peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

58
TUGAS KELOMPOK PROFESI KEPENDIDIKAN “Peran Guru Dalam Pengembangan Media Pembelajaran di Era Teknologi Komunikasi dan Informasi.” ( Di ampu oleh Prof. Dr. H. Juhri AM. , M. Pd. ) Di susun oleh PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA(A) FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2013

Upload: ig-fandy-jayanto

Post on 14-Jun-2015

7.363 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

TUGAS KELOMPOK

PROFESI KEPENDIDIKAN

“Peran Guru Dalam Pengembangan Media Pembelajaran di Era

Teknologi Komunikasi dan Informasi.”

( Di ampu oleh Prof. Dr. H. Juhri AM. , M. Pd. )

Di susun oleh

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA(A)

FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2013

Page 2: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla atas

tersusunnya tugas makalah PROFESI KEPENDIDIKAN dengan judul

“Peran Guru Dalam Pengembangan Media Pembelajaran di Era

Teknologi Komunikasi dan Informasi.” ini dengan baik. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad

SAW yang menjadi Uswah dan Qudwah setiap muslim di seluruh penjuru

bumi ini.

Dalam tugas makalah Profesi kependidikan ini penyusun sangat

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca,

dan pada kesempatan ini juga dengan segala kerendahan hati

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Juhri AM. , M. Pd. selaku dosen pengampu mata

kuliah profesi kependidikan.

2. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan makalah ini.

3. Dan teman-teman yang ikuit membantu dan menyelesaikan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak

kekurangannya tanpa adanya bantuan dari berbagai sumber atau pihak

lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca dan semoga Allah SWT selalu menyertai dan meridhoi kita

bersama. Amiien.

                                                                 Metro, ..... Maret 2013

Page 3: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

                                                                                  Penulisan

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................ i

Kata Pengantar........................................................................... ii

Identitas Kelompok.................................................................... iii

Daftar Isi...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................ 2

1.4 Sistematika Pembuatan................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................ 4

2.1Peran guru dalam pengembangan media

pembelajaran di era teknologi komunikasi

dan informasi................................................................... 4

Page 4: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

2.2Teori-teori yang berkaitan dengan sumber belajar...... 5

2.3Pengertian Media............................................................. 10

2.4Jenis dan Klasifikasi Media............................................ 11

2.5Peran Media..................................................................... 13

2.6Media yang diproyeksikan.............................................. 23

BAB III TANGGAPAN DAN SIMPULAN..................................... 35

A. Tanggapan....................................................................... 35

B. Simpulan.......................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peran guru dalam mengembangkan media itu sangat perlu

dalam mempengaruhi proses belajar. Karena pada dasarnya

kepribadian guru memiliki hubungan dengan murid. Kemampuan

dalam mengajar dan perhatian terhadap kemampuan para peserta

didik turut mempengaruhi proses belajar. Seorang guru yang kurang

mampu menjelaskan dengan baik dan kurang menguasai bahan yang

diajarkan dapat menimbulkan kurangnya dorongan untuk menguasai

materi. (Juhri, 2009).

Maka dari itu dalam era perkembangan Iptek yang begitu

pesat dewasa ini, guru tidak cukup hanya dengan kemampuan

Page 5: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi

dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa (Ibrahim,

et.al., 2001). Dalam Kegiatan Belajar mengajar di dalam kelas, setiap

siswa tentu memiliki intelegensi yang berbeda – beda baik laki – laki

maupun perempuan, itulah sebabnya mengapa media pembelajaran

sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Dampak

perkembangan Iptek terhadap proses pembelajaran adalah

diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks,

modul, overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext,

web, dan sebagainya. Oleh sebab itu guru dituntut mampu memilih

dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada di

sekitarnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah guru sudah mampu dalam menggunakan media

pembelajaran?

2. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan media

pembelajaran diera teknologi dan informasi?

3. Apa saja keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan media

pembelajaran?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas kelompok mata kuliah Profesi Kependidikan dan menambah

pengetahuan bagi pembaca dan penulis, serta untuk calon guru dalam

mengembangkan media pembelajaran. Pada makalah ini terdapat hal-

hal yang dapat membantu agar seorang pengajar /guru mampu

memberi peran dengan maksimal dalam mengembangkan media

Page 6: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

pembelajaran di era teknologi dan informasi agar tujuan pembelajaran

tersebut dapat tercapai.

1.4SISTEMATIKA PEMBUATAN

Makalah ini di buat dengan sistematika:

1. Pada pendahuluan di tulis sistematika sebagai berikut:

a) Latar belakang

b) Rumusan Masalah

c) Tujuan pembuatan

d) Systemmetika pembuatan

2. Pembahasan yang di kaji dalam makalah ini adalah peran guru

dalam pengembangan media pembelajaran di Era teknologi

komunikasi dan informasi, sebagai berikut:

a) Teori yang berkaitan dengan sumber belajar

b) Pengertian media

c) Jenis dan klasifikasi media

d) Peran media

e) Media yang tidak diproyeksikan

f) Media yang diproyeksikan.

3. Tanggapan dan kesimpulan hal-hal yang diuraikan dalam

tanggapan dan kesimpulan, sebagai berikut:

a) Tanggapan individub) Tanggapan kelompokc) Simpulan

Page 7: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

BAB II

PEMBAHASAN

Mengenai judul “Peran Guru Dalam Pengembangan Media

Pembelajaran Di Era Teknologi Komunikasi dan Informasi”, aspek-aspek

yang dibahas dalam bab ini mencakup: Teori yang berkaitan dengan

sumber belajar, Pengertian media, Jenis dan klasifikasi media, peran

media, media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan.

2. Peran Guru Dalam Pengembangan Media Pembelajaran di Era

Teknologi Komunikasi dan Informasi.

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan proses pembelajran. Dalam proses belajar

Page 8: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan

media pembelajaran. Media sangat bermanfaat sebagai penyampai

informasi yang dapat menunjang proses pengajaran semakin enak dan

tidak bosen. Media juga telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang

seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan.

Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada

umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan

mengajar yang terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang

tersedia, ataupun alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul

apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan

masing-masing oleh para pengajar. Media sebagai alat mengajar

berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi.

Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan

sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan

disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan

dalam menayangkan pesan dan informasi (Kemp. 1985). Karakteristik dan

kemampuan masing-masing media perlu mendapat perhatiian dari para

pengajar sehingga mereka dapat memilih media yang sesuai dengan

kondisi yang dihadapi.

2.1. Teori-teori yang Berkaitan dengan Sumber Belajar

Sumber belajar bahwasannya mencakup apa saja yang dapat

digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan

kompetensinya. (H. karwono dan H. Mularsih, 2010). Pembelajaran

diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut

mempengaruhi belajar. Ada tiga variable yang perlu dipertimbangkan

dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel

kondisi, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi

pembelajaran adalah mencakup semua variabel yang tidak dapat

dimanipulasi oleh perencana pembelajaran, dan harus diterima apa

adanya. Yang termasuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran,

Page 9: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Variabel metode

pembelajaran adalah mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk

mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang termasuk

dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi

penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.

