penyipat datar

Upload: burhan-hamdani

Post on 06-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyipat Datar

TRANSCRIPT

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum1.4.7 Maksud1.2.2 Tujuan

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi Peyipat Datar (Levelling)

Sumber : http://mohamadrizki13.blogspot.comGambar 2.1Sipat Datar

Pada dasarnya peengukuran beda tinggi/penyipat datar (leveling) ini dilakukan apabila jarak antara 2 (dua) titik yang harus ditentukan beda tingginya berada pada jarak yang jauh atau beda tingginya besar, sehingga rambu ukur tidak dapat dilihat dengan jelas dan membutuhkan adanya penentuan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak lurus dengan garis proyek.Penyipat datar (levelling) prinsipnya adalah pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat sipat datar optis di lapangan dan menggunakan rambu ukur. Pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar optis masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti.Pada dasarnya pengukuran sipat datar ini adalah untuk menentukan beda tinggi antara dua titik. Beda tinggi (h) diketahui antara dua titik misal (a) dan (b), sedang tinggi titik (a) diketahui sama dengan (Ha) dan titik (b) lebih tinggi dari titik (a), maka tinggi titik (b) bisa dirumuskan menjadi tinggi titik (b) adalah tinggi titik (a) dikurangi dengan beda tinggi (h). Masalah yang biasa terjadi dalam pengukuran beda tinggi ini adalah pengambilan penentuan referensi awalnya. Apabila peta yang di inginkan tersebut hanya berorientasi pada ketinggian setempat saja. Tanpa memperhatikan orientasi tinggi yang menyeluruh maka titik nol dapat dipilih sembarangan. Berbeda dengan pemetaan secara teliti maka harus mengambil dari permukan air laut rata - rata yang tidak terganggu. Dan permukaan bumi juga sangat berpengaruh dengan berbagai gaya dan gerak endogen serta eksogen, hal ini yang menyebabkan masalah pengambilan referensi awal tersebut, karena sekalipun titik awal di ambil dari permukaan air laut rata-rata, tetapi apabila berbeda lokasi awalnya, maka akan tetap menghasilkan ketinggian yang berbeda pada satu titik.

2.4.7 Alat Ukur Sipat Datar Optis2.2.1 Dumpy Level (Tipe Kekar)Pada alat tipe kekar ini sumbu tegak menjadi satu dengan lensa obyektif. Semua bagian pada alat sipat datar tipe kekar adalah tetap. Nivo tabung berada di atas teropong, dan teropong hanya dapat digeser dengan sumbu kesatu sebagai sumbu putar.

Sumber : mohamadrizki13.blogspot.comGambar 2.2Tipe Kekar

2.2.2 Tilting Level (Tipe Jungkit)Pada alat tipe jungkit ini sumbu tegak dan teropong/lensa obyektif dihubungkan dengan engsel dan sekrup pengungkit. Berbeda dengan tipe reversi, pada tipe ini teropong dapat diungkit dengan sekrup pengungkit.

Sumber : mohamadrizki13.blogspot.comGambar 2.3Tipe Jungkit

2.2.3 Automatic Level (Tipe Otomatis)Tipe automatic level ini sama dengan tipe kekar, perbedaanya terletak pada lensa/teropong terdapat akat yang disebut kompensator untuk membuat agar garis bidik mendatar. Berbeda dengan tipe sebelumnya, pada tipe otomatis ini tidak terdapat nivo tabung untuk mendatarkan garis bidik sebagai penggantinya di dalam teropong dipasang alat yang dinamakan kompensator.

Sumber : www.nikonpositioning.comGambar 2.4Automatic Level

2.2.4 Reversible Level (Tipe Reversi)Pada alat tipe reversi ini teropong/lensa obyektif dapat diputar pada sumbu mekanis dan disangga oleh bagian tengah yang mempunyai sumbu tegak. Di samping itu teropong dapat diungkit dengan sekrup sehingga garis bidik dapat mengarah ke atas, ke bawah, maupun mendatar. Sumbu mekanis, disamping sebagai sumbu putar teropong merupakan garis bantu untuk membuat garis bidik sejajar dengan dua garis jurusan nivo reversi.

Sumber : http://geoyogi.wordpress.comGambar 2.5Tipe Reversi

2.3 Penentuan Beda Tinggi Antara Dua TitikPenentuan beda tinggi dengan penyipat datar pada dasarnya bisa dibagi kedalam 3 (tiga) bagian, hal ini disesuaikan dengan kondisi di lapangan, ketiga cara tersebut diantaranya dengan menempatkan alat sipat datar di salah satu titik yang akan diukur beda tingginya kemudian bidik pesawat ke titik lainnya atau titik yang yg di bidik yang sebelumnya telah berdiri rambu ukur. Kemudian akan didapat dari hasil pembidikan yakni beda tinggi dari kedua titik tersebut. Beda tinggi akan tinggi tingkat keakurasiannya jika dalam setiap pengukuran letak gelembung nivo berada di tengah-tengah, jika tidak maka hasil pengukuran beda tinggi akan mgnurangi tingkat keakurasiannya. Hal tersebut bisa dihindari pada saat menempatkan alat atau menyetel alat harus dalam keadaan centring dan tidak terjadi gangguan yang dapat merubah letak alat.Yang kedua alat ukur penyipat datar diletakkan diantara dua titik yang akan diukur dan membentuk suatu garis lurus, ukur jarak antara alat sipat datar terhadap dua titik tersebut, arahkan garis bidik dengan gelembung di tengahtengah ke arah belakang dan ke arah muka yang telah berdiri rambu ukurDan yang ketiga alat ukur penyipat datar ditempatkan tidak diantara kedua titik yang diukur, tidak pula diatas salah satu titik yang diukur, tetapi di sebelah kiri titik pertama atau disebelah kanan titik kedua, jadi diluar garis pertama dan kedua.