penjelasan ruu cipta kerja...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor=...

30
Jakarta , 2 6 Februari 2020 KE MENTERI AN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA “Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” PENJELASAN RUU CIPTA KERJA Forum Group Discussion FPG DPR RI “Omnibus Law Cipta Kerja: Jalan Pintas Menuju Indonesia Maju”

Upload: others

Post on 04-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

Jakarta, 26 Februari 2020

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

PENJELASAN

RUU CIPTA KERJA

Forum Group Discussion – FPG DPR RI“Omnibus Law Cipta Kerja: Jalan Pintas Menuju Indonesia Maju”

Page 2: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

LAMPIRAN:

▪ Penyiapan Regulasi Pelaksanaan RUU Cipta Kerja

▪ Detil Pengantar dan Latar Belakang RUU Cipta Kerja

3 - 6

OUTLINE

01

02

03

04

05

06

07

08

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

9 - 10

7 – 8Penjelasan:

Rancangan Undang-Undang

CIPTA KERJA

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

1. Pengantar dan Latar Belakang RUU Cipta Kerja

2. Arah, Tujuan, dan Asas-Asas RUU Cipta Kerja

3. Struktur RUU Cipta Kerja

11 - 194. Ringkasan Substansi RUU Cipta Kerja

Page 3: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

3Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Visi Indonesia 2045: Menjadi 5 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

INDONESIA akan menjadi negara maju dengan pendapatan tertinggi ke-empat di dunia*(RPJMN 2020-2024 titik tolak Transformasi Ekonomi mencapai Indonesia Maju 2045)

Indonesia akan mampu keluar dari Middle Income Trap pada tahun 2036**Tahun 2045: PDB per Kapita = USD 23,199; PDB = USD 7,4 Triliun**

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

2000 2002 2004 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2030 2045

Rank of GDP (PPP Adjusted)

China

India

United States

Indonesia

Japan

Turkey

Brazil

Germany

United Kingdom

Mexico

Russia

France

Korea

Saudi Arabia

Italy

Canada

**Sumber: Bappenas

United States

China

Japan

Germany

India

France

Russia

Italy

Brazil

United Kingdom

Mexico

Spain

Indonesia

Canada

Korea

Saudi Arabia

7

4

5

IndonesiaNegara

Berkembang

Negara

Maju

*Sumber: OECD, IMF

**

Page 4: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

LATAR BELAKANG

Daya Saing Indonesia:Peringkat daya saing masih

rendah, Hasil Survey terkait

Doing Business in Indonesia

Hiper Regulasi:Kompleksitas dan Obesitas

Regulasi, di pusat dan daerah

UMK-M & Koperasi:Perlu pemberdayaan UMKM, dan

peningkatan peran Koperasi

Survey Faktor Utama Permasalahan Bisnis:1. Korupsi; 2. Inefisiensi Birokrasi; 3. AksesPendanaan; 4. Infrastruktur; 5. KepastianKebijakan; 6. Kenaikan Upah; 7. Nilai Tukar…dll.

Kebutuhan Kerja:Tingginya data Angkatan Kerja

yang Tidak/ Belum Bekerja dan

Bekerja Tidak Penuh

Pengangguran= 7,05 Juta; Angkatan Kerja Baru= 2,24 Juta; Setengah Penganggur= 8,14 Juta; Pekerja ParuhWaktu= 28,41 Juta; Total= 45,84 Juta (34,4%) Angkatan Kerja bekerja tdk penuh.

Kontribusi UMK-M terhadap PDB= 60,34%, menyerap lebihdari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusiterhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadapPDB sebesar 5,1%.

Perekonomian Nasional:

Mewujudkan Visi Indonesia

2045: Menjadi 5 Besar

Kekuatan Ekonomi Dunia

Struktur RUU Cipta Kerja

Investasi dan Perizinan

Berusaha80 Pasal

Investasi Pemerintah dan

Proyek Strategis Nasional

19 PasalPengadaan Lahan

16 Pasal

UMK-M dan Koperasi 15 Pasal

Kemudahan Berusaha 11 Pasal

Ketenagakerjaan 5 Pasal

Kawasan Ekonomi 4 Pasal

Pengenaan Sanksi 3 Pasal

Riset dan Inovasi 1 Pasal

TUJUANPertumbuhan Ekonomi

Pemerataan Ekonomi

Ketahanan Ekonomi

Daya Saing Ekonomi

Investasi (32%)

Konsumsi(56%)

Job Creation

Welfare Creation

Daya Beli

Rasio Gini 2020-2024= 0,360-0374

Peningkatan Inovasi &Kualitas Investasi

Peningkatan PeringkatDaya Saing Ekonomi RI

Porsi Substansi terkait Perizinan, Kemudahan Berusaha,

Investasi, dan UMKM/ Koperasi sekitar 86,5%

Terdiri: 15 Bab, 174 Pasal (163 Pasal Substansi)

Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker)

Pekonomian Global:Ketidakpastian & perlambatan

mempengaruhi ekonomi RI

Perang dagang (US-RRT), ketegangan di Timur Tengah, Wabah Virus Corona (COVID-19), dinamika perubahan ekonomi global dll.

8.486 Peraturan Pusat, 14.815 PeraturanMenteri, 4.337 Peraturan LPNK dan 15.966Peraturan Daerah (Total = 43.604 Peraturan)

1

2

3

4

5

Page 5: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

5Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Pentingnya RUU Cipta Kerja

5“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

1. Dinamika perubahan ekonomi global, memerlukan respon cepat dan tepat.

Tanpa reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi akan melambat.

2. Dengan RUU Cipta Kerja, diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomi

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7% - 6,0% melalui:

• Penciptaan Lapangan Kerja sebanyak 2,7 sd 3 juta/tahun (meningkat dari

saat ini 2 juta/tahun), untuk menampung 9,29 juta orang yang tidak/belum

bekerja (7,05 juta pengangguran dan 2,24 juta Angkatan Kerja Baru).

• Peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan pekerja.

• Peningkatan Produktivitas Pekerja, yang berpengaruh pada peningkataninvestasi dan pertumbuhan ekonomi. Produktivitas Indonesia (74,4%) masihberada di bawah rata-rata negara ASEAN (78,2%).

