peran guru dalam meningkatkan kemandirian

Download peran guru dalam meningkatkan kemandirian

If you can't read please download the document

Upload: thia-vera-meta

Post on 04-Dec-2015

168 views

Category:

Documents


55 download

DESCRIPTION

peran guru

TRANSCRIPT

6

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangKurikulum 2013merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun2013dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. SMA PGRI 109 Tangerang di tetapkan sebagai salah satu sekolah rintisan kurikulum 2013 di Kota Tangerang, sehingga sudah selama kurang lebih 3 tahun menjalankan kurikulum 2013. Ada tiga aspek penilaian pada kurikulum 2013, yaitu : pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sikap dan perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek 60%). Apabila salah seorang siswa melakukan sikap buruk, maka dianggap seluruh nilainya kurang https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013

. Aplikasi Kurikulum 2013, menekankan pada penanaman karakter dan budaya kepada siswa.Menurut Ratna Megawangi dalam Syarbini menyatakan pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya Amirulloh Syarbini.Buku Pintar Pendidikan Karakter.(Jakarta:As@-Prima Pustaka,2011),h17.Pembentukan karakter terhadap anak akan menjadikan seorang anak terbiasa untuk berperilaku baik. Pendidikan karakter bagi anak adalah solusi tepat yang diharapkan akan mengubah perilaku negatif ke perilaku positif. Membangun karakter kepada anak merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, anakanak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu perkembangan pada anak akan berkembang dengan optimal, oleh karenanya ada tiga pihak yang berperan penting dalam pendidikan karakter terhadap anak yakni keluarga, sekolah dan lingkungan.Suyanto dalam Asmani menyebutkan ada Sembilan pilar karakter yaitu cinta tuhan dan segenap ciptaan-nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran atau amanah, hormat dan santun, dermawan, suka tolong menolong, dan gotong-royong atau kerjasama, percaya diri dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, baik hati dan rendah hati, toleransi, kedamaian, dan kesatuan Jamal Mamur Asmani.Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Disekolah.(Yogyakarta:Diva Press,2011), h50-51. Berkaitan dengan Sembilan karakter yang disebutkan oleh Suyanto terdapat karakter mengenai kemandirian,maka dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang kemandirian lebih lanjut. Kemandirian perlu ditanamkan agar anak tidak selalu bergantung kepada orang lain. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas Amirulloh Syarbini.Buku Pintar Pendidikan Karakter.(Jakarta:As@-Prima Pustaka,2011), h27.Mandiri atau sering disebut juga berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya Enung Fatimah.Psikologi Perkembangan.(Bandung: CV Pustaka Setia,2008), h 141. Mengembangkan perilaku kemandirian pada anak harus dimulai dari lingkungan rumah. Peran orang tua dalam mendidik anak sangat penting bagi pengembangan kemandirian anak karena orang tua adalah sosok pribadi yang akan ditiru anak, orang tualah yang akan menjadi model dalam menuju pembentukan karakter anak. Selain itu menngembangkan perilaku kemandirian kepada anak tidak hanya dilakukan dilingkungan rumah saja tetapi dalam lingkungan sekolah perlu memberikan dukungan agar anak bisa mandiri. Dalam mengembangkan perilaku kemandirian anak, guru hendaknya memperhatikan perekembangan yang ada pada diri anak, memilih metode dan kurikulum yang sesuai dengan tahap perkembangan anak untuk membantu guru dalam mengembangkan perilaku kemandirian pada anak. Mengembangkan perilaku kemandirian kepada anak diharapkan nantinya anak akan terbiasa hidup mandiri dan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Pembaharuan pengajaran disekolah dapat ditempuh dengan mengacu pada prioritas guru dalam membangun karakter bangsa dalam pendidikan formal. Kesadaran anak didik dapat dibina dan ditumbuhkembangkan melalui pendidikan formal dengan berbagai pendekatanBerdasarkan pra observasi yang di lakukan pada tanggal 2 Oktober 2015 di SMA PGRI 109 Tangerang pada kelas X masih ada anak yang belum mandiri. Guru sudah menampakkan pembelajaran yang bisa mengembangkan perilaku kemandirian tingkah laku pada anak, tetapi guru juga perlu memperhatikan penggunaan metode yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku kemandirian pada anak. Kemandirian pada anak perlu ditanamkan sejak dini agar nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang mendiri untuk mencapai semua itu peran guru dalam mengembangkan kemandirian tingkah laku anak di sekolah sangatlah penting karena guru menjadi orang tua kedua bagi anak setelah orang tua dirumah, maka dari itu untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut maka guru harus merancang pembelajaran yang sesuai dengan anak usia remaja atau tingkat menengah.Berdasarkan yang telah dipaparkan diatas saya tertarik untuk memaparkan makalah tentang Peran guru dalam upaya meningkatkan kemandirian tingkah laku siswa pada SMA PGRI 109 Tangerang

Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini adalah

Bagaimana peran guru dalam upaya meningkatkan kemandirian tingkah laku siswa pada SMA PGRI 109 Tangerang ?Bagaimana upaya-upaya pengembangan meningkatkan kemandirian siswa di SMA PGRI 109 Tangerang?

Tujuan Penyusunan MakalahTujuan penyusunan makalah ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam upaya meningkatkan kemandirian tingkah laku siswa pada SMA PGRI 109 Tangerang.Untuk mengetahui upaya-upaya pengembangan dalam meningkatkan kemandirian siswa di SMA PGRI 109 Tangerang?

BAB IIPEMBAHASAN

Peran dan Tugas GuruPeran GuruKeberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat tergantung pada guru, karena guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Guru sebagai element utama dalam pendidikan memiliki peran sebagai: peran guru sebagai perencana pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran, guru sebagai fasilitator, peran guru sebagai evaluator.

Tugas dan Tanggung JawabTinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan Negara, sebagian besar bergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru-guru.

Tugas guru sebagai profesi meliputi yang pertama meliputi; mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, kedua meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiga mengembangkan keterampilan pada siswa.Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab untuk mendidik peserta didiknya secara adil karena saatnya nanti akan diminati pertanggungjawaban atas pekerjaannya. Secara spesifik tanggung jawab adalah: guru harus menuntut murid-murid belajar, turut serta membina kurikulum sekolah, melakukan pembinaan terhadapan diri siswa, memberikan bimbingan kepada murid, melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar, menyelenggarakan penelitian, megenal masyarakat dan ikut serta aktif, menghayati menghayati mengamalkan mengamankan pancasila, turut serta membantu terciptanya kesulitan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia, turut menyukseskan pembangunan, serta tanggung jawab meningkatkan peranan professional guru. Syarif hidayat. Profesi Kependidikan teori dan praktik di era otonomi. (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h 64-78

KemandirianPengertian KemandirianKemandirian merupakan sebuah perilaku yang memelihara hakikat eksistensi diri. Kemandirian bukanlah hasil dari proses internalisasi aturan otoritas, melainkan suatu proses perkembangan diri sesuai dengan hakikat eksistensi manusia. Ali dan Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: bumi Aksara, 2011) h.111

Steinberg mengemukakan kemandirian adalah : Autonomy is a psychosocial concern that surfaces and resurfaces during the entire life cycle. Adolescents, establishing a sense of autonomy is as important a part of becoming an adult as is establishing a sense of identity Laurence Steinberg. Adolescence (New York: McGraw-Hill Inc, 2002) h 288 Definisi tersebut menjelaskan bahwa kemandirian merupakan masalah psikososial yang muncul ke permukaan dan muncul kembali selama seluruh siklus hidup. Remaja membangun kemandirian merupakan sebuah proses untuk menjadi orang dewasa, sama pentingnya dengan membangun identitas.Erikson dalam Desmita Desmita. Psikologi perkembnagan Peserta didik. H, 185 menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepas diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan jati diri melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Senada dengan pernyataan di atas, Enung memaparkan kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Enung Fatimah. Psikologi Perkembangan perkembangan peserta didik (Bandung: Pustaka setia, 2010), h 142 Sedangkan Chaplin menjelaskan bahwa kemandirian adalah kebebasan individu untuk memilih, memerintah, meguasai dan menentukan dirinya sendiri. Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2002) Kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan fisik yang dapat memicu perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berfikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orangtua dan aktivitas individu. Desmita. Psikologi perkembangan Peseta Didik. (bandung: Rosdakarya, 2010) h.184Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan emosi pada orang lain terutama orangtua, mampu mengambil keputusan dan berkomitmen pada keputusan yang diambil, serta mampu bertingkah laku sesuai nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.

