peran aktor terhadap pengembangan wisata desa …repository.umrah.ac.id/2816/1/anggriyani...
TRANSCRIPT
1
PERAN AKTOR TERHADAP PENGEMBANGAN WISATA
DESA PONGKAR KECAMATAN TEBING KABUPATEN KARIMUN
Anggriyani Yurika 1 , Nanik Rahmawati 2 , Rahma Syafitri 3
Email : [email protected]
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan pola pikir
masyarakat tentang pengembangan kawasan wisata Desa Pongkar Kecamatan
Tebing Kabupaten Karimun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teori Perubahaan Sosial, konsep dasar perubahan sosial
mencakup tiga gagasan. Pertama, studi mengenai perbedaan; kedua, studi harus
dilakukan pada waktu berbeda; dan ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang
sama.Artinya untuk dapat melakukan studi perubahan sosial, kita harus melihat
adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi. Kedua
studi perubahan harus dilihat dalam konteks waktu yang berbeda, dengan kata lain
kita harus melibatkan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda.
Ketiga, objek yang menjadi fokus studi komparatif tersebut studi haruslah objek
yang sama.Hasil penelitian ini menemukan bahwa perubahan pola pikir
masyarakat Desa Pongkar di pengaruhi dari dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
masyarakat Desa Pongkar itu sendiri, seperti adanya pengaruh dari tokoh
masyarakat yang selalu mengingatkan masyarakat agar selalu memanfaatkan serta
menjaga potensi yang ada di Desa Pongkar, pemuda melalui IKPAR yaitu pemuda
Desa yang sadar akan potensi wisata di Desa Pongkar dan membentuk sebuah
organisasi, serta nilai dan norma yang menjadi acuan masyarakat Desa Pongkar
secara turun temurun. Sedangkan Faktor eksternal yang merupakan faktor yang
berasal dari luar masyarakat Desa Pongkar seperti, adanya pengaruh media sosial
yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan potensi wisata Desa Pongkar,
perusahaan melalui program-programnya sehingga mempengaruhi pola pikir
masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di Desa Pongkar dan instansi
pemerintah yang sering mengadakan sosialisasi baik mengenai pemanfaatan
Sumber Daya Alam (SDA) serta tentang bagaimana menjaga kebersihan
lingkungan di Desa Pongkar.
Kata Kunci : Perubahan Pola Pikir, Masyarakat, Pariwisata
2
PENDAHULUAN
Pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik dan merupakan
salah satu sektor yang memacu perekonomian di Indonesia dengan keterlibatan
masyarakatnya. Kabupaten Karimun merupakan salah satu Kabupaten yang
berada di Kepulauan Riau, letak geografis Kabupaten Karimun pun memang
sangat mendukung dalam perekonomian masyarakatnya, karena Kabupaten
Karimun termasuk salah satu daerah jalur perdagangan bebas, secara tidak
langsung akan membuka peluang yang sangat besar bagi masyarakat untuk
mengambil kesempatan yang ada.
Dilihat dari letak geografis pulau Karimun memiliki letak yang startegis, dan
memiliki daya tarikwisata yang beragam seperti, wisata budaya (sejarah), wisata
alam, wisata religius, dan wisata minat khusus. Dari masing-masing daya tarik
wisata yang ada memiliki variasi objek yang menarik, wisata pantai dan budaya
adalah potensi daya tarik yang paling unuik di pulau Karimun. sikap masyarakat
yang ramah dan partisipatif dalam menyelenggarakan pertunjukan seni sehingga
mendukung terhadap kemajuan wisata dan menciptakan lingkungan sosial yang
kondusif bagi pengembangan pariwisata. (https://prezi.com)
Dengan adanya pariwisata sangat menarik perhatian masyarakat lokal mau
pun manca negara untuk datang berkunjung ke Kabupaten Karimun. di Desa
Pongkar sangat Ramai wisatawan asing yang datang ke Desa Pongkar karena
jarak tempuh antaraNegara tetangga Malaysia dan Singapura hanya 45 menit
karena sebagian masyarakat Desa Pongkar melakukan pernikahan dengan negara
tetangga. Berkembangnya pariwisata di Desa Pongkar tidak telepas dari peran
masyarakat dan peran aktor pariwisata Desa Pongkar. Dengan adanya kerja sama
3
antara aktor-aktor pariwisata dengan masyarakat desa akhirya Pariwisata Desa
Pongkar terus berkembang. Sehinggahal ini menjadian faktor penarik wisatawan
baik domestikmaupun mancanegara, Berikut data pengunjung pariwisata yang
berkunjung ke Tanjung Balai Karimun.
