peran perpustakaan dalam membantu pengembangan ilmu...

82
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MASA ISLAM KLASIK (SEBUAH KAJIAN HISTORIS TENTANG PERPUSTAKAAN MASA BANI ABBASIYAH) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Oleh : Riana Intan NIM: 104025000878 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: dangdiep

Post on 14-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN

ILMU PENGETAHUAN MASA ISLAM KLASIK (SEBUAH KAJIAN HISTORIS TENTANG PERPUSTAKAAN MASA BANI ABBASIYAH)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

Riana Intan NIM: 104025000878

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

ABSTRAK

RIANA INTAN Peran Perpustakaan dalam Membantu Pengembangan Ilmu Pengetahuan Masa Islam Klasik (Sebuah Kajian Historis tentang Perpustakaan Masa Bani Abbasiyah) Hasil dari penelitian ini mengenai ilmu pengetahuan yang berkembang masa Abbasiyah yang berkaitan erat dengan dibangunnya perpustakaan-perpustakaan, saat itu banyak ilmu pengetahuan yang berkembang antara lain: bidang kedokteran, bidang filsafat Islam, bidang astronomi dan matematika, bidang kimia, bidang geografi, bidang sejarah, bidang teologi, kajian hukum dan etika, serta bidang sastra dan kesenian. Banyaknya macam ilmu pengetahuan yang berkembang menjadikan khalifah-khalifah saat itu yang sangat peduli dengan ilmu pengetahuan, mendirikan sarana untuk menyimpan khazanah tersebut. Di sini perpustakaan merupakan sarana penunjang perkembangan ilmu bagi masyarakat dan juga merupakan media penghubung antara sumber informasi dengan ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dengan para pemakainya. Koleksi yang ada pada perpustakaan saat itu sangat bervariasi tergantung pada minat pemilik perpustakaan. Perpustakaan-perpustakaan masa Abbasiyah biasanya didirikan oleh para khalifah yang sangat peduli akan ilmu pengetahuan, perpustakaan dijadikan tempat penyimpanan koleksi yang dimiliki oleh para khalifah tersebut. Perpustakaan saat itu juga berfungsi sebagai tempat penelitian para ilmuwan, pusat penerjemahan sehingga para penerjemah saat itu memperoleh status yang baik di mata masyarakat, dan menjadi tempat penyusunan serta penyalinan buku-buku. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan sebagai penunjang perkembangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, selain itu untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan sebagai media penghubung antara sumber informasi dengan ilmu pengetahuan. Sehingga kiranya perlu kesadaran yang tinggi untuk menyadari betapa pentingnya perpustakaan bagi masyarakat, karena dengan tersedianya perpustakaan, tersedia pula sumber informasi dari berbagai cabang ilmu yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran dan penelitian.

Page 3: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

i

ii

v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................

B. Pembatasan dan Perumusan .................................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................

D. Metodologi Penelitian ..........................................................

E. Sistematika Penulisan ...........................................................

1

5

5

6

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perpustakaan .....................................................

B. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Perpustakaan......

C. Fungsi dan Peran Perpustakaan ...........................................

10

11

15

BAB III KEPUSTAKAAN ISLAM

A. Sejarah Bani Abbasiyah

1. Berdirinya Bani Abbasiyah ……………………………

2. Kemajuan yang Dicapai Bani Abbasiyah ………...........

3. Kehancuran Bani Abbasiyah ………………………......

B. Perpustakaan Masa Abbasiyah

21

22

26

Page 4: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

1. Sejarah Perpustakaan Masa Abbasiyah ………..............

2. Perkembangan Perpustakaan Masa Abbasiyah ………..

3. Hancurnya Perpustakaan Masa Abbasiyah ……………

27

30

39

BAB IV PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU

PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MASA

ISLAM KLASIK

A. Perpustakaan sebagai Penunjang Perkembangan Ilmu

Pengetahuan bagi Masyarakat .............................................

B. Perpustakaan sebagai Media Penghubung antara Sumber

Informasi dengan Ilmu Pengetahuan ...................................

42

52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................

B. Saran-Saran ..........................................................................

68

70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

71

74

Page 5: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam telah membawa perubahan besar pada bangsa Arab dan

seluruh pemeluknya. Masyarakat Muslim berhasil membentuk sebuah kerajaan

besar yaitu Bani Abbasiyah yang wilayahnya meliputi jazirah Arabia, sebagian

benua Afrika, Asia dan Eropa dari abad ke-7 sampai ke-12 Masehi, sejak

munculnya Bani Abbasiyah inilah kejayaan Islam semakin terlihat.

Islam sebagai agama yang dianut mayoritas masyarakat dalam Bani

Abbasiyah tidak hanya berfungsi sebagai aturan hidup ritual keagamaan,

melainkan juga menaungi, memberi arahan dan aturan terhadap segala aspek

kehidupan dan paradaban yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan

masyarakatnya.

Kebesaran (masyarakat Muslim) hampir empat setengah abad benar-benar

telah mengubah masyarakat Arab yang dikenal keras menjadi masyarakat yang

berperadaban maju. Pada kurun waktu ini pulalah, peradaban Islam amat berjasa

dalam mempersiapkan dasar-dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi modern.1

Islam sebagai sebuah ajaran memberikan sebuah konsep tersendiri

terhadap ilmu dan penyebaran ilmu bagi pemeluknya. Islam benar-benar

1W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: kajian kritis dari tokoh orientalis. Terj. Hartono

Hadikusuma (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), h. vii.

Page 6: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

menjadikan menuntut ilmu pengetahuan sebagai kewajiban.2 Kesadaran akan

kewajiban terhadap ilmu yang tidak hanya terbatas pada kewajiban mencari dan

mendalami ilmu saja, telah mendorong umat Islam mengembangkan lembaga-

lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan penyebaran ilmu seperti

lembaga pendidikan dan perpustakaan.

Pada permulaan Bani Abbasiyah, belum terdapat pusat-pusat pendidikan

formal, seperti sekolah-sekolah, yang ada hanya beberapa lembaga non formal

yang disebut Ma’ahid. Baru pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid

didirikanlah lembaga pendidikan formal seperti Bait al-Hikmah yang kemudian

dilanjutkan dan disempurnakan oleh al-Ma’mun yang berfungsi sebagai perguruan

tinggi, observatorium, perpustakaan, dan lembaga penerjemahan. Dari lembaga

inilah banyak melahirkan para sarjana dan ahli ilmu pengetahuan yang membawa

kejayaan Bani Abbasiyah dan umat islam pada umumnya.3

Perpustakaan menurut sistem ulama Islam dahulu, bukan saja tempat

membaca, membahas dan menyelidik, bahkan juga tempat berhalaqah, seperti di

masjid. Perpustakaan adalah sebagai institut ilmu pengetahuan masa sekarang,

disamping usahanya memberi kesempatan kepada umum untuk membaca buku-

buku dalam perpustakaan tersebut. Oleh sebab itu perpustakaan termasuk salah

satu tempat pendidikan. Perpustakaan dapat diibaratkan sebagai telaga ilmu yang

tidak pernah kering.

Budaya masyarakat Muslim yang mendorong usaha pencarian dan

penyebaran ilmu telah mendorong tumbuh dan berkembangannya perpustakaan.

2Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21. Terj. Priyono dan Ilyas Hasan, (Bandung:

Mizan, 1980), h. 39. 3Muhammad Nagib, “Sekilas Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Zaman Islam

Klasik”, artikel diakses pada 13 Mei 2008 dari http://ngbmulty.multiply.com/journal/item/38

Page 7: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Dari abad ke-9 M telah menjadi hal yang berkaitan dengan gengsi bagi para

bangsawan dan orang kaya di seluruh dunia Islam untuk mengumpulkan karya-

karya keagamaan, ilmiah dan sastra dan menyajikan koleksi tersebut terbuka bagi

ilmuwan dan palajar.

Perhatian kaum Muslimin dalam membangun perpustakaan-perpustakaan

ternyata telah meninggalkan pengaruh besar dalam perputaran roda pendidikan

dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan dalam Islam telah berkembang sedemikian

rupa sehingga dapat dibanggakan. Di sebagian besar masjid, sekolah-sekolah, dan

gedung-gedung pendidikan, terdapat perpustakaan-perpustakaan yang berisi

berbagai jenis buku dan referensi yang jarang bandingannya untuk dipergunakan

oleh para siswa, ulama, pembaca, dan para penyalin setiap saat.4

Salah satu perpustakaan yang pernah berjaya di masa Bani Abbasiyah

adalah perpustakaan Bait al-Hikmah yang didirikan pada tahun 830 M oleh

Khalifah Harun al-Rasyid, kemudian dikembangkan lagi oleh anaknya yaitu

Khalifah al-Ma’mun. Berisi tidak kurang dari 100.000 volume, boleh jadi

sebanyak 600.000 jilid buku, termasuk 2.400 buah al-Qur’an berhiaskan emas dan

perak disimpan di ruang terpisah. Menurut Cyril Elgood yang dikutip dari buku

Mehdi Nakosteen: “Buku-buku tentang fiqih, tata bahasa, retorika, sejarah,

biografi, astronomi, ilmu kimia dan lainnya tersusun dan tersimpan rapih dalam

rak”.5 Di samping dikenal sebagai perpustakaan yang besar, Bait al-Hikmah juga

dikenal sebagai perguruan tinggi pertama dalam sejarah Islam. Adapun ilmu-ilmu

4Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A.

Gani dan Djohar Bahri. (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 87. 5Cyril Elgood, “A Medical History of Persia and the Eastern Caliphate” dalam Mehdi

Nakosteen, History Of Islamic Origins of Western Education A.D. 800-1350 with: an Introduction to Medieval Muslim Education. Terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah (Surabaya: Risalah Gusti, 1995), h. 95.

Page 8: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

yang berkembang saat itu salah satunya adalah kajian Historiografi yaitu ilmu

yang membahas tentang masa lampau, biasanya menceritakan legenda dan

anekdot yang terkait dengan masa pra-Islam, dan tradisi keagamaan yang berkisar

pada nama dan kehidupan Nabi.

Maka tak heran jika para khalifah-khalifah pada zaman keemasan Islam

semakin sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan, untuk itu mereka mendirikan

perpustakaan-perpustakaan sebagai pusat intelektual muslim, di mana kota

Baghdad menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam

yang terpenting dalam sejarah intelektual Islam.

Dipilihnya topik yang berjudul Peran Perpustakaan dalam Membantu

Pengembangan Ilmu Pengetahuan Masa Islam Klasik (sebuah kajian historis

tentang perpustakaan masa Bani Abbasiyah) karena perpustakaan merupakan

sumber ilmu dan telah menjadi bukti sebuah kesuksesan peradaban Islam dimasa

lalu. Dengan melihat sejarah tersebut, maka dapat menjadi acuan kita untuk

mampu memelihara tradisi keilmuan di masa lalu dengan menjadikan

perpustakaan sebagai tempat pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan

sehingga penulis tertarik untuk membahasnya. Selain itu, alasan lainnya adalah

topik ini masih jarang diangkat oleh para mahasiswa, khususnya di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang ada di atas dan terbatas

kemampuan penulis, maka masalah yang diteliti akan dibatasi kepada permasalah

tentang perkembangan ilmu pengetahuan di masa klasik Islam khususnya masa

Bani Abbasiyah yang berpengaruh atas berdirinya perpustakaan-perpustakaan di

Page 9: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

masa itu yang turut membantu pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam

penelitian ini yang dimaksud perkembangan ilmu pengetahuan di masa klasik

Islam adalah Masa Bani Abbasiyah pada pemerintah Harun ar-Rasyid dan

putranya al-Makmun.

Dari latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sebagai penunjang perkembangan ilmu pengetahuan bagi

masyarakat?

2. Perpustakaan sebagai media penghubung antara sumber informasi dengan

ilmu pengetahuan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian ini,

sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian ini :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan sebagai penunjang

perkembangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan sebagai media penghubung

antara sumber informasi dengan ilmu pengetahuan.

Adapun manfaat dari penelitian ini ada tiga, di antaranya:

1. Kegunaan keilmuan atau ilmiah/akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan kajian

keilmuan pendidikan khususnya ilmu perpustakaan dalam rangka pendidikan

Islam secara universal.

2. Kegunaan praktis

Page 10: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Penelitian ini dapat diperoleh sumbangan pemikiran bagi para pengambil

keputusan agar menggunakan strategi yang tepat dalam mengembangkan

lembaga perpustakaan-perpustakaan sebagai wadah sumber ilmu pengetahuan

dan sarana menambah wawasan praktek dalam pelaksanaan kepustakawanan.

3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan strata

satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ketiga hal di atas menjadi landasan pemanfaatan utama penulis dalam

penulisan skripsi, karena sesungguhnya ilmu bukanlah sekedar untuk kepentingan

sendiri akan tetapi ilmu untuk kepentingan kesejahteraan manusia dalam

menopang kehidupannya.

D. Metodologi Penelitian

1. Bentuk dan Jenis Penelitian

Topik yang dikaji mengenai “Peran Perpustakaan dalam Pengembangan

Ilmu Pengetahuan Masa Islam Klasik (sebuah kajian historis tentang perpustakaan

masa Bani Abbasiyah” karenanya pendekatan atau metode penelitian dan

penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian sejarah (historis)6. Metode

penelitian sejarah adalah sekumpulan asas dan kaidah yang sistematis yang dibuat

secara efektif dapat membantu pengumpulan sumber bahan-bahan sejarah,

menilainya secara kritis, dan menyajikan sebuah sintesa (umumnya dalam bentuk

tertulis) dari hasil yang diperoleh. Selain memperhatikan sumber primer dan

6Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet.ke-1, h. 6.

Page 11: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

sekunder juga mengadakan kritik ekstern dan intern, karena penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis peristiwa-peristiwa masa lampau.

2. Sumber Data

Adapun sumber-sumber data atau informasi yang dimaksud kebanyakan

diperoleh dari perpustakaan. Maka penelitian ini dilihat dari sudut objeknya

bersifat kepustakaan, karenanya teknik pengumpulan data (sumber) menggunakan

metode Library Research, dalam kaitan ini penulis langsung mencari,

mengumpulkan bahan-bahan, sumber atau referensi dari perpustakaan baik

berbentuk buku, literatur, dokumen, artikel, ensiklopedi, dan lain-lain yang

dibutuhkan.

3. Analisi Data

Analisis data di sini adalah proses pengorganisasian yang mengurut-

urutkan data yang terkumpul dalam berbagai jenis ke dalam suatu pola atau

kategori untuk dijadikan sebagai uraian dasar (deskripsi awal) sehingga dapat

ditemukan tema dan hipotesa kerja.7 Data yang terkumpul segera dianalisis dan

dituangkan ke dalam satu laporan ringkas. Proses kerjanya sebagaimana lazimnya

penulisan karya sejarah, ada empat tahapan, yaitu:

a. Heuristik, yaitu dengan mencari data primer maupun sekunder, tetapi

dalam hal ini penulis mendasarkan pada penelitian kepustakaan yang

mayoritas terdiri dari karya-karya yang ditulis oleh para ilmuwan yang

memberi perhatian pada perpustakaan masa Abbasiyah dalam

perkembangan ilmu pengetahuan.

7Arikunto, Prosedur Penelitian (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 128.; Moleong,

Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997), h. 130.

