peningkatan minat belajar mata ... -...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARANMATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS V SDN 6JEKULO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ROSITA NAILIN NAFISAH
A 510 090 258
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
iii
iv
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARANMATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS V SDN 6JEKULO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Rosita Nailin Nafisah, A510090258, Program Studi Pendidikan Guru SekolahDasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswakelas V SD Negeri 6 Jekulo melalui strategi pembelajaran TAI (Team AssistedIndividualization). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo yangberjumlah 22 siswa. Prosedur penelitian meliputi dialog awal, identifikasi siswa,perencanaan solusi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,observasi, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan. Teknik pengumpulan datadilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas datamenggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis datayang digunakan adalah analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswadalam pembelajaran matematika yang terlihat dalam 4 indikator; yaitupartisipasi aktif, antusiasme siswa dalam mengerjakan soal, konsentrasi dalampembelajaran serta rasa senang selama pembelajaran. Indikator partisipasi siswameningkat dari siklus I 63,6% menjadi 86,4% di siklus II. Indikator antusiasmedalam mengerjakan soal meningkat 59,1% di siklus I menjadi 81,8% di siklus II.Indikator konsentrasi dalam pembelajaran di siklus I sebesar 68,2% meningkarmenjadi 86,4% di siklus II. Sedangkan indikator rasa senang selamapembelajaran meningkat dari 68,2% di siklus I menjadi 90,9% di siklus II. Selainpeningkatan indikator minat, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatanyaitu tingkat ketuntasan belajar pra siklus hanya mencapai 40,9% atau 9 siswa,kemudian pada siklus I mencapai 15 siswa atau 68,2%, dan meningkat padasiklus II mencapai 20 siswa atau 90,9%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran TAI(Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan minat dan hasil belajarmata pelajaran matematika pada siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo tahunpelajaran 2012/2013.
Kata kunci: minat belajar, team assisted individualization.
1
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya.Tercapainya tujuan suatu pendidikan sangat
dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses
pembelajaran mencakup berbagai hal, seperti merancang kegiatan
pembelajaran, cara guru menjelaskan konsep, penggunaan metode,
penggunaan media pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi. Keberhasilan
proses pembelajaran ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru sebagai
director of learning atau direktur belajar.
Selain itu, guru hendaknya mampu menguasai materi semua bidang
studi yang akan diajarkan.Guru perlu menyusun satuan pelajaran dengan
sistematis dan logis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa serta
perbedaan karakteristik individual yang dimiliki oleh para siswa. Setiap bahan
pelajaran hendaknya ditata sedemikian rupa, karena tingkat kesukaran,
keluasan dan kedalaman makna yang terkandung dalam bahan pelajaran akan
mempengaruhi sikap dan minat belajar siswa.
Menurut Sujanto (1991:92) “minat adalah sesuatu pemusatan perhatian
yang tidak disengaja yang lahir dengan penuh kemauannya dan yang
tergantung dari bakat dan lingkungannya”. Sedangkan pengertian “belajar
adalah usaha secara sengaja yang dilakukan oleh individu atau peserta didik
dalam berinteraksi dengan lingkungannya untuk mendapatkan perubahan
tingkah laku baik kognitif, afektif, maupun psikomotor” (Samino dan
Marsudi, 2012:26). Jadi minat belajar adalah minat belajar adalah ketertarikan
atau adanya keinginan yang kuat terhadap bidang studi tertentu. Ketertarikan
atau keinginan disini ditandai dengan adanya keterlibatan secara penuh
dengan pemusatan perhatian secara terus menerus. Sedangkan bidang studi
diartikan sebagai bahan yang dipelajari serta hasil yang akan diperoleh melalui
proses belajar.
