perakitan jagung komposit dan hibrida
TRANSCRIPT
RENCANA PENELITIAN TIM PENELITIRPTP
PERAKITAN JAGUNG KOMPOSIT DAN HIBRIDA QPM PROVIT-A UNTUK PANGAN FUNGSIONAL
M. Yasin HG
BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIAPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN
PANGANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RPTP : Perakitan Jagung Komposit Dan Hibrida QPM Provit-A Untuk Pangan Fungsional
2. Nama Unit Kerja : Balai Penelitian Tanaman Serealia (BALITSEREAL)
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, 90514 Sulawesi Selatan PO. Box. 1173 MakassarTelp. (0411) 371529, 371016; Fax (0411) 371961 e-mail: [email protected]
4. Diusulkan Melalui DIPA
: Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lain
5. Status Penelitian : Lanjutan (2010– 2014)6. Penanggung Jawab
(pht)a. N a m ab. Pangkat/Golonganc. Jabatan
::::
M Yasin HGPembina Utama / IVePeneliti Utama
7. Lokasi Penelitian : Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Jawa Timur, NTB, dan Riau/Djambi
8. Agroekosistem Lahan kering dan sawah tadah hujan
9. Jangka Waktu : 5 (lima) tahun
10. Tahun Dimulai : 2011
11. Tahun Akhir : 2014
12. Output Tahunan : dirilis tiga-empat varietas unggulan Nasional : Jagung Pulut jenis bersari bebas, hibrida jagung Pulut dan hibrida Provit A hasil > 10,0 t/ha, umur genjah < 90 dari, kandungan amilopektin > 90,0% untuk pulut dan kandungan βeta carotene 8-12,0 µg/g untuk provit A.
Tersedianya benih tetua calon hibrida jagung pulut, provit A masing-masing 20-25 kg
Diperoleh informasi karakter sifat fisik, kimia, fisikokimia, termasuk kandungan amilopektin, βeta-carotene dan bahan aktif jagung pangan fungsional yang dirilis
SK Mentan tentang pelepasan varietas
2
13. Output Akhir : Menghasilkan 6-8 jagung hibrida dengan hasil ±10,0 t/ha, serta 2-3 opv hasil ±6,0 t/ha dari jagung fungsional (QPM biji kuning, Provit-A, Pulut, dan Jagung putih) kandungan nutrisi tinggi, toleran cekaman kering, umur genjah (<90 hari), memiliki ketahanan cekaman kering, dan penyakit utama bulai, dan bercak daun.
14. Biaya Penelitian TA. 2013
: Rp. 408.316.000,-
Kordinator Program ,
Ir. Zubachtirodin, MSNIP. 19520505 198203 1 003
Penanggung Jawab RPTP
Ir. M Yasin HG, MS. APUNIP. 19540208 198103 1 003
Mengetahui :Kepala Puslitbang Tanaman Pangan
Dr. Hasil Sembiring NIP. 1960 0210 198803 1 001
Kepala BalaiPenelitian Tanaman Serealia
Dr.Ir. Herman Subagio,MSNIP. 19600605 19840321 1 003
RINGKASAN
3
1. Judul : Perakitan Jagung Komposit dan Hibrida QPM Mendukung Pangan Fungsional
2. Unit Kerja : Balai Penelitian Tanaman Serealia (BALITSEREAL)
3. Lokasi : Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Jawa Timur, NTB dan Riau/Jambi
4. Tujuan : Merilis varietas unggul jagung Pulut opv dan hibrida umur genjah (<90 hari) hasil masing-masing 6,0 t/ha, dan >10,0 t/ha. Menghasilkan (50-60) galur generasi lanjut (Provit-A, QPM, Pulut) yang berpotensi hasil tinggi dan stabil, tahan penyakit utama, dan nutrisi tinggi guna menunjang sistem pangan Nasional.
5. Keluaran yang diharapkan
: Rilis dua-tiga varietas masing-masing dari bersari bebas Pulut yang kandungan amilopektin tinggi (>80,0%) hasil >6,0 t/ha, hibrida Pulut hasil 10-11 t/ha, dan hibrida Provit-A toleran kekeringan umur genjah ≤90 hari hasil >10,0 t/ha. Sebanyak 100 – 200 genotipe (galur, F1 famili silang uji, tetua penguji, serta populasi) dengan karakterisasi nutrisi lebih tinggi dibandung jagung biasa, hasil tinggi, serta toleran penyakit utama (bulai dan bercak daun).
