilibatkan dalam struktur organisasi

Kelompok Kerja (Pokja) HoB yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia.

Keputusan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor

382/Menhut-II/2011 tentang Kelompok Kerja Nasional Program HoB.

WWF merumuskan program yang secara khusus untuk membantu

program Pemerintah Indonesia dalam mengelola program HoB. Hasil analisa

terkait peran yang dilakukan oleh WWF dalam program HoB ialah pendanaan

yang berkelanjutan, membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan

kabupaten konservasi, membangun jaringan bisnis hijau, dan meningkatkan

kapasitas sumberdaya manusia melalui kerjasama dengan inisiatif lokal.

Peran WWF dalam program pendanaan berkelanjutan di HoB, dilakukan

menggunakan strategi networking, strategi ekspansi horizontal, dan fungsi

operasional dari organisasi internasional. Program pendanaan berkelanjutan

tersebut, WWF bekerjasama dengan pihak strategis yaitu LINE Plus Corporation.

WWF juga mendapat dukungan finansial dari WWF Family dan pihak institusi

lain dalam program pendanaan berkelanjutan. Hasil dari peran WWF melalui

program pendaan berkelanjutan di HoB menunjukan bahwasanya alokasi dana

Page 107: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

93

yang didapatkan WWF dikontribusikan untuk konservasi lingkungan di wilayah

HoB dengan upaya konservasi habitat asli orangutan dan penanaman hutan yang

gundul ataupun reconditioning hutan.

Peran WWF yang selanjutnya memiliki kontribusi ialah dalam

pengembangan kabupaten konservasi di Kapuas Hulu menggunakan strategi

bekerjasama dengan pemerintah untuk membantu mencapai kebijakan yang

effisien. Untuk menjalankan progam kabupaten konservasi di kabupaten Kapuas

Hulu, WWF menggunakan strategi ekspansi horizontal dan fungsi normatif dari

organisasi internasional. Peran WWF dalam program tersebut adalah membantu

perencanaan tata ruang wilayah daerah, serta memonitor dan memfasilitasi

kegiatan pengembangan masyarakat.

Peran WWF juga terlihat melalui programnya dalam jaringan bisnis hijau

dengan menggunakan strategi networking kepada perusahaan kecil dan besar yang

beroperasi di wilayah HoB, seperti perusahaan kayu kehutanan, pertanian kelapa

sawit dan pertambangan. Selain itu, dalam melaksanakan program tersebut, WWF

melakukan strategi advokasi dan lobi, serta fungsi informasi dari organisasi

internasional dengan menawarkan rekomendasi atau ide yang bertujuan agar para

perusahaan dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan

menggunakan kaidah-kaidah lestari yang sesuai dengen pilar sustainable

development dalam rangkaian operasinya yaitu sebelum, ketika proses dan paska

beroperasi.

Selain itu WWF juga berperan dalam mengembangkan kapasitas

masyarakat lokal menggunakan strategi training, monitoring, dan facilitating.

Page 108: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

94

Strategi tersebut tertuang dalam program yang telah dilakukan, meliputi

pengembangan ekowisata, pengembangan pertanian organik produk “Hujau dan

Adil” beras adan, pelatihan kreativitas kerajinan tangan, konservasi lingkungan,

dan pengembangan teknologi dan komunikasi melalui program tele-center atau

pusat internet. Adanya peran WWF tersebut membuktikan bahwasanya

masyarakat lokal, pemerintah, dan organisasi inernasional adalah salah satu aktor

yang terlibat dalam pengelolaan pembangunan berkelanjutan di HoB, dengan

upaya menuju sinergi dimensi ekologi dan sosial, untuk mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar

kawasan konservasi sesuai dengan pilar sustainable development.

Sehingga, kontribusi peran WWF dalam upaya program HoB di Indonesia

periode 2012 sampai 2013 telah menunjukan keberhasilan. Dengan demikian,

program yang telah diupayakan WWF melalui strategi networking, lobi, advokasi,

facilitating, training, meningkatkan hubungan kerjasama antara WWF dengan

Pemerintah Indonesia, meninggkatkan kapasitas masyarakat, meningkatkan

pengelolaan industri bisnis lestari, juga membuktikan bahwa program tersebut

berpengaruh dalam terwujudnya program HoB berdasarkan prinsip-prinsip

konservasi juga pilar pembangunan berkelanjutan.

Page 109: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku: Arsher, Clive. 1983. International Organizations. London: George Allen & Unwin Ltd.

Baker, Susan. 2006. Routledge Introductions to Environment Series: Sustainable

Development. New York: Routledge 270 Madison Ave.

Callicott, J. Baird and Robert Frodeman, ed.. 2009. Encyclopedia of Environmental

Ethics and Philosophy. USA: Cengage Learning.

Cresswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design California: Sage

Publication Inc.

Drumm, Andy and Alan Moore. 2002. Ecotourism Development - A Manual for

Conservation Planners and Managers Volume 1. Virginia: The Nature

Conservancy.

Darussamin, Asril, Murdwi Astuti, et al. 2011. Buku Panduan Pelatihan Fasilitator

Prinsip dan Kriteria Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan RSPO untuk Petani.

Jakarta: Indonesian Smallhorders Working Group (INA-SWG)

Eghenter, Cristina, M. Hermayani Putera, dan Israr Ardiansyah, ed,. 2012. Masyarakat

dan Konservasi 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia.

Jakarta: WWF Indonesia.

Eade, Deborah and Jenny Pearce, ed. 2000. Development, NGos, and Civil Society.

Oxford: Oxfam GB.

Edwards, Michael and David Hulme. 1992. Making a Difference: NGOs and

Development in a Changing World. London: Earthscan.

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Jacobson, Harold K. 1979. Netwoks of Interdependence International Organizations and

the Global Political System Second Edition. New York: Alfred A. Knopf, Inc.

Gerard A. Persoon and Manon Osseweijer. 2008. Reflections on the Heart of Borneo.

Netherlands : Tropenbos International.

Kehl, Norbert dan Soehartini Sekartjakrarini. 2012. Potential for Ecotourism in Kapuas

Hulu and MalinauOpportunities for Green Economy Development in the Heart of

Borneo, (Jakarta: Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit

(GIZ) GmbH dan Forests and Climate Change Programme (FORCLIME).

King, Victor T. The People of Borneo. 1993. Cambridge: Blackwell Publishers.

Korten, David C dan Rudi Klauss, ed.. 1984. People- Centered Development

Contributions Toward Theory And Planning Frameworks.United States of

Amesica: Kumarian Press.

Page 110: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xvi

Murdiyarso, Daniel. 2003. Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi

Perubahan Iklim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Siahaan, N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua.

Jakarta: Erlangga.

Dokumentasi:

Badan Pusat Statistik KabNunukan. 2013. Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Nunukan Tahun 2013. [database on-line]; tersedia di

http://nunukankab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=124; Internet

diakses pada November 30, 2014.

--------. 2014. Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2014. Nunukan: BPS.

[buku on-line]; tersedia di http://nunukankab.bps.go.id/; Internet; diakses pada

Desember 01, 2014.

--------. 2013. Statistik Padi dan Palawijaya Kabupaten Nunukan 2013. Nunukan: BPS.

[buku on-line]; tersedia di http://nunukankab.bps.go.id/; Internet; diakses pada

Desember 01, 2014.

Cortez, Rane dan Peter Stephen, ed. 2009. Introductory Course on Reducing Emissions

from Deforestation and Forest Degradation (REDD) A Participant Resource

Manual. GTZ.

FORCLIME, “Mendukung Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kawasan Heart of

Borneo”, FORCLIME. [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://www.forclime.org/images/stories/Briefing_note_HoB_Ind_April_2011.pdf;

Internet; diakses pada Oktober 23, 2014.

Forest Watch Indonesia (FWI) dan Global Forest Watch (GFW). 2001. Keadaan Hutan

Indonesia. Bogor: Forest Watch Indonesia dan Washington D.C.: Global Forest

Watch.

Government of Indonesia, Malaysia and Brunei Darussalam. Strategic Plan of Actions

The Heart of Borneo Initiative.

