peralatan industri proses

Upload: johannesmartuahutagalung

Post on 10-Jul-2015

472 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

PERALATAN INDUSTRI PROSES PT. PETROKIMIA GRESIK Presented by :

Johannes Martua Hutagalung 08414017 Selamat Menyimak!!!!!

PRESENTASI PERALATAN INDUSTRI PROSES PT PETROKIMIA GRESIK

BAHAN BAKU BAHAN PENUNJANG SISTEM PROSES PERALATAN PROSES PEMBAHASAN DUA PERALATAN PROSES

PT. PETROKIMIA GRESIK Badan Usaha Milik Negara dibawah kordinasi

Menteri Pendayagunaan BUMN yang bergerak di bidang produksi pupuk, bahanbahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan engineering Merupakan pabrik pupuk kedua di Indonesia setelah Pupuk Sriwijaya. Jenis pupuk : Zwavelzuur Ammonia (ZA), Super Phospat (SP), NPK, dan Urea. Merupakan pabrik pupuk terlengkap di antara pabrik lainnya.

Lokasi Industri PT Petrokimia Gresik Memiliki areal tanah seluas 450 Ha Menempati 10 daerah desa, yaitu : Desa

Ngipik, Desa Tlogo Pojok, Desa Sukorame, Desa Kebomas, Desa Pojok Pesisir, Desa Romo Meduran, Desa Randuagung, Desa Tepen, Desa Tlogo Patut, Desa Karang Turi. Daerah-daerah ini terletak di Kecamatan Gresik, Kecamatan Kebomas, Kecamatan Manyar.

Unit-Unit Produksi A. Unit Produksi I ( Unit Pupuuk Nitrogen) Terdiri dari Pabrik ZA I (1972), Pabrik ZA II

(1984), Pabrik ZA III (1986), Pabrik Urea (1994) B. Unit Produksi II ( Unit Pupuk Fosfat) Terdiri dari pabrik Pupuk Posfat I (1979) : Pupuk TSP 36, Pupuk DAP, Pupuk NPK, dan Pabrik Pupuk Posfat II (1983) : Pupuk TSP-36

Unit Produksi III (Unit Asam Fosfat) Beroperasi sejak tahun 1984, terdiri 4 pabrik : Asam Fosfat (100%) Asam Sulfat Cement Retarder Alumunium Fluorida Pabrik Pupuk ZA II

Anak Perusahaan PT Petrokimia Gresik 1. PT Petrokimia Kayaku 2. PT Petrosida Gresik 3. PT Petronika 4. PT Petrowidada

5. PT Petro Central 6. PT Kawasan Industri Gresik 7. PT Puspetindo

Bahan Baku 1. Ammonia (NH3) Sebagai bahan baku pembuatan ammonium

sulfat dari unit Ammonia Departemen Produksi I.Parameter Kadar NH3 Kadar H2O Fasa Temperatur Tekanan Nilai 99.5% berat 0.5% berat Gas 10C 3,4 kg/cm2

2. Asam Sulfat (H2SO4) Asam sulfat yang digunakan dalam

pembuatan ammonium sulfat berasal dari unit asam sulfat II Departemen Produksi III.Parameter Fasa Temperatur Tekanan Konsentrasi H2SO4 Nilai Cair 320C 5 kg/cm2 98,5 99,5 % berat

H2O FeSO2

0,5 0,2 % berat Max. 100 ppmmax. 150 ppm

Bahan Penunjang Armoflow 11 : bahan kimia penunjang pada produk kristal basah sebelum masuk rotary dryer. Sebagai anti caking. Asam Fosfat (HPO4), ditambahkan pada

tangki penampungan larutan induk hasil sentrifugasi. Udara tekan Steam Fresh water

Sistem Proses1. Skema Proses Pembuatan Ammonia

Uraian Proses 1. Proses Pembuatan Gas Sintesa A. Desulfurisasi Natural gas yang masih mengandung zat

pengotor, terutama H2S diturunkan kadarnya dari 25 ppm sampai Soutlet 0.01 ppm dalam desulfurizer yang berisi katalis Co/Mo dan ZnO sebagai penyerap H2S. Reaksi : S + H2 CO/Mo H2S H2S + ZnO ZnS + H2O

1. Pembuatan gas sintesa B. Primary Reformer : Steam reforming Adalah reaktor berkatalis yang berfungsi

mengubah gas alam menjadi CO dan H2 dengan bantuan steam (sebagai reaktan) dan panas untuk reaksi endothermis. Reaksi : CH4 + H2O CO + 3 H2 H positif

1. Pembuatan Gas sintesaC. Secondary reformer : autothermal reforming Mereaksikan sisa gas alam dari primary reformer membentuk CO dan H2. Kebutuhan panas dicukupi dari reaksi udara (O2) dengan gas H2. Reaksi : H2 + 1/2O2 H2O + Q H negatif CH4 + H2O Ni CO + 3H2 + Q H positif

1. Pembuatan Gas sintesaD. Co shift Converter Terdiri atas dua reaktor berkatalis Fe dan Cu yang berfungsi mereaksikan CO dengan uap air membentuk CO2 pada dua tingkat reaktor (HTS dan LTS). Reaksi : CO + H2O Fe/Cu CO2 + H2 H negatif

2. Pemurnian gas sintesaA. CO2 Removal

Menghilangkan / mengalirkan gas CO2

dari gas proses ke pabrik produksi samping. Absorber : H2O + CO2 + K2CO3 2 KHCO3 Stripper : 2 KHCO3 K2CO3 + H2O + CO2

2. Pemurnian Gas SintesaB. Metanator

Mereaksikan CO dan CO2 sisa yang masih

terikut gas proses menghasilkan CH4. Reaksi : CO + H2O CH4 + H2O negatif CO2 + H2O CH4 + H2O negatif Gas sisa diubah menjadi metana karena metana bersifat inert (tidak meracuni katalis). H2O yang berbentuk kemudian dipisahkan di kolom dan dryer sehingga gas proses tidak mengandung unsur O2.

3. Sintesa gas NH3 Gas

keluar setelah dari metanator dikompresikan dan dialirkan dalam konverter untuk mereaksikan N2 dan H2 membentuk NH3.

4. Proses Pendinginan Mencairkan amonia dari konverter sebagai

produk cair..

5. Purge gas recovery Memisahkan gas H2 dari gas inert yang

dikeluarkan dari unit refrigerasi untuk selanjutnya dikembalikan ke sintesis loop.

PROSES PEMBUATAN ASAM SULFAT Diagram Alir Pabrik Asam Sulfat

Proses Pembuatan Asam Sulfat Proses : Double Contact Absorption Process Burner

and

Double

Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah :

: S + O2 (udara kering) SO2 (eksotermis) Converter : SO2 + 1/2O2 (udara kering) SO3 Absorber : SO3 + H2O H2SO4

PROSES PEMBUATAN AMMONIUM SULFAT (ZA) 1. Proses netralisasi dan kristalisasi 2. Proses pemisahan kristal 3. Proses pengeringan produk

PROSES NETRALISASI DAN KRISTALISASI Ammonium sulfat diperoleh dari hasil netralisasi antara ammonium (NH3) dan asam sulfat (H2SO4). Reaksi antara ammonia dan asam sulfat diikuti dengan pembentukan kristal ammonium sulfat.

PROSES PEMISAHAN KRISTALKristal yang akan dipisahkan dari larutan induknya didalam centrifuge dengan menggunakan prinsip pemisahan dengan gaya sentrifugal. Pemisahan terjadi karena adanya perbedaan densitas antara kristal dengan larutan induknya.

Proses pengeringan produkKristal basah ammonium sulfat kemudian dimasukkan kedalam rotary dryer untuk dikeringkan dengan menggunakan aliran co-current dengan aliran udara.

PROSES PEMBUATAN CO2 SEBAGAI HASIL SAMPING 1. Tahap pemurnian atau pengeringan 2. Tahap pencairan. 3. Tahap ekspansi dan pemadatan.

PERALATAN PROSESPeralatan Proses Pembuatan Ammonium Sulfat

A. Saturator (R-301 ABCD) B. Condensor (E-301 ABCD) C. DRYER (ROTARY DRYER M-302) D. AIR HEATER (E-302) E. CENTRIFUGE (M-301 A/B) F. BELT CONVEYOR (M-303) G. SCREW CONVEYOR (M-307) H. VIBRATING FEEDER (M-308) I. BUCKET ELEVATOR (M-306)

J. BELT CONVEYOR (M-603) K. BELT CONVEYOR (M-608)

L. BELT CONVEYOR (M-609) M. AIR COMPRESSOR (C-303 A/B) N. EXHAUST FAN (C-305) O. MOTHER LIQUOR TANK (D-301) P. CONDENSATE STORAGE TANK (TK-301) Q. BUCKET ELEVATOR (M-620) R. VIBRATING SCREEN (M-621)

Pembahasan Dua Alat

Rotary Dryer Centrifuge

ROTARY DRYERMesin Pengering Rotary (Rotary Dryer) adalah salah satu jenis mesin pengering yang secara khusus digunakan untuk mengeringkan aneka bahan padatan biasanya berbentuk tepung atau granul / butiran.

FUNGSI ROTARY DRYER Untuk mengurangi kadar air dari bahan solid dengan cara mengontakkannya dengan udara kering Untuk mempercepat proses pengeringan

CARA KERJABahan yang akan dikeringkan secara kontinyu dimasukkan pada salah satu ujung, udara yang telah dipanaskan dimasukkan searah dengan bahan yang dikeringkan. (aliran co-current) Bahan yang akan dikeringkan masuk pada ujung pengering yang tinggi, dengan adanya perputaran dari pengering serta didukung oleh adanya sudu di dalamnya, maka produk akan keluar secara perlahan-lahan pada ujung yang lebih rendah.

GAMBAR TEMPAT MASUKNYA PADATAN

KONDISI OPERASI ROTARY DRYER Temperatur Rotary Drum Dryer : 175C - 325C Temperatur Out Put Rotary Drum Dryer : 150C -

205C Kelembaban matrial Asal Hasil pengeringan Input Material Out Put Material

: 40% : 20% : 13.000 kg / jam : 10.400 kg / jam

GAMBAR TEKNIK

GAMBAR REAL

Centrifuge Centrifuge adalah sejumlah perangkat yang berputar pada kecepatan tinggi untuk menekan objek luar dengan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal adalah gaya melempar keluar karena poros yang berputar, semakin cepat putaran semakin besar gaya yang

dikandungnya. Gaya ini dapat digunakan untuk memisahkan fasa padat dan fasa cair yang bercampur.

Sentrifuge pendorong filtrasi Sentrifus terdiri dari mangkuk berputar pada

sumbu vertikal. Dengan adanya gaya sentrifugal, cairan berat atau partikel lolos ke daerah terluar dari mangkuk, sedangkan komponen yang lebih ringan bergerak terhadap pusat. Memberikan aliran halus dan pemisahan yang lebih baik.

Gambar Teknik

Pemisahan terjadi karena adanya perbedaan densitas antara padatan dengan larutan induknya.

Gambar Nyata

SEKIAN DAN TERIMA KASIH