peningkatan peran komite sekolah dalam penyusunan rencana … · 2018. 8. 15. · departemen...
TRANSCRIPT
93
LAMPIRAN
94
Lampiran 1: Keputusan Menteri Pendidikan Nasi onal Nomor 044/u/2002 tentang
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 044 / U / 2002
TENTANG
DEWAN PENDIDIKAN
DAN
KOMITE SEKOLAH
95
KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 044 / U / 2002
TENTANG
DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui
upaya peningkatan mutu, pemerataan, efisiensi penyelenggaraan
pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya
dukungan dan peranserta masyarakat yang lebih optimal;
b. bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didorong untuk
bersinergi dalam suatu wadah Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah yang mandiri;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi
terbentuknya Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dipandang
perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;
Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta
Masyarakat dalam Pendidikan Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001
tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi
dan Tatakerja Departemen;
96
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG
DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH.
Pasal 1
1. Pada setiap kabupaten/kota dibentuk Dewan Pendidikan atas prakarsa
masyarakat dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
2. Pada setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan
dibentuk Komite Sekolah atas prakarsa masyarakat, satuan
pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 2
Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat
menggunakan Acuan Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Keputusan ini.
Pasal 3
Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0293/U/1993 Tahun 1993 tentang Pembentukan
Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 April 2002
MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL,
ttd.
A. MALIK FADJAR
97
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional,
2. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional;
3. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktur
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional;
4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional,
5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Sekretaris Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan Departemen
Pendidikan Nasional,
6. Semua Bupati/Walikota,
7. Semua Gubernur,
8. Semua Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota,
9. Semua Ketua DPRD Kabupaten/Kota,
10. Komisi VI DPR RI.
Salinan sesuai dengan aslinya
Biro Hukum dan Hubungan
Masyarakat
Departemen Pendidikan Nasional
Kepala Bagian Penyusunan
Rancangan
Peraturan Perundang-undangan
Muslikh, S.H.
NIP.131479478
98
99
SALINAN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDID1KAN NASIONAL
NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002
ACUAN PEMBENTUKAN DEWAN PENDID1KAN
I. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP 1. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota,
2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
daerah masing- masing, seperti Dewan Pendidikan, Majelis
Pendidikan, atau nama lain yang disepakati.
3. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan prasekolah,
jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
II. KEDUDUKAN DAN SIFAT 1. Dewan Pendidikan berkedudukan di kabupaten/kota;
2. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan
hierarkis dengan lembaga pemerintahan daerah.
III. TUJUAN Dewan Pendidikan bertujuan untuk:
1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program
pendidikan;
2. Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta aktif dari
seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan;
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan
pendidikan yang bermutu.
IV. PERAN DAN FUNGSI
Dewan Pendidikan berperan sebagai:
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan
dan pelaksanaan kebijakan pendidikan;
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud
financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan;
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan;
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan masyarakat.
Dewan Pendidikan berfungsi sebagai berikut:
100
1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat
(perorangan/organisasi), pemerintah, dan DPRD berkenan
dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan
berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh
masyarakat;
4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi
kepada pemerintah daerah/DPRD mengenai:
A. Kebijakan dan program pendidikan;
B. Kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan;
C. Kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor
dan kepala satuan pendidikan;
D. Kriteria fasilitas pendidikan; dan
E. Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan
pemerataan pendidikan;
6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.
V. ORGANISASI
1. Keanggotaan Dewan Pendidikan A. Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas:
1. Unsur masyarakat dapat berasal dari:
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
bidang pendidikan;
b. tokoh masyarakat;
c. tokoh pendidikan;
d. yayasan penyelenggara pendidikan
(sekolah, luar sekolah, madrasah,
pesantren);
e. dunia usaha/industri/asosiasi profesi;
f. organisasi profesi tenaga pendidikan;
g. Komite Sekolah.
2. Unsur birokrasi/legislative dapat dilibatkan
sebagai anggota Dewan Pendidikan (maksimal
4-5 orang).
B. Jumlah anggota Dewan Pendidikan maksimal 17
(tujuh belas) orang dan jumlahnya gasal.