6. Deskripsi dan Metodologi
: Populasi jagung fungsional (QPM, Pulut, Provit-A) ditingkatkan siklusnya dengan metoda perbaikan dalam dan antar populasi. Galur murni akan dibentuk dengan kawin diri sampai generasi lanjut (>S5) sebagai materi calon hibrida dan populasi sintetik, tetua penguji dihasilkan melalui uji daya gabung. Famili dievaluasi dengan Rancangan Alfa latis. Calon varietas dievaluasi dengan uji multilokasi metoda Rancangan Acak Kelompok tiga-empat ulangan dilanjutkan analisis stabilitas hasil. Uji ketahanan kekeringan dilakukan dengan menghitung indeks kekeringan metoda Fisher. Evaluasi penyakit bulai dan bercak daun dilakukan secara buatan dengan menyiapkan tanaman perangkap. Varietas yang dihasilkan akan dilengkapi dengan karakteristik kandungan nutrisi endosperm.
7. Jangka waktu : 5 (lima) tahun8. Biaya penelitian t.a
2013: Rp. 408.316.000,-
4
SUMMARY
1. Title : Generated of maize open pollinated and hybrid QPM to improved of fungsionality food
2. Implementation Unit : Indonesian Cereal Research Institute3. Location : South Sulawesi, Central Sulawesi, North
Sulawesi, West Sulawesi, East Java, NTB and Riau/Djambi
4. Objective : Promising new opv and hybrid of waxy corn, Provit-A, and QPM. The intra and inter population improvement was using to increase cycle of selection. . Generated of inbred lines by selfed which is high yield, tolerance on drought, main disease (Downy mildews, and Maydis leaf blight), and adapted in central maize production. Characterization of nutrition would be conducted to supported for develop of food functional.
5. Expected Output : Two-three candidate of waxy corn (opv, hybrid) which high amilopectine (>85%), and yield 6 t/ha of opv and 11, 0 t/ha of hybrid. Two single cross hybrid of Provit-A which is tolerance under drought. All candidates was early maturity and yield (opv >6,0 t/ha and hybrid >10,0 t/ha). Generated of 100 – 200 genotypes (inbreds, populations) of high nutrition, and resistant on major pest. Downy mildews, and Maydis leaf blight)
6. Description of Methodo-logy
: The population of functional like as QPM, Pulut, and Provit-A) would be increase the cycles of selection by intra population improvement. Evt trial would be conducted in central maize production by RCBD three-four replication. Family generated by selfing and evaluated by simple lattice design two replication. Tester as male would find by analysis of general combining ability and specific combining ability. The screening of genetic material by conducted in artificial to prepare trap crop, and selected for resistance to reccombine. The characterization of nutritional would be analyzed of candidate varieties opv and hybrids
7. Duration : 5 (five) years
8. Budget/Fiscal/Year : Rp. 408.316.000,-
5
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Varietas yang di rilis dari RPTP Jagung fungsional adalah dua hibrida
QPM biji kuning yakni Bima-12Q dan Bima-13Q, dua jagung bersari bebas
Provit-A, serta jagung biji putih sedang tahap perbaikan proposal untuk rilis
hirida silang tunggal. Jagung fungsional adalah jenis jagung yang
diperuntukan sebagai bahan baku konsumsi baik sebagai pangan maupun
pakan. Sejumlah jenis jagung sebagai food functional akan tetap
ditingkatkan frekwensi genetiknya dalam menghasilkan varietas unggul
nasional diantaranya jagung QPM (Quality Protein Maize/kualitas protein
tinggi, lisin 0,43% dan triptofan 0,12%), jagung Provit-A (kandungan βeta
carotene tinggi 8,0 µg/g), dan jagung pulut (Amilopektin tinggi >90,0%).
Jagung fungsional adanya keunggulan spesifik dibanding jagung biasa
yakni kaya nutrisi, mudah dijual sebagai hidangan segar yang langsung
dapat menambah pendapatan petani. Jagung hibrida fungsional diharapkan
semakin banyak dirilis sebagai varietas unggulan nasional. Jagung QPM
adalah jagung kaya asam amino lisin, triptofan yang berperan
meningkatkan gizi anak balita, diet, mengantisipasi rawan protein, serta
kualitas pakan dapat meningkat. Provit-A adalah jagung kaya vitamin-A
atau βeta-caroten, mengandung 8,0 µg/g, jagung biasa 1,0 µg/g untuk
setiap gram contoh. Sejumlah populasi dan galur asal CIMMYT telah
dimurnikan dan jenis opv telah dirilis adalah Provit-A1 dan Provit-A2 asal
populasi Obatanpa(Pro-A)BC2C1-F dan KUI Carotenoid Syn. Provit-A
berperan mencegah lebih dini gangguan mata yang berakibat kebutaan,
dan dapat menambah gizi anak balita untuk meningkatkan nafsu makan.
