pensiun pejabat negara dan pns · pdf filemodul diklat analis kepegawaian pensiun pejabat...

75
MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2014

Upload: doandien

Post on 06-Feb-2018

291 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN

PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS

Penulis:

1. Drs. Suparjiyanta

2. Drs. Suranto

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

JAKARTA, 2014

Page 2: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan

Janda/Duda Pegawai, antara lain ditegaskan bahwa pensiun adalah sebagai jaminan

hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri selama bertahun-

tahun bekerja dalam dinas pemerintah. Setiap penghargaan tentu baru mempunyai

nilai apabila diberikan tepat pada orangnya dan tepat pada waktunya, terkait dengan

itu merupakan keharusan dari setiap pengelola kepegawaian yang ditugasi

menyelesaikan administrasi pensiun untuk dapat melaksanakan tugas dan

memberikan pelayanan dengan teliti, tekun dan sistematis, sehingga pemberian

pensiun itu diberikan kepada yang berhak menerima tepat pada waktunya.

Karena berdasarkan pengalaman selama ini masih sering terdengar keluhan

tentang keterlambatan dalam penyelesaian urusan pensiun baik untuk PNS, Pejabat

Negara bahkan pensiun janda/dudanya. Hal ini disebabkan karena para calon

pensiunan belum memahami secara jelas dokumen-dokumen apa yang harus

disampaikan ke instansi yang berwenang menetapkan pensiun, atau mungkin karena

pengelola kepegawaiannya yang diserahi tugas kurang memahami peraturan yang

berlaku dibidang pensiun.

B. Diskripsi Singkat

Maksud dan tujuan diajarkannya mata Diklat ini adalah agar peserta Diklat

dapat meningkatkan kompetensi kerja mereka setelah memahami tentang dasar

hukum, tujuan, pengertian, persiapan pelaksanaan pemberhentian, dasar-dasar

pemberhentian, jenis-jenis pemberhentian, besarnya pensiun, tata cara penetapan

pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tingkat I

golongan ruang IV/b kebawah serta pensiun janda/dudanya, tata cara penetapan

pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina Utama Muda

golongan ruang IV/c keatas serta pensiun janda/dudanya, ketentuan pelaksanaan

pemberian pensiun kepada mantan Pejabat Negara dan janda/dudanya, masa kerja

pensiun, batas usia pensiun serta Pejabat yang berwenang memberhentikan dan

pemberian pensiun PNS Pusat dan PNS Daerah.

Page 3: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

2

C. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti mata Diklat ini peserta Diklat diharapkan memiliki

pemahaman tentang dasar hukum pensiun, tujuan, pengertian PNS, pengertian Pejabat

Negara, pengertian Pejabat Pembina Kepegawaian, batas usia pensiun, janda, duda,

anak, orang tua, tewas, cacat karena dinas, dan pengertian data perorangan calon

penerima pensiun (DPCP), pelaksanaan pemberhentian PNS, dasar-dasar

pemberhentian, jenis-jenis pemberhentian, besarnya pensiun pegawai, tata cara

penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina

Tingkat I golongan ruang IV/b kebawah serta pensiun janda/dudanya, tata cara

penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina

Utama Muda golongan ruang IV/c keatas serta pensiun janda/dudanya, ketentuan

pelaksanaan pemberian pensiun kepada mantan Pejabat Negara dan janda/dudanya,

batas usia pensiun, masa kerja pensiun dan Pejabat yang berwenang memberhentikan

dan pemberian pensiun PNS Pusat dan PNS Daerah serta persyaratan pengurusan hak

peserta TASPEN.

D. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta mampu :

1. Mendeskripsikan pengertian, tujuan dan menerapkan proses pemberhentian dan

pemberian pensiun PNS dan Pejabat Negara;

2. Mendeskripsikan proses persiapan penyelesaian pensiun;

3. Menjelaskan dasar hukum pensiun PNS dan pensiun Pejabat Negara;

4. Menjelaskan besaran pensiun PNS dan pensiun pejabat Negara;

5. Menjelaskan tata cara penetapan pensiun PNS dan pensiun Pejabat Negara.

6. Menjelaskan persyaratan pengurusan hak peserta TASPEN.

E. Pengertian

Dalam modul ini yang dimaksud dengan :

1. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah

pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas negara lainnya dan

digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Page 4: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

3

2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara

tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

3. Pejabat Negara adalah :

Pejabat Negara Eksekutif

Presiden/Wakil Presiden Republik Indonesia, Menteri Negara, termasuk Jaksa

Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia

yang diberi kedudukan setingkat dengan Menteri Negara, Duta Besar dan

Berkuasa Penuh, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dan Wakil

Bupati/Wakil Walikota.

Pejabat Negara Non Eksekutif

Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MPR, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota

DPR, Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah

Agung, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota BPK.

4. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan

melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai

ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan

melaksanakan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian

Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Batas Usia Pensiun adalah batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 dan peraturan perundangan lain yang

berlaku.

7. Janda adalah isteri yang sah menurut hukum dari PNS atau penerima pensiun PNS

yang meninggal dunia.

8. Duda adalah suami yang sah menurut hukum dari PNS atau penerima

pensiunPNS yang meninggal dunia dan tidak mempunyai isteri lain.

9. Anak adalah anak kandung yang sah atau anak kandung/anak yang disahkan

menurut undang-undang dari PNS, atau penerima pensiun janda/duda.

10. Orang tua adalah ayah kandung dan/atau ibu kandung PNS.

11. Tewas adalah:

Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya;

Page 5: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

4

Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya,

sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan/atau

karena menjalankan kewajibannya;

Meninggal dunia yang langsung diakibatkan karena luka-luka maupun cacat

rohani atau jasamani yang didapat dalam hal-hal tersebut diatas;

Meninggal dunia karena perbuatan anasir-anasir yang tidak bertanggung

jawab ataupun sebagai akibat dari tindakan terhadap anasir-anasir itu.

12. Cacat karena dinas adalah :

Cacat yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi dalam dan karena

menjalankan tugas kewajibannya, dalam keadaan lain yang ada hubungannya

dengan dinas, sehingga kecelakaan ini disamakan dengan kecelakaan yang

terjadi dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya, atau karena

perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat

tindakan terhadap anasir itu.

Cacat yang disebabkan oleh sakit yang diderita akibat langsung dari

pelaksanaan tugas.

Page 6: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

5

BAB II

PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Persiapan Penetapan Pensiun PNS

Sebelum dilaksanakan penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS

dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. BKN menyusun daftar nominatif (listing) dari PNS yang akan mencapai batas

usia pensiun.

2. Daftar nominatif disampaikan kepada masing-masing instansi 18 (delapan belas)

bulan sebelum PNS yang bersangkutan mencapai batas usia pensiun.

3. Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi atau pejabat yang ditunjuk

setelah menerima daftar nominatif selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu)

bulan berkewajiban menyiapkan data perorangan calon penerima pensiun (DPCP)

dalam rangkap 3 (tiga) yang selanjutnya disampaikan kepada PNS yang

bersangkutan untuk dilengkapi dan melakukan pemeriksaan.

4. PNS yang telah menerima DPCP dalam rangkap 3 wajib memeriksa dan meneliti

data yang tercantum dalam DPCP antara lain : nama, tanggal lahir, jabatan,

pangkat, gaji pokok terakhir, masa kerja sebelum diangkat menjadi PNS, mulai

masuk sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, nama isteri/suami, nama anak, dan

lain sebagainya.

B. Dasar Hukum Pemberhentian dan Pensiun

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Janda/Duda

Pegawai;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administrasi

Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Bekas Wakil Presiden;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administrasi

Pimpinan dan Anggota Lembaga Tinggi/Tinggi dan bekas Anggota Lembaga

Tinggi Negara jo. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2000;

5. Nomor 11 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2005;

Page 7: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

6

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2013 tentang perubahan keempat

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1980 tentang Pensiun Bagi Bekas Ketua

dan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Serta

janda/dudanya jo. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2000;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Bekas Kepala Daerah/Bekas Kepala

Daerah serta Janda/Dudanya jo. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1980,

Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2000 dan Surat Edaran Kepala Badan

Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 12/SE/1980 Tanggal 31 Maret 1980;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1980 tentang Pemberian Tunjangan

Kehormatan kepada Bekas Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat dan

janda/dudanya jo. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2001 dan Surat Edaran

Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 14/SE/1980 tanggal 5

April 1980;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1980 tentang Tunjangan Penghargaan

bagi Bekas Ketua/Bekas Wakil Ketua/Bekas Anggota Dewan Pertimbangan

Agung dan Badan Pemeriksa Keuangan/ Dewan Pengawasan Keuangan yang

diangkat sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1967 dan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 1965 serta janda/dudanya jo Peraturan Pemerintah

Nomor 75 Tahun 2000;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan

Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta janda/dudanya jo

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 76

Tahun 2000 tentang Hak Keuangan/Administrasif Jaksa Agung, Panglima Tentara

Nasional Indonesia dan pejabat lain yang kedudukannya atau pengangkatannya

setingkat atau disetarakan dengan Menteri Negara;

12. Peraturan pemerintah Nomor 5 Tahun 1996 tentang Hak Keuangan/Administratif

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Serta Janda/Dudanya jo Peraturan

Pemerintah Nomor 61 Tahun 2000 dan Keputusan Kepala Badan Administrasi

Kepegawaian Negara Nomor 09 Tahun 1996;

Page 8: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

7

13. Peraturan Kepala BKN Nomor 26 tahun 2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang

pedoman pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang mencapai BUP yang

akan diberhentikan dalam pangkat Pembina tingkat I Golongan Ruang IV/b ke

bawah;

14. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : K.26.30/V.7.3/99 tanggal 17

Januari 2014 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil.

C. Besarnya Pensiun Pegawai

1. Besarnya pensiun pegawai sebulan adalah 2½ % (dua setengah perseratus) dari

dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerjanya dengan ketentuan bahwa :

Pensiun Pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75 % (tujuh puluh lima

perseratus) dan sekurang-kurangnya 40 % (empat puluh perseratus) dari dasar

pensiun;

Pensiun Pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut

peraturan pemerintah tentang gaji dan pangkat yang berlaku bagi PNS yang

bersangkutan.

2. Besarnya pensiun janda/duda 36 % (tiga puluh enam perseratus) dari dasar

pensiun, dengan ketentuan bahwa :

Apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang berhak menerima pensiun janda,

maka besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing isteri adalah 36 %

(tiga puluh enam perseratus) dibagi rata antara isteri-isteri itu;

Jumlah 36 % (tiga puluh enam perseratus) dari dasar pensiun tersebut tidak

boleh kurang dari 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari gaji terendah menurut

peraturan pemerintah tentang gaji dan pangkat pegawai negeri yang berlaku

bagi almarhum suami/isterinya;

Apabila pegawai negeri tewas, maka besarnya pensiun janda/duda adalah 72 %

(tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun, dengan ketentuan bahwa

apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang berhak menerima pensiun janda,

maka besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing isteri adalah 72 %

(tujuh puluh dua perseratus) dibagi rata antara isteri-isteri itu.

Jumlah 72 % (tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun termaksud tidak

boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut peraturan pemerintah tentang

gaji dan pangkat PNS yang berlaku bagi almarhum suami/isterinya.

Page 9: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

8

3. Apabila pegawai tewas dan tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak maka

20 % (dua puluh perseratus) dari pensiun janda/duda diberikan kepada orang

tuanya dan apabila kedua orang tuanya telah bercerai maka kepada mereka

masing-masing diberikan separoh dari jumlah termaksud.

D. Keputusan Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Bagi PNS yang mencapai

BUP yang akan diberhentikan dalam Pangkat Pembina Tingkat I Golongan

Ruang IV/b kebawah.

1. Penetapan Keputusan Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Bagi PNS yang

mencapai BUP.

Pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tingkat I

golongan ruang IV/b ke bawah yang mencapai BUP serta pemberian pensiun

janda/dudanya ditetapkan dalam 1 (satu) keputusan Kepala BKN.

Contoh a:

PNS bernama Kianam Ganisa NIP 19490303 198203 1 003, bekerja secara terus-

menerus sebagai PNS sejak 1 Maret 1982, pangkat terakhir Pembina Tingkat I

golongan ruang IV/b TMT 1 Maret 2014. Masa kerja golongan dalam pangkat

terakhir 11 tahun 6 bulan sebagai Lektor Kepala pada Universitas Sam Ratulangi.

Mempunyai masa kerja pensiun 32 tahun 1 bulan dan diberhentikan sebagai PNS

pada akhir bulan Maret 2014. Yang bersangkutan mencapai BUP dan tercatat

mempunyai isteri bernama Nalrum. Oleh karena yang bersangkutan telah

memiliki masa kerja sebagai PNS sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun,

tetapi lebih 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir, maka yang bersangkutan

diberhentikan sebagai PNS dengan hak Pensiun dengan diberikan kenaikan

pangkat pengabdian dari pangkat Pembina golongan ruang IV/a menjadi Pembina

Tingkat I golongan ruang IV/b. Dalam hal demikian, pemberhentian yang

bersangkutan sebagai PNS dan pemberian pensiunnya dengan pangkat Pembina

Tingkat I golongan ruang IV/b serta pensiun janda atas nama Nalrum ditetapkan

dalam 1 (satu) keputusan oleh Kepala BKN.

Contoh b:

PNS bernama Ulil Basar Badala NIP. 19550210 198102 1 003, bekerja secara

terus menerus sebagai PNS sejak 1 Februari 1981, pangkat terakhir Pembina

golongan ruang IV/a dengan jabatan terakhir Guru Madya dengan masa kerja

Page 10: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

9

pangkat terakhir lebih dari 1 (satu) bulan pada Dinas Pendidikan Kota Tangerang

dan mempunyai masa kerja pensiun 34 tahun 1 bulan. Oleh karena yang

bersangkutan telah memiliki masa kerja sebagai PNS sekurang-kurangnya 30

(tigapuluh) tahun dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat

terakhir, maka yang bersangkutan diberhentikan sebagai PNS pada akhir bulan

Februari dengan hak pensiun dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian dengan

pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b awal Februari. Pada akhir bulan

Februari 2015 yang bersangkutan mencapai BUP dan yang bersangkutan tercatat

mempunyai isteri bernama Oli Ramelan. Dalam hal demikian, pemberhentian

yang bersangkutan sebagai PNS dan pemberian pensiunnya dengan pangkat

Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b serta pensiun janda atas nama Oli

Ramelan ditetapkan dalam 1 (satu) keputusan Kepala BKN.

2. Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala.

PNS yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah yang

akan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun karena

mencapai BUP, apabila berhak atas kenaikan gaji berkala, kepadanya diberikan

kenaikan gaji berkala, kecuali ada pernyataan keberatan dari pejabat yang

berwenang. Pemberitahuan kenaikan gaji berkala dimaksud dibuat oleh Kepala

BKN.

E. Latihan

1. CPNS bernama Purwono, pangkat Pengatur Muda Golongan Ruang II/a tmt 1

Oktober 2002. Ditugaskan sebagai Caraka pada Kantor Dinas Sosial Prov.

Kalimantan Timur. Telah menikah dan dikarunia 2 orang anak. Pada tanggal 12

Januari 2003, ketika hendak menuju ke kantor, dalam perjalanan bis yang dinaiki

oleh ybs mendapat kecelakaan, sehingga bis yang dinaiki tsb masuk dalam parit

dan banyak menimbulkan korban. Akibat kejadian itu Sdr. Purwono tsb mendapat

luka yang cukup parah sehingga kaki dan tangannya mengalami kelumpuhan total.

Berdasarkan Surat Pernyataan yang dibuat oleh Tim Penguji Kesehatan RSU

Samarinda Nomor 578/RSU/5/2003 tanggal 8 Mei 2003, Sdr Purwono dinyatakan

cacat dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri.

Bagaimana penyelesaiannya terhadap kasus tersebut ? Jelaskan !

Page 11: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

10

2. Penetapan Pensiun, Pemberian Kenaikan Pangkat Pengabdian dan Perhitungan Masa

Kerja bagi PNS yg akan memasuki Batas Usia Pensiun :

a. Nama : SURIPTO

b. Tanggal Lahir : 19 – 11 – 1951

c. Pangkat : Penata

d. Golru Terakhir : III/c TMT.1-4-2005

e. MKG : 22 th, 04 bln.

f. Diangkat CPNS : Golongan ruang II/a TMT.1-3-1981 Masa Kerja

Golongan 5 th, 3 bln (pengalaman kerja yang diperhitungkan sejak 1-11- 1975

s/d 31-1-1981).

Bagaimana Penyelesaiannya ?

3. Penetapan usul Pensiun Janda/duda, pemberian Kenaikan Pangkat Pengabdian &

Perhitungan Masa Kerja bagi PNS yang Meninggal Dunia.

a. Nama : OJOSULOYO, MM

b. Tgl. Lahir : 12–01–1961

c. Pangkat : Pembina

d. Golru.terakhir : IV/a TMT.01-04-2006

e. MKG : 19 tahun 01 bulan

f. Diangkat CPNS : Golru II/b TMT.01-03-1985

Masa Kerja Go;ongan 03 tahun 00 bulan (tambahan masa kerja fiktif)

g. Meninggal Dunia : 28-02-2007

h. Nama Isteri : NURLEA

Bagaimana Penyelesaiannya ?

