peran guru teknologi informasi dan komunikasi ......informasi dan komunikasi (tik) telah membawa...
TRANSCRIPT
1
PERAN GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MENURUT
Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014
DI SMP NEGERI 6 SALATIGA
Artikel Ilmiah
Diajukan Sebagai Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Dibuat Oleh :
Nama : Ari Purwoko Wiji Utomo
NIM : 702012069
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2
3
4
5
6
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa
pengaruh terhadap bidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Guru dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan zaman dalam menghadapi
tantangan global, perkembangan tersebut memiliki dampak bagi dunia pendidikan
di masa kini. Guru memberi peran yang sangat multiguna seperti sebagai
controller, organizer, assesor, prompter, participant, resource, tutor, dan
observer [1]. Pendidikan tidak akan terlepas dari internet, komputer dan fasilitas
TIK lainnya sebagai alat bantu utama guru dalam proses pembelajaran peran guru
TIK dalam pembelajaran sangat penting di era teknologi yang terus berkembang
seperti sekarang ini, ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran seiring
dengan berkembangnya penggunaan TIK, yaitu : (a) dari pelatihan ke penampilan
(b) dari ruang kelas ke manapun dan kapanpun (c) dari kertas ke online (d) dari
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja (e) dari waktu siklus ke waktu nyata [2].
Dampak tersebut menuntut adanya inovasi dan kreativitas guru dalam mengajar
untuk mewujudkan hal tersebut pendidikan harus turut berkembang sejalan
dengan perkembangan TIK yang ada, selain TIK yang terus mengalami
perubahan, kurikulum di Indonesia juga sudah mengalami banyak perubahan
mulai dari kurikulum 1947 sampai pada Kurikulum 2013, di kurikulum 2013 guru
TIK diubah perannya menjadi pembimbing sesuai dengan Permendikbud nomor
68 tahun 2014.
SMP Negeri 6 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang sudah
menerapkan Kurikulum 2013. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru
di SMP Negeri 6 Salatiga, dalam implementasi Kurikulum 2013 sekolah sudah
menyediakan fasilitas seperti komputer, liquid crystal display (LCD), dan
beberapa laptop/netbook baik milik pribadi guru maupun milik sekolah.
Berdasarkan hasil observasi juga ditemukan 2 sampai 3 guru yang belum
menguasai TIK dengan baik, guru TIK diharapkan mampu memberikan layanan
dan bimbingan ke sesama guru lain dan peserta didik khususnya bagi yang belum
menguasai TIK dengan baik.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus meningkat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, tanpa terkecuali di bidang
pendidikan, kecenderungan penggunaan simbol “e” yang artinya elektronik, sudah
mulai bermunculan dan diaplikasikan hampir di semua bidang, misalnya e-
education, e-government, e-learning dan sebagainya, peran guru TIK dalam
mengaplikasi pemanfaatan teknologi tersebut sangat berpengaruh besar terhadap
pembelajaran. Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik untuk mendalami
lebih jauh berkaitan dengan peran guru TIK dalam pembelajaran di SMP Negeri 6
Salatiga. Untuk tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan peran guru TIK dalam implementasi Kurikulum 2013
disesuaikan dengan Permendikbud nomor 68 tahun 2014 di SMP Negeri 6
Salatiga. Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan penelitian dengan judul “Peran
Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Dalam Implementasi
Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 di SMP Negeri 6
Salatiga”.
7
1. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Septyawan
Sukma Yudhanegara dari program studi Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang dengan judul “Peranan
Guru TIK Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 4 Tegal”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru TIK
tentang kurikulum 2013 dan bagaimana pengimplementasiannya di SMA Negeri 4
Tegal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kondisi guru TIK di SMA Negeri 4
Tegal telah memiliki kualifikasi sebagai guru TIK dalam implementasi Kurikulum
2013 dan telah melakukan pelatihan guna mendukung implementasi kurikulum
2013, akan tetapi, guru TIK belum sepenuhnya memahami tentang perannya
dalam implementasi kurikulum 2013, dan peran guru belum terlaksana sesuai
dengan Permendikbud No. 68 tahun 2014 tentang Peranan Guru TIK Dalam
Implementasi Kurikulum 2013 yang mana dari 11 kegiatan yang ada hanya 6 yang
terlaksana [3].
Penelitian selanjutnya yang berkaitan adalah penelitian yang dilakukan
oleh Karina Amalia Wulandari dan Noor Hudallah dari program studi PTIK FT
Unnes dengan judul “Peran Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap
Kolega Sejawat Dalam Proses Belajar Mengajar”. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana peran Guru TIK di SMP Negeri 2 Kendal dalam
implementasi kurikulum 2013. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat skala
sangat tinggi pada indikator pengembangan sumber belajar, pengembangan media
belajar, proses pembelajaran, dan pelaporan hasil belajar. Pada aspek penggunaan
teknologi komputer dalam membuat laporan akhir semester memperoleh hasil
paling tinggi, pada indikator persiapan dan penilaian pembelajaran belum
sepenuhnya berhasil karena pada aspek penilaian pembelajaran menggunakan alat
bantu teknologi komputer memperoleh hasil terendah. Keterlaksanaan peran guru
TIK dalam membantu guru mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional
secara keseluruhan Sangat Tinggi [4].
Persamaan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-
sama ingin mengetahui bagaimana peran guru TIK di sekolah sedangkan
perbedaan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah penelitian ini
menggunakan Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peranan Guru TIK
yang dilakukan di salah satu SMP di kota Salatiga dan dengan mengambil dari
kumpulan tiga narasumber, yaitu pihak guru selain guru TIK, pihak tenaga
kependidikan dan pihak peserta didik, sedangkan penelitian yang pertama
dilaksanakan di SMA yang berada di kota Tegal serta penelitian kedua
menggunakan narasumber kolega sejawat.
Peran Guru TIK di Sekolah
Guru sesunguhnya memiliki tugas dan peran yang sangat luas seperti yang
diungkapkan oleh Adam dan Dickey dalam Hamalik (2013: 123) adalah sebagai
pengajar, sebagai pembimbing, sebagai pemimpin, sebagai ilmuan, sebagai
pribadi, sebagai penghubung, sebagai pembaharu, dan sebagai aset pembangunan
[5]. Guru TIK memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
pembimbingan dan pelayanan TIK terhadap peserta didik, sesama guru dan tenaga
kependidikan. Dengan perubahan yang terjadi dalam peran tersebut posisi guru
TIK menjadi sangat penting bagi sekolah, guru TIK menjadi kunci berhasil atau
tidaknya pengembangan guru, peserta didik, serta tenaga kependidikan dalam
8
penggunaan dan pemanfaatan TIK guna mensukseskan implementasi Kurikulum
2013 di sekolah.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, kurikulum 2013 ini sebagai bentuk
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau KTSP yang
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu. Dalam
kurikulum 2013 terdapat 4 perubahan besar yaitu : (a) Konsep Kurikulum :
seimbang antara hardskill dan softskill, dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. (b) Buku yang dipakai :
berbasis kegiatan (activity base) dan untuk SD ditulis secara terpadu (tematik
terpadu). (c) Proses Pembelajaran (d) Proses Penilaian [6].
Permendikbud No. 68 tahun 2014
Permendikbud No. 68 tahun 2014 adalah peraturan yang ditetapkan untuk
menentukan peran guru TIK dan guru KKPI dalam implementasi kurikulum 2013,
di dalamnya dibahas peran, hak, kewajiban, tugas, tanggung jawab, serta
ketentuan peralihan. Peran dan hak guru dalam Permendikbud diantaranya : 1)
Guru TIK dan guru KKPI dalam pelaksanaan kurikulum 2013 difungsikan
menjadi Guru TIK. 2) Guru TIK berperan sebagai berikut : (a) membimbing
peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau yang sederajat untuk
mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. (b)
memfasilitasi sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau yang
sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah; dan (c) memfasilitasi tenaga
kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau yang sederajat dalam
mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.
Sehubungan dengan itu, dalam permendikbud Nomor 68 Tahun 2014,
dikemukakan peran guru TIK dan implementasi kurikulum 2013 sebagai berikut :
(a) membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang
sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan
data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaran; (b) memfasilitasi sesama guru SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK
atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta
menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran; dan (c) memfasilitasi tenaga
kependidikan SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau yang sederajat untuk
mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK [7].
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut
Sugiono, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan
9
triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi [8]. Sedangkan menurut
Sugiyono, metode desktiptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain [9].
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Salatiga, alasan mengambil
lokasi atau tempat ini adalah dengan pertimbangan, subyek penelitian dan lokasi.
Narasumber dalam penelitian ini adalah 50 peserta didik (laki-laki dan
perempuan), 3 staff tenaga kependidikan, dan 10 guru kelas (selain guru TIK).
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability
Sampling dengan teknik Simple Random Sampling dimana sampling dipilih
secara acak dari kelas 1 dan 2. Menurut Sugiyono, probability sampling adalah
teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel [10]. Menurut Sugiyono,
dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
[11].
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, dan angket. Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah sekolah
tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013, sedangkan angket digunakan untuk
mendapatkan gambaran apakah peran guru TIK sudah terlaksana sesuai dengan
kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014.
3. Hasil Dan Pembahasan
Pada hasil dan pembahasan berikut, indikator yang digunakan untuk
mengukur peran guru TIK dalam membimbing sesama guru kelas, tenaga
kependidikan dan peserta didik merupakan hasil modifikasi dari PERAN,
KEWAJIBAN, DAN HAK guru TIK yang terdapat pada Permendikbud Nomor
68 Tahun 2014. PERAN, KEWAJIBAN, DAN HAK guru TIK tersebut kemudian
dikelompokkan berdasarkan peran, kewajiban, dan hak terhadap sesama guru
kelas, tenaga pendidikan, dan peserta didik sehingga indikator dapat terbentuk.
Setelah melakukan observasi di SMP Negeri 6 Salatiga, didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Subjek Penelitian
No Subjek Penelitian Kode Jumlah Subjek
1 Guru Kelas GK 10
2 Tenaga Kependidikan ST 3
3 Peserta Didik PD 50
Subyek penelitian Guru kelas diambil 10 guru selain TIK, yaitu adalah
guru Bahasa Indonesia, Agama, Sejarah, Matematika, PKN dan Bahasa Inggris
dipilih berdasarkan pertimbangan yang sedang tidak mengajar dan dinas luar .
Sedangkan untuk Tenaga Kependidikan adalah 3 Staff Tata Usaha (TU). Terakhir
adalah Peserta Didik yaitu adalah 25 peserta didik dari kelas 1 dan 25 peserta
10
didik dari kelas 2 SMP Negeri 6 Salatiga.Sample 25 peserta didik diambil
berdasarkan peringkat kelas 12 teratas dan 13 terendah.
Tabel 4.2. Peran Bimbingan Kepada sesama Guru
No Indikator Terlaksana
Sudah Belum
1 Melakukan layanan bimbingan dalam
rangka pengembangan sumber belajar dan
media pembelajaran. 100 % -
2 Melakukan layanan bimbingan dalam
rangka persiapan pembelajaran. 40 % 60 %
3 Melakukan layanan bimbingan dalam
rangka proses pembelajaran. 40 % 60 %
4 Melakukan layanan bimbingan dalam
rangka penilaian pembelajaran. 100 % -
5 Melakukan layanan bimbingan dalam
rangka pelaporan hasil belajar peserta
didik. 100 % -
6 Memfasilitasi guru dalam menggunakan
TIK untuk persiapan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran. 70 % 30 %
7 Memfasilitasi guru lain untuk mencari,
mengolah, menyimpan, menyajikan data
dan informasi dalam berbagai cara untuk
persiapan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran.
100 % -
Tabel 4.2 menunjukkan bagaimana peran bimbingan yang dilakukan guru
TIK kepada sesama guru di sekolah. Tabel 4.2 mencakup tujuh pertanyaan yang
diajukan kepada guru selain guru TIK, hasil kemudian dihitung dan disatukan
kedalam bentuk presentase.
Berdasarkan tabel 4.2, didapatkan hasil sebagai berikut:
Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran, para guru
dibimbing dalam menggunakan internet seperti cara mendownload agar bisa
mencari materi baru untuk perluasan materi belajar dan para guru juga dibimbing
dalam pengoperasian LCD projektor, speaker dan penggunaan power point
sebagai ganti dari papan tulis, dalam bimbingan penggunaan power point, para
guru dibimbing tentang cara melakukan insert gambar, video, tabel, serta
membuat animasi slide. Hasilnya adalah 10 dari 10 guru sudah merasa puas dan
sangat terbantu dengan adanya pelayanan dari guru TIK dalam membimbing
sesama guru sebagai pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran di
sekolah.
Indikator ke 2 tentang persiapan pembelajaran, guru TIK di SMP Negeri 6
Salatiga bersedia membantu sesama guru pada saat persiapan pembelajaran, 4 dari
10 guru menjawab sudah terlaksana namun ada 6 guru yang menjawab tidak
11
terlaksana, hal ini dikarenakan 6 guru tersebut belum memerlukan adanya
bimbingan guru TIK pada saat persiapan pembelajaran karena sebagian besar guru
sudah dapat melakukannya sendiri, disini guru TIK hanya sebagai pemantau
persiapan pembelajaran demi kemajuan dan perbaikan pembelajaran.
Indikator ke 3 tentang membimbing proses pembelajaran di SMP Negeri 6
Salatiga, guru TIK tidak sepenuhnya membantu guru lain pada saat proses
pembelajran berlangsung, terlihat disini masih ada 6 dari 10 guru yang menjawab
tidak terbantu karena 6 guru tersebut sudah terbiasa melakukan pembelajaran di
ruang kelas dengan sendiri tanpa bantuan guru TIK, seperti menghubungkan
laptop ke LCD proyektor atau akan dibantu langsung oleh bagian sarana-
prasarana.
Indikator ke 4 tentang membimbing penilaian pembelajaran, guru TIK
sangat membantu sesama guru. 10 dari 10 guru yang menjadi subyek penelitian
sangat terbantu dengan adanya bimbingan mulai dari proses menyusun nilai-nilai
kedalam excel sampai diajarkan tentang rumus-rumus perhitungan di excel dan
semua harus dibimbing oleh guru TIK.
Guru TIK membimbing proses pelaporan hasil belajar, pada indikator ini
guru mengalami kesulitan dalam proses pelaporan karena harus melakukan
penginputan kedalam aplikasi pengolah nilai yang disediakan oleh Kurikulum.
maka dari itu bimbingan dari guru TIK sangat diperlukan dalam membantu proses
penginputan nilai 10 dari 10 guru menjawab terbantu (seperti tabel 4.2) ini
diharapkan dapat mempermudah dan tidak membebani guru pada saat
mengerjakan pelaporan hasil belajar peserta didik.
Indikator ke 6 tentang membimbing pemfasilitasan guru dalam
penggunaan TIK untuk persiapan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, 7 dari
10 guru yang menjadi subyek penelitian sudah terbantu dengan adanya guru TIK.
3 guru yang tidak memerlukan bantuan adalah guru-guru yang sudah terbilang
senior yang kemampuannya dalam hal pembelajaran sudah sangat baik. Guru TIK
membantu sesama guru jika diperlukan, misalnya untuk aplikasi dalam
memasukkan nilai, saat kegiatan di lab komputer, jika diperlukan guru TIK dapat
meminjamkan notebook/laptonya agar bisa membantu guru lain yang belum
paham dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Indikator ke 7 tentang bimbingan pemfasilitasan dalam mencari,
mengolah, menyimpan, menyajikan data dan informasi dalam berbagai cara untuk
persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, seperti hasil yang terdapat di
tabel 4.2 yaitu 10 dari 10 guru sudah terbantu dengan adanya guru TIK, dalam hal
ini guru dibantu sesuai kebutuhan, seperti dalam hal penyimpanan data, mencari
kembali, mengolah, mengedit, serta menyajikan kembali hasil dan materi-materi
yang sudah dikerjakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil yang didapat dari 7 indikator di tabel 4.2 masih harus
dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai beberapa hasil indikator yang belum
mendapat nilai 100%, bahan evaluasi inilah yang nantinya akan dijadikan
motivasi bagi guru TIK untuk lebih meningkatkan peranan dan layanannya
sebagai pembimbing ke sasama guru agar kedepannya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan, sehingga sekolah mampu mengoptimalkan segala potensi
yang ada untuk menjaga dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah
khususnya di SMP Negeri 6 Salatiga.
12
Tabel 4.3. Peran Bimbingan Kepada Tenaga Kependidikan
No Indikator Terlaksana
Sudah Belum
1 Melakukan bimbingan dalam
penggunaan TIK. 100 % -
2 Melakukan bimbingan dalam
pengembangan sistem manajemen
sekolah berbasis TIK. 100 % -
3 Memfasilitasi tenaga kependidikan
untuk mengembangkan sistem
manajemen sekolah. 66.66%
33.33%
Tabel 4.3 menunjukkan bagaimana peran bimbingan yang sudah dilakukan
guru TIK kepada tenaga kependidikan di sekolah. Tabel 4.3 mencakup tiga
pertanyaan yang diajukan kepada tenaga kependidikan. Hasil kemudian dihitung
dan disatukan kedalam bentuk presentase.
Berdasarkan tabel 4.3, dalam melakukan bimbingan tentang penggunaan
perangkat TIK, guru TIK sudah melakukan perannya dengan sangat baik, ini
ditunjukkan dengan hasil 100% dimana dari 3 staff tenaga kependidikan merasa
sangat terbantu dengan adanya peran guru TIK yang melakukan bimbingan seperti
cara mengoperasikan printer, menggunakan mesin fax dan pemakaian serta
penyetingan wifi untuk kelancaran kegiatan manajemen sekolah. Guru TIK juga
berperan pada kegiatan IHT (In House Training) sebagai bentuk
pelatihan/pengembangan keterampilan. Dalam kegiatan IHT guru TIK memberi
pelatihan dalam pengoperasian Microsoft Word, pembuatan tabel dan
pengoperasian Microsoft Exel sehingga pihak sekolah mampu meningkatkan
kemajuan sekolah dalam mengikuti perkembangan pendidikan.
Indikator ke 2 mengenai peran guru TIK dalam membimbing
pengembangan sistem manajemen sekolah berbasis TIK di SMP Negeri 6
Salatiga, hasilnya adalah 100% sudah merasa terbantu, dimana 3 tenaga
kependidikan sudah dibimbing mengenai proses pengisian online pada sistem
SIMPEG, DAPODIK, dan E-PUPNS. Bimbingan diberikan karena masih ada
tenaga kependidikan yang kurang paham tentang bagaimana cara menginput data
ke aplikasi online tersebut, tenaga kependidikan juga dibimbing dalam
penggunaan email jika ada permintaan data dari pihak tertentu yang
mengharuskan untuk melakukan pengiriman via email.
Indikator yang terakhir adalah tentang pemfasilitasan untuk
pengembangan sistem manajemen sekolah. Sejalan dengan perkembangan dunia
pendidikan semua tenaga kependidikan dituntut untuk mampu mengikuti
kemajuan-kemajuan standar pendidikan yang ada agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, 1 dari 3 tenaga kependidikan menjawab tidak
terbantu dengan adanya guru TIK adalah tenaga kependidikan (Pegawai TU) yang
sudah senior dan sangat berpengalaman serta sangat mengetahui tentang sistem
menejeman sekolah, namun masih ada 2 staff Tata Usaha (TU) yang masih
membutuhkan bantuan guru TIK, dalam menyikapi hal ini, guru TIK
menyediakan website dan melakukan pelatihan-pelatihan dalam penggunaan TIK
kepada semua guru dan khususnya ke tenaga kependidikan, misalnya
13
menyediakan halaman tersendiri untuk siswa baru yang akan mendaftar, macam-
macam info penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pendaftaran, apa saja
yang harus dipersiapkan dan sebagainya agar SMP Negeri 6 Salatiga dapat lebih
dikenal dan diminati oleh masyarakat.
Bimbingan diberikan kepada 50 peserta didik dari kelas 1 dan 2 diambil
dari peringakat terbawah dan teratas, hal ini dilakukan sebagai bahan
pertimbangan agar hasil yang diperoleh bisa seimbang. Bimbingan dilakukan
secara klasikal atau kelompok, sepeti pelajaran biasa di kelas serta saat ada
pelajaran tambahan di luar jam sekolah, namun tetap dilakukan di area sekolah
mengingat fasilitas yang disediakan sekolah sudah memadai dan dapat membantu
proses bimbingan.
Tabel 4.4. Peran Bimbingan Kepada Peserta Didik
No Indikator Terlaksana
Sudah Belum
1 Melaksanaan bimbingan TIK terhadap
peserta didik. 98 % 2 %
2 Membimbing peserta didik dalam
kegiatan extrakurikuler. - 100 %
3 Memfasilitasi penggunaan TIK. 60 % 40 %
Tabel 4.4 menunjukkan bagaimana peran bimbingan yang dilakukan guru
TIK kepada peserta didik di sekolah. Tabel 4.4 mencakup 3 indikator yang
diajukan kepada peserta didik, hasil kemudian dihitung dan disatukan kedalam
bentuk presentase.
Berdasarkan tabel 4.4 pada indikator pertama tentang bimbingan TIK
kepada peserta didik mendapat hasil 98% (49 peserta didik) menyebutkan bahwa
guru TIK di SMP Negeri 6 Salatiga sudah melakukan bimbingan dengan sangat
baik dimana satu sampai dua kali dalam seminggu untuk mengajari peserta didik
dalam membuat presentasi, mulai dari mencari bahan, membuat, mengedit,
menyajikan dan memperbaiki hasil pekerjaannya, mengajari mendownload dan
mengupload materi maupun tugas dari internet, membuat email, dan sebagainya,
namun masih ada 1 peserta didik yang menjawab tidak karena peserta didik
tersebut sering melakukan alfa atau tidak masuk pada saat bimbingan TIK
dilaksanakan. Bimbingan yang dilakukan diharapkan agar peserta didik mampu
diajak untuk lebih berfikir kreatif dan inovatif serta menambah minat belajar dari
masing-masing peserta didik.
Indikator 2 tentang kegiatan ekstrakurikuler, di SMP Negeri 6 Salatiga
memang tidak disediakan ekstrakurikuler TIK jadi untuk peran guru TIK dalam
hal ini masih belum terlaksana, mengingat pentingnya guru TIK dalam
implementasi kurikulum 2013 di sekolah, perlu kedepannya sekolah untuk
mengadakan kegiatan ektrakulikuler TIK mengingat masih banyaknya mata
pelajaran yang menggunakan komputer, misalnya dalam membuat tugas-tugas dan
tes online serta pembuatan makalah yang mengharuskan peserta didik harus
14
mampu untuk mengerjakannya, agar untuk kedepannya pembelajaran dapat
berjalan secara optimal.
Indikator terakhir tentang memfasilitasi penggunaan TIK terhadap peserta
didik, guru TIK di SMP Negeri 6 Salatiga sudah menyediakan layanan internet
serta wifi untuk pencarian materi atau tugas di internet, hasil yang didapat adalah
60% (30 peserta didik) sudah merasa terbantu dengan adanya peran guru TIK,
yaitu guru TIK mengadakan bimbingan dan konsultasi terkait masalah-masalah
apa saja yang belum dikuasai peserta didik, bimbingan dapat dilakukan di luar jam
sekolah atau pada saat hari libur, agar bagi peserta didik yang membutuhkan
bantuan dapat mengikutinya, namun masih ada 20 peserta didik (40%) yang
belum atau tidak minat dengan diadakannya tambahan waktu di luar jam sekolah
sehingga mereka merasa tidak memerlukannya. Hal inilah yang membuat hasil
presentase dari indikator ke 3 mendapat hasil 40%, perlu ditumbuhkan lagi
motivasi terhadap 20 peserta didik yang belum mau mengikuti bimbingan dan
konsultasi yang dilakukan guru TIK di luar jam sekolah ataupun di hari libur,
hasil yang didapat bisa dijadikan bahan evaluasi bagi guru TIK agar kedepannya
SMP Negeri 6 Salatiga menjadi lebih baik lagi.
Dari hasil observasi dan hasil angket yang dilakukan peneliti kepada
sesama guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dapat disimpulkan bahwa
peran guru TIK di SMP Negeri 6 telah memiliki kualifikasi sebagai guru TIK
dalam implementasi Kurikulum 2013, namun peran guru TIK di SMP Negeri 6
Salatiga belum terlaksana sesuai dengan Permendikbud No. 68 Tahun 2014
tentang peranan guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013 dimana dari 13
kegiatan indikator yang terdapat pada tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 baru 6 indikator yang
sudah terlaksana dengan baik dan mendapat nilai sempurna yaitu 100%, sisanya
masih terdapat 7 indikator yang belum mendapat nilai sempurna.
Simpulan dan Saran
Mengingat sangat pentingnya peran guru TIK dalam implementasi
kurikulum 2013 di sekolah, perlu ditingkatkannya sarana dan prasarana sebagai
upaya optimalisasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guna meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran. Guru TIK menjadi kunci suksesnya kurikulum 2013,
oleh karena itu guru TIK dituntut harus lebih aktif, kreatif, dan profesional dalam
melakukan perannya sebagai pembimbing kepada sesama guru, tenaga
kependidikan serta kepada peserta didik baik secara personal ataupun kelompok,
agar implementasi kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan baik perlu adanya
komunikasi, kesatuan dan kesinambungan antara komponen-komponenya guna
mendukung peran guru TIK.
Perlu diperhatikan pula sebagai saran penulis tentang paradikma guru
ketika memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
yang masih terbatas pada penggunaan media presentasi terutama power point.
Penggunaan internet masih terbatas untuk mencari informasi tambahan seputar
materi yang akan disampaikan bukan dijadikan sebagai strategi sistem
pembelajaran baru, begitu pula dengan jejaring sosial yang masih belum
dimanfaatkan dengan baik sebagai sistem pembelajaran sehingga bukan tidak
mungkin untuk kedepannya dilakukan pengembangan website atau blog untuk
mendukung proses pembelajaran agar menjadi semakin mudah, selanjutnya juga
perlu diadakan pelatihan dan workshop bagi guru-guru baik yang diselenggarakan
oleh pihak sekolah secara mandiri maupun dari pihak luar sekolah guna
meningkatkan pemahaman dan ketrampilan guru, sehingga pemanfaatan TIK
15
dalam pembelajaran lebih optimal dan menyeluruh agar nantinya peran guru TIK
dalam implementasi kurikulum 2013 dapat sesuai dengan apa yang telah diatur
dalam Permendikbud No. 68 Tahun 2014.
16
Daftar Pustaka
[1] FIP-UPI, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu & Aplikasi
Pendidikan : Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu, Bandung: PT. Imperial
Bhakti Utama.
[2] Suyanto, Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional : Strategi
Meningkatkan Kualifikasi Dan Kualitas Guru di Era Global, Jakarta:
Erlangga Group.
[3] Sukma Yudhanegara, Septyawan. 2015. Peranan Guru TIKDalam
Implementasi Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 4 Tegal.diakses pada 22
September 2018 dari lib.unnes.ac.id/20726/1/1102411099-s.pdf
[4] Amalia Wulandari, Karina, Hudallah, Noor, dan Rosyidi, Imron. Peran
Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Kolega Sejawat
Dalam Proses Belajar Mengajar. Diakses pada 25 September 2018 dari
https://i-rpp.com/index.php/jpp/article/download/374/374
[5] Hamalik. Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Edisi ke-15 Hlm 123.
Jakarta: Bumi Aksara.
[6] Javaborneo, Joe. Permendikbud no 68 tahun 2014. Diakses pada 15 Juni
2019 dari https://www.scribd.com/document/375312447/permendikbud-
nomor-68-tahun-2014-pdf.
[7] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam
Implementasi Kurikulum 2013, Sekertariat Negara. Jakarta.
[8] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Afabeta.
[9] Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah. Yogyakarta :
CV. ANDI OFFSET.
[10] Susilana, Rudi. Modul 6 Populasi Dan Sampel. Diakses pada 25
september 2018 dari file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf
[11] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Afabeta