peningkatkan pelayanan kesehatan untuk mewujudkanzero accidentmelaluikomite keselamatan pasien

21
1 PENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MEWUJUDKAN ZERO ACCIDENT MELALUI KOMITE KESELAMATAN PASIEN (Studi Pada Layanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya) Fradana Setijawan Jusuf S1 Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNESA ([email protected] ) Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP. Abstrak Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan publik yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk RSUD Dr. Soetomo Surabaya memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang diterapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tetapi dalam proses pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak selamanya berjalan sesuai rencana dan pasti pernah terjadi kekeliruan ataupun kesalahan dalam penanganan terhadap pasien rumah sakit. Masalah diatas merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan kesehatan yakni keselamatan pasien. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi atau cara meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan zero accident di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang diikuti dengan focus penelitian menggunakan 6 (enam) sasaran yang dimiliki bidang Komite Keselamatan Pasien, meliputi Identifikasi pasien dengan tepat, Tingkatkan komunikasi yang efektif, Tingkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert), Pastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi, Kurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan Kurangi risiko pasien jatuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan zero accident di RSUD Dr. Soetomo Surabaya berjalan baik dan di respon bagus oleh keluarga pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari telah dilaksanakannya 6 (enam) sasaran yakni ketepatan identifikasi pasien melalui tim medis dengan pendataan lengkap dan diberikan gelang identitas. Peningkatan komunikasi efektif yang terjadi antar pelayan kesehatan dengan metode SBAR, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dengan kejelian dan teliti. Tepat lokasi, prosedur dan tepat pasien sebelum dilakukan operasi dengan data ulang, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dengan cara mudah yakni mencuci tangan dengan benar dan sesuai ketentuan serta semua harus bisa melakukan. Yang terakhir adalah pengurangan resiko pasien jatuh dengan cara pengadaan fasilitas yang selalu baik, salah satunya adalah tempat tidur yang saat ini mempunyai penyangga kanan dan kiri serta kancing berwarna kuning sebagai penanda pasien jatuh. Kata kunci: pelayanan kesehatan, zero accident, sasaran keselamatan pasien.

Upload: alim-sumarno

Post on 17-Dec-2015

163 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : FRADANA SETIJAWAN J

TRANSCRIPT

  • 1PENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MEWUJUDKAN ZERO ACCIDENT MELALUIKOMITE KESELAMATAN PASIEN

    (Studi Pada Layanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya)

    Fradana Setijawan JusufS1 Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNESA ([email protected])

    Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP.

    Abstrak

    Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan publik yang memberikan pelayanan kesehatankepada masyarakat termasuk RSUD Dr. Soetomo Surabaya memiliki peran yang sangat strategis dalammempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untukmemberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang diterapkan dan dapat menjangkauseluruh lapisan masyarakat. Tetapi dalam proses pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak selamanyaberjalan sesuai rencana dan pasti pernah terjadi kekeliruan ataupun kesalahan dalam penangananterhadap pasien rumah sakit. Masalah diatas merupakan salah satu isu utama dalam pelayanankesehatan yakni keselamatan pasien. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui danmendeskripsikan strategi atau cara meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan zero accidentdi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkanteknik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang diikutidengan focus penelitian menggunakan 6 (enam) sasaran yang dimiliki bidang Komite KeselamatanPasien, meliputi Identifikasi pasien dengan tepat, Tingkatkan komunikasi yang efektif, Tingkatkankeamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert), Pastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasienoperasi, Kurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan Kurangi risiko pasien jatuh.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan zero accidentdi RSUD Dr. Soetomo Surabaya berjalan baik dan di respon bagus oleh keluarga pasien. Hal tersebutdapat dilihat dari telah dilaksanakannya 6 (enam) sasaran yakni ketepatan identifikasi pasien melalui timmedis dengan pendataan lengkap dan diberikan gelang identitas. Peningkatan komunikasi efektif yangterjadi antar pelayan kesehatan dengan metode SBAR, peningkatan keamanan obat yang perludiwaspadai dengan kejelian dan teliti. Tepat lokasi, prosedur dan tepat pasien sebelum dilakukan operasidengan data ulang, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dengan cara mudah yaknimencuci tangan dengan benar dan sesuai ketentuan serta semua harus bisa melakukan. Yang terakhiradalah pengurangan resiko pasien jatuh dengan cara pengadaan fasilitas yang selalu baik, salah satunyaadalah tempat tidur yang saat ini mempunyai penyangga kanan dan kiri serta kancing berwarna kuningsebagai penanda pasien jatuh.

    Kata kunci: pelayanan kesehatan, zero accident, sasaran keselamatan pasien.

  • 2Improved Health Services To Achieve Zero Accident Throught a Patient Safety Committee

    (Study on Inpatient Services Dr. Soetomo Surabaya)

    Fradana Setijawan Jusuf

    S1 Public Administration, FIS, UNESA ([email protected])

    Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP.

    Abstract

    Hospital as one means of public services that provide health services to the community includingthe Hospital Dr. Soetomo has a very strategic role in accelerating the improvement of public healthdegree. Therefore, hospitals are required to provide quality services in accordance with applicablestandards and be able to reach all levels of society. But in the process of health care in the hospital doesnot always go according to plan and certainly never a mistake or error in the handling of hospitalpatients. The above problems is one of the major issues in health care that is patient safety. For thepurpose of this study was to determine and describe the strategy or how to improve health services toachieve zero accident at the RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

    This type of research used in this research is descriptive qualitative. While the technique of datacollection is done through observation, interviews, and documentation. That was followed by a focus ofresearch using 6 (six) targets owned field Patient Safety Committee, includes the identification ofappropriate patients, Promote effective communication, security Increase drugs need to be aware (high-alert), Ensure precise-location, right-procedure, precise surgery patients, Reduce the risk of health careassociated infections, and Reduce the risk of patient falls.

    The results showed that the activities undertaken to achieve zero accident at the RSUD Dr.SoetomoSurabaya going well and at a good response by the patient's family. This can be seen from thealready implemented 6 (six) targets the accuracy of the identification of the patient through the medicalteam to complete the data collection and given identity bracelet. Increased effective communication thatoccurs between health care SBAR methods, increase drug safety to watch with foresight and meticulous.Proper location, proper procedures and patient before surgery with repeated data, reducing the risk ofinfection associated with health care is the way to wash hands properly and in accordance with, and allshould be able to do. The latter is a reduction in the risk of patient falls by way of provision of facilitieswhich is always good, one of which is a bed that currently has the right and the left buffer and yellowbuttons as markers of patient falls.

    Keywords: health care, zero accident, patient safety goals.

  • 3I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Rumah sakit sebagai salah satusarana pelayanan publik yang memberikanpelayanan kesehatan kepada masyarakatmemiliki peran yang sangat strategis dalammempercepat peningkatan derajat kesehatanmasyarakat. Oleh karena itu, rumah sakitdituntut untuk memberikan pelayanan yangbermutu sesuai dengan standar yangditerapkan dan dapat menjangkau seluruhlapisan masyarakat. Pelayanan kesehatanyang dimiliki oleh rumah sakit meliputipelayanan medik, keperawatan, penunjangmedik, pelatihan dan pengembangan,rujukan, dan lain-lain. Fungsi tersebutdilaksanakan melalui manajemen masingmasing rumah sakit. Walaupun terdapatberbagai macam pelayanan kesehatan dirumah sakit, tetapi bila tidak disertai denganpelayanan yang baik dan optimal makaupaya penyembuhan terhadap pasien tidakakan terwujud dan akan menurunkan citradari rumah sakit itu sendiri. Kriteriapelayanan yang baik tidak cukup denganbanyaknya para tenaga ahli atau yang hanyamemungut biaya murah, tetapi harusdidasari dengan sistem-sistem pelayanankesehatan yang baik dari sarana kesehatantersebut.

    Rumah sakit tidak hanya sekedarmenampung orang yang sakit sajamelainkan harus lebih memperhatikan aspekkepuasan bagi para pemakai jasanya, yakniadalah pasien. Penilaian terhadap kegiatanrumah sakit adalah hal yang sangatdiperlukan dan sangat diutamakan. Kegiatanpenilaian kinerja organisasi atau instansiseperti rumah sakit, mempunyai banyakmanfaat terutama bagi pihak-pihak yangmemiliki kepentingan terhadap rumah sakittersebut. Bagi pemilik rumah sakit, dalamhal ini adalah pemerintah, hasil penilaiankegiatan rumah sakit ini dapat memberikaninformasi tentang kinerja manajemen ataupengelola yang telah diberikan kepercayaanuntuk mengelola rumah sakit. Adapun bagielemen masyarakat, semua hasil penilaiankinerja rumah sakit dapat dijadikan sebagaiacuan atau bahan pertimbangan kepadasiapa mereka akan mempercayakan

    perawatan kesehatannya ketika terkenapenyakit.

    Demi mempertahankan pelanggan,pihak rumah sakit dituntut selalu menjagakepercayaan konsumen secara cermatdengan memperhatikan kebutuhan pasiensebagai upaya untuk memenuhi keinginandan harapan atas pelayanan yang diberikan.Konsumen rumah sakit yaitu adalah pasienmengharapkan pelayanan medik dankeperawatan tetapi juga mengharapkankenyamanan, akomodasi yang baik danhubungan harmonis antar staf rumah sakitdan pasien, sehingga perlu adanyapeningkatan pelayanan kesehatan di rumahsakit. Kepuasan pasien menjadi tolak ukurtingkat kualitas pelayanan kesehatan. Selainitu, kepuasan merupakan satu elemen yangpenting dalam mengevaluasi kualitaspelayanan dengan mengukur sejauh manarespon pasien setelah menerima jasa.Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatandapat dimulai dengan mengevaluasi setiapunsur-unsur yang berperan dalammembentuk kepuasan pasien.

    Namun dalam proses pelayanankesehatan di rumah sakit tidak selamanyaberjalan sesuai rencana dan pasti pernahterjadi kekeliruan ataupun kesalahan dalampenanganan terhadap pasien rumah sakit.Organisasi kesehatan dunia (WHO) jugatelah menegaskan pentingnya keselamatandalam pelayanan kepada pasien: Safety is afundamental principle of patient care and acricical component of quality management(WHO, 2004). Fokus terhadap keselamatanpasien ini didorong oleh masih tingginyaangka Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dirumah sakit secara global maupun nasional.