Jagung pulut (waxy corn) dapat langsung menambah pendapatan petani
dengan menjual dalam bentuk tongkol muda, rasa enak dan gurih.
1.2 Justifikasi/Dasar Pertimbangan
Kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi di Indonesia telah
6
memiliki dasar hukum yaitu UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem
Penelitian Nasional, Pengembangan dan Penerapan IPTEK. Undang-Undang
ini mendorong pertum-buhan dan pendayagunaan sumber daya IPTEK
secara lebih efektif, pembentukan jaringan penelitian yang mengikat
semua pihak, baik Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masya-rakat luas
untuk berperan aktif dalam memajukan kegiatan IPTEK.
Azas legalitas yang juga menjadi acuan adalah: (1) Inpres No.7 tahun
1999 tentang kewajiban unit kerja mandiri untuk menyususn Renstra dan
Lakip, (2) UU No17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara berbasis kinerja,
(3) UU No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangun-an
Nasional, (4) Visi dan Misi Deptan tentang Pembangun-an Pertanian 2020,
(5) Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014, (6) Renstra Puslitbang
Tanaman Pangan 2010-2014, dan Renstra Balai Penelitian Tanaman
Serealia 2010-2014.
Varietas opv dan hibrida baru yang dihasilkan dari jagung fungsional
(Bima 12Q, Bima 13Q, Provit A1 dan Provit A2) sedamg tahap
pengembangan dan penyebaran ditingkat petani. Tetua dari masing-
masing varietas sedang diperbanyak di lahan KP. Balitsereal. Keunggulan
yakni kandungan nutrisi tinggi, rasa nikmat/gurih, dapat meningkatkan
pebdapatan petani secara langsung, serta potensi hasil dapat menyamai
jagung biasa. Jagung QPM kaya asam amino lisin dan triptofan, jagung
Provit-A kaya βeta-carotene, dan jagung Pulut dapat meningkatkan
pendapatan secara nyata. Jagung QPM juga dapat meningkatkan kualitas
pakan baik jenis unggas maupun monogastik. Ketersediaan varietas jagung
fungsional masih sangat terbatas dibanding jagung biasa sehingga
diperlukan upaya lebih giat dalam pelepasan varietas baik bersari bebas
maupun hibrida. Jagung fungsional perlu diseleksi tingkat ketahanan
terhadap penyakit dengan melakukan screening penyakit bulai, bercak
daun, serta nilai nutrisi yang dikandung.
1. 3. Tujuan
Tujuan akhir dari RPTP selama lima tahun ini adalah
7
Menghasilkan 6-8 jagung hibrida dengan hasil ±10,0 t/ha, serta 2-3
opv hasil ±6,0 t/ha dari jagung fungsional (QPM biji kuning, Provit-
A, Pulut, dan Jagung putih) kandungan nutrisi tinggi, toleran
cekaman kering, umur genjah (<90 hari), memiliki ketahanan
cekaman kering, dan penyakit utama bulai, dan bercak daun.
Tujuan untuk tahun 2013 yaitu dirilis tiga-empat varietas unggulan
Nasional : Jagung Pulut jenis bersari bebas, hibrida jagung Pulut dan
hibrida Provit A hasil > 10,0 t/ha, umur genjah < 90 dari,
kandungan amilopektin > 90,0% untuk pulut dan kandungan βeta
carotene 8-12,0 µg/g untuk provit A.
Tersedianya benih tetua calon hibrida jagung pulut, provit A
masing-masing 20-25 kg
Diperoleh informasi karakter sifat fisik, kimia, fisikokimia, termasuk
kandungan amilopektin, βeta-carotene dan bahan aktif jagung
pangan fungsional yang dirilis
SK Mentan tentang pelepasan varietas
1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak:
Varietas yang dihasilkan bermanfaat meningkatkan nilai gizi
(amilopektin, lisin, triptofan, dan vitamin-A) untuk anak balita, serta
kualitas pakan lebih baik.
Tersedia varietas jagung pulut yang dapat menambah pendapatan petani
dengan waktu panen sekitar 60-65 hari, dipanen dalam bentuk tongkol
muda.