Aspek Kemandirian PerilakuKemandirian Tingkah Laku (behavioral Autonomy)

Kemandirian tingkah laku adalah the capacity to make independent decisions and follow throuht with them Ibid, h, 294 Definisi tersebut menjelaskan bahwa aspek kemandirian tingkah laku merupakan kapasitas untuk membuat keputusan secara mandiri dan menindaklanjuti mereka (orang tua). Kemandirian dalam tingkah laku berarti bebas untuk berbuat atau bertindak tanpa bergantung pada orang lain. Namun, berfikir dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan saran dan pendapat orang lain.Kemandirian tingkah laku bukan hanya untuk melakukan sesuatu dengan bebas, tetapi juga kemampuan untuk mempertimbangkan dan memutuskan tingkah laku yang dilandasi dengan tanggung jawab. Kemandirian tingkah laku pada dasarnya telah dimulai sejak kewenangan yang diberikan oleh orangtua terhadap anak untuk berbuat atau melakukan sesuatu secara mandiri.Secara psikologis, remaja yang ingin mendapatkan kemandirian dalam hal bertingkah laku secara perlahan-lahan, maka diberikan kepercayaan secara bertahap. Kepercayaan secara bertahap akan memberikan situasi yang kondusif terhadap peningkatan kemandirian tingkah laku remaja, Steinberg membagi menjadi tiga domain yaitu:

Perubahan dalam kemampuan pengambilan keputusan

Remaja mampu mengambil keputusan dengan sendiri berdasarkan saran dari orang lain, remaja dapat merubah pendapat karena ada informasi yang dianggap sesuai dengan dirinya dan menghargai serta berhati-hati terhadap saran yang diterima remaja, ia mampu mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang yang mungkin terjadi Laurence, Steinberg. 297

Perubahan dalam kerentanan terhadap pengaruh orang lain

Remaja menghabiskan banyak waktu di luar keluarga sehingga nasehat dan pendapat dari teman merasa lebih penting. Ia mampu menyelesaikan perbedaan pendapat dan membuat kesimpulan, bertanggung jawab atas tindakannya, serta remaja mengetahui secara tepat kapan harus meminta saran dari orang lain. Laurence Steinberg 299

Perubahan dalam rasa kepercayaan diri

Remaja yang percaya diri yaitu mampu mengekpresikan rasa percaya diri dalam tindakan dengan berinisiatif dan mampu mengatur hidupnya sendiri. Laurence Steinberg 304Faktor Faktor yang mempengaruhi KemandrianSebagaimana aspek-aspek psikologis lain, kemandirian bukanlah semata-mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Perkembangan kemandirian juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkungan, selain potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai keturunan dari orangtua.

Ada sejumlah faktor yang sering disebut sebagai korelasi bagi perkembangan kemandirian, yaitu sebagai berikut. Ali Mohammad, Asrori Mohammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 118

Pola asuh orangtua. Cara orangtua mengasuh atau mendidik remaja akan mempengaruhi perkembangan kemandirian remaja. Orangtua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata-kata jangan kepada remaja tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, orangtua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarga akan dapat mendorong kelancaran perkembangan remaja. Demikian juga, orangtua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan lain juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian anak.

Sistem pendidikan di sekolah.

Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menentukan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Proses pendidikan turut menentukan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman yang dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja. Proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian remaja.

Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian remaja.

