peningkatan keterampilan proses sains · pdf filekisi-kisi lembar observasi keterampilan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM DISERTAI
STRATEGI CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING)
PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
ANGGITA WIDYA NUGROHO
K4307016
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JANUARI 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM DISERTAI
STRATEGI CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING)
PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
ANGGITA WIDYA NUGROHO
K4307016
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JANUARI 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Meti Indrowati, S.Si, M.SiNIP.19781001 200112 2 001
Bowo Sugiharto, S.Pd, M.PdNIP. 1976 01252005 01 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Jumat
Tanggal : 8 Februari 2013
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D ...................
Sekretaris : Joko Ariyanto, S.Si., M.Si. ..................
Anggota I : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ...................
Anggota II : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ...................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Anggita Widya Nugroho. PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSESSAINS MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM DISERTAI CATATANTERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) PADA PEMBELAJARANBIOLOGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 SURAKARTA TAHUNPELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan prosessains siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 padapokok bahasan Fotosintesis melalui penerapan kegiatan laboratorium disertaicatatan terbimbing (Guided Note Taking).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom ActionResearch) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri atasperencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah36 siswa yang berasal dari kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran2010/2011. Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat danperistiwa yang terjadi selama proses pembelajaran, serta dokumen. Datadikumpulkan dengan lembar observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.Analisis data secara deskriptif kualitatif. Validasi data menggunakan tekniktriangulasi metode dan pengamat.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukansebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kegiatanlaboratorium disertai catatan terbimbing (Guided Note Taking) dapatmeningkatkan keterampilan proses sains untuk keterampilan mengamati,mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan berkomunikasipada siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Kegiatan Laboratorium, CatatanTerbimbing (Guided Note Taking).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Anggita Widya Nugroho. THE ENHANCEMENT OF SCIENCE PROCESSSKILLS THROUGH APPLYING LABORATORY ACTIVITY WITHGUIDED NOTE TAKING ON BIOLOGY LEARNING TO THE STUDENTOF VIII E CLASS AT SMP NEGERI 7 SURAKARTA ACADEMIC YEAR2010/2011. Thesis, Teacher Training and Education Faculty. Surakarta SebelasMaret University. January 2013.
The purpose of this research was to improve the science process skillsthrough applying laboratory activity with guided note taking to the students ofVIII E class at SMP Negeri 7 Surakarta, academic year 2010/2011.
This research refers to The Classroom Action Research which wasconducted in 2 cycles that consist of plan, action, observe, and reflection. Thesubject of this research was 36 students of VIII E class at SMP Negeri 7Surakarta, academic year 2010/2011. The sources of the data consist ofinformation from teachers and students, places and events that happened duringthe process of teaching and learning, and also some documents/files. The data ofthis research was collected by using observation sheet, questionnaire, interview,and documentations. The data was analyzed in qualitative descriptive method.The validity of data was tested through method and observer triangulation.
The result of this research shows that has done in two cyrcles can beconcluded that the application of laboratory activity with guided note taking canimprove the science process skills in observe, clasificate, predict, measure,conclude, and communicate skills of the student of VIII E class at SMP Negeri 7Surakarta, academic year 2010/2011.
Key Word : Science Process Skills, Laboratory Activity, Guided Note Taking..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Alon-alon waton kelakon
(Saloka jawa)
Keep moving forward
(Walt Disney)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan rasa syukurku kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini
untuk:
Ibu dan ayah yang senantiasa memberikan semangat, dorongan, dan kasih
sayang selama ini
Bu Meti dan pak Bowo yang tidak bosan-bosannya mengingatkan,
menyemangati, dan memberikan bimbingan selama mengerjakan skripsi
Pak Puguh yang selalu mengingatkan dan menyemangati saya
Pak Gunawan yang telah memberikan bimbingan saat penelitian
Mbokdhe Prihanita sebagai rekan sebimbingan yang selalu memberikan
dorongan ketika patah semangat
Bioholic ’07, khususnya Agung, Achrudin, Adhin, Redno, Icuk, Dego, Dina,
Frisa, Jinny, Bram, Stevi, Ana, Nene, Mufida, Ika NH terima kasih atas
bantuan dan semangatnya
Teman-teman dekatku: Lia, Ira, Iin, Santi, Mbak Wiwin Pink, Sintaria, Mas
Bambang, terima kasih atas dukungan semangat dan nasehat yang diberikan
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
”PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI
KEGIATAN LABORATORIUM DISERTAI CATATAN TERBIMBING
(GUIDED NOTE TAKING) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA
KELAS VIII E SMP NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2010/2011” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui
berbagai hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk
bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Meti Indrowati, S.Si, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
5. Bapak Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Bapak Slamet Santosa, S.Si, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan.
7. Bapak Drs. Karyana, MM selaku kepala SMP Negeri 7 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Bapak DAC. Gunawan, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi SMP Negeri
7 Surakarta yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja
samanya.
9. Siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
10. Ayah dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan dukungan.
11. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR GRAFIK xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 8
B. Kerangka Berpikir 16
C. Hipotesis Tindakan 19
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 20
B. Subjek Penelitian 21
C. Data dan Sumber Data 21
D. Pengumpulan Data 22
E. Analisis Data 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
F. Indikator Kinerja Penelitian 27
G. Prosedur Penelitian 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan 30
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
2. Deskripsi Siklus II
35
40
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus 46
D. Pembahasan 49
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan 56
B. Implikasi 56
C. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah Pembelajaran Kegiatan Laboratorium disertai StrategiCatatan Terbimbing
16
Tabel 3.1. Skor Penilaian Angket 23
Tabel 4.1 Skor Capaian Setiap Aspek Keterampilan Proses SainsSiswa Pra Siklus
32
Tabel 4.2. Skor Capaian Setiap Indikator Keterampilan Proses SainsSiswa Pra Siklus
33
Tabel 4.3. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains SiswaTiap Aspek pada Siklus I
38
Tabel 4.4. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains SiswaTiap Indikator pada Siklus I
39
Tabel 4.5. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains SiswaTiap Aspek pada Siklus II
44
Tabel 4.6. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains SiswaTiap Indikator pada Siklus II
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir 18
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas 20
Gambar 3.2. Skema Triangulasi Metode 25
Gambar 3.3. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif 26
Gambar 4.1. Diagram Hasil Capaian Setiap Aspek KeterampilanProses Sains pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
46
Gambar 4.2. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMengamati pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
50
Gambar 4.3. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMengklasifikasikan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
51
Gambar 4.4. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMemprediksi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
52
Gambar 4.5. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMengukur pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
53
Gambar 4.6. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMenyimpulkan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
54
Gambar 4.7. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMengkomunikasikan pada Prasiklus, Siklus I, dan SiklusII
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus 62
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 65
c. Lembar Catatan Terbimbing 77
d. Soal Kognitif dan Rubrik Penilaian 93
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi 99
b. Pedoman Wawancara Awal Guru 100
c. Pedoman Wawancara Awal Siswa 101
d. Kisi-kisi Angket Keterampilan Proses Sains Siswa 102
e. Angket Keterampilan Proses Sains Siswa 103
f. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 110
g. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 114
h. Pedoman Wawancara Guru 115
i. Pedoman Wawancara Siswa 116
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
a. Daftar Nama Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta 119
b. Daftar Kelompok Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta 121
c. Data Hasil Observasi Awal Proses Pembelajaran 122
d. Data Hasil Wawancara Awal Guru 123
e. Data Hasil Wawancara Awal Siswa 125
f. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses 127
Sains Siswa
g. Data Pengisian Lembar Observasi Keterampilan Proses 141
Sains Siswa
h. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
i. Data Hasil Perhitungan Angket Keterampilan Proses 155
Sains Siswa
j. Data Pengisian Angket Keterampilan Proses 173
Sains Siswa
k. Data Hasil Wawancara Guru 197
l. Data Hasil Wawancara Siswa 199
m. Hasil Nilai Evaluasi Pembelajaran 204
Lampiran 4. Dokumentasi
a. Gambar Observasi Awal 206
b. Gambar Pelaksanaan Penelitian
1) Siklus I 207
2) Siklus II 209
Lampiran 5. Perijinan 212
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan di era globalisasi ini berlangsung
semakin cepat dengan diiringi oleh tuntutan untuk memiliki keterampilan
kompetitif sehingga mampu bersaing dengan yang lain. Keterampilan yang
dimaksud adalah keterampilan-keterampilan yang penting dan diperlukan dalam
pengembangan ilmu dan pengetahuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu
hal yang dapat dilakukan yaitu pembekalan kepada peserta didik melalui
pembelajaran di bangku sekolah. Pembelajaran yang diperlukan bukanlah
pembelajaran yang hanya mengutamakan hasil, namun juga harus mementingkan
proses yang dilakukan oleh peserta didik untuk mendapatkan suatu hasil. Dengan
demikian peserta didik dilatih untuk mengembangkan keterampilan yang ada
melalui proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung
sehingga peserta didik mengalami sendiri apa yang mereka pelajari.
Keterampilan proses sains yang dimiliki peserta didik berpotensi
membangun kompetensi dasar hidup melalui sikap ilmiah, dan proses konstruksi
pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah
kemampuan dasar untuk belajar yaitu kemampuan yang berfungsi untuk
membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri.
Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua yaitu keterampilan proses sains
dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Keterampilan-keterampilan
proses yang ada pada keterampilan proses sains dasar merupakan landasan untuk
keterampilan proses sains terintegrasi yang lebih kompleks. Berbagai macam
keterampilan proses yang dimiliki oleh peserta didik pada saat proses
pembelajaran nantinya akan menjadi bekal untuk membentuk pribadi yang
berkompeten dan mampu bersaing. Dengan alasan tersebut diperlukan
pembelajaran yang mampu untuk mengembangkan aspek-aspek yang terkandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam keterampilan proses sains sehingga bisa diterima dengan baik oleh peserta
didik dan harapannya akan terjadi peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi awal pada hari Selasa tanggal 11 Januari
2011 yang dilakukan pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011, dari 36 siswa menunjukkan kondisi sebagai berikut: siswa
menanyakan hal yang belum dimengerti 22,22%, siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru 8,33%, siswa menyalin penjelasan materi yang diberikan
guru 5,56%, siswa berdiskusi dengan teman seputar materi pelajaran 22,22%. Di
dalam kelas juga ditemukan siswa mengobrol saat pembelajaran berlangsung
33,33% dan siswa mengerjakan tugas dari mata pelajaran lain 8,33%.
Masalah yang harus segera diselesaikan berdasarkan dari hasil observasi
awal dan wawancara dengan guru dan siswa (dapat dilihat pada lampiran,
halaman 123-126) yang telah dilaksanakan adalah mengenai keterampilan proses
sains siswa yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi,
seperti keterampilan komunikasi, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan.
Sebagai tindak lanjut terhadap kesimpulan sementara hasil observasi awal di kelas
VIII E SMP Negeri 7 Surakarta, maka dilakukan observasi lanjutan pada hari
Selasa tanggal 1 Februari 2011 dengan menggunakan indikator keterampilan
proses sains. Hasil yang didapatkan diantaranya siswa yang teliti dalam
mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek sebesar 51,43%, siswa yang menggunakan
sebanyak mungkin alat indera pada proses pembelajaran sebesar 46,86%, siswa
yang mencatat setiap objek pengamatan mencapai 57,14%, siswa yang memiliki
ketelitian untuk menemukan persamaan atau perbedaan suatu objek sebanyak
51,43%, siswa yang dapat meramalkan sesuatu berdasarkan hubungan antara
data/informasi untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati sebanyak 50,86%, siswa yang terampil dalam menggunakan
alat ukur sebanyak 49,71%, siswa yang terampil dalam menentukan satuan ukuran
suatu objek berdasarkan satuan ukuran yang telah diterapkan sebelumnya sebesar
49,71%, siswa yang mampu memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa
berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui sebanyak 57,71%, siswa
yang antusias dalam mendiskusikan hasil pengamatan mencapai 58,86%, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang menyajikan data dari bentuk kalimat ke bentuk lainnya sebanyak 57,14%,
siswa yang menyusun laporan hasil pengamatan secara sistematis sebanyak
56,57%, siswa yang dapat menjelaskan hasil pengamatan sebanyak 54,86%.