TABEL 1Jumlah Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun per Bulan, 2012-2016
Bulan
Wisatawan Yang Datang Melalui Pelabuhan Tanjung
Balai Karimun Perbulan
Jumlah
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 9 455 7 181 8 329 6 636 6 735
Februari 8 123 9 912 8 338 8 866 8 985
Maret 10 107 9 660 8 945 8 747 7 820
April 8 545 7 330 7 621 8 343 8 201
Mei 9 399 8 394 8 731 9 468 8 466
Juni 10 521 10 877 10 074 7 797 7 599
Juli 7 994 5 597 6 343 7 339 6 674
Agustus 7 200 8 551 7 545 7 511 7 668
September 8 402 7 940 7 777 6 876 7 668
Oktober 7 659 7 652 8 164 7 674 6 724
November 8 989 8 911 7 938 7 515 6 254
Desember 11 105 11 022 10 927 9 894 8 780
Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Desa Pongkar memiliki daya tarik Pariwisata di Kabupaten Karimun,
letaknya strategis, karena Desa Pongkar memiliki berbagai Destinasi pilihan,
seperti pantai, air terjun, danau, dan gunung. Dengan daya tarik tersebut membuat
wisatawan datang untuk berkunjung ke Desa Pongkar. Meskipun di Desa Pongkar
sering dikunjungi masyarakat lokal maupun mancanegara tetapi masyarakat masih
menjaga nilai dan norma mereka yang tertanam sejak lama, seperti saling
menghargai agama yang lain, masih memakai pakaian yang sopan sesuai dengan
budaya melayu, dilarang melakukan perbuatan yang melanggar nilai dan norma
yang bersyariat islam.
4
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pengembangan potensi pariwisata di
Desa Pongkar tidak terlepas dari peran aktor dalam menjaga nilai dan norma,
sehingga peneliti mmengambil judul Peran aktor pariwisata Desa Pongkar
Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun.
BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif (Moleong,2015:6) adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya presepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistik serta dengan
cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Lokasi penelitianini terletak di Desa Pongkar Kecamatan Tebing
Kabupaten Karimun, yang menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk memilih lokasi
penelitian ini karena di Desa Pongkar merupakan kawasan Desa kecil yang ada di
Kabupaten Karimun yang memiliki potensi wisata yang besar saat dulu potensi
wisata tersebut belum sepenuhnya di manfaatkan oleh masyarakat, tetapi sekarang
perubahan terjadi sangat signifikan. Desa Pongkar mulai di kenal oleh masyarakat
lokal maupun masyarakat luar, karena masyarakat Desa Pongkar sudah mulai
mengembangkan potensi dengan baik.
Sumber data primer adalah data yang didapatkan secara langsung terhadap
orang yang bersangkutan. Data primer juga dapat di artikan sebagai data yang di
peroleh serta di kumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang bersangkutan
melalui wawancara (Hasan, 2002:82). Data primer ini diperoleh peneliti dari hasil
5
wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti di lokasi penelitian, dengan
menggunakan metode observasi. Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data
primer dari aktor-aktor yang telibat dalam proses pengembangan parisisata di
Desa Pongkar Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun.
Sumber data sekuder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan
data yang menunjang data primer. Dalam penelitian data sekunder yang
mencangkup berbagai referensi, maupun literatur yang berkaitan dengan identitas
serta data pendukung yang terdapat di Desa Pongkar maupun di Kecamatan
Tebing terkait Peran Aktor Pariwisata Desa Pongkar Kecamatan Tebing
Kabupaten.
PEMBAHASAN
Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi secara tiba-tiba,
terlebih lagi ketika perubahan sosial tersebut melibatkan individu atau kelompok
sosial sebagai target perubahan. Perubahan Sosial adalah segala perubahan yang
terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialmya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada
lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan
mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto,2017). Perubahan sosal
bukan lah sebuah proses yang terjadi secara tiba-tiba. Secara umum ada beberapa
faktor yang berkontribuksi dalam memunculkan perubahan sosial sehingga
menimbulkn dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal.
