penyakit yang diperberat pekerjaan

18
Pieter Johny Tiono 10-2010-113 05 Oktober 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Saat ini pekerja dihadapkan pada spektrum agen penyebab cedera mata yang jauh lebih luas, baik secara kimiawi maupun mekanis. Cangkul, arit dan pahat sangat berbahaya mengakibatkan cedera yang menakutkan, penyebab serius benda asing logam sering kemasukan pada mata. Beberapa jenis radiasi memiliki potensial sendiri. Pada bahan kimia selain asam basa tapi juga herbisida, insektisida, dan fungisida. Untuk belakangan ini kita perlu meningkatkan kesadaran mengenai tindakan dan alat perlindungan yang dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya ini. Dengan memberi perhatian yang memadai terhadap bahaya tersebut dan kelainan yang dapat timbul diharapkan bisa di kendalikan dengan baik. Tujuan makalah ini adalah kita akan memepelajari pajanan terhadap penyakit mata yang diperberat akibat pekerjaan, kita akan mengenal bagaimana cara mengatasi hal ini dengan beberapa tindakan dari okupasi. Pterigium yang Diperberat Akibat Pekerjaan 1

Upload: gerald-lagi-ngantuk

Post on 27-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

osdkjf

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Pieter Johny Tiono

10-2010-113

05 Oktober 2013

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Saat ini pekerja dihadapkan pada spektrum agen penyebab cedera mata yang jauh

lebih luas, baik secara kimiawi maupun mekanis. Cangkul, arit dan pahat sangat

berbahaya mengakibatkan cedera yang menakutkan, penyebab serius benda asing

logam sering kemasukan pada mata. Beberapa jenis radiasi memiliki potensial sendiri.

Pada bahan kimia selain asam basa tapi juga herbisida, insektisida, dan fungisida.

Untuk belakangan ini kita perlu meningkatkan kesadaran mengenai tindakan dan alat

perlindungan yang dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya ini. Dengan

memberi perhatian yang memadai terhadap bahaya tersebut dan kelainan yang dapat

timbul diharapkan bisa di kendalikan dengan baik.

Tujuan makalah ini adalah kita akan memepelajari pajanan terhadap penyakit mata

yang diperberat akibat pekerjaan, kita akan mengenal bagaimana cara mengatasi hal

ini dengan beberapa tindakan dari okupasi.

Pterigium yang Diperberat Akibat Pekerjaan

1

Page 2: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Penyakit Akibat Kerja

Setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (PER.01

MEN/1981) definisi yang digunakan dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

KEPTS 333/MEN/1989.3

Diagnosis Okupasi

Untuk mendiagnosis suatu Penyakit Akibat Kerja (PAK) dapat melalui 7 langkah

berikut:1

1. Tentukan diagnosis klinisnya.

2. Tentukan pajanan yang dialami tenaga kerja selama ini.

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit

tersebut.

4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat

mengakibatkan penyakit tersebut.

5. Tentukan apakah ada faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi.

6. Cari adanya kemungkinan lain yang mungkin dapat merupakan penyebab

penyakit.

7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.

Diagnosis Klinis

Anamnesis

Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik

langsung pada pasien (Auto anamnese) atau pada orang tua atau sumber lain (Allo

anamnese). 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnesis.

Tujuan anamnesis yaitu untuk mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya

mengenai kondisi pasien, membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa

kondisi yang sudah dapat ditegaskan dengan anamnesis saja, membantu menentukan

penatalaksanaan selanjutnya.

Anamnesis yang baik merupakan tiang utama diagnosis. Anamnesis dimulai dengan

mencari keterangan mengenai nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan

sebagainya. Keterangan yang didapat ini kadang sudah memberi petunjuk permulaan

kepada kita.1

2

Page 3: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akan menentukan beberapa hal mengenai

hal-hal berikut:1

1)      Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien

(kemungkinan diagnosis)

2)     Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab munculnya

keluhan pasien (diagnosis banding)

3)     Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut

(faktor predisposisi dan faktor risiko)

4)     Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)

5)     Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien

(faktor prognostik, termasuk upaya pengobatan)

6)     Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk

menentukan diagnosisnya

Pertanyaan yang ditanyakan kepada pasien diantaranya adalah:

Keluhan Utama

Keluhan utama adalah alasan utama yang menyebabkan pasien memeriksakan diri

atau dibawa keluarganya ke dokter atau rumah sakit. Keluhan utama merupakan titik

tolak penelusuran informasi mengenai penyakit yang diderita pasien. 

Riwayat Penyakit Sekarang 

Perjalanan penyakit sangat penting diketahui. Ditentukan kapan dimulainya

perjalanan penyakit yang dimulai dari kapan saat terakhir pasien merasa sehat.

Pernyataan terakhir penting, karena sering kali yang disampaikan pasien dalam

keluhan utamanya tidak menggambarkan dimulainya penyakitnya, tetapi lebih

berhubungan dengan munculnya kondisi yang dirasakan mengganggunya.

Faktor Risiko dan Faktor Prognostik

Faktor risiko adalah faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu

penyakit, sedangkan faktor prognostik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

3

Page 4: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

perjalanan suatu penyakit atau hasil pengobatan penyakit. Faktor risiko dan faktor

prognostik dapat berasal dari pasien, keluarganya maupun lingkungan.

Riwayat Pekerjaan

Untuk diagnosis penyakit akibat kerja sangat penting untuk ditanyakan mengenai

riwayat pekerjaan pasien. Adapun hal yang perlu ditanyakan diantaranya adalah sudah

berapa lama bekerja sekarang, riwayat pekerjaan sebelumnya, alat kerja, bahan kerja,

dan proses kerja, barang yang diproduksi, waktu bekerja sehari, kemungkinan pajanan

yang dialami, alat erlindungan diri yang dipakai, hubungan gejala dan waktu kerja,

dan ditanyakan pula adakah pekerja lain yang mengalami hal serupa.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan klinis harus disertai riwayat serinci dan setepat mungkin. Hal ini harus

meliputi riwayat sebelumnya mengenai kelainan mata dan keadaan lain yang

berkaitan (mis. Diabetes). Riwayat harus meliputi setiap kecelakaan dan setiap

kerusakan karena trauma seperti “sesuatu masuk ke dalam mata saya” atau pajanan

kimia. Sangat baik untuk mengutip kalimat yang diucapkan pasien dalam

dokumentasi bila memungkinkan. Gejala harus dicatat dan harus mencakup hal sperti

gangguan penglihatan, gangguan lapang pandang, kilatan cahaya, nyeri, fotofobia,

dan halo di sekitar cahaya.1

Pemeriksaan meliputi kelopak mata, seluruh konjungtiva, dan kornea. Bila ada

pertanyaan mengenai benda asing di tempat itu harus dilakukan pemeriksaan seksama

dari bagian luar kelopak mata dan jaringan sekitarnya untuk bukti adanya luka bekas

tembusan maupun lipatan kelopak mata atas atau bawah.

Ketajaman penglihatan harus diperiksa segera setelah prosedur gawat darurat selesai

dikerjakan dan harus dicatat dengan atau tanpa kacamata / kontak lens. Lapang

penglihatan juga harus diperkirakan. Kornea harus diperiksa setelah diberi obat tets

mata florescein, bila ada kemungkinan ulkus sebagaimanapun kecilnya. Tekanan

dalam bola mata harus dikaji dan pemeriksaan oftalmoskopi dilakukan.1

Dari hasil pemeriksaan didapatkan keluhan pada mata kanan penglihatan menurun ,

mata merah, gatal, dan silau.

4

Page 5: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Pemeriksaan Fisik Mata

Tes Visus

Pertama sekali kita harus melakukan tes tajam penglihatan untuk menilai

resolusi mata, tes standar bisanya dilakukan dengan snellen chart, pasien diminta

duduk 6 meter dari snellen chart dan diminta untuk membaca dengan mata sebelah

kanan dimana mata kiri pasien ditutup dan juga sebaliknya, jika sudah dilakukan

pinholedan diminta untuk membaca dari huruf trakhir yagn pasien bisa baca hal ini

bertujuan untuk mengoreksi kelainan refraksi sedang.

Gambar 1. Snellen Chart (sumber: zazzle.com)

Tes Lapang Pandang (Konfrontasi)

Tes ini ditujukan untuk mendemonstrasikan kemampuan pasien untuk melihat sebuah

benda baik dari perifer ke sentral dan sebaliknya, biasanya bisa digunakan spidol

berwarna cerah, kita lakukan dengan posisi mata pasien dan pemeriksa sejajar,

diperiksa sebelah mata, mata pasien dan pemeriksa sejajar, dan dilakukan 8 arah

(mata angin). Pasien tidak boleh melirik.

Tes Tekanan Intra Okular (TIO)

Tonometri digital biasanya Kita minta pasien untuk melihat ke bawah dan kita palpasi

sklera di bagian kelopak matanya dan kita bandingkan dengan mata pemeriksa

(normal) nilai kekenyalan dari sklera tersebut dengan melaporkan N palpasi normal.

5

Page 6: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Tes Pergerakan Mata

Kita minta pasien untuk mengikuti gerak tangan kita dengan menggambarkan huruf H

dan kita perhatikan apakah ada pergerakan abnormal (nistagmus), penglihatan ganda.

Pemeriksaan Penunjang

Tes penglihatan umumnya harus meliputi ketajaman penglihatan jauh dan dekat,

lapang pandang, penglihatan warna, tekanan bola mata, retinoskopi tapi dalam

sebagian besar kasus, tingkat pemeriksaan hanya akan membutuhkan hal yang

merupakan bagian dari pemeriksaan medis umum. Ketegangan mata adalah batasan

yang tidak jelas lebih merupakan sindrom atau kumpulan gejala daripada suatu proses

penyakit, gejala yang ditimbulkan meliputi rasa tidak enak atau nyeri pada mata, nyeri

kepala dan rasa letih. Ketajaman penglihatan sendiri tidak terkena tapi insufisiensi

bola mata dapat menimbulkan gejala tersebut. Diantara kelainan mata yang dianggap

berperan dalam ketegangan adalah akomodasi yang tidak memadai, tidak adanya

koordinasi kedua mata dan keseimbangan otot konsekuensi berupa penglihatan yang

buram selam melakukan tugas yang lama mengarah menjadi keletihan dan

ketegangan.

Faktor lain adalah cahaya tidak memadai, cahaya menyilaukan, defek lingkungan

termasuk ventilasi dan suhu yang salah satu atau pengendalian kelembapan dan

akhirnya faktor stres yang dipicu oleh faktor ergonomi atau tuntutan pekerjaan yang

luar biasa. Ini akan menjadi jelas bahwa beberapa faktor dapat berperan pada keadaan

unit penayangan gambar. Tidak ada bukti radiasi dari unit ini pada kadar yang dapat

menimbulkan kerusakan bermakna tapi salah satun dari yang tersebut diatas,

ditambah desain layar yang tidak memuaskan, dapat menghasilkan keluhan

ketegangan mata.1

Didapatkan visus pada mata kanan 6/9 dan amata kiri 6/6, konjungtiva keruh sebagian

dan tampak segitiga fibromuskular.

Pajanan yang dialami tenaga kerja selama ini

Penentuan pajanan ini didapat terutama pada saat anamnesis. Lebih baik lagi jika ada

pengukuran lingkungan. Pada kasus ini didapatkan riwayat pekerjaan pasien adalah

6

Page 7: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

menjual mie ayam, dimana berdagang dari siang hingga sore dan rumah tempat ibu ini

berdagang menghadap barat, paparan bisa berupa debu, angin, dan cahaya matahari.1

Faktor-faktor bahaya yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja antara lain

adalah : 

Faktor fisik, misalnya: penerangan, suara, radiasi, suhu, kelembaban dan

tekanan udara, ventilasi.

Faktor kimia, misalnya : gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, abu terbang

dan benda padat.

Faktor biologi, misalnya : virus dan bakteri baik dari golongan tumbuhan atau

hewan. 

Faktor ergonomi atau fisiologis, misalnya : konstruksi mesin, sikap dan cara

kerja. Dan 

Faktor mental - psikologis, misalnya : suasana kerja, hubungan diantara

pekerja dan pengusaha 

Apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut

Radiasi dapat sangat mungkin dianggap sebagai akibat radiasi elektromagnetik atau

butiran isotop radioaktif, pembelahan inti dan akselerator butir. Yang dapat

menyebabkan masalah bila terkena mata adalah salah satunya sinar UV.1

Sinar yang dapat dilihat bila ada intensitas yang cukup, efek sinar yang dapat dilihat

sama seperti terbakar sinar matahari akibat melihat gerhana matahari. Edema maklua

dengan perdarahan kecil dan bintik kuning pada fovea dikelilingi pigmentasi

bermacam warna. Dihasilkan satu skotoma yang pekat dan perbaikan, bila terjadi

bersifat lambat. Lesi dari sumber sinar industri juga bisa seperti bunga api listrik

jarang terjadi.1

Sinar ultraviolet (UVL) biasanya disubkalsifikasi ke berkas A, B dan C yang semakin

berkurang panjang gelombangnya dan semakin meningkat kegiatan biologisnya.

Pajanan dapat terjadi dari lampu sinar uv yang dipakai untuk keperluan pengobatan,

latu api dari xenon dan karbon, obor plasma dan pengelasan. Selain itu pekerjaan

diluar ruagnan terpajan sinar uv alamiah (matahari). Efek terhadap mata meliputi

keratitis akut yang timbul dari sumber cahaya yang terang, sinar matahari yang

berhubungan dengan salju dan kilatan pengelas.1

7

Page 8: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Pendugaan pada suatu fenomena iritatif akibat sinar UV, pengeringan dan lingkungan

dengan angin banyak karena sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya

berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu atau berpasir.

Temuan patologik pada konjungtiva sama dengan yang ada pada pinguecula. Lapisan

bowman kornea digantikan oleh jaringan hialin dan elastik.4

Apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan

penyakit tersebut

Pterigium

Pterigium merupakan pertumbuhan fibrosvaskular konjungtiva yang bersifat

degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya pada celah kelopak bagian nasal

ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterigium berbentuk

segitiga dengan puncak dibagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah

meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian ptergium akan berwarna merah.

Pterigum dapat mengenai kedua mata, pterigium diduga disebabkan iritasi kronis

akibat debu, cahaya sinar matahri dan udara yang panas.

Etiologi dan Gejala klinis

Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma,

radang dan degenerasi. Dapat pula memberikan keluhan mata iritatif, merah dan

mungkin menimbulkan astigmat yang akan memberikan keluhan gangguan

penglihatan. Terkadang dapat disertai keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea

akibat kering) dan iron lining di ujung pterigium.2,5

Epidemiologi

Lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah

berdebu dan kering. Faktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat equator,

prevalensi juga meningkat dengan umur, terutama dekade ke 2 dan 3 dari kehidupan.

Insiden tinggi pada usia 20-49 tahun, rekuran sering pada orang tua, laki-laki lebih

berisiko daripada perempuan karena berhubungan dengan merokok dan riwayat

exposure lingkungan diluar rumah.5

8

Page 9: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Apakah ada faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi (factor individu)

Pada langkah ini status kesehatan pasien biasanya sangat berpengaruh seperti

misalnya riwayat alergi, riwayat penyakit dalam keluarga, status kesehatan mental,

dan kebersihan perorangan tersebut.

Beberapa faktor risiko terutama dari lingkungan yaitu radiasi UV hal ini

menyebabkan kerusakan sel dan proliferasi sel. Ada juga faktor genetik dimana ada

riwayat pterigium di keluarga yang kemungkinan diturunkan autosom dominan. Iritasi

kronik terjadi pada daerah perifer kornea yang dikarenakan debu, kelembapan yang

rendah dan trauma kecil dari bahan pertikel tertentu, dyr eye.5

Cari adanya kemungkinan lain yang mungkin dapat merupakan penyebab

penyakit (faktor lain diluar pekerjaan)

Adanya kebiasaan yang dapat memperburuk penyakit tersebut seperti hobi pasien,

merokok dan pajanan yang terjadi di luar lingkungan kerja.

Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

(diagnosis okupasi)

Diagnosis okupasi ditegakkan berdasarkan dari anamnesis,pemeriksaan fisik dan

penunjang serta berapa lama pajanan ini berlangsung.

Diagnosis pterigium yang diperberat akibat pekerjaan ditegakan berdasarkan adanya

riwayat klinis dan riwayat pajanan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan penurunan

visus pada mata kanan 6/9, konjungtiva keruh sebagian dan tertutupi jaringan

fibromuskular yang berbentuk segitiga, hal ini terjadi 3 bulan lalu dan tidak segera

dikonsulkan sehingga menjadi lebih berat karena pajanan nya terus berlangsung.

DD

Pseudopterigium

Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering pseudopterigium ini terjadi

pada kornea yang cacat. Sering pseudopterigium ini terjadi pada proses penyembuhan

tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea. Letak pseudopterigium ini pada

daerah konjungitva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya. Beda dengan

pterigium adalah selain letaknya, pseudopterigium tidak harus pada celah kelopak

9

Page 10: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

atau fisura palpebra juga pada pseudopterigium ini dapat diselipkan sonde

dibawahnya. Pada pseudopterigium ini selamanya terdapat anamnesis adanya tukak

kornea sebelumnya.

Pinguekula

Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang

tua, terutama yang matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu dan

angin panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal.

Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh

darah tidak masuk ke dalam pinguekula akan tetapi bila meradang atau terjadi iritasi,

maka sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar.

Patogenesis

Beberapa paparan UV , debu dan angin menyebabkan terjadinya pterigium sehingga

terjadi perubahan degenerasi colagen dan terlihat jaringan subepitelial fibrovascular.

Jaringan sub conjungtiva terjadi degenerasi elastoic dan proliferasi jaringan granulasi

vascular dibawah epithelium yang akhirnya menembus cornea. Kerusakan pada

cornea terdapat pada lapisan membran bowman oleh pertumbuhan jaringan

fibrovaskular, sering dengan inflamasi ringan. Epitel normal, tebal atau tipis dan

kadang terjadi dysplasia.5

Penatalakasanaan

Medika Mentosa

Pengobatan tidak diperlukan karena sering brsifat rekuren, terutama pada pasien yang

masih muda. Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau tetes mata

dekongestan. Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan

pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme iregular

atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan. Bila terdapat delen (lekukan

kornea) beri air mata buatan dalam bentuk salep. Bila diberi vasokonstriktor maka

perlu kontrol dalam 2 minggu dan bila telah mendapat perbaikan pengobatan

dihentikan.

Non Medika Mentosa

10

Page 11: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Lindungi mata dengan pterigium dari sinar matahari, debu, dan udara kering dengan

kacamata pelindung. Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastik yang

dilakukan bila pterigium telah mengganggu penglihatan. Pterigium dapat tumbuh

menutupi seluruh permukaan kornea atau bola mata.

Pencegahan

Sebagaimana dalam K3 dijelaskan hal penting yangdiperlukan untuk mencegah

penyakit akibat pekerjaan menjadi lebih berat adalah dengan melakukan survei tempat

kerja dimana pada kasus ini seorang Ny. 41 tahun bekerja berdagang bakmi dimana

posisi rumahnya menghadap barat, lingkungan nya berangin dimana secara otomatis

paparan dari debu pun tidak bisa dihindari dan Ny. Ini berdagang pada siang hinga

sore hari dimana saat itu paparan sinar matahri pun tinggi karena rumah menghadap

barat, jadi sebaiknya bila tidak ingin merubah jam buka dagangannya bisa dengan

cara memakai tenda agar sinar matahari, debu, angin tidak secara langsung memapar

Ny. Ini. Pencegahan lain dimana disebutkan pada beberapa terapi dari oftalmologi

yaitu dengan memakai kacamata pelindung sinar UV.3

Hal terpenting dari sebuah pencegahan adalah bila tenaga kerja mampu mendeteksi

dini penyakit nya, seperti saat gangguan terjadi segeralah lakukan konsultasi ke klinik

atau puskesmas terdekat.3

Prognosis

Penglihatan pasien setelah dieksisi adalah baik, rasa tidak nyaman pada hari pertama

post operasi dapat ditoleransi kebanyakan pasien setelah 48 jam post operasi bisa

beraktivitas kembali

Kesimpulan

Pterigium merupakan penyakit pada mata yang disebabkan oleh paapran debu

maupun sinar matahari. Untuk mencegah terjadinya pterigium dapat menggunakan

kacamata pelindung, jika penderita tidak melindungi dirinya dari paparan debu

maupun sinar matahari selama bekerja maka pterigium tersebut merupakan penyakit

yang diperberat oleh pekerjaan.

11

Page 12: Penyakit Yang Diperberat Pekerjaan

Daftar Pustaka

1. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktikum kedokteran kerja. Jakarta: EGC;

2010.h.85-7, 261-78, 359-62.

2. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: FKUI; 2010.h.116-7.

3. Suma’mur PK. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: Sagung Seto;

2009.h.83-92, 139-40.

4. Asbury, Vaughan. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC; 2012.p.119.

5. Laszuarni. Prevalensi pterigium di kabupaten Langkat. 2009. Diunduh dari:

repository.usu.ac.id 06 Oktober 2013.

12