Penyebab yang menjadikan beberapa aspek keterampilan proses sains
belum terpenuhi di antaranya adalah pembelajaran yang digunakan belum
menerapkan dan mengoptimalkan aspek-aspek yang ada pada keterampilan proses
sains siswa, meskipun sudah dilakukan usaha untuk mengajak siswa untuk terlibat
ke dalam proses pembelajaran. Dari siswa sendiri masih ditemukan kegiatan-
kegiatan yang tidak termasuk dalam pembelajaran seperti mengobrol dengan
teman dan beberapa mengerjakan tugas dari pelajaran lain saat pembelajaran
berlangsung. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak aspek keterampilan
proses sains siswa yang masih belum maksimal, sehingga perlu untuk segera
diatasi agar proses pembelajaran khususnya biologi dapat berjalan dengan baik.
Salah satu pembelajaran yang bisa diterapkan untuk mengatasi
kurangnya keterampilan proses sains adalah dengan kegiatan laboratorium.
Kegiatan laboratorium adalah proses pembelajaran yang sifatnya memberikan
interaksi langsung yang nyata pada siswa melalui panca inderanya. Hal ini
tentunya akan memberikan pengalaman belajar sains yang dapat dirasakan secara
langsung. Pada pembelajaran ini memiliki tujuan mengembangkan keterampilan
proses, melatih siswa agar bekerja secara cermat dan sistematis, merangsang daya
berpikir kritis analisis siswa, mengembangkan sikap ilmiah siswa,
mengembangkan aktivitas penalaran secara kritis, serta mengembangkan sikap
kejujuran, tanggung jawab, dan mandiri. Dengan kegiatan laboratorium, siswa
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan mengamati, memprediksi,
mengklasifikasikan, dan mengukur yang merupakan beberapa aspek yang
terkandung dalam keterampilan proses sains.
Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) merupakan salah satu
pembelajaran yang menggunakan panduan ringkasan poin-poin utama yang
berasal dari materi pembelajaran ditambah dengan modifikasi. Beberapa bagian
dari catatan ringkasan yang dianggap penting dibuat diberikan ruang-ruang
kosong yang nantinya akan diisi sendiri oleh siswa. Siswa dapat mengisikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kekosongan materi tersebut dari pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian
strategi ini dapat melatih siswa untuk mengasah keterampilan mereka dalam hal
mengkomunikasikan dan juga membuat kesimpulan.
Dari uraian tersebut, untuk meningkatkan keterampilan proses sains
siswa dapat dilakukan dengan kegiatan laboratorium dan disertai dengan strategi
catatan terbimbing yang akan saling mendukung untuk meningkatkan aspek-aspek
yang terkandung dalam keterampilan proses sains.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Kegiatan Laboratorium
Disertai Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) pada siswa kelas
VIII E SMP Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011” yang diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sehingga terbentuk pribadi
yang berkompeten dan mampu bersaing di era globalisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, tersusun rumusan masalah yaitu: Apakah
pembelajaran kegiatan laboratorium disertai strategi catatan terbimbing (Guided
Note Taking) dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada siswa kelas VIII
E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains
melalui kegiatan laboratorium disertai strategi catatan terbimbing (Guided Note
Taking) untuk aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan berkomunikasi pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:
1. Bagi Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
a. Dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII E SMP
Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa kelas VIII
E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran.
c. Memiliki pengalaman belajar yang lebih bermakna.
2. Bagi Guru
a. Memberikan alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas VIII E SMP Negeri
7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
b. Memberikan alternatif solusi mengenai kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran
3. Bagi Institusi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan proses sains
siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Keterampilan Proses Sains
Pembelajaran di sekolah hendaknya tidak hanya menuntut hasil akhir
yang diperoleh siswa, namun juga mengedepankan proses yang dilakukan
untuk mencapai hasil. Oleh karena itu diperlukan adanya pengorganisasian
kelas yang memungkinkan siswa untuk menggunakan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki selama mengikuti proses pembelajaran. Seperti
yang diungkapkan oleh Sriyono (1992), bahwa keterampilan proses
dilaksanakan dengan menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana
siswa mengelola apa yang diperoleh sehingga menjadi milik siswa, dipahami,
dimengerti, dan dapat diterapkan sebagai bekal dalam kehidupan di
masyarakat.
Pada prinsipnya siswa memiliki kemampuan yang sudah ada pada diri
mereka yang dapat dikembangkan lebih mendalam, seperti yang dinyatakan
oleh Dimyati (1999), bahwa penerapan keterampilan proses dalam
pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan
mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Pengembangan
keterampilan yang telah dimiliki oleh siswa akan membantu dalam
menemukan konsep pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila
proses pembelajaran mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri konsep
yang diperoleh.
Keterampilan proses perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
karena memiliki beberapa alasan. Pemberian materi oleh guru yang terlalu
banyak dalam waktu singkat dapat menyebabkan guru mencari cara termudah
untuk menyampaikan materi, misalnya dengan metode ceramah. Namun hal
ini akan membatasi bahwa seolah-olah sumber belajar hanyalah guru.
Sebaliknya jika keterampilan proses diterapkan, siswa dapat mencari sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
belajar lebih banyak dan siswa dilatih untuk menemukan sendiri konsep
belajar dari fakta-fakta yang mereka temukan. Peserta didik akan lebih
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika diberikan contoh-
contoh yang konkrit, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi,
mempraktekkan sendiri usaha yang dilakukan untuk memperoleh konsep
melalui perlakuan terhadap objek yang nyata. Seperti yang diungkapkan oleh
Semiawan (1992), bahwa keterampilan yang digunakan pada saat proses
pembelajaran dapat menjadi roda penggerak untuk menemukan konsep, serta
dapat mengembangkan sikap dan nilai. Dengan demikian, keterampilan proses
yang diterapkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dapat berlaku
sebagai perangsang bagi peserta didik untuk mewujudkan potensi diri serta
untuk menemukan sendiri konsep pembelajaran.
Keterampilan proses sains dibagi menjadi keterampilan proses sains
dasar (basic skills) dan keterampilan proses sains terintegrasi (integrated
skills) yang masing-masing terdiri dari beberapa aspek. Seperti yang
dinyatakan Funk (1985), bahwa keterampilan proses sains dasar (basic skills)
terdiri dari enam keterampilan, yakni keterampilan mengamati,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan. Sedangkan untuk keterampilan proses sains terintegrasi
terdiri dari keterampilan mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar
variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang
penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Dimyati, 1999).
Aspek-aspek yang ada dalam setiap jenis keterampilan proses sains
dapat muncul keseluruhan dalam proses pembelajaran. Namun tidak disangkal
juga, ada sebagian aspek yang tidak dapat muncul pada saat proses
pembelajaran. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Dimyati (1999),
keterampilan-keterampilan yang ada dalam keterampilan proses sains suatu
saat dapat dikembangkan secara terpisah. Sedangkan untuk penelitian ini,
tidak semua keterampilan proses yang disebutkan akan dilaksanakan, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
lebih cenderung menggunakan aspek-aspek yang ada dalam keterampilan
proses sains dasar, karena diperkirakan akan muncul pada saat proses
pembelajaran. Aspek keterampilan proses sains yang digunakan diantaranya
adalah:
a. Keterampilan mengamati (observasi)
Keterampilan mengamati merupakan kemampuan untuk
mengumpulkan informasi yang diperoleh dari objek-objek dan fenomena alam
dengan menggunakan satu atau lebih indera yang dimiliki. Menurut Dimyati
(1999), informasi yang diperoleh dari keterampilan mengamati dapat
menuntut keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan
interpretasi tentang lingkungan dan meneliti lebih lanjut. Kemampuan
mengamati ini merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan
memperoleh ilmu pengetahuan serta hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan proses yang lain.
Melalui observasi kita dapat mengumpulkan data tentang tanggapaan-
tanggapan kita. Keterampilan mengamati dapat berupa pengamatan kualitatif
maupun pengamatan kuantitatif. Pengamatan kualitatif merupakan deskripsi
tanpa menggunakan angka-angka, misalnya ketika melakukan pengamatan
terhadap warna, tekstur, bau, rasa, atau suara. Sedangkan pengamatan
kuantitatif apabila dalam pelaksanaanya dimasukkan angka-angka. Selain
menggunakan panca indera, biasanya juga menggunakan peralatan lain yang
memberikan informasi khusus dan tepat (Nur, 2011). Data atau informasi yang
diproleh dari keterampilan mengamati selanjutnya akan mendorong peserta
didik untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya, seperti menanyakan
kembali, memikirkan atau menganalisis, menguraikan, dan meneliti lebih
lanjut (Sumantri, 2001).
b. Keterampilan mengklasifikasikan
Keterampilan mengklasifikasikan merupakan keterampilan untuk
memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifatnya. Untuk memilah
berbagai macam objek hingga diperoleh golongan atau kelompok yang
dimaksud didapatkan dengan cara mengamati persamaan, perbedaan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
hubungan dari objek-objek yang diamati (Dimyati, 1999). Dalam
mengklasifikasikan, sistem yang digunakan sebaiknya dipilih yang paling
sesuai dengan tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Nur (2011), bahwa
dalam sains, benda-benda maupun proses-proses dapat diklasifikasikan
dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar pengelompokan
tersebut mudah untuk dipahami.
c. Keterampilan memprediksi
Keterampilan memprediksi dapat diartikan sebagai membuat ramalan
atau perkiraan tentang hal atau kejadian yang akan terjadi pada waktu
mendatang, berdasarkan hubungan antara fakta, konsep dan prinsip dalam
ilmu pengetahuan. Salah satu cara untuk melakukan prediksi adalah dengan
cara mencari atau menemukan pola berdasarkan bukti yang ada saat ini atau
pengalaman masa lalu (Nur, 2011). Keterampilan memprediksi menjadi salah
satu dasar dan bekal yang diperlukan oleh peserta didik, seperti yang
dinyatakan oleh Sumantri (2001), bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu pesat serta kejadian-kejadian dalam kehidupan yang
berubah begitu cepat menunjukkan bahwa keterampilan proses memprediksi
dapat membantu siswa untuk melakukan perkiraan berdasarkan konsep-
konsep keilmuan yang dimilikinya, kecenderungan yang terjadi di sekitarnya,
keterhubungan fungsional antar fakta yang diperoleh.
Sebuah prediksi merupakan perkiraan atau ramalan yang spesifik
untuk kondisi atau kejadian yang akan terjadi. Abrucasto (1995) menyatakan,
bahwa prediksi didasarkan oleh observasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan dari hubungan variable-variabel yang diamati. Jika prediksi
tersebut tidak didasarkan dari observasi sebelumnya, maka hanya dikatakan
sebagai dugaan. Untuk mendapatkan prediksi yang akurat, maka diperlukan
observasi dan pengukuran yang teliti.
d. Keterampilan mengukur
Keterampilan mengukur dapat diartikan sebagai keterampilan untuk
membandingkan sesuatu yang diukur dengan pembanding tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Untuk melatih keterampilan mengukur, guru dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mengarahkan peserta didik dengan membanding-bandingkan satu benda
dengan benda yang lainnya. Selanjutnya peserta didik diperkenalkan dengan
satuan-satuan ukuran yang telah disepakati sebelumnya (Semiawan, 1992).