    Contoh di rumah sakit Indonesiaadalah di Rumah Sakit Islam Kendal yangpada bulan September 2011 sampai Juli2012 terdapat laporan kasus Kejadian TidakDiinginkan (KTD) yang dilaporkan, yaitu 3

  • 2(tiga) kasus pasien jatuh dan 15 (limabelas)kasus phlebitis (pembengkakan pembuluhdarah). Untuk pelaporan tentang masalahkeselamatan pasien, Terdapat laporaninsiden bulan November 2014 dalamInstalasi Farmasi yakni tipe insidenKejadian Nyaris Cidera (KNC) sebanyak1434 kejadian, Kejadian Tidak Cidera(KTC) sebanyak 51 kejadian, KejadianPotensi Cidera (KPC) sebanyak 304kejadian dan Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) sebanyak sebanyak 914 kejadian.

    Masalah diatas merupakan salahsatu isu utama dalam pelayanan kesehatanyakni keselamatan pasien. Keselamatanpasien merupakan sesuatu yang jauh lebihpenting dari pada sekedar efisiensipelayanan. Berbagai resiko akibat tindakanmedic dapat terjadi sebagai bagian daripelayanan kepada pasien. Identifikasi danpemecahan masalah tersebut merupakanbagian utama dari pelaksanaan konseppatient safety. Lebih lanjut, definisi darikeselamatan pasien adalah bebas dari cederaaksi dental atau menghindari cedera pasienakibat tindakan pelayanan. Upayakeselamatan pasien di rumah sakitmerupakan program terpadu yang meliputikualitas pelayanan dan penjagaan mutu,dengan harapan terlaksananya upayapenghematan biaya, dengan jaminan mutuyang terkendali, oleh karena itu semua pihakyang terkait dalam struktur rumah sakitharus mempunyai komitmen dan upayauntuk menekan sekecil mungkin timbulnyainsiden keselamatan pasien.

    Oleh karena masalah itu, makadibentuklah Komite Keselamatan Pasienyang diartikan sebagai suatu unit kerja nonstrukural yang bekerja berdasarkan SuratKeputusan Direktur dengan tugas pokok dankewenangannya telah ditentukan. KomiteKeselamatan Pasien bersifat independen,bertanggungjawab langsung kepada direktur,serta tugas utama adalah membangunbudaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.Untuk Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya,

    Komite Keselamatan Pasien Terbentuk pada8 Januari 2007 dengan ditetapkannya SuratKeputusan Direktur Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya. Tetapi surat keputusantersebut telah diperbarui denganditetapkanya Keputusan Direktur RumahSakit Umum Daerah Dr. Soetomo SurabayaNomor : 188.4/ 359 / 301 / 2012 tentangStruktur Organisasi dan Uraian TugasKomite Keselamatan Pasien Rumah SakitUmum Daerah Dr. Soetomo Surabaya.

    Dari penjelasan tersebut di atas,peneliti tertarik untuk mengetahui danmeneliti lebih dalam tentang bagaimanapentingnya pelayanan kesehatan di KomiteKeselamatan Pasien di Rumah Sakit UmumDaerah Dr Soetomo Surabaya agar tidakterjadi kesalahan kembali ataumeminimalkan kesalahan dalam penanganankepada pasien di rumah sakit. Oleh karenaitu peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul PeningkatkanPelayanan Kesehatan UntukMewujudkan Zero Accident MelaluiKomite Keselamatan Pasien (Studi PadaLayanan Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya).

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan hasil uraian tentang

    latar belakang di atas, maka rumusanmasalah penelitian ini adalah BagaimanaPeningkatan Pelayanan Kesehatan untukMewujudkan Zero Accident Melalui KomiteKeselamatan Pasien Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya?

    C. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk

    mendeskripsikan Peningkatan PelayananKesehatan untuk Mewujudkan ZeroAccident Melalui Komite KeselamatanPasien Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.

    D. ManfaatPenelitian1. Manfaat secara Teoritis

  • 3Hasil dalam penelitian inidihrapkan dapat menambah wawasandan penjelasan teoritis terhadappelaksanaan pelayanan publik di bidangkesehatan.

    2. Manfaat secara Praktisa. Bagi Rumah Sakit Dr. Soetomo

    SurabayaHasil dari penelitian ini

    diharapkan dapat dijadikan acuanuntuk Rumah Sakit ini dalamevaluasi sejauh mana kinerjapelayanan publik di bidangkesehatan terutama pada bidangkomite keselamatan pasien RumahSakit Umum Daerah Dr. SoetomoSurabaya.

    b. Bagi PenelitiHasil penelitian ini

    diharapkan dapat menambahwawasan dalam menerapkan teori teori yang ada dalam perkuliahansecara nyata.

    c. Bagi Universitas Negeri SurabayaHasil penelitian ini di

    harapkan dapat dijadikan sebagaitambahan referensi untukmenambah pengetahuan dan kajiantentang Pelayanan Publik di bidangkesehatan khususnya di KomiteKeselamatan Pasien RSUD Dr.Soetomo Kota Surabaya.

    II. KAJIAN PUSTAKAA. Pelayanan Publik1. Konsep Pelayanan

    Kata pelayanan sendiri berasal darikata dasar layan yang berarti menolongdan menyediakan segala yang diperlukandan dibutuhkan orang lain untuk perbuatanmelayani. Setiap manusia pasti memerlukanadanya suatu pelayanan, bahkan secaraekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanantidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

    manusia (Sinambela, 2010:3). Pelayanansendiri diartikan sebagai suatu proseskegiatan yang menghasilkan suatu produkyang berupa pelayanan, yang kemudiandiberikan kepada pelanggan.

    Beberapa pakar yang memberikanpengertian mengenai pelayanan diantaranyaadalah Harbani Pasolong (2007:4),pelayanan dapat di definisikan sebagaiaktivitas seseorang, sekelompok dan/ atauorganisasi baik langsung maupun tidaklangsung untuk memenuhi kebutuhan.Sementara Hasibuan mengartikan pelayanansebagai kegiatan pemberian jasa dari satupihak ke pihak lain, yang dimana pelayananyang baik adalah pelayanan yang dilakukansecara ramah tamah dan dengan etika yangbik sehingga memenuhi kebutuhan dankepuasan bagi yang menerima.

    2. Pengertian Pelayanan PublikUpaya untuk memenuhi kebutuhan

    hidup manusia atau masyarakat padaumumnya terdapat suatu aktivitas, baikusaha yang dilakukan secara langsung atauatas usaha dari orang lain. Aktivitasmemiliki pengertian suatu prosespenggunaan akal, pikiran, panca indera dananggota badan dengan atau tanpa alat bantuyang dilakukan seseorang untukmendapatkan sesuatu yang diinginkan ataudiharapkan, baik dalam bentuk barang ataujasa. Menurut Moenir, 2006:16-17,pelayanan adalah suatu proses pemenuhankebutuhan melalui aktivitas orang lain yanglangsung.

    Menurut Olsen dan Wyckof, jasapelayanan didefinisikan sebagai sekelompokmanfaat yang berdaya guna secara eksplisitmaupun implisit atas kemudahan untukmendapatkan barang maupun jasapelayanan (Yamit, 2001: 22). Beberapapendapat mengenai pelayanan publik ataupelayanan umum diatas juga dapatdidefinisikan sebagai segala bentuk barangpublik maupun jasa publik yang padaprinsipnya menjadi tanggung jawab dandilaksanakan oleh Instansi Pemerintah diPusat, di Daerah, dan di lingkungan BadanUsaha Milik Negara atau Badan UsahaMilik Daerah, dalam rangka upayapemenuhan kebutuhan masyarakat maupundalam rangka pelaksanaan ketentuanperaturan perundang undangan. Pelayananpublik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

  • 4yang dilakukan pemerintah untuk memenuhikebutuhan masyarakat secara baik danberkualitas sebagai konsekuensi dari tugasdan fungsi pelayanan yang diembannya,berdasarkan hak-hak yang dimiliki olehmasyarakat dalam rangka mencapai tujuan.(I Nyoman Sumaryadi, 2010:70). Pelayananpublik atau pelayanan umum bermula dariadanya kepentingan publik atau kepentinganumum. Kepentingan publik ataukepentingan umum tersebut merupakanhimpunan dari kepentingan pribadi yangtidak bertentangan dengan normamasyarakat serta aturan yang berlaku.

    Keputusan Menteri PendayagunaanAparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993yang disempurnakan dengan KeputusanMenteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 63 Tahun 2003, mendefinisikanpelayanan umum sebagai :

    Segala bentuk pelayanan yangdilaksanakan oleh InstansiPemerintah di Pusat, di Daerah, dandi lingkungan Badan Usaha MilikNegara atau Badan Usaha MilikDaerah dalam bentuk barang danjasa, baik dalam rangka upayapemenuhan kebutuhan masyarakatmaupun dalam rangka pelaksanaanketentuan peraturan perundang undangan (Ratminto,2005: 4).

    3. Asas Pelayanan PublikAsas pelayanan publik menurut

    Keputusan Menteri PendayagunaanAparatur Negara Nomor63/KEP/M.PAN/7/2003 Tahun 2003 tentangPedoman Umum Penyelenggaran PelayananPublik, yaitu :a. Transparasi

    Bersifat terbuka. mudah dan dapatdiakses oleh semua pihak yangmembutuhkan dan disediakan sertamemadai serta mudah dimengerti.

    b. AkuntabilitasDapat dipertanggungjawabkan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang undangan.

    c. KondisionalSesuai dengan kondisi dan kemampuanpemberi dan penerima pelayanandengan tetap berpegang pada prinsipefisiensi dan efektifitas.

    d. Partisipatif

    Mendorong peran serta masyarakatdalam penyelenggaraan pelayananpublik dengan memperhatikan aspirasi,kebutuhan dn harapan masyarakat.

    e. Kesamaan hakTidak diskriminatif dalam arti tidakmembedakan suku, ras, agama,golongan, gender dan status ekonomi.

    f. Keseimbangan Hak dan KewajibanPemberi dan penerima pelayanan publikharus memenuhi hak dan kewajibanmasing masing pihak.

    4. Penyelenggaraan Pelayanan PublikBerdasarkan pada Keputusan

    Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tahun 2003tentang Pedoman Umum PenyelenggaraanPelayanan Publik menyatakan bahwapenyelenggaraan pelayanan publik perlumemperhatikan dan menerapkan prinsip,standar, maupun biaya yang akan dijelaskansebagai berikut, yakni prinsip pelayananpublik meliputi:

    a. KesederhanaanProsedur pelayanan publik yang tidakberbelit belit, mudah dipahami dandirasakan;

    b. KejelasanMencakup persyaratan teknis, unitkerja, rincian biaya dan kepastianwaktu;

    c. Kepastian dan tepat waktuPelaksanaan pelayanan publik dapatdiselesaikan dalam kurun waktu yangtelah ditentukan;

    d. AkurasiProduk pelayanan publik diterimadengan benar dan tepat;

    e. Tidak diskriminatifTidak membedakan satu sama laindalam memberikan pelayanan;

    f. Bertanggung jawabPihak yang ditunjuk sebagaipenanggung jawab penyelenggaraanpelayanan dan penyelesaian persoalandalam pelayanan publik;

    g. Kelengkapan sarana dan prasaranaTersedianya sarana dan prasarana kerja,perlengkapan kerja dan pendukung lainyang memadai termasuk penyediaansarana telematika;

    h. Kemudahan akses

  • 5Tempat atau lokasi dari saranapelayanan yang memadai, mudahdijangkau oleh masyarakat;

    i. KejujuranJujur dalam memberikan informasikelengkapan pelayanan publik kepadamasyarakat;

    j. Kedisiplinan, kesopanan, dankeramahanPemberi pelayanan harus bersikapdisiplin, sopan dan ramah dalammemberikan pelayanan dengan ikhlaskepada masyarakat;

    k. Keamanan dan kenyamananProses pelayanan publik memberikanrasa aman dan adanya kepastian hukum.Ruang lingkup lingkungan pelayananharus tertib, teratur, disediakan ruangtunggu yang nyaman, bersih, rapi,lingkungan sehat dan indah serta adanyafasilitas pendukung seperti parkir, toilet,tempat ibadah, smoking area, dll.

    5. Standar Pelayanan PublikSetiap penyelenggaraan pelayanan

    publik harus memiliki standar pelayanan dandipublikasikan sebagai jaminan adanyakepastian bagi penerima layanan. Standarpelayanan merupakan ukuran yangdilakukan dalam penyelenggaraan pelayananpublik yang wajib ditaati oleh pemberi danatau penerima pelayanan. Menurut Pasal 21UU No. 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik menyatakan komponen standarpelayanan sekurang-kurangnya meliputi:a. Dasar hukum;b. Persyaratan;c. Sistem, mekanisme, dan prosedur;d. Jangka waktu peneyelesaian;e. Biaya/tarif;f. Produk pelayanan;g. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;h. Kompetensi pelaksana;i. Pengawasan internal;j. Penanganan pengaduan, saran,dan

    masukan;k. Jumlah pelaksanan;l. Jaminan pelayanan yang memberikan

    kepastian pelayanan dilaksanakansesuai dengan standar pelayanan;

    m. Jaminan keamanan dan keselamatanpelayanan dalam bentuk komitmenuntuk memberikan rasa aman, bebasdari bahaya, dan resiko keragu-raguan,dan;

    n. Evaluasi kinerja pelaksana.

    Standar pelayanan publik, merupakanjaminan adanya kepastian bagi penerimapelayanan dalam penyelenggaraanpelayanan publik. Standar tersebutmerupakan ukuran yang dibakukan danwajib ditaati oleh pemberi dan/ ataupenerima pelayanan, standar pelayananmenurut Keputusan MENPAN Nomor 63tahun 2004, meliputi :

    a. Prosedur pelayananProsedur pelayanan yang diberlakukanbagi pemberi dan penerima pelayanantermasuk pengaduan;

    b. Waktu penyelesaianWaktu penyelesaian yang ditetapkansejak saat pengajuan permohonansampai dengan penyelesaian pelayanantermasuk pengaduan;

    c. Biaya pelayananBiaya atau tarif pelayanan termasukrinciannya yang ditetapkan dalamproses pemberian pelayanan;

    d. Produk pelayananHasil pelayanan yang akan diterimasesuai dengan ketentuan yang telahditetapkan;

    e. Sarana dan prasaranaPenyediaan sarana dan prasaranapelayanan yang memadai olehpenyelenggara pelayanan publik;

    f. Kompetensi petugas pemberi pelayananKompetensi petugas pemberi pelayananharus ditetapkan dengan tetapberdasaarkan pengetahuan, keahlian,keterampilan, sikap, dan perilaku yangdibutuhkan.

    Standar pelayanan publik merupakansuatu tolak ukur yang digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan pelayanan danmenjadi acuan penilaian kualitas pelayanansebagai bentuk komitmen atau janji daripenyelenggaraan pelayanan publik kepadamasyarakat untuk memberikan suatupelayanan yang baik dan berkualitas,sehingga masyarakat dapat merasa puas danterbantu dengan adanya penyelengaaraanpelayanan publik.

    6. Penyelenggaraan Pelayanan Publik

  • 6Penyelenggaraan pelayanan publikadalah setiap institusi penyelenggara negara,korporasi, lembaga independen yangdibentuk berdasarkan undang-undang untukkegiatan pelayanan publik, dan badanhukum lain yang dibentuk semata-matauntuk kegiatan pelayanan publik. DalamPasal 14 UU No. 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik menyatakanpenyelenggara memiliki hak:

    a. Memberikan pelayanan tanpa dihambatpihak lain yang bukan tugasnya;

    b. Melakukan kerjasama;c. Mempunyai anggaran pembiayaan

    penyelenggaraan pelayanan publik;d. Melakukan pembelaan terhadap

    pengaduan dan tuntutan yang tidaksesuai dengan kenyataan dalampenyelenggaraan pelayanan publik; dan

    e. Menolak permintaan pelayanan yangbertentangan dengan peraturanperundang-undangan.

    Dalam Pasal 15 UU No.25 Tahun 2009tentang Pelayanan Publik penyelenggaranberkewajiban:a. Menyusun dan menetapkan standar

    pelayanan;b. Menyusun, menetapkan, dan

    memublikasikan maklumat pelayanan;c. Menempatkan pelaksana yang

    kompeten;d. Menyediakan sarana, prasarana,

    dan/atau fasilitas pelayanan publik yangmendukung terciptanya iklim pelayananyang memadai;

    e. Memberikan pelayanan yangberkualitas sesuai dengan asaspenyelenggaraan pelayanan publik;

    f. Melaksanakan pelayanan sesuai denganstandar pelayanan;

    g. Berpartisipasi aktif dan mematuhiperaturan perundang-undangan yangterkait dengan penyelenggaraanpelayanan publik;

    h. Memberikan pertanggungjawabanterhadap pelayanan yangdiselenggarakan;

    i. Membantu masyarakat dalammemahami hak dan tanggung jawabnya;

    j. Bertanggung jawab dalam pengelolaanorganisasi penyelenggara pelayananpublik;

    k. Memberikan pertanggungjawabansesuai dengan hukum yang berlakuapabila mengundurkan diri ataumelepaskan tanggung jawab atas posisiatau jabatan; dan

    l. Memenuhi panggilan atau mewakiliorganisasi untuk hadir ataumelaksanakan perintah suatu tindakanhukum atas permintaan pejabat yangberwenang dari lembaga negara atauinstansi pemerintah yang berhak,berwenang, dan sah sesuai denganperaturan perundang-undangan.

    B. Konsep Kualitas Pelayanan PublikKata kualitas memiliki banyak definisi yang

    berbeda dan bervariasi, mulai dari definisi yangkonvensional hingga yang strategis. Definisikonvensional dari kualitas biasanyamenggambarkan karakteristik langsung darisuatu produk, seperti performance (kinerja),reability (kehandalan), ease (mudah dalampenggunaan), dan esthetics (estetika). Sedangkanbila dalam definisi strategis dinyatakan bahwakualitas adalah sesuatu yang mampu memenuhikeinginan atau kebutuhan pelanggan.(Sinambela, 2010:6). Hal ini juga semakindiperkuat oleh Vincent dan Gasperz (2006:1)yang mengatakan bahwa kualitas diartikansebagai segala sesuatu yang menentukankepuasan pelanggan dan upaya perubahan kearahperbaikan secara terus menerus.

    (Kasmir dalam Harbani Posolong, 2007:133) mengemukakan bahwa pelayanan yang baikadalah kemampuan seseorang dalammemberikan pelayanan yang dapat memberikankepuasan kepada pelanggan dengan standar yangtelah ditentukan. (Waykof dalam Purnama N,2006:19), yang menyebutkan kualitas pelayanansebagai tingkat kemampuan yang diharapkan danpengendalian atas kesempurnaan tersebut untukmemenuhi keinginan konsumen. Sedangkanmenurut (Parasuraman dalam Purnama N,2006:19), kualitas pelayanan merupakanperbandingan antara layanan yang dirasakankonsumen dengan kualitas yang diharapkankonsumen. Jika kualitas pelayanan yangdirasakan sama atau melebihi kualitas pelayananyang diharapkan masyarakat maka pelayanantersebut dapat dikatakan berkualitas danmemuaskan.

    Sejalan dengan pendapat (Dwiyanto dalamAhmad Ainur Rohman, 2010), yang mengatakanbahwa penilaian kinerja publik tidak cukup

  • 7hanya dilakukan dengan menggunakanindikatorindikator yang melekat pada birokrasiseperti efisiensi dan efektivitas, tetapi harus puladilihat dari indikator yang melekat padapengguna jasa seperti kepuasan pengguna jasa.Konsep kualitas pelayanan dapat juga dipahamimelalui consumer behavior (perilaku konsumen)yaitu perilaku yang dimainkan oleh konsumendalam mencari, membeli, menggunakan danmengevaluasi suatu produk pelayanan yangdiharapkan mampu memenuhi kebutuhan.Keputusankeputusan konsumen untukmengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatubarang atau jasa dipengaruhi oleh beberapafaktor, antara lain persepsinya terhadap kualitaspelayanan. Hal ini menunjukkan adanya interaksiyang kuat antara kepuasan konsumen dengankualitas pelayanan. (Harbani Pasolong,2007:135).

