peningkatan pemahaman dan kerjasama siswa kelas x …

148
i PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGAGLIK PADA MATERI TUMBUKAN DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh: Deogracyani Megaputri 151424004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Jul-2022

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 NGAGLIK PADA MATERI

TUMBUKAN DENGAN MENERAPKAN METODE

EKSPERIMEN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Deogracyani Megaputri

151424004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

v

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS

X SMA NEGERI 1 NGAGLIK PADA MATERI TUMBUKAN

DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN.

Deogracyani Megaputri

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2019

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peningkatan

pemahaman siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi

tumbukan dengan menerapkan metode eksperimen, dan (2) Peningkatan

kerjasama siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi tumbukan

dengan menerapkan metode eksperimen.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik pada bulan April

2019. Subyek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3 yang

masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Kelas X MIPA 3 dipilih sebagai

kelas eksperimen dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah

eksperimen dan kelas MIPA 2 dipilih sebagai kelas kontrol yang menggunakan

metode ceramah aktif dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan

yaitu: tes tertulis berupa pretest dan posttest, angket kerjasama dan lembar

observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa metode eksperimen yang diterapkan

dalam pembelajaran fisika pada materi tumbukan dapat: (1) meningkatkan

pemahaman siswa, dan (2) meningkatkan kerjasama siswa.

Kata kunci: Metode Eksperimen, Pemahaman, Kerjasama, Tumbukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

vi

ABSTRACT

INCREASING THE UNDERSTANDING AND COOPERATION OF

STUDENTS OF CLASS X SMA NEGERI 1 NGAGLIK ON THE

COLLISION MATERIAL BY APPLYING EXPERIMENT METHOD.

Deogracyani Megaputri

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2019

The purpose of this research is to know the: (1) Increased understanding of

the student class X SCIENCE SMA Negeri 1 Ngaglik on the collision material

by applying the experimen methods t, and (2) improvement of cooperation of

student class X SCIENCE SMA Negeri 1 Ngaglik on collisions material by

applying experiment method.

This research was carried out in SMA Negeri 1 Ngaglik at April 2019. The

subject of research is the students class X SCIENCE 2 and X SCIENCE 3, each

class consists 30 students. Class X SCIENCE 3 was selected as class

experiment with a learning method that is an experiment and class X SCIENCE

2 was selected as a control group that was taught using lectures. The

instruments used are: a written test in the form of pretest and posttest, the

cooperation and observation sheets.

The research results showed that the method applied in the experiment

of learning physics in collision matter can improve: (1) the understanding of

the students, and (2) cooperation of students.

Key words: Experimental Methods, understanding, cooperation, the collision

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat

penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Pemahaman dan Kerjasama Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Ngaglik Pada Materi Tumbukan dengan Menerapkan Metode Eksperimen”.

Atas segala kekuatan dan kemudahan yang Tuhan berikan dari awal hingga akhir

penulisan skripsi ini saya mengucapkan syukur.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana. Skripsi ini terselesaikan berkat bantuan yang diberikan

berbagai pihak kepada penulis, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, SJ., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

2. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M. Si sebagai validator yang bersedia

memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam membuat instrumen

soal.

3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika yang telah memberikan pedoman dalam pengerjaan skripsi.

4. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah membantu dalam

melancarkan pembuatan surat perizinan penelitian.

5. Segenap TU SMA Negeri 1 Ngaglik yang sudah membantu dalam

pengurusan surat perijinan penelitian dan surat keterangan penelitian.

6. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik Bapak Drs. Agus Marjanto yang telah

memberikan izin penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

viii

7. Ibu Saptiwi, selaku guru bidang studi fisika kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik

yang telah membantu selama melaksanakan penelitian.

8. Siswa kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3 SMA Negeri 1 Ngaglik tahun ajaran

2018/2019 yang sudah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu

kelancaran penelitian.

9. Kedua orangtua yang saya cintai Bapak Florentinus Jeharu dan Ibu Flaviana

Siti, yang selalu mendoakan dan selalu memberi semangat setiap waktu, dan

kedua kakak saya Deogracyanus dan Ria Maria serta kedua adik saya

Jesualdus dan Patricia yang juga selalu memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat grup pejuang S. Pd yang terkasih Momom, Mince, Ecca,

Mei, Ntyn dan juga teman kos serta tetangga kos Stefani dan Ani yang selalu

memberikan semangat, motivasi, masukan dan menemani peneliti mencari

sekolah untuk penelitian.

11. Kepada Maria Sandi dan Monica Lestari sebagai teman payungan skripsi

yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi juga sebagai teman

berdiskusi dalam penyelesaian skripsi.

12. Teman KKN Intan permatasari yang selalu membantu peneliti mencari buku

di perpustakaan Merican dan selalu memotivasi setiap waktu.

13. Ati, Pungki, Ecca, Ani, dan kakak Alfin, yang bersedia menjadi observer dan

membantu mendampingi kelompok eksperimen. Kepada Andi yang

membantu peneliti selama belajar cara menggunakan tracker, Wiwin yang

telah mengajarkan cara menggunakan SPSS. Dan kepada Eva dan Elsa yang

membantu mengantarkan peneliti ke sekolah.

14. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

yang selalu memberikan semangat selama pembuatan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN OLEH PEMBIMBING ..........Error! Bookmark not

defined.

HALAMAN PERSETUJUAN OLEH PENGUJI .... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .... Error! Bookmark

not defined.

ABSTRAK ................................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 3

1.4. Tujuan ............................................................................................................. 3

1.5. Manfaat ........................................................................................................... 3

BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................... 5

2.1. Pembelajaran kontruktivisme ......................................................................... 5

2.2. Metode Eksperimen ........................................................................................ 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

xi

2.3. Pemahaman Konsep........................................................................................ 8

2.4. Kerjasama ....................................................................................................... 9

2.5. Tumbukan ..................................................................................................... 10

2.5.1. Tumbukan Lenting Sempurna .......................................................... 12

2.5.2. Tumbukan Tidak Lenting ................................................................. 13

2.5.3. Tumbukan Lenting Sebagian ........................................................... 14

2.5.4. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi ........................ 15

2.6. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 15

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................. 17

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................. 17

3.2. Desain Penelitian .......................................................................................... 17

3.3. Subyek dan Waktu Penelitian ....................................................................... 19

3.3.1. Subyek Penelitian ............................................................................. 19

3.3.2. Waktu Penelitian .............................................................................. 19

3.4. Treatmen ....................................................................................................... 19

3.4.1. Kelas Eksperimen............................................................................. 19

3.4.2. Kelas Kontrol ................................................................................... 21

3.5. Instrumen ...................................................................................................... 21

3.5.1. Instrumen Pembelajaran ................................................................... 21

3.5.2. Instrumen Pengambilan Data ........................................................... 22

3.6. Validitas ........................................................................................................ 27

3.7. Teknik Analisis Data .................................................................................... 27

3.7.1. Analisis Pemahaman Siswa ............................................................. 27

3.7.2. Analisis Karakter Kerjasama Siswa ................................................. 41

BAB 4 DATA DAN ANALISIS DATA .................................................................. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

xii

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 43

4.1.1. Pelaksanaan Kelas Eksperimen ........................................................ 44

4.1.2. Pelaksanaan di Kelas Kontrol .......................................................... 48

4.2. Data dan Analisis Data ................................................................................. 50

4.2.1. Pengetahuan Siswa ........................................................................... 50

4.2.2. Nilai Karakter Kerjasama ................................................................. 58

4.2.3. Analisis Hasil Observasi Kerjasama ................................................ 64

4.3. Pembahasan .................................................................................................. 66

4.3.1. Peningkatan Pemahaman ................................................................. 66

4.3.2. Peningkatan Kerjasma ...................................................................... 67

4.4. Keterbatasana Penelitian ............................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 69

5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 69

5.2. Saran ............................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 71

LAMPIRAN ............................................................................................................. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Uraian Pre-test dan Post-test Materi Tumbukan ......................... 22

Tabel 3.2 Indikator Angket Kerjasama Siswa.................................................................... 25

Tabel 3.3 Indikator Observasi Kerjasama Siswa ............................................................... 26

Tabel 3.4 Rubrik Skoring pretest ....................................................................................... 28

Tabel 3.5 Rubrik Skoring prostest ..................................................................................... 33

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Siswa .............................................................. 39

Tabel 3.7 Pedoman Penskoring Kuisioner Kerjasama ....................................................... 41

Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Kerjasama Siswa ..................................................................... 42

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 43

Tabel 4.2 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Siswa ............................................................. 50

Tabel 4.3 Hasil Statistik Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................. 52

Tabel 4.4 Hasil Statistik Uji T Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen ............................ 53

Tabel 4.5 Klasifikasi nilai pretest dan posttest siswa kelas eksperimen ............................ 54

Tabel 4.6 Hasil Statistik Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ..................... 55

Tabel 4.7 Klasifikasi hasil pretest dan posttest siswa kelas kontrol .................................. 56

Tabel 4.8 Hasil Statistik Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 57

Tabel 4.9 Data Kuesioner Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 58

Tabel 4.10 Analisis Kerjasama Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......... 59

Tabel 4.11 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Eksperimen ................................. 60

Tabel 4.12 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Kontrol ........................................ 61

Tabel 4.13 Analisis Kerjasama Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 62

Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai Kerjasama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumbukan Dua Benda .................................................................................... 11

Gambar 2.2 Skema proses penelitian ................................................................................. 15

Gambar 4.1 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal pretest ...................................... 45

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Eksperimen Tumbukan ..................................................... 46

Gambar 4.3 Analisis Video dengan Tracker dan Diskusi Kelompok ................................ 47

Gambar 4.4 Penjelas Materi Tumbukan dan Diskusi Kelompok ....................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...................................................... 74

Lampiran 2. Surat Keterangan keterangan Telah Melaksanaan Penelitian............ 75

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen .......... 76

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol ................ 88

Lampiran 5. Lembar Validitas soal dan Jawaban Pretest dan Posttest .................. 99

Lampiran 6. Lembar Kerja siswa kelas Eksperimen ............................................ 106

Lampiran 7. Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ...................... 107

Lampiran 8. Contoh hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............................. 118

Lampiran 9. Contoh hasil kuesioner kerjasama kelas eksperimen ...................... 122

Lampiran 10. Contoh hasil kuesioner kelas kontrol ............................................ 126

Lampiran 11. Contoh hasil observasi kelas kontrol ............................................. 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya

bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman baik secara kualitatif

maupun kuantitatif tentang berbagai gejala atau proses alam dan sifat serta

penerapannya (Mundilarto, 2012). Fisika sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik

yang mencakup bangun ilmu yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum,

postulat, dan teori.

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk

mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan

dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Menurut Mundilarto, prinsip

dasar kegiatan belajar mengajar adalah memberdayakan semua potensi yang

dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya

terhadap fakta, konsep, prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan

terlihat dalam kemampuan untuk berpikir logis, kritis dan kreatif. Prinsip dasar

kegiatan mengajar yang lain, yang perlu diperhatikan menyangkut hal-hal berikut:

berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi yang

menyenangkan sekaligus menantang, mengembangkan berbagai kompetensi yang

bermuatan nilai afektif, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar

melalui cara-cara berbuat/melakukan.

Metode eksperimen adalah salah satu metode belajar melalui cara

berbuat/melakukan. Menurut Suparno (2013), metode eksperimen adalah metode

mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,

pengecekan bahwa teori yang sudah dipelajari itu memang benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

2

Metode eksperimen mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang

menyenangkan sekaligus menantang, yang dapat mengembangkan potensi siswa

sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu”

untuk melakukan sesuatu.

Hasil dari sebuah kegiatan belajar mengajar adalah siswa paham terhadap

objek yang dipelajari. Menurut Mundilarto (2012), pemahaman merupakan

kemampuan memahami materi (konsep, prinsip, pengertian, rumus, grafik, tabel,

diagram, metode, prosedur) yang dipelajari.

Dalam buku yang berjudul “Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap

pembangunan Karakter Bangsa” (Suparno, 2013) dijelaskan bahwa sikap dalam

belajar fisika dapat menunjang dan oleh guru digunakan dalam menanamkan nilai

karakter bangsa salah satunya adalah kerelaan bekerjasama dengan teman lain.

Sikap kerelaan berkerja sama dapat membantu siswa mampu bersosialisasi tidak

hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat sehingga siswa

mampu menghadapi persaingan global.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMA Negeri 1

Ngaglik, peneliti mengetahui bahwa pelaksanaan eksperimen pernah dilakukan

tetapi hanya beberapa kali pada materi tertentu. Beberapa siswa juga mengatakan

selama proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dan

diskusi. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mau menerapkan metode

eksperimen dalam pembelajaran pada materi tumbukan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis ingin

melakukan penelitian untuk mengetahui peningkatan pemahaman serta kerja sama

siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi Tumbukan dengan metode

eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa

kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi tumbukan?

2) Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan kerjasama siswa kelas

X SMA Negeri 1 Ngaglik pada materi tumbukan?

1.3. Batasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka

dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu melihat bagaimana

pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman dan kerjasama siswa

kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini terbatas

pada meteri tumbukan.

1.4. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1) Peningkatan pemahaman siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik

pada materi tumbukan dengan menerapkan metode eksperimen.

2) Peningkatan kerjasama siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik pada

materi tumbukan dengan menerapkan metode eksperimen.

1.5. Manfaat

1) Untuk Peserta Didik

Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini diharapkan dapat

membantu siswa mempermudah memahami materi tumbukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

4

2) Untuk Guru

Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi masukan untuk para guru atau

calon guru untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam

pembelajaran melalui metode eksperimen.

3) Untuk Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi atau refrensi untuk

penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pembelajaran kontruktivisme

Filsafat Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri (von

Glasersfeld dalam Bettencourt, 1989 dan Matthews, 1994, dalam Suparno 1997).

Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari

kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang

ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif kenyataan

melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep, dan

struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan (Bettencourt, 1989,

dalam Suparno, 1997). Pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamatan

tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikontruksi dari pengalaman atau dunia

sejauh dialaminya.

Bagi kontruktivisme kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana

siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang

mereka pelajari. Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru

dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka (Betterncourt,

1989; Shymansky, 1992; Watts and Pope, 1989, dalam Suparno 1997). Menurut

kontruktivisme, siswa sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya.

Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis,

memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan,

meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan,

mengekspresikan gagasan dan lain-lain untuk membentuk kontruksi yang baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

6

Menurut para kontruktivis, seorang pengajar atau guru berperan sebagai

mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan

baik. Fungsi mediator dan fasilitator yang pertama, menyediakan pengalaman

belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan,

proses, dan penelitian. Kedua, menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan

yang meransang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk

mengekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah

mereka (Watts and Pope, 1989). Menyediakan sarana yang merangsang siswa

berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling

mendukung proses belajar siswa. Ketiga, memonitor, mengevaluasi, dan

menunjukan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak. Guru menunjukan dan

mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi

persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan

kesimpulan siswa (Suparno, 1997: 55-56).

Dari penjelasan diatas cukup jelas bahwa untuk dapat mengetahui sesuatu,

siswa harus aktif sendiri mengkontruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa

harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya

merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh (Suparno, 2013: 15).

2.2. Metode Eksperimen

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang ditempuh guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran (Fathurrahman, 2007, dalam Suyadi, 2013:

15). Salah satu metode mengajar guru dikelas adalah metode eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

7

Metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk

melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah

dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2013: 83). Menurut Syaiful Bahri dan

Aswan Zain (2010: 84), metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di

mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri

sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode

eksperimen ini siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau

melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan,

atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,

mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau dalil, dan menarik

kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang

terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terencana atau

terbimbing adalah eksperimen yang seluruh jalannya percobaan sudah dirancang

oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Sedangkan eksperimen bebas

adalah eksperimen dimana guru tidak memberikan pelaksanaan percobaan secara

rinci. Dengan kata lain siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana

merangkai rangkaian, apa yang harus diamati, diukur dan dianalisis serta

disimpulkan (Suparno, 2013: 84-87). Dalam penelitian ini digunakan eksperimen

terbimbing karena hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah.