Pengembangan yang baik terhadap keterampilan mengukur dapat bermanfaat
dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan
membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan
secara tepat dan efektif kepada yang lain (Dimyati, 1999). Penguasaan
keterampilan mengukur dalam sains sangat diperlukan karena pengukuran
memberikan informasi yang spesifik dan membantu menghindari pengartian
ganda atau bias.
e. Keterampilan mengkomunikasikan
Keterampilan mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai
keterampilan untuk menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual atau suara visual (Dimyati,
1999). Seperti yang diungkapkan juga oleh Nur (2011), kadang komunikasi
disampaikan secara lisan, maupun secara tulisan. Keterampilan
mengkomunikasikan sebenarnya sudah dimiliki sejak usia dini. Oleh karena
itu, dengan adanya bekal tersebut perlu dikembangkan lagi agar dapat
dipergunakan dengan baik untuk masa yang akan datang. Komunikasi efektif
yang jelas, tepat dan tidak samar-samar hendaknya dilatih dan dikembangkan
pada diri siswa.
Dalam pendidikan sains, keterampilan berkomunikasi perlu
dikembangkan dalam mendidik calon-calon ilmuwan masa yang akan datang.
Keterampilan ini berguna pada saat ilmuwan dituntut untuk menguraikan
secara jelas dan cermat apa yang telah dilakukan sehingga dapat diuji oleh
ilmuwan lain. Menurut Susiwi (2009), sebaiknya sejak dini siswa dilatih untuk
melaporkan hasil percobaannya secara sistematis dan jelas pada teman-
temannya, mendiskusikan, dan menggambarkan hasil pengamatan baik dalam
bentuk tabel, grafik, maupun diagram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
f. Keterampilan menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep
dan prinsip yang diketahui. Dalam sains, kesimpulan memiliki arti yang lebih
terbatas, yaitu pernyataan yang mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari dari
suatu eksperimen atau pengamatan (Nur, 2011). Dalam tahap yang lebih
tinggi, untuk menarik sebuah kesimpulan seringkali dilakukan perulangan
eksperimen yang dilakukan serta membandingkan hasilnya dengan pekerjaan
orang lain.
Keterampilan yang ada dalam keterampilan proses sains diperoleh dari
latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam
keterampilan proses dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar yang
memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai, serta keterampilan.
Melalui proses pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses
sains dalam suatu rangkaian proses pembelajaran, memungkinkan siswa
memperoleh pengalaman belajar yang beragam dan relatif lebih bermakna.
Dengan melakukan proses sains, sebagaimana yang dilakukan oleh para
ilmuan dalam penyelidikan ilmiah, para siswa dapat mengembangkan berbagai
aspek kemampuan untuk belajar lebih lanjut, di samping mengembangkan
berbagai sikap ilmiah Haryono (2006).
Selain bermanfaat untuk siswa, dalam menerapkan pembelajaran yang
mengitegrasikan keterampilan proses sains juga menuntut komitmen dari guru.
Seperti yang diungkapkan oleh Haryono (2006), bahwa guru dituntut untuk
mau belajar dan selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Guru
dianjurkan untuk selalu berpikir positif dan berupaya untuk mengembangkan
berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
lebih aktif dalam mengembangkan keterampilan proses sains pada saat
pembelajaran berlangsung. Guru atau pihak sekolah memiliki tanggung jawab
besar terhadap peningkatan kualitas siswa, serta melatih siswa sebagai bekal
untuk kehidupan kelak (Hancer, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dengan adanya pengintegrasian keterampilan proses sains dalam
proses pembelajaran, tentu saja berpengaruh terhadap penyampaian materi
pelajaran oleh guru kepada siswa. Mengingat kemajuan jaman yang begitu
pesat, kapasitas ilmu dan pengetahuan yang harus disampaikan kepada siswa
pun menjadi bertambah dan beragam. Oleh karena itu, keterampilan proses
sains yang dimasukkan dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa untuk
menangkap dan menjabarkan informasi yang disampaikan (Rambuda, 2004).
Lebih baik lagi, jika penerapan keterampilan proses sains dilakukan sejak dini,
seperti yang diungkapkan oleh Foulds (1996), yang mengasumsikan bahwa
pembelajaran sejak dini memungkinkan siswa untuk dapat menguasai
keterampilan proses sains yang cukup memadai dalam belajar sains.
Pembelajaran sains yang diterapkan oleh guru hendaknya dirancang
supaya siswa dapat dengan bebas mengembangkan diri dan secara aktif
terlibat di dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Azal
(2009), bahwa dengan mengarahkan siswa untuk dapat berinteraksi secara
langsung dengan lingkungan belajarnya, maka diharapkan mampu
membangun sendiri pengetahuannya, mencari dan menemukan sendiri suatu
konsep materi dari getaran pikiran, perasaan, dan hati yang mereka alami
sendiri melalui kegiatan nyata. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak
akan terasa membosankan tetapi akan membangkitkan semangat siswa untuk
selalu mencari pengetahuan dan pengalaman baru.
2. Kegiatan Laboratorium
Laboratorium adalah tempat bekerja untuk mengadakan percobaan
atau penyelidikan dalam bidang sains. Laboratorium dapat berfungsi sebagai
tempat untuk memecahkan masalah, mendalami suatu fakta, melatih
ketrampilan dan berfikir ilmiah, menanamkan dan mengembangkan sikap
ilmiah, menemukan masalah baru, mengembangkan dan membuktikan
konsep-konsep baru yang karakteristiknya tergantung pada ruang lingkup
kegiatan dalam melakukan eksperimen (Wenno, 2008). Kegiatan laboratorium
adalah pembelajaran yang sifatnya memberikan interaksi langsung yang nyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pada siswa melalui panca inderanya. Karena pelajaran sains salah satunya
bertujuan untuk memberi arti tentang dunia fisik di mana kita hidup, maka
sudah sewajarnya siswa dapat merasakan dan mengalami petualangan belajar
sains.
Dalam melakukan kegiatan laboratorium, diperlukan
pengorganisasian yang baik sehingga tujuan yang diinginkan dapat dipenuhi
dengan baik pula. Selain itu, siswa juga harus diajarkan keterampilan-
keterampilan dasar agar dapat melangsungkan kegiatan laboratorium secara
mandiri. Disamping itu juga diperlukan peraturan-peraturan yang berfungsi
untuk menertibkan siswa pada saat kegiatan laboratorium berlangsung.
Keamanan dan keselamatan dalam bekerja di laboratorium sebaiknya juga
diprioritaskan. Siswa dibimbing untuk cermat dan berhati-hati dalam
menggunakan alat dan material, terutama ketika menggunakan material
laboratorium yang berbahaya. Untuk dapat melaksanakan kegiatan
laboratorium agar berjalan lancar, seorang guru harus mampu mengawasi,
mengarahkan dan memfasilitasi kegiatan sehingga konsep dan keterampilan
proses sains dapat berkembang (Warner, 2006).
Tujuan dari proses pembelajaran dengan menggunakan laboratorium
diantaranya yaitu dapat mengembangkan keterampilan proses (keterampilan
pengukuran, pengamatan, pencatatan hasil pengamatan dan penggunaan alat).
Diungkapkan juga oleh Suja (2008), bahwa kegiatan laboratorium sangat
cocok untuk mengembangkan dan melatih penguasaan keterampilan proses
sains dan sikap ilmiah bagi siswa. Selain itu juga termasuk meningkatkan
aktivitas penalaran secara kritis dalam memperdalam pengetahuan dan
menghayati pengetahuan sains yang dipelajarinya. Siswa dapat bekerja secara
cermat dan sistematis, serta mengenal batas-batas kemampuan dalam
melakukan prediksi, observasi, eksplanasi dan interpretasi. Mengembangkan
sikap kejujuran, tanggung jawab dan mandiri (Wenno, 2008). Dalam
penelitiannya, Karsli (2011) menyatakan bahwa kegiatan laboratorium efektif
untuk meningkatkan motivasi siswa dan mampu mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Penerapan pembelajaran kegiatan laboratorium seperti yang
diungkapkan oleh Wenno (2008), memiliki beberapa langkah dalam
pelaksanaan pada pembelajaran. Langkah-langkah dalam kegiatan
laboratorium di antaranya sebagai berikut:
a. Guru mengutarakan pengantar berupa pengetahuan awal mengenai teori,
alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen.
b. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
c. Guru membuat lembar kerja sebagai panduan dalam melaksanakan
eksperimen/percobaan.
d. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
e. Guru menjelaskan cara penggunaan alat dan bahan/cara kerja dalam
eksperimen (guru sebagai pembimbing dalam semua kelompok).
f. Siswa menyampaikan hasil-hasil yang sudah mereka lakukan dan
mendiskusikannya dalam kelompok.
g. Guru dan siswa membuat kesimpulan/generalisasi.
h. Penilaian dan tindakan lanjut.
3. Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)
Menurut Zaini (2007), strategi Catatan Terbimbing (Guided Note
Taking) merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif. Dalam strategi ini,
guru menyiapkan suatu bagan atau skema atau yang lain yang dapat
membantu siswa dalam membuat catatan-catatan ketika dalam proses
pembelajaran. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk
strategi ini, salah satunya dan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik.
Dalam teknik ini, guru memberikan satu borang yang dipersiapkan mendorong
peserta didik mencatat. Sebuah gerakan tubuh kecil akan mendorong peserta
didik lebih besar dari pada jika hand out pengajaran yang lengkap diberikan
(Silberman, 2001).
Strategi Catatan Terbimbing memiliki keuntungan, seperti dikatakan
oleh Blackwell (2005), bahwa catatan terbimbing tidak hanya menyediakan
kesempatan bagi siswa untuk merespon, tetapi juga dengan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
ringkasan pembelajaran. Siswa dituntun untuk membuat sebuah catatan yang
sesuai dengan proses pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa dalam
mencatat secara sistematis. Diungkapkan juga oleh Jacobs (2008), bahwa
catatan terbimbing lebih efektif ketika informasi yang didapatkan oleh siswa
berupa suatu pengetahuan, mengingat kembali, atau suatu pemahaman.
Sedangkan menurut LoPicollo (2011), catatan terbimbing dapat meningkatkan
ingatan siswa. Siswa tidak lagi kebingungan dalam mengorganisir catatan dan
tidak kebingungan dalam menentukan apa yang ingin dituliskan. Kesempatan
siswa lebih banyak untuk memperhatikan dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
Catatan terbimbing secara signifikan mampu meningkatkan poin-poin
penting dan informasi yang direkam oleh siswa dalam bentuk catatan,
sehingga mempermudah siswa ketika mempelajari kembali apa yang telah
mereka peroleh ketika proses pembelajaran berlangsung (Austin, 2004).
Kemampuan siswa untuk menyimpulkan suatu pembelajaran dapat lebih kuat
ketika menggunakan catatan terbimbing, karena siswa telah mengetahui hal-
hal penting apa saja yang mereka pelajari melalui titik-titik yang harus diisi
pada catatan terbimbing. Catatan terbimbing juga meningkatkan kepercayaan
diri siswa untuk mengkomunikasikan materi baik berupa bertanya maupun
menjawab pertanyaan juga meningkat (LoPicollo, 2011).
Langkah-langkah strategi Catatan Terbimbing:
a. Guru memberi siswa panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari
materi pelajaran yang akan disampaikan.
b. Guru mengosongkan sebagian dari poin-poin yang dianggap penting
sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.
c. Guru membagikan bahan ajar yang dibuat kepada siswa sambil
menjelaskan bahwa sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam
handout untuk tujuan agar siswa selalu berkonsentrasi pada saat pelajaran
disampaikan.
d. Setelah selesai menyampaikan materi, guru meminta siswa untuk
membacakan hasil catatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
e. Guru memberikan klarifikasi.
Jika kegiatan laboratorium digabungkan dengan strategi Catatan
Terbimbing, maka langkah-langkah pembelajarannya dapat dilihat pada tabel
2.1:
Tabel 2.1. Langkah Pembelajaran Kegiatan Laboratorium disertai Strategi CatatanTerbimbing
No
Langkah Pembelajaran
Guru Peserta didik
1 Membagi peserta didik dalambeberapa kelompok.
Berkumpul dengan kelompok yangtelah dibentuk.
2 Membagi lembaran CatatanTerbimbing dan menjelaskanbahwa sengaja menghilangkanbeberapa poin penting dalamlembaran untuk tujuan agar siswatetap berkonsentrasi selamapembelajaran.
Menerima lembaran CatatanTerbimbing dan memperhatikaninstruksi yang diberikan oleh guru.
3 Menginstruksikan untukmenyiapkan alat dan bahanpraktikum
Menyiapkan alat dan bahan yangakan dipraktekkan
4 Menjelaskan cara penggunaan alatdan bahan/cara kerja.
Memperhatikan arahan dari guru.
5 Membimbing peserta didik dalamkegiatan laboratorium.
Bekerja dengan kelompoknyadibimbing oleh guru
5 Meminta peserta didik untukmembacakan hasil kegiatanlaboratorium beserta catatannya.
Membacakan hasil kegiatanlaboratorium beserta catatannya.
6 Memberikan klarifikasi. Mengkaji ulang hasil catatannya.
B. Kerangka Pemikiran
Proses pembelajaran Biologi kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa yang masih rendah. Hal ini
ditandai dengan hasil observasi yang diperoleh bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar masih rendahnya kemampuan siswa untuk bertanya, berdiskusi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
membuat kesimpulan, serta belum terlihatnya beberapa aspek keterampilan proses
sains dalam pembelajaran.
Kegiatan laboratorium memiliki tujuan salah satunya adalah untuk
meningkatkan keterampilan proses sains seperti keterampilan pengukuran,
pengamatan, pencatatan hasil pengamatan, dan penggunaan alat. Kegiatan ini,
memberikan interaksi langsung yang nyata pada siswa melalui panca inderanya.
Hal ini tentunya akan memberikan pengalaman belajar sains yang dapat dirasakan
secara langsung.
Strategi Catatan Terbimbing membantu siswa dalam membuat catatan
serta lebih mencermati proses belajar mengajar. Strategi ini juga dapat digunakan
untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan, serta
membuat kesimpulan.
Dengan digabungkannya kegiatan laboratorium yang disertai strategi
catatan terbimbing, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains
siswa. Melalui kegiatan laboratorium, siswa secara langsung berinteraksi dengan
benda nyata melalui panca indera dan dibantu dengan catatan terbimbing untuk
menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kolaborasi dengan guru mata
pelajaran Biologi Kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui
kegiatan laboratorium disertai dengan strategi Catatan Terbimbing. Alur kerangka
berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian dapat digambarkan pada
Gambar 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
MASALAH DALAMPEMBELAJARAN
Belum terpenuhinya beberapaaspek keterampilan prosessains: komunikasi, mengukur,memprediksi, menyimpulkan
AKIBAT- Keterampilan proses sains dalam
pembelajaran belum sepenuhnya berjalan.- Hanya siswa yang mau bertanya yang
mendapatkan tambahan informasi.- Siswa belum mampu menyimpulkan materi
pembelajaran.
PENGGUNAAN KEGIATAN LABORATORIUM DISERTAISTRATEGI CATATAN TERBIMBING
KEGIATAN LABORATORIUM
Kegiatan laboratorium adalah pembelajaran yangsifatnya memberikan interaksi langsung yangnyata pada siswa.
CATATAN TERBIMBING
Catatan terbimbing merupakan strategi yangdapat membantu siswa dalam membuat catatandan mengoptimalkan kemampuan siswa dalammengkomunikasikan, serta menyimpulkan.
TARGETKeterampilan proses sains siswa siswa meningkat
AKAR MASALAH
- Hanya beberapa siswa yang bertanya maupunmenjawab pertanyaan dari guru.
- Belum ada kegiatan yang menunjukkanproses mengukur dan memprediksi.
- Di akhir pembelajaran belum ada kegiatanmenyimpulkan.
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir
KEGIATAN LABORATORIUM DISERTAISTRATEGI CATATAN TERBIMBING
Pembelajaran yang dilaksanakan memberikan interaksilangsung yang nyata sekaligus dapat membantu siswa dalammembuat catatan dan mengoptimalkan kemampuan siswadalam mengkomunikasikan, serta menyimpulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
C. Hipotesis TindakanBerdasarkan tinjauan pustaka dihubungkan dengan permasalahan yang
ada pada proses pembelajaran Biologi, maka dirumuskan hipotesis tindakan yaitu
penggunaan Kegiatan Laboratorium disertai Strategi Catatan Terbimbing dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII E SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun
pelajaran 2010-2011 yang beralamat di Jl. Mr.Sartono 34 Surakarta,
Kecamatan Banjarsari, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan
selesai, secara bertahap meliputi:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan
tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan
instrumen penelitian berupa Silabus, RPP, angket, lembar observasi, dan
pedoman wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu
pelaksanaan kegiatan laboratorium disertai strategi Catatan Terbimbing,
pengambilan data, dan analisis data.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian pelaksanaan kegiatan laboratorium disertai strategi
Catatan Terbimbing meliputi kegiatan pembuatan laporan.
No Rencana Kegiatan Januari2011
Februari2011
Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011-Januari
20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Observasi
b. IdentifikasiMasalah
c. PenentuanTindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
No Rencana Kegiatan Januari2011
Februari2011
Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011-Januari
20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
d. Pengajuan Judul
e. PenyusunanProposal
f. PembuatanInstrumen
g. Seminar Proposal
h. Pengajuan IjinPenelitian
2 Penelitian
a. Pengumpulan Data
b. Analisa Data
3 Penyelesaian
Penulisan Laporan
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswa SMP Negeri 7 Surakarta kelas VIII
E Semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data penelitian yang diperoleh dalam kegiatan penelitian adalah
gambaran keadaan proses pembelajaran yang sebenarnya (deskriptif). Aspek
kualitatif penelitian meliputi keterampilan proses sains yaitu meliputi aspek
mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan,
dan menyimpulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan sebagai sasaran pengumpulan data
meliputi:
a. Tempat dan peristiwa, yang berupa catatan observasi dan lembar observasi
peneliti mengenai berbagai kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas
VIII E SMP Negeri 7 Surakarta yang dialami oleh siswa selama penelitian.
b. Informan, dalam penelitian ini adalah guru biologi kelas VIII E dan siswa
kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta
c. Dokumen, meliputi foto kegiatan pembelajaran yang terjadi, silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dan peneliti, buku teks
pelajaran, laporan penilaian hasil belajar, hasil observasi saat proses
pembelajaran, hasil angket yang diisi oleh siswa, serta hasil wawancara
yang dilakukan kepada siswa maupun guru biologi.
D. Pengumpulan Data
Data pada penelitian pelaksanaan kegiatan laboratorium disertai strategi
Catatan Terbimbing dikumpulkan melalui:
1. Observasi
Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi yang
berlangsung di kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta. Observasi dilakukan
terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang menyertainya. Kegiatan
observasi dilakukan dalam rangka mengevaluasi peningkatan keterampilan
proses sains siswa dengan dilakukannya tindakan pada setiap siklus.
Observasi terhadap siswa difokuskan pada keterampilan proses sains
yang meliputi aspek mengamati (observasi), mengelompokkan (klasifikasi),
mengukur, meramalkan (prediksi), berkomunikasi, dan menyimpulkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan pada lembar observasi. Hasil informasi
dari lembar observasi memiliki kontribusi yang besar dalam mengevaluasi
tindakan yang dilakukan yaitu pelaksanaan kegiatan laboratorium disertai
strategi Catatan Terbimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Angket
Angket disusun dan diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai
aspek yang terkait dengan proses pembelajaran terutama aspek keterampilan
proses sains siswa. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan
terhadap aspek-aspek keterampilan proses sains siswa dalam proses
pembelajaran Biologi.
Angket keterampilan proses sains siswa disusun berdasarkan aspek-aspek
yang meliputi mengamati (observasi), mengelompokkan (klasifikasi),
mengukur, meramalkan (prediksi), berkomunikasi, dan menyimpulkan.
Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dengan alternatif
jawaban tersedia. Angket disusun dengan terlebih dahulu membuat konsep
alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur berisi kisi-kisi
angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang
disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya
indikator digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.
Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan
memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab
pertanyaan. Kriteria penilaian item soal angket sesuai dengan pendapat
Sudjana (1995:81) dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skor Penilaian Angket
Pernyataan sikap Sangatsetuju
Setuju Tidakpunyapilihan
Tidaksetuju
Sangattidaksetuju
Pernyataan positif 5 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4 5
(Sumber: Sudjana, 1995: 81)
3. Wawancara
Wawancara dilakukan di akhir penelitian setelah proses pembelajaran
berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru biologi dan siswa
kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta. Wawancara dengan narasumber siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dilakukan dengan mewawancarai siswa yang dianggap mewakili siswa lain
kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta.
Wawancara terhadap siswa dan guru meliputi hal yang sama yaitu
keterampilan proses sains siswa yang meliputi aspek-aspek seperti yang
terdapat pada angket yaitu mengamati (observasi), mengelompokkan
(klasifikasi), mengukur, meramalkan (prediksi), berkomunikasi, dan
menyimpulkan. Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam
penerapan kegiatan laboratorium disertai strategi Catatan Terbimbing dengan
tujuan untuk memperbaiki data penelitian yang diperoleh dari hasil observasi
dan angket.
Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di
kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan
wawancara, juga dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengemukakan catatan hasil pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian kemudian
mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangan.
b. Meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas,
yang antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta
permasalahan lain yang berhubungan dengan kegiatan penelitian
c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan untuk menyamakan
persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran biologi materi ekskresi untuk meningkatkan keterampilan
proses sains siswa.
Dengan perkataan lain, pada setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal
yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keterampilan
proses sains siswa melalui penerapan kegiatan laboratorium disertai strategi
Catatan Terbimbing.
4. Dokumentasi
Jenis dokumen untuk data penelitian ini berupa foto-foto saat penelitian
berlangsung, dapat juga berupa arsip yang digunakan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pembelajaran, misalnya adalah silabus ataupun rencana pembelajaran dari
guru yang bersangkutan, buku ajar, dan presensi siswa.
Untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian digunakan teknik
triangulasi data. Menurut Moleong (2007: 330) triangulasi data adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dengan
jalan memanfaatkan pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
derajat kepercayaan data guna membantu mengurangi kemencengan dalam
pengumpulan data. Menurut Sutopo (2002: 81-82) yang dimaksud dengan cara
triangulasi metode adalah dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, data yang
diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut
hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik simpulan data yang lebih kuat
validitasnya. Penelitian ini menggunakan suatu tim penelitian, dan
membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analis lainnya. Untuk
lebih jelasnya mengenai skema triangulasi dalam penelitian ini, dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Skema Triangulasi Metode
Pengambilan data dalam penelitian ini diambil berdasarkan teknik yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data dari variabel masalah diambil
dengan menggunakan lembar observasi, angket, dan wawancara akan tetapi dalam
penyajian datannya diambil berdasarkan teknik yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, memiliki tingkat subjektivitas yang rendah dan
disesuaikan dengan materi pembelajaran karena setiap variabel memiliki
Wawancara
LembarObservasi
Angket Sumber DataData
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
spesifikasi sendiri, variabel masalah dalam penelitian ini adalah data keterampilan
proses sains.
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
adalah deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan sejak awal sampai
berakhirnya kegiatan pengumpulan data.
Teknis analisis data ini mengacu pada model analisis Huberman (1992:
16-19) yang mencakup tiga komponen yaitu:
1. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyerdehanaan
data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya
dalam satu pola yang lebih luas.
2. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik dari hasil
reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi pada masing-
masing siklus.
3. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh dari lapangan
disajikan dalam narasi informasi secara sistematis dan bermakna.
Pada Gambar 3.3. dapat dilihat skema komponen analisis data menurut
Huberman (1992:20):
Gambar 3.3. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan :Penarikan/ Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
F. Indikator Kinerja Penelitian
Penelitian ini berhasil jika aspek-aspek dalam keterampilan proses
sains yang dijadikan indikator pembelajaran terpenuhi. Pencapaian penguasaan
proses dan keterampilan sains setidak-tidaknya 70 % (Haryono, 2006: 7). Dengan
demikian, untuk Ketrampilan Proses Sains yang memiliki beberapa aspek, dapat
dirincikan target untuk setiap aspek sebagai berikut:
1. Sebesar 70% dari jumlah siswa siswa telah melakukan keterampilan
mengamati pada saat proses pembelajaran.
2. Sebesar 70% dari jumlah siswa siswa telah melakukan keterampilan
klasifikasi pada saat proses pembelajaran.
3. Sebesar 70% dari jumlah siswa siswa telah melakukan keterampilan
komunikasi pada saat proses pembelajaran.
4. Sebesar 70% dari jumlah siswa siswa telah melakukan keterampilan mengukur
pada saat proses pembelajaran.
5. Sebesar 70% dari jumlah siswa siswa telah melakukan keterampilan
memprediksi pada saat proses pembelajaran.
6. Sebesar 70% dari jumlah siswa siswa telah melakukan keterampilan
menyimpulkan pada saat proses pembelajaran.
Prosentase tersebut didapatkan dari analisis data yang berupa lembar
observasi, angket, dan wawancara. Pembelajaran menggunakan kegiatan
laboratorium disertai strategi Catatan Terbimbing dilakukan dalam beberapa
siklus hingga target yang diharapkan tercapai.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini secara
garis besar terdapat empat tahap yang lazim dilalui seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi (2008: 16), yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4)
refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Langkah-langkah operasional penelitian pada tiap siklus:
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah
dilakukan sebelumnya, alternatif pemecahan masalah yang diajukan adalah
dengan menerapkan kegiatan laboratorium disertai strategi Catatan Terbimbing
untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran
biologi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario penerapan kegiatan
laboratorium disertai strategi Catatan Terbimbing, termasuk penyusunan silabus,
dan rencana pengajaran. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian juga
disiapkan seperti lembar observasi, pedoman wawancara, angket dan
dokumentasi.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang telah direncanakan, diimplementasikan dalam
pelaksanaan kegiatan laboratorium disertai strategi Catatan Terbimbing
diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis seperti yang
tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Pengamatan berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian
segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus observasi yaitu
keterampilan proses sains siswa yang meliputi aspek mengamati (observasi),
mengelompokkan (klasifikasi), mengukur, meramalkan (prediksi), berkomunikasi,
dan menyimpulkan.
Observasi juga dilakukan pada sintaks gabungan kegiatan laboratorium
dengan strategi Catatan Terbimbing. Sebagai data pendukung observasi adalah
hasil wawancara terhadap guru dan siswa, angket keterampilan proses sains siswa,
serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis proses dan dampak dari pelaksanaan
tindakan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan, ataupun
hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar perencanaan kegiatan
pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011. Data sekolah beserta data dan deskripsi kelas tempat
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Data dan Deskripsi Sekolah
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Surakarta. SMP Negeri 7
Surakarta merupakan SMP negeri yang berlokasi di Jl. Mr.Sartono 34
Surakarta, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. SMP Negeri 7 Surakarta.
SMP Negeri 7 Surakarta memiliki siswa sejumlah orang pada tahun
pelajaran 2010/ 2011, yang terdiri dari 18 kelompok belajar. Kelompok-
kelompok belajar tersebut adalah 6 kelompok belajar kelas VII, 6 kelompok
belajar kelas VIII dan 6 kelompok belajar kelas IX. Setiap kelas memiliki rata-
rata jumlah siswa sebanyak 36 siswa.
b. Data dan Deskripsi Kelas
Siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta pada tahun pelajaran
2010/2011 ini berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20
siswa perempuan dengan wali kelas Qoribah Rahmawati, S. Pd. Kelas VIII-E
berada di lantai satu sebelah selatan, menghadap utara. Bangku siswa
berjumlah 18 buah, kursi siswa berjumlah 36 buah, dengan sistem penempatan
siswa berpasangan tiap meja. Meja guru serta kursi guru masing-masing satu
buah berada di bagian depan. Fasilitas belajar yang disediakan pihak sekolah
sudah cukup baik. Terdapat black board dan whiteboard yang berada di muka
kelas, yang masing-masing dilengkapi board marker dan kapur tulis beserta
penghapus. Terdapat juga almari yang berguna untuk menyimpan barang-
barang seperti kapur tulis, buku-buku dan sebagainya. Terdapat peralatan
kebersihan, mulai dari sapu, kemoceng, cikrak, yang ditata rapi ditempatkan di
bagian belakang kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Deskripsi Pratindakan
Kondisi awal di kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta diobservasi pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan melihat keadaan kelas secara
keseluruhan. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa permasalahan yang
ditemukan yaitu kurangnya keterampilan proses sains siswa. Penyebab yang
menjadikan keterampilan proses sains belum terpenuhi di antaranya adalah
pembelajaran yang digunakan oleh guru belum mengoptimalkan keterampilan
proses sains siswa yang meliputi beberapa aspek, meskipun sudah dilakukan
usaha untuk mengajak siswa untuk terlibat di dalam pembelajaran, seperti
memberikan pertanyaan kepada siswa.
Observasi lanjutan kemudian dilakukan dengan mengacu pada indikator
keterampilan proses sains. Dari hasil observasi, terlihat bahwa keterampilan
proses sains siswa belum maksimal yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa
belum melakukan pengamatan dan mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek, siswa
belum diarahkan menyusun laporan hasil pengamatan, dan belum adanya kegiatan
menyimpulkan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar belum memaksimalkan keikutsertaan dan partisipasi aktif
siswa, pemberian informasi yang masih berpusat dari guru, sehingga siswa hanya
terpaku pada satu sumber. Guru juga belum memberikan kegiatan yang
mengarahkan siswa untuk menyimpulkan sendiri konsep yang ditemukan dari
peristiwa nyata yang ada di lingkungan sekitar. Sedangkan dari siswa sendiri
masih ditemukan kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk dalam pembelajaran
seperti mengobrol dengan teman dan beberapa siswa mengerjakan tugas dari
pelajaran lain saat pembelajaran berlangsung. Ketika menjawab pertanyaan dari
guru, jawaban dari siswa masih terlihat persis dengan apa yang ada pada buku.
Penyajian data dari observasi lanjutan untuk setiap aspek dan indikator
pada keterampilan proses sains diambil berdasarkan metode yang dirasa sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, memiliki tingkat subjektivitas yang rendah dan
disesuaikan dengan materi pembelajaran. Data keterampilan proses sains
didapatkan dari lembar observasi sebagai data utama, sedangkan angket dan
wawancara digunakan sebagai data pendukung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Hasil observasi keterampilan proses sains siswa sebelum digunakan
kegiatan laboratorium disertai strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran
biologi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Skor Capaian Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa PraSiklus
No Aspek Capaian Aspek (%)1 Mengamati 51,812 Mengklasifikasikan 51,433 Memprediksi 50,864 Mengukur 49,715 Menyimpulkan 57,716 Mengkomunikasikan 56,86
Jumlah Total 318,38Rata-rata 53,06
Setiap aspek kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator, capaian
tiap indikator pada lembar observasi keterampilan proses sains dasar siswa pra
siklus dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1. menunjukkan nilai capaian aspek keterampilan proses sains
siswa dalam proses pembelajaran biologi sebelum kegiatan laboratorium disertai
strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran Biologi (Pra Siklus). Tabel 4.1.
juga menunjukkan bahwa nilai keterampilan proses sains siswa kelas VIII E SMP
Negeri 7 Surakarta dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas untuk
pra siklus berkisar antara 46,86% sampai 57,71%, dengan nilai rata-rata untuk
setiap aspek adalah 53,06%.
Tabel 4.2. menunjukkan nilai capaian indikator keterampilan proses sains
siswa dalam proses pembelajaran biologi sebelum digunakan kegiatan
laboratorium disertai strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran Biologi (Pra
Siklus). Tabel 4.2. juga menunjukkan bahwa nilai keterampilan proses sains dasar
siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Surakarta dalam proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas untuk pra siklus berkisar antara 46,86% sampai 58,86%,
dengan nilai rata-rata untuk setiap indikator adalah 53,52%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan Tabel 4.2. pula dapat diketahui bahwa apabila dibandingkan
dengan nilai rata-rata maka capaian indikator pada nomor 1, 2, 4, 5, 6, dan 7
masih dibawah nilai rata-rata, namun apabila dibandingkan dengan kriteria
minimal proses pembelajaran yang baik dimana 70% atau lebih siswa menguasai
keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran capaian semua indikator
masih dibawah kriteria minimal tersebut.
Tabel 4.2. Skor Capaian Setiap Indikator Keterampilan Proses Sains Siswa PraSiklus
No Aspek Indikator Capaian(%)
1. Mengamati 1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatuobjek.
51,43
2. Menggunakan sebanyak mungkinalat indera pada prosespembelajaran.
46,86
3. Mencatat setiap objekpengamatan.
57,14
2. Mengklasifikasikan 4. Menemukan persamaan atauperbedaan suatu objek.
51,43
3. Memprediksi 5. Meramalkan berdasarkanhubungan antara data/ informasiuntuk mengemukakan apa yangmungkin terjadi pada keadaanyang belum diamati.
50,86
4. Mengukur 1. 6. Menggunakan alat ukur. 49,717. Menentukan satuan ukuran suatu
objek berdasarkan satuan ukuranyang telah diterapkansebelumnya.
49,71
5. Menyimpulkan 8. Memutuskan keadaan suatu objekatau peristiwa berdasarkan fakta,konsep, dan prinsip yangdiketahui.
57,71
6. Mengkomunikasikan 9. Mendiskusikan hasil pengamatan. 58,8610. Menyajikan data dari bentuk
kalimat ke bentuk lainnya.57,14
11. Menyusun laporan hasilpengamatan secara sistematis.
56,57
12. Menjelaskan hasil pengamatan. 54,86Jumlah Total 642,29
Rata-rata 53,52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Hasil prasiklus menunjukkan capaian rata-rata indikator masih di bawah
kriteria minimal proses pembelajaran yang baik yaitu 70% atau lebih siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, capaian semua indikator masih dibawah
kriteria minimal tersebut. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Haryono (2006:7) bahwa standar pencapaian hasil belajar IPA
(sains) 70%, baik dalam hal penguasaan proses, dan sikap sains. Dengan melihat
tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa tersebut dapat dikatakan
bahwa siswa belum mengembangkan keterampilan proses sains secara maksimal.
Nilai capaian yang masih rendah ini antara lain disebabkan karena dalam
kegiatan belajar mengajar, guru masih menggunakan pembelajaran berupa
ceramah dan diskusi. Capaian rata-rata indikator yang masih rendah ini perlu
ditingkatkan agar kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
Kegiatan observasi dilakukan secara objektif terhadap keterampilan
proses sains dasar pada tiap aspek selama proses pembelajaran oleh observer
dengan melakukan pengamatan terhadap siswa, sedangkan angket diberikan
kepada siswa yang diisi menurut sudut pandang siswa sendiri.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan guru Biologi kelas VIII
E SMP Negeri 7 Surakarta, dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran di kelas
pada biasanya menggunakan ceramah bervariasi, dimana guru lebih mendominasi
kelas. Guru sudah mencoba untuk mengajak siswa berpartisipasi dalam
pembelajaran, namun dirasa masih kurang. Seringkali siswa menunggu perintah
dari guru terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.
Guru masih berorientasi untuk menghabiskan materi yang sangat padat daripada
pelaksanaan pembelajaran yang bermakna serta tidak semua materi yang diajarkan
dapat dipraktikumkan. Guru juga mengutarakan bahwa buku yang telah
disediakan sebagai pegangan siswa masih kurang lengkap dalam hal materi.
Dengan demikian, dilakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa melalui kegiatan laboratorium disertai dengan
catatan terbimbing. Penerapan kegiatan laboratorium disertai dengan catatan
terbimbing diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dalam aspek mengamati, klasifikasi, memprediksi, mengukur,
mengkomunikasikan, serta menyimpulkan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan pada siklus 1 terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan diantaranya menyusun instrumen penelitian dan instrumen
pembelajaran yang akan digunakan dalam tindakan dengan penerapan
kegiatan laboratorium disertai Catatan Terbimbing. Perencanaan tindakan
siklus I diawali dengan penyusunan silabus materi fotosintesis pada
tumbuhan dengan menerapkan kegiatan laboratorium disertai Catatan
Terbimbing, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi fotosintesis
pada tumbuhan yang disusun dengan menerapkan kegiatan laboratorium
disertai Catatan Terbimbing dalam proses pembelajaran, lembar observasi
keterampilan proses sains pada aspek mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan, dan
angket keterampilan proses sains pada aspek mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan, serta
soal-soal untuk ulangan harian. Semua instrumen telah dikonsultasikan
sebelumnya dengan guru pengampu mata pelajaran biologi kelas VIII E
SMP Negeri 7 Surakarta. Sebelum dilaksanakan tindakan, guru membagi
siswa menjadi 6 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 6 siswa. Kemudian
siswa diberi pengarahan tentang pembelajaran dengan menggunakan
kegiatan laboratorium disertai Catatan Terbimbing.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pertama terdiri dari 2 kali tatap muka
masing-masing dengan waktu 2 x 40 menit. Materi pada tindakan pertama
mengenai hasil dari fotosintesis berupa amilum dan faktor yang
mempengaruhi fotosintesis, menggunakan tahapan-tahapan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang disesuaikan dengan sintaks kegiatan laboratorium disertai Catatan
Terbimbing.
1) Pertemuan Pertama
Pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam kepada
siswa dan menanyakan kehadiran siswa pada saat proses pembelajaran
akan berlangsung. Guru memberikan apersepsi dan motivasi berupa
tanya jawab yang bertujuan untuk mengantarkan siswa pada materi
fotosintesis pada tumbuhan dan produk yang dihasilkan dari
fotosintesis. Dilanjutkan dengan pembagian lembar Catatan Terbimbing
kepada siswa dan pemberian penjelasan tentang cara pengisian lembar
Catatan Terbimbing. Guru kemudian membagi siswa kedalam
kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 anak. Guru memberikan
pengarahan tentang pelaksanaan pembelajaran kegiatan laboratorium
disertai Catatan Terbimbing. Guru selanjutnya memberikan pertanyaan
seputar fotosintesis bertujuan yang merangsang pemikiran siswa untuk
menemukan sendiri konsep materinya. Kegiatan selanjutnya yaitu guru
membimbing siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum berupa
percobaan Sach yang bertujuan agar siswa mengetahui konsep
fotosintesis dan untuk membuktikan hasil dari fotosintesis adalah
amilum. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menempatkan diri
sesuai dengan kelompoknya. Guru menjelaskan prinsip kerja dari
kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Selanjutnya siswa
menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan dan melaksanakan
kegiatan praktikum. Pada saat kegiatan praktikum, siswa diminta untuk
berhati-hati karena pada kegiatan ini melibatkan api dalam praktikum.
Guru mengawasi kinerja siswa selama kegiatan berlangsung dan
memberikan bantuan ketika siswa mengalami kesulitan. Siswa
mengisikan hasil pengamatan sesuai dengan percobaan yang telah
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Pertemuan Kedua
Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi
tentang kegiatan praktikum yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya. Guru kemudian meminta siswa untuk duduk dalam satu
kelompok sesuai kelompok praktikum. Guru membimbing siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi tentang Catatan Terbimbing yang telah
dibagikan terkait kegiatan praktikum yang telah dilakukan. Guru
membatasi kegiatan diskusi kelompok hanya 30 menit. Guru menunjuk
perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas
Setelah waktu diskusi yang telah ditentukan habis. Guru
melemparkan pertanyaan tersebut pada kelompok-kelompok lain untuk
memperoleh variasi jawaban. Berdasarkan variasi jawaban yang ada,
guru membimbing siswa untuk menyimpulkan jawaban yang benar.
Kemudian untuk pertanyaan yang selanjutnya guru menunjuk kelompok
lain untuk menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas, begitu
seterusnya sampai pertanyaan diskusi selesai dibahas semua. Guru
mengevaluasi jalannya diskusi dan memberikan penghargaan terhadap
kinerja kelompok yang terbaik. Pelaksanaan kegiatan siklus I diakhiri
dengan kuis atau postes, selain itu siswa juga diberi waktu untuk
mengisi angket yang telah disiapkan oleh peeliti.
c. Observasi Tindakan
Bersamaan dengan dilaksanakannya proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus I dilakukan observasi terhadap keterampilan
proses sains siswa yang meliputi 6 aspek penilaian yaitu aspek mengamati,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan serta terhadap keterlaksanaan sintaks pembelajaran
kegiatan laboratorium disertai Catatan Terbimbing. Selain dari observasi,
data siswa juga diambil melalui pengisian angket keterampilan proses
sains. Setiap siswa diminta mengisi angket pada setiap akhir siklus, dalam
hal ini adalah angket keterampilan proses sains pada aspek mengamati,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan.
Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran dengan
menggunakan kegiatan laboratorium disertai Catatan Terbimbing pada
siklus I, dapat diketahui tingkat penguasaan keterampilan proses sains
dasar siswa yang disajikan dalam Tabel 4.3. dan Tabel 4.4.
Tabel 4.3. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa TiapAspek pada Siklus I
No Aspek Tingkat Penguasaan (%)1 Mengamati 74,262 Mengklasifikasikan 71,673 Memprediksi 63,894 Mengukur 72,225 Menyimpulkan 68,336 Mengkomunikasikan 70,56
Jumlah Total 420,93Rata-rata 70,15
Rata-rata persentase aspek keterampilan proses sains pada siklus I
mencapai 70,15% dan setiap aspek berkisar antara 63,89%-74,26%.
Perhitungan persentase siklus I juga mengalami peningkatan dibandingkan
pra siklus yang seb esar 53,06%. Sedangkan rata-rata presentase indikator
keterampilan proses sains siklus I mencapai 73,14% dengan kisaran
capaian tiap indikator antara 65,71%-78,86%. Rata-rata presentase siklus I
mengalami peningkatan daripada pra siklus yang hanya sebesar 53,52%.
d. Refleksi Tindakan
Tahap refleksi meliputi kegiatan yang mengulas permasalahan
yang terjadi dalam proses pembelajaran meliputi setiap aspek keterampilan
proses sains siswa saat pelaksanaan proses pembelajaran kegiatan
laboratorium disertai Catatan Terbimbing siklus I. Hal ini dilakukan
sebagai bahan pengambilan keputusan terhadap kesimpulan peningkatan
keterampilan proses sains siswa serta perbaikan kegiatan laboratorium
disertai Catatan Terbimbing yang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 4.4. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa TiapIndikator pada Siklus I
No Aspek Indikator Capaian(%)
1. Mengamati 2. Mengidentifikasi ciri-cirisuatu objek.
78,86
3. Menggunakan sebanyakmungkin alat indera padaproses pembelajaran.
75,43
4. Mencatat setiap objekpengamatan.
74,86
2. Mengklasifikasikan 6. Menemukan persamaan atauperbedaan suatu objek.
73,71
3. Memprediksi 7. Meramalkan berdasarkanhubungan antara data/informasi untukmengemukakan apa yangmungkin terjadi padakeadaan yang belumdiamati.
65,71
4. Mengukur 2. 6. Menggunakan alat ukur. 74,2913. Menentukan satuan
ukuran suatu objekberdasarkan satuan ukuranyang telah diterapkansebelumnya.
74,29
5. Menyimpulkan 14. Memutuskan keadaansuatu objek atau peristiwaberdasarkan fakta, konsep,dan prinsip yang diketahui.
70,29
6. Mengkomunikasikan 15. Mendiskusikan hasilpengamatan.
66,29
16. Menyajikan data daribentuk kalimat ke bentuklainnya.
76,00
17. Menyusun laporan hasilpengamatan secarasistematis.
77,14
18. Menjelaskan hasilpengamatan.
70,86
Jumlah Total 877,71Rata-rata 73,14
Berdasarkan analisis pelaksanaan proses pembelajaran siklus I
diketahui bahwa penerapan kegiatan laboratorium disertai Catatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Terbimbing membawa pengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa
khususnya pada mata pelajaran biologi. Hal ini ditunjukan dengan adanya
peningkatan persentase pada setiap aspek keterampilan proses sains siswa
dari pra siklus ke siklus I. Keenam aspek keterampilan proses sains siswa
telah menunjukkan peningkatan hasil yang diperoleh dari lembar
observasi, angket, maupun wawancara yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis pada setiap aspek keterampilan proses
sains diketahui bahwa masih ada beberapa aspek yang belum mencapai
target yang telah ditentukan. Penguasaan keterampilan proses sains yang
telah ditargetkan yaitu lebih dari 70% tiap aspeknya. Dalam rangka untuk
mencapai target yang telah ditentukan maka dilakukan tindakan untuk
siklus selanjutnya.
Beberapa kekurangan yang masih ditemukan saat proses
pembelajaran kegiatan laboratorium disertai Catatan Terbimbing pada
siklus I antara lain sebagai berikut:
1) Siswa masih kesulitan dalam menguasai keterampilan memprediksi
yang disebabkan kurangnya penjelasan tentang keterampilan ini dan
kurangnya faktor yang memicu siswa untuk melakukan keterampilan
memprediksi.
2) Kegiatan diskusi kelompok masih belum berjalan dengan baik. Siswa
cenderung individual saat kegiatan diskusi.
3) Siswa masih mengandalkan teman satu kelompok yang dianggap lebih
pandai atau mampu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
4) Terdapat kelompok yang belum rata membagi tugas kerja saat kegiatan
praktikum berlangsung.
2. Deskripsi Siklus II
Siklus II mempunyai tahapan-tahapan yang sama seperti pada siklus I.
Perbedaannya hanya terletak pada tahap perencanaan. Perencanaan pada siklus
II mengacu pada hasil refleksi siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan siklus II ini, peneliti bekerja sama dengan
guru mengadakan perbaikan agar proses pembelajaran dapat mencapai
target yang telah ditentukan. Hasil refleksi pada siklus I, menunjukkan
adanya beberapa kelemahan, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada
siklus II. Perencanaan perbaikan tindakan untuk siklus II meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1) Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, siswa masih
kesulitan dalam menguasai keterampilan memprediksi yang disebabkan
kurangnya penjelasan tentang keterampilan ini dan kurangnya faktor
yang memicu siswa untuk melakukan keterampilan memprediksi.
Sebagai tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I, guru memberikan
tambahan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan keterampilan
memprediksi dan pertanyaan tersebut ditambahkan juga pada lembar
Catatan Terbimbing.
2) Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, kegiatan diskusi
kelompok masih belum berjalan dengan baik. Siswa cenderung
individual saat kegiatan diskusi. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil
refleksi siklus I, guru memberikan pengarahan kepada siswa bahwa
pada saat kegiatan diskusi kelompok, harus ada interaksi dengan
anggota kelompok yang lain dan saling bertukar pendapat.
Diperbolehkan untuk berbicara pada saat proses pembelajaran namun
cukup dalam satu kelompoknya saja yang mendengar.
3) Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, siswa masih
mengandalkan teman satu kelompok yang dianggap lebih pandai atau
mampu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sebagai
tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I, guru memberikan arahan
agar setiap siswa berani mengajukan pendapat maupun jawaban sendiri,
karena nanti juga akan dimasukkan ke dalam penilaian individu.
4) Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, terdapat kelompok
yang belum rata membagi tugas kerja saat kegiatan praktikum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
berlangsung. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I, guru
lebih mendisiplinkan siswa dalam bekerja kelompok dengan
menjelaskan bahwa jika dalam kerja kelompok butuh kerja sama agar
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari hasil
refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada
siklus II tidak jauh beda dengan siklus I. Metode dan langkah-langkah
pembelajarannya sama, hanya saja harus memperhatikan hasil refleksi
pada siklus I yaitu dengan memperhatikan tindakan-tindakan perbaikan
sebagaimana dalam perencanaan tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan
siklus II, guru menggunakan pembelajaran kegiatan laboratorium disertai
Catatan Terbimbing yang terdiri dari 2 kali tatap muka dengan alokasi
waktu masing-masing 2 x 40 menit.
1) Pertemuan Pertama
Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan
motivasi oleh guru berupa tanya jawab yang bertujuan untuk
mengantarkan siswa pada materi fotosintesis menghasilkan oksigen.
Pemberian motivasi diawali dengan memberikan umpan balik melalui
apersepsi dan motivasi yang berisi pertanyaan-pertanyaan, guru
membimbing siswa untuk menemukan syarat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi fotosintesis secara singkat. Guru kemudian membagi
siswa kedalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 anak. Guru
memberikan pengarahan tentang pelaksanaan pembelajaran. Guru
membimbing siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum berupa
percobaan Ingenhousz yang bertujuan untuk membuktikan bahwa
cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis dan salah satu hasil dari
fotosintesis adalah oksigen. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya. Guru menjelaskan
prinsip kerja dari kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Sebelum
siswa memulai kegiatan praktikum, guru kembali menegaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pentingnya kerja sama dan pembagian tugas dalam kelompok agar
pekerjaan yang akan siswa lakukan dapat berjalan dengan baik dan
tepat waktu. Selanjutnya siswa menyiapkan semua alat dan bahan yang
digunakan dan melaksanakan kegiatan praktikum. Siswa membuat
laporan hasil pengamatan dan dievaluasi oleh guru.
2) Pertemuan Kedua
Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan
apersepsi dan motivasi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum
yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, guru
meminta siswa untuk duduk dalam satu kelompok sesuai kelompok
praktikum. Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan
diskusi kelompok terkait kegiatan praktikum yang telah dilakukan
yaitu mengenai pengaruh cahaya terhadap hasil fotosintesis yang
berupa oksigen serta mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses fotosintesis. Guru membatasi kegiatan diskusi kelompok hanya
30 menit. Setelah waktu diskusi yang telah ditentukan habis, setiap
kelompok ditunjuk perwakilan secara acak untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas dengan tujuan agar setiap anggota
siap menyampaikan hasil diskusi. Guru mengevaluasi jalannya diskusi
dan memberikan konfirmasi terhadap pengisian Catatan Terbimbing.
Pelaksanaan kegiatan siklus II diakhiri dengan evaluasi untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi. Setelah itu siswa juga diberi
waktu untuk mengisi angket keterampilan proses sains sesuai dengan
percobaan yang dilakukan.
c. Observasi Tindakan
Observasi pada tindakan kedua ini masih sama seperti halnya
pada tindakan pertama yaitu dilakukan penilaian dan observasi terhadap
keterampilan proses sains siswa yang meliputi enam aspek penilaian yaitu
mengamati, mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
dan mengkomunikasikan serta terhadap keterlaksanaan sintaks
pembelajaran kegiatan laboratorium disertai Catatan Terbimbing. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
observasi, pengambilan data juga dilakukan dengan pengisian angket
keterampilan proses sains. Data hasil penelitian terhadap keterampilan
proses sains dasar pada siklus II disajikan pada Tabel 4.5. dan Tabel 4.6.
Tabel 4.5. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa TiapAspek pada Siklus II
No Aspek Tingkat Penguasaan (%)1 Mengamati 79,072 Mengklasifikasikan 76,673 Memprediksi 78,334 Mengukur 75,285 Menyimpulkan 77,226 Mengkomunikasikan 78,06
Jumlah Total 464,63Rata-rata 77,44
Berdasarkan Tabel 4.5. dan Tabel 4.6. dapat diketahui bahwa
persentase tiap aspek dan indikator yang ditunjukkan pada tiap siklus
mengalami kenaikan dan telah mencapai target yang diharapkan. Untuk
siklus II, persentase capaian tiap aspek berkisar antara 75,28% sampai
79,07% dengan nilai rata-rata untuk setiap indikator adalah 77,44%.
Sedangkan untuk capaian tiap indikator berkisar antara 76,57% sampai
82,86%, dengan nilai rata-rata untuk setiap indikator adalah 79,90%.
d. Refleksi Tindakan
Hasil analisis pada siklus II menunjukkan bahwa persentase rata-
rata penerapan pembelajaran kegiatan laboratorium disertai Catatan
Terbimbing mengalami peningkatan. Peningkatan keterampilan proses
sains siswa dapat dilihat dari kenaikan persentase setiap aspek yang sudah
diukur. Berdasarkan hasil ini, maka dapat diperoleh suatu refleksi, bahwa
penerapan pembelajaran kegiatan laboratorium disertai Catatan
Terbimbing mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas
8E SMP Negeri 7 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.6. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa TiapIndikator pada Siklus II
No Aspek Indikator Capaian(%)
1. Mengamati 1. Mengidentifikasi ciri-cirisuatu objek.
82,86
2. Menggunakan sebanyakmungkin alat indera padaproses pembelajaran.
79,43
3. Mencatat setiap objekpengamatan.
81,71
2. Mengklasifikasikan 4. Menemukan persamaan atauperbedaan suatu objek.
78,86
3. Memprediksi 5. Meramalkan berdasarkanhubungan antara data/informasi untukmengemukakan apa yangmungkin terjadi padakeadaan yang belumdiamati.
80,57
4. Mengukur 6. Menggunakan alat ukur. 78,297. Menentukan satuan ukuran
suatu objek berdasarkansatuan ukuran yang telahditerapkan sebelumnya.
76,57
5. Menyimpulkan 8. Memutuskan keadaan suatuobjek atau peristiwaberdasarkan fakta, konsep,dan prinsip yang diketahui.
79,43
6. Mengkomunikasikan 9. Mendiskusikan hasilpengamatan.
78,86
10. Menyajikan data daribentuk kalimat ke bentuklainnya.
82,86
11. Menyusun laporan hasilpengamatan secarasistematis.
78,86
12. Menjelaskan hasilpengamatan.
80,57
Jumlah Total 958,86Rata-rata 79,90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Perbandingan hasil masing-masing aspek keterampilan proses sains siswa
dari prasiklus, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil observasi keterampilan
proses sains siswa dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Diagram Hasil Capaian Setiap Aspek Keterampilan Proses Sainspada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Peningkatan persentase tiap aspek mulai dari prasiklus, siklus I, dan
siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Keterampilan Mengamati
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan mengamati dari sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran
dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing yaitu
51,81% menjadi 74,26% pada siklus I. Hasil capaian keterampilan mengamati
meningkat kembali setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu menjadi 79,07%.
Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 22,45%, sedangkan peningkatan
dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 4,81%.
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00100,00
51,81
74,2679,07
Kete
rcap
aian
(%)
46
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Perbandingan hasil masing-masing aspek keterampilan proses sains siswa
dari prasiklus, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil observasi keterampilan
proses sains siswa dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Diagram Hasil Capaian Setiap Aspek Keterampilan Proses Sainspada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Peningkatan persentase tiap aspek mulai dari prasiklus, siklus I, dan
siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Keterampilan Mengamati
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan mengamati dari sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran
dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing yaitu
51,81% menjadi 74,26% pada siklus I. Hasil capaian keterampilan mengamati
meningkat kembali setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu menjadi 79,07%.
Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 22,45%, sedangkan peningkatan
dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 4,81%.
51,81 51,43 50,86 49,7157,71 56,86
74,26 71,6763,89
72,22 68,33 70,5679,07 76,67 78,33 75,28 77,22 78,06
Aspek Keterampilan Proses Sains
46
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Perbandingan hasil masing-masing aspek keterampilan proses sains siswa
dari prasiklus, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil observasi keterampilan
proses sains siswa dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Diagram Hasil Capaian Setiap Aspek Keterampilan Proses Sainspada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Peningkatan persentase tiap aspek mulai dari prasiklus, siklus I, dan
siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Keterampilan Mengamati
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan mengamati dari sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran
dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing yaitu
51,81% menjadi 74,26% pada siklus I. Hasil capaian keterampilan mengamati
meningkat kembali setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu menjadi 79,07%.
Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 22,45%, sedangkan peningkatan
dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 4,81%.
78,06
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Keterampilan Mengklasifikasikan
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan mengklasifikasikan dari sebelum dilakukannya tindakan
pembelajaran dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan
terbimbing yaitu 51,43% menjadi 71,67% pada siklus I. Hasil capaian
keterampilan mengklasifikasikan meningkat kembali setelah dilakukan
tindakan siklus II yaitu menjadi 76,67%. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I
sebesar 20,24%, sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar
5%.
3. Kemampuan Memprediksi
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan memprediksi dari sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran
dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing yaitu
50,86% menjadi 63,89% pada siklus I. Hasil capaian keterampilan
memprediksi meningkat kembali setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu
menjadi 78,33%. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 13,03%,
sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 14,44%.
4. Kemampuan Mengukur
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan mengukur dari sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran
dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing yaitu
49,71% menjadi 72,22% pada siklus I. Hasil capaian keterampilan mengukur
meningkat kembali setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu menjadi 75,28%.
Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 22,51%, sedangkan peningkatan
dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 3,06%.
5. Kemampuan Menyimpulkan
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan menyimpulkan dari sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran
dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing yaitu
51,71% menjadi 68,33% pada siklus I. Hasil capaian keterampilan
menyimpulkan meningkat kembali setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
menjadi 77,22%. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 16,62%,
sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 8,89%.
6. Kemampuan Mengkomunikasikan
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui peningkatan aspek
keterampilan mengkomunikasikan dari sebelum dilakukannya tindakan
pembelajaran dengan penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan
terbimbing yaitu 56,86% menjadi 70,56% pada siklus I. Hasil capaian
keterampilan mengkomunikasikan meningkat kembali setelah dilakukan
tindakan siklus II yaitu menjadi 78,06%. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I
sebesar 13,70%, sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar
7,50%.
Nilai rata-rata aspek keterampilan proses sains siswa secara umum terus
meningkat dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan nilai keterampilan
proses sains siswa secara umum dalam pembelajaran Biologi pada siklus II telah
memenuhi target atau persentase yang telah ditentukan yaitu nilai setiap aspek
keterampilan proses sains siswa sebesar 75,28% - 79,07% (dari target yang
ditentukan ≥70%).
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap keterampilan proses sains
siswa dapat diketahui bahwa capaian kemampuan berpikir kreatif siswa pada
siklus II sudah sepenuhnya dapat mencapai persentase capaian target yang telah
ditargetkan. Dengan demikian, tindakan dalam rangka meningkatkan keterampilan
proses sains siswa melalui penerapan kegiatan laboratorium disertai catatan
terbimbing sudah berhasil dan dapat mencapai target yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.
Berdasarkan analisis seluruh hasil penelitian yang diperoleh melalui
lembar observasi keterampilan proses sains siswa, angket respon siswa serta
wawancara terhadap guru dan siswa menunjukkan bahwa penerapan kegiatan
laboratorium disertai catatan terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses
sains siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
D. Pembahasan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas di kelas 8E SMP Negeri 7 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa
meningkat melalui penerapan pembelajaran kegiatan laboratorium disertai catatan
terbimbing. Peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat dilihat melalui
hasil lembar observasi keterampilan proses sains siswa yang diberikan pada akhir
tiap siklus, serta data pendukung berupa hasil angket dan wawancara siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran kegiatan laboratorium
disertai catatan terbimbing.
Berdasarkan analisis pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I
diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase setiap aspek keterampilan proses
sains siswa. Peningkatan ini merupakan efek dari penerapan pembelajaran
kegiatan laboratorium disertai catatan terbimbing. Keenam aspek dari
keterampilan proses sains siswa pada siklus I telah menunjukkan peningkatan dari
pra siklus, meskipun ada aspek yang masih berada di bawah target penelitian. Dari
kekurangan yang ada pada siklus I dilakukan refleksi untuk kemudian diperbaiki
dan diterapkan pada siklus II. Dari analisis pelaksanaan proses pembelajaran pada
siklus II dapat dilihat bahwa keenam aspek keterampilan proses sains siswa telah
mencapai target yang ditetapkan sebelumnya. Keenam aspek tersebut diantaranya
keterampilan mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Keterampilan mengamati merupakan keterampilan siswa untuk
mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan menggunakan pancaindera.
Informasi yang diperoleh dapat menuntut keingintahuan, mempertanyakan,
memikirkan, melakukan interpretasi tentang lingkungan dan meneliti lebih lanjut.
Kemampuan mengamati ini merupakan keterampilan paling dasar dalam proses
dan memperoleh ilmu pengetahuan serta hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan proses yang lain. Pada saat proses pembelajaran, siswa melakukan
keterampilan ini dengan mengamati benda yang menjadi objek percobaan pada
kegiatan laboratorium, proses yang terjadi pada saat dilaksanakan percobaan, dan
hasil dari percobaan yang mereka lakukan. Dalam hal ini, pada siklus I dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pengamatan terhadap daun yang mereka bawa untuk percobaan Sach, perubahan
warna daun saat dilakukan perebusan baik dengan air maupun dengan alkohol,
dan warna daun setelah ditetesi dengan larutan iodin. Untuk siklus II, dilakukan
pengamatan pada percobaan Ingenhouz terhadap gelembung udara yang muncul
pada tabung reaksi, baik untuk tanaman yang diletakkan di tempat terang, tempat
gelap, maupun yang diterangi cahaya lampu. Aspek mengamati telah mencapai
target yang ditentukan yaitu pada siklus I sebesar 74,26% dan meningkat pada
siklus II menjadi 79,07% dengan target yang diharapkan ≥ 70%. Keterampilan
mengamati banyak dibantu pada saat kegiatan laboratorium berlangsung, seperti
yang diungkapkan oleh Suja (2008), bahwa kegiatan laboratorium sangat cocok
untuk mengembangkan dan melatih penguasaan keterampilan proses sains dan
sikap ilmiah bagi siswa. Siswa dapat bekerja secara cermat dan sistematis, serta
mengenal batas-batas kemampuan dalam melakukan prediksi, observasi,
eksplanasi dan interpretasi. Grafik capaian aspek keterampilan mengamati dapat
dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Grafik Persentase Capaian Aspek Keterampilan Mengamati padaPrasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan siswa untuk
memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga
didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
51,81
74,26 79,07
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket
erca
paia
n (%
)
Keterampilan Mengamati
KeterampilanMengamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Keterampilan mengklasifikasi dapat diketahui berdasarkan kemampuan siswa
untuk menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta
pengelompokkan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Siswa
belum sepenuhnya menguasai keterampilan ini terlihat pada saat mereka kesulitan
dalam membedakan hasil pengamatan pada saat praktikum. Kemampuan
mengklasifikasikan yang dilakukan dilakukan siswa pada saat proses
pembelajaran diantaranya, pada siklus I setiap siswa diminta untuk membawa
daun yang tipis untuk praktikum lalu pada saat praktikum dalam satu kelompok
dipilih daun yang paling tipis diantara semua anggota kelompok, selain itu juga
diminta untuk membandingkan warna daun hasil percobaan. Pada siklus II siswa
diminta untuk membandingkan gelembung hasil percobaan. Aspek
mengklasifikasikan telah mencapai target yang ditentukan yaitu pada siklus I
sebesar 71,67% dan meningkat pada siklus II menjadi 76,67% dengan target yang
diharapkan ≥ 70%. Grafik capaian aspek keterampilan mengklasifikasikan dapat
dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMengklasifikasikan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterampilan memprediksi merupakan keterampilan dalam membuat
ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
51,43
71,6776,67
0102030405060708090
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket
erca
paia
n (%
)
Keterampilan Mengklasifikasikan
KeterampilanMengklasifikasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Pada saat proses pembelajaran, siswa
diminta untuk memprediksi hasil praktikum. Namun pada siklus I belum dicapai
target yang diinginkan, yaitu sebesar 63,89%. Siswa masih banyak yang belum
mengerti tentang keterampilan memprediksi. Disamping itu juga penyampaian
dari guru untuk memancing siswa melakukan keterampilan memprediksi juga
belum maksimal. Dari hal tersebut, maka pada siklus II guru lebih memperjelas
keterampilan memprediksi kepada siswa, bahwa keterampilan memprediksi
dilakukan dengan menghubungkan konsep maupun fakta yang ada untuk
memperkirakan hal yang akan terjadi. Pada siklus II ini, aspek memprediksi telah
mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 78,33%. Grafik capaian aspek
keterampilan memprediksi dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik Persentase Capaian Aspek Keterampilan Memprediksipada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterampilan mengukur merupakan kemampuan siswa dalam membaca
suatu ukuran tertenu. Ukuran suatu objek akan dapat diketahui apabila objek
tersebut dapat dibandingkan dengan satuan ukuran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pada proses pembelajaran siklus I, keterampilan ini dapat dilihat
pada saat siswa mengambil air ke dalam gelas kimia yang digunakan untuk
50,86
63,89
78,33
0102030405060708090
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket
erca
paia
n (%
)
Keterampilan Memprediksi
KeterampilanMemprediksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
merebus daun, mengambil alkohol, serta saat meneteskan larutan iodin pada daun.
Untuk siklus II, siswa mengukur banyaknya gelembung yang keluar dalam jangka
waktu tertentu. Aspek mengukur telah mencapai target yang diharapkan yaitu
pada siklus I sebesar 72,22% dan meningkat pada siklus II menjadi 75,28%.
Grafik capaian aspek keterampilan mengukur dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Grafik Persentase Capaian Aspek Keterampilan Mengukur padaPrasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterampilan menyimpulkan merupakan keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta dan konsep
yang telah diketahui. Siswa dapat mengembangkan keterampilan menyimpulkan
apabila mereka mampu menetapkan keadaan suatu objek berdasarkan fakta,
konsep maupun prinsip yang mereka peroleh.
Pada proses pembelajaran, keterampilan menyimpulkan dibantu oleh
catatan terbimbing yang menyajikan beberapa poin penting materi yang dibahas.
Dengan demikian, siswa diharapkan akan lebih mudah dalam menarik
kesimpulan. Aspek menyimpulkan telah mencapai target yang diharapkan yaitu
pada siklus I sebesar 68,33% dan meningkat pada siklus II menjadi 77,22%.
Grafik capaian aspek keterampilan mengukur dapat dilihat pada Gambar 4.6.
49,71
72,2278,33
0102030405060708090
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket
erca
paia
n (%
)
Keterampilan Mengukur
KeterampilanMengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 4.6. Grafik Persentase Capaian Aspek Keterampilan Menyimpulkanpada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterampilan mengkomunikasikan merupakan keterampilan untuk
menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan
dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Keterampilan ini berguna pada saat
dituntut untuk menguraikan secara jelas dan cermat apa yang telah dilakukan
sehingga dapat diuji oleh orang lain. Kadang komunikasi disampaikan secara
lisan, maupun secara tulisan. Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak
samar-samar hendaknya dilatih dan dikembangkan pada diri siswa.
Pada saat proses pembelajaran, keterampilan mengkomunikasikan dapat
diamati pada waktu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh
guru, saat siswa menyampaikan pendapat atau menanyakan hal yang belum jelas,
siswa mengisikan data pemngamatan pada tabel, serta pada saat siswa
menyampaikan hasil catatan terbimbing di depan kelas. Selain itu juga,
keterampilan mengkomunikasikan dapat dilihat pada saat siswa melakukan
diskusi pada kegiatan laboratorium. Seperti yang diungkapkan juga oleh Suja
(2008), bahwa dalam kegiatan laboratorium, siswa dapat bekerja secara cermat
dan sistematis Aspek mengkomunikasikan telah mencapai target yang diharapkan
yaitu pada siklus I sebesar 70,56% dan meningkat pada siklus II menjadi 78,06%.
57,7168,33
77,22
0102030405060708090
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket
erca
paia
n (%
)
Keterampilan Menyimpulkan
KeterampilanMenyimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Grafik capaian aspek keterampilan mengkomunikasikan dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
Gambar 4.7. Grafik Persentase Capaian Aspek KeterampilanMengkomunikasikan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
56,86
70,5678,06
0102030405060708090
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket
erca
paia
n (%
)
Keterampilan Mengkomunikasikan
KeterampilanMengkomunikasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kegiatan
laboratorium disertai Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) dapat
meningkatkan keterampilan proses sains untuk aspek mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan berkomunikasi pada siswa kelas VIII
E SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan untuk:
a. dapat dijadikan sebagai dasar referensi bagi pengembangan penelitian
tindakan kelas lebih lanjut dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran biologi
b. Sumbangan pemikiran bagi guru untuk mengembangkan variasi
pembelajaran dan menambah wawasan guru dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
biologi di SMP Negeri 7 Surakarta, yaitu keterampilan proses sains siswa dapat
ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kegiatan laboratorium disertai
Catatan Terbimbing (Guided Note Taking).
C. Saran
1. Kepada Guru
a. Guru hendaknya lebih mendalami aspek-aspek yang ada dalam
keterampilan proses sains agar dalam kegiatan pembelajaran setiap aspek
yang ada dapat terlaksana dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Guru hendaknya dapat mengontrol siswa atau kelompok yang dalam
kegiatan pembelajaran terlihat agak tertinggal saat kegiatan pembelajaran
agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
2. Kepada Siswa
a. Siswa hendaknya memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru
dengan seksama mengenai pembelajaran biologi melalui kegiatan
laboratorium disertai Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) agar
kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif.
b. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan praktikum, diskusi kelompok
maupun pada saat presentasi kelompok.
c. Siswa hendaknya lebih bertanggung jawab terhadap instruksi yang yang
telah diberikan oleh guru agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar
dan tepat waktu.
3. Kepada Sekolah
a. Perlu adanya peningkatan pemanfaatan secara maksimal fasilitas
pembelajaran yang tersedia di sekolah seperti laboratorium untuk
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran biologi.
b. Perlu adanya peningkatan pelatihan terhadap guru dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif.