peningkatan keterampilan menulis puisi dengan pendekatan …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf ·...

187
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Retno Wulan Anggraeny 2101405618 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Upload: lammien

Post on 01-May-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF

MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA

KELAS VII C SMP N 2 SULANG

Skripsi

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Retno Wulan Anggraeny

2101405618

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

ii

SARI

Wulan Anggraeny, Retno. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Pendekatan Emotif- Imajinatif Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VII C SMP N 2 Sulang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Mukh Doyin, M.Si., Pembimbing II Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.

Kata kunci: keterampilan menulis puisi, pendekatan emotif- imajinatif,

media audiovisual

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis, keterampilan menulis puisi siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi disebabkan oleh dua faktor. Pertama, yaitu faktor siswa. Siswa kurang minat terhadap pembelajaran menulis puisi. Kedua, yaitu faktor guru. Guru kurang kreatif dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Meneropong keadaan yang demikian, peneliti merasa tertantang untuk mendapatkan jalan keluar permasalahan itu. Salah satu upaya untuk dapat peneliti lakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa keas VII C SMP N 2 Sulang, yaitu dengan menggunakan pendekatan Emotif- Imajinatif melalui media audiovisual.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengkaji dua masalah, yaitu (1) seberapa besar peningkatan keterampilan menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual pada siswa kelas VII C SMP N2 Sulang, (2) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual pada siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap siklus I dan tahap siklus II. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu peningkatan keterampilan menulis puisi dan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa hasil tes keterampilan menulis puisi. Dan untuk teknik nontes berupa data perilaku siswa dari hasil observasi, jurnal, angket check list, wawancara, dan dokumentasi foto. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus I dan siklus II.

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

iii

Berdasarkan analisis data penelitian, disimpulkan bahwa melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual kemampuan menulis puisi siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata-rata tes menulis puisi siklus I 75,09 selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 85,28. Setelah menggunakan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual juga terjadi perubahan perilaku siswa. Siswa yang sebelumnya kurang bersemangat terhadap pembelajaran menulis menjadi lebih bersemangat, setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual. Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia agar menggunakan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual pada pembelajaran menulis puisi. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda.

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

iv

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia

Ujian Skripsi.

Semarang, Maret 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mukh Doyin, M.Si. Prof.Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. NIP 196506121994121001 NIP 196008031989011001

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

v

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Semarang

Pada hari : Jumat

Tanggal : 12 Maret 2010

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Rustono, M.Hum. Dra.Suprapti,M.Pd NIP 195801271983031003 NIP195007291979032001

Penguji I

Dra. L.M. Budiyati, M.Pd. NIP 194512301976032001

Penguji II Penguji III

Prof.Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Drs. Mukh Doyin, M.Si. NIP196008031989011001 NIP196506121994121001

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

vi

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Maret 2010

Retno Wulan A

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

* Manusia dilahirkan untuk sukses, bukan gagal

(Henry David Thoreau)

* Kemenangan tanpa rintangan adalah hampa. Bukanlah prestasi kalau hanya

melintasi jalanan yang halus.

(Anonim)

Persembahan

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

* Ibu dan Keluarga, yang selalu berikan cinta,

kasih, sayang, dan semangat dengan tulus

* Almamaterku

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

viii

KATA PENGANTAR

Penulis sangat gembira serta syukur ke hadirat Ilahi dengan ucapan

alhamdulillah wassyukurillah karena penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul Peningkatan Menulis Puisi Dengan Pendekatan Emotif- Imajinatif

Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VII C SMP N 2 Sulang.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor UNNES, Dekan FBS, serta Ketjur, yang telah memberikan izin

penelitian;

2. Drs. Mukh Doyin M.Si., dan Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., selaku

dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang disela-sela

kesibukannya dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan kebijaksanaan

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis;

3. Bapak dan Ibu dosen jurusan yang telah menyebarkan benih ilmu

sebagai bekal yang sangat bermanfaat;

4. Faizatul Khoeriyah, S.Ag., kepala MA Salafiyah Karang Tengah yang

telah memberikan izin penelitian;

5. Slamet, S.Pd., guru bahasa dan sastra Indonesia kelas VII C yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian ini;

6. Siswa-siswi kelas VII C SMP N 2 Sulang yang telah menjadi

responden dalam penelitian;

7. Keluarga tersayang yang selalu memberikan warna dalam hidupku;

8. Muhamad Asrory si babi moko, yang senantiasa memberi canda tawa,

kasih sayang dan perhatianya setiap detik;

9. Sahabat-sahabatku Paijo (F3), Ika, Nadia, Am2, Rosita, Erna,

Wisnu,teman- teman PPL,warga kos ungu yang telah memberikan

makna artinya persahabatan;

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

ix

10. Teman-teman PBSI angkatan 2005, khususnya alumni C paralel yang

telah memberikan segala informasi;

11. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Selanjutnya, penulis mengharapkan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

x

DAFTAR ISI

SARI …………………………………………………………………….. ii

PERSETUJUAN ……………………………………………………….. iv

PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………….. v

PERNYATAAN ………………………………………………… vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………...... vii

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xvi

DAFTAR DIAGRAM ………………………………………………….. xvii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………… 6

1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………… 8

1.4 Rumusan Masalah…………………………………………… 8

1.5 Tujuan Penelitian ……………………………………………. 9

1.6 Manfaat Penelitian…………………………………………… 9

1.6.1 Manfaat Teoritis ……………………………………………….. 9

1.6.2 Manfaat Praktis ………………………………………………… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............ 11

2.1 Kajian Pustaka ………………………………………………. 11

2.2 Landasan Teoretis …………………………………………… 13

2.2.1 Hakikat Menulis Kreatif ……………………………………… 14

2.2.1.1 Definisi Menulis Kreatif ………………………………... 14

2.2.1.2 Tujuan Menulis Kreatif ..................................................... 17

2.2.2 Hakikat Puisi ................................................................... 19

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xi

2.2.2.1 Pengertian Puisi ………………………………………. 20

2.2.2.2 Unsur-unsur Pembangun Puisi ……………………….. 21

2.2.2.2.1 Diksi …………………………………….. …… 22

2.2.2.2.2 Pengimajian ……………………………………. 23

2.2.2.2.3 Kata Konkrit ……………………………………. 23

2.2.2.2.4 Bahasa Figuratif ………………………………… 23

2.2.2.2.5 Versifikasi ……………………………….……… 30

2.2.2.2.6 Tipografi…………………………………………. 31.

2.2.2.2.7 Tema………………………………………...….... 32

2.2.2.2.8 Perasaan, nada, …………………………….…….. 33

2.2.2.2.9 Suasana………………………………………….... 34

2.2.2.2.10 Amanat ………………………………….……… 34

2.2.2.3 Langkah-langkah Menulis Cerpen ………………………. 34

2.2.3 Pendekatan Emoitif- Imajinatif …………….............................. 35

2.2.4 Hakikat Media..................................................................... 41

2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Emoitif- Imajinatif…… 44

2.2.6 Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Pendekatan Emotif- Imajinatif

Media Audiovisual ………………………………….............. 44

2.3 Kerangka Berpikir …………………………………………… 46

2.4 Hipotesis Tindakan ………………………………………….. 48

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 49

3.1 Desain Penelitian ……………………………………………. 49

3.1.1 Proses Tindakan Siklus I ……………………………… 50

3.1.1.1 Perencanaan …………………………………………… 50

3.1.1.2 Tindakan ……………………………………………… 51

3.1.1.3 Observasi …………………………………………….. 52

3.1.1.4 Evaluasi………………….………………………………. 52

3.1.1.5 Refleksi ……………………………………………….. 53

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II ………………………………. 54

3.1.2.1 Perencanaan ………………………………………….. 54

3.1.2.2 Tindakan ……………………………………………… 54

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xii

3.1.2.3 Observasi …………………………………………….. 55

3.1.2.4 Refleksi ………………………………………………. 55

3.2 Subjek Penelitian …………………………………………….. 56

3.3 Variabel Penelitian …………………………………………… 56

3.3.1. Keterampilan Menulis Puisi ………………………………… 57

3.3.2 Pendekatan Emotif- Imajinatif……………...............…………… 57

3.4 Instrumen Penelitian …………………………………………. 58

3.4.1. Bentuk Instrumen ……………………………………………... 55

3.4.1.1 Instrumen Tes ……………………………………………. 55

3.4.1.2. Instrumen Nontes ……………………………………….. 69

3.4.1.2.1. Lembar Observasi …………………………….. 69

3.4.1.2.2. Pedoman Wawancara …………………………. 70

3.4.1.2.3. Jurnal …………………………………………. 71

3.4.1.2.4. Dokumentasi Foto ……………………………. 72

3.4.1.2.5 Angket Check List............................................. 73

3.4.2 Uji Validitas ……………………………………………….. 74

3.5 Teknik Pengumpulan Data …………………………………... 74

3.5.1. Teknik Tes ……………………………………………………. 74

3.5.2. Teknik Nontes ………………………………………………… 75

3.5.2.1. Observasi ………………………………………………… 75

3.5.2.2. Wawancara ………………………………………………. 76

3.5.2.3. Jurnal …………………………………………………….. 76

3.5.2.4. Dokumentasi Foto ………………………………… ……. 67

3.6 Teknik Analisis Data ………………………………………... 77

3.6.1. Teknik Kuantitatif …………………………………………….. 77

3.6.2. Teknik Kualitatif ……………………………………………… 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….. 80

4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………… 81

4.1.1 Hasil Siklus I …………………………………………. 81

4.1.1.1 Hasil tes …………………………………………………. 82

4.1.1.1.1 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi…………. 84

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xiii

4.1.1.1.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian …… 85

4.1.1.1.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek kata Konkrit…… 86

4.1.1.1.4.Hasil Tes Menulis Puisi Aspek bahasa Figuratif... 87

4.1.1.1.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi…….. 88

4.1.1.1.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi …….. 89

4.1.1.1.7 Hasil Tes Menulis Puisi AspekTema …….. 90

4.1.1.1.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perasaan, Nada…. 91

4.1.1.1.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana………… 92

4.1.1.1.10 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat………. 93

4.1.1.2 Hasil Nontes ……………………………………………… 94

4.1.1.2.1 Hasil Observasi ………………………………… 94

4.1.1.2.2 Hasil Jurnal ……………………………………. 99

4.1.1.2.3 Hasil Check List ……………………………….. 104

4.1.1.2.4 Hasil Wawancara ………………………………. 105

4.1.1.2.5 Hasil Dokumentasi Foto …………………......... 108

4.1.1.3 Refleksi Siklus I …………………………………………. 113

4.1.2 Hasil Siklus II ……………………………………………. 117

4.1.2.1 Hasil Tes ………………………………………………… 117

4.1.2.1.1 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi…………. 120

4.1.1.1.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian …… 121

4.1.1.1.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek kata Konkrit…… 122

4.1.1.1.4.Hasil Tes Menulis Puisi Aspek bahasa Figuratif... 123

4.1.1.1.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi…….. 124

4.1.1.1.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi …….. 125

4.1.1.1.7 Hasil Tes Menulis Puisi AspekTema …….. 126

4.1.1.1.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perasaan, Nada… 127

4.1.1.1.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana………… 128

4.1.1.1.10 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat………. 129

4.1.2.2 Hasil Nontes …………………………………………….. 130

4.1.2.2.1 Hasil Observasi ………………………………... 130

4.1.2.2.2 Hasil Jurnal ……………………………………. 131

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xiv

4.1.2.2.3 Hasil Check List ………………………………. 138

4.1.2.2.4 Hasil Wawancara …………………………........ 138

4.1.2.2.4 Hasil Dokumentasi Foto ……………………... 141

4.1.2.3 Refleksi Siklus II ………………………………………… 147

4.2 Pembahasan ………………………………………………….. 148

4.2.1 Peningkatan Hasil Tes Menulis Puisi Melalui Pendekatan

Emotif- Imajinatif Dengan Media Audiovisual Pada Siswa

Kelas VII C SMP N 2 Sulang .................................................... 148

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas VII C pada Siswa SMP N 2

Sulang Terhadap Pembelajaran Menulis Puisi Melalui

Pendekatan Emotif- Imajinatif Media

Audiovisual.............................................................................. .... 152

BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 156

5.1 Simpulan …………………………………………………….. 155

5.2 Saran ………………………………………………………… 157

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 158

LAMPIRAN ....…………………………………………………………. 159

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Penilaian Tes Menulis Puisi

Tabel 2. Aspek Penilaian Tes Menulis Puisi

Tabel 3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

Tabel 4 Hasil Tes Menulis Puisi Siklus I

Tabel 4.1 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi

Tabel 4.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian

Tabel 4.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kata Konkrit

Tabel 4.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Bahasa Figuratif

Tabel 4.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi

Tabel 4.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi

Tabel 4.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tema

Tabel 4.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perasaan, Nada

Tabel 4.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana

Tabel 4.10 hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat

Tabel 5 Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus II

Tabel 5.1 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi

Tabel 5.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian

Tabel 5.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kata Konkrit

Tabel 5.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Bahasa Figuratif

Tabel 5.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi

Tabel 5.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi

Tabel 5.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tema

Tabel 5.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perasaan, Nada

Tabel 5.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana

Tabel 5.10 hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat

Tabel 6 Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus I dan Siklus II

Tabel 7 Perbandingan Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 2 Sikap Siswa Saat Guru Memberikan Penjelasan

Gambar 3 Sikap Siswa Saat Kegiatan Imajinasi

Gambar 4 Sikap Siswa Saat Proses Penulisan Ide

Gambar 5 Sikap Siswa Membacakan Puisi di depan Kelas

Gambar 6 Sikap Siswa Saat Guru Memberikan Penjelasan

Gambar 7 Sikap Siswa Saat Kegiatan Imajinasi

Gambar 8 Sikap Siswa Saat Proses Penulisan Gagasan

Gambar 9 Sikap Siswa Saat Kegiatan Menulis Puisi

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Hasil Tes Menulis Puisi Siklus I

Diagram 2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I

Diagram 3 Peningkatan Hasil Tes Menulis Puisi Siklus I dan Siklus II

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar manusia untuk

menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia peserta didik dengan cara

mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Dalam penjelasan

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 disebutkan pada hakikatnya pendidikan

dalam konteks pengembangan nasional mempunyai fungsi: pemersatu bangsa,

penyamaan kesempatan, dan pengembangan potensi diri. Pasal 19 ayat 1

Peraturan Pemerintah tersebut menerangkan bahwa proses pembelajaran pada

satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif serta

memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dengan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan pengembangan fisik, serta psikologis peserta didik

(Peraturan Pemerintah Nomor : 19, 2005 : Pasal 19 ayat 1). Tujuan utama

pembelajaran sastra adalah agar siswa memiliki kemampuan mengapresiasi karya

sastra. Apresiasi sastra adalah menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh

sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan

kepercayaan yang baik terhadap karya sastra. Perilaku kegiatan apresiasi dapat

berupa kegiatan secara langsung dan kegiatan secara tidak langsung.

Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra

belajar menghargai manusia dan kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

2

Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk

berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Serta

menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Menulis

adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Menulis merupakan salah satu cara untuk melegakan perasaan, juga sebagai

pengungkapan diri. Menulis membutuhkan ketekunan, kesabaran dan keahlian

berkata-kata apa yang ditulisnya dapat dipahami orang lain. Menulis adalah

sebuah eksotisme, membantu menahan derita, menanggulangi masalah dan

bahkan membuatnya semakin indah.

Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara

berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) siswa. Menulis tidak

ubahnya melukis, siswa banyak memiliki gagasan untuk dituangkan ke dalam

tulisan. Menulis juga merupakan kebutuhan utama dalam proses transfer dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Ketrampilan menulis adalah kemampuan

menggunakan bahasa secara tertulis untuk menyampaikan informasi suatu

peristiwa sehingga timbul komunikasi.

Materi pengajaran Bahasa Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu materi sastra

dan materi bahasa. Pengajaran sastra mempunyai peranan yang penting dalam bentuk

watak, kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan bersastra pada siswa. Pengajaran sastra membuat siswa dapat

mengenal dan menikmati hasil karya sastra itu sendiri. Selain itu, dalam pengajaran

sastra siswa dapat menggunakan ide, gagasan, ataupun pendapat yang menjadi ekspresi

siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memperkaya nuansa batin dan mampu

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

3

menubah pola pikiran siswa yang akhirnya dapat mempengaruhi tanggapan siswa

terhadap dirinya, alam sekitar dan Sang Pencipta.

Sistem pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah-sekolah

menengah belum menampakkan adanya gejala-gejala perubahan yang menuju

kearah perbaikan (Afrarudin 1990 : 37). Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra yang

demikian kompleks itu masih dipegang oleh seorang guru. Perlu diperhatikan

dalam pengajaran sastra, seorang guru harus memperhatikan teknik mengajar

yang meliputi proses pembelajaran dan materi yang diajarkan. Hal itu bertujuan

untuk membantu siswa memunculkan ide-ide baru dan mewujudkan konsepsi

menjadi kenyataan (Rahmanto 1988 : 37). Guru harus mampu menciptakan

lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan kondisional. Lingkungan

kondisional dalam suatu aktifitas pembelajaran, meliputi beberapa penggolongan

ruang kelas, sumber belajar (Depdiknas 2003 : 13), sehingga indikator dalam

pembelajaran akan tercipta secara maksimal. Pentingnya pembelajaran sastra di

sekolah, termasuk pembelajaran menulis puisi, guru harus berusaha untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan berbagai upaya dan metode yang

diajarkan. Karena pembelajaran sastra khususnya puisi sampai saat ini

menghadapi sebagai masalah. Masalah yang dihadapi antara lain jumlah dan mutu

buku teks yang dipergunakan, proses pembelajaran yang cenderung monoton dan

hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.

Keindahan puisi terdiri atas dan keindahan yaitu keindahan etis dan

keindahan estetis. Keindahan etis yaitu keindahan yang berkaitan dengan isi yang

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

4

disampaikan oleh penyair. Keindahan estetis adalah keindahan yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur pembangun puisi (Suharianto 2006 : 6).

Keindahan puisi yang bersifat etis adalah keindahan yang berupa nilai-

nilai yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Nilai tersebut diperoleh

diluar karya sastra atau unsure ekstrinsik. Unsur ekstrinsik puisi yang nilai

didaktis atau pendidikan nilai sosial, nilai kebangsaan dan nilai ketuhanan.

Keindahan puisi yang bersifat estetis adalah keindahan puisi yang bersumber dari

unsur pembangunan yang berasal dari dalam puisi atau unsur instriksik. Unsur

instrinsik puisi adalah tema, imajinasi, diksi, majas, rima, irama, dan suasana.

Nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik pada puisi dapat menjadikan siswa arif dan

bijaksana dalam menyiapkan kehidupan.

Berkata dengan pembelajaran puisi, berdasarkan hasil observasi yang

pernah dilakukan peneliti di SMP N 2 Sulang, menulis puisi telah diajarkan tetapi

mengalami berbagai hambatan. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diperoleh

dari guru pengampu mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang

menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi karena belum

mampu dalam menentukan tema, membayangkan hal-hal yang akan ditulis. Siswa

mengalami kesulitan untuk mencari bahasa yang khas untuk mengapresiasikan

apa yang dibayangkan. Kebingungan siswa merupakan suatu kendala

pembelajaran menulis puisi di sekolah. Selain itu, dalam pembelajaran guru masih

menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah.

Proses pembelajaran sastra menulis puisi seperti itu kurang mencapai

hasil yang maksimal karena siswa hanya melaksanakan tugas dari guru sehingga

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

5

siswa kurang kreatif, sehingga ekspersinya terbatas karena siswa hanya

melaksanakan tugas dari guru. Misal, apa yang dilakukan siswa kelas VII

khususnya kelas VII C pada saat mereka menerima materi yang disampaikan oleh

guru, dimana pada saat guru menerangkan materi yang sedang di bahas didepan

kelas, kebanyakan dari siswa hanya mengobrol dengan teman-temanya sehingga

membuat kelas menjadi gaduh. Kondisi itu disebabkan didalam prose belajar

mengajar hanya terjadi satu arah saja yaitu yang diberikan oleh guru. Padahal,

tujuan pembelajaran sastra adalah agar siswa mampu berekspresi, menikmati dan

memahami karya sastra. Selain, metode yang kurang bervariasi selama ini proses

pembelajaran dilakukan tanpa memperhitungkan daya tarik siswa. Misalnya saja,

dengan bantuan media audiovisual sehingga tidak membuat siswa menjadi jenuh.

Kejenuhan siswa dalam pembelajaran sastra disebabkan juga oleh

kurang berminatnya siswa dalam belajar sastra. Mereka beranggapan bahwa sastra

adalah pelajaran yang paling sulit, sejak awal siswa kurang tertarik pada sastra.

Selain itu, peletakan jam pelajaran kurang efektif, misalnya jam pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia diletakkan pada jam terakhir. Hal ini kurang mendukung

dalam pembelajaran karena siswa sudah lelah. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sasrtra Indonesia, guru sering

berpedoman pada rencana pembelajaran yang terdahulu dan kurangnya

pembangunan rencana tersebut dan pada akhirnya tidak ada unsur kreatif dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

Penilaian ini menggunakan pendekatan emotif – imajinatif dengan media

audiovisual karena pendekatan dan penggunaan media tersebut merupakan

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

6

penggabungaan sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Dengan

menggunakan pendekatan emotif, imajinatif, dirasa cocok untuk pembelajaran

menulis puisi karena pendekatan emotif – imajinatif menawarkan pembelajaran

yang menekankan proses dan hasil. Tetapi jauh dari itu, siswa dianjurkan

bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar

(De Porter dalam Zein, 2008 : 3).

Penelitian memilih pembelajaran menulis puisi karena sampai saat ini

belum menemukan skripsi yang membahas menulis puisi melalui pendekatan

emiotif – imajinatif dengan media audiovisual. Atas dasar itulah penulis mencoba

membahas masalah peningkatan ketrampilan menulis dengan pendekatan emotif –

imajinatif menggunakan media audiovisual diharapkan dapat memberikan

pengalaman baru yang menyenangkan bagi siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang muncul dalam keterampilan menulis puisi dapat

dipengaruhi oleh faktor siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Masalah yang

dialami siswa yaitu masih rendahnya kemampuan menulis puisi sebagai

keterampilan yang sulit dilakukan. Puisi yang dibuat siswa cenderung mampu

mengungkapkan gagasan, diksi, seta rima yang dipilih kurang menarik, sehingga

tidak mampu mendukung makna puisi yang ditulis.

Masalah yang dialami oleh guru yaitu pendekatan dalam pembelajaran

yang digunakan guru kurang tepat. Selama ini pendekatan yang digunakan guru

masih tradisional dan kurang bervariasi. Ceramah menjadi pilihan utama dalam

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

7

pembelajaran sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan teori saja. Hal ini

menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran tersebut. Guru

tidak cukup hanya menerapkan metode ceramah saja, tetapi diperlukan suatu

pendekatan pembelajaran yang mampu merangsang kreatifitas siswa agar

menggunakan ide penulisan puisi, karena kemahiran guru dalam menerapkan

pembelajaran sangat mempengaruhi perilaku siswa dan juga terhadap hasil belajar

siswa. Cara yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ini adalah dengan

mengubah pendekatan dalam pembelajaran.

Rendahnya hasil yang diperoleh siswa karena siswa tidak terbiasa dilatih

menulis sastra. Mengatasi hal tersebut, guru sebaiknya membiasakan dan melatih

siswa untuk menulis.

Dalam lingkungan sekolah, kurangnya pelaksanaan kegiatan yang

berkaitan dengan menulis sastra (seperti pengadaan mading tentang sastra,

kegiatan perlombaan menulis sastra antar kelas, kegiatan menulis sastra)

menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk menulis sastra. Mengatasi masalah

ini, guru dan pihak sekolah hendaknya sering mengadakan kegiatan

ekstrakurikuler tentang kesastraan, dan menyediakan tempat untuk mengadakan

mading sekolah di tempat yang strategis agar siswa tertarik dan berminat untuk

ikut berpartisipasi dalam pembuatan mading sekolah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran sastra

khususnya dalam ketrampilan menulis. Tetapi karena adanya keterbatasan dalam

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

8

pembelian ini, maka penelitian hanya membatasi permasalahan kurangnya ketrampilan

menulis puisi siswa yang disebabkan oleh kurang tepatnya dan media pembelajaran

yang digunakan guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti akan menerapkan

emotif – imajinatif dengan media audiovisual agar dapat meningkatkan ketrampilan

siswa dalam menulis puisi dan agar siswa tidak merasa bosan, jenuh dan terlibat penuh

dalam proses pembelajaran. Sehingga terjadi perubahan perilaku siswa setelah

mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui penerapan pendekatan emotif –

imajinatif dengan media audiovisual.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas maka rumusan

permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar peningkatan menulis puisi pada siswa kelas VII C SMP

Muhammadiyah Semarang melalui pendekatan emotif – imajinatif dengan

media audiovisual.

2. Bagaimana perubahan perilaku belajar siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang

setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif –

imajinatif melalui media audiovisual.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah :

1. Mendiskripsikan peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi

dengan menggunakan pendekatan emotif – imajinatif melalui media

audiovisual siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang.

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

9

2. Mendiskripsikan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti menulis

puisi dengan menggunakan pendekatan emotif – imajinatif melalui media

audiovisual siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang .

1.6 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dari penelitian yang dilakukan ini akan diperoleh

manfaat teoritis dan manfaat praktis :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan tentang pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia khususnya pembelajaran menulis puisi.

b. Menambah teori-teori dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis puisi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru yaitu memberikan alternatif pemilihan pendekatan

dan media pembelajaran menulis puisi dan dapat mengembangkan

keterampilan guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam

menerapkan pembelajaran dengan pendekatan emotif – imajinatif

melalui media audiovisual.

b. Manfaat bagi peneliti yang dapat memperkaya wawasan tentang

penggunaan komponen pemodelan dengan pendekatan emotif –

imajinatif melalui media audiovisual dalam pembelajaran.

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

10

c. Manfaat bagi lembaga pendidikan adalah adanya peningkatan kualitas

pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan pendekatan emotif –

imajinatif melalui media audiovisual.

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian ini murni beranjak dari awal jarang ditemui karena biasanya

suatu penelitian mengacu pada penelitian yang dapat dijadikan sebagai titik tolak

dalam penelitian selanjutnya ( Arikunto 1997:24 ) . Peninjauan terhadap

penelitian lain sangat penting sebab di gunakan untuk mengetahui revelensi

penelitian yang telah lampau dengan penelitian yang akan di laksanakan.

Peninjauan penelitian sebelumnya digunakan untuk membandingkan seberapa

besar keaslian dari penelitian yang akan dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas tentang menulis puisi merupakan penelitian yang

menarik. Banyaknya penelitian tenmtang menulis puisi tersebut dapat dijadikan

salah satu bukti bahwa menulis puisi di sekolah – sekolah sangat menarik untuk di

teliti. Penelitian melukiskan puisi telah banyak dilakukan antara lain oleh Hasyim

( 2001 ) , Fatoni ( 2002 ) , Kurnia ( 2005 ) , Fauziah ( 2006 )

Hasyim ( 2001 ) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Menulis puisi yang bertemakan Pengalaman Pribadi dengan Metode

Karya Wisata di SMP Muhammadiyah 7 Pengandol Kendal, menunjukkan

bahwakemampuan siswa dalam menulis puisi meningkat setelah digunakan

metode karya wisata dalam pembelajaran menulis puisi. Selain itu, hasil penelitian

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

12

menunjukkan bahwa metode karya wisata dapat menciptakan suasana

pembelajaran menjadi kondusif dan menyenangkan.

Fatoni (2002 ) menullis skripsi berjudul Kemampuan Menulis Puisi

Melalui Metode Karya Wisata pada siswa kelas II MA Nahdlatus Syiban Sayung

Kabupaten Demak. Penelitian Fatoni tidak jauh berbeda dengan penelitian

Hasyim (2001). Hasil penelitian yang diperoleh adalah nilai rata- rata skor pada

tes awal sebelum diberi perlakuan sebesar 64,2. Pada siklus I nilai rata- rata 73,5

dan pada siklus II menjadi 78,3. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 1,45% dari

tes awal ke siklus I, sedangkan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 1, 63 %

. Penelitian ini mempunyai keterkaitan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama –

sama meneliti tentang ketrampilan puisi, hanya saja penelitian yang di lakukan

oleh Fatoni menggunakan metode karya wisata sedangkan peneliti menggunakan

media audiovisual sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi.

Kurnia ( 2005 ) menulis skripsi berjudul Penerapan Model Pembelajaran

dan sistem penilaian Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Keterampilan

Menulis Puisi siswa kelas VII F SMP 40 Semarang, menunjukkan keterampilan

menulis puisi kreatif puisi siswa tersebut mengalami peningkatan 30,60 % setelah

mengikuti pembelajaran menulis kreatif puisi dengan model pembelajaran sistem

penilaian berbasis portofolio. Hasil rata – rata tes menulis puisi pada pratindakan

sebesar 59,86 % dan pada siklus I meningkat sebesar 15,27 sedangkan pada siklus

II meningkat lagi sebesar 13,30 %

Fauziah ( 2006 ) menulis skripsi berjudul Peningkatan Kemampuan

Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung pada siswa

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

13

kelas VII F SMP 16 Semarang tahun pembelajaran 2005/2006 . Menyimpulkan

bahwa nilai rata – rata skor pada tes awal sebelum diberi perlakuan sebesar 64,56

%, Hingga terjadi peningkatan 59,55 % pada siklus I dan pada siklus II meningkat

8,73 %. . Dengan menghadirkan teknik objek secara langsung,ternyata

kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat setelah membandingkan hasil tes pratindakan, hasil tes siklus I, dan hasil

tes siklus II. Penelitian ini mempunyai keterlibatan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu sama – sama meneliti kemampuan menulis puisi,

hanya saja teknik atau pendekatannya berbeda.

Berdasarkan sumber dan penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa,

peneliti ingin meneliti keterampilan menulis puisi dengan pendekatan sugestif-

imajinatif dengan media audiovisual pada siswa SMP Mahamadiyah 3 Semarang.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian

sebelumnya merupakan penelitian tentang menulis puisi dengan metode karya

wisata dan pendekatan kontekstual pada siklus I dan II dengan hasil meningkat

yang menggunakan cara pembelajaran yang berbeda-beda. Sedangkan penelitian

sekarang ini meneliti tentang keterampilan menulis puisi dengan pendekatan

emotif imajinatif merupakan peraduan yang dapat digunakan sebagai untuk

meningkatkan menulis puisi pada siswa SMP.

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

14

2.2 Landasan Teoritis

2.2.1 Hakikat Menulis Kreatif

Hakikat menulis kreatif telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli,

baik berupa definisi dan tujuan menulis kreatif. Hal tersebut dapat dilihat dari

uraian berikut ini.

2.2.1.1 Definisi Menulis Kreatif Puisi

Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk

tulisan. Salah satu jenis kegiatan menulis adalah menulis kreatif. Menulis kreatif

pada hakikatnya dapat berupa puisi, drama, dan cerpen. Puisi menurut Waluyo

(2000:78) mengemukakan bahwa puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan

yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun

dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan

mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin.

Menulis kreatif memiliki kecenderungan bersifat ekspresif, sugestif, dan

asosiatif. Ekspresif maksudnya adalah setiap bunyi yang dipilih, setiap kata yang

dipilih, dan setiap methapor yang dihadirkan harus berfungsi bagi kepentingan

ekspresi, mampu memperjelas gambaran dan mampu menimbulkan kesan yang

kuat. Sugestif maksudnya adalah bersifat menyarankan dan mempengaruhi

pembaca serta menyenangkan dan tidak memaksa. Asosiatif maksudnya mampu

membangkitkan pikiran dan perasaan yang merambat, tetapi masih berkisar

diseputar makna konvensial atau makna konotatif yang sudah lazim.

Menurut Suharianto (2005) dalam menulis karya sastra ada dua hal

penting yang amat dominan dalam setiap karya sastra kepengalaman. Kedua hal

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

15

tersebut adalah daya imajinasi dan daya kreasi. Daya imajinasi adalah daya

“membayangkan” atau “menghayalkan” segala sesuatu yang pernah menyentuh

perasaan atau singgah dalam pikiranya. Sedangkan daya kreasi adalah daya “

menciptakan” sesuatu yang baru, kemampuan menghadirkan sesuatu yang lain

daripada yang pernah ada. Seorang pengarang harus mampu menggabungkan

imajinasi dan kreatifitas karya yang bagus.

Trianto (2002:2) menyebutkan bahwa tulisan kreatif bersifat apresiatif dan

ekspresif. Apresiatif maksudnya adalah melalui kegiatan menulis kreatif orang

dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali

secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks- teks kreatif karya orang lain

dengan caranya sendiri dan memanfaatkan hal tersebut dalam kehidupan nyata.

Apresiatif dapat juga berarti karya sastra pada dasarnya merupakan hasil

penafsiran kehidupan yang di lakukan oleh sastrawan. Ekspretif disebut dan

merancang, dalam arti kita dimungkinkan mengekspresikan dan memgungkapkan

berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita untuk

dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan keratif sebagai sesuatu yang

bermakna.

Menurut Roekhan ( dalam Hidayah 2007:14) proses penulisan kreatif pada

hakikatnya yaitu proses penciptaan karya sastra. Proses itu dimulai dari : (1)

memunculkan ide dalam bentuk penulis, (2) menangkap dan merenungkan ide

tersebut, (3) mematangkan ide agar menjadi jelas dan utuh, (4) membahas ide

tersebut dan merancang dan diakhiri dengan (5) menuliskan ide tersebut dalam

bentuk karya sastra.

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

16

Tarigan (1986:3-4) menulis puisi sebagai salah satu aspek kemampuan

bersastra merupakan suatu proses pengembangan. Menulis merupakan suatu

kegiatan yang produktif dan efektif. Menurut Hairston (Darmadi dalam Gamar

Fauziayah 2006:15), menulis atau mengarang memiliki arti penting yaitu : 1)

dapat merangsang pikiran, 2) dapat memunculkan ide baru, 3) dapat melatih

kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide, 4) dapat

melihat sikap objektif yang pada diri seseorang, 5) dapat membantu diri untuk

menyerap dan memproses informasi, 6) akan memungkinkan untuk berlatih

memecahkan beberapa masalah sekaligus, 7) dalam bidang ilmu akan

memungkinkan untuk menjadi aktif dan bukan hanya menjadi penerima

informasi, 8) dalam menulis fiktif memungkinkan untuk melatih emosi dalam

rangka pendendalian ekspresif diri.

Ketrampilan atau kempuan menulis puisi adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan

menggunakan bahasa yang bersifat litere (Depdiknas dalam Fauzitah 2006:16).

Menulis puisi merupakan wujud komunikasi tidak langsung (bahasa tulis)

yang menekankan pada ekspresi diri, emosi, gagasan dan ide. Selain itu,

ketrampilan menulis puisi merupakan proses aktivitas berfikir manusia secara

produktif ekspresif serta didukung oleh proses pengetahuan, kebahasaan, dan

teknik penulisan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan

menulis puisi adalah kegiatan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara

apresiatif dalam bentuk puisi sebagai sesuatu yang bermakna dengan

memanfaatkan berbagai pengalaman dalam kehidupan nyata.

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

17

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif puisi adalah

melahirkan pikiran atau perasaan melalui rangkaian kata yang disusun

berdasarkan kreatifitas, kemampuan bahasa, dan kemampuan sastra. Menulis

kreatif adalah penciptaan karya sastra yang bersifat apresiatif, ekspresif, dan

kreasi yang didasarkan pada kehidupan manusia yang mempunyai nilai- nilai yang

bermakna dalam kehidupan yang mengarah, dan meningkatkan kualitas hidup

sebagai manusia.

2.2.1.2 Tujuan Menulis Kreatif

Setiap jenis tulisan yang dibuat mengandung beberapa tujuan. Menurut

Jabrohim (2003:71) mengemukakan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh orang-

orang yang memilih bidang sastra sebagai “ lahan” kegiatan yakni bersifat

apresiatif dan ekspresif. Apresiatif maksudnya bahwa melalui kegiatan bersastra

orang dapat mengenal, menyenangi, menikmati, dan memungkinkan menciptakan

kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam sastra dengan caranya

sendiri, serta memanfaatkan berbagai hal tersebutdalam kehidupan nyata.

Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau

mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam

diri kita untuk dikomunikasikan kepada orang lain melalui ( karya) sastra, sebagai

sesuatu yang bermakna.

Hugo Hartig ( dalam Tarigan 1986: 24-25) mengungkapkan bahwa tujuan

menulis adalah sebagai berikut:

(1) Assigment Purpose ( tujuan penuguasan)

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

18

Tujuan penugasan sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis hanya

menulis karena ditegaskan, bahkan atas kemajuan sendiri.

(2) Altruistic Purpose ( tujuan alturistik)

Penulis bertujuan menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para

pembaca, ingin menolong para remaja memahami, menghargai perasaan, dan

penalaranya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya.

(3) Persuasive Purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang

di utarakan.

(4) Self-expressive Purpose ( tujuan penyesuaian diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada pembaca.

(5) Creative Purpose ( tujuan kreatif)

Tujuan tang bertujuan mencapai nilai- nilai artistik, nilai- nilai kesenian.

(6) Problem Solving Purpose ( tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.

Dalam proses pengajaran, pembelajaran menulis pada dasarnya

dilaksanakan untuk mencapai tujuan- tujuan berikut:

(a) mendorong siswa untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab,

dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara berhati- hati,

integritas, dan sensitif.

(b) merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelek siswa

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

19

(c) menghasilkan tulisan atau karangan yang bagus, tepat, jelas, dan ekonomis

penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu yang

terkandung dalam hati dan pikiran.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan menulis

kreatif adalah dengan kegiatan bersastra orang dapat mengenal, menyenangi, dan

menikmati, serta menciptakan tulisan- tulisan yang lebih kreatif. Selain itu, untuk

dapat mengungkapkan berbagai pengalaman yang dikomunikasikan kepada orang

lain.

Tujuan lain yang erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri yaitu

tujuan kratif. Akan tetapi keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan

melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic atau seni yang

ideal, seni yang menjadi idaman.

Melalui tulisannya, penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta

menjelajahi dan meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan

sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca. Kegiatan menulis

seperti ini memiliki tujuan memecahkan masalah (problem solving).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan menulis memiliki

tujuan yang beragam. Oleh karena itu, kegitan menulis menghasilkan beragam

jenis tulisan sesuai dengan maksud dan tujuan penulis.

Teori tentang menulis yang akan di paparkan di sini meliputi hakekat

menulis, fungsi menulis, tujuan menulis, jenis menulis dan manfaat menulis.

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

20

2.2.2 Hakikat Puisi

Teori tentang puisi yang akan dipaparkan pada bagian ini meliputi

:pengertian puisi, unsur - unsur puisi, jenis puisi, aspek yang dinilai dalam

penulisan puisi.

2.2.2.1 Pengertian Puisi

Waluyo (2005:2) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur

fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah pengungkapan kembali segala peristiwa

atau kejadian yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Badrun (1989:2) menyatakan bahwa puisi pada hakikatnya

mengkomunikasikan pengalaman yang penting-penting karena puisi lebih terpusat

dan terorganisasi. Pradopo (2002:12) menyatakan puisi adalah hasil kratifitas

manusia yang diwujudkan lewat susunan kata yang mempunyai makna. Puisi

merupakan susunan kata yang pada masing-masing baris terdapat persajakan

tertentu.

Kata “puisi” berasal dari bahasa Yunani : “poieo” atau “pio” atau”poetes”

yang berarti (1) membangun, (2) menyebabkan, menimbulkan, dan (3) membuat

puisi. “poetes” berarti poembuat puisi atau penyair (Muljana dalam Baribin

1990:1). Menurut Baribin puisi berarti ucapan yang dibuat, maksudnya ucapan

yang tidak langsung. Pengertian ini lawan dari pengertian prosa (berasal dari

bahasa Yunani : oratio sprovosa) yang berarti ucapan langsung (1990:1). Masih

menurut Baribin, puisi merupakan ungkapan perasaan, kesan atau kenangan

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

21

dengan pengucapan yang memusat, padat, dan intensif. Puisi adalah cipta sastra

berwujud lirik (Beribin 1990:3).

Berdasarkan pengertian di atas, para ahli mempunyai perbedaan-perbedaan

dalam memaparkan pengertian tentang puisi. Namun, kalau di pelajari lebih

mendalam pendapat-pendapat itu mencerminkan sebuah karya sastra kreatif

terhadap unsure-unsur yang sama, yaitu bentuk, emosi, ide, nada, imajinatif,

irama, suasana kata, pemikiran, kesan, panca indra, kepadatan, kata-kata kias, dan

perasaan yang bercampur baur sebagai cetusan sukma, penghayatan, terhadap

pengungkapan pikiran dan perasaan sebagai alat ekspresi atau sebuah terjadi

pengkonsentrasian pemadatan segala unsur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi

merupakan hasil penguangakpan kembali pengalaman batin manusia, yang di

wujudkan melalui bahsa yang estetis dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan

struktur batinya serta di padatkan kata-kata dalam bentuk teks.

2.2.2.2 Unsur-unsur puisi

Unsur-unsur puisi tidaklah berdiri sendiri tetapi merupakan sebuah

struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan unsur yang satu dengan yang lainnya

menunjukkan hubungan keterlibatan satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur yang

terdapat dalam puisi ada tiga yaitu 1) tema, 2) daya baying terdiri atas kata-kata

kiasan, lambang-lambang, pigiran-piguran bahasa dan 3) rima dan irama

(Suharianto (1982:49-55).

Menurut Waluyo (2000:71) puisi terdiri atas dua struktur fisik dan struktur

batin. Struktur fisik puisi adalah diksi, pengimajian, kata kongret, bahasa firgurati,

(majas), versifikasi, dan tata wajah (tipografi), sedangkan struktur batin puisi

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

22

meliputi tema, perasaan, nada, dan suasana, serta amanat atau pesan yang

terkandung dalam puisi.

2.2.2.2.1 Unsur fisik

a. Diksi

Berfield dalam Pradopo (1987:54) mengemukakan bahwa bila kata-kata

di pilih di susun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya

menimbulkan atau di maksudkan untuk menimbulkan imajinasi estetik, maka

hasilnya itu disebut diksi puitis

Waluyo (2000:66-130) mengungkapkan bahwa diksi merupakan pilihan

kata. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif, dan bersifat puitis.

Pembendaharaan kata pemyair sangat berperan dalam pemilihan kata.

Kedudukan kata dalam puisi sangat menetukan makna.

Aminuddin (2002:143) mengemukakan bahwa diksi merupakan

pemilihan kata untuk mengungkapkan suatu gagasan. Pemilihan kata yang

ditulis dalam puisi harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam

rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya dan

kedudukan kata dalam keseluruhan puisi. Pemilihan kata ini berbeda

disebabkan oleh latar belakang social budaya, pendidikan, agama, zaman,

bahkan selera penyair. Diksi yang baik harus komunikatif dengan situasi dan

mencakup jenis maslaah yang akan dikemukakan serta apa tujuan

pengemukakannya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan harus

memperhatikan tempat serta suasana lingkungan.

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

23

Berdasarkan pengertian tersebut, disimpulkan bhwa diksi merupkan

pilihan yang digunakan untuk mendapatkan kepuitisan dan nilai estetik puisi.

b. Pengimajian

Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang adapat

mengungkapkan pengalaman sensoris, pendengaran, dan perasaan.

Pengemajian menurut Waluyo (2000:79) di bagi menjadi tiga hal yaitu imaji

visual atau yang diwujudkan melalui pengalaman pendengaran, dan imaji taktik

yang diwujudkan dalam cita rasa.

c. Kata Konkrit

Waluyo (2000:81) kata kongkret merupakan kata-kata yang digunakan

penyair untuk menggambarkan suatu lukisan kedalaman atau suasana batin

dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Kata-kata yang

digunakan penyair haruslah dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh.

Dengan kata lain di perkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas

peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.

d. Bahasa figuratif

Pradopo (1993:62) mengemukakan bahwa bahasa figurative atau

bahasa kiasan dibagi menjadi tujuh macam , yaitu; perbandingan ( simile),

metafora, perumpamaan,epos (epic simile), personifikasi, metonimi,

sinekdok,alegori. Perbandingan atau simile adalah bahasa kiasan yang

menyamakan suatu hal dengan hal lain yang lain dengan mempergunakan

kata- kata perbandingan seperti bak, sebagai, seperti, semisal,dan lain- lain.

Metafora adalah bahasa kiasan yang menyamakan suatu hal dengan yang lain

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

24

tanpa mempergunakan kata pembanding. Perumpmaan epos adalah

perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dengan cara

melanjutkan sifat- sifat perbandinganya lebih lanjut. Dalam kalimat- kalimat

atau frase- frase yang berturut- turut. Personifikasi adalah kiasan yang

mempersamakan benda dengan manusia, benda di buat benda berbuat,berpikir

dan lain sebagainya seperti manusia. Metonimi adalah bahasa kiasan yang

berupa penggunaan sebuah atribut sebuah objek untuk menggantikan objek

tersebut. Sinekdok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang

penting dari suatu benda untuk menanamkan benda atau hal itu seniri. Alegori

adalah bahasa kiasan yang mempergunakan cerita kiasan atsupun lukisan

kiasan.

Menurut Suharianto (2005:32) yang dimaksud bahasa kias adalah

sarana untuk mencapai efek puitis yang dapat berupa kata, frasa,ungkapan

ataupun satuan sintaksis yang mempuyai makna lain dari makna harfiahnya.

Fungsi bahasa kias adalah sebagai sarana mengedepankan sesuatu atau

menonjolkan sesuatu dengan cara sesingkat- singkatnya, dan untuk

membangkitkan tanggapan pembaca.

Dalam diksi dan gaya bahasa ( Keraf 2002:113 ) gaya bahasa dapat

dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ( pemakai bahasa ). Gaya bahasa

sendiri menurut KBBI (2002:340 ) adalah pemakaian ragam tertentu untuk

memperoleh efek-efek tertentu. Gaya bahasa menurut Keraf (2002:112 )

meliputi :

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

25

a. Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata :

1. Gaya Bahasa Resmi

Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuk yang lengkap,

yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan yang sermi. Gaya

bahasa ini dipergunakan oleh mereka yang diharapkan

mempergunakannya dengan baik dan terpelihara.

2. Gaya Bahasa Tak Resmi

Gaya bahasa tak resmi merupakan gaya bahasa yang dipakai dalam

bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tak

formal. Gaya bahasa resmi juga sering disebut gaya bahasa yang umum

dan formal bagi kaum terpelajar.

3. Gaya Bahasa Percakapan

Gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-

kata percakapan. Gaya bahasa percakapan harus ditambahkan segi-segi

morfologis dan sintakisis, yang bersama-sama membentuk gaya bahasa

percakapan.

b. Gaya bahasa Berdasarkan Nada

1. Gaya Bahasa Sederhana

Gaya Bahasa ini sering dipakai untuk memberi perintah, instuksi,

pelajaran, perkuliahan dan sejenisnya. Untuk mempergunakan gaya bahasa

ini secara efektif, penulis harus mempunyai kepandaian dan pengetahuan

yang cukup. Gaya bahasa ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan

fakta-fakta atau pembuktian.

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

26

2. Gaya bahasa Mulia dan Bertenaga

Gaya bahasa ini sering digunakan dalam rangka pidato yang isinya

ajakan , ceramah , dan lain sebagainya. Nada yang agung dan mulai ini

akan sanggup menggerakkan emosi setiap pendengarnya. Dalam

keagungan , terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif dan

meyakinkan bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Gaya Bahasa Menengah

Gaya bahasa menengah merupkan gaya bahasa yang diarahkan

untuk usaha yang menimbulkan suasana senang dan damai, maka andanya

juga bersifat lemah lembut, penuh kasih sayang dan mengandung humor

yang sehat. Gaya bahasa menengah sifatnya lemah lembut, maka gaya

bahsa ini menggunakan metafora bagi pilihan katanya.

c. Gaya bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

1. Klimaks

Klimaks merupakan gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan

pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-

gagasan sebelumya. Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang

bersifat periodic. Klimaks disebut juga gradasi, istilah ini dipakai sebagai

istilah umum yang sebenarnya merujuk pada tingkat atau gagasan

tertinggi.

2. Antiklimaks

Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang

gagasannya diurutkan dari yang terpenting berurutan ke gagasan yang

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

27

kurang penting. Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur

mengendur. Antiklimaks kurang efektif, karena gagasan yang penting

ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca atau pendengar tidak

lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya.

3. Paralelisme

Paralelisme merupakan semacam gaya bahsa yang berusaha

mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata yang menduduki fungsi

yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama pula. Kesejahteraan

tersebut dapat pula berbentuk yang baik untuk menonjolkan kata atau

kelompok fungsinya sama.

4. Antitesis

Antitesis merupakan sebuah gaya bahasa yang mengandung

gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata

atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya bahasa antitesis ini

menggunakan unsure-unsur paralelisme dan kesinambungan kalimat.

5. Repetisi

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata atau bagian kalimat

yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks

yangs esuai.

d. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

1. Gaya Bahasa Retoris

a). Pleonasme

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

28

Pleonasme adalah acuan yang mengguankan kata-kata yang

lebih banyak dari pada yang diperlakukan untuk menyatakan satu

pikiran atau gagasab.

b). Eufemisme

Eufemisme adalah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak

menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan yang halus untuk

menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina,

menyinggung perasaan orang lain.

c). Litotes

Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk

menyatakan sesuatu tujuan merendahkan diri.

d). Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu

hal atau mengandung suatu pernyataan yang berlebihan.

e). Paradoks

Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung

pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.

2. Gaya Bahasa Kiasan

a). Simile

Simile merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit.

Perbandingan yang bersifat eksplisit adalah menyatakan sesuatu secara

langsung dengan hal yang lain. Menggunakan kata-kata: seperti, sebagai,

bagaikan, baik, laksana.

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

29

b). Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal

secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat tidak seperti simile

(menggunakan kata : seperti, sebagai, bagaikan, bak, laksana).

c). Personifikasi

Personifikasi merupakan semacam gaya bahasa kias yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak

bernyawa, seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Personifiaksi

merupakan suatu corak yang khusus dari metafora, yang mengkiaskan

benda-benda yang mati bertindak, berbuat, berbicara sama seperti

manusia.

d). Sinekdoke

Sinekdoke adalah semacam gaya bahasa figurative yang

mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan

(pars pro toto) atau mempergunakanlah keseluruhan untuk menyatakan

sebagian (totum pro parte).

e). Metonomia

Metonomia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan

sebuah kata untuk menyatakan sesuatu hal yang lain, karena mempunyai

pertalian yang dekat.

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

30

f). Ironi

Ironi adalah suatu gaya bahasa yang ingin menyatakan sesuatu

dengan maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-

katanya. Gaya bahasa ironi biasanya digunakan untuk menyindir.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah

bahasa yang di gunakan oleh pengarang yang bertujuan untuk memperoleh efek

tertentu.

e. Versifikasi

Menurut Jabrohim (2001: 53) versifikasi meliputi ritma, rima, dan

metrum. Ritma dikenal sebagai irama atau irama, yakni pergantian turun naik,

panjang pendek, terasa lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima

adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi pada akhir baris puisi

atau pada keseluruhan baris dan bait puisi. Sedangkan metrum adalah irama

yang tetap, menurut pola tertentu.

Rima adalah istilah lain untuk persamaan bunyi. Rima merupakan

pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi.

Menurut Suhaharianto (2005:57-59) rima dibedakan atas beberapa jenis yaitu

berdasarkan bunyinya dan berdasarkan letaknya dalam kata dan dalam baris.

Sedangkan irama yang sering disebut ritme adalah tinggi rendahya, panjang

pendek, keras lembut atau cepat dan lambatnya kata atau baris- baris suatu

puisi tersebut di baca.

Baik rima maupun irama mempunyai peranan yang sangat penting

dalam suatu puisi bantuan kedua unsur tersebut baik nada maupun suasana

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

31

suatu puisi dapat terciptakan lebih nyata dan lebih dapat menimbulkan kesan

pada benak pembaca. ( Suharianto 2005:45).

f. Tipografi

Keindahan puisi tidak terlepas dari cara penulisan atau tipografi sesuai

dengan makna puisi. Keindahan tipografi dilihat secara visual dapat digunakan

untuk menampilkan peranan aspek artistik dan menciptakan nuansa warna dan

suasana tertentu.

Suharianto (1981:37) mengatakan bahwa tipografi disebut juga ukuran

bentuk ialah susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi-puisi. Maksud

penyusunan tipografi beraneka ragam yaitu a) sekedar untuk keindahan

indrawi, maksudnya sekedar agar susunan puisi tersebut nampak indah di

pandang, b) untuk membantu lebih mengintensifkan makna dan rasa atau

suasana puisi yang bersangkutan (Suharianto 1981:39).

Menurut Jabrohim ( 2001:54) tipografi adalah pembeda yang paling

awal untuk membedakan prosa fiksi dan puisi. Baris- baris puisi dalam puisi

tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan, tetapi sebelah kiri

maupun kanan sebuah puisi tidak harus di penuhi oleh tulisan, tidak seperti

halnya jika menulis prosa. Dengan kata lain tidak aturan tertentu yang

mengatur tipografi yang sesuai dengan nada, suasana dan makna puisi.

Tipografi merupakan benyuk tata wajah sebuah puisi ( Waluyo 1991:97)

Untuk pengertian yang sama, ada yang menyebutkan dengan istilah “

ukiran bentuk” yaitu cara penyair menuliskan puisinya penyair lebih bebas di

bandingkan dengan para penulis fiksi. Pada penulis fiksi sudah ada aturan

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

32

bakunya: yaitu setiap kalimat harus diawali dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan titik. Setiap alinea ditulis menjorok kedalam sekian ketukan. Tetappi

pada penulisan puisi tidak ada aturan seperti itu. Penulisan puisi sepenuhnya di

serahkan kepada masing- masing penyair. Oleh karena itu, ada penyair yang

menuliskan puisinya dengan huruf kecil semua dan tanpa tanda baca apapun.

Ada penyair yang menuliskan puisinya dengan selalu memulai dengan huruf

capital pada setiap baris. Ada yang menggunakan tanda baca, tetapi untuk

keperluan- keperluan tertentu saja. Dapatlah dikatakan bahwa tipografi sangat

pribadi tetapi tidak permanen atau sangat goyah : artinya seorang penyair tidak

selalu setia pada salah satu jenis pilihan atau kegemaranya.

Menurut Suharianto (2005:53-54) dilihat dari kemanfaatanya, tipografi

dapat di bedakan atas dua macam:

a. Untuk keindahan visual, maksudya hanya sekedar untuk menjadikan puisi

yang bersangkutan indah di pandang.

b. Untuk mengintensifkan makna dan rasa atau suasana puisi bersangkutan.

2.2.2.2.2 Unsur Batin

a. Tema

Suharianto (1982:50) menyatakan tema merupakan gagasan pokok

yang dikembangkan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu

begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama

pengucapan. Hal ini terjadi karena puisi mengungkapkan kata-kata kias atau

perlambangan. Dengan demikian tema adalah pokok permasalahan yang akan

kita kemukakan dalam bentuk puisi.

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

33

Waluyo ( 1991:106) mengatakan bahwa tema adalah sebagai gagasan

pokok atau subject matter yang dikemukakan oleh penyair. Suharianto

(2005:38), menyatakan bahwa seperti halnya karya sastra prosa, fungsi puisi

juga merupakan media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

pengarangnya. Dengan demikian puisi pun mempunyai tema atau pokok

permasalahan. Pada umumnya tema puisi dinyatakan secara stersirat, karena

puisi ummumnya menggunakan kata- kata kias satau perlambang- lambing.

Diperlukan kejelian dan kecerdasan kita sebagai pembacanya suntuk

menafsirkan kiasan- kiasan atau perlambang- perlambang yang dipergunakan

penyair.

Berdasarkan ungkapan di atas sdapat di simpulkan bahwa tema

merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran

atau pokok persoalan akan mendesak jiwa penyair, sehingga menjadi

landasan utama pengucapanya. Jika desakan yang kuat berupa hubungan

antara penyair dengan alam, maka puisinya bias bertemakan keindahan alam.

b. Perasaan, nada, suasana.

Nuryatin ( 2005:36) berpendapat bahwa nada puisi adalah merupakann

sikap penyair kepada pembaca. Nada puisi dapat berwujud menggurui,

menasehati, mengejek, menyindir, bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu

kepada pembaca, santai dan sebagainya.

Susana puisi adalah keadaan jiwa pembaca setelah puisi atau akibat

psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Suasana puisi berupa iba

hati, pemberontak, khusuk, dan sebagainya.

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

34

Perasaan atau felling adalah perasaan penyair yang terekspresi dalam

puisi sebagai akibat dari sikapnya terhadap objek tertentu. Di dalam puisi

suasana perasaan penyair ikut terekspresikan dan harus dapat dihayati oleh

pembaca. Tema yang sama akan ditinjau oleh beberapa penyair dari sudut

yang berbeda sehingga akan menghasilkan puisi- puisi dengan perasaan yang

berbeda pula.

Dengan demikian perasaan, nada, dan suasana berperan sebagai

pendukung makna dalam sebuah puisi. Sebuah tema yang sama akan

menghasilkan puisi yang berbeda, jika suasana dan perasaan penyair yang

menciptakan puisi itu berbeda.

c. Amanat

Waluyo (2000:134) amanat puisi adalah maksud yang hendak

disampaikan penyair. Amanat dapat kita temukan setelah kita mengetahui

tema, perasaan, nada, dan suasana puisi tersebut. Amanat tersirat di balik kata-

kata disusun dan ada juga di balik tema yang diungkapkan. Amanat syang

hendak disampaikan penyair mungkin secara sadar dalam pikiran penyair,

namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang di berikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan makna

tersirat yang disampaikan penyair dalam puisinya

2.2.2.3 Proses Menulis Puisi

Endraswara (2003:220-223) mengemukakan bahwa proses penciptaan

puisi terdisri atas tiga tahap. Tahap pertama adalah pengindraan, tahap kedua

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

35

adalah perenugan atau pengendapan, dan tahap yang ketiga adalah tahap

memainkan kata.

Para penyair sebelum menciptakan sebuah puisi terlebih dahulu

melakukan pengindraan terhadap alam sekitar. Hal ini dilakukan untuk

menemukan keanehan yang terjadi di alam sekitar penyair. Keanehan- keanehan

itulah yang kemudian akan dijadikan sebagai sumber inspirasinya dalam puisi.

Pengindraan merupakan tahap dimana siswa dituntut untuk menentukan ide dalam

menulis puisi. Setelah ide ditentukan, maka proses belajar akan berjalan dengan

lancar.

Setelah penyair melakukan pengindraan, tahap selanjutnya adalah tahap

perenungan atau pengendapan. Perenungan ini akan semakin mendalam jika

disertai dengan daya intuisi yang tajam. Intuisi akan mampu memunculkan

sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Tahap yang terakhir adalah tahap memainkan kata. Yang pertama

dilakukan adalah terlebih dahulu mengumpulkan kata- kata yang berhubungan

dengan tema yang dipilih, kemudian perlu dilakukan penyelesaian makna kata

yang memiliki nilai rasa yang lebih tinggi itulah yang digunakan dalam menulis

puisi.

2.2.3 Pendekatan Emotif- Imajinatif Media Audiovisual

2.2.3.1 Pendekatan Emotif- Imajinatif

Pendekatan Emotif Imajinatif pada dasarnya berawal dari metode emphaty

bystander, yang dikembangkan oleh Willson pada tahun 1981. Secara kasar,

kondisi suasana hati yang baik akan meningkatkan daya pemikiran lebih

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

36

berkembang. Suasana hati atau emosi diri dapat ditimbulkan oleh apa yang kita

cium, apa yang kita lihat, dan sebagainya. ( Baron, 1990b). Psikolog sosial telah

mengindentifikasi tiga tipe yang berbeda dari pengambilan perspektif ( Batson,

Early, &Salvarani, 1997;Stotland,1969): (1) Anda dapat membayangkan

bagaimana orang lain mempersepsikan suatu kejadian dan bagaimana dia akan

merasakan sebagai akibatnya mangambil perspektif”membayangkan orang lain”.

(2) Anda dapat membayangkan bagaimana anda akan merasa jika Anda berada

dalam situasi tersebut mengambil perspektif ini berakibat pada respons emosional

pada orang yang membutuhkan, tetapi emosi- emosi spesifik pada setiap tipe. (3)

tipe ketiga dari mengambil perspektif melibatkan fantasi merasa empati pada

karakter fiktif. Sebagai akibatnya reaksi emosional terhadap

kegembiraan,kesedihan, ketakutan yang dialami oleh seseorang atau binatang

dalam sebuah, film, atau program televisi.

Dalam meningkatkan kulitas siswa dan mengembangkan kurikulum yang

tepat dan bermutu, berbagai usaha telah dilakukan oleh Depdiknas. Peranan guru

dalam pembentukan pola KBM di kelas bukan ditentukan oleh didaktik metodik "

apa yang di pelajari" saja, melainkan pada " bagaimana menyediakan dan

memperkaya pemgalaman belajar anak". Pengalaman anak belajar diperoleh

melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif berbagai keadaan

serta berkonsultasi dengan nara sumber yang lain ( Depdiknas 2002:1)

Pendekatan emotif- imajinatif secara teoritis adalah sintesis dari berbagai

peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni- murninya dan berbagai proses jiwa

yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem korespondensi

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

37

dalam salah satu bentuk ( Slamet muljana). Ungkapan isi hati dan perasaan

seseorang dapat dilukiskan dalam rangkaian bait- bait kalimat yang indah.

Imajinasi sangat diperlukan dalam menulis puisi. Dengan imajinasi, artinya

kita dapat mengkonkritkan apa yang di khayalkan, yang nantinya akan terlihat

dalam bentuk kata- kata yang digunakan sebagai simbol atau lambang.

Pengkonkritan terlihat pada bahasa yang dipakainya. Berkaitan dengan instituisi

dan imajinasi, prosa tidak bersifat inuitif. Emosi dan asosiasi juga merupakan

faktor penting puisi. Emosi yang mincul ke permukaan akan mempengaruhi hasil

jadi sebuah puisi. Tugas guru di dalam kelas adalah membantu siswa mencapai

tujuanya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi

informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama

untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa)

Konsep masyarakat belajar adalah hasil pembelajaran di peroleh dari kerja

sama dengan orang lain. Kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran

adalah 1) guru melakukan apersepsi mengenai pembelajaran yang akan di lakukan

yaitu; menulis puisi. 2) guru menunjukkan contoh model yang akan

membangkitkan daya imajinasi siswa. 3) siswa mendengarkan dan mengamati

contoh hasil visualisi dari proses pembelajaran; 4) siswa bersama guru

mendiskusikan struktur pembangunan puisi baik fisik maupun batin yang

dijadikan model, 6) siswa menyunting puisi yang telah dibuat baik dengan teman

sebangku maupun dengan kelompoknya. 7) guru meminta beberapa siswa untuk

membacakan puisi yang telah dibuat di depan kelas, kemudian siswa yang lain

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

38

menanggapi. 8) guru memberikan penguatan, 9) guru bersama siswa melakukan

refleksi pembelajaran.

Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP harus memiliki

berbagai evaluasi yang bersifat kreatif- estetif ( Depdiknas 2004:68-69). Evaluasi

yang bersifat estetis kreatif untuk menilai kemampuan penulisan puisi. Menulis

puisi siswa dititikberatkan pada kemampuan siswa menggunakan diksi yang

tepat,di samping itu peneliti juga memasukkan unsur- unsur yang lain yang di

gunakan dalam penilaian menulis puisi. Unsur- unsur tersebut antara lain

kemampuan siswa dalam menentukan tema dan judul, menggunakan irama dalam

puisi, menentukan diksi yang tepat, menyusun pembaitan yang tepat, menciptakan

tipografi yang unik, serta menyesuaikan tema dengan isi yang ingin di sampaikan

dalam puisi.

Pendekatan emotif- imajinatif adalah pendekatan pembelajaran menulis

dengan cara memberikan rangsangan untuk membangkitkan emosi atau perasaan

yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat menimbulkan daya imajinasi. Media

audiovisual berfungsi sebagai pencipta suasana emotif, stimulus, dan sekaligus

jembatan bagi siswa untuk membayangkan atau menciptakan gambaran dan

kejadian atau peristiwa berdasarkan tayangan yang di tampilkan di depan kelas.

Respon yang di harapkan muncul dari para siswa berupa kemampuan melihat

gambaran- gambaran kejadian tersebut dengan imajinasi dan logika yang dimiliki

lalu mengungkapkan kembali dengan menggunakan simbol- simbol verbal. (

Trimantara 2005:3)

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

39

Ridho (2006:4) menyebutkan bahwa untuk membangkitkan daya imajinasi

dapat disamakan dengan percepatan belajar atau accelerated learning yang

didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang

mengesankan, dengan upaya yang normal disertai dengan kegembiraan. Cara ini

menyatakan unsur- unsur yang tidak mempunyai persamaan dengan hiburan,

permainan, warna, cara berpikir positip, kebugaran fisik, dan kecerdasan

emosional. Para pendidik mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang

positif untuk meningkatkan tindakan- tindakan yang positif dari peserta didik

sebagai faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa metode

emotif- imajinatif adalah suatu pembelajaran yang menggunakan media

audiovisual sebagai alat sentral untuk menciptakan daya emosi atau perasaan,

stimulus sehingga menjembatani siswa untuk berimajinasi, membayangkan

gambaran dan kejadian berdasarkan tayangan yang di tampilkan di depan kelas

sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang

mengesankan disertai kegembiraan. Melalui penggunaan metode emotif-

imajinatif dapat mengoptimalkan belahan otak kanan sehingga siswa dapat

mengembangkan imajinasinya secara leluasa. Otak adalah raksasa tidur. Kalau

kita mau memaksimalkanya maka otak kita adalah raksasa yang bisa berbuat apa

saja sesuai keinginan pemiliknya. Pemanfaatan otak kanan dan kiri secara

seimbangan orang bisa menulis dengan baik. Hal ini efek positif dari kerja

belahan otak kanan adalah rangsangan atau dorongan bagi kerja belahan otak kiri

sehingga pada saat bersamaan para siswa juga dapat mengembangkan logikanya,

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

40

yang pada akhirnya siswa dapat menghasilkan bentuk tulisan atau karangan yang

baik. Media audiovisual yang dipilih tidak hanya sesuai dengan materi dan tema

pembelajaran tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, artinya tayangan

yang akan di tampilkan di depan kelas harus sesuai dengan umur, selera dan minat

siswa. Hal ini berdampak pada proses pembelajaran bahwa media audiovisual

yang sesuai dengan umur, selera dan minat siswa akan menciptakan suasana yang

nyaman dan menyenangkan untuk menimbulkan daya imajinasi siswa dalam

mengembangkanya untuk membentuk sebuah tulisan.

Singkatnya, pendekatan emotif- imajinatif merupakan pendekatan yang

menciptakan suasana pembelajaran keterampilan menulis yang nyaman dengan

cara memberikan rangsangan melalui media audiovisual untuk membangkitkan

daya imajinasi siswa. Apabila siswa sudah mendapatkan daya rangsangan untuk

berimajinasi maka mereka dapat dengan mudah untuk menuangkanya kedalam

bentuk tulisan misal yang berbentuk puisi.

2.2.3.1 Hakikat Media

Pembelajaran akan lebih menarik dan berhasil di hubungkan dengan

pengalaman langsung dimana anak dapat menyelidiki, mengamati, mencoba,

berpikir dan menemukan permasalahan yang ada. Keadaan tersebut dapat di

wujudkan dengan pengadaan media dalam pembelajaran. Penggunaan media

dalam pembelajaran di sesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan tingkat

kemampuan siswa. Untuk itu, sebelum menggunakan media sebagai sarana

penunjang proses pembelajaran, guru perlu memahami tentang media

pembelajaran.

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

41

2.2.3.2 Pengertian Media

Media pembelajaran adalah alat atau materi yang menyajikan bentuk

informasi secara lengkap dan menunjang proses pembelajaran Hamalik (1984)

mengembangkan, media adalah alat yang digunakan dalam rangka lebih

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Burhanudin (2000 : 1) mengemukakan bahwa media adalah alat yang

dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari

sumber kepada penerimanya. Soeparno (1988:3) menyatakan media merupakan

paduan antara software dan hardware. Software adalah suatu program yang

diisikan pada hardware. Hardware yang telah diisi software aatau perangkat keras

yang telah diisi dengan perangkat lunak.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah alat dan

suatu jenis komponen (paduan anatara perangkat lunak dan perangkat keras) yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber yaitu guru kepada penerima

yaitu siswa agar proses pengiriman pesan berlangsung efektif.

2.2.3.3 Manfaat Penggunaan Media

Manfaat Praktis dari media pembelajaran di dalam proses belajar

menurut Arsyad (2005:25-26) adalah 1) media pembelajaran dapat memperjelas

penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan

proses dan ahsil belajar, 2) media pembelajaran dapat menimbulkan motivasi

belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan

kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

42

minatnya 3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu. 4) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

2.2.2.4 Hakikat Media Audiovisual

Menurut Rohani ( 1997:97-98), Media audiovisual adalah media

instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman ( kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi ) meliputi media yang dapat dilihat, di dengar dan di

yang dapat didengar. Selanjutnya, media audiovisual menurut Djarmarah dan Zain

( 2002:141 ) adalah media yang mempunyai unsure suara dan gambar. Jenis

media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena melipui kedua jenis

audio dan visual.

Media audiovisual memiliki beberapa kelebihan, yaitu 1) menimbulkan daya

tarik besar dan dapat menimbulkan keinginan dan minat baru, karena peranan

warna, garak, intonasi, bentuk, rancangan yang dibuat sehingga mempunyai sifat

yang unik, 2) dapat mengatasi keterbatasan fisik kelas, misalnya objek yang

terlalu besar atau tidak ada dilingkungan belajar, objek yang terlalu kecil, kejadian

yang jarang di temui, objek yang terlalu kompleks, 3) penggunaan berbagai media

dengan kombinasi yang cocok sdan memadai akan meningkatkan keefektivitasan

dan efesiensi proses belajar- mengajar, menumbuhkan gairah belajar, dan

memungkinkan siswa brinteraksi langsung dengan kenyataan yang di mediakan,

4) media dapat menyeragamkan penafsiran siswa yang berbeda- beda, 5) media

dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realitas, 6) media dapat

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

43

memberikan spengalaman yang menyeluruh deari pengalaman yang konkrit

sampai yang abstrak ( Anonim 1990).

Secara umum media audiovisual mempunyai kegunaan untuk mengatasi

berbagai hambatan, antara lain hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas,

siswa yang pasif, pengamatan yang kurang seragam, sikap objek belajar yang

khusus sehingga tidak mungkin di pelajari tanpa media, tempat yang terpencil dan

sebagainya.

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Pendekatan Emotif- imajinatif

Penerapan pembelajaran menulis dengan emotif- imajinatif memiliki

kelebihan dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan keterampilan

menulis. Pembangkit daya imajinasi yang diberikan melalui media audiovisual

dapat merangsang dan mengkondisikan siswa sedemikan rupa sehingga siswa

dapat memberikan respon yang bersifat positif.

Penggunaan metode emotif- imajinatif tidak cukup efektif bagi

kelompok siswa dengan tingkat ketrampilan menyimak yang rendah. Simulus

yang di sampaikan secara audivisual menghendaki adanya keterampilan yang

kebih baik.

Metode emotif- imajinatif sulit digunakan bila siswa cenderung pasif.

Metode ini mensyaratkan adanya keaktifan dari pihak siswa. Siswa harus aktif

menerima stimulus dan memberi respon dalam bentuk simbol- simbol verbal.

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

44

2.2.5 Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Pendekatan Emotif- Imajinatif

dengan Media Audiovisual

Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam atau peristiawa

yang pernah di alami merupakan salah satu Kompetensi Dasar yang berlaku

dalam Kurikulum 2006 ( KTSP). Dalam hal ini, siswa sebagai subjek penelitian

dituntut untuk mampu menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam atau

perisriwa yang pernah dialami. Menulis merupakan aktivitas yang menggunakan

seluruh belahan otak, baik otak kanan maupun otak kiri yang tidak satupun

belahan otak itu bekerja secara sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan

dari bagian yang lain. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembelajaran menulis

yang baik dari guru agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode emotif- imajinatif

merupakan pembelajaran dimana siswa di tempatkan pada suasana yang nyaman,

santai, dan menggembirakan. Rangsangan melalui media audiovisual untuk

membangkitkan daya imajinasi siswa ketika menulis puisi.

Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran menulis puisi,

merupakan media yang efektif untuk memberi stimulus pada siswa sehingga dapat

dengan mudah membangkitkan imajinasi bagi siswa. Media audiovisual dijadikan

sebagai lahan inspirasi bagi siswa dalam menulis puisi, karena media audiovisual

dapat menarik minat siswa. Menyoroti hal tersebut, media audiovisual dapat

memudahkan siswa mengembangkan ide, gagasan, atau perasaan kedalam sebuah

karya sastra yang berupa puisi. Selain itu, media audiovisual dapat mencipatakan

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

45

suasana yang nyaman, santai dan menggembirakan, sehingga siswa jauh dari

tekanan stres dan mudah lelah.

Pembelajaran awal pada menulis puisi ini, terlebih dahulu guru

mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran dengan posisi

duduk yang santai dan tidak tegang. Kemudian guru melakukan pendahuluan

dengan memberikan apersepsi dan motivasi pada siswa. Apersepsi dilakukan

dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan yang dapat membagun minat siswa

terhadap puisi. Setelah itu guru baru memberikan penjelasan kepada siswa

mengenai Kompetensi Dasar serta manfaat yang diperoleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi.

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok materi pembelajaran puisi.

Pada kegiatan ini, guru menjelaskan mengenai proses pembelajaran menulis puisi

dengan metode emotif- imajinatif media audiovisual. Pada proses pembelajaran,

siswa di minta untuk melihat pemodelan yang di lakukan oleh guru. Pemodelan

berisikan penayangan pemutaran film yang dapat menumbuhkan daya imajinasi

siswa dan memberikan contoh salah satu hasil yang dihasilkan dari hasil setelah

menyaksikan tontonan yang di tampilkan di depan kelas. Guru membimbing

siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa dituntut untuk selalu

aktif mengembangkan daya imajinasinya sehingga kekreatifitasannya semakin

terasah. Perwakilan dari siswa menyampaikan hasil tulisannya di depan kelas,

kemudian siswa yang lain menanggapi dan memberikan nilai pada teman mereka

yang telah tampil didepan kelas.

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

46

Kegiatan yang terakhir adalah guru bersama siswa mereflesikan hasil

dari pembelajaran tersebut, yang ditutup dengan guru memberikan kesimpulan

hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

2.2.6 Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis, perlu adanya

upya- upaya dari guru agar pembelajaran dapat berlangsung efektif. Ukuran

efektivitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pada hasil yang dicapai

berupa keterampilan siswa dalam menulis puisi.

Standart kompetensi pada pembelajaran menulis diharapkan siswa mampu

memahami dan menulis puisi serta menghasilkan suatu karya sastra. Menulis puisi

merupakan salah satu butir pembelajaran yang ada dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi Sekolah Menengah Pertama kelas VII. Indikator pencapaian hasil

belajar dalam pembelajaran menulis puisi yaitu siswa diharapkan mampu

mengungkapkan isi puisi dengan mepertimbangkan nada, suasana, irama, pilihan

kata, dan pencitraan.

Kenyataanya ketrampilan menulis puisi siswa kelas VII C SMP

Muhammadiyah 3 Semarang belum mampu mengungkapkan, menangkap dan

merefleksikan pembacaan puisi dengan tepat. Untuk meningatkan kualitas

pembelajaran menulis puisi pada siswa secara efektif, maka upaya yang perlu

dilakukan oleh sekolah khususnya guru adalah dengan cara menyajikan media dan

metode atau pendekatan yang tepat dalam pembelajaran, salah satunya adalah

dengan media audivisual dan pendekatan emotif- imajinatif pada kompenen

masyarakat belajar.

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

47

Pengajaran sastra yang menuntut siswa agar mampu menciptakan sebuah

karya sastra, tidak berlangsung secara sederhana. Seorang guru harus mampu

berkreasi untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan bagi

siswa. Untuk mencapainya, diperlukan metode yang tepat sesuai dengan materi

pembelajaran. Begitu pula dalam pembelajaran menulis puisi deskripsi, guru

diharapkan mampu menciptakan metode yang bisa merangsang imajinasi siswa

untuk menuangkan ide- ide mereka agar dapat menjadi sebuah puisi.

Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode

emotif- imajinatif, karena dengan menggunakan metode emotif- imajinatif dalam

pembelajaran puisi serta deskripsi akan memudahkan siswa dalam menentukan

ide atau gagasan pokok, serta memudahkan siswa untuk menuangkan ide,

imajinasi dan kreatifitasannya dalam penulisan puisi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan media audiovisual dan komponen

masyarakat belajar, agar pembelajaran menulis lebih menarik, penggunaan media

audiovisual dan penggunaan metode atau pendekatan harus lebih bervariatif,

misalnya penggunaan media audiovisual dengan komponen masyarakat belajar

yang akan menjadikan pembelajaran lebih menarik, siswa akan lebih bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran menulis., serta pesan yang ingin di sampaikan

guru akan mendapat perhatian yang baik dari sisi yang pada gilirannya siswa akan

lebih midah dan cepat menerima.

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

48

2.2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian ini adalah ketrampilan

menulis puisi pada siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang tahun ajaran 2008/ 2009

akan meningkatkan dan adanya perubahan perilaku jika dalam prose pembelajaran

menulis menggunakan media audiovisual dengan komponen masyarakat belajar.

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

artinya penelitian yang berbasis kelas atau sekolah yang objek penelitian ini

adalah belajar mengajar yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan

ajar. Dari interaksi tersebut guru mencatat hal-hal penting yang memungkinkan

objek dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian penting yang dapat digolongkan

sebagai masalah. PTK dilakasanakan dalam wujud proses pengkajian berdaur

yang terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi.

Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I

dan siklus II. Tes awal merupakan cara untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum diberikan tindakan. Tes awal ini dilakukan sebelum siklus I. Siklus I

bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa dalam tindakan awal

penelitian. Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Hasil

proses tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan

keterampilan menulis puisi setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar

mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Tiap siklus terdiri atas empat

tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Desain penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

50

Bagan 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas

3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I

Proses tindakan siklus I terdrri atas empat tahap yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan pengamatan, dan refleksi.

3.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini merupakan tahap awal yang berupa kegiatan

untuk menentukan langkah- langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk

memecahakan masalah yang akan dihadapi. Pada tahap ini, peneliti melakukan

kooordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai

waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan diajarkan,dan bagaimana

pelaksanaan penelitianya. Langkah ini merupakan upaya perbaikan kelemahan

dalam proses pembelajaran menulis puisi di SMP Muhammadiyah 3 Semarang

kelas VII C.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti adalah (1) menyusun

rencana pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan menulis puisi

Refleksi

Tes Awal Pretes

Observasi Observasi

Tindakan Refleksi

Siklus I Perencanaan

Siklus II Perencanaan

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

51

dengan media audiovisual, Rencana pembelajaran ini dilakukan sebagai program

kerja atau pedoman peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar

pembelajaran dapat tercapai. (2) menyusun rancangan evaluasi yang meliputi tes

dan non tes.. Peneliti menyiapkan rancangan evaluasi yang meliputi tes dan non

tes. Rancangan evaluasi yang meliputi tes yaitu berupa soal yang akan diujikan

melalui lembar tes menulis puisi beserta kriteria penilaiannya. Rancangan evaluasi

yang non tes yaitu berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal,

dan dokumentasi yang berupa foto. (3) mempersiapkan media yang digunakan.

Setelah persiapannya di rasa sudah cukup peneliti berkoordinasi dengan guru mata

pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3.1.1.2 Tindakan

Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya

perbaikan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang.

Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses

pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif imajinatif media

audiovisual. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses meliputi tiga

tahap yaitu pendahuluan, inti, dan penutup

a. Tahap pendahuluan

Pada tahap ini, peneliti memberikan apersepsi kepada siswa, mengenai

pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan Emotif-imajinatif media

audiovisual. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang

diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

52

b. Proses Pembelajaran

Pada proses pembelajaran, peneliti memberikan contoh puisi yang baik. Siswa

mengamati contoh puisi dan menemukan unsur-unsur dalam puisi tersebut. Siswa

mendiskusikan struktur pembangun fisik dan batin dalam contoh puisi yang

diamati. Setelah mendiskusikannya, peneliti memperkuat hasil diskusi tentang

struktur pembangun fisik dan batin dalam contoh puisi. Peneliti kemudian

menjelaskan mengenai pendekatan kontekstual dan langkah-langkah menulis

puisi.

c. Evaluasi

Setelah siswa paham mengenai menulis puisi, diakhir setiap siklus peneliti

mengadakan tes. Pada siklus I siswa diminta untuk menulis puisi secara individu

dengan kriteria penilaian yang diberikan oleh guru. Setelah itu, peneliti memilih

puisi terbaik dalam setiap baris tempat duduk yang kemudian akan

dipresentasikan di depan kelas.

3.1.1.3 Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung. Pengamatan atau observasi dilakukan sekaligus untuk mengetahui

hasil tulisan siswa serta perilaku siswa selama proses belajar mengajar. Selain

menggunakan lembar observasi, peneliti juga melakukan pemotretan selama

pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil berupa aktifitas-aktifitas yang

dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran. Hasil pemotretan ini digunakan

sebagai gambaran siswa yang diabadikan selama proses pembelajaran

berlangsung.

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

53

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti meminta tanggapan siswa,

kesan, dan pesan terhadap materi, proses pembelajaran, dan sumber belajar yang

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memperbaiki

tindakan pada siklus berikutnya. Tanggapan tersebut tertulis dalam jurnal siswa.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa dengan tujuan

mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi. Wawancara

dilakukan diluar jam mata pelajaran terutama kepada siswa yang mendapatkan

nilai tinggi, sedang, dan nilai rendah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sikap

positif dan negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang ada peneliti akan lebih tanggap

terhadap segala yang menyangkut penyampaian materi menulis puisi dengan

pendekatan sugestif-imajinatif media audiovisual. Kesalahan dan kekurangan

selama proses belajar mengajar pada siklus I akan dapat teratasi dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II.

Hasil pengamatan atau observasi yang diperoleh terhadap siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung dapat dijadikan sebagai acuan untuk

melaksanakan proses belajar pada siklus berikutnya. Dengan pengalaman pada

siklus I diharapkan pencapaian tujuan pembelajaran pada siklus II dapat lebih

maksimal.

3.1.1.4 Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, hasil

jurnal, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil analisis ini digunakan

untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

54

pembelajaran. Refleksi pada siklus I digunakan untuk mengubah strategi dan

sebagai perbakan pembelajaran pada siklus II.

3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II

3.1.2.1 Perencanaan

Pada dasarnya pelaksanaan proses belajar mengajar dalam siklus II sama

dengan siklus I. Siklus I dapat digunakan sebagai reflkesi untuk siklus II. Siklus II

digunakan untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang masih kurang pada siklus

I, sehingga pada siklus II terjadi peningkatan keterampilan menulis puisi dengan

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual dibandingkan dengan siklus I.

Pada tahap perencanaan siklus II, berdasarkan refleksi siklus I meliputi:

menyiapkan soal tes dan kriteria penilaiannya, lembar observasi, lembar jurnal,

lembar wawancara, dan dokumentasi yang berupa foto. Peneliti juga

berkoordinasi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan pada siklus II.

3.1.2.2 Tindakan

Tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Sebelum siswa

menulis puisi, peneliti menjelaskan terlebih dahulu kesalahan-kesalahan hasil tes

siswa pada siklus I. Peneliti menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam

menulis puisi, kemudian siswa diberi arahan dan bimbingan agar dalam

pelaksanaan kegiatan menulis puisi pada siklus II menjadi lebih baik.

Dalam proses pembelajaran, siswa membahas tugas yang diberikan pada

pembelajaran sebelumnya. Siswa berlatih menulis puisi secara berkelompok

dengan anggota kelompok empat orang, namun siswa diminta menulis puisi

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

55

secara individu. Setelah selesai, peneliti meminta dua orang siswa untuk

mempresentasikan puisinya di depan kelas. Guru memberi penghargaan kepada

siswa yang berani mempresentasikan puisinya di depan kelas.

3.1.2.3 Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan terhadap semua perubahan tingkah

laku dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pada siklus II,

peneliti memberi perhatian yang lebih terhadap siswa yang belum baik dalam

bersikap pada proses belajar mengajar. Sehingga adanya peningkatan hasil tes dan

perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dan keaktifan siswa dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan.

Observator juga melakukan pengamatan terhadap siswa dengan

menggunakan lembar observasi dan melakukan pemotretan selama proses

pembelajaran berlangsung. Peneliti juga membagikan jurnal kepada siswa untuk

mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran.

Peneliti melakukan wawancara di luar jam pelaran terutama kepada siswa yang

mendapatkan nilai tinggi, sedang, dan nilai rendah, dengan tujuan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelalajaran.

3.1.2.4 Refleksi

Peneliti merefleksikan perubahan-perubahan sikap dan peningkatan

keterampilan menulis puisi pada diri siswa dengan cara menganalisis hasil

observasi terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran siklus II berlangsung.

Dari refleksi tersebut, dapat diketahui keefektifan penggunaan pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual.

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

56

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis puisi

dengan pendeketan emotif- imajinatif media audiovisual siswa kelas VII C SMP

N 2 Sulang. Tahun Pelajaran 2009/2010. Kelas VII C berjumlah 38 siswa, terdiri

dari 22 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas VII C merupakan salah

satu kelas VIII dari tiga kelas yang ada di SMP N 2 Sulang. Pembagian kelas

dilakukan dengan sistem menurut peringkat kelas siswa. Tiap-tiap kelas

kemampuan prestasi tidak sama antara kelas yang satu dengan kelas yang lainnya.

Prestasi siswa rendah dibandingkan prestasi kelas yang lain.

Peneliti memilih kelas VII C sebagai subjek penelitian dengan berdasarkan

pada kurang berhasilnya pembelajaran sastra menulis puisi. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas

VII C, guru tersebut menyatakan bahwa di kelas VII C pada umumnya siswa

kurang respon terhadap materi pembelajaran sastra.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut F.N. Kerlinger (dalam Arikunta, 1997:97) menyebutkan variabel

sebagai konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam

konsep kesadaran. Sutrisno Hadi (dalam Arikunta, 1997:97) mendefinisikan

variabel sebagai gejala yang bervariasi.

Penelitian ini menggunakan dua variabel sebagai berikut:

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

57

3.3.1 Keterampilan Menulis Puisi

Peningkatan keterampilan menulis puisi dapat diketahui dengan

meningkatnya hasil keterampilan menulis puisi dan perubahan perilaku siswa

selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan

kontekstual komponen pemodelan.

Target tingkat keberhasilan setiap siswa ditetapkan jika siswa mampu

menulis puisi dengan baik, yaitu mampu menggunakan ritma, pilihan kata,

tipografi, pembaitan, dan mampu menyesuaikan tema dengan isi yang ingin

disampaikan dalam puisi. Target keberhasilan setiap siswa pada proses

pembelajaran siklus I dan siklus II ditetapkan nilai batas tuntas 70.

3.3.2 Pendekatan Emotif Imajinatif

Pemodelan adalah teknik menyampaikan pembelajaran melalui contoh-

contoh puisi. Dalam proses pembelajarannya menggunakan model berupa bentuk

puisi. Siswa diperlihatkan contoh bentuk puisi sehingga siswa dapat melihat

secara langsung bentuk puisi. Setelah itu siswa diminta untuk berlatih membuat

puisi.

Langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif

imajintif adalah sebagai berikut:

1. Siswa diberi contoh/model puisi yang baik.

2. Siswa diminta mengamati dan mendiskusikan struktur pembangun fisik dan

batin dalam contoh puisi.

3. Guru menjelaskan mengenai metode emotif- imajinatif, dan langkah-langkah

menulis puisi.

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

58

4. Siswa berlatih menulis puisi dengan memperhatikan penggunaan rima, pilihan

kata, pembaitan, tipografi, dan kesesuaian tema dengan isi. Selama

mengerjakan tugas, guru memantau dan membimbing siswa.

5. Siswa mempresentasikan puisinya di depan kelas.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Bentuk Instrumen

Bentuk instrumen penelitian tindakan kelas ini ada dua bentuk, yaitu

instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk

mengungkapkan data tentang keterampilan menulis cerpen. Instrumen nontes

berupa lembar observasi, lembar check list, lembar jurnal, dan pedoman

wawancara.

3.4.1.1 Instrumen Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1997:139).

Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

menulis puisi dengan memperhatikan penggunaan rima, pilihan kata, pembaitan,

tipografi, dan kesesuaian isi dengan tema yang ingin disampaikan dalam puisi.

Tes ini digunakan untuk mengetahui siswa dalam menulis puisi.

Tes ini dilakukan setelah siswa mendapatkan penjelasan dari guru

mengenai berbagai unsur pembangun puisi, langkah-langkah menulis puisi, dan

setelah siswa memahami penerapan pendekatan emotif-imajinatif media

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

59

audiovisual. Nilai akhir siswa menulis puisi adalah skor keseluruhan dari masing-

masing aspek yang dinilai.

Tabel 2 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

No Aspek Penilian Skala Penilian

Bobot Skor 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5

6

7

8

9.

10

Diksi

Pengimajian

Kata Konkrit

Bahasa Figuratif

Versifikasi

Tipografi

Tema

Perasaan, nada

Suasana

Amanat

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

Jumlah 10 100

Keterangan:

1) Skala nilai:

1 = Sangat kurang bila puisi yang dibuat siswa memenuhi kurang dari dua

aspek penilaian.

2 = Kurang bila puisi yang dibuat siswa disusun hanya memenuhi tiga aspek

penilaian.

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

60

3 = Cukup baik bila puisi yang dibuat siswa disusun hanya memenuhi empat

aspek penilaian.

4 = Baik bila puisi yang dibuat siswa memenuhi lima aspek penilaian.

5 = Sangat baik bila puisi yang dibuat siswa memenuhi semua aspek

penilaian.

2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-

masing aspek dan berfungsi sebagai penggali angka skala yang diperoleh

masing-masing aspek.

3) Skor = skala nilai x bobot

4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlah skor seluruh aspek.

Tabel 3 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

Tabel 2. Aspek Penilaian Tes Menulis Puisi

Aspek Skor Kriteria Kategori

Diksi 9-10 Diksi sangat relevan dengan

media audiovisual

SB

6-8 Diksi relevan dengan media

audiovisual

B

3-5 Diksi cukup relevan dengan

media audiovisual

C

0-2 Diksi tidak relevan dengan

media audiovisual

K

Pengimajian 16-20 Pengimajian sangat relevan

dengan media audiovisual

SB

11-15 Pengimajian relevan dengan B

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

61

media audiovisual

6-10 Pengimajian cukup relevan

dengan media audiovisual

C

0-5 Pengimajian tidak relevan

dengan media audiovisual

K

Kata Konkrit 16-20 Kata konkrit sangat relevan

dengan median audiovisual

SB

11-15 Kata konkrit relevan dengan

media audiovisual

B

6-10 Kata konkrit cukup relevan

dengan media audiovisual

C

0-5 Rangkaian peristiwa dalam

cerpen disusun tidak logis dan

tidak sesuai dengan media

audiovisual

K

Bahasa Figuratif 9-10 Bahasa figuratif sangat relevan

dengan media audiovisual

SB

6-8 Bahasa figuratif relevan dengan

media audiovisual

B

3-5 Bahasa figuratif cukup relevan

dengan media audiovisual

C

0-2 Bahasa figuratif tidak relevan

dengan media audiovisual

K

Versifikasi 9-10 Versifikasi sangat relevan

dengan media audiovisual

SB

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

62

6-8 Versifikasi relevan dengan

media audiovisual

B

3-5 Versifikasi relevan dengan

media audiovisual

C

0-2 Versifikasi tidak relevan dengan

media audiovisual

K

Tipografi 9-10 Tipografi sesuai dengan makna

puisi yang di gambarkan

SB

6-8 Tipografi cukup sesuai dengan

makna puisi yang di gambarkan

B

3-5 Tipografi kurang sesuai dengan

makna puisi yang di gambarkan

C

0-2 Tipografi tidak sesuai dengan

makna puisi yang di gambarkan

K

Tema 16-20 Tema sangat relevan dengan

media audiovisual

SB

11-15 Tema relevan dengan media

audiovisual

B

6-10 Tema cukup relevan dengan

media audiovisual

C

0-5 Tema tidak relevan dengan

media audiovisual

K

Perasaan.,nada 9-10 Perasaan, nada sangat relevan

dengan media audiovisual

SB

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

63

6-8 Perasaan, nada relevan dengan

media audiovisual

B

3-5 Perasaan, nada cukup relevan

dengan media audivisual

C

0-2 Perasaan, nada tidak relevan

dengan media audiovisual

K

Suasana 9-10 Suasana sangat relevan dengan

media audiovisual

SB

6-8 Suasana relevan dengan media

audiovisual

B

3-5 Suasana cukup relevan dengan

media audiovisual

C

0-2 Suasana tidak relevan dengan

media audiovisual

K

Amanat 16-20 Amanat sangat relevan dengan

media audiovisual

SB

11-15 Amanat relevan dengan media

audiovisual

B

6-10 Amanat cukup relevan dengan

media audiovisual

C

0-5 Amanat tidak relevan dengan

media audiovisual

K

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

64

Tabel 3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

No Nilai Kategori

1 85 – 100 Sangat baik

2 70 – 84 Baik

3 60 – 69 Cukup

4 0 – 59 Kurang

No. Aspek Penilian Skala Nilai Patokan

1. Diksi

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Kurang sesuai

e. Tidak sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Diksi yang dipilih sangat sesuai

dengan isi puisi

Diksi yang dipilih sesuai dengan

isi puisi

Diksi yang dipilih cukup sesuai

dengan isi puisi

Diksi yang dipilih kurang sesuai

dengan isi puisi

Diksi yang dipilih tidak sesuai

dengan isi puisi

2. Pengimajian

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Pengimajian yang dipilih sangat

tepat sesuai media audiovisual

Pengimajian yang dipilih tepat

untuk mendukung makna puisi

Pengimajianyang dipilih cukup

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

65

d. Kurang sesuai

e. Tidak sesuai

Kurang

Sangat Kurang

tepat sesuai media audiovisual

Pengimajian yang dipilih kurang

tepat untuk mendukung makna

puisi

Pengimajian yang dipilih tidak

tepat untuk mendukung makna

puisi

3. Kata Konkrit

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Kurang sesuai

e. Tidak sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Kata konkrit sangat sesuai

dengan media audiovisual

Kata konkrit sesuai dengan

media audiovisual

Kata konkrit sesuai dengan

media audiovisual

Kata konkrit kurang sesuai

dengan media audiovisual

Kata konkrit tidak sesuai dengan

media audiovisual

4. Bahasa figuratif

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Bahasa figuratif sangat tepat

dengan media audiovisual

Bahasa figuratif tepat dengan

media audiovisual

Bahasa figuratif cukup tepat

dengan media audiovisual

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

66

d. Kurang sesuai

e. Tidak sesuai

Kurang

Sangat Kurang

Bahasa figuratif kurang tepat

dengan media audiovisual

Bahasa figuratif tidak tepat

dengan media audiovisual

5. Versifikasi

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Tidak sesuai

Sangat Cocok

Cocok

Cukup cocok

Kurang cocok

Versifikasi sangat cocok dengan

media audiovisual

Versifikasi cocok dengan media

audiovisual

Versifikasi cukup cocok dengan

media audiovisual

Versifikasi kurang cocok

dengan media audiovisual

6 Tipografi

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup cocok

d. Tidak cock

Sangat cocok

Cocok

Cukup cocok

Kurang

Tipografi sangat baik dengan isi

yang ada pada media

audiovisual

Tipografi cocok dengan isi yang

ada pada media audiovisual

Tipografi cukup cocok dengan

isi yang ada pada media

audiovisual

Tipografi kurang cocok dengan

isi media audiovisual

7. Tema

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

67

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Tidak sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Tema sangat cocok dengan

media audiovisual

Tema cocok dengan media

audiovisual

Tema cukup cocok dengan

media audiovisual

Tema kurang cocok dengan

media audiovisual

8. Perasaan.,nada

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Tidak sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Perasaan,nada sangat cocok

dengan media audiovisual

Perasaan, nada cocok dengan

media audiovisual

Perasaan, nada cukup cocok

dengan media audiovisual

Perasaan, nada kurang cocok

dengan media audiovisual

9 Suasana

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Tidak sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Suasana sangat baik dengan

media audiovisual

Perasaan, nada baik dengan

media audiovisual

Perasaan, nada cukup dengan

media audiovisual

Perasaan, nada kurang dengan

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

68

media audiovisual

10 Amanat

a. Sangat sesuai

b. Sesuai

c. Cukup sesuai

d. Tidak sesuai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Amanat sangat baik dengan

media audiovisual

Amanat baik dengan media

audiovisual

Amanat cukup dengan media

audiovisual

Amanat kurang dengan media

audiovisual

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

69

Berdasarkan pedoman penilaian keterampilan menulis puisi tersebut, dapat

diketahui keterampilan siswa dalam menulis puisi berhasil sangat baik, berhasil

baik, berhasil cukup baik, dan berhasil kurang baik. Siswa yang berhasil sangat

baik adalah siswa yang memperoleh nilai 85 – 100, siswa yang berhasil dengan

baik adalah siswa yang memperoleh nilai 75 – 84, siswa yang berhasil dengan

kategori cukup adalah siswa yang memperoleh nilai 60 – 69, dan siswa yang

berhasil dengan kategori kurang baik adalah siswa yang memperoleh nilai 0 – 59.

Tabel 4 Pedoman Penilian

No. Kategori Rentang skor

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

85-100

70-80

60-69

50-59

<50

3.4.1.2 Instrumen Nontes

Bentuk instrumen yang berupa nontes adalah lembar observasi, pedoman

wawancara, check list, jurnal, dan dokumentasi yang berupa foto.

3.4.1.2.1 Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa, respon, dan aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi. Pedoman observasi memuat jenis

tingkah laku siswa selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audiovisual dengan kompenen masyarakat belajar.

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

70

Jenis tingkah laku siswa yang menjadi sasaran penelitian meliputi (1)

kesiapan mengikuti pelajaran, (2) keseriusan siswa dalam mendengarkan

penjelasan guru, (3) ketertarikan pada materi pelajaran, (4) ketertarikan dengan

pendekatan pembelajaran, (5) keaktifan siswa selama proses belajar mengajar

dalam kelompok, (6) mengajukan pertanyaan pada guru jika mengalami kesulitan

dalam proses pembelajaran, (7) mendengar dengan jelas gambar dan suara TV, (8)

memperhatikan media yang digunakan dalam pembelajaran, (9) reaksi siswa saat

melihat puisi yang ditampilkan melalui media audiovisual, (10) siswa mampu

mengerjakan tugas merefleksikan pembacaan puisi sesuai dengan waktu yang

ditetapkan, (11) mencatat inti-inti dari proses pembelajaran, dan (12) partisipasi

siswa dalam menarik kesimpulan.

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku

siswa selama proses belajar mengajar yang berlangsung pada siklus I dan siklus

II. Hal-hal yang diamati yaitu keadaan, respon, sikap, dan keaktifan siswa selama

mengikuti proses pembelajaran.

3.4.2.2 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk siswa sebagai

respondennya. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data

tentang respon siswa terhadap materi keterampilan menulis puisi. Aspek yang

digunakan dalam pedoman wawancara antara lain mengenai tanggapan siswa

terhadap materi pelajaran dan kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.

Pedoman wawancara dilaksanakan terhadap siswa yang kesulitan dalam

merefleksikan pembacaan puisi dan siswa yang mengalami peningkatan dalam

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

71

merefleksikan pembacaan puisi dengancara tanya jawab yang berkaitan dengan

variabel peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab tindakan tersebut.

Wawancara dilaksanakan di luar jam pelajaran efektif dengan teknik bebas,

maksudnya adalah pertanyaan telah dipersiapkan oleh pewancara dan responden

bebas menjawab pertanyaan- pertanyaan tanpa terkait. Aspek- aspek yang

digunakan dalam pedoman wawancara meliputi (1) apakah kamu memahami

penjelasan guru, (2) apakah gambar dan suara pada TV terlihat jelas, (3) apakah

kamu menyukai puisi yang ditampilkan melalui audiovisual, (4) apakah kamu

memahami puisi yang ditampilkan melalui audiovisual, (5) bagaimana sikap

positif siswa terhadap materi menulis puisi, (6) bagaimana kerjasama yang terjalin

dalam anggota kelompok, (7) apa kesulitan yang kamu alami dalam menulis puisi,

(8) bagaimana solusi teman dalam kesulitan merefleksikan pembacaan puisi, (9)

apakah kamu menyukai proses pembelajaran menyimak puisi dengan pendekatan

ini, dan (10) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi yang ttelah

dilakukan dan saran siswa untuk pembelajran ini.

Instrumen tersebut digunakan untuk mendapat data, data yang diperoleh

digunakan utuk mengambil simpulan. Untuk mengetahui instrumen itu valid atau

tidak, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing sehingga dari pendapat itu

nantinya dapat disimpulkan bahwa instrumen yang akan digunakan sudah valid.

3.4.2.3 Jurnal

Jurnal ini terdiri atas dua jenis, yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Jurnal

siswa berisi tentang kesulitan siswa, pendapat, pesan atau kesan tentang

pembelajaran menulis cerpen. Jurnal guru diisi guru pada saat akhir pembelajaran.

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

72

Jurnal ini berfungsi untuk mendiskripsikan atau mencatat fenomena saat

pembelajaran, yaitu respon siswa, keaktifan siswa, dan tingkah laku siswa saat

pembelajaran.

Dalam jurnal siswa, setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan

tanggapan terhadap cara-cara yang dipergunakan peneliti dalam menyampaikan

materi keterampilan menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual. Siswa secara bebas memberikan kritikan, saran, maupun sekedar

mengungkapkan kesan tanpa menuliskan identitas dirinya. Jurnal siswa peneliti

dapat memperoleh data secara jujur dan objektif dari siswa tentang kekurangan

dan kelebihan pada saat penyajian materi. Hal ini sangat dibutuhkan untuk

mengevaluasi dan merefleksi. Jurnal siswa diberikan kepada siswa setelah proses

pembelajaran siklus I selesai.

3.4.2.4 Dokumentasi yang Berupa Foto

Pengambilan gambar (foto) dalam proses pembelajaran menulis dapat

dijadikan gambaran perilaku siswa dalam penelitian. Foto menghasilkan data

deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaan segi-segi

subjektif. Foto yang diambil berupa aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan sesuai

dengan aktifitas yang dilakukan siswa pada setiap siklus.

Foto yang diambil sebagai sumber data dan dapat memperjelas data yang

lain. Hasil dari pengambilan data ini dideskripsikan dan dipadukan dengan data

yang lain. Penggunaan foto sangat bermanfaat untuk melengkapi sumber data.

Foto dianalisis bersama sumber data yang lain. Hasil penelitian ini digunakan

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

73

sebagai gambaran siswa yang diabadikan selama proses pembelajaran

berlangsung.

Dokumentasi foto hanya sebagai pelengkap cara atau teknik dalam

mengambil data. Foto merupakan pelengkap atau sumber data tambahan. Dalam

penelitian tindakan kelas ini foto digunakan untuk mendokumentasikan keaktifan

siswa di kelas saat proses pembelajaran berlangsung, saat melakukan kegiatan

imajinasi, saat siswa ditugasi menulis cerpan, dan merekam fenomena yang terjadi

pada siswa dengan tingah lakunya saat pembelajaran

3.4.1.2.3 Check List

Check list dipilih sebagai alternatif pengumpulan data karena lebih praktis

dan efisien. Check list lebih praktis dan efisien karena berisi jawaban tertutup,

yaitu jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Check list

berisi beberapa aspek, yaitu minat terhadap metode pembelajaran, pendapat siswa

terhadap metode pembelajaran, minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi,

pendapat siswa tentang media pembelajaran, pendapat siswa tentang cara guru

mengajar, dan peningkatan keterampilan siswa menulis puisi

3.4.1.2.4 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan

kevalidan atau kesatuan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid bila mampu

mengukur apa yang diinginkan pada data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Uji instrumen tes dilakukan dengan menggunakan validitas isi dan permukaan.

Validitas isi dilakukan dengan menyesuaikan semua aspek menulis cerpen yang

akan dinilai. Adapun validitas permukaan dilakukan dengan cara

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

74

mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru Bahasa Indonesia yang

mengajar. setelah selesai dikonsultasikan dan dianggap layak maka instrumen ini

dapat digunakan untuk pengambilan data.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes

dan teknik nontes.

3.5.1 Teknik Tes

Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data dengan tes. Tes dilakukan pada akhir kegiatan menulis. Jenis

tes yang digunakan adalah tes tertulis. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk

mengukur tingkat ketarampilan siswa terhadap ketrampilan menulis yang telah

dipelajarinya. Dengan demikian, peniliti akan mudah mengetahui keterampilan

siswa dalam menulis puisi.

Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu siklus I dan

siklus II. Teknik tes ini dilakukan pada saat pembelajaran menulis puisi sedang

berlangsung. Bentuk tes dan kriteria penilaian sama antara siklus I dan siklus II.

Adapun aspek yang dinilai dalam tes menulis puisi dengan pendekatan

kontekstual komponen pemodelan, meliputi (1) kesesuaian isi dengan tema, (2)

diksi, (3) rima, (4) pembaitan, dan (5) tipografi. Keterampilan siswa dalam

menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangunnya.

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

75

3.5.2 Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan dengan maksud untuk sejauh mana

perubahan siswa setelah diadakan proses pembelajaran menulis puisi

menggunakan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual.

Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, wawancara, jurnal, dan

dokumentasi foto.

3.5.2.1 Teknik Observasi

Teknik observasi dilakukan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung

pada siklus I dan siklus II. Tujuanya adalah untuk mengamati siswa baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung mencakup semua

aktivitas dan keaktifan siswa selam proses pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audiovisual denhgan kompenen masyarakat belajar yang

dapat diamati degan panca indera, sedangkan pengamatan tidak langsung melalui

lembar pengamatan. Observasi dilakukan pada semua siswa dengan memberikan

tanda check list pada lembar observasi berdasarkan pengamatan proses

pembelajaran berlangsung. Teknik observasi ini tujuannya adalah mengumpulkan

data dan mengamati perilaku siswa dalam proses pembelajaran.

3.5.2.2 Teknik Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengungkap data penyebab kesulitan dan

hambatan dalam pembelajaran menulis puisi. Wawancara dilakukan setelah proses

pembelajaran selesai dengan menggunakan alat perekam. Wawancara ditujukan

kepada siswa tertentu yang mendapatkan nilai tinggi, sedang, dan nilai rendah.

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

76

Kegiatan wawancara ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat.

Hal ini bertujuan agar jawaban siswa lebih jujur dan terbuka.

Hal- hal yang ditanyakan dalam wawancara ini mengenai minat siswa

dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan kesulitan- kesulitan yang dihadapi terutama

aspek ketrampilan menulis puisi. Wawancara dilakukan diluar jam efektif,

dilaksanakan secara bertahap. Hal ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh dua

orang rekan dengan menggunakan alat perekam.

3.5.2.3 Teknik Jurnal

Jurnal adalah buku atau catatan yang dimiliki siswa dan guru selama

kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung. Jurnal diisi oleh siswa proses

pembelajaran menulis puisi berlangsung untuk mengetahui respon dan minat

siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual

komponen pemodelan, kesulitan yang dihadapi siswa dan kesan dan pesan siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

komponen pemodelan. Guru mengamati proses pembelajaran dengan

memperhatikan pedoman jurnal yang telah dibuat peneliti.

3.5.2.4 Teknik Dokumentasi Foto

Peneliti menggunakan dokumentasi yang berupa pengambilan gambar foto

pada saat penelitian berlangsung. Gambar foto ini menghasilkan data yang

autentik karena pengambilan foto tersebut dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil berupa aktifitas-aktifitas siswa

selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Dokumentasi berupa foto ini digunakan

sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

77

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

3.6.1 Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis dan kuantitatif yang

diperoleh dari hasil tes menulis puisi pada siklus I dan siklus II. Analisis data tes

secara kuantitatif dilakukan dengan merekap skor yang diperoleh siswa,

menghitung skor komulatif dari seluruh aspek, menghitung skor rata-rata kelas,

dan menghitung persentase. Persentase skor dihitung menggunakan rumus

berikut:

%100R

NkNk ×=

Keterangan:

NP = Nilai Presentase

Nk = Nilai yang dicapai siswa

R = Responden

Hasil perhitungan nilai siswa dari masing-masing tes ini kemudian

dibandingkan, yaitu antara siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan

gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis puisi dengan

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual.

3.6.2 Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang sifatnya

kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil data nontes. Data kualitatif dalam

penelitian ini berasal dari hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumen foto.

Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data nontes yang diperoleh.

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

78

Data yang diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II digunakan untuk

mengetahui perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis puisi, serta

untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi dengan pendekatan

kontekstual komponen pemodelan.

Data yang diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklu II digunakan untuk

mengetahui perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis puisi, serta

untuk mengetahui peningkatan ketrampilan menulis puisi dengan metode emotf-

imajinatif.

Hugo Hartig dalam Tarigan (1886:24) menyebutkan bahwa tujuan

kegiatan menulis ada tujuh yaitu assignment puspose ( tujuan penugasan),

altruistic purpose (tujuan penerangan), self ekspresif purpose,( tujuan pernyataan

diri), creative purpose ( tujuan kreatif), dan problem solving purpose ( tujuan

pemecahan masalah)

Kegiatan menulis dengan tujuan penugasan, penulis tidak memiliki tujuan

antuk apadia menulis, jika penulis melakukan kegiatan menukis karena adanya

tugas bukan aras jemuanya sendiri. Tujuan altristik yaitu menulis untuk

menyenangkan para pembaca, menolong para pembaca untuk memahami,

menghargai perasaan dan penalaranya. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan

suatu tulisan yang mampu menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

yang diutarakan. Akan tetapi, banyak penulis yang melakukan kegiatan menulis

dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca maka

tulisan yang di hasilkan beruopa paparan atau diskripsi.

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

79

Tujuan lain dari kegiatan menulis adalahpernyataan diri. Tujuan lain yang

erat hubunganya dengan tujuan pernyataan diri yaitu tujuan kreatif. Akan tetapi

keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan

keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni yang menjadi

idaman.

Melalui tulisannya, pelukis ingin menjelaskan, menjernihkan serta

menjelajahi dan meneliti secara cermat pikiran- pikiran dan gagasan- gagasanya

sendiri agar dapat di mengerti dan di terima oleh pembaca. Kegiatan menulis

seperti ini memiliki tujuan memecahkan masalah ( problem solving).

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab IV ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas. Hasil

penelitian ini meliputi hasil tes dan hasil nontes. Hasil penelitian ini diperoleh dari

tes siklus I dan tes siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II merupakan hasil tes

keterampilan menulis puisi dengan menggunakan pendekatan emotif- imajinatif

melalui media audiovisual. Hasil nontes siklus I dan siklus II berasal dari

observasi, jurnal, angket check list, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil tes

siklus I dan siklus II tersebut disajikan dalam bentuk data kuantitatif. Sedangkan

hasil nontes siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif.

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I merupakan tindakan awal pembelajaran keterampilan menulis

puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual.

Pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual pada siklus I

dilaksanakan sebagai upaya memperbaiki dan memecahkan masalah yang muncul

sebelum penelitian dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi siklus I

terdiri atas tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut diurutkan secara rinci sebagai

berikut

4.1.1.1 Hasil Tes

Hasil tes menulis puisi siklus I ini merupakan data awal dilakukannya

tindakan pembelajaran dengan pendekatan emotif-imajinatif melalui media

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

81

audiovisual kriteria penilaian pada siklus I ini meliputi sepuluh aspek yaitu: 1)

mampu membentuk relevansi diksi sesuai media audiovisual; 2) mampu

membentuk relevansi pengimajian sesuai dengan media audiovisual; 3) mampu

membentuk relevansi kata konkrit sesuai dengan media audiovisual; 4) mampu

membentuk relevansi bahasa figuratif sesuai dengan media audiovisual; 5)

mampu membentuk relavansi versifikasi sesuai dengan media audiovisual; 6)

mampu membentuk relevansi tipografi sesuai dengan media audiovisual; 7)

mampu membentuk relevansi tema sesuai dengan media audiovisual; 8) mampu

membentuk relevansi perasaan,nada sesuai dengan media audiovisual; 9) mampu

membentuk relevansi suasana dengan media audiovisual; 10) mampu membentuk

relevansi amanat sesuai dengan media audiovisual. Hasil tes menulis puisi pada

tindakan siklus I dapat dilihat tabel 4 berikut.

Tabel 4 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus I

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

85 – 100 70 – 84 60 – 69 0 – 59

0 30 2 0

0 2265 138 0

0 93,75 6,25

0

=2403:32 =75,09 (cukup)

Jumlah 32 2403 100

Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi siswa

kelas VII C SMP N 2 Sulang,dari 32 siswa terdapat 30 siswa atau sekitar 93,75%

memperoleh kategori baik, yaitu nilai antara 70-84. Terdapat 2 siswa atau sekitar

6,25% memperoleh kategori cukup, yaitu nilai antara 60-69. Untuk lebih jelasnya,

hasil tes kemampuan menulis puisi siswa kelas VII C pada tindakan siklus I dapat

dilihat pada diagram batang berikut.

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

82

Diagram I menunjukkan batang untuk kategori cukup paling tinggi, yaitu

pada angka 93,75%. Hal ini menunjukkan bahwa 93,75% kemampuan siswa

dalam menulis puisi berada dalam kategori baik, sedangkan untuk kategori cukup

pada angka 6,25%.

Hasil tes pada siklus I ini secara klasikal merupakan penjumlahan skor

dari sepuluh aspek penilaian kemampuan menulis puisi, meliputi (1) diksi, (2)

pengimajian, (3) kata konkrit, (4) bahasa figuratif, (5) versifikasi, (6) tipografi, (7)

tema, (8) perasaan,nada (9)suasana, (10) amanat. Adapun hasil masing- masing

aspek penilaian tersebut secara rinci dapat dilihat dari paparan berikut ini.

4.1.1.1.1 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pemilihan Diksi

Penilaian aspek diksi difokuskan pada pemilihan kata yang konotatif dan

bersifat puitis sesuai dengan media audiovisual yang ditayangkan. Hasil penilaian

menulis puisi aspek pemilihan diksi dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

83

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

6 25 1 0

60 181 5 0

18,75 78,13 3,12

0

=246 : 32 = 7,67

Jumlah 32 246 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

pemilihan diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh

6 siswa atau sekitar 18,75%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 25

siswa atau sekitar 78,13%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5

dicapai 1 siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2

tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam

memilih diksi yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan

rata- rata klasikal sebesar 7,67.

4.1.1.1.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian

Penilaian aspek pengimajian difokuskan pada susunan kata yang dapat

mengungkapkan pengalaman sensoris, pendengaran dan perasaan sesuai dengan

media audiovisual yang ditayangkan. Hasil penilaian menulis puisi aspek

pengimajian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

6 25 1 0

56 180 5 0

18,75 78,13 3,12

0

241 : 32 = 7,53

Jumlah 32 241 100

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

84

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

pengimajian untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 6

siswa atau sekitar 18,75%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 25

siswa atau sekitar 78,13%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5

dicapai 1 siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2

tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam

pengimajian yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan

rata-rata klasikal pada aspek pengimajian sebesar 7,53.

4.1.1.1.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kata Konkrit

Penilaian aspek kata konkrit difokuskan pada kata yang dapat

menggambarkan suatu suasana batin untuk membangkitkan imajinasi yang sesuai

dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek kata konkrit dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kata Konkrit

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

3 28 1 0

29 211 5 0

9,38 87,5 3,12

0

245 : 32 = 7,67

Jumlah 32 245 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

kata konkret untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 3

siswa atau sekitar 9,38%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 28 siswa

atau sekitar 87,5%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5 dicapai 1

siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2 tidak ada

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

85

siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian

yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata-rata

klasikal pada aspek kata konkret sebesar 7,67.

4.1.1.1.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Bahasa Figuratif

Penilaian aspek bahasa figuratif difokuskan pada pencapaian efek puitis

yang dapat berupa kata, frasa, ungkapan ataupun satuan sintaksis sesuai dengan

media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek bahasa figuratif dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Bahasa Figuratif

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

2 29 1 0

19 215 5 0

6,25 90,63 3,12

0

245 : 32 = 7,67

Jumlah 32 245 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

bahasa figuratif untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh

2 siswa atau sekitar 6,25%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 29

siswa atau sekitar 90,63%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5

dicapai 1 siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2

tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam

pengimajian yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan

rata- rata klasikal pada aspek kata konkret sebesar 7,67.

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

86

4.1.1.1.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi

Penilaian aspek versifikasi difokuskan pada rima, ritma dan metrum sesuai

dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek versifikasi dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

2 29 1 0

18 209 5 0

6,25 90,63 3,12

0

232 : 32 = 7,25

Jumlah 32 232 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

versifikasi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 2

siswa atau sekitar 6,25%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 29 siswa

atau sekitar 90,63%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5 dicapai 1

siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2 tidak ada

siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian

yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata-rata

klasikal pada aspek kata konkret sebesar 7,67.

4.1.1.1.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi

Penilaian aspek tipografi difokuskan pada penggunaan tata wajah untuk

membentuk puisi yang utuh untuk keindahan visual danmengintensifkan makna

sesuai dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek tipografi

dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

87

Tabel 4.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipogfrafi

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

6 23 3 0

58 165 15 0

18,75 71,88 9,37

0

238 : 32 = 7,44

Jumlah 32 238 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 6

siswa atau sekitar 18,75%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 23

siswa atau sekitar 71,88%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5

dicapai 3 siswa atau sekitar 9,37% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2

tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam

pengimajian yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan

rata- rata klasikal pada aspek kata konkret sebesar 7,44

4.1.1.1.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tema

Penilaian aspek tema difokuskan pada gagasan pokok yang dikembangkan

sesuai dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek tema dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tema

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

6 24 2 0

56 168 10 0

18,75 75

6,25 0

234 : 32 = 7,31

Jumlah 32 234 100

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

88

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tema untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 6 siswa

atau sekitar 18,75%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 24 siswa atau

sekitar 75%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5 dicapai 2 siswa

atau sekitar 6,25% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2 tidak ada siswa

yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang

sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata-rata klasikal

pada aspek kata konkret sebesar 7,31.

4.1.1.1.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perasaan, Nada

Penilaian aspek perasaan, nada difokuskan pada perasaan, nada dalam

puisi sesuai dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek

perasaan, nada dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Persaan, Nada

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

8 23 1 0

77 161 5 0

25 71,88 3,12

0

243 : 32 = 7,59

Jumlah 32 243 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tema untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 8 siswa

atau sekitar 25%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 23 siswa atau

sekitar 71,88%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5 dicapai 1

siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2 tidak ada

siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

89

yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata-rata

klasikal pada aspek kata konkret sebesar 7, 59.

4.1.1.1.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana

Penilaian aspek suasana difokuskan pada keadaan jiwa yang ditimbulkan

sesuai dengan media audiovisual yang ditayangkan. Hasil penilaian menulis puisi

aspek suasana dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

9 22 1 0

87 160 5 0

28,13 68,75 3,12

0

252 : 32 = 7,88

Jumlah 32 252 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

suasana untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 9 siswa

atau sekitar 28,13%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 22 siswa atau

sekitar 68,75%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5 dicapai 1

siswa atau sekitar 3,12% dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-2 tidak ada

siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian

yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata-rata

klasikal pada aspek kata konkret sebesar 7,88.

4.1.1.1.10 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat

Penilaian aspek amanat difokuskan pada amanat dalam puisi sesuai

dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek amanat dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

90

Tabel 4.10 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

8 24 0 0

77 174 0 0

25 75 0 0

251 : 32 = 7,84

Jumlah 32 251 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

amanat untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9-10 dicapai oleh 8 siswa

atau sekitar 25%. Kategori baik dengan rentang nilai 6-8 dicapai 24 siswa atau

sekitar 75%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3-5 dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-2 tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan

demikian, kemampuan siswa dalam amanat yang sesuai dengan media

audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata

konkret sebesar 7,84.

4.1.1.2 Hasil Nontes

Pada siklus I ini data diperoeh dari hasil observasi, jurnal, Check List,

wawancara, dan dokumentasi foto. Dokumentasi foto hanya digunakan sebagai

data pendukung data-data yang lainnya, yakni sebagai bukti visual terjadinya

suatu peristiwa dalam proses pembelajaran siklus I. Hasil nontes selengkapnya

akan dijelaskan pada uraian berikut ini.

4.1.1.2.1 Hasil Observasi

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

menulis puisi dengan pendekatan emotif-imainatif melalui media audiovisual

siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang. Pengambilan data observasi bertujuan untuk

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

91

mengetahui respons perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran

menulis puisi melalui pendekatan emotif-imajinatif media audiovisual.

Objek sasaran yang diamati dalam kegiatan observasi terhadap siswa

meliputi lima perilaku siswa,yang meliputi: (1) antusias siswa dalam memngikuti

pembelajaran menulis puisi pendekatan emotif-imajinatif melalui media

audiovisual, (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan

melakukan kegiatan yang tidak perlu, (3) antusias siswa aktif berpartisipasi

menjawab pertanyaan dari guru, (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi

menulis puisi yang sedang berlangsung, (5) antusias siswa tidak meremehkan

kegiatan menyimak, (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan

imajinasi, (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis puisi dengan baik,

(8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi. Pada siklus I

ini, terdapat beberapa perilaku siswa yang dapat terdeskripsi melalui kegiatan

observasi. Selama proses kegiatan pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan

emotif-imajinatif media audiovisual, tidak semua siswa mengikuti proses

pembelajaran dengan baik, diperoleh siswa yang berperilaku positif dan negatif.

Peneliti memaklumi keadaan tersebut karena proses pembelajaran yang dilakukan

penelliti merupaka sesuatu yang baru dan belum pernah diajarkan pada mereka

sebelumnya sehingga di butuhkan proses untuk menyesuaikannya. Selain itu

peneliti juga sadar bahwa setiap siswa memiliki karekteristik dan kemampuan

yang berbeda- beda. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi setiap

aspek yang telah di observasi oleh peneliti dengan bantuan seorang teman.

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

92

Hasil Observasi Perilaku Positif dan Negatif pada siklus I

No Nomor Responden

Kategori Perilaku Siswa Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 1 R-1 √ - √ - √ √ √ √ 1. Siswa siap mengikuti

pembelajaran menulis puisi

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu (mengganggu teman, melamun, mengantuk)

3. Siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari guru saat kegiatan diskusi kelas sedang berlangsung

4. Siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang sedang berlangsung

5. Siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak

6. Siswa tidak meremehkan kegiatan imajinasi

7. Siswa mengikuti proses penulisan puisi dengan baik

8. Siswa menulis puisi dengan baik dan penuh konsentrasi

Pengisian: (√) : positif (−) : negative

2 R-2 √ √ √ - √ √ √ √ 3 R-3 √ √ √ √ √ - √ √ 4 R-4 √ √ - - √ √ √ √ 5 R-5 √ √ √ - √ √ √ √ 6 R-6 √ √ √ - √ √ √ √ 7 R-7 √ - √ - √ - - √ 8 R-8 √ √ √ - √ √ √ √ 9 R-9 √ √ √ √ √ √ √ √ 10 R-10 √ √ √ √ √ - √ √ 11 R-11 √ √ √ √ √ - √ √ 12 R-12 √ √ √ - √ √ √ √ 13 R-13 √ - √ - √ √ √ √ 14 R-14 √ √ √ - √ √ √ √ 15 R-15 √ √ √ - √ √ √ √ 16 R-16 √ √ √ - √ √ √ √ 17 R-17 √ √ √ - √ √ √ √ 18 R-18 √ - √ - √ √ √ √ 19 R-19 √ √ √ - √ √ √ √ 20 R-20 √ √ √ - √ √ √ √ 21 R-21 √ √ √ - √ √ √ √ 22 R-22 √ √ √ - √ √ √ √ 23 R-23 √ √ √ - √ √ √ √ 24 R-24 √ √ √ - √ √ √ √ 25 R-25 √ √ √ - √ √ √ √ 26 R-26 √ √ √ - √ √ √ √ 27 R-27 √ √ √ - √ √ √ √ 28 R-28 √ √ √ - √ √ √ √ 29 R-29 √ √ √ - √ √ √ √ 30 R-30 √ √ √ - √ √ √ √ 31 R-31 √ √ √ - √ √ √ √ 32 R-32 √ √ √ - √ √ √ √ Jumlah 32 28 31 4 32 28 31 32 Jumlah dalam persen

100%

87,75%

96,88%

12,5%

100%

87,5%

96,86%

100%

Aspek pertama, yaitu siswa siap megikuti pembelajaran dikatakan sangat

baik atau sebesar 100%. Semua siswa tampak sudah siap megikuti pembelajaran

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

93

menulis puisi. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang positif yaitu mencatat

poin-poin penting yang dijelaskan oleh guru berkaitan dengan pembelajaran

menulis puisi. Selain itu terlihat juga pada saat peneliti memasuki ruangan,

dilanjutkan dengan apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Sikap siswa secara alamiah sudah

terkondisikan dengan sendirinya. Hal ini merupakan langkah awal yang sangat

menggembirakan karena secara tidak langsung siswa sudah menerima peneliti

sebagai guru mereka.

Aspek kedua, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak

melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara dengan teman, melamun,

tertidur). Selama pembelajaran berlangsung 28 siswa atau 87,5% memperhatikan

penjelasan guru. Hanya 4 siswa atau 12,5% tidak serius mendengarkan penjelasan

guru. Siswa lebih memilih melamun, berbicara dengan teman sebelah, dan ada

juga yang tertidur.

Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari

guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 30 siswa atau 93,75%

berpartisipasi aktif saat diskusi kelas berlangsung. Sedangkan 2 siswa atau 6,25 %

memilih pasif saat kegiatan diskusi kelas berlangsung.

Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran.

Hasil dari observasi hanya 4 siswa atau 12,5% yang aktif bertanya mengenai

materi yang disampaikan oleh guru.

Aspek kelima, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak

dikategorikan sangat baik atau sebesar 100% semua siswa menyimak vidio yang

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

94

diputarkan oleh guru dengan baik. Aspek keenam, yaitu siswa tidak meremehkan

kegiatan imajinasi sebagian siswa atau 81,25% dari jumlah siswa keseluruhan

dengan serius melakukan kegiatan imajinasi. Hanya 18,75% siswa kurang serius

melakukan kegiatan imajinasi.

Aspek ketujuh, yaitu siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan

baik. Hasil dari observasi sebanyak 31 siswa atau sebesar 96,86% tidak mengikuti

proses penulisan gagasan dengan baik. Hanya 1 siswa atau sebesar % melakukan

proses penulisan gagasan dengan baik.

Aspek kedelapan, yaitu siswa menulis puisi dengan baik dan penuh

konsentrasi. Pada aspek ini terlihat dikategorikan sangat baik atau sebesar 100%

semua siswa menulis puisi dengan baik.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan dibantu seorang peneliti selama

pembelajaran menulis puisi dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa

masih ada selama pembelajaran berlangsung. Sikap negatif yang muncul

dimungkinkan karena siswa masih merasa asing dengan pembelajaran yang

dibawakan oleh guru atau peneliti karena merupakan pengalaman baru bagi

mereka jadi butuh penyesuaian diri dari siswa. Keadaan ini perlu sekali

dipecahkan oleh peneliti.

Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan

menghilangkan sikap negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini

menjadi tugas guru atau peneliti pada siklus II untuk melakukan suatu cara agar

perilaku negatif tersebut dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada siklus II

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

95

tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa yang

negatif menjadi positif.

4.1.1.2.2 Hasil Jurnal

Pengisian jurnal dilakukan pada akhir pembelajaran menulis puisi dengan

pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual. Hasil jurnal siklus I ini

diperoleh melalui jurnal guru dan jurnal siswa. Tujuan pengisian jurnal siswa

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi yang

telah dilaksanakan guna memperbaiki pembelajaran. Selanjutnya, agar hasil

pembelajaran yang diperoleh lebih optimal. Sedangkan lembar jurnal guru berisi

mengenai segala hal yang dirasakan oleh guru selama proses pembelajaran

menulis cerpen berlangsung. Hasil jurnal siklus I dipaparkan sebagai berikut

a. Jurnal Siswa

Pengisian lembar jurnal siswa dilakukan oleh seluruh siswa kelas VII C

SMP Negeri 2 Sulang. Jurnal siswa ini berisi 5 pertanyaan yang berkenaan dengan

(1) apa manfaat yang diperoleh siswa saat mengikuti pembelajaran menulis puisi,

(2) apakah siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan

emotif-imajinatif melalui media audiovisual (disertai alasan), (3) apakah

penjelasan guru dalam menyampaikan materi menulis puisi pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual dapat dipahami, (4) kesulitan-kesulitan yang

dihadapi siswa, dan (5) tulislah saran dan kesan siswa selama mengikuti

pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif-imajinatif melalui media

audiovisual. Berikut ini jawaban siswa ketika mengisi lembar jurnal mengenai

pembelajaran menulis puisi . Secara keseluruhan jawaban yang diberikan siswa

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

96

hampir sama, yaitu dapat meningkatkan kreativitas. Namun, ada juga yang

mengemukakan manfaat lain, yaitu berbagi pengalaman dengan orang lain.

Ketertarikan siswa terhadap pendekatan emotif-imajinatif media

audiovisual dalam pembelajaran menulis puisi secara keseluruhan siswa

menunjukkan rasa tertariknya terhadap pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual. Maskipun dengan alasan yang cukup beragam. Alasan yang paling

menonjol yang dilontarkan siswa adalah belajar dengan menggunakan media

audiovisual sangat mengasyikkan, selain mendapatkan ilmu juga merasakan

pembelajaran yang santai. Dengan menggunakan media audiovisual lebih

memudahkan dalam menulis puisi daripada harus menentukan tema sendiri.

Pendapat siswa mengenai cara guru dalam menyampaikan materi secara

keseluruhan pendapat siswa, yaitu mudah dipahami oleh siswa. Namun, ada 4

siswa yang beranggapan bahwa penjelasan guru belum sepenuhnya dapat

dipahami. Peneliti memungkinkan karena adanya dua faktor. Pertama, siswa tidak

memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Kedua, pada siklus I peneliti

mengajar setelah pelajaran olahraga berlangsung sehingga siswa kurang

berkonsentrasi apalagi kondisi ruangan cukup panas dan merasa lelah setelah

berolahraga sebelumnya.

Pada pertanyaan keempat mengenai kesulitan-kesulitan yanng dihadapi

siswa muncul pada saat mereka menulis puisi dengan memperhatikan unsur-

unsur pembangun dalam menulis puisi. Hal ini dimungkinkan karena siswa belum

terbiasa menulis puisi dan membaca referensi karya sastra dalam bentuk syair

puisi yang terdapat di perpustakaan sekolah maupun di toko-toko buku. Sebagian

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

97

besar siswa juga mengungkapkan kesulitannya pada saat mengembangkan media

audiovisual yang ditayangkan menjadi bentuk puisi yang utuh.

Pesan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi melalui

pendekatan emotif-imajinatif media audiovisual secara keseluruhan siswa

memberikan pesan dan harapan yang positif untuk memperbaiki pembelajaran

selanjutnya. Adapun saran yang diberikan siswa diantaranya adalah supaya contoh

puisi yang diberikan jangan hanya dua. Syair puisi yang dicontohkan lebih banyak

dan lebih beragam agar siswa lebih mengerti. Siswa juga memberikan saran agar

pada saat menjelaskan materi agar tidak terlalu cepat dan lebih bersikap tegas.

Adapula yang menyarankan supaya kegiatan seperti ini tidak hanya sekali tetapi

kapan- kapan diadakan lagi. Berbagai saran ini akan menjadi masukan yang bagus

bagi peneliti untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan yang dilakukan pada

siklus I supaya tidak terulang pada siklus II. Kesan siswa secara keseluruhan

bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui

pendekatan emotif-imajinatif media audiovisual karena dapat membantu

meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis puisi.

b. Jurnal Guru

Jurnal guru diisi oleh guru pada saat proses pembelajaran menulis puisi

dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual selesai. Jurnal guru

memuat hal- hal yang berkenaan dengan kejadian- kejadian atau peristiwa yang

terjadi atau dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hal-

hal yang diungkapkan tersebut adalah (1) bagaimana kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis puisi, (2) bagaimana keaktifan siswa dalam

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

98

mengikuti pembelajaran menulis puisi, (3) bagaimana tanggapan siswa terhadap

proses pendekatan emotif-imajinatif media audiovisual saat pembelajaran

menulis puisi berlangsung, (4) bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas menulis

puisi yang diberikan oleh guru, dan (5) bagaimana tingkah laku siswa selama

pembelajaran menulis puisi.

Berdasarkan hasil jurnal guru yang mengacu pada objek sasaran yang

diamati dan dirasakan peneliti saat melaksanakan pembelajaran menulis puisi

dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual dapat dijelaskan

bahwa dalam siklus I, kegiatan pembelajaran sudah berjalan cukup baik dan

sebagian besar siswa serius dan tertarik dengan kegiatan pembelajaran. Kesiapan

siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi sudah dikatakan baik. Hal ini

terlihat saat guru masuk ke ruangan dilanjutkan dengan melakukan apersepsi

secara alamiah siswa sudah terkondisikan dengan sendirinya. Hal ini merupakan

langkah awal yang baik karena secara tidak langsung siswa sudah menerima

peneliti sebagai guru mereka. Saat proses pembelajaran siswa belum semuanya

aktif. Hal ini terlihat ketika kegiatan diskusi bersama dan tanya jawab dengan

guru berlangsung, yang aktif hanya beberapa siswa saja.

Respon siswa terhadap proses pembelajaran menulis puisi dengan

pendekatan emotif-imajinatif melalui media audiovisual cukup baik. Hal ini dapat

dibuktikan dari keseriusan siswa dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan guru

ketika awal pembelajar. Keaktifan siswa selama mengikuti jalanya pembelajaran,

tingkah laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran, dan fenomena-

fenomena apa saja yang muncul selam jalanya pembelajaran. Tanggapan siswa

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

99

terhadap tugas menulis puisi yang diberikan oleh guru juga cukup baik. Hal ini

tampak pada keantusiasan siswa ketika menulis puisi. Suasana kelas ketika siswa

menulis puisi terlihat tenang dan dapat terkendali dengan baik. Siswa terlihat lebih

santai. Fenomena yang muncul pada saat pembelajaran keterampilan menulis

puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual, yaitu masih ada

beberapa siswa yang lebih senang berbicara dengan teman sebelahnya, melihat

hasil pekerjaan temannya. Tetapi kondisi seluruh siswa sudah terkendali dan sikap

mereka cukup baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Berdasarkan junal guru dapat disimpulkan bahwa keseriusan dan

keefektifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis puisi siklus I ini

cukup baik. Siswa masih dapat dikondisikan dan merespon baik setiap penjelasan

dari guru. Akan tetapi, pembelajaran menulis puisi ini masih belum maksimal

karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru

dengan serius dan bersungguh-sungguh.

4.1.1.2.3 Hasil Check List

Check list pada siklus I digunakan untuk mengetahui pendapat siswa

mengenai pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif-imajinatif media

audiovisual. Lembar check list diisi oleh semua siswa kelas VII C berjumlah 10

pernyataan dengan pernyataan mereka, yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju,

atau tidak setuju. Kesepuluh pertanyaan tersebut, yaitu (1) saya merasa ternyata

menulis puisi itu mudah, (2) saya senang dengan pendekatan dan media yang

digunakan guru dalam pembelajaran menulis, (3) pendekatan Emotif- imajinatif

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

100

media audiovisual memberikan kemudahan dalam menulis puisi, (4) kebiasaan

menulis puisi dapat mewakili isi hati dan perasaan saya, (5). Saya merasa menulis

puisi dapat meningkatkan kreativitas saya. Berikut ini penjelasan hasil check list

siklus I.

Pada pernyataan pertama mengenai menulis puisi itu mudah, sebanyak 5

siswa atau 15,63% menjawab SS, 20 siswa atau 62,5% menjawab S, 7 siswa atau

21,87% menjawab KS dan tidak ada siswa yang menjawan TS. Siswa yang

menyatakan KS belum membiasakan diri untuk berlatih menulis.

Pada pernyataan kedua mengenai pendapat siswa yang merasa dengan

pendekatan dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis,

sebanyak 10 siswa atau 31,25% menjawab SS, 22 siswa 68,75% menjawab S, dan

tidak ada siswa yang menjawab KS ataupun TS. Hal ini dikarenakan pendekatan

dan media yang digunakan oleh guru membuat mereka senang, nyaman, percaya

diri tetapi tetap fokus pada pembelajaran.

Pada pernyataan ketiga mengenai pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual memberikan kemudahan dalam menulis puisi, ada 12 siswa atau

37,5% menjawab SS, 5 siswa atau 15,63% menjawab S, 15 siswa atau 46,87%

menjawab KS, dan tidak ada siswa yang menjawab TS. Siswa yang menyatakan

KS dikarenakan siswa kurang memperhatikan dan berkonsentrasi pada saat

pembelajran berlangsung.

Pada pernyataan keempat mengenai kebiasaan menulis puisi dapat

mewakili isi hati dan perasaan siswa, ada 10 siswa atau 31,25% menjawab SS, 20

siswa atau 62,5% menjawab S, 2 siswa atau 6,25% menjawab KS, dan tidak ada

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

101

siswa yang menjawab TS. Siswa yang menyatakan kurang setuju dikarenakan

siswa belum mengetahui manfaat lain dalam menulis puisi.

Pada pernyataan kelima mengenai keterampilan menulis puisi dapat

meningkatkan kreativitas siswa, sebanyak 7 siswa atau 21,88% menjawab SS, 25

siswa atau 78,12% menjawab S, dan tidak ada siswa yang menjawab KS ataupun

TS. Hal ini dikarenakan siswa menyadari bahwa menulis puisi dapat menjadikan

mereka kreatif.

4.1.1.2.4 Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus I dan

setelah memperoleh nilai siklus I. Peneliti mewawancarai 3 siswa dengan kriteria,

1 siswa yang memperoleh nilai tinggi, 1 siswa yang memperoleh nilai sedang, dan

1 siswa yang memperoleh nilai rendah.

Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk menggalil

informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan penerapan dan

penggunaan pendekatan dan media yang digunakan pada pembelajaran menulis

puisi. Wawancara ini mengungkapkan tujuh pertanyaan sebagai berikut. (1) Minat

siswa dalam pembelajaran menulis puisi; (2) perasaan siswa selama mengikuti

pembelajaran menulis puisi ; (3) pendapat siswa mengenai pendekatan dan media

yang digunakan pada pembelajaran menulis puisi; (4) Kesulitan yang dihadapi

siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual; (5) manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti

pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual; (6) Saran siswa mengenai pembelajaran menulis puisi melalui

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

102

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual; (7) Pendapat siswa mengenai

cara mengajar guru. Beberapa pertanyaan dalam wawancara ini bukan merupakan

pedoman terstruktur, jadi dapat dikembangkan oleh peneliti saat wawancara

berlangsung.

Pada awal pelaksanaan kegiatan wawancara siswa merasa canggung atau

bingung memahami penjelasan guru tentang tujuan pelakasanaan kegiatan

wawancara. Namun, pada akhirnya siswa pun mengetahui tujuan dari kegiatan

wawancara yang dilakukan peneliti pada mereka.

Hasil wawancara yang diperoleh dari ketiga siswa yaitu siswa yang

mendapat nilai tinggi (R1), siswa dengan nilai sedang (R2), dan siswa yang

mendapat nilai rendah (R3). Diketahui bahwa 1 dari 3 siswa yang diwawancarai

mengaku tidak suka dengan pelajaran menulis puisi. Mereka ialah siswa yang

mendapat nilai rendah (R3). R3 memberikan alasan bahwa dia tidak suka dengan

pembelajaran menulis puisi karena bagi dia menulis puisi itu membuatnya susah

terutama dalam kata. Selebihnya R1 dan R2 menyatakan suka degan kegiatan

menulis puisi. Alasan mereka diantarantya ialah menulis puisi merupakan hobinya

dan dengan menulis puisi itu bisa menggambarkan perasaan sehingga kita bisa

seperti menuangkan imajinasinya. Jadi kita bisa melampiaskan perasaan dengan

menulis syair puisi.

Kegiatan wawancara yang telah dilakukan pada ketiga siswa tersebut diketahui

bahwa sebagian besar siswa merasa senang dengan pendekatan dan media yang telah

dilakukan. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi berpendapat bahwa dengan

memanfaatkan media audiovisual, kegiatan menulis puisi menjadi lebih mudah karena

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

103

sebagian unsur pembangun puisi sudah terpenuhi tinggal mengembangkannya.

Sedangkan dua siswa lainnya yaitu siswa yang memperoleh nilai sedang dan rendah

berpendapat bahwa pendekatan terutama media yang digunakan sangat menarik.

Hasil dari uraian diatas menunjukkan bahwa minat serta respon siswa

mengenai pembelajaran, pendekatan, dan media yang digunakan mendapat tanggapan

baik. Akan tetapi, ketiga siswa tersebut memberikan jawaban yang berlainan ketika

menjawab pertanyaan mengenai kesulitan yang mereka hadapi selama pembelajaran

menulis puisi dengan pendekatan dan media yang digunakan. Siswa yang memperoleh

nilai tertinggi berpendapat bahwa dia tidak mengalami kesulitan yang berarti walaupun

dia menyarankan untuk menggunakan teks puisi yang lebih dimengerti bahasanya agar

dapat menyalurkan imajinasi lebih luas lagi. Sementara siswa yang memperoleh nilai

sedang berpendapat bahwa masih mengalami kesulitan untuk menguntai kata yang

puitis. Selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai terendah mengalami kesulitan dalam

mengembangkannya menjadi bentuk puisi yang utuh sesuai dengan unsur- unsur

pembangun puisi.

Pendapat serta saran siswa mengenai cara guru dalam mengajar juga

berlainan. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi berpendapat penjelasan serta

langkah yang diterapkan guru cukup baik dan menarik, yaitu menyelingi cerita

sehingga tidak membosankan. Siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat

bahwa dalam mengajar dan menerangkan, guru terlalu cepat sehingga siswa

mengalami kesulitan dalam mencatat hal- hal yang penting.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti lakukan, dapat

disimpulkan bahwa siswa senang mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

104

pendekatan emotif-imajinatif media audiovisual meskipun sebenarnya ada yang tidak

suka dengan menulis puisi. Selain itu, peneliti memperoleh banyak masukan dari

mereka mengenai kekurangan-kekurangan peneliti dalam melaksanakan proses

pembelajarandan hal ini menjadi tugas peneliti untuk memperbaiki pada siklus

berikutnya.

4.1.1.2.5 Hasil Dokumentasi Foto

Pada siklus I dokumentasi foto yang difokuskan pada kegiatan selama

pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif-imajinatif media

audiovisual berlangsung. Dokumentasi foto ini merupakan bukti visual kegiatan

selama pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif-imajinatif media

audiovisual. Dokumentasi foto yang diambil pada saat penelitian meliputi: (1)

sikap siswa saat guru memberikan penjelasan, (2) sikap siswa saat kegiatan

imajinasi, dan (3) sikap siswa saat kegiatan menulis puisi. Deskripsi siklus I

selengkapnya dipaparkan sebagai berikut.

Gambar 1

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

105

Gambar 2

Sikap Siswa Saat Guru Memberikan Penjelasan

Pada tahap siklus I gambar tersebut menunjukkan kegiatan siswa saat

pembelajaran menulis puisi berlangsung, yaitu pada saat guru memberikan

penjelasan. Dari gambar di atas terlihat perilaku negatif yang ditunjukkan oleh

siswa terlihat sebagian siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada yang

tidak memperkatikan, seperti mengobrol dengan teman sebangku, tertidur, dan

melamun. Selama proses pembelajaran hanya beberapa siswa yang aktif bertanya.

Gambar 3

Sikap Siswa Saat Kegiatan Imajinasi

Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

106

Pada gambar di atas tampak bahwa siswa sedang menyimak film. Setelah

kegiatan menyimak dilanjutkan dengan kegiatan imaijinasi. Dari gambar di atas

terlihat terdapat beberapa siswa tidak melakukan kegiatan imajinasi dengan baik,

seperti melamun, dan tertidur.

Gambar 4

Sikap Siswa Saat Proses Penulisan Ide

Pada gambar di atas memperlihatkan aktivitas siswa saat proses penulisan

ide yang akan dijadikan sebagai awal membuat kerangka karangan. Dari gambar

tersebut terlihat siswa serius menulis idenya. Namun, ada juga siswa yang tidak

melakukan proses penulisan ide dengan baik

Page 124: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

107

Gambar 5

Sikap Siswa Saat Kegiatan

. Pada gambar di atas tampak masih ada siswa yang belum menulis

puisi dengan baik dan penuh konsentrasi, seperti melihat pekerjaan

teman, dan mengganggu teman sebelahnya.

4.1.1.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil tes menulis puisi yang telah dicapai siswa setelah

dilakukan pembelajaran pada siklus I sudah mencapai nilai ketuntasan belajar 70

tetapi sangat minim yaitu hanya sebesar 75,09. Hal tersebut masih kurang

memuaskan karena masih ada siswa yang mendapat skor dibawah 70 yaitu

sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,25% dari jumlah seluruh siswa.

Siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan oleh

mereka telah memahami materi yang telah disampaikan guru tentang struktur

pembangun menulis puisi dan sudah memperhatikan aspek penilaian sehingga

mereka memaksimalkan kemampuan mereka.

Page 125: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

108

Siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar disebabklan oleh

siswa masih banyak menggunakan perumpamaan kata yang kurang tepat dan tidak

tepat yang sesuai dengan unsur- unsur pembangun puisi yang tepat. Sebagian

besar siswa kurang memperhatikan aspek ini, siswa hanya menuliskan syair saja

tanpa mempertimbangkan apakah syair yang dipilihnya itu tepat dan mampu

menimbulkan kesan estetis dalam menulis syair puisi. Hasil nontes yang meliputi

observasi, check list, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto diperoleh hasil ada

beberapa siswa yang berperilaku negatif. Ada siswa yang asyik berbicara dengan

temannya saat proses pembelajaran berlangsung, melamun, dan mengantuk.

Faktor lain yang menyebabkan perilaku negatif siswa adalah ruang kelas yang

cukup panas.

Pada siklus I ini guru hanya memberikan materi tentang unsur- unsur

pembangun menulis puisi secara singkat dan cara mengembangkan menjadi

bentuk puisi yang utuh. Dalam siklus I ini, siswa terlihat kurang begitu terlibat

dan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus II peneliti ingin

mengajak siswa lebih aktif lagi yaitu dengan mengajak siswa untuk lebih

berkonsentrasi untuk membangkitkan daya imajinasi. Dengan demikian siswa

ajan lebih aktif dan kreatif.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi peneliti pada saat

pembelajaran, secara keseluruhan perilaku siswa dalam menerima pembelajaran

menulis puisi belum baik. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang

menunjukkan siswa masih banyak melakukan perilaku negatif. Adapun secara

lenngkap hasil observasi ini dapat dillihat pada tabel di bawah ini:

Page 126: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

109

Hasil Observasi Siklus I

No Aspek Kategori Skor Frekuensi Presentase Rata- rata

1 Diksi Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

6 25 1 0

18,75 78,13 3,12

0

7,67

2 Pengimajian Sangat Baik Baik Cukup Kuran

9- 10 6-8 3-5 0-2

6 25 1 0

18,75 78,13 3,12

0

7,53

3 Kata Konkrit

Sangat Baik Baik Cukup Kuran

9- 10 6-8 3-5 0-2

3 28 1 0

9,28 87,5 3,12

0

7,67

4 Bahasa Figuratif

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

2 29 1 0

6,25 90,63 3,12

0

7,67

5 Versifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-87 3-5 0-2

2 29 1 0

6,25 90,63 3,12

0

7,25

6 Tipografi Sangat Baik Baik

Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

6 23 3 0

18,75 71,88 9,37

0

7,44

7 Tema Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

6 24 2 0

18,75 75

6,25 0

7,31

8 Perasaan, nada

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

8 23 1 0

25 71,88 3,12

0

7,59

9 Suasana Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

9 22 1 0

28,13 68,75 3,12

0

7,88

10 Amanat Sangat Baik Baik Cukup Kurang

9- 10 6-8 3-5 0-2

8 24 0 0

25 75 0 0

7,84

Page 127: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

110

Guna mencapai pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh peneliti maka

kesulitan-kesulitan tersebut dicari jalan keluarnya untuk diterapkan pada saat

pembelajaran berikutnya. Jalan keluar tersebut, yaitu guru memberi motivasi pada

siswa dengan cara membuat suasana lebih santai lagi agar mengurangi ketegangan

siswa, guru lebih selektif lagi dalam memilih film yang akan ditayangkan.. Di

samping itu, guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk menyumbangkan

ide berkaitan dengan film yang akan dijadikan media, tetapi film yang dipilih

harus mempunyai karakter, tema, dan irama yang sama dengan film pada siklus I.

Hal ini diharapkan dapat lebih menggugah minat dan semangat siswa dalam

menulis puisi. Guru membacakan nilai hasil pekerjaan siswa menulis puisi pada

siklus I, dan menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menulis

puisi pada siklus I dengan memberi penguatan. Perbaikan ini diharapkan dapat

meningkatkan prestasi siswa dalam menulis puisi pada siklus selanjutnya.

4.1.2 Hasil Siklus II

Siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I yang berupa

perbaikan skenario pembelajaran, pendekatan pembelajaran, maupun media

pembelajaran. Tindakan siklus ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi pada siklus

I terdiri tas hasil tes dan hasil nontes. Hasil kedua data tersebut diuraikan secara

rinci sebagai berikut.

Page 128: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

111

4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II

Hasil tes menullis puisi siklus II ini merupakan data kedua setelah

dilakukanya tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual. Aspek penilaian pada siklus II ini meliputi sepuluh aspek

penilaian yaitu, 1) mampu membentuk relevansi diksi sesuai media audiovisual;

2) mampu membentuk relevansi pengimajian sesuai dengan media audiovisual; 3)

mampu membentuk relevansi kata konkrit sesuai dengan media audiovisual; 4)

mampu membentuk relevansi bahasa figuratif sesuai dengan media audiovisual;

5) mampu membentuk relavansi versifikasi sesuai dengan media audiovisual; 6)

mampu membentuk relevansi tipografi sesuai dengan media audiovisual; 7)

mampu membentuk relevansi tema sesuai dengan media audiovisual; 8) mampu

membentuk relevansi perasaan,nada sesuai dengan media audiovisual; 9) mampu

membentuk relevansi suasana dengan media audiovisual; 10) mampu membentuk

relevansi amanat sesuai dengan media audiovisual. Secara umum, hasil tes

menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual pada

siklusII dapat di lihat pada tabel berikut

Tabel 5 Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus II

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

85 – 100 70 – 84 60 – 69 0 – 59

18 14 0 0

1581 1148 0 0

56,25 43,75 0 0

=2729:32 =85,28 (sangat baik)

Jumlah 32 2729 100

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi

siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang sudah mencapai kategori baik, dengan rata-

Page 129: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

112

rata klasikal mencapai 85,28. Dari keseluruhan siswa, yaitu 32 siswa, 18 di

antaranya atau 56,25% mencapai kategori sangat baik dengan rentang nilai 85 –

100. Kategori baik dengan rentang nilai 70 – 84 di capai oleh 14 siswa atau

43,75%. Kategori cukup dengan rentang nilai 60 – 69 dan rentang nilai 0 – 59

tidak ada siswa yang mencapinya. Hasil tes keterampilan menulis puisi siklus II

ini juga dapat di lihat pada diagram 3 berikut.

Diagram di atasmenunjukkan batang yang lebih tinggi adalah

batang untuk kategori nilai baik, yaitu pada angka 56,25%. Artinya

sebanyak 56,25% siswa dari jumlah keseluruhan memperoleh kategori

sangat baik. 43,75%. Untuk kategori cukup dan kurang berada pada angka

0%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan kategori cukup dan kurang

pada siklus II ini.

Hasil tes siklus II ini secara klasikal merupakan penjumlahan nilai dari

sepuluh aspek penilaian kemampuan menulis puisi, meliputi 1) mampu

Page 130: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

113

membentuk relevansi diksi sesuai media audiovisual; 2) mampu membentuk

relevansi pengimajian sesuai dengan media audiovisual; 3) mampu membentuk

relevansi kata konkrit sesuai dengan media audiovisual; 4) mampu membentuk

relevansi bahasa figuratif sesuai dengan media audiovisual; 5) mampu

membentuk relavansi versifikasi sesuai dengan media audiovisual; 6) mampu

membentuk relevansi tipografi sesuai dengan media audiovisual; 7) mampu

membentuk relevansi tema sesuai dengan media audiovisual; 8) mampu

membentuk relevansi perasaan,nada sesuai dengan media audiovisual; 9) mampu

membentuk relevansi suasana dengan media audiovisual; 10) mampu membentuk

relevansi amanat sesuai dengan media audiovisual. Adapun hasil dari masing-

masing aspek penilaian tersebut secara rincindapat dilihat dari paparan berikut ini.

4.1.2.1 Hasil Tes Menulis puisi Aspek Diksi

Penilaian aspek diksi difokuskan pada pemilihan kata yang konotatif dan

bersifat puitis sesuai dengan media audiovisual yang ditayangkan. Hasil penilaian

menulis puisi aspek pemilihan diksi dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

10 22 0 0

94 168 0 0

31,25 68,75 0 0

262 : 32 = 8,19

Jumlah 32 262 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tema untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh 10 siswa

Page 131: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

114

atau sekitar 31,25%. ategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 22 siswa atau

sekitar 68,75%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5 dan

kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam aspek diksi yang sesuai dengan

media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek

diksi sebesar 8,19.

4.1.2.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian

Penilaian aspek pengimajian difokuskan pada susunan kata yang dapat

mengungkapkan pengalaman sensoris, pendengaran dan perasaan sesuai dengan

media audiovisual yang ditayangkan. Hasil penilaian menulis puisi aspek

pengimajian dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Pengimajian

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

17 15 0 0

158 118 0 0

53,13 46,87 0 0

276 : 32 = 8,63

Jumlah 32 276 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

pengimajian untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh

17 siswa atau sekitar 53,13%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 15

siswa atau sekitar 46,87%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5

dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang sesuai dengan

Page 132: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

115

media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek

pengimajian sebesar 8,63.

4.1.2.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kata Konkrit

Penilaian aspek kata konkrit difokuskan pada kata yang dapat

menggambarkan suatu suasana batin untuk membangkitkan imajinasi yang sesuai

dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek kata konkrit dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kata Konkrit

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

13 19 0 0

120 148 0 0

40,63 59,37 0 0

268 : 32 = 8,38

Jumlah 32 268 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

kata konkret untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh

13 siswa atau sekitar 40,63%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 19

siswa atau sekitar 59,37%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5

dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang sesuai dengan

media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata

konkret sebesar 8,38.

4.1.2.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Bahasa Figuratif

Penilaian aspek bahasa figuratif difokuskan pada pencapaian efek puitis

yang dapat berupa kata, frasa, ungkapan ataupun satuan sintaksis sesuai dengan

Page 133: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

116

media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek bahasa figuratif dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Bahasa Figuratif

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

17 15 0 0

159 114 0 0

53,13 46,87

0 0

273 : 32 = 8,53

Jumlah 32 273 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

bahasa figuratif untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai

oleh 17 siswa atau sekitar 53,13%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8

dicapai 15 siswa atau sekitar 46,87%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang

nilai 3 – 5 dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang

mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang sesuai

dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada

aspek kata konkret sebesar 78,53

4.1.2.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi

Penilaian aspek versifikasi difokuskan pada rima, ritma dan metrum sesuai

dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek versifikasi dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Page 134: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

117

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Versifikasi

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

16 16 0 0

145 127 0 0

50 50 0 0

272 : 32 = 8,5

Jumlah 32 272 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

versifikasi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dan kategori

baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 16 siswa atau sekitar 50%. Sedangkan

kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5 dan kategori kurang dengan rentang

nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan

siswa dalam pengimajian yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan

baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata konkret sebesar 8,5

4.1.2.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi

Penilaian aspek tipografi difokuskan pada penggunaan tata wajah untuk

membentuk puisi yang utuh untuk keindahan visual danmengintensifkan makna

sesuai dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek tipografi

dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipogfrafi

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

15 17 0 0

143 131 0 0

46,88 53,12 0 0

274 : 32 = 8,56

Jumlah 32 274 100

Page 135: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

118

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh 15

siswa atau sekitar 46,88%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 17

siswa atau sekitar 53,12%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5

dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang sesuai dengan

media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata

konkret sebesar 8,56

4.1.2.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tema

Penilaian aspek tema difokuskan pada gagasan pokok yang dikembangkan

sesuai dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek tema dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tema

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

1 6 16 0 0

151 123 0 0

50 50 0 0

274 : 32 = 8,56

Jumlah 32 274 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tema untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dan kategori baik

dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 16 siswa atau sekitar 50%. Sedangkan kategori

cukup dengan rentang nilai 3 – 5 dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2

tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam

Page 136: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

119

pengimajian yang sesuai dengan media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan

rata- rata klasikal pada aspek kata konkret sebesar 8,56.

4.1.2.8 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perasaan, Nada

Penilaian aspek perasaan, nada difokuskan pada perasaan, nada dalam

puisi sesuai dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek

perasaan, nada dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Persaan, Nada

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

15 17 0 0

141 133 0 0

46,88 53,12 0 0

274 : 32 = 8,56

Jumlah 32 274 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

tema untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh 15 siswa

atau sekitar 46,88%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 17 siswa

atau sekitar 53,12%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5 dan

kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang sesuai dengan

media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata

konkret sebesar 8,56.

4.1.2.9 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana

Penilaian aspek suasana difokuskan pada keadaan jiwa yang ditimbulkan

sesuai dengan media audiovisual yang ditayangkan. Hasil penilaian menulis puisi

aspek suasana dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 137: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

120

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Suasana

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%)

Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

12 20 0 0

114 159 0 0

37,5 62,5

0 0

270 : 32 = 8,44

Jumlah 32 270 100

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

suasana untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh 12

siswa atau sekitar 37,5%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 20

siswa atau sekitar 62,5%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5

dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengimajian yang sesuai dengan

media audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata

konkret sebesar 8,44.

4.1.2.10 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat

Penilaian aspek amanat difokuskan pada amanat dalam puisi sesuai

dengan media audiovisual. Hasil penilaian menulis puisi aspek amanat dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Amanat

No Kategori Rentang Nilai

Frekuensi Bobot Skor

Persen (%) Rata-rata

1 2 3 4

Sangat baik Baik Cukup Kurang

9 – 10 6 – 8 3 – 5 0 – 2

20 12 0 0

188 95 0 0

62,5 37,5 0 0

283 : 32 = 8,84

Jumlah 32 283 100

Page 138: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

121

Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi untuk aspek

amanat untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 9 – 10 dicapai oleh 20

siswa atau sekitar 62,5%. Kategori baik dengan rentang nilai 6 – 8 dicapai 12

siswa atau sekitar 37,5%. Sedangkan kategori cukup dengan rentang nilai 3 – 5

dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 2 tidak ada siswa yang mencapinya.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam amanat yang sesuai dengan media

audiovisual dapat dikatakan baik, dengan rata- rata klasikal pada aspek kata

4.1.2.2 Hasil Nontes

Hasil penelitian nontes pada siklus II diperoleh dari data observasi, jurnal,

check list, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil selengkapnya dijelaskan pada

uraian dibawah ini.

4.1.2.2.1 Hasil Observasi

Observasi pada siklus II masih sama dengan observasi siklus I, yakni

bertujuan untuk mengetahui respons perilaku siswa selama mengikuti proses

pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual. Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

menulis puisi dengan pendekatan emotif- imainatif melalui media audiovisual

siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang.

Adapun objek sasaran yang diamati dalam kegiatan observasi terhadap

siswa meliputi lima perilaku siswa,yang meliputi: (1) antusias siswa dalam

memngikuti pembelajaran menulis puisi pendekatan emotif- imajinatif melalui

media audiovisual, (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan

melakukan kegiatan yang tidak perlu, (3) antusias siswa aktif berpartisipasi

Page 139: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

122

menjawab pertanyaan dari guru, (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi

menulis puisi yang sedang berlangsung, (5) antusias siswa tidak meremehkan

kegiatan menyimak, (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan

imajinasi, (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis puisi dengan baik,

(8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi.

Hasil observasi siklus II dapat diketahui adanya perubahan tingkah laku

siswa ke arah positif. Aspek yang menjadi sasaran observasi sama dengan aspek

sasaran observasi pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi

setiap aspek yang telah diobservasi oleh peneliti dengan bantuan seorang teman.

Hasil Observasi Perilaku Positif dan Negatif pada siklus II

No Nomor Responden

Kategori Perilaku Siswa Keterangan1 2 3 4 5 6 7 8

1 R-1 √ √ √ - √ √ √ √ 1. Siswa siap mengikuti pembelajaran menulis puisi.

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu (mengganggu teman, melamun, mengantuk).

3. Siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari guru saat kegiatan diskusi kelas sedang berlangsung.

4. Siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang sedang berlangsung.

5. Siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak.

6. Siswa tidak meremehkan kegiatan imajinasi.

7. Siswa mengikuti proses penulisan puisi dengan baik.

8. Siswa menulis puisi dengan baik dan penuh konsentrasi.

2 R-2 √ √ √ - √ √ √ √3 R-3 √ √ √ √ √ √ √ √4 R-4 √ √ √ - √ √ √ √5 R-5 √ √ √ - √ √ √ √6 R-6 √ √ √ - √ √ √ √7 R-7 √ - √ - √ √ - √8 R-8 √ √ √ - √ √ √ √9 R-9 √ √ √ - √ √ √ √10 R-10 √ √ √ √ √ √ √ √11 R-11 √ √ √ √ √ - √ √12 R-12 √ √ √ - √ √ √ √13 R-13 √ - - - √ √ √ √14 R-14 √ √ √ - √ √ √ √15 R-15 √ √ √ - √ √ √ √16 R-16 √ √ √ - √ √ √ √17 R-17 √ √ √ - √ √ √ √18 R-18 √ - √ - √ √ √ √19 R-19 √ √ √ - √ √ √ √20 R-20 √ - √ - √ √ √ √21 R-21 √ √ √ - √ √ √ √22 R-22 √ √ √ - √ √ √ √23 R-23 √ √ √ - √ √ √ √24 R-24 √ √ √ - √ √ √ √25 R-25 √ √ √ - √ √ √ √

Page 140: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

123

26 R-26 √ √ - - √ - - √ Pengisian: (√) : positif (−) : negative

27 R-27 √ √ √ - √ √ √ √28 R-28 √ √ √ - √ √ √ √29 R-29 √ √ √ - √ √ √ √30 R-30 √ √ √ - √ √ √ √31 R-31 √ √ √ - √ √ √ √32 R-32 √ √ √ - √ √ √ √Jumlah 32 29 31 3 32 30 31 32Jumlah dalam persen 100

% 90,63%

96,88%

9,38%

100%

93,75%

96,86%

100%

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara keseluruhan proses pembelajaran

menulis puisi pada tindakan siklus II dapat dikatakan baik karena hampir seluruh

siswa menunjukkan perubahan perilaku belajar dari perilau negatif ke perilaku

positif. Namun, dalam pengamatan peneliti pada siklus II masih ditemukan siswa

berperilaku negatif. Pada tindakan siklus II ini terdapat beberapa perilaku siswa

yang terdiskripsi melalui kegiatan observasi selam kegiatan pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audiovisual berlangsung.

Aspek pertama, yaitu siswa siap megikuti pembelajaran dikatakan sangat

baik atau sebesar 100%. Semua siswa tampak sudah siap megikuti pembelajaran

menulis puisi. Hal ini tampak saat peneliti memasuki ruangan, sikap siswa secara

alamiah sudah terkondisikan dengan sendirinya. Aspek kedua, yaitu siswa

memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu

(berbicara dengan teman, melamun, tertidur). Selama pembelajaran berlangsung

pada siklus II sebanyak 29 siswa atau sekitar 90,63% dari siswa memperhatikan

penjelasan yang disampaikan oleh guru atau peneliti. Pada siklus II ini sudah ada

peningkatan perilaku dari siklus I.

Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari

guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 31 siswa atau 96,88%

Page 141: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

124

sudah berpartisipasi aktif saat diskusi kelas berlangsung. Artinya, pada siklus II

mengalami peningkatan.

Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran.

Selama pembelajaran berlangsung belum memperoleh hasil yang memuaskan

karena sebanyak 3 siswa atau 9,38% dari jumlah siswa yang aktif bertanya

mengenai materi pembelajaran. Namun, pada siklus II ini sudah ada peningkatan

dari siklus I.

Aspek kelima, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak

dikategorikan sangat baik atau sebesar 100% semua siswa menyimak lagu yang

diputarkan oleh guru dengan baik. Aspek keenam, yaitu siswa tidak meremehkan

kegiatan imajinasi. Pada kegiatan ini belum mencapai hasil yang memuaskan,

namun terjadi peningkatan perilaku dari siklus I, yaitu meningkat menjadi 100%.

Aspek ketujuh, yaitu siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan

baik. Selama proses penulisan gagasan berlangsung belum memperoleh hasil yang

memuaskan namun sudah baik karena sebanyak 31 siswa atau sekitar 96,86% dari

siswa megikuti proses penulisan gagasan dengan baik.

Aspek kedelapan, yaitu siswa menulis cerpen dengan baik dan penuh

konsentrasi. Pada aspek ini mencapai 100% dari siswa dengan baik dan penuh

konsentrasi mengerjakan tugas menulis cerpen. Pada siklus I ini mengalami

peningkatan perilaku dari siklus I.

4.1.2.2.2 Hasil Jurnal

Pada siklus II peneliti masih menggunakan pedoman jurnal yang sama

seperti pada siklus I. Juranal yang digunakan pada tindakan ini ada dua macam,

Page 142: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

125

yaitu junal siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan

siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil kedua jurnal

tersebut dalam tindakan siklus II akan diuraikan sebagai berikut.

a. Jurnal Siswa

Pengisian lembar jurnal siswa dilakukan oleh seluruh siswa kelas VII C

SMP Negeri 2 Sulang. Jurnal siswa ini berisi 5 pertanyaan yang berkenaan dengan

(1) apa manfaat yang diperoleh siswa saat mengikuti pembelajaran menulis puisi,

(2) apakah siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan

emotif- imajinatif melalui media audiovisual (disertai alasan), (3) apakah

penjelasan guru dalam menyampaikan materi menulis puisi pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual dapat dipahami, (4) kesulitan- kesulitan yang

dihadapi siswa, dan (5) tulislah saran dan kesan siswa selama mengikuti

pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media

audiovisual.Berikut ini jawaban siswa ketika mengisi lembar jurnal mengenai

pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual. Secara keseluruhan siswa sudah merasakan banyak manfaat menulis

puisi, yaitu dapat meningkatkan kreativitas, mewakili isi dan perasaan penulis,

berbagi pengalaman dengan orang lain, dan menambah wawasan.

Ketertarikan siswa terhadap pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual dalam pembelajaran menulis puisi secara keseluruhan siswa

menunjukkan rasa tertariknya terhadap pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual. Maskipun dengan alasan yang cukup beragam. Alasan yang paling

menonjol yang dilontarkan siswa adalah belajar dengan menggunakan media

Page 143: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

126

audiovisual sangat mengasyikkan, selain mendapatkan ilmu juga merasakan

pembelajaran yang santai. Dengan menggunakan media audiovisual lebih

memudahkan dalam menulis puisi daripada harus menentukan tema sendiri.

Pendapat siswa mengenai cara guru dalam menyampaikan materi secara

keseluruhan pendapat siswa, yaitu mudah dipahami oleh siswa. Pada pertanyaan

keempat mengenai apakah siswa sebelumnya mengenal pendekatan emotif-

imajinatif. Secara keseluruhan siswa menjawab belum mengenal pendekatan

emotif- imajinatif. Hal ini dikarenakan pendekatan emotif- imajinatif memang

baru dikenal oleh siswa.

Pesan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi melalui

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual secara keseluruhan siswa

memberikan pesan dan harapan yang positif untuk memperbaiki pembelajaran

selanjutnya. Adapun saran yang diberikan siswa diantaranya adalah pendekatan

emotif- imajinatif media tetap diterapkan dalam pembelajaran khususnya

pembelajaran menulis. Kesan siswa secara keseluruhan bahwa siswa merasa

senang mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual karena dapat membantu meningkatkan rasa percaya

diri dalam menulis puisi dan mendapatkan pengalaman baru yang mengasyikkan.

b. Jurnal Guru

Jurnal guru diisi oleh guru pada saat proses pembelajaran menulis puisi

dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual selesai. Jurnal guru

memuat hal- hal yang berkenaan dengan kejadian- kejadian atau peristiwa yang

terjadi atau dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hal-

Page 144: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

127

hal yang diungkapkan tersebut adalah (1) bagaimana kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis puisi, (2) bagaimana keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis puisi, (3) bagaimana tanggapan siswa terhadap

proses pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual saat pembelajaran

menulis puisi berlangsung, (4) bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas menulis

puisi yang diberikan oleh guru, dan (5) bagaimana tingkah laku siswa selama

pembelajaran menulis puisi

Sejak guru mulai masuk kelas, sudah terlihat sebagian besar siswa sudah

siap mengikuti pembelajaran. Semua sudah duduk di kursi masing- masing

dengan rapi meskipun terlihat ada dua siswa yang masih berbincang- bincang

dengan teman sebangku. Namun, ketika guru sudah membuka pembelajaran dan

mengucapkan salam, semua siswa terlihat menyambut dengan antusias.

Respon yang positif masih terus berlanjut saat kegiatan mencermati teknik

transformasi puisi pada sebuah contoh syair puisi untuk menemukan kesan- kesan

sebagai inspirasi dalam menulis puisi. Setelah siswa mencermati contoh syair

puisi, guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang syair puisi yang telah dibuat.

Tanggapan siswa terhadap tugas menulis puisi yang diberikan oleh guru

juga sudah baik. Hal ini tampak pada keantusiasan siswa ketika menulis puisi.

Suasana kelas ketika siswa menulis puisi terlihat tenang dan dapat terkendali

dengan baik. Siswa terlihat lebih santai dengan di tayangkannya film untuk

membantu membangkitkan daya imajinasi. Berdasarkan jurnal guru dapat

disimpulkan bahwa keseriusan dan keefektifan siswa dalam mengikuti proses

Page 145: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

128

pembelajaran menulis puisi siklus II ini sudah baik. Siswa dapat dikondisikan dan

merespon baik setiap penjelasan dari guru.

4.1.2.2.3 Hasil Check List

Check list pada siklus II digunakan untuk mengetahui pendapat siswa

mengenai pembelajaran menulis puisi . Lembar check list diisi oleh semua siswa

kelas VII C berjumlah 10 pernyataan dengan pernyataan mereka, yaitu sangat

setuju, setuju, kurang setuju, atau tidak setuju. Kesepuluh pertanyaan check list

pada siklus II sama dengan siklus I. Berdasarkan hasil check list diketahui adanya

perubahan tingkah laku siswa. Berikut ini penjelasan hasil check list siklus I.

Pada pernyataan pertama mengenai menulis puis itu mudah. Pada siklus II

tidak ada lagi siswa yang menyatakan KS terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak

5 siswa atau 15,62% menyatakan SS, dan 27 siswa atau 84,38% menyatakan S.

Pada pernyataan kedua mengenai pendapat siswa yang merasa dengan metode dan

media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis. Sebanyak 13 siswa atau

40,62% menjawab SS, dan 19 siswa atau 59,38% menjawab S.

Pada pernyataan ketiga mengenai pedekatan emotif- imajinatif melalui

media audiovisual memberikan kemudahan dalam menulis puisi. Pada siklus II

tidak ada lagi siswa yang menyatakan KS terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak

13 siswa atau 40,63% menjawab SS, dan siswa atau 59,37% menjawab S.

Pada pernyataan keempat mengenai kebiasaan menulis puisi dapat

mewakili isi hati dan perasaan siswa. Hasil observasi siklus II tidak ada lagi siswa

yang menyatakan KS dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 12 siswa atau 37,5%

menjawab SS, dan 20 siswa atau 62,5% menjawab S.

Page 146: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

129

Pada pernyataan kelima mengenai keterampilan menulis puisi dapat

meningkatkan kreativitas siswa. 23siswa atau 71,88% menjawab SS, dan 9 siswa

atau 28,12% menjawab S.

4.1.2.2.4 Hasil Wawancara

Wawancara pada siklus dilakukan terhadap 3 siswa, yaitu 1 siswa yang

meperoleh nilai tinggi, 1 siswa yang mendapat nilai sedang, 1 siswa yang

mendapat nilai rendah. Dalam melakukan wawancara digunakan teknik bebas,

yaitu pertanyaan telah dipersiapkan oleh pewawancara dan responden bebas

menjawab tanpa terikat. Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan

untuk menggalil informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan

penerapan dan penggunaan pendekatan dan media yang digunakan pada

pembelajaran menulis puisi. Wawancara ini mengungkapkan tujuh pertanyaan

sebagai berikut. (1) Minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi; (2) perasaan

siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi ; (3) pendapat siswa

mengenai pendekatan dan media yang digunakan pada pembelajaran menulis

puisi; (4) Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis puisi

melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual; (5) manfaat yang

diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan

emotif- imajinatif media audiovisual; (6) Saran siswa mengenai pembelajaran

menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual; (7)

Pendapat siswa mengenai cara mengajar guru. Beberapa pertanyaan dalam

wawancara ini bukan merupakan pedoman terstruktur, jadi dapat dikembangkan

oleh peneliti saat wawancara berlangsung.

Page 147: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

130

Hasil wawancara yang diperoleh dari ketiga siswa yaitu siswa yang

mendapat nilai tinggi (R1), siswa dengan nilai sedang (R2), dan siswa yang

mendapat nilai rendah (R3). Diketahui bahwa semua responden mengaku merasa

senang dengan pelajaran menulis puisi. Satu diantara mereka yaitu siswa yang

mendapat nilai tinggi (R1) mengatakan pendekatan dan media yang digunakan

dapat menarik perhatian dan mempermudah mereka untuk membuat puisi,

sedangkan 2 siswa yang lain mengaku belum mengetahui pembelajaran menulis

puisi dengan pendekatan dan media yang saat ini diajarkan.

Berkaitan dengan pertanyaan tentang persaan siswa ketika mengikuti

pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual, semua siswa atau 100% dari 3 siswa menyatakan senang. Adapun

tanggapan siswa terkait dengan penggunaan pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual, ketiga siswa diwawancara mengatakan dengan pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual telah mampu merangsang mereka dalam menulis

syair puisi

Berdasarkan jawaban dari ketiga siswa yang diwawancara, 2 diantaranya

yaitu R1 dan R2 menyatakan sudah tidak kesulitan lagi dalam menulis puisi. R3

mengaku masih kesulitan dalam hal mencari rangkaian kata yang tepat. Adapun

usaha yang dilakukan kedua responden tersebut ialah bertanya kepada teman dan

berpikir dahulu dengan menyimak film yang ditayangkan lebih konsentrasi agar

bisa mebuat untaian kata yang tepat.

Berkaitan dengan kesan dan saran, ketiga siswa memberikan kesan yang

positif dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual terhadap

Page 148: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

131

pembelajaran puisi. Menurut mereka pembelajaran tersebut cukup menarik dan

mampu membuat siswa yang semula tidak suka dengan menulis puisi menjadi

suka. Itu merupakan pendapat dari siswa yang mendapat nilai tinggi (R1) dan

siswa yang memperoleh nilai sedang (R2), sedangkan responden yang lain

menyatakan hal yang serupa, kata mereka pembelajaran ini cukup menyenangkan.

Adapaun saran mereka ialah supaya pembelajaran ini terus ditingkatkan dan

menyarankan kepada peneliti supaya dalam mejelaskan materi jangan terlalu

cepat- cepat

4.1.2.2.4 Hasil Dokumentasi Foto

Pada siklus II ini, dokumentasi masih sama dengan kegiatan yang

dilakukan pada siklus I. Pengambilan foto dilakukan oleh teman peneliti.

Dokumentasi foto ini dijadikan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama

penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus II akan dipaparkan sebagai

berikut.

Gambar 6

Salah satu siswa membacakan hasil puisinya di depan kelas

Page 149: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

132

Gambar 7

Sikap Siswa Saat Guru Memberikan Penjelasan

Pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih positif.

Semua siswa memperhatikan penjelasan guru, tidak ada lagi siswa yang

mengantuk, melamun, dan mengobrol dengan teman sebelahnya. Selama proses

pembelajaran keaktifan siswa pun meningkat. Terlihat pada gambar di atas

tampak beberapa siswa yang tidak malu-malu lagi untuk bertanya.

Gambar 8

Page 150: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

133

Gambar 9

Sikap Siswa Saat Proses Penulisan Gagasan

Setelah melakukan kegiatan menyimak dan imajinasi guru meminta siswa

untuk melakukan proses penulisan ide. Pada gambar di atas tampak 3 siswa tidak

melakukan proses penulisan ide dengan baik.

Gambar 10

Page 151: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

134

Gambar 11

Sikap Siswa Saat Kegiatan Menulis puisi

Setelah melakukan rangkaian kegiatan, siswa mendapat tugas dari guru

atau peneliti untuk menulis puisi berdasarkan media audiovisual yang

ditayangkan. Tampak pada gambar semua siswa serius dan penuh konsentrasi

mengerjakan tugas menulis puisi.

4.1.2.3 Refleksi Siklus II

Hasil keterampilan menulis puisi yang telah dicapai siswa setelah

dilakukan pembelajaran pada siklus II sudah mencapai ketuntasan, yaitu skor rata-

rata siswa mencapai 85,28. Hal ini dikarenakan siswa sudah lebih memperhatikan

setiap aspek dalam menulis. Hasil tersebut sudah mencapai target yang

diharapkan. Pada siklus II ini siswa dapat membentuk relevansi diksi sesuai

media audiovisual; membentuk relevansi pengimajian sesuai dengan media

audiovisual; membentuk relevansi kata konkrit sesuai dengan media audiovisual;

Page 152: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

135

membentuk relevansi bahasa figuratif sesuai dengan media audiovisual;

membentuk relavansi versifikasi sesuai dengan media audiovisual; membentuk

relevansi tipografi sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi tema

sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi perasaan,nada sesuai

dengan media audiovisual; membentuk relevansi suasana dengan media

audiovisual; membentuk relevansi amanat sesuai dengan media audiovisual. Hal

ini merupakan hal yang sangat menggembirakan karena berdasarkan hasil nontes

pada siklus II, terlihat juga adanya perubahan perilaku siswa ke arah positif.

Pada tahap observasi, perilaku negatif siswa mulai berkurang. Siswa

mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dengan sikap yang baik. Hal ini

dibuktikan melalui hasil observasi yang menunjukkan adanya peningkatan

persentase perilaku positif siswa pada hasil observasi siklus II.

Pada kegiatan pengisian jurnal. Pada jurnal siswa mengalami perubahan

perilaku bila dilihat dari jawaban yang diberikan siswa. Pada jurnal guru terlihat

beberapa hasil yang menyatakan bahwa pada pembelajaran siklus II guru sudah

merasa puas selama pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual. Hal ini sebagai bukti adanya perubahan perilaku

siswa yang positif. Pada pengisian check list pada siklus II mengalami perubahan

sikap dari siklus I. Semula banyak siswa yang menyatakan kurang setuju terhadap

beberapa pernyataan, pada siklus II mulai berkurang. Hal ini sebagai bukti adanya

perubahan perilaku siswa yang positif.

Adapun mengenai hasil nontes yang berupa dokumentasi foto dapat

diketahui pembelajaran terlihat semakin kondusif dengan berkurangnya perilaku

Page 153: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

136

negatif yang diperlihatkan siswa. Siswa sudah tidak malu lagi untuk bertanya.

Selain itu, pada kegiatan diskusi kelas siswa terlihat semakin berpartisipasi aktif.

Kegiatan ini semua tergambar dalam foto sebagai bukti untuk menguatkan data-

data nontes lainnya.

4.2 Pembahasan

Setelah dilakuakan analisis data tes dan nontes diperoleh hasil bahwa

penggunaan media audiovisual dalam menulis puisi dapat meningkatkan

kemampuan menulis puisi yang diperdengarkan siswa kelas VII C SMP N 2

Sulang, terbukti pada siklus I sebesar 75,09 dan meningkat menjadi 85,28 pada

siklus II. Tidak hanya dari segi kognitif, peningkatan juga terjadi pada perilaku

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran menulis puisi dengan

media audiovisual lebih mengedepankan pada aktivitas siswa dalam mencari,

mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk

dipresentasikan di kelas. Pembahasan hasil tes berdasarkan perolehan nilai yang

dicapai oleh siswa dalam tes menulis puisi. Sedangkan pembahasan nontes

berdasarkan perolehan dari observasi,jurnal, check list, wawancara, dan

dokumentasi foto. Pembahasan hasil tes mengacu pada peningkatan kemampuan

menulis puisi dan pembahasan hasil nontes mengacu pada perilakku belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan media audiovisual.

Melalui hasil tes dan nontes pada siklus I, peneliti berusaha melakukan

perbaikan untuk kegiatan siklus II agar lebih baik lagi. Pada siklus II mengalami

beberapa perubahan, seperti rencana pembelajaran dan film yang digunakan

Page 154: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

137

sebagai media. Tujuannya adalah merubah perilaku siswa ke arah positif terhadap

pembelajaran menulis puisi.

4.2.1 Peningkatan Hasil Tes Menulis Puisi Melalui Pendekatan Emotif-

Imajinatif Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VII C SMP N 2 Sulang

Pembahasan hasil penelitian ini berdasarakan hasil penelitian yang telah

diperoleh dari hasil tes tindakan siklus I, dan hasil tes tindakan siklus II.

Dalam penelitiannya, peneliti melakukan penelitian mengenai

pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif melalui media

audiovisual yangterdiri atas dua siklus, yaitu tindakan siklus I dan tindakan siklus

II.

Hasil tes kemampuan menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 6 Hasil Tes Menulis Cerpen Siklus I dan Siklus II

No Aspek Nilai Rata-rata Kelas Peningkatan SI SII

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Diksi Pengimajian Kata Konkrit Bahasa Figuratif Versifikasi Tipografi Tema Perasaan, nada Suasana Amanat

7,67 7,53 7,67 7,67 7,25 7,44 7,31 7,59 7,8 7,84

8,19 8,63 8,38 8,53 8,5 8,56 8,56 8,56 8,44 8,84

0,52 1,1 0,71 0,86 1,25 1.12 1,25 0,97 0,64 1

Jumlah 75,77 85,19 9,42 Keterangan:

S I: Siklus I

S II: Siklus II

Page 155: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

138

Berdasarkan hasil rekapitilasi data hasil tes menulis puisi siswa dari siklus

I dan siklus II sebagaimana terliha pada tabel di atas, maka dapat dijelasakan

bahwa kemampuan menulis puisi pada siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan.

Hasil tes menulis cerpen pada siklus I dengan rata-rata nilai mencapai

75,77. Nilai rata-rata tersebut diakumulasikan dari beberapa aspek penilaian. Pada

aspek diksi nilai rata- rata sebesar 7,67 masuk kategori baik. Pada aspek

pengimajian nilai rata- rata sebesar 7,53 masuk kategori baik. Pada aspek aspek

kata konkrit nilai rata- rata sebesar 7,67 masuk kategori baik. Pada aspek bahasa

figuratif nilai rata- rata sebesar 7,67 masuk kategori baik. Pada aspek versifikasi

nilai rata- rata sebesar 7,25 masuk kategori baik. Pada aspek tipografi nilai rata-

rata sebesar 7,44 masuk kategori baik. Pada aspek tema nilai rata- rata sebesar

7,31 masuk kategori baik Pada aspek perasaan, nada nilai rata- rata sebesar 7,59

masuk kategori baik. Pada aspek suasana nilai rata- rata sebesar 7,88 masuk

kategori baik. . Pada aspek amanat nilai rata- rata sebesar 7,84 masuk kategori

baik.

Hasil tes menulis cerpen pada siklus II dengan rata-rata nilai mencapai

85,19. Nilai rata-rata tersebut diakumulasikan dari beberapa aspek penilaian. Pada

aspek diksi nilai rata- rata sebesar 8,19 masuk kategori baik. Pada aspek

pengimajian nilai rata- rata sebesar 8,63 masuk kategori baik. Pada aspek aspek

kata konkrit nilai rata- rata sebesar 8,38 masuk kategori baik. Pada aspek bahasa

figuratif nilai rata- rata sebesar 8,53 masuk kategori baik. Pada aspek versifikasi

nilai rata- rata sebesar 8,5 masuk kategori baik. Pada aspek tipografi nilai rata-

Page 156: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

139

rata sebesar 8,56 masuk kategori baik. Pada aspek tema nilai rata- rata sebesar

8,56 masuk kategori baik Pada aspek perasaan, nada nilai rata- rata sebesar 8,56

masuk kategori baik. Pada aspek suasana nilai rata- rata sebesar 8,44 masuk

kategori baik. . Pada aspek amanat nilai rata- rata sebesar 8,84 masuk kategori

baik.

Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual merupakan sesuatu yang cukup menggembirakan

bagi guru. Peningkatan-peningkatan yang terjadi memang suatu hal yang sangat

membanggakan.

Hasil tersebut merupakan target yang ingin dicapai dengan pembelajaran

menulis cerpen siklus II. Keberhasilan pencapaian target ini membuktikan bahwa

tindakan pada siklus II sudah berhasil.

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa VII C SMP 2 Sulang Terhadap

Pembelajaran Menulis puisi Melalui Pendekatan Emotif- Imajinatif Media

Audiovisual

Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi diikuti dengan

perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku siswa ini dapat dilihat dari hasil

observasi yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran pada siklus I dan

siklus II.

Berdasarkan serangkaian analisis data, baik tes maupun nontes dalam

pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media

audiovisual dapat dijelaskan bahwa perilaku siswa dalam belajar menunjukkan

adanya perilaku ke arah positif.

Page 157: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

140

Dari hasil nontes, yaitu observasi pada siklus I sebagian siswa belum

memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang

mengantuk, melamun, dan adanya siswa yang mengobrol dengan temannya. Pada

siklus I partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru ketika kegiatan

diskusi sedang berlangsung belum mencapai 100% dari jumlah keseluruhan. Pada

saat guru memberikan tugas menulis puisi masih ada siswa yang melihat

pekerjaan temannya dan menggangu temen sebelahnya.

Pada siklus II sudah ada perubahan perilaku siswa. Siswa sudah

memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Tidak ada lagi siswa yang

mengantuk, melamun, dan mengobrol dengan temannya. Partisipasi siswa dalam

menjawab pertanyaan dari guru ketika kegiatan diskusi sedang berlangsung

meningkat. Meskipun masih ada 1 siswa yang belum berpartisipasi aktif. Pada

siklus II pada saat kegiatan menulis puisi mengalami perubahan ke arah positif.

Tidak ada lagi siswa yang melihat pekerjaan temannya, dan tidak ada lagi siswa

yang mengganggu temannya.

Dari lembar jurnal siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa terjadi

perubahan perilaku perilaku siswa ke arah yang lebih baik pada siklus II. Pada

siklus I siswa kurang memahami manfaat menulis puisi bagi mereka, akan tetapi

pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa saja manfaat yang dapat dipetik

dari menulis puisi. Pada siklus I siswa merasa film yang dijadikan media kurang

sesuai dengan minat dan selera mereka, pada siklus II siswa bersikap positif

dengan lebih antusias ketika menulis puisi karena media audiovisual pada siklus II

Page 158: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

141

sudah sesuai dengan minat dan selera siswa. Fenomena perilaku negatif pada

siklus II sudah mulai berkurang ketika pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil check list pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II

juga terjadi peningkatan perilaku siswa ke arah positif. Siswa membuat

pernyataan SS, S, KS, dan TS pada siklus I dari pernyataan pertama sampai lima.

Sikap kurang setuju beberapa siswa tampak pada pernyataan pertama, ketiga,

keempat, kelima. Pada peryataan pertama, yaitu siswa merasa ternyata menulis

puisi itu mudah. Hal ini disebabkan siswa belum membiasakan diri untuk berlatih

menulis puisi. Pada siklus II, siswa tidak lagi menyatakan kurang setuju, tetapi

hanya setuju dan sangat setuju. Pada peryataan ketiga, yaitu pendekatan emotif-

imajinatif media audiovisual memberikan kemudahan dalam menulis. Hal ini

terjadi karena siswa kurang berkonsentrasi dalam membangkitkan daya

imajinasinya. Tetapi pada siklus II mengalami perubahan sikap siswa tidak lagi

menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan tersebutPada pernyataan keempat

kebiasaan menulis puisi dapat mewakili isi hati dan perasaan siswa. hal ini terjadi

karena siswa kurang begitu memahami manfaat dari menulis puisi.

Selain check list, dibuktikan pula melalui hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti kepada enam responden. Keenam responden berpendapat senang dan

tertarik dengan pembelajaran menulis puisi melalui pendekatn emotif- iamjinatif

media audiovisual. Siswa juga memberi saran yang positif terhadap pembelajaran

menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual.

Perubahan perilaku siswa yang positif dibuktikan juga melalui gambar

pada dokumentasi foto selama pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini

Page 159: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

142

sebagai bukti visual keberhasilan pembelajaran menulis puisi melalui pendekatam

emotif- imajinatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diketahui bahwa

penerapan pendekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual dalam

menulis puisi dapat mengubah perilaku belajar siswa ke arah yang positif

sehingga terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Secara

klasikal siswa telah mencapai nilai batas ketuntasan belajar dan telah terjadi

perubahan perilku belajar siswa ke arah yang positif, maka penelitian ini bagi

peneliti dianggap cukup dan telah berhasil.

Page 160: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

143

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan

dalam penelitian ini, dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif melalui

media audiovisual pada siswa SMP N 2Sulang yang meliputi tes akhir siklus I

dan tes akhir siklus II. Hasil tes akhir siklus I menunjukkan rata-rata nilai yang

dicapai siswa kelas VII C SMP N 2 Sulang sebesar 75,09 atau termasuk dalam

kategori cukup, sedangkan pada siklus II rata-rata nilai yang dicapai menjadi

85,28. Ini berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak

10,19atau sebesar 31,84%

2) Peningkatan hasil tes siswa juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa kelas

VII C SMP N 2 Sulang ke arah positif setelah dilaksanakan pembelajaran

menulis puisi melalui pendekatan emotf- imajinatif . Pada saat pembelajaran

menulis puisi siklus I beberapa siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Akan tetapi, masih banyak siswa yang cenderung pasif dan kurang

memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa juga masih senang berbicara

dengan teman sebelahnya, mengantuk, dan melamun. Pada saat pembelajaran

menulis puisi siklus II perilaku siswa berubah. Siswa lebih bersemangat,

antusias, dan bersungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran. Perilaku

negatif pada siklus I sudah tidak tampak lagi dan berubah menjadi perilaku

Page 161: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

144

positif pada siklus II. Hal ini tampak ketika siswa mendengarkan penjelasan

dari guru dengan bersungguh-sungguh, siswa juga aktif dalam proses

pembelajaran dari awal hingga refleksi, siswa serius menyimak film yang

ditayangkan oleh guru, serta siswa merasa senang ketika menulis puisi.

Ternyata pemilihan kegiatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan minat

dan selera siswa dapat mengubah perilaku siswa dari negatif menjadi positif.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil tindakan pada penelitian tersebut, penulis

menyampaikan saran sebagai berikut.

1) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan emotif- imajinatif melalui

media audiovisual merupakan salah satu alternatif untuk pembelajaran

menulis khususnya menulis puisi. Hal ini dapat lebih memudahkan siswa

dalam pembelajaran menulis. Selain itu, dapat menumbuhkan minat dan rasa

tertarik siswa terhadap pembelajaran menulis puisi. Pendekatn emotif-

imajinatif juga dapat dijadikan alternatif bagi guru bidang studi lain dalam

mengajar mata pelajaran selain bahasa dan sastra Indonesia.

2) Para peneliti bidang pendidikan dan bahasa dapat menggunakan penelitian ini

sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lainnya dengan

menggunakan strategi belajar yang berbeda sehingga didapat berbagai

alternatif strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Page 162: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

145

3) Pembelajaran dengan media audiovisual dapat dijadikan alternatif bagi guru

bidang studi lain dalam mengajar karena dengan media dan pendekatan

tersebut dapat memberikan motivasi pada siswa

Page 163: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

146

DAFTAR PUSTAKA

A, David. 2009. Methods for teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Arintoko. 2004. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Diaphan Siswa Kelas V SD PL Santo Yusuf Semarang Melalui Metode Karya Wisata 2003/2004. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Arsyad. 2005. Pemanfaatan Media Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baribin, Raminah. 1990. Teori Dan Apresiasi Puisi. Semarang IKIP Semarang UNNES

Covey, Stephen. 2009. The Leadder In Me. Jakarta: PT Gramedia

Fatoni. 2002. Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Karya Wisata Pada Kelas II MA Nahdatul Syibyan Sayung Kabupaten Demak. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Fauziah, Gamar. 2006. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek secara Langsung pada Siswa Kelas VIIF SMP Negeri 16 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Goleman, Daniel. 2008. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia

Hernacki, Mike. 2009. Quantum Learning. Bandung: PT Mizan

Jabrohim. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Joyce, Bruce. 2009. Models of teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed.3-cet.2. .2002. Jakarta: Balai Pustaka

Kurnia. 2005. Penerapan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif puisi Siswa Kelas VIIF SMP 40 Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks

Munthe, Bermawi. 2009. Desain dan pembelajaran center for teaching staff Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 164: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

147

Porter, Bobi. 2009. Quantum Memorizer. Jakarta: PT Kaifa

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi: Analisis Strata norma dan Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ridho. 2006. Accelerated Learning. Jakarta: PT Erlangga

Rohani. 1997. Manfaat Media. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Santrock, John. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika

Suryo Subroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert. 2008. Pendidikan Psikologi. Jakarta: Indeks Cipta

Solso, Robert. 2009. Psikologi Kognitif. Jakarta: PT Erlangga

Soeparno. 1988. Pengantar Media Piranti Lunak. Jakarta: Indeks Cipta

Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Surakarta: Widya Duta

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga

Woolfok, Anita. 2009. Education Psychology Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zulfahnur, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud

Page 165: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

148

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Nama Sekolah : SMP N 2 SULANG

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII C/II

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2X pertemuan)

A. Standar Kompetensi

• Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan

menulis kreatif puisi

B. Kompetensi Dasar

• Menulis kreatif puisi berkenaan denga

C. Indikator

• Mampu menentukan unsur-unsur puisi.

• Mampu membuat menjadi satu kesatuan puisi yang utuh.

D. Tujuan Pembelajaran

• Siswa mampu membuat menjadi satu kesatuan yang utuh

E. Materi Pembelajaran

- Unsur-unsur puisi

- Langkah-langkah menulis puisi

- Praktek menulis puisi

F. Metode Pembelajaran

- Tanya jawab

- Diskusi

- Inquiri

- Emotif- imajinatif

- Penugasan

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Page 166: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

149

1. Kegiatan Awal

a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada

siswa berkaitan dengan menulis puisi

b. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan manfaat pembelajaran hari

itu

2. Kegiatan Inti

a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan

pengetahuan siswa terhadap puisi

b. Guru membagikan contoh cerpen kepada siswa

c. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai cerpen yang

mencakup unsur-unsur pembangun puisi dan langkah-langkah menulis

puisi

3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu

b. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran hari itu

c.

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Awal

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari hari itu

b. Guru memberi umpan balik mengenai materi yang telah disampaikan

pada pertemuan lalu

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan proses pembelajaran menulis cerpen dengan

pendekatan Emotif- imajinatif media audiovisual

b. Guru memutarkan sebuah tayangan film kemudian siswa menyimak

dan meresapi tayangan tersebut

c. Guru memberi bimbingan pada saat siswa melakukan proses emotif-

iamjinatif. Siswa diminta untuk selalu aktif menulis gagasan. Siswa

menelaah dan mengelompokkan gagasan

d. Guru memberi penguatan berkaitan dengan proses emotif-imajinatif

Page 167: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

150

e. Siswa diminta untuk menentukan unsur-unsur intrinsik yang akan

digunakan dalam menyusun kerangka karangan dengan menggali

imajinasinya

f. Siswa mulai berlatih menulis puisi dengan tema yang ada pada

tayangan yang dipertontonkan tersebut dengan bimbingan guru dan

diiringi tayangan yang diputar

g. Siswa dan guru berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami

ketika menulis puisi

3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu

b. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran hari itu

H. Sumber dan Media Pembelajaran

• Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesi Kelas VII

• Contoh puisi

• Film”Aladin”

• TV dan VCD

I. Penilaian

1. Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dipersiapkan

2. Penilaian Hasil

Penilian pada hasil menulis cerpen

Semarang, Maret 2009

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Slamet, S.Pd Retno Wulan. A

NIP. NIM 2101405618

Page 168: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

151

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Nama Sekolah : SMP 33 SEMARANG

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2X pertemuan)

A. Standar Kompetensi

• Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain kedalam puisi

B. Kompetensi Dasar

• Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam puisi

C. Indikator

• Mampu menentukan unsur-unsur puisi

• Mampu mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk

puisi

D. Tujuan Pemebelajaran

• Siswa mampu mengembangkan kerangka yang sudah dibuat dalam

bentuk puisi

E. Materi Pembbelajaran

a. Unsur-unsur puisi

b. Langkah-langkah menulis puisi

c. Praktek menulis puisi

F. Metode Pembelajaran

a. Tanya jawab

b. Diskusi

c. Inquiri

d. Emotif- imajinatif

e. Penugasan

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Page 169: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

152

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

a. Guru menjelaskan kesalahan siswa berkaitan dengan unsur-unsur puisi

b. Guru memberi motivasi siswa dan menyampaikan manfaat

pembelajaran menulis puisi

2. Kegiatan Inti

a. Guru berdiskusi dengan siswa mengenai kesulitan yang dialami siswa

dalam menentukan unsur-unsur puisi pada pertemuan yang lalu

b. Guru memberikan contoh puisi yang berbeda dari pertemuan yang lalu

kepada siswa

c. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai puisi yang

mencakup unsur-unsur pembangun puisi dan langkah-langkah menulis

puisi

3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu

b. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran hari itu

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Awal

a. Guru menjelaskan kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menulis

puisi

b. Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan

keterampilan menulis

2.Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan proses pembelajaran menulis puisi dengan

pendekatan Emotif-imajinatif media audiovisual

b. Guru memutarkan sebuah film yang berbeda dari pertemuan

sebelumnya, kemudian siswa menyimak dan meresapi isi film tersebut

c. Guru membimbing siswa pada saat melakukan proses emotif-

imajinatif. Siswa diminta untuk selalu aktif menulis gagasan yang

muncul saat menikmati film

d. Siswa membuat telaah dan mengelompokkan gagasan

Page 170: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

153

e. Guru memberi penguatan berkaitan dengan proses emotif-imajinatif

f. Siswa diminta untuk menentukan unsur-unsur intrinsik yang akan

digunakan dalam menyusun kerangka karangan dengan menggali

imajinasinya

g. Siswa mulai menulis puisi dengan tema yang ada pada lagu tersebut

dengan bimbingan guru dan diiringi film yang sudah diperdengarkan

3.Kegiatan Akhir

a. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari itu

b. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran hari itu

4. Sumber dan Media Pembelajaran

• Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesi Kelas VII

• Contoh puisi

• Lagu “Aku Pasti Kembali”

• TV dan VCD

5. Penilaian

1. Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dipersiapkan

2. Penilaian Hasil

Penilian pada hasil menulis cerpen

Semarang, Maret 2009

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Slamet, S.Pd Retno Wulan A NIP. NIM 2101405618

Page 171: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

154

PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Nama :

No. Presensi :

Kategori :

1. Apakah anda senang saat mendapatkan pembelajaran menulis puisi?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

2. Apakah anda mendapatkan kesulitan ketika menulis puisi? Kesulitan apa

yang anda rasakan?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

3. Apa pendapat anda tentang penggunaan pendekatan emotif-imajinatif

media audiovisual?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

4. Apakah anda mendapatkan kesulitan saat melakukan proses emotif-

imajinatif?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

5. Berikan saran anda terhadap pembelajaran menulis puisi pendekatan

emotif- imajinatif media audiovisual!

Jawab:……………………………………………………………………

Page 172: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

155

FORMAT JURNAL SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Nama :

No. Presensi :

1. Apakah manfaat yang siswa peroleh saat mengikuti pembelajaran menulis

puisi?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

2. Apakah siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi melalui emotif-

imajinatif media audivisual? Ya/Tidak (apa alasannya)

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

3. Apakah penjelasan guru dalam menyampaikan materi menulis puisi dapat

dipahami?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

4. Apakah sebelumnya siswa sudah mengenal pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

5. Tulislah pesan dan kesan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis

puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual!

Jawab:…………………………………………………............................

Page 173: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

156

FORMAT JURNAL GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II

Siklus ke :

Guru Pengampu :

1. Bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi?

jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

2. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

3. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan media

audiovisual?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap proses pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual saat pembelajaran menulis puisi berlangsung?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

5. Bagaimana tingkah laku siswa selama pembelajaran menulis puisi melalui

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual?

Jawab:……………………………………………………………...

Page 174: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

157

FORMAT JURNAL SISWA SIKLUS I

Nama :

No. Presensi :

1. Apakah manfaat yang siswa peroleh saat mengikuti pembelajaran menulis

puisi?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

2. Apakah siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi melalui

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual? Ya/Tidak (apa

alasannya)

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

3. Apakah penjelasan guru dalam menyampaikan materi menulis puisi dapat

dipahami?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

4. Apakah sebelumnya siswa sudah mengenal pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………………

5.Tulislah pesan dan kesan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis

cerpen melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual!

Jawab:……………………………………………………………………

…………………………………………………………………..

Page 175: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

158

FORMAT JURNAL SISWA SIKLUS II

Nama :

No. Presensi :

1. Apakah manfaat yang siswa peroleh saat mengikuti pembelajaran menulis

puisi?

Jawab:…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

2. Apakah siswa tertarik dengan pembelajaran menulis puisi melalui

pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual? Ya/Tidak (apa alasannya)

Jawab:………………………………………………………………….

…………………………………………………………………

3. Apakah penjelasan guru dalam menyampaikan materi menulis puisi dapat

dipahami?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………….

4. Apakah sebelumnya siswa sudah mengenal pendekatan emotif- imajinatif

media audiovisual?

Jawab:……………………………………………………………………

………………………………………………………………….

5. Tulislah pesan dan kesan siswa selama mengikuti pembelajaran

menulispuisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual!

Jawab:……………………………………………………………………

…………………………………………………………………..

Page 176: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

159

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I

No No.

Responden

Kategori Perilaku Siswa Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1. R 1 1.Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman).

2.Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai materi menulis puisi yang sedang berlangsung.

3.Siswa tidak melakukan diskusi dengan baik (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman)

4.Siswa meremehkan kegiatan menyimak.

5.Siswa meremehkan kegiatan imajinasi

6.Mengganggu teman lain pada saat pencarian gagasan

7. Siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan baik

8. Siswa menulis puisi dengan baik dan penuh konsentrasi.

Keterangan : () :Perilaku positif (-) :Perilaku negtaif

2. R 2

3. R 3

4. R 4

5. R 5

6. R 6

7. R7

8. R 8

9. R 9

10. R 10

11. R 11

12. R 12

13. R 13

14. R14

15. R 15

16. R 16

17. R 17

18. R 18

19. R 19

20. R 20

21. R 21

22. R 22

23. R 23

Jumlah :

Prosentase :

Rata-rata :

Page 177: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

160

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II

No No.

Responden

Kategori Perilaku Siswa Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1. R 1 1.Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman).

2.Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai materi menulis puisi yang sedang berlangsung.

3.Siswatidak melakukan diskusi dengan baik (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman)

4.Siswa meremehkan kegiatan menyimak.

5.Siswa meremehkan kegiatan imajinasi

6.Mengganggu teman lain pada saat pencarian gagasan

7. Siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan baik

8. Siswa menulis puisi dengan baik dan penuh konsentrasi.

Keterangan : () :Perilaku positif () :Perilaku negtaif

2. R 2

3. R 3

4. R 4

5. R 5

6. R 6

7. R7

8. R 8

9. R 9

10. R 10

11. R 11

12. R 12

13. R 13

14. R14

15. R 15

16. R 16

17. R 17

18. R 18

19. R 19

20. R 20

21. R 21

22. R 22

23. R 23

Jumlah :

Prosentase :

Rata-rata :

Page 178: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

161

FORMAT CHECK LIST SIKLUS I

Nama :

No. Presensi :

Beri tanda () pada pernyataan berikut sesuai skala penilaianmu sangat

setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), atau tidak setuju (TS)

No Pernyataan Skala Penilaian

SS S KS TS

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

.

Saya merasa ternyata menulis puisi itu mudah

Saya senang dengan metode dan media yang

digunakan guru dalam pembelajaran menulis

Pendekatan Emotif-imajinatif media audiovisual

memberikan kemudahan dalam menulis puisi

Kebiasaan menulis puisi dapat mewakili isi hati

dan perasaan saya

Saya merasa senang terhadap cara guru dalam

menjelaskan pembelajaran keterampilan menulis

puisi.

Saya merasa tidak ada kesulitan dalam proses

emotif-imajinatif

Keterampilan menulis puisi dapat meningkatkan

kreativitas saya

Penggunaan pendekatan emotif-imajinatif media

audiovisual merupakan pengalaman baru bagi saya

Media audiovisual yang digunakan dalam

pembelajaran menulis puisi dapat memudahkan

saya berimajinasi

Suasana yang santai, nyaman saat pembelajaran

berlangsung dapat membantu memudahkan

pemahaman saya

Page 179: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

162

FORMAT CHECK LIST SIKLUS II

Nama :

No. Presensi :

Beri tanda () pada pernyataan berikut sesuai skala penilaianmu sangat

setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), atau tidak setuju (TS)

No Pernyataan Skala Penilaian

SS S KS TS

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

.

Saya merasa ternyata menulis puisi itu mudah

Saya senang dengan pendekatan dan media yang

digunakan guru dalam pembelajaran menulis

Pendekatan emoitif- imajinatif media audiovisual

memberikan kemudahan dalam menulis puisi

Kebiasaan menulis puisi dapat mewakili isi hati

dan perasaan saya

Saya merasa senang terhadap cara guru dalam

menjelaskan pembelajaran keterampilan menulis

puisi

Saya merasa tidak ada kesulitan dalam proses

Emotif-imajinatif

Keterampilan menulis puisi dapat meningkatkan

kreativitas saya

Penggunaan pendekatan emotif-imajinatif media

audiovisual merupakan pengalaman baru bagi saya

Media audiovisual yang digunakan dalam

pembelajaran menulis puisi dapat memudahkan

saya berimajinasi

Suasana yang santai, nyaman saat pembelajaran

berlangsung dapat membantu memudahkan

pemahaman saya

Page 180: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

163

INSTRUMEN TES SIKLUS I DAN SIKLUS II

SOAL

1. Tulislah puisi berdasarkan pengalaman orang lain dengan media

audiovisual. Tuliskan puisi mu dengan memperhatikan tema, alur, tokoh

dan penokohan, latar, diksi dan gaya bahasa, sudut pandang, dan

keterpaduan unsur-unsur pembangun puisi!

Page 181: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

164

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I DAN SIKLUS II

No No.

Responden

Kategori Perilaku Siswa Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1. R 1 1.Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman).

2.Siswa aktif bertanya, memberi tanggapan mengenai materi menulis puisi yang sedang berlangsung.

3.Siswatidak melakukan diskusi dengan baik (bicara sendiri, melamun, mengganggu teman)

4.Siswa meremehkan kegiatan menyimak.

5.Siswa meremehkan kegiatan imajinasi

6.Mengganggu teman lain pada saat pencarian gagasan

7. Siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan baik

8. Siswa menulis puisi dengan baik dan penuh konsentrasi.

Keterangan : () :Perilaku positif () :Perilaku negtaif

2. R 2

3. R 3

4. R 4

5. R 5

6. R 6

7. R7

8. R 8

9. R 9

10. R 10

11. R 11

12. R 12

13. R 13

14. R14

15. R 15

16. R 16

17. R 17

18. R 18

19. R 19

20. R 20

21. R 21

22. R 22

23. R 23

Jumlah :

Prosentase :

Rata-rata :

Page 182: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

165

FORMAT CHECK LIST SIKLUS I DAN SIKLUS II

Nama :

No. Presensi :

Beri tanda () pada pernyataan berikut sesuai skala penilaianmu sangat

setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), atau tidak setuju (TS)

No Pernyataan Skala Penilaian

SS S KS TS

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

.

Saya merasa ternyata menulis puisi itu mudah

Saya senang dengan pendekatan dan media yang

digunakan guru dalam pembelajaran

menulispendekatan Emotif-iamjinatif lagu

memberikan kemudahan dalam menulis puisi

Kebiasaan menulis puisi dapat mewakili isi hati

dan perasaan saya

Saya merasa senang terhadap cara guru dalam

menjelaskan pembelajaran keterampilan menulis

puisi.

Saya merasa tidak ada kesulitan dalam proses

emotif-imajinatif

Keterampilan menulis puisi dapat meningkatkan

kreativitas saya

Penggunaan pendekatan emotif-imajinatif

merupakan pengalaman baru bagi saya

Media audiovisual yang digunakan dalam

pembelajaran menulis puisi dapat memudahkan

saya berimajinasi

Suasana yang santai, nyaman saat pembelajaran

berlangsung dapat membantu memudahkan

pemahaman saya

Page 183: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

166

Contoh Cerpen 1

RANKING 1 VS RANKING 2

Siapapun tahu, Nana dan Nano musuhan. Musuh bebuyutan. Mereka

selalu berebutan posisi ranking di kelas. Kalau Nano yang ranking pertama, Nana

pasti ranking kedua. Begitu sebaliknya. Nana dan Nano sama-sama tidak bisa

menerima kekalahan begitu saja. Akibatnya…di luar jam pelajaran mereka juga

musuh betulan.

“Ati-ati, No! biasanya, benci suka berubah jadi rindu!” seloroh Rino,

suatu hari.

“Apalagi nama kalian hampir sama. Nano…Nana! terus dari SMP

sampai SMA kalian sekelas terus, klop banget deh! kayaknya kalian

emang sudah dijodohin dari lahir,” kataToto.

“Ih, sori ya, aku nggak bakalan berjodoh sama cewek gendut! Emang

nggak ada cewek lain yang lebih langsing?!” kata Nano

“Walau gendut sebenarnya Nana cantik loh,” Aksan membela Nana

“Iya, cantik kalo dilihat pake sedotan, ngeliatnya dari puncak monas!

sampai kapanpun aku nggak bakalan naksir sama dia!” jawab Nano.

***

Seminggu kemudian anak-anak menghadapi semesteran untuk kenaikan

kelas

“Cihuy…si gendut sakit! dia pasti nggak konsen ngerjain soal. Aku

bakalan menang! Nano melompat-lompat kegirangan.

Ramalan Nano terbukti benar. Pas kenaikan kelas, Nana Cuma

mendapat renking dua sedangkan Nano menduduki pertama.

Sayangnya Nana belum bisa masuk sekolah saat penerimaan rapot,

sehingga Nano harus bersabar sampai liburan semester berakhir untuk

memamerkan kemenangannya.

***

Tibalah tahun ajaran baru. Kini Nana dan Nano sudah kelas tiga.

“Heh, curut jelek! jangan bangga dulu, mentang-mentang nggak ada

saingan. Ingat, kemenanganmu nggak sah! semester depan, aku pasti

Page 184: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

167

dapat ranking satu. Kamu musti siap-siap lagi bersaing denganku!”

cewek itu lalu melangkah pergi dengan wajah mendongak sombong.

“Astaganaga! ya ampuuun! itu…itu kan…Nana! kenapa body-nya jadi

slim gitu?!” Nano pun tersadar

Gara-gara pertemuan yang mengejutkan, sesiangan Nano nggak bisa

nyimak pelajaran dengan baik. Dia sering tulalit tiap kali guru nanyain

jawaban soal ke dia.

***

“Na, misalnya nih…Nano naksir kamu gimana?” pancing Lina

“Iya Na, semua cowok disekolah kita sekarang ini lagi terfokus ke

kamu, nggak terkecuali pasti Nano.” sambung Via

“Udah deh, nggak usah repot-repot ngejodohin aku sama curut jelek

itu. Sampai kapanpun dia adalah musuhku!”

Ok, juga tekad Nana. Tapi nggak ada salahnya dong kalau mereka

berusaha mendamaikan kedua bintang kelas itu?. Akhirnya teman-

teman mereka sepakat mempertemukan mereka di lapangan senayan

saat joging. Nana dan Nano pun kaget saat mereka dipertemukan.

Setelah itu satu per satu anak-anak itu pergi. Mereka hanya berdiri

bengong tanpa melakukan apapun. Mereka saling membuang muka.

“Aku mau pulang! kata Nana sambil melangkah pergi

“ Pulang aja sana!” ketus Nano. “Bilang sama temen-temen kamu,

nggak akan pernah ada perdamaian diantara kita!”

“Ih, siapa juga yang mau damai!”

Nano menatap punggung Nana. Tak bisa dipungkiri Nana memang

cantik. Dari dulu sih sebenarnya, Nana juga anaknya baik.

Dalam perjalanan pulang Nana juga mengakui kalau teman-temannya

benar. Nano memang cakep dan baik.

Keduanya akhirnya memang saling menyadari dan saling menilai.

Tapi gimana dong mereka sudah terlanjur bersumpah nggak akan

pernah baikan, apalagi sampai pacaran. Boleh nggak sih melanggar

sumpah? Entahlah…………

Page 185: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

168

Contoh Cerpen 2

PISTOL LEBARAN

Perampok itu menerobos masuk ke ruang makan sambil mengacungkan

pistolnya.

“Angkat tangan!” katanya setengah berteriak.

Lelaki tua yang tengah menikmati makan malamnya, kaget dan pucat.

Tentu saja dia tidak bisa berbuat lain kecuali menuruti perintah

perampok itu.

“Wah, saya sedang makan!” kata lelaki tua itu.

“Tak peduli! Tunjukkan simpanan emas-berlian kamu!

“Saya tak punya emas berlian!”

“Jangan bohong!”

“Kalau begitu, cari sendiri!”

Si perampok diam. Agaknya dia ragu-ragu atau bingung apa yang

harus dia lakukan. Barangkali dia berpikir : lebih baik menggunakan

kekerasan atau tidak?

“Kenapa rumah ini yang anda pilih untuk dirampok?” Tanya orang tua

itu sambil meneruskan makannya

“Feeling saya yang menyuruh…jadi Bapak hanya sendirian saja di

rumah ini?”

“Seperti Anda lihat. Anak-anak dan cucu pergi ke keluarga. Saya

tinggal sendirian. katanya disuruh jaga rumah!”

“Bapak tidak takut ditembak?”

Orang tua itu merampungkan makannya. Lalu minum. Mengusap bibirnya.

Berdiri bejalan ke arah bufet, mengambil sesuatu dan diletakkan di atas meja.

Perampok itu kaget luar biasa. Tapi, tidak berapa lama kemudian,

perampok itu tertawa terbahak-bahak. Perampok itu kini duduk di

kursi, meski agak jauh dari orang tua itu. Topeng yang sejak tadi

menutupi wajahnya, dia copot.

“Bagaimana Bapak tahu pistol ini hanya mainan?”

Page 186: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

169

“Pertama : saya pensiunan letnan. Kedua : pistol mainan seperti itu

ada dua atau tiga di sini.”

“Anda bukan perampok. Itu jelas. Tapi kenapa ingin merampok

juga?”

“Sudah lebih dua tahun ini saya di-PHK. Cari kerja susah sekali. Coba

berdagang, malah bangkrut. Barang-barang berharga di rumah sudah

ludes. Padahal lebaran segera datang!”

“Berapa kira-kira yang Anda butuhkan saat ini?”

“Paling tidak Rp 200 atau Rp 300 ribulah. Sekadar agar dapat ikut

merayakan hari lebaran.”

Lelaki tua itu bangkit dari duduknya. Lalu berjalan kebalik pintu.

Keluar lagi dengan membawa sesuatu.

“Ini ada Rp 250 ribu. Ambillah. Dan jangan berpikir ini hasil

rampokan. Kasihan istri dan anak, kalau harus makan dari barang

haram.”

Perampok itu ragu-ragu harus mengambil uang itu atau tidak.

“Hmmm…apakah saya pernah melihat Anda? tiba-tiba orang tua itu

bertanya menyelidik.

“Barangkali. Rumah saya memang tidak terlalu jauh dari sini.

Mungkin Bapak pernah melihat saya?”

Di luar dugaan, lelaki tua itu menangis. Sesenggukan, seperti tak

dapat dibendung.

“Kenapa Bapak menangis?!”

“Sungguh keterlaluan! Kami para tetangga Anda yang punya

kelebihan uang, sudah haji pula. Kenapa tidak tahu kesulitan yang

tengah Anda hadapi?”

Perampok itu benar-benar kaget atas ‘simpati luar biasa’ yang

diperlihatkan lelaki yang akan dirampok itu. Hatinya tergoncang,

sehingga tak terasa air hangat memenuhi pelupuk matanya…..

Ayo, ambillah uang itu. Gunakan sebaik-baiknya untuk keluarga anda.

Perampok itu mengambil uang di atas meja. Lalu mendekati orang tua

Page 187: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/3226/1/6601.pdf · kuantitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus

170

itu dan menubruk sambil menangis. Orang tua itu menyuruhnya

berdiri, kemudian memeluknya dengan hangat. “Maafkan kami,”

katanya berbisik. Perampok itu pun melangkah pergi.

“Pistolnya tertinggal!” orang tua itu mengingatkan.

“Biar jadi koleksi mainan cucu Bapak!”