peran dan pengaruh jantung untuk proses metabolisme tubuh manusia

29
Peran dan Pengaruh Jantung untuk Proses Metabolisme Tubuh Manusia Welly Surya Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2013 [email protected] Abstrak: Jantung merupakan satu organ yang penting dalam tubuh manusia. Ia memunyai fungsi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Jantung bertindak sebagai pemompa yang kemudian akan diteruskan ke pembuluh-pembuluh yang fungsinya sebagai saluran darah. Pembuluh-pembuluh ini terdapat pada seluruh bagian tubuh, tak terkecuali pada ekstremitas inferior. Semua pembuluh berasal dari jantung, percabangan- percabangan yang terbentuk yang memperdarahi organ, jaringan, dan sel tertentu. Pemompaan jantung memiliki dua sirkulasi yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Jantung dapat bekerja sendiri tanpa perangsangan dari saraf apapun. Aktivitas listrik diperlukan jantung untuk berkontraksi ataupun berelaksasi. Jantung dapat mengalami

Upload: welly-surya

Post on 12-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl blok 8

TRANSCRIPT

Peran dan Pengaruh Jantung untuk Proses Metabolisme

Tubuh Manusia

Welly Surya

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2013

[email protected]

Abstrak:

Jantung merupakan satu organ yang penting dalam tubuh manusia. Ia memunyai fungsi

untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Jantung bertindak sebagai pemompa yang

kemudian akan diteruskan ke pembuluh-pembuluh yang fungsinya sebagai saluran darah.

Pembuluh-pembuluh ini terdapat pada seluruh bagian tubuh, tak terkecuali pada

ekstremitas inferior. Semua pembuluh berasal dari jantung, percabangan-percabangan

yang terbentuk yang memperdarahi organ, jaringan, dan sel tertentu. Pemompaan jantung

memiliki dua sirkulasi yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Jantung dapat

bekerja sendiri tanpa perangsangan dari saraf apapun. Aktivitas listrik diperlukan jantung

untuk berkontraksi ataupun berelaksasi. Jantung dapat mengalami gangguan yang dapat

menyebabkan kematian, gangguan gangguan ini akan menghasilkan enzim-enzim

tertentu pada jantung.

Kata Kunci: jantung, aktivitas listrik jantung, enzim jantung

Abstract:

The heart is a vital organ in the human body. It has the function to circulate blood

throughout the body. Heart acts as a pump which will then be forwarded to the vessels

that function as a way for the blood. These vessels are placed in all parts of the body,

including in the lower extremities. All vessels coming from the heart, subdivisions

formed the memperdarahi organ, tissue, and cell specific. Pumping of the heart has two

circulation are the pulmonary circulation and the systemic circulation. Heart can work

alone without any stimulation of the nerve. Electrical activity of the heart is required to

contract or relaxation. Heart may experience interference that can cause death, the

distractions will produce certain enzymes in the heart.

Key Words: heart, heart electric activity, heart enzymes

Pendahuluan

Latar Belakang

Setiap manusia yang normal pasti memliki jantung di dalam tubuhnya. Jantung memiliki

fungsi yang sangat krusial pada tubuh manusia. Jika tidak ada jantung dalam tubuh

manusia, manusia tidak dapat hidup. Kehidupan manusia bergantung pada kesehatan

jantung walau tidak sepenuhnya. Jantung memiliki struktur yang sedemikian rupa

sehingga mampu mengirimkan darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja secara otonom,

tidak bisa dikendalikan oleh keinginan manusia. Tentunya, jantung tidak bekerja sendiri

untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh, tetapi jantung memerlukan pembuluh-

pembuluh yang berguna sebagai saluran darah yang membawa darah ke sel dan jaringan

serta mengembalikan darah ke jantung. Jantung dapat terganggu kerjanya oleh berbagai

faktor, jika sudah terganggu harus segera diatasi karena jika tidak dengan cepat dapat

menyebabkan kematian. Terdapat banyak kasus orang-orang yang meninggal karena

gangguan fungsi jantung.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur jantung dan vaskularisasinya pada manusia?

2. Bagaimana mekanisme kerja jantung normal pada manusia?

Tujuan

Mahasiswa kedokteran tahu bagaimana struktur jantung manusia dan mengerti

bagaimana mekanisme kerja jantung manusia normal.

