pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

17
PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN BAGI LEMBAGA AMIL ZAKAT Oleh: Muhammad Yusuf ABSTRAK Lembaga amil zakat sangat penting untuk membuat laporan keuangan atas segala aktivitas operasionalnya, sebagai bentuk tanggung jawab atas kepercayaan pemerintah dan masyarakat untuk mengumpulkan dan mengelolah dana zakat, infak dan shadakah dari muzakki. Dan dengan adanya laporan keuangan yang telah dibuat oleh lembaga amil zakat tersebut akan menjadi rujukan untuk menilai kesehatan atau pun keefektifan kinerja atau program organisasi tersebut dalam suatu periode tertentu. Lembaga pengelola zakat merupakan lembaga nonprofit yang mengumpulkan dan menyalurkan dana-dana social dari umat Islam dalam bentuk zakat, infaq dan sodaqoh. sehingga lembaga amil zakat tetap dituntut akuntabilitasnya lewat adanya laporan keuangan. Laporan keuangan ini juga akan berfungsi sebagai bentuk tanggungjawab lembaga amil zakat tersebut atas kepercayaan muzakki untuk mengelolah zakatnya, Karena salah satu yang menyebabkan muzakki tidak menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat adalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelolah zakat sehingga sangat penting bagi lembaga amil zakat untuk membuat laporan keuangan agar meningkatkan akuntabilitasnya dan profesionalitasnya di mata muzakki. Dan setelah lembaga amil zakat telah memiliki laporan keuangan yang terjamin akuntabilitasnya akan mempengaruhi jumlah muzakki yang mengeluarkan zakatnya pada

Upload: yusuf-darismah

Post on 26-Jan-2017

517 views

Category:

Economy & Finance


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN BAGI LEMBAGA AMIL ZAKAT Oleh: Muhammad Yusuf

ABSTRAK

Lembaga amil zakat sangat penting untuk membuat laporan keuangan atas segala aktivitas operasionalnya, sebagai bentuk tanggung jawab atas kepercayaan pemerintah dan masyarakat untuk mengumpulkan dan mengelolah dana zakat, infak dan shadakah dari muzakki. Dan dengan adanya laporan keuangan yang telah dibuat oleh lembaga amil zakat tersebut akan menjadi rujukan untuk menilai kesehatan atau pun keefektifan kinerja atau program organisasi tersebut dalam suatu periode tertentu. Lembaga pengelola zakat merupakan lembaga nonprofit yang mengumpulkan dan menyalurkan dana-dana social dari umat Islam dalam bentuk zakat, infaq dan sodaqoh. sehingga lembaga amil zakat tetap dituntut akuntabilitasnya lewat adanya laporan keuangan. Laporan keuangan ini juga akan berfungsi sebagai bentuk tanggungjawab lembaga amil zakat tersebut atas kepercayaan muzakki untuk mengelolah zakatnya, Karena salah satu yang menyebabkan muzakki tidak menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat adalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelolah zakat sehingga sangat penting bagi lembaga amil zakat untuk membuat laporan keuangan agar meningkatkan akuntabilitasnya dan profesionalitasnya di mata muzakki. Dan setelah lembaga amil zakat telah memiliki laporan keuangan yang terjamin akuntabilitasnya akan mempengaruhi jumlah muzakki yang mengeluarkan zakatnya pada lembaga tersebut dan akhirnya jumlah pencapain zakat nasional juga makin meningkat sehingga diharapkan akan mencapai potensi jumlah zakat nasional yang berjumlah 271 triliun rupiah. Dalam makalah ini penulis mencoba membahas tentang “Pentingnya Laporan Keuangan Bagi Lembaga Amil Zakat” sehingga masyarakat dapat memiliki kepercayaan kepada lembaga amil zakat untuk menyalurkan zakatnya.

Page 2: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

PENDAHULUAN

Berkembangnya ekonomi islam beberapa tahun terakhir juga dikuti dengan pertumbuhan lembaga amil zakat yang berfungsi sebagai pendukung dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera, Dampak positifnya dari pertumbuhan jumlah lembaga amil zakat ialah potensi zakat yang ada dapat terserap secara maksimal oleh lembaga amil zakat yang telah ada. Selain itu muzaki lebih banyak pilihan untuk menentukan lembaga amil zakat mana yang dipilih dalam melakukan pembayaran zakat. Sedangkan dampak negatifnya adalah lemahnya pengawasan profesionalisme dan akuntabilitas terhadapa lembaga zakat. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya lembaga amil zakat yang ada dan minimnya pihak yang melakukan pengawasan. walaupun dengan pertumbuhan jumlah lembaga amil zakat saat ini telah diikuti oleh kebijakan pemerintah dalam mengatur lembaga amil zakat ini, seperti terkait tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba bisa dilihat pada PSAK No. 45, Sedangkan pengawasan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Pengelolaan Zakat, mencakup pelaporan, audit syariah dan audit keuangan. jumlah lembaga amil zakat di Indonesia saat ini tentunya tidak dapat dilepaskan dari munculnya lembaga-lembaga amil zakat jauh sebelum ditetapkannya UU 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat sehingga dapat dipastikan pendirian lembaga amil zakat tersebut tidak berdasarkan undang-undang tetang pengelolaan zakat sehingga memungkinkan adanya perbedaan dalam pengelolaan zakat.

Melalui berbagai macam regulasi dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diketahui dan dipastikan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya

Page 3: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

yang telah dilakukan oleh badan amil zakat dan lembaga amil zakat telah memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam (shariah compliance) serta untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga amil zakat bersangkutan. Dengan adanya laporan keuangan bagi organisasi nirlaba maka dituntut akan adanya akuntabilitas dan transparansi atas segala aktivitas penyaluran dana yang telah dihimpun, selanjutnya kewajiban bagi organisasi pengelolah zakat untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah dibuatnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Maka tidak heran jika pemerintah telah menetapkan bahwa syarat bagi sebuah lembaga amil zakat dapat dikukuhkan ialah memiliki pembukuan yang baik1.

Lembaga amil zakat harus melakukan pembukuan atas segala bentuk operasinya dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 agar pembukuan tersebut benar dan siap diaudit oleh akuntan public, jika suatu lembaga amil zakat tidak menerapkan akuntansi zakat, maka pihak-pihak yang berkaitan dengan lembaga amil zakat tersebut seperti donator atau masyarkat umum dan lembaga pengawas amil zakat dalam hal ini BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dibawah Kementerian Agama tidak dapat mengetahui secara akurat akan adanya indikasi atau masalah yang terjadi dalam audit laporan keuangan lembaga amil zakat tersebut. Padahal, audit laporan keuangan oleh akuntan merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat dapat membayarkan zakatnya pada lembaga amil zakat tersebut.

1 Akuntansi dan manajemen keuangan untuk organisasi pengelolah zakat, Hertanto widodo, Ak dan Tteten kustiawan, Ak. Asy-syamil Press dan Grafika , Bandung 2001 hlm. 26

Page 4: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Nirlaba (Not-For-Profit Organization)

Secara umum, organisasi nirlaba adalah suatu institusi yang dalam menjalankan operasinya tidak beorientasi dalam mencetak laba atau keuntungan. Lembaga Non Profit (Organisasi nirlaba) merupakan organisasi sosial yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya yang berorientasi untuk mencetak laba, karakteristik tersebut ialah2:– Sumber dana yang diterima dari donatur tidak dimaksudkan untuk

dibayarkan kembali pada pemberi dana (Non Reciprocal Fund).

– Organisasi ini pada umumnya bekerja bukan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk mendapatkan laba dan sejenisnya.

– Tidak ada hak pemilik yang dapat dijual, ditransfer, dibayar kembali atau diyakini mempunyai hak atas kekayaan organisasi apabila timbul likuid.

2 Ahmad Tarmizi Lubis, Analisis Laporan Keuangan, 2015

Page 5: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

Dari karakteristik diatas yang ada dalam organisasi nirlaba menjadi hal yang membedakannya dengan organisasi bisnis lainnya dalam menjalankan oprasionalnya.

B. Organisasi Pengelola Zakat

Organisasi pengelolah zakat adalah institusi yang bergerak dibidang pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf. Sedangkan defenisi pengelolaan zakat menurut undang-undang nomer 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu: UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999, dan keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyrakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat3.

Saat ini Indonesia sendiri terdapat 2 jenis organisasi pengelola zakat yang diakui oleh undang-undang, yaitu:

Badan Amil Zakat, organisasi pengelolah zakat yang dibentuk oleh pemerintah

Lembaga Amil Zakat, Organisasi pengelolah zakat yang dibentuk oleh oleh swasta atau masyarakat, dan dikukuhkan oleh pemerintah

Lembaga Amil Zakat yang telah mendapat pengukuhan dari pemerintah maka memiliki kewajiban:

3 Hertanto widodo, Ak dan Tteten kustiawan, Akuntansi dan manajemen keuangan untuk organisasi pengelolah zakat, 2001 hlm. 6

Page 6: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

– Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat

– Menyusun laporan, termasuk laporan keuangan

– Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor media massa

– Menyerahkan laporan kepada pemerintah

Dari kewajiban diatas jika ada lembaga zakat yang tidak memenuhi persyaratan pengukuhan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatas, maka pengukuhan yang telah diberikan oleh pemerintah dapat ditinjau ulang bahkan bisa sampai dicabut. Lembaga Amil Zakat yang telah dikukuhkan oleh pemerintah akan diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzakki yang membayarkan dananya.

C. Laporan Keuangan Organisasi Pengelolah zakat

Ketentuan Laporan keuangan organisasi nirlaba Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomer 45, sehingga lembaga amil zakat sebagai organisasi nirlaba maka jenis akuntansi yang digunakannya harus berdasarkan ketentuan PSAK tersebut. Jenis-jenis laporan keuangan yang harus disusun oleh sebuah organisasi atau lembaga pengelola zakatmenurut PSAK 45 meliputi :

– Laporan posisi keuangan

Merupakan suatu laporan posisi keuangan yang bisa dilihat pada neraca yang menyediakan informasi mengenai aktiva, keawajiban serta asset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut dalam periode tertentu. Dalam laporan posisi keuangan kita dapat menilai: kemampuan organisasi dalam menjalankan programnya secara berkelanjutan selain itu dari

Page 7: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

laporan posisi keuangan juga dapat dinilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan kebutuhan dana eksternal.

– Laporan Aktivitas

Suatu laporan yang menggambarkan kinerja organisasi, yang meliputi penerimaan dan penggunaan dana pada suatu periode tertentu tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:

i. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset bersih

ii. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lainnya

iii. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, sehingga dapat membantu para penyumbang dana, anggota organisasi dan pihak-pihak lainnya untuk : a). mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, b). menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dalam menjalankan programnya, c). menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengelolah.

– Laporan Arus Kas

Suatu laporan keuangan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar pada suatu periode tertentu. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas organisasi dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu4:

4 Hertanto widodo, Ak dan Tteten kustiawan, Akuntansi dan manajemen keuangan untuk organisasi pengelolah zakat, 2001 hlm. 33

Page 8: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

i. Arus kas dari aktivitas operasi, ini menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas utama dari organisasi dan merupakan indicator yang menentukan apakah dari operai yang dijalankan organsasi dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk memelihara kemampuan operasi organisasi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi: penerimaan kas dana zakat, penerimaan kas dana infaq/shadaqah, penyaluran kas kepada fakir dan miskin, pengeluaran kas untuk biaya operasional

ii. Arus kas dari aktivitas investasi, mencerminkan arus kas masuk dan arus kas keluar sehubungan dengan sumber daya organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas dari aktivitas investasi: pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, pengeluaran kas untuk penanaman investasi pada suatu perusahaan, penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, penerimaan kas dari penarikan investasi, penerimaan kas dari bagi hasil yang dihasilkan oleh investasi yang ditanamkan.

iii. Arus kas dari aktivitas pendanaan, menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang merupakan sumber dana pendanaan jangka panjang. Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan: penerimaan kas dari pinjaman jangka panjang, pembayaran pinjaman jangka panjang.

Kegunaan dari laporan arus kas ini adalah: a). menilai kemampuan organisasi dalam menhasilkan kas dan setara kas, B). menilai penggunaan kas dan setara kas oleh lembaga zakat tersebut.

– catatan atas laporan keuangan

Page 9: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

catatan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan keuangan sebelumnya karna laporan ini merupakan rincian atau penjelas detail dari laporan keuangan sebelumnya, rincian disini bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. catatan ini umumnya terdiri dari beberapa hal berikut:

Informasi umum mengenai lembaga amil zakat

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

Penjelasan dari setiap akun yang dianggap memerlukan rincian lebih lanjut

Kejadian setelah tanggal neraca

Informasi tambahan lainnya yang dianggap perlu.

Catatan atas laporan keuangan ini bertujuan memberikan informasi tambahan tentang perkiraan-perkiraan yang dinyatakan dalam laporan keuangan sehingga menjadikan catatan ini sangat berguna dalam memahami kondisi suatu lembaga zakat secara konprehensif karna kita akan mendapatkan informasi yang tidak mungkin didapatkan dari jenis-jenis laporan keuangan lainnya.

D. Penerapan Laporan Keuangan pada Lembaga Amil Zakat

Jumlah zakat total penghimpun zakat di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat dari tiap tahunnya, namun pencapaian zakat nasional dari seluruh lembaga amil zakat yang ada hanya mampu mengumpulkan zakat 3,8 triliun rupiah sangat jauh dari jumlah yang telah disebutkan Direktur Pemberdayaan Zakat (kemenag) Jaja jaelani bahwa potensi zakat di indonesia bisa mencapai 271 triliun rupiah pertahun5, ini merupakan jumlah yang sangat besar sehingga sangat disayangkan jika tidak dikelolah dengan

5 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/15/12/11/nz6205384-capaian-zakat-nasional-masih-satu-persen, diakses pada tgl. 5 Januari 2016, jam 17.43

Page 10: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

baik oleh BAZ (Badan Amil Zakat) atau pun LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang telah ada. Ini artinya lembaga amil zakat yang ada harus bekerja lebih keras lagi, selain itu sangat penting bagi lembaga amil zakat meningkatkan akuntabilitasnya dan profesionalitasnya dalam mengelolah dana zakat dan dalam hal ini lembaga amil zakat dituntut untuk membuat laporan keuangan agar dapat masyarakat memiliki kepercayaan untuk menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat tersebut. Karena salah satu yang menyebabkan masyarakat muzakki tidak menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat adalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelolah zakat, sehingga banyak ditemukan kasus para muzakki yang membagikan zakatnya secara langsung, seperti mengundang fakir miskin untuk membagikan uang dan paket sembako. Penyaluran zakat seperti ini tidak memiliki dampak besar karna hanya bersifat konsumtif yang sesaat.

Saat ini yang menjadi salah satu kelemahan organisasi lembaga pengelola zakat ialah kurangnya transparansi dan akuntabilitas lembaga pengelola zakat, masalah transparansi dan akuntabilitas ini merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan karna hal ini terkait dengan keterbukaan informasi publik yang diatur dalam undang-undang No. 14 tahun 2008 yang intinya memberikan kewajiban kepada setiap badan atau lembaga public untuk membuka semua akses informasi public, termasuk organisasi pengelola zakat didalamnya yang harus membuat laporan keuangannya. Sebagai contoh: lembaga amil zakat dalam membuat laporan keuangannya harus berdasarkan PSAK No. 45 namun faktanya dilapangan masih banyak lembaga pengelolah zakat yang belum menyesuaikan laporan keuangannya sesuai aturan yang telah ditetapkan tersebut6. Hal inilah yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pengelolah zakat padahal yang yang membuat masyarakat atau seorang muzakki bersedia membayarkan zakatnya pada lembaga amil zakat adalah kepercayaan. Selain itu yang menjadi kelemahan bagi organisasi lembaga

6 http://www.republika.co.id/berita/koran/iqtishodia/14/09/25/ncfxw824-strategi-pengembangan-organisasi-pengelola-zakat diakses pada hari selasa, tgl. 5 Januari 2016, jam 21.17

Page 11: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

pengelolah zakat adalah tidak adanya database muzakki dan mustahik secara nasional.

Potensi zakat di indonesia memang sangat besar bahkan Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi zakat terbesar di dunia berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan IPB bekerjasama dengan BAZNAS Indonesia yakni sebesar 217 triliun pertahunnya namun pencapaian zakat nasional sangat jauh dari potensi zakat tersebut, sehingga diperlukan kerja keras organisasi pengelola zakat (badan amil zakat dan lembaga amil zakat) dalam melakukan sosialisasi zakat secara optimal pada setiap lapisan masyarakat agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengeluarkan zakat adapun solusi kedua adalah perlunya bagi organisasi pengelola zakat membangun kepercayaan kepada masyarakat sebagai lembaga amil zakat yang amanah, professional dan terpercaya akuntabilitasnya, ini dibuktikan dengan laporan keuangan lembaga tersebut yang menggambarkan keadaan lembaga amil zakat tersebut secara komprhensif.

Page 12: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

KESIMPULAN

Potensi zakat yang dimiliki Indonesia sangat besar yang berjumlah 217 triliun rupiah namun sampai perolehan zakat nasional hanya bisa mencapai 3-4 triliun rupiah, dibutuhkan organisasi pengelolah zakat yang professional dan terpercaya baik dari segi kinerja yang efektif dan efesien, program yang kreatif dan dibutuhkan, serta Loparan keuangan yang terjamin akuntabilitasnya, sehingga organisasi pengelolah zakat dapat dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat yang tepat untuk membayar zakat jika hal ini berjalan secara maksimal disetiap organisasi pengelolah zakat maka dapat dipastikan akan menggenjot perolehan zakat nasional

Page 13: Pentingnya laporan keuangan pada organisasi non profit

DAFTAR PUSTAKA

1. Akuntansi dan manajemen keuangan untuk organisasi pengelolah zakat, Hertanto widodo, Ak dan Tteten kustiawan, Ak. Asy-syamil Press dan Grafika , Bandung 2001

2. Analisis kinerja keuangan badan amil zakat nasional [studi kasus laporan keuangan 2004-2013], Maya Romantin, STEI SEBI 2015

3. http://www.kompasiana.com/maulanafiqi/urgenitas-pengawasan- terhadap-lembaga-zakat_5580fd95509773b321d56127 diakses pada hari senin tgl. 4 Januari 2016, jam 20.43

4. Akuntansi dan manajemen zakat, M. Arief Mufraini, LC., M.Si, kencana Prenada Media Group, Jakarta 2008

5. Akuntansi Zakat Kontemporer, Drs. Mursyidi, B.Sc.,S.E, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2006

6. Penerapan Akuntansi pada Lembaga Amil Zakat (Studi kasus pada LAZ DPU DT Cab. Semarang), Ari Kristin P Umi Khoirul Umah, 2011

7. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

8. PSAK No. 45, IAI9. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/15/12/11/

nz6205384-capaian-zakat-nasional-masih-satu-persen diakses pada hari selasa, tgl. 5 Januari 2016, jam 17.43

10.http://pusat.baznas.go.id/berita-artikel/integrasi-pengelolaan-zakat- dalam-uu-no-23-tahun-2011/ diakses pada hari selasa, tgl. 5 Januari 2016, jam 21.17

11.Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, Rifki Muhammad, Ed. Pertama, P3EI Press, Yogyakarta 2008

12.Three circles Model Revitalisasi Lembaga pengelolah Zakat di Kab. Jember, Yulinartati Dkk

13.Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika, Imas Suliyana, UIN Jakarta 2010