Tersedianya jagung fungsional untuk wilayah tertinggal dalam memenuhi
gizi dan manambah pendapatan khususnya di KTI yang sarat cekaman
biotis dan abiotis kekeringan, serta mengurangi ketergantungan pada
padi dan terigu.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Kerangka Teoritis
Jagung fungsional adalah jenis jagung yang mempunyai sifat khusus
(specialty corn) yakni kaya nutrisi seperti asam amino lisin dan triptofan,
βeta carotene, dan amilopektin. Varietas baru yang dirilis Provit A1 dan
Provit A2 mengandung 0,081 µg/g dan 0,144 µg/g dibanding Sukmaraga
0,048 µg/g atau lebih tinggi 69,0%-203%. Sejumlah hasil penelitian bahwa
suplementasi Provit-A pada anak balita meningkatkan pertumbuhan badan,
mencegah buta senja dan meningkatkan nafsu makan (Science Daily,
2008; Nutra, 2008; Cong Khan, 2007; Bwibo et al., 2003 ). Jagung pulut
yang kaya amilopektin (>90%) mempunyai rasa enak dan gurih banyak
dimanfaatkan makanan selingan yaitu direbus atau dibakar muda,
dijajakan sepanjang jalan poros untuk dijual dengan harga Rp 10.000/ 10
tongkol, banyak petani memilih panen muda untuk langsung dijual sebagia
lagi dituakan untuk ditanam pada musim berikut. Jagung pulut juga dapat
dibuat sebagai marning bahkan di pusat-pusat mall banyak dijual dengan
harga mencapai Rp. 20.000/kg. Kelemahan jagung fungsional termasuk
pulut produksi redah yaitu sekitar 2,5-3,0 t/ha sedangkan setelah melalui
perbaikan seleksi dengan peningkatn daur/siklus, produksi dapat
ditingkatkan sampai 300%.
QPM mengandung dua kali lebih banyak kadar lisin dan triptofan
dibanding jagung biasa. Karenanya, bila jagung QPM digunakan sebagai
9
pakan ternak monogastrik, maka protein ternak yang kekurangan dua
asam amino dapat terpenuhi, sehingga tidak perlu menggunakan dari
sumber lain (Vasal, 1994; Cordova, 2001). Arief (2007) melaporkan bahwa
bobot dan energi tikus bertambah sangat nyata dengan pemberian QPM
Srikandi kuning-1 dan Srikandi putih 1 dibandingkan Bisi-2 dan Lamuru.
Jagung QPM juga dapat meningkatkan bobot ternak ayam ras dibanding
menggunakan pakan varietas Lamuru.
II.2 Hasil-hasil penelitian
Varietas yang di rilis dari Obatanpa(Pro-A)BC1C2-F2 dan KUI Carotenoid
Syn (broad) mencapai 7,0-7,4 t/ha lebih tinggi 15-20% dari Sukmaraga dan
Srikandi Kuning-1.
Jenis hibrida F1 (silang uji) telah dibentuk dan mencapai hasil 9,0 t/ha
yakni :
Galur (Carotenoid.Syn.FS.5-1-5-B-B) x tester (KUI carotenoid syn-
FS25-3-2-B-B),
Galur (CML-300-B-B) x tester (KUI carotenoid syn-FS25-3-2-B-
B)
Seleksi tetua pada lingkungan tercekam kekeringan diharapkan dapat
dihasilkan F1 yang toleran kekeringan dengan hasil minimal tidak berbeda
nyata dengan lingkungan normal atau cukup air. Evaluasi F1 MT 2010 pada
lingkungan kering dengan curah hujan pendek di Donggala-Palu dapat
dihasilkan 8,0-8,5 t/ha, umur panen 90 hari serta penampilan tanaman
cukup baik (skor = 1,0). Sejumlah galur murni generasi lanjut jagung
Provit-A telah dihasilkan dan akan dievaluasi pada lingkungan tercekam
kekeringan.
QPM biji kuning telah dihasilkan kandidat unggul yakni
Mr4Q x Mr14Q (Bima-12Q), CML161 x CML165 (Bima-13Q) potensi
hasil 9,5-10,0 t/ha (ka.15%). Kedua hibrida mempunyai kandungan
lisin lebih tinggi terhadap Bima-1 dan Bisi-2 sebanyak 58,2-75,86%,
triptofan lebih tinggi 80,0-140,0%.
Perakitan hibrida biji putih dihasilkan teste) CML264Q dan hasil
persilangan menunjukan terdapat pasangan heterotik terhadap
10
CML140, dan CML143, CML150, CML151 hasil dapat dicapai 9,13-9,79
t/ha atau terdapat kenaikan ratio 11,1-20,9% dibanding Srikandi
putih-1 dan 35,5-41,3% dibanding Anoman-1.