Menurut Djajadikastra (1981), ada beberapa keunggulan pembelajaran

dengan metode eksperimen sebagai berikut:

1) Siswa mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian;

2) Karena mengalami sendiri suatu proses atau kejadian, maka siswa

menjadi benar-benar yakin akan hasil akibat suatu proses.

3) Siswa menjadi bersikap hati-hati, teliti, dan mampu berpikir analitis;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

8

4) Siswa memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah

Metode eksperimen juga memiliki kelemahan. Menurut Djajadikastra,

beberapa kelemahan pembelajaran dengan metode eksperimen adalah:

1) Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode eksperimen.

2) Suatu eksperimen dapat tidak berhasil seperti yang diharapkan. Lebih-lebih

jika kita bekerja dengan zat-zat kimia dan baru pertama kali melakukan

eksperimen.

3) Mahalnya alat-alat praktikum merupakan hambatan untuk melakukan

eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah. Eksperimen terpaksa

dikerjakan berkelompok yang berarti tidak semua murid dapat mengalami

sendiri suatu eksperimen.

2.3. Pemahaman Konsep

Menurut Sudijono (2011: 50), pemahaman adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu

apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci

tentang hal itu dengan menggunakan kata-katannya sendiri. Pemahaman merupakan

jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Pemahaman menurut Bloom (1979, dalam Susanto, 2013: 6), diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

meyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru kepada siswa, atau seajuh

mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dilihat, dialami, dirasakan

berupa hasil penelitian atau observasi lansung yang ia lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

9

Menurut Carin dan Sund (1980, dalam Susanto 2013: 6), pemahaman dapat

dikategorikan dalam beberapa aspek yaitu:

1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterpretasikan sesuatu;

2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas

mengingat kembali pengalaman dan produksi apa yang pernah dipelajari;

3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan

proses mental yang dinamis;

4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap

mempunyai kemampuan tersendiri, seperti, menterjemahkan,

menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Menurut Dorothy J. Skeel (dalam Susanto, 2013: 8), konsep merupakan

sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu

pengertian. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati

seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

2.4. Kerjasama

Pendidik fisika tidak hanya mengembangkan unsur pengetahuan, tetapi juga

membantu siswa mengembangkan unsur proses dan sikap belajar fisika, seperti

sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan

yang ada, kerjasama dengan orang lain (Suparno, 2013: 11). Dalam penelitian ini

sikap belajar fisika yang diamati adalah kerjasama dengan orang lain.

Kerjasama menurut Kamus Besar Nahasa Indonesia (KBBI, 2008: 681),

diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk

mencapai tujuan bersama. Riyanto dan Martinus (2008: 119) menyatakan bahwa

kerjasama sebagai kerja kelompok atau kerja tim merupakan salah satu cara untuk

membuat sukses suatu pekerjaan. Sedangkan Huda (2011: 24-25) menjelaskan lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

10

rinci yaitu, ketika siswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas kelompok

mereka memberi dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya

yang membutuhkan bantuan. Selain itu, saat berinteraksi bersama, siswa memiliki

kesempatan untuk menunjukan keterampilan berpikir dan pemecahan masalahnya

satu sama lain, menerima feedback dan lebih jauh, mampu mengkontruksi

pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang baru.

Menurut Sunarti dan Rahmawati (2014: 55), kerjasama siswa dapat dilihat

selama proses pembelajaran dengan memperhatikan indikator-indikator berikut:

1) Patuh terhadap aturan dalam diskusi

2) Bertanggung jawab terhadap tugas kelompok dan mengerjakan tugas

kelompok bersama-sama dengan teman lain

3) Menyampaikan pendapat dengan santun dan menghargai pendapat

teman lain

4) Mampu menerima hasil diskusi kelompok.

2.5. Tumbukan

Dalam sebuah tumbukan, dua benda saling mendekati, berinteraksi dengan

kuat, dan saling menjauh. Sebelum tumbukan, ketika saling berjauhan, kedua

benda itu bergerak dengan kecepatan konstan. Setelah tumbukan, keduanya

bergerak dengan kecepatan konstan yang berbeda.

Sebuah tumbukan dapat berlansung singkat, seperti beradunya bola bilyar,

atau dapat berlansung berabad-abad, seperti ketika bintang bertumbukan di

angkasa. Namun dalam semua tumbukan, benda-benda saling berinteraksi secara

kuat hanya selama waktu tumbukan itu. Jika ada gaya eksternal, gaya-gaya ini jauh

lebih kecil dibandingkan gaya interaksi selama tumbukan dan dapat diabaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

11

Ketika energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan adalah sama seperti

sebelumnya, tumbukan dinamakan tumbukan elastik. Bila energi kinetik total

tidak sama setelah tumbukan, tumbukan dikatakan tumbukan tak elastik.

Tumbukan tak elastik terjadi diantara sistem makroskopik ketika gaya-gaya tak

konservatif yang bekerja mengubah energi mekanik sistem. Dalam tumbukan tak

elastik, energi kinetik relatif terhadap pusat massa berubah, tetapi energi kinetik

pusat massa 1

2𝑀𝑉2 tetap konstan karena kecepatan pusat massa tak berubah jika

gaya-gaya eksternal yang bekerja pada sistem dapat diabaikan. Dalam kasus

istimewa, semua energi relatif hilang dan benda-benda bergerak bersama-sama

dengan kecepatan pusat massa. Tumbukan semacam itu dinamakan tumbukan

tak elastik sempurna. Contohnya adalah kasus peluru yang tertanam dalam

balok.

Gambar 2.1 Tumbukan Dua Benda

Pada gambar 2.1 menunjukan sebuah benda bermasa 𝑚1 yang bergerak

dengan kecepatan awal 𝑣1𝑖 kearah benda kedua yang massanya 𝑚2 dan bergerak

dengan kecepatan awal 𝑣2𝑖 (yang kita ansumsikan lebih kecil dibandingkan 𝑣1𝑖

sehingga benda-benda itu bertumbukan). Misalkan 𝑣1𝑓 dan 𝑣2𝑓 adalah kecepatan

akhir benda setelah tumbukan. Kecepatan dapat positif dan negatif, bergantung

apakah benda-benda bergerak ke kiri atau ke kanan. Kekekalan momentum

menghasilkan

𝑚1𝑣1𝑓 + 𝑚2𝑣2𝑓 = 𝑚1𝑣1𝑖 + 𝑚2𝑣2𝑖 (2.1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

12

Persamaan 2.1 memberikan suatu hubungan antara kedua kecepatan 𝑣1𝑓 dan 𝑣2𝑓

yang tak diketahui (jika kecepatan awal 𝑣1𝑖 dan 𝑣2𝑖 diketahui). Untuk

mendapatkan kecepatan yang tak diketahui ini, kita harus mempunyai hubungan

kedua. Hubungan kedua berasal dari tinjauan energi.

2.5.1. Tumbukan Lenting Sempurna

Untuk tumbukan elastik, energi kinetik awal dan energi kinetik akhir

sama. Jika tidak ada perubahan energi potensial internal sistem, energi kinetik

akhir sama dengan energi kinetik awal:

1

2𝑚1𝑣1𝑓

2 + 1

2𝑚2𝑣2𝑓

2 = 1

2𝑚1𝑣1𝑖

2 + 1

2𝑚2𝑣2𝑖

2 (2.2)

Persamaan 2.1 dan 2.2 cukup untuk menentukan kecepatan akhir kedua benda

dari kecepatan awal mereka. Namun bentuk kuadratik persamaan 2.2

menyebabkan kesulitan aljabar dalam memecahkan persoalan tumbukan

elastik. Maka penataan ulang persamaan 2.2 menghasilkan:

𝑚2(𝑣2𝑓2 − 𝑣2𝑖

2 ) = 𝑚1(𝑣1𝑖2 − 𝑣1𝑓

2 ) atau

𝑚2(𝑣2𝑓2 − 𝑣2𝑖

2 )(𝑣2𝑓2 + 𝑣2𝑖

2 ) = 𝑚1(𝑣1𝑖2 − 𝑣1𝑓

2 )(𝑣1𝑖2 + 𝑣1𝑓

2 ) (2.3)

Dengan cara yang sama, persamaan 2.1 dapat ditata ulang menghasilkan

𝑚2(𝑣2𝑓 − 𝑣2𝑖) = 𝑚1(𝑣1𝑖 − 𝑣1𝑓) (2.4)

Dengan membagi persamaan 2.3 dengan persamaan 2.4 maka menghasilkan

𝑣2𝑓 + 𝑣2𝑖 = 𝑣1𝑖 + 𝑣1𝑓 (2.5)

Yang dapat ditulis

𝑣2𝑓 − 𝑣1𝑓 = −(𝑣2𝑖 − 𝑣1𝑖) (2.6)

Kecepatan relatif 𝑣2 − 𝑣1 adalah kecepatan benda 2 bila dilihat oleh benda 1.

Jika benda-benda bertumbukan, 𝑣2𝑖 − 𝑣1𝑖 harus negatif (jika benda 1 ada di kiri).

Maka, - (𝑣2𝑖 − 𝑣1𝑖) adalah kelajuan saling mendekati antara kedua benda itu.

Setelah tumbukan benda-benda bergerak saling menjauh, sehingga 𝑣2𝑓 − 𝑣1𝑓

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

13

haruslh positif. Ini adalah kelajuan menjauh setelah tumbukan. Jadi persamaan 2.6

menyatakan untuk tumbukan elastik, kelajuan saling menjauh setelah tumbukan

sama dengan kelajuan saling mendekat relatif sebelum tumbukan.

2.5.2. Tumbukan Tidak Lenting

Untuk tumbukan tak elastik sempurna, hubungan kedua anatara kecepatan-

kecepatan akhir adalah kedua kecepatan itu sama dan juga sama dengan

kecepatan pusat massa:

𝑣1𝑓 = 𝑣2𝑓 = 𝑣𝑐𝑚

Hasil ini bila digabungkan dengan kekekalan momentum menghasilkan

(𝑚1 + 𝑚2)𝑉𝑐𝑚 = 𝑚1𝑣1𝑖 + 𝑚2𝑣2𝑖 (2.7)

Untuk kasus tumbukan yang kusus yang salah satunya benda mula-mula diam,

kita dapat menghubungkan energi awal dan akhir dengan cara yang sederhana

dengan menuliskan energi kinetik dalam momentum. Misalkan benda yang

datang mempunyai massa 𝑚1 dan kecepatan 𝑣1𝑖 dan benda kedua yang mula-

mula diam, mempunyai massa 𝑚2. Momentum total sistem adalah momentum

benda yang datang:

𝑝 = 𝑚1𝑣1𝑖

Energi kinetik awal adalah

𝐾𝑖 =𝑝2

2𝑚1 (2.8)

Setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersama-sama sebagai partikel tunggal

dengan massa 𝑚1 + 𝑚2 dengan kecepatan 𝑉𝑐𝑚. Karena momentum bersifat

kekal, momentum akhir sama dengan 𝑝. Dengan cara yang sama, energi kinetik

akhir dapat dituliskan sebagai kuadrat momentum dibagi dengan dua kali massa,

massa sekarang adalah 𝑚1 + 𝑚2. Jadi energi kinetik akhir adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

14

𝐾𝑓 =𝑝2

2(𝑚1+𝑚2) (2.9)

Dari pembanding persamaan 2.8 dan 2.9, jelaslah bahwa energi akhir lebih kecil

dibandingkan energi awal. Rasio antara energi kinetik akhir dan enrgi kinetik

awal adalah

𝐾𝑓

𝐾𝑖=

𝑚1

𝑚1+𝑚2 (2.10)

Hasil ini hanya berlaku jika tumbuka bersifat tak elastik sempurna dan benda

dengan massa 𝑚2 semula diam.

Pada kasus bandul balistik, pengukuran ketinggian ℎ dapat digunakan

untuk menentukan kelajuan awal peluru. Selama tumbukan, energi mekanik

tidak kekal tetapi momentumnya kekal. Energi kinetik tepat setelah tumbukan

dihubungkan dengan energi kinetik awal peluru oleh persamaan 2-10 yang

diperoleh dari kekekalan momentum:

𝐾𝑓 =𝑚1

(𝑚1+𝑚2) 𝐾𝑖 = [

𝑚1

(𝑚1+𝑚2)]

1

2 𝑚1𝑣𝐵

2

Setelah tumbukan, energi mekanik kekal, dan energi kinetik diubah menjadi

energi potensial (𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ:

(𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ = 𝐾𝑓 = [𝑚1

(𝑚1+𝑚2)]

1

2 𝑚1𝑣𝐵

2

Sehingga

𝑣𝐵 = (𝑚1

(𝑚1+𝑚2)) √2𝑔ℎ (2.11)

2.5.3. Tumbukan Lenting Sebagian

Kebanyakan tumbukan berada dalam kondisi ini, yaitu tumbukan

lenting sebagian. Koefisien restitusi tumbukan 𝑒 berada diantara 0 dan 1 (0 <

𝑒 < 1). Dalam kondisi ini hanya momentum saja yang kekal., sedangkan energi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

15

kinetik tidak kekal. Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada

sebelum tumbukan.

2.5.4. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi

Koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negatif dari perbandingan

antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan dan sebelum

tumbukan,

𝑒 = 𝑣1

′ −𝑣2′

𝑣1−𝑣2 (2.11)

Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 𝑣1 − 𝑣2 = − (𝑣1′ − 𝑣2′) sehingga

koefisien restitusinya bernilai 1,

𝑒 = −𝑣1

′ −𝑣2′

(𝑣1′−𝑣2′) = 1 (2.12)

Pada tumbukan tak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda

menjadi satu, 𝑣2′ = 𝑣1

′ = 𝑣’ sehingga koefisien restitusinya bernilai nol,

𝑒 = −𝑣′−𝑣′

(𝑣1′−𝑣2′) = 0 (2.13)

2.6. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Skema proses penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh metode eksperimen

terhadap pemahaman dan nilai kerjasama siswa pada materi tumbukan. Langkah

Pre-test Pembelajaran dengan

metode eksperimen

pada materi tumbukan

Pemahaman

Nilai KarakterKerjasama

Post-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

16

pertama dalam melakukan penelitian ini adalah melakukan pre-test. Pemberian

pre-test ini digunakan untuk melihat pemahaman awal siswa terhadap materi

tumbukan. Langkah kedua adalah pemberian treatmen eksperimen dalam

pembelajar materi tumbukan. Dalam proses pembelajaran ini siswa melakukan

eksperimen kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 6 siswa. Sebelum memulai

eksperimen ini peneliti memberi LKS untuk melancarkan kegiatan eksperimen,

kemudian siswa menulis laporan singkat mengenai hasil eksperimen yang sudah

dilakukan dan akhirnya siswa mempresentasikan hasil eksperimen dan diskusi

kelompok dengan bimbingan peneliti. Selama pembelajaran ini peneliti juga

mengobservasi kerjasama diantara siswa dalam kelompok. Langkah ketiga adalah

pemberian post-test dan pengisian angket nilai karakter kerjasama. Pemberian

post-test ini digunakan untuk melihat pemahaman siswa setelah diberiberi

treatmen sedangkan pengisian kuisioner digunakan untuk melihat nilai kerjasama

siswa. Hasil post-test ini kemudian dibandingkan dengan hasil pre-test untuk

melihat keberhasilan treatmen metode eksperimen pada pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang secara umum menggunakan

data-data yang nantinya akan diskor dengan angka, lalu metode analisisnya

menggunakan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

tidak menggunakan skor/angka dan analisisnya tidak dengan statistik. Penelitian

kualitatif ini bersifat deskriptif, data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar, dan keadaan (Suparno, 2014: 7).

Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa

dalam melakukan pre-test dan post-test dan nilai karakter kerjasama siswa yang

dilihat melalui angket, sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk

menganalisis hasil observasi.

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ialah pre-test and post-test control group

(kelas control dan kelas eksperimen). Berikut adalah skemannya:

Treatment group Oa X1 Ob

Control group Oa’ X2 Ob

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

18

Keterangan:

Oa : Pre-test kelas eksperimen

X1 : Pembelajaran dengan metode eksperimen

Ob : Post-test kelas eksperimen

Oa’ : Pre-test kelas kontrol

X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah

Ob’ : Post-test kelas kontrol

Pada penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Kelas kontrol dan kelas eksperimen ini diberi perlakuan (treatment)

yang berbeda, dimana pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan metode

ceramah aktif sedangkan kelas eksperimen diberi treatmen menggunakan metode

eksperimen.

