Peran Pernikahan dalam Membentuk Masyarakat yang Baik

Kelompok 4 Anggota : -Agus Mutias

-M.Thoriq Wafa-M.Hisyam-M. Alviesyaher-Nasihul Amin-Reza Sakti

Individu

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).

Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis).

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :

Unit terkecil dari masyarakat

Terdiri atas 2 orang atau lebih

Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah

Hidup dalam satu rumah tangga

Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga

Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Tugas-tugas Keluarga 

Tugas-tugas Keluarga 

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing- masing.

Sosialisasi antar anggota keluarga.

Pengaturan jumlah anggota keluarga.

Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Masyarakat seringdiorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian dan dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya. Ilmu untuk mempelajari masyarakat adalah Sosiologi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah :

Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama

Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat

Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.

Hak Dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat

Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan memenuhinya atau dapat juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela apabila haknya tidak dipenuhi.

Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang dianut, adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.

Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh individu :

1.     Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut yang menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang panjang.

2.      Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan seorang individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu masyarakat. Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi golongan, jenis, bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat sosial, kelahiran.

Hubungan Individu, Keluarga Dan Masyarakat

1. Hubungan individu dengan keluarga

Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

2. Hubungan individu dengan lembaga

Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.

Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.

3. Hubungan individu dengan komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.

Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.

4. Hubungan individu dengan masyarakat

Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.

KONSEP KEKELUARGAAN ISLAM

1. Kepentingan pembentukan keluarga

Menurut Islam keluarga merupakan sebuah institusi yang amat penting karena keluarga merupakan sebuah kesatuan masyarakat kecil yang menjadi asas dalam pembentukkan masyarakat. Kepentingan institusi ini sangat jelas apabila dalam agama Islam itu sendiri sudah di atur undang-undang atau hukum yang mengatur tentang Munakahat (perkawinan). Keluarga memeliki peranan penting dalam membentuk individu yang baik karena dari peribadi yang baik akan terbina keluarga yang baik, dari keluarga yang baik akan lahir masyarakat yang baik pula. Masyarakat yang baik disini tentu memiliki pengertian sebagai masyarakat yang berdisiplin serta bermoral sehingga dengan demikian akan terbentukalah sebuah negara yang cemerlang dan diridhai oleh Allah swt. Pembentukan keluarga juga memiliki peranan penting sebagai:

a)Melestarikan keturunan atau generasi manusia karena ketidakpedulian terhadap pembentukkan sebuah institusi keluarga akan berdampak pada kehancuran sebuah masyarakat.

b)Memelihara akhlak, tata susila, dan kemuliaan seorang manusia melalui ikatan perkawinan.

c)Mencapai kebahagiaan, keharmonian, kebaikan, kasih saying sesame manusia, kepuasan rohani serta jasmani.

d) Membentuk umat yang kuat dan mantap karena individu yang kukuh dan kuat dibentuk oleh sebuah keluarga ( orang tua)

e)Memupuk semangat pengorbanan, tolong-menolong, semangat kerjasama dalam jiwa setiap anggota keluarga.

Pembentukan Keluarga

Islam menetapkan perkawinan sebagai asas dalam pembentukan sebuah keluarga. Tujuan diadakannya perkawinan adalah untuk memperoleh Rahmat dan Ridha Allah swt, memelihara kehormatan diri, mencapai kegembiraan hati, ketenangan batin, memelihara kesucian diri dan keturunan, mengikut sunnah Rasulullah s.a.w mendapatkan zuriat dan berdakwah dan sebagai cara untuk mengungkapkan cinta dan kasih sayang antara sepasang manusia.

Tata Cara Pernikahan Yang Islami

Sesungguhnya Islam telah memberikan tuntunan kepada pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan, lengkap dengan tata cara atau aturan-aturan Allah Subhanallah. Sehingga mereka yang tergolong ahli ibadah, tidak akan memilih tata cara yang lain. Namun di masyarakat kita, hal ini tidak banyak diketahui orang.

Pada risalah yang singkat ini, kami akan mengungkap tata cara penikahan sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang hanya dengan cara inilah kita terhindar dari jalan yang sesat (bidah). Sehingga orang-orang yang mengamalkannya akan berjalan di atas landasan yang jelas tentang ajaran agamanya karena meyakini kebenaran yang dilakukannya.

Dalam masalah pernikahan sesunggguhnya Islam telah mengatur sedemikian rupa. Dari mulai bagaimana mencari calon pendamping hidup sampai mewujudkan sebuah pesta pernikahan. Walaupun sederhana tetapi penuh barakah dan tetap terlihat mempesona. Islam juga menuntun bagaimana memperlakukan calon pendamping hidup setelah resmi menjadi sang penyejuk hati.

Hak dan Tanggung Jawab

Dalam menjalani kehidupan sebagai sebuah keluarga, setiap ahli mempunyai hak dan tanggungjawab masing-masing yang perlu dipenuhi. Ini untuk menjamin keharmonsan hidup berumah tangga.

Tanggungjawab Suami terhadap Isteri:

1. Memberi nafkah zahir dan bathin.

Keperluan menyediakan nafkah zahir memberi maksud menyediakan keperluan

makanan dan pakaian kepada isteri serta menyediakan tempat tinggal.

2. Memimpin dan mendidik isteri.

Suami sewajarnya mendidik isteri sehingga mencapai tahap boleh menjauhkan ahli keluarganya dari siksaan api neraka.

3. Memberi layanan yang baik pada Isteri

Tanggungjawab isteri terhadap suami:

1. Menta’ati dan mematuhi suami.

2. Memberikan layanan yang baik kepada suami.

3. Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya.

Tanggungjawab bersama suami isteri :

1. Mendalami Ilmu fardu ‘ain

2. Tolong menolong dalam hal kebajikan dan meninggalkan kemungkaran

3. Memupuk cinta dan kasih sayang

4. Mempererat hubungan antara keluarga suami dengan isteri

5. Saling memaafkan jika melakukan kesilafan dan kesalahan

6. Bertawakal kepada Allah swt dalam mencapai keluarga bahagia

3. Pembentukan Akhlak didalam Keluarga

Tujuan pembinaan Akhlak

Melihat dari segi tujuan akhir dilaksanakannya ibadah adalah pembinaan Taqwa. Bertaqwa mengandung arti melaksanakan segala perintah agama dan meninggalkan segala larangan agama. Ini berarti menajuhi segala perbuatan-perbuatan jahat dan melakukan perbuatan-perbuatan baik (Akhlaqul Karimah). Perintah Allah swt senantuasa ditunjukkan kepada perbuatan-perbuatan baik dan larangan-larangan untuk berbuat jahat atau maksiat ( Akhlaqul Madzmumah). Orang yang bertakwa berarti orang yang berakhlak mulia, berbuat baik dan berbudi luhur.

1. Akhlak Sebagai Anak

Anak yang dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan fitrah berarti anak tersebut lahir dalam keadaan sudah beragama Islam. Orang tualah yang menjadikan anaknya itu Muslim, yahudi, nasrani maupun majussi. Disinlah letak kewajiban orang tua terhadap putra-putrinya dalam mendidik serta mengajari akhlak terhadap sesama manusia.

Al-Ghazali memepergunakan istilah anak-anak dengan beberapa sebutan seperti ini;

- As- Shobiy’ (kanak-kanak)

- Al-Muta’allim (pelajar)

- Thalibul ‘Ilmi (penuntut ilmu pengetahuan)

 

Masa anak-anak adalah masa yang paling indah dan sulit terlupakan. Pancaran kebahagiaan yang muncul dari mata mereka adalah gambaran masa depan. Dunia anak-anak sebenarnya tidak kalah pentingnya dengan dunia orang dewasa. Bahkan kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada perhatian meraka terhadapa semua aspek kehidupan anak-anak. Perubahan tradisi budaya yang menyangkut tentang anak harus dimulai dari rumah tangga keluarga seorang ayah dan ibu harus mampu mendidik anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Anak jangan lagi dianggap sebagai beban hidup, karena poada dasarnya sejak lahir setiap anak merupakan anugerah yang wajib dipelihara dan disyukuri.

Warisan budaya yang tidak memberikan dukungan terhadap perkembangan anak masih menjerat sebagian besar warga masyarakat. Masih banyak orang yang menganggap anak adalah produk sampingan kehidupan. Maka menomordukan kepentingan dan hak-hak anak tidak terasa sebagai dosa. Anak jika dididik dengan baik jelas berakhlak baik. Akan tetapi jika dibiarkan berkembang sesuai tempat tinggal tanpa adanya bimbingan maka akan terkontaminasi akhlaknya.

Al-Ghazali memberikan pandangan bahwa sesungguhnya seseorang itu diciptakan Allah dapat menerima kelbihan dan kelemahannya. Al-Ghazali mengemukakan metode mendidik anak dengan member contoh,latihan,kebiasaan,nasehat, dan anjuran sebagai alat pendidikan dalam rangka membina kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama islam.

Apabila anak-anak itu dibiasakan dengan hal-hal yang baik pastilah ia akan tumbuh diatas kebaikan tadi. Sebaliknya jika anak sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan begitu saja tanpa dibimbing akhlaknya, maka akibatnya anak itu akan celaka dan rusak binasalah akhlaknya.

Tindak lanjut dendidikan akhlak pada anak-anak harus dikembangkan adalah sebgaia berikut;

1. Kesopanan dan kesederhanaan makan

2. Kesopanan dan kesederhanaan pakaian

3. Kesederhanaan tidur

4. Kesopanan dan kedisiplinan duduk

5. Kesopanan dan kesederhanaan berludah

6. Kesopanan dan kesederhanaan berbicara

Maka dari itu yang wajib dihindarkan dari perbuatan tercela adalah sebagai beikut;

1. Jangan suka bersumpah

2. Jangan suka meminta-minta

3. Jangan suka membanggakan diri

4. Jangan berbuat sesuatu dengan cara sembunyi-sembunyi

5. Jangan suka berbohong

6. Jangan suka mencuri

7. Jangan suka memfitnah

8. Jangan suka mencela dan menghina orang lain

9. Jangan menceritakan keburukan orang lain

Jadi, pembinaan akhlak terhadap anak menuju Akhlaqul Karimah adalah dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan sehingga terwujudlah sikap mental anak dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama.

Kesimpulan

Keluarga adalah masyarakat terkecil tempat dimulainya bimbingan individu. Ia tumbuh sejak lahir dalam masyarakat kecil ini. Menurut islam, keluarga merupakan sebuah institusi yang amat penting karena ia merupakan sebuah kesatuan dalam masyarakat. Keluarga memainkan peranan penting dalam membentuk pribadi individu yang baik karena dari pribadi yang baik itulah akan terbina keluarga yang baik yang kemudian melahirkan sebuah masyarakat yang baik pula.

Konsep islam tentang kekeluargaan dan kemasyarakatan pada dasarnya lebih ditekankan pada keluhuran dan pembinaan akhlak. Karena akhlak merupakan landasan utama dalam ajaran Islam itu sendiri. Akhlak tentunya akan menentukan karakter seseorang, khususnya dalam pergaulan masyarakat. Seorang yang berakhlak rendah, ia akan dibenci dan di asingkan dari masyarakat. Sebaliknya jika ia memiliki akhlak yang luhur, ia akan disegani,dihargai dan dihormati serta akan menjadi panutan bagi masyarakat. Keberadaan dan kehancuran suatu umat ditentukan oleh akhlak itu sendiri. Selama seseorang masih berakhlak mulia, berarti umat tersebut masih utuh dan bila akhlak mulai lenyap itulah pertanda hancurnya umat. Seorang Penyair dari mesir berkata: “ Suatu umat akan abadi dan jaya, bila akhlak masih ada padanya. Umat itu akan hancur dan binasa, bila akhlakul qarimah tiada.”

Akhlak jiwa islami manusia dapat diwujudkan dalam suasana mawadah,warahmah dan ukhuwah islamiyah. Dengan akhlakul qarimah seseorang mudah berhubungan dengan masyarakat banyak, mudah mengenal dan dikenal. Pembinaan kepribadian insaniyah diselaraskan dan diwujudkan melalui akhlak yang luhur,kemuliaan diri, selalu berbuat kebaikan dan meninggalkan segala perbuatan yang keji lagi mungkar.

TERIMA KASIH