Akan diperoleh ukuran dan data minat belajar siswa, jika sudah
diketahui pula indikatornya. Adapun indikator minat belajar tersebut adalah
2
(dalam http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-
belajar-siswa/) 1) perbuatan/partisipasi; Bernard yang dikutip dalam Sardiman
(1996:76) mengatakan bahwa “minat tidak timbul secara tiba-tiba atau
spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi. Oleh karena itu, yang
penting bagimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan
ingin terus belajar serta memperlihatkan antusiasme yang tinggi dalam
mengerjakan tugas. 2) perhatian; Slameto (1995:183) mengemukakan bahwa
istilah “perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula minat
momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang
dipelajari”. Siswa yang tidak merasa tertarik dalam belajar dan materi
pelajaran, akan mengalami kesulitan dalam memusatkan tenaga dan
energinya. Sebaliknya, siswa yang tertarik akan mudah berkonsentrasi dalam
belajar. 3) perasaan senang; “perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang
sedikit banyak yang bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak
senang dan yang tidak bergantung pada perangsang dan alat-alat indera”
(Sujanto, 1991:75). Antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan
timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan
tidak senang juga akan kurang berminat dan begitu pun sebaliknya
Matematika adalah salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik. Kebanyakan peserta didik
akan menjawab matematika jika ditanya mata pelajaran apa yang tidak
disenangi. Mereka bahkan ada yang takut saat mengetahui bahwa akan ada
jadwal pelajaran matematika di sekolah. Tugas guru di sini adalah bagaimana
membuat peserta didik merasa senang belajar matematika dengan memberikan
penjelasan konsep yang mudah dipahami.
Salah satu kompetensi lulusan SD (Depdiknas, 2006) dalam mata
pelajaran matematika yaitu memiliki kemampuan berpikir logis, kritis dan
kreatif. Untuk mampu mencapai kompetensi lulusan tersebut, diperlukan
minat yang tinggi dalam mempelajarinya. Untuk mengetahui minat siswa
dalam belajar matematika dapat dilihat dari perhatian dan rasa senang siswa
terhadap pembelajaran matematika.
3
Berdasarkan pengalaman empiris di lapangan dapat diketahui bahwa
minat belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo terhadap mata pelajaran
matematika masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, terkadang terdapat beberapa siswa cenderung
berbicara dengan teman sebangkunya saat guru menjelaskan. Selain itu, saat
guru bertanya kepada siswa, umumnya siswa cenderung lama dalam berfikir
dan hanya sedikit siswa yang berani menjawab. Siswa juga malas
mengerjakan PR dan malas mengerjakan soal dari guru dengan alasan bahwa
soal yang diberikan guru sulit. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa yang cenderung rendah dan tidak memuaskan.
Kenyataan tersebut dapat dilihat dari presentase ketuntasan belajar
siswa dengan KKM 70. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, diperoleh
data bahwa dari 22 siswa kelas V, sebesar 40,9% siswa sudah mencapai KKM
atau tuntas belajar dan 59,1% siswa belum mencapai KKM.
Dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa, maka guru
diharuskan dapat melakukan inovasi dalam hal penerapan strategi
pembelajaran. Salah satu strategi yang diharapkan dapat memenuhi
tercapainya hal tersebut adalah strategi pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization). TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual (Daryanto dan Rahardjo, 2012:246-
247).TAI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan
kelompok kecil yang bersifat heterogen dengan latar belakang cara berfikir
yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan
bantuan. Dengan berkelompok, siswa dapat saling berbagi ilmu atau bertukar
pikiran dengan temannya sehingga materi yang diperoleh siswa akan lebih
bermakna. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang justru lebih
memahami materi dengan sistem tutor sebaya atau materi tersebut
disampaikan oleh teman sendiri.
Setiap strategi pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Begitu juga dengan strategi pembelajaran TAI
yang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Slavin yang dikutip oleh
4
Imron (dalam http://malik-imron.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-
tai.html) kelebihan TAI adalah: 1) siswa yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalah, 2) siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam
suatu kelompok, 3) siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan
dalam keterampilannya, 4) adanya rasa tanggung jawab dalm kelompok dalam
menyelesaikan masalah, 5) menghemat presentasi guru sehingga waktu
pembelajaran lebih efektif.Sedangkan kelemahan TAI yaitu 1) siswa yang
kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang
pandai, 2) tidak ada persaingan antar kelompok, 3) tidak semua materi dapat
diterapkan pada metode ini, 4) jika pengelolaan kelas yang dilakukan oleh
guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik, 5)
adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya
mengandalkan teman sekelompoknya.
Dengan mempertimbangkan kenyataan di lapangan mengenai
kurangnya minat belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran matematika, serta strategi pembelajaran TAI yang
diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika. Maka
penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Mata
Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Jekulo Tahun Pelajaran
2012/2013”
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Jekulo yang beralamat di Jl.