6
1. Faktor internal
Faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam masyarakat Desa
Pongkar itu sendiri, faktor internal dalam perubahan pola pikir masyarakat Desa
Pongkar meliputi.
a. Pengaruh tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat yang dari dalam pelan-pelan mengajak masyarakat
untuk mulai menyadari akan potensi yang ada di daerahnya. seperti kades dan RT
akhirnya masyarakat sadar bahwa banyak sekali peluang yang dihasilkan dari
Pantai Pongkar. Semakin banyaknya pengunjung yang datang, bisa menjadikan
sumber perekonomian dan pendapatan masyarakat Desa Pongkar. Dimasyarakat
Desa Pongkar tokoh masyarakat sangat mempengaruhi dalam pengelolaan potensi
wisata, meraka sangat sering melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan potensi yang ada.
Karena seringnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga muncul lah
kesadaran masyarakat dan mulai melakukan perubahan, dengan memanfaatkan
potensi yang ada seperti bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan
membuka usaha di Pantai Pongkar. Sehingga perubahan pola pikir masyarakat
Desa Pongkar terjadi karena seringnya mendapatkan sosialisasi-sosialisasi dari
tokoh-tokoh masyarakat yang ingin membantu bersama-sama mengembangkan
Desa Pongkar.
Sesuai dengan konsep pola pikir bahwa mindset atau pola pikir itu adalah
kepercayaan atau sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yg mempengaruhi
perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya menentukan level keberhasilan
7
hidupnya.Artinya masyarakat mengalami perubahan pola pikir tentang
pengembangan potensi wisata. Yang dulunya mereka tidak memanfaatkan potensi
wisata tersebut seperti mereka tidak membuka usaha, tetapi setelah mereka milihat
bahwa semakin banyak orang yang datang ke Pantai Pongkar mereka berpikir
bahwa sangat besar peluang yang mereka dapatkan dari potensi wisata
tersebut.(Ahriyani,19)
b. Pemuda melalui IKPAR
Tidak hanya dari tokoh-tokoh masyarakat seperti Kades dan ketua RT, yang sadar
akan potensi pariwista pantai Pongkar tetapi, juga ada organisasi-organisasi sosial
yang berkembang di masyarakat Pongkar yang juga mendorong perubahan pola
pikir yaitu IKPAR. IKPAR terdiri dari anak-anak muda Pongkar yang kemudian
membentuk sebuah Organisasi. IKPAR merupakan salah satu kelompok pemuda
yang sadar akan potensi wisata Pantai Pongkar. IKPAR dibentuk untuk mengelola
Pantai Pongkar dengan kegiatan-kegiatan pengembangan potensi wisata Pantai
Pongkar. munculnya IKPAR di tengah-tengah masyarakat sehingga terciptalah
struktur-struktur pengelolaan wisata Pantai Pongkar, hadirnya IKPAR juga
menyadarkan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan yang Aman, Nyaman,
ramah dan Bersih. Munculnya IKPAR sehingga terciptalah struktur-struktur baru
dalam pengelolaan potensi wisata. Di dalam struktur tersebut sudah ada
pembagian di bidang masing-masing seperti di bidang kebersihan lingkungan
Pantai, bidang Distribusi tiket masuk, dan lainnya. IKPAR juga sering melakukan
musyawarah agar ide-ide yang ada terpikir oleh masyarakat bisa dikembangkan
lagi dan IKPAR sangat membutuhkan saran dari siapa saja dalam Proses
pengembangan potensi wisata Pantai Pongkar. Sesuai dengan bentuk-bentuk
8
perubahan sosial di Desa Pongkar bentuk perubahan yang terjadi yaitu perubahan
yang di kehendaki. Perubahan ini adalah perubahan yang diperkirakan atau yang
telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. (Martono,2014:4) Pihak-pihak ini dinamakan agent
of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Jadi IKPAR sangat dipercayai oleh masyarakat Pongkar dalam
pengelolaan potensi wisata pantai Pongkar.