RemajaPengertian RemajaIstilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Bangsa primitive memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi Elizabeth, Hurlock . 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi terjemahan). Jakarta: Erlangga, h 206

Menurut WHO, remaja adalah masa pertumbuhan dan perkembangan individu dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya (fisik) sampai ia mencapai kematangan seksual serta mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Pada masa remaja terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri Saefullah. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, Bandung: Pusaka Setia, 2012, h 264Menurut Clarke&Friedman dalam Hendriati masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja, individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. perubahan yang nampak adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan perkembangan kapasitas reproduksi. Remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orangtua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa Hendrianti Agustiani. Psikologi perkembangan Pendekatan Ekologi KAitannya dengan Konsep Diri dan penyesuaian Diri pad Remaja (Bandung: Refika Adita, 2009) h, 28Monks menyatakan bahwa masa remaja dibagi menjadi tiga yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja tengah (15-18 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun) F.J Monks, dkk, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002), h 266

Tugas Perkembangan RemajaPada usia remaja terdapat tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu. Pada akhir remaja, diharapkan tugas-tugas tersebut telah terpenuhi sehingga individu siap memasuki masa dewasa dengan peran-peran dan tugas-tugas baru sebagai orang dewasa. Havighurs dalam Syarif Syarif Hidayat. Perkembangan Peserta Didik (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2014), h 157 mengemukakan beberapa tugas perkembangan yang penting pada remaja yaitu:

Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenisnya secara lebih matangMencapai perasaan seks yang diterima secara sosialMenerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektifMencapai kebebasan emosional dari orang dewasaMencapai kebebasan ekonomiMemilih dan menyiapkan suatu pekerjaanMenyiapkan perkawinan dan kehidupan keluargaMengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang berkompetenMenginginkan dan mencapai tingkahlaku yang bertanggung jawab secara moral dan sosialMemahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku

Menurut Ohlsen, tugas perkembangan yang harus dimiliki oleh remaja yaitu:Memahami dan menerima penampilan, kemampuan, bakat, minat dan tanggung jawabMencoba mengambil keputusan tentang gaya hidup, mengklarifikasi pilihan dan konsekuensi remaja, memeriksa apa yang menjadi prioritas dan membuat pilihanMulai memantapkan nilai-nilai moralBelajar untuk memulai, mengembangkan dan mempertahankan persahabatan dan hubungan yang akrabMengenali kapan keputusan yang harus dibuat, mengambil keputusan, dan mengimplementasikan keputusan yang telah diambilMenjadi tidak tergantung secara emosional kepada orangtua dan orang-orang lain dalam hidupMengenali kesepakatan yang dapat meningkatkan pencapaian hidup dan mengembangkan keterampilan dan mengevaluasi kesempatanMembuat pilihan karier dan mengimplementasikanMeningkatkan kekuatan ego, meningkatkan pengembangan kompetensi dan rasa percaya diri untuk dapat mengatasi masalahMenerima dirinya sendiri Jeanet Murad Lesmana. Dasar-dasar konseling. Jakarta ui-press, 2008, h 171

Upaya-upaya Pengembangan Kemandirian Siswa dan Implikasi Bagi PendidikanKemandirian adalah kecakapan yang berkembangan sepanjang rentang kehidupan individu, yang sangat dipengaruhi oleh factor-faktor pengalaman dan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan di sekolah dan guru perlu melakukan upaya-upaya pengembangkan dalam meningkatkan kemandirian siswa, di antaranya :

Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa dihargaiMendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolahMemberi kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi lingkungan, mendorong rasa ingin tahu merekaPenerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membedaka-bedakan anak yang satu dengan yang lainMenjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h 190

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan Kemandirian adalah kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan emosi pada orang lain terutama orangtua, serta mampu mengambil keputusan dan berkomitmen pada keputusan yang diambil, dan bertingkah laku sesuai nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.

Memperoleh kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan bagi remaja. Dengan kemandirian tersebut, remaja belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusan sendiri, oleh sebab itu diperlukan dukungan dari orang tua maupun guru dalam meningkatkan kemandirian remaja.Selama masa remaja perkembangan kemandirian biasanya berakselerasi karena perubahan fisik dan kognitif yang cepat, memperluas hubungan sosial, dan hak-hak dan tanggung jawab tambahan. Kemandirian dan peningkatan pengambilan keputusan pribadi, diri dan identitas secara bertahap berkonsolidasi, dan mempengaruhi, perilaku, dan kognisi semakin mandiri. Kegagalan dalam tugas-tugas ini dapat menandai berbagai masalah perilaku diakui secara luas dan kesulitan lainnya.Hal yang menjadi fokus penulis adalah mengenai kemandirian remaja tingkat SMA, yang terdiri dari permasalahan siswa berdasarkan aspek kemandirian emosional, perilaku, dan nilai. Permasalahan kemandirian emosional dimana terdapat kecenderungan remaja kurang dapat membuat keputusan untuk menyelesikan masalah mereka. Yang kedua permasalahan perilaku, dimana remaja yang memiliki kemandirian perilaku (behavioral autonomy) bebas dari pengaruh pihak lain dalam menentukan pilihan dan keputusan, dan terakhir aspek kemandirian nilai, ketika remaja memiliki kemampuan untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah. Berdasarkan pembahasan masalah yang telah dideskripsikan, penulis tentu saja menguraikan upaya-upaya yang diberikan guna untuk meningkatkan kemandirian siswa, upaya yang pertama adalah upaya meningkatkan kemandirian siswa dilihat dari aspek kemandirian emosional antara lain menciptakan parsitipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga, pola asuh orang tua, menciptakan kehangatan hubungan degan remaja, serta komunikasi. Selanjutnya upaya dalam meningkatkan kemandirian dilihat pada aspek kemandirian tingkahlaku antara lain adalah memberikan kebebasan kepada remaja, mengembangkan proses belajar, mendorong remaja berpartisipasi aktif, mendorong mampu mengambil keputusan, menciptakan keterbukaan, bertanggungjawab serta memberikan kesempatan kepada remaja. Sedangkan upaya dalam meningkatkan kemandirian pada aspek kemandirian nilai antara lain konsistensi dalam menerapkan aturan dan menanamkan nilai-nilai, penerima kedatangan remaja tanpa harus membeda-bedakan ketika remaja datang dengan berbagai masalahnya dan berempati kepada remaja, tidak mencela hasil karya remaja betapapun kurang bagusnya karya tersebut.

SaranGuru

Diharapkan guru mata pelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif serta pembelajaran yang demokratis sehingga siswa dapat berperan aktif, mengemukakan pendapat, mengambil keputusan secara bertanggung jawab, sehingga akan membantu siswa dalam kemandiriannya.

Orang Tua

Diharapkan orang tua dapat mendukung, mendampingi, serta memberikan arahan kepada anaknya dalam upaya untuk membentuk kemandirian, karena keluarga merupakan awal pembentukan kemandirian anak, dan diharapkan orang tua pun dapat bekerja sama dengan guru dengan memantau, memberi bimbingan, dan memberikan masukan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu orangtua harus dapat menghargai pendapat remaja, mengkomunikasikan segala permasalahan dengan baik, tidak hanya berdasarkan atas keinginan pribadi.

Di lingkungan masyarakat

Pengurus di lingkungan masyarakat hendaknya membuat kegiatan yang bermanfaat dengan melipatkan para remaja dilingkungan masyarakat setempat dengan pengawasan orang dewasa, seperti mengaktifkan karang taruna

Siswa

Diharapkan siswa dapat mengembangkan kemandirian dan melatih kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengekspresikan kemampuan dan ide-ide kreatif yang dimiliki secara mandiri dengan turut aktif dan ikut serta dalam setiap kegiatan atau kompetisi yang diadakan oleh sekolah maupun diluar sekolah. Selain itu para remaja harus mengatahui informasi karier, dan potensi diri yang dimilikinya sehingga dapat mempermudah dalam menentukan jurusan apa yang akan dipilih.