Calon varietas jagung putih yang siap di rilis adalah CML140 x
CML264Q, serta CML143 x CML264Q dengan potensi 10,0 t/ha.
Perbaikan populasi jagung pulut untuk menghasilkan calon varietas
opv telah dilaksanakan dengan metoda perbaikan dalam populasi dan
silang balik. Pulut Harapan merupakan hasil persilangan antara (Pulut
Takalar) x Anoman-1, sampai pada generasi BC4S1 telah dihasilkan
populasi Pulut Harapan. Disamping itu populasi Pulut Super asal “Pool-
5.G20(S)C3 x Pulut Limbara” telah disilang balik sampai BC3F2. Hasil
rekombinasi dari galur-galur elite introduksi tahan kering telah
menghasilkan populasi sintetik baru yakni “Pulut Sintetik Muneng”. Ketiga
populasi yang telah mengalami perbaikan breeding dan uji daya hasil
selanjutnya siap diajukan pada sidang pelepasan varietas.
III. METODOLOGI/PROSEDUR
1. 1. Pendekatan
Peningkatan setiap daur dari populasi menganut tiga tahapan yakni:
pembentukan famili, evaluasi famili, dan rekombinasi famili terpilih.
Pendekatan lainnya adalah dengan seleksi massa, tanaman sehat dan
seragam disaling silang (sibbing) guna memurnikan populasi. Populasi yang
telah ditingkatkan siklus atau daur sebanyak lima-enam generasi
merupakan sumber genetik untuk calon varietas bersari bebas sintetik atau
komposit serta galur-galur untuk pembentukan hibrida (Sprague dan
Eberhart, 1977; Hallauer dan Miranda, 1981; Pandey dan Gardner, 1992).
Pembentukan galur dengan metode pedigree, galur elite disilang secara
diallel dan dievaluasi untuk mengetahui daya gabung. Perakitan varietas
untuk adaptif pada lingkungan kering akan dilakukan evaluasi pada
lingkungan tercekam kekeringan kemudian uji daya hasil pada wilayah KTI
yang tergolong kering.
11
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan
1 Perbaikan genotipe jagung Provit-A, Pulut, dan QPM
2. Karakerisasi Nutrisi jagung Fungsional
3. Uji multi lokasi daya hasil genotipe jagung fungsional
3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
Ad 1. Perbaikan Genotipe Jagung Provit-A, Pulut, dan QPM
Kegiatan terdiri terdiri atas lima sub kegiatan yaitu
1.1. Pembentukan galur generasi lanjut (QPM, Provit-A dan Pulut)
1.2. Evaluasi galur pada lingkungan optimal
1.3. Pembentukan silang uji F1 calon hibrida jagung fungsional
1.4. Evaluasi silang uji F1 pada lingkungan optimal
1.5. Pembentukan diallel galur elite jagung QPM dan Provit-A
1.6. Evalusi F1 untuk daya gabung umum dan spesifik
1.7. Perbanyakan tetua (parent stock) calon hibrida jagung fungsional
1.8. Pembentukan genotype jagung fungsional toleran penyakit bulai
dan bercak daun
1.9. Pembentukan populasi calon bersari bebas jagung sintetik QPM
Uraian metodologi kegiatan untuk tiga jenis jagung fungsional sebagai
berikut :
1.1. Pembentukan Galur (QPM, Provit-A, dan Pulut)
Sebanyak 80-100 galur tiga jagung fungsional yang dihasilkan tahun 2012
ditanam dengan jarak 75x20 cm pada plot panjang 5,0 m. Galur yang sehat
dan sinkron masa berbunganya di kawin diri (selfing) sebanyak 5-10
tanaman per baris. Tanaman dipupuk Urea dan Ponska (300-100) kg/ha.
