penyusunan data awal referensi nilai budaya tak benda...

23
Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan “ TARIAN CAKALELE “ © 2016 Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Upload: phungminh

Post on 31-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda

Kota Ternate Provinsi Maluku Utara

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

“ TARIAN CAKALELE “

© 2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 2: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan

B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda

C. Difusi Tarian Cakalele

D. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Kota Ternate

a. Sanggar Seni Sekar Taruna Kie Raha

b. Sanggar Dewan Adat Maluku Kie Raha

E. Perbandingan Tarian Cakalele Kota Ternate dan Kabasaran Kab. Minahasa Utara

F. Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan

© 2016

Page 3: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda

Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

Latar Belakang dan Tujuan

1. Membangun satu Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda

2. Membangun Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi

Batasan Verifikasi Validasi

1. Verifikasi dan Validasi Tarian Cakalele di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

Waktu Pelaksanaan: Tgl 2 s/d 5 Agustus 2016

Yang Terlibat

1. Tim Pusat

a. Riva Argadia (PDSPK – Kemendikbud)

b. Rangga Arda Rahim (Universitas Indonesia)

2. Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate (5 Peserta)

3. Narasumber Maestro Tarian Cakalele (Ali Hanafi “Sanggar Seni Sekar Taruna Kie Raha”)

4. Narasumber Maestro Tarian Cakalele ( Slamet Alaudin ” Dewan Adat Maluku Kie Raha”)

© 2016

Page 4: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Warisan Budaya Tak Benda merupakan warisan budaya yang tidak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun sebuah warisan budaya tak benda (WBTB)

hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi.

Warisan Budaya Tak Benda meliputi juga tradisi dan ekspresi lain, termasuk bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritual dan perayaan perayaan.

Contoh dari macam-macam warisan budaya tak benda antara lain lagu daerah, tarian daerah, upacara adat,

makanan tradisional, dan lain sebagainya.

Warisan Budaya Tak Benda Terdiri dari tiga kategori,

yaitu :

1. Kategori daftar representatif,

2. Kategori daftar yang memerlukan perlindungan mendesak, dan

3. Kategori praktek terbaik (best practice).

Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2319/seluk-beluk-warisan-budaya-takbenda

Pengertian Warisan Budaya Tak Benda

© 2016

Page 5: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tarian Cakalele

Pengertian Cakalele secara etimologi dalam bahasa Ternate, terdiri atas dua suku kata, yakni

“Caka” berarti setan/roh dan “Lele” yang berarti mengamuk.

Sehingga secara harfiah mengandung arti “setan/roh mengamuk”.

Dengan demikian jika seseorang telah dirasuki setan/roh maka ia tidak akan takut kepada siapapun yang

dihadapi dan akan haus terhadap darah manusia.

Tarian Cakalele memiliki dimensi historis dimana tarian ini merupakan penghormatan atas nenek moyang

bangsa Maluku yang nota bene seorang pelaut.

Sebelum mengarungi lautan, para pelaut mengadakan ritual dengan mengadakan pesta makan, minum, dan

berdansa. Mereka percaya jika dengan ritual yang melibatkan tarian Cakalele akan mendapatkan restu dari

arwah leluhur.

Tarian cakalele ditampilkan oleh banyak orang, kurang lebih dapat mencapai 30 orang pria dan wanita,

Dan dilakukan dengan iringan musik genderang, tifa, suling dan gong.

Pada setiap tarian Cakalele, selalu ada pemimpin atau Kapitannya.

Sumber : verval_wbtb_pdspk_2016.

© 2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 6: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lanjutan

Tari Cakalele ‘asli’ melibatkan unsur non-manusia berupa roh. Akan ada orang-orang terpilih umumnya

turunan yang kerasukan babasaete. Ia akan fasih menari sekalipun tidak pernah mendapatkan pelatihan.

Garis keturunan ini dapat dilacak, khususnya pada wilayah kelurahan Tubo dan Dufa-dufa.

Tari ini terbagi menjadi dua jenis, yakni tradisional yang sarat akan aura magis serta tari festival yang

ditampilkan pada acara-acara.

Selain itu tari ini memiliki fungsi lain sebagai pengobatan alternatif yang diklaim dapat menyembuhkan berbagai

penyakit. Media yang digunakan adalah pinang dan sirih

Tari Cakalele ‘asli’ tidak memiliki durasi waktu yang jelas. Mengingat tubuh yang dirasuki roh bergantung atas

daya tahan tubuh orang tersebut lalu kemudian untuk tarian cakelele formal biasanya berdurasi sekitar 5-7

Menit.

