peningkatan keterampilan berbicara dalam bermain drama ...... · bermain drama menggunakan model...

201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011 Disusun oleh: EMA DWI SASONGKO X7107023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

Upload: vutruc

Post on 06-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM

BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

EMA DWI SASONGKO

X7107023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

i

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM

BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

Ema Dwi Sasongko

X7107023

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

ii

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Ema Dwi Sasongko X7107023. PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V

SDN PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam

bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Patihan I

Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011, berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 10

siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sumber data yang digunakan adalah

informasi dari narasumber yaitu guru kelas V dan siswa, hasil pengamatan proses

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan dokumen

resmi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes,

dokumentasi, dan wawancara. Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan

triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang

digunakan adalah model analisis interaktif, meliputi tiga buah komponen yaitu

reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Proses penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)

perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil kondisi awal

prasiklus yaitu 60,33 dengan ketuntasan klasikal 42,86%. Pada siklus I, nilai rata-

rata kelas mencapai 69,48 dengan ketuntasan klasikal 80,95%. Pada siklus II nilai

rata-rata kelas meningkat 78,81 dengan ketuntasan klasikal 100%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain

drama siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011.

v

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Ema Dwi Sasongko X 7107023. IMPROVING SPEAKING SKILL IN

ROLE PLAY THROUGH COOPERATIVE LEARNING TYPE JIGSAW

FOR THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF

PATIHAN 1 SIDOHARJO SRAGEN IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR.

Thesis: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University,

Surakarta, June 2011.

The research is intended to improve the speaking skill in role play for the

fifth grade of SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen in the academic year of 2010/2011

through cooperative learning model type Jigsaw.

This research used a classroom action research method.The subject of this

research was the fifth grade of SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen in 2010/2011

academic year, the number of students was 21, consisting of 10 boys and 11 girls.

The data sources that used of the research were information from informant; that

were the class teacher of the fifth grade, the result of observation on the learning

process with the cooperative learning model type Jigsaw, and documents. The

techniques of collecting data that used through observation, interview and test.

The validity of the data was tested by using a data source triangulation and a

method triangulation. The techniques of analyze data was interactive analysis

model, consisting of three components, that were reduction data, performance data

and verification. The research process consisted of two cycles, and each cycle

comprised four phases, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation,

and (4) reflection.

The results of the analysis are as follows: The preliminary average score of

the achievement test prior to the treatment is 60,33, and the classical learning

completeness is 42,86%. Following the treatment of Cycle 1, the average score of

the achievement test becomes 69,48, and the classical learning completeness is

80,95%. After the treatment of Cycle 2, the average score of the achievement test

becomes 78,81, and the classical learning completeness is 100%.

Based on the results of the analysis, a conclusion is drawn that through

cooperative learning model type Jigsaw can improve the speaking skill in the role

play of the fifth grade of SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen in 2010/2011 academic

year.

vi

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”

(Peribahasa)

“Jangan membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;

lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada

tangan pemikat .”

(Amsal 6: 4-6)

” Barang siapa takut menghadapi persoalan ia sebenarnya takut menghadapi

sebuah kemajuan ”

(Bung Karno, presiden RI pertama)

“Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Karena orang

yang bersemangat dapat menanggung penderitaaannya”.

(Peneliti)

vii

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Orang tuaku,

Bapak Suparwanto yang memberikan perhatiannya

dalam mengerjakan skripsi.

Ibu Giyatmi yang telah memberikan kasih sayang

yang tulus serta doa yang terus menerus untuk saya.

Kakakku Woko Roker untuk dukungannya.

Teman-temanku SI PGSD angkatan 2007 terkhusus

untuk S1B07, diantaranya yaitu Sutino, Ayes, Kiki,

Dian Qorin, Ika, Santi, Dedy.

Teman kos Mbomberman, yaitu Danang, Alvian, Styo,

Fajar, Nug.

Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan almamaterku tercinta tempatku menimba

ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan

yang cerah.

viii

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan semesta alam atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Atas kehendak-

Nya skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bermain

Drama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V

SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen Tahun Ajaran 2010/2011” ini dapat terselesaikan

dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Sukarno, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah tulus memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dengan kesabaran sehingga skripsi ini

terselesaikan dengan baik.

6. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah tulus hati

memberikan bimbingan, perhatian, dorongan dan pengarahan di dalam

penyusunan skripsi ini, sehingga peneliti lebih tanggap untuk segera

menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.

7. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan

motivasi dan pengarahan kepada peneliti.

ix

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Bapak Suparwanto, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1

Sidoharjo Sragen yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Ibu Sukiyati, Ama.Pd selaku guru kelas V SDN Patihan I yang dengan senang

hati membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.

10. Guru-guru SDN Patihan I yang telah memberikan motivasi dan sebagai

informan terhadap penyusunan skripsi ini.

Peneliti telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan

skripsi ini. Namun demikian, disadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

diharapkan.

Akhirnya, peneliti tetap berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca budiman dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi

bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, Juni 2011

Peneliti

x

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PENGAJUAN .............................................................................................. ii

PERSETUJUAN .......................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

ABSTRACK ................................................................................................ vi

MOTTO ....................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

1. Tinjauan Tentang Keterampilan Berbicara ............................ 7

a. Pengertian Keterampilan ................................................... 7

b. Pengertian Berbicara ......................................................... 7

c. Pengertian Keterampilan Berbicara................................... 8

d. Tujuan Berbicara .............................................................. 9

e. Proses Berbicara ............................................................... 9

xi

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tinjauan Tentang Bermain Drama ......................................... 11

a. Pengertian Drama ............................................................. 11

b. Jenis-jenis Drama ............................................................. 11

c. Unsur-unsur Drama ........................................................... 12

d. Pembelajaran Drama di SD .............................................. 13

3. Tinjauan Tentang Model pembelajaran Kooperatif ................ 14

a. Pengertian Model Pembelajaran ....................................... 14

b. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif ..................... 15

c. Unsur-unsur Pembelajaran kooperatif ............................... 16

4. Tinjauan Tentang pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ..... 17

a. Pengertian Kooperatif Jigsaw ........................................... 17

b. Langkah-langkah Penerapan Kooperatif Jigsaw .............. 18

B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 21

C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 23

D. Hipotesis .................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 26

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 26

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................. 27

D. Sumber Data ............................................................................. 28

E. Teknik Penngumpulan Data ..................................................... 29

F. Validitas Data ........................................................................... 30

G. Analisis Data ............................................................................ 31

H. Indikator Ketercapaian ............................................................. 33

I. Prosedur Penelitian...................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 39

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 39

1.Deskripsi Kondisi Awal ..................................................... 39

2. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 43

xii

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Tindakan Siklus I .............................................................. 43

a. Perencanaan Tindakan .............................................. 43

b. Pelaksanaan Tindakan .............................................. 45

c. Observasi .................................................................. 49

d. Refleksi .................................................................... 53

2. Tindakan Siklus II .......................................................... 54

a. Perencanaan Tindakan ............................................... 55

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................ 57

c. Observasi ................................................................... 61

d. Refleksi ..................................................................... 65

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................ 76

A. Simpulan ............................................................................ 76

B. Implikasi ............................................................................. 76

C. Saran ................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 79

LAMPIRAN ............................................................................................. 82

xiii

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian .............................................. 34

2. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara dalam bermain drama

siswa Kelas V SDN PatihanI pada Kondisi Awal (Prasiklus) ................ 41

3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I pada Siklus I ............................................................................ 51

4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I Sragen pada Siklus II .............................................................. 63

5. Data Frekuensi Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran

Keterampilan Berbicara Kelas V SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus

I dan II .................................................................................................... 66

6. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .................................... 67

7. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Keterampilan Berbicara Siswa kelas

V SDN Patihan 1 Pada Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus

II .............................................................................................................. 69

8. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Patihan 1 Pada

Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus II ................................... 70

9. Perolehan Kelompok Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II ...................... 72

xiv

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.Mekanisme Kelompok Jigsaw ................................................................ 20

2.Skema Kerangka Berpikir.. ..................................................................... 24

3.Komponen Analisis Data.. ...................................................................... 33

4.Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 35

5. Grafik Penilaian Proses Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I pada Kondisi Awal (Prasiklus) ............................................ 42

6. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan I

pada siklus I ......................................................................................... 52

7. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa

Kelas V SDN Patihan I pada Siklus II ................................................ 64

8. Grafik Distribusi Penilaian Proses siswa (Sikap siswa) Pembelajaran

Keterampilan Berbicara dalam bermain drama Kelas V SDN

Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .................................. 66

9. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V

SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ......................... 68

10. Grafik penigkatan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara

siswa kelas V SDN Patihan 1 pada praiklus, siklus I dan siklus II ...... 70

11. Grafik Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

V SDN Patihan 1 pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ...................... 71

xv

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ............................... 83

2. Deskripsi Wawancara Guru Sebelum Tindakan ....................................... 84

3. Deskripsi Angket Siswa Sebelum Tindakan ............................................. 88

4. Silabus Bahasa Indonesia Kelas V Semester II......................................... 89

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus ......................................... 90

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................ 97

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................................ 105

8. Materi Siklus I ........................................................................................... 114

9. Materi Siklus II ........................................................................................ 117

10. Daftar nilai tes tertulis individu............................................................... 120

11. Lembar Diskusi Kelompok Siklus I ....................................................... 121

12. Lembar Diskusi Kelompok Siklus II ...................................................... 124

13. Lembar Nilai Hasil Diskusi Kelompok ................................................... 127

14. Lembar Penilaian Tes Keterampilan Berbicara Siswa ............................ 128

15. Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara ............................................. 130

16. Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Prasiklus ............................ 133

17. Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I .............................. 134

18. Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ............................. 135

19. Skor Perkembangan Individu siswa ....................................................... 136

20. Skor Perolehan Kelompok Jigsaw Siklus I ............................................. 137

21. Skor Perolehan Kelompok Jigsaw Siklus II............................................ 139

22. Pedoman observasi guru ......................................................................... 141

23. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ....................................................... 147

24. Hasil Observasi Kinerja Guru Pra Siklus ............................................... 149

25. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................................... 150

26. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II .................................................. 151

27. Hasil Observasi aktivitas Siswa Prasiklus .............................................. 152

28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................................ 154

xvi

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .............................................. 156

30.Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model

pembelajaran kooperatif jigsaw ............................................................. 158

31. Pedoman Wawancara untuk Guru Sesudah Diterapkan Model

pembelajaran kooperatif jigsaw ........................................................... 160

32. Deskripsi wawancara Guru Setelah Tindakan ........................................ 162

33.Pedoman wawancara untuk siswa sebelum diterapkan Model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. ...................................................... 166

34.Pedoman wawancara untuk siswa sesudah Diterapkan Model

pembelajaran kooperatif jigsaw .......................................................... 167

35. Deskripsi Angket Siswa Setelah Tindakan ............................................. 168

36. Foto Kegiatan Proses Pembelajaran ........................................................ 170

37. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN Patihan I ............................... 180

38. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ........................................................ 181

39. Surat Permohonan Ijin Penelitian............................................................ 182

40. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .............................................. 183

41. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SDN Patihan I ................... 184

xvii

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makluk sosial yang hidup berkelompok mulai dari

kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti

organisasi sosial. Dalam setiap kelompok manusia saling berinterksi, interaksi

tersebut didukung dengan alat komunikasi yaitu bahasa. Sangat jelas di dalam

kehidupan masyarakat diperlukan keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun

tulisan. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara garis besar

dikenal dua cara yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi

verbal menggunakan bahasa sebagai sarana, komunikasi non-verbal menggunakan

sarana seperti simbol, gerak-gerik, bunyi bel, bendera, warna, gambar, dan masih

banyak lagi. Dari kedua komunikasi tersebut, komunikasi verbal yang dianggap

paling efektif dan efisien.

Komunikasi verbal dibagi menjadi komunikasi lisan dan komunikasi

tulisan. Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya

dialog dalam lingkungan keluarga, dialog pembeli dan penjual, perdebatan,

percakapan guru dengan siswa di sekolah dan sebagainya. Untuk berkomunikasi

dengan baik, baik dalam bentuk formal maupun non formal, maka diperlukan

keterampilan berbahasa, keterampilan berbahasa tersebut harus dikembangkan

dalam pembelajaran di sekolah, terutama pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah dasar.

Seperti yang diungkapkan oleh Nida dan Harris (dalam Henry Guntur

Tarigan 2008:1). Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1)

keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca

dan (4) keterampilan menulis. Pada ke empat keterampilan tersebut saling

berhubungan dan pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Seorang pembicara

yang memiliki kemampuan menyampaikan pesan berupa ide, pikiran, isi hati

orang lain dengan baik maka isi pesan tersebut akan mudah dipahami oleh orang

yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapai kemampuan

1

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut maka keterampilan berbicara perlu dilatihkan dan dipelajari baik melalui

bimbingan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Proses pencapaian

keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan bimbingan dari guru melalui

berbagai latihan pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Keterampilan berbicara merupakan hal yang sangat penting, karena

seseorang yang mahir berbicara akan mudah menguasai seseorang atau massa dan

secara tidak langsung akan mampu memaparkan gagasannya sehingga dapat

mudah diterima oleh orang lain. Dengan kata lain, bahwa dengan kemahiran

berbicara seseorang akan mempunyai manfaat bagi orang lain atau masyarakat

misalnya dipercayai menjadi pemimpin. (Yant Mujiyanto et al :2000:37).