Page 12: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

b. Kritik, yakni meneliti/menganalisa kevalidan informasi dari sekian banyak

sumber tertulis yang ada, baik kritik intern maupun ekstern.

c. Interpretasi, yaitu menafsirkan fakta-fakta yang saling berhubungan

dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.

d. Hasil dari keseluruhan proses berbentuk penulisan sejarah ini berupa

skripsi yang berjudul Peran Perpustakaan dalam Membantu

Pengembangan Ilmu Pengetahuan Masa Islam Klasik (sebuah kajian

historis tentang perpustakaan masa Bani Abbasiyah), penulisan sejarah ini

merupakan interaksi penulis dengan karya-karya terkait.

E. Sistematika Penulisan

Akan dijelaskan satu persatu bab-bab yang terdapat pada tulisan ini,

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN; Pada bab ini berisi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA; Bab ini berisi pengertian perpustakaan,

sejarah pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan, fungsi dan peran

perpustakaan.

BAB III KEPUSTAKAAN ISLAM; Bab ini menguraikan tentang

sejarah masa Abbasiyah yang mencakup berdirinya Bani Abbasiyah, kemajuan

yang dicapai oleh masa Abbasiyah, dan kehancuran Bani Abbasiyah,

perpustakaan masa Abbasiyah yang terdiri dari sejarah dan perkembangan

perpustakaan masa Abbasiyah serta hancurnya perpustakaan masa itu.

Page 13: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

BAB IV PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU

PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MASA ISLAM KLASIK; Bab

ini menguraikan tentang perpustakaan sebagai penunjang perkembangan ilmu

pengetahuan bagi masyarakat, dan perpustakaan sebagai media penghubung

antara sumber informasi dengan ilmu pengetahuan.

BAB V PENUTUP; berisi kesimpulan pembahasan skripsi dan penulis

memberikan saran-saran yang merupakan masukan/sumbangan pemikiran penulis.

Page 14: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perpustakaan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku.8

Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan istilah library. Istilah ini berasal dari kata

Latin liber atau libri artinya buku. Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah

librarius yang artinya tentang buku. Istilah itu berasal dari kata biblia bahasa

Yunani artinya tentang buku, kitab. Istilah kitab suci Bible, juga berasal dari kata

biblia yang juga artinya buku, kitab. Karena itu, terjemahan Bible ke dalam

bahasa Indonesia ialah Alkitab. Dengan demikian, tidaklah aneh bila dalam semua

bahasa istilah perpustakaan, library, dan bibliotheek selalu dikaitkan dengan buku

atau kitab.9

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, perpustakaan adalah kumpulan

buku-buku yang tersimpan disuatu tempat tertentu, milik suatu instansi/lembaga

tertentu. Di dalam perpustakaan terdapat buku-buku yang bisa dipinjam selama

beberapa hari atau minggu, tetapi ada juga yang hanya boleh dibaca di

perpustakaan seperti buku-buku referensi.10

8Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 713.

9Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT Gramedia, 1993), h. 3.

10Liliana D. Tedjasudhana, Ensiklopedi Nasional Indonesia (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990), Jil. 13, h. 112.

Page 15: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Webster's Third Edition International Dictionary edisi 1961 menyatakan

bahwa perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan pustaka

lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan, atau

kesenangan. Definisi tersebut masih melihat perpustakaan dari segi koleksi buku

dikaitkan dengan tujuan perpustakaan. Dalam Encyclopaedia Britanica dituliskan

tentang pengertian perpustakaan yaitu: “A Library (from Lat. Liber, “book”) is a

collection of written, printed or other graphic material (incliding film, slide,

phonograph record and tapes) organized for use”.

Pengertian di atas dapat diartikan bahwa suatu perpustakaan (dari bahasa

Latin liber, “buku”) adalah suatu himpunan bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun

grafis lainnya (termasuk film, slide, rekaman-rekaman fonografis dan tape-tape)

yang diatur untuk digunakan.11

Dari definisi perpustakaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

perpustakaan adalah sebuah ruangan, ataupun gedung yang digunakan untuk

menyimpan buku, maniskrip dan terbitan pustaka lainnya, yang disimpan menurut

tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca atau pengunjung perpustakaan,

bukan untuk dijual.

B. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Perpustakaan

Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia

karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia

mula-mula tidak menetap tetapi mengembara dari satu tempat ke tempat lain.

11Zurni Zahara, “Konsep Dasar Ilmu Perpustakaan” artikel diakses pada

tanggal 24 Juni 2008 dari http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-zurni3.pdf

Page 16: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Kehidupan seperti itu sering disebut kehidupan nomaden. Dalam

pengembaraannya, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila dia memberi

tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya, ternyata

manusia dapat menyampaikan berita ke manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan

pada batu atau pohon atau benda lainnya. Manusia berhubungan dengan manusia

lain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai

tanda yang di pahatkan pada pohon ataupun batu ataupun benda lainnya, manusia

mulai berkomunkasi dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.12

Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon atau batu

atau benda lain dapat digunakan sebagai cantuman (record) mengenai apa yang

dikatakan manusia maupun apa yang perlu diketahui seseorang. Adanya tulisan

tersebut dapat membantu daya ingat manusia karena kini manusia dapat melihat

”catatannya” pada pohon, batu, dan lempengan. Pesan dalam berbagai pahatan itu

dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Bila kegiatan memberi tanda pada

berbagai benda itu dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya maupun

dari satu suku ke suku lainnya maka banyak dugaan bahwa perpustakaan dalam

bentuknya yang sangat sederhana sudah mulai dikenal ketika manusia mulai

melakukan kegiatan penulisan pada berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan

dari satu generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca oleh suku lain.

Walaupun demikian, kita tidak pernah mengetahui kapan perpustakaan pertama

kali berdiri. Hanya berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa perpustakaan

pada awal mulanya tidak lain berupa tumpukan catatan transaksi niaga. Dengan

kata lain, perpustakaan purba tidak lain merupakan sebuah kemudahan untuk

12Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 19.

Page 17: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lain

menyimpan kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip

semula bersumber pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah.13

Seperti telah disebutkan di atas, manusia berusaha mencatat kegiatannya

dengan cara memahatkan catatannya pada kayu, batu, dan lempengan. Lambat

laun catatan itu dianggap kurang praktis karena sulit digunakan serta sukar

disimpan. Catatan pada batu atau lempengan tanah liat memang dapat digunakan

namun kurang praktis. Karena itu, manusia berusaha menemukan alat tulis yang

lebih baik daripada alat tulis periode sebelumnya. Salah satu usaha yang berhasil

ialah, penemuan orang Mesir sekitar tahun 2500 sebelum Masehi. Penemuan

tersebut sederhana namun memuaskan serta mempunyai pengaruh besar bagi

peradaban manusia. Orang Mesir berhasil menemukan bahan tulis berupa papyrus

yang dibuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang Sungai Nil. Rumput

tersebut dipukul-pukul agar rata kemudian dikeringkan. Sesudah itu baru ditulisi

dengan menggunakan pahatan dan tinta.14

Dari kata papirus berkembanglah istifah paper, papier, papiere, papiros

yang berarti kertas. Penemuan kertas dari rumput papirus ini dianggap penting

bagi manusia karena serat selulosenya merupakan landasan kimiawi bagi

pembuatan kertas zaman modern. Hingga sekitar tahun 700-an Masehi, papirus

masih digunakan sebagai bahan tulis, kemudian mulai digunakan bahan lain

seperti kulit binatang.15

13Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan.

14Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 21.

15Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan.

Page 18: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Sekitar abad pertama Masehi, sejenis bahan yang mirip dengan kertas yang

kita gunakan dewasa ini telah ditemukan di Cina. Namun karena pengetatan yang

dilakukan penguasa Cina terhadap semua benda yang keluar masuk dari Cina

maka penemuan kertas itu tidak dikenal di Eropa hingga tahun 1150-an. Eropa

baru mengenal kertas pada abad ke-12, sedangkan mesin cetak baru dikenal pada

abad ke-15 maka pengembangan perpustakaan berjalan lambat. Ketika kertas

sudah dikenal, sedangkan teknik pencetakan masih primitif, di Eropa Barat

dikenal sejenis terbitan bernama incunabulla yang berarti buku yang dicetak

dengan menggunakan teknik bergerak (movable tipe) sebelum tahun 1501.

Kesemuanya itu merupakan bahan tulis yang bagus, kuat, tahan lama namun

untuk membuatnya memerlukan waktu yang lama, sedangkan produknya terbatas.

Pengaruhnya bagi perpustakaan adalah perpustakaan terutama di Eropa hanya

menyimpan naskah tulisan tangan lazim yang disebut "manuskrip". Manuskrip ini

umumnya berbentuk gulungan atau biasa disebut scroll.16

Kalau dilihat dari kenyataan di atas, nyatalah bahwa pada masa itu

peradaban Cina jauh lebih maju daripada peradaban Eropa. Misalnya, dalam hal

cetak mencetak orang-orang Cina telah menemukan sejenis bentuk cetakan,

berupa cetakan blok dengan cara memahat sebuah aksara pada blok kayu. Teknik

tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi tipe gerak yang artinya sebuah

aksara dapat dipindahkan ke blok lain. Proses semacam ini baru dikenal di Eropa

Barat sekitar tahun 1440 tatkala Johann Gutenberg dari kota Mainz, Jerman

mencetak buku dengan tipe cetak gerak. Sejak penemuan Gutenberg ini

(sebenarnya penemuan untuk kawasan Eropa) pembuatan manuskrip yang semula

16Sulistyo-Basuki, Pengantar Illmu Perpustakaan, h. 21

Page 19: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

ditulis tangan, kini dapat digandakan dengan mesin cetak. Karena teknik

pencetakan yang masih sederhana ini maka hasilnya pun masih sederhana

dibandingkan dengan buku cetakan masa kini. Buku yang diterbitkan semasa ini

hingga abad ke-16 dikenal dengan nama incunabula.17

Mesin cetak penemuan Gutenberg kemudian dikembangkan lagi sehingga

mulai abad ke-16 pencetakan buku dalam waktu singkat mampu menghasilkan

ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya revolusi

perpustakaan artinya dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan buku cetak.

Revolusi yang mirip sama terjadi hampir 400 tahun kemudian ketika buku mulai

digantikan bentuk elektronik. Dari Jerman, mesin cetak kemudian tersebar ke

seluruh Eropa, kemudian dibawa lagi ke Asia tempat asal usul mesin cetak. Inilah

hasil sampingan penemuan mesin cetak serta dampaknya terhadap perpustakaan.

Mesin cetak yang diasosiasikan dengan buku menimbulkan dampak sosial yang

besar.18

C. Fungsi dan Peran Perpustakaan

Berbicara mengenai fungsi perpustakaan, maka dibahas tentang tugas-

tugas yang harus dilakukan oleh sebuah perpustakaan agar perpustakaan tersebut

berjalan sebagaimana mestinya.

Sulistyo-Basuki dalam bukunya “pengantar Ilmu perpustakaan” secara

rinci menuliskan beberapa fungsi perpustakaan, di antaranya:19

17Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan.

18Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan.

19Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 28-30.

Page 20: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

1. Sebagai sarana simpan karya manusia. Perpustakaan di sini berfungsi sebagai

tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku,

majalah, sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan

sejenisnya. Perpustakaan berfungsi sebagai arsip umum bagi produk

masyarakat berupa buku dalam arti luas. Dalam kaitannya dengan fungsi

simpan, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat.

Salah satu jenis perpustakaan yang benar-benar berfungsi sebagai sarana

simpan ialah perpustakaan nasional. Dimanapun tempatnya, perpustakaan

nasional sebuah negara selalu bertugas menyimpan semua buku yang

diterbitkan di negara yang bersangkutan.

2. Fungi informasi. Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat

memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan. Informasi yang

diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari-hari, pelajaran maupun

informasi lainnya. Dengan koleksi yang tersedia, perpustakaan harus

berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan. Bila

tidak terjawab, dapat minta bantuan ke perpustakaan lain yang dianggap

mampu menjawab pertanyaan tersebut karena pada hakekatnya semua

perpustakaan melaksanakan fungsi informasi.

3. Fungsi rekreasi. Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara

membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini

tampak nyata pada perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang dikelola

dengan dana umum serta terbuka untuk umum. Umum artinya setiap orang

tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, dan

warna kulit. Dalam menjalankan fungsi rekreasi ini maka perpustakaan

Page 21: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

menjalin kerjasama dengan berbagai komponen seperti penulis yang menulis

buku, penerbit yang menerbitkan buku, produsen kertas, toko buku, unsur

pembaca yang berasal dari semua pihak dan dengan sendirinya juga

pengelola perpustakaan. Kegiatan membaca sebagai bagian fungsi rekreasi

dikaitkan pula dengan tingkat melek huruf. Berbeda dengan anggapan bahwa

melek huruf sudah berarti tahu aksara, sedangkan dalam kenyataannya

terdapat berbagai tingkat melek huruf dilihat dari segi penggunaan

pustaka. Melek huruf ini terbagi atas: (1) golongan yang tidak dapat membaca

dalam arti tahu aksara, namun tidak tahu cara membacanya; (2) golongan

yang memiliki kemampuan terbatas, dalam arti mereka ini dianggap setengah

melek huruf; (3) golongan sedang belajar aksara serta mungkin melek huruf;

(4) golongan yang melek huruf, namun tidak membaca kecuali bacaan

terbatas pada kehidupan sehari-hari; (5) golongan yang melek huruf

namun bukan pembaca buku; (6) golongan melek huruf namun bukan

pembaca buku yang tetap; dan (7) golongan melek huruf serta pembaca tetap.

4. Fungsi pendidikan. Perpustakaan merupakan sarana pendidikan non formal

dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku

sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan sekolah. Dalam hal

ini, yang berkaitan dengan pendidikan nonformal ialah perpustakaan

umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan informal ialah

perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi. Bagi mereka

yang sudah meninggalkan bangku sekolah maupun putus maka

perpustakaan merupakan tempat belajar yang praktis, berkesinambungan

serta murah. Dalam sejarah, banyak terjadi tokoh dunia menghabiskan

Page 22: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

sebagian waktunya di perpustakaan serta memperoleh banyak bahan dari

perpustakaan sekolah. Seperti Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16) yang

dikenal banyak memperoleh pendidikan nonformal dari perpustakaan,

Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri pertama India), Karl Marx (penulis

buku Manifesto Komunis) yang menghabiskan waktunya di British Library

di London.

5. Fungsi kultural. Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan

mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan

dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian,

pemutaran film bahkan bercerita untuk anak-anak. Dengan cara demikian

masyarakat dididik mengenal budayanya. Di sini budaya memiliki arti segala

ciptaan manusia. Seringkali fungsi ini disalahgunakan sebagai sarana

propaganda politik penguasa, terutama di negara totaliter seperti Jerman

semasa Hitler. Pada masa itu, pihak Nazi mengisi perpustakaan dengan buku

yang mendukung Nazi, sedangkan buku karangan Yahudi dibakar.

Kelima fungsi di atas masih dilaksanakan oleh berbagai, perpustakaan

hingga sekarang. Betapapun majunya teknologi, penulis yakin bahwa

perpustakan masih mampu melaksanakan kelima fungsi tersebut.

Perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan

kebudayaan yang mempunyai fungsi berbeda antara satu dan lainnya ini memiliki

peran tersendiri, di antaranya sebagai penyerap yang menyebabkan melimpahnya

informasi dalam berbagai jenis maupun bentuk media, serta tersedianya perangkat

yang mampu menunjang kegiatan yang sulit dilakukan di masa-masa lalu yang

mau tak mau memberikan peluang besar untuk melakukan perubahan dalam pola

Page 23: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

layanan maupun peranan yang diberikan, sebagai mediator informasi, penunjuk

jalan, fasilitator, pedamping pendidik. Untuk lebih lengkapnya, peran

perpustakaan tersebut, berikut ini:

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara

sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi

perpustakaan dengan para pemakainya.

2. Perpustakaan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi

antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan

masyarakat yang dilayani.

3. Perpustakaan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran

membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai

bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

4. Perpustakaan berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi

mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan pengalamannya.

5. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen

kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran dan

ilmu pengetahuan yang ditentukan pada masa lalu, direkam dalam bentuk

tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan dapat dipelajari,

diteliti, dikaji dan dikembangkan oleh generasi sekarang, dan kemudian

dipergunakan sebagai landasan penuntun untuk merencanakan masa depan

yang lebih baik.

6. Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi masyarakat dan

pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan

Page 24: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi

dan ilmu pengetahuan.

7. Perpustakaan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada

pemakai atau melakukan pendidikan pemakai.

8. Perpustakaan menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap

dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai

harganya.

9. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atas kemajuan masyarakat dilihat

dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat

yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang sudah maju

pula, sebaliknya masyarakat yang berkembang belum mempunyai

perpustakaan yang memadai dan representatif.

Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan dimanfaatkan

dengan baik, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan

remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan tindak

indisipliner. Perpustakaan dengan bahan bacaan yang berisi pendidikan, informasi

dan rekreasi yang sehat dan positif serta dipahami dan dijiwai oleh pembacanya.

Materi bacaan tersebut mampu menggugah aspirasi dan mengembangkan minat

dan bakat kemudian diarahkan untuk melakukan hal-hal positif dan produktif baik

bagi dirinya sendiri maupun orang lain.20

20Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2003), h. 54-57.

Page 25: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

BAB III

KEPUSTAKAAN ISLAM

A. Sejarah Bani Abbasiyah

1. Berdirinya Bani Abbasiyah

Al-Saffah menjadi pendiri Bani Arab Islam ketiga -setelah Khulafa al-

Rasyidin dan Bani Umayyah- yang sangat besar dan berusia lama. Dari 750 M

sampai dengan 1258 M, penerus Abu al-Abbas memegang peranan

pemerintahan, meskipun mereka tidak selalu berkuasa.21

Abu al-Abbas al-Saffah (750-754 M) adalah pendiri Bani Abbasiyah.

Akan tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu Ja’far al-Manshur (754-

775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan Bani

Abbasiyah. Pada tahun 762 M, Abu Ja’far al-Manshur memindahkan ibukota

dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke Baghdad. Oleh

karena itu, ibukota pemerintahan Bani Abbasiyah berada di tengah-tengah

bangsa Persia.22

Abu Ja’far al-Manshur sebagai pendiri Abbasiyah setelah Abu al-

Abbas al-Saffah, digambarkan sebagai orang yang kuat dan tegas,

21Phillip K. Hitti, History of The Arabs: from the earliest time to the present, Terj.

R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), h. 358.

22Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006), h. 50-51.

Page 26: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

ditangannyalah Abbasiyah mempunyai pengaruh yang kuat. Selama Dinasti

ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan

perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola

politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani

Abbasiyah menjadi lima periode:23

a. Periode Pertama (750-847 M), disebut periode pengaruh Persia

pertama.

b. Periode Kedua (847-945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.

c. Periode Ketiga (945 M-1055 M), masa kekuasaan Bani Buwaih dalam

pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa

pengaruh Persia kedua.

d. Periode Keempat (1055-1194 M), masa kekuasaan Dinasti Bani sejak

dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan

masa pengaruh Turki kedua.

e. Periode Kelima (1194-1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh

Dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.

2. Kemajuan yang Dicapai Bani Abbasiyah

Setiap Dinasti atau rezim mengalami fase-fase yang dikenal dengan

fase pendirian, fase pembangunan dan kemajuan, fase kemunduran dan

kehancuran. Akan tetapi durasi dari masing-masing fase itu berbeda-beda

karena bergantung pada kemampuan penyelenggara pemerintahan yang

bersangkutan.

23Yatim, Sejarah Peradaban Islam, h. 49-50.

Page 27: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Pada masa pemerintahan, masing-masing memiliki berbagai kemajuan

dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang

sosial. Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.24

a. Bidang Politik

Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan

politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas

sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan ini seperti sisa-sisa Bani

Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-Khawarij di

Afrika utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi’ah dan konflik

antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat

dipadamkan.

b. Bidang Ekonomi

Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan

peningkatan di sektor pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil

pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu

dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa kekayaan.

Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.

c. Bidang Sosial

Popularitas Bani Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah

Harun al-Rasyid (786-809 M) dan putranya Al-Ma’mun (813-833 M).

kekayaan yang banyak di manfaatkan Harun al-Rasyid untuk

24Ratnanengsih, “Sejarah Peradaban Islam pada Zaman Bani Abbasiyah di

Baghdad” artikel diakses pada 26 Juli 2008 dari http://amgy.wordpress.com/2008/02/11/sejarah-peradaban-islam-pada-zaman-Bani-Abbasiyah-di-bagdad/

Page 28: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan

farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang

dokter. Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun. Tingkat

kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini,

kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya.

Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya Bani

Abbasiyah ialah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada

umumnya, bahwa Bani Abbasiyah adalah keluarga yang paling dekat kepada

Nabi Muhammad SAW, dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-

Qur’an dan Sunnah rasul dan menegakkan syari’at Allah.

Jika dasar-dasar pemerintahan Bani Abbasiyah diletakkan dan

dibangun oleh Abu al-Abbas dan Abu Ja’far Al-Manshur, maka puncak

keemasan dari Dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu al-

Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775-786 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), al-

Ma’mun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842 M), al-Wasiq (842-847 M),

dan al-Mutawakkil (847-861 M).25

a. Kemajuan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

Keberhasilan umat Islam pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah

dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara

menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di antaranya

adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non

25Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Bani Quraisyi,

2004), h. 77.

Page 29: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Arab (Mawali), yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah

lama melingkupi kehidupan mereka. Mereka diberikan fasilitas berupa materi

atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai kajian ilmu

pengetahuan melalui bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh

masyarakat sebelumnya. Kebijakan tersebut ternyata membawa dampak yang

sangat positif bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan sains

yang membawa harum Dinasti ini.26 Dengan demikian, banyak bermunculan

ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti Filsafat, filosuf yang terkenal saat

itu antara lain adalah Al Kindi (801-873 M). Abu Nasr al-Faraby, (870-950

M) dan lain-lain.27

Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam juga terjadi pada

bidang ilmu sejarah, ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantaranya

sejarawan muslim yang pertama yang terkenal yang hidup pada masa ini

adalah Muhammad bin Ishaq (w. 768 M).28

Khalifah Harun al-Rasyid dikenal sebagai khalifah yang mencintai seni

dan ilmu. Ia banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan kalangan

ilmuwan dan mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap seni. Al-Rasyid

mengembangkan satu akademi Gundishapur yang didirikan oleh Anushirvan

pada tahun 555 M. Pada masa pemerintahannya lembaga tersebut dijadikan

26Fahmi Hidayati, “Bani Abbasiyah” artikel di akses pada 26 Juli 2008 dari

http://spik13.blogspot.com/2008/04/Bani-Abbasiyah.21.html

27Hidayati, “Bani Abbasiyah.”

28Hidayati, “Bani Abbasiyah.”

Page 30: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

sebagai pusat pengembangan dan penerjemahan bidang ilmu kedokteran, obat

dan falsafah.29

Dari gambaran diatas terlihat bahwa, Daulah Bani Abbas pada periode

pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam

daripada perluasan wilayah. Disinilah perbedaan pokok antara Bani Abbasiyah

dan Bani Umayyah.

b. Kemajuan dalam Ilmu Agama Islam

Masa pemerintahan Bani Abbasiyah yang berlangsung lebih kurang

lima abad (750-1258 M), dicatat sebagai masa-masa kejayaan ilmu

pengetahuan dan peradaban Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

peradaban Islam ini, khususnya kemajuan dalam bidang ilmu agama, tidak

lepas dari peran serta para ulama dan pemerintah yang memberi dukungan

kuat, baik dukungan moral, material dan finansial, kepada para ulama.

Perhatian yang serius dari pemerintah ini membuat para ulama yang ingin

mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka

berusaha keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan

peradaban Islam. Diantaranya ilmu pengetahuan agama Islam yang

berkembang dan maju adalah ilmu hadits, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.30

3. Kehancuran Bani Abbasiyah

Berakhirnya kekuasaan Bani Seljuk atas Baghdad atau khalifah

Abbsiyah merupakan awal dari periode kelima. Pada periode ini, khalifah

Abbasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan suatu Dinasti tertentu,

29Hidayati, “Bani Abbasiyah.”

30Hidayati, “Bani Abbasiyah.”

Page 31: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

walaupun banyak sekali Dinasti islam berdiri. Ada diantaranya Dinasti yang

cukup besar, namun yang terbanyak adalah Dinasti kecil. Para khalifah

Abbasiyah, sudah merdeka dan berkuasa kembali, tetapi hanya di Baghdad

sekitarnya. Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit ini menunjukan

kelemahan politiknya. Pada masa inilah tentara Mongol dan Tar-tar

menyerang Baghdad. Baghdad dapat direbut dan dihancurluluhkan tanpa

perlawanan yang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara

Mongol ini adalah awal babak baru dalam sejarah islam, yang disebut masa

pertengahan.31

Sebagaimana dalam periodisasi khalifah Abbasiyah, masa kemunduran

dimulai sejak periode kedua, namun demikian faktor-faktor penyebab

kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba, benih-benihnya sudah terlihat

pada periode pertama, hanya khalifah pada saat periode itu sangat kuat, benih-

benih ini tidak sempat berkembang. Dalam sejarah kekuasaan Bani Abbas

terlihat bahwa apabila kalifah kuat, para mentri cenderung berperan sebagai

pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda

pemerintahan.32

B. Perpustakaan Masa Abbasiyah

1. Sejarah Perpustakaan Masa Abbasiyah

31Ratnanengsih, “Sejarah Peradaban Islam pada Zaman Bani Abbasiyah di

Baghdad.”

32Ratnanengsih, “Sejarah Peradaban Islam pada Zaman Bani Abbasiyah di Baghdad.”

Page 32: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Bani Abbasiyah, mencapai masa kejayaan politik dan intelektual.

Kekhalifahan Baghdad yang didirikan oleh al-Saffah dan al-Mansur mencapai

masa keemasannya antara masa khalifah ketiga, al-Mahdi, dan khalifah

kesembilan, al-Watsiq, dan lebih khusus lagi adalah masa Harun al-Rasyid

dan anaknya al-Ma’mun. Terutama karena khalifah yang hebat itulah Bani

Abbasiyah memiliki kesan baik dalam ingatan publik, dan mencapai Dinasti

yang paling terkenal dalam sejarah Islam.33 Bani Abbasiyah berkembang pesat

dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan

menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia.

Kekhalifahan ini naik kekuasaan setelah mengalahkan Bani Umayyah. Bani

Abbasiyah dibentuk oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad yaitu

Abbasiyah. Berkuasa mulai tahun 750 M dan memindahkan ibukota dari

Damaskus ke Baghdad. Meskipun usianya kurang dari setengah abad.

Baghdad pada saat itu muncul menjadi pusat dunia dengan tingkat

kemakmuran dan peran internasional yang luar biasa. Kejayaannya berjalan

seiring dengan kemakmuran kerajaan, terutama ibukotanya. Saat itulah

Baghdad menjadi “kota yang tiada bandingannya di seluruh dunia.”34

Sejarah dan berbagai legenda menyebutkan bahwa zaman keemasan

Baghdad terjadi selama masa kekhalifahan Harun al-Rasyid (786-809 M).

Pada masa kekhalifahan ini dunia Islam mengalami peningkatan besar-besaran

di bidang ilmu pengetahuan. Khalifah Harun al-Rasyid adalah khalifah

Abbasiyah yang dikenal sebagai khalifah yang mencintai seni dan ilmu. Ia

33Hitti, History of The Arabs, h. 369.

34Hitti, History of The Arabs, h. 375.

Page 33: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan kalangan ilmuwan dan

mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap seni.

Sejak peradaban Islam menguasai teknologi pembuatan kertas,

aktivitas penulisan buku di akhir abad ke-8 M kian menggeliat. Jumlah buku

yang terbit di era kekuasaan Bani Abbasiyah itu sungguh melimpah. Pada era

itu minat baca sangat tinggi, sehingga setiap orang berlomba membeli dan

mengoleksi buku.35

Guna menampung buku-buku yang terbit setiap saat, pada abad ke-9

M di seluruh kota Islam sudah ada perpustakaan-perpustakaan untuk

menampung buku-buku yang terbit saat itu. Masyarakat Islam menyebutnya

sebagai dar al-‘ilm. Peradaban di era kekhalifahan tidak hanya memiliki

perpustakaan yang banyak. Masyarakat muslim di masa keemasan juga

memperkenalkan konsep perpustakaan modern.

Setidaknya ada dua kondisi masyarakat saat itu yang menyebabkan

banyak terbentuknya perpustakaan:

a. Timbulnya kecintaan yang besar terhadap ilmu pengetahuan di

masyarakat muslim, sehingga buku-buku yang terbit masa itu

menempati kedudukan yang istimewa dalam masyarakat.

Kecintaan terhadap ilmu pengetahuan merupakan hasil dukungan

yang diberikan oleh khalifah dan golongan penguasa.

b. Adanya minat yang besar untuk memperoleh dan mengumpulkan

buku dengan timbulnya industri kertas yang pada akhirnya

35Heri Ruslan, “Khazanah: Perpustakaan Lumbung Ilmu di Era Kekhalifahan,”

Republika, 9 September 2008, h. 8.

Page 34: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

mendorong berkembangnya perdagangan dan pasar buku. Dalam

hal ini pemerintah kerajaan memberikan dukungan dalam bentuk

pembebasan pajak buku.

Dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, perpustakaan pada

masa itu sampai puncak kejayaannya menunjukkan suatu peran yang sangat

besar dalam pendidikan masyarakat. Dalam aktivitas ilmiah, ada beberapa

aktivitas ilmiah yang berlangsung di kalangan umat Islam pada masa Bani

Abbasiyah yang mengantar mereka mencapai kemajuan di bidang ilmu

pengetahuan. Misalnya dalam bidang penerjemahan, aktivitas penerjemahan

mencapai puncaknya pada masa Al Ma’mun. Khalifah ini juga seorang

cendekiawan yang sangat besar perhatiannya kepada ilmu pengetahuan.36

2. Perkembangan Perpustakaan Masa Abbasiyah

Pada masa Bani Abbasiyah, kota Baghdad menjadi pusat intelektual

Muslim, dimana terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan

Islam. Perpustakaan adalah salah satu tempat yang ditempuh orang dahulu

untuk menyiarkan ilmu pengetahuan. Munculnya perpustakaan-perpustakaan

masa itu tidak terlepas dari peran pemerintah yang sangat peduli dengan ilmu

pengetahuan yang berkembang. Saat itu para khalifah berlomba-lomba

mengoleksi buku sebanyak mungkin, walaupun saat itu harga buku sangat

mahal. Para khalifah juga mendirikan perpustakaan-perpustakaan yang

dijadikan sebagai tempat penyimpanan koleksi buku yang dimiliki. Biasanya

perpustakaan didirikan oleh bangsawan atau orang-orang kaya sebagai

lembaga-lembaga kajian yang terbuka untuk umum. Banyak perpustakaan

36Munthoha, dkk. 2002. Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 40.

