penyebab rupiah melemah ling2

4
Penyebab Rupiah Melemah Sampai saat ini nilai rupiah masih terpuruk terhadap dollar Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah bahkan telah berada di level 11.585 per 1 dollar Amerika. Pada tanggal 10 September kemarin rupiah telah menguat 219 poin ke posisi 11.361 per dollar Amerika. Namun, lemahnya nilai tukar rupiah sepertinya akan terus berlanjut. Menteri keuangan M. Chatib Basri bahkan memprediksikan pelemahan nilai tukar ini akan terus berlanjut hingga awal tahun 2014 pada level 11.000 per 1 dollar Amerika. Setidaknya ada 3 penyebab penting yang membuat rupiah tetap lemah terhadap dollar Amerika, yaitu defisit neraca perdagangan, proyeksi IMF, penghentian stimulus The Fed. Tingginya defisit neraca perdagangan Tanggal 2 September 2013 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan merilis bahwa defisit neraca perdagangan per Juli 2013 mencapai 2,21 dollar Amerika dan secara kumulatif mencapai 5, 65 miliar. Ini merupakan defisit tertinggi sepanjang sejarah. BPS menyatakan defisit perdagangan karena impor migas jauh melampaui ekspor. Defisit di sektor ini hingga 1,86 miliar Dolar Amerika, sedangkan non migas hanya 0, 45 miliar rupiah. Hal ini menyebabkan respon negatif dari pelaku pasar. Semakin tinggi impor bisa membuat nilai tukar rupiah kian terpuruk terhadap dolar. Melemahnya rupiah akan membuat investor asing hengkang, sehingga aksi jual marak terjadi. Menurut Ekonom senior INDEF, Ahmad Erani Yustika, ada 3 sebab yang membuat defisit neraca keuangan ini. Pertama, pemerintah tidak mendiversifikasi komoditas ekspor dan negara tujuan ekspor. Kedua, pemerintah tidak mengontrol impor bahan baku penolong yang mencapai 70 % dari total impor. Ketiga, pemerintah gagal mengendalikan subsidi BBM, yang berakibat pada tingginya impor migas. Proyeksi IMF terhadap pertumbuhan Ekonomi domestik Nilai tukar rupiah sempat melemah setelah pelaku pasar merespon proyeksi IMF mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF) pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi 5,25 persen hingga akhir tahun 2013. Proyeksi ini turun dari prediksi bulan April 2013 sebesar 6,3 persen. Pemangkasan ini menurut IMF karena ekspor yang menurun dan kepercayaan investor yang lemah. IMF juga memproyeksikan defisit transaksi berjalan Indonesia bisa membengkak hingga menjadi 3,5 persen. Lebih tinggi 0,2 persen dari prediksi sebelumnya. Selain itu, IMF juga memproyeksikan indeks harga konsumen di Indonesia akan mengalami kenaikan menjadi 9,5 persen di akhir tahun 2013. Rencana penghentian stimulus The fed Stimulus the fed atau quantitative easing telah diluncurkan sejak 2009 lalu. Kebijakan ini telah melalui 3 tahap. Program ini pada awalnya dilaksanakan untuk pemulihan pasar perumahan di Amerika. Tahun 2013 ini, the Fed menganggap bahwa ekonomi Amerika sudah dapat berjalan tanpa stimulus. Angka pengangguran pun sudah menurun. Kala stimulus ini diluncurkan, Indonesia menjadi salah satu sasaran investasi asing. Setelah ada rilisan dari the Fed bahwa kebijakan stimulus akan dikurangi mulai September 2013 dan akan dihentikan total pada Juni 2014, investor kemudian mulai meninggalkan Indonesia. Hal

Upload: reni-ardiana

Post on 11-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pe

TRANSCRIPT

Page 1: Penyebab Rupiah Melemah Ling2

Penyebab Rupiah Melemah

Sampai saat ini nilai rupiah masih terpuruk terhadap dollar Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah bahkan telah berada di level 11.585 per 1 dollar Amerika. Pada tanggal 10 September kemarin rupiah telah menguat 219 poin ke posisi 11.361 per dollar Amerika. Namun, lemahnya nilai tukar rupiah sepertinya akan terus berlanjut. Menteri keuangan M. Chatib Basri bahkan memprediksikan pelemahan nilai tukar ini akan terus berlanjut hingga awal tahun 2014 pada level 11.000 per 1 dollar Amerika. Setidaknya ada 3 penyebab penting yang membuat rupiah tetap lemah terhadap dollar Amerika, yaitu defisit neraca perdagangan, proyeksi IMF, penghentian stimulus The Fed.

Tingginya defisit neraca perdagangan

Tanggal 2 September 2013 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan merilis bahwa defisit neraca perdagangan per Juli 2013 mencapai 2,21 dollar Amerika dan secara kumulatif mencapai 5, 65 miliar. Ini merupakan defisit tertinggi sepanjang sejarah. BPS menyatakan defisit perdagangan karena impor migas jauh melampaui ekspor. Defisit di sektor ini hingga 1,86 miliar Dolar Amerika, sedangkan non migas hanya 0, 45 miliar rupiah. Hal ini menyebabkan respon negatif dari pelaku pasar. Semakin tinggi impor bisa membuat nilai tukar rupiah kian terpuruk terhadap dolar. Melemahnya rupiah akan membuat investor asing hengkang, sehingga aksi jual marak terjadi.

Menurut Ekonom senior INDEF, Ahmad Erani Yustika, ada 3 sebab yang membuat defisit neraca keuangan ini. Pertama, pemerintah tidak mendiversifikasi komoditas ekspor dan negara tujuan ekspor. Kedua, pemerintah tidak mengontrol impor bahan baku penolong yang mencapai 70 % dari total impor. Ketiga, pemerintah gagal mengendalikan subsidi BBM, yang berakibat pada tingginya impor migas.

Proyeksi IMF terhadap pertumbuhan Ekonomi domestik

Nilai tukar rupiah sempat melemah setelah pelaku pasar merespon proyeksi IMF mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF) pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi 5,25 persen hingga akhir tahun 2013. Proyeksi ini turun dari prediksi bulan April 2013 sebesar 6,3 persen. Pemangkasan ini menurut IMF karena ekspor yang menurun dan kepercayaan investor yang lemah. IMF juga memproyeksikan defisit transaksi berjalan Indonesia bisa membengkak hingga menjadi 3,5 persen. Lebih tinggi 0,2 persen dari prediksi sebelumnya. Selain itu, IMF juga memproyeksikan indeks harga konsumen di Indonesia akan mengalami kenaikan menjadi 9,5 persen di akhir tahun 2013.

Rencana penghentian stimulus The fed

Stimulus the fed atau quantitative easing telah diluncurkan sejak 2009 lalu. Kebijakan ini telah melalui 3 tahap. Program ini pada awalnya dilaksanakan untuk pemulihan pasar perumahan di Amerika. Tahun 2013 ini, the Fed menganggap bahwa ekonomi Amerika sudah dapat berjalan tanpa stimulus. Angka pengangguran pun sudah menurun. Kala stimulus ini diluncurkan, Indonesia menjadi salah satu sasaran investasi asing. Setelah ada rilisan dari the Fed bahwa kebijakan stimulus akan dikurangi mulai September 2013 dan akan dihentikan total pada Juni 2014, investor kemudian mulai meninggalkan Indonesia. Hal ini menyebabkan pasokan dolar di Indonesia menurun. Itu artinya, semakin melemahnya rupiah.

Walaupun demikian, sepertinya The Fed belum memastikan penghentian kebijakan ini. Menguatnya posisi rupiah tanggal 10 kemarin, salah satunya karena belum ada kesepakatan Bank sentral Amerika, the Fed, mengenai penghentian stimulusnya. Sebelumnya menurut Reza Priyambada, analis Trust Securities, rilisan mengenai membaiknya data-data manufaktur serta construction spending Amerika Serikat menimbulkan persepsi bahwa tapering off The Fed akan terjadi. Hal ini akan membuat pasokan dollar Amerika semakin berkurang dan menyebabkan nilai tukar dollar juga akan naik. Berita ini kemudian menimbulkan sentimen negatif sehingga membuat rupiah melemah di level 11.585 per Dollar Amerika.

