penyakit yang sering timbul pada lansia

4
TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK (DIKUTIP DARI FUNDAMENTAL KEPERAWATAN) OLEH WAHYU NUR ASIH PENYAKIT YANG SERING TIMBUL PADA LANSIA 1. Masalah Kardiovaskuler a. Hipertensi Hipertensi adalah diagnosa ketika pengukuran tekanan darah dengan diastolik 90 mmHg atau lebih dan tekanan sistolik 140 atau lebih dan muncul berulang kali. Faktor resiko meliputi merokok, obesitas, kurang olahraga dan stres. Hipertensi sistolik isolasi, bentuk yang paling menonjol pada lansia, didefinisikan demikian jika tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dengan tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg. Penanganan hipertensi meliputi penurunan berat badan, mengurangi masukan garam, olahraga, manajemen stres, dan obat-obatan. Perawat dapat mengajari klien tentang obat yang diresepkan untuk hipertensi, termasuk kerja obat dan efek yang merugikan dan dapat mengevaluasi respon untuk terapi dan diprogramkan. b. Angina pektrosis Angina pektrosis adalah nyeri toraksis proksiamal yang disebabkan paling sering oleh penyakit arteri koroner. Serangan sering disebabkan oleh pemerasan tenaga, stres emosi atau terpajan udara dingin. Faktor resiko meliputi riwayat penyakit jantung, dalam keluarga, obesitas, hiperlipidemia, merokok dan stres. Penanganan biasanya meliputi terapi vasodilator, olahraga , berhenti merokok, penurunan berat badan dan manajemen stres. Perawat memberikan konseling dan oendidikan pada lansia tentang perubahan gaya hidup yang di anjurkan. c. Infark miokard (serangan jantung) Infark miokard adalah kondisi ketika arteri koroner tersumbat ( mengalami oklusi), sehingga terjadi

Upload: accy-cy-ccy

Post on 03-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK (DIKUTIP DARI FUNDAMENTAL KEPERAWATAN)

OLEH WAHYU NUR ASIH

PENYAKIT YANG SERING TIMBUL PADA LANSIA

1. Masalah Kardiovaskuler a. Hipertensi

Hipertensi adalah diagnosa ketika pengukuran tekanan darah dengan diastolik 90 mmHg atau lebih dan tekanan sistolik 140 atau lebih dan muncul berulang kali. Faktor resiko meliputi merokok, obesitas, kurang olahraga dan stres. Hipertensi sistolik isolasi, bentuk yang paling menonjol pada lansia, didefinisikan demikian jika tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dengan tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg. Penanganan hipertensi meliputi penurunan berat badan, mengurangi masukan garam, olahraga, manajemen stres, dan obat-obatan. Perawat dapat mengajari klien tentang obat yang diresepkan untuk hipertensi, termasuk kerja obat dan efek yang merugikan dan dapat mengevaluasi respon untuk terapi dan diprogramkan.

b. Angina pektrosisAngina pektrosis adalah nyeri toraksis proksiamal yang disebabkan paling sering oleh penyakit arteri koroner. Serangan sering disebabkan oleh pemerasan tenaga, stres emosi atau terpajan udara dingin. Faktor resiko meliputi riwayat penyakit jantung, dalam keluarga, obesitas, hiperlipidemia, merokok dan stres. Penanganan biasanya meliputi terapi vasodilator, olahraga , berhenti merokok, penurunan berat badan dan manajemen stres. Perawat memberikan konseling dan oendidikan pada lansia tentang perubahan gaya hidup yang di anjurkan.

c. Infark miokard (serangan jantung)Infark miokard adalah kondisi ketika arteri koroner tersumbat ( mengalami oklusi), sehingga terjadi deprivasi suplai oksigen dan darah, kemudian terjadi iskemian miokard. Faktor resiko meliputi riwayat penyakit jantung keluarga, angina pektrosis, diabetes melitus, merokok, obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, kurang olah raga dan stres.Penanganan meliputi hospitalisasi, diikuti dengan rehabilitasi dan mengubah kebiasaan hidup.

d. Cedera serebrovaskularCedera serebrovaskular atau yang sering disebut stroke terjadi saat pembuluh darah yang menyuplai darah ke suatu bagian otak mengalami oklusi, mengakibatkan penurunan sirkulasi. Faktor resiko meliputi hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus, riwayat seranga iskemik sementara, riwayat keluarga mengalami penyakit kardiovaskular.

Penanganan meliputi hospitalisasi selama beberapa hari atau beberapa bulan, tergantung pada derajat kerusakan otak.

2. KankerNeoplasma maligna adalah penyebab kematian kedua yang paling umum terjadi pada lansia. Perawat dapat mengembangkan program untuk mendidik klien tentang deteksi dini, penanganan dan faktor resiko. Contohnya yaitu menganjurkan klien berhenti merokok, mengajarkan klien wanita untuk papanicolaou (pap) smear dan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, dan menganjurkan semua klien untuk melakukan skreening darah samar fekal setiap yahun.

3. Artritis Artritis tidak ada obatnya, tetapi saat ini dikembangkan agens farmakologi yang dapat menurunkan nyeri dan bengkak dan karena itu meningkatkan gerakan sendi. Pengobatan bergantung pada sifat degenerasi dan deformitas. Intervensi keperawatan di tujukan untuk meningkatkan kenyamanan, kemampuan fungsi dan keamanan. Pendidikan tentang perawatan diri, olahraga dan sosialisasi juga penting.

4. Kerusakan SensoriLansia biasanya mengalami perubahan penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penghidu karena penuaan normal. Perawat dapat membantu lansia mengidentifikasi sumber untuk membantu memperbaiki masalah penglihatan dan pendengaran.

5. Masalah gigiMasalah gigi biasanya terjadi pada lansia. Jika ada, juga daoat terjadi perubahan rasa dan menurunnya masukan nutrisi. Karena kehilangan gigi atau pemasangan gigi palsu yang buruk, lansia hanya dapat memakan makanan yang lunak. Perawat dapat membantu mencegah penyakit gigi dan gusi melalui pendidikan tentang perawatan gigi secara rutin. Perawat juga dapat membantu klien menemukan tempat pelayanan kessehatan gigi yang menawarkan biaya rendah.

6. Diabetes melitusKencing manis adalah keadaan hiperglikemia di sertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, di sertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia

lanjut mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.

7. DimensiaMerupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

8. Penyakit Paru Obstruktiv KronisPPOK adalah penyakit kronik yang di tandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif. Faktor resiko meliputi kebiasaan merokok, asap polusi dari pembakaran, dan partikel gas berbahaya.