Government of Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan

Hutan. Jakarta: Pemerintah Indonesia.

Herat of Borneo-National Working Group. 2009. National Strategic Plan of Action.

Jakarta: Heart of Borneo-National Working Group, 2009.

Jok, Dora dan Cristina Eghenter. 2012. FORMADAT Forum Masyarakat Adat Dataran

Tinggi Borneo. Jakarta: WWF-Indonesia.

Kementerian Kehutanan R.I. 18 Juli 2011. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

382/Menhut-II/2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Nasional Program

Heart of Borneo. Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I.

Page 111: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xvii

---------. 18 Juli 2011. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Menhut-II/2011 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Nasional Program Heart of Borneo. Jakarta:

Kementerian Kehutanan R.I.

---------. 2011. Statistik Kehutanan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I.

---------. 2011. Heart of Borneo Indonesia. Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I.

---------. 2013. Statistik Kehutanan Indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Kehutanan R.I.

---------, “Laporan Hasil Pertemuan ke 8 Konvensi Keanekaragaman Hayati (Conference

of the Parties 8-Convention on Biological Diversity) Tanggal 20- 31 maret 2006

di Curitiba, Brasil”, 16-01-2007, [Dokumentasi on-line]; tersedia di

http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/2591; Internet; diakses pada

November 18, 2014.

Kementrian Lingkungan Hidup, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27

Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan,” [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://www.menlh.go.id/DATA/PP-Nomor-27-Tahun-2012.pdf; Internet; diakses

pada Januari 03, 2015.

---------, Laporan Hasil Verifikasi Lapangan–Proper 2013

PT. Berau Coal Site Sambarata Kabupaten Berau– Provinsi Kalimantan Timur,

(Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup, 2013) [dokumentasi on-line]; tersedia

di

http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/131228120941PT.%20Berau%20Coal%2

0-%20Site%20Sambarata.pdf; Internet; diakses pada Januari 04, 2015.

Luca Tacconi, Krystof Obidzinski dan Ferdinandus Agung. 2004. Proses Pembelajaran

(Learning Lessons) Promosi Sertifikasi Hutan dan Pengendalian Penebangan

Liar di Indonesia. CIFOR.

Perrot-Lanaud, Monique, et al. 2005. UNESCO and Sustainable Development. Paris:

UNESCO. [database on-line]; tersedia di

http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001393/139369e.pdf; Internet; diakses

pada Agustus 29, 2014.

Pramova, Emilia, et al.. 2013. Mengintegrasikan Adaptasi ke dalam REDD+ Dampak

Potensial dan Rentabilitas Sosial di Setulang, Kabupaten Malinau, Indonesia

(Makalah Kerja 114). Bogor: CIFOR.

The European External Action Service (EEAS). 2013. “Press Relase: More Than 300

SMEs toward SLVLK Certification in Three Years,” EEAS , March 11th,

2013. [dokumentasi on-line]; tersedia di

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/press_corner/20130

311_02_en.pdf; Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

The European External Action Service (EEAS), Siaran pers: PHPL dan Legalitas Kayu

Untuk Akses Pasar Ekspor,” EEAS, 15 Oktober 2012, [dokumentasi on-line];

tersedia di

Page 112: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xviii

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/press_corner/20121015_0

1_id.pdf; Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

Soutter, Rob ed., et al. 2011. WWF 50 Years of Conservation. Gland: WWF Global.

World Growth. 2011. Laporan: Manfaat Minyak Sawit bagi Perekonomian Indonesia.

World Growth, Februari 2011. [dokumentasi on-line] tersedia di

http://worldgrowth.org/site/wpcontent/uploads/2012/06/WG_Indonesian_Palm_O

il_Benefits_Bahasa_Report-2_11.pdf; diakses pada Januari 03, 2015.

Wulffraat, Stephan. 2014. Report: Environmental Status of Heart of Borneo 2014.

Jakarta: WWF‟s HoB Initiative.

Wulffraat, Stephan. 2012. Report: Environmental Status of Heart of Borneo 2012.

Jakarta: WWF‟s HoB Initiative.

WWF Indonesia and WWF Malaysia. 2011. WWF Bussines Report HoB NI 2011:

Business Solutions: Delivering The Heart of Borneo Declaration Focus On

Forestry, Palm Oil And Mining. Indonesia-Malaysia: WWF and WWF-

Malaysia.

WWF Indonesia. 2013. The Human of Heart Borneo. Jakarta: WWF Indonesia.

---------. 2013. Annual Report 2013. Jakarta: WWF-Indonesoa 2013.

---------. 2013. Strategic Plan 2009-2013. WWF Indonesia.

---------. 2012. Annual Report 2011. Jakarta: WWF Indonesia. [dokumentasi on-line];

tersedia di

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/wwfid_annualreport_2010_2011.pdf;

Internet; diakses pada 23 Agustus 2014.

---------. 2014. Summary of Strategic Plan 2014-2018. Jakarta: WWF Indonesia.

[dokumentasi on-line]; tersedia di

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/wwfid_strategicplan_2014_2018_summary

_final.p df; Internet; diakses pada Agustus 23, 2014.

WWF Global. A Roadmap for a Living Planet. 2008. Gland: WWF International/ Global.

[dokumentasi on-line]; tersedia di

http://d2ouvy59p0dg6k.cloudfront.net/downloads/roadmap_sign_off_fin.pdf;

Internet diakses pada Agustus 21, 2014.

----------, WWF Annual Review 2010, (Gland: WWF Global, 2011), 8-9 [database on-

line]; tersedia di

http://d2ouvy59p0dg6k.cloudfront.net/downloads/int_ar_2010.pdf; Internet;

diakses pada Agustus 23, 2014.

Buletin dan Jurnal:

Buletin Kawasan Perbatasan, “Padi Adan Dan Upaya Pembentukan Asosiasi

Kelembagaan,” Buletin Kawasan Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur Edisi

Page 113: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xix

06 No. 03 Desember 2012. Kalimantan Timur: Badan Pengelolaan Kawasan

Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Timur.

Korten, David C. “Thrid Generation NGO Strategies: A Key to People-Centered

Development,” World Development, Vol. 15, Supplement Printed in Great

Britan: Pergamon Journals Ltd. [Jurnal On-line]; tersedia di

http://livingeconomiesforum.org/sites/files/pdfs/Korten%20Third%20Generation

%20NGO%20Strategies.pdf; Internet; diakses pada Desember 31, 2014.

EU ACTIVE, “EU ACTIVE Newsletter Vol. 2/Desember 2012,” EU ACTIVE, Desember

2012, tersedia di

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/eu_active_newsletter_vol2___latest.pdf;

Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

Wibowo, Ari. “Konversi Hutan Menjadi Tanaman Kelapa Sawit Pada Lahan Gambut:

Implikasi Perubahan Iklim dan Kebijakan, “ Jurnal Penelitian Sosial dan

Ekonomi Kehutanan VII/4 Edisi Khusus. [jurnal on-line]; tersedia di http://forda-

mof.org/files/2.KONVERSI%20HUTAN%20MENJADI%20TANAMAN%20K

ELAPA%20SAWIT%20PADA%20LAHAN%20GAMBUT%20IMPLIKASI%2

0PERUBAHAN%20IKLIM%20DAN%20KEBIJAKAN.pdf: Internet; diakses

pada Desember 30, 2014.

Database On-line:

Badan Pengelola REDD+, “ESD: Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan,” Badan

Pengelola REDD+ [database on-line]; tersedia di http://www.reddplus.go.id/21-

reddplus/148-esd-pendidikan-untuk-pembangunan-berkelanjutan; Internet;

diakses pada Januari 02, 2015.

Borneo Ecotourism,” Homestay & guides,” Borneo Ecotourism, [database on-line];

tersedia di http://www.borneo-ecotourism.com/?page_id=966; Internet; diakses

pada Januari 04, 2014.

EU FLEGT, “About FLEGT,” EU FLEGT, [database on-line]; tersedia di

http://www.euflegt.efi.int/about-flegt; Internet; diakses pada Januari 02, 2014.

FAOSTAT, EXPORTS: Countries by commodity – Top Export Palm Oil 2011- ,

FAOSTAT[database on-line]; tersedia di

http://faostat.fao.org/site/342/default.aspx; Internet; diakses pada Agustus 22,

2014.

