penyakit jantung kongenital_putu liliana pradevie.docx
TRANSCRIPT
TEXTBOOK TRANSLATE
PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
Disusun Oleh :
Putu Liliana Pradevie
H1A007051
Pembimbing :
Dr. Dewi Anjarwati, M.kes, Sp.Rad
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK
SMF RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN - UNIVERSITAS MATARAM
2012
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
35C PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL SIANOTIK
Bagian ini mendiskusikan tentang pentingnya anomali kongenital yang mengakibatkan
sianosis sentral. Hal ini dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kombinasi obstruksi antara jantung kanan dengan komunikasi yang lebih proksimal
antara ruang jantung kiri dan kanan
2. ruangan jantung kiri dan kanan yang betanggung jawab mencampur darah yang
teroksigenasi dan desaturasi.
3. gangguan hubungan atrioventrikuler
KELOMPOK 1 : OBSTRUKSI JANTUNG KANAN
A. OBSTRUKSI ATRIUM KANAN
Atresia Trikuspid
Akibat adanya ganguan perkembangan bantalan atrioventrikular kanan, katup
tricuspid tidak dapat berkembang dan terlihat sebagai bantalah yang tidak terpisahkan,
2
Peny. jantung sianotik kongenital
obstruksi jantung kanan
obstruksi atrium kanan
obstruksi ventrikel kanan
obstruksi arteriol paru
Ruangan jantung
atrium
ventrikel
trunkus arteriosus persisten
gangguan koneksi dan hubungan jantung
transposisi arteri besar
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
atau yang lebih jarang terlihat seperti rudimenter dan imperforasi. Ventrikel kanan (Right
ventricle - RV) tidak dapat menerima darah dari RA (Right Atrium), yang kemudian
membuat RV mengecil dan hipoplastik.
Secara in utero fetus dengan atresia trikuspid, berkembang normal sebagaimana
jika RV berfungsi normal. Ini akibat fungsinya yang tidak signifikan karena paru-paru
bayi yang belum berfungsi dan adanya foramen ovale paten. lain halnya bila bayi lahir
dengan paru-paru mengembang dimana bayi dengan atresia trikuspid akan terlihat
sianosis segera setelah lahir dan hal ini timbul secara progresif menjurus ke arah
mortalitas dini jika tidak dilakukan intervensi bedah yang memperbaiki suplai darah
secara adekuat ke paru. Dari hasil EKG, sisi jantung kiri akan mendominasi. Gangguan
ini merupakan satu-satunya kelainan congenital sianotik yang patognomonisnya berupa
axis jantung yang bergeser ke kiri.
Radiologi
Pada saat bayi lahir jantung dalam besaran normal karena tidak ada overload. Sisi
jantung kanan cenderung berubah dari konveks menjadi lebih datar dan akan mendesak
ke arah garis tengah mediastinum karena atrium kanan yang membesar. RV akan terlihat
normal, karena proses desakan akan menjurus ke kiri. Lekukan paru berbentuk konkaf,
trunkus pulmoner utama dan arteri hilus lebih kecil dibanding ukuran normal yang
disebut oligaemia dengan pembuluh darah sempit. Apeks jantung akan terlihat melingkar
dan elevasi terhadap diafragma tetapi tidak sampai menyerupai derajat ‘coeur en sabor’
dari Tetralogi Fallot. Arkus aorta mengarah ke kanan bisa terjadi pada 10% pasien
dengan atresi tricuspid.
Ekokardiografi (dua dimensi)
Bagian apeks atau ruangan subkostal menunjukkan densitas garis ekogenik pada
regio cincin katup trikuspid, menempatkan apparatus trikuspid pada posisi normal.
Traktus aliran dan badan RV mengecil dan atrium kanan membesar. Komunikasi
interatrial akan terlihat. Asosiasi antara traktus keluarnya aliran dari ventrikel kanan dan
obstruksi katup pulmoner mudah terlihat pada daerah irisan parasternal axis pendek
3
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
melalui pembuluh darah besar. Hal ini juga diidentifikasi sebagai transposisi arteri besar
jika ditemukan defek ini.
Dopler pulsatorik dan continuous-wave Doppler echocardiography dapat
membantu mencapai aliran arteri pulmonalis dengan menentukan puncak gradien sistolik
terhadap VSD dan katup pulmonalis dengan memodifikasi persamaan Bernoulli.
perkiraan rasio aliran darah pulmoner dengan sistemik bisa ditentukan dengan metode
seperti yang disebutkan sebelumnya. Doppler flow mapping akan mengonfirmasi atresia
katup trikuspid total, mengakses komunikasi interatrium yang adekuat dan mungkin juga
bisa mengidentifikasi duktus arteriosus persisten (PDA) sebagai sumber aliran pulmoner
tambahan. Hal ini penting sebab manajemen gangguan ini dibutuhkan dengan tanpa
melakukan prosedur diagnostik invasif.
Angiokardiografi
Angiokardiografi bisa mengkonfirmasi diagnosis tetapi tidak dibutuhkan apabila
telah dilakukan ekokardiografi. Kontras akan diinjeksikan pada bagian tertinggi atrium
kanan. Nantinya akan terlihat atrium kanan membesar lalu kontras akan mengalir melalui
defek septum atrium ke atrum kiri dan ventrikel kiri, memperlihatkan suatu pembesaran.
Pada angiokardiogram frontal, ada karakteristik celah segitiga (triangular gap) antara
atrium kanan yang membesar dengan ventrikel kiri yang membesar pula. Celah ini diisi
oleh ventrikel kanan yang hipoplastik yang tidak dicapai oleh medium kontras.
Rute suplai darah akan terlihat dari ventrikel kiri melalui defek septum ventrikel
ke ventrikel kanan. Terkadang suplai darah akan mengalir juga melalui duktus arteriosus
paten yang menghubungkan antara arkus aorta melalui arteri brokus utama dari aorta
desenden. Septum ventrikel seringkali intak dan ventrikel kiri tidak menerima aliran
darah dan berubah menjadi rudimenter. Pada 20-35% pasien dengan atresia trikuspid, ada
hubungannya dengan transposisi arteri besar yang menyebabkan plethora pulmoner.
B. OBSTRUKSI VENTRIKEL KANAN
Anomali yang mengenai mayoritas anak yang bertahan hingga bayi dan termasuk
12% dari kelainan jantung kongenital. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan
perkembangan septum yang seharusnya terbagi dalam porsio cephalad dari bulbus kordis
4
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
ke arteri pulmoner dan aorta asending. Pada kelainan tetralogi fallot, septum konotrunkal
berpindah ke bagian depan, menghasilkan suatu arteri pulmoner kecil dari aorta asenden
yang besar. Defisiensi bagian proksimal septum konotrunkal menyebabkan VSD
(ventricle septal defect) subaortik yang besar. Hal ini juga menyebabkan terjadinya aortic
overrides dan obstruksi aliran darah dari ventrikel kanan yang disebabkan juga oleh
stenosis katup pulmoner. Ventrikel kiri yang hipertrofi disebabkan oleh stenosis pumoner
yang berat dan progresif. Abnormalitas perkembangan bulbus kordis proksimal
menyebabkan ventrikel kanan menyempit dan terjadi obstruksi dengan kesalahan
penempatan septum, moderator, dan bundalan otot parietal. Empat varian tetralogi fallot
yang klasik ialah :
1. stenosis pulmoner
2. VSD subaorta
3. aorta yang mengalami overrides (bersebelahan) terhadap VSD
4. hipertrofi ventrikel kanan
Fetus yang mengalami TF tumbuh normal in utero karena ventrikel kanan yang
fungsional tidak esensial dalam sirkulasi fetus. Sianosis nantinya akan timbul saat anak
berumur beberapa bulan. Hal ini disebabkan oleh VSD merupakan lesi dominan saat
lahir, akan tetapi stenosis pulmoner bahkan tidak terlalu menjadi masalah. Terjadi shunt
dari ventrikel kiri ke kanan yang menyebabkan pembesaran arteri pulmoner besar,
plethora pulmoner, dan pembesaran ventrikel kiri.
Selama beberapa bulan pertama, fibroelastosis akan meningkat secara progresif
menyebabkan obstruksi aliran dari ventrikel kanan sehingga terjadi oligaemia pulmoner
dan membalikkan shunt ventrikuler. Hal ini menyebabkan ventrikel kanan hipertrofi
akibat kelainan septum intervetrikuler sehingga katup aorta berada diatas diantara VSD
subaorta. Aorta sekarang menerima output dari ventrikel kanan sama seperti ventrikel kiri
dan shunt ventrikuler akan menjadi bidireksional atau secara dominan dari kanan ke kiri
akibat peningkatan stenosis aliran ventrikel kiri. Ini akan membuat sianosis sentral yang
dapat diapresiasikan pada radiografik thoraks frontal. Sekali sianosis terbentuk, makan
akan menimbulkan dispneu, sianosis, posisi yang sering berjongkok, dan kelemahan
hingga kematian terutama pada anak-anak dan remaja jika tidak ada intervensi bedah.
5
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Radiologi
Jantung tidak membesar saat lahir
Bentuk jantung saat lahir tidak spesifik, tetapi 25% diagnosis yang benar dibuat
dari sini, dimana akan terbentuk siluet ‘coeur en sabot’ akibat kombinasi
cekungan pulmoner yang dalam dan elevasi dari diafragma terhadap apeks
jantung yang melingkar sempurna
Arteri pulmoner dan hilus mengecil dan terdapat oligaemia yang meningkatkan
aliran dari ventrikel kanan yang menyebabkan sianosis sentral
Stenosis pulmoner berat sirkulasi arteri bronchial membentuk pola
retikulonodular pada bagain dalam paru dengan ketiadaan cabang-cabang arteri
paru yang normal. Mediastimum bagian atas bisa terlihat normal
Aorta asenden selalu membesar dan terjadi kelainan tempat pada 25% pasien
arkus aorta terletak di kanan, aorta desenden biasanya menyilang ke kiri spina di
bawah paru. Pada proyeksi lateral atau oblik akan terlihat ventrikel kiri yang kecil
diangkat dari diafragma oleh ventrikel kanan yang besar ke anterior, yang
menyebabkan kontak ke sternum anterior lebih luas.
Ekokardiografi
defek anatomis prinsip dalam gangguan ini adalah : gangguan penemparan
septum konal secara anterior atau kelainan posisi aksis VSD dengan
ekokardiografi dua dimensi.
aortic overrides terlihat pada parasternal long axis plane pada garis
parasternal kanan juga bias membantu dalam memperlihatkan obstruksi pulmoner
infundibuler dan penebalan sekunder dinding ventrikel kanan
septum konal terlihat pada parasternal short axis plane proyeksi ini juga
mampu membantu dalam evaluasi katup pulmoner dan diameter arteri utama dan
cabangnya
aliran darah dari ventrikel kanan juga membantu membedakan TF dengab trunkus
arteriosus persisten dimana aortic overrides selalu muncul tetapi tidak disertai
dengan aliran keluar dari ventrikel kanan.
