peran manajerial kepala sekolah dalam dalam …
TRANSCRIPT
PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DI SMK AL-HIDAYAH CINERE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
W A H Y U D I N
105018200702
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DI SMK AL-HIDAYAH CINERE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
W A H Y U DI N
NIM 105018200702
Dibawah bimbingan :
Dr. Fathi Ismail, MM
NIP: 196507171994031005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
ii
iii
ABSTRAKSI
Peran Manajerial Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMK Al-Hidayah Cinere.
Kompetensi manajerial merupakan ini pokok dari seorang kepala sekolah,
dalam kontek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memeberikan wewenang
sepenuhnya kepada sekolah untuk mengelola semua perangkat sekolah. Artinya
sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan seluruh sumber
daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam penerapannya kepala sekolah belum mampu sepenuhnya menjadi
seorang manajer, kompetensi yang dimilki masih sebatas konseptual, menjadi
kepala sekolah hanya sebatas tugas, belum menjadi tanggung jawab. Oleh karena
itu, perlu diketahui bagaimana persepsi guru terhadapa kompetensi manajerial
kepala SMK Al-Hiadayah Cinere.
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui Peran kepala
sekolah sebagai manajerial dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-
Hidayah Cinere, Depok Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
keadaan tertentu yang ada masa sekarang, kemudian dijelaskan, dianalisa, dan
disajikan. Sehingga menjadi sebuah gambaran yang jelas dan sistematis. Metode
ini penulis lakukan dengan cara pengumpulan data dengan teknik observasi,
angket dan wawancara.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peran manajerial kepala SMK
AL-Hidayah Cinere dalam meningkatkan mutu pendidikan pada katagori cukup
baik (62.55%). Artinya kepala sekolah cukup mampu dalam menjalankan peran
dan fungsinya sebagai manajer di lembaga pendidikan SMK AL-HIdayah Cinere.
Tentunya perlu evaluasi untuk lebih baik kedepan, semoga dengan hasil penelitian
ini menjadi salah satu rekomendasi untuk menuju SMK Al_hidayah Cinere lebih
baik ke depan guna peningkatan mutu pendidikan.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Bismillahhirrohmannirohim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahyudin
NIM : 105018200702
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Jurusan : Kependidikan Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Starta (SI) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
mrupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 30 Mei 2011
Penulis
Wahyudin
v
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji
serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kemudahan, kekuatan dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini dan semoga Allah tetap melimpahkan rahmtNya kepada kita semua berupa
menjadi anak yang soleh/soleha, selalu mendoakan kedua orang tua dan
mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang teramat besar
cintanya kepada umatnya dan membimbingnya menuju jalan yang diridhoi Allah
SWT. Semoga kemuliaan pun tercurah kepada keluarga, sahabat dan umatnya
yang senantiasa istiqomah menetapi sunnahnya sampai akhir zaman.
Penulis sadar skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dari
seluruh saudara-saudarku, kawan-kawan dan sahabat-sahabat terbaik penulis yang
tidak dapat disebut satu persatu. Oleh karena itu, ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Mu’arif Syam, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Fathi Ismail, MM, Dosen Pembimbing, atas kesediaan, waktu dan
kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Kepala sekolah beserta dewan guru dan Siswa/i SMK Al-Hidayah Cinere yang
telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
6. Keluargaku tercinta dan tersayang, khusunya orang tua penulis tersayang
(Sabar Malis & Nurasiah), Ngah dan cik penulis tercinta (Slamet dan Tina, &
vi
Zainulin dan Dayang & Ilyas dan Deli) Kakak-kakak penulis tersayang
(Almrh, Masnayanti & Pratu M. Hidayatullah & Budi Kurniawan, ST &
Supriyanto & Bustami & Iwan & Dwi Astuti & Dih Nur & Dian Usmawati),
adik-adik penulis tersayang (Emi Rosdaini & Ari Primadasa & Normy & Putri
Lestari & Dian Apriani & Dex Lala ), atas do’a, motivasi dan dukungannya
yang tiada henti kepada penulis. Tak lupa, kepada Kakak Ipar (Nita & Dewi
Suryanti), atas dukungan dan pengorbanannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi.
7. HIMBOJA THE GENK, Budi, Gomel (azwar), Roni, Dedy, Hendri, Midis,
Bambang, Wahyu, Syahrul, Kholil, Anas, Lili, Rini, Eni, Hery, Feby, Rissa
(iik), Citra. Yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam
penyelesaiian skripsi ini.
8. Untuk orang yang pernah hadir dihati “Nina Elfia, Megawati, Dian Novita,
Nur Wanis, Marni Fadillah, Eka Nurazizah, Puspa Apriani, Eni Kurnia” yang
senantiasa hadir ketika penulis butuhkan dan selalu menguatkan hati,
memberikan semangat dan dukungannya. Thanks you so much.
9. Sahabat-sahabat penulis tersayang, Kanda Faisal Anwar, Kanda Erik Haryadi,
Kanda Fathul Arif, Ridwan, Asep eL-bantani, Ujang, Munir, Riyan, Alis,
Ivon, Riki, Fuad, Ojic, Nida, Otoy, Misra, Dharma, Sekar, Novi, Ufa dan
teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2005 serta Kawan-kawan HMI
Cabang Ciputat, HMI KOMTAR Cabang Ciputat dan Kader PARTAI
REFORMASI MAHASISWA (PARMA), tak lupa kanti-kanti seluruh anggota
PERMAJA JAYA, IMAJI, HIMBOJA dan HIMSAR JAYA atas do’a dan
dukungannya. Semoga Allah menguatkan silaturrahim kita, serta semua pihak
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Barakallaahulakum.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat
kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Semoga menjadi amal
vii
kebaikan yang dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat ganda..
Amin.
Jakarta, 30 Mei 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………………i
ABSTRAK…………………………………………………………...…………...ii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………...………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…..iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…v
DAFTAR TABEL……………………………………………………...………..vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...………….vii
BAB I : PENDAHULUAN………..…………………………………………...…1
A. Latar Belakang Masalah…………………….……………………………..1
B. Masalah Penelitian………………………………………………………...5
1. Identifikasi Masalah …………………………………………………….5
2. Pembatasan Masalah…………………………………………………….5
3. Perumusan Masalah…………………………………………………..…5
C. Mafaat Penelitian………………………………………………………….6
BAB II : KAJIAN TEORI….………………………………………………...…7
A. Kepala Sekolah Dan Manajemen Sekolah………………………..……….7
1. Pengertian Kepala Sekolah……………………………………………….7
2. Standar Kompetensi Kepala Sekolah…………………………………..…8
3. Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah……………………………...……..10
A. Kepala Sekolah sebagai Educator (pendidik) ……………………..….11
B. Kepala Sekolah sebagai Manajer……………………………………...13
C. Kepala sekolah sebagai Administrator…………….………..………...14
D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor…………………………….…….15
a. Pengertian Supervisor………………………………………….….15
b. Fungsi-fungsi Supervisi…………………………………………...16
E. Kepala Sekolah sebagai Leader…………………………………...…..18
a. Pengertian Leader…………………………………….………..…..18
ix
b. Kepribadian Kepala sekolah Sebagai leader…………………...….19
c. Tipe atau gaya kepemimpinan……………………………………..19
F. Kepala Sekolah Sebagai Inovator……………………………….…….21
G. Kepala Sekolah sebagai Motivator……………………………….…..22
a. Pengertian Motivasi…………………………………………...…22
b. Prinsip-prinsip untuk Mendorong Profesionalisme Kerja Tenaga
Kependidikan…………………………………………………….22
4. Manajemen Sekolah………………………………………………….….23
1. Pengertian Manajemen Sekolah………………………………….23
2. Fungsi-Fungsi Manajemen……………………………………….24
B Mutu Pendidikan…………………………………………………….…….27
1. Pengertian Mutu Pendidikan………………………………………..….27
2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan………………………...28
3. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan………………………………….31
4. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Sekolah Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan……………………………………………………….33
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN…..……………………….……….36
A. Tujuan Penelitian…………………………………………………..…….36
B. Tempat dan Waktu penelitian……………………………………………36
C. Sumber Data……………………………………………………………...36
D. Metode Penelitian…………………………………………………….…..37
E. Teknik dan Pengumpulan Data…………………………………..……….37
F. Teknik Analisi Data……………………………………………………....39
BAB IV : HASIL PENELITIAN….…………………………….………….….42
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Cinere.............................................42
B. Pembahasan Dan Analisis Data……………………………….………….44
1. Deskripsi Data ………………………………………………...……….44
2. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………..58
3. Peran Kepala SMK Al-Hidayah Cinere Sebagai Manajer Sekolah…....61
x
4. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Di SMK Al-Hidayah
Cinere…………………………………………………………………..61
a. Kurikulum …………………………………………………….…61
b. Sarana dan Prasarana………………………………………...…..62
c. Proses Belajar Mengajar………………….………………….…..63
d. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan…………………………….……………………….....64
BAB V : PENUTUP…….………………………………………………….…...65
A. Kesimpulan………………………………………………….……...……..65
B. Saran…………………………………………………………………...….67
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Table 3.1 : Kisi-kisi Instrument Penelitian …………………………….…..38
Tabel 4.1 : Data Jumlah Siswa.......................................................................40
Tabel 4.3 : Gedung Sekolah...........................................................................41
Tabel 4.2 : Data Biasiswa Tahun 2010/2011.................................................41
Tabel 4.4 : Menetapkan sasaran yang hendak dicapai……………………...41
Tabel 4.5 : Membuat perencanaan program pendidikan sesuai dengan
pelaksanaannya…………..……………………………….……42
Tabel 4.6 : Mengembangkan mutu pendidikan disekolah…………..…..….42
Tabel 4.7 : Perencanaan program pendidikan mempunyai alternative lain...47
Tabel 4.8 : Perencanaan program pendidikan sesuai prosedur………….….48
Tabel 4.9 : Tanggung jawab kepada guru…………………………………..44
Tabel 4.10 : Bermusyawarah dengan guru-guru ………………………..…...44
Tabel 4.11 : Mendelegasikan tugas dan wewenang ……………………..…..44
Tabel 4.12 : Melaksanakan tugasnya sesuai kemampuan yang dimiliki..…...45
Tabel 4.13 : Memberikan penghargaan/imbalan………………………...…..45
Tabel 4.14 : Mengembangkan keahlian masing-masing……………..……...46
Tabel 4.15 : Mempunyai hubungan sosial yang baik…………………..…....46
Tabel 4.16 : Memberikan pengarahan kepada guru………………………....47
Tabel 4.17 : Melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan para guru……..…47
Tabel 4.18 : Membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah
ditetapkan………………………..……………………….……48
Tabel 4.19 : Membantu guru mengevaluasi program pendidikan…………...48
Tabel 4.20 : Menyusun strategi pelaksanaan kurikulum…….……….…...…48
Tabel 4.21 : Mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru……...49
Tabel 4.22 : Meningkatkan program sekolah..................................................49
Tabel 4.23 : Pengembangan dan pembinaan kurikulum…………………….50
Tabel 4.24 : Melakukan kerjasama dengan guru dalam penyedian unit kegiatan
siswa………..……………………………………………….....50
Tabel 4.25 : Memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru…..…51
xii
Tabel 4.26 : Menyediakan media-media pembelajaran…………………..….51
Tabel 4.27 : Melakukan rehabilitas sarana prasarana yang rusak…………...52
Tabel 4.28 : Memperhatikan sarana dan prasarana……………………....….52
Tabel 4.29 : Memberikan penghargaan siswa yang berprestasi…………......53
Tabel 4.30 : Memperbaiki proses belajar mengajar ………………………...53
Tabel 4.31 : Mengawasi kegiatan proses belajar mengajar………………….53
Tabel 4.32 : Berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar.....54
Tabel 4.33 : Peningkatan pembelajaran yang efektif …………………..……54
Tabel 4.34 : Skor 7 (tujuh) Aspek Kuisioner……………………....…..…….55
Tabel 4.35 : Deskripsi Data …………………………….……......……….….56
Tabel 4.36 : Nilai Rata-rata Skor Penelitian....................................................57
Tabel 4.37 : Nilai Rata-rata Penelitian………………………...………..……58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1……………………..Pedoman Wawancara
Lampiran 2……………………..Surat pengantar kuisioner untuk guru
Lampiran 3……………………..Angket untuk Guru
Lampiran 4……………………..Tenaga Pendidik SMK Al-Hidayah Cinere
Lampiran 5……………………..Pedoman Observasi
Lampiran 6……………………..Contoh RPP SMK Al-Hidayah Cinere
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
manusia terampil di bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut
proses melatih dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, pikiran,
perilaku, dan lain-lain terutama oleh sekolah formal. Pendidikan dalam
pengertian ini, dalam kenyataannya, sering dipraktekkan dengan pengajaran
yang sifatnya verbalistik.1
Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan,
terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin
berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan
professional pada bidangnya masing-masing.2 Upaya meningkatkan kualitas
pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun secara
inovatif.
Sekolah yang dikelola dengan baik, dari segi pembelajaran, sumber daya
manusia dalam hal ini pendidik serta manajemennya maka sekolah akan
menghasilkan output (siswa) yang berkualitas yang mampu bersaing ditempat
yang lebih besar tantangnya dan lebih komplek. Sedangkan, sekolah yang
manajemennya kurang baik tidak akan memberikan kualitas dan lulusan yang
1.Qodri A. Azizy Pendidikan (Agama) untk Membangun Etika Sosial, (Semarang: PT.
Aneka Ilmu 2002) h 18 2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004) h 3
2
baik. Banyak sekolah yang tidak terkelola dari segi sistem pembelajaran dan
manajemennya sehingga sekolah tersebut tidak maju dan tidak mampu
bersaing dalam industri pendidikan saaat ini.
Untuk mewujudkan sekolah idaman dan sekolah yang memenuhi
kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan. Maka, sekolah atau lembaga
pendidikan membutuhkan sumber daya manusia yang profesional. Sumber
daya manusia yang dimiliki sekolah dapat memberikan konstribusi yang
menguntungkan bagi terselenggaranya pendidikan yang efektif.
Kepemimpin kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya
sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah,
pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, saran dan
prasarana, sumber keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dan
masyarakat dan penciptaan iklim sekolah.
Sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan seluruh
sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik dan
konseptual dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi guru penengah dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapai oleh para tenaga kependidikan
yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang
memuaskan bagi semua.3
Maka kepala sekolah harus mampu menjabarkan fungsi dan tujuan
Pendidikan Nasional kedalam tujuan yang lebih rinci lagi. Dengan kata lain
tujuan menjadi lebih sederhana dan dapat dijalankan. Sebagai manajer, kepala
sekolah dituntut untuk bisa dan mampu memberikan pelayanan pendidikan
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Kepala sekolah tidak
perlu ragu-ragu dalam membuat strategi dan kebijakan sendiri.
Secara umum untuk meningkatkan mutu sekolah untuk mencapai standar
kompetensi harus ditunjang oleh banyak pendukung. Diantaranya adalah,
3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), h.103
3
kepala sekolah dan guru profesional merupakan salah satu input sekolah yang
memiliki tugas dan fungsi yang sangat berpengaruh pada berlangsungnya
proses pendidikan.
Oleh karenanya, diperlukan kepala sekolah yang professional, sebagai
pemenuhan sumber daya manusia yang baik memiliki kompetensi yang
mendukung tugas dan fungsinya dalam menjalankan proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Disamping peran kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan ada faktor pendukung lainnya yang dapat menentukan mutu
pendidikan, seperti sarana dan prasarana, kurikulum dan proses belajar
mengajar.
Kepala sekolah sebagai manajer sudah saatnya mengoptimalkan mutu
kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan.
Sekolah berfungsi untuk membina sumber daya manusia yang kreatif dan
inovatif, sehingga kelulusannya memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pasar
tenaga kerja sektor formal maupun sektor informal. Para manajer pendidikan
di tuntut mencari dan menerapakan suatu strategi manajemen baru yang dapat
mendorong perbaikan mutu sekolah.
SMK Al-Hidayah Cinere sekolah yang baru berdiri pada Tahun 1998.
Tepatnya setelah pecah era reformasi, di Indonesia yang saat itu runtuhnya
rezim orde baru. Pendirian sekolah ini merupakan panggilan jiwa oleh seorang
kiyai setempat yang melihat kondisi sosiologis daerah setempat yang sangat
membutuhkan pendidikan. Awalanya pendiirian sekolah ini bertujuan hanya
untuk anak-anak yang tidak mampu, namun berkat kerjasama di semua
element masyarakat maka sekolah ini mulai berkembang.
Awalnya sekolah ini hanya diminati oleh warga Cinere dan sekitarnya,
karena sekolah ini di anggap belum mampu memberikan pendidikan yang
layak untuk peserta didik. Namun, dengan berkat kerja keras dari kepala
sekolah, dengan segala daya dan upaya dan dibantu oleh guru-guru yang
sangat mementingkan pendidikan, maka sekolah ini disulap menjadi sebuah
sekolah yang berekembang dan banyak diminati oleh warga, tidak hanya
warga setempat tetapi sudah diminati oleh Depok dan sekitarnya.
4
Sebagai manejer, kepala sekolah dituntut mampu membuat
perencanaan, pengorganisasian, pengrahan serta pengawasan. Untuk itu,
kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere dituntut untuk selalu membuat
perencanaan dan program kerja, mengingat umur lembaga pendidikan ini
tidak tergolong muda lagi. Maka, peran manajer dalam hal ini adalah kepala
sekolah,. Sangat dituntut untuk senantiasa mampu dan bisa mengembangan
sekolah. Baik, dari penyiapan profesionalisme tenaga kepndidikan,
penyediaan sarana dan prasana sampai dengan kepuasaan pelayanan sekolah
terhadap pelanggan sekolah.
Ini bukanlah pekerjaan mudah bagi seorang kepala sekolah yang dituntut
untuk menjadi seorang manajer. Tidak semua guru atau pendidik mampu
menjadi kepala sekolah. Karena kepala sekolah senantiasa dituntut dengan
profesinal dan kompetensi kinerja sebagai seorang manajer. Karena, apapun
kinerja kepala sekolah tidak terlepas dari pantauan dan penilaian dari semua
pihak. Begitu kompleksnya kerja dan ruang lingkup tugas kepala sekolah dan
diiukuti perkembangan yang dialami oleh SMK Al-Hidayah Cinere, maka
penulis merasa perlu meneliti peran kompetensi manajerial kepala sekolah,
dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere.
Dengan demikian pendidikan yang bermutu tidak hanya dilihat dari
kualitas lulusannya, tetapi mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.
Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (Pendidik) serta
eksternal(Peserta didik,orang tua, dan masyarakat).
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitia berjudul
“PERSEPSI GURU TENTANG
KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SMK AL-HIDAYAH
CINERE DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN”
5
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Peran dan upaya kepala sekolah sebagai manajer dalam meningkatkan
mutu pendidikan di SMK AL-Hidayah Cinere
b. Kondisi mutu pendidikan yang ada di SMK AL-Hidayah Cinere
c. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan di
SMK AL-Hidayah Cinere
d. Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
e. Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan penelitan yang akan di buat lebih terarah dan
mengingat begitu luasnya ruang lingkup manajerial kepala sekolah, maka
penulis membatasi pada peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan dari sisi mutu pendidikan,
penulis membatasi pada kurikulum, sarana prasarana dan proses belajar
mengajar serta upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana persepsi guru terhadap manajerial kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere.
b. Bagaimana kondisi mutu pendidikan yang ada di SMK Al-Hidayah
Cinere.
6
C. Mafaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis
a. Dapat menambah informasi dan wawasan tentang kepemimpinan
kepala sekolah di sebuah instansi pendidikan seperti SMK
b. Dapat menambah informasi dan wawasan akademik tentang penelitian
secara mandiri
c. Dapat menambah wawasan, informasi dan pengetahuan tentang
manajerial kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya di
sekolah.
2. Bagi sekolah SMK Al-Hidayah Cinere, dapat menambah saran dan
masukan dari hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi sekolah tentang
pembahasan yang akan diteliti.
3. Para pembaca penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
objek yang diteliti dan masukan untuk peneliti berikutnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kepala Sekolah Dan Manajemen Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah yang terdiri dari dua kata yaitu: “kepala” dan
“sekolah”, Kata kepala dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin‟ dalam
suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan „sekolah‟ adalah sebuah
lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat
didefenisiskan sebagai “ seorang tenaga fungsional guru yang diberikan
tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.4
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan
bertanggung jawab dalam menghadapi perubahan adalah kepemimpinan
kepala sekolah, yaitu perilaku kepala sekolah yang mampu memperkarsai
pemikiran baru di dalam proses interaksi di likungan sekolah dengan
melakukan perubahan atau penyeseuain tujuan, sasaran, konfigurasi,
prosedur, input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman.
Esensi kekepalasekolahan adalah kepemimpinan pengajaran.
Seorang kepala sekolah orang yang benar-benar seorang pemimpin,
4 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya,
(Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 83
8
seorang innovator. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah
signifikan sebagai kunci keberhasilan sekolah. Selain itu, pengetahuan
tentang teori kepemipinan merupkan bantuan yang besar di dalam
meningkatkan efektivitas sekolah.
2. Standar Kompetensi Kepala Sekolah
Pada 17 April 2007, Menteri Pendikan Nasional menerbitkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007, tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Bahwa Untuk diangkat sebagai kepala
sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala
sekolah/madrasah yang berlaku nasional. Standar tersebut terdiri dari
Kualifikasi Umum, kualifikasi khusus, kompetensi managerial,
kompetensi kepribadian, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi
dan kompetensi sosial.
Memang hal ini sangatlah normatif sekali, belum tersirat tentang
perspektif ataupu latar belakang motivasi untuk memfilternya sehingga
memunculkan kepala-kepala sekolah yang tinggi dedikasinya. Menjadi hal
yang sangat menarik memang apabila dalam wawancara atau penyeleksian
ada hal-hal yang bisa mengungkap hal tersebut agar kepala sekolah juga
memiliki kemampuan standar yang tidak terlalu berbeda jauh antara satu
dengan yang lain sekaligus sebagai tolok ukur pendidikan di sekolah yang
diembannya.
Disamping tentunya dorongan dari pemerintah yang nyata sehingga
bukan hanya terlihat sebagai jabatan karier ataupun struktural namun
memiliki semangat untuk memajukan pendidikan persekolahan terlepas
dari kekurangan-kekurangan yang selalu muncul, meski itu adalah
kewajaran semata.
Pada tahun nggaran 2007, Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia mengeluarkan standar nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Standar tersebut adalah sebabagi
berikut:
1. Kepribadian
9
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak
mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas
disekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah/madrasah.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/madrasah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Manajerial
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan.
b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
menuju organisasi pembelajaran yang efektif.
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif
dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal.
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/ madrasah.
i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik
baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta
didik.
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam men-
dukung kegiatan pembelajarandan kegiatan peserta didik di
sekolah/madrasah.
n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
10
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat,
serta merencanakan tindak lanjutnya.
3. Kewirausahaan
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta
didik.
4. Supervisi
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka pe-
ningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan meng-
gunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
5. Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.5
3. Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah
Untuk menajadi kepala sekolah profesional yang dituntut mampu
menjawab tantangan zaman, kepemimpinan kepala sekolah tidak hanya
dibatasi oleh kegitan formal dan rutinitas. Tetapi, kepala sekolah dituntut
untuk bisa menjadi:
A. Kepala Sekolah sebagai Educator (pendidik)
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0296/U/1996, merupakan landasan penilain kinerja kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki kemampuan untuk
5 http//google;sisdiknasnas.
11
membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan yang non
guru, membimbing pesrta didik, mengembangakan tenga
kependidikan, mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh
mengajar.6
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusip
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memeberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan
mengadakan program eklerasi bagi peserta didik yang cerdas di ats
normal.
Pendidik adalah orang yang memberikan motivasi, kooperasi dan
kompetensi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta
individualities. Kepala sekolah disebut sebagai pendidik karena kepala
sekolah dituntut untuk mampu menggunakan prinsip yang dimiliki oleh
prinsip seorang pengajar. Yaitu:
1. Motivasi, motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara
yang khas.7
2. Kooperasi dan kompetensi, banyaknya stimulus belajar yang menuntut
adanya kerjasama antarpelajar dalam pemcehannya.8
Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu
membangkit motivasi beajar peserta didik, antara lain dengan
memperhatikan prinsip-prinsip: peserta didik akan bekerja keras
kalau dia punya minta dan perhatian terhadap pekerjaanya,
memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, memberikan
penghargaan terhadp hasil kerja dan prestasi peserta didik,
menggunkan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna.9
6 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan
KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h. 101 7 M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Amissco
Jakarta, 2002), h. 72 8 Ibid h. 74
9 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan Implementasi,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 186
12
Sumidjo (1999:122) mengemukakan bahwa memahami arti pendidik
tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi
pendidik, melainkan melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan
makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana stratgei pendidikan
itu dilaksanakan.10
Acuan pokok konsep pendidikan adalah konsep tentang
manusia (hakikat dan tujuan hidup) dan alam, yang kemudian lahir
daripadanya konsep hakikat dan tujuan hidup, tujuan pendidikan,
kurikulum, metodologi, proses belajar mengajara dan evaluasi.11
Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha
menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikinya empat macam
nilai, yaitu:
1. Pembinaan mental, yaitu pembinaan para tenaga kependidikan
tentang hala-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.
2. Pebinaan moral, Yaitu memebina para tenaga kependidikan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik
burukmengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai
dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
3. Pembinaan fisik, yaitu pembinaan para tenaga kependidikan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau
badan, kesehatan atau penampilan mereka secara lahiriyah.
4. Pembinaan artistik, yaitu membina tenaga kependidikan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni
dan keindahan.12
Begitu komplek yang dihadapi oleh kepala sekolah. Benar, apa yang
disebutkan oleh Bush dan Middlewood bahwa kepemimpinan memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan sekolah secara
keseluruhan.13
Peranan yang disebut dengan multi fungsi harus digenggam
oleh kepala sekolah, karena apapun arah dan tujuan sekolah akan
10
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h. 99
11 H. Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan (dalam Perspektif Islam), h.11
12 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan
KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 99-100 13
Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ (Yogyakarta:PT. LKiS Printing Cemerlang, 2010), h. 3
13
ditentukan oleh kebijakan dan insting kepala sekolah. Kemana arah
kemudi kapal akan berlayar tergantung bagaimana nahkoda mengarahkan.
Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) harus mampu dan
menanamkan kan paling tidak empat macam nilai. Yaitu:
a. Mental, hal-hal yang baerkaitan dengan sikap batin dan watak
manusia;
b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk,
mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang
diartikan sebagi akhlak, budi pekerti dan kesusilaan;
c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,
kesehatn dan penampilan manusia secara lahiriyah;
d. Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia
terhadap seni dan keindahan.14
B. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,
kepala ekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memperdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan
kepada tenaga kepndidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan yang menunjang program sekolah.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah
sebagai manajer. Yaitu:
1. Proses, adalah suatu cara yang sistemik dalam mengerjakan
sesuatu.
2. Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan,
informasi, maupun sumber daya manusia yang masing-masing
berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta pendukung
untuk mencapai tujuan.
“Setiap sumber daya itu memiliki nilai tersendiri bagi
organisasi, yang berfungsi sebagai pendukung terciptanya
14
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 124
14
kondisi yang kondusif bagi organisasi untuk melaksanakan
seluruh perencanaan organisasi”.15
3. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.16
Dalam hal ini kepala sekalah bisa berpedoman dengan asas-asas
berikut ini, yaitu:
1. asas tujuan,
2. asas keunggulan,
3. asas mufakat,
4. asas kesatuan,
5. asas persatuan,
6. asas empirisme,
7. asas keakraban,
8. Asas integrasi.17
C. Kepala Sekolah sebagai Administrator.
Kepala sekolah sebagai administrator memilki hubungan yang sangat
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi. Sebagai seorang
pemimpin yang dituntut untuk menjadi seorang administrator kepala
sekolah harus mempunyai keahliah dibidang administrasi, yaitu
mengawasi keseluruha bagaimana data sekolah, pesipana sekolah tenaga
ersonalia sekolah, serta bagaimana pengelolaan keungan sekolah.
Kata “administrasi” berasal dari bahasa latin terdiri dari atas
kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan
kata to dalam bahasa inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan
kata ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct
yang berarti “melayani”, atau “membantu”, atau “mengarahkan”.
Dalam bahasa inggris to administer berarti pula “mengatur”,
“memelihara” (to look after), dan “mengarahkan”).18
Secara umum kepala sekolah sebagai administrator adalah mampu
mengawasi keseluruhan system yang ada dilembaga, dan harus senantiasa
dievaluasi, karena ini sangat erat kaitannya dengan kemajuan dan
15
Amiruddin Dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Ciputat; Quantum Teaching (Ciputat Press Group), 2006), Cet-1, h. 59
16 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya,
(Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 94-95 17
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 105
18 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 1
15
kemunduran lembaga, apalagi lembaga pendidikan sangat rentan dengan
kemajuan dan kemunduran, maka administrasi menjadi pokok utama.
Kegitan tersbut perlu dilakukan secara efektif dan efesien agar dapat
menunjang produktivitas sekolah. Dalam melaksanakan tugas-tugas
tersebut, kepala sekolah sebagai administrator dalam meningkatkan kinerja
dan produktifitas sekolah dapat dianalisa brdasarkan beberapa pendekatan,
baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku, mapun pendekatan situasional.
D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
a. Pengertian Supervisor
Supervise adalah segala bantuan dari pemimpin sekolah, yang tertuju
kepada perkembangan kepemimpinan dari para guru-guru dan personel
sekolah lainnya didalam menacapi tujuan-tujuan pendidikan.19
Dengan kata lain: supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.20
Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang secara
esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu
organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Menetapkan standar pelaksanaan,
2. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar,
dan
3. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan
standar an rencana.21
Kegiatan utama pendidikan di sekoah dalam rangka mewujudkan
tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas
organisasi sekolah bermuara pada pencapain efesiensi dan efektivitas
pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah
19
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 76
20 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 76 21
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 101
16
sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pkerjaan yang dilakukan oleh
tenaga kependidikan.
Kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegitan
pendidikan di seklah terarah pada tujuan yang telah ditetepakan.22
Salah satu supervisi akademik yang popular adalah supervisi klinis,
yang memilki karakterisktik sebagiagai berikut, yatiu:
1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga
inisiatif tetap berada ditangan tenaga kependidikan.
2. Aspek yang disupervisi berdasarkan susl guru, yang dikaji
bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan
kesepakatan.
3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh
guru dan kepala sekolah.
4. mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru.
5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka.,
dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab
pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan.
6. Supervisi klinis sediktnya memilki tiga tahap, yaitu pertemuan
awal, pengamatan, dan umpan balik.
7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai
supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai
hasil pembinaan.
8. supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk mneingkatkan
suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.23
b. Fungsi-fungsi Supervisi
fungsi-fungsi supervise yang sangat penting diketahui oleh para
pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1. Dalam bidang Kepemimpinan
a. menyusun rencana dan policy bersama
b. mengikutsertakan anggota-oanggota kelompok (guru-guru,
pegawai) dalam berbagai kegiatan.
22
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 111
23 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan
KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 112
17
c. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam
menghadapi dan memecahkan persoalan-pesoalan.
d. Membangkitkan dan mempuk semangat kelompok, atau
memupuk moral yang tinggi kepada kelompok.
e. Mengikutsertakan semua anggaota dalam meentukan putusan-
putasan.
f. Membagi-bagi dan mendelagasikan wewenang dan tanggung
jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi
dan kecakapan masing-masing.
g. Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
h. Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota
kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat
demi kepentingan bersama.
2. Dalam hubungan kemanusiaan
a. memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang
dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan
selanjutnya, bagi diri sendiri mapun bagi kelompoknya.
b. Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang
dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalsan, merasa
rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis.
c. Mengarahkan angota kelompok kepada sikap yang demokratis.
d. Memupuk rasa saling menghormati di antara sesame anggota
kelompok dan sesame manusia.
e. Menghilangkan rsa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.
3. Dalam pembinaan proses kelompok
a. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik
kelemahan mapun kemampuan masing-masing.
b. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai
antara sesame anggota maupun antara anggota dan pimpinan.
c. Memupuk sikap dan kesdiaan tolong-menolong.
d. Memperbesar rasa tanggungjawab antar anggota kelompok.
e. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertantangan atau
perselisiahan pendapat di antara anggota kelompok.
f. Menguasai tekhnik-tekhnik memimpin rapat dan pertemuan-
pertemuan lainnya.
4. Dalam bidang administrasi personal
a. Memelih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan
yang diperlukan utnuk suatu pekerjaan.
b. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai
dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan
meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
18
5. Dalam bidang evaluasi.
a. mengusai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus
dan terinci.
b. Mengusaia dan memilki norma-norma atau ukuran-ukuran yang
akan digunakan sebagai criteria penlaian.
c. Mengusai tekni-tekni pengumpulan dan untuk memperoleh data
yang lengkap, benra, dan dapat diolah menurut norma-norma
yang ada.
d. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapatkan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan
untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.24
Era orde baru supervisor sekolah berperan penting sebagai
pengawasan sekolah untuk menuju kemajuan dan perkembangannya,
sehingga supervise sekolah begitu penting pran dan fungsinya, akan tetapi
seiring perubahan zaman dan berubah-ubahnya kebijakan dan kurikulum,
supervise sekolah dihapuskan. Dan berikutnya yang menjadi supervise
adalah kepala sekolah langsung, karena kepala sekolah yang langsung
terjun ke lapangan, dan kepala sekolahlah yang paling mengerti bagaimana
situasi yang di hadapi sekolah.
E. Kepala sekolah sebagai Leader
a. Pengertian Leader
Menurut kamus Ilmiah Populer edisi lengkap leader adalah
pemimpin, penunjuk jalan dan juga di sebut seorang yang ahli.
Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian
(Pesonality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada
kelompok untuk orang-orang untuk mencotohnya atau
mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu,
suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat
sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dia hendaki.25
Wahjosumijo (1999: 110) mengemukakan bahwa kepala sekolah
sebagai leader harus memilki karakter khusus yang mencakup kepribadian,
keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta
pengetahuan administrasi dan pengawasan.
24
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 87
25 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 26
19
b. Kepribadian Kepala sekolah Sebagai leader.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam
sifat-sifat sebagai berikut, yaitu: 1. jujur, 2. percaya diri, 3. tanggung
jawab, 4. berani mengambil resiko dan keputusan, 5. berjiwa besar, 6.
emosi yang stabil dan teladan.26
Pemahaman terhadap visi misi sekolah akan tercermin darai
kemampuannya untuk: 1. Mengembangkan Visi sekolah, 2.
Mengembangkan Misi sekolah, dan 3. Melaksanakan program untuk
mewujudkan visi dan misi kedalam tindakan.
Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari
kemampuannya dalam:
a. Mengambil keputusan bersama tenaga kepndidikan di sekolah,
b. Mengambil keputusan untuk kepntingan internal sekolah, dan
c. Mengambil keputusan uuntuk ekternal sekolah.
Kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari kemampuannya
untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di
sekolah,
b. Menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan,
c. Berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik, dan
d. Berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat
sekitar lingkungan sekolah.27
c. Tipe atau gaya kepemimpinan
dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisa dari tiga tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Kepemimpinan yang Otokratis
Dalam kepemimpinan otokratis, pemimpin bertindak sebagai
diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya,
memimpin adalah menggerakkan dan memaksakan kelompok.
Kekusaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh undang-
undang. Penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain adalah
menunjukkan dan memberi perintah. Kewajiban bawahannya dan
26
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 115
27 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan
KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 116
20
anggota-anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak
boleh membantah ataupun memberi saran.28
Kekuasaan seperti ini cepat pudar, dan senantiasa berhenti ditengah
jalan atau sebelum waktu memimpinya habis. Dominasi yang berlebihan
seperti ini juga yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi terhadap
kepemimpinan, atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat agresif pada
anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
2. Kepemimpinan yang Laissez Fair
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan pimpinan. Tipe ini memberikan orang-orang berbuat
sekehdaknya. Pemimpin yang seperti ini tidak sama sekali
memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-
anggotanya. Pembagian tugas dan kerjasama diberikan kepada
anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau saran-saran dari
pimpinan.29
Di dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasi tidak
jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan
tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Kepemimpinan yang Demokratis
Pemimpin yang demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
sebagai diktataor, melainkan pemimpin di tengah-tengah anggota bukan
majikan terhadap buruhnya. Melainkan sebagai saudara tua dalam teman-
teman kerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya.
Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-
anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk menacapai tujuan
bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu berpangkal pada
kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan
sanggupan dan kemampuan kelompoknya.30
28
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 48
29 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 49 30
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 50
21
F. Kepala Sekolah Sebagai Inovator.
Dalam Kamus Ilmiah Populer Bahasa Indonesia Innovator adalah
orang-orang yang mendatangkan hal-hal atau ide-ide metode pembahruan,
printis ide-ide atau gagasan (baru). Kepala sekolah sebagai innivator akan
tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif,
kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektiv, pragmatis, keteladanan,
disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.31
Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan,
dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru
tersebut misalnya moving class.
Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari
pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang
studi memilki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga
dan alat-alat lainnya. Moving class ini bisa dipadukan dengan
pembelajaran terpadu, sehingga dalam satu laboratarium bidang studi
dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas
memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.32
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah mengajarkan ke
lembaga pendidikan untuk lebih madniri dalam mengelolah semua yang
ada di system sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mampu dan
memilki inovasi, ide gagasan baru dalam kaitannya memajukan dan
mengembangan sekolah. Karena apapun bentuk sekolahnya semua
kemajuan dan kemunduran akan ada di keputusan bijak dari seorang
kepala sekolah
G. Kepala Sekolah sebagai Motivator
a. Pengertian Motivasi
Motivasi bersala dari kata latin movere yang berarti dorongan
atau atau menggerakkan. Kata motivasi yang sering diartikan dalam
31
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 118
32 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan
KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 119
22
bentuk kata kerja menajdi rangsangan, dorongan yang menyebabkan
sesuatu terjadi, baik yang berasal dari dalam mapun yang berasal dari
luar diri seseorang atau lingkungannya. Manusia terdorang bergerak
untuk mencapai sutau tujuan hanya jika mereka merasa hal itu
merupkan bagian dari tujuan pribadi atau organisasinya.33
Menurut Frederick J. Mcdonald Motivasi adalah perubahan tenaga di
dalam diri seseorang yang ditnadi oleh dorongan efektif dan reaksi yang
mencapi tujuan. Motivasi bagian dari learning. (Hilgrad dan Russel)
proses timbul/tumbuhnya motivasi mengikuti pola berikut:
Drives----Needs----Mosivies----Motivasi kelakuan.34
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memilki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dan penyediaan berbagi sumber belajar melalui Pusat Sumber Belajar
(PSB).
b. Prinsip-prinsip untuk Mendorong Profesionalisme Kerja Tenaga
Kependidikan.
Terdapat beberapa prinsip yang dapat ditrapkan kepala sekolah untuk
mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan
profesionalismenya. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila
kegiatan yang dilakukannya menarik, dan menyenangkan,
2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan
kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui
tujuan mereka bekerja. Para tenaga kependidikan juga dapat
dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut,
3. Para tenaga kepndidikan harus selalu diberitahu tentang hasil
dari setipa pekerjaanya,
4. Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun
sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan,
33
Sudarwan Danim & Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan Visi dan Strategi Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h, 30
34 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pedidikan (Jakarta:
PT Asdi Mahasatya, 2006), cet ke-v, h 206,207
23
5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan
dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan
rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan
mereka, mengatur pengalaman dengan sedemikian rupa
sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan
penghargaan.35
4. Manajemen Sekolah
1. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata
management yang berarati pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata
pimpinan. Management berakar dari kata kerja to manage yang berarti
mengurus, mengatur, melaksanakan, atau mengelola.36
Haiman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk
mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha
individu untuk mencapai tujuan bersama.37
Menurut George Terry bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan
yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain.38
Sondang P. Siagian menyatakan bahwa manajemen adalah
kemamapuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka mencapai tujuan melalui kegiatn-kegiatan orang lain.39
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sekolah
sebagai suatu aktifitas untuk memadukan dan mendayagunakan sumber
daya manusia dan pendidikan melalui fungsi-fungsi manajemen di sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan.
35
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 121,122
36 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h235
37 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
XIX, h 3 38
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX, h 3
39 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 236
24
Manajemen sekolah sebagai suatu proses artinya manajemen berjalan
dalam rangkaian-rangkaian aktifitas yang dilakukan kepala sekolah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Adapun fungsi-fungsi manajemen dibagi menjadi beberapa bagian,
antara lain yaitu: merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengendalikan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
a. Perencanaan
Berbagai pendapat para ahli mengenai perencanaan yang semuanya
hampir memberikan pengertian dan penjelasan yang sama, “pada
hekakatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegitan”40
.
Louis A. Allen mengatakan “planning is the determanition of a
course of action to achieve a desired result”. Jadi perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.41
Sedangkan menurut Koontz (1972) menyatakan bahwa
perencanaan adalah sebagai suatu proses intelektual yang
menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan
mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai,
informasi yang tepat waktu dan terpercaya, serta memperhatikan
perkiraan keadaan yang akan datang, oleh karena itu, perencanaan
membutuhkan pendekatan rasional kearah tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.42
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan meskipun
dapat dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin
dicapai (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu (3) identifikasi
dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.43
40
Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet- IV, h 3
41 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
XIX, h 39 42
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X, h. 49
43 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Ramaja Rosda karya,
2009) cet k-X, h. 49
25
Pada umumnya perencanaan yang baik berisikan atau memuat enam
unsur, yaitu: the what, the why, the where, the when, the who dan the how.
Jadi suatu rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam
pertnyaan berikut, yait:
a. Tindakan apa yang harus dikerjakan?
b. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
c. Dimanakah tindakan itu harus dilaksanakan?
d. Kapankah tindakan itu dilaksanakan?
e. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
f. Bagaiamankah cara mengerjakan tindakan itu?44
Dari jawaban-jawaban pertanyaan di atas, sesuatu rencana harus
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Penjelasan dai perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan.
b. Penjelsan mengapa kegiatan ini harus dikerjaka dan mengapa
tujuan yang ditentukan itu harus dicapai.
c. Penjelsan tentang kondisi fisik setiap kegiatan yang harus
dikerjakan sehingga tersedia fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
untuk mengerjakan pekerjaan itu.
d. Penjelsan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan
diselesaikannya pekerjaan.
e. Penjelsan tentang para petugas yang akan mengerjakan
pekerjaannya.
f. Penjelsa tentang teknik mengerjakan pekerjaan.45
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dimaksud mengelompokkan kegiatanyang
diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-
fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan
kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan
aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta tugas,
fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan
44
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX, h 41
45 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
XIX, h 41
26
terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.46
Untuk memperjelas penulisan ini, tentang pengorganisasian akan
diuraikan hal-hal (1) Departementasi (2) delegasi.
1. departemensasi
Tidakan pertama dalam mengorganisasi adalah departemensasi
yaitu proses mengkhususkan atau membagi-bagi kegiatan (tugas)
pemimpin atau suatu perusahaan. Dasar-dasr departemensasi dapat
dibedakan sebagai berikut: a. dasar tetorial (daerah), b. dasar
produksi, c. dasar langganan, d. dasar fungsi, dan e. dasar lain-lain
seperti proses perkakas dan waktu.47
2. Delegasi
Delegasi adalah kegiatan sorang manajer untuk menugaskan
bawahannya untuk menegrjakan bagian daripada tugas manajer yang
bersangkutan, dan pada waktu yang bersamaan memberikan
kekuasaan kepada bwahan tersebut sehingga bawahan itu dapat
melaksanakan tugas-tugas itu sebaik-baiknya atau dapat
mempertanggungjawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya.48
c. Penggerakkan
Pengerakkan dalam dunia manajemen adalah penmpatan semua
anggota dari sebuah kelompok agar bekerja secara sadar untuk menacapai
suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola
organisasi.49
d. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu
mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana semula.50
Pengawasan adalah yang berhubungan dengan
46
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX, h 10
47 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
XIX, h 74 48
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX, h 107
49 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 248
50 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
XIX, h 173
27
pemantauan, pengamatan, pembinaan dan pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan lembaga pedidikan.51
Suatu Sistem pengawasan harus mengandung prinsip-prinsip berikut:
a. Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari
kegiatan-kegitan yang harus diawasi.
b. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan.
c. Fleksibel.
d. Dapat mereflektir pola organisasi.
e. Ekonomis.
f. Dapat dimengerti.
g. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.52
B. Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional
yang dihadapi dan mendapat perhatian sungguh-sungguh dalam system
pendidikan nasional di Indonesia dewasa ini. Mengingat mutu pendidikan
merupakan sumber dari kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Secara subtantif mutu itu sendiri mengandung dua hal, yaitu sifat dan
taraf. Sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda, sedangkan
taraf adalah menunjukan dalam suatu skala.
Sedangkan menurut kamus ilmiah popular mutu kualitas atau tingkat,
kadar atau derajat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dalam hal
ini mengacu pada proses dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan
yang bermutu terlibat berbagi input seperti, bahan ajar
(kognitif,afektif,psikomotorik), metode, sarana dan prasarana, dan autput
(hasil belajar siswa)
Terdapat lima dimensi pokok yang menentukan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
a. Keandalan (reability), yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat dan memuaskan.
51
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009), h 137 52
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX, h 174
28
b. Daya tangkap (responsiveness), yaitu kemauan para tenaga
kependidikan untuk membantu para peserta didik dan memberikan
pelayanan dengan tanggap. Proses pembelajaran hendaknya
diupayakan interaktif dan memungkinkan para peserta didik
mengembangkan kapasitas, kreatifitas, dan kapabilitas.
c. Seluruh tenaga kependidikan harus benar-benar kompoten
dibidangnya, reputasi penyelenggaraan pendidikan yang positif di
mata masyarakat, sikap dan perilaku seluruh tenaga kependidikan
mencerminkan propesionalisme dan kesopanan.
d. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik antara murid dan guru.
e. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
tenaga kependidikan dan sarana komunikasi.53
2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan
a. Kurikulum
Kurikulum “ seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran”,54
merupakan variabel pendidikan yang menjadi
salah satu factor dominan terjadinya proses pembelajaran. Kurikulum
khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajara yakni sejumlah mata
pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus di
tempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat atau keseluruhan
pelajaran yang di sajikan oleh suatu lembaga pendidikan
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahsa Yunani, yaitu
curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu.
Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman
Yunani kuno di Yunani, yang mengandung arti suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish.55
Doll menegaskan bahwa kurikulum itu adalah perencanaan yang
ditawarkan, bukan yang diberikan, karena pengalaman yang diberkan guru
belum tentu ditawarkan. Dengan demikian sluruh konsep pendidikan di
53
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung : PT Remaja Rosada Karya,2003),h. 227-228
54 Masnur Muslich, KTPS (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet-V, h. 1 55
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 128
29
sekolah itu bisa dan harus ideal. Kurikulum haris bicara keharusan bukan
kemungkinan.56
Dari beberapa pengertian defenisi mengenai kurikulum dapat
disimpulkan bahwa kurikulum sadalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan ajar yang menjadi pedoman
dalam pelaksanaan pembelajran dan proses pencapaian tujuan pendidikan
atua sekolah yang di aktualisasikan dikelas maupun diluar kelas sebagai
pengalaman murid serta kumpulan mata pelajaran yang diajarkan kepada
siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
b. Media/Alat Pendidikan
Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupkan bentuk jamak
darai kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar.medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan.57
Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional atau NEA media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatnnya.
Zakiah Daradjat menyebutkan pengertian alat pendidikan sama
dengan media pendidikan, sarana pendidikan. Sedangkan dalam
kepustakaan asing, sementara ahli mengguna istilah audio visual aids
(AVA) teaching materaial, instructional materail.58
Para ahli telah mengklasifkasikan alat/media pendidikan kepada dua
bagian, yaitu alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat
pendidikan yang bukan benda (non materil).
1. Alat pendidikan yang bersifat benda
Menurut Oemar Hamalik menyebutkan secara umum alat
pendidikan materil terdiri dari : a. bahan-bahan cetakan atau bacaan,
b. alat tanpa proyeksi seperti papan tulis dan diagram, c. media
56
Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III, h. 26
57 Arief S. Sadiman Dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009), h. 6 58
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 180
30
pedndidikan tiga dimensi, d. alat pendidikan yang menggunakan
tekhnik.59
2. Alat pendidikan yang bukan benda
Selain ala/media pendidikan berupa benda, terdapat pula
alat/media pendidikan yang bukan berupa benda. Diantara alat/media
pendidikan yang berupa bukan benda adalah : a. keteladanan, b.
perintah/larangan, c. ganjaran dan hukuman.60
c. Proses Belajar Mengajar (PMB)
Prose belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbala balik antara guru dan siswa itu merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam PBM
tersirat adanya kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang
belajar dan guru yang mengajar. Antara keduanya terjalin interaksi yang
saling menunjang.
Ada beberapa komponen yang terdapat dalam proses belajar
mengajar, antara lain: materi pelajaran, metode mengajar, peralatan dan
media evaluasi. Proses belajar mengajar juga merupakan sub sistem dari
pengajaran secara keseluruhan, dimana antara komponen-komponen
tersebut saling berkaitan, berhubungan dan terintegrasi.
Adapun dalam proses belajar mengajar, meliputi:
b. Penguasaan Materi
akan sangat baik sekali jika seorang guru sebelum ia melaksanakan
PBM ia sudah menguasai terlebih dahulu tentang materi yang akan
di bahas, dan juga menguasai kurikulum secara keseluruhan.
Dengan demikian pengajaran dapat dilaksanakan dengan mudah
tanpa harus melihat buku terus menerus.
59
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 182 60
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 184
31
c. Penggunaan Metode Mengajar
ketetapan dalam menggunakan setiap metode pengajaran sangatlah
penting sekali karena berkaitan dengan pencapaian tujuan pada
akhir proses belajar mengajar.
d. Penampilan Guru
dalam PBM guru menjadi pusat perhatian siswa, maka sebaiknya
guru berpenampilan baik tetapi juga sederhana atau tidak
berlebihan, karena jika berlebihan justru akan membuat
konsentrasi siswa menjadi terbagi, atau justru kehilangan
consentrasi.
e. Pendayagunaan Alat/ Fasilitas
setiap alat dan fasilitas yang tersedia sebaiknya dapat dimanfaatkan
secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Agar tidak manjadi
kemubaziran negative dan menghambat kelancaran proses
pembelajaran.
3. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah memerlukan titik
berangkat dari pola pemikiran yang memandang sekolah sebagai suatu
sistem. Sekolah terdiri dari berbagai komponen yang salin membutuhkan
dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Melalui penggarapan seluruh komponen sekolah, pendidikan
bermutu tinggi apabila setiap anak didik berkembang secara optimal sesuai
kemampuannya serta dapat mengembangkan kemampuannya itu bagi
kepentingan masyarakat. Pendidikan yang bermutu tinggi membawa setiap
anak didik kearah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam
peningkatan mutu pendidikan, ada beberapa metode yang digunakan
dalam peningkatan mutu pendidikan adalah manajement mutu terpadu
yang biasa disebut dengan total Quality manajemen (TQM).
Menurut Bounds yang dikutif oleh E. Mulyasa menyatakan bahwa
“manajemen mutu terpadu adalah suatu sistem manajemen yang berfokus
kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan
32
kepuasan pelanggan (customers) pada biaya sesungguhnya yang secara
berkelanjutan terus menerus”.61
Mulyadi, 1998: 10. Mengemukakan TQM merupakan pendekatan
sistem secara menyeluruh (bukan suatu bidang atau program terpisah) dan
merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja secara
horizontal menembus fungsi dan departemen, melibatkan semua karyawan
dari atas sampai bawah, meluas ke hulu dan ke hilir, dan mencakup mata
rantai pemasok dan customer.62
Manajemen mutu terpadu (TQM) juga dapat diterapkan dalam
lembaga pendidikan, dengan prinsip-prinsip:
1. Penerapan TQM untuk meningkatkan fungsi-fungsi administrasi
dan operasiatau secara luas untuk mengelola proses pendidikan
secara keseluruhan.
2. Mengintegrasikan TQM dalam kurikulum
3. Penggunaan TQM dalam metode pembelajaran di kelas
4. Menggunakan TQM untuk mengelola aktifitas riset dan
pengembangan.63
Konsep manajemen mutu terpadu dalam pendidikan memandang
bahwa lembaga pendidikan merupakan industri jasa bukan sebagai proses
produksi. Oleh karena itu manajemen mutu terpadu memperhatikan input,
proses dan output untuk memuaskan pelanggan pendidikan (orang tua dan
masyarakat).
Dalam kontek pengembangan TQM untuk layanan pendidikan,
berarti semua perangkat sekolah dari kepala sekolah, guru, karyawan dan
tenaga kebersihan serta keamanan, harus benar-benar memiliki kultur
pelayanan terbaik terhadap siswa dan orang tua siswa sehingga mereka
puas, tidak hanya diakhir setelah putra-putrinya lulus, tapi sejak awal
mereka masuk kehalaman sekolah, merasa aman, nyaman, terlindungi,
terhargai, dan terlayani oleh perangkat sekolah yang berada di front line.
61
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003), h. 224
62 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003), h. 224 63
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003), h. 225
33
Dalam konteks pendidikan, sekolah itu berkualitas jika mampu
melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan rancangan-
rancangan yang ditetapkan bersama antara sekolah dengan komite sekolah,
menacapai hasil belajar sesuai dengan target yang direncanakan, serta
sesuai pula dengan harapan orang tua siswa, pemerintah, siswa, para
pengguna lulusan baik sekolah atau perguruan tinggi tempat siswa
melanjutkan studinya, maupun dunia kerja.64
Sedangkan menurut E. Mulyasa “sekolah yang bermutu tidak hanya
dilihat dari mutu lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga
pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar
mutu yang berlaku.
Menurut Green Wood pelanggan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Siswa-siswa yang memperoleh pelajaran.
2. Orang tua siswa yang membayar baik langsung maupun tidak
langsung untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
3. Pendidikan lanjut atau institusi pendidikan tempat siswa
melanjutkan studi.
4. Para pemakai tenaga kerja yang perlu untuk merekrut staf
terampil, memiliki keahlian dan berpendidikan sesuai kebutuhan.
5. Negara yang memerlukan pengawai terdidik dengan baik.65
Adapun usaha yang dilakukan kepala sekolah guna meningkatkan
mutu pendidikan adalah dengan menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, aman dan menantang. Usaha ini akan membawa dampak
yang positif bagi tumbuhnya sikap terbuka dari guru-guru, guru-guru juga
harus didorong agar kreatif serta memiliki kerja tinggi. Tinggi rendahnya
mutu pendidikan (sekolah) dapat dilihat dari berhasil tidaknya
kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.
4. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan
Peran kepala sekolah sebagai manajer dan sebagai pelaksana
program sekolah karena berhubungan langsung dengan pengambilan
64
Dede Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III, h.268
65 Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat
dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III, h. 270
34
keputusan. Paling tidak seorang manajer harus memilki tigamacam
ketrampilan:
1. Keterampilan konseptual, keterampilan konsep merupakan
keterampilan memahami dan mengelola organisasi,
2. Keterampilan Manusiawi. Keterampilan manusia adalah
keterampilan melakukan kerja sama, memotivasi, dan
membangkitkan etos kerja para pegawai.
3. Keterampilan teknis, keterampilan teknis adalah keterampilan
mengoperasionalkan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang
tradisional maupun modern.66
Kepala sekolah sebagai perencana memiliki fungsi dan peran
mengidentifikasi dan merumuskan hasil kerja yang ingin dicapai oleh
sekolah dan mengidentifikasi serta merumuskan cara atau metode untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
Mutu pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber
daya manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu metode
peningkatan yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan
sekumpulan teknik, mendasarkan kepada ketersediaan data kuantitatif dan
kualitatif, dan memperdayakan semua komponen lembaga pendidikan
untuk secara berkesimbungan meningkatkan kapasitas dan kemamapuan
organisasi guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Sedangkan menurut E. Mulyasa adalah bahwa pendidikan yang
bermutu tidak hanya dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi juga
mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.
Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (tenaga
kependidikan) serta pelanggan eksternal (peserta didik, orang tua,
masyarakat dan pemakai lulusan).67
Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan mutu
pendidikan berupa pelayanan kepada pelanggan, dalam bidang pendidikan,
pelayanan pendidikan, berarti semua perangkat sekolah dari kepala
66
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009), h 47 67
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya, 2007), cet-IX, h. 226
35
sekolah, guru dan karyawan dan tenaga kebersihan dan melakukan
berbagai bidang yaitu, kurikulum, kesiswaan dan proses belajar mengajar.
Dari berbagai uraian teori tentang kompotensi menjadi Kepala
Sekolah, maka yang dimaksud dengan Ektifitas Kepala Sekolah Sebagai
Manejer Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan memerlukan kepala
sekolah yang pandai dalam mengidentifikasi serta mampu merumuskan
hasil kerja yang ingin dicapai oleh sekolah.
Kemudian seorang Kepala Sekolah juga harus bisa
mengorganisasikan pekerjaannya yang mencakup pemberian dan
pembagian tugas dan wewenang kepada masing-masing staf, kemudian
menetapkan jalur komunikasi, mekanisme kerja, melengkapi masing-
masing staf dengan sarana atau alat dan sumber daya lain, dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas staf untuk mewujudkan rencana
yang dibuat.
Dengan begitu peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah harus
selalu memberikan pengawasan kepada guru dengan melihat langsung
kegiatan belajar mengajar di kelas, serta mengadakan diskusi tentang
metode-metode yang diajarkan kepada siswa agar tercapai hasil yang
diharapkan.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin di capai penulis adalah untuk mengetahui
persepsi guru terhadap manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere, Otonom Depok Jawa Barat
B. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini di laksanakan di lembaga pendidikan SMK Al-Hidayah
Cinere, terletak di jalan Masjid I No. 30 Desa Cinere, Kecamatan Cinere,
Propinsi Jawa Barat, Daerah Otonom Depok. Adapun penelitian ini
dilaksanakan mulai 01 Januari 2011 sampai 20 Februari 2011.
C. Sumber Data
Populasi adalah “keseluruhan dari subjek penelitian”68
berdasarkan
batasan ini ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah semua guru
yang ada di SMK Al-Hidayah Cinere yang berjumlah 25 orang.
Sedangkan sample adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”69
dalam penelitian ini sample yang diambil penulis adalah guru yang ada di
SMK Al-Hidayah Cinere yang berjumlah 25 orang, karean guru kurang dari
100 maka penulis mengambil semuanya.
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu “penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII, h. 130 69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII, h. 131
37
suatu kelompok orang tertentu”70
. Penelitian deskriptif digunaka ketika
penelitian di lakukan untuk mengetahui informasi mengenai persepsi guru
tentang kompetensi menejerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere.
E. Teknik dan Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data tentang persepsi guru tentang kompetensi
menejerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-
Hidayah Cinere, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Angket
Angket adalah “teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden”.71
Angket ini disebarkan kepada guru di SMK Al-Hidayah Cinere sebagai
responden.
2. Wawancara
Wawancara adalah “pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung”.72
Wawancara ini di gunakan untuk
melengkapi data angket dan observasi. Penulis melakukan wawancara
dengan kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere guna mengetahui sejauh
mana peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
3. Observasi
70
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan
Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 35 71
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan
Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h 65 72
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan
Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 67
38
Observasi adalah “pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan”.73
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai subjek yang di teliti. Dalam penelitian ini penulis
melakukan observasi di SMK Al-Hidayah Cinere tentang sarana
prasarana, keadaan guru, struktur organisasi, serta data-data yang
mendukung lainnya.
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data-data tentang sejarah
berdirinya sekolah, visi dan misi, struktur sekolah dan yang berhubungan
dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere.
Kisi-kisi Instrument Penelitian
Table 3.1
No Variabel Aspek Indicator No
item jum
1. Manajerial
kepala
sekolah
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
Kegiatan perencanaan
yang berhubungan
dengan langkah-
langkah perencanaan Kegiatan perencanaan
yang berhubungan
syarat-syarat
perencanaan Kegiatan
pengorganisasian yang
berhubungan dengan
struktur organisasi Kegiatan
pengorganisasian yang
berhubungan dengan
pendelegasian Kegiatan pengarahan
yang berhubungan
dengan pemberian
motivasi Kegiatan pengarahan
yang berhubungan
dengan kemampuan
1,2,3
4,5
6,7
8,9
10,11
12,13
3
2
2
2
2
2
73
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan
Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 69
39
4. Pengawasan
berkomunikasi Kegiatan pengawasan
yang berhubunagan
dengan fungsi-fungsi
pengawasan
14,15
2
2. Peningkatan
mutu
pendidikan
1. Kurikulum
2. Sarana dan
prasarana
pendidikan 3. Kegiatan belajar
siswa
Peleksanakan
pengembangan
kurikulum Tersedianya fasilitas
penunjang
pembelajaran Memperbaiki proses
belajar mengajar
16,17
,18,9,
20 21,22
,23,2
4,25 26,27
,28,2
9,30
5
5
5
F. Teknik Analisi Data
Setelah data yang penulis perlukan terkumpul, langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang
digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan
hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebgai berikut:
1. Editing
Dalam menganalisis data, yang pertama kali harus dilakukan adalah
editing.pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket.
Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan,
dan kebenaran pengisisan angket tersebut agar terhindar dari
kekeliruan/kesalahandalam mendapatkan infornasi sehingga dapat
diperoleh data yang akurat.
40
2. Scoring
Penulis memberi skor terhadap butir pernyataan yang terdapat pada
angket. Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada empat, yaitu
“selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah” maka skor yang
diberikan penulis yaitu: 4 untuk selalu, 3 untuk sering, 2 untuk kadang-
kadang, 1 untuk tidak pernah.
3. Tabulating
Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang telah
diperoleh dengan menggunakan statistik sederhana. Data yang telah
terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisi untuk
mengungkapakan pokok masalah yang diteliti. Tabulasi bertujuan untuk
mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis
kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu table yang mempunyai kolom setiap
bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan jawaban
responden yang lain.
4. Presentase
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat
keberhasilan yang diperoleh dari hasil penyebaran angkat tentang peran
kepala sekolah sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere.
Angka yang diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah
responden dikalikan 100% dengan rumus statistik. Persentase dengan
rumus sebagai berikut:
41
F
P = ---- X 100%
N
Keterangan:
P : Angka persentase
F : Frekuensi jawaban responden
N : Jumlah responden.74
100 : Angka tetap
Teknik analisis data yaitu data yang sudah diolah diuraikan dengan
keterangan sehingga data tersebut dapat dipahami oleh orang lain yang
berkepentingan dengan hasil penelitian ini.
Untuk interpretasi atas nilai-nilai yang diperoleh maka digunakan
interpretasi sebagaimana yang dikemukan oleh Suharsimi Arikunto, baik
(76% - 100%), cukup (56 % - 75%), kurang baik (40% - 55 %) tidak baik
(kurang dari 40%).75
Sedangkan untuk menentukan prosentase, penulis menggunakan
perhitungan sederhana berikut ini :
a. Menetukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengkalikan jumlah item pertnyaan dengan skor tertimnggi.
b. Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
Dengan rumus sebagai beriku, yaitu:
NS
_______ X 100%
NH
74
Anas sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2010), cet ke-22, h. 43 75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), cet-XI, h., 246
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Cinere.
SMK Al-Hidayah Cinere terletak di jalan Masjid I No. 30 Desa Cinere,
Kecmatan Cinere, Propinsi Jawa Barat, daerah otonom Depok. Bangunan 16
lokal yang berdiri di atas tanah 200 M² resmi dibangun pada 2 Mei 1998 dan
terakreditasi ”A” pada tahun 2010.
SMK Al-Hidayah Cinere berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Islam Al-Hidayah, Yayasan ini mempunyai luas tanah 300 M². Yayasan ini
telah melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan kanak-kanak
(TK), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Program Studi di SMK Al-Hidayah Cinere merupakan Proram Studi
yang langsung berkenaan dengan kebutuhan dunia kerja dewasa ini, program
Studi tersebut adalah Program Akuntansi, Program Studi Administrasi
Perkantoran dan Program Studi Penjualan. Siswa yang berminat untuk
melanjutkan jenjang studi di SMK al-Hidayah selalu mengalami fluktuasi
(naik-turun). Tahun ajaran 2010-2011 SMK Al-Hidayah Cinere telah
menerima 208 siswa sedangkan tahun 2009-2010 siswa yang diterima masuk
di SMK Al-Hidayah Cinere Sekitar 223 siswa.
Untuk lebih jelas kondisi siswa dan kurikulum yang digunkan, berikut
tabel data jumlah siswa pada tahun 2010-2011.
43
Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa
No Program Studi Kurikulum Kelas X Kelas XI Kelas XII
L P L P L P
1 Akuntansi KTSP 19 22 15 39 16 20
2 A. Perkantoran KTSP 36 50 37 73 37 17
3 Penjualan KTSP 51 30 40 34 41 28
Jumlah 106 102 58 149 94 65
TOTAL 574
Dalam melaksanakan tugas kependidikannya, SMK Al-Hidayah Cinere
tertuju pada visi dan misi yang telah tertanam sejak didirikannya SMK Al-
Hidayah Cinere. Visi Sekolah ini adalah ”Terciptanya Manusia yang Disiplin,
Handal, Terampil, Berjiwa Wirausaha serta Beriman dan Bertaqwa”. Visi ini
senantiasa dijadikan sebagai pedoman dan pondasi awal bagi SMK Al-
Hidayah Cinere dalam melangkah. Baik dalam menentukan program,
melaksanakan program maupun dalam memilih program, guna menjadikan
sekolah agar lebih baik.
Adapun misi yang diemban oleh SMK Al-Hidayah Cinere membentuk
siswa agar mampu menghadapi tantangan dunia kerja serta membentuk siswa
yang percaya diri. Selanjutnya misi ini dijabarakan ke dalam lima point, yaitu:
1. Membentuk manusia yang disiplin dan beretos kerja tinggi.
2. Mendidik Sumber Daya Manusia yang mandiri yang siap memasuki
dunia kerja
3. Membentuk manusia yang percaya diri dalam menghadapi tantangan
hidup.
4. Membina siswa untuk menerapkan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari
5. Menciptkan lingkungan sekolah bersih dan nyaman.
Berdirinya SMK Al-Hidayah Cinere juga tidak terlepas dari tujuan-
tujuan khusus. Tentunya untuk mempersiapkan siswa agar mampu bersaing di
dunia kerja. Tujuan SMK Al-Hidayah Cinere adalah ” Terciptanya lulusan
44
yang mandiri, beretos kerja tinggi mampu bersaing dalam dunia kerja dan
beriman.
Keadaan Sekolah
1. Gedung Sekolah
Tabel 4.2
No Pertelaan Jumlah Luas Bangunan
M2
Ket
Milik Menumpang
1. Ruang Belajar 16 - 7 X 8 Baik
2. Lab.Komputer 1 - 7 X 8 Baik
3. Ruang Kep.Sekolah 1 - 3 X 8 Baik
4. Ruang Guru 1 - 7 X 8 Baik
5. Ruang TU 1 - 7 X 8 Baik
6. WC Guru 1 - - Baik
7. WC.Siswa 3 - - Baik
8. Lap.Olah Raga 1 - - Baik
2. Data Biasiswa Tahun 2010/2011
Tabel 4.3
ASAL BANTUAN JUMLAH PENERIMA
(Siswa)
SPP 11 Siswa
B. Pembahasan Dan Analisis Data
1. Deskripsi Data
Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Tabel 4.4
Kepala Sekolah menetapkan sasaran yang hendak dicapai dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
No Alternative jawaban frekuensi Prosentase
1 Selalu 25 100
2 Sering - 0
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
45
Data diatas membuktikan bahwa kepala sekolah menetapkan sasaran
yang hendak dicapai dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dibuktikan
dengan responden yang menjawab selalu 100%, dan tidak ada yang menjawab
sering 0%, adang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%.76
Tabel 4.5
Kepala Sekolah membuat perencanaan program pendidikan sesuai dengan
pelaksanaannya
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 25 100
2 Sering - 0
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Guru yang menjawab selalu 100%, sering 0%, kadang-kadang 0%, dan
tidak pernah 0%. Dalam hal ini kepala sekolah dalam membuat suatu
perencanaan program pendidikan sesuai dengan pelaksanaannya.
Dibktikannay semua guru menjawab selalu.
Tabel 4.6
Kepala sekolah mengembangkan mutu pendidikan disekolah
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 23 92
2 Sering 2 8
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Data tersebut diatas membuktikan bahwa kepala sekolah bertujuan
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah dengan responden yang
menjawab selalu 92%, sering 8%, Hal ini terbukti dengan tidak adanya
jawaban kadang-kadang 0% dan tidak pernah 0%.
76
Data hasil olahan dari angket
46
Tabel 4.7
Kepala sekolah membuat suatu perencanaan program pendidikan
mempunyai alternative lain
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 20 80
2 Sering 5 20
3 Kadang-kadang 0 0
4 Tidak pernah 0 0
Jumlah 25 100%
Pada tabel diatas terungkap bahwa kepala sekolah dalam membuat suatu
perencanaan program pendidikan jarang selalu memliki alternativ lain. Tidak
terpaku dengan yang telah ada. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden,
yang menjawab selalu 80%, sering 20%, kadang-kadang 0% dan tidak pernah
0%.
Tabel 4.8
Kepala sekolah membuat suatu perencanaan program pendidikan harus
sesuai dengan prosedur yang berlaku
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 21 84
2 Sering 3 12
3 Kadang-kadang 1 4
4 Tidak pernah 0 0
Jumlah 25 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah dalam membuat
suatu perencanaan program pendidikan harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menyatakan
selalu 84%, sering 12%, kadang-kadang 4%. Dibuktikan dengan tidak ada
responden yang merasa kepala sekolah belum melaksanakan program sesuai
dengan prosedur yang berlaku dibuktikan dengan jawaban tidak pernah 0%.
47
Tabel 4.9
Kepala sekolah menyusun tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab
kepada guru sesuai dengan keahliannya masing-masing
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 19 76
2 Sering 6 24
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari 25 responden. 76% menjawab selalu, 24% dan tidak ada yang
menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa
kepala sekolah dalam menyusun tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab
kepada guru sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Tabel 4.10
Kepala sekolah bermusyawarah dengan guru-guru yang ada disekolah
dalam pembagian tugas
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 20 80
2 Sering 5 20
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam pembagian tugas
kepala sekolah selalu bermusyawarah dengan guru-guru yang ada disekolah.
Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menjawab selalu 80%,
sering 20%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.11
Kepala sekolah dalam mendelegasikan tugas dan wewenang didasarkan
kepada keahlian masing-masing guru dan tata usaha
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 20 80
2 Sering 5 20
48
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari 25 responden 20 orang 80% menjawab selalu, 5 orang 20%
menjawab sering, dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang, dan tidak
pernah . hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam mendelegasikan
tugas dan wewenang didasarkan kepada keahlian masing-masing guru dan tata
usaha.
Tabel 4.12
Kepala sekolah melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemempuan yang
dimiliki
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 19 76
2 Sering 6 24
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dengan memperhatikan tabel diatas, dari 25 responden 19 orang 76%
menjawab selalu, 6 orang 24% menjawab sering, sedangkan menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tabel 4.13
Kepala sekolah memberikan penghargaan/imbalan kepada kepada guru-
guru yang berprestasi
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 15 60
2 Sering 5 20
3 Kadang-kadang 3 12
4 Tidak pernah 2 8
Jumlah 25 100%
49
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah memberikan
penghargaan/imbalan kepada guru-guru yang berprestasi. Hal ini dapat dilihat
dari jawaban responden yang menjawab selalu 60%, sering 20%, kadang-
kadang 12%, dan tidak pernah 8%.
Tabel 4.14
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk
mengembangkan keahlian masing-masing
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 21 76
2 Sering 4 20
3 Kadang-kadang 1 4
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel diatas, kepala sekolah memberikan kesempatan kepada
guru-guru untuk mengembangkan keahliannya masing-masing. Dari 25
responden 76% menjawab selalu, 20% menjawab sering, 4% responden
menjawab kadanga. Sedangkan untuk tidak pernah 0%, artinya kepala sekolah
menunjukkan kepemimpinan yang demokratis dalam kepemimpinannya.
Tabel 4.15
Kepala sekolah mempunyai hubungan sosial yang baik dengan para guru,
karyawan dan siswa
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 16 64
2 Sering 9 36
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu mempunyai
hubungan sosial yang baik dengan para guru, karyawan dan siswa. Hal ini
dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan selalu 64%, sering
36%, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah 0%.
50
Tabel 4.16
Kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru yang mempunyai
kesulitan dalam proses belajar mengajar
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 20 80
2 Sering 5 20
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
memberikan pengarahan kepada guru yang mempunyai kesulitan dalam proses
belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang menyatakan
selalu 80%, sering 20%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.17
Kepala sekolah melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan para guru.
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 16 64
2 Sering 9 36
3 Kadang-kadang 0 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu melakukan
pemeriksaan terhadap pekerjaan guru. Ini dibuktikan dari 25 responden yang
menjawab selalu 64%, sering 36%, kadang-kadang 0% dan tidak pernah 0%.
Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah senantiasa melakukan
pemerikasaan terhadap pekerjaan guru-guru.
51
Tabel 4.18
Kepala sekolah membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang
telah ditetapkan
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 15 60
2 Sering 10 40
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas bahwa kepala sekolah senantiasa
membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menyatakan selalu 60%,
sering 40%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0.
Tabel 4.19
Kepala sekolah membantu guru dalam mengevaluasi program pendidikan
diakhir tahun
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 12 48
2 Sering 10 40
3 Kadang-kadang 3 12
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Pada Tabel diatas diketahui bahwa kepala sekolah selalu membantu guru
dalam mengevaluasi program pendidikan di akhir tahun. Hal ini sesuai dengan
jawaban responden. Berdasarkan tebel diatas yang menyatakan selalu 48%,
sering 40%, kadang-kadang 12% dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.20
Kepala sekolah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum yang dilakukan
oleh guru
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 18 72
2 Sering 6 24
52
3 Kadang-kadang 1 4
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasrkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa responden menjawab selalu
72%, sering 24%, kadang-kadang 4% dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu menyusun strategi
pelaksanaan kurikulum yang dilakukan oleh guru.
Tabel 4.21
Kepala sekolah mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru
dikelas
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 12 48
2 Sering 10 40
3 Kadang-kadang 3 12
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari Tabel diatas, dapat dikemukakan bahwa kepala sekolah selalu
mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Dibuktikan
dengan hasil jawaban angket dari responden, selalu 48%, sering 40%, kadang-
kadang 12%, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.22
Kepala sekolah meningkatkan program sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 15 60
2 Sering 10 40
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa 60% selalu, 40% sering,
tidak ada yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini
53
menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu meningkatkan program sekolah
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Tabel 4.23
Pengembangan dan pembinaan kurikulum yang dilakukan oleh kepala
sekolah
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 12 48
2 Sering 9 36
3 Kadang-kadang 3 12
4 Tidak pernah 1 4
Jumlah 25 100%
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah senantiasa
melakukan pengembangan dan pembinaan kurikulum. Hal ini sesuai dengan
hasil jawaban responden yang menyatakan selalu 48%, sering 36%, kadang-
kadang 12%, dan tidak pernah 4%
Tabel 4.24
Kepala sekolah melakukan kerjasama dengan guru dalam penyedian unit
kegiatan siswa
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 12 48
2 Sering 9 36
3 Kadang-kadang 4 16
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
melakukan kerjasama dengan guru dalam penyediaan unit kegiatan siswa. Hal
ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menjawab selalu 48%, sering
36%, kadang-kadang 16%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.
54
Tabel 4.25
Kepala sekolah memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 21 84
2 Sering 4 16
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari Tabel diatas diketahui bahwa kepala sekolah selalu memenuhi
fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban responden yang menjawab selalu 84%, sering 16%, kadang-kadang
0%, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.26
Kepala sekolah menyediakan media-media pembelajaran yang disesuaikan
dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran sehingga hasil
pembelajaran lebih efektif
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 11 44
2 Sering 11 44
3 Kadang-kadang 3 12
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 44% responden
menjawab selalu, 44% sering, 12% kadang-kadang, dan 0% untuk tidak
pernah. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu menyediakan media-
media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
metode pembelajaran sehingga hasil pembelajaran lebih efektif.
55
Tabel 4.27
Kepala sekolah melakukan rehabilitas sarana prasarana yang rusak untuk
meningkatkan mutu pendidikan
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 15 60
2 Sering 6 24
3 Kadang-kadang 4 16
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu melakukan
rehabilitas saran dan prasarana untuk meningkat mutu pendidikan di SMK Al-
Hidayah Cinere. Dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang menjawab
selalu 60%, sering 24%, kadang-kadang 16%, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.28
Kepala sekolah kurang memperhatikan sarana dan prasarana dalam
meningkatkan mutu pendidikan
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 13 52
2 Sering 6 24
3 Kadang-kadang 2 8
4 Tidak pernah 4 16
Jumlah 25 100%
Dari 25 responden, 52% menjawab selalu, 24% sering, 8% kadang-
kadang, dan 16% tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa kepala sekolah
selalu memberikan sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Sunguhpun belum dirasakan manfaatnya bagi semua guru,
dibuktikan dengan 4 responden menyatakan kepala sekolah kurang
memperhatikan sarana dan prasarana.
56
Tabel 4.29
Kepala sekolah bekerjasama dengan guru memberikan penghargaan siswa
yang berprestasi
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 14 56
2 Sering 8 32
3 Kadang-kadang 3 12
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
bekerjasama dengan guru memberikan penghargaan bagi siswa yang
berprestasi. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang menjawab selalu
56%, sering 32%, kadang-kadang 12%, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.30
Kepala sekolah kerjasama dengan guru untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di dalam dan diluar kelas
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 25 100
2 Sering - 0
3 Kadang-kadang - 0
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 25 responden berpendapat
kepala SMK Al-Hidayah Cinere sangat bekerjasama dengan guru dalam
memperbaiki proses belajar mengajar, baik di dalam mapun di luar kelas.
Dibuktikan dengan seluruh respomden menjawab selalu dengan 100%, dan
sering, kadang-kdang, dan tidak pernah 0%.
Tabel 4.31
Kepala sekolah mengawasi kegiatan proses belajar mengajar
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 20 80
57
2 Sering 4 16
3 Kadang-kadang 1 4
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 25 responden, 20
orang menjawab selalu atau 80%, 16% menjawab sering, 4% menjawab
kadang-kadang, dan 0% menjawab tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa
kepala sekolah selalu mengawasi kegiatan proses belajar mengajar.
Tabel 4.32
Kepala sekolah berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 18 72
2 Sering 6 24
3 Kadang-kadang 1 4
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajara. Hal ini sesuai
dengan jawaban responden yang menjawab selalu 72%, sering 24%, kadang-
kadang 4%, dan tidak pernah 0%. Dari jawaban yang sama pada Tabel diatas
bahwa kepala sekolah selalu ikut berperan aktif dalm pengelolaan kegiatan
belajar mengajar.
Tabel 4.33
Peningkatan pembelajaran yang efektif yang dilakukan oleh kepala sekolah
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah
No Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 16 64
2 Sering 7 28
3 Kadang-kadang 2 8
4 Tidak pernah - 0
Jumlah 25 100%
58
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah selalu
melakukan peningkatan pembelajaran yang efektif dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden
yang menyatakan selalu 64%, sering 28%, kadang-kadang 8%, dan tidak
pernah 0%.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari keseluruhan data angket tentang persepsi guru terhadap manajerial
SMK Al-Hidayah Cinere, maka berikutnya adalah membahas tentang nilai
maen atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk menegtahui kondisi
atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan
responden.
Keseluruhan data kouesioner yang telah penulis sebarkan melalui angket
tentang persepsi guru terhadap manajerial kepala SMK Al-Hidayah Cinere
dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dibentuk dalam 7 (tujuh) aspek.
