peninjauan terminal bahan bakar minyak tanjung … · pembangunan masjid, sekolah, tpq, pengadaan...

23
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG UBAN PT PERTAMINA (PERSERO) DAN PENINJAUAN TAMBANG BAUKSIT PT GUNUNG BINTAN ABADI DI KABUPATEN BINTAN 8 - 10 MARET 2019 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2019

Upload: trananh

Post on 15-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI

KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK

TANJUNG UBAN PT PERTAMINA (PERSERO) DAN PENINJAUAN

TAMBANG BAUKSIT PT GUNUNG BINTAN ABADI

DI KABUPATEN BINTAN

8 - 10 MARET 2019

KOMISI VII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2019

Page 2: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan tambang, diantaranya

emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara dan lain-lain. Bahan

tambang itu dikuasai oleh negara, hak penguasaan negara berisi wewenang un-

tuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan bahan

galian, serta berisi kewajiban untuk menggunakannya sebesar-besarnya bagi ke-

makmuran rakyat, sehingga penguasaan oleh negara terhadap sumber daya alam

tersebut dilaksanakan oleh pemerintah. Pertambangan merupakan salah satu

usaha industri yang dapat diandalkan untuk mendatangkan devisa negara bagi

Indonesia. Selain itu, industry pertambangan juga menciptakan lapangan kerja di

kabupaten dan kota dimana merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 menyatakan bahwa "bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di

dalam-nya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat".

Prinsip yang terkandung dalam ketentuan UUD 1945 ini mengandung makna

kewajiban pemerintah sebagai pelaksana kebijakan negara untuk melakukan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam sebesar-besar untuk

kemakmuran rakyat.

Salah satu modal dasar yang dimiliki oleh Kepulauan Riau khususnya dalam

sektor pertambangan adalah tambang bauksit. Jumlah sumber daya bauksit di sini

secara keseluruhan diperkirakan mencapai 180,97 juta ton (CRITC COREMAP

LIPI, 2010). Menurut Kepulauan Riau dalam angka tahun 2015, jumlah luasan

bauksit di Kepulauan Riau tersebar pada tiga Kabupaten dan satu Kota.

Kabupaten Bintan merupakan salah satu dari empat kabupaten/kota yang

memiliki tambang bauksit dengan jumlah luasan terbesar kedua yang luasannya

mencapai 8.557,35 ha, sementara luasan terbesar pertama yaitu Kab. Lingga

Page 3: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

yang mencapai 62.185,0 ha, disusul oleh Tanjungpinang dengan luasan sebesar

1.722,79 ha dan Karimun 375,0 ha.

Sementara itu di Kabupaten Bintan, kecamatan yang memiliki potensi

sebaran bauksit cukup besar adalah Kecamatan Bintan Timur, dimana pada

wilayah daratan utama serta pulau-pulau di sekitarnya merupakan wilayah

tambang dan sebagian merupakan bekas tambang bauksit. Wilayah yang

mempunyai sebaran bauksit cukup luas terdapat di Desa Gunung Lengkuas,

Busung, Toapaya dan Ekang Anculai, serta di pulau-pulau yang termasuk dalam

wilayah Kecamatan Bintan Timur. Potensi bauksit di seluruh wilayah tersebut

pada sebaran luas sekitar 10.450 ha dengan jumlah sumber daya tereka sebesar

209 juta m³.

Aktivitas pertambangan bauksit di Bintan Timur tersebut merupakan hasil

tambang yang besar pengaruhnya terhadap perekonomian Bintan Timur

khusunya dan Kabupaten Bintan pada umumnya. Perkembangan produksi bauksit

tahun 2013 mencapai 1.096.466,56 ton dari tiga perusahaan tambang yang aktif

(Bintan Dalam Angka Tahun 2014). Jumlah bauksit yang melimpah tersebut

dieksplor sebanyak-banyaknya oleh para penambang tanpa memikirkan apa

dampak buruk yang akan terjadi terhadap lingkungan apabila dieksplorasi

tanpa melihat kaidah yang telah ditetapkan.

Aktivitas pertambangan bauksit tersebut pada umumnya belum menerapkan

konsep pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice)

sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap spasial, sosial dan ekonomi

masyarakat di sekitar pertambangan tersebut. Dari penambangan bauksit ini

menghasilkan dampak bagi masyarakat sekitar, baik dampak positif maupun

negatif. Di satu sisi penambangan bauksit ini dalam segi ekonomi membuka

lapangan pekerjaan baru dan membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui DPPM dari perusahaan yang dialokasikan untuk

pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta

beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan perilaku masyarakat

menjadi lebih konsumtif. Namun di sisi lain juga berdampak negatif, mulai dari

longsor, banjir dan pencemaran udara. Serta dari segi spasial/keruangan

rusaknya prasarana jalan akibat kendaraan berat pengangkut bauksit yang

Page 4: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

melewati permukiman warga. Tidak hanya itu, lahan-lahan bekas galian bauksit

juga dibiarkan rusak parah sehingga membentuk lubang-lubang besar.

Penambangan ilegal marak terlihat hampir di seluruh penjuru bintan. tidak ada

tindakan tegas untuk mengatasi ini baik oleh pemerintah maupun kepolisian. Izin

Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan pemerintah pun terlihat seperti tidak

memperhatikan dampak sosial, ekonomi maupun lingkungan. sebagai contoh

adanya aktivitas pertambangan di dekat aktivitas masyarakat seperti rumah sakit.

Indikasi penggunaan solar bersubsidi untuk industri pun semakin menguat karena

maraknya antrian dumptruck di SPBU-SPBU disekitar area pertambangan. Hal ini

merugikan negara ratusan juta setiap harinya. Solar bersubsidi seharusnya

digunakan untuk kepentingan masyarakat dan tentu saja rakyat kecil khususnya

nelayan dirugikan karena jatah solar yang seharusnya ditujukan untuk mereka,

diambil oleh pelaku industri besar

Begitu pula untuk keuntungan yang didapat oleh pemerintah tidak sebanding

dengan rusaknya lahan. Sudah kekayaan mineralnya dijarah habis-habisan,

lahannya rusak tanpa adanya reklamasi lahan, jalur transportasi darat juga rusak

karena setiap hari dilewati dumptruck bermuatan berat, "Uang"nya pun tidak

masuk ke kas daerah. Sangat memprihatinkan. Padahal keuntungan dari kegiatan

pertambangan ini bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Bintan baik di

sektor pendidikan maupun ekonomi. Menurut Data, ada 11 titik aktivitas

pertambangan bauksit yang tersebar di 3 daerah di daratan dan 8 di pulau-pulau

kecil di Bintan. Jika pulau-pulau ini terus dikeruk hasil buminya, dan tidak adanya

usaha untuk memperbaiki kondisi lahan/reklamasi, maka bisa dipastikan

beberapa tahun kemudian pulau ini akan lenyap (tinggal nama) atau akan menjadi

pulau mati karena tidak ada yang bisa hidup didalamnyaBerdasarkan kondisi-

kondisi yang terjadi baik itu positif seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru,

meningkatnya kesejahteraan masyarakat ataupun negatifnya seperti pencemaran

udara serta lahan bekas galian yang rusak parah, maka perlu adanya kajian

tentang pengaruh penambangan bauksit terhadap masyarakat pesisir di

Kecamatan Bintan Timur terutama dalam segi spasial, sosial dan ekonomi.

Potensi terganggunya Kesehatan masyarakat Bintan akibat pencemaran

udara dan tanah yang bisa mengakibatkan ISPA dan penyakit kulit, Kelangkaan

Page 5: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

dan tidak tersedianya air bersih karena semakin sedikitnya lahan hijau dan hutan

lindung untuk daerah resapan air, terancamnya Nelayan Bintan kehilangan mata

pencaharian karena rusaknya ekosistem laut yang mengakibatkan penurunan

jumlah ikan dan mina laut, banjir yang beberapa waktu lalu terjadi di jalan Batu 13

dan Senggarang karena rusaknya Hutan Mangrove, potensi tenggelamnya pulau-

pulau kecil bekas tempat penambangan bauksit, rusaknya daerah cagar alam

makam kuno peninggalan Kerajaan Riau Lingga serta menurunnya tingkat

perekonomian di sektor Pariwisata. Semua itu akibat dari aktivitas pertambangan

Bauksit di Bintan yang tidak terkendali!

Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi VII DPR RI memandang perlu untuk

melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan ke Tambang

Ilegal di Pulau Bintan Tanjung Pinang Kepulaun Riau. Kunjungan ini

diharapkan dapat memberikan informasi penting dalam menerapkan konsep

pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice) sehingga

dapat menimbulkan dampak terhadap spasial, sosial dan ekonomi masyarakat di

sekitar pertambangan tersebut. Dari penambangan bauksit ini menghasilkan

dampak bagi masyarakat sekitar, baik dampak positif maupun negatif. serta

mendapatkan informasi menyangkut kendala-kendala yang dihadapi untuk

kemudian ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR RI dalam Rapat Kerja dan Rapat

Dengar Pendapat bersama mitra-mitra terkait sesuai dengan fungsinya.

I. DASAR HUKUM KUNJUNGAN

Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI

dilaksanakan berdasarkan Hasil Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI

tanggal 4 Maret 2019 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2018-2019 serta

merujuk pada Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor

1/DPR RI/I/2014 tentang Tata Tertib DPR RI.

II. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Maksud dan Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah

dan Lingkungan Komisi VII DPR RI adalah dalam rangka melihat secara langsung

proses pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice)

Page 6: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

serta pengelolaan limbah B3 dari aktivitas pertambangan dan permasalahan yang

dihadapi Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

III. WAKTU DAN LOKASI KEGIATAN

Waktu pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan

Komisi VII DPR RI ke Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau adalah tanggal

8 s.d 10 Maret 2019. Adapun agenda tim Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah

dan Lingkungan Komisi VII DPR RI selama berada di Pulau Bintan adalah

sebagai berikut:

1. Peninjauan lapangan ke Lokasi Penambangan Bauksi Kabupaten Bintan

Kepri.

2. Pertemuan dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI, Dirjen Gakkum,

Dirjen PSLB3 KLHK RI, Dirjen PPKL, Dirjen PTKL KLHK RI, Direksi PT

Gunung Bintan Abadi, Kepala Dinas ESDM dan Kepala Dinas Lingkungan

Hidup Prov. Kepri, Pemda Kepri serta Pemkot Bintan.

IV. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN

Sasaran dari kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan

Lingkungan Komisi VII DPR RI ke Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

adalah:

1. Mendapatkan penjelasan menyangkut pengelolaan pertambangan yang baik

dan benar (good mining practice) sehingga dapat menimbulkan dampak

terhadap spasial, sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar pertambangan

tersebut

2. Mendapatkan penjelasan pengelolaan limbah B3 di Lokasi Pertambangan

Bauksit

3. Memperoleh informasi kendala dan dukungan yang diperlukan oleh Dinas

ESDM, Lingkungan dan Pemda serta Pemkot Pulau Bintan Provinsi Kepri.

Hasil kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Panja Limbah dan Lingkungan

Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi referensi untuk ditindaklanjuti dalam

Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan mitra terkait.

V. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI

Page 7: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Adapun anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI diikuti oleh

anggota Komisi VII DPR RI dengan didampingi oleh Sekretariat Komisi VII DPR

RI sebagaimana daftar terdapat dalam lampiran yang melakukan Kunjungan ke

Peninjauan Tambang Ilegal di Pulau Bintan Tanjung Pinang Kepulauan Riau,

VI. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI

adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

- Menghimpun data dan informasi awal.

- Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang akan menjadi

lokasi kunjungan kerja.

- Mempersiapkan administrasi keberangkatan

b. Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik

Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dilakukan

dengan cara kunjungan lapangan dan diskusi didalam ruangan.

c. Pelaporan

Pelaporan merupakan resume kegiatan yang dituangkan secara

deskriptif.

Page 8: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

BAGIAN II

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN KERJA

Pelaksanaan kegiatan dan hasil kunjungan kerja spesifik Komisi VII

DPR RI ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Uban didampingi oleh

Perwakilan Dirjen Minerba KESDM, Perwakilan Dirjen Gakkum, Dirjen PSLB3,

Dirjen PPKL, Dirjen PTKL, Kadis ESDM Provinsi Kepri, dan Pemda serta Pemkot

Prov.Kepri, sebagai berikut:

A. Peninjauan TBBM Tanjung Uban PT Pertamina (Persero)

Dari hasil pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke

TBBM Tanjung Uban pada tanggal 25 Oktober 2018 ada beberapa catatan dan

rekomendasi diataranya :

1. Pelaksanaan pengolahan limbah berupa tanah terkontaminasi minyak di TBBM

Tanjung Uban sudah dilakukan dengan kerja sama dengan pihak lain. Untuk itu

perlu dilakukan evaluasi tentang legalitas perizinan dan kapasitas pihak mitra

kerja pengolah limbah TBBM Tanjung Uban, apakah telah memenuhi perizinan,

ketentuan dan standar yang ada.