Djago Tarigan (dalam St. Y. Slamet 2008: 35) mengemukakkan bahwa:

Keterampilan berbicara harus dibina oleh guru melalui latihan: (1) pengucapan;

(2) pelafalan; (3) pengontrolan suara; (4) pengendalian diri; (5) pengontrolan

gerak gerik tubuh; (6) pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya; (7) pemakaian

bahasa yang baik dan (8) pengorganisasian ide. Salah satu latihan pengembangan

keterampilan berbicara adalah bermain drama. Karena dalam bermain drama

harus memperhatikan instonasi, pelafalan, ekspresi, dan penghayatan. Seseorang

pembicara yang dapat berbicara dengan ekspresi sesuai dengan instonasi dan

pelafalan yang tepat dengan penuh penghayatan, akan menarik pendengar dan

gagasannya akan mudah diterima.

Bermain drama merupakan kegiatan memerankan tokoh yang ada dalam

cerita yang berbentuk dialog. Menurut Muchlisoh et al (1993:393) “Drama adalah

jenis sastra yang berupa lakon yang ditulis dengan dialog-dialog yang

memperhatikan unsur-unsur dengan gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan

di atas panggung”.

Kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar mengenai keterampilan

berbicara, untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia, salah satunya dengan bermain drama. Karena di dalam

permainan drama sangat memperhatikan lafal, instonasi, penghayatan dan

ekspresi. Disamping itu, dengan bermain drama beberapa keterampilan dapat

dikembangkan, misalnya kemampuan berkomunikasi, kemampuan berperan,

2

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemampuan menghafal, menguaktualisasikan diri ke dalam situasi yang dihadapi.

Karena itu, kegiatan drama dapat digunakan sebagai sarana dalam menumbuhkan

dan mengembangkan berbagai keterampilan berbahasa. (Sabarti Akhadiah M.K et

al, 1991/1992:130).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Patihan 1,

bahwa pembelajaran drama di kelas V SD Negri Patihan 1 belum pernah

dipraktikkan, alasan yang dikemukakan oleh guru kelas V adalah masalah waktu

yang dibutuhkan banyak, dan guru menjadi kualahan mengajari tiap anak satu

persatu tentang cara memerankan setiap tokoh dengan lafal, intonasi, ekspresi dan

penghayatan yang tepat. Hasil deskripsi wawancara kepada guru kelas V

(lampiran 2 halaman 84). Pembelajaran drama yang dilakukan guru kelas V SD

Negri Patihan 1 selama ini, guru hanya menyuruh siswa membaca naskah drama

dengan nyaring dan menghafal teks drama tanpa memahami cara memerankan

dengan lafal, intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Sehingga hasil

keterampilan berbicara yang diperoleh siswa mengalami permasalahan. KKM

yang harus dicapai siswa kelas V SD Negri Patihan 1 adalah 65, namun banyak

siswa yang tidak mampu mencapai KKM yang telah ditentukan tersebut. Hal ini

dikarenakan oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) Siswa tidak tertarik dengan

pembelajaran drama yang hanya mengutamakan teori saja; (2) guru belum

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan (3) kurangnya kerjasama

kelompok.

Pada saat dilakukan kegiatan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) prasiklus, dari 21 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65

(lulus KKM) hanya 9 atau 42,86%, sedangkan yang tidak lulus 12 siswa atau

57,14% belum memenuhi KKM, yang berarti bahwa siswa mengalami

permasalahan dalam bermain drama. Secara detail data nilai keterampilan

berbicara dalam bermain drama siswa pada kondisi awal (pada lampiran 16

halaman 133).

Berdasarkan data hasil rencana pelaksanaan pembelajaran prasiklus

tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan bermain drama siswa kelas kelas V

SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen masih rendah. Oleh karena itu dapat

3

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikatakan bahwa pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri Patihan 1

mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu bermain drama dengan lafal,

intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

Berdasarkan hasil nilai prasiklus, maka diketahui faktor penyebab siswa

belum mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi

yang sesuai karakter tokoh, diantaranya yaitu: (1) guru kelas tidak pernah

melakukan praktik pembelajaran bermain drama; (2) di dalam kegiatan prasiklus,

siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja, tanpa berusaha

memahami karakter tokoh yang akan diperankannya; (3) guru kurang memberikan

petunjuk yang jelas kepada siswa dalam melakukan kegiatan kelompok,

kerjasama kelompok dan (4) siswa kurang mengetahui cara-cara mengekspresikan

dan menghayati karakter tokoh yang akan diperankan.

Bertolak dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam bermain drama di

atas maka diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan bermain drama.. Robert E. Slavin (2010: 4)

menyatakan “Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing”.

Berdasarkan teori yang dibaca peneliti, dalam model kooperatif tipe

jigsaw ini memberikan langkah-langkah kegiatan yang banyak memberikan

kesempatan bagi setiap siswa untuk bertukar informasi dan menggali informasi

melalui kegiatan kelompok, sehingga dengan bentuk kegiatan seperti itu maka

akan menimbulkan banyak pengalaman belajar pada diri siswa. Oleh karena itu

melalui model kooperatif tipe jigsaw ini siswa banyak terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran bermain drama, yang akhirnya membuat siswa menjadi

terlatih dan dapat memahami karakter tokoh, baik yang akan diperankannya

maupun tokoh-tokoh yang lain.

Melalui teknik ini siswa dituntut untuk berbicara, karena siswa memiliki

tugas yang akan menentukan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Teknik ini

4

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimaksudkan agar siswa terlatih dari segi keberanian dan keterampilan berbicara

yang diawali dari kelompok kecil. Keterbatasan pemahaman siswa terhadap

materi akan teratasi karena dengan teknik jigsaw ini ada proses pengolahan

informasi yang melibatkan siswa secara berkelompok yang disebut dengan

kelompok ahli. Di dalam pembelajaran bermain drama dengan teknik Jigsaw yang

membentu kelompok ahli, siswa dapat berdiskusi tentang tokoh yang diperankan

baik karakternya, cara memerankan. Sehingga setelah kembali ke kelompok asal,

tiap siswa dapat saling bertukar informasi yang didapat dari diskusi dalam

kelompok ahli. Sehingga peneliti dalam penelitian ini mencoba sesuatu yang

berbeda, yaitu akan membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat digunakan dalam pembelajaran bermain drama.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini

diberi judul penelitian : “Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bermain

Drama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V

SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

“Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama pada siswa kelas V

SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

Meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SD

Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011.

5

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan teoretis

bagi pengembangan teori pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dapat melatih siswa dalam keterampilan berbicara dengan

memerankan tokoh drama sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan

sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru

Dapat memperluas dan menambah wawasan guru mengenai model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan dalam model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw ini dapat memudahkan guru dalam melaksanakan

proses belajar mengajar dengan suasana yang berbeda dan menarik.

c. Bagi Lembaga Sekolah

Diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah dasar.

6

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan menurut Bambang Sarwiji (2006: 496) mengemukakan

bahwa: “Keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya sangat ahli

melakukan kegiatan tertentu”. Sehubungan dengan hal tersebut, pengertian

keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Keterampilan di

sekolah, adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam

menghadapi permasalahan dalam belajar. (http://saifulmmuttaqin.blogspot.com

diakses 27 januari 2011). Tidak hanya itu saja, Soemarjadi, Muzni Ramanto dan

Wikdati Zahri (1991/1992: 2) menambahkan: “Kata keterampilan sama artinya

dengan kata cekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu

pekerjaan dengan cepat dan benar”. Siswa dalam kegiatan belajar di sekolah harus

memiliki keterampilan untuk melakukan suatu pekerjaan atau usaha untuk

memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat dalam menghadapi permasalahan

belajar. Dengan memiliki keterampilan seorang siswa dapat mengerjakan tugas

dari guru dengan baik dan cekatan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah keahlian yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

tertentu dengan cekat, cepat, lincah dan benar untuk mencapai suatu kompetensi.

b. Pengertian Berbicara

Pada umumnya pengertian berbicara dan wicara sering dirtikan sama,

padahal sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Menurut Yant Mujiyanto et al

(2000: 38) mengemukakan bahwa: “Berbicara adalah suatu alat untuk

mengkomunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan yang disusun serta

dikembagkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengarnya”. Berbicara

digunakan masyarakat sebagai alat komunikasi seperti yang diungkapkan oleh

7

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sujanto. MS (1989: 189) .”Berbicara merupakan bentuk komunikasi antar persona

yang paling unik, paling tua, dan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat”.

Sementara itu (Djago Tarigan 1992: 132) mengemukakan bahwa “Berbicara

adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan” . Berbicara itu

lebih dari pada hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara

adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar dan

penyimak. Mulgrave (dalam Tarigan, 2008: 16) . Senada dengan hal tersebut,

Henry G. Tarigan (2008: 16) menambahkan “Berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.

Berpijak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa berbicara merupakan sebuah kemampun mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau pengucapan kata-kata dengan tujuan untuk mengekspresikan,

menyatakan maupaun mengkomunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan secara

lisan.

c. Pengertian keterampilan berbicara

Untuk memperoleh Keterampilan dalam berbicara harus banyak latihan

seperti yang diungkapkan St. Y. Slamet (2008: 35) bahwa: “Keterampilan

berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Artinya semakin banyak

berlatih, semakin dikuasai dan terampil orang berbicara”. Keterampilan berbicara

adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada

seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan

jarak jauh. Sehubungan dengan itu Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa

berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat

untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.

Sedangkan Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan

berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi

terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang

8

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bervariasi dari masyarakat yang berbeda.(http://aldonsamosir.files.wordpress.com

diakses 27 januari 2011).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan berbicara adalah keahlian yang dimiliki seseorang untuk

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau pengucapan kata-kata dengan tujuan

untuk mengekspresikan, menyatakan maupaun mengkomunikasikan gagasan,

pikiran, dan perasaan secara lisan dengan cekat, cepat, lincah dan benar.

d. Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan pikiran secara efektif, sang pembicara harus memahami makna

segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Seperti yang diungkapkan oleh HG.

Tarigan (2008: 16) bahwa tujuan berbicara meliputi:

1) Memberitahukan dan melaporkan

2) Menjamu dan menghibur

3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan menyakinkan

Sedangkan Djago Tarigan (1992: 134) mengungkapkan bahwa tujuan

berbicara adalah:

1) Menghibur

2) Menginformasikan

3) Menstimulasi

4) Meyakinkan

5) Menggerakkan

Dengan melihat berbagai tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya berbicara merupakn kegiatan penyampaian ide atau gagasan secara lisan

sesuai tujuannya.

e. Proses Berbicara

Tompkins dan Hokisson (dalam Ahmad Rofi‟udin dan Darmiyati Zuhdi,

2001: 8-11) mengemukakan: “Proses pembelajaran berbicara dengan berbagai

9

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jenis kegiatan, yaitu percakapan, berbicara estetik, berbicara untuk menyampaikan

informasi atau untuk mempengaruhi dan kegiatan dramatik”.

1) Percakapan

Murid-murid mempelajari strategi dan keterampilan untuk melakukan

sosialisasi dan percakapan dengan teman-temanya sekelas, ketika mereka

berpartisipasi dalam suatu percakapan di kelompok kecil. Murid-murid

mempelajari cara memulai percakapan, berbicara ketika memperoleh giliran,

menjaga agar percakapan berlangsung terus, mendukung komentar dan

pertanyaan anggota kelompok, mengatasi perbedaan pendapat, dan

mengakhiri percakapan.

2) Berbicara Estetik (mendongeng)

Salah satu bentuk kegiatan berbicara estetik ialah mendongeng. Guru

menyajikan karya sastra kepada murid-murid dengan teknik bercerita, dan

murid juga diminta untuk bercerita mengenai karya sastra yang telah dibaca.

3) Berbicara Untuk Menyampaikan Informasi atau Mempengaruhi

Ketiga macam bentuk kegiatan yang masuk jenis kegiatan ini ialah

melaporkan informasi secara lisan, melakukan wawancara, dan berdebat.

4) Kegiatan Dramatik

Bermain drama merupakan media bagi murid-murid untuk menggunakan

bahasa verbal dan nonverbal dalam konteks yang bermakna. Ketika

memainkan drama, anak-anak berinteraksi dengan teman-teman sekelas,

berbagi pengalaman, dan mencoba menafsirkan sendiri naskah drama yang

dimainkan. Kegiatan dramatik memiliki kekuatan sebagai suatu teknik

pembelajaran bahasa karena melibatkan murid-murid dalam berfikir logis dan

kreatif, memberikan pengalaman belajar secara aktif, dan memadukan empat

keterampilan berbahasa (khususnya apabila anak-anak diminta mengarang

sendiri naskah drama sederhana yang akan dimainkan).

10

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tinjauan Tentang Bermain Drama

a. Pengertian Drama

Hery Guntur Tarigan (dalam Muchlisoh, et al 1993: 393) berpendapat

bahwa: “Kata drama berasal dari kata greek yaitu draomai yang artinya sesuatu

yang telah diperbuat. Tegasnya dari kata kerja dran yang berarti „berbuat, to act

atau to do’ .” Drama adalah bentuk sastra yang dapat menciptakan kembali situasi

kemanusiaaan dan hubungan kemanusiaan secara konkret. Drama merupakan

peragaan tingkahlaku manusia secara mendasar yang dihayati oleh pemainnya dan

diterima oleh penonton yang merasakannya sebagai suatu kenyataan. (Sabarti

Akhadiah M. K, Maidar G, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur dan Muki, 1991/1992:

130). Sejalan dengan hal itu Hermawan J. Waluyo (2001: 1) juga mengemukakan

bahwa: “Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas

pentas”. Tidak hanya itu saja drama juga merupakan jenis sastra yang berupa

lakon yang ditulis dengan dialog-dialog yang memperhatiakan unsur-unsur

dengan gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan di atas panggung”. Muchlisoh

et al (1993: 393)

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa drama adalah

bentuk sastra yang merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di

atas panggung dengan dialog-dialog yang memperhatiakan unsur-unsur dengan

gerak atau perbuatan.

b. Jenis-jenis Drama

Drama memiliki banyak sekali jenisnya, menurut Hermawan J. Waluyo

(2001: 38) mengemukakan jenis-jenis drama adalah sebagai berikut:

1) Tragedi (drama duka atau duka cerita)

Tragedi atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih

yang besar dan agung.

11

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Komedi (drama ria)

Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan di dalamnya

terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan

kebahagiaan.

3) Melodrama

Melodrama adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh cerita

yang mendebarkan hati dan mengharukan.

4) Dagelan (farce)

Dagelan disebut juga banyolan. Sering kali jenis drama ini disebut

komedi murahan atau komedi picisan atau juga komedi ketengan.

c. Unsur-unsur Drama

Muchlisoh et al (1993: 396) mengemukakan pendapat bahwa unsur-unsur

yang perlu ddiperhatikan dalam penulisan drama adalah:

1) Alur

Alur diartikan struktur gerak yang yang terdapat dalam fiksi maupun

drama

2) Penokohan

Penokohan meliputi sifat tokoh, tingkah lakunya, maupun postur tubuh

tokoh tersebut.

3) Dialog

Dialog memang unsur yang penting dalam drama, karena dengan dialog-

dialog inilah sebuah cerita akan terungkap, watak para pelaku, dan lain

sebagainya.

4) Akting

Akting atau teknik bermain ini unsur drama yang penting dan harus

diperhatikan baik oleh penulis maupun pemain. Dialog-dialog yang ditulis

harus diucapkan dengan baik dan harus diimbangi dengan gerak dan ekspresi

wajah yang tepat sesuai yang diharapkan dalam naskah drama tersebut.

12

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Bloking

Pengertian bloking ini adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang

satu ke tempat yang lainnya. Bloking ini sangat berguna bagi pemain yang

belum bisa bermain dengan mengandalkan suaranya, mimiknya maupun

gerak tubuh lainnya dengan baik di atas panggung.

d. Pembelajaran Drama di SD

Pembelajaran keterampilan berbicara merupakn satu dari empat aspek

keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis). Pembelajaran

di SD dijabarkan dari kurikulum menjadi standar kompetensti dan kompetensi

dasar serta indikator-indikator. Drama yang dimainkan siswa dalam standar

kompetensi berbicara dengan indikator memerankan tokoh drama pendek anak-

anak dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh

sangatlah sulit jika guru kurang memahami seluk beluk tentang drama dan akan

mengalami kesulitan memilih metode dan model pembelajaran yang tepat.

Pembelajaran drama di sekolah dapat di klasifikasikan ke dalam dua golongan,

yaitu: (1) pembelajaran teks drama yang termasuk sastra dan (2) pementasan

drama yang termasuk bidang teater. Dalam pementasan drama dibahas

pementasan drama di kelas (untuk demonstrasi) dan pementasan untuk sekolah

yang ditonton oleh seluruh siswa di sekolah itu.

Latihan membaca drama dengan artikulasi yang tepat, suara yang jelas,

instonasi dan ucapan yang baik. Tentu hal ini dapat membantu ucapan dan cara

membaca siswa (Hermawan J. Waluyo, 2001: 158). Pembelajaran drama sebagai

penunjang pemahaman bahasa berarti untuk melatih keterampilan berbahasa

seperti membaca (teks drama), menyimak atau mendengarkan (dialog pertunjukan

drama), dan yang terlebih penting kemempuan berbicara (bermain drama). Seperti

teori yang diungkapkan Bloom dalam (Hermawan J, 2001: 158). Dalam

pembelajaran drama dan sastra, kiranya memang tidak cukup diberikan

pengetahuan tentang drama (kognitif), namun siswa juga harus mampu

mengapresiasi (afektif), dan mementaskan (psikomotorik).

13

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam

penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan

siswa karena masing–masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan

tekanan utama yang berbeda–beda.

Kata model dalam Jurnal Internasional, learning is how a person or

group comes to know, and knowing consist of variety types action in learning, a

knower positions themselves in relation to the knowble, and engages (Bill Cope,

2007: http://ijl.cgpubluiher.com/about.html) diakses tanggal 1 Maret 2011)

definisi tersebut mengandung pengertian bahwa belajar adalah bagaimana

seseorang atau kelompok yang datang untuk mengetahui dan akhirnya mengetahui

bermacam–macam tindakan dalam pembelajaran, dalam pembelajaran siswa

menempatkan dirinya dalam hubungan saling mengetahui (yang dipengaruhi oleh

pengalaman, konsep, analisis, atau penerapan. Istilah model pembelajaran

dikatakan oleh Hamruni (2009: 5) yaitu mengarah pada suatu pendekatan

pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan, dan sistem

pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas

daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur. Agus Suprijono (2009: 46)

menyatakan bahwa: “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”.

Sedangkan menurut Joyce (dalam Hamruni 2009: 5) mengemukakan bahwa:

Model pembelajaran adalah suat perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola yang dapat dijadikan acuan dalam merencanakan

14

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari Bahasa Inggris yaitu “cooperative”,

yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu

satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Davidson dan Warsham

dalam Isjoni (2010: 28) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran kooperatif

merupakan kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan

bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang berkelompok pengalaman

individu maupun pengalaman kelompok. Siswa dalam kelompok siswa saling

bekerja sama seperti yang diungkan oleh Slavin (2010: 4), bahwa “Pembelajaran

kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode pengajaran di mana para

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama

lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.

Model pembelajaran kooperatif dalam jurnal internasional yang ditulis

Jacobs&Hannah (http://www.georgejacobs.net/cooperative.html. diakses pada

tanggal 1 maret 2011). Menyatakan bahwa cooperative learning, also known as

collaborative learning, is a body of concepts and techniques for helping to

maximize the benefits of cooperation among students. Artinya, pembelajaran

kooperatif yang juga dikenal sebagai pembelajaran kolaboratif, adalah suatu

bentuk dari konsep dan tehnik untuk membantu memaksimalkan keuntungan-

keuntungan kerjasama diantara siswa. Hal serupa juga diungkapkan oleh Rusman

(2010: 202) yang berpendapat bahwa: Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan stuktur kelompok yang bersifat heterogen.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok-

kelompok kecil dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang

15

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berbeda. Pembelajaran harus menekankan kerjasama dalam kelompok untuk

mencapai tujuan yang sama.

c. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya

dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksaaan prosedur

cooperatif learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas

dengan lebih efektif (Anita Lie, 2008: 29). Sehubungan dengan hal itu Bennet

(dalam Isjoni, 2010: 41), menyatakan ada lima unsur dasar yang membedakan

cooperatif learning dengan kerja kelompok, yaitu:

1) Possitive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya

kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana

keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya.

2) Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa.

3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok.

4) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antarpribadi,

mengembangkan kemampuan kelompok dan memelihara hubungan kerja

yang efetif.

5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah.

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2008: 31) mengatakan bahwa tidak

semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus ditetapkan.

Lima unsur tersebut adalah:

1) Saling ketergantungan positif.

2) Tanggung jawab perseorangan.

3) Interaksi promotif.

4) Komunikasi antar angota.

5) Pemrosesan kelompok.

16

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Yatim Riyanto (2010: 266) ciri-ciri pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut:

1) Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, rendah.

2) Siswa dalam kelompok sehidup semati.

3) Semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

4) Membagi tugas dan tanggung jawab sama.

5) Akan dievaluasi untuk semua.

6) Berbagi kepemimipinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.

4. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Kooperatif Jigsaw

Pembelajaran kooperatif dengan model jigsaw pertama kali

dikembangkan oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah

satu metode pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E. Slavin.

Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang

menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan

gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mengambil pola cara sebuah

gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja

sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2010: 217).

Dalam tipe jigsaw ini terdapat kelompok-kelompok kecil yang anggotanya saling

melengkapi, membantu dan bekerja sama sehingga terjalin kerjasama yang baik

untuk mencapai tujuan bersama. Anita Lie (2008: 69) mengemukakan bahwa:

“Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson dan teman-temannya

sebagai metode Cooperatif Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam

pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara”. Jadi jigsaw

mengutamakan diskusi kelompok dengan anggota yang saling yang saling tolong-

menolong, baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Munculnya rasa

saling membutuhkan antar anggota kelompok dengan kelompok lain tampak jelas

ketika masing-masing kelompok memiliki tujuan yang sama yaitu menguasai

materi. Dengan membentuk kelompok jigsaw anggota kelompok dapat berdiskusi

17

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan anggota kelompok lain, sehingga saat kembali ke kelompoknya anggota

kelompok tersebut dapat bertukar pikiran dengan rekan kelompoknya.

Berdasarkan uraian tersebut, jigsaw adalah pemberian tugas yang

dikerjakan dalam kelompok yang jumlahnya 3 atau 4 siswa. Salah seorang siswa

dalam kelompok itu mempelajari materi yang diberikan bersama siswa dari

kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya masing – masing

perwakilan kelompok tersebut kembali ke kelompok asalnya untuk mengajarkan

pada kelompoknya yang lain. Guru sebaiknya tidak mengembangkan ke bab

selanjutnya sampai siswa mengembangkannya sendiri dalam kelompok ahli di

pembelajaran yang kooperatif. Jadi tugas guru disini sebagai fasilitator dalam

pembelajaran yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri

serta menumbuhkan rasa tanggung jawab serta siswa akan merasa senang

berdiskusi tentang materi itu dengan teman sebayanya.

Mengacu dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan jigsaw

adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota

dalam satu kelompok dengan karakteristik yang heterogen, dengan mendorong

siswa aktif dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.

b. Langkah-Langkah Penerapan Kooperatif Jigsaw

Jigsaw adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang menitik

beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil dengan

menggunakan beberapa bertahap. Sugiyanto (2008:43) pembelajaran jigsaw

meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa

dengan karakteristik yang heterogen.

2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap siswa

bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik

tersebut.

3) Para anggota dari tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk

mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul

18

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa

semacam itu disebut „kelompok pakar‟ (expert group).

4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke

kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai

materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.

5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa

dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Sedangkan Rusman (2010: 218) langkah-langkah pembelajaran jigsaw

adalah sebagai berikut:

1) Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4 orang.

2) Tiap orang dalam tim diberi diberi materi dan tugas yang berbeda.

3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk

kelompok baru (kelompok ahli).

4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.

5) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

6) Pembahasan dan penutup.

Dengan mempelajari langkah-langkah yang dikemukakan para ahli, maka

dapat di gambarkan penjelasan langkah-langkah tentang pembelajaran jigsaw

yang akan dipakai utuk penelitian sebagai berikut:

1) Dalam teknik jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang

disebut kelompok semula (home teams). Setiap kelompok terdiri dari siswa

yang berkemampuan baik, sedang, dan kurang (heterogen).

2) Guru membagi naskah drama kepada seluruh siswa.

3) Dari masing-masing kelompok semula, guru menentukan tokoh yang harus

diperankan masing-masing siswa.

4) Setiap siswa dalam kelompok semula memperoleh peran tokoh yang berbeda

dan mempelajari tokoh yang harus diperankannya.

5) Setelah mempelajari tokoh, siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda

yang memiliki peran yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang

19

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disebut kelompok ahli (expert group) untuk berdiskusi tetang karakter tokoh

dan cara penokohan dengan lafal, intonasi, ekspresi, dan penghayatan.

6) Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam

kelompok asal untuk berdiskusi dan bergantian menyampaikan informasi

yang didapat dari diskusi kelompok ahli di depan kelas (presentasi). Dalam

hal ini siswa saling membantu dan melengkapi kekurangan masing-masing

anggota kelompok.

7) Setelah selesai berdiskusi, siswa dalam kelompok asal melakukan latihan

bermain drama, setelah siap tampil di depan kelas pada pertemuan kedua,

setiap kelompok asal bergantian mementaskan drama di depan kelas dengan

dinilai secara individual .

Mekanisme hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dapat dilihat

seperti Gambar 1 sebagai berikut:

Kelompok Asal Kelompok Ahli KelompokAsal

Kelompok I

1 2 3 4 5 6 7

1 1 1

Kelompok I

1 2 3 4 5 6 7 2 2 2

Kelompok II

1 2 3 4 5 6 7

3 3 3 Kelompok II

1 2 3 4 5 6 7 4 4 4

Kelompok III

1 2 3 4 5 6 7

5 5 5 Kelompok III

1 2 3 4 5 6 7 6 6 6

7 7 7

Gambar 1: Mekanisme Kelompok Jigsaw

20

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari Gambar di atas dapat kita lihat kelompok asal jumlahnya tiga

kelompok yaitu kelompok I, II dan III. Masing-masing kelompok beranggotakan

tujuh siswa yang dilambangkan dengan angka satu sampai tujuh (1,2,3,4,5,6,7).

Selanjutnya anggota kelompok asal yang memiliki peran yang sama dengan

kelompok yang berbeda berkumpul dalam kelompok baru yang disebut kelompok

ahli untuk berdiskusi. Sesudah selesai berdiskusi, siswa dari kelompok ahli

kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar pikiran, kemudian tiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi. Perpindahan kelompok asal yang berkumpul

membentuk kelompok ahli dan dari kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal

ditunjukkan dengan simbol panah. Perlu diketahui bahwa simbol panah tidak

dimunculkan dari tiap-tiap anggota kelompok, hanya anggota dengan simbol 1

saja. dikarenakan supaya gambar mudah dipahami dan tidak rumit.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Gatot Suherman tahun 2010 dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw pada Siswa Kelas IV SDN Sriwedari Surakarta”. Penelitian ini

berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun 2010. Berdasarkan hasil

penelitian tindakan kelas, menyimpulkan bahwa dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan

berbicara. Relevan karena memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu

meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model kooperatif

tipe jigsaw.

2. Penelitian Suparni tahun 2010 Dengan Judul “Peningkatan Prestasi Belajar

IPA Melalui Penggunaan Metode jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri 01

Ploso Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karang Anyar”. Penelitian ini

berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun 2010. Berdasarkan hasil

penelitian tindakan kelas, penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

21

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa. Penelitian Suparni ini relevan dengan penelitian ini karena memiliki

kesamaaan dalam model yang digunakan yaitu kooperatif tipe jigsaw.

3. Penelitian Indah Kusharyati tahun 2008 dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa kelas XI IS 5 SMA

Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/ 2009”. Penelitian tersebut merupakan

skripsi jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Seblas Maret. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam

pembelajaran akuntansi baik proses maupun hasil melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa

indikator sebagai berikut: (1) Siswa dapat menyebutkan nama contoh buku

besar (2) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri buku besar, (3) Siswa dapat

memilih dan membedakan contoh dari yang bukan contoh buku besar, (4)

adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 33,3% sebanyak 12

siswa pada siklus pertama meningkat menjadi 33 siswa sebesar 91,7% pada

siklus kedua.

4. Penelitian penelitian Disa Lusiana Dewi (2009) dengan judul “Penerapan

Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan Keterampilan Bercerita

pada Siswa Kelas III SDN Karang Talun Tahun Ajaran 2008/ 2009”.

Penelitian ini berbentuk skripsi, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa

metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan bercerita

siswa kelas III SDN Karang Talun. Hal tersebut terefleksi sebagai berikut: (1)

kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita mengalami peningkatan.

Hal tersebut terlihat dari: minat dan motivasi belajar bercerita siswa

meningkat, perhatian siswa terfokus untuk mengikuti proses pembelajaran

keterampilan bercerita, siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung,

(2) adanya peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan bercerita.

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rerata siswa dan jumlah siswa yang

berhasil mencapai standar ketuntasan belajar yang ditentukan oleh pihak

sekolah sebesar 60 yaitu: pada siklus I, nilai rerata siswa sebesar 6,00 dan 20

22

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari 36 siswa berhasil mencapai standar ketuntasan belajar; pada siklus II,

nilai rerata siswa sebesar 7,5 dan 32 siswa berhasil mencapai standar

ketuntasan belajar; pada siklus III, nilai rerata siswa sebesar 7.88 dan 32 siswa

dinyatakan berhasil mencapai standar ketuntasan belajar.

A. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan

masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal

(prasiklus), keterampilan berbicara dalam bermain drama siswa kelas V SDN

Patihan 1 Sidoharjo, Sragen dapat dikatakan rendah. Hal tersebut disebabkan guru

belum menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, Terbukti dari 21 siswa hanya 9

siswa (42,86%) yang dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65.

Bertolak dari masalah tersebut, dibutuhkan suatu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bermain drama.

Diantara berbagai model pembelajaran, model kooperatif tipe jigsaw adalah

model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

keterampilan berbicara siswa, khususnya keterampilan berbicara dalam bermain

drama. Melalui model kooperatif tipe jigsaw ini siswa banyak terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran bermain drama, di dalam pembelajaran bermain drama

dengan teknik jigsaw yang membentu kelompok ahli, siswa dapat berdiskusi

tentang tokoh yang diperankan baik karakternya, cara memerankan. Sehingga

setelah kembali ke kelompok asal, tiap siswa dapat saling bertukar informasi yang

didapat dari diskusi dalam kelompok ahli

Melalui kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, model kooperatif tipe

jigsaw akan diterapkan dengan menggunakan Siklus I dan Siklus II, yang melalui

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I memiliki

indikator ketercapaian 70% dan siklus II ditingkatkan menjadi 90%.

23

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa

dengan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara

dalam bermain drama pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo, Sragen.

Secara Skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya dapat

dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2: Skema Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Keterampilan berbicara

dalam bermain drama

rendah.

Guru menggunakan

model kooperatif tipe

jigsaw.

Siklus I

Konseptual

Penjelasan dan

pemberian contoh

pelaksanaan jigsaw

Siklus II

konseptual dan

Implementasi

Penjelasan dan

penerapan jigsaw.

Guru belum

menggunakan model

kooperatif tipe jigsaw

Melalui model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan keterampilan

berbicara dalam bermain

drama.

24

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Melalui model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara

dalam bermain drama siswa kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen tahun

pelajaran 2010/2011”.

25

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Patihan 1 semester genap

tahun ajaran 2010/2011, dengan jumlah murid sebanyak 21 siswa terdiri dari 10

laki-laki dan 11 perempuan. Tempat penelitian terletak di dusun Karanganyar, RT

02, Patihan, Sidoharjo, Sragen.

Alasan pemilihan sekolah adalah pertama peneliti sudah memiliki

hubungan baik dengan kepala sekolah dan guru kelas V di sekolah tersebut.

Kedua, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang

sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, siswa kelas

V memiliki keterampilan berbicara yang masih rendah.

2.Waktu Penelitian

Pada penelitian ini waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap, secara

garis besarnya dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

penelitian dan tahap penyelesaian. Penelitian ini di mulai dari bulan Januari 2011

sampai dengan bulan juni 2011. Jadi penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 6

bulan, khususnya dilaksanakan pada semester II, sebab pokok bahasan yang

sedang diteliti termasuk semester II. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan

penelitian (pada lampiran 1 halaman 83).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SD Negeri Patihan 1 tahun ajaran

2010/2011 kelas V (Lima) yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan

11 perempuan.

26

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,

yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi

Arikunto, 2008: 2).

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan

penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam

proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah

tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan

terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan

kerjasama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk

menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang

bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus

yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama

kegiatan, yaitu: (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan dan (d) refleksi.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan

sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan instrumen penelitian

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan upaya melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran

tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

27

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap

interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini

berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi

permasalahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan

dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil

penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai

keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133)

menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis

(reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada peserta didik; (b) suasana

kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan

mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)

intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

D. Sumber Data

Data yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini

sebagian besar berasal dari subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri

Patihan 1 Sidoharjo Sragen . Sumber data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas V SD

Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen dengan penerapan model kooperatif tipe

jigsaw.

2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru dan siswa kelas

V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen.

3. Dokumen yang berupa catatan wawancara dengan guru dan siswa mengenai

pembelajaran, hasil tes siswa, rancangan pedoman pembelajaran yang dibuat

guru,dan silabus yang ditetapkan oleh pihak sekolah.

28

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpilan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 199), Observasi adalah suatu

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui indra

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, pengecap. Tujuan dilakukan

observasi adalah untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam bermain

drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen. Observasi

dilakukan pada saat proses belajar mengajar bahasa Indonesia tentang

bermain drama, hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab siswa sulit

dalam bermain drama.

2. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan

pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok. Bentuk tes yang digunakan adalah tes unjuk

kerja selama proses pembelajaran dan tertulis pada setiap akhir pelaksanaan

tindakan. Tes ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan

kemampuan siswa dalam bermain drama setelah dilakukan tindakan. Tes ini

juga digunakan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa sehingga

dapat juga mengetahui kesulitan siswa dalam memerankan tokoh dengan

lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 201) dokumentasi dari asal katanya

dokumen, yang artimya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

29

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dokumen resmi. Dokumen resmi untuk menjaring data awal berupa silabus,

RPP sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus, dan daftar nilai siswa kelas

V tentang bermain drama sebelum tindakan atau prasiklus. Sedangkan

dokumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak selama

proses pembelajaran setelah tindakan berupa RPP siklus I dan II, foto dan

video pembelajaran, serta nilai evaluasi siswa tentang bermain drama dengan

penerapan model kooperatif tipe jigsaw.

4. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses

pembelajaran sebelum diterapkan tindakan bermain drama dengan penerapan

model kooperatif tipe jigsaw. Wawancara dilakukan dengan guru kelas V dan

wawan cara dengan siswa berupa wawancara untuk memperoleh informasi

mengenai pembelajaran bermain drama siswa kelas V SDN Patihan 1. Selain

itu juga untuk memperoleh data mengenai nilai mata pelajaran Bahasa

Indonesia tahun ajaran 2009/2010 yang lalu.

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi.

Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2009:60) Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan

triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Informasi dari

narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber

30

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data tentang

pembelajaran bermain drama yang berasal dari data nilai awal prasiklus, data

tes siklus pertama dan data tes siklus kedua pada materi drama yang berbeda.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode yaitu teknik mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan

metode pengumpulan data yang berupa wawancara pada informan yaitu guru

kelas V SDN Patihan 1, kemudian dilakukan observasi dan dokumentasi pada

saat pelaksanaan tindakan kemudian hasilnya diuji dengan pengumpulan data

sejenis dengan menggunakan teknik tes dan dokumentasi pada pelaku

kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data

yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan

data yang lebih kuat validitasnya. Seperti data tentang nilai pembelajaran

bermain drama siswa kelas V SDN Patihan 1 yang dihasilkan dari observasi,

wawancara, tes, dan dokumentasi.

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Cara analisisnya mengikuti

pola pemikiran yang konkrit kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya

didasarkan pada kenyataan–kenyataan empirik dan unsur–unsur terkecil dari

pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.

Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi

Data (Data Reduction); (2) Penyajian Data (Data Display) dan (3) Penarikan

Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman dalam Suharsimi Arikunto

(2006: 91) menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

31

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Pada peneliatian ini data yang direduksi berupa data hasil wawancara

siswa dan guru SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen serta data hasil tes

kemampuan bermain drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan 1

Sidoharjo Sragen tahun 2011.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.

Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes kemampuan

bermain drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen

tahun 2011.

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar–benar dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini yaitu peningkatan pemahaman konsep materi susunan

pemerintahan pusat dengan metode jigsaw pada sisiwa kelas IV SD Negeri

Patihan 1. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun

penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan simpulan tentang

peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan

sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan simpulan terakhir

yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai dengan yang

terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat

dilihat seperti Gambar 3 sebagai berikut:

32

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3: Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber : Suharsimi Arikunto, 2006:92)

H. Indikator Ketercapaian

Indikator ketercapaian merupakan rumusan indikator ketercapaian yang

akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau

keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2009: 61). Hal yang dijadikan sebagai

indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya Keterampilan

Berbicara Dalam Bermain Drama pada Siswa Kelas V SD Negeri Patihan 1

Sidoharjo Sragen Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila keterampilan

berbicara siswa secara klasikal memperoleh nilai ≥65 mencapai 70%. Pada siklus

II pembelajaran dikatakan berhasil apabila keterampilan berbicara siswa secara

klasikal memperoleh nilai ≥65 mencapai 90%.

Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator-

indikator dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Penarikan Kesimpulan/

Verifikasi

33

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam

Suharsimi Arikunto et al (2006: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-

tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan

(action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan

(observation and evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria

keberhasilan). Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus

yang bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan.

Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama.

Didasarkan pada pendapat di atas, maka dalam rancangan penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut :

Aspek yang diukur Presentase

pencapian

Cara mengukur

1. Hasil keterampilan siswa

dalam berbicara.

a. Lafal yang tepat saat

berbicara.

b. Penempatan intonai yang

tepat.

c. Penghayatan yang sesuai

dengan karakter tokoh.

d. Cara ekspresi bicara yang

komunikatif meliputi

mimik/ pantomimik.

Siklus I

70% dari

jumlah siswa

mendapat nilai

lebih dari atau

sama dengan

65

Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan

lembar observasi oleh

peneliti dan dihitung dari

jumlah siswa yang berbicara

dengan lafal, intonasi,

penghayatan dan ekspresi

yang tepat sesuai karakter

tokoh. Serta dihitung dari

jumlah siswa yang

mendapat nilai lebih dari

atau sama dengan 65.

Siklus II

90% dari

jumlah siswa

mendapat nilai

lebih dari atau

sama dengan

65

34

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Melakukan survei terhadap kegiatan pembelajaran bermain drama dan data

hasil nilai. Teknik yang digunakan dapat berupa wawancara, dan

menggunakan RPP prasiklus untuk mengetahui hasil nilai pembelajaran

bermain drama.

2) Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil wawancara dan sebelum

tindakan atau prasiklus untuk segera dipecahkan.

3) Merumuskan secara rinci dan jelas masalah-masalah yang telah

teridentifikasi.

4) Melakukan pengkajian teoritis tentang model kooperatif tipe jigsaw dalam

bermain drama.

5) Menyusun atau merumuskan metodologi penelitian tindakan kelas.

6) Implementasi tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.

7) Melihat hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi yang

juga secara menyeluruh.

Secara jelas langkah - langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4

sebagai berikut:

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto et al 2006: 74)

Gambar 4: Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Suharjono dalam Suharsimi

Arikunto dkk, 2006: 74)

35

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut

diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) penyiapan skenario pembelajaran.

3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.

4) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis

individu dan kelompok.

5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

2) Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran kooperatif tipe

jigsaw dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar (KD)

memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang

tepat.

3) Secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dilengkapi lembar kerja siswa.

4) Memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw.

5) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.

6) Mengadakan tes individu.

7) Penilaian hasil tes.

c. Pengamatan (observing)

Guru kelas V SDN Patihan 1 selaku rekan kolaborasi melakukan

pengamatan/ observasi mengenai kemampuan mengajar/kinerja guru

(peneliti) dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. observasi

kemampuan mengajar guru/kinerja guru (pada lampiran 22 halaman

36

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141). Sedangkan peneliti sendiri mengamati aktifitas siswa selama

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Lembar observasi

aktifitas siswa (pada lampiran 23 halaman 147).

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan, hasil

evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti

menemukan kendala dalam kegiatan pembelajaran diantaranya yaitu

peneliti belum begitu mengenal nama setiap siswa, sehingga saat menilai

aktivitas siswa peneliti mengalami kesulitan. Sebagai tindak lanjut pada

siklus II peneliti membuat nomor beserta nama dada. Peneliti

menganalisis keterampilan berbicara siswa sesuai nilai saat evaluasi dan

hasil observasi saat pembelajaran. Jika siswa yang berhasil saat evaluasi

sekitar 15 anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw

tersebut telah berhasil. Namun, siswa yang mengalami peningkatan

keterampilan berbicara secara klasikal belum mencapai indikator

ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka proses pembelajaran dengan

penerapan medel kooperatif tipe jigsaw tersebut perlu diperbaiki lagi dan

disempurnakan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.

3) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

4) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.

5) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis

individu dan kelompok.

37

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:

1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

2) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi

dasar (KD) memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi dan

ekspresi yang tepat dan

3) Siswa menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

kegiatan bermain drama

4) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,

5) Mengadakan tes individu

c. Pengamatan (observing)

Guru kelas selaku rekan kolaborasi melakukan pengamatan/

observasi mengenai kemampuan mengajar/kinerja guru (peneliti) dalam

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. observasi kemampuan mengajar

guru/kinerja guru (pada lampiran 22 halaman 141). Sedangkan peneliti

sendiri mengamati aktifitas siswa selama menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Lembar observasi aktifitas siswa (pada lampiran

23 halaman 147).

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan, hasil

evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti

menganalisis keterampilan berbicara siswa sesuai nilai saat evaluasi dan

hasil observasi saat pembelajaran. Jika siswa yang berhasil saat evaluasi

sekitar 19 anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 90%,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw

tersebut telah berhasil dan penelitian dapat dihentikan.

38

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui

keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses

penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan

guru dan wawancara untuk siswa serta peneliti melaksanakan pelaksanaan RPP

prasiklus guna mengetahui kemampuan siswa.

a. Hasil Wawancara dengan Guru dan Wawancara dengan Siswa

Wawancara dengan guru dilakukan pada hari Selasa, 29 Maret 2011.

Peneliti berperan sebagai pewawancara sedangkan guru kelas V SDN Patihan1

sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas V dilakukan secara

terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun oleh peneliti

kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban. Setting

wawancara dengan guru kelas V bertempat di ruang tamu kantor guru sedangkan

wawancara untuk siswa kelas V berada di kelas pada pukul 09.30 WIB. Hal yang

peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran bermain

drama di kelas V. Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan dari hasil wawancara

kepada guru dan sebagai deskripsinya (lampiran 2 halaman 84). Hasil

wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi permasalahan dalam

pembelajaran bermain drama pada siswa kelas V SD Negeri Patihan I Sidoharjo

Sragen. Menurut guru, pembelajaran bermain drama belum pernah dipraktikkan

siswa kelas V SD Negeri Patihan I Sidoharjo Sragen, atau hanya sekadar teori saja

karena mengingat waktu yang diperlukan tidak cukup satu kali pertemuan dan

guru tidak perlu repot mengajari anak bermain drama.

Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang dibagikan

siswa kelas V mengenai pembelajaran drama yang belum pernah dipraktikkan di

sekolah

39

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut. akhirnya semua siswa menjadi penasaran tentang pembelajaran drama

yang dipraktikkan. Deskripsi wawancara siswa (pada lampiran 3 halaman 88)

b. Pelaksanaan Prasiklus dengan Menggunakan RPP Prasiklus

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RPP prasiklus yang

dilaksanakan dua kali pertemuan, dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam bermain drama. proses pembelajaran prasiklus di kelas V dilaksanakan

pada hari Selasa, 29 Maret 2011. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

diawasi oleh guru kelas V yang bertindak sebagai observer. Observer yang duduk

di belakang, mengamati peneliti yang sedang mengajar dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaaran (RPP) prasiklus (pada lampiran 5 halaman 90).

Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses

pembelajaran bermain drama di kelas V masih banyak terdapat kekurangan,

antara lain: (1) Siswa belum pernah mempraktikkan pembelajaran bermain drama,

sehingga membutuhkan penyesuaian diri; (2) Pertemuan pertama siswa dalam

mengerjakan lembar evaluasi masih banyak yang kurang tepat dalam menjawab;

(3) Pada pertemuan ke dua saat mempraktikkan bermain drama, siswa mengalami

banyak kekurangan dalam hal pengintonasian, pelafalan kata, pengekspresi, dan

penghayatan dalam memerankan tokoh yang diperankan dan (4) Dalam

melakukan kerjasama kelompok, siswa cenderung bekerja sendiri tanpa

menyadari pentingnya kerjasama.

Berdasarkan observasi awal penilaian proses siswa dalam diskusi

kelompok oleh peneliti terkait sikap siswa yaitu: tanggung jawab, perhatian, dan

kerjasama, di dalam proses pembelajaran diperoleh data penilaian proses prasiklus

siswa. Hasil penilaian proses diskusi kelompok prasiklus (pada lampiran 27

halaman 152).

Kualitas proses tentu akan mempengaruhi kualitas hasil dalam

pembelajaran di kelas. Pengamatan pada proses pembelajaran ini tidak terlepas

dari hasil penilaian keterampilan berbicara siswa. Pengambilan nilai prasiklus

oleh guru dilakukan dengan tes bermain drama di depan kelas pada pertemuan

kedua. Kelompok yang mendapat giliran maju ke depan kelas untuk bermain

40

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

drama dengan dinilai oleh guru. Secara detail data nilai keterampilan berbicara

dalam bermain drama siswa pada kondisi awal (pada lampiran 16 halaman

133). Data penilaian keterampilan berbicara dalam bermainan drama siswa

prasiklus dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara dalam bermain drama

Siswa Kelas V SDN PatihanI pada Kondisi Awal (Prasiklus)

No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

1 50-53 4 19,05 Tidak Tuntas

2 54-57 0 0 Tidak Tuntas

3 58-61 8 38,09 Tidak Tuntas

4 62-65 0 0 Tuntas

5 66-69 9 42,86 Tuntas

Jumlah 21 100

Nilai rata-rata = 1267 : 21 = 60,33

Tingkat Ketuntasan Klasikal = 9 : 21 x 100% = 42,86%

Data penilaian pembelajaran keterampilan berbicara dalam bermain drama

pada Tabel 2 sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas V SDN Patihan I

tersebut dapat dibuat grafik pada Gambar 5 sebagai berikut:

41

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 5: Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan I

pada Kondisi Awal (Prasiklus)

Nilai keterampilan berbicara dalam bermain prasiklus pada Tabel 7 dan

Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval

50-53 sebanyak 4 siswa (19,05%), interval nilai 54-57 terdapat 0 siswa (0%),

interval nilai 58-61 sejumlah 8 siswa (38,09), interval 62-65 terdapat 0 siswa (0%),

interval 66-69 sejumlah 9 siswa (42,86). Nilai rata-rata kelas adalah 60,33 dengan

ketuntasan klasikal sebanyak 9 siswa (42,86%) dari jumlah siswa. Hasil ini

menunjukkan kualitas hasil keterampilan berbicara pada kondisi awal masih

rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.

Berdasarkan kondisi awal tersebut, yang pelaksanaan permbelajarannya

belum menggunakan model kooperatif tipe jigsaw masih banyak siswa yang

belum lulus KKM (65). Menyikapi hal tersebut peneliti membuat judul penelitian

”Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bermain Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri Patihan I

Sidoharjo Sragen

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

50-53 54-57 58-61 62-65 66-69

Fre

kue

nsi

Interval Nilai

42

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tahun Ajaran 2010/2011”. Penerapan tindakan ini difokuskan pada peningkatan

proses diskusi kelompok dan hasil pembelajaran bermain drama siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan (Siklus)

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri

dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 5 April

2011 (pertemuan 1) dan kamis, 7 April 2011 (pertemuan 2). Tahapan-tahapan

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang

akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini untuk mendapatkan hasil

yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah

meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan sebesar 70 % siswa tuntas dari

hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara. Tahap-tahap perencanaan pada

siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan

silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V semester

II tahun 2007. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan

adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35

menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup

penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber

43

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) siklus I (pada lampiran 6 halaman 97).

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah:

a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa

digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau

kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan diskusi

dengan baik.

b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I siswa mempelajari tentang

hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain drama yaitu para

pelaku, sifat-sifat, tempat dan waktu kejadian, akhir cerita. Sebagai

hasilnya pada pertemuan II siswa mempraktikkan bermain drama

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Materi pembelajaran

siklus I (pada lampiran 8 halaman 114).

c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang

digunakan adalah media berupa tayangan video drama anak. yang di

dalamnya terdapat tokoh-tokoh pemerannya. Foto media pembelajaran

yang digunakan (pada lampiran 36 halaman 170)

3) Menyiapkan Lembar Observasi Kinerja Guru, dan Penilaian Proses

Siswa

Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-

hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar

observasi kinerja guru dibuat untuk menilai guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Pedoman dari lembar observasi kinerja guru (pada

lampiran 22 halaman 141). Lembar pengamatan penilaian proses siswa

atau disebut lembar penilaian diskusi kelompok lebih diutamakan pada

tanggung jawab, perhatian, kerjasama dalam proses pelaksanaan

pembelajaran. Pengamatan siswa ini berfungsi sebagai hasil penilaian

nontes kualitas proses. Sedangkan lembar observasi yang dibuat untuk

guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan

44

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

evaluasi pembelajaran. Hasil observasi kinerja guru prasiklus, siklus I dan

Siklus II (pada lampiran 24 – 26 halaman 149, 151)

4) Menyiapkan Instrumen Penilaian

Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes

dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik)

bermain drama siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Lembar penilaian tes keterampian berbicara dalam bermain drama (pada

lampiran 14 halaman 128) dan rubrik penilaian tes bermain drama siswa

(pada lampiran 15 halaman130). Untuk instrumen nontes dinilai

berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang dilakukan oleh

peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam

pembelajaran berbicara yang meliputi: (a) tanggung jawab; (b) perhatian,

dan (c) kerjasama siswa selama aktifitas pembelajaran berlangsung.

Pedoman penilaian observasi proses siswa (pada lampiran 23 halaman

147).

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2011 dan pertemuan kedua

pada hari Kamis, 7 April 2011. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di

ruang kelas V SD Negeri Patihan I.

Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru/

pengajar proses kegiatan pembelajaran bermain drama dengan menggunakan

model kooperatif tipe jigsaw, sedangkan guru kelas V melakukan observasi

atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran. Peneliti bertindak

sebagai partisipan aktif yang mengendalikan dan mengamati jalannya

pembelajaran keterampilan berbicara di dalam kelas.

45

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

Pertemuan I (2x35 menit)

Pada pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas V terlebih

dahulu adalah mengenai materi cara bermain drama dengan lafal, intonasi,

ekspresi dan penghayatan yang tepat.

Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang

guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam, kemudian dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan

diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah

siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama,

siswa masuk semua sesuai jumlah siswa kelas V yaitu ada 21 siswa. Guru juga

mengadakan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan

menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa.

Apersepsi diberikan dengan cara bertanya kepada siswa “siapa yang pernah

melihat pertunjukan drama?”. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama

yaitu siswa dapat bekerjasama dan berinterakasi dengan rekan kelompok saat

melakukan diskusi.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat

tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara

sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa

mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru menggali

pengetahuan siswa tentang bermain drama melalui tanya jawab: “Ayo siapa yang

tau pengertian drama?”. Kemudian guru menyuruh siswa yang bisa menjawab

untuk maju ke depan kelas untuk menuliskan di papan tulis. Selanjutnya guru

menggunakan media audio visual berupa LCD untuk memperlihatkan kepada

siswa contoh sebuah drama anak. Kemudian guru menerangkan cara bermain

drama dengan lafal, intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Tindakan

selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik

dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa

menyimak penjelasan dari guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe

46

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jigsaw. Selanjutnya, guru membagi jumlah siswa ke dalam 3 kelompok

(kelompok asal) setiap kelompok beranggotakan 7 siswa yang berkemampuan

baik, sedang, dan kurang (pembagian kelompok siklus I mengacu pada nilai

individu prasiklus). Guru membagikan naskah drama dan menentukan tokoh yang

akan diperankan masing-masing siswa, kemudian siswa yang berasal dari

kelompok berbeda yang memiliki peran yang sama berkumpul menjadi satu dalam

kelompok baru (kelompok ahli) dan berdiskusi mengenai tokoh yang mereka

perankan mengenai nama tokoh, karakter dan cara memerankannya dengan lafal,

intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Setelah selesai diskusi dalam

kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam kelompok asal untuk bertukar

pikiran mengenai hal yang didapat dari diskusi kelompok ahli. Kemudian guru

membagikan LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan tiap kelompok. Hasil diskusi

kelompok (pada lampiran 13 halaman 127). Selanjutnya siswa latihan bermain

drama dengan membaca dan menghafal teks kemudian memperagakan dengan

bimbingan guru.

Kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberikan konfirmasi dengan

bertanya jawab kepada siswa mengenai materi yang diberikan. Misalnya

menanyakan nama tokoh, karakter, waktu dan tempat, pelajaran yang didapat dari

cerita”. Kemudian guru memberi reward (penguatan) kepada masing-masing

kelompok dan memotivasi siswa agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa

bersama guru mengadakan evaluasi sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru.

Hasil evaluasi berupa tes tertulis (pada lampiran 10 halaman 120). Kemudian

guru bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran. Sebagai tindak lanjut

guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu menghafal teks drama, pada

pertemuan II semua kelompok memainkan drama dengan dinilai oleh guru secara

individu. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.

47

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertemuan 2 (2x35 menit)

Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara

bermain drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sesuai naskah

drama yang dibuat pada pertemuan I. Tujuan utama pembelajaran yang akan

dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu memainkan peran sesuai

karakter tokoh dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.

Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari pertemuan I

yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian berdoa

bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa

untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun

yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 21 siswa.

Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara

singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula

hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu

siswa mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi

yang sesuai karakter tokoh secara tepat. Setelah itu, guru memberikan apersepsi

sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan

pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi

diberikan dengan tanya jawab mengenai tugas pada pertemuan sebelumnya

yaitu menghafal teks drama.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran

terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar

siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Di dalam

kegiatan eksplorasi guru menyuruh siswa mencari contoh drama di buku paket

dan guru memberi contoh cara bermain drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

48

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses

kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan

elaborasi siswa berkumpul dalam kelompoknya kemudian guru membagikan

LKS kepada tiap kelompok dan masing-masing anggota kelompok menulis

kembali dialog drama yang sudah dihafalkan sesuai tugas yang diperankan

masing-masing siswa. Selanjutnya tiap kelompok secara bergiliran

mementaskan drama di depan kelas dan guru sebagai fasilitator menilai setiap

individu. Isi materi pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada bagian RPP

siklus I (pada lampiran 6 halaman 97). Kegiatan konfirmasi, guru

memberikan reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok dan

pemberian hadiah kepada kelompok terbaik. Guru bersama siswa melakukan

Tanya jawab tentang materi yang sudah diberikan.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa

bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang

dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk belajar kelompok berlatih

bermain drama agar semakin terbiasa sehingga penampilan berikutnya akan

lebih baik lagi. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru mengingat

penampilan bermain peran siswa masih kurang memuaskan. Guru juga

menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat

belajar, Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Tahap observasi siklus I pada hari selasa dan kamis, 5-7 April 2011

yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V

terhadap peneliti yang melaksanakan pembelajaran sebagai guru kelas V,

observasi juga dilakukan terhadap penilaian proses siswa ketika mengikuti

pembelajaran berbicara dengan medel kooperatif tipe Jigsaw. Kegiatan

pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.

49

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) Lembar observasi

kinerja guru (peneliti); (2) Lembar penilaian proses diskusi kelompok (proses

saat siswa berdiskusi dengan kelompoknya) dan (3) hasil penilaian tes unjuk

kerja keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe Jigsaw oleh siswa.

Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang

mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai

pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati

dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran

Bahasa Indonesia tentang bermain drama siswa dengan menggunakan model

kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:

1) Lembar Observasi Kinerja Guru

Pengamatan terhadap aktivitas guru selama mengajar. Pada saat peneliti

sebagai guru yang mengajar drama dengan menggunakan model kooperatif tipe

Jigsaw, guru kelas V duduk di belakang untuk menilai dengan menggunakan

lembar observasi kinerja guru. Hasil observasi kinerja guru siklus I (pada

lampiran 25 halaman 150).

2) Penilaian Proses diskusi kelompok (Sikap Siswa)

Dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan

bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal

terdapat peningkatan terhadap tanggung jawab, perhatian, kerjasama dalam diri

siswa. Hasil pengamatan terhadap sikap siswa pada siklus I (pada lampiran 24

halaman 149).

3) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara dalam bermain drama

siswa dengan model kooperatif tipe Jigsaw

Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai

keterampilan berbicara. Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus I

(pada lampiran 17 halaman 134).

50

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data nilai tersebut dilihat seperti Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I pada Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 50-56 1 4,76 Tidak Tuntas

2 57-63 3 14,29 Tidak Tuntas

3 64-70 7 33,33 Tuntas

4 71-77 8 38,10 Tuntas

5 78-84 2 9,52 Tuntas

Jumlah 21 100

Nilai rata-rata : 1459 : 21 = 69,48

Tingkat Ketuntasan : 17 : 21 x 100% = 80,95 %

Tabel 3 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan sudah

tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Patihan I Sidoharjo,

terdapat sebesar 19.05% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas

49-56 sebesar 4,76%, dan pada kelas 57-64 sebesar 14,29%. Sisanya sebesar

80,95% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65-72 sebesar

33,33%, pada kelas 73-80 sebesar 38,10%, dan pada kelas 81-88 sebesar

9,52%. Dari tabel 9 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar

siswa pada siklus I mencapai 80,95% atau 17 siswa sudah tuntas. Sedangkan

siswa yang tidak tuntas KKM 19,05% atau 4 siswa.

51

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data pada Tabel 3 maka hasil pembelajaran keterampilan

berbicara setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas V SDN Patihan I

dapat dibuat grafik pada Gambar 6 sebagai berikut :

Gambar 6: Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan I

pada siklus I

Pada Gambar 6 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.

Pada kelas 50-56 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 57-63 terdapat sebanyak

3 siswa, pada kelas 65-72 terdapat 7 siswa, pada kelas 73-80 terdapat sebanyak

8 siswa, dan pada kelas 81-88 terdapat sebanyak 2 siswa. Dengan jumlah

keseluruhan 21 siswa, masih terdapat 4 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara

siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) pada siklus I belum mencapai

indikator ketercapaian 90%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk

siklus berikutnya yaitu siklus II.

1

3

7

8

2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

50-56 57-63 64-70 71-77 78-84

Fre

kuen

si

Interval Nilai

52

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran berbicara siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan dari

kondisi awal (prasiklus).

Penerapan model kooperatif tipe Jigsaw ini terbukti meningkatkan hasil

pembelajaran keterampilan berbicara. Hal ini terbukti dari 21 siswa yang

melakukan tes berbicara, 17 siswa atau sekitar 80,95% telah mencapai

ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM). Ketuntasan belajar

ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai rata-rata kelas

sebesar 42,86%.

Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari

tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran keterampilan

berbicara kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan guru kelas V,

diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa

kurang maksimal antara lain:

1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Keberanian siswa juga belum

terlihat maksimal atau masih malu berbicara di depan kelas.

2) Siswa terfokus pada hafalan dialog saja sehingga tidak memperhatikan

intonasi dan kurang menghayati karakter tokoh yang diperankannya.

3) Siswa kurang percaya diri, terlihat skor nilai pada aspek ekspresi berbicara

masih sangat lemah sehingga kegiatan berbicara terasa kaku.

4) Guru kurang memberi arahan kepada siswa tentang alur cerita, sehingga

siswa kurang paham saat tiba giliran tokoh yang diperankan masuk atau

keluar panggung pentas.

5) Sebagian siswa masih kurang terampil berbicara di depan kelas, masih

terlihat diam karena lupa apa yang akan dikatakan atau terlalu cepat

dialognya sehingga tidak memperhatikan lafal.

53

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Pada siklus I guru tidak menjelaskan variasi gerakan atau tingkah laku pada

setiap tokoh sehingga siswa banyak yang tidak mengebangkan gerakan

untuk menghayati tokoh yang diperankan.

2. Siklus II

Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan

terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa,

12 April 2011 (pertemuan 1) dan Kamis, 14 April 2011 (pertemuan 2).

Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru kelas

V yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang tepat

untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini dilakukan pada

hari Kamis, 7 April 2011 tepatnya di ruang tamu kantor guru SDN Patihan I

setelah dilaksanakannya siklus I. Proses pembelajaran bermain drama pada siklus

II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari

tindakan siklus I, yaitu:

1) Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek tanggung jawab, perhatian,

kerjasama, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan

menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa

untuk belajar.

2) Guru mengganti judul drama dan tokoh-tokohnya serta jalan ceritanya tetapi

banyaknya dialog tiap orang berjumlah sama. Supaya drama yang dimainkan di

siklus I dan siklus II sama bobotnya.

3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil bermain

drama di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian hadiah bagi

kelompok terbaik.

4) Guru menciptakan setting panggung bermain drama seperti keadaan

sebenarnya dengan perlengkapan sederhana seperti meja dan kursi, serta

menyarankan siswa untuk menggunakan perlengkapan yang digunakan

sehingga kegiatan bermain drama tampak lebih hidup.

5) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin

memperhatikan penjelasan dari guru dalam mengikuti pelajaran

54

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai rasa

tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga kerjasama antar anggota

kelompok semakin baik.

7) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan kalimat dalam dialog

saat memerankan tokoh.

8) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan

individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses pembelajaran.

Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang

akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil

yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 90% siswa

tuntas KKM dari hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara.

Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan

silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V semester

II tahun 2007. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan

adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu

4x35 menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup

penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber

dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran siklus II (pada lampiran 7 halaman 105).

55

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa

digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau

kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan diskusi

dengan baik.

b) materi pertemuan I siklus II mempelajari tentang hal-hal yang harus

diparhatikan dalam bermain drama yaitu para pelaku, sifat-sifatnya,

waktu tempat kejadian dan akhir ceritanya. Sedangkan materi pada

pertemuan II guru menerangkan tentang penokohan karakter yaitu

tokoh baik (antagonis) dan tokoh jahat (protagonis). Materi

pembelajaran siklus II terdapat pada RPP siklus II (pada lampiran 9

halaman 117).

c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang

digunakan adalah media audio visual, yakni video drama anak yang

ditampilkan dengan menggunakan LCD. Foto media pembelajaran

yang digunakan (pada lampiran 36 halaman 170).

