peringatanelibrary.unisba.ac.id/files/07-1458_fulltext.pdfpenulis melakukan penelitian berdasarkan...
TRANSCRIPT
PERINGATAN !!!
Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan
referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila
Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan
pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
OPTIMASI TATA LETAK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LOAD DISTANCE
UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK BEBAN
PADA PERUSAHAAN KERIPIK SINGKONG RAOS BANDUNG
Skripsi
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Manajemen
Diajukan oleh
Astria Megantini
10090302227
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2007
SKRIPSI OPTIMASI TATA LETAK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LOAD DISTANCE UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK BEBAN
PADA PERUSAHAAN KERIPIK SINGKONG RAOS BANDUNG
Skripsi yang dipersiapkan dan disusun oleh Astria Megantini
10090302227
Telah dipertahankan di depan Komisi Penguji Skripsi pada tanggal Februari 2007
Susunan Komisi Penguji :
Pembimbing Utama, Anggota Komisi Penguji Tasya Aspiranti, S.E., M.Si. DR. Muhardi, S.E., M.Si. Pembimbing Pendamping, Hj. Poppie Sofiah, S.E., M.P.
Skripisi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar sarjana S1
Tanggal ……………………………
Nurdin, S.E., M.Si.
Ketua Program Studi Manajemen
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan skripsi dengan judul: Optimasi Tata Letak Dengan Menggunakan Model Load Distance Untuk Meminimumkan Jarak Beban Pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS Bandung. dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 10 Februari 2007 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Bandung, 10 Februari 2007 Yang memberi pernyataan,
Astria Megantini
Motto
Artinya :
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
(Q.S. Al-Hajj : 54)
Skripsi ini kupersembahkan untuk : Ayahanda dan Ibunda Tercinta,
Sebagai Tanda Baktiku, Serta Adik-adikku Tercinta,
Sebagai Tanda Cintaku,
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Yang Maha Berkehendak
atas segala sesuatu serta pemberi rahmat, hidayah, dan ridho kepada semua
makhlukNya, karena dengan kehendakNya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Optimasi Tata Letak Dengan Menggunakan Model Load
Distance Untuk Meminimumkan Jarak Beban Pada Perusahaan Keripik
Singkong RAOS Bandung”. Sebagai salah satu syarat dalam mencapai derajat
sarjana S1, Program Studi Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Islam
Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya untuk perbaikan dalam rangka
penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga skripisi ini dapat bermanfaat
bagi penulis serta bagi pihak lain yang membacanya untuk menambah ilmu
pengetahuan di bidang manajemen operasi.
Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis
mendapatkan bimbingan, nasihat, pengarahan, serta dorongan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
ii
1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan aku serta memberikan
bimbingan dan dukungannya, serta adik-adikku tercinta (Arin dan Anggi)
yang telah memberikan semangat dan doanya.
2. Keluarga besar E.Soebarnas dan keluarga besar M.Adung yang telah
memberikan doa restunya kepada penulis.
3. Opie dan Keluarga (Ibu, Bapak, Teh Lia, Neng Sandra), terima kasih atas doa
serta bantuannya dengan segala keikhlasannya.
4. Bapak Prof. DR. Endang Saefullah SH., LLM., selaku Rektor Universitas
Islam Bandung.
5. Bapak Firman Alamsyah SE., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Bandung.
6. Bapak Nurdin SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen.
7. Bapak DR. Muhardi SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Bandung serta sebagai dosen di konsentrasi Manajemen
Operasi.
8. Ibu Tasya Aspiranti SE., M.Si., selaku dosen pembimbing utama dalam
penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih telah menyediakan waktu
serta fikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Ibu Hj. Poppie Sofiah SE., M.P., selaku dosen pembimbing dalam penulisan
skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih telah menyediakan waktu serta
fikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Bapak Dudung Abdurrahman SE., M.Si., selaku dosen wali penulis, terima
kasih atas nasihat serta panduannya.
iii
11. Bapak Hidayat dan Ibu Tuti selaku pemilik dari Perusahaan Keripik Singkong
RAOS Bandung.
12. Segenap staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung yang
telah mendidik dan membimbing penulis.
13. Segenap staff administrasi dan karyawan Universitas Islam Bandung.
14. Faisal, Dewi, Awank, Tari dan Ahmad, terima kasih atas bantuannya serta
pinjaman bukunya.
15. Sahabat-sahabatku, Linda Fitriani SE, Opie, Lala, Irma, Heni, Echa, Eva,
Wiwik, Rahmat, Lia, Uni, Nuqe, Dhayu, Remi, Pita, terima kasih atas
dukungan dan motivasinya, sukses ya buat kalian semua.
16. Tamyid, Hizrah Sari Sawitri, Willy, Euis, Rina, Devi, Helen, Siska, Fuji, AR,
sahabat-sahabat seperjuanganku dalam menyusun skripisi, terima kasih atas
doa dan motivasinya,Semangat!!!!
17. Teman-teman Manajemen angkatan 2002 Khususnya kelas C dan D, terima
kasih sudah bisa menjadi teman di masa perkuliahan.
Untuk segala kebaikan tersebut penulis serahkan kehadirat Allah SWT,
semoga mendapat balasan dari-Nya yang setimpal dengan segala keikhlasannya.
Bandung, Januari 2007
Penulis
Astria Megantini
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
ABSTRAK.......................................................................................................... viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 4
1.5 Kerangka Pemikiran................................................................................ 5
1.5.1 Tujuan Perencanaan Tata Letak....................................................... 8
1.5.2 Desain Proses................................................................................. 11
1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Letak.............................. 12
1.5.4 Model Penyusunan Tata Letak....................................................... 14
1.5.5 Kriteria dan Faktor Penentu Tata Letak......................................... 16
BAB II OBJEK DAN METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian..................................................................................... 22
v
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan........................................................... 22
2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan..................................................... 23
2.2 Metode Penelitian.................................................................................. 27
2.2.1 Jenis Penelitian................................................................................27
2.2.2 Teknik Pengumpulan Data..............................................................28
2.2.3 Konsep dan Operasionalisasi Variabel.......................................... 29
2.2.3.1 Konsep................................................................................29
2.2.3.2 Operasionalisasi Variabel...................................................29
2.3 Rancangan Analisis Data........................................................................30
2.3.1 Rancangan Analisis Data Load Distance Model ............................30
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penyusunan Tata Letak pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS......31
3.2 Tata Tetak Ruang yang Optimal dan Perbandingan Tata Letak.............42
3.2.1 Tata Letak Ruang yang Optimal untuk Perusahaan Keripik
Singkong RAOS dengan Menggunakan Load Distance Model ....42
3.2.2 Perbandingan Antara Tata Letak yang ada dengan Tata Letak
Alternatif dengan Menggunakan Load Distance Model.................49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.............................................................................................50
4.2 Saran.......................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... x
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Jumlah Hubungan Antar Bagian Terkait............................................37
TABEL 3.2 Jarak Antar Bagian Terkait................................................................40
TABEL 3.3 Jarak Beban Pada Tata Letak Saat Ini Untuk Produksi Keripik
Singkong...........................................................................................44
TABEL 3.4 Jarak Beban Pada Tata Letak Alternatif.............................................47
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Keripik Singkong
RAOS.......................................................................................24
GAMBAR 3.1 Alur Perpindahan Bahan Baku......................................................33
GAMBAR 3.2 Proses Produksi Keripik Singkong................................................35
GAMBAR 3.3 Tata Letak Perusahaan Keripik Singkong RAOS..........................45
GAMBAR 3.4 Tata Letak Alternatif.....................................................................48
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui penyusunan tata letak serta untuk mengetahui bagaimana penyusunan tata letak yang efesien untuk meminimumkan jarak beban dengan menggunakan model Load Distance di perusahaan keripik singkong RAOS Bandung. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu penelitian mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan penelitian. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelitian dengan pengetahuan teoretis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti.
Penelitian ini menggunakan model Load Distance yaitu model jarak beban dengan menghitung antara pusat kerja satu dengan pusat kerja yang lainnya. Hasil dari perhitungan jumlah jarak beban yang ada pada perusahaan keripik singkong RAOS sangat tinggi yaitu sebesar 14900 m.kg. Hal ini menyebabkan perpindahan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi bergerak lebih lambat sehingga arus preoduksi menjadi lebih terhambat. Dengan menggunakan model Load Distance, pada tata letak alternatif jumlah jarak beban yang dipindahkan adalah sebesar 9980 m.kg. Hal ini menyebabkan terjadinya pengurangan jarak beban yang cukup besar. Dari hasil perhitungan maka dapat diketahui adanya penghematan jarak beban sebesar 33,02 %. Kata kunci : Load Distance Model
ix
ABSTRACT
The purpose of the research is minimizing load and distance of production system in keripik singkong RAOS which is one of company of snack in Bandung. The method which used was case study which research about spesific study phase of all of the subject. The mind of research was descriptive analysis which conducted analyzing about cmparation data from research object with theory.
The model which used was Load Distance that count between centre of work and others. The result showed that load distance was 14900 m.kg. That caused transformation of materials which used in production system moved too slow and flowing of production process was disturbed and slow too. With this model, Load Distance become lower about 9980 m.kg. The result became more officient about 33,02 %. Key word : Load Distance Model
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat
ditandai dengan adanya proses industrialisasi pada setiap aktivitas-aktivitas
produksi, mengakibatkan negara-negara berkembang mengubah sistim yang
digunakan dari sistim tradisional ke sistim modern. Perubahan ini ternyata
bukan saja menyangkut teknologi yang digunakan melainkan juga organisasi
dan manajemen. Akibat dari adanya perkembangan teknologi yang semakin
pesat tersebut berpengaruh pada setiap kehidupan individu, masyarakat, dan
negara.
Perusahaan sebagai lembaga ekonomi pada umumnya bertujuan
mendapatkan keuntungan yang maksimal untuk menjamin kelangsungan
kegiatan produksinya, karena kegiatan produksi merupakan salah satu fungsi
utama perusahaan mencakup jumlah yang terkait dengan sejumlah asset
perusahaan. Perusahaan dalam menerapkan fungsi produksi perlu melakukan
perencanaan dengan baik agar diperoleh hasil yang optimal, karena hal ini
akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Perusahaan
adalah organisasi modern yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan. Disamping mencari laba, tujuan perusahaan juga melakukan
penungkatan terus menerus agar tetap hidup dengan melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu melakukan efisiensi
2
proses produksi dengan pengaturan tata letak yang baik khususnya jarak beban
dalam setiap proses operasi yang digunakannya.
Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, ditambah dengan cara-
cara baru yang telah dikembangkan untuk mencapai tujuan yang lebih efektif
dan efisien. Dengan adanya kemajuan tersebut, terutama teknologi maju telah
mendorong perusahaan-perusahaan industri agar berproduksi secara optimal
dengan biaya seminimal mungkin. Karena setiap perusahaan baik perusahaan
besar maupun kecil akan menghadapi persoalan tata letak mesin-mesin dan
peralatan produksi dengan harapan penempatan sebaik mungkin untuk
mempermudah menjalankan proses produksi seefektif dan seefisien mungkin.
Setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen produksi
yang baik dalam operasinya, oleh karena itu diperlukan pengaturan
manajemen produksi yang tepat dalam mencapai tujuan perusahaan yang
diharapkan dengan caranya sebelum perusahaan melaksanakan operasinya
perlu terlebih dahulu ditentukan lokasi dan tata letak yang baik dalam
penempatan mesin, bahan baku serta penggunaan tenaga kerja secara tepat
sehingga tidak terjadi pemborosan pada saat berproduksi. Dengan perencanaan
yang tepat mengenai susunan dari mesin-mesin dan peralatan yang digunakan
dalam berproduksi sesuai dengan kebutuhannya.
Penulis melakukan penelitian berdasarkan latar belakang masalah
diatas pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan makanan yaitu
pembuatan keripik singkong RAOS di Bandung. Perusahaan keripik singkong
RAOS dalam berproduksi hendaknya memperhatikan susunan tata letak dari
3
alat yang digunakan tetapi saat ini masih belum tersusun secara optimal. Hal
ini terlihat dengan adanya letak ruang proses pengupasan kulit singkong yang
berjauhan dengan ruang proses pencucian singkong, hal ini menyebabkan
proses pemindahan singkong menuju ke ruang pencucian akan memerlukan
waktu yang cukup lama, serta adanya posisi tempat pemotongan singkong
yang berjauhan dengan tempat penggorengan akan memerlukan waktu
pemindahan singkong dan juga menciptakan alur proses produksi yang kurang
teratur. Karena produksi yang kurang teratur, jarak tata letak yang berjauhan
antara satu proses ke proses yang lainnya mengakibatkan kurang optimalnya
waktu yang digunakan untuk melaksanakan proses produksi.
Berdasarkan pada latar belakang yang dihadapi oleh perusahaan
keripik singkong RAOS mengenai tata letak maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : Optimasi Tata Letak Dengan
Menggunakan Model Load Distance Untuk Meminimumkan Jarak Beban di
Perusahaan Keripik Singkong RAOS.
4
1.2 Identfikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, maka
permasalahannya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana optimasi penyusunan tata letak di Perusahaan Keripik
Singkong RAOS Bandung?
2. Bagaimana optimasi penyusunan tata letak yang efisien untuk
meminimumkan jarak beban dengan menggunakan model Load Distance
di Perusahaan Keripik Singkong RAOS Bandung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Optimasi penyusunan tata letak di Perusahaan Keripik Singkong
RAOS Bandung.
2. Optimasi penyusunan tata letak yang efisien untuk meminimumkan
jarak beban dengan menggunakan model Load Distance di Perusahaan
Keripik Singkong RAOS Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas manfaat penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan masukkan mengenai tata letak.
5
2. Bagi penulis, dapat dijadikan masukkan untuk mengimplementasikan
teori-teori yang diperoleh dengan kondisi nyata di lapangan khususnya
mengenai tata letak.
3. Bagi pihak lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama.
1.5 Kerangka Pemikiran
Mendirikan suatu perusahaan, hendaknya kita terlebih dahulu harus
memahami dan mengetahui masalah-masalah tentang lokasi tempat
perusahaan yang akan didirikan. Apakah lokasi yang telah kita tentukan
semula tersebut dekat atau mudah untuk memperoleh sarana yang kita
butuhkan seperti tenaga kerja, pasar, dan sumber-sumber lainnya di dalam
kegiatan produksi. Tujuannya agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan
lancar dan efektif maka diperlukan pengaturan manajemen operasi yang baik
khususnya dalam menentukan tata letak baik sarana atau prasarana yang akan
digunakan.
Perusahaan setelah menentukan perencanaan tersebut diatas dengan
memenuhi syarat, maka selanjutnya membuat bangunan fisiknya yang tepat
pada lokasi yang telah ditentukan agar tidak terjadi pemborosan. Kemudian
setelah bangunan untuk kegiatan usahanya selesai, mengatur tata letak mesin-
mesin dan luas ruangan yang akan digunakan, dari perusahaan tersebut dengan
peralatan produksi yang paling baik dalam memperlancar kegiatan proses
produksi. Dengan pengaturan tata letak yang didalamnya menempatkan
6
fasilitas-fasilitas produksi secara tepat, karena hal ini merupakan usaha untuk
meminimumkan biaya produksi. Untuk memperlancar proses produksinya
hendaknya memahami manajemen operasi untuk semua kegiatan yang akan
dilakukannya.
Beberapa definisi mengenai manajemen operasi menurut Chase,
Jacobs and Aquilano (2004) adalah : Manajemen Operasi adalah suatu
rancangan, operasi dan perbaikan dari suatu system penyampaian yang
dibuat terutama barang dan jasa. Sedangkan menurut Schroeder (1993)
adalah : Manajemen Operasi adalah pengambilan keputusan dalam fungsi
dan system operasi yang mengasilkan barang dan jasa.
Menurut Heizer and Render (2001) adalah : Manajemen Operasi
adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan menjadi keluaran.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi
merupakan aktivitas manajemen yang menciptakan dan mengatur agar
kegunaan barang dan jasa dapat dihasilkan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dan kemudian untuk dilaksanakan dalam suatu sistem terpadu.
Sedangkan dalam manajemen operasi itu sendiri terdapat bagian dari tata letak
untuk menghasilkan tata letak yang optimal dalam membantu fungsi operasi
bagi perusahaan.
Pada kondisi saat ini banyak perusahaan memerlukan pengaturan tata
letak pabrik atau tempat usaha yang sesuai dengan pelaksanaan proses
produksinya, dengan penyusunan tata letak yang teratur, diharapkan dapat
7
menghasilkan kelancaran pada proses produksinya. Tata letak harus dirancang
dengan baik untuk melakukan perpindahan yang ekonomis dari orang-orang
dan bahan- bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Seperti
jarak angkut hendaknya sedekat mungkin dan pengambilan serta peletakkan
produk-produk dan peralatan-peralatan diminimumkan. Tujuannya untuk
menghasilkan minimisasi biaya penanganan dan transportasi, selain itu juga
penurunan waktu proses kerja dari mesin menganggur apabila tidak
digunakan. Pengaturan tata letak peralatan dan proses produksi meliputi
pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-mesin, personalia,
bahan-bahan, perlengkapan untuk produksi, penanganan bahan, dan semua
peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan
efisien. Tujuan dari srategi tata letak yaitu untuk mengembangkan tata letak
yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian tata letak yang efektif dan
tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk bersaing. Oleh karena itu setiap
perusahaan dapat merasakan pentingnya penggunaan tata letak yang sesuai
dengan pelaksanaan proses produksi, karena dengan penyusunan tata letak
yang teratur diharapkan dapat memperlancar proses produksi.
Beberapa definisi mengenai tata letak menurut Sofjan Assauri (1980)
adalah: Tata letak adalah fase yang termasuk dalam desain dari suatu
sistem produksi. Sedangkan menurut Heizer and Render (2001) adalah : Tata
letak atau lay out adalah merupakan salah satu keputusan yang
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang.
8
Lalu Sumayang (2003) adalah : Tata letak atau lay out adalah
merupakan tatanan secara fisik dari suatu kerja beserta peralatan dan
perlengkapan yang mengacu pada proses produksi dan merupakan
pengaturan letak dari sumber yang digunakan dalam proses produksi
yang akan mengatur arus material, produktifitas dan hubungan antara
manusia.
Agus Ahyari (2006) adalah : Pengaturan tata letak peralatan pabrik
merupakan perencanaan dari kombinasi yang paling optimal, antara
fasilitas produksi termasuk personalia perlengkapan untuk operasi, luas
gedung serta semua peralatan dan fasilitas untuk terlaksananya proses
produksi dengan baik.
Pengertian tata letak diatas dapat disimpulkan, bahwa tata letak
merupakan suatu kegiatan penyusunan fasilitas pabrik yang ada di dalam
pabrik, menentukan tempat yang tepat atau ruang yang cukup untuk pekerja,
ruang untuk penyimpanan bahan baku. Tata letak ini berkaitan dengan
kepuasan kerja karyawan, loyalitas terhadap perusahaan yang kemudian dapat
menciptakan suatu produktivitas yang optimal di dalam perusahaan atau
pabrik tersebut.
1.5.1 Tujuan Perencanaan tata Letak
Tujuan dari perencanaan tata letak adalah pada dasarnya untuk
mengurangi atau menghindari biaya, ruangan, waktu dan energi dalam proses
produksi, serta berupa penentuan arus bahan yang mengalir dari bahan baku
9
sampai menjadi produk akhir diharapkan hasilnya baik dalam arti proses produksi
dapat berjalan dengan lancar. Penyusunan tata letak berupa penentuan arus bahan
yang mengalir dari bahan baku sampai menjadi produk akhir diharapkan hasilnya
baik dalam arti proses produksi dapat berjalan dengan lancar maupun dengan
memperhitungkan biaya dan mutu barang. Perencanaan yang tepat dapat
mengoptimalkan proses produksi. Tata letak proses produksi bertujuan untuk
mengoptimalisasikan pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga dapat
mempercepat bergeraknya aliran bahan baku dari suatu kegiatan ke kegiatan lain
sehingga dapat memperkecil hambatan-hambatan dalam proses produksi.
Menurut T. Hani Handoko (2000), tujuan tata letak adalah : Untuk
menggunakan ruangan yang ada seefektif mungkin, meminimumkan biaya
penanganan dan jarak angkutan, menciptakan kesinambungan dalam proses
produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat efektivitas
kerja karyawan dan barang-barang yang sedang diproses serta menghindari
berbagai bentuk pemborosan.
Tujuan yang harus dicapai dengan menyusun suatu tata letak peralatan
pabrik yang baik menurut Sofjan assauri (1993) adalah :
1. Mengurangi jarak angkut material dan produk yangtelah jadi,
sehingga mengurangi penanganan bahan baku.
2. Memperhatikan frekuansi arus pekerjaan
3. Memungkinkan ruang gerak yang cukup di sekeliling tiap mesin
untuk dapat dioperasikan dengan mudah.
10
4. Mengurangi ongkos produksi karena biaya ditekan seminimum
mungkin.
5. Mempertinggi keselamatan kerja, sehingga keselamatan kerja
bisa terjamin.
6. Memberikan hasil produksi yang baik.
7. Memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen.
8. Dapat mengurangi jam kerja hingga minimum.
9. Mengurangi penundaan dalam pekerjaan.
10. Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik.
11. Perawatan lebih mudah dilakukan.
12. Mengurangi waktu produksi.
Tata letak dalam proses produksi bertujuan untuk mengoptomalisasikan
pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga dapat mempercepat bergeraknya
aliran bahan baku dari suatu kegiatan ke kegiatan lain sehingga dapat
memperkecil hambatan-hambatan dalam proses produksi. Agar pelaksanaan
proses produksi dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka harus
direncanakan kegiatan material handling (penanganan bahan baku) dengan baik
pula. Penanganan bahan baku merupakan suatu kegiatan yang mencakup
pemindahan, penyimpanan, dan pemeriksaan material dengan tepat serta jumlah
yang cukup pada tempat yang tepat dan baik selain itu harganya minimum dan
menggunakan metode yang tepat. Apabila tata letak disusun tanpa pertimbangan
penanganan bahan baku maka akan terjadi kesulitan-kesulitan dalam proses
11
produksinya, akibatnya akan terhambatnya proses produksi dan pemindahan
material ini sehingga arus bahan baku akan menjadi terganggu.
1.5.2 Desain Proses
Suatu perusahaan agar efektif dan efisien akan membutuhkan tata letak
untuk meminimukan jarak beban pada proses produksi maka diperlukan adanya
suatu desain proses. Untuk lebih jelasnya akan dibahas mengenai desain proses.
Beberapa definisi mengenai desain proses menurut T. Hani Handoko
(2000) adalah: Perencanaan proses atau desain proses adalah yang
berkenaan dengan perencanaan dan implemtasi kerja yang akan
memproduksi produk yang diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan.
Sedangkan menurut Heizer and Render (2001) adalah : Desain proses adalah
pendekatan yang digunakan organisasi dalam mentransformasikan sumber
daya – sumber daya yang ada menjadi suatu barang atau jasa.
Lalu Sumayang (2003) adalah : Desain proses adalah dapat dilihat
dari sudut pengembangan proses berpengaruh terhadap pencapaian
keunggulan bersaing dalam kerangka strategi bisnis yang meliputi cost,
fleksibility, quality, dan delivery.
Jadi desain proses adalah suatu proses perencanaan yang digunakan oleh
suatu organisasi untuk pencapaian keunggulan organisasi dalam strategi
bisnisnya.
12
1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Letak
Perusaahaan dalam penyusunan tata letaknya harus memperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam memperoleh susunan tata letak yang
baik. Menurut Sofjan Assauri (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak
adalah :
1. Produk yang dihasilkan
a. Besar dari berat produk, jika produknya besar dan berat maka
memerlukan penanganan bahan yang khusus seperti ban berjalan,
sehingga memerlukan ruang gerak yang lebih lebar. Sebaliknya
bila produknya kecil dan ringan, maka penanganan bahannya lebih
mudah.
b. Sifat produk tersebut, yaitu apakah mudah rusak atau tidak.
2. Urutan produksinya
Faktor ini penting karena penyusunannya didasarkan pada urutan
proses produksinya.
3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas
Hal ini memperhatikan luas ruangan pabrik, tinggi dan sebagainya.
4. Peralatan tau mesin-mesin itu sendiri
Apakah mesin-mesin berat, jika berat maka diperlukan lantai yang
lebih kokoh.
5. Pemeliharaan dan penggantian
Mesin-mesin harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pemeliharaan
lebih mudah dilakukan dan penggantiannya juga mudah.
13
6. Adanya keseimbangan kapasitas
Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan, karena mesin-mesin
diatur menurut urutan proses produksinya.
7. Pemindahan yang minimum
Dengan adanya gerak yang sedikit maka biaya yang dikeluarkan
menjadi lebih mudah.
8. Aliran material
Aliran material merupakan arus yang harus diikuti oleh produk pada
waktu produk tersebut dibuat.
9. Tempat kerja
Tempat untuk melakukan servis sedemikian rupa sehingga dekat
dengan tempat kerja dimana dia dibutuhkan.
10. Tempat menunggu
Untuk mencapai aliran bahan baku yang optimum, maka kita harus
memperhatikan dimana kita harus menyimpanan barang sambil
menunggu proses berikutnya.
11. Iklim dan Pabrik
Udara harus diatur sesuai dengan keadaan produk dan para karyawan.
12. Fleksibilitas
13. Perubahan dari produk atau proses hampir tidak dapat dihindarkan
karena sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga tata letak
harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menyesuaikan diri pada
perubahan-perubahan yang terjadi.
14
Tata letak merupakan suatu sistem yang kompleks dan menyeluruh yang
harus diterapkan pada mesin dan ruang kerja sesuai dengan kapasitas yang
dibutuhkan sehingga pengaturan dan penempatan alat-alat produksi dapat bekerja
dengan baik dan teratur. Selain itu tata letak juga merupakan suatu kegiatan
penyusunan fasilitas pabrik dan buruh yang ada di dalam perusahaan, menentukan
tempat yang tepat dan ruang yang cukup untuk para pekerja, ruang untuk
menyimpan bahan baku, ruang untuk tempat penerimaan dan pengiriman barang.
Dasar dari pengaturan ini adalah bagaimana agar perusahaan dapat berproduksi
secara produktif untuk meningkatkan kulitas dan kuantitas produksi per hari dan
sekaligus mendukung kelancaran aktivitas pada proses produksi. Tata letak ini
berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan, loyalitas terhadap perusahaan yang
kemudian dapat menciptakan suatu produktivitas yang optimal di dalam
perusahaan tersebut.
1.5.4 Model Penyusunan Tata Letak
Menurut Adam & Ebert (1992), ada beberapa model yang digunakan
dalam perencanaan tata letak proses, yaitu :
1. Graphic and Schematic Analysis
Menggunakan alat bantu berupa potongan gambar-gambar dua dimensi
dari mesin, peralatan dan ruangan dengan skala yang kecil.
2. Load Distance Model
Yaitu model jarak beban, dalam model ini perlu dihitung antara pusat
kerja satu dengan yang lainnya. Dengan jumlah beban dan jarak yang
minimal, maka akan mengurangi biaya penanganan bahan baku.
15
3. Computer Model
Model yang digunakan adalah CRAFT (Computerized Relative
Allocatiaon of Facilities Technique). Kriteria yang digunakan sama
dengan model jarak beban, tetapi CRAFT dapat menemukan tata letak
yang memuaskan dengan mengevaluasi ribuan alernatif tata letak yang
ada secara tepat.
Load distance model yaitu pendekatan yang digunakan untuk menghitung
dan mengetahui jumlah beban yang yang dipindahkan selama proses produksi
serta jumlah jarak yang ditempuh oleh beban tersebut selama proses produksi,
yaitu dengan menggunakan rumus :
E = Σ Xij . Aij
Keterangan :
E = Tata letak yang efektif
Aij = Jumlah beban yang dipindahkan
Xij = Jarak yang ditempuh oleh beban tersebut
Penelitian ini akan lebih di tekankan mengenai tata letak yang akan
menciptakan suatu alur produksi antara satu ruang produksi dengan satu ruang
produksi lainnya. Sehingga perhitungan yang dilakukan yaitu untuk mendapatkan
posisi ruang produksi yang optimal antara satu bagian ruang produksi dengan
bagian ruang produksi lainnya, sehingga bisa menciptakan alur produksi yang
seminimum mungkin untuk keseluruhan proses produksi dari awal sampai akhir.
Perencanaan tata letak yang baik harus disertai dengan penanganan bahan baku
yang baik karena perencanaan bahan baku ini digunakan sebagai salah satu input
16
sehingga peralatan penanganan bahan baku dapat direncanakan tempat dan
kedudukannya agar proses produksi berjalan dengan baik. Perusahaan sering
menghadapi persoalan atau permasalahan dalam tata letak. Adapun yang menjadi
permasalahan di dalam tata letak menurut Apple (1992) yaitu :
1. Perubahan rancangan
2. Perluasan departemen
3. Pengurangan departemen
4. Penambahan produk baru
5. Memindahkan satu departemen
6. Penambahan departemen baru
7. Peremajaan peralatan yang rusak
8. Perubahan metode produksi
9. Penurunan biaya
10. Perencanaan fasilitas baru
1.5.5 Kriteria dan Faktor Penentu Tata Letak
Untuk memperoleh tata letak yang efisien pada suatu perusahaan harus ada
kriteria pengukurannya dan faktor-faktor penentu dari tata letak tersebut. Kriteria
dan faktor-faktor penentu dari tata letak ini merupakan tujuan yang harus dicapai
didalam menyusun tata letak suatu perusahaan.
17
Indriyo Gitosudarmo (1999) kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jarak angkut yang minimum
Jarak angkut bahan dasar, bahan setengah jadi dan barang jadi yang
harus dipindahkan dari tempat penerimaan melewati tempat-tempat
produksi serta ttempat penyimpanan dan akhirnya tempat
pengangkutan, harus diusahakan seminimal mungkin sehingga biaya
yang dikeluarkan menjadi lebih kecil.
2. Aliran material yang baik
Aliran material tersebut diusahakan agar tidak mengganggu proses
produksi yang sedang berjalan dan tidak dapat berjalan dengan cepat.
3. Penggunaan ruang yang efektif
Pemborosan ruangan berarti pemborosan biaya sehingga harus
diusahakan ruangan-ruangan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu
sempit agar pengunaan ruang produksi menjadi lebih efektif.
4. Keselamatan barang-barang yang diangkut
5. Kemungkinan-kemungkinan perluasan di masa depan
6. Biaya efektivitas yang maksimum diusahakan dengan biaya yang
rendah
Faktor-faktor penentu tata letak dari suatu perusahaan menurut Indriyo
Gitosudarmo (1999) adalah sebagai berikut:
1. Jenis produk, apakah produk tersebut barang atau jasa, desain dan
kualitasnya bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk
persediaan atau pesanan.
18
2. Jenis proses produksi, apakah jenis proses produksi ini berhubungan
dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis bahan yang diangkut atau di
bawa, dan alat penyedia layanan.
3. Volume produksi, volume mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan
pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan ekspansi dan
perubahan.
Tata letak proses yang disebut juga sebagai tata letak fungsional
mengelompokkan berbagai kegiatan yang sama sehingga proses yang sama
dilakukan di tempat yang sama. Tata letak semacam ini biasanya dipergunakan
untuk perusahaan-perusahaan yang memenuhi pesanan dimana banyak terdapat
pesanan-pesanan yang berbeda baik bentuk, kualitas maupun jumlahnya. Sebagai
contoh adalah desain tata letak pabrik tekstil, mal, universitas dan rumah sakit.
Tata letak proses sesuai diterapkan pada proses produksi yang dilakukan secara
terputus ( intermitten operations) dan juga sesuai diterapkan pada proses produksi
yang menghasilakn pada berbagai jenis produk. Berikut adalah keuntungan dan
kerugian dari tata letak proses menurut Sofjan Assauri (1993) :
Tata letak proses mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1. Memperkecil peluang terhentinya proses produksi yang diakibatkan
oleh kerusakan mesin. Kerusakan satu mesin tidak menghambat
proses produksi secara keseluruhan karena dapat dialihkan pada
mesin lain yang tersedia.
2. Penggunaan mesin multi guna sehingga fleksibel untuk berbagai
jenis proses produksi, berbagai ukuran dan bentuk produk.
19
3. Membuat alokasi pekerja dan peralatan lebih fleksibel.
4. Memungkinkan spesialis supervisi.
Kerugian dari tata letak proses adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan penanganan bahan baku lebih banyak karena aliran proses
yang beragam dan tidak digunakannya ban berjalan.
2. Pengawasan operasi lebih banyak dan kompleks.
3. Banyaknya persediaan barang dalam proses.
4. Total waktu produksi lebih banyak.
5. Proses penjadwalan, pemasangan dan penanganan bahan baku lebih
banyak dan kompleks.
Perencanaan tata letak teknik yang paling umum digunakan adalah
mengatur departemen atau pusat kerja sehingga menghasilkan biaya yang paling
kecil. Pada banyak fasilitas, penempatan untuk biaya yang paling kecil identik
dengan penanganan biaya bahan baku yang paling kecil. Biaya penanganan bahan
baku tergantung kepada jumlah pekerja atau muatan yang akan dipindahkan
selama periode waktu tertentu diantara dua departemen dan biaya antar
departemen yang berkaitan dengan jarak. Biaya dapat merupakan fungsi jarak
antar departemen.
Model tata letak yang digunakan dalam penelitian adalah model load
distance yaitu untuk mengatur jarak beban sehingga menghasilkan jarak minimum
antara proses yang satu ke proses yang lainnya. Tata letak dengan model ini
berorientasi untuk mencoba meminimasi beban yang merupakan fungsi dan jarak.
Maka jelaslah suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar, terlebih
20
dahulu mengadakan perencanaan dalam penentuan lokasi dan tata letaknya. Jadi
dapat kita lihat secara nyata bahwa sangat penting fungsi lokasi dan tata letaknya.
Pengaturan penentuan lokasi dan tata letaknya dilakukan secara tepat,
perusahaan dapat menjalankan proses produksinya sesuai dengan apa yang telah
direncanakan terlebih dahulu, baik didalam perencanaan jangka waktu yang
panjang, dan perusahaan dapat berjalan terus tanpa harus mengadakan perubahan-
perubahan jika perusahaan itu mengalami peningkatan usahanya. Menghindari
kesalahan penelitian maka dipermudah dengan bantuan bagan kerangka
pemikiran, yang akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
21
Bagan Kerangka Pemikiran
Grand Theory
Operation Management
Middle Theory
Lay Out
Application Theory
Design Process
Layout Load Distance Model
Output : Meminimumkan Jarak Beban
22
BAB II
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pembuatan keripik singkong
yaitu perusahaan keripik singkong RAOS, Bandung.
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan keripik singkong RAOS merupakan perusahaan keluarga yang
didirikan atas kesepakatan bersama dari anggota keluarga pada tahun 1985. Dana
yang digunakan untuk mendirikan perusahaan ini merupakan dana yang
dikumpulkan secara bersama-sama dari para anggota keluarga yang telah sepakat
untuk mendirikan usaha ini. Perusahaan keripik singkong ini bermula dari salah
satu anggota keluarga yang mempunyai keterampilan dalam membuat keripik
singkong maka hal tersebut menjadi gagasan untuk didirikannya suatu perusahaan
yang bergerak dalam bidang makanan khususnya dalam pembuatan kripik
singkong. Lokasi tanah dan bangunan merupakan hak milik dari anggota keluarga
sehingga tidak melibatkan pihak lain dalam mendirikan perusahaan ini.
Perusahaan keripik singkong RAOS ini berlokasi di daerah Bojong Koneng,
Cikutra dan memiliki pegawai sekitar 10 orang. Seluruh anggota keluarga bekerja
sama untuk mendirikan usaha ini serta keuntungan dari hasil produksi pembuatan
keripik singkong tersebut dibagi secara rata kepada seluruh anggota keluarga yang
terlibat dalam mendirikannya perusahaan ini.
23
Didirikannya perusahaan keripik singkong RAOS ini bertujuan untuk
dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga serta dengan didirikannya
perusahaan keripik singkong RAOS ini maka dapat membuka peluang lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan. Selain penghasilan utama yang
diperoleh keluarga maka penghasilan tersebut dapat dijadikan suatu investasi yang
kiranya akan tetap dapat menghasilkan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Hingga kini perusahaan keripik singkong RAOS tersebut tetap memproduksi serta
hasil produksinya dipasarkan di daerah-daerah sekitar Bandung.
2.1.2 Srtuktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka dasar menyeluruh
yang mempersatukan fungsi-fungsi di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Struktur organisasi perusahaan dan pembagian tugas yang jelas akan
memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengawasi aktivitas yang terjadi dan
memperlancar pekerjaan dalam perusahaan. Berikut ini adalah gambar bagan
struktur organisasi perusahaan keripik singkong RAOS.
24
Gambar 2.1 Bagan struktur organisasai perusahaan keripik singkong RAOS
Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan dijelaskan sebagai
berikut
A. Pimpinan
Rangkuman Jabatan :
Memimpin perusahaan dengan menentukan dan melaksanakan
berbagai langkah strategis yang harus diambil, sehingga
perusahaan akan mampu bersaing.
Tugas Jabatan :
1. Menentukan langkah strategis baik untuk rencana jangka
panjang maupun jangka pendek.
2. Memimpin perusahaan secara keseluruhan.
3. Merencanakan, mengarahkan dan mengontrol kinerja
perusahaan terutama kinerja tim manajemen.
Pimpinan
Bagian Keuangan
Bagian Persediaan
Bagian produksi
Bagian Pemasaran
25
4. Mengawasi seluruh aktivitas perusahaan.
5. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan seluruh tim manajemen
serta dengan seluruh karyawan.
B. Bagian Pemasaran
Rangkuman Jabatan :
Menentukan dan melaksanakan strategi pemasaran agar produk
yang dipasarkan mampu bersaing di pasar.
Tugas Jabatan :
1. Bertanggung jawab atas segala aktivitas pemasaran yang telah
dilakukannya.
2. Memberikan ide dan usulan kepada pimpinan untuk
meningkatkan omzet penjualan.
3. Mengatur jadwal pengiriman barang kepada para pelanggan.
4. Merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang
tepat untuk perusahaan.
5. Melakukan riset pasar.
C. Bagian Produksi
Rangkuman Jabatan :
Menentukan dan melaksanakan langkah atau kebijakan operasional
yang tepat untuk perusahaan.
26
Tugas Jabatan :
1. Bertanggung jawab atas semua kelancaran proses produksi.
2. Menentukan jenis proses produksi.
3. Membuat jadwal proses produksi serta memperkirakan
lamanya proses produksi.
4. Melaksanakan pemesanan dan pemeliharaan peralatan.
5. Mengatur jumlah produksi harian.
6. Melakukan pengawasan terhadap proses produksi.
D. Bagian Persediaan
Rangkuman Jabatan :
Bertanggung jawab atas seluruh persediaan bahan baku yang ada di
perusahaaan.
Tugas Jabatan :
1. Bertanggung jawab atas ketersediaan semua bahan baku yang
dibutuhkan untuk proses produksi.
2. Melakukan pemesanan bahan baku.
3. Memeriksa kualitas dan kuantitas bahan baku.
E. Bagian Keuangan
Rangkuman Jabatan :
Membuat dan melaksanakan kebijakan keuangan baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek.
27
Tugas Jabatan :
1. Membuat perencanaan keuangan secar tepat.
2. Membuat pembukuan perusahaan secara tepat dan teratur.
3. Memperhitungkan jumlah pendapatan yang kemudian akan
dibandingkan dengan jumlah pengeluaran, atau membuat
laporan rugi laba.
2.2 Metode Penelitian
2.2.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yaitu
penelitian mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik
atau khas dari keseluruhan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
bersifat deskriptif yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap
perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelituan dengan
pengetahuan teoritis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti
(Nazir:2000). Metode deskriptif memberikan gambaran yang nyata dan jelas
mengenai tata letak yang digunakan oleh perusahaan, selain memberikan
gambaran mengenai tata letak juga dicoba untuk menganalisa dan mencari
alternatif yang lebih baik yaitu mencari alternatif jarak beban yang lebih pendek.
Pengertian dari metode deskriptif ini adalah metode yang digunakan dalam
meneliti sekelompok manusia, suatu objek atau kondisi, suatu sistem pemilihan
atau suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
28
membuat deskripsi secara sistematis faktual atau akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
2.2.2 Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi:
1. Penelitian kepustakaan
Yaitu dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti berbagai
literatur yang bersumber dari buku-buku maupun penelitian terdahulu
yang relevan dengan masalah penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh pengertian-pengertian serta teori yang diperlukan sebagai
bahan untuk penyusunan skripsi ini.
2. Observasi/Penelitian lapangan
Yaitu meneliti secara langsung jalannya operasi atau kegiatan utama
perusahaan. Proses pelaksanaan pekerjaan diamati sedemikian rupa
untuk mengetahui apah proses produksi pada perusahaan keripik
singkong RAOS dapat berjalan dengan baik atau tidak, dan persoalan
apa yang timbul dalam rangka pelaksanaan tata letak di perusahaan
keripik singkong RAOS.
3. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan
pihak-pihak yang terkait dan terlibat langsung dengan penelitian yang
ada di dalam perusahaan.
29
2.2.3 Konsep dan Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya suatu variabel dapat dioperasionalisasikan sehingga dapat
membantu peneliti lain yang inginmenggunakan variabel yang sama.
2.2.3.1 Konsep
Tata letak, yaitu penyusunan secara optimal terhadap fasilitas pendukung
pada proses produksi yang terdiri dari mesin, manusia, dan ruang agar waktu
penyelesaian dan jarak tempuh antar fasilitas produksi menjadi lebih minimal.
2.2.3.2 Operasionalisasi Variabel
a. Jarak, yaitu yang ditempuh antara satu proses produksi ke proses
produksi yang lainnya (meter).
b. Beban, yaitu jumlah beban yang diangkut dari satu proses produksi ie
proses produksi berikutnya (kg).
Jarak Beban yaitu jumlah berat beban yang dipindahkan antar satu bagian
produksi ke satu bagian produksi lainnya.
1. Nij = Jumlah hubungan antara i dan j dalam satu unit
2. Dij = Jarak tempuh antara i dan j dalam satuan meter
3. N.D = Total jarak tempuh antar bagian terkait dalam satuan meter
4. Xij = Jarak tempuh antara i dan j dalam satuan meter
5. Aij = Jumlah beban yang dipindahkan antara i dan j dalam satuan
kilogram
6. E = Jumlah jarak beban dalam satuan meter kilogram
30
2.3 Rancangan Analisis Data
2.3.1 Rancangan Analisis Data Load Distance Model
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan dengan Load
Distance Model yaitu :
1. Menghitung jarak tempuh antar tiap bagian produksi.
2. Menghitung jumlah beban yang dipindahkan antar tiap bagian
produksi.
3. Menghitung jumlah total beban yang dipindahkan dari awal hingga
akhir produksi.
4. Mendesain tata letak.
5. Mengevaluasi dan menetapkan tata letak.
31
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penyusunan Tata Letak pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS
Tata letak merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan
dan penempatan fasilitas-fasilitas produksi yang berupa peralatan dan ruang serta
fasilitas lainnya dalam suatu perusahaan serta kebutuhan tenaga kerja di dalam
menghasilkan suatu produk. Tata letak harus dirancang untuk memungkinkan
perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan- bahan dalam berbagai
proses dan produksi perusahaan untuk menghasilkan tata letak yang baik dan
efisien. Dengan adanya tata letak yang baik, maka kegiatan di dalam perusahaan
akan menjadi lebih lancar serta mengurangi biaya penanganan bahan baku.
Penyusunan tata letak yang baik mempunyai pengaruh penting terhadap
efektifitas kerja dalam suatu perusahaan. Peningkatan efektifitas dapat terlihat
dengan adanya peningkatan kelancaran dan kecepatan dalam proses produksi.
Sehingga secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap peningkatan produktifitas dari masing-masing atau keseluruhan aktifitas
produksi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk
menerapkan dan mengembangkan penyusunan tata letak yang baik. Untuk
mencapai hal ini maka terdapat faktor-faktor penting yang berhubungan dengan
penyusunan tata letak di dalam perusahaan tersebut. Di dalam penelitian ini
penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai keadaan tata letak perusahaan
32
yang telah dijalankan oleh perusahaan selama ini dan segala permasalahan yang
ada di dalamnya.
Perusahaan keripik singkong RAOS ini mempunyai ruangan, antar ruang
yang satu dengan ruang yang lainnya tidak terdapat sekat pembatas ruangan.
Perusahaan keripik singkong RAOS ini menggunakan jenis tata letak pabrik yaitu
tata letak proses.
Proses Produksi
Dalam memindahkan bahan baku atau barang jadi selama proses produksi
menggunakan kereta dorong namun ada juga di salah satu proses produksi yang
memindahkan bahan baku atau barang jadi dengan manual yaitu diangkut oleh
tenaga manusia. Untuk lebih jelasnya berikut akan digambarkan arus diagram
perpindahan bahan baku agar dapat diperhatikan alur proses produksinya.
Pada halaman berikut adalah gambar mengenai alur perpindahan bahan
baku :
33
6
4
Gambar 3.1 Alur perpindahan bahan baku
Tempat pegirisan singkong
Tempat pencucian Singkong
Tempat singkong yang sudah dicuci
Tempat Pengupasan Kulit Singkong
Mobil pengangkutan keripik singkong
Tempat persediaan keripik singkong
Tempat pengemasan keripik singkong
Tempat pemberian rasa keripik singkong
Tempat meniriskan keripik singkong
Tempat menggoreng singkong
Tempat singkong yang sudah diiris
34
Untuk membuat kerpik ini menggunakan bahan dasar atau bahan baku
yaitu singkong, proses pembuatan keripik singkong ini dapat dilakukan dalam
satu hari. Proses produksinya dimulai pada proses pengupasan kulit singkong,
pencucian singkong, pengirisan atau pemotongan singkong, penggorengan,
penirisan, pemberian bumbu atau rasa, serta pengemasan. Berikut ini adalah
uraian proses produksi dari awal hingga akhir pada perusahaan keripik singkong
RAOS :
1. Proses pengupasan, dalam proses ini singkong yang ada dibuang
ujungnya serta dikupas kulitnya satu persatu
2. Proses pencucian, dalam proses ini singkong yang telah dikupas
kulinya kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran yang masih
menempel pada singkong.
3. Proses pemotongan, proses ini dilakukan setelah singkong tersebut
bersih dan siap untuk dipotong, disini singkong dipotong
menggunakan mesin sehingga hasil dari potongannya sama rata.
4. Proses penggorengan, pada proses ini singkong digoreng pada suhu
yang tidak terlalu panas agar tingkat kematangannya merata.
5. Proses pemberian rasa, proses ini dilakukan setelah singkong digoreng
kemudian keripik singkong tersebut dibagi kedalam tiga tempat, setiap
singkong di masing-masing tempat diberikan berbagai rasa yang terdiri
dari tiga rasa yaitu manis, pedas, dan tawar.
35
6. Proses penirisan, keripik singkong yang sudah digoreng kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan minyak yang menempel pada keripik
singkong tersebut.
7. Proses pengemasan, pada proses ini keripik singkong dikemas
berdasarkan rasa dan dikemas dalam berbagai ukuran.
Gambar di bawah ini menggambarkan aliran proses produksi pembuatan
keripik singkong. Proses tersebut terdiri atas :
Gambar 3.2 Proses Produksi Keripik Singkong
Proses Pengupasan Kulit Singkong
Proses Pencucian Singkong
Proses penggorengan singkong
Proses Penirisan keripik singkong
Proses Pengirisan Singkong
Proses pengemasan keripik singkong
Proses pemberian rasa keripik singkong
36
Untuk lebih memudahkan total jarak yang ditempuh dalam proses
produksi maka akan digunakan tabel pembantu, yaitu :
1. Tabel jumlah antar bagian terkait
(Untuk menghitung jumlah hubungan antar bagian)
2. Tabel antar bagian terkait
(Untuk menghitung jarak antar tiap bagian )
Pada halaman berikut akan digambarkan tabel untuk jumlah hubungan
antar bagian.
37
Tabel 3.1 Jumlah Hubungan Antar Bagian Terkait
Jumlah hubungan
Tempat pengup
asan
Tempat
pencucian
Tempat singkong
yang sudah dicuci
Tempat pengiri
san singko
ng
Tempat singkong
yang sudah diiris
Tempat penggoren
gan singkong
Tempat peniris
an keripik singko
ng
Tempat pembeian
rasa keripik singkog
Tempat pengemasan keripik singkong
Tempat penyimpa
nan keripik
singkong
Kendaraan pengangkut
keripik singkong
Tempat pengupasan
3 x
Tempat pencucian singkong
8 x
Tempat singkong
yang sudah dicuci
8 x
Tempat pengirisan singkong
8 x
Tempat singkong
yang sudah diiris
10 x
Tempat penggorengan singkong
15 x
Tempat penirisan keripik
singkong
10 x
Tempat pemberian rasa keripik
singkong
9 x
Tempat pengemasan
keripik singkong
8 x
Tempat penyimpana
n keripik singkong
8 x
Kendaraan pengangkut
keripik singkong
38
Dari tabel jumlah hubungan antar bagian terkait diatas terhilat uraian
perpindahan dalam satu kali proses produksi yaitu lebih kurang 100 kg keripik
singkong yang dapat diselesaikan dalam satu hari kerja. Dari tempat penyimpanan
bahan baku terdapat banyak singkong yang siap untuk dikupas kulitnya. Tempat
penyimpanan bahan baku ini sekaligus menjadi tempat awal dalam proses
produksi yaitu tempat untuk memotong ujung singkong dan mengupas kulit
singkong. Dari tempat pengupasan kulit singkong ini kemudian singkong diangkut
ke tempat pencucian singkong sebanyak kurang lebih 40 kg singkong.
Pengangkutan dari tempat pengupasan kulit singkong ke tempat pencucian
singkong menggunakan kereta dorong, setelah singkong selesai dicuci maka akan
di letakkan ke dalam tempat untuk singkong yang sudah bersih, pengangkutan
dari tempat pencucian ke tempat singkong yang sudah dicuci atau singkong yang
sudah bersih dilakukan secara manual yaitu diangkut oleh sekitar dua tenaga
pekerja dengan sekali angkat dapat mengangkat sekitar 35 kg singkong.
Untuk pengangkutan dari tempat singkong yang sudah bersih menuju
tempat pemotongan atau pengirisan singkong diangkut dengan menggunakan
tenaga pekerja dan dapat mengangkut sekitar 35 kg singkong. Untuk
pengangkutan dari tempat pengirisan singkong menuju ke tempat singkong yang
sudah diiris diangkut dengan tenaga manusia juga, dan dapat mengangkut sekitar
25 kg singkong yang sudah diiris. Setelah singkong diiris maka selanjutnya
singkong siap untuk digoreng. Pengangkutan dari tempat singkong yang sudah
diiris menuju ke tempat penggorengan singkong menggunakan kereta dorong
39
yang dapat mengangkut 20 kg singkong yang sudah diiris dan siap untuk
digoreng.
Penggorengan singkong dilakukan dalam dua tungku sehingga dapat
menghasilkan keripik singkong yang lebih banyak. Untuk proses penggorengan
maka diperlukan waktu kurang lebih 5 menit untuk sekali goreng dalam satu
tungku penggorengan dan dapat menghasilkan sekitar 40 kg keripik singkong.
Setelah singkong digoreng dan sudah menjadi keripik singkong maka kemudian
keripik singkong tersebut ditiriskan untuk mengangkat minyak yang menempel
pada keripik singkong. Pengangkutan dari tempat penggorengan menuju tempat
penirisan dilakukan atau oleh tenaga pekerja dan dapat mengangkut sekitar 40 kg
keripik singkong. Setelah keripik singkong ditiriskan maka keripik singkong
tersebut akan dibagi ke dalam tiga rasa yaitu rasa tawar, manis, dan pedas. Untuk
keripik yang mempunyai rasa tawar dapat langsung dikemas, sedangkan untuk
singkong yang mempunyai rasa manis dan pedas sebelumnya diberikan bumbu
perasa terlebih dahulu. Pengangkutan dari tempat penirisan menuju ke tempat
pemberian rasa atau bumbu dilakukan atau diangkut oleh tenaga pekerja dan dapat
diangkut sekitar 10 kg keripik singkong. Setelah keripik singkong tersebur dibagi
ke dalam tiga rasa maka selanjutnya keripik singkong dapat dikemas ke dalam
berbagai ukuran. Pengangkutan dari tempat pemberian rasa atau bumbu menuju
ke tempat pengemasan dilakukan oleh tenaga pekerja dan dapat mengangkut
sekitar 20 kg keripik singkong. Setelah keripik singkong diberikan rasa dan
dikemas dalam berbagai ukuran maka selanjutnya keripik singkong tersebut
dibawa menuju ke tempat penyimpanan barang jadi atau tempat penyimpanan
40
keripik singkong. Pengangkutan dari tempat pengemasan menuju ke tempat
penyimpanan keripik singkong dilakukan atau diangkut dengan menggunakan
tenaga pekerja dan dapat mengangkut sekitar 50 kg keripik singkong. Setelah
keripik singkong dikemas dan dipindahkan menuju ke tempat penyimpanan
keripik singkong maka selanjutnya keripik singkong tersebut akan diangkut
menuju ke kendaraan yang mengangkut keripik singkong dan diangkut dengan
menggunakan kereta dorong serta dapat mengangkut sekitar 40 kg keripik
singkong. Setelah kerpik-keripik singkong tersebut tersusun rapi di dalam
kendaraan pengangkut maka keripik-keripik singkong tersebut siap untuk
dipasarkan.
Tabel jarak antar bagian terkait dapat terlihat jarak antar bagian menurut
proses produksi dan jika dihubungkan dengan tabel jumlah hubungan antar bagian
terkait dapat diketahui jumlah jarak yang ditempuh selama satu kali proses
produksi. Dibawah ini akan diperlihatkan tabel antar jarak bagian terkait.
Tabel 3.2 Jarak Antar Bagian Terkait
Jumlah hubungan Tempat pengupasan
Tempat pencucian
Tempat singkong
yang sudah dicuci
Tempat pengirisan singkong
Tempat singkong
yang sudah diiris
Tempat penggorengan
singkong
Tempat penirisan keripik
singkong
Tempat pembeian
rasa keripik singkog
Tempat pengemasan
keripik singkong
Tempat penyimpanan
keripik singkong
Kendaraan pengangkut
keripik singkong
Tempat pengupasan
8 m
Tempat pencucian singkong
1 m
Tempat singkong yang sudah dicuci
6 m
Tempat pengirisan singkong
1 m
Tempat singkong yang sudah diiris
10 m
Tempat penggorengan
singkong
5 m
Tempat penirisan keripik singkong
5 m
Tempat pemberian rasa
keripik singkong
6 m
Tempat pengemasan
keripik singkong
5 m
Tempat penyimpanan
keripik singkong
10 m
Kendaraan pengangkutkeripik
singkong
41
Berdasarkan kedua tabel diatas tersebut maka dapat dihitung total jarak
tempuh (Total Movement) antar bagian terkait dimana Total Movement tersebut
adalah :
Total movement = (N12 . D12 . L12) + (N23 . D23 . L23) + (N34 . D34 . L34) +
(N45 . D45 . L45) + (N56 . D56 . L56) + (N67 . D67 . L67) +
(N78 . D78 . L78) + (N89 . D89 . L89) + (N910 . D910 . L910) +
(N1011 . D1011 . L1011)
= (3 x 8 m x 40) + (8 x 1 m x 35) + (8 x 6 m x 35) +
(8 x 1 m x 25) + (10 x 10 m x 20) + (15 x 5 m x 40) +
(10 x 5 m x 10) + (9 x 6 m x 20) + (8 x 5 m x 50) +
(8 x 10 m x 40)
= 960 + 280 + 1680 + 200 + 2000 + 3000 + 500 + 1080 + 2000 +
3200
= 14900 meter
Keterangan :
N = Frekuensi Gerak Antar Bagian Terkait
D = Jarak antar bagian terkait
L = Beban yang diangkut antar bagian terkait
Setelah melalui pengamatan di lapangan, maka dapat dilihat beberapa
masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut :
1. Adanya letak antar bagian terkait yang letaknya berjauhan. Hal
ini akan membentuk jarak tempuh produksi menjadi panjang, ini
menyebabkan bahan- bahan bergerak lambat sehingga arus
42
proses produksi menjadi terhambat dan kegiatan penanganan
menjadi tidak lancar dan kurang optimal.
2. Panjangnya alur produksi yang harus dilalui menyebabkan
diperlukan waktu tempuh yang lebih lama dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan produk akan bertambah.
Dari keseluruhan masalah yang dihadapi dapat dilihat bahwa perencanaan
tata letak pada Perusahaan Keripik Singkong RAOS masih terlihat kurang optimal
dalam prakteknya sehingga perlu disusun tata letak alternatif untuk mengatasi
masalah yang ada tersebut.
3.2 Tata Letak Ruang yang Optimal dan Perbandingan Tata Letak
3.2.1 Tata Letak Ruang yang Optimal untuk Perusahaan Keripik Singkong
RAOS dengan Menggunakan Metode Load Distance Model
Setelah diadakan penelitian dapat dilihat berbagai masalah yang dihadapi
dalam berproduksi, maka bagi Perusahaan Keripik Singkong RAOS dicoba untuk
disusun suatu tata letak alternatif yang diharapkan hasilnya akan lebih baik dari
tata letak yang sudah ada sekarang. Dalam penyusunan tata letak alternatif ini
digunakan metode Load Distance Model yaitu pendekatan yang digunakan untuk
menghitung dan mengetahui jumlah beban yang dipindahkan selama proses
produksi serta jumlah jarak yang ditempuh oleh beban tersebut selama proses
produksi.
Dalam menghitung jarak beban, terdapat datayang harus diketahui yaitu :
1. Jarak antar proses produksi (dalam satuan meter).
43
2. Jumlah beban yang dipindahkan dari proses produksi yang satu ke
proses produksi yang lainnya (dalam satuan kilogram).
Untuk menghitung dengan menggunakan metode Load Distance Model
digunakan rumus :
E = Σ Xij . Aij
Keterangan :
E = Tata letak yang efektif
Xij = Jarak yang ditempuh beban tersebut
Aij = Jumlah beban yang dipindahkan
Jumlah beban yang dipindahkan adalah merupakan data baru yang
diperoleh dari perusahaan. Data jumlah beban yang ada adalah merupakan data
yang diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan pihak perusahaan keripik
singkong RAOS. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan jarak beban untuk
produksi keripik singkong di perusahaan keripik singkong RAOS.
44
Tabel 3.3
Jarak Beban pada Tata Letak Saat Ini Untuk Produksi Keripik Singkong
Pusat Kerja
Jarak (m) Beban (kg)
Frekuensi Gerak Antar Bagian
Terkait
Jumlah Jarak Beban
1 2
2 3
3 4
4 5
5 6
6 7
7 8
8 9
9 10
10 11
8
1
6
1
10
5
5
6
5
10
40
35
35
25
20
40
10
20
50
40
3 x
8 x
8 x
8 x
10 x
15 x
10 x
9 x
8 x
8 x
960
280
1680
200
2000
3000
500
1080
2000
3200
Jumlah Jarak Beban 14900
Pada halaman berikut adalah gambar 3.3 mengenai tata letak perusahaan
keripik singkong RAOS saat ini.
45
46
Keterangan :
1 = Tempat pengupasan kulit singkong
2 = Tempat pencucian singkong
3 = Tempat singkong yang sudah dicuci
4 = Tempat pengirisan singkong
5 = Tempat singkong yang sudah diiris
6 = Tempat penggorengan singkong
7 = Tempat penirisan keripik singkong
8 = Tempat pemberian rasa keripik singkong
9 = Tempat pengemasan keripik singkong
10 = Tempat penyimpanan keripik singkong
11 = Kendaraan pengangkutan keripik singkong
Pada tata letak perusahaan saat ini, telah diketahui jumlah jarak beban
yang ada adalah sebesar 14900 m. Kg. Berikut akan dihitung jumlah jarak beban
yang ada pada tata letak alternatif yang diusulkan. Perhitungannya adalah sebagai
berikut :
47
Tabel 3.4 Jarak Beban Pada Tata Letak Alternatif
Pusat Kerja
Jarak (m)
Beban (kg)
Frekuensi Gerak Antar Bagian Terkait
Jumlah Jarak Beban
1 2
2 3
3 4
4 5
5 6
6 7
7 8
8 9
9 10
10 11
5
1
4
1
6
3
3
4
3
8
40
35
35
25
20
40
10
20
50
40
3 x
8 x
8 x
8 x
10 x
15 x
10 x
9 x
8 x
8 x
600
280
1120
200
1200
1800
300
720
1200
2560
Jumlah Jarak Beban 9980
Pada tata letak alternatif, telah diketahui jumlah jarak beban yang ada
adalah sebesar 9980 m.kg. Pada halaman berikut adalah gambar tata letak
alternatif untuk perusahaan keripik singkong RAOS.
48
49
3.2.2 Perbandingan Antara Tata Letak Yang Ada dengan Tata Letak
Alternatif dengan Menggunakan Metode Load Distance Model.
Dengan menggunakan tata letak yang baru ini, diharapkan dapat
mengurangi jumlah jarak beban yaitu :
14900 m.kg – 9980 m.kg = 4920 m.kg
Atau dengan persentase sebesar :
100 % = 4920 x 14900 = 33,02 %
Untuk produksi jumlah keripik singkong dari jumlah jarak beban sebesar
14900 berubah menjadi sebesar 9980. hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan efisiensi produksi sebesar 4920 m.kg atau 33,02 persen. Dengan
menggunakan tata letak alternatif yang diusulkan ini, maka jarak antara pusat
kerja ke pusat kerja yang lainnya menjadi lebih dekat serta alur proses
produksinya menjadi lebih teratur.
50
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai tata letak dengan metode Load Distance
Model di perusahaan keripik singkong RAOS ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Penilaian yang dilakukan menggambarkan secara umum keadaan tata
letak yang ada pada perusahaan keripik singkong RAOS saat ini
kurang teratur. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari jumlah
perhitungan jarak beban yang tinggi yaitu sebesar 14900 m.kg. Hal
ini menyebabkan barang-barang atau bahan-bahan dalam proses
produksi bergerak lebih lambat sehingga arus produksi menjadi
terhambat dan kegiatan penanganan bahan baku menjadi kurang
lancar.
2. Dengan menggunakan metode Load Distance Model, pada tata letak
alternatif jumlah beban yang dipindahkan adalah sebesar 9980 m.kg.
Hal ini menyebabkan terjadinya pengurangan jarak beban yang
cukup besar jika perusahaan akan menerapkan tata letak alternatif ini.
Dari hasil perbandingan antara tata letak yang ada dengan tata letak
alternatif dengan menggunakan metode Load Distance Model ini
maka terjadi penghematan produksi sebesar 33,02 persen. Dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Load Distance
51
tersebut diatas, bahwa dengan menggunakan tata letak alternatif maka
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan optimal.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan, maka penulis akan
mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi
perusahaan, yaitu :
1. Perusahaan dapat mempertimbangkan tata letak alternatif yang
diusulkan ini untuk diterapkan di dalam perusahaan.
2. Keputusan mengenai tata letak sebaiknya dievaluasi secara berkala dan
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3. Jika tata letak alternatif di atas belum dapat diterapkan oleh
perusahaan, maka minimal sebaiknya perusahaan dapat mendekatkan
bagian-bagian proses produksi yang satu dengan yang lainnya atau
proses produksi yang saling berkaitan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1985. Manajemen Produksi edisi 4. Yogyakarta : FE UGM.
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung :
ITB.
Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Chase, Ricard B abd Nicholas J. Aquilano. 1994. Production and Operation
Management. Illionis : Homewood.
Gitosudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE.
Handoko, Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I.
Yogyakarta : BEFE.
Moh. Nasir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Render, Bary and Jay Heizer.2001. Prinsip-prisip Manajemen Operasi. Jakarta :
Salemba Empat.
Shroeder, Roger G. 2000. Operation Management : Contemporary Concept and
Cases. International Edition USA : Mc Graw Hill Inc.
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta :
Salemba Empat.