peran kesling dan perorangan utk menurunkan angka kesakitan diare

55
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor, yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. Menurut H.L Blum yang paling besar pengaruhnya terhadap kesehatan adalah lingkungan, kemudian perilaku dan pelayanan kesehatan, dan yang terkecil faktor keturunan 1,2sari . Lebih dari separuh jenis penyakit dan kematian pada anak balita disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam mulut melalui makanan, air dan tangan yang kotor. Banyak kuman yang berasal dari kotoran manusia dan binatang. Banyak penyakit, terutama diare, dapat dicegah bila terbiasa menjaga kebersihan diri dan kesehatan lingkungan: huang air besar di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah buang air bC(sar, membersihkan tinja anak., sebelum memberi makan anak atau menyentuh makanan. Buanglah kotoran binatang jauh dari rumah; halarnap, swnur dan tempat anak- 1

Upload: bembie-purwono

Post on 14-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

onkologi

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa derajat kesehatan

dipengaruhi 4 faktor, yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor

keturunan. Menurut H.L Blum yang paling besar pengaruhnya terhadap kesehatan

adalah lingkungan, kemudian perilaku dan pelayanan kesehatan, dan yang terkecil

faktor keturunan1,2sari.

Lebih dari separuh jenis penyakit dan kematian pada anak balita disebabkan oleh

kuman yang masuk ke dalam mulut melalui makanan, air dan tangan yang kotor. Banyak

kuman yang berasal dari kotoran manusia dan binatang. Banyak penyakit, terutama

diare, dapat dicegah bila terbiasa menjaga kebersihan diri dan kesehatan lingkungan:

huang air besar di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah buang air

bC(sar, membersihkan tinja anak., sebelum memberi makan anak atau menyentuh

makanan. Buanglah kotoran binatang jauh dari rumah; halarnap, swnur dan tempat anak-

anak bernain. Setiap orang di masyarakat perlu bekerjasama untuk membuat dan

menggunakan jamban, memelihara sumber air, membuat pembuangan air limbah dan

sarana pembuangan sampah. Peran pemerintah, dalam memberi dukimgan kepada

masyarakat dengan menyediakan ipformasi tentang jamban yang murah yang dapat

dimiliki setiap keluarga, adalah peilting. Di daerah perkotaan, dukungan pemerintah

sangat diperlukan untuk sistem pembuangan air limbah dan sanitasi yang murah,

perbaikan penyediaan air minum dan pengumpulan sampahpedoman.

1

Page 2: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Kalimantan Selatan yang memiliki banyak sungai dan parit pada musim

pancaroba (peralihan musim hujan ke musim kemarau) ini kembali diserang berbagai

penyakit yang terkait buruknya sanitasi lingkungan, terutama diare. Hingga Juli ini

setidaknya sudah lima orang balita meninggal akibat menderita diare.

Wakil Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan (Kalsel) M Hatta Antan

Mas di Banjarmasin, Kamis (8/7), mengatakan hal ini. Mulai Januari hingga Juli ini

kasus diare di Kalsel mencapai 5.793 kasus.

Dari catatan Dinas Kesehatan Kalsel, kasus diare terbanyak menyerang

Kabupaten Hulu Sungai Utara yang mencapai 1.788 kasus. Disusul kemudian

Kabupaten Barito Kuala dengan 1.188 kasus.

Tahun lalu kasus diare mencapai 36.415 yang mengakibatkan empat warga

meninggal dunia. Hatta mengatakan kasus diare akan semakin meningkat seiring

dengan berlangsungnya kemarau panjang. "Saat ini baru awal kemarau saja.

Kemungkinan jika kemarau akan panjang, maka jumlah kasus diare akan bertambah

banyak pula," katanya.

Banyaknya kasus diare sangat terkait dengan faktor lingkungan dan perilaku

masyarakat yang kurang menyadari sanitasi lingkungan. Korban diare umumnya

berasal dari lapisan masyarakat bawah yang bermukim di daerah padat.

Wilayah endemis serangan diare meliputi hampir seluruh wilayah kabupaten/kota di

Kalsel. Terutama di daerah yang memiliki permukiman padat penduduk dan masih

mengandalkan pemanfaatan air sungai seperti Banjarmasin.

Dari pemantauan Kompas, saat ini sungai-sungai yang melewati Kota

Banjarmasin debit airnya sudah berkurang. Hal itu mengakibatkan air pasang yang

2

Page 3: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

berasal dari laut lebih dominan mendesak masuk ke sungai sehingga air sungai masin

(terasa asin).

Selain masin, air sungai di perkotaan juga kotor karena sungai di Banjarmasin

hingga kini masih menjadi tempat pembuangan sampah nomor satu bagi warga kota.

"Padahal kami warga di Kelayan ini masih menggunakan air sungai ini untuk

konsumsi, tapi mereka masih membuang sampah di sini," kata Masdari, warga tepian

Sungai Kelayan.

Direktur Bidang Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Bandarmasih, Banjarmasin, Fajar Desira menegaskan, air sungai di Banjarmasin

sudah tak layak konsumsi. Selain kotor, juga karena kadar garam (salinitas) sudah

mencapai 20 kali ambang normal atau 5.000 miligram per liter.

Bahkan PDAM Bandarmasih sendiri kini sudah tidak memakai pasokan bahan baku

dari Sungai Bilu sepekan terakhir karena kualitas air sungai sudah tidak bisa diproses

lagi. PDAM mengimbau masyarakat agar tidak mengonsumsi air sungai. "Kami

sudah mengoperasikan 11 mobil, biasanya hanya 5 mobil," kata Fajar.AMPL2

Dalam upaya untuk menurunkan angka kesakitan penyakit diare maka

kegiatan intervensi pada komponen-komponen lingkungan tertentu, harus disertai

dengan kegiatan untuk membina kebiasaan dan perilaku masyarakat dalam

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana kesehatan lingkungan dan perilaku dalam

hygiene perorangan serta kebersihan lingkungan. Bila tidak demikian, maka semua

intervensi terhadap komponen-komponen lingkungan pemukiman tidak akan

memberi dampak seperti yang diharapkan1.

3

Page 4: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

II. Permasalahan

Dari uraian di atas dapat diambil suatu permasalahan yaitu bagaimana upaya

menurunkan angka kesakitan penyakit diare melalui kesehatan lingkungan dan

perorangan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Diare

4

Page 5: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

I.1 Definisi

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari, dengan/tanpa darah dan/atau

lendir dalam tinja ge.

I.2 Etiologi

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar,

tetapi yang sering ditemukandi lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan

oleh infeksi dan keracunan. Untuk mengenal penyebab diare dapat dilihat dari bagan

1 berikut : P2diare

Bagan 1. Penyebab Penyakit Diare

5

Page 6: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

I.3 Epidemiologi

Sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah masyarakat di

Indonesia. Di kota Banjarmasin, penyakit diare pun masih merupakan masalah

kesehatan yang utama.................ksari

Epidemiologi diare tergantung dari 3 faktor, yaitu : P2diare

1. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui

makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja

penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan

meningkatkan resiko terjadinya diare, perilaku tersebut antara lain :

a) Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada

pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita

diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan

menderita dehidrasi berat juga lebih besar.

b) Menggunakan botol susu, penggunakan botol ini memudahkan pencernaan

oleh kuman, karena botol susah dibersihkan.

c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan

beberapa jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan

berkembang biak.

d) Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar dari

sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Perncemaran dirumah dapat

terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar

menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.

6

Page 7: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja

anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.

f) Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Sering

beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya

mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja

binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

2. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare

Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden, beberapa penyakit

dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun. ASI mengandung antibodi yang

dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti :

Shigella dan V.cholerae.

b. Kurang gizi. Beratnya penyakit, lama dan resiko kematian karena diare

meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi, terutama pada

penderita gizi buruk.

c. Campak. Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak

yang sedang menderita campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini sebagai

akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita.

d. Imunodefisiensi/imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung

sementaram, misalnya sesudah infeksi virus (seperti campak) atau mungkin

yang berlangsung lama seperti pada penderita AIDS (Autoimune Deficiensy

Syndrome). Pada penderita anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi

karena kuman yang tidak patogen dan mungin juga berlangsung lama.

7

Page 8: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

e. Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55%).

3. Faktor Lingkungan dan perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua

faktor yang dominan, yaitu : sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua

faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor

lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan

perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman,

maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

I.4 Patogenesis kasari

Sesuai dengan perjalanan penyakit diare, patogenesis penyakit diare dibagi atas 3:

a. Diare akut

Patogenesis diare akut oleh infeksi, pada garis besarnya dapat digambarkan

sebagai berikut :

- Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran pencernaan.

- Berkembangbiaknya mikroorganisme tersebut setelah berhasil melewati asam

lambung.

- Dibentuknya toksin (endotoksin) oleh mikroorganisme.

- Adanya rangsangan pada mukosa usus yang menyebabkan terjadinya

hiperperistaltik dan sekresi cairan usus mengakibatkan terjadinya diare.

b. Diare kronik

Patogenesis diare kronik lebih rumit karena terdapat beberapa faktor yang

satu sama lain saling mempengaruhi.

8

Page 9: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Faktor-faktor tersebut antara lain :

Infeksi bakteri, misalnya ETEC (Entero Toxigenic E. Coli) yang sudah

resisten terhadap obat. Juga diare kronik dapat terjadi kalau ada pertumbuhan

bakteri berlipat ganda (over growth) dari bakteri non patogen, seperti :

Pseudomonas, Klebsiella dsb.

Infeksi parasit : terutama E. Histolytica, Giardia lamblia, Trichuris trichiura,

Candida, dsb

KKP (Kekurangan Kalori Protein)

Pada penderita KKP terdapat atrofi semua organ termasuk atrofi mukosa usus

halus, mukosa lambung, hepar dan pankreas. Akibatnya terjadi defisiensi

enzim yang dikeluarkan oleh organ-organ tersebut (laktase, maltase, sukrase,

HCl, tripsin, pankreatin, lipase dsb) yang menyebabkan makanan tidak dapat

dicerna dan diabsorpsi dengan sempurna. Makanan yang tidak diabsorpsi

tersebut akan menyebabkan tekanan osmotik koloid di dalam lumen usus

meningkat yang menyebabkan terjadinya diare osmotik. Selain itu juga akan

menyebabkan over growth bakteri yang akan menambah beratnya

malabsorpsi dan infeksi.

Gangguan imunologik

Usus merupakan organ utama dari daya pertahanana tubuh. Defisiensi dari

Secretory Immunoglobulin A (SIgA) dan Cell Mediated Immunity (CMI) akan

menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi dan infestasi parasit

9

Page 10: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

dalam usus. Akibatnya bakteri, virus, parasit dan jamur akan masuk ke dalam

usus dan berkembang biak dengan leluasa sehingga terjadi over growth

dengan akibat lebih lanjut berupa diare kronik dan malabsorpsi makanan.

I.5 Penatalaksanaan

Prosedur tatalaksana penderita diare terdiri dari : a) Menilai derajat dehidrasi,

b) Menentukan rencana pengobatan.

Tabel 1. Penilaian Derajat Dehidrasi dan menentukan rencana pengobatanPenilaian A B C

1. Lihat : Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel *Lesu, lunglai atau

tidak sadar Mata Normal Cekung Sangat cekung dan

kering Air mata Ada Tidak ada Tidak ada Mulut & lidah Basah Kering Sangat kering Rasa haus Minum biasa, tidak

haus*Haus, ingin minum banyak

*Malas minum atau tidak bisa minum

2. Periksa : Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat

lambat3. Derajat

dehidrasiTanpa dehidrasi Dehidrasi

ringan/sedang

Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain

4. Terapi Rencana terapi A

Untuk mengobati diare di rumah, rehidrasi dengan cairan rumah tangga dan makanan untuk mencegah kurang gizi.

Rencana terapi B

Rehidrasi dengan minum oralit peroral

Rencana terapi C

Rehidrasi dengan oralit peroral melalui minum/pipa nasogastrik atau pemberian cairan parenteral(intavena)

10

Page 11: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

RENCANA TERAPI A

Selain terapi cairan, juga diberikan pengobatan kausal dan pengobatan

simtomatik.

Pengobatan Kausal

Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah kita mengetahui

penyebabnya yang pasti. Jika kausa diare ini penyakit parenteral, diberikan antibiotia

sistemik. Jika tidak terdapat infeksi parenteral, sebenarnya antibiotika baru boleh

diberikan kalau pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan bakteri patogen.

Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri ini kadang-kadang sulit atau hasil

pemeriksaan datang terlambat, antibiotika dapat diberikan dengan memperhatikan

umur penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja dan sebagainya. ge

Di Indonesia diperkirakan kasus diare yang disebabkan oleh infeksi (termasuk

virus) kira-kira 50-75%. Menemukan kuman pada pemeriksaan mikroskopik

umumnya sulit. Oleh karena itu dipakai pegangan yang lebih mudah : bila pada

pemeriksaan tinja ditemukan leukosit 10-20/LP (dengan menggunakan pembesaran

200x), maka penyebab diare tersebut dapat dianggap infeksi enteral., maka penyebab

diare tersebut dapat dianggap infeksi enteral. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,

pada penderita diare antibiotika hanya boleh diberika jika :

Ditemukan bakteri patogen pada pemeriksaan mikroskopik dan/atau biakan.

11

Page 12: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Pada pemeriksaan makroskopik dan/atau mikroskopik ditemukan darah pada

tinja.

Secara klinis terdapat tandat-tanda yang menyokokng adanya infeksi enteral

(lihat Tabel 1).

Di daerah endemik kolera (diberikan tetrasiklin).

Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial.

Pengobatan Simtomatik

Obat-obat anti diare : Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara

cepat seperti antispamodik/spasmolitik atau opium (papaverin, ekstraktum

beladona, loperamid, kodein) justru akan memperburuk keadaan karena akan

menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus dan akan menyebabkan

terjadinya perlipatgandaan (over growth) bakteri, gangguan digesti dan

absorpsi.

Adsorbents : Obat-obat adsorbents seperti kaolin, pektin, charcoal (norit,

tabonal), bismuth subbikarbonat dan sebagainya, telah dibuktikan tidak ada

manfaatnya

Stimulan : Obat-obat stimulan seperti adrenalin, nikotonamide tidak akan

memerbaiki renjatan atau dehidrasi karena penyebab dehidrasi ini adalah

kehilangan cairan (syok hipovolemik) sehingga pengobatan yang paling tepat

adalah pemberian cairan secepatnya.

Antiemetik : Obat antiemetik seperti chlorpromazine (largactil) terbukti

selain mencegah muntah juga dapat mengurngi sekresi dan kehilangan cairan

12

Page 13: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

bersama tinja. Pemberian dalam dosis adekuat (sampai dengan

1mg/kgbb/hari) kiranya cukup bermanfaat.

Antipiretik : Obat antipiretik seperti preparat salisilat (asetosal, aspirin)

dalam dosis rendah (25 mg/tahun/kali) ternyata selain berguna untuk

menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau panas karena

infeksi penyerta, juga mengurangi sekresi cairan yang keluar bersama tinja.

I.6 Pencegahan

Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa cara pencegahan yang benar

dan efektif yang dapat dilakukan adalah : diare

1. Pemberian ASI.

2. Memperbaiki makanan sapihan.

3. Menggunakan air bersih yang cukup banyak

4. Mencuci tangan.

5. Menggunakan jamban keluarga.

6. Cara membuang tinja yang baik dan benar.

7. Pemberian imunisasi campak.

III. Kesehatan Lingkungan

A. Definisi

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan

yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

yang optimum pula 1.

13

Page 14: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

B. Hubungan Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan Perorangan dengan Mortality dan Morbidity

Pentingnya lingkungan sehat telah dibuktikan WHO dengan penyelidikan-

penyelidikan di seluruh dunia. WHO mendapatkan hasil bahwa angka kematian

(mortality), angka perbandingan orang sakit (morbidity) yang tinggi serta seringnya

terjadi epidemi terdapat di tempat-tempat yang hygieni dan sanitasi lingkungannya

buruk. Tempat-tempat tersebut ialah yang terdapat banyak lalat, nyamuk,

pembuangan kotoran, sampah, air limbah rumah tangga yang tidak teratur,

perumahan yang terlalu sesat, dan sosial ekonomi yang rendah. Ternyata pula bahwa

di tempat-tempat dimana hygieni dan sanitasi lingkungan diperbaiki, mortality dan

morbidity menurun dan wabah berkurang dengan sendirinya. ikm

Menurut menyelidikan WHO bahwa di negara-negara yang sedang

berkembang terdapat banyak penyakit kronis endemis, sering terjadi epidemi, masa

hidup yang pendek, angka kematian bayi dan anak yang tinggi, hal ini disebabkan

karena : ikm

Pengotoran persediaan air rumah tangga

Infeksi, karena kontak langsung ataupun tak langsung dengan faeces manusia.

Infeksi yang disebabkan oleh arthropoda, rodent, mollusca dan vektor-vektor

penyakit lainnya.

Pengotoran air susu dan makanan lainnya.

Perumahan yang terlalu sempit

Penyakit-penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia.

14

Page 15: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Mengingat hal-hal tersebut di atas, maka usaha dalam hygieni dan sanitasi

lingkungan di Indonesia terutama meliputi : ikm

Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas dan kuantitasnya.

Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air limbah.

Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah

tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang yang sehat

Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit sepeti : lalat, nyamuk, kutu-

kutu serta binatang reservoir penyakitnya.

Disamping itu juga dilakukan pengawasan terhadap : ikm

Bahaya pengotoran udara (air pollution)

Bahaya radiasi dari sisa-sisa zat radioaktif sesuai dengan perkembangan negara

C. Tujuan Umum

Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas

lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala

kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya

kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik 9.

D. Tujuan Khusus 9

a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat

mencapai derajat kesehatan yang optimal.

b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor lain

yang berkaitan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan

pelestarian lingkungan hidup.

15

Page 16: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

c. Terlaksananya peraturan perundang-undangan tentang penyehatan

lingkungan dan pemukiman yang berlaku.

d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam

peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.

e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,

kelompok masyarakat, tempat pembuatan/ penjualan makanan,

perusahaan dan tempat-tempat umum.

E. Kegiatan

Kegiatan kesehatan lingkungan antara lain : program/kegiatan penyediaan air

minum; pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas dan padat; mencegah

kebisingan; mencegah kecelakaan; mencegah penyakit bawaan air, udara, makanan

dan vektor; pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman dan

bahan berbahaya; pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan

seperti hotel, motel, tempat makan umum, pelabuhan; turut mencegah dan memberi

pertolongan pada bencana alam; dan pengelolaan lingkungan kerja.kesling

Kegiatan pokok unit kesehatan lingkungan Puskesmas Alalak Tengah tahun

2008 meliputi9:

1. Penyehatan air

Inspeksi sanitasi sarana air bersih umum

Pengawasan kualitas air

2. Hygiene sanitasi makanan dan minuman

Pengawasan tempat pengolahan makanan

Pengawasan kualitas air

16

Page 17: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

3. Hygiene sanitasi tempat-tempat umum

Pengawasan tempat-tempat umum

4. Pengawasan tempat pembuangan sampah dan limbah

Pengawasan tempat pembuangan sampah(TPS)/ tempat pembuangan akhir

(TPA)

Pengawasan limbah puskesmas/RS

5. Penyehatan lingkungan pemukiman

Inspeksi sanitasi jamban umum

Penyuluhan rumah sehat

6. Pengawasan tempat pengolahan pestisida

Inspeksi sanitasi tempat pengolahan pestisida

Pembinaan tempat pengolahan pestisida

7. Pengendalian vektor

Pengawasan tempat-tempat perindukan vektor di pemukiman penduduk

dan sekitarnya.

Pemberdayaan sarana/kelompok/pokja potensi dalam upaya pengawasan

tempat perindukan vektor penyakit di pemukiman penduduk dan

sekitarnya.

Desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi pemberantasan vektor

penyakit menular.

8. Klinik sanitasi

Konseling sanitasi

Kunjungan sanitasi desa

17

Page 18: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

F. Program-Program Kesehatan Lingkungan yang Terkait dengan Pemberantasan Penyakit Diare

1. Program Penyehatan Air 1,9,10

Upaya penyehatan air dimaksudkan untuk membantu penyediaan air bersih

yang memenuhi syarat kesehatan bagi seluruh penduduk baik yang di pedesaan

maupun di perkotaan disertai peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan

masyarakat dalam pengamanan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan.

Air diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci, membersihkan dan

keperluan lainnya. Untuk semua keperluan ini diperlukan air yang memenuhi syarat

kesehatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Syarat-syarat air minum yang sehat :

ikm

Syarat kuantitas

Jumlah air untuk keprluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada

setiap negara. Pada umumnya dapat dikatakan di negara-negara yang sudah

maju, jumlah pemakaian air per hari per kapita lebih besar dari pada di negara-

negara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan 100 liter/hari/kpita

dengan perincian :

Minum : 5 liter

Memasak : 5 liter

Membersihkan/mencuci : 15 liter

Mandi : 30 liter

Kakus (WC) : 45 liter

Syarat kualitas

18

Page 19: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Air rumah tangga harus memenuhi syarat : fisis, khemis, dan syarat

bakteriologis.

o Syarat fisis, yaitu :

Jernih

Tak berwarna

Tak berasa

Tak berbau

o Syarat kimiawi

Yaitu tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan

seperti zat-zat racun, dan tidak mengandung mineral-mineral serta zat-zat

organik lebih tinggi dari jumlah yang ditentukan. Misalnya zat-zat berikut

tidak boleh lebih dari : ikm

Zn : 0,05 mg/L

Pb : 0,05 mg/L

Cu : 0,05 mg/L

FE : 0,01 mg/L

Cl : 250,00 mg/L

Sulfat : 250,00 mg/L

Fluorida : 1,00 mg/L

Zat organik : 10,00 mg/L

pH antara 6-8

Kesadahan antara 5-10 derajat Jerman (1 derajat Jerman = 10 mg CaO/L)

o Syarat bakteriologis

19

Page 20: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

1. Tidak mengandung suatu bibit penyakit. Air tidak boleh mengandung

bibit penyakit. Penyakit-penyakit yang sering menular dengan perantaran

air adalah penyakit-penyakit yang tergolong dalam ”water born disease”

yaitu :

Cholera dan Paracholera Eltor

Typhus abdomninalis dan Paratypus A, B dan C

Dysenteria bacillaris dan dysenteria amoebica

Hepatitis infectiosa

Poliomyelitis anterior acuta

Penyakit-penyakit karena cacing

2. Tidak mengandung bakteri Eschericia coli.

3. Bakteri saprofit tidak lebih dari 100/ml air.

2. Program Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Program ini bertujuan untuk terwujudnya pengelolaan makanan, pengelolaan

makanan dan perilaku masyarakat pengelola makanan yang memenuhi persyaratan

kesehatan agar masyarakat terlindung dari penyakit bawaan makanan dan keracunan

makanan9. Untuk memelihara kesehatan masyarakat perlu sekali pengawasan

terhadap pembuatan dan penyediaan bahan makanan dan minuman agar tidak

membahayakan kesehatan masyarakat. Hal-hal yang dapat membahayakan itu antara

lain :

1. Zat-zat kimia yang bersifat racun

2. Bakteri-bakteri patogen dan bibit penyakit lainnya

20

Page 21: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

3. Parasit-parasit yang berasal dari hewan

4. Tumbuh-tumbuhan yang beracun

Untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit, maka diperlukan usaha agar

sanitasi makanan dan minuman tetapt terjaga, yaitu : ikm

1. Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat tentang pentingnya hygiene dan

sanitasi makanan/minuman.

2. Pengawasan terhadap hewan-hewan potong.

3. Susu sapi dan hasil-hasilnya

4. Pengawasan terhadap pembuatan bahan makanan dan minuman pada perusahaan

makanan dan minuman. Pengawasan terhadap :

Bahan baku yang digunakan pada perusahaan

Alat-alat perlengkapan yang digunakan

Cara kerja dalam pengolahan

Kesehatan dan kebersihan karyawannya

Cara penyimpanan dan pengirima bahan makanan dan minuman yang sudah

jadi.

Hygiene dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti ruangan-ruangan,

cara pembuangan sampah/sisa-sisa pengolahan.

Adanya sumber air bersih, kakus, tempat cuci tangan dalam perusahaan

untuk para karyawannya.

5. Pengawasan kebersihan pasardan tenpat pemotongan hewan

6. Pengawasan terhadap kebersihan restoran dan hotel.

3. Program Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah1,9,10

21

Page 22: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Program ini bertujuan :

1. Termotivasinya keluarga dan masyarakat untuk menyediakan, menggunakan

dan memelihara sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

2. Terlaksananya pemberian nasihat tentang pengurusan sampah yang memenuhi

syarat kesehatan bagi rumah tangga dan masyarakat.

3. Terlaksananya pengawasan pembinaan sarana pembuangan sampah yang

memenuhi syarat kesehatan, serta tata cara penanganan sampah sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

Pembuangan Sampah

Yang dimaksud dengan sampah adalah semua zat/benda yang sudah tidak

terpakai lagi baik berasal dari rumah, maupun sisa-sisa proses industri. Sampah ini

dibagi dalam :

a) Garbage : adalah sisa-sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang mudah

membusuk.

b) Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish

ini ada yang mudah terbakar, misalnya : kayu, kertas. Ada yang tidak

terbakar misalnya : kaleng, kawat.

Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu

pengaturan pembuangannya. Dalam pengelolaan sampah perlu diperhatikan :

1) Penyimpanan (storage)

Untuk tempat-tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik.

Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur,

22

Page 23: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

karena akan merupakan gudanga makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah

banyak tikusnya. Tempat sampah sebaiknya :

Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.

Harus ditutup rapat, ehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang

lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.

Ditempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah,

tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul

sampah mudah mencapainya.

2) Pengumpulan (collection)

Pengumpulan sampah dapat dilakukan :

a) Perorangan

Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing

untuk dibuang pada tempat tertentu

b) Pemerintah

Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan

menggunakan truk sampah atau gerobak sampah.

c) Swasta

Pihak swasta biasanya hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai

bahan baku pada perusahaannya, misalnya untuk pembuatan kertas, karton,

plastik.

3) Pembuangan (disposal)

Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :

23

Page 24: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

a) Land fill, sampah dibuang pada tanah yang lebih rendah. Pembuangan

sampah secara ini hanya baik unutk sampa-sampah jenis rubbish. Sedangkan

bila jenis garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan

sampah ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, dan tikus, juga

menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap.

b) Sanitary land fill, sampah dibuang pada tanah yang lebih rendah, kemudian

ditutup lagi dengan tanah paling sedikit 60 cm, untuk menvegah pengorekan

oleh anjing, tikus dan binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan.

c) Individual incineration

Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudian dibakar sendiri.

Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik, sebab bila tidak

asapnya akan mengotori udara, bila tak terbakar semprna sisanya berceceran

kemana-mana.

d) Incineration dengan incinerator khusus

Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah

dikumpulkan dari truk/gerobak sampah dibakar dalam incinerator khusus

(alat pembakar sampah). Cara pembuangan sampah ini baik sekali tapi

biayanya mahal.

e) Pulverisation

Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan

alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah digiling

ini, sampah menjadi tidak disukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-

tikus.

24

Page 25: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

f) Composting

Dari sampah ayng terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur

tanah pertanian.

g) Hogfeeding (sebagai makanan ternak)

Yang dapat dipergunakan ialah jenis garbage misalnya sisa sayuran, ampas

pembuatan tapioka, ampas pembuatan tahu. Diberikan kepada ternak sebagai

makanannya.

h) Recycling

Dengan cara ini dimaksudkan : untuk mengurangi jumlah sampah, maka

bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/digunakan diambil kembali.

Pembuangan air Limbah

Yang dimaksud dengan air limbah (sewage) adalah air eksreta manusia, air

kotor dari dapur, kamar mandi, WC, dari perusahaan-perusahaan termasuk pula air

kotor dari permukaan tanah dan air hujan. Sewage ini dibedakan :

Domestic sewage : sewage yang berasal dari rumah-rumah

Industrial sewage : sewage yang berasal dari sisa-sisa proses industri

Maksud pengaturan pembuangan air limbah adalah :

Untuk mencegah pengotoran sumber air rumah tangga

Untuk menjaga makanan kita misalnya sayuran yang dicuci dengan air permukaan

Perlindungan terhadap ikan yang hidup dalam kolam ataupun di kali

Menghindari pengotoran tanah permukaan

Perlindungan air untuk ternak

25

Page 26: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Menghilangkan tempat berkembang biaknya bibit penyakit (bakteri, cacing) dan

vektor penyebar penyakit (nyamuk, lalat).

Menghilangkan adanya bau-bauan dan pemandanganyang tidak sedap

Cara-cara pembuangan air limbah :

1. Dengan pengenceran (disposal by dilution)

Air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut agar mendapat pengenceran.

Cara ini hanya dapat dilaksanakan di tempa-tempat yang banyak air

permukaannya. Dengan cara ini maka air limbah akan mengalami purifikasi alami.

Karena kontaminasi air permukaan oleh bakteri patogen, larva dan telur cacing

serta bibit penyakit lainnya yang berasal dari faeces penderita, maka disyaratkan :

Sungai atau danau itu airnya tidak boleh digunakan untuk keperluan lain

Airnya harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit 30-40

kali.

Airnya harus cukup mengandung O2 artinya mengalir sehingga tidak bau

2. Cesspool

Cesspool menyerupai sumur tapi gunanya untuk pembuangan air limbah.

Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangannya mudah meresap ke dalam

tanah. Bagian atasnya ditembok agar tidak tembus air. Bila sudah penuh (+6

bulan) lumpurnya dihisap keluar atau sejk semula dibuat cesspool secara

berangkai, sehingga bila yang satu penuh, airnya akan mengalir ke cesspool

berikutnya. Jarak dengan sumur 45 meter dan minimal 6 meter dari fondasi

rumah.

3. Seepage pit (sumur resapan)

26

Page 27: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Seepage pit merupakan sumur tempat menerima air limbah yang telah

mengalami pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari aqua-privy atau septic

tank. Di dalam Seepage pit ini airnya hanya tinggal mengalami peresapan saja ke

tanah. Seepage pit dibuat pada tanah yang berpasir. Diameternya 1-2,5 meter,

dalamnya 2,5 meter. Lama pekaian 6-10 tahun.

4. Septic tank

Merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan WHO, tapi biayannya

mahal, tekniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas.

5. Sistem riool (sewerage)

Sistem rool merupakan cara pembuangan sewage di kota-kota dan selalu

harus termasuk dalam rencana pembangunan kota. Semua sewage baik dari rumah

maupun dri perusahaan dialirkan ke sistem riool. Sewage yang dibuang ini masih

memerlukan pengolahan. Proses pengolahan yang dilakuakn meliputi :

penyaringan, pengendapan, proses biologis, disaring dengan saringan pasir,

desinfeksi, dan pengenceran.

4. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Inspeksi sanitasi jamban umum

Penyuluhan rumah sehat

Pengawasan /inspeksi saniatsi jamban umum

Tujuan dari program ini adalah terciptanya perilaku sehat dan lingkungan

yang terlindung dari pencemaran kotoran manusia.

Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak

dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang

27

Page 28: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine) dan

CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia yang

dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, yang pada umumnya disebut

latrine (water closet, jamban atau kakus).

Pembuangan kotoran (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan

memudahkan terjdinya penyebaran water borne disease. Syarat pembuangan yang

memenuhi aturan kesehtan menurut Ehlers dan Steel adalah ;

a) Tidak boleh mengotori tanah permukaan

b) Tidak boleh mengotori air permukaan

c) Tidak boleh megotori air dalam tanah

d) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai lalat bertelur atau

perkembangbiakan vektor penyakit lainnya.

e) Kakus harus terlingdung dari penglihatan orang lain

f) Pembuatannya mudah dan murah

Bangunan kakus yang memenuhi syarat kesehatan terdiri atas (Gambar 1): ikm

1. Rumah kakus : agar pemakai terlindung

2. Lantai kakus : sebaiknya ditembok agar mudah dibersihkan

3. Slab (tempat kaki memijak waktu si pemakai jongkok)

4. Closet (lubang tempat faeces masuk)

5. Pit (sumur penampungan faeces-cubluk)

6. Bidang resapan

28

Page 29: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Gambar 1. Bangunan Kakus (Latrine=water closet)ikm

Macam-macam kakus : ikm

1. Pit-privy (Cubluk)

Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanaj dengan

diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 meter. Dindingnya diperkuat dengan

batu/bata, dapat ditembok ataupun tidak, agar tidak mudah ambruk. Lama

pemakaian 5-15 tahun.

Bila permukaan eksreta sedah mencapai + 50 cm dari permukaan

tanah, dianggap cubluk sudah penuh. Cubluk yang penuh ini ditimbun dengan

tanah. Tunggu 9-12 bulan, isinya digali kembali untuk digunakan sebagai pupuk,

sedangkan lubangnya dapat dipergunakan kembali. Sementara yang penuh

ditimbun, maka untuk defekasi dibuat cubluk yang baru. Kakus jenis ini hanya

baik dibuat di tempat-tempat di mana air tanah letaknya dalam.

29

Page 30: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Gambar 2. Pit-privy (Cubluk)ikm

2. Aqua-privy (Cubluk berair)

Terdiri atas bak yang kedap air, diii air di dalam tanah sebagai tempat

pembuangan ekskreta. Proses pembusukan sama seperti halnya pembusukkan

faeces dalam air kali. Untuk kakus ini agar berfungsi dengan baik, perlu

pemasukan air setiap hari, baik sedang digunakan atau tidak. Jenis kakus ini

hanya baik dibuat ditempat yang banyak air. Bila iarnya penuh, kelebihannya

dapat dialirkan ke sistem lain misalnya seepage pit (sumur resapan).ikm

30

Page 31: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Gambar 3. Aqua-privy (cubluk berair)ikm

3. Watersealed latrine (Angsa-trine)

Kakus ini bukan merukan tipe kakus tersendiri tapi hanya modifiaksi

closetnya saja. Pada kakus ini closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan

selalu terisi air. Fungsi air ini gunanya sebagai sumbat sehingga bau busuk dari

cubluk tidak tercium di ruangan rumah kakus. ikm

Bila dipakai, faecesnya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru

masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya (pit).

Keuntungan kakus ini : ikm

Baik untuk masyarakat kota karena memenuhi syarat aesthetis (keindahan).

Dapat ditempatkan di dalam rumah karena tidak bau sehingga pemakaiannya

lebih praktis

Aman untuk anak-anak

Gambar 4. Leher angsa (Angsa-trine) di atas lubang cublukikm

31

Page 32: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Gambar 5. Leher angsa (Angsa-trine) jauh dari lubang cublukikm

(Rumah kakus dapat ditempatkan di dalam rumah)

4. Bored hole latrine

Sama dengan cubluk, hanya ukurannya lebih kecil karena untuk

pemakaian yang tidak lama, misalnua untuk perkampungan sementara.

Kerugiannya : bial air permukaan banyak, mudah terjadi pengotoran tanah

permukaan (meluap)

5. Bucket latrine (pail closet)

Faeces ditampung dalam ember atau bejana lain dan kemudian dibuang di

tempat lain, misalnya untuk penderita yang tak dapat meninggalkan tempat tidur.

ikm

6. Trench latrine

Dibuat lubang dalam tanah sedalam 30-40 cm untuk tempat defekasi.

Tanah galiannya dipakai untuk menimbunnya.

7. Overhung latrine

32

Page 33: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

Kakus jenis ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan,

kali, rawa dan sebagainya. Kerugiannya : faeces mengotori air permukaan

sehingga bibit penyakit yang terdapat di dalamnya dapat tersebar ke mana-mana,

sehingga dapat menimbulkan wabah.

8. Chemical toilet (Chemical closet)

Faeces ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda sehingga

dihancurkan sekalian didefekasi. Biasanya digunakan dalam kendaraan umum

misalnya pesawat udara atau kereta api. Dapat pula digunakan di dalam rumah.

Sebagai pembersih tidak digunakan air, tetapi dengan kertas (toilet paper).ikm

Rumah Sehat

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan

hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan

yang tidak cukup dn terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit

dalam masyarakat. Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow : ikm

a) Harus memenuhi kebutuhan fisiologis

- Suhu ruangan 18-20oC

- Harus cukup mendapatkan penerangan

- Harus cukup mendapatka pertukaran udara (luas jendela keseluruhan + 15%

dari luas lantai)

- Harus cukup mempunyai isolasi suara

b) Harus memenuhi kebutuhan psikologis

- Harus memenuhi rasa keindahan

33

Page 34: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

- Terdapat jaminan kebebasan yang cukup

- Privacy tidak terganggu

- Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga dimana semua

anggota keluarga dapat berkumpul.

- Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruangan untuk

menerima tamu.

c) Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan

- Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan ahrus kuat sehingga tidak

mudah ambruk.

