peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan antar umat...

153
PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Komunikasi Kelompok Pada Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2018 SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) OLEH : Muhamad Adib Baihaqi NIM. 11714007 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: lethu

Post on 27-Apr-2019

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN

ANTAR UMAT BERAGAMA

Komunikasi Kelompok Pada Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2018

SKRIPSI

Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

OLEH :

Muhamad Adib Baihaqi

NIM. 11714007

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

i

PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN

ANTAR UMAT BERAGAMA

Komunikasi Kelompok Pada Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2018

SKRIPSI

Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

OLEH :

Muhamad Adib Baihaqi

NIM. 11714007

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 3: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

ii

Page 4: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

iii

Page 5: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

iv

Page 6: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

v

Page 7: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

vi

MOTTO

(5ا)ر س ي ر س ع ال ع م إن ف

(6ا)ر س ي ر س ع ال ع م إن

Artinya:

Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)

(Al Insyirah: 5-6)

Tidak Penting apa pun agama atau sukumu...

Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang

Orang tidak akan pernah tanya agamamu

(K.H. Abdurrahman Wahid)

Page 8: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap ketulusan hati,

skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Orang tua penulis, pasangan mesra Bapak Makhasin serta Ibu Mutamimah

atas segala pengorbanan, kasih sayang serta doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah

SWT selalu melimpahkan rahmat, kasih sayang, serta kesehatan bagi beliau

berdua.

2. Kakak-kakak dan adek bani Makhasin yang telah memberikan dukungan,

dorongan semangat, motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Yahya, S.Ag., M.H.I selaku pembimbing skripsi sekaligus sebagai

motivator serta pengarah sampai selesainya skripi ini.

4. Khoiriyatun Kholidiyah yang selalu memberikan semangat, motivasi,

dukungan, pengertiannya, mendampingi baik suka maupun duka sehingga

skripsi ini selesai.

5. Mukhlis, Hendi, dan Dedi yang telah bersedia memberikan motivasi,

semangat serta hiburan saat penulis sedang berusaha menyelesaikan skripsi,

sampai selesainya skripsi ini.

6. Keluarga Sugik yang sangat membantu dalam proses pengumpulan data di

lapangan, sehingga penulis merasa ringan dalam melakukan penelitian.

Page 9: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

viii

7. Masyarakat dusun Thekelan yang memberi kesempatan dan keterbukaan

dalam mendukung terselesaikannya skripsi ini.

8. Teman-teman Pecandu Karya (Yogi, Alifia, Ashadil, Dika, Nasrullah,

Pujiono, Rozikin, dan Ute’) yang selalu menemani dan membantu dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman KPI angkatan 2014 yang telah memberikan masukan serta

motivasi dalam meneyelesaikan skripsi ini.

10. Mas Ageng Widodo yang siap meluangkan waktunya demi memberikan

semangat, dorongan, dan motivasi kepada penulis.

11. Teman-temanku semua yang dekat maupun jauh yang belum bisa saya sebut

satu persatu.

Page 10: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul “PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN

ANTAR UMAT BERAGAMA (Komunikasi Kelompok Pada Dusun

Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun

2018)”.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan baik yang bersifat

moril maupun materil dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Isalam IAIN Salatiga.

4. Bapak Yahya, S.Ag., M.H.I selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi.

6. Kepada Bapak Ibu penulis, pasangan mesra Bapak Makhasin dan Ibu

Mutamimah yang telah memberikan dukungan baik materi maupun

non materi.

Page 11: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

x

7. Kepada teman-teman Fakultas Dakwah Khususnya angakatan 2014

jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

8. Kepada semua pihak yang telah mendukung penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis skripsi

ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi bahasa

maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis

meminta maaf apabila dalam penulisan laporan ini

banyak kesalahan dan kekeliruan. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Salatiga, 20 September 2018

Penulis

Muhamad Adib

Baihaqi

NIM.

11714007

Page 12: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

xi

ABSTRAK

Baihaqi, M. Adib. 2018. Peran Tokoh Agama Dalam Menjaga Kerukunan Antar

Umat Beragama (Komunikasi Kelompok Pada Dusun Thekelan, Desa

Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2018). Skripsi.

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Yahya, S.Ag., M.H.I

Kata Kunci: Peran, Tokoh Agama, Kerukunan, dan Komunikasi.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk

mengetahui bagaimana strategi komunikasi kelompok yang diterapkan oleh tokoh

agama dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama antara pemeluk agama

Budha, Islam, Kristen, dan Katholik yang ada di dusun Thekelan. 2) Mengetahui

faktor pendukung maupun penghambat dalam penerapan prinsip-prinsip

komunikasi kelompok dalam upaya menjaga kerukunan umat beragama di

Thekelan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat

kualitatif deskriptif dengan tujuan menggambarkan fenomena kerukunan umat

beragama antara masyarakat Budha, Islam, Kristen, dan Katholik secara

sistematis dari suatu fakta secara aktual dan cermat. Sumber data dalam penelitian

ini meliputi data primer dan data sekunder, pengumpulan datanya meliputi

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil data dianalisis menggunakan

model analisis dengan teori Activity Interaction Sentiment dari Homans, kemudian

di tarik kesimpulan

Hasil penelitan menunjukkan bahwa: 1) Bentuk-bentuk kerukunan umat

beragama di Thekelan adalah adanya peran aktif tokoh agama dengan

menerapkan prinsip-prinsip komunikasi kelompok dalam bentuk interaksi sosial,

bekerja bersama dan gotong royong yang meliputi; gotong royong di bidang

sosial kemasyarakatan maupun di bidang agama, sosial individu, musyawarah

antar umat seagama maupun umat beragama lain, dan memiliki rasa kepedulian

terhadap sesama maupun terhadap lingkungan yang memiliki kemajmukan

agama. 2) Faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi terjadinya kerukunan

umat beragama di dusun Thekelan adalah adanya rasa impati, simpati, dan sikap

toleransi yang tinggi yang dimiliki oleh setiap individu, sedangkan yang menjadi

faktor penghambat adalah adanya kesalah pahaman atau keegoisan antar individu

dari kalangan pemuda di dusun Thekelan.

Page 13: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

LOGO INSTITUT ................................................................................................. ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...............................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ v

MOTTO .................................................................................................................vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix

ABSTRAK ............................................................................................................xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 7

E. Penegasan Judul ................................................................................. 8

F. Kerangka Berfikir ............................................................................ 11

G. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 14

H. Sistematika Penelitian ..................................................................... 16

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Peran Tokoh Agama ........................................................................ 18

B. Komunikasi Kelompok ................................................................... 26

Page 14: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

xiii

C. Kerukunan Umat Beragama ............................................................ 45

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 52

B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 53

C. Sumber Data .................................................................................... 53

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54

E. Pendekatan Penelitian Kualitatif ..................................................... 55

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 55

G. Keabsahan Data ............................................................................... 57

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dusun Thekelan ................................................. 59

B. Hasil Penelitian ............................................................................... 67

1. Pandangan tokoh agama dusun Thekelan tentang makna

agama ....................................................................................... 67

2. Peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat

berbeda agama di dusun Thekelan ........................................... 73

3. Bentuk kerukunan umat berbeda agama di dusun

Thekelan ................................................................................... 77

C. Pembahasan ..................................................................................... 93

1. Penerapan prinsip-prinsip komunikasi kelompok yang

dilakukan tokoh agama dalam menjaga kerukunan

antar umat beragama di dusun Thekelan ............................. 93

Page 15: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

xiv

2. Faktor pendukung komunikasi kelompok yang dilakukan

tokoh agama dalam menjaga kerukunan

antar umat beragama di dusun Thekelan............................98

3. Faktor penghambat komunikasi kelompok yang

dilakukan tokoh agama dalam menjaga kerukunan

umat berbeda agama di dusun Thekelan ............................ 103

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 105

B. Saran .............................................................................................. 106

C. Penuutup ........................................................................................ 106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Curriculum Vitae

2. Surat Keterangan Penelitian

3. Lembar Konsultasi

4. Pedoman Observasi Lapangan

5. Pedoman Wawancara

6. Data Informan

7. Hasil Wawancara

8. Foto Hasil Penelitian

Page 17: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan

dengan manusia lain. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan

ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini

memaksa manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang

yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi

dari masyarakat. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi

mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan

(Cangera, 2014, 1).

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang

artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua

orang atau lebih, komunikasi adalah suatu transaksi dan proses simbolik yang

menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun

hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah

sikap dan tingkah laku itu (Cangera, 2014, 21-22).

Berbagai proses komunikasi dalam masyarakat terkait dengan struktur

dan lapisan maupun ragam budaya dan proses-proses sosial yang ada pada

masyarakat, serta tergantung pula pada pengaruh dan khalayaknya, baik

Page 18: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

2

secara individu, kelompok, atau pun masyarakat luas, memaksa manusia

untuk saling berinteraksi dengan cara berkomunikasi (Bungin, 2006, 67).

Komunikasi merupakan suatu transaksi untuk meningkatkan kerja dan

mengoptimalkan keinginan dalam masyarakat maupun dalam instansi,

komunikasi dalam penerapannya terdapat berbagai macam bentuk dan

strategi salah satunya yaitu komunikasi kelompok yang dilakukan dalam

menjalin hubungan antar masyarakat (publik) (Curtis, dkk, 2006, 13).

Kegiatan komunikasi kelompok ini sangat melekat sekali dengan keseharian

masyarakat, yang mana masyarakat itu dapat diartikan sebagai kelompok-

kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang

hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan

aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota

masyarakat dan memiliki sistem stratifikasi sadar sebagai bagian dari anggota

masyarakat tersebut (Bungin, 2006, 163).

Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia

dilahirkan yang mendorong untuk selalu menyatukan dirinya dengan

kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia lain di sekelilingnya,

namun di dalam masyarakat tidak bisa dipungkiri dengan adanya

keanekaragaman yang sangat luas cakupannya, baik keanekaragaman dalam

bidang kehidupan serta struktur masyarakat yang terdiri atas berbagai suku,

etnik, kelompok-kelompok kultural serta keragaman kepercayaan atau

agama. Oleh sebab itu manusia harus mampu hidup di dalam masyarakat

Page 19: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

3

yang plural, karena pluralitas merupakan sebuah keniscayaan dalam

kehidupan ini, Allah menciptakan alam ini di atas keberagaman.

Pluralitas pada hakikatnya merupakan realitas kehidupan itu sendiri,

yang tidak bisa dihindari dan ditolak. Karena pluralitas merupakan

sunatullah, maka eksistensi atau keberadaannya harus diakui oleh setiap

manusia. Namun pengakuan ini dalam tataran realitas belum sepenuhnya

seiring dengan pengakuan secara teoritik dan kendala-kendala masih sering

dijumpai di lapangan. Seiring dengan perkembangan zaman, pluralitas yang

bermakna heterogen (keberagaman) telah bergeser makna menjadi Equality

(kesamaan). Dan makna ini tidak dapat diterima jika yang disamakan adalah

agama. Maka kesadaran yang tulus terhadap pluralitas sangat penting untuk

dipahami oleh setiap beragama. Sehingga kesadaran terhadap pluralitas ini

telah menjadi bagian yang erat dalam kehidupan pemeluk agama untuk

menciptakan kehidupan yang damai (Naim, 2014, 9).

Dalam konteks hubungan antar kelompok, agama memang dapat

menjadi unsur perekat dan dapat juga menjadi unsur pemecah, tergantung

pada bagaimana pemeluknya memposisikan agama yang dipeluknya itu bagi

acuan berfikir, bersikap dan berperilaku dalam hubungan dengan kelompok

lain. Peran agama sebagai unsur perekat adalah berisi pesan-pesan

perdamaian dalam situasi dan kondisi bangsa yang ada seperti sekarang,

dimana aroma konflik bernuansa etnik dan agama masih belum sepenuhnya

sirna, konflik dan kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah akhir-akhir ini

disebabkan antara lain oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman sebagai

Page 20: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

4

umat beragama terhadap ajaran agama lain, di samping ajaran agama sendiri.

Keadaan demikian dapat mengakibatkan umat beragama yang bersangkutan

mempunyai pandangan keagamaan yang sempit dan cenderung bersikap

eksklusif, akibatnya mudah menyalahkan agama lain. Oleh sebab itu peran

agama sebagai unsur perekat dipandang sangat perlu disamping untuk

mengingatkan kembali bahwa memang damai inilah pesan esensial dari

agama-agama(Muhaimin, 2004, 6).

Di tengah-tengah masyarakat dengan kemajemukan agama, upaya

menciptakan kerukunan sangatlah penting dalam mengatasi fenomena konflik

yang dilatarbelakangi agama dan budaya. Hal itu selaras dengan desa yang

penulis jumpai yaitu dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan Getasan,

kabupaten Semarang. dusun Thekelan adalah sebuah desa terakhir di kawasan

gunung Merbabu, desa ini terkenal sebagai pos pendakian bagi pendaki di

gunung Merbabu. Masyarakat di dusun Thekelan hidup dalam sebuah

perbedaan. Yang menjadi perbedaan mendasar pada masyarakat Thekelan

adalah perbedaan agama pada yang terdiri dari empat agama yang saling

berdampingan yaitu agama Islam, Budha, Kristen, dan Katolik.

Perbedaan agama di Thekelan tidak hanya terdapat pada masing-

masing warganya melainkan perbedaan tersebut juga ada pada beberapa

keluarga. Misalnya, ayah dan ibunya penganut agama Islam, namun anak

pertamanya ada yang agama Kristen dan anak keduanya beragama Budha,

dan itu sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Satu hal yang perlu

diketahui adalah bahwa perbedaan yang ada pada masyarakat Thekelan

Page 21: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

5

tidaklah menjadikan mereka hidup dalam ketegangan hingga menimbulkan

konflik seperti konflik yang sering terjadi dewasa ini yang dilatarbelakangi

oleh masalah agama, namun kehidupan mereka justru sangat harmonis, bisa

hidup secara berdampingan dan sangat menjunjung tinggi toleransi dalam

beragama.

Bagi mereka agama adalah masalah kepercayaan yang dimiliki oleh

masing-masing individu yang bukan menjadikan alasan agama sebagai latar

belakang terjadinya konflik untuk saling menyalahkan ajaran yang dianut

oleh masing-masing individu. Sehingga masyarakat di Thekelan bukan hanya

mengakui keberadaan hak agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha

memahami perbedaan dan persamaan sebagai masyarakat yang saling

membutuhkan satu sama lain. Faktanya, bahwa setiap masyarakat yang

berbeda agama tersebut dapat berinteraksi secara positif dalam lingkungan

kemajemukan tersebut.

Fakta lain adalah, di Thekelan terdapat tempat ibadah yang dimiliki

oleh masing-masing agama dengan jarak yang berdekatan. Setiap ada

kegiatan dalam pembangunan tempat ibadah semua masyarakat ikut

berpartisipasi di dalamnya, mereka tidak memandang tempat ibadah yang

dibangun adalah tempat ibadah agama sendiri, melainkan kerukunan dan

keguyupan yang paling diutamakan. Fakta lainnya adalah ketika umat muslim

merayakan hari raya Idul Fitri, umat non-muslim bermusyawarah untuk ikut

memberikan penghormatan dengan bersalam-salaman di depan masjid untuk

salang meminta dan memberikan permohonan maaf.

Page 22: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

6

Untuk menciptakan kerukunan dalam bermasyarakat, hal utama yang

paling mereka tekankan adalah bermusyawarah untuk mendapatkan

kesepakatan bersama, sehingga toleransi yang berarti suatu kualitas

kesabaran terhadap pendapat-pendapat, keyakinan-keyakinan, tingkah laku,

adat istiadat yang berbeda dari apa yang dimiliki dianggap menjadi masalah

yang terpenting.

Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan

penelitian mengenai “Peran Tokoh Agama Dalam Menjaga Kerukunan

Antar Umat Beragama (Komunikasi Kelompok Pada Dusun Thekelan,

Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2018)".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diambil kesimpulan batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip komunikasi kelompok yang

dilakukan tokoh agama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di

dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan prinsip-prinsip

komunikasi kelompok yang dilakukan tokoh agama dalam menjaga

kerukunan antar umat beragama di dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan

Getasan, kabupaten Semarang?

Page 23: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

7

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitan di sini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip komunikasi kelompok yang

dilakukan tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan prinsip-

prinsip komunikasi kelompok yang dilakukan tokoh agama dalam

menjaga kerukunan umat berbeda agama.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Secara akademik penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya

pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang komunikasi.

b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi para peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian sejenis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi desa

1) Sebagai penambah partisipasi tokoh agama dalam menjaga

kerukunan masyarakat atau umat yang berbeda agama dan saling

memberi dukungan peran serta masyarakat terhadap tokoh agama.

2) Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi tokoh agama dalam

menjaga kerukunan umat berbeda agama.

3) Diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan evaluasi tokoh

agama dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama.

Page 24: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

8

b. Bagi pihak lain

Diharapkan dapat berguna bagi upaya menjadikan masyarakat

hidup dengan rukun, damai dan adil, serta memiliki rasa tanggung

jawab dalam hidup bersama di tengah pluralitas agama.

E. Penegasan Judul

Untuk memudahkan pembaca dan menghindari kekeliruan dalam

memahami pembahasan judul penelitian ini, penulis menjelaskan beberapa

istilah agar pemahaman dan pembahasannya dapat terarah sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai.

1. Peran

Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status), apabila

seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Peran dibagi menjadi

tiga, yaitu peran aktif, peran partisipatif, dan peran pasif. Peran aktif

adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena

kedudukannya didalam kelompok sebagai aktivis kelompok, seperti

pengurus, pejabat, dan sebagainya. Peran partisipatif adalah peran yang

diberikan oleh anggota kelompok pada umumnya kepada kelompoknya,

partisipasi anggota macam ini akan memberi sumbangan yang sangat

berguna bagi kelompok itu sendiri. Sedangkan peran pasif adalah

sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota

kelompok menahan diri agar memberi kesempatan kepada fungsi-fungsi

Page 25: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

9

lain dalam kelompok dapat berjalan dengan baik, dengan bersifat pasif

seseorang telah telah memberi sumbangan kepada terjadinya kemajuan

dalam kelompok agar tidak terjadi pertentangan dalam kelompok karena

adanya peran-peran yang kontradiktif (Bungin, 2006, 273-274).

Peran yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah suatu perilaku

dan konsep yang penting tentang apa yang dapat dilakukan oleh tokoh

agama dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama di dalam

masyarakatan.

2. Tokoh agama

Tokoh agama adalah sekelompok orang yang diakui oleh umatnya

sebagai pemimpin formal keagamaan, hal ini disebabkan antara lain,

karena: keilmuan, jabatan, keturunan dan lain sebagainya (Zainuddin,

2010, 13).

3. Kerukunan umat beragama

Kerukunan berasal dari kata “rukun”, secara bahasa memiliki

beberapa arti, diantaranya bermakna baik dan damai; tidak bertengkar;

bersatu hati; bersepakat; ragam (Naim, 2014, 123). Sehingga yang

dimaksud kerukunan umat berbeda agama adalah suatu kebutuhan untuk

melihat dan membicarakan kembali masalah agama bahwa semua agama

mengemban amanah perdamaian sebagai salah satu esensi ajaran agama.

Hal itu merupakan penyegaran dan upaya pencegahan terjadinya konflik

yang melibatkan antar umat beragama (Muhaimin, 2004, 105).

Page 26: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

10

4. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh

sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi

satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling

kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi

punya peran berbeda (Mulyana, 2016, 82). Komunikasi ini dilakukan oleh

kelompok kecil yang bersifat tatap-muka, sehingga umpan balik antara

komunikator dan komunikan dapat diidentifikasi dan ditanggapi langsung

oleh peserta lainnya.

Berdasarkan penegasan istilah-istilah yang sudah dipaparkan di atas

maka yang dimaksud dengan judul “Peran Tokoh Agama Dalam Menjaga

Kerukunan Antar Umat Beragama (Komunikasi Kelompok Pada Dusun

Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

Tahun 2018)" adalah penelitian tentang bagaimana peran tokoh agama dalam

menjaga keamanan dan stabilitas kerukunan umat berbeda agama dengan

menggunakan komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka terhadap

masyarakat sehingga antara tokoh agama dan masyarakat saling memberikan

tanggapan untuk mencapai tujuan bersama yaitu menanggulangi terjadinya

konflik beragama maupun konflik lainnya di dusun Thekelan, desa Batur,

kecamatan Getasan, kabupaten Semarang.

Page 27: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

11

F. Kerangka Berpikir

Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam bentuk suku, ras,

budaya maupun agama, sehingga keberagaman tersebut sebagai salah satu

pluralitas yang tidak hanya dihadapkan pada pluralitas budaya melainkan

pula berupa bentuk pluralitas agama. Sebagai makhluk sosial, manusia

senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Mereka ingin

mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

dalam dirinya, sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi individu dalam

melakukan komunikasi manakala berinteraksi dengan individu lain dalam

mengusung budaya dan keyakinan beragama yang dianutnya.

Penelitian ini memfokuskan bagaimana komunikasi dilakukan di

dalam pluralitas keagamaan sebagai upaya merajut perdamaian dan

kerukunan antar umat berbeda agama di dusun Thekelan, desa Batur,

kecamatan Getasan, kabupaten Semarang Jawa Tengah. Sebagai salah satu

bentuk daerah di mana sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi antar

umat berbeda agama. Thekelan dianggap sebagai daerah yang paling pantas

dijadikan objek penelitian oleh penulis tentang bagaimana cara menjaga

perdamaian dan kerukunan umat berbeda agama, alasannya adalah karena di

daerah yang terletak di desa teratas dari gunung Merbabu terdapat daerah

yang memiliki empat agama, yaitu; Budha, Islam, Kristen dan Katholik yang

mana penganut masing-masing agama saling menjaga kerukunan satu sama

lainnya.

Page 28: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

12

Dari beberapa alasan tersebut, penulis mencoba membuktikan

kebenaran dari teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan dengan

mendeskripsikan temuan-temuan yang penulis peroleh di lapangan berupa

interaksi dan proses komunikasi yang berlangsung di masyarakat Thekelan

dengan kondisi masyarakat yang beragam agama namun mereka berusaha

saling menjaga perdamaian dan kerukunan antar anggota masyarakat.

Teori komunikasi yang penulis jadikan acuan dalam melakukan

penelitian ini adalah teori Activity-Interaction-Sentimen atau disebut sebagai

teori AIS dari Homans. Teori ini menjelaskan tentang perilaku-perilaku

komunikasi anggota kelompok berkaitan dengan aktivitas apa saja yang

terjadi di dalam kelompoknya, interaksi dalam berkomunikasi yang terjadi

bagaimana, dan perasaan apa yang timbul di diri anggota kelompok yang

dimaksud. Tiga aspek tersebut yang menunjukkan bagaimana pengaruh sosial

dari proses mereka berkelompok (Zulkarnain, 2017: 18). Masyarakat

Thekelan dalam mencapai tujuan bersama yaitu terjaganya perdamaian dan

kerukunan umat berbeda agama, mereka saling menyesuaikan dan

mengadakan maupun melestarikan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dengan

saling berinteraksi secara terbuka dalam jangka waktu yang lama.

Page 29: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

13

Kerukunan merupakan hal yang penting di tengah-tengah suatu perbedaan,

karena perbedaan yang ada tidak menjadikan hambatan untuk hidup rukun antar

umat beragama. Kerukunan harus bersifat dinamis, artinya saling memiliki

semangat untuk mengembangkan sikap kerukunan, karena semua agama

mengajarkan kedamaian terhadap agama lain agar kehidupan di dunia ini

tentram, damai, dan harmonis.

Kerukunan antar umat berbeda agama di dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan

Getasan, kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu contoh daerah

yabf berupaya merajut perdamaian dan kerukunan antar umat beragama. Peran

komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat Thekelan baik antara tokoh agama

maupun antar warga setiap harinya secara tatap muka ternyata memberikan nilai

lebih dalam tercapainya kerukunan di masyarakat yang memiliki kemajemukan

agama. Dengan seringnya komunikasi dan interaksi menjadikan setiap warga

mampu saling memahami dan memberikan perhatian kepada sesama, hal ini

yang menjadikan kerukunan tetap terjaga di dusun Thekelan.

Penelitian ini menggunakan teori Activity-Interaction-Sentimen atau disebut

sebagai teori AIS dari Homans yang menjelaskan tentang perilaku-perilaku

komunikasi anggota kelompok berkaitan dengan aktivitas apa saja yang terjadi di

dalam kelompoknya, interaksi dalam berkomunikasi yang terjadi bagaimana dan

perasaan apa yang timbul di diri anggota kelompok yang dimaksud. Tiga aspek

tersebut yang menunjukkan bagaimana pengaruh sosial dari proses mereka

berkelompok.

Sebagai salah satu bentuk daerah di mana sangat menjunjung tinggi nilai-nilai

toleransi antar umat berbeda agama, Thekelan dianggap sebagai daerah yang

paling pantas dijadikan objek penelitian oleh penulis. Dengan seringnya

interaksi dan komunikasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang ada di thekelan,

maka teori Activity-Interaction-Sentimen di anggap penulis sebagai teori yang

pantas dalam menganalisis temuan-temuan yang ada, karena menekankan pada

interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok.

Page 30: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

14

G. Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya beberapa penelitian yang penulis jadikan sebagai

tinjauan pustaka adalah skripsi yang bertema umum mengangkat tentang

“kerukunan antar umat berbeda agama dalam masyarakat plural”. Hanya

saja yang membuat berbeda dalam penelitian ini adalah terletak pada faktor

obyeknya, yang mana obyek penelitian yang dijadikan sasaran secara garis

besarnya yaitu penerapan prinsip-prinsip komunikasi kelompok dalam

menjaga kerukunan umat berbeda agama di dusun Thekelan, desa Batur,

kecamatan Getasan, kabupaten Semarang.

