peran keluarga dalam proses resosialisasi...

113
PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI TERHADAP ANAK BERHADAPAN HUKUM (Studi Kasus RH di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur) Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Noor Rachmawaty NIM : 1113054100036 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018  

Upload: vanduong

Post on 03-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI TERHADAP

ANAK BERHADAPAN HUKUM

(Studi Kasus RH di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur)

SkripsiDiajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Noor Rachmawaty

NIM : 1113054100036

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018

 

Page 2: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

 

Page 3: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

 

Page 4: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

 

Page 5: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

i

ABSTRAK

Noor Rachmawaty

Peran Keluarga Dalam Proses Resosialisasi Terhadap Anak Berhadapan

Hukum (Studi Kasus RH di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta

Timur)

Kata Kunci : Peran Keluarga, Anak Berhadapan Hukum.

Peran keluarga dalam kehidupan sosial sangat penting karena keluarga menjadi

elemen yang paling terdekat dalam diri seseorang seperti pembentukan karakter,

pemberiaan keterampilan dan ilmu pengetahuan, serta memberikan contoh dan

teladan yang baik, memberikan kasih sayang, mengontrol prilaku, sebagai tempat

berlindung yang aman, tempat pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional dan

pemberian motivasi. Proses resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (ABH) sangat

berperan penting sebagai kunci keberhasilan perlindungan anak dalam

mengembalikan kepercayaan dirinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif

dengan metode deskriptif dimana metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara

rinci, menarik, dan menemukan hal unik yang terjadi di lapangan. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran keluarga dalam proses

resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (ABH), untuk melihat ketahanan diri klien

ketika selesai di rehabilitasi sosial.Hasil penelitian ini memberikan penjelasan

mengenai peran keluarga dalam proses resosialisasi Anak Berhadapan Hukum

(ABH). Kedua orangtua “RH” pun saat ini lebih memberikan motivasi dan menjaga

agar “RH” mau melanjutkan kehidupannya dan tidak kembali lagi ke lingkungan

pergaulannya yang telah menjerumuskannya. Dan “RH” memiliki keinginan untuk

berubah serta ia juga menyesal telah mengecewakan kedua orangtuanya karena kasus

yang dialaminya.

 

Page 6: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim..

Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan juga nikmat yang begitu banyak sehingga dengan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pe

ran Keluarga Dalam Proses Resosialisasi Terhadap Anak Berhadapan Hukum

(Studi Kasus “RH” di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur)”

shalawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW dan

seluruh keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, M.A, Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D Selaku Wakil

Dekan I Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, M.Ag Selaku Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, Serta Dr. H. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan. Semoga selalu diberikan kesehatan

dan Allah melipat- gandakan segala kebaikan yang telah mereka lakukan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M. Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA selaku

sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial. terimakasih atas nasihat

dan bimbingannya.

3. Kepada dosen pembimbing saya Ibu Nurkhayati Nurbus, M.Si yang

senantiasa bersabar dan teliti selama membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial, serta seluruh Dosen

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih saya

kepada Bapak dan Ibu.

5. Kepada Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur saya

mengucapkan terimakasih telah menerima penulis dengan tangan terbuka

dan kesempatannya untuk penulis belajar mengenai hal-hal baru.

 

Page 7: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

iii

6. Kepada Maria Josefin Barus selaku supervisi dan pekerja sosial yang

menangani klien penulis selama penulis mengerjakan skripsi.

Terimakasih atas kesabaran, ketelitiaan, bimbingan dan banyak

membantu dalam proses penelitian.

7. Terimakasih kepada keluarga kecil penulis, Mama Rita Kartika S.E dan

Aa Gaeriansyah Wicaksana Idat S.T yang tiada henti memberikan

semangat berupa moril dan materi dan juga kesabaran dalam menampung

keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Terimakasih kepada Alvian Fikri Delingga yang menjadi penyemangat

penulis untuk melawan rasa malas dan selalu memberikan motivasi

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

9. Kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial dan keluarga

besar mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tidak bisa dipungkiri bahwa penulis lahir disini, dan akan berkembang di

sini. Dedikasikan jiwa ragamu,

Bersama Kita Maju!

10. Kepada teman sehimpun secita HMI Cabang Ciputat khususnya kepada

Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Teruslah merasa hijau dan kau akan tetap tumbuh, yakinkan

dengan iman, usahakan dengan ilmu, sampaikan dengan amal. Yakin

Usaha Sampai.

11. Terimakasih kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial dan FIDKOM

angkatan 2013. Yang selalu memberikan canda, tawa, dan senyum kepada

penulis.

12. Kepada THE RUSAXX, Anindia Prestiawani Rizki S.Sos, Nur Yaumil

Fithroh, Aisyah Perwitasari S.Sos, Elita Noveliyanti S.Sos, Rahmah

Adhawiyah S.Sos, Julia Rahmania dan Deshinta Ria Liany S.Sos.

terimakasih sudah mengajari arti kedewasaan selama di kampus, penulis

yakin dan percaya bahwa tanpa bantuan dan dukungan selama ini, maka

skripsi ini tidak akan sampai pada titik yang sangat membahagiakan ini.

 

Page 8: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

iv

13. Kepada ANAK SURGA, Ladies MTSN3 2010, Laquers Schiebe,

KOHATI KOMFAKDA Periode 2017, KPU UIN JAKARTA Periode

2016, PokokNya Kessos, Para Pembajak Sawah dan Balatentara Kessos.

Selalu memberikan semangat, canda dan tawa kepada penulis.

14. Terimakasih kepada Surya Wijaya S.E yang telah memberikan semangat

dan arahan ketika penulis sedang jenuh.

15. Terimakasih kepada Dua Minion, Dhiya Ulfah dan Gina Fitriani yang

senantiasa memberikan gosip sehingga membuat semangat baru di saat

penulis sedang dilanda kemalasan.

16. Kepada Agung Prasetyo Nugroho, teman seperbimbingan, sepersenior

kessos-an yang selalu sabar tiada henti juga senantiasa menemani dan

memberikan semangat kepada penulis disaat sedang bosan, lelah, malas

dan down.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna baik secara materi maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis

masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 03 April 2018

Noor Rachmawaty

 

Page 9: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 8

E. Metode Penelitian 9

F. Tinjauan Pustaka 14

G. Sistematika Penulisan 15

BAB II LANDASAN TEORI 17

A. Peran 17

1. Pengertian Peran 17

2. Peran Keluarga 18

3. Pengertian Keluarga 19

4. Tugas dan Fungsi Keluarga 22

B. Resosialisasi 23

1. Pengertian Resosialisasi 23

2. Tujuan Resosialisasi 24

C. Anak Berhadapan Hukum 25

1. Pengertian Anak Berhadapan Hukum 25

2. Penyebab Anak Berhadapan Hukum 27

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA 32

A. Sejarah 32

 

Page 10: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

vi

B. Visi dan Misi 34

C. Maksud dan Tujuan 34

D. Tugas Pokok dan Fungsi 35

E. Sasaran dan Garapan 36

F. Struktur Organisasi 39

G. Alur Pelayanan Rehabilitasi Anak Berhadapan

Hukum 40

H. Sumber Daya Manusia 42

I. Sarana dan Prasarana Penerima Manfaat (PM)

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur 44

J. Penyaluran Anak Berhadapan Hukum 46

K.Gambaran Umum Keluarga “RH” 46

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN 48

A. Profil Informan 48

1. Informan Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial 48

2. Informan Pekerja Sosial 49

3. Informan Ayah dan Ibu “RH” 49

4. Informan Klien 50

B. Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 54

C. Peran Keluarga dalam Proses Resosialisasi

Terhadap Anak Berhadapan Hukum 59

BAB V PENUTUP 66

A. Kesimpulan 66

1. Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66

2. Peran Keluarga 67

B. Saran 69

1. Akademis 69

2. Praktis 69

3. Penelitian Selanjutnya 70

 

Page 11: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

vii

DAFTAR PUSTAKA 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 12: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dalam proses

kehidupan seseorang, seperti ayah, ibu, adik dan kakak yang tinggal dalam

satu rumah. Melalui lingkungan keluarga, seseorang akan mulai mengenal

pola pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Peran keluarga dalam kehidupan

sosial sangat penting karena keluarga menjadi elemen yang paling terdekat

dalam diri seseorang seperti pembentukan karakter, pemberiaan keterampilan

dan ilmu pengetahuan, serta memberikan contoh dan teladan yang baik,

memberikan kasih sayang, mengontrol prilaku, sebagai tempat berlindung

yang aman, tempat pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional dan pemberian

motivasi.

Di keluarga, anak berinteraksi dengan ayah, ibu dan anggota keluarga

lain, dimana anak memperoleh pendidikan informal berupa kebiasaan seperti

tentang cara makan, bertutur kata, bangun pagi, tata cara berpuasa, shalat

subuh dan lain lain. Pendidikan informal dalam keluarga sangat membantu

anak dalam proses pembentukan kepribadiannya.1

Di Indonesia masalah kenakalan remaja telah mencapai tingkat yang

cukup meresahkan bagi masyarakat. Kondisi ini memberi dorongan kuat

kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab mengenai masalah ini, seperti

kelompok edukatif di lingkungan sekolah, kelompok hakim dan jaksa

dibidang penyuluhan dan penegakan kehidupan kelompok.Kenakalan remaja

1Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, Individu, Mayarakat dan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 105

 

Page 13: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

2

dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan kedalam perilaku

menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi

karena terdapat penyimpangan perilaku dari beberapa aturan-aturan sosial

ataupun dari nilai norma sosial yang berlaku.2 Masalah kenakalan anak sering

menimbulkan kecemasan sosial karena aksesnya dapat menimbulkan gap

generation sebab anak-anak yang diharapkan sebagai kader-kader penerus

bangsa banyak tergelincir dalam lumpur kehinaan, bagaikan kuncup bunga

yang berguguran sebelum mekar menyerbakkan wangi.3

Perbedaan antara masalah sosial dengan masalah lainnya yaitu masalah

sosial selalu berkaitan dengan nilai-nilai moral pranata-pranata sosial serta ada

keterkaitan dengan hubungan-hubungan manusia itu terwujud.4 Gejala sosial

yang merugikan satu sama lain dimana korban dan pelaku termasuk

masyarakat juga dan gejala sosial ini berada di tengah-tengah masyarakat.5

Tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak merupakan perilaku yang

senantiasa berdampak jangka panjang. Di pihak lain, faktor lingkungan,

seperti kemajuan teknologi informasi dan globalisasi yang berkembang pesat

sangat mempengaruhi nilai dan norma yang berlaku dalam individu, keluarga,

dan masyarakat. Perilaku yang tidak melalui jalur yang berlaku berarti telah

menyimpang. Adanya perilaku menyimpang merupakan kegagalan mematuhi

aturan kelompok di masyarakat dan itu menjadi tolak ukur bagi seseorang

2 Suwarniyati Sartono, Pengurangan Sikap Masyarakat terhadap Kenakalan Remaja di DKIJakarta, (Jakarta: Persada, 1985), h.73 Muhammad Rifa’i, Sosiologi Pendidikan, Struktur Dan Interaksi Sosial di Dalam InstitusiPendidikan, (Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA, 2016), h.2104 M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar Teori & Konsep Ilmu Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama,2006), h.6.5 Djoko Prakoso, Peranan Psikologi dalam Pemeriksaan Tersangka Pada Tahap Penyidikan,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h 137.

 

Page 14: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

3

dalam melakukan pranata sosialnya di masyarakat yang dinamakan

penyimpangan perilaku murni.6 Anak juga merupakan generasi penerus

bangsa yang sudah seharusnya diberikan perlindungan penuh oleh negara, hal

tersebut dikarenakan anak merupakan cikal-bakal atau calon-calon pemimpin

masa depan bangsa dan sudah sewajarnya diberikan pendidikan yang baik dan

cukup untuk bekal kehidupannya kelak.

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak, dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa Anak yang

Berhadapan dengan Hukum (ABH) adalah anak yang berkonflik dengan

hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi

tindak pidana.

Kenakalan remaja tidak lagi menjadi masalah sosial yang sederhana

namun sudah meluas bahkan menjadi mengkhawatirkan, seperti :

penyimpangan perilaku pada anak seperti tindak kekerasan, pencurian,

pelecehan seksual, tawuran dan lain-lain yang menyebabkan anak berhadapan

dengan hukum. Dari 103 kasus yang berhasil dikumpulkan di harian Jawa Pos

39,8% diantaranya, menyebutkan bahwa awal mula terjadinya kekerasan

adalah di lingkungan keluarga. Ini berarti bahaya yang mengancam anak-anak

bukan dari orang lain atau penjahat professional lainnya namun dari

keluarganya sendiri. Mereka dalam keadaan yang sangat bingung, goncang,

dan tidak pasti itu dikuasai oleh emosi, karena kemantapan belum ada dan

suasana diluar pun sering pula menyebabkan mereka semakin tidak mampu

menyesesuaikan diri sehingga kegelisahan yang tidak terselesaikan itu

6 Soetomo, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

 

Page 15: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

4

dikeluarkan melalui bentuk perilaku yang mungkin bisa membahayakan orang

lain seperti merampok, menganiaya, memperkosa, menghisap ganja dan

sebagainya yang menyebabkan dirinya dan orang lain rugi. Ada beberapa

lokasi yang menjadi tempat rawan bagi anak-anak dalam melakukan tindakan

melanggar norma-norma hukum yaitu di jalanan, di sektor perekonomian, di

sekolah, dan di lembaga keagamaan.7

Di Indonesia mengenai Anak Berhadapan Hukum (ABH) menyatakan

bahwa sifat anak dan keadaan psikologisnya ada beberapa hal tertentu yang

membutuhkan perlakuan khusus. Perilaku remaja sangat rentan terhadap

pengaruh lingkungan sekitar, karena remaja mempunyai keinginan kuat

untuk berinteraksi sosial dalam upaya mendapatkan kepercayaan diri

dilingkungannya, sedangkan ia juga mulai memikirkan kehidupan dirinya

sendiri terlepas dari pengawasan dari sekolah dan kedua orangtua. Oleh

karena itu, remaja sangat rentan melakukan kenakalan. Terutama tindakan-

tindakan yang hakikatnya dapat merugikan perkembangan mental maupun

jasmani anak.

7 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), h 67

 

Page 16: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

5

Grafik 1.1 Data kasus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) tahun 2011-2016

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, kekerasan

pada anak selalu meningkat setiap tahun seperti pada grafik 1.1. Hasil

pemantauan KPAI dari 2011 sampai 2016, terjadi peningkatan yang signifikan

yaitu pada tahun 2011 terjadi 695 kasus, tahun 2012 terjadi 1.413 kasus, tahun

2013 terjadi 1.428 kasus, tahun 2014 terjadi 2.208 kasus, tahun 2015 terjadi

1.221 kasus, dan tahun 2016 terjadi 1.002 kasus. Total keselurahan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) 2011 sampai 2016 sejumlah 7.967 kasus, ini

sangat tinggi sekali angka kriminalitas yang terjadi khususnya diranah anak8.

Seperti pada contoh kasus “RH” yang penulis angkat sebagai objek

dalam penelitian ini,

“Pada sabtu sore “RH” sedang nongkrong dengan temannya sekitar

pukul 17:00, “RH” disamper atau di datangi temannya (“GN”) teman itu

menanyakan kepada “RH” bahwa “ada teman mu yang menjual sabu tidak?”,

8http://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/30/1260/data-pengaduan-komisi-perlindungan-anak, Di Akses pada (15 Maret 2017), Pukul 11.30 WIB.

0

500

1000

1500

2000

2500

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Data Kasus ABH 

Page 17: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

6

kemudian “GN” minta diantarkan ke rumah AM (penjual sabu) di daerah

rorotan Jakarta utara. Sesampainya di tempat “AM” (penjual sabu) “RH” dan

“GN” menunggu sabu tersebut. Setelah di dapat sabu itu kemudian “RH” di

ajak untuk mengantar barang tersebut ke sebuah POM bensin di dekat warung

nangka pulogebang jakarta timur sekitar pukul 21:00. “RH” ingin di kasih

uang untuk bermain warnet, maka dari itu “RH” ikut untuk mengantar kan

barang tersebut. Sesampainya di pom bensin, “RH” ditangkap oleh pihak

kepolisian polres Jakarta Timur. Kemudian “RH” di BAP di polres Jakarta

Timur lalu di tahan di kantor polres ke esokan harinya “RH” di bawa oleh

pihak penyidik ke Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

sekitar pukul 13:00 wib.”9

Peran keluarga dalam proses resosialisasi Anak Berhadapan Hukum

(ABH) sangat berperan penting sebagai kunci keberhasilan perlindungan anak

dalam mengembalikan kepercayaan diri nya menjalani kehidupan sehari-hari.

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak, dalam Pasal 1 Ayat 14 dan Ayat 22 disebutkan bahwa

Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik dilembaga

pemerintah maupun swasta, yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan

sosial serta kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan, dan pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk

melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial anak dan

Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat

9 Case record diperoleh dari Bapak Zaenal selaku pekerja sosial yang menangani “RH”, padatanggal 2 November 2017.

 

Page 18: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

7

LPKS adalah lembaga atau tempat pelayanan sosial yang melaksanakan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi Anak.10

Berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia khususnya untuk

Anak Berhadapan Hukum (ABH), peran keluarga sangat penting guna untuk

mempertahankan fungsi sosial dan ketahanan diri anak menjadi yang lebih

baik dan ini salah satu bentuk tanggung jawab keluarga, Penulis melihat

peran keluarga dalam proses pendampingan Anak Berhadapan Hukum (ABH)

sangat berpengaruh dalam upaya pemulihan biopsikososialnya.

Oleh karena itu, bertambahnya peningkatan kasus Anak Berhadapan

Hukum (ABH) yang setiap tahunnya menghalami peningkatan, Penulis

tertarik untuk mengkaji penelitian dengan judul “Peran Keluarga Dalam

Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (Studi Kasus “RH” di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur).

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah.

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang akan

dibahas dengan tujuan agar tidak terjadinya perluasan materi yang akan

dibahas. Mengingat keterbatasan penulis dalam ilmu pengetahuan, waktu

dan tenaga maka, peneliti membatasi permasalah yang akan dikaji dalam

penelitian adalah Peran Keluarga dalam Proses Resosialisasi Anak

Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur.

10 Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan PidanaAnak.

 

Page 19: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

8

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan yang sudah dikaji diatas, peneliti dapat

merumuskan pertanyaan dalam penelitian yaitu:

Bagaimana peran keluarga dalam proses resosisalisasi Anak Berhadapan

Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

C. Tujuan Penelitian.

Untuk mendeskripsikan peran keluarga dalam proses resosialisasi

Anak Berhadapan Hukum (ABH).

D. Manfaat Peneliti.

1. Manfaat Akademis

a. Memberikan informasi bagaimana peran keluarga dalam

menangani Anak Berhadapan Hukum (ABH) terutama di bidang

ilmu kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh lembaga

kesejahteraan sosial baik lembaga pemerintahan maupun non

pemerintahan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah bahan pustaka untuk pengembangan khususnya

pemfokusan mata kuliah di bidang Pekerja Sosial Koreksional

Program Studi Kesejahteraan Sosial.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini berharap dapat menjadi masukan penguatan

keluarga akan pentingnya peran orangtua bagi anak dalam

memberikan pendampingan.

 

Page 20: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

9

b. Membantu lembaga sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan tahapan resosialisasi dalam menangani Anak

Berhadapan Hukum (ABH).

E. Metode Penelitian.

1. Pendekatan Penelitian

Untuk mendapat hasil penelitian yang akurat penelitian ini penulis

menggunakan metode kualitatif. Penulis menggunakan ini karena metode

kualitatif bersifat luwes, tidak terlalu rinci, dan memberikan kemungkinan

perubahan fakta-fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik ketika

analisis di lapangan, dan juga tidak mendefinisikan suatu konsep.11

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang

tepat. Penelitian deskriptif pun mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat serta cara yang berlaku dalam masyarakat secara tertentu

termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan

dan proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.12

Penulis memilih menggunakan pendekatan kualitatif dalam

melakukan penelitian dikarenakan agar mendapatkan hasil data yang

akurat dengan digambarkan dan jelas sesuai dengan kondisi yang terjadi di

lapangan.

11 Burhan Bugin, Analisis Data Dan Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2003)12 M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia. 1998), h.63.

 

Page 21: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

10

2. Sumber Data

Penulis mengacu pada observasi yang dilakukan di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Penulis mengamati kegiatan

peran keluarga yang berlangsung, buku-buku, website serta jurnal sebagai

referensi daftar pustaka yang menunjang penulis dalam penelitiaan skripsi.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu

utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga,penciuman,mulut,

dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata

serta dibantu dengan panca indra lainnya.13

Penulis mengacu pada observasi yang dilakukan di lingkungan

keluarga penerima manfaat Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur. Buku-buku dan website juga membantu penulis dalam

mendapatkan tambahan inspirasi dalam mengkaji skripsi ini.

a. Wawancara

Wawancara adalah berupa percakapan tanya jawab dengan

bertatap muka langsung dari hasil pertanyaan yang di ajukan oleh

penulis secara lisan kepada informan guna mendapatkan data yang

13 Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik,dan Ilmu SosialLainnya,(Jakarta:Kencana,2011),Edisi kedua,Cetakan ke-5,h.118.

 

Page 22: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

11

konkrit.14 Dalam wawancara yang dilakukan penulis secara

mendalam ini guna untuk menjalin keakraban antara penulis

dengan informan agar lebih mudah mendapatkan data yang di

perlukan oleh penulis. Dalam hal wawancara ini penulis

mengajukan pertanyaan kepada pihak panti, yaitu kepala bagian

rehabilitasi sosial serta pekerja sosial, penerima manfaat “RH”,

“HS” selaku ayah “RH” serta “YH” selaku ibu dari “RH”.

b. Studi Dokumentasi

Mencari data-data tertulis, baik berupa buku, jurnal,

ataupun buku yang menunjang penulis mendapatkan referensi.

Teknik ini di gunakan dengan cara mengkategorisasikan kemudian

mempelajari bahan-bahan yang tertulis lalu mengambil data dan

informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain.15 Dalam melakukan analisis

penelitian data dimana penulis mendapatkan data melalui observasi

dan wawancara mengenai penelitian peran keluarga dalam proses

resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (ABH) di Panti Sosial Marsudi

14 Lexi. J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), cetke-10, h.315 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2013),cet ke-19, h.244

 

Page 23: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

12

Putra Handayani Jakarta Timur. Dan deskripsi hasil penelitian ini

dalam bentuk uraian menggunakan metode deskriptif

5. Tempat Dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani yang beralamat Jalan PPA Bambu Apus, Cipayung Jakarta

Timur. 13890.

b. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada tanggal 01 Agustus 2017

sampai dengan 01 November 2017.

6. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan dalam memilih informan dalam penelitian

ini menggunakan purposive sampling dimana sampling ini bertujuan untuk

mengambil subjek bukan berdasarkan strata, random, dan daerah tetapi

berdasarkan atas tujuan tertentu dengan segala pertimbangan-

pertimbangan tertentu dari peneliti.16

16 Heribertus B. Sutopo, Metodologi Peneltian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk Ilmu-ilmuSosial dan Budaya, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h.96

 

Page 24: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

13

Daftar Tabel 1.1

Kerangka Informan

Informasi yang di cari Informan Jumlah

Pelaksanaan Identifikasidan proses assessmentterhadap calon klien.

Kepala Bagian Rehabilitasi SosialPSMP Handayani Jakarta Timur

1

Aktivitas Pekerja SosialDalam PendampinganPenerima Manfaat (PM)

Ibu Maria 1

Kondisi penerima manfaatpada saat berlangsung nyapendampingan.

“RH”(Hasil Rekomendasi dari

Koordinator Pekerja Sosial)

1

Bagaimana peran keluargadalam pendampinganproses resosialisasi

Orang tua Penerima Manfaat 2

TOTAL INFORMAN 5

Dalam penelitian ini penulis mengambil 5 informan yaitu 1 Kepala Bagian

Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur sebagai

penanggung jawab inti kebijakan program rehabilitasi sosial dan penentu

pengambilan keputusan dalam setiap program rehabilitasi, 1 orang Pekerja Sosial

sebagai pendamping penerima manfaat dalam seluruh proses resosialisasi saat

berada di lembaga dan 1 orang penerima manfaat sebagai korban yang terjerat

kasus hukum baik pelaku maupun korban hingga menyebabkan psikososial nya

terguncang dan penulis mengambil sumber informan 2 orang keluarga penerima

manfaat sebagai sumber informasi bagaimana peran keluarga dalam proses

resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (ABH) setelah dikembalikan ke keluarga.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

 

Page 25: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

14

F. Tinjauan Pustaka.

Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut, penulis mengadakan

suatu kajian kepustakaan agar memudahkan penulis dalam meneliti dan

menghindari adanya kesamaan judul. Penulis menemukan beberapa literatur

terkait pada persoalan pada skripsi yang berjudul :

Nama : Sonia Pratiwi Mubaraq

Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta/

Program Studi Kesejahteraan Sosial Tahun 2015.

Judul Skripsi : Peran Pekerja Sosial dalam Proses Resosialisasi Anak Yang

Berhadapan Hukum (Studi Kasus Penerima Manfaat Di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur).

Isi Skripsi : Dalam Skripsi Sonia Pratiwi Mubaraq membahas tentang

peran pekerja sosial dalam proses pra resosialisasi nya

walaupun didalam skripsi ini sama-sama membahas tentang

resosialisasi, ada perbedaan tentang fokus yang dikaji oleh

penulis. Perbedaannya terletak disubjek yakni, penulis

mengkaji bagaimana proses peran keluarga dalam proses

resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Nama : Arifin Puguh Waskitho

Universitas : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta /

Program Studi Keperawatan Tahun 2015.

Judul Skripsi : Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien

Perilaku Kekerasan di Panti Rehabilitasi Mental Wisma

 

Page 26: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

15

Budi Makarti Boyolali.

Isi Skripsi : Dalam skripsi Arifin Puguh Waskitho membagas tentang

peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien

perilaku kekerasan. Walaupun skripsi ini sama-sama

membahas tentang peran keluarga, namun yang

membedakan terletak pada objek, yakni penulis mengkaji

bagaimana proses resosialisasi saat anak sudah selesai

menjalani rehabilitasi di panti.

G. Sistematika Penulisan.

Dalam sistematika penulisan ini penulis mengunakan Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan

CeQda (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan

skripsi ini.

BAB I :Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori, meliputi: Pengertian Peran Keluarga, Tugas dan

Fungsi Keluarga, Pengertian dan Tujuan Resosialisasi,

Pengertian Anak Berhadapan Hukum (ABH) dan Penyebab

Anak Berhadapan Hukum (ABH).

BAB III : Gambaran Umum Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta

Timur. Meliputi: Sejarah, Visi Dan Misi, Maksud dan Tujuan,

 

Page 27: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

16

Tugas Pokok dan Fungsi, Sasaran dan Garapan, Struktur

Organisasi, Alur Pelayanan Rehabilitasi Anak Berhadapan

Hukum (ABH), Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana

Penerima Manfaat (PM) Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur, Penyaluran Anak Berhadapan Hukum (ABH).

BAB IV : Hasil Temuan Analisa Peneliti, meliputi: hasil wawancara

tentang bagaimana peran keluarga dalam proses resosialisasi

Anak Berhadapan Hukum (ABH) dan hasil wawancara proses

pendampingan hukum Anak Berhadapan Hukum (ABH) di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

BAB V : Penutup, meliputi: Kesimpulan, dan Saran.

 

Page 28: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran

1. Pengertian Peran

Menurut (Gross, Mason dan A.W.MC, 1995) sebagaimana

yang dikutip oleh David Barry mendefinisikan peran adalah perangkat

harapan-harapan yang dikenakan individu yang menempati kedudukan

sosial tertentu.17 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi dalam masyarakat dan juga dapat dikatakan sebagai

perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.18

Seseorang dapat dikatakan berperan atau memiliki peran

karena seseorang tersebut mempunyai status didalam masyarakat,

keluarga dan sebagainya, walaupun kedudukan ini berbeda-beda antara

satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing-masing diri memiliki

peran yang sesuai dengan statusnya. Tentunya peran tersebut tidak

dapat dipisahkan dengan status (kedudukan), walaupun keduanya

berbeda, akan tetapi saling berhubungan antara satu sama lainnya.

Berdasarkan pengertian peranan di atas, dapat disimpulkan

bahwa peranan adalah perilaku individu sebagai kewajiban yang harus

dilaksanakan karena status dan kedudukannya dalam wadah organisasi

17 N. Gross W.S. Mason and A.W. Mc Eachern, Exploritations Role Analysis, dalam David Berry,Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke 3, h. 9918 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1999, h. 268

 

Page 29: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

18

masyarakat. Peranan yang dimaksud dalam hal ini menekankan pada

unsur kewajiban dan tanggung-jawab.

2. Peran Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut

(Nasrul Effendy, 1998) hal 34 adalah sebagai berikut :19

a. Peran ayah adalah sebagai suami dari istri dan anak-anak

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi

rasa aman dan sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

b. Peran ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai

pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya.

c. Peran anak yaitu Anak – anak melaksanakan peranan

psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,

mental, sosial dan spiritual.

19 Nasrul Effendy, Dasar-dasar kesehatan masyarakat, (Jakarta: Kedokteran EGC, 1998).h. 34

 

Page 30: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

19

d. Keluarga berperan penting untuk tumbuh kembangnya seorang

anak baik secara rohani maupun fisik. Berikut penjelasan

pengertian keluarga, tugas dan fungsi nya :

3. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah

atau perkawinan yang menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi

instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi

para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.20 Keluarga

merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya

terbagi atas dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan

keluarga yang terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak

nuclear family dan keluarga luas extended family.21

Keluarga yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak akan

menjadi keluarga yang baik, serasi dan nyaman didalam keluarga

tersebut terdapat hubungan timbal balik yang seimbang antara semua

pihak. Hal tersebut digambarkan dibagan berikut ini :

Dari bagan di atas dapat dijelaskan dalam sebuah keluarga, pola

hubungan tranaktif (tiga arah) antara ibu, ayah dan anak sangat

20 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 621 William J.Goode, Sosiologi Keluarga. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 11.

Ibu

Anak Ayah

 

Page 31: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

20

diperlukan. Oleh karena itu, suasana hidup dalam keluarga sangat

berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak pada fase

kehidupan selanjutnya.

Peran orang tua dalam mendidik anak sangat besar pengaruhnya

dalam proses perkembangan anak meskipun, perlu didukung oleh

lembaga-lembaga sosial seperti sekolah dan juga lingkungan. Begitu

juga sikap suami terhadap istri dan sebaliknya, sangat berpengaruh

dalam pendidikan di keluarga, karena hal ini akan dapat

mempengaruhi karakteristik atau perilaku anak. Keberhasilan seorang

anak, sangat ditentukan oleh keluarga, karena di situlah anak pertama

mendapat pendidikan.22

Menurut (Wirawan, 1992) konflik dalam keluarga akan tetap ada

karena manusia tidak akan pernah lepas dari masalah, antara lain:23

a. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam

menanggulangi masalah dalam usahanya untuk menghadapi masa

transisi dan krisis, banyak keluarga kesulitan menanggulangi

masalah karena kurangnya pengetahuan, kemampuan dan

fleksibilitas untuk berubah. Hal ini disebabkan karena masing-

masing mengalami kesulitan beradaptasi yang menghalangi

penyesuaian kembali dengan situasi yang baru.

22 Darosy Endah Hyoscyamina, Jurnal Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter Anak,(Universitas Diponogoro, 2011).23 Darosy Endah Hyoscyamina, Jurnal Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter Anak,(Universitas Diponogoro, 2011).

 

Page 32: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

21

b. Kurangnya komitmen terhadap keluarga menjadi sangat sulit untuk

membangun kebersamaan keluarga dan menangani masalah jika

satu atau lebih dari anggota keluarga tidak mempunyai keinginan

atau waktu untuk terlibat dalam menyelesaikan masalah keluarga.

c. Peran yang kurang jelas dan kaku dari anggota keluarga setiap

keluarga menetapkan peran masing-masing anggotanya dan harus

fleksibel jangan kaku.

d. Kurangnya kestabilan menghadapi lingkungan masalah-masalah

yang terjadi dalam keluarga kerap kali berasal dari luar rumah,

adanya campur tangan dari keluarga besar dan orang-orang lain

yang dapat mengganggu kestabilan keluarga.

e. Tidak lancarnya komunikasi dalam keluarga sehingga

permasalahan yang muncul tidak dapat dibicarakan dan dicari jalan

keluar terbaik.

Dalam bukunya Social Structure, (Murdock, 1965) menguraikan

bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki

karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi dan

terjadinya proses reproduksi.24

24 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 3

 

Page 33: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

22

Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat

dibedakan menjadi dua yaitu : 25

a. Keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya hanya

terdapat tiga posisi sosial yaitu ayah, ibu dan anak. Struktur

keluarga tersebut menjadikan keluarga inti sebagai orientasi

yang baik bagi anak dan orangtua menjadi prokreasi karena

keluarga inti terbentuk setelah sepasang laki-laki dan

perempuan menikah dan memiliki anak.

b. Keluarga batih adalah keluarga yang didalamnya

menyertakan posisi lain selain ketiga posisi diatas dan

terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah.

Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia

mengalami proses sosialisasi awal, yaitu suatu proses

dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah

dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

4. Tugas dan Fungsi Keluarga

Menurut (Berns, 2004) keluarga memiliki 5 (lima) fungsi dasar,

yaitu :26

a. Reproduksi yaitu kelurga memiliki tugas untuk

mempertahankan populasi yang ada didalam masyarakat.

25 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 926 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 22

 

Page 34: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

23

b. Sosialisasi yaitu keluarga menjadi sarana untuk transmisi

nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan

teknik dari generasi sebelumnya ke generasi yang lebih

muda.

c. Penugasan peran sosial yaitu keluarga memberikan

identitas pada para anggotanya seperti ras, etnik, religi,

sosial ekonomi dan peran gender.

d. Dukungan ekonomi yaitu keluarga menyediakan tempat

berlindung makanan dan jaminan kehidupan.

e. Dukungan emosi yaitu keluarga memberikan pengalaman

interaksi sosial yang pertama bagi anak yang bersifat

mendalam, mengasuh dan berdaya tahan sehingga

memberikan rasa aman pada anak.