Dilaksanakan SMI di KP Maros.,
QPM biji kuning : CML161, CML162, CML163, CML165, CML166, CML168,
CML169, CML170, CML171, CML172., Mr4Q, Mr14Q, dan
kelompok MSQ.K1C0, C1
QPM biji putih : CML140, CML141, CML142, CML143, CML151, CML152,
CML153, CML264Q, dan kelompok MSQ.K1C0
12
(biji yang ditanam ditandai dengan warna buram/opaque, seleksi
dialakukan skor 2 dan 3 diatas meja kaca/light table)
Jagung Provit-A dilajutkan penggalurannya adalah : CML-300-B-B,
Carotenoid Syn3-FSB-4-6-B-B, CML-324-B-B, CML-297-B-B, Carotenoid Syn3-
FS8-4-2-B-B, Florida A Plus Syn-FS6-3-1-B-B, KUI Carotenoid syn-FS17-3-2-
B-B, KUI Carotenoid Syn3-FS5-1-5-B-B Carotenoid syn-FS25-3-2-B-B, KUI
Carotenoid syn-FS17-3-2-B-B, CML305-B-B, dan plasma nutfah biji merah-
oranye asal lembah palu Sulteng
1.2. Evaluasi Galur Pada Lingkungan Optimal
Ketiga galur jagung fungsional yang dibentuk pada kegiatan SM I
selanjutnya dievaluasi pada dua lingkungan tumbuh yang optimal Materi
genetik ditanam pada plot tunggal panjang 5,0 m, jarak tanam 75x20 cm,
dipupuk urea, SP36, KCl (300-200-100) kg/ha.
Pengamatan terdiri atas :
Persentae tanaman tumbuh umur 3 minggu setelah tanam.
Umur berbunga jantan dan betina (hari)
Tinggi tanaman dan tinggi tongkol (cm)
Tinggi letak tongkol (cm)
Komponen hasil (bobot tongkol, kadar air, panjanr dan diameter
tongkol)
Skor daun menggulung
Bobot hasil setiap entri (kadar air 15%)
1.3. Pembentukan Silang Uji F1 Calon Hibrida Jagung Fungsional
Sejumlah silang uji QPM biji kuning yang dibentuk pada MK 2012
akan dievaluasi pada lahan kering, materi F1 yang dievaluasi adalah
Jagung QPM : Induk betina : 20-30 galur elite
Induk jantan : MR14Q, atau CML165
Dilaksanakan dengan metoda persarian terbuka untuk tetua pejantan,
sedangkan induk betina akan di deta selling (dimandulkan). Dilaksanakan
di KP. Maros SM I
13
1.4. Evaluasi Silang Uji F1 Pada Lingkungan Optimal
Galur yang dihasilkan kegiatan SM I dievaluasi menggunakan
Rancangan Alfa Latis dua ulangan ditanam dengan jarak tanam 75 cm x 20
cm, baris tunggal panjang plot 5,0 m, dipupuk Urea, SP-36, KCl (300-200-
100) kg/ha. Dilaksanakan SM II di lokasi Palu-Sulteng, atau KP. Bajeng.
1.5. Pembentukan Diallel Galur Elite Jagung Fungsional
Sebanyak 6-8 galur-galur elite dari jagung Provit-A/QPM disaling-
silang untuk membentuk F1. Ditanam dengan jarak 75x20 cm, dua-tiga
baris per entri panjang plot 5,0 m, dipupuk Urea, Ponska (300-200) kg/ha.
Dilaksanakan di KP Maros SM I.
1.6. Evalusi Diallel Untuk Daya Gabung Umum Dan Spesifik
Sejumlah F1 jagung fungsional dari saling-silang SM I dievaluasi
dengan menggunakan RAK tiga ulangan. Ditanam dengan jarak 75x20 cm,
dua baris per entri panjang plot 5,0 m, dipupuk Urea, SP-36, KCl (300-200-
100) kg/ha. Dilaksanakan di KP Bajeng/Bontobili dalam SM II.
1.7. Perbanyakan Tetua (Parent Stock) Calon Hibrida Jagung
Fungsional
Tetua calon hibrida jagung Provit-A, QPM, dan Pulut di perbanyak dan
dimurnikan dengan metoda kawin diri (selfing) atau persarian terbuka..
Ditanam terisolasi dengan jarak 75x20 cm, dua baris per entri panjang plot
5,0 m, dipupuk Urea, Ponska (300-200) kg/ha. Dilaksanakan di KP Maros/ KP
Bajeng dalam SM I-II
1.8. Evaluasi Jagung Fungsional Toleran Penyakit Bulai Dan Bercak
Daun
Skrening sejumlah populasi dan galur jagung Provit-A, QPM, Pulut
akan dilakukan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora maydis) dan
bercak daun (Helminthosporium maydis). Evaluasi dilakukan secara
artifisial. Tanaman perangkap (Pulut atau Anoman-1) ditanam lebih awal
sebagai tanaman perangkap bulai, setelah berumur sekitar 21 hari
14
diaplikasi suspensi yang telah mengandung cendawan bulai. Setelah
tanaman perangkap terserang bulai > 75% ditanam materi yang dievaluasi
dan diamati setelah umur tanaman 45-50 hst. Evaluasi bercak daun
dengan membiakkan spora Helminthosporium maydis setelah mencapai
jumlah spora tertentu selanjutnya diaplikasi pada tanaman sasaran.