Page 35: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

yang tidak hanya didirikan di tempat-tempat umum oleh penguasa (Khalifah),

tapi juga di kediaman (rumah) para penguasa saat itu. Sehingga terdapat empat

jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan umum, semi umum, khusus dan

sekolah. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang terbuka untuk umum.

Perpustakaan semi umum, di sisi lain terbuka untuk satu kelompok yang

terpilih. Perpustakaan khusus, sebagaimana sebutannya dimiliki oleh para

cendekiawan untuk kebutuhan pribadi. Dan perpustakaan sekolah adalah

perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola oleh sekolah untuk

menunjang kegiatan belajar. Berikut penjelasannya:

a. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didirikan untuk digunakan

orang ramai, yang diselenggarakan oleh pemerintahan atau wakaf dari para

ulama dan sarjana, tujuannya untuk mensponsori kegiatan ilmiah dengan

sumber dana dari wakaf atau subsidi pemerintah. Sistem layanan yang

digunakan yaitu sistem terbuka. Koleksi yang ada pada perpustakaan ini

berupa buku-buku ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Bermacam-macam

ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu. Buku-buku terjemah

bahasa Yunani, Persia, India, Qibty dan Arami. Menerjemahkan karya-

karya umum termasuk literasi humaniora, buku-buku Aristoteles dan

Hipocrates.37 Contoh perpustakaan umum masa itu sebagai berikut:

1) Perpustakaan Bait al-Hikmah

Perpustakaan yang didirikan oleh Khalifah al-Ma’mun ini,

diperkirakan sebagai perpustakaan besar pertama yang ada di Baghdad.

Perpustakaan ini berdiri sekitar tahun 830 M. Sebenarnya perpustakaan ini

37Mahmud Yunus, Sedjarah Pendidikan Islam (Jakarta: Mutiara, 1966), h. 78.

Page 36: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

sudah ada sejak pemerintahan Khalifah Harun-al-Rasyid, ayah dari

Khalifah al-Ma’mun, yang berkuasa tahun 786-809 M, kemudian

perpustakaan ini dikembangkan dan diperbesar oleh Khalifah al-

Ma’mun.38

Di samping dikenal sebagai perpustakaan yang besar, Bait al-

Hikmah juga dikenal sebagai perguruan tinggi pertama dalam sejarah

Islam. Lembaga ini terdiri dari observatorium astronomi dan perpustakaan,

juga berfungsi sebagai lembaga penerjemahan. Di observatorium milik

Bait al-Hikmah para ilmuwan mempelajari, meneliti, dan menulis dalam

berbagai bidang ilmu. Para ilmuwan yang bekerja di lembaga ini

memperoleh beasiswa dari pemerintah. Perpustakaan Bait al-Hikmah ini

merupakan bagian dari bangunan istana khalifah, yang dilengkapi dengan

ruang tersendiri unuk para, penyalin, penjilid dan pustakawan.39

Jumlah koleksi yang ada pada perpustakaan ini tercatat dalam al-

Fihrist karya Ibn al-Nadim sekitar 60.000 buah. Perpustakaan ini

mempunyai daftar judul buku yang berfungsi sebagai katalog

perpustakaan. Koleksi perpustakaan juga mencakup berbagai bidang ilmu

karena minat khalifah Abbasiyah saat itu sudah meluas tidak saja terbatas

pada ilmu-ilmu agama.40

Pada pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid perpustakaan Bait al-

Hikmah merupakan tempat menyimpan buku yang dipimpin oleh seorang

38Hitti, History of The Arabs, h. 410.

39Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21. Terj. AE Priyono dan Ilyas Hasssan (Bandung: Mizan, 1991), h. 49.

40Sardar, Tantangan Dunia Islam, h. 45.

Page 37: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

kepala dan dibantu oleh sejumlah staf. Untuk pengembangan koleksi

Khalifah Harun al-Rasyid melantik Yuhana ibn Masuwiyah untuk

menerjemahkan buku-buku dan menyediakan staf untuk membantu

pekerjaannya. Usaha penerjemahan ini dilanjutkan oleh Khalifah al-

Ma’mun, karena penerjemahan ini merupakan kegiatan penting di Bait al-

Hikmah.

Ada dua orang ilmuwan yang tercatat sebagai pustakawan di

perpustakaan Bait al-Hikmah pada masa Khalifah al-Ma’mun. Tanggung

jawab para pustakawan itu meliputi keseluruhan lembaga tidak terbatas

pada perpustakaan saja. Salm (terkadang disebut Salma atau Salman),

salah satu dari mereka, dikenal sebagai orang yang mempunyai minat

besar terhadap ilmu. Tugas yang diembannya sebagai kepala perpustakaan

adalah pengumpulan dan menerjemahkan buku-buku ilmiah. Pustakawan

yang bekerja bersama Salman adalah Sahl ibn Harun. Sahl ibn Harun

adalah pustakawan Bait al-Hikmah yang paling terkenal. Sahl,

berkebangsaan Persia, dikagumi karena sikapnya, kemampuannya sebagai

penyair dan pembicara, kebijaksanaannya, kelembutannya dan

pengetahuannya mengenai buku.

2) Perpustakaan Al-Haidariyah

Perpustakaan ini berlokasi di kota Najaf di Irak. Perpustakaan ini

termasuk dalam lingkungan makam Ali ibn Abu Thalib. Nama

perpustakaan ini diambil dari julukan yang diberikan oleh golongan Syi’ah

untuk Ali r.a, yaitu Haidar yang artinya singa. Koleksi perpustakaan ini

yang masih ada sampai dengan tahu 1950 meliputi sejumlah besar buku-

Page 38: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

buku berharga dalam bahasa Arab dan Persia yang kebanyakan ditulis

tangan oleh pengarangnya sendiri. Di sini juga terdapat sejumlah besar

koleksi al-Qur’an yang ditulis dengan kaligrafi dengan ukiran-ukiran yang

sangat indah.41

3) Perpustakaan Darul Hikmah di Cairo (Mesir)

Perpustakaan ini didirikan oleh al-Hakim Biamrillah al-Fatimy

tahun 1004 M. Dalam perpustakaan itu terdapat buku-buku dengan

berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. Perpustakaan ini terbuka

untuk umum, semua orang pencinta ilmu diperbolehkan mengunjungi

perpustakaan. Diantara mereka ada yang datang untuk membaca kitab,

ada yang datang untuk menyalin buku dan ada juga untuk belajar.

Pada semua pintu dan lorongnya dipasangi tirai. Di situ

ditempatkan pula para penanggung jawab, karyawan dan petugas. Di

situ dihimpun buku-buku yang belum pernah dihimpun oleh seorang

raja pun. Perpustakaan itu mempunyai 40 lemari. Bahkan ada salah satu

lemari yang memuat 18.000 buku tentang ilmu-ilmu kuno. Semua orang

boleh masuk ke situ. Di antara mereka ada yang datang untuk membaca

buku, menyalin atau untuk belajar. Di situ terdapat segala yang

diperlukan (tinta, pena, kertas dan tempat tinta).

b. Perpustakaan semi umum yaitu perpustakaan yang khusus untuk para

ulama, sarjana dan pelajar, perpustakaan ini tidak dibuka untuk umum

tetapi diperbolehkan kepada ahli-ahlinya saja, didirikan oleh khalifah atau

41Kusuma, “Peran Perpustakaan Bagi Pemikiran dan Peradaban Islam.” artikel

diakses pada 26 Juli 2008 dari http://ardiankoesoema.multiply.com/journal/item/16

Page 39: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

raja-raja yang berlokasi di dalam kerajaan atau lembaga kekhalifahan

dengan tujuan untuk menunjang kebutuhan dan kemudahan

studi/penelitian. Kebutuhan informasi khalifah dan kalangan istana,

sumber dana dari khalifah atau dana dari kerajaan, perpustakaan semi

umum ini menganut sistem layanan tertutup. Koleksi di sini terdiri dari

kitab-kitab fiqh, nahwu, bahasa, hadist, sejarah, hikayat raja-raja, ilmu

perbintangan, kerohanian dan ilmu kimia.42

1) Perpustakaan An-Nashir Li Dinillah

Didirikan oleh khalifah An-nashir Li Dinillah yang dianggap telah

mampu mengembalikan keagungan dan kemegahan kekhalifahan.

Khalifah al-Nasir ini adalah seseorang yang mempunyai perhatian besar

terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk menunjang kegiatannya

dalam bidang ilmu, khalifah membangun sebuah perpustakaan pribadi, dan

perpustakaan ini terbuka bagi kalangan tertentu yang telah memperoleh

izin darinya.

2) Perpustakaan Al-Musta’shim Billah

Didirikan oleh khalifah terakhir dari Bani Abbasiyah, yang telah

memberikan andil besar bagi ilmu pengetahuan. Al-Musta’shim ini adalah

khalifah terakhir Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 1242-1258 M.

Dinding perpustakaan miliknya ini bertuliskan bait-bait syair.

c. Perpustakaan khusus yaitu perpustakaan pribadi yang dimiliki oleh para

pembesar dan ulama, pemiliknya ulama atau para pembesar yang berlokasi

di rumah para ulama atau pembesar dengan tujuan untuk koleksi dan

42Yunus, Sedjarah Pendidikan Islam. h. 80.

Page 40: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

kepentingan ulama atau pembesar tersebut, sebab rata-rata mereka sangat

menyukai buku, sumber dana berasal dari pembesar atau ulama tersebut

karena mereka mempunyai dana khusus untuk mengelola perpustakaannya

dan sistem layanannya hanya untuk digunakan pribadi tetapi terkadang

memperbolehkan orang luar untuk menggunakan koleksinya. Koleksi yang

ada pada perpustakaan ini biasanya bidang-bidang ilmu yang sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan pemiliknya.43

1) Perpustakaan Hunain Ibnu Ishaq

Beliau adalah seorang dokter dan penterjemah yang paling

terkemuka di masa Al-Ma’mun. Beliau banyak menerjemahkan buku-buku

filsafat dan kedokteran. Kebesaran perpustakaan pribadi miliknya dapat

diperkirakan dari banyaknya buku yang telah diterjemahkan olehnya,

buku-buku karangannya, dan buku-buku yang dijadikan sumber

karangannya.

2) Perpustakaan Al-Fathu Ibnu Haqam

Al-Fathu Ibnu Haqam adalah seorang wazir dari Mutawakil al-

Abbasiyahi, dia adalah seorang yang gemar membaca dan berwawasan

luas. Untuk memenuhi kebutuhan membacanya dia membangun sebuah

perpustakaan yang besar. Perpustakaan ini berisi buku yang dipilih oleh

Ali ibn Yahya Abi Mansur al-Munajjin seorang ilmuwan dan sastrawan.

3) Perpustakaan Al-Muwaffaq Ibnul Matran

Beliau adalah seorang yang cerdas dan rajin serta mempunyai

bidang keahlian pada ilmu kedokteran dan banyak mengarak buku dalam

43Yunus, Sedjarah Pendidikan Islam. h. 79.

Page 41: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

bidang kedokteran pula. Muwaffaq ibnul Matran sangat menyukai buku

dan berusaha keras mengumpulkan buku untuk koleksi perpustakaannya.

Selain menulis dan menyalin buku dengan tangannya sendiri. Kebanyakan

buku yang ada di perpustakaannya telah dikoreksi olehnya. Jumlah koleksi

perpustakaannya mencapai 10.000 buah dalam bidang kedokteran dan

bidang-bidang lainnya. Dia juga dikenal sebagai seorang yang pemurah

dan sering memberikan hadiah kepada murid-muridnya, sebagai

pendorong bagi mereka agar giat belajar.

4) Perpustakaan Al-Mubassyir Ibnu Fatik

Beliau adalah seorang pangeran Mesir terkemuka dan dikenal

sebagai ulama yang mahir dalam ilmu falak, ilmu pasti, filsafat dan ilmu

kedokteran. Dia juga seorang penulis hebat. Al-Mubasysyir banyak

menulis buku, menyalin kembali buku-buku karya pengarang terdahulu

dan mengumpulkan buku-buku untuk koleksi perpustakaannya.

5) Perpustakaan Jamaluddin Al-Qifthi

Didirikan oleh seorang wazir yang terkenal dengan keahliannya

dalam berbagai disiplin ilmu, seperti linguistik, nahwu, fiqh, hadits, ilmu

Qur’an, Ushul dan sebagainya. Jamaluddin sangat senang mengumpulkan

buku dan sering dikunjungi para penulis dan penjual buku yang ingin

menjual buku kepadanya. Koleksi buku-bukunya itu, yang diperkirakan

bernilai 50.000 dinar.

d. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sarana pendukung sistem

pendidikan sekolah. Keberadaan sebuah perpustakaan di sekolah

memegang peranan yang sangat penting dalam membantu tercapainya

Page 42: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

tujuan pendidikan sekolah. Betapa pentingnya perpustakaan sehingga

orang sulit untuk menemukan sekolah atau madrasah yang tidak memiliki

perpustakaan. Salah satu perpustakaan sekolah yang terkenal pada masa

Abbasiyah adalah perpustakaan sekolah Nizamiyah di Baghdad. Pada saat

itu perpustakaan sangat kuat karena didukung oleh para penguasa dan

cendekiawan serta kebanyakan masyarakat.44

Pada saat itu seluruh kota Islam terdapat berbagai perpustakaan yang

besar yang melayani semangat ilmiah masyarakat sekitarnya. Beberapa

perpustakaan ini merupakan lembaga besar dan megah di mana terdapat

sejumlah besar karya-karya berharga. Ini menunjukkan perpustakaan-

perpustakaan dalam peradaban Islam lebih lengkap di bandingkan dengan

perpustakaan yang ada pada saat ini yang cukup keras dengan peraturan.

Pembangunan perpustakaan dalam paradaban Islam kala itu, amat

diberi perhatian tinggi oleh pemerintah, para ilmuwan, bangsawan bahkan

orang awam sekalipun. Pendiri perpustakaan di anggap orang yang mulia dan

terpandang dalam masyarakat. Perpustakaan pada masa itu telah menjadi

perhiasan rumah, bahkan merupakan suatu kemestian.

Kesadaran akan pentingnya membaca sebagai jalan masuknya ilmu telah

mendorong generasi terdahulu umat Islam untuk mendirikan fasilitas yang bisa

menampung bahan bacaan karya-karya ulama Islam waktu itu.

3. Hancurnya Perpustakaan Masa Abbasiyah

44Kusuma, “Peran Perpustakaan Bagi Pemikiran dan Peradaban Islam.”