Skor dari masing-masing aspek berjumlah, sebagaimana dalam tabel berikut
ini, yatiu:
Tabel 4.34
Skor 7 (tujuh) Aspek Kuisioner Persepsi Guru tentang Manajerial
Kepala SMK Al-Hidayah Cinere
NO ASPEK SKOR
1 Perencanaan 298
2 Pengorganisasian 599
3 Pengarahan 497
4 Pengawasan 181
5 Kurikulum 593
6 Sarana dan prasarana pendidikan 525
7 Kegiatan belajar siswa 591
59
Tabel 4.35
Deskripsi Data Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-
Hidayah Cinere dalam Meningkat Mutu Pendidikan
No Variabel Aspek Indicator Jumlah
Item
Skor
1. Manajerial
kepala
sekolah
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengawasan
Kegiatan perencanaan
yang berhubungan
dengan langkah-
langkah perencanaan
1) Kegiatan perencanaan
yang berhubungan
syarat-syarat
perencanaan
2) Kegiatan
pengorganisasian yang
berhubungan dengan
struktur organisasi
3) Kegiatan
pengorganisasian yang
berhubungan dengan
pendelegasian
1) Kegiatan pengarahan
yang berhubungan
dengan pemberian
motivasi
2) Kegiatan pengarahan
yang berhubungan
dengan kemampuan
berkomunikasi
1) Kegiatan pengawasan
yang berhubunagan
dengan fungsi-fungsi
pengawasan
3
6
4
2
298
599
497
181
2. Peningkatan
mutu
pendidikan
5. Kurikulum
6. Sarana dan
prasarana
pendidikan
7. Kegiatan belajar
siswa
1) Peleksanakan
pengembangan
kurikulum
1) Tersedianya fasilitas
penunjang
pembelajaran
1) Memperbaiki proses
belajar mengajar
5
5
5
593
525
591
Jumlah 30 Item 3284
60
Tabel 4.36
Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Aspek Skor
Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
NS X 100 %
NH Keterangan
1. Perencanaan
298
3 X 7 = 21
298 : 25 =
11, 92
11,92
X 100%
21
= 56,76
Cukup
2. Pengorganisasian
599
6 X 7 = 42
599 : 25 =
23,96
23,96
X 100%
42
= 57,04
Cukup
3. Pengarahan
497
4 X 7 = 28
497 : 25 =
19,88
19,88
X 100%
28
= 71
Baik
4. Pengawasan 181 2 X 7 = 14 181 : 25 =
12,92
12,92
X 100%
14
= 92.34
Baik
5. Kurikulum
593
5 X 7 = 35
593 : 25 =
23,72
23,72
X 100%
35
= 67,71
Cukup
6. Sarana dan
prasarana
pendidikan
525
5 X 7 = 35
525 : 25 =
21
21
X 100%
35
= 60
Cukup
7. Kegiatan belajar
siswa
591
5 X 7 = 35
591 : 25 =
23,64
23,64
X 100%
35
= 67.54
Cukup
61
Tabel 4.37
Nilai Rata-rata Penelitian
Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Indikator Skor
Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
NS
X 100%
NH
Keterangan
Kompetensi
manajerial dalam
meningkatkan
mutu pendidikan
3284 30 X 7 =
210
3284 : 25 =
131,36
131,63
X 100%
210
= 62,55
Cukup
Dari tabel nilai rata-rata diatas menunjukaan melalui persepsi guru mengenai
kompetensi manajerial kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam meningkatkan
mutu pendidikan memiliki nilai 62,55%, dengan demikian variabel tersebut
menunjukkan katagori cukup. Ini berarti mununjukkan bahwa kompetensi
manajerial kepala sekolah cukup dalam meningkatkan mutu pendidikan di
SMK Al-Hidayah Cinere.
3. Peran Kepala SMK Al-Hidayah Cinere Sebagai Manajer Sekolah
Sebagai manajer, kepala sekolah mampu membuat perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan. Sebagai manajer, kepala
sekolah SMK Al-Hidayah Cinere selalu membuat perencanaan yaitu program
kerja yang dianut setiap tahun. Kepala sekola SMK Al-Hidayah Cinere selalu
memberikan pengarahan kepada guru serta mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar. Peranannya sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah SMK Al-
Hidayah Cinere juga selalu memberikan pengawasan kepada guru.
4. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Di SMK Al-Hidayah
Cinere
Dalam meningkatkan mutu pendidikan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi mutu pendidikan, seperti kurikulum, sarana dan prasarana,
serta kegiatan belajar mengajar.
a. Kurikulum
Kurikulum adalah semua kegiatan yang dirancang oleh sekolah bagi
semua siswa demi perkembangan mereka selama mengikuti pendidikan
62
disekolah. Kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Penyelenggaraan Pendidikan Menengah pada SMK Al-
Hidayah Cinere dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun sesuai
dengan sasaran program studi. Kurikulum SMK Al-Hidayah Cinere.
Secara umum kurikulum yang digunakan di SMK Al-Hidayah Cinere
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan
Depertemen Pendidikan Nasional sebagai kurikulum regular yang diperkaya
dengan kurikulum yang ada di SMK Al-Hidayah Cinere. Dalam rentang
perjalanannya SMK Al-Hidayah Cinere mengalami beberapa pengembangan
dan perubahan dalam tatanan manajemen dan pengajaran, kesemuanya
merupakan dinamisasi kearah yang lebih baik.
Oleh karena itu SMK Al-Hidayah Cinere menggunakan metode
pembelajaran dengan metode belajar serta bekerja artinya anak diharapkan
dapat melaksanakan/mengamalkan dari pengetahuan yang telah didapat
disekolah dalam kehidupan sehari-hari. Anak didik secara leluasa dapat
belajar serta bekerja dengan menggunakan fasilitas yang ada guna
memberikan gerak bagi mereka untuk keteladanan antara anak yang satu
dengan yang lainnya, sedang guru sebagai fasilitator. Sesuai yang tertuang
dalam visi, misi serta tujuan sekolah.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan faktor yang mendukung dalam proses pendidikan,
tanpa ada sarana yang memadai tidak akan mencapai mutu pendidikan yang
diharapkan. Di bawah ini adalah sarana yang dimiliki oleh SMK Al-Hidayah
Cinere, yaitu:
Ruang kepala sekolah
Ruang tata usaha
Ruang guru
Musolla
Meja
Lemari
Kursi
Bangku siswa
Keyboat
Filling cabinet
63
TV
Proyektor/LCD
Telepon
Mega phone
Laboratorium computer
Alat olah raga
Alat kebersihan
Camera digital
Sarana dan prasarana yang ada SMK Al-Hidayah Cinere cukup
memadai. Dengan adanya saran dan prasarana ini menjadikan proses belajar
mengajar menajdi lebih efektif. Selain itu, dengan adanya sarana dan
prasarana dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat mengukur
kualitas output dari SMK Al-Hidayah Cinere.
c. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar
mengajar adanya satuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang
belajar dan guru yang mengajar. Sebagi guru harus memiliki keterampilan
dalam mengajar, memiliki ilmu pengetahuan tentang pendidikn dan keguruan,
memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan bidang profesinya.
Dalam proses belajar mengajar SMK Al-Hidayah Cinere memiliki 25
orang guru, menurut Kepala SMK Al-Hidayah Cinere melalui wawancara dari
25 orang guru 80% guru adalah ahli di bidangnya masing-masing. Artinya
sekitar 22 orang guru sesui dengan kompetensinya, melihat dari data ini maka
proses belajar mengajar di SMK Al-Hidayah Cinere tergolong dalam
pembelajaran yang efektif. Karena proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil apabila siswa yang diajarkan memiliki prestasi belajar yang baik.
Berikut ini tabel lengkap nama tenaga pendidik di SMK AL-Hidayah
Cinere di bawah kepemimpinan Bapak Drs. Wagiman yang memimpin SMK
Al-Hidayah Sejak tahun 2004
64
d. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Upaya adalah usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan berupa pelayanan pada pelanggan, dalam bidang pendidikan,
pelayanan pendidikan berarti semua perangkat sekolah dari kepala sekolah,
guru, karyawan, dan tenaga kebersihan serta keamanan harus benar-benar
memiliki kultur pelayanan yang terbaik kepada siswa dan orang tua siswa
sehingga mereka puas, tidak hanya diakhir setelah putra/putrinya lulus, tapi
sejak awal mereka masuk kehalaman sekolah mereka merasa aman,nyaman,
terlindungi, dihargai, dan terlayani oleh perangkat sekolah.
Upaya kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere dalam meningkatkan
mutu pendidikan yaitu dengan melakukan dari berbagai bidang yaitu:
1. Dalam bidang kurikulum kepala sekolah memberi tugas tanggung
jawab kepada wakil kepala sekoalah bidang kurikulum untuk:
a. Menyusun dan menjabarkan kelender pendidikan
b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
c. Mengatur program pengajaran
d. Mengatur pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler
e. Mengatur pelaksanaan program penilaian
f. Mengatur program perbaikan dan penilaian
g. Mengatur mutasi siswa
h. Mengawasi kegiatan belajar mengajar
i. Bekerjasama dengan tata usaha bagian pendidikan dan
pengajaran
2. Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere
dengan meningkatkaan kualitas sumber daya manusia.
3. Dengan cara meningkatkan prestasi siswa, memberikan bimbingan
belajar kepada anak didik dan mendisiplinkan anak didik
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, ada beberapa hal
yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Menurut persepsi guru, bahwa kepala SMK Al-Hiadayah Cinere dalam
melaksanakan kompetensi manajerialnya pada katagori cukup mampu
(62.55%). Sehingga berguna dalam meningkatan mutu pendidikan.
2. Dalam membuat perencanaan kepala sekolah dikatagorikan cukup
(56,75%), dalam perencanaan kepala sekolah belum maksimal dalam
pengembangan perencanaan masih berupa konseptual dan belum variatif
dalam membuat perencanaan pendidikan. Pelaksanaan pengorganisasian
dalam katagori cukup (57.04%), kepala sekolah dalam penyusunan tugas
dan wewenang dan tanggungjawab sesuai dengan kompetensi guru yang
bersangkutan, tapi perlu pendayagunaan guru secara merata. Pengarahan
tenaga pendidik (71%) sudah cukup baik. Yang perlu ditingkatkan adalah
komunikasi yang baik terhadap guru agar bisa membedakan antara intruksi
dan tugas. Dan guru menganggap pengarahan adalah intruksi kepala
sekolah. Dalam pengawasan kepala sekolah melaksanakan tugas dengan
baik (92.34%). Penyusunan kurikulum juga sudah cukup (67.71%),
66
pembinaan dan pengembangan perlu ditingkatkan karena inti dari
kurikulum adalah bagaimana guru mampu mengaplikasikan dengan baik
kepada siswa. Sarana dan prasarana atau Fasilitas dan kelengkapan belajar
kepala sekolah juga selalu memperhatikan (60%), perbaikannya saran dan
prasaran yang ada perlu ditingkatkan. Dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa, kepala sekolah bekerjasama dengan guru guna memperbaiki
proses belajar mengajar baik dalam kelas maupun di luar kelas (67.54%)
pengembangan pembelajaran yang efektif yang belum maksimal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penlitian yang dikemukan di atas ada
beberapa saran yang penulis ingin sampaikan sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah diharapkan meningkatan kompetnsi manajerialnya dari
katagori cukup kepada katagori sangat baik. Hal ini tentunya di dapat dari
kerja keras dan kerjasama semua pihak, dan tidak merasa puas dengan
kemampuan yang telah ada. Dalam beberapa hal kepala sekolah harus
melakukan evaluasi secara berkala, karena kemampuan belum
dikatagorikan baik, dengan adanya evaluasi secara terus menrus serta
peningkatan kemampuan individu maka akan dikatahui apa yang perlu
diperbaiki dan apa yang perlu ditingkatkan dengan demikian katagori
cukup menuju katagori baik pasti akan diraih.
2. Kepala Sekolah harus meningkatkan kerjasama dengan guru untuk
meningkatkan efektivitas tugas manajerialnya
3. Guru SMK Al-Hidayah Cinere memebrikan masukan dalam pelaksanaan
tugas manajerial kepala sekolah. Sejak tahap perencanaan,
pengorganisasian sampai pada tahap pengandalian.
Civitas Akademika sekolah secara bersama-sama meningkatkan tata kelola SMK Al-Hidayah
Cinere, sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin Dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Ciputat: Quantum
Teaching (Ciputat Press Group), Cet-I, 2006
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
VI. Jakarta: Rineka Cipta, Cet-XIII, 2006
_________Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI,
Jakarta: Rineka Cipta, Cet- XI, 1998
Azizy, A. Qodri, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, Semarang:
Aneka Ilmu, 2002
Danim, Sudarwan dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan Visi dan Strategi Era Teknologi,
Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Pustaka Setia, 2009
Manullang, M., Dasar-dasar manajemen, Gadjah Mada University Press, Cet-
XIX, 2006
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan
Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan
MBS dan KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Muslich, Masnur, KTPS (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dsara
Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet-V, 2009
Purwanto, Ngalim, M., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004
Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ Yogyakarta: LKiS
Printing Cemerlang, 2010
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004
68
Rosyada, Dede, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Pelibatan
Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Cet-III, 2007
Suparta, M dan Noer Aly, Herry, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
Amissco Jakarta, 2002
Sadiman, S. Arief, Dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Soemanto, Wasty Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Peddidkan
Jakarta: Asdi Mahasatya, Cet-V, 2006
Soehartono, Irawan Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008
Sudjono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Cet-XXII, 2010
Syaefudin, Udin dan Syamsuddin Makmun, Abin, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet-IV,
2009
Uwes, Sanusi, Visi dan Pondasi Pendidikan (dalam Perspektif Islam), Logos
Wacana Ilmu
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahnnya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010
PEDOMAN WAWANCARA
Informan :
Jabatan :
Tempat :
Waktu :
1. Sejak kapan bapak menjabat menjadi kepala sekolah di sekolah ini?
2. Apakah kurikulum SMK Al-Hidayah Cinere sudah sesuai dengan
standar kurikulum nasional atau belum?
3. Upaya apa saja yang bapak lakukan dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah ini?
4. Penghargaan dalam bentuk apa dan kegiatan apa yang pernah diraih
oleh sekolah ini?
5. Apakah setiap tahun bapak selalu membuat rencana-rencana yang
dapat mengarahkan tercapainya tujuan organisasi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan?
6. Apakah guru yang mengajar di SMK AL-HIDAYAH Cinere sesuai
dengan kompetensinya?
7. Bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap berdirinya SMK AL-
HIDAYAH Cinere?
8. Apakah sekolah ini memiliki donator tetap dan dari manakah sekolah
ini memperoleh sumber dana?
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
Informan : Drs. Wagiman
Jabatan : Kepala Sekolah SMK AL-Hidayah Cinere
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SMK Al-Hidayah Cinere
Waktu : 15.45 – 16.00 WIB
1. Saya mendapatkan amanah untuk menjadi Kepala Sekolah di SMK Al-
Hidayah Cinere ini dari tahun 2004 sampai sekarang.
