peran keluarga dalam menyukseskan kualitas pendidikan

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dalam dewasa ini semakin berkembang pesat seiring dengan perubahan era globalisasi, khususnya di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari pengaruh proses pendidikan dan lingkungan pendidikan untuk mencapai maksud dan tujuan penyelenggaraan pendidikan tersebut. Keberhasilan dari penyelenggaraan pendidikan tentunya akan berimplikasi dalam meningkatkan suatu kualitas pendidikan yang lebih baik. Namun pada kenyataanya, seringkali tujuan dari pendidikan ini mengalami kendala dan tidak dapat tercapai secara maksimal sehingga menyebabkan kualitas pendidikan yang ada tidak dapat meningkat. Kendala tersebut dapat disebabkan karena berbagai faktor pendukung suksesnya pendidikan serta lingkup pendidikan belum bisa berfungsi secara optimal. Dalam pencapaian tujuan pendidikan saat ini, tidak hanya bergantung pada proses pendidikan yang dilakukan secara formal di sekolah, melainkan lingkungan keluarga dan masyarakat juga sangat menentukan keberhasilan dari tujuan dan kualitas pendidikan. Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bekerjasama dengan baik dalam mengupayakan tercapainya kualitas pendidikan yang lebih 1

Upload: amadeuz-ezrafel

Post on 06-Aug-2015

309 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan dalam dewasa ini semakin berkembang pesat seiring

dengan perubahan era globalisasi, khususnya di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari

pengaruh proses pendidikan dan lingkungan pendidikan untuk mencapai maksud

dan tujuan penyelenggaraan pendidikan tersebut. Keberhasilan dari

penyelenggaraan pendidikan tentunya akan berimplikasi dalam meningkatkan

suatu kualitas pendidikan yang lebih baik. Namun pada kenyataanya, seringkali

tujuan dari pendidikan ini mengalami kendala dan tidak dapat tercapai secara

maksimal sehingga menyebabkan kualitas pendidikan yang ada tidak dapat

meningkat. Kendala tersebut dapat disebabkan karena berbagai faktor pendukung

suksesnya pendidikan serta lingkup pendidikan belum bisa berfungsi secara

optimal.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan saat ini, tidak hanya bergantung pada

proses pendidikan yang dilakukan secara formal di sekolah, melainkan lingkungan

keluarga dan masyarakat juga sangat menentukan keberhasilan dari tujuan dan

kualitas pendidikan. Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bekerjasama dengan

baik dalam mengupayakan tercapainya kualitas pendidikan yang lebih baik.

Keluarga merupakan faktor pendukung suksesnya pendidikan dan lingkungan

pendidikan yang paling awal dan terdekat dari anak dalam memperoleh

pendidikan. Keluarga juga merupakan tripusat pendidikan yang cukup penting dan

memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan pendidikan anak, dimana

posisi anak yaitu sebagai anggota sekaligus subyek pendidikan. Dalam lingkungan

keluarga, anak akan mendapatkan adab kemanusiaan yang berpengaruh besar

terhadap perkembangan kepribadian serta pola pikirnya dan pendidikan yang tidak

didapatkan dari lingkup pendidikan formal lainnya.

Peranan keluarga dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan saat

ini memang dibutuhkan. Banyak sekali keadaan yang nyata saat ini menyangkut

tentang implikasi peran serta keluarga terhadap peningkatan ataupun penurunan

1

Page 2: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

kualitas pendidikan. Suatu contoh riil ketika seorang anak yang latar belakang

keluarganya kurang harmonis/broken home maupun kurang peduli dengan

anaknya, sehingga mengakibatkan kondisi psikis seorang anak kacau dan

berimbas pada konsentrasinya menempuh jenjang pendidikan tidak bisa secara

maksimal. Kualitas pendidikan pun juga akan menurun sebagai dampak dari hal

tersebut. Merujuk pada kejadian yang demikian terjadi dalam dunia pendidikan

saat ini, maka perlu dibahas dan ditelaah tentang peran keluarga dalam

menyukseskan kualitas pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah definisi keluarga?

Bagaimanakah fungsi dan peranan keluarga?

Bagaimanakah kualitas pendidikan dalam keluarga?

Bagaimanakah peranan keluarga dalam menyukseskan kualitas

pendidikan?

1.3 Tujuan

Mendapatkan pemahaman definisi tentang keluarga.

Untuk mengetahui tentang fungsi dan peranan keluarga.

Untuk mengetahui kualitas pendidikan dalam keluarga.

Untuk mengetahui korelasi peranan keluarga dalam menyukseskan

kualitas pendidikan.

2

Page 3: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau

ibu dan anaknya.

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah

kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk

keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) ataupun keluarga yang diperluas (ada orang

lain: kakek/nenek, pembantu, dll). Pada umumnya jenis kedualah yang banyak

ditemui di Indonesia. Meskipun ibu adalah anggota keluarga yang mula-mula

paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada akhirnya

seluruh anggota keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak. Dengan kata lain,

tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi

keluarganya. (La Sulo, 2008).

Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama seorang individu. Beberapa

fungsi dijalankan oleh keluarga dalam pembentukan karakter tiap-tiap

anggotanya. Salah satunya adalah fungsi sosialisasi. Dalam sosialisasi yang

dilakukan oleh keluarga, pendidikan informal telah terjalankan. Sebagai fungsi

utama dan terpenting yang dijalankan oleh keluarga adalah membentuk budi

pekerti dan perilaku sosial (Soeratman, 1986).

Keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan

struktur kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaan dan

perilaku dengan demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling

nyata, tepat dan amat besar. Keluarga adalah salah satu elemen pokok

pembangunan entitas-entitas pendidikan, menciptakan proses naturalisasi sosial,

membentuk kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik pada

anak-anak yang akan terus bertahan lama. (Fuad Ihsan, 2011).

3

Page 4: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

2.2 Fungsi dan Peranan Keluarga

Perkembangan kebutuhan dan aspirasi individu maupun masyarakat,

menyebabkan peran keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya juga mengalami

perubahan. Seperti telah dikemukakan pada mulanya keluargalah yang terutama

berperan baik pada aspek pembudayaan, maupun penguasaan pengetahuan dan

keterampilan. Dengan meningkatnya kebutuhan aspirasi anak, maka keluarga

pada umumnya tidak mampu memenuhinya, oleh karena itu tujuan pendidikan itu

akan dicapai melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar

sekolah lainnya. Bahkan peran jalur pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan

aspek pengetahuan dan keterampilan. Hal ini tidak berarti bahwa keluarga dapat

melepaskan diri dari tanggung jawab pendidikan anaknya itu, karena keluarga

diharapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan pusat pendidikan lainnya.

Menurut Fuad Ihsan fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu keluarga

merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak, pendidikan di lingkungan

keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan

berkembang di lingkungan keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong,

tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera,

keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial.

Orang tua harus bisa menciptakan suasana keluarga yang damai dan

tentram dan mencurahkan kasih sayang yang penuh terhadap anak-anaknya,

meluangkan waktunya untuk sering berkumpul dengan keluarga, mengawasi

proses pendidikan dan melakukan tugas masing-masing ayah dan ibu. Agar

keluarga itu bisa dikatakan sehat dan bahagia, harus memiliki enam kriteria yang

amat penting bagi pertumbuhan seorang anak, yaitu kehidupan beragama dalam

keluarga, mempunyai waktu untuk bersama, mempunyai pola konsumsi yang baik

bagi sesama anggota keluarga, saling menghargai satu dengan yang lainnya,

masing-masing anggota merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok

bila terjadi sesuatu permasalahan dalam keluarga mampu menyelesaikan secara

positif konstruktif.

Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku

individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak

karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, serta

4

Page 5: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

kecenderungan mereka. Keluarga bertanggung jawab mendidik anak-anak dengan

benar dalam kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam

keluarga memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab. Tugas dan kewajiban

keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan faktor-faktor cinta kasih serta

kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga harus mengawasi

proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan langkah-langkah sebagai

tugas mereka.

Fungsi dan peranan keluarga, disamping pemerintah dan masyarakat,

dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja,

akan tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya.

Khususnya untuk pendidikan keluarga, terdapat beberapa ketentuan dalam UU RI

No 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan

keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun manusia

Indonesia seutuhnya.

Peranan keluarga sangat signifikan dan penting sebagai pengendali

lingkungan pendidikan yang ada pada anak. Misalnya dalam hal ini penyebab

perilaku menyimpang, mulai dari seks bebas, pemakaian narkoba, dan perilaku

amoral lainnya adalah rusaknya bangunan mental anak semenjak usia dini

sehingga ketika menginjak usia remaja banyak terkecoh oleh hal-hal yang negatif.

Penanggulangan perilaku menyimpang terutama kenakalan remaja perlu

dilakukan oleh orang tua sejak anak berada dalam kandungan, karena pendidikan

anak dari dalam kandungan dan tahap 5 tahun pertama usia anak merupakan dasar

anak untuk menghadapi kehidupannya selanjutnya. Oleh karena itu, peran

keluarga sangat vital dalam pembentukan kepribadian dan pendidikan anak.

Pada konteks ini, orang tua adalah pemegang kendali utama tanggung

jawab atas proses pembentukan karakter anak. Peran orang tua menjadi sangat

penting untuk memberikan pemahaman kepada anak sebagai bekal utama sebelum

mereka terjun ke masyarakat melalui sekolahan dan media interaksi sosial lainnya.

Karena itu, teladan sikap orang tua sangat dibutuhkan bagi perkembangan anak-

anak mereka. Hal ini penting karena pada fase perkembangan manusia, usia anak

adalah tahapan untuk mencontoh sikap dan perilaku orang di sekitar mereka.

Dengan sikap dan teladan yang baik ditambah dengan penguatan ikatan emosi

5

Page 6: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

antara anak dengan orang tua, upaya infiltrasi nilai-nilai moral dan karakter yang

baik pada anak akan lebih mudah untuk dilakukan. Selain itu, sikap keterbukaan

antara anak dan orang tua juga sangat dibutuhkan untuk menghindari anak dari

pengaruh nilai-nilai negatif yang ada di luar lingkungan keluarga.

Selain itu, upaya untuk menghindarkan anak-anak dari paparan

kencangnya arus negatif di masyarakat dapat dilakukan melalui penyaluran minat

dan bakat anak ke kegiatan-kegiatan positif. Memberikan perhatian kepada

penyaluran bakat yang diminati oleh anak-anak dapat menjadi alternatif upaya

untuk mencegah anak agar tidak terjebak pada kegiatan negatif ketika mereka

berusaha untuk menyalurkan kondisi stress mereka yang mungkin disebabkan

oleh beban belajar yang tinggi di sekolah.

Dengan demikian, peran keluarga sebagai unit utama penanaman nilai-

nilai karakter bagi anak dapat kembali digalakkan. Sehingga nilai moral yang baik

akan tertanam kuat di diri anak-anak kita. Apabila hal tersebut telah terlaksana,

anak-anak dengan sendirinya akan dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan

tahap perkembangannya. Karena dengan penguatan karakter individu anak,

diharapkan mereka tidak mudah terbawa arus perkembangan negatif di

lingkungan sekitar.

Dalam hal ini keluarga memiliki beberapa fungsi dalam membentuk

kepribadian dan mendidik anak di rumah yaitu:

1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

2. Menjamin kehidupan emosional anak

3. Menanamkan dasar pendidikan moral anak

4. Memberikan dasar pendidikan sosial

5. Meletakan dasar-dasar pendidikan agama

6. Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak

7. Memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan kelak

sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.

8. Menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan

proses belajar yang utuh.

6

Page 7: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

9. Memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan

pendidikan agama sesuai perintah Tuhan, sebagai tujuan akhir manusia.

Sedangkan fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan anak

di sekolah adalah:

1. Orang tua bekerjasama dengan sekolah.

2. Sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua

terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan   kepercayaan orang tua

terhadap sekolah  yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.

3. Orang tua harus memperhatikan  sekolah anaknya, yaitu dengan

memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan   menghargai segala

usahanya.

4. Orang tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar   di

rumah, membuat pekerjaan rumah dan memotivasi   dan membimbimbing

anak dalam belajar.

5. Orang tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar

anak.

6. Orang tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan

dimasuki dan mendampingi selama menjalani   proses belajar di lembaga

pendidikan.

Agar fungsi tersebut dapat dijalankan secara maksimal, orang tua harus

memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang

sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran

mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu

tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang

dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam

menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan

kepribadian anak yang sesuai dengan  tujuan pendidikan.

Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi

pendidikan, namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan

perkembangan zaman. Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau hal-

7

Page 8: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

hal yang berkaitan dengan bagaimana mendidik anak sesuai dengan

perkembangan anak. Di samping itu keluarga dalam mendidik tidak boleh

memaksakan kehendak kepada anak, namun harus memberikan kebebasan

kepada anak untuk memilih, dengan tetap mendampingi agar anak tidak salah

dalam memilih.

2.3. Kualitas Pendidikan dalam Keluarga

Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah

yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,

nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (UU no 2 tahun 1989, pasal 10 ayat 4).

Dalam penjelasan undang-undang tersebut ditegaskan bahwa pendidikan keluarga

itu merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

pengalaman seumur hidup. Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 10 ayat 5,

ditegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian keluarga untuk

melaksanakan upaya pendidikan dalam lingkungan sendiri guna untuk

menyokong dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena

pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan

dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor

yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam

tindakan sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak,

membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius, untuk menciptakan kondisi

yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas anak.

Pendidikan dalam keluarga perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya

dengan mengetahui dan mencari pola asuh yang tepat bagi anak-anaknya, antara

lain:

1. Pola Asuh Otoritative (Otoriter)

Cenderung tidak memikirkan apa yang terjadi  di kemudian hari ,fokus

lebih pada masa kini.

Untuk kemudahan orang tua dalam  pengasuhan.

Menilai dan menuntut anak untuk mematuhi standar mutlak yang

ditentukan sepihak oleh orang tua.

8

Page 9: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

Efek pola asuh otoriter terhadap perilaku belajar anak :

Anak menjadi tidak percaya diri, kurang spontan  ragu-ragu dan pasif,

serta memiliki masalah konsentrasi dalam belajar.

Ia menjalankan tugas-tugasnya lebih disebabkan oleh takut hukuman.

Di sekolah memiliki kecenderungan berperilaku antisosial, agresif,

impulsive dan perilaku buruk lainnya.

Anak perempuan cenderung menjadi dependen.

2. Pola Asuh Permisive (Pemanjaan)

Pola asuh yang dimaksudkan disini adalah segala sesuatunya terpusat pada

kepentingan anak, dan orang tua/pengasuh tidak berani menegur, takut anak

menangis dan khawatir anak kecewa.

Efek pola asuh permisif terhadap perilaku belajar anak  :

Anak memang menjadi tampak responsif dalam belajar, namun tampak

kurang matang (manja), impulsive dan mementingkan diri sendiri, kurang

percaya diri (cengeng) dan mudah menyerah dalam menghadapi hambatan

atau kesulitan dalam tugas-tugasnya.

Tidak jarang perilakunya disekolah menjadi agresif.

3. Pola Asuh Indulgent (Penelantaran)

Menelantarkan secara psikis.

Kurang memperhatikan perkembangan psikis anak.

Anak dibiarkan berkembang sendiri.

Orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri karena

kesibukan.

Efek pola asuh indulgent terhadap perilaku belajar anak :

Anak dengan pola asuh ini paling potensial telibat dalam kenakalan remaja

seperti penggunaan narkoba,  merokok   diusia dini dan tindak kriminal

lainnya.

Impulsive dan agresif serta kurang mampu berkonsentrasi pada suatu

aktivitas atau kegiatan.

9

Page 10: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

Anak memiliki daya tahan terhadap frustrasi rendah.

4. Pola Asuh Autoritatif (Demokratis)

Menerima anak sepenuh hati, memiliki wawasan kehidupan masa depan

yang dipengaruhi oleh tinakan-tidakan masa kini.

Memprioritaskan kepentingan anak, tapi tidak ragu-ragu mengendalikan

anak.

Membimbing anak kearah kemandirian, menghargai anak yang memiliki

emosi dan pikirannya sendiri.

Efek pola asuh autoritatif terhadap perilaku belajar anak:

Anak lebih mandiri, tegas terhadap diri sendiri dan memiliki kemampuan

introspeksi serta pengendalian diri.

Mudah bekerjasama dengan orang lain dan kooperatif terhadap aturan.

Lebih percaya diri akan kemampannya menyelesaikan tugas-tugas.

Merasa aman dan menyukai serta semangat dalam tugas-tugas belajar.

Memiliki keterampilan sosial yang baik dan trampil menyelesaikan

permasalahan.

Tampak lebih kreatif dan memiliki motivasi berprestasi.

Dalam hal pendidikan keluarga ini, menyepakati pola asuh yang paling

efektif dalam keluarga adalah penting, karena pola asuh pada tahun awal

kehidupan seseorang akan melandasi kepribadiannya dimasa datang. Dari segi

pendidikan keluarga merupakan suatu kesatuan hidup (sistem hidup) yang

menyediakan situasi belajar anak.

Peran keluarga bagi pendidikan anak adalah :

Melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan,

berbicara, berjalan, berdoa dan yang lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan

perkembangan diri anak sebagai seorang pribadi.

Sikap orang tua kepada anak sangat mempengaruhi perkembangan anak.

Sikap menerima atau menolak, sayang atau acuh tak acuh, sabar atau

terburu-buru, melindungi atau membiarkan anak, secara langsung

memberikan pengaruh kepada anak dalam hal reaksi emosional anak.

10

Page 11: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

2.4. Peranan Keluarga dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

Keluarga (pendidikan informal) adalah merupakan peletak dasar pertama

dalam proses pendidikan dimana dilatihkan berbagai kebiasaaan positif tentang

hal-hal yang berhubungan  dengan kesopanan dan moralitas. Mereka juga

ditanamkan keyakinan  dan hal-hal yang bersifat religius. Hal ini dilakukan pada

masa kanak-kanak sebelum perkembangan rasio mendominasi perilakunya.

Kebiasaan yang baik dan positif serta keyakinan penting untuk ditanamkan agar

dapat menjadi filter untuk bisa eksis terhadap setiap perubahan sebagai akibat dari

proses pembangunan.

Keluarga adalah institusi yang sangat berperan dalam rangka melakukan

sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan. Meskipun jumlah institusi

pendidikan formal dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling tinggi

semakin hari semakin banyak, namun peran keluarga dalam transformasi nilai

edukatif ini tetap tidak tergantikan. Karena itulah, peran keluarga dalam hal ini tak

ringan sama sekali. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai

pengetahuan yang didapatkan di bangku meja formal tidak akan ada artinya sama

sekali. Sekilas memang tampak bahwa peran keluarga tidak begitu ada artinya,

namun jika direnungkan lebih dalam, siapa saja akan bisa merasakan betapa berat

peran yang disandang keluarga.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan

tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang maupun

pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dan

wujudnya, untuk melangsungkan pendidikan ke arah pembentukan pribadi yang

utuhm tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Peran orangtua

sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Pada umumnya

keawajiban ibu bapak itu sudah berjalan dengan sendirinya sebagai suatu tradisi,

mereka senantiasa untuk melakukan usaha yang sebaik-baiknya untuk kemajuan

anak-anaknya dalam pengembangan pendidikan.

Anak akan menjadi baik atau buruk tergantung dengan pendidikan

keluarganya. Refleksi pendidikan oleh keluarga tersebut dimunculkan dalam

kehidupan sehari-hari termasuk dalam pendidikan formal di luar. Sebagaimana

11

Page 12: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

yang disebutkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Tokoh Pendidikan, keluarga

sebagai salah satu dari Tri Pusat Pendidikan yang dicetuskannya yang mana Tri

Pusat Pendidikan tersebut terdiri dari Pusat Keluarga, Pusat Keguruan (sekolah),

dan Pusat Pergerakan Pemuda (masyarakat). Pusat keluarga disini artinya begitu

penting peran keluarga dalam pendidikan karena pegaruh kehidupan keluarga

terus menerus dirasakan oleh anak sehingga begitu melekat dan direfleksikan anak

dalam tingkah lakunya.

Di lingkungan pendidikan formal seperti sekolah, antara orang tua dan

sekolah saling terkait dalam memajukan pendidikan anak. Dalam hal ini peran

keluarga dalam pusat sekolah antara lain menyediakan waktu belajar dan

membantu kesulitan belajar anak di rumah dengan mengawasi dan membimbing

penyelesaian tugas-tugas tertentu. Apabila tingkah laku atau dasar-dasar yang

ditanamkan oleh keluarga terhadap anak tersebut baik, maka akan baik pula

refleksi yang dimunculkan di luar (pendidikan formal). Untuk itu antara keluarga

dan sekolah sebagai pendidikan formal anak harus terjalin kerjasama yang baik.

Begitu juga masyarakat sebagai pusat pergerakan pemuda, dimana masyarakat

adalah sebagai ladang refleksi hasil pendidikan yang telah didapatkan.

Peran keluarga terhadap kualitas pendidikan yang tercantum dalam Tri

Pusat Pendidikan, yang mana ketiga hal tersebut merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Maka sudah sepatutnyalah keluarga

menjalankan fungsinya dengan baik demi mengasilkan bibit-bibit pemuda yang

berkualitas untuk kemajuan bangsa.

Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku

individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak

karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, serta

kecenderungan mereka. Keluarga bertanggung jawab mendidik anak-anak dengan

benar dalam kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam

keluarga memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab. Tugas dan kewajiban

keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan faktor-faktor cinta kasih serta

kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga harus mengawasi

proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan langkah-langkah sebagai

tugas mereka.

12

Page 13: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

Peranan keluarga dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan saat

ini memang dibutuhkan. Banyak sekali keadaan yang nyata saat ini menyangkut

tentang implikasi peran serta keluarga terhadap peningkatan ataupun penurunan

kualitas pendidikan. Suatu contoh riil ketika seorang anak yang latar belakang

keluarganya kurang harmonis/broken home maupun kurang peduli dengan

anaknya, sehingga mengakibatkan kondisi psikis seorang anak kacau dan

berimbas pada konsentrasinya menempuh jenjang pendidikan tidak bisa secara

maksimal. Kualitas pendidikan pun juga akan menurun sebagai dampak dari hal

tersebut.

Seperti pada suatu masalah yang dialami oleh anak jalanan untuk

memperoleh pendidikan salah satunya adalah minusnya, bahkan tak adanya, peran

keluarga ini. Kalaupun akhirnya mereka bersekolah, mereka hanya mendapatkan

pengetahuan formal saja. Sementara kasih sayang, sopan santun, moralitas, cinta

dan berbagai nilai afektif lainnya sulit mereka dapatkan. Mereka merasa tidak ada

tempat yang baik untuk berlindung dan mengungkapkan seluruh perasaan secara

utuh dan bebas.

Umumnya mereka tidak memiliki keluarga yang mengemban peran

tersebut. Kalaupun mereka memiliki keluarga, tidak ada situasi yang kondusif

untuk saling berbagi perasaan antar anggota dalam sebuah keluarga. Ini

merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga swadaya

masyarakat yang mencoba memberdayakan anak jalanan. Mungkin persoalan

sulitnya bagaimana dia mendapatkan pendidikan secara formal, tidak sesulit

bagaimana dia memperoleh kasih sayang sejati.

Dari gambaran permasalahan tersebut kita bisa mengerti betapa peran

penting keluarga dalam rangka mengemban misi-misi pendidikan tidak bisa

diabaikan. Di dalam keluarga tercermin jalinan kasih dan cinta dalam mana ikatan

emosional, darah dan kekerabatan sangat mendominasi. Dengan demikian,

keluarga merupakan cetak biru (blue print) akan menjadi apa seorang anak kelak.

Sebagian orang secara tidak sadar mengatakan bahwa sebenarnya peran keluarga

adalah sekunder, alias hanya menjadi pelengkap saja. Sebab pengetahuan formal

sudah mereka dapatkan di bangku sekolahan. Logika ini tidak saja keliru secara

etis, tapi juga patut dipertanyakan pula pandangan moralnya terhadap keluarga.

13

Page 14: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

Faktanya, keluarga justru merupakan institusi pendidikan pertama dan utama,

kemudian baru dilengkapi dengan nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan dari

bangku sekolahan.

Peran orang tua dalam menyukseskan pendidikan anaknya antara lain

dengan tidak melakukan tindakan pengekangan kepada anaknya. Orang tua hanya

perlu melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap anak. Pada fase remaja,

anak akan membutuhkan pengarahan dan pertimbangan dari kedua orang tuanya

untuk masalah kelanjutan pendidikannya. Disinilah orang tua perlu berperan

dalam pemilihan tempat pendidikan yang tepat sesuai dengan karakteristik dan

kepribadian anaknya tanpa perlu pemaksaan kehendak orang tua kepada anaknya.

Berdasarkan semua hal yang sudah dibahas sebelumnya, tidak bisa

dipungkiri bahwa peran keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam

menyukseskan kualitas pendidikan. Keterkaitan ini memang telah dibuktikan

dengan keadaan nyata dan memiliki korelasi serta berimplikasi pada kualitas

pendidikan yang dialami anak.

14

Page 15: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan faktor pendukung suksesnya pendidikan dan

merupakan lingkungan pendidikan yang paling awal dan terdekat dari anak dalam

memperoleh pendidikan. Keluarga termasuk dalam tripusat pendidikan yang

cukup penting dan memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan

pendidikan anak, dimana posisi anak yaitu sebagai anggota sekaligus subyek

pendidikan. Keluarga juga merupakan institusi yang sangat berperan dalam

rangka melakukan sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan. Pada

keluarga memiliki peranan yang sangat signifikan dan penting sebagai

transformasi nilai edukatif dan pengendali lingkungan pendidikan yang ada pada

anak. Dalam mengemban misi-misi pendidikan, peran keluarga memiliki andil

yang cukup besar dalam menyukseskan kualitas pendidikan sehingga tidak bisa

diabaikan. Semakin berfungsi dan berjalannya peranan keluarga dengan baik,

maka akan semakin meningkat dalam menyukseskan kualitas pendidikan yang

lebih baik dan maju terhadap pendidikan yang dialami oleh anak sebagai peserta

didik.

3.2 Saran

Dalam makalah ini telah dipaparkan kajian tentang peranan keluarga

dalam menyukseskan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, hendaknya semua

lingkup keluarga khusunya di Indonesia bisa lebih berperan aktif secara positif

dalam menunjang pendidikan yang dialami oleh anak sebagai peserta didik agar

pendidikan yang berlangsung dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri,

sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan dan menyukseskan kualitas

pendidikan secara global di Indonesia.

15

Page 16: Peran Keluarga Dalam Menyukseskan Kualitas Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara

Ihsan, Fuad. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK. Jakarta:

Rineka Cipta

Mujiran, Paulus. 2002. Pernik-Pernik Pendidikan (Manifestasi dalam Keluarga,

Sekolah dan Penyadaran Gender). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soeratman, Darsiti. 1986. Ki Hajar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Sobur, Alex. 1987. Pembinaan Anak dalam Keluarga. Jakarta; BPK Gunung

Mulia

Tirtarahardja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Tillar, Henry. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

16