2. Kepengurusan Dewan Pendidikan A. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
1. Ketua:
2. Sekretaris;
3. Bendahara;
B. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
101
C. Ketua bukan dari unsur pemerintah daerah dan
DPRD.
3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) A. Dewan Pendidikan wajib memiliki AD dan ART;
B. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-
kurangnya memuat:
1. Nama dan tempat kedudukan:
2. Dasar, tujuan dan kegiatan;
3. Keanggotaan dan kepengurusan;
4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
5. Keuangan;
6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran
organisasi.
VI. PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN
1. Prinsip Pembentukan
Pembentukan Dewan Pendidikan menganut prinsip-prinsip
sebagai berikut
A. Transparan, akuntabel, dan demokratis
B. Merupakan mitra pemerintah Kabupaten/Kota
2. Mekanisme Pembentukan A. Pembentukan Panitia Persiapan
1. Bupati/Walikota dan/atau masyarakat membentuk
panitia persiapan.Panitia persiapan berjumlah
sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri
atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru,
kepala sekolah, penyelenggara pendidikan) dan
pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan
industri).
2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan
pembentukan Dewan Pendidikan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mengadakan forum sosialisasi kepada
masyarakat (termasuk Majelis Pendidikan
Kejuruan Daerah, Komite Kabupaten, Komite
Pendidikan Luar Sekolah) tentang Dewan
Pendidikan menurut Keputusan ini;
b. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi
calon anggota berdasarkan usulan dari
masyarakat;
c. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan
dari masyarakat;
102
d. Mengumumkan nama-nama calon anggota
kepada masyarakat;
e. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
f. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan
anggota Dewan Pendidikan;
g. Menyampaikan nama pengurus dan anggota
kepada Bupati/Walikota:
B. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah
Bupati/Walikota menetapkan Dewan Pendidikan.
3. Penetapan pembentukan Dewan Pendidikan
Dewan Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali dengan
Surat Keputusan Bupati/Walikota, dan selanjutnya diatur
dalam AD dan ART.
VII. TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
Tata hubungan antara Dewan Pendidikan dengan Pemerintah Daerah,
DPRD, Dinas Pendidikan serta Komite-Komite Sekolah bersifat
koordinatif.
VIII. PENUTUP 1. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat diatur melalui
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan
pendidikan di kabupaten/kota.
2. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat difasilitasi oleh
Sekretariat Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar danMenengah, gedung E lantai 5, Jalan
Jenderal Sudirman Senayan Jakarta telpon (021) 5725613,
5725608, fax (021) 5725608, website
http://www.depdiknas.go.id, e-mail: [email protected]
103
SALINAN
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR : 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002
ACUAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH
I. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP 1. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi
peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan
pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah;
2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
daerah masing- masing satuan pendidikan, seperti Komite
Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan Luar
Sekolah, Dewan sekolah, Majelis Sekolah, Majelis
Madrasah, Komite TK, atau nama lain yang disepakati.
3. Bp3, komite sekolah dan/atau majelis sekolah yang sudah
ada dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaan sesuai
dengan acuan ini.
II. KEDUDUKAN DAN SIFAT 1. Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan;
2. Komite Sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan,
atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama,
atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi
berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan
pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara
pendidikan, atau karena pertimbangan lainnya;
3. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan
hierarkis dengan lembaga pemerintahan.
III. TUJUAN Komite Sekolah bertujuan untuk:
1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan
program pendidikan di satuan pendidikan;
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan
pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
IV. PERAN DAN FUNGSI
Komite Sekolah berperan sebagai:
104
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan
dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan;
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud
financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan;
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
di satuan pendidikan;
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat
di satuan pendidikan.
Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut:
1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat
(perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan
pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan
yang bermutu;
3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan
berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh
masyarakat;
4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi
kepada satuan pendidikan mengenai:
a. kebijakan dan program pendidikan;
b. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah
(RAPBS);
c. kriteria kinerja satuan pendidikan;
d. kriteria tenaga kependidikan;
e. kriteria fasilitas pendidikan; dan
f. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan
pemerataan pendidikan;
6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan;
7. melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di
satuan pendidikan.