Terkait dengan penelitian mengenai kerukunan antar umat berbeda

agama dalam masyarakat plural, hasil penelitian yang berhubungan dengan

penelitian penulis adalah penelitian Umi Maftukhah yang berjudul Kerukunan

Antar Umat Beragama Dalam Masyarakat Plural tentang kerukunan antar

umat Islam, Kristen Protestan, Katolik dan Budha di masyarakat plural Dusun

Losari, Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa peran tokoh agama

dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Dusun losari mampu

mengantisipasi terjadinya konflik yang dilatarbelakangi oleh perbedaan

dalam segi kehidupan dengan menggunakan prinsip rukun dan prinsip

hormat, yaitu (1) prinsip rukun adalah setiap anggota masyarakat yang

memiliki agama yang berbeda-beda saling menunjukkan sikap tenggang rasa,

menghargai kewajiban ibadah agama lain, toleransi antar umat beragama, dan

melaksanakan ibadah sesuai agamanya, (2) prinsip hormat yaitu saling

Page 31: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

15

menghargai satu sama antar umat berbeda agama, saling menunjukkan sikap

mengayomi di antara pemeluk agama-agama yang berbeda. Dua prinsip ini

menetapkan masing-masing pihak mendapatkan tempat yang diakui dengan

mengetahui bagaimana ia harus bersikap untuk membuka relasi terhadap

pihak lain agar mencapai keselarasan yang bersifat sempurna.

Penelitian Angga Syaripudin Yusuf yang berjudul Kerukunan Umat

Beragama Antar Islam, Kristen dan Sunda Wiwitan di Kelurahan Cigugur,

Kecamatan Cigugur, Kuningan-Jawa Barat. Hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kerukunan umat beragama dapat tercipta dengan

menerapkan prinsip-prinsip saling menghargai antar umat beragama serta

gotong royang yang telah menjadi budaya masyarakat desa Cigugur, yang

mana hal tersebut adalah implementasi dari pola hubungan sosial keagamaan

dan pola hubungan sosial kemasyarakatan yang dipegang sebagai prinsip

dalam terciptanya kerukunan di desa Cigugur.

Penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi Tokoh Lintas Agama

dalam Menjaga Kerukunan Umat Berbeda Agama Di Kota Bandung” yang

dilakukan Diah Fatma Sjoraida, Dede Mariana, dan Awing Asmawi. Hasil

penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu tokoh lintas agama dapat

dikatakan mampu menjadi jembatan komunikasi antar tokoh agama, juga

antara umat beragama dengan pemerintah. Dengan adanya pola komunikasi

yang dilakukan tokoh lintas agama mampu mengendalikan dan menyaring

arus informasi agama, sehingga pesan-pesan yang berpotensi menimbulkan

konflik dan merusak integrasi antar tokoh agama mampu diantisipasi.

Page 32: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

16

Dari beberapa penelitian yang dideskripsikan di atas, memang cukup

banyak tulisan ilmiah yang hampir senada dengan tema menjaga kerukunan

umat beragama di masyarakat plural sehingga bisa saling melengkapi satu

sama lain, namun yang menjadikan perbedaan dalam penelitian ini adalah

penulis lebih menekankan kegiatan komunikasi kelompok yang dilakukan

tokoh agama dan masyarakat di dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan

Getasan, kabupaten Semarang sebagai akibat relasi sosial dalam masyarakat

dengan tujuan menciptakan masyarakat yang rukun dan aman, sehingga

masyarakat dapat menerima dan menunjukkan sikap yang positif terhadap

kebijakan bersama dalam menciptakan masyarakat yang saling menghargai

dan saling menunjukkan harmoni kerukunan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan didalam pembahasan, penulis mencoba menyusun

dengan sistematis. Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab,

masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang menerangkan tentang bentuk dan penelitian,

dimulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, penegasan istilah, kerangka berpikir, tinjauan pustaka dan

sistematika penelitian.

Bab II Landasan Teori yang menjelas tentang definisi komunikasi

kelompok, peran tokoh agama dan kerukunan umat berbeda agama.

Bab III Metode Penelitian, bab ini menjelaskan tentang subjek

penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data penelitian, teknik

Page 33: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

17

pengumpulan data, pendekatan penelitian kualitatif, teknik analisis data dan

keabsahan data.

Bab IV Hasil Penelitian, bab ini memuat gambaran umum penelitian,

pemaparan data, dan analisis data.

Bab V adalah Penutup yang di dalamnya memuat kesimpulan dan

saran-saran.

Page 34: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

18

BAB II

LANDASAN TEORI

I. Peran Tokoh Agama

a. Peran

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan

seseorang, maka seseorang menjalankan suatu peranan. Peran merupakan

aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang,

dimana status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki

seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban

sesuai dengan kedudukan, maka diharapkan status dapat menjalankan

suatu fungsi di dalam masyarakat (Soekanto, 2002: 268).

Pengertian fungsi dalam suatu jabatan dan kedudukan seseorang

di dalam masyarakat adalah hakikat dari jabatan dan kedudukan itu

sendiri. Jabatan dan kedudukan adalah status yang disebabkan karena ia

mempunyai perilaku atau tindakan yang diharapkan menepati suatu posisi

didalam status sosial. Aspek dinamis kedudukan (status) adalah suatu

sikap atau perilaku yang harus dijalankan sesuai fungsi yang diharapkan

oleh perorang atau sekelompok orang (Wibowo & Yani, 2016: 855). Hal

ini berarti bahwa peran menentukan apa yang diperbuat sesorang bagi

masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh

masyarakat kepada dirinya.

Page 35: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

19

Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan

posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam

masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu

pada organisasi masyarakat, sedangkan peran lebih banyak menunjuk pada

fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang

menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu

peranan. Peranan yang berasal dari kata peran mencakup tiga hal, Yaitu:

a. Peranan meliput norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosia masyarakat (Soekanto, 2002: 268-269).

b. Tokoh

Pengertian tokoh dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1997: 68)

berarti “orang-orang yang terkrmuka dan kenamaan”. Mengacu pada

definisi tersebut dapat diartikan bahwa tokoh adalah orang-orang yang

terkemuka, terpandang serta mempunyai peran besar terhadap

pengembangan masyarakat. Mereka pada umumnya memiliki tingkah laku

yang patut dijadikan teladan dalam rangka pembinaan akhlak remaja

Page 36: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

20

dalam meningkatkan kualitas masyarakat yang damai dan penuh

persaudaraan dan saling menghargai.

Status sebagai tokoh di dalam masyarakat biasanya tidak lahir

dari proses demokrasi tetapi lahir dari individunya yang baik dan juga

memiliki kemampuan lebih, tokoh ini juga dalam membantu masyarakat

tidak mengharapkan balas jasa lebih akan tetapi penuh sukarela. Karena

hal tersebut, status tokoh di dalam masyarakat biasanya atas dasar

dukungan dan kebutuhan masyarakat yang menganggap seseorang tersebut

mampu memberikan solusi-solusi di dalam permasalahan kemasyarakatan

dengan merubah perilaku dan psikis masyarakat ke pada arah yang lebih

baik, sehingga masyarakat mengangkat dia sebagai pemimpin di dalam

masyarakat. Ciri-ciri pemimpin informal (tokoh) tersebut adalah:

a. Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimasi sebagai pemimpin.

b. Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya, dan

mengakuinya sebagai pemimpin. Status tokoh kepemimpinannya

berlangsung selama kelompok yang bersangkutan masih

maumengakui dan menerima pribadinya.

c. Dia tidak mendapatkan dukungan atau backing dari suatu organisasi

formal dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.

d. Biasanya tidak mendapatkan imbalan balas jasa, atau imbalan jasa itu

diberikan secara sukarela.

Page 37: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

21

e. Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi, dan tidak

memiliki atasan. Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal

tertentu.

f. Apabila melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum, hanya saja

respek orang terhadap dirinya jadi berkurang, pribadinya tidak diakui,

atau dia ditinggalkan oleh massanya (Kartono, 1998: 9).

c. Agama

Agama dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”. Jadi “agama”

berarti “tidak kacau”, dengan pengertian terhadap ketentraman dalam

berfikir sesuai dengan pengetahuan dan kepercayaan tentang hal-hal

keilahian dan kekudusan yang mendasari kelakuan “tidak kacau”. Atau

sesuatu yang mengatur manusia agar tidak kacau dalam kehidupannya.

Dalam bahasa Inggris disebut religion atau religi, yang berasal dari bahasa

Latin religio atau relegere yang berarti “mengumpulkan” atau

“membaca”. Dalam bahasa Arab, istilah agama disebut “dīn”, berarti

“ajaran tentang ketaatan absolut (kepada Tuhan, Allah)”, pemahaman ini

benar-benar sesuai dengan konsep “Islam”, yang berarti “ketundukan

penuh (kepada Tuhan)” (Ishomuddin, 2002: 30).

Agama yang dianggap sebagai suatu jalan hidup bagi manusia

(way of life) menuntun agar hidupnya tidak kacau. Agama berfungsi untuk

memelihara integritas manusia dalam membina hubungan dengan Tuhan

Page 38: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

22

dan hubungan dengan sesama manusia dan dengan alam yang

mengitarinya. Oleh sebab itu, agama pada dasarnya berfungsi sebagai alat

pengatur untuk terwujudnya integritas hidup manusia dalam hubungan

dengan Tuhan dan hubungan dengan alam yang mengitarinya (Subqi,

2016: 168).

Definisi mengenai agama dalam dunia akademik adalah masalah

pelik. Penuh perdebatan yang serius. Cara seorang ahli mendefinisikan

agama akan berisi tentang penjelasan orang itu tentang peranan agama

dalam masyarakat. Definisi itu juga mencerminkan penafsiran seorang ahli

tentang isu-isu yang berkaitan dengan agama.

Para ahli agama sulit menyepakati apa yang menjadi unsur

esensial agama. Namun hampir semua agama diketahui mengandung

empat unsur penting, yaitu (1) pengakuan bahwa ada kekuatan gaib yang

menguasai atau mempengaruhi kehidupan manusia, (2) keyakinan bahwa

keselamatan hidup manusia tergantung pada adanya hubungan baik antara

manusia dengan kekuatan gaib, (3) sikap emosional pada hati manusia

terhadap kekuatan gaib, seperti sikap takut, hormat, cinta, penuh harap,

pasrah, dan lain-lain, (4) tingkah laku tertentu yang dapat diamati, seperti

sembahyang, doa, puasa, suka menolong, tidak korupsi, dan lain-lain.

Sebagai buah dari tiga unsur pertama merupakan jiwa agama, sedangkan

unsur yang keempat merupakan bentuk lahiriyah (Ishomuddin, 2002: 31).

Banyak para ahli agama mencoba mendefinisikan makna agama.

Cicero, pembuat hukum romawi, agama adalah anutan yang

Page 39: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

23

menghubungkan antara manusia dengan Tuhan. Sementara Emanuel Kant,

menyatakan bahwa agama adalah perasaan berkewajiban melaksanakan

perintah-perintah Tuhan. Herbert Spencer dalam Principles of Sociology,

berpendapat bahwa faktor utama dalam agama adalah iman akan adanya

kekuasaan tidak terbatas atau kekuasaan yang tidak dapat digambarkan

batas waktu atau tempatnya. E. B. Tylor menyebutkan bahwa agama

adalah keyakinan tentang adanya makhluk spiritual.

Emile Burnouf berpendapat bahwa agama adalah ibadah, dan

ibadah adalah amaliah campuran. Agama merupakan amaliah akal

manusia yang mengakui adanya kekuatan Yang Maha Tinggi, juga

amaliah hati manusia yang bertawajjuh untuk memohon rahmat dari

kekuatan tersebut. James Redfield mengatakan bahwa agama adalah

pengaruh manusia agar tingkah lakunya sesuai dengan perasaan tentang

adanya hubungan antara jiwanya dengan jiwa tersembunyi, yang diakui

kekuasaannya atas dirinya dan atas sekalian alam, dan dia rela merasakan

hubungan seperti itu (Mubaraq, 2010: 6).

Keyakinan atau pengakuan adanya kekuatan gaib, merupakan

keyakinan pokok dalam suatu agama. Masyarakat primitif umumnya

meyakini adanya tiga macam kekuatan gaib, yaitu kekuatan sakti (mana),

roh-roh (terutama roh-roh manusia yang telah wafat), dan dewa-dewa atau

Tuhan. Mereka sekaligus dapat berpaham dinamisme, yakni mempercai

bahwa tiap-tiap benda dapat ditempati oleh kekuatan sakti, yang bisa

memberikan manfaat atau malapetaka kepada manusia; berpaham

Page 40: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

24

animisme, yakni mempercayai bahwa tiap-tiap benda dapat ditempati oleh

roh-roh, terutama roh-roh manusia, yang dapat menolong atau

mengganggu manusia; dan berpaham politeisme, yakni mempercayai atau

menyembah banyak Dewa yang mereka anggap mempunyai kekuatan

lebih besar dari roh-roh; atau berpaham henoteisme, yakni mempercayai

dan menyembah satu Dewa atau satu Tuhan, tapi tidak mengingkari

adanya para Dewa atau Tuhan-tuhan lain yang menjadi saingan bagi Dewa

atau Tuhan yang mereka sembah.

Masyarakat maju atau modern yang beragama, pada umumnya

cenderung pada paham monoteisme, yakni meyakini hanya ada satu

Tuhan, yang menciptakan segenap alam; tidak ada Tuhan selain Dia. Umat

Islam, Yahudi, Kristen, Hindu, Budha Mahayana mengaku bahwa agama

masing-masing adalah agama monoteisme (Ishomuddin, 2002: 31).

d. Tokoh agama

Tokoh agama diartikan sebagai “orang yang dijadikan figur

dalam masyarakat karena memiliki banyak ilmu tentang agama”. Menurut

Tarb Tahir Muin mendefinisikan bahwa tokoh agama adalah seseorang

yang dianggap cakap, berilmu pengetahuan agama yang tinggi, berakhlak

mulia, mempunyai keahlian dibidang agama baik ritual keagamaan sampai

wawasan keagamaan yang dapat dijadikan panutan oleh masyarakat

sekitarnya (Inah, 2016: 4). Dalam hal ini, posisi mereka bisa sebagai ustad,

kyai, pandeta, biarawan, biarawati atau pendeta.

Page 41: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

25

Dalam tingkat ilmu yang paling dibutuhkan oleh masyarakat,

ilmu keagamaan bagi masyarakat merupakan ilmu tertinggi, karena

dianggap mampu memberikan pembinaan dalam membangun kerukunan,

harmoni sosial dan kebersamaan masyarakat, sehingga tokoh agama

sebagai orang yang memiliki tingkat ilmu pengetahuan agama yang lebih

dibandingkan dengan anggota masyarakat lainnya secara tidak langsung

memegang peran penting di dalam lapisan sosial kemasyarakatan.

Dalam kaitannya dengan masyarakat yang memiliki berbagai

macam agama, tokoh agama mempunyai peran sentral dalam menciptakan

kondisi damai dan rukun antar umat yang berbeda agama. Mereka adalah

tokoh nonformal yang kharismatik dan sangat disegani. Apa yang

diajarkan oleh tokoh agama akan mudah diterima dan diyakini oleh

umatnya (Basuki & Isbandi, 2008: 14). Dengan kata lain tokoh agama

adalah orang-orang terkemuka dan terpandang serta sebagai pemimpin

nonformal di kalangan masyarakat. Peranan dan pengaruh tokoh agama

sangat besar. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh tokoh agama dalam

lingkungan masyarakat dapat memberikan petunjuk dan pedoman

kehidupan yang menyejukkan hati untuk mempertinggi moral,

mempertebal mental, keuletan dan dorongan untuk menghayati serta

mengamalkan ajaran agama.

Dari penjelasan mengenai peran, tokoh, makna agama, dan tokoh

agama diatas, dapat disimpulkan, pengertian tokoh agama adalah orang

yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun

Page 42: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

26

karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul dalam bidang agama maupun

bidang sosial kemasyarakatan, dia mencapai kedudukan sebagai orang

yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok

atau masyarakat.

Peran tokoh agama merupakan suatu bentuk apa saja yang

diperbuat tokoh agama bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa

yang diberikan oleh masyarakat kepada dirinya. Peran ini menunjuk pada

kontribusi tokoh agama dalam memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh

masyarakat berupa berbagai solusi pemecahan dalam masalah kehidupan

kemasyarakatan maupun permasalahan agama yang ada di dalam

masyarakat. Dari peran tersebut, tokoh agama mendapatkan tempat

tersendiri sebagai pemimpin di masyarakat yang didapatkannya karena

memiliki kemampuan lebih dalam masalah agama dan kemasyarakatan.

J. Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi

Istilah Komunikasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu

communication yang berasal dari kata Latin communicatus, dan bersumber

dari kata communis yang memiliki makna “berbagi”, “sama” atau

“menjadi milik bersama” yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk

kebersamaan atau kesamaan makna antara dua orang atau lebih. Secara

sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara

Page 43: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

27

penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan baik secara verbal

dan nonverbal (Ruliana, 2016: 2).

Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan Moor

(1993: 78) adalah penyampaian pengertian antar individu. Dikatakan

semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat,

perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu kepada

orang yang lain. Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi

perilaku di mana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang

penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut

(Rohim, 2016: 9).

Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan, dalam

karyanya, “Communication Research in the United States”, menyatakan

bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh

komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni

panduan pengalaman dan pengertian (collection of experences and

meanings) yang pernah diperoleh komunikan. Menurut Schramm, bidang

pengalaman (field of experence) merupakan faktor yang penting dalam

komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang

pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Bila

pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator,

akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Di samping itu

peranan media sangat penting sebagai media sekunder, dalam proses

komunikasi yang disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai

Page 44: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

28

komunikan. Surat kabar, radio, dan televisi misalnya merupakan media

yang paling efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat

banyak. Akan tetapi para ahli komunikasi mengakui bahwa keefektifan

dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam penyebaran pesan-pesan

yang bersifat informatif (Hakis, 2015: 102).

Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi

interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi

yang arahnya bergantian. Dalam konteks ini, komunikasi melibatkan

komunikator yang menyampaikan pesan, baik verbal maupun nonverbal

kepada komunikan yang langsung memberikan respon berupa verbal

maupun nonverbal secara aktif, dinamis, dan timbal balik. Pemahaman ini

sesuai dengan pendapat Anderson (1959) yang mengatakan “komunikasi

adalah suatu proses di mana kita dapat memahami dan dipahami oleh

orang lain”. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara

konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. Selanjutnya adalah

komunikasi sebagai transaksi, seperti pendapat Pearson dan Nelson, yaitu

komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna. Dalam hal ini,

komunikasi tidak membedakan pengirim dan penerima pesan dan tidak

lagi berorientasi kepada sumber karena komunikasi ini melibatkan banyak

individu dan tampak bahwa bersifat dinamis (Rohim, 2016: 11).

Banyak pendapat tentang komunikasi dari para ahli, salah satunya

adalah pendapat dari para ahli komunikasi di atas. Dapat disimpulkan

bahwa komunikasi adalah proses sosial, maksudnya komunikasi selalu

Page 45: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

29

melibatkan manusia dalam berinteraksi. Artinya komunikasi selalu

melibatkan komunikator sebagai pengirim pesan dan komunikan sebagai

penerima pesan, dan keduanya memainkan peran penting dalam proses

komunikasi sebagai proses timbal balik dalam penyampaian pesan.

Komunikasi sebagai instrumen interaksi sosial berguna untuk

mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui

keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dalam

masyarakat, namun secara klasik fungsi komunikasi ditujukan untuk:

a. Memberi informasi, yaitu memberikan informasi kepada orang lain

tentang suatu peristiwa, masalah, pendapat, pikiran, segala tingkah

lakumorang lain dan apa yang disampaikan orang lain.

b. Menghibur, dalam fungsi ini komunikasi juga berfungsi untuk

menghibur orang lain dan menyenangkan hati orang lain.

c. Mendidik. Yakni sebagai sarana pendidikan, karena melalui

komunikasi, manusia dalam suatu lingkungan masyarakat dapat

menyampaikan segala bentuk pengetahuan, ide, maupun gagasan

kepada orang lain, sehingga orang lain dapat menerima segala bentuk

informasi yang kita berikan.

d. Mempengaruhi. Komunikasi juga bisa berfungsi sebagai sarana untuk

saling mempengaruhi segala bentuk sikap dan perilaku orang lain agar

mengikuti apa yang diharapkan (Cangera, 2014: 42).

Proses komunikasi yang dimaksud dalam definisi di atas didukung

oleh beberapa elemen atau unsur, yakni:

Page 46: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

30

a. Sumber

Sumber ialah pihak yang menyampaikan atau mengirim pesan

kepada penerima. Sumber sering disebut dengan banyak nama atau

istilah, antara lain; komunikator, pengirim, atau dalam bahasa Inggris

disebut source, sender, dan encoder.

b. Pesan

Pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim kepada

penerima. Pernyataan bisa dalam bentuk verbal (bahasa tertulis atau

lisan) maupun nonverbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh

penerima.

c. Media

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan

dari sumber kepada penerima, bisa berupa media massa yang

mencakup surat kabar, radio, film, televisi, dan internet. Bisa juga

berupa saluran misalnya kelompok pengajian, kelompok pendengar

dan pemirsa, organisasi masyarakat, rumah ibadah, pesta rakyat,

panggung seni, serta media alternatif lainnya misalnya poster, brosur,

buku, sepanduk, dan semacamnya.

d. Penerima

Penerima ialah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

dari sumber kepada penerima. Penerima biasa disebut dengan

berbagai macam sebutan, antara lain; khalayak, sasaran, target,

Page 47: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

31

adopter, komunikan. Dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan nama

receiver, audience, dan decoder.

e. Pengaruh atau efek

Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah

menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan

tingkah laku seseorang. Pengaruh biasa disebut dengan nama akibat

atau dampak.

f. Umpan balik

Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh penerima

sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber.

g. Lingkungan

Lingkungan ialah situasi yang mempengaruhi jalannya

komunikasi (Cangera, 2014: 37-38).

Proses komunikasi yang dilakukan komunikator bersama-sama

komunikan kadang terdapat gangguan, gangguan komunikasi bisa terjadi

pada semua unsur-unsur yang membangunnya, termasuk faktor

lingkungan di mana komunikasi itu terjadi.

Menurut Shanon dan Weaver (1949) gangguan komuikasi terjadi

jika terdapat intervensi terhadap salah satu komponen komunikasi,

sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif.

Sehingga gangguan yang dimaksud yakni adanya hambatan yang

Page 48: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

32

membuat proses komunikasi tidak berlangsung sebagaimana harapan

komunikator dan penerima (Cangera, 2014: 40).

Di dalam proses komunikasi terdapat beberapa konteks-konteks

yang terjadi, ada lima indikator yang paling umum untuk

mengklasifikasikan konteksnya atau tingkatannya berdasarkan jumlah

peserta yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi intra pribadi, yaitu komunikasi dengan diri sendiri;

contohnya berfikir. Sebelum kita berkomunikasi dengan orang lain

secara langsung, kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri,

mempersepsikan dan memastikan makna pesan orang lain, hanya saja

caranya sering tidak kita sadari.

b. Komunikasi antar personal, yaitu komunikasi antara orang-orang yang

berjumlah bisa lebih dari dua orang secara tatap muka dengan informasi

atau pesan bersifat pribadi, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

maupun nonvernal.

c. Komunikasi kelompok, yaitu komunikasi yang berlangsung di antara

anggota suatu kelompok yang berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan bersama.

d. Komunikasi publik, yaitu komunikasi antar seorang pembicara dengan

sejumlah besar orang/khalayak.

Page 49: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

33

e. Komunikasi organisasi, yaitu terjadi dalam suatu organisasi bersifat

formal maupun informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih

besar dari pada komunikasi kelompok.

f. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan menggunakan media

massa, baik media cetak maupun media elektronik (Ruliana, 2016: 12).

Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan menjabarkan

mengenai komunikasi kelompok saja dikarenakan penulis lebih terfokus

pada komunikasi kelompok sebagai proses komunikasi pada objek yang

akan diteliti.

2. Kelompok

Di sini akan dijelaskan mengenai klasifikasi dalam komunikasi

kelompok. Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para

ilmuwan sosiologi, namun dalam penelitian ini penulis hanya

menyampaikan tiga klasifikasi kelompok, yakni kelompok primer dan

sekunder; kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan; dan kelompok

deskriptif dan kelompok prespektif.

a. Kelompok primer dan sekunder

Kelompok primer adalah kelompok yang anggota-anggotanya

berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan

kerja sama. Adapun kelompok sekunder adalah kelompok yang

anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan

tidak menyentuh hati.

Page 50: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

34

Jalaludin Rakhmad membedakan kelompok ini berdasarkan

karakteristik komunikasinya, yaitu sebagai berikut:

1) Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan

luas. Dalam, artinya menembus kepribadian yang paling

tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang

hanya ditampakkan dalam suasana privat). Meluas, artinya sedikit

sekali kendala yang menentukan rentangan dalam cara

berkomunikasi. Pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat

dangkal dan terbatas.

2) Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan

komunikasi kelompok sekunder nonpersonal.

3) Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan

dari pada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder menekankan

sebaliknya.

4) Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan

kelompok sekunder cenderung instrumental.

5) Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan

kelompok sekunder cenderung formal (Laksana, 2015: 104).

b. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan

Kelompok keanggotaan (membership group) adalah kelompok

yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi

anggota kelompok itu. rence Sedangkan kelompok rujukan (reference

Page 51: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

35

group) adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard)

untuk menilai diri sendiri atau membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan memiliki tiga fungsi: fungsi

komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Contoh ketiga

fungsi tersebut adalah sebagai berikut. Saya menjadikan Islam sebagai

kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan

status saya sekarang (fungsi komparatif). Islam juga memberikan

kepada saya norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki (fungsi

normatif). Islam merupakan kerangka rujukan untuk membimbing

perilaku saya, sekaligus menunjukka apa yang harus saya capai

(fungsi perspektif) (Ngalimun, 2017: 76).

c. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan

melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan,

ukuran dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibagi menjadi tiga:

1) Kelompok tugas; kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,

misalnya merancang kampanye politik.

2) Kelompok pertemuan; kelompok pertemuan adalah kelompok

orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui

diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang

dirinya.

3) Kelompok penyadar; kelompok penyadar memiliki tugas utama

menciptakan identitas sosial politik yang baru.

