peringatanelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_fulltext.pdfpenulis melakukan penelitian berdasarkan...

66
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: others

Post on 08-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

PERINGATAN !!!

Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan

referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan

pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

OPTIMASI TATA LETAK

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LOAD DISTANCE

UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK BEBAN

PADA PERUSAHAAN KERIPIK SINGKONG RAOS BANDUNG

Skripsi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Manajemen

Diajukan oleh

Astria Megantini

10090302227

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2007

Page 3: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

SKRIPSI OPTIMASI TATA LETAK

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LOAD DISTANCE UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK BEBAN

PADA PERUSAHAAN KERIPIK SINGKONG RAOS BANDUNG

Skripsi yang dipersiapkan dan disusun oleh Astria Megantini

10090302227

Telah dipertahankan di depan Komisi Penguji Skripsi pada tanggal Februari 2007

Susunan Komisi Penguji :

Pembimbing Utama, Anggota Komisi Penguji Tasya Aspiranti, S.E., M.Si. DR. Muhardi, S.E., M.Si. Pembimbing Pendamping, Hj. Poppie Sofiah, S.E., M.P.

Skripisi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar sarjana S1

Tanggal ……………………………

Nurdin, S.E., M.Si.

Ketua Program Studi Manajemen

Page 4: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan skripsi dengan judul: Optimasi Tata Letak Dengan Menggunakan Model Load Distance Untuk Meminimumkan Jarak Beban Pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS Bandung. dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 10 Februari 2007 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.

Bandung, 10 Februari 2007 Yang memberi pernyataan,

Astria Megantini

Page 5: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

Motto

Artinya :

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

(Q.S. Al-Hajj : 54)

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Ayahanda dan Ibunda Tercinta,

Sebagai Tanda Baktiku, Serta Adik-adikku Tercinta,

Sebagai Tanda Cintaku,

Page 6: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Yang Maha Berkehendak

atas segala sesuatu serta pemberi rahmat, hidayah, dan ridho kepada semua

makhlukNya, karena dengan kehendakNya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Optimasi Tata Letak Dengan Menggunakan Model Load

Distance Untuk Meminimumkan Jarak Beban Pada Perusahaan Keripik

Singkong RAOS Bandung”. Sebagai salah satu syarat dalam mencapai derajat

sarjana S1, Program Studi Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Islam

Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya untuk perbaikan dalam rangka

penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga skripisi ini dapat bermanfaat

bagi penulis serta bagi pihak lain yang membacanya untuk menambah ilmu

pengetahuan di bidang manajemen operasi.

Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis

mendapatkan bimbingan, nasihat, pengarahan, serta dorongan motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat :

Page 7: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

ii

1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan aku serta memberikan

bimbingan dan dukungannya, serta adik-adikku tercinta (Arin dan Anggi)

yang telah memberikan semangat dan doanya.

2. Keluarga besar E.Soebarnas dan keluarga besar M.Adung yang telah

memberikan doa restunya kepada penulis.

3. Opie dan Keluarga (Ibu, Bapak, Teh Lia, Neng Sandra), terima kasih atas doa

serta bantuannya dengan segala keikhlasannya.

4. Bapak Prof. DR. Endang Saefullah SH., LLM., selaku Rektor Universitas

Islam Bandung.

5. Bapak Firman Alamsyah SE., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Bandung.

6. Bapak Nurdin SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen.

7. Bapak DR. Muhardi SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Bandung serta sebagai dosen di konsentrasi Manajemen

Operasi.

8. Ibu Tasya Aspiranti SE., M.Si., selaku dosen pembimbing utama dalam

penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih telah menyediakan waktu

serta fikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Ibu Hj. Poppie Sofiah SE., M.P., selaku dosen pembimbing dalam penulisan

skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih telah menyediakan waktu serta

fikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Bapak Dudung Abdurrahman SE., M.Si., selaku dosen wali penulis, terima

kasih atas nasihat serta panduannya.

Page 8: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

iii

11. Bapak Hidayat dan Ibu Tuti selaku pemilik dari Perusahaan Keripik Singkong

RAOS Bandung.

12. Segenap staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung yang

telah mendidik dan membimbing penulis.

13. Segenap staff administrasi dan karyawan Universitas Islam Bandung.

14. Faisal, Dewi, Awank, Tari dan Ahmad, terima kasih atas bantuannya serta

pinjaman bukunya.

15. Sahabat-sahabatku, Linda Fitriani SE, Opie, Lala, Irma, Heni, Echa, Eva,

Wiwik, Rahmat, Lia, Uni, Nuqe, Dhayu, Remi, Pita, terima kasih atas

dukungan dan motivasinya, sukses ya buat kalian semua.

16. Tamyid, Hizrah Sari Sawitri, Willy, Euis, Rina, Devi, Helen, Siska, Fuji, AR,

sahabat-sahabat seperjuanganku dalam menyusun skripisi, terima kasih atas

doa dan motivasinya,Semangat!!!!

17. Teman-teman Manajemen angkatan 2002 Khususnya kelas C dan D, terima

kasih sudah bisa menjadi teman di masa perkuliahan.

Untuk segala kebaikan tersebut penulis serahkan kehadirat Allah SWT,

semoga mendapat balasan dari-Nya yang setimpal dengan segala keikhlasannya.

Bandung, Januari 2007

Penulis

Astria Megantini

Page 9: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii

ABSTRAK.......................................................................................................... viii

ABSTRACT...........................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 4

1.5 Kerangka Pemikiran................................................................................ 5

1.5.1 Tujuan Perencanaan Tata Letak....................................................... 8

1.5.2 Desain Proses................................................................................. 11

1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Letak.............................. 12

1.5.4 Model Penyusunan Tata Letak....................................................... 14

1.5.5 Kriteria dan Faktor Penentu Tata Letak......................................... 16

BAB II OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2.1 Objek Penelitian..................................................................................... 22

Page 10: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

v

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan........................................................... 22

2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan..................................................... 23

2.2 Metode Penelitian.................................................................................. 27

2.2.1 Jenis Penelitian................................................................................27

2.2.2 Teknik Pengumpulan Data..............................................................28

2.2.3 Konsep dan Operasionalisasi Variabel.......................................... 29

2.2.3.1 Konsep................................................................................29

2.2.3.2 Operasionalisasi Variabel...................................................29

2.3 Rancangan Analisis Data........................................................................30

2.3.1 Rancangan Analisis Data Load Distance Model ............................30

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penyusunan Tata Letak pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS......31

3.2 Tata Tetak Ruang yang Optimal dan Perbandingan Tata Letak.............42

3.2.1 Tata Letak Ruang yang Optimal untuk Perusahaan Keripik

Singkong RAOS dengan Menggunakan Load Distance Model ....42

3.2.2 Perbandingan Antara Tata Letak yang ada dengan Tata Letak

Alternatif dengan Menggunakan Load Distance Model.................49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.............................................................................................50

4.2 Saran.......................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... x

LAMPIRAN

Page 11: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

vi

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Jumlah Hubungan Antar Bagian Terkait............................................37

TABEL 3.2 Jarak Antar Bagian Terkait................................................................40

TABEL 3.3 Jarak Beban Pada Tata Letak Saat Ini Untuk Produksi Keripik

Singkong...........................................................................................44

TABEL 3.4 Jarak Beban Pada Tata Letak Alternatif.............................................47

Page 12: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

vii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Keripik Singkong

RAOS.......................................................................................24

GAMBAR 3.1 Alur Perpindahan Bahan Baku......................................................33

GAMBAR 3.2 Proses Produksi Keripik Singkong................................................35

GAMBAR 3.3 Tata Letak Perusahaan Keripik Singkong RAOS..........................45

GAMBAR 3.4 Tata Letak Alternatif.....................................................................48

Page 13: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui penyusunan tata letak serta untuk mengetahui bagaimana penyusunan tata letak yang efesien untuk meminimumkan jarak beban dengan menggunakan model Load Distance di perusahaan keripik singkong RAOS Bandung. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu penelitian mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan penelitian. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelitian dengan pengetahuan teoretis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti.

Penelitian ini menggunakan model Load Distance yaitu model jarak beban dengan menghitung antara pusat kerja satu dengan pusat kerja yang lainnya. Hasil dari perhitungan jumlah jarak beban yang ada pada perusahaan keripik singkong RAOS sangat tinggi yaitu sebesar 14900 m.kg. Hal ini menyebabkan perpindahan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi bergerak lebih lambat sehingga arus preoduksi menjadi lebih terhambat. Dengan menggunakan model Load Distance, pada tata letak alternatif jumlah jarak beban yang dipindahkan adalah sebesar 9980 m.kg. Hal ini menyebabkan terjadinya pengurangan jarak beban yang cukup besar. Dari hasil perhitungan maka dapat diketahui adanya penghematan jarak beban sebesar 33,02 %. Kata kunci : Load Distance Model

Page 14: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

ix

ABSTRACT

The purpose of the research is minimizing load and distance of production system in keripik singkong RAOS which is one of company of snack in Bandung. The method which used was case study which research about spesific study phase of all of the subject. The mind of research was descriptive analysis which conducted analyzing about cmparation data from research object with theory.

The model which used was Load Distance that count between centre of work and others. The result showed that load distance was 14900 m.kg. That caused transformation of materials which used in production system moved too slow and flowing of production process was disturbed and slow too. With this model, Load Distance become lower about 9980 m.kg. The result became more officient about 33,02 %. Key word : Load Distance Model

Page 15: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

ditandai dengan adanya proses industrialisasi pada setiap aktivitas-aktivitas

produksi, mengakibatkan negara-negara berkembang mengubah sistim yang

digunakan dari sistim tradisional ke sistim modern. Perubahan ini ternyata

bukan saja menyangkut teknologi yang digunakan melainkan juga organisasi

dan manajemen. Akibat dari adanya perkembangan teknologi yang semakin

pesat tersebut berpengaruh pada setiap kehidupan individu, masyarakat, dan

negara.

Perusahaan sebagai lembaga ekonomi pada umumnya bertujuan

mendapatkan keuntungan yang maksimal untuk menjamin kelangsungan

kegiatan produksinya, karena kegiatan produksi merupakan salah satu fungsi

utama perusahaan mencakup jumlah yang terkait dengan sejumlah asset

perusahaan. Perusahaan dalam menerapkan fungsi produksi perlu melakukan

perencanaan dengan baik agar diperoleh hasil yang optimal, karena hal ini

akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Perusahaan

adalah organisasi modern yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai

tujuan. Disamping mencari laba, tujuan perusahaan juga melakukan

penungkatan terus menerus agar tetap hidup dengan melaksanakan kegiatan

operasionalnya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu melakukan efisiensi

Page 16: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

2

proses produksi dengan pengaturan tata letak yang baik khususnya jarak beban

dalam setiap proses operasi yang digunakannya.

Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, ditambah dengan cara-

cara baru yang telah dikembangkan untuk mencapai tujuan yang lebih efektif

dan efisien. Dengan adanya kemajuan tersebut, terutama teknologi maju telah

mendorong perusahaan-perusahaan industri agar berproduksi secara optimal

dengan biaya seminimal mungkin. Karena setiap perusahaan baik perusahaan

besar maupun kecil akan menghadapi persoalan tata letak mesin-mesin dan

peralatan produksi dengan harapan penempatan sebaik mungkin untuk

mempermudah menjalankan proses produksi seefektif dan seefisien mungkin.

Setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen produksi

yang baik dalam operasinya, oleh karena itu diperlukan pengaturan

manajemen produksi yang tepat dalam mencapai tujuan perusahaan yang

diharapkan dengan caranya sebelum perusahaan melaksanakan operasinya

perlu terlebih dahulu ditentukan lokasi dan tata letak yang baik dalam

penempatan mesin, bahan baku serta penggunaan tenaga kerja secara tepat

sehingga tidak terjadi pemborosan pada saat berproduksi. Dengan perencanaan

yang tepat mengenai susunan dari mesin-mesin dan peralatan yang digunakan

dalam berproduksi sesuai dengan kebutuhannya.

Penulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah

diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan makanan yaitu

pembuatan keripik singkong RAOS di Bandung. Perusahaan keripik singkong

RAOS dalam berproduksi hendaknya memperhatikan susunan tata letak dari

Page 17: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

3

alat yang digunakan tetapi saat ini masih belum tersusun secara optimal. Hal

ini terlihat dengan adanya letak ruang proses pengupasan kulit singkong yang

berjauhan dengan ruang proses pencucian singkong, hal ini menyebabkan

proses pemindahan singkong menuju ke ruang pencucian akan memerlukan

waktu yang cukup lama, serta adanya posisi tempat pemotongan singkong

yang berjauhan dengan tempat penggorengan akan memerlukan waktu

pemindahan singkong dan juga menciptakan alur proses produksi yang kurang

teratur. Karena produksi yang kurang teratur, jarak tata letak yang berjauhan

antara satu proses ke proses yang lainnya mengakibatkan kurang optimalnya

waktu yang digunakan untuk melaksanakan proses produksi.

Berdasarkan pada latar belakang yang dihadapi oleh perusahaan

keripik singkong RAOS mengenai tata letak maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : Optimasi Tata Letak Dengan

Menggunakan Model Load Distance Untuk Meminimumkan Jarak Beban di

Perusahaan Keripik Singkong RAOS.

Page 18: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

4

1.2 Identfikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, maka

permasalahannya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana optimasi penyusunan tata letak di Perusahaan Keripik

Singkong RAOS Bandung?

2. Bagaimana optimasi penyusunan tata letak yang efisien untuk

meminimumkan jarak beban dengan menggunakan model Load Distance

di Perusahaan Keripik Singkong RAOS Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Optimasi penyusunan tata letak di Perusahaan Keripik Singkong

RAOS Bandung.

2. Optimasi penyusunan tata letak yang efisien untuk meminimumkan

jarak beban dengan menggunakan model Load Distance di Perusahaan

Keripik Singkong RAOS Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas manfaat penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan masukkan mengenai tata letak.

Page 19: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

5

2. Bagi penulis, dapat dijadikan masukkan untuk mengimplementasikan

teori-teori yang diperoleh dengan kondisi nyata di lapangan khususnya

mengenai tata letak.

3. Bagi pihak lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mendirikan suatu perusahaan, hendaknya kita terlebih dahulu harus

memahami dan mengetahui masalah-masalah tentang lokasi tempat

perusahaan yang akan didirikan. Apakah lokasi yang telah kita tentukan

semula tersebut dekat atau mudah untuk memperoleh sarana yang kita

butuhkan seperti tenaga kerja, pasar, dan sumber-sumber lainnya di dalam

kegiatan produksi. Tujuannya agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan

lancar dan efektif maka diperlukan pengaturan manajemen operasi yang baik

khususnya dalam menentukan tata letak baik sarana atau prasarana yang akan

digunakan.

Perusahaan setelah menentukan perencanaan tersebut diatas dengan

memenuhi syarat, maka selanjutnya membuat bangunan fisiknya yang tepat

pada lokasi yang telah ditentukan agar tidak terjadi pemborosan. Kemudian

setelah bangunan untuk kegiatan usahanya selesai, mengatur tata letak mesin-

mesin dan luas ruangan yang akan digunakan, dari perusahaan tersebut dengan

peralatan produksi yang paling baik dalam memperlancar kegiatan proses

produksi. Dengan pengaturan tata letak yang didalamnya menempatkan

Page 20: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

6

fasilitas-fasilitas produksi secara tepat, karena hal ini merupakan usaha untuk

meminimumkan biaya produksi. Untuk memperlancar proses produksinya

hendaknya memahami manajemen operasi untuk semua kegiatan yang akan

dilakukannya.

Beberapa definisi mengenai manajemen operasi menurut Chase,

Jacobs and Aquilano (2004) adalah : Manajemen Operasi adalah suatu

rancangan, operasi dan perbaikan dari suatu system penyampaian yang

dibuat terutama barang dan jasa. Sedangkan menurut Schroeder (1993)

adalah : Manajemen Operasi adalah pengambilan keputusan dalam fungsi

dan system operasi yang mengasilkan barang dan jasa.

Menurut Heizer and Render (2001) adalah : Manajemen Operasi

adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui

perubahan dari masukan menjadi keluaran.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi

merupakan aktivitas manajemen yang menciptakan dan mengatur agar

kegunaan barang dan jasa dapat dihasilkan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dan kemudian untuk dilaksanakan dalam suatu sistem terpadu.

Sedangkan dalam manajemen operasi itu sendiri terdapat bagian dari tata letak

untuk menghasilkan tata letak yang optimal dalam membantu fungsi operasi

bagi perusahaan.

Pada kondisi saat ini banyak perusahaan memerlukan pengaturan tata

letak pabrik atau tempat usaha yang sesuai dengan pelaksanaan proses

produksinya, dengan penyusunan tata letak yang teratur, diharapkan dapat

Page 21: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

7

menghasilkan kelancaran pada proses produksinya. Tata letak harus dirancang

dengan baik untuk melakukan perpindahan yang ekonomis dari orang-orang

dan bahan- bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Seperti

jarak angkut hendaknya sedekat mungkin dan pengambilan serta peletakkan

produk-produk dan peralatan-peralatan diminimumkan. Tujuannya untuk

menghasilkan minimisasi biaya penanganan dan transportasi, selain itu juga

penurunan waktu proses kerja dari mesin menganggur apabila tidak

digunakan. Pengaturan tata letak peralatan dan proses produksi meliputi

pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-mesin, personalia,

bahan-bahan, perlengkapan untuk produksi, penanganan bahan, dan semua

peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan

efisien. Tujuan dari srategi tata letak yaitu untuk mengembangkan tata letak

yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian tata letak yang efektif dan

tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk bersaing. Oleh karena itu setiap

perusahaan dapat merasakan pentingnya penggunaan tata letak yang sesuai

dengan pelaksanaan proses produksi, karena dengan penyusunan tata letak

yang teratur diharapkan dapat memperlancar proses produksi.

Beberapa definisi mengenai tata letak menurut Sofjan Assauri (1980)

adalah: Tata letak adalah fase yang termasuk dalam desain dari suatu

sistem produksi. Sedangkan menurut Heizer and Render (2001) adalah : Tata

letak atau lay out adalah merupakan salah satu keputusan yang

menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang.

Page 22: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

8

Lalu Sumayang (2003) adalah : Tata letak atau lay out adalah

merupakan tatanan secara fisik dari suatu kerja beserta peralatan dan

perlengkapan yang mengacu pada proses produksi dan merupakan

pengaturan letak dari sumber yang digunakan dalam proses produksi

yang akan mengatur arus material, produktifitas dan hubungan antara

manusia.

Agus Ahyari (2006) adalah : Pengaturan tata letak peralatan pabrik

merupakan perencanaan dari kombinasi yang paling optimal, antara

fasilitas produksi termasuk personalia perlengkapan untuk operasi, luas

gedung serta semua peralatan dan fasilitas untuk terlaksananya proses

produksi dengan baik.

Pengertian tata letak diatas dapat disimpulkan, bahwa tata letak

merupakan suatu kegiatan penyusunan fasilitas pabrik yang ada di dalam

pabrik, menentukan tempat yang tepat atau ruang yang cukup untuk pekerja,

ruang untuk penyimpanan bahan baku. Tata letak ini berkaitan dengan

kepuasan kerja karyawan, loyalitas terhadap perusahaan yang kemudian dapat

menciptakan suatu produktivitas yang optimal di dalam perusahaan atau

pabrik tersebut.

1.5.1 Tujuan Perencanaan tata Letak

Tujuan dari perencanaan tata letak adalah pada dasarnya untuk

mengurangi atau menghindari biaya, ruangan, waktu dan energi dalam proses

produksi, serta berupa penentuan arus bahan yang mengalir dari bahan baku

Page 23: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

9

sampai menjadi produk akhir diharapkan hasilnya baik dalam arti proses produksi

dapat berjalan dengan lancar. Penyusunan tata letak berupa penentuan arus bahan

yang mengalir dari bahan baku sampai menjadi produk akhir diharapkan hasilnya

baik dalam arti proses produksi dapat berjalan dengan lancar maupun dengan

memperhitungkan biaya dan mutu barang. Perencanaan yang tepat dapat

mengoptimalkan proses produksi. Tata letak proses produksi bertujuan untuk

mengoptimalisasikan pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga dapat

mempercepat bergeraknya aliran bahan baku dari suatu kegiatan ke kegiatan lain

sehingga dapat memperkecil hambatan-hambatan dalam proses produksi.

Menurut T. Hani Handoko (2000), tujuan tata letak adalah : Untuk

menggunakan ruangan yang ada seefektif mungkin, meminimumkan biaya

penanganan dan jarak angkutan, menciptakan kesinambungan dalam proses

produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat efektivitas

kerja karyawan dan barang-barang yang sedang diproses serta menghindari

berbagai bentuk pemborosan.

Tujuan yang harus dicapai dengan menyusun suatu tata letak peralatan

pabrik yang baik menurut Sofjan assauri (1993) adalah :

1. Mengurangi jarak angkut material dan produk yangtelah jadi,

sehingga mengurangi penanganan bahan baku.

2. Memperhatikan frekuansi arus pekerjaan

3. Memungkinkan ruang gerak yang cukup di sekeliling tiap mesin

untuk dapat dioperasikan dengan mudah.

Page 24: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

10

4. Mengurangi ongkos produksi karena biaya ditekan seminimum

mungkin.

5. Mempertinggi keselamatan kerja, sehingga keselamatan kerja

bisa terjamin.

6. Memberikan hasil produksi yang baik.

7. Memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen.

8. Dapat mengurangi jam kerja hingga minimum.

9. Mengurangi penundaan dalam pekerjaan.

10. Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik.

11. Perawatan lebih mudah dilakukan.

12. Mengurangi waktu produksi.

Tata letak dalam proses produksi bertujuan untuk mengoptomalisasikan

pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga dapat mempercepat bergeraknya

aliran bahan baku dari suatu kegiatan ke kegiatan lain sehingga dapat

memperkecil hambatan-hambatan dalam proses produksi. Agar pelaksanaan

proses produksi dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka harus

direncanakan kegiatan material handling (penanganan bahan baku) dengan baik

pula. Penanganan bahan baku merupakan suatu kegiatan yang mencakup

pemindahan, penyimpanan, dan pemeriksaan material dengan tepat serta jumlah

yang cukup pada tempat yang tepat dan baik selain itu harganya minimum dan

menggunakan metode yang tepat. Apabila tata letak disusun tanpa pertimbangan

penanganan bahan baku maka akan terjadi kesulitan-kesulitan dalam proses

Page 25: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

11

produksinya, akibatnya akan terhambatnya proses produksi dan pemindahan

material ini sehingga arus bahan baku akan menjadi terganggu.

1.5.2 Desain Proses

Suatu perusahaan agar efektif dan efisien akan membutuhkan tata letak

untuk meminimukan jarak beban pada proses produksi maka diperlukan adanya

suatu desain proses. Untuk lebih jelasnya akan dibahas mengenai desain proses.

Beberapa definisi mengenai desain proses menurut T. Hani Handoko

(2000) adalah: Perencanaan proses atau desain proses adalah yang

berkenaan dengan perencanaan dan implemtasi kerja yang akan

memproduksi produk yang diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan.

Sedangkan menurut Heizer and Render (2001) adalah : Desain proses adalah

pendekatan yang digunakan organisasi dalam mentransformasikan sumber

daya – sumber daya yang ada menjadi suatu barang atau jasa.

Lalu Sumayang (2003) adalah : Desain proses adalah dapat dilihat

dari sudut pengembangan proses berpengaruh terhadap pencapaian

keunggulan bersaing dalam kerangka strategi bisnis yang meliputi cost,

fleksibility, quality, dan delivery.

Jadi desain proses adalah suatu proses perencanaan yang digunakan oleh

suatu organisasi untuk pencapaian keunggulan organisasi dalam strategi

bisnisnya.

Page 26: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

12

1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Letak

Perusaahaan dalam penyusunan tata letaknya harus memperhatikan

beberapa faktor yang mempengaruhi dalam memperoleh susunan tata letak yang

baik. Menurut Sofjan Assauri (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak

adalah :

1. Produk yang dihasilkan

a. Besar dari berat produk, jika produknya besar dan berat maka

memerlukan penanganan bahan yang khusus seperti ban berjalan,

sehingga memerlukan ruang gerak yang lebih lebar. Sebaliknya

bila produknya kecil dan ringan, maka penanganan bahannya lebih

mudah.

b. Sifat produk tersebut, yaitu apakah mudah rusak atau tidak.

2. Urutan produksinya

Faktor ini penting karena penyusunannya didasarkan pada urutan

proses produksinya.

3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas

Hal ini memperhatikan luas ruangan pabrik, tinggi dan sebagainya.

4. Peralatan tau mesin-mesin itu sendiri

Apakah mesin-mesin berat, jika berat maka diperlukan lantai yang

lebih kokoh.

5. Pemeliharaan dan penggantian

Mesin-mesin harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pemeliharaan

lebih mudah dilakukan dan penggantiannya juga mudah.

Page 27: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

13

6. Adanya keseimbangan kapasitas

Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan, karena mesin-mesin

diatur menurut urutan proses produksinya.

7. Pemindahan yang minimum

Dengan adanya gerak yang sedikit maka biaya yang dikeluarkan

menjadi lebih mudah.

8. Aliran material

Aliran material merupakan arus yang harus diikuti oleh produk pada

waktu produk tersebut dibuat.

9. Tempat kerja

Tempat untuk melakukan servis sedemikian rupa sehingga dekat

dengan tempat kerja dimana dia dibutuhkan.

10. Tempat menunggu

Untuk mencapai aliran bahan baku yang optimum, maka kita harus

memperhatikan dimana kita harus menyimpanan barang sambil

menunggu proses berikutnya.

11. Iklim dan Pabrik

Udara harus diatur sesuai dengan keadaan produk dan para karyawan.

12. Fleksibilitas

13. Perubahan dari produk atau proses hampir tidak dapat dihindarkan

karena sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga tata letak

harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menyesuaikan diri pada

perubahan-perubahan yang terjadi.

Page 28: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

14

Tata letak merupakan suatu sistem yang kompleks dan menyeluruh yang

harus diterapkan pada mesin dan ruang kerja sesuai dengan kapasitas yang

dibutuhkan sehingga pengaturan dan penempatan alat-alat produksi dapat bekerja

dengan baik dan teratur. Selain itu tata letak juga merupakan suatu kegiatan

penyusunan fasilitas pabrik dan buruh yang ada di dalam perusahaan, menentukan

tempat yang tepat dan ruang yang cukup untuk para pekerja, ruang untuk

menyimpan bahan baku, ruang untuk tempat penerimaan dan pengiriman barang.

Dasar dari pengaturan ini adalah bagaimana agar perusahaan dapat berproduksi

secara produktif untuk meningkatkan kulitas dan kuantitas produksi per hari dan

sekaligus mendukung kelancaran aktivitas pada proses produksi. Tata letak ini

berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan, loyalitas terhadap perusahaan yang

kemudian dapat menciptakan suatu produktivitas yang optimal di dalam

perusahaan tersebut.

1.5.4 Model Penyusunan Tata Letak

Menurut Adam & Ebert (1992), ada beberapa model yang digunakan

dalam perencanaan tata letak proses, yaitu :

1. Graphic and Schematic Analysis

Menggunakan alat bantu berupa potongan gambar-gambar dua dimensi

dari mesin, peralatan dan ruangan dengan skala yang kecil.

2. Load Distance Model

Yaitu model jarak beban, dalam model ini perlu dihitung antara pusat

kerja satu dengan yang lainnya. Dengan jumlah beban dan jarak yang

minimal, maka akan mengurangi biaya penanganan bahan baku.

Page 29: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

15

3. Computer Model

Model yang digunakan adalah CRAFT (Computerized Relative

Allocatiaon of Facilities Technique). Kriteria yang digunakan sama

dengan model jarak beban, tetapi CRAFT dapat menemukan tata letak

yang memuaskan dengan mengevaluasi ribuan alernatif tata letak yang

ada secara tepat.

Load distance model yaitu pendekatan yang digunakan untuk menghitung

dan mengetahui jumlah beban yang yang dipindahkan selama proses produksi

serta jumlah jarak yang ditempuh oleh beban tersebut selama proses produksi,

yaitu dengan menggunakan rumus :

E = Σ Xij . Aij

Keterangan :

E = Tata letak yang efektif

Aij = Jumlah beban yang dipindahkan

Xij = Jarak yang ditempuh oleh beban tersebut

Penelitian ini akan lebih di tekankan mengenai tata letak yang akan

menciptakan suatu alur produksi antara satu ruang produksi dengan satu ruang

produksi lainnya. Sehingga perhitungan yang dilakukan yaitu untuk mendapatkan

posisi ruang produksi yang optimal antara satu bagian ruang produksi dengan

bagian ruang produksi lainnya, sehingga bisa menciptakan alur produksi yang

seminimum mungkin untuk keseluruhan proses produksi dari awal sampai akhir.

Perencanaan tata letak yang baik harus disertai dengan penanganan bahan baku

yang baik karena perencanaan bahan baku ini digunakan sebagai salah satu input

Page 30: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

16

sehingga peralatan penanganan bahan baku dapat direncanakan tempat dan

kedudukannya agar proses produksi berjalan dengan baik. Perusahaan sering

menghadapi persoalan atau permasalahan dalam tata letak. Adapun yang menjadi

permasalahan di dalam tata letak menurut Apple (1992) yaitu :

1. Perubahan rancangan

2. Perluasan departemen

3. Pengurangan departemen

4. Penambahan produk baru

5. Memindahkan satu departemen

6. Penambahan departemen baru

7. Peremajaan peralatan yang rusak

8. Perubahan metode produksi

9. Penurunan biaya

10. Perencanaan fasilitas baru

1.5.5 Kriteria dan Faktor Penentu Tata Letak

Untuk memperoleh tata letak yang efisien pada suatu perusahaan harus ada

kriteria pengukurannya dan faktor-faktor penentu dari tata letak tersebut. Kriteria

dan faktor-faktor penentu dari tata letak ini merupakan tujuan yang harus dicapai

didalam menyusun tata letak suatu perusahaan.

Page 31: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

17

Indriyo Gitosudarmo (1999) kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jarak angkut yang minimum

Jarak angkut bahan dasar, bahan setengah jadi dan barang jadi yang

harus dipindahkan dari tempat penerimaan melewati tempat-tempat

produksi serta ttempat penyimpanan dan akhirnya tempat

pengangkutan, harus diusahakan seminimal mungkin sehingga biaya

yang dikeluarkan menjadi lebih kecil.

2. Aliran material yang baik

Aliran material tersebut diusahakan agar tidak mengganggu proses

produksi yang sedang berjalan dan tidak dapat berjalan dengan cepat.

3. Penggunaan ruang yang efektif

Pemborosan ruangan berarti pemborosan biaya sehingga harus

diusahakan ruangan-ruangan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu

sempit agar pengunaan ruang produksi menjadi lebih efektif.

4. Keselamatan barang-barang yang diangkut

5. Kemungkinan-kemungkinan perluasan di masa depan

6. Biaya efektivitas yang maksimum diusahakan dengan biaya yang

rendah

Faktor-faktor penentu tata letak dari suatu perusahaan menurut Indriyo

Gitosudarmo (1999) adalah sebagai berikut:

1. Jenis produk, apakah produk tersebut barang atau jasa, desain dan

kualitasnya bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk

persediaan atau pesanan.

Page 32: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

18

2. Jenis proses produksi, apakah jenis proses produksi ini berhubungan

dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis bahan yang diangkut atau di

bawa, dan alat penyedia layanan.

3. Volume produksi, volume mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan

pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan ekspansi dan

perubahan.

Tata letak proses yang disebut juga sebagai tata letak fungsional

mengelompokkan berbagai kegiatan yang sama sehingga proses yang sama

dilakukan di tempat yang sama. Tata letak semacam ini biasanya dipergunakan

untuk perusahaan-perusahaan yang memenuhi pesanan dimana banyak terdapat

pesanan-pesanan yang berbeda baik bentuk, kualitas maupun jumlahnya. Sebagai

contoh adalah desain tata letak pabrik tekstil, mal, universitas dan rumah sakit.

Tata letak proses sesuai diterapkan pada proses produksi yang dilakukan secara

terputus ( intermitten operations) dan juga sesuai diterapkan pada proses produksi

yang menghasilakn pada berbagai jenis produk. Berikut adalah keuntungan dan

kerugian dari tata letak proses menurut Sofjan Assauri (1993) :

Tata letak proses mempunyai keuntungan sebagai berikut :

1. Memperkecil peluang terhentinya proses produksi yang diakibatkan

oleh kerusakan mesin. Kerusakan satu mesin tidak menghambat

proses produksi secara keseluruhan karena dapat dialihkan pada

mesin lain yang tersedia.

2. Penggunaan mesin multi guna sehingga fleksibel untuk berbagai

jenis proses produksi, berbagai ukuran dan bentuk produk.

Page 33: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

19

3. Membuat alokasi pekerja dan peralatan lebih fleksibel.

4. Memungkinkan spesialis supervisi.

Kerugian dari tata letak proses adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan penanganan bahan baku lebih banyak karena aliran proses

yang beragam dan tidak digunakannya ban berjalan.

2. Pengawasan operasi lebih banyak dan kompleks.

3. Banyaknya persediaan barang dalam proses.

4. Total waktu produksi lebih banyak.

5. Proses penjadwalan, pemasangan dan penanganan bahan baku lebih

banyak dan kompleks.

Perencanaan tata letak teknik yang paling umum digunakan adalah

mengatur departemen atau pusat kerja sehingga menghasilkan biaya yang paling

kecil. Pada banyak fasilitas, penempatan untuk biaya yang paling kecil identik

dengan penanganan biaya bahan baku yang paling kecil. Biaya penanganan bahan

baku tergantung kepada jumlah pekerja atau muatan yang akan dipindahkan

selama periode waktu tertentu diantara dua departemen dan biaya antar

departemen yang berkaitan dengan jarak. Biaya dapat merupakan fungsi jarak

antar departemen.

Model tata letak yang digunakan dalam penelitian adalah model load

distance yaitu untuk mengatur jarak beban sehingga menghasilkan jarak minimum

antara proses yang satu ke proses yang lainnya. Tata letak dengan model ini

berorientasi untuk mencoba meminimasi beban yang merupakan fungsi dan jarak.

Maka jelaslah suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar, terlebih

Page 34: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

20

dahulu mengadakan perencanaan dalam penentuan lokasi dan tata letaknya. Jadi

dapat kita lihat secara nyata bahwa sangat penting fungsi lokasi dan tata letaknya.

Pengaturan penentuan lokasi dan tata letaknya dilakukan secara tepat,

perusahaan dapat menjalankan proses produksinya sesuai dengan apa yang telah

direncanakan terlebih dahulu, baik didalam perencanaan jangka waktu yang

panjang, dan perusahaan dapat berjalan terus tanpa harus mengadakan perubahan-

perubahan jika perusahaan itu mengalami peningkatan usahanya. Menghindari

kesalahan penelitian maka dipermudah dengan bantuan bagan kerangka

pemikiran, yang akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

Page 35: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

21

Bagan Kerangka Pemikiran

Grand Theory

Operation Management

Middle Theory

Lay Out

Application Theory

Design Process

Layout Load Distance Model

Output : Meminimumkan Jarak Beban

Page 36: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

22

BAB II

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pembuatan keripik singkong

yaitu perusahaan keripik singkong RAOS, Bandung.

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan keripik singkong RAOS merupakan perusahaan keluarga yang

didirikan atas kesepakatan bersama dari anggota keluarga pada tahun 1985. Dana

yang digunakan untuk mendirikan perusahaan ini merupakan dana yang

dikumpulkan secara bersama-sama dari para anggota keluarga yang telah sepakat

untuk mendirikan usaha ini. Perusahaan keripik singkong ini bermula dari salah

satu anggota keluarga yang mempunyai keterampilan dalam membuat keripik

singkong maka hal tersebut menjadi gagasan untuk didirikannya suatu perusahaan

yang bergerak dalam bidang makanan khususnya dalam pembuatan kripik

singkong. Lokasi tanah dan bangunan merupakan hak milik dari anggota keluarga

sehingga tidak melibatkan pihak lain dalam mendirikan perusahaan ini.

Perusahaan keripik singkong RAOS ini berlokasi di daerah Bojong Koneng,

Cikutra dan memiliki pegawai sekitar 10 orang. Seluruh anggota keluarga bekerja

sama untuk mendirikan usaha ini serta keuntungan dari hasil produksi pembuatan

keripik singkong tersebut dibagi secara rata kepada seluruh anggota keluarga yang

terlibat dalam mendirikannya perusahaan ini.

Page 37: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

23

Didirikannya perusahaan keripik singkong RAOS ini bertujuan untuk

dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga serta dengan didirikannya

perusahaan keripik singkong RAOS ini maka dapat membuka peluang lapangan

pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan. Selain penghasilan utama yang

diperoleh keluarga maka penghasilan tersebut dapat dijadikan suatu investasi yang

kiranya akan tetap dapat menghasilkan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Hingga kini perusahaan keripik singkong RAOS tersebut tetap memproduksi serta

hasil produksinya dipasarkan di daerah-daerah sekitar Bandung.

2.1.2 Srtuktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka dasar menyeluruh

yang mempersatukan fungsi-fungsi di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan. Struktur organisasi perusahaan dan pembagian tugas yang jelas akan

memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengawasi aktivitas yang terjadi dan

memperlancar pekerjaan dalam perusahaan. Berikut ini adalah gambar bagan

struktur organisasi perusahaan keripik singkong RAOS.

Page 38: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

24

Gambar 2.1 Bagan struktur organisasai perusahaan keripik singkong RAOS

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan dijelaskan sebagai

berikut

A. Pimpinan

Rangkuman Jabatan :

Memimpin perusahaan dengan menentukan dan melaksanakan

berbagai langkah strategis yang harus diambil, sehingga

perusahaan akan mampu bersaing.

Tugas Jabatan :

1. Menentukan langkah strategis baik untuk rencana jangka

panjang maupun jangka pendek.

2. Memimpin perusahaan secara keseluruhan.

3. Merencanakan, mengarahkan dan mengontrol kinerja

perusahaan terutama kinerja tim manajemen.

Pimpinan

Bagian Keuangan

Bagian Persediaan

Bagian produksi

Bagian Pemasaran

Page 39: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

25

4. Mengawasi seluruh aktivitas perusahaan.

5. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan seluruh tim manajemen

serta dengan seluruh karyawan.

B. Bagian Pemasaran

Rangkuman Jabatan :

Menentukan dan melaksanakan strategi pemasaran agar produk

yang dipasarkan mampu bersaing di pasar.

Tugas Jabatan :

1. Bertanggung jawab atas segala aktivitas pemasaran yang telah

dilakukannya.

2. Memberikan ide dan usulan kepada pimpinan untuk

meningkatkan omzet penjualan.

3. Mengatur jadwal pengiriman barang kepada para pelanggan.

4. Merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang

tepat untuk perusahaan.

5. Melakukan riset pasar.

C. Bagian Produksi

Rangkuman Jabatan :

Menentukan dan melaksanakan langkah atau kebijakan operasional

yang tepat untuk perusahaan.

Page 40: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

26

Tugas Jabatan :

1. Bertanggung jawab atas semua kelancaran proses produksi.

2. Menentukan jenis proses produksi.

3. Membuat jadwal proses produksi serta memperkirakan

lamanya proses produksi.

4. Melaksanakan pemesanan dan pemeliharaan peralatan.

5. Mengatur jumlah produksi harian.

6. Melakukan pengawasan terhadap proses produksi.

D. Bagian Persediaan

Rangkuman Jabatan :

Bertanggung jawab atas seluruh persediaan bahan baku yang ada di

perusahaaan.

Tugas Jabatan :

1. Bertanggung jawab atas ketersediaan semua bahan baku yang

dibutuhkan untuk proses produksi.

2. Melakukan pemesanan bahan baku.

3. Memeriksa kualitas dan kuantitas bahan baku.

E. Bagian Keuangan

Rangkuman Jabatan :

Membuat dan melaksanakan kebijakan keuangan baik untuk jangka

panjang maupun jangka pendek.

Page 41: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

27

Tugas Jabatan :

1. Membuat perencanaan keuangan secar tepat.

2. Membuat pembukuan perusahaan secara tepat dan teratur.

3. Memperhitungkan jumlah pendapatan yang kemudian akan

dibandingkan dengan jumlah pengeluaran, atau membuat

laporan rugi laba.

2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yaitu

penelitian mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik

atau khas dari keseluruhan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan yaitu

bersifat deskriptif yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap

perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelituan dengan

pengetahuan teoritis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti

(Nazir:2000). Metode deskriptif memberikan gambaran yang nyata dan jelas

mengenai tata letak yang digunakan oleh perusahaan, selain memberikan

gambaran mengenai tata letak juga dicoba untuk menganalisa dan mencari

alternatif yang lebih baik yaitu mencari alternatif jarak beban yang lebih pendek.

Pengertian dari metode deskriptif ini adalah metode yang digunakan dalam

meneliti sekelompok manusia, suatu objek atau kondisi, suatu sistem pemilihan

atau suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

Page 42: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

28

membuat deskripsi secara sistematis faktual atau akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

2.2.2 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi:

1. Penelitian kepustakaan

Yaitu dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti berbagai

literatur yang bersumber dari buku-buku maupun penelitian terdahulu

yang relevan dengan masalah penelitian yang bertujuan untuk

memperoleh pengertian-pengertian serta teori yang diperlukan sebagai

bahan untuk penyusunan skripsi ini.

2. Observasi/Penelitian lapangan

Yaitu meneliti secara langsung jalannya operasi atau kegiatan utama

perusahaan. Proses pelaksanaan pekerjaan diamati sedemikian rupa

untuk mengetahui apah proses produksi pada perusahaan keripik

singkong RAOS dapat berjalan dengan baik atau tidak, dan persoalan

apa yang timbul dalam rangka pelaksanaan tata letak di perusahaan

keripik singkong RAOS.

3. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan

pihak-pihak yang terkait dan terlibat langsung dengan penelitian yang

ada di dalam perusahaan.

Page 43: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

29

2.2.3 Konsep dan Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya suatu variabel dapat dioperasionalisasikan sehingga dapat

membantu peneliti lain yang inginmenggunakan variabel yang sama.

2.2.3.1 Konsep

Tata letak, yaitu penyusunan secara optimal terhadap fasilitas pendukung

pada proses produksi yang terdiri dari mesin, manusia, dan ruang agar waktu

penyelesaian dan jarak tempuh antar fasilitas produksi menjadi lebih minimal.

2.2.3.2 Operasionalisasi Variabel

a. Jarak, yaitu yang ditempuh antara satu proses produksi ke proses

produksi yang lainnya (meter).

b. Beban, yaitu jumlah beban yang diangkut dari satu proses produksi ie

proses produksi berikutnya (kg).

Jarak Beban yaitu jumlah berat beban yang dipindahkan antar satu bagian

produksi ke satu bagian produksi lainnya.

1. Nij = Jumlah hubungan antara i dan j dalam satu unit

2. Dij = Jarak tempuh antara i dan j dalam satuan meter

3. N.D = Total jarak tempuh antar bagian terkait dalam satuan meter

4. Xij = Jarak tempuh antara i dan j dalam satuan meter

5. Aij = Jumlah beban yang dipindahkan antara i dan j dalam satuan

kilogram

6. E = Jumlah jarak beban dalam satuan meter kilogram

Page 44: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

30

2.3 Rancangan Analisis Data

2.3.1 Rancangan Analisis Data Load Distance Model

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan dengan Load

Distance Model yaitu :

1. Menghitung jarak tempuh antar tiap bagian produksi.

2. Menghitung jumlah beban yang dipindahkan antar tiap bagian

produksi.

3. Menghitung jumlah total beban yang dipindahkan dari awal hingga

akhir produksi.

4. Mendesain tata letak.

5. Mengevaluasi dan menetapkan tata letak.

Page 45: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

31

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penyusunan Tata Letak pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS

Tata letak merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan

dan penempatan fasilitas-fasilitas produksi yang berupa peralatan dan ruang serta

fasilitas lainnya dalam suatu perusahaan serta kebutuhan tenaga kerja di dalam

menghasilkan suatu produk. Tata letak harus dirancang untuk memungkinkan

perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan- bahan dalam berbagai

proses dan produksi perusahaan untuk menghasilkan tata letak yang baik dan

efisien. Dengan adanya tata letak yang baik, maka kegiatan di dalam perusahaan

akan menjadi lebih lancar serta mengurangi biaya penanganan bahan baku.

Penyusunan tata letak yang baik mempunyai pengaruh penting terhadap

efektifitas kerja dalam suatu perusahaan. Peningkatan efektifitas dapat terlihat

dengan adanya peningkatan kelancaran dan kecepatan dalam proses produksi.

Sehingga secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang cukup besar

terhadap peningkatan produktifitas dari masing-masing atau keseluruhan aktifitas

produksi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk

menerapkan dan mengembangkan penyusunan tata letak yang baik. Untuk

mencapai hal ini maka terdapat faktor-faktor penting yang berhubungan dengan

penyusunan tata letak di dalam perusahaan tersebut. Di dalam penelitian ini

penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai keadaan tata letak perusahaan

Page 46: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

32

yang telah dijalankan oleh perusahaan selama ini dan segala permasalahan yang

ada di dalamnya.

Perusahaan keripik singkong RAOS ini mempunyai ruangan, antar ruang

yang satu dengan ruang yang lainnya tidak terdapat sekat pembatas ruangan.

Perusahaan keripik singkong RAOS ini menggunakan jenis tata letak pabrik yaitu

tata letak proses.

Proses Produksi

Dalam memindahkan bahan baku atau barang jadi selama proses produksi

menggunakan kereta dorong namun ada juga di salah satu proses produksi yang

memindahkan bahan baku atau barang jadi dengan manual yaitu diangkut oleh

tenaga manusia. Untuk lebih jelasnya berikut akan digambarkan arus diagram

perpindahan bahan baku agar dapat diperhatikan alur proses produksinya.

Pada halaman berikut adalah gambar mengenai alur perpindahan bahan

baku :

Page 47: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

33

6

4

Gambar 3.1 Alur perpindahan bahan baku

Tempat pegirisan singkong

Tempat pencucian Singkong

Tempat singkong yang sudah dicuci

Tempat Pengupasan Kulit Singkong

Mobil pengangkutan keripik singkong

Tempat persediaan keripik singkong

Tempat pengemasan keripik singkong

Tempat pemberian rasa keripik singkong

Tempat meniriskan keripik singkong

Tempat menggoreng singkong

Tempat singkong yang sudah diiris

Page 48: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

34

Untuk membuat kerpik ini menggunakan bahan dasar atau bahan baku

yaitu singkong, proses pembuatan keripik singkong ini dapat dilakukan dalam

satu hari. Proses produksinya dimulai pada proses pengupasan kulit singkong,

pencucian singkong, pengirisan atau pemotongan singkong, penggorengan,

penirisan, pemberian bumbu atau rasa, serta pengemasan. Berikut ini adalah

uraian proses produksi dari awal hingga akhir pada perusahaan keripik singkong

RAOS :

1. Proses pengupasan, dalam proses ini singkong yang ada dibuang

ujungnya serta dikupas kulitnya satu persatu

2. Proses pencucian, dalam proses ini singkong yang telah dikupas

kulinya kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran yang masih

menempel pada singkong.

3. Proses pemotongan, proses ini dilakukan setelah singkong tersebut

bersih dan siap untuk dipotong, disini singkong dipotong

menggunakan mesin sehingga hasil dari potongannya sama rata.

4. Proses penggorengan, pada proses ini singkong digoreng pada suhu

yang tidak terlalu panas agar tingkat kematangannya merata.

5. Proses pemberian rasa, proses ini dilakukan setelah singkong digoreng

kemudian keripik singkong tersebut dibagi kedalam tiga tempat, setiap

singkong di masing-masing tempat diberikan berbagai rasa yang terdiri

dari tiga rasa yaitu manis, pedas, dan tawar.

Page 49: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

35

6. Proses penirisan, keripik singkong yang sudah digoreng kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan minyak yang menempel pada keripik

singkong tersebut.

7. Proses pengemasan, pada proses ini keripik singkong dikemas

berdasarkan rasa dan dikemas dalam berbagai ukuran.

Gambar di bawah ini menggambarkan aliran proses produksi pembuatan

keripik singkong. Proses tersebut terdiri atas :

Gambar 3.2 Proses Produksi Keripik Singkong

Proses Pengupasan Kulit Singkong

Proses Pencucian Singkong

Proses penggorengan singkong

Proses Penirisan keripik singkong

Proses Pengirisan Singkong

Proses pengemasan keripik singkong

Proses pemberian rasa keripik singkong

Page 50: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

36

Untuk lebih memudahkan total jarak yang ditempuh dalam proses

produksi maka akan digunakan tabel pembantu, yaitu :

1. Tabel jumlah antar bagian terkait

(Untuk menghitung jumlah hubungan antar bagian)

2. Tabel antar bagian terkait

(Untuk menghitung jarak antar tiap bagian )

Pada halaman berikut akan digambarkan tabel untuk jumlah hubungan

antar bagian.

Page 51: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

37

Tabel 3.1 Jumlah Hubungan Antar Bagian Terkait

Jumlah hubungan

Tempat pengup

asan

Tempat

pencucian

Tempat singkong

yang sudah dicuci

Tempat pengiri

san singko

ng

Tempat singkong

yang sudah diiris

Tempat penggoren

gan singkong

Tempat peniris

an keripik singko

ng

Tempat pembeian

rasa keripik singkog

Tempat pengemasan keripik singkong

Tempat penyimpa

nan keripik

singkong

Kendaraan pengangkut

keripik singkong

Tempat pengupasan

3 x

Tempat pencucian singkong

8 x

Tempat singkong

yang sudah dicuci

8 x

Tempat pengirisan singkong

8 x

Tempat singkong

yang sudah diiris

10 x

Tempat penggorengan singkong

15 x

Tempat penirisan keripik

singkong

10 x

Tempat pemberian rasa keripik

singkong

9 x

Tempat pengemasan

keripik singkong

8 x

Tempat penyimpana

n keripik singkong

8 x

Kendaraan pengangkut

keripik singkong

Page 52: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

38

Dari tabel jumlah hubungan antar bagian terkait diatas terhilat uraian

perpindahan dalam satu kali proses produksi yaitu lebih kurang 100 kg keripik

singkong yang dapat diselesaikan dalam satu hari kerja. Dari tempat penyimpanan

bahan baku terdapat banyak singkong yang siap untuk dikupas kulitnya. Tempat

penyimpanan bahan baku ini sekaligus menjadi tempat awal dalam proses

produksi yaitu tempat untuk memotong ujung singkong dan mengupas kulit

singkong. Dari tempat pengupasan kulit singkong ini kemudian singkong diangkut

ke tempat pencucian singkong sebanyak kurang lebih 40 kg singkong.

Pengangkutan dari tempat pengupasan kulit singkong ke tempat pencucian

singkong menggunakan kereta dorong, setelah singkong selesai dicuci maka akan

di letakkan ke dalam tempat untuk singkong yang sudah bersih, pengangkutan

dari tempat pencucian ke tempat singkong yang sudah dicuci atau singkong yang

sudah bersih dilakukan secara manual yaitu diangkut oleh sekitar dua tenaga

pekerja dengan sekali angkat dapat mengangkat sekitar 35 kg singkong.

Untuk pengangkutan dari tempat singkong yang sudah bersih menuju

tempat pemotongan atau pengirisan singkong diangkut dengan menggunakan

tenaga pekerja dan dapat mengangkut sekitar 35 kg singkong. Untuk

pengangkutan dari tempat pengirisan singkong menuju ke tempat singkong yang

sudah diiris diangkut dengan tenaga manusia juga, dan dapat mengangkut sekitar

25 kg singkong yang sudah diiris. Setelah singkong diiris maka selanjutnya

singkong siap untuk digoreng. Pengangkutan dari tempat singkong yang sudah

diiris menuju ke tempat penggorengan singkong menggunakan kereta dorong

Page 53: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

39

yang dapat mengangkut 20 kg singkong yang sudah diiris dan siap untuk

digoreng.

Penggorengan singkong dilakukan dalam dua tungku sehingga dapat

menghasilkan keripik singkong yang lebih banyak. Untuk proses penggorengan

maka diperlukan waktu kurang lebih 5 menit untuk sekali goreng dalam satu

tungku penggorengan dan dapat menghasilkan sekitar 40 kg keripik singkong.

Setelah singkong digoreng dan sudah menjadi keripik singkong maka kemudian

keripik singkong tersebut ditiriskan untuk mengangkat minyak yang menempel

pada keripik singkong. Pengangkutan dari tempat penggorengan menuju tempat

penirisan dilakukan atau oleh tenaga pekerja dan dapat mengangkut sekitar 40 kg

keripik singkong. Setelah keripik singkong ditiriskan maka keripik singkong

tersebut akan dibagi ke dalam tiga rasa yaitu rasa tawar, manis, dan pedas. Untuk

keripik yang mempunyai rasa tawar dapat langsung dikemas, sedangkan untuk

singkong yang mempunyai rasa manis dan pedas sebelumnya diberikan bumbu

perasa terlebih dahulu. Pengangkutan dari tempat penirisan menuju ke tempat

pemberian rasa atau bumbu dilakukan atau diangkut oleh tenaga pekerja dan dapat

diangkut sekitar 10 kg keripik singkong. Setelah keripik singkong tersebur dibagi

ke dalam tiga rasa maka selanjutnya keripik singkong dapat dikemas ke dalam

berbagai ukuran. Pengangkutan dari tempat pemberian rasa atau bumbu menuju

ke tempat pengemasan dilakukan oleh tenaga pekerja dan dapat mengangkut

sekitar 20 kg keripik singkong. Setelah keripik singkong diberikan rasa dan

dikemas dalam berbagai ukuran maka selanjutnya keripik singkong tersebut

dibawa menuju ke tempat penyimpanan barang jadi atau tempat penyimpanan

Page 54: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

40

keripik singkong. Pengangkutan dari tempat pengemasan menuju ke tempat

penyimpanan keripik singkong dilakukan atau diangkut dengan menggunakan

tenaga pekerja dan dapat mengangkut sekitar 50 kg keripik singkong. Setelah

keripik singkong dikemas dan dipindahkan menuju ke tempat penyimpanan

keripik singkong maka selanjutnya keripik singkong tersebut akan diangkut

menuju ke kendaraan yang mengangkut keripik singkong dan diangkut dengan

menggunakan kereta dorong serta dapat mengangkut sekitar 40 kg keripik

singkong. Setelah kerpik-keripik singkong tersebut tersusun rapi di dalam

kendaraan pengangkut maka keripik-keripik singkong tersebut siap untuk

dipasarkan.

Tabel jarak antar bagian terkait dapat terlihat jarak antar bagian menurut

proses produksi dan jika dihubungkan dengan tabel jumlah hubungan antar bagian

terkait dapat diketahui jumlah jarak yang ditempuh selama satu kali proses

produksi. Dibawah ini akan diperlihatkan tabel antar jarak bagian terkait.

Tabel 3.2 Jarak Antar Bagian Terkait

Jumlah hubungan Tempat pengupasan

Tempat pencucian

Tempat singkong

yang sudah dicuci

Tempat pengirisan singkong

Tempat singkong

yang sudah diiris

Tempat penggorengan

singkong

Tempat penirisan keripik

singkong

Tempat pembeian

rasa keripik singkog

Tempat pengemasan

keripik singkong

Tempat penyimpanan

keripik singkong

Kendaraan pengangkut

keripik singkong

Tempat pengupasan

8 m

Tempat pencucian singkong

1 m

Tempat singkong yang sudah dicuci

6 m

Tempat pengirisan singkong

1 m

Tempat singkong yang sudah diiris

10 m

Tempat penggorengan

singkong

5 m

Tempat penirisan keripik singkong

5 m

Tempat pemberian rasa

keripik singkong

6 m

Tempat pengemasan

keripik singkong

5 m

Tempat penyimpanan

keripik singkong

10 m

Kendaraan pengangkutkeripik

singkong

Page 55: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

41

Berdasarkan kedua tabel diatas tersebut maka dapat dihitung total jarak

tempuh (Total Movement) antar bagian terkait dimana Total Movement tersebut

adalah :

Total movement = (N12 . D12 . L12) + (N23 . D23 . L23) + (N34 . D34 . L34) +

(N45 . D45 . L45) + (N56 . D56 . L56) + (N67 . D67 . L67) +

(N78 . D78 . L78) + (N89 . D89 . L89) + (N910 . D910 . L910) +

(N1011 . D1011 . L1011)

= (3 x 8 m x 40) + (8 x 1 m x 35) + (8 x 6 m x 35) +

(8 x 1 m x 25) + (10 x 10 m x 20) + (15 x 5 m x 40) +

(10 x 5 m x 10) + (9 x 6 m x 20) + (8 x 5 m x 50) +

(8 x 10 m x 40)

= 960 + 280 + 1680 + 200 + 2000 + 3000 + 500 + 1080 + 2000 +

3200

= 14900 meter

Keterangan :

N = Frekuensi Gerak Antar Bagian Terkait

D = Jarak antar bagian terkait

L = Beban yang diangkut antar bagian terkait

Setelah melalui pengamatan di lapangan, maka dapat dilihat beberapa

masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut :

1. Adanya letak antar bagian terkait yang letaknya berjauhan. Hal

ini akan membentuk jarak tempuh produksi menjadi panjang, ini

menyebabkan bahan- bahan bergerak lambat sehingga arus

Page 56: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

42

proses produksi menjadi terhambat dan kegiatan penanganan

menjadi tidak lancar dan kurang optimal.

2. Panjangnya alur produksi yang harus dilalui menyebabkan

diperlukan waktu tempuh yang lebih lama dan waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan produk akan bertambah.

Dari keseluruhan masalah yang dihadapi dapat dilihat bahwa perencanaan

tata letak pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS masih terlihat kurang optimal

dalam prakteknya sehingga perlu disusun tata letak alternatif untuk mengatasi

masalah yang ada tersebut.

3.2 Tata Letak Ruang yang Optimal dan Perbandingan Tata Letak

3.2.1 Tata Letak Ruang yang Optimal untuk Perusahaan Keripik Singkong

RAOS dengan Menggunakan Metode Load Distance Model

Setelah diadakan penelitian dapat dilihat berbagai masalah yang dihadapi

dalam berproduksi, maka bagi Perusahaan Keripik Singkong RAOS dicoba untuk

disusun suatu tata letak alternatif yang diharapkan hasilnya akan lebih baik dari

tata letak yang sudah ada sekarang. Dalam penyusunan tata letak alternatif ini

digunakan metode Load Distance Model yaitu pendekatan yang digunakan untuk

menghitung dan mengetahui jumlah beban yang dipindahkan selama proses

produksi serta jumlah jarak yang ditempuh oleh beban tersebut selama proses

produksi.

Dalam menghitung jarak beban, terdapat datayang harus diketahui yaitu :

1. Jarak antar proses produksi (dalam satuan meter).

Page 57: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

43

2. Jumlah beban yang dipindahkan dari proses produksi yang satu ke

proses produksi yang lainnya (dalam satuan kilogram).

Untuk menghitung dengan menggunakan metode Load Distance Model

digunakan rumus :

E = Σ Xij . Aij

Keterangan :

E = Tata letak yang efektif

Xij = Jarak yang ditempuh beban tersebut

Aij = Jumlah beban yang dipindahkan

Jumlah beban yang dipindahkan adalah merupakan data baru yang

diperoleh dari perusahaan. Data jumlah beban yang ada adalah merupakan data

yang diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan pihak perusahaan keripik

singkong RAOS. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan jarak beban untuk

produksi keripik singkong di perusahaan keripik singkong RAOS.

Page 58: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

44

Tabel 3.3

Jarak Beban pada Tata Letak Saat Ini Untuk Produksi Keripik Singkong

Pusat Kerja

Jarak (m) Beban (kg)

Frekuensi Gerak Antar Bagian

Terkait

Jumlah Jarak Beban

1 2

2 3

3 4

4 5

5 6

6 7

7 8

8 9

9 10

10 11

8

1

6

1

10

5

5

6

5

10

40

35

35

25

20

40

10

20

50

40

3 x

8 x

8 x

8 x

10 x

15 x

10 x

9 x

8 x

8 x

960

280

1680

200

2000

3000

500

1080

2000

3200

Jumlah Jarak Beban 14900

Pada halaman berikut adalah gambar 3.3 mengenai tata letak perusahaan

keripik singkong RAOS saat ini.

Page 59: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

45

Page 60: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

46

Keterangan :

1 = Tempat pengupasan kulit singkong

2 = Tempat pencucian singkong

3 = Tempat singkong yang sudah dicuci

4 = Tempat pengirisan singkong

5 = Tempat singkong yang sudah diiris

6 = Tempat penggorengan singkong

7 = Tempat penirisan keripik singkong

8 = Tempat pemberian rasa keripik singkong

9 = Tempat pengemasan keripik singkong

10 = Tempat penyimpanan keripik singkong

11 = Kendaraan pengangkutan keripik singkong

Pada tata letak perusahaan saat ini, telah diketahui jumlah jarak beban

yang ada adalah sebesar 14900 m. Kg. Berikut akan dihitung jumlah jarak beban

yang ada pada tata letak alternatif yang diusulkan. Perhitungannya adalah sebagai

berikut :

Page 61: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

47

Tabel 3.4 Jarak Beban Pada Tata Letak Alternatif

Pusat Kerja

Jarak (m)

Beban (kg)

Frekuensi Gerak Antar Bagian Terkait

Jumlah Jarak Beban

1 2

2 3

3 4

4 5

5 6

6 7

7 8

8 9

9 10

10 11

5

1

4

1

6

3

3

4

3

8

40

35

35

25

20

40

10

20

50

40

3 x

8 x

8 x

8 x

10 x

15 x

10 x

9 x

8 x

8 x

600

280

1120

200

1200

1800

300

720

1200

2560

Jumlah Jarak Beban 9980

Pada tata letak alternatif, telah diketahui jumlah jarak beban yang ada

adalah sebesar 9980 m.kg. Pada halaman berikut adalah gambar tata letak

alternatif untuk perusahaan keripik singkong RAOS.

Page 62: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

48

Page 63: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

49

3.2.2 Perbandingan Antara Tata Letak Yang Ada dengan Tata Letak

Alternatif dengan Menggunakan Metode Load Distance Model.

Dengan menggunakan tata letak yang baru ini, diharapkan dapat

mengurangi jumlah jarak beban yaitu :

14900 m.kg – 9980 m.kg = 4920 m.kg

Atau dengan persentase sebesar :

100 % = 4920 x 14900 = 33,02 %

Untuk produksi jumlah keripik singkong dari jumlah jarak beban sebesar

14900 berubah menjadi sebesar 9980. hal ini menyebabkan terjadinya

peningkatan efisiensi produksi sebesar 4920 m.kg atau 33,02 persen. Dengan

menggunakan tata letak alternatif yang diusulkan ini, maka jarak antara pusat

kerja ke pusat kerja yang lainnya menjadi lebih dekat serta alur proses

produksinya menjadi lebih teratur.

Page 64: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

50

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai tata letak dengan metode Load Distance

Model di perusahaan keripik singkong RAOS ini, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Penilaian yang dilakukan menggambarkan secara umum keadaan tata

letak yang ada pada perusahaan keripik singkong RAOS saat ini

kurang teratur. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari jumlah

perhitungan jarak beban yang tinggi yaitu sebesar 14900 m.kg. Hal

ini menyebabkan barang-barang atau bahan-bahan dalam proses

produksi bergerak lebih lambat sehingga arus produksi menjadi

terhambat dan kegiatan penanganan bahan baku menjadi kurang

lancar.

2. Dengan menggunakan metode Load Distance Model, pada tata letak

alternatif jumlah beban yang dipindahkan adalah sebesar 9980 m.kg.

Hal ini menyebabkan terjadinya pengurangan jarak beban yang

cukup besar jika perusahaan akan menerapkan tata letak alternatif ini.

Dari hasil perbandingan antara tata letak yang ada dengan tata letak

alternatif dengan menggunakan metode Load Distance Model ini

maka terjadi penghematan produksi sebesar 33,02 persen. Dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Load Distance

Page 65: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

51

tersebut diatas, bahwa dengan menggunakan tata letak alternatif maka

proses produksi akan menjadi lebih efisien dan optimal.

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan, maka penulis akan

mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi

perusahaan, yaitu :

1. Perusahaan dapat mempertimbangkan tata letak alternatif yang

diusulkan ini untuk diterapkan di dalam perusahaan.

2. Keputusan mengenai tata letak sebaiknya dievaluasi secara berkala dan

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3. Jika tata letak alternatif di atas belum dapat diterapkan oleh

perusahaan, maka minimal sebaiknya perusahaan dapat mendekatkan

bagian-bagian proses produksi yang satu dengan yang lainnya atau

proses produksi yang saling berkaitan.

Page 66: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_Fulltext.pdfPenulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

52

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1985. Manajemen Produksi edisi 4. Yogyakarta : FE UGM.

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung :

ITB.

Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi. Jakarta : Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Chase, Ricard B abd Nicholas J. Aquilano. 1994. Production and Operation

Management. Illionis : Homewood.

Gitosudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE.

Handoko, Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I.

Yogyakarta : BEFE.

Moh. Nasir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Render, Bary and Jay Heizer.2001. Prinsip-prisip Manajemen Operasi. Jakarta :

Salemba Empat.

Shroeder, Roger G. 2000. Operation Management : Contemporary Concept and

Cases. International Edition USA : Mc Graw Hill Inc.

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta :

Salemba Empat.