V. ORGANISASI 1. Keanggotaan Komite Sekolah
a. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas:
1. Unsur masyarakat dapat berasal dari:
a. orang tua/wali peserta didik;
b. tokoh masyarakat;
c. tokoh pendidikan;
105
d. dunia usaha/industri;
e. organisasi profesi tenaga pendidikan;
f. wakil alumni;
g. wakil peserta didik.
2. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara
pendidikan Badan Pertimbangan Desa dapat pula
dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah
(maksimal 3 orang).
b. Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah
9 (sembilan) orang dan jumlahnya gasal.
2. Kepengurusan Komite Sekolah:
a. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
1. Ketua:
2. Sekretaris;
3. Bendahara;
b. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
c. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.
3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
a. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART;
b. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-
kurangnya memuat:
1. Nama dan tempat kedudukan:
2. Dasar, tujuan dan kegiatan;
3. Keanggotaan dan kepengurusan;
4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
5. Keuangan;
6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
7. Perubahan AD dan ART serta pembubaran
organisasi.
VI. PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH 1. Prinsip Pembentukan
Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Transparan, akuntabel, dan demokratis;
b. Merupakan mitra satuan pendidikan.
2. Mekanisme Pembentukan
a. Pembentukan Panitia Persiapan
1. Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan
membentuk panitia persiapan. Panitia persiapan
berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang
terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti
guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara
pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli
pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia
usaha dan industri), dan orangtua peserta didik.
106
2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan
pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mengadakan forum sosialisasi kepada
masyarakat (termasuk pengurus/ anggota BP3,
Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang
sudah ada) tentang Komite Sekolah menurut
Keputusan ini;
b. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon
anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
c. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan
dari masyarakat;
d. Mengumumkan nama-nama calon anggota
kepada masyarakat;
e. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
f. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota
Komite Sekolah;
g. Menyampaikan nama pengurus dan anggota
kepada kepala satuan pendidikan:
b. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah
terbentuk.
3. Penetapan pembentukan Komite Sekolah
Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat
Keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya diatur
dalam AD dan ART.
VII. TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
Tata hubungan antara Komite Sekolah dengan satuan pendidikan,
Dewan Pendidikan, dan institusi lain yang bertanggungjawab dalam
pengelolaan pendidikan dengan Komite-Komite Sekolah pada satuan
pendidikan lain bersifat koordinatif.
VIII. PENUTUP 1. Dalam Pembentukan Komite Sekolah, kepala satuan
pendidikan dapat berkonsultasi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
2. Pembentukan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan
Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di
kabupaten/kota.
3. Pembentukan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh
Sekretariat Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan
Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, telpon (021) 5725613,
107
Lampiran 2: Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dari lima (5) Sekolah di ling
kungan Gugus Lokantara.
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
Lampiran 3: Program Komite Sekolah di ling kungan Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung.
PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH
SD NEGERI MANDING UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG
2010/2011
118
PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH
SD NEGERI MANDING UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
BAB I
P E N D A H U L U A N
1. Dasar
Program Kerja Komite Sekolah SD Negeri Manding UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung tahun pelajaran
2010/2011 yang menjadi landasan hukum adalah : a. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor : 044/U/2002 tanggal 2
April 2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah.
b. Surat Keputusan Kepala Sekolah SD Negeri Manding UPT Dinas Pendidikan Kecamatan temanggung tahun
pelajaran 2010/2011Nomor : 421.2/69/2009 tanggal 1
Juni 2009 tentang Susunan Pengurus Komite Sekolah
SD Negeri Manding UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
temanggung
c. Anggaran Dasar ( AD ) dan Anggaran Rumah Tangga ( ART ) Komite Sekolah SD Negeri Manding
2. Maksud
Maksud Penyusunan Program Komite Sekolah ini adalah :
a. Sebagai pedoman kerja bagi komite sekolah dalam
melaksanakan kerja kemetraan dan bersenergi dengan sekolah dan pihak lain
b. Sebagai bahan tolok ukur penilaian hasil kerja
c. Sebagai sumber data dan informasi
3. Tujuan Tujuan Penyusunan Program Kerja Komite Sekolah ini
adalah :
a. Membina hubungan dengan sekolah
b. Membina hubungan dengan pihak lain
c. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan opera sional dan program pendidikan
d. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
masyakat dalam penyelenggaraan pendidikan
e. Menciptakan suasana dan kondisi transparansi,
akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan pendidikan.
119
4. Sararan Program Kerja Komite Sekolah ini adalah untuk
memperlancar kegiatan – kegiatan sekolah secara umum yang meliputi, Kurikulum, Ketenaga an, Kesiswaan,
Sarana/Prasana, Humas dan Keta talaksanaan Sekolah.
BAB II
PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Program Kerja Komite Sekolah tentunya tidak terlepas dari
Anggaran Dasar dan Angggaran Rumah Tang ga yang
menjadi tujuan Komite sekolah adalah sebagai berikut : a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasi onal
dan program pendidikan.
b. Meningkatkan tangungjawab dan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan,
akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan
pendidikan
Adapan Peran komite sekolah yang merupakan bagian yang
dilaksanakan setiap tahun terhadap Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
1. Pemberi Pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan
2. Pendukung baik yang mewujudkan finansial, pemikiran dan
akuntabilitas 3. penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
4. Mediator antara Pemerintah dengan masyakat
Disamping peran yang dijalankan juga menjalankan fungsinya
sebagai berikut : 1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidik an.
2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat ( perorangan
/organisasi /dunia usaha /dunia industri )
3. Menampung dan menganalisis aspirasi ,ide,tuntutan sebagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. 4. Memberikan masukan,pertimbangan dan rekomen dasi
kepada sekolah mengenai :
a. Kebijakan dan Program Pendidikan
b. Rencana Anggaran ( RAPBS )
c. Kriteria tenaga pendidikan d. Kriteria Fasilitas Pendidikan
120
5. Mendorong orang tua murid dan masyarakat berpar tisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkat an mutu dan
pemerataan pendidikan.
6. Menggalang dana masyarakat dalam pembiayaan penyeleng
garaan pendidikan
7. Melakukan evaluasi dan keluaran pendidikan.
Selain Progran – program kegiatan tersebut diatas juga
dilakukan pertemuan – pertemuan rutin yang memba has
beberapa agenda penting dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah antaran lain :
a. Pertemuan Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah mengenai Penerimaan Siswa baru.
b. Pertemuan Komite Sekolah dan Panitia Penerimaan Siswa
Baru
c. Pertemuan Orang tua Murid, Komite Sekolah , Kepala
Sekolah,Guru dan Pegawai d. Pertemuan Pembahasan Dana Operasional Sekolah ( BOS )
e. Rapat Koordinasi menghadapi Mid Semester,Semester
Ganjil/Genap,Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
f. Pertemuan Khusus Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah
tentang Ketenagaan.
g. Rapat Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah tentang Pengadaan Sarana/Prasarana
Fungsi yang sangat strategis yang dilakukan Komite sekolah
adalah melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam mem
bantu dan memperlancar sekolah baik dalam pembangunan,
pengadaan bahan-bahan keperluan siswa antaran lain : 1. Bekerjasama Komite sekolah dengan Kepala Sekolah dalam
Rehab Gedung Sekolah dan pengadaan Perpus takaan.
2. Bekerjasama Komite Sekolah dengan dunia usaha Kompeksi
untuk keperluan Pakaian Olahraga Siswa Baru.
Demikian Program Komite Sekolah ini disusun sebagai pedo
man dalam melaksanakan kegiatannya dalam peran serta
dalam memajukan pendidikan khususnya di SD Negeri Man
ding UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung, dan di
dunia pendidikan Kabupaten temanggung pada umumnya.
121
Lembar Observasi
122
123
124
Lampiran 4: Daftar Hadir Peserta Pelatihan
125
126
127
128
129
Lampiran 4: Instrumen Wawancara
Instrumen Pra Pelatihan (dilaksanakan tanggal 1-3 April
No Bahan wawancara
1 Menghadirkan Komite sekolah untuk Memberikan masukan dalam penyusunan RAPBS/RAKS.
2 Menyelenggarakan rapat untuk penyusunan RAPBS /RAKS
(sekolah, orangtua siswa, masyarakat).
3 Memberikan kesempatan kepada komite sekolah untuk memberikan pertimbangan dalam perubahan RAPBS/RAKS
4 RAPBS/RAKS disyahkan oleh komite sekolah.
5 RAPBS/RAKS disosialisasikan kepada wali murid
6 Berpartisipasi dalam penyusunan RAPBS/RAKS
7 Menghadiri Rapat Komite sekolah dengan Dewan Guru
8 Memberi Pertimbangan dalam penyusunan RAPBS/ RAKS
9 Ikut mengesahkan RAPBS /RAKS
10 Berpartisipasi dalam mensosialisasikan RAKS/RAPBS kepada Wali murid
Rangkuman Hasil Wawancara
Pra Pelatihan
No Deskripsi Hasil Wawancara 1 Pihak Sekolah Dalam penyusunan RAKS belum pernah
menghadirkan pengurus komite sekolah. Hanya pada finishnya dimintai membubuhkan tanda tangan pada persetujuan saja.
2 Pihak Sekolah pada umunya menghadirkan rapat hanya sekitar apabila memerlukan bantuan untuk penggalian dana dan pada rapat persiapan ujian sekolah saja. Satu tahun maksimal dilaksanakan 2 kali. Terkadang hanya satu kali.
3 Sementara pertimbangan yang komite sekolah berikan terbatas pada saat ketemu dengan kepala sekolah, secara resmi dalam forum rapat belum pernah
4 Iya, yang mengesahkan RAKS saya ketua komite sekolah
5 RAKS disosialisasikan apabila sekolah mengadakan rapat pleno pada awal tahun. Namun rata-rata tidak dilaksanakan.
6
Saya ketua komite sekolah belum pernah diundang untuk memberi masukan dalam penyusunan RAKS
7 Selama satu tahun saya mendapat undangan rapat di sekolah ini paling banyak hanya dua kali dalam satu tahun
8 Kebetulan dalam mengikuti rapat yang dibahas bukan pnyusunan RAKS, jadi tidak ada masukan dalam hal Penyusunan RAKS
9 Jelas, RAKS bisa digunakan apabila ada tanda tangan ketua komite sekolah.
10 Seharusnya demikian, kenyataannya dalam hal mensosialisasikan RAKS belum pernah terjadi.
130
Lampiran 5: Instrumen Observasi
Instrumen kegiatan diskusi (dilaksanakan tanggal 4 April 2015)
Item Bahan untuk observasi kegiatan diskusi
1 Aktif dalam mengikuti kegiat an diklat dengan IHT
2 Materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan komite
sekolah
3 Ada semangat untuk me ningkatkan peran sertanya
sebagai badan pertimbang an komite sekolah
4 Berkenan untuk menindak
lanjuti/mengimplementasikan konsep yang disajikan
5 Semangat mengerjakan tugas sebagai latihan dari nara
sumber
Hasil Pengamatan Kegiatan Diskusi
No observasi kegiatan diskusi
1
Keaktifan peserta pelatihan sangat tampak, hal ini
disukung oleh daftar hadir, serta pro aktif dalam
peleksanaan kegiatan In House Training
2 Materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan komite
sekolah yaitu Penyusunan RAKS tahun 2015/2016
3
Semangat yang mewarnai peserta pelatihan dengan In
House Training sangat tampak dengan berbagai pertanyaan yang diajukan kepada nara sumber,
sehingga rasa ingin tahu peran sebagai komite sekolah
semakin jelas.
4 Konsep yang iterima oleh peserta pelatihan siap untuk
diimplementasikan.
5
Tugas yang diberikan dengan kegiatan diskusi berjalan
dengan baik, hal ini dibuktikan dengan hasil RAKS dari masing-masing sekolah
131
Instrumen kegiatan diskusi (dilaksanakan tanggal 6-9 April 2015)
Item Bahan untuk observasi Diskusi
1 Mengidentifikasi sumber daya pendidikan dalam sekolah.
2 Memberikan masukan untuk penyusunan RAKS/RAPBS.
3 Memberikan pertimbangan perubahan RAKS/RAPBS
4 Ikut mengesahkan RAKS/ RAPBS bersama kepala seko lah
5 Memberikan keleluasaan kepa da komite sekolah dalam mengidentasi sumber daya pendidikan di sekolah
6 Menerima masukan dari komite sekolah dalam penyu sunan RAKS/RAPBS
7 Memerima pertimbangan dari badan pertimbagan komite sekolah
8 Meminta komite sekolah untuk mengesahkan RAKS/ RAPBS yang
telah disusun
Hasil Observasi Kegiatan Diskusi tahap II Item Bahan untuk observasi Diskusi
1 Mengidentifikasi sumber daya pendidikan dalam sekolah.
2
Komite sekolah aktif dalam mengikuti kegiatan In House Training
dengan Memberikan beberapa masukan maupun pertimbangan untuk penyusunan RAKS/RAPBS.
3
Komite sekolah mengusulkan apabila anggaran mmencukupi maka bidang apakah yang perlu di dahulukan, apabila RAKS yang telah disusun belum mencakup 8 standar nasionalk pendidikan maka
RAKS tersebut perlu diadakan perubahan.
4 Ketua Komite Sekolah melaksanakan pengesyahan RAKS
5
Pihak sekolah/Kepala sekolah Memberikan keleluasa an kepada
komite sekolah dalam mengidentasi sumber daya pendidikan di sekolah
6 Pihak sekolah/Kepala Sekolah Menerima masukan dari komite
sekolah dalam penyu sunan RAKS/RAPBS
7 Pihak sekolah/Kepala Sekolah Memerima pertimbang an dari badan pertimbagan komite sekolah
8 Pihak sekolah/Kepala Sekolah Meminta komite sekolah untuk mengesahkan RAKS/ RAPBS yang telah disusun
132
Lampiran 6: Instrumen Validasi hasil diskusi
Instrumen validasi RAKS/RAPBS (dilaksanakan tanggal 11April 2015)
No Indikator/Aspek yang Dinilai Jum
lah
A Program Sekolah
1 Pengembangan Kompetensi Lulusan 1
2 Pengembangan Kurikulum/KTSP 1
3 Pengembangan Proses Pembelajaran 1
4 Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1
5 Pengembangan Sarana dan Prasarana Sekolah 1
6 Pengembangan dan Implementasi Manajemen
Sekolah
1
7 Pengembangan dan Penggalian sumber dana pendidikan
1
8 Pengembangandan Implementasi sistem penilaian 1
B Belanja Lainnya
9 Belanja Pegawai 1
10 Belanja Barang dan Jasa 1
11 Belanja Modal 1
133
Lampiran 7: Instrumen validasi Evaluasi Kegiatan
Instrumen Evaluasi kegiatan program pendidikan dan pelatihan
Dengan model In House Training ( IHT)
Tanggal 15,22 dan 29 Maret 2015
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
INDIKATOR
I Panitia
Penye
lenggara
1. Pengelolaan kegiatan diklat dilaksanakan
dengan baik.
2. Panitia menerima dengan baik masukan
yang disampaikan oleh peserta pelatihan.
3. Pengelolaan waktu dilaksanakan dengan
tepat
4. Konsumsi dan snack yang disediakan
pada pelaksanaan kegiatan diklat
Sesuai dengan kebutuhan peserta
5. Perlu adanya kegiatan IHT lagi
II Nara
sumber
1. Nara sumber berpenampilan ramah dan
bersahabat
2. Nara sumber berwawasan luas hubungan nya dengan konsep Peran Komite sekolah
3. Konsep peran komite sekolah yang
disajikan
sesuai dengan situasi dan kondisi para
peserta
4. Nara sumber cepat tanggap dengan
situasi dan kondisi kegiatan IHT
5. Dalam menanggapi pertanyaan, nara sumber memberi jawaban yang tepat
sesuai dengan yang diharapkan
III Peserta 1. Peserta diklat mentaati Tata tertib yang
telah di berikan kepada peserta
2. Peserta hadir dengan rajin dan tertib
dalam mengikuti kegiatan IHT
3. Peserta diklat sebagian besar laptop
4. Peserta diklat sebagian besar mampu
mengoperasi kan IT/laptop
5. Peserta mengerjakan tugas yang
diberikan oleh nara sumber
134
Lampiran 8 : Bukti Orisinalitas
Bab I
Bab II
135
Bab III
Bab IV
136
Bab V
137
Pernyataan Nara Sumber
138
139
140
141
142
143
144
145
146