Dilaksanakan di KP. Maros/KP. Bajeng dalam SM II
1.9 Pembentukan Populasi Jagung Sintetik QPM Untuk Varietas
Bersari Bebas
Sebanyak 6-10 galur generasi lanjut dari jegung QPM kuning akan
disaling silang untuk membentuk populasi baru sebagai calon bersari bebas
sintetik. Setiap entri ditanam dua baris dan dilanjutkan dengan persilangan
antar tanam yang sinkron masa berbunganya, sehat, seragam dan tidak
rebah. Saat panen diambil biji dengan jumlah sama setia persilangan
kemudian di bulk sebagai calan varietas barus jagung QPM.
Ad. 2. Karakerisasi Nutrisi jagung Fungsional
Sejumlah populasi dan galur jagung Provit-A, QPM, Pulut akan
dilakukan analisis nutrisi terhadap kandungan lisin, triptofan, amilopektin,
dan βeta carotene. Evaluasi akan dilakukan di Maros Lab. Dasar, dan Lab
BB. Pasca Panen Bogor. Dilaksanakan di KP. Maros/KP. Bajeng dalam SM I-II
Ad. 3. Uji multi lokasi daya hasil genotipe jagung fungsional
Hipotesa : diduga bahwa terdapat minimal dua populasi calon hibrida
jagung Provit-A yang telah mengalami perbaikan genetik lebih tinggi
hasilnya dibanding sejumlah varietas pembanding hibrida yang digunakan
adalah :
Kandidat
- a. P(S5)-1-4-3-#-4-# e. P(S4)-5-3-6-5-#-4
- b. P(S5)-2-4-5-8-#-3 f. P(S5)-12-6-3-4-3-#
- c. P(S4)-1-3-2-6-#-1 g. P(S5)20-7-8-4-3-#-#
15
- d. P(S5)-7-3-4-2-2-#-1
Pembanding
- i. Hibrida Pulut (milik swasta)
- j. Bima Putih 1
Ket : Tetua penguji : Galur (S4) Pulut Grtalo, atau
Galur(S5) elite introduksi (tunggu hasil penelitian evaluasi daya
gabung
Materi calon varietas bersari bebas QPM akan dilakukan UDH pada
kegiatan SM I, dan saat MK atau SM akan dimulai UML bersama calon
hibrida jagung pulut. Menggunakan RAK empat ulangan, setiap entri
ditanam empat baris pada plot panjang 5 m, jarak tanam 75 cm x 25 cm.
Pemupukan secara umum Urea, SP36, KCl (300-200-100) kg/ha. Lokasi UML
yakni di Sulsel, Sulteng, Sulut, Sulbar, Jatim, dan Riau/Jambi. Peubah yang
diamati untuk kegiatan uji multi lokasi adalah
Tinggi tanaman dan tinggi posisi tongkol, Umur berbunga jantan dan
betina
Aspek tanaman, penutupan kelobot, dan aspek tongkol, Skoring penyakit
utama
Komponen hasil (bobot panen, kadar air, jumlah tanaman dan tongkol
panen, rendamen, bobot 1000 biji), serta Sifat fisik dan kimia tanah
lokasi penelitian
IV. ANALISIS RESIKO
Yang di kwatirkan dalam pelaksanaan penelitian adalah :
1.Gangguan ternak terutama sapi penduduk
16
2. Kekeringan
3. Ketersediaan sumur pompa sangat terbatas
Cara penanggulangan yakni diberikan pagar kawat disekitar penelitian
pada kegiatan lokasi RPTP ini untuk KP. Maros, sedangkan di KP. Bajeng
ditingkatkan penjagaan terhadap ternak penduduk. Dibuatkanatau atau
ada penambahan sumur pompa.
17
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN
Sejumlah staf peneliti serta staf lapang yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dalam RPTP ini
adalah :
No.