2. TBBM Tanjung Uban dalam hal ini PT Pertamina (Persero) perlu membuat

perencanaan pemulihan lahan terkontaminasi yang pelaksanaanya perlu

dikoordinasikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Di TBBM Tanjung Uban ditemukan penempatan tanah terkontaminasi yang

diduga cara penempatan limbah tanah terkontaminasi tersebut tidak sesuai

dengan ketentuan, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Kementerian

LHK dan melihat dokumen perizinan yang terkait.

4. Terminal BBM Tanjung Uban di dirikan pada tahun 1937 oleh NKPM

(Nederlandshe Koloniale Petroleum Maatschappij), selanjutnya pada tahun

1959 NKPM berubah menjadi nama PT Stanvac Indonesia. Pada tahun 1970

diserahkan kepada PT Pertamina (Persero) wilayah unit pengolahan – III Plaju /

Sungai Gerong. Pada tanggal 1 April 1999 sampai sekarang, fasilitas TBBM

Tanjung Uban berada dalam wilayah kerja Marketing Operation Region I

Medan.

Page 9: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

5. Pola distribusi BBM di TBBM Tanjung Uban dimulai dengan penerimaan BBM

dari kilang dan import yang masuk ke TBBM Tanjung Uban, dilakukan

penimbunan di tanki-tanki dalam TBBM yang berjumlah 23 tanki dan

selanjutnya dilakukan penyaluran ke SPBUM, APMS dan langsung ke industri.

dalam proses penyaluran mempunyai armada mobil tangki, kapal

tanker/tongkang, dan khusus untuk TNI AL melalui pipa.

6. Penyaluran BBM yang dilayani oleh TBBM Tanjung Uban menyebar ke 12 unit

SPBMU, 3 unit APMS, 3 unit SPBB, 7 unit AMT, dan 2 unit SPDN. Sedangkan

penjualan produk per bulan, untuk Premium sebanyak 4.831 KL, Kerosene

sebanyak 1.632 KL, Solar sebanyak 3.2017 KL dan Pertamax Turbo sebanyak

269 KL. Untuk konsumsi industri penyaluran Solar sebanyak 3.612 KL dan

Pertamax Turbo sebanyak 68 KL.

7. TBBM Tanjung Uban mempunyai kegiatan lingkungan dengan membersihkan

800 Kg sampah di pesisir pantai dalam 2 jam kegiatan. Selain itu juga telah

menerima penghargaan dari Bupati Bintan dalam kegiatan peduli lingkungan

pada bulan November 2017.

8. Proses pengolahan limbah oleh TBBM dilakukan dengan mengumpulkan

limbah di suatu tempat di lokasi TBBM dan selanjutnya dilakukan

pengangkutan ke perusahaan pengolah limbah.

9. Selain limbah yang dihasilkan oleh TBBM Tanjung Uban, di Tanjung Uban ini

juga merupakan tempat penimbunan minyak hitam oleh beberapa pihak lain,

sehingga limbah minyak yang ada di Tanjung Uban tidak hanya berasal dari

TBBM Tanjung Uban, tetapi juga berasal dari pihak lain.

10. Mulai tahun 2010 TBBM Tanjung Uban telah intensif melakukan pengolahan

limbah dan melakukan kerja sama dengan pihak pengolah limbah dan

termasuk juga melakukan kerja sama serta melakukan koordinasi intensif

bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

11. Limbah minyak dari TBBM Tanjung Uban sudah berbentuk limbah yang

bercampur dengan tanah, sehingga pengolahan limbah dilakukan di pabrik

semen yaitu Holcim karena oleh pabrik semen tersebut, limbah minyak yang

berasal dari TBBM Tanjung Uban akan diolah dan merupakan bahan baku

Page 10: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

menjadi semen. Sementara ini volume limbah yang sudah terkirim ke Holcim

sebanyak 13.000 Ton.

12. Dalam pengolahan limbah, pihak penghasil limbah dalam hal ini TBBM

Tanjung Uban PT Pertamina (Persero) harus memastikan bahwa limbah yang

diangkut dan diolah oleh pihak lain harus dipastikan telah musnah sesuai

dengan katentuan dan standar yang ada. Dalam hal tidak musnah sesuai

dengan ketentuan, maka pihak penghasil limbah (TBBM Tanjung Uban) tetap

harus bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-

Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa

limbah harus musnah sampai tuntas.