c. Nilai dan Norma
Di kehidupan bermasyarakat pasti memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda
sesuai dengan daerah asal mereka, tidak semua nilai dan norma di masyarakat
berubah karena perkembangan waktu dan teknologi. Seperti halnya dengan nilai
dan norma yang terjadi di masyarakat Desa Pongkar yaitu nilai dan norma yang
berasal dari turun temurun yang berpedomankan pada syariat Islam, di masyarakat
masih menjaga Nilai tersebut meski pun Desa Pongkar telah menjadi tempat
wisata. Walaupun dalam pengembangan Pariwisata tentu banyak pengaruh dari
budaya luar yang masuk tetapi Masyarakat masih tetap menjaga Nilai yang sudah
tertanam sejak dulu, dan dari pihak IKPAR pun melarang keras bagi masyarakat
dan pengunjung memperjual belikan minuman keras, berbuat mesum dikawasan
Desa Pongkar.Bill Goul pakar Transformational Thingking mengatakan Sistem
kepercayaan adalah inti dari segala sesuatu yang kita yakini sebagai realitas,
kebenaran, nilai hidup dan segala sesuatu yang kita tahu mengenai dunia ini,
merubah kepercayaan (bilief) merupakan hal yang sangat sulit. Bilief
(kepercayaan) adalah sesuatu yang kita yakini benar, sehingga begitu kita
9
meyakini sesuatu sebagai hal yang benar. (http://prajab2011.com) maka kita akan
sulit merubah keyakinan kita itu. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa
Pongkar sangat percaya dan menyakini terhadap nilai dan norma yang mereka
anut dari dulu, meskipun di Desa Pongkar sangat sering di datangi oleh
masyarakat yang memliki Nilai dan Norma yang berebeda dari mereka.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri.
Faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan pola pikir masyarakat di Desa
Pongkar yaitu.
a. Media Sosial
Setelah perkembangan waktu dan teknologi, media sosial juga berpengaruh di
dalam kehidupan bermasyarakat, dan memudahkan dalam hal pekerjaan, seperti
media sosial juga berpengaruh terhadap perubahan pola pikir masyarakat dengan
tontonan-tontonan tentang pengembangan pariwisata di daerah lain, hal tersebut
untuk mereka jadikan sebagai contoh, baik dalam segi mempromosi Potensi
wisata atau pun dalam segi meniru cara pengelolaan wisata yang sama tetapi di
daerah yang berbeda. Sehingga media sosial sangat membantu dan sangat
berpengaruh dalam proses pengembangan potensi wisata Desa Pongkar. Sesuai
dengan faktor pendorong perubahan sosial yaitu sikap menghargai hasil karya
orang lain, penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong
seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin
terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain. (Martono,2014:22) Seperti yang
dilakukan masyarkat desa Pongkar yang menghargai hasil karya orang lain dan
10
menjadikan itu sebagi contoh untuk mengembangkan potensi wisata Pantai
Pongkar.
b. Perusahaan
Selain dari media sosial yang berasal dari faktor eksternal yang mempengaruhi
perubahan pola pikir masyarakat, perusahaan yang berada di Desa Pongkar juga
mempengaruhi perubahan pola pikir masyarakat, karna Letak perusahaan tersebut
sangat dekat Desa Pongkar Khususnya Pantai Pongkar, perusahaan tersebut
banyak menyerap pekerja lokal maupun pekerja luar. Pada saat hari libur pekerja
luar menyempatkan diri mereka untuk berlibur ke Pantai Pongkar, selain itu
perusahaan ini juga memberi CSR (Corporate Social Responsibility), Dalam
program-programnya banyak yang kemudian melibatkan masyarakat. Keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan ini, itu lah yang kemudian mempengaruhi masyarakat
untuk merubah pola pikirnya. Tidak hanya perusahaan yang berada di dekat
daerah pariwisata Desa Pongkar saja memberi bantuan dalam pengembangan
potensi pariwisata Desa Pongkar bahkan perusahaan yang berada jauh dari daerah
pariwisata Desa Pongkar juga mendukung pengembangan potensi wisata Desa
Pongkar seperti PT. Timah juga membantu dalam proses pengembanagn kawasan
wisata Pantai Pongkar walaupun keberadaan PT. Timah yang jauh dari kawasan
Desa Pongkar dengan memberi bantuan seperti tongsampah dan baliho, ini
bertujuan agar masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kebersihan bagi
seluruh pengunjung pantai maupun masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa Desa
Pongkar sangat memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan lagi potensi
wisata Pantai Pongkar. Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)
memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas
11
kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status
sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan
kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
(Martono,2014:16). Sesuai dengan faktor-faktor perubahan sosial masyarakat
Desa Pongkar sangat terbuka dan mudah berbaur dengan masyarakat luar
sehingga membantu proses pengembangan potensi wisata Pantai Pongkar.
c. Instansi Pemerintah
Tidak sepenuhnya masyarakat sadar akan portensi wisata yang ada, tetapi mereka
juga diingatkan dari pihak dinas yang selalu memberikan sosialisasi mengenai
bagaimana cara menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam agar
mampu menarik jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Pongkar. Instansi juga
berperan penting dalam mengajak masyarakat bersama-sama untuk memanfaatkan
potensi yang ada di Desa Pongkar agar masyarakat bisa lebihh mandiri. Sehingga
yang dibuat instansi tersebut mendapatkan feedback dari masyarakat, seperti
masyarakat sudah mau ikut dalam mengembangkan potensi wisata Desa Pongkar.
Menurut (Martono,2014:2) untuk melihat peruahan sosial Pertama, studi
mengenai perbedaan; dimana dasat di lihat bahwa masyarakat Desa Pongkar yang
awal nya tidak sadar akan adanya potensi wisata sekarang sudah sadar dan mulai
mengelola. kedua, studi harus dilakukan pada waktu berbeda dimana awal
masyarakat belum bisa mengelola pada tahun 2002, pada tahun 2017 banyak yang
di kelola oleh pihak IKPAR dan ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang sama
yang terjadi di masyarakat Desa Pongkar selama 15 tahun.
12
KESIMPULAN
Konsep Perubahan sosial dapat dilihat bahwa ada penyebab dari
perubahan sosial yaitu faktor internal dan faktor ekstsernal, faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam masyarakat Desa Pongkar itu sendiri,
seperti adanya pengaruh dari tokoh masyarakat, pemuda melalui IKPAR, serta
nilai dan norma yang masih terjaga secara turun temurun di Desa Pongkar.
Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar masyarakat Desa Pongkar
seperti, pengaruh media sosialadanya tontonan yang menjadi ide untuk
pengembangan wisata yg dilihat dari luar daerah dan mempromosikan potensi
wisata Desa Pongkar, perusahaan yang memberi lapangan pekerjaan seta
memberikan kan modal serta bantuan melalui program-program seperti program
CSR, dan instansi-instansi pemerintah yaitu dinas pariwisata dan dinas kesehatan
yang sering melakukan sosilisasi seperti dinas pariwiata melakukan sosialisasi
mengenai pemanfaatan SDA yang ada di Desa Pongkar agar perekonomian
masyarakat terbantu dengan membukanya usaha kecil-kecil, kemudian dari Dinas
Kesehatan melakukan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan agar terciptanya
suasana yang aman dan nyam baik bagi masyarakat maupun pengunjung.
Masyarakat Desa Pongkar mengalami perubahan pola pikir karena
dorongan rasa ingin tahu dan ingin memahami serta memecahkan masalah.
Dimana dalam bermusyawarah melibatkan Kades Desa Pongkar, RT serta
masyarakat Desa Pongkar, sehingga hasil musyawarah tersebut terdapat saran
serta pendapat dari masyarakat Desa Pongkar yang kemudian masyarakat mulai
mengelola potensi wisata yang ada di Desa Pongkar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A.2015. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. BANDUNG: PT. REMAJA ROSDAKARYA BANDUNG
Moleong. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Hasan, Iqbal.2002. “Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan
Aplikasinya”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soekanto. 2017 Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Nanang Marton. 2014 Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modren,
Posmodren, dan Poskolonial Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Ahriyani. 2017. “Analisis Perubahan Pola Pikir Kehidupan Sosial Masyarat
Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba”. Jurnal Dakwah dan
Komunikasi. (Hal: 18-19)
Naufal, Muhammad. 2015. “Pergeseran Pola Pikir Tokoh Utama Dalam Novel
Ketika Elang Kembali Kesarang”. Jurnal Sosiologi Sastra. (Hal:24)
Kapuas, 2015. Konsep Dasar Pola Pikir. http://Prajaab 2011.com. Diakses 20
Juni 2018
PreziClassic, 2015. https://Prezi.com>Analisis-potensi-pariwisata-pulau-karimun-
kepri. Diakses 23 Juli 2015
BPS,2014.Profile Kepulauan Riau.https://id.m.Org/ bps/ Kabupaten_Karimun.
Diakses 15 Juli 2018