peran kelompok sel yonggi cho dalam...

74

Click here to load reader

Upload: vocong

Post on 10-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM

PERKEMBANGAN GEREJA PANTEKOSTA DI KOREA

SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Mursanah

NIM: 1113032100037

PROGRAM STUDI AGAMA- AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017/2018

Page 2: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut
Page 3: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut
Page 4: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut
Page 5: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

iv

ABSTRAK

Kristen merupakan agama terbesar kedua di Korea Selatan. Salah satu

faktor kesuksesan Kristen adalah keberadaan Kelompok Sel yang berperan aktif

dalam penyebaran Kristen di Korea Selatan. Jika dipahami lebih lanjut, Korea

pada dasarnya memiliki agama lokal yang cukup jauh perbedaannya dengan

Kristen.

Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan

Kelompok Sel tersebut. Salah satu pemikirannya adalah membuat ajaran Kristen

semakin diterima oleh masyarakat Korea Selatan. Dengan kata lain Paul Yonggi

Cho meredominasi Kristen lebih diterima oleh masyarakat Korea Selatan.

Penelitian ini bertujuan menggali bagaimana pengaruh Paul Yonggi Cho

sehingga Kristen bisa diterima di Korea Selatan menjadi agama terbesar kedua.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengolahan datanya secara

analisis-deskriptif. Adapun data diambil dari buku-buku atau library research.

Hasil penelitian ini secara umum terbagi menjadi tiga bagian. Pertama

kelompok sel merupakan inti gerakan dan kehidupan dalam perkembangan gerejai

tusendiri. Kedua Paul Yonggi Cho meredominasiajaran Kristen sehingga diterima

oleh masyarakat Korea melalui gereja Pantekosta. Terakhir kontribusi kelompok

sel adalah hasil pemikiran Paul Yonggi Cho yang diwujudkan dalam kelompok

sel yang menghidupi sekaligus menentukan tumbuh kembangnya Gereja di Korea

Selatan.

Kata kunci :

Paul Yonggi Cho, Kelompok Sel, Pantekosta.

Page 6: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,

Tuhan yang Maha Esa, Atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini. Salah satu tujuan Penulis skripsi ini yaitu sebagai syarat menyelesaikan

strata S1, Fakultas Ushuluddin, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir, yang telah membwa umatnya dari

zaman jahiliyah menuju alam terang menerang seperti sekarang ini.

Dengan penuh rasa hormat Penulis menyampaikan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Dosen Pembimbing, baik akademik maupun skripsi, Drs. M.Nuh

Hasan, MA yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan

penuh rasa sabar dan penuh keseriusan serta banyak memberikan

masukan-masukan dalam proses penulisan skripsi.

2. Orang tua tercinta, Bapak Baedih dan ibu Aminah, yang tiada henti

memberi doa serta dukungan, dan kerja kerasnya selalu menjadi

motivasi Penulis untuk menyelesaikan penulisan ini.

3. Ketua jurusan dan sekertaris jurusan, Dr. Media Zainul Bahri M.A., dan

Dra.Halimah M.A., yang banyak membantu menyelesaikan proses

akademik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberi ilmu dalam

kuliah menjadi bekal dan sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Page 7: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

vi

5. Kakak-kakak tercinta, yang selalu memberikan nasehat tiada henti yang

membangkitkan semangat kepada Penulis untuk menyelesaiakn skripsi

ini.

6. Agung Prasetia,S.Pd. yang selalu meluangkan waktu dan memberikan

arahan dan motivasi kepada Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Rizky Yazid, S.Th.I yang telah memberikan sumber referensi sehingga

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Perbandingan Agama Angkatan 2013,

Novi, Pipit, Fuji, Yuli, yang memberi motivasi dan menemani

perkuliahan selama ini.

9. Kakak Senior Siti Anisa Amalia, Tuti Aliyah, yang telah memberi

dukungan tiada henti sehingga Penulis ingin menyelesaikan skripsi ini

Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT kiranya dapat

membalas amal baik untuk kita semua dengan balasan yang berlipat ganda

serta selalu mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua. amiin.

Ciputat, 2 Januari 2018

Penulis,

Mursanah

Page 8: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

E. Metode Penelitian ..................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 8

BAB II PERKEMBANGAN GEREJA KRISTIANI DI KOREA

SELATAN. .................................................................................... 10

A. Latar Belakang Keagamaan di Korea ....................................... 10

B. Perkembangan Gereja di Korea Selatan ................................... 14

C. Perkembangan Gereja Pantekosta ............................................ 18

BAB III BIOGRAFI PAUL YONGGI CHO .............................................. 22

A. Riwayat Hidup Paul Yonggi Cho ............................................. 22

B. Karya-Karya Paul Yonggi Cho ................................................ 29

C. Teologi Paul Yonggi Cho ......................................................... 35

BAB IV PERAN KELOMPOK SEL PAUL YONGGI CHO DI

KOREA SELATAN ...................................................................... 40

A. Kelompok Sel dalam Pertumbuhan Gereja .............................. 40

B. Perkembangan Kelompok Sel .................................................. 48

C. Metode Baru dalam Penyebaran Kristen Gereja Pantekosta di

Korea Selatan............................................................................ 51

Page 9: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

viii

D. Kontribusi Kelompok Sel terhadap Pertumbuhan Gereja

Pantekosta di Korea Selatan. .................................................... 55

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 62

A. Kesimpulan ............................................................................... 62

B. Saran ......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

Page 10: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korea selatan merupakan negara dengan tingkat pengaruh agama dan

kepercayaan yang sangat tinggi. Agama dan kepercayaan di Korea Selatan

dapat membentuk sekaligus mengembangkan budaya, karakter masyarakat

yang kuat. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari tingkah laku masyarakat

dalam persoalan perkembangan keyakinan, salah satunya adalah

perkembangan gereja (Kristen) di Korea Selatan. Perkembangan tersebut

disebabkan adanya ketidakpuasan jemaat terhadap gereja yang tidak mampu

menjawab persoalan hidup.1

Kristen merupakan agama yang masih berkembang di Korea Selatan.

Kristen mencoba hadir dalam rangka memahami serta mencari jawaban atas

persoalan hidup dalam perbedaan budaya dan sosial. Sebab, pada umumnya

di Korea Selatan agama yang dianutnya adalah Budha, Konfusianisme,

Kristen, dan Katolik.2 Hal tersebut menjadikan Kristen harus berhadapan

langsung dengan agama yang asli. Secara umum menurut Yawonge di Asia

gereja menghadapi agama-agama yang kuat yang menjadi darah daging

bangsa masing-masing yang memiliki pengruh perkembangan gereja.3

Selain agama, kepercayaan juga hal yang berhadapan langsung dengan

1L. Sugiri, Gerakan Kharismatik; Apakah Itu? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982),

h.108. 2Paul Yonggi Cho, Kehidupan yang Berhasil (Malang: Gandum Mas, 2001), h. 112.

3 Yewangoe, Theologia Curis di Asia (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1989), h.17.

Page 11: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

2

Kristen. Kepercayaan masyarakat yang cenderung tidak disebut sebagai

agama, tetapi keberadaannya sangat kental di dalam kehidupan Korea

kepercayaan tersebut adalah Shamanisme dan Taoisme. Shamanisme adalah

kepercayaan asli rakyat Korea yang menggabungkan berbagai kepercayaan

dan praktik yang dipengaruhi agama Korea, sedangkan Taoisme merupakan

filosofi mistik yang prinsip-prinsip ajarannya menitik beratkan pada

keselarasan bahwa karena Allah begitu sempurna, begitu murni dan indah

maka Allah berada berjuta-juta mil jauh dari umat manusia.4

Antara agama dan keyakinan menjadi tantangan bagi perkembangan

Kristen di Korea Selatan. Agama dan kepercayaan seolah memiliki peran dan

fungsi masing-masing. Tidak seperti agama besar pada umumnya, agama bagi

masyarakat Korea Selatan hanya bagian dari keyakinan dan menjalankan

ibadah yang diajarkannya. Sedangkan kepercayaan menjadi unsur utama

sebagai budaya dan karakter dalam berpedoman bertingkah laku. Hal tersebut

berbeda dengan Kristen yang merupakan agama yang memiliki ajaran praktik

ibadah serta memiliki kitab suci sebagai pedoman tingkah laku.

Salah satu ajaran dan pedoman Kristen adalah dalam persoalan

keselamatan. Menurut Gereja, keselamatan seseorang tidak cukup hanya

dengan keyakinan dan amal baik, namun juga harus berbuat baik kepada

gereja. Sebab gereja merupakan wali Tuhan yang turut serta menentukan

keselamatan manusia. Bentuknya sebagaimana dengan membeli surat

penghapusan dosa dari pejabat gereja sesuai ukuran dosanya pengampunan

4 Yonggi Cho, Kehidupan yang Berhasil, h.112.

Page 12: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

3

yang disediakan Allah lewat pengorbanan Kristus.5

Lahirnya kekristenan atau gereja tidak lepas dari peran serta tiga

negara besar yang berpengaruh pada masa gereja, ketiga negara itu adalah

Yunani, Yahudi, dan Romawi. Di bidang kebudayaan, gereja dipengaruhi

oleh kebudayaan Helenisme, yaitu kebudayaan yunani yang disebarkan di

seluruh wilayah kekuasaan Romawi. Dan terjemahan dalam bahasa yunani ini

diperuntukkan bagi bangsa yahudi yang ada di perantauan yang tidak bisa lgi

berbahasa Ibrani atau Aram, bahasa Yunani membuat Injil terbuka bagi

segala bangsa karena bahasa yunani menjadi bahasa internasional atau bahasa

umum yang berlaku di berbagai belahan bumi.6

Negeri Korea adalah semenanjung di bagian selatan dari Asia Timur

Laut, Semenanjung di bagian timur di batasi oleh Laut Timur dan sebelah

baratnya di batasi oleh Laut Kuning. Sedangkan di sebelah utara di batasi

oleh wilayah negeri Cina dan Rusia dan sebelah selatan di batasi oleh

kepulauan Jepang. Oleh karena itu, secara geografis, negara korea menjadi

penghubung antara Jepang dan benua Asia. Kekristenan lebih berkembang di

Korea dan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Korea sangat menentukan

dalam proses perkembangan kekristenan di Korea.7

Gereja Protestan di Korea dipandang sebagai suatu contoh yang indah

bagi Gereja Kristen di seluruh dunia. Sumbangan uang kepada Gereja luar

5 Aritonang,BerbagaiAliran di dalam dan sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2008), h.24. 6 Jonar Situmorang, Sejarah Gereja Umum (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), h.14.

7 Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia(Jakarta: BPK Gunung Mulia,) h.192.

Page 13: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

4

biasa besarnya, walaupun kebanyakan anggota jemaat orang sederhana. Pada

tahun 1937 tiap-tiap rumah tangga menyerahkan gaji kepada pekerjaan

gereja. Hingga kini Korea Selatan tercatat mempunyai 3500 gedung gereja

yang sudah berdiri sendiri sejak tahun 1907 dan terus mengusahakan sendiri

tugas perkabaran injil.8

Kondisi di atas tidak berlebihan mengingat Korea Selatan merupakan

bagian dari “macan Asia”. Secara perekonomian Korea Selatan mengalami

kemajuan pasca perang dunia II. Setelah menghadapi kesengsaraan,

masyarakat Korea Selatan berlomba-lomba mencari kemakmuran. Pada

kesempatan inilah, Kristen di Korea Selatan ikut mengembangkan ajaran

kemakmuran.

Ajaran kemakmuran sebagaimana yang diajarkan oleh Paul Yonggi

Cho. Menurutnya menegaskan bahwa hidup miskin merupakan suatu

kutukan, hidup kaya merupakan suatu keharusan bagi orang Kristen yang

beriman. Yonggi Cho menjelaskan bahwa keberhasilan kelompok sel

bergantung kepada pimpinan gembala sidang atau pendeta, kepemimpinan

kaum awam yang terlatih dan persekutuan dengan Roh Kudus.9 Selain itu,

bila manusia mengutamakan Allah dalam hidupnya maka orang itu tidak akan

diperhamba oleh berkat tersebut dan senantiasa mengutamakan Allah dalam

kehidupannya.10

Atas dasar ajaran inilah masyarakat Korea Selatan semakin

8H. Berkhof& Enklar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), h.363.

9David Cho Yonggi. Kelompok Sel yang Berhasil(Malang: Gandum Mas, 1981), h.

138. 10

Paul Yonggi Cho, Selamat Sehat dan Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas,

2001), h. 120.

Page 14: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

5

maju dalam perekonomiannya. Mengingat dalam ajaran Kristen ternyata juga

sangat mendukung.

Dalam hal lain bangsa Korea tetap memepertahankan bahasanya

sendiri serta mitos-mitos kuno yang menceritakan asal-usulnya, sehingga

kesadaran akan kepribadian nasional tetap terpelihara.Pengaruh agama-agama

luar terlihat sebagai tambahan animism berbeda dari negara-negara Asia lain.

Pekabar-pekabar Injil di Korea menghadapi agama institusional dengan

struktur yang kuat, yang sudah mendarah daging dalam adat dan masyarakat

korea.11

Kondisi tersebut membentuk ajaran Kristen yang menyatu dengan

tradisi yang berlaku. Selain itu Kristen juga mempengaruhi besar sebagai

motivasi hidup dan bangkit dari kesengsaraan yang melanda. Dengan

demikian Kristen tidak hanya hadir sebagai dogma, namun juga menjadi

pedoman serta dorongan motivasi hidup bagi pemeluk Kristen di Korea.

Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti peran kelompok

sel Paul Yonggi Cho dalam perkembangan gereja Pantekosta di Korea

Selatan sebagai judul skripsi.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas Penulis membatasi

penelitian ini pada Peran Kelompok Sel Dalam Perkembangan Gereja

Protestan Pantekosta. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: Bagaimana Peran Kelompok Sel Yonggi Cho dalam

11

Anne Ruck, Sejarah Gereja, Asia, h.176.

Page 15: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

6

Perkembangan Gereja di Korea Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Ada tiga tujuan yang ingin dicapai oleh Penulis dengan penelitian

skripsi ini Pertama, penulisan skripsi ini ditunjukan untuk memenuhi tugas

Akademis yang merupakan syarat dan kewajiban bagi setiap mahasiswa

dalam rangka menyelesaikan studi tingkat Sarjana program Strata 1 (S1) di

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin,

Program Studi Agama-Agama dengan gelar Sarjana Agama (S.Ag); Kedua,

memahami secara langsung Peran Kelompok Sel Yonggi Cho dalam

Perkembangn Gereja Pantekosta dan kelompok sel dalam perkembangannya;

Ketiga, Penulisan ini dihrapkan menjadi langkah awal bagi pihak-pihak yang

ingin mengkaji lebih jauh dan terperinci tentang Peran Kelompok Sel Yonggi

Cho.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh Penelusuran yang Penulis lakukan belum ada yang

mengangkat mengenai tema yang saya ambil Peran Kelompok Sel Yonggi

Cho dalam Perkembangan Gereja Pantekosta di Korea Sealatan, demikian

peneliti menemukan tema yang hampir terkait mengenai judul yang penulis

ambil. Yang di tulis oleh Rizky Yazid dari UIN Syarif Hidayatullah “Teologi

Sukses di Asia Analisis Ajaran Sukses di Korea dan Indonesia” dalam

penelitian ini di ungkapkan mengenai Teologi Sukses yang di kembangkan

oleh Paul Yonggi Cho yang mendirikan gereja terbesar di korea selatan.

Page 16: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

7

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu jenis

penelitian, sumber data, pengolahan data, dan pedoman penulisan. Adapun

rinciannya sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari suatu objek yang dapat diambil dan diteliti.12

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen

perpustakaan tertulis (library research). Adapun pengumpulannya

ialah degan cara menelusuri kitab-kitab, buku ilmiah dan referensi

tertulis lainnya.

Adapun sumber primernya terdiri dari Karya Paul Yonggi Cho berupa

Kelompok Sel Yang Berhasil (Malang Jatim: Gandum Mas, 1981.),

Kehidupan Yang Berhasil (Malang Jatim: Gandum Mas, 2001),

Pemecahan Problema Hidup (Malang Jatim: Gandum Mas, 1995),

Selamat Sehat Dan Berkelimpahan (Malang Jatim: Gandum Mas,

2001), Teologi Sukses (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), Dimensi

Keempat Dr. Yonggi Cho (Bandung: PT. Visi Anugerah Indonesia,

2014) dan Bermain Api (Jakarta: Gunung Mulia, 2007).

12

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), h. 3.

Page 17: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

8

Adapun sumber skundernya terdiri dari Sejarah GerejaAsia yang

ditulis oleh Anne Ruck (Jakarta: Gunung Mulia, 2010), Gerakan

Kharismatik; Apakah Itu? yang ditulis oleh L. Sugiri, Theologia Curis

di Asia ditulis oleh Yewangoe,BerbagaiAliran di dalam dan sekitar

Gereja, ditulis oleh Aritonang dan Sejarah Gereja, ditulis oleh H.

Berkhof & Enklar serta jurnal terkait penelitian mengenai Kelompok

Sel Yonggi Cho.

3. Pengolahan Data

Penelitian ini diolah dengan cara Deskriptif-Analisis, yakni

mendeskripsikan penelitian dari mulai permasalahan, teori yang

digunakan serta hasil penelitian. Adapun analisisnya merupakan

pengolahan masalah yang diteliti dan menghubungkannya dengan

teori yang digunakan.

4. Pedoman Penulisan

Adapun mengenai teknik penulisan penulis merujuk pada Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan

oleh CeQDA (Center for Quality Development Ana Assurance)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Agar skripsi lebih terarah, pembahasan dibagi menjadi lima bab

dengan rincian sebagai berikut:

Page 18: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

9

Bab I merupakan pendahuluan yang sedikit memaparkan masalah

Gereja Pantekosta dan Kelompok sel serta memuat latar belakang, rumusan

masalah, dan tujuan penelitian.

Bab II Perkembangan Gereja Kristiani di Korea Selatan, Latar

Belakang Sosial Keagamaan, Masuk dan Berkembangnya Gereja, Yonggi

Cho, Perkembangan Gereja Protestan Pantekosta.

Bab III Biografi singkat Paul Yonggi Cho dan Riwayat Hidup Yonggi

Cho, karya-karya Paul Yonggi Cho dan Teologi Yonggi Cho.

Bab IV berisi pembahasan dari permasalahan skripsi ini, yaitu Peran

Kelompok Sel Yonggi Cho dalam Perkembangan Gereja Pantekosta di Korea

Selatan dengan beberapa analisa yang penulis buat.

Bab V Ditutup dengan kesimpulan, Kesimpulan merupakan jawaban

dari rumusan masalah yang telah penulis uraikan, yang menjadi pembahasan

penulis.

Page 19: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

10

BAB II

PERKEMBANGAN GEREJA KRISTIANI DI KOREA SELATAN

A. Latar Belakang Keagamaan di Korea Selatan

Perkembangan agama di Korea selatan mencakup agama pertama yang

dianut hingga agama terbesar yang dianut oleh masyarakat Korea selatan. Pada

awalnya masyarakat Korea menganut agama nenek moyang berupa

Shamanisme. Shamanisme berarti percaya kepada dewa yang berhubungan

dengan manusia. Hubungan tersebut terwujud dalam bentuk dewa sebagai

penentu nasib manusia sekaligus penentu kejadian alam.1

Adapun dewa-dewa digambarkan seperti matahari, bulan dan bintang.

Jelmaan dewa tersebut kemudian yang disembah bagi penganut Shamanisme.2

Penyembahan dilakukan melalui berbagai ritual yang telah ditentukan. Dengan

kepercayaan inilah yang membentuk doktrin bahwa antara dewa dan manusia

memiliki hubungan. Dewa sebagai penentu nasib manusia, maka manusia

harus menyembah dewa.

Selain Shamanisme, Konghucu juga berkembang di Korea. Akan tetapi

Konghucu bagi masyarakat Korea bukanlah agama, melainkan ajaran, ilmu,

filsafat etika saja. Hal ini terwujud dalam sikap dan tingkah laku serta cara

berpikir sebagaimana Konghucu. Pada tataran praktis dapat dilihat dalam

1 Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), h. 177.

2 Anne Ruck, Sejarah Gereja, h. 178.

Page 20: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

11

perilaku praktik perdukunan untuk memperbaiki nasib, mencari keberuntungan

atau dijauhkan dari penyakit.3

Dengan demikian dapat dipahami bahwa di Korea secara umum

membedakan antara agama dan keyakinan. Dalam ritus keagamaan, agama

tertua adalah Shamanisme, namun dalam keyakinannya bisa mengikuti

Konghucu.

Perkembangan agama selanjutnya di Korea adalah Budhisme.

Budhisme disebut sebagai agama pendatang sebab sebelumnya telah ada

agama nenek moyang. Budhisme masuk ke Korea pada tahun 372 M yang

dikuasai oleh Raja Sosurim. Budhisme yang masuk ke Korea adalah aliran

Mahayana.4Aliran Mahayana dianggap lebih mudah diterima sebab bisa

beradaptasi dengan ajaran sebelumnya. Budhisme Mahayana tidak

bertentangan dengan adat istiadat maupun kepercayaan asli masyarakat Korea.

Faktor inilah yang kemudian menjadi penguat Budhisme Mahaya sangat

diterima masyarakat Korea. Dampak terbesar penerimaan Budhisme adalah

Budha menjadi agama negara pada masa kerajaan Shila dan Kerajaan Koryo.

Bahkan agama Budha Mahayana ini menjadi agama mayoritas masyarakat

Korea dengan penganut lebih dari 40% dari total masyarakat Korea.5

3 H. Berkhof & Enklar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), h. 25.

4 Secara umum Budhisme terbagi menjadi dua golongan, Mahayana (kendaraan besar)

dan Hinayana (Theravada atau kendaraan kecil). Perbedaan di antara keduanya adalah Budha

Mahayana lebih bisa beradaptasi dengan adat dan budaya lokal, sedangkan Hinayana lebih

dekat dengan ajaran Budha yang asli. Lihat Anne Ruck, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2013), h. 196. 5 Anne Ruck, Sejarah Gereja, h. 302.

Page 21: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

12

Prinsip adapatasi agama Budha terhadap budaya lokal menjadi kunci

diterimanya Budha di Korea. Hal ini menjadi kunci beberapa agama

selanjutnya yang masuk ke Korea. Sebab ketika agama masuk dan

bertentangan dengan budaya lokal maka agama tersebut akan mendapatkan

tantangan dan sulit berkembang.

Sebagaimana yang terjadi dengan masuknya Katolik ke Korea. Katolik

datang pada abad ke 18 M melalui partai Namin pada masa kerajaan Chosum.

Masuknya Katolik ke Korea juga disertai dengan gerakan mandiri yang

dilakukan dengan cara permintaan pengiriman penyebar Injil.6 Hal tersebut

menjadi berbeda dengan penyebaran Katolik di wilayah lain. Sebab di wilayah

lain penyebaran Katolik langsung dari Barat dan dikirim penyebar Injil tanpa

harus diminta.

Tantangan terberat masuknya Katolik berupa adanya kebijakan isolir

terhadap Katolik oleh Raja Chosum. Katolik dianggap agama yang menentang

kebijakan negara. Kebijakan tersebut menekan penganut Katolik, bahkan

memakan banyak korban. Dampaknya Katolik hanya mendapatkan penganut

sebanyak 20% dari masyarakat Korea.7

Kedatangan Katolik menjadi tantangan bagi Korea. Faktor utamanya

adalah dibawakan oleh partai oposisi pemerintah. Diperkuat kedatangan

Katolik merupakan permintaan sehingga terkesan ada perlawanan melalui

6 H. Barkhof & Enklar, Sejarah Gereja, h. 25.

7 H. Barkhof & Enklar, Sejarah Gereja, h. 25.

Page 22: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

13

agama. Hal inilah yang membuat Katolik bisa dikatakan kurang diterima

masyarakat Korea.

Perkembangan Agama selanjutnya adalah masuknya Protestan ke

Korea. Protestan masuk pada tahun 1884.8Kedatangan Protestan merupakan

harapan sekaligus kebangkitan bagi Korea khususnya masa sulit di Korea yang

berada dibawah penjajahan Jepang. Kehadirannya memberi semangat bahkan

menjadi salah satu faktor kemerdekaan masyarakat Korea. Keberhasilan

Protestan masuk ke Korea Selatan berdampak pada jumlah penganutnya.

Hingga kini Protestan menduduki urutan ke dua sebagai agama paling banyak

dianut di Korea Selatan.9

Perkembangan agama selanjutnya adalah masuknya Islam ke Korea

Selatan. Kehadiran Islam di Korea berhubungan juga dengan penjajahan

Jepang. Beberapa warga Korea mengungsi ke Murcia, Spanyol. Adapun

masyarakat Murcia juga sudah beragama Islam. Selain itu ada pendapat bahwa

masuknya Islam melalui tentara Turki yang mengikuti perang Korea dibawah

komando PBB pada tahun 1955. Hal ini dibuktikan dengan adanya Masjid

pertama di Hannam, Seoul serta lahirnya Asosiasi Islam Korea pada tahun

1970an.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan agama

di Korea Selatan merupakan prosesi masuknya agama baru. Korea memiliki

8

9 Anne Ruck, Sejarah Gereja, h. 303.

Page 23: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

14

agama nenek moyang, namun mereka juga bisa menerima bahkan menganut

agama pendatang. Adaptasi serta penerimaan budaya lokal terhadap agama

merupakan kunci diterimanya agama di Korea. Selain penerimaan terhadap

budaya, kehadiran agama yang memberikan semangat serta harapan juga

menjadi kunci agama tersebut bisa diterima oleh masyarakat Korea.

Terbukti dengan diterimanya Budha Mahayana yang menerima budaya

lokal menjadi agama mayoritas masyarakat Korea. Sedangkan Protestan

menjadi penyemangat kemerdekaan Korea Selatan menjadikannya agama

terbesar ke dua setelah Budha.

B. Perkembangan Gereja di Korea Selatan

Penganut Protestan berkembang dua kali lipat setiap dawarsanya

semenjak masuk ke Korea. Punckanya terjadi pada masa penjajahan Jepang

atau masa sulit. Protestan menjadi salah satu penyemangat kemerdekaan Korea

Selatan. Hal ini berbeda dengan Katolik, meski datang 100 tahun lebih awal

namun hasilnya lebih besar Protestan. Kondisi tersebut mempengaruhi tumbuh

kembangnya Gereja di Korea Selatan. Sebgaimana diketahui baik Katolik

maupun Protestan sama-sama menggunakan gereja sebagai tempat ibadahnya.

Faktor lain adalah setelah selesai Perang Dunia II Kristen (Protestan

dan Katolik) menyebar cepat di Korea Selatan. Hal ini ditandai dengan

Presiden pertama, Syngman Rhee, maupun sejumlah besar pejabat tinggi

menganut agama Kristen. Kemudian pengaruh Amerika dan ancaman Komunis

Page 24: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

15

di Korea Utara membuat penganut Kristen berpindah ke Korea Selatan.

Ditambah beberapa lembaga misi baru, di daerah Korea baratdaya jumlah

anggota gereja Misi Presbiterian Selatan berkembang menjadi tiga kali lipat

antra tahun 1948 dan 1958.10

Pada dasarnya gereja diyakini sebagai tubuh Kristus, tempat Allah

berdiam melalui Roh dengan serangkaian ketetapan ilhi dalam rangka

memenuhi amanat agung, setiap orang percaya yang lahir oleh Roh, adalah

bagian integral dari gereja yang merupakan anak sulung yang di selamatkan

dan namanya telah tertulis di sorga.

Tantangan Gereja Kebanyakan masyarakat perkotaan memiliki cara

hidup ke agamaan dan rasa persaudaraan yang kuat, kesulitan untuk

menemukan tempat, dimana mereke bisa diterima, dan perasaan kehilangan

identitas diri dapat membuat manusia memiliki kerinduan mendalam untuk

lebih dekat dengan Tuhan. Kenyataan-kenyataan yang mengejutkan yang di

alami di kota, dan dampak ketidak adilan sosial yang dirasakan membuat

mereka ingin berlindung kepada Yang Mahakuasa, dengan perasaan bingung

dan gelisah, banyak orang yang kemudian datang ke gereja dengan tujuan

untuk menemukan jawaban atas kebutuhan keagamaan dan kebutuhan sosial

mereka dan gereja ditantang untuk melakukan sesuatu dalam menjawab

kebutuhan ekonomi, sosial (persahabatan), dan kondisi mental warga

10

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, h. 300-308.

Page 25: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

16

jemaatnya. Gereja hendaknya memperhatikan sistem kepercayaan para

pendatang.11

Selain itu pendukung pembangunan Gereja yang mahal dan mewah

dikemukakan bahwa gereja adalah rumah Allah atau Bait Suci bahkan di mata

ajaran kemakmuran, dimilikinya gedung gereja yang besar dan mewah

menunjukan bahwa gereja di berkati Tuhan, Motivasi pembangunan gedung-

gedung mewah lainnya adalah sebagai reklame untuk menarik pengunjung

Khususnya pengunjung kaya, itulah sebabnya menyaksikan banyak

pengunjung gereja yang manja dan pengelana pada saat ini selalu berpindah-

pindah gedung mencari yang terbaru.

Gereja yang dibangunkan akan hidup kembali seperti tulang-tulang

yang berserakan akan hidup kembali menjadi suatu bala tentara yang besar

yang siap untuk maju berperang (Yeh.37). Ciri-ciri gereja yang hidup dapat

digambarkan seperti apa yang terjadi sesudah hari pentakosta, di mana Roh

Tuhan dicurahkan Kepada umat beriman.12

Penduduk daerah pertambangan korea hanya terdiri dari 30 keluarga

dan sejak industri pertambangan dibuka, daerah tersebut lebih kurang 12 ribu

buruh yang mengadu nafkahnya dalam dunia pertambangan.usaha Pertama

dalam Gereja mengadakan penginjilan bukan dengan cara berkhotbah, akan

tetpi untuk membangun gedung gereja, agar nyata ada jamaat Kristen di daerah

11

Herlianto, Teologi Sukses, h.147. 12

Herlianto, Teologi Sukses, h. 207-255.

Page 26: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

17

industri, dengan hrapan bahwa tentu saja orang Kristen yang di antara buruh itu

masuk gereja, banyak kesempatan untuk pelayanan yang paling mengharukan

bahwa ada suatu keinginan antara kaum buruh sendiri untuk berkawan. Semua

ini diperkembangkan menjadi rencana pembangunan jemaat Kristen secara

baru, mulai dengan kelompok-kelompok kecil, sekalipun daerah pertambangan

letaknya sangat terpencil, dan pada umumnya masyarakat Korea sendiri tidak

tahu dimana letaknya sehingga kurang memperhatikan pada waktu itu jemaat-

jemaat dengan pendeta-pendetanya sendiri.13

Secara umum terdapat tiga kelompok gereja, Kharismatik, Pantekosta,

dan Kelompok Baptis. Ketiganya memiliki corak yang berbeda dalam

perkembangan di berbagai wilayah. Kelompok Kharismatik dan Pantekosta

adalah arus utama yang berkembang di berbagai negara. Gereja-gereja yang

berkembang di Korea Selatan berupa kelompok-kelompok Kharismatik,

Pentakosta dan beberapa kelompok Baptis yang kebanyakan dari kelompok-

kelompok etnis tengah. Adapun di Korea Selatan sendirilebih banyak

dipengaruhi oleh gerakan Kharismatik dan Pentakosta. Hal tersebut ditandai

dengan adanya gereja raksasa di ibu kota Seoul.14

Salah satu faktor pendorong perkembangan Gereja di Korea adalah

tersedia Alkitab dalam bahasa korea sebelum para pekabar Injil msuk. Alkitab

dan buku nyanyian rohani disebarkan secara luas. Perkembangan Gereja

13

Mitimoe, Pembangunan Jemaat Misioner (Jakarta: BPK Gunung Mulia 1978), h.

138. 14

Th.Van Den End. Harta dalam Bejana Sejarah Gereja Ringkas (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1997), h. 327.

Page 27: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

18

Protestan pada awal abad ke 20 luar biasa cepatnya pada tahun1894

diperkirakan 236 orang Kristen Protestan sudah dibaptis di Korea. Pada tahun

1910 jumlahnya sudah bertambah menjadi 30.000 orang, dengan jumlah semua

umat Kristen Protestan termasuk yang belum dibaptis diperkirakan 167.352

orang. Anggota Gereja Katolik Roma bertumbuh dari 60.000 pada tahun 1900

menjadi 75.000 pada tahun 1910. Pertumbuhan Gereja Protestan yang terbesar

terjadi di pedalaman terutama di daerah pedesaan di sekitar kota Pyongyang,

Korea Utara yang merupakan pusat penginjilan Gereja Presbiterian, para

penginjil Gereja Presbiterian Church adalah salah satu denominasi di

lingkungan gereja-gereja Protestan. Selain itu didukung Amerika yang

memprioritaskan penginjilan langsung ketimbang pendidikan atau pelayanan

medis, Metode tersebut tentu saja merupakan salah satu faktor yang

menentukan bagi perkembangan jemaat.15

C. Perkembangan Gereja Pantekosta

Aliran Pantekosta merupakan sebuah gerakan di Protestanisme yang

sangat menekankan peranan karunia-karunia Roh Kudus. Dan aliran pantekosta

merupakan “rahim” di mana gerakan Kharismatik lahir. Kejadian pemenuhan

Roh Kudus awal-mulanya dialami oleh murid yesus, pada hari pesta

Pentakosta, murid-murid Yesus dipenuhi Roh Kudus sehingga berbicara Roh

dan memberi kesaksian-kesaksian kepada orang banyak mengenai karunia-

karunia Roh sebagai bukti kebenaran Tuhan.Peristiwa pemenuhan Roh Kudus

15

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, h.183-184.

Page 28: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

19

diterangkan dalam Kitab Kis 2: 1-4 “ pada saat hari pentakosta semua orang

percaya berkumpul dan penuhlah mereka dengan Roh Kudus.16

Aliran Pentakostal kadang menyebut diri Pentekosta atau Pantekosta,

merupakan salah satu di antara berbagai aliran gereja yang kemunculan dan

perkembangannya semakin spektakuler pada abad ini. Dalam waktu kurang

dari setengah abad ini, telah tersebar keseluruh dunia dan berhasil menghimpun

jutaan penganut, dan tidaklah mudah menyebut jumlah warga pentakostal di

seluruh dunia pada penghujung abad ke 20 ini, sebab banyak di antara gereja-

gereja pentakostal yang tidak suka atau tidak cermat menyusun statistik, atau

tidak terbiasa mendaftarkan anggotanya, atau malah melebih-lebihkan angka

jumlah penganutnya, menurut sejarawan Pentakostal tertentu (misalnya Synan,

1971:214) pada tahun 1970 jumlah warga Pentakostal berkisar 15 juta, akan

tetapi tanpa mengikut sertakan kaum Kharismatik.17

Gereja Pentakosta dan non Pentakosta umumnya mengutamakan

beribadat dengan mengalami langsung Roh Kudus, sedangkan gereja non

Pentakosta biasanya beribadat dengan Khotbah yang bersifat rutinitas

mingguan, penekanan karunia-karunia Roh merupakan bentuk dari pengalaman

iman. Dan gerakan kharismatik lebih menekankan mengalami Allah dalam

kehidupan dibandingkan pengajaran doktrin-doktrin Alkitabiah.18

16

Rizky Yazid, “Teologi Sukses di Asia Analisis Ajran Sukses di Korea dan

Indonesia” Skripsi Fakultas Ushulddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 16. 17

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2010), h. 166. 18

Wilfred J. Samuel, Kristen Kharismatik (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), h. 5.

Page 29: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

20

Dan gerakan Kharismatik yang biasa di sebut “ Gerakan Pentakosta

Baru” yang merupakan kelanjutan dari aliran pentakosta yang mana bercirikan

penekanan terhadap baptisan Roh Kudus, dan berbicara dalam bahaasa Roh

dengan peryataan tersebut sebagai bukti Roh Kudus untuk menolong orang

Kristen yang Percaya. Pentakosta aliran yang menekankan karunia Roh dan

mengutamkan beribadat dengan mengalami langsung Roh Kudus, dan

berbicara dengan bahasa Roh.19

Kalangan Pantekostal pada umunya mengidentikkan diri dengan Gereja

sesuai dengan Perjanjian Baru pada zaman modern. Ini adalah strategi

memulihkan gereja perjanjian baru dalam gereja Pentakostal termsuk jenis

jabatan dan pola pemerintahan (organisasi) gereja eribadah secara teratur pada

hari minggu di tambah dengan beberapa pertemuan ibadah pada hari lainnya,

tidak di perlukan ibadah yang sangat rinci dan baku.20

Sebab tantangan Gereja

Kebanyakan masyarakat perkotaan memiliki cara hidup ke agamaan dan rasa

persaudaraan yang kuat, kesulitan untuk menemukan tempat, dimana mereka

bisa diterima, dan perasaan kehilangan identitas diri dapat membuat manusia

memiliki kerinduan mendalam untuk lebih dekat dengan Tuhan.

Dengan kondisi tersebut, geraja yang berkembang di Korea Selatan

pada akhirnya memilih pada sisi dimana bisa hadir menjawab pertanyaan

19

Baptisan Roh Kudus dalam pernyataan Yohanes Pembaptis kepada Yesus, yang di

terangkan dalam Kitab Markus 1:8. Lihat L. Sugiri, Gerakan Kharismatik; Apakah Itu?

(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), h. 173. 20

Aritonang, Berbagai Aliran, h. 192.

Page 30: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

21

umatnya. Hal tersebut mendukung munculnya gereja Pentakosta di Korea

Selatan.

Gereja Protestan di Korea boleh di pandang sebagai suatu contoh yang

indah bagi Gereja Kristen di seluruh dunia. Dan anggotanya berjumlah 8 juta

orang protestan di antara 50 juta penduduk. Dan anggota-anggota jamaat

sendiri sangat mementingkan dalam membantu usaha Gereja dan

mementingkan pelajaran Alkitab, masing- masing dalam rumah tangganya, dan

sumbangan uang kepada Gereja luar biasa besarnya, walaupun kebanyakan

anggota jemaat orang sederhana, pada tahun 1907 setiap rumah tangga

menyerahkan pukul rata 10% dari gaji ke pada pekerjaan Gereja. dan Gereja

Korea mempunyai 3500.21

Dengan demikian semakin jelaslah Kristen Protestan merupakan agama

terbesar ke dua di Korea Selatan. Adapun gereja yang berkembang di Korea

Selatan adalah aliran Pentakosta. Sebab aliran Pentakosta inilah yang mampu

mengintegralkan kehidupan masyarakat Korea Selatan dengan adat serta

budaya yang ada.

21

Berkhof dan Enklaar. Sejarah Gereja, h.363.

Page 31: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

22

BAB III

BIOGRAFI PAUL YONGGI CHO

A. Riwayat Hidup Paul Yonggi Cho

Paul Yonggi Cho merupakan pendeta sekaligus Pastor senior dan

pendiri gereja Injili Penuh Yoido (gereja sidang-sidang jemaat Allah). Gereja

tersebut merupakan kongregasi terbesar di dunia dengan jumlah pengikut

830.000 orang. Paul Yonggi Cho lahir tahun 1936 atau bersamaan masa

kekuasaan Jepang atas Korea.1

Sejak kecil Paul Yonggi Cho dibesarkan sebagai seorang Buddha. Ayah

Paul Yonggi Cho sendiri merupakan tokoh agama Buddha. Pengaruh dari

aspek sosial, politik, dan spiritual inilah yang mempengaruhi kehidupan dan

pemikiran Paul Yonggi Cho terutama pandangan mengenai penderitaan,

kemiskinan, sakit, kelaparan, dan juga kesulitan dalam hidup. Penderitaan yang

berlarut-larut justru yang kemudian menanamkan sikap di dalam diri Cho

untuk menolak berbagai macam penderitaan dalam bentuk apapun baik berupa

miskin dan penyakit, sehingga dengan sikap tersebut yang melatar belakangi

ajaran Teologi Sukses yang dikembangkan oleh Paul Yonggi Cho. Terlebih

setelah Cho berhasil melewati masa-masa sulitnya melawan penyakit TBC

yang menyerangnya dan Paul Yonggi Cho berhasil mengalami kesembuhan

1David Paul Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil (Malang: Gandum Mas, 1981),

h. 6.

Page 32: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

23

dari penyakit parahnya itu setelah dia masuk agama Kristen.2

Paul Yonggi Cho pindah agamaKristen pada usia 17 tahun, setelah

seorang gadis mengunjunginya setiap hari dan menceritakannya tentang Yesus

Kristus. Paul Yonggi Cho Percaya bahwa Allah telah memanggilnya untuk

melayani-Nya. Paul Yonggi Cho mulai bekerja sebagai penerjemah untuk

penginjil Inggris Ken Tize. Pada 1956, ia mendapatkan beasiswa untuk

mempelajari teologi di Kolese Alkitab Injili Penuh di Seoul. Paul Yonggi Cho

bertemu dengan Choi Ja-Shil yang menjadi ibu iparnya dan orang yang terikat

dengan pelayanannya dan lulus pada Maret 1958.3

Paul Yonggi Cho merupakan pendeta muda yang cukup aktif dalam

kegiatan keagaam Kristen di Korea. Pada tahun 1961 langkah awal Paul

Yonggi Cho merintis pembangunan sebuah gereja terbesar di Korea. Paul

Yonggi Cho membangun sebuah gereja megah dan mewah yang diberi nama

“Yoido Full Gospel Church” merupakan suatu cerminan dari ambisi yang

melatar belakangi penderitaan yang Paul Yonggi Cho alami. Paul Yonggi Cho

sangat berambisi untuk menjadi orang yang terkenal dan berhasil, serta

berkelimpahan dari materi.4

Meskipun sudah menjadi pendeta, Paul Yonggi Cho tidak melepaskan

pemikiran Budha maupun Shamanisme (perdukunan) nya. Sebagaimana

2 Herlianto, Teologi Sukses Antara Allah dan Mamon (Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia, 2012), h. 27. 3https://id.wikipedia.org/wiki/David Yonggi_Cho, di akses pada 30 Maret 2017

4 David Yonggi Cho dan Harold Hostetler, Kelompok Sel yang Berhasil (Malang:

Gandum Mas, 2004), h. 3.