F. Rangkuman

Besarnya pensiun pegawai sebulan adalah 2½ % (dua setengah perseratus) dari

dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerjanya dengan ketentuan bahwa :

Pensiun Pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75 % (tujuh puluh lima

Page 12: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

11

perseratus) dan sekurang-kurangnya 40 % (empat puluh perseratus) dari dasar

pensiun;

Besarnya pensiun janda/duda 36 % (tiga puluh enam perseratus) dari dasar

pensiun, dengan ketentuan bahwa : Apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang

berhak menerima pensiun janda, maka besarnya bagian pensiun janda untuk

masing-masing isteri adalah 36 % (tiga puluh enam perseratus) dibagi rata antara

isteri-isteri itu;

Apabila pegawai negeri tewas, maka besarnya pensiun janda/duda adalah 72 %

(tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun

Apabila pegawai tewas dan tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak maka

20 % (dua puluh perseratus) dari pensiun janda/duda diberikan kepada orang

tuanya

Page 13: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

12

BAB III

TATA CARA PENETAPAN PEMBERIAN PENSIUN PNS

GOLONGAN RUANG IV/b KEBAWAH

A. Pemberian Pensiun PNS yang Mencapai Batas Usia Pensiun

1. Persiapan

a. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN)/Kepala Kantor Regional BKN

atau pejabat yang ditunjuk menyusun daftar nominatif (listing data elektronik)

dari PNS yang akan mencapai Batas Usia Pensiun (BUP).

b. Untuk mempercepat proses penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun,

Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN menyampaikan daftar nominatif

(listing data elektronik) bagi PNS yang akan diberhentikan dalam Pangkat

Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b kebawah yang akan mencapai BUP

kepada masing-masing instansi paling lambat 12 (dua belas) bulan sebelum

awal tahun anggaran berjalan dimana dalam tahun yang bersangkutan

mencapai BUP, melalui system Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK),

dibuat sesuai Perketentiuan yang berlaku.

2. Daftar Nominatif (Listing Data Elektronik) PNS

a. PPK masing-masing instansi atau pejabat yang ditunjuk setelah menerima

daftar nominatif (listing data elektronik) wajib melakukan pemeriksaan

terhadap isi daftar nominatif (listing data elektronik) tersebut, termasuk

klarifikasi kepada PNS yang bersangkutan.

b. Apabila terdapat perbedaan data kepegawaian, maka PPK masing-masing

instansi wajib memperbaiki data yang tercantum dalam daftar nominatif

(listing data elektronik) dengan data kepegawaian yang benar dan dismpaikan

data pendukungnya kepada Kepala BKN/Kantor Regional BKN, dibuat

menurut ketentuan yang berlaku.

Perbedaaan data kepegawaian tersebut, antara lain :

1) Telah diangkat dalam jabatan struktural atau fungsional yang BUP-nya

dapat diperpanjang. Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan

Page 14: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

13

pada daftar nominatif (listing data elektronik) perbedaan ditulis “BUP

Diperpanjang” dan dicatat nomor dan tanggal keputusan pengankatan

dalam jabatan struktural atau fungsioanal sekaligus pengangkatan dalam

jabatan struktural atau fungsional sekaligus dilakukan peremajaan data

jabatan PNS yang bersangkutan.

2) Telah diangkat dalam jabatan yang BUP-nya ditetapkan dalam undang-

undang, misalnya Guru, Jaksa atau Hakim. Dalam hal demikian, maka

dalam kolom keterangan pada daftar nominatif (listing data elektronik)

perbedaan ditulis “Diangkat Sebagai Jaksa atau Hakim” dan dicatat nomor

dan tanggal keputusan pengangkatan dalam jabatan PNS yang

bersangkutan.

3) Telah berhenti sebagai PNS. Dalam hal demikian, maka dalam kolom

keterangan pada daftar nominatif (listing data elektronik) perbedaan ditulis

“Berhenti” dan dicatat nomor dan tanggal keputusan pemberhentian.

4) Telah meninggal dunia. Dalam hal PNS meninggal dunia, maka dalam

kolom keterangan pada daftar nominatif (listing data elektronik)

perbedaan ditulis “Meninggal Dunia” dan dicatat nomor dan tanggal

keterangan kematian.

5) Telah pindah instansi atau pindah wilayah kerja. Dalam hal demikian,

maka dalam kolom keterangan daftar nominatif (listing data elektronik)

perbedaan ditulis “PI” atau “PWK” (PI=Pindah Instansi, PWK = Pindah

Wilayah Kerja dan dicatat nomor dan tanggal keputusan perpindahan.

6) Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembberhentian dengan hormat atau

pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS oleh Pejabat yang

berwenang menghukum dan telah mempunyai kekuatan hokum yang

tetap. Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan daftar

nominatif (listing data elektronik) perbedaan ditulis “Berhenti Dengan

Hormat/Tidak Dengan Hormat” dan dicatat nomor dan tanggal keputusan

penjatuhan hukuman disiplinnya.

7) Sedang menjalani pemberhentian sementara. Dalam hal demikian, maka

dalam kolom keterangan daftar nominatif (listing data elektronik)

perbedaan ditulis “Berhenti Sementara” dan dicatat nomor dan tanggal

keputusan pemberhentian sementara.

Page 15: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

14

Selanjutnya apabila sudah ada keputusan dari pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hokum yang tetap dan keputusan pemberhentian dari

pejabat yang berwenang, maka salinan/fotokopi sah keputusan

pemberhentiannya disampaikan kepada Kepala BKN/Kepala Kantor Regional

BKN

Untuk penetapan pensiun dan melengkapi tata nnaskah yang bersangkutan,

maka salinan/fotokopi sah sebagaimana tersebut pada angka 1) sampai dengan

angka 7), dilampirkan dan disampaikan kepada Kepala BKN/ Kepala Kantor

Regional BKN

c. Apabila terdapat kekurangan data kepegawaian

Apabila dalam daftar nominatif (listing data elektronik) yang dikirim daro

Kepala BKN?kepala Kantor Regional BKN terdapat kekurangan/belum

memuat data PNS yang mencapai BUP, maka Pejabat Pembina Kepegawaian

(PPK) masing-masing instansi membuat daftar nominatif tambahan (listing

data elektronik) yang diisi secara lengkap, dibuat sesuai ketentuan yang

berlaku.

3. Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP)

a. PPK masing-masing instansi paling lambat 2 (dua) bulan telah melakukan

verifikasi daftar nominatif (listing data elektronik) terhadap PNS yang

bersangkutan, wajib mencetak DPCP dalam rangkap 2 (dua) dan disampaikan

kepada PNS yang bersangkutan, dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

b. PNS yang telah menerima DPCP dalam rangkap 2 (dua) wajib memeriksa dan

meneliti data yang tercantum dalam DPCP, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila data telah benar agar ditandatangani

2) Apabila terdapat perbedaan data tentang :

a) Nama, (missal : perubahan nama dari Amir menjadi Abdullah) agar

dibuktikan dengan asli keputusan dari Gubernur/Bupati/Walikota

berdasarkan penetapan Pengadilan;

b) Tanggal, bulan, dan tahun lahir, agar dibuktikan dengan asli keputusan

pengangkatan pertama sebagai CPNS/PNS dan ijazah yang digunakan

sebagai dasar pengangkatansebagai CPNS/PNS;

c) Pangkat, agar dibuktikan dengan salinan/fotocopi sah keputusan dalam

pangkat terakhir;

Page 16: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

15

d) Masa kerja yang belum diperhitungkan sebagai masa kerja pensiun

agar dibuktikan dengan fotocopi sah keputusan tentang pengalaman

kerja;

e) Terhitung mulai tanggal masuk sebagai CPNS/PNS, agar dibuktikan

dengan salinan/fotocopi sah keputusan pengangkatan pertama sebagai

CPNS/PNS;

f) Nama isteri/suami, agar dibuktikan dengan salinan/fotocopi sah akta

nikah/kawin/karis/karsu; dan

g) Nama anak, agar dibuktikan dengan fotocopi sah akta kelahiran.

3) Selanjutnya PNS yang bersangkutan menulis dengan jelas alamat sekarang

dan alamat sesudah pensiun pada DPCP tersebut.

c. PNS yang bersangkutan paling lambat dalam waktu 2 (dua) minggu setelah

menerima DPCP harus menandatangani dan menyerahkan kepada pejabat

pengelola kepegawaian di unit kerjanya, dilengkapi dengan 5(lima) lembar

pas foto terbaru ukuran 3x4 cm (di belakang pas foto ditulis nama dan NIP0

serta lampiran data pendukung untuk mendapat pengesahan.

d. Pejabat pengelola kepegawaian yang menerima pengembalian DPCP tersebut

paling lambat dalam waktu 2 (dua) minggu sudah harus menandatangani

DPCP.

e. PPK masing-masing instansi bersama Kepala BKN/Kepala Kantor Regional

BKN atau pejabat lain yang ditunjuk melakukan rekonsiliasi data PNS yang

akan dipertimbangakan penetapan keputusan pemberhentian dan pemberian

pensiun paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya daftar nominatif

(listing data elektronik).

f. Dalam rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada huruf e selain menyampaikan

perbaikan daftar nominatif (listing data elektronik) kepada Kepala

BKN/Kepala Kantor Regional BKN sebagaimana dimaksud pada angka 2

huruf b, PPK juga memperbaiki dan melengkapi perbedaan atau kekurangan

data melalui SAPK dengan melampirkan :

1) Hardcopy data dukung adanya perbedaan data;

2) DPCP yang ditandatangani oleh yang bersangkutan dan pejabat yang

berwenang;

3) 5 (lima) lembar pas foto terbaru ukuran 3 x 4 cm;

Page 17: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

16

4) Penilaian Prestasi Kerja tahun terakhir, bagi PNS yang dapat

dipertimbangkan kenaikan pangkat pengabdian; dan

5) Pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat atau

tingkat sedang dalam 1 (satu) tahun terakhir, bagi PNS yang dapat

dipertimbnagkan kenaikan pangkat pengabdian.

g. PPK masing-masing instansi paling lambat 1 (satu) bulan setelah rekonsiliasi

menyampaikan kepada Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN melalui

SAPK yaitu

1) Daftar nominatif (listing data elektronik) hasil rekonsiliasi; dan

2) DPC

h. Daftar nominatif dan DPCP sebagaimana dimaksud pada huruf g, dibubuhi

kode-kode elektronik tertentu dari pejabat yang berwenang untuk menjamin

legalitas, otoritas, validitas, dan autentikasi secara elektronik.

i. Kode-kode elektronik tertentu sebagai identitas pejabat yang berwenang yang

memiliki otoritas dan tanggung jawab atas formulir pengusulan secara

elektronik harus dapat dikenali dan dibaca olej Kepala BKN/Kepala Kantor

Regional BKN atau pejabat lain yang ditunjuk.

j. PPK masing-masing instansi yang mengusulkan pemberhentian dan

pemberian pensiun mengajukan permintaan kode-kode elektronik tertentu

kepada Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN yang akan digunakan

untuk menjamin legilitas, otoritas, validitas, dan autentikasi formulir

pengusulan secara elektronik.

4. Penetapan Keputusan

a. Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN atau pejabat lain yang ditunjuk

melakukan verifikasi dan validasi terhadap daftar nominatif (listing data

elektronik) hasil rekonsiliasi dan DPCP.

b. Apabila usul sebagaimana dimaksud pada huruf a sudah sesuai dengan

persyaratan yang ditentukan, kemudian dilakukan pencetakan naskah

keputusan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS dan janda/dudanya

untuk ditetapkan.

c. Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN atau pejabat lain yang ditunjuk

menetapkan keputusan pemberhentian dan pemberian pensiun berdasarkan

daftar nominatif (listing data elektronik) hasil rekonsiliasi dan DPCP.

Page 18: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

17

d. Apabila PPK tidak melakukan rekonsiliasi atau tidak menyampaikan daftar

nominatif (Listing data elektronik) hasil rekonsiliasi melalui SAPK dalam

waktu 3 (tiga) bulan senbelum PNS mencapai BUP, maka Kepala

BKN/Kepala Kantor Regional BKN atau pejabat lain yang ditunjuk

menetapkan keputusan pemberhentian dan pemberian pensiun berdasarkan

data yang ada di BKN.

5. Penyampaian Keputusan

Keputusan Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN tentang peberhentian dan

pemberian pensiun PNS dan Janda/Duda-nya disampaikan kepada yang

bersangkutan dan tembusannya disampaikan kepada :

a. Pejabat Pembina Kepegawaian;

b. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara/Pemegang Kas

(PEKAS)/Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan;

c. PT. TASPEN (Pesero)/ PT ASABRI (Pesero);

d. Pejabat lain yang dianggap perlu; dan

e. Pertinggal

6. Pembayaran Pensiun Janda/Duda

Dalam hal penerima pensiun PNS meninggal dunia dan di dalam keputusan

pemberhentian dan pemberian pensiunnya ditetapkan sekaligus pensiun

janda/duda-nya, maka janda/duda-nya harus melapor kepada kantor pembeyaran

pensiun PT TASPEN (Pesero)/PT ASABRI (Pesero) untuk mendapatkan

pembayaran pensiun janda/dudanya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

7. Ketentuan Lain

a. Keputusan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS atau pemberian

pensiun janda/duda yang telah ditetapkan dengan keputusan pejabat yang

berwenang sebelum berlakunya Peraturan Kepala BKN Nomor 26 tahun 2013

tanggal 31 Oktober 2013 tentang pedoman pemberhentian dan pemberian

pensiun PNS yang mencapai BUP yang akan diberhentikan dalam pangkat

Pembina tingkat I Golongan Ruang IV/b ke bawah, tetap berlaku

Page 19: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

18

b. Keputusan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS serta pensiun

janda/dudanya bagi PNS Pusat di daerah sepanjang mengenai kewenangan

Kepala BKN ditetapkan oleh Kepala Kantor Regional BKN sesuai wilayah

kerjanya dengan ketentuan instansi yang bersangkutan memberikan

kewenangan mengelola mutasi kepegawaian kepada pimpinan instansi

vertical/unit pelaksanan teknis di daerah;

c. Dalam hal isteri/suami/anak penerima pensiun tidak tercantum dalam

keputusan pensiun yang bersangkutan, maka hak pensiun janda/duda/anak

akan ditetapkan kemudian oleh Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN.

d. Ketentuan mengenai penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun PNS

yang mencapai BUP bagi PNS yang akan diberhentikan dalam pangkat

Pembina tingkat I Golongan Ruang IV/b ke bawah , berlaku juga bagi PNS

yang akan diberhentikan dalam pangkat Pembinaa tingkat I Golongan Ruang

IV/b ke bawah yang BUP-nya secara definitive telah ditetapkan dengan

undang-undang. Misalnya : Guru, Panitera Pengadilan Tingkat Pertama, BUP-

nya 60 (enam puluh) tahun, Jaksa BUP-nya 62 (enam puluh dua) tahun.

B. Pemberian Pensiun PNS Yang Cacat Karena Dinas

PNS yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat dan tidak dapat

bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, yang disebabkan cacat karena dinas

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun dan diberikan

kenaikan pangkat pengabdian. Pemberhentian dan pemberian pensiun PNS tersebut

ditetapkan oleh Kepala BKN setelah menerima usul dari Pejabat Pembina

Kepegawaian masing-masing instansi dengan melampirkan :

1. Data perorangan calon penerima pensiun dalam hal PNS yang cacat karena dinas

tidak dapat menandatangani, maka daftar perorangan calon penerima pensiun

ditandatangani oleh isteri/suami/anak/orang tua;

2. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai Calon PNS/PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan /foto copy surat nikah;

5. Salinan/foto copy sah surat akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

6. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

Page 20: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

19

7. Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan atau surat keterangan yang

menjelaskan bahwa Calon PNS/PNS yang mengalami kecelaka-an atau cacat

dalam menjalankan tugas kedinasan;

8. Laporan dari pimpinan unit kerja paling rendah eselon III kepada Pejabat

Pembina Kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan

PNS yang bersangkutan cacat;

9. Surat keterangan dari tim penguji kesehatan yang menyatakan jenis cacat yang

diderita oleh PNS yang bersangkutan yang mengakibatkan tidak dapat bekerja

lagi dalam semua jabatan negeri;

10. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar.

Untuk Calon PNS yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas

dan tidak dapat lagi bekerja dalam semua jabatan negeri, sebelum diberhentikan

dengan hormat dan diberikan pangkat pengabdian yang bersangkutan terlebih

dahulu diangkat menjadi PNS.