Sebelum diberi treatmen terlebih dahulu kedua kelas ini diberi Pre-test

untuk melihat pemahaman awal siswa. Kemudian masing-masing kelas

mendapatkan treatmen yang berbeda seperti yang dijelaskan sebelumnya; untuk

kelas kontrol diberi metode menggunakan ceramah aktif sedangkan untuk kelas

eksperimen diberikan teratmen menggunakan metode eksperimen. Setelah diberi

treatmen, kedua kelas ini mengerjakan Post-test untuk melihat peningkatan

pemahaman yang terjadi setelah pemberian treatmen. Selama berlansungnya

pembelajaran peneliti mengobservasi kerjasama siswa dalam kelompok

berdasarkan indikator yang sudah dibuat. Siswa juga mengisi angket untuk melihat

apakah penggunaan treatmen membawa dampak terhadap kerjasama siswa dalam

kelompok. Selanjutnya akan dibandingkan antara kelompok yang diberi treatmen

dengan kelompok kontrok untuk mengetahui pemahaman konsep dan nillai

kerjasama siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

19

3.3. Subyek dan Waktu Penelitian

3.3.1. Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas X MIPA SMA

Negeri 1 Ngaglik tahun 2018/2019 yang berjumlah 64 siswa yang terbagi

menjadi 2 kelas paralel. Untuk kelas X MIPA 3 (kelas eksperimen) berjumlah

30 siswa dan kelas X MIPA 2 (kelas ceramah aktif) berjumlah 30 siswa.

3.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019

3.4. Treatmen

Dalam Suparno (2014), Treatment adalah perlakuan khusus peneliti kepada

subyek atau sampel yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang

diinginkan.

3.4.1. Kelas Eksperimen

Kelas yang mendapatkan treatmen menggunakan metode eksperimen

adalah kelas X MIPA 3. Dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas ini

siswa melakukan eksperimen materi tumbukan yang dianalisis menggunakan

aplikasi tracker. Pada eksperimen ini siswa merekam pergerakan bola sebelum

dan setelah tumbukan yang kemudian nanti dianalisis menggunakan tracker.

Setelah itu siswa kemudian mendiskusikan pertanyaan-pertannyaan yang ada

pada LKS. Setelah siswa selesai berdikusi dalam kelompok, kemudian

kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kesimpulan yang mereka ambil

dari eksperimen yang mereka lakukan. Diakhir pembelajaran peneliti

menyimpulkan secara keseluruhan hasil eksperimen serta meluruskan ketika

terjadi miskonsepsi.

Proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini dilakukan

dengan langkah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

20

1) Peneliti meransang keingitahuan siswa dengan memberikan

pertanyaan dan permasalahan yang berkaitan dengan materi

2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

3) Peneliti membagi siswa dalam 5 kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 6 siswa.

4) Kelompok kemudian melakukan eksperimen sesuai petunjuk pada

LKS dandibimbing oleh masing-masing pendamping kelompok.

Pendamping kelompok disini adalah teman mahasiswa yang

membantu peneliti.

5) Dalam ekprimen ini siswa merekam pergerakan bola saat

tumbukan terjadi. Hasil berupa video kemudian dianalisis

menggunakan aplikasi tracker. Aplikasi tracker atau tracker video

analysis adalah salah satu aplikasi yang memiliki kemampuan

untuk melakukan track (pelacakan) pada gerak suatu obyek

sehingga dapat dimanfaatkan dalam menganalisis gerak dua

dimensi. Melalui aktifitas perekam suatu fenomena gerak yang

nyata dengan menggunakan perekam video (handycame),

kemudian hasil rekaman tersebut diolah pada aplikasi tracker video

analisis (Nurohman, 2017). Penggunaan aplikasi tracker sudah

terlampir pada LKS.

6) Setiap kelompok kemudian mendiskusikan pertanyaan dalam LKS

kemudian menyampaikan hasil eksperimen di depan kelas untuk

membahas hasil dari setiap kelompok.

7) Siswa bersama peneliti mengambil kesimpulan dari eksperimen

dan hasil eksperimen yang sudah dilakukan. Kemudian peneliti

meluruskan ketika terjadi kesalah konsep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

21

3.4.2. Kelas Kontrol

Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas X MIPA 2.

Pembelajaran pada kelas kontrol disampaikan dengan metode ceramah aktif.

Pada pembelajaran ini siswa diarahkan untuk bekerja sama dalam kelompok

kecil untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan atau masalah yang

berhubungan dengan materi. Setelah berdiskusi dalam masing-masing

kelompok, siswa dibimbing untuk melakukan diskusi dalam kelompok besar

mencakup semua siswa yang ada di dalam kelas. Pada akhir diskusi siswa

bersama guru menyimpulkan hasil diskusi. Materi kemudian dijelaskan oleh

guru.

Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal sebagai latihan untuk

memahami materi yang sudah dipelajari. Pembelajaran pada kelas ini dilakukan

sebanyak 2 kali pertemuan.

3.5. Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian (Suparno, 2014). Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini.

3.5.1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran ini terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

3.5.1.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Recana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan kegiatan proses

belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Rancangan tersebut terdiri dari

alokasi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, media, alat dan

sumber belajar, penilaian, dan materi. RPP disusun sesuai dengan K13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

22

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap terdapat pada lampiran 4

dan 5.

3.5.1.2. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa digunakan untuk memperlancar dan memudahkan

siswa selama berlansungnya kegiatan eksperimen. Lembar kerja siswa berisi

tentang petunjuk kegiatan eksperimen. Lembar kerja siswa secara lengkap

terdapat pada lampiran 6.

3.5.2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes tertulis (Pre-test dan post-test), angket/kuisioner, observasi, dan wawancara.

3.5.2.1. Tes Tertulis

Tes tertulis meliputi Pre-test dan post-test. Tes tertulis ini dilakukan di

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes tertulis ini digunakan

untuk melihat pemahaman awal dan pemahaman setelah diberikan treatmen.

Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian. Aspek-

aspek yang akan diukur dituliskan pada kisi-kisi yang dijabarkan dalam

indikator pada tabel 3.1. Soal dan jawaban terdapat pada lampiran 7 dan 8.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Uraian Pre-test dan Post-test Materi Tumbukan

Dimensi

kognitif

Indikator

Pencapaian

Pemahaman

Konsep

Soal pre-test Soal post-test

Mengingat

1. Jelaskan pengertian

tumbukan!

1. Ketika bola merah

diberi gaya, maka

bola merah bergerak

di suatu bidang datar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

23

Mendefinisikan

pengertian

tumbukan

dan menumbuk bola

biru. Menurut kamu,

apakah tumbukan

itu?

Membedakan

karakteristik

masing-masing

tumbukan

2. Seorang pemain biliar

memukul bola putih

yang bergerak dengan

kecepatan 𝑣 dan

kemudian menumbuk

bola merah yang sedang

diam. Sesaat setelah

tumbukan, bola putih

menjadi diam dan bola

merah bergerak dengan

kecepatan yang sama

dengan kecepatan awal

bola putih.

Termasuk tumbukan

jenis apakah peristiwa

tumbukan diatas?

jelaskan

3. Sebuah motor dan mobil

bertabrakan, kemudian

keduanya saling

menempel dan berhenti,

maka energi kinetik

yang dimiliki oleh

seluruh sistem (motor

2. Segumpal tanah liat

yang masih lembek di

lemparkan dalam

arah mendatar

menuju ke sebuah

bola biliar dan sesaat

sesudah tumbukan,

tanah liat menempel

pada bola biliar dan

keduanya bergerak

bersama-sama

dengan kecepatan

sama.

Termasuk tumbukan

jenis apakah peristiwa

diatas? jelaskan

3. Apa yang

membedakan

tumbukan lenting

sempurna, tumbukan

lenting sebagian dan

tumbukan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

24

dan mobil) setelah

bertabrakan hilang.

Salah b. benar

Alasan?

lenting sama sekali!

Jelaskan

Memaham

i

Mengaitkan

hukum

kekekalan

energi mekanik

dengan hukum

kekekalan

momentum

untuk

menyelesaikan

masalah

tumbukan

4. Peluru bermassa 𝑚1 = 6

gram ditembak ke dalam

suatu balok kayu

bermassa 𝑚2= 2 kg

yang tergantung pada

beberapa utas kawat

ringan. Peluru tertanam

dalam balok dan

berayun setinggi h = 10

cm (seperti pada

gambar). Berapakah

kecepatan awal peluru?

4. Plastisin bermassa

𝑚1 = 3 gram

dilemparkan menuju

kesebuah bola baja

bermassa 𝑚2= 2 kg

yang tergantung pada

seutas kawat ringan.

Plastisin menempel

pada bola baja dan

berayun setinggi h =

8 cm (seperti pada

gambar). Berapakah

kecepatan awal

peluru

Mengaplik

asikan

Mengaplikas

ikan konsep

tumbukan

dalam

kehidupan

sehari-hari.

5. Benda A bermassa 1 kg

bergerak dengan

kelajuan 4 m/s dan

benda B bermassa 800

gram bergerak dengan

kelajuan 8 m/s. kedua

benda saling mendekati

dan saling bertumbukan.

5. Sebuah bola

bermassa 40 gram

yang bergerak ke

kanan dengan

kelajuan 30 m/s

menumbuka bola lain

bermassa 80 gram

yang mula-mula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

25

Setelah bertumbukan

benda B bergerak

dengan kelajuan 6 m/s

maka kelajuan benda A

adalah…

diam. Jika

tumbukannya lenting

sempurna, berapa

kecepatan masing-

masing bola sesudah

tumbukan?

3.5.2.2. Angket

Angket adalah sejumlah pernyatan tertulis untuk memperoleh informasi

dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010: 61). Dalam penelitian ini

angket digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai karakter siswa

setelah mengikuti pembelajaran.

Pada penelitian ini nilai karakter yang akan dilihat adalah kerjasama.

Kerjasama merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan eksperimen

kelompok. Karena kerjasama menentukan kelancaran dan keberhasilannya

kegiatan eksperimen.

Kisi-kisi kuisioner yang digunakan dalam penelitian ditunjukan tabel 3.2.

Format angket secara keseluruhan ditunjukan pada lampiran 9 dan 10

Tabel 3.2 Indikator Angket Kerjasama Siswa

No Indikator Pernyataan

1. Dapat

Berkomunikasi

dengan Lancar

Aktif tanya jawab dengan anggota satu

kelompok

Aktif memberikan pendapat

2. Tanggung Jawab

Mengerjakan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya

Terlibat dalam diskusi dan kerja kelompok

3. Menerima

Pendapat Teman

Mendengarkan saat teman dalam kelompok

berpendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

26

4. Bekerja Total Berusaha memberikan kemampuan terbaik saat

bekerja kelompok

5. Saling Percaya

Memberikan kepercayaan penuh kepada

semua anggota kelompok dalam

menyelesaikan tugas dalam kelompok

6. Saling

Mendukung

Saling membantu anggota kelompok

Membangun semangat dalam kelompok

Mendorong anggota kelompok untuk

berpartisipasi dalam pengerjaan tugas

kelompok atau eksperimen

Berbagi informasi dengan teman bila ada

kesulitan dalam mengerjakan tugas

Menghadapi masalah bersama-sama

7. Menghormati

Keunikan

Menghargai kontribusi setiap anggota

kelompok

Tidak membeda-bedakan teman

3.5.2.3. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang

difokuskan pada prilaku tertentu. Dalam penelitian ini observasi digunakan

untuk melihat kerjasama siswa selama proses pembelajaran dengan

berpedoman pada indikator yang terdapat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Indikator Observasi Kerjasama Siswa

No Indikator Kerjasama

1. Patuh terhadap aturan dalam diskusi

2. Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama

3. Bertanggung jawab terhadap tugas kelompok

4. Menyampaikan pendapat dengan santun dan Menghargai pendapat

orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

27

3.6. Validitas

Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi (content

validity). Validitas isi digunakan untuk mengukur apakah isi dari instrumen yang

digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2014: 65).

Menurut Suparno (2014: 66), untuk melihat apakah tes valid secara secara isi

dapat ditentukan minimal dengan du acara, yaitu:

1) Dengan minta penilaian ahli, apakah memang tes itu sungguh sesuai dengan

isi yang mau dites;

2) Dengan menggunakan kisi-kisi yang menunjukan bahwa instrumen itu

memang memuat isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja.

Intrumen yang divalidasi dalam penelitian ini adalah soal pre-test, post-test

dan kuesioner nilai karakter kerjasama. Intrumen ini sudah dibuat berdasarkan kisi-

kisinya. Instrumen divalidasi oleh ahli dibidangnya. Untuk soal pre-test dan post-

test karena pada penelitian ini peneliti menggunakan materi dalam bidang mekanika

sebagai materi pembelajaran maka soal ini divalidasi oleh Dwi Nugraheni

Rositawati, M. Si selaku ahli dalam bidang Mekanika.

3.7. Teknik Analisis Data

3.7.1. Analisis Pemahaman Siswa

3.7.1.1. Penskoran Pre-test dan Post-test

Soal pre-test dan post-test masing-masing terdiri dari 5 butir soal essay.

Skor maksimal disesuaikan dengan tingkat kesulitan soal. Rubrik penilaian

skor ditetapkan pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

28

Tabel 3.4 Rubrik Skoring pretest

Materi IPK Jenis

Soal Soal Jawaban Skoring Penilaian

Tumbukan

dalam satu

dimensi

Siswa dapat

menjelaskan

konsep

tumbukan

uraian 1. Jelaskan pengertian

tumbukan!

1. Tumbukan adalah peristiwa

bertemunya dua benda atau

lebih dan menimbulkan

kontak fisik

Tidak menulis

jawaban (skor 0)

Jawaban salah

(skor 1)

Jawaban benar

(skor 2)

Skor maksimum: 2

Siswa dapat

membedakan

karakteristik

masing-masing

tumbukan

uraian

2. Seorang pemain biliar

memukul bola putih yang

bergerak dengan

kecepatan 𝑣 dan kemudian

menumbuk bola merah

yang sedang diam. Sesaat

setelah tumbukan, bola

putih menjadi diam dan

bola merah bergerak

dengan kecepatan yang

2. Diketahui:

𝑣1 = 𝑣

𝑣2 = 0

𝑣1′ = 0

𝑣2′ = 𝑣

𝑚1 = 𝑚2

Hukum kekekalan

momentum

𝑝1 + 𝑝2 = 𝑝1′ + 𝑝2

𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1, + 𝑚2𝑣2

,

𝑚𝑣 + 0 = 0 + 𝑚𝑣

𝑚𝑣 = 𝑚𝑣

Hukum kekekalan energi

kinetik

Tidak menulis

jawaban (skor 0)

Jawaban salah

(skor 1)

Jawaban benar dan

penjelasan salah

(skor 2)

Jawaban salah dan

penjelasan benar

(skor 3)

Jawaban benar dan

penjelasan benar

(skor 4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

29

sama dengan kecepatan

awal bola putih.

Termasuk tumbukan jenis

apakah peristiwa

tumbukan diatas?

jelaskan

3. Sebuah motor dan mobil

bertabrakan, kemudian

kemudian keduanya saling

menempel dan berhenti,

maka energi kinetik yang

dimiki oleh seluruh sistem

(motor dan mobil) setelah

bertabrakan hilang.

a. Salah b. benar

sertakan alasan?