Sedangkan variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang

muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu, seperti

keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik

pembelajaran.

Inti dari rencana pembelajaran adalah menetapkan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang

diinginkan. Fokus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada

pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran.

Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi

dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi

pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah

itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran

yang diambil dari perancang pembelajaran setelah mempunyai informasi

yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dan hasil pembelajaran

yang diharapkan.

Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan

metode pembelajaran, yaitu :

1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua

tujuan dalam semua kondisi ;

2. Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh

yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.

3. Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang

konsisten pada hasil pembelajaran.

Page 10: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Berkenaan dengan menyusun rencana pembelajaran, Reigeluth

dan Merril dalam Reigulth telah mengembangkan model pembelajaran

secara komperhensif yang terdiri dari tiga variabel utama, yaitu : (1)

kondisi pembelajaran (instructional conditions), (2) metode pembelajaran

(instructional methods), dan (3) hhasil pembelajaran (instructional

outcomes). Interaksi antara ketiga variabel tersebut dihasilkan dua teori

pembelajaran, yaitu teori pembelajaran diskriptif, dan teori pembelajaran

preskriptif, yaitu secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar : interrelasi variabel kondisi pembelajaran, metode pembelajaran,

dan hasil pembelajaran.

Pada teori pembelajaran diskriptif, variabel kondisi pembelajaran

dan metode pembelajaran merupakan variabel bebas, dn hasil

pembelajaran sebagai variabel terikat. Kedua variabel bebas berinteraksi

untuk menghasilkan efek hasil pembelajaran. Sedangkan pada teori

pembelajaran preskriptif, variabel kondisi pembelajaran dan hasil

pembelajaran merupakan variabel bebas, dan metode pembelajaran

sebagai variabel terikat.

Kedua variabel bebas tersebut berinteraksi untuk menetapkan

metode pembelajaran yang optimal. Dengan bahasa yang lebih mudah

dapat dikatakan bahwa teori pembelajaran yang yang bersifat preskriptif

Page 11: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

membahas bagaimana mengelola faktor-faktor eksternal agar orang yang

belajar dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Sedangkan teori belajar

dekriptif membahas bagaimana proses belajar terjadi pada diri orang yang

belajar.

Degeng memberikan contoh kedua teori pembelajaran tersebut.

Pada teori pembelajaran deskriptif, apabila isi bidang studi (kondisi)

diorganisasikan dengan menggunakan model elaborasi (metode), akan

diperoleh hasil belajar yang meningkat. Sedangkan pada teori

pembelajaran preskriptif, agar diperoleh hasil belajar yang meningkat,

maka isi bidang studi (kondisi) perlu diorganisasikan dengan

menggunakan model elaborasi. Selanjutnya, Degeng mengungkapkan

bahwa kondisi pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi efek

metode dalam meningkatkan hasil belajar. Metode pembelajaran

merupakan cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang

berbeda di bawah kondisi yang berbeda pula. Hasil

pembelajaranmerupakan semua efek yang dapat digunakan sebagai

indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran pada

kondisi yang berbeda. Selanjutnya, permasalahan yang berkaitan dengan

masing-masing variabel pembelajaran dapat dijelaskan melalui diagaram

taksonomi variabel pembelajaran Reigeluth dan Merril, seperti berikut.

Page 12: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa pembelajaran

memiliki variabel yang saling berhubungan. Variabel kondisi berhubungan

dengan variabel strategi dan variabel hasil, demikian pula hubungan

variabel lainnya yang dapat dibolak-balik. Hal ini memberikan gambaran

bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling berkaitan satu

sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Atau dengan kata lain, dalam

merancang rencana pembelajaran perlu diperhitungkansistem yang saling

berpengaruh.

Gagne dalam Suparman mengatakan bahwa sistem pembelajaran

adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi anak didik sehingga

terjadi proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini harus terencana secara

sistematis untuk dapat disebut sebagai kegiatan pembelajaran. Selain

ituu, dipaparkan juga mengenai kegiatan yang dilakukan anak didik tanpa

perencanaan sebelumnya yang disebut dengan pengalaman, bukan

disebut sebagai pembelajaran. Sekalipun kegiatan-kegiatan itu

menyebabkan terjadinya perubahan perilaku anak didik, tetapi tanpa

rencana yang bertujuan.

Pengembangan pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematis

untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran melalui tahapan berikut.

1. Perumusan tujuan instruksional umum.

2. Analisis tujuan instruksional umum.

3. Analisis kemampuan awal siswa.

4. Menuliskan tujuan instruksional khusus.

5. mengembangkan tes acuan patokan.

6. mengembangkan strategi pembelajaran.

7. mengembangkan bahan pembelajaran.

8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.

9. Merevisi pembelajaran.

10.Melaksanakan evaluasi formatif.

Visualisasi tahapan, dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 13: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Gambar. Model Dick and Carey

2.2.Pengertian Media

Definisi media pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin

dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim

et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos,

1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran

mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan

pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan

pembelajaran.

Media juga berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti antara.

Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan

untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima.

Sejumlah pakar membuat batasan tentang media, diantaranya yang

dikemukakan oleh Association of Education and Communication

Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media adalah bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila

dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan

sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran

untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Hal yang sama

Page 14: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa

media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta

merangsang peserta didik untuk belajar.

Dari batasan yang telah disampaikan oleh para ahli mengenai

media, dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran

adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk

menyampaikan unformasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan

merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media,

selain digunakan untuk menyampaikan pembelajaran secara utuh, dapat

juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan

pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi, sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2.3.Jenis dan Klasifikasi Media

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran

cukup beragam, mulai dari media yang sederhana sampai pada media

yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis-

jenis media, karakter, dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian

atau penggolongan.

Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan dalam

pemanfaatan media adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Edgar Dale

yang dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Experience). Kerucut

pengalaman Dale mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman

belajar yang diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar

langsung, pengalaman belajar yang dapt dicapai melalui gambar, dan

pengalaman belajar yang bersifat abstrak. Untuk dapat memberikan

Page 15: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

gambaran yang lebih jelas mengenai kerucut pengalaman, perhatikan

gambar berikut.

Kerucut pengalaman Dale, menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh

melalui pengalaman langsung yang berada pada dasar kerucut mampu

menyajikan pengalaman belajar secara lebih konkret. Semakin menuju ke

puncak, penggunaan media semakin memberikan pengalaman belajar

yang bersifat abstrak.

Penggolongan lain yang dapat dijadikan acuan dalam

pemanfaatan media adalah berdasarkan pada teknologi yang digunakan,

mulai media yang teknologinya rendah (low technology) sampai pada

media yang menggunakan media yang menggunakan teknologi tinggi

(high technology). Apabila penggolongan media ditinjau dari teknologi

yang digunakan, maka penggolongannya sangat dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi. Dengan demikian, penggolongan media dapat

berubah dari waktu kewaktu. Misalnya, dalam era tahun 1950 media

televise dikategorikan sebagai media berteknologi tinggi, tetapi kemudian

pada era tahun 1970/1980 media tersebut bergeser dengan kehadiran

media komputer. Pada masa tesebut, computer digolongkan sebagai

media dengan teknologi yang paling tinggi, tetapi kemudian dapa tahun

1990 tergeser kedudukannya dengan kehadiran media komputer

conferencing melalui internet. Kondisi seperti ini akan berlangsung selama

ilmu dan teknologi terus berkembang.

Page 16: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Salah satu bentuk klasifikasi yang mudah dipelajari adalah

klasifikasi yang disusun oleh Heinich, sebagai berikut.

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak dapat

diproyeksikan (non projected

media)

Realita, model, bahan grafis

(graphical material), display

Media yang diproyeksikan

(projected media)

OHT, Slide, Opaque

Media Audio (Audio) Audio kaset, audio vision, active

audio vissioon

Media Video (Video) Video

Media berbasis komputer

(computer based media)

Computer Assisted Instruction (CAI)

Computer Managed Instruction (CMI)

Multimedia kit Perangkat Praktikum

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya

adalah penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah

media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan

atau yang diproyeksikan, atau apakah media tertentu masuk dalam

golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara

visual, dan seterusnya.

2.4.Peran Media

Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja

membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi

memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku

bagi segala jenis media, baik yyang canggih dan mahal ataupun media

Page 17: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

yang sederhana dan murah. Kemp, dkk. (1985) menjabarkan sejumlah

kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain :

1. penyajian materi ajar menjadi lebih standar;

2. kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;

3. kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif;

4. waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi;

5. kualitas belajar yang dapat ditingkatkan;

6. pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai

dengan yang diinginkan;

7. meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi

lebih kuat/baik;

8. memberikan nilai positif bagi pengajar.

Penjabaran tentang peranan media dalam pembelajaran yang

dikemukakan oleh Kemp memberikan wawasan yang luas mengenai

pemanfaatan media dalam pembelajaran.

1) Media pembelajaran juga sebagai salah satu sumber belajar,

secara umum media pembelajaran dapat digunakan untuk:

2) Merekam dan menyimpan data/informasi, misalnya bunyi suara

berbagai burung dapat direkam pada casette recorder.

3) Memanipulir objek-objek, misalnya proses pembagian sel pada

tumbuh-tumbuhan dapat diperlihatkan pada film dengan

mempercepatnya atau memperlambatnya.

4) Menyebarluaskan data/informasi, misalnya melalui siaran televisi

yang disalurkan lewat satelit komunikasi, sehingga dapat dengan

cepat apa yang terjadi pada negara lain.

Selain itu, Heinich melihat kontribusi media dalam proses

pembelajaran secara lebih global ditinjau dari kondisi berlangsungnya

proses pembelajaran, seperti berikut :

Page 18: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

a. Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar,

Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran

umumnya besifat sebagai pendukung bagi pengajar. Perancangan

media yang tepat akan sangat membantu menguatkan materi

pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar secara langsung.

b. Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar

Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelaran dapat

disebabkan oleh tidak tersedianya pengajar atau pengajar sedang

bekerja dengan peserta didik lain.

Media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan formal

dimana pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir di kelas

atau sedang bekerja dengan peserta didik lain.

c. Pendidikan jarak jaauh

Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat di seluruh

dunia. Hal utama yang membedakan antara pendidikan jarak jauh

dengan pendidikan tatap muka adalah adanya keterpisahan antara

pengajar dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya

keterpisahan ini membutuhkan suatu media yang berperan sebagai

jembatan antar pengajar dengan peserta didik. Peranan media

dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi masalah jarak,

ruang, dan waktu. Media yang paling umum digunakan dalam

pendidikan jarak jauh adalah media cetak dengan menggunakan

sistem korespondensi.

Page 19: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

d. Pendidikan khusus

Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan bagi peserta

didik yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya yang

memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu.

Penggunaan media tertentu akan sangat membantu proses

pembelajaran bagi mereka. Media yang digunakan adalah jenis-

jenis media yang sesuai dan tepat bagi masing-masing

keterbatasan.

Menurut Wina (2008) mdia pembelajaran juga memiliki fungsi dan

berperan sebagai berikut :

1. Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tersebut.

Peristiwa penting atau obyek langka dapat diabadikan dengan foto,

film, atau direkam melalui video atau audio.sehingga guru dapat

menjelaskan proses yang telah diambil dengan media tersebut.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau obyek tertentu.

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan

pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit, sehingga mudah

dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa,

sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat

lebih meningkat.

4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis, sebagai berikut:

1) Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimili siswa.

Page 20: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

2) Dapat mengatasi batas ruang kelas.

3) Dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara

siswa dengan lingkungan.

4) Dapat menghasilkan keragaman pengamatan.

5) Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan

tepat.

6) Dapat membangkitkan motivai dan merangsang peserta untuk

belajar dengan baik.

7) Dapat membangkitkan keinginan danminat baru.

8) Media dapat mengontrol kecepatan beljar siswa.

9) Dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal

yang konkrit sampai yang abstrak.

2.5. Media yang Tidak Diproyeksikan

Media ini sering disebut sebagai pameran atau displayed media.

Jenis media yang tergolong media yang tidak diproyeksikan, yaitu :

1. Realia

Realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar.

Pemanfaatan media realia tidak harus selalu dihadirkan dalam ruang

kelas, tetapi dapat digunakan sebagai suatu kegiatan observasi pada

lingkungannya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam

bentuk sebagaiman adanya, tidak perlu dimodofikasi, tidak ada

pengubahan, kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya.

Cirri media realia adalah benda asli yang masih berada dalam keadaan

utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yyang sebenarnya, dan

dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. Selain dalam bentuk

aslinya, penggunaan realia dapat dimodifikasi. Menurut Heinich,

modiifikasi penggunaan realia dalam proses pembelajaran dapat

dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut.

a. Cutaways/potongan

Page 21: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Cutaways adalah belahan atau potongan benda

sebenarnya yang digunakan untuk dapat melihat bagian dalam dari

benda tersebut. Misalnya realia sebuah mesin, dengan cara

membelah mesin tersebut, peserta didik akan dapat melihat

bagaimana cara kerja mesin tersebut.

b. Specimen/contoh

Specimen adalah bentuk media realia yang digunakan

dalam bentuk asli dari sebuah benda dalam jenis atau kelompoknya,

misalnya kupu-kupu dalam berbagai jenis. Untuk mempermudah

pengamatan, pada umumnya specimen tersebut dikemas atau

disimpan dalam botol, kotak, atau tempat lain yang dapat di

observasi.

c. Exhibit/pameran

realita dapat ditampilkan dalam bentuk pameran yang

dirancang seolah berada dalam lingkungan atau situasi yang asli.

Misalnya benda sejarah, benda-benda tersebut dipamerkan dalam

warna atau kondisi asli atau situasi bagaimana pemanfaatan benda

tersebut pada kuun masa tertentu, media realia dapat diadakan atau

dapat dimanfaatkan. Dengan demikian, media realia ini memberikan

suatu konstribusi yang sangat beasr dalam proses belajar mengajar.

2. Model

Pemanfaatan media realia dalam proses pembelajaran

merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan

informasi yang lebih akurat. Walaupun tidak semua benda nyata dapat

digunakan sebagai media realia karena keterbatasan penyediaanya,

misalnya kerena ukuran ataupun biayanya. Alternative pemanfaatan

media yang menyerupai realia adalah model. Menurut brown (1985),

model didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasikan ; heinich

et al., (1996) menyebutkan hal yang senada, yaitu gambaran yang

Page 22: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

berbentuk tiga dimensi dari sebuah benda nyata. Penggunaan model

didefinisikan sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk

mengatasi kendala pengadaan relia, seperti harga yang tinggi atau

benda yang sulit digunakan sebagai realia. Model dapat berukuran

lebih besar, lebih kecil, atau berukuran saa persis dengan benda

aslinya, serta dapat menampilkan wujud yang lengkap dan rinci dari

benda aslinya, atau dapat ditampilkan dalam wujud yang sederhana

untuk mempermudah proses kegiatan pembelajaran. Sebagai salah

satu media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar,

model memiliki keunggulan yang tentunya sangat membantu proses

tersebut, walaupun terdapat pula keterbatasan tertentu.

3. Bahan Grafis

Media grafis yang juga dapat digolongkan sebagai media

visual nonproyeksi, mudah digunakan karena tidak membutuhkan

peralatan serta relative murah. Umumnya media yang termasuk dalam

golongan ini hanya membutuhkan biaya yang relative rendah atau

bahkan tidak memerlukan biaya sama sekali. Brown et al.,(1985)

melihat setidaknya ada lima jenis media grafis yang memiliki

keunggualan yang cukup tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu

graft, char, diagram, kartu, poster, peta dan globe. Sementara heinich,

et al., (1996) menyebutkan beberapa jenis media grafis antara lain :

gambar diam, sketsa, diagram, charts, graft, poster, dan kartun.

Sebagian dari media grafis ini memerlukan kecermatan dan perhatian

khusus, karena visualisasi dari sebagian media grafis bersifat simbolis,

tidak menampilkan gambaran yang utuh, hal ini kadangkala

menimbulkan kesalahan dalam menginterprestasikan atau mengartikan

bentuk visualisasinya.

Masing-masing jenis media grafis memiliki keunikan,

keunggulan, dan keterbatasan tersendiri yang tentunya menarik untuk

Page 23: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

dibahas satu persatu, mulai dari gambar diam, sketsa, diagram, grafik,

charts, dan poster.

Gambar diam

Dari semua media grafis, gambar diam merupakan jenis

yang paling banyak digunakan, mudah dikenali, dan mudah

dimengerti secara langsung tanpa memerlukan interprestasi.

Gambar didefinisikan representasi visual dari orang, tempat ataupu

benda yang diwujudkan di atas kanvas, kertas, atau bahan lain, baik

dengan cara lukisan , gambar, atau foto. Ukuran foto atau gambar

dapat diperbesar atau diperkecil agar dapat digunakan untuk

keperluan proses pembelajaran tertentu.

Pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu

mengajar dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh

hackbarth (1996) sebagai berikut.

a. Menarik perhatian , pada umumnya semua orang senang melihat

foto/ gambar.

b. Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal

tidak mudah untuk diamati.

c. Unik.

d. Memperjelas hal-hal yang bersifat sbstrak.

e. Mampu mengilustrasikan suatu proses.

Sketsa

Merupakan gambar yang tiodak lengkap dan sederhana,

atau dapat dikatakan sebagai gambar kasar yang hanya

menampilkan bagian-bagian pokok/utama dan mengabaikan

bagian-bagian yang bersifat detail sketsa ini biasanya digunakan

apabila gambar yang lengkap dari objek yang ditampilkan tidak

tersedia, atau memang bertuhuan hanya ingin menampilkan

bagian-bagian pokok dari suatu objek.

Diagram

Page 24: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Visualisasi dalam bentk grafis yang masih tergolong dalam

gambar yang sedehana dalam diagram. Penggunaan diagram pada

umumnya ditunjukkna untuk menggambarkan suatu hubungan atau

menjelaskan suatu proses (Heinich et al., 1996). Diagram dapat

memberikan gambaran mengenai cara kerja suatu benda atau

bagaimana membuat, menyusun, atau membangun suatu benda.

Grafik

Grafis didefinisikan sebagai bahan-bahan nonfotografis

dengan format dua dimensi yang didesain khusus untuk

mengomunikasikan pesan dan informasi tertentu. Umumnya data

yang berbentuk data biasa ataupun table dapat disusun kedalam

bentuk grafik. Penampilan data dalam bentuk grafik umumnya akan

menjadi lebih mudah dipahami dan lebih menarik. Penggunaan

grafik dalam kegiatan pembelajaran memiliki berbagai pilihan dan

variasi. Setidaknya grafik dapat ditampilkan dalam empat jenis,

yaitu batang, gambar lingkaran, dan garis. Keempat jenis grafik ini

memiliki penampilan serta tingkat keterbacaan yang berbeda.

Grafik biasanya dilengkapi dengan tuliskan yang menjelaskan

symbol-simbol yang terdapat didalamnya. Pemilihan jenis grafik

yang akan digunakan biasanya tergantung pada kompleksitas dari

informasi atau data yang ingin disampaikan, selain itu juga

tergantung pada kemampuan atau keterampilan peserta didik

dalam menginterprestasikan grafik (Heinich et al., 1996).

Grafik batang umumnya digunakan untuk membandingkan

objek yang sejenis yang diukur dalam waktu yang berbeda atau

membandingkan objek yang berbeda dalam waktu sama.

Grafik gambar merupakan jenis grafik yang paling

sederhana dan merupakan jenis grafik yang paling sederhana dan

merupakan bentuk alternative dari grafik batang, dimana jumlah

Page 25: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

atau angka-angka yang igin yang ingin disampaikan ditampilkan

dalam bentuk gambar. Grafik gambar ini biasanya menarik bagi

semua tingkatan usia. Untuk dapat menggunakan grafik gambar

sebagai media dalam proses pembelajaran, perlu diperhatikan

symbol gambar yang sederhana serta mudah dipahami. Misalnya,

gambar orang dapat digunakan sebagai symbol untuk menjelaskan

jumlah penduduk, atau gambar toga digunakan untuk

menyimbolkan jumlah peserta didik yang lulus.

Grafik lingkaran juga dikenal dengan sebutan grafik pie

merupakan grafik yang sangat mudah untuk dibaca dan

diinterprestasikan. Lingkaran yang digunakan untuk

menggambarkan grafik ini bagi dalam beberapa porsi atau segmen.

Tiap segmen menggambarkan bagian atau persentase dari

keseluruhan. Gabungan dari segmen-segmen dalam lingkaran

tersebut bernialai 100%. Pemberian warna dapat digunakan untuk

menonjolkan dan membedakan segmen satu dengfan segmen lain.

Jika dibandingka dengan ketiga jenis grafik lain, grafik garis

merupakan grafik yang paling akurat dan paling kompleks. Grafik ini

adalah grafik yang termasuk dalam jenis grafik dua skala yang

menggunakan absis vertical dan horizontal. Poin-poin yang tergambar

dihubungkan satu dengan dengan yang lain sehingga terlihat sebagai

sebuah garis. Garis tersebut dapat terlihat lurus atau turun naik, hal ini

ditentukan oleh nilaio yang terdapat pada skala vertical dan skala

horizontal.

Chart/Bagan

Chart atau bagan adalah salah satu jenis dari media grafis yang

digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi yang cukup

sulit jika disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Chart atau

bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat

Page 26: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

abstrak, seperti kronologis suatu kejadian atau struktur organisasi.

Dengan kemampuan tersebut, chart merupakan cara yang

sederhana dan singkat. Untuk merancang sebuah chart yang efektif

dapat dimanfaatkan berbagai macam jenis grafis, seperti gambar,

sketsa, grafik, diagram, atau bahkan bentuk verbal.

Pemanfaatan Bahan Grafis :

1. Seleksi gambar atau visual lain berdasarkan tuhuan instruksional

untuk mempengaruhi emosi atau sikap penggunaan foto akan

dapat membantu.

2. Untuk tujuan instruksional yang bersifat pendefinisian suatu

konsep, penggunaan ilustrasi kurang tepat.

3. Seleksi gambar atau visual lain juga harus berdasarkan

penggunaan gambar tersebut. Jika waktu yang digunakan untuk

menginterprestasikan sesuatu yang lebih rinci. Namun apabila

waktunya terbatas maka sebaiknya memilih gambar atau visual

yang sederhana dan mudah dimengerti, seperti diagram

sederhana, chart, atau gambar tangan biasa.

4. Criteria lain yang perlu diperhatikan adalah estetika penampilan

dan kualitas produksi. Misalnya untuk memilihg foto, perlu

diperhatikan prospektifnya, pencahayaan, focus, exposure, dan

komposisi.

5. Untuk pembuatan segala jenis media grafis, disajikan satu

ide/pokok pikiran dalajm satu gambar, usahakan sederhana dengan

penggunaan kata-kata minimal.

4. Papan Display

Berbagai media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar,

poster, chart, realia, atau lainya yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran kadangkala membutuhkan tempat untuk men-display

atau memanjang. Banyak pilihan yang dapat digunakan untuk men-

Page 27: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

display atau memanjang media yang tidak diproyeksikan, yaitu papan

tulis (blackbroads), whitebroads, copybroads, dan bulletin broads.

Keempat jenis media display ini dapat digunakan sesuai dengan

kebutuhan.

2.6.Media yang Diproyeksikan (Projected Media)

Media yang tergolong sebagai media yang diproyeksikan

antara lain overhead transparency (OHT), slide, filmstrips, dan

opaque. Media tersebut diproyeksikan ke layer dengan menggunakan

alat khusus yang dinamakan proyektor (overhead projector, slide

projector, dan opaque projector). Namun, dengan perkembangan

teknologi telah memungkinkan computer dan video dapat

diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus, yaitu LCD.

1. OHT

OHT merupakan media yang paling sering digunakan. Tidak

hanya karena popular, tetapi juga relative lebih mudah mempersiapkan

materi ataupun pengoperasianya. Selain dibutuhkan bahan

transparansi, dibutuhkan juga alat tulis khusus/pena.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, alat tulis yang

digunakan sebaiknya khusus untuk overhead transparency. Alat tulis

yang di khususkan untuk transparansi pun dibedakan dalam dua jenis,

yaitu yang bersfat permanent dan yang dapat dihapus. Pena khusus

transparansi yang dapat dihapus biasanya digunakan untuk pemberian

tanda-tanda tertentu untuk stressing pada transparansi yang telah

ditulis secara permanent. Selain itu, pena tranparan yang tidak

permanent juga digunakan untuk menulis materi presentasi pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

Pemanfaatan OHT dalam pembelajaran

Page 28: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Untuk dapat memanfaatkan media OHT dalam proses

pembelajaran dengan hasil optimal, perlu diperhatikan bebepara hal

(Teague, dkk., 1994).

a. Mengajar sebaiknya mematikan overhead projector apabila tidak

sedang digunakan untuk presentasi. Dalam penggunaan OHT kerap

kali seorang pengajar mengabaikan keberadaan tombol power untuk

menghidupkan dan mematikan overhead projector. Seorang pengajar

kerap kali membiarkan overhead tetap menyala sepanjang presentasi

yang dilakukan, bahkan tanpa bahan yang diproyeksikan. Hal ini selain

mengganggu peserta didik dengan cahaya yang menyilaukan, juga

mempercepat masa hidup (life time) dari lampu proyektor.

b. Pada saat penggantian transparansi yang akan dipresentasikan

sebaiknya overhead projector dalam posisi mati (power off).

Menyalakan kembali proyektor pada saat transparansi yang akan

dipresentasikan siap atas proyektor memberikan semacam kejutan

yang akan menarik perhatian dan membuat peserta didik kembali

memfokuskan perhatiannya kepada menteri baru yang sedang

dipresentasikan.

c. Untuk mendapatkan perhatian yang berkesinambungan dari peserta

didik, sebaiknya pengajar menggunakan berbagai jenis penyajian

transparansi, seperti transparansi tunggal, overlay, dan mask,

disesuaikan dengan materi yang dipresentasikan.

2. Slide

Slide tergolong dalam media visual yang penggunaannya

diproyeksikan ke layer. Media slide dapat menampilkan gambar yang

sangat realistis. Hal ini disebabkan bahan dasar media slide merupakan

film fotografis berbentuk transparan yang sangat tepat untuk digunakan

sebagai suplemen belajar pada bidang studi eksakta, seperti jurusan

Page 29: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

MIPA (biologi, kimia, dan fisika), arsitektur, kedokteran, dan juga pada

bidang studi social. Pada bidang studi biologi, slide dipergunakan untuk

memperlihatkan berbagai objek yang akan membuat pengajaran lebih

menarik dan hidup. Demikian pula pada bidang studi kimia, slide dapat

untuk memberikan informasi tentang perubahan warna yang terjadi

pada proses persenyawaan, dan topic-topik lain yang memerlukan

penjelasan melalui visual. Bidang-bidang ilmu social, seperti

antropologi, sejarah, kesenian, serta bidang lain yang memiliki

karakteristik materi yang perlu divisualisasikan akan sangat terbantu

dengan penggunaan media slide. Keunggulan media slide untuk

memproyeksikan gambar yang kecil menjadi ukuran yang lebih besar

sangat membantu pemahaman peserta didik tentang detail suatu objek.

Penggunaan slide dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan

ataupun tanpa suara. Slide tanpa suara pada umumnya digunakan

apabila dambar yang satu dengan gambar yang lain dapat berdiri

sendiri, sementara penjelasan langsung diberikan oleh pengajar. Lain

hal dengan slide suara, penyajian dilakukan dengan urutan tertentu

yang disinkronisasi dengan unsure suara. Walaupun slide suara dapat

digunakan untuk proses pembelajaran dalam ruang kelas secara

kelompok, namun biasanya slide suara digunakan untuk keperluan

pembelajaran secara individual.

3. Media Audio

Media audio merpakan media yang sangat fleksibel, relative murah,

praktis dan ringkas, serta mudah dibawa (portable). Media ini dapat

digunakan, baik untuk keperluan belajar kelompok (group learning)

maupun belajar individual. Dengan karakteristik yang dimilikinya, media

audio sangat efektif digunakan dalam beberapa bidang studi, seperti

bahasa, drama, dan seni musik. Penggunaan media audio untuk

pelajaran bahasa umumnya difokuskan pada dua pokok bahasa utama,

yaitu pengucapan (pronounciation) dan structure drill (hackbarth,1996).

Page 30: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Untuk mempelajari pronounciation, peserta didik dapat mendengarkan

kata atau frase, mengulang pengucapan, dan dapat membandingkan

pengucapan yang dilakukan dengan pengucapan yang terdengar

melalui kaset. Peserta didik dapat mengulang pengucapannya

sehingga sama atau hamper menyamai pengucapan yang terdapat

pada rekaman audio. Penggunaan rekaman audio pada bidang studi

bahasa untuk keahlian tertentu sangat berguna karena mampu

memperlihatkan penggunaan tata bahasa yang agak aneh, karena

transisi yang hilang serta kesalahan lain dari segi gramatikal. Untuk

kelas seni musik, media audio selain dapat digunakan oleh pengajar

dalam ruang kelas, untuk memberikan contoh-contoh yang berkaitan

dengan bidang musik, dapat pula digunakan oleh peserta didik untuk

merekam hasil karyanya dan mendengarkan kembali penampilanya.

Pemanfaatan lain dari media ini adalah pada bidang dtudi tersebut

dapat menggunakan media audio untuk memberikan contoh mengenai

bagaimana memberikan reportase atau pidato yang baik dan materi-

materi lain yang sesuai dan tepat untuk direkam dan dipresentasikan

melalui kaset audio.

Menurut Rowntree (1994), format penyajian audio kaset secara garis

besar dibedakan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu:

Hanya mendengar;

Mendengar yang melihat;

Mendengar, melihat, dan melakukan.

Penyajian audio kaset dengan bentuk hanya mendengar biasanya

berdiri sendiri. Nemtuk penyajian audio kaset lain yang dapat

dikembangkan adalah bentuk penyajian dimana peserta didik tidak hanya

mendengar suara, tetapi juga melihat. Oleh Rowntree (1994) bentuk

sajian ini dikenal dengan istilah audio-vission. Media audio kaset memang

merupakan media yang tidak hanya mendengar, tetapijuga melihat secara

Page 31: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

bersamaan. Apa yang didengar dan dilihat berkaitan satu dengan yang

lain dan saling menguatkan atau lebih dikenal dengan sebutan

terintegrasi. Visual atau sesuatu yang dilihat dalam paket ini dapat

berbentuk bahan cetakan, misalnya gambar, grafis, peta, foto, chart,

diagram, table, dan sebagianya yang tentunya sesuai dan berkaitan

dengan apa yang disuarakan. Selain itu, dapat pula berbentuk bahan

visual noncetak, seperti slide atau bahkan benda nyata yang perlu mereka

pelajari, misalnya potongan batu-batuan, dan sebagainya. Penyajian

seperti ini akan sangat membantu karena selain mendapat informasi dari

pendengaran, peserta didik dapat pula menggunakan penglihatan mereka

yang dapat memperkuat informasi yang mereka dengar. Bentuk pengajian

seperti ini tentu memerlukan persiapan dan rancangan yang lebih matang

dibandingkan dengan bentuk audio kaset yang hanya didengar.

Bentuk penyajian audio kaset yang mengombinasikan kemampuan

mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu oleh Rowntree (1994)

disebut dengan istilah active audiovision. Bentuk penyajian ini merupakan

modifikasi dari audiovision yang menambahkan factor actif dari peserta

didik untuk melakukan sesuatu. Media audio kaset sebagai media satu

arah yang tidak mempunyai kemampuan interaksi ternyata dapat

memberikan proses interaksi walaupun dalam tingkat tertentu melalui

penyajian active audivision.

Rekaman audio dapat dilakukan dalam bentuk format audio kaset

dan audio compact disk (audio CD). Untuk materi-materi tertentu,

rekaman video siap pakai yang dikemas dalam format audio kaset

maupun CD dapat ditemuklan dipasaran. Walaupun demikian, jika materi

dirasakan kurang tepat maka seseorang pengajar dapat merancang dan

membuat program audio sendiri.

4. Media Video

Page 32: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran

diruang kelas sudah merupakan hal yang biasa. Sebagai media

audiovisual dengan memiliki unsure gerakan dan suara, video dapat

digunakan sebagai alat Bantu mengajar pada berbagai bidang studi.

Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat

mengajak peserta didik untuk melanglang buana kemanasaja walaupun

dibatasi dengan ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu

besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh peserta

didik karena lokasinya dibelahan bimi lain, dapat dihadirkan melalui

media video.

Pada bidang studi yang banyak mempelajari keterampilan

motorik dapaat mengandalkan kemampuan video. Melatih kemampuan

kegiatan dengan prosedur tertentu akan membantu dengan

pemanfaatan media video. Dengan kemampuan untuk menyajikan

gerakan lambat (slow motion), media video membantu pengajar untuk

menjelaskan gerakan atau prosedur tertentu dengan lebih rinci.

Keterampilan yang dapat dilatih melalui media video tidak hanya

berupa keterampilan fisik saja, tetapi juga keterampilan interpersonal,

seperti keterampilan dalam psikologi dan hubungan masyarakat.

Disamping itu, keterampilan manajerial juga dapat dilatihkan melalui

pemanfaatan media video. Pengajar dapat memilih program0program

video yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, kemudian

menyaksikan bersama-sama diruang kelas, smembahas serta

mendiskusikannya. Selain digunakan untuk melihat program-program

yang telah siap pakai, media video juga dapat dimanfaatkan untuk

merekam aktivitas peserta didik yang tengah berlatih menguasai

keterampilan interpersonal, kemudian hasil rekaman tersebut dibahas

dan analisis oleh sesame rekan peserta didik dan pengajar.

Page 33: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Kemampuan video untuk mengabadikan kejadian-kejadian

factual dalam bentuk program documenter bermanfaat untuk membantu

pengajar dalam mengetengahkan fakta, kemudian membahas fakta

tersebut secara lebih jelas dan mendiskusikannya diruang kelas.

Format Video

Dengan kemajuan teknologi yang pesat, format video untuk

merekam gambar, gerakan, dan suara tidak hanya dalam bentuk

kaset, tetapi juga dalam bentuk lain, seperti laser video disc dan

copact disc. Walaupun format kaset memiliki beragam jenis format,

pemanfaatan video dalam ruang kelas umumnya digunakan kaset

VHS yang memiliki kualitas yang cukup memadai untuk digunakan

sebagai alat Bantu pengajaran.

5. Media Berbasis Komputer

Computer dewasa ini tidak lagi merupakan konsumsi mereka

yang bergerak dalam bidang bisnis atau dunia kerja, tetapi juga

dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan. Menurut Hannafin dan

Peck (1998), potensi media computer yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan efektivitas proses pembelajaran antara lain sebagai

berikut.

Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik

dan materi pelajaran.

Proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai dengan

kemampuan belajar peserta didik.

Mampu menampilkan unsure audio visual untuk meningkatkan

minat belajar (multimedia).

Dapat memberikan umpan balik terhadap respons peserta didik

dengan segera.

Mampu menciptakan proses belajar secara kesinambungan.

Page 34: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Heinich, et al., (1996) mengemukakan enam bentuk interaksi

yang dapat diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran,

berupa:

Praktik dan latihan (drill and practice),

Tutorial,

Permainan (games),

Simulasi (simulation),

Penemuan (discovery), dan

Pemecahan masalah (problem solving).

Program yang berbentuk drill and practice umumnya digunakan

apabila peserta didik diasumsikan telah mempelajari konsep, prinsip, dan

prosedur sebagai materi pembelajaran. Tujuan dari bentuk program ini

adalah melatih kecakapan dan keterampilan, dan biasanya menyajikan

sejumlah soal atau kasus yang memerlukan respons peserta didik dengan

diserupai umpan balik, program ini umumnya juga menyajikan

pengukuhan terhadap jawaban yang tepat.

Bentuk lain dari penyajian program computer adalah program

turitorial. Program ini menyajikan informasi dan pengetahuan dalam topic-

topik tertentu diikuti dengan latihan pemecahan soal dan kasus.

Keunggulan lain dari program turitorial adalah kemampuanya untuk

menyajikan informasi dalam bentuk bercabang (branches). Bentuk ini

memberikan kebebasan lagi peserta didik untuk mempelajari bahan ajar

yang lebih disukai terlebih dahulu.

Permainan (games) selalu menarik untuk diikuti, demikian pula

halnya dengan program computer yang mengemas informasi dalam

bentuk permainan. Program yang berisi permainan dapat memberi

motivasi siswa untuk mempelajari informasi yang ada didalamnya. Hal ini

sangat berkaitan erat dengan esensi bentuk permainan yang selalu

Page 35: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

menampilkan masalah menantang yang perlu dicari solusinya oleh

pemakai.

Program simulasi berupaya melibatkan siswa dalam persoalan

yang mirip dengan situasi yang sebenarnya, namun tanpa resiko yang

nyata. Melalui program simulasi, peserta didik diajak untuk membuat

keputusan yang diambil akan memberikan dampak tertentu.

Dalam program bentuk penemuan (discovery), program computer

mampu menayangkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik

dengan cara trial and error. Peserta didik harus terus mencoba sampai

berhasil menemukan solusi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

Dengan cara ini mereka diharapkan dapat lebih memahami prosedur yang

ditempuh untuk memecahkan suatu masalah dan mampu mengingatnya

lebih lama.

Bentuk lain dari tayangan computer interaktif adalah problem

solving (pemecahan masalah). Program ini dapat dibedakan menjadi dua

jenis berdasarkan cara yang ditempuh siswa dalam memberikan respons.

Pada cara yang pertama, siswa merumuskan sendiri solusi masalah yang

ditampilkan lewat computer dan memasukkan program ke dalamnya.

Sedangkan pada cara yang kedua, computer menyediakan jawaban yang

mewakili respons siswa terhadap masalah yang ditayangkan oleh

computer.

Internet dan e-mail

Dengan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini,

pemanfaatan computer dalam proses embelajaran tidak hanya dapat

digunakan secara stand alone, tetapi dapat pula dimanfaatkan dalam

suatu jaringan. Jaringan computer (computer network) telah

memungkinkan proses belajar menjadi lebih luas, lebih interaktif, dan lebih

fleksibel.

Page 36: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Peserta didik dapat melakukan proses belajar tanpa dibatasi oleh

ruang dan waktu. Artinya, jika ada faslitas jaringan, peserta didik dapat

melakukan proses belajar dimana saja dan kapan saja.

Kelebihan dari jaringan computer sebagai media pendidikan adalah

adanya kemungkinan bagi peserta didik untuk melakukan interaksi

dengan sesamapeserta didik, dengan pengajar diluar ruang kelas.

Kemampuan interaktif ini mampu membuat proses belajar menjadi lebih

yang memberi kemungkinan kedapa pengajar untuk memberikan umpan

balik (feedback) terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Jaringan

computer yang paling umum digunakan adalah internet. Saat ini teknologi

internet telah memungkinkan setiap orang memperoleh akses yang lebih

besar terhadap beragam informasi yang tersedia. Teknologi ini telah

dimanfaatkan secara luas mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai

pada jenjang yang lebih tinggi.

Pemanfaatan computer tersebut dapat digunakan secara

bervariasi, pengajaran dapat digunakan secara penuh melalui computer,

namun dapat pula dikombinasikan dengan tatap muka yang telah menjadi

bagian dari proses pembelajaran. Untuk langkah awal, kombinasi antara

pemanfaatan computer dengan tatapmuka yang lebih fleksibel. Tugas-

tugas dapat diberikan oleh pengajar dan dikerjakan oleh peserta didik

melalui computer, hal ini membuka kemungkinan bagi pengajar untuk

memberikan penilaian yang terbuka dan juga memberi kesempatan

kepada peserta didik lain untuk memberikan masukkan.

6. Multimedia Kit

Multimedia kit dapat diartikan sebagai paket naham ajar yang terdiri

dari berbagai jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu

topic/materi tertentu, yang dilengkapi dengan study guide, lembar kerja,

dan modul. Multimedia kit biasanya digunakan dalam mata pelajaran

Page 37: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

fisika, kimia, dan biologi yang siap digunakan oleh pengajar untuk

menyajikan pelajarannya. Multimedia kit dapat juga digunakan langsung

oleh peserta didik, baik secara kelompok atau individual dalam melakukan

eksperimen mengenai prinsip dan mekanisme kerja suatu benda.

Multimedia untuk materi-materi tertentu dapat dibeli sebagai paket

lengkap yang siap pakai, tetapi pengajar dapat pula mempersiapkan paket

multimediakit yang sesuai dengan dana yang tersedia dan tujuan

instruksional yang ingin dicapai.

Penggunaan multimedia kit yang beredar dipasaran maupun yang

dirancang sendiri oleh pengajar perlu memperhatikan tujuan utama dari

penggunaannya, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk belajar secara langsung, mengamati, untuk melakukan eksperimen,

meningkatkan rasa ngin tahu, dan memberikan suatu keputusan terhadap

apa yang telah diujicobakan.

Page 38: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

BAB III

TANGGAPAN DAN KESIMPULAN

3.1.TANGGAPAN

1. Tanggapan Per-Individu

Menanggapi dari materi di atas, bahwa Media pembelajaran

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses

pembelajran. Media pembelajaran bermanfaat sebagai penyampai

informasi dari guru kepada peserta didik sehingga guru harus mampu

mengembangkan media pembelajaran dan dapat mengaplikasikannya

dengan baik sehingga peserta didik memiliki kemauan yang besar untuk

mengikuti proses belajar. Media sebagai alat mengajar berkembang

demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Sehingga guru

tidak harus kesulitan untuk mengajar, namun guru tersebut harus memilih

media mana yang tepat untuk menyampaikan materi. Di era teknologi

komunikasi dan informasi, guru telah mampu menggunakan media

Page 39: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

pembelajaran dengan baik karena pemilihan media yang tepat dan

penguasaan materi yang baik sehingga proses belajar berjalan lancar.

Media merupakan suatu alat yanng dapat membantu guru dalam

menyampaikan materi. Guru harus dapat mengembangkan media karena

pengembangan media dapat berpengaruh pada proses belajar. Dalam era

perkembangan Iptek yang begitu pesa ini, guru tidak cukup hanya dengan

kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola

informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Pada

era sekarang ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat

dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi

yang akan disampaikan dan setiap jenis media memiliki karakteristik dan

kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi.

Agar tercapainya proses pembelajaran yang maksimal maka diperlukan

langkah awal dalam memulai proses pembelajaran yaitu rencana

pembelajaran. Inti dari rencana pembelajaran adalah menetapkan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai pembelajaran yang

diinginkan. Dalam rencana pembelajaran perlu diperhitungkan sistem

yang saling berpengaruh, karena pembelajaran merupakan suatu sistem

yang berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.. Selain rencana

pembelajaran dan metode pembelajaran, media juga berperan penting

dalam proses pembelajaran, dikarenakan media membawa informasi dari

pengajar ke peserta didik secara mudah dan efektif. Salah satunya adalah

guru, guru fasilitator yang tepat antara pengajar atau informasi luar

kepada peserta didik. Guru dalam mengembangkan media sangat

beragam sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Guru juga

dibantu oleh media-media lain sebagai pendukung dalam mempengaruhi

proses belajar.

Page 40: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Setelah membaca makalah kelompok yang kami buat yaitu peran guru

dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi

dan informasi sangatlah berguna dan bermanfaat, karna dengan adanya

media ini juga bisa diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan

dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar

(guru) kepada peserta didik. Namun di dalam peran media ini mempunyai

kelemahan yaitu seorang informan atau guru yang belum menguasai

media yang akan disampaikannya, jika itu terjadi maka proses belajar

yang seharusnya mudah dipahami dengan adanya contoh (media) maka

akan timbul sebaliknya yaitu sulit untuk dipahami.

2. Tanggapan Kelompok

Setelah kami diskusikan kembali ternyata dapat ditanggapi kembali

ternyata peran media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan

informasi berguna untuk guru dan peserta didik dalam proses belajar.

Guru dituntut untuk mengembangkan media pembelajaran agar dalam

proses pembelajaran dapat menggunakan media yang telah

dikembangkan dalam proses pembelajaran sehingga guru tidak harus

kesulitan untuk mengajar.

3.2. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka dapat

disimpulkan bahwa guru sangat berperan penting dalam mengembangkan

media pembelajaran. Media merupakan salah satu komponen komunikasi,

yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

Media terbagi menjadi beberapa macam seperti Media yang tidak

diproyeksikan (non projected media) :Realita, Model, Bahan Grafis

(graphical material), Display. Media yang diproyeksikan (projected media):

OHT, Slide, Opaque. Media Audio (Audio): Kaset, Vission, Active Audio

Page 41: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

Vission. Media Video (Video): Video. Media berbasis computer (computer

based media): Computer Assisted Instruction (CIA) Computer Managed

Instruction (CMI). Multimedia Kit: Perangkat Praktikum.

4. Media juga memiliki peran sebagai berikut; penyajian materi ajar

menjadi standar, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,

kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif, waktu yang dibutuhkan

untuk pembelajaran dapat dikurangi, kualitas belajar dapat

ditingkatkan, pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja

sesuai dengan yang diinginkan, meningkatkan sifat positif peserta

didik dalam proses menjadi lebih kuat/baik, dan memberikan nilai

positif bagi pengajar.

Page 42: Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi dan informasi

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2010. Media Pembelajaran Proyeksi Diam. online. Http://www.canboyz.co.cc/2010/05/media-pembelajaran-proyeksi-diam.html, akses hari selasa 16 Maret 2011.

Fitrianur. 2010. Peran Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran. Online.Http://www.myjazz.co.cc/2010/02/peran-guru-dalam-pengembangan-media.html, akses hari sabtu 12 Maret 2011.

Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat: Cerdas Jaya.

Mu’in, Juhri Abdul. 2009. Landasan dan Wawasan Pendidikan. Metro: Lemlit UM Metro Press.

Sanjaya, wina. 2008. Perencanaan dan Desain System Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Uno, Hamzah B. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumber Artikel: http://einsteinfisika.blogspot.com/2011/06/peran-guru-dalam-pengembangan-media.html#ixzz2M9uhbUvs