• Peningkatan Investasi sebesar 6,6%-7,0%, untuk membangun usaha baru

atau mengembangkan usaha eksisting, yang akan menciptakan lapangan

kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan pekerja, sehingga akan

mendorong Peningkatan Konsumsi (5,4%-5,6%).

• Pemberdayaan UMK-M dan Koperasi, yang mendukung peningkatan

kontribusi UMKM terhadap PDB menjadi 65% dan peningkatan kontribusi

Koperasi terhadap PDB menjadi 5,5%.

3. Jika hal ini (RUU) tidak dilakukan, maka akan terjadi:

• Lapangan kerja akan pindah ke negara lain yang lebih kompetitif,

• Daya saing pencari kerja relatif rendah dibanding negara lain,

• Penduduk yang Tidak/Belum Bekerja akan semakin tinggi,

• Indonesia terjebak dalam middle income trap.

Struktur Angkatan Kerja

Sumber: BPS

179,4 216,3 262,3 333 386,5

366396,5

430,5388,3

423,1545,4

612,8692,8 721,3

809,6

2015 2016 2017 2018 2019

Realisasi Investasi 2015 – 2019

(Rp Triliun)

PMDN

Page 6: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

6Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

RUU Cipta Kerja: Langkah Strategis Mewujudkan Visi Indonesia 2045

PDB per kapita/ bulan

PDB per kapita/ bulan

RUU

Cipta Kerja

INDONESIA 2045 Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur

• Indonesia menjadi Negara Maju,

dengan ekonomi berkelanjutan

• Perekonomian Indonesia masuk 5

Besar Ekonomi Dunia

• Indonesia telah keluar dari Jebakan

Negara Berpendapatan Menengah

(Middle Income Trap)

• Tingkat kemiskinan mendekati 0%

• PDB mencapai USD 7,4 Triliun

• Tenaga Kerja berkualitas.

• Kondisi Global (Eksternal)

o Ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global

o Dinamika geopolitik berbagai belahan dunia

o Perubahan teknologi, industri 4.0, ekonomi digital

• Kondisi Nasional (Internal)

o Pertumbuhan Ekonomi rata-rata di kisaran 5%

dalam 5 tahun terakhir

o Realisasi Investasi:

▪ BKPM: 2018= Rp 721,3 T; 2019= Rp 809,6 T;

▪ Nasional: 2018= Rp 4.789 T; 2019= Rp 5.119 T.

o Ketenagakerjaan: Jumlah Angkatan kerja 133,56

juta; namun 45,84 juta (34,4%) bekerja tidak penuh;

Permasalahan kenaikan upah dan produktivitas

yang rendah (survey JETRO);

o Peran thd PDB: UMKM= 60,3%, Koperasi= 5,1%.

• Permasalahan Ekonomi dan Bisnis

o Tumpang tindih Regulasi

o Efektivitas Investasi yang Rendah

o Tingkat Pengangguran, Angkatan Kerja baru, dan

jumlah Penduduk yang Tidak Bekerja

o Perlu pemberdayaan UMK-M dan peningkatan

peran Koperasi.

PDB per kapita/ bulan

KONDISI SAAT INIMENUJU 2024 2045

Rp 4,6jt

Rp 6,8-7,0jt

Simplifikasi dan harmonisasi

REGULASI dan PERIZINAN

INVESTASI yang berkualitas

Penciptaan LAPANGAN KERJA

berkualitas dan kesejahteraan

PEKERJA yang berkelanjutan

Pemberdayaan UMK-M dan

Koperasi

diperlukan :

Rp 27,0jt

1

2

3

4

6Omnibus Law Cipta Kerja

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Lapangan Kerja

Produktif

*perhitungan PDB perkapita menggunakan kurs konstan Rp14.000

Page 7: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

7Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Arah dan Tujuan RUU Cipta Kerja

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 melalui upaya untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak melalui cipta kerja.

Arah

Menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia secara

merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka

memenuhi hak atas penghidupan yang layak melalui:

• kemudahan dan perlindungan UMK-M serta perkoperasian,

• peningkatan ekosistem investasi,

• kemudahan berusaha,

• peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja,

• investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.

Tujuan

Asas1. Pemerataan hak

2. Kepastian hukum;

3. Kemudahan berusaha;

4. Kebersamaan; dan

5. Kemandirian

Page 8: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

8Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Asas-Asas RUU Cipta Kerja

Pemerataan Hak

Kepastian Hukum

Kemudahan Berusaha

Kebersamaan

Untuk memenuhi hak warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi rakyat Indonesia dilakukan secara merata di seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Penciptaan iklim usaha kondusif yang dibentuk melalui sistem hukum

yang menjamin konsistensi antara peraturan perundang-undangan

dengan pelaksanaannya

Proses berusaha yang sederhana, mudah, dan cepat akan mampu

mendorong peningkatan investasi, pemberdayaan UMKM untuk

memperkuat perekonomian yang mampu membuka seluas-luasnya

lapangan kerja bagi rakyat Indonesia

Kemandirian

Mendorong peran seluruh dunia usaha, UMKM dan Koperasi secara

bersama-sama dalam kegiatannya untuk kesejahteraan rakyat

Pemberdayaan UMKM dan Koperasi dilakukan dengan tetap

mendorong, menjaga, dan mengedepankan kemandirian dalam

pengembangan potensinya

Page 9: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

9Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Struktur RUU Cipta Kerja (1)

RUU Cipta Kerja terdiri dari 15 Bab dan 174 Pasal

Struktur dan Substansi Pengaturan RUU Cipta Kerja:

Bab I: Ketentuan Umum

Bab II: Maksud dan Tujuan

Bab III: Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha

1. Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

2. Penyederhanaan Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha dan Pengadaan Lahan:

a. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang

b. Persetujuan Lingkungan

c. Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi

3. Penyederhanaan Perizinan Berusaha Sektor serta Kemudahan dan Persyaratan

Investasi

a. Penyeragaman konsepsi Perizinan Berusaha (standar) dengan penerapan

Risk Based Approach

b. Pengaturan kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang

diatur NSPK

c. Pengaturan Perizinan Berusaha pada15 Sektor

d. Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu

Bab IV: Ketenagakerjaan

1. Pengupahan dan Upah Minimum, 2. Pesangon PHK, 3. Waktu Kerja, 4. Perizinan TKA

(Ahli), 5. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), 6. Penyerahan sebagian pelaksanaan

pekerjaan (alih daya), 7. Program Jamiman Kehilangan Pekerjaan (JKP), 8.