Sumber : verval_wbtb_pdspk_2016.

© 2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 7: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam Cakalele ini terdiri dari

Parang Salawaku (Pedang dan Perisai Kayu),

Parang dibuat dari besi sepanjang sekitar satu meter yang ditempa. Pegangannya dibuat dari

kayu besi atau kayu gapusa.

Salawaku terbuat dari kayu keras yang dilapisi warna hitam umumnya dihiasi dengan pecahan

piring atau kerang yang berbentuk angka kembang, yang ditetapkan berdasarkan perhitungan

menurut kepercayaan sebagai Jimat guna menangkis serangan musuh.

“ Proses terpenting dalam pembuatan Parang Sawalaku ini adalah ketika senjata dimantrai oleh

Kapitan atau Panglima Perang. Dengan mantra ini, konon parang sawalaku ini tidak dapat

ditembus oleh peluru “.

Menurut keterangan dari salah satu maestro (Slamet Awaludin) parang yang diberi kain merah,

Sudah berisi roh dan hanya digunakan pada acara tertentu.

Parang Sawalaku

© 2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Sumber : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 8: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kostum Yang Digunakan

Kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Cakalele biasanya menggunakan kostum khusus.

Para penari pria biasanya menggunakan pakaian perang yang didominasi warna merah atau kuning tua,

serta dilengkapi dengan senjata seperti parang dan salawaku.

Untuk kostum kapitan biasanya menggunakan penutup kepala yang dihiasi dengan bulu-bulu ayam.

Sedangkan untuk penari wanita biasanya menggunakan pakaian adat berwarna putih dan kain panjang

pada bagian bawah, serta menggengam lenso atau sapu tangan sebagai atribut menarinya.

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

© 2016

Sumber : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 9: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Musik Pengiring

Musik yang mengiringi tarian ini disebut Tepe-Tepe yang peralatannya berisikan

1. Tifa/Genderang,

2. Suling,

3. Gong.

Tifa/Genderang

Gong

Suling

Tifa/Genderang Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu

yang di lubangi tengahnya, Kemudian salah satu sisinya ditutup dengan kulit hewan

yang sudah dikeringkan.

Suling Alat musik ini terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan cara ditiup. Sama seperti suling

pada umumnya.

Gong Alat musik ini terbuat dari leburan logam seperti perunggu, tembaga dan kuningan kemudian

untuk membunyikannya dengan cara dipukul.

© 2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 10: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sanggar Seni Sekar Taruna Kie Raha

© 2016

Ali Hanafi / Koh Ai (57 tahun)

Sanggar Seni Sekar Taruna Kie Raha didirikan 34 tahun yang lalu, yakni pada 7 September

1982. Sanggar ini memiliki anggota sekitar 90 orang dan anggotanya bervariasi umurnya.

Dari anak-anak sampai dengan dewasa. Penerimaan murid dilakukan 2 tahun sekali.

Kemudian untuk jadwal latihan sanggar ini mengadakan latihan seminggu 2x yaitu pada hari selasa malam dan

jumat malam, hal ini dilakukan agar peserta yang masih berstatus pelajar tidak terganggu aktifitas belajarnya.

Sang Maestro dan juga Pelatih sanggar ini, Ali hanafi (Koh Ai ) muda dulunya adalah salah satu personil andalan Sanggar

Seni Sekar Taruna Kie Raha. Setelah 5 tahun berdirinya sanggar Koh Ai menjadi pimpinan sanggar.

Sebelumnya Koh Ai pernah berguru di Padepokan Bagong, Yogyakarta bersama maestro ternama dari yogyakarta

Didi Nini Thowok.

Disanggar ini seorang artis ibukota (Dorce Gamalama) juga pernah ikut belajar tarian bersama Koh Ai, dan Nama tambahan

Gamalama pada nama Dorce Gamalama diberikan oleh Koh Ai.

Koh Ai lebih suka mengembangkan konsep seni tari yang berangkat dari legenda dan ritual masyarakat

Maluku Utara, kemudian di kolaborasikan dengan sentuhan tarian kontenporer agar tak lekang oleh zaman.

Koh Ai juga sudah banyak mendapat penghargaan diantaranya dari Mendikbud (Muh Nuh) sebagai

“Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya” pada tahun 2012.

“Apa Yang Saya Kerjakan Adalah Ekspresi Jiwa Saya” (Ali Hanafi).

