peralatan mekanis untuk pemanasan dan pendinginan
TRANSCRIPT
Tingkat 1
Tingkat 3
Tingkat 2
Desain Bangunan
Sistem Pasif
Penghangatan dan Pendinginan mekanis
Peralatan Mekanis Untuk Pemanasan dan Pendinginan
1.1 Pendahuluan
Pada sebagian besar bagunan peralatan mekanis (tingkat 3) diperlukan untuk
membawa beban termal yang tetap sisa setelah teknik penolakan atau penyimpan panas
(tingkat 1) dan pemanasan dan pendinginan pasif (tingkat 2) diaplikasikan (Gbr. 1.1).
dengan rancangan bangunan yang tepat, kebutuhan energi dan ukuran pemanasan
peralatan pemanas dan pendingin cukup kecil. Karena peralatan pemanas dan pendingin
cukup besar dan harus mencapai kesetiap ruangan, hal ini sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang arsitek.
Gambar 1.1. Kebutuhan Pemanasan dan pendinginan sebuah bangunan akan menjadi yang
terbaik dan berkelanjutan dengan menggunakan tiga strata/tingkat pendekatan
perencanaan ini
Meskipun sistem pendingin merupakan keharusan untuk seluruh bangunan –
dominasi - internal dengan tingginya beban pendinginan dari cahaya, manusia, dan
peralatan, sistem pendinginan tidak terlalu dibutuhkan untuk seluruh bangunan-
envelope. Pada daerah dingin dengan musim panas yang lembut atau singkat, hanya
sistem pemanas yang diperlukan.
1.2. Pemanasan
Secara konseptual, pemanasan sangat sederhana: bahan bakar dibakar dan panas
dikeluarkan. Hal yang paling sederhana dari keseluruhan sistem adalah memiliki
perapian dalam ruang yang dihangatkan. Metode penghangatan ini memang efisien,
tetapi asap dapat membuat konsep kebersihan terabaikan. Sekitar laut mediterania dan
dibeberapa daerah beriklim hangat, pemanas kecil portable sudah popular, seperti tempat
pembakaran arang, (Gbr. 1.2). Hibatchi jepang juga merupakan peralatan serupa.
Pengecualian dari pemanas primitif ini adalah Hypocaust Romawi, dimana udara hangat
dari pemanas melewati bawah lantai dan naik melalui dinding. Bangunan tradisional
korea juga menggunakan sistem pemanas bawah lantai yang serupa.
Gambar 1.2. Tempat pembakar arang portable dan
pemanas Hypocaust Romawi. (dari Wirsbo Company)
Pemanasan terpusat menjadi popular pada bangunan yang lebih besar pada abad
ke-19. Sistem gravitasi udara dan air bekerja dengan baik, khusunya pada bangunan
bertingkat banyak dengan basemant. Pemanas atau boiler, yang diletakan di basemant
dekat dengan tempat kayu atau arang, memanaskan udara atau air untuk menciptakan
konveksi natural yang kuat (Gbr 1.3).
Dengan menambahkan pompa dan kipas, sistem pemanasan modern dapat
menjadi lebih fleksibel dan merespon lebih cepat. Ketika memilih atau merancang
pemanas pada sistem pendingin untuk bangunan, kita harus mengetahui berapa banyak
perbedaan zona termal yang diperlukan.
1.3. Zona Termal
Karena tidak semua bagian memiliki kebutuhan pemanasan dan pendinginan yang
sama, sistem mekanis dibagi menjadi area pengendali individual yang disebut zona.
Setiap zona memiliki alat pengatur panas (thermostat) terpisah untuk mengendalikan
temperatur dan kadang-kadang memiliki alat pengatur kelembapan (humidistat) untuk
mengatur kelembapan yang terkandung di udara.
Alasan yang paling umum untuk zona terpisah ini adalah perbedaan penekanan.
Ruang yang menghadap utara mungkin membutuhkan pemanasan pemanasan, sementara
yang menghadap selatan, dalam bangunan yang sama, membutuhkan pendinginan. Jadi,
ruang yang menghadap barat membutuhkan pemanasan di pagi hari dan pendinginan di
sore hari (Gbr. 1.4).
Gambar 1.4. Sebuah bangunan perkantoran yang besar akan memerlukan sedikitnya lima zona
berdasarkan perbedaan eksposur. Setiap zona akan memiliki alat pengukur suhu
otomastis (thermostat) masing-masing
Penambahan zona selalu diperlukan karena perbedaan penggunaan. Sebaagi
contoh, ruang konferensi besar memerlukan kendali pembagi termal, jika tidak ruang
tersebut menjadi sangat dingin ketika tidak banyak orang yang hadir dan panas apabila
ruang penuh. Ruang komputer harus berada pada zona terpisah dengan dua alas an.
Pertama, memiliki banyak sumber pengumpul panas internal yang tidak biasa dan kedua,
jam operasinya berbeda dari bagian lainnya. Sering kali bangunan juga dikelompokan
atas dasar area yang disewakan. Jumlah zona diperlukan dan menjadi faktor penting
dalam menentukan sistem mekanis tertentu.