    C. Sasaran Keselamatan PasienUntuk meningkatan penanganan terhadap

    pasien Komite Keselamatan Pasien RSUD Dr.Soetomo Surabaya memiliki 6 (enam) indikatorsasaran keselamatan pasien, yakni meliputi:

    1) Sasaran I : Identifikasi pasiendengan tepat

    2) Sasaran II : Tingkatkan komunikasiyang efektif

    3) Sasaran III : Tingkatkan keamananobat yang perlu diwaspadai (high-alert)

    4) Sasaran lV : Pastikan tepat-lokasi,tepat-prosedur, tepat-pasien operasi

    5) Sasaran V : Kurangi risiko infeksiterkait pelayanan kesehatan

    6) Sasaran VI : Kurangi risiko pasienjatuh

    Berdasarkan pemaparan peneliti tentangteoriteori yang berkaitan dengan permasalahanyang diteliti, maka peneliti memilih indikatorsasaran keselamatan pasien yang dimiliki olehKomite Keselamatan Pasien RSUD Dr. SoetomoSurabaya tersebut.

    Indikator-indikator tersebut di gunakansebagai acuan bidang tersebut dalammemberikan suatu pelayanan kesehatan kepadapasien. Indikator itu dipilih oleh peneliti karenaindikator tersebut sudah menjadi standar bidangKKP-RS RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalamacuan memberikan pelayanan dan meningkatkanpelayanan kesehatan terhadap pasien serta yanglebih utama mampu diterapkan di instansi bidangkesehatan yang sedang diteliti oleh peneliti yakniBidang Komite Keselamatan Pasien RumahSakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya.

    Pemilihan indikator tersebut dilatar belakangidari segi permasalahan yang ada dan sebagaicara untuk menanggulanginya.

    III. METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan olehpeneliti yaitu deskriptif kualitatif. (Bogdan danTaylor dalam Moleong, 2010:4), menjelaskanmetode kualitatif merupakan sebuah prosedurpenelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa katakata tertulis maupun lisan dariorangorang dan perilaku yang dapat diamati.Pada penelitian deskriptif kualitatif ini bersifatmenjelaskan data yang diperoleh di lapanganberupa data non angka misalnya katakata,gambar maupun warna, sehingga penelitimenggunakan metode penelitian tersebut. Datayang diperoleh kemudian dapat dipergunakanuntuk menjawab rumusan masalah samapai padapencapaian hasil atau tujuan dari penelitian.

    Alasan mengenai penggunaan jenispenelitian tersebut dikarenakan memiliki polapola atau sifat penelitian yang non eksperimen,dimana penelitian yang dilakukan merupakanpenelitian studi kasus (case studies) yang jugadinamakan penelitian deskriptif. Penelitian inilebih kepada menggunakan instrumen sepertikuesioner dan wawancara langsung kepadanarasumber yang telah ditentukan dan sesuaidengan pedoman wawancara, selain itu penelitijuga dapat memahami situasi sosial secaramendalam, menemukan pola, hipotesis, danteori. Data dan informasi yang berkenaan denganapa, mengapa, dan bagaimana sebagai acuanproses menggali data, pertanyaan tersebutmenuntut gambaran yang nyata dalam kegiatan.Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini datayang diperoleh nantinya akan dianalisis dandigambarkan dengan jelas, sehinggamendapatkan hasil penelitian yang sesuai yaitumenggambarkan keadaan sebenarnya. Penelitianyang dilakukan ini sesuai dengan tujuanpenelitian yakni menjelaskan tentangPeningkatkan Pelayanan Kesehatan UntukMewujudkan Zero Accident Melalui KomiteKeselamatan Pasien Rumah Sakit Dr. SoetomoSurabaya.

    B. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Bidang Komite

    Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum DaerahDr. Soetomo Surabaya yang beralamat di Jl.Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8. Surabaya.

  • 8Rumah sakit ini dipilih sebagai lokasi penelitiankarena adanya faktor 1) RSUD Dr. Soetomomerupakan instansi pemerintah yang bergerak dibidang kesehatan dan bertugas menerima danmemberikan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat yang membutuhkan pertolonganmedis di regional Jawa Timur khususnyaSurabaya, 2) Rumah Sakit dengan klasifikasigrade A, 3) merupakan Rumah Sakit PusatRujukan untuk Jawa Timur dan Wilayah TimurIndonesia, dan 4) Rumah Sakit yang lulusakreditasi RS Pendidikan, ISO 9001:2008. Daribeberapa pemaparan di atas peneliti inginmelakukan penelitian lebih jauh mengapa denganadanya faktorfaktor baik yang menunjangseperti itu masih pernah terjadi kesalahan dalammelakukan penanganan terhadap pasien yangmendapatkan perawatan dan bagaimana carameningkatkan pelayanan kesehatan di RumahSakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabayatersebut.

    C. Fokus PenelitianDalam penelitian kualitatif, gejala dalam

    penelitian bersifat holistik, maksudnyamenyeluruh dan tidak dapat dipisah - pisahkan,sehingga penelitiannya tidak hanya dapatdifokuskan pada variable dalam penelitian data,tetapi berdasarkan situasi sosial yang ditelitidimana meliputi tempat (place), pelaku (actor),dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secarasinergi (Sugiyono, 2011:207).

    Dalam penelitian ini, peneliti inginmengetahui Peningkatkan Pelayanan KesehatanUntuk Mewujudkan Zero Accident MelaluiKomite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya dalam penanganan kepadapasien. Fokus yang digunakan oleh penelitiyakni terdapat 6 (enam) sasaran yang dimilikibidang tersebut, yakni :

    Sasaran I : Identifikasi pasien dengan tepatSasaran II : Tingkatkan komunikasi yangefektifSasaran III : Tingkatkan keamanan obat yang

    perlu diwaspadai (high-alert)Sasaran IV : Pastikan tepat-lokasi, tepat-

    prosedur, tepat-pasien operasiSasaran V : Kurangi risiko infeksi terkait

    pelayanan kesehatanSasaran VI : Kurangi risiko pasien jatuh

    Yang nantinya sasaran-sasaran tersebutakan digunakan sebagai acuan atau indikatordalam memberikan pelayanan kepada pasien.

    D. Subyek PenelitianMoleong (2010:132) mendeskripsikan

    subjek penelitian sebagai informan, yang artinyaprang pada latar penelitian yang dimanfaatkanuntuk memberikan informasi tentang situasi dankondisi latar penelitian. Subyek penelitianmerupakan pihak pihak yang dijadikan sebagaisampel dalam sebuah penelitian, antara lain:

    1. Bapak Sumail S.Kep dari Staf IrnaBedah dengan kedudukan sebagai TimKomite Keselamatan Pasien RumahSakit Umum Daerah Dr. SoetomoSurabaya;

    2. Dr. Elly Listyani,dr. M. Kes selakuDokter Instalasi Rawat Darurat (IRD)dengan kedudukan sebagai SekretarisKomite Keselamatan Pasien RumahSakit Umum Daerah Dr. SoetomoSurabaya.

    3. Mas Irul, Ibu Lika, dan Bapak Sutomoselaku keluarga dari Pasien Rawat InapRSUD Dr. Soetomo Surabaya.

    E. Instrumen PenelitianPada penelitian kualitatif, peneliti memiliki

    kedudukan yang khusus, yakni sebagaiperencana, pelaksana, pengumpulan data,analisis, penafsir data, serta pelapor hasilpenelitian (Moleong, 2010:168). Kedudukanpeneliti tersebut menjadikan peneliti sebagai keyinstrument atau instrumen kunci yangmengumpulkan data berdasarkan kriteria-kriteriayang dipahami. Kriteria tersebut berdasarkanaspek kesehatan dan keselamatan pasien diRumah Sakit Umum Daerah Dr. SoetomoSurabaya. Oleh karena itu peneliti berperan aktifdalam proses penelitian. Hal tersebut dilakukanguna mendapatkan data-data yang sesuai dengantujuan penelitian.

    Instrumen pendukung untuk melakukanpenelitian ini adalaha menggunakan alat perekamsuara (handphone), kamera, dan alat tulis.Handphone digunakan untuk merekam data lisansaat melakukan kegiatan wawancara, kamerauntuk mengambil gambar atau foto. Alat tulisdigunakan untuk mencatat, catatan tersebutberupa data yang di dapatkan selama di lapangan

    F. Teknik Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 91. WawancaraWawancara merupakan percakapan

    antara dua orang atau lebih danberlangsung antara narasumber danpewawancara. Tujuan dari wawancaraadalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkanpertanyaan-pertanyaan untuk dijawaboleh orang yang diwawancarai.Pernyatan tersebut didukung olehArikunto (2006: 155), yakni wawancaraadalah sebuah dialog yang dilakukanoleh pewawancara untuk memperolehinformasi dari terwawancara. Adapunsubjek dari penelitian mengenaiPeningkatkan Pelayanan Kesehatanuntuk mewujudkan Zero AccidentMelalui Komite Keselamatan Pasien(Studi pada Layanan Rawat Inap RSUDDr. Soetomo Surabaya) adalah timkomite keselamatan pasien, sekretarisdari komite keselamatan pasien diRSUD Dr. Soetomo Surabaya, danpasien yang mendapatkan perawatanataupun keluarga pasien di RSUD Dr.Soetomo Surabaya.

    2. ObservasiMenurut (Sugiyono dalam Sutrisno

    Hadi 2009:203) mengemukakan bahwaobservasi merupakan suatu proses yangkompleks, tersusun dari berbagai prosesbiologis dan psikologis. Dua diantarayang terpenting adalah prosesprosespengamatan dan ingatan. Selamamelakukan pengamatan, perludilakukan pencatatan terhadap halhalyang berkaitan dengan penelitian.Observasi sebagai teknik pengumpulanbahan penulisan penelitian dilakukansecara langsung di komite keselamatanpasien RSUD Dr.Soetomo Surabayauntuk mengetahui segala aktivitas atausuatu upaya yang dilakukan untukmeningkatkan pelayanan kesehatandalam mewujudkan zero accident.