Page 33: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

24

kebiasaan meditasi mistis, ritual penyembahan kepada nenek moyang masih

dilakukannya. Menurutnya penghormatan kepada orang tua maupun leluhur

harus dilakukan ketika masih hidup atau setelah mati. Di sisi lain ajaran

mengenai penghormatan tersebut merupakan ajaran Budha maupun

Konghucu.5 Dengan kata lain, meskipun sudah menjadi pendeta di Kristen,

Paul Yonggi Cho tetap memakai tradisi lama berbau ajaran lain.

Pemikiran di atas tidak hanya untuk pribadi saja, akan tetapi Paul

Yonggi Cho juga memperkenankan kepada para jemaatnya untuk melakukan

penghormatan kepada leluhur meskipun mengikuti Budha dan Konghucu.

Ajaran ini kemudian mendapat kritikan keras dari beberapa jemaatnya sendiri

yang tidak setuju. Sebab secara jelas Paul Yonggi Cho telah

mengkombinasikan ajaran Budha dengan Kristen dan dianggap menodai ajaran

Kristen.

Paul Yonggi Cho mulai merintis "gereja tenda" di luar Seoul". Dengan

dibantu oleh calon ibu mertuanya (Jashel Choi), Paul Yonggi Cho yang masih

menderita TBC, memberikan pelayanan mengenai iman, harapan, dan

kesembuhan kepada kaum miskin dan teraniaya.6 Adapun aliran gereja yang

diikuti Paul Yonggi Cho adalah Pantekosta. Selain itu Paul Yonggi Cho juga

masuk sekolah Alkitab sidang jemaat Allah.7

Aliran gereja Pantekosta serta pendidikan Alkitab Sidang Jemaat Allah

5 Herlianto, Teologi Sukses, h. 28.

6Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil, h. 8.

7Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil, h. 9

Page 34: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

25

berpengaruh sangat kuat dalam diri Paul Yonggi Cho. Terlebih kondisi masa

itu adalah masa sulit di Korea. Namun dengan prinsip kesetaraan serta

pengelolaan gereja dengan model “kelompok sel” yang digagas membuahkan

hasil perkembangan pesat gereja yang dipimpinnya. Adapun prinsip kesetaraan

yang dimaksud sebagaimana kutipan di bawah ini:

“Banyak jaminan bagi para anggota dalam kelompok sel, setiap

orang menjadi anggota keluarga orang lain dalam semacam masyarakat

yang saling berhubungan lebih dari masyarakat biasa. Jika seseorang

menjadi anggota suatu kelompok sel, maka setiap orang itu tahu bahwa

ia mengasihi dan memberikan perhatian satu sama lain, dan ini

merupakan jaminan kesejahteraan banyak orang yang didapat di dalam

gereja-gereja yang tidak mempunyai kelompok sel.”8

Atas dasar kesetaraan di atas memciptakan semangat dan menjadi fakor

pengembangan gereja yang dipimpin Paul Yonggi Cho.

Mengenai “kelompok sel” pada dasarnya penataan berdasarkan zona

atau wilayah. Hal ini terjadi sebagaimana perkembangan gereja yang

dipimpinnya. Tahun 1961 Paul Yonggi Cho mendirikan gereja Daejo di

Seodaemun, Seoul. Semenjak berdirinya gereja tersebut semakin lama jemaat

semakin banyak. Menyadari semakin banyak, suami Kim Sung-Hye (murid

Paul Yonggi Cho) kemudian membagi gereja tersebut menjadi 20 zona yang

kemudian disebut “sel”. Selanjutnya Paul Yonggi Cho melatih jemaatnya untuk

dijadikan pemimpin di setiap sel. Kemudian setiap pemimpin sel yang sudah

terlatih kemudian diharuskan melatih orang untuk menjadi asisten. Gerakan ini

mendapat keberhasilan yang mengejutkan sekaligus membuat optimis bagi

8 David Yonggi Cho, Kelompok Sel, h. 52-53.

Page 35: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

26

gereja lain. Keberhasilannya terlihat dengan jumlah jemaat mencapai 8.000

orang pada tahun 1968. Kemudian Paul Yonggi Cho melebarkan sayap ke

Yoido di kawasan sungai Han. Keberhasilan selanjutnya adalah munculnya

gereja dengan aula berkapasitas 10.000 orang di Korea Selatan pada tahun

1973.9

Paul Yonggi Cho melakukan gerakan berdasarkan pemikiran, prinsip

serta manajemen yang matang. Prinsip kesetaraan serta pemikiran lainnya

menjadi dasar gerakan penyebaran melalui gereja. Penataan, bimbingan serta

pengantisipasiannya merupakan strategi yang menjadi tonggak keberhasilan

Paul Yonggi Cho dalam mengembangkan gereja.

Selain prinsip kesetaraan, Paul Yonggi Cho memiliki pemikiran

mengenai iman yang diimplementasikan dengan “harapan yang jelas”. Iman

berarti harus jelas. Berdoa harus dengan fasilitasnya, jika tidak maka doa

tersebut tidak akan sampai kepada Tuhan.10

Prinsip keimanan di atas diwujudkan dalam bentuk penataan kamar di

Gereja Yoido. Kini kamar yang diberi nama Gunung Doa itu dikunjungi sekitar

1 juta orang setiap tahunnya, termasuk 10.000 jemaat asing. Paul Yonggi Cho

telah menghabiskan masa 44 tahun untuk mengampanyekan betapa pentingnya

pendirian Dinaspemerintah untuk mengatur kelompok sel gereja tersebut. Paul

Yonggi Cho berkeyakinan, dinas pemerintah merupakan kunci sukses

9 https:// a Lovely Fantasy PAUL YONGGI CHO, diakses pada 25 mei 2017

10 Paul Yonggi Cho, Dimensi Keempat (Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2014), h.

23.

Page 36: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

27

perkembangan gereja di Korsel. Selain Konsep yang dikembangkannya, Paul

Yonggi Cho berhasil melakukan domestifikasi ajaran Kristen di Korsel dengan

baik. Salah satu buktinya adalah penggunaan istilh Hananim untuk Tuhan

dalam bahasa Korea, dengan menghindari istilah yang diambil dari Cina yang

digunakan umat Katolik. Penggunaan istiah hananim sangat tepat untuk misi

Kristen di Korsel. Mereka melakukan penginjilan di rumah-rumah, kota-kota,

dan di desa-desa.11

Prinsip-prinsip yang diajarkan menjadi penyemangat bagi para

jemaatnya. Pengorbanan dan hati orang-orang mulai berubah dengan mulai

memberi persembahan pembangunan gereja. Beberapa dari merekamenjual

rumah dan pindah ke apartemen kecil, dan ada pasangan muda yang

memberikan upah setahun penuh untuk gereja, dan memilih untuk hidup

dengan iman selama setahun, dan gerakan yang luar biasa ini membawa hasil

yang baik dan segera uang mulai tercukupi di gereja.dan saat gereja selesai

sempurna dan di persembahkan kepada Allah, dan tidak hanya melunasi

pinjaman dari bank, Allah juga bahkan menyediakan uang sebesar 20 miliar

untuk menyelesaikan pembangunan gereja dan apartemen. Banyak orang

berpikir bahwa saat memiliki iman, segala sesuatu akan mudah terpenuhi dan

hanya sedikit masalah yang akan ditemui.12

Jenis pertumbuhan yang dilami di korea dapat berlaku bagi semua

gereja, ada beberapa pendapat bahwa keadaan di korea sajalah yang dapat

11

Paul Yonggi Cho, Dimensi Keempat,h. 24. 12

Paul Yonggi Cho, Dimensi Keempat, h. 161.

Page 37: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

28

menyebabkan gereja bertumbuh berkembang dan tidak bisa terjadi di Amerika

dan Eropa Barat, prinsip- prinsip pertumbuhan gereja ini sudah terbukti dan

hanya didemonstrasikan oleh gereja Paul Yonggi Cho di korea, tidak ada

alasan mengapa gereja lain tidak bisa bertumbuh atau berkembang dengan

jumlah yang sama, prinsip-prinsip pertumbuhan gereja ini sifatnya Universal

dan pertumbuhan gereja internasional benar-benr telah membuktikan dirinya

sebagi gerakan Roh Kudus.13

Adapun mengenai Pentakosta merupakan perbedaan pendapat mengenai

kejadian pembaptisan. Perbedaan pendapat mengenai lahirnya aliran

Pentakosta yang lebih penting adalah kejadian yang menyebabkan lahirnya

aliran pentakosta berupa kejadian pembaptisan. “Baptisan dengan Roh Kudus”

atau yang biasa disingkat “baptisan Roh” pada awalnya disaksikan oleh Petrus

di rumah Kornelius. Petrus merupakan salah satu murid Yesus yang bersasksi

mengenai turunnya Roh Kudus saat hari Pentakosta. Kesaksian Petrus

diperjelas juga dalam kitab Kis 11: 15-16:

“ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama

seperti dahulu ke atas kita, maka teringatlah aku akan perkataan yesus:

Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh

Kudus”.

Dari pernyataan itu jelas, bahwa apa yang dialami Kornelius maupun

13

David Yonggi Cho, Kelompok Sel, h. 103.

Page 38: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

29

peristiwa Pentakosta adalah baptisan Roh.14

B. Karya-Karya Paul Yonggi Cho

Paul Yonggi Cho merupakan Gembala Sidang Full Gospel Central

Church yang cukup produktif dalam menulis. Karya tulis Paul Yonggi Cho

banyak yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia seperti Kelompok

Sel. Adapun karya-karya Yonggi Cho yang berkenaan dengan pembahasan

penulis antara lain:

1. Dimensi Keempat (2014)

Dalam buku ini, Paul Yonggi Cho berupaya menjelaskan

keberadaan dunia dimensi keempat yang dapat menguasai alam

dunia dimensi ketiga, yaitu dunia manusia. Dunia dimensi keempat

merupakan dunia roh, dimana Roh Kudus bersemayam. Roh Kudus

berperan untuk membimbing orang Kristen yang beriman dalam visi

dan misi yang gamblang sehingga dapat menggapai kehidupan yang

berhasil bersama bimbingan Roh Kudus.Salah satu poin menarik

dalam buku ini yaitu bagaimana mewujudkan keinginan menjadi

suatu kenyataan. Perlu proses “inkubasi”, yaitu benar-benar

membayangkan apa yang diinginkan dengan penuh keimanan

kepada Allah. Percaya bahwa apa yang diinginkan tersebut akan

menjadi suatu kenyataan dengan perantara iman.

14

L. Sugiri, Gerakan Kharismatik; Apakah Itu? Ed. JJ. Matulesy, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1982), h. 173.

Page 39: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

30

2. Kelompok Sel yang Berhasi, 2004

Buku tersebut menjelaskan perjalanan hidup Paul Yonggi Cho

dalam merintis sebuah gereja Yoido Full Gospel Church yang

megah, tentunya tidak dicapai dengan angan-angan saja, ada kerja

keras untuk mewujudkan keinginan tersebut. Paul Yonggi Cho yang

menjabat sebagai pengembala di gerejanya, merasa kesulitan

mengembalakan para jemaat gerejanya yang jumlahnya tidak

sedikit, sekitar 850.000 anggota gereja Yoido Full Gospel Church.

Peran aktif sangat diperlukan antara pendeta dan para anggota

jemaatnya. Untuk mengefektifkan kegiatan penginjilan, diperlukan

keterlibatan langsung dari para anggota jemaat untuk berpartisipasi

aktif. Di dalam buku ini diterangkan bagaimana membina suatu

kader anggota gereja yang militan dalam rangka penginjilan, yang

mana kelompok tersebut dinamakan kelompok sel.

3. Kehidupan yang Berhasi, 2001

Paul Yonggi Cho menegaskan dalam buku ini orang Kristen yang

beriman harus sukses dalam kehidupan. Karena pada dasarnya

Allah menghendaki kelimpahan bagi orang Kristen yang

mengimani-Nya, dan percaya akan penebusan Yesus di kayu salib.

Penebusan di sini berarti terbebas dari dosa, yang mana dosa itu

merupakan kutukan dan lambang penderitaan. Penderitaan harus

dibebaskan, karena penderitaan merupakan cerminan dari kegagalan

Page 40: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

31

hidup. Dan kegagalan dalam hidup bukan tujuan dari penciptaan

manusia. Untuk menghindari kegagalan hidup buku ini memaparkan

bagaimana untuk mencapai kehidupan yang berhasil dan apa kiat-

kiat menuju kehidupan yang berhasil.

4. Selamat, Sehat, dan Berkelimpahan, 2001

Salah satu ajaran dari Teologi Sukses adalah bahwa Allah

menghendaki kehidupan manusia yang berhasil, dan kegagalan

manusia merupakan suatu dosa dan kutuk yang harus dibebaskan.

Di dalam buku ini membahas bagaimana Allah merupakan Allah

yang baik dan mengasihi setiap manusia, dan tentunya Allah tidak

menginginkan anak-anak-Nya untuk menderita dalam menjalani

kehidupan di dunia. Di dalam buku ini dijelaskan bagaimana kasih

Allah terhadap manusia dalam upaya membebaskan anak-anak-Nya

dari kegagalan dan penderitaan yang diakibatkan oleh dosa. Yesus

datang menebus penderitaan seluruh umat manusia yang

diakibatkan oleh dosa.Hasil dari pembebasan dosa tersebut adalah

keselamatan, sehat, dan hidup penuh dengan kelimpahan.

5. Pemecahan Problema Hidup, 2000

Buku karangan Paul Yonggi Cho ini merupakan refleksi terhadap

fenomena kehidupan yang selalu diintai oleh berbagai macam

permasalahannya. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa hidup tidak

Page 41: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

32

selalu berjalan dengan mulus sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dengan kata lain problem dalam kehidupan sudah merupakan

sesuatu yang akan menghampiri manusia. Dalam buku ini Paul

Yonggi Cho berupaya untuk menjelaskan bagaimana mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam kehidupan dan bagaimana cara menyikapi

suatu kegagalan dan suatu keberhasilan. Karena tidak selamanya

kegagalan itu merupakan suatu keburukan, dan tidak pula

selamanya keberhasilan merupakan sesuatu kedamaian. Buku ini

banyak membahas permasalah-permasalahan tersebut.

6. Lompatan Iman, 1989

Buku lompatan iman ini berisikan khotbah-khotbah pribadi Paul

Yonggi Cho yang awalnya ditulis hanya untuk arsip pribadinya saja.

Di sini Paul Yonggi Cho mengungkapkan prinsip-prinsip

pribadinya, karena prinsip tersebut memungkinkan bagi Paul

Yonggi Cho untuk mengembangkan iman dan mencapai tujuan

hidupnya.Dalam buku ini Paul Yonggi Cho membahas mengenai

permasalahan manusia dalam sifat keegoan masing-masing dalam

urusan dunia sehingga mengenyampingkan sisi rohaniahnya.Dengan

mengetahui permasalahan itu, Paul Yonggi Cho berupaya

menemukan jawabannya dalam firman Allah.Dengan firman

tersebut yang memperkaya Paul Yonggi Cho dan mengukuhkan

iman.Dalam buku ini Paul Yonggi Cho menerangkan bagaimana

Page 42: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

33

mengunakan iman dalam kehidupan ini sehingga iman tersebut

membimbing kearah kehidupan yang berhasil. Prinsip iman tersebut

akan bekerja sama dalam diri manusia untuk menuju hidup yang

berhasil.

7. DR. Cho Kami Ingin Sebuah Mobil Volkswagen,1989

Buku ini berisikan beberapa kunci menuju kehidupan Kristen yang

penuh kemenangan dan keberhasilan. Untuk berhasil, sekedar ingin

saja tidaklah cukup, perlu adanya doa. Akan tetapi doa tanpa adanya

kejelasan dari apa yang diinginkan juga merupakan sesuatu yang

sia-sia. Dalam buku ini Paul Yonggi Cho memperkenalkan proses

“inkubasi” saat berdoa agar apa yang diinginkan benar-benar akan

terwujud oleh iman yang aktif dalam pribadi orang Kristen.

Menurut Yonggi Cho doa tanpa proses inkubasi sama halnya

dengan menginginkan sesuatu yang tidak jelas. Tentunya doa dan

inkubasi bukanlah semata-mata langkah menggapai kesuksesan,

perlu adanya bimbingan dari Roh Kudus untuk mengetahui

kehendak Allah dalam kesuksesan hidup. Buku ini menjeaskan

bagaimana mewujudkan doa agar dikabulkan.

8. Mengapa Saya Menderita, 1980

Pengalaman hidup Paul Yonggi Cho sebagai seorang yang

menderita penyakit TBC bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya

Page 43: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

34

perjuangan-perjuangan untuk mengobati penyakitnya dan berjuang

melawan rasa sakit yang dideritanya. Buku ini merupakan buku

yang menjelaskan bagaimana perjalanan hidup Paul Yonggi Cho

dalam menghadapi penyakit TBC yang hampir merenggut nyawa

dan impiannya. Salah satu poin penting dalam buku ini yaitu buku

ini menjelaskan asal mula penyakit, dan apa kedudukan penyakit

bagi orang Kristen yang beriman. Dan yang sedikit ditekankan pada

buku ini adalah masalah kesembuhan Ilahi. Karena kesembuhan

ilahi memainkan peran yang penting dalam menjelaskan arti dari

suatu penyakit.

9. Mengalami Kristus Sepenuhnya, 2008

Jawaban dari suatu penderitaan adalah bagaimana menyikapi dan

merasakan peran dari penebusan yang Yesus alami di kayu salib.

Karena dengan mengalami sepenuhnya makna penyaliban Yesus

itu, orang Kristen mampu untuk menjawab arti penderitaan yang

dialami dalam kehidupan. Tentulah salib bukanlah akhir dari

penderitaan, karena setelah penyaliban terjadi kebangkitan.

Kebangkitan di sinilah yang harus ditekankan bahwa dengan

penebusan Yesus ada manfaat bagi orang Kristen yang

mengimaninya, yakni kesuksesan. Bangkit berarti bangun dari

keterpurukan. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana menuju jalan

keberhasilan di dalam Kristus yaitu dengan cara merubah cara

Page 44: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

35

berfikir. Di dalam buku ini dijelaskan hidup haruslah dengan iman,

berani bermimpi untuk berhasil dalam naungan Allah, Dan

keberhasilan seorang dipengaruhi oleh perkataannya yang

dituturkan dalam hidupnya.

10. Melampaui Sekat, 2012

Paul Yonggi Cho adalah seorang Pendeta Pantekostal yang tentunya

mempunyai pandangan yang tipikal pantekostal yaitu pentingnya

mengalami kuasa Roh Kudus dalam hidup orang Kristen, namun

Paul Yonggi Cho mempunyai penekanan yang unik. Yang pertama

adalah berita Keselamatan yang meliputi roh, jiwa, dan tubuh.

C. Teologi Paul Yonggi Cho

Teologi Paul Yonggi Cho mempunyai daya tarik bagi orang korea, juga

disebabkan karena teologi tersebut mengadaptasi cara pandang (Worldview)

orang korea yang telah lama dibentuk oleh Shamanisme. Dalam pandangan

orang-orang shamanis dunia ini sangat di pengaruhi oleh roh-roh yang hidup di

sekitar manusia. Roh-roh itulah yang menyebabkan orang mengalami

keberuntungan dan kemalangan kesehatan dan kesakitan.orang-orang yang

percaya kepada Shamanisme mementingkan ibadah untuk berhubungan dengan

roh-roh agar selamat dan terhindar dari malapetaka. Teologi Paul Yonggi Cho

yang memberitakan tentang kesembuhan dan berkat-berkat merupakan

jawaban terhadap kebutuhan orang-orang Shamanis, seringkali dikatakan

Page 45: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

36

bahwa kelemahan teologi Paul Yonggi Cho adalah menghasilkan kekeristenan

yang hanya mengejar berkat-berkat material dan berpusat pada diri sendiri (self

centered christianity) 15

Paul Yonggi Cho menegaskan bahwa hidup miskin merupakan suatu

kutukan hidup kya merupakan suatu keharusan bagi orang Kristen yang

beriman, Paul Yonggi Cho menjelaskan bahwa keberhasilan kelompok sel

bergantung kepada pimpinan gembala sidang atau pendeta, kepemimpinan

kaum awam yang terlatih dan persekutuan dengan Roh Kudus, persyaratan

yang lain bila ingin kelompok sel berjalan dengan baik persyaratan tersebut

yaitu motivasi tau dorongan, pemimpin kaum awam yang baik perlu didorong

dan untuk menyentuh batin orang awam agar bergabung dengan pendeta atau

gembala sidang untuk melaksanakan penginjilan Paul Yonggi Cho menyentuh

kepribadian dengan penghargaan karena menurut Paul Yonggi Cho setiap

orang ingin dihargai, memberikan pujian dan kasih yang ikhlas.16

Paul Yonggi Cho mengenal praktek penyembuhan, penyembuhan

tersebut di bawah gerakan Sokogakki, yang merupakan gerakan suatu

keagamaan Buddha dalam hal praktek penyembuhan orang sakit. Biasanya

praktek dilaksanakan oleh seorang biksu di dalam gua, Paul Yonggi Cho

menemukan praktek penyembuhan, namun Paul Yonggi Cho menganggap

meditasi mistik. Maksudnya, kemampuan yang dimiliki seorang biksu

diperoleh dengan kuasa Iblis. Paul Yonggi Cho yakin bahwa meditasi mistik

15

Minggus M. Pranoto, Pentakostalisme dan Dialog Atar Agama (Semarang: Komisi

Dialog Antar Agama Sinode Gereja Isa Almasih, 2012), h. 7. 16

Paul Yonggi Cho, Kelompok Sel, h.138.

Page 46: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

37

jauh berbeda dengan karunia Roh, hasilnya adalah kesembuhan palsu, dan

penderitaan terus melekat dalam diri Paul Yonggi Cho, dan penderitaan yang

terus Paul Yonggi Cho alami menanamkan sikap dalam dirinya untuk menolak

berbagai penderitaan hidup dan Paul Yonggi Cho yakin, bahwa kesembuhan

yang diperolehnya merupakan mukjizat.17

Paul Yonggi Cho adalah salah satu tokoh yang mempengaruhi

kemunculan Teologi Sukses. Paul Yonggi Cho mengajarkan bahwa kehidupan

agama harus berpusat pada kuasa doa da Sekitar tiga puluh tahun lalu, teologi

“Roh” dan praktek-praktek yang mistis yang mirip dengan gerakan-gerakan

Roh yang lebih awal (Monoteisme, Shakers, dan lain-lain) telah sangat

mempengaruhi gereja-gereja yang ada melalui penghargaan mereka terhadap

Gerakan Kharismtik, secra langsung mungkin terkait pada Gerakan Kesucian

dari abad ke-19 dan gerakan Pentakosta dari abad ke-20 Beberapa Sejarawan

menyebut hubungan historis sebagai sebuah pandangan dunia Providensial

dengan bias kebarat-baratan, dalam sejarah modern, suatu bias anti-barat.

Memiliki harta yang berkelimpahan bukan jaminan kebahagiaan hidup.

Bagi orang Kristen yang mengimani Kristus menurut Paul Yonggi Cho, akan

mendapatkan kebahagiaan sejati yaitu damai sejahtera akan dirasakan apabila

mereka senantiasa berada dekat dengan Allah di dalam hidupnya, dan

menjadikan Allah semata-mata tujuan dalam kehidupan di dunia. Karena

dengan menjadikan Allah sebagai tujuan utama hidup kata Paul Yonggi Cho,

17

Paul Yonggi Cho, Dimensi Keempat, h. 52.

Page 47: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

38

dengan itu Allah selalu membimbing anak-anak-Nya dalam kehidupan.

Dengan mendapatkan bimbingan Allah dalam hidup, bagi orang Kristen akan

mendapatkan segala kemudahan hidup untuk mencapai kesuksesan.18

Menurut Paul Yonggi Cho, membayangkan dengan iman bisa

digambarkan dengan sesuatu yang jelas dalam hati. Iman bagi Paul Yonggi

Cho merupakan dasar dari hal-hal yang jelas yang diharapkan, karena itu harus

memiliki sasaran yang jelas ketika berdoa, jika berdoa tanpa memiliki tujuan

maka menurut Paul Yonggi Chodoa tersebut tidak akan samapi kepada Allah.

Paul Yonggi Cho menegaskandoa (keinginan) yang sampai kepada Allah

hanya doa yang jelas.19

Pandangan Paul Yonggi Cho memang di contohkan dengan gerejanya

sendiri, yaitu Yoido Full Gospel Church. Gereja ini dipromosikan sebagai

gereja terbesar di dunia, dan perkembangaan jemaatnya cukup pesat sejak

tahun 1960, setelah Paul Yonggi Cho lulus sekolah Alkitab, Paul Yonggi Cho

menetapkan hati bahwa Allah adalah sumber segalanya bagi Paul Yonggi Cho

dan menemukan bahwa Allah tinggal di hati dengan semua yang Paul Yonggi

Cho butuhkan dan bergantung pada Tuhan saja dalam semua situasi, Tuhan

meneyediakan apa yang Paul Yonggi Cho butuhkan gedung, mengirim

misionaris dari gereja ke negara-negara lain dan membangun sekolah Alkitab,

ketika membangun gereja Korean Assemblies of God Bible College.20

16

Paul Yonggi Cho, Kehidupan yang Berhasil (Malang: Gandum Mas, 2001),h. 130. 19

Paul Yonggi Cho, Dimensi Keempat, h. 23. 20

Paul Yonggi Cho, Dimensi keempat, h.195.

Page 48: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

39

Paul Yonggi Cho menunjukkan perbedaan keadaan manusia yang

diberkati dan yang jauh dari berkat Allah. Allah memberkati manusia dengan

dipenuhinya segala kebutuhan hidup manusia ketika di Eden. Tempat yang

manusia huni setelah mereka diusir dari Taman Eden ungkap Cho, merupakan

tempat yang penuh dengan kesusahan hidup. Sehingga keadaan itu

memposisikan manusia dalam penderitaan dan keputusasaan. Dari penjelasan

di atas mengenai kodrat manusia sebagai makhluk yang penuh dengan berkat

dari Allah, Paul Yonggi Cho berpendapat bahwa Allah sebenarnya tidaklah

menginginkan anak-anak-Nya berada dalam kesusahan hidup dan kemiskinan.

Namun manusia sendirilah menurut Cho yang berpaling dari berkat Allah

dengan melanggar larangan Allah untuk memakan buah terlarang sehingga

manusia terusir dari taman yang penuh dengan berkat berlimpah.21

Jadi menurut Paul Yonggi Cho, Alkitab dianggap bukan sebagai firman

tuhan untuk didengar, dihayati dan ditaati, melainkan kumpulan kata-kata

mutiara yang bila diucapkan mempunyai kekuatan magis. Jelas ini adalah

konsep mantra mengatakan bahwa Yesus menggunakan kata-kata bertuah

untuk menghasilkan sesuatu. Maka dari itu Paul Yonggi Cho ingin

membangkitkan manusia yang berada dalam penderitaan bahwa hidup bisa

untuk di rubah menjadi lebih baik.22

Paul Yonggi Cho pernah berpendapat bahwa kemiskinan mempunyai

suatu nilai moral yang amat besat, para pendeta korea mengajarkan bahwa para

21

Paul Yonggi Cho, Selama, tSehat, Berkelimpahan Berkah (Malang: Gandum Mas,

2001),h.14. 22

Herlianto, Teologi Sukses (Jakarta : Gunung Mulia 2012), h. 136.

Page 49: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

40

kaum miskin adalah kelompok yang menuai pengalaman hidup yang paling

banyak. Namun pendeta-pendeta yang sama juga senantiasa meminta demi

gereja persembahan yang lebih banyak dari jemaat mereka. Yang mengajarkan

nilai-nilai kemiskinan dan mengajarkan tentang pahala karena memberi lebih

banyak persembahan, kemudian Cho sadar bahwa kemiskinan bukanlah suatu

berkat Tuhan. Bahwa ajaran tuhan mengenai kemiskinan bertentangan dengan

apa yang diajarkan di greja-greja tradisional Korea, Tuhan tidak pernah

menciptakan suatu kemiskinan.23

Pemikiran Paul Yonggi Cho telah mempengaruhi banyak orang, tidak

saja di Korea Selatan, namun juga di berbagai penjuru dunia. Beberapa teolog

menyebutkan bahwa keberhasilan Paul Yonggi Cho antara lain disebabkan

oleh kontekstualisasi ajaran Kristen dengan kebudayaan Asia, khususnya

Korea. dampak religious yang diberikan oleh agama-agama tradisional Korea

terhadap mega church karismatik bukan tidak berhubungan dengan

pertumbuhan mereka: Budisme, Konfusianisme, dan Shamanisme. Dan yang

paling besar pengaruhnya diantara ketiganya adalah Shamanisme. Mega-

church karismatik Korea memiliki dasar yang sama dengan Shamanisme

Korea, yang tidak perlu harus negatif.24

Paul Yonggi Cho menjelaskan mengenai sehat jasmani sebagai tanda

dari keimanan, sehat jasmani yang dimaksud Paul Yonggi Cho ialah bebas dari

23

Paul Yonggi Cho, Pemecahan Problema Hidup (Malang: Gandum Mas, 2000), h.

25. 24

Hong Young-Gi, “The background and characteristics of the Chrismatic Mega

Churches in Korea”, AJPS 3/1 (2000) pp. 108. Diambil dari URL: http://www.apts.edu

Page 50: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

41

penyakit, bagi Paul Yonggi Cho pengorbanan Yesus di kayu salib merupakan

suatu penebusan dosa untuk orang Kristen.

Page 51: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

42

BAB IV

PERAN KELOMPOK SEL PAUL YONGGI CHO DI KOREA SELATAN

A. Kelompok Sel dalam Pertumbuhan Gereja

Kelompok sel merupakan kumpulan-kumpulan orang yang percaya

kepada Yesus Kristus dan memberikan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan.

Kelompok sel juga sangat berpengaruh untuk pertumbuhan gereja karena

dimana tidak ada kelompok sel maka gereja tidak dapat bertumbuh. Artinya

kelompok sel sangat mempengaruhi pertumbuhan gereja, karena kelompok sel

merupakan bagian dari program/pelayanan gereja. Dalam gereja Paul Yonggi

Chomem beritakan Injil kepada orang-orang sekitar atau tetangga terlebih

dahulu, di kotadan di desa di mana tuhan menempatkan, inilah penginjilan

yang di lakukan oleh Full Gospel Central Church di Seoul.1

Sistem kelompok sel pertama ditemukan diinspirasi dan dipimpin oleh

Roh Kudus (Tuhan Yesus Kristus). Kelompok Sel pertama kali dimulai pada

hari Pentakosta, hari pada saat melayani Tuhan dengan doa. Allah telah

menunjukan bahwa Roh Kudus merupakan oknum yang tinggal dalam diri

manusia dan Roh kudus adalah gembala pertama dalam gereja pengelola kasih

Allah dan anugerah Yesus Kristus.2

1Paul Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil (Malang: Gandum Mas,1981), h.58.

2Paul Yonggi Cho, KelompokSel yang Berhasi, h.128.

Page 52: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

43

Kelompok sel merupakan bagian terpenting dalam gereja. Sebagaimana

tanaman, Misalnya, suatu tumbuhun dapat bertumbuh dengan baik bila terdapat

ketersediaan media dan sari makanan yang cukup. Demikian pula gereja dapat

bertumbuh dengan baik bila kehidupan orang-orang percaya di dalamnya

memiliki kehidupan dan memaknai dan menghayati kebenaran firman Allah

sebagai makanan rohani bagi pertumbuhan tersebut. Demikian pula

pertumbuhan gereja tidak dapat didasarkan pada karya tangan manusia.

Megahnya sebuah gedung ibadah, peralatan musik, dan meriahnya suasana

perkumpulan bukan sebuah indikator utama dalam sebuah pertumbuhan gereja.

Orang-orang yang percaya tersebut inilah yang kemudian disebut dengan

kelompok sel. Sebagaimana penjelasan langsung Paul Yonggi Cho:

“Tubuh manusia memerlukan pembaharuan dan diisi dengan makanan

secara tetap agar tetap hidup. Salah satu keperluan gereja tetap dinamis dan

berkembang (bertumbuh), adalahpenginjilan yang sungguh-sunguh agar tetap

hidup dan hidup berkelimpahan adalah hidup dalam kasih karunia Allah.”3

Dengan demikian semakin jelas keberadaan kelompok sel bagi Paul

Yonggi Cho bagian terpenting dalam tumbuh kembangnya Gereja. Ada

punprinsip yang dipegang kelompok sel terdapat lima butir.

Pertama sel adalah "gaya hidup", bukan metode. Orang hanya dapat

menjadi anggota sel yang sehat, bila telah menerima hidup Yesus dalam

bimbingan secara pribadi. Kedua Pemuridan yang sesungguhnya terjadi terus-

3Herlianto, Teologi Sukses (Jakarta: Gunung Mulia 2012), h.241.

Page 53: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

44

menerus.Pemuridan adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus

(Yohanes 15:1-8). Di dalam sel yang terbina dengan baik, setiap anggota akan

terus-menerus mengalami perubahan dan proses pembinaan dan terus ditambah

dari hari ke hari, sehingga menjadi murid yang memuliakan Tuhan.

Ketiga Sel adalah sarana mobilisasi jemaat seutuhnya. Proses

pemuridan yang sehat pasti mendorong setiap orang keluar untuk

memberitakan Injil kepada dunia yang berdosa. Semakin dekat hubungan

seseorang dengan Allah dan terus bertumbuh dalam anugerah-Nya, semakin ia

dikuatkan untuk bergerak keluar dengan kasih dan kuasa Allah. Inilah wujud

pertumbuhan alamiah yang dikerjakan Roh Allah dalam setiap orang percaya

dengan demikian, bila gereja ingin memiliki kekuatan mobilisasi total, dimana

setiap orang bergerak bagi Kristus, Alkitab mengatakan “orang benar hidup

oleh iman, dan jadilah menurut imanmu.” Untuk mencapai jalan keimanan.4

Keempat Bila setiap orang giat memberitakan Injil, maka setiap bulan,

bahkan mungkin setiap hari ada jiwa yang dimenangkan kepada Tuhan melalui

sel. Sistem penjangkauan ini dikuatkan dengan doa yang difokuskan pada

sasaran yang khusus. Selain itu, terjadi kerja sama yang aktif antara anggota

dengan Roh Kudus, sehingga kesaksian setiap anggota akan sangat berguna

untuk mendorong yang lain, sebab kuasa yang nyata dialam. Inilah kekuatan

sel dalam membawa orang datang dan percaya kepada Yesus.

4Paul Yonggi Cho, Kelompoksel yang Berhasil, h. 153.

Page 54: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

45

Kelima Memberi tempat pada Roh Kudus untuk memakai setiap orang.

Sistem yang berlaku dalam sel ialah memberdayakan setiap orang agar dapat

dipakai Tuhan. Dengan demikian, setiap orang sadar bahwa ia sendiri tidak

memiliki kemampuan untuk membawa orang datang kepada Yesus, kecuali ia

sungguh berpegang pada Firman Allah dan bergantung pada kuasa Roh Kudus

terus-menerus. Jadi, semua orang bergerak bersama bagi Tuhan dan bukan

tergantung pada orang tertentu yang berkarunia hebat, dan seorang pemimpin

harus memiliki persekutuan yang nyata dengan Roh Kudus.5

Paul Yonggi Cho memang mencontohkan dengan gerejanya sendiri,

yaitu Yoido Full Gospel Church. Gereja ini dipromosikan sebagai gereja

terbesar di dunia, dan perkembangaan jemaatnya cukup pesat sejak tahun 1960,

setelah Paul Yonggi Cho lulus sekolah Alkitab, Paul Yonggi Cho menetapkan

hati bahwa Allah adalah sumber segalanya bagi Paul Yonggi Cho dan

menemukan bahwa Allah tinggal di hati dengan semua yang Paul Yonggi Cho

butuhkan dan bergantung pada Tuhan saja dalam semua situasi, Tuhan

meneyediakan apa yang Paul Yonggi Cho butuhkan gedung, mengirim

misionaris dari gereja ke negara-negara lain dan membangun sekolah Alkitab,

ketika membangun gereja Korean Assemblies of God Bible College.6

Gereja Paul Yonggi Cho telah menjadi suatu organisme yang hidup,

kelompok sel merupakan sel-sel yang hidup dan fungsinya sama seperti sel

dalam tubuh manusia. Dan penginjilan adalah pintu belakang gereja, banyak

5Paul Yonggi Cho, Kelompok sel yang Berhasil, h. 117.

6Paul Yonggi Cho, Dimensi Keempat (Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2014),

h.195.

Page 55: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

46

gereja yang mengeluh bahwa banyak orang yang mundur dari kebaktian

melalui pntu belakang sewaktu jiwa-jiwa yang lain dimenangkan melalui

kebangunan rohani, dan gereja-gereja tersebut tidak berkembang dan pada

prakteknya tidak ada pintu belakang alasannya bahwa setiap kelompok sel itu

seperti lingkungan keluarga. Melalui lingkungan keluarga ini maka setiap

anggota mempunyai perasaan saling memiliki dan mereka tetap setia ke gereja

dan gereja Paul Yonggi Cho menjalankan penginjilan yang sebenarnya para

pemimpin kelompok yang penuh semangat itu secara teratur mencari orang-

orang yang belum percaya, dan setelah mendapatkan orang-orang itu, mereka

memenuhi keperluan orang-orang tersebut dengan baik dan sagat sedikit sekali

yang akan lolos atau hilang melalui pintu belakang.7

Kekristenan sebagai pembebasan gereja terhadap pembangunan muncul

dari keperihatinan terhadap kaum miskin di sebabkan terutama oleh struktur-

struktur yang tidak adil yang menyebabkan sumber-sumber dan kekuasaan

untuk mengambil kepuutusan tentang pemanfaatan melalui komitmen dan

penelitian tindakan pentingnya kekuasaan pembangunan yang di pahami

sebagai suatu proses membebaskan yang diarahkan pada keadilan sosial,

kemandirian, dan pertumbuhan ekonomi, sebagian gereja adalah pemilik tanah

yang berkaitan dengan struktur-struktur feudal, kapitalistis dan neo-kapitalistis,

hal ini mengasingkan dari kaum miskin dan tertindas, berbagai gereja

7Paul Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil, h.71.

Page 56: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

47

merupakan unsur-unsur berpengaruh dari kekuasaan politik, baik sebagai agen-

agen yang aktif atau sebagai media kemapanan.8

Gereja yaitu meyakinkan dunia, seperti yang kita ucapkan dalam

pengakuan iman rasuli, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat

dunia. Karena itulah Yesus tidak bosan mengajarkan agar murid-muridnya

saling mengasihi, karena dengan saling mengasihi mereka menjadi satu, seperti

yang di katakana oleh ungkapan berikut.” Kita tidak mungkin bersatu, kalau

tidak saling mengasihi; kita tidak saling mengasihi kalau tidak saling

mengenal;kita tidak mungkin saling mengenal, kalau kita tidak saling

bertemu.” Dalam Yohanes 13:34-35, yesus mengajak murid-muridnya untuk

saling mengasihi. Dia mengatakaan, “aku memberikan perintah baru kepada

kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti aku telah mengasihi

kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua

orang-orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau

kamu saling mengasihi.”9

Dengan demikian semakin jelaslah bahwa kelompok sel menjadi bagian

terpenting dalam gereja tidak bisa dihilangkan. Paul Yonggi Cho menjadikan

gereja semakin hidup dengan menghidupkan kesadaran para jemaat melalui

kelompok sel. Kelompok sel yang berperan dan masuk dalam gereja secara

otomatis menjadi sel-sel pertumbuhan gereja itu sendiri.

8 Norman E. Thomas.Teks-Teks Klasik Tentang Misi dan Kekeristenan Sedunia

(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), h.277. 9Daulay Richard M, Firman Hidup (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), h.114.

Page 57: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

48

Lima prinsip serta apa yang dilakukan oleh Paul Yonggi Cho memiliki

tujuan Adapun tujuan unggulan dari adanya kelompok sel adalah sebagai

berikut: Pertama Saling Memperhatikan dalam kelompok sel yang sehat, Allah

bekerja, sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para Rasul

3:32a) terwujud tanpa kemunafikan. Inilah yang menunjang pertumbuhan

rohani setiap anggota, saling menguatkan untuk membawa kasih itu kepada

orang lain.

Kedua Menjangkau kepada yang di luar. Tugas ini dapat dikerjakan

oleh setiap orang, tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok

sel. Dalam kelompok sel setiap orang didoakan, disiapkan, dan dilatih untuk

diutus keluar menjangkau orang yang belum percaya bagi Allah sebagai bukti

pekerjaan Kristus dalam hidupnya.10

Ketiga Mengembangkan karunia

rohani.Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang sudah

bertobat, menerima Kristus dan dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus

(Efesus 1:13-14). Roh Kudus itulah yang membagikan karunia bagi setiap

orang percaya (Kisah Para Rasul 2:38; 1Korintus 12:4-13).

Keempat Menyiapkan gereja di masa sulit. Bila orang tidak diajarkan

secara sistematis dan tidak dilatih untuk melayani menurut karunianya,

imannya mudah goyah. Itulah sebabnya, bila datang tantangan iman, mereka

mudah menjadi lemah dan berbalik kepada kepercayaan yang sia-sia.

Kelompok sel bukan hanya mempersiapkan orang Kristen agar hidup dalam

10

Paul Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil, h. 146.

Page 58: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

49

anugerah Allah, tetapi juga menolong orang Kristen agar dapat bertahan terus

di masa-masa sulit sebab tidak bergantung pada gedung tertentu.

Dengan adanya empat tujuan di atas maka keberadaan sel semakin kuat.

Tidak hanya menghidupi gereja semata, akan tetapi kelompok sel juga

menentuka perkembangan gereja kedepannya. Terlebih pada tujuan di butir

keempat, menyiapkan gereja pada masa sulit berarti kelompok sel menyiapkan

segala kemungkinan yang akan terjadi. Tidak hanya sebatas berorientasi

mendakwahkan ajaran Kristus, bahkan menyiapkan segala yang dibutuhkan

untuk menghadapi tantangan yang ada.

B. Perkembangan Kelompok Sel

Sejak Full Gospel Central Church mulai terkenal karena

perkembangannya yang pesat melalui kelompok sel, Paul Yonggi Cho

mendapatkan undangan untuk mengadakan ceramah-ceramah di berbagai

pertemuan taupun konsperensi-konsperensi di seluruh dunia, dan begitu banyak

gereja-gereja yang kehilangan anggotanya, jika tidak kehilangan anggotanya

maka gereja tidak berkembang dan Paul Yonggi Cho menekankan tentang

sistem kelompok sel.11

Paul Yonggi Cho menganggap kelompok-kelompok kecil, model

kelompok Wesley dan Gereja Metodis, merupakan faktor yang menentukan

dalam perkembangan gereja. pemimpin kelompok harus dewasa dalam iman

11

Paul Yonggi Cho, Kelompok sel yang berhasil, h. 73.

Page 59: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

50

dan kebanyakan berbahasa lidah. Pada tahun 1990 di Seoul ada 40.000

kelompok kecil umtuk penelitian Alkitab dan doa. Kebaktian di gereja pusat

bersifat spektakuler, menekankan pekabaran injil, berkat jasmani dan

penyembuhan ilahi. AjaranPaul Yonggi Cho mengenai teologi kemakmuran di

kecam oleh tokoh-tokoh Kristen non-Pentekostal. Antara tahun 1972 dan 1982

gereja pusat mengutus 100 pekabar injil ke luar negri dan Paul Yonggi Cho

diajak membawa ceramah pada konferensi pertumbuhan gereja di berbagai

negri termasuk indonesia pada tahun 1989.12

Para pelayan injil nampaknya sudah puas dengan apa yang di capai itu

dan mulai kehilangan visi penginjilan, dan selanjutnya pekerjaan Roh Kudus

mulai dingin. dengan kelompok sel yang aktif dalam penginjilan, maka gereja

dapat melanjutkan dan berkembang tidak menjadi masalah yang dihadapi

mereka Paul Yonggi Cho mempunyai masalah minyak karena situasi di Timut

Tengah, bila suatu tempat menghadapi kekurangan minyak, dan masalah

transport menjadi sulit, yang hadir di gereja menjadi menurun, kecuali yang

hadir itu hanya orang-orang yang tinggal di dekat gereja saja.akan tetapi itu

tidak menjadi masalah bagi gereja Paul Yonggi Cho, jika orang-orang itu tidak

mendapat transport untuk pergi ke gereja pada hari minggu, mereka masih

mendapat pelayanan dalam kelompok sel, dan melanjutkan seperti bagian dari

gereja sebagaimana mereka ada di gereja induk pada setiap hari minggu.dan di

korea jika pecah perang dan seoul dikuasai oleh komunis, maka salah satu yang

paling utama yang mereka lakukan ialah menutup gereja-gereja dan membunuh

12

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), h.310.

Page 60: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

51

para pendeta, jika Paul Yonggi Cho membangun gereja yang berpusatkan

kepada Paul Yonggi Cho gereja itu akan dimusnahkan dan Cho disingkirkan

akan tetapi cho membentuk gerejanya dengan sistim kelompok sel, maka

gereja tersebut tidak mungkin musnah.13

Dalam melaksanakan penginjilan dan mengadakan kelompok sel, setiap

kelompok menjadi pusat kebangunan rohani bagi tetangga di sekitarnya, sebab

dalam kelompok itu terdapat kehidupan yang sebenarnya. Gereja menjadi suatu

organisme yang hidup, kelompok sel merupakan sel-sel yang hidup, fungsinya

sama seperti fungsi sel dalam tubuh manusia. Dan di dalam organisme yang

hidup, sel-sel itu akan tumbuh berbiak jika semula hanya ada satusel, maka

akan berbiak menjadi dua. Jika ada empat akan menjadi delapan, dan demikian

seterusnya. Sel bukan hanya sebagai tambahan di dalam tubuh tetapi sel-sel itu

akan menjadi banyak dan berlipat ganda. Inilah sebenarnya apa yang terjadi

pada kelompok sel, jika sebuah kelompok sel mencapai ke anggotaan lebih dari

15 keluarga, maka terbagi menjadi dua.setelah itu, dua kelompok yang baru itu

akan mengundang orang baru lagi sampai kedua-duanya mencapai lebih dari

15 keluarga lagi, dan kemudian akan terbagi menjadi empat kelompok.14

Paul Yonggi Cho telah mengajarkan prinsip-prinsip kepada jamaat dan

telah mempraktekannya sendiri dalam kehidupan mereka, seperti dalam

kepemimpinan gereja, pengembangan gereja melalui kelompok-kelompok sel

dan Paul Yonggi Cho tidak perlu menjadi orang fasih bicara kenyataan Paul

13

Yonggi Cho. Kelompok Sel yang Berhasil, h. 83. 14

Yonggi Cho,Kelompok Sel yang Berhasil, h. 65.

Page 61: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

52

Yonggi Cho tidak minat menjadi orang fasih sebab Paul Yonggi Cho telah

mengubah mimbar menjadi tempat untuk berkonsultasi. Jadi, metode

berkhotbah ialah memberikan nasihat kepada orang-orang yang memerlukan

pertolongan yang selalu datang ke gereja dengan keperluan yang sungguh-

sungguh akan tetapi seorang pengkhotbah hanya berbicara tentang teologi,

sejarah dan politik, maka orang-orang itu kehidupan pribadinya tidak tertolong

sedangkan mereka memerlukan berita injil.15

C. Metode Baru Dalam Penyebaran Kristen Gereja Pantekosta di Korea

Selatan

Pikiranberdasarkan Firman Allah setiap hari Allah adalah terang dan

tidak ada kegelapan dan tidak ada Pikiran yang negatif dan isi pikiran dengan

firman Allah yang positif dan pikiran yang akan terus diperbarui dan jika

menerima firman Allah tidak hanya berpikir berfokus pada cara berpikir

tradisi, beranilah mempercayai Allah dalam situasi yang sulit dan jadilah

revolusioner, beranilah mempercayai Allah untuk hal-hal yang besar dan

membawa kemuliaan dan banyak orang menjadi terbatas karena mereka hanya

berpikir dengan cara tradisionil dan negatif, oleh karena itu Allah tidak bisa

menyempurnakan pekerjaan yang besar dan saat seseorang menerima firman

Allah pikirannya akan diubahkan dapat mencapai hal-hal besar di luar keadaan

yang terbatas.16

15

Yonggi Cho, Kelompok Sel yang Berhasil, h. 155. 16

Yonggi Cho, DimensiKeempat, h. 147.

Page 62: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

53

Ibadat perjanjian lama bercirikan lahiriah, hubungan dengan tuhan jauh

dan tercerai, tuhan berada di sorga dan baru sewaktu-waktu hadir di rumah

Tuhan; hubungan manusia dengan tuhan di jalin melalui upacara kurban dan

persembahan yang dipimpin oleh para imam. maka di nubuatkan bahwa

perjanjian lama akan diperbarui, di mana ibadat dimurnikan menjadi ibadat

batin, dan fungsi Taurat dan peraturan-peraturan diganti dengan kesadaran

dalam batin/hati manusia dan Roh Tuhan akan mendiami hati manusia. dalam

perjanjian baru telah terjadi pembaruan dari “ibadat insani” kepada “ ibadat

hati nurani” dan persembahan Taurat” diganti dan dilunaskan oleh

persembahan diri Kristus.

Yesus Kristus bukan saja menggantikan fungsi imam, tetapi menjadi

domba paskah dan menjadi kurban itu sendiri, ingatlah dalam Perjanjian Baru,

tidak ada lagi jabatan imam dan konsep rumah tuhan juga sudah berubah,

dalam Perjanjian Baru, setelah kenaikan Yesus ke sorga, tiap-tiap orang

percaya menjadi rumah Tuhan (Yeh.36:27// Yoh.14:16-17//1Kor.3:16-17;

6:19-20), dan orang Kristen akan menyembah Tuhan bukan dengan ritus-ritus

agama di tempat-tempat atau dengan cara-cara tertentu, tetapi akan “

menyembah dengan roh (secara rohani), dan kebenaran. Dengan perubahan ini,

dapatlah dimengerti mengapa Yesus tidak mengajarkan ibadat yang lahiriah,

tetapi mengajarkan ibadat batin yang rohaniah.17

17

Herlianto, Teologi Sukses, h. 197.

Page 63: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

54

Dengan menggunakan bahasa bangsa Korea, bahasa han-gul,

Kekristenan menjadi agama rakyat, yaitu agama yang kitab Sucinya dapat

dimengerti oleh semua orang, termasuk rakyat kecil, Sedangkan bahasa Jepang

dan Bahasa Cina hanya dimengerti oleh orang terpelajar saja, hal ini berarti

bahwa dari permulaanya gereja mendukung seta mengembangkan kebudayaan

khas bangsa Korea, sehingga kekristenan dianggap mendukung pergumulan

bangsa Korea. Berbeda dengan gereja di negara-negara lainnya, gereja Korea

tidak disamakan dengan penjajah.18

Bertobat dengan mengakui kesalahan secara tulus, segala penderitaan

dan kutuk juga akan di cabut dari kehidupan. Ada lima langkah untuk

memahami kehendak Allah atau menerima perkataan firman Allah tentang

keputusan tersebut.

1. Menanti, harus bertobat dengan sungguh-sungguh hingga menerima

pengampunan dan menempatkan diri kedalam “ gigi netral” tidak

kedepan tu kebelakang tetapi bersikap tenang di dalam hati.

2. Keinginan yang suci meminta tuhan mengungkapkan kehendaknya

melalui keinginan, Allah biasanya datang melalui keinginan yang

suci “dan bergembiralah karena tuhan karena, maka akan diberikan

kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

18

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, h. 181.

Page 64: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

55

3. Menyaringnya melalui Alkitab, keinginan suci dari Roh Kudus

datang dengan fokus yang jelas dan tajam, jadi semua keinginan

seharusnya disaring secara hati-hati melalui Alkitab.

4. Adanya sebuah tanda, meminta tanda kepada Allah dalam segala

keadaan.

5. Menyadari waktu Tuhan, berdo’a sampai mengetahui waktunya

Allah.19

Paul Yonggi Cho menganjurkan agar mengirimkan gembala sidang ke

seminar yang diadakan oleh pertumbuhan gereja internasional yang diadakan

untuk seluruh dunia, seminar langsung yang dilaksanakan di Full Gospel

Central Church. Banyak gereja yang berusaha mengadakan kelompok sel tanpa

keterlibatan sang gembala sidang, untuk membangun kelompok sel lebih

berkembang di tekan kan pada gembala sidang yang yakin akan kebutuhan

mereka di dalam gereja yang mempunyai hubungan yang aktif dengan para

pemimpin kelompok sel trsebut dan kelompok sel bukan hanya sekedar alat.di

Amerika Dr. Robert Schuller mempunyai jemaat yang besar di seluruh negara

karena berkhotbah dengan “cara berpikir positif” dengan menaruhi iman,

pengharapan dan kasih kepada jemaatnya.20

19

Yonggi Cho, Dimensi Keempat, h. 126-127. 20

YonggiCho, Kelompok Sel yang Berhasil, h. 157.

Page 65: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

56

D. Kontribusi Kelompok Sel terhadap Pertumbuhan Gereja Pantekosta di

Korea Selatan.

John Wesly membuka sarana Sel grup sebagai pertumbuhan gereja

yang dinamakan teori miracle of multiplication (Mukjizat Pelipat gandaan) dan

setiap anggota membawa satu anggota baru, maka jumlah mereka sudah

bertambah dua kali lipat dan satu sel sudah lebih dari 20 orang maka sel grup

harus dipecah dua, dengan demikian dapat dilihat mukjizat pelipatgandaan

melalui sel grup dan pertumbuhan pesat di korea sekarang ini dengan melalui

teori mukjizat pelipat gandaan melalui sel grup.21

Struktur yang sama ditemukan di kisah para rasul saat Paulus pergi

dalam pelayanan penanaman gereja, paulus membawa beberapa rekannya yang

di kenal sebagai “Paul’s missionary band” atau kelompok misi Paulus. Bentuk

ini adalah sodality. Paulus meninggalkan jemaat lainnya (modality) di gereja.

Bentuk modality sodality ini terbukti sangat efektif dalam misi. World Harvest

memberikan dampak pada dunia melalui pelayanan kreatif dalam bidang

komunitas, pendidikan dan media, atau sesuai pernyataan misi “impacting the

world through creative community, educationn and media services.” Melalui

pelayanan komunitas, bertujuan untuk mentransformasikan komunitas pra

sejahtera melalui pemberian beasiswa, pengobatan gratis, pembagian makanan

bergizi, dan penyediaan lapangan kerja.22

21

Richard Maruli Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2003), h.157. 22

Jimmy Oentoro D.Th,Gereja Impian (Jakarta: Gramedia, 2013), h.97.

Page 66: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

57

Korea selatan mengalami transformasi dari sebuah negara miskin dan

hancur pada tahun 1953 menjadi negara dengan perekonomian terbesar

kesebelas di dunia melalui industrialisasi dan modernisasi yang cepat, sebagian

besar industri canggih berorientasi ekspor digerakan oleh para konglomerat

chaebol sebutan untuk konglomerat besar seperti Samsung, LG, Hyundai dan

lain lain. yang luar biasa, dan komitmen terhadap doa yang berkelanjutan,

penuh pengorbanan dan dilandasi kerinduan mendalam, baik secara kelompok

maupun perorangan, merupakan karakteristik sebagian besar gereja protestan

korea. dan kekristenan korea merupakan salah satu kekristenan terbaik, enam

dari sepuluh gereja terbesar di dunia berada di korea, demikian pula dengan

sekolah tinggi teologi, pelayanan pembaptisan, dan pertemuan-pertemuan

kristen dan injil terbesar di dunia sepanjang sejarah. Puji Tuhan, bukan atas

besarnya peristiwa-peristiwa tersebut, melainkan atas pertumbuhan dan

kekuatan yang ditunjukannya. Gerakan pengutus misionaris korea telah

meluas, sehingga menjadikan korea selatan sebagai negara pengutus misionaris

ke luar negri terbesar kedua di dunia, lebih dari 20.000 pekerja misi telah

diutus dari korea selatan, bahkan dalam jangka panjang ada lebih banyak lagi

misionaris di targetkan untuk di utus.23

Protestanisme Amerika ditandai oleh keprihatinan terhadap sosial, akan

tetapi bentuk cara dan hal yang menguatkan keprihatinan ini secara theologis

sangat banyak ragamnya, pada zaman penjajahan keprihatinan ini sebagian

besar adalah warisan gereja negara atau perjanjian kewajiban masyarakat

23

Jason Mandryk, Operation World (Inggris: Bulsrode, 2010), h.736.

Page 67: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

58

hingga pemeliharaan tertib msyarakat. Kebangunan Rohani juga menyampikan

keprihatinannya terhadap perkara-perkara sosial dan motif sosial diartikan

dalam cara individualistis seperti ungkapan dalam tindakan kebajikan

seseorang yang bangkit kembali sebagai orang Kristen dan sering mempunyai

motof injili dalam keprihatinan yang menyangkut soal ethis. Gereja-gereja

pantekosta yang aktif dalam pekerjaan pekabaran injil.

Dari kelompok inilah timbul pandangan dan ajaran yang khas yang

dikenal sebagai “Social Gospel” pemimpin sosial Gospel adalah pengabar-

pengabar injil yang liberal orang-orang dengan sadar membiarkan diri terbuka

terhadap ilmu pengetahuan dunia sebagai sumber bimbingan yang penting

untuk kehidupan Kristen dalam generasinya.24

Munculnya aliran Pentakosta merupakan “rahim” di mana gerakan

Kharismatik lahir. Ada keserupaan pemahaman dengan kelompok sel,

mengenai baptisan roh. Istilah ini pertama di gunakan oleh Yohanes pembaptis,

ketika bernubuat tentang Yesus. Dijelaskan dalam Kitab Markus 1:8 “Aku

membaptis kamu dengan air, tetapi ia akan membaptis kamu dengan Roh

Kudus”. Nubuat ini diulangi kembali oleh Yesus pada saat sebelum penyaliban.

Dijelaskan dalam Kitab Kis 1:5 Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak

lama lagi kamu akan dibaptis oleh Roh Kudus”. Nubuat mengenai Baptisan

Roh, terjadi pada saat hari Pentakosta.Hidup kaya tidak ditekankan oleh

gerakan Kharismatik.

24

Thomson, Gereja Kristen di Amerika Utara (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973),

h.111-113.

Page 68: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

59

Gerakan Kharismatik atau yang biasa disebut “Gerakan Pantekosta

Baru” (Neo-pentacostal) merupakan kelanjutan dari pendahuluannya yaitu

aliran pentakosta. Baik gerakan Kharismatik maupun aliran Pentakosta,

mempunyai penekanan yang sama yaitu pengalaman pemenuhan oleh Roh

Kudus. Anggapan gejala kharismatik pujian dan penyembahan yang timbul

sesudah tahun 1960 merupakan pencurahan Roh Kudus yang sama dengan

pencurahan Roh Kudus pada hari pentakosta di Yarussalem. Itulah sebabnya

gejala Kharismatik di sebut Juga dengan Neo-pantekostal (Pantekosta Baru).25

Ikatan keluarga merupakan jaringan sosial yang sangat kuat di Korea,

dan jaringan tersebut dipakai sebagai jalan penyebaran Injil. Orang Korea yang

menjadi Kristen menyampaikan Injil secara pribadi kepada sanak-saudaranya

dan kepada teman-teman sekampung. Jemaat-jemaat baru muncul di desa

sebagai hasil dari penginjilan keluarga melalui pertemuan ramah-tamah yang

dilaksanakan orang Korea. Pembaruan rohani menimbulkan semangat

penginjilan yang kuat. Kebaktian penginjilan atau pembangunan rohani mulai

diadakan setiap tahun sekali oleh gereja-gereja Korea. Dan semua gereja

Protestan dan misi Protestan bergabung melaksanakan kampanye penginjilan

nasional, dengan tujuan menenangkan “Sejuta Jiwa untuk Kristus”.26

Dunia mengenal Gerakan Zaman Baru (New Age Movement) yang

berlandaskan panteisme Timur dan bernapaskan perdukunan/kebatinan (mistik)

yang mempunyai kesamaan menarik antara Gerakan Pentakosta Yerusalem

25

Herlianto, Teologi Sukses,h.13. 26

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, h.184.

Page 69: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

60

dengan dengan gerakan masa kini yang menekankan kharismata, sukses pujian

dan penyembahan. Perbedaan yang jelas terlihat mengenai praktik berbahasa

lidah yang dalam peristiwa di Yerusalem merupakan terobosan dinding-

dinding bahasa yang semula memisah-misahkan manusia sehingga umat dari

berbagai bahasa dapat mendengar dan mengerti dengan jelas, tetapi dalam

praktik karunia lidah dan penyembahan yang disertai nyanyian dalam roh tidak

ada bahasa yang mengasingkan.27

Dengan beriman kepada Yesus Kristus maka situasi yang serba miskin

baik jasmani, mental maupun rohani teratasi.Dengan adanya kelompok sel

yang menghadapi puluhan ribu orang yang mereka hadapi kegagalan dalam

hidup, suatu hidup tanpa arah adalah hidup yang sia-sia, dan suatu hidup yang

sia-sia adalah pintu keputusasaan. Para ilmuan menyatakan bahwa seseorang

hanya memakai 10% dari kemampuan sepanjang hidupnya. Sehingga

sepanjang hidup memerlukan suatu tujuan yang pasti dan kekal.tujuan kekal

yang dimaksud ialah hidup yang kekal di surga melalui iman di dalam yesus

Kristus dan hidup di dunia demi kemuliaan Tuhan.28

Masalah hidup kaya dan miskin merupakan masalah yang selalu timbul

dalam sejarah kehidupan manusia, tetapi sejak zaman dahulu sering orang

beranggapan bahwa kekayaan itu merupakan hak atau status istimewa yang

diberikan kepada kaum bangsawan atau orang-orang yang dekat dengan

penguasa, sebaliknya kaum miskin dianggap orang yang jauh dari kehidupan

27

Herlianto, Teologi Sukses,h.15. 28

Yonggi Cho, Pemecahan Problema Hidup (Malang Jatim: Gandum Mas, 2000),

h. 25.

Page 70: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

61

kaum bangsawan. dan di kalangan kepercayaan-kepercayaan tertentu, termasuk

kepercayaan perdukunan atau kebatinan, ada anggapan bahwa kekayaan itu

merupakan status ilahi. akibatnya, ada kesan seakan akan orang kaya adalah

orang yang diberkati dewa-dewa,sedangkan orang yang miskin adalah orang

yang tidak disukai atau dikutuk oleh para dewa.dalam kalangan Kristen juga

sering timbul kesan seakan-akan hidup kaya adalah hidup yang diberkati Tuhan

sedang hidup miskin tidak diberkati Tuhan.dalam Alkitab juga ada sebab-sebab

baik yang menghasilkan kekayaan maupun kemiskinan, akan tetapi ada faktor

campur tangan Allah yang ikut bekerja dalam proses tersebut, sejrah kerajaan

Allah yang diliputi dalam Alkitab banyak menyajikan hal-hal yang mengenai

kaya dan miskin29

Melihat perkembangan selama satu dekade tersebut, Pendeta Paul

Yonggi Cho membuat tujuan untuk meningkatkan jumlah pelayanan adalah

tujuan utama dari pertumbuhan gereja. Hal tersebut merupakan strategi

pertumbuhan gerejanya. dalam rangka menyebarkan strategi pertumbuhan

gerejanya itu, Paul Yonggi Cho mendirikan Church Growth International. Paul

Yonggi Cho melakukan perjalanan secara ekstensif untuk mengadakan seminar

di berbagai negara, mendorong para pendeta untuk menerapkan prinsip-prinsip

kelompok selnya di gereja masing-masing.

29

Herlianto, Teologi Sukses, h. 159.

Page 71: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

62

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Paparan diatas dapat di simpulkan bahwa Peran Kelompok Selsangat

penting dalam pertumbuhan gereja, untuk melihat bahwa gereja sel tidak

hanya sebuah struktur biasa dalam menerap kan nilai-nilai dan prinsip

alkitabiah. Peranan itu ditunjukan pada gereja yang merupakan sarana untuk

melengkapi jemaat dalam melaksanakan pelayanan penginjilan dengan cara

mengadakan kelompok sel. Gereja Yonggi Cho telah menjadi organisme yang

hidup dan kelompok sel merupakan sel-sel yang hidup.

Argumentasi kelompok sel lebih mudah untuk dipahami sama seperti

sel dalam tubuh manusia, di dalam organisme yang hidup, sel-sel itu akan

tumbuh dan berbiak, jika semula hanya ada satu sel, maka akan berbiak

menjadi dua, jika ada empat akan menjadi delapan dan seterusnya, Sel bukan

hanya tambahan di dalam tubuh akan tetapi sel-sel itu akan menjadi

berkembang dan berlipat ganda, maka dari itu perkembangan kelompok sel

sangat membantu bagi pertumbuhan gereja.

Seseorang menjadi anggota suatu kelompok sel, maka setiap orang itu

telah mengasihi dan memberikan perhatian satu sama lain, dan ini merupakan

jaminan kesejahteraan, gereja berkembang dengan cepat yang telah di

kembangkan dalam gereja Yonggi Cho menghasilkan pertumbuhan yang luar

biasa. Dalam kegiatan kelompok sel, setiap orang percaya memperhatikan,

Page 72: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

63

menghormati, melayani, menanggungbeban, menopang satu dengan yang

lainnya,saling melengkapi antar kelompok sel, dan menekankan pengalaman

agar dapat membawa tetangga dan teman-teman kepada Kristus, Yonggi Cho

telah mempengaruhi banyak orang, tidak saja di Korea Selatan, namun juga di

berbagai penjuru dunia. Dan keakraban dengan Roh Kudus adalah

pengalaman terbesar dalam hidupnya. Dan gereja menjadi organisme yang

hidup dan sel-sel itu akan tumbuh dan berkembang.

B. Kritik dan Saran

Kritik dalam penelitian Paul Yonggi Cho dan kelompok sel secara

umum masih menyasar pada wilayah luar Indonesia. Dengan kata lain

kelompok sel yang berkembang pesat di Korea Selatan tidak memberi

dampak kepada lainnya. Seharusnya kelompo ksel yang bergerak masih

berpengaruh kenegara lain seperti Korea Utara, Jepang bahkan Asia. Namun

Kelompok sel masih terkesan berkembang pesat di Korea, khususnya Korea

Selatan.

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah perlu digali seberapa jauh

pengaruh Paul Yonggi Cho selain di Korea Selatan. Sebab beberapa bukunya

yang diterjemahkan (salah satunya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia)

menunjukkan penyebaran Kelompok Sel ada dimana-mana. Oleh karena itu,

penting sekiranya untuk peneliti selanjutnya untuk mencaritahu dan menggali

sejauh mana serta dimana saja pengaruh Paul Yonggi Cho atau

perkembangan kelompok sel.

Page 73: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

64

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang. Berbagai Aliran di dalam dan sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2008.

Berkhof, H. & Enklar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.

Cho, Paul Yonggi. Dimensi Keempat. Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2014.

______________.Kehidupan yang Berhasil, 11 th ed. Malang: Gandum Mas,

2001.

______________. Kelompok Sel yang Berhasil. Malang: Gandum Mas, 1981.

______________. Kelompok Sel yang Berhasil. Malang: Gandum Mas, 1981.

______________. Pemecahan Problema Hidup. Malang: Gandum Mas, 2000.

______________. Selamat Sehat dan Berkelimpahan (Malang Jatim:

GunungMulia, 2001.

______________.Selamat Sehat dan Berkelimpahan. 4th ed. Malang: Gandum

Mas, 2001.

Daulay, Richard Maruli. Mengenal Gereja Methodist Indonesia (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2003.

End, Th.Van Den. Harta dalam Bejana Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1997.

Herlianto.Teologi Sukses Antara Allah dan Mamon. Jakarta: GunungMulia, 2012.

https:// a Lovely Fantasy PAUL YONGGI CHO, diakses pada 25 mei 2017.

https://id.wikipedia.org/wiki/David Yonggi_Cho, di akses pada 30 Maret 2017.

Johnstone, Patrick. Berdoa Bagi Dunia. Jakarta: Yayasan Glosaria, 2014.

M,Daulay Richard. Firman Hidup. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.

M. Pranoto,Minggus.Pentakostalisme dan Dialog Atar Agama. Semarang: Komisi

Dialog Antar Agama Sinode Gereja Isa Almasih, 2012.

Mandryk, Jason.Operation World, ed. 7th

. Inggris: Bulsrode, 2010.

Page 74: PERAN KELOMPOK SEL YONGGI CHO DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37755/2/... · Paul Yonggi Cho merupakan pendeta yang memunculkan gerakan Kelompok Sel tersebut

65

Mitimoe. Pembangunan Jemaat Misioner. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978.

Moleong,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

karya, 2002.

Norman E. Thomas.Teks-Teks Klasik Tentang Misi dan Kekeristenan Sedunia.

Jakarta: BPK GunungMulia, 2000.

OentoroD.Th, Jimmy. Gereja Impian. Jakarta: Gramedia, 2013.

Ruck, Anne. Sejarah Gereja Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.

Samuel,Wilfred J. Kristen Kharismatik. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Situmorang, Jonar.Sejarah Gereja Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004.

Sugiri,L. Gerakan Kharismatik; Apakah Itu? Ed. JJ. Matulesy. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1982.

Thomson.Gereja Kristen di Amerika Utara. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973.

Yazid,Rizky. “Teologi Sukses di Asia Analisis Ajran Sukses di Korea dan

Indonesia” Skripsi Fakultas Ushulddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015.

Yewangoe. Theologia Curis di Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989.

Yonggi Cho, Paul.Kehidupan yang Berhasil. Malang: Gandum Mas, 2001.