Penghargaan Lainnya (Sweetener).

Bab V: Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan UMKM dan Perkoperasian

1. Kriteria UMK-M, 2. Basis Data Tunggal, 3. Pengelolaan Terpadu UMK, 4.

Kemitraan, 5. Kemudahan Perizinan Berusaha, 6. Insentif Fiskal dan Pembiayaan,

7. Dana Alokasi Khusus, 8. Partisipasi dalam Pengusahaan Pelayanan di Jalan Tol,

9. Perkoperasian (kemudahan pendirian dan koperasi berbasis Syariah).

Bab VI: Kemudahan Berusaha

1. Kemudahan Keimigrasian untuk penanaman modal asing

2. Kemudahan atas paten untuk membuat produk atau proses di Indonesia.

3. Kemudahaan pendirian Perseroan Terbatas (PT) dan pendirian PT untuk

Usaha Mikro dan Kecil (dapat didirikan oleh 1 orang).

4. Mencabut Undang-Undang Gangguan (Izin Gangguan).

5. Ketersediaan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong Bagi Industri dan

pengaturan atas importasi komoditas perikanan dan komoditas pergaraman.

6. Mencabut ketentuan Wajib Daftar Perusahaan.

7. Mendorong BUMDes berbentuk Badan Hukum.

Bab VII: Dukungan Riset dan Inovasi

Pemerintah dapat melakukan penugasan khusus kepada BUMN untuk

pemanfaatan umum, riset, pengembangan, dan inovasi.

Page 10: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

10Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Struktur RUU Cipta Kerja (2)

Bab VIII: Pengadaan Lahan

1. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

2. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

3. Pertanahan: Pembentukan Bank Tanah, penguatan Hak Pengelolaan (HPL),

Satuan Rumah Susun untuk Orang Asing, Pemberian Hak Atas Tanah/Hak

Pengelolaan pada Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah

Bab IX: Kawasan Ekonomi

1. Kawasan Ekonomi Khusus

2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

Bab X: Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional

1. Investasi Pemerintah Pusat

• Membentuk Lembaga Pengelola Investasi Pemerintah Pusat (Sovereign Wealth

Fund) untuk mengelola dan menempatkan sejumlah dana dan/atau aset negara.

2. Kemudahan Proyek Strategis Nasional

• Pemerintah menyediakan lahan dan Perizinan Berusaha bagi proyek strategis

nasional dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, atau BUMD.

• Pengadaan lahan dapat dilaksanakan oleh badan usaha

Bab XI: Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Untuk Mendukung Cipta Kerja

1. Presiden menjalankan undang-undang dan dapat mendelegasikan kewenangannya

kepada Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah.

2. Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah merupakan

pelaksanaan kewenangan Presiden.

3. Penerapan Standar dalam Administrasi Pemerintahan.

4. Diskresi.

5. Penerapan keputusan elektronik dan sistem elektronik.

6. Pengawasan oleh profesi ahli (bersertifikat).

7. Service Level Agreement (SLA) penyelesaian perizinan

8. Presiden menetapkan NSPK yang dilaksanakan oleh Menteri/Kepala dan/atau

Pemda.

9. NSPK bersifat standar dan mengacu kepada best practices

10. Perda dan Perkada yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi dan asas-asas pembentukan peraturan perundang-

undangan yang baik, dapat dibatalkan dan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

dengan Peraturan Presiden

11. Obligasi Daerah dan/atau Sukuk Daerah

Bab XII: Pengenaan Sanksi

1. Pengawasan dan pembinaan atas Perizinan Berusaha.

2. ASN dapat melakukan kerjasama dengan profesi bersertifikat dalam rangka

pengawasan dan pembinaan.

3. Pengenaan sanksi administrative yang dapat berupa: peringatan, penghentian

sementara kegiatan berusaha, pengenaan denda administrative, pengenaan

daya paksa polisional, pencabutan Lisensi/Sertifikasi/Persetujuan, dan/atau

pencabutan Perizinan Berusaha.

4. Pengawasan atas ASN dan profesi bersertifikat.

Bab XIII: Ketentuan Lain-Lain

Bab XIV: Ketentuan Peralihan

Bab XV: Ketentuan Penutup

Page 11: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

11Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (1)

Bab III: Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha

1. Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Pasal 8 – Pasal 13)

2. Penyederhanaan Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha dan Pengadaan Lahan (Pasal 14 – Pasal 26)

a) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (Penerapan RDTR Digital)

b) Persetujuan Lingkungan (untuk kegiatan risiko tinggi memerlukan AMDAL, risiko menengah menerapkan standar)

c) Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi (penerapan standar bangunan gedung dan pengawasan oleh profesi

bersertifikat).

3. Penyederhanaan Perizinan Berusaha Sektor (Pasal 27 –Pasal 82)

a) Pengaturan terhadap 15 sektor kegiatan yang memerlukan Perizinan Berusaha menyangkut:

➢ Penyeragaman konsepsi Perizinan Berusaha (standar) dengan penerapan Risk Based Approach

➢ Pengaturan kewenangan terhadap penerbitan Perizinan Berusaha sektor dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah

diatur dalam Peraturan Pemerintah (NSPK).

➢ Pengaturan pengenaan sanksi administrasi terhadap pelanggaran Perizinan Berusaha yang bersifat administratif dan

pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir (ultimum remedium) atau yang berdampak negatif bagi keamanan,

keselamatan, dan lingkungan hidup

➢ Pengaturan kembali mengenai kewenangan Penyidik PNS.

b) Pengaturan Perizinan Berusaha pada Sektor

15 cakupan sektor Perizinan Berusaha, yaitu: 1. Kelautan dan Perikanan, 2. Pertanian, 3. Kehutanan, 4. Energi dan Sumber

Daya Mineral, 5. Ketenaganukliran, 6. Perindustrian, 7. Perdagangan, Metrologi Legal, Jaminan Produk Halal, dan Standardisasi

dan Penilaian Kesesuaian, 8. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 9. Transportasi, 10. Kesehatan, obat dan Makanan, 11.