13. TBBM Tanjung Uban tidak ikut dalam proper lingkungan hidup dengan alasan

karena sedang melakukan proses pemulihan lingkungan.Terhadap masalah

limbah di TBBM Tanjung Uban ini perlu membuat perencanaan komprehensif

untuk penanganan tanah terkontaminasi.

Kronologis dan Tindaklanjutnya

Page 11: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Ringkasan Pengelolaan

Lay Out letak Tanah yang Terkontaminasi

Page 12: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Tindak Lanjut Berita Acara Verifikasi Lapangan oleh Pihak PT Pertamina dan

Direktorat Gakkum KLHK diantaranya :

- Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup dan Kehutanan

tanggal 1 Desember 2018:

1.Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dan Perijinan terkait

2.Pemeriksaan Fasilitas Pengendalian Pencemaran Air

3.Pemeriksaan Upaya Pengendalian Pencemaran Udara

4.Pemeriksaan Sarana Pengelolaan B3 dan Limbah B3

5.Wawancara pihak terkait

Page 13: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Limbah B3 yang berada di TBBM PT Pertamina Tanjung Uban

Page 14: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Terkait penanganan LB3 pertamina oleh Direktorat Gakkum KLHK :

a. Pertamina menghasilkan limbah B3 berupa sludge, tanah terkontaminasi

minyak (ttm) dan limbah B3 umumnya dari operasional seperti aki dll.

b. Terhadap LB3 sludge dan ttm yang menjadi perhatian, bahwa LB3 tsb telah

berada/tersimpan di pertamina sejak lama, berdasarkan data pengawasan

ditjen gakkum bahwa Ditjen PSLB3 telah menetapkan lokasi tersebut dalam

pemulihan.

c. Dari penetapan pemulihan beberapa sudah diterbitkan Surat Status

Penyelesaiaan Lahan Terkontaminasi.

d. Tahapan gakkum dalam hal tersebut adalah memastikan bahwa seluruh

proses SSPLT (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan)

harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang ada.

e. Untuk menindak lanjuti temuan dlm pengawasan dan pelaksanaan

pengelolaan lanjutan tanah terkontaminas, saat ini melakukan pengumpulan

bahan dan keterangan

Laporan Pengawasan penaatan kewajiban lingkungan hidup terhadap PT.

Pertamina Terminal BBM Tanjung Uban Jl. Nusa Indah No. 1, tanjung Uban,

Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Page 15: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

- kegiatannya Menerima BBM, Menimbun BBM dan Menyalurkan

BBM, Pertamina menghasilkan :

1. Limbah Cair:

Perusahaan tidak memiliki izin pembuangan air limbah ke laut,

2. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

a. di TPS LB3 Sludge perusahaan menyimpan sludge sebanyak ± 268 ton

dari tahun 2016,

b. Sludge dari pembersihan tangki timbun pada bulan September 2018 di

tank T-30 sebanyak ±10 ton, masih tersimpan di TPS LB3

c. Berdasarkan neraca limbah, terdapat LB3 yang disimpan yaitu:

• Limbah Januari- Maret 2018 : 371209 kg

Diserahkan ke pihak ketiga : 10595 kg

Sisa limbah (disimpan) : 360614 kg

• Limbah April-Juni 2018 : 360614 kg

Diserahkan ke pihak ketiga : -

Sisa limbah (disimpan) : -

3. Pengelolaan Tanah Terkontaminasi

1) Pertamina Tanjung Uban juga dalam proses melakukan pemulihan lahan

terkontaminasi di beberapa titik yang dikaji oleh LPPM IPB.

2) Pekerjaan pemulihan lahan terkontaminasi telah dimulai sejak awal bulan

November 2014. Kegiatan tersebut didampingi oleh Lapi ITB selaku

pengawas pekerjaan yang menentukan titik koordinat dan berapa dimensi

tanah yang harus dikelola.

3) Pengelolaan terdiri dari tahap pengukuran, penggalian, pengepakan

menggunakan jumbo bag, pengapalan dengan tongkang, lalu

pengangkutan ke pihak ketiga berizin yaitu PT HOLCIM.

4) Pengelolaan pada tahun 2018 adalah melanjutkan pemulihan pada

sebaran 1 yang belum selesai dipulihkan. Pemulihan (dari tahap

pengukuran, penggalian, pengepakan menggunakan jumbo bag,

pengapalan dengan tongkang, lalu pengangkutan) dilakukan oleh PT.

Desa Air Cargo Batam berdasarkan kontrak kerjasama Nomor

392/F11400/2018-S0 tanggal 24 September 2018, dan selanjutnya di

bawa ke pengelolan lanjutan atau pemanfaat ke indocement

Page 16: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

5) Jumlah Penggalian Tanah Terkontaminasi LB3 terakhir September 2018

1.381,2 Ton (dalam jumbo bag)

6) Perusahaan memiliki Surat Kerjasama dengan PT. Desa Air Cargo Batam

(sebagai pengumpul, pengolah dan pemanfaat limbah B3) dan PT. Desa

Armada Betiga (sebagai pengankut limbah B3) tanggal 29 Januari 2018

dengan masa waktu kerjasama selama 1 tahun.

Page 17: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Gambar 1. Pertemuan dan Pengecekan Tanah Terkontaminasi di TBBM PT

Pertamina Tanjung Uban

B. Peninjauan ke Lokasi Tambang Ilegal dan Tambang Bauksit PT

Gunung Bintan Abadi.

Pelaksanaan kegiatan dan hasil kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke

Tambang Bauksit PT Gunung Bintan Abadi dan tambang ilegal di Bintan Tanjung

Pinang didampingi oleh Perwakilan Dirjen Minerba KESDM, Perwakilan Dirjen

Gakkum, Dirjen PSLB3, Dirjen PPKL, Dirjen PTKL, Kadis ESDM Provinsi Kepri,

dan Pemda serta Pemkot Prov.Kepri, sebagai berikut:

1. Kabupaten Bintan merupakan salah satu dari empat kabupaten/kota yang

memiliki tambang bauksit dengan jumlah luasan terbesar kedua yang

luasannya mencapai 8.557,35 ha, sementara luasan terbesar pertama yaitu

Kab. Lingga yang mencapai 62.185,0 ha, disusul oleh Tanjungpinang dengan

luasan sebesar 1.722,79 ha dan Karimun 375,0 ha.

2. Sementara itu di Kabupaten Bintan, kecamatan yang memiliki potensi sebaran

bauksit cukup besar adalah Kecamatan Bintan Timur, dimana pada wilayah

daratan utama serta pulau-pulau di sekitarnya merupakan wilayah tambang

Page 18: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

dan sebagian merupakan bekas tambang bauksit. Wilayah yang mempunyai

sebaran bauksit cukup luas terdapat di Desa Gunung Lengkuas, Busung,

Toapaya dan Ekang Anculai, serta di pulau-pulau yang termasuk dalam

wilayah Kecamatan Bintan Timur. Potensi bauksit di seluruh wilayah tersebut

pada sebaran luas sekitar 10.450 ha dengan jumlah sumber daya tereka

sebesar 209 juta m³.

3. Penambangan ilegal marak terlihat hampir di seluruh penjuru bintan. tidak ada

tindakan tegas untuk mengatasi ini baik oleh pemerintah maupun kepolisian.

Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan pemerintah pun terlihat

seperti tidak memperhatikan dampak sosial, ekonomi maupun lingkungan.

sebagai contoh adanya aktivitas pertambangan di dekat aktivitas masyarakat

seperti rumah sakit. Indikasi penggunaan solar bersubsidi untuk industri pun

semakin menguat karena maraknya antrian dumptruck di SPBU-SPBU

disekitar area pertambangan. Hal ini merugikan negara ratusan juta setiap

harinya. Solar bersubsidi seharusnya digunakan untuk kepentingan

masyarakat dan tentu saja rakyat kecil khususnya nelayan dirugikan karena

jatah solar yang seharusnya ditujukan untuk mereka, diambil oleh pelaku

industri besar.

4. Pertambangan bauksit di Bintan mulai menggeliat setelah PT Gunung Bintan

Abadi mendapat izin ekspor bauksit seberat 1,6 juta metrik ton ke China mulai

19 Maret 2018 - Maret 2019. Izin itu diterbitkan Ditjen Perdagangan Luar

Negeri setelah Gubernur Kepri Nurdin Basirun memberi IUP Operasi Produksi

melalui Surat Keputusan Nomor 948/KPTS-18/V/2017 tertanggal 10 Mei 2017.

5. PT GBA yang diberi ijin untuk melakukan aktivitas pertambangan di

Tembeling di atas lahan seluas sekitar 90 hektare di Tembeling itu bekerja

sama belasan perusahaan lainnya dengan membagi kuota bauksit kepada

belasan perusahaan.

6. Dari hasil verifikasi lapangan pengaduan dugaan pencemaran dan perusakan

lingkungan oleh kegiatan pertambangan bauksit oleh PT Gunung Bintan

Abadi (GBA), diperoleh informasi bahwa perusahaan yang mendapat izin

ekspor bauksit seberat 1,6 juta matrix ton itu merupakan pemilik Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Operasi dan Produksi (OP) Bauksit di Pulau Bintan. PT

Page 19: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

GBA juga merupakan satu- satunya perusahaan yg memiliki izin ekspor untuk

hasil tambang bauksit.

7. Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 3141/KPTS-18/XI/2018

tertanggal 7 November 2018 tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan

dan Operasi Produksi Untuk Penjualan CV Buana Sinar Khatulistiwa. CV

Buana Sinar Khatulistiwa mendapatkan izin dari Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Satu Atap Kepri untuk memproduksi dan menjual bauksit dengan

kuota 150 ribu matrix ton. Izin tersebut diberikan berdasarkan permohonan

yang diajukan perusahaan itu pada 25 Oktober 2018. Namun, kegiatan

eksploitasi, pengangkutan dan penjualan batu bauksit dilakukan sejak

Februari 2018.

8. Saat ini, ada empat perusahaan yang kedapatan melakukan penambangan

ilegal. Perusahaan itu, yakni CV Demor, CV Gemilang Sukses, CV Azura

Gemerlang dan CV Swakarya Mandiri. Keempat perusahaan itu hanya

diberikan surat teguran dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kepri

pada 4 Februari 2019.

9. Berdasarkan surat yang ditandatangani Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Kepri Yerry Suparna, keempat perusahaan itu melakukan

pertambangan ilegal di kawasan hutan produksi terbatas dan hutam produksi

konversi di Tanjung Elong dan Pulau Koyang di Desa Mantang Lama,

Kecamatan Mantang. Selain itu, perusahaan itu juga melakukan

pertambangan ilegal di Pulau Buton dan Desa Air Glubi di Kecamatan Bintan

Pesisir. Keempat perusahaan itu diduga melanggar UU Kehutanan dan UU

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta UU Pemberantasan

dan Pencegahan Hutan Lindung.

10. Modus yang sama juga dilakukan perusahaan lainnya, yang memperoleh ijin

dari Pemkab Bintan, Dinas ESDM dan Dinas PTSP Kepri. Dinas ESDM Kepri

dalam beberapa bulan terakhir mengeluarkan 19 ijin angkut dan jual bauksit

kepada perusahaan. Perusahaan yang mendapat ijin dari Dinas ESDM Kepri

yakni CV Buana Sinar Khatuliswa mendapat empat ijin, Koperasi HKTR

Bintan, CV Sang He, CV Kuantan Indah Perdana, Badan Usaha Milik Desa

Maritim Jaya, CV Cahaya Tauhid Alam Lestari, CV Gemilang Mandiri Sukses

mendapat tiga ijin, CV Tan Maju Bersama mendapat dua ijin, CV Swakarya

Page 20: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Mandiri, PT Zadya Putra Bintan, CV Hang Tuah, CV Bintan Jaya Sejahtera

dan CV Martia Lestari.

11. Berdasarkan hasil pengawasan Kementerian ESDM terhadap kemajuan

pembangunan fasilitas pemurnian mineral di dalam negeri, dan kegiatan

penjualan mineral ke luar negeri bagi perusahaan pemegang rekomendasi

persetujuan ekspor.

1. Poin pertama ditegaskan berdasarkan Pasal 55 ayat (4) Permen ESDM

Nomor 25/2018 mengatur tentang verifikasi kemajuan fisik pemurnian

fasilitas pemurnian di dalam negeri dialihkan secara bekala setiap enam

bulan oleh verifikator independen.

2. Poin kedua, Pasal 55 (5) Permen ESDM Nomor 25/2018 mengatur

tentang kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian sebagaimana

dimaksud harus mencapai paling sedikit 90 persen dari rencana

kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian yang dihitung secara

kumulatif sampai satu bulan terakhir.

