peningkatan kualitas hidup penghuni di rusunawa urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi...

15
Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 1 Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010 Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip Sumoharjo pasca-Redevelopment 1) Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected] 2) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected] 3) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected] Hartatik 1) , Purwanita Setijanti 2) , Sri Nastiti NE 3) Abstract Rumah susun adalah salah satu solusi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Akan tetapi, banyak permasalahan yang muncul akibat keberadaan rusun, misalnya: kekumuhan, kurangnya privasi, minimnya fasilitas, lokasi tidak assesibel, dan biaya hidup penghuni tinggi. Berbagai perrmasalahan tersebut berusaha diantisipasi oleh Pemerintah Kota Surabaya saat memperbaiki Rusunawa Urip Sumoharjo dengan konsep redevelopment. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa konsep redevelopment yang telah dilakukan di Rusunawa Urip Sumoharjo mampu meningkatkan kualitas hidup penghuni ditinjau dari Konsep Perumahan Turner bahwa yang penting dari sebuah rumah adalah sebagai ‘proses’ bukan hanya sebuah ‘produk’. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif (deskriptif statistik) dan kualitatif. Sebelum mengukur peningkatan kualitas hidup penghuni, perlu diukur tingkat kepuasan penghuni terhadap rusun setelah di-redevelop (apakah rusun sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan penghuni), dan kemudian mencari hubungan keduanya. Hasil penelitiannya adalah hamper seluruh penghuni telah puas dengan kondisi rusun setelah di-redevelop. Sedangkan penghuni yang menyatakan puas terhadap kondisi rusun tersebut, ternyata hampir semuanya telah meningkat kualitas hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa hunian rusun pasca-redevelopment mampu mendukung proses peningkatan kualitas hidup karena sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan penghuni. Jadi hunian sudah berfungsi sebagai ‘proses’ bukan hanya ‘produk’. Kata Kunci— redevelopment, rusun, rumah sebagai proses, kualitas hidup. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Upload: doanxuyen

Post on 17-Sep-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 1

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Peningkatan Kualitas hidup penghunidi Rusunawa Urip Sumoharjo pasca-Redevelopment

1) Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email:[email protected]

2) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected]) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected]

Hartatik1), Purwanita Setijanti2), Sri Nastiti NE3)

Abstract

Rumah susun adalah salah satu solusi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumahlayak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Akan tetapi, banyak permasalahan yangmuncul akibat keberadaan rusun, misalnya: kekumuhan, kurangnya privasi, minimnyafasilitas, lokasi tidak assesibel, dan biaya hidup penghuni tinggi. Berbagai perrmasalahantersebut berusaha diantisipasi oleh Pemerintah Kota Surabaya saat memperbaiki RusunawaUrip Sumoharjo dengan konsep redevelopment.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa konsep redevelopment yang telahdilakukan di Rusunawa Urip Sumoharjo mampu meningkatkan kualitas hidup penghuniditinjau dari Konsep Perumahan Turner bahwa yang penting dari sebuah rumah adalahsebagai ‘proses’ bukan hanya sebuah ‘produk’. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode kuantitatif (deskriptif statistik) dan kualitatif. Sebelum mengukur peningkatan kualitashidup penghuni, perlu diukur tingkat kepuasan penghuni terhadap rusun setelah di-redevelop(apakah rusun sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan penghuni), dan kemudianmencari hubungan keduanya.

Hasil penelitiannya adalah hamper seluruh penghuni telah puas dengan kondisirusun setelah di-redevelop. Sedangkan penghuni yang menyatakan puas terhadap kondisirusun tersebut, ternyata hampir semuanya telah meningkat kualitas hidupnya. Hal inimenunjukkan bahwa hunian rusun pasca-redevelopment mampu mendukung prosespeningkatan kualitas hidup karena sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan penghuni.Jadi hunian sudah berfungsi sebagai ‘proses’ bukan hanya ‘produk’.

Kata Kunci— redevelopment, rusun, rumah sebagai proses, kualitas hidup.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 2: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 2

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

The Improvement of Occupant’s Quality of Lifein Rusunawa Urip Sumoharjo Post Redevelopment

Hartatik1) Purwanita Setijanti2) Sri Nastiti NE3)

1) Postgraduate Student Department of Architecture FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email:[email protected]

2) Department of Architecture FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected]) Department of Architecture FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected]

Abstract

Walk-up flat is a government solution to provide adequate houses for urban lowincome community. However many problems arose after its construction, for example poorenvironmental condition, lack of privacy, inadequate infrastructure and public services,inaccessible location and caused a higher cost of living. Therefore, redevelopment conceptwas designed for Urip Sumoharjo Walk-up Flat to solve this problem.

This study aims to confirm whether redevelopment concept is able to improve theoccupants’ quality of life in line with the ‘housing as a process’ concept by Turner.Quantitative as well as qualitative research methods were used in this descriptive researchthrough cross tabulation, frequencies and Pearson Correlation analysis of SPSS 16 computerprogram. The occupant’s satisfaction on the redevelopment outcomes were measuredpreviously in order to find out its correlation with the improvement of their quality of life.

The study shows that the occupants are satisfy with the redevelopment results. Theoccupants have satisfied with walk-up flat condition have improve of their quality of life.These figures show that redevelopment concept is able to support the occupant’s need toimprove their quality of life and that the housing has been be a process not just be a productfor the occupants.