Hastrodirono No. 94 Rt 04 Rw VI, Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus.Penelitian dimulai dari tahap perencanaan sampai tahap
pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan
November 2012 sampai bulan Februari 2013.Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo
tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang.
5
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Susilo, dkk (2009:1) mendefinisikan “PTK sebagai
sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif
mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, atau situasi pembelajaran”. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh
guru/calon guru di dalam kelas. Proses PTK dimulai dari tahapan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. PTK dilakukan dengan
tujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam kelas demi peningkatan
kualitas pembelajaran.
Prosedur penelitian meliputi dialog awal, identifikasi siswa,
perencanaan solusi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan. Jenis data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (berupa angka) dan data kualitatif
(berupa kata, kalimat, gambar). Data kuantitatif ini berupa nilai hasil belajar
siswa yang diperoleh melalui pre-test dan post-test. Sedangkan data kualitatif
berupa deskripsi tentang suasana kelas saat pembelajaran berlangsung,
keaktifan siswa, antusias siswa, respon siswa terhadap proses pembelajaran,
kerjasama kelompok, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan media
pembelajaran.
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu
teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. 1) “Observasi atau
pengamatan merupakan cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati
langsung terhadap objek yang diteliti” (Rubiyanto, 2011:68). Dalam penelitian
ini, observasi yang dilakukan adalah mengamati kegiatan yang berlangsung
selama pembelajaran. 2) Wawancara menurut Rubiyanto (2011:67) adalah
”cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung
berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara
lisan pula”. Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mengetahui
tanggapan guru dan siswa tentang penerapan strategi pembelajaran TAI (Team
6
Assisted Individualization) pada pembelajaran matematika. 3) Tes menurut
Suharsimi Arikunto (2010:266) adalah ”serentetan pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok”. Tes dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. 4) Dokumentasi menurut
Arikunto (2010:274), ”metode dokumentasi merupakan metode untuk
memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang
berhubungan dengan yang diteliti”.Melalui dokumentasi peneliti mendapatkan
datasekolah, data siswa, serta foto-foto saat proses tindakan penelitian.
Dalam validitas data peneliti menngunakan teknik triangulasi.
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu” (Moleong, 1991:178). Menurut Denzim (dalam
Moleong, 1991:178) bentuk triangulasi ada 4 yaitu triangulasi sumber,
triangulasi metode, triangulasi penyidik, triangulasi teori. Dalam penelitian ini
digunakan teknik triangulasi sumber dan metode. 1) Triangulasi sumber
merupakan pengecekan data dengan membandingkan dan mengecek kembali
tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber data yang
berbeda-beda. 2) Triangulasi metode yaitu pengecekan data dengan
membandingkan dan mengecek kembali tingkat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh dari metode yang berbeda dengan sumber yang sama.
Sedangkan validitas instrumen, penelitian ini menggunakan validitas isi.
”Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penelitian dalam mengukur
isi yang seharusnya” (Sudjana, 2010:13). Dalam penelitian ini, alat penilaian
berupa soal tes uraian yang selanjutnya dicek dan disesuaikan dengan isi
pelajaran atau materi pembelajaran yang tertera dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah sesuai
saran dari Miles dan Huberman yang dikutip oleh Susilo (2009:103) yang
menyarankan cara menganalisis data yang disebut dengan teknik analisis
7
kualitatif, dengan salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif.
Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling
terkait yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. 1) Reduksi
data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, dan meringkas data
lengkap yang ada dalam catatan lapangan. 2) Paparan data adalah proses
menampilkan data yang telah direduksi dan titata rapi dalam bentuk narasi
dengan dilengkapi matriks, grafik, dan/atau diagram. 3) Penarikan kesimpulan
adalah proses pengambilan inti atau pokok dari sajian data yang telah
dipaparkan secara sistematis dalam bentuk narasi kalimat padat yang
mengandung isi luas.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II, dapat
diketahui bahwa penerapan strategi pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD
Negeri 6 Jekulo dalam pembelajaran matematika. Peningkatan minat
belajar ini juga diikuti dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
Hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan minat belajar
siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: 1) pra
siklus; Dari 22 siswa yang ada, hanya 6 siswa yang berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran atau sekitar 27,3%, 10 siswa atau 45,5% yang terlihat
antusias dalam mengerjakan tugas, ada 11 siswa atau sekitar 50% yang
berkonsentrasi dalam pembelajaran, dan hanya 8 siswa atau sekitar 36,4%
yang terlihat senang selama pembelajaran berlangsung. 2) siklus I; siklus I
diadakan dalam dua kali pertemuan, pada akhir pertemuan, partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran adalah 63,6% atau 14 siswa, siswa yang
antusias dalam mengerjakan tugas ada 13 siswa atau 59,1%, pada aspek
konsentrasi dalam pembelajaran terdapat 15 siswa atau sekitar 68,2%, dan
siswa yang terlihat senang selama pembelajaran juga ada 15 siswa yakni
sekitar 68,2%. 3) siklus II; sama halnya pada siklus I, siklus II juga
8
diadakan dalam dua kali pertemuan, dan pada akhir pertemuan diperoleh
hasil penelitian yaitu partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran mencapai
86,4% yaitu ada 19 siswa, antusiasme dalam mengerjakan tugas sebesar
81,8% yang berarti ada 18 siswa, sebesar 86,4% atau 19 siswa pada aspek
konsentrasi dalam pembelajaran, serta 90,9% atau 20 siswa terlihat senang
selama pembelajaran.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada hasil
penilitian berikut: 1) pra siklus; rata-rata hasil belajar matematika siswa
kelas V masih di bawah KKM 70. Hanya 9 siswa dari 22 siswa yang
telah mencapai KKM, yaitu sekitar 40,9% siswa mencapai KKM dan
59,1% siswa belum mencapai KKM. 2) siklus I; ada peningkatan sebanyak
6 siswa yang lulus KKM di siklus I atau sekitar 68,2%. Rata-rata kelas
juga meningkat dan sudah lebih dari KKM, yakni dari 66,14 menjadi
73,63. 3) siklus II; Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai
angka 90,9 % yang berarti ada 20 siswa lulus KKM 70 dari 22 siswa
kelas V yang ada. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari siklus
I, walaupun tidak terlalu signifikan, yaitu dari 73,63 menjadi 78,63.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran TAI terjadi
peningkatan minat belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan jumlah
siswa yang melaksanakan keempat aspek yang ada. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa salah satu cara meningkatkan minat belajar menurut Nasution
(1995:47) adalah dengan menggunakan berbagai bentuk metode belajar
seperti, diskusi, kerja kelompok, membaca, dan sebagainya. Strategi
pembelajaran TAI merupakan strategi pembelajaran yang
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual (Daryanto dan Rahardjo, 2012:246-247). Jadi
dengan menerapkan pembelajaran kelompok yang menjadi salah satu ciri
khas pembelajaran TAI, minat belajar siswa dapat ditingkatkan.
9
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 13
siswa pada aspek partisipasi aktif dan 8 siswa pada aspek antusiasme
mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bernard
yang dikutip dalam Sardiman (1996:76) bahwa “minat tidak timbul secara
tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi”. Jadi, jelas
bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau
keinginan. Oleh karena itu, yang penting bagimana menciptakan kondisi
tertentu agar siswa selalu aktif dan ingin terus belajar serta
memperlihatkan antusiasme yang tinggi dalam mengerjakan tugas (dalam
http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-
siswa/).
Pada aspek konsentrasi terjadi peningkatan sebanyak 8 siswa dan
aspek rasa senang meningkat sebanyak 12 siswa. Hasil tersebut sesuai
dengan yang diungkapkan Slameto (1995:183) bahwa istilah perhatian
dapat berarti sama dengan konsentrasi. Sedangkan “perasaan adalah suatu
pernyataan jiwa yang sedikit banyak yang bersifat subjektif, untuk
merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung pada
perangsang dan alat-alat indera” (Sujanto, 1991:75). Antara minat dan
berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak
mengherankan kalau siswa yang berperasaan senang juga akan berminat
dan begitu pun sebaliknya.
Hasil penelitian minat belajar yang sudah mencapai target ini,
sebelumnya juga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Ngatmi Alfiyanti
(2012) menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan minat belajar matematika kelas III SD Negeri I Simo.
Selain itu, Dwi Nur Aini (2012) juga mendapatkan kesimpulan bahwa
penerapan metode Student Facilitator and Explaining dengan media Chart
dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika
pada siswa kelas V SD Negeri 2 Banyuurip, Klego, Boyolali tahun 2011/
2012. Dan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
bahwa penerapan strategi pembelajaran TAI (Team Assisted
10
Individualization) juga dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V
SD Negeri 6 Jekulo pada mata pelajaran matematika.
Peningkatan minat belajar siswa ternyata berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa, yaitu dari pra siklus hanya ada 9 siswa
yang lulus KKM menjadi 20 siswa yang lulus KKM di akhir siklus. Hal
ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Slameto (1995:57) bahwa minat
sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang
belajar dengan sebaik-baiknya akan mencapai prestasi atau hasil belajar
yang maksimal. Hal tersebut menandakan bahwa selain dapat
meningkatkan minat belajar, penerapan strategi pembelajaran TAI juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo pada
pembelajaran matematika.
Hasil yang didapatkan oleh peneliti ini ternyata mendukung hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Dwi Utami (2011), yang
mendapatkan kesimpulan bahwa melalui penerapan model kooperatif tipe
Team Assisted Individualization dengan teka-teki silang angka dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IVA SD
Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Selain
Nurul Dwi Utami, Impron Amprulloh (2012) juga melakukan penelitian
dengan strategi TAI, yang menyimpulkan bahwa penerapan metode
kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) pada mata pelajaran
matematika dalam pokok materi operasi hitung campuran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Makam Haji 03
Kartasura.
D. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
TAI (Team Assisted Individualization)dapat meningkatkan minat dan hasil
11
belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jekulo terhadap mata pelajaran
matematika.Pada pra siklus, siswa yang berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran sekitar 27,3%, 45,5% yang terlihat antusias dalam mengerjakan
tugas, 50% siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, dan sekitar 36,4% yang
terlihat senang selama pembelajaran berlangsung. Dan di akhir siklus II aspek
tersebut meningkat menjadi 86,4% siswa berpartsipasi aktif dalam
pembelajaran, antusiasme dalam mengerjakan tugas sebesar 81,8%, sebesar
86,4% siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran, serta 90,9% terlihat senang
selama pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa menunjukkan hasil yaitu
pada pra siklus adalah sekitar 40,9% siswa mencapai KKM dan 59,1% siswa
belum mencapai KKM. Rata-rata kelas juga masih di bawah KKM, yaitu
sebesar 66,14. Namun, pada akhir siklus II hasil belajar siswa meningkat
menjadi sekitar 90,9 % siswa lulus KKM 70. Rata-rata kelas juga
mengalami peningkatan menjadi 78,63.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa
kelas V SD Negeri 6 Jekulo Tahun Pelajaran 2012/2013.
E. DAFTAR PUSTAKA
Aini, Dwi Nur. 2012. Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam PembelajaranMatematika Melalui Metode Student Facilitator and Explainingdengan Media Chart Kelas V SD Negeri 2 Banyuurip Klego BoyolaliTahun 2011/2012. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Alfiyanti, Ngatmi. 2012. Peningkatan Minat Belajar Matematika MelaluiStrategi CTL dengan Media Benda Konkrit pada Siswa Kelas III SDNegeri I Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran2012/2013. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ampruloh, Impron. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melaluiMetode Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) padaOperasi Hitung Campuran Siswa Kelas IV SDN Makam Haji 03Kartasura pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010 / 2011. Skripsi,Universitas Muhammadiyah Surakarta
12
Anonim. 2011. Minat dalam Belajar Siswa.http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/. Diakses 22 November 2012 pada pukul 12.54 WIB
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung:Yrama Widya
Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta: Gava Media
Imron, Malik. 2012. Model Pembelajaran TAI. http://malik-imron.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html. diaksespada 12 Desember 2012 pukul 18.05 WIB
Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya
Rubiyanto, Rubino.2011. Metode Penelitian pendidikan. Surakarta: PGSDFKIP UMS
Samino dan Marsudi, Saring. 2012. Layanan Bimbingan Belajar Pedomanbagi Pendidik dan Calon Pendidik. Surakarta: Fairuz Media
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya
Sujanto, Agus. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara
Susilo, Herawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas sebagai SaranaPengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang:Bayumedia
Utami, Nurul Dwi. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melaluiModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualizationdengan Teka-Teki Silang Angka pada Siswa Kelas IVA SDMuhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta