peran upt balai/loka monitor spektrum ...pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan...

24
337 uletin Pos dan Telekomunikasi B VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DALAM RANGKA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK (KRAP) Marhum Djauhari 1 dan Iman Sanjaya 2 1 Peneliti Muda dan 2 Calon Peneliti Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Jln. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110 Telp./Fax. 021-34833640 e-mail : 1 [email protected] dan 2 [email protected] Diterima: 31 Mei 2011; Disetujui: 28 Juni 2011 ABSTRACT Citizen Band (CB) Radio is a kind of individual-based special telecommunication ser- vice. The supervision authority over CB Radio is carried out by technical units, namely Radio Monitoring Division. This study evaluates the role of Radio Monitoring Division in term of supervision over the CB Radio, either administratively or technically, so that a good order in CB Radio activities can be achieved. Keywords: Citizen Band Radio, frequency, equipment, RAPI, supervision ABSTRAK Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan telekomunikasi khusus berbasis perorangan. Pengawasan terhadap KRAP saat ini dilakukan oleh UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio. Studi ini mengevaluasi peran UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio dalam pengawasan administratif maupun teknis, dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan KRAP yang tertib perangkat, tertib perizinan, dan tertib komunikasi. Kata Kunci: KRAP, frekuensi, perangkat, RAPI, pengawasan PENDAHULUAN Latar Belakang Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP) merupakan perwujudan penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk perseorangan, sesuai ketentuan UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (pasal 9 ayat 4), dan PP nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Pasal 39 huruf a). KRAP digunakan untuk komunikasi antar masyarakat,

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

337

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIODALAM RANGKA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK (KRAP)

Marhum Djauhari1 dan Iman Sanjaya2

1Peneliti Muda dan 2Calon PenelitiPuslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Jln. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110 Telp./Fax. 021-34833640e-mail : [email protected] dan [email protected]

Diterima: 31 Mei 2011; Disetujui: 28 Juni 2011

ABSTRACT

Citizen Band (CB) Radio is a kind of individual-based special telecommunication ser-vice. The supervision authority over CB Radio is carried out by technical units, namelyRadio Monitoring Division. This study evaluates the role of Radio Monitoring Divisionin term of supervision over the CB Radio, either administratively or technically, so that agood order in CB Radio activities can be achieved.

Keywords: Citizen Band Radio, frequency, equipment, RAPI, supervision

ABSTRAK

Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP) merupakan salah satu bentukpenyelenggaraan telekomunikasi khusus berbasis perorangan. Pengawasanterhadap KRAP saat ini dilakukan oleh UPT Balai/Loka Monitor SpektrumFrekuensi Radio. Studi ini mengevaluasi peran UPT Balai/Loka MonitorSpektrum Frekuensi Radio dalam pengawasan administratif maupun teknis,dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan KRAP yang tertib perangkat,tertib perizinan, dan tertib komunikasi.

Kata Kunci: KRAP, frekuensi, perangkat, RAPI, pengawasan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyelenggaraan Komunikasi RadioAntar Penduduk (KRAP) merupakanperwujudan penyelenggaraantelekomunikasi khusus untuk

perseorangan, sesuai ketentuan UUNomor 36 Tahun 1999 tentangTelekomunikasi (pasal 9 ayat 4), danPP nomor 52 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Telekomunikasi(Pasal 39 huruf a). KRAP digunakanuntuk komunikasi antar masyarakat,

Page 2: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

338

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

serta dapat digunakan untukpenyampaian berita mara bahaya,bencana alam, pencarian danpertolongan (SAR). PenyelenggaraanKRAP saat ini dilakukan berdasarkanPeraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor : 34/PER/M.KOMINFO/8/2009 tentangPenyelenggaraan Komunikasi RadioAntar Penduduk. Pada peraturantersebut diatur antara lain masalahpenerbitan perijinan KRAP yangdilakukan oleh pemohon melaluiorganisasi kepada Direktur Jenderaldan akan diterbitkan oleh DirekturJenderal melalui organisasi diserahkankepada pemohon.

Perijinan penyelenggaraan KRAPdiberikan secara perseorangan, parapemegang Izin KRAP (IKRAP) wajibmenjadi anggota Organisasi RAPI,sebagai organisasi yang diakui olehPemerintah sebagai wadah resmi parapemegang IKRAP. Peran pembinaandan pengawasan dilakukan olehDirektur Jenderal, sedangkan penga-wasan dilaksanakan oleh UPT dengandibantu organisasi tingkat daerah.

Dalam penyelenggaraan KRAPterdapat beberapa masalah yang perlumendapat perhatian adalah antaralain:

1. Tertib Perangkat KRAP

Ketersediaan perangkat KRAP sangatbanyak, dan mudah didapat, serta

bebas diperjualbelikan di pasar.Ketersediaan seperti ini adalahmerupakan salah satu parameter awalterjadinya pelanggaran penggunaan.Banyak pengguna perangkat KRAPtanpa ijin dengan memanfaatkankemudahan jual beli tanpa pencatatanuntuk mendapatkan perangkat. Di sisilain pemantauan penggunaan sulitdilakukan, hal ini dikarenakan tidaktersedianya database yang terkaitdengan distribusi penjualan produkdan transaksi jual beli antara penjualdan pemakai. Penerbitan IzinPembelian Perangkat KomunikasiRadio Antar Penduduk (IPPKRAP)yang sekarang ditiadakan mengurangikemampuan Pemerintah dalammemantau distribusi pemakaianperangkat KRAP. IPPKRAP dapatdipergunakan sebagai alat bantupemantauan keabsahan dan jumlahperangkat dalam tanggungjawabnama kepemilikan yang terdaftar.Ketersediaan perangkat KRAP dariberbagai pabrikan dibuat denganberbagai band frekuensi, sehinggapengguna dengan bebas memilih bandfrekuensi yang akan dipergunakan-nya, pengguna dapat berkomunikasitidak terbatas pada band frekuensiyang ditetapkan untuk komunikasipada band frekuensi KRAP.Permasalahan menjadi semakinkompleks, sulit dipantau danditertibkan karena adanyaketersediaan perangkat lain di pasar,sebagai contoh booster dan antenapengarah, sehingga penggunaannya

Page 3: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

339

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

menyalahi ketentuan yang ada.

2. Tertib Komunikasi

Permasalahan ini sebagai salah satuakibat dari permasalahan keterse-diaan perangkat KRAP di pasar dankemudahan cara pemakaian. Tanpaharus melalui pelatihan, penggunaperangkat KRAP setelah terjaditransaksi pembelian dapat secaralangsung berkomunikasi denganperangkat yang ada. Hal ini akanmenyebabkan terjadinya kecende-rungan kesalahan pemanfaatanpenggunaan perangkat KRAP. Selainitu komunikasi dengan perangkatKRAP banyak dimanfaatkan secarakomersil untuk tujuan mendukungkegiatan operasional perusahaan,dengan penggunaan dan pemilikanperangkat KRAP dapat menekanbiaya operasional jika dibandingdengan mempergunakan saranatelekomunikasi lain yang biaya lebihtinggi.

3. Tertib Perijinan/ Legalitas

Lemahnya ketentuan dan kemudahantata cara pembelian, pengawasanpenggunaan, penerapan sanksi danatau tindakan hukum atas pelang-garan yang dilakukan oleh parapengguna perangkat KRAP ilegal,berakibat pada banyak terjadipelanggaran kepemilikan ijin.Kelemahan tersebut membawakonsekuensi terjadinya permasalahanketiadaan tertib perijinan dan legalitas

penggunaan perangkat KRAP, bahkanterjadi kecenderungan, para peng-guna lebih baik tidak berijin danberoperasi secara ilegal, dibandingharus berijin dengan resiko harusmengikuti aturan main organisasiRAPI. Dari sisi penggunaan perangkatKRAP pada saat ini, tidak diketahuisecara tepat berapa banyak perangkatKRAP yang terjual dan beroperasi,serta oleh siapa saja perangkat KRAPtersebut dioperasikan dan dimanfaat-kan penggunaannya, kecuali perangkatKRAP dan pengguna yang menjadianggota ORARI atau anggotaOrganisasi RAPI.

Penyelenggaraan komunikasi radioberbasis masyarakat (perorangan)yang dijamin oleh UU tersebut, harusdapat berjalan dan dapat dipertang-gungjawabkan dalam pelaksa-naannya, sehingga manfaatnya dapatterwujud. Namun hal ini akan menjadibeban bersama bila pelaksanaannyamenjadi tidak tertib dan berpotensimenimbulkan banyak permasalahan.Manfaat penyelenggaraan KRAPsecara sosial melalui Organisasi RAPI,seperti komunikasi untuk bantuanbencana alam dan lainnya, telahbanyak terwujud dan memberikankontribusi bagi pemerintah danmasyarakat.

Dari latar belakang permasalahantersebut perlu dilakukan penelitianmengenai peran UPT Balai/LokaMonitor Spektrum Frekuensi Radiodalam rangka pembinaan dan

Page 4: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

340

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

pengawasan Komunikasi Radio AntarPenduduk (KRAP), sehingga dapatmemberikan solusi pemecahanpermasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Balai/Loka Monitormelakukan pengawasan teknisterhadap penyelenggaraan KRAP,seperti pemanfaatan KRAP yangtidak sesuai dengan peruntukkan-nya dan penggunaan perangkatKRAP ilegal ?

2. Bagaimana Balai/Loka Monitormelakukan pengawasan adminis-tratif terhadap penyelenggaraanKRAP, seperti pelanggarankepemilikan izin ?

3. Kendala apa saja yang dihadapiBalai/Loka Monitor dalam mela-kukan pengawasan penyelengga-raan KRAP?

4. Bagaimana Balai/Loka Monitormengatasi permasalahan pelang-garan teknis maupun administra-tif tersebut?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian adalah untukmendapatkan gambaran peran UPTBalai/Loka Monitor dalam rangkapembinaan dan pengawasan KRAP.Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat berupa suaturekomendasi yang dapat mendorongterwujudnya penyelenggaraan KRAPyang tertib dari sisi penggunaanperangkat, perizinan, dan komunikasi.

Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada peran UPTBalai/Loka Monitor dalam rangkapembinaan dan pengawasan KRAP,tidak termasuk didalamnya peranorganisasi tingkat daerah (RAPI) daninstansi terkait.

KERANGKA TEORI PENGAWASAN

Definisi Pengawasan

Menurut Robert J. Mockler, penga-wasan adalah usaha sistematikmenetapkan standar pelaksanaandengan tujuan perencanaan,merancang sistem informasi umpanbalik, membandingkan kegiatan nyatadengan standar, menentukan danmengukur deviasi-deviasi danmengambil tindakan koreksi yangmenjamin bahwa semua sumber dayayang dimiliki telah dipergunakandengan efektif dan efisien.

Bentuk-bentuk Pengawasan

1. Pengawasan Pendahulu

Pengawasan pendahulu ini dirancanguntuk mengantisipasi penyimpanganstandar dan memungkinkan koreksidibuat sebelum kegiatan terselesaikan.Pengawasan ini akan efektif bilamanajer dapat menemukan informasiyang akurat dan tepat waktu tentangperubahan yang terjadi atauperkembangan tujuan.

2. Pengawasan Concurent

Pengawasan Concurent yaitu

Page 5: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

341

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

pengawasan ya-tidak dimana suatuaspek dari prosedur harus memenuhisyarat yang ditentukan sebelumkegiatan dilakukan guna menjaminketepatan pelaksanaan kegiatan.

3. Pengawasan umpan balik

Pengawasan umpan balik, yaitumengukur hasil suatu kegiatan yangtelah dilaksanakan, guna mengukurpenyimpangan yang mungkin terjadiatau tidak sesuai dengan standar.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi

1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan pendekatan kualitatif.

2. Lokasi penelitian dilakukan di 4(empat) lokasi, yaitu Jakarta,Yogyakarta, Bandung, dan Pangkal-pinang. Lokasi tersebut dipilihberdasarkan data statistik postelkuartal I 2010 dimana kota-kotatersebut merupakan kota denganjumlah penerbitan IKRAP yangsignifikan.

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data primerdilakukan melalui in-depth inter-view dengan menggunakanpedoman berupa daftarpertanyaan kepada UPT Balai/Loka Monitor, pengguna KRAP dilokasi penelitian serta DitjenSDPPI selaku regulator, sedangkan

data sekunder diperoleh melaluiliteratur.

4. Teknik analisis

Teknik analisis menggunakanmetode evaluatif, yaitu penelitianyang sifatnya mengevaluasiterhadap sesuatu objek, yangbiasanya merupakan pelaksanaandari suatu rencana. Pada umumnyapenelitian evaluatif dimaksudkanuntuk mengetahui akhir dariadanya kebijakan, dalam rangkamenentukan rekomendasi ataskebijakan yang lalu, yang padatujuan akhirnya adalah untukmenentukan kebijakan selanjutnya.Triangulasi (kombinasi sudutpandang) data dilakukan untukmenguatkan data dan mendapat-kan gambaran lebih lengkap.

GAMBARAN UMUM

Sejarah Berdirinya KRAP

Komunikasi Radio Antar Penduduk(KRAP), adalah komunikasi radioyang pada awalnya menggunakanband frekuensi 26.968 - 27.405 MHzyang di negara asalnya Amerikaterkenal dengan nama Citizen BandRadio (CB). Sejak tahun 1958, diAmerika, secara resmi radio CB telahdisahkan penggunaannya sebagai alatkomunikasi radio antar pendudukoleh Federal Communication Commission(FCC) .

Keberadaan CB terasa diperlukan oleh

Page 6: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

342

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

masyarakat Amerika, terutamasebagai sarana komunikasi antarpenduduk untuk saling memberikaninformasi apabila ada kesulitan,sehingga hampir seluruh instansi jugaikut menggunakan, khususnya untukkeadaan darurat. Perkembangankomunikasi radio CB telah merambahhampir seluruh dunia. Mulai eratahun 70-an penggunaan CB mulaimerambah juga di bumi Nusantara inidan terus berkembang walaupunpenggunaannya masih belumterkendali, karena belum adanyaketentuan yang mengatur danpenggunaannya masih bersifat liar.

Melihat kenyataan ini pemerintahmulai menyadari bahwa pengenda-lian penggunaan CB perlu ditertibkandan perlu melegalisir penggunaannyadengan ketentuan dan persyaratanserta perijinannya. Kebijakan pemerintahmelalui Menteri Perhubungan telahmenetapkan SK MENHUB RI No.S1.11/HK 501/Phb-80 tanggal 6Oktober 1980 tentang perijinanpenggunaan radio antar penduduk.Untuk pelaksanaan keputusantersebut maka perlu didirikan suatuorganisasi yang bertugas membantupemerintah dalam pengawasan danpembinaan terhadap penyelengga-raan Komunikasi Radio AntarPenduduk (KRAP). Memperhatikanbegitu pentingnya suatu organisasipendukung atas keputusan tersebut,maka Dirjen Postel pada tanggal 31Oktober 1980, menunjuk Team

Formatur dengan suratnya Nomor6356/OT.002/Drfrek/80, untukmembentuk organisasi Radio AntarPenduduk yang mempunyai kepen-tingan pembinaan, pengelolaan, danpengendalian Komunikasi RadioAntar Penduduk (KRAP).

Organisasi tersebut berdasarkan atasSK MENHUB No. S1.11/HK 501/Phb-80 tanggal 6 Oktober 1980 yangpelaksanaannya diatur melalui SKDirjen Postel No. 125/Dirjen/1980yang menetapkan Keputusan tentangPendirian dan Pengangkatanpengurus Pusat Organisasi RadioAntar Penduduk, tertanggal 10Nopember 1980.

Dalam era globalisasi sekarang ini,dimana Pemerintah Republik Indone-sia membuka pintu lebar-lebar untukpara pengusaha dalam bidangperdagangan yang semakinberkembang, terutama perdaganganantara negara dan kemudahan ekspormaupun impor dari dan ke Indonesia.Hal ini juga berakibat masuknyabarang-barang elektronik dari negaralain yang telah maju teknologielektroniknya, tak ketinggalan pulaperangkat KRAP pun ikut masuksecara leluasa ke Indonesia. Hal initerbukti dengan adanya perangkatKRAP yang diperjual belikan dandengan mudah dapat diperoleh ditoko-toko penjual perangkat komuni-kasi radio yang terdapat di kota-kotabesar di Indonesia.

Page 7: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

343

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

Berawal dari tahun 1975 dapatdianggap sebagai awal pertumbuhanpemakaian KRAP di Indonesia,walaupun dapat dikatakan ilegalkarena masih dilakukan sembunyi-sembunyi (belum sah). Tumbuhnyapemakai KRAP pada saat itu masihterbatas hanya di kota-kota besar saja.Semula mereka hanya melakukankomunikasi radio melalui KRAP yangselanjutnya tumbuh rasa kebersamaandalam sesama hobi komunikasi radiodan akhirnya membentuk kelompok-kelompok yang sehaluan. Kelompok-kelompok ini bahkan ada yang ruanglingkupnya tidak terbatas hanya disatu kota saja, dengan demikian makadalam waktu yang relatif singkatKRAP ini mulai menjalar sampai kekota-kota kecil, bahkan sampai kekecamatan yang jauh letaknya darikota.

Kedudukan, Tugas, dan KlasifikasiUPT Bidang Monitor SpektrumFrekuensi Radio MenurutPermenkominfo No.03/PER/M.KOMINFO/03/2011

UPT Bidang Monitor SpektrumFrekuensi Radio adalah satuan kerjayang bersifat mandiri di lingkunganDirektorat Jenderal Sumber Daya danPerangkat Pos dan Informatika yangberada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada DirekturJenderal Sumber Daya dan PerangkatPos dan Informatika.

UPT Bidang Monitor Spektrum

Frekuensi Radio mempunyai tugasmelaksanakan pengawasan danpengendalian di bidang penggunaanspektrum frekuensi radio yangmeliputi kegiatan pengamatan,deteksi sumber pancaran, monitoring,penertiban, evaluasi dan pengujianilmiah, pengukuran, koordinasi moni-toring frekuensi radio, penyusunanrencana dan program, penyediaansuku cadang, pemeliharaan danperbaikan perangkat, serta urusanketatausahaan dan kerumahtanggaan.

UPT Bidang Monitor SpektrumFrekuensi Radio diklasifikasikandalam 4 (empat) kelas, terdiri dari :

a. Balai Monitor Spektrum FrekuensiRadio Kelas I

b. Balai Monitor Spektrum FrekuensiRadio Kelas II

c. Loka Monitor Spektrum FrekuensiRadio

d. Pos Monitor SpektrumFrekuensiRadio

Penerbitan Izin KRAP

Penerbitan izin merupakan bagiandari instrumen monitoring untukpenggunaan frekuensi radio yangdigunakan oleh publik. IKRAPmerupakan salah satu jenis izin amatirradio selain IAR dan SKAR. Untukjenis ijin IKRAP, volumepenerbitannya yang cukup tinggiterdapat di Jawa Barat meskipun lebihrendah daripada IAR. Namun diSumatera Utara, Riau, Banten dan

Page 8: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

344

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

Papua Barat, IKRAP menjadi ijin yangpaling banyak diterbitkan dibandingdengan dua jenis ijin lainnya.

Jika dilihat dari komposisinyamenurut pulau besar, terdapat

komposisi yang cukup berbeda antaraSumatera, Jawa dan wilayah kawasantengah dan kawasan timur Indonesia.Di Pulau Sumatera,komposisipenerbitan ijin sertifikat radio padatahun 2010 cukup berimbang antara

Gambar 1. Sebaran Penerbitan izin amatir radio menurut jenis izin dan provinsi (Sumber: Departemen Komunikasi dan Informatika, 2010)

Gambar 2. Proporsi Sertifikat yang dikeluarkan menurut jenis sertifikat menurut

Pulau Besar (Sumber: Departemen Komunikasi dan Informatika, 2010)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Sumater

a

Jawa Bali+NT Kalimant

an

Sulawesi Maluku+

Papua

SKAR 36.5% 20.0% 70.2% 52.9% 89.7% 54.9%

IKRAP 29.7% 16.3% 5.7% 15.9% 6.5% 20.8%

IAR 33.8% 63.7% 24.2% 31.2% 3.7% 24.3%

Page 9: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

345

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

IAR, IKRAP dan SKAR denganproporsi SKAR yang sedikit lebihbanyak dibandingkan ijin lainnya.Sementara di Pulau Jawa yangmenjadi tempat paling banyakdikeluarkan ijin, proporsi IAR jauhlebih banyak dibanding dua ijinlainnya yaitu mencapai 63,7%.Sementara pada kawasan tengah dantimur Indonesia, proporsi penerbitanijin paling banyak adalah untuk SKARdengan proporsi antara 52% sampai89%. Bahkan di Pulau Sulawesi,proporsi SKAR mencapai 89,9%.

Gambar 2. Proporsi Sertifikat yangdikeluarkan menurut jenis sertifikatmenurut Pulau Besar

Sementara untuk distribusi penyeba-

ran ijin antar pulau besar menurutjenis ijin, SKAR menunjukkandistribusi yang relatif lebih terdistri-busi dibanding jenis ijin lainnya.Untuk IAR dan IKRAP, penerbitannyalebih terkonsentrasi di Pulau Jawa.Bahkan untuk IAR, proporsi pener-bitannya di Pulau Jawa mencapai75,7%, sementara di Sulawesi hanya0,5%. Hal ini karena penggunaanamatir radio yang masih banyakterpusat di pulau Jawa. Untuk IKRAP,proporsi penerbitan di wilayahSumatera cukup besar yaitu mencapai29,5%. Sementara untuk SKAR,meskipun proporsi terbesar masihada di Pulau Jawa karena Jawa masihmenjadi pusat kegiatan di berbagaibidang di Indonesia, termasuk

Gambar 3. Distribusi sertifikat amatir radio di pulau besar di Indonesia (Sumber: Departemen Komunikasi dan Informatika, 2010)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

IAR IKRAP SKAR

Maluku+Papua 2.6% 5.9% 8.0%

Sulawesi 0.5% 2.4% 16.7%

Kalimantan 6.3% 8.7% 14.8%

Bali+NT 2.4% 1.5% 9.5%

Jawa 75.7% 52.0% 32.6%

Sumatera 12.5% 29.5% 18.6%

Page 10: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

346

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

penyiaran, namun proporsi padapulau-pulau besar lain tidak terlalukecil. Di Pulau Sulawesi, proporsinyabahkan bisa mencapai 16,7% dan lebihtinggi daripada di Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua.

HASIL PENGUMPULAN DATA

Hasil wawancara di UPT Balai Moni-tor Kelas II Yogyakarta denganinforman Bpk.Hasanuddin :

1. Data pengguna KRAP di wilayahYogyakarta belum diperbarui.Data terakhir masih untuk tahun2005 sedangkan data terbaru adadi Jakarta.

2. Saat ini sulit dilakukanpemantauan terhadap alat danperangkat KRAP karena sejakPermenkominfo No.34/PER/M . K O M I N F O / 8 / 2 0 0 9diberlakukan tidak ada lagikewajiban pendaftaran perangkat(dulu dikenal dengan namaIPPKRAP). Sekarang hanyatinggal IKRAP. Padahalkeberadaaan IPPKRAP sangatdiperlukan UPT dalam rangkapengawasan perangkat dan jugamencegah pengguna KRAP untukmenggunakan frekuensi radioamatir, karena dari sisi perangkatsebenarnya tidak ada perbedaanantara radio amatir dan KRAP.

3. UPT melihat kecenderunganalasan pengguna KRAP untuk

tidak bergabung dengan RAPIdikarenakan adanya biaya-biayatambahan yang dikenakanorganisasi kepada anggotanya.

4. Dari sisi pengawasan, UPT menga-kui selain kendala perangkat yangsudah tua, pengawasan KRAPyang penyelenggaranya adalahindividu (perorangan) lebih sulitdibandingkan dengan pengawasankepada perusahaan/entitas bisnis.

5. Dari sisi penindakan, apabilaterjadi pelanggaraan UPTcenderung melakukan tindakanpersuasif dengan cara mengajakmembayar tagihan BHP daripadatindakan represif seperti menyitaperangkat atau mencabut izin.Bahkan UPT pernah menggratis-kan perpanjangan IKRAP pascagempa bumi di Yogyakarta padatahun 2008.

6. UPT juga mendorong para anggotaRAPI untuk ikut ujian radioamatir, karena dengan itu merekabisa menjadi anggota ORARI.Pengawasan akan menjadi lebihmudah karena organisasi ORARIlebih solid daripada RAPI.

Hasil wawancara kepada penggunaKRAP dengan informan Sdr.FuadIhsanudin Nugraha:

1. Sdr. Fuad adalah anggota RAPIYogyakarta (Gunung Kidul) sejaktahun 1996. Menurutnya, duluuntuk mengurus izin dikenakan

Page 11: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

347

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

biaya sekitar 300 ribu rupiah.Kebanyakan pengguna KRAP diYogyakarta adalah penggunapemula. Ada banyak anggotaRAPI yang sekaligus merupakananggota ORARI.

2. Penggunaan KRAP banyak diguna-kan untuk hubungan persahabatandan persaudaraan antar sesamaanggota. Pernah juga digunakanuntuk penyampaian berita maraba-haya seperti saat bencana merapi.

3. Sdr. Fuad mengakui sering jugaterjadi pelanggaran teknis dilapangan seperti pengguna KRAPyang mengudara di frekuensi ra-dio amatir. Ada juga penggunayang sering adu kekuatan sinyaldalam rangka eksperimen.

4. Sdr. Fuad mengaku tidak pernahada penertiban dari UPT yangsifatnya sampai menyita perangkat.

5. Dari sisi perizinan Sdr.Fuadmengaku mudah/tidak dipersulit.Hanya saja karena sekarangpengurusan harus ke pusat, makaproses perizinan lebih memakanwaktu (lama). Untuk memperinganbiaya biasanya disiasati denganpengajuan izin secara kolektif.

6. Selain untuk keperluan KRAPkonvensional, Sdr.Fuad mengakusering menggunakan RF gatewaydengan software e-QSO untuk bisaberhubungan dengan orang lain diseluruh Indonesia atau bahkan diluar negeri.

Hasil wawancara di UPT Loka moni-tor Pangkalpinang dengan informanSdr. Cicin Aslian, ST.

1. Meskipun data statistik postelmenunjukkan bahwa datapengguna KRAP di wilayahBangka Belitung cukup tinggi,namun sebenarnya fakta dilapangan jumlah pengguna KRAPterus menyusut seiring denganmeningkatnya penetrasi seluler.Pengguna yang masih bertahanbiasanya adalah karena alasanhobi.

2. Menurut Sdr. Cicin, bentukpelanggaran teknis yang seringdilakukan oleh pengguna KRAP diBangka antara lain:

a. Ada alat dan perangkat KRAPyang tidak memenuhi persya-ratan teknis, tetapi jumlahnyatidak banyak.

b. Cukup banyak alat danperangkat yang tidak memilikisertifikat.

c. Belum pernah ditemukanpenggunaan pita HF/VHFyang disambungkan denganpenguat daya (external poweramplifier).

d. Tidak terdapat antena yangdipasang pada bangunanantena untuk stasiun tetapKRAP melebihi batas keting-gian yang telah ditentukan.

e. Mengenai pancaran yang

Page 12: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

348

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

dilakukan melalui perangkatpemancarnya melebihi bataspita frekuensi radio, dayapancar, kelas emisi dan lebarpita, pastinya ada namunSdr.Cicin tidak bisa memberi-kan jumlah sebenarnya karenadata-data belum di-update.

f. Belum ditemukan pelanggaranteknis yang tidak diatur secaraeksplisit di dalam PermenkominfoNo.34/PER/M.KOMINFO/8/2009.

3. Terkait dengan dugaan bahwapengguna KRAP ilegal malasuntuk berizin tidaklah benar,karena biaya perizinan sebenarnyatidak mahal.

4. Keberadaan perangkat yangdimiliki UPT Loka MonitorPangkalpinang dalam rangkapengawasan KRAP saat ini cukupbagus dan memadai.

5. Dalam rangka pengawasan sepertikegiatan monitoring, tim yangditerjunkan ke lapangan adalahtim gabungan yang terdiri darikoordinator, penyidik PNS, danpengendali frekuensi. Saatwawancara ini dilaksanakan, timmonitor sedang berangkat kewilayah Bangka Tengah untukkegiatan monitoring. Kegiatanmonitoring dilakukan secaraberkala sesuai dengan Perdirjendan anggaran. Untuk validasidilakukan 1 kali dalam setahun,

sedangkan monitoring bisa sampai2 kali dalam setahun.

6. Kewenangan Loka Monitor dalampenindakan bisa sampai menyitaperangkat. Namun demikiantetap dikedepankan pendekatanpersuasif yang biasanya dikoordi-nasikan dengan RAPI. Sebenarnyatidak ada tupoksi UPT dalampengawasan perangkat, penga-wasan standardisasi perangkat adadi Pemda, ada wacana untuk mem-perluas kewenangan UPT balai/Lokadalam hal pengawasan perangkat.

7. Terkait dengan maraknya penggu-naan RF gateway di kalanganpengguna KRAP/radio amatir,Sdr.Cicin mengetahui hal tersebutnamun tidak bisa menjawab aspeklegalitasnya.

8. Dalam Permenkominfo yang barumemang tidak ada lagi yangnamanya IPPKRAP, namunsekarang diwajibkan adanyasertifikasi dari balai uji.

9. Terkait dengan pengaturan/kebi-jakan di dalam PermenkominfoNo.34/PER/M.KOMINFO/8/2009 perlu direvisi atau ditambah-kan masukan mengenai peranpembinaan yang bisa dilakukanUPT. Sebagaimana diketahui didalam Permenkominfo ini UPThanya memilki peran pengawasan,sedangkan pembinaan ada ditangan Dirjen SDPPI. Padahalperan ini sangat dibutuhkan oleh

Page 13: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

349

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

UPT yang cenderung mengguna-kan pendekatan persuasif dalammenangani pelanggaran diwilayahnya.

10. Sebagai masukan bagi tim peneliti,perlu dikaji mengenai Permenko-minfo No.23 Tahun 2010 tentangPerubahan Atas Peraturan MenteriKomunikasi dan InformatikaNomor : 17/PER/M.KOMINFO/10/2005 tentang Tata Cara Perizinandan Ketentuan Operasional Penggu-naan Spektrum Frekuensi Radio.

Hasil wawancara di UPT Balai Moni-tor Kelas II Bandung, dengan informanIbu Dwi Astri Andayani (Kasi Operasi,Pemeliharaan dan Perbaikan), Bpk.Utang Setiairawan (PengendaliFrekuensi), dan Rudi Herawan(PPNS).

1. Pihak UPT Balai Monitor Kelas IIBandung mengaku belummengetahui secara pasti bentukpelanggaran teknis ataupun ad-ministratif apa saja yang terjadi dilapangan. Terjadi kevakumandalam hal pengawasan terhadapKRAP karena sebelumnyapengawasan dilakukan oleh DinasPerhubungan setempat, dan barudialihkan lagi kewenanganpengawasannya setelah keluarnyaPP No. 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahanantara Pemerintah, PemerintahDaerah Provinsi, dan PemerintahDaerah Kabupaten/Kota . Pihak

Balmon juga sudah mengalami losscontact dengan pihak RAPI danjuga tidak pernah ada laporan daripihak RAPI sehingga tidak tahukondisi terkini di lapangan.

2. Berdasarkan hasil kegiatan moni-toring, gangguan umumnyaberasal dari broadcasting bukandari KRAP. Pengawasan terhadappemegang ISR yang sifatnyaperusahaan (seperti seluler, radiosiaran, dsb) lebih mudah dilakukankarena sifat pancaran sinyalnyaadalah kontinyu, sedangkanpengawasan ISR individu point-to-point seperti KRAP dan ORARIlebih susah karena sifatnyapancaran sinyalnya sewaktu-waktu saja. Pelanggaran biasanyadilakukan secara berpindah-pindah dari suatu pita ke pita lain(tidak tetap).

3. Terkait dengan perangkat, kewe-nangan pengawasan bukan padaUPT Balai/Loka monitor, tetapiada pada Direktorat Pengen-dalianDitjen SDPPI. Sebagai penggantiIPPKRAP, disinyalir organisasiRAPI menggantikannya denganBimbingan Organisasi (BO).

4. Meskipun di atas kertas, peranpembinaan ada di tangan DirjenSDPPI, namun fakta di lapanganpetugas juga secara tidaklangsung melakukan pembinaan.Pembinaan merupakan sesuatuyang melekat secara otomatis pada

Page 14: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

350

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

proses pengawasan. Misalkanpada saat sidang, seseorang yangdituduh melanggar harusditanyakan apakah sudahmendapatkan pembinaan ataubelum.

5. Kegiatan monitoring meliputiobservasi, penanganan gangguan,dan pengukuran parameter teknis.Frekuensinya antara 32 sampai 35kali dalam setahun. Sebelummelakukan monitoring dilakukansinkronisasi database SIMF. Untukwilayah Bandung, gangguan pal-ing banyak terjadi di penerbangan.

6. Keberadaan perangkat yangdimiliki UPT Balai MonitorBandung dalam rangka penga-wasan KRAP saat ini cukup bagusdan memadai. Begitu juga denganSDM yang dimiliki meliputipejabat Fungsional PengendaliFrekuensi dan PPNS.

7. Terkait dengan PermenkominfoNo.34/2009, pihak UPT BalmonBandung belum bisa memberikanmasukan perbaikan karena belummengkaji secara lebih dalam.

8. Terkait dengan eselonisasipimpinan UPT Balai/Loka moni-tor yang umumnya eselon 3 atau4, memang sudah sangat seringdibahas. Dalam praktiknya,pimpinan UPT harus jeli dengankapasitas stakeholder ketikamelakukan pembinaan, misalnyasaja ada organisasi RAPI atau

ORARI yang biasanya dipimpinoleh pejabat seperti Gubernurbahkan anggota DPR.

Dalam wawancara dengan pihak UPTBalai Monitor Spektrum FrekuensiRadio Kelas I Jakarta, denganinforman Bpk. Muhammad AmirSuatmaji (Kasi Pemantauan danPenertiban), dimana yangbersangkutan juga sekaligusmerupakan anggota RAPI.

1. Berdasarkan pengalaman Bpk.Suatmaji dalam melakukanpembinaan KRAP di Yogyakarta,RAPI dianggap sebagai mitra UPTdan pembinaan dilakukan agarorganisasi tersebut lebih on theright track. Pertemuan biasanyadilakukan di luar jam kerja.

2. Pada saat terjadinya bencanamerapi terbukti sekali manfaatdari KRAP dalam mengatasitanggap darurat. Di saat banyakjaringan seluler tidak dapatberoperasi, KRAP bisa diandalkan.Pihak UPT juga memberikan 5perangkat HT dengan sistempinjam pakai untuk membantukelancaran komunikasi saat itu.

3. Bpk. Suatmaji mengharapkankeberadaan UPT Balai/LokaMonitor bisa dimanfaatkan secarapositif. Saat ini mulai diterapkanperubahan paradigma, misalnyatidak ada lagi yang namanyasweeping, sebagai gantinya lebih

Page 15: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

351

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

kearah pembinaan.

4. Pada tanggal 13 sampai dengan 17Juni 2011 yang lalu baru sajadiadakan penertiban di wilayahDKI. RAPI DKI mendukungpenuh upaya penertiban tersebutdengan memberikan data-datauntuk menjadi target penertibanoleh Balmon. Penertiban secarakuantitatif tidak banyak, melain-kan lebih kearah sosialisasi.

5. Balmon DKI belum memiliki datayang pasti terkait jumlahpengguna KRAP di DKI Jakarta.Namun demikian pihak BalmonJakarta telah menyebarkankuesioner mengenai data potensipengguna KRAP di 5 (lima)wilayah DKI Jakarta.

6. Pengguna KRAP ilegal biasanyadidorong oleh ketidak sengajaanatau faktor menunda-nundadalam mengurus/memper-panjang izin karena tidak adasweeping/penertiban dari pihakBalmon.

7. Terkait dengan dihapuskannyaIPPKRAP dalam Permenkominfoyang baru, Bpk. Suatmajimemandang hal tersebut sebagaisuatu penyederhanaan regulasi.Beliau tidak menampik kenyataanbahwa pengguna KRAP bisamenggunakan frekuensi amatirkarena tidak adanya locking padaperangkat KRAP.

8. Pelacakan gangguan yangbersumber dari pengguna KRAPmemang lebih sukar dilakukankarena sifatnya yang timbultenggelam (intermittent).

9. Terkait dengan tidak adanya peranpembinaan UPT dalam Permen-kominfo No.34/2009, beliaumenyarankan agar dikembalikanke persepsi masing-masing UPT.

10. Beberapa kendala yang dihadapiUPT dalam rangka pembinaanmaupun pengawasan KRAPantara lain adalah masalaheselonisasi dan kondisi perangkatmonitoring yang dimiliki BalmonJakarta dinilai lebih tertinggal dariBalmon Surabaya.

11. Masalah penggunaan frekuensiKRAP untuk RF gateway sepertiyang dilakukan oleh segelintiranggota RAPI Yogyakarta diakuimemang belum ada landasanregulasinya, namun demikianperkembangan teknologi sepertiitu merupakan suatu keniscayaan.

12. Bpk. Suatmaji juga menyampaikanPermenkominfo No.03/PER/M.KOMINFO/03/2011 tentangOrganisasi Tata Kerja UnitPelaksana Teknis Bidang MonitorSpektrum Frekuensi Radio untukdipelajari.

Hasil wawancara dengan DitjenSDPPI dengan informan Bpk. A. Sazili(Kasi Pelayanan Dinas Penyiaran,

Page 16: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

352

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

Subdit Pelayanan Spektrum NonDinas Tetap dan Bergerak Darat,Dit.Operasi Sumber Daya).

1. Beliau menyampaikan bahwa datajumlah pengguna KRAP nasionalhanya tersedia untuk 2 tahunterakhir. Senada dengan pendapatdari Bpk. Suatmaji bahwa filosofi/tujuan dari penghapusanIPPKRAP hanyalah untukmenyederhanakan regulasi. Tidakada jaminan pengguna KRAP akankonsisten menggunakan frekuensiyang telah dialokasikan untukKRAP karena perangkat yang adasifatnya all bands.

2. Besaran IKRAP yang harus dibayaroleh pengguna KRAP adalahsebesar Rp 27.500/tahun, sehinggatidak ada alasan bagi penggunaKRAP ilegal menjadikan biayaperizinan sebagai alasan untuktidak mengurus izin. Justrudisinyalir pungutan dari organi-sasi RAPI Jakarta mencapai Rp500.000 dan berpotensi membe-bani pengguna.

3. Menurut Bpk. A. Sazili, pemberiancall sign kini dipegang oleh RAPIbukan lagi oleh Ditjen SDPPI.

4. Belum ada aturan mengenai RFgateway, namun selama penggu-naannya masih pada frekuensiKRAP dan dilakukan oleh anggotaRAPI yang sah dan tidakmengganggu frekuensi yang lain

masih bisa ditoleransi.

5. Data SIMF tidak memuat datapemegang IAR seperti KRAP danradio amatir karena frekuensi yangdigunakan secara bersama-sama,yang ada hanya data pemegangISR.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KRAP sebagai teknologi komunikasinirkabel yang sempat menjadi idoladi masanya, saat ini mulai ditinggal-kan oleh penggunanya seiring denganpesatnya penetrasi seluler. Namundemikian KRAP masih digunakanterutama dari kalangan hobiis,komunitas motor, sukarelawan, dandaerah-daerah yang belum tersentuhjaringan telekomunikasi. Secarakuantitatif tidak diketahui berapaperkiraan jumlah pengguna KRAP diIndonesia saat ini karena baik UPTmaupun Ditjen SDPPI hanya memilikidata jumlah izin (IKRAP) yangditerbitkan 2 tahun terakhir.Sedangkan data pengguna KRAPtahun-tahun sebelumnya yang masihmengantongi izin tidak diketahuisecara pasti. Dengan demikian jikadata pengguna yang memiliki izin le-gal saja tidak diketahui, akan sangatsulit bagi Pemerintah untuk menge-luarkan suatu kebijakan yang berdam-pak positif terhadap pengawasan danpembinaan KRAP.

Secara umum, pengawasan terhadapKRAP tergolong terabaikan. Hal ini

Page 17: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

353

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

terbukti dengan tidak adanya datayang pasti mengenai jumlahpengguna KRAP di daerah surveyyaitu Yogyakarta, Bangka Belitung,Jawa Barat, dan Jakarta. Kevakumanterhadap kegiatan pengawasan/penertiban terhadap KRAP jugaterjadi hampir di semua UPT yangdisurvey. Kecuali UPT Jakarta yangbaru saja melakukan sosialisasi danpenertiban. Begitu juga denganputusnya jalinan komunikasi antaraUPT dengan organisasi RAPI terjadihampir di semua UPT. Penyebabutama kevakuman dalam halpengawasan terhadap KRAP adalahkarena adanya transisi pengawasanyang sebelumnya dilakukan olehDinas Perhubungan setempat, danbaru dialihkan lagi kewenanganpengawasannya setelah keluarnya PPNo. 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintah DaerahProvinsi, dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota. Sebelum bulan Juli2007, penyelenggaraan telekomuni-kasi khusus perseorangan tersebutmemiliki pengaturan yang unik,karena izin bagi amatir radio danKRAP dilakukan oleh DinasPerhubungan Pemerintah Daerah(Pemda), sebagai perwujudan asasdekonsentrasi. Perkecualian diberi-kan pada perizinan amatir warganegara asing yang masih dikeluarkanoleh pemerintah pusat (c.q. DitjenPostel). Akan tetapi sejak disahkannyaPP No.38 Tahun 2007 tentang

pembagian kewenangan pemerintahpusat dan pemerintah daerah, makaseluruh proses perizinan kembalidilaksanakan oleh Ditjen Postel(sekarang Ditjen SDPPI).

Di lapangan memang ditemukenalibeberapa pelanggaran teknis sepertialat dan perangkat KRAP yang tidakmemenuhi persyaratan teknis, dancukup banyak alat dan perangkatyang tidak memiliki sertifikat.Namun pengawasan terhadapperangkat bukanlah tupoksi dari UPTBalai/Loka Monitor, tanggung jawabtersebut ada di Direktorat Pengenda-lian SDPPI. Sering juga terjadipelanggaran teknis di lapanganseperti pengguna KRAP yangmengudara di frekuensi radio amatir.Tentunya hal ini merupakan suatupelanggaran karena menggunakanperangkat radio KRAP di luarfrekuensi yang telah ditetapkan olehPemerintah. Namun karena penggunaradio amatir menganggap penggunaKRAP sebagai yuniornya dankelasnya berada di bawahnya,pelanggaran tersebut dibiarkan saja.Selain itu memang banyak anggotaRAPI yang sekaligus menjadi anggotaORARI.

Berbagai bentuk pelanggaran admin-istratif seperti tidak memiliki IKRAPatau tidak memperbarui/memper-panjang IKRAP diakui sering terjadidi kalangan pengguna KRAP.Berdasarkan penelusuran, alasan

Page 18: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

354

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

pelanggaran tersebut bukanlahdilandasi oleh motif ekonomi karenabiaya perizinan KRAP relatif sangatmurah yaitu Rp 27.500/tahun(dibayar sekaligus 3 tahun). Faktorpendorong utama dari pelanggaranadministratif tersebut adalahkelalaian/ketidaksengajaan danfaktor psikologis karena tidak adanyapenertiban yang dilakukan oleh UPT.Apabila dikaitkan dengan teoripengawasan seperti yang dipaparkandi depan, maka dalam prosespengawasan harus ada upayamembandingkan kegiatan nyatadengan standar, dalam hal ini adalahmembandingkan kondisi penye-lenggaraan KRAP di lapangan dengankebijakan yang sudah dituangkandalam Permenkominfo No.34/2009.Selain itu harus ada juga kegiatanmengukur deviasi-deviasi (dalam halini pelanggaran) dan mengambiltindakan koreksi (dalam hal initindakan). Proses pengawasan baruakan terlaksana secara utuh dansistematis jika semua kegiatantersebut terpenuhi.

Memang ditemukan informasipungutan dari organisasi yang cukupbesar dan berbeda-beda di tiapdaerah. Pungutan dari organisasiberkisar antara Rp 300.000 sampaidengan Rp 500.000. Biaya-biaya dariorganisasi tersebut meliputi uangpangkal, iuran anggota, biaya kartutanda anggota, biaya administrasi,Dana Kegiatan Organisasi (DKO),

biaya formulir, biaya buku panduan,biaya dana kelaikan perangkat/pesawat, pembuatan papan callsign,dan lain-lain. Organisasi dalamkonteks ini memiliki posisi yangdominan karena pemberian alokasiCall Sign (10 - 28) untuk setiap anggotadiatur sepenuhnya oleh RAPI Daerah.Dalam penelitian ini, penelitimengkritisi kebijakan alokasi call signini karena memandang call sign samahalnya dengan penomoran merupa-kan sumber daya terbatas yangseharusnya dikuasai oleh negara.Sebagaimana diketahui prefix call signsetiap negara berbeda-beda danditentukan oleh ITU. Sebagai contohIndonesia memiliki prefix JZ (JulietZulu).

Pengawasan administratif lain yangterabaikan adalah bahwa adakewajiban RAPI untuk menyampai-kan laporan tahunan (annual report)kepada Ditjen SDPPI sebagaimanadiamanatkan dalam Pasal 29 Permen-kominfo No.34/2009. Laporan tahunantersebut tentunya sangat bermanfaatdalam rangka mengetahui kegiatanorganisasi dan pembinaan kedepan.

Dalam melakukan pengawasanterhadap KRAP, UPT Balai/LokaMonitor menghadapi beberapakendala antara lain:

1. Data pengguna KRAP saat ini tidakdiketahui dengan pasti. Datapengguna legal yang memilikiIKRAP hanya ada di pusat dan

Page 19: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

355

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

tidak termuat di dalam SIMF,karena SIMF hanya memuat datapengguna ISR, sehingga UPT tidakbisa menggunakannya untukmengidentifikasi pemegangIKRAP di daerahnya. Hal inisebenarnya bisa dimaklumi karenapita frekuensi radio yangdigunakan KRAP merupakan pitafrekuensi radio yang digunakanbersama dan tidak khususdiperuntukkan bagi 1 (satu) orangpemegang IKRAP dan tidak puladilindungi dari gangguan elektro-magnetik yang merugikan. Hal inidiatur di dalam Pasal 18 ayat 2Permenkominfo No.34/2009.

2. Dari sisi teknis, pelacakan sumbergangguan yang berasal dari peng-guna KRAP memiliki kesulitanlebih tinggi dibandingkan denganpengguna frekuensi lain. Hal initerjadi karena sifat komunikasi ra-dio KRAP yang merupakankomunikasi point-to-point sehinggagangguan yang terjadi sifatnyatimbul tenggelam (intermittentnoise). Berbeda halnya denganpengguna ISR lain seperti radio,televisi dan BTS seluler yangmemancar terus menerus (broad-cast/continuous). Oleh karena itu,di dalam proses penertiban yangdilakukan oleh UPT sangatmembutuhkan informasi daripengguna KRAP terhadap kebera-daan sumber-sumber pancaranyang ilegal. Hal ini sesuai dengan

amanat Pasal 28 PermenkominfoNo.34/2009 bahwa organisasi dansetiap anggotanya harus membantuPemerintah dalam mengawasipenggunaan frekuensi radioKRAP terhadap kemungkinangangguan serta melaporkan secaratertulis kepada kepala UPT.

3. Kegiatan penanganan laporangangguan yang biasa dilakukanUPT sangat terbatas dalam halwaktu penanganan karenakegiatan tersebut sangattergantung dari surat tugas.Seringkali terjadi selama waktupenugasan (misalnya dengandurasi/lama penugasan 4 hari)sumber gangguan tidak dapatditemukan, sehingga kegiatanharus dihentikan. Apabila ternyatasumber gangguan berasal dariKRAP, dikaitkan dengan kendalanomor 2 di atas, tentunya akansangat sulit untuk dilacak.

4. Perangkat KRAP yang beredar dipasaran lazimnya bersifat all band,artinya bisa digunakan padabanyak frekuensi. Contohnyaadalah radio FT-80C yang disebut-sebut sebagai “radio sejuta umat”karena harganya yang murah danmemiliki kelas all band. Hal ituterjadi karena pengaturan alokasifrekuensi KRAP mungkin berbeda-beda di tiap negara. DalamPermenkominfo No.34/2009 yangbaru tidak dikenal lagi yang

Page 20: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

356

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

namanya IPPKRAP, sehingga UPTtidak dapat menjamin penggunaKRAP untuk tidak menggunakanfrekuensi di luar yang telahdialokasikan oleh Pemerintah,misalnya menggunakan frekuensiradio amatir. Dulu saat masihdikenal IPPKRAP dilakukan lock-ing terhadap perangkat KRAPtersebut. Sisi positif yang bisadiambil dari penghapusan IPPKRAPadalah bentuk penyederhanaanregulasi. Masalah sertifikasiperangkat dipercayakan penuhkepada Balai Uji dan pengawasan-nya ada di Direktorat Pengendalian,sedangkan kepercayaan (trust)kepada pengguna KRAP untuktidak menggunakan frekuensi diluar yang telah ditetapkan Pemerin-tah diserahkan kepada organisasi(RAPI) yang

m e n g i m p l e m e n t a s i k a n n y amelalui bimbingan organisasi.

5. Terdapat fenomena perkembanganteknologi yang sifatnya dilematisbagi Pemerintah, yaitu penggunaanKRAP dengan RF Gateway. RFGateway menghubungkan repeaterdengan jaringan internet sehinggamenjadikan komunikasi KRAP/radio amatir tanpa batas wilayahbahkan lintas negara. Dalamimplementasinya digunakan soft-ware tambahan yaitu eQSO ataue10-25. Dari satu sisi hal inimerupakan buah kreativitas parapenggiat radio amatir danmerupakan suatu keniscayaandari perkembangan telekomuni-kasi yang kian konvergen. Namundari sisi regulasi belum adapayung hukum yang tepat.Penggunaan RF Gateway berten-

Gambar 4. Topologi Jaringan RF Gateway

Page 21: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

357

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

tangan dengan Pasal 50 PP No.52/2000 tentang PenyelenggaraanTelekomunikasi, yang menyata-kan bahwa penyelenggara teleko-munikasi khusus dilarang untukmenyambungkan atau mengada-kan interkoneksi dengan jaringantelekomunikasi lainnya.

6. Dalam melaksanakan tugaspengawasan, tidak jarang UPTjuga turut melakukan pembinaan.Hal ini merupakan paradigmabaru yang dicoba diusung olehbanyak UPT, yaitu mengurangitindakan-tindakan yang sifatnyarepresif seperti sweeping(penyitaan), tetapi menggantinyadengan tindakan yang sifatnyapersuasif seperti sosialisasi danpembinaan. Namun demikiantidak semua UPT melakukan haltersebut, karena terdapat UPT(misal UPT Bangka Belitung) yangmemandang secara eksplisitPermenkominfo No.34/2009bahwa kewenangan UPT hanyapada sisi pengawasan, sedangkanpembinaan ada di tangan DirekturJenderal (lihat Pasal 24Permenkominfo No.34/2009).

7. Masalah klasik lainnya adalahmasalah eselonisasi UPT.Sebagaimana diketahui kepalaUPT Balai/Loka adalah eselon IIIatau eselon IV. Sedangkan didaerah banyak ketua organisasiseperti RAPI atau ORARI

dipimpin oleh anggota DPR, TNI,dan ada juga yang Gubernur(sumber : Bapak Distiawan, KepalaBalai Monitor Kelas II Manado).Hal ini tentunya menyulitkanruang gerak UPT dalam halpembinaan karena adanya efekpsikologis yaitu perasaansungkan. Masalah eselonisasi UPTdiatur di dalam PermenkominfoNo. 03/PER/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi dan TataKerja Unit Pelaksana TeknisBidang Monitor SpektrumFrekuensi Radio.

8. Masalah perangkat monitoringyang dimiliki UPT juga harusdisesuaikan dengan kondisigeografis setempat. Misalnyauntuk UPT Jakarta dimanatopografis wilayahnya banyakdikelilingi gedung tinggi, makaperangkat portable lebih cocokdaripada mobile DF.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan dataprimer, data sekunder dan hasilanalisis data dalam penelitianmengenai peran UPT Balai/LokaMonitor Spektrum Frekuensi Radiodalam rangka pengawasanKomunikasi Radio Antar Penduduk(KRAP) ini, maka dapat diambilbeberapa kesimpulan sebagai berikut:

Page 22: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

358

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

1. Kewenangan pengawasan terha-dap KRAP mengalami transisiyang dulunya dilakukan olehPemerintah Daerah (Dinas Perhu-bungan), kini ditangani oleh UPTBalai/Loka Monitor SpektrumFrekuensi Radio dengan berpedo-man pada Permenkominfo No.34/2009. Hal ini sebagai dampakdiberlakukannya PP No. 38 Tahun2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi, danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Namun demikian, hampir 2tahun sejak PermenkominfoNo.34/2009 diberlakukan, belumada wujud konkrit dari penga-wasan yang dilakukan oleh UPTBalai/Loka Monitor.

2. Pelanggaran teknis yang seringterjadi dalam penyelenggaraanKRAP adalah penggunaanfrekuensi radio di luar yang telahditetapkan dan penggunaan RFgateway untuk memperluasjangkauan komunikasi.

3. Pelanggaran administratif dalampenggunaan KRAP seperti tidakmemiliki/memperpanjang IKRAPbiasanya didorong oleh faktorkelalaian/ketidaksengajaan danjuga karena adanya faktor psiko-logis sebagai akibat tidak adanyakegiatan pengawasan/penertibanoleh UPT Balai/Loka Monitor.

4. Dalam pengawasan KRAP

ditemukenali beberapa kendalayang dihadapi oleh UPT sepertitidak adanya data pengguna yangakurat, sifat dari perangkat KRAPyang bisa digunakan di berbagaifrekuensi (all band) sehingga tidakada jaminan bahwa penggunaKRAP akan tetap konsistenmengudara di frekuensi yangtelah ditetapkan, sifat pancarannyayang timbul tenggelam (intermit-tent) mempersulit pelacakan,terbatasnya waktu penugasan,masalah eselonisasi UPT, danperangkat monitoring.

5. Dalam proses pengawasanterhadap KRAP, baik pengawasanadministratif maupun pengawasanteknis, saat ini UPT Balai/Lokacenderung menggunakan pende-katan persuasif seperti sosialisasidan pembinaan, daripada pende-katan represif seperti penyitaan(sweeping).

Saran

1. Pasal 24 Permenkominfo No.34/PER/M.KOMINFO/8/2009 perludirevisi atau ditambahkan masu-kan mengenai peran pembinaanyang secara eksplisit bisadilakukan oleh UPT Balai/LokaMonitor Spektrum Frekuensi Ra-dio. Sebagaimana diketahui didalam Permenkominfo ini UPTBalai/Loka Monitor hanyamemiliki peran pengawasan,sedangkan pembinaan ada di

Page 23: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

359

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

tangan Dirjen SDPPI. Padahalperan ini sangat dibutuhkan olehUPT Balai/Loka Monitor yangcenderung menggunakan pende-katan persuasif dalam menanganipelanggaran KRAP di wilayahnya.

2. Untuk mempermudah prosespembinaan tersebut, perlu ditinjaujuga masalah eselonisasi sertatugas dan fungsi UPT Balai/LokaMonitor sebagaimana tertuangdalam Pasal 25 PermenkominfoNo.03/PER/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi Kerja UnitPelaksana Teknis Bidang MonitorSpektrum Frekuensi Radio.Apabila melihat lingkup pekerjaan-nya, kepala UPT harus berhadapandengan ketua organisasi sepertiRAPI atau ORARI yang terkadangdijabat oleh anggota DPR, TNIbahkan Gubernur, sehinggamenyulitkan ruang gerak UPTdalam rangka pembinaan.

3. Mengingat sifat (nature) dariperangkat KRAP yang bisadigunakan di berbagai frekuensi(all band), perlu dilakukan “bandlock” perangkat oleh Balai Ujiuntuk menjamin pengguna KRAPtidak menggunakan frekuensiyang telah ditetapkan danmemudahkan tugas UPT Balai/Loka Monitor yang sejatinya tidakmemiliki kewenangan dalam halpengawasan perangkat.

4. Proses alokasi call sign yang saat ini

diserahkan ke organisasi tingkatdaerah (RAPI) sebaiknya ditariksecara penuh ke Pemerintah Pusatmengingat pada dasarnya call signadalah bagian dari penomoran/kode akses yang tentunyamerupakan sumber daya yangterbatas, sehingga sepatutnyapengelolaannya dilakukan olehNegara (idealnya berada di DitjenSDPPI, namun masalahpenomoran sekarang berada diDitjen PPI).

5. Untuk memudahkan pelaksanaantugas UPT Balai/Loka Monitordalam pengawasan terhadappengguna KRAP, hendaknya data-base SIMF diperluas dengan tidakhanya memuat data ISR, namunjuga memuat data IAR dan IKRAP.

DAFTAR PUSTAKA

Alokasi Biaya Perizinan (http://w w w . d i g i t a l m b u l . c o m /Alokasi%20Biaya.pdf, diakses 6 Juli2011).

Daymon, C. Holloway, I, 2002, Metode-metode Riset Kualitatif dalam PublicRelations dan Marketing Communica-tions, Yogyakarta, Penerbit Bentang.

Departemen Komunikasi danInformatika, 2008, Buku PetunjukTeknis Penulisan Karya Tulis Ilmiahdi Lingkungan Puslitbang Postel,Jakarta, Depkominfo.

Page 24: PERAN UPT BALAI/LOKA MONITOR SPEKTRUM ...Pengawasan umpan balik, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak

360

uletinPos danTelekomunikasiB

VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011

Departemen Komunikasi danInformatika. 2010. Buku StatistikPostel 2010, Jakarta : DirektoratJenderal Pos dan Telekomunikasi.

E10-25 Sebuah Gebrakan Baru dalamber-10-25 (http://www.mawarbiru.net/2007/11/07/e10-25-sebuah-gebrakan-baru-dalam-ber-10-25/, diakses 9 Juli2011).

FT-80C Radio Sejuta Umat (http://rapi-nusantara.net/tehnik-radio/ft-80c-ra-dio-sejuta-umat.html, diakses 6 Juli2011)

Keputusan Pengurus Pusat Radio AntarPenduduk Indonesia Nomor:077.09.00.0701 tentang Administrasidan Kesekretariatan (http://www.geocities.ws/rapi_sumbar /po2.htm,diakses tanggal 6 Juli 2011).

Penelitian Evaluatif (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2114728-penelitian-evaluatif/, diakses 27 Maret 2011)

Pengawasan (http://wahyu410.w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 0 / 1 1 / 1 3 /pengawasan/, diakses 6 April 2011)

Permenkominfo No.34/PER/M.KOMINFO/8/2009 tentangPenyelenggaraan Komunikasi Ra-dio Antar Penduduk.

Permenkominfo No. 03/PER/M.KOMINFO/03/2011 tentangOrganisasi dan Tata Kerja UnitPelaksana Teknis Bidang MonitorSpektrum Frekuensi Radio.

PP No. 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahanantara Pemerintah, PemerintahDaerah Provinsi, dan PemerintahDaerah Kabupaten/Kota.

Sejarah KRAP dan Organisasi RAPI(http:// dworo.wordpress.com/2010/05/04/hello-world/, diakses 27 Maret2011).

Sejarah RAPI (http://www.rapi03jakbar.9f.com/whats_new.html, diakses 27Maret 2011).

UPT Monitor Spektrum FrekuensiRadio (http://www.ditfrek.postel.go.id/postel/?idm=1&id=4&ids=6,diakses 6 April 2011).