Page 43: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Sebagai lembaga yang diciptakan dan tumbuh berkembang bersama

masyarakatnya, perpustakaan sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat

tempat perpustakaan tersebut berada. Seperti perpustakaan lain dalam sejarah,

banyak perpustakaan yang dibangun umat Islam mengalami kemunduran

selama masa perang dan kondisi politik yang tidak stabil.45

Kemunduran perpustakaan Islam merupakan salah satu faktor dari

hancurnya peradaban Islam. Kehancuran perpustakaan Islam disebabkan oleh

perbuatan musuh-musuh Islam maupun dari kalangan umat Islam itu sendiri

dengan bermacam alasan.

Pertama, faktor internal, seperti (1) Konflik politik antar umat Islam;

(2) Kemunduran kerajaan-kerajaan Islam; (3) Menurunnya minat terhadap

ilmu pengetahuan; (4) Pencurian koleksi perpustakaan;(5) Pengelolaan yang

kurang professional.

Kedua, Faktor Eksternal, di antaranya: (1) Serangan dari pasukan

asing; (2) Pencurian dari orang luar; (3) Bencana Alam, Gempa bumi serta

Banjir dan tanah longsor.46

Banyak peristiwa yang sama terjadi dalam rangka penghancuran dunia

perpustakaan. Sangat disayangkan banyak dari perpustakaan itu hancur karena

perang. Pada saat pendudukan Mongol, perpustakaan Baghdad dihancurkan.

Mereka membakar dan membuang ke sungai Tigris koleksi buku perpustakaan

Baghdad. Ini adalah pemusnahan buku paling mengerikan dalam sejarah

perpustakaan Islam. Petaka serangan Salib juga telah membuat kita kehilangan

45Hidayati, “Bani Abbasiyah.”

46Kusuma, “Peran Perpustakaan Bagi Pemikiran dan Peradaban Islam.”

Page 44: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

perpustakaan-perpustakaan paling berharga yang ada di Tripoli, Maarrah, Al-

Quds, Ghazzah, Asqalan, di kota-kota lainnya yang dihancurkan mereka.47

Kejayaan perpustakaan yang pernah muncul di masa Bani Abbasiyah

tersebut pamornya sedikit merosot sepeninggal Al-Ma’mun. Meski Bait al-

Hikmah masih tetap berjaya sampai kepemimpinan Khalifah Al-Mu’tasim

(833-842 M) dan Khalifah Al-Wathiq (842-847 M). Namun, pamor Bait al-

Hikmah kian memudar pada zaman kekuasaan Khalifah Al-Mutawakil (847-

861 M). Meredupnya obor pengetahuan –Bait al-Hikmah– terjadi lantaran

Khalifah Al-Mutawakil melarang berkembangnya paham Mu’tazilah.

Pada tahun 1258 ketika kota itu diporak-porandakan oleh Mongol, ada

36 perpustakaan yang tercatat oleh para ahli sejarah. Tapi selanjutnya

Baghdad menderita kemunduran.

47Kusuma, “Peran Perpustakaan Bagi Pemikiran dan Peradaban Islam.”

Page 45: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

BAB IV

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN

ILMU PENGETAHUAN MASA ISLAM KLASIK

Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber tertulis, pada bab

ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan hasil penemuan dari berbagai

sumber informasi yang diperoleh. Sesuai dengan teknik penelitian dalam

skripsi ini yang berupa kajian sejarah (historis) maka penelitian ini dilakukan

dengan mempelajari buku-buku, literatur, dokumen, dan artikel. Dengan

maksud untuk mendapatkan gambaran karangka teori sesuai dengan

pembahasan skripsi yang akhirnya menghasilkan penjelasan tentang Peran

Perpustakaan dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Abbasiyah.

Pada bab ini penulis juga akan memaparkan hasil analisis terhadap apa

yang dibahas. Adapun analisisnya dengan memberikan komentar dan pendapat

pada masing-masing sub bab.

Topik yang dikaji dalam penelitian ini adalah substansi yang

berhubungan dengan peran perpustakaan sebagai penunjang perkembangan

ilmu pengetahuan bagi masyarakat yang ada pada masa Abbasiyah, ilmu

pengetahuan yang berkembang masa itu antara lain: bidang kedokteran, filsafat

Islam, astronomi dan matematika, kimia, geografi, sejarah, teologi, hukum dan

etika Islam, dan bidang sastra dan kesenian. Kemudian peran perpustakaan

sebagai media penghubung antara sumber informasi dengan ilmu pengetahuan

Page 46: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

diantaranya berupa aspek-aspek perpustakaan yang mencakup koleksi dan

organisasi koleksi, gedung dan fasilitas perpustakaan juga kegiatan-kegiatan

perpustakaan yang membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

A. Perpustakaan sebagai Penunjang Perkembangan Ilmu Pengetahuan bagi

Masyarakat

Keberhasilan umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah

dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara

menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di antaranya

adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non

Arab (Mawali), yang memiliki tradisi intelektual yang sudah lama melingkupi

kehidupan mereka. Munculnya gerakan intelektual ini sebagian besar

disebabkan oleh pengaruh asing, sebagian Indo-Persia, Suriah, dan Yunani.

Gerakan intelektual itu ditandai oleh kegiatan penerjemahan karya-karya

Persia, Sansekerta, Suriah, dan Yunani ke bahasa Arab. Mereka diberikan

fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan

berbagai kajian ilmu pengetahuan melalui bahan-bahan rujukan yang pernah

ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya. Kebijakan tersebut ternyata

membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan sains yang membawa harum dinasti ini.48

Tiga abad lebih setelah berdirinya Baghdad, dunia literatur Arab telah

memiliki karya-karya filsafat utama Aristoteles, neo-Platonis, dan tulisan-

tulisan kedokteran Galen, juga karya-karya ilmiah Persia dan India. Hanya

48Phillip K. Hitti, History of The Arabs: from the earliest time to the present, Terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), h. 381.

Page 47: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

dalam waktu beberapa puluh tahun para sarjana Arab telah menyerap ilmu dan

budaya yang dikembangkan selama berabad-abad oleh Yunani.49

Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan, masa itu muncul ulama-

ulama terkenal seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam

Hambali, Imam Bukhari, Imam Muslim, Hasan Al-Basri, Abu Bakar Ar-Razy,

dan lain-lain.50 Ulama-ulama inilah yang menyemarakkan perkembangan ilmu

pengetahuan melalui bidang-bidang ilmu yang mereka kuasai dengan

menyumbangkan penemuan baru di masing-masing bidang keilmuwan.

Semasa kepemimpinan Harun al-Rasyid dan putranya al-Ma’mun,

dinasti Abbasiyah mendulang kesuksesan dalam bidang ilmu dan pendidikan.

Banyak madrasah, dari tingkat dasar, menengah, hingga atas, berdiri di kota-

kota besar. Puncaknya berdirilah Bait al-Hikmah di Baghdad. Di tangan al-

Ma’mun, lembaga tersebut berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan,

dan lembaga penelitian.

Perpustakaan masa itu merupakan sarana penunjang perkembangan

ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Karena dengan tersimpannya berbagai

jenis ilmu melalui buku atau apa saja yang menjadi koleksi perpustakaan,

masyarakat dapat mengakses dan mempelajarinya sesuka hati. Dengan

demikian, pengetahuan masyarakat bertambah, ilmu pengetahuan pun

berkembang. Karena masyarakatlah yang menyebarluaskan ilmu pengetahuan

yang diperolehnya dari sumber-sumber di perpustakaan.

49Hitti, History of The Arabs, h. 382.

50Indah, “Perkembangan pada masa Bani Abbasiyah”, artikel di akses pada 14 Juni 2008 dari http://razorbladed.blogspot.com/2007/07/perkembangan-pada-masa-bani-abbasiyah.html

Page 48: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Corak gerakan keilmuwan pada Dinasti Abbasiyah lebih bersifat

spesifik. Kajian keilmuwan yang kemanfaatannya bersifat keduniaan bertumpu

pada ilmu kedokteran, di samping kajian yang bersifat pada al-Qur’an dan al-

Hadits, sedang astronomi, mantik, dan sastra baru dikembangkan dengan

penerjemahan dari Yunani. Berikut kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai

masa Bani Abbasiyah.

1. Kajian dalam Bidang Kedokteran

Dalam hal ini, ada catatan yang penting, kala itu di Irak dan daerah

Islam lainnya sering terjadi sakit mata, maka fokus kedokteran paling awal

diarahkan untuk menangani penyakit itu. Dari tulisan Ibn Masawayh, kita

mendapat sebuah risalah sistematik berbahasa Arab paling tua tentang

gangguan pada mata. Kisah tentang Jibril ibn Bakhtiarsyu, dokter khalifah al-

Rasyid, al-Ma’mun, juga keluarga Barmark, telah mengumpulkan kekayaan

sebanyak 88.800.000 dirham, ini memperlihatkan bahwa profesi dokter bisa

menghasilkan banyak uang. Sebagai dokter pribadi al-Rasyid, Jibril menerima

100 ribu dirham dari khalifah, ia juga menerima jumlah yang sama karena

jasanya memberikan obat penghancur makanan di usus. Keluarga Bakhtiarsyu

melahirkan enam atau tujuh generasi dokter ternama hingga paruh pertama

abad ke-11, banyak kemajuan berarti yang dilakukan orang Arab pada masa

itu. Merekalah yang membangun apotek pertama, mendirikan sekolah farmasi

pertama, dan menghasilkan buku daftar obat-obatan.51

Para penulis utama bidang kedokteran adalah orang Persia yang

menulis dalam bahasa Arab: Ali al-Thabari, al-Razi, Ali ibn al-Abbas al-

51Hitti, History of The Arabs, h. 455-456.

Page 49: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Majusi, dan Ibn Sina.52 Al-Razi merupakan dokter Muslim terbesar dan penulis

paling produktif. Karya utamanya adalah al-Hawi (buku yang komprehensif),

yang pertama kali diterjemahkan ke bahasa Latin dengan judul Continens,

seperti yang tercermin dari judulnya, buku ini dimaksudkan sebagai

ensiklopedia kedokteran. Selain merangkum pengetahuan kedokteran Yunani,

Persia, dan Hindu yang telah dikuasai oleh orang Arab saat itu, buku itu juga

memuat konstribusi orisinal dalam bidang kedokteran. Karya al-Razi tentang

kedokteran ini selama berabad-abad telah memberi pengaruh besar terhadap

pemikiran orang Barat Latin.53

2. Bidang Filsafat Islam

Bagi orang Arab, filsafat merupakan pengetahuan tentang kebenaran

dalam arti yang sebenarnya, sejauh hal itu bisa dipahami oleh pikiran

manusia.54 Filosof pertama, al-Kindi atau Abu Yusuf ibn Ishaq, ia memperoleh

gelar “filosof bangsa Arab”, dan ia memang merupakan representasi pertama

dan terakhir dari seorang murid Aristoteles di dunia Timur yang murni

keturunan Arab. Al-Kindi lebih dari sekedar seorang filosof. Ia ahli

perbintangan, kimia, ahli mata dan musik.55

Penyeragaman antara filsafat Yunani dengan Islam, yang dimulai oleh

al-Kindi, seorang keturunan Arab, dilanjutkan oleh al-Farabi, seorang

keturunan Turki dan disempurnakan oleh Ibn Sina, seorang keturunan Suriah.

52Hitti, History of The Arabs, h. 457.

53Hitti, History of The Arabs, h. 457-458.

54Hitti, History of The Arabs, h. 462

55Hitti, History of The Arabs, h. 463.

Page 50: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Sistem filsafat al-Farabi merupakan campuran antara Platonisme,

Aristotelianisme, dan mistisisme, yang membuatnya dijuluki sebagai “guru

kedua” (al-mu’allim al-tsani), setelah Aristoteles. Salah satu karya al-Farabi

adalah Risalah Fushush al-Hikam (Risalah Mutiara Hikmah) dan Risalah fi

Ara’ Ahl al-Madinah al-Fadhilah (Risalah tentang Penduduk Kota Ideal).56

3. Bidang Astronomi dan Matematika

Kajian ilmiah tentang perbintangan dalam Islam mulai dilakukan

seiring dengan masuknya pengaruh buku India, Siddhanta (bahasa Arab

sindhind). Seorang ahli astronomi lainnya yang terkenal pada masa itu adalah

Abu al-Abbas Ahmad al-Farghani dari Fargana Transoxiana. Karya utama al-

Farghani adalah al-Mudkhil ila ‘Ilm Haya’ah al-Aflak.57 Diterjemahkan ke

bahasa Latin pada 1135 oleh John dari Seville dan Gerard dari Cremona ke

bahasa Ibrani. Dalam versi bahasa Arab, buku itu ditemukan dengan judul

yang berbeda.58

Pada saat itu Khalifah al-Ma’mun mendirikan sebuah observatorium

dengan supervisor seorang Yahudi yang baru masuk Islam yaitu Sind ibn ‘Ali

dan Yahya ibn Abi Mansur. Di observatorium itu, para astronom kerajaan

“tidak saja mengamati dengan seksama dan sistematis berbagai gerakan benda-

benda langit, tetapi juga menguji semua unsur penting dalam almagest (sebuah

karya dari Ptolemius) dan menghasilkan amatan yang sangat akurat yaitu sudut

56Hitti, History of The Arabs, h. 464.

57Hitti, History of The Arabs, h. 467-473.

58Hitti, History of The Arabs, h. 469-470.

Page 51: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

ekliptik bumi, ketepatan lintas matahari, panjang tahun matahari, dan

sebagainya.59

Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi adalah tokoh utama dalam kajian

matematika Arab. Sebagai seorang pemikir Islam terbesar, ia telah

memengaruhi pemikiran dalam bidang matematika yang hingga batas tertentu

lebih besar daripada penulis Abad Pertengahan lainnya. Di samping menyusun

tabel astronomi, al-Khwarizmi juga menulis karya tertua tentang aritmatika

yang hanya diketahui lewat terjemahannya. Salah satu karyanya adalah “Hisab

al-Jahr wa al-Muqabalah.” Karya-karya al-Khwarizmi juga turut berperan

memperkenalkan ke benua Eropa angka-angka Arab yang disebut alogaritma,

sesuai dengan namanya. Di antara ahli matematika yang dipengaruhi oleh al-

Khwarizmi adalah ‘Umar al-Khayyam, Leonardo Fibonacci dari Pisa

(meninggal setelah 1240) dan Master Jacob dari Florence, yang menulis buku

matematika pada 1307, yang memuat enam jenis pembagian kuadrat yang

ditemukan oleh seorang ahli matematika muslim, Aljabar al-Khayyam.60

4. Perkembangan Bidang Kimia

Bapak kimia bangsa Arab adalah Jabir ibn Hayyan, ia tokoh terbesar

dalam bidang ilmu kimia pada Abad Pertengahan. Sebuah legenda

menyebutkan bahwa putra mahkota Dinasti Umayyah, Khalid ibn Yazid ibn

Mu’awiyah dan Imam Syiah ke-4 Jafar al-Shadiq dari Madinah, pernah

menjadi gurunya. Ia telah mengakui dan menyatakan pentingnya eksperimen

secara lebih seksama daripada ahli kimia sebelumnya, dan ia lebih maju baik

59Hitti, History of The Arabs, h. 469.