B. Resosialisasi.

Resosialisasi sebagai kunci keberhasilan dari rehabilitasi. Oleh karena

itu resosialisasi berperan penting untuk mengembalikan keberfungsiaan

sosial seorang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Berikut penjelasan pengertian berikut tujuannya :

 

Page 35: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

24

1. Pengertian Resosialisasi

Resosialisasi adalah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering

dijumpai dalam masyarakat yang didahului dengan proses

desosialisasi, dalam proses resosialisasi seseorang diberi jati diri yang

baru.27

Berdasarkan pengertian diatas resosialisasi merupakan suatu proses

belajar kembali tentang nilai, norma, bahasa, keterampilan dan sebagainya

untuk dapat diterima dalam masyarakat dimana mereka berada, dalam hal

ini yang menjadi fokus adalah resosialisasi penerima manfaat yang sudah

selesai di rehabilitasi di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta

Timur sebagai proses mempersiapkan pemulihan kesatuan hubungan

hidup dan penghidupan dirinya dengan masyarakat yang normal.

2. Tujuan Resosialisasi

Menurut (Suparlan,1990) menyebutkan bahwa resosialisasi segala

upaya yang bertujuan untuk :

a. Mempersiapkan para penyandang masalah kesejahteraan sosial agar

mampu berintegrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Mempersiapkan masyarakat agar menerima kehadiran dan memperlakukan

bekas penyandang masalah kesejahteraan sosial secara wajar.

c. Menyalurkan para bekas penyandang masalah kesejahteran sosial ke

sektor-sektor pendidikan, usaha produktif dan atau lapangan kerja. Proses

27 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia, 2004), h. 29

 

Page 36: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

25

mempersiapkan resosialisasi, narapidana dibina dan mendapatkan

perhatian dari Lembaga Pemasyarakatan atau panti rehabilitasi sosial yaitu

pengupayaan yang bertujuan memperbaiki mental dengan cara

memberikan tuntunan kualitas ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

intelektual, sikap dan perilaku, kesehatan jasmani dan rohani selama

narapidana tersebut menjalani masa pemidanaannya di dalam Lembaga

Pemasyarakatan. Sehingga dalam proses mempersiapkan resosialisasi,

Lembaga Pemasyarakatan harus dapat mengembalikan rasa percaya diri

penerima manfaat, agar kelak setelah bebas penerima manfaat tersebut

sanggup mempertanggungjawabkan semua tindakan dan perilaku dalam

kehidupan bermasyarakat tanpa adanya rasa rendah diri karena dianggap

warga masyarakat yang pernah bermasalah.28

C. Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Di era globalisasi yang makin berkembang ini, angka kenakalan

remaja setiap tahun semakin meningkat. Oleh karena itu perlu ada nya

pengawasan yang ketat dari orangtua. Berikut penjelasan pengertian Anak

Berhadapan Hukum dan penyebab nya :

1. Pengertian Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Anak nakal ialah anak yang melakukan pidana. Anak yang

melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik

menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan

hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang

28 Skripsi Rini Sekar Respati, Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam MempersiapkanResosialisasi Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Plantungan Kendal, h. 21

 

Page 37: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

26

bersangkutan.29 Anak Berhadapan Hukum (ABH) adalah anak yang

berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana

dan anak yang menjadi saksi pidana yang telah berumur 12 tahun

tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga melakukan tindak

pidana.30

Menurut (Romli Atmasasmita, 2013) Juvenile delinquency adalah

setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang dibawah umur 18 tahun

dan belum kawin yang merupakan pelanggaran terhadap norma-norma

hukum yang berlaku serta dapat membahayakan perkembangan pribadi

anak yang bersangkutan.31Juvenile delinquency (kenakalan remaja)

bukan hanya merupakan perbuatan yang melawan hukum semata akan

tetapi termasuk pada perbuatan yang melanggar norma-norma

masyarakat. Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang

melanggar aturan yang sederhana yang dilabel menyimpang oleh orang

yang memiliki kekuasaan.32

Adapun teori-teori yang berpendapat tentang kenakalan remaja

atau penyimpangan :33

a. Teori labelling adalah teori prosesual yang berkonsentrasi pada

aspek psikologi sosial dari penyimpangan pada individu dan

kelompok-kelompok kecil. Perspektif labelling ini tidak

29 Hidayat bunadi, Pemidanaan dan Pertanggungjawaban Anak di Bawah Umur, (Bandung:PTAlumni, 2010), h 75.30 Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jakarta, Penangan AnakBerhadapan Hukum, (Jakarta: Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak,2015), h. 331 M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 3532 Amrizal Siagian, Pengantar Studi Kriminologi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2013), h.2733 Jookie. M.S. Siahaan, Sosiologi Perilaku Menyimpang, (Universitas Terbuka, KementeriaanPendidikan Nasional, 2010), h.3.3

 

Page 38: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

27

bermaksud menerangkan mengapa seseorang melakukan

penyimpangan tetapi teori ini menekankan pentingnya definisi

sosial dan sanksi sosial negatif yang mendorong seseorang

melakukan perilaku yang lebih menyimpang.

b. Teori pengendalian sosial adalah penyimpangan terjadi karena

hilangnya pengendalian sosial. Teori pengendalian sosial

mengasumsikan bahwa setiap orang termotivasi untuk

melakukan perbuatan kriminal dan tidak diperlukan penjelasan

tentang motivasi itu untuk menjelaskan penyimpangan.

Manusia secara alamiah merupakan makhluk egoisentris yang

memenuhi kebutuhan mereka dengan cara termudah yang

tersedia, dan menghilangnya pengendalian sosial membuat

pertahanan diri seseorang terjadi lebih menyimpang.

c. Teori konflik adalah perilaku menyimpang yang bertentangan

dengan kepentingan kelompok-kelompok masyarakat yang

memiliki kekuasaan untuk memotong opini publik dan

kebijakan sosial.

2. Penyebab Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Faktor Intern, yaitu dimana faktor kejahatan atau kenakalan yang

berasal dari kemampuan fisik dan moral anak itu sendiri, seperti:

1) Faktor pembawaan sejak lahir atau keturunan yang bersifat

biologis, mislanya: cacat fisik, cacat mental dan

sebagainya.

 

Page 39: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

28

2) Pembawaan sifat dan watak yang negatif yang sulit

diarahkan dengan baik, misalnya: terlalu nakal, keras

kepala.

3) Jiwa anak yang terlalu masih labil, misalnya: kekanak-

kanakan, manja. Perkembangan jiwa anak selalu mengikuti

perkembangan fisik anak itu sendiri.

4) Tingkat intelegensi yang kurang menguntungkan, misalnya:

berfikir lamban atau kurang cerdas.

5) Kurangnya tingkat pendidikan anak baik dari visi agama

maupun ilmu pengetahuan.

6) Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan

keinginan anak.

7) Tidak memiliki bakat dan hobi yang jelas dan kuat

sehingga mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif.

8) Tingkatan usia yang masih rendah, misalnya masih usia 7

tahun sudah diminta pertanggungjawaban hukum, tentang

pengadilan anak.

Faktor ekstern, yaitu faktor yang tidak kalah pentingnya

dengan faktor intern karena hal ini disebabkan jiwa anak yang

masih labil dan mudah dipengaruhi faktor ekstern. Faktor ini

berasal dari lingkungan orang tua dan lingkungan sekitar, seperti:

1) Cinta kasih orang tua yang kurang harmonis.

2) Kemampuan ekonomi yang tidak menunjang.

 

Page 40: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

29

3) Kesalahan pendidikan yang diterapkan orang tua terhadap

anak baik dalam pendidikan keluarga, formal maupun

masyarakat dan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan orang

tua

4) Orang tua yang terlalu otoriter, berbicara kasar, selalu marah-

marah, membentak-bentak dan menganggap orang tua sebagai

subjek dan sentral dari segalanya, sementara anak hanya

dianggap sebagai objek dalam memecahkan permasalahan

keluarga. Pendekatan demokratis ini dapat membuat anak

menjadi cengeng, depresi, jengkel,nekad dan akhirnya menjadi

nakal.

5) Kurangnya sosok keteladanan yang baik dari orang tua dalam

mendidik dan membimbing anak termasuk tingkat kejujuran

dan kedisiplinan orang tua itu sendiri.

6) Lingkungan rumah yang kurang menguntungkan bagi anak,

misalnya: di rumah yang terlalu sempit, berada di tempat yang

kumuh, berdekatan dengan tempat perjudian, berdekatan

dengan tempat keramaian, berada di lingkungan anak-anak

nakal, tidak ada tempat ibadah yang memadai dan tidak adanya

sarana yang sehat untuk menampung bakat dan prestasi anak.

7) Bergaul dengan teman yang melakukan penyimpangan sosial.34

34 Hidayat bunadi, Pemidanaan dan Pertanggungjawaban Anak di Bawah Umur, (Bandung:PTAlumni, 2010), h 81

 

Page 41: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

30

Menurut (Hurlock EB, 2002) dalam bukunya Sarwono SW yang

berjudul Psikologi Remaja, tipe-tipe kenakalan dibagi menjadi :35

1) Kenakalan remaja terisolir yaitu merupakan kelompok

terbesar dari kenakalan remaja dan merupakan kelompok

mayoritas. Anak yang dibesarkan dalam keluarga tanpa

mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yang

teratur, sehingga akibatnya anak tidak sanggup

meninternalisasikan norma hidup dan tidak mendapatkan

kasih sayang dari orangtua sehingga merasa diabaikan.

Mereka akan mencari pengakuan kasih sayang yang tidak

didapatkan dari orangtua dengan bergabung ke kelompok

yang membuat dirinya diakui. Kenakalan yang dilakukan

anak yang tergolong tipe ini dilakukan secara bersama-sama

dan jarang dilakukan secara individual.

2) Kenakalan remaja neourotik yaitu kenakalan yang

menderita gangguan kejiwaan cukup serius seperti

kecemasan, merasa selalu tidak aman, tersudut dan

terpojok. Kenakalan yang dilakukan merupakan ekspresi

dari konflik batin yang tidak terselesaikan. Kenakalan tipe

ini berasa dari keluarga menengah yang kondisi sosial

ekonominya cukup baik tetapi keluarganya mereka

mengalami banyak ketegangan emosional yang parah.hal

ini berimbas kepada anak yang tidak terurus dan biasa

35 Sarwono, S.W, Psikologi Remaja, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2002), h. 65

 

Page 42: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

31

melihat ketegangan emosi dari kecil yang membuat

kejiwaan anak terganggu. Kenakalan tipe neurotik ini

melakukan kenakalannya seorang diri misalnya

memperkosa.

3) Kenakalan remaja psikopatik yaitu anak yang berasal dan

dibesarkan dari lingkungan yang ekstrim, brutal, dikelilingi

banyak pertikaian keluarga dan selalu menyiakan anak-

anaknya. Kenakalan remaja pada tipe ini pada tahap serius

karena mengarah kepada kriminal dan sadisme. Kenakalan

ini dipicu adanya prilaku turunan atau tingkah laku orangtya

yang berbuat sadis sehingga anaknya cendeurung meniru.

Bentuk kenakalannya majemuk tergantuk pada suasana

hatinya yang kacau dan tidak dapat diduga misalnya mereka

residivis yang berulangkali masuk penjara dan sulit untuk

diperbaiki.

 

Page 43: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

32

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

Berawal pada tahun 1957, dimana semakin maraknya permasalahan

cross boys dan cross girls di masyarakat mendorong departemen sosial

mendirikan suatu camp yang bernama Pilot Proyek Karang Taruna Marga

Guna dengan Surat Keputusan Kepala Jawatan Pekerjaan Sosial Nomor :

3/BUL-DJPS-A/62 yang diresmikan pada tanggal 21 Desember 1959.

Selanjutnya melalui Surat Keputusan Menteri Sosial No. HUK 3-2-

49/4479 tanggal 30 Oktober 1965 ditetapkan menjadi Pilot Proyek Taruna

Loka Marga Guna. Pilot proyek ini terdiri dari taman rekreasi sehat anak-

anak dwikora, rumah observasi untuk anak-anak tuna sosial, rumah

pendidikan dan latihan kerja untuk anak anak drop out serta usaha

kesejahteraan wanita.

Pada periode berikutnya dikeluarkan Surat Keputusan Menteri

Sosial No. HUK 3-1-48/144 tanggal 7 Oktober 1968 yang menetapkan

proyek tersebut menjadi Panti Pendidikan Anak Tuna Sosial Wisma

Handayani, Rumah Pendidikan dan Latihan Kerja Anak-anak Drop Out,

Sanggar Rekreasi Sehat Ade Irma Suryani, Pusat Perkemahan Remaja dari

Jakarta dan sekitarnya, Kursus-kursus dan Upgrading petugas Direktorat

Jenderal Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Masyarakat Departemen

Sosial.

 

Page 44: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

33

Melalui rapat dinas staf Direktorat Kesejahteraan Anak dan Taruna

dengan staf Pilot Proyek Taruna Loka Marga Guna tanggal 18 Oktober, 30

Oktober dan 5 November 1971 dihasilkan suatu keputusan bahwa mulai

tanggal 1 Desember 1971 kegiatan proyek tersebut menjadi Panti

Pendidikan Anak Tuna Sosial Wisma Handayani sebagai kegiatan pokok

dan Pelayanan Umum sebagai kegiatan suplementer. Terbitnya Surat

Keputusan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 1975 yang salah satunya

melahirkan Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial di dalam Direktorat

Jenderal Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Departemen Sosial, maka nama

Panti Pendidikan Anak Tuna Sosial dirubah menjadi Panti Rehabilitasi

Sosial Anak Nakal Wisma Handayani. Tahun 1983 secara resmi Panti

Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Wisma Handayani dialihkan statusnya dari

pengolahan Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial menjadi salah satu Unit

Pelaksana Teknis Kantor Wilayah Departemen Sosial DKI Jakarta.

Pada tahapan terakhir, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal

Bina Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI Nomor:

06/KEP/BRS/IV/1994 tanggal 1 April 1994 tentang pembakuan penamaan

panti atau sasana Panti Rehabilitasi Anak Nakal Wisma Handayani

berubah menjadi Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Sejak

berdiri tahun 1968 hingga tahun 2017, Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani telah menangani lebih dari 1800 anak yang mengalami

penyimpangan perilaku, terutama penyimpangan terhadap nilai dan norma

yang berlaku baik yang masuk ke dalam kategori anak nakal dan anak

yang berhadapan dengan hukum (ABH).

 

Page 45: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

34

B. Visi Dan Misi.

Visi:

Mitra terbaik dalam rehabilitasi sosial Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Misi:

Memberikan pelayanan sosial secara profesional.

Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.

Menjadi kajian dan model percontohan penanganan Anak Berhadapan

Hukum (ABH).

Mengembangkan jejaring sosial.

Memberdayakan ABH, Keluarga, Masyarakat dan Organisasi Masyarakat

C. Maksud Dan Tujuan.

Dalam mengemban amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, Kementerian Sosial Republik Indonesia

berdiri sebagai leading sektor dalam mengemban Usaha Kesejahteraan

Sosial. Pengembangan tersebut diimplementasikan pada berbagai upaya

untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada serta mengembangkan

kapasitas sosial masyarakat.

Panti sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur adalah salah satu

unit pelaksana teknis (UPT) yang menangani permasalahan Anak

Berhadapan Hukum (ABH) dan anak yang membutuhkan perlindungan

khusus, dengan maksud antara lain :

 

Page 46: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

35

1. Memulihkan kondisi psikologis dan kondisi sosial serta fungsi

sosial anak sehingga mereka dapat hidup, tumbuh dan berkembang

secara wajar di masyarakat serta menjadi sumber daya manusia

yang berguna, produktif, berkualitas dan berakhlak mulia.

2. Menghilangkan label dan stigma negatif masyarakat terhadap anak

yang menghambat tumbuh kembang mereka untuk berpartisipasi

dalam hidup dan di dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Menemukan lingkungan, situasi kehidupan yang mendukung

keberfungsian sosial dan mencegah terulangnya kembali

permasalahan yang pernah di hadapi oleh anak.

D. Tugas Pokok Dan Fungsi.

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani adalah salah satu alternatif dari

sekian banyak lembaga pemerintah maupun swasta yang memberikan

pelayanan sosial kepada anak yang mengalami gangguan perilaku dan emosi.

Dalam peraturan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009 tentang struktur

organisasi panti sosial di lingkungan kementerian sosial ditetapkan bahwa

panti sosial adalah unit pelaksana teknis di lingkungan kementerian sosial

yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktorat

jenderal rehabilitasi sosial. Tugas pokok dan fungsinya adalah memberikan

bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, kuratif,

rehabilitif, promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial dan

pelatihan keterampilan, resosialisasi dan bimbingan lanjut bagi anak nakal

agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan masyarakat serta

pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan.

 

Page 47: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

36

Kementerian Sosial Republik Indonesia menjabarkan peran, fungsi dan

tugas panti sosial percontohan sebagai berikut:

1. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial, fungsi dan tugasnya adalah:

a. Mengunggah, meningkatkan, mengembangkan kesadaran sosial,

tanggung jawab sosial, prakarsa dan peran serta perorangan, kelompok

dan masyarakat.

b. Penyembuhan dan pemulihan sosial.

c. Penyantunan dan penyediaan bantuan sosial.

2. Sebagai pusat informasi masalah kesejahteraan sosial, fungsi dan tugasnya

adalah:

a. Menyiapkan dan menyebarluaskan informasi tentang masalah

kesejahteraan sosial.

b. Menyelenggarakan konsultasi sosial bagi masyarakat.

3. Sebagai pusat pengembangan kesejahteraan sosial, fungsi dan tugasnya

adalah:

a. Mengembangkan kebijakan dan perencanaan sosial.

b. Mengembangkan metode pelayanan sosial.

4. Sebagai pusat pendidikan dan pelatihan, tugas dan fungsinya adalah:

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepada klien dan

pegawai.

b. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di luar panti.

E. Sasaran dan Garapan.

Panti sosial Marsudi Putra Handayani memberikan beberapa alternatif

penanganan permasalahan Anak Berhadapan Hukum (ABH) dan Anak

 

Page 48: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

37

Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (AMPK) dan pelayanan yang

diberikan tidak dapat lepas dari kontribusi keluarga dan masyarakat

sebagai lingkungan terdekat dari ABH dan AMPK.

Sasaran garapan dalam penanganan Anak Berhadapan Hukum (ABH),

meliputi:

1. Anak yang melakukan tindak pidana atau diduga melakukan tindak

pidana.

2. Anak yang sedang menjalani proses hukum ditingkat penyidikan,

penuntutan dan pengadilan.

3. Anak yang telah mendapatkan penetapan diversi atau putusan

pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap.

4. Anak yang memiliki status titipan aparat penegak hukum.

5. Orangtua ABH yaitu, orang tua sebagai lingkungan terdekat anak

tumbuh kembangnya supaya mampu memberikan daya dukung

bagi tumbuh kembangnya potensi anak. Menghadapi permasalahan

ABH, orangtua diharapkan dapat menciptakan kondisi yang dapat

menghindarkan anak melakukan tindak pidana. Untuk mencapi hal

itu Panti Sosial Marsudi Putra Handayani melaksanakan kegiatan

motivasi dan konsultasi keluarga melalui home visit secara berkala.

6. Lingkungan masyarakat yaitu lingkungan masyarakat juga

memiliki peran penting dalam mencegah timbulnya permasalahan

kenakalan anak. Ini dimungkinkan dengan adanya berbagai upaya

memberikan kesempatan kepada anak nakal untuk

mengaktualisasikan diri mereka didalam kehidupan masyarakat.

 

Page 49: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

38

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani telah melakukan berbagai

bentuk sosialisasi kepada masyarakat termasuk dunia usaha seperti

bengkel-bengkel skala kecil dan menengah di wilayah DKI Jakarta

untuk dapat menerima ABH mengikuti program magang.

7. Instansi atau lembaga yang berwenang menangani kasus ABH

seperti: kepolisian, kejaksaan, pengadilan, bapas dan bapas anak

yang memiliki tugas dan kewenangan menangani kasus anak yang

berhadapan hukum agar lebih cepat tertangani demi kepentingan

terbaik bagi anak.

Sasaran garapan dalam penanganan Anak Yang Membutuhkan

Perlindungan Khusus (AMPK) di RPSA, meliputi:

1. Anak dalam situasi darurat.

2. Anak berhadapan dengan hukum (ABH).

3. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.

4. Anak tereksploitasi baik secara ekonomi dan seksual.

5. Anak korban perdagangan orang.

6. Anak korban penculikan.

7. Anak korban kekerasan baik fisik dan mental.

8. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.

 

Page 50: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

39

Daftar Tabel 1.2

F. Struktur Organisasi.

Kepala Panti

Dra. Neneng Heryani, M.Pd

Kepala Bagian Tata Usaha

Sulistya Ariadhi, A.Ks

Kepala Bagian Program danAdvokasi Sosial

Dra. Dwismari Novie Reviani, SD

Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial

Bambang wibowo, SH

Koordinator Pekerja Sosial

Maria Josefin Barus, S.Sos

Koordinator Instalasi Produksi

Sarwiji, S.Sos

 

Page 51: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

40

G. Alur Pelayanan Rehabilitasi Anak Berhadapan Hukum (ABH).

1. Rujukan

a. Kepolisian

b. Bapas

c. Lapas

d. Pengadilan

e. Rutan

f. Kejaksaan

g. Dinas sosial

h. Organisasi sosial

i. Keluarga

2. Syarat Masuk

a. Laki-laki atau Perempuan

b. Usia 0-18 tahun

c. Sehat fisik mental

d. Bersedia mengikuti kegiatan rehabilitasi minimal 3 bulan

(kecuali: titipan/rujukan/putusan)

e. Surat titipan atau rujukan

f. Putusan pengadilan

3. Penerimaan

a. Intake

b. Engagement

 

Page 52: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

41

4. Assesment

a. Fisik

b. Mental

c. Sosial

d. Vokasional

5. Rencana intervensi

a. Implementasi dan supervisi

b. Bimbingan, meliputi : fisik, mental, psikologis, sosial dan

vokasional.

c. Keterampilan, meliputi: otomotif, pendingin, las, sablon, dan

handycraft.

d. Sekolah, meliputi: SLB-E/SD, SLB-E/SLTP.

6. Resosialisasi

7. Terminasi

a. Keluarga

b. Sekolah

c. Bekerja

d. Di rujuk ke lembaga lain.

8. Bimbingan lanjut.

 

Page 53: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

42

H. Sumber Daya Manusia.

Sumber daya manusia merupakan penggerak utama suatu program

dalam melaksanakan pelayanan sosial terhadap Anak Berhadapan Hukum

(ABH) dan diperlukan pegawai dengan kualitas yang cukup handal dan

mempunyai kompetensi dibidangnya dan bersertifikasi. Berikut data

sumber daya manusia Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, meliputi:

Daftar Tabel 1.3

No Pendidikan Jumlah

1 Pasca Sarjana (S2) 5

2 Sarjana (S1) 30

3 Sarjana Muda (D3) 6

4 D2 3

5 SLTA 11

6 SLTP 2

7 SD 2

Total 59

No Jabatan Jumlah

1 Pekerja sosial 11

2 Psikolog 3

3 Konsultan keterampilan 1

4 Instruktur keterampilan vokasional 3

5 Instruktur keterampilan ekstrakurikuler 9

6 Instruktur ekonomi produktif 2

 

Page 54: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

43

7 Pengelola ekonomi produktif 1

8 Pembimbing sekolah 1

9 Pengadministrasian 2

10 Penjaga ruang antara 2

11 Pendamping rumah antara 2

12 Perawat RPSA 2

13 Pengasuh RPSA 8

14 Juru masak 2

15 Sakti Pekerja Sosial 3

16 Supir 1

17 Petugas keamanan 3

18 Petugas kebersihan 3

Total 59

Pengembangan sumber daya manusia seperti pelatihan keterampilan

diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi

masing-masing pelaksana. Beberapa program pengembangan yang dilakukan

untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, antara lain:

a. Mengikuti pendidikan latihan teknis Anak Berhadapan Hukum (ABH).

b. Mengikuti pelatihan keterampilan teknis pelayanan.

c. Mengikuti pelatihan keamanan.

 

Page 55: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

44

I. Sarana dan Prasarana Penerima Manfaat (PM) Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani Jakarta Timur.

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani telah dilengkapi berbagai

sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk mendukung proses

pelayanan sosial, berbagai upaya pembenahan sarana dan prasarana terus

dilakukan agar pelayanan yang diberikan dapat memberikan manfaat yang

maksimal bagi masyarakat.

1. Sarana gedung yang cukup representatif, meliputi :

Daftar Tabel 1.4

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Gedung Kantor 1 unit

2 Ruang Data 1 unit

3 Aula 2 unit

5 Galeri 1 unit

6 Gedung Minat Bakat 1 unit

7 Gedung RPSA 1 unit

8 Asrama Laki-Laki RPSA 1 unit

9 Asrama Perempuan RPSA 1 unit

10 Rumah Antara 1 unit

11 Poliklinik 1 unit

12 Asrama 12 unit

13 Gedung Keterampilan Las 1 unit

 

Page 56: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

45

2. Sarana peralatan yang sesuai dengan tuntutan zaman, meliputi :

No Sarana dan prasarana

1 Peralatan keterampilan yang mengikuti perkembangan

teknologi

2 Penyimpanan data berbasis komputerisasi

3 Sistem informasi elektronik

4 Peralatan band

14 Gedung Keterampilan AC 1 unit

15 Gedung Keterampilan Otomotif Motor 1 unit

16 Ruang Sablon 1 unit

17 Ruang Handycraft 1 unit

18 Masjid 1 unit

19 Rumah Dinas 4 unit

20 Kendaraan Dinas Motor 6 unit

21 Kendaraan Dinas Mobil 2 unit

22 Kendaraan Dinas Minibus 1 unit

23 Gedung Sekolah SLB-E 1 unit

24 Rumah Aman 1 unit

 

Page 57: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

46

3. Kondisi lingkungan yang cukup nyaman, asri dan jauh dari kebisingan,

meliputi :

No Sarana dan Prasarana

1 Taman

2 Lapangan Volley

J. Penyaluran Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Setelah melalui serangkaian proses rehabilitasi sosial yang dijalani

seperti pembinaan fisik, mental dan keterampilan Penerima Manfaat (PM)

akan di salurkan. Untuk dapat di salurkan sebelumnya Penerima Manfaat

(PM) mengikuti Program Belajar Kerja (PBK) di perusahaan atau bengkel

yang sesuai dengan bidang keterampilan yang diperoleh saat mengikuti

proses rehabilitasi sosial.

K. Gambaran Umum Keadaan Keluarga “RH”.

“RH” terlahir dari keluarga mampu, ayah “RH” bekerja sebagai guru

dan ibu “RH” bekerja sebagai pegawai negeri sipil kementerian keuangan.

“RH” mempunya 2 adik, 1 adik laki-laki dan 1 adik perempuan. Sehari-hari

ayah dan ibu “RH” sibuk bekerja, jarang ada waktu untuk memperhatikan

kegiatan anaknya sehari-hari. Setelah keluar dari Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani Jakarta Timur “RH” bekerja untuk membantu kedua orangtua nya

sambil menunggu pendaftaran test perguruan tinggi negeri. Di keluarga “RH”

setiap magrib diwajibkan untuk shalat berjama’ah bareng untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT dan agar terbangun emosional diri kepada keluarga.

Orangtua “RH” selalu memberikan penghargaan kepada anaknya ketika

 

Page 58: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

47

anaknya berhasil mendapatkan juara pada bangku pendidikannya. Orangtua

“RH” selalu mengusahakan apapun itu demi kelangsungan pendidikan “RH”

dan adik-adiknya. Keluarga “RH” tidak pernah melarang “RH” untuk

bermain keluar rumah. Di keluarga “RH” apa yang orangtua “RH” katakan

harus dituruti, itu dilakukan orangtua “RH” agar anak mempunyai masa

depan dan untuk menjadi anak yang baik.

 

Page 59: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

48

BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang peran keluarga dalam proses

resosialisasi anak berhadapan hukum di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur. Namun, sebelumnya terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

kasus dan penanganan “RH” selama menjalani proses resosialisasi di lembaga dan

setelah di pulangkan ke rumah. Dengan menghubungkan dan mengkaji antara

hasil wawancara, cacatan lapangan dan temuan hasil observasi dengan teori-teori

yang ada pada BAB II.

A. Profil Informan

1. Informan kepala bagian rehabilitasi sosial.

Bambang Wibowo adalah kepala bagian rehabilitasi sosial.

Bambang Wibowo berusia 48 tahun. Pendidikan terakhir beliau S1

ilmu hukum Universitas Pancasila jakarta. Bambang Wibowo

bekerja di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

selama 2 tahun. Bambang Wibowo bertugas sebagai pelaksanaan

identifikasi dan proses assesment pada calon klien. Penulis

melakukan wawancara kepada kepala bagian rehabilitasi sosial

karena bidang beliau berhubungan dengan proses penerimaan calon

klien dan penanggung jawab proses rehabilitasi sosial.

 

Page 60: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

49

2. Informan Pekerja Sosial.

Maria Josefin Barus adalah salah satu seorang pekerja sosial di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Beliau seorang

koordinator pekerja sosial di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur. Pendidikan terakhir beliau S1 jurusan Kesejahteraan

Sosial Universitas Indonesia.

Maria berusia 27 tahun dan sudah bekerja sebagai pekerja

sosial di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur selama 5

tahun. Karena status “RH” yang masih titipan kepolisian dan belum

dijatuhkan vonis hukuman maka dari itu, penulis melakukan

wawancara dengan beliau karena beliau adalah salah satu koordinator

pekerja sosial yang menangani kasus “RH”. Beliau mendampingi

“RH” dari awal masuk Panti Sosial Marsudi Putra Handayani hingga

saat ini sudah selesai menjalani rehabilitasi sosial di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

3. Informan Ayah dan Ibu “RH”.

“HS” dan “YH” adalah orangtua dari “RH”. “HS” adalah ayah

“RH” yang berusia 41 tahun dan bekerja sebagai seorang guru.

Pendidikan terakhir dari “HS” adalah S1 Sekolah Tinggi Teknik Bina

Tunggal Bekasi. “YH” adalah ibu dari “RH” yang berusia 39 Tahun

dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan

Republik Indonesia. Pendidikan terakhir dari “YH” adalah D1

Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Penulis melakukan

 

Page 61: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

50

wawancara terhadap kedua informan tersebut karena mereka adalah

orangtua dari “RH” yang berperan dalam proses resosialisasi terhadap

“RH” setelah selesai dari rehabilitasi sosial di Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani Jakarta Timur.

4. Informan Klien.

“RH” adalah seorang anak laki-laki yang memiliki 3

bersaudara. “RH” saat ini berusia 18 tahun. Pada keseharian nya

“RH” tidak jauh beda dengan anak-anak lain. Kegiatan “RH”

sehari-hari hanya sekolah dan terkadang nongkrong dengan teman-

teman sebayanya. “RH” merupakan anak yang cukup berprestasi di

sekolahnya, hal ini dibuktikan dengan “RH” beberapa kali

mendapat peringkat 1 di kelasnya bahkan pernah mendapat

peringkat 1 di sekolah. Hal ini penulis dapatkan setelah melihat

hasil raport milik “RH”.36

“RH” juga merupakan anak yang mudah bergaul dengan siapa

saja bahkan orang yang baru ia kenal. Dan bisa dibilang ia

merupakan anak baik yang tidak suka berbuat diluar norma dan

adat masyarakat. Namun karena ia bergaul dengan banyak orang

dengan latar belakang yang bermacam-macam, ia menjadi pribadi

yang mudah percaya dengan orang lain. Serta karena kondisi

mental “RH” yang masih labil sebab ia masih remaja, ia belum bisa

memilah-milah teman dan juga kurangnya pengawasan orang tua.

36 Hasil studi dokumentasi raport “RH” pada kelas 2 SMK

 

Page 62: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

51

Hal ini berakibat ia masuk ke dunia gelap narkoba. Ia tertangkap

tangan sedang melakukan transaksi narkoba jenis sabu-sabu oleh

polisi.

Berikut kronologis kajadiannya:

Pada sabtu sore “RH” sedang nongkrong dengan temannyasekitar pukul 17:00, “RH” disamper atau di datangi temannya(“GN”) teman itu menanyakan kepada “RH” bahwa “ada temanmu yang menjual sabu tidak?”, kemudian “GN” minta diantarkanke rumah AM (penjual sabu) di daerah rorotan Jakarta utara.Sesampainya di tempat “AM” (penjual sabu) “RH” dan “GN”menunggu sabu tersebut. Setelah di dapat sabu itu kemudian“RH” di ajak untuk mengantar barang tersebut ke sebuah POMbensin di dekat warung nangka pulogebang jakarta timur sekitarpukul 21:00. “RH” ingin di kasih uang untuk bermain warnet,maka dari itu “RH” ikut untuk mengantar kan barang tersebut.Sesampainya di pom bensin, “RH” ditangkap oleh pihakkepolisian polres Jakarta Timur. Kemudian “RH” di BAP di polresJakarta Timur lalu di tahan di kantor polres ke esokan harinya“RH” di bawa oleh pihak penyidik ke Panti Sosial Marsudi PutraHandayani Jakarta Timur sekitar pukul 13:00 wib.”37

“RH” di jerat Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika pasal 120 ayat 1 yang berbunyi “setiap orang yang tanpa hak

atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentrasito

narkotika golongan II, di pidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)

tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.

600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah)”.38

Namun karena “RH” masih termasuk golongan anak-anak berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak sebagaimana diubah oleh Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Atas

37 Case record klien “RH” oleh Bapak Zaenal selaku pekerja sosial38 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tentang Narkotika

 

Page 63: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

52

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pada tingkat

penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara anak di pengadilan negeri wajib

diupayakan diversi. Namun diversi hanya dapat dilakukan dengan syarat, yakni

dalam tindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana penjara dibawah 7

(tujuh) tahun dan perbuatan yang dilakukan oleh si anak bukan merupakan

pengulangan tindak pidana.39

Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak, Upaya diversi dilakukan untuk menghindari dan menjauhkan anak

dari proses peradilan sehingga dapat menghindari stigmatisasi terhadap anak yang

berhadapan dengan hukum dan diharapkan anak dapat kembali ke dalam

lingkungan sosial secara wajar. Proses diversi dilakukan dengan melalui

musyawarah yang melibatkan anak dan orangtua atau walinya, pembimbing

kemasyarakatan, dan pekerja sosial profesional, yang dilakukan dengan

pendekatan keadilan restoratif yang diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Sistem

Peradilan Pidana Anak yaitu mengatur mengenai hak bagi anak-anak yang di

proses secara hukum melalui peradilan pidana, diantaranya : diperlakukan secara

manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya; di

pisahkan dari orang dewasa; tidak di jatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup;

tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam

waktu yang paling singkat; memperoleh dimuka pengadilan anak yang objektif,

tidak memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum; tidak dipublikasikan

39Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

 

Page 64: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

53

identitasnya; memperoleh pendidikan; dan hak-hak lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.40

Hal tersebut kemudian juga di perjelas oleh “RH”, berikut kutipan wawancaranya:

“Karena kasus narkoba kak. Jadi, dulu ketangkep polisi waktu laginganterin temen transaksi sabu. Dan ternyata dia di ikutin sama polisi.”41

Selanjutnya “RH” menjelaskan kenapa ia bisa ikut terlibat kedalam kasus tersebut,

berikut kutipan wawancaranya :

“Soalnya saya tau kak orang yang jual narkoba itu dan saya kenal, terustemen saya yang mau beli itu langsung datengin saya minta di anter ketemen saya yang jualan narkoba itu kak.”42

Jadi “RH” mengetahui siapa yang menjual narkoba jenis sabu-sabu tersebut,

sehingga temannya tersebut meminta “RH” untuk mengantarnya.