C. Usul Penetapan Pensiun Janda/Duda Dari PNS Yang Tewas

Dalam hal PNS yang dinyatakan tewas, penetapan surat keputusan pensiun

janda/dudanya ditetapkan oleh Kepala BKN, setelah menerima usul dari Pejabat

Pembina Kepegawaian yang bersangkutan. Permohonan pensiun janda/duda dari PNS

yang tewas diajukan dengan melampirkan:

1. Data perorangan calon penerima pensiun yang ditandatangani oleh

isteri/suami/anak/orangtua;

2. Salinan/foto copy sah surat pengangkatan sebagai Calon PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan/foto copy sah surat nikah;

5. Salinan/foto copy sah surat akte kelahiran/kenal lahir anak;

6. Surat keterangan janda/duda dari Kepala Kelurahan/Desa/ Camat;

7. Surat keterangan kematian dari kepala kelurahan/desa/camat;

8. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

9. Pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak 5 (lima) lembar.

Page 21: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

20

Dalam hal PNS diajukan pensiun tewas bersamaan dengan usul kenaikan

pangkat anumerta, maka usul pemberhentian dan pemberian pensiun tewas diajukan

bersamaan dengan pemberian kenaikan pangkat anumerta dengan melampirkan :

1. Salinan sah surat keputusan sementara kenaikan pangkat anumerta;

2. Berita acara dari pejabat yang berwajib (Polri, Pamong Praja dan yang lain)

tentang kejadian yang mengakibatkan yang bersangkutan tewas;

3. Vitsum et repertum dari dokter;

4. Salinan sah surat penugasan atau surat keterangan dari pimpinan instansi yang

menerangkan bahwa tewasnya PNS yang bersangkutan adalah pada waktu sedang

menjalankan tugas kewajiban jabatannya;

5. Laporan dari pimpinan instansi yang bersangkutan tentang peristiwa yang

menimpa PNS yang bersangkutan yang mengakibatkan ia tewas.

Apabila yang dinyatakan tewas Calon PNS, maka terlebih dahulu yang bersangkutan

diangkat menjadi PNS pada tanggal 1 bulan yang bersangkutan dinyatakan tewas,

selanjutnya diberikan kenaikan pangkat anumerta terhitung mulai tanggal pada saat

yang bersangkutan dinyatakan tewas dan diberikan pensiun terhitung mulai tanggal 1

bulan berikutnya.

Contoh :

Calon PNS bernama Ismail, lahir tanggal 12 Juni 1987, diangkat Calon PNS sejak 1

Maret 2012, jabatan sebagai caraka dengan pangkat pengatur muda golongan ruang

II/a pada Kementerian Perhubungan R.I. Pada tanggal 24 Januari 2013 saat

menjalankan tugas kedinasan mengalami kecelakaan dan oleh pejabat yang

berwenang yang bersangkutan dinyatakan tewas dengan meninggalkan Jamilah

sebagai isteri sah yang berhak atas pensiun janda. Dalam hal demikian maka Ismail

terlebih dahulu diangkat sebagai PNS sejak tanggal 1 Januari 2013 dan diberikan

kenaikan pangkat anumerta menjadi pengatur muda tingkat I golongan ruang II/b

terhitung mulai tanggal 24 Januari 2013, kepada Saudara Jamilah diberikan pensiun

janda terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013 yang ditetapkan dengan surat

keputusan Kepala BKN.

Page 22: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

21

D. Usul Penetapan Pensiun Janda/Duda Dari PNS Yang Meninggal Dunia

Dalam hal PNS yang meninggal dunia maka pensiun janda/dudanya

ditetapkan oleh Kepala BKN setelah menerima usul dari Pejabat Pembina

Kepegawaian yang bersangkutan. Permohonan pensiun janda/duda tersebut diajukan

bersamaan dengan usul kenaikan pangkat pengabdian (KPP) bagi PNS yang

memenuhi syarat. Permohonan tersebut disertai kelengkapan :

1. Data perorangan calon penerima pensiun yang ditandatangani oleh

isteri/suami/anak;

2. Salinan/foto copy sah surat keputusan sebagai Calon PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan/foto copy sah surat nikah;

5. Salinan/foto copy surat akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

6. Surat Keterangan kematian dari kepala kelurahan/camat;

7. Surat keterangan janda/duda dari kepala kelurahan/desa/ camat;

8. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

9. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar.

Dalam hal PNS yang meninggal dunia apabila memenuhi syarat untuk mendapatkan

kenaikan pangkat pengabdian maka usul pemberhentian dan pemberian pensiun

diajukan dengan usul pemberian kenaikan pangkat pengabdian dengan melampirkan :

1. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir;

2. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat

dalam satu tahun terakhir;

E. Latihan

1. Dalam hal PNS diajukan pensiun tewas bersamaan dengan usul kenaikan pangkat

anumerta, maka usul pemberhentian dan pemberian pensiun tewas diajukan

bersamaan dengan pemberian kenaikan pangkat anumerta. Apa saja berkas yang

perlu dilampirkan sebutkan !

2. PNS yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat dan tidak dapat bekerja

lagi dalam semua jabatan negeri, yang disebabkan cacat karena dinas

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun dan diberikan

kenaikan pangkat pengabdian. Pemberhentian dan pemberian pensiun PNS

tersebut ditetapkan oleh Kepala BKN setelah menerima usul dari Pejabat Pembina

Page 23: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

22

Kepegawaian masing-masing. Persyaratan apa saja yang perlu dilampirkan

sebutkan !

3. Dalam hal PNS yang meninggal dunia maka pensiun janda/dudanya ditetapkan

oleh Kepala BKN setelah menerima usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian yang

bersangkutan. Permohonan pensiun janda/duda tersebut diajukan bersamaan

dengan usul kenaikan pangkat pengabdian (KPP) bagi PNS yang memenuhi

syarat. Apa saja kelengkapan yang perlu dilampirkan sebutkan !

F. Rangkuman

Untuk mempercepat proses penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun,

Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN menyampaikan daftar nominatif

(listing data elektronik) bagi PNS yang akan diberhentikan dalam Pangkat

Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b kebawah yang akan mencapai BUP

kepada masing-masing instansi paling lambat 12 (dua belas) bulan sebelum awal

tahun anggaran berjalan dimana dalam tahun yang bersangkutan mencapai BUP,

melalui system Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK), dibuat sesuai

ketentuan yang berlaku.

PPK masing-masing instansi atau pejabat yang ditunjuk setelah menerima daftar

nominatif (listing data elektronik) wajib melakukan pemeriksaan terhadap isi

daftar nominatif (listing data elektronik) tersebut, termasuk klarifikasi kepada

PNS yang bersangkutan.

PPK masing-masing instansi paling lambat 2 (dua) bulan telah melakukan

verifikasi daftar nominatif (listing data elektronik) terhadap PNS yang

bersangkutan, wajib mencetak DPCP dalam rangkap 2 (dua) dan disampaikan

kepada PNS yang bersangkutan, dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam hal penerima pensiun PNS meninggal dunia dan di dalam keputusan

pemberhentian dan pemberian pensiunnya ditetapkan sekaligus pensiun

janda/duda-nya, maka janda/duda-nya harus melapor kepada kantor pembeyaran

pensiun PT TASPEN (Pesero)/PT ASABRI (Pesero) untuk mendapatkan

pembayaran pensiun janda/dudanya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Page 24: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

23

BAB IV

TATA CARA PENETAPAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PNS

YANG BERPANGKAT PEMBINA UTAMA MUDA GOLONGAN

RUANG IV/c KEATAS SERTA PENSIUN JANDA/DUDANYA

A. Persiapan

BKN menyusun daftar nominatif (listing) dari PNS yang akan mencapai batas

usia pensiun yang disampaikan kepada masing-masing instansi 18 (delapan belas)

bulan sebelum PNS yang bersangkutan mencapai batas usia pensiun.

1. Pejabat Pembina kepegawaian masing-masing instansi atau pejabat yang ditunjuk

olehnya setelah menerima daftar nominatif berkewajiban melakukan pemeriksaan

isi daftar nominatif tersebut. Apabila terdapat kekurangan dan perbedaan data

kepegawaian, maka pejabat Pembina kepegawaian menyampaikan daftar

tambahan dan daftar nominatif perbedaan data kepegawaian kepada Presiden dan

tembusannya kepada Kepala BKN;

2. Kemungkinan terjadinya perbedaan data kepegawaian tersebut antara lain :

a. Diangkat dalam jabatan struktural atau fungsional yang batas usia pensiunnya

dapat diperpanjang;

Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan pada daftar

nominatif perbedaan ditulis “Batas usia pensiun diperpanjang” dan dicatat

nomor dan tanggal surat keputusan pengangkatan dalam jabatan

struktural/fungsional. Untuk melengkapi tata naskah yang bersangkutan, maka

salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan dalam jabatan dan

keputusan perpanjangan batas usia pensiunnya agar dilampirkan dan

disampaikan kepada Kepala BKN.

b. Diangkat dalam jabatan yang batas usia pensiunnya ditetapkan dalam undang-

undang, umpamanya Jaksa dan Hakim;

Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan pada daftar

nominatif perbedaan ditulis “Diangkat sebagai Jaksa atau Hakim” dan dicatat

nomor dan tanggal surat keputusan pengangkatan dalam jabatannya. Untuk

Page 25: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

24

melengkapi tata naskah yang bersangkutan dalam jabatannya agar dilampirkan

dan disampaikan kepada Kepala BKN.

c. Telah berhenti sebagai PNS;

Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan pada daftar

nominatif perbedaan ditulis “berhenti” dan dicatat nomor dan tanggal surat

keputusan pemberhentian dengan tinta merah. Untuk melengkapi tata naskah

yang berangkutan, maka salinan/foto copy sah surat keputusan pemberhentian

tersebut agar dilampirkan dan disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawian

Negara.

d. Telah meninggal dunia;

Dalam hal PNS meninggal dunia, maka dalam kolom keterangan pada

daftar nominatif perbedaan ditulis “meninggal dunia” dan dicatat nomor dan

surat keterangan kematian dengan tinta merah. Untuk melengkapi tata naskah

yang bersangkutan, maka salinan/foto copy sah surat keterangan kematian

tersebut dilampirkan dan disampaikan kepada Kepala BKN.

e. Telah pindah instansi atau pindah wilayah kerja;

Dalam hal PNS pindah instansi atau pindah wilayah kerja maka dalam

kolom keterangan daftar nominatif perbedaan ditulis “PI atau PWK’ (PI=

Pindah Instansi, PWK= Pindah Wilayah Kerja) dan dicatat nomor dan tanggal

surat keputusan perpindahan tersebut dengan tinta hitam. Untuk penetapan

pensiun yang bersangkutan, maka salinan/foto copy sah surat keputusan

perpindahan tersebut dilampirkan dan disampaikan kepada Kepala BKN.

f. Dijatuhi hukuman disiplin berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat

sebagai PNS oleh pejabat yang berwenang menghukum dan telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap;

Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan daftar nominatif

perbedaan ditulis “Berhenti tidak dengan hormat” dengan tinta merah dan

dicatat nomor dan tanggal surat keputusan penjatuhan hukuman disiplinnya.

Untuk melengkapi tata naskah yang bersangkutan, maka salinan/foto copy sah

surat keputusan pemberhentiannya dilampirkan dan disampaikan kepada

Kepala BKN.

Page 26: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

25

g. Sedang menjalani pemberhentian sementara;

Dalam hal demikian, maka dalam kolom keterangan daftar nominatif

perbedaan ditulis “Pemberhentian sementara” dan dicatat nomor dan tanggal

surat keputusan pemberhentian sementara tersebut dengan tinta merah. Untuk

melengkapi tata naskah yang bersangkutan, maka salinan/foto copy sah surat

keputusan pemberhentian sementara tersebut dilampirkan dan disampaikan

kepada Kepala BKN. Selanjutnya apabila sudah ada putusan dari pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan surat keputusan

pemberhentian dari pejabat yang berwenang, maka salinan/foto copy surat

keputusan pemberhentiannya disampaikan kepada Kepala BKN.

3. Kemungkinan terdapat kekurangan data kepegawaian.

Apabila dalam daftar nominatif yang dikirim dari BKN ada

kekurangan/belum memuat data PNS yang mencapai batas usia pensiun, maka

pejabat Pembina kepegawaian masing-masing instansi membuat daftar nominatif

tambahan yang diisi secara lengkap.

4. Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP).

a. Pejabat pengelola kepegawaian masing-masing instansi setelah menerima dan

memeriksa daftar nominatif selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan

berkewajiban untuk menyiapkan DPCP dalam rangkap 3 (tiga) dan

menyampaikan kepada PNS yang bersangkutan untuk dilengkapi dan

melakukan pemeriksaan;

b. PNS yang telah menerima DPCP dalam rangkap 3 (tiga) wajib memeriksa dan

meneliti data yang tercantum dalam DPCP dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila data telah benar agar ditandatangani.

2) Apabila terdapat perbedaan data tentang :

a) Nama agar dibuktikan dengan asli surat keputusan dari

Gubernur/Bupati/Walikota berdasarkan penetapan pengadilan;

b) Tanggal lahir, agar dibuktikan dengan asli surat keputusan

pengangkatan sebagai Calon PNS/PNS;

c) Jabatan, agar dibuktikan dengan salinan/foto copy sah surat keputusan

pengangkatan dalam jabatan terakhir;

d) Pangkat, agar dibuktikan dengan salinan/foto copy sah surat keputusan

dalam pangkat terakhir;

Page 27: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

26

e) Gaji pokok terakhir, agar dibuktikan dengan salinan/foto copy sah

surat keputusan dalam pangkat terakhir dan atau surat pemberitahuan

kenaikan gaji berkala;

f) Masa kerja sebelum diangkat sebagai PNS, agar dibuktikan dengan

foto copy sah surat keputusan tentang pengalaman kerja;

g) Mulai masuk sebagai Calon PNS/PNS, agar dibuktikan dengan

salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan pertama sebagai

Calon PNS/PNS;

h) Nama isteri/suami, agar dibuktikan dengan salinan/foto copy sah surat

nikah/kawin; dan

i) Nama anak, agar dibuktikan dengan foto copy sah akte lahir.

Selanjutnya PNS yang bersangkutan menulis dengan jelas alamat sekarang

dan alamat sesudah pensiun pada DPCP tersebut.

c. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu setelah menerima DPCP,

yang bersangkutan harus sudah menandatangani dan menyerahkan kepada

pejabat pengelola kepegawaian di unit kerjanya dilengkapi dengan 5 (lima)

lembar pas foto ukuran 4x6 cm serta lampiran lainnya, untuk mendapat

pengesahan.

d. Pejabat pengelola kepegawaian yang menerima DPCP tersebut dalam waktu

selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sudah harus menandatangani dan

mengirim :

1) Lembar kesatu kepada Presiden dengan melampirkan 5 (lima) lembar pas

foto ukuran 4 x 6 cm dan lampiran lainnya;

2) Lembar kedua untuk Kepala BKN disertai lampiran lainnya sebagai bahan

pertimbangan teknis kepada Presiden;

3) Lembar ketiga pertinggal.

5. Dalam hal PNS mencapai batas usia pensiun dan memenuhi syarat untuk

diberikan kenaikan pangkat pengabdian, maka pengajuan usul pemberhentian dan

pemberian pensiun sekaligus dengan usul pemberian kenaikan pangkat

pengabdiannya, dengan melampirkan :

a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir;

b. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau

berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Page 28: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

27

B. Pemberhentian dan Pemberian Pensiun PNS Yang Belum Mencapai Batas Usia

Pensiun.

Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan usul pemberhentian dan pemberian

pensiun bagi PNS yang belum mencapai batas usia pensiun kepada Presiden dan

tembusannya kepada Kepala BKN dengan melampirkan :

a. Data perorangan calon penerima pensiun (DPCP);

b. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan pertama sebagai Calon

PNS/PNS;

c. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

d. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir;

e. Permohonan berhenti atas permintaan sendiri dari PNS yang bersangkutan kepada

Pejabat Pembina Kepegawaian;

f. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar;

g. Foto copy sah surat nikah;

h. Foto copy sah akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

i. Foto copy sah daftar keluarga.

C. Pemberhentian dan Pemberian Pensiun PNS Yang Telah Mencapai Batas Usia

Pensiun.

Pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina Utama Muda

golongan ruang IV/c keatas yang mencapai batas usia pensiun serta pemberian

pensiun janda/dudanya ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan

teknis dari Kepala BKN. Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan

menyampaikan usul pemberhentian dan pemberian pensiun kepada Presiden dan

tembusannya kepada Kepala BKN dengan melampirkan :

1. Data Perorangan Calon Penerima Pensiun;

2. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan pertama sebagai Calon

PNS/PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan/foto copy sah surat nikah;

5. Salinan/foto copy sah akte kelahiran/kenal lahir anak;

6. Salinan/foto copy sah susunan keluarga;

7. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar.

Page 29: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

28

Dalam hal PNS yang mengajukan pensiun karena mencapai batas usia pensiun

memenuhi syarat untuk mendapat kenaikan pangkat pengabdian, maka usul

pemberhentian dan pemberian pensiun diajukan bersama dengan usul pemberian

kenaikan pangkat pengabdian dengan melampirkan :

1. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tahun terakhir;

2. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat

dalam 1 (satu) tahun terakhir.