2. Kuriklum yang kita gunakan sudah sesuai dengan kurikulum standar
nasional. Kita sudah mengunkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
3. Pertama kita meningkatkan sarana dan prasana dalam menunjang
proses belajar mengajar yang baik. Lalu peningkatan skill personal
guru masuk dalam program kita, karena profesionalisme dalam
mengajar itu sangat perlu sekali.
4. Untuk siswa kita berikan beasiswa bagi yang berprestasi, sedangkan
untuk guru kita tingkatkan kesejahteraannya. Walapun belum
maksimal tapi kita berusaha memberikan yang terbaik untuk guru.
5. Pasti, kita bekerjasama dengan pihak yayasan dan komite sekolah
setiap tahunnya guna mengevaluasi dan mencari formulasi sekolah
yang lebih baik.
6. Dari total guru yang ada, yang memenuhi kompetensi dibidangnnya
masing-masing sekitar 80%. Tapi kita arahkan kesitu.
7. Sejauh ini respon masyarakat sangat baik, dan kita juga bekeerjasama
dengan masyarakat untuk meningkatkan displin anak-anak. Karena
sekolah ini berada ditengah-tengah area permukiman warga.
8. Tidak ada, dana kita selama ini hanya dari masyarakat, siswa dan
bantuan dari dinas yang bentuknya tidak mengikat. Yang penting bagi
kami halal dan bisa meningkatkan proses belajar mengajar kea rah
yang lebih baik
Lanjutan Lampiran 1 tentang Berita Wawancara
SURAT PENGANTAR KUISIONER UNTUK GURU
Asslamu’alaikum, Wr, Wb
Salam sejahtera saya sampaikan semiga Bapak/Ibu selalu dalam lindungan
Allah SWT serta sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Bersama ini saya memoho bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi
angket/kuisioner tentang “Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial
Kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”.
Hasil dari angket/kuisioner ini sepenuhnya akan dimanfaatkan sebagai
data ilmiah bagi penulisan skripsi saya dan tidak digunakan untuk
keburukan. Untuk itu kesungguhan Bapak/Ibu dalam mengisi
angket/kuisioner ini sangat saya harapkan agar data yang dihasilkan valid.
Dan dalam pengisian angket/kuisioner ini identitas Bapak/Ibu tidak akan
dipublikasikan.
Demikian angket/kuisioner ini saya sampaikan, semoga Bapak/Ibu dapat
bekerja sama dengan baik dan atas perkenannya saya haturkan terima
kasih.
Wassalamu’alikum, Wr, Wb
Lampiran 2
Angket Untuk Guru:
MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG MENEJERIAL KEPALA
SMK AL-HIDAYAH CINERE
A. Penunjuk
1. Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan (SL untuk SELALU, SR untuk
SERING, KD untuk KADANG dan TP untuk TIDAK PERNAH) yang
bapak/ibu anggap sesuai dengan keadaan dari pendapat atas pernyataan di
bawah ini.
2. Angket ini bertujuan ilmiah untuk penelitian kependidikan
3. Terima kasih atas bantuan dan partisipasi bapak/ibu dalam mengisi angket
B. Identitas Responden
1. Nama : (identitas tidak usah ditulis)
2. Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Kepala sekolah menetapkan sasaran yang hendak dicapai
dalam rangkat meningkatkan mutu pendidikan
2. Kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan
program pendidikan sesuai dengan pelaksanaannya
3. Kepala sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan
mutu pendidikan di sekolah
4. Kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan
program pendidikan tidak mempunyai alternative lain
5. Kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan
program pendidikan harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku
6. Kepala sekolah menyusun tugas-tugas, wewenang dan
tanggung jawab kepada guru sesuai dengan keahlian nya
masing-masing
7. Dalam pembagian tugas kepala sekolah bermusyawarah
dengan guru-guru yang ada di sekolah
8. Dalam mendelegasikan tugas dan wewenang didasarkan
kepada keahlian masing-masing guru dan tata usaha
9. Kepala sekolah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
kemampuan yang dimillki
10. Kepala sekolah tidak pernah memberikan penghargaan /
imbalan kepada guru-guru yang berprestasi
11. Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru-
guru untuk mengembangkan keahlian masing-masing
12. Kepala sekolah kepala sekolah mempunyai hubungan
social yang baik dengan para guru, karyawan, dan siswa
13. Kepala sekolah tidak pernah memberikan pengarahan
kepada guru yang mempunyai kesulitan dalam proses
belajar mengajar
14. Kepala sekolah melakukan pemeriksaan terhadap
pekerjaan para guru
Lampiran 3
15. Kepala sekolah membandingkan hasil pekerjaan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan
16. Kepala sekolah ikut membantu guru dalam mengevaluasi
program pendidikan di akhir tahun
17. Kepala sekolah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum
yang dilakukan oleh guru
18. Kepala sekolah mengevaluasi proses pembelajaran yang
dilakukan guru dikelas
19. Kepala sekolah meningkatkan program sekolah dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan
20. Adanya pengembangan dan pembinaan kurikulum yang
dilakukan oleh kepala sekolah
21. Kepala sekolah melakukan kerjasama dengan guru dalam
menyediakan unit kegiatan siswa
22. Kepala sekolah memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh
siswa dan guru
23. Kepala sekolah menyediakan media-media pembelajaran
yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
metode pembelajaran sehingga hasil pembelajaran lebih
efektif
24. Untuk meningkatkan mutu pendidikan Kepala sekolah
melakukan rehabilitas sarana prasarana yang rusak
25. Kepala sekolah kurang memperhatikan sarana prasarana
dalam meningkatkan mutu pendidikan
26. Kepala sekolah bekerjasama dengan guru memberikan
penghargaan bagi siswa yang berprestasi
27. Kepala sekolah jarang melakukan kerjasama dengan guru
untuk memperbaiki proses belajar mengajar didalam dan
diluar kelas
28. Kepala sekolah mengawasi kegiatan proses belajar
mengajar
29. Kepala sekolah ikut berperan aktif dalam pengelolaan
kegiatan belajar mengajar
30. Adanya peningkatan pembelajaran yang efektif yang
dilakukan oleh Kepala sekolah dalam rangaka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
Keterangan :
SL : Selalu
SR : Sering
KD: Kadang
TP : Tidak Pernah
Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu mudah-mudahan kita semua
dalam lindungannya dan membalas semua amal perbuatan kita amin… wassalam
TENAGA PENDIDIK
SMK AL-Hidayah Cinere
No
Nama
NIP
Status
1 Drs. Wagiman 7555.7426.4520.0001 Guru Tetap
2 Sarnubi, S.Pd 5440.7366.3620.0002 Guru Tetap
3 Endang Sularsih, S.Pd 8739.7536.5530.0003 Guru Tetap
4 Mursidi, S.Pd 0138.7406.4320.0004 Guru Tetap
5 Suhanda, S.Pd 5444.7456.4820.0005 Guru Tetap
6 Drs. Karjaya 5034.7446.4620.0006 Guru Tetap
7 Azizah, S.Pd 1340.7536.5530.0007 Guru Tetap
8 Muhammada Yunus, SE 9244.7426.4320.0008 Guru Tetap
9 Sanwani, Bsc 2550.7386.3820.0009 Guru Tetap
10 M. Nur. S.Pd.I 4461.7526.5320.0010 Guru Tetap
11 Afrizon, ST 2749.7436.4320.0011 Guru Tetap
12 Hamidah Sufiana, SE 2459.7516.5130.0012 Guru Tetap
13 Ahmad Sobari, S.Pd 6533.7406.4420.0013 Guru Tetap
14 Naimun, SE 1637.7516.5320.0014 Guru Tetap
15 Dina Bahriyanna, S.Pd 8942.7606.6330.0015 Guru Tetap
!6 Ika Merlyyana, S.Pd 6445.7596.5930.0016 Guru Tetap
17 Abd Rasyid, SE 4935.7526.5420.0017 Guru Tetap
18 Karjaya Sujana, S.Pd 7349.7626.6430.0018 Guru Tetap
19 Sukmawati, SE 4756.7606.6330.0019 Guru Tetap
20 Muhammad, S.Pd 2135.7556.5630.0020 Guru Tetap
21 Drs, Ikhsanur Putra 3440.7506.5320.0021 Guru Tetap
22 Ayu Ekawati, S.Pd 4344.7396.4220.0022 Guru Tetap
23 M. Iqbal, S.H.I 6042.7606.6220.0023 Guru Tetap
24 H. Mahfuzi, S.Pd.I 2450.7456.4720.0024 Guru Tetap
25 Elly Purwanti, S.Pd 7649.7546.5430.0025 Guru Tetap
26 Siti Romlah, S.Pd 8942.7596.6330.0026 Guru Tetap
Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI
NO
ITEM
Ada
Tidak ada
1
Profil Sekolah
2
Data Guru
3
Data Perkembangan Siswa
4
Sarana dan Prasarana
5
Kurikulum Sekolah
6
Kalender Pedidikan
7
Struktur Sekolah
Lampiran 5
CONTOH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
SMK AL-HIDAYAH CINERE
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMK AL-HIDAYAH Cinere
Program : Semua Jurusan
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester :
Pertemuan Ke :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Alokasi Waktu : 3x45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
E. Sumber Belajar
Kurikulum KTSP dan perangkatnya
Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA
Buku sumber Sejarah SMA XI IPS – ESIS (hal 1 – 20)
Peta konsep
Power point
OHP/slide
Buku-buku penunjang yang relevan
Internet
F. Penilaian
Portofolio berbentuk uraian analitis tentang proses perkembangan Hindu-
Buddha pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya dari
berbagai sumber (Aktivitas hal 6).
Format Penilaian Portofolio Indikator Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Deskripsi
Pengantar
Isi
Penutup
Struktur/logika
penulisan
Orisinalitas
karangan
Lampiran 6
Penyajian, bahasan
dan bahasa
Jumlah
Mengetahui, Depok, ………..............20..
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. Wagiman Mursidi, S.Pd
Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1
DAFTAR REFERENSI
“PERSEPSI GURU TENTANG MANAJERIAL
KEPALA SMK AL-HIDAYAH CINERE DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN”
Oleh :
W A H Y U D I N
NIM: 105018200702
Pembimbing:
Drs. Fathi Ismail, MM
NIP: 196507171994031005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
UJI REFERENSI
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “PERSEPSI GURU TENTANG
MANAJERILA KEPALA SMK AL-HIDAYAH CINERE DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN” yang
disusun oleh WAHYUDIN NIM 105018200702. Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarnnya oleh
dosen pembimbing skripsi pada tanggal, 9 April 2011
Jakarta, 30 Mei 2011
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Fathi Ismail, MM
NIP: 196507171994031005
DAFTAR REFERENSI
BAB I
No No
Footnote Nama Rujukan/sumber
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
1 1 Qodri A. Azizy Pendidikan (Agama) untk Membangun Etika Sosial,
(Semarang: PT. Aneka Ilmu 2002)
1 18
2 2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004)
1 3
3 3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003)
2 103
DAFTAR REFERENSI
BAB II
No No
Footnote Nama Rujukan/sumber
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
1 1 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010)
7 783
2 2 http//google;sisdiknasnas. 10
3 3 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
11 101
4 4 M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta: PT Amissco Jakarta, 2002)
11 72
5 5 M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta: PT Amissco Jakarta, 2002)
11 74
6 6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan
Implementasi, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
12 186
7 7 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
12 99
8 8 H. Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan (dalam Perspektif Islam) 12 11
9 9 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
12 99-100
10 10 Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ (Yogyakarta:PT.
LKiS Printing Cemerlang, 2010)
13 3
11 11 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010)
13 124
12 12 Amiruddin Dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Ciputat;
Quantum Teaching (Ciputat Press Group), 2006), Cet-1
14 59
13 13 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010)
14 94-95
14 14 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
14 105
15 15 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
14 1
16 16 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
15 76
17 17 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 15 76
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
18 18 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2009)
15 101
19 19 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
16 111
20 20 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
16 112
21 21 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
18 87
22 22 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
18 26
23 23 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
19 115
24 24 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
19 116
25 25 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
20 48
26 26 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 20 49
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
27 27 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII
21 50
28 28 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
21 118
29 29 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
21 119
30 30 Sudarwan Danim & Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan Visi dan Strategi Era Teknologi,
Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2009)
22 30
31 31 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pedidikan (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), cet ke-5
22 206-207
32 32 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
23 121-122
33 33 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 23 235
34 34 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
23 3
35 35 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
23 3
36 36 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 23 236
37 37 Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009)
24 3
38 38 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
24 39
39 39 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.
Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X
24 49
40 40 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.
Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X
25 49
41 41 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
25 41
42 42 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
25 41
43 43 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
26 10
44 44 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
26 74
45 45 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
26 107
46 46 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 26 248
47 47 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
27 173
48 48 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009) 27 137
49 49 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
2006), cet-XIX
27 174
50 50 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung : PT Remaja Rosada
Karya,2003)
28 227-228
51 51 Masnur Muslich, KTPS (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar
Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet-
5
28 1
52 52 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 28 128
53 53 Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan 29 26
Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana
Prenada Media Group, 2007), cet-III
54 54 Arief S. Sadiman Dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009)
29 6
55 55 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 29 180
56 56 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 30 182
57 57 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004) 30 184
58 58 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003)
32 224
59 59 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003)
32 224
60 60 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003)
32 225
61 61 Dede Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model
Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT
Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III
33 268
62 62 Dede Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model
Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT
33 270
Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III
63 63 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009) 34 47
64 64 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya, 2007),
cet-IX
34 226
DAFTAR REFERENSI
BAB III
No No
Footnote Nama Rujukan/sumber
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
1 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII
36 130
2 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII
36 131
3 3 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008)
37 35
4 4 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008)
37 35
5 5 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008)
37 65
6 6 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang 38 67
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008)
7 7 Anas sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010), cet ke-22
41 43
8 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), cet-XI
41 246