1.4. Sistem Pemanasan
Dua pertimbangan utama dalam menentukan sistem pemanasan adalah sumber
energi (bahan bakar) yang digunakan dan metode distribusi di dalam bangunan.
Pemilihan bahan bakar biasanya tergantung dari faktor ekonomi dan apa yang tersedia.
Pilihan utamanya adalah gas, minyak, batu bara, listrik, energi matahari, dan pemulihan-
panas-buangan. Kecuali di wilayah pedesaan, kayu yang terpolusi untuk dijadikan bahan
bakar praktis.
Minyak, batu bara, kayu, gas dalam botol, dan energi matahri memerlukan ruang
penyimpanan dalam bangunan (Gbr. 1.5). listrik menjadi popular karena kenyamanannya
yang sangat besar. Energi matahari, satu-satunya sumber yang dapat diperbaharui,.
Gambar 1.5. Minyak, batu bara, kayu, gas botolan, serta energi penyinaran matahari memerlukan ruang penyimpanan yang cukup luas dan sebuah system udara memerlukan volume bangunan yang luas untuk perangkat penanganan udara (1-5%).
Tabel 1.1. Sistem Distribusi Pemanasan
Sistem Kelebihan Kekurangan
Udara
Mampu melakukan fungsi lainnya seperti ventilasi, pendinginan, pengendali kelembapan, dan penyaringan.
Menghindari susunan berlapis serta suhu yang tidak rata dengan mencampur udara.
Sangat cepat tanggap terhadap perubahan suhu.
Perangkat tidak diperlukan di dalam ruangan yang sedang dipanaskan.
Saluran udara yang besar memerlukan perencanan yang detail serta alokasi ruang.
Jika tidak dirancang dengan baik akan menjadi bising.
Sangat sulit digunakan dalam renovasi. Sulit untuk menentukan zona. Lantai menjadi dingin jika saluran
keluar udara di dalam ruang tinggi.
Air
Pipa-pipa kecil dapat disembunyikan dengan mudah di dalam dinding dan lantai.
Dapat dikombinasikan dengan sistem air panas untuk keperluan rumah tangga.
Baik untuk pemancaran panas lantai
Pada dasarnya hanya bias memanaskan dan tidak bias mendinginkan (kecuali : unit kipas-koil dan unit valensi).
Lantai yang terkena pancaran lambat terhadap perubahan suhu.
Listrik
Paling kecil.Cepat tanggap terhadap perubahan suhu.Sangat mudah untuk dikelompokan.Ongkos awal murah
Sangat mahal untuk dioperasikan (kecuali pompa kalor).
Boros, tidak ramah lingkungan. Tidak mampu mendinginkan (kecuali
untuk pompa kalor).
1.5. Pemanasan Elektrik
Meskipun terdapat banyak perbedaan tipe alat pemanas listrik, kebanyakan
menggunakan elemen resistor panas untuk mengubah listrik menjadi panas. Terkecuali
adalah pompa kalor dan panas dari sistem pencahayaan.
Gambar 1.6. menggambarkan tipe umum alat resistor yang ada. Keuntungan besar
seluruh alat yang ditunjukan adalah alat tersebut membiarkan banyak zona pemanasan
menjadi lebih mudah terbentuk – setiap ruang atau bagiannya dapat menjadi zona
terpisah-pisah. Pemanas listrik atau perangkat pemanas air atau udara terpusat tidak
memiliki keuntungan ini. Karena pengoperasian resistor pemanas elektrik ini mahal dan
boros energi, orang seharusnya hanya menggunakannya pada iklim yang sejuk atau untuk
titik pemanasan tertentu.
Gambar 1.6. Berbagai macam tipe pemanas listrik
Unit dasar (baseboard) dipanaskan dengan konveksi alami, sedangkan unit
pemanas tersebut memiliki kipas untuk mengalirkan udara panas yang dihasilkan.
Pemansan radiasi dimungkinkan pada tiga intensitas yang berbeda. Karena luasnya area
mereka, daerah lantai dan plafon disekitarnya mendapat suhu cukup rendah (80oF dan
110oF).
Sementara itu, daerah panel pada dinding atau plafon menjadi lebih panas
(190oF) untuk mengimbangi areanya yang lebih kecil. Lampu inframerah berintensitas
tinggi dioperasikan pada suhu di atas 1.000oF, sehingga dapat menjadi sangat kecil.
Lampu itu terlihat sama dengan peralatan fluroscent kecuali lampu linear quartz yang
memancarkan warna merah yang panas. Pemanas inframerah berintensitas tinggi ini tidak
memanaskan udara, tetapi hanya obyek yang padat, seperti dinding, manusia, dan
perabotan.
Jadi, pemanas ini dapat digunakan di luar ruangan dengan beberapa tujuan, seperti
menjaga manusia tetap hangat di depan pintu masuk bioskop atau hotel. Pemanasan
tersebut juga cocok untuk bangunan, seperti gudang atau hangar, di mana di sana tidak
praktis memanaskan udara. Pemanas inframerah berintensitas tinggi juga dapat diberi
kekuatan jika dengan gas di samping dengan listrik.
Dengan alat resistor panas yang telah disebutkan sebelumnya, 1 BTU energi
listrik setara dengan 1BTU panas. Namun dengan pompa kalor, 1 BTU listrik
dikonversi setara dengan 3 BTU panas. Pompa kalor cocok di mana pendinginan pada
musim panas dan pemanasan pada musim dingin diperlukan. Karena efisiensi pompa
kalor menurun seiring dengan suhu luar, pompa tersebut tidak cocok bagi iklim yang
sangat dingin. Efisiensi pompa kalor digambarkan dengan koefisien performa
(Coefficient of Performance/COP) yang dijabarkan sebagai berikut :
Pada iklim yang sejuk, COP setinggi empat dapat dicapai, sedangkan pada iklim
dingin COP berada di bawah dua. Efisiensi yang lebih baik dimungkinkan dengan
memasang pompa kalor dengan air tanah dibanding dengan udara luar karena tanah jauh
lebih hangat saat musim dingin dan lebih dingin saat musim panas.
Gambar 1.6. Udara
dipanaskan dengan mengembalikan melalui alat pencahayaan.
Pada bangunan perkantoran besar, daerah interior hanya diterangi oleh lampu
listrik dan memerlukan pendinginan bahkan saat musim dingin. Jika udara hangat yang
kembali dari core dipanaskan lebih jauh melalui fitur cahaya, ia akan cukup hangat
memanaskan area pinggir bangunan (Gbr. 1.7). keuntungan lain sistem ini adalah lampu
dan fitur akan tahan lebih lama karena didinginkan oleh udara kembali.
1.6. Pemanasan Air Panas (Hydronic)
Bahan bakar mana pun yang telah disebutkan sebelumnya dapat digunakan untuk
memanasakan air dalam sebuah pemanas (Gbr. 1.8). Air panas tersebut dapat
menyebarkan panas melalui bangunan dengan beberapa cara.
COP =
Energi KeluarEnergi masuk
Salah satu sistem pemanasan hidronik yang paling nyaman didasarkan pada
hypocaust Romawi. Selain api, air panas dipompa melalui koil tabung plastik yang
ditanam di lantai (Gbr 1.9a dan b). jika lempengan (slab) beton digunakan, koil dapat
dicor tepat pada lempengan (slab). Jika lantai kayu digunakan, gulungan diletakan pada
lantai bawah, ditutup pertama dengan beton ringan atau gypsum, kemudian dilapisi oleh
lantai kayu.
Gambar 1.9a. Sistem pemanas lantai-radian air panas seringkali
menggunakan tabung plastik melingkar secara
berkesinambungan untuk meminimalisasi sambungan.
Gambar 1.8. Pemanas untuk system pamanasan air panas (hydronic)
Kebanyakan system air-panas menggunakan konvektor untuk memindahkan air
panas adri air ke udara pada setiap ruang (Gbr. 1.10). pada masa lalu, system air panas
menggunakan radiator besi, dimana kenyataannya, juga dipanaskan dengan konveksi
(Gbr. 1.11). Saat ini, kebanyakan konvektor terdiri dari tabung-bersirip atau koil-bersirip
untuk memaksimalkan pemindahan panas dengan konveksi alami (Gbr. 1.12). Baseboard
konvektor adalah unit lurus yang ditempatkan parallel dinding eksterior, sedangkan
cabinet konvektor mengonsentrasikan pemanasan yang paling dibutuhkan – di bawah
jendela. Ketika ada area kaca dan lantai ke plafon, konvektor di bawah lantai dapat
digunakan.
Kebanyakan penampilan konvektor dirancang tidak ditonjolkan karena
diasumsikan penampilan peralatan mekanis biasanya buruk. Beberapa arsitek dan
pabrikan mengambil pendapat berbeda, seperti yang biasa terlihat pada
radiator/konvektor yang elegan (Gbr. 1.13.).
Karena konvektor tergantung pada konveksi alam, konvektor harus ditempatkan
serendah mungkin dalam ruang. Akan tetapi, jika kipas digunakan untuk menekan
Gambar 1.9a. Untuk pemanasan lantai-radian (radiant) pada struktur slab-on-grade, cairan beton
dituangkan diatas tabung plastik. Zona pemanasan yang bervariasi dibuat dengan
tabung yang menyambung yang semua sambungannya dibuat di atas slab beton unyuk
meminimalkan kebocoran pada beton.
konveksi, posisi tertanam di mana pun dimungkinkan. Karena unit koil kipas juga dapat
digunakan untuk pendinginan.
Gambar 1.10. Sistem pemanas air dengan konvektor tipe baseboard
Gambar 1.11. Radiator besi tempa dipanaskan dengan radiasi dan konveksi.
Gambar 1.12. Konvektor tipe baseboard memiliki penampilan yang menonjol, namun masih bisa dihalangi oleh mebel
Gambar 1.13. Radiator/konvektor ini dirancang untuk diperlihatkan sebagai pemandangan