D. PNS Yang Menduduki Jabatan Struktural atau Fungsional Yang Batas Usia

Pensiunnya Dapat Diperpanjang Yang Berpangkat Pembina Utama Muda

Golongan IV/c Keatas

1. Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan menyampaikan usul

pemberhentian dan pemberian pensiun kepada Presiden dan tembusannya kepada

kepala BKN dengan melampirkan :

a. Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP);

b. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan pertama sebagai Calon

PNS/PNS;

c. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

d. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir;

e. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar;

f. Salinan/foto copy sah surat nikah;

g. Salinan/foto copy sah akte kelahiran/surat kenal lahir;

h. Salinan/foto copy sah daftar susunan keluarga;

2. Dalam hal PNS tersebut memenuhi syarat untuk mendapat kenaikan pangkat

pengabdian, maka usul pemberhentian dan pemberian pensiun diajukan bersama

dengan usul pemberian kenaikan pangkat pengabdiannya, dengan melampirkan :

a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir;

b. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau

berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Page 30: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

29

E. Penetapan Pemberhentian dan Pemberian Pensiun PNS Yang Cacat Karena

Dinas

PNS yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat dan tidak dapat

bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, yang disebabkan cacat karena dinas

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun dan diberikan

kenaikan pangkat pengabdian. Pemberhentian dan pemberian pensiun PNS tersebut

ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala BKN

setelah menerima usul dari pejabat Pembina kepegawaian masing-masing instansi

dengan melampirkan :

1. Data perorangan calon penerima pensiun dalam hal PNS yang cacat karena dinas

tidak dapat menandatangani, maka DPCP ditandatangani oleh isteri/ suami/

anak/orangtua;

2. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai Calon PNS/PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan/foto copy sah surat pengangkatan dalam jabatan terakhir;

5. Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan atau surat keterangan yang

menjelaskan bahwa Calon PNS/PNS yang mengalami kecelakaan atau cacat

dalam menjalankan tugas kedinasan;

6. Laporan dari pimpinan unit kerja paling rendah eselon III kepada pejabat pembina

kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan PNS yang

bersangkutan cacat;

7. Surat keterangan dari tim penguji kesehatan yang menyatakan jenis cacat yang

diderita oleh PNS yang bersangkutan yang mengakibatkan tidak dapat bekerja

lagi dalam semua jabatan negeri;

8. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar;

9. Salinan/foto copy surat nikah;

10. Salinan/foto copy sah surat akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

11. Salinan/foto copy sah daftar keluarga.

Page 31: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

30

F. Usul Penetapan Pensiun Janda/Duda Dari PNS Yang Tewas

Dalam hal PNS yang dinyatakan tewas, penetapan surat keputusan pensiun

janda/dudanya ditetapkan oleh Presiden yang terlebih dahulu mendapat pertimbangan

teknis dari Kepala BKN, setelah menerima usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian

yang bersangkutan. Permohonan pensiun janda/duda dari PNS yang tewas diajukan

bersamaan dengan usul kenaikan pangkat anumerta dengan disertai kelengkapan

sebagai berikut :

1. Data perorangan calon penerima pensiun yang ditandatangani oleh

iseri/suami/anak/orangtua;

2. Salinan/foto copy sah surat pengangkatan sebagai Calon PNS/PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan/foto copy sah surat nikah;

5. Salinan/foto copy sah surat akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

6. Surat keterangan janda/duda dari kepala kelurahan/desa/ camat;

7. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

8. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 5(lima) lembar;

9. Surat keterangan kematian dari dokter atau visum et repertum. Jika telah

meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan yang menimpa dirinya (apabila

dinyatakan tewas);

10. Surat keterangan penugasan (apabila yang bersangkutan dinyatakan tewas).

G. Usul Penetapan Pensiun Janda/Duda Dari PNS Yang Meninggal Dunia

Dalam hal PNS yang meninggal dunia maka pensiun janda/dudanya ditetapkan oleh

Presiden yang terlebih dahulu mendapat pertimbangan teknis dari Kepala BKN

setelah menerima usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan.

Permohonan pensiun janda/duda tersebut diajukan bersamaan dengan usul kenaikan

pangkat pengabdian (KPP) bagi PNS yang memenuhi syarat.

Permohonan tersebut disertai kelengkapan :

1. Data perorangan calon penerima pensiun yang ditandatangani oleh

isteri/suami/anak;

2. Salinan/foto copy sah surat keputusan sebagai Calon PNS;

3. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

4. Salinan /foto copy sah surat nikah;

Page 32: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

31

5. Salinan/foto copy surat akte kelahiran/surat kenal lahir;

6. Salinan/foto copy sah daftar keluarga

7. Surat keterangan kematian dari kepala kelurahan/desa/camat;

8. Surat keterangan janda/duda dari kepala kelurahan/desa/ camat;

9. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5(lima) lembar.

H. Usul Pemberhentian dan Pemberian Pensiun PNS Daerah Kabupaten/Kota

1. Usul kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota untuk

menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c keatas yang akan

diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun, diajukan sekaligus dengan usul

pemberhentian dan pemberian pensiunnya oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan langsung kepada Presiden dan

tembusannya disampaikan kepada Kepala BKN.

2. Dalam hal PNS Daerah Kabupaten/Kota tersebut menduduki jabatan struktural

eselon II yang batas usia pensiunnya diperpanjang, tetapi belum berusia 60 tahun,

maka usul pemberhentiannya baru dapat diajukan kepada Presiden, setelah

terlebih dahulu dikonsultasikan pemberhentian dari jabatan struktural kepada

Gubernur.

I. Pengiriman Surat Keputusan

1. Asli surat keputusan Presiden tentang pemberhentian dan pemberian pensiun PNS

serta pensiun janda/dudanya, keputusan kenaikan pangkat pengabdian, dan

tembusan pemberitahuan kenaikan gaji berkala dikirim kepada yang

bersangkutan.

2. Salinan surat keputusan dikirimkan kepada :

a. Pimpinan instansi yang bersangkutan;

b. Kepala BKN;

c. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara/Kepala Biro/Bagian

Keuangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tempat pembayaran gaji dengan

melampirkan asli surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala;

d. PEKAS bagi PNS dilingkungan Departeman Pertahanan dan Markas Besar

Tentara Nasional;

e. Kepala Kantor Verifikasi Pelaksanaan Anggaran setempat;

Page 33: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

32

f. Kepala Kantor Cabang PT. TASPEN (Pesero) dengan melampirkan 7(tujuh)

lembar pas foto ukuran 4x6 cm;

g. Pejabat lain yang dipandang perlu.

J. Pembayaran Pensiun Janda/Duda

Dalam hal penerima pensiun PNS yang dalam keputusan pemberhentian dan

pemberian pensiunnya ditetapkan sekaligus pensiun janda/dudanya, meninggal dunia,

maka janda/dudanya agar melapor kepada Kantor Pembayaran Pensiun PT. TASPEN

(Pesero), PT. ASABRI (Pesero) untuk mendapatkan pembayaran pensiun

janda/dudanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

K. Ketentuan Lain-lain

1. Dalam hal isteri/suami penerima pensiun tidak/belum tercantum dalam surat

keputusan pensiun yang bersangkutan, maka hak pensiun janda/dudanya akan

ditetapkan kemudian oleh Presiden sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Dalam hal penerima pensiun PNS mempunyai isteri lebih dari seorang, maka

pensiun janda/duda/anak diberikan kepada janda/duda/anak yang tercantum dalam

surat keputusan pensiun almarhum suaminya.

3. Dalam hal pembayaran pensiun janda/duda/anak tersebut tidak dalam satu

wilayah pembayaran, maka janda/duda/anak yang bersangkutan dapat

mengajukan permohonan petikan ke-2 surat keputusan dimaksud kepada

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.

4. Permohonan tersebut diajukan melalui kantor bayar pensiun yang bersangkutan

dengan dilengkapi :

a. Surat permohonan penerbitan petikan ke-2 surat keputusan pensiun;

b. Foto copy sah surat keputusan pensiun;

c. Foto copy sah surat nikah;

d. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar.

5. Pembayaran pensiun janda/duda dilakukan secara otomatis oleh instansi

pembayar pensiun, apabila penerima pensiun PNS yang bersangkutan meninggl

dunia.

Page 34: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

33

6. Instansi pembayar pensiun melaporkan penerima pensiun yang telah meninggal

dunia kepada Kepala BKN dan tembusannya kepada Sekretariat Kabinet Rebublik

Indonesia, baik penerima pensiun pegawai atau penerima pensiun janda/duda,

untuk digunakan dalam rangka pembinaan statistik pensiun oleh pemerintah.

Page 35: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

34

BAB V

KETENTUAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENSIUN KEPADA

MANTAN PEJABAT NEGARA DAN JANDA/DUDANYA

A. Pemberian Pensiun.

Yang berhak mendapat pensiun adalah :

1. Pejabat Negara Eksekutif dan Pejabat Negara Non Eksekutif yang diberhentikan

dengan hormat dari jabatannya.

2. Janda/duda mantan Pejabat Negara yang diberhentikan dengan hormat dari

jabatannya. Dalam hal terdapat lebih dari seorang isteri yang sah, maka yang

berhak mendapat pensiun janda adalah isteri pertama.

Umpamanya :

Saudara Ganda Pujangga, MA adalah seorang Pejabat Negara yang menjabat

sebagai Walikota Bekasi, pada tanggal 4 Agustus 1987 menikah dengan Ny. Jelita

dan kemudian tanggal 13 Mei 1998 menikah lagi dengan Ny. Dainur Hasanah.

Pada tanggal 31 Desember 1999 Ny. Jelita dicerai, tetapi tanggal 1 Januari 2002

mereka rujuk kembali. Pada tanggal 25 Mei 2014 Saudara Ganda Pujangga, MA

meninggal dunia. Dalam hal demikian yang berhak menerima pensiun Janda

adalah Ny. Dainur Hasanah.

3. Anak kandung yang sah mantan Pejabat Negara.

Dalam hal mantan Pejabat Negara meninggal dunia sedangkan Pejabat tersebut

tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda, atau

apabila penerima pensiun janda/duda mantan Pejabat Negara kawin lagi, atau

apabila meninggal dunia, maka anak mantan Pejabat Negara tersebut berhak

menerima pensiun dengan ketentuan :

a. Belum mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun;

b. Belum mempunyai pekerjaan yang tetap; atau

c. Belum pernah kawin.

Umpamanya :

Saudara Ir. Gagah Perkasa Anggota BEPEKA telah menikah dengan Ny. Ratu

Ayu Pinangsih tanggal 5 April 1985, dalam perkawinan tersebut mempunyai

seorang anak bernama Hadi Permana lahir 16 Agustus 1990 yang hingga sekarang

Page 36: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

35

masih sekolah, belum bekerja dan belum menikah. Pada tanggal 5 Agustus 2012

Ir. Gagah Perkasa meninggal dunia. Kemudian Ny. Ratu Ayu Penangsih menikah

lagi dengan salah satu Direktur Utama bank pemerintah bernama Drs. Bentara

Siaga, MBA tanggal 26 Desember 2013. dalam hal demikian, maka pensiunnya

diberikan kepada anaknya yaitu Saudara Hadi Permana.

B. Besarnya Pensiun

1. Besarnya pensiun pokok Pejabat Negara adalah 1% (satu perseratus) untuk tiap 1

(satu) bulan masa jabatan dengan ketentuan sekurang-kurangnya 6% (enam

perseratus) sebanyak-banyaknya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari dasar

pensiun.

Umpamanya :

a. Saudara Ir. Hambali, MM pada tanggal 1 Oktober 2009 dilantik sebagai

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi kemudian tanggal 20 Oktober 2009

diangkat menjadi Menteri Perhubungan dan yang bersangkutan diberhentikan

dengan hormat dari jabatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tersebut.

Dalam hal demikian, perhitungan masa jabatan sebagai Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat sampai dengan akhir Oktober 2009 tidak diperhitungkan

sebanyak 1 (satu) bulan, tetapi diperhitungkan 6 (enam) bulan karena

minimum 6%, sehingga besarnya pensiun 6% x Rp 4.200.000,00 =Rp

252.000,00 setiap bulan.

b. Saudara Drs. Garnadi, M.Si pada tanggal 1 April 1999 dilantik sebagai

Gubernur Provinsi X, tahun 2004 terpilih kembali untuk kedua kalinya hingga

11 Maret 2009. Dalam hal demikian, maka perhitungan masa jabatannya

adalah 1 April 1999 sampai dengan 1 April 2009 tidak diperhitungkan

sebanyak 10 tahun atau 120 bulan, tetapi dalam menetapkan pensiun yang

dapat diperhitungkan hanya 75 bulan, karena pensiun tertinggi 75%. Sehingga

besarnya pensiun 75% x Rp 3.000.000,00 = Rp 2.250.000,00 setiap bulan.

2. Pejabat Negara baik Eksekutif atau Non Eksekutif yang diberhentikan dengan

hormat dari jabatannya karena oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan tidak

dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena keadaan jasmani dan atau

rohani yang disebabkan dalam dan karena dinas, berhak menerima pensiun

Page 37: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

36

tertinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari dasar pensiun. Disamping

itu yang bersangkutan berhak menerima tunjangan cacat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku bagi PNS.

3. Besarnya pensiun janda/duda Pejabat Negara adalah ½ (setengah) dari pensiun

yang berhak diterima oleh almarhum suami/almarhum isterinya.

Umpamanya :

Saudari Ana Winarsih, SH pernah menjabat Hakim Agung pada Mahkamah

Agung selama 5 (lima) tahun dan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013

diberikan pensiun sebesar 60 x 1% x Rp 4.200.000,00 = Rp 2.520.000,00 setiap

bulan. Apabila Saudari Ana Winarsih, SH meninggal dunia, maka kepada

suaminya yang sah diberikan pensiun duda sebesar ½ x 60% x Rp 4.200.000,00 =

Rp 1.260.000,00

4. Apabila Pejabat Negara Eksekutif atau Non Eksekutif tewas, maka besarnya

pensiun janda/duda adalah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun.

Umpamanya :

Saudara Drs. Dadang Pastika, MBA adalah Gubernur Provinsi X pada tanggal 14

Pebruari 2013 diundang oleh Presiden menghadiri rapat para kepala Daerah

seluruh Indonesia di Istana Negara, tetapi sewaktu dalam perjalanan menuju ke

Istana Negara dari Airport Cengkareng mendapat kecelakaan, sehingga yang

bersangkutan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas

kewajibannya.

Pada waktu itu yang bersangkutan meninggalkan seorang isteri yang sah bernama

Ny. Puspawati oleh karena yang bersangkutan meninggal dunia dalam dan karena

menjalankan tugas kewajibannya, maka yang bersangkutan dinyatakan tewas.

Sehingga kepada jandanya diberikan pensiun janda sebesar 72% x Rp

3.000.000,00 = Rp 2.160.000,00 setiap bulan.

5. Besarnya pensiun Anak adalah sama dengan besarnya pensiun janda/duda.

Page 38: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

37

C. Yang Berwenang Menetapkan Pemberian Pensiun.

1. Pensiun bagi mantan Menteri, Pimpinan Lembaga Tinggi/Tinggi Negara dan

mantan Anggota Lembaga Tinggi Negara, mantan Kepala Daerah Tingkat I yang

berhenti dengan hormat sejak tanggal 1 Januari 1977 ditetapkan dengan

Keputusan Presiden.

2. Pensiun bagi mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) yang

diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sejak 14 Februari 1996 ditetapkan

dengan Keputusan Presiden.

3. Pensiun bagi mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang

diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebelum 14 Februari 1996

ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKN.

4. Pensiun bagi mantan ketua dan anggota BEPEKA yang diangkat dan berhenti

dengan hormat berdasarkan peraturan perundang-undangan sebelum berlakunya

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1965 serta janda/dudanya ditetapkan dengan

Keputusan Kepala BKN.

6. Pensiun bagi mantan Kepala Daerah Tingkat I dan mantan Kepala Daerah Tingkat

II yang berhenti dengan hormat sebelum tanggal 1 Januari 1977 ditetapkan

dengan Keputusan Kepala BKN.

7. Pensiun bagi mantan Kepala Daerah Tingkat II yang berhenti dengan hormat

sejak tanggal 1 Januari 1977 ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri

atas nama Presiden.

8. Pensiun bagi janda/duda/anak mantan Menteri, Duta Besar Luar Biasa dan

Berkuasa Penuh, mantan Pimpinan Lembaga Tinggi/Tinggi Negara dan mantan

Anggota Lembaga Tinggi Negara, mantan Kepala Daerah Tingkat I dan Tingkat

II ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKN.

D. Tata Cara Permintaan dan Pemberian Pensiun

1. Pemberian Pensiun Pimpinan Lembaga Tinggi/Tinggi Negara dan Anggota

Lembaga Tinggi Negara yang diberhentikan dengan hormat dari jabatannya, usul

pemberhentian pensiunnya diajukan oleh Sekretaris Jenderal/Panitera masing-

masing Lembaga tersebut kepada Presiden.

Page 39: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

38

2. Pemberian pensiun Menteri Negara yang diberhentikan dengan hormat dari

jabatannya, tidak diatur tata cara pengajuannya. Namun demikian dalam

pelaksanaannya diajukan oleh Menteri Sekretaris Kabinet kepada Presiden dengan

memperoleh data dari instansinya.

3. Pemberian Pensiun Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang

diberhentikan dengan hormat sebelum 14 Februari 1996 dan janda/dudanya, usul

permintaan pensiunnya diajukan kepada Kepala BKN melalui Sekretaris Jenderal

Departemen Luar Negeri.

4. Pemberian Pensiun Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang

diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sejak 14 Februari 1996, usul

permintaan pensiunnya diajukan oleh Menteri Luar Negeri atau Sekretaris

Jenderal Departemen Luar Negeri kepada Presiden dan tembusannya disampaikan

kepada Kepala BKN.

5. Pemberian pensiun Kepala Daerah Tingkat I dan Wakil Kepala Daerah Tingkat I,

usul permintaan pensiunnya diajukan oleh yang bersangkutan kepada Presiden

melalui Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setempat.

6. Pemberian pensiun Kepala Daerah Tingkat II dan Wakil Kepala Daerah Tingkat

II, usul permintaan pensiunnya diajukan oleh yang bersangkutan kepada Menteri

Dalam Negeri melalui Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setempat.

7. Pemberian pensiun Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang berhenti

sebelum 1 Januari 1977 dan janda/dudanya, usul permintaan pensiunnya diajukan

kepada Kepala BKN melalui Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setempat.

8. Pemberian pensiun janda/duda/anak mantan Pejabat Negara, usul permintaan

pensiunnya diajukan oleh yang bersangkutan kepada Kepala BKN melalui kepala

Cabang Utama/Cabang PT. Taspen (Pesero) diwilayah kerja masing-masing.

Khusus bagi yang bertempat tinggaal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dapat

langsung menyampaikan permintaannya kepada Kepala BKN.

9. Pemberian pensiun janda/duda/anak yang almarhum suami/ayahnya atau

almarhumah isteri/ibunya wafat dalam jabatannya, usul permintaan pensiunnya

diajukan melalui Pejabat sebagaimana dimaksud angka 1, 4, 5 dan 6 diatas kepada

kepala BKN.

Page 40: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

39

E. Syarat-syarat Permohonan Pensiun Mantan Pejabat Negara dan

Janda/Duda/Anaknya

1. Pemberian pensiun mantan Pejabat Negara, usul permintaan pensiunnya diajukan

oleh Menteri Sekretaris Kabinet bagi pensiun Menteri dan Sekretaris

Jenderal/Gubernur Kepala Daerah Tingkat I masing-masing instansi dan Provinsi

Kepada Presiden/Menteri Dalam Negeri dengan ketentuan masing-masing

dilampiri :

a. Data mantan Pejabat Negara;

b. Salinan foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai Pejabat Negara;

c. Salinan/foto copy sah surat pemberhentian sebagai Pejabat Negara;

d. Salinan/foto copy sah surat nikah;

e. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

f. Pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 4x6 cm

sebanyak 4 (empat) lembar.

Permintaan pensiun tersebut diatas beserta lampirannya disampaikan kepada

Presiden/Menteri Dalam Negeri oleh Menteri Sekretaris Kabinet/Sekretaris

Jenderal/Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setempat, dari masing-masing

instansi/Provinsi.

2. Pemberian Pensiun janda/duda dari penerima pensiun mantan Pejabat Negara

diajukan kepada Kepala BKN melalui Kepala Cabang PT. TASPEN (Pesero)

setempat dengan melampirkan :

a. Data janda/duda mantan Pejabat Negara;

b. Salinan foto copy sah surat keputusan pensiun mantan Pejabat Negara

almarhum suami/almarhum isterinya;

c. Salinan/foto copy sah surat nikah;

d. Surat keterangan kematian almarhum suami/almarhum isterinya yang dibuat

oleh Pamong Praja serendah-rendahnya Camat;

e. Surat keterangan bahwa yang bersangkutan benar-benar masih janda/duda dari

almarhum suami/almarhum isterinya yang dibuat oleh Pamong Praja

serendah-rendahnya Camat;

f. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

g. Pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 4x6 cm

sebanyak 4 lembar.

Page 41: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

40

Permintaan pensiun tersebut diatas beserta lampirannya disampaikan kepada

Kepala BKN oleh Kepala Cabang PT. TASPEN (Pesero) setempat.

3. Pemberian Pensiun janda/duda Pejabat Negara yang meninggal dunia aktif dan

tewas, usul permintaannya diajukan oleh Menteri Sekretaris Kabinet/Sekretaris

Jenderal/ Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, masing-masing instansi dan

Provinsi kepada Kepala BKN dengan melampirkan :

a. Data janda/duda Mantan Pejabat Negara;

b. Salinan foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai Pejabat Negara;

c. Surat pernyataan melaksanakan tugas almarhum suami/almarhum isterinya

sebagai Pejabat Negara (apabila dinyatakan tewas);

d. Berita acara tentang kecelakaan yang menimpa Pejabat Negara yang

bersangkutan (apabila dinyatakan tewas);

e. Surat keterangan kematian dari Dokter atau visum et repertum jika Pejabat

Negara tersebut telah meninggal dunia sebagai akibat dari kecelakaan yang

menimpa dirinya (apabila dinyatakan tewas);

f. Surat keterangan penugasan (apabila dinyatakan tewas);

g. Surat keterangan yang bersangkutan benar-benar masih janda/duda dari

almarhum suami/almarhum isteri yang dibuat oleh Pamong Praja serendah-

rendahnya Camat;

h. Salinan/foto copy sah surat nikah;

i. Pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 4x6 cm

sebanyak 4 (empat) lembar;

j. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

k. Tempat tinggal terakhir setelah pensiun.

4. Pemberian pensiun anak mantan Pejabat Negara diberikan apabila Pejabat Negara

tersebut meninggal dunia, sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami yang

berhak menerima pensiun janda/duda, atau apabila janda/duda yang bersangkutan

kawin lagi atau meninggal dunia, maka anak kandung yang sah untuk mendapat

pensiun anak harus mengajukan permintaan pensiunnya kepada Kepala BKN

melalui Cabang PT. TASPEN (Pesero) setempat. Menteri Sekretaris

Kabinet/Sekretaris Jenderal/Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, masing-masing

instansi dan Provinsi setempat dengan melampirkan :

a. Data anak mantan Pejabat Negara;

Page 42: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

41

b. Salinan foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai Pejabat Negara

bagi yang meninggal dunia dalam jabatan, sedangkan apabila sebelumnya

penerima pensiun mantan Pejabat Negara yang dilampirkan adalah surat

keputusan pemberian pensiunnya;

c. Salinan/foto copy sah akte kelahiran atau surat keterangan kenal lahir dari

Pamong Praja serendah-rendahnya Camat;

d. Surat keterangan kematian almarhum bapak/almarhum ibunya yang menjadi

pejabat negara, dibuat Pamong Praja serendah-rendahnya Camat;

e. Surat keterangan dari Pamong Praja serendah-rendahnya Camat bahwa

janda/duda mantan Pejabat Negara yang bersangkutan telah kawin lagi atau

meninggal dunia;

f. Surat keterangan dari Pamong Praja serendah-rendahnya Camat bahwa anak

tersebut :

1) belum mencapai usia 25 tahun;atau

2) belum mempunyai pekerjaan tetap; atau

3) belum pernah kawin.

g. Pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar, dan ukuran 4x6 cm

sebanyak 4 (empat) lembar.

Apabila anak kandung yang sah dari mantan Pejabat Negara yang

bersangkutan masih belum berusia 18 (delapan belas) tahun, maka yang

mengajukan permintaan pensiun tersebut adalah walinya.

F. Pengiriman Surat Keputusan Pensiun Yang Ditetapkan Oleh Kepala BKN

Asli surat keputusan pensiun yang menjadi wewenang Kepala BKN tentang

pemberian pensiun kepada mantan Pejabat Negara dan kepada janda/duda/anaknya

disampaikan kepada yang bersangkutan dan tembusannya dikirim kepada :

1. Menteri Sekretaris Kabinet;

2. Menteri Dalam Negeri bagi mantan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Menteri Luar Negeri bagi mantan Duta Besar Luar Bisa dan Berkuasa Penuh;

Sekretaris Jenderal MPR/DPR bagi mantan Pimpinan MPR/DPR dan Anggota

DPR; Sekretaris Jenderal BEPEKA bagi mantan pimpinan dan anggota BEPEKA;

Sekretaris Jenderal/Panitera Mahkamah Agung bagi mantan pimpinan dan hakim

agung Mahkamah Agung;

Page 43: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

42

3. Direktur Perbendaharaan dan Kas Negara;

4. Direktur Utama PT. TASPEN (Pesero) di Jakarta;

5. Kepala Cabang Utama/Cabang PT. TASPEN (Pesero) yang berkenaan dengan

wilayah kerjanya.

G. Pembayaran dan Penghentian Pembayaran Pensiun

1. Pembayaran pensiun mantan Pejabat Negara dilakukan mulai bulan berikutnya

yang bersangkutan berhenti dengan hormat dari jabatannya;

2. Pembayaran pensiun janda/duda/anak dilakukan mulai bulan kelima berikutnya

mantan Pejabat Negara yang bersangkutan meninggal dunia, kecuali untuk

mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dilakukan mulai bulan ketiga;

3. Pembayaran pensiun anak dilakukan mulai :

a) Bulan kelima berikutnya Pejabat Negara meninggal dunia, kecuali untuk

mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dilakukan mulai bulan

ketiga;

b) Bulan berikutnya janda/duda mantan Pejabat Negara yang bersangkutan

meninggal dunia atau kawin lagi.

4. Pembayaran pensiun mantan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang berhenti

dengan hormat dari jabatannya sebelum 1 Januari 1977, serta janda/duda/anak

mulai tanggal 1 April 1980;

5. Pembayaran pensiun mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang

berhenti dengan hormat dari jabatannya sebelum 14 Februari 1996, serta

janda/duda/anak mulai tanggal 1 April 1996;

6. Pembayaran pensiun mantan Pejabat Negara dihentikan :

a) Pada akhir bulan keempat penerima pensiun meninggal dunia, kecuali mantan

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh mulai akhir bulan kedua;

b) Pada bulan berikutnya mantan Pejabat Negara diangkat kembali menjadi

Pejabat Negara yang sejenis;

7. Pembayaran pensiun janda/duda dihentikan pada bulan berikutnya penerima

pensiun janda/duda yang bersangkutan meninggal dunia atau kawin lagi;

8. Pembayaran pensiun anak dihentikan mulai bulan berikutnya yang bersangkutan

a) meninggal dunia;

b) telah mencapai usia 25(dua puluh lima) tahun;

Page 44: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

43

c) telah mempunyai penghasilan sendiri; atau

d) telah menikah.

H. Ketentuan Lain-lain

1. Apabila mantan Pejabat Negara diangkat kembali menjadi Pejabat Negara sejenis

kemudian diberhentikan dengan hormat dari jabatannya, maka mulai bulan

berikutnya sejak ia meletakkan jabatannya, kepadanya diberikan lagi pensiun

dengan memperhitungkan semua masa jabatnnya;

2. Apabila Pejabat Negara atau penerima pensiun Pejabat Negara meninggal dunia,

sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun

janda/duda, maka kepada anaknya diberikan pensiun anak yang besarnya sama

dengan pensiun janda/duda;

3. Diatas pensiun pokok kepada penerima pensiun diberikan tunjangan keluarga dan

tunjangan lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi PNS.

Penerima pensiun Pejabat Negara yang diangkat lagi menjadi Pejabat Negara

yang sejenis, apabila penghasilannya ternyata lebih kecil dari pada penghasilan

pensiun yang diterima sebelumnya, maka kepada yang bersangkutan diberikan

tambahan penghasilan sebesar selisih antara penghasilan yang akan diterimanya

menurut peraturan yang berlaku dengan pensiun yang terakhir diterima yang

bersangkutan.

Page 45: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

44

BAB VI

BATAS USIA PENSIUN

A. Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil

Dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c dan Pasal 90 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara, ditentukan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan

dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun, yaitu:

1) 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;

2) 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan

3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.

Dalam Pasal 131 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

ditentukan bahwa pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan Pegawai

Negeri Sipil dilakukan penyetaraan:

1) jabatan eselon la Kepala lembaga pemerintah nonkementerian setara dengan Jabatan

Pimpinan Tinggi Utama;

2) jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;

3) jabatan eselon II setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama;

4) jabatan eselon III setara dengan Jabatan Administrator;

5) jabatan eselon lV setara dengan Jabatan Pengawas; dan

6) jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan Jabatan Pelaksana.

Berdasarkan ketentuan tersebut, pada saat mulai berlakunya Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2014 (15 Januari 2014) maka :

a. Batas usia pensiun Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya,

dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural

eselon I dan eselon II) adalah 60 (enam puluh) tahun tanpa melalui mekanisme

perpanjangan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

b. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan Pimpinan Tinggi

Utama, Pimpinan Tinggi Madya, dan Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal

sebagai pejabat struktural eselon I dan eselon II) belum berusia 60 (enam puluh) tahun

tetapi keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah

ditetapkan karena mencapai batas usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun atau lebih

Page 46: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

45

dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan

seterusnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) apabila tidak diberhentikan dari jabatannya, maka batas usia pensiunnya 60 (enam

puluh) tahun;

2) apabila telah diberhentikan dari jabatannya, maka batas usia pensiunnya 58 (lima

puluh delapan) tahun;

3) apabila telah diberhentikan dari jabatannya dan usianya lebih dari 58 (lima puluh

delapan) tahun, maka diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil

terhitung mulai akhir bulan pemberhentian dari jabatannya.

c. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1)

dan angka 2) telah diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena

mencapai batas usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun atau lebih dan

pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan

seterusnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima

maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan dan masih bersedia

melaksanakan tugas, maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat

pengabdiannya (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali;

2) apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan, baik yang sudah diterima

maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan tetapi tidak bersedia lagi

melaksanakan tugas, maka mengajukan surat pernyataan tidak bersedia lagi

melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina

Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian serta pemberian kenaikan pangkat

pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila mendapat kenaikan pangkat

pengabdian) tetap berlaku.

Contoh:

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 3 Maret 1956. Pada saat ini yang

bersangkutan masih menduduki jabatan Kepala Dinas Pendidikan di Kota Bekasi

dan telah ditetapkan pemberhentiannya dengan keputusan Presiden yang berlaku

terhitung mulai akhir Maret 2014.

Dalam hal demikian, apabila yang bersangkutan masih bersedia melaksanakan

tugas, maka keputusan pemberhentiannya dan kenaikan pangkat pengabdiannya

(apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali.

Page 47: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

46

Apabila yang bersangkutan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka

mengajukan surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis

bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian

serta pemberian kenaikan pangkat pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila

mendapat kenaikan pangkat pengabdian) tetap berlaku.

d. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang sebelumnya menduduki Jabatan Pimpinan

Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, dan Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya

dikenal sebagai jabatan struktural eselon I dan eselon II) dan sedang menjalani masa

bebas tugas atau masa persiapan pensiun, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun telah

berusia 58 (lima puluh delapan) tahun atau lebih, diberhentikan dengan hormat sebagai

Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai akhir bulan berakhirnya masa bebas tugas atau

masa persiapan pensiun dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan

perundang-undangan.

2) apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun belum

berusia 58 (lima puluh delapan) tahun dan yang bersangkutan masih bersedia

melaksanakan tugas, maka ditugaskan kembali dengan ketentuan tidak berhak lagi

mengajukan masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun pada saat akan mencapai

batas usia pensiun 58 (lima puluh delapan) tahun.

3) apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun belum

berusia 58 (lima puluh delapan) tahun, dan tidak bersedia melaksanakan tugas

kembali, maka yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti atas permintaan

sendiri secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian.

Keputusan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai

Negeri Sipil ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Contoh 1:

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 12 Juli 1956, sebelumnya menduduki

jabatan Kepala Biro Kepegawaian di Kementerian Sosial. Pada saat ini yang

bersangkutan sedang menjalani masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun yang

akan berakhir pada bulan Juli 2014.

Dalam hal demikian, karena pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa

persiapan pensiun telah berusia 58 (lima puluh delapan) tahun, maka yang

Page 48: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

47

bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung

mulai akhir bulan Juli 2014 dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan

perundang-undangan.

Contoh 2:

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 1 April 1957, sebelumnya menduduki

jabatan Direktur Perancangan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia. Pada saat ini yang bersangkutan sedang menjalani masa

bebas tugas atau masa persiapan pensiun yang akan berakhir pada bulan April 2014.

Dalam hal demikian, karena pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa

persiapan pensiun berusia 57 (lima puluh tujuh) tahun, maka yang bersangkutan

ditugaskan kembali dan tidak berhak lagi mengajukan masa bebas tugas atau masa

persiapan pensiun pada saat akan mencapai batas usia pensiun 58 (lima puluh delapan)

tahun.

Contoh 3:

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 22 Maret 1957, sebelumnya

menduduki jabatan Asisten Deputi II di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi. Pada saat ini yang bersangkutan sedang menjalani masa

bebas tugas atau masa

persiapan pensiun yang akan berakhir pada bulan Maret 2014.

Dalam hal demikian, karena pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa

persiapan pensiun berusia 57 (lima puluh tujuh) tahun maka yang bersangkutan

ditugaskan kembali.

Apabila yang bersangkutan tidak bersedia melaksanakan tugas kembali, maka

mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis bermaterai

kepada Pejabat Pembina Kepegawaian.

Keputusan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai

Negeri Sipil ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

e. Batas usia pensiun Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Pelaksana

(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon lll ke bawah dan fungsional

umum) adalah 58 (lima puluh delapan) tahun.

Page 49: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

48

f. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan Administrator, Jabatan

Pengawas, dan Jabatan Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon

lll ke bawah dan jabatan fungsional umum) belum berusia 56 (lima puluh enam) tahun,

tetapi keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah

ditetapkan karena mencapai batas usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun dan

pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan seterusnya,

berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima

maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan dan masih bersedia

melaksanakan tugas, maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat

pengabdiannya (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali;

dan

2) apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan, baik yang sudah diterima oleh

yang bersangkutan tetapi tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka mengajukan

surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai

kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian serta pemberian

kenaikan pangkat pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila mendapat kenaikan

pangkat pengabdian) tetap berlaku.

Contoh :

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 2 Januari 1958. Pada saat ini yang

bersangkutan masih menduduki jabatan Kepala Bagian Keuangan di Kota Yogyakarta

dan telah ditetapkan keputusan pemberhentiannya oleh Kepala Badan Kepegawaian

Negara terhitung mulai akhir Januari 2014.

Dalam hal demikian, apabila yang bersangkutan masih bersedia melaksanakan tugas,

maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat pengabdiannya (apabila

mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali.

Apabila yang bersangkutan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka mengajukan

surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai

kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian serta pemberian

kenaikan pangkat pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila mendapat kenaikan

pangkat pengabdian) tetap berlaku.

g. Dalam hal terdapat Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Pelaksana

(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke bawah dan fungsional

Page 50: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

49

umum), sedang menjalani masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun, maka berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1) apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun

mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun dan masih bersedia melaksanakan tugas,

maka ditugaskan kembali dengan ketentuan tidak berhak lagi mengajukan masa bebas

tugas atau masa persiapan pensiun pada saat akan mencapai batas usia pensiun 58

(lima puluh delapan) tahun.

2) apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun

mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun dan tidak bersedia melaksanakan tugas

kembali, maka yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti atas permintaan

sendiri secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian. Keputusan

pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Contoh:

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 16 Januari 1958, sebelumnya

menduduki jabatan Pengagenda Surat di Kementerian Perindustrian. Pada saat ini

yang bersangkutan sedang menjalani masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun

yang akan berakhir pada bulan Januari 2014.

Dalam hal demikian, karena pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa

persiapan pensiun telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun dan masih

bersedia melaksanakan tugas, maka yang bersangkutan ditugaskan kembali dan tidak

berhak lagi mengajukan masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun pada saat

akan mencapai batas usia pensiun 58 (lima puluh delapan) tahun

Apabila yang bersangkutan tidak bersedia melaksanakan tugas kembali, maka

mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri kepada Pejabat Pembina

Kepegawaian.

Keputusan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai

Negeri Sipil ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Sesuai dengan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor : K.26-30/V.28-

6/99 tanggal 11 Maret 2014 tentang Penjelasan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

masih bersedia/tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, antara lain dijelaskan bahwa :

Page 51: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

50

Dalam hal terdapat PNS yang sedang menjalani Masa Persiapan Pensiun (MPP) maupun

tidak sedang menjalani MPP dan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, baik

keputusan/pertimbangan teknis pensiun yang telah ditetapkan maupun yang belum

ditetapkan, yang terhitung mulai tanggal (TMT) pensiunnya mulai berlaku 1 Februari

2014 sampai dengan 1 Desember 2015 yang mencapai Batas Usia Pensiun (BUP)

minimal 56 (lima puluh enam) tahun, maka keputusan pemberhentian dan keputusan

pensiun termasuk keputusan kenaikan pangkat pengabdian dapat diberikan apabila

memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal terdapat PNS yang keputusan pemberhentian/pertimbangan teknis pensiunnya

telah ditetapkan dan TMT pensiunnya mulai berlaku 1 Februari 2014 sampai dengan 1

Desember 2015 yang mencapai BUP minimal 56 (lima puluh enam) tahun, apabila

bersedia lagi melaksanakan tugas maka keputusan/pertimbangan teknis pensiun yang

bersangkutan akan ditinjau kembali.

Dalam hal terdapat PNS yang menyatakan bersedia lagi melaksanakan tugas, kemudian

mengajukan pemberhentian sebelum mencapai usia 58 (lima puluh delapan) tahun, atau

belum diusulkan pensiunnya, kemudian mengajukan pemberhentian sebelum mencapai

usia 58 (lima puluh delapan) tahun, maka diberhentikan dengan hormat sebagai PNS

serta diberikan kenaikan pangkat pengabdian apabila memenuhi syarat sesuai ketentuan

peraturan perundangan.

h. Batas usia pensiun (BUP) bagi pejabat fungsional yang tidak diatur perpanjangan batas usia

pensiunnya berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 yang berlaku saat ini, diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah tersendiri. Sebagaimana diketahui bahwa BUP

bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tersebut, pada tanggal 19 Maret 2014 telah

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai

Negeri Sipil yang mencapai Batas Usia Pensiun bagi Pejabat Fungsional.

Dalam Pertaturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa :

(1) Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional yang telah mencapai Batas

Usia Pensiun diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

(2) Batas Usia Pensiun sebagaimana dimaksud yaitu:

a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat fungsional Ahli Muda dan Ahli

Pertama serta Pejabat fungsional Keterampilan;

b. 60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku:

Page 52: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

51

1) Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya;

2) Jabatan Fungsional Apoteker;

3) Jabatan Fungsional Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan

kesehatan negeri;

4) Jabatan Fungsional Dokter Gigi yang ditugaskan secara penuh pada unit

pelayanan kesehatan negeri;

5) Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis Muda dan Pertama;

6) Jabatan Fungsional Medik Veteriner;

7) Jabatan Fungsional Penilik;

8) Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah;

9) Jabatan Fungsional Widyaiswara Madya dan Muda; atau

10) Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh Presiden.

c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku:

1) Jabatan Fungsional Peneliti Utama dan Peneliti Madya yang ditugaskan secara

penuh di bidang penelitian;

2) Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis Utama dan Madya;

3) Jabatan Fungsional Widyaiswara Utama;

4) Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi Utama;

5) Jabatan Fungsional Perekayasa Utama;

6) Jabatan Fungsional Pustakawan Utama;

7) Jabatan Fungsional Pranata Nuklir Utama; atau

8) Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh Presiden.

i. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sementara dari jabatan

negeri karena ditahan oleh pihak yang berwajib karena menjadi tersangka tindak pidana

dan belum berusia 56 (lima puluh enam) tahun pada Desember 2013, maka batas usia

pensiunnya 58 (lima puluh delapan) tahun.

Contoh:

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 10 Mei 1958, pada saat ini yang

bersangkutan sedang menjalani pemberhentian sementara dari jabatan negeri karena

ditahan oleh pihak yang berwajib sejak 5 Juni 2013 dan sampai dengan Januari 2014

yang bersangkutan masih menjalani pemberhentian sementara karena belum ada putusan

pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.

Page 53: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

52

Dalam hal demikian, maka yang bersangkutan batas usia pensiunnya adalah 58 (lima

puluh delapan) tahun.

j.Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dari jabatan organik karena

diangkat sebagai Pejabat Negara atau Kepala Desa, dan belum berusia 56 (lima puluh

enam) tahun pada Desember 2013, maka batas usia pensiunnya adalah 58 (lima puluh

delapan) tahun.

Contoh :

Seorang Pegawai Negeri Sipil lahir pada tanggal 5 Januari 1958, pada saat ini yang

bersangkutan sebagai pejabat negara. Dalam hal demikian, maka yang bersangkutan batas

usia pensiunnya adalah 58 (lima puluh delapan) tahun.

k. Batas usia pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan lain yang

ditentukan Undang-Undang (antara lain Guru, Dosen, Jaksa, dan Panitera), dinyatakan

tetap berlaku.

B. Masa Kerja Pensiun.

Apabila terdapat perubahan jumlah masa kerja dari yang bersangkutan maka bukti otentik

mengenai hal tersebut berupa surat keputusan dari pejabat yang berwenang harus

dilampirkan. Masa kerja yang dapat diperhitungkan sebagai masa kerja pensiun adalah

sebagai berikut :

1. Masa kerja sebagai PNS termasuk sebagai pegawai bulanan, harian dan Calon Pegawai

Negeri, dihitung penuh sebagai masa kerja pensiun (Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 1969);

2. Masa kerja sebagai PNS Daerah termasuk bulanan, harian dan Calon PNS dihitung

penuh sebagai masa kerja pensiun (Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1969);

3. Masa kerja sebagai anggota ABRI dihitung penuh sebagai masa kerja pensiun (Pasal 6

ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969);

4. Masa kerja sebagai tenaga bulanan/harian dengan menerima penghasilan dari anggaran

negara atau perusahaan negara, bank negara, dihitung penuh sebagai masa kerja pensiun

(Pasal 6 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969);

5. Masa kerja sebagai pegawai sekolah swasta bersubsidi dihitung penuh sebagai masa

kerja pensiun (Pasal 6 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969);

Page 54: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

53

6. Masa kerja selama menjadi tentara pelajar dalam Pemerintah Republik Indonesia pada

masa perjuangan fisik dihitung dua kali sebagai masa kerja pensiun (Pasal 6 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun1969);

7. Masa kerja selama berjuang sebagai Veteran Pembela Kemerdekaan dihitung penuh

sebagai masa kerja pensiun (Pasal 6 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1969);

8. Masa kerja selama berjuang sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan dihitung dua kali

sebagai masa kerja pensiun (Pasal 6 ayat (1) huruf f dan ayat (2) Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 1969);

9. Masa kerja selama menjalankan kewajiban negara dalam kedudukan lain sebagai PNS

dihitung penuh dengan ketentuan pada saat pemberhentian sebagai PNS telah bekerja

sebagai PNS sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus-menerus (Pasal 6 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969);

10. Masa kerja sebagai Swapraja dihitung penuh sebagai masa kerja pensiun (Pasal 1 ayat

(1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1960);

11. Masa kerja sebagai pegawai suatu badan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan

waktu bekerja pada suatu badan swasta dihitung penuh sebagai masa kerja pensiun

dengan ketentuan pada saat yang bersangkutan diberhentikan sebagai PNS, badan

tersebut telah menjadi jawatan pemerintah (Pasal 1 ayat (1) huruf b Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 1960);

12. Masa kerja sebagai pegawai Badan Jawatan Pemerintah dengan tidak menerima

penghasilan dan angggaran Belanja Negara dihitung sebanyak-banyaknya 10 tahun

dengan ketentuan pada saat pemberhentian sebagai PNS telah berkedudukan sebagai

PNS sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus-menerus (Pasal 1 ayat (1) huruf c

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969);

13. Masa kerja sebagai pegawai swasta dihitung penuh sebanyak-banyaknya 10 tahun

dengan ketentuan pada saat pemberhentian sebagai PNS telah bekerja sebagai PNS

sekurang-kurangnya 10 tahun secara terus menerus (Pasal 1 ayat (1) huruf d Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 1960);

14. Masa kerja sebagai PNS pada pemerintah Republik Indonesia dahulu yang dialami

antara tanggal 17 Agustus 1945 dan tanggal 1 Januari 1950 dihitung dua kali sebagai

masa kerja pensiun dengan syarat PNS yang bersangkutan tidak pernah melakukan

Page 55: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

54

tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip perjuangan dan telah mendaftarkan

diri pada pemerintah Republik Indonesia sebelum tanggal 15 Februari 1950 (Pasal 6

ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969);

15. Masa kerja sebagai Kepala Kelurahan dan perangkat kelurahan dihitung penuh sebagai

masa kerja pensiun (Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1980).

C. Pejabat Yang Berwenang Memberhentikan PNS danCalon PNS

1. Presiden menetapkan pemberhentian PNS Pusat dan PNS Daerah yang berpangkat

Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c, Pembina Utama Madya golongan ruang

IV/d, dan Pembina Utama golongan ruang IV/e;

2. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala

Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan

Kesekretariatan Lembaga Tinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan

Narkotika Nasional, serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh

pejabat struktur eselon I dan bukan merupakan bagian dari Departemen/Lembaga

Pemerintah Non Departemen (Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat) menetapkan :

a. Pemberhentian Calon PNS Pusat yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat

menjadi PNS Pusat dilingkungannya; dan

b. Pemberhentian PNS Pusat yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang

IV/b kebawah dilingkungannya.

3. Gubernur (Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi) menetapkan :

a. Pemberhentian Calon PNS Daerah Provinsi yang tidak memenuhi syarat untuk

diangkat menjadi PNS Daerah di lingkungannya; dan

b. Pemberhentian PNS Daerah Provinsi yang berpangkat Pembina Tingkat I

golongan ruang IV/b kebawah dilingkungannya.

Gubernur juga menetapkan Pemberhentian PNS Daerah Kabupaten/Kota yang

berpangkat Pembina golongan ruang IV/a dan Pembina Tingkat I golongan ruang

IV/b.

Pejabat tersebut diatas dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya atau

memberikan kuasa kepada pejabat lain dilingkungan provinsi untuk menetapkan

pemberhentian dengan hormat sebagai Calon PNS Daerah Provinsi dan PNS

Daerah Provinsi yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah.

Page 56: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

55

4. Bupati/Walikota (Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota) menetapkan :

a. Pemberhentian Calon PNS Daerah Kabupaten/Kota yang tidak memenuhi syarat

untuk diangkat menjadi PNS Daerah dilingkungannya;

b. Pemberhentian PNS Daerah Kabupaten/Kota yang berpangkat Penata Tingkat I

Golongan Ruang III/d kebawah dilingkunagnnya.

Pejabat tersebut diatas dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya atau

memberikan kuasa kepada pejabat lain dilingkungannya, untuk menetapkan

pemberhentian dengan hormat sebagai Calon PNS Daerah Kabupaten/Kota dan

PNS Daerah Kabupaten/Kota yang berpangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang

II/d kebawah.

D. Pengajuan Usul Pemberhentian dan Pemberian Pensiun PNS Daerah

Bagi PNS Daerah yang berpangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c

sampai dengan Pembina Utama golongan ruang IV/e yang ditujukan kepada

Presiden dan tembusannya disampaikan kepada Kepala BKN, surat pengantar

usul ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota (Gubernur/ Bupati/Walikota) atau pejabat lain yang

diberi kuasa serendah-rendahnya Sekretaris Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota;

Bagi PNS Daerah Privinsi/Kabupaten/Kota yang berpangkat Pembina Tingkat I

golongan ruang IV/b ke bawah yang ditujukan kepada Kepala Kantor Regional

BKN surat pengantar usul ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (Gubernur/ Bupati/Walikota) atau pejabat lain

yang diberi kuasa serendah-rendahnya eselon II yang secara fungsional

bertanggung jawab dibidang kepegawaian;

Pemberian kuasa kepada pejabat lain untuk menandatangani formulir nota

persetujuan teknis dan surat pengantar usul kenaikan pangkat serta pemberhentian

dan pemberian pensiun, harus ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina

Kepegawaian Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (Gubernur/ Bupati/Walikota)

yang bersangkutan dan tembusannya disampaikan kepada Kepala BKN dan

Kepala Kantor Regional BKN.

Page 57: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

56

BAB VI

PERSYARATAN PENGURUSAN HAK PESERTA TASPEN

AA Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun Pertama

Apabila Pegawai Negeri Sipil atau Pejabat Negara berhenti karena telah mencapai

batas usia pensiun, maka PT TASPEN (PERSERO) akan membayarkan Tabungan Hari

Tua dan Pensiun Pertama. Untuk memperoleh hak tersebut diperlukan, persyaratan

sebagai berikut :

1. Mengisi formulir SP4A (asli), difoto copy 1 lembar;

2. Asli petikan SK Pensiun berpas foto dan 1 lembar foto copynya;

3. Asli tembusan SK Pensiun berpas foto untuk PT TASPEN (PERSERO);

4. Asli SKPP yang diterbitkan oleh Unit Kerja yang disyahkan oleh KPPN atau

Pemda berikut lembar kedua dan 1 lembar foto copynya;

5. Foto copy SK Pengangkatan Pertama/ Capeg/ Karpeg/ Kartu Peserta TASPEN

(KPT) sebanyak 1 lembar;

6. Pas foto pemohon 3 x 4 cm sebanyak 3 lembar;

7. Pas foto isteri/suami pemohon 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar;

8. Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku sebanyak 2 lembar;

9. Foto copy Buku Rekening Bank/Giro Pos sebanyak 2 lembar (khusus yang

menghendaki haknya dibayar melalui Bank/Giro Pos);

10. Asli Surat Keterangan Sekolah/Kuliah bagi anak tertanggung yang masih

sekolah/kuliah dan belum bekerja yang telah berusia 21 – 25 tahun;

11. Mengisi formulir SP3R (asli), difoto copy sebanyak 1 lembar (khusus

pembayaran melalui Bank/Giro Pos).

Page 58: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

57

BB Tabungan Hari Tua (THT) dan Asuransi Kematian (Askem) Apabila Pegawai Negeri Sipil atau Pejabat Negara peserta TASPEN meninggal

dunia sebelum pensiun, maka TASPEN akan membayarkan Tabungan Hari Tua dan

Asuransi Kematian tanpa menunggu Surat Keputusan Pensiun Janda/Duda terlebih

dahulu. Untuk memperoleh hak tersebut, diperlukan persyaratan pembayaran sebagai

berikut :

1. Mengisi formulir AKT 2 dan 3 dan disahkan oleh Pejabat yang berwenang;

2. Asli Surat Kematian dari Kelurahan/Kades/Rumah Sakit/Puskemas dan foto copynya

sebanyak 1 lembar dilegalisir oleh Lurah/Kades;

3. Asli dan foto copy KTP yang masih berlaku sebanyak 1 lembar;

4. Kutipan Perincian Penerimaan Gaji (KPPG) dari Instansi peserta;

5. Foto copy SK Kenaikan Pangkat atau Kenaikan Gaji Berkala terakhir yang dilegalisir

instansi sebanyak 1 lembar;

6. Foto copy SK Pengangkatan Pertama/Capeg/Kartu Peserta Taspen (KPT) yang

dilegalisir oleh instansi peserta, sebanyak 1 lembar;

7. Asli dan foto copy Surat Nikah yang dilegalisir Lurah/Kades sebanyak 1 lembar;

8. Foto Copy SK Perbantuan/Pengangkatan Pejabat Negara (khusus yang diperbantukan

atau diangkat sebagai Pejabat Negara);

9. Foto copy Kartu Identitas Isteri (Karis) atau Kartu Identitas Suami (Karsu) sebanyak

1 lembar;

10. Foto copy daftar gaji almarhum/almarhumah untuk bulan saat meninggal dunia.

CC Nilai Tunai Tabungan Hari Tua

AAppaabbiillaa PPeeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill aattaauu PPeejjaabbaatt NNeeggaarraa bbeerrhheennttii bbuukkaann kkaarreennaa ppeennssiiuunn

aattaauu bbuukkaann kkaarreennaa mmeenniinnggggaall dduunniiaa,, tteettaappii bbeerrhheennttii kkaarreennaa kkeelluuaarr sseebbaaggaaii PPNNSS//PPeejjaabbaatt

NNeeggaarraa,, mmaakkaa TTAASSPPEENN aakkaann mmeemmbbaayyaarrkkaann hhaakk PPeesseerrttaa bbeerruuppaa NNiillaaii TTuunnaaii TTaabbuunnggaann

HHaarrii TTuuaa.. UUnnttuukk mmeemmppeerroolleehh hhaakk tteerrsseebbuutt,, ddiippeerrlluukkaann ppeerrssyyaarraattaann ppeemmbbaayyaarraann sseebbaaggaaii

bbeerriikkuutt ::

1. Mengisi formulir AKT 1;

2. Asli dan foto copy SK Pemberhentian sebanyak 1 lembar yang dilegalisir oleh Kepala

Urusan Kepegawaian dari instansi Peserta;

3. Foto copy SK Pengangkatan Pertama/Capeg sebanyak 1 lembar;

4. Asli Kartu Peserta TASPEN (KPT) dan foto copy 1 lembar;

Page 59: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

58

5. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) yang dibuat oleh pembuat daftar

gaji dan disahkan oleh Kepala instansi yang bersangkutan;

6. Foto copy KTP pemohon sebanyak 1 lembar.

DD Asuransi Kematian (Askem) Keluarga Peserta Taspen (isteri/suami/anak)

Apabila isteri/suami/anak peserta TASPEN meninggal dunia pada masa aktif,

maka TASPEN akan membayarkan Asuransi Kematian. Untuk memperoleh hak tersebut,

diperlukan persyaratan pembayaran sebagai berikut :

1. Mengisi formulir AKT 4 dan disahkan oleh instansi Peserta, difoto copy sebanyak 1

lembar;

2. Foto copy SK Kenaikan Pangkat/Kenaikan Gaji Berkala terakhir yang dilegalisir oleh

instansi Peserta, sebanyak 1 lembar;

3. Kutipan Perincian Penerimaan Gaji (KPPG) dari instansi Peserta sebanyak 1 lembar;

4. Asli Surat Kematian dari Lurah/Kades/Rumah Sakit/Puskesmas dan foto copy

sebanyak 1 lembar dilegalisir oleh Lurah/Kades;

5. Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku sebanyak 1 lembar;

6. Foto copy Kartu Peserta TASPEN (KPT) sebanyak 1 lembar;

7. Asli dan foto copy Surat Nikah sebanyak 1 lembar yang dilegalisir Lurah/Kades (bila

yang meninggal dunia anak tertanggung yang berusia 21 – 25 tahun);

8. Asli Surat Keterangan Sekolah/Kuliah (bila yang meninggal dunia anak tertanggung

yang berusia 21 – 25 tahun).

EE Uang Duka Wafat (UDW)

Apabila seorang penerima Pensiun meninggal dunia, maka kepada

isteri/suami diberikan Uang Duka Wafat (UDW) sebesar 3 (tiga) kali penghasilan

terakhir. Untuk memperoleh hak tersebut, diperlukan persyaratan pembayaran sebagai

berikut :

1. Mengisi formulir SP2UDW dan foto copy sebanyak 1 lembar;

2. Asli Surat Keterangan Kematian dari Lurah/Kades/Rumah Sakit/ Puskesmas dan foto

copynya sebanyak 2 lembar yang telah dilegalisir Lurah/Kades;

3. Asli dan foto copy SK Pensiun (khusus Pegawai Negeri Sipil) 2 lembar;

4. Pas foto pemohon 3 x 4 cm sebanyak 1 lembar;

5. Asli dan foto copy KTP yang masih berlaku sebanyak 2 lembar;

Page 60: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

59

6. Foto copy Kartu Identitas Pensiun (KARIP)/Struk Penerimaan Pensiun terakhir

sebanyak 2 lembar;

7. Asli Surat Nikah dan foto copynya sebanyak 2 lembar yang telah dilegalisir

Lurah/Kades;

8. Asli Surat Kuasa Ahli Waris dan foto copynya sebanyak 2 lembar yang disahkan

Lurah/Kades dan surat penunjukan yang bertanggung jawab dalam penguburan yang

ditandatangani/disahkan Lurah (khusus bagi yang tidak meninggalkan

isteri/suami/anak).

FF Pensiun Terusan

Apabila seorang penerima Pensiun meninggal dunia, maka kepada

isteri/suami/anak dibayarkan Pensiun Terusan sebesar pensiun almarhum/almarhumah

yaitu :

1. Pensiun PNS/Pejabat Negara/Tunjangan Veteran dibayarkan selama 4 (empat) bulan

berturut-turut;

2. Pensiun Duta Besar dibayarkan selama 2 (dua) bulan berturut-turut;

3. Pensiun ABRI dibayarkan selama 6 (enam) bulan, dan bagi yang mempunyai Bintang

Jasa (Bintang Gerilya/Sewindu/Kartika Eka Paksi) dibayarkan selama 12 (dua belas)

bulan berturut-turut;

4. Presiden dan Wakil Presiden dibayarkan selama 6 (enam) bulan berturut-turut.

GG Usulan Penerbitan Surat Keputusan Pensiun Janda/Duda/Yatim-Piatu

Apabila penerima Pensiun sendiri meninggal dunia, dan SK Pensiun-nya

belum SK otomatis (yang dimaksud SK otomatis yaitu SK Pensiun sendiri yang

berlaku/dapat digunakan oleh Janda/Duda/Yatim-Piatu), maka ahli waris

almarhum/almarhumah segera mengajukan surat permintaan Pensiun Janda/Duda/Yatim-

Piatu (menggunakan formulir Model C) kepada instansi penerbit SK melalui Kantor

Cabang PT TASPEN (Persero) dengan lampiran persyaratan sebagai berikut :

1. Asli Surat Keputusan Pensiun almarhum/almarhumah;

2. Foto copy surat nikah/KPI/KARIS/KARSU sebanyak 2 lembar disahkan oleh

Lurah/Kades;

Page 61: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

60

3. Foto copy Surat Kematian dari Lurah/Kades/Rumah Sakit/Puskesmas sebanyak 2

lembar yang disahkan oleh Lurah/Kades;

4. Daftar Keluarga/SPTB yang telah mendapat pengesahan dari Lurah/Kades;

5. Surat Keterangan Janda/Duda dari Lurah/Kades;

6. Surat Kenal Lahir/Akte Kelahiran bagi anak yang lahir setelah pensiun;

7. Surat Keterangan anak belum bekerja dan belum menikah yang disahkan oleh

Lurah/Kades (bagi Yatim-Piatu);

8. Surat Perwalian dari Pengadilan Negeri (bagi wali anak Yatim-Piatu);

9. Foto copy Piagam Bintang Tanda Jasa (bagi yang memiliki);

10. Surat Keterangan tempat tinggal terakhir dan foto copy KTP;

11. Pas foto terbaru tanpa tutup kepala dan kacamata ukuran 4 x 6 cm sebanyak 7 lembar;

12. Struk penerimaan pensiun terakhir.

HH Permohonan Pembayaran Pensiun/Tunjangan Pertama Bagi Janda/Duda/

Yatim Piatu

Apabila penerima Pensiun sendiri meninggal dunia, maka kepada ahli

warisnya akan dibayarkan Pensiun Pertama Janda/Duda/Yatim-Piatu. Untuk memperoleh

hak tersebut, diperlukan persyaratan pembayaran sebagai berikut :

1. Mengisi formulir SPSB, difoto copy sebanyak 2 lembar;

2. Asli tembusan SK Pensiun berpas foto untuk PT TASPEN (PERSERO);

3. Asli petikan SK Pensiun berpas foto dan foto copynya sebanyak 2 lembar;

4. Asli KTP yang masih berlaku dan foto copynya 2 lembar;

5. Pas foto pemohon ukuran 3 x 4 cm sebanyak 3 lembar;

6. Foto copy Rekening Bank atau Giro Pos sebanyak 2 lembar (khusus yang

pembayaran pensiunnya melalui bank atau Giro Pos);

7. Foto copy KARIP atau struk pensiun terakhir sebanyak 2 lembar;

8. Asli Surat Nikah atau Surat Kematian dan foto copynya sebanyak 2 lembar yang

dilegalisir Lurah/Kades (khusus bagi yang SK Pensiunnya Otomatis);

9. Asli dan lembar kedua SKKP dari KPPN atau badan/bagian keuangan Pemda dan

foto copynya sebanyak 1 lembar (khusus yang meninggal aktif);

10. Asli dan 2 foto copy Surat Keterangan Janda/Duda yang disahkan Lurah/Kades;

11. Asli dan 2 foto copy SPTB yang disahkan oleh serendah-rendahnya Lurah/Kades;

Page 62: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

61

12. Asli Surat Keterangan Sekolah/Kuliah dan foto copynya 2 lembar (khusus bagi anak

tertanggung yang masih sekolah/kuliah yang berusia 21 – 25 tahun);

13. Salinan atau foto copynya Surat Perwalian bagi Pemohon Wali Anak yang disahkan

serendah-rendahnya oleh Lurah/Kades dan Perwalian/Pengampuan dari Pengadilan

Negeri apabila pemohon belum dewasa (berusia kurang dari 18 tahun);

14. Asli Surat Permohonan Pembayaran Pensiun melalui Bank (SP3R) dan foto copynya

sebanyak 2 lembar;

15. Surat Keterangan belum nikah dan belum bekerja dari kelurahan (bagi penerima

pensiun Yatim-Piatu);

16. Khusus Tunjungan Veteran (TUVET) harus dilampirkan : Asli piagam gelar

kehormatan dan foto copynya sebanyak 2 lembar dan surat keterangan tidak mampu

(H3) dari Lurah/Kades dan foto copynya sebanyak 2 lembar.

Page 63: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

62

KUNCI JAWABAN

Soal 1. Penyelesaian masalah kepegawaian terhadap Sdr. Purwono adalah sbb :

Diangkat sebagai PNS tmt 1 Mei 2003.

Diberikan KP Pengabdian menjadi Pengatur Muda, golongan ruang II b

Terhitung Mulai Tanggal : 8 Mei 2003

Diberhentikan dengan hormat sebagai PNS tmt 31 Mei 2003

Diberikan hak Pensiun tmt 1 Juni 2003

Soal 2. Penetapan Pensiun :

a. Sdr. SURIPTO diberhentikan dengan hormat sebagai PNS pada akhir bulan

Nopember 2007.

b. Diberikan hak pensiun TMT. 1 Desember 2007

Perhitungan Masa Kerja Gol (MKG) :

a. MKG pada TMT 1-4-2005 adalah : 22 tahun, 04 bulan

b. Penambahan sejak 1-4-2005 s/d 1-10-2007 : 2 tahun, 06 bulan

c. Jumlah MKG TMT 1-10-2007 adalah 24 tahun 10 bulan

(Pedoman untuk menentukan besarnya gaji terakhir ybs.)

Perhitungan Masa Kerja Pensiun (MKP) :

a. MK pada saat pengangkatan sebagai CPNS : 5 tahun, 3 bulan

b. MK sejak CPNS (1-3-1981) s/d TMT Pensiun (1-12-2007) adalah 26 tahun 9

bulan.

c. Jumlah MKP : 32 tahun 0 bulan

(pedoman untuk menentukan besarnya pokok pensiun ybs)

Pemberian KP Pengabdian :

a. Dalam PP Nomor 12 Tahun 2002 Pasal 27 ayat (1) huruf b menyatakan :

memiliki masa kerja sebagai PNS selama sekurang-kurangnya 20 tahun secara

terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam pangkat terakhir.

b. Penetapan TMT KP Pengabdian adalah tanggal 1 bulan ybs diberhentikan

dengan hormat sebagai PNS

Pertimbangan thd Sdr. SURIPTO :

a. Mempunyai masa kerja sebagai PNS yang terus-menerus selama 26 tahun 08

bulan (sejak 1-3-1981 s/d 1-11-2007)

Page 64: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

63

b. Mempunyai masa pangkat selama 2 tahun 07 bulan (sejak 1-4-2005 s/d 1-11-

2007)

c. Dengan demikian Sdr. SURIPTO dapat diberikan KP Pengabdian setingkat

lebih tinggi menjadi Penata Tingkat I Golongan Ruang III/d,

TMT 1-11-2007.

Soal 3. Penetapan Pensiun Janda :

a. Sdr. OJOSULOYO, MM diberhentikan dengan hormat sebagai PNS pada

akhir bulan ybs Meninggal Dunia, yaitu pada akhir bulan Pebruari 2007.

b. Kepada Sdr. NURLEA janda almarhum OJOSULOYO,MM diberikan

pensiun janda TMT. 01-03-2007.

Perhitungan Masa Kerja Golongan ( MKG) :

a. MKG TMT 01-04-2006 adalah 19 tahun 01 bulan.

b. Tambahan Masa Kerja dari 01-04-2006 s/d 01-03-2007 adalah 00 tahun 11

bulan

c. Jumlah MKG TMT 01-03-2007 adalah 20 tahun 00 bulan

(Pedoman untuk menentukan besarnya gaji terakhir ybs.)

Perhitungan Masa Kerja Pensiun (MKP) :

a. Masa kerja pada saat pengangkatan sebagai CPNS sebanyak 03 tahun 00

bulan sebagai masa kerja fiktif tidak dapat dihitung sebagai masa kerja

pensiun.

b. Masa kerja pensiun yang dihitung adalah sejak ybs. diangkat sebagai CPNS

sampai dengan ybs Meninggal dunia, yaitu sejak 01-03-1985

s/d 28-02-2007.

c. Jumlah Masa kerja yang didapat adalah 22 tahun 00 bulan

(Pedoman untuk menentukan besarnya pokok pensiun ybs.)

Pemberian KP Pengabdian :

Penetapan TMT KP Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia adalah tanggal

ybs. meninggal dunia.

a. Pertimbangan terhadap Sdr.OJOSULOYO,MM ybs mempunyai masa kerja

sebagai PNS yang terus-menerus selama 22 tahun 00 bulan

(sejak 01-03-1985 s/d 28-02-2007).

Page 65: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

64

b. Mempunyai masa pangkat selama 00 tahun 11 bulan (sejak 01-04-2006 s/d

28-02-2007).

c. Dengan demikian Sdr. OJOSULOYO,MM tidak dapat diberikan KP

Pengabdian, karena belum 1 tahun dalam masa pangkatnya.

Pemberhentian dan pemberian pensiun tewas diajukan bersamaan dengan pemberian

kenaikan pangkat anumerta dengan melampirkan :

a. Salinan sah surat keputusan sementara kenaikan pangkat anumerta;

b. Berita acara dari pejabat yang berwajib (Polri, Pamong Praja dan yang lain) tentang

kejadian yang mengakibatkan yang bersangkutan tewas;

c. Vitsum et repertum dari dokter;

d. Salinan sah surat penugasan atau surat keterangan dari pimpinan instansi yang

menerangkan bahwa tewasnya PNS yang bersangkutan adalah pada waktu sedang

menjalankan tugas kewajiban jabatannya;

e. Laporan dari pimpinan instansi yang bersangkutan tentang peristiwa yang menimpa

PNS yang bersangkutan yang mengakibatkan ia tewas.

PNS yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat dan tidak dapat bekerja lagi dalam

semua jabatan negeri, yang disebabkan cacat karena dinas diberhentikan dengan hormat

sebagai PNS dengan hak pensiun dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian.

Pemberhentian dan pemberian pensiun PNS tersebut ditetapkan oleh Kepala BKN setelah

menerima usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi dengan

melampirkan :

a. Data perorangan calon penerima pensiun dalam hal PNS yang cacat karena dinas tidak

dapat menandatangani, maka daftar perorangan calon penerima pensiun ditandatangani

oleh isteri/suami/anak/orang tua;

b. Salinan/foto copy sah surat keputusan pengangkatan sebagai Calon PNS/PNS;

c. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

d. Salinan /foto copy surat nikah;

e. Salinan/foto copy sah surat akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

f. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

g. Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan atau surat keterangan yang

menjelaskan bahwa Calon PNS/PNS yang mengalami kecelaka-an atau cacat dalam

menjalankan tugas kedinasan;

Page 66: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

65

h.Laporan dari pimpinan unit kerja paling rendah eselon III kepada Pejabat Pembina

Kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan PNS yang

bersangkutan cacat;

i. Surat keterangan dari tim penguji kesehatan yang menyatakan jenis cacat yang diderita

oleh PNS yang bersangkutan yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi dalam semua

jabatan negeri;

j. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar.

Untuk Calon PNS yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan

tidak dapat lagi bekerja dalam semua jabatan negeri, sebelum diberhentikan dengan

hormat dan diberikan pangkat pengabdian yang bersangkutan terlebih dahulu diangkat

menjadi PNS.

Dalam hal PNS yang meninggal dunia maka pensiun janda/dudanya ditetapkan oleh Kepala

BKN setelah menerima usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan.

Permohonan pensiun janda/duda tersebut diajukan bersamaan dengan usul kenaikan

pangkat pengabdian (KPP) bagi PNS yang memenuhi syarat. Permohonan tersebut disertai

kelengkapan

a. Data perorangan calon penerima pensiun yang ditandatangani oleh isteri/suami/anak;

b. Salinan/foto copy sah surat keputusan sebagai Calon PNS;

c. Salinan/foto copy sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

d. Salinan/foto copy sah surat nikah;

e. Salinan/foto copy surat akte kelahiran/surat kenal lahir anak;

f. Surat Keterangan kematian dari kepala kelurahan/camat;

g. Surat keterangan janda/duda dari kepala kelurahan/desa/ camat;

h. Salinan/foto copy sah daftar keluarga;

1. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5(lima) lembar.

Dalam hal PNS yang meninggal dunia apabila memenuhi syarat untuk mendapatkan

kenaikan pangkat pengabdian maka usul pemberhentian dan pemberian pensiun diajukan

dengan usul pemberian kenaikan pangkat pengabdian dengan melampirkan :

a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir;

b. Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam

satu tahun terakhir;

Page 67: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

66

LAMPIRAN :

TATA CARA USUL PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN

JANDA/DUDANYA

Pejabat Negara terdiri atas:

1. Eksekutif : Menteri, Dubes, Gubernur dan Wakil, Bupati dan Wakil,

Walikota dan Wakil

2. Non Eksekutif : MPR, DPR, DPA, DPD, MA, BPK, MK, KY

Usul pensiun: MPR, DPR, DPA, DPD, MA, BPK, MK, KY

Menteri, Gubernur dan Wakil

Bupati dan Wakil

Walikota dan Wakil

Tembusan Kepala BKN untuk dibuatkan NPPN

Usul SK Pensiun Janda/Duda/Anak PN Eksekutif dan Non Eksekutif

Pertek Dubes LBBP 2a 2b

KETERANGAN:

Pejabat Negara yang Meninggal Dunia, pengurusan uang duka ke PT. Taspen

(Persero) dengan mengisi formulir dan kemudian beserta Surat Pengantar dari PT.

Taspen (Persero) dikirim ke BKN untuk permohonan SK Pensiun Janda/Duda.

ke Presiden melalui Setneg.

Menteri Dalam Negeri

Kepala BKN

SK Presiden

Tembusan Menteri Luar Negeri

Page 68: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

67

KONSEP

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Nomor : C.III/ /KEP/ /J/20....

TENTANG

PEMBERIAN PENSIUN JANDA ANGGOTA DPR KEPADA

NY. ............

JANDA ALMARHUM................................

MANTAN ANGGOTA .......................................................

NPPN: 0........................

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Menimbang : a. bahwa Sdr. ............ telah meninggal dunia pada tanggal ........ dengan

meninggalkan Ny. ....................... sebagai isteri sah (nikah pada

tanggal .................);

b. bahwa dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor.../PENS. Tahun ...... tanggal... kepada Sdr... terhitung mulai

tanggal ...telah diberikan pensiun manatan Anggota...atas dasar masa

jabatan…tahun…bulan, dengan pensiun pokok sebesar Rp........

(......................) sebulan;

c. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2000,

dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

C.III/..../....../S/P.2000 tanggal.......pensiun pokok tersebut ditetapkan

kembali/disesuaikan menjadi sebesar Rp. ............

(............................................ rupiah) sebulan, terhitung mulai tanggal

1 April 2000;

d. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 Pasal 16

ayat (2) huruf a serta Pasal 17 ayat (1), (4) dan (5) Ny. ......…

tersebut berhak memperoleh pensiun janda Anggota ................

sebesar ½ x ......% x Rp.4.200.000,00 = Rp. ..............

(..................................) sebulan, terhitung mulai tanggal..............; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak

Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga

Tertinggi/Tinggi Negara Serta Bekas Pimpinan Lembaga

Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi

Negara (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 71);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2000 tentang Gaji Pokok

Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Anggota Lembaga

Tinggi Negara Serta Uang Kehormatan Anggota Lembaga Tertinggi

Negara (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 150);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2000 tentang Penetapan

Pensiun Pokok Mantan Pejabat Negara dan Janda/Dudanya

(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 156);

4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah tujuh kali

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);

Page 69: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

68

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERTAMA : Kepada Ny. ..................... janda almarhum........................ketika

hidupnya penerima pensiun mantan Anggota .........................., diberikan

pensiun janda Anggota ................. terhitung mulai

tanggal............dengan pensiun pokok sebesar Rp....................

(.........................................................) sebulan.

KEDUA : Mencatat bahwa keluarga penerima pensiun janda Anggota

...........tersebut pada akhir bulan .........................adalah seorang anak

kandung bernama .......................lahir tanggal ..............

Mencatat bahwa keluarga penerima pensiun janda Anggota

.............tersebut pada akhir bulan .................... adalah anak-anak

kandung bernama:

1. ................................lahir tanggal...............

2. ................................lahir tanggal...............

KETIGA : Diatas pensiun pokok yang dimaksud dalam ketentuan PERTAMA,

diberikan tunjangan keluarga dan tunjangan lainnya yang berlaku bagi

pensiunan Pegawai Negeri Sipil.

KEEMPAT : Pembayaran pensiun janda Anggota ..............tersebut dihentikan pada

bulan berikutnya yang bersangkutan meninggal dunia atau kawin lagi.

KELIMA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan

ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana

mestinya.

ASLI Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan (dengan

alamat:…...........................................) untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

TEMBUSAN: Keputusan ini disampaikan dengan hormat kepada:

1. Sekretaris Kabinet;

2. Sekretaris Jenderal .......................

3. Direktur Perbendaharaan dan Kas Negara di Jakarta;

4. Direktur Utama PT. Taspen (Persero) di Jakarta

5. Kepala Cabang ........... PT. Taspen (Persero) di

Jakarta;

6. Pertinggal.

Ditetapkan di ……………..

pada tanggal ………………

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

ttd

…………………..

Page 70: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

69

Kepada Yth.

Ny....................................janda alm....................

KONSEP KEPALA DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Nomor : C.III/00 /KEP/KDH- /J/20....

TENTANG

PEMBERIAN PENSIUN JANDA KEPADA

NY. ............

JANDA ALMARHUM ................................

MANTAN.......................................................

NPPN: 0........................

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Menimbang : a. bahwa Sdr. ............ telah meninggal dunia pada tanggal ........ dengan

meninggalkan Ny. ....................... sebagai isteri sah (nikah pada

tanggal .................);

b. bahwa dengan Keputusan........................Nomor....... tanggal............

kepada Sdr... terhitung mulai tanggal ...telah diberikan pensiun

mantan ............atas dasar masa jabatan…tahun…bulan, dengan

pensiun pokok sebesar Rp........ (......................) sebulan;

c. bahwa terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun

2000, dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

C.III/..../KDH-....../S/P.2000 tanggal.......pensiun pokok tersebut

ditetapkan kembali/disesuaikan menjadi sebesar Rp. ............

(........................................... rupiah) sebulan, terhitung mulai tanggal

1 April 2000;

d. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 Pasal

13 ayat (1) dan (6) serta Pasal 14 jo Peraturan Pemerintah Nomor 48

Tahun 1980, Ny. ......… tersebut berhak memperoleh pensiun janda

Kepala Daerah sebesar ½ x ......% x .....= Rp. ..............

(..................................) sebulan, terhitung mulai tanggal..............; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 tentang Hak

Keuangan/Administratif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan

Bekas Kepala Daerah/Bekas Wakil Kepala Daerah Serta

Janda/Dudanya (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 16) jis.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1980 (Lembaran Negara

Tahun 1980 Nomor 76) dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun

2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 121);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2000 tentang Penetapan

Pensiun Pokok Mantan Pejabat Negara Dan Janda/Dudanya

(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 156);

3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah tujuh kali

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);

Page 71: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

70

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERTAMA : Kepada Ny. ..................... janda almarhum........................ketika

hidupnya penerima pensiun mantan .........................., diberikan pensiun

janda Kepala Daerah terhitung mulai tanggal............dengan pensiun

pokok sebesar Rp.................... (.........................................................)

sebulan.

KEDUA : Mencatat bahwa keluarga penerima pensiun janda tersebut pada akhir

bulan .........................adalah seorang anak kandung bernama

.......................lahir tanggal ..............

Mencatat bahwa keluarga penerima pensiun janda Kepala Daerah

tersebut pada akhir bulan .................... adalah anak-anak kandung

bernama:

1. ................................lahir tanggal...............

2. ................................lahir tanggal...............

KETIGA : Diatas pensiun pokok yang dimaksud dalam ketentuan PERTAMA,

diberikan tunjangan keluarga dan tunjangan lainnya yang berlaku bagi

pensiunan Pegawai Negeri Sipil.

KEEMPAT : Pembayaran pensiun janda Kepala Daerah tersebut dihentikan pada

bulan berikutnya yang bersangkutan meninggal dunia atau kawin lagi.

KELIMA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan

ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana

mestinya.

ASLI Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan (dengan

alamat:…...........................................) untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

TEMBUSAN: Keputusan ini disampaikan dengan hormat kepada:

1. Sekretaris Negara/Sekretaris Kabinet;

2. Menteri Dalam Negeri

3. Direktur Perbendaharaan dan Kas Negara di Jakarta;

4. Direktur Utama PT. Taspen (Persero) di Jakarta

5. Kepala Cabang ........... PT. Taspen (Persero) di

Jakarta;

6. Pertinggal.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ………………

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

ttd

…………………..

Page 72: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

71

Kepada Yth.

Ny....................................janda alm....................

PERTIMBANGAN TEKNIS

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

TENTANG PEMBERIAN PENSIUN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH

1 NAMA

2 TANGGAL LAHIR

3 NPPN

4 JABATAN TERAKHIR

5 JABATAN EKSEKUTIF LAIN

6

RINCIAN MASA JABATAN

NO JABATAN MULAI SAMPAI

DENGAN

MASA JABATAN

TAHUN BULAN

MASA JABATAN SELURUH-

NYA

BULAN

7 PROSENTASE PENSIUN

YANG DAPAT DITETAPKAN

8

DASAR PENSIUN DUTA BESAR LBBP Rp. 2.250.000,00

Rp.

Rp.

9 PERHITUNGAN PENSIUN

POKOK SEBULAN

10

SUSUNAN KELUARGA

a. SUAMI/ISTERI

NO NAMA TGL.

LAHIR

TGL.

NIKAH

b. ANAK

NO NAMA TGL.

LAHIR KETERANGAN

11 WILAYAH PEMBAYARAN PT. TASPEN (PERSERO) CABANG ..................

12

ALAMAT

NOMOR :...........................

TANGGAL :.. ………………

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

………………..

Page 73: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

72

SURAT KEPUTUSAN JANDA/DUDA DUTA BESAR LBBP

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR.....................................................

NO.. URAIAN

1 Nama

2 Janda/duda/almarhum/almarhumah *

3 NPPN

4 Surat Keputusan Pensiun almarhum/almarhumah *

a Nama

b Nomor

c Tanggal

d Jabatan

e Masa jabatan tahun bulan

f Pensiun Pokok terakhir

5 Tanggal meninggal dunia

6 Pensiun janda/duda

a Pensiun pokok sebulan

b Terhitung mulai tanggal

7 Anak

No. Nama Tanggal Lahir ak/aa.

8

Alamat

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Ttd

…………………..

*) Coret yang tidak perlu

Page 74: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

73

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Janda/duda

Pegawai;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administrasi Presiden

dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Bekas Wakil Presiden;

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administrasi Pimpinan

dan anggota Lembaga Tinggi/Tinggi dan bekas Anggota Lembaga Tinggi

Negara jo. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2000;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013 tentang perubahan keempat atas Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Bekas Kepala Daerah/Bekas Kepala

Daerah serta Janda/Dudanya jo. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1980,

Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2000 dan Surat Edaran Kepala Badan

Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 12/SE/1980 Tanggal 31 Maret

1980;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan Administratif

Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta Janda/dudanya jo Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 76

Tahun 2000 tentang Hak Keuangan/Administrasif Jaksa Agung, Panglima

Tentara Nasional Indonesia dan pejabat lain yang kedudukannya atau

pengangkatannya setingkat atau disetarakan dengan Menteri Negara;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,

Pemindahan dan Pemberhentian PNS sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009;

9. Peraturan Kepala BKN Nomor 26 tahun 2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang

pedoman pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang mencapai BUP

yang akan diberhentikan dalam pangkat Pembina tingkat I Golongan Ruang

IV/b ke bawah

10. Surat Kepala BKN Nomor : K.26-30/V.7.3/99 tanggal 17 Januari 2014 tentang Batas

Usia Pensiun PNS

Page 75: PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS · PDF fileMODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA DAN PNS Penulis: 1. Drs. Suparjiyanta 2. Drs. Suranto PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

74

BIO DATA PENYUSUN

Suparjiyanta, lahir di Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta, tanggal 02

Februari 1958, mulai bekerja di Badan Administrasi Kepegawaian

Negara sejak tanggal 01 Januari 1980, sebagai staf pada Sub.Bagian

IV/B-2 Biro Tata Usaha Kepegawaian sampai dengan Januari 1991.

Kemudian Tahun 1991 sampai dengan tahun 1993 diangkat menjadi Kepala Urusan

Pengadaan Pegawai pada Bagian Kepegawaian D Biro Pengadaan Kepegawaian. Tahun

1993 sampai dengan tahun 1999 ditugaskan menjadi Pengawas pada Inspektur Pembantu

IV/A Inspektur I Deputi Pengawasan. Mulai tanggal 01 Januari 2000 sampai dengan

sekarang ditugaskan pada Subbidang Perencanaan Diklat Kepemimpinan Bidang Bina

Program Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai BKN.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan pada tahun 1971 di Ponjong Gunungkidul

dan Sekolah Menengah Pertama tahun 1974 juga di Ponjong Gunungkidul, Kemudian

melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Ekonomi Pertama di Jakarta pada tahun 1977,

Sarjana Administrasi Niaga diselesaikan di Universitas Jakarta pada tahun 1987.

Diklat yang pernah diikuti antara lain, Spada tahun 1992, Spala tahun 1993, Diklat

Pengawasan Fungsional tahun 1996, Diklat Analisis Jabatan tahun 2000, Diklat Dasar-

dasar Penelitian tahun 2001, Spama tahun 2001, Diklat Teknis Manajemen Kepegawaian

tahun 2002, Diklat Evaluasi Jabatan tahun 2003, Diklat Pengelola Jabatan Fungsional

Analis Kepegawaian tahun 2005, Diklat teknis Analisis Organisasi tahun 2005, diklat TOT

Kewidyaiswaraan berjenjang Tingkat Pertama tahun 2005, Diklat Budaya Kerja tahun

2007, TOT Tata Kepemerintahan tahun 2008, Perumusan Standar Kompetensi tahun 2009,

Training For Trainers tahun 2010, Training needs Analysis tahun 2010, Train The

Trainers tahun 2011 dan Pelatihan Evaluasi Jabatan tahun 2012.