peran pemerintah dinas pekerjaan umum dan perumahan …
TRANSCRIPT
Peran Pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan Kembar
Lestari 2 Kota Jambi
SKRIPSI
Oleh :
FARIDA AMALIA
NIM (SIP.151965)
PEMBIMBING :
Siti Marlina, S.Ag., M.H.I
Yudi Armansyah, M.Hum
KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
“Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesungguhnya kami orang-
orang yang mengadakan perbaikan” (QS. Al Baqarah 02 : 11)1
1 Al Qur’an dan Terjemahannya Surat Al Baqarah Ayat 02 : 11.
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Peran Pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan Kembar
Lestari 2 Kota Jambi”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab
banjir yang ada di Perumahan Kembar Lestari 2 dan pengaruhnya terhadap
penanggulangan banjir, mengetahui pembangunan drainase yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, mengetahui peran pemerintah dalam
menanggulangi banjir diperumahan Kembar Lestari 2 Kota jambi. Skripsi ini
menggunakan pendekatan sosiologis empiris dengan jenis penelitian deskriptif
kualitatif dengan pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Berdasarkan penelitan yang dilakukan penulis, diperoleh hasil
dan kesimpulan: Pertama, Faktor penyebab banjir yang ada di perumahan
Kembar Lestari 2 Kota Jambi di antaranya, Potret lingkungan di sekitar
perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi terbilang buruk dan memprihatinkan.
Karena skurangnya kesadaran masyarakat yang masih sering membuang sampah
kedalam saluran drainase. Kedua, pembangunan drainase sudah diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2014
diantaranya adalah melakukan penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan
perencanaan teknik terinci / detail design. Ketiga, peran pemerintah dalam
menghadapi kendala dalam mengurangi masalah banjir yang terjadi dengan
melakukan diantaranya pembersihan sampah pada saluran drainase dan
melakukan sedimentasi lumpur yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun,
memperbaiki saluran drainase yang rusak, membangun saluran drainase yang
belum terbangun, membangun kolam rentensi.
Kata Kunci : Pemerintah, Penanggulangan Banjir
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi untuk
Kedua orangtua ku
Ayahanda tercinta Taya Supriyatna dan Ibunda tercinta
Nur Fatimah yang selalu memperjuangkan hidupku, yang
rela berkorban lahir dan bathin dalam mencarikan nafkah
kehidupan dan tercurah dalam tetesan keringat tanpa
mengenal rasa lelah serta untaian doa-doa yang di panjatkan
dalam setiap sujudnya serta selalu memberikan bimbingan
dan semangat dan mengasuh dengan segala ketabahan dan
kelembutannya
Dan tak luput kepada adikku Nanda Silvia yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam kehidupanku
Kepada dosen pembimbing terima kasih atas bimbingannya
dalam memberikan pemikiran-pemikiran dan pemasukkan
gambaran ide-ide dalam setiap proses penyelesaian skripsi ini
Dan untuk seseorang yang istimewa, Darlis Santoso yang
selalu menyemangati memberikan dorongan dan masukan
atas segala persoalan yang saya hadapi serta sahabat-
sahabat ku yang selalu memberikan dorongan dan semangat
kepada ku dalam keadaan suka maupun duka.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mencurahkan hidupnya untuk
menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi umat manusia.
Skripsi ini adalah salah satu wujud di antara karunia Allah yang di
limpahkan kepada penulis melalui kemampuan mencurahkan pemikiran kedalam
rangkaian karya tulis ini. Selanjutnya penulisan skripsi ini merupakan kewajiban
bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) di Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Disamping itu juga penulis ingin
menyumbangkan karya demi nusa dan bangsa dan agama.
Adapun judul skripsi ini adalah “Peran Pemerintah Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan
Kembar Lestari 2 Kota Jambi”.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, Penulis tidak dapat berbuat banyak
tanpa bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Karena itu
penulis merasa bersyukur kehadirat Allah SWT dan menghaturkan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. BapakH. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Rahmi
Hidayati, S.Ag.,M.HI selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Yuliatin., S.Ag., M.HI
selaku Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Ibu Mustiah, S.Ag., M.Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ibu Tri
Endah Karya Lestiani, S.IP,. M.IP selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Siti Marlina, S.Ag., M.HI selaku pembimbing I dan Bapak Yudi Armansyah,
M.Hum selaku pembimbing II yang banyak meluangkan waktu dalam bimbingan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Karyawan Fakultas Syari’ah dan perpustakaan Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu pegawai Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyatserta
Bapak dan Ibu pegawai Developer Perumahan Kembar Lestari yang banyak
meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini baik langsung maupun
tidak langsung.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
yang membaca. Semoga Allah melimpahkan rahmatnya atas bantuan dan
bimbingan yang telah diberiakan kepada penulis. Akhirnya kepada Allah SWT lah
segala usaha dan upaya penulis bersedih diri. Besar harapan kami semoga skripsi
ini ada manfaatnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBARAN PERNYATAAN ………………………………………… ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………….. iii
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN ………………………………….. vi
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK ………………………………………………….. ................... vi
KATA PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... .. xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Batasan Masalah .............................................................................. 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 7
E. Kerangka Teori ................................................................................ 8
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 16
BAB II METODE PENELITIAN ............................................................ 19
A. Tempat dan Lokasi Penelitian............................................................ 19
B. Pendekatan penelitian ........................................................................ 19
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 20
D.Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 22
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 25
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 26
G. Jadwal Penelitian ………………………………………………….. 27
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN ...................................... 29
A. Aspek Geografis ............................................................................... 29
B. Aspek Demografis ………………………………………………..... 29
C. Sejarah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat…….…….. 30
D. Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ..….. 30
E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat ……………………………………………………………… 31
F. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat ……………………………………………………………… 32
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ......................... 34
A. Faktor Penyebab Banjir di Perumahan Kembar Lesatri 2
Kota Jambi………............................................................................ 34
B. Pembangunan Drainase Berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan.......................................................................................... 41
C. Peran Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan
Kembar Lestari 2 Kota Jambi...... ..................................................... 47
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 58
A. Kesimpulan ....................................................................................... 58
B. Saran ................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 60
DAFTAR INFORMAN ........................................................................... 63
DAFTAR PERTANYAAN ..................................................................... 64
LAMPIRAN.............................................................................................. 65
CURRICULUM VITTAE....................................................................... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 01 Jadwal Penelitian............................................................................... 27
Tabel 02 data kejadian banjir tahun 2018-2019 .............................................. 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01 Saluran Drainase di Perumahan Kembar Lestari 2 Yang
Terdapat Sampah ........................................................................................ 36
Gambar 02 Peta Daerah Aliran Sungai …………………………………… 37
Gambar 03 Peta Titik Genangan Banjir Kota Jambi ……………………… 40
Gambar 04 Peta Daerah Aliran Sungai 3 Sistem Kota Jambi …………….. 46
Gambar 05 Saluran Drainase di Perumahan Kembar Lestari 2 .................. 48
Gambar 06 Peta Usulan Pembangunan Kolam Retensi Kota Jambi …….... 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di
Indonesia, semakin meningkat pula permasalahan drainase yang ada. Pada
umumnya penanganan sistem drainase di banyak Kota di Indonesia masih bersifat
parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara
tuntas. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2014 yang
mengatur tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan2. Pemerintah
memiliki kewenangan untuk mengatur penyelengaraan sistem drainase antara
jaringan drainase dan jaringan pengumpulan air limbah pada wilayah perkotaan.
Namun, kondisi drainase perumahan saat ini sangat memprihatinkan
karena banyaknya sampah yang dibuang oleh masyarakat sekitar perumahan dan
hal ini menimbulkan banjir yang kerap terjadi saat datang musim penghujan,
hingga menghambat proses sirkulasi air, salah satunya di sekitar drainase
perumahan. Persoalan lain juga berdampak buruk bagi masyrakat yang bermukim
di lingkungan perumahan, ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dan tidak
berfungsinya aliran drainase menyebabkan kediaman mereka terendam banjir3.
2 Peraturan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelengaraan Sistem Drainase
Perkotaan. 3Observasi awal di Lingkungan perumahan Kembar Lestari 2, 12 November 2018. Jam
10.00 WIB.
Banjir juga merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya
pada musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami
bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun sampai saat ini
belum terselesaikan bahkan cenderung makin meningkat.
Sistem jaringan drainase di suatu kawasan sudah semestinya dirancang
untuk menampung debit aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan.
Artinya kapasitas saluran drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung
debit air yang terjadi sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami
genangan atau banjir. Jika kapasitas sistem saluran drainase menurun dikarenakan
oleh berbagai sebab maka debit yang normal sekalipun tidak akan bisa ditampung
oleh sistem yang ada.
Sedangkan sebab menurunnya kapasitas sistem antara lain, banyak
terjadi endapan, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan, adanya bangunan lain di
atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu tertentu saat musim hujan sering terjadi
peningkatan debit aliran, atau telah terjadi peningkatan debit yang dikarenakan
oleh berbagai sebab, maka kapasitas sistem yang tidak bisa lagi menampung debit
aliran, sehingga mengakibatkan banjir disuatu kawasan. 4
Sedangkan penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang
tinggi diluar kebiasaan, perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada
Daerah Aliran Sungai (DAS) disuatu kawasan. Pada umumnya, banjir terjadi pada
musim hujan. Dan banjir yang terjadi di perumahan Kembar Lestari 2 sangat
tergantung pada waktu hujan, lama hujan, dan banyaknya curah hujan, di
4 Limpat Ovi Haryoko, “Evaluasi Dan Rencana Pengembangan Sistem Drainase Di
Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung”, hasil penelitian skripsi Universitas
Malahayati Bandar Lampung, (2013).
karenakan perumahan tersebut berada di wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai).