𝐾1 + 𝐾2 = 𝐾1′ + 𝐾2

′ 1

2𝑚1𝑣1

2+ 1

2𝑚2𝑣2

2 = 1

2𝑚1𝑣1

′2+

1

2𝑚2𝑣2

′2

1

2𝑚𝑣2 + 0 = 0 +

1

2𝑚𝑣2

1

2𝑚𝑣2 =

1

2𝑚𝑣2

Karena berlaku hukum

kekekalan momentum dan

kekekalan energi kinetik maka

tumbukan yang terjadi adalah

tumbukan lenting sempurna

3. Salah.

Energi sistem tersebut tidak

hilang. Sesuai dengan

Hukum Kekekalan Energi

kinetik, energi kinetiknya

berubah menjadi energi lain

yaitu energi kalor dan energi

bunyi

Skor maksimum: 4

Tidak menulis

jawaban (skor 0)

Jawaban salah

(skor 1)

Jawaban benar dan

penjelasan salah

(skor 2)

Jawaban salah dan

penjelasan benar

(skor 3)

Jawaban benar dan

penjelasan benar

(skor 4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

30

Skor maksimum: 4

Siswa dapat

mengaitkan

hukum

kekekalan

energi mekanik

dengan hokum

kekekalan

momentum

untuk

menyelesaikan

masalah

tumbukan

Uraian

4. Peluru bermassa 𝑚1 = 6

gram ditembak ke dalam

suatu balok kayu

bermassa 𝑚2= 2 kg yang

tergantung pada beberapa

utas kawat ringan. Peluru

tertanam dalam balok dan

berayun setinggi h = 10

cm (seperti pada gambar).

Berapakah kecepatan awal

peluru?

4. Diketahui:

m1 = 6 gram = 0,006 kg

m2 = 2 kg

v2 = 0

h = 10 cm = 0,1 m

Ditanya: Menghitung

kecepatan awal peluru

Dari peristiwa di atas

tumbukan yang terjadi

adalah tumbukan tidak

lenting sama sekali dimana

kecepatan akhir kedua benda

diatas sama 𝑣1′ = 𝑣2

′ = 𝑣′.

Maka berlaku persamaan

berikut:

m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) 𝑣′

Menulis komponen

yang diketahui dan

ditanya (skor 1 )

Menganalisa jenis

tumbukan dari

peristiwa yang

terjadi dan

Merumuskan

persamaan dari

peristiwa

tumbukan tersebut

(skor 4)

Perhitungan

kecepatan awal

peluru sebelum

tumbukan dan

penulisan lambing

besaran fisika dan

satua (skor 3)

Skor maksimum 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

31

v1 = (𝑚1+ 𝑚2)𝑣′

𝑚1 …(1)

Pada peristiwa diatas berlaku

hukum kekekalan energi

mekanik

K1 + U1 = K2 + U2

(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 = (𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ

𝑣’ = √2𝑔ℎ …(2)

Masukan persamaan (2) ke

dalam persamaan (1)

𝑣1 = (𝑚1+ 𝑚2)

𝑚1 √2𝑔ℎ

𝑣1=(0,006+ 2)

0,006 √2(10)(0,1)

𝑣1= 472.81 m/s

Jawaban: jadi kecepatan awal

peluru adalah 472.81 m/s

Siswa dapat

mengaplikasikan

konsep

tumbukan dalam

kehidupan

sehari-hari

Uraian

5. Benda A bermassa 1 kg

bergerak dengan kelajuan

4 m/s dan benda B

bermassa 800 gram

bergerak dengan kelajuan

8 m/s. kedua benda saling

mendekati dan saling

bertumbukan. Setelah

bertumbukan benda B

5. Diketahui:

𝑚𝐴 = 1 kg

𝑣𝐴 = 4 m/s

𝑚𝐵 = 800 g => 0,8 kg

𝑣𝐵 = -8 m/s

𝑣𝐵, = 6 m/s

Ditanya berpakah kelajuan

benda A setelah tumbukan?

Menulis komponen

yang diketahui dan

ditanya (skor 1)

Menganalisa jenis

tumbukan dari

peristiwa yang

terjadi dan

Merumuskan

persamaan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

32

bergerak dengan kelajuan

6 m/s maka kelajuan

benda A adalah…

𝑣𝐴 bertanda negatif dan 𝑣𝐵

bertanda positif karena arah

kedua benda berlawanan.

Penyelesaian:

Jenis tumbukan pada soal

diatas adalah tumbukan

lenting sebagian. Pada

tumbukan lenting sebagaian,

hukum kekekalan

momentum berlaku

sedangkan hukum kekalan

energi kinetik tidak berlaku

maka:

Hukum kekekalan momentum:

𝑚𝐴𝑣𝐴 + 𝑚𝐵𝑣𝐵 = 𝑚𝐴𝑣𝐴, + 𝑚𝐵𝑣𝐵

,

(1)(4) + (0,8)(-8) = (1) (𝑣𝐴,) + (0,8)(6)

(4) + (-6,4) = 𝑣𝐴, + 4,8

-2,4 = 𝑣𝐴, + 4,8

𝑣𝐴, = (-2,4 – 4,8)

𝑣𝐴, = - 7,2 m/s

Kelajuan benda A setelah

tumbukan (𝑣𝐴,) adalah – 7,2 m/s.

𝑣𝐴, bertanda negatif karena benda

A bergerak berlawanan arah

dengan benda B.

peristiwa tumbukan

tersebut (skor 3)

Perhitungan

kecepatan benda A

setelah tumbukan

(skor 2)

Skor maksimum 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

33

Tabel 3.5 Rubrik Skoring prostest

Materi IPK Jenis

Soal Soal Jawaban Skoring Penilaian

Tumbukan

dalam satu

dimensi

Siswa dapat

menjelaskan

konsep tumbukan

uraian

1. Ketika bola merah diberi

gaya, maka bola merah

bergerak di suatu bidang

datar dan menumbuk

bola biru. Menurut kamu,

apakah tumbukan itu?

1. Tumbukan adalah peristiwa

bertemunya dua benda atau

lebih dan menimbulkan

kontak fisik

Tidak menulis

jawaban (skor 0)

Jawaban salah

(skor 1)

Jawaban benar

(skor 2)

Skor maksimum: 2

Siswa dapat

membedakan

karakteristik

masing-masing

tumbukan

uraian

2. Segumpal tanah liat

yang masih lembek di

lemparkan dalam arah

mendatar menuju ke

sebuah bola biliar dan

sesaat sesudah

tumbukan, tanah liat

menempel pada bola

biliar dan keduannya

bergerak bersama-sama

dengan kecepatan sama.

2. Dalam peristiwa diatas, jenis

tumbukan adalah tumbukan

tidak lenting sama sekali

karena tanah liat dan bola

biliar sesaat setelah

bertumbukan saling

menempel dan bergerak

bersama dengan kecepatan

yang sama. Pada tumbukan

ini berlaku hukum

kekekalan momentum dan

Tidak menulis

jawaban (skor 0)

Jawaban salah

(skor 1)

Jawaban benar dan

penjelasan salah

(skor 2)

Jawaban salah dan

penjelasan benar

(skor 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

34

Menurut kamu termasuk

jenis tumbukan apakah

peristiwa diatas?

Jelaskan

tidak berlaku hukum

kekealan energi kinetik

Jawaban benar dan

penjelasan benar

(skor 4)

Skor maksimum: 4

uraian

3. Apa yang

membedakan

tumbukan lenting

sempurna, tumbukan

lenting sebagian dan

tumbukan tidak

lenting sama sekali!

Jelaskan!

3. Yang membedakan ketiga

jenis tumbukan diatas adalah

sebagai berikut:

Pada tumbukan lenting

sempurna berlaku hukum

kekekalan momentum dan

berlaku hukum kekekalan

energi kinetik.

Pada tumbukan lenting

sebagian berlaku hukum

kekekalan momentum tetapi

tidak berlaku hukum

kekekalan energi kinetik

karena perubahan energi

kinetik terjadi pada saat

tumbukan sehingga

kecepatan setelah

bertumbukan berkurang dari

kecepatan sebelum tumbukan

Tidak menulis

jawaban (skor 0)

Jawaban salah

(skor 1)

Jawaban benar dan

penjelasan salah

(skor 2)

Jawaban salah dan

penjelasan benar

(skor 3)

Jawaban benar dan

penjelasan benar

(skor 4)

Skor maksimum: 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

35

Pada tumbukan tidak lenting

sama sekali berlaku hukum

kekekalan momentum tetapi

tidak berlaku hukum

kekekalan energi kinetik.

Pada tumbukan ini, kecepatan

benda-benda sesudah

tumbukan sama besar (benda

yang bertumbukan saling

melekat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

36

Siswa dapat

mengaitkan

hukum kekekalan

energi mekanik

dengan hokum

kekekalan

momentum untuk

menyelesaikan

masalah

tumbukan

Uraian

4. Plastisin bermassa 𝑚1 =

3 gram dilemparkan

menuju kesebuah bola

baja bermassa 𝑚2= 2 kg

yang tergantung pada

seutas kawat ringan.

Plastisin menempel pada

bola baja dan berayun

setinggi h = 8 cm

(seperti pada gambar).

Berapakah kecepatan

awal plastisin?

4. Diketahui:

m1 = 3 gram = 0,003 kg

m2 = 2 kg

v2 = 0

h = 8 cm = 0,08 m

Ditanya: Menghitung

kecepatan awal platisin?

Dari peristiwa di atas tumbukan

yang terjadi adalah tumbukan

tidak lenting sama sekali

dimana kecepatan akhir kedua

benda diatas sama 𝑣1′ = 𝑣2

′ =

𝑣′. Maka berlaku persamaan

berikut:

m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) 𝑣′

v1 = (𝑚1+ 𝑚2)𝑣′

𝑚1 …(1)

Pada peristiwa diatas berlaku

hukum kekekalan energi

mekanik

K1 + U1 = K2 + U2

(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 = (𝑚1 + 𝑚2) 𝑔ℎ

𝑣’ = √2𝑔ℎ …(2)

Menulis

komponen yang

diketahui dan

ditanya (skor 1 )

Menganalisa jenis

tumbukan dari

peristiwa yang

terjadi dan

Merumuskan

persamaan dari

peristiwa

tumbukan tersebut

(skor 4)

Perhitungan

kecepatan awal

peluru sebelum

tumbukan dan

penulisan lambing

besaran fisika dan

satua (skor 3)

Skor maksimum 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

37

Masukan persamaan (2) ke

dalam persamaan (1)

𝑣1 = (𝑚1+ 𝑚2)

𝑚1 √2𝑔ℎ

𝑣1= (0,003+ 2)

0,003 √2(10)(0,08)

𝑣1= 844.53m/s

Jawaban: jadi kecepatan awal

peluru adalah 844.53 m/s

Siswa dapat

mengaplikasikan

konsep tumbukan

dalam kehidupan

sehari-hari

Uraian

5. Sebuah bola bermassa

40 gram yang bergerak

ke kanan dengan

kelajuan 30 m/s

menumbuka bola lain

bermassa 80 gram yang

mula-mula diam. Jika

tumbukannya lenting

sempurna, berapa

kecepatan masing-

masing bola sesudah

tumbukan?

5. Diketahui:

𝑚1 = 40 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0.04 𝑘𝑔

𝑣1 = 30 𝑚/𝑠

𝑚2 = 80 𝑔 = 0.08 𝑘𝑔

𝑣2 = 0 𝑚/𝑠

Ditanya: kecepatan akhir

(𝑣1′ 𝑑𝑎𝑛 𝑣2

′ ) kedua bola ini?

Penyelesaian:

Pada peristiwa tumbukan diatas

terjadi tumbukan lenting

sempurna. Maka berlaku hukum

kekealan momentum

𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1, + 𝑚2𝑣2

, (0.04)(30) = (0.04)( 𝑣1

, ) + (0.08)( 𝑣2, )

1.2 = (0.04)( 𝑣1, ) + (0.08)( 𝑣2

, ) …(1)

Menulis komponen

yang diketahui dan

ditanya (skor 1 )

Menganalisa jenis

tumbukan dari

peristiwa yang

terjadi dan

Merumuskan

persamaan dari

peristiwa tumbukan

tersebut (skor 3)

Perhitungan

kecepatan benda A

setelah tumbukan

(skor 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

38

Persamaan koefisien restitusi:

𝑒 = 𝑣2

′ − 𝑣1′

𝑣1 − 𝑣2

𝑒 = 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎

𝑒 = 𝑣2

′ −𝑣1′

𝑣1−𝑣2

1 = 𝑣2

′−𝑣1′

30 − 0

𝑣2′ − 𝑣1

′ = 30

𝑣2′ = 𝑣1

′ + 30 ….(2)

Subsitusi persamaan (2) ke (1)

1.2 = (0.04)( 𝑣1, ) + (0.08)( 𝑣2

, )

1.2 = 0.04 𝑣1, + 0.08 (𝑣1

′ + 30)

1.2 = 0.12 𝑣1, + 2.4

-1.24 = 0.12 𝑣1,

𝑣1, = - 10.3 m/s

Maka 𝑣2, diperoleh sebagai

berikut:

𝑣2, = 𝑣1

′ + 30

𝑣2, = -10.3 + 30

𝑣2, = 19.7 m/s

Skor maksimum 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

39

Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor

maksimal dikali serratus.

𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100

1) Skor untuk setiap siswa

skor minimal : 0

skor maksimal : 100

range : 100 – 0 = 100

2) Pembagian interval

Range dibagi dalam 4 interval

100: 5 = 20. Maka, lebar interval adalah 20

Skor nilai pengetahuan tiap siswa diklasifikasi berdasarkan interval

pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Siswa

No Interval Keterangan

1. 80 – 100 Sangat Baik

2. 60 – 79 Baik

3. 40 – 59 Cukup

4. 20 – 39 Kurang

5. 0 – 19 Sangat Kurang

Perhitungan persentase untuk setiap nilai karakter siswa

menggunakan persamaan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

40

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%)𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑓(𝑥)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

3.7.1.2. Analisis Pre-test dan Post-test

Dari data yang diperoleh dari penelitian kemudian akan dianalisis

dengan menggunakan SPSS 17. Analisis ini digunakan untuk melihat apakah

ada perubahan pemahaman konsep setelah diberikan treatmen dan juga

digunakan untuk membandingkan pemahaman pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol apakah hasilnya sama atau berbeda. Analisis yang digunakan

yaitu analisis statistik uji T. Uji T digunakan dengan tingkat signifikan 0,05.

Ada dua jenis uji T yaitu uji T independen (Independent Samples T

Test) dan uji T dependen (Paired Samples T Test). Uji T independen

digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang independen. Lazim

digunakan untuk membandingkan dua treatment (Suparno, 2016: 82).

Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pemahaman awal dari

kedua kelas, maka pre-test kedua kelas dibandingkan menggunakan uji T

independen ini. Sedangkan uji T dependen digunakan untuk mengetes dua

kelompok dependen atau satu kelompok yang dites dus kali, yaitu pada pre-

test dan post-test. Kelompok independen adalah kelompok yang saling

tergantung, berkaitan, atau bahkan sama (Suparno, 2016: 87). Dalam

penelitian ini uji T dependen digunakan untuk melihat peningkatan

pemahaman (kelas eksperimen dan kontrol) maka hasil pre-test dan post-test

dari kedua kelas ini harus dibandingkan dengan menggunakan uji T

dependen ini.

Berikut adalah langkah pengujian yang dilakukan:

a) Uji T dependen untuk membandingkan nilai pre-test dan post-test

kelas eksperimen (X1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

41

b) Uji T dependen untuk membandingkan nilai pre-test dan post-test

kelas kontrol (X2)

c) Uji T independen untuk membandingkan nilai pre-test kelas

eksperimen (X1) dan kelas kontrol (X2). Analisa ini untuk melihat

tingkat pemahaman awal dari kedua kelas tersebut.

d) Uji T independen untuk membandingkan nilai post-test kelas

eksperimen (X1) dan kelas kontrol (X2). Analisa ini untuk melihat

tingkat pemahaman akhir dari kedua kelas tersebut

3.7.2. Analisis Karakter Kerjasama Siswa

Selain pengamatan melalui observasi, karakter kerjasama siswa juga

diamati dari angket siswa yang dibagikan setelah pembelajaran. Masing-

masing angket ini dibagikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pernyataan yang digunakan dalam angket ini berupa penyataan positif dan

pernyataan negatif. berikut adalah pedoman penskoring angket atau kuesioner

kerjasama:

Tabel 3.7 Pedoman Penskoring Kuisioner Kerjasama

Pernyataan

Jawaban

SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Jumlah butir pernyataan dalam angket adalah 20 pernyataan dengan 4

pilihan jawaban untuk mengukur kerjasama siswa. Hasil pengukuran berupa

Skor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

42

1) Skor untuk setiap siswa

Skor minimal = 1 x 20 = 20

Skor maksimal= 4 x 20 = 80

Range = 80 – 20 = 60

2) Pembagian interval

Range dibagi dalam 4 interval

60: 4 = 15

Maka lebar interval adalah 15.