Sturktur Jantung

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak

di dalam pericardium di mediastinum. Basis cordis dihubungkan dengan pembuluh-

pembuluh darah besar, meskipun demikian tetap terletak bebas di dalam pericardium.

Jantung besarnya sekepal tangan dengan berat 230-350 gram. Terletak di belakang

sternum dan kartilago kostae dalam mediastinum.1,2

Seluruh bagian jantung berada pada rongga perikardium, suatu kantung fibrosa dengan

membran lembap yang memungkinkan jantung bergerak dengan bebas selama dan setiap

kontraksi. Jantung memiliki tiga permukaan, yaitu: facies sternocostalis (anterior), facies

diaphragmatica (inferior), dan basis cordi (facies posterior). Jantung yang memunyai

apex yang arahnya ke bawah, depan, dan kiri.1,2

Facies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter, yang

dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis. Pinggir kanannya dibentuk oleh

atrium dextrum dan pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula

sinistra. Ventriculus dexter dipisahkan dari ventriculus sinister oleh sulcus

interventricularis anterior. Facies diaphragmatica jantung dibentuk oleh ventriculus

dexter dan sinister yang dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan

inferior atrium dextrum, tempat bermuara vena cava inferior, juga ikut membentuk facies

diaphragmatica. Basis cordis, atau facies posterior terutama dibentuk oleh atrium

sinistrum, tempat bermuara venae pulmonales. Basis cordis terletak berlawanan dengan

apex cordis.1

Gambar 1. Jantung dilihat dari mediastinum

Sumber: catatanradiograf.blogspot.com

Apex cordis, dibentuk oleh ventriculus sinister, mengarah ke bawah, depan, dan kiri.

Apex terletak setinggi spatium intercostale V sinistra, 9 cm dari garis tengah (linea

midclavicularis). Pada daerah apex, denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada

orang hidup. Perhatikan bahwa basis cordis dinamakan basis karena jantung berbentuk

piramid dan basisnya terletak berlawanan dengan apex. Jantung tidak terletak pada

basisnya; jantung terletak pada facies diaphragmatica (inferior).1

Ruang-ruang atau rongga-rongga pada jantung dibagi oleh septal vertikal menjadi empat

ruang, yaitu:

1. Atrium kanan: berada di sepanjang batas kanan jantung dan terbuka pada bagian

kirinya ke dalam segitiga ventrikel kanan. Atirum ini berada pada bagian depan

jantung. Atrium kanan terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil,

auricula. Pada permukaan jantung pada tempat pertemuan atrium kanan dan

auricula kanan terdapat sebuah sulcus yang vertikal yaitu sulcus terminalis, yang

pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis. Pada bagian

anterior berjalan suatu berkas-berkas otot yaitu musculi pectinati. Vena cava

superior bermuara ke dalam atrium dextrum dan tidak memiliki katup serta

mengembalikan darah ke jantung dari setengah atas bagian tubuh. Vena cava

inferior (lebih besar dari vena cava superior) bermuara ke bagian bawah atrium

dextrum, dilindungi katup rudimenter yang tidak berfungsi serta mengembalikan

darah ke jantung dari setengah bawah bagian tubuh. Sinus coronarius yang

mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung bermuara ke dalam atrium

dextrum, di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare dextrum; muara

ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.

2. Atrium kiri: berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena pulmonalis masuk ke

dalam setiap sudutnya. Sama seperti atrium dextrum, atrium ini terdiri atas rongga

utama dan auricula sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang atrium dextrum

dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung. Di belakang

atrium sinistrum terdapat sinus obliquus pericardii serosum dan pericardium

fibrosum memisahkannya dari oesophagus. Bagian dalam atrium sinistrum licin,

tetapi auricula sinistra memiliki rigi-rigi otot seperti pada auricula dextra.

3. Ventrikel kanan: berhubungan langsung dengan atrium dextrum dan dihubungkan

oleh rongga yang mendekati ostium trunci pulmonalis dan berubah menjadi

seperti corong, tempat ini disebut infundibulum. Dinding ventrikel lebih tebal dari

pada atrium dan menunjukkan beberapa rigi yang menonjol ke dalam yang

mengakibatkan dinding ventrikel terlihat seperti busa yang disebut trabeculae

carnae, terdiri dari tiga jenis; musculi papillares (menonjol ke dalam),

dihubungkan tali-tali fibrosa (chordae tendinae), dan trabecula septomarginalis

yang menyilang ke septum dinding anterior. Kemudian ada suatu katup khusus

yaitu valva tricuspidalis yang melindungi ostium atrioventriculare. Bila ventrikel

berkontraksi, musculi papillares berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak

terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan intraventrikular

meningkat. Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan

terdiri atas tiga valvula semilunaris yang dibentuk dari lipatan endokardium

disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya.

4. Ventrikel kiri: ini berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium

atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aorta. Dinding

ventriculus sinister tiga kali lebih tebal daripada ventrikel kanan, hal ini

disebabkan karena tekanan darah di dalam ventrikel kanan enam kali lebih tinggi

dibandingkan tekanan darah di dalam ventrikel kanan. Valva mitralis melindungi

ostium atrioventriculare dan memiliki dua cuspis, sedangkan valva aortae

melindungi ostium aortae dan memiliki struktur yang sama dengan valva trunci

pulmonalis.1,2

Gambar 2. Bagian anterior jantung

Sumber: mycardiovascular.blogspot.com

Pasokan Darah Arteri Jantung

A.koronaria mamasok jantung dengan darah teroksigenasi. A.koronaria adalah arteri

ujung fungsional sehingga bila terjadi sumbatan total, miokardium yang mendapat darah

dari arteri yang tersumbat mengalami kekurangan darah (infark miokard). Bila lumen

pembuluh menyempit perlahan-lahan akibat perubahan ateromatosa pada dindingnya,

pasien mengeluhkan nyeri dada yang semakin bertambahs aat aktivitas (angina). Pada

keadaan ini tuntuan kerja miokardium yang meningkat tidak bisa dipenuhi karena

kurangnya pemasokan darah. Asal arteri koronaria adalah sebagai berikut:

A.koronaria sinistra keluar dari sinus aorta tepat di atas daun posterior kiri katup aorta.

A.koronaria dekstra keluar dari sinus aorta tepat di atas daun anterior katup aorta.3

Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara

truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam

sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut

ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan ateria

coronaria kiri di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria

coronaria dextra berikut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian

dari atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.4

Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria

dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,

ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus

aortae dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula kiri. Kemudian

pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus

interventricularis anterior dan ramus circumflexus.4

Sistem drainase vena jantung di antaranya adalah vena yang berjalan bersama a.koronaria

dan mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius. Sinus koronarius mengalir ke

atirum kanan di sebelah kiri dan di atas pintu v.cava inferior. Vena besar jantung

mengikuti cabang interventrikular anterior dari a.koronaria sinistra dan kemudian

mengalir kembali ke sebelah kiri pada sulcus atrioventrikular. Vena tengah jantung

mengikuti arteri interventrikular posterior, dan bersama-sama dengan vena kecil jantung

yang mengikuti arteri marginalis, mengalir ke sinus koronarius. Sinus koronarius

mengalirkan sebagian besar dari darah vena jantung. Vv.kordis minimi merupakan vena-

vena kecil yang langsung mengalir ke dalam bilik-bilik jantung. Vv.kordis anterior

merupakan vena-vena kecil yang menyilang sulcus atrioventrikular dan mengalir

langsung ke atrium kanan.3

Sistem Konduksi Jantung

Nodus sino-atrial (SA) adalah pencetus aliran listrik pada jantung (pacu

jantung,pacemaker). Letaknya dekat puncak krista terminalis, di bawah pintu v.cava

superior menuju atrium kanan. Impuls yang dibuat oleh nodus SA dikonduksikan

sepanjang otot-otot atrium untuk menghasilkan kontraksi atrium yang sinkron. Penyakit

atau degenerasi dari bagian manapun pada jalur konduksi dapat menyebabkan gangguan

irama jantung yang berbahaya. Degenerasi nodus SA menyebabkan peran pacu jantung

diambil alih oleh bagian lain dari jalur konduksi, sekalipun biasanya dengan kecepatan

denyut yang lebih lambat.3

Impuls mencapai nodus atrioventrikular (AV) yang terletak di septum interatrial tepat di

atas pintu sinus koronarius. Dari sini impuls diteruskan ke ventrikel melalui

atrioventricular bundle (of His) yang turun ke septum interventrikular. Bundle of his

terbagi menjadi cabang kanan dan kiri yang mengirim serabut purkinye di bagian

subendokardium dari ventrikel. Posisi serabut purkinye menyebabkan kontraksi ventrikel

yang hampir sinkron.3

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior

Arteri femoralis

Arteri femoralis dimulai sebagai kelanjutan dari arteri iliaka eksternal di belakang

ligamentum inguinal pada titik pertengahan inguinal. Pada pangkal paha, vena femoralis

terletak tepat medial ke arteri dan keduanya tertutup dalam selubung femoralis.

Sebaliknya, saraf femoral terletak tepat di lateral selubung femoralis. Arteri femoralis

turun ke distal untuk lewat di bawah m.sartorius dan kemudian melalui adduktor

(Hunter) kanal untuk menjadi arteri poplitea. 3

Cabang-cabang di bagian atas dari triangleafour femoralis, cabang yang diberikan

memasok jaringan superfisial dinding perut bagian bawah dan perineum. Profunda

femoris muncul dari sisi lateral femoral arteri 4 cm di bawah ligamentum inguinalis.

Dekat dengan awal arteri ini membelok ke arah medial dan lateral cabang arteri

sirkumflexa femoris. Arteri ini memberikan kontribusi ke trokanter dan anastomosis

cruciatum .Profunda ini turun jauh ke adduktor longus dalam kompartemen medial paha

dan menimbulkan empat cabang perforasi. Cabang-cabang ini melingkar femur posterior

yang memasok semua otot-otot di jalan mereka. Profunda dan cabang perforasi akhirnya

beranastomosis dengan cabang genikular dari arteri poplitea.3

Anastomosis Trokanter

Anastomosis arteri ini dibentuk oleh cabang dari medial dan lateralis sirkumfleksa

femoralis, yang glutealis superior dan biasanya inferior arteri glutealis. Itu terletak dekat

dengan fossa trokanterika dan menyediakan cabang yang naik leher femoralis di bawah

serat retinakular yang dari kapsul untuk memasok kepala femoral.3

Anastomosis cruciatum

Anastomosis ini merupakan kolateral. Ini dibentuk oleh cabang melintang dari medial

dan lateral arteri sirkumflexa femoral, cabang descendens dari arteri gluteal inferior dan

cabang ascendens dari perforans 1 yang merupakan cabang dari profunda.3

Arteri Poplitea

Arteri femoralis berlanjut sebagai arteri poplitea setelah arteri femoralis melewati hiatus

dalam adduktor magnus untuk masuk ke dalam ruang poplitea. Dari atas, arteri ini turun

ke permukaan posterior dari femur, kapsul sendi lutut, dan kemudian pada fascia yang

melapisis popliteus untuk lewat ke bawah arkus fibrosa dari soleus di mana dia akan

bercabang dua ke dalam anterior dan posterior arteri tibialis. Pada fossa itu adalah

struktur terdalam, di mana sulit untuk merasakan denyutannya. Vena poplitea menyilang

arteri dangkal dan saraf tibialis menyilang dari lateral ke medial atas vena. Cabang

peroneal dari tibialis posterior mungkin timbul di awal untuk membentuk percabangan

tiga poplitea.3

Arteri Tibialis Anterior

Arteri tibia melewati anterior dari asalnya disertai dengan vena comitantes, melewati

batas atas dari membran interossea dan kemudian menurun melewati permukaan anterior

dari membran dan menghasilkan cabang muskular ke kompartemen ekstensor kaki. Arteri

ini menyilang ke depan pergelangan kaki tengah di antara malleoli di mana ia menjadi

arteri dorsal pedis. Tibialis anterior dan ekstensor digitorum longus mengapit arteri pada

sisi medial dan lateral masing-masing. Ekstensor hallucis longus dimulai pada sisi lateral

namun menyilang arteri untuk ke medial pada akhir dari perjalanannya. Arteri dorsalis

pedis melewati pada dorsum kaki ke tingkat dasar metatarsal dan kemudian antara dua

kepala pertama otot interoseus dorsal untuk mendapatkan akses ke satu-satunya dan

menyelesaikan lengkungan plantar yang mendalam. Setelah sampai di telapak kaki, ia

memberikan cabang pertamanya pada cabang dorsal metatarsal pertama.3

Arteri Tibialis Posterior

Arteri tibialis posterior muncul dari percabangan terminal dari arteri poplitea. Hal ini

disertai dengan vena comitantes dia dan menyediakan kompartemen fleksor untuk

tungkai. Sekitar pertengahan bawah betis, nervus tibia menyilang ke belakang arteri dari

medial ke lateral. Arteri ini akhirnya melewati belakang medial mallolus untuk membagi

ke dalam medial dan lateral arteri plantaris di bawah fleksor retinakulum. Cabang dari

lateral menerima akses ke telapak kaki ke dalam abductor hallucis.3

Cabang-cabang arteri tibialis posterior:

- Arteri peroneal biasanya muncul dari arteri tibialis posterior yang panjangnya

sekitar 2,5 cm. Ia berjalan di antara tibialis posterior dan fleksor hallucis longus

dan menyuplai kompartemen peroneal (lateral) tungkai. Ia berakhir dengan

terbagi menjadi cabang perforasi yang menembus membran interosseus dan

cabang calcanea lateral.

- Arteri plantar lateral melewati antara fleksos aksesoris dan fleksor digitorum

brevis ke aspek lateral dari telapak kaki di mana ia terbagi menjadi cabang

superfisial dan cabang dalam. Cabang dalam berada di antara lapisan otot telapak

kaki ke tiga dan empat untuk berlanjut sebagai arkus plantaris dalam yang

diselesaikan oleh terminasi dari arteri dorsal pedis. Arkus itu menimbulkan

cabang plantar metatarsal yang menyuplai jari kaki.

- Arteri plantaris medial berada di aspek medial dari telapak kaki dan mengirimkan

cabang yang bergabung dengan cabang plantar metatarsal dari arteri plantar

lateral yang menyuplai ke jari kaki.3

Struktur Mikroskopis Jantung

Epikardium

Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-sel

mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epikardium terdapat perikardium.

Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput yang

membungkus jantung dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum

pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara

perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang

dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membrana serosa

yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang

berbentuk lembaran, terutama dibagian profundal. Epikardium melekat erat pada

miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak

ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium

terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga

berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang

mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh

mesothelium.Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan

yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk

jantung dari aorta asendens dinamakan arteri coronaria.5

Miokardium

Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal

dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat

menghasilkan atriopeptin, ANF (Atrial  Natriuretic Factor kardiodilatin dan kardionatrin

yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit). Miokardium

terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat kondukdi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada

jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat

konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of HIS

dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak

disubendokardial. Sel purkinje mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril,

kaya akanmitokondria dan glikogen serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di

sentral.Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap

serat terdirihanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik

karena memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung banyak mengandung mitokondria

yang besar. Ikatan antara dua seratotot adalah melalu fascia adherens, macula adherens

( desmosom), dan gap junction.5

Endokardium

Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog

dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan

lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih

dimana terdapat tight/occluding  junction dan gap junction. Lapisan subendokardial

terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel

purkinje.5

Gambar 3. Dinding JantungSumber:http://stevegallik.org/sites/histologyolm.stevegallik.org/ima

ges/heartwall.gif

Pompa Jantung

Jantung sebenarnya merupakan 2 pompa yang terpisah. Jantung bagian kanan yang

memompa darah ke paru-paru dan kemudian dibawa menuju ke jantung bagian kiri. Lalu

jantung bagian kiri yang akan memompa darah ke bagian tubuh lainnya. Darah mengalir

terus dalam suatu lingkaran yang disebut sistem sirkulasi.6

Darah yang memasuki atrium kanan dari vena besar didorong oleh kontraksi atrium dan

mengalir melalui katup trikuspidalis untuk masuk ke dalam ventrikel kanan. Dari

ventrikel kanan darah dipompakan melalui katup pulmonalis ke arteri pulmonalis yang

kemudian melalui paru-paru dan terakhir melalui vena pulmonalis masuk kedalam atrium

kiri. Dengan kontraksi atrium kiri darah didorong melalui katup mitralis ke ventrikel kiri,

dan dari sini dipompa melalui katup aorta untuk memasuki aorta dan dialirka melalui

sirkulasi sistemik.6

Kedua atrium adalah pompa primer yang memaksa sisa darah terakhir masuk kedalam

ventrikel yang bersangkutan sesaat sebelum kontraksi. Sisa darah terakhir yang di

pompakan masuk ke dalam ventrikel ini membuat ventrikel menjadi lebih efisien dalam

kerjanya sebagai pompa di banding kalau tidak mempunyai mekanisme pengisian yang

khusus. Namun demikian ventrikel adalah demikian kuatnya sehingga tetap dapat

memompa sejumlah besar darah walaupun atrium tidak berfungsi.6

Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya jantung hanya akan memompa 4-

6 liter darah. Selama bekerja berat , jantung mungkin perlu memompa darah sebanyak 4-

7 kali dari jumlah ini.6

Fungsi Atrium dan Ventrikel pada Jantung

Pada keadaan normal, darah megalir secara terus menerus dari vena-vena besar menuju

ke atrium; kira-kira 80 persen dari darah tersebut akan mengalir langsung melewati

atrium dan masuk ke dalam ventrikel bahkan sebelum atrium berkontraksi. Selanjutnya,

kontraksi atrium biasanya menyebabkan tambahan pengisian ventrikel sebanyak 20

persen. Oleh karena itu, atrium dikatakan berfungsi sebgagai pompa primer yang

meningkatkan efektivitas sebesar 20 persen tersebut karena secara normal jantung sudah

mempunyai kemampuan untuk memompakan drah 3-4 kali lipat lebih banyak daripada

yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh yang istirahat. Oleh karena itu, bila atrium gagal

berfungsi, perbedaan ini tidak terlalu diperhatikan kecuali kalau orang tersebut

mengerahkan tenaga; dan kemudian timbul gejala-gejala jantung akut, terutama sesak

napas.7

Selama fase sistolik ventrikel, sejumlah besar darah terkumpul dalam atrium kiri dan

kanan karena katup A-V tertutup. Oleh karena itu, segera sesudah sistolik selesai dan

tekanan ventrikel turun lagi sampai ke nilai diastoliknya yang rendah, tekanan yang

cukup tinggi telah terbentuk di dalam atrium selama fase sistemik ventrikel, segera

mendorong katup A-V agar terbuka sehingga darah dapat mengalir dengan naiknya kurva

volume ventrikel kiri. Keadaan ini disebut sebagai periode pengisian cepat pada

ventrikel. Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada sepertiga pertama dari

diastolik. Selama sepertiga kedua dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang

mengalir ke dalam ventrikel; darah ini adalah darah yang terus mengalir masuk ke dalam

atrium dari vena-vena, dan dari atrium langsung masuk ke ventrikel.7

Selama periode sepertiga akhir dari diastolik, atrium berkontraksi dan memberikan

dorongan tambahan terhadap aliran darah yang masuk ke dalam ventrikel dan hal ini kira-

kira 20 persen dari pengisian ventrikel pada setiap siklus jantung. Segera setelah ventrikel

mulai berkontraksi, tekanan ventrikel meningkat dengan tiba-tiba, sehingga menebabkan

katup A-V menutup. Selanjutnya dibutuhkan tambahan waktu sebanyak 0,02 sampai 0,03

detik bagi ventrikel agar dapat membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katup

semilunaris agar terbuka melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis. Oleh

karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi di dalam ventrikel, namun belum

ada pengosongan. Periode ini disebut sebagai periode kontraksi isometrik atau

isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam otot namun tidak ada atau

terjadi sedikit pemendekan serabut-serabut otot.7

Aktivitas Listrik Jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang

menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara

berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal

sebagai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :8

a. Ada 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil yang melakukan kerja

mekanis yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak

menghasilkan sendiri potensial aksi.

b. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi

sebagai penghantar potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-

sel pekerja.

Sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki fase potensial istirahat. Sel-sel tersebut

memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu membran mereka secara

perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser antara potensial-potensial aksi sampai

ambang tercapai pada saat membran mengalami potensial aksi. Melalui siklus pergeseran

dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara

siklis mencetuskan potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk

mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.8

Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara

umum diperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena penurunan siklus fluks pasif K+ ke

luar yang berlangsung bersamaan dengan kebocoran lamban Na ke dalam. Di sel-sel

otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi permeabilitas K tidak menetap seperti

di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K menurun antara

potensial-potensial aksi, karena saluran K diinaktifkan yang mengurangi aliran darah ke

luar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka. Karena influks

pasif Na dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara bertahap menjadi kurang

negatif; yaitu, membran secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah

ambang. Setelah ambang dicapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respons

terhadap pengaktifan saluran Ca dan influks Ca kemudian; fase ini berbeda dari otot

rangka, dengan influks Na yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun

disebabkan oleh efluks K yang terjadi karena peningkatan permeabilitas K.8

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut

ini:8

a. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang

(muara) vena cava superior

b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di

dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

c. Berkas His, suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke

septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas

kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik

ventrikel, dan kembali ke atrium sepanjang dinding luar.

d. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan

menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Perbedaan depolarisasi lambat mereka membuat sel-sel otoritmik tersebut berbeda dalam

hal kecepatan normal untuk menghasilkan potensial aksi. Pada pembandingan dua sel

otoritmik, sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi

terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial

aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan sistem

penghantar khusus. Oleh karena itu nodus SA, yang dalam keadaan normal

memperlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi 70-80 potensial aksi/menit,

menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dikenal sebagai pemacu

(pacemaker, penentu irama jantung). Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalankan

kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang

berasal dari nodus SA sebelum mereka mecapai ambang dengan irama mereka yang lebih

lambat.8

Enzim Jantung

Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan ke

dalam darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum asparate amino

transferase (AST) dulu adalah SGOT (serum glumatic-oxaloacetic transaminase), lactic

acid dehydrogenase (LDH). Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infark

miokrad akut dapat membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, peningkatan

enzim-enzim ini tidak terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium, tetapi juga dapat

meningkat apabila ada kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika urinaria, atau

usus. Agar pemeriksaam enzim-enzim ini dapat spesifik, untuk sel-sel miokardium,

enzim dipecahkan atau dijadikan isoenzim. Misalnya, enzim CK1 terdapat pada otak,

paru, vesika urinaria, atau usus; CK2 hanya terdapat pada sel-sel miokardium; CK3 akan

terdapat pada seum pasien dalam 48 jam setelah serangan IM akut transmural. LDH juga

dipecahkan agar menjadi spesifik. Sel-sel miokardium kaya dengan LDH1.

Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic yang

meliputi riwayat,gejala,dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk

mendiagnosis infrak miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera

dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan

organ tertentu yang rusak.

Laktat Dehidrogenase

Laktat Dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-LD5).

Masing – masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.

Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung mengandung lebih banyak

LD1, sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan

dengan cara elektroforesis. Pada infrak miokardium akut kadar LD1 melebihi kadar LD2,

sedangkan pada keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.

Kreatinin Kinase

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah dengan periode yang berbeda

setelah infrak miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang

dihubungkan dengan waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lain. Kreatinin Kinase

(Creatinin Kinase-CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk

mendiagnosis infrak miokardium akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat

saat terjadi infrak miokardium. Gangguan pada jantung selain infrak miokardium akut

juga dihubungkan dengan nilai kadar CK dan CKMB total yang abnormal. Gangguan

tersebut termasuk perikarditis,miokarditis,dan trauma.

SGOT (Serum Glumatik Oksaloasetik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan

jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukan adanya kerusakan pada

jaringan jantung dan hati.

Nilai normal: Pria = s.d. 37 U/L

Wanita = s.d. 31 U/L

Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis

hepatis, infark paru, dan lain-lain.

Peningkatan SGOT 3-5x normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal

jantung kongestif, tumor hati, dan lain-lain.

Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infak miokrad (serangan

jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan lain-lain.

SGPT (Serum Glumatik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang keadaan normal berada dalam jaringan tubuh

terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukan adanya trauma atau

kerusakan hati.

Nilai normal: Pria = sampai dengan 42 U/L

Wanita = sampai dengan 32 U/L

Peningkatan .20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.

Peningkatan 3-10 x normal terjadi pada infeksi mono nuklear, hepatitis kronik

aktif, infrak miokrad (serangan jantung).

Peningkatan 1- 3x normal terjadi pada pankreatitis sirosis empedu.6

Kesimpulan

Gangguan pada jantung memiliki resiko yang tinggi akan kematian. Jika terjadi

gangguan, seluruh tubuh akan sulit menerima supply nutrisi dan oksigen yang merupakan

suatu kebutuhan untuk proses metabolisme yang sangat penting untuk kelangsungan

hidup manusia. Saat terjadi gangguan jantung, enzim-enzim akan keluar di jantung yang

menjadi penanda akan adanya gangguan.

Daftar pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed 6. Jakarta: EGC. 2006.

2. Cambridge Communication Limited. Anatomi dan fisiologi modul 4 sistem

pernapasan dan sistem kardiovaskuler edisi 2. Jakarta: EGC.2002.

3. Faiz O dan Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga. 2002.

4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC.2006

5. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara.2006.

6. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia;

2009.

7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC.2008.

8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. 2011.

9. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes

kardiologi. Jakarta: Erlangga. 2005.