6
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Pulsed dan flow mapped Doppler memperlihatkan shunt dari kanan ke kiri
melalui VSD Doppler juga bisa digunakan untuk konfirmasi adanya PDA yang
berkontribusi terhadap aliran darah pulmoner
Angiokardiografi
Injeksi kontras dimulai dari ventrikel kanan proyeksi konvensional frontal dan
lateral (terutama pada VSD dan aortic override) 600 LAO
obstruksi outflow ventrikel kanan 300 LAO dikombinasikan dengan
craniocaudal tube tilt improvisasi tampilan outflow ventrikel kanan, trunkus
pulmoner utama, bifuskasionya, dan arteri pulmoner kiri
stenosis outflow ventrikel kanan biasanya berat (75% kasus mengenai
infundibulum yang terlihat panjang, sempit dan ireguler; stenosis valvula pulmo
60%, terlihat sebagai segmen pendek di proksimal infundibulum diikuti dengan
dilatasi cavitas pada region midinfundibuler)
arteri pulmoner utama terlihat kecil, diameternya hanya separuh diameter aorta
asenden; terdapat penyempitan bifurkasio T pada trunkus pulmoner utama dan
pangkal arteri pulmoner kiri dan kanan oligaemia pulmoner
Dilatasi post stenotik pada arteri pulmoner utama agak jarang pada TF; timbul
sebagai akibat ketiadaan katup pulmoner
pada proyeksi angiografi lateral dan ALO aorta asenden terlihat opak dan
bergeser ke anteriordiatas VSD sibaorta
Ventrikel kanan yang membesar mengalami rotasi mengelilingi septum ventrikel
ke irisan koronal
arcus aorta pada sisi kanan tampak seperti cerminan cabang (10-30%); cabang
pertama menjadi a. inominata kiri. Semakin berat stenosis pulmoner, maka akan
semakin sering arcus aorta terlihat di bagian kanan
atrium kiri lebih kecil ukurannya karena mengalami penurunan pulmonary venous
return
Mungkin terdapat shunt kiri ke kanan melalui VSD tetapi pasien yang
menunjukkan sianosis, hampir pasti terdapat shunt kanan ke kiri
7
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Jika terdapat stenosis pulmoner yang berat timbul arteri bronkial yang besar
jelas terlihat pada ventrikulografi atau aortografi. Jika stenosis arteri pulmoner
extrim, paru-paru bisa menerima aliran darah keseluruhan dari arteri bronkial
yang dilatasi – yang disebut pseudotrunkus arteriosus
Pada obstruksi ventrikel kiri yang berat bisa satu atau lebih arteri besar
(cabang aorta asenden dan desenden) yang membentuk loop di mediastinum dan
menyuplai cabang kedua paru
Pada TF, sirkulasi bronkial paru terlihat cabang aorta yang sangat besar, terbagi
dalam pola pohon yang regular tidak dapat dibedakan dengan arteri intrapulmoner
normal.
Varian Tetralogi Fallot
1. Katup pulmonal mungkin tidak ada disebabkan oleh inkompeten pulmoner yang
berat dan dilatasi arteri pulmoner utama ditemukan dengan ekokardiografi dua
dimensi
2. Arteri paru utama kiri mungkin tidak ada disertai dengan (paling sering) lengkungan
aorta kanan sisi. Paru-paru kiri mungkin lebih kecil dan lebih oligaemik dari paru
kanan tetapi mungkin memiliki sirkulasi bronkial kolateral yang lebih menonjol.
3. Sebuah cacat septum atrium mungkin ada (pentalogi Fallot) memungkinkan shunting
kanan-ke-kiri pada tingkat kedua atrium dan ventrikel.
4. Atresia arteri pulmoner (pseudotrunkus, trunkus tipe IV).
Pasien dengan TF mengalami onstruksi ventrikel kanan yang sangat berat, bisa
sampai sianosis dari semenjak lahir dan trunkus utama arteri pulmoner bisa ada (atretik)
bisa juga tidak ada. Angiokardiografi ventrikel kanan akan memperlihatkan aliran
ventrikel kanan adalah rudimenter dan mungkin terlihat seperti Fallot yang ekstrim
(pseudotrunkus). Pada pseudotrunkus, paru-paru terutama disuplai oleh cabang aorta
thorakalis, juga arteri bronkial yang mengalami pembesaran, atau cabang besar dari arcus
aorta atau a. Subklavia. Trunkus pulmoner utamayang hipoplastik dan cabangnya terlihat
opak pada angiokardiografi via PDA dari aorta dan seringkali dideskripsikan sebagai
‘Seagull in flight’.
8
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Prosedur Bedah
Sejumlah prosedur shunt bedah telah dirancang bertujuan untuk meningkatkan
aliran darah paru menggunakan pasokan arteri sistemik. Yang pertama adalah
operasi Blalock-Taussig (Blalock-Taussig subclavian-pulmonary artery palliative
anastomoses), di mana arteri subklavia dibagi dan berayun turun menjadi akhir
terpasang ke sisi untuk arteri paru ipsilateral. Aliran kolateral sekitar dinding
dada, yang menyebabkan bentukan tulang rusuk ipsilateral, menyuplai pasokan ke
lengan. Arteri vertebralis biasanya dikorbankan. Untuk menghindari kedua
masalah, dewasa ini dilakukan prosedur dimodifikasi dimana dibuat shunt sela
antara arteri subklavia dan arteri pulmonalis.
Jenis lain dari shunt sekarang jarang digunakan, dan termasuk anastomosis
langsung dari aorta ke arteri pulmonalis kanan (Waterston-Cooley), ke arteri
pulmonalis kiri (Potts), atau ke arteri pulmonalis utama (Davidson). Sebuah
tabung pendek dapat digunakan antara aorta dan arteri pulmonalis utama (a central
'shunt). Umum untuk semua shunts tapi paling tidak lazim dibandingkan dengan
Blalock termodifikasi, resikonya adalah menghasilkan aliran paru yang terlalu
besar, atau stenosis pembuluh yang terlibat dalam anastomosis.
Central shunt dengan menggunakan graft tabung Gorteks berukuran 4-5 mm dari
ventrikel kanan ke arteri pulmoner distal utama menjadi metode yang sering
diguakan karena jarang menyebabkan distorsi serius a. Pulmoner.
Ekokardiografi dua dimensi berguna untuk follow up ukuran ventrikel kanan dan
fungsinya, terutama ketika terjadi regurgitasi katup pulmoner.
Stenosis Katup pulmoner dengan VSD
Kombinasi stenosis katup pulmonal berat dan cacat septum ventrikel mungkin ada
tanpa distorsi anatomi dari moderator dan bundel parietal otot infundibulum dari tetralogi
itu. Pasien akan mengalami sianosis sentral ketika katup stenosis pulmonal cukup parah
untuk menyebabkan tekanan RV menyamai atau melebihi tekanan LV. Radiograf
konvensional akan sangat mirip dengan PVS terisolasi tapi paru-paru dapat terlihat lebih
oligaemik atau mungkin sirkulasi arteri bronkial bisa meningkat yang dikenali secara
9
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
radiologis. Diagnosis bisa dikonfirmasi dengan angiokardiografi RV atau dengan
ekokardiografi non invasif.
Stenosis Infundibular Pulmoner dengan VSD
Kadang-kadang, stenosis infundibular paru terjadi dengan defek septum ventrikel
tanpa distorsi infundibular khas dari tetralogi tersebut. Ketika stenosis menjadi cukup
berat, sianosis sentral akan timbul akibat shunt VSD dari kanan ke kiri. Gambaran klinis
ini mirip dengan fallot. Diagnosis dilakukan hanya dengan angiokardiografi \ atau
demonstrasi ekokardiografi dengan detail anatomi rinci dari saluran keluar RV, VSD dan
posisi katup aorta.
Stenosis Katup pulmoner dengan VSD
Stenosis katup pulmonal yang berat dengan septum ventrikel utuh mungkin
berhubungan dengan defek septum atrium melalui shunt kanan ke kiri akan terjadi ketika
tekanan jantung kanan melebihi tekanan jantung kiri. RA dan RV menjadi agak
membesar dan jantung menjadi berbentuk bulat mirip dengan anomali ebsteins.
Kesamaan radiologi antara keduanya dikatakan sebagai oligaemia.
Atresia arteri Pulmoner dengan Septum Ventrikuler Intak
Saat lahir neonatus akan menjadi sianosis, tetapi dengan penanganan yang tepat
akan bertahan. Jantung akan membesar karena pembesaran ventrikel kanan akibat
inkompetensi trikuspid atau bisa juga ukurannya normal. Ada esensial shunt dari kanan
ke kiri melalui ASD dan shunt kiri ke kanan melalui PDA. Angiokardiografi
menampilkan RV hipertrofi yang mengalami trabekulasi. Sinus koroner menjadi besar
dan aliar medium kontras retrograde menuju sinus venosus. Ekokardiografi terutama
diperuntukkan untuk neonatus dengan memberikan informasi anatomik dan fisiologis
dilanjutkan dengan septostomi atrial dan/atau bedah paliatif.
C. OBSTRUKSI ARTERIOL PULMONER – EISENMENGER REACTION
Respon hemodinamik yang penting terhadap shunt kiri ke kanan yang besar sekarang
menjadi kasus yang jarang dengan adanya keberhasilan penutupan shunt jantung atau
aorta. Pada fetus, dua shunt kanan ke kiri yang ada :
10
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
1. Foramen Ovale paten
2. Paten duktus arteriosus
Bahkan dengan ASD atau VSD mungkin tidak ada shunt kiri ke kanan yang
signifikan pada fetus akibat resistensi perifer sirkulasi jantung kanan (RV PA PDA
AO resistensi aterial sistemik) sama dengan jantung kiri (LV AO resisrensi
arterial sistemik).
Defek Septum Atrium
Setelah lahir, ASD akan ditransmit ke shunt LA atau RA sebagai resistensi
arterial pulmoner agar sirkulasi pulmoner cepat mencapai seluruh paru. Shunt kiri ke
kanan bisa menghasilkan suatu sklerosis arteri pulmoner menyebabkan oklusi reaktif
bantalan arteriol perifer hingga resistensi arteriolar perifer hingga sistemik ketika shunt
kanan ke kiri lebih dominan.
Sebelum reaksi eisenmenger berkembang, jantung akan membesar, dengan RA
yang besar, RV dan arteri pulmoner utama, arteri pulmoner kanan dan kiri dan
menimbulkan plethora pulmoner. Sklerosis arteriolar yang progresif menyebabkan arteri
pulmoner perifer mengecil dan arteri pulmoner sentral membesar. Ketika reaksi
Eisenmenger berkembang pada ASD, lobus, arteri pulmoner kanan kiri, trunkus pulmoer
utama san aliran RV membesar. Shunt kanan ke kiri akan terdeteksi dengan Pulsed
Doppler dan doppler flow mapping dengan kontras ekokardiografi. Teknik ini
mendemonstrasikan shunt arteri yang sama dari kanan ke kiri yang akan menghasilkan
peningkatan resistensi vaskular pulmoner pada neonatus. Hal ini harus diobservasi
mengingat sirkulasi ini adalah sirkulasi fetal persisten yang sangat terkait dengan asfiksia
dan pneumonia aspirasi. Resistensi vaskular pulmoner akan tetap meningkat paad pasien-
pasien ini, menghasilkan suatu tekanan diastolik. Shunt kanan ke kiri diobservasi
sepanjang adanya duktus arteriosus dan septum atrial. Neonatus yang memperlihatkan
oligaemia pada foto thoraks esensial untuk mengeksklusi kelainan jantung kongenital
sianotik.
11
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Catatan : Pada awalnya shunt terjadi dari kiri ke kanan, seiring perkembangannya shunt
akan berubah dari kanan ke kiri yang sebelumnya pasien tidak mengalami siaonotik,
setelah pembalikan arus darah penderita menjadi sianotik Sindrom Eisenmenger (ER).
Defek Septum Ventrikel
Ketika komunikasi terfokus pada tekanan ventrikuler, riwayat ER (Eisenmenger
reaction) sangatlah penting untuk menentukan ASD Eisenmenger. Jika involusi pasca
natal progresif normalterhadap resistensi arteriolar pulmoner terjadi pada VSD besar,,
arteri pulmoner akan dibanjiri oleh shunt kiri ke kanan yang mendorong tekanan ke arah
ventrikel kiri melalui VSD. Mekanisme defensif pasca natal pada neonatus dengan VSD,
arteri pulmoner dan arteriolnya menahan struktur basis fetus dan resistensi aliran
darahnya yang tinggi. Untuk melanjutkan resistensi arteriolar menopang tekanan RV
yang tinggi, tekanan LV akan sama, sehingga shunt akan seimbang dan ER stabil.
Resistensi arteri pulmoner menyebabkan shunt dominan kanan ke kiri dengan sianosis
sentral.
Dalam VSD, ER akan berkembang pada bayi atau anak-anak tanpa shunt kiri ke
kanan yang masif. Pada ER, jantung, trunkus paru utama, arteri pulmo kanan kiri
perlahan akan membesar atau bahkan seringkali normal dan bentuknya kontras dengan
karakteristik ER ASD.
Duktus Arteriosus Paten
Perkembangan ER pada PDA memiliki riwayat intermediet antara ASD dan VSD.
Jantung akan membesar minimal dengan ER berkembang saat bayi. Pada beberapa kasus,
ER berkembang beberapa tahun setelah shunt kiri ke kanan melalui pDA; jantung akan
membesar dengan trunkus paru dan arteri pulmonalis yang besar pula. Arteri pulmoner
segmentar jarang terkena, arteri lobar akan membesar, tidak seperti ekstensi dan dilatasi
arteri segmental pada ER ASD. Pada ER terutama dengan komplikasi ASD dan pDA
dengan arteri pulmoner sentral yang bersar, kalsifikasi kurvelinier arteri ini berkembang
sebagai karakteristik yang khas. Jika PDA adalah sisi shunt, kalsifikasi akan meluas ke
duktus, membuat suatu diagnostik dan tampakan radiologis yang spesifik.
12
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
KELOMPOK 2 : RUANG JANTUNG
A. ATRIUM
Ketiadaan perkembangan septum interatrial pada minggu pertama fetus akan
menghasilkan suatu atrium tunggal – uniatrial- jantung biventrikuler. Anomali ini sangat
jarang dan percampuran obligat dari darah yang teroksigenasi dan desaturasi kembali ke
atrium utama. Atrium tunggal ini akan menyuplai campuran darah ke LV dan RV, dan oleh
karena itu dipompa ke aorta,menyebabkan sianosis sentral.
Anomali Drainase venosa Pulmoner Total
TAPVD lebih sering ditemukan yang merupakan kelainan campuran darah total
antara aliran balik vena pulmonalis dan sistemik ke jantung. Seharusnya, drainase venosa
dari paru via vena splenikus tidak menentukan komunikasi dengan atrium kiri, dimana paru-
paru akan mengalirkan darah ke sinus venosus secara permanen. TAPVD akan timbul ketika
vena pulmonalis mengalir secara langsung atau tidak langsung ke RA. Vena pulmonalis
akan mengalir ke sinus venosus, misalnya ke sinus koroner, vena azygos, vena porta, duktus
venosus, vena hepatika. Pola umum TAPVD adalah :
1. Drainase suprakardiak ke vena diatas jantung (terutana vena inominata kiri)
2. Drainase kardiak ke atrium kanan, melalui sinus koroner
3. Drainase infradiafragmatik ke vena porta atau duktus venosus. Variasi ini biasanya
mengalami obstruksi dan memiliki karakteristik hemodinamik yang berbeda
4. Dranase kombinasi dari yang disebutkan diatas
1. Drainase vena Pulmonalis Suprakardiak
Kelainan ini lebih sering terjadi dibandingkan TAPVD. Vena pulmonalis kanan dan
kiri bertemu di belakang LA dalam konfluensi venosa dari vena besar yang masuk
melalui depan hilus kiri untuk bertemu dengan vena inominata kiri yang menerima
aliran balik vena paru secara keseluruhan. Vena inominata kiri yang berdilatasi
mentransmisi alirannya ke vea cava superior yang akan menjadi dilatas pula dan
memasuki RA yang sudah membesar. RA dan RV hampir selalu membesar, LA dan LV
hampir selalu mengecil dan mengalami kelainan letak dibelakang ruang jantung kanan.
13
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Berdasarkan aliran paru yang kecil dan normal, fetus tidak akan terganggu oleh
TAPVD dan dapat tumbuh secara normal. Pada saat kelahiran, jantung akan normal,
tetapi beberapa hari kemudian ruang jantung akan membesar tergantung seberapa
besarsirkulasi pascanatal akan terbentuk.
Arteri dan vena pulmoner utama akan membesar dan terdapat plethora pulmoner yang
memeperlihatkan gambar radiologis ASD kecuali bahwa siluet kardiak seringkali
meleuas akibat vena suprakardiak yang membesar. Vena ini prominen, bisa terjadi
aneurisme, menghasilkan suatu bayangan mediastinum superior dengan tepi lateralnya
cembung, memberiksan deskripsi seolah ada 8 jantung, snowmans heart, cottage loaf of
bread heart.
Mediastinum bilaeral akan terlihat cembung pada bagian superior yang disebabkan
oleh timus yang menggantung di depan arteri dan vena normal. Sirkulasi pulmoner
TAPVD suprakardiak biasanya plethorik, tetapi sklerosis sirkulasi pulmoner bahkan bisa
berkembang terutama pada anak-anak, dimana gambaran radiologisnya akan terlihat
arteri pulmonalis perifer akan menyempit dan peningkatan pembesaran arteri pulmonalis
sentral. Bahkan ER juga bisa timbul menyebabkan oligaemia pulmoner perifer dan
pembesaran arteri pulmoner sentral dan meningkatkan sianosis.
Kateterisasi jantung dan angiokardiografi akan memperlihatkan hal-hal tersebut,
kadar oksigen pada masing-masing ruang jantung, arteri pulmonalis dan aorta, memiliki
derajat yang berbeda-beda jika terdapat hipertensi pulmonal. Pada pasien dengan TAPVD
pada tipe suprakardiak ada kemungkinan obstruktif septum serta vena yang membelit
menyebabkan obstruksi vena pulmonal yang memperlihatkan kongesti vena dan odem
pada gambaran radiologisnya. TAPVD mungkin memiliki relasi dengan plethora,
hipertensi arteri pulmonalis obstruktif (eisenmenger) atau kongesti vena pulmonalis
obstruksif dan odem. Semakin besar Shunt kanan ke kiri, semakin banyak darah akan
masuk ke LA, melalui ASD atau PFO dan oleh karena itu mencapai sirkulasi sistemik,
dengan perbaikan kondisi klinsi. Situasi hemodinamik akan berubah secara temporer
dengan septostomi atrium kateter rashkind.
14
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
2. Drainase Kardiak dari Anomali Vena Pulmonalis
Tampilan hemodinamik danklinis identik denhan TAPVD suprakardiak. Malahan,
vena yang anomali akan mendrainase ke sistem vena inominata dan vena cava superior,
drainase vena anomali akan masuk ke sinus atau langsung ke RA. Tidak ada distensi vena
suprakardiak ataue mediastinum superior, tetapi semua temuan radiologis pada TAPVD
tipe 1, ada. Diagnosis anatomi yang benar bisa dibuat dengan kemampuan
ekokardiografi, kateterisasi jantung, dan angiokardiografi kualitas tinggi.
3. Drainase Anomali Vena Pulmonalis Infradiafragmatik Total
Tampilan klinis dan hemodinamik agak berbeda dengan TAPVD
supradiafragmatik. Sekitar 10% pasien dengan TAPVD memiliki drainase
infradiafragmatik dan semuanya bahkan memiliki obstruksi yang berat dari jalur vena
pulmonalis yang anomali sebagai tampilan hemodinamik yang dominan. Obstruksi akan
menyebabkan kongesti vena pulmonalis berat dan odem denga konsekuensi reduksi aliran
darah paru. Jantung dalam batas normal atau membesar minimal tetapi tidak ada overload
volum.
Vena dan arteri pulmonalis membentuk konfluensi venosa. Vena dari konfluensi
ini akan melewati bagian kaudal pada garis tengah di belakang jantung melalui hiatus
esofageal di diafragma masuk ke abdomen dan akan bersatu dengan vena porta, atau
mendesak duktus venosus atau lebih jarang, vena hepatika. Drainase vena secara vertikal
dari ITAPVD mungkin tidak akan terdrainase secara langsung ke vena cava superior ke
drainase vena pada sindrom scimitar, yang biasanya drainase paru kanan atau lebih
bawah langsung menuju IVC.
Sistem drainase intrapulmoner dan vertikal pada TAPVD seringkali terlalu sempit
atau tebal untuk menghubungkan drainase total vena pulmonalis. Vena vertikal akan
terkompresi pada hiatus esofageal, terutama ketika esofagus mengalami distensi saat kita
makan, atau vena porta dan cabang intrahepatik bisa memaksa terjadinya obstruksi
hepatik terhadap aliran balik paru. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut
menyebabkan kongesti vena intens dan odem segera setelah lahir dan bayi akan menjadi
dispneu, distres nafas dan biasanya sianosis. ASD dan PFO esensial, mentransmisikan
darah dari RA ke LA, menginduksi sianosis sentral. Bayi biasanya meninggal selama
15
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
minggu-minggu oertama jika tidak dilakukan intervensi bedah yang dapat dilakukan
dengan menyambung rute dari vena pulmonalis ke LA.
Obstruksi infradiafragmatik pada TAPVD sangat penting untuk didiagnosis secara
radiologis yang diproyeksikan dalam foto thoraks frontal. Jantung biasanya normal atau
sedikit membesar. Petunjuk diagnosis radiologis adala paru yang menunjukkan suatu
kongesti vena yang jelas distensi vena pada bagian atas, odem alveolar, odem interstisial
garis septum yang lebih pada garis kostofrenikus paralel Kerley B; fisura dan pleura akan
menebal oleh karena odem tetapi efusi pleura substansial tidak lazim ditemui. Tampakan
paru bisa dikelirukan oleh penyakit membran hyalin, bronkopneumonia infantil atau
dismaturitas pulmo, tetapi odem septum dan garis pleura tidak akan terlihat pada kondisi
pulmo seperti itu. Diagnosis definitif bisa dibuat dengan USG atau kateterisasi jantung
atau dengan angiografi.
4. Tipe Campuran Anomali Drainase Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis tambahan akan berpartisipasi pada dua atau lebih jalur yang
disebutkan diatas. Tampakan radiologis akan tergantung pada hemodinamik sirkulasi
paru, begitu juga dengan adanya plethora hemodinamik, hipertensi pulmonal obstruktif
atau kongesti vena pulmonalis dan odem. Detail drainase vena hanya bisa terlihat dengan
ventrikulografi, angiografi pulmoner, atau ekokardiografi.
Ekokardiografi
Pada semua pola aliran balik yang abnormal, ekokardiografi dua dimensi akan
menunjukkan LA dan LV yang relatif lebih kecil dibandingkan keempat ruangan jantung
secara apikal atau irisan subkosta dan akan mendemosntrasikan gerakan abnormal septum
interventrikular yang menandakan overload RV. Komunikasi interatrial, keperluannya
terhadap memelihara aliran darah sistemik, mudah diidentifikasi dan shunt kanan ke kiri
diperlihatkan dalam Doppler pulsasi (mengetahui derajat obstruksi) dan flow mapping
Doppler.
Ketiadaan vena pulmonalis normal pada koneksi terhadap LA bisa ditunjukkan
dengan flow mapping Doppler; juga bisa untuk mengidentifikasi aliran abnormal dari
satu atau lebih vena pulmonalis ke LA. Pada sebagian besar kasus anomali aliran balik
vena sampai SVC kiri persisten dan vena inominata, ruang vena yang umum ditampilkan
16
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
dalam short-axis plane dari titik suprasternal akan menunjukkan dilatas yang hebat
daripada vena inominata dan SVC kanan.
B. VENTRIKEL
Ventrikel menyuplai darah ke aorta dan paru yang disebut dengan double outflow
ventricle dimana ruang ventrikel tidak dipisahkan oleh septum interventrikular, atau pun
kalau ada, berupa organ rudimenter. Terminologi ini menunjukkan setidaknya satu setengah
katup semilunar naik dari satu ventrikel. Ventrikel kanan biasanya lebih besar dari ventrikel
fungsional yang memberikan suplai ke arteri besar atau double outflow right ventricle
(DORV). Pada DORV, arteri pulmonalis dan aorta biasanya memiliki hubungan abnormal
dimanan kedua arteri naik pada sisi yang sama pada irisan yang sama pula dan oleh karena
itu terlihat baik dalam ventrikulogram dan ekokardiografi. Katup semilunar akan
bertransposisi total terhadap katup pulmonal yang menggantung di belakang arkus aorta
pada irisan sagital yang sama.
Jika RV memberikan aliran darah ke aorta dan arteri pulmonalis, maka akan terlihat
otot conal di bawah katup semilunar. Stenosis aorta dan/atau stenosis pulmonal bias menjadi
tampilan klinis tambahan. DORV dengan stenosis pulmonal infundibuler bisa menjadi salah
satu varian tetralogi fallot.
Ekokardiografi
Ekokardiografi akan memperlihatkan asal dari arteri besar >50% dari morfologi RV.
Fungsi penting pencitraan dua dimensi adalah :
1. Untutk menegakkan hubungan antara VSD dan arteri-arteri besar (a. Pulmonalis dan
aorta melalui aksis parasternal pendek dan panjang)
2. Untuk mengevaluasi penempelan korsa pada katup atrioventrikular
3. Menetukan sisi insersi septum ventrikuler
Deformitas Taussig-Bing
Deformitas ini merupakan varian DORV yang transposisi secara posterior dan
menempari a.pulmonalis dan menerima darah dari kedua ventrikel. Ventrikel posterior
berukuran normal dan pasien tidak akan mengalami sianosis seperti pada anomali DORV.
Biasanya juga terdapat stenosis subaorta dan koarktasio aorta.
17
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
C. TRUNKUS ARTERIOSUS PERSISTEN
Adalah ketiadaan pembentukan septum pada trunkus arteriosus pada 4-8 minggu
kehamilan. Biasanya diiringi dengan VSD yang mengumpulkan aliran darah total dari kedua
ventrikel; tidak terdapat outflow ventrikular rudimenter, jika ada, maka akan disebut sebagai
pseudotrunkus seperti pada tetralogi fallot. Memiliki pola anatomik yang dibedakan dalam
tiga jenis, dimana jenis keempat adalah pseudotrunkus pada TF.
Pasien bisa bertahan hingga usia dewasa. Jika a.pulmonalis membesar maka akan
ada plethora pulmonar, tetapi akan terbentuk aterosklerosis pulmoner obliteratif, yang
menimbulkan suatu hipertensi pulmonal dengan pembesaran arteri sentral, cabangnya, dan
arteri perifer kecil. Pada beberapa pasien dengan semua PDA, a.pulmonalisnya kecil, dan
mengalami oligemia pulmoner.
Jantung akan membesar dengan fokus pada biventrikuler dimana cekungan pulmoner
akan konkaf dengan hilus kecil dan apeks jantung membulat, agak atas bagian diafragma.
Kaliber trunkus lebih besar dibanding aorta dan pada 30-40% kasus terletak pada sisi kanan.
Hal ini memperlihatkan suatu ‘sitting duck’. Paru-paru akan pletorik atau timbul hipertensi
a.pulmonalis atau bisa terjadi oligemik.
Ekokardiografi
Menggunakan pencitraan irisan parasternal aksis panjang yang menunjukkan adanya
tunpang tindih septum ventrikel oleh pembuluh trunkal. Tidak seperti TF, kelainan ini akan
memperlihatkan ketiadaan septum konal, dan tidak ada kelainan tempat. Doppler flow
mapping akan memperlihatkan aliran kontinyu dari pembuluh yang sama mengalir dari aorta
ke a.pulmonalis melalui PDA.
Angiokardiografi
Diagnosis ditegakkan dengan angiokardiografi dan kateterisasi jantung dengan
menginjeksikan medium kontras ke RV yang menunjukkan aortografi retrograde. Asal
a.pulmonalis dari trunkus didokumentasikan dengan fase pengisian dini sisi awal trunkus.
Pseudotrunkus pada TF ekstrim memiliki deskripsi yang berbeda bukan dari trunkus
asenden tetapi dari puncak a.pulmonalis, terkadang dideskripsikan sebagai arteri bronkial
yang hipertrofi dari aorta desenden thorakalis. Radiograf konvensional akan memperlihatkan
18
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
siluet trunkus dengan a.pulmoner hilus yang sangat kecil. Sementara paru memiliki cabang
seperti pada normalnya, tetapi bukan a.bronkial sebernarnya. Paru-paru biasanya oligemik
dengan adanya pseudotrunkus.
Ternyata hanya satu paru disuplai oleh trunkus, sedangkan yang lainnya dari
a.pulmonalis dari RV. Malformasi ini disebut hemitrunkus (aorta dari satu jenis
a.pulmonalis) dan seringkali komplikasi dari stenosis katup pulmonalis, sehingga paru
menjadi oligemik (yang disuplai oleh RV) sedangkan yang disuplai oleh trunkus menjadi
pletorik.
KELOMPOK 3 : GANGGUAN KONEKSI DAN HUBUNGAN JANTUNG
Transposisi Arteri Besar (TGA)
Jika ruang jantung dihubungan terhadap pembuluh yang salah misalnya RV denga aorta
terminologi ventriculoarterial disconcordance (kesalahan koneksi ruang jantung) dinamakan
dengan transposisi arteri besar. Lebih dari 90% pasien memiliki satu dari dua jenis pola anomali
TGA yaitu : (1) Uncorrected Transpotition of the great artery; (2) corrected Transpotition of the
great artery. Perbandingan antara UTGA dan CTGA :
Anatomi Arteri Ventrikel Aliran darah Sianosis
Dextro loop (UTGA)
Mengalami
Transposisi
Normal
Ventrikuloarterial
discordance
uncorrected Ada
Laevo loop (CTGA) Atrioventricular &
Ventrikuloarterial
discordance
Inversi ventrikular koronal
corrected Tidak ada
1. Uncorrected Transpotition of the great artery (UTGA)
Sekitar 75% pasien dengan UTGA memiliki gangguan berupa dekstro loop dimana ruang
jantung RV dihubungkan dengan aorta, dan LV berhubungan dengan a.pulmonalis dan
terdapat ventriculoarterial discordance. RA, RV, LV, dan LA dalam batas normal dan
19
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
disebut veno-atrial dan atrioventricular concordance. Normalnya, sirkulasi antara ventrikel
dan arteri besar membentuk angka 8 dimana RV menyilang menuju a.pulmonalis, dan LV
menuju arcus aorta. Sedangkan pada UTGA, sirkuit dibagia menjadi dua bagian yang
terpisah, tidak ada hubungan sama sekali; dalam hal ini keempat ruang jantung dalam batas
normal, begitu pula dengan koneksi pembuluh vena paru dan vena sistemik (veno-atrial dan
atrioventricular concordance).
a. Sirkuit pertama menghubungkan antara RV Aorta Vena Cava (VC) RA
RV dimana aliran darah yang mengalami desaturasi oksigen dialirkan kembali ke aorta
sehingga menimbulkan sianosis sentral
b. Sirkuit yang kedua menghubungkan antara LV A.pulmonalis V.Pulmonalis
LA LV dimana darah yang dialirkan 100% teroksigenasi dan ini merupakan satu
sirkuit yang independen dan tertutup, tidak ada hubungan dengan sirkuit pertama.
Hal ini akan cepat manimbulkan kematian neonatus dimana tidak akan ada oksigen yang
dialirkan melalui aorta terutama ke otak dan myokardium. Pemecahannya adalah dengan
menghubungkan kedua sirkuit yang dicapai dengan membuat shunt kiri ke kanan dan
membuat volume shunt yang sama antara kanan ke kiri. Walaupun kedua shunt memiliki
volume yang sama, salah satu akan mengalami deplesi darah dan yang lain akan mengalami
overload. Shunt bisa dibuat pada tingkat atrium, ventrikel, atau duktus : salah satu atau lebih
komunikasi ini harus dibuat pada bayi dengan UTGA untuk bisa bertahan hidup. Bisa timbul
bersamaan dengan ASD, VSD, atau PDA.
Kelainan ini bisa terdeteksi pada 4-6 minggu kehamilan. Pada saat lahir jantung neonatus
dengan UTGA dalam batas normal, tetapi seiring waktu akan membesar progresif dan
menimbulkan sianosis dan gagal jantung. Kematian terjadi pada 90% pasien pada tahun
pertama kehidupan jika tidak dilakukan septostomi bedah.
Radiologi
Jantung terlihat membesar pada beberapa minggu pertama dan bulan pertama kehidupan
Bentuk jantung abnormal cenderung lebih konveks dan menonjol akibat pembesaran
RA pada proyeksi frontal tampak seperti jantung globuler dengan bentukan
menyerupai telur
20
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Radiologis pada bagaian superior mediastinum terlihat aorta asenden anterior dan
a.pulmonalis posterior menggantung pada satu garis tengah; aorta asenden dan desenden
terletak pada irisan yang sama secara midsagital dan tidak membentuk batas tepian
dalam siluet jantung
Pada radiograf konvensional frontal akan terlihat dekstro loop dimana posisi isi kaliber
aorta yang dilihat dari atas terletak di depan a.pulmonalis dengan posisi agak
menyamping ke kanan sedangkan CTGA terletak menyamping ke sebelah kiri (laevo
loop). Trunkus pulmonalis secara otomatis akan berada di belakang aorta asenden.
Terkadang terdapat stenosis pulmonal (20%; bisa menimbulkan oligemik jika berat)
dimana biasanya paru akn menjadi pletorik dimana LV sebagai output dan secara umum
lebih besar dibanding output RV pada UTGA terjadi kombinasi antara A.
PULMONALIS SENTRAL NON OBSTRUKTIF + PLETORA PULMONALIS
SIANOSIS.
Ekokardiografi
Ekokardiografi dua dimensi pada irisan parasternal aksis pendek identifikasi
pembalikan a.pulmonalis dan aorta
irisan parasternal aksis panjang memperlihatkan kontinyuittas LV dengan
a.pulmonalis dan RV dengan aorta
irisan subkosta intergritas septum ventrikel, jika terdapat VSD, digunakan flow
mapped Doppler memperlihatkan adanya shunt dari RV ke LV
jika dilakukan pada neonatus berguna untuk tindakan pembedahan untuk menukar
pembuluh arterial dan arteri koroner.
Angiokardiografi
medium kontras harus mencapai LV dan RV; pada RV akan terlihat morfologi konus
supraventrikular infundibular normal, tetapi terjadi kesalahan tempat aorta asenden
proyeksi angiokardiografik lateral katup aorta dan aorta asenden terletak langsung di
depan katup pulmonal dan arteri; arkus aorta terletak di kiri dan lebih ke arah midsagital
dibandingkan biasanya; arkus aorta ada pada sisi kiri dan memiliki konfigurasi
dekstrorotasi normal
21
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
jika terdapat stenosis katup pulmonal akan diperlihatkan dengan ventrikulografi dan
sedikit dari kelainan tersebut akan terdapat koarktasio aorta.
Prosedur operatif
i. Terapeutik septostomi mencampur darah dari atrium kanan dan kiri dengan kateter
Rashkind yang diambil dari vena femoralis melalui RA ke LA balon kateter kecil
akan dimasukkan 1 ml medium kontras dan dimasikkan melalui septup atrium dan
menyebabkan lubang besar yang nantinya akan mencampur darah antara kedua atrium
evaluasi dengan ekokardiografi dan pencitraan ultrasonik dua dimensi
ii. Baffle ditempatkan secara oblik menyeberangi atrium setelah melewati septum
atrium. Prinsip ini menghubungkan aliran balik v.pulmonalis langsung ke RA keluar
jantung untuk menghasilkan veno-atrial discordance untuk mengompensasi
ventriculoarterial discordance
iii. Arterial switch membagi aorta dan a.pulmonalis dan menjahit pangkal aorta (diatas
a.koroner) ke a.pulmonalis dan menghubungkan a.pulmonalis proksimal ke aorta.
2. Corrected Transpotition of the great artery (CTGA)
Lima belas persen pasien CTGA memiliki levo loop dan inversi ventrikel
Pada CTGA, ventriculoarterial discordance ‘diperbaiki’ oleh perkembangan anomali
sekunder (atrioventricular discordance) aliran darah seperti angka 8 didapatkan,
namun darah yang teroksigenasi akan melewati paru-paru melalui vena pulmonalis
ke arah LA ke RV menuju aorta; darah yang mengalami desaturasi melewati vena
cava ke RA LV ke a.pulmonalis sehingga walaupun suplai darah ventrikel ke
sirkuit sistemik dan pulmoner tertukar, pasien tidak mengalami sianosis
Terminologi atrioventricular discordance mengacu pada kesalahn penempatan RV di
sebelah kiri dari LV malposisi koronal kedua ventrikel yang disebut dengan
inversio ventrikel dan terlihat pada usia kehamilan 4-6 minggu
Tampilan klinis utama dalam CTGA : atrioventricular discordance;
ventriculoarterial discordance; ventricular inversion ; bisa juga disertai dengan
VSD, inkompetensi trikuspid, PVS atau defek konduksi.
Radiologi
22
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Petunjuk penting pada CTGA adalah posisi aorta asenden dimana akan membentuk
batas konveks kanan dari mediatinum superior membentuk konveksitas panjang
sepanjang porsio batas kiri jantung untuk mencapai arkus aorta yang terletak di
bagian kiri trakea disposisi ini berdasar kepada aorta asenden pada CTGA
mengacu pada levo loop dari embriologi jantung
Jantung pada pasien CTGA perlahan membesar berdasarkan abnormalitas yang
terkait ; paru akan menjadi pletorik dengan aliran pulmoner akan meningkat, bisa
normal, bisa juga oligemik tergantung derajat defek septum atau stenosis pulmoner.
Ekokardiografi
Ventrikel kiri dan kanan mengalami inversi tetapi terletak pada sisi yang sama pada
irisan koronal
Irisan parasternal aksis pendek memperlihatkan hubungan agian posterior,
a.pulmoner sisi kanan ke LV dan anterior, aorta asenden sisi kiri ke RV
Juga bisa digunakan untuk mengetahui adanya VSD, stenosis pulmonal dan
malformasi eibstein dari katup trikuspid.
Angiokardiografi
Morfologis LV terlihat dengan ketiadaan krista dan trabekulasi yang baik dalam
ruangan yang besar secara umum dekat dengan garis tengah dan menyuplai
a.pulmonalis dalam CTGA di posterior katup aorta
Medium kontras harus mencapai paru-paru dan berbalik lagi ke LA ruangan ini
mengantarkan darah yang telah teroksigenasi ke ventrikel yang abnormal, walaupun
membentuk batas jantung kiri tengah, representasi morfologi inversi RV
RV yang gagal berkembang dan inversi ini terletak secara sagital berhubungan
dengan LV yang membesar
Inversi RV yang menjadi rudimenter memberikan gambaran aorta asenden
anticlockwise membentuk karakteristik batas jantung kiri atas untuk mencapai arkus
aorta. Katup aorta anterior dalam batas normal dan biasanya terletak di anterior
katup pulmoner sehingga arkus aorta membentuk arkus sagital semisirkuler seperti
23
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
yang terlihat pada angiogram lateral. Katup aorta terletak lebih tinggi dibandingkan
normal
Arteri koroner mengalami anomali dalam CTGA, dengan cabang interventrikuler
desenden biasanya mencapai a.koroner kanan yang berasal dari sinus valsava
anterior kanan
Diagnosis dapat ditegakkan dengan radiograf thoraks frontal degan menandai posisi
aorta asenden membentuk batas kiri atas jantung mengacu pada levo rotasi jatung.
KELOMPOK LAIN KELAINAN JANTUNG SIANOTIK
Sindrom Hipoplastik jantung Kiri abnormalitas yang jarang dimana klinis pasien akan
sangat buruk karena gangguan kongenital berat pada jantung dan akan meninggal pada jam-jam
pertama kehidupan atau paling tidak sehari setelah lahir
Malformasi Arteriovenosa Pulmoner biasanya terjadi intrapulmoner dan membentuk suatu
aneurisme besar, komunikasi langsung dari a.pulmonalis ke atrium kiri. Jika terdapat shunt besar
langsung dari a.pulmonalis mayor ke v.pulmonalis atau LA, akan terdapat sianosis akibat darah
yang mengalami desaturasi yang dipompa langsung ke sisi kiri sirkulasi menuju sistemik
sehingga menjadi bypass mekanisme oksigenasi pulmoner.
24
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
35D PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL LAINNYA
25
abnormalitas jantung kanan
vena cava superior persisten
interupsi vena cava infrahepatik
aposisi atrial appendages
anomali eibstein
anomali Uhl
stenosis katup pulmoner
stenosis pulmoner infundibuler
pulmonary valve absence
stenosis arteri pulmo perifer
interupsi a.pulmoner
anomali a.pulmo kiri
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
ABNORMALITAS JANTUNG KANAN
Anomali anatomi drainase venosa sistemik tanpa konsekuensi hemodinamik serius tetapi bisa
terkait dengan gangguan jantung yang berat.
Vena Cava Superior Kiri Persisten
Anomali yang sering dimana terjadi gangguan drainase via sinus koroner ke RA
seringkali anomali yang terkait dengan abnormalitas intrakardiak yang serius
Drainase vena cava superior kke LA menyebabkan shunt kanan ke kiri + sianosis sentral
Vena cava superior tidak terlihat pada radiograf konvensional frontal
Kateterisasi jantung dan/atau angiokardiografi dibutuhkan untuk diagnosisnya.
Interupsi Infrahepatik Vena Cava Inferior (IVC)
Kelainan ini meliputi ketiadaan IVC antara vena renalis dan atrium kanan
drainase vena dari tungkai dan abdomen bawah (IVC yang lebih bawah) melanjutkan
cephalad via renal, vena paravertebral dan azigos erlanjut ke thoraks sebagai vena azigos
yang bersar melewati atrium kanan bagian belakang dan arkus berjalan secara lateral ke
kanan diatas bronkus principalis masuk ke bagian SVC
pelebaran arkus azigos menyebabkan opasitas pada proyeksi foto frontal menghilang saat
ereksi dan manuver valsava
anomali tidak mengindikasikan gangguan fungsional mayor, tetapi biasanya terkait dengan
gangguan perkembangan jantung mayor shunt kiri ke kanan, anomali drainase vena
pulmonalis, anomali posisi jantung, dan polisplenia.
Penyebab anomali terutama interupsi IVC menyebabkan kesulitan dalam manipulasi kateter
jantung, operasi jantung seperti bypass jantung.
Aposisi Atrial Appendages
Kelainan yang jarang dimana perangkat atrium kanan dan atrium kiri terletak sejajar
Varietas yang lebih sering adalah ketika anomali appendages pada RA melewati bagian
belakang aorta asenden dan a.pulmonalis menyebabkan kecekungan batas jantung kiri dan
kontak langsung dengan perangkat LA normal
26
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Masalah ini (RA appendages) menimbulkan gangguan sirkulasi dan terkait dengan
transposisi juga dengan taresia trikuspid digunakan untuk angiografi atrial kanan (plain
film).
Anomali Eibstein
Anomali kongebital yang tidak lazim dimana mengenai septum dan katup trikuspid posterior
yang menempel pada ruang ventrikel kanan pada atrioventricular junction.
Kuspis yang mengalami malposisi + malformasi + korda tendinea dan otot papilare yang
inadekuat menimbulkan regurgitasi ringan hingga berat
Bagian proksimal RV dianggap sebagai atrium karena terletak di posisi atrium dari katup
trikuspid menimbulkan gangguan pengosongan RA pembesaran RA
Output RV akan menurun karena tidak dapat mengejeksi volum ke katup pulmoner akibat
kualitas otot RV yang menurun + regurgitasi RA + gangguan pengosongan RA
Bisa disertai dengan kelainan ASD, PFO, dan meningkatkan tekanan RA akibat shunt kanan
ke kiri sianosis sentral
Eibstein juga terkait dengan anomali pembesaran jantung globular/ square cardiac silohuete,
transposisi dan aritmia serius
RA membesar batas kanan lateral jantung yang cembung menonjol terjadi
pengingkatan kontak dengan sternum dan penonolan batas posterior yang terlihat pada foto
lateral
Arteri pulmonalis utama serta cabang-cabang kanan dan kiri tertutup oleh jantung yang
membesar; paru-paru oligemik
Jantung berbentuk globuler dengan pedikel vaskular dan paru oligemik = anomali Eibstein
Pada gambaran radiologis siluet eibstein pada anomali ini mirip dengan TF, atresia trikuspid,
transposisi dan atresia arteri pulmoner dimana terlihat siluet jantung membesar dengan
tepian tajam, batas lateral bentuk kurva dan pulsasi menurun serta paru mengalami oligemik
Ekokardiografi : kelainan septum posterior dan daun katup trikuspid menempel pada ruang
RV
Pencitraan traktur outflow RV penting untuk mengeksklusi obstruksi RV yang disebabkan
oleh kelainan katup pulmoner. Ekokardiografi juga penting untuk mengevaluasi perbaikan
bedah monokuspid untuk menurunkan derajat regurgitasi trikuspid
27
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Angiokardiografi medium kontrasi pada RA kelainan perlekatan katup trikuspid pada
bagian kiri yang memisahkan bagian RV proksimal dan distal inkompetensi trikuspid,
kesalahan letak katup trikuspid, outflow RV, katup pulmoner dan arteri pulmonalis yang
kecil
Biasanya terdapat perlambatan pengosongan RA dengan shunt kanan ke kiri melalui
foramen ovale atau ASD menyebabkan opasifikasi LA.
Anomali Uhl
Kelainan yang jarang, bersifat kongenital, familial, dengan ketiadaan myokardium ventrikel
kanan sehingga endokardium RV + perikardium terjadi kontak kematian dini bayi
Radiologis : pembesaran jantung masif, pulsasi minimal, dan penebalan dinding jantung,
bentuk jantung sulit dibedakan dengan anomali eibstein
Ekokardiografi dan angiokardiografi : dilatasi jantung masif, dinding RV menipis, tidak ada
kontraksi sistolik pada anomali Uhl dan kesalahan penempatan katup trikuspid dari anomali
eibstein.
Stenosis Katup Pulmoner
Terjadi 20-30% pada penyakit jantung kongenital, terkait dengan anomali yang lain seperti
ASD, transposisi, TF
Pada stenosis pulmonal terjadi fusi dan penebalan katup pulmonal, membentuk suatu
difragma, berlokasi di sentral, dan eksentrik. RV hipertrofi sebanding dengan tingkat
keparahan stenosis terjadi obstruksi outflow RV. Dilatasi RV tidak terjadi hingga RV
gagal dan akan lebih jebat apabila septum jantung intak. Klinis bervariasi dari ringan dengan
gradien sistolik kecil (20-40 mmHg) asimtomatik hingga yang ekstrim yang menyebabkan
gagal jantung.
Radiologis
o Radiologi frontal konvensional dilatasi post stenotik pada trunkus pulmoner
menjalar ke arteri pulmoner meluas ke arteri pulmoner kiri menghasilkan suatu
hilus kiri yang melebar dibandingkan hilus kanan yang normal
o Jantung jarang membesar secara masif, tetapi seringkali bentuk ventrikel dengan
apeks mendatar di atas diafragma
28
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
o Arkus kosta ada pada bagian kiri dan tidak menonjol, sisi kanan arkus aorta diisi
dengan PVS biasanya juga terkait dengan VSD
Oligemia pulmoner terjadi akibat shunt kanan ke kiri akibat distensi arteri pulmonalis
perifer tidak adekuat sehingga pulsasi menurun
Ekokardiografi dua dimensi : stenosis pulmo sedang-berat, terlihat penebalan kuspid
dan selama sistole
Doppler kontinyu mengestimasi puncak sistolik selama terjadi penebalan RV anterior
Angiokardiografi : terlihat kubah kuspid pada katup pulmoner terutama pada sistolik
ventrikel, alirannya memasuki trunkus pulmoner
Derajat dilatasi tidak berhubungan langsung dengan tingkat keparahan stenosis. Dilatasi
mengacu pada turbulensi aliran dan maksimal pada sisi anterior dan atas trn=uknus
pulmoner dan meluas ke bagian duktus
Ventrikel kanan sangat bertrabekulasi, sejalan dengan derajat PVS, krista menjadi
prominen dan hipertrofi, serta terjadi obstruksi outflow RV
Jika terdapat PVS yang ekstrim atau obstruksi katup total sinusoid akan melebar jauh
dan jika terdapat VSD, ASD, atau PFO maka akan terlihat shunt kanan ke kiri.
Stenosis Pulmoner Infundibuler (PIS)
Merupakan komponen TF dimana terjadi obstruksi infundibulum (fibromuskular) terhadap
outflow RV ke katup pulmoner
Bersifat kongenital, bertahap menjadi TF yang berat oleh fibrosis endomiokardial dan
hipertrofi (RV)
Hemodinamik PIS sama dengan PVS tetapi kondisi radiologisnya tidak/ jarang membentuk
dilatasi post stenotik, lain-lainnya mirip dengan PVS
Ekokardiografi : sama dengan stenosis pulmoner infundibulum pada TF dimana tidak
ada malalignment VSD pada PIS posisi septum konal normal (terlihat pada aksis
parasternal panjang) dan traktus outflow RV, tidak seperti pada TF yang septum konalnya
abnormal.
29
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Ketiadaan Katup Pulmoner
Anomali kongenital yang jarang merupakan komplikasi TF dengan dilatasi trunkus
pulmoner hingga ke arteri pulmonalis kiri, terkadang juga kanan, vaskularisasi paru normal,
jantung terkadang bisa membesar. Arteri pulmonalis sentral sangat besar yag menyebabkan
kompresi bronkial dan oklusi
Ekokardiografi :
o Dilatasi arteri pulmonalis ekstrim
o Anulus pulmonalis memperlihatkan bentukan seperti melingkar pada irisan aksis
panjang dan pembesaran RV
o Doppler flow mapping stenosis pulmoner dan regurgitasi
o Bayi dengan PDA injeksi kontras ke aorta melalui kateter a. Umbilikalis arteri
pulmonalis dan RV akan terlihat.
Stenosis Arteri Pulmonalis Perifer
Penyempitan terjadi pada trunkus pulmoner, arteri pulmonalis kanan dan kiri atau cabang
segmental/ lobar (bifurkasio T) menyebabkan dilatasi post stenotik arteri pulmonalis
kanan dan kiri
Stenosis arteri pulmonalis kanan dan kiri bisa terkiat dengan Rubella Maternal atau
hiperkalsemia infatil
Stenosis yang didapat pada trunkus pulmoner disebabkan oleh band surgikal trunkus
pulmoner dalam terapi VSD berat pada bayi dimana surgikal band bermigrasi ke
bifurkasio trunkus
Ekokariografi atau RV angiokardiografi memperlihatkan penebalan katup pulmonalis.
Interupsi Arteri Pulmoner R/L atau congenital absence
Ketiadaan arteri pulmoner utama kanan dan kiri akan mengambil alih suplai paru ipsilateral
yang terisi darah yang desaturasi hal ini penting sebab jika hemitoraks kontralateral
mengalami penumonia atau penumothoraks pasien akan hipoksia ekstrim, setara dengan
keadaan paru tanpa arteri pulmonalis bisa disertai dengan hemoptisis akibat arteri
bronkial yang dilatasi dan melebar atau ada hipertensi pulmonar
30
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Radiograf thoraks frontal menunjukkan reduksi ukuran paru yang terkena baik saat inspirasi
maupun ekspirasi, tidak ada pemerangkapan udara dengan hipoplasia arteri pulmoner
Arteri pulmoner perifer memberikan perfusi dengan memperlebar arteri bronkial untuk
mengompensasi paru dan oleh refluks vena pulmoner
Arkus aorta terletak pada sisi kiri jika arteri pulmoner kiri mengalami interupsi terutama jika
ada kelainan jantung kongenital seperti TF
Ekokardiografi dua dimensi : irisan parasternal aksis pendek memperlihatkan bifurkasio
arteri pulmoner normal
Angiografi ventrikel kanan : konfirmasi ketiadaan arteri pulmonalis kiri dan kanan dan
ketiadaan aliran darah ventrikel.
Anomali Arteri Pulmonalis Kiri (Pulmonary Arterial Sling)
Terkait dengan arteri pulmonalis (LPA) dari bagian atas arteri pulmonalis kanan
Anomali LPA menyebrangi garis tengah dengan melewati antara trakea dan esofagus di
belakang simtom : disfagia, stridor, dispneu, atau obstruksi parsial bronkus principalis
yang ditekan oleh anomali LPA antara trakea dan bronkus principalis kanan
Radiograf frontal konvensional bisa normal atau menunjukkan abnormalitas hilus kiri, bisa
juga emfisema obstruktif atau kolaps paru kanan atau lobus atas; pada Barium Swallow
proyeksi lateral diagnostik dapat diindikasikan seperti yang diatas
Ekokardiografi dua dimensi : arteri pulmonalis yang menggantung mungkin mempersulit
pencitraan bifusrkasio arteri pulmonalis normal pada irisan parasternal aksis pendek
Angiografi pulmoner menunjukkan anatomi trunkus pulmonalis utama dan cabang-
cabangnya
CT scan atau angiografi subtraksi digital dengan kontras intravena akan menegakkan
diagnosis tetapi sedikit tidak nyaman bagi pasien
Koreksi bedah dilakukan dengan divisi, reposisi, dan penjahitan ulang LPA. Divisi dan
rekoneksi anomali LPA seringkali menyebabkan komplikasi berupa trombosis post operatif.
Gejala respiratorik bisa muncul setelah intervensi bedah karena terkait dengan penyempitan
trakea dan trombosis LPA.
31
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
ABNORMALITAS JANTUNG KIRI
Anomali Drainase Vena Pulmoner (APVD)
Selama perkembangan fetus, paru primitif memberikan drainase melalui koneksi vena
splenikus ke atrium kanan. Vena pulmonalis sentral kemudian berkembang dari sisi posterior
LA, berhubungan dengan vena pulmonalis perifer, memberikan drainase vena paru ke atrium
kiri. Tempat asal mula vena splenikus kemudian atrofi. Gangguan atau ketidaksempurnaan
perkembangan vena pulmonalis berakhir dengan anomali drainase vena pulmonalis ke atrium
kanan atau cabang-cabang utamanya. APVD parsial biasanya mengenai bagian paru kanan dan
menerima aliran darah dari RA, SVC, IVC, atau vena azigos dalam menurunkan frekuensi.
Seringkali terkait dengan ASD.
Secara hemodinamik, anomali drainase menghasilkan suatu shunt dari kiri ke kanan
seperti pada ASD tetapi terlalu kecil jika dibandingkan dengan ASD. Ada beberapa pola
karakteristik anomali drainase vena pulmonalis parsial.
Defek Sinus Venosus vena lobus kanan atas melewati paru secara horizontal untuk
memasuki bagian SVC yang lebih bawah, berdilatasi. Selalu ada asosiasi dengan ASD pada tipe
sinus venosus.
Scimitar vein dan syndrome (sindrome hipogenetik paru) vena lobus medius dan kanan
bawah membentuk suatu vena abnormal yang turun secara medial, membentuk kurva seperti
sabit (scimitar) atau lengkungan pedang (cembung ke kanan) melewati diafragma dan
memberikan drainse ke IVC bagian atas. Vena scimitar berjalan secara posterior ke RA dan
mungkin kurang jelas karena ruang jantung, khususnya jantung yang seringkali salah tempat di
bagiankanan karena paru kanan hipoplastik. Seperti gambaran sabit, ukuran vena meningkat
seringkali mengenai cabang vena. Gambaran visualisasi pada radiograf frontal konvensional
seringkali inadekuat dan dianjurkan untuk menggunakan tomografi dan ultrasonografi. Sindrom
scimitar komplit terlihat pada vena pulmonalis scimitar mendrainase paru kanan yang kecil
dengan kesalahan penempatan mediastinum ke kanan, dan arteri pulmonalis kanan yang
hipoplastik tertutup oleh jantung tersebut. Pohon bronkial kanan memiliki cabang abnormal dan
bisa terjadi bronkiektasis pada lobus bawah. Seringkali ada anomali arteri substansial melewati
aorta abdomiinal untuk menyuplai lobus kanan bawah.
32
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Vena Paru kanan masuk ke RS tanpa ada asosiasi dengan vena lainnya. Jantung normal atau
kadang memperlihatkan ASD. Ekokardiografi menunjukkan anomali drainase vena pulmoner
sudah didiskusikan sebelumnya. Varietas anomali drainase vena pulmoner terlihat pada plain
radioraf dan dikonfirmasi dengan tomografi dan ekokardiografi, tetapi juga bisa dilihat lebih
jelas dengan kateterisasi dan angiografi.
Pelebaran Vena Pulmonalis – Varicosities pelebaran vena pulmonalis terutama pada siis
kanan terlihat seperti massa intrapulmoner nyatadekat batas kanan jantung, khususnya pada
pasien dengan peningkatan tekanan vena pulmonalis atau peningkatan aliran darah pulmoner.
Varicosities vena pulmonalis kongenital menunjukkan suatu pelebaran, menunjukkan
gambaran seperti hotdog, terkadang strukturnya berliku-liku, terlihat jelas dengan tomografi,
langsung ke LA. Vena varikose mendrainase secara normal ke LA dan sangat jelas dalam
pencitraan arteriografi atau venografi.
Obstruksi Vena Pulmonalis oklusi kongenital vena pulmonalis sentral oleh atresia atau
septum jarang terjadi. Satu atau kedua paru bisa terkena dan menunjukkan suatu kongesti dan
odem pulmoner yang sama dengan anomali drainase vena pulmonalis total. Kondisi ini bisa
timbul bersama distres respiratorik pada neonatus atau anak-anak, tergantung derajat dan luas
daerah obstruksi vena.
Cor Triatriatum
Selama perkembangan awal fetus, vena pulmoner sentral berjalan ke atrium kiri melalui
celah di dinding posterior. LA posterior atau septum pada bagian jantung normalnya akan
diabsorpsi sempurna sehingga vena pulmonalis berkomunikasi secara luas dengan apertura LA.
Terkadang, septum ini berhenti pada vena pulmonalis dan tidak diabsorpsi meninggalkan suatu
membran antara ruang LA sebenarnya dengan bagian terminal vena pulmonalis sentral. Fungsi
LA akan dibagi menjadi dua ruangan (ruang posterior menjadi milik vena pulmonalis),
membentuk tiga ruang atrium.
Biasanya gejala terlihat saat kanak-kanak, tetapi pada kasus obstruksi vena yang berat,
cor triatratum bisa timbul selama bayi, dimana kasus berat biasanya timbul saat dewasa. Atrial
kiri naik dari ruangan LA yang tidak mengalami obstruksi dan tidak ada pelebaran. Obstruksi
33
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
vena pulmonalis oleh obstruksi septum menyebabkan kongesti dan odem menyebabkan suatu
insufisiensi jantung/respiratorik pada neonatus, anak atau dewasa, tergantung tingkat keparahan
obstruksi. Odem pulmo terjadi pada bagian interstisial dengan garis septum interlobular
menonjol dibandingkan dengan odem intraalveolar.
Tampakan radiologis paru sama dengan TAPVD obstruksi pada bayi dan stenosis mitral
pada dewasa. Pada kondisi ini terjadi kongesti venosa dan odem, dan beberapa ada tanda
hipertensi pulmonal. Jantung tidak selalu membesar, tetapi bisa terlihat sedikit membengkak
karena pembesaran LA dan menyebabkan pergeseran esofagus dari garisnya. RV mengalami
hipertrofi, LV normal.
Ekokardiografi dua dimensi mengidentifikasi konfluensi vena pulmonalis di belakang
jantung. Sebagian besar bentuk cor triatriatum, ruangan berkomunikasi dengan LA dan defek
bisa dibedakan dengan cincin mitral supravalvular dan TAPVD dengan mengevaluasi posisi
membran dan gerakannya. Angiografi pulmoner selama fase levo dimana membran yang
obstruksi terlihat memisahkan ruang LA dari vena pulmonalis.
Sindrom Jantung Kiri Hipoplastik
Simtom dan kompleks anatomiknya dicirikan sebagai ventrikel kiri yang sangat kecil
(hipoplastik) dengan output LV sedikit atau ahkan tidak ada, dan tidak mampu menjalankan
sirkulasi sistemik. Sindrom ini biasanya timbul segera setelah lahir dengan kegagalan
kardiorespiratorik berat dan odem pulmo, terkadang memperlihatkan pola paru sepertijala/
retikuler. Terdapat juga pembesaran jantung dalam sindrom hipoplasia jantung kiri mengacu
pada pembesaran RA dan RV yang merupakan satu-satunya ruangan fungsional. Bayi biasanya
bertahan beberapa jam hingga hari sehingga sulit untuk dibantu. Komponen prinsip sindrom ini
adalah :
1. Atresia katup mitral
34
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Katup mitral mengalami imperforasi septum total dengan LA yang obstruksi,
biasanya terkait juga dengan ASD. LV sangat kecil tetapi mampu menerima aliran
darah dari RV melalui VSD.
Radiograf konvensional : odem pulmo dan kongesti; angiokardiografi jantung
kanan : obstruksi outflow RA, terkadang penonjolan membran mitral, vena
pulmonlis kosong dengan cepat
2. Atresia katup aorta
Anomali berat dimana terjadi obstruksi total pada katup aorta dan memiliki
ukuran sangat kecil; terjadi hipoplasia aorta asenden dan arkus aorta memiliki
kaliber yang kecil yang menerima darah retrograde melalui duktus paten yang
besar dari RV
Angiografi kontras : terlihat RV yang besar, PA yang besar, opasifikasi retrograde
pada arkus aorta, opasifikasi retrograde aorta asenden yang hipoplastik kembali
ke arterii koroner dan ke aorta yang mengalami atresia
Bisa timbul PDA yang luas dan transmisinya dari kanan ke kiri menuju aorta.
Sebagian besar aliran ini langsung menuju aorta torakalis untuk menyuplai
sebagian tubuh, dan sejumlah kecilnya mengalir retrograde mengelilingi arkus
aorta yang hipoplastik untuk menyuplai daerah kepala, lengan dan sirkulasi
koroner. RV adalah satu-satunya ruangan yang fungsional dan pompa darah
melalui sirkulasi pulmoner dan sistemik. Oleh karena itu, RV dan RA memiliki
luas yang lebih yang menyumbang pembesaran jantung.
Radiograf konvensional menunjukkan adanya pembesaran jantung, arteri
pulmonalis sentral membesar dan terdapat kongesti vena pulmonalis dan odem
akibat obstruksi jantung kiri dan inadekuat.
3. Hipoplasia Aorta proksimal biasanya terkait dengan PDA yang besar mentransmisikan
shunt R atau L mayor yang berperan dalam sirkulasi sistemik.
Parachute Mitral Valve
35
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Adalah anomali yang meliputi :
1. Seluruh korda tendinea dan daun katup mitral menempel pada otot papiler yang besar
(menyerupai parasut) menyebabkan disfungsi ketup mitral
2. Penyempitan outflow LA proksimal ke katup mitral
3. Penyempitan outflow LA proksimal ke katup aorta
4. Koarktasio aorta
Hal ini menyebabkan lesi obstruktif pada jantung kiri dan pasien (anak-anak) secara klinis
menunjukkan gagal jantung kiri. Gambaran radiologisnya berupa rib notching terlihat pada anak
yang lebih tua atau dewasa, kongesti paru dan odem. Ekokardiografi dua dimensi mennunjukkan
empat ruangan jantung dan irisan parasternal memperlihatkan keterbatasan pembukaan saat
diastolik; pola korda abnormal dan pembesaran atrium kiri. Terdapat juga struktur tunggal/
disproporsionalitas signifikan antara otot papiler anterior dan posterior.
Penyakit Katup Aorta Pediatri
Timbul saat bayi atau kanak-kanak berupa abnormalitas minor seperti katup aorta bikuspid.
Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh terhadap hemodinamik, lain halnya kelainan unikuspid
atau diplasia katup yang berat. Disebut juga stenosis aorta neonatorum.
Secara anatomis katup yang malformasi terkait dengan cincin katup yang kecil dan obstruksi
pada sisi kiri seperti stenosis mitral, ventrikel kiri yang kecil atau koarktasio aorta.
Secara fisiologis, otot ventrikel merespon dengan fungsi yang ‘supernormal’ tetapi tidak
membuat suatu keadaan gagal jantung kecuali pada kasus dimana terdapat obstruksi outflow
yang berat
Adaptasi klinis terhadap stenosis aorta adalah penebalan dinding ventrikel kiri yang berat
dilihat dari radiografi foto thoraks dan ekokardiografi terlihat apeks ventrikel kiri
berdilatasi terhadap aorta asenden, terutama pada orang dewasa
Ekokardiografi dua dimensi memperlihatkan katup aorta abnormal, cincin katup kecil,
penebalan dinding ventrikel kiri yang berat dan peningkatan fungsi secara keseluruhan
Jika timbul pada neonatus maka terjadi dilatasi ventrikel kiri, fungsinya akan memburuk dan
terjadi fibroelastosis endokardial
36
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Ekokardiografi Doppler memperkirakan gradien sistolik dan perangkat penting untuk
melihat keparahan obstruksi juga untuk respon terapi
Kateterisasi jantung konfirmasi obstruksi yang meluas dengan balon valvotomi.
Fibroelastosis Endokardium
Kondisi dimana terjadi hipertrofi myokardium dan fibrosis dengan kelainan letak
endokardium dengan fibrosis tebal dan jaringan elastik
Varietas timbul akibat iklim tropis yang lembab dan mungkin terkait dengan eosinofilia dan
disebabkan juga oleh virus arthropod-born. Komplikasinya berupa stenosis aorta, koartasio
aorta
Klinis menunjukkan adanya kegagalan jantung kiri yang progresif pada bayi kematian
tahun pertama kehidupan
Secara radiologis kongesti pulmo dan odem dengan jantung yang membesar, terutama LV
sirkulasi jantung buruk + inkompetensi mitral dan aorta.
Kardiomyopati Infantil
Dikatakan masih misteriurs dimana gambaran klinisnya berupa kegagalan ventrikel kiri
pada bayi. Jantung basanya membesar perlahan, terutama pada sisi kiri. Terdapat hipertrofi
obstruktif outflow LV atau lesi non obstruktif primer pada ventrikel kiri.
Kardiomyopati karena Depelsi Glikogen
Terjadi karena deplesi otot jantung dan somatik, makroglosia, hati dan limpa. Pemeriksaan
radiologis sulit dibedakan antara fibroelastosis dan kardiomiopati. Diagnosis dikonfirmasi
oleh biopsi otot somatik dan deteksi defisiensi enzim spesifik.
Arteri koroner aberant
Arteri koroner aberant naik dari a.pulmonalis dan perfusi ke otot ventrikel kiri dengan darah
yang mengalami desaturasi
Ventrikel kiri gagal sering pada beberapa bulan pertama menghasilkan suatu gambaran
klinis dan radiologis mirip fibroelastosis atau kardiomiopati dengan ventrikel kiri yang
membesar. Kegagalan ini menyebabkan kongesti pulmo dan odem.
37
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Prognosis bergantung pada tingkat keparahan pembesaran pada anastomosis yang adekuat
anatar arteri koroner kanan dan kiri. Pada bayi, tekanan arteri pulmonalis yang meningkat
menyuplai arteri pulmonal kiri dengan darah vena campuran. Saat matur, tekanan arteri
pulmonalis akan menurun dan aliran akan membali ke arteri koroner kiri aberant dan
mereka akan menerima darah yang teroksigenasi melalui arteri koroner kanan dan
anastomosis interkoronaria
Terdapat shunt ekstrakardiak dari kiri ke kanan (aorta a.koroner kanan a.koroner kiri
a.pulmonalis)
Angiokardiografi kontras harus masuk ke aorta, a.pulmonalis dan jika memungkinkan ke
a.koroner kanan yang normal
Pasien dengan anastomosis interkoroner yang baik akan bertahan selama bayi dan anak-anak
tetapi besar kemungkian berisiko terjadi shunt kiri ke kanan yang besar
Ekokardiografi tampakan kardiomyopati akan menurunkan fungsi pompa;
ekokardiogram : penebalan dinding ventrikel, hipertrofi ruang spesifik.
ABNORMALITAS POSISI JANTUNG
Levokardia mengindikasikan bahwa jantung terletak pada sisi kiri dan titik apeks berada di
sisi kiri (normal)
Dekstrokardia menunjukkan bahwa jantung terletak pada sisi kanan dan titik apeks berada di
sisi kanan. Dekstrokardia dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya yakni :
1. Dekstrokardia primer terjadi akibat defek perkembangan jantung
2. Dekstrokardia sekunder akibat kesalahan letak jantung akibat gangguan paru atau
deformitas rongga toraks.
Dekstrokardia Primer
38
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Pada perkembangan normal, tuba jantung membentuk loop yang menghadap ke kanan.
Ruang ventrikel primitif proksimal menjadi LV, sedang yang lebih distal (ruang konus)
berubah menjadi RV. D loop akan berotasi menjadi RV pada sisi kanan dan depan depan LV
Selama perkembangan, tube jantung primitif melayang di kiri dan rotasi searah jarum jam
sehingga RV ada pada posisi anterior setara dengan bagian sisi kanan LV, yang terletak di
posterior dan sisi kiri.ini adalah posisi definitif ruang jantung pada pasien normal
Pada levo/ L loop perkembangan jantung, semua yang dideskripsikan terbalik antara kanan
dan kiri tetapi anterior dan posterior sama
Pada hukum Loop Van Praggh dapat digunakan aturan ibu jari, aplikabel pada 95% pasien
D loop timbul ketika katup aorta terletak di kanan katup pulmo. RV di sebelah kanan LV
L-loop timbul ketika katup aorta terletak di kiri katup pulmonal. RV terletak di sebelah kiri
LV
Pada potongan koronal, arah datangnya arteri besar bisa digunakan untuk mengidentifikasi
posisi ventrikel
Baik formasi D dan L loop tetap ada koneksi ruang jantung (concordance) atau
sebaliknya koneksi ruang jantung abnormal (discordance)
Diagnosis ekokardiografi bisa menentukan posisi jantung secara akurat, koneksi
atrioventrikuler dan ventrikuloarterial dan dengan presentasi serta morfologi yang terkait
dengan defek pada lesi jantung kompleks.
A. Dekstrokardia gambaran cermin (mirror image) dengan inversi viseral (situs inversus)
Semua bagian toraks dan visera abdominal terbalik dari kanan ke kiri, tetapi sama
pada posisi anteroposterior. Tuba jantung L-loop dan bergantung ke kanan.perangkat
atrium kiri, LV, aorta asenden, dan arkus aorta ada di sisi kanan. SVC, RA, IVC ada di
kiri. Ekokardiorafi bisa menunjukkan pencitraan jantung cermin tanpa perlu
menggunakan kateterisasi jantung.
Dekstrokardia dengan gambaran cermin pada sisi kiri paru memiliki tiga lobus
dengan bronkus principalis yang pendek, paru kanan memiliki bilobus dengan bronkus
yang panjang; gelembung udara gaster dan lambung sendiri berada di sisi kanan hati (di
sisi kiri). Dekstrokarida dengan situs inversus diketahui dialami oleh anak yang lebih tua
atau dewasa, biasanya tidak terkait dengan lesi jantung kongenital lainnya. Orang yang
39
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
mengalami dekstrokardia sehat dan normal, kecuali bahwa posisi jantung dan organ
viseralnya terbalik.
Akan tetapi lain halnya dengan bayi dimana proporsi pasien dekstrokardia dan
situs inversus pada usia ini merupakan anomali kongenital yang berat yang berujung pada
sianosis, gagal jantung, dan kematian dini. Pasien dengan situs inversus dan
dekstrokardia yang bertahan saat bayi akan memiliki jantung normal. Sejumlah kecil
pasien akan mengalami bronkiektasis, sinusitis paranasal dan aspermia akibat epitel
inadekuat dan gangguan perkembangan silia (sindrom Kartagener; immobile cilia
syndrome).
B. Dekstroversi atau dekstrorotasi jantung
Malposisi jantung yang diakibatkan kegagalan tuba jantung untuk menerapkan
rotasi normal searah jarum jam dan shift ke arah kiri setelah itu membentuk suatu D-loop.
Anomali ini disebut dekstroretensi (jantung normal tetapi posisi ada di sebelah kanan).
Sedangkan pada dekstroversi biasanya situs visceral misalnya lambung di kiri, hati di
kanan. Tidak seperti dekstrokardia gambaran cermin, siluet jantung biasanya abnormal
pada radiograf frontal. Pada keadaan dekstroversi, batas jantung kanan bawah dibentuk
oleh RV, dan batas jantung kiri bawah dibentuk oleh LV. Batas arteri pulmonalis tidak
terbentuk dengan baik. SVC, IVC dan RA ada di bagian kanan. Dengan barium swallow
esofagus akan berada di belakang bayangan jantung. Menggunakan ekokardiografi dua
dimensi akan menunjukkan koneksi atrioventrikular dan ventrikuloarterial mengadakan
rotasi ke kanan dinding dada. Angiografi menunjukkan dua ventrikel ada pada sisi
koronal yang sama dengan bentukan RV ada pada batas jantung kanan bawah. Diafragma
pada keadaan dekstroversi biasanya tertekan oleh jantung dan terletak lebih bawah
dibandingkan sisi kiri. Keadaan dekstroversi juga bisa terkait dengan anomali jantung
terutama pasien yang lebih muda seperti transposisi.
C. Levoversi situs inversus bagian ini kontra dengan dekstroversi dengan situs solitus.
Pada levoversi dengan situs invertus, jantung berada di sisi kiri, visera abdomen
mengalami inversi terhadap lambung di bagian kanan. Kondisi ini akibat malrotasi tuba
jantung dibandingkan levokardia normal. Biasanya terkait dengan abnormalitas
kongenital mayor dan sering dengan asplenia atau polisplenia.
Asplenia (sindrome Ivemark)
40
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Limpa berkembang pada waktu yang sama (5-7 minggu intrauterin) dengan katup
atrioventrikuler dan regio konotrunkal. Teratogenik pada saat ini menyebabkan defek formasi
limpa dan defek septasi jantung seperti kanal A-V persisten, ruangan jantung komunis, anomali
konotrunkal, transposisi atau discordance arteri besar dan atresia pulmoner. Anomali jantung
yang biasanya terkait dengan asplenia adalah isomerisme atrium kanan bilateral, discordance,
defek konotrunkal, dan anomali drainase venosa pulmoner.
Secara radiologis, ketiadaan limpa biasanya sulit diidentifikasi tetapi biasanya hati
simetris dengan batas horisontal bawah dan lambung mungkin ada di tengahnya.
Biasanya kedua atrium memiliki morfologi pada sisi kanan – disebut isomerisme atrium
kanan. Anatomi bronkus biasanya jga mengalami abnormalitas dengan bronkus principalis kanan
dan kiri memiliki karakteristik anatomik bronkus kanan (batang utama pendek dan eparterial
bronchus) – isomerisme bronkus kanan. Terdapat insiden anomali sistemik yang tinggi dan
drainase vena pulmonalis, TAPVD menjadi anomali yang paling sering. Biasanya defek
intrakardiak yang berat, terutama ruang jantung komunis, katup atrioventrikular tunggal,
discordance ventrikuloarterial dan stenosis pulmonal. Biasanya bayi meninggal beberapa
minggu, bisa timbul dekstrokardia.
Secara hematologis, asplenia dikarakteristikkan dengan burr erythrocyte, heinz dan howel
Jolly bodies diantara sel darah merah, tetapi tampakan inipun tidak selalu muncul. Predisposisi
asplenia menjadi infeksi berat, terutama pneumokokus dan antibiotik jangka panjang
direkomendasikan.
Polisplenia
Polisplenia merupakan bentuk abortif dari asplenia, dengan beberapa badan rudimenter
splenikus yang kecil, pada kedua sisi abdomen bagian atas. Hati dan lambung berada di tengah
dan situs viseral mungkin tidak dapat ditentukan.
Biasanya terdapat isomerisme bronkial kiri misalnya kedua sisi bronkus kanan dan kiri
memiliki karakteristik morfologis bronkus kiri (panjang dan eparterial bronchus)dan paru
bilobarik.
41
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Kedua atrium memiliki karakteristik atrium kiri, terkadang dengan long-finger-like atrial
appendages. Hal yang paling sering terkait dengan anomali jantung adalah interupsi vena kava
inferior dengan drainase vena azigos dominan pada setengah bagian bawah tubuh, tetapi anomali
drainase vena pulmoner, stenosis dan dekstrokardia biasanya lazim ditemui.
GAGAL JANTUNG INFANTIL KARENA KELAINAN KONGENITAL
Tabel di bawah ini termasuk penyebab gagal jantung yang sering pada bayi usia < 3 bulan akibat
kelainan jantung kongenital.
Kongesti Vena Pulmoner dan Odem pada Bayi
Diagnosis ditegakkan secara radiologis dimana kongesti paru dan odem sulit dilihat pada
neonatus dan bayi. Odem pulmo biasanya terjadi pada bagian interstisial dengan central reticular
criss-cross linear pattern : garis Kerley B kostofrenikus tidak biasa terlihat pada bayi. Penebalan
pleura (odem), terlihat pada radiograf lateral, bisa terlihat. Pembesaran jantung menyebabkan
kongesti pulmo dan odem yang terlihat pada minggu pertama kehidupan dan merupakan anomali
berat yang terdaftar pada tabel.
Gagal jantung pada bayi usia < 3 bulan
A. Asianotik1. Kardiomyopati2. PDA pada bayi prematur3. Shunt LR masif4. Malformasi AV sistemik5. Anomali arteri koroner6. Stenosis katup aorta 7. Koarktasio aorta
B. Sianotik1. Obstruksi jantung R yang berat dengan ASD restriktif dan shunt RL
i. Anomali eibstein beratii. Atresia trikuspid
iii. Atresia dan stenosis katup pulmoner2. Anomali obstruksi drainase vena pulmonalis total 3. Sindrom hipoplasia jantung kiri4. Trunkus arteriosus persisten5. Double outflow right ventricle (tanpa stenosis pulmo)
42
35C – 35D Congenital Heart Disease – Central Cyanosis & Other Disease 2012
Shunt Kiri ke Kanan pada Bayi
Pada bayi, jarang terjadi shunt kiri ke kanan yang masif karena perlindungan resistensi
arteriolar pulmonalis perifer yang tinggi dari statusnya masih fetus. Pada bayi yang prematur,
shunt bisa masif mungkin akibat perkembangan otot arteriolar pulmonalis inadekuat, khususnya
pada bayi prematur yang terkena distres respiratorik dimana penutupan duktus akan tertunda.
Shunt kiri ke kanan melalui duktus akan menyebabkan gagal ventrikel kiri dan odem pulmo berat
pada hari pertama kelahiran.
Diagnosis patensi duktus sulit jika terdapat murmur non-kontinyu. Ekokardiografi
doppler biasanya dilakukan dengan aortografi emergensi. Penutupan duktus secara operatif
esensial untuk menyelamatkan nyawa bayi.
Shunt Arteriovenosa Sistemik
Merupakan shunt masif A-V akibat koneksi abnormal dari arteri dan vena sistemik mayor
yang menyebabkan peningkatan aliran darah sistemik dimana L tidak mampu memenuhi
kebutuhan output jantung dan kegagalannya menimbulkan kongesti pulmo dan odem.
Odem Pulmo pada Bayi
Vena pulmonalis Atresia atau obstruksi septa vena pulmoner Obstruksi drainase vena pulmonalis total
Atrium kiri dan Outflow Cor triatriatum Penyakit katup mitral kongenital atau atresia mitral
Ventrikel kiri dan outflow Sindrom hipoplastik jantung kiri Kardiomiopati (termasuk HOCM, simpanan glikogen) Miokarditis Fibroelastosis Anomali arteri koroner kiri (dari a.pulmonalis) Stenosis atau atresi katup aorta Kegagalan ventrikel kiri masif L ke R shunt, terutama PDA Gagal ventrikel kiri dari fistula AV sistemik masif Hipoplasia aorta proksimal Koarktasio aorta
43