60Hitti, History of The Arabs, h. 474-475.

Page 52: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

dalam perumusan teori maupun dalam praktik kimia. Secara umum, Jabir

memodifikasi teori Aristotelian tentang unsur pembentuk logam yang tetap

menjadi rujukan penting dengan beberapa perubahan kecil sampai awal era

kimia modern pada abad ke-18.61 Para ahli kimia muslim belakangan

mengklaim bahwa Ibn Hayyan adalah guru mereka, bahkan yang terbaik di

antara mereka sekalipun.

5. Bidang Geografi

Perkembangan geografi ini kemudian menjadi salah satu disiplin ilmu

yang banyak dipengaruhi oleh khazanah Yunani. Buku geografi karya

Ptolemius yang menyebutkan berbagai tempat berikut garis bujur dan lintang

buminya, diterjemahkan beberapa kali ke bahasa Arab langsung dari bahasa

aslinya, atau dari terjemahannya dalam bahasa Suriah, terutama oleh Tsabit ibn

Qurrah. Dengan meniru buku itu, Khwarizmi menyusun karyanya Surah al-

Ardh (Gambar/Peta Bumi) yang menjadi acuan bagi karya-karya berikutnya.

Karya al-Khwarizmi disertai dengan “gambar bumi”, sebuah peta yang ia buat

dan dibantu oleh 69 sarjana lainnya atas perintah Khalifah al-Ma’mun. ini

adalah sebuah peta bumi dan angkasa luar pertama dalam sejarah Islam.62

Pengaruh ilmu geografi al-Khwarizmi tampak pada beberapa penulis muslim

hingga abad ke-14.

6. Bidang Sejarah

Pada periode Abbasiyah, ilmu sejarah telah matang untuk melahirkan

karya tentang sejarah formal yang didasarkan atas legenda, tradisi, biografi,

61Hitti, History of The Arabs, h. 476-477.

62Hitti, History of The Arabs, h. 481.

Page 53: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

geneologi dan narasi. Model ini ditulis dalam bahasa Persia dan diwakili oleh

karya berbahasa Pahlawi, Khudzay-namah (buku tentang para raja) yang

diterjemahkan ke bahasa Arab oleh Ibn al-Muqaffa’ dengan judul Siyar Muluk

al-‘Ajam. Konsep tentang sejarah dunia, tempat berlangsungnya peristiwa-

peristiwa masa lalu, merupakan pengantar menuju sejarah Islam, dapat dilacak

asalnya dalam tradisi Yahudi-Kristen. Namun, bentuk penyajiannya kemudian

mengambil model tradisi Islam.63

Penulisan sejarah Arab mencapai puncaknya pada masa al-Thabari dan

al-Mas’udi, dan mengalami kemunduran drastis setelah Miskawayh. Seperti

kebanyakan khasanah ilmu sejarah yang ditulis dalam bahasa asing, karya-

karya al-Thabari, al-Mas’udi, Ibn al-Atsir, dan para pengikutnya, tidak bisa

dibaca oleh orang Timur Abad Pertengahan. Pada masa modern, sudah

diterjemahkan dalam bahasa Eropa modern.64

7. Kajian Teologi

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari kecenderungan

orang Arab sebagai orang Arab sekaligus orang Muslim, yaitu teologi, hadits,

fikih, filologi, dan linguistik. Perhatian dan minat orang Arab Islam pada masa

paling awal tertuju pada cabang keilmuwan yang lahir karena motif

keagamaan. Kebutuhan untuk memahami al-Qur’an menjadi landasan kejian

teologis dan linguistik yang serius.65

63Hitti, History of The Arabs, h. 487.

64Hitti, History of The Arabs, h. 491.

65Hitti, History of The Arabs, h. 492.

Page 54: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Dalam kajian berikutnya, hadits (sunnah), yaitu perilaku, ucapan, dan

persetujuan Nabi, yang kemudian menjadi sumber ajaran paling penting.

Awalnya hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut, hadits Nabi kemudian

direkam dalam bentuk tulisan pada abad kedua Hijriah.66 Dengan kata lain,

hadits didefinisikan sebagai catatan perilaku atau perkataan Nabi. Bagi seorang

muslim yang saleh, ilmu hadits merupakan ilmu yang paling utama, untuk

mencari ilmu itulah para calon ulama melakukan perjalanan panjang dan

melelahkan. Karena perjalanan mencari ilmu (al-rihlah fi thalab al-’ilm)

dipandang sebagai bentuk kesalehan, orang yang meninggal saat mencari ilmu

sama dengan orang yang gugur dalam perang suci.67

8. Bidang Hukum dan Etika Islam

Setelah orang Romawi, orang Arab adalah satu-satunya bangsa pada

abad pertengahan yang melahirkan Ilmu Yurisprudensi, dan darinya

berkembang sebuah sistem yang independen. Sistem tersebut dinamakan Fikih,

pada prinsipnya didasarkan atas al-Quran dan hadits, yang disebut ushul, dan

dipengaruhi oleh sistem Yunani-Romawi. Fikih adalah ilmu perintah Allah

sebagaimana tertuang dalam al-Qur’an dan diuraikan dalam hadits yang

diwariskan pada generasi berikutnya. Yurisprudensi Islam, selain berprinsip

pada al-Qur’an dan Hadits, juga berpedoman pada analogi dan konsensus.

Adapun tentang ra’y, yaitu penalaran rasional, meskipun sering dijadikan

sandaran, hal tersebut hampir tidak pernah dipandang sebagai sumber hukum

kelima. Dalam bidang fiqih ini, telah lahir fuqaha legendaris seperti Imam

66Hitti, History of The Arabs.

67Hitti, History of The Arabs, h. 493.

Page 55: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Hanifah (700-767 M), Imam Malik (713-795 M), Imam Syafei (767-820 M)

dan Imam Ahmad ibnu Hambal (780-855 M).

Karya-karya etika yang didasarkan atas al-Qur’an dan hadits, meskipun

sangat banyak jumlahnya, tidak mendominasi semua literatur berbahasa Arab

tentang moral (akhlak). Setidaknya ada tiga jenis karya etika. Karya-karya

semacam itu membahas tentang tatanan moral, serta peningkatan kualitas

semangat dan perilaku (adab).68

9. Bidang Sastra dan Kesenian

Sastra Arab dalam pengertian yang sempit, yakni adab, mulai

dikembangkan oleh Al-Jahiz (w. 868-869), guru para sastrawan Baghdad.

Masa ini juga menyaksikan munculnya bentuk baru sastra, yaitu maqamah

yang diciptakan oleh Badi al-Zaman al-Hamdzani. Maqamah adalah sejenis

anekdot dramatis yang substansinya berusaha dikesampingkan oleh penulis

untuk mengedepankan kemampuan puitis, pemahaman dan kefasihan

bahasanya. Pada kenyataannya, bentuk karya semacam maqamah bukanlah

karya satu orang, ia merupakan perkembangan alami dari prosa berirama.69

Tidak lama sebelum pertengahan abad ke-10, draft pertama dari sebuah

karya yang kemudian dikenal dengan Alf Laylah wa Laylah (Seribu Satu

Malam) terbit di Irak. Ini adalah karya Persia klasik, berisi beberapa kisah dari

India. Kisah Persia ini dituturkan dengan cara Buddha oleh ratu Esther kepada

Khalifah Harun Al-Rasyid di Kairo. Kisah ini menjadi begitu populer di

kalangan masyarakat Barat, karena telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa

68Hitti, History of The Arabs, h. 502.

69Hitti, History of The Arabs, h. 505.

Page 56: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

di belahan bumi Eropa. Selain kisah tersebut, terdapat juga beberapa puisi

klasik, contohnya Abu Nawas yang mampu menyusun lagu terbaik tentang

cinta dan arak.70

Begitulah dinamika dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa Bani

Abbasiyah. Terlihat bahwa berbagai cabang ilmu berkembang dengan pesat

dan di masa itu banyak para tokoh Islam menyumbangkan ilmu-ilmu baru di

berbagai bidang yang secara tidak langsung memberi kontribusi kepada dunia

intelektual Muslim dan Barat.

B. Perpustakaan sebagai Media Penghubung antara Sumber Informasi

dengan Ilmu Pengetahuan

Salah satu fungsi dari perpustakaan merupakan wadah dan tempat

penyimpanan karya-karya ilmu pengetahuan yang berkembang di masyarakat.

Mulai dari karya lama yang berupa naskah-naskah kuno sampai yang terbaru

sekalipun semua dapat disimpan di perpustakaan.

Perpustakaan masa Abbasiyah merupakan media yang menghubungkan

antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam

koleksi perpustakaan dengan para pemakainya. Dengan menyediakan berbagai

macam koleksi ilmu pengetahuan sehingga perpustakaan berperan sebagai

lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan

membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Perpustakaan juga

berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang

70Hitti, History of The Arabs, h. 506.

Page 57: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

pengalamannya.

Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen

kebudayaan umat Islam. Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran dan

ilmu pengetahuan yang ditentukan pada masa itu, direkam dalam bentuk

tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan dapat dipelajari,

diteliti, dikaji dan dikembangkan dan kemudian dipergunakan sebagai landasan

penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.

Selain itu perpustakaan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi

masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara

mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan

sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan menghimpun dan

melestarikan koleksi bahan pustaka yang tak ternilai harganya.71

Umat Islam mencapai masa keemasan ketika pemerintahan Bani

Abbasiyah dengan berdirinya perpustakaan-perpustakaan yang menjadi bukti

perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai bagian dari umat, perpustakaan

dapat pula ikut ambil bagian dalam pembentukan komunitas belajar dengan

bertindak sebagai fasilitator atau mitra pendidik bagi umat untuk berlatih

berpikir kritis dan belajar secara mandiri. Penyediaan forum diskusi,

kesempatan mengerjakan proyek bersama secara berkolaborasi, artikel-artikel

interaktif, kesempatan berekspresi melalui portofolio merupakan contoh-

contoh kegiatan perpustakaan dengan peranan baru. Tak bisa dipungkiri,

perpustakaan Islam telah memberikan andil besar (informasi) bagi kemajuan

71Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 54-57.

Page 58: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

umat manusia. Perpustakaan Islam bahkan telah lahir dari awal Islam, terutama

dari perpustakaan masjid, di mana orang-orang Islam menyimpan al-Qur’an

dan kitab-kitab tentang Islam di masjid.

Masjid pada saat itu bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga

untuk menyampaikan informasi dari penguasa, melakukan proses peradilan,

dan menanamkan aspek kehidupan intelektual Islam (dalam hal ini melalui

perpustakaannya).72 Masjid dan perpustakaan pada zaman kejayaan Islam tak

bisa dipisahkan. Sebab masjid juga memainkan peran penting lainnya, yakni

sebagai perpustakaan. Kehadiran perpustakaan di dunia Islam juga berasal dari

aktivitas keilmuwan yang berlangsung di masjid. Pada masa itu masyarakat

Muslim menyerahkan koleksi bukunya ke masjid untuk disimpan di dar al-

kutub (perpustakaan).73

Untuk itulah perpustakaan perlu menjaga kelestarian koleksi-koleksinya

agar dapat bermanfaat dengan baik melalui kegiatan-kegiatan kepustakaan dan

menyediakan layanan yang mempermudah masyarakat dalam mengakses

informasi. Di masa klasik Islam (masa Abbasiyah) yang merupakan masa

keemasan Islam, pada masa itu masyarakat dan pemerintah Islam sangat peduli

dan haus akan informasi dan pengetahuan. Karena itu sebuah perpustakaan

juga harus terus menyediakan koleksi yang bermutu dan terjamin bagi

masyarakat yang haus akan pengetahuan. Berikut adalah penjelasan mengenai

72Ardian Kusuma, “Peran Perpustakaan Bagi Pemikiran dan Peradaban Islam” artikel

diakses pada 26 Juli 2008 dari http://ardiankoesoema.multiply.com/journal/item/16

73Heri Ruslan, “Khazanah: Perpustakaan Lumbung Ilmu di Era Kekhalifahan”, Republika. 9 September 2008, h. 8.

Page 59: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

aspek dan kegiatan perpustakaan yang dapat berperan dalam penyebaran dan

perkembangan ilmu pengetahuan masa klasik Islam.

1. Aspek-aspek Perpustakaan

a. Koleksi perpustakaan

1) Cakupan koleksi

Satu aspek yang menarik pada perpustakaan saat itu adalah

luasnya jenis subjek yang mereka miliki. Kecuali untuk karya-karya

keagamaan dari agama lain, umat Islam masa itu mengumpulkan,

menyalin, dan menerjemahkan segala sesuatu yang bisa mereka

peroleh, dalam semua subjek, periode, dan bahasa. Karya klasik Yunani

dan Latin, filsafat Sansekerta, sejarah Mesir, epic Hindu, dan puisi cinta

Prancis abad pertengahan, juga biografi, ilmu alam, dan pseudoscience

dari berbagai kurun waktu dan tempat semua itu dapat di temui dalam

koleksi perpustakaan.74

Sifat koleksi perpustakaan yang bervariasi sangat tergantung

pada minat pemilik perpustakaan. Koleksi perpustakaan besar dan

pribadi yang banyak di bangun oleh kalangan istana sangat bervariasi

mencakup berbagai bidang. Pada masa selanjutnya ketika banyak

perpustakaan berada di masjid dan sekolah-sekolah agama, koleksi

cenderung lebih terbatas pada buku-buku yang berhubungan dengan

penjelasan al-Qur’an, teologi dan hukum-hukum agama. Meskipun

demikian seringkali koleksi perpustakaan jenis ini juga diperluas

dengan karya-karya dalam bidang geografi, sejarah, bahasa, dan subjek

74Elmer P. Johnson. A History of Libraries in Western World (New York: Scarecrow, 1982), h. 74.

Page 60: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

yang diperlukan dalam pembahasan ilmu-ilmu agama.75 Koleksi

perpustakaan masjid yang luas mencakup banyak subjek, dapat ditemui

di masjid-masjid yang fungsinya tidak terbatas pada kegiatan

keagamaan.

Koleksi perpustakaan Islam pada saat itu sudah mencapai

jumlah yang tak terbilang banyaknya, contohnya pada perpustakaan

Bait al-Hikmah yang didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid di kota

Baghdad berisi tidak kurang dari 100 volume, sebanyak 600 jilid buku,

termasuk 2400 buah al-Qur’an berhiaskan emas dan perak yang

disimpan di ruang terpisah. Lain lagi dengan perpustakaan para khalifah

dinasti Fatimiyah di Kairo, koleksinya berupa mushaf-mushaf dan

buku-buku yang sangat berharga. Jumlah seluruh buku yang ada

mencapai 2.000.000 (dua juta) eksemplar. Perpustakaan Darul Hikmah

di Kairo, mempunyai 40 lemari. Bahkan ada salah satu lemari yang

memuat 18,000 buku tentang ilmu-ilmu kuno. Perpustakaan Al-Hakam

di Andalus sangat besar dan luas untuk ukuran di zamannya. Buku yang

ada pada perpustakaan ini mencapai 400.000 buah.76

Para khalifah terlihat sangat perduli dengan penyebaran ilmu

pengetahuan di masa itu. Mereka bahkan berusaha berlomba-lomba

untuk menyaingi perpustakaan khalifah lain, berusaha untuk memiliki

sebuah buku yang dianggap terkenal dari seorang penulis walaupun

75R. S. Mackensen. “Four Great Libraries of Medieval Baghdad”, Library Quarterly, 2

(1932), h. 280.

