peningkatan kreatifitas siswa dalam …eprints.ums.ac.id/22441/23/02._naskah_publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
( PTK Pembelajaran
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INTELLECTUALY REPETITION
( PTK Pembelajaran Matematika Kelas
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INTELLECTUALY REPETITION
NASKAH PUBLIKASI
Matematika Kelas
Karanganyar Tahun 2012
Disusun oleh:
EMI FITRIYANI
A 410 080 016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INTELLECTUALY REPETITION
NASKAH PUBLIKASI
Matematika Kelas VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten
Karanganyar Tahun 2012
Disusun oleh:
FITRIYANI
A 410 080 016
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INTELLECTUALY REPETITION (AIR)
NASKAH PUBLIKASI
VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten
Karanganyar Tahun 2012 )
FITRIYANI
A 410 080 016
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY
(AIR)
VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten
MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENINGKATAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AUDITORY
VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten
MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
iii
ABSTRACT
INCREASING STUDENT CREATIVITY IN LEARNING MATHEMATICS THROUGH LEARNING MODEL AUDITORY INTELLECTUALY
REPETITION (AIR)
(PTK Learning Mathematics Class VII in SMP Muhammadiyah 9 Jaten Karanganyar Year 2012)
Emi Fitriyani, A 410 080 016, Mathematics Education Studies Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Surakarta, 2012, 66 pages.
The purpose of this research is to improve the creativity of students in learning mathematics through the learning model Intellectually Auditory Repetition (AIR) and the indicators examined are: (1) ask the teacher or other students, (2) proposed the idea at the time of learning, (3) do the problems exercises in front of the class, (4) provide feedback on other student’s answers. This research is a collaboration between researchers with PTK math teacher, the teacher acts as a conduit and researcher as an observer, while the students of class VII SMP Muhammadiyah 9 Jaten as research subjects, totaling 26 students. Collecting data using the concept of triangulation through interviews, observation, field notes and documentation. The results showed an increase in student creativity in the learning of mathematics which include: (a) students who dared to ask the teacher or other students increased from (11.5%) to (46.15%), (b) students who dared to propose ideas on learning time increased from (7.7%) to (34.61%), (c) students who dared to do the exercises in front of the class increased from (23.08%) to (57.69%), (d) student who dared to give feedback on other student’s answers increased from (3.8%) to (23.08%). The conclusion of this research is the study of mathematics through AIR learning model can improve student’s creativity.
Keywords: creativity, learning models Auditory Intellectually Repetition (AIR)
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan fasilitator dalam kelas, sebagai fasilitator guru bertugas
memfasilitasi siswa untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya secara
pesat, sehingga guru dituntut harus menyampaikan materi dengan baik agar siswa
dapat memahami materi yang disampaikan. Untuk pembelajaran matematika selain
penguasan materi guru juga harus pintar memilih strategi pembelajaran, sehingga
dapat menumbuhkan sikap kreatif pada siswa agar siswa dapat memanfaatkan sumber
belajar yang ada serta siswa dapat mengerjakan soal latihan dengan mudah. Pada
kenyataannya, di SMP Muhammadiyah 9 Jaten peran guru lebih dominan yang
mengakibatkan siswa malu bertanya dan mengajukaan ide, siswa juga tidak berani
untuk mengerjakan soal di depan kelas serta tidak berani untuk memberikan
tanggapan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa hanya berfokus untuk mencatat
dari papan tulis.
Berkaitan dengan masalah tersebut, pada pembelajaran matematika di kelas VII
SMP Muhammadiyah 9 Jaten ini juga ditemukan masalah - masalah yang
mengakibatkan rendahnya kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi:
(1) siswa yang berani bertanya 11,5%, (2) siswa yang berani mengajukan ide 7,7%,
(3) siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan kelas 23,08%, (4) siswa yang
berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain 3,8%.
Kreatifitas diperlukan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengajak siswa untuk aktif mengutarakan ide – ide serta dapat memberikan
tanggapan dari materi yang dipelajari, sehingga siswa tidak hanya terpacu pada materi
yang disampaikan oleh guru tetapi dapat mengembangkan sendiri materi tersebut.
Pada kenyataannya banyak terdapat siswa yang diam saat diberikan pertanyaan oleh
guru dan sedikit siswa yang berani untuk mengemukakan pendapat, padahal sistem
pendidikan sekarang menuntut siswa agar aktif dan kreatif.
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kreatifitas siswa, salah satunya adalah model pembelajaran Auditory Intellectualy
Repetition (AIR). AIR merupakan model pembelajaran yang berfokus pada kreatifitas
siswa dalam mengemukakan pendapat, menerapkan gagasan, pemecahan masalah dan
2
pemberian kuis pada akhir pertemuan yang bertujuan agar pemahaman siswa lebih
mendalam.
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian tentang
peningkatan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui model
pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR)
2. Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut: Apakah ada peningkatan kreatifitas belajar matematika siswa setelah
diajar menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR)?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreatifitas
siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran Auditory Intellectualy
Repetition (AIR).
Tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui peningkatan kreatifitas
siswa kelas VII semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 di SMP Muhammadiyah 9
Jaten melalui metode pembelajaran AIR. Indikator kreatifitas tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Bertanya pada guru atau siswa lain.
b. Mengajukan ide pada saat pembelajaran.
c. Mengerjakan soal latihan di depan kelas.
d. Memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.
4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. Manfaat Teoritis
1) Memberikan alternatif lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kreatifitas belajar siswa yaitu dengan melalui model pembelajaran Auditory
Intellectualy Repetition (AIR).
2) Sebagai referensi bagi peneliti – peneliti berikutnya.
3
b. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa, dapat meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR).
2) Bagi guru, memberikan informasi agar dapat digunakan untuk memperbaiki
pembelajaran yang dulu menggunakan metode ceramah dan menggantinya
dengan model pembelajaran baru, salah satunya model pembelajaran Auditory
Intellectualy Repetition (AIR).
3) Bagi sekolah, dapat memberikan perhatian kepada siswa yang mempunyai
kreatifitas rendah dan diharapkan dapat memperbaiki sistem pendidikan di
sekolah.
4) Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman sehingga dapat menerapkan model
pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) dalam pembelajaran
matematika.
5. Definisi Operasional Istilah
a. Metode AIR
AIR merupakan strategi pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan
tiga hal, yaitu : Auditory, yang berarti indra telinga digunakan dalam belajar
dengan cara mendengarkan dan menyimak pada saat guru menerangkan,
berbicara, mengemukakan pendapat pada saat diskusi, memberikan tanggapan
tentang jawaban siswa lain, mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dan
berani berargumentasi pada saat diskusi. Intellectualy, yang berarti kemampuan
berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mengkonstruksi, menerapkan
gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan masalah. Repetition
(pengulangan), yang berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman siswa
lebih luas dan mendalam.
( veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html)
b. Kreatifitas
Kreatifitas adalah usaha menghasilkan gagasan – gagasan, aktifitas dan
obyek – obyek baru, mengingat bahwa pada tingkat – tingkat tertentu kreatifitas
merupakan sebuah bentuk proses berpikir. Kelvin (2008 : 156).
4
B. Landasan Teori
1. Kajian Pustaka
Hasil penelitian Nanang Adhi Nugroho (2006), dalam penelitiannya: Ada
peningkatan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan
SAVI yaitu Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditori (belajar dengan
berbicara dan mendengar), Visual (belajar dengan mengamati dan menggambar),
Intellectual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung).
2. Kajian Teori
a. Pembelajaran Matematika
1) Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2008 : 112), belajar bukanlah sekedar
mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam
diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya.
2) Matematika
Ilmu matematika adalah salah satu cabang ilmu yang paling tua yang
pernah dipelajari. Hal yang paling umum bahwa matematika adalah ilmu
berhitung, ilmu yang berkaitan dengan angka-angka.
(http//www.google.com.definisi-matematikailmu-alamiah-dasar.html).
3) Pembelajran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan pelajar
melaksanakan atau belajar matematika, dan proses tersebut tidak terpusat pada
guru pengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan
peluang kepada peserta didik untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang
matematika.
b. Kreatifitas
1) Pengertian Kreatifitas
5
Kreatifitas belajar adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses
perubahan tingkah laku seseorang untuk menghasilkan produk atau gagasan,
mencari pemecahan masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar.
(http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/ kreativitas-belajar)
2) Ciri – Ciri Kreatifitas
a) Bebas dalam berpikir dan bertindak b) Adanya inisiatif menumbuhkan rasa ingin tahu c) Percaya pada diri sendiri d) Mempunyai daya imajinasi yang baik
3) Langkah – Langkah Pembelajaran AIR
a) Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat
siswa.
b) Guru membagikan media pembelajaran.
c) Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep pada
alat peraga dengan cara eksplorasi media pembelajaran (auditory).
d) Secara berpasangan siswa tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan
media untuk memecahkan permasalahan (Intellectualy).
e) Siswa mengerjakan lembar permasalahan secara individu (Intellectualy).
f) Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi,
membuat model, mengemukakan gagasan untuk memecahkan
permasalahan yang diajukan (Intellectualy).
g) Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui
kesepakatan (Intellectualy).
h) Seorang siswa wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy).
i) Kegiatan penutupan siswa diberi kuis (Repetition).
(veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html).
3. Kerangka Berpikir
Kondisi awal keadaan siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 9 Jaten dalam
pembelajaran matematika: (1) siswa yang berani bertanya 11,5%, (2) siswa yang
berani mengajukan ide 7,7%, (3) siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan
6
kelas 23,08 %, (4) siswa yang berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa
lain 3,8%.
Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal dalam pemanfaatkan model
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
kreatifitas belajar siswa. Ada banyak model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kreatifitas belajar siswa salah satunya adalah model pembelajaran AIR.
Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan metode pembelajaran AIR
adalah: (1) siswa yang berani bertanya 46,15%, (2) siswa yang berani mengajukan ide
34,61%, (3) siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan kelas 57,69 %, (4)
siswa yang berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain 23,08%.
4. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
“Jika pembelajaran matematika melalui model pembelajaran AIR dapat diterapkan
dengan tepat maka kreatifitas siswa akan meningkat”.
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan
tindakan langsung terhadap siswa setelah melakukan observasi dan menemukan
permasalahan yang terjadi pada siswa. Dari penelitian ini diharapkan dapat
memperbaiki pembelajaran dalam kelas.
Menurut Sutama (2011 : 18), karakteristik PTK secara garis besar, yaitu (a)
mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, (b) adanya tindakan, (c) adanya
evaluasi terhadap tindakan, (d) pengkajian terhadap tindakan, (e) adanya kerjasama,
(f) adanya refleksi.
2. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai penelitian mengenai penerapan model
pembelajaran AIR sebagai upaya meningkatkan kreatifitas belajar matematika
siswa adalah di SMP MUHAMMADIYAH 9 Jaten.
7
3. Subyek Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP Muhammadiyah 9 Jaten. Dengan subyek
penelitian siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012, sebanyak 26
siswa. Dalam penelitian ini guru sebagai pemberi tindakan dan peneliti sebagai
observer yang bertugas mengidentifikasi masalah, membuat konsep pengajaran dan
merencanakan tindakan dengan mendiskusikannya bersama guru matematika.
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan siswa kreatif dalam pembelajaran
matematika, untuk menghasilkan kreatifitas yang diharapkan peneliti menjalani
beberapa langkah – langkah penelitian. Langkah – langkah tersebut adalah sebagai
berikut: a. Dialog awal, b. Perencanaan tindakan, c. Pelaksanaan tindakan, d.
Observasi dan monitoring, e. Refleksi, f. Evaluasi, g. Penyimpulan
5. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Pokok
Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
b. Metode Bantu
1) Catatan Lapangan
Dari catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua aktivitas siswa dan
permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran berlangsung.
2) Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu metode untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, arsip, dan buku.
6. Teknik Analisis Data
a. Reduksi Data
Hasil dari reduksi data berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu
kegiatan tertentu.
b. Penyajian Data
c. Penarikan Kesimpulan
8
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
kreatifitas siswa. Hasil observasi tersebut diperoleh data sebagai berikut: bertanya
pada guru atau siswa lain sebanyak 3 siswa (11,5%), mengajukan ide pada saat
pembelajaran sebanyak 2 siswa (7,7%), mengerjakan soal latihan di depan kelas
sebanyak 6 siswa (23,08%), memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain
sebanyak 1 siswa ( 3,8%).
Dari putaran I, II, dan III diperoleh data kreatifitas bertanya pada guru atau siswa
lain, mengajukan ide pada saat pembelajaran, mengerjakan soal latihan di depan
kelas, memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.
Pada putaran I siswa yang kreatif bertanya pada guru atau siswa lain terdapat 5
siswa (19,23%), pada putaran II terdapat 8 siswa (30,77%), dan putaran III terdapat
12 siswa (46,15%). Pada putaran I siswa yang kreatif mengajukan ide pada saat
pembelajaran terdapat 4 siswa (15,38%), putaran II terdapat 6 siswa (23,08%), dan
putaran III terdapat 9 siswa (34,61%). Pada putaran I siswa yang kreatif mengerjakan
soal latihan di depan kelas terdapat 9 siswa (34,61%), pada putaran II terdapat 13
siswa (50%), dan putaran III terdapat 15 siswa (57,69). Pada putaran I siswa yang
kreatif memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain terdapat 2 siswa (7,7%),
putaran II terdapat 4 siswa (15,38%), dan putaran III terdapat 6 siswa (23,08%).
2. Pembahasan
Tindakan yang dilakukan guru matematika adalah memotivasi siswa untuk
kreatif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran AIR merupakan model
pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar matematika.
Dengan model pembelajaran AIR diharapkan siswa dapat berpikir kritis, lebih
percaya diri dan dapat bekerjasama dengan kelompok yang telah dibagi oleh guru
matematika, sehingga dalam proses pembelajaran siswa berani bertanya pada guru
atau siswa lain, mengajukan ide pada saat pembelajaran, mengerjakan soal latihan di
depan kelas, dan memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.
Ada tiga putaran yang menggunakan metode AIR untuk menyelesaikan dan
menjawab permasalahan mengenai kreatifitas siswa dalam bertanya pada guru atau
9
siswa lain, mengajukan ide pada saat pembelajaran, mengerjakan soal latihan di
depan kelas dan keberanian siswa dalam memberikan tanggapan tentang jawaban
siswa lain. Pada setiap putaran yang diterapkan, masing – masing menggunakan
model pembelajaran AIR. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga putaran dan pada
putaran III kreatifitas siswa meningkat sesuai yang diharapkan.
E. Penutup
1. Kesimpulan
a. Perbaikan dilakukan oleh guru matematika setelah dikenai tindakan, yaitu: guru
melibatkan semua siswa dalam diskusi kelompok dan memberikan kenyamanan
di kelas serta mendorong siswa untuk berani bertanya pada guru atau siswa lain
tentang materi yang belum dipahami, guru berkeliling untuk membantu siswa
mengerjakan soal latihan, sehingga siswa yakin untuk mengerjakan soal di depan
kelas. Guru memberikan motivasi agar menumbuhkan kepercayaan diri siswa,
sehingga siswa lebih percaya diri untuk mengajukan ide pada saat pembelajaran
dan memberikan tanggapan tentang jawaban siawa lain.
b. Penerapan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam
belajar matematika. Kreatifitas tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kreatifitas siswa dalam bertanya pada guru atau siswa lain, yaitu sebelum
tindakan pterdapat 3 siswa (11,5%), pada putaran I ada 5 siswa (19,23%), dan
pada putaran II sebanyak 8 siswa (30,77%), serta pada putaran III sebanyak 12
siswa (46,15%).
2) Kreatifitas siswa dalam mengajukan ide pada saat pembelajaran. Sebelum
tindakan terdapat 2 siswa (7,7%), pada putaran I ada 4 siswa (15,38%), dan
pada putaran II sebanyak 6 siswa (23,08%), serta pada putaran III sebanyak 9
siswa (34,61%).
3) Kreatifitas siswa dalam mengerjakan soal latihan di depan kelas. Sebelum
tindakan sebanyak 6 siswa (23,08%), pada putaran I ada 9 siswa (34,61%),
dan pada putaran II sebanyak 13 siswa (50%), serta pada putaran III sebanyak
15 siswa (57,69%).
4) Kreatifitas siswa dalam memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.
Sebelum tindakan sebanyak 1 siswa (3,8%), pada putaran I ada 2 siswa
10
(7,7%), dan pada putaran II sebanyak 4 siswa (14,38%), serta pada putaran III
sebanyak 6 siswa (23,08%).
2. Implikasi
Kesimpulan butir pertama memberi implikasi bahwa model pembelajaran yang
dilakukan oleh guru akan berpengaruh pada pembelajaran siswa, pada setiap
pertemuan guru memberikan dorongan dan motivasi serta bimbingan pada saat
pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah penerapan model
pembelajaran AIR.
Kesimpulan butir kedua, memberikan implikasi bahwa model pembelajaran AIR
dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika. Kreatifitas
diteliti dari beberapa indikator, yaitu: bertanya pada guru atau siswa lain, mengajukan
ide pada saat pembelajaran, dan mengerjakan soal latihan di depan kelas serta
memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.
3. Saran
a. Bagi siswa
1) Siswa hendaknya mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran
berlangsung.
2) Siswa hendaknya berani bertanya pada guru atau siswa lain tentang materi yang
belum dimengerti dan berani mengerjakan soal latihan di depan kelas.
3) Siswa hendaknya lebih percaya diri dalam mengajukan ide pada saat
pembelajaran dan memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain.
b. Bagi guru
1) Guru hendaknya dapat membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan
serta mendorong siswa untuk lebih percaya diri sehingga siswa lebih kreatif.
2) Guru hendaknya lebih merata dalam membimbing siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
3) Guru hendaknya dapat memusatkan pembelajaran pada siswa.
11
c. Bagi sekolah
1) Sekolah hendaknya memfasilitasi alat peraga matematika untuk belajar
siswa.
2) Sekolah hendaknya memberikan perhatian kepada siswa yang memiliki
kreatifitas rendah.
3) Sekolah hendaknya memperbaiki sistem pendidikan di sekolah, sehingga bisa
sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia.
d. Bagi peneliti berikutnya
Setiap penelitian ada kekurangan dan kelebihanya, kekurangan yang terdapat
pada penelitian ini hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut, sehingga dapat
memperbaiki kekurangan tersebut. Kelebihan yang terdapat pada penelitian ini
hendaknya peneliti selanjutnya dapat menyempurnakannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adhi N, Nanang. 2006. “Peningkatan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Pendekatan SAVI”. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitka). Icha, Nisa. Langkah-langkah Pembelajaran, Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran.
veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html (diakses tanggal 16 Februari 2012 pukul 12.00).
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.
Serfert, Kevin. 2008. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCISOD.
Sumarno, Ali. Kreatifitas Belajar. http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kreativitas-belajar. (diakses tanggal 16 Februari 2012 pukul 20.00).
Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.
Yacub, Ricky. Definisi Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar. file:///D:/My%20Document/akhir/reffrensi/definisi-matematikailmu-alamiah-dasar.html. (diakses tanggal 7 Mei 2012 pukul 19.00).