Skor nilai karakter siswa diklasifikasikan seperti tabel berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Kerjasama Siswa

No Interval Keterangan

1. 65 – 80 Sangat Tinggi

2. 50 – 64 Tinggi

3. 35 – 49 Kurang

4. 20 – 34 Sangat Kurang

Perhitungan presentase nilai karakter siswa adalah sebagai

berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑓 (𝑥)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100% = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%)

Pengujian kuesioner dianalisis menggunakan uji- T independen

dengan tingkat signifikan 0,05. pengujian ini digunakan untuk

mengetahui perbandingan hasil nilai karakter siswa antara kelas

eksperimen (X1) dan kelas kontrol (X2) apakah sama tau berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

43

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik pada tanggal 15, 16,

22, dan 23 April 2019. Subjek penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas X MIPA

2 dan X MIPA 3, dengan jumlah siswa setiap kelas adalah 30 orang. Dalam penelitian

ini kelas X MIPA 3 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 dijadikan

sebagai kelas kontrol dengan menggunkan metode ceramah aktif. Jadwal pelajaran

untuk dua kelas ini terdiri dari dua kali dalam satu minggu dengan jumlah jam

pelajaran setiap kelas adalah 3 JP (90 menit). Untuk kelas eksperimen pelajaran

dilaksanakan setiap Senin pada jam ke-4 dan ke-5 dan Selasa pada jam ke-1.

Sedangkan untuk kelas kontrol dilaksanakan setiap hari Senin pada jam ke-9 dan ke-

10 dan hari Rabu pada jam ke-4. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol hanya

dilakukan dua kali pertemuan dengan jumlah jam pelajaran adalah 4JP. Hal ini

dikarenakan waktu terpotong karena bertepatan dengan hari libur pemilu. Dari

sekolah sendiri juga membatasi waktu penelitian karena ada mahasiswa lain yang

ingin melakukan penelitian di kelas yang saya teliti, sementara waktu ujian kenaikan

kelas tinggal tiga minggu kedepan.

Rincian kegiatan pelaksanaan penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol

terdapat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Kelas Pertemuan Hari/Tanggal Waktu

Pelaksanaan

Kegiatan

1. X MIPA 3 I Senin,15

April 2019

09.30 – 10.15

dilanjutkan

10.30 – 11.15

Perkenalan, pretest,

pengisisan angket

kerjasama dan penjelasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

44

eksperimen serta

pembagian kelompok

eksperimen.

II Selasa, 16

April 2019

07.15 – 08.00 Melakukan Eksperimen

III Senin, 22

April 2019

09.30 – 10.15

dilanjutkan

10.30 – 11.15

Mengolah data hasil

eksperimen menggunkan

aplikasi tracker dan diskusi

kelompok

IV Selasa, 23

April 2019

07.15 – 08.00 Posttest, pengisian angket

dan ucapan terimakasih

2. X MIPA 2

I Senin, 15

April 2019

14.00 – 15.30

WIB

Perkenalan, Pretest,

pengisian angket kerjasama

dan penyampaian materi

tumbukan menggunakan

metode ceramah aktif

II Senin, 22

April 2019

14.00 – 15.30

WIB

Penyampaian materi

tumbukan, posttest dan

pengerjaan angket

4.1.1. Pelaksanaan Kelas Eksperimen

Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019 pada jam ke-

4 dan ke-5 di kelas X MIPA 3. Pertemuan diawali dengan salam pembuka dilanjutkan

perkenalan dan tujuan peneliti datang ke SMA Negeri 1 Ngaglik. Kemudian peneliti

menjelaskan bahwa kelas X MIPA 3 digunakan sebagai kelas eksperimen. Sebagian

siswa antusias terhadap kelas eksperimen ini dilihat dari respon yang mereka berikan.

Jumlah siswa yang berhalangan hadir pada pertemuan ini berjumlah dua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

45

Setelah perkenalan, soal pre-test dan angket dibagikan kepada siswa. Soal

dikerjakan selama 50 menit. Pada pengerjaan soal pre-test ini, siswa mengeluh tidak

mau mengerjakan soal dengan alasan belum mempelajari materi tumbukan dan soal

yang diberikan sulit. Selama pengerjaan pretest ada beberapa siswa berusaha membuka

buku dan internet dan beberapa siswa lain berusaha meminta jawaban dari temannya

tetapi segera ditegur oleh peneliti (lihat gambar 4.1).

Gambar 4.1 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal pretest

Kegiatan pelajaran dilanjutkan dengan membagi siswa dalam 5 kelompok

dengan masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang. Pemilihan anggota

kelompok dilakukan oleh siswa sendiri sehingga suasana kelas menjadi kurang

kondusif. Setelah pembagian kelompok, kegitan pelajaran dilanjutkan dengan

menjelaskan gambaran besar eksperimen tumbukan yang akan dilakukan pada

pertemuan berikutnya dan menjelaskan cara menganalisis video menggunkan aplikasi

tracker.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

46

Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 16 April 2019 pada jam

pertama. Kegiatan pelajaran pada pertemuan ini adalah melakukan eksperimen

tumbukan yang diadakan di kelas (lihat gambar 4.2). Kegiatan eksperimen ini dibantu

oleh 4 teman mahasiswa untuk mendampingi setiap kelompok eksperimen agar

kegiatan eksperimen berjalan dengan lancar. Sebelum memulai eksperimen siswa

dipersilahkan duduk dalam kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan

sebelumnya. LKS, laptop dan alat-alat yang digunakan dalam eksperimen dibagikan

pada setiap kelompok dibantu oleh pendamping masing-masing. Kamera yang

digunakan dalam eksperimen ini adalah handycam yang dipinjam di laboratorium

Microteaching dan kamera milik teman dari peneliti. Karena keterbatasan kamera maka

3 kelompok menggunakan kamera handphone milik siswa. Secara umum kegiatan

eksperimen berlansung dengan lancar.

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Eksperimen Tumbukan

Ada beberapa kendala yang dihadapi pada pertemuan ini diantaranya yaitu

kurangnya jam pelajaran karena adanya kegitan literasi di pagi hari dan juga siswa yang

kurang bisa diatur yang menyebabkan jam pelajaran diundur 8 menit sehingga dimulai

jam 07.23 – 08.00 WIB. Kegiatan pelajaran pada pertemuan ini hanya sampai

melakukan eksperimen tumbukan dan merekam video eksperimen untuk dianalisis

menggunakan tracker. Kendala lain adalah sulitnya mengajak siswa duduk dalam

kelompok yang sudah dibagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

47

Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 22 April 2019 pada jam ke-4

dan ke-5. Kegiatan pada pertemuan ini adalah siswa menganalisis video eksperimen

dengan menggunkan aplikasi tracker dan mendiskusikan pertanyaan-pertannyaan pada

lembar LKS dengan anggota kelompok masing-masing kemudian setelah itu diskusi

dalam kelompok besar dan mengambil kesimpulan bersama-sama (lihat gambar 4.3).

Gambar 4.3 Analisis Video dengan Tracker dan Diskusi Kelompok

Secara umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini berjalan dengan

lancar, tetapi ada beberapa kendala ketika siswa menganalisis menggunakan tracker

yaitu dua laptop yang digunakan untuk menganalisis video tiba-tiba eror dan butuh

waktu yang cukup lama sekitar kurang lebih 10 menit untuk menunggu laptopnya

hidup kembali. Kendala lain adalah siswa yang sudah lupa dan kurang paham

menggunakan tracker tetapi tidak mau membaca LKS pedoman menggunakan tracker

melainkan lebih suka bertanya lansung sehingga peneliti harus kesetiap kelompok

menjelaskan ulang penggunaan tracker.

Setelah kegiatan analisi data dan diskusi peneliti memberikan soal latihan

berupa soal hitungan untuk melihat kempuan siswa menggunakan konsep yang

dipelajari dalam memecahkan soal yang berkaitan dengan hitungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

48

Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa, 23 April 2019 pada jam

pertama. Kegiatan pembelajaran pertemuan ini adalah siswa mengerjakan post-test dan

mengisis angket kerja sama. Pada pertemuan ini guru fisika mendampingi di dalam

kelas sehingga lebih mudah mengatur siswa, kegiatan pembelajaran pun dimulai tepat

waktu. Pengerjaan posttest dan angket dikerjakan selama 50 menit karena waktu

terbatas hanya satu jam pelajaran.

Pada saat pengerjaan posttest ada beberapa siswa yang terlihat bekerja sama

dan mencoba membuka buku catatan tetapi lansung ditegur oleh peneliti. Di akhir

pengerjaan post-test ada siswa yang mengeluh waktu yang digunakan untuk

mengerjakan posttest sangat terbatas sehingga ada soal yang belum dikerjakan. Setelah

pengerjaan posttest peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada siswa kelas X

MIPA 3 karena sudah membantu dalam penelitian ini.

4.1.2. Pelaksanaan di Kelas Kontrol

Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019 pada jam ke-

9 dan ke-10. Kegiatan pelajaran dimulai dengan perkenalan dan tujuan peneliti ke SMA

Negeri 1 Ngaglik. Setelah perkenalan siswa mengerjakan soal pretest dan angket

kerjasama. Siswa yang berhalangan hadir pada pertemuan ini berjumlah satu orang.

Pada pertemuan ini peneliti melihat respon yang siswa berikan kurang semangat

mungkin karena pembelajaran fisika tepat pada jam terakhir sekolah.

Pada pengerjaan soal pretest, respon yang diberikan kelas ini sama dengan yang

terjadi dikelas X MIPA 3 yaitu siswa mengeluh belum mempelajari materi. Siswa juga

terlihat berusaha membuka catatan dan internet untuk membantu mengerjakan soal.

Ketika berkeliling mengawasi pengerjaan pretest ada seorang siswa yang kedapatan

tiduran di kelas dan tidak mengerjakan soal pretest, peneliti kemudian segera metegur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

49

dan memberi motivasi agar siswa tersebut mengerjakan soal yang diberikan. Respon

selanjutnya, siswa tersebut hanya mengerjakan satu soal saja.

Setelah pengerjaan pretest, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan

menjelaskan materi tumbukan. Siswa diminta untuk duduk dalam kelompok diskusi

untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan awal berkaitan dengan materi. Setelah

diskusi peneliti menjelaskan materi tumbukan sampai diakhir jam pelajaran (lihat

gambar 4.4)

Gambar 4.4 Penjelasan Materi Tumbukan dan Diskusi Kelompok

Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 22 April 2019. Karena

waktu yang diberikan kepada peneliti terbatas maka kegiatan pada pertemuan ini

adalah melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya kemudian lansung

mengerjakan posttest dan angket kerjasama.

Penjelasan materi yang belum selesai dijelaskan dilakukan selama 25 menit awal,

kemudian dilanjutkan latihan soal berkaitan dengan mengaplikasikan konsep dalam

menyelesaikan soal hitungan selama 15 menit. 50 menit tersisa digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

50

mengerjakan soal posttest dan angket kerja sama siswa. Ada beberapa siswa yang

kedapatan bertukar jawaban dan melihat catatanya. Peneliti kemudian mengambil

catatan dari siswa tersebut dan memperingati siswa yang lain untuk menyimpan catatan

di tas masing-masing dan memperingati siswa untuk tidak bekerja sama.

Diakhir pertemuan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada kelas X MIPA 2

karena sudah membantu dalam penelitian ini.

4.2. Data dan Analisis Data

4.2.1. Pengetahuan Siswa

Jumlah siswa yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 56

dari 60 siswa yang terdiri dari 28 siswa kelas X MIPA 3 (kelas eksperimen) dan 28

siswa kelas X MIPA 2 (kelas kontrol). Hal ini terjadi karena ada dua siswa pada

kelas eksperimen yang tidak mengikuti pretest dan postest dan ada dua siswa pada

kelas kontrol yang tidak mengumpulkan lembar jawaban saat pretest dan tidak hadir

saat melakukan posttest.

Nilai pretest dan posttest siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Siswa

Kode Siswa

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

X MIPA 2 X MIPA 3

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

1 33 50 16 50

2 25 45 25 83

3 33 54 25 66

4 33 54 25 79

5 33 29 20 50

6 25 45 25 58

7 41 29 16 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

51

8 45 50 16 41

9 29 62 25 50

10 37 62 25 45

11 41 83 33 70

12 33 50 62 66

13 20 54 29 50

14 16 54 33 58

15 25 33 66 75

16 20 62 41 70

17 16 33 16 41

18 45 37 16 66

19 33 50 25 41

20 16 50 25 54

21 20 45 28 41

22 20 37 28 58

23 25 41 16 66

24 33 62 16 58

25 37 58 16 37

26 25 41 41 66

27 25 41 37 75

28 33 41 12 50

Jumlah 828,6 1362,2 769,3 1615,8

Rata-rata 29.59 48.64 26.90 57.70

Data pretest dan posttest kemudian dianalisis secara statistik yaitu

dengan menggunakan uji T dengan menggunakan SPSS 20. Analisis ini

bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap

pengetahuan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

52

1) Uji-T independent pretest (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

Uji-T digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan pemahaman awal

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi tumbukan. Berikut

merupakan hasil uji-T untuk kelompok independent dengan SPSS (tabel

4.3):

Tabel 4.3 Hasil Statistik Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

KODE N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SKOR 1 28 29.59 8.59 1.62

2 28 26.90 13.15 2.48

Keterangan: Kode 1 = Kelas Kontrol; Kode 2 = Kelas Eksperimen

Dari hasil analisis uji t pada tabel 4.3 di atas, diperoleh nilai rata-rata

(mean) pretest materi tumbukan untuk kelas eksperimen adalah 26,90 sedangkan

untuk kelas kontrol mean yang diperoleh adalah 29,59. Nilai t dan p dari

perhitungan ini adalah t = 0,906 dan p = 0,369 dengan level sig α = 0,05. Karena

nilai p > α, maka tidak signifikan. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan

pemahaman awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau bisa dikatakan

pemahaman awalnya sama.

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

SK

OR

Equal

variances

assumed

1.117 .295 .906 54 .369 2.68 2.96 -3.26 8.64

Equal

variances

not assumed

.906 46.51 .370 2.68 2.96 -3.28 8.66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

53

2) Uji t dependent pretest dan posttest kelas eksperimen

Uji ini digunakan untuk melihat apakah ada peningkatan pemahaman

setelah menerapkan metode eksperimen pada kelas X MIPA 3 pada materi

tumbukan. Tabel 4.4. menunjukan hasil analisis uji ini.

Tabel 4.4 Hasil Statistik Uji T Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 PRE 26.90 28 13.15 2.48

POS 57.70 28 13.06 2.46

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

PRE –

POS -30.80 12.89 2.43 -35.80 -25.80 -12.639 27 .000

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui skor

rata-rata yang diperoleh dari pretest adalah 26,90 dan skor rata-rata posttest

adalah 57,70, t = -12.639 dan nilai p (Sig 2-tailed) = 0,000 dengan level sig

α = 0,05. Karena p = 0,000 < α = 0,05 maka signifikan. Signifikan

menunjukan bahwa ada perbedaan pemahaman awal dan pemahaman akhir

siswa pada materi tumbukan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

tumbukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

54

Data pretest dan posttest kelas eksperimen juga kemudian dapat

diklasifikasikan menurut klasifikasi tingkat pemahaman siswa seperti yang

ditunjukan tabel 3.5 pada BAB III. Berikut adalah klasifikasi tingkat

pemahaman siswa dari hasil pretest dan postest kelas eksperimen:

Tabel 4.5 Klasifikasi nilai pretest dan posttest siswa kelas eksperimen

No Interval Pre-test Presentase

(%) Post-test

Presentase

(%) Keterangan

1. 81 – 100 0 0 1 3,57 Sangat Baik

2. 61 – 80 2 7,14 10 35,71 Baik

3. 41 – 60 2 7,14 16 57,14 Cukup

4. 21 – 40 14 50 1 3,57 Kurang

5. 0 – 20 10 35,71 0 0 Sangat Kurang

Tabel 4.5 menunjukan pengklasifikasian tingkat pemahaman siswa dari

nilai yang sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Pengklasifikasian ini dilihat berdasarkan presentase yang diperoleh dari nilai

pretest dan posttest siswa yang sudah dibagi dalam 5 interval seperti yang

ditunjukan pada tabel 4.5. Dari tabel dapat diketahui untuk nilai pretest,

siswa yang mendapatkan nilai kurang sebanyak 14 orang dengan presentase

tertinggi sebesar 50%, siswa yang mendapatkan nilai sangat kurang

sebanyak 10 orang dengan presentase 35,71% siswa yang mendapatkan nilai

baik dan siswa yang mendapatkan nilai cukup masing-masing adalah 2 orang

siswa dengan peresentase yaitu 7,14%, dan presentase siswa yang

mendapatkan nilai sangat baik adalah 0% atau dapat dikatakan tidak ada

siswa yang mendapatkan nilai sangat baik. Sedangkan untuk nilai posttest,

siswa yang mendapatkan nilai cukup sebanyak 16 orang dengan peresentase

57,14%, siswa yang mendapatkan nilai baik sebanyak 10 orang dengan

presentase 35,71%, siswa yang mendapatkan nilai yang sangat baik 1 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

55

dengan presentase 3,57% dan presentase siswa yang mendapatkan nilai

sangat kurang adalah 0% atau bisa dikatakan tidak ada siswa yang

mendapatkan nilai kurang.

Dari hasil analisa tabel 4.5 dapat diketahui bahwa metode eksperimen

dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi tumbukan.

3) Uji t dependent pretest dan posttest kelas kontol

Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh penerapan metode ceramah

aktif terhadap peningkatan pengetahuan siswa pada materi tumbukan. Hasil

analisa uji ini dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut:

Tabel 4.6 Hasil Statistik Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair 1 PRE 29.59 28 8.59 1.62

POS 48.64 28 12.00 2.26

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig.

(2-

tailed) Mean Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

PRE -

POS -19.05 13.53 2.55 -24.30 -13.79 -7.445 27 .000

Nilai mean dari pretest adalah sebesar 29,59 dan nilai mean dari posttest

adalah 48,64, s = -7.445 dan nilai p (Sig 2-tailed) = 0,000. Nilai p = 0,000 <

α = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan

pengetahuan awal dan pengetahuan akhir siswa pada materi tumbukan. yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

56

berarti metode ceramah aktif dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada

materi tumbukan.

Pengklasifikasian hasil pretest dan posttest juga digunakan dalam

menganalisis pemahaman siswa pada materi tumbukan dengan melihat

presentase hasil pretest dan posttest. Berikut adalah tabel klasifikasi tingkat

pemahaman siswa dari hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol.

Tabel 4.7 Klasifikasi hasil pretest dan posttest siswa kelas kontrol

No Interval Pre-test Presentase

(%) Post-test

Presentase

(%) Keterangan

1. 81 – 100 0 0 1 3,57 Sangat Baik

2. 61 – 80 0 0 4 14,29 Baik

3. 41 – 60 4 14,29 17 60,71 Cukup

4. 21 – 40 17 60,71 6 21,43 Kurang

5. 0 – 20 7 25 0 0 Sangat Kurang

Dari tabel di atas dapat diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang

pada pretest memiliki presentase yang paling tinggi yaitu 60,71% dengan

jumlah siswa sebanyak 17 orang siswa. Sedangkan siswa yang memiliki nilai

sangat kurang memiliki presentase 25% dengan jumlah siswa 7 orang dan

jumlah siswa yang memperoleh nilai cukup adalah 4 orang dengan

prosentase 14,29%. Untuk nilai posttest, siswa yang memperoleh nilai cukup

yang memiliki presentase paling tinggi yaitu 60,71% dengan jumlah siswa

adalah 17. Siswa yang memperoleh nilai kurang memiliki presentase

21,43%, dengan jumlah siswa adalah 6 orang, siswa yang memperoleh nilai

baik memiliki presentase 14,29% dengan jumlah siswa adalah 4 oarang dan

siswa yang memperoleh nilai yang sangat baik berjumlah 1 orang dengan

presentase 3,57%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

57

Jadi, dapat disimpulkan metode ceramah aktif dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada materi tumbukan.

4) Uji t independent posttest (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah pemahaman akhir antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau berbeda. Hasil analisis dapat

dilihat pada tabel 4.8. berikut:

Tabel 4.8 Hasil Statistik Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Group Statistics

KOD

E

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

SKOR 1 28 48.64 12.00 2.26

2 28 57.70 13.06 2.46

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

S

K

O

R

Equal

variances

assumed

.963 .331 -2.702 54 .009 -9.06 3.35 -15.78 -2.33

Equal

variances

not assumed

-2.702 53.62 .009 -9.062 3.35 -15.78 -2.33

Keterangan: Kode 1 = kelas kontrol; Kode 2 = kelas eksperimen

Dari hasil analisa pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai skor rata-rata kelas

kontrol adalah 48.64 dan skor rata-rata kelas eksperimen adalah 57.70, Nilai s diperoleh

sebesar -2.702 dan p (Sig 2-tailed) = 0.009 dengan level signifikan α = 0,05. Jika nilai

p dibandingkan dengan nilai α dapat dilihat bahwa ilai p < α hal ini menunjukan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

58

signifikan yang artinya ada perbedaan tingkat pemahaman akhir siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada materi tumbukan. Dari analisa ini dapat

disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada

materi tumbukan.

4.2.2. Nilai Karakter Kerjasama

Selain mengamati peningkatan pemahaman siswa, peneliti juga mengamati

peningkatan nilai karakter kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sample yang diambil adalah 56 siswa yang terdiri dari 28 siswa dari kelas eksperimen

dan 28 siswa dari kelas kontrol. Berikut adalah data hasil pengisian kuesioner kelas

eksperimen dan kelas control.

Tabel 4.9 Data Kuesioner Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kode Siswa

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

X MIPA 2 X MIPA 3

Awal Akhir Awal Akhir

1 62 64 59 60

2 60 68 60 76

3 60 71 62 67

4 60 65 60 62

5 53 55 60 74

6 53 57 60 64

7 63 65 64 70

8 70 51 59 60

9 60 59 61 61

10 60 54 66 72

11 60 62 62 68

12 59 60 61 56

13 59 56 60 62

14 57 60 60 62

15 55 60 63 65

16 56 59 60 64

17 65 65 62 63

18 66 64 59 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

59

19 57 58 63 62

20 68 70 60 70

21 60 61 59 61

22 60 57 57 68

23 68 73 65 73

24 51 56 60 62

25 59 55 64 65

26 74 72 59 66

27 61 62 62 66

28 58 61 58 65

Jumlah 1694 1720 1705 1836

Rata-rata 60.50 60.89 60.89 65.57

Data di atas kemudian dianalisis menggunakan uji t dengan menggunakan

program SPSS 20 untuk melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap

kerjasama siswa.

1) Uji t independent kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

diterapkannya metode.

Uji t ini digunakan untuk mengetahui kerjasama siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebelum diterapkannya metode eksperimen (kelas eksperimen) dan

metode ceramah aktif (kelas kontrol). Tabel 4.10 adalah hasil analisis menggunakan

program SPSS.

Tabel 4.10 Analisis Kerjasama Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Group Statistics

KODE N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

SKO

R

1 28 60.50 5.225 .987

2 28 60.89 2.149 .406

Independent Samples Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

60

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

S

K

O

R

Equal

variances

assumed

8.00

3 .007 -.368 54 .714 -.393 1.068 -2.533 1.748

Equal

variances

not

assumed

-.368 35.88

1 .715 -.393 1.068 -2.558 1.773

Keterangan: Kode 1: Kelas Kontrol; Kode 2: Kelas Eksperimen

Dari tabel 4.10 dapat diketahui nilai mean dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Nilai mean untuk kelas kontrol adalah 60,50 dan mean untuk kelas

eksperimen adalah 60,89. Nilai s = - 0,368 dan p (sig 2-talied) = 0,714 dengan α =

0,05. Karena nilai p > α maka tidak signifikan, yang artinya tidak ada perbedaan

kerjasama diawal sebelum pembelajaran dilaksanakan.

2) Uji t dependent kerjasama siswa kelas eksperimen

Uji t ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada peningkatan kerjasama siswa

setelah diterapkanya metode eksperimen. Berikut adalah hasil analisis menggunkan

SPSS.

Tabel 4.11 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 PRE 60.89 28 2.149 .406

POS 65.57 28 4.880 .922

Paired Samples Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

61

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

PRE –

POS

-

4.679 5.518 1.043 -6.818 -2.539 -4.487 27 .000

Hasil analisis uji t menunjukan bahwa mean kerjasama sebelum metode

eksperimen diterapkan berbeda dengan nilai mean kerjasama setelah metode

eksperimen diterapkan. Mean sebelum adalah 60,89 dan mean diakhir adalah 65,57.

Dari analisis diperoleh juga nilai s = -4,487 dan nilai p (sig 2-tailed) = 0,000 dengan

α = 0,05. Karena nilai p < α maka signifikan. Hal ini menunjukan bahwa ada

peningkatan kerjasama setelah diterapkan metode eksperimen.

3) Uji t dependent kerjasama siswa kelas kontrol

Uji t ini bertujuan untuk melihat pengaruh metode ceramah terhadap kerjasama

siswa kelas kontrol. Tabel 4.12 merupakan hasil analisis uji ini.

Tabel 4.12 Analisis Kerjasama Awal dan Akhir Kelas Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 PRE 60.50 28 5.225 .987

POS 61.43 28 5.712 1.079

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

PRE –

POS

-

4.679 5.518 1.043 -6.818 -2.539

-

4.487 27 .000

Metode ceramah pada kelas kontrol dapat meningkatkan kerjasama siswa

dilihat dari nilai p (sig 2-tailed) = 0,000 < α = 0,05 menunjukan signifikan, yang berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

62

ada perbedaan kerjasama di awal dan di akhir pembelajaran. Mean kerjasama di awal

juga lebih rendah dari mean di akhir pembelajaran dimana nilai mean kerjasama

sebelum diterapkannya metode adalah 60,50 sedangkan mean setelah diterpkan metode

adalah 61,43. Nilai s dari analisis uji t di atas adalah -4,487.

4) Uji t independent kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah

diterapkannya metode

Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai karakter

kerjasama kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran dilaksanakan.

Berikut adalah hasil analisis menggunkan uji t pada program SPSS.

Tabel 4.13 Analisis Kerjasama Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Group Statistics

KODE N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

SKOR 1 28 61.43 5.712 1.079

2 28 65.57 4.880 .922

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

SK

OR

Equal

variances

assumed

.578 .450 -2.918 54 .005 -4.143 1.420 -6.989 -

1.297

Equal

variances

not assumed

-2.918 52.714 .005 -4.143 1.420 -6.991 -

1.295

Keterangan: Kode 1: Kelas Eksperimen, Kode 2: Kelas Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

63

Dari hasil uji t di atas menunjukan adanya perbedaan mean kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Mean kelas eksperimen adalah 65,57 dan mean kelas kontrol adalah

61,43. Nilai s = -2,981 dan p (sig 2-tailed) = 0,005 dengan α = 0,05. Dari analisis ini

dapat diketahui bahwa hasil menunjukan signifikan dimana p < α. Hal ini menunjukan

ada perbedaan kerjasama kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan

metode eksperimen dapat meningkatkan nilai karakter kerjasama siswa.

5) Klasifikasi Nilai Kerjasama Siswa

Selain dianalisis menggunakan uji t pada program SPSS, nilai karakter kerjasama

siswa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel klasifikasi nilai kerjasama siswa

pada BAB III. Berikut adalah tabel klasifikasi nilai kerjasama siswa kelas kontrol dan

kelas eksperimen.

Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai Kerjasama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Interval Keterangan

X MIPA 3 X MIPA 2

Aw

al

Per

sen

tase

(%)

Ak

hir

Per

sen

tase

(%)

Aw

al

Per

sen

tase

(%)

Ak

hir

Per

sen

tase

(%)

1 66 – 80

Sangat

Tinggi

1 3,57 12 42,86 5 17,86 4

14,2

9

2 51 – 65

Tinggi 27

96,43 16 57,14 23 82,14 24 85,7

1

3 36 – 50

Kurang 0

0 0 0 0 0 0 0

4 20 – 35

Sangat

kurang

0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel 4.14 kita dapat membandingkan persentase kerjasama sebelum metode

eksperimen diterapkan dan kerjasama setelah metode eksperimen diterapkan, dimana

sebelum metode eksperimen diterapkan siswa yang memiliki nilai kerjasama sangat

tinggi memiliki persentase 3,57% dan siswa yang miliki nilai kerjasama tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

64

memiliki persentase 96,43%. Sedangkan setelah motode eksperimen diterapkan dalam

pembelajaran, persentase siswa yang memiliki nilai kerjasama sangat tinggi naik

menjadi 42,86% dan persentase siswa yang memiliki nilai kerjasama tinggi menjadi

57,14%. Hal ini menunjukan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan nilai

kerjasama.

Dari tabel klasifikasi juga dapat diketahui nilai kerjasama kelas kontrol sebelum

metode diterapkan adalah sebanyak 17,86% siswa memiliki nilai kerjasama yang

sangat tinggi dan 82,14% siswa yang memiliki nilai kerjasama tinggi. Sedangkan

persentase nilai karakter setelah diterapkannya metode adalah sebanyak 14,29% siswa

yang sangat berkarakter dan 85,71% lainnya berkarakter. Dari data ini dapat dilihat

terjadi penurunan persentase siswa yang sangat berkarakter dan terjadi peningkatan

persentase siswa yang berkarakter. Jadi dapat disimpulkan metode ceramah pada kelas

kontrol dapat meningkatkan nilai kerjasama.

4.2.3. Analisis Hasil Observasi Kerjasama

Dalam melakukan observasi kerjasama di dalam kelas kontrol dan kelas

eksperimen, peneliti dibantu oleh beberapa teman mahasiswa yang mengawasi setiap

kelompok saat siswa melakukan eksperimen dan diskusi dalam kelompok. Berikut

adalah hasil pengamatan kerja sama kelompok pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sesuai dengan indikator kerjasama siswa:

4.2.3.1. Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama dan bertanggung

jawab terhadap tugas kelompok.

Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap

tugas adalah salah satu faktor yang penting dalam melakukan kerja kelompok agar

apa yang dikerjakan berjalan lancar. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di

kelas eksperimen, setiap anggota kelompok sudah menunjukan sikap

bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok dengan mengerjakan tugas

kelompok bersama-sama. Dalam pengamatan ini peneliti melihat setiap anggota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

65

dalam kelompok mempunyai tugasnya masing-masing sehingga semua anggota

kelompok terlibat dalam mengerjakan tugas kelompok.

Hasil pengamatan pada kelas kontrol menunjukan hal yang berbeda dari kelas

eksperimen dimana hanya 2 sampai 3 orang saja (Dari 6 anggota kelompok) yang

terlibat mengerjakan tugas dalam kelompoknya, sedangkan anggota kelompok

lainnya sibuk bermain dengan gadgetnya, dan ada beberapa siswa lainnya yang

kedapatan tiduran dikelas saat pengerjaan tugas kelompok berlansung.

4.2.3.2. Menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat

Salah satu faktor penting terjalinnya kerjasama dalam kelompok adalah dapat

menghargai dan menyampaikan pendapat. Dari hasil pengamatan yang telah

dilakukan di kelas eksperimen, menunjukan bahwa kelas eksperimen sudah

menunjukan kedua sikap tersebut. Misalnya selama berlansungnya diskusi setiap

anggota kelompok memperhatikan temannya ketika mempresentasikan hasil diskusi

kelompok kemudian setelah itu kelompok lain menanggapi atau memberikan

pendapatnya. Jadi adanya feedback antara anggota kelompok maupun antara

kelompok pada kelas ini.

Pada kelas kontrol juga secara umum sudah menunjukan sikap menyampaikan

dan menghargai pendapat. Siswa aktif menjawab beberapa pertanyaan yang peneliti

tanyakan, tetapi ketika siswa berdiskusi dalam kelompok, hanya 2 sampai 3 siswa

siswa yang aktif memberikan pendapatnya sedangkan yang lain sibuk mengobrol

dan bermain dengan gadgetnya. Jadi di dalam kelas ini sikap menghargai lebih

dominan dimiliki setiap kelompok dimana anggota kelompok menerima pendapat

anggota lain. Sedangkan sikap memberikan pendapatnya masih kurang dimiliki

setiap anggota kelompok.