Page 52: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

36

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang

harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan anggota

kelompok. Caraga dan Wright mengkategorikan enam format

kelompok preskriptif, yaitu: (1) diskusi meja bundar, (2) simposium

(serangkaian pidato pendek yang menyajikan beberapa aspek dari

sebuah topik yang pro dan kontra terhadap masalah yang

kontroversial dalam format diskusi yang telah dirancang), (3) diskusi

panel (format khusus yang anggota-anggota kelompoknya dapat

berinteraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui mediator yang

membahas suatu masalah atau topik), (4) forum (tanya jawab yang

terjadi setelah diskusi terbuka, misalkan forum ceramah, forum debat,

dan dialog), (5) kolokium (diskusi yang memberikan kepada khalayak

untuk bebas melontarkan pertanyaan kepada orang atau beberapa

orang ahli yang diatur oleh seorang moderator), dan (6) prosedur

parlementer (diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang

besar pada periode waktu tertentu ketika sejumlah keputusan harus

dibuat) (Fajar, 2009: 69).

3. Komunikasi kelompok

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

aktivitas manusia. Kelompok baik yang bersifat primer maupun

sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk mengungkapkan

persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia

Page 53: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

37

dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya

dan bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama

yang dihadapi seluruh anggota kelompok pemecah masalah.

Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang

berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka di mana

anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Komunikasi

kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi

(komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pertanyaan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik

secara verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi ini, jumlah pelaku

yang terlibat bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi

yang disampaikan bersifat pribadi) (Rohim, 2016: 99). Komunikasi

kelompok cenderung spontan dan belum adanya bagian atau tugas dari

masing-masing anggota yang berstruktur dengan jelas. Jadi dalam

komunikasi kelompok, setiap orang bisa memegang peranan apa saja.

Menurut pandangan lain, Michael Burgoon mendefinisikan

komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga

orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi

informasi, manjaga diri, pemecah masalah, di mana anggota-

anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota

yang lain secara tepat (Ruliana, 2016: 111).

Pengertian-pengertian mengenai komunikasi kelompok di atas

sama-sama memiliki kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka,

Page 54: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

38

dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan

kelompok dengan konsekuensi-konsekuensi masalah yang harus

diperhitungkan.

Terminologi tatap muka (face to face) mengandung makna

bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar

anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara

verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya (Bungin, 2006: 271).

Sehingga Batasan ini tidak berlaku untuk kumpulan individu dalam

bentuk kerumunan orang, seperti kerumunan orang yang sedang

melihat aksi-aksi panggung atau kerumunan orang yang sedang

menonton pertandingan sepak bola.

Namun mengingat kemajuan teknologi saat ini menyebabkan

orang hidup terpisah semakin jauh, namun konteks komunikasinya

semakin dekat, sehingga wacana menarik dalam konteks face to face

menurut Burhan Bungin menyangkut hubungan-hubungan tatap muka

yang menggunakan media telekomunikasi. Umpamanya si Anwar,

mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Surabaya, sehari-hari menyewa

sebuah kamar kost di sekitar kampusnya, namun setiap minggu harus

pulang ke rumahnya agar bisa berkumpul dengan orang tuanya. Ia

secara rutin baru bisa berkumpul bersama orang tuanya setiap hari

Minggu, karena itu hari Minggu adalah hari yang paling berbahagia

bagi Anwar dan orang tuanya, karena dapat berkumpul bersama.

Namun ketika Anwar diberi telepon seluler oleh ibunya dengan alasan

Page 55: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

39

agar setiap saat dapat berhubungan dengan Anwar, maka Anwar

diizinkan oleh orang tuanya tidak setiap minggu pulang ke rumahnya,

dengan alasan setiap hari bisa berhubungan dengan Anwar. Dengan

demikian, makna tatap muka tersebut berkaitan erat dengan adanya

interaksi di antara semua anggota kelompok.

Ada empat elemen kelompok yang dikemukakan oleh Adler dan

Roman (Sandjaja, 2002: 3-5), yaitu interaksi, waktu, ukuran, dan

tujuan. (1) Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor

yang penting, karena melalui interaksi inilah kita dapat melihat

perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact.

Coact adalah sekelompok orang yang secara serentak terikat dalam

aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya,

mahasiswa yang hanya pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara

teknis belum bisa disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan

kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen

atau rekan mahasiswa yang lain. (2) Sekumpulan orang yang

berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan

sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka

waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki

karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat

sementara. (3) Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi

kelompok. Tidak ada jumlah ukuran yang pasti mengenai jumlah

anggota dalam suatu kelompok. (4) Elemen terakhir yang mengandung

Page 56: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

40

pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membentuk

individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan

satu atau lebih tujuan (Bungin, 2006: 272).

Menurut A. Maslow dalam jurnal Ririn Puspita Tutiasri,

pengertian kelompok agar lebih jelas, diawali dengan proses

pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai makhluk hidup

mempunyai kebutuhan yakni adanya:

a. Kebutuhan fisik,

b. Kebutuhan rasa aman,

c. Kebutuhan kasih saying,

d. Kebutuhan prestasi, dan

e. Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.

Dengan kebutuhan tersebut sehingga komunikasi kelompok

berarti menyamakan makna dalam satu kelompok. Komunikasi

kelompok menyamakan satu makna secara bersama, saling

mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan kelompok secara

bersama (Tutiasri, 2016: 84).

Kelompok memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan masing-

masing pribadi individu harus sejalan dengan kelompok, sedangkan

tujuan kelompok harus memberi kepastian kepada tercapainya tujuan-

tujuan individu. Sebuah kelompok akan bertahan lama apabila dapat

memberti kepastian bahwa tujuan individu dapat dicapai melalui

kelompok, sebaliknya individu setiap saat dapat meninggalkan

Page 57: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

41

kelompok apabila ia menganggap kelompok tidak memberi kontribusi

bagi tujuan pribadi. Kelompok juga memberikan identitas terhadap

individu, melalui identitas ini setiap anggota kelompok secara tidak

langsung sebagai bagian penting dalam sebuah kelompok sebagai salah

satu anggota yang sedang melakukan proses komunikasi kelompok.

Di sini akan dijelaskan mengenai komunikasi kelompok yakni

komunikasi kelompok besar maupun komunikasi kelompok kecil:

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok kecil dapat dicontohkan sebagai

komunikasi antara seorang manager dengan sekelompok karyawan

yang memungkinkan terdapat kesempatan bagi seseorang untuk

memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain, dalam

komunikasi kelompok kecil ini si pemimpin dapat melakukan

komunikasi antar personal dengan salah seorang peserta kelompok.

Keuntungan berkomunikasi kelompok kecil ini ialah terdapat

kontak pribadi, umpan balik bersifat langsung, dan suasana

lingkungan komunikasi dapat diketahui. Sedangkan kerugian dari

komunikasi kelompok kecil adalah kondisi fisik dan mental

komunikan tidak dipahami secara individual.

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication)

Komunikasi kelompok besar adalah suatu situasi

komunikasi yang hamper tidak terdapat kesempatan untuk

memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain, dalam

Page 58: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

42

komunikasi kelompok besar, kecil sekali kemungkinan bagi

komunikator untuk berdialog dengan komunikan lantaran

kelompok komunikasinya yang berjumlah banyak (Ruliana, 2016:

112).

3. Karakteristik komunikasi kelompok

Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui

dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan

perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok

berhubungan dan berperilaku satu dengan yang lainnya. Sendjaja

mengatakan, norma oleh para sosiologi disebut juga dengan “hukum”

(law) ataupun “aturan” (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang

pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada

tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural, dan

tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para anggota

kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih

rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu

kelompok harus membuat keputusan, apakah melalui suara mayoritas

ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Norma

tugas memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus

dilakukan (Bungin, 2006: 273).

Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

Page 59: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

43

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran (Soekanto, 2002:

242). Peran dibagi menjadi tiga, yaitu peran aktif, peran partisipatif,

dan peran pasif. Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota

kelompok karena kedudukannya di dalam kelompok sebagai aktifis

kelompok, seperti pengurus, pejabat, dan sebagainya. Peran partisipatif

adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok pada umumnya

kepada kelompoknya, partisipasi anggota macam ini akan memberi

sumbangan yang sangat berguna bagi kelompok itu sendiri. Sedangkan

peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, di

mana anggota kelompok menahan diri agar memberi kesempatan

kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok dapat berjalan dengan baik

(Bungin, 2006: 273).

Dari peran setiap individu-individu kelompok sebagai

pemegang komunikasi yang dibahas di atas, setiap individu yang

terlibat dalam kelompok, masing-masing berkomunikasi sesui denga

peran dan kedudukannya dalam kelompok, karena mereka mengenal

satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai salah satu bagian

dari kelompok. Pesan dan informasi yang disampaikan juga

menyangkut kepentingan semua anggota kelompok.

Adapun karakteristik komunikasi kelompok diantaranya adalah:

a. Komuikasi dalam komunikasi kelompok bersifat homogen.

b. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam melakukan

tindakan pada saat itu juga.

Page 60: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

44

c. Arus balik di dalam komunikasi kelompok terjadi secara langsung,

karena komunikator dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat

komunikasi sedang berlangsung.

d. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan

meskipun hubungan yang terjadi tidak erat seperti pada komunikasi

inter personal.

e. Komunikasi kelompok akam menimbulkan konsekuensi bersama

untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Fajar, 2009: 66).

4. Fungsi komunikasi kelompok

Keberadaan adanya kelompok dalam suatu masyarakat ditandai

dengan adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakan, fungsi ini

dimanfaatkan demi kepentingan kelompok, masyarakat, dan para

anggota kelompok maupun masyarakat itu sendiri. Fungsi tersebut

mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan

masalah dan pembuatan keputusan, serta fungsi terapi (Sandjaja, 2002:

38).

a. Fungsi hubungan sosial yaitu bagaimana suatu kelompok mampu

memelihara hubungan sosial di antara para anggota masyarakat,

sehingga setiap anggota mampu memberikan kesempatan kepada

anggota yang lain untuk melakukan aktivitas yang informal, santa,

dan menghibur.

Page 61: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

45

b. Fungsi pendidikan yaitu bagaimana sebuah kelompok secara formal

maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan

pengetahuan.

c. Fungsi persuasi yaitu seseorang anggota kelompok berupaya

mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak

melakukan sesuatu.

d. Fungsi problem solving yaitu pemecahan masalah berkaitan dengan

penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya;

sedangkan pembuatan keputusan berhubungan dengan pemeliharaan

antara dua atau lebih solusi. Sehingga pemecahan masalah

menghasilkan bahan untuk pembuatan keputusan.

e. Fungsi terapi, obyek dari fungsi terapi adalah membantu setiap

individu mencapai perubahan personalnya. Dalam fungsi terapi

setiap individu harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya

guna mendapatkan manfaat, akan tetapi tujuan utama adalah

membantu dirinya sendiri dalam menyesuaikan kelompoknya

(Bungin, 2006: 274-275).

K. Kerukunan Umat Beragama

Salah satu aspek penting yang harus terus diperjuangkan dalam

kehidupan sosial kemasyarakatan di Indonesia adalah kerukunan. Kerukunan

berasal dari kata “rukun”. Rukun secara bahasa memiliki beberapa arti,

Page 62: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

46

diantaranya adalah baik dan damai; tidak bertengkar; bersatu hati; bersepakat;

ragam. Sedangkan kata kerukunan berarti hidup rukun; kesepakatan.

Kata rukun mengisyaratkan adanya kondisi yang damai yang mana

menjadi harapan semua orang, karena dengan hidup damai segalanya akan

berjalan dengan baik. Manusia normal tentu tidak ada yang menginginkan

tercapainya kekacauan atau kerusuhan. Kondisi rukun membuka peluang

yang lebar agar tujuan hidup tercapai, cita-cita dapat terwujud, dan

kebahagiaan dalam kehidupan dapat dirasakan. Oleh karena itu, kondisi

rukun harus terus diupayakan tanpa henti (Naim, 2014: 123).

Pada bagian ini, mengenai istilah kerukunan juga bisa bermakna suatu

proses untuk menjadi rukun atau upaya dalam menjaga kondisi yang aman

dan damai; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan

bersama dengan damai serta tentram. Adapun langkah-langkah untuk

mencapai seperti itu memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka,

menerima dan saling menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antar

umat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat

beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan

kerja sama antar umat beragama (Nazmudin, 2017: 24).

Rukun bukan berarti tidak ada perbedaan, aspek ini yang seharusnya

dipahami dan disadari bersama. Tidak sedikit orang yang berpandangan

bahwa rukun adalah sebuah kondisi yang semuanya sama dan seragam.

Pandangan semacam ini sah-sah saja, memang ketika semua sama dan

seragam terlihat seolah-olah rukun, tetapi kerukunan yang semacam ini

Page 63: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

47

sifatnya semu. Tidak ada di dunia ini fakta sosial yang sama persis, apalagi

berkaitan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Semua masyarakat

memiliki karakteristik sendiri yang khas dan berbeda satu sama lainnya.

Justru pada kondisi yang semacam inilah sikap memahami dan menghargai

perbedaan menjadi landasan penting bagi terciptanya kerukunan (Naim,

2014: 124).

Kata kerukunan dari kata rukun berasal dari Bahasa Arab, yaitu

“ruknun” (rukun) jamaknya “arkan” yang berarti asas atau dasar; misalnya

rukun Islam, asas Islam adau dasar agama Islam. Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, arti rukun adalah

sebagai berikut:

Rukun (n;nomina): (a) sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya

suatu pekerjaan, seperti: tidak sah sembahyang yang tidak cukup syarat dan

rukunnya. (b) Asas, berarti: dasar, sendi: semuanya terlaksana dengan baik,

tidak menyimpang dari rukkunnya; rukun Islam: tiang utama dalam ajaran

Islam; rukun iman: dasar kepercayaan dalam agama Islam. Rukun (a;ajectiva)

berarti: (a) baik dan damai, tidak bertentangan: kita hendaknya hidup rukun

dengan tetangga; (b) bersatu hati, bersepakat: penduduk kampung itu rukun

sekali. Merukunkan berarti: (a) perihal hidup rukun; (b) rasa rukun;

kesepakatan; kerukunan hidup bersama (Sairin, 2011: 57). Kata rukun berarti

perkumpulan yang berdasar tolong-menolong dan persahabatan, jadi

kerukunan antar umat berarti perihal hidup rukun, yaitu hidup dalam suasana

Page 64: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

48

baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan bersepakat antar umat

beragama yang berbeda-beda.

Kerukunan merupakan bagian dari kebutuhan individu atau kelompok

dalam menata kehidupan bermasyarakat, yang mendorong sikap dan perilaku

mereka dalam mewujudkan kehidupan bersama secara harmonis dan rukun

(Rasimin, 2016: 112). Secara resmi konsep kerukunan hidup beragama

mencakup tiga kerukunan, yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan

antar umat yang berbeda-beda agama, dan kerukunan antara umat beragama

dengan pemerintah (Sairin, 2011: 57). Sehinga konsep rukun adalah suatu

kondisi dimana perbedaan bukan menjadi alasan sebagai pemicu konflik,

namun sebagai upaya dalam menciptakan kondisi yang damai dan harmonis.

Bila kata kerukunan ini dipergunakan dalam konteks yang lebih luas,

seperti antar golongan atau antar bangsa, pengertian rukun atau damai

ditafsirkan menurut tujuan, kepentingan dan kebutuhan masing-masing

(Munawar, 2003: 4). Dalam arti kerukunan antar umat beragama, kata rukun

berarti kondisi damai dan tentram antar umat beragama, kata rukun berarti

kondisi damai dan tentram dalam kebebasan beragama, kerukunan antar umat

beragama bukan berarti menjadikan agama-agama yang ada dengan melebur

kepada satu totalitas dengan menjadikan agama-agama yang ada itu sebagai

mazhab dari agama totalitas itu, melainkan sebagai cara atau sarana untuk

mempertemukan, mengatur hubungan luar antara orang yang tidak seragam

antara golongan umat beragama dalam setiap proses kehidupan sosial

kemasyarakatan.

Page 65: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

49

Kerukunan tersebut bertujuan agar terbina dan terpelihara hubungan

baik dalam pergaulan antar warga yang berlainan agama. Urgensi kerukunan

adalah untuk mewujudkan kesatuan pandangan yang membutuhkan kesatuan

sikap guna melahirkan kesatuan perbuatan dan tindakan. Sedangkan kesatuan

perbuatan dan tidakan menanamkan rasa tanggung jawab bersama umat

beragama, sehingga masyarakat menyadari bahwa negara adalah milik

bersama (Munawar, 2003: 5). Maka dalam rangka kerukunan, setiap

penganut agama sudah tentu harus memahami agamanya dan menyadari pula

keragaman dan perbedaan dalam beragama.

Dengan demikian, rukun adalah kondisi ketika perbedaan tidak

dijadikan sebagai sarana untuk memaksa pihak lain, perbedaan sesungguhnya

merupakan hal natural, tidak mungkin ada kondisi yang sama. Kondisi rukun

terjadi ketika perbedaan dijadikan sebagai modal untuk membangun

kebersamaan. Perbedaan tidak untuk dipertentangkan, tetapi dijadikan

sebagai bahan untuk saling menghormati dan menghargai sekaligus

memperkaya kehidupan bersama dalam menghasilkan kerja sama untuk

menjawab tantangan zaman yang berlangsung sejalan dengan pertumbuhan

masyarakat yang sedang membangun perdamaian.

Untuk melihat signifikansi pencarian titik temu agama-agama dalam

suatu kondisi damai dan rukun, ada beberapa syarat-syarat umum bagi

suksesnya kerukunan antar umat berbeda agama, yaitu:

1. Tegaknya persatuan dan kesatuan.

2. Terciptanya stabilitas dan keamanan yang mantap.

Page 66: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

50

3. Tanpa rasa curiga di antara masyarakat yang pluralistik.

4. Kebersamaan dalam menegakkan moral.

5. Penyebaran agama yang bernuansa humanis dan harmonis.

6. Kerja keras setiap penganut agama untuk meningkatkan kualitasnya

(Munawar, 2003: 72).

Menjaga kerukunan agama itu adalah sebagai tugas wajib setiap

agama untuk menjaga kerukunan agama masing-masing yang di anut oleh

setiap manusia. Kerukunan tersebut menjadikan setiap golongan umat

beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan untuk saling

memahami dan memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari

suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik dengan anggota dari

golongan agama-agama lain, akan terbuka kemungkinan untuk

mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk kerja sama dalam

masyarakat dan bernegara.

Keikutsertaan pemerintah juga menjadi faktor terpenting dalam

tercapainya maupun terjaganya suatu kerukunan antar umat beragama,

mengingat bahwa setiap orang bebas memilih agama dan beribadat menurut

agamanya dan kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dari

kerukunan nasional, maka pemerintah bekerja sama dengan beberapa pihak

dari anggota masyarakat beragama berupaya menciptakan dan memelihara

kerukunan umat beragama. Sehingga, dalam hal tersebut pemerintah telah

menerbitkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala

Page 67: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

51

Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat

Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian

Rumah Ibadat (selanjutnya cukup disebut PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006, atau

PBM saja) (Yahya, 2016: 83).

Berdasarkan pengertian kerukunan di atas, kerukunan antar umat

beragama adalah suatu kondisi sosial di mana semua golongan bisa hidup

berdampingan bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing

untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

Page 68: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah penelitian yang

bersifat deskriptif kualiatif. Penelitian kualitatif yaitu; kajian berbagai studi

dan kumpulan berbagai jenis materi empiris, seperti studi kasus, kisah hidup,

pengalaman personal, pengakuan introspektif, wawancara, artifak, berbagai

teks dan produksi kultural, pengamatan, sejarah, interaksional, dan berbagai

teks visual (Santana, 2007, 5). Pengambilan data melalui deskriptif kualitatif

yaitu dengan cara mendeskripsikan (menggambarkan) suatu populasi tertentu

yang sedang diamati dan fokus penelitiannya adalah perilaku yang sedang

terjadi (Ruslan, 2010, 255). Sehingga objek analisis dalam pendekatan

kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan

menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh

gambaran mengenai kategori tertentu (Bungin, 2006, 306).

Jenis data dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Sumber data primer adalah data dalam bentuk variabel atau

kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya. Sedangkan data sekunder adalah

data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen

rapat, SMS, dan lain-lain), literatur, foto-foto, film, rekaman video, benda-

benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer (Arikanto, 2010,22).

Page 69: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

53

Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah

berusaha mendeskripsikan dan menganalisis hasil data yang diperoleh secara

mendalam dari subjek permasalahan tentang kegiatan komunikasi kelompok

yang dilakukan tokoh agama dan masyarakat dalam menjaga kerukunan umat

berbeda beragama di dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan Getasan,

kabupaten Semarang.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian, penulis memilih lokasi di dusun Thekelan,

desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang provinsi Jawa Tengah,

dalam hal ini dikarenakan beberapa alasan. Pertama, mengetahui di dusun

Thekelan memiliki masyarakat plural yang terdiri dari empat agama, yaitu

Islam, Budha, Kristen dan Katolik. Kedua, terdapat tempat ibadah yang

letaknya berdekatan, yaitu masjid, gereja, dan vihara. Ketiga, kegiatan di

dusun Thekelan dilakukan secara gotong royong tanpa membedakan agama.

Sehingga dari beberapa alasan tersebut penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian di dusun Thekelan, desa Batur, kecamatan Getasan,

kabupaten Semarang provinsi Jawa Tengah.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah Subyek penelitian atau informan yaitu

orang-orang yang dianggap pantas dalam memberikan informasi secara

langsung tentang kondisi dan situasi latar penelitian. Dalam hal ini yang

Page 70: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

54

menjadi sumber informasi adalah tokoh agama dan masyarakat di dusun

Thekelan, desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang profinsi Jawa

Tengah, baik tokoh agama maupun pemimpin masyarakat di dusun Thekelan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:

1. Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau

lebih dengan tujuan tertentu (Kahn & Cannell 1957) (Sarosa, 2012, 45).

Pewawancara disebut intervieuwer sedangkan orang yang diwawancarai

disebut interviewee (Bachtiar, 1997, 72). Dalam hal ini Penulis langsung

melakukan wawancara dengan responden yang terpilih yaitu orang-orang

yang dianggap mengetahui dan memahami maksud peneliti.

2. Observasi atau studi lapangan

Observasi didefinisikan sebagai pengamatan akan manusia pada

habitatnya atau lingkungan asli para partisipan dengan melakukan

pengamatan terhadap dimensi situasi sosial yaitu tempat, pelaku, dan

aktifitasnya (Sarosa, 2012, 56). Teknik observasi dalam penelitian ini

penulis berusaha mengamati kondisi dan situasi sosial, maupun

masyarakat beserta kegiatannya di dusun Thekelan.

3. Dokumentasi (Documantary historical)

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan

data yang diperoleh dengan dukumen-dokumen, di antaranya adalah

Page 71: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

55

dokumen berupa arsif-arsif, dokumen milik lembaga atau pribadi dan

dokumen publik seperti data atau informasi yang tercantum di berbagai

media masa, kepustakaan, bahan publikasi instan dan pengumuman

publik (Ruslan, 2010, 221-222). Dengan teknik dokumentasi ini dapat

diperoleh data tentang gambaran umum obyek wilayah penelitian di

dusun Thekelan guna memenuhi kelengkapan penulisan skripsi.

E. Pendekatan Penelitian Kualitatif

Pendekatan kualitatif pada penelitian ini memusatkan perhatian

pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari

gejala-gejala sosial di dalam masyarakat, sehingga pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan sosiologi yang menjadikan makna dari gejala-

gejala sosial dan budaya sebagai objek analisis dengan menggunakan

kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran

mengenai kategori dalam mendapatkan data. Dalam hal ini penulis berusaha

mengetahui hubungan antara umat Islam, Budha, Katolik dan Kristen dalam

melakukan kegiatan komunikasi kelompok untuk mencapai tujuan yang sama

yaitu menjaga kerukunan antar umat beragama di dusun Thekelan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah penulis mengumpulkan seluruh

data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian, dalam penelitian

ini peneliti melakukan beberapa proses analisis dan interpretasi hasilnya,

Page 72: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

56

yaitu melalui mepengeditan (editing), pemberian kode (koding), dan

pemrosesan data (data processing).

Setelah data terhimpun dan diteliti kembali catatan-catatan tersebut

yang disebut dengan editing diolah dalam suatu proses dan analisis.

Diantaranya adalah melakukan verifikasi, yaitu pemeriksaan data yang benar

atau tidak (kesalahan) dari hasil survei yang dilakukan, dengan cara melalui:

1) penyelidikan dari sumber-sumber kesalahan yang terjadi dalam proses

penelitian, 2) menggevaluasi mengenai tingkat akseptabilitas hasil

berdasarkan landasan teori dan empiris (berdasarkan pengalaman). Tujuan

verifikasi adalah untuk membandingkan hasil penelitian dengan data ekstrem

yang mungkin dapat terjadi dalam masalah sama dan juga untuk mengetahui

apakah hasil tersebut sesui atau tidak dengan landasan teoritis terhadap

masalah yang ditelaah tersebut (Ruslan, 2010, 166).

Dalam menganalisis data hasil temuan di lapangan, penulis

menggunakan teori Activity Interaction Sentiment atau disebut teori AIS dari

Homans dengan konsep dasar pemikiran sebagai berikut:

1. Semakin banyak seseorang melakukan kegiatan bersama orang lain,

maka semakin banyak interaksi dan komunikasi yang dapat

menumbuhkan rasa kebersamaan.

2. Semakin banyak orang melakukan interaksi dan komunikasi, maka

semakin sering orang tersebut memahami perasaan orang lain.

Page 73: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

57

3. Semakin seseorang memahami perasaan orang lain maka akan semakin

tinggi frekuensi interaksi dan komunikasi yang dilakukan, berarti juga

semakin sering aktivitas dilakukan (Zulkarnain, 2017: 18).

Dari teori tersebut, penulis mencoba membuktikan konsep

pemikiran teori dengan membandingkan dengan fakta yang ada secara aktual

dan akuran sesuai objek yang diteliti. Adapun objek kajian penulisan ini

adalah fenomena sosial tentang komunikasi kelompok tokoh agama dalam

relasi sosialnya terhadap masyarakat di dusun Thekelan, desa Batur,

kecamatan Getasan, kabupaten Semarang dalam menjaga kerukunan umat

berbeda agama, sehingga apa yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini

bisa terjawab dengan maksimal.

G. Keabsahan Data

Keabsahan merupakan tahap pemeriksaan data serta penentu

kesahihan atau validitas hasil penelitian. Dengan demikian data yang valid,

absah adalah data yang tidak ada bedanya antara data yang dilaporkan

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian

(Sugiyono, 1953, 369).

Dalam hal ini, penulis menggunakan tiga teknik yaitu sebagai

berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan yaitu menambah insensitas pengamatan

lapangan secara langsung. Karna perpanjangan pengamatan sangat

Page 74: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

58

sering terjadi dan memungkinkan terjadi hubungan antara peneliti

dengan informen atau narasumber menjadi akrab tanpa ada jarak lagi

saling terbuka maka saling percaya, senhingga tidak ada lagi informasi

yang disembunyikan dan disitu peneliti akan menemukan informasi

secara lengkap. Disini peneliti melakukan penelitian dari bulan

November 2017 sampai bulan September 2018.

2. Tringulasi data

Tringulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagi cara dan waktu. Keabsahan data ini merupakan cara untuk

mengetahui data pembanding atas data yang diperoleh. Sedangkan

tringulasi yang dilakukan peneliti adalah tringulasi sumber.

Tringulasi sumber berfungsi untuk membandingan antara hasil

wawan cara responden A dengan responden B tentang keterangan

mereka untuk beberapa tema yang sama dan diperbandingkan hasilnya.

Teringulasi sumber dilakukan peneliti dengan membandingkan antara

hasil wawancara dengan hasil pengamatan peneliti di lapangan.

Pada penelitian ini, untuk menguji kredibilitas data tentang relasi

hubungan antar pemeluk Islam, Kristen¸Katolik dan Budha penulis

menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Tahap yang

dilakukan penulis dengan melakukan wawancara dengan tokoh semua

agama dusun Thekelan. Hal ini dilakukan agar dapat memperoleh

kesimpulan dan data yang akurat.

Page 75: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dusun Thekelan

1. Sejarah dusun Thekelan

Thekelan adalah sebuah dusun kecil yang terletak di lereng gunung

Merbabu, tepatnya di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang, Jawa Tengah. Seperti daerah-daerah pada umumnya, Thekelan

juga memiliki cerita mengenai asal muasal dirinya. Sejarah dusun

Thekelan ini diambil dari arsip dusun Thekelan yang ditulis oleh Nindya

Ayu Pertiwi. Dalam arsip tersebut menceritakan tentang dusun Thekelan

bahwa sebelum menjadi wilayah perbukitan, pada suatu masa, tinggalah

seorang titisan yang bernama Ki Galar Wutah di dalam hutan belantara.

Di sisi lain hutan tersebut terdapat sebuah dusun di lereng gunung

Merbabu yang ditinggali oleh sepasang suami istri yang sangat dihormati

oleh masyarakat sekitar yang bernama Kyai Thekel dan Nyai Thekel.

Dusun tersebut bernama Thikilan dan lebih dikenal dengan sebutan dusun

Pusung Buntung, karena letaknya yang berada di tengah-tengah

pertemuan dua sungai.

Sebuah kepercayaan dari nenek moyang mengatakan, “Jika

terdapat sebuah dusun yang posisinya diapit oleh cabang sungai, maka

orang-orang yang tinggal di dusun tersebut akan mengalami kesialan”.

Kepercayaan dianggap benar, karena suatu ketika, kekeringan jangka

Page 76: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

60

panjang melanda dusun tersebut, hingga banyak merenggut nyawa

penduduk di sana. Kyai Thekel pun sebagai pemimpin dusun mencoba

mencari jalan keluar. Ia mendengar bahwa ada seorang sakti mandraguna

yang tinggal di hutan sekitar Gunung Merbabu. Tanpa ragu, Kyai Thekel

masuk ke dalam hutan dan mencari orang tersebut. Setelah melalui

perjalanan panjang, akhirnya Kyai Thekel bertemu dengan Ki Galar

Wutah, orang yang selama ini dirinya cari. Ki Galar Wutah kemudian

memberikan jawaban kepada Kyai Thekel dan mau membantu Kyai

Thekel namun dengan satu syarat, yaitu Kyai Thekel harus memindahkan

dusunnya ke tanah yang lebih subur dan nyaman.

Kyai Thekel pamit undur diri dan melakukan diskusi panjang

bersama penduduk dusun Thikilan, dengan kesepakatan bersama akhirnya

Kyai Thekel memutuskan untuk memindahkan dusunnya ke lahan yang

telah disarankan oleh Ki Galar Wutah, hal tersebut dilakukan demi

keberlangsungan hidup anak, cucu, dan sanak saudaranya di masa yang

akan datang.

Dusun yang dulunya bernama Thikilan, kini telah berpindah lokasi

dan dikenal dengan nama Thekelan. Thikilan sendiri diambil dari kata

dasar Thukul dalam bahas jawa, yang artinya tumbuh. Thikilan inilah

yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya dusun Thekelan. Nenek

moyang di dusun ini memiliki prinsip, bahwa ketika membangun sebuah

desa, generasi selanjutnya harus hidup secara damai dan saling

memberikan pelayanan kepada sesama penduduk. Hal inilah yang

Page 77: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

61

diibaratkan seperti orang tua yang menginginkan kemuliaan untuk anak-

anaknya sebagai generasi yang mampu mengayomi kepada sesama.

Prinsip inilah yang menjadi tolak ukur dibentuknya dusun Thekelan dan

harus dipegang teguh oleh generasi penerusnya.

2. Kondisi geografis

Dusun Thekelan desa Batur kecamatan Getasan kabupaten

Semarang Jawa Tengah terletak di lereng gunung Merbabu dengan titik

koordinat berada pada garis lintang (latitude): 7,3942 garis bujur

(longitude): 110,4424, Ketinggian (altitude) (m): 16000 dari permukaan

laut (mdpl). Dusun Thekelan memiliki kesuburan tanah yang baik karena

banyak mengandung bahan organik, sumber air langsung dari mata air

Umbul Songo yang merupakan kawasan wisata alam yang merupakan

jalur pendakian Merbabu. Kondisi topografi dusun Thekelan merupakan

dataran tinggi dengan curah hujan 2500 mm dan suhu rata-rata 25-27o C.

Dusun Thekelan berjarak sekitar 16 Km dari kota Salatiga, 31 Km dari

Ungaran, dan 37 Km dari Magelang.

Berdasarkan data Administrasi Pemerintah Desa, Luas wilayah

dusun Thekelan sekitar 170,37 ha yang terdiri dari pemukiman umum

seluas 59,78 ha, hutan rakyat milik pemerintah desa 40 ha, dan

ladang/tegalan seluas 70,37 ha. Batas wilayah dusun Thekelan yang

berada di desa Batur dan di kelilingi oleh Taman Nasional Gunung

Merbabu adalah sebagai berikut:

Page 78: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

62

Sebelah barat : Desa Kopeng

Sebelah timur : Desa Ngelelo

Sebelah utara : Dusun Selo Duwur dan Desa Getasan

Sebelah selatan : Gunung Merbabu

3. Keadaan sosial

a. Kependudukan

Berdasarkan data sekunder, Thekelan memiliki jumlah

penduduk sekitar 709 jiwa yang terdiri dari 361 jiwa laki-laki atau

sekitar 50,9 % dan 348 jiwa perempuan atau sekitar 49,1 %.

Dusun Thekelan memiliki berbagai organisasi seperti lembaga

perancang pelaksana pembangunan dusun (LPPPD), Karang Taruna,

Tim Sar Komppas (Rescue), PKK, kelompok tani, kelompok ternak,

dll.

Struktur organisasi LPPPD meliputi Pelindung, Ketua,

Sekertaris, Bendahara, Pokja Karang Taruna, Pemerintahan Dusun,

Pokja PKK, Pokja Pembangunan, Keamanan, Sosial, Pendidikan dan

Kesehatan, dll.

Pelindung : Supriyo (Kepala Dusun)

Ketua : 1. Tugimin

2. Juprianto

Bendahara : 1. Suprianto

2. Sudarsono

Sekretaris : 1. Rusmin

2. Sukarmin

Page 79: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

63

Pemerintahan Dusun : Ketua Rw, Ketua RT 1,2,3 dan 4.

Pokja Karangtaruna : Panut, Bento, Yoyok, Cipto, Heru,

Yoas.

Pokja PKK :Tukini, Sumaryan, Lasmi, Ponikem,

Sulimah.

Pokja Pembangunan : Yahyo, Kemis, Suparlan, Paidi,

Kasiman.

Pokja Pendidikan dan : Suwarto, Mandar, Yamin, Saimin.

Kesenian

Pokja Keamanan : Parjan

Struktur organisasi PKK terdiri dari pelindung yakni Kepala

Dusun Thekelan, Penasehat yakni Ketua RW, dan disertai Ketua,

Sekertaris, Bendahara, Pokja Posyandu dan Pokja Sembako.

Pelindung : Supriyo (Kepala Dusun)

Penasihat : Juprianto (Ketua RW)

Ketua : 1. Tukini

2. Sumaryani

Bendahara : 1. Ponikem

2. Sulimah

Sekretaris : Lasmi

Pokja Posyandu : Jumani, Nanik, Yanti, Lasmini,

Junari.

Pokja Sembako : Gini, Jasmi, Tuminah, Misni,

Ngattah.

Pokja Sosial : Saderi, Suroyo, Juprianto, Sumadi,

Jumari, Pardi.

Page 80: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

64

b. Keagamaan

Agama adalah kepercayaan atau ajaran yang dianut dan diyakini

seseorang, di dusun Thekelan terdapat empat agama yang dianut oleh

masyarakat setempat yaitu Budha dengan jumlah penganut 329 jiwa

yang terdiri dari 176 laki-laki dan 153 perempun, Islam dengan

jumlah penganut 247 jiwa yang terdiri dari 122 laki-laki dan 125

perempuan, Kristen dengan jumlah penganut 129 jiwa yang terdiri

dari 61 laki-laki dan 68 perempuan, dan Katholik dengan jumlah

penganut 4 orang yang terdiri 1 keluarga dua laki-laki dan 2

perempuan. Sedangkan sarana ibadah adalah sebagai berikut, masjid 1

buah, gereja 1 buah, dan vihara 1 buah.

Dengan berimbangnya penganut agama yang ada, membuat

aktifitas keagamaan sangat padat dan komplek oleh masing-masing

penganutnya.

c. Ketenagakerjaan

Dusun Thekelan memiliki potensi alam yang besar.

Tanahnya yang berada di kaki gunung Merbabu menyebabkan tanah

di daerah Thekelan dapat ditumbuhi sayur-sayuran dengan subur.

Adapun beberapa komoditas yang tumbuh subur dan menjadi salah

satu produk unggulan dusun Thekelan, yaitu wortel, kol dan cabai.

Pada musim kemarau, tembakau dapat tumbuh subur di

dusun Tekhelan. Sehingga sebagian besar penduduk dusun Thekelan

Page 81: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

65

bekerja pada sektor pertanian sebagai petani, Selain komoditas di atas,

ternak sapi juga menjadi mata pencaharian mereka, hampi 90 %

penduduk Dusun Thekelan bermata pencaharian sebagai petani

sekaligus sebagai peternak sapi, dan sisanya sebagai pegawai pabrik,

pegawai negeri sipil, dan pedagang sayur atau pengepul sayur.

d. Kepemudaan

Untuk mendorong pemuda lebih aktif dalam pembangunan

dusun Thekelan, terdapat organisasi karang taruna “Ngudi Luhur”

yang dibentuk oleh pemerintah desa. Adapun struktur organisasi

pemuda “Ngudi Luhur” yang meliputi Penasehat, Ketua, Sekretaris,

Bendahara, Seksi: Humas & Sosial, Pengembangan, Inventaris dan

Pembantu Umum, sebagai berikut:

Penasehat : Supriyo (Kepala Dusun)

Ketua : Sugimin Gipuk

Sekretaris : 1. Suparman

2. Trisno

Bendahara : 1. Sukiman

2. Adi Masandi

Humas dan Sosial : Madeng dan Mamet Buang

Pengembangan : Septianto

Inventaris : Beni D.

Pembantu Umum : Dodik

Page 82: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

66

e. Kesenian

Dusun Thekelan ini mempunyai beragam kesenian Jawa yang

semuanya masik aktif dan yang saat ini perlu untuk dilestarikan

sebagai perwujutan melestarikan budaya. Berdasarkan hasil

wawancara kepada kepala dusun Thekelan, bapak SP dan juga dari

hasil observasi yang dilakukan, kesenian yang terdapat di dusun

Thekelan antara lain:

1) Ketoprak “Marga Rukun”

2) Karawitan “Marga Rukun”

3) Rebana “Nurul Ihsan”

4) Drum Black “Artek”

5) Drum Band “Wengi”

6) Kuda Lumping “Turonggo Sekti Lestari Budaya”

7) Seni tari Kubro “Siswo Mudo”

8) Warokan

9) Jaranan

10) Gambyong

11) Dangdut “Wijadari”

Semua kesenian diatas sampai saat ini masih aktif dan kesenian

tersebut setiap tahunnya ditampilkan di dusun Thekelan.

Page 83: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

67

B. Hasil Penelitian

Pemaparan data yang penulis peroleh adalah data hasil dari observasi

dan wawancara yang penulis lakukan di dusun Thekelan desa Batur

kecamatan Getasan kabupaten Semarang, wawancara tersebut diambil dari 5

(lima) narasumber, diantaranya adalah kepala dusun Thekelan dan tokoh

agama dari 4 (empat) agama, yaitu agama Budha, Islam, Kristen dan Katholik.

Berikut adalah daftar inisial narasumber dalam penelitian ini:

No Nama Keterangan

1 SP Kepala Dusun

2 ST Tokoh agama Islam

3 KY Tokoh agama Kristen

4 CS Tokoh agama Budha

5 LM Tokoh agama Khatolik

Tabel 4.1. Daftar Inisial Informan

4. Pandangan tokoh agama dusun Thekelan tentang makna agama

Keberagaman kadang kala membuat banyak permasalahan semakin

rumit, baik itu saling tidak menghargai, saling tidak menghormati sesama

orang lain dan lainnya. Namun tidak terjadi di dusun Thekelan desa Batur

kecamatan Getasan kabupaten Semarang. Dalam kehidupan di dalam

masyarakat yang memiliki perbedaan agama, masyarakat Thekelan terlihat

sangat harmonis, damai, dan toleransi beragama terjaga meski pun

berbeda-beda dalam masalah agama. Tumbuh kembang perbedaan seperti

agama adalah hal yang wajar.

Page 84: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

68

Salah satu tokoh dari agama Buddha yaitu CS, beliau adalah ketua

Vihara Buddha Bhumika, mengatakan:

“Di dusun Thekelan saat ini berkembang 4 agama yaitu Islam,

Kristen, Katholik dan Buddha. Kita hidup berdampingan

dengan harmonis walaupun kami berbeda agama. Toleransi

sangat terjaga dengan baik. Bahkan dalam setiap Perayaan

Hari Besar Agama kita semua saling mengucapkan selamat

dan datang berkunjung ke rumah-rumah dengan penuh kasih

sayang” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul

14.30 WIB).

Demikian kehidupan toleransi beragama yang terjadi di Thekelan

yang mengedepankan nilai-nilai kerukunan yang sangat arif dapat

tertanam di setiap insan. CS menambahkan:

“Kita nggak mau tau perpecahan agama yang terjadi di luar,

yang penting kita dalam ruang satu dusun rukun. Memang dari

sesepuh, dari mbah-mbah itu sudah mengajarkan seperti itu,

jadi kerukunan ini sudah ada sejak zaman leluhur kita, dan

kini menjadi sebuah warisan yang harus dijaga di masyarakat

Dusun Thekelan” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018,

pukul 14.30 WIB).

Masyarakat Tekelan dalam memandang agama menganggap bahwa

agama adalah keyakinan terhadap Tuhan yang sifatnya pribadi, sehingga

apa pun agama yang dianut masing-masing angota masyarakat Thekelan

tidak menjadikan pudarnya kerukunan antar sesama. Di dusun Thekelan

terdapat lebih dari 30 keluarga yang setiap anggota keluarga memiliki

keyakinan agama yang berbeda-beda, misalkan bapak ibunya beragama

Budha namun anaknya ada yang beragama Islam atau Kristen. KY sebagai

Ketua umat Kristen mengatakan:

“Di dusun Thekelan ini jumlah keluarga yang murni satu

keluarga beragama Kristen berjumlah 20 KK, dan 6 keluarga

Page 85: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

69

memiliki anggota keluarga yang berebeda-beda dalam hal

keyakinan beragama. Namun mereka sangat menghargai

perbedaan dengan cara memberikan motivasi dan mendorong

anggota keluarga yang berebeda agama harus tekun dalam

agamanya masing-masing, tidak harus sama keyakinan, sebab

agam itu adalah sebuah pilihan masing-masing perorangan

yang sifatnya pribadi antara hati terhadap Tuhan, agama

menurut saya adalah pakian setiap masing-masing orang,

setiap orang memiliki pakian sendiri-sendiri yang pas dan

cocok untuk dipakaiakan di tubuhnya, belum tentu pakaian

tersebut cocok untuk dipakaiakan di tubuh orang lain”

(Wawancara pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 13.15

WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa tokoh agama di dusun

Thekelan, jumlah umat Budha di dusun Thekelan berjumlah 329 jiwa yang

terdiri dari 96 KK, satu keluarga yang murni beragama Budha sebanyak

60 KK dan 36 KK anggotanya memiliki agama yang berbeda-beda,

sedangkan jumlah umat Kristen sebanyak 129 jiwa yang terdiri dari 26

KK, keluarga yang murni beragama Kristen sebanyak 20 KK dan

selebihnya memiliki anggota keluarga yang agamanya berbeda-beda.

Umat Islam sebanyak 247 Jiwa yang terdiri dari 60 KK, keluarga yang

seluruh anggotanya beragama Islam sebanyak 33 KK dan 27 KK memiliki

anggota keluarga yang berbeda-beda agama. Sedangkan umat Katholik

hanya satu keluarga dengan jumlah 4 orang jiwa.

Jika dilihat dari jumlah KK yang memiliki agama yang berbeda-

beda, kebebasan dalam beragama di dusun Thekelan sangat tinggi sekali,

hal ini menunjukkan bahwa kerukunan umat berbeda agama bukan hanya

di dalam masyarakat saja, namun di dalam sebuah rumah tangga juga

terlihat saling menghargai suatu perbedaan di dalam agama. Pola

Page 86: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

70

pemikiran tentang makna agama yang tertanam diri setiap perorangan

semacam inilah yang tokoh agama tekankan kepada masyarakat di

Thekelan, sehingga diantara masyarakat yang berbeda agama maupun

yang seagama dalam hal melakukan ibadah mereka saling mengingatkan

untuk selalu tekun dan taat dalam melaksanakan ibadah di dalam

agamanya masing-masing, bukan malah menjadikan mereka terkotak-

kotakkan karena faktor perbedaan agama.

KY mengatakan:

“Meskipun demikian, kita tidak pernah mengajak apalagi

memaksa seseorang yang berbeda agama di dalam masyarakat

Thekelan untuk mengikuti keagamaan kedalam agama yang

kita anut. Begitu juga sebaliknya, malahan kita selalu saling

mengingatkan dan mendorong kepada yang beragama lain

agar tekun menjalankan ibadah di dalam agamanya”

(Wawancara pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 13.15

WIB).

Pemahaman tentang agama juga diutaran oleh kepala dusun

Thekelan. SP mengatakan:

“Perbedaan agama tidak perlu dipertentangkan, tetapi

dijadikan sebagai pembanding, pendorong dalam saling

berinteraksi dan berhubungan secara baik dan benar. Bagi

saya Agama adalah sebuah keyakinan kepada Tuhan di dalam

hati yang paling dalam mas. Agama kita bagus, tapi kalau kita

tidak yakin itu juga sama saja, sehingga kita selalu

menekankan kepada masyarakat Thekelan agar selalu berbuat

baik kepada yang lainnya, karena hal itu akan menambah

keyakinan kita terhadap agama yang kita anut sesuai

ajarannya” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul

13.00 WIB).

Dalam pandangan masalah agama, wawancara terhadap bapak Lm

sebagai kepala keluarga yang beragama Katholik memberikan gambaran

bahwa agama adalah sebuah kepercayaan dan keyakinan bagi masing-

Page 87: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

71

masing orang, maka setiap orang bebas memilih agama yang dianut. LM

menjelaskan:

“Agama menurut saya sebagai warga Katholik satu-satunya di

dusun Thekelan adalah suatu kepercayaan masing-masing

pribadi terhadap Tuhan mas, sebenarnya tujuannya kan sama

mas, tapi jalannya yang berbeda-beda, jadi hal ini kan tidak

perlu di permasalahkan. Agama itu ibaratkan kita pergi ke

Salatiga, dari dusun Thekelan kita bisa lewat Ambarawa, bisa

lewat Tengaran, dan juga bisa lewat Ngawen” (Wawancara

pada tanggal 19 Agustus 2018, pukul 17.00 WIB).

Namun menurut salah satu tokoh agama Islam yang sekaligus

sebagai ketua umat Islam, ST menyatahan bahwa setiap agama memiliki

tujuan yang berbeda-beda, karena Tuhan yang disembah adalah Tuhan

yang berbeda, namun di dalam kehidupan di dunia manusia juga

membutuhkan orang lain dalam keberlangsungan hidup. Sehingga

menurutnya agama juga mengajarkan agar saling berbuat baik kepada

manusia lainnya meskipun berbeda keyakinan dalam masalah agama.

“Menurut saya agama itu adalah sebuah keyakinan yang

terdalam dari hati setiap manusia, di dalam suatu keyakinan

setiap orang itu pasti beda, karena Tuhan yang kita sembah itu

beda, tetapi karena kita hidup berdampingan di dusun

Thekelan yang di dalamnya terdapat empat agama, kita selalu

berupaya bagaimana caranya hidup bersama di masyarakat

secara tentram dan nyaman, sebab agama Islam juga

mengajarkan yang demikian itu mas, akan tetapi di dalam

masalah keyakinan pasti beda, jika kembali ke firman Allah

bagimu agamamu, dan bagiku agamaku” itu“ ”لكم دينكم ولي دين “

kan sudah jelas beda, sehingga kalau masalah aqidah, itu

urusannya sama Yang diatas, namun kalau soal amaliah kita

memang harus berdampingan bersama dengan baik”

(Wawancara pada tanggal 19 Agustus 2018, pukul 15.30

WIB).

Berdasarkan pandangan tentang makna agama yang diutarakan oleh

beberapa tokoh agama tersebut memberikan gambaran bahwa pola pikir

Page 88: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

72

masyarakat dusun Thekelan mengenai agama memiliki kesamaan bahwa

agama adalah suatu keyakinan yang terdalam dari setiap insan, semua

agama mengajarkan untuk berbuat baik kepada manusia lainnya meskipun

kepada yang berbeda dalam masalah keyakinan, yang menjadikan berbeda

dari pandangan di atas adalah tentang tujuan orang berkeyakinan didalam

agama, ada yang berpendapat meskipun agama itu berbeda tapi tujuannya

sama, namun ada pula yang berpendapat bahwa di dalam agama yang

berbeda, berbeda pula tujuan suatu agama, karena Tuhan yang disembah

berbeda.

Namun demikian, pola pikir tersebut menjadikan dusun Thekelan

sangat lekat sekali dengan upaya menjaga kerukunan antar umat berbeda

agama, karena mereka bisa memposisikan antara bagaimana cara

bermasyarakat dan bagaimana pula cara mereka beragama di lingkungan

yang memiliki perbedaan agama. Di dalam bermasyarakat mereka bisa

menjunjung tinggi nilai toleransi, menghargai suatu perbedaan, dan saling

berupaya menjadikan dusun Thekelan yang harmonis, damai, dan rukun.

Namun di dalam beragama mereka sangat memberikan kebebasan kepada

orang lain untuk menjalankan agamanya masing-masing tanpa

mempermasalahkan dan memandang suatu perbedaan di dalam agama,

malahan mereka saling memberikan motivasi dan dorongan kepada orang

lain untuk taat dan tekun dalam menjalankan agamanya masing-masing.

Page 89: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

73

5. Peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama

di dusun Thekelan

Masyarakat Thekelan memiliki karakteristik watak yang supel,

gampang diatur dan sangat menghargai suatu kebijakan dari tokoh agama

maupun kepala dusun. Di dalam setiap pemilihan pemimpin baik

pemimpin di dalam suatu agama maupun pemimpin di dalam

kemasyarakatan, masyarakat selalu mengutamakan kemampuan seseorang

yang dicalonkan sebagai pemimpin dalam mengayomi masyarakat dan

perannya dalam menjaga kerukunan di Thekelan.

Seperti halnya pemilihan kepala dusun di Thekelan, proses

pemilihannya dipilih bukan melalui jalur pencoblosan atau rangkaian

ujian-ujian dalam mendapatkan tempat sebagai kepala dusun, akan tetapi

pengangkatan tersebut secara murni langsung dipilih oleh masyarakat atas

dasar perannya yang begitu besar dalam menjaga kerukunan di Thekelan.

Sehingga di dalam kepemimpinannya, masyarakat sangat menghormati

dan mempercayai apapun bentuk kebijakan kepala dusun dalam upaya

mengayomi masyarakat yang ada di Thekelan.

Begitu juga tokoh agama di masing-masing agama, mereka

dijadikan sebagai tokoh agama dengan jabatan sebagai ketua agama

karena kepeduliannya terhadap upaya menjaga kerukunan antar umat

berbeda agama di Thekelan. Sehingga setiap tokoh agama memiliki peran

sebagai pemimpin di dalam agamanya masing-masing untuk mengajak

dan memberikan contoh kepada umat agama yang dianut agar selalu

Page 90: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

74

berupaya menjaga kerukunan di dalam masyarakat dengan hidup

berdampingan dan bersama-sama dengan penganut agama lainnya secara

damai, tentram dan harmonis. Tokoh agama sangan memiliki peran aktif

yang sangat erat kaitannya dalam pemberian kebijakan, pembentukan

keputusan maupun di dalam penyelesaian masalah, kepala dusun Thekelan

SP menjelaskan:

“Pada dasarnya kerukunan di Thekelan itu berawal dari

tokohnya, jadi masyarakat thekelan dalam setiap kegiatan dan

aspirasi apapun melalui musyawarah yang di setujui oleh

pemuka-pemuka yang di sepuhkan di Thekelan, misalkan

persetujuan dari tokoh agama Islma, Budha, Kristen, dan

Katholik dan tokoh dari LP3D dan Ketua karang taruna, tapi

yang paling berperan adalah tokoh agama sebagai sopir yang

ada di Dusun, yaitu sebagai pemberi kebijakan ketika ada

apapun kegiatan-kegiatan kemasyarakatan maupun masalah

lainnya yang harus diselesaikan” (Wawancara pada tanggal 15

Agustus 2018, pukul 13.00 WIB).

Dengan adanya tokoh-tokoh masyarakat khususnya tokoh agama

tersebut kerukunan yang ditanamkan sejak jaman para leluhur di dusun

Thekelan hingga saat ini bisa terjaga. Tidak hanya kerukunan berupa

ucapan-ucapan selamat di dalam hari-hari besar keagamaan saja, namun

kerukunan tersebut bisa dilihat dari cara tokoh agama mengajak

masyarakat untuk saling memberikan motivasi dan dorongan kepada

masyarakat yang berebeda agama untuk selalu tekun dan taat dalam

menjalankan ajaran agamanya masing-masing, dan juga dorongan kepada

masyarakat agar selalu memberikan bentuk nyata saling membantu di

antara warga Thekelan yang tidak memandang status keagamaannya.

Page 91: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

75

Ketua umat Kristen, KY mengatakan:

“Saya dan tokoh agama lainnya menekankan kepada

masyarakat agar selalu memberikan motivasi dan mendorong

orang lain yang berbeda agama harus tekun dalam agamanya

masing-masing mas, tidak harus sama keyakinan, yang

terpenting adalah kebersaman, dari pandangan dan apa yang

saya rasakan, semua itu tujuannya agar masyarakat itu tidak

terpecah belah, sehingga semua mengupayakan bagaimana

caranya agar didadalam suatu hubungan kemasyarakatan

tidak terdapat sekat-sekat akibat adanya suatu perbedaan

agama” (Wawancara pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul

13.15 WIB).

Peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama

diawali dengan bagaimana cara mereka mengkondisikan umat agamanya

agar aktif di dalam kegiatan keagamannya masing-masing, karena setiap

pertemuan di masing-masing agama, tokoh agama memiliki kesempatan

bertemu dengan seluruh umat agamanya, kesempatan tersebut mereka

manfaatkan untuk memberikan wejangan, berdiskusi dan bermusyawarah

membahas semua masalah kemasyarakatan dan keagamaan bagaimana

mereka harus memposisikan diri terhadap kedua aspek tersebut.

Dalam wawancara bersama CS, ia mengatakan:

“Peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat

beragama dimulai dari bagai mana tokoh agama membangun

dan menanamkan sifat kekeluargaan di masing-masing agama

yang dianutnya, saya sebagai ketua umat Budha di Dusun

Thekelan selalu memberikan nasehat berupa ceramah di

vihara setelah ritual keagamaan yang isinya tentang dorongan

motivasi agar umat Budha selalu berbuat baik, saling melayani

dan memberikan perhatian kepada yang lainnya” (Wawancara

pada tanggal 15 Agustus 2018, Pukul 14.30 WIB).

Page 92: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

76

Begitu pula seperti yang diungkapkan ketua umat Katolik, di dalam

perannya dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama dimulai dari

lingkup umat beragamanya sendiri baru meluas ke dalam masyarakat.

LM menuturkan bahwa:

“Peran saya sebagai umat Katholik dalam menjaga kerukunan

di dalam masyarakat dusun Thekelan kami awali didalam

peran aktif kami di perkumpulan umat Kristen dan Katholik,

kami saling menjaga satu sama lainnya, kemudian secara tidak

langsung kami juga saling menjaga umat beragama lain di

masyarakat dusun Thekelan dalam menjaga kerukunan umat

beragama” (Wawancara pada tanggal 19 Agustus 2018, pukul

17.00 WIB).

Kerukunan beragama menjadi hal yang paling penting dijaga dalam

menciptakan masyarakat yang damai, harmonis, dan mengedepankan

tenggang rasa terhadap masyarakat yang berbeda agama di dusun

Thekelan. Hal tersebut tidal lepas dari peran tokoh agama yang ada di

dalamnya dalam mengarahkan umatnya untuk saling menghargai

perbedaan yang ada di dusun Thekelan.

6. Bentuk kerukunan umat berbeda agama di dusun Thekelan

Bentuk kerukunan antar umat berbeda agama di masyarakat dusun

Thekelan dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan kemasyarakatan baik itu

kegiatan yang bersifat kegiatan keagamaan, gotong royong masyarakat,

kegiatan-kegiatan budaya yang menampilkan suatu kesenian, sampai

kepada kegiatan-kegiatan nasionalisme seperti dalam memperingati hari

ulang tahun Republik Indonesia. Di dalam kegiatan-kegiatan tersebut,

masyararakat Thekelan baik yang beragama Islam, Budha, Kristen,

Page 93: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

77

maupun Katholik membaur menjadi satu tanpa ada sekat dan terkotak-

kotakkan oleh agama. Ketua dari umat Islam sekaligus tokoh agama umat

Islam, ST mengatakan:

“Kerukunan Di dusun thekelan sendiri adalah sesuatu yang

paling ditekankan kepada masyarakat mas, kita selalu

mengadakan kegiata-kegiatan kemasyarakatan dalam

berupaya untuk menjaga kerukunan. Di dalam masalah

perbedaan agama pun kita saling memberikan kebebasan

beribadah kepada masyarakat yang beragama lain”

(Wawancara pada tanggal 19 Agustus 2018, pukul 15.30

WIB).

Berikut bentuk kerukunan antar umat beragama di dusun Thekelan:

a. Peringatan hari besar keagamaan

Kerukunan masyarakat di Thekela bisa dilihat ketika hari-hari

besar keagamaan, misalkan hari besar idul fitri, waisak, maupun natal,

mereka dalam menggelar perayaan hari besar keagamaan tersebut, umat

dari agama lain juga memberikan apresiasi berupa ucapan selamat dan

permohonan maaf atas perasaan bersalah yang dilakukan kepada

anggota masyarakat lainnya. Ketika hari besar keagamaan yang terjadi

mulai tahun 2016, tokoh agama non muslim berdiskusi dan

membicarakan rencana dalam memberikan penghormatan dan ucapan

selamat kepada umat muslim yang sedang merayakan hari besar Idul

Fitri, mereka ingin memberikan surprais kepada warga yang beragama

muslim tanpa sepengaetahuan umat muslim, ketika umat Muslim

tengah menggelar sholat Ied, warga non Muslim dengan setia

menunggunya di luar Masjid. Begitu sholat Ied selesai warga pemeluk

Page 94: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

78

agama Budha mau pun Katholik dan Kristen langsung menyalami

saudaranya yang sedang merayakan hari raya Idul Fitri.

CS sebagai pemimpin umat Budha mengatakan:

“Kami merencanakan memberikan apresiasi berupa ucapan

selamat kepada saudara kami umat muslim di Thekelan agar

masyarakat yang beragama non muslim datang ke halaman

masjid pada hari raya idul fitri untuk mengucapkan selamat

kepada umat muslim. Kemudian kami semua sepakat dan

memusyawarahkan kepada masyarakat non muslim di masing-

masing agama, akhirnya semua sepakat tanpa ada satu

suarapun yang menolak. Menjelang datang hari besar idul fitri

ketika umat islam sedang melakukan sholat Id di masjid, kami

warga non muslim sudah berbondon-bondong berada di

halaman masjid, pada waktu itu umat muslim bingung dengan

tujuan kedatangan kami, kemudian kami sampaikan maksud

tujuan kami kepada tokoh agama Islam, seketika mereka

sangat merasa terharu sekali dengan penghormatan kita

kepada mereka” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018,

pulul 14.30 WIB).

Ada keharuan saat warga non Muslim bersalaman sekaligus

memeluk saudaranya yang beragama Muslim, bahkan tak sedikit yang

menangis haru.

Berawal dari situlah ketika setiap ada perayaan hari besar

keagamaan, umat agama lain ikut memberikan penghormatan dan

ucapan selamat kepada umat yang sedang merayakannya. Seperti

halnya di dalam peringatan hari Tri Suci Waisak di Vihara Bhumika

dusun Thekelan, kerukunan umat berbeda agama dapat dilihat dengan

jelas. Ketika seluruh umat Budha di Thekelan sudah tengah melakukan

prosesi peringatan hari Tri Suci Waisak di Vihara, umat Muslim,

Kristiani dan Katholik ikut menunggunya di luar Vihara.

Page 95: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

79

Setelah prosesi sembahyangan umat Budha selesai, seluruh umat

Budha keluar dari Vihara dan berdiri berjajar. Tak menunggu lebih

lama, seorang pimpinan agama Budha, menyampaikan rasa terima

kasihnya atas segala perhatian pemeluk agama non Budha yang mau

memberikan apresiasi berupa ucapan selamat terhadap keberadaan

mereka di Thekelan. Usai pemimpin dari umat Budha memberikan

sambutan berupa pernyataan singkat itu, spontan warga non Budha

langsung menyalami satu persatu umat Budha yang berdiri berjajar di

sepanjang jalan. Ada keharuan saat warga non Budha bersalaman

sekaligus memeluk saudaranya yang beragama Budha, bahkan tak

sedikit yang menangis haru. Menurut KY sebagai pemimpin umat

Kristen mengatakan bahwa di dalam memberikan ucapan selamat dan

permintaan maaf antara masyarakat yang berbeda agama di Thekelan

merupakan pengungkapan perasaan dalam diri setiap anggota

masyarakat kepada anggota masyarakat yang berbeda agama melalui

permintaan maaf.

“Dalam memberikan ucapan selamat dan permohonan maaf

pada saat idul fitri diantara masyarakat non muslim dan

masyarakat muslim, ataupun pada saat hari besar waisak

diantara masyarakat yang beragama non Budha dan yang

beragama Budha, maupun di hari natal diantara masyarakat

yang beragama non Kristen dan Umat Kristen itu semua atas

dasar saling merasa memiliki salah terhadap tetangga yang

beda agama, sehingga pada hari-hari kebahagiaan tersebut

dirasakan warga sebagai momen yang pas untuk

mengutarakan perasaan salah terhadap tetangga yang

beragama lain, sehingga setelah mengucapkan selamat dan

permintaan maaf yang betul-betul dari lubuk hati kami yang

terdalam tersebut, kami merasa sudah lepas dari beban, dan

bagi kami semua masyarakat Dusun Thekelan meskipun ada

Page 96: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

80

suatu perbedaan agama, mereka merupakan saudara kami

tanpa sekat di dalam hubungan di masyarakat” (Wawancara

pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 13.15 WIB).

Ternyata hal ini sangat memberikan nilai yang positif dalam

menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kehidupan yang rukun antar

beda agama tanpa mencampuri urusan ibadah.

CS menambahkan:

“Bagi kami ini bukan mengaduk campurkan hal ibadah

agama lain, akan tetapi hal semacam ini merupakan contoh

kongret kepedulian kita kepada masyarakat yang beragama

lain” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul 14.30

WIB).

Beda dengan perayaan hari natal oleh umat Kristen, karena

pendeta Gereja bukan warga Thekelan, ia memberikan kebijakan

dengan mengadakan acara natalan dengan mengundang warga

Thekelan yang beragama non Kristen untuk makan bersama demi

menghormati warga non Kristen yang ingin mengucapkan dan memberi

selamat kepada warga yang beragama Kristen dan Katholik. Hubungan

semacam inilah dirasa sangat positif dalam mendukung kerukunan

umat berbeda agama di Thekelan.

b. Gotong royong dalam membangun tempat ibadah

Dalam setiap pembangunan tempat ibadah, setelah terbentuknya

kepanitiaan pembangunan yang anggotanya adalah bagian yang

beragama sesuai tempat ibadah yang akan dibangun, para tokoh agama

lain mendatangai ketua agama yang sedang melakukan pembangunan

tempat ibadah tersebut, mereka menyempatkan diri untuk meminta ijin

Page 97: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

81

agar dapat membantu mengerahkan warga yang seagama untuk ikut

serta dalam gotong royong membangun tempat ibadah tersebut.

Langkah tokoh agama semacam ini merupakan salah satu upaya

dalam menciptakan kerukunan umat berbeda agama, mereka saling

membantu secara gotong royong dalam kegiatan kemasyarakatan

sebagai salah satu contoh kongret dalam memberikan bantuan berupa

tenaga di dalam pembangunan Gereja.

SP mengungkapkan:

“Pengalaman kemarin mas, Nasrani mau bikin gereja,

kebetulan untuk halamannya itu kan harus diratakan, sempat

waktu itu umat Kristen mau nyewa alat berat bego, tapi kami

nggak teghel (tega), akhirnya saya kepyakkan (kumpulkan)

semua warga kerja bakti meratakan. Kalau pakai bego 1 hari,

itu pakai manual gak sampai 1 hari mas. Itu semua warga,

baik warga Kristen maupun non Kristen dengan himbauan

dari tokoh agama masing-masing dan bapak kepala dusun,

semuanya ikut gotong royong membangun gereja”

(Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul 13.00 WIB).

Ketua agama Kristen merasa terharu dengan apa yang dilakukan

oleh masyarakat Thekelan, meskipun tempat ibadah yang di bangun

adalah tempat ibadah umat agama lain, namun mereka dengan suka rela

dan kesadaran diri mau ikut membantu berupa bantuan tenaga dalam

pembangunan gereja.

KY mengungkapkan:

“Pada waktu yang telah ditentukan dalam tahap awal

pembangunan Gereja, mereka dari masyarakat non Kristen

dan non Katholik malah datang ke tempat pembangunan

geraja lebih dahulu di bandingkan kami pada pagi itu mas.

Mereka sudah mulai memindahkan material yang masih di

pinggir jalan ke dalam area yang akan dibangun Gereja

sebelum kita dating, Kami sebagai umat Kristen merasa

Page 98: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

82

terharu akan hal itu mas” (Wawancara pada tanggal 21

Agustus 2018, pukul 13.15 WIB).

Dari wawancara terhadap beberapa tokoh agama menjelaskan,

warga Thekelan merasa tempat ibadah yang ada di Thekelan

merupakan fasilitas milik dusun yang harus di jaga sebagai tanggung

jawab yang dimili bersama, meskipun dalam masalah ibadah mereka

berbeda, di tempat masing-masing yang berbeda dan dengan cara yang

berbeda-beda pula, akan tetapi di dalam kemasyarakatan semua itu

tidak menjadi suatu permasalahan, yang terpenting bagi mereka adalah

kehidupan yang harmonis yang selalu menghormati segala perbedaan

yang ada di Thekelan.

c. Kegiatan dalam memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik

Indonesia

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI, semua warga

Thekelan, mengadakan upacara bendera di halaman rumah moden.

seluruh warga mulai dari kalangan orang tua hingga anak-anak

mengikutinya dengan memakai pakaian sehari-hari, namun ada pula

yang memakai kebaya dan sragam grup kesenian yang nantinya akan

ditampilkan. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat bisa merasakan

pembangunan atas jasa para pahlawan yang dengan gigih meraih

kemerdekaan dan atas dasar curahan rasa syukur mereka terhadap

kehidupan harmonis, damai dan tentram yang telah dijalaninya.

Kemudian dilanjutkan kirab budaya setelah selesai upacara hari

kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam kirab tersebut sebuah

Page 99: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

83

tumpeng menjadi simbol rasa sukur mereka yang kemudian diarak

mengeliling dusun, setiap masing-masing RT mengeluarkan karya seni

apa saja yang akan di arak, dan setiap umat agama juga membuat

miniatur tempat ibadah berupa Masjid, Gereja, dan Vihara yang di arak

beriringan dengan rute mengelilingi Dusun Thekelan. Kemudian

dilanjutkan penampilan kreasi dari karya seni Drum Band dan Drum

Blek yang dilanjutkan dengan perlombakan-perlombakan dan pentas

seni dari warga.

Potensi kerukunan yang ada di Thekelan secara jelas bisa dilihat

dalam berbagai rangkaian kegiatan upacara dan kirab budaya tersebut.

Hal ini memperlihatkan adanya pengetahuan asli masyarakan untuk

tetap menjaga kerukunan, keharmonisan dan kenyamanan di dalam

nilai-nilai kebersamaan hidup bermasyarakat. Kebersamaan di dalam

kegiatan tersebut salah satu faktor yang menjadikan masyarakat selalu

merasa memiliki ikatan yang sangat erat dengan sesama masyarakat

tanpa adanya sekat dalam perbedaan agama.

d. Kesenian yang berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat

Salah satu upaya dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama

melalui jalan kebersamaan yaitu adanya berbagai macam kesenian yang

dilestarikan oleh masyarakat Thekelan. Tokoh masyarakat yang terdiri

dari beberapa unsur, diantaranya kepala dusun, perwakilan karang

taruna, tokoh agama, Ketua RT, Ketua RW dan LPPPD (lembaga

Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Desa) mengangkat pamong

Page 100: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

84

kesenian dan budaya dalam mengadakan berbagai kesenian, dengan

tujuan untuk mengasah kreatifitas warga, menjaga budaya yang telah

diwariskan oleh para leluhur, sebagai wadah komunikasi bagi warga

dan juga sebagai cara mengurangi kenakalan remaja pada saat ini.

Diantara kesenian yang ada di Thekelan adalah sebagai berikut:

1) Ketoprak “Marga Rukun”

2) Karawitan “Marga Rukun”

3) Rebana “Nurul Ihsan”

4) Drumblack Artek

5) Drumblek RT 2

6) Drumband “Wengi”

7) Kuda Lumping “Turonggo sekti lestari Budaya”

8) Seni Kubra “siswo Mudo”

9) Warokan di bawah naungan umat Budha yang berada di

padepokan Krido Sekar Jati.

10) Jaranan di bawah naungan umat Budha yang berada di padepokan

Krido Sekar Jati.

11) Seni Tari Gambyong di bawah naungan umat Budha yang berada

di padepokan Krido Sekar Jati.

12) Dangdut “Wijadara” dengan personil anak-anak tingkat SMA di

dusun Thekelan.

Dari berbagai macam kesenian yang ada di Thekelan tersebut jika

dikaitkan dengan kondisi penduduk yang memilliki kepercayaan di

Page 101: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

85

dalam agama yang berbeda-beda, sudah tampak jelas kerukunan yang

terjadi. Kesenian-kesenian tersebut bisa menjadi mediator atau

penghubung bagi masyarakat, sehingga kebersamaan di antara warga

menjadi salah satu terjalinnya kehidupan yang harmonis, damai, dan

rukun di antara warga yang memiliki latar belakang agama yang

berbeda-beda.

e. Kegiatan dalam upacara-upacara tradisi sebagai sebuah kebudayaan

Kemudian kegiatan yang menjadi budaya di Thekelan yaitu:

1) Merti Dusun atau biasa disebut Saparan, setiap rumah

menghidangkan berbagai macam makanan, dan meyakini jika

banyak tamu yang datang bertamu, maka akan banyak pula rejeki

selama setahun ke depan. Merti Dusun ini di awali dengan prosesi

acara secara kejawen yang di wariskan dari para leluhur di

Thekelan.

Kepala dusun, SP mengatakan:

“Kegiatan merti dusun/saparan ini bertujuan sebagai rasa

syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi

rasa nyaman, rukun, damai, dan aman kepada masyarakat

Thekelan” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul

13.00 WIB).

Upacara merti dusun yang berlangsung sejak zaman leluhur di

Thekelan ini adalah kegiatan bagi rakyat atau semua warga yang

bisa mengeratkan rasa kesatuan diantara warga Thekelan. Dalam

dirinya tumbuh rasa saling memiliki dan menjaga lingkungan dan

alam, serta menghargai sesama dalam kehidupan di dunia.

Page 102: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

86

2) Potong rambut gimbal, yaitu pemotongan rambut bagi anak yang

rambutnya tumbuh berupa rambut gimbal, kegiatan ini semua warga

datang berkumpul di rumah anak yang akan dicukur. Prosesi

pencukuran tersebut menggunakan upacara-upacara dan ritual yang

identik dengan cara upacara secara kejawen yang diwariskan oleh

para leluhur yang ada di Thekelan.

SP, kepala dusun Thekelan mengatakan:

“Pemotongan rambut gimbal merupakan tradisi turun temurun

dari nenek moyang. Untuk doa bersama ini dipimpin sesuai

kepercayaan agama yang dianutnya, setelah pemotongan

rambut gimbal usai, orang tua saya sarankan mewujudkan

ungkapan syukur, antara lain dengan mengundang para

tetangga sekitarnya untuk menjamu makanan yang telah

disediakan oleh orang tua anak yang di cukur sebagai

ungkapan rasa syukur” (Wawancara pada tanggal 15 Agustus

2018, pukul 13.00 WIB).

Upacara tradisi tersebut juga menjadi faktor terciptanya

harmonisasi di Thekelan, sebab semua warga, tanpa memandang

agama yang dianut, semua berbondong-bondong datang dan

mendoakan keselamatan agar anak dan keluarganya diberikan

keselamatan, sebab jika rambut gimbal anak tersebut tidak

dipotong, anak akan sering diterjang oleh sakit-sakitan. Kegiatan ini

merupakan bagian dari rasa simpati warga terhadap anak dan

keluarganya, rasa simpati inilah tanda bahwa kerukunan di dusun

Thekelan sangat kental sekali.

3) Acara Majmua’an, yaitu acara rutin setiap kamis wage pukul 17.00

WIB. Semua warga datang ke rumah kepala dusun dengan

Page 103: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

87

membawa makanan yang didoakan dengan cara berdoa umat

muslim, dan umat non muslim mengamini dengan cara berdoa

sesua masing-masing agama.

Semua kegiatan yang telah diutarakan di atas merupakan salah

satu bentuk kerukunan antara warga Thekelan, karena dengan adanya

kegiatan-kegiatan tersebut semua warga mampu melebur menjadi satu,

saling berkomunikasi tanpa terkotak-kotakkan oleh faktor agama, rasa

simpatik terhadap sesama terbentuk karena seringnya terjadi gesekan-

gesekan positif dari setiap kegiatan yang memaksa setiap individu

saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya.

Dari kegiatan-kegiatan yang kompleks tersebut dan juga dari nilai-

nilai pemahaman masyarakat terhadap agama sebagai ajaran yang

mengharuskan umatnya untuk selalu berbuat baik kepada yang lainnya ini,

dapat dilihat bahwa masyarakat Thekelan mamandang suatu perbedaan

faham keagamaan merupakan urusan individu dengan Tuhan. Keyakinan

yang mereka pegang dan masalah keimanan tidak bisa dilihat oleh

individu lain. Kebebasan dalam hal memeluk agama sangat dijunjung

tinggi, sehingga perbedaan agama tidak menjadi jurang pemisah yang

suram bagi mereka dalam berinteraksi dengan pemeluk agama yang

berbeda di dalam masyarakat.

Pola sosial kemasyarakatan yang berkembang di Thekelan secara

nyata telah menunjukkan pada kehidupan yang sangat rukun. Hal ini di

buktikan bahwa selama masyarakat setempat tinggal di tempat itu belum

Page 104: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

88

pernah terjadi konflik yang dilatarbelakangi oleh agama, bahkan mereka

hidup rukun dan damai saling menghormati satu sama lain walaupun

keyakinan mereka berbeda-beda. Kehidupan kian terjaga tercipta karena

adanya nilai-nilai agama maupun nilai adat atau kebudayaan yang

kemudian membentuk sikap dan cara kehidupan sehari-hari.

CS mengatakan:

“Masalah konflik yang dilatar belakangi oleh faktor agama

maupun faktor lainnya, saya selama 36 tahun di Dusun

Thekelan merasa hampir belum pernah terjadi. Konflik yang

pernah terjadi hanya berasal dari penduduk baru yang

bermukim di dusun Thekalan karena faktor perkawinan dengan

salah satu anggota masyarakat dusun Thekelan, jika proses

penyesuaiannya di dalam masyarakat tidak bisa sepaham

dengan pola pikir yang diterapkan oleh masyarakat Dusun

Thekelan, yaitu mengutamakan saling menghormati dan

menghargai agama lain, saling gotong royong, dan saling

membantu di dalam kemasyarakatan, anggota masyarakat baru

tersebut akan merasa sangat berbeda dengan masyarakat

lainnya. Namun hal semacam ini sangat jarang sekali,

kebanyakan warga baru yang berdomisili di dusun Thekelan

mampu dengan mudah membaur dan menyesuaikan

lingkungannya sesuai kebiasan yang telah berjalan di

masyarakat dusun Thekelan” (Wawancara pada tanggal 15

Agustus 2018, pukul 14.30 WIB).

KY juga menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Thekelan adalah

konflik sepele antar pemuda, namun konflik tersebut tidak berlangsung

secara berlarut-larut, karena dengan langkah cepat tokoh masyarakat

mampu mengatasinya.

“Belum pernah ada konflik di masyarakat Dusun Thekelan yang

dilatar belakangi faktor perbedaan agama, namun konflik yang

terjadi biasa berasal dari anak-anak muda, biasanya konflik itu

karena perbedaan pergaulan, namun konfik itu tidak

berkepanjangan, karena dari tokoh agama maupun kepala

dusun ketika mengetahui terjadi suatu permasalahan, mereka

langsung terjun untuk menyelesaikan masalah tersebut agar

Page 105: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

89

masalah tersebut tidak menjadi penyebab hancurnya kerukunan

antar umat berbeda agama dan keresahan di dalam masyarakat

dusun Thekelan” (Wawancara pada tanggal 21 Agustus 2018,

pukul 13.15 WIB).

Contoh-contoh kegiatan dalam menjaga kerukunan yang dilakukan

para tokoh agama yang diuraikan di atas, merupakan beberapa bentuk

peran tokoh agama dalam mengajak masyarakat Thekelan dalam menjaga

kerukunan. Ketika masyarakat memutuskan untuk mengikuti apa yang

dikatakan dan dilakukan para tokoh agamanya. Asumsi awal terkait

dengan peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan antarumat beragama

adalah suatu pengharapan masyarakat Thekelan terhadap bagaiman cara

masyarakat harus bersikap dan berbuat dalam situasi sosial dan

keagamaan berdasarkan orang panutan dalam hal agama yang bertujuan

untuk menjaga kerukunan antar umat beragama yaitu Islam, Budha,

Kristen, dan Katholik di Thekelan sehingga dapat terjaganya masyarakat

yang rukun dan damai.

Tingkat pertemuan antar masyarakat yang terjadi di Thekelan

sangat sering sekali, hal tersebut dikarenakan hampir 90 % warga

Thekelan mata pencahariannya sebagai petani dan peternak sapi.

Kesamaan profesi yang mereka geluti ternyata mempunyai nilai lebih,

dengan adanya kesamaan profesi ini dan juga banyaknya kegiatan-

kegiatan sosial kemasyarakatan menjadikan mereka saling memiliki

perhatian, simpatik dan saling memahami keadaan maupun karakteristik

dari setiap anggota masyarakat, mereka saling berkomunkasi secara rutin,

dalam bentuk interpersonal maupun dalam bentuk kelompok.

Page 106: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

90

ST mengatakan:

“Kita di dusun Thekelan saling merasakan adanya ikatan

yang sangat erat sekali dari hati ke hati antar masyarakat

yang hampir setiap hari kita selalu bertemu, ngobrol

ataupun curhat dan berkumpul bersama” (Wawancara pada

tanggal 15 Agustus 2018, pukul 15.30 WIB).

Dengan komunikasi tersebut masyarakat mampu hidup

berdampingan dan rukun di dalam masyarakat. Setiap memiliki unek-unek

ataupun pendapat, masyarakat dusun Thekelan langsung bisa mampu

menyampaikan kepada anggota masyarakat lainnya melalui pertemuan

keseharian, yang kemudian pendapat tersebut bisa dibahas didalam

perkumpulan rutinan malam jum’at oleh masing-masing agama.

Setiap malam Jum’at semua agama di dusun Thekelan

mengadakan kegiatan ibadah rutin. Bagi umat muslim kegiatan tersebut

berupa tahlilan yang dilakukan secara anjangsana berkeliling bergantian

rumah sebagai tempat dalam melakukan kegiatan, setelah prosesi tahlilan

usai, dilanjutkan diskusi dan mesyawarah bersama bagi kalangan umat

muslim. Demikian halnya dengan agama Budha, mereka juga mengadakan

kegiatan sembahyangan pada malam Jum’at yang bertempat di Vihara,

umat Kristen bersama-sama dengan umat Katholik juga mengadakan

ibadah bersama di Gereja. Setelah rangkaian ibadah selesai mereka juga

melakukan musyawarah, diskusi maupun ceramah yang berisi nasehat-

nasehat untuk melakukan kebaikan didalam kelompok agamanya masing-

masing.

Page 107: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

91

Di dalam pertemuan rutin itulah masing-masing tokoh agama

bersama-sama umat agamanya saling berkomunikasi dalam rangka

menjaga kerukunan di dalam agamanya di dalam agama lainnya melalui

bentuk diskusi, musyawarah maupun ceramah.

ST menegaskan bahwa:

“Dalam setiap menyampaikan informasi dan gagasan, dari

umat muslim sendiri kita selalu sampaikan dan

musyawarahkan bersama pada setiap malam jum’at sehabis

kegiatan tahlil keliling rutinan setiap seminggu sekali.

Gagasan-gasan yang telah disepakati bersama kita

sampaikan kepada tokoh agama lain dan kepada tokoh

masyarakat lainnya pada pertemuan-pertemuan yang

melibatkan semua unsur tokoh masyarakat” (Wawancara

pada tanggal 19 Agustus 2018, pukul 15.30 WIB).

Hal tersebut juga diungkapkan oleh ketua umat Budha, CS:

“Saya sebagai ketua umat Budha di Dusun Thekelan selalu

memberikan nasehat berupa ceramah di vihara setelah ritual

keagamaan yang isinya tentang dorongan motivasi agar

umat Budha selalu berbuat baik, saling melayani dan

memberikan perhatian kepada yang lainnya. Setiap malam

Jum’at kita memiliki kegiatan yang berisi kegiatan

sembahyang bersama dan ceramah. Petugas atau yang

memimpin sembahyang dan ceramah maupun yang

mempersiapkan sarana prasarana tersebut bergilir per RT

setiap kali pertemuan. Hal ini bertujuan untuk mempererat

hubungan diantara umat Budha dan sebagai wadah untuk

memberikan motivasi dalam upaya menjaga kerukunan”

(Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul 14.30

WIB).

Tokoh masyarakat yang terdiri dari berbagai unsur yaitu kepala

dusun, tokoh agama, pengurus karangtaruna, tokoh pembangunan, LPPPD

(Lembaga Perencanaan Pelaksanaan Pembanguna Dusun) dan tokoh

kesenian di setiap kegiatan kemasyarakatan dalam menjaga kerukunan

selalu menekankan kepada saling komunikasi. Misalkan dalam setiap

Page 108: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

92

permasalahan kemasyarakatan dari segi sosial, pembangunan fisik,

maupun keagamaan seperti kegiatan-kegiatan yang telah penulis

gambarkan di atas dalam bab yang menjelaskan tantang bentuk kerukunan

umat berbeda agama di Thekelan, semua itu selalu dibahas dan

dimusyawarahkan dengan seksama sampai kepada kesepakatan bersama.

CS mengatakan:

“Setiap mengambil keputusan, pak Supriyo selaku kepala

dusun selalu menyertakan tokoh masyarakat tersebut agar

terjadi keselarasan dalam bertindak, sehingga semua apapun

kegiatan bisa berjalan tanpa ada satupun kalangan yang

menghambat dalam kegiatan tersebut, semuanya bisa

terbuka dan mendukung apapun keputusan tersebut”

(Wawancara pada tanggal 15 Agustus 2018, pukul 14.30

WIB).

C. Pembahasan

1. Penerapan prinsip-prinsip komunikasi kelompok yang dilakukan

tokoh agama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di

dusun Thekelan

Dalam kehidupan sosial, interaksi masyarakat tidak lepas dari

komunikasi. Sehingga komunikasi sangat membantu proses kelangsungan

hidup seseorang. Hubungan antara manusia dengan manusia lain tersebut

menimbulkan suatu reaksi yang membentuk pola dan tindakan seseorang

semakin meluas, yaitu reaksi berupa keinginan untuk menjadi satu dengan

manusia lain di sekelilingnya atau di masyarakat, dan reaksi berupa

keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Dengan

adanya komunikasi antar sesorang, akan membentuk reaksi seseorang

Page 109: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

93

berupa perubahan tindakan sebagai wujud seseorang dalam menyesuaikan

diri terhadap lingkungannya.

Sifat-sifat komunikasi di dalam suatu kelompok adalah setiap

anggota kelompok bisa dengan mudah melakukan interaksi secara tatap

muka yang terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Setiap

anggota kelompok tersebut memiliki pengaruh satu sama lainnya,

sehingga tujuan suatu kelompok tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Sifat-sifat tersebut di Thekelan sudah mampu menjadi contoh sebagai

bentuk terjadinya suatu prinsip-prinsip komunikasi kelompok.

Komunikasi yang ada di Thekelan, baik antara tokoh agama

dengan masyarakat, antara sesama tokoh agama, maupun antara sesama

masyarakat terjadi setiap hari dalam bentuk komunikasi antar personal

yang kemudian menjadi komunikasi kelompok dalam bentuk pertemuan-

peretemuan antara tiap-tiap anggota masyarakat. Frekuensi pertemuan

antar masyarakat yang terjadi di Thekelan sangat sering sekali, hal tersebut

dikarenakan hampir 90 % warga Thekelan mata pencahariannya sebagai

petani dan peternak sapi.

Kesamaan profesi yang mereka geluti ternyata mempunyai nilai

lebih dalam berkomunikasi antara warga Thekelan, dengan adanya

kesamaan profesi ini dan juga banyaknya kegiatan-kegiatan sosial

kemasyarakatan yang terjadi, menjadikan mereka saling memiliki

perhatian, simpatik dan saling memahami keadaan maupun karakteristik

Page 110: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

94

dari setiap anggota masyarakat, mereka saling berkomunkasi secara rutin,

dalam bentuk interpersonal maupun dalam bentuk kelompok.

Dengan komunikasi tersebut masyarakat Thekelan mampu hidup

berdampingan dan rukun di dalam masyarakat yang menjadi tujuan setiap

anggota masyarakat. Setiap memiliki unek-unek ataupun pendapat,

masyarakat Thekelan langsung bisa mampu menyampaikan kepada

anggota masyarakat lainnya melalui pertemuan keseharian, yang kemudian

pendapat tersebut bisa dibahas di dalam perkumpulan rutinan malam

jum’at oleh masing-masing agama.

Dalam kesempatan lain yang mempertemukan antara tokoh agama

dari masing-masing agama dan tokoh masyarakat lainnya, mereka saling

membahas kemaslahatan masyarakat, misalkan dalam setiap permasalahan

kemasyarakatan dari segi sosial, pembangunan fisik, maupun keagamaan

seperti kegiatan-kegiatan yang telah penulis gambarkan di atas dalam bab

yang menjelaskan tantang bentuk kerukunan umat berbeda agama di dusun

Thekelan. Semua tokoh agama tidak ada yang mementingkan kepentingan

golongan masing-masing di dalam bermusyawarah, sehingga hasil

musyawarah dari semua golongan tokoh agama bersama tokoh

kemasyarakatan lainnya menghasilkan keputusan yang seadil-adilnya

dalam upaya menjaga kerukunan masyarakat tanpa menyinggung urusan

agama. Kebijakan tersebut kemudian oleh tokoh agama diinformasikan

kepada setiap pemeluk agama masing-masing di masyarakat. Sehingga

setiap upaya dalam mejaga kerukunan di masyarakat Thekelan dapat

Page 111: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

95

berjalan dengan lancar karena adanya keselarasan pemahaman suatu

kebijakan yang sama di antara masyarakat. Dalam hal ini semua anggota

masyarakat memiliki peran yang aktif dalam menjaga kerukunan umat

berbeda agama di Thekelan, peran tersebut membentuk norma-norma dan

tingkah laku yang tercipta secara alamiah karena adanya kegiatan

komunikasi yang terjadi.

Norma-norma di dalam komunikasi kelompok di masyarakat

Thekelan adalah berupa bentuk nyata hubungan antara semua anggota

masyarakat yang memiliki perbedaan agama. Hubungan tersebut dapat

dilihat melalui bagaimana masyarakat memposisikan diri terhadap

agamanya masing-masing dan bagaimana mereka memposisikan diri

terhadap lingkungan masyarakat dalam hubungan sosial kemasyarakatan

di Thekelan. Pemahaman tentang agama bagi tokoh agama dan juga

masyarakat Thekelan adalah hubungan setiap masing-masing individu

dengan Tuhan, namun pada hakikatnya semua agama bagi mereka adalah

keyakinan yang mengajarkan kebaikan kepada semua orang dalam

menciptakan kehidupan yang harmonis, damai dan rukun.

Melalui pemahaman masing-masing individu tersebut, terciptalah

toleransi antar umat berbeda agama di Thekelan dalam wujud tenggang

rasa antar umat beragama, saling menghargai, memberikan kebebasan

beragama dengan tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agamanya,

dan melaksanakan ibadah sesuai agamanya masing-masing tanpa

mencampuri agama yang lain.

Page 112: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

96

Dalam hal komunikasi, masyarakat Thekelan sangat memegang

peran komunikasi dalam memperlancar segala macam bentuk kegiatan.

Proses komunikasi dalam sebuah kelompok atau di masyarakat Thekelan

di awali dari bentuk curhatan maupun percakapan oleh masing-masing

anggota masyarakat, hal tersebut menjadikan terciptanya sebuah gagasan

dan aspirasi warga yang kemudian di salurkan kepada tokoh agama untuk

di musyawarahkan bersama tokoh-tokoh kemasyarakatan lainnya di dusun

Thekelan.

Semua tokoh kemasyarakatan yang terdiri dari kepala dusun,

perwakilan karang taruna, tokoh agama, Ketua RT, Ketua RW dan LPPPD

(Lembaga Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Desa) berkumpul dan

bermusyawarah dalam merencanakan setiap kegiatan-kegiatan. Hasil

kesepakatan dari semua golongan tersebut di publikasikan oleh tokoh

agama kepada masyarakat untuk mengkondisikan masyarakat agar

memiliki pemikiran yang sefaham sehingga dapat tercipta kegiatan sesuai

yang diharapkan. Karena dengan melakukan berbagai macam kegiatan-

kegiatan, hal tersebut merupakan upaya dalam menjaga kerukunan

masyarakat di Thekelan.

Dalam setiap mengambil keputusan, semua pemimpin di Thekelan

selalu menyertakan tokoh masyarakat lainnya agar terjadi keselarasan

dalam bertindak, sehingga semua apapun bentuk kegiatan dalam upaya

membangun dusun dan menyelesaikan setiap masalah-masalah bisa

berjalan tanpa ada satupun kalangan yang menghambat dalam kegiatan

Page 113: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

97

tersebut, semua masyarakat bisa terbuka, saling memahami dan

mendukung apapun yang menjadi keputusan bersama.

2. Faktor pendukung komunikasi kelompok yang dilakukan tokoh

agama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di dusun

Thekelan

Ada beberapa karakteristik komunikasi antara tokoh agama dengan

masyarakat Thekelan dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama

yang menjadi faktor pendukung dalam kehidupan sehari-hari di Thekelan,

diantaranya:

a. Pemahaman terhadap makna agama

Dalam memandang agama, masyarakat Tekelan menganggap

bahwa agama adalah keyakinan terhadap Tuhan yang sifatnya pribadi,

namun setiap agama mengajarkan saling berbuat baik terhadap orang

lain, sehingga apa pun agama yang dianut masing-masing angota

masyarakat Thekelan tidak menjadikan pudarnya kerukunan antar

sesama. Di dusun Thekelan terdapat lebih dari 30 keluarga yang setiap

anggota keluarga memiliki keyakinan agama yang berbeda-beda,

misalkan bapak ibunya beragama Budha namun anaknya ada yang

beragama muslim atau Kristen.

Berdasarkan temuan itu, terlihat bahwa kebebasan dalam

beragama di Thekelan sangat tinggi sekali, hal ini menunjukkan

bahwa kerukunan umat berbeda agama bukan hanya di dalam

Page 114: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

98

masyarakat saja, namun di dalam sebuah rumah tangga juga terlihat

saling menghargai suatu perbedaan di dalam agama. Pola pemikiran

tentang makna agama yang tertanam diri setiap perorangan semacam

inilah yang tokoh agama tekankan kepada masyarakat di Thekelan.

Sehingga diantara masyarakat yang berbeda agama maupun yang

seagama dalam hal berkomunikasi dapat berjalan lancar, dan tidak

menjadi penghambat karena terkotak-kotakkan oleh faktor perbedaan

agama.

b. Rasa kebersamaan

Masyarakat Thekelan selalu menjaga rasa kebersamaan dalam

keharmonisan, kerukunan dan kedamaian tanpa memandang latar

belakang keagamaan. Dalam setiap kegiatan-kegiatan yang terjadi,

misalkan dalam perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik

Indonesi, masyarakat Thekelan baik yang beragama Budha, Islam,

Kristen, maupun Katholik ikut semua untuk memeriahkannya.

Perbedaan agama tidak menjadikan suatu penghalang dalam

tercapainya kegiatan tersebut. Dalam observasi yang penulis lakukan

terhadap kegiatan ini, seseorang tidak akan bisa membedakan agama

setiap individu, mereka melebur menjadi satu dan ikut dalam berbagai

prosesi acara yang ada di dalamnya dengan antusias.

Begitu juga jika apabila dilihat dari adanya beberapa kesenian

yang dilestarikan di masyarakat Thekelan. Dengan adanya kesenian-

Page 115: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

99

kesenian tersebut, masyarakat berkumpul setiap ada waktu-waktu

luang untuk latihan mengasah kreatifitas mereka.

c. Rasa saling menghargai satu sama lain

Faktor pendukung komunikasi kelompok ini terlihat ketika

anggota masyarakat yang berbeda agama maupun yang seagama

dalam menjalankan kewajiban beribadah, meskipun dalam suatu

perbedaan di dalam agama mereka saling mengingatkan untuk selalu

tekun dan taat dalam melaksanakan ibadah di dalam agamanya

masing-masing, bukan malah menjadikan jurang penghancur dalam

hubungan mereka sebagai umat yang berbeda agama.

Hal demikian adalah sesuatu yang ditekankan tokoh agama

kepada masyarakat. Sehingga kebebasan berkomunikasi dapat

berjalan melalui dorongan dan motivasi untuk tetap pada keyakinan

yang di anut oleh tiap-tiap individu. Masyarakat merasa bahwa

perbedaan bukanlah hal yang tabu, karena mereka bisa memposisikan

antara bagaimana cara bermasyarakat dan bagaimana pula cara

mereka beragama di lingkungan yang memiliki perbedaan agama.

d. Rasa simpati

Simpati adalah menempatkan diri kita secara imajinatif dalam

posisi orang lain. Simpati merupakan proses seolah-olah terlarut

dalam perasaan, pikiran kebahagiaan dan kesedihan orang lain.

Simpati sangat penting dalam menjalin hubungan dan komunikasi

sosial kemasyarakatan. Sikap simpati yang dilakukan masyarakat

Page 116: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

100

Thekelan dapat dianalisa melalui bentuk kerukunan yang terlihat pada

saat hari besar keagaman, misalkan hari besar idul fitri, waisak,

maupun natal. Dalam menggelar perayaan hari besar keagamaan

tersebut, umat dari agama lain saling memberikan apresiasi berupa

ucapan selamat dan permohonan maaf atas perasaan bersalah yang

dilakukan kepada anggota masyarakat lainnya di halaman tempat

ibadah agama yang sedang merayakan hari besar tersebut.

Mereka saling bersalaman satu persatu, Ada keharuan saat

warga yang berbeda agama di Thekelan tersebut saling bersalaman

dan berpelukan, bahkan tidak sedikit yang menangis haru. Dalam

memberikan ucapan selamat dan permintaan maaf antara masyarakat

yang berbeda agama tersebut merupakan momen untuk mengutarakan

perasaan salah terhadap tetangga yang beragama lain. sehingga

setelah mengucapkan selamat dan permintaan maaf yang betul-betul

dari lubuk hati, mereka merasa sudah terlepas dari beban rasa bersalah

kepada tetangga yang berbeda agama.

e. Sikap gotong royong

Masyarakat Thekelan yang memiliki perbedaan dalam

beragama selalu menunjukkan sikap gotong royong. Seperti dengan

adanya pembangunan gereja. Tokoh agama dari agama non Kristen

menyempatkan diri untuk mengerahkan warga yang seagama untuk

ikut serta dalam gotong royong membangun tempat ibadah tersebut.

Langkah tokoh agama semacam ini merupakan salah satu upaya

Page 117: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

101

dalam menciptakan kerukunan umat berbeda agama, mereka saling

membantu secara gotong royong dalam kegiatan kemasyarakatan

sebagai salah satu contoh kongret dalam memberikan bantuan berupa

tenaga di dalam pembangunan Gereja. Dalam setiap kegiatan gotong

royong inilah dapat tercipta komunikasi yang efektif untuk mencapai

tujuan berupa kerukunan masyarakat yang memiliki perbedaan agama.

f. Sikap kekeluargaan

Sikap kekeluargaan di Thekelan dapat dilihat dari cara tokoh

agama bersama tokoh masyarakat lainnnya dalam mengambil setiap

keputusan. Untuk mencapai kesepakatan bersama, semua pemimpin

selalu melibatkan tokoh masyarakat lainnya agar terjadi keselarasan

dalam bertindak, sehingga semua apapun kegiatan dalam menjaga

kerukunan masyarakat yang memiliki perbedaan dalam agama bisa

berjalan tanpa ada satupun kalangan yang menghambatnya, semuanya

bisa terbuka dan mendukung apapun keputusan tersebut.

3. Faktor penghambat komunikasi kelompok yang dilakukan tokoh

agama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di dusun

Thekelan

Dusun Thekelan dengan komunitas keagamaannya yang cukup

beragam. Keragaman dalam bidang keagamaan merupakan hal yang

potensial untuk terjadinya konflik sebagai penghambat dalam menjaga

kerukunan di masyarakat. Namun di daerah tersebut tidak cukup nampak

Page 118: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

102

terjadinya konflik antar umat beragama. Sikap individu maupun kelompok

dalam komunikasi kelompok yang terjadi di masyarakat yang memiliki

keragaman agama menunjukkan adanya sikap saling menghormati antar

pemeluk agama yang berbeda. Hal tersebut tampak dalam kebersamaan

mereka dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan guna memenuhi

kebutuhan hidup mereka berupa rasa aman dan tentram. Namun dalam hal

itu, tidak berarti tidak ada masalah sama sekali di dalam kemasyarakatan.

Konflik yang pernah terjadi berasal dari penduduk baru yang

bermukim di Thekalan karena faktor perkawinan, hal tersebut disebabkan

karena sulitnya seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap masyarakat

sekitarnya. proses penyesuaiannya di dalam masyarakat, sulit untuk bisa

sepaham dengan pola pikir yang diterapkan oleh masyarakat Thekelan

membuat anggota masyarakat baru tersebut merasa sangat berbeda dengan

masyarakat lainnya. Hal tersebut menjadikan penghambat dalam

melakukan komunikasi dalam kelompok kemasyarakatan. Namun hal

semacam ini sangat jarang sekali, kebanyakan warga baru yang

berdomisili di Thekelan mampu dengan mudah membaur dan

menyesuaikan lingkungannya sesuai kebiasan yang telah berjalan di

masyarakat.

Konflik lain yang terjadi di Thekelan adalah konflik sepele antar

pemuda. Seperti perilaku pemuda pada umumnya, sikap egois dan kesalah

pahaman antara pemuda pernah menjadi suatu permasalahan di dalam

masyarakat. Hal tersebut di sebabkan karena adanya perbedaan persepsi

Page 119: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

103

antara golongan pemuda. Namun konflik ini dengan cepat mampu diatasi

oleh tokoh agama bersama tokoh masyarakat lainnya, mereka dalam setiap

menyelasaikan masalah maupun membentuk suatu keputusan selalu

dengan jalan musyawarah, sehingga apapun permasalahan yang terjadi

mampu diatasi dengan seksama.

Melalui komunikasi kelompok yang dilakukan tokoh agama dan

tokoh kemasyarakat lainnya tersebut, berbagai masalah yang

dikhawatirkan akan menjalar sampai kepada permasalahan agama dapat

segera diredam sebelum memberikan dampak negatif yang merusak sendi-

sendi kerukunan antar umat berbeda agama. Dalam hal ini demikian sikap

mengendalikan diri, menegakkan moral agama sebagai landasan berpijak

dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, menumbuhkan sikap

toleransi keagamaan, menumbuhkan sikap tanggung jawab bersama

tentang pentingnya kerukunan hidup beragama merupakan suatu hal yang

harus diperhatikan oleh masing-masing individu maupun kelompok.

Page 120: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

104

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi dan analisis penelitian dalam sekripsis ini,

maka dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Penerapan prinsip-prinsip komunikasi kelompok yang dilakukan tokoh

agama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di dusun Thekelan,

desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang adalah sebagai

penyalur aspirasi umat seagamanya kepada tokoh agama lain dalam upaya

menjaga kerukunan umat beragama untuk mencapai kesepakatan bersama

melalui jalan musyawarah. Aspirasi tersebut berupa sumbangan pemikiran

dari warga dalam menciptakan kondisi yang harmonis, damai, dan toleran.

Hasil kesepakatan dari semua golongan tokoh masyarakat tersebut

kemudian di publikasikan oleh masing-masing tokoh agama kepada umat

agamanya agar semua masyarakat bisa terbuka dan aktif dalam upaya

menjaga kerukunan umat berbeda agama.

2. Faktor pendukung terjadinya komunikasi kelompok dalam upaya menjaga

kerukunan umat berbeda agama di Thekelan, diantaranya: (1) pemahaman

masyarakat terhadap makna agama, (2) rasa kebersamaan, (3) rasa saling

menghargai, (4) rasa simpati, (5) sikap gotong royong masyarakat, (6)

sikap kekeluargaan antar warga Thekelan. Sedangkan faktor

penghambatnya adalah: (1) adanya konflik yang berasal dari penduduk

Page 121: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

105

baru karena faktor perkawinan yang sulit menyesuaikan diri terhadap

lingkungan dusun Thekalan. (2) Adanya sikap egois dari pemuda yang

dapat menyebabkan salah paham antar pemuda lainnya yang disebabkan

karena adanya perbedaan persepsi dalam memandang sesuatu.

B. SARAN

Untuk mempertahankan dan melestarikan kelangsungan hidup yang

rukun di kalangan masyarakat Thekelan, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan:

1. Kerukunan yang telah terjalin haruslah dijaga dengan baik, agar bisa hidup

berdampingan selama bermasyarakat.

2. Menumbuhkan rasa persaudaraan pada generasi muda agar selalu terjaga

kondisi harmonis yang telah terjalin.

3. Hindari konflik-konflik dalam bentuk apapun yang mengakibatkan

terjadinya perpecahan masyarakat.

C. PENUTUP

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt.

Karena dengan rahmat, Taufik dan hidayah-Nya serta inayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini sudah penulis usahakan semaksimal mungkin,

namun demikian masih banyak kekurangan dan kelemahan. Itu semua

merupakan keterbatasan kemampuan penulis. Penulis mengharapkan mudah-

Page 122: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

106

mudahan skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pengembangan keilmuan baik bagi individu maupun lingkungan yang

memiliki perbedaan agama sebagai bahan cerminan dalam mencapai

kerukunan di dalam masyarakat. Aamin Yaa Rabbal’Aalamin.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan, bantuan dan

dorongan dari semua pihak, sehingga penulisan penelitian ini dapat

terselesaikan dengan baik. Tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah

SWT.

Page 123: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

DAFTAR PUSTAKA

Al Munawar, Said Aqil Husin. (2003). Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta:

Ciputat Pers.

AG, Muhaimin. (2004). Damai di Dunia, Damai Untuk Semua, Perspektif

Berbagai Agama. Jakarta: Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan

Hidup Umat Beragama, Puslitbang Kehidupan Beragama, Badan Litbang

Agama dan diklat Keagamaan, Departemen Agam RI.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bachtiar, Wardi. (1997). Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos

Wacana Ilmu.

Basuki & Isbandi. (2008). Konstruksi Sosial Peran Pemuka Agama Dalam

Menciptakan Kohesivitas Komunikasi Sosial Di Kota Mataram. Jurnal

Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta. 6(2): 14.

Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyaraka. Jakarta. Kencana.

Cangera, Hafied. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Curtis, Dan B., James, J. Floye, & Jerry L. Winsor. (2006). Komunikasi Bisnis

dan Professional. Bandung: PT Remaja Roesda Karya.

Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Hakis. (2015). Komunikasi Antar Umat Beragama di Kota Ambon. Jurnal

Komunikasi Islam. 05(01): 102.

Inah, Ety Nur. (2016). Peranan Tokoh Agama Dalam Meningkatkan Pengamalan

Pjaran Agama Islam Pada Masyarakat Kuli Bangunan di Kel. Alolama,

Kec. Mandongan Kota Kendari. Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian.

11(1): 4.

Ishomuddin. (2002). Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta Selatan: Ghalia

Indonesia.

Kartono, Kartini. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan

Abnormal Itu?. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 124: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Laksana, Muhibudin Wijaya. (2015). Psikologi Komunikasi. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Mubaraq, Zulfi. (2010). Sosiologi Agama. Malang: UIN-Maliki perss.

Naim, Ngainun. (2014). Islam dan Pluralisme Agama. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Mulyana, Deddy. (2016). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Nazmudin. (2016). Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam

Membangun Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Journal of Government and Civil Society. 1(1): 24.

Ngalimun. (2017). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pustaka

Baru Pers.

Rasimin. (2016). Toleransi Dan Kerukunan Umat Beragama di Masyarakat

Randuacir. Inject: Interdisciplinary Journal of Communication. 1(1): 112.

Rohim, Syaiful. (2016). Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ruliana, Poppy. (2016). Komunikasi Organisasi, Teori dan Studi Kasus. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosadi. (2010). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sairin, Wainata. (2010). Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan

Berbangsa: Butir-butir Pemikiran. Jakarta: Gunung Mulia.

Santana, Septiawan. (2007). Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Buku Obor.

Sarosa, Samiaji. (2012). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasa. Jakarta: PT Indeks.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. (1953). Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung:

Alfabeta.

Page 125: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Subqi, Imam. (2016). Pola Komunikasi Keagamaan Dalam Membentuk

Kepribadian Anak. Inject: Interdisciplinary Journal of Communication.

1(2): 168.

Tutiasri, Ririn Puspita. (2016). Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok.

Channel. 4(1): 84.

Wibowo, Tri & Yani, Muhammad Turhan. (2016). Peran Tokoh Agama Dalam

Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama Di Desa Sekaran Kecamatan Kayen

Kidul Kabupaten Kediri. Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 2(4): 855.

Yahya. (2016). Dakwah Islamiyah dan Proselytisme; Telaah Atas Etika Dakwah

dalam Kemajemukan. Inject: Interdisciplinary Journal of Communication.

1(2). 83.

Zainuddin, M. (2010). Pluralisme Agama, pergelutan Dialogis Islam-Kristen di

Indonesia. Malang: UIN-Maliki Press.

Page 126: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 127: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

Nama : M Adib Baihaqi

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 13 Februari 1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Gedangan RT/RW: 01/06, Tuntang,

Kab. Semarang

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Tinggi : 168

Berat Badan : 56

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

2014 sampai dengan 2018 : IAIN Salatiga

2009 sampai dengan 2012 : SMK N 3 Salatiga

2004 sampai dengan 2007 : MTs Al-Hikmah Kajen Pati

1998 sampai dengan 2004 : MI Ma'arif Gedangan

1996 sampai dengan 1998 : TK Masitoh Gedangan

Pengalaman Organisasi

2014 : Ketua OSPEK Fakultas Dakwah

2013 sampai 2018 : Wakil Ketua Remas Gedangan

2018 sampai 2020 : Sekretaris GP Ansor Ranting Gedangan

Page 128: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI LAPANGAN

No Aspek yang Diamati Selalu Sering Kadang Tidak

Pernah Keterangan

1

Sikap ramah dan terbuka

terhadap sesama dan terhadap

orang lain

2 Toleransi antar umat beragama √

3

Gotong royong dan kerja sama

dalam aktivitas sosia

masyarakat

4 Hidup saling menjaga dan

melengkapi antar sesama √

5 Mengadakan dialog antar umat

beragama

Setiap ada kegiatan

antar tokoh agama

selalu mengadakan

diskusi bersama

dalam mencapai

keputusan bersama

6

Berkontribusi dalam kegiatan

perayaan hari besar keagamaan

pada pemeluk agama lain

7 Terjadinya konflik antar umat

beragama √

8

Memutuskan suatu perkara

dengan musyawarah dan

mufakat

9 Terbuka dalam menerima

perubahan √

Page 129: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana pandangan anda mengenai kerukunan umat berbeda agama di

Thekelan?

2. Bagaimana peran anda dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama di

Thekelan?

3. Apa saja bentuk kerukunan umat berbeda agama di Thekelan?

4. Bagaimana ajaran agama anda tentang menjaga kerukunan umat berbeda

agama di Thekelan?

5. Bagaimana cara menkondisikan masyarakat Thekelan yang memiliki latar

belakang agama yang berbeda-beda agar bisa ikut serta aktif dalam setiap

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan?

6. Menurut anda, Apa faktor pendukung dan penghambat upaya menjaga

kerukunan umat berbeda agama di Thekelan?

7. Adakah konflik yang pernah terjadi karena perbedaan agama di Thekelan?

Page 130: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA

A. Wawancara terhadap Bapak Supriyo (Kepala Dusun Thekelan)

1. Bagaimana Pandangan anda tentang kerukunan umat berbeda agama

di Thekelan?

Pada dasarnya kerukunan di Thekelan itu berawal dari tokohnya, jadi

masyarakat thekelan dalam setiap kegiatan dan aspirasi apapun melalui

musyawarah yang di setujui oleh pemuka-pemuka yang di sepuhkan di

Thekelan, misalkan persetujuan dari tokoh agama islma, Budha, Kristen,

dan Katholik dan tokoh dari LP3D dan Ketua karang taruna, tapi yang

paling berperan adalah tokoh agama sebagai “sopir” yang ada di Dusun,

yaitu sebagai pemberi kebijakan ketika ada apapun kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan maupun masalah lainnya yang harus diselesaikan.

2. Bagaimana bentuk kerukunan di Thekelan?

Bentuk kerukunan masyarakat di Dusun Thekelan dapat dilihat dari

kegiatan-kegiatn kemasyarakatan baik itu kegiatan yang bersifat

keagamaan, gotong royong, kegiatan budaya yang menampilkan suatu

kesenian, kegiatan nasionalisme, adanya masyarakat yang meninggal

dunia, sampek kepada adanya suatu prosesi pernikahan. Di dalam kegiatan

tersebut orang selain dari masyarakat Thekelan pasti tidak bisa

membedakan mana anggota masyarakat yang Islam, yang Kristen, yang

Budha maupun yang Katholik, mereka membaur menjadi satu. Jika

Salah satu bentuk kerukunan di Thekelan sebagai contoh kemarin

pembangunan tempat ibadah, misalkan kemarin pembangunan gereja,

semua warga baik warga Kristen maupun non-Kristen dengan himbauan

dari tokoh agama masing-masing dan bapak kepala dusun, semuanya ikut

gotong royong membangun gereja.

Yang kedua yaitu bisa dilihat ketika hari-hari besar keagamaan,

misalkan idul fitri, waisak, maupun natal. Ketika waisak, masyarakat non

Budha datang dan berbaris di depan Vihara menunggu umat Budha

melakukan sembahyangan, setelah umat budha sembahyangan, mereka

keluar dari vihara, dan masyarakat non Budha saling uluk salam kepada

umat Budha untuk memberikan penghormatan dan mengucapkan selamat.

Kemudian seluruh umat budha datang kerumah kepala dusun untuk ujung

meminta maaf kepada kepala dusun, persis seperti ujungnya umat muslim

biasanya, kemudia masyarakat yang beragama Budha mengundang

masyarakat non budha untuk datang ke rumah masing-masing umat budha

untuk makan-makan bareng di rumah mereka, sehingga masyarakat yang

non Budha keliling ke masing-masing rumah umat Budha untuk

Page 131: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

memberikan penghormatan kepada masyarakat yang beragama Budha.

Begitu juga dengan hari raya iddhul fitri, ketika umat muslim sedang

melakukan sholat idul fitri, masyarakat yang beragama non muslim

dengan kesepakatan bersama datang ke masjid menunggu umat muslim

melaksanakan sholat idul fitri, setelah selesai sholat, umat muslim berbaris

di depan halaman masjid, kemudian dengan isak tangis penuh haru baik

dari warga yang beragama non muslim maupun warga yang beragama

muslim saling uluk salam dan memohon maaf dengan penuh perasaan

saling memiliki kesalahan terhadap sesama warga desa Thekelan. Beda

dengan perayaan hari natal oleh umat Kristen, karena pendeta gereja

bukan warga dusun thekelan, beliau memberikan kebijakan dengan

mengadakan acara natalan dengan mengundang warga Thekelan yang

beragama non Kristen untuk makan bersama demi menghormati warga

non Kristen yang ingin mengucapkan dan memeberi selamat kepada

warga yang beragama kristen dan katholik.

Hubungan semacam ini di dusun Thekelan dirasa sangat positif

dalam mendukung kerukunan umat berbeda agama di dusun Thekelan. Di

dusun thekelan sendiri, budaya umat Islam sudah mulai ditiru oleh umat

agama non Islam, seperti budaya silaturrahim, sungkeman, salam-salaman,

dan menamkan sikap sopan santun terhadap orang tua. Hal ini dirasa

sangat terasa ketika perayaan hari besar agama, baik idul fitri, waisak,

maupun natal. Warga saling berpelukan mengeluarkan air mata dan

memohon maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Kegiatan lain yang

dilakukan oleh warga non muslim yang bercermin dari efektifnya kegiatan

yang dilakukan oleh umat muslim yaitu, setiap malam jum’at, semua

warga mengadakan kegiatan ibadah di tempat ibadah masing-masing

agama, misalkan agama islam melakukan rutinitas tahlil bersama,

kemudian umat Budha melakukan sembahyanga di Vihara, dan Umat

Kristen bersama-sama umat Katholik melakukan ibadah yang bertempat di

rumah salah satu umat Kristen maupun umat Katholik secara bergilir atau

anjangsana. Setelah melakukan acara ibadah di masing-masing agama,

mereka melanjutkan musyawarah bersama membahas kemajuan agama

masing-masing maupun membahas kemaslahatan dalam menjaga

kerukunan di dusun Thekelan. Sehingga malam jum’at di setiap rumah

warga dusun Thekelan sepi dari penghuninya.

Bentuk lainnya yaitu ketika slah satu agama mendapatkan bantuan

sosial dari pemerintah. Tokoh agama dari agama yang mendapatkan

bantuan tersebut mengundang tokoh agama lain untuk ikut musyawarah

dan membagikan sebagian bantuan yang diterima kepada agama lain,

meskipun dari agama lain menerima pemberian tersebut namun langsung

dikembalikan lagi kepada agama yang mendapatkan bantuan tersebut. Hal

ini bertujuan untuk menjaga rasa toleransi dan kebersamaan di antara

agama di Dusun Thekelan.

Dalam setiap pertemuan rapat atau acara apapun, uluk salam di Desa

Thekelan itu selalu menyertakan empat salam dari semua agama, yaitu

salam dari agama islam (Assalamualaikum), dari Kristen (Sialum), dari

Page 132: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Katholik (Berkah Dalem), dan salam dari agama Budha (Suwastio Hestu

Namung Budaya). Dengan mengucapkan empat salam itu masyarakat

thekelan tidak peduli mendapatkan kecaman dari desa-desa lainnya yang

mengatakan hal tersebut mengaduk campurkan salam, atau bisa dikatakan

bid’ah, yang mereka harapkan dengan mengucapkan empat salam tersebut

supaya warga yang berbeda agama merasa dihormati dan tetap terjaga

kerukunan umat berbeda agama di Dusun Thekelan.

Bentuk lain dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama dengan

cara menitik beratkan kepada kebersamaan yaitu ketika bulan Ramadlan,

masyarakat yang beragama islam mengadakan buka bersama, namun

uniknya mereka juga mengundang satu orang perwakilan dari setiap

keluarga yang beragama lain untuk ikut berbuka puasa meskipun tidak

ikut berpuasa.

Dalam kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia,

semua masyarakat berkumpul di halaman rumah bapak moden yang

memiliki halaman yang luas untuk melakukan upacara 17 Agustus, setelah

upacara selesai, dilanjutkan acara arak-arakan mengelilingi dusun dengan

memikul tumpeng dan membawa berbagai macam hasil karya berupa

topeng-topengan, hiasan-hiasan, dan miniatur tempat ibadah yaitu masjid,

vihara, dan gereja. Kegiatan ini sudah menunjukkan bahwa dusun thekelan

sangat menjungjung makna kerukunan diantara warga dusun thekelan

yang latar belakang agamanya berbeda-beda.

Salah satu upaya dalam menjaga kerukunan umat berbeda agama

melalui jalan kebersamaan, Tokoh masyarakat yang terdiri dari beberapa

unsur tersebut mengangkat pamong kesenian dan budaya dalam

mengadakan berbagai kesenian, dengan tujuan untuk mengasah kreatifitas

warga, menjaga budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur, sebagai

wadah komunikasi bagi warga dan juga sebagai cara mengurangi

kenakalan remaja pada saat ini. Diantara kesenian yang ada di Dusun

Thekelan adalah sebagai berikut

13) Ketoprak “Marga Rukun”

14) Karawitan “Marga Rukun”

15) Rebana “Nurul Ihsan”

16) Drumblack Artek

17) Drumblek RT 2

18) Drumband “Wengi”

19) Kuda Lumping “Turonggo sekti lestari Budaya”

20) Seni Kubra “siswo Mudo”

21) Warokan di bawah naungan umat Budha yang berada di padepokan

Krido Sekar Jati.

22) Jaranan di bawah naungan umat Budha yang berada di padepokan

Krido Sekar Jati.

23) Seni Tari Gambyong di bawah naungan umat Budha yang berada di

padepokan Krido Sekar Jati.

24) Dangdut “Wijadara” dengan personil anak-anak tingkat SMA di Dusun

Thekelan.

Page 133: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Kemudian kegiatan yang menjadi budaya di dusun Thekelan yaitu

4) Merti Dusun atau biasa disebut Saparan, setiap rumah menghidangkan

berbagai macam makanan, dan meyakini jika banyak tamu yang

datang bertamu, maka akan banyak pula rejeki selama setahun ke

depan. Merti Dusun ini di awali dengan prosesi acara secara kejawen

yang di wariskan dari para leluhur di Dusun Thekelan.

5) Potong rambut gimbal, yaitu pemotongan rambut bagi anak yang

rambutnya tumbuh berupa rambut gimbal, kegiatan ini semua warga

datang berkumpul di rumah anak yang akan dicukur. Prosesi

pencukuran tersebut menggunakan cara-cara yang identik dengan cara

upacara secara kejawen yang diwariskan oleh para leluhur yang ada di

Dusun Thekelan.

6) Acara Majmua’an, yaitu acara rutin setiap kamis wage pukul 17.00

WIB. Semua warga datang ke rumah kepala Dusun dengan membawa

makanan yang di doakan dengan cara berdoa umat muslim, dan umat

non muslim mengamini dengan cara berdoa sesua masing-masing

agama.

3. Dalam setiap kegiatan tersebut, bagaimana bentuk komunikasi antar

warga maupun antar tokoh agama dalam menjaga kerukunan di

Thelan?

Tokoh masyarakat yang terdiri dari berbagai unsur yaitu kepala

dusun, tokoh agama, pengurus karang taruna, Tokoh pembangunan dan

tokoh kesenian dalam setiap kegiatan kemasyarakatan dalam menjaga

kerukunan intinya menekankan kepada saling komunikasi. Yaitu ketika

memiliki masalah kemasyarakatan dari segi sosial, pembangunan fisik,

maupun keagamaan ynag perlu diselesaikan dengan seksama mereka

saling curhat antar masyarakat lain meskipun itu beda agama, baru setelah

mengetahui segala aspirasi dan unek2 yang di curahkan lewat curhatan-

curhatan tadi di usulkan kepada tokoh agama masing-masing pada saat

pertemuan ibadah di masing-masing agama. Tokoh agama dari masing-

masing agama kemudian berkumpul membahas kemaslahatan dalam

menjaga kerukunan umat yang ada di masyarakat, tokoh agama tersebut

sudah terbiasa berfikir saling memberikan sesuatu dari pada menerima

sesuatu, sehingga hasil musyawarah dari semua golongan tokoh agama

bersama tokoh kemasyarakatan lainnya menghasilkan keputusan yang

seadil-adilnya untuk menjaga kerukunan masyarakat yang memiliki latar

belang berbeda agama. Kebijakan tersebut kemudia oleh tokoh agama

diinformasikan kepada jamaah setiap pemeluk agama masing-masing di

masyarakat. Dalam keputusan ini masyarakat tanpa terkecuali mengiyakan

dan mendukung apapun hasil musyawarak yang diinformasikan kepada

mereka.

Dalam menanamkan pola pikir yang mementingkan saling memberi,

setiap agama baik islam. Budha, Kristen maupun Katholik membentuk

langkah pembuatan kotak amal di tempat-tempat ibadah, setiap panen

Page 134: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

tembakau masyarakat menyisihkan sebagian harta hasil panen tersebut

sebagai kas di masing-masing agama. Jika terjadi suatu hal yang tidak

diinginkan berupa musibah yang di timpa anggota masyarakat, mereka

bisa mengurangi beban dari anggota masyarakat yang tertimpa musibah

tersebut dengan menggunakan kas hasil kotak amal.

Hal semacam ini ternyata mampu memancing dan menumbuhkan

rasa kesadaran maupun kepedulian terhadap sesama masyarakat, tidak

memandang siapa yang mau dibantu, meskipun itu beda agama sekalipun.

Jika dalam setahun uang kas itu tidak digunakan, oleh masing-masing

tokoh agama beserta umat agamanya membelanjakan uang kas itu untuk

membeli material ataupun barang-barang penunjang fasilitas di masing-

masing agama dengan tujuan agar masyarakat melihat secara langsung

manfaat dari hasil kotak amal selama satu tahun tersebut.

Dalam hal komunikasi, masyarakat desa thekelan sangat memegang

peran komunikasi dalam memperlancar segala macam bentuk kegiatan,

melalui komunikasi yang biasanya di awali dari bentuk curhatan masing-

masing individu, menjadikan sebuah gagasan dan sapirasi warga yang

kemudian di salurkan ke tokoh agama untuk di musyawarahkan bersama

tokoh-tokoh kemasyarakatan lainnya di dusun thekelan.

B. Wawancara Terhadap Bapak Citro Sukarmin (Ketua Umat Budha)

1. Bagaimana pandangan anda tentang kerukunan umat berebda agama

di Thekelan?

Kerukunan umat berebeda agama sudah ditanamkan sejak dari

jaman leluhur terdahulu, karakteristik dari masyarakat thekelan adalah

memiliki watak yang supel, warga masyaraktnya gampang diatur dan

sangat menghargai suatu kebijakan dari tokoh agaama dan kepala dusun.

Karena kepala dusun di dusun thekelan dipilih bukan melalui jalur

pencoblosan, akan tetapi pengangkatan tersebut secara murni langsung

dipilih oleh masyarakat atas dasar perannya yang begitu besar dalam

menjaga kerukunan di dusun Thekelan. Sehingga masyarakat sangat

menghormati dan mempercayai apapun bentuk kebijakan kepala dusun

dalam upaya mengayomi masyarakat yang ada di dusun Thekelan. Begitu

juga tokoh agama di masing-masing agama, mereka dijadikan sebagai

tokoh agama dengan jabatan sebagai ketua agama didalam suatu agama

masing-masing karena kepeduliannya terhadap kerukunan, sehingga setiap

tokoh agama di percaya sebagai pemimpin dikarenakan memiliki

kelebihan dalam menjaga umat agama yang dianut sebagai umat yang bisa

hidup bersama-sama dengan agama lainnya.

Dengan adanya tokoh-tokoh masyarakat tersebut kerukunan yang

ditanamkan sejak jaman para leluhur di Dusun thekelan hingga saat ini

bisa terjaga. Tidak hanya kerukunan berupa ucapan-ucapan selamat di

dalam hari-hari besar keagamaan saja, namun kerukunan tersebut bisa

dilihat dari bentuk nyata saling membantu di antara warga dusun thekelan

tidak memandang status keagamaannya. Semisal dalam proses

Page 135: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

pembangunan tempat ibadah apapun itu yang ada di Thekelan, semua

warga baik yang laki-laki maupun perempuan, mereka ikut gotong royong

membangun tempat ibudah, meskipun tempat ibadah yang dibangun

adalah tempat ibadah agama lain. Mereka menganggap setiap tempat

ibadah yang didirikan di atas tanah dusun Thekelan adalah sebuah fasilitas

milik dusun yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang

berbeda-beda agama tersebut juga memiliki rasa memiliki dan menjaga

apapun bentuk fasilitas yang ada di dusun thekelan yang salah satunya

adalah tempat ibadah meskipun tempat ibadah dari agama lain. Namun

dalam hal ibadah di setiap masing-masing agama, masyarakat tidak ikut

mencampuri urusan tersebut, karena mereka saling menghormati terhadap

ibadah agama lain dan menganggap agama adalah keyakinan di masing-

masing individu, bukan sebagai urusan bersama didalam masyarakat.

Di dusun thekelan terdapat lebih dari 30 keluarga yang setiap

anggota keluarganya memiliki kepercayaan yang berbeda-beda terhadap

agama yang dianut. Misalkan ibu dan bapak beragama Budha, namun

anak-anaknya ada yang beragama Islam maupun Kristen, hal semacam ini

sudah dipandang biasa oleh masyarakat dusun Thekelan dan tidak

menjadikan suatu permasalahan didalam keluarga. Sedangakan agama

Katholik di dusun thekelan hanya terdapat satu keluarga saja yang terdiri

dari sepasang suami istri dan dua anak, meskipun sebagai minoritas dalam

permasalahan agama, hal semacam itu bukan menjadikan suatu

permasalahan di dusun thekelan, mereka mampu hidup rukun dan tentram

bersama-sama di dalam maasyarakat. Dengan adanya saling menghormati,

menghargai dan memberikan kebebasan beragama kepada setiap masing-

masing pemeluk agama merupakan modal awal terjadinya kerukunan antar

umat berbeda agama.

2. Apakah pernah terjadi konflik yang dilatarbelakangi faktor agama di

Thekelan?

Masalah konflik yang dilatar belakangi oleh faktor agama maupun

faktor lainnya, saya selama 36 tahun di Dusun Thekelan merasa hampir

belum pernah terjadi. Konflik yang pernah terjadi hanya berasal dari

penduduk baru yang bermukim di dusun Thekalan karena faktor

perkawinan dengan salah satu anggota masyarakat dusun Thekelan, jika

proses penyesuaiannya di dalam masyarakat tidak bisa sepaham dengan

pola pikir yang diterapkan oleh masyarakat dusun Thekelan, yaitu

mengutamakan saling menghormati dan menghargai agama lain, saling

gotong royong, dan saling membantu di dalam kemasyarakatan, anggota

masyarakat baru tersebut akan merasa sangat berbeda dengan masyarakat

lainnya. Namun hal semacam ini sangat jarang sekali, kebanyakan warga

baru dari proses perkawinan yang berdomisili di dusun Thekelan mampu

dengan mudah membaur dan menyesuaikan lingkungannya sesuai

kebiasan yang telah berjalan di masyarakat dusun Thekelan.

Page 136: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

3. Bagaimana peran tokoh agama di Thekelan dam upaya menjaga

kerukunan berbeda agama?

Peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat beragama

dimulai dari bagai mana tokoh agama membangun dan menanamkan sifat

kekeluargaan di masing-masing agama yang dianutnya, saya sebagai ketua

umat Budha di Dusun Thekelan selalu memberikan nasehat berupa

ceramah di vihara setelah ritual keagamaan yang isinya tentang dorongan

motivasi agar umat Budha selalu berbuat baik, saling melayani dan

memberikan perhatian kepada yang lainnya. Selain itu saya sebagai ketua

agama Budha menerapkan anjangsana berkeliling di rumah-rumah umat

Budha setiap seminggu sekali pada hari minggu siang dan malam Jum’at,

dalam anjangsana tersebut berisi kegiatan sembahyang bersama dan

ceramah. Petugas atau yang memimpin sembahyang dan ceramah maupun

yang mempersiapkan sarana prasarana tersebut bergilir per RT setiap kali

pertemuan. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan diantara umat

Budha dan sebagai wadah untuk memberikan motivasi dalam upaya

menjaga kerukunan.

Ditambah lagi ketika mendekati hari raya waisak yang jatuh pada

bulan mei atau bulan Juni, sebulan sebelum hari besar waisak, umat budha

melakukan sembahyang bersama di Vihara setiap hari pada pagi hari

mulai pukul 7 sampai pukul 10.

4. Bagaimana pandangan anda tentang makna agama?

Agama itu bagi kami adalah suatu keyakinan dan kepercayaan di

dalam hati yang sifatnya pribadi. Jika ada dalam satu keluarga yang

memiliki keyakinan yang berbeda, demi menjaga keharmonisan yang

tercipta dalam rumah tangga mereka sama sekali tidak memabahas

masalah agama, akan tetapi mereka malah mendorong anggota

keluarganya yang beragama lain agar rajin dalam beribadah diagamanya,

misalkan jika ada anaknya yang beragama muslim sedangkan bapak

ibunya beragama Budha, bapak ibunya malah mendorong dan mendukung

anaknya jangan sampai meninggalkan sholat lima waktu maupun ibadah

yang sifatnya wajib lainnya, begitu juga anaknya, mereka juga

memberikan motivasi kepada orang tuanya untuk tekun sembahyang di

vihara. Hal semacam ini sudah menjadi hal yang biasa di Dusun Thekelan.

Bagi kami agama adalah sebuah pakaian yang selalu dibawa, setiap orang

memiliki pakaian sendiri-sendiri yang berbeda-beda yang cocok untuk

dipakaikan ditubuhnya. Sehingga agama bagi mayoritas kami adalah hak

dan kewajiban pribadi masing-masing, dan masing-masing kami tidak ada

yang mencampuri urusan agama yang lainnya, kecuali di dalam urusan

yang sifatnya kemasasyarakatan.

Page 137: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

5. Bagaimana bentuk kerukunan umat berbeda agama di Thekelan?

Bentuk kerukunan yang terjadi di Dusun Thekelan terlihat

mencolok sekali ketika adanya gotong royong membangun dusun,

diantanya membangun fasilitas dusun, membangun tempat ibadan dan

membangun rumah waga. Dalam gotong royong membangun rumah

warga atau yang biasa dikenal di pedesaan dengan sebutan “sambatan”,

sehari penuh warga baik laki-laki maupun ibu-ibu sehari penuh mulai pagi

sampai sore hari ikut membantu secara gotong royong, mereka rela tidak

dibayar sekalipun, akan tetapi suka rela mereka membantu atas dasar rasa

kepedulian dan kesadaran saling membantu antar masyarakat.

Ketika hari besar keagamaan yang dimulai pada hari besar idul

fitri tahun 2016, saya bersama tokoh agama non muslim lainnya ingin

memberikan surprais kepada warga yang beragama muslim tanpa

sepengaetahuan umat muslim, kami merencanakan agar masyarakat yang

beragama non muslim datang ke halaman masjid pada hari raya idul fitri

untuk mengucapkan selamat kepada umat muslim. Kemudian kami semua

sepakat dan memusyawarahkan kepada masyarakat non muslim di

masing-masing agama non muslim, akhirnya semua sepakat tanpa ada satu

suarapun yang menolak. Menjelang datang hari besar idul fitri ketika umat

islam sedang melakukan sholat Id di masjid kami warga non muslim

sudah berbondon-bondong berada di halaman masjid, pada waktu itu umat

muslim bingung dengan tujuan kedatangan kami, kemudian kami

sampaikan maksud tujuan kami kepada tokoh agama Islam, seketika

mereka sangat merasa terharu sekali dengan penghormatan kita kepada

mereka. Berawal dari situlah ketika setiap ada perayaan hari besar

keagamaan, umat agama lain ikut memberikan penghormatan dan ucapan

selamat kepada umat yang sedang merayakannya. Ternyata hal sangat

memberikan nilai yang positif dalam menumbuhkan rasa kepedulian

terhadap kehidupan yang rukun antar beda agama tanpa mencampuri

urusan ibadah. Bagi kami ini bukan mengaduk campurkan hal ibadah

agama lain, akan tetapi hal semacam ini merupakan contoh kongret

kepedulian kita kepada masyarakat yang beragama lain.

Bentuk kerukunan yang kami berikan sebagai umat Budha

kepada masyarakat lainnya, yaitu ketika hari besar waisak, kami

mengundang warga non Budha untuk datang di perayaan hari besar

waisak, kegiatan ini berisi kegiatan makan bersama, dan mereka yang

kami undang dengan senang hati datang dan ikut menjamu makan yang

kami hidangkan. Bagi kami ini adalah kerukunan yang saling melengkapi,

kami sangat bahagia sekalin dengan hal-hal semacam ini, tujuan kami

mengundang mereka adalah agar mereka ikut merasakan kebahagiaan,

tidak hanya kami saja yang merasa bahagia pada waktu itu. Begitu juga

sebaliknya, mereka juga akan melakukan hal demikian ketika merayakan

agama selain agama budha, mereka mengundang akan mengundang kami,

dan dengan gembira kita datang ikut menjamu dan mendenngarkan acara-

acara yang telah dirancang meskipun kami tidak paham apa yang

Page 138: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

disampaikan didalam agama mereka, namun kami tetap bahagia dan ikut

memberi dukungan. Hal ini adalah contoh rasa kebersamaan dan

kepedulian terhadap sesama warga yang memiliki perbedaan agama di

Dusun Thekelan.

Pada acara Halal bi Halal, orang muslim juga mengundang

masyarakat non muslim untuk datang di acara tersebut, mereka tidak

sungkan meskipun acara tersebut berupa acara pengajian akbar yang

mengundang pembicara atau kiyai dari luar. Kami pun tidak ada yang

memiliki perasaan negatif terhadap undangan tersebut, malahan ketika

halal bi halal, demi kelancaran kegiatan tersebut, umat non muslim ikut

mebantu menyiapkan saratana dan prasarana dalam mempersiapkan acara

tersebut. Hal demikian sedah menjadi hal yang biasa bagi kami, kami

tidak merasa mencampur adukkan urusan agama dengan kegiata

kemasyarakatan, karena kegiatan yang sifatnya demikian bagi kami

mampu menumbuhkan keharmonisan didalam suatu masyarakat yang

memiliki agama yang berbeda-beda.

Bentuk kerukunan yang lainnya adalah adanya kesenian-kesenian

yang ada di Dusun Thekelan, banyak kesenian yang ada di Dusun

Thekelan, setiap satu tahun sekali setelah hari besar Idul Fitri kesenian

tersebut di tampilkan, meskipun pemain dan penonton kesenian tersebut

dari warga Dusun Thekelan sendiri, namun warga tetap menikmati dan

berbaur tanpa adanya perbedaan.

6. Pola Komunikasi bagaimana yang terjadi di Thekelan?

Setiap masyarakat saling mengenal dan memahami setiap

karakter yang dimiliki oleh anggota masyarakat, kedekatan tersebut

menjadikan suatu kondisi yang harmonis karena setiap memiliki unek-

unek maupun pendapat langsung mampu disampaikan kepada anggota

masyarakat lainnya yang kemudian pendapat tersebut bisa dibahas

didalam perkumpulan rutinan malam jum’at oleh masing-masing agama.

Frekuensi pertemuan antar masyarakat yang terjadi di Dusun

Thekelan sangat sering sekali, hal tersebut dikarenakan hampir 90 %

warga Dusun Thekelan pencahariannya sebagai petani dan peternak sapi,

sehingga kegiatan keseharian cocok tanam, sampai kepada kegiatan-

kegiatan sosial kemasyarakatan hampir setiap hari terjadi. Dengan adanya

kegiatan yang sama diantara masyarakat tersebut memjadikan mereka

saling memahami kedaan-keadan dari setiap masyarakat, mereka saling

berkomunkasi secara rutin, secara pribadi maupun kelompok. Dengan

komunikasi tersebut masyarakat mampu hidup berdampingan dan rukun di

dalam masyarakat.

Dalam setiap kegiatan kemasyarakatan semacam acara saparan,

kegiatan arak-arakan pada 17 agustus dan acara-acara lainnya, semua

tokoh kemasyarakatan yang terdiri dari kepala dusun, perwakilan karang

taruna, Tokoh agama, Ketua RT, Ketua RW dan LP3D (lembaga

Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Desa) berkumpul dan

Page 139: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

bermusyawarah dalam merencanakan setiap kegiatan-kegiatan, dan

kemudian mengondisikan masyarakat agar terciptanya kegiatan sesuai

yang diharapkan. Karena dengan melakukan kegiatan-kegiatan ini harapan

kami adalah agar kerukunan masyarakat di Dusun Thekelan tetap terjaga.

Dalam hal ini bapak kepala dusun setiap mengambil keputusan selalu

menyertakan tokoh masyarakat tersebut agar terjadi keselarasan dalam

bertindak, sehingga semua apapun kegiatan bisa berjalan tanpa ada

satupun kalangan yang menghambat dalam kegiatan tersebut, semuanya

bisa terbuka dan mendukung apapun keputusan tersebut.

C. Wawancara Terhadap Bapak Satiman (Ketua Umat Islam)

1. Bagaimana menurut anda tentang makna agama?

Menurut saya agama itu adalah sebuah keyakinan yang terdalam

dari hati setiap manusia, di dalam suatu keyakinan setiap orang itu pasti

beda, akan tapi karena kita hidup berdampingan di dusun Thekelan yang

di dalamnya terdapat dari 4 agama, kita selalu berupaya bagaimana

caranya hidup bersama di masyarakat secara tentram dan nyaman, akan

tetapi didalam masalah keyakinan pasti beda kembali kepada firman Allah

.”bagimu agamamu, dan bagiku agamaku“ ”لكم دينكم ولي دين “

2. Bagaimana bentuk kerukunan umat berbeda agama di Thekelan?

Kerukunan Di thekelan sendiri adalah sesuatu yang paling

ditekankan oleh masyarakat, kita selalu mengadakan kegiata-kegiatan

kemasyarakatan dalam berupaya untuk menjaga kerukunan, di dalam

mmasalah perbedaan agama pun kita saling memberikan kebebasan

beribadah kepada masyarakat yang beragama lain. Dahulu kita umat

muslim pernah mengadakan pengajian rutinan setiap sebulan sekali di

masjid, namun pada waktu itu kita mendapatkan usulan dari salah satu

anggota kita umat muslim untuk mengganti hari minggu ke hari jum’at

sebulan sekali pada jum’at legi sehabis jum’atan, karena kegiatan tersebut

menggunakan pengeras suara, kita sebagai umat muslim takut kalau

mengganggu umat kristen yang sedang melakukan ibadah di gereja yang

waktunya bersamaan pada kegiatan pengajian rutinan tersebut, sehingga

dengan demikian kita selalu memikirkan kenyamanan agama lain dalam

melakukan ibadahnya masing-masing, hal inilah salah satu upaya kita

sebagai umat muslim dalam menjaga kerukunan dalam perberbedaan

agama di masyarakat dusun Thekelan.

Kerukunan di masyarakat yang berbeda agama di dusun Thekelan

sebatas hubungan yang sifatnya amaliah, artinya hubungan

kemasyarakatan yang mengharuskan kita untuk berbuat baik kepada yang

lainnya agar tercipta masyarakat yang damai, tentram, dan harmonis tanpa

memandang latar belakang keagamaan, akan tetapi untuk masalah aqidah

yang didalamnya mengatur tata cara kita beribadah dan berhubungan

Page 140: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

dengan Tuhan, tidak ada seorang pun dari masyarakat yang beragama lain

ikut campur didalam urusan ini, yang kita saling lakukan adalah memberi

dorongan dan kebebasan beribadah kepada agama lainnya.

Ketika ada warga yang meninggal, biasanya bagi umat muslim

sudah menjadi adat kebiasaan kami mendokan dan menahlilkan orang

yang telah meninggal tersebut mulai hari kematian sampai tujuh hari

setelah kematian, dan di lanjutkan 40 hari setelah kematian, kemudian 100

hari setelah kematian. Namun di dusun Thekelan ini juga berlaku didalam

agama yang lainnya, misalkan ada warga yang beragama Budha, atau

kristen meninggal dunia, semua warga budha atau Kristen ikut mendokan

mulai hari kematian sampai tujuh hari setelah kematian, dan di lanjutkan

40 hari setelah kematian, kemudian 100 hari setelah kematian seperti

tradisi yang dilakukan umat muslim, namun dengan ritual do’a sesuai

agamanya masing-masing.

3. Bagaimana peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat

berbeda agama di Thekelan?

Kita di Thekelan saling merasakan adanya ikatan yang sangat erat

sekali dari hati ke hati antar masyarakat yang hampir setiap hari selalu

bertemu dan berkumpul bersama dalam hubungan kemasyarakatan. Dalam

pembangunan gereja kita semua dari warga non Kristen dengan kesadaran

pribadi semua ikut gotong royong membangun gereja mulai pagi sampai

sore hari, semuanya meluangkan waktu untuk ikut membantu dalam

pembangunan tersebut tanpa imbalan apapun. bahan matrial yang telah

datang kita semua angkutt ke tempat yang akan di bangun gereja tersebut,

dan apapun yang bisa kita kerjakan di situ kita kerjakan. Dalam kegiatan

gotong royong pembangunan gereja tersebut tokoh agama kristen

sebenarnya ingin bermaksud memeberi jamuan berupa makan besar

kepada semua warga yang ikut serta dalam gotong royong tersebut, akan

tetapi tokoh agama dan warga non muslim menolaknya, agar dana untuk

menyiapkan makan besar tersebut biar bisa di belanjakan untuk bahan-

bahan material, kami sebagai umat muslim dalam membantu membangun

gereja tersebut benar-benar atas dasar keihklasan dan kesadaran bahwa

umat agama lain sedang membutuhkan tenaga kita, dan kita sangat senang

sekali meskipun hanya mampu membantu berupa tenaga saja. Begitu

sebaliknya, pada waktu pembangunan masjid, semua warga non muslim

juga ikut berperan aktif secara gotong royong membangun masjid di dusun

Thekelan ini. Hal semacam ini yang menumbuhkan rasa kepedulian dan

perhatian kita terhadap agama yang berbeda dari kita di masyarakat. Hal

inilah yang menjadikan kebersamaan dan salah satu faktor kerukunan

yang terjadi di masyarakat, namun dalam kebersamaan tersebut setiap kita

saling menjaga hubungan tanpa sedikitpun menyinggung masalah agama

didalam kegiatan kemasyarakatan tersebut.

Page 141: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

4. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam mempereran

hubungan dan menjaga kerukunan umat berbeda agama di

Thekelan?

Dalam setiap menyampaikan informasi dan gagasan, dari umat

muslim sendiri kita selalu sampaikan dan musyawarahkan bersama pada

setiap malam jum’at sehabis kegiatan tahlil keliling rutinan setiap

seminggu sekali. Gagasan-gasan yang telah disepakati bersama kita

sampaikan kepada tokoh agama lain dan kepada tokoh masyarakat lainnya

pada pertemuan-pertemuan yang melibatkan semua unsur tokoh

masyarakat.

D. Wawancara Terhadap Bapak Kristian Yulianto (Ketua Umat Kristen)

1. Bagaimana pandangan tokoh agama terhadap kerukunan umat

berebeda agama di Thekelan?

Bentuk kerukunan yang telah diutarakan dari tokoh agama yang

lainnya menurut pandangan dan apa yang saya rasakan semua itu

tujuannya agar masyarakat dusun Thekelan itu tidak terpecah belah,

sehingga semua mengupayakan bagaimana caranya agar didadalam suatu

hubungan kemasyarakatan tidak terdapat sekat-sekat akibat adanya suatu

perbedaan agama, namun di dalam memberikan ucapan selamat dan

permohonan maaf pada saat idul fitri diantara masyarakat non muslim dan

masyarakat muslim, ataupun pada saat hari besar waisak diantara

masyarakat yang beragama non Budha dan yang beragama Budha,

maupun di hari natal diantara masyarakat yang beragama non Kristen dan

Umat Kristen itu semua atas dasar saling merasa memiliki salah terhadap

tetangga yang beda agama, sehingga pada hari-hari kebahagiaan tersebut

dirasakan warga sebagai momen yang pas untuk mengutarakan perasaan

salah terhadap tetangga yang beragama lain tersebut, sehingga setelah

mengucapkan selamat dan permintaan maaf yang betul-betul dari lubuk

hati kami yang terdalam tersebut kami merasa sudah lepas dari beban, dan

bagi kami semua masyarakat dusun Thekelan meskipun ada suatu

perbedaan dalam agama, mereka merupakan saudara kami tanpa sekat di

dalam hubungan di masyarakat.

2. Bagaimana peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan umat

berbeda agama di Thekelan?

Didalam setiap pembangunan tempat ibadah setelah kami

membentuk kepanitiaan pembangunan yang anggotanya adalah bagian

yang beragama sesuai tempat ibadah yang akan dibangun, para tokoh

agama lain mendatangai ketua agama yang sedang melakukan

pembangunan tempat ibadah tersebut, mereka menyempatkan diri untuk

Page 142: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

meminta ijin agar dapat membantu mengerahkan warga yang seagama

untuk ikut serta dalam gotong royong membangun tempat ibadah tersebut.

Dalam hal ini kami merasa tempat ibadah yang ada di dusun Thekelan

merupakan fasilitas milik dusun yang harus di jaga sebagai tanggung

jawab yang dimili oleh semua kalangan masyarakat, meskipun dalam

masalah ibadah kita berada di tempat masing-masing yang berbeda dan

dengan cara yang berbeda-beda pula, tapi didalam kemasyarakatan semua

itu tidak menjadi suatu permasalahan, yang terpenting bagi kami adalah

kehidupan yang harmonis yang selalu menghormati perbedaan yang ada di

dusun Thekelan ini. Dalam hal pembangunan tempat ibadah ini, semua

tukuh agama ikut serta dalam musyawarah pembangunan tersebut,

misalkan didalam pembangunan gereja yang pada saat ini sedang

dilakukan, semua tokoh agama yang lain secara kesadaran pribadi

mengerahkan semua umat agamanya melalui pertemuan rutinan setiap

seminggu sekali ataupun pada kesempatan-kesempatan yang lainnya untuk

ikut serta gotong royong membantu membangun gereja secara fisik tanpa

sedikit paksaan apapun. Pada waktu yang telah ditentukan dalam tahap

awal pembangunan gereja, mereka dari masyarakat non Kristen dan non

Katholik malah datang ke tempat pembangunan geraja lebih dahulu di

bandingkan kami. Kami sebagai umat Kristen merasa terharu akan hal itu.

3. Apakah pernah terjadi konflik yang dilatarbelakangi oleh faktor

agama di Thekelan?

Belum pernah ada konflik di masyarakat dusun Thekelan yang

dilatar belakangi faktu perbedaan agama, namun konflik yang terjadi biasa

berasal dari anak-anak muda, biasanya konflik itu karena perbedaan

pergaulan yang terjadi, namun konfik itu tidak berkepanjangan, karena

dari tokoh agama maupun kepala dusun ketika mengetahui terjadi suatu

permasalahan, mereka langsung terjun untuk menyelesaikan masalah

tersebut agar masalah tersebut tidak menjadi penyebab hancurnya

kerukunan antar umat berbeda agama dan keresahan di dalam masyarakat

dusun Thekelan.

4. Bagaimana pandangan anta tentang makna agama?

Di dusun Thekelan ini jumlak keluarga yang murni satu keluarga

beragama Kristen hanya satu keluarga, dan 36 keluarga memiliki anggota

keluarga yang berebeda-beda. Kepada keluarga yang memiliki perbedaan

keyakinan maslah keluarga tersebut biasanya saya memberikan wejangan

untuk menghargai perbedaan dengan cara memberikan motivasi dan

mendorong anggota keluarga yang berebeda agama harus tekun dalam

agamanya masing-masing, tidak harus sama keyakinan, sebab agam itu

adalah sebuah pilihan masing-masing perorangan yang sifatnya pribadi

antara hati dengan Tuhan, pola pemikiran semacam inilah yang saya dan

tokoh agama lainnya tekankan kepada masyarakat di dusun Thekelan,

Page 143: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

sehingga diantara masyarakat yang berbeda agama maupun yang seagama

dalam hal melakukan ibadah kita saling mengingatkan untuk selalu tekun

dan taat dalam melaksanakan ibadah di dalam agamanya masing-masing

bukan malah menjadikan kita terkotak kotakkan karena faktor perbedaan

agama, dan kita tidak pernah mengajak apalagi memaksa seseorang yang

berbeda agama di dalam masyarakat dusun Thekelan untuk mengikuti

keagamaan kedalam agama yang kita anut begitu juga sebaliknya,

biasanya perpindahan agama di dusun Thekelan terjadi karena faktor

perkawinan, dan itu tidak menjadikan suatu masalah bagi kami.

E. Wawancara Terhadap Bapak Lamino (Ketua Umat Katholik)

1. Bagaimana peran anda dalam menjaga kerukunan umat berbeda

agama di Thekelan?

Di masyarakat dusun Thekelan yang beragama katholik hanya

keluaga saya sendiri yang terdiri dari empat anggota keluarga, yaitu saya

sendiri, istri dan kedua anak kami. Namun dalam perkumpulan di

masyarakat dalam bidang keagamaan, kami ikut bersama-sama umat

Kristen. Sehingga dalam perkumpulan tersebut ada beberapa golongan

atau aliran dari umat Kristen dan juga saya sebagai umat Katholik, aliran

di dalam umat kristen tersebut diantaranya umat Kristen Protestan, GKI

dan GPDI, namun dalam perkumpulan tersebut melebur manjadi satu dan

tidak membedakan satu sama yang lainnya. Kami mengadakan kegiatan

kebaktian bersama-sama setiap malam jum’at pahing. Kami sebagai

minoritas di dusun Thekelan tidak sedikitpun merasa sebagai golongan

yang di pandang sebelah mata oleh warga dusun Thekelan, kami tidak

pernah merasa terusik akan keberadaan kami yang hanya satu keluarga

saja, namun kami merasa aman, tentram hidup berdampingan dan berbaur

bersama masyarakat yang memiliki bermacam-macam agama di dusun

Thekelan. Karena kami sebagai salah satu bagian dari anggota masyarakat

disini merasakan sendiri kehidupan yang sayuk rukun antar umat agama,

baik terhadap umat beragama Kristen, Budha, maupun umat beragama

Islam, didalam kehidupan bermasyarakat kami tidak memandang

perbedaan yang dilatarbelakangi oleh agama, namun dalam hal ibadah

kami sangat tekun dengan agama yang di anut oleh masing-masing

perorangan tanpa mengganggu ibadah umat agama lain.

Peran saya sebagai umat Katholik dalam menjaga kerukunan di

dalam masyarakat dusun Thekelan kami awali didalam peran aktif kami di

perkumpulan umat Kristen dan Katholik, kami saling menjaga satu sama

lainnya, kemudian secara tidak langsung kami juga saling menjaga umat

beragama lain di masyarakat dusun Thekelan dalam menjaga kerukunan

umat beragama.

Page 144: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

2. Bagaimana bentuk kerukunan umat berbeda agama di Thekelan?

Kerukunan umat berbeda agama terlihat sangat mencolok sekali ketika

terdapat proses pembangunan tempat ibadah, misalkan pada saat ini yaitu

pembagunan gereja GPDI, semua masyarakat bukan hanya umat yang

beragama kristen saja yang ikut gotong royong dalam membangun gereja

tersebut, melainkan semua masayarakat tanpa memandang agama yang

dianutnya.

3. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi di Thekelan dalam menjaga

kerukunan umat berbeda agama di Thekelan?

Proses komunikasi dalam suatu kegiatan apapun itu biasa diawali dari ide-

ide yang dicurahkan lewat percakan keseharian dari masyarakat yang

hanya sebatas iseng-iseng saja, kemudian ide-ide itu dianggap mampu

menumbuhkan dan menambah rasa rukun di dalam masyarakat, maka ide

maupun gagasan tersebut di salurkan kepada tokoh agama yang kemudian

tokoh agama membahas gagasan tersebut bersama tokoh agama lain dan

tokoh kemasyarakatan lainnya hingga mendapatkan kesepakatan bersama.

Kemudian kesepakatan tersebut di publikasikan kepada masyarakat lewat

pertemuan-pertemuan keagamaan oleh tokoh agama di masing-masing

agama yang dianutnya.

Page 145: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Lampiran 5

DOKUMENTASI

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Supriyo (Kepala Dusun) (Mukhlis, tanggal

15 Agustus 2018, pukul 13.00 WIB)

Gambar 2. Wawancara dengan Bapak Citro Sukarmin (Ketua Umat Budha)

(Mukhlis, Tangga 21 Agustus 2018, pukul 14.30 WIB)

Page 146: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 3. Wawancara dengan Bapak Lamino (Tokoh Agama Khatolik) (Pujik,

Tanggal 19 Agustus 2018, pukul 17.00 WIB)

Gambar 4. Wawancara dengan Bapak Kristian Yulianto (Ketua Umat Kristen)

(Pujik, Tanggal 21 Agustus 2018, pukul 13.15 WIB)

Page 147: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 5. Wawancara dengan Bapak Satiman (Ketua Umat Islam) (Pujik,

Tanggal 19 Agustus 2018, pukul 15.30 WIB)

Gambar 6. Saat Wawancara

dengan Bapak

Yulian Kristianto

di Depan Proyek

Bangunan Gereja

(Pujik, Tanggal

19 Agustus 2018,

pukul 14.00 WIB)

Page 148: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 7. Perayaan Hari Besar Idul Fitri (Panut: Tahun 2017)

Page 149: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 8. Perayaan Hari Besar Waisak (Adib, 27 Mei

2018, pukul 10.30 WIB)

Page 150: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 9. Perayaan Hari Besar Natal (Panut, 25 Desember 2017)

Page 151: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 10. Gotong Royong Membangun Gereja (Adib, 4 April 2018, Pukul

09.00 WIB)

Page 152: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 11. Peringatan HUT RI Ke-73 (Adib, 17 Agustus 2018, Pukul 10.00 WIB)

Page 153: PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4402/1/SKRIPSI LENGKAP ADIB... · PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN ANTAR

Gambar 12. Pemotongan Rambut Gimbal (Adib, 1 November 2017, Pukul 08.00 WIB)