76“Mengenang kemajuan perpustakaan Islam” artikel di akses pada 29 April 2008 dari http://bikinperpus.wordpress.com/

Page 61: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

harus menempuh jarak yang sangat jauh dan membutuhkan

pengorbanan materi dan tenaga. Ini dikarenakan setiap perpustakaan

mempunyai seorang/beberapa orang yang bertugas untuk menambah

koleksi dengan survei buku-buku apa yang sedang diminati masyarakat

masa itu.

2) Organisasi koleksi

Penerapan prinsip kepustakawanan dalam penyusunan koleksi

terlihat dari penempatan koleksi buku di perpustakaan saat itu.

Penempatan koleksi biasanya berdasarkan subyek dan aturan tertentu

dengan mempertimbangkan kenyamanan pemakai.77

Susunan ini tidak semata-mata hanya berdasarkan materi subyek

tetapi juga berdasarkan satu skema klasifikasi tertentu. Pola-pola

pengklasifikasian banyak muncul bersamaan dengan berkembangnya

buku dan perpustakaan yang diiringi oleh kemajuan ilmu pengetahuan.

Perhatian para Ilmuwan Muslim yang besar terhadap konsep ilmu tidak

saja membuat mereka dapat menciptakan berbagai macam definisi ilmu

pengetahuan tetapi membuat pembagian dan pengklasifikasian ilmu

pengetahuan. Di antaranya yang paling terkenal adalah hasil

pengklasifikasian oleh Al-Kindi (801-973 M), Al-Farabi (wafat 950 M),

Ibn Sina (980-1037 M), Al-Ghazali (1058-1111 M), Al-Razi (864-925

M), dan Ibn Khaldun (1332-1403 M).78

77Johnson. A History of Libraries.

78Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21. Terj. Priyono dan Ilyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1980), h. 39.

Page 62: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Berikut contoh Klasifikasi ilmu menurut Ibn Sina yang dikutip

dari Asas-asas Pendidikan Islam.79

Ilmu

Sementara Abadi: hikmah

Sebagai Tujuan Sebagai Alat: Logika

- Ilmu Tabi’I - Akhlak - Ilmu Matematika - Pengurusan Rumah - Ilmu Metafisika - Pengurusan Kota (Politik) - Ilmu Universal - Syari’ah (Hukum Agama)

Koleksi yang sudah disusun berdasarkan subjek kemudian

disimpan dalam ruangan-ruangan terpisah yang dapat dikunci. Dalam

perpustakaan yang lebih kecil, buku-buku disimpan dalam peti-peti atau

kotak-kotak yang mempunyai daftar isi di bagian luarnya. Perpustakaan

besar terkadang mempunyai subjek spesialis yang bertugas di setiap

ruangan tersebut.

Umumnya perpustakaan kecil ketika itu sudah mempunyai

katalog berbentuk lembaran-lembaran yang merupakan daftar dokumen

yang dimiliki perpustakaan.80 Sedangkan perpustakaan-perpustakaan

besar diperkirakan telah membuat katalog dalam bentuk buku. Bentuk

katalog ini berbeda dengan yang umumnya berkembang sekarang ini

yaitu katalog dalam bentuk kartu atau yang lebih praktis yaitu katalog

online yang ada pada perpustakaan saat ini. Katalog berbentuk buku

merupakan bentuk katalog yang pertama kali ada. Sebagian sumber

79Hassan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka, Kementrian Pendidikan Malaysia, 1991), h. 108.

80Johnson. A History of Libraries, h. 74.

Page 63: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

menyatakan ada sekitar 12 sampai dengan 40 jilid katalog di sebuah

perpustakaan yang besar.

Koleksi perpustakaan dikatalogkan menurut subjek. Kemudian

tiap buku disusun menurut urutan dalam tiap kelas. Karena penempatan

bahan di ruangan atau di lemari berdasarkan susunan subjek maka

katalog tersebut tampak seperti buku induk berkelas. Katalog dalam

bentuk ini pada masanya dapat berfungsi dengan baik dan digunakan

secara luas meskipun katalog ini hanya memberikan satu macam

pendekatan, yaitu pendekatan subjek dalam penelusuran koleksi.81

Kemudahan proses temu kembali di perpustakaan-perpustakaan masa

itu terbantu dengan banyaknya petugas yang disediakan perpustakaan

untuk melayani pemakai.

Diperkirakan katalog ini juga digunakan sebagai daftar

inventaris buku di perpustakaan selain sebagai sarana temu kembali. Di

samping itu sebagian katalog juga mencantumkan keterangan tentang

halaman-halaman yang sudah hilang, atau bagian-bagian dari buku itu

yang sudah tidak ada lagi.82

Gambaran mengenai katalog ini dapat dilihat dalam al-fihrist

karya Ibn al-Nadim. Ada ahli sejarah yang menganggap karya Ibn al-

Nadim ini sebagai katalog induk dari beberapa perpustakaan besar saat

itu, sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa al-fihrist adalah

sebuah bibliografi yang dimaksudkan untuk mendaftar seluruh buku

81Johnson. A History of Libraries, h. 75.

82Ahmad Shalaby, Sejarah Pendidikan Islam. Terj. Muchtar Yahya dan Sanusi Latief. (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 145.

Page 64: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

dalam bahasa Arab yang ada pada masa Abbasiyah, baik karya

terjemahan maupun karya asli. Selain itu al-fihrist juga memuat biodata

pengarang dan penyusun buku, pemilik buku yang terdaftar, juga

tempat perdagangan buku.

Al-fihrist disusun oleh Abu al-Faraj Muhammad ibn Ishaq, atau

yang lebih dikenal dengan nama Ibn al-Nadim, pada tahun 988 M di

Konstatinopel. Al-fihrist dibagi atas 10 kelas utama, yaitu (1) al-Qur’an,

(2) Tata bahasa, (3) Sejarah, (4) Puisi, (5) Filsafat scholastik

(dogmatis), (6) Hukum, (7) Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Kuno, (8)

Bacaan ringan (9) Agama (10) Kimia. Enam kelas pertama untuk buku-

buku Islam sedangkan empat yang terakhir untuk buku-buku non-

Islam.83

Pada masa itu belum dikenal cara penempatan buku dalam rak

seperti yang umumnya dilakukan sekarang ini, yaitu penempatan buku

secara tegak lurus. Cara penempatan buku yang biasa dilakukan pada

saat itu adalah penempatan secara horizontal. Buku diletakkan pada

bagian sisinya, yang satu di atas yang lain.84 Karena buku diletakkan

pada bagian sisinya maka banyak terjadi kerusakan pada bagian sampul

luar, dan halaman judul.

Pada umumnya layanan perpustakaan bersifat terbuka. Siapa

saja bisa dengan bebas mengambil buku-buku yang ingin dibacanya

83Mehdi Nakosteen, History Of Islamic Origins of Western Education A.D. 800-1350 with:

an Introduction to Medieval Muslim Education. Terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah (Surabaya: Risalah Gusti, 1995), h. 41-44.

84Ibn Jama’ah, Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim yang dikutip oleh Shalaby, Sejarah Pendidikan, h. 142.

Page 65: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

dari rak. Apabila pemakai perpustakaan mengalami kesulitan

menemukan buku yang diperlukannya dia dapat meminta bantuan

kepada staf perpustakaan. Memang ada sebagian koleksi yang disimpan

dalam rak-rak tertutup, khususnya untuk koleksi yang berharga atau

langka. Untuk koleksi jenis ini pemakai harus memperoleh izin dari

pemilik atau kepala perpustakaan agar bisa menggunakannya.85

b. Gedung dan fasilitas perpustakaan

Desain, tata letak dan arsitektur perpustakaan juga mendapat

perhatian dari masyarakat saat itu. Perpustakaan dirancang agar pemakai

perpustakaan dapat menggunakan koleksi dan fasilitas-fasilitas yang

diperlukan dengan mudah. Banyak perpustakaan di kalangan umat Islam

saat itu memiliki ruang lain selain ruang baca, seperti ruang untuk

pertemuan dan ruang-ruang lain yang lebih kecil yang dapat digunakan

untuk berdiskusi dan berdebat. Kondisi ekonomi yang sehat

memungkinkan masyarakat masa itu membangun perpustakaan dengan

fasilitas yang lengkap.

Dalam buku Mehdi Nakosteen, Olga Pinto menggambarkan tentang

kondisi fisik sebuah perpustakaan “abad pertengahan” Muslim:

“Kaum Muslimin telah menumpahkan perhatian besar terhadap pembangunan gedung-gedung untuk perpustakaan-perpustakaan umum. Untuk perpustakaan Syraz, Cordova dan Kairo umpamanya didirikan bangunan-bangunan yang khusus, dengan bentuk yang khusus pula. Bangunan-bangunan ini dilengkapi dengan kamar-kamar dan ruang-ruang yang banyak untuk bermacam-macam keperluan, seperti galeri dengan rak-rak tempat menyimpan buku-buku, ruangan tempat pengunjung dapat membaca dan belajar, ruang yang diatur berpisahan untuk pembuatan salinan dari manuskrip-manuskrip, ruangan-ruangan yang disediakan untuk pertemuan-

85Shalaby, Sejarah Pendidikan, h. 145.

Page 66: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

pertemuan sastra dan bahkan ada perpustakaan-perpustakaan yang mempunyai ruangan yang dipergunakan untuk pertunjukan musik, pengunjung dapat menikmati musik dan melepaskan lelah dan mengembalikan kekuatan sesudah membaca buku, menyalin, dan belajar. Semua ruangan dibuat sedemikian mewah dan menyenangkan. Di atas lantai digelar karpet dan lapik-lapik (keset) tempat para pembaca dalam gaya Asia Timur, duduk bersila membaca bahkan menulis. Jendela-jendela dan pintu-pintu tertutup oleh tirai (horden), pintu masuk utama memiliki tirai dengan berat khusus agar bisa menghalagi masuknya udara dingin.”86

Tidak hanya para cendekiawan yang dengan bebas

menggunakan perpustakaan dan semua fasilitasnya untuk mengejar

usaha-usaha ilmiah, di antaranya makanan dan pemondokan khususnya

bagi mahasiswa miskin, orang-orang yang berasal dari tempat yang

jauh dan bagi para warraq. Bahan-bahan untuk menulis dan bantuan-

bantuan lain yang disediakan berupa alat yang menyenangkan bagi

siapa saja yang datang dari negeri yang jauh, dalam rangka menuntut

ilmu pengetahuan. Perpustakaan terbuka untuk siapa saja yang suka

menggunakannya, termasuk para mahasiswa miskin. Mereka semua

menerima bantuan finansial khalifah.

Perpustakaan-perpustakaan masa itu dilengkapi dengan berbagai

fasilitas untuk kemudahan kepada para pengguna. Sebagai contoh,

perpustakaan milik penyair Ibnu Hamdan memberikan pena dan kertas

secara percuma kepada cendekiawan yang miskin dan dibenarkan

bermalam di perpustakaan.87

86Islamic Culture, III, 1929, 227. Dikutip oleh Syalaby, Sejarah Pendidikan, h. 72.

87Shaharom TM Sulaiman, “Perpustakaan Peradaban Islam” artikel diakses pada 29 April 2008 dari http://161.139.39.251/akhbar/libraries/1999/um99218.htm

Page 67: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Kebaikan para khalifah kepada para mahasiswa miskin dan siapa

saja yang menjadi pengguna dan pengunjung perpustakaan

dimaksudkan agar siapa saja yang datang merasakan kenyamanan dari

fasilitas yang disediakan perpustakaan. Dengan demikian ini

merupakan salah satu strategi promosi perpustakaan yang dilakukan

khalifah untuk tujuan memberikan media pembelajaran pada

masyarakat melalui perpustakaannya. Sehingga penyebaran ilmu

pengetahuan dapat merata kepada seluruh masyarakat tanpa

memandang kasta dan tingkatan sosial.

2. Kegiatan Perpustakaan

Kegiatan utama yang diberikan oleh perpustakaan milik umat Islam

masa itu seperti umumnya sebuah perpustakaan yang ada sekarang yaitu

layanan baca di tempat dan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian).

Peminjaman buku atau koleksi perpustakaan pada pengguna sangat dianjurkan

selama tidak merugikan. Jelas, bahwa perpustakaan-perpustakaan pada masa

itu sudah melakukan layanan sirkulasi kepada masyarakat umum.

Kebijaksanaan peraturan peminjaman sangat bergantung pada kekuatan koleksi

perpustakaan.88

Layanan lain yang diberikan perpustakaan di luar layanan sirkulasi

tidak diketahui tetapi dalam banyak kasus bentuk layanan seperti

penerjemahan, menyalin, dan bantuan berupa pemberian bahan-bahan untuk

menulis sering dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan masa itu. Beberapa

perpustakaan juga mengadakan kuliah-kuliah dan ceramah yang biasanya

88Johnson. A History of Libraries, h. 72.

Page 68: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

diberikan oleh ilmuwan pemilik perpustakaan atau ilmuwan yang bekerja di

sana sebagai pustakawan.89

Perpustakaan memegang peranan penting dalam kehidupan budaya

masyarakat. Perpustakaan merupakan tempat berkumpul para ilmuwan dan

orang-orang terpelajar. Perpustakaan saat itu bukanlah tempat penyimpanan

buku yang pengap dan jarang digunakan. Buku-buku di perpustakaan telah

dikumpulkan oleh orang-orang yang mencintainya, dan terus-menerus

digunakan oleh ilmuwan dan pelajar dengan bersemangat.

Perpustakaan menjadi sponsor utama atas semua kegiatan

penerjemahan tersebut. Hal ini telah mendapatkan respon sangat positif

sehingga para penerjemah memperoleh status yang baik di mata masyarakat.

Situasi seperti ini terlihat pada saat mulai didirikannya perpustakaan yang

pertama di dunia Islam. Aktivitas ilmiah yang dilakukan oleh kaum Muslimin

mengantarkan mereka mencapai puncak kemajuan ilmu pengetahuan pada

masa Abbasiyah. Penerjemahan yang dilakukan secara giat menyebabkan

mereka dapat menguasai warisan intelektual dari tiga jenis kebudayaan, yaitu

Yunani, Persia, dan India, yang pada akhirnya kaum Muslimin mampu

membangun kebudayaan ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu filsafat dan sains

(umum).90

Sejak upaya penerjemahan meluas, kaum Muslim dapat mempelajari

ilmu-ilmu itu langsung dalam bahasa Arab sehingga muncul sarjana Muslim

yang turut memperluas penyelidikan ilmiah, memperbaiki atas kekeliruaan

89Shalaby, Sejarah Pendidikan, h. 43.

90Munthoha, dkk. Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 41-42.

Page 69: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

pemahaman kesalahan pada masa lampau, dan menciptakan pendapat-pendapat

atau ide baru.

Adapun tokoh-tokoh penerjemahan karya-karya klasik dibagi ke dalam

tiga kelompok. Pertama, karya-karya utama (masterpiece) dari filosof Muslim

seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, al-Ghazali, Suhrawardi, Ibn Rusyd, Quthb

al-Din al-Syirazi, Nashir al-Din Thusi, Mir Damad, Mulla Shadra, Mulla Hadi

Sabzawari dan sebagainya. Kedua, karya-karya tentang biografis para filosof,

seperti yang ditulis oleh Ibn al-Nadim (al-fihrist), Ibn Abi Ushaibi’ah (‘Uyun

Anba fi Thabaqat al-Athibba’), Syams al-Din Syahrazuhri (Nuzhat al-Arwah

wa Raudlat al-Afrah), dan lain-lain, yang secara keseluruhan memuat biografi

dari ribuan filosof dan ilmuwan Muslim, yang banyak di antaranya belum kita

kenal. Yang ketiga, adalah beberapa monograf yang bermutu dan lengkap

tentang hidup dan karya para filosof Muslim tertentu baik yang sudah dikenal,

seperti Ibn Sina dan Ibn Rusyd, maupun yang belum dikenal seperti Abu

Sulaiman al-Sijistani, al-’Amiri dan Quthb al-Din al-Syirazi. Pada masa

khalifah Harun al-Rasyid, penerjemahan terus berjalan dan mulai

diterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Yunani mengenai kedokteran,

filsafat dan lain sebagainya.91

Karena dianggap sebagai amanat dari Allah, maka perpustakaan-

perpustakaan besar sepenuhnya dapat dipergunakan oleh masyarakat umum.

Perpustakaan terbuka bagi semua orang dari berbagai latar belakang dan

91Indah, “Perkembangan pada masa Bani Abbasiyah.”

Page 70: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

golongan. Hampir semua orang memperoleh izin untuk membaca dan menyalin

buku-buku yang disukainya.92

Perpustakaan umat Islam umumnya dilengkapi dengan kegiatan

penerbitan dan penggandaan buku. Karena pada masa itu belum dikenal teknik

percetakan, maka perpustakaan banyak mempekerjakan para penyalin.93

Penyalinan buku dilakukan oleh para penyalin yang telah dikenal dapat bekerja

dengan rapi dan memiliki tulisan yang bagus.

Adapun proses penerbitan masa itu cukup rumit yaitu, sebelum

diterbitkan, seorang penulis atau ilmuwan harus mempresentasikan isi bukunya

kepada publik. Mereka melakukannya di masjid dengan cara dibacakan atau

didiktekan. Paparan penulis itu lalu didengarkan masyarakat umum dan dikopi

oleh seorang wariqqin yang bekerja sebagai penulis yang menyalin berbagai

manuskrip yang dipesan para pelanggannya.94

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, proses menyalin sebuah buku

membutuhkan proses yang berbelit dan rumit. Seorang penyalin juga harus

memberikan versi yang berbeda dengan apa yang ditulis oleh penulis awal

buku tersebut untuk memperoleh pengesahan. Seorang penyalin dalam hal ini

berperan juga sebagai seorang editor terhadap naskah yang ditulis oleh

seseorang.

Perpustakaan juga mempekerjakan para penjilid. Tugas penjilid adalah

penyempurnakan pekerjaan para penyalin untuk menjadikan buku yang telah

92Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21, h. 48.

93Shalaby, Sejarah Pendidikan, h. 156.

94“Khazanah: Perpustakaan Lumbung Ilmu dari Era Kekhalifahan.”

Page 71: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

disalin siap dipakai.95 Di beberapa perpustakaan pribadi milik orang-orang

kaya dan juga dibeberapa perpustakaan umum, seni menghias buku dan dan

penjilidan mencapai tingkat perkembangan yang tinggi. Di kalangam

masyarakat muslim, seni kaligrafi dan tulisan Arab telah menghasilkan buku-

buku yang indah. Penggunaan vellum yang berkualitas baik dan dikeringkan

dengan warna-warna yang menarik, juga penggunaan tinta yang berwarna-

warni, dan pemberian ornamen, serta penjilidan kulit yang memakai hiasan

timbul, menghasilkan sejumlah buku yang sangat indah yang pernah ada di

dunia.96

Administrasi perpustakaan yang meliputi berbagai macam pekerjaan

menunjukkan bahwa manajemen kegiatan lembaga ini pada masa itu lebih

sesuai dikerjakan oleh pengusaha daripada ilmuwan. Kondisi ini memang

demikian khususnya untuk perpustakaan yang mendapat bantuan dari usaha

yang dapat mendatangkan keuntungan.97

Demikianlah bab pembahasan yang penulis paparkan sesuai dengan

hasil penelitian yang didapat dari sumber-sumber informasi.

95Shalaby, Sejarah Pendidikan, h. 159.

96Johnson. A History of Libraries, h. 75.

97Johnson. A History of Libraries.

Page 72: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber tertulis, pada bab

ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian

yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Kesimpulan dari hasil penelitian

yang membahas tentang peran perpustakaan dalam membantu pengembangan

ilmu pengetahuan masa Islam klasik (sebuah kajian historis tentang

perpustakaan masa Abbasiyah).

Pada masa Abbasiyah ini perpustakaan berperan sebagai sarana

penunjang perkembangan ilmu bagi masyarakat karena dengan tersedianya

berbagai macam jenis ilmu di perpustakaan masyarakat dapat mengaksesnya

sesuka hati sebab masyarakatlah yang menyebarkan ilmu pengetahuan yang

diperolehnya dari sumber-sumber di perpustakaan, dan juga perpustakaan

merupakan media penghubung antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan

yang ada di dalamnya dengan para pemakainya, dengan menyediakan berbagai

macam koleksi ilmu pengetahuan sehingga perpustakaan berperan sebagai

lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan

membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Page 73: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang masa Abbasiyah tidak

terlepas dari kebijakan politik saat itu terhadap orang-orang non Arab yang

memiliki tradisi intelektual. Kemajuan ini terlihat ketika masa Khalifah Harun

al-Rasyid dan putranya al-Ma’mun, karena kepedulian para khalifah saat itu

sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu yang

berkembang antara lain, bidang kedokteran yang melahirkan tokoh utama

dalam bidang ini yaitu al-Razi, kemudian bidang filsafat Islam melahirkan

tokoh al-Kindi yang memperoleh gelar “filosof bangsa Arab”, bidang

astronomi tokohnya adalah al-Farghani dan matematika tokohnya yaitu al-

Khwarizmi, bidang kimia dengan tokoh terbesar saat itu adalah Jabir ibn

Hayyan, bidang geografi yang banyak dipengaruhi oleh khazanah Yunani,

bidang sejarah, kajian teologi, hukum dan etika Islam, serta sastra dan

kesenian. Banyaknya ilmu-ilmu yang berkembang saat itu maka perpustakaan

Islam memegang peranan yang penting. Perpustakaan telah merubah dan

mendampingi sejarah pemikiran dan peradaban Islam untuk dapat berkembang

dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Koleksi perpustakaan disusun menurut skema klasifikasi tertentu dan

dibuat sarana temu kembali, seperti katalog perpustakaan yang berdasarkan

subjek sistematis dan penunjukan koleksi dalam rak berupa daftar judul yang

ditempelkan di tiap rak atau di pintu ruangan tempat penyimpanan koleksi.

Perpustakaan berfungsi sebagai penyebar informasi dengan cara

perpustakaan digunakan sebagai tempat penelitian para ilmuwan, perpustakaan

menjadi pusat penerjemahan, dan perpustakaan menjadi tempat untuk

penyusunan dan penyalinan buku-buku. Semua kegiatan itu, adalah suatu

Page 74: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

upaya pemimpin-pemimpin kekhalifahan dan para tokoh masyarakat serta

ilmuwan pada masa itu agar masyarakat umum bisa mendapatkan informasi

dan ilmu yang mereka butuhkan untuk kemajuan peradaban umat Islam itu

sendiri.

B. Saran

Jika melihat sejarah dan menyaksikan keberadaan perpustakaan saat ini,

kiranya diperlukan kesadaran yang tinggi untuk menyadari betapa pentingnya

perpustakaan bagi masyarakat. Terbukti pada masa awal Islam, peradaban Islam

sangat dipengaruhi oleh maju mundurnya sebuah perpustakaan. Dengan demikian

cara untuk mengembalikan kejayaan Islam adalah salah-satunya dengan membina

perpustakaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu

pengetahuan dan informasi yang ada di dalamnya.

Dan akhirnya sangat diperlukan suatu kesadaran bersama bagi masyarakat

Islam untuk merubah pemikiran mereka bahwa kemajuan tidak dapat dicapai

tanpa usaha dan penguasaan terhadap suatu ilmu pengetahuan. Salah satu aspek

yang diperlukan adalah tersedianya sumber informasi dan ilmu (suatu

perpustakaan) yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan

sebagai tempat untuk penelitian untuk menemukan ilmu-ilmu baru sebagaimana

dilakukan oleh para ulama dan ilmuwan Islam terdahulu.

Demikianlah kesimpulan dan saran yang bisa penulis kemukakan pada bab

ini sebagai penutup dari penelitian skripsi ini.

Page 75: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj.

Bustami A. Gani dan Djohar Bahri. Jakarta: Bulan Bintang, 1970. Akbar, “Perpustakaan Peradaban Islam” artikel diakses pada tanggal 29 April

2008 dari: http://161.139.39.251/akhbar/libraries/1999/um99218.htm Arikunto. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Djaenuddin, Muhammad, “Napak Tilas Perpustakaan Islam” artikel diakses pada

tanggal 29 April 2008 dari: http://jaen2006.wordpress.com/2007/04/14/ napak-tilas-perpustakaan-Islam/

Hidayati, Fahmi. “Dinasti Abbasiyah” artikel diakses pada 26 Juli 2008 dari

http://spik13.blogspot.com/2008/04/dinasti-Abbasiyah.21.html Hitti, Phillip K. History of The Arabs: from the earliest time to the present. Terj.

R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006.

Indah, “Perkembangan pada masa Bani Abbasiyah”, artikel di akses pada 14 Juni

2008 dari http://razorbladed.blogspot.com/2007/07/perkembangan-pada-masa-bani-abbasiyah.html

Johnson, Elmer P. A History of Libraries in Western World. York: Scarecrow,

1982. Kaka, “Mengenang Kemajuan Perpustakaan Islam” artikel diakses pada tanggal

29 April 2008 dari http://bikinperpus.wordpress.com/2008/01/03/ mengenang-kemajuan-per-pustakaan-islam

Kusuma, Ardian. “Peran Perpustakaan Bagi Pemikiran dan Peradaban Islam”

artikel diakses pada 26 Juli 2008 dari http://ardiankoesoema.multiply.com

Page 76: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Langgulung, Hassan. Asas-asas Pendidikan Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malaysia, 1991.

Moleong. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997. Mubarok, Jaih. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisyi, 2004. Munthoha, dkk. 2002. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UII Press,

2002. Mutahhari, Murthada. Masyarakat dan Sejarah, Kritik Islam atas Marxisme dan

Teori Lainnya. Terj. M. Hashem dari judul asli Society and History, Bandung: Mizan, 1986.

Nakosteen, Mehdi. History Of Islamic Origins of Western Education A.D. 800-

1350 with: an Introduction to Medieval Muslim Education. Terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah. Surabaya: Risalah Gusti, 1995.

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). Jakarta: Ceqda, 2006. Ratnanengsih, “Sejarah Peradaban Islam pada Zaman Dinasti Abbasiyah di

Baghdad” artikel di akses pada 26 Juli 2008 dari http://amgy.wordpress.com/2008/02/11/sejarah-peradaban-islam-pada-zaman-dinasti-Abbasiyah-di-bagdad/

Ruslan, Heri “Khazanah: Perpustakaan Lumbung Ilmu di Era Kekhalifahan,”

Republika, 9 September 2008. Sardar, Ziauddin. Tantangan Dunia Islam Abad 21. Terj. AE Priyono dan Ilyas

Hasssan. Bandung: Mizan, 1991. Shalaby, Ahmad. History of Muslim Education. Beirut: Dar al-Kashshaf, 1954. --------------------- Sejarah Pendidikan Islam. Terj. Muchtar Yahya dan Sanusi

Latief. Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Sulaiman, Shaharom TM, “Perpustakaan Peradaban Islam”, artikel diakses pada

tanggal 29 April 2008 dari http://161.139.39.251/akhbar/libraries/1999/ um99218.htm

Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1993. Surtikanti, Ratih. ”Perpustakaan Masa Kerajaan Abbasiyah” Skripsi Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Indonesia, 1996. Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Page 77: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Tedjasudhana, Liliana D. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid. 13. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990.

Usman dan Akbar. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara, 1995. Watt, W. Montgomery. Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis.

Terj. Hartono Hadikusuma. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990. Yatim, Badri. Historiografi Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997. ----------------- Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2006. Yunus, Mahmud. Sedjarah Pendidikan Islam. Jakarta: Mutiara, 1966. Zahara, Zurni. “Konsep Dasar Ilmu Perpustakaan” artikel diakses pada tanggal 24

Juni 2008 dari http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-zurni3.pdf “Perpustakaan” artikel diakses pada tanggal 24 Juni 2008 dari

http://www.ubaya.ac “Saat Buku Menjadi Simbol Peradaban”. artikel diakses pada tanggan 13 Mei

2008 dari http://www.mualaf.com/hikmah-dan-kajian/Hikmah/19-hikmah -dan-kajian/66-saat-buku-menjadi-simbol-peradaban?tmpl=component& print=1&page=

Page 78: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 79: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Berikut adalah contoh penyimpanan buku dalam rak pada perpustakaan masa Bani

Abbasiyah yang dikutip dari buku Ahmad Shalaby “History of Muslim

Education.”

Page 80: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Sementara

ILMU

Berikut contoh Klasifikasi ilmu menurut Ibn Sina dikutip dari buku Hassan

Langgulung yang berjudul “Asas-asas Pendidikan Islam.”

Abadi: Hikmah

Sebagai Tujuan Sebagai Alat: Logika

- Akhlak - Pengurusan Rumah - Pengurusan Kota - Syari’ah (hukum

agama)

- Ilmu Tabi’i - Ilmu Matematika - Ilmu Metafisika - Ilmu Universal

Page 81: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan

Bentuk klasifikasi ilmu menurut Ihsa al-‘Ulum oleh al-Farabi dikutip dari buku

Hassan Langgulung yang berjudul “Asas-asas Pendidikan Islam”.

Unsur mengenal bahasa seperti Nahwu (tata bahasa), dikte, dan resitasi Ilmu Bahasa dan cabang-cabangnya Prosody Kategori-kategori Peri Termenias Logika dan Prior analitis cabang-cabangnya Posterior analitis Topiks Sofistiks Retoriks Syair

Hitungan Geometri Ilmu Hitung Optiks

Ilmu- Menghitung dan Astronomi ilmu cabang-cabangnya Ilmu tentang berat Alat mekanik Musik Prinsip filsafat tabi’i Kajian benda sederhana Sains Tabi’i Generasi dan Ilmu-ilmu Tabi’i korupsi (ilmu alam) Aksiden mengenai elemen-elemen Mineral Tumbuh-tumbuhan Hewan

Ilmu wujud Ilmu Prinsip Sains

Metafisika Pembahasan ten-tang hal-hal bukan benda

Ilmu-ilmu Masyarakat Fiqhi (fiqih) Dan cabang-cabangnya Kalam

Page 82: PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7190… ·  · 2014-06-20lembaga yang menjalankan fungsi pemrosesan dan