3. Sementara poin ketigas ditegaskan, Pasal 55 ayat (7) Permen ESDN

Nomor 2018 mengatur dalam hal setiap 6 bulan persentase kemajuan

fisik pembangunan fasilitas pemurnian tidak mencapai 90 persen.

4. Direktur Jenderal atas nama menteri menerbitkan rekomendasi kepada

direktur jenderal yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang perdagangan luar negeri untuk mencabut persetujuan ekspor

yang telah diberikan.

5. Berdasarkan laporan hasil verifikasi kemajuan fisik pembangunan

fasilitas pemurnian 6 bulanan yang diverifikasi oleh PT Sucofindo

(persero) progress kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian PT

GBA hanya mencapai 75,51 persen dari rencana yang ditetapkan.

12. Dari kunjungan yang dilakukan oleh Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI

bersama Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan perlu dilakukan verifikasi terhadap dokumen perizinan dan

keterangan kegiatan penambangan serta jaminan Pasca Tambang yang lebih

detail dan jelas.

Page 21: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan
Page 22: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

Gambar 2. Peninjauan Tambang Ilegal dan Tambang Bauksit PT Gunung

Bintan Abadi di Tanjung Pinang Bintan.

BAGIAN III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke

TBBM Tanjung Uban dan ke lokasi Penambangan Bauksit PT Gunung Bintan

Abadi dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengolahan limbah berupa tanah terkontaminasi minyak di

TBBM Tanjung Uban sudah dilakukan dengan kerja sama dengan pihak lain

(PT Desa Air Cargo). Untuk itu perlu dilakukan evaluasi tentang legalitas

perizinan dan kapasitas pihak mitra kerja pengolah limbah TBBM Tanjung

Uban, apakah telah memenuhi perizinan, ketentuan dan standar yang ada

serta menghentikan proses pengiriman ke pihak PT DAC selama proses

pengecekan dari Kementerian LHK. Kalau tidak sesuai harus diputus

hubungan kerjanya karena PT DAC yang mendapat kontrak untuk mengelola

limbah Pertamina itu, ternyata menjualnya kembali ke PT. Holcim sebagai

broker limbah.

2. TBBM Tanjung Uban dalam hal ini PT Pertamina (Persero) perlu membuat

perencanaan pemulihan lahan terkontaminasi yang pelaksanaanya perlu

dikoordinasikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Di TBBM Tanjung Uban ditemukan penempatan tanah terkontaminasi yang

diduga cara penempatan limbah tanah terkontaminasi tersebut tidak sesuai

Page 23: PENINJAUAN TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK TANJUNG … · pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan

dengan ketentuan, namun hal ini masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut dan melihat dokumen terkait.

4. Kerusakan lingkungan banyak terjadi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akibat

penyalahgunaan izin pertambangan dan pengelolaan limbah, Panja Limbah

dan Lingkungan Komisi VII DPR RI bersama Kementerian ESDM dan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan perlu melakukan pendalaman

dan evaluasi lebih lanjut terhadap perizinan pemanfaatan lahan untuk

pembangunan smelter oleh PT Gunung Bintan Abadi, diantaranya tentang:

a. Perizinan lingkungan hidup,

b. Pencabutan Izin ekspor sesuai rekomendasi dari Kementerian ESDM RI

c. Verifikasi dengan melakukan deliniasi peta fisik eksisting proyek

dibandingkan dengan rona awal dari dokumen atau overlay pembukaan

lahan berdasarkan citra mulai proyek berjalan hingga saat ini.

5. Panja Limbah dan Lingkungan Komisi VII DPR RI perlu melakukan

pembahasan secara intensif dalam RDP di DPR dengan Kementerian ESDM,

Kementerian LHK, KemenDag RI, Gubernur kepri, Kadis ESDM dan LHK

Prov.Kepri serta Jampidsus dan Bareskrim Polri untuk diminta data serta

keterangan yang lebih lengkap terkait evaluasi izin PT GBA dan izin terhadap

pertambangan ilegal, pencabutan Izin ekspor serta kerusakan lingkungan

hidup akibat kegiatan tambang ilegal di Kepulauan Riau.

PENUTUP

Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI,

sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi Pengawasan DPR RI untuk

dapat ditindaklanjuti.

Jakarta, Maret 2019

Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI

Ketua Tim,

Muhammad Nasir