Page 11: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dokumentasi Bengkel Seni Sekar Taruna Kie Raha

© 2016

Page 12: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dokumentasi Video Bengkel Seni Sekar Taruna Kie Raha

© 2016

https://www.youtube.com/watch?v=fDHcEj1frtc

Page 13: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

- Lokasi Sanggar berada di Jln. Merdeka No 46 Kelurahan Santiong,

Kecamatan Ternate Tengah. (LT : 0.7915608, BJ : 127.3813143).

- Jarak Lokasi Sanggar dengan pusat kota / Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Ternate kurang lebih 300 meter / 2 Menit Berkendara.

© 2016

Page 14: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sanggar Dewan Adat Maluku Kie Raha

© 2016

Slamet Alaudin (41 tahun)

Sanggar Dewan Adat Maluku Kie Raha dipimpin oleh Slamet Alaudin (Slamet) yang sudah berdiri sejak

21 tahun yang lalu. Sanggar ini terletak di di kelurahan dufa-dufa kecamatan ternate utara.

Sanggar DAMKA begitu sanggar ini lebih dikenal pada saat ini beranggotakan sekitar 50 orang.

Kemudian pesertanya terdiri dari remaja dan dewasa.

Tidak ada jadwal rutin latihan pada sanggar ini, jadwal latihan hanya ketika akan ada pementasan saja.

(1-2 minggu) sebelum pementasan.

Sanggar DAMKA cukup berprestasi dalam berbagai event tarian Nasional maupun Internasional, beberapa

kali Slamet dan anggotanya mengisi acara Nasional seperti parade budaya di jakarta dan juga acara

Internasional parade budaya di Jepang.

Page 15: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dokumentasi Foto Sanggar Dewan Adat Maluku Kie Raha

© 2016

Page 16: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dokumentasi Video Sanggar Dewan Adat Maluku Kie Raha

© 2016

https://www.youtube.com/watch?v=93m69u45iqo&feature=youtu.be

Page 17: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

- Lokasi Sanggar berada di Kelurahan Dufa-dufa,

Kecamatan Ternate Utara. (LT : 0.8153325, BJ : 127.3869983).

- Jarak Lokasi Sanggar dengan pusat kota / Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Ternate kurang lebih 3,2 Km / 10 Menit Berkendara.

© 2016

Page 18: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Perbandingan Tari Cakalele (Kota Ternate) & Tari Kabasaran (Kab. Minahasa Utara)

Tari Cakalele secara etimologi dalam bahasa Ternate, terdiri atas dua

suku kata, yakni “Caka” berarti setan/roh dan “Lele” yang berarti

mengamuk.

Sehingga secara harfiah mengandung arti “setan/roh mengamuk”.

Dengan demikian jika seseorang telah dirasuki setan/roh maka ia tidak

akan takut kepada siapapun yang dihadapi dan akan haus terhadap

darah manusia.

Kostum menggunakan pakaian perang yang didominasi warna merah

dan kuning tua,serta dilengkapi dengan senjata seperti parang,

salawaku. Untuk kostum kapitan (pemimpin) biasanya menggunakan

penutup kepala yang dihiasi dengan bulu-bulu ayam.

Tari Kabasaran berasal dari kata; Wasal, yang berarti ayam jantan.

Kata Kawasalan ini kemudian berkembang menjadi “Kebasaran” yang

merupakan gabungan dua kata yakni “Kawasal ni Sarian”, “Kawasal”

berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah

pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan Minahasa

Kostum menggunakan pakaian yang didominasi warna merah (lambang

keberanian), dengan berbagai aksesoris seperti kalung tengkorak (kepala

monyet), rumbai-rumbai, topi penuh bulu ayam dengan paruh burung

taon. pemimpin biasanya menggunakan baju berlengan panjang dan

celana panjang serta dilengkapi dengan parang, sedangkan kostum

anggota sebaliknya dengan dilengkapi tombak

Tari Cakalele (Kota Ternate) Tari Kabasaran (Kab. Minahasa Utara)

Sumber : verval_wbtb_pdspk_2016 Sumber : verval_wbtb_pdspk_2016

© 2016

Page 19: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

© 2016

Kesimpulannya adalah Antara Tarian Cakalele (Kota Ternate, Maluku Utara) dan Tarian Kabasaran (Kab. Minahasa Utara, Sulawesi Utara) pada dasarnya sama,

Keduanya sama-sama tarian yang berlatar belakang “peperangan” dan didukung dengan pakaian yang didominasi warna merah yang melambangkan keberanian,

hanya saja penamaan di masing-masing daerah yang berbeda.

Kemudian dari segi kostum, tarian kabasaran lebih banyak aksesorisnya dengan menggunakan kalung tengkorak (kepala monyet), rumbai-rumbai, topi dengan

bulu ayam dengan paruh burung taon sedangkan untuk tarian cakalele hanya menggunakan penutup kepala yang dihiasi dengan bulu-bulu ayam tanpa ada kalung

tengkorak maupun topi dengan paruh burung taon.

Di era sekarang, keduanya dipakai dalam event acara penyambutan, festival daerah, dan acara adat setempat

Tarian Cakalele (Kota Ternate, Maluku Utara) Tarian Kabasaran (Kab. Minahasa Utara, Sulawesi Utara)

Sumber Foto : http://www.visualogy.net/2015/10/16/Sumber Foto : verval_wbtb_pdspk_2016

Page 20: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

© 2016

Kesimpulan Kegiatan

Tarian Cakalele memiliki dimensi historis dimana terkadang para penarinya kemasukan roh, Oleh sebab itu, tarian ini disebut cakalele yang

dalam Bahasa ternate “Caka” artinya Roh dan “Lele” artinya mengamuk sehingga cakalele adalah “Roh yang mengamuk” sedangkan untuk peralatan yang

digunakan dalam cakalele adalah Parang Sawalaku (Pedang dan Perisai Kayu).

Parang dibuat dari besi sepanjang sekitar satu meter yang ditempa. Pegangannya dibuat dari kayu besi atau kayu gapusa dan Salawaku terbuat dari kayu keras

yang dilapisi warna hitam umumnya dihiasi dengan pecahan piring atau kerang yang berbentuk angka kembang, yang ditetapkan berdasarkan perhitungan menurut

kepercayaan sebagai Jimat guna menangkis serangan musuh.

“ Proses terpenting dalam pembuatan Parang Sawalaku ini adalah ketika senjata dimantrai oleh Pemimpin atau Panglima Perang.

Dengan mantra ini, konon parang sawalaku ini tidak dapat ditembus oleh peluru “.

“Untuk Parang, apabila sudah diberi tanda tari merah, berarti parang itu sudah (berisi) dan tidak bisa dipakai sembarangan.”

Kostum yang digunakan untuk laki-laki adalah pakaian perang terbuat dari kain yang di dominasi warna merah dan kuning tua, dengan mengenakan kain merah

yang diikatkan dikepala, sedangkan untuk penari perempuan mengenakan pakaian warna putih dengan menggenggam sapu tangan (lenso).

Pada Era Sekarang tarian cakalele dipakai dalam event acara penyambutan, festival daerah, dan acara adat setempat.

Dan keberadaannya masih dijaga kelestariannya oleh beberapa maestro di kota ternate salah satunya adalah Ali Hanafi

dengan membuka sanggar tari “Bengkel Seni Sekar Taruna Kie Raha” dan Slamet Alaudin dengan membuka sanggar tari “Dewan Adar Maluku Kie Raha”.

Page 21: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Koreksi Kegiatan

© 2016

Tim Pusat

1. Agar memperbanyak referensi dan membuat format list pertanyaan untuk wawancara dengan narasumber (maestro) di daerah.

2. Mencari informasi terkait sanggar, padepokan ataupun tempat belajar yang akan dikunjungi.

3. Membawa cadangan kartu memory dan baterai kamera, karena untuk mode video dengan kapasitas memory kamera yang rata-rata hanya 4Gb hanya bertahan durasi ± 15 menit.

Kendala

1, Pada saat kegiatan terjadi bencana alam, letusan gunung gamalama sehingga sedikit menghambat tim untuk ke lokasi sanggar.

Page 22: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

© 2016

Sekolah

Arah Integrasi Informasi Berbasis Spasial Yang Terintegrasi

Kantor Pendidikan

Rumah

Museum

Direktorat Jenderal Kebudayaan

BIGBadan Informasi Geospasial(Kebijakan Satu Peta)

Sudah ada di Data Warehouse Kemendikbud

Overlay dengan Google Maps

Kawasan Cagar Budaya

Cagar Budaya

Pusat Belajar (Bahasa, Kebudayaan, Ketrampilan,Sanggar, Padepokan dll)

Tempat-tempat Umum

Page 23: Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda …sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Laporan_Kota... ·  · 2016-08-08piring atau kerang yang berbentuk angka kembang,

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan KebudayaanSekretariat Jenderal, Kemendikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

BEKERJASAMA DENGAN

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TERNATE

TERIMA KASIH

© 2016