Sistem DAS dapat memiliki luasan sempit ataupun luasan yang besar. Pada
permulaan musim hujan, jarang terjadi banjir sebab air hujan yang turun baru
mampu membasahi lapisan tanah permukaan. Akibatnya, air hujan yang menjadi
aliran permukaan (run off) masih sedikit. Apabila lapisan tanah sudah mulai jenuh
air, jumlah aliran permukaan bertambah banyak, dan apabila aliran permukaan ini
tidak ada yang menghambat, hampir semuanya mengalir ke sungai5. Kemudian
jika suatu perkotaan atau kawasan terjadi penurunan kapasitas sistem sekaligus
terjadi peningkatan debit aliran, maka banjir akan semakin meningkat, baik
frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.6
Berdasarkan pengamatan, bahwa banjir disebabkan oleh dua kategori
yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir akibat alami
dipengaruhi salah satunya adalah curah hujan, kapasitas sungai, kapasitas
drainase. Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulah
manusia yang menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan seperti, perubahan
kondisi daerah aliran sungai (DAS), kawasan permukiman di sekitar bantaran,
rusaknya darinase lahan, dan perencanaan sistem pengendalian banjir yang tidak
tepat.
Jika di lihat, problematika banjir di perkotaan berawal dari pertambahan
pendudukan yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman ataupun
permanen).Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan
5 Sukandarrumidi, Bencana Alam Dan Bencana Antropogene, (Yogyakarta : Kanisius,
2010), hlm 140. 6Endang Sahriani, ”Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengelolaan Selokan/Drainase” ,
hasil penelitian skripsi IAIN STS Jambi, ( 2014).
prasaransa dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan
lahan perkotaan menjadi semerawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah
yang menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat komplek. Hal
ini barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih
rendah dan tidak peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota.
Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat
menimbulkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan
perumahan kawasan jasa/industri yang selanjutnya menjadi kawasan terbangun.
Kawasan perkotaan yang terbangun memerlukan adanya dukungan prasarana dan
sarana yang baik yang menjangkau kepada masyarakat berpenghasilan menengah
dan rendah.
Kerugian yang ditimbulkan oleh genangan dan luapan air permukaan
tidak hanya berakibat pada aspek kenyamanan lingkungan (terutama pada pasca
banjir) atau terganggunya aktifitas kehidupan penduduk dan perkotaan secara
umum, tetapi juga berpotensi menimbulkan penyakit bagi masyarakat.
Jenis drainase yang ada di lokasi kajian sekarang merupakan jenis
drainase buatan, dimana jaringan drainase buatan terdapat pada lokasi perumahan,
sekolah dan sarana umum lainnya. Struktur jaringan drainase buatan merupakan
struktur dari beton atau pasangan bata merah dan plesteran, hasil dari run off atau
air aliran permukaan pada saat hujan daerah-daerah atau perumahan yang lebih
rendah, secara umum jaringan ini merupakan parit-parit atau anak sungai yang
telah ada di lokasi.7
7 https://www.terraconblock.com Diakses pada tanggal 15 Maret 2019
Air buangan dari beberapa sumber tersebut pada akhirnya bermuara di
sungai besar yaitu sungai Batanghari. Sebelum aliran drainase masuk ke sungai
Batanghari, terlebih dahalu mengalir melalui saluran drainase yang berada di
setiap kawasan perumahan.
Pada dasarnya kebijakan atau peraturan mutlak diperlukan dalam
melakukan suatu perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan, agar kegiatan
tersebut pada prakteknya nanti tidak akan menimbulkan dampak negatif yang
meresahkan masyarakat dan merugikan pihak pembangun itu sendiri. Karena itu
pemerintah sebagai pihak yang berwenang menetapkan suatu kebijakan dan
peraturan yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan drainase
perkotaan dan pengendalian banjir perkotaan, serta segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembangunan sumber daya air, yaitu dalam Peraturan
Daerah Kota Jambi Nomor 09 Tahun 2013, dimana salah satu ketentuannya
berbunyi “ rencana pengembangan sistem prasarana sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 huruf c terdiri atas sistem pengendalian banjir”.8
Tidak mampunya sistem drainase yang ada untuk mengalirkan air hujan
secara maksimal menyebabkan banjir tidak pernah hilang di Kota Jambi.Masalah
genangan dan luapan yang terjadi di perumahan Kembar Lestari 2, Kelurahan
Alam Barajo, Kota Jambi dan di sekitarnya lebih didominasi oleh faktor penyebab
alamiah, meskipun demikian kontribusi aktivitas masyarakat juga ikut
mempengaruhi seperti adanya kegiatan pemukiman, pembuangan sampah yang
bermuara didalam saluran drainase dan lain-lain.
8Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 09 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Jambi Tahun 2013-2033
Permasalahan banjir khususnya di perumahan Kembar Lestari 2 Kota
Jambi, seharusnya menjadi peringatan dalam hal keseriusan bersama terkait
dengan penanggulangannya, khususnya pemerintah Kota Jambi. Tata ruang yang
buruk dan tidak memperhatikan aspek lingkungan, menjadi salah satu faktor
utama penyebab terjadinya banjir. Wilayah-wilayah resapan air yang seharusnya
menjadi wilayah konservasi yang harus di jaga, kini banyak beralih fungsi
menjadi insfastruktur perbisnisan, perumahan, hotel, dan mall.
Penataan aturan tata ruang kota yang tidak terdisiplinkan oleh pemerintah
Kota Jambi, menjadi momentum yang sangat baik bagi pelaku-pelaku yang
memiliki modal untuk membangun gedung-gedung bisnis dan perumahan di
wilayah yang seharusnya dilindungi untuk kepentingan lingkungan. Situasi
tersebut diperparah dengan tata kelola drainase yang terjadi di Kota Jambi.
Upaya-upaya yang kongkrit dalam kontek normalisasi belum dilakukan oleh
pemerintah Kota Jambi, terhadap jalur drainase yang buruk.
Masalah-masalah tersebut memerlukan pemecahan pengelolaan yang
diantaranya mencakup bagaimana merencanakan suatu sistem drainase yang baik,
membuat perencanaan terinci, melakukan restrukturisasi institusi dan peraturan
terkait, dan membina partisipasi masyarakat untuk ikut memecahkan masalah
drainase. Yang menjadi titik rawan banjir adalah salah satunya perumahan
Kembar Lestari 2, sistem yang diiringi dengan partisipasi masyarakat yang apatis
terhadap pengelolaan drainase.
Dengan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk
mengangkatjudulpenelitian ilmiah yaitu Peran Pemerintah Dalam
Menanggulangi Banjir Di Perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa
masalah :
a. Apakah faktor penyebab bencana banjir diwilayah Perumahan Kembar Lesatri
2 Kota Jambi disebabkan pembangunan drainase yang buruk ?
b. Bagaimana pembangunan drainase yang sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan ?
c. Bagaimana peran pemerintah dalam menaggulangi banjir diperumahan Kembar
Lestari 2 Kota Jambi ?
C. Batasan Masalah
Oleh karena keterbatasan kemampuan menulis dan waktu penelitian,
penulis membatasi masalah ini dari tahun 2018 – 2019 agar tidak melebar dan
meluas serta tepat sasaran, maka masalah ini di fokuskan pada Peran Pemerintah
Dalam Menanggulangi Banjir Di Perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi,
sehingga ada kesesuaian judul dan masalah yang akan diteliti.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui faktor penyebab banjir yang ada di Perumahan Kembar
Lestari 2 dan dampaknya terhadap penanggulangan banjir.
b. Ingin mengetahui pembangunan drainase yang sesuai dengan praturan
perundang-undangan.
c. Ingin mengetahui peran pemerintah dalam menanggulangi banjir
diperumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penulis ini sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang drainase.
b. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai efektivitas dan kinerja
suatu lembaga, Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk wawasan dan
pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Pemerintahan, perencanaan dan
pembangunan.
c. Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita
semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas dalam
masalah peran pemerintah dalam penanggulanganbanjir di perkotaan.
d. Untuk memenuhi salah satu syarat yang diperlukana guna memeperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Syari’ah Jurusan Ilmu
Pemerintahan.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka penulis
menganggap perlu pengunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna
mendapat konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut.
1. Peran
Kata peran berasal dari dasar “peran” yang artinya perangkat tingkah
laku yang di harapkan di miliki oleh orang berkedudukan dalam masyarakat,
sedangkan peranan di artikan sebagai bagian yang di mainkan oleh seorang
pemimpin, tindakan yang di lakukan seorang dalam suatu peristiwa.
Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan pisikologi
yang menganggap aktivitas harian di perankan oleh kategori-kategori yang di
tetapkan secara sosial.Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban,
harapan, roma dan perilaku seseorang yang harus di hadapi dan di penuhi.Adalah
definisi peran menurut para ahli.9
Para ahli menyatakan bahwa secara umum pengertian peran adalah aspek
dinamis dari kedudukan atau status. Menurut Kozier peran adalah seperangkat
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaam sosial bail
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.Peran adalah deskripsi sosial
tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan
orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi adalah posisi
dan pengaruh. Seseorang melaksankan hak dan kewajiban, berarti telah
9http://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_peran Diakses pada tanggal 12 Juni 2019
menjalankan suatu peran. Peran dan status tidak dapat dipisahkan.Tidak ada peran
tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada status tanpa peran.
2. Pemerintah
Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni.Dikatakan sebagai seni karena
berapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan,
mampu berkiat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan.
Sedangkan dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, adalah karena
memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat, dipelajari dan diajarkan, memiliki objek,
baik objek materia maupun forma, universal sifatnya, sistematis serta spesifik
(khas).
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, yang paling sedikit kata
“perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung,
kedua pihak tersebut saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah memiliki
wewenang, dan pihak yang diperintah memiliki ketaatan. Istilah perintah berasal
dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan sesuatu sehingga dapat
dikatakan bahwa pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu negara
atau daerah atau badan tertinggi yang memerintah satuan negara, seperti kabinet
merupakan suatu pemerintah. Istilah pemerintahan diartikan dengan perbuatan
seperti cara, hal urusan dan sebagainya. Memerintah secara etimologis dapat
diartikan sebagai tindakan yang terus menerus atau kebijakan dengan
menggunakan suatu rencana maupun akal dan tata cara tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu yang dikehendaki10
. Pemerintah juga artikan sebagai ilmu dan seni,
dikatakan sebagai seni karena berapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa
pendidikan pemerintahan, mampu berkiat serta dengan kharismatik menjalan roda
pemerintahan. Sedangakan dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan,
adalah karena memenuhi syarat-syarat yaitu dapat dipelajari dan diajarkan,
memilik objek, baik objek material maupun formal, universal sifatnya sistematis
serta sistematik11
. Dan istilah pemerintah sebagai organ (alat) negara yang
menjalankan tugas. Pemerintah adalah “organisasi yang meimilik kekuasaan
untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah
tertentu”.
Apabila dalam suatu Negara kekuasaan pemerintahan, dibagi atau
dipisahkan maka terdapat perbedaan anatar pemerintahan dalam arti luas dengan
pemerintahan dalam arti sempit.Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi
lembaga yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan (disebut eksekutif),
sedangkan pemerintahan dalam arti luas selain eksekutif termasuk juga lembaga
yang membuat peraturan perundang-undangan (disebut legislatif) dan yang
melaksanakan peradilan (disebut yudikatif).12
Peraturan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Drainase Perkotaan BAB II PENYELENGGARAAN, Bagian Kesatu,
Umum, Pasal 4 adalah :
10
Inu kencana syafe’i, Ilmu Pemerintahan, (Bandung: Mandar Maju, 2007), hlm 31. 11
Inu kencana syafe’i, Sistem Pemerintahan Indonesia,(Jakarta: Rineka Cipta,2011), hlm
8. 12
Inu Kencana Syafie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung : Refika Aditama, 2013),
hlm 20.
(1) Penyelenggaraan sistem drainase perkotaan menganut sistem pemisahan
antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada wilayah
perkotaan.
(2) Tahapan penerapan sistem pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah berdasarka
hasil kajian teknis.
(3) Penyelenggaraam sistem drainase perkotaan menjadi tanggung jawab
pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya.
(4) Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar daerah dalam
penyelenggaraan sistem drainase perkotaan.
(5) Penyelenggaraan sistem drainase perkotaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilakukan oleh instansi teknis yang bertanggung jawab dalam sub
bidang drainase.13
3. Bencana
Bencana menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis. Bencana seringkali digambarkan sebagai satu hasil gabungan
dari keterpaparan terhadap satu ancaman bahaya, kondisi kerentanan yang ada,
13
Peratuan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan.
dan kurangnya kapasitas atau langkah-langkah untuk mengurangi atau bertahan
terhadap potensi konsekuensi negatif.Salah satu bencana yang terjadi adalah
banjir.14
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam dataran. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar
dari sungai itu.
Banjir dapat berupa genangan pada lahan yang biasanya kering seperti
pada lahan pertanian, permukiman, pusat kota. Banjir dapat juga terjadi karena
debit/volume air yang mengalir pada suatu sungai atau saluran drainasee melebihi
atau diatas kapasitas pengalirannya. Luapan air biasanya tidak menjadi persoalan
bila tidak menimbulkan kerugian, korban meninggal atau luka-luka, tidak
merendam permukiman dalam waktu lama, tidak menimbulkan persoalan lain
bagi kehidupan sehari-hari. Bila genangan air terjadi cukup tinggi, dalam waktu
lama, dan sering maka hal tersebut akan mengganggu kegiatan manusia. Dalam
sepuluh tahun terakhir ini, luas area dan frekuensi banjir semakin bertambah dan
kerugian yang makin besar (BNPB, 2013).
4. Selokan/Drainase
Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau
mengalirkan.Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani
persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah
maupun di bawah permukaan tanah.Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana
hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama.Secara umum drainase
dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan.15
Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefenisikan
sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal
dari air hujan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut
tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.
Selokan adalah saluran unttuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air
hujan untuk dibawa kesuatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan
dan kesehatan.Selokan umumnya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk
mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parker,
sisi jalan, dan atap.
Setiap pekerjaan drainase diperkotaan memerlukan suatu investigasi atau
penyelidikan untuk menganalisa informasi yang dibutuhkan
dilapangan/lokasi.Biasanya informasi yang dibutuhkan sangat penting untuk
mengevaluasi dan mengevaluasi kebutuhan yang diperlukan untuk drainase
perkotaan.
Adapun jenisnya Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat
bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain.Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak
karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti
15
Wesli, Drainase Perkotaan (Jogjakarta: Graha Ilmu,2008), hlm 1
sungai. Sedangkan drainase buatan yang dibuat dengan maksud dan tujuan
tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan
pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
Menurut letak bangunan drainase pun dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
drainase permukaan tanah dan drainase bawah permukaan tanah. Drainase
permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah
yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Sedangkan drainase bawah
permukaan tanah adalah saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air
limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa),
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain tuntutan artistic,
tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-
lain.
5. Perumahan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan
Dan Permukiman. Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkngan tenpat tinggal atau lingkungan hunian yang di lengkapi dengan sarana
dan prasarana lingkungan.16
Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memiliki
kaitan yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini berarti perumahan di suatu
lokasi sedikit banyak mencerminkan karakteristik masyarakat yang tinggal di
perumahan tersebut.
16
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Permukiman
Perumahan dapat diartikan sebagai suatu cerminan dari pribadi manusia,
baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan
lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan,
kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya, masyarakat ataupun suatu
bangsa. Sedangkan perumahan karyawan merupakan tempat tinggal berkonsep
rumah deret yang dibangun perusahaan tertentu diperuntukan bagi karyawan yang
bekerja di perusahaan tersebut untuk dimanfaatkan bagi kendaraan bis karyawan
juntuk menjemput atau menurunkan penumpang (karyawan) yang seluruhnya
bekerja dalam satu kantor.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(penelitian-penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek fokus
/ tema yang diteliti, dalam penelitian ini saya menjelaskan tentang peran
pemerintah dalam menanggulangi banjir diperumahan Kembar Lestari 2 Kota
Jambi, sebelumnya sudah ada yang melakukan penelitian, namun dengan fokus
yang berbeda.
Pertama, skripsi yang ditemukan adalah skripsi Endang Sahriani
mahasiswa institute Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
berjudul Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengelolaan Selokan/Drainase (Studi
PerumahanKembar Lestari Kecamatan Kota Baru) penelitian ini mengkaji tentang
kebijakan pemerintah dalam pengelolaan selokan atau drainase di perumahan
Kembar Lestari Kota Jambi, adapun penelitian saya fokus pada penanggulan
banjir yang terjadi di perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi.17
Kedua, skripsi yang ditemukan adalah skripsinya Jamaluddin mahasiswa
fakultas teknik Universitas Lampung Bandar Lampung 2018 mengangkat judul
mengenai, Analisis Dan Perencanaan Sistem Drainase Dilingkungan Universitas
Lampung, (Studi Kasus Zona 1:Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis, Dan Fakultas Ilmu SosialDan Ilmu Politik).18
Ketiga, adalah menemukan Tesis oleh Erwin Feriyanto program pasca
sarjana magister teknik sipilfakultas teknik Universitas Lampung Bandar
Lampung, 2016 mengangkat judul Evaluasi Drainase Perkotaan Terhadap Tata
Ruang Wilayah Kota Metro.19
Dari penelitian terdahulu yang membedakan yaitu, penelitian ini
dilakukan ditempat dan waktu yang berbeda. Dan juga dari segi pembahasan,
penelitian sebelumnya membahas hal yang berbeda dari yang penulis teliti.
Peneliti pertama membahas tentang kebijakan pemerintah terhadap pengelolaan
selokan / drainase, peneliti kedua membahas tentang analisis dan perencanaan
sistem drainase di lingkungan, dan peneliti yang ketiga membahas tentang
evaluasi drainase perkotaan terhadap tata ruang wilayah kota metro. Sedangkan,
17
Endang Sahriani, “Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengelolaan Selokan/Drainase
(Studi Perumahan Kembar Lestari Kecamatan Kota Baru)”, hasil penelitian skripsi Institut Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, (2014). 18
Jamaluddin,” Analisis Dan Perencanaan Sistem Drainase Dilingkungan Universitas
Lampung, (Studi Kasus Zona 1:Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Dan Fakultas Ilmu SosialDan Ilmu Politik)”, hasil penelitian skripsi Universitas Lampung Bandar
Lampung, (2018).
19
Erwin Feriyanto, “Evaluasi Drainase Perkotaan Terhadap Tata Ruang Wilayah Kota
Metro”, hasil penelitian skripsi Universitas Lampung Bandar Lampung, (2016).
di penelitian ini penulis mendalami tentang bagaimana Peran Pemerintah Dalam
Menanggulangi Banjir di Perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi.
Pemilihan tempat ini disengaja dengan mempertimbangkan hasil pra-penelitian
yang dilakukan oleh penulis yang melihat bahwa lokasi penelitian ini sangat
cocok dan dapat membantu penulis untuk menjawab rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini mengkaji tentang Peran Pemerintah
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam Menanggulangi Banjir di
Perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kota Jambi yang
bertempat di Kelurahan Alam Barajo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Jambi.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan sosiologis empiris. Pendekatan sosiologis empiris digunakan untuk
mengetahui penerapan peraturan daerah dalam kehidupan masyarakat tentang
pengelolaan lingkungan hidup. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan
sosiologis empiris karena penulis melakukan observasi secara langsung
dilapangan, dan pendekatan penelitian ini menunjukkan pada Undang-Undang
yang didasari pada Peran Pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi
sehingga pendekatan penelitian ini pada lokasi tempat yang peneliti lakukan
dalam sebuah penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang
berbentuk penelitian lapangan (field research) merupakan metode untuk
menemukan secara spesifik tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat
ditengah-tengah masyarakat dan menjelaskan fakta-fakta yang terjadi secara jelas.
Analisis deskriptif ini mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari hasil
penelitian dan untuk dianalisis maksud dan tujuan dari penelitian ini.20
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.Selain itu
landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumbernya
tanpa ada perantara, atau Data primer merupakan data yang diperoleh atau di
kumpulkan langsung di lapangan oleh yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan memerlukannya. Data primer ini disebut juga sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, data primer yang peneliti
maksud adalah informasi-informasi yang di peroleh secara langsung yang
20
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, (Bandung : Alfa Beta,2014),
hlm 205.
dilakukan dengan wawancara dan observasi mengenai pokok permasalahan dalam
penelitian.
Data primer dari penelitian ini adalah data yang berkenaan denganPeran
Pemerintah Dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan Kembar Lestari 2 Kota
Jambi. Dalam hal ini sebagai sumber data primernya sebagai berikut:
1. Kabag Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Drainase/Irigasi)
2. Developer
3. Masyarakat
b. Data Sekunder
Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yaitu data atau sejumlah
keterangan yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara. Data ini
diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat
authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya.21
Adapun yang menjadi sumber data berupa responden dan informan
dikatakan juga sebagai sumber data berupa orang (person).Sumber data peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian selama observasi berlangsung dikatakan juga
sebagai sumber data berupa tempat (place).Sedangkan sumber data berupa
dokumen-dokumen atau berupa literature-literatur pustaka dikatakan juga sebagai
sumber data berupa huruf, angka, gambar atau simbol-simbol (paper).
21
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah (Jambi: Syariah Press, 2012),
hlm 45.
2. Sumber Data
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
kualitatif dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari informasi-
informasi dari beberapa responden melalui hasil wawancara dilapangan. Beberapa
responden atau informan yang telah memberikan informasi antara lain adalah
Kabid Sumber Daya Air dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), Developer dari Perumahan Kembar Lestari dan beberapa warga yang
tinggal di perumahan tersebut. Menurut lofland sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan
foto.22
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk penelitian kualitatif alat utama
yang digunakan adalah si peneliti itu sendiri (human instrument). Dalam hal ini
peneliti tidak bisa diganti oleh orang lain atau instrument lain untuk melakukan
penelitiannya. Jadi peneliti terjun langsung dengan menggunakan alat-alat
pengumpulan data seperti observasi dan wawancara.23
22
Lexi J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : BinaCipta, 2010), hlm
157. 23
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, cet, ke-2 (Jambi : Syariah Press,
2014), hlm 37.
a. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dan
berinteraksi dalam situasi sosial dengan subjek penelitian. Teknik ini digunakan
untuk mengamati, memahami peristiwa yang terjadi dilapangan tentang kebijakan
pemerintah dan partisipasi publik terhadap pengelolaan selokan/drainase.
Sehingga data yang diperoleh secara langsung dan lebih akurat dan mendalam.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan
tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut24
. Wawancara (interview) pengumpulan data dengan pengajuan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara/pengumpul data kepada responden,
selanjutnya jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.25
Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara
tidak terstruktur.26
Wawancara ini bersifat bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk mengumpulkan data. Pedoman yang digunakan dalam wawancara
24
Lexi J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet, ke 1-24, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm 186. 25
Encarta Encyclopedia, Penelitian Tengan Diwawancarai Respondensosiologi, (Jakarta
: CV Habsa Jaya, 2001), hlm 98.
jenis ini hanyalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data
apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan oleh responden.
Penulis memilih wawancara sejenis ini karena ingin mendapatkan data
yang luas mengenai permasalahan yang diteliti. Dengan jenis wawancara ini,
peneliti mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak terfokus
dalam bahan wawancara akan tetapi tidak melebar dan keluar dari koridor
wawancara yang dibutuhkan.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan langsung dengan sample yang
telah peneliti tentukan. Dengan proses wawancara ini peneliti benar-benar bisa
mendapatkan data. Oleh karena itu, secara khusus, wawancara ini ditunjukan
kepada :
1. Kabag Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Drainase/Irigasi)
2. Developer
3. Serta masyarakat
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang cara
pengambilannya melalui pencatatan yang telah ada tanpa pengolahan. Dalam
penelitian ini peneliti juga menggunakan metode dokumentasi dan kepustakaan
untuk memperkuat kebenaran data yang akan dianalisis. Metode dokumentasi
adalah metode atau tehnik pengumpulan data dari dokumen resmi internal berupa
catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.27
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya
foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap dari penggunaan
observasi dan wawancara.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian menjelaskan tentang alat-alat analisis,
perspektif dan model analisis (terutama statistic) yang dipakai dalam menguraikan
dan menafsirkan data. Kerangka teoritis yang dibangun harus dijadikan sebagai
dasar untuk pemilihan model analisis.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan baik
berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainnya. Kemudian diperiksa
kembali dan diatur untuk diurutkan.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm 239.
b. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data yan didapatkan dari catatan tertulis dilapangan.
c. Penyajian Data
Penyajian data ini dapat membantu penulisan dalam memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman yang
penulis dapat dari penyajian-penyajian tersebut.
d. Verifikasi Data
Dari data-data yang diperoleh dari hasil wawancara. Study literature
kemudian peneliti mencari makna dari hasil penelitian atau dari hasil yang
terkumpul.28
F. Sistematika penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara rutin, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PendahuluanBab ini merupakan pendahuluan yang Memuat Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Dan
Kegunaan Penelitian, Dan Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka.
BAB II membahas tentang Metode Penelitian, yang di dalamnya membahas
mengenai tempat dan lokasi penelitian, Pendekatan Penelitian, Jenis dan
Sumber Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data,
Sistematika Penulisan, Jadwal Penelitian.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R& D, cet, ke-7, (Bandung :
Alfabeta 2009), hlm 240.
BAB III berisi tentang Aspek Geografis, Aspek Demografi, Sejarah Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Visi Misi Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
BAB IV tentang pembahasan dan hasil penelitian tentang Bencana Banjir
diwilayah Perumahan Kembar Lesatri 2 Kota Jambi disebabkan
Pembangunan Drainase Yang Buruk, Pembangunan Drainase Yang Sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan, Peran Pemerintah Kota dalam
Menanggulangi Sistem Banjir di Perumahan Kembar Lestari 2 Kelurahan
Alam Barajo, Kota Jambi, dan Upaya Pemerintah Terhadap
Menanggulangi Drainase.
BAB V berisi tentang Kesimpulanserta Saran-Saran.
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut.
a) Jadwal Penelitian
Table 01
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun 2018 – 2019
I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul X
2 Pembuatan Proposal X
3 Perbaikan Proposal Dan
Seminar
X
4 Surat Izin Riset X
5 Pengumpulan Data X
6 Pengolahan Data X
7 Pembuatan Laporan X
8 Bimbingan Dan Perbaikan X
9 Agenda Ujian Skripsi X
10 Perbaikan Dan Perjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Aspek Geografis
Kelurahan Alam Barajo terdapat di Kota Jambi dengan luas wilayah
1101 Ha, luas pemukiman 4,40 Km2, luas perkarangan 1,06 Km
2, luas kuburan
3,00 Km2, luas prasarana umum lainnya 1,20 Km
2, dengan jumlah rukun tetangga
62 RT, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Bagan Pete.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pematang Sulur.
c. Sebelah Baratberbatasan dengan Mendalo Darat / Kelurahan Penyengat
Rendah.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Rawasari.29
B. Aspek Demografis
Perkembangan penduduk di kelurahan Alam barajo saat ini menunjukan
peningkatan yang cukup signifikan sesuai dengan letaknya yang sangat strategis
dari Kota Jambi.Perkembangan penduduk di kelurahan ini tidak hanya disebabkan
oleh adanya pertumbuhan alami melainkan juga disebabkan oleh arus
urbanisasi.Ini disebabkan banyak penduduk yang melalukan urbanisasi untuk
mengadu nasib di Kota Jambi dan bertempat tinggal di Kelurahan Alam Barajo ini
dikarenakan harga dari perumahan di Kelurahan Alam Barajo ini masih terbilang
murah.
29
Dokumentasi, kelurahan Alam Barajo, 13 November 2018.
C. Sejarah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), dan
sumber daya buatan merupakan modal penting dalam mendukung perkembangan
dan pembangunan suatu wilayah. Sinergitas ketiga modal pembangunan tersebut
akan mendukung peningkatan perkembaangan wilayah tersebut dan apabila tidak
maka diperkirakan akan timbul hambatan dalam melaksanakan usaha-usaha
pembangunan dan pengembangan wilayaholeh karena itu diperlukan inovatif
seperti teknologi tepat yang memberikan nilai tambah dan mendukung percepatan
pembangunan yang sesuai dengan yang diinginkan dengan biaya yang relefan dan
merata menjangkau seluruh wilayah.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi pada awal berdiri berada dibenteng,
lokasi SD Al-Falah sekarang.Lalu pindah lokasi dengan mengontrak sebuah
rumah tinggal selama 2 tahun, dijalan Pangeran Hidayat dekat masjid Al
Mina.Dinas pekerjaan umum mulai berkantor ditempat sekarang sejak
pertengahan tahun 1990. Kebijakan teknis terkait dinas pekerjaan umum melalui
peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 tentang fungsi Dinas, Secretariat,
Bidang Dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi, UPTD Serta Tata Kerja Pada
Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi.30
D. Visi Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
a. Visi
Terwujudnya Infrastruktur Kota Yang Berkualitas
30
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sejarah Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, (2018)
b. Misi
a) Terjuwudnya kualitas infrastruktur perkotaan yang memadai
b) Terwujudnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana permukiman dan
fasilitas umum
c) Terwujudnya kesesuaian penataan ruang dan bangunan31
E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1. Tujuan
a) Peningkatan jaringan anak sungai dan drainase perkotaan yang teratur efisien
dan efektif wilayah di Kota Jambi
b) Meningkatkan jalan dan jembatan yang efisien dan efektif, aman, nyaman dan
tertib serta meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan.
c) Pengembangan lingkungan kota yang berkeadilan sosial dan berorientasi
kepada kesejahteraan masyarakat.