Keywords: redevelopment, walk-up flat, housing as a process, quality of life

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 3: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 3

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

I. PENDAHULUANSurabaya yang tumbuh pesat sebagai kota metropolitan telah membawa kemajuan di

berbagai bidang. Di sisi lain pertumbuhan tersebut juga menuntut pemerintah untukmemenuhi berbagai kebutuhan fasilitas publik, termasuk kebutuhan rumah layak huni bagisemua warganya. Oleh karena itu pemerintah mengambil kebijakan dengan membangunrumah susun/flat sebagai alternatif hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidakmampu mengakses rumah layak secara mandiri. Akan tetapi keberadaan rusun (pasca-huni)menimbulkan berbagai permasalahan baru, antara lain: cenderung menjadi kumuh dankurangnya rasa memiliki sehingga tidak ada kesadaran memelihara (Sarwono, 1978),kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitashidupnya semakin terpuruk (Yovi, 2005), kurangnya fasum dan fasilitas perniagaan yangmenghambat aktivitas perekonomian penghuni (Budiarso, 2007).

Berbagai permasalahan tersebut kemudian diantisipasi oleh Pemerintah KotaSurabaya saat memperbaiki Rusunawa Urip Sumoharjo dengan konsep redevelopment.Konsep redevelopment yang menekankan pada partisipasi penghuni, lokasi yang assesibel,ada kesempatan bagi penghuni untuk terus berproses, dan mempertahankan struktur sosialyang ada tampaknya relevan dengan Konsep Perumahan Turner, bahwa yang penting darisebuah rumah adalah ‘proses’ (bukan produk). Rumah sebagai proses menurut Turner adalahnilai rumah tidak hanya dilihat secara fisik saja, tetapi juga merupakan penunjang kehidupansehingga penghuninya memiliki motivasi dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa konsep redevelopment RusunawaUrip Sumoharjo mampu meningkatkan kualitas hidup penghuni, ditinjau dari KonsepPerumahan Turner bahwa rumah adalah sebagai sebuah ‘proses’. Selain itu dalam penelitianini akan dicari apakah hunian rusun pasca-redevelopment sudah sesuai dengan kebutuhan danharapan penghuni (tingkat kepuasan penghuni), karena menurut Turner kesesuaian hunianakan mendukung proses kehidupan penghuninya.

II. KAJIAN TEORITeori dasar dari penelitian adalah teori redevelopment dalam perspektif rumah susunsederhana sewa (rusunawa), konsep nilai rumah menurut Turner dan ahli lainnya, sertaindikator yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup.A. Redevelopment Rusunawa

Menurut Danang Priatmodjo (dalam Aqli, Adhianto, dan Hajjar, 2003),redevelopment merupakan salah satu golongan dalam garis besar pengembangan kawasanyang berarti menata kawasan kembali. Penghidupan kembali kawasan dilakukan dengan caramemperbaharui fisik dan non fisik kawasan (proses peremajaan), kemudian ketika prosesdilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan baru sehingga dilakukan infill. Tujuanredevelopment adalah membuat nilai tambah yang dimiliki kawasan tersebut, misalnyaperbaikan ekonomi atau mengikis kerawanan lingkungan. Tujuan akhirnya adalahmenciptakan suatu kawasan dengan kualitas yang lebih baik.

Pengertian Rusunawa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara PerumahanRakyat No. 18/PERMEN/M/2007 adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalamsuatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsionaldalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masingdigunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakandana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian. Tujuan pembangunan rumah susun sepertiyang tercantum dalam UU No. 16/1985 antara lain: 1) Memenuhi kebutuhan perumahan yang

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 4: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 4

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjaminkepastian hukum dalam pemanfaatannya; dan 2) Meningkatkan daya guna dan hasil gunatanah di daerah pekotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam danmenciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi, dan seimbang.

Seperti telah dibahas diatas bahwa tujuan pembangunan rumah susun adalahmemenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah danmenciptakan lingkungan yang selaras serasi dan seimbang. Akan tetapi, menurut EkoBudihardjo penyediaan rumah layak huni seharusnya tidak hanya dipandang dari segikuantitas saja, tetapi kualitas lingkungan kehidupan yang diciptakannya. Masyarakatberpenghasilan rendah di perkotaan (yang merupakan sasaran penghuni rusun) kebanyakanmenganggap rumah tidak sekedar tempat hunian semata-mata tetapi juga sebagai tempatbekerja untuk menambah penghasilan. Jadi dalam perencanaan rusun perlu diperhatikanbahwa blok-blok hunian dalam rusun perlu memperhatikan pola mix use (lingkungan yangswasembada/self-contained social structure) dan ruang-ruang terbuka antar blok rusundialihfungsikan menjadi semacam community market place.

Roske (1983) menegaskan bahwa program pembangunan rumah untuk rakyat,termasuk rumah susun harus berpedoman pada:

‘People must feel that they are somebody living somewhere’.Atau:

‘A house is not just to live in, but even more to be loved and cared’Penghuni dalam rumah susun juga harus bisa mengekspresikan diri dengan segenap

aktivitas sosial, ekonomi, dan budayanya sehingga timbul rasa memiliki yang kuat. Denganmemperhatikan aspek-aspek diatas, diharapkan rusun akan mampu mewadahi secarapas/sesuai aktivitas penghuninya sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup penghuninya.Jadi konsep redevelopment dalam rusunawa adalah: 1) Sasaran utama adalah masyarakatberpenghasilan rendah, 2) Rusunawa harus mampu meningkatkan kualitas hiduppenghuninya, 3) Perencanaan rusunawa, pembangunan, pengawasan, operasi danpemeliharaan, serta pengelolaannya hendaknya melibatkan partisipasi penghuninya, 4) Selainsebagai tempat tinggal, hendaknya ada kombinasi fungsi, 5) Rusunawa hendaknyamenyediakan ‘Ruang Bersama’, dan 6) Fasilitas yang sifatnya pribadi harus disediakan dimasing-masing hunian.

B. Nilai RumahRumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang dan

pangan. Dalam UU No. 4 Tahun 1992, ‘Rumah’ diartikan sebagai bangunan yang berfungsisebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Nilai rumah jugamenyangkut nilai manusiawi dan nilai sosial dari proses ’merumahkan diri’ (Faqih, 1988).Nilai rumah bukan hanya diukur apakah secara fisik rumah tersebut di bawah standart atausudah memenuhi standart. Dalam Global Strategy for Shelter to The Year 2000 disebutkanbahwa rumah layak harus memenuhi kelayakan privasi, ruang, sekuriti/keamanan,penerangan/ventilasi, PSD (Prasarana dan Sarana Dasar), dekat dengan berbagai sarana dasar,dan assesibel (Silas, 2009).

Tentang fungsi rumah, Rapopot (1969) mengemukakan bahwa “membangun sebuahrumah adalah fenomena budaya, bentuk dan organisasi ruangnya sangat dipengaruhi oleh polahidup dan perilaku penghuninya”. Manusia akan membuat pilihan-pilihan terhadap kondisiyang ada dengan melibatkan makna yang dipersepsikan sesuai dengan emosi dan perasaannya.Selanjutnya akan ada tindakan dan perilaku yang merupakan respon manusia terhadaplingkungan yang melibatkan aspek kognisi/peta mental/nalar, makna, afeksi/emosi/moods, dan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 5: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 5

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

evaluasi. Mekanisme tindakan adalah bentuk interaksi nyata manusia terhadap rumah danlingkungannya setelah manusia membentuk peta mentalnya, pemaknaan, emosi danmenentukan pilihan-pilihannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa walaupun berada dalam rumahdan lingkungan yang standartnya sama, tiap personal akan memberikan nilai, makna, persepsi,serta tindakan yang berbeda-beda.

Nilai rumah menurut Turner lahir dari hasil penelitian yang dilakukan di Peru danbeberapa negara lainnya, terutama tentang permukiman masyarakat kelas marginal atausquatters. Tiga hukum perumahan Turner adalah: 1) Ketika penghuni mengontrol sebagianbesar keputusan dan bebas untuk memberikan kontribusi mereka sendiri terhadap desain,konstruksi atau manajemen rumah, maka akan mampu menstimulasi kesejahteraan individudan sosial (Turner, 1972), 2) Yang penting dari sebuah rumah bukanlah what itis/benda/produk/, tetapi adalah what it does/kerja/proses (Turner, 1976, hal. 5-6), dan 3)Kekurangan dan ketidaksempurnaan sebuah rumah mudah diterima dan ditoleransi jika rumahtersebut adalah tanggung jawab penghuninya sendiri. (Turner, 1976, hal.6).

Penelitian ini akan dititikberatkan pada hukum ke-2 Turner, tanpa mengabaikanhukum lainnya. Hukum ke-2 Turner adalah:

‘The important thing about housing is not what it is, but what it does in people’s lives’(Turner, 1976, pg. 5-6).

Menurut hukum ke-2 Turner rumah memiliki dua pengertian, yaitu sebagai kata bendadan sebagai kata kerja. Sebagai kata benda (as a noun) rumah dapat diartikan sebagai produkatau komoditi, sedangkan sebagai sebuah kata kerja (as a verb) rumah adalah sebuah prosesatau aktifitas merumahkan diri. Maksudnya adalah nilai sebuah rumah tidak hanya dilihatsecara fisik saja, tetapi rumah juga merupakan penunjang kehidupan sehingga penghuninyadapat memiliki motivasi dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Nilai nyata dari sebuah rumah adalah hubungan antara actors/pelaku, activities/sistemaktivitas dan achievements/pencapaian/hasil (Turner, 1976, hal. 62). Elemen-elemen dalamkegiatan perumahan tersebut saling berkaitan, dimana ada interaksi antara orang (actors) danproduknya (achievement) melalui perantara aktivitas (activities) yang dilakukan (Faqih,1985). Nilai rumah akan meliputi nilai pasar dari unit rumah, serta nilai manusiawi dan nilaisosial dari ‘proses merumahkan diri’. Proses tersebut akan berlangsung terus menerus yangmeliputi kondisi awalnya (previous context), diikuti proses yang berlangsung yang akhirnyamenghasilkan kondisi yang sudah berubah (modified context). Bartalanffy (1948) mengartikanhubungan langsung tersebut dalam sistem utama sebagai feed-back dan feed-forward. Dalamkonteks perumahan adalah harapan dari penghuni terhadap masa depannya dari pengalamanmasa lalunya yang diwadahi dalam proses sebuah rumah.

Sumber: Turner, 1976 (hal. 67)Gambar 1. Sistem dalam Proses Perumahan

PreviousCONTEXT

Organism orACTORS

Function orACTIVITIES

Environment orACHIEVEMENTS

ModifiedCONTEXT

Feed-forward fromPAST EXPERIENCE

Feed-back fromFUTURE EXPECTATION

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 6: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 6

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Dalam proses merumahkan diri akan timbul masalah jika mulai dari proses pengadaanhingga produknya tidak sesuai dengan harapan penghuni. Hal ini akan menimbulkan tidakberfungsinya perumahan tersebut secara optimal dalam menunjang kehidupan, sehingga akanmenimbulkan pemborosan dan ketidakefektifan dalam penggunaannya. Menurut Turner ada 2faktor untuk mengukur nilai rumah dan indikasi adanya masalah perumahan, yaitu:

1. Faktor moneter, meliputi: pendapatan rumah tangga (dalam hubungannya dengankemampuan bayar sewa rumah, angsuran, dan biaya operasional lainnya), biayapelayanan yang diberikan oleh supplier (tanah, bangunan, dan pelayanan lain), danmodal yang dimiliki penghuni.

