peningkatan ketrampilan melakukan sholat …

45
1 PENINGKATAN KETRAMPILAN MELAKUKAN SHOLAT FARDHU MELALUI METODE DRILL SISWA KELAS III SEMESTER GENAP SD NEGERI 8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Penilaian Tindakan Kelas Oleh : SAEFIYANI,S.Ag NIP. 19710921 200701 2 003 SDN 8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENINGKATAN KETRAMPILAN MELAKUKAN

SHOLAT FARDHU MELALUI METODE DRILL

SISWA KELAS III SEMESTER GENAP SD NEGERI

8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Penilaian Tindakan Kelas

Oleh :

SAEFIYANI,S.Ag NIP. 19710921 200701 2 003

SDN 8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO

TIMUR

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti yang

luhur, berkepribadian, disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, cerdas,

terampil,sehat jasmani dan rokhani ( UUSPN ). Dengan pembangunan

Indonesia seutuhnya di Indonesia menghendaki keselarasan kehidupan di

dunia dan kehidupan di akhirat. Untuk membentuk manusia yang cerdas,perlu

adanya pembelajaran.Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses,yaitu

proses mengatur,proses memberikan,bimbingan atau bantuan kepada anak

didik dalammelaksanakan proses belajar.Sedangkan pembelajaran merupakan

suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok

untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu.

Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi

proses siswa balajar dan guru mengajar dalam kontek interaktifdan terjadi

interaksi edukasi antara guru dan siswa,sehingga terdapat perubahan dalam

diri siswa baik pada perubahan pada tingkat pengetahuan pemahaman dan

ketrampilan atau sikap(Nana Sudjana DPBM 1984.29).Jadiproses

pembelajaran dapat hakekatnya interaksi antara dua unsur manusia yaitu guru

dan siswa.Dalam interaksi tersebut siswa sebagi subjek belajar.Sebagai subjek

dalam pembelajaran siswa diharuskan aktif.Interaksi yang baik antara guru

dan siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran efektif dan lebih

bermakna.Sesuai pada silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SD

kelas III semester genap tercantum “Melaksanakan Sholat Fardhu“ ini berarti

menuntut ketrampilan atau kecakapan siswa dalam melakukan kewajiban

sholat bagi setiap pemeluknya.Hal ini tercantum dalam Al-Qur‟an surat Al

Baqarah ayat 43:

3

﴾ ٣٤وأقيموا الصلة وآتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين ﴿

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang

yang ruku”( Al-Baqarah : 43)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku

guru PAI, SD Negeri 8 Kranji kelas III semester genap tahun 2014 /2015

yang berjumlah 18 siswa,pada proses pembelajaran PAI materi melaksanakan

sholat fardhu,menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran masih bersifat

Teacher CenterLearning atau pembelajaran masih berpusat pada guru,belum

melibatkan siswa secara menyeluruh.Siswa lebih banyak mendengar dan

menulis apa yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Hasil pengamatan di SD Negeri 8 Kranji siswa kelas III

menunjukan bahwa dalam ketrampilan melakukan sholat masih kurang aktif

dan banyak yang belum mampu melakukan gerakan dan bacaan sholat

dengan benar,padahal dari mereka adalah beragama Islam. Salah satu faktor

dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam

proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar

mengajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar(Hamzah U.,2007:75).Pembelajaran aktif (Active Learning)

merupakan salah satu pendekatan yang berusaha untuk memperkuat

rangsangan dan tanggapan anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan. Metode driil merupakan

satu jenis dari pembelajaran aktif, yaitu cara pembelajaran yang memberi

kesempatan pada peserta didik untuk berlatih melalui demonstrasi atau

ketrampilan yang diajarkan di kelas maupun di luar kelas. Kesimpulan

dengan menggunakan metode pembelajaran driil mengubah pola belajar

siswa yang pasif menjadi aktif, sehingga siswa akan lebih dapat memahami

pada materi PAI khususnya Kompetensi Dasar Melakukan Sholat Fardhu

pada kelas III SD.

4

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berminat

untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan

Ketrampilan Melakukan Sholat Fardhu melalui metode driil Pada Siswa

Kelas III SD Negeri 8 Kranji Semester Genap Tahun 2014 / 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diajukan rumusan masalah

sebagai berikut: Apakah malalui metode driil dapat meningkatkan

ketrampilan dalam melakukan sholat fardhu pada siswa kelas III SD

Negeri 8 Kranji semester genap tahun pelajaran 2014 /2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan

ketrampilan sholat fardhu melalui metode driil pada siswa kelas III SD

Negeri 8 Kranji semester genap tahun pelajaran 2014 /2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menemukan teori atau pengetahuan baru tentang meningkatkan

ketrampilan melakukan sholat fardhu melalui metode driil pada siswa

kelas III SD Negeri 8 Kranji semester genap tahun 2014 /2015.

b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1. Penelitian ini dapat mengingkatkan kemampuan ketrampilan

siswa dalam melakukan sholat fardhu.

2. Selain itu melalui metode driil siswa termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran PAI khususnya materi sholat.

3. Menghilangkan anggapan bahwa belajar PAI itu sulit.

b. Manfaat bagi sekolah

5

1. Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan positif

tentang metode pembelajaran PAI di kelas III SD, dan

menanggulangi kesulitan pembelajaran PAI di kelas III SD.

2. Menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru sebagai

peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran

PAI.

c. Manfaat bagi perpustakaan sekolah

Adalah untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di

perpustakaan SD Negeri 8 Kranji. Tambahan referensi perpustakaan

sekolah yang dapat dibaca sebagai acuan oleh semua pihak

khususnya yang ingin membuat karya ilmiah.

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Sholat Fardhu

a. Pengertian Sholat Fardhu

Secara etimologi shalat berarti do‟a dan secara terminology /

istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah

shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada

Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)

Sedangkan menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa

ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan

salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syarat-

syarat yang telah ditentukan. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi

umat muslim, diantaranya yaitu shalat wajib atau shalat lima waktu

merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila

telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya.Dalil yang

mewajibkan shalat. Banyak sekali diantaranya yaitu: 1) “Dan dirikanlah

shalat, keluarkanlah zakat dan rukuklah bersama-sama orang-orang

yang rukuk.”(QS,Al-Baqarah:43)2) “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya

shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar.” (QS,

Al-„Ankabut : 4 ).

لىة تنهى عه الفحشاء والمنكر - لىة ان الص واقي الص

Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah

perbuatankeji dan munkar.An-Nuur:56

سىل لعلكم ترحمىن كىة واطيعى االر لاة وآتى الز واقيمى الص

7

Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada

Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat.

Dari dalil-dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata-kata perintah shalat

dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan

“dirikanlah”.

b. Batas Waktu Sholat Fardhu

Shalat fardhuada lima, dan masing-masing mempunyai waktu

yang ditentukan. Umat muslim diperintahkan untuk menunaikan

berdasarkan dengan waktunya masing-masing. 1) Zhuhur, awal waktunya

setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya

apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan benda

tersebut kira-kira pukul 12.00-15.00 siang. 2) Ashar, waktunya mulai dari

habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari kira-kira pukul

15.00-17.30. 3) Maghrib, waktunya dari terbenamnya matahari sampai

hilangnya syafaq (awal senja) merah. Kira-kira pukul 18.00-19.00 sore. 4)

Isya‟, waktunya mulai dari tebenam syafaq (awal senja), hingga terbit fajar

kira-kira pukul 19.00-04.30 malam. 5) Subuh, waktunya dari terbit fajar

shidiq, hingga terbit matahari.Kira-kira pukul 04.00-5.30 pagi .

2. Metode Drill

a. Pengertian Metode Drill

Metode Drill adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan

dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk

didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan

ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme

(DepDikBud, 1993: 219).Sedangkan dalam buku Strategi Pembelajaran

Aktif karya Hisyam Zaini dkk ,mengungkapkan bahwa metode Drill

memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan

spesifiknya di depan kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk

menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka

8

mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.

Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran

yang menuntut keterampilan tertentu.

Jadi proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan

tujuan (goalbased). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi

pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran

yang dikehendaki. Dalam hal ini adalah agar siswa dapat mempraktikan

ketrampilan sholat fardhu dengan baik dan benar.

b. Langkah-Langkah Metode Drill

Langkah-langkah metode Drill menurut E Mulyan dalam KBK

2004 adalah sebagai berikut:

1. Guru merencanakan dan menetapkan urutan-urutan penggunaan bahan

dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

2. Guru menunjukkan cara pelaksanaan strategi Drill

3. Guru menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk demonstrasi

dan perkiraan waktu yang diperlukan oleh anak-anak untuk meniru.

4. Anak memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

5. Guru memberikan motivasi atau penguat-penguat yang diberikan,

baik bila anak berhasil maupun kurang berhasil.( E Mulyasa KBK :

2004).

Sementara menurut Hisyam Zaini dkk dalam buku Strategi

Pembelajaran Aktif mengungkapkan langkah-langkah yang dipakai

dalam metode Drill adalah sebagai berikut:

Pertama, setelah pembelajaran suatu topik tertentu, identifikasi berupa

situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan

yang baru dibahas.

Kedua, bagi kelas kedalam beberapa kelompok menurut jumlah siswa

yang diperlukan untuk mendemostrasikan skenario.

9

Ketiga, beri waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario.

Keempat, beri waktu 5-10 menit untuk berlatih.

Kelima, secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario

masing-masing. Beri kesempatan untuk memberikan feed back pada

setiap demonstrasi yang dilakukan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill

Kelebihan dan kekurangan metode Drill menurut Sriyono dkk

adalah sebagai berikut:

Metode ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang

ia jumpai.

2. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa.

3. Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran

serta perasaannya dengan jelas dan tepat.

4. Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain.

5. Memupuk perkembangan kreativitas anak.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:

1. Pemecahan problem yang disampaikan oleh siswa belum tentu cocok

dengan keadaan yang ada di masyarakat.

2. Karena waktu yang terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar

kurang terpenuhi.

3. Rasa malu dan tekut akan mengakibatkan ketidak wajaran dalam

memainkan peran, sehingga hasilnyapun kurang memenuhi harapan

(Sriyono dkk, 1992: 118).

Sedang menurut E Mulyana kelebihan adalah sebagai berikut:

1.Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalaminya;

10

2.Berbuat sendiri

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan

individual

5. Memupuk sikap kekeluargaan, musyawarah dan mufakat

6. Membina kerjasama antara sekolah, masyarakat, guru dan orang tua

siswa yang bermanfaat dalam pendidikan

7. Pembelajaran dilaksanakan realistik dan konkrit, sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghidarkan

terjadinya verbalisme

8. Pembelajaran menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam

masyarakat yang penuh dengan dinamika.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa strategi Drill memerlukan

perencanaan dan persiapan yang cukup dalam pelaksanaannya sehingga

hasil yang dicapai efektif dan siswa memperoleh gambaran yang pasti(KBK

2004)

d. Penerapan Strategi Drill pada Pembelajaran PAI Materi Sholat

Fardhu

Hisyam Zainidkk, dalam bukunya Strategi Pembelajaran Aktif

mengungkapkan bahwa metode Drill member kesempatan kepada siswa

untuk mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan kelas melalui

demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan scenario sendiri dan

menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik

yang baru saja dijelaskan.Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk

mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.

11

Langkah-langkah yang dipakai adalah sebagai berikut: 1) Pertama,

setelah pembelajaran suatu topic tertentu, identifikasi berupa situasi

umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang

baru dibahas.2) Kedua, bagi kelas kedalam beberapa kelompok menurut

jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan skenario. 3)

Ketiga, beriwaktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario. 4) Keempat,

beriwaktu 5-10 menit untuk berlatih. 5) Kelima, secara bergiliran tiap

kelompok mendemonstrasikan scenario masing-masing. Beri kesempatan

untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

Dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat fardhu yang didirikan

dengan khusyu‟ yakni shalat yang nantinya akan berimplikasi terhadap

orang yang melaksanakannya. Pengertian shalat yang dimaksudkan lebih

kepada pengertian shalat menurut Ash Shiddieqy dari ta‟rif shalat yang

menggambarkan ruhus shalat (jiwa shalat); yaitu berharap kepada Allah

dengan sepenuh jiwa, dengan segala khusyu‟ dihadapan-Nya dan berikhlas

bagi-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdo‟a dan memuji.Shalat

merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah

mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi muslimin maupun dalam

perjalanan.

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan

atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa

mendirikan shalat,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa

meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus

didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17

rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa

kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit .

12

B. Kerangka Berfikir

Kondisi awal guru belum menggunakan metode drill dalam

pembelajaran melakukan sholat fardhu, maka ketrampilan dan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam masih rendah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan melalukan sholat

fardhu,perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan

menggunakan metodeDrill. Siklus I menggunakan metode Drill tanpa

bimbingan guru, dan siklus II menggunakan metode drill dengan bimbingan

guru.Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharapkan

ketrampilan melakukan sholat fardhu bisa meningkat.

Kondisi akhir diduga dengan menggunakan metode Drill, dapat

meningkatkan ketrampilan melakukan sholat fardhu pada siswa kelas III SD

Negeri 8 Kranji pada semester genap tahun pelajaran 2014 /2015.

C. Hipotesis Tindakan

Menggunakan

metode drill

Diduga melalui metode

drill terjadi penigkatan

pembelajaran

Siklus I

Guru terapkan

metode siswa

partisipasi

Hasil belajar

Siswa rendah

Siklus II Guru

terapkan

metode siswa

partisipasi

Kondis

iawal

Tindak

an

Kondisi

Akhir

Guru belum

menggunakan

metode

13

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut di atas, dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut : penggunaan metode Drill dapat

meningkatkan ketrampilan melakukan sholat fardhu bagi siswa SD Negeri 8

Kranji semester genap pada tahun pelajaran 2014 /2015.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan. Dengan rincian kegiatan

mulai dari persiapan penyusunan proposal pertama bulan Maret 2015,

penyusunan instrumen , pengumpulan data , pembahasan sampai

pelaporan hasil penelitian hingga bulan Juni 2015.

Tabel I

Tentang Tahap- Tahap Penelitian

No JENIS

KEGIATAN BULAN PELAKSANAAN

Bulan I Bulan II Bulan III

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Menyusun

Proposal

x x

14

2 Menyusun

Instrumen

x x

3 Pelaksanaan

Prasiklus

x

4 Pelaksanaan

Siklus I

x

5 Pelaksanaan

Siklus II

x

6 Analisis Data x x x x x

7 FGD Hasil

Penelitian

x

8 Perbaikan

Laporan

x

9 Laporan

Penelitian

x x

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 8 Kranji.Jalan Kalibener Gang II

No.14 Kelurahan Kranji Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Timur

Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah kode pos 53116.Alasan

penelitian dilakukan di sekolah ini adalah karena :

a. Penulis sekaligus guru yang bertugas di SD tersebut sehingga mengenal

betul prestasi siswanya.

b. Kolaborasi dengan teman guru sangat mudah dan lancar.

c. Proses perijinan penelitian sangat simpel.

d. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam standar kompetensi

melaksanakan sholat fardhu, sehingga perlu diadakan penelitian.

15

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitiaanya adalah siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji

tahun pelajaran 2014 / 2015. Berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 laki-

laki dan 8 perempuan.

3. Sumber Data

4. Data yang bersumber dari subyek atau data primer berupa penelitian

tindakan kelas ini terdapat 2 sumber data, yaitu sumber data primer dan

sekunder. Su

mber data primer adalah data yang bersumber dari subjek penelitian

yaitu siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji Unit Pendidikan Kecamatan

Purwokerto Timur pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015.

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari selain

sumber data primer, misalnya guru kelas dalam sekolah tersebut yang diajak

berkolaborasi dalam penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas ini hanya menggunakan sumber data primer

yang berupa nilai hasil belajar. Nilai hasil belajar tersebut diperoleh melalui

tes pada setiap akhir siklus. Karena penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2

siklus maka terdapat 2 nilai. Nilai pertama diperoleh melalui tes di akhir

siklus kedua.

Sumber data primer penelitian berupa nilai hasil tes tiap siklus

berupa tes tertulis pada siswa kelas III sebagai subjek penelitian setelah

selesai setiap siklus. Wujud data berupa angka nilai – nilai kuantitatif

setiap siswa kelas III tersebut. Sumber data sekunder penelitian dari guru

kelas III yang dapat membantu pada penilaian tiap akhir siklus.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data pada penelitian tindakan kelas ini diperlukan

teknik dan alat pengumpulan data. Hal tersebut dapat peneliti jelaskan

sebagai berikut :

16

a. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan tes dan non tes. Dalam penelitian

ini menggunakan cara tes yaitu tes tertulis bentuk isian yang jawabannya

sudah tersedia. Siswa mengisi titik titik pada soal yang telah dipersiapkan

dengan mengingat jawaban pada metode Drill yang telah di peragakan.

b. Alat pengumpul data berupa perangkat butir soal tes tertulis yang di buat

oleh peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hasil tes

tersebut berupa nilai individu yang kemudian di analisis dan di simpulkan.

c. Perangkat butir soal tes tertulis di berikan setiap akhir siklus I dan siklus II

kepada siswa kelas III.

- ,

E. Agar alat pengumpulan data dan yang diperoleh valid maka dilakukan

validasi.Adapun cara validasinya disesuaikan dengan alat maupun data yang

diperlukan Hal tersebut dapat peneliti jelaskan sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan tes dan non tes. Dalam penelitian

ini menggunakan cara tes yaitu tes tertulis bentuk isian yang jawabannya

sudah tersedia. Siswa mengisi titik titik pada soal yang telah dipersiapkan

dengan jawaban .

Alat pengumpul data berupa perangkat butir soal testertulis yang di buat oleh

peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hasil tersebut berupa

nilai individu yang kemudian di analisis dan di simpulkan.

Perangkat butir soal testertulis diberikan setiap akhir siklus I dan siklus II

kepada siswa kelas III.

Data data tersebut akan divalidasi data triangulasi.

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multi metode yang

dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide

dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik

sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut

pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda

17

akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu,

triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh

peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi

sebanyak mungkin bias atau subyektifitas yang terjadi pada saat pengumpulan

dan analisis data. Karena itu, tugas peneliti mengurangi semaksimal mungkin

bias yang terjadi agar diperoleh kebenaran utuh. , metode triangulasi semakin

lazim dipakai dalam penelitian kualitatif karena terbukti mampu mengurangi

bias dan meningkatkan kredibilitas penelitian. Dalam berbagai karyanya,

Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau

kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling

terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai saat ini,

konsep terkini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang.

Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi metode, (2)

triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3)

triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori. Berikut penjelasannya.

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data

dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif

peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.Untuk

memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai

informasi tertentu, peneliti bias menggunakan metode wawancara bebas dan

wawancara terstruktur.Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau

pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bias

menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi

tersebut.Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil

yang mendekati kebenaran

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui

berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara

dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant

obervation), dokumen tertulis, arsip , , dokumen sejarah, catatan resmi, catatan

atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan

18

menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan

pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran handal.

Analisa data

Mengingat PTK datanya terbentuk berbentuk bilangan atau kuantitatif maka

data yang ada dianalisis dengan analisa deskriptis komparatif, yaitu

membandingkan data kuantitatif dan kondisi awal ( prasiklus ) , siklus I dan

siklus II dari aspek ( 1 ). Partisipasi siswa dalam pembelajaran, (2 ).Nilai rata-

rata / mean, ( 3 ). Persentase siswa yang nendapatkan nilai di atas KKM.

Indikator Kinerja

Metode drill dinilai efektif kinerjanya untuk memnjawab masalah

ketrampilan melakukan sholat fardlu, apabila ada peningkatan berupa ;

partisipasi siswa dalam pemebelajaran ,nilai rata-rata / mean dari prasiklus ke

siklus I dan siklus II secara nyata dan persentasenya siswa yang mendapatkan

nilai di atas KKM mencapai 86 % .

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas

yang terdiri atas 3 tahap dengan 2 sikus .Tahap pertama adalah tahap

prasiklus , sementara tahap dua dan tiga adalah siklus satu dan siklus dua.

Pada prasiklus, peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang

menggunakan metode konvensional kepada siswa .

Adapun langkah –langkah pembelajaran pada tahap prasiklus adalah sebagai

berikut :

19

Pada siklus I peneliti melaksanakan

Perencanaan ( Planning)

Pada kegiatan tahap ini meliputi :

Menyusun rencana pembelajaran ( RPP ) Pendidikan Agama Islam standar

kopetensi melaksanakan sholat fardlu dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran x

35 menit ( 1 Pertemuan ).

Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi, butir soal, kriteria penilaian , blangko

hasil tes, dan rekap itu hasil tes dan rekap itu hasil tes setiap siswa kelas III.

Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.

Tindakan (acting)

Setelah semua persiapan selesai pelaksanaan tindakan kelas

mengacu pada rencana pembelajaran yang telah di susun.

Observasi( Observing)

Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran

sekaligus melakukan pengamatan penelitian. Peneliti berkolaborasi dengan

guru kelas III melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai RPP yang telah di

susun dan sekaligus mencatat kegiatan selama pembelajaran. Penelitidan guru

kelas III menilai hasil evaluasi kelompok dan individu pada akhir siklus. Dari

hasil nilai tersebut direkapitulasi dan dirata-rata.

Berdasarkan data nilai rata-rata, hambatan dan kekurangan pada siklus I

peneliti melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran untuk siklus

berikutnya.

Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini semua hasil observasi dan evaluasi dilaporkan dan

direfleksikan untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan tindakan

20

selama satu siklus serta merencanakan perbaikan pada pelaksanaan siklus

berikutnya.

Pada tahap ini juga di lakukan dengan cara membandingkan kondisi

awal, siklus I dan siklus II.

Pada siklus II peneliti melaksanakan :

Perencanaan (planning)

Apabila diperlukan, menyusun kembali / merevisi rencana pembelajaran (

RPP ) Pendidikan Agama Islam standar kopetensi melakukan sholat fardlu

dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran x 35 menit ( 1 pertemuan ).

Apabila diperlukan, menyusun / menyiapkan kembali perangkat soal tes, kisi-kisi,

butir soal , kriteria penilaian , blanko hasil tes , dan rekap itu hasil tes setiap

siswa kelas III.

Apabila diperlukan, menyusun kembali / merevisi perencanaan teknis analis

data dan menyimpulkan hasil penelitian.

Tindakan( acting )

Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran.

Peneliti / penulis berkolaborasi dengan guru kelas III melaksanakan tindakan

pembelajaran sesuai RPP yang telah di susun. Peneliti dan guru kelas Ill

mengumpulkan data pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan

menggunakan instrument yang telah di rencanakan sebelumnya. Berdasarkan

data, hambatan dan kekurangan pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan

perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Observasi( Observing)

Pada tahap ini peneliti / guru melaksanakan pembelajaran

sekaligus melakukan pengamatan penelitian seperti pada siklus I. Peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas III melaksanakan tindakan sesuai RPP yang

21

telah di susun dan sekaligus mencatat kejadian selama pengamatan dan

pembelajaran. Peneliti dan guru kelas III menilai produk / hasil evaluasi

kelompok dan individu pada akhir siklus.Dari hasil nilai tersebut direkapitulasi

dan rata-rata.

Refleksi ( Reflecting)

Peneliti dan guru kelas III mendiskusikan pelaksanaan

pembelajaran dari hasil nilai rata-rata hasil penilaian . Hal -hal yang perlu di

diskusikan meliputi :

Kesesuaian antara pelaksanaan dengan RPP yang telah di buat.

Kendala dan kesulitan yang di alami peneliti dan guru .

Hasil penilaian / nilai rata-rata siswa pada akhir siklus tersebut.

Mengadakan perbaikan dan pengayaan.

Penelitidan guru kelas III mendiskusikan dan membandingkan

rata-rata nilai hasil tindakan pada siklus I dan siklus II kemudian

menyimpulkan hasil penelitian itu, perlu di ulangi atau tidak . Jika masih

belum tercapai maka perlu diberi tindakan ulang.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di SD Negeri 8 Kranji

Kecamatan Purwokerto Timur ,pada kelas III dengan jumlah siswa 18 ,yang

terdiri dari 10 laki-laki dan 8 perempuan. Di lihat dari kemampuannya

,siswa di kelas ini sangat beragam , yakni ada siswa yang kemampuannya

tinggi, sedang dan rendah. Hal itu dapat dilihat berdasarkan nilai ulangan

,khususnya pata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

22

Kondisi ruang kelas III sebagai tempat belajar sudah cukup baik. Ruang

kelas memiliki jendela dan ventilasi yang cukup baik.Pengaturan tempat

duduk siswa juga sudah baik .Jumlah siswa meja siswa ada 12 buah, dan

kursi 18 buah, . Siswa duduk ada yang berpasangan , 1 meja 2 orang siswa,

ada juga yang sendirian Tempat duduk siswa diatur menjadi 4 kolom dan 3

baris. Siswa yang memiliki kemampuan rendah atau tinggi tempat duduknya

bebas.

Denah tempat duduk siswa

Keterangan

1. Aldes Reski 6 Michael 10. . Ahmad Syarif 1 4.Desfiana

2. Dimas 7 .Helmi Kristi 11 Irena dwi 15.Keysha

3. Lusiana Agista 8. Nurvita Puji 12 R.idwan Budi 16. Riski Suy

4. Riska Tria 9. Najwa Farida 13. Faturahman 17.Audrey

5. Tantra Narendra 18 Giovani Yudiarto

23

Pembelajaran PAI materi melaksanakan sholat fardu terlebih dudlu

diadakan pre tes tentang gerakan dan bacaan sholat.Hasil pre tes

menunjukan harus dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran materi ini

,karena sebagian besar siswa belum memahami materi tersebut.

1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Upaya perbaikan pembelajaran perlu dilakukan karena masih

rendahnya hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran melaksanakan

sholat fardu ,sebagian besar (66,66%) dari siswa memperoleh nilai ulangan

harian masih di bawah KKM sekolah sebesar 70. Hal ini disebabkan antara

lain pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yang

berpusat pada guru dan rendahnya tingkat antusias siswa terhadap

pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar

siswa menjadi kurang maksimal, dari 18 siswa yang ada di kelas III, hanya

6 siswa yang tuntas dengan KKM 70.

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Pra siklus

Nilai T BT

1 Aldes Reski Nugroho 75

75

75

75

70 -

2 Michael Prasetya 50 -

3 Ahmad Syarif Hidayatulloh 80 √ -

4 Desfiana Rahma 80 -

5 Dimas 75 60 -

6 Helmi Kristianto 75 60 -

7 Irena Dwi Sefiana 75 50 -

8 Keysha Selin Avrillia 75 60 -

9 Lusiana Agista Putri 75 80 -

24

10 Nurvita Puji Aryanti 75 80 -

11 Ridwan Budi Prasetya 75 60 -

12 Riski Romadoni Suyatno 75 50 -

13 Riska Tria Anggraeni 75 70 -

14 Najwa Farida 75 80 -

15 Faturrahman Adi Saputra 75 60 -

16 Audrey Aulia 75 60

17 Tantra Aditya Narendra 75 60 -

18 Giofani Yudiarto 75 80 -

Jumlah Nilai 1130

Nilai rata-rata kelas 62,77

Jumlah siswa tuntas 6 6 12

Keterangan :

T : Tuntas

BT : Belum Tuntas

KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

Dari hasil pra sklus tersebut dapat diketahui nilai terendah adalah 40 dan

nilai tertinggi 80 ,sehingga rata-rata nilai siswa 62,77 % dan dapat diketahui

bahwa pemahaman siswa SD Negeri 8 Kranji masih rendahnya nilai karena

belum mencapai KKM,yaitu 70. Penyebab rendahnya nilai pada deskripsi awal

tersebut adalah siswa belum memahami bacaan dan gerakan sholat. Hal tersebut

berawal dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan gerakan

sholat.

Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada tahap pra tindakan tersebut,

peneliti merumuskan penyebab timbulnya masalah tersebut. Dari hasil refleksi

dapat dikketahui bahwa guru dalam mengajar pendidikan agama Islam hanya

sebatas menjelaskan materi dari buku,guru tidak menggunakan media apaun yang

dapat membantu memahami siswa terutama pada materi melakksanakan sholat.

Akhirnya diperoleh keputusan untuk menerapkan media gambar tentang bacaan

dan gerakan sholat dengan menggunakan metode drill.penelitian tindakan kelas

ini dilaksanakan dalam dua siklus ,yang meliputi :

1,Siklus I ; Kegiatan pembelajaran tentang bacaan dan gerakan sholat

tidak menggunakan metode drill

25

2. Siklus II : Kegiatan pembelajaran sudah menggunakan metode drill

Berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus

sebanyak dua siklus dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi melaksanakan sholat fardu

melalui metode drill dapat tergambar pada laporan hasil dan pembahasan

yang diuraikan sebagai berikut.

2. Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Tahap pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis tanggal 14 Maret

2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Sebelum melaksanakan tindakan

perbaikan, peneliti melakukan persiapan yang dalam bahasa Inggris

dinamakan last minute checking.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan

masalah.

2. Menyusun RPP yang akan dilaksanakan.

3. Menyiapkan sumber dan alat bantu yang dibutuhkan.

4. Menyiapkan alat peraga.

5. Menyusun lembar kerja siswa.

6. Menyusun lembar evaluasi siswa.

7. Menyusun lembar observasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Peneliti dengan didampingi teman sejawat menyimpulkan data

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen yang telah

direncanakan. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Setelah siswa masuk ke kelas dengan tertib,duduk,berdo‟a

absensi ,mereka bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran

26

Pendidikan Agama Islam .Sebagai apersepsi, guru meningatkan

kembali meteri pelajaran yang diajarkan sebelumnya ,kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari

ini kepada siswa.”Anak-anak, apakah kalian masih ingat apa

yang telah kita pelajari pada pertemuan kemarin ?” beberapa

anak menjawab “Masih bu guru,” coba Aldes,masih ingatkah

materi pelajaran minggu yang lalu ?” masi bu guru,” minggu

yang lalu kita belajar tentang pengertian sholat.”Ya benar

sekali,alkhamdulilah,berarti kalian masih ingat pelajaran yang

telah diajarkan . mengulang materi sebelumnya.

Guru melakukan apersepsi mengenai materi yang akan

diajarkan.”Nah sekarang kita akan belajar pelajaran bacaan dan

gerakan sholat”.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang

diharapkan kepada siswa.“Setelah kalian belajar tentang bacaan

dan gerakan sholat diharapkan kalian dapat melakukan sholat

fardu dengan benar”.

2) Kegiatan inti

Guru menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan.

Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dengan setiap

kelompok berjumlah 6 siswa.

Guru meminta siswa melakukan peragaan gerakan sholat

dengan kelompoknya.

Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya

mengenai hasil peragaan hafalan sholat

Guru dan siswa bertanya jawab untuk meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan terhadap

materi yang telah diperagakan

3) Kegiatan akhir

Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa

dan memberikan kesimpulan.

27

Guru memberikan evaluasi.

c.…Tahap Observasi (Observation)

Pada saat proses pembelajaran, masih ada beberapa kekurangan yang

dilakukan oleh peneliti antara lain :

1) Peneliti tidak menjelaskan mengenai alat dan bahan yang

digunakan dalam kegiatan drill

2) Peneliti belum memberikan petunjuk penggunaan alat peraga

konkret secara jelas dan runtut, sehingga siswa sukar memahami.

3) Hasil ulangan siswa meningkat namun belum sesuai harapan

peneliti yaitu sebayak 12 siswa mendapat nilai sesuai KKM.

Adapun hasil ulangan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Nama Siswa KKM Siklus I

Nilai T BT

1 Aldes Reski Nugroho 75 80 √

2 Michael Prasetya 75 60 - √

3 Ahmad Syarif Hidayatulloh 75 80 √ -

4 Desfiana Rahma 75 90 √ -

5 Dimas 75 80 √ -

6 Helmi Kristianto 75 60 - √

7 Irena Dwi Sefiana 75 60 - √

8 Keysha Selin Avrillia 75 90 √ -

9 Lusiana Agista Putri 75 80 √ -

10 Nurvita Puji Aryanti 75 80 √ -

11 Ridwan Budi Prasetya 75 70 √ -

28

12 Riski Romadoni Suyatno 75 60 - √

13 Riska Tria Anggraeni 75 60 - √

14 Najwa Farida 75 90 √ -

15 Faturrahman Adi Saputra 75 80 √ -

16 Audrey Aulia 75 90 √ -

17 Tantra Aditya Narendra 75 80 √ -

18 Giofani Yudiarto 75 80 √ -

Jumlah Nilai 1310

Nilai rata-rata kelas

Jumlah siswa tuntas

Prosentase ketuntasan

72,77

12

66,66%

12

6

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada siklus I, nilai tertinggi mencapai 90 sebanyak 4 siswa.

2. Pada siklus I, nilai terendah 50 hanya diperoleh oleh 1 siswa.

3. Pada siklus I, siswa yang nilainya naik sebanyak 14 siswa.

4. Pada siklus I, siswa yang nilainya tidak naik sebanyak 4 siswa.

5. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18

siswa ( 66,66 % ) dengan nilai rata – rata kelas 72,77.

6. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18

siswa atau (33,33 %.).

Hasil kegiatan belajar mengajar peneliti dapat dilihat pada

tabel observer berikut ini:

No Kegiatan 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Guru melakukan apersepsi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru menjelaskan materi menggunakan

sumber buku

Guru menguasai pembelajaran

Guru menjelaskan alat dan bahan yang

digunakan dalam peragaan sholat

Guru membimbing siswa melakukan drill

Guru menguasai metode pembelajaran

√ √ √ √

√ √

29

7.

8.

9.

10.

Guru memberikan motivasi

Guru memberikan kesimpulan

Guru memberikan tugas diakhir kegiatan

√ √ √

Jumlah 43

Nilai 43/ 50 x 100= 86

Tabel 4.3 Data hasil kegiatan belajar mengajar oleh peneliti

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar yang

dilakukan peneliti sudah memenuhi nilai A, namun ada beberapa hal yang

perlu ditingkatkan.

d.… Tahap refleksi (reflekcion)

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan teman sejawat atau

observer tentang hasil ulangan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

materi melaksanakan Sholat Fardu di kelas III SD Negeri 8 Kranji UPK

Purwokerto Timur mengalami peningkatan. Dari sejumlah 18 siswa yang

sudah mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau 66,66% dan yang belum

mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 33,33%. Untuk mencapai

ketuntasan siswa lebih maksimal, peneliti melaksanakan siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)

Tahap pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis tanggal 20

April 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan pada tahap ini sama dengan langkah-langkah dalam tahap

pertama siklus I. Proses pembelajaran dan metode tidak jauh berbeda.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Peneliti dengan didampingi teman sejawat atau observer

melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan yang telah

direncanakan. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

30

1) Kegiatan awal

- Guru mengulang materi sebelumnya.

- Guru melakukan apersepsi mengenai materi yang akan

diajarkan.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi

yang diharapkan kepada siswa.

2) Kegiatan inti

- Guru menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan.

- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok belajar dengan

setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

- Guru meminta siswa melakukan gerakan sholat dengan

bimbingan guru.

- Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya

mengenai hasil peragaan gerakan sholat dengan bimbingan

guru.

- Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju melakukan

gerakan sholat dengan bimbingan guru.

- Guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

3) Kegiatan akhir

- Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa

dan memberikan kesimpulan.

- Guru memberikan evaluasi.

Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II ini dilakukan

berdasarkan kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus I.

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Nama Siswa KKM Siklus II

Nilai T BT

1 Aldes Reski Nugroho 75 80 √

2 Michael Prasetya 75 80 √ -

3 Ahmad Syarif Hidayatulloh 75 90 √ -

31

4 Desfiana Rahma 75 100 √ -

5 Dimas 75 80 √ -

6 Helmi Kristianto 75 60 - √

7 Irena Dwi Sefiana 75 60 - √

8 Keysha Selin Avrillia 75 100 √ -

9 Lusiana Agista Putri 75 100 √ -

10 Nurvita Puji Aryanti 75 100 √ -

11 Ridwan Budi Prasetya 75 80 √ -

12 Riski Romadoni Suyatno 75 80 √ -

13 Riska Tria Anggraeni 75 90 √ -

14 Najwa Farida 75 100 √ -

15 Faturrahman Adi Saputra 75 80 √ -

16 Audrey Aulia 75 100 √ -

17 Tantra Aditya Narendra 75 90 √ -

18 Giofani Yudiarto 75 80 √ -

Jumlah nilai

Nilai rata-rata kelas

Jumlah siswa tuntas

Prosentase ketuntasan

1550

86,11

16

88,88%

16

2

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada siklus I, nilai tertinggi mencapai 100 sebanyak 6 siswa.

2. Pada siklus I, nilai terendah 60 hanya diperoleh oleh 2 siswa.

3. Pada siklus I, siswa yang nilainya naik sebanyak 18 siswa.

4. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa dari 18

siswa ( 88,88 % ) dengan nilai rata – rata kelas 86,11.

5. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa dari 18

siswa atau (11,11 %.).

c. Tahap Observasi (observation)

Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP

yang disusun dan sudah memperbaiki kekurangan pada siklus I. Hasil

ulangan siswa pada siklus II meningkat dan sudah sesuai harapan peneliti

sebanyak 80% siswa mendapat nilai di atas KKM.

Hasil kegiatan belajar mengajar peneliti pada Siklus II dapat dilihat pada

tabel observer:

32

No Kegiatan 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Guru melakukan apersepsi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru menjelaskan materi menggunakan

sumber buku

Guru menguasai pembelajaran

Guru menjelaskan alat dan bahan yang

digunakan dalam mempraktekan sholat

Guru membimbing siswa melakukan

peragaan sholat

Guru menguasai metode pembelajaran

Guru memberikan motivasi

Guru memberikan kesimpulan

Guru memberikan tugas diakhir kegiatan

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √

Jumlah 48

Nilai 48/ 50 x 100= 96

Tabel 4.5 Data hasil kegiatan belajar mengajar oleh peneliti

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar

yang dilakukan peneliti sudah memenuhi nilai A dan sudah dianggap baik

untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.

d. Data Hasil Refleksi

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan observer siklus II ini,

peneliti sudah maksimal dalam mempergunakan metode drill

dengan

bantuan alat peraga konkret. Pembelajaran sudah berjalan baik, siswa

bersungguh-sungguh dalam pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi

terpusat pada guru melainkan pada siswa.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

33

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, guru masih menggunakan

model konvensional sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Metode

dan media belum diperagakan sehingga materi yang disampaikan belum

dapat dipahami oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa masih rendah.

Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka perlu dilakukan tindakan

penelitian.

Untuk mengetahui peningkatan prosentase KKM maka harus

dilakukan perbandingan antara hasil ulangan pada pra siklus dengan siklus

I. berikut ini adalah perbandingan hasil ulangan pra siklus dengan siklus I:

Aspek yang

diamati Pra Siklus Siklus I

Kegiatan

Pembelajaran

Peneliti belum

menggunakan metode drill

Peneliti sudah

menggunakan metode

drill

Hasil Nilai yang diperoleh dari 18

siswa hanya 6 anak

(33,33%) yang tuntas KKM

dan sisanya 12 anak

(66,66%) belum tuntas

KKM. Dengan nilai

tertinggi 80 dan nilai

terendah 40.

Nilai yang diperoleh

mengalami peningkatan

dari 18 siswa,ternyata 12

anak (66,66%)

memperoleh nilai diatas

KKM dan 6 anak

(33,33%) masih dibawah

KKM, dengan nilai

tertinggi 90 dan nilai

terendah 50.

Tabel 4.6 Perbandingan hasil pengamatan pada tahap Pra Siklus dan

Siklus I

Tabel 4.7 Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada Pra Siklus

34

dengan Siklus I

No Nama Siswa

Nilai sebelum

tindakan

perbaikan

Siklus I

Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1. Aldes Reski Nugroho 80 80 √ -

2 Michael Prasetya 80 60 √ -

3 Ahmad Syarif Hidayat 60 80 -

4 Desfiana Rahma 80 90 -

5 Dimas 60 70 -

6 Helmi Kristianto 60 60 -

7 Irena Dwi Sefiana 50 60 -

8 Keysha Selin Avrillia 60 90 -

9 Lusiana Agista Putri 80 80 -

10 Nurvita Puji Aryanti 80 80 -

11 Ridwan Budi Prasetya 60 80 -

12 Riski Romadoni Suyatno 50 60 -

13 Riska Tria Anggraeni 40 60 -

14 Najwa Farida 80 90 -

15 Faturrahman Adi Saputra 60 60 -

16 Audrey Aulia 80 90 -

17 Tantra Aditya Narendra 60 80 -

18 Giofani Yudiarto 80 80 -

Jumlah Nilai 1120 1310

Nilai rata-rata kelas 62,22 72,77

Jumlah siswa tuntas 6 12 12 6

Persentase ketuntasan 33,33 % 66,66

%

66,66

% 33,33%

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh keterangan :

1. Pada pra siklus, siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18 siswa

atau (33,33% ) dengan nilai rata – rata kelas 62,22.

2. Pada pra siklus, siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari

18 siswa atau (66,66% ).

3. Pada siklus I, siswa yang nilainya naik sebanyak 14 siswa.

4. Pada siklus I, siswa yang nilainya tidak naik sebanyak 4 siswa.

5. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18 siswa

( 66,66 % ) dengan nilai rata – rata kelas 72,77.

6. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18

siswa atau (33,33 %.)

35

12

6 6

12

0

2

4

6

8

10

12

14

Pra Siklus Siklus 1

Belum Tuntas Tuntas

62,22

72,77

55

60

65

70

75

Pra Siklus Siklus 1

Nilai Rata-rata kelas

Pada kondisi pra siklus nilai rata-rata hanya 62,77, pada akhir

siklus I nilai rata-rata dapat mencapai 73,33. Hal ini menunjukkan ada

kenaikan 10,56 atau naik 33,33% dari kondisi pra siklus. Untuk lebih

jelasnya dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut :

Pada kondisi pra siklus nilai rata-rata hanya 62,77, pada akhir

siklus I nilai rata-rata dapat mencapai 73,33. Hal ini menunjukkan ada

kenaikan 10,56 atau naik 33,33% dari kondisi pra siklus. Untuk lebih

jelasnya dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut :

Gambar 1. Jumlah Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Gambar 2. Nilai Rata-rata Pra Siklus dan Siklus I

Prosentase ketuntasan juga mengalami kenaikan yaitu sebelum

tindakan perbaikan sebesar 33,33% (6 siswa) menjadi 66,66% (12 siswa)

36

33,33

66,66

0

10

20

30

40

50

60

70

Pra Siklus Siklus 1

Prosentase Ketuntasan

pada siklus I ini. Untuk lebih jelasnya peningkatan sebesar 33,33% dapat

digambar dengan diagram batang sebagai berikut :

Gambar 3. Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I

Pada siklus I ini ada kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 10,55,

yaitu dari kondisi pra siklus 72,77. Ketuntasan klasikal baru mencapai

66,66%, jumlah itu masih jauh dibawah target sebesar 100%. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih harus diperbaiki.

Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan dengan menggunakan

metode drill, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping

itu, penggunaan Metode Drill dalam pembelajaran telah mampu

mempermudah siswa dalam memahami materi.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam memahami

pembelajaran penggunaan Metode Drill dengan alat peraga konkret harus

dibimbing oleh guru. Disamping itu, siswa juga mencoba untuk percaya

diri dan berani.

Untuk mengetahui peningkatan prosentase KKM maka harus

dilakukan perbandingan antara hasil ulangan pada siklus I dengan siklus II.

berikut ini adalah perbandingan hasil ulangan siklus I dengan siklus II:

Aspek yang

diamati

Siklus I Siklus II

37

Kegiatan

Pembelajaran

Peneliti sudah menerapkan

metode drill

Peneliti membimbing

siswa menerapkan

metode drill

Hasil

Nilai yang diperoleh

mengalami peningkatan

dari 18 siswa,ternyata 12

anak (66,66%)

memeperoleh nilai diatas

KKM dan 6 anak (33,33%)

masih dibawah

KKM,dengan nilai tertinggi

90 dan nilai terendah 50.

Nilai yang diperoleh

mengalami peningkatan

dari 18 siswa,ternyata 16

anak (88,88%)

memeperoleh nilai diatas

KKM dan 2 anak

(11,11%) masih dibawah

KKM,dengan nilai

tertinggi 100 dan nilai

terendah 60.

Tabel 4. 8 Perbandingan hasil pengamatan pada tahap Siklus I dan

Siklus II

Ternyata terjadi peningkatan hasil belajar dari setiap siklusnya.

Tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti

dalam dua siklus, peneliti menemukan dua hal penting yang mengalami

perubahan.

Tabel 4.9 Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada Siklus I dan

Siklus II

NO NAMA SISWA Nilai

Siklus I

Siklus II

Nilai T BT

1. Aldes Reski Nugroho

Michael Prasetya

Ahmad Syarif

Desfiana Rahma

Dimas

Helmi Kristianto

Irena Dwi Sefiana

50 60 - √

2 60 80 √ -

3 80 90 √ -

4 90 100 √ -

5 70 80 √ -

6 50 60 - √

7 60 80 √ -

38

8 Keysha Selin Avrillia

Lusiana Agista Putri

Nurvita Puji Aryanti

Ridwan Budi Prasetya

Riski Romadoni

Riska Tria Anggraeni

Najwa Farida

Faturrahman Adi

Audrey Aulia

Tantra Aditya Narendra

Giofani Yudiarto

90 100 √ -

9 80 100 √ -

10 80 100 √ -

11 70 80 √ -

12 60 80 √ -

13 60 90 √ -

14 90 100 √ -

15 70 80 √ -

16 90 100 √ -

17 80 90 √ -

18 80 80 √ -

Jumlah Nilai

Nilai rata-rata kelas

Jumlah siswa tuntas

Persentase ketuntasan

1310

72,77

12

66,66 %

1550

86,11

16

88,88 %

-

-

16 2

-

Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh keterangan :

1. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18

siswa atau ( 66,66 % ) dengan nilai rata – rata kelas 72,77.

2. Pada siklus I, siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa

dari 18 siswa atau ( 33,33 % ).

3. Pada siklus II, siswa yang nilainya naik sebanyak 18 siswa.

4. Pada siklus II, siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa dari

18 siswa ( 88,88 % ) dengan nilai rata – rata kelas 86,11.

5. Pada siklus II siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa

dari 18 siswa atau ( 11,11 % ).

Dari setiap tahap mulai dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel

berikut.

Aspek yang

diamati Pra Siklus Siklus I Siklus II

Kegiatan

Pembelajaran

Peneliti belum

menggunakan

metode drill

Peneliti sudah

menerapkan

metode drill

Peneliti

membimbing

siswa

menerapkan

metode drill

39

dengan

memperakan

gerakan sholat

Hasil

Nilai yang

diperoleh dari 18

siswa hanya 6

anak (33,33%)

yang tuntas

KKM dan

sisanya 12 anak

(66,66%) belum

tuntas KKM.

Dengan nilai

tertinggi 80 dan

nilai terendah 40.

Nilai yang

diperoleh

mengalami

peningkatan dari

18 siswa,ternyata

12 anak (66,66%)

memperoleh nilai

diatas KKM dan 6

anak (33,33%)

masih dibawah

KKM,dengan

nilai tertinggi 90

dan nilai terendah

50.

Nilai yang

diperoleh

mengalami

peningkatan dari

18 siswa,ternyata

16 anak(88,88%)

memperoleh

nilai diatas KKM

dan 2 anak

(11,11%) masih

dibawah

KKM,dengan

nilai tertinggi

100 dan nilai

terendah 60.

Tabel 4. 10 Perbandingan hasil pengamatan pada Tahap Pra Siklus,

Siklus 1 dan Siklus 2

Tabel 4.11 Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada Pra Siklus,

`Siklus I dan Siklus II

NO NAMA SISWA

Nilai

sebelum

Tindakan

Perbaikan

Nilai

Siklus I

Siklus II

Nilai T BT

1. Aldes Reski Nugroho 40 50 60 - √

2 Michael Prasetya 50 60 80 √ -

3 Ahmad Syarif 60 80 90 √ -

4 Desfiana Rahma 80 90 100 √ -

5 Dimas 60 70 80 √ -

6 Helmi Kristianto 50 50 60 - √

7 Irena Dwi Sefiana 50 60 80 √ -

8 Keysha Selin Avrillia 60 90 100 √ -

9 Lusiana Agista Putri 80 80 100 √ -

10 Nurvita Puji Aryanti 80 80 100 √ -

11 Ridwan Budi Prasetya 60 70 80 √ -

12 Riski Romadoni 50 60 80 √ -

13 Riska Tria Anggraeni 40 60 90 √ -

40

12

6

2

6

12

16

0

5

10

15

20

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Belum Tuntas Tuntas

14 Najwa Farida 80 90 100 √ -

15 Faturrahman Adi 60 70 80 √ -

16 Audrey Aulia 80 90 100 √ -

17 Tantra Aditya Narendra 60 80 90 √ -

18 Giofani Yudiarto 80 80 80 √ -

Jumlah Nilai

Nilai rata-rata kelas

Jumlah siswa tuntas

Persentase ketuntasan

1120

62,22

6

33,33 %

1310

72,77

12

66,66 %

1550

86,11

16

88,88 %

-

-

16 2

-

Kenaikan jumlah siswa yang tuntas tersebut dapat digambar dalam

diagram batang sebagai berikut :

Gambar 4. Kenaikan Jumlah Ketuntasan Siswa Siklus II

-

Nilai rata-rata pada siklus II ini mencapai 86,11 atau naik sebesar

13,34 dari rata-rata nilai siklus I. Untuk lebih jelasnya, kenaikan nilai rata

41

62,22 72,77

86,11

0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata kelas

33,3

66,66

88,88

0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Prosentase Ketuntasan

rata dari kondisi pra siklus sampai siklus II dapat peneliti jelaskan

melalui diagram berikut .

Gambar 5. Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pada siklus I prosentase ketuntasan mencapai 72,77% naik sebesar

33,33% dari sebelumnya, dan pada siklus II prosentase ketuntasan juga

naik 22,22% menjadi 88,88%. Untuk lebih jelasnya, peneliti sajikan

gambar diagram batang kenaikan prosentase ketuntasan pada siklus

II sebagai berikut :

Gambar 6. Prosentase Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pada akhir siklus II enam belas siswa menyatakan bahwa metode

drill mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran. Kedua, pada

siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan

peningkatan angka ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran awal

hanya 33,33% sedangkan pada akhir siklus II terjadi perbaikan

42

pembelajaran siswa yang tuntas belajar mencapai 88,88%.

Dengan demikian, bahwa pembelajaran yang dilakukan untuk peningkatan

hasil belajar siswa, harus dilakukan tindakan perbaikan kelas melalui

beberapa siklus, sehingga pembelajaran akan semakin menyenangkan dan

hasil belajar atau angka ketuntasan belajar siswa meningkat.

Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari siklus

I sampai siklus II, hasil penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Kemudahan Belajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan 13 siswa pada siklus I dan

18 siswa pada siklus II, siswa merasa lebih mudah dalam mengerjakan

soal-soal tentang materi bacaan dan gerakan sholat

2. Hasil Belajar Siswa

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus I dan

Siklus II, menunjukkan kenaikan ketuntasan belajar yang signifikan

terhadap mata pelajaran PAI materi bacaan dan gerakan sholat .Pada hasil

belajar pra siklus diketahui bahwa hanya 6 siswa yang tuntas, siklus I naik

menjadi 12 siswa dan pada siklus II dapat mencapai 16 siswa yang tuntas.

Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan tabel rekapitulasi ketuntasan belajar

siswa, seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.12 Rekapitulasi ketuntasan,nilai rata-rata dan prosentase

ketuntasan belajar siswa

No Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

Nilai Tuntas % Belum %

43

62,22

72,77

86,11

33,33

66,66

88,88

66,66

33,33

11,11

0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Prosentase Belum Tuntas

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat kenaikan yang tinggi pada

ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram batang berikut:

Gambar 7. Rekapitulasi nilai rata-rata kelas, persentase ketuntasan

dan belum tuntas

Keterangan grafik :

1. Kondisi awal menuntaskan 6 siswa dari , 18 siswa atau 33 %

2. Siklus I berhasil menuntaskan 12 siswa dari 18 siswa atau 66

%

3. Siklus II berhasil menuntaskan 16 siswa dari 18 siswa atau 88

%

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam, dengan pokok bahasan melaksanakan sholat fardu

rata-rata

Kelas

tuntas

1 Pra Siklus 62,22 6 33,33 12 66,66

2 Siklus I 72,77 12 66,66 6 33,33

3 Siklus II 86,11 16 88,88 2 11,11

44

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian tindakan kelas

terhadap peningkatan hasil belajar Pendidikan agama Islam mareti pokok

melaksanakan sholat fardu siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji tahun pelajaran 2014 /

2015 Kecamatan Purwokerto Timur dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran

PAI kompetensi bacaan dan gerakan sholat dengan menggunakan metode drill

dapat merangsang siswa untuk belajar lebih aktif. Sehingga siswa dapat

dibelajarkan lebih memahami tentang bacaan dan gerakan sholat. Hal ini terbukti

dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai setelah

dilaksanakan tindakan perbaikan. Dari hasil pre test pembelajaran belum menggunakan

metode nilai rata-rata 62, pada siklus I dan siklus II setelah menggunakan metode drill terjadi

peningkatan hasil belajar siswa . Oleh karena itu terbukti bahwa penggunaan metode drill

berpengaruh terhadap kemampuan dan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran PAI

khususnya pada pokok bahasan melaksanakan sholat fardu.

B.Saran

Setelah peneliti menarik simpulan ,sebagai tindak lanjut yang dipandang perlu demi

peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam , maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1.Siswa

a. Perhatikan setiap penjelasan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran.

b. Penbanyak menghafal bacaan sholat dan sering latihan gerakan sholat,kemudian biasakanlah

melaksanakan sholat fardu pada wakyunya

2. Guru

45

a. Mempersiapkan segala sesuatu sebelum melaksanakan proses pembelajan ,agar nantinya

pembelajan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal

b. Mengusahakan untuk memberikan penjelasan secara bertahap ,sesuai dengan tahap

perkembangan berfikir anak.

c. Berikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk

membantu mereka yang merasa sulit memahami tentang materi pelajaran.

3. Sekolah

Bagi sekolah ,diharapkan sekolah menfasilitasi pelaksanaan kegiatan perbaikan melalui

Penilaikan Tindakan Kelas ( PTK ) agar guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme

nya.Ikut berperan aktif dan bekerja sama dengan guru kerjasama demi kelancaran pelaksanaa

kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penilaian Tindakan Kelas ( PTK ) .