2. Sasaran
a) Terwujudnya jarigan anak sungai dan drainase yang efisien dan efektif agar
dapat mendukung terbentuknya kawasan tertib, rapi dan bersih
b) Tersedianya jaringan jalan dan jembatan yang efisien dan efektif serta
tercapainya kualitas jalan dan jembatan
c) Tercapainya lingkungan yang layak, aman, nyaman dan tersedianya prasarana
dan sarana yang memadai32
31
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi, Visi dan Misi Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Kota Jambi, (2018) 32
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi, Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi, (2018)
F. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Struktur organisasi merupakan komponen-komponen (unit-unit
kerja)dalam organisasi, struktur organisasi menunjukan adanya pembagian
kerjadan menunjukan bangaimana fungsi-fungsiatau kegiatan-kegiatan berbeda-
beda tersebut diintegrasikan (koordinasi) selain daripada itu struktur organisasi
juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, seluruh perintah dan
penyampaian laporan.
Sebagai suatu organisasi yang baik suatu lembaga pemerintah maupun
swasta, kecil atau besar tidak akan lepas dari suatu struktur organisasi
kepengurusan. Karena kepengurusan itulah yang akan menjalakan roda-roda
organisasi maju atau mundurnya suatu organisasi sangat ketergantungan pada
manusia yang duduk dipengurusan tersebut. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu
pertanggung jawaban appa yang akan di kerjakan.
Dalam suatu organisasi sangat perlu adanya susunan kepengurusan
dengan baik agar proses pelaksanaan program atau kegiatan dapat dilaksanakan
berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.33
33
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi, Struktur Organisasi Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi, (2018).
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat34
34
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
BAB IV
PEMBAHASAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor-Faktor Penyebab Banjir di Perumahan Kembar Lesatri 2 Kota
Jambi
Di Kota Jambi, musim hujan kerap diindikasikan menjadi musim banjir.
Tidak hanya di Kota besar saja namun juga di perumahan, terutama di perumahan
yang berdekatan dengan sungai. Penyebab banjir yang banyak ditemukan adalah,
budaya dan kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk tidak membuang
sampah ke sungai serta, berkurangnya resapan air di perumahan tersebut.
Pada umumnya, banjir terjadi pada musim hujan. Banjir di wilayah DAS
sangat tergantung pada waktu hujan, lama hujan, dan banyaknya curah hujan.
Sistem DAS dapat memilki luasa sempit ataupun luasan yang besar. Pada
permulaan musim hujan, jarang terjadi banjir sebab air hujan yang turun baru
mampu membasahi lapisan tanah permukaan. Akibatnya, air hujan yang menjadi
aliran permukaan masih sedikit. Apabila lapisan tanah sudah mulai jenuh air,
jumlah aliran permukaan bertambah banyak, dan apabila aliran permukaan ini
tdak ada menghambat, hampir semuanya mengalir ke sungai. Hambatan aliran air
dipermukaan dapat berupa serasah hutan dan tanaman hutan.35
Ada beberapa faktor penyebab banjir yang terjadi seperti :
a. Curah hujan dimana dalam jangka waktu yang atau besarnya hujan selama
beberapa jam.
35
Sukandarrumidi, Bencana Alam dan Bencana Anthropogene, (Yogyakarta : Kanisius,
2010), hlm 144.
b. Buruknya penanganan sampah yang dapat menyumbatnya saluran-saluran air
sehingga air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.
c. Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan
atau tempat tinggal atau perumahan yang menyebabkan hilangnya daya serap
air hujan. Pembanguan tempat permukiman bisa menyebabkan meningkatnya
resiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya
mempunyai daya serap tinggi.
d. Bendungan dan saluran air yang rusak dimana menyebabkan banjir terutama
pada saat hujan deras yang panjang.
Banjir akibat meluapnya sungai ini terjadi karena kapasitas
suluran/drainase tidak mampu menampung debit air yang ada sehingga air meluap
keluar melewati saluran drainase yang ada. Daerah yang terkena banjir jenis ini
biasanya adalah daerah sekitar aliran sungai yang letaknya cukup rendah atau
merupakan dataran banjir. Pada daerah perumahan biasanya disebabkan oleh
kapasitas drainase/saluran air yang ada tidak mampu menampung lagi air hujan
seiring dengan pertumbuhan kota. Dapat juga terjadi suatu banjir yang terjadi di
daerah hilir sebagai akibat hujan deras dibagian hulu, hal ini terjadi akibat
karakteristik daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut mungkin telah rusak.
Permasalahan drainase perumahan Kembar Lestari 2 bukanlah hal yang
sederhana banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang
dalam perencanaan. Antara lain peningkatan debit, penyempitan dan
pendangkalan saluran, amblesan tanah, limbah, sampah. Dan sumber
permasalahannya juga terjadi peningkatan jumlah penduduk diperumahan Kembar
Lestari 2 yang sangat cepat akibat dari pertumbuhan dan urbanisasi. Peningkatan
jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan infrastruktur perkotaan,
seperti perumahan, air bersih, pendidikan dan lain-lain.
Disamping itu peningkatan penduduk juga selalu diikuti peningkatan
limbah, baik limbah cair maupun limbah padat (sampah). Permasalahan banjir
yang ada di perumahan Kembar Lesatari 2 tidak hanya disebabkan oleh sistem
drainase yang ada sudah tidak dapat menampung debit aliran air saja melainkan
masyarakat yang ada disekitar perumahan tersebut tidak dapat menjaga
kebersihan, contohnya hampir setiap masyarakat membuang sampah ke dalam
saluran drainase tersebut.36
Tabel 02 : Data Kejadian Banjir Tahun 2018-201937
No Tanggal Kerugian Korban Jiwa
1. 08/04/2018 Diperkirakan mencapai puluhan juta -
2. 12/11/2018 Diperkirakan mencapai puluhan juta -
3. 3/12/2018 Diperkirakan mencapai ratusan juta -
4. 17/12/2018 Diperkirakan mencapai puluhan juta -
5. 17/04/2019 Diperkirakan mencapai puluhan juta -
Dari data di atas dapat di lihat bahwa banjir yang terjadi di perumahan
Kembar Lestari 2 ini sudah terjadi setiap tahun, namun belum ada penanganan
khusus dari pemerintah yang dapat menanggulangi banjir yang kerap terjadi ini,
36
http://www.republika.co.id/nasional/-kepadatan-penduduk-salah-satu-penyebab-banjir
Diakses pada tanggal 19 Juni 2019 37
Wawancara dengan Bapak Nurahman, Ketua RT Perumahan Kembar Lestari 2.
bahkan banjir yang terjadi di perumahan Kembar Lestari 2 ini sudah banyak
merugikan masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut bahkan sampai
memakan korban jiwa.
Gambar 01 : Saluran Drainase di Perumahan Kembar Lestari 2 Yang
Terdapat Sampah38
a.
b.
Dari gambar diatas sangat jelas bahwa partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan drainase sangat minim sekali, banyak hal yang mumbuat masyarakat
38
Dokumentasi saluran drainase di Perumahan Kembar Lestrai 2.
acuh dan tidak peduli terhadap pengelolaan drainase, karena kurangnya
pemahaman terhadap pentingnya saluran drainase.
Permasalahan lain juga terdapat pada letak perumahan tersebut yang
berada pada dataran rendah yang merupakan daerah resapan. Ini juga menjadi
salah satu dari permasalahan banjir yang ada diperumahan tersebut karena daerah
yang terletak pada dataran rendah.
Dan karena perumahan Kembar Lestari 2 itu sendiri adalah Daerah
Aliran Sungai (DAS) maka itu juga merupakan salah satu faktor terjadinya banjir
yang kerap melanda perumahan tersebut. Bisa dilihat dalam peta dibawah bahwa
perumahan Kembar Lestari 2 termasuk kedalam Daerah Aliran Sungai Sistem
Sipin yaitu Sungai Kenali Kecil.
Gambar 02 : Peta Daerah Aliran Sungai39
39
Peta Daerah Aliran Sungai Tahun 2019, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Jambi.
Kebijakan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan dan Drainase yang
terdapat dalam Peraturan Walikota Jambi No 9 Tahun 2009 pasal 22 :
1. Perencanaan teknis bidang pengairan dan drainase.
2. Penyusunan bahan koordinasi teknis bidang pengairan dan drainase.
3. Pengawas, pengadilan, dan pembinaan dalam pelaksanaan pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi, serta pemeliharaan sarana dan prasarana pengairan
dan drainase.
4. Penanggulangan kerusakan bangunan air akibat erosi dan bencana alam.40
Hasil Wawancara dengan Bapak M Yunius, Kabag Sumber Daya Air
menjelaskan bahwa :
“Banjir itu identik dengan bencana maka Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tidak menangani saat terjadinnya banjir, melainkan
sebelum banjir dan setelah banjir, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dari dinas PUPR tersebut”41
Upaya yang harus dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat harus sesuai dengan standar operasional yang mencegah dari banjir
seperti hal nya dengan, terjun langsung ke lapangan dengan meninjau beberapa
sungai yang terdapat di sekitar perumahan Kembar Lestari 2.
Oleh karena itu perencanaan sistem drainase pada perumahan Kembar
Lestari 2 perlu mendapat perhatian yang penting guna, terhindar dari bencana
banjir atau genangan air hujan serta mendukung kehidupan manusia yang hidup
40
Peraturan Walikota Jambi No 9 Tahun 2009 pasal 22 tentang Kebijakan Dinas
Pekerjaan Umum Bidang Pengairan dan Drainase. 41
Wawancara dengan Bapak M. Yunius, Kabag Sumber Daya Air, 11 Februari 2019, Jam
09.00 WIB.
bermukim diperumahan tersebut dengan nyaman, sehat dan dapat berinteraksi satu
dengan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Drainase yang kurang baik akan
mengakibatkan berbagai macam masalah yang bisa merugikan manusia itu
sendiri.
Dalam peta dibawah menunjukkan bahwa perumahan Kembar Lestari 2
memiliki permasalahan pada dimensi saluran yang ada dari perumahan Kota Baru
sampai ke perumahan Kembar Lestari 2 itu sangat kecil dan tidak mampu
menampung volume air jika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi dan
mengakibatkan banjir.
Gambar 03 : Peta Titik Genangan Banjir Kota Jambi42
42
Peta Titik Genangan Banjir Kota Jambi Tahun 2019, Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kota Jambi.
B. Pembangunan Drainase Yang Sesuai Berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan
Pembangunan drainase yang ada di perumahan Kembar Lestari 2
merupakan tanggung jawab dari pemerintah Kota. Maka tanggung jawab
pengelolaan berada di bawah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Jambi, baik itu pengawasan, pengelolaan dan
penambahan pembangunan lainnya. Caranya yaitu dengan pembuatan saluran
drainase yang dapat menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah
tersebut. Sistem saluran drainase diatas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih
besar yaitu ke badan air atau sungai.
Sesuai dengan prinsip sebagai jalur pembuangan maka pada waktu hujan,
air yang mengalir di permukaan diusahakan secepatnya dibuang agar tidak
menimbulkan genangan-genangan yang dapat mengganggu aktivitas di
perumahan atau bahkan dapat menimbulkan kerugian sosial ekonomi terutama
yang menyangkut aspek-aspek kesehatan lingkungan permukiman kota.
Fungsi dari drainase antara lain adalah :
a. Membebaskan suatu wilayah terutama permukiman yang padat dari genangan
air, erosi dan banjir.
b. Meningkatkan kesehatan lingkungan, bila drainase lancar maka memperkecil
resiko penyakit yang ditransmisikan melalui air dan penyakit lainnya.
c. Dengan sistem drainase yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan-
bangunan lainnya.
d. Dengan sistem drainase yang terencana maka dapat dioptimalkan pengaturan
tata air, yang berfungsi mengendalikan keberadaan air yang berlimpah pada
musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.43
Sistem jaringan drainase di dalam perumahan dibagi menjadi 2 bagian
yaitu :
a. Sistem Drainase Major (Utama)
Yang dimaksud dengan sistem drainase utama yaitu sistem saluran
yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air
hujan. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas
seperti saluran drainase primer atau sungai-sungai. Sistem drainase utama
ini disebut juga sebagai sistem saluran pembungan utama karena sistem ini
merupakan penghubung antara drainase dan pengedalian banjir.
b. Sistem Drainase Mikro
Sedangkan drainase mikro adalah sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah
tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota. Secara
keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran
sepanjang sisi jalan, saluran atau selokan air hujan di sekitar bangunan,
gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air
yang ditampungnya tidak terlalu besar.44
43
http://www.atobasahona.com diakses pada tanggal 12 Agustus 2019 44
Azwarman, Pemanfaatan Siklus Pembungan Air Terhadap Sistem Drainase Perumahan
Kota, hasil penelitian skripsi universitas Batang Hari Jambi, (2017)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
12/PRT/M/2014 Bagian Kedua Perencanaan Pasal 6 Perencanaan Sistem
Drainase itu meliputi :
1. Penyusunan rencana induk
2. Studi kelayakan ; dan
3. Perencanaan teknik terinci /detail design.
Beberapa ketentuan umum dalam penyusunan rencana induk ini adalah :
1. Rencana induk disusun dengan memperhatikan rencana pengembangan
kota dan rencana prasarana dan sarana kota lainnya ;
2. Rencana induk disusun dengan memperhatikan keterpaduan
pelaksanaannya dengan prasarana dan saran kota lainnya, sehingga
dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya operasional dan
pemeliharaan ;
3. Rencana induk disusun untuk arahan pembangunan system drainase di
daerah perkotaan selama 25 tahun, dan dapat dilakukan peninjauan
kembali disesuaikan dengan keperluan ;
4. Rencana induk disahkan oleh instansi atau lembaga yang berwenang.
Sebagai tahap awal sebelum dilakukan konstruksi, operasi, dan
pemeliharaan harus dilakukan terlebih dahulu studi kelayakan. Dimana ketentuan
umum dalam pembuatan studi kelayakan ini di antaranya adalah :
1. Penyusunan studi kelayakan drainase dilakukan berdasarkan prioritas
zona yang telah ditentukan dalam rencana Induk Sistem Drainase;
2. Pengesahan rencana teknik oleh penanggung jawab yang ditunjuk oleh
instansi yang berwenang mengguakan data paling mutakhir.
Proses perencanaan teknis system drainase perkotaan adalah proses yang
dimulai dari penyiapan rencana induk, studi kelayakan sampai pada perencanaan
detail desain (detail engineering design). Proses ini mencakup pekerjaan-
pekerjaan survey, investigasi dan desain.
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Untuk dapat membuat perencanaan detail teknik sistem drainase, harus
dilakukan dahulu studi kelayakan dari rencana induk sistem drainase;
2. Pengesahan laporan perencanaan detail teknis harus oleh penanggung
jawab yang ditunjuk instansi yang berwenang.45
Disini sudah jelas bahwa pembangunan drainase sudah diatur dalam
undang-undang. Pengelolaan drainase perumahan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi, dan pemeliharaan, serta
ditunjang dengan pemerintah serta partisipasi masyarakat itu sendiri. Dalam hal
ini peningkatan pemahaman mengenai drainase terhadap pihak-pihak yang terlibat
yaitu pelaksanaan maupun masyarakat sangat perlu dilakukan agar penanganan
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Wawancara dengan Ibu Sri Mulyani pegawai Developer perumahan
Kembar Lestari mengatakan bahwa :
45
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia12/PRT/M/2014 Bagian Kedua
Perencanaan Pasal 6 Perencanaan Sistem Drainase.
“Banjir yang terjadi di perumahan Kembar Lestari 2 itu tidak terjadi dari
awal bangunan perumahan itu dibangun, namun seletah 5 tahun
pembangunan perumahan tersebut baru lah terjadi banjir, yang setiap
tahun terjadi di perumahan tersebut”46
Saluran drainase untuk pembuangan air hujan atau limbah harus
direncanakan sedemikian rupa, sehingga lingkungan perumahan yang dibangun
terbebas dari genangan air atau banjir. Dalam hal ini Pemerintah telah berupaya
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan perumahan rakyat. Namun
demikian sejalan dengan kebijakan yang dibuat perlu dikaji dan di pertimbangkan
sistem jaringan hukum untuk pengamanan kebijakan tersebut.
Dalam perizinan pembangunan perumahan tersebut Dinas Tata Kota sudah
memberikan izin untuk mendirikan perumahan tersebut, namun karena lokasi dari
perumahan tersebut terdapat pada bagian terendah maka, Dinas Tata Kota
memberikan syarat agar bangunan perumahan tersebut lebih ditinggi kan lagi
pondasinya, agar jika terjadi banjir tidak langsung meluap dan masuk ke dalam
rumah.
Wawancara dengan Ibu Sri Mulyani pegawai Developer perumahan
Kembar Lestari, mengatakan bahwa :
“Membenarkan bahwa dalam proses dalam pembuatan perumahan
Kembar Lestari ini sudah mendapatkan izin dari Dinas Tata Kota dan
sudah memenuhi semua standar yang diberikan oleh Dinas Tata Kota
tersebut”47
46
Wawancara Dengan Ibu Sri Mulyani, Pegawai Developer Perumahan Kembar Lestari
12 Februari 2019, Jam 14.00 WIB. 47
Wawancara dengan Ibu Sri Mulyani, Pegawai Developer perumahan Kembar Lestari,
12 Februari 2019, Jam 14.00 WIB.
Namun yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan aturan yang diberikan
tersebut, masih banyak dari perumahan yang dibangun tidak sesuai dengan aturan
yang dibuat. Maka karena itu jika terjadi banjir dengan intensitas kecil saja air
sudah masuk kedalam perumahan tersebut. Ini juga menjadi salah satu masalah
yang terjadi di perumahan tersebut, jika prosedur yang diberikan oleh Dinas Tata
Kota dilaksanakan dengan benar maka, banjir dengan intensitas kecil yang terjadi
di perumahan Kembar Lestari 2 tidak akan langsung merendam perumahan
tersebut.
Dalam hal ini pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kota Jambi membagi tiga sistem Daerah Aliran Sungai yaitu Sistem Sipin,
Sistem Asam, Sistem Tembuku. Dan sistem Daerah Aliran Sungai yang mengalir
di perumahan kembar lestari 2 itu adalah Sistem Sipin yaitu sungai Kenali Kecil.
Bisa dilihat dalam gambar peta dibawah ini :
Gambar 04 : Peta Daerah Aliran Sungai 3 Sistem Kota Jambi48
48
Peta Daerah Aliran Sungai 3 Sistem Kota Jambi Tahun 2019, Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Kota Jambi.
C. Peran Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir di Perumahan Kembar
Lestari 2 Kota Jambi
Peran pemerintah Kota Jambi dalam menangani banjir di perumahan
Kembar Lestari 2, sudah berbagai cara pemerintah lakukan namun pemerintah
sendiri belum secara maksimal dalam menanggulangi banjir yang ada
diperumahan tersebut. Menurut meraka masih banyak kendala yang dihadapi oleh
pemerintah dalam menanggulangi banjir yang kerap terjadi di perumahan ini.
Selain peraturan yang terdapat dalam Peraturan Walikota Jambi Nomor 9
Tahun 2009 Tentang Fungsi Dinas, Sekertariat, Bidang Dang Rincian Tugas Sub
Bagian, Seksi, UPTD Serta Tata Kerja Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi,
kebijakan Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Bidang Drainase Dan
Irigasi Kota Jambi dalam pengelolaan drainase adalah sebagai berikut :49
1. Melakukan Pembersihan Sampah dan Sedimentasi Lumpur Yang Ada di
dalam Saluran Sebanyak Dua Kali dalam Setahun.
Banyaknya produksi sampah dan ketidak pahaman terhadap pentingnya
drainase yang menyebabkan saluran drainase di penuhi dengan sampah, dan
mengakibatkan banjir. Oleh karena itu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Jambi, melakukan operasi pembersihan sampah dan sedimentasi
lumpur yang terdapat di dalam saluran drainase dengan periode 2 kali dalam
setahun. Dengan proses pembersihan sampah di harapkan dapat memberikan efek
yang bersih dalam saluran drainase.
49
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Fungsi Dinas, Sekertariat,
Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi, UPTD Serta Tata Kerja Pada Dinas Pekerjaan
Umum Kota Jambi.
Kebijakan yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Jambi, sangat bagus untuk pengelolaan saluran drainase tersebut.
Sehingga diharapkan saluran drainase yang ada beroperasi dengan baik dan sesuai
dengan kebutuhannya.
Namun pada realita yang terjadi di lokasi penelitian kebijakan yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahaan Rakyat Kota Jambi
tidak pernah terealisasikan. Kebijakan yang diharapkan dapat mengelola saluran
drainase dengan baik sehingga bisa menghindarkan dari banjir yang kerap terjadi
di perumahan tersebut namun tidak pernah terealisasikan dan itu menjadi salah
satu penyebab banjir yang terus melanda perumahan Kembar Lestari 2 ini.
Gambar 05 : Saluran Drainase di Perumahan Kembar Lestari 250
50
Dokumentasi Saluran Drainase di Perumahan Kembar Lestari 2.
Wawancara dengan Ibu Herawati masyarakat di perumahan Kembar
Lestari 2 mengatakan bahwa :
“Selama ini belum ada bukti bahwa penerapan kebijakan yang di buat
oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terealisasikan,
seperti pembersihan sampah dan sedimentasi lumpur”.51
Dari wawancara diatas jelas bahwa kebijakan pemerintah Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi hanya sebuah kebijakan
yang tidak ada bukti dilapangan, oleh karena itu pemerintah di harapkan dapat
melaksanakan dan melakukan kebijakan yang telah di buat, agar pengelolaan
sistem drainase sesuai dengan apa yang di tetapkan sehingga saluran drainase
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dan ini juga bisa menjadi solusi agar tidak
terjadi lagi banjir yang kerapterjadi di perumahan Kembar Lestari 2 tersebut.
2. Memperbaiki Saluran Drainase yang Rusak
Saluran drainase yang ada akan mengalami kerusakan yang disebabkan
oleh berbagai faktor. Baik itu karena ulah masyarakat itu sendiri yang tidak bisa
menjaga saluran drainase dan tidak mengerti pentingnya saluran drainase itu
sendiri, atau karena adanya pengikisan oleh air yang menyebabkan bangunan
drainase itu rusak dan amblas. Dan karena itu pemerintah Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat mempunyai kewajiban untuk memperbaiki saluran
drainase yang rusak tersebut dan bisa menjadi salah satu solusi agar banjir yang
kerap terjadi di perumahan ini dapat tertanggulangi dengan baik.
51
Wawancara dengan Ibu Herawati masyarakat di Perumahan Kembar Lestari 2, 20
Februari 2019, Jam 08.00 WIB.
Wawancara dengan Ibu Herawati masyarakat perumahan Kembar Lestari
2 mengatakan bahwa :
“Kondisi saluran drainase yang ada di perumahan Kembar Lestari 2 untuk
saat ini ada beberapa saluran drainase yang terawat dengan baik, akan
tetapi ada juga yang tidak terawat bahkan jauh lebih banyak yang tidak
terawat. Saluran drainase dipenuhi sampah yang di buang oleh masyarakat
kedalam saluran tersebut”52
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa, seharusnya sebagai masyarakat yang
peduli terhadap lingkungan harus selalu menjaga dan merawat saluran drainase,
sehingga drainase yang telah dibangun itu bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Karena ketika saluran drainase terhalang oleh sampah maka aliran air terhambat
dan mengakibatkan endapan air, dan endapan air itu akan mengeluarkan bau yang
tidak sedap dan dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Fajar, Kasi Drainase dan
Irigasi, disebutkan bahwa kendala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dalam mengatasi sistem drainase yang ada di Perumahan Kembar Lestari 2 adalah
sebagai berikut :
“Banyak kendala yang dihadapi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dalam mengatasi permasalahan ini contohnya saja
seperti keterbatasan lahan, pembuangan sampah kedalam saluran drainase,
waktu dan tenaga, dan juga masalah dana”53
Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap penting dan
perlunya pemecahan permasalahan banjir yang dihadapi kota, masih belum
52
Wawancara dengan Ibu Herawati, Masyarakat Perumahan Kembar Lestari, 20 Februari
2019, Jam 08.00 WIB. 53
Wawancara dengan Bapak Fajar, Kasi Drainase dan Irigasi, 13 Februari 2019, Jam
10.00 WIB
mengakar kesadaran terhadap hukum, perundangan serta kaidah-kaidah yang
berlaku menambah kompleks masalah banjir yang di hadapi Kota Jambi. Salah
satunya yaitu perumahan Kembar Lestari 2 ini. Daerah ini merupakan salah satu
wilayah yang sangat rentan dalam permasalah banjir. Hampir setiap musim
penghujan musibah banjir mengancam permukiman penduduk. Namun karena
kurangnya kesadaran masyarakat yang masih membuang sampah kedalam saluran
drainase tesebut, juga memicu terjadinya penghambatan aliran air yang jika terjadi
hujan dengan frekuensi tinggi dapat menghambat aliran air dan memicu
terjadinya banjir. Kurangnya kesadaran inilah yang jadi faktor yang sangat sulit
untuk di urai dan di pecahkan, padahal dampak dari hal yang di anggap sepele
bisa berakibat fatal nantinya. Saluran drainase yang dipenuhi dengan sampah akan
mengalami penyumbatan sehingga debit air tidak mengalir sebagaimana mestinya,
dan itu adalah salah satu permasalahan yang mengakibatkan banjir. Akibat dari
banjir itu sendiri akan merugikan secara fisik dan finansial masyarakat itu sendiri.
Selain dari masyarakat yang membuang sampah disaluran drainase,
masyarakat juga enggan melakukan pembersihan terhadap drainase yang ada.
Seharusnya sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan harus selalu
menjaga dan merawat saluran drainase, sehingga drainase yang telah dibangun itu
bisa bersih dan nyaman. Ketika saluran drainase terhalang alirannya oleh sampah
maka akan menimbulkan endapan air, dari endapan air itu akan mengeluarkan bau
yang tidak sedap dan banyak di huni oleh nyamuk, dan dampaknya dapat
menimbulkan penyakit.
3. Membangun Saluran Drainase yang Belum Terbangun
Pembangunan drainase merupakan hal yang sangat diperlukan dalam tata
kota atau wilayah. Drainase harus dirancang dengan baik, apabila saluran drainase
tidak jelas dalam penataannya dan akan mengakibatkan berbagai masalah seperti
salah satunya banjir. Di perumahan Kembar Lestari 2 pembangunan saluran
drainase dilakukan oleh pihak perumahan karena itu merupakan salah satu syarat
yang harus dipenuhi dalam mendirikan perumahan.
Wawancara dengan Bapak Hendarto masyarakat perumahan Kembar
Lestari 2, mengatakan bahwa :
“Menurutnya, penyebab banjir yang kerap terjadi di perumahan ini di
akibatkannya masih banyak saluran drainase yang terlalu kecil dan sempit,
dan adanya sedimentasi yang terlalu tinggi, membuat aliran air tidak
lancar”.54
Gambar 0
Banyak keluhan dari warga terhadap pemerintah karena sampai saat ini
belum ada penanganan yang bisa untuk menguranggi banjir yang sering terjadi di
perumahan tersebut. Semakin banyak juga penduduk yang menempatinya
perumahan maka semakin besar pula resiko jika terjadi banjir, baik itu secara
material maupun non material.
Wawancara dengan Bapak Fajar kasi Drainase dan Irigasi, disebutkan
bahwa :
“Sungai yang melintasi Perumahan Kembar Lestari 2 adalah sungai Kenali
Kecil dan penanggulangannya sudah ditangani atau sudah dilaksanakan
54
Wawancara dengan Bapak Hendarto Masyarakat Perumahan Kembar Lestari 2, 01
Maret 2019, Jam 10.00 WIB.
oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, karena drainase ini
merupakan salah satu sungai yang ada di Kota Jambi”55
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Fajar diatas, keterbatasan
dana juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam hal ini, sehingga
proses untuk pembelian lahan untuk melakukan pelebaran sistem drainase ini
terhambat. Dan disini bukan hanya faktor keterbatasan dana saya melainkan
keterbatasan lahan juga menjadi faktor utamanya karena lahan yang ada sudah
dipenuhi dengan perumahan, itu mengakibatkan tidak dapatnya pelebaran sistem
drainase dilakukan.
Dalam hal ini pemerintah juga telah merencanakan pembangunan kolam
retensi di Kota Jambi namun karena terkendala oleh besarnya dana dan
keterbatasan lahan yang dibutuhkan maka pembangunan ini belum berjalan
sampai saat ini.
Banjir di pemukiman dataran rendah ini belakangan semakin cepat terjadi
setiap hujan turun dan semakin lama pula surutnya.Selain itu ketinggian banjir di
permukiman padat penduduk tersebut itu cenderung semakin tinggi.Hal ini di
pengaruhi karena pembangunan drainase yang buruk.
Wawancara dengan M. Yunius Kabid Sumber Daya Air, Bapak
mengatakan bahwa :
“perbaikan dan pembangunan drainase di Kota Jambi sudah mulai di
laksanakan dan lebih mengutamakan pada titik-titik rawan banjir”
55
Wawancara dengan Bapak Fajar, Kasi Drainase dan Irigasi, 13 Februari 2019, Jam
10.00 WIB.
Namun realita yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan apa yang telah
dikatakan kerena sampai saat ini belum ada perbaikan seperti yang dikatakan. Dan
perumahan Kembar Lestari 2 masih terendam banjir jika terjadi hujan dengan
intensitas tinggi.
Gambar 06 : Peta Usulan Pembangunan Kolam Retensi Kota Jambi56
Wawancara dengan Bapak Hendarto masyarakat perumahan Kembar
Lestari 2, mengarakan bahwa :
“Dulu pernah sekali pada tahun 2017 dilakukan sedimentasi lumpur yang
dilakukan oleh pemerintah namun setelah itu tidak pernah lagi
dilakukan”57
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi, dengan melalukan pembersihan
sampah dan sedimentasi lumpur yang ada di saluran drainase, melakukan
56
Peta Usulan Pembangunan Kolam Retensi Kota Jambi Tahun 2019, Dinas Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Kota Jambi. 57
Wawancara dengan Bapak Hendarto, Masyarakat Perumahan Kembar Lestari 2, 01
Maret 2019, Jam 10.00 WIB.
perbaikan saluran drainase dan membangun drainase yang ada belum terbangun,
melakukan sosialisasi kepada masyarakat, merencanakan pembangunan kolam
retensi seperti dapat dilihat pada gambar diatas pemerintah Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sudah membuat usulan agar dibangunnya kolam
retensi di Kota Jambi.
Melakukan koordinasi dana dengan pihak provinsi tentang keterbatasan
dana yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Jambi
tidak menghalangi proses pembangunan drainase yang membutuhkan dana yang
besar, maka dari itu pemerintah kota harus mengkoordinasikan dengan pemerintah
provinsi sehingga pendanaan untuk pembangunan drainase dapat berjalan.
Wawancara dengan Bapak Fajar Kasi Drainase dan Irigasi, mengatakan
bahwa :
“Kendala yang dihadapi pemerintah dalam pengelolaan drainase adalah
kesadaran masyarakat yang rendah, seperti membuang sampah
sembaranggan ke dalam saluran drainase yang mengakibatkan saluran
drainase di penuhi sampah dan membuat aliran air terhambat”58
Upaya dengan melakukan sosialisasi oleh pemerintah terhadap masyarakat
perumahan Kembar Lestari 2 guna memberikan mereka kesadaran terhadap
pentingnya saluran drainase yang baik, agar tidak menimbulkan dampak yang
sering terjadi diperumahan tersebut seperti banjir. Sosialisasi juga diharapkan agar
58
Wawancara dengan Bapak Fajar Kasi Drainase dan Irigasi,13 Februari 2019, Jam 10.00
WIB.
masyarakat lebih mengerti pentingnya saluran drainase yang telah dibuat oleh
pemerintah.
Dengan di tingkatkannya kesadaran masyarakat diharapkan bisa menjaga
dan menyadari betapa pentingnya saluran drainase itu dibuat, agar saluran
drainase tidak mengakibatkan banjir yang kerap terjadi. Drainase dibuat dan
diharapkan menjadi salah satu solusi agar tidak terjadi banjir diperumahan, namun
karena ulah dari masyarakat itu sendiri yang apatis membuat banjir diperumahan
ini tidak pernah henti melanda.
Gambar 07 : Dokumentasi Pembangunan Jembatan59
Dengan adanya pembangunan jembatan ini menjadikan salah satu upaya
dari Pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
menanggulangi banjir di perumahan tersebut. Pemerintah telah mengupayakan
59
Dokumentasi Pembangunan Jembatan
pengelolaan dengan kebijakan-kebijakan yang telah buat dan di tetapkan.
Mengupayakan agar saluran drainase dapat terkelola dengan baik merupakan hal
yang sulit untuk di upayakan, karena mengingat kesadaran masyarakat yang
rendah terhadap pengelolaan drainase.
Semoga upaya dari pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Jambi dalam pengelolaan drainase dan penanggulangan banjir dapat
terealisasikan dengan sebagaimana mestinya dan masyarakat juga harus sadar dan
aktif dalam pengelolaan drainase, sehingga upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk pengelolaan drainase dapat memeberikan solusi agar
masyarakat dapat terhindar dari banjir.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya, berdasarkan instrumen-instrumen yang telah digunakan maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa :
A. Faktor penyebab banjir yang ada di perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi
di antaranya, Potret lingkungan di sekitar perumahan Kembar Lestari 2 Kota
jambi terbilang buruk dan memprihatinkan. Karena kurangnya kesadaran
masyarakat yang masih sering membuang sampah kedalam saluran drainase.
Persoalan lain juga berdampak buruk bagi masyarakat yang bermukim
disekitar perumahan ini, karena ketika hujan turun dengan intensitas tinggi
dan tidak berfungsinya aliran sungai menyebabkan kediaman mereka
terendam banjir, Keterbatasan dana yang dimiliki oleh Pemerintah Dinas
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat juga merupakan salah satu hal yang
menjadi permasalahan dalam penanggulangan banjir yang ada di perumahan
Kembar Lestari 2 karena untuk pembelian lahan agar dapat melakukan
pelebaran saluran drainase itu memerlukan dana yang cukup besar.
B. Pembangunan drainase sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2014 diantaranya adalah
melakukan penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan perencanaan
teknik terinci / detail design.
C. Peran pemerintah dalam menghadapi kendala dalam mengurangi masalah
banjir yang terjadi dengan melakukan diantaranya pembersihan sampah pada
saluran drainase dan melakukan sedimentasi lumpur yang dilakukan 2 kali
dalam satu tahun, memperbaiki saluran drainase yang rusak, membangun
saluran drainase yang belum terbangun, membangun kolam rentensi.
B. Saran
Dengan adanya kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis
menyarankan agar dilakukannya :
1. Untuk mengoptimalkan penanggulangan banjir di perumahan Kembar Lestari
2 Kota Jambi perlu dilakukan pencegahan sebaik mungkin dengan cara
pelaksanaan perbaikan sistem drainase yang ada.
2. Harus ada koordinasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani
penanggulangan banjir di perumahan.
3. Masyarakat hendaknya memberikan keikutsertaan dalam membantu
pemerintah dalam menjaga saluran drainase agar tidak terjadi lagi banjir di
perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi
4. Pemerintah harus memperhatikan kendala-kendala yang di hadapi dalam
penanggulangan banjir dan menjadikan acuan untuk kedepannya sehingga
banjir dapat di atasi dan diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi
Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta : Bumi Restu,
1976.
Encarta Encyclopedia, Penelitian Tengan Diwawancarai Respondensosiologi,
Jakarta : CV Habsa Jaya, 2001.
Inu Kencana Syafie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Bandung : Refika Aditama,
2013.
Inu Kencana Syafe’i, Ilmu Pemerintahan, Bandung: Mandar Maju, 2007.
InuKencana Syafe’i, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Rineka
Cipta,2011)\.
Lexi J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet, ke 1-24, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1989.
Lexi J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Binacipta, 2010.
Sukandarrumidi, Bencana Alam Dan Bencana Anthropogene, Yogyakarta :
Kanisius, 2010.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Jambi: Syariah Press,
2012.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, cet, ke-2 Jambi : Syariah
Press, 2014.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,Jakarta : Rineka Cipta, 1998.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R& D, cet, ke-7, Bandung :
Alfabeta 2009.
Wesli, Drainase Perkotaan Jogjakarta: Graha Ilmu,2008.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Permukiman.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 09 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Jambi Tahun 2013-2033.
Peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Drainase Perkotaan.
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Fungsi Dinas,
Sekertariat, Bidang Dang Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi, UPTD Serta
Tata Kerja Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi.
C. Lain-Lain
Azwarman, Pemanfaatan Siklus Pembungan Air Terhadap Sistem Drainase
Perumahan Kota, Universitas Batang Hari Jambi, (2017)
Endang Sahriani,Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengelolaan Selokan/Drainase,
IAIN STS Jambi, (2014).
Limpat Ovi Haryoko, Evaluasi Dan Rencana Pengembangan Sistem Drainase Di
Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung, Universitas
Malahayati Bandar Lampung, (2013).
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_peran
https://www.terracanblock.com
http://www.republika.co.id/nasional/-kepadatan-penduduk-salah-satu-penyebab-
banjir
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA JABATAN
1 M. YUNIUS KABID SUMBER DAYA AIR
2 FAJAR KASI DRAINASE DAN IRIGASI
3 SRI MULYANI PEGAWAI DEVELOPER
4 NURAHMAN KETUA RT 56
5 HERAWATI MASYARAKAT
6 HENDARTO MASYARAKAT
DAFTAR PERTANYAAN
A. Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
1. Bagaimana standar operasional Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat ?
2. Apa tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat ?
3. Bagaimana cara dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat dalam
mengatasi sistem drainase yang ada di perumahan Kembar Lestari 2 Kota
Jambi?
4. Apa kendala yang dihadapi oleh dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat dalam mengatasi system drainase yang ada di perumahan Kembar
Lestari Kota 2 Jambi?
B. Developer
1. Pada tahun berapa dibangunnya perumahan Kembar Lestari 2 Kota Jambi?
2. Bagaimana standar operasional prosedur dari pembangunan perumahan?
3. Bagaimana proses perizinan yang dilakukan dalam pembangunan perumahan
Kembar Lestari 2 Kota Jambi ?
4. Apa kendala yang dihadapi dalam pembangunan perumahan tersebut?
C. Masyarakat
1. Apa penyebab sering terjadinya banjir di perumahan Kembar Lestari 2 ?
2. Apa yang di lakukan pemerintah daerah dalam pencegahan dan
penanggulangan banjir ?
LAMPIRAN
Gambar 1
Ket : Narasumber penelitian ini, Bapak M. Yunius Kabid Sumber Daya Air.
Gambar 2
Ket : Narasumber penelitian ini, Ibu Sri Mulyani Pegawai Developer Perumahan
Kembar Lestari.
CURICULLUM VITAE
Nama : Farida Amalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Jambi, 06 November 1996
No. Kontak/HP : 08994384201
Alamat : Perumahan Griya Abadi Blok C Nomor 20, Ds.
Penyengat Rendah, Kec. Telanai Pura, Kota
Jambi, Provinsi Jambi
Pendidikan Formal :
2003 – 2009 SD Negeri No. 171/IX Talang Datar
2009 – 2012 SMP Negeri 14 Muaro Jambi
2012 – 2015 SMK Negeri 6 Muaro Jambi
Motto Hidup :“ Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesungguhnya
kami orang-orang yang mengadakan perbaikan” (QS. Al Baqarah
02 : 11)