2. Faktor non moneter, meliputi: pencapaian (geografis dan sosial), keamanan berdiam(kelanjutan dan pengoperan), dan standart fisik (bangunan dan lingkungannya).

Kegiatan dalam pengadaan rumah sebaiknya memberikan kebebasan kepada calonpenghuni untuk memilih rumah yang terbaik sesuai keinginan (Turner, 1972, hal. 174). Olehkarena itu otoritas pengadaan rumah/perumahan seharusnya memberikan alternatif kepadapenghuni dalam hal-hal pokok seperti: penentuan lokasi, bentuk hak kepemilikan yang syah,penggunaan struktur, dan jalan/akses menuju bangunan bagi kegiatan mereka.

Jadi, masih menurut Turner, sebuah ‘gubuk’ mungkin lebih tepat sebagai hunianasalkan bisa mendukung kondisi nyata dan sebagai sarana untuk merealisasikan harapanmasyarakat berpenghasilan rendah. Konsep perumahan untuk masyarakat ini adalah perlumendukung hunian yang mudah untuk mengakses pusat kehidupan (walaupun sifatnya huniansementara), sehingga punya income yang lebih besar, bisa menabung, yang akhirnya mampumengakses hunian yang permanen. Selanjutnya perlu dukungan keamanan terhadap resikokecelakaan, depresi ekonomi dan kondisi politik (Turner, 1976, hal. 56).

C. Indikator Kesejahteraan RakyatIndikator Kesejateraan Rakyat digunakan karena berisi variabel-variabel yang mudah

terukur dan teramati dalam menilai kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan. Dalam penelitianini, Indikator Kesejahteraan Rakyat (BPS, 2006) yang digunakan hanya yang berkaitandengan ‘nilai rumah sebagai proses untuk meningkatkan kualitas hidup’ yaitu: kesehatan, tarafdan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta sosial lainnya.

III. METODEUrutan metode penelitian ini adalah: menentukan pendekatan dan jenis penelitian,

menentukan populasi dan sampel, pemilihan instrumen dan variabel penelitian, melakukanpengumpulan data, menganalisa data, dan mengambil kesimpulan.

Populasi yang menjadi sampel adalah penghuni lama yang akan diteliti apakah tarafhidup mereka meningkat setelah hunian mereka di-redevelop. Instrumen utama penelitianadalah kuisioner yang disusun dengan metode retrospective interview dan mental mappings.Retrospective interview yaitu melihat kondisi kehidupan saat ini dan dibandingkan dengankondisi sebelumnya. Mental maps berkaitan dengan persepsi masing-masing individu dalammemandang dunia. Mental maps orang ‘kaya’ akan berbeda dengan masyarakatberpenghasilan rendah dalam memandang kualitas hidupnya (http://geography.about.com).Untuk mengukur persepsi seseorang tersebut maka digunakan Skala Likert (Sugiyono, 2008).

Analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif dankualitatif. Teknik analisa kuantitatif bertujuan untuk menjaga obyektifitas penilaian melaluiperhitungan pada jawaban sampel penelitian yang dilakukan dengan alat SPSS 16 denganmetode descriptive statistic (frequencies dan crosstabulation), scale–reliability statistic danpearson correlation. Descriptive statistic – crosstabulation bertujuan untuk menganalisa dan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 7: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 7

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

mencari perbandingan aspek kualitas hidup penghuni di rusun sekarang (pasca-redevelopment) dibandingkan dengan saat masih tinggal di rusun lama. Untuk mencarihubungan antara tingkat kepuasan penghuni dan kualitas hidup maka digunakan metodepearson correlation. Sedangkan scale–reliability statistic digunakan untuk menguji validitasdan reliabilitas instrument yang digunakan, sehingga bisa dikatakan bahwa instrumen yangdigunakan tepat dan andal untuk mencapai tujuan.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi dan Sejarah PendirianRusunawa Urip Sumoharjo secara administratif termasuk dalam wilayah Kelurahan

Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya Pusat. Awalnya, rusun ini dibangun untukmerelokasi korban kebakaran pada 25 Agustus 1982 yang menghabiskan 83 unit rumah (saatitu dihuni oleh 120 KK). Pihak-pihak yang terlibat dalam Pembangunan Rusunawa UripSumoharjo adalah Pemerintah Kota Surabaya (perencana, pengelola dan penyandang danapembangunan) dan kontraktor swasta (pelaksana pembangunannya). Rusun terdiri dari 3 twinblok bangunan dengan 120 unit hunian. Rusun yang secara struktur hanya diestimasikanselama 20 tahun, dalam waktu singkat mengalami penurunan kualitas sehingga sangat kumuh,tidak layak huni dan membahayakan penghuninya.

Sumber: RTRW Surabaya 2004-2014 dan Google Earth

Gambar 2. Peta Orientasi Rusunawa Urip Sumoharjo di Kota Surabaya

B. Konsep Redevelopment Rusunawa Urip SumoharjoKarena kondisi rusun yang sudah tidak layak huni tersebut, Pemerintah Kota Surabaya

bekerjasama dengan pihak akademisi (ITS Surabaya) berinisiatif nenperbaikinya dengankonsep redevelopment. Secara umum konsep redevelopment adalah: 1) hunian rusundiperuntukkan bagi seluruh penghuni rusun lama, 2) memperbaiki kondisi fisik bangunanrusun secara total, 3) meningkatkan fasilitas umum dan ruang bersama di dalam rusun, 4)mempertahankan struktur sosial yang telah ada, dan 5) melibatkan partisipasi penghuni dalamproses perencanaannya.

Konsep redevelopment tersebut selanjutnya dirinci lagi dalam berbagai aspekperencanaan yang meliputi: perencanaan ruang, perencanaan utilitas dan penataanlingkungannya, perencanaan bentuk bangunan (arsitektural), perencanaan struktur dan bahanbangunan, perencanaan sosial ekonomi, dan perencanaan pengelolaan.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 8: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 8

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Sumber: Foto by Wahyu Setyawan, Gambar by Lab. Perumkim-ITS Surabaya

Gambar 3. Perubahan Penataan Blok Hunian Rusun Urip Sumoharjo(kiri: rusun lama dengan sistem twin block, kanan:rusun baru dengan model letter U)

(a) (b) (c) (d)Sumber: foto by Wahyu Setyawan (gb a & c) & dokumentasi pribadi (gb b & d)

Gambar 4. Perubahan Kondisi Rusunawa Urip Sumoharjo(a.lingkungan rusun lama, b. lingkungan rusun baru, c. teras hunian rusun lama, d. teras

hunian rusun baru)

C. Perubahan Perencanaan Rusunawa Urip SumoharjoTabel 1 di bawah ini menggambarkan perubahan perencanaan di Rusunawa Urip

Sumoharjo lama (sebelum diperbaiki) dan Rusunawa baru yang diperbaiki dengan konsepredevelopment.

Tabel 1. Perubahan Perencanaan Rusun Urip SumoharjoNo Perencanaan Rusun Lama

(sebelum di-redevelop)Rusun baru dengan

konsep Redevelopment1. Ruang § Ruang hunian 3x6m

(termasuk dapur danKM/WC) dan selasar 1,5 m

§ Ruang hunian 3 x 6 m ditambah 2 x 3m untuk KM/WC, dapur dan cucijemur dan selasar selebar 1,5m

2. Utilitas § Air bersih dari PDAM dansumur bor

§ Listrik dari PLN dengan daya450 watt

§ Air bersih dari PDAM dengan meterair tersendiri tiap unit

§ listrik dari PLN, daya 900 watt§ Sistem pembuangan sampah§ Sistem penanggulangan kebakaran§ Perkerasan jalan dan lahan§ Sistem drainase.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 9: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 9

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

No Perencanaan Rusun Lama(sebelum di-redevelop)

Rusun baru dengankonsep Redevelopment

3. DesainBangunan

§ Desain sesuai standart DinasCipta Karya

§ Berpatokan pada fungsi

§ Menggunakan konsep arsitektur tropis§ Mengindahkan segi estetika

4. PenataanTapak

Sistem twin block/berjajar,tanpa ruang terbuka

Setengah melingkar (letter U), denganruang terbuka di tengah sebagai ruangbersama

5. Struktur § Struktur utama baja § Struktur utama rangka beton6. Bahan

Bangunan§ Baja§ Penutup atap: asbes

gelombang§ Dinding: bata plester§ Lantai:cor beton

§ Beton§ Penutup atap: genteng§ Dinding: bata plester dan dicat§ Lantai: cor beton ditutup keramik§ Sebagian selasar memakai roaster

7. SosialEkonomi

Kurangnya sarana interaksisosial penghuni

§ Mengakomodasi sarana interaksi sosialpenghuni

§ mempertahankan struktur sosial8. Pengelolaan Tidak ada ruang khusus untuk

pengelola di rusun§ fasilitas ruang pengelola§ Aturan-aturan yang mengikat

9. Partisipasi Tidak ada Penghuni terlibat dalam perencanaan10. Keberlanjutan Tidak ada konsep keberlanjutan,

baik dalam hal konsepbangunan dan bahan bangunan

§ Mengindahkan keseimbanganekosistem dan kelestarian sumber dayayang ada.

§ Memperbanyak unsur penghijauanSumber: Hasil Kajian Literature dan Survei

D. Tingkat Kepuasan terhadap HunianDari hasil survei dan analisa, aspek dalam hunian yang mendapat tingkat kepuasan

tertinggi (sangat puas) adalah tingkat efektifitas penggunaan ruang bersama, pemenuhankebutuhan privasi, pencahayaan dan penghawaan ruang.

Sumber: Hasil Analisa

Gambar 5. Tingkat Kepuasan per Variabel Rusunawa Urip Sumoharjo

Aspek-aspek yang mendapatkan nilai puas adalah penyediaan air bersih,penerangan/kelistrikan, fasilitas pribadi di tiap hunian (KM/WC, dapur, ruang jemur),

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 10: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 10

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

keamanan (tindakan kriminalitas), jalan lingkungan dan perkerasan, saluran drainase dansaluran limbah rumah tangga, dan pengelolaan sampah. Sedangkan aspek yang tidakmemuaskan bagi warga adalah pengelolaan sistem pemadam kebakaran. Selama ini sistempemadaman kebakaran ini tidak berfungsi karena tidak adanya genset untuk operasionalnya.Semua hidran masih ada, akan tetapi kondisinya tidak terawat. Demikian juga dengan tandonair yang selalu kosong sehingga akan sangat membahayakan jika terjadi kebakaran.

Setelah per variabel terukur tingkat kepuasannya, maka selanjutnya bisa ditentukantingkat kepuasan rata-rata terhadap kondisi Rusunawa Urip Sumoharjo baru.

Sumber: Hasil AnalisaGambar 6. Tingkat Kepuasan Rusunawa Urip Sumoharjo bagi Penghuni

Dari gambar 6, terlihat bahwa penghuni yang menyatakan sangat puas terhadaphuniannya sebesar 3%. Mayoritas penghuni menyatakan puas (95%). Sedangkan penghuniyang menyatakan tidak puas sebesar 20%. Jadi hampir semua penghuni menyatakan puasdengan kondisi rusun saat ini (pasca-redevelopment) dibanding saat masih di rusun lama(sebelum diperbaiki).

Jadi bisa disimpulkan bahwa kondisi Rusunawa Urip Sumoharjo pasca redevelopmentsudah memenuhi kriteria sebagai permukiman layak dilihat dari sisi apresiasi dan penerimaanpenghuni. Dengan kondisi permukiman yang sudah cukup baik tersebut, seharusnya bisamendukung upaya peningkatan kualitas hidup penghuni secara berkelanjutan. Kualitas hidupyang berkelanjutan meliputi kualitas dalam hal ekonomi, sosial, dan kualitas lingkungan.

E. Perkembangan Kualitas HidupDari hasil analisa diperoleh bahwa penghuni yang kualitas hidupnya meningkat di

rusunawa setelah di-redevelopsebanyak 88%, yang stagnan sebanyak 7% penghuni, dan yangmengalami penurunan kualitas hidup mencapai 5% penghuni.

Sumber: Hasil AnalisaGambar 7. Prosentase Peningkatan Kualitas Hidup Penghuni

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 11: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 11

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Kemudian hasil tersebut di crosstabs-kan dengan tingkat kepuasan penghuniterhadap kondisi rusun setelah di-redevelopment. Metode ini digunakan untukmengetahui apakah ada keterkaitan antara tingkat kepuasan penghuni terhadap kondisihunian rusun dengan peningkatan kualitas hidupnya.

Tabel 2. Kualitas_hidup * Tingkat_kepuasan Crosstabulation

CountKualitas_hidup

Menurun Stagnan Meningkat TotalTingkat_kepuasan

TidakPuas 1 0 0 1Puas 3 3 51 57Sangat Puas 0 0 2 2Total 4 3 53 60

Sumber: Hasil Analisa

Dari analisis deskriptif-crosstabulation terhadap tingkat kepuasan penghuni danpeningkatan kualitas hidup diperoleh hasil bahwa 3% penghuni yang sangat puas terhadapkondisi rusun baru (pasca-redevelopment) semuanya mengalami peningkatan kualitas hidup.Dari 95% penghuni yang menyatakan puas, 89%-nya mengalami peningkatan kualitas hidup,5,5% stagnan dan 5,5% mengalami penurunan kualitas hidup. Sedangkan 2% penghuni yangmenyatakan tidak puas, semuanya mengalami penurunan kualitas hidup.

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas hidup selalu berhubungan dengantingkat kepuasan penghuni terhadap rusun. Untuk meyakinkan apakah ada hubungan antaratingkat kepuasan dan peningkatan kualitas hidup di rusun, maka digunakan uji korelasi.

Tabel 3. Correlations Kualitas_hidup * Tingkat_kepuasan CrosstabulationKualitas

hidupTingkat

kepuasanKualitas_hidup Pearson Correlation 1.000 .307*

Sig. (2-tailed) .017N 60.000 60

Tingkat_kepuasan Pearson Correlation .307* 1.000Sig. (2-tailed) .017N 60 60.000

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).Sumber: hasil analisa

Nilai Pearson Correlation sebesar 0,307 untuk keterkaitan antara kualitas hidup dantingkat kepuasan, serta keterangan correlation is significant. Artinya bahwa kedua aspek inimemiliki keterkaitan yang cukup signifikan/erat, jadi tingkat kepuasan penghuni terhadaphunian rusun memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan kualitashidupnya. Hal ini sesuai dengan teori Turner bahwa jika sebuah rumah sudah sesuai dengankebutuhan dan harapan penghuninya, maka rumah tersebut bisa menjadi sarana untukmeningkatkan kualitas hidupnya.

Sebelumnya telah dihasilkan bahwa tingkat kepuasan penghuni terhadap kondisirusun memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan kualitas hidup secara

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 12: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 12

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

keseluruhan. Akan tetapi jika dilihat per aspek hunian, ternyata tidak semua aspek memilikikenaikan skor peningkatan kualitas hidup. Oleh karena itu perlu dicari aspek yangmempengaruhi tingginya maupun rendahnya skor peningkatan kualitas hidup tersebut sebagaibahan evaluasi untuk perencanaan rusun selanjutnya.

Metode yang digunakan adalah tiap aspek yang menjadi variabel kualitas hidupdihitung skornya, kemudian dicari selisihnya antara yang rusun baru (pasca-redevelopment)dan rusun lama (sebelum diperbaiki). Maka akan didapatkan selisih skornya (lihat tabel 4).

Tabel 4. Skor Peningkatan Kualitas Hidup per Aspek HunianNo Variabel Selisih Skor Keterangan1 Kepadatan Hunian -1 Menurun2 Pemenuhan Air Bersih 3 Meningkat3 Keberadaan Ruang Bersama 58 Meningkat4 Kelayakan Penerangan (listrik) 4 Meningkat5 Fasilitas Pribadi 9 Meningkat6 Kelayakan Privasi 38 Meningkat7 Kelayakan Keamanan 30 Meningkat8 Status Hunian 13 Meningkat9 Kombinasi Fungsi -6 Menurun

10 Jumlah Pendapatan 2 Meningkat11 Biaya Pelayanan -4 Menurun12 Frekuensi Sakit -1 Menurun13 Jenis Penyakit 3 Meningkat14 Tempat Berobat 2 Meningkat15 Partisipasi (perencanaan) 8 Meningkat16 Partisipasi (pemeliharaan) 2 Meningkat

Sumber: Hasil Analisa

Dari tabel di atas, aspek hunian yang mempengaruhi tingginya skor peningkatankualitas hidup secara berturut-turut adalah:

1. Keberadaan ruang bersama yang sangat efektif penggunaannya. Ruang bersamaharus diakomodasi dalam setiap perencanaan rusun karena sangat sesuai dengansifat penghuninya yang suka melakukan kegiatan di luar hunian secara bersama,sehingga sangat mendukung kehidupan sosialisasi dan keguyuban hidupbermasyarakat.

2. Kelayakan privasi, yang diperoleh dengan penataan teras hunian yang tidak salingberhadapan dan keberadaan ruang bersama. Kegiatan bersama warga tidakdilakukan di ruang hunian (ruang privat), tetapi dilakukan di ruang bersama (ruangpublik) sehingga tidak mengganggu satu sama lain.

3. Kelayakan keamanan, dimana frekuensi tindakan kriminalitas di rusun barumenurun dibandingkan saat masih di rusun lama.

4. Status hunian yang berkaitan dengan aspek legalitas. Jika telah mendapatkan aspeklegalitas maka bisa diartikan bahwa penghuni sudah tidak rentan lagi dalamkeamanan berdiam mereka. Secara psikologis penghuni bisa berkonsentrasi danmelakukan kegiatan sehari-hari dengan lancar.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 13: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 13

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

5. Fasilitas pribadi, dimana keberadaannya di tiap unit hunian rusun baru sudah cukupbaik dan mendapat apresiasi yang tinggi dari penghuni (yang meliputi KM/WC,dapur, dan ruang jemur).

6. Partisipasi (dalam perencanaan). Dalam konsep redevelopment, penghuni dilibatkandalam perencanaan hunian mereka. Hal ini sesuai dengan teori Turner, bahwa jikasetiap individu berpartisipasi dalam proses perumahannya, maka segala kekurangandi huniannya bisa diterima dan tidak akan menjadi penghalang untuk terusberaktifitas dalam proses kehidupannya.

7. Kelayakan penerangan, mendapat skor yang tinggi karena daya listrik di rusun barusudah ditingkatkan daripada rusun lama, yaitu dari 450 watt menjadi 900 watt.

8. Pemenuhan air bersih, di rusun baru seluruhnya disuplai dari PDAM (sehinggakualitasnya lebih memadai) daripada di rusun lama.

9. Jenis penyakit. Penyakit di rusun baru yang diakibatkan kondisi lingkungan lebihsedikit daripada di rusuan lama. Hal ini diakibatkan adalah kondisi rusun yang jauhlebih baik dilihat dari aspek fisik lingkungan, sehingga lebih layak huni danmendukung kesehatan penghuni.

10.Partisipasi (dalam pemeliharaan). Kondisi rusun yang lebih baik dan penyediaanfasilitas pribadi di masing-masing hunian menimbulkan rasa kepemilikan bagipenghuni, sehingga kesadaran utuk kut berpartisipasi dalam pemeliharaan rusun ikutmeningkat.

11.Pilihan Tempat Berobat, dimana mulai bergeser di rusun baru. Jika sakit, beberapapenghuni lebih memilih rumah sakit atau ke praktek dokter daripada puskesmas.

12.Jumlah Pendapatan, di rusun baru meningkat berdasar standart UMR (walaupunpeningkatannya tidak besar).

Sedangkan variabel-variabel yang mempengaruhi rendahnya skor kualitas hidupsecara berturut-turut adalah:

1. Kombinasi FungsiRusunawa Urip Sumoharjo adalah rusun yang didisain hanya untuk hunian. Akantetapi, karena tekanan hidup yang semakin berat banyak penghuni di rusunmelakukan kombinasi fungsi di huniannya. Hal ini bisa dijadikan pertimbanganuntuk perencanaan rusun selanjutnya, yaitu hendaknya mengakomodasi peningkatanekonomi penghuni berpenghasilan rendah ini dengan mendesain hunian yangbersifat ‘mix use’ atau ada kombinasi fungsi, jadi hunian selain sebagai tempattinggal juga sebagai tempat usaha bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

2. Biaya PelayananBiaya pelayanan merupakan aspek yang banyak mendapat keluhan dari penghuni,terutama biaya sewa yang dirasa terlalu tinggi. Biaya pelayanan lainnya adalahrekening listrik, air, sampah, dan lain-lain yang ternyata cukup menguraspendapatan penghuni yang sudah terbatas.

3. Kepadatan HunianKepadatan hunian di rusun baru lebih tinggi daripada di rusun lama, artinya jumlahpenghuni dalam 1 unit hunian lebih banyak daripada saat masih di rusun lama. Olehkarena itu perlu adanya batasan yang jelas dan bersifat mengikat.

4. Frekuensi SakitTingginya frekuensi sakit tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi di dalam rusun, akantetapi juga dipengaruhi oleh kualitas lingkungan yang semakin menurun secaraglobal dan pola hidup penghuni.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 14: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 14

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Sumber: Hasil AnalisaGambar 8. Skor Peningkatan Kualitas Hidup per Aspek Hunian

V. KESIMPULANPenelitian ini berusaha menjawab bagaimana tingkat kepuasan penghuni dan

peningkatan kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip Sumoharjo pasca-redevelopment,serta mencari hubungan di antara keduanya. Hasilnya adalah penghuni telah cukup puasdengan kondisi huniannya pasca-redevelopment (mencapai 98%). Hal ini menunjukkan bahwahunian setelah di-redevelop sudah sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan penghuni. Sedangkankomposisi penghuni yang meningkat kualitas hidupnya mencapai 88%. Artinya bahwa huniandi Rusunawa Urip Sumoharjo pasca-redevelopment mampu mendukung proses kehidupanpenghuni dari waktu ke waktu untuk semakin meningkatkan kualitas hidupnya. Jadi konsepredevelopment ternyata sesuai dengan konsep perumahan Turner bahwa yang penting darisebuah rumah adalah ‘proses’ bukan hanya ‘produk’.

Tingkat kepuasan penghuni terhadap kondisi rusun sangat berpengaruh terhadappeningkatan kualitas hidupnya. Tetapi masih ada beberapa penghuni yang menurun kualitashidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh masih ada beberapa aspek hunian yang belum mendukungpeningkatan kualitas hidup sehingga perlu mendapat perhatian dalam perencanaan rusunselanjutnya, yaitu: kombinasi fungsi, biaya pelayanan, dan kepadatan hunian. Selain itu hal inidiindikasikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal di luar rusun. Menurut Turner,sebuah konsep rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah juga harus mendapatkandukungan keamanan terhadap resiko kecelakaan, depresi ekonomi dan kondisi politik. Makadalam penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi aspek-aspek eksternal yangmempengaruhi kualitas hidup penghuni dan bagaimana menuangkannya ke dalam konsepperencanaan rusun yang lebih baik.

VI. DAFTAR PUSTAKAAqli, Wafirul; Adhianto, Wisnu; dan Hajjar, Farrayune, (2003), Re-development Kawasan

Permukiman Paska Bencana Kebakaran, dalam NALLARs Vol. 2, Nomor 2, hal. 82-115,Juli 2003.

BPS, (2006), Indikator Kesejahteraan Rakyat – Welfare Indicators 2006, Badan PusatStatistik, Jakarta-Indonesia, ISSN: 0215-4641.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Page 15: Peningkatan Kualitas hidup penghuni di Rusunawa Urip ... · kegaduhan dan kurangnya privasi (Kartahardja, 1983), banyak penghuni yang kualitas ... dilakukan akan ditemui kebutuhan-kebutuhan

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 15

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Budiarso, Wisnu, (2007), Kajian Desain dengan Metoda Post Occupancy Evaluation RumahSusun Sarijadi Bandung, download tanggal 4 April 2009: 15.59 WIB.

Budihardjo, Eko, (2006), Sejumlah Masalah Permukiman Kota, Cetakan ke-5, PT. Alumni,Bandung.

Faqih, Muhammad, (1985), Pembangunan Rumah Bertingkat oleh MasyarakatBerpenghasilan di Kampung Kota, Tesis Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung(ITB), Bandung.

Indartoyo, (2007), Dampak Kehadiran Rusunawa bagi Penataan Bangunan dan Infrastrukturdi Daerah Sekitar Kawasan Terbangun, Dibuat dan dipresentasikan dalam SeminarNasional Arsitektur PERENCANAAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN YANGBERKELANJUTAN, Tgl. 28 Pebruari 2007, di Universitas Budi Luhur, Jl. CiledugRaya, Jakarta Selatan.

Kartahardja, Albert, (1983), Seputar Pembangunan Rumah Susun Bertingkat Delapan.Kebijakan dan Rencana Strategis Pembangunan Rumah Susun di Kawasan Perkotaan, Tahun

2007-2011.UU, (1985), Undang-Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun.Rapoport, Amos, (1969), House Form and Culture, Prentice-Hall, Inc. Eanglewood – New

York. Library of Congress Catalog Card No: 69-14550.Roske, Deyo, (1983), Housing in Transition, SPCK Publishing, ISBN: 0030512565 /

9780030512568 / 0-03-051256-5Sarwono, Sarlito Wirawan, (1978), Aspek-aspek Psikologi Sosial pada Perumahan Flat.Silas, Johan, (1993), Housing Beyond Home, ITS.Silas, Johan, (2009), Jaminan Rumah Layak Abad 21, dipresentasikan pada Konggres

Perumahan Mei 2009, disiarkan oleh RCTI pada 20 Mei 2009.Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Penerbit Alfabeta,

Bandung.Sujianto, Agus Eko, (2009), Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, Penerbit Prestasi Pustaka

Publisher, Jakarta, ISBN: 978-602-8470-17-9.Trihendradi, Cornelius, (2008), Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik, Penerbit ANDI,

Yogyakarta, ISBN: 978-979-29-0656-1.Turner, John; Fichter, Robert, (1972), Freedom to Build, Collier Macmillan, New York.Turner, John, (1976), Housing by People, Marion Boyars Publisher Ltd, London.Yovi, (2005), Perpindahan dan Peralihan Kepemilikan Satuan Rumah Susun, Studi Kasus:

Rumah Susun Kemayoran Jakarta Pusat.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.