Forest Peoples Programme (FPP), “Palm oil & RSPO Minyak Sawit dan Hak Masyarakat

Hutan,” FPP, [database on-line]; tersedia di

http://www.forestpeoples.org/id/topics/responsible-finance/private-sector/palm-

oil-rspo; Internet; diakses pada Januari 03, 2015.

Convention on Biological Diversity (CBD), “History of CBD”, CBD, [database on-line];

tersedia di http://www.cbd.int/history/; Internet; diakses pada November 15,

2014.

Page 114: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xx

--------, “List of Parties of CBD”, CBD, [database on-line]; tersedia di

http://www.cbd.int/information/parties.shtml; Internet; diakses pada November

15, 2014.

--------, “Indonesia Overview”, CBD, [database on-line]; tersedia di

http://www.cbd.int/countries/?country=id; Internet; diakses pada November 16,

2014.

--------, “The Conference of the Parties of CBD”, CBD, [database on-line]; tersedia di

http://www.cbd.int/cop/; Internet; diakses pada November 17, 2014.

Departemen Pertanian, “Konvensi Keanekaragaman Hayati”, BB Biogen Litbang

Departemen Pertanian, Rabu, Juni 25, 2008, [database on-line]; tersedia di

http://biogen.litbang.deptan.go.id/index.php/2008/06/konvensi-keanekaragaman-

hayati/; Internet; diakses pada November 18, 2014.

HoB Green Economy, “Bisnis & Heart of Borneo,” HoB Green Economy [database on-l

ine]; tersedia di http://www.hobgreeneconomy.org/id/bisnis-heart-of-borneo;

Internet; diakses pada Januari 03, 2015.

Heart of Borneo Initiative, “Frequently Asked Questions,” Heart of Borneo Initiative,

[database on-line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/faq; Internet; diakses

pada September 12, 2014.

---------, “HoB Organization”, Heart of Borneo Initiative, [database on-line]; tersedia di

http://heartofborneo.or.id/en/about/heart-of-borneo-in-indonesia; Internet; diakses

pada September ember 13, 2014.

--------, “Partners of Heart of Borneo Initiative,” Heart of Borneo Initiative, [database on-

line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/partner; Internet; diakses pada

September 09, 2014.

---------, “History of Heart of Borneo”, Heart of Borneo Initiative [database on-line];

tersedia di http://heartofborneo.or.id/en/about/heart-of-borneo-on-track; Internet;

diakses pada Agustus 28, 2014.

--------, “Trilateral Meeting”, Heart of Borneo Initiative, [database on-line]; tersedia di

http://heartofborneo.or.id/en/about/trilateral-meeting; Internet; diakses pada

November 19, 2014.

Kolaboratif.org, “Pengelolaan Kolaboratif di Taman Nasional Kayan Mentarang,”

Kolaboratif.org, [database on-line]; tersedia di

http://www.kolaboratif.org/index.php?option=com_pengelolaan&task=view&id=

34&Itemid=16; Internet; diakses pada Januari 03, 2015.

Kementerian Kehutanan R.I “Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor : 144 Tahun 2003

Tentang Penetapan Kabupaten Kapuas Hulu Sebagai Kabupaten Konservasi”

Kemenhut 2013, [database on-line]; tersedia di

http://www.dephut.go.id/index.php/news/otresults/1301; Internet; diakses pada

Oktober 22, 2014.

Page 115: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxi

TFCA Kalimantan, “Kabupaten Target,” TFCA Kalimantan, [database on-line]; tersedia

di http://tfcakalimantan.org/tentang-tfca/target-district/?lang=id; Internet; diakses

pada Desember 31, 2014.

The European External Action Service (EEAS), “Press Relase: More Than 300 SMEs

toward SLVLK Certification in Three Years,” EEAS , March 11th, 2013,

[dokumentasi on-line]; tersedia di

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/press_corner/20130311_0

2_en.pdf; Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

WWF Indonesia, “Solution Hob,”, WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/hob/solutionhob/; Internet;

diakses pada Oktober 20, 2014.

---------, “Borneo Ecotourism,” WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/pds/social_development/commun

itybase decotourism/borneoecotourism/; Internet; diakses pada Oktober 13, 2014

---------, “About Climate & Energy”, WWF Indonesia [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/climate/about/; Internet; diakses

pada Agustus 24, 2014.

---------, “About Forest, Fresh Water, and Terrestrial Species”, WWF Indonesia [database

on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/forest_species/about_forest_spec

ies/; Internet; diakses pada Agustus 26, 2014.

----------, “Marine Species : Where we work”, WWF Indonesia [database on-line];

tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/marine_species/where_we_work/

; Internet; diakses pada Agustus 27, 2014.

---------, “Social Development”, WWF Indonesia [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/pds/social_development/;

Internet; diakses pada Agustus 26, 2014.

---------, “Program Development and Sustainability”, WWF Indonesia [database on-line];

tersedia di http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/pds/; Internet; diakses

pada Agustus 26, 2014.

--------, “Strategies,” WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/forest_species/strategies/;

Internet; diakses pada November 09, 2014.

--------, “What We Do”, WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whatwedo/; Internet; diakses pada Agustus

22, 2014.

--------, “History of WWF Indonesia”, WWF Indonesia, [database on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/en/about_wwf/whoweare/history/; Internet; diakses pada

Agustus 22, 2014.

Page 116: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxii

WWF Global, “Heart of Borneo,” WWF Global, [database on-line] tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/; Internet;

diakses pada Maret 10, 2014.

---------, “Global Initiatives”, WWF Global [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/how_we_work/key_initiatives/; Internet;

diakses pada August 21, 2014.

--------, “What does WWF do?”, WWF Global [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/; Internet; diakses pada Agustus 21, 2014.

--------, “WWF in the 60's”, WWF Global [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/who_we_are/history/sixties/; Internet; diakses pada Agustus

20, 2014.

--------, “Business solutions,“ WWF Global, [database on-line];tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/borneo_rainf

orest_conservation/greenbusinessnetwork/businesssolutions/; Internet; diakses

pada Oktober 01, 2014.

--------, “Conservation District,” WWF Global , [database on-line]; tersedia di

http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/borneo_forests/borneo_rainf

orest_conservation/conservation_districts/; Internet; diakses pada Oktober 16,

2014.

Artikel On-line:

Abidin, Zaenal, ed., “Penangkaran Arwana Yang Menjanjikan,” Antara News Kalbar,

Juli 1, 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.antarakalbar.com/berita/304068/penangkaran-arwana-yang-

menjanjikan: Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

Berita Satu, “Incar Pasar Eropa, Ratusan UKM Ajukan Sertifikasi Kayu Legal,” Berita

Satu, 11 Maret 2013, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/101363-incar-pasar-eropa-

ratusan-ukm-ajukan-sertifikasi-kayu-legal.html; Internet; diakses pada Januari 02,

2014.

Borneo Climate Change, “Pemkab Kapuas Hulu: Komit Mendorong Sentra Wirausaha

Madu Hutan,” Borneo Climate Change, Juni 26, 2013, [artikel on-line]; tersedia

di http://borneoclimatechange.org/berita-644-pemkab-kapuas-hulu-komit-

mendorong-sentra-wirausaha-madu-hutan.html; Internet; diakses pada Januari 02,

2014

----------, “Keberhasilan Konservasi Arwana dari Danau Empangau,” Borneo Climate

Change, Desember 27, 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://borneoclimatechange.org/berita-517-keberhasilan-konservasi-arwana-dari--

danau-empangau.html; Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

Darmawan, Eko. “Madu Maniskan Kapuas Hulu,” Suara Uncak Kapuas (Suka) News,

Juni 28, 2013, [artikel on-line]; tersedia di

Page 117: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxiii

http://www.sukanews.com/2013/06/madu-maniskan-kapuas-hulu.html; Internet;

diakses pada Januari 02, 2014.

Dewi, Tjandra. “Produk Hijau dan Adil dari Delapan Kawasan Konservasi Indonesia,”

Tempo, Agustus 02, 2010, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.tempo.co/read/news/2010/08/02/095268037/Produk-Hijau-dan-Adil-

dari-Delapan-Kawasan-Konservasi-Indonesia; Internet; diakses pada Januari 03,

2015.

Fachrizal, Andi “Mengintip Jantung Kalimantan Lewat „Crystal Eye‟,” Mongabay, Juni

30, 2013, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.mongabay.co.id/2013/06/30/mengintip-jantung-kalimantan-lewat-

crystal-eye/; Interenet; diakses pada Januari 01, 2015.

Global Timber, “Indonesia,” Global Timber, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.globaltimber.org.uk/indonesia.htm; Internet; diakses pada Maret 10,

2014.

Heart of Borneo Initiative, “Wujudkan Pembangunan Hijau, Pemkab Mahakam Ulu

Bekerjasama dengan WWF Indonesia,” Heart of Borneo Initiative [artikel on-

line]; tersedia di http://heartofborneo.or.id/id/news/detail/126/wujudkan-

pembangunan-hijau-pemkab-mahakam-ulu-bekerjasama-dengan-WWF ; Internet;

diakses pada September 9, 2014.

---------, “Partisipasi HoB di APEC Unthinkable Week 2013,” Heart of Borneo

Indonesia, [artikel on-line]; tersedia di

http://heartofborneo.or.id/id/news/detail/122/partisipasi-hob-di-apec-unthinkable-

week-2013; Internet; diakses pada Januari 03, 2015.

---------, “Pendidikan Berkelanjutan di Heart of Borneo,” Heart of Borneo Indonesia,

Desember 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://heartofborneo.or.id/id/news/detail/104/pendidikan-berkelanjutan-di-heart-

of-borneo; Internet; diakses pada Januari 02, 2014.

Hijauku, “Diluncurkan! Buku Crystal Eye Kapuas Hulu, Heart of Borneo” Hijauku, Juni

20, 2013, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.hijauku.com/2013/06/20/diluncurkan-buku-crystal-eye-kapuas-hulu-

heart-borneo/; Internet; diakses pada Januari 01, 2015.

Horwitz, Josh, “Line finally reveals its monthly active user count,” Tech in Asia Oktober

9, 2014, [artikel on-line]; tersedia di https://www.techinasia.com/line-japanese-

messaging-app-has-170-million-monthly-active-users/; Internet; [artikel on-line];

diakses pada November 10, 2014.

Jawa Pos National Network (JPNN), “Risiko Kepunahan Arwana Makin Tinggi,” JPNN,

Juni 11, 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.jpnn.com/read/2011/02/06/83796/index.php?mib=berita.detail&id=1

30222; Internet; diakses pada Januari 01, 2015.

Jurnal Nasional, “Labian-Leboyan Jadi Kawasan Strategis,” Jurnal Nasional, Januari 26,

2012, [artikel on-line]; tersedia di http://www.jurnas.com/halaman/16/2012-01-

26/196781; Internet; diakses pada Januari 01, 2015.

Page 118: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxiv

Kementerian Lingkungan Hidup R.I, “Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

(HCPSN),” Kementerian Lingkungan Hidup R., 16 November 2011, [artikel on-

line]; tersedia di http://www.menlh.go.id/peringatan-hari-cinta-puspa-dan-satwa-

nasional-hcpsn-2011/; Internet; diakses pada Maret 8, 2014.

Kompas, “8 Produk Petani Lokal yang Berkeadilan,” Kompas, 29 Juli 2010, [artikel on-

line]; tersedia di

http://female.kompas.com/read/2010/07/29/18555069/8.Produk.Petani.Lokal.yan

g.Berkeadilan.-12; Internet; diakses pada Januari 04, 2015.

Metrotvnews.com, “Line Donasikan Rp 750 Juta kepada WWF Indonesia,”29 Mei 2013,

Metrotvnews.com, [artikel on-line]; tersedia di

http://microsite.metrotvnews.com/tekno/read/2013/05/29/941/157408/Line-

Donasikan-Rp750-Juta-kepada-WWF ; Internet; diakses pada Desember 31,

2014.

Mutadi, “Labian-Leboyan jadi KSK Kapuas Hulu,” Kalbar On-line, Januari 25, 2012,

[artikel on-line]; tersedia di http://kalbar-

online.com/news/ragam/lingkungan/labian-leboyan-jadi-ksk-kapuas-hulu;

Internet; diakses pada Januari 01, 2014.

---------, “Delapan Induk Arwana Dilepas ke Danau,” Kalbar On-line, Juni 8, 2012,

[artikel on-line]; tersedia di

http://kalbaronline.com/news/ragam/lingkungan/delapan-induk-arwana- dilepas-

ke-danau; Internet; diakses pada Januari 01, 2015.

Pahlevi, Aseanty. “Ikan Arwana Sukses Kembali ke Habitatnya,” Tempo, Desember 29,

2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.tempo.co/read/news/2012/12/29/206450962/Ikan-Arwana-Sukses-

Kembali-ke-Habitatnya; Internet; diakses pada Januari 01, 2015.

REDD Indonesia, “Hutan dan Perubahan Iklim”, REDD Indonesia, [artikel on-line]

tersedia di http://www.redd-indonesia.org/tentang-redd/hutan-dan-perubahan-

iklim; Internet; diakses pada Juni 19, 2014.

Susanto, Ichwan, “Alih Fungsi Hutan Desak Populasi Gajah Kerdil Borneo,” Kompas, 18

April 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://sains.kompas.com/read/2012/04/18/14431296/twitter.com; Internet; diakses

pada Januari 02, 2015.

Samantha, Gloria, “Mengantar Kayu Legal Indonesia ke Pasar Global (1),” National

Geographic Indonesia, 23 Januari 2014, [artikel on-line]; tersedia di

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/01/mengantar-kayu-legal-indonesia-

ke-pasar-global-1; Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

Suara Pembaruan-Berita Satu, “Semarakkan Hari Bumi, WWF-Line Luncurkan Stiker

Orangutan,” Suara Pembaruan-Berita Satu, 23 April 2013, [artikel on-line];

tersedia di http://sp.beritasatu.com/home/semarakkan-hari-bumi-wwf-line-

luncurkan-stiker-orangutan/34339; Internet; diakses pada Desember 31, 2014.

Page 119: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxv

Tentangkayu.com , “Sertifikasi Produk Kayu,” Tentangkayu.com [database on-line];

tersedia di http://www.tentangkayu.com/2011/06/sertifikasi-produk-kayu.html;

Internet; diakses pada Januari 02, 2015.

The Borneo Post, “From the Heart of Borneo,” The Borneo Post, Desember 25, 2011,

[artikel on-line]; tersedia di http://www.theborneopost.com/2011/12/25/from-the-

heart-of-borneo/; Internet; diakses pada Januari 04, 2015.

The Star, “WWF and Formadat Initiate Collaboration to Engage Communities Across

Borneo,” The Star On-line, Maret 29, 2014, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.thestar.com.my/News/Community/2014/03/29/Forging-crossborder-

conservation-tieup-WWF-and-Formadat-initiate-collaboration-to-engage-

communities/; Internet; diakses pada Januari 03, 2014.

WWF Indonesia, “Pertemuan Tahunan Lintas Batas Masyarakat FORMADAT di Bario

Menanamkan Sebuah Masa depan untuk Tanah Air yang Berkelanjutan di Heart

of Borneo”, WWF Indonesia, 19 September 2012 , [artikel on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/kalimantan/heart_of_borneo/

?26003/Pertemuan-Tahunan-Lintas-Batas-Masyarakat-FORMADAT-di-Bario-

menanamkan-sebuah-masa-depan-untuk-Tanah-Air-yang-Berkelanjutan-di-

Heart-of-Borneo; Internet; diakses pada Oktober 15, 2014.

---------, “FASDA dan Membangun Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Lestari,” WWF

Indonesia 21 Juni 2013, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/kalimantan/heart_of_borneo/

?28601/ FASDA-dan-Membangun-Perkebunan-Kelapa-Sawit-Rakyat-Lestari;

Internet; diakses pada Oktober 07, 2014.

---------, “Langkah penting menuju perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kalimantan

Timur,” WWF Indonesia, 28 Juni 2012, [artikel on-line]; tersedia di

http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/kalimantan/heart_of_borneo/

?25480/ Langkah-penting-menuju-perkebunan-kelapa-sawit-berkelanjutan-di-

Kalimantan-Timur; Internet; diakses pada September 29, 2014.

Skripsi:

Chomah Sari, Isti. 2013. Peran WWF Dalam Upaya Melindungi Satwa Langka

Orangutan di Indonesia melalui Program Sahabat Orangutan tahun 2011-

2013. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Muliandari, Natasya. 2001. Implementasi WWF Coral Triangle Program dalam

Melestarikan Ekosistem Kawasan Segitiga Terumbu Karang pada 2008- 2010.

Bandung: Universitas Parahyangan.

Saputra, Aditya N. 2011. Pengaruh Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei

Darussalam melalui Program HoB (Heart of Borneo) terhadap Penanganan

Masalah Kerusakan Hutan di wilayah Perbatasan Kalimanan Timur. Bandung:

Indonesia Computer University.

Page 120: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxvi

Lampiran 1: DEKLARASI INISIATIF HEART OF BORNEO

Page 122: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxviii

Lampiran 3: DEKLARASI MORGES MANIFESTO

Page 123: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxix

Page 124: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxx

Page 125: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxi

Lampiran 4: PERATURAN PEMERINTAH KAPUAS HULU NO 144

TAHUN 2003

KEPUTUSAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR : 144 TAHUN 2003

TENTANG

PENETAPAN KABUPATEN KAPUAS HULU SEBAGAI KABUPATEN KONSERVASI

BUPATI KAPUAS HULU,

Menimbang: 1. bahwa sumberdaya alam hayati yang dimiliki Kapupaten Kapuas Hulu

memiliki arti dan peranan penting bagi kehidupan mahluk hidup, sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari,selaras,serasi dan seimbang bagi kesejahteraan seluruh masyarakat, baik masa kini maupun masa depan;

2. bahwa unsur-unsur sumbererdaya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling tergantung antara satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsuakan berakibat terganggunya lingkungan secara keseluruhan;

3. bahwa untuk menjamin kelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistem yang dimiliki, perlu dilakukan pengaturan pemanfaatannya secara rasional dengan prinsip kehati-hatian dan berkelanjutan;

4. bahwa malalui penetapan mengenai Tamn Nasional dan Hutan Lindung,telah meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga Kabupaten Kapuas Hulu perlu ditetapkan sebagai Kabupaten Konservasi;

5. bahwa sehubungan dengan hati-hati di atas, dipandang perlu menetapkan Keputusan Bupati Kapuas Hulu tentang Penetapan Kabupaten Kapuas Hulu sebagai Kabupaten Konservasi.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-

undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberday Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Conventions on Biological Diversity ( Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa mengenai keanekaragaman ,(Lembar Negara Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3556);

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara NOMOR 3839);

Page 126: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxii

6. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidng Kehutanan kepada Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).

M E M U T U S K A N

Menetapkan: PERTAMA : Kabupaten Kapuas Hulu selain sebagai daerah otonom, ditetapkan

sebagai Kabupaten Konservasi, sebagaimana tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan keputusan ini.

KEDUA : Menginstruksikan kepada: 1. Seluruh instansi Pemerintah di Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu; 2. Perorangan maupun Badan Usaha yang melakukan aktivitas

maupun akan melakukan aktivitas di Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu;

3. Lembaga Swadaya Masyarakat; 4. Seluruh Warga masyarakat dalam Wilayah Kabupaten Kapuas

Hulu; Agar supaya:

1. Setiap aktivitas yang dilakukan senantiasa berpedoman pada prinsip pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional,optimal dan pelestarian lingkungan.

2. Melakukan upaya-upaya konservasi guna menjaga keseimbangan ekosistem wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.

3. Melakukan pencegahan terhadap aktivitas yang dilakukan pihak lain, baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem dan lingkungan hidup.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Putussibau

Pada tanggal 1 Oktober 2003 BUPATI KAPUAS HULU,

ttd. DRS. H. ABANG TAMBUL HUSIN

Page 127: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxiii

Lampiran 5: WAWANCARA DENGAN ELISABETH WETIK

Nama Responden : Elisabeth Wetik

Jabatan : Heart of Borneo (HoB) Stakeholder Engagement and

Program Facilitation Officer, WWF-Indonesia

Jenis Wawancara : Wawancara melalui email ([email protected])

Tanggal : 15 September 2014 dan 20 Oktober 2014

1. Adakah bantuan finansial dari Pemerintah Indonesia kepada WWF

Indonesia dalam program Heart of Borneo?

Program Heart of Borneo (HoB) di WWF-Indonesia tidak tidak pernah menerima

bantuan finansial dari Pemerintah Indonesia, justru sebaliknya sebagian dana yang

WWF-Indonesia dapatkan di program HoB digunakan untuk mendukung

Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) HoB yang isinya adalah 10 kementerian

terkait dan untuk kegiatan langsung di level provinsi, kabupaten dan desa serta

masyarakat. Yang saya tau sebagian besar dana WWF yang digunakan untuk

program HoB berasal dari jaringan WWF.

Mohon maaf sebelumnya karena sekarang ini kami sedang sibuk-sibuknya

kegiatan. Oleh karena itu saat ini saya belum bisa menjawab 11 pertanyaan yang

mba sampaikan. Berikut saya lampirkan link laporan dan dokumentasi dari

WWF-Indonesia mengenai Program HoB. Mba bisa down load dan baca beberapa

publikasi HoB dari link dibawah ini sebagai bahan bacaan dan semoga juga bisa

membantu menjawab 11 pertanyaan mba.

Page 128: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxiv

Lampiran 6: WAWANCARA DENGAN STEPHAN WULFRAAT

Nama Responden : Stephan Wulfraat

Jabatan : HoB Monitoring and Evaluation, WWF-Indonesia

Jenis Wawancara : Wawancara melalui email ([email protected])

Tanggal : 15 September 2014

1. Penyebab dari kehilangan hutan (deforestatsi) adalah konversi hutan alam

ke penggunaan lain non-hutan seperti perkebunan, kebakaran hutan,

pembukaan lahan secara illegal (contoh perambahan kedalam kawasan

yang dilindungi), apa yang dimaksud dengan pembukaan lahan secara

illegal?

Pembukaan hutan secara illegal dapat dilihatkan diseluruh Kalimantan, terutama

di daerah2 dimana diberikan akses baru dengan pembangunan jalan baru, jalan

umum maupun jalan logging atau mining. Sering sekali terjadi ada masyarakat

pendatang maupun masyarakat lokal yang ambil kesempatan untuk menebang dan

atau membakar hutan dan kemudian dikonversi menjadi lahan pertanian (tetap

atau sementara). Padahal status hukum kawasan tersebut bukan untuk hutan

konversi atau APL areal pengunaan lain. Yang palng sering dihantam sebenarnya

merupakan HPT Hutan Produksi Terbatas atau HL Hutan Lindung dimana belum

ada badan pengawasan, management atau pengelolaan.

2. Apakah penyebab deforestasi di kawasan Kalimantan HoB dengan

kawasan di Indonesia lainya sama atau berbeda?

Penyebab deforestasi di Kalimantan HoB tidak terlalu jauh berbeda dengan di

daerah lain di Indonesia; kusus untuk didalam daerah HoB cukup banyak hutan

dengan status Hutan Lindung dan kawasan-kawasan itu relatif gampang dapat

diambil karena pengawasan sangat terbatas.

Page 129: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxv

Lampiran 7: WAWANCARA DENGAN DONNY PRASMONO

Nama Responden : Donny Prasmono

Jabatan : Fundraiser Program Officer, WWF-Indonesia

Jenis Wawancara : Wawancara melalui email ([email protected])

Tanggal : 11 November 2014

1. Sejak berdiri Donasi LINE stiker orangutan tahun 2013, sampai saat ini 2014,

berapa jumlah donasi yang terkumpul?

LINE STICKER DOWNLOADS AMMOUNT

MONTH

STATUS TOTAL PAID FREE

Updated JUNE'13 Rp70.277.200 Rp70.277.200

Update JUNE'14 Rp190.623.818 Rp72.643.818 Rp117.980.000

2. Adakah peningkatan jumlah donasi oragutan di tahun 2014 dibandingkan 2013

(Berapa jumlah donasi di tahun 2013 dan berapa jumlah donasi di tahun 2014)?

Yearly Nominal Noted

FY 2013 23.152.223.382 IDR

FY 2014 25.870.089.521 IDR

Note: Donasi semua program WWF-Indonesia

Page 130: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxvi

Lampiran 8: WAWANCARA DENGAN CRISTINA EGHENTER

Nama Responden : Cristina Eghenter

Jabatan : Deputy Director for Social Development, and Civil

Society Thematic Lead, WWF Borneo Programme

Jenis Wawancara : Wawancara melalui email ([email protected])

Tanggal : 19 November 2014

1. Dalam menjalankan programnya, WWF-Indonesia bekerjasama dengan civil

society, khususnya di kawasan Heart of Borneo, WWF Indonesia telah

bekerjasama dengan FORMADAT sejak tahun 2004, bagaimana peran dan

mekanisme WWF-Indonesia dalam kerja sama tersebut?

WWF-Indonesia bekerjasama dengan multi pihak, salah satunya civil society. Di

kawasan HoB, civil society dan secara khusus masyarakat adat menjadi mitra

WWF-Indonesia dalam kegiatan konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

FORMADAT (Forum Musyawarah Masyarakat Adat Dataran Tinggi) adalah

salah satunya organisasi masyarakat adat lintas batas (Malaysia-Indonesia) yang

menjadi mitra WWF-Indonesia dalam kerja konservasi dan pembangunan

berkelanjutan di HoB. FORMADAT didirikan atas inisiatif pemimpin masyarakat

dan komunitas di daerah perbatasan Krayan-Bario/Ba Kelalan/Long Pasia pada

tahun 2004. WWF-Indonesia sejak awal mendukung kegiatan dan program

FORMADAT yang banyak tentang membantu masyarakat merintis kegiatan

ekonomi yang ramah lingkungan (pertanian organic khususnya padi adan;

ekowisata; tele-center atau pusat internet; sekolah budaya dan kesenian) dan

mempromosikan inisiatif ini pada pihak luar di tingkat masyarakat, pulau Borneo,

nasional, dan internasional (rapat dan seminar; menghadiri rapat Trilateral;

presentasi dalam beberapa konferensi dan pertemuan internasional). Kerjasama

resmi antara WWF-Indonesia, WWF-Malaysia dan FORMADAT ) ditandatangani

pada bulan Maret 2014 (Memorandum of Understanding). Dukungan WWF

kepada FORMADAT dalam bentuk dukungan dana, ilmu& tehnis dan fasilitasi.

Untuk diketahui bahwa kerjasama dengan civil society ataupun organisasi

non-pemerintah (LSM), dan masyarakat adat bukan hanya dengan FORMADAT.

Apalagi, FORMADAT hanya di dataran tinggi Borneo yaitu mencakupi

Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan (Nunukan, Kalimantan Utara) dan

Bario/Ba Kelalan/Long Semadoh (Sarawak) dan Long Pasia (Sabah). Banyak

kerjasama lainnya di KalBar (Kapuas Hulu dan Melawi), KalTeng (Katingan,

Barito Utara, dll); KalTim (Kutai Barat dan Mahakam Hulu).

Page 131: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxvii

2. Bagaimana implikasi dari kerjasama tersebut terhadapat lingkungan kawasan

konservasi HoB, secara sosial, ekonomi dll ?

Kerjasama ini masih baru (belum berjalan lama) sehingga agak sulit

melihat secara langsung dan terukur dampak terhadap lingkungan dan konservasi

di Dataran Tinggi Borneo. Namun WWF-Indonesia meyakini bahwa program

konservasi apapun perlu dijalankan bersama masyarakat dan civil society yang

merupakan „rights holders‟, terutama kalau kegiatan dikerjakan di wilayah yang

secara adat dimiliki dan dikelola oleh masyarakat adat. Kemitraan dan kerjasama

seperti ini menjadi jaminan untuk mencapai tujuan dan pembangunan

berkelanjutan dan adil di daerah dengan nilai konservasi yang tinggi. Konservasi

itu bukan untuk WWF, namun untuk masyarakat dan alam yang menjadi sumber

kehidupan kita semua.

Di tingkat lokal, sudah mulai ada hasil baik daripada kegiatan seperti

pertanian: training, peningkatan mutu produk, promosi dan pemasaran produk

unggulan (beras adan hitam dan garam gunung); ekowisata (promosi); budaya

(ada tempat pelatihan untuk kesenian; kelompok tarian anak-anak sekolah; dll.

Apalagi secara internasional perwakilan FORMADAT sudah diundangan dalam

beberapa acara konferensi tentang pertanian organic tingkat asia dll.

3. Bagaimana implikasi dari produksi dan penjualan “Green & Fair Product”

terhadapat ekonomi, sosial dan lingkungan?

Inisiatif „Green & Fair Products‟ adalah inisiatif WWF-Indonesia untuk

meningkatkan nilai pasar produk yang dibudidaya/dikelola/dipanen secara

berkelanjutan tanpa merusak lingkungan di daerah konservasi, kemudian mereka

membawa manfaat ekonomi secara langsung (dengan harga premium) kepada

produsen (masyarakat). Produk “Green& Fair” terdapat di beberapa wilayah

kawasan konservasi di Indonesia.

Berikut keterangan singkat dalam Bahasa Inggris:

”Green and Fair products are products that are produced or harvested

naturally and sustainably by local communities, respect local traditions and

regulations, are sold directly on the markte for a fair price and real market value

of the products. The products are also “fair” because they are local, tell a

conservation story, and provide a sustainable economic alternative for local

communities. Consumers choosing Green& Fair products not only buy directly

from the producers/farmers, they also help manage natural resources in ways to

avoid overexploitation, and contribute to a more sustainable lifestyle.”

Page 132: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxviii

Kriteria HIJAU:

- Produk hijau karena berasal dari kawasan hutan, laut, dan ladang/kebun,

atau kawasan konservasi yang dikelola oleh masyarakat atau bersama

masyarakat

- Produk hijau karena terbuat dari bahan alami atau dipanen secara

berkelanjutan

- Produk hijau karena produk pertanian organis yang dibudidaya oleh

masyarakat setempat tanpa penggunaan pestisida atau bahan kimia, dan

diolah dengan sistim ICS

Kriteria KEADILAN:

Produk adil karena hasil dari penjualannya dapat meningkatkan kehidupan

masyarakat dan membantu masyarakat mengelola lahan dan sumber daya alam

secara berkelanjutan

- Produk adil karena semua hasil dari penjualannya kembali kepada

masyarakat lokal dan membantu perekonomian setempat

- Produk adil karena dijual dengan nilai pasar yang pas dan harga yang adil

bagi produsen

- Produk adil karena cara produksinya sesuai dengan kondisi setempat dan

dikelola secara baik tanpa memberatkan bagi pihak produsen

Dalam kerjasama dengan FORMADAT, ada (2) produk yang termasuk dalam

skema Green& Fair: beras adan dan garam gunung, keduanya produk khas dan

tradisional dari dataran tinggi Krayan. Petani sedang dilatih untuk penerapan

Internal Control System (ICS) agar mutu produk dan organis menjadi labih baik

dan terjamin (untuk skema sertifikasi nantinya).

4. Adakah data statistik pertahun mengenai jumlah penjulan “Green & Fair

Product” khususnya mengenai, Produk olahan Aloe Vera, Manik Banuaka dan

Beras Adan "Tana Tam" ?

Data itu mungkin ada dengan para produsen (masyarakat) namun yang pasti

bahwa peningkatan mutu produk sudah lebih baik, promosi dan pemasaran di

tingkat lokal dan propinsi meningkat (terutama produk kerajinan tangan (kalung,

gelang, dll), dan produk lainnya juga. Pasar sangat tertarik dengan beras adan

hitam (Jakarta, Surabaya) namun ongkos transportasi masih tinggi, dan beras ini

juga mulai dijual dengan harga premium di Sarawak.

Page 133: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xxxix

Lampiran 9: WAWANCARA DENGAN LASUNG KALEB

Nama Responden : Lasung Kaleb, S.H.

Jabatan : Ketua FORMADAT Kalimantan Timur (2004-2014)

Jenis Wawancara : Wawancara melalui telephone ( 081350056991)

Tanggal : 26 Oktober 2014, 28 Oktober 2014 dan 05 Desember

2014

1. Bagaimana sejarah terbentuknya Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi

Borneo (FORMADAT)?

Awal sejarah terbentuknya FORMADAT yaitu banyak orang Indonesia,

khususnya masyarakat Krayan Induk dan Krayan Selatan datang ke Malaysia

(daerah Sabah dan Serawak) untuk menjual hasil kerajinan, dan pertanian tetapi

sering dipermainkan harganya (dengan nilai ekonomi rendah) padalah kualitasnya

jauh lebih bagus dengan masyarakat lain, oleh karena itu saya (sebagai salah satu

pencetus ide) mengajak perwakilan masyarakat dataran tinggi Borneo di Indonesia

dan Malaysia untuk membuat suatu forum/ aliansi masyarakat yang bisa mengajak

masyarakat Malaysia dan Indonesia untuk peduli hasil bumi supaya dihargai

dengan nilai ekonomi tinggi yang bisa menguntungkan kedua pihak, yaitu

masyarakat pihak Indonesia dan Malaysia. Banyak yang mengusulkan nama untuk

forum ini, tapi yang diterima usulanya adalah nama dari saya yaitu Forum

Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo disingkat menjadi FORMADAT.

2. Sejak kapan WWF-Indonesia bekerjasama dengan FORMADAT?

Sejak tahun berdirinya FORMADAT Oktober 2004, WWF-Indonesia adalah salah

satu NGO yang mendukung terbentuknya inisiatif ini untuk mengajak masyarakat

adat dataran tinggi Borneo untuk peduli terhadap lingkungan alam. Sampai saat

inipun WWF-Indonesia mendukung penuh kegiatan FORMADAT, yaitu dengan

adanya nota kesepahaman (MoU) dalam kerjasama lanjutan bulan Maret 2014

lalu.

3. Apa yang melatarbelakangi (alasan) kerjasama antara FORMADAT

dengan WWF-Indonesia?

Alasan yang paling mendasar dalam kerjasama ini adalah FORMADAT dan

WWF-Indonesia mempunyai kesamaan visi dan misi, dimana keduanya

memfokuskan dan peduli terhadap pemberdayaan masyarakat adat dengan

Page 134: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xl

membangun ekonomi berkelanjutan, pelestarian lingkungan berkelanjutan,

pelestarian budaya adat, dll.

4. Apa saja peran WWF-Indonesia dalam kerjasama dengan FORMADAT?

WWF-Indonesia berperan sebagai pendonor (finansial) yang mendanai kegiatan

dan teknik bekerjasama dengan FORMADAT untuk mengembangkan

masyarakat, dimana dana tersebut digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan

pertanian organik, meningkatkan kerajinan tangan, pelestarian alam,

pengembangan ekowisata dan pengembangan teknologi dan komunikasi.

5. Bagaimana mekanisme pemberian dana dari WWF-Indonesia kepada

masyarakat melalui FORMADAT?

Sejak terbentuknya, FORMADAT selalu melaksanakan rapat tahunan. Di dalam

rapat tahunan tersebut kami dan berbagai pihak lain yang kami undang

merumuskan suatu program untuk satu tahun kedepan. Dari program tersebut

kami usulkan kepada pihak pendonor, seperti WWF-Indonesia dan Pemerintah

daerah (Pemda) untuk mendukung secara finansial dalam program kami. Rata-

rata WWF-Indonesia memberikan bantuan sebesar 80% dari total anggaran

program yang kami ajukan kepada WWF-Indonesia. Sisanya kami memakai uang

kas, sumbangan dari masyarakat serta dari Pemda setempat. Terkadang

masyarakat setempat membantu dalam hal akomodasi dan konsumsi.

6. Bagaimana dampak dari peran WWF-Indonesia terhadap pegembangan

pertanian organik masyarakat?

Beras organik adan adalah hasil bumi masyarakat Krayan dan Krayan Selatan

yang sudah terkenal dengan kualitasnya. Padi sawah yang dihasilkan di dua

kecamatan ini memiliki kualitas yang bagus dan karakteristik yang berbeda

dengan padi pada umumnya. Padi sawah di Krayan dipanen setiap 6 bulan sekali

menggunakan sistem perairan alamiah dan metode ICS, sedangkan padi biasanya

dipanen setiap 3-4 bulan sekali. FORMADAT didampingi WWF-Indonesia

berperan memonitoring kegiatan pertanian organik dan juga melakukan beberapa

pelatihan bagaimana bercocok tanam dengan lestari dengan metode ICS.

Hasil panen dari padi adan, di dua kecamatan berbeda, karena beda luas lahan

padi sawah di kecamatan tersebut, dan hasil panen juga ditentukan dengan cuaca

atau musim di wilayah tersebut. Disisi lain, produksi beras organik adan di

Kecamatan Krayan Selatan, tidak sebanyak yang ada di wilayah Krayan.

Kendalanya adalah di wilayah tersebut ladang pertaniannya sedikit.

Page 135: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xli

7. Bagaimana dampak dari peran WWF-Indonesia terhadap pengembangan

kerajinan tangan?

Dalam mengembangkan kerajinan tangan masyarakat, WWF-Indonesia

bekerjasama dengan FORMADAT memfasilitasi pelatihan kerajinan masyarakat

berdasarkan dengan tata kelola ramah lingkungan. Sampai saa ini, hasil kerajinan

tersebut diekspor ke Malaysia dan Brunei. Kerajinan tangan yang berasal dari

masyarakat Kryan berupa sendal, baju dari kulit kayu, peralatan rumah tangga

seperti anyaman tikar, saung, nyiru dll. Untuk sendal yang berasal dari masyarakat

kami, di Malaysia dihargai dengan nilai tinggi karena kualitasnya dan digunakan

untuk stok sendal hotel di daerah Malaysia. Sendal tersebut dihargai RM. 30

ringgit/pasang atau senilai Rp. 105.000/pasang, dibandingkan dengan harga jual di

daerah Indonesia, khususnya di Kalimantan sendiri sekitar Rp. 30.000/pasang.

Disisi lain untuk penjualan alat rumah tangga yang berasal dari masyarakat kami,

dari tahun ke tahun penjualannya terus meningkat. Di tahun 2008, penjualan alat

rumah tangga sekitar 500 buah, dan naik kurang lebih 60% hingga Oktober 2014

ini, meningkat sekitar 2000-3000 buah pertahun.

8. Bagaimana dampak dari peran WWF-Indonesia terhadap pegembangan

pelestarian alam?

Dari tahun 2004 sampai sekarang WWF-Indonesia bekerjasama dengan

FORMADAT banyak melakukan penyuluhan kepada masyarakat setempat agar

menjaga lingkungan dengan baik khususnya, di daerah aliran sungai yang sangat

memberikan manfaat banyak. Contohnya membuat penyuluhan aturan dilarang

membuang sampai ke sungai, dan tidak boleh menebang pohon diarea sekitar 1

km2. Dari usaha penyuluhan tersebut selama 8 tahun, masyarakat setempat

medapatkan hasilnya bisa terhindar banjir dan mendapatkan ikan banyak dari

sungai tersebut.

9. Bagaimana dampak dari peran WWF-Indonesia terhadap pegembangan

ekowisata di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM)?

Sejak dimulainya aktivitas WWF-Indonesia untuk mengembangkan ekowisata

TNKM, WWF-Indonesia aktif melibatkan masyarakat setempat untuk andil dalam

menjaga kawasan ekowisata TNKM. WWF-Indonesia melatih masyarakat lokal

untuk menjadi pemandu wisata (guide) di TNKM. Tapi disayangkan pengunjung

TNKM tidak sebanyak dengan pengunjung lain, banyak laporan ke saya karena

Page 136: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xlii

kurangnya infastruktruk jalan dan transportasi menuju TNKM dari kota-kota

Kalimantan, yang menyebabkan minimnya minat pengunjung ke TNKM.

10. Bagaimana dampak dari peran WWF-Indonesia terhadap pengembangan

teknologi dan komunikasi?

WWF-Indonesia mendanai kami berupa pemanfaatan informasi dan teknologi

melalui internet. Dengan bantuan sektor swasta lain selaku penyalur tenaga

teknik, tahun 2010 adalah waktu pembuatan tower internet, dan sampai saat ini

sudah 4 tahun berjalan. Kami, masyarakat disini mengucapkan banyak

terimakasih banyak kepada WWF-Indonesia yang telah peduli terhadap kami

untuk “melek”teknologi dan komunikasi. Banyak sekali manfaat yang kami

rasakan, diantaranya: di bidang pendidikan, internet sangat membantu kemajuan

anak-anak sekolah dalam mata pelajaran TIK, membantu memudahkan

pendaftaran pendidikan secara on-line di sekolah maupun universitas yang jauh

dari jangkauan kami, serta kami bisa terus update terkait kebijakan program

pemerintah melalui internet.

\

Page 137: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xliii

LAMPIRAN 10: WAWANCARA DENGAN ROBERTSON DAVID

Nama Responden :Robertson David, S.Hut.

Jabatan : Ketua FORMADAT Wilayah Krayan (Rangkap

Jabatan Komisi Pertanian Organik FORMADAT

Krayan)

Jenis Wawancara : Wawancara melalui telephone (081347745393)

Tangal : 28 Oktober 2014, 29 Oktober 2014, dan 4 Desember

2014.

1. Apa itu pertanian organik yang dikelola oleh masyarakat Krayan dan

didampingi oleh FORMADAT dan WWF-Indonesia?

Pertanian organik itu adalah hasil dari pertanian masyarakat dengan tidak

memakai bahan kimia, seperti pupuk kimia, pestisida. Petani disini diajarkan

memanan dengan metode ramah lingkungan artinya semua produk yang

dihasilkan tidak merusak lingkungan, dan proses pengelolaan menggunakan

Internal Control System- Sistem Pengawasan Internal (ICS) yaitu metode yang

digunakan dalam pengawasan kualitas produk organik yang dihasilkan oleh

kelompok petani kecil dengan cara memonitoring secara berkala dan juga

mencatat semua proses yang dilakukan oleh petani, dari mulai proses tanam,

produksi dan juga penjualan. Metode ICS dijadikan tolak ukur tahap pertama

suatu produk pertanian jika ingin disertifikasi.

2. Jenis pertanian organik apa saja di daerah tersebut?

Pertanian organik unggulan adalah beras organik Adan yang sudah terkenal

kualitasnya. Ada tiga macam beras, putih, hitam dan merah.

3. Bagaimana perkembangan penjualan beras organik Adan?

Untuk data statistik produksi bisa dilihat di statistik padi sawah Kec Krayan dan

Kec atau di Statistik Kab Nunukan. Padi atau beras adan termasuk ke dalam padi

sawah.

Page 138: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xliv

Lampiran 11: WAWANCARA DENGAN ALEX BALANG

Nama Responden : Alex Balang, S.Pd.

Jabatan : Komisi Ekowisata FORMADAT Kalimantan

Jenis Wawancara : Wawancara melalui telephone (085247057469)

Tanggal : 28 Oktober 2014

1. Bagaimana peran WWF-Indonesia dalam kerjasama dengan

FORMADATuntuk pengembangan ekowisata berbasis masyarakat?

Kerjasama WWF Indonesia dengan FORMADAT memberikan dampak

positif bagi kemajuan ekowisata dengan mengajak masyarakat berpartisipasi di

dalamnya. Banyak sekali yang WWF-Indonesia lakukan dalam pengembangan

ekowisata, diantaranya: WWF-Indonesia membantu mendanai perkembangan

tracking, melatih masyarakat setempat bagaimana menjadi pemandu wisata,

mempromosikan objek wisata TN di situs resmi WWF-Indonesia dan juga

mempromosikan dalam event internasional, melatih masyarakat untuk

mengembangkan homestay bagi turis, menjadi fasilitator bagi turis yang akan

datang ke TN dengan mekanisme pemberian informasi mengenai petunjuk wisata,

lewat on-line (website-email) ataupun off-line.

2. Bagaimana perkembangan pengunjung ekowisata di Taman Nasional di

derah perbatasan?

Setiap tahun, pengembangannya kurang stabil, karena kendala dalam akses

transportasi. Letak lokasi wisata yang terpencil di daerah perbatasan

menyebabkan aksesibilitas sangat kurang. Transportasi adalah kunci utama bagi

turis. Transportasi dari kota ke TN sangat kurang. Jika ingin berkunjung ke TN,

turis harus memesan (booking) tiket pesawat 1 bulan sebelumnya, dikarenakan

sedikitnya jam terbang pesawat dari kota ke tujuan wisata, khususnya ke TNKM,

dan dikarenakan pesawat adalah satu-satunya alat transportasi di daerah tersebut.

3. Bagaimana dampak dari Peran WWF-Indonesia terhadap perkembangan

masyarakat di kawasan ekowisata?

Masyarakat menjadi terbantu dalam masalah ekonominya terutama di daerah

TNKM, karena sebagian pengelolaan ekowisata diserahkan kepada masyarakat,

seperti akomodasi dan konsumsi yang mencangkup homestay.

Page 139: PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28281... · 2015-09-10 · Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

xlv

Lampiran 12: WAWANCARA DENGAN TEIS NURAINI

Nama Responden : Teis Nuraini

Jabatan : Bidang Kerjasama Teknik- Pusat Kerjasama Luar

Negeri, Kementrian Kehutanan R.I

Jenis Wawancara : Wawancara langsung di Kantor Bidang Kerjasama

Teknik Pusat Kerjasama Luar Negeri, Kementrian

Kehutanan R.I, Blok VII Lantai 4, Gedung Manggala

Wanabakti.

Tanggal : 24 Oktober 2014

1. Apa yang melatarbelakangi (alasan)Pemerintah Indonesia bekerjasama

dengan WWF-Indonesia?

Alasan utama dalam kerjasama tersbut yaitu dapat mengisi gap tujuan pemerintah

khususnya renstra (rencana strategis) kementrian kehutanan, dimana pemerintah

belum bisa maksimal dalm mencapai tujuannya, oleh karena itu pemerintah

bekerjasama dengan pihak lain, salah saunya WWF-Indonesia. Dalam mencapai

tujuannya Kementrian Kehutanan bekerjasama dengan banyak mitra strategis

secara bilateral, regional, dll dengan negara ataupun aktor non-negara. Dalam

lingkup bilateral Kemenhut bekerjasama dengan Jerman (GIZ), Japan, dll.

Sedangkan dalam regional contohnya HoB itu sendiri.

2. Bagaimana peran kerjasama WWF-Indonesia dalam kerjasama tersebut?

Adakah financial assistance yang diberikan oleh Pemerintah kepada WWF-

Indonesia dalam program HoB?

Mengenai bantuan finansial yang diberikan pemerintah kepada WWF-Indonesia

itu tidak ada. Bentuk kerjasama ini adalah kerjasama teknis. Pemerintah Indonesia

di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan lokal bekerjasama dengan WWF-

Indonesia mengenai perencanaan dan pengelolaan tata ruang, seperti pembuatan

peta dll. Dan juga WWF-Indonesia sebagai salah satu fasilitator pelaksana kerja

dari program Kementrian Kehutanan di HoB.

3. Sampai saat ini, apakah dampak yang signifikan dari kerjasama tersebut?

1) Kerjasama masih berjalan baik, dibuktikan dengan masih berlanjutnya trilateral

meeting dengan pemerintah 3 negara dan didukung oleh mitra kerjasama mereka.

2) Pada 2014, Program Green Development and Green Economy masih menjadi

program highlight HoB, yang dikembangkan dari ide-ide tahun sebelumnya.

3) Masih berjalannya Jasa Lingkungan di HoB.