    3. DokumentasiMenurut Sugiono (2009), dokumen

    merupakan catatan peristiawa yangsudah berlalu. Dokumentasi ditujukanuntuk memperoleh data langsung daritempat penelitian, meliputi data tertulis(buku, notulen, peraturanperaturan dansebagainya) maupun data yang berupagambar atau tulisan karyakarya

    momental seseorang peneliti selamaproses penelitian dan diharapkanpeneliti memperoleh datadata yangdapat berupa profil instansi, visi danmisi, serta data lain yang mendukungpenelitian.

    G. Teknik Analisis DataAnalisis data pada suatu penelitian penting

    untuk dilakukan, agar datadata yang sudahterkumpul selama penelitian dengan cara yangdapat dipertanggungjawabkan sehingga dapatmenghasilkan jawaban dari permasalahan.Analisis data adalah proses mencari menyusundata secara sistematis yang diperoleh dari hasilwawancara, dokumentasi, dan catatan dilapangandengan cara mengelompokkan ke dalamkategori, menjabarkan, menyusun ke dalam pola,memilih mana yang penting dan dapat dipelajari,serta membuat kesimpulan sehingga mudahdipahami oleh diri sendiri maupun orang lain(Sugiono, 2009:244). Analisis data dimulai sejakmerumuskan masalah dan menjelaskan masalahsebelum terjun kelapangan, dan berlangsungterus hingga selesainya penelitian. Komponenpenting dalam analisis data kualitatif dapatdijelaskan sebagai berikut :

    a. Reduksi dataBagian dari proses yang mempertegas,memperpendek, fokus, membuang halyang tidak penting dan mengatur datasecara baik sehingga kesimpulan dapatdilakukan.

    b. Penyajian dataPeneliti mengumpulkan informasi yangtersusun yang dapat memberikan dasarkepada peneliti untuk melakukanpembahasan dan menarik suatukesimpulan.

    c. Menarik kesimpulan

    Proses untuk menarik kesimpulan dilakukan darikategorikategori data yang telah direduksi dandisajikan untuk menuju pada bagian akhir yaitukesimpulan yang mampu menjawab permasalahanpenelitian. Makna yang muncul pada data harusdiamati, diuji kebenarannya dan kecocokannyadengan teori yang digunakan sebagai penajamananalisis, hal ini juga disebut validitas.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HASIL PENELITIAN

  • 10

    1. Gambaran Umum dan SejarahLokasi Penelitian

    Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya merupakan rumah sakitkelas A yang berdiri di atas tanah denganluas 163.875 m dan luas bangunan 98.121m dengan kapasitas tempat tidur (TT) 1471buah yang terdiri dari : Graha Amerta 171TT, Ruangan 1187 TT, IRD 80 TT, danGBPT terdiri dari 33 TT. Rumah sakit inimemiliki batas wilayah yakni tepatdisebelah utara berhadapan langsung denganJalan Mayjen. Prof. DR. Moestopo danUniversitas Airlangga Kampus A, disebelahselatan berhadapan dengan Jalan Airlanggadan Universitas Airlangga Kampus B,disebelah timur berhadapan dengan JalanKarangmenjangan, dan disebelah baratberhadapan langsung dengan JalanDharmawangsa.

    Rumah Sakit Umum Dr. SoetomoSurabaya juga memiliki sejarah, diawalidengan berdirinya Rumah Sakit Simpangdan Rumah Sakit AL Central BurgerijikeZiekenhuis (CBZ). Rumah Sakit Simpangyang terletak di Jalan Pemuda 33 merupakanrumah sakit pendidikan bagi FakultasKedokteran UNAIR yang didirikan tahun1923, sedangkan Rumah Sakit AL CentralBurgerijike Ziekenhus (CBZ) yang terletakdi desa KarangMenjangan merupakan rumahsakit yang dibangun oleh Kerajaan Belandapada tahun 1937. Pada tahun 1943 padamasa penjajahan jepang pembangunanrumah sakit dilanjutkan.Setelah selesaikemudian didirikan Rumah Sakit AL.Pada 1September 1948 oleh Pemerintahan BelandaRumah Sakit Simpang diubah menjadiRoemah Sakit Oemoem Soerabaja.Namun,pada tahun 1950 Rumah Sakit OemoemSoerabaja di bawah Departemen KesehatanRI ditetapkan sebagai Rumah Sakit UmumPusat. Tahun 1951 sebagian dari RumahSakit Simpang di Jalan Pemuda 33 yakniruangan penyakit dalam, mata, THT, anak,sebagian ruang bersalin, kulit dan paru-parudipindah ke Rumah Sakit KarangMenjangan. Sehingga Rumah Sakit Simpangpada waktu itu masih terdapat ruanganbagian bedah, ruang bersalin, dapur dansebagian pendidikan perawat atau bidan,serta perumahan, pegawai, Dokter dantenaga administrasi.

    Pada tahun 1953 sampai dengan1954 sebagian pelayanan bagian bedahpindah ke Rumah Sakit Karang Menjangan,sementara untuk bedah akut masih di RumahSakit Simpang. Untuk tahun 1964 RumahSakit Umum Pusat Surabaya diubahnamanya menjadi RSUD.Dr.Soetomo sesuaidengan Surat Keputusan Menteri KesehatanRI, tanggal 20 Mei 1964 No.26769/KAB/76. Pada tahun 1965berdasarkan PP No. 4 tahun 1965pengelolaan dan penyelenggaraan RumahSakit Umum Pusat Dr. SOetomo diserahkankepada Pemerintah Daerah tingkat 1 JawaTimur. Tahun 1979 sesuai dengan SK.Menkes 51/Menkes/SK/1179 RSUD Dr.Soetomo ditetapkan menjadi Rumah Sakitdengan grade A., sebagai rumah sakitpelayanan, pendidikan, penelitian dan pusatrujukan tertinggi untuk wilayah Indonesiatimur.

    Untuk tahun 1980 Rumah SakitSimpang di Jalan Pemuda 33 dijual menjadiDelta plaza dengan sitem tukartambah.Sementara di Rumah Sakit KarangMenjangan dibangun UGD dan ruanganbedah berlantai 3 (tiga). Dengan demikiansemua kegiatan pelayanan dijadikan satu diRumah Sakit Karang Menjangan atau RSUDDr. Soetomo.Pada tahun 1999 pengelolaankeuangan RSUD Dr. Soetomo sebagai UnitSwadana Daerah dan diberlakukan mulai 1April 1999, sesuai dengan SP GubernurKepala Daerah Tingkat I Jawa Timur no. 2tahun 1999. Baru pada tahun 2002,Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timurmenetapkan perubahan nama menjadiRumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.Secara ringkas sejarah RSUD Dr. Soetomodapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 4.1Ringkasan Sejarah Dr. Soetomo

    Surabaya

    Periode Keterangan

    29 Okt1938

    Peletakan batu pertama RSCentral Buggerlijk Ziekenhuis(CBZ) oleh PemerintahanBelanda di DesaKarangmenjangan

    1943 s.d1945

    Pada masa penjajahan Jepang,pembangunan rumah sakitKarangmenjangan dijadikanrumah Sakit Angkatan Darat

  • 11

    1945 s.d1949

    Rumah sakit kembali dikuasaioleh Belanda, kemudiannamanya diubah menjadiMarine Hospital (RS ALBelanda)

    1950

    Rumah Sakit OemoemSoerabaja di bawahDepartemen Kesehatan RI,telah berganti nama menjadiRumah Sakit Umum (RSU)Pusat

    1951 s.d1954

    RS Simpang pindah keKarangmenjangan. Pelayananbedah akut tetap di RS Simpang

    1964

    Berdasarkan SK. Menkes RI.20 Mei 1964 No.26769/KAB/76. RSUPSurabaya berubah namamenjadi RS Dr. Soetomo

    1965Berdasarkan PP. No 4 Tahun1965, penyelenggaraan RSUPDr. Soetomo diserahkan kepadaPemda Tk.l Jawa Timur

    1979

    SK Menkes menetapkan RSUDDr. Soetomo sebagai RS kelasA dan dikenal sebagai:

    - Rumah SakitPelayanan,Pendidikan, Pelatihan

    - Rumah Sakit PusatRujukan WilayahIndonesia Timur(Top Referal)

    - Rumah Sakit terbesardi wilayah Indonesiabagian timur

    1980Semua kegiatan pelayanandijadikan satu di RSUD Dr.Soetomo karena RS. Simpangdijual dan jadi Plaza Surabaya

    2002

    Perda Provinsi Jatimmenetapkan perubahan namamenjadi Rumah Sakit UmumDaerah Dr. Soetomo Surabaya

    2012 Saat ini RSUD Dr. Soetomomenempati lahan 163.875 mdengan kapasitas tempat tidur(TT) 1471 buah, yang terdiridari:

    - Graha Amerta : 171TT - GBPT: 33TT

    - Ruangan :1187 TT- IRD : 80 TT

    Sumber : Buku Profil dan PanduanInformasi RSUD Dr. Soetomo Tahun2014

    2. Tentang RSUD Dr. SoetomoSurabaya

    RSUD Dr Soetomoberalamatkan di Jl. Mayjen.Prof. Dr.Moestopo 6-8 Surabaya.Telepon(031) 5501011-13, Fax (031) 5022068.Fasilitas Kesehatan yang tersediaantara lain:

    - Instalasi Gawat Darurat (IRD)- Instalasi Rawat Jalan (IRJ)- Instalasi Gigi dan Mulut- Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri- Instalasi Rehabilitasi Medik- Pusat Pelayanan Jantung Terpadu

    (PPJT)- Instalasi Rawat Inap- Hemodialisis- Gedung Bedah Pusat Terpadu

    (GBPT)- Gedung Rawat Inap Utama (GRIU)

    Graha Amerta- Instalasi Invasiv Urogenital (IU)- Gedung Pusat Diagnostik Terpadu

    (PDT)- Penunjang lain

    3. Visi dan Misi Rumah SakitUmum Dr. Soetomo SurabayaVisi : Menjadi rumah sakit yangterkemuka dalam pelayanan,pendidikan, dan penelitiandikawasan Asia Tenggara(ASEAN)Misi :

    a. Menyelenggarakanpelayanan kesehatan yangprima, aman, informative,efektif, efisien, danmanusiawi dengan tetapmemperhatikan aspek sosial.

  • 12

    b. Menyelenggarakanpelayanan rujukan yangberfungsi sebagai pusatrujukan tertinggimenggunakan teknologimodern.

    c. Membangun Sumber DayaManusia (SDM) rumah sakityang profesionalisme,akuntabel yang berorientasipada customer sertamempunyai integritas tinggidalam memberikanpelayanan.

    d. Melaksanakan prosespendidikan yang menunjangpelayanan kesehatan primaberdasarkan standar nasionaldan internasional.

    e. Melaksanakan penelitianyang mengarah padapengembangan ilmu danteknologi dibidangkedokteran dan pelayananperumahsakitan.

    B. HASIL FOKUS PENELITIAN1. Gambaran Umum Komite Keselamatan

    Pasien RSUD Dr. Soetomo SurabayaKeselamatan Pasien rumah sakit

    adalah suatu sistem dimana rumah sakitmembuat pasien lebih aman. Sistem tersebutmeliputi: pengkajian resiko, identifikasi danpengelolaan resiko pasien, laporan dananalisis insiden, kemampuan belajar dariinsiden dan tindak lanjutnya sertaimplementasi solusi minimal resiko. KomiteKeselamatan Pasien berada di lingkupRSUD Dr. Soetomo Surabaya namunbersifat independen dan bertanggung jawablangsung dengan Direktur Rumah Sakit sertatugas utamanya adalah membangun budayakeselamatan pasien di Rumah Sakit. Tataletak Komite ini yakni disebelah timurberhadapan dengan Ruang Pandan I yakniuntuk Penyakit Dalam, disebelah selatanbersebelahan dengan Ruangan Kulit dan

    Kelamin, dan disebelah utara bersebelahandengan lorong tunggu keluarga pasien danberdekatan dengan ruangan Rosella I danruangan Pandan II.

    Berdirinya Komite KeselamatanPasien sendiri dimulai dengan adanyapencanangan Gerakan NasionalKeselamatan Pasien Rumah Sakit (GNKP-RS) dengan skala nasional bulan Agustustahun 2005.Kemudian Komite AkreditasiRumah Sakit (KARS) DepartemenKesehatan RI juga menyusun standarKeselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)yang telah dimasukkan dalam instrumenakreditasi rumah sakit (versi 2007) diIndonesia (DepKes RI, 2006). Selanjutnyauntuk meningkatkan keselamatan pasien diRumah Sakit maka Perhimpunan RumahSakit Seluruh Indonesia telah mengambilinisiatif membentuk Komite KeselamatanPasien Rumah Sakit (KKP-RS) pada 1 Juni2005. Komite ini telah aktif melaksanakanlangkah-langkah persiapan pelaksanaankeselamatan pasien rumah sakit denganmengembangkan laboratorium programkeselamatan pasien rumah sakit (DepKes RI,2008).

    Untuk Rumah Sakit Dr. SoetomoSurabaya, Komite Keselamatan PasienTerbentuk pada 8 Januari 2007 denganditetapkannya Surat Keputusan DirekturRumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya Nomor:188.4/153/304/SK/2007 tentangPembentukan Komite Keselamatan PasienRSUD Dr. Soetomo Surabaya dinyatakandicabut dan tidak berlaku lagi, dan suratkeputusan tersebut telah diperbarui denganditetapkanya Keputusan Direktur RumahSakit Umum Daerah Dr. Soetomo SurabayaNomor : 188.4/ 359/301/2012 tanggal 10Januari 2012 tentang Struktur Organisasidan Uraian Tugas Komite KeselamatanPasien Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya.

    2. Tentang Komite Keselamatan PasienRSUD Dr. Soetomo Surabaya

    RSUD Dr Soetomo beralamatkandi Jl. Mayjen.Prof.Dr. Moestopo 6-8Surabaya. Telepon penting sehubungandengan Keselamatan Pasien RSUD Dr.Soetomo Surabaya:

    1. Sekretariat 5501170 atau081330437375 (dr.Elly L,M.Kes)

  • 13

    dan Ketua 0811325213 (dr.Hardiono, SpAn KIC).

    2. Instalasi Pemelihaaan Sarana (IPS): Sekretariat 550-1550 dan KepalaIPS 0818399359

    3. Instalasi Sanitasi : Sekretariat 550-1553 dan Kepala Sanitasi 550-1559

    4. Kesehatan dan Keselamatan KerjaRS (K3RS) : Sekretariat081330751962

    Fasilitas yang tersedia di ruangankerja Komite Keselamatan Pasien RSUD Dr.Soetomo Surabaya antara lain:

    1. Komputer2. Ruang Pertemuan3. Meja4. Tabung Pemadam Kebakaran5. Papan Tulis6. Kursi7. Dapur8. Kamar mandi9. Cairan higienis pembersih tangan

    3. Visi dan Misi Komite Keselamatan PasienRSUD Dr. Soetomo Surabaya

    Visi: Menjadi komite yang terkemukadalam budaya keselamatan pasien rumahsakit di tingkat nasional berpotensi menjadiunggulan dalam membuat asuhan pasienyang lebih aman.

    Misi :1. Mengupayakan zero accident dalam

    memberikan pelayanan di rumah sakit2. Sentra pembelajaran keselamatan pasien3. Membangun SDM professional,

    akuntabel bilamana terjadi insidenmedis dan umum

    4. Meningkatkan akuntabel rumah sakitterhadap pasien dan masyarakat

    5. Menciptakan budaya hospital safety(keselamatan RS) berstandarinternasional

    4. Uraian Tugas Struktur OrganisasiKomite Keselamatan Pasien Rumah SakitRSUD Dr. Soetomo Surabaya

    Penanggung Jawab :a. Bertanggung jawab atas

    kelangsungan pelayanan dankeselamatan pasien termasukdampak yang terjadi

    b. Melaksanakan reformasi budayamenuju budaya keselamatan pasien

    Ketua :

    a. Menyusun konsep program kerjatahunan baik program aksi maupunprogram diklat

    b. Bertanggung jawab ataspelaksanaan program-programyang dilaksanakan

    c. Bertanggung jawab setiap laporankegiatan kepada Direktur

    d. Motivator budaya KeselamatanPasien di Rumah Sakit

    Sekretaris :

    a. Melaksanakan kegiatan suratmenyurat dan pengarsipan

    b. Membuat konsep perencanaanprogram kegiatan jangka pendek,menengah dan panjang

    c. Membuat rencana anggaranprogram kegiatan Komite

    d. Evaluasi semua program kegiatankomite

    e. Membuat laporan kegiatan keDirektur setiap 6 bulan sekali

    Koordinator Sistem Pelaporan :

    a. Membuat form pelaporan insidenb. Menerima laporan dari unite kerjac. Melakukan koleksi data insiden dan

    analisis laporan KeselamatanPasien

    d. Melakukan pemetaan KTD secarakontinyu dan terkini

    e. Membantu dalam pembentukananalisis grading/ regarding matriksinsiden klinik

    f. Melakukan koorsinasi dananalisator insiden

    g. Membuat konsep feedbackpelaporan insiden yang dikirim keunit kerja

    h. Membuat keputusan insiden klinik/umum untuk dilakukan investigasi

    i. Melakukan monev kegiatan

    Koordinator Analisa Insiden :

  • 14

    a. Koordinasi membentuk tim insidenuntuk melaksanakan analisisinsiden

    b. Membuat laporan analisis insidenc. Menyimpulkan solusi perbaikan

    insidend. Mengusulkan standarisasi solusi

    perbaikan insidene. Pengukuran perbaikan insiden yang

    telah diperbaikif. Melakukan monev kegiatan

    Koordinator Manajemen Resiko :

    a. Melakukan inventarisasi resikoklinis semua pelayanan mdik

    b. Melakukan analisis resiko klinisc. Membuat manajemen resiko klinisd. Membuat materi-materi pelatihan

    manajemen resiko klinise. Membantu dalam mencari akar

    masalah / RCA dalam insidenklinis

    f. Monitoring dan Evaluasi kegiatanResiko Klinis

    Koordinator Pelatihan danPengembangan Sumber Daya Manusia :

    a. Merencanakan pelatihan danpengembangan Sumber DayaManusia Komite

    b. Melakukan koordinasi denganDiklat dan Komite lain tentangProduct Knowledge PS

    c. Monitoring dan Evaluasi kegiatan

    C. PEMBAHASANRumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo

    Surabaya merupakan rumah sakit milikPemerintah Propinsi Jawa Timur denganklasifikasi A sebagai Rumah Sakit Pendidikan.Memiliki Akreditasi Rumah Sakit PendidikanISO 9001:2008 dan memiliki fasilitas kesehatanyang lengkap dan memadai, Rumah sakit ini jugamerupakan Rumah Sakit rujukan untuk daerahJawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Daribeberapa faktor yang telah dijelaskan tersebutdirasa cukup untuk menggambarkan kualitasdari rumah sakit ini. Tentunya pelayanankesehatan kepada masyarakatlah yang sudahpasti di utamakan, oleh karena itu pelayananyang diberikan kepada masyarakat haruslah yang

    baik, benar, cepat dan tanggap serta sesuaiprosedur yang diberlakukan. Masyarakatmenginginkan adanya peningkatan pelayanankesehatan yang diberikan kepada mereka tanpaadanya kejadian yang tidak diinginkan ataupuntidak diharapkan termasuk mengenaikeselamatan mereka pada saat mendapatkanpenanganan atau perawatan di rumah sakit ini.Untuk menjelaskan masalah itu, penelitimencoba mendeskripsikan dengan menggunakanindicator sasaran keselamatan pasien yang terdiridari 6 (enam) indikator, sebagai berikut:1. Ketepatan Identifikasi Pasien