- Terdapat saranan pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam dan

tempat-tempat lain terutama anak-anak.

- Diusahakan agar tidak mudah terbakar.

- Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas

d) Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit

- Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya.

- Harus ada tempat pembuanga kotoran, sampah dan air limbah yang baik.

- Harus dapat encegah berkembangbiaknya vektor penyakit, seperti : nyamuk,

lalat, tikus.

- Harus cukup luas. Luas kamar tidur + 5 m2 per kapita per luas lantai.

5. Program Sektor Klinik Sanitasi 9,12

Klinik sanitasi adalah bagian integral kegiatan puskesmas yang merupakan

suatu wahana masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui

34

Page 35: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

upaya terintegrasi kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit dengan bimbingan,

penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas.

Tujuan klinik sanitasi adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

melalui upaya preventif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus

menerus.

Ruang lingkup kegiatan klinik sanitasi dalam pemberantasan penyakit diare

mencakup berbagai upaya meliputi antara lain :

1) Penyediaan dan penyehatan air bersih/ jamban dalam rangka pencegahan

penyakit diare/ kecacingan/ penyakit kulit.

2) Penyehatan rumah dan lingkungan.

3) Penyehatan makanan/ minuman dalam rangka pencegahan penyakit saluran

pencernaan/ keracunan makanan.

Kegiatan klinik sanitasi ada yang di dalam gedung dan ada yang di luar

gedung. Di dalam gedung meliputi : a) Konsultasi, informasi dan edukasi tentang

kesehatan lingkungan. b) Identifikasi masalah kesehatan lingkungan. c) Membahas

permasalahan, pemecahan masalah, evaluasi, dan perencanaan klinik sanitasi dalam

mini lokakarya Puskesmas. Di luar gedung meliputi : a) Kunjungan rumah/ lokasi

sebagai tindak lanjut kunjungan pasien/ klien. b) Pemantauan lingkungan. c)

Pembinaan peran serta masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan lingkungan.

d) Mengusulkan kegiatan pembangunan sarana sanitasi dasar yang diperlukan kepada

instansi terkait.

35

Page 36: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

BAB III

KESIMPULAN

Penyakit diare di Indonesia pada umumnya dan Banjarmasin pada

khususnya sampai sekarang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

angka kesakitannya masih tinggi. Manipulasi lingkungan dengan program

penyehatan air, penyehatan makanan dan minuman, pengawasan pembuangan

kotoran manusia, pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah dan klinik

sanitasi yang ditunjang dengan peningkatan kebersihan perorangan diharapkan dapat

menurunkan angka kesakitan penyakit diare.

36

Page 37: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo Soekidjo. Kesehatan Lingkungan. Dalam : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Jakarta, 2003

2. Mukti Sofyan. Peranan Kesehatan Lingkungan Dan Perorangan Dalam Menurunkan Angka Kesakitan Penyakit Diare. Dalam : Seminar Nasional Pemberantasan Diare di Yogyakarta 12-15 Agustus 1990. Jakarta : DepKes RI Ditjen PPM & PLP, 1992

3. Suraatmaja Sudaryat. Diare. Dalam : Gastroenterologi Anak. Jakarta : Sagung Seto, 2005

4. Depkes Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan. Berita Epidemiologi Kota Banjarmasin. Edisi II. Banjarmasin, 2002

5. Staf Pengajar IKA FKUI. Gastroenterologi. Dalam : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI, 1998

6. Ngastiyah. Perawatan Bayi Dan Anak Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Dalam : Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC, 1993

7. Anonim. Tatalaksana Penderita Diare. http://www. ppmplp.depkes

8. Depkes RI Ditjen PPM & PLP. Buku Pedoman Penatalaksanaan Penderita ISPA dan Diare Untuk Petugas Kesehatan. Jakarta, 1988

9. DepKes RI. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid 2. Jakarta, 1999

37

Page 38: Peran Kesling Dan Perorangan Utk Menurunkan Angka Kesakitan Diare

10. Ilmi Rosida, Faridah, Halil, Tahdi, Jumiati. Lingkungan Sehat. Dalam : Pedoman Hidup Sehat Bagi LKMD. Sub Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 1993/1994

11. Mukono. Higiene Sanitasi Makanan. Dalam : Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga University Press, 2000

12. Depkes RI Ditjen PPM & PLP. Klinik Sanitasi. Jakarta, 2000

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PPM dan PL. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1216/MENKES/SK/XI/ 2001. Tentang pedoman pemberantasan diare. Edisi ke 3. Jakarta, 2003.

2. Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare) akut. Dalam : Gastroenterologi anak praktis. Jakarta : Balai penertiban FKUI, 2003; 51-76.

3. Slamet JS. Kesehatan lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada university press, 2002.

4. Entjang I. Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1997.5. Tim pengelola UPGK tingkat pusat. Buku kader usaha perbaikan gizi keluarga.

Jakarta, 1999.6. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 1457/MENKES/SK/X/2003. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota. Jakarta, 2004.

7. Departemen Kesehatan RI. Buku pedoman P2ISPA, rencana kerja jangka menengah nasional, penanggulangan pneumonia balita tahun 2005-2009. Jakarta, 2005.

8. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Ligkungan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1479MENKES/SK/XI/2003. Tentang pedoman penyelanggaraan sistem surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular terpadu. Jakarta, 2004.

9. Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan. Pedoman hidup sehat. Edisi ke 3. New York : United Nations Children’s Fund, 2002.

38