peran pemerintah desa dalam penyediaan air bersih di...
TRANSCRIPT
1
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENYEDIAAN AIR
BERSIH DI DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA
RPJMDES 2016-2021
Afrizal1, Yudhanto Satyagraha Adiputra2, Nazaki3
ABSTRAK
Pada tahun 2013 Desa Nerekeh dibentuk, Desa Nerekeh merupakan
Desa berstruktur rawa dengan kata lain Desa Nerekeh merupakan
Desa yang sulit untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
masyarakat Desanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran
Pemerintah Desa Nerekeh dalam menyediakan air bersih bagi
masyarakat Desa. Hasil penelitian ini bersumber dari hasil wawancara,
dokumentasi dan arsip Desa Nerekeh. Berdasarkan hasil penelitian ini
Peran Pemerintah Desa Nerekeh dalam Penyediaan Air Bersih di Desa
Nerekeh Kabupaten Lingga berdasarkan Indikator penilaian peran
yaitu Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan dan Tahap Evaluasi.
Pemerintah Desa Nerekeh melakukan dua Tahap Perencanaan dan
Tahap Pelaksanaan tanpa melakukan Tahap Evalusi sehingga hasil
kurang maksimal.
Kata Kunci: Peran, Pemerintah Desa, Air Bersih.
PENDAHULUAN
Masalah air bersih ini merupakan masalah yang tak kunjung usai yang
harus dihadapai pemerintah dan masyarakat di Indonesia. Air sebagai kebutuhan
utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas,
terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum
2
mendapatkan air bersih yang layak, terutama masyarakat berpenghasilan rendah
dipedesaan dan pinggiran kota (Nofiandi, 2014:1).
Desa Nerekeh Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, desa yang
mengalami pemekaran pada tahun 2013 yang awalnya merupakan salah satu
dusun yang berada di Desa Panggak Laut ini masih mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Desa Nerekeh.
Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi geografis Desa Nerekeh yang
tanahnya berstruktur rawa, jarak sumber mata air yang mengairi cukup jauh, serta
sarana prasarana yang tidak memadai. Dalam kondisi ini dibutuhkan Peran
Pemereintah Desa dalam penyediaan air bersih bagi warga Desa Nerekeh.
Selain dipengaruhi oleh kondisi geografis dalam hal ini pengelolaan dan
pengadaan air bersih belum memiliki mekanisme yang memadai, manajemen
pengelolaan dan teknologi, yang masih konvensional. Kondisi ini menjadikan
pengelolaan air yang tidak profesional dan mengurangi kualitas layanan bagi
warga sehingga sering menimbulkan friksi-friksi sosial.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, maka penulis
tertarik mengambil penelitian dengan judul “Peran Pemerintah Desa Dalam
Penyediaan Air Bersih di Desa Nerekeh Kecamatan Lingga Kabupaten
Lingga RPJMDes 2016-2021”.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif, kualitatif yaitu metode yang lebih menekankan analisis proses dari
3
proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah (Gunawan,
2014:80).
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif, yaitu
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan data dan fakta yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam penelitian ini bertujuan memberikan
gambaran secara jelas tentang Peran Pemerindah Desa dalam Menyediakan Air
Bersih untuk Warga Desa Nerekeh.
Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian,
dengan kata lain objek penelitian merupakan pokok persoalan didalam suatu
penelitian. Yang menjadi objek penelitian atau pokok persoalan dalam penelitian
ini adalah Peran Permerintah Desa Nerekeh, apakah Pemerintah Desa Nerekeh
telah berperan aktif dalam memenuhi tanggung jawabnya, apakah terdapat
kendala dalam menjalankan perannya khususnya dalam menyediakan air bersih
bagi warga desa.
Penelitian ini dilakukan di Desa Nerekeh Kecamatan Lingga Kabupaten
Lingga dimana penulis ingin melihat bagaimana peran Pemerintah Desa dalam
penyediaan air bersih di Desa Nerekeh Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.
Alasan peneliti melakukan penelitian di Desa Nerekeh dikarnakan Desa Nerekeh
merupakan Desa yang memiliki struktur tanah rawa sehingga sulit untuk
mendapatkan air bersih, dengan dilakukan penelitian ini kita dapat melihat kinerja
4
atau peran Pemerintah Desa dalam menyediakan air bersih di Desa Nerekeh
Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.
Dengan mempertimbangkan efektifitas serta efisiensi jangka waktu
pelaksanaan penelitian serta keterbatasan yang ada pada peneliti dalam proses
pengumpulan data maka peneliti hanya focus pada Peran Pemerintah dalam
penyediaan air bersih di desa Nerekeh Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.
Sehingga dalam penelitian ini menghasilkan hasil penelitian yang mempuni untuk
dijadikan kajian ataupun evaluasi bagi Pemerintah Desa khususnya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua cara
sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu;
a. Data Primer,
b. Data Sekunder,
Sugiyono (2005:166) mengambarkan teknik observasi merupakan suatu
proses yang komplek dan sulit, yang tersusun dari suatu proses biologis dan
proses fisikologis di antaranya yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan,
dalam penelitian ini observasi yang digunakan yaitu observasi terstruktur yang
telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana
tempatnya. Alat pengumpulan data adalah daftar cheklist dan catatan harian.
Ningsih (2014:43) dalam penelitiannya menjelaskan Teknik Wawancara
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakantanya jawab,baik secara langsung maupun tidak langsung secara
bertatap muka (personal face to face) dengan sumber data (responden) yaitu
melakukan wawancara langsung dengan key informan yaitu Pemerintah Desa,
5
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Masyarakat Desa Desa Nerekeh
Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga. Sedangkan alat yang digunakan dalam
pengumpulan data yaitu pedoman wawancara.
Dokumentasi adalah teknik dengan cara mengunakan gambargambar dan
buku, arsip-arsip yang bisa membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
Untuk memperoleh data guna kepentingan penelitian serta hasil
representative, maka diperlukan informan yang mempunyai kaitan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator peranan pemerintah desa dalam pembangunan infrastruktur
sarana dan prasarana dapat dilihat dari (Rusadi,2011:9):
1. Tahap Perencanaan;
2. Tahap Pelaksanaan;
3. Tahap Evaluasi.
Tahap Perencanaan
Ada langkah-langkah penyusunan Peraturan Desa yang diselenggarakan
oleh Desa Nerekeh sebagai berikut:
1. Musyawarah Desa Penyusunan RPJMDes
2. Rapat Penetapan Tim Penyusun RPJMDes
3. Pelaksanaan Pengkajian Keadaan Desa
4. Laporan Pelaksanaan Pengkajian Keadaan Desa
6
5. Penyusunan Rancangan RPJMDes
6. Rapat Penetapan RPJMDes
Setelah disahkannya RPJMDes 2016-2021 maka tahap selanjutnya
Pemerintah Desa akan melakukan penyusunan Rancangan Kerja Pemerintah Desa
(RKPDes) yang tertuang dalam RPJMDes Desa Nerekeh Tahun 2016-2021.
Adapun tahap penyusunan Rancangan Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) adalah
sebagai berikut:
1. Pembentukan Tim Penyusun RKPDes
2. Pelaksanaan Pengkajian Keadaan Desa
3. Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa
4. Pembahasan RKPDes TerhadapRPJMDes
5. Penyusunan RKPDes Melalui Musyawarah Desa
Kemudian pada tanggal 20 Mei 2016 Kepala Desa Nerekeh mengeluarkan
Peraturan Desa Nerekeh No.3 tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes) tahun anggaran 2016. Adapun Program Penyediaan Air
Bersih di Desa Nerekeh yang tercantum dalam APBDes.
Anggaran Pengadaan Air Bersih (APBDes)
Kegiatan Tahun Biaya
Pembangunan Pipanisasi Air Bersih Lanjutan 2016 Rp. 33.923.548
Pengadaan Meteran Air dan Pipanisasi Masyarakat 2018 Rp. 58.832.120
Perubahan Sharing Dana Desa Untuk Pamsimas 2018 Rp. 41.493.060
Sumber : APBDes Desa Nerekeh
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan adalah tahap implementasi kebijakan yang telah
direncanakan sebelumnya, dalam penyediaan air bersih di Desa Nerekeh
7
Pemerintah Desa menganggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
tahun 2016 dan 2018.
Pada tahun 2016 Program yang dijalankan Pemerintah Desa memakan
biaya Rp. 33.923.548 dengan rincian sebagai berikut:
Pembangunan Pipanisasi Air Bersih Lanjutan
No. Uraian Jumlah
1. Upah Kerja Rp. 6,753,000,00
2. Honor Kegiatan (mak 6% dari jlh Total) Rp. 1,868,731,00
3. Belanja Modal
a. Pipa Paralon
b. Lem Pelastik
c. T (3 Inc)
d. T (2 Inc)
e. Kran (2 Inc)
f. Kran (3 Inc)
g. Elbow (3 Inc)
h. Elbow (2 Inc)
i. Penyambungan 3 ke 2
j. Penyambungan (2 Inc)
k. Penyambungan (3 Inc)
l. Paket Informasi
Rp. 23,306,250,00
Rp. 148,000,00
Rp. 20,567,00
Rp. 18,000,00
Rp. 1,000,000,00
Rp. 300,000,00
Rp. 36,000,00
Rp. 18,000,00
Rp. 20,000,00
Rp. 100,000,00
Rp. 44,000,00
Rp. 300,000,00
Rp. 25,310,817,00
Rp. 33,932,548,26
Sumber : APBDes Desa Nerekeh
Pembangunan Pipanisasi Air Bersih Lanjutan
Dengan dilaksanakan program Pembangunan Pipanisasi Air Bersih
Lanjutan air dari sumber mata air Perigi Batu dapat dialirkan ke Desa Nerekeh,
8
diharapkan sumber mata air Perigi Batu dapat memenuhi kebutuhan air bersih
bagi masyarakat Desa Nerekeh.
Berdasarkan wawancara bersama Laily selaku Ketua BPD
menjelaskan,”setelah diadakan Pembangunan Pipanisasi Air Bersih Lanjutan di
Desa Nerekeh masyarakat desa dapat menggunakan air bersih yang langsung
dialirkan ke rumah warga”. Hal serupa diperkuat dengan pernyataan dari Amir
selaku Wakil Ketua BPD,” semua warga sudah dapat menikmati air bersih, kami
juga memfasilitasi air bersih untuk Masjid, Sekolah Dasar dan PAUD”.
Namun berdasarkan hasil wawancara bersama Daniel selaku masyarakat
Desa Nerekeh memaparkan,” untuk mendapatkan air bersih masyarakat masi
ngalami kendala, saat hujan air yang dialirkan berwarna kuning dan tidak dapat
digunakan, untuk masyarakat kampung hilir harus berjaga hingga malam untuk
mendapatkan air bersih karna apabila kampung hulu sedang menapung air bersih
kampung hilir tidak dapat menapung air bersih”.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pembangunan
Pipanisasi Air Bersih Lanjutan belum memberikan hasil yang maksimal.
Selanjutnya Pemerintah Desa Nerekeh menjalankan program Pengadaan Meteran
Air dan Pipanisasi Masyarakat pada tahun 2018 dengan menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa sebesar Rp. 58.832.120 dengan rincian sebagai
berikut:
Pengadaan Meteran Air dan Pipanisasi Masyarakat
No. Uraian Jumlah
1. Belanja Modal
a. Meteran Air
b. Elbow (1/2 Inc)
Rp. 17,600,000,00
Rp. 2,200,000,00
9
c. Sambungan Pipa Berbenang (1/2 Inc)
d. Paralon (1/2 Inc)
e. Lem Pipa Pelastik
f. Stop Kran (1/2 Inc)
g. T (2 Inc) ke (1/2 Inc)
h. Paket Informasi
Rp. 1,100,000,00
Rp. 22,000,000,00
Rp.148,000,00
Rp. 1,100,000,00
Rp. 2,200,000,00
Rp. 200,000,00
Rp. 51,102,000,00
2. Upah Kerja Rp. 4,400,000,00
3. Honor dan Oprasional Rp. 3,330,120,00
Total Rp. 58,832,120,00
Sumber : APBDes Desa Nerekeh
Pengadaan Meteran Air dan Pipanisasi Masyarakat
Setelah dilaksanakan program Pengadaan Meteran Air dan Pipanisasi
Masyarakat belum juga dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Nerekeh,
hal tersebut dikarnakan pemasangan meteran air tidak diiringi dengan
dikenakannya beban pada masyarakat yang menggunakan air bersih. Seharusnya
masyarakat dikenakan beban sesuai penggunaan air bersih yang dipakai, sehingga
masyarakat lebih berhemat menggunakan air bersih sehingga ketersediaan air
bersih dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat.
10
Tahap Evaluasi
Menurut Jones dalam Suyanto (1998:57) menyatakan bahwa “devinisi
evaluasi adalah suatu efektifitas yang dirancang untuk menimbang manfaat
program dan kata evaluasi sering digunakan untuk riset evaluasi”.
Tahap Evaluasi merupakan salah satu tahap yang penting dalam indikator
ini, dimana Pemerintah Desa menganalisis apakah perencanaan yang telah
ditetapkan kemudian dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang
diharapkan, apabila hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut
belum sesuai dengan yang diharapkan Pemerintah Desa mengadakan analisis
kesalahan yang mengakibatkan pelaksanaan kenijakan tersebut tidak berjalan
baik.
Namun Pemerintah Desa Nerekeh tidak melakukan tahap tersebut,
berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di Desa
Nerekeh, Pemeritah Desa Nerekeh tidak melakukan evaliuasi dalam
Pembangunan Pipanisasi Air Bersih Lanjutan, sementara program yang
dilaksanakan belum dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa, seharunya
Pemeritah Desa melakukan analisis mengapa air bersih tidak dapat mengalir
secara merata di Desa Nerekeh.
Dalam hal ini peneliti melihat pendistribusian air bersih di Desa Nerekeh
tidak merata dikarnakan setelah pemasangan meteran air masyarakat desa tidak
dikenakan beban dalam penggunaan air bersih sehingga masyarakat kampung
hulu dapat lebih hemat menggunakan air yang kemudian dapat digunakan oleh
11
kampung hilir sehingga pendistribusian air bersih di Desa Nerekeh dapat
terdistribusi secara merata.
Selanjutnya beban yang diterima Pemerintah Desa dari masyarakat dapat
digunakan sebagai biaya perawatan DAM air, upah penjaga DAM, pelestarian
kawasanmata air serta perbaikan pipa bila dibutuhkan, sehingga sumber mata air
dapat terjaga dan dapat terus digunakan oleh masyarakat Desa Nerekeh.
Faktor Penghambat Peran Pemerintah Desa
Dalam menjalakan perannya Pemerintah Desa dalam menjalankan
peraturan daerah terdapat faktor-faktor penghambat, hal tersebut sesuai dengan
hasil wawancara bersama Mazlan selaku Kepala Desa Nerekeh,”dalam
menjalankan peraturan yang telah ditetapkan terdapat kendala dalam
pelaksanaannya”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Faktor-faktor penghambat
peran Pemerintah Desa dalam penyediaan air bersih di Desa Nerekeh sebagai
berikut:
1. Tahap Evaluasi tidak di jalankan dalam Pemerintahan di Desa Nerekeh
2. Kurangnya pemahaman Pemerintah Desa mengenai siklus atau system
penyediaan air bersih.
Faktor Pendukung Peran Pemerintah Desa
Selain faktor penghambat dalam menjalankan perannya dalam penyediaan
air bersih bagi masyarakat Desa Nerekeh Pemerintah Desa Nerekeh terdapat juga
faktor-faktor pendukung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat
disimpukan sebagai berkut:
12
1. Memiliki mata air sendiri
2. Peran serta masyarakat dalam penyediaan air bersih
3. Anggaran yang cukup besar.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini yang berjudul Peran Pemerintah Desa
dalamPenyediaan Air Bersih di Desa Nerekeh dapat disimpukan bahwa dalam
Tahap yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Nerekeh sudah cukup baik, dalam
tahap perencanaan dilakukan dengan beberapa musyawarah desa terta melakukan
pengamatan potensi desa.
Dalam tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Nerekeh
sudah sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah ditetapkan pada saat tahap
perencanaan. Namun disayangkan Pemerintah Desa Nerekeh tidak melakukan
tahap ke 3 (tiga) atau tahap terakhir yang tidak kalah penting yaitu tahap evaluasi,
sehingga Pemerintah Desa Nerekeh tidak mengetahui apa penyebab air bersih di
Desa Nerekeh tidak dapat terdistribusi secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arianto, Bismar. 2016. Pemerintahan Desa, Cetakan 1, UMRAH Press,
Tanjungpinang.
Bratakusumah, Supriady, 2002, Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
13
Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Prenada Media Group
Eko, Wayu Yudiadmaja, 2016. Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik,
Cetakan 1, UMRAH Press, Tanjungpinang.
Gunawan, Imam, 2014, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Politik, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Jeddawi, Murtir, 2008, Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Kreasi Total
Media Yogyakarta.
Labolo, Muhadam, 2014, Memahami Ilmu Pemerintahan Satu Kajian,Teori,
Konsep, dan Pengembangannya, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Moleong, Lecy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Pemaja Rosdakarya :
Bandung Muhadjir, Neong. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Yokyakarta : Rekasarisin.
Mulyana, Deddy, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Nugroho, Raint. 2007. Kebijakan Publik. Jakarta : Penerbit PT Elex Media
Kumputindo Kelompok Gramedia.
Nurcholis, Hanif, 2011, Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Sufianto, Dadang, 2015, Pengantar Ilmu Pemerintahan, CV Pustaka Setia,
Bandung.
Sugiyono. 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.
14
Suyanto. 1998. Penelitian Evaluasi Program. Jakarta : Departemen Sosial RI.
Widjaja, HAW, 2002, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Widjaja, HAW, 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan
Utuh, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Jurnal dan Skripsi:
Akbar, Firyal. Peran Pemerintah Desa Dalam Menunjang Pendapatan Masyarakat
Petani Jagung Di Desa Dulohupa Kecamatan Boliyohuto Kabupaten
Gorontalo. Jurnal. Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol.3 No.2.
Budiman, Yerry. 2017. Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Air
Bersih Di Desa Kalekube Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe. Jurnal.
Cahya, Hamami, 2017. Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Upaya Pengembangan
Kerajianan Kulit di Kabupaten Magetan. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.
Ningsih, Diana. 2014. Pengaruh Kepuasan Kinerja Terhadap Kinerja Anggota
Pemadam Kebakaran (PMK) pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Tanjungpinang. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Raja Haji, Tanjungpinang.
Nofiandi, Hardiles. 2014. Peran Masyarakat Dalam Melaksanakan Program
Pamsimas Di Desa Banjarsari Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
15
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Diponogoro.
Puspitorini, Dwi. 2015. Strategi Penyediaan Air Bersih Di Desa Rawan Air Bersih
Di Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur. Jurnal. Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Sukolilo Surabaya.
Ratih, Nurpratiwi. 2015. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Perencanaan
Pembangunan Daerah. Jurnal. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Vol.4
No.2, Universitas Brawijaya.
Rusadi. 2011. Fungsi Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan
Infrastruktur Desa. Skripsi. Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim.
Riau.
Saukani, 2014. Upaya Pemerintahan Desa dalam Menyediakan Sumber Air Bersih
di Desa Gunung Intan Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser
Utara. ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id.
Soares, Armando. 2015. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Perencanaan
Pembangunan Daerah. Jurnal. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN.
2442-6962 Vol. 4, No. 2 (2015). Program Magister Ilmu Administrasi
Publik, Universitas Brawijaya.
Syahyadi. 2014. Implementasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Di
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Jurnal. Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar.
16
Undang-undang:
Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 30 tahun 2012 Tentang Pembentukan
Desa Nerekeh.
Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Arsip APBDes Desa Nerekeh Tahun 2016
Peraturan Desa Nerekeh Tahun 2016
Peraturan Desa Rantau Panjang Tahun 2016
Profil Desa Nerekeh Tahun 2016
RKPDesa Desa Nerekeh Tahun 2016
RPJM-Des Desa Nerekeh Tahun 2016-2021
RPJM-Des Desa Rantau Panjang Tahun 2016-2021
Internet :
http://repostory.uin-suska.ac.id/2789/3/BAB II.pdf