Pendidikan dan Kebudayaan, 12. Kepariwisataan, 13. Keagamaan, 14. Pos, telekomunikasi, dan penyiaran, 15. Pertahanan dan

keamanan

c) Persyaratan Investasi

Page 12: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

12Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (2)

1. Pengupahan dan Upah Minimum: Upah tidak turun dan menggunakan formulasi pertumbuhan ekonomi daerah dalam menghitung

kenaikan, serta formulasi khusus untuk industri padat kaya (Gubernur menetapkan Upah Minimum).

2. Pesangon PHK: Penyesuaian perhitungan besaran pesangon PHK dan menambahkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)

di samping program yang telah ada (Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun, Jamiman Hari Tua).

3. Waktu Kerja: Selain waktu kerja yang umum (paling lama 8 jam/hari dan 40 jam/minggu) diatur juga waktu kerja untuk pekerjaan yang

khusus, yang waktunya dapat kurang dari 8 jam/hari (pekerjaan paruh waktu, ekonomi digital) atau pekerjaan yang melebihi 8 jam/hari

(migas, pertambangan, perkebunan, pertanian dan perikanan).

4. Pekerja Kontrak (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu/PKWT): Pekerja Kontrak diberikan hak dan perlindungan yang sama dengan

Pekerja Tetap, antara lain dalam hal: Upah, Jaminan Sosial, Perlindungan K3, termasuk kompensasi pengakhiran hubungan kerja.

5. Alih Daya (Outsourcing): Pengusaha Alih Daya (outsourcing) wajib memberikan hak dan perlindungan yang sama bagi pekerjanya,

baik sebagai Pekerja Kontrak maupun Pekerja Tetap, antara lain dalam hal: Upah, Jaminan Sosial, Perlindungan K3.

6. Perizinan TKA Ahli: Kemudahan perizinan bagi TKA Ahli yang diperlukan dalam proses produksi dan ekonomi (darurat/maintenance,

vokasi, ekonomi digital/startup, kunjungan bisnis, dan penelitian).

7. Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP): Perlindungan bagi pekerja yang terkena PHK, dengan manfaat JKP berupa: 1) Cash

Benefit, 2) Vocational Training, 3). Job Placement Access. Penambahan manfaat JKP, tidak menambah beban iuran bagi pekerja dan

perusahaan. Pekerja yang mendapatkan JKP, tetap akan mendapatkan jaminan sosial lainnya yang berupa: 1) Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK); 2) Jaminan Hari Tua (JHT); 3) Jaminan Pensiun (JP); 4) Jaminan Kematian (JKm); 5) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

8. Penghargaan Lainnya (Sweetener): Pemberian Sweetener sebagai tambahan di luar Upah, dan besaran Sweetener maksimal 5 X

Upah disesuaikan dengan masa kerja. Pemberian penghargaan dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun, dan penghargaan lainnya

tidak berlaku bagi UMK.

Bab IV: Ketenagakerjaan (Pasal 88 – Pasal 92)

Page 13: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

13Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (4)

1. Penetapan kriteria UMKM untuk seluruh sektor.

2. Penerapan Basis Data Tunggal sebagai dasar pengambilan kebijakan UMK

3. Pemerintah melaksanakan pengelolaan terpadu UMK melalui sinergi dengan pemangku kepentingan.

4. Mendorong Usaha Menengah dan Besar untuk melibatkan UMK dalam kemitraan, memberikan insentif dan kemudahan.

5. Pendaftaran bagi UMK sebagai kemudahan perizinan tunggal yang meliputi perizinan berusaha, standardisasi dan sertifikasi

(terkait izin edar, jaminan produk halal, dan pangan), dan Hak Kekayaan Intelektual.

6. Pemerintah (K/L) dan Pemda (Dinas) yang aktif melakukan pendaftaran UMK.

7. Insentif fiskal berupa kemudahan/penyederhanaan administrasi perpajakan.

8. Kegiatan usaha dapat dijadikan agunan pinjaman untuk UMK.

9. Pemerintah memprioritaskan penggunaan DAK untuk mendanai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan UMK-M.

10. Pemberian fasilitasi layanan bantuan dan perlindungan hukum bagi UMK.

11. Prioritas produk/jasa UMK dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

12. Peningkatan kesejaheraan UMKM dengan mengakomodasi kepentingan UMK untuk berusaha di ruas jalan tol.

13. Penentuan syarat minimal pembentukan koperasi primer sebanyak 3 orang dan koperasi sekunder sebanyak 3 koperasi.

14. Pengaturan kehadiran anggota dalam rapat anggota yang dapat dilakukan melalui sistem perwakilan.

15. Pelaksanaan usaha koperasi berdasarkan prinsip Syariah.

Bab V: Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan UMKM serta Perkoperasian

(Pasal 93 – Pasal 107)

Page 14: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

14Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (5)

1. Kemudahan Pendirian Badan Usaha

• Persyaratan jumlah modal yang disetorkan kedalam

PT diserahkan kepada pendiri.

• PT untuk UMK dapat didirikan oleh perseorangan

yang tidak memerlukan akta pendirian, cukup

pernyataan pendirian perseroan yang disahkan

secara elektronik oleh Menteri Hukum dan HAM

• Perubahan PT untuk UMK dibuat dalam akta

notaris dan diberitahukan secara elektronik kepada

Menteri Hukum dan HAM.

2. Keimigrasian

• Penjaminan kemigirasian dapat berupa deposit.

• Kemudahan untuk mendapatkan visa untuk

kegiatan maintenance, vokasi, start up, kunjungan

bisnis, penelitian

Bab VI: Kemudahan Berusaha

3. Fleksibilitas pemegang paten untuk membuat produk atau

menggunakan proses di Indonesia (fleksibilitas).

4. Mencabut Izin Gangguan (Staatblad Tahun 1926 Nomor

226 jo. Staatblad Tahun 1940 Nomor 450 tentang Undang-

Undang Gangguan/ Hinder Ordonnantie) dan penyesuaian

UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

5. Ketersediaan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong Bagi

Industri dan pengaturan atas importasi komoditas perikanan

dan komoditas pergaraman.