    Identifikasi yang benar dan tepatakan mengurangi kejadian-kejadian yangtidak diharapkan apabila memungkinkanakan mengeleminasi resiko sertakonsekuensi dan kesalahan identifikasisehingga akan meningkatkan kualitas mutupelayanan dan keselamatan pasien. Darihasil wawancara dan pengamatan penulisdilapangan dapat diketahui bahwa pasienyang akan masuk ke RSUD Dr. Soetomoharus melakukan registrasi terlebih dahuluuntuk mengidentifikasi tentang nama,tanggal lahir dan alamat sesuai KTP, disinikeluarga pasien harus bisa bekerja samadengan para tenaga medis untukmemberitahukan kelengkapan identitas daripasien agar dalam penanganan nantinyatidak terjadi kesalahan. Kemudian pasientersebut akan diberikan gelang identitassesuai nama dan jenis kelamin, jika pasientersebut perempuan maka akan mengenakangelang warna merah muda dan jika pasientersebut laki-laki maka gelang yangdikenakan berwarna biru muda. Semuagelang yang dipasangkan sudah diberikanbarcode yang menempel pada gelang.Barcode tersebut nantinya akan bergunauntuk informasi kepada para tenaga medistentang tindakan apa saja yang sudahditerima oleh pasien, apakah sudahdilakukan sampel darah, dan lain-lain sesuaikebutuhan dari pasien maupun tenaga medis.Identikasi yang dilakukan terhadap pasientidak hanya dilakukan pada saat pendaftaransaja, namun identifikasi akan tetap terusdilakukan ketika sebelum pemberian obatharus mengecek kembali apakah obatdengan identifikasi pasien sudah benar dancocok, kemudian sebelum pemberian darahdan pengambilan darah serta sebelummelakukan tindakan juga harus di cek ulangagar tidak terjadi kekeliruan dalampengambilan tindakan dan tindakan yang

  • 15

    dilakukan bisa optimal kepada pasien. Untukgelang yang diberikan kepada pasien jugabisa ditambahkan dengan kancing sesuaidengan kebutuhan.Fungsi kancing jugasebagai penanda pasien, kancing berwarnamerah menandakan bahwa pasien tersebutalergi terhadap obat tertentu dan kancingberwarna kuning menandakan bahwa pasientersebut terindikasi resiko tinggi jatuh.

    2. Peningkatan Komunikasi EfektifKomunikasi efektif dapat terjadi

    dengan menggunakan suatu format bakuagar komunikasi terstandar dan brlangsungsecara efektif dan efisien. Salah satu formatbaku yang dipergunakan adalah formatSBAR, mengacu pada hal tersebut makaRSUD Dr. Soetomo dalam melakukankomunikasi antar petugas secara lisan danmelalui alat komunikasi menetapkanmenggunakan format SBAR. SBARdipergunakan sebagai landasan menyusunkomuniasi verbal, lewat sarana komunikasidan dilakukan oleh dan antar para pelakupelayanan kesehatan dirumah sakit. SBARdipergunakan saat para pelayan kesehatanmelakukan:

    a) Pelaporan perkembangan pasienb) Melaporkan kasus urgenc) Memberikan perintah asuhan

    keperwatand) Memberikan perintah pemberian obat,

    tindakan medik maupun pemeriksaandiagnostic

    e) Diskusi dengan konsultan professionalbaik dalam lingkup disiplin ilmu yangsama maupun tidak

    f) Serah terima dari petugas ambulankepada staf rumah sakit

    g) Melaporkan hasil pemeriksaandiagnostik yang bersifat urgen

    Dari hasil wawancara yang telahdilakukan penulis menjelaskan bahwakurangnya komunikasi yang efektif dapatmenyebabkan kesalahan dalam penangandan pemberian obat kepada pasien, makadari itu metode SBAR dinilai sangatberpengaruh sekali untuk penanganankepada pasien karena metode SBAR sendirimenerangkan tentang kondisi pasien, latarbelakang penyakit pasien tersebut,assasmennya bagaimana dan rekomendasiyang baik untuk penanganannya bagaimana.Komunikasi yang efektif dapat dilakukan

    dari petugas kesehatan dengan petugaskesehatan lain, petugas dengan pasien ataukeluarga pasien, farmasi degan dokter jagayang bila ditanya akan saling berkaitan. Darikomunikasi efektif inilah yang akanmemudahkan bagi para tenaga medis untukmemberikan penanganan secara tepat, dankarena komunikasi efektif inilah parakeluarga pasien dapat diberitahu jika adatindakan selanjutnya, informasi yangdiberikan bersifat transparan, memudahkankeluarga pasien untuk konsultasi danmendapatkan informasi yang jelas, keluargapasien diarahkan ke tindakan selanjutnya.Karena hal itu, komunikasi yang efektif jugaakan menjaga keselamatan dari para pasienitu sendiri.

    3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perludi Waspadai

    Obat high alert adalah obat yangpresentasenya tinggi dalam menyebabkanterjadinya kesalahan dan atau kejadiansentinel, obat yang beresiko tinggimenyebabkan dampak yang tidakdiinginkan. Meskipun laporan kejadian tidakbanyak, namun konsekuensi terjadinyakesalahan lebih membahayakan terhadappasien.Obat berdosis tinggi memiliki resikolebih tinggi menyebabkan cedera, baik karnasempitnya rentang terapeutik maupuntingginya angka kejadian keslahan yangserius.

    Dari hasil wawancara danpengamatan yang dijelaskan diatasmengatakan bahwa peningkatan keamananterhadap obat berdosis tinggi bertujuanuntuk mengurangi kejadian pemberian obatyang salah.Cara lain untuk mengelola obatkategori LASA dan High Alertadalahsebagai berikut:a) Simpan obat LASA dan high alert di

    lemari tersendirib) Beri tanda pada obat LASA dan High

    Alert dengan stiker khususc) Lakukan pemberian obat high alert

    sesuai prosedurd) Waspadalah dalam pemberian obat

    LASAe) Simpan obat high alert pada tempat

    khusus dan terkunci

    Untuk menindak lanjuti haltersebut, diharapkan perawat dan petugasfarmasi lebih jeli dan teliti agar dapatmembedakan mana obat umum dan obat

  • 16

    berdosis tinggi agar tidak terjadi kesalahanketika diberikan ke pasien.Dan dariwawancara yang telah dilakukan penulisbahwa keluarga pasien tidak mengalami haltersebut karena pemberian obat kepadapasien yang dirawat sudah tepat sasaran.

    4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur,Tepat Pasien Operasi

    Sasaran tersebut mengandung artibahwa pasien yang akan dilakukan operasisudah mengerti bagian tubuh mana yangakan dilakukan operasi dan prosedurnyaseperti apa, bagi seorang dokter operatorpembedahan mengerti prosedur operasilokasi operasi dibagian tubuh pasien sertaperlatan apa saja yang dieprlukan sertamengenal betul pasiennya. Menurut hasilwawancara dan pengamatan yang telahdilakukan oleh penulis bahwa proseduruntuk melakukan operasi kepada pasiensehari sebelumnya sudah harus dilengkapitermasuk hasil lab-lab, foto dan informkonsen yakni menjelaskan kepada keluargapasien apa yang akan dikerjakan saatoperasi, dampaknya apa dan itu hak pasienmenolak atau menerima, jika menolak makakeputusan tersebut akan dihormati oleh timdokter dan bilamana pasien menerima,kemudian akan dilakukan tindakan lebihlanjut.

    Sebelum melakukan operasi harusdilakukan identifikasi ulang tentangkebenaran hasil laboratoriumnya, termasukfoto-foto yang akan dia bawa dan siapsemuanya. Jika pasien tersebut pasien rawatjalan maka dia sendiri yang akanmenyiapakan dan jika pasiennya rawat inapmaka perawatnya yang akan menyiapkansemuanya. Akan diberikan tanda jika operasimenyangkut sebelah kiri dan kanan,selanjutnya diruang operasi akan dilakukancek ulang berkas. Baru kemudian dilakukanpremedikasi yaitu diberikan obat yangmenenangkan baru dibawa ke ruang operasidan tim dokter akan melakukan time outatau berhenti sejenak untuk salingberkomunikasi bahwa identitas pasien yangakan di operasi itu benar kemudianmemastikan operasi tersebut butuh darahatau tidak, kemudian pasien ini infeksus atautidak. Jika sudah semua maka time outdilakukan, dalam kondisi ini keadaan pasienmasih dalam keadaan bangun agar dia tahudia akan dilakukan tindakan tersebut.Setelah pasien tertidur maka dilakukan

    operasi atau pembedahan, dan saat operasiharu memperhatikan jumlah kasanya daninstrument yang dipakai untuk operasi sudahsteril apa belum kemudian di perhitungkanada komplikasi atau tidak pada pasientersebut setelah dikonfirmasi semua makabaru dilakukan pembedahan. Setelah operasitim melakukan check out lagi ditanyakankondisi pasien, di cek ulang jumlah kasasebelum dipakai dan sesudah dipakai harussama, instrumen juga dihitung semua barusetelah itu pasien dipindahkan.

    5. Pengurangan Resiko Infeksi TerkaitPelayanan Kesehatan

    Berdasarkan hasil dari wawancaradan pengamatan yang dilakukan olehpenulis maka dapat di peroleh hasil bahwapengurangan resiko infeksi terkait pelayanankesehatan yang paling gampang adalahdengan cara mencuci tangan. Karena cucitangan dianggap merupakan salah satulangkah yang paling penting untukmengurangi penularan mikroorganisme danmencegah infeksi selama lebih dari 150tahun.Kompetensi diantara petugas terhadapkepatuhan cuci tangan bisa dijadikan salahsatu alternative untuk mebudayakan cucitangan diantara petugas dan seluruhmasyarakat rumah sakit sebagai upayamempercepat pencapaia budaya cuci tangan.

    Panduan tentang cuci tanganterdapat pada buku panduan WHO yang saatini dijadikan referensi untuk RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Bukan hanya perawatatau dokter saja yang harus bisa mencucitangan dengan benar namun seluruhkaryawan non medis pun dituntut harus bisamemahami cara mencuci tangan denganbenar. Bahkan komite keselamatan pasienmemasukan budaya cuci tangan ini sebagaisalah satu program yang dilombakan danpernah dilombakan sampai dijadikanlagu.Lakukan cuci tangan sebelummenyentuh pasien, sebelum melakukantindakan, setelah kontak dengan cairantubuh pasien, setelah kontak dengan pasiendan setelah menyentuh lingkunganpasien.Cucilah tangan sesuai prosedurdengan air mengalir selama 40-60 detik dandengan alkohol 20-30 detik.