RPTP/Kegiatan
Peneliti Pdk
NIPBidang Keahlian
JenjangFungsional
AlokasiWaktu
(%)1 Perbaikakan
Genotipe jagung QPM, Provit-A, dan Pulut
M Yasin HG S2 19540208 198103 1 003 Pemuliaan APU 20Rahman Hr S2 19730730 200801 1 005 Molekular - 10Fatmawati S2 19680927 199303 2 002 Pemuliaan Peneliti Pertama 5Hj. Suarni S3 19551020 198903 2 001 Nutrisi Peneliti utama 5Sigit B Santoso S2 198202709 20051 1 001 Pemuliaan Peneliti pertama 5Djamaluddin S1 19820708 201101 009 Agronomi - 5Hj. Suarni S3 19621020 198903 2 001 Nutrisi 10Soenartiningsih S3 19571109 198603 2 001 Penyakit Peneliti Madya 10Haris Talanca S2 19590626 198603 1 001 Hama Peneliti Muda 5Syahrir Mas’ud S1 19520511 198503 1 001 Hama Peneliti Madya 5
2 Karakterisasi Nutrisi Hj. Suarni S3 19551020 198903 2 001 Nutrisi Peneliti utama 803. Uji Multi Lokasi
Daya Hasil Jagung Khusus
M Yasin HG S2 19540208 198103 1 003 Pemuliaan Peneliti Utama 5Rahman Hr S2 19730730 200801 1 005 Molekular - 5Abd. Rahman S1 19730730 200801 1 005 KP.Bajeng - 5Fahdiana S2 19650716 199103 2 001 Fisiologi Peneliti Madya 5Faesal S2 19610226 198503 1 002 Kesuburan Peneliti Muda 5Saefullah S1 19840430 200 912 1004 Fisiologi - 5Wem Langgo S1 19620513 200112 1 001 Agronomi - 5Abd. Fattah SMA 19700816 200604 1 005 Tekhnisi - 5
17
3.2 Jangka Waktu Kegiatan :
No Judul kegiatanBulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
1Perbaikakan genotipe jagung QPM, Pulut, dan Provit-A
x x x x x x x x x x
Musim Tanam I (tanam – panen)
x x x x
Musim Tanam II (tanam – panen)
x x x
2Uji Ketahanangenotipe jagung terhadap penyakit
x x x x x
4Uji Multilokasi Calon Hibrida Jagung QPM dan Provit-A
x x x x x x x x x
5 Laporam x
3.3. Pembiayaan
Rekapitulasi biaya penelitian dalam lima tahun mulai tahun 2010 dan
tahun 2014 diuraikan sebagai berikut: (Rp,-)
URAIAN 2013
1. Bahan 54.981.000
2. Gaji upah 149.280.000
3. Sewa 32.055.000
4. Perjalanan 172.000.000
Jumlah 408.316.000
18
DAFTAR PUSTAKA
Arief. R. W., 2007. Penentuan Kwalitas Protein Jagung dengan Metode Protein Efisiency ratio. Jurnal. Penelitian Pertanian. Tanaman Pangan. Volume 26 nomor 2. Puslitbangtan. Bogor. p. 132
Bwibo N. O., Neumann C. G., 2003. Supplement : Animal source food to improve micronutrient nutrition in Developing countries. The American Society for nutritional science. J. Nutr. 133-3936S-3940S. The journal of ntrition.
Cong Khan N., West C. E., Pee A D., Bosch D., Phung H D., Hulshof P Jm., Khoi H H., Verhoef H., and Hautvast GAJ., 2007. The contribution of plant foods to the Vietamin A supply of lactating women in Vietnam: a randomized controlled trial. American Journal of Crinical Nutrition. Vol 85. No 4, 1112-1120.
Cordova, H. 2001. Quality Protein Maize: Improved Nutrition and Livelihoods for the Poor. Maize Research Highlights. 1999-200. CIMMYT. p. 27-31.
Fisher. K.S., E.C. Johnson. And G.O. Edmeades., 1981. Breeding and Selection for Drought Resistence in Tropical Maize. CIMMYT El Batan. Mexico. p. 1 – 16
Hallauer A.R. and J.B. Miranda FO. 1981. Quantitative Genetics in Maize Breeding. Iowa State Univ. Press.
Nutra., 2008. ALA can benefit dry eye syndrome. News head lines research. Ingredients. Com. Breaking news on supplements & nutrition-Nort America.
Pandey, S. and C.O. Gardner. 1992. Recurrent selection for population, variety, and hybrid improvement in tropical maize. Advances in Agronomy 48: 1-87.
Poehlman. J.M., 1987. Breeding Field Crops. Third edition. Van Nostrand Reinhold. New York. p.483
Science Dailly, 2008. Science news. Economical way to boost vitamin A conternt of corn found. Your source for the latest research news. USA
Sprague, G.F. and S.A. Eberhart. 1977. Corn Breeding. In Sprague, (ed.): Corn and Corn Improvement. Amer. Soc. Agron., Medison, Wisconsin.
19