6. Mencabut ketentuan Wajib Daftar Perusahaan.

7. Mendorong BUMDes berbentuk Badan Hukum.

Bab VII: Dukungan Riset dan Inovasi

Pemerintah dapat melakukan penugasan khusus kepada BUMN

untuk pemanfaatan umum, riset, pengembangan, dan inovasi

(Pasal 108 – Pasal 118)

(Pasal 119)

Page 15: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

15Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (6)

Bab VIII: Pengadaan Lahan

1) Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum

• Mempercepat proses Pengadaan Tanah dalam

Kawasan Hutan, Tanah Kas Desa, Tanah Wakaf dan

Tanah Aset

• Pengadaan lahan dalam kawasan hutan melalui

mekanisme perubahan peruntukan atau pelepasan

kawasan hutan untuk PSN

• Percepatan pelepasan tanah yang dimiliki Pemerintah

bagi pembangunan untuk kepentingan umum

• Kementerian ATR/BPN membantu instansi yang

memerlukan tanah, dalam menyusun DPPT

(Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah)

• Kepemilikan saham dan lahan pengganti sebagai

bentuk ganti rugi pengadaan tanah untuk

kepentingan umum

• Jangka waktu berlakunya Penetapan Lokasi (Penlok)

diberikan selama 3 tahun dan dapat diperpanjang

tanpa memulai proses dari awal

• Pengumpulan data-data yuridis terkait subjek dan

objek Pengadaan Tanah dapat dilakukan oleh

surveyor berlinsensi.

• Penegasan kewajiban Pengadilan Negeri untuk

menerima penitipan ganti kerugian.

2) Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan hanya dapat

dialihfungsikan untuk kepentingan umum dan/atau proyek

strategis nasional dengan penyediaan lahan pengganti.

3) Pertanahan

• Pembentukan Bank Tanah

• Tanah yang dikelola Bank Tanah diberikan HPL yang

dapat diberikan HGU, HGB, dan Hak Pakai dalam

jangka waktu 90 tahun.

• Hak milik satuan rumah susun untuk orang asing.

• Pemberian Hak Atas Tanah/Hak Pengelolaan pada

ruang atas tanah dan bawah tanah.

• Hak Guna Usaha atau Hak Pakai diatas HPL dapat

diberikan perpanjangan sekaligus.

(Pasal 121 – Pasal 139)

Page 16: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

16Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (7)

Bab IX: Kawasan Ekonomi

1. Kawasan Ekonomi Khusus

• Administrator KEK berwenang (otoritas)

melaksanakan perizinan, pelayanan, insentif dan

kemudahan, serta pengawasan di KEK

berdasarkan NSPK.

• Administrator ditunjuk dan ditetapkan oleh Dewan

Nasional dari profesional melalui seleksi

terbuka.

• Tanah di KEK dapat ditetapkan sebagai insentif

investasi.

• Kewajiban Pemerintah Daerah untuk mendukung

KEK.

• Penerapan pola pengelolaan keuangan BLU

oleh Administrator.

• Penambahan fasilitas untuk impor barang

konsumsi di KEK non industri.

2. Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Kelembagaan KPBPB

• Kelembagaan KPBPB

• Penghapusan pembebasan cukai untuk

konsumsi.

• Badan Pengusahaan berwenang

(otoritas) melaksanakan perizinan,

pelayanan, insentif dan kemudahan di

KPBPB berdasarkan NSPK.

(Pasal 142 – Pasal 145)

Page 17: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

17Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (8)

Bab X: Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional

1. Investasi Pemerintah Pusat

• Membentuk Lembaga Pengelola Investasi

Pemerintah Pusat (Sovereign Wealth Fund)

untuk mengelola dan menempatkan sejumlah

dana dan/atau aset negara.

• Lembaga SWF berbentuk badan hukum

Indonesia yang sepenuhnya dimiliki

Pemerintah.

• Lembaga Pengelola Investasi dapat

melaksanakan investasi secara langsung

maupun tidak langsung, melakukan

kerjasama dengan pihak ketiga, atau melalui

pembentukan entitas khusus.

2. Kemudahan Proyek Strategis Nasional

• Pemerintah menyediakan lahan (tanah atau

kawasan hutan) yang diperlukan dalam

pelaksanaan proyek strategis nasional

dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

BUMN, BUMD.

• Pengadaan lahan dapat dilakukan oleh

swasta (Pelaksana kegiatan apabila tidak

tersedia anggaran pemerintah)

• Pemerintah menyediakan seluruh

perizinan yang diperlukan dalam

pelaksanaan proyek Pemerintah.

(Pasal 145 – Pasal 160)

Page 18: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

18Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (9)

Bab XI: Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Untuk Mendukung Cipta Kerja (Pasal 162 –166)

1. Presiden menjalankan undang-undang dan dapat mendelegasikan kewenangannya kepada Menteri, Kepala Lembaga,

atau Pemerintah Daerah

2. Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam UU untuk menjalankan atau

membentuk peraturan perundang-undangan harus dimaknai sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden.

3. Penerapan Standar dalam Administrasi Pemerintahan.

4. Persyaratan penggunaan diskresi, yaitu: sesuai tujuan, sesuai dengan Asas-Asas Pemerintahan Umum Yang Baik

(AUPB), berdasarkan alasan yang objektif, tidak menimbulkan konflik kepentingan, dan dilakukan dengan itikad baik.

5. Penerapan keputusan elektronik yang diproses melalui sistem elektronik.

6. Pengawasan pelaksanaan perizinan dapat dilakukan oleh profesi ahli (bersertifikat).

7. Permohonan perizinan dianggap dikabulkan secara hukum apabila batas waktu sesuai Service Level Agreement (SLA)

telah terlewati (batas waktu 5 hari atau sesuai batas waktu yang ditetapkan).

8. Penetapan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan (Pemerintah Pusat dan Pemda) dalam bentuk PP

9. NSPK bersifat standar dan mengacu kepada praktik yang baik (good practices).

10. Perda dan Perkada yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan asas-asas

pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, dapat dibatalkan dan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

dengan Peraturan Presiden.

11. Kepala Daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah dan/atau Sukuk Daerah untuk membiayai infrastruktur dan/atau

investasi berupa kegiatan penyediaan pelayanan publik (dengan pertimbangan Menteri Keuangan)

12. Penyederhanaan pelayanan perizinan dan dilakukan secara elektronik sesuai NSPK.

Page 19: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

19Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (11)

Bab XII: Pengenaan Sanksi

Bab XIV: Ketentuan Peralihan

Bab XIII: Ketentuan Lain-Lain

1. Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap setiap pelaksanaan Perizinan Berusaha

2. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dalam pelaksanaannya dapat

bekerjasama dengan profesi bersertifikat sesuai dengan bidang pengawasan dan pembinaan yang dilakukan.

3. ASN dapat mengenai sanksi administratif kepada pemilik Perizinan Berusaha.

4. Sanksi administratif dapat berupa: peringatan, penghentian sementara kegiatan berusaha, pengenaan denda

administrative, pengenaan daya paksa polisional, pencabutan Lisensi/Sertifikasi/Persetujuan, dan/atau pencabutan

Perizinan Berusaha.

5. Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan terhadap ASN dan/atau profesi bersertifikat, yang melaksanakan

tugas dan tanggungjawab pengawasan dan pembinaan.

(Pasal 167 – Pasal 169)

Page 20: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

perekonomianRIekon.go.id@perekonomianRI

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

TERIMAKASIH

Dapat diunduh di Tautan:https://ekon.go.id/info-sektoral/15/6/dokumen-ruu-cipta-kerja

RUU CIPTA KERJA

Page 21: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

21Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Lampiran: Penyiapan Regulasi Pelaksanaan RUU Cipta Kerja (1)

Secara paralel dengan proses pembahasan RUU Cipta Kerja bersama DPR RI, masing-masing Menteri/ Kepala Lembaga

menyiapkan regulasi turunan, yang telah diidentifikasi sebanyak 43 regulasi (36 RPP dan 7 RPerpres):

1. NSPK Perizinan Berusaha: RPP NSPK Perizinan Berusaha

2. Kesesuaian Tata Ruang: RPP Penyelenggaraan Tata Ruang, RPP Perubahan PP Informasi Geospasial, Rperpres

Penyelesaian TumpangTindih Pemanfaatan Lahan

3. Persetujuan Lingkungan: RPP Persetujuan Lingkungan

4. Persetujuan Bangunan Gedung: RPP Persetujuan Bangunan Gedung, RPP Standar Teknis Bangunan Gedung,

Rperpres Profesi Arsitek

5. Pesyaratan Investasi: RPerpres Daftar Prioritas Investasi

6. Ketenagakerjaan: RPP tentang Perubahan PP Pengupahan, RPP Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan

Pekerjaan , RPP Pemutusan Hubungan Kerja dan Pemberian Penghargaan Lainnya, RPP Pelaksaan Hubungan Kerja

dan Waktu Kerja, RPerpres tentang Perubahan Perpres Penggunaan TKA

7. UMK-M dan Koperasi: RPP Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan UMK-M, RPP Perubahan PP Persyaratan

dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, RPP Perubahan PP Jalan Tol

8. Kemudahan Berusaha: RPP Perubahan PP Pelaksanaan UU Keimigrasian, RPP Pelaksanaan UU PT, RPP

Pelaksanaan Kegiatan Minerba, RPP Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi, RPP Badan Hukum BUM Desa, RPP

Ketersediaan Bahan Baku Industri

9. Riset dan Inovasi: RPP Penugasan BUMN dan Badan Usaha Swasta Dalam Pelaksanaan Riset dan Inovasi

*Status: 29 Januari 2020

Page 22: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

22Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

10. Pengadaan Lahan:

RPP Pemanfaatan dan Pelepasan Kawasan Hutan, RPP Perubahan PP Perencanaan Kehutanan, RPerpres tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, RPP Bank Tanah, RPP Pemberian Hak atas Tanah, RPP

Hak Pengelolaan, RPerpres Pemanfaatan Ruang Bawah Tanah dan Ruang Atas Tanah, RPP Penyelesaian Kebun Kelapa

Sawit Dalam Kawasan Hutan, RPerpres Penyelesaian Desa Dalam Kawasan Hutan, RPP Tanah dan/atau Kawasan

Terlantar, RPP Perubahan PP Hak Tanggungan

11. Investasi Pemerintah Pusat: RPP Lembaga Pengelola Investasi

12. Kemudahan Proyek Pemerintah: RPP Kemudahan Proyek Pemerintah

13. Kawasan Ekonomi: RPP Pelaksanaan UU KEK, RPP Pelaksanaan UU KPBPB, RPP Pelaksanaan UU KPBPB Sabang

14. Administrasi Pemerintahan: RPerpres Penyusunan NSPK, RPerpres Pembatalan Perda

*Status: 29 Januari 2020

Lampiran: Penyiapan Regulasi Pelaksanaan RUU Cipta Kerja (2)

Page 23: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

23Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Visi Indonesia Maju

Infrastruktur: Belum memadai, utamanya

konektivitas

Sumber Daya Manusia adalah kendala

mengikat bagi pertumbuhan ekonomi jangka

menengah-panjang

Fiskal: Rendahnya penerimaan perpajakan

Regulasi dan Institusi adalah penghambat

paling mengikat bagi pertumbuhan ekonomi.

• Regulasi tidak mendukung penciptaan dan

pengembangan bisnis, bahkan cenderung

membatasi, khususnya pada regulasi: (i)

Tenaga Kerja; (ii) Investasi, dan (iii)

Perdagangan

• Kualitas institusi rendah

o Korupsi tinggi dan in-efisiensi birokrasi

o Lemahnya koordinasi antar kebijakan

1. Simplifikasi/ Harmonisasi Regulasi dan Perizinan

Kemudahan berusaha di Indonesia masih di

bawah beberapa negara ASEAN

Sumber: WB Ease of Doing Business Survey 2020

Kemudahan Berusaha (2020)

Saat ini terdapat 8.486 Peraturan

Pusat, 14.815 Peraturan Menteri,

4.337 Peraturan LPNK dan 15.966

Peraturan Daerah (Total = 43.604

Peraturan) yang menggambarkan

kompleksitas dan obesitas regulasi di

Indonesia.Sumber: Kemen Kumham per 24 Februari 2020

Faktor Penghambat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber: Bappenas

REGULASI & INSTITUSI

FISKAL

INFRASTRUKTUR

SDM

Page 24: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

24Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Peringkat daya saing

Indonesia berdasarkan

penilaian IMD* WCY

2019 meningkat secara

signifikan dari 43 ke

32. Peningkatan ini

yang tertinggi di

kawasan Asia, berada

di atas negara-negara

peers seperti India,

Filipina, Turki, Afrika

Selatan dan Brazil.

2. Persepsi Iklim Investasi, Daya Saing dan Kemudahan Berusaha

Penilaian Lembaga Rating

Sumber: IRU, Bank Indonesia

April 2019, Rating

Affirmed at BBB/Stable

April 2018, Rating

Upgraded at Baa2/Stable

March 2019, Rating

Affirmed at BBB/Stable

May 2019, Rating

Upgraded at

BBB/Stable

Januari 2020, JCR

meningkatkan Credit Rating Indonesia menjadi

BBB+/outlook stabil (investment grade)

• Pemerintah secara konsisten melakukan perbaikan kemudahan berusaha dan berupaya menjaga daya saing perekonomian

• Negara layak investasi dengan kategori risiko rendah disematkan ke Indonesia oleh beberapa lembaga rating internasional

24

Posisi Indonesia pada Doing Business 2020 di peringkat 73 (dari 190

negara), dan berhasil melakukan reformasi dalam 5 area (dari 10 indikator),

yaitu Memulai Bisnis, Mendapatkan Listrik, Membayar Pajak, Menegakkan

Kontrak, dan Perdagangan Lintas Batas.

Negara EODB 2020 EODB 2019Perubahan

RankingArea Reform.

Singapura 2 2 0 1

Malaysia 12 15 +3 1

Thailand 21 27 +6 1

Brunei 66 55 -11 2

Vietnam 70 71 -1 2

Indonesia 73 73 0 5

Filipina 95 124 +29 3

Kamboja 144 138 -6 -

Laos 154 154 0 2

Myanmar 165 171 +6 5

India 63 77 +14 4

Tiongkok 31 46 +15 8

#32

#30

#31

#33

#34

#35

*International Institute for Management Development

Page 25: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

25Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Meski tingkat pengangguran terbuka terus turun, Indonesia sangat membutuhkan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas:

1. Masih terdapat 7,05 Juta Pengangguran; 2,24 Juta Angkatan Kerja Baru; 8,14 Juta Setengah Penganggur, dan 28,41 Juta Pekerja Paruh

Waktu (45,84 Juta Angkatan Kerja yang bekerja tidak penuh). Penciptaan lapangan kerja masih berkisar 2 juta per tahunnya.

2. Jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 70,49 juta orang (55,72 persen dari total penduduk yang bekerja).

3. Dibutuhkan kenaikan upah yang pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas pekerja.

Sumber: Sakernas, BPS (Agustus 2019)

Formal Informal

Angkatan Kerja yang

Bekerja Tidak Penuh*

34,3

30

32

34

2016 2017 2018 2019

2019 JETRO Survey on Business Conditions of Japanese Companies in Asia and Oceania

3. Kebutuhan Lapangan Kerja dan Permasalahan (Wage Hike & Productivity)

Page 26: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

KEMENTERIANKOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

Jumlah dan Komposisi

UMKM

Perlunya pemberdayaan UMKM dan peningkatan peran Koperasi dengan mempertimbangkan:1. Usaha Mikro dan Kecil sebanyak 64,2 juta usaha atau 99,8% dari jumlah usaha di Indonesia sebanyak 64,3 juta usaha.2. UMKM berkontribusi sekitar 60,34% dari PDB dan menyerap lebih dari 97% dari total tenaga kerja.3. Koperasi memberikan kontribusi sebesar 5,1% terhadap PDB Nasional.

Sumber : Kementerian KUKM, 2018

Kontribusi UMKM terhadap PDB

Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

Peran Koperasi

4. Pemberdayaan UMKM dan Peningkatan Peran Koperasi

Kontribusi terhadapPDB 60,34 % atau

Rp 8.400 T

K O N T R I B U S I P D B

USAHABESAR

USAHAMENENGAH

USAHAKECIL

USAHAMIKRO

5.550

Unit

60.702

Unit

783.132Unit

63.5 Juta Unit

Sektor UMKM menyerap97,02 % dari total tenaga kerja

Investasi untuk sektor UMKM sebesar 58,18% dari total investasi

Kontribusi ekspor UMKM hanya14,17% dari total ekspor non migas

Peran Sektor UMKM

Kontribusi Koperasi terhadap PDB nasional tahun

2018 sebesar 5,1% meningkat 3 kali lipat dari tahun

2014 sebesar 1,71%

1,71%

3,99%

4,48%

5,10%

2014 2016 2017 2018

Kontribusi Koperasi terhadap

PDB Nasional

Page 27: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

27Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

5. Perekonomian Dunia di Tengah Ketidakpastian Global

27

• Tahun 2019: Perekonomian dunia masih diliputi sejumlah ketidakpastian global yang berdampak ke perlambatan pertumbuhan ekonomi.

• Tahun 2020: Sumber ketidakpastian masih berlanjut. Awal 2020 terjadi wabah COVID-19, yang dampaknya melebihi SARS (2002-2003).

Namun pemulihan perekonomian di beberapa negara diprediksi akan mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020.

• Perang dagang AS-Tiongkok

• Ketegangan Politik: Timur Tengah, Jepang dan Korea

• Pelemahan aktivitas manufaktur

• Fluktuasi harga komoditas

• Lethal Autonomous Weapons (LAWs)

• Virus Korona China (COVID-19)

• BREXIT

RISIKO EKONOMI DOMESTIK

Pertumbuhan ekonomi masih

pada kisaran 5%

Tingkat kemiskinan,

pengangguran, dan gini rasio

membaik

Inflasi rendah dan stabil

Current Account DefisitMeningkat; Volatilitas nilai tukar

dan saham

PEREKONOMIAN INDONESIA

Sumber: Global Economic Prospect, World Bank January 2020, WEO IMF January 2020

Page 28: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

KEMENTERIANKOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIADampak COVID-19 dan Transmisi ke Perekonomian Indonesia

28

1,5 1,7

13,9 14,310,9 11,5

20,6 21,4

2002 2003 2018 2019

PDB Nominal (Triliun USD)

China AS

Ranking dunia

AS : 1 Tiongkok : 6

Ranking dunia

AS : 1 Tiongkok : 2

SARSTahun 2002-2003

COVID-19Tahun 2019-2020

725

1.666

438

2.494

2003 2018

Ekspor Tiongkok dan AS ke Dunia (Miliar USD)

AS China

Porsi Ekspor thd Dunia 2003 2018

AS 9.7% 8.6%

Tiongkok 5.9% 12.9%

• Dampak corona virus terhadap perlambatan ekonomi Tiongkok diperkirakan antara 1% - 2%

(konsensus forecast – barclays, cnbc, the economist);

• Setiap perlambatan ekonomi Tiongkok sebesar 1%, akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan

ekonomi Indonesia antara 0,11-0,3%. (sumber: konsensus forecast – World Bank)

• Transmisi dampak akan lebih dalam lagi, mengingat Tiongkok merupakan Patner Utama dalam

perdagangan, investasi, dan pariwisata di Indonesia.

Transmisi Ke Perekonomian Indonesia

Dampak COVID-19 diperkirakan lebih besar dibandingkan virus SARS tahun 2002-2003 disebabkan semakin besarnya peranan Tiongkok dalam

perekonomian global. Porsi PDB Tiongkok terhadap dunia meningkat dari 4,3 persen (2003) menjadi 15,8 persen (2018-nomor dua setelah AS). Kontribusi

ekspor Tiongkok ke dunia meningkat dari 5,9% (2003) menjadi 12,9% (2018-nomor satu di dunia).

No NegaraNilai Eksp.

(Bio USD)

Share

(%)

1 Tiongkok 27.9 16.7

2 Japan 15.9 9.5

3 USA 17.7 10.6

No NegaraNilai Imp.

(Bio USD)

Share

(%)

1 Tiongkok 44.9 26.3

2 Singapore 17.3 10.1

3 Japan 15.6 9.2

Peringkat

2019Negara Nilai PMA

(Miliar USD)Porsi (%)

1 Singapura 6,5 23,0

2 R.R. Tiongkok 4,7 16,7

3 Jepang 4,3 15,2

4 Hongkong, RRT 2,9 10,3

Peringkat Negara 2019 Share (%)

1 Malaysia 3,0 18,51

2 China 2,1 12,86

3 Singapura 1,9 12,01

Negara Tujuan Ekspor Indonesia

Negara Asal Impor Indonesia

PMA di Indonesia

Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia

UPDATE (26 Febr, 07.45 WIB): Novel Corona Virus (COVID-19)

COVID-19 telah menyebar ke 41 Negara, dengan jumlah 80.429 kasus terinfeksi dan

2.712 kematian: 2.664 orang di RRT, 48 orang di Luar RRT.

Page 29: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

29Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” 2929

Peningkatan Investasi Tahun 2019

• Sepanjang 2019, investasi mencapai Rp 809,6 triliun

atau meningkat 12,24% dari tahun sebelumnya Rp

721,3 triliun.

• Terdiri dari PMDN sebesar Rp 386,5 triliun (125,4% dari

target Rp 308,3 triliun) dan PMA sebesar Rp 423,1

triliun (87,5% dari target Rp 483,7 triliun).

• Investasi tersebut menyerap tenaga kerja Indonesia

sebesar 1,03 juta orang, atau meningkat 7,68 % dari

realisasi 2018 sebesar 0,96 juta orang.

Sumber: BKPM, 2020

59,5 (7,4%)

61,6 (7,6%)

71,1 (8,8%)

126,0 (15,6%)

139,0 (17,2%)

Pertambangan

Industri Logam Dasar, Barang

Logam, bukan Mesin dan…

Perumahan, Kawasan Industri,

dan Perkantoran

Listrik, Gas dan Air

Transportasi, Gudang dan

Telekomunikasi

179,4 216,3 262,3 333 386,5

366396,5

430,5388,3

423,1545,4

612,8692,8 721,3

809,6

2015 2016 2017 2018 2019

Realisasi Investasi 2015 – 2019

(Rp Triliun)

PMDN PMA

0,96

1,03

2018 2019

Penyerapan Tenaga Kerja (Juta orang)

Realisasi Investasi 2019 Menurut Sektor

Usaha (Rp Triliun)Negara

Nilai PMA

(Miliar USD)Porsi (%)

Singapura 6.5 23.0

R.R. Tiongkok 4.7 16.7

Jepang 4.3 15.2

Hongkong, RRT 2.9 10.3

Belanda 2.6 9.2

Lainnya 7.2 25.5

Investasi PMA Menurut Negara 2019

Page 30: PENJELASAN RUU CIPTA KERJA...dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap PDB sebesar 5,1%. Perekonomian Nasional: Mewujudkan

30Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju”

The Economist: Indonesia rounds out the top five of Asian economies that

can look forward to increased investment spending (January 2019)

22,525,2

26,331,932,1

34,236,436,4

38,539,239,8

48,148,7

58,3

Myanmar

Taiwan

South Korea

Philippines

Hong Kong

Malaysia

Japan

Australia

Thailand

Singapore

Vietnam

Indonesia

India

China

IMF: Indonesia enjoys large investment relative to peers within the region

31,5934,47

23,63

27,0425,01

26,57

31,74 34,61 24,61 27,14 25,79 26,04

31,8134,69

24,56

28,0526,17 25,98

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

India Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam

To

tal In

vest

men

t / G

D (

%) 2018 2019e 2020e

3,74,45,15,65,8

8,48,6

10,013,7

28,830,4

33,937,1

46,252,5

Russia

Korea

Germany

Myanmar

Mexico

Indonesia

Thailand

China

JBIC: Among ASEAN countries, Indonesia is one of the most preferred

place for business investment (November 2018)

13

14

16

22

22

24

26

32

37

40

42

44

60

61

64

70

78

116

139

252

Russia (14)

Korea,…

Viet Nam (21)

Indonesia (18)

Israel (19)

Italy (16)

Germany (11)

Mexico (12)

France (13)

Canada (15)

India (9)

Spain (17)

Australia (8)

Brazil (6)

United…

Netherlands (7)

Singapore (5)

Hongkong (3)

China (2)

US (1)

2017

2018

Indonesia Masih Menjadi Daya Tarik Investasi

30

Source: The Economist –Asia Business Outlook Survey 2018

Source: IMF World Economic Outlook, Database April 2019

Source: United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) – World Investment Report 2019Source: JBIC –Outlook for Japanese Foreign Direct Investment (30th Annual Survey)

(x) = 2017 ranking

UNCTAD: Indonesia is listed in the top 20

host economies based on FDI inflows,

2017 and 2018 – Billion USD