Page 2: Penyebab Rupiah Melemah Ling2

Kebijakan Jokowi Penyebab Rupiah Melemah terhadap Dollar?Meski sempat menguat rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari-hari peretama berlangsungnya pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagaa presiden oleh MPR, Namun hari berikutnya, rupiah terus melemah, dan Senin (15/12/2014) rupiah ditutup pada angka Rp12.714 per dollar AS. (data tribunnews)

memang Jika diperhatikan, sejak dilantiknya jokowi menjadi presiden, nilai tukar rupah terus melemah. Mungkin juga tidak lepas dari kebijakan jokowi yang membuat perekonomian indonesia porak poranda. Salah satunya adalah menaikan harga BBM.

Sebab skema penguatan atau melemahnya nilai tukar uang suatu negara adalah dipengaruhi faktor kondisi perekonomian suatu negara tersebut. Faktanya, pasca kenaikan BBM, otomatis perekonomian indonesia melemah, disaat yang sama kebetulan perekonomian Amerika menguat diakibatkan turunnya harga minyak dunia. Disini banyak yang mempertanyaakan alasan jokowi menaikan harga BBM disaat harga minyak dunia justru turun, yang justru menjadikan rupiah melemah terhadap dollar AS.

Ada yang menuding melemahnya rupiah atas dolar AS karena “leadership” (kepemimpinan) Jokowi dalam sepekan ini. Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier yang dihubungi, Sabtu (25/10) menyatakan, melemahnya rupiah atas dolar AS karena faktor “leadership” Jokowi.

“Jokowi dalam lima hari ini penuh kebimbangan sehingga pasar menjadi ragu. Sebagai presiden harusnya mantap, tidak boleh bimbang, apalagi Jokowi sering mengatakan kerja, kerja, kerja dan kerja,” tutur Fuad.

Ia menilai bagaimana bisa bekerja kalau tetap dalam kebimbangan dalam menjalankan tugasnya. Ia mencontohkan tentang adanya pengumuman kabinet di Tanjung Priol, Jakarta Utara dan akhirnya batal. “Pasar melihat kejadian itu sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan,” tutur Fuad.

Page 3: Penyebab Rupiah Melemah Ling2

Kemudian, lanjut Fuad, Jokowi telah menghilangkan hak prerogatifnya sebagai presiden, karena menyusun kabinet harus melibatkan instansi lain. Ditambah lagi, Jokowi kesulitan dalam mencari calon menterinya.

“Jadi kejadian sepekan ini yang membuat rupiah melemah terus atas dolar AS. Saya khawatir justru kondisi ini sulit untuk diperbaiki sehingga berdampak rupiah akan melemah terus terhadap dolar AS,” tutur Fuad.(http://poskotanews.com/2014/10/25/jokowi-dituding-penyebab-melemah-rupiah-atas-dollar/)

Mayoritas mata uang ASIA melemah terhadap DOllar AS

Nilai tukar mata uang rupiah kini semakin merosot menyusul menguatnya nilai tukar dolar. Bahkan, nilai mata uang Rupiah menyentuh hingga level 12.933 per dolar AS.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengatakan penurunan nilai tukar mata uang Rupiah masih lebih baik daripada mata uang negara lain.

"Kita masih lumayan justru. Dari Januari ke Desember hanya bergerak empat persen. Tapi kalau Jepang malah 40 persen. Malaysia lebih lagi," kata JK di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (16/12).

Menguatnya mata uang dollar, menurutnya, tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga menguat di seluruh negara di Asia. JK mengatakan, Bank Indonesia pun tak akan melakukan intervensi terkait melemahnya nilai mata uang rupiah. 

Menurut JK, kondisi ini justru baik untuk ekspor negara. "Itu bagus untuk ekspor kita. Supaya defisit kita berkurang. Artinya, barang-barang ekspor makin mahal rupiahnya. Impor juga mahal. Jadi orang akan mengimpor dan ekspornya ada insentifnya. Itu mekanisme menekan defisitnya, justru," jelas JK. 

Lebih lanjut, melemahnya mata uang rupiah pun akan membuat masyarakat yang mengkonsumsi barang impor menjadi lebih berhati-hati. Namun, bagi warga yang menghasilkan barang ekspor, justru akan mendapatkan manfaat dari kondisi ini.

"Yang tanam kopi, cokelat, karet. Tidak semua masyarakat yang susah. Banyak juga yang senang," kata JK.

Pemerintah pun, katanya, akan menstabilkan harga barang-barang kebutuhan pokok serta mengurangi angka inflasi sehingga tak memberatkan masyarakat.