    6. Pengurangan Resiko Pasien JatuhJatuh adalah kejadian tiba-tiba,

    tidak terkontrol, tidak terduga, yangmengakibatkan tubuh terhempas ke lantai

  • 17

    atau lainnya, namun tidak termasuk kejadianjatuh yang diakibatkan kekerasan atautindakan lain yang diharapkan. Berdasarkanhasil dari wawancara dan pengamatandilapangan yang dilakukan oleh penelitiadalah menyangkut tentang sarana danperilaku manusianya. Semua pasien yangakan masuk terlebih dahulu dilakukanscreening dan pihak rumah sskit akanmenentukan skor resiko jatuhnya yangdiukur dengan lembar check list. Bila tidakberisiko maka pasien hanya di full up, danuntuk pasien yang beresiko tinggi akandiberikan gelang identitas dan kancingberwarna kuning yang menandakan pasientersebut resiko tinggi jatuh. Keluarga pasienjuga berperan untuk mendampingikeluarganya yang dirawat karena tenagaperawat yang ada dirasa kurang untukmenangani pasien yang banyaktersebut.Dalam mengurangi resiko pasienjatuh, fasilitas yang terdapat disetiapruangan untuk para pasien dinilai sudahcukup layak untuk digunakan terdapatpengaman bed disetiap sisi kiri dan kananpada setiap tempat tidurnya, ruangannyabersih, tempat tidurnya juga baru dan seringdirawat.

    BAB V

    PENUTUP

    A. SIMPULANBerdasarkan hasil analisis diatas

    mengenai peningkatan pelayanan kesehatanuntuk mewujudkan zero accident melaluiKomite Keselamatan Pasien RSUD Dr.Soetomo Surabaya dalam pemaparansebelumnya dapat disimpulkan bahwaKomite Keselamatan Pasien telahmelakukan semua serangkaian cara gunameningkatkan pelayanan kesehatan yangbaik. Hal tersebut terlihat dengan telahdilakukannya prosedur sasaran keselamatanpasien yang terdiri dari 7 (tujuh) indikatoryakni: Ketepatan Identifikasi Pasien, karenaIdentifikasi yang benar dan tepat akanmengurangi kejadian-kejadian yang tidakdiharapkan apabila memungkinkan akanmengeleminasi resiko serta konsekuensi dankesalahan identifikasi sehingga akanmeningkatkan kualitas mutu pelayanan dankeselamatan pasien. Dapat diketahui jugabahwa pasien yang akan masuk ke RSUD

    Dr. Soetomo harus melakukan registrasiterlebih dahulu untuk mengidentifikasitentang nama, tanggal lahir dan alamatsesuai KTP, disini keluarga pasien harusbisa bekerja sama dengan para tenaga medisuntuk memberitahukan kelengkapanidentitas dari pasien agar dalam penanganannantinya tidak terjadi kesalahan.

    Peningkatan Komunikasi Efektif,karena komunikasi efektif dapat terjadidengan menggunakan suatu format bakuagar komunikasi terstandar dan berlangsungsecara efektif dan efisien. Salah satu formatbaku yang dipergunakan adalah formatSBAR, mengacu pada hal tersebut makaRSUD Dr. Soetomo dalam melakukankomunikasi antar petugas secara lisan danmelalui alat komunikasi menetapkanmenggunakan format SBAR. SBARdipergunakan sebagai landasan menyusunkomunikasi verbal, lewat sarana komunikasidan dilakukan oleh dan antar para pelakupelayanan kesehatan dirumahsakit.Peningkatan Keamanan Obat yangPerlu di Waspadai, karenapeningkatankeamanan terhadap obat berdosis tinggibertujuan untuk mengurangi kejadianpemberian obat yang salah.Untukmenindaklanjuti hal tersebut, diharapkanperawat dan petugas farmasi lebih jeli danteliti agar dapat membedakan mana obatumum dan obat berdosis tinggi agar tidakterjadi kesalahan ketika diberikan ke pasien.

    Kepastian Tepat Lokasi, TepatProsedur, Tepat Pasien Operasi,karenasasaran tersebut mengandung arti bahwapasien yang akan dilakukan operasi sudahmengerti bagian tubuh mana yang akandilakukan operasi dan prosedurnya sepertiapa, bagi seorang dokter operatorpembedahan mengerti prosedur operasilokasi operasi dibagian tubuh pasien sertaperalatan apa saja yang dieprlukan sertamengenal betul pasiennya.PenguranganResiko Infeksi Terkait PelayananKesehatan,pengurangan resiko infeksiterkait pelayanan kesehatan yang palinggampang adalah dengan caramencucitangan. Bukan hanya perawat atau doktersaja yang harus bisa mencuci tangan denganbenar namun seluruh karyawan non medispun dituntut harus bisa memahami caramencuci tangan dengan benar. Untuk yang

  • 18

    terakhir terdapat Pengurangan Resiko PasienJatuh,yakni semua pasien yang akan masukterlebih dahulu dilakukan screening danpihak rumah sskit akan menentukan skorresiko jatuhnya yang diukur dengan lembarcheck list. Bila tidak berisiko maka pasienhanya di full up, dan untuk pasien yangberesiko tinggi akan diberikan gelangidentitas dan kancing berwarna kuning yangmenandakan pasien tersebut resiko tinggijatuh.

    B. SARAN1. Mungkin ada baiknya lebih

    mensosialisasikan secara menyeluruhkepada elemen-elemen yang ada diRSUD Dr. Soetomo Surabaya untukmenggiatkan gerakan cuci tangan agarbudaya keselamatan pasien tetapterjaga. Karena kemungkinan besarbanyak yang belum mengetahuibagaimana untuk mencuci tangan yangbaik dan benar menurut prosedur.

    2. Jika ada rencana sosialisasi gerakancuci tangan dilakukan diluar lingkuprumah sakit itu menurut saya ide yangbagus tetapi komite keselamatan pasienhendaknya memetakan terlebih dahuludaerah mana yang akan diberikansosialisasi tersebut.

    3. Untuk pengurangan pasien jatuh sejauhini yang saya ketahui hanya denganpemberian kancing berwarna kuning,mungkin dari rumah sakit atau komitekeselamatan pasien khususnya bisamenemukan terobosan baru untukmengenali pasien beresiko jatuh selainyang sudah ada saat ini.

    4. Untuk pemilahan obat umum dan obatyang berdosis tinggi hendaknya menjadiperhatian serius juga bagi rumah sakituntuk memilahnya. Pengetahuanpegawai farmasi tentang perbedaantersebut harus lebih ditingkatkan lagi.

    5. Walaupun metode SBAR dan TBAKsudah menjadi referensi bagi setiaprumah sakit termasuk RSUD Dr.Soetomo Surabaya, namun alangkahbaiknya jika kedua metode tersebut jugabisa dijadikan acuan untuk membuatmetode sendiri dalam melakukankomunikasi yang efektif di RSUD Dr.Soetomo Surabaya

    DAFTAR PUSTAKA

    Gaspersz, Vincent. 2006. Tatal Quality Management:untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta:PT. Gramedia PustakaUtama

    Rakhmat.2009. Teori Administrasi dan ManajemenPublik. Jakarta: PustakaArif

    Rohman, Ahmad Ainur dkk.2010.ReformasiPelayanan Publik. Malang: ProgramSekolah Demokrasi

    Moenir, A.S.2006. Manajemen Pelayanan Umum diIndonesia. PT BumiAksara

    Sugiyono.(2010), Metode Penelitian pendidikanpendekatan kuantitatif, kualitatif, danR&D.Bandung: ALFABETA

    Sugiyono.(2011).Metode penelitian pendidikan.Bandung: Alafabeta

    Tjiptono, Fandy & Gregorius Chandra. 2011. Service,Quality & Satisfaction Edisi 3.Yogyakarta:ANDI

    Moleong, Lexy J.2010. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: PT Remaja RosdaKarya

    Sumaryadi, I Nyoman.2010. Sosiologi Pemerintahan.Dari Perspektif Pelayanan, Pemberdayaan,Interaksi, dan Sistem KepemimpinanPemerintahan Indonesia.Bogor: GhaliaIndonesia

    Sinambela; L.P. 2010.Reformasi Pelayanan Publik;Teori Kebijakan dan Implementasi, cetakankelima.Jakarta: PT. Bumi Aksara

    Pasolong, Harbani. 2007. Teori AdministrasiPublik.Bandung: Alfabeta

    Moenir, A.S. 2006.Manajemen Pelayanan Umum diIndonesia. PT. Bumi Aksara

    Dokumen dokumen

    Undang undang RI Nomor 36 tahun 2009tentangKesehatan

    Undangundang RI Nomor 44 tahun 2009 tentangRumah Sakit

  • 19

    Undangundang RI Nomor 25 tahun 2009 tentangPelayanan Publik

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang StandarPelayanan Rumah Sakit

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor129/Menkes/SK/II/2008 tentang Keselamatan RumahSakit

    Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang KeselamatanPasien Rumah Sakit

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNo.Kep/25/M.PAN/2004

    Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Nomor : 188.4/ 359 / 301 / 2012 tentangStruktur Organisasi dan Uraian Tugas KomiteKeselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya

    Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 112 Tahun2008 tentang Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur,Wakil Direktur, Bidang, Bagian, Seksi dan SubBagian Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. SoetomoSurabaya

    Buku Profil dan Panduan Informasi Rumah SakitPendidikan RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012

    Referensi Internet:

    Mouw, Erland.2013.Kualitas PelayananPublik diDaerah.Jurnal UNIERA,vol.2 no.2.diaksespada 23 Maret 2015darihttp://journal.uniera.ac.id/pdf_repository

    Kartikaningdyah,Ely.2013.Analisis Indeks KepuasanMasyarakat Terhadap Pelayanan Publikpada BP2T Kota Tanjung pinang. Di aksespada 23 Maret 2015 darihttp://p2m.polibatam.ac.id

    rsuddrsoetomo.jatimprov.go.id diakses pada 13 Mei2015

    Kuntjoro, Tjahjono dan Djasri, Hanevi. 2007. StandarPelayanan Minimal Rumah Sakit SebagaiPersyaratan Badan Layanan Umum danSarana Peningkatan Kinerja.Jurnal UGM,vol 10. Di akses pada 5 Maret 2015 darihttp://jurnal.ugm.ac.id