Di tambah setelah penulis melakukan wawancara pribadi dengan klien

ditemukan bahwa “RH” ternyata menggunakan narkoba jenis ganja dan sabu-

sabu, selain itu “RH” juga mengkonsumsi segala minuman yang mengandung

alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang sudah dari awal ia masuk SMA,

berikut kutipam wawancara :

“Sebenernya saya sudah menggunakan ganja dari awal saya masuk SMA kak,saya ditawarin awal nya saat lagi nongkrong setelah pulang sekolah kak, katatemen saya kalo lu gak make lu banci.”43

40 Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak41 Wawancara pribadi dengan “RH”, pada tanggal 29 November 201742Ibid43Ibid

 

Page 65: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

54

A. Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum (ABH).

Proses rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani, diawali dengan proses penerimaan anak berhadapan hukum.

Adapun proses penerimaan tersebut sesuai dengan hasil wawancara sebagai

berikut :

“Awalnya itu setiap anak yang mendapat rujukan maupun putusan darikepolisian, lapas, kejaksaan dan dari dinas sosial. Lalu dari situ dirujukkesini dan diterima oleh seksi PAS (Program Advokasi Sosial)...”44

Sesuai dengan penjelasan dari Bapak Bambang diatas, para Penerima

Manfaat (PM) yang ada di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani tidak

semata-mata datang atau masuk kesana. Karena panti tersebut berfokus dalam

menangani Anak Berhadapan Hukum, maka yang dapat masuk kedalam

panti ini adalah para anak yang bermasalah dengan hukum atau kasus-kasus

pelanggaran hukum. Oleh karena itu, semua anak yang berada disana adalah

anak-anak tersangkut kasus hukum dan dirujuk oleh pihak berwajib untuk

ditangani, karena usia mereka masih dibawah umur dan tidak dapat ditangani

oleh pihak berwajib selayaknya orang dewasa. Jadi mereka dirujuk ke Panti

Sosial Marsudi Putra Handayani untuk mendapatkan penanganan dan

rehabilitasi untuk mengganti hukuman atau vonis yang ia terima, tetapi tidak

jarang juga mereka yang ada disana untuk mendapatkan perlindungan selama

menjalani proses penyelidikan atau belum mendapatkan vonis yang jelas dari

pihak berwajib. Contohnya seperti seorang anak yang masih menjalani

penyelidikan kasus yang dihadapinya namun belum mendapatkan vonis yang

44 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial, Bapak Bambang, pada tanggal16 November 2017

 

Page 66: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

55

jelas dari pengadilan, atau bisa dikatakan masih belum mendapatkan status

yang jelas apakah ia bersalah atau tidak. Berikut kutipan wawancara nya :

“..nah setelah diterima lalu anak kita tempatkan ke rumah antara. Rumahantara itu rumah untuk memotivasi dan mengassesment anak yang barudirujuk. Nah setelah anak selesai di motivasi dan diassesment baru kitaturunkan ke asrama untuk mendapatkan pengasuhan. Di asrama itu adapengasuhnya yaitu suami dan istri sebagai pengganti orang tua si anak.45

Setelah menjalani proses penerimaan, anak-anak tersebut lalu ditempatkan di

Rumah Antara atau bisa disebut sebagai tempat awal mereka untuk beradaptasi

dengan lingkungan panti. Disana juga mereka mendapatkan assesment awal serta

motivasi dari petugas yang bertanggung jawab dalam hal ini pekerja sosial agar

nantinya dapat dengan mudah diidentifikasi dan ditangani kasusnya. Selanjutnya

mereka dipindahkan ke Rumah Asrama yang berada di lingkungan panti. Selama

berada di asrama, mereka diasuh oleh 2 orang yang bertugas sebagai pengganti

orang tua mereka selama di panti. Mereka berada di Rumah Asrama selama

mereka menjalani proses rehabilitasi, sesuai dengan masa hukuman atau vonis dan

atau hingga proses penyelidikan selesai.

“Setelah anak di asrama tentunya anak harus mengikuti programrehabilitasi sosial. Diantaranya kita berikan bimbingan pelayanan danpelatihan keterampilan, fisik, mental dan sosial.”46

Setelah anak tersebut ditempatkan di asrama, ia mulai menjalani proses

rehabilitasi dari panti. Proses yang paling penting dalam proses rehabilitasi ini

adalah bimbingan pelayanan dan pelatihan keterampilan, fisik, mental dan sosial.

Maksud dari pemberian bimbingan tersebut adalah agar anak tersebut saat

nantinya sudah keluar dari panti dapat mengaplikasikan keterampilan yang ia

dapat selama di panti, agar fisiknya itu senantiasa sehat dan bugar selama berada

45 Ibid46 Ibid

 

Page 67: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

56

di panti dan setelah keluar dari panti, agar mentalnya membaik dan tidak merasa

terpuruk atau agar mentalnya dapat terbentuk menjadi lebih baik dengan

pemberian bimbingan-bimbingan keagamaan, dan agar ia mampu berfungsi secara

sosial seperti seharusnya selama berada di panti atau saat kembali ke masyarakat

nantinya.

“Untuk vokasional itu ada 5 keterampilan yaitu otomitif, sablon, las,handicraft dan teknik pendingin. Dan dilengkapi dengan ekstra kurikuleryaitu, seni lukis, seni tari, kemudian ada band, gym dan lain-lain. Yangjelas yang permanen itu 5 keterampilan itu.”47

Dalam pemberian pelatihan keterampilan, Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur menawarkan berbagai pilihan keterampilan yang dapat diambil

oleh Penerima Manfaat (PM) seperti yang disebutkan diatas. Jadi selama

menjalani proses rehabilitasi, PM diwajibkan memilih dan mengikuti kelas

keterampilan tersebut, agar nantinya keterampilan tersebut dapat digunakan

setelah ia keluar dari panti. Selain itu untuk menyalurkan bakat dan hobby PM,

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani juga menawarkan pilihan ekstrakulikuler

yang dapat mereka ikuti, sehingga mereka dapat berkarya lewat bakat dan hobby

mereka dan juga agar mereka merasa nyaman selama tinggal di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani.

“Disamping itu kita berikan bimbingan fisik dan mental, mental kanseperti bimbingan keagamaan seperti kelas agama, mengaji, belajarmengajar.”48

Bimbingan mental melalui bimbingan keagamaan itu merupakan sesuatu hal yang

sangat penting selama proses rehabilitasi, karena dengan cara ini proses

pembentukan dan perbaikan mental PM dapat dilakukan. Dengan pemberian

47 Ibid48Ibid

 

Page 68: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

57

bimbingan keagaamaan terhadap klien seperti mengaji dan bimbingan kerohanian

yang lainnya.

“bimbingan fisik itu ada senam jasmani, MFD (Mental Fisik Disiplin)yang diberikan oleh TNI yaitu baris berbaris dengan pelatihanpengibaran bendera merah putih. Untuk pelatihan keagamaan ituseminggu 2 kali.”49

Untuk pelatihan fisik, pihak Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

bekerja sama dengan TNI untuk melatih fisik Penerima Manfaat (PM) selama

berada di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur setiap seminggu

sekali. Adapun pelatihan yang diberikan adalah pelatihan baris berbaris, untuk

melatih kedisiplinan Penerima Manfaat (PM) dan pelatihan pengibaran bendera.

“Untuk bimbingan sosial itu ada etika dan penyuluhan hukum, artinyaselain mereka diberikan pelatihan mental mereka juga diberikanbimbingan sosial seperti etika, penyuluhan hukum, budi pekerti, dan lebihlengkapnya bisa ditanyakan kepada pekerja sosial. Untuk bimbingansosial itu senin sampai kamis.”50

Selanjutnya, bimbingan sosial diberikan kepada Penerima Manfaat (PM)

berbentuk kelas bimbingan sosial setiap setiap 2 hari dalam seminggu. Hal ini

termasuk dalam proses resosialisasi karena dalam kelas bimbingan sosial ini,

Penerima Manfaat (PM) ditanamkan kembali etika, nilai, norma dan budi pekerti

dalam masyarakat. Agar saat nanti kembali ke masyarakat, Penerima Manfaat

(PM) dapat berfungsi sosial kembali sesuai dengan fungsinya.

Setelah itu anak melanjutkan proses resosialisasinya dengan mengikuti

magang selama 40 hari di perusahaan-perusahaan yang telah menjalin kerjasama

dengan Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Hal tersebut

dijelaskan oleh Bapak Bambang sebagai berikut :

49Ibid50Ibid

 

Page 69: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

58

“Setelah anak menjalani proses rehabilitasi sosial, bagaimana anak inibisa bersosialisasi dengan masyarakat maka anak ini kita magangkankeluar yang namanya praktek belajar kerja. Dimana kita tempatkan diperusahaan-perusahaan yang sesuai dengan bidang keterampilan yangdiambil oleh anak. Intinya bagaimana si anak bisa bersosialisasi denganmasyarakat. Dan itu dilakukan selama 40 hari. Jika di perusahaan itudisediakan tempat untuk anak menginap maka anak akan tinggal disanaselama 40 hari, jadi tidak perlu repot repot pulang pergi dan juga si anakitu diberikan salary atau bayaran dari hasil magang tersebut.”51

Selain sebagai kegiatan praktik kerja anak-anak tersebut, program magang atau

praktik kerja ini dimaksudkan agar anak-anak tersebut dapat bersosialisasi

kembali dengan masyarakat umum tanpa harus malu atau minder dengan keadaan

dirinya yang pernah terlibat kasus hukum. Juga sebagai praktik penerapan proses

resosialisasi yang telah diberikan kepada anak-anak tersebut selama berada di

panti.

“Setelah selesai magang itu, mereka akan dipersiapkan untuk menjalaniproses reintegrasi dan dikembalikan kepada keluarganya. Setelah itu adamonitoring dan homevisit yang dilakukan oleh pekerja sosial.”52

Hal ini di perkuat oleh kutipan wawancara pekerja sosial sebagai berikut :

“...pekerja sosial itu memberikan bimbingan lanjut kepada “R” dirumahdan juga membimbing keluarga dalam proses resosialisasi selamadirumah. Bisa dikatakan homevisit. Namun karena dana yang terbatas,tidak semua klien mendapatkan proses tersebut. Karena tempat tinggalnyatidak dapat dijangkau atau berada diluar daerah.”53

Selanjutnya setelah anak-anak tersebut menjalani praktik kerja selama 40 hari,

mereka dipersiapkan untuk menjalani proses reintegrasi dan dikembalikan kepada

keluarga. Seperti kutipan wawancara diatas, Penerima Manfaat (PM) yang telah

menjalani proses rehabilitasi sosialnya, mereka sudah siap menjalani proses

selanjutnya yaitu reintegrasi dan siap dikembalikan kepada keluarganya. Setelah

Penerima Manfaat (PM) dikembalikan kepada keluarganya, tidak semata-mata

51Ibid52Ibid53 Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial, Ibu Maria , pada tanggal 16 April 2018

 

Page 70: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

59

dilepaskan begitu saja. Masih ada proses monitoring dan home visit yang

dilakukan oleh pekerja sosial yang menanganinya untuk melihat perkembangan

yang ada. Apakah ia menjadi lebih baik atau memiliki potensi untuk mengulang

kesalahannya.

B. Peran Keluarga dalam Proses Resosialisasi Terhadap Anak

Berhadapan Hukum (ABH)

Dalam proses resosialisasi anak berhadapan hukum peran keluarga

sangatlah penting selain peran pekerja sosial. Karena keluarga adalah

tempat pertama sekaligus terakhir yang menjadi tameng anak dari dunia

luar yang tidak baik. Selain itu keluarga berperan juga untuk membimbing

anak yang bermasalah sosial agar dapat berfungsi sosial kembali seperti

semula dan menjadi lebih baik lagi. Namun dalam hal ini pekerja sosial

tetap mendampingi keluarga untuk memonitoring semua perkembangan

yang ada. Seperti kutipan wawancara dengan Bapak Bambang sebagai

berikut :

“Keluarga itu mendampingi si anak namun tetap di monitoringoleh pekerja sosialnya agar diketahui bagaimana perkembangansosial si anak tersebut, apakah setelah keluar dia bekerja,melanjutkan kuliah atau malah melakukan kasus yang lain kan kitatidak tahu. Oleh karena itu diperlukan bimbingan lanjut daripekerja sosial sampai si anak tersebut bisa kembali berfungsisosial seperti sedia kala. Dan jangan sampai si anak kembalimelakukan kejahatan yang sama atau kejahatan lain, intinya agarsi anak tidak kembali mengulangi kesalahannya.”54

54 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial, Bapak Bambang, pada tanggal16 November 2017

 

Page 71: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

60

Pekerja sosial memiliki peran penting dalam proses ini, sebagaimanakutipan wawancara berikut:

“Sudah menjadi tugas pekerja sosial untuk memberi kabar kepadapihak keluarga klien tentang bagaimana keadaan danperkembangan klien selama berada di Panti Sosial Marsudi PutraHandayani Jakarta Timur. Pekerja sosial juga bertanggung jawabuntuk mengontrol bagaimana keadaan dan perkembangan kliendan pada kasus “R” saya pun ikut mengontrol bagaimana prosesselama ia disini dan juga saat ia telah dikembalikan padakeluarganya. Jadi, Pekerja sosial itu setelah klien dikembalikanpada keluarganya bertugas untuk memonitoring dan jugamelakukan bimbingan lanjut terhadap pihak keluarga dan jugakepada klien.”55

Jadi untuk melihat perkembangan anak, pekerja sosial diwajibkan untuk

melakukan kontroling dan home visit. Jadi tidak bisa begitu saja

diserahkan sepenuhnya kepada keluarga, namun selama beberapa waktu

pihak keluarga harus diawasi dan dibimbing agar tidak melakukan

kesalahan dalam proses resosialisasi, seperti membuat mental anak down

dan mengungkit-ungkit kasus yang telah terjadi bukannya memotivasi

anak agar mau berubah kearah yang lebih baik lagi.

Dalam kasus “RH”, ayahnya “HS” berperan untuk mengusahakan

“RH” bisa mengikuti Ujian Nasional dan lulus dari sekolahnya. Serta

merahasiakan kasus yang dihadapi oleh “RH” dari lingkungan sekitar, agar

nantinya “RH” tidak menjadi bahan pembicaraan di lingkungannya dan

membuat “RH” di berikan stigma negatif dari masyarakat. Seperti kutipan

wawancara dengan “HS” selaku ayah “RH” sebagai berikut :

“Kalo saya pribadi sih, saya berusaha supaya “R” bisa tetap ujiannasional mba waktu itu, soalnya waktu dia terjerat kasus itusekitar 3bulan sebelum Ujian Nasional. Jadi saya hubungi sekolah“R” dan meminta izin agar “R” bisa tetap Ujian. Saya waktu itu

55 Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial, Ibu Maria, pada tanggal 16 April 2018

 

Page 72: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

61

izin ke sekolah “R” kalo “R” kabur dari rumah. Sementaradengan tetangga saya bilang kalo “R” itu saya masukkan pondokpesantren. Jadi tidak banyak yang benar-benar tahu bahwa “R”itu terjerat kasus ini kecuali keluarga dan orang-orang tertentu.”56

Dalam kutipan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa “HS” sangat

berperan dalam proses resosialisasi “RH”, disini “HS” merahasiakan kasus

yang menimpa “RH”, agar saat “RH” keluar dari Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani Jakarta Timur tidak banyak yang mengetahui bahwa

“RH” terjerat kasus hukum. Hanya orang-orang tertentu saja yang

mengetahui hal tersebut, karena hal tersebut juga merupakan aib keluarga.

Selain itu proses pengembalian “RH” ke masyarakat akan berjalan lebih

mudah karena tidak banyak orang yang mengetahui hal tersebut.

Berbeda dengan “HS”, “YH” ibunda dari “RH” memiliki peran

lain dalam proses resosialisasi “RH”. Ia lebih menjaga agar “RH” agar

tidak kembali melakukan hal-hal negatif. Karena “RH” memiliki

kedekatan emosional lebih dengan “YH”dibandingkan dengan anggota

keluarga lainnya. “RH” merupakan anak kesayangan dari “YH” karena

“RH” merupakan anak yang baik dan pintar menurut ibunya. Berikut

kutipan wawancara dengan “YH” :

“Kalo saya sih lebih menjaga “R” supaya tidak kembali ke lingkunganpergaulannya agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif yangmerugikan lagi. Saya juga memotivasi “R” supaya ia kembalibersemangat meneruskan pendidikannya. Dan juga agar ia tidak maluhanya karena pernah tersangkut masalah seperti ini.”57

“RH” juga mempunyai niat baik untuk berhenti menggunakan barang-

barang terlarang tersebut dan dia juga sangat berterimakasih kepada pihak

56 Wawancara Pribadi dengan Ayah “RH”, Bapak “HS”, Pada tanggal 22 November 201757 Wawancara Pribadi dengan Ibunda “RH”, ibu “YH”, pada tanggal 22 November 2017

 

Page 73: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

62

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur karena telah

menyadarkan dirinya agar tidak menggunakan barang-barang terlarang

tersebut. Di dalam diri nya ia ingin menjadi pribadi yang lebih baik untuk

masa depan yang lebih cerah. Berikut kutipan wawancara nya :

“Enggak juga sih kak, alhamdulilah setelah saya di rehab di PantiSosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur, saya sadar itumerusak badan saya kak. Yang nama nya obat-obatan, ganja dansabu-sabu sudah tidak saya konsumsi lagi kak, paling minuman ajakak yang masih sampe sekarang tapi itu gak sering, karna sayasayang ibu saya kak, saya takut kalo ibu saya tau saya kena olehbarang-barang terlarang itu lagi nanti penyakit ibu saya kambuh.

Dan “RH” sendiri sangat menyayangi ibunya, “YH”. Seperti hasil wawancaraberikut :

“Ya harapannya sih saya ga kejerumus lagi kak karena pergaulandan lingkungan. Saya sayang ibu saya kak, saya gak mau ibu sayasakit lagi karena memikirkan saya, adik saya juga masih pada kecil-kecil. Ini jadi pelajaran hidup saya kak supaya lebih berhati-hati lagimemilih teman dan lingkungan pergaulan.”58

Kedua orang tua “RH” sendiri bingung kenapa “RH” bisa tersangkut kasus seperti

ini, padahal sebelumnya “RH” merupakan anak yang baik dan pintar serta

mematuhi orang tua, “HS” dan “YH” sendiri sebagai orang tua bingung kenapa

“RH” bisa terjerumus kedalam dunia seperti itu, walaupun “RH” tidak terbukti

memakai narkoba karena setelah tes urine hasilnya negatif. Tetapi “RH” disini

telah salah memilih lingkungan pergaulannya, selain itu hal tersebut dapat terjadi

karena menurut penulis “RH” dibebaskan oleh orangtuanya karena kedua

orangtuanya terlalu sibuk bekerja sehingga “RH” seperti kekurangan perhatian

dari kedua orang tua.

58 Wawancara Pribadi dengan “RH”, pada tanggal 29 November 2017

 

Page 74: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

63

Seperti kutipan wawancara dengan “HS” berikut :

“..soalnya “R” itu anaknya nurut sama orang tua mba. Jadi dia itu gamacem-macem anaknya. Saya sebenernya bingung kenapa dia bisa kenakasus seperti ini.”59

Dapat dilihat bahwa “HS” seperti tidak begitu mengetahui perkembangan

anaknya, karena ia hanya tahu bahwa “RH” selama ini merupakan anak yang baik

dan dapat dipercaya. Mungkin karena kesibukan “HS” sebagai guru SMK maka

hal tersebut bisa terjadi.

Namun saat ini,”HS” lebih memperhatikan “RH” dan berniat melanjutkan

jenjang pendidikan “RH” ke Perguruan tinggi seperti kutipan wawancara berikut :

“Setelah selesai menjalani proses rehabilitasi “R” saya berniat agar “R”mengikuti test masuk Perguruan Tinggi tapi karena waktu pendaftaranujian masuknya sudah lewat maka saya bebaskan “R”. Dan akhirnya “R”memilih untuk bekerja. Tapi tahun ini saya niat daftarkan ujian masukPerguruan tinggi.”60

Namun karena telat mendaftarkan “RH” untuk mengikuti ujian masuk, maka

“HS” membebaskan “RH” untuk bekerja karena “RH” memilih untuk bekerja

dibanding dia harus diam dirumah.

Menurut “YH”, alasan kenapa “RH” mudah melakukan tahapan resosialisasi

adalah tidak banyak orang yang tahu akan kasus yang dihadapi oleh “RH”, seperti

kutipan wawancaranya berikut :

“Lingkungan sekitar tidak banyak yang tahu kalau “R” terjerat kasusseperti ini hanya pak RT saja selebihnya benar-benar tidak ada yang tau.Bapak itu ngasih tau orang-orang sekitar kalo “R” itu masuk pondokpesantren untuk beberapa bulan dan mereka percaya. Paling yang tau

59 Wawancara pribadi dengan ayah “RH”, Bapak “HS”, pada tanggal 22 November 201760Ibid

 

Page 75: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

64

benar soal masalah ini ya keluarga dan orang-orang yang dekat dengankeluarga kami.”61

Dari situ dapat disimpulkan bahwa keluarga benar-benar melindungi kasus yang

dihadapi “RH” agar kedepannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Karena jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut maka “RH” dapat

diberikan stigma negatif dari masyarakat yang akan merugikan “RH” nantinya.

Lalu, “YH” menambahkan bahwa “RH” adalah anak yang baik, namun ia

sangat mudah kembali ke lingkungan pergaulan yang negatif, seperti berikut :

“Kalo hambatan itu saya rasa ga ada ya mba, soalnya “R” itu anaknyanurut banget sama orang tua. Kalo saya bilang A yaudah dia ikut kalosaya bilang B yaudah ikut. Dia juga bisa dibilang sebenernya anak baik.Karna dia anaknya sangat gampang sekali berbaur dengan teman yangdari kalangan sebaya sampai dewasa. Tapi ya gitu, kadang dia suka balikmain lagi sama temen-temen dia yang bandel itu.”62

Sudah menjadi tugas “YH” sebagai orang tua “RH” untuk melindungi “RH” agar

tidak kembali bergaul dengan lingkungannya yang bersifat negatif, tapi karena

sifat “RH” yang mudah percaya dengan orang lain maka ia sangatlah rentan

kembali bergaul dengan lingkungannya yang negatif tersebut. Maka perlu tenaga

ekstra untuk melindungi “RH” dan juga bimbingan dari keluarga serta motivasi

dan nasihat-nasihat kepada “RH” agar ia mulai dapat memilah-milah lingkungan

pergaulannya.

Kedua orangtua “RH” memiliki harapan yang sangat besar padanya.

Karena ia adalah anak laki-laki sekaligus anak pertama dari keluarga tersebut.

“RH” diharapkan mampu menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya. Selain itu

ia juga diharapkan menjadi orang yang berguna bagi keluarga serta masyarakat

61 Wawancara Pribadi dengan ibunda “RH”, Ibu “YS”, pada tanggal 22 November 201762Ibid

 

Page 76: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

65

sekitar. “RH” pun merasa menyesal walaupun ia tidak benar-benar terlibat dalam

kasus yang menimpanya, ayahnya pun berkata bahwa ini merupakan ujian hidup

bagi “RH” maupun keluarganya. Dengan adanya kejadian tersebut ”RH” menjadi

pribadi yang lebih memilih-milih lingkungan pergaulan, keluarganya pun menjadi

lebih mengawasi pertumbuhan serta pergaulan “RH” agar kejadian tersebut tidak

terulang kembali. “RH” pun sadar bahwa kedua orangtuanya begitu

menyayanginya dan ia tidak mau kejadian tersebut terulang, ia juga begitu

menyayangi kedua orangtuanya terutama ibunya.

 

Page 77: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan

yang dapat penulis ambil sebagai berikut :

1. Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum

Resosialisasi anak berhadapan hukum diawali dengan proses

penerimaan anak berhadapan hukum yang merupakan rujukan atau

hasil putusan dari kepolisian, kejaksaan dan atau lapas oleh bidang

Program Advokasi Sosial (PAS). Selanjutnya setelah anak-anak

tersebut diterima di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta

Timur, mereka ditempatkan di Rumah Antara selama 14+7 hari hingga

proses penyidikan anak tersebut selesai. Selain menunggu proses

penyidikan selesai, mereka ditempatkan dirumah antara agar dapat

beradaptasi dengan lingkungan dan tata tertib yang berlaku di Panti

Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

Setelah proses penyidikan dan telah mendapatkan putusan dari

hakim, anak-anak tersebut dipindahkan dari Rumah Antara ke asrama

untuk memulai proses resosialisasi. Disana mereka di asuh oleh dua

orang yang berperan sebagai pengganti orang tua mereka selama di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Selama berada di

asrama, meraka mendapatkan bimbingan sosial dan bimbingan mental

atau keagamaan. Mereka berada di asrama sesuai dengan putusan yang

 

Page 78: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

67

mereka dapatkan dan jika sikap dan perilaku mereka baik, mereka akan

mendapatkan diversi atau mendapatkan pembebasan bersyarat.

Selain bimbingan sosial dan bimbingan mental/keagamaan, mereka

juga mendapatkan kelas-kelas keterampilan seperti: las, teknik

kendaraan ringan, servis mesin pendingin, kerajinan tangan dan lain

sebagainya. Kelas-kelas kerterampilan tersebut dimaksudkan untuk

memberikan keterampilan tambahan yang dapat digunakan oleh para

Penerima Manfaat (PM) kelak setelah selesai menjalani proses

rehabilitasi di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

Dalam proses rehabilitasi tersebut setiap anak didampingi oleh

pekerja sosial yang bertugas untuk melakukan assesment dan

memperhatikan perkembangan mereka selama berada di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Pekerja sosial tersebut

bertugas dari awal proses anak tersebut dirujuk oleh pihak berwajib

hingga anak tersebut selesai menjalani seluruh proses rehabilitasi di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Namun tidak

sampai disitu, pekerja sosial juga mendampingi anak yang telah

dikembalikan kepada keluarganya. Pekerja sosial bertugas untuk

melakukan monitoring dan bimbingan lanjut kepada anak tersebut.

2. Peran Keluarga

Dalam proses resosialisasi anak berhadapan hukum, peran keluarga

sangatlah penting guna mencapai hasil yang ingin dicapai yaitu, anak

berhasil menjalani proses resosialisasi dan kembali menjadi selayaknya

anak seperti pada umumnya. Peran yang dilakukan keluarga berbeda-

 

Page 79: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

68

beda sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga tersebut. Pada kasus

“RH”, orangtua “RH” yaitu bapak “HS” berusaha menutupi kasus

yang dihadapi oleh “RH” pada lingkungan sekitar rumah dan sekolah

“RH” agar tidak muncul stigma negatif di kemudian hari. Selama

“RH” melakukan rehabilitasi di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur, “HS” mengatakan pada tetangga dan pihak sekolah

bahwa “RH” ia masukan kedalam pondok pesantren untuk

memperdalam ilmu agama sebelum “RH” menyelesaikan pendidikan

SMK.

Dengan ditutupinya kasus yang menimpa “RH”, proses

resosialisasi “RH” ke masyarakat menjadi lebih mudah dan masyarakat

tidak memberikan stigma negatif pada “RH”. Setelah “RH” keluar dari

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur, kedua orangtua

“RH” lebih memberikan mengawasi lingkungan pergaulan “RH” agar

dikemudian hari tidak terulang lagi kasus yang menimpanya. “HS”

juga lebih memperhatikan “RH” karena sebelumnya ia tidak terlalu

memperhatikan lingkungan dan tumbuhb kembang “RH”.

Selain itu, kedua orangtua “RH” juga lebih memperhatikan jenjang

pendidikan “RH”, terbukti dengan didaftarkannya “RH” untuk

mengikuti ujian masuk sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Namun karena waktu ujian yang terlewat sehingga niat tersebut pun

diurungkan oleh orangtua “RH”. “HS” pun membebaskan “RH” untuk

bekerja dahulu sebelum mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) ditahun depan. Kedua orangtua “RH” pun saat ini lebih

 

Page 80: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

69

memberikan motivasi dan menjaga agar “RH” mau melanjutkan

kehidupannya dan tidak kembali lagi ke lingkungan pergaulannya yang

telah menjerumuskannya. Dan “RH” memiliki keinginan untuk

berubah serta ia juga menyesal telah mengecewakan kedua

orangtuanya karena kasus yang dialaminya.

B. Saran

1. Akademis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis agak sedikit kesulitan dalam

menemukan buku-buku untuk referensi tentang proses resosialisasi

anak berhadapan hukum. Penulis berharap pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta umumnya dan Program Studi

Kesejahteraan Sosial khususnya, agar dapat menyediakan buku-buku

tentang resosialisasi. Penulis juga berharap bahwa Program Studi

Kesejahteraan Sosial lebih memperdalam bahasan tentang Pekerja

Sosial Koreksional sebab hal tersebut sangat dibutuhkan oleh para

mahasiswa Kesejahteraan Sosial.

2. Praktis.

Sebagai lembaga yang berada dibawah naungan Kementerian

Sosial Republik Indonesia, Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur diharapkan mampu memaksimalkan perannya sebagai

lembaga rehabilitasi sosial anak berhadapan hukum. Sebab selama ini

proses monitoring dan bimbingan lanjut yang dilakukan setelah anak

 

Page 81: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

70

keluar dari Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

hanya dirasakan oleh beberapa anak saja. Hal ini terjadi dikarenakan

budget yang tidak cukup untuk para pekerja sosial melakukan tahapan

tersebut. Padahal tahapan tersebut sangatlah penting dalam

pengembalian fungsi sosial anak berhadapan hukum dan masih banyak

orang tua yang tidak mengetahui perannya dan apa yang harus

dilakukannya setelah anaknya selesai menjalani proses rehabilitasi di

lembaga. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan dan monitoring dari

pekerja sosial kepada orang tua anak berhadapan hukum agar mereka

mampu berperan dengan maksimal dalam proses resosialisasi tersebut.

3. Penelitian Selanjutnya.

Melakukan penelitian lebih mendalam tentang dampak labelling

yang terjadi di lingkungan klien setelah klien selesai melakukan

resosialisasi di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

dan menekankan pada peran orang tua asuh selama klien berada di

asrama Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

Hal ini bertujuan agar para orangtua lebih mengetahui tugas dan

fungsi dalam memberi dan mendidik anak baik secara keilmuan

maupun keagamaan untuk menghindari anak melakukan perilaku yang

menyimpang atau melanggar norma-norma yang berlaku.

 

Page 82: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

71

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Bugin, Burhan. Analisis Data Dan Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada, 2003.

Bunadi, Hidayat. Pemidanaan dan Pertanggungjawaban Anak di BawahUmur, Bandung. PT Alumni, 2010.

Djamil. M. Nasir. Anak Bukan Untuk Dihukum, Jakarta. Sinar Grafika, 2013.Effendy, Nasrul, Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kedokteran

EGC, 1998.

Goode, J William. Sosiologi Keluarga, Jakarta. Bumi Aksara, 2004.

Idi, Abdullah. Sosiologi Pendidikan, Individu, Mayarakat dan Pendidikan,Jakarta. Rajawali Pers, 2011.

Lestari, Sri. Psikologi Keluarga, Jakarta. Kencana Prenada Media Group,2012.

Maleong, J, Lexi. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung. PT RemajaRosdakarya, 1999, Edisi ke-10.

Munandar, Muhammad. Ilmu Sosial Dasar Teori & Konsep Ilmu Sosial,(Bandung: PT Refika Aditama, 2006).

N. Gross W.S. Mason and A.W. Mc Eachern, Exploritations Role Analysis,dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta. RajaGrafindo Persada, 1995, Edisi. Ke 3.

Nazir, Muhammad. Metode Penelitian, Jakarta. Ghalia Indonesia, 1998.Prakoso, Djoko. Peranan Psikologi dalam Pemeriksaan Tersangka Pada

Tahap Penyidikan, Jakarta. Ghalia Indonesia, 1986.

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ProvinsiJakarta. Penangan Anak Berhadapan Hukum, Jakarta. Pusat PelayananTerpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, 2015.

 

Page 83: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

72

Rifa’i, Muhammad. Sosiologi Pendidikan, Struktur Dan Interaksi Sosial diDalam Institusi Pendidikan, Yogyakarta. Ar Ruzz Media, 2016.

Sartono, Suwarniyati. Pengurangan Sikap Masyarakat terhadap KenakalanRemaja di DKI Jakarta, Jakarta. Persada, 1985.

Sarwono, S.W. Psikologi Remaja, Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2002.

Siaahan, M.S, Jookie. M.Sosiologi Perilaku Menyimpang. Universitas Terbuka,Kementeriaan Pendidikan Nasional, 2010.

Siagian, Amrizal. Pengantar Studi Kriminologi, Jakarta. Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2013.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta. PT Raja GrafindoPersada, 1999.

Soetomo. Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya,Yogyakarta. PustakaPelajar, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung. CVAlfabeta, 2013, Edisi ke-19.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi, Jakarta. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi, Universitas Indonesia, 2004.

Sutopo, B Heribertus. Sutopo, Metodologi Peneltian Kualitatif: Metodologipenelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya, Surakarta:.UniversitasSebelas Maret, 1996.

Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak, Jakarta. Kencana Prenada MediaGrup, 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 Tentang SistemPeradilan Pidana Anak.

 

Page 84: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

73

Sumber Artikel dan Majalah :Case record diperoleh dari Bapak Zaenal selaku pekerja sosial yang menangani

klien RH, pada tanggal 2 November 2017.

Darosy Endah Hyoscyamina, Jurnal Peran Keluarga Dalam MembangunKarakter Anak. Universitas Diponogoro, 2011.

http://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/30/1260/data-pengaduan-komisi-perlindungan-anak, Di Akses pada (15 Maret 2017), Pukul 11.30WIB.

Sumber Skripsi :Rini Sekar Respati, Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam

Mempersiapkan Resosialisasi Narapidana Di Lembaga PemasyarakatanPemuda Plantungan Kendal.

 

Page 85: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

Pedoman Wawancara

A. Peran keluarga

1. Bagaimana peran keluarga dalam proses resosialisasi penerima

manfaat?

B. Fungsi dan tugas keluarga

1. Bagaimana fungsi dan tugas keluarga dalam proses resosialisasi

penerima manfaat?

C. Resosialisasi

1. Bagaimana proses resosialisasi anak berhadapan dengan hukum?

2. Apakah ada proses setelah resosialisasi?

D. Anak Berhadapan Hukum (ABH)

1. Bagaimana anak dapat dikatakan sebagai anak berhadapan hukum

2. Apa penyebab Anak Berhadapan Hukum (ABH)

1. Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial

a. Bagaimana proses penerimaan anak berhadapan hukum?

b. Bagaimana tahapan rehabilitasi anak berhadapan hukum?

c. Bagaimana proses resosialisasi anak berhadapan hukum?

d. Bagaimana peran pekerja sosial dalam proses rehabilitasi anak

berhadapan hukum?

e. Bagaimana peran keluarga dalam proses resosialisasi anak

berhadapan hukum?

f. Apa hambatan dalam proses rehabilitasi sosial anak berhadapan

hukum?

 

Page 86: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

2. Pekerja Sosial

a. Bagaimana proses assesment anak berhadapan hukum?

b. Bagaimana proses pendampingan anak berhadapan hukum?

c. Bagaimana peran pekerja sosial dalam menghubungkan keluarga

dan anak penerima manfaat?

d. Bagaimana peran pekerja sosial dalam pendampingan anak

berhadapan hukum selama proses resosialisasi?

e. Bagaimana proses resosialisasi anak saat di panti dan saat

dikembalikan ke keluarga?

f. Apa tujuan anda memberikan proses resosialisasi trhadap anak

berhadapan hukum?

g. Apa hambatan dalam pendampingan anak berhadapan hukum

selama proses resosialisasi?

h. Apakah ada proses monitoring setelah anak dikembalikan ke orang

tua? Jika ada, bagaimana proses monitoring tersebut?

i. Bagaimana hambatan selama proses pendampingan anak selama di

panti dan setelah dikembalikan ke keluarganya?

3. Penerima Manfaat

a. Mengapa anda bisa ditempatkan di panti?

b. Siapa yang membuat keputusan kamu bisa berada di panti?

c. Bagaimana proses penerima manfaat disini?

d. Bagaimana keadaan anda selama menjalani proses rehabilitasi di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur?

e. Apa saja kegiatan yang anda ikuti selama berada disini?

 

Page 87: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

f. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh panti selama anda

berada disini?

g. Bagaimana dampak yang anda rasakan selama dan setelah

mengikuti program rehabilitasi?

h. Apa harapan anda setelah menjalani proses rehabilitasi di panti?

4. Orangtua

a. Mengapa anak anda bisa berada dipanti?

b. Bagaimana keadaan anak anda selama mengikuti program

rehabilitasi di panti?

c. Bagaimana peran panti setelah anda selesai direhabilitasi?

d. Bagaimana peran ibu dan bapak dalam pendampingan anak anda

selama dan setelah selesai menjalani proses rehabilitasi?

e. Bagaimana lingkungan sekitar melihat anak anda setelah menjalani

proses rehabilitasi di panti?

f. Bagaimana peran bapak dan ibu dalam mengembalikan

keberfungsiaan sosial anak anda?

g. Bagaimana hambatan yang anda rasakan selama mendampingi

anak anda?

h. Bagaimana harapan anda kedepannya?

 

Page 88: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Bambang Wibowo, SH

Umur : 48 Tahun.

Jabatan : Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial.

Tempat wawancara : Ruangan kantor.

Waktu wawancara : 14.00 WIB.

1. Bagaimana proses penerimaan anak berhadapan hukum?

Awalnya itu setiap anak yang mendapat rujukan maupun putusan dari

kepolisian, lapas, kejaksaan dan dari dinas sosial. Lalu dari situ dirujuk kesini

dan diterima oleh seksi PAS (Program Advokasi Sosial) nah setelah diterima

lalu anak kita tempatkan ke rumah antara. Rumah antara itu rumah untuk

memotivasi dan meng-assesment anak yang baru dirujuk. Nah setelah anak

selesai di motivasi dan di-assesment baru kita turunkan ke asrama untuk

mendapatkan pengasuhan. Di asrama itu ada pengasuhnya yaitu suami dan

istri sebagai pengganti orang tua si anak.

2. Bagaimana tahapan rehabilitasi anak berhadapan hukum?

Setelah anak di asrama tentunya anak harus mengikuti program

rehabilitasi sosial. Diantaranya kita berikan bimbingan pelayanan dan

pelatihan keterampilan, fisik, mental dan sosial. Untuk vokasional itu ada 5

keterampilan yaitu otomotif, sablon, las, handicraft dan teknik pendingin. Dan

dilengkapi dengan ekstra kurikuler yaitu, seni lukis, seni tari, kemudian ada

band, gym dll. Yang jelas yang permanen itu 5 keterampilan itu. Disamping

itu kita berikan bimbingan fisik dan mental, mental kan seperti bimbingan

 

Page 89: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

keagamaan seperti kelas agama, mengaji, belajar mengajar. bimbingan fisik

itu ada senam jasmani, MFD (Mental Fisik Disiplin) yang diberikan oleh TNI

yaitu baris berbaris dengan pelatihan pengibaran bendera merah putih. Untuk

pelatihan keagamaan itu seminggu 2 kali. Untuk bimbingan sosial itu ada etika

dan penyuluhan hukum, artinya selain mereka diberikan pelatihan mental

mereka juga diberikan bimbingan sosial seperti etika, penyuluhan hukum,

budi pekerti, dan lebih lengkapnya bisa ditanyakan kepada pekerja sosial.

Untuk bimbingan sosial itu senin sampai kamis.

3. Bagaimana proses resosialisasi anak berhadapan hukum?

Setelah anak menjalani proses rehabilitasi sosial, bagaimana anak ini

bisa bersosialisasi dengan masyarakat maka anak ini kita magangkan keluar

yang namanya praktek belajar kerja. Dimana kita tempatkan di perusahaan-

perusahaan yang sesuai dengan bidang keterampilan yang diambil oleh anak.

Intinya bagaimana si anak bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Dan itu

dilakukan selama 40 hari. Jika di perusahaan itu disediakan tempat untuk anak

menginap maka anak akan tinggal disana selama 40 hari, jadi tidak perlu repot

repot pulang pergi dan juga si anak itu diberikan salary atau bayaran dari hasil

magang tersebut. Setelah selesai magang itu, mereka akan dipersiapkan untuk

menjalani proses reintegrasi dan dikembalikan kepada keluarganya. Setelah

itu ada monitoring dan homevisit yang dilakukan oleh pekerja sosial.

 

Page 90: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

4. Bagaimana peran pekerja sosial dalam proses rehabilitasi anak

berhadapan hukum?

Peran pekerja sosial itu setiap hari setiap saat anak ini dibina oleh

pekerja sosial. Yang pertama anak yang telah dibagikan kepada pekerja

sosialnya. Pekerja sosial membina anak dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB.

Membina, membimbing, memotivasi itu tugasnya pekerja sosial. Dari jam

16.00 s/d 08.00 WIB itu tugasnya orang tua asuh. Saat anak ini memiliki

urusan dengan kepolisian, penyelidikan atau hal lain itu sudah menjadi

kewajiban pekerja sosial untuk mendampingi. Dari awal si anak datang ke

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Handayani hingga keluar itu terus

didampingi oleh pekerja sosial. Dan setelah dikembalikan ke keluarga pun

masih ada bimbingan lanjut yang dilakukan oleh pekerja sosial, untuk

melihat perkembangan sosial si anak setelah selesai di rehab.

5. Bagaimana peran keluarga dalam proses resosialisasi anak

berhadapan hukum?

Keluarga itu mendampingi si anak namun tetap di monitoring oleh

pekerja sosialnya agar diketahui bagaimana perkembangan sosial si anak

tersebut, apakah setelah keluar dia bekerja, melanjutkan kuliah atau malah

melakukan kasus yang lain kan kita tidak tahu. Oleh karena itu diperlukan

bimbingan lanjut dari pekerja sosial sampai si anak tersebut bisa kembali

berfungsi sosial seperti sedia kala. Dan jangan sampai si anak kembali

melakukan kejahatan yang sama atau kejahatan lain, intinya agar si anak tidak

kembali mengulangi kesalahannya.

 

Page 91: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

6. Apa hambatan dalam proses rehabilitasi sosial anak berhadapan

hukum?

Kalo hambatan sih banyak ya, yang sering kita hadapi itu kadang anak

itu harus dipaksa untuk mengikuti kegiatan, kemudian hambatannya itu dari

berbagai macam kasus. Kan anak itu saling mempengaruhi dari semua anak

itu saat berkumpul, ketika anak ada waktu luang untuk mengobrol itu ada

kesempatan untuk saling mempengaruhi. Namun kita dari awal masa orientasi

itu kita dan si anak itu membuat komitmen, jika si anak melanggar aturan

sanksi apa yang akan diberikan. Dan yang paling krusial itu hambatan titipan,

karena mereka tidak tahu berapa lama mereka disini. Dan status mereka itu

belum jelas. Dan ada kemungkinan besar semakin lama status mereka tidak

jelas maka semakin besar kemungkinan mereka untuk kabur dari panti. Dan

justru hal tersebut akan menambah lama proses penyidikan. Kalo sudah

putusan tidak masalah jika ia mau meninggalkan panti, karena jika

meninggalkan panti mereka akan ditempatkan di lapas bukan disini.

 

Page 92: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Maria Josefin Barus, S.Sos

Umur : 27 Tahun.

Jabatan : Koordinator Pekerja Sosial.

Tempat wawancara : Ruangan Kantor.

Waktu wawancara : 14.00 WIB.

1. Bagaimana proses assesment “R”?

“R” itu termasuk anak yang baik sih tapi dia itu terlihat seperti tertekan

dengan semua tuntutan orang tua dan ia tidak nyaman dengan hal itu. Kontrol

dirinya sendiri yang masih sangat labil. Ia juga seperti kurang perhatian dari

orang tuanya, namun ia selalu diberikan barang-barang yang dia inginkan jika

ia mampu memenuhi target yang orang tuanya inginkan. Misalnya, jika ia

mendapatkan ranking 1 disekolah maka ia akan diberikan barang yang ia

inginkan seperti handphone dan motor.

2. Bagaimana proses pendampingan anak berhadapan hukum?

“R” ini bisa dibilang anak yang nurut ya, dia juga ga macem-macem

kok anaknya makanya dia bisa dapet diversi karena perilaku dia baik disini.

Dia juga gampang beradaptasi, anaknya sangat gampang bergaul dengan anak-

anak disini. Jadi selama disini tidak ada masalah yang berarti gitu. ”R” itu

anak yang suka menyimpan dendam dan menahannya sendiri, jadi kalau sudah

 

Page 93: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

diambang batas ia akan sangat mudah meledak amarahnya dan melakukan hal-

hal yang tidak diinginkan. Ya wajar namanya juga masih remaja, jadi masih

labil sifatnya. Selebihnya proses pendampingan “R” itu bisa dikatakan ya

sangat mudah karena ia itu anak yang benar-benar nurut. Saya paling lebih

memberikan motivasi saat bimbingan sosial kepada “R” agar ia tidak

mengulangi kesalahannya.

3. Bagaimana peran pekerja sosial dalam menghubungkan keluarga dan

anak penerima manfaat?

Sudah menjadi tugas pekerja sosial untuk memberi kabar kepada pihak

keluarga klien tentang bagaimana keadaan dan perkembangan klien selama

berada di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Pekerja sosial

juga bertanggung jawab untuk mengontrol bagaimana keadaan dan

perkembangan klien dan pada kasus “R” saya pun ikut mengontrol bagaimana

proses selama ia disini dan juga saat ia telah dikembalikan pada keluarganya.

Jadi, pekerja sosial itu setelah klien dikembalikan pada keluarganya bertugas

untuk memonitoring dan juga melakukan bimbingan lanjut terhadap pihak

keluarga dan juga kepada klien.

4. Bagaimana peran pekerja sosial dalam pendampingan anak

berhadapan hukum selama proses resosialisasi?

Sebagai pekerja sosial saya memberikan motivasi dan bimbingan

sosial kepada “R” dan juga pekerja sosial bertanggungjawab untuk selalu

mendampingi “R” saat kasus nya naik ke hukum.

 

Page 94: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

5. Bagaimana proses resosialisasi anak saat di panti dan saat

dikembalikan ke keluarga?

Sejauh ini lancar karena “R” termasuk anak yang mau diajak bekerja

sama dan mematuhi semua perkataan saya dan juga kedua orangtuanya.

Norma-norma yang ditanamkan saat ia di rehabilitasi di Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani Jakarta Timur dipakai ‘ucap orangtua ryan’

6. Apa tujuan anda memberikan proses resosialisasi trhadap anak

berhadapan hukum?

Sebenarnya tujuan utama pekerja sosial memberikan proses

resosialisasi itu untuk menanamkan kembali norma-norma yang ada di

masyarakat, agar setelah keluar dari Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur, “R” mampu berfungsi sosial seperti sebelumnya. Dan juga

memotivasi bahwa tidak selamanya orang-orang seperti “R” itu dipandang

sebelah mata oleh lingkungan sekitar. Dan “R” pun tidak merasa malu untuk

kembali bersosialisasi ke masyarakat.

7. Apa hambatan dalam pendampingan anak berhadapan hukum

selama proses resosialisasi?

Tidak terlalu banyak sih kalo untuk hambatan, paling si anak ini masih

suka malas-malasan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada disini, dan

juga ia masih sulit mengendalikan emosinya sendiri saat benar-benar sudah

meledak. Karena ia sering memendam rasa dendam kepada anak lain.

 

Page 95: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

8. Apakah ada proses monitoring setelah anak dikembalikan ke orang

tua? Jika ada, bagaimana proses monitoring tersebut?

Ada, pekerja sosial itu memberikan bimbingan lanjut kepada “R”

dirumah dan juga membimbing keluarga dalam proses resosialisasi selama

dirumah. Bisa dikatakan homevisit. Namun karena dana yang terbatas, tidak

semua klien mendapatkan proses tersebut. Karena tempat tinggalnya tidak

dapat dijangkau atau berada diluar daerah.

9. Bagaimana hambatan selama proses pendampingan anak selama di

panti dan setelah dikembalikan ke keluarganya?

Kalo dipanti sih seperti yang saya sebutkan tadi “R” ini masih suka

malas-malasan dan juga emosinya sulit dikontrol. Sedangkan selama dirumah

proses itu lebih saya berikan kepada orangtua, selebihnya saya hanya

memberikan bimbingan dan memonitoring perkembangan “R”. Jadi saya

hanya menerima keluhan dan memberikan bantuan kepada keluarga “R”.

 

Page 96: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : HS.

Umur : 41 Tahun.

Pekerjaan : Guru.

Tempat Wawancara : Rumah Pribadi.

Waktu Wawancara : 17.00 WIB.

1. Bagaimana “R” bisa berada di panti?

Jadi pada tanggal 21 Januari 2017 itu kejadian “R” ditangkap mba,

tiba-tiba saya menerima telpon dari pihak yang berwajib bahwa “R” di tahan

karena anak saya terjerat kasus narkoba mba. Jadi dia tertangkap polisi waktu

dia nganterin temennya untuk transaksi narkoba. Dan karena dia masih

dibawah 17 tahun dia ditempatkan sementara di tempat rehabilitasi Anak

Nakal.

2. Bagaimana keadaan “R” selama mengikuti program rehabilitasi di

panti?

Alhamdulillah mba, baik-baik saja selama berada di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Dia juga aktif mengikuti kegiatan

disana. Dia tergolong anak yang pintar mba jadi dia cepat beradaptasi disana.

Dan dia betah selama berada disana karena dia mengikuti kelas keterampilan

AC. Dia itu anaknya suka bongkar-bongkar mesin mba jadinya dia seneng

 

Page 97: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

disana. Kan dia juga sekolah SMK jurusan TKR (Teknik Kendaraan Ringan)

makanya disana dia seneng mba bisa belajar mesin selain mesin motor.

3. Bagaimana peran panti setelah “R” selesai direhabilitasi?

Kalo peran Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur sih

paling monitoring aja mba selama beberapa bulan. Liat perkembangan “R”

gimana setelah dipulangkan dan juga supaya dia ga balik lagi ke lingkungan

dia yang negatif mba.

4. Bagaimana peran bapak dalam pendampingan “R” selama dan

setelah selesai menjalani proses rehabilitasi?

Kalo saya pribadi sih, saya berusaha supaya “R” bisa tetap ujian

nasional mba waktu itu, soalnya waktu dia terjerat kasus itu sekitar 3bulan

sebelum ujian nasional. Jadi saya hubungi sekolah “R” dan meminta izin agar

“R” bisa tetap ujian. Saya waktu itu izin ke sekolah “R” kalo “R” kabur dari

rumah. Sementara dengan tetangga saya bilang kalo “R” itu saya masukan

pondok pesantren. Jadi tidak banyak yang benar-benar tahu bahwa “R” itu

terjerat kasus ini kecuali keluarga dan orang-orang tertentu.

5. Bagaimana lingkungan sekitar melihat “R” setelah menjalani proses

rehabilitasi di panti?

Kalo tetangga itu kebanyakan ga ada yang tahu mba kalo “R” itu di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur mba, mereka tahunya itu

“R” sedang saya masukkan pondok pesantren untuk beberapa bulan.

 

Page 98: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

6. Bagaimana peran bapak dalam mengembalikan keberfungsiaan sosial

“R” ?

Setelah selesai menjalani proses rehabilitasi “R” saya berniat agar “R”

mengikuti test masuk Perguruan Tinggi Negeri tapi karena waktu pendaftaran

ujian masuknya sudah lewat maka saya bebaskan “R”. Dan akhirnya “R”

memilih untuk bekerja. Tapi tahun ini saya niat daftarkan ujian masuk

Perguruan tinggi Negeri.

7. Bagaimana hambatan yang bapak rasakan selama mendampingi

“R” ?

Kalo hambatan sih ga ada ya mba, soalnya “R” itu anaknya nurut

sama orang tua mba. Jadi dia itu ga macem-macem anaknya. Saya

sebenernya bingung kenapa dia bisa kena kasus seperti ini.

8. Bagaimana harapan bapak kedepannya?

Semoga “R” bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.

Dan dia tidak terkena kasus semacam ini lagi.

 

Page 99: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : YH.

Umur : 39 Tahun.

Pekerjaan : PNS Departemen Keuangan.

Tempat wawancara : Rumah Pribadi.

Waktu wawancara : 13.30 WIB.

1. Mengapa anak ibu bisa berada dipanti?

Sebenernya sih saya ga ngerti juga ya mba, saya itu liat “R” anak yang

baik, disekolah selalu juara bahkan saat ujian nasional kemarin dia mendapat

peringkat 1 disekolah dan “R” termasuk anak yang nurut kepada orang tua dan

ga macem-macem anaknya. Tapi mungkin karena pergaulan dia yang teman-

temannya itu anak-anak yang bandel makanya dia bisa sampe kena kasus ini.

2. Bagaimana keadaan anak ibu selama mengikuti program rehabilitasi

di panti?

Alhamdulillah sih saya lihat dia baik-baik saja. Saya beberapa kali

jenguk “R” kesana bareng keluarga. Dia keadaannya baik-baik aja gitu

sehat. Dia juga rajin mengikuti kegiatan yang disediakan oleh Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur seperti kelas keterampilan dan

ekskul bahkan sekarang dia rajin shalatnya.

 

Page 100: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

3. Bagaimana peran panti setelah “R” selesai direhabilitasi?

Beberapa kali sih masih monitoring tentang bagaimana keadaan “R”

setelah dipulangkan seperti menanyakan apakah ada perubahan atau

perkembangan dari “R” selama dirumah.

4. Bagaimana peran ibu dalam pendampingan “R” selama dan setelah

selesai menjalani proses rehabilitasi?

Kalo saya sih lebih menjaga “R” supaya tidak kembali ke lingkungan

pergaulannya agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang

merugikan lagi. Saya juga memotivasi “R” supaya ia kembali bersemangat

meneruskan pendidikannya. Dan juga agar ia tidak malu hanya karena

pernah tersangkut masalah seperti ini.

5. Bagaimana lingkungan sekitar melihat anak ibu setelah menjalani

proses rehabilitasi di panti?

Lingkungan sekitar tidak banyak yang tahu kalau “R” terjerat kasus

seperti ini hanya pak RT saja selebihnya benar-benar tidak ada yang tau.

Bapak itu ngasih tau orang-orang sekitar kalo “R” itu masuk pondok

pesantren untuk beberapa bulan dan mereka percaya. Paling yang tau

benar soal masalah ini ya keluarga dan orang-orang yang dekat dengan

keluarga kami.

 

Page 101: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

6. Bagaimana peran ibu dalam mengembalikan keberfungsiaan sosial

“R” ?

Ya itu tadi saya lebih menjaga “R” agar tidak salah lagi dalam memilih

teman dan lingkungan pergaulan. Lebih ketat menanyakan darimana, nama

nya siapa dan tinggalnya dimana dan jika teman-teman “R” kerumah saya

juga memotivasi “R” agar tidak malu karena pernah mengalami kasus

seperti ini.

7. Bagaimana hambatan yang ibu rasakan selama mendampingi “R” ?

Kalo hambatan itu saya rasa ga ada ya mba, soalnya “R” itu anaknya

nurut banget sama orang tua. Kalo saya bilang A yaudah dia ikut kalo saya

bilang B yaudah ikut. Dia juga bisa dibilang sebenernya anak baik. Karna

dia anaknya sangat gampang sekali berbaur dengan teman yang dari

kalangan sebaya sampai dewasa. Tapi ya gitu, kadang dia suka balik main

lagi sama temen-temen dia yang bandel itu.

8. Bagaimana harapan ibu kedepannya?

Ya kalo harapan saya ya semoga aja “R” jadi anak yang lebih baik lagi

dan menjadi anak yang berbakti dan bisa membanggakan orang tua. Dia

kan anak pertama, anak pertama juga mba, adeknya banyak saya mau “R”

menjadi teladan yang baik bagi adik-adiknya dan juga jangan sampe kena

kasus-kasus seperti ini kedepannya.

 

Page 102: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : RH.

Umur : 18 Tahun.

Tempat Wawancara : Warkop Masa Gitu Cakung.

Waktu Wawancara : 20.30 WIB.

1. Bagaimana kamu bisa berada disini?

Karena kasus narkoba kak. Jadi, dulu ketangkep polisi waktu lagi

nganterin temen transaksi sabu. Dan ternyata dia di ikutin sama polisi.

2. Kok kamu bisa nganterin temen kamu transaksi narkoba?

Soalnya saya tau kak orang yang jual narkoba itu dan saya kenal, terus

temen saya yang mau beli itu langsung datengin saya minta di anter ke temen

saya yang jualan narkoba itu kak.

3. Apakah kamu menggunakan barang-barang terlarang itu?

Sebenernya saya sudah menggunakan ganja dari awal saya masuk

SMA kak, saya ditawarin awal nya saat lagi nongkrong setelah pulang

sekolah kak, kata temen saya kalo lu gak make lu banci. Sebenernya awal

nya saya agak takut untuk mencoba,tetapi karena di dorong sama temen-

temen dan di paksa dan akhirnya saya nyobain juga. Lama kelamaan saya

kecanduan dan seiringnya waktu berjalan saya mencoba minuman alkohol

dari yang murah sampai yang mahal. Sampe saya mencoba buat konsumsi

sabu-sabu kak dan selain itu saya juga mengkonsumsi obat-obatan kak.

 

Page 103: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

4. Lalu apakah kamu kecanduan barang-barang terlarang itu sampai

sekarang?

Enggak juga sih kak, alhamdulilah setelah saya di rehab di Panti

Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur, saya sadar itu merusak

badan saya kak. Yang nama nya obat-obatan, ganja dan sabu-sabu sudah

tidak saya konsumsi lagi kak, paling minuman aja kak yang masih sampe

sekarang tapi itu gak sering, karna saya sayang ibu saya kak, saya takut

kalo ibu saya tau saya kena oleh barang-barang terlarang itu lagi nanti

penyakit ibu saya kambuh.

5. Terus bagaimana proses di polres?

Awal nya saya di BAP (Berita Acara Perkara) dulu lalu besoknyasaya

langsung di test urine, tapi hasilnya negatif. Saya juga sempet ditahan di

polres metro jakarta timur selama 1 minggu karena masih proses penyelidikan

kak, setelah itu saya direkomendasikan ke Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani Jakarta Timur oleh pihak polres metro jakarta timur karena usia

saya waktu itu dibawah 17 tahun.

6. Bagaimana proses penerima manfaat disini?

Waktu dibawa oleh pihak polres ke Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani Jakarta Timur saya langsung ditempatkan di rumah antara. Saya

berada dirumah antara itu sekitar 2 bulan. Sebenernya 2 bulan itu terlalu lama

kak, harusnya di rumah antara itu hanya sekitar 21 hari. Tapi karena status

saya yang belum jelas di kepolisian, dan berkas perkara saya belum P-21

makanya saya ketahan lumayan lama di rumah antara kak. Dan saya juga

 

Page 104: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

ingin melakukan diversi, tetapi untuk tahapan diversi itu lumayan panjang

kak. Setelah 2 bulan di rumah antara, saya baru dipindahin ke asrama kak.

Saya itu di asrama sekitar 4 bulan sampai saya keluar dari Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

7. Bagaimana keadaan kamu selama menjalani proses rehabilitasi di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur?

Alhamdulillah baik kak, saya mengikuti semua proses yang ada disini.

Ya abis mau gimana lagi kak, waktu awal awal sih males ikut tapi lama-lama

saya bosen kak daripada saya ga ada kegiatan disini ya mendingan saya ikut

hehe.

8. Apa saja kegiatan yang kamu ikuti selama berada disini?

Banyak kak kegiatannya ada senam, ekskul, dan kelas keterampilan

kak. Selama disana saya ikut kelas keterampilan AC kak, jadi kaya servis AC

gitu kak. Saya juga ikut ekskul band jadi ya selama disana saya ga bosen

bosen banget lah kak, masih ada kegiatan positif yang saya bisa lakuin.

9. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh panti selama kamu berada

disini?

Kalo pelayanan itu lumayan kak, dibanding saya harus di tahan di

polres mending saya di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

deh kak. Karena di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

orangnya ramah-ramah, petugas pantinya juga enak-enak kak dan makanan

 

Page 105: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

nya terjamin kak, saya makan 3 hari sekali dan lauk mya itu enak kak

seminggu 2 kali makan ayam hehe.

10. Bagaimana dampak yang kamu rasakan selama dan setelah

mengikuti program rehabilitasi?

Alhamdulillah saya sadar kak, saya menyesal dan tidak mau

mengulangi lagi karena kenal dan masuk dalam dunia-dunia yang kaya gitu

kak. Saya juga ga mau asal memilih teman kak, pokoknya sekarang harus

milih-milih teman deh kak. Soalnya kalo asal memilih teman nanti takutnya

kejadian lagi kaya gini kak.

11. Apa harapan kamu setelah menjalani proses rehabilitasi di panti?

Ya harapannya sih saya ga kejerumus lagi kak karena pergaulan dan

lingkungan. Saya sayang ibu saya kak, saya gak mau ibu saya sakit lagi karena

memikirkan saya, adik saya juga masih pada kecil-kecil. Ini jadi pelajaran

hidup saya kak supaya lebih berhati-hati lagi memilih teman dan lingkungan

pergaulan.

 

Page 106: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

HASIL OBSERVASI

DI PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA HANDAYANI JAKARTA TIMUR

Hari dan Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017

Tempat : Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

Pada hari ini penulis mengunjungi Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

untuk pertama kalinya, setelah saya diizinkan untuk melakukan penelitian di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Pada pertama kali penulis

dikenalkan kepada supervisi selama penelitian berlangsung oleh kepala bagian

rehabilitasi sosial Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur yaitu

Bapak Bambang Wibowo kepada Ibu Maria. Kemudian penulis diajak oleh Ibu

Maria berkeliling-keliling lingkungan Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Jakarta Timur, tempat pertama yang penulis kunjungi adalah Rumah Antara

tempat dimana anak-anak yang baru masuk ke Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani Jakarta Timur berada. Mereka ditempatkan disana agar dapat

beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan dan peraturan yang ada di Panti

Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Bentuk Rumah antara sendiri

seperti rumah biasa namun di dalamnya berisikan sel-sel mirip penjara. Terdapat

juga saung didepan rumah antara yang fungsinya sebagai tempat keluarga

Penerima Manfaat (PM) yang datang untuk menjengguk. Anak-anak ditempatkan

di Rumah Antara selama 14 hari+7 hari. Selain ditujukan sebagai tempat awal

untuk beradaptasi, Rumah Antara juga digunakan sebagai tempat perlindungan

anak selama proses penyidikan kasus berlangsung.

 

Page 107: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

Setelah itu penulis diajak berkeliling kembali oleh Ibu Maria, kali ini

penulis mengunjungi Rumah Asrama. Rumah Asrama ini adalah rumah yang

dihuni dari beberapa anak yang di setiap rumahnya itu terdapat orangtua asuh

yang bertugas sebagai orangtua pengganti selama anak-anak tersebut berada di

Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur. Anak-anak yang berada di

rumah asuh biasanya telah selesai proses penyidikannya dan telah dijatuhi vonis

oleh pihak yang berwajib dan mereka tinggal disana sesuai dengan vonis yang

diberikan. Karena usia mereka yang masih digolongkan sebagai anak-anak makan

mereka tidak dapat ditempatkan pada penjara konvensional. Selama berada di

Rumah Asrama pun mereka diberikan bimbingan sosial dan bimbingan agama,

agar sikap dan sifat mereka menjadi lebih baik.

Setelah itu penulis kembali diajak kembali ke kantor karena waktu yang

sudah sore dan Ibu Maria juga harus kembali ke Rumah Asrama atau Rumah

Asuh. Karena Ibu Maria selain sebagai pekerja sosial, beliau juga merangkap

sebagai Orangtua asuh.

 

Page 108: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

Hari dan Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Tempat : Panti Sosial Marsudi Putra Handayani

Hari ini adalah hari kedua penulis datang ke Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani Jakarta Timur untuk melakukan observasi sekaligus

melakukan bimbingan dengan Supervisi dari lembaga yaitu Ibu Maria.

Setelah bertemu dengan Ibu Maria, penulis diajak untuk berkeliling lagi

untuk melihat kegiatan-kegiatan anak-anak selama berada di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur.

Tempat yang pertama penulis kunjungi adalah tempatketerampilan

las, disana anak-anak diajarkan bagaimana agar bisa bekerja dibidang las.

Disana juga terdapat berbagai macam alat-alat las yang bisa dibilang

cukup lengkap. Tempat kegiatan las ini termasuk luas agar anak-anak yang

belajar merasa nyaman dan dapat berkreasi dengan alat-alat las yang

tersedia dan dapat belajar dengan lebih baik agar nantinya dapat bekerja

secara profesional di bidang las.

Setelah selesai melihat-lihat di kegiatan las, penulis kemudian

diajak untuk melihat tempat pembuatan kerajinan. Ditempat ini anak-anak

diajarkan untuk membuat kerajinan tangan seperti vas bunga dan lain-lain.

Setelah itu penulis mengunjungi kelas keterampilan pendingin. Di kelas

ini, anak-anak tidak hanya diajarkan untuk teknik memperbaikin mesin

pendingin seperti kulkas atau AC maupun kipas angin. Namun, anak-anak

juga diajarkan untuk memperbaiki mesin cuci. Kemudian penulis juga

mengunjungi kelas bengkel, disini anak-anak diajarkan bagaimana

 

Page 109: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

memperbaiki mesin kendaraan. Metode yang diajarkan di Panti Sosial

Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur ini tidak hanya dengan pemberian

materi dikelas, namun juga langsung melakukan praktek agar anak-anak

lebih paham dalam bidang-bidang keterampilan yang mereka ikuti. Karena

nantinya mereka akan dikirim ke perusahaan-perusahaan yang telah

bekerjasama dengan Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta Timur

yang bergerak di bidang yang sesuai dengan bidang keterampilan yang

mereka ikuti.

 

Page 110: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

Hari dan Tanggal : Selasa, 5 Desember 2017

Tempat : Rumah “RH”

Pada hari ini penulis pertama kalinya berkunjung ke rumah

“RH”, sebelumnya penulis telah menghubungi Ayah “RH” dan

menyampaikan maksud dan tujuan penulis untuk berkunjung

sekaligus meminta izin dan menjelaskan bahwa penulis sedang

melakukan penelitian skripsi dan mengambil kasus “RH” sebagai

subjek penelitian skripsi.

Rumah “RH” berada di Cakung, Jakarta Timur. Sekitar 5

kilometer dari Stasiun Cakung, rumah “RH” sendiri berada di

perkampungan yang tidak teralu padat dan masih tertata rapi

bangunan antar bangunannya. Rumah “RH” sendiri tidak terlalu

besar, namun cukup untuk menampung keluarga “RH” dan

neneknya. Saat membuka pagar rumah terdapat parkiran mobil dan

disebelah parkiran tersebut terdapat pintu kamar “RH” yang

terhubung kedalam rumah. Keluarga “RH” pun cukup dekat

dengan tetangga-tetangganya dan keluarga “RH” termasuk

keluarga yang dipandang oleh masyarakat sekitar.

Pada saat penulis mengunjungi rumah “RH”, penulis

bertemu dengan ayah “RH”, Bapak “HS” dan dua orang adik

“RH”. Bapak “HS” sendiri pada waktu itu baru pulang bekerja

sebagai guru disebuah Sekolah Menengah Kejuruan yag tidak jauh

dari tempat tinggalnya. Sedangkan Ibu “RH”, Ibu “YH” belum

 

Page 111: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

pulang bekerja. Keluarga “RH” bisa dibilang adalah keluarga yang

cukup religius, karena mereka rutin melakukan shalat berjamaah

dirumah dan terutama Bapak “HS” selalu menganjurkan

keluarganya agar cepat pulang kerumah untuk melakukan shalat

berjamaah tersebut.

 

Page 112: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

LAMPIRAN LAMPIRAN

Kegiatan Nonton Film Bersama

Konseling Saat di Rumah Antara

Shalat Berjamaah di Rumah Antara

 

Page 113: PERAN KELUARGA DALAM PROSES RESOSIALISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41319/1/NOOR... · Proses Resosialisasi Anak Berhadapan Hukum 66 2. Peran Keluarga

Kegiatan Keterampilan Pendingin

Kegiatan Keterampilan Reog

Kegiatan Ekskul Band