Jadi secara umum kedua kelas ini menunjukan sikap memberikan pendapat dan

menghargai pendapat teman kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

66

4.2.3.3. Patuh terhadap aturan diskusi

Faktor lain yang mendukung terjadinya kerjasama dalam kelompok adalah

setiap anggota kelompok patuh terhadap aturan diskusi. Aturan diskusi yang

dimaksud disini adalah anggota kelompok tidak mengerjakan hal lain diluar topik

diskusi, setiap anggota kelompok wajib terlibat dalam pengerjaan tugas kelompok

dan setiap kelompok wajib menghargai pendapat teman kelompok

Selama pengamatan yang dilaksanakan di kelas eksperimen, secara umum

siswa sudah mematuhi aturan diskusi, tetapi masih ada beberapa siswa yang berjalan

ke kelompok lain. Sedangkan untuk kelas kontrol sikap patuh terhadap aturan

diskusi masih kurang karena beberapa anggota dalam kelompok mengerjakan hal

lain ketika kerja kelompok dilakukan, misalnya mengganggu teman di kelompok

lain, bermain dengan gadgetnya, mondar-mandir WC. Selain itu hanya sebagian

anggota kelompok yang aktif mengerjakan tugas kelompok.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Peningkatan Pemahaman

Berdasarkan hasil analisis uji T-test kelompok dependent kelas

eksperimen pada tabel 4.4 menunjukan hasil yang signifikan dimana nilai sig

(2-tailed) lebih kecil dari level signifikan, dan hasil uji T-test kelompok

independen kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.8 menunjukan hasil

yang signifikan juga, yang artinya ada perbedaan pemahaman antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kedua hal ini menunjukan bahwa metode

eksperimen yang diterapkan dalam pembelajaran fisika pada materi tumbukan

dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Djajadikastra (1981), salah satu keunggulan pembelajaran

menggunakan metode eksperimen adalah siswa mengalami atau mengamati

sendiri suatu proses atau kejadian, sehingga siswa benar-benar yakin akan hasil

akibat dari suatu proses. Karena itu metode eksperimen dapat lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

67

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi tumbukan dibandingkan

dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

4.3.2. Peningkatan Kerjasama

Hasil analisis statistik uji t dependent kelas eksperimen pada tabel 4.11

menunjukan hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti ada perbedaan

kerjasama siswa setelah diterapkannya metode eksperimen selama proses

pembelajaran dan dari hasil nilai rata-ratanya (mean) dapat dilihat bahwa ada

peningkatan kerjasama. Pada uji statistik t independen kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada tabel 4.13 juga menunjukan nilai sig (2-tailed) lebih kecil

dari level signifikan yang berati signifikan dimana ada perbedaan kerjasama

dari kedua kelas ini setelah diberi treatment yang berbeda. Dapat disimpulkan

penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kerjasama siswa.

Dari hasil observasi yang dilakukan dikelas selama proses pembelajaran

berlansung menunjukan bahwa kelas eksperimen lebih memenuhi semua

indikator kerjasama dibandingkan kelas kontrol. Indikator kerjasama yang

diamati selama proses pembelajaran ini adalah mengerjakan tugas kelompok

bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap tugas kelompok,

menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat, dan patuh terhadap aturan

diskusi.

Jadi, dari analisis angket menggunakan uji t dan hasil observasi kelas

menunjukan bahwa metode eksperimen lebih meningkatkan karakter kerjasama

siswa dibandingkan menggunakan metode ceramah. Dari hasil observasi kelas

selama berlansungnya pembelajaran juga menunjukan bahwa karakter

kerjasama siswa kelas eksperimen lebih dominan dibandingkan dengan kelas

kontrol dilihat dari indikator kerjasama siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

68

4.4. Keterbatasana Penelitian

Berikut adalah beberapa keterbatasan yang ditemui oleh peneliti selama

melakukan penelitian ini:

1) Instruksi pada LKS eksperimen kurang operasional sehingga masih banyak

siswa yang bertanya mengenai LKS saat kegiatan eksperimen berlansung. Pada

LKS juga tidak ditampilkan grafik hasil analisis menggunakan tracker.

2) Pada Intrumen posttest yang digunakan untuk mengukur pemahaman akhir

siswa, terdapat satu soal yaitu soal no 5 yang setelah ditinjau ternyata hampir

sebagian siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dapat mengerjakan

soal tersebut hal ini disebabkan karena soal nomor 5 adalah tipe soal yang

mengandung substitusi persamaan pada penyelesaian akhirnya.

3) Pengamatan observasi kerjasama dikelas belum dapat mengukur kerjasama

siswa secara keseluruhan karena observasi hanya dilakukan satu kali di setiap

kelas.

4) Waktu penelitian yang terbatas sehingga terjadi pengurangan jam pembelajaran

untuk kelas kontrol.

5) Angket yang digunakan untuk mengukur kerjasama pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol tidak adil karena kebanyakan pernyataan yang terdapat pada

angket menguntungkan kelas eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan pada siswa kelas

X MIPA 3 dan X MIPA 2 di SMA Negeri 1 Ngaglik, maka dapat disimpulakan

sebagai berikut:

1) Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika materi tumbukan

dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1

Ngaglik.

2) Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika materi tumbukan

dapat meningkatkan kerjasama siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1

Ngaglik.

5.2. Saran

1) Bagi Guru Fisika

Metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan

meningkatkan kerjasama diantara siswa, oleh karena itu metode eksperimen

dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif pada pembelajaran

fisika.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Lebih memperhatikan dalam penyusunan LKS agar kegiatan

eksperimen sesuai apa yang direncanakan.

b. Dalam pembuatan soal di usahakan soal yang lebih mengandung unsur

pemahaman konsep fisika dan lebih baik juga divalidasi oleh guru

fisika disekolah tempat penelitian dilakukan karena guru fisika

mengetahui perkembangan kognitif siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

70

c. Penelitian selanjutnya lebih baik jika observasi kerjasama siswa

dilakukan disetiap pertemuan supaya apa yang mau diukur betul-betul

dapat diukur.

d. Pernyataan pada angket yang digunakan dalam penelitian harus adil

untuk dua kelas yang diberi treatment yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

71

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaifull, & aswan zain. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT

RINEKA CIPTA. Edisi revisi

Darmiyono. 2009. “Efektifitas Pembelajaran Fisika Pada Materi Tumbukan

Lenting Dan Tak Lenting Dengan Penyelesaian Soal Yang Dituntun

Dengan Lembaran Kerja Siswa Di SMA Negeri 1 Godean”. Skripsi:

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Djajadistra, Jusuf. 1981. Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan

Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Yurike. 2018. ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Mind

Mapping Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Dan Kerjasama Siswa

Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Ngaglik Pada Materi Pembiasan Cahaya

Pada Lensa Cembung Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi. FKIP.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Mundilarto. 2012. Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY Press

Parmasinta, Candra. 2018. “Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen

Berbantuan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman,

Keaktifan Dan Kejujuran Siswa Kelas X SMA NEGERI 3 Klaten Pada

Pokok Bahasan Gerak Harmonic Sederhana Tahun Ajaran 2017/2018.

Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran.

Jakarta: Pt Remaja Rosdakarya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

72

Riyanto, Theo, & Martinus. 2008. Kelompok Kerja yang Efektif. Yogyakarta:

Kanisius

Rahmawati, Selly, & Sunarti. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: ANDI

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada

Sudirman. 2013. Fisika Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk

SMK/MK kelas X. Jakarta: Erlangga.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana prenada Media Group

Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktifistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius

Tipler, Paul.1998. FISIKA Untuk Sains dan Teknik.Jakarta: Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

73

Lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

74

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

75

Lampiran 2. Surat Keterangan keterangan Telah Melaksanaan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

76

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik

Materi Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X MIPA 3/II

Materi Pelajaran : Tumbukan

Alokasi waktu : 6 x 45 menit (4 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive

dan pro-aktif dan menunjukansikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dana lam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI/3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseoptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dengan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkreat dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

77

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3 3.10. Menerapkan konsep

momentum dan impuls,

serta hukum kekekalan

momentum dalam

kehidupan sehari-hari

Memahami konsep dan prinsip

tumbukan

Membedakan 2 jenis tumbukan

berdasarkan pristiwa yang

dialami

Mengintegrasikan hukum

kekekalan energi dan kekekalan

momentum untuk berbagai

pristiwa tumbukan

Menerapkan konsep tumbukan

dalam memecahkan masalah

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik dapat:

1. Memahami konsep dasar tumbukan berdasarkan percobaan yang dilakukan

2. Membedakan 2 jenis tumbukan beserta karakteristiknya berdasarkan

percobaan yang dilakukan

3. Menentukan koefisien restitusi

4. Menghubungkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum

untuk berbagai pristiwa tumbukan.

5. Menerapkan konsep tumbukan dalam pemecahan masalah.

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Reguler

a. Pertemuan 1 dan 2 (6 JP)

1) Tumbukan Lenting Sempurna

2) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

3) Koefisien restitusi untuk tumbukan satu dimensi

2. Materi pengayaan

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

78

3. Materi remedial

-

E. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Model : Discovery Learning

Metode : Eksperimen

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (2 x 45 menit)

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

- Mengucapkan salam

- Menunjukan siswa untuk membuka

pelajaran dengan doa

- Perkenalan (menyampaikan tujuan

datang ke SMAN 1 Ngaglik) dan

melakukan absensi

- Membangun relasi dengan siswa

dalam situasi yang nyaman

Memotivasi

Guru menyampaikan kepada siswa

tentang kegiatan hari ini adalah

pengerjaan pretest dan kuesioner,

pembagian kelompok eksperimen dan

dilanjutkan penjelas mengenai

eksperimen serta penggunaan aplikasi

tracker

Pretest dan kuesioner dilaksanakan

selama 45 menit

55 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

79

Kegiatan

Inti

Setelah pretest dilaksanakan, guru

membagi siswa dalam 5 kelompok.

Dalam satu kelompok terdiri dari 6

anggota. Kemudian guru membagikan

LKS kegiatan eksperimen yang akan

dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

Setelah pembagian kelompok dan

LKS, guru memberitahu materi yang

akan dipelajari kemudian menjelaskan

gambaran umum eksperimen pada

LKS dan penggunaan aplikasi tracker

video analysis yang ada pada LKS.

Menanya

Memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya mengenai LKS ataupun

penggunaan aplikasi tracker jika belum

dimengerti.

30

menit

penutup

- Memberi tugas untuk membaca

materi tumbukan

- Menutup pelajaran dengan salam.

5 menit

Total 90 menit

Pertemuan II (1 x 45 menit)

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

pendahuluan

Orientasi

- Mengucapkan salam

- Menunjukan siswa untuk membuka

pelajaran dengan doa

- Memeriksa kehadiran siswa

Apersepsi

Mengajukan pertanyaan yang ada

kaitannya dengan materi tumbukan:

- “jika bola A diberi gaya, maka bola A

bergerak dan menumbuk bola B.

15 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

80

menurut kamu apakah itu tumbukan?

Mengapa demikian?”

- Guru meminta siswa beberapa siswa

menyebutkan contoh tumbukan

dalam kehidupan sehari-hari.

- Guru mengarahkan contoh tumbukan

dalam kehidupan sehari-hari dengan

2 jenis tumbukan

- Guru mengaitkan contoh dalam

kehidupan sehari-hari dengan

percobaan yang akan dilakukan

Memotivasi

- Menyampaikan topik yang akan

dipelajari dan tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

- Menyampaikan kegiatan eksperimen

yang akan dilakukan pada pertemuan

ini.

- Memberi gambaran tentang materi

tumbukan

Pendahuluan

Guru mengarahkan siswa untuk duduk

dalam kelompok dan melanjutkan

kegiatan pembelajaran yaitu

melakukan eksperimen.

Guru membagikan LKS dan alat-alat

yang digunakan dalam praktikum ini

Mengamati

Siswa melaksanakan eksperimen

sesuai dengan prosedur dalam LKS.

Guru menilai kerjasama siswa

Mengumpulkan informasi

Siswa merekam peristiwa tumbukan yang

terjadi menggunakan kamera atau

handycam

25 menit

Penutup

- Memberitahukan kegiatan

pengolahan data eksperimen dan

diskusi untuk pertemuan selanjutnya

- Menutup pelajaran dengan salam

5 menit

Total 45 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

81

Pertemuan III (2 x 45 menit)

Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

- Mengucapkan salam

- Menunjukan siswa untuk membuka

pelajaran dengan doa

- Melakukan absensi

Motivasi

- Menyampaiakan kegiatan

pembelajaran hari ini yaitu analisis

data, mendiskusikan pertanyaan

pada LKS dan mengkomunikasikan

hasil diskusi

Apersepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan

pembelajaran tumbukan dengan

pengalaman siswa

10 Menit

Kegiatan Inti

- Guru mengarahkan siswa untuk

duduk dikelompok masing-masing.

- Guru membagi laptop kepada setiap

kelompok untuk menganalisis video

tumbukan yang sudah direkam pada

pertemuan sebelumnya.

- Siswa kemudian menginput video

tersebut ke laptop yang sudah

disiapkan

Mengelola Informasi

Video tumbukan yang sudah direkam

pada saat eksperimen kemudian

dianalis menggunakan tracker video

analysis dari data tersebut siswa

mengumpukan informasi sesuai apa

ditanyakan pada LKS

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

82

Siswa aktif mendiskusikan persoalan

yang diberikan dalam lembar LKS

Mengkomunikasikan

- Setiap kelompok mempresentasikan

hasil percobaan dan diskusi yang

telah dilaksanakan

- Siswa dibantu oleh guru

menyampaiakan hasil percobaan dan

diskusi yang telah dilakukan

- Siswa bersama guru menyimpulkan

kegiatan eksperimen secara

keseluruhan

Setelah melakukan presentasi kelompok

dan diskusi bersama, guru memberikan

soal kepada siswa untuk dikerjakan.

Diakhir pembelajaran sebelum kegiatan

penutup guru membimbing siswa

mengerjakan soal dipapan tulis dan

membahasnya bersama-sama

Penutup

- Refleksi

- Menutup pembelajaran dengan

salam

- Mengucapkan terima kasih

10 menit

Total 90 menit

Pertemuan IV (1 x 45 menit)

Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

- Mengucapkan salam

- Menunjukan siswa untuk membuka

pelajaran dengan doa

- Melakukan absensi

Motivasi

- Menyampaiakan kegiatan

pembelajaran hari ini yaitu

pengerjaan posttest

5 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

83

Kegiatan inti

Kegiatan Inti:

- Siswa mengerjakan soal post-test

- Siswa mengerjakan kuesioner

100 menit

Penutup

Kegiatan Penutup

- Menutup pembelajaran dengan

salam

- Mengucapkan terima kasih

10 menit

Total 120 menit

G. Media, Alat, Sumber Belajar

Media : Alat praktikum, Papan tulis, dan LKS

Alat dan bahan : (terlampir pada LKS)

Sumber belajar : Buku Fisika untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminat

matematika dan ilmu pengetahuan alam kurikulum 2013 dan

Panduan Belajar Fisika 2A SMA kelas XI kurikulum 2013

H. Materi Pembelajaran

Untuk sistem dua benda bertumbukan, momentum linear sistem adalah

tetap asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Pada pristiwa tumbukan

dimana tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka hukum kekekalan

momentum linear selalu berlaku, tetapi hukum kekekalan energi kinetik

umumnya tidak berlaku.

Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik

(khususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jenis: tumbukan lenting

sempurna dan tumbukan tidak lenting. Tumbukan lenting sempurna, jika pada

peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem adalah tetap (berlaku hukum

kekekalan energi kinetik). Tumbukan tidak lenting, jika pada pristiwa tumbukan

itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlakunya hukum kekekalan

energi kinetik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

84

a. Tumbukan Lenting Sempurna

Jika pada tumbukan tidak terjadi pengurangan energi kinetik, maka

tumbukan yang tejadi bersifat lenting sempurna.

m1 (a) m2

(b)

Gambar 1. Dua benda m1 dan m2 (a) sebelum tumbukan, (b) setelah tumbukan

gambar 1a menunjukan dua benda bermasa m1 dan m2 yang bergerak

dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang garis lurus yang sama. Setelah terjadi

tumbukan lenting sempurna, kecepatan keduanya menjadi v1’ dan v2

’ (gambar

1b). Dari hokum kekekalan momentum diperoleh:

𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1′ + 𝑚2𝑣2′ atau 𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′) = 𝑚2(𝑣2 − 𝑣2′ ) (1)

Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.

1

2𝑚1𝑣1

2 +1

2𝑚2𝑣2

2 = 1

2𝑚1𝑣′1

2 +1

2𝑚2𝑣′2

2

Atau

𝑚1(𝑣12 − 𝑣′1

2) = 𝑚2(𝑣′22 − 𝑣2

2) …(2)

Dengan mengingat 𝑎2−𝑏2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏), persamaan (2) dapat

ditulis dalam bentuk:

𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′ )(𝑣1 + 𝑣′

1) = 𝑚2(𝑣′2 − 𝑣2)(𝑣′

2 + 𝑣2 … (3)

Dari persamaan (3) tersebut diperoleh hubungan

𝑣1− 𝑣2 = −(𝑣′1 − 𝑣′2) … (4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

85

b. Tumbukan Tidak Lenting

Tumbukan dimana energi kinetik tidak kekal disebut tumbukan tidak

lenting. Sebagian energi kinetik awal pada tumbukan seperti ini diubah

menjadi energi jenis lain, seperti energi panas atau potensial, sehingga energi

kinetik akhir total lebih kecil dari energi kinetik awal total. Kebalikannya

juga bisa terjadi ketika energi potensial dilepaskan, di mana energi kinetik

akhir total lebih besar dari energi kinetic awal total. Jika dua benda bersatu

sebagai akibat dari tumbukan, tumbukan tersebut dikatakan tidak lenting

sama sekali (Giancoli, 2001).

Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu

sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan

sebagai:

𝑣2′ = 𝑣1

′ = 𝑣’

Dengan demikian, hokum kekekalan momentumnya berbentuk

𝑚1𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = (𝑚1 + 𝑚2 ) 𝑣′ …(5)

Kecepatan kedua benda setelah tumbukan dapat dihitung dengan

persamaan:

𝑣′ = 𝑚1𝑣1+ 𝑚2 𝑣2

𝑚1+𝑚2 …(6)

Jika salah satu benda (misalnya m2) semula diam, maka rumus setelah

tumbukan menjadi

𝑣′ = 𝑚1𝑣1

𝑚1+𝑚2 … (7)

Dala tumbukan tidak lenting, energi kinetik setelah tumbukan selalu

lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Energi kinetik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

86

sebelum tumbukan adalah 𝐸𝑘 = 1

2𝑚1𝑣1

2. Energi kinetiknya setelah

tumbukan adalah:

𝐸𝑘 = 1

2(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 …(8)

Perbandingan energi kinetic setelah tumbukan dengan energi kinetik

sebelum tumbukan dengan energi kinetic sebelum tumbukan adalah

𝐸𝑘′

𝐸𝑘=

𝑚1

𝑚1+𝑚2 …(9)

Persamaan (9) berlaku jika semula massa m2 diam.

c. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi

Koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negativ dari

perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan

dan sebelum tumbukan,

𝑒 = 𝑣1

′ −𝑣2′

𝑣1−𝑣2 …(10)

Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 𝑣1 − 𝑣2 = − (𝑣1′ − 𝑣2′) sehingga

koefisien restitusinya bernilai 1,

𝑒 = −𝑣1

′ −𝑣2′

− (𝑣1

′−𝑣2′) = 1 …(11)

Pada tumbukan tak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda

menjadi satu, 𝑣2′ = 𝑣1

′ = 𝑣’ sehingga koefisien restitusinya bernilai nol,

𝑒 = −𝑣′−𝑣′

(𝑣1′−𝑣2′) = 0 … (12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

87

I. Penilaian

1. Lembaran penilaian (terlampir)

Ranah yang dinilai : kognitif

Jenis penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrument : essay untuk pre-test dan post-test

2. Kuisioner Nilai Karakter

(terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

88

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik

Materi Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X MIPA/II

Materi Pelajaran : Tumbukan

Alokasi waktu : 4 x 45 menit (4 JP)

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive

dan pro-aktif dan menunjukansikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dana lam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI/3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseoptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dengan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkreat dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

89

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3 3.10. Menerapkan konsep

momentum dan impuls,

serta hukum kekekalan

momentum dalam

kehidupan sehari-hari

Memahami konsep dan prinsip

tumbukan

Membedakan 2 jenis tumbukan

berdasarkan pristiwa yang

dialami

Mengintegrasikan hukum

kekekalan energi dan kekekalan

momentum untuk berbagai

pristiwa tumbukan

Menerapkan konsep tumbukan

dalam memecahkan masalah

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik dapat:

1. Menjelaskan konsep dan prinsip tumbukan

2. Membedakan 2 jenis tumbukan berdasarkan peristiwa dalam kehidupan

sehari-hari

3. Menghubungkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum

untuk berbagai pristiwa tumbukan.

4. Menerapkan konsep tumbukan dalam pemecahan masalah.

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Reguler

b. Pertemuan 1 dan 2 (4 JP)

1) Tumbukan Lenting Sempurna

2) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

3) Koefisien restitusi untuk tumbukan satu dimensi

2. Materi pengayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

90

-

3. Materi remedial

-

E. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Model : Discovery Learning

Metode : Ceramah aktif

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (2 x 45 menit)

Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi:

- Mengucapkan salam

- Menunjukan siswa untuk

membuka pelajaran dengan doa

- Perkenalan (menyampaikan

tujuan datang ke SMAN 1

Ngaglik) dan melakukan

absensi

- Membangun relasi dengan

siswa dalam situasi yang

nyaman

Memotivasi

- Menyampaikan topik yang akan

dipelajari dan tujuan

pembelajaran yang harus

dicapai.

- Memberi gambaran tentang

manfaat mempelajari materi

tumbukan

- Menyampaikan kepada siswa

kegiatan yang akan dilakukan

sebelum pembelajaran

50 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

91

dilaksanakan adalah pengerjaan

pretest dan pengisian kuesioner.

Pengerjaan pretest dan angket

(dilaksanakan selama 45 menit)

Kegiatan Inti

Sebelum pembelajaran dilaksanakan

guru mengarahkan siswa untuk

duduk dalam kelompok kecil untuk

mendiskusikan beberapa pertanyaan

awal yang berkaitan dengan materi.

Menanya

- Guru memancing rasa

keingintahuan siswa dengan

bertanya “jika bola A diberi

gaya, maka bola A bergerak dan

menumbuk bola B. menurut

kamu apakah itu tumbukan?

- Guru meminta siswa beberapa

siswa menyebutkan contoh

tumbukan dalam kehidupan

sehari-hari.

- Guru mengarahkan pikiran siswa

supaya dapat menyebutkan 2

jenis tumbukan dan karakteristik

dengan memberi kasus:

1) Seorang pemain biliar

memukul bola putih yang

kemudian menumbuk bola

merah yang diam dengan

kecepatan v, sesaat setelah

tumbukan, bola putih

menjadi diam dan bola

merah bergerak dengan

kecepatan hampir sama

dengan kecepatan datangnya

bola putih.

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

92

2) Segumpal tanah liat yang

masih lembek di lemparkan

dalam arah mendatar menuju

ke sebuah bola biliar yang

diam diatas lantai licin.

Tanah liat menumbuk bola

biliar dan sesaat sesudah

tumbukan, tanah liat

menempel pada pada bola

biliar dan keduannya

bergerak bersama-sama

dengan kecepatan sama.

- Dari kasus di atas guru

kemudian bertanya kepada

siswa:

1) Apa perbedaan kedua kasus

tumbukan diatas?

2) Untuk kasus no 1, coba anda

jelaskan mengapa kecepatan

bola merah satelah tumbukan

hampir sama dengan

kecepatan bola putih

sebelum menumbuk bola

merah?

3) Apakah hukum kekekalan

momentum berlaku untuk

kedua peristiwa diatas?

4) Apakah ada transef energi

atau perubahan bentuk energi

pada kedua peristiwa diatas?

Mengamati

guru mengamati kerjasama

siswa

Mengumpulkan informasi

- Siswa dalam kelompok kecil ini

mendiskusikan persoalan dan

mencari informasi dari berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

93

sumber seperti buku, dan

internet.

Mengkomunikasikan

- Guru meminta masing-masing

kelompok untuk membagikan

hasil diskusinya

- Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil diskusi

- Siswa aktif bertanya jika belum

memahami materi yang

dijelaskan

Penutup

- Guru menjelaskan materi

tumbukan lenting sempurna,

lenting sebagian dan tidak

lenting sama sekali

- Siswa dan guru menyimpulkan

pembelajaran keseluruhan yang

telah berlansung.

- Guru memberikan tugas kepada

siswa untuk membaca materi

tumbukan dirumah

- Memberitahukan kegiatan untuk

pertemuan selanjutnya.

- Menutup pelajaran dengan

salam.

15 menit

Total 90 menit

Pertemuan II (2 x 45 menit)

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan:

- Mengucapkan salam

- Menunjukan siswa untuk

membuka pelajaran dengan doa

- Melakukan absensi

Apersepsi

10 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

94

- Guru memberi pertannyaan

kepada siswa untuk meransang

dan menguji pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajari

pada pertemuan sebelumnya

Sebuah mobil sedan dan

sebuah truk bertumbukan

tak lenting sama sekali.

Manakah yang

mengalami perubahan

lebih besar dalam: (a)

kecepatan; (b)

momentum; (c) energi

kinetik, sedan ataukah

truk?

Memotivasi

- Menyampaikan topik yang akan

dipelajari dan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai.

Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi yang belum

tersampaikan pada pertemuan

sebelumnya

Bertanya

Memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertannya hal-hal

yang belum dimengerti terkait

dengan pembelajaran

Pengerjaan posttest dan pengisian

angket kerjasama (50 menit)

100 menit

Penutup

- Refleksi

- Menutup pembelajaran dengan

salam

- Mengucapkan terima kasih

10 menit

Total 90 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

95

G. Media, Alat, Sumber Belajar

Media : Papan tulis dan LKS

Alat dan bahan : (terlampir pada LKS)

Sumber belajar : Buku Fisika untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminat

matematika dan ilmu pengetahuan alam kurikulum 2013 dan

Panduan Belajar Fisika 2A SMA kelas XI kurikulum 2013

H. Materi Pembelajaran

Untuk sistem dua benda bertumbukan, momentum linear sistem adalah

tetap asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Pada pristiwa tumbukan

dimana tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka hukum kekekalan

momentum linear selalu berlaku, tetapi hukum kekekalan energi kinetik

umumnya tidak berlaku.

Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik

(khususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jenis: tumbukan lenting

sempurna dan tumbukan tidak lenting. Tumbukan lenting sempurna, jika pada

peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem adalah tetap (berlaku hukum

kekekalan energi kinetik). Tumbukan tidak lenting, jika pada pristiwa tumbukan

itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlakunya hukum kekekalan

energi kinetik).

1. Tumbukan Lenting Sempurna

Jika pada tumbukan tidak terjadi pengurangan energi kinetik, maka

tumbukan yang tejadi bersifat lenting sempurna.

m1 (a) m2

(b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

96

Gambar 1. Dua benda m1 dan m2 (a) sebelum tumbukan, (b) setelah tumbukan

gambar 1a menunjukan dua benda bermasa m1 dan m2 yang bergerak

dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang garis lurus yang sama. Setelah terjadi

tumbukan lenting sempurna, kecepatan keduanya menjadi v1’ dan v2

’ (gambar

1b). Dari hokum kekekalan momentum diperoleh:

𝑚1𝑣1 + 𝑚2𝑣2 = 𝑚1𝑣1′ + 𝑚2𝑣2′ atau 𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′) = 𝑚2(𝑣2 − 𝑣2′ ) (1)

Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.

1

2𝑚1𝑣1

2 +1

2𝑚2𝑣2

2 = 1

2𝑚1𝑣′1

2 +1

2𝑚2𝑣′2

2

Atau

𝑚1(𝑣12 − 𝑣′1

2) = 𝑚2(𝑣′22 − 𝑣2

2) …(2)

Dengan mengingat 𝑎2−𝑏2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏), persamaan (2) dapat

ditulis dalam bentuk:

𝑚1(𝑣1 − 𝑣1′ )(𝑣1 + 𝑣′

1) = 𝑚2(𝑣′2 − 𝑣2)(𝑣′

2 + 𝑣2 … (3)

Dari persamaan (3) tersebut diperoleh hubungan

𝑣1− 𝑣2 = −(𝑣′1 − 𝑣′2) … (4)

2. Tumbukan Tidak Lenting

Tumbukan dimana energi kinetik tidak kekal disebut tumbukan tidak

lenting. Sebagian energi kinetik awal pada tumbukan seperti ini diubah

menjadi energi jenis lain, seperti energi panas atau potensial, sehingga energi

kinetik akhir total lebih kecil dari energi kinetik awal total. Kebalikannya

juga bisa terjadi ketika energi potensial dilepaskan, di mana energi kinetik

akhir total lebih besar dari energi kinetic awal total. Jika dua benda bersatu

sebagai akibat dari tumbukan, tumbukan tersebut dikatakan tidak lenting

sama sekali (Giancoli, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

97

Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu

sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan

sebagai:

𝑣2′ = 𝑣1

′ = 𝑣’

Dengan demikian, hokum kekekalan momentumnya berbentuk

𝑚1𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = (𝑚1 + 𝑚2 ) 𝑣′ …(5)

Kecepatan kedua benda setelah tumbukan dapat dihitung dengan

persamaan:

𝑣′ = 𝑚1𝑣1+ 𝑚2 𝑣2

𝑚1+𝑚2 …(6)

Jika salah satu benda (misalnya m2) semula diam, maka rumus setelah

tumbukan menjadi

𝑣′ = 𝑚1𝑣1

𝑚1+𝑚2 … (7)

Dala tumbukan tidak lenting, energi kinetik setelah tumbukan selalu

lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Energi kinetik

sebelum tumbukan adalah 𝐸𝑘 = 1

2𝑚1𝑣1

2. Energi kinetiknya setelah

tumbukan adalah:

𝐸𝑘 = 1

2(𝑚1 + 𝑚2)𝑣′2 …(8)

Perbandingan energi kinetic setelah tumbukan dengan energi kinetik

sebelum tumbukan dengan energi kinetic sebelum tumbukan adalah

𝐸𝑘′

𝐸𝑘=

𝑚1

𝑚1+𝑚2 …(9)

Persamaan (9) berlaku jika semula massa m2 diam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

98

3. Koefisien Restitusi untuk Tumbukan Satu Dimensi

Koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negativ dari

perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan

dan sebelum tumbukan,

𝑒 = 𝑣1

′ −𝑣2′

𝑣1−𝑣2 …(10)

Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 𝑣1 − 𝑣2 = − (𝑣1′ − 𝑣2′) sehingga

koefisien restitusinya bernilai 1,

𝑒 = −𝑣1

′ −𝑣2′

(𝑣1′−𝑣2′) = 1 …(11)

Pada tumbukan tak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda

menjadi satu, 𝑣2′ = 𝑣1

′ = 𝑣’ sehingga koefisien restitusinya bernilai nol,

𝑒 = −𝑣′−𝑣′

(𝑣1′−𝑣2′) = 0 … (12)

I. Penilaian

3. Lembaran penilaian (terlampir)

Ranah yang dinilai : kognitif

Jenis penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrument : essay untuk pre-test dan post-test

4. Kuisioner Nilai Karakter

(terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

99

Lampiran 5. Lembar Validitas soal dan Jawaban Pretest dan Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

106

Lampiran 6. Lembar Kerja siswa kelas Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

114

Lampiran 7. Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eeksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

118

Lampiran 8.Contoh hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

122

Lampiran 9. Contoh hasil kuesioner kerjasama kelas eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

126

Lampiran 10. Contoh hasil kuesioner kelas kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

130

Lampiran 11. Contoh hasil observasi kelas kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KERJASAMA SISWA KELAS X …

132

Lampiran 11. Contoh hasil observasi kelas eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI