peran audit internal dalam manajemen risiko

22

Click here to load reader

Upload: sherliana-abbaloa

Post on 29-Dec-2015

761 views

Category:

Documents


69 download

DESCRIPTION

Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Makalah Pemeriksaan Internal

Peranan Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Disusun oleh

Sherliana 3203011346Kelas A

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya2013

1

Page 2: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

I. PENDAHULUAN

Dunia bisnis di Amerika terguncang dengan adanya kasus Enron yang terkuak pada akhir

tahun 2001. Sebuah kasus rekayasa keuangan dan malpraktik akuntansi, yang kemudian diikuti oleh

terkuaknya kasus-kasus lain sejenis seperti kasus WorldCom, Merck, dan sebagainya.  Salah satu

faktor penting yang menyebabkan itu semua, menurut Hamilton dan Francis (2003) mengutip

laporan William C. Powers, Dekan Law School University of Texas, yang juga mengetuai Komite

Investigasi Khusus – Board of Directors Enron Corporation, adalah kelemahan sistem

pengendalian intern dan proses manajemen risiko dalam memitigasi risiko.

Dunia bisnis saat ini menjadi semakin kompleks, yang dikarenakan munculnya berbagai

risiko yang baru dan terus berubah. Pentingnya tata pamong yang kuat dalam mengatasi risiko

semakin diakui. Perusahaan-perusahaan berada di bawah tekanan untuk mengidentifikasi semua

resiko bisnis yang mereka hadapi, baik risiko sosial, etika, lingkungan, keuangan, maupun risiko

operasional, dan lalu menangani risiko-risiko tersebut hinga ke tingkat yang dapat diterima.

Sementara itu, penggunaan kerangka kerja manajemen resiko perusahaan semakin meluas,

perusahaan tidak lagi menangani risiko dengan pendekatan “silo” dimana risiko dikelola secara

terpisah dan berbeda-beda di dalam organisasi.

Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dari Treadway Commission

mendefinisikan ERM sebagai “suatu proses, yang dilakukan oleh dewan direksi organisasi,

manajemen, dan personil lainnya, diterapkan dalam menyusun strategi dan di seluruh perusahaan,

yang dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi organisasi,

dan mengelola risiko untuk berada dalam risk appetite, untuk memberikan keyakinan memadai

tentang pencapaian tujuan organisasi”. Pelaksanaan pengendalian adalah salah satu metode yang

umum digunakan oleh manajemen untuk mengelola risiko agar tetap di dalam risk appetite-

nya. Auditor Internal melakukan audit terhadap pengendalian kunci dan memberikan keyakinan

pada proses manajemen risiko yang signifikan.

Auditor internal, baik dalam perannya sebagai jasa penjaminan maupun jasa konsultasi,

dapat berkontribusi dalam manajemen resiko perusahaan dengan banyak cara. Pada tahun 2004 IIA

menyatakan bahwa aktivitas audit internal harus mengevaluasi dan berkontribusi kepada perbaikan

manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola. Studi yang dilakukan Leung et al. (2003) pada

perusahaan-perusahaan Australia menemukan bahwa mayoritas auditor internal memandang

manajemen risiko (74%) dan pengendalian internal (91%) sebagai tujuan audit yang penting sedang

Survei Audit Internal Global IIA di tahun 2010 mengindikasikan bahwa 57% aktivitas audit internal

di seluruh dunia melakukan audit manajemen risiko perusahaan. Lebih jauh lagi, 20% responden

mengindikasikan bahwa audit tersebut akan lebih sering dilakukan lima tahun berikutnya. Tujuan 2

Page 3: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

dari makalah ini adalah untuk (1) mengetahui peran-peran yang dapat diambil audit internal dalam

ERM dan bagaimana audi internal berperan dalam ERM (2) mengetahui pada saat ini, peran-peran

seperti apa saja yang dijalankan auditor dalam ERM, dan (3) bagaimana kerjasama antara auditor

internal dan praktisi risiko dapat menambah nilai bagi perusahaan.

II. PEMBAHASAN

3

Page 4: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan tanggung jawab utama manajemen senior dan Dewan. Untuk

mencapai tujuan usahanya, manajemen harus memastikan bahwa proses manajemen risiko telah ada

dan berjalan sebagaimana mestinya. Sementara itu, Dewan memiliki peran pengawasan terhadap

efektivitas proses manajemen risiko tersebut. Untuk menjalankan perannya itu, Dewan dapat

mengarahkan aktivitas audit internal untuk membantu mereka melalui pemeriksaan, evaluasi,

pelaporan, dan/atau rekomendasi perbaikan atas kecukupan dan efektivitas proses manajemen

risiko.

Walaupun manajemen dan Dewan bertanggung jawab atas proses manajemen risiko dan

pengendalian pada organisasi mereka, namun auditor internal yang bertindak dalam peran

konsultasi dapat membantu organisasi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menerapkan

metodologi manajemen risiko dan pengendalian yang relevan.

Dalam situasi dimana organisasi tidak memiliki proses manajemen risiko secara formal,

CAE perlu mendiskusikannya dengan manajemen dan Dewan kewajiban mereka untuk memahami,

mengelola, dan memantau risiko dalam organisasi. Mereka juga perlu diyakinkan akan adanya

kebutuhan terhadap sebuah proses yang memberikan pemastian bahwa risiko-risiko kunci dikelola

dan dimonitor secara memadai.

Audit internal adalah aktivitas penjaminan dan konsultasi yang objektif dan independen.

Standar 2120 menyatakan bahwa aktivitas audit internal harus mengevaluasi efektivitas dan

berkontribusi pada penyempurnaan proses manajemen risiko. Peran inti audit internal yang

berkaitan dengan ERM adalah untuk memberikan layanan pemastian yang objektif bagi Dewan

mengenai efektivitas kegiatan ERM organisasi. Pemastian ini membantu meyakinkan bahwa risiko

bisnis kunci telah dikelola dengan tepat, dan bahwa sistem pengendalian internal telah berjalan

secara efektif. Faktor utama yang harus dipertimbangkan oleh Kepala Eksekutif Audit saat

menentukan peran audit internal adalah apakah suatu kegiatan menimbulkan ancaman terhadap

independensi dan objektivitas auditor internal serta apakah memang terdapat kemungkinan untuk

meningkatkan proses manajemen risiko organisasi, kontrol, dan proses tata kelola.

Auditor internal memahami konsep manajemen risiko dan proposi nilai dengan lebih baik

daripada sebagian besar karyawan. Oleh karena itu, Chief Audit Executife (CAE) harus lebih aktif

dalam mendidik komite audit dan manajemen mengenai nilai dari penerapan manajemen risiko

yang efektif dan peran yang dapat diambil auditor internal untuk meningkatkan nilai tersebut.

Berbagai survei mengindikasikan bahwa manajemen risiko adalah topik utama yang sedang

berkembang dalam agenda komite audit. CAE harus membentuk pemahaman anggota komite audit

dan manajemen sehingga di masa depan mereka dapat meminta kegiatan audit internal untuk

berperan dengan benar.

4

Page 5: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Peran Auditor Internal dalam ERM

Peran auditor internal bervariasi dalam proses ERM, bergantung pada kematangan proses ERM

dalam organisasi. Sebelum auditor internal melaksanakan apapun peran yang terkait dengan ERM,

harus dipastikan terlebih dahulu bahwa seluruh organisasi sepenuhnya memahami bahwa tanggung

jawab manajemen risiko terutama berada pada manajemen.  Makalah posisi IIA memberikan

pedoman peran internal audit mana yang harus, boleh, dan tidak boleh dimainkan di dalam proses

ERM organisasi.

Peran inti audit internal dalam ERM yang ditunjukkan pada sisi paling kiri adalah

kegiatan yang berhubungan dengan layanan penjaminan yang meliputi:

Memberikan keyakinan pada desain dan efektivitas proses manajemen risiko.

Memberikan keyakinan bahwa risiko dievaluasi dengan benar.

Mengevaluasi proses manajemen risiko.

Mengevaluasi pelaporan mengenai status dari risiko-risiko kunci dan pengendaliannya.

Meninjau pengelolaan risiko-risiko kunci, termasuk efektivitas dari pengendalian dan

respons lain terhadap risiko-risiko tersebut.

Peran tambahan lain yang boleh dilaksanakan dalam layanan konsultasi dengan

disertai pengamanan independensi dan objektivitas yang cukup. Peran-peran ini

merepresentasikan jasa konsultasi yang dapat meningkatkan tata pamong perusahaan, manajemen

5

Page 6: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

risiko, dan proses pengendalian. Cakupan jasa tersebut bergantung pada sumber daya lain yang

dapat diperoleh dewan dan kedewasaan risiko perusahaan, antara lain:

Memulai pembentukan ERM dalam organisasi.

Mengembangkan strategi manajemen risiko bagi persetujuan Dewan.

Memfasilitasi identifikasi dan evaluasi risiko.

Pelatihan manajemen tentang merespons risiko.

Mengoordinasikan kegiatan ERM.

Mengonsolidasi laporan mengenai risiko.

Memelihara dan mengembangkan kerangka ERM.

Peran dalam ERM yang tidak boleh dilakukan auditor internal. Peran-peran ini tak

boleh diambil auditor internal karena merepresentasikan tanggung jawab manajemen yang dapat

mengaburkan independensi dan objektivitas auditor internal. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

Mengatur minat risiko (risk appetite).

Menerapkan proses manajemen risiko.

Menjamin manajemen risiko

Membuat keputusan pada respons risiko.

Menerapkan respons dan manajemen risiko atas nama manajemen.

Akuntabilitas manajemen risiko.

Ketika menentukan peran yang dimainkan fungsi audit internal dalam ERM, kepala

eksekutif audit atau CAE harus mengevaluasi apakah setiap aktivitas menimbulkan risiko terhadap

independensi dan objektivitas dari fungsi audit internal. Sangat penting bahwa organisasi

sepenuhnya mengerti bahwa manajemen tetap bertanggungjawab atas manajemen risiko.

Pengamanan di bawah ini harus ditetapkan:

Harus digarisbawahi bahwa manajemen tetap bertanggungjawab atas manajemen risiko.

Sifat dari tanggung jawab fungsi audit internal harus didokumentasikan dalam piagam audit

internal dan disetujui oleh komite audit.

Fungsi audit internal tidak dapat mengelola risiko apapun atas nama manajemen.

Fungsi audit internal harus memberikan saran, tantangan, dan dukungan terhadap proses

pembuatan keputusan manajemen, bukannya membuat keputusan manajemen risiko.

Fungsi audit internal tidak dapat memberikan penjaminan yang objektif terhadap bagian

apapun dari ERM yang mana ia bertanggungjawab. Penjaminan tersebut sebaiknya

diberikan oleh pihak lain yang berkualifikasi, baik internal maupun eksternal dari organisasi.

Tugas apapun selain kegiatan penjaminan harus diakui sebagai penugasan konsultasi, dan

implementasi standar yang berkaitan dengan penugasan tersebut harus diikuti.6

Page 7: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Peran Auditor Internal dalam Manajemen Risiko Saat Ini (Berdasarkan Survei)

Dalam survei yang diadakan oleh GAIN (Global Audit Information Network) Flash pada

bulan Agustus 2009 kepada 321 responden, 24% responden mengindikasikan bahwa kegiatan audit

internal mereka mempunyai peran utama dalam manajemen risiko di perusahaan mereka. Namun,

ketika menjawab pertanyaan “Siapa yang memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen

risiko di perusahaan Anda?”, hanya 9% yang menjawab bahwa audit internal atau CAE yang

mempunyai tanggungjawab tersebut. Karena adanya konflik tentang tanggungjawab pembuatan

keputusan dalam manajemen risiko dan persyaratan objektivitas dari International Standards for the

Professional Practice of Internal Auditing (Standards) (akan dijelaskan di bawah), tingkat

tanggungjawab keseluruhan yang rendah adalah pantas.

Survei tersebut kemudian menanyakan beberapa pertanyaan lagi, yang pertama yaitu apakah

audit internal saat ini memainkan peran atau diharapkan akan memainkan peran di masa mendatang

dalam 6 area sebagai berikut:

Secara informal memberikan konsultasi dan saran dalam praktik manajemen risiko

Katalis dalam membentuk manajemen risiko

Berpartisipasi aktif dalam mengimplementasikan manajemen risiko

Berpartisipasi sebagai bagian dari program manajemen risikon formal

Memberikan penjaminan independen mengenai manajemen risiko

Membantu dan menyarankan fungsi manajemen risiko yang baru dan terpisah

0% 20% 40% 60% 80% 100%120%

77%

48%

45%

43%

40%

28%

14%

14%

20%

30%

35%

21%

9%

38%

35%

27%

25%

51%

Peran saat ini Peran masa mendatang Tidak berperan

Pada secara informal memberikan konsultasi dan saran dalam praktik manajemen risiko,

angka 77% mendukung gagasan bahwa auditor internal cenderung memiliki pemahaman yang lebih

kuat mengenai manajemen risiko daripada sebagian besar orang di dalam perusahaan sehingga

banyak yang mencari mereka untuk meminta saran dalam praktik-praktik manajemen risiko.

Respon terhadap peran dalam bagian lain memperkuat fakta bahwa audit internal akan terus

mengambil peran dalam implementasi dan operasi program manajemen risiko hingga suatu titik.

Namun, cukup mengejutkan bahwa hanya 40% yang pada saat ini memberikan penjaminan

7

Page 8: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

independen dan 25% tidak mengharapkan hal tersebut karena manajemen risiko tercantum dalam

standar. Hasil yang rendah pada membantu dan menyarankan fungsi manajemen risiko yang

terpisah menyoroti lebih jauh bahwa banyak kegiatan audit internal tidak memberikan penjaminan

independen dan jasa konsultasi seperti yang diharapkan.

Pertanyaan selanjutnya adalah: “Apakah audit internal melaksanakan peran-peran di bawah

ini?

1. Memfasilitasi identifikasi dan evaluasi risiko 65%

2. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi risiko yang muncul 62%

3. Memberikan keyakinan lewat laporan tertulis mengenai risiko utama manajemen 49%

4. Pelatihan manajemen tentang merespons risiko 43%

5. Memberikan penjaminan lewat laporan audit tertulis bahwa risiko diidentifikasi

dengan benar dan dievaluasi 38%

6. Menyediakan laporan konsultasi untuk mengimplementasikan manajemen risiko 29%

7. Memberikan penjaminan lewat laporan audit tertulis mengenai proses

manajemen risiko 28%

8. Mengonsolidasi laporan mengenai risiko 17%

9. Berpartisipasi dalam mengatur minat risiko (risk appetite) 11%

10. Mengembangkan kebijakan perusahaan mengenai kebijakan manajemen risiko 8%

11. Menerapkan respons dan manajemen risiko atas nama manajemen 4%

12. Membuat keputusan pada respons risiko 3%

Hampir 2/3 responden menyatakan bahwa audit internal memiliki peran dalam area

penilaian risiko, yaitu (1) memfasilitasi identifikasi dan evaluasi risiko dan (2) berpartisipasi dalam

mengidentifikasi risiko yang muncul. Hal ini dikarenakan wilayah penilaian risiko adalah wilayah

di mana para auditor internal memiliki keahlian dan pengalaman. Rendahnya peran auditor internal

pada nomor (3), (5), dan (7) yang adalah peran penjaminan mengindikasikan bahwa auditor internal

tidak memberikan cukup tingkat penjaminan yang ia dapat berikan. Nomor (4) dan (6)

menunjukkan peran konsultasi auditor internal , karena hasilnya tidak cukup tinggi, mungkin

auditor internal luput dalam mengambil kesempatan untuk menunjukkan peran berharga yang telah

mereka lakukan kepada komite audit dan manajemen. Sedang dari nomor (8) sampai (12) adalah

peran-peran ERM yang tidak boleh diambil auditor internal karena dapat mempengaruhi

objektivitas kegiatan audit internal sehingga tidak heran bahwa hasil yang diperoleh sangat rendah.

Kerjasama antara Auditor Internal dengan Praktisi Risiko

8

Page 9: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Dalam organisasi, praktisi risiko dan auditor internal diminta para pemangku kepentingan

untuk bekerjasama agar dapat meningkatkan nilai yang mereka bawa dalam organisasi. Meski

beberapa organisasi telah melakukan hal ini, banyak organisasi yang baru memulainya. Ketika

auditor internal dan fungsi manajemen risiko merasa bahwa mereka saling melengkapi, mereka

akan bekerjasama secara lebih efektiff untuk meningkatkan nilai yang mereka bawa pada

perusahaan. Analisis dalam beberapa perusahaan seperti Cisco Systems, Hospital Corporation of

America (HCA), PT XL Asiata, Matahari, TD Ameritrade, dan Whirpool Corporatio di bawah ini

menujukkan bagaimana setiap perusahaan membentuk kerjasama antara praktisi risiko dan audit

internal:

Menghubungkan rencana audit dengan penilaian risiko perusahaan, dan saling berbagi

akan produk kerja lainnya.

Memberikan penjaminan bahwa risiko krusial telah diidentifikasi dengan efektif.

Rencana audit menentukan lingkup kerja fungsi audit internal selama periode tertentu,

sementara fungsi manajemen risiko dalam penilaian risiko perusahaan didesain untuk

mengetahui risiko yang dihadapi perusahaan dan menunjukkkan risiko terbesar yang

memerlukan fokus manajemen. Secara formal, angat sering kedua produk ini diperbaharui tiap

tahun, dan secara informal, lebih sering lagi, untuk mengikuti perubahan lingkungan bisnis.

Cisco menggunakan penilaian risiko perusahaan yang terkonsolidasi dan penilaian risiko

tahunan audit internal untuk membuat rencana audit 18 bulannya. HCA memasukkan satu slide

dalam presentasi rencana audit tahunnya kepada komite audit yang memetakan 10 risiko yang

muncul dari proses ERM pada rencana audit. TD Ameritrade memanfaatkan apa yang

dipelajarinya dari kerangka kerja manajemen risiko untuk membuat rencana audit tahunannya.

Tim audit internal Whirlpool menggunakan pelnilaian risiko perusahaan untuk

menginformasikan proses penilaian risiko tahunannya dan hubungannya dengan rencana

auditnya. PT XL Asiata mengadopsi kerangka ISO 31000 yang dijalankan melalui manajemen

risiko perusahaan untuk menghadapi potensi berbagai resiko. Kerangka ISO 31000 yang

lengkap dan fleksibel menyediakan ruang yang memadai bagi XL Axiata dalam menilai,

mengevaluasi, dan mengelola resiko perusahaan. Hubungan integrasi antara proses manajemen

resiko perusahaan dengan audit internal juga memberikan jaminan efektivitas rencana

penanganan atas potensi resiko. Selama tahun 2009 auditor internal telah meningkatkan

penelaahan audit dengan berfokus pada audit risiko di mana tugas-tugas audit internal

9

Page 10: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

diselaraskan dengan strategi dan inisiatif perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah

kepada organisasi.

Ada nilai yang besar dari berbagi hasil ERM dengan audit internal yaitu, pertimbangan-

pertimbangan dalam ERM dapat dimasukkan dalam rencana audit. Sebagai tambahan,

mendiskusikan rencana audit berbasis risiko dengan tim manajemen risiko memberikan

wawasan dari perspektif yang berbeda akan tata pamong dan pengawasan perusahaan. Sedikit

demi sedikit pendekatan ini menambah nilai dengan mengeliminasi redundansi dalam

mengidentifikasi risiko kritis organisasi, menghasilkan pandangan yang sama dan selaras

mengenai profil risiko perusahaan dan membantu dalam menanamkan manajemen risiko yang

konsisten.

Berbagi sumber daya yang tersedia dimanapun dan kapanpun ketika dimungkinkan

Menghasilkan penggunaan sumber daya secara efisien, seperti sumber daya keuangan, staff, dan

waktu.

Hampir semua studi kasus pada organisasi menyebutkan nilai efisiensi yang diperoleh dengan

mengungkit kemampuan tim manajemen risiko dan tim audit mereka. Di HCA, fungsi ERM

yang terdiri dari tiga orang staff, menggunakan 140 auditor internal perusahaan dan mengakses

partisipan tata pamong lainnya untuk tujuan ERM yang dibutuhkan. Dengan menggunakan satu

proses penilaian risiko tahunan, HCA memperoleh keuntungan dari profil risiko yang konsisten

dan selaras sepanjang lingkungan yang beragam dan berbeda-beda secara geografis. Audit

internal menyediakan sumber daya dan menyerap biaya kapanpun manajemen risiko

memerlukan mereka. Philip Roush, wakil presiden tata pamong, risiko, dan pengendalian dari

Cisco Systems melihat lebih banyak sinergi daripada konflik dari 55 anggota audit internal dan

4 orang staff ERM-nya.

Hasil lain dari berbagi sumber daya tersebut adalah bahwa pendekatan tersebut memanggil

kedua fungsi untuk membawa masing-masing keahlian mereka. Hal ini menghasilkan

pemahaman yang sama akan manajemen risiko karena kedua fungsi tersebut berfokus pada

pencapaian tujuan organisasi.

Pengumpilan silang kompetensi, peran, dan tanggungjawab masing-masing fungsi

Memberikan komunikasi yang mendalam dan konsisten, terutama pada tingkat manajemen.

10

Page 11: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Sementara efisiensi dapat diperoleh seperti disebutkan di atas, keempat organisasi sepakat

dengan suara bulat dalam nilai yang diperoleh dalam peningkatan komunikasi ketika fungsi

masing-masing memanfaatkan peran fungsi yang lain. Philip Roush dari Cisco menasihatkan

kolaborasi "dengan cara yang sangat signifikan karena ada begitu banyak titik persimpangan."

Melalui proses ERM dan diskusi kolaboratif risiko dan komite operasi ketahanan, Cisco

mendapat pandangan yang luas dari pemikiran strategis mengenai tingkat risiko . Dengan

pemilik usaha yang ditugaskan untuk setiap risiko, ERM dan kerja audit internal bersama-sama

untuk melacak, memantau dan melaporkan kemajuan. Aktivitas berisiko terkait dengan

manajemen termasuk dalam bahan briefing untuk semua rapat dewan.

Di Matahari, sementara tanggung jawab implementasi manajemen risiko berada pada Direksi,

komite Manajemen Risiko bertugas mengembangkan, melaksanakan dan mengelola strategi

untuk meminimalisasi risiko usaha. Penilaian atas identifikasi risiko dan upaya mitigasi

dilakukan oleh Manajemen Risiko, Internal Audit, Komite Audit dan auditor eksternal yang

melakukan penilaian parameter-parameter risiko dengan cakupan area yang luas; Sebagai

perusahaan yang bergerak di sektor ritel, Perseroan memiliki risiko yang terkait dengan industri

serta risiko bisnis pada umumnya, dan entitas usaha yang beroperasi di Indonesia.

Di HCA, fungsi ERM memfasilitasi proses ERM. Hasil dilaporkan bersama oleh ERM dan

audit internal untuk manajemen lini, diwawancarai, eksekutif senior, komite audit dan dewan

direksi. HCA percaya bahwa hubungan langsung dengan audit internal membantu memupuk

persepsi bahwa ERM independen, obyektif dan sangat profesional.

Whirlpool menegaskan bahwa baik audit internal dan manajemen risiko belajar hal baru dan

memberikan banyak informasi mengenai risiko dan pengendalian terkait yang meningkatkan

efektivitas kedua fungsi ketika mereka memanfaatkan peran masing-masing dengan komunikasi

terbuka. Tiap bagian mengulas dan belajar dari laporan yang lain. Bersama-sama, mereka

menghabiskan waktu dengan para eksekutif Whirlpool dan tim eksekutif pada isu-isu yang

berhubungan dengan risiko.

Menilai dan memonitor risiko strategis

Kegiatan ini meningkatkan pemahaman yang mendalam dan tindakan difokuskan ke risiko yang

paling signifikan.

11

Page 12: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

RIMS dan IIA keduanya telah menghabiskan cukup banyak waktu mempromosikan betapa

pentingnya bagi anggotanya untuk membantu organisasi mereka lebih baik dengan mengelola

risiko strategis. Tidak peduli apakah salah satu mendefinisikan risiko strategis sebagai risiko

yang signifikan yang memerlukan beberapa tahun untuk berkembang, ancaman terhadap satu

atau lebih tujuan strategis organisasi, risiko yang melekat dalam strategi, atau kejadian yang

dapat menghapus sebuah organisasi dari peta, ada satu kesamaan penting: bagi organisasi, ini

adalah jenis risiko yang paling ditakuti (biasanya untuk alasan yang baik) dan mereka biasanya

tidak yakin bagaimana untuk mengelolanya.

Cisco menggunakan penilaian risiko perusahaannya untuk memperoleh pemikiran strategis yang

luas akan risiko yang tampaknya tidak akan terlalu sering berubah. Kemajuan dalam mengelola

20 risiko yang paling signifikan ditelusuri dengan model maturitas. Di HCA, risiko strategis

juga mencuat di proses penilaian risiko perusahaannya. Pemimpin ERM dan fungsi

kelangsungan bisnis melapor epada CEO mengenai risiko-risiko strategis. Komite risiko

eksekutif dari TD Armitrage, yang disponsori dan dipimpin oleh CRO, melakukan pertemuan

setiap kuartal untuk melakukan analisis risiko strategis, disertai degan subkomite subsidiari

yang berfokus pada risiko-risiko khusus. Sebuah badan komite risiko yang terpisah memberikan

pengawasan. Pada Whirlpool, Risiko yang diidentifikasi melalui proses wawancara penilaian

risiko perusahaan akan dinilai, diurutkan, lalu dimasukkan ke salah satu dari lima kategori yang

juga mencakup kategori strategis. Meski tiap perusahaan melakukan pendekatan pada risiko

strategis dengan cara yang sedikit berbeda, praktik-praktik di atas mengilustrasikan mengapa

penting bagi manajemen risiko dan fungsi audit internal untuk menekankan betapa pentingnya

untuk secara aktif menilai dan memonitor risiko strategis serta merekomendasikan metodologi-

metodologi untuk menangani risiko tersebut.

Karena disiplin manajemen risiko strategik masih berkembang, manajemen risiko dan audit

internal harus melihat satu sama lain sebagai sekutu untuk membawa perhatian pada topik ini

dan menghargai masukan yang lain tentang bagaimana menilai, menanggapi dan memonitor

jenis risiko.

III. KESIMPULAN

12

Page 13: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan audit internal dapat

berperan besar dalam manajemen risiko. Hal ini dikarenakan personal audit internal cenderung

memiliki keahlian dan pengalaman yang luas di bidang ini. Oleh karena itu, jika manajemen

meminta auditor internal untuk ikut berpartisipasi dalam manajemen risiko, hal itu akan

mendatangkan manfaat yang besar.

Kegiatan audit internal harus memberikan penjaminan pada peran-peran intinya yang

dijelaskan dalam position paper. Tiap bagian tersebut sangat penting bagi kesuksesan manajemen

risiko. Komite audit dan manajemen akan puas bila mengetahui bahwa bagian-bagian tersebut

beroperasi secara efektif, sedang jika tidak mereka ingin mengetahui apa yang menyebabkannya

dan langkah-langkah untuk menyelesaikan ketidakefektifan operasi perusahaan. CAE harus mencari

kesempatan untuk melakukan sebanyak mungkin jasa konsultasi dan secara formal

mengomunikasikan hasil dari jasa konsultasi tersebut. Banyak kegiatan audit internal memiliki

kemampuan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Pengamanan yang cukup, untuk

memastikan tanggungjawab, akuntabilitas, dan otoritas tetap berada pada manajemen dan bukan

pada kegiatan internal audit, hal ini tidak sulit untuk diterapkan. Namun harus dipastikan bahwa

pengamanan ini dimengerti dengan baik oleh komite audit dan manajemen. Ketika menentukan

peran yang dimainkan fungsi audit internal dalam ERM, kepala eksekutif audit atau CAE harus

mengevaluasi apakah setiap aktivitas menimbulkan risiko terhadap independensi dan objektivitas

dari fungsi audit internal. Sangat penting bahwa organisasi sepenuhnya mengerti bahwa manajemen

tetap bertanggungjawab atas manajemen risiko.

Banyak perusahaan besar menemukan efisiensi dan pembuatan keputusan yang lebih baik

dengan membentuk kerjasama antara fungsi manajemen risiko dan fungsi audit internal. Dari studi

kasus di atas, kerjasama ini memberikan banyak keuntungan seperti penjaminan bahwa risiko

krusial telah diidentifikasi dengan efektif, penggunaan sumber daya secara efisien, seperti sumber

daya keuangan, staff, dan waktu, komunikasi yang mendalam dan konsisten, terutama pada tingkat

manajemen, dan meningkatkan pemahaman yang mendalam dan tindakan difokuskan ke risiko yang

paling signifikan.

13

Page 14: Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

DAFTAR PUSTAKA

Egerdahl, Ryan et. al. (2012), Risk Management and Internal Audit: Forging a Collaborative

Alliance, Risk and Insurance Management Society.

Leung, P., Cooper, B. J., and Robertson, P. (2003), “The Role of Internal Audit in Corporate

Governance”, The Institute of Internal Auditors Research Foundation, RMIT University,

Australia.

Reding, Kurt F. et. al. (2009), Internal Auditing: Assurance and Consulting Services, The Institute

of Internal Auditors Research Foundation, Florida, Amerika Serikat.

Sobel, Paul J. (2011), Internal Auditing’s Role in Risk Management, The Institute of Internal

Auditors Research Foundation, Florida, Amerika Serikat.

www.matahari.co.id

www.xl.co.id

14