3) Menyiapkan Lembar Observasi kinerja Guru dan Lembar penilaian proses

diskusi kelompok

Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-

hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar

observasi kinerja guru dibuat untuk menilai peneliti sebagai guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain guru siswa juga dinilai saat

proses pembelajaran, lembar pengamatan penilaian proses siswa lebih

diutamakan pada tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama dalam proses

pelaksanaan pembelajaran bermain drama. Pengamatan siswa ini

berfungsi sebagai hasil penilaian nontes kualitas proses. Lembar observasi

yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya

kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kedua lembar observasi

ini (pada lampiran 22 dan 23 halaman 141, 147).

56

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Menyiapkan Instrumen Penilaian

Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes

dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik)

bermain drama siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Lembar penilaian tes keterampian berbicara dalam bermain drama (pada

lampiran 14 halaman 128) dan rubrik penilaian tes bermain drama siswa

(pada lampiran 15 halaman 130). Untuk instrumen nontes dinilai

berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang dilakukan oleh

peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam

pembelajaran berbicara yang meliputi: (a) tanggung jawab, (b) perhatian,

dan (c) kerjasama siswa selama aktifitas pembelajaran berlangsung.

Pedoman penilaian observasi proses siswa (pada lampiran 23 halaman

147).

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Apri 2011 dan pertemuan kedua

pada hari Kamis, 14 Apri 2011. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di

ruang kelas V SD Negeri Patihan I Sidoharjo.

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

Pertemuan I (2x35 menit)

Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas V

terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi drama dan

memperbaiki dalam memaham karakter tokoh yang akan diperankan supaya di

dalam kegiatan siklus II siswa tampil bermain drama lebih baik lagi .

Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang

guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif

(pencegahan). Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan

diadakan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui jumlah kehadiran siswa.

57

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan I lengkap yaitu 21 siswa. Guru juga

mengadakan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan

menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa.

Apersepsi diberikan dengan cara bertanya kepada siswa “siapa yang tahu

pengertian drama?”. Apersepsi pada pertemuan I siklus II ini bertujuan supaya

siswa dapat mengingat dan menyimpulkan pembelajaran pada siklus

sebelumnya. Sedangkan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus

II yaitu siswa dapat bekerjasama dan berinterakasi dengan rekan kelompok saat

melakukan diskusi, sehingga melalui diskusi siswa dapat memerankan tokoh

drama dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai dengan karakter tokoh.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran

terdapat tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan

eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada

dirinya. Guru menggali pengetahuan siswa tentang bermain drama melalui

tanya jawab: “Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam bermain

drama?”. Kemudian guru menyuruh siswa yang bisa menjawab untuk maju ke

depan kelas untuk menuliskan di papan tulis. Selanjutnya guru menggunakan

media audio visual berupa LCD untuk memperlihatkan kepada siswa contoh

drama anak yang tentunya berbeda dengan siklus sebelumnya. Sesudah itu guru

melibatkan siswa memperagakan cara bermain drama dengan lafal, intonasi,

ekspresi dan penghayatan yang tepat di depan kelas. Tindakan selanjutnya

yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam

pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa

menyimak penjelasan dari guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Selanjutnya, guru membagi jumlah siswa ke dalam 3 kelompok

(kelompok asal) yang setiap kelompok beranggotakan 7 siswa. Guru

membagikan naskah drama dan menentukan tokoh yang akan diperankan

masing-masing siswa, kemudian siswa yang berasal dari kelompok berbeda

yang memiliki peran yang sama berkumpul menjadi satu dalam kelompok baru

58

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(kelompok ahli) dan berdiskusi mengenai tokoh yang mereka perankan

mengenai nama tokoh, karakter dan cara memerankannya dengan lafal,

intonasi, ekspresi dan penghayatan yang tepat. Setelah selesai diskusi dalam

kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam kelompok asal untuk bertukar

pikiran mengenai hal yang didapat dari diskusi kelompok ahli. Kemudian guru

membagikan LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan tiap kelompok

Selanjutnya siswa latihan bermain drama dengan membaca dan menghafal teks

kemudian memperagakan dengan bimbingan guru.

Kegiatan konfirmasi, guru mengadakan tanya jawab kepada siswa

tentang materi yang sudah diajarkan kepada siswa. Selanjutnya guru

memberikan penguatan positif pada setiap keberhasilan siswa dengan

memberikan reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok. Siswa

dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran ini.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Guru

memberikan evaluasi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang

materi. Selanjutnya siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

sebagai bentuk refleksi. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada

siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam

kehidupan. Guru juga memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu untuk

menghafal teks drama guna tindak lanjut. Terakhir, guru menutup proses

pembelajaran dengan salam.

Pertemuan 2 (2x35 menit)

Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara

bermain drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sesuai naskah

drama yang dibuat pada pertemuan I. Tujuan utama pembelajaran yang akan

dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu memainkan peran sesuai

karakter tokoh dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

58

59

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.

Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari pertemuan I

yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian berdoa

bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa

untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun

yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 21 siswa.

Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara

singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula

hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu

siswa mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi

yang sesuai karakter tokoh secara tepat. Setelah itu, guru memberikan apersepsi

sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan

pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi

pertemuan II siklus II ini diberikan dengan tanya jawab mengenai tugas pada

pertemuan sebelumnya yaitu menghafal teks drama.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran

terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar

siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Di dalam

kegiatan eksplorasi guru menerangkan tentang penokohan karakter yaitu tokoh

protagonis dan antagonis, selanjutnya guru menyuruh siswa mencari contoh

drama di buku paket untuk mencari informasi tentang penokohan karakter

dalam cerita. Guru memberi contoh cara bermain drama dengan lafal, intonasi,

dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses

kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan

elaborasi siswa berkumpul dalam kelompoknya kemudian guru membagikan

LKS kepada tiap kelompok dan masing-masing anggota kelompok menulis

kembali dialog drama yang sudah dihafalkan sesuai tugas yang diperankan

masing-masing siswa. Selanjutnya tiap kelompok secara bergiliran

60

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mementaskan drama di depan kelas dan guru sebagai fasilitator menilai setiap

individu. Isi materi pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada bagian RPP

siklus II (pada lampiran 9 halaman 117).

Kegiatan konfirmasi, guru memberikan reward (penguatan) kepada

masing-masing kelompok dan pemberian hadiah kepada kelompok terbaik.

Guru bersama siswa melakukan Tanya jawab tentang materi yang sudah

diberikan.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa

bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang

dilakukan guru. Hasil pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari

bermain peran yang sebelumnya. Guru mengucapkan terimakasih atas

perhatian, kerjasama, dan kesungguhan siswa. Guru juga menyampaian pesan-

pesan moral kepada siswa. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan

salam.

c. Observasi

Tahap observasi siklus II pada hari selasa dan kamis, 12-14 April 2011

yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V terhadap

peneliti yang melaksanakan pembelajaran sebagai guru kelas V. Pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan guru, dan penilaian proses siswa ketika

mengikuti pembelajaran berbicara dengan medel kooperatif tipe Jigsaw.

Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah

dipersiapkan.

Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) Lembar observasi

kinerja guru (peneliti); (2) Lembar penilaian proses diskusi kelompok (proses

saat siswa berdiskusi dengan kelompoknya) dan (3) hasil penilaian tes unjuk

kerja keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe Jigsaw oleh siswa.

Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang

mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai

61

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati

dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran

Bahasa Indonesia tentang bermain drama siswa dengan menggunakan model

kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut:

1. Lembar Observasi Kinerja Guru

Pengamatan terhadap aktivitas guru selama mengajar. Pada saat peneliti

sebagai guru yang mengajar drama dengan menggunakan model kooperatif tipe

Jigsaw, guru kelas V duduk di belakang untuk menilai dengan menggunakan

lembar observasi kinerja guru. Hasil observasi kinerja guru siklus II (pada

lampiran 26 halaman 151).

2) Penilaian Proses diskusi kelompok (Sikap Siswa)

Pedoman pengamatan terhadap sikap siswa pada siklus II (pada

lampiran 23 halaman 147). Di dalam proses pembelajaran siswa sudah

terlihat lebih aktif memperhatikan, bekerjasama dan bertanggung jawab

dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus I. Secara klasikal terdapat

peningkatan terhadap tanggung jawab, perhatian, kerjasama dalam diri siswa.

Data hasil penilaian proses siswa pada siklus II (pada lampiran 29 halaman ).

3) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara siswa dengan model

kooperatif Jigsaw

Setelah diadakan tes tindakan pada siklus II diperoleh data nilai

keterampilan berbicara. Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus II

(pada lampiran 18 halaman 135).

62

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data nilai tersebut dilihat seperti Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I Sragen pada Siklus II

No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

1 67-70 1 4,76 Tuntas

2 71-74 0 0 Tuntas

3 75-78 9 42,86 Tuntas

4 79-82 0 0 Tuntas

5 83-86 11 52,38 Tuntas

Jumlah 21 100

Nilai rata-rata = 1655 : 21 = 78,81

Tingkat Ketuntasan Klasikal = 21 : 21 x 100% = 100%

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan

sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Patihan I

Sidoharjo, terdapat sebesar 0% siswa belum tuntas KKM, sisanya sebesar

100% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 67-70 sebesar

4,76%, dan pada kelas 71-74 sebesar 0%, 75-78 sebesar 42,86%, pada kelas 79-

82 sebesar 0%, dan interval kelas 83-86 terdapat 52,38%. Dari tabel 11 tersebut

juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai

100% atau 21 siswa sudah tuntas. Ini membuktikan bahwa ada peningkatan

nilai.

Berdasarkan data pada tabel 4 di atas maka hasil pembelajaran

keterampilan berbicara setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas V

SDN Patihan I dapat dibuat grafik pada Gambar 7 sebagai berikut:

63

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 7: Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Patihan

I pada siklus II

Pada Gambar 7 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.

Pada kelas 67-70 terdapat 1 siswa, pada kelas 71-74 terdapat sebanyak 0 siswa,

pada kelas 75-78 terdapat sebanyak 9 siswa, pada kelas 79-82 terdapat

sebanyak 0 siswa, dan pada interval kelas 83-86 terdapat 11 siswa. Dengan

jumlah keseluruhan 21 siswa, semua tuntas KKM. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) mencapai 100% atau memenuhi target capaian

sehingga tindakan dapat dihentikan.

0

2

4

6

8

10

12

67-70 71-74 75-78 79-82 83-86

Fre

kuen

si

Interval Nilai

64

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas

proses dan hasil pembelajaran berbicara siklus II ini telah menunjukkan adanya

peningkatan yang signifikan dari siklus I.

Secara umum, dapat dilihat semua kelemahan-kelemahan yang

ada di dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II

ini sudah dapat diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa

siswa yang kurang aktif dan kurang bersungguh-sungguh. Namun

demikian secara garis besar siswa merasa termotivasi dalam belajar,

merasa senang dan terkesan, serta menjadi antusias dalam melakukan

kegiatan karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan temannya

satu kelompok secara kompak. Selain itu, peningkatan kualitas hasil

keterampilan berbicara pada siklus II sudah mencapai indikator

ketercapaian yaitu 90% dari jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu

penelitian ini sudah dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil.

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari

hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan

pada tahap observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus.

Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya

peningkatan kualitas proses dan hasil siswa kelas V SDN Patihan I Sragen

dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Peningkatan kualitas proses ditunjukkan dari sebaran frekuensi sikap siswa

meliputi tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama siswa yang semakin besar

(meningkat) seperti pada Tabel 5 sebagai berikut:

65

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5. Data Frekuensi Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran

Keterampilan Berbicara Kelas V SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus I

dan II

No. Sikap Siswa Frekuensi

Prasiklus Siklus I Siklus II

1. Tanggung jawab 43 46 50

2. Perhatian 39 50 53

3. Kerja sama 43 45 50

Tabel 5 di atas menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pengamatan

sikap siswa dari prasiklus sampai siklus II. Secara klasikal aspek sikap tanggung

jawab, perhatian dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran terjadi

peningkatan. Dari Tabel 5 perbandingan frekuensi pengamatan sikap siswa di atas

dapat dibuat grafik pada Gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 8: Grafik Frekuensi Penilaian Proses siswa (Sikap siswa)

Pembelajaran Keterampilan Berbicara dalam bermain drama Kelas

V SDN Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

0

10

20

30

40

50

60

Tanggung Jawab Perhatian Kerjasama

Fre

kue

nsi

Sikap Siswa

Prasiklus Siklus I Siklus II

66

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peningkatan kualitas hasil ditunjukkan dari sebaran frekuensi nilai

keterampilan berbicara dari penilaian aspek lafal, intonasi, penghayatan dan

ekspresi dalam melakukan praktik drama yang semakin besar (meningkat) pada

interval nilai di atas KKM (65) seperti pada Table 6 berikut ini :

Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Interval Nilai Frekuensi

Prasiklus Siklus I Siklus II

1. 49-56 4 1 0

2. 57-64 8 3 0

3. 65-72 9 7 1

4. 73-80 0 8 9

5. 81-88 0 2 11

Jumlah Siswa 21 21 21

Siswa Tidak Tuntas 12 4 0

Siswa Sudah Tuntas 9 17 21

Nilai Rata-Rata Kelas 60,33 69,48 78,81

Ketuntasan Klasikal 42,86% 80,95% 100%

Tabel 6 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan

berbicara siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase ketuntasan klasikal

meningkat dari prasiklus sebesar 42,86% menjadi 80,95% pada siklus I dan

meningkat lagi pada siklus II menjadi 100%. Jadi semua siswa tuntas KKM.

Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada

prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 60,33, pada siklus I nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 69,48. Selanjutnya nilai rata-rata kelas keterampilan berbicara

mengalami peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 78,81. Peningkatan

tersebut membuktikan bahwa model kooperatif tipe Jigsaw tepat untuk membantu

meningkatkan hasil keterampilan berbicara.

67

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari Tabel 6 perbandingan nilai keterampialan berbicara di atas dapat

dibuat grafik pada Gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9: Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN

Patihan I pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari Gambar 9 tersebut terlihat bahwa prasiklus (merah) lebih

mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (kuning) mendominasi interval

nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai tinggi.

0

2

4

6

8

10

12

49-56 57-64 65-72 73-80 81-88

Fre

kue

nsi

Intrval Nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II

68

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya

peningkatan pembelajaran terutama keterampilan berbicara siswa setelah

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan terlihat dari hasil

perhitungan nilai hasil keterampilan berbicara yang diperoleh siswa pada kondisi

awal (prasiklus) dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II. Hal ini

dapat dilihat dari Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V

SDN Patihan 1 Pada Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus II

No

Pembelajaran

Keterampilan

Berbicara

Kondisi Awal

Sebelum

Menggunakan

Model Pembelajaran

(Prasiklus)

Setelah Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw

Siklus I Siklus II

1 Nilai Rata-rata 60,33 69,48 78.81

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai

KKM ≥ 65 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata keterampilan

berbicara siswa sebelum menggunakan model pembelajaran (prasiklus) 60,33.

Kemudian pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata keterampilan

berbicara siswa menjadi 69,48. Sedangkan pada akhir pelaksanaan siklus II, nilai

rata-rata keterampilan berbicara siswa naik lagi menjadi 78,81. Peningkatan

tersebut membuktikan bahwa model kooperatif tipe jigsaw tepat untuk membantu

keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan bermain drama. Hal ini

merefleksikan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara siswa yang

dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

69

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peningkatan rata-rata nilai hasil keterampilan berbicara siswa kelas V

SDN Patihan 1 dapat disajikan dalam grafik pada Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10: Grafik penigkatan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara siswa

kelas

V SDN Patihan 1 pada praiklus, siklus I dan siklus II

Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar keterampilan berbicara prasiklus, siklus I dan siklus II

ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SDN Patihan 1 Pada

Kondisi

Awal (Prasiklus), Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas 9 42,86 17 80,95 21 100

2. Tidak

Tuntas 12 57,14 4 19,05 0 0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nila

i Rat

a-r

ata

Pelaksanaan Tindakan

60,33

78,81

69,48

70

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Tabel 8 yaitu tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa

Kelas V SDN Patihan 1, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan belajar

siswa pada keterampilan berbicara yaitu pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 9 siswa atau 42,86 %, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan

menjadi 17 siswa atau 80,95%, dan pada siklus II menjadi 21 siswa atau 100%.

Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas V SDN Patihan

1 pada prasiklus, siklus I dan siklus II di atas dapat dibuat grafik pada Gambar 11

sebagai berikut:

Gambar 11: Grafik Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

V SDN Patihan 1 pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan

berbicara menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan sebanyak 2

siklus ini mengalami peningkatan dan telah mencapai batas sesuai dengan

indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan demikian penelitian tindakan

9

17

21

0

5

10

15

20

25

Prasiklus Siklus I Siklus II

Jum

lah

Sis

wa

Pelaksanaan Tindakan

71

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelas yang dilaksanakan telah sesuai tujuan yang diharapkan, yakni dapat

meningkatkan keterampilan berbicara.

Setelah mengolah data hasil keterampilan berbicara pada siswa kelas V

SDN Patihan 1, peneliti juga melakukan perhitungan skor perolehan kelompok

Siklus I dan II (pada lampiran 20 dan 21 halaman 137, 139). Sedangkan untuk

mengetahui skor perolehan tiap kelompok jigsaw lebih jelasnya dapat disajikan

dalam bentuk Tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Skor Perolehan Kelompok Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II

Nama

Kelompok

Siklus I Siklus II

Skor Rata-

rata I

Penghargaan

Kelompok

Skor Rata-

rata II

Penghargaan

Kelompok

Kelompok 1 17,14 Tim Baik 20 Tim Sangat

Baik

Kelompok 2 20 Tim Sangat baik 22,86 Tim Sangat

Baik

Kelompok 3 24,29 Tim Super 17,14 Tim Baik

Berdasarkan Tabel 9 di atas, hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan

bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara dalam bermain drama dengan

menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II. Secara

garis besar, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah

dikemukakan peneliti pada bagian Bab I.

Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar dari

hasil pembelajaran keterampilan berbicara dari prasiklus, siklus I dan siklus II

dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw.

72

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembahasan Hasil Penelitian

a. Prasiklus

Pada prasiklus belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw terlihat siswa kurang aktif dalam berdiskusi dan kerjasama kelompok

kurang bagus hanya terfokus pada materi saja tanpa memperhatikan pentingnya

kerjasama kelompok dalam memainkan peran. Siswa juga kurang memperhatikan

ketua kelompok dan penjelasan dari guru terbukti saat guru memerintahkan pada

ketua kelompok untuk anggotanya mempersiapkan perlengkapan untuk tampil

drama pada pertemuan ke 2 banyak anggota kelompok yang tidak membawa.

Hubungan dengan kelompok lain juga tidak terjalin baik malah saling mengejek

saat bermain drama. Akibatnya presentase nilai kualitas proses secara klasikal

yang meliputi tanggung jawab, perhatian dan kerjasama masih rendah. Terbukti

persentase niai kualitas proses klasikal pada tindakan awal ini masih rendah yaitu

yang masuk dalam kriteria baik (B) hanya 42,86%, kebanyakan siswa masuk

kriteria cukup (C) 52,38% dan kurang (4,76%). Maka harus ditingkatkan.

Kualitas proses yang rendah berimbas pada kualitas hasil keterampilan

berbicara siswa menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang

memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai keterampilan berbicara yang diperoleh

siswa masih rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak

12 siswa, sedangkan yang sudah tuntas KKM hanya 9 siswa atau 42,86%.

Nilai terendah pada prasiklus adalah 50 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa

adalah 58. Nilai dari masing-masing siswa tersebut (pada lampiran 16 halaman

133)

Siswa yang mendapat nilai dalam interval 49-56 sebanyak 4 siswa (19,

05%), interval nilai 57-64 terdapat 8 siswa (38,10%), interval nilai 65-72 sejumlah

9 siswa (42,86%), dan tidak ada yang mendapat interval nilai 73-80 (0%) dan 81-

88 (0%). Nilai rata-rata kelas adalah 63,09 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 9

siswa (42,86%) dari jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan kualitas hasil

keterampilan berbicara pada kondisi awal masih rendah sehingga perlu

diupayakan peningkatan.

73

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Siklus I

Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti

adanya peningkatan kualitas proses dan hasil keterampilan berbicara siswa. Dalam

proses pembelajaran berbicara siklus I ini peneliti menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini Proses pembelajaran terkesan lebih hidup

dan menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal karena siswa baru

pertama kali bermain drama. Siswa lebih p

erhatian akan perintah dari guru dan dengan antusias memperhatikan

penjelasan materi pembelajaran dari guru. Dengan dibentuknya kelompok ahli

Siswa lebih terlibat aktif bekerjasama, mulai menyadari pentingnya kerjasama

kelompok, sehingga siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

ketua kelompoknya. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas meliputi

tanggung jawab, perhatian, kerjasama siswa yang masuk dalm 3 kriteria, kriteria

siswa baik (B) 42,86%, kriteria cukup (C) 52,38% dan kurang (4,76%). Kriteria

tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktifitas siswa dalam berdiskusi

kelompok.

Pada siklus I kualitas hasil keterampilan berbicara yang ingin dicapai

adalah 70% siswa dapat tuntas KKM. Hal ini berarti dalam siklus I diharapkan

sebanyak 15 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Dilihat dari banyaknya siswa

yang tuntas KKM diketahui tepat sebanyak 17 siswa atau 80,95% sudah tuntas

dan masih terdapat 4 siswa atau 19,05% yang belum tuntas KKM. Dengan

jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja siklus I telah

tercapai. Akan tetapi, pada siklus I nilai siswa belum memuaskan dan masih ada

saja yang belum tuntas KKM, maka dari itu penelitian dilanjutkan di siklus II

dengan harapan 90 % atau semua bisa lulus KKM.

c. Siklus II

Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses aktifitas siswa

dalam berdiskkusi kelompok dan hasil yang signifikan pada nilai keterampilan

berbicara dari tindakan sebelumnya. Dilihat dari proses pembelajaran

keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe jigsaw siswa semakin bagus

74

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam kerjasama tim dan mempunyai kesatuan yang kuat. Sehingga terjadi

peningkatan dalam penilaian aktifitas siswa yang meliputi tanggung jawab,

perhatian dan kerjasama siswa, dengan kriteria Baik (B) 80,95%, cukup (C) 19,05,

dan kurang (K) 0%. Peningkatan tersebut dapat meningkat karena adanya

kesadaran pentinggnya kerjasama dalam kelompok.

Kualitas hasil keterampilan berbicara siklus II terjadi peningkatan.

Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus II adalah 90% mampu tuntas

KKM dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Dari 21 siswa kelas V setelah

diadakan tindakan siklus II ternyata semua siswa yang berjaumlah 21 siswa 100%

tuntas KKM. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah frekuensi pada tiap kelas

interval. Dari 21 siswa kelas V ditunjukkan pada kelas 49-56 terdapat 0 siswa,

pada kelas 57-64 terdapat sebanyak 0 siswa, pada kelas 65-72 terdapat sebanyak

1 siswa, pada kelas 73-80 terdapat sebanyak 9 siswa, dan pada interval kelas

81-88 terdapat 11 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa, semua tuntas

KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan

berbicara siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) mencapai 100% memenuhi

target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan dan terbukti dinyatakan

berhasil.

75

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama pada siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri Patihan I Sidoharjo Sragen, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama pada

siswa kelas V SDN Patihan I Sidoharjo Sragen tahun ajaran 2010/2011. Hal ini

ditandai dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa yang mengalami

peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 69,48 dan siklus II sebesar

78,81. Dilihat dari hasil tes berbicara pada siklus I diketahui 17 siswa (80,95%)

dari 21 siswa telah mencapai nilai KKM (65) dan meningkat pada siklus II

sebanyak 21 siswa (100%) dari 21 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM. Jadi

siswa pada akhir siklus semua lulus KKM.

B. IMPLIKASI

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat

meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain drama, karena bermain

drama merupakan metode belajar sambil bermain yang sesuai dengan karakteristik

siswa sekolah dasar. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa

berperan secara aktif menjadi tokoh atau orang lain sesuai naskah drama dan

melakukan kerjasama dalam kelompok untuk hasil lebih maksimal dalam

memainkan peran dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang tepat.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw

adalah pembelajaran yang mengutamakan kerja sama kelompok, diskusi

kelompok, saling berpartisipasi, saling berusaha membantu, saling mendengarkan,

saling memuji, saling bertanya, saling memperhatikam sehingga suasana

76

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran tampak tidak membosankan, belajar dengan bergairah,

pembelajaran aktif-responsif, siswa aktif dan kritis, dan guru kreatif.

Penelitian ini membuktikkan bahwa hasil pembelajaran meningkat

setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Oleh karena itu

model pembelaran kooperatif tipe jigaw ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi guru dalam kegiatan pembelajarannya. Disamping itu model

pembelajaran ini dapat digunakan sebagai model alternatif yang menyenangkan

dalam pembelajaran berbicara.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dengan model ini siswa lebih

antusias, lebih aktif, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan

kelompoknya, yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama

dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah dan saling mengajari

satu sama lain.

b. Siswa seharusnya memahami bahwa keterampilan berbicara merupakan

hal penting yang harus dikuasai siswa, untuk itu siswa perlu mengikuti

pembelajaran bermain drama dengan penuh kesungguhan.

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran keterampilan berbicara,

karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan model

yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan bagi siswa.

77

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Dengan diterapkannya model kooperatif tipe jigsaw dapat membantu

siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicaranya. Jadi baik jika

guru kelas mencoba melaksanakannya.

3. Bagi Sekolah

Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan

mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat berinovasi menerapkan model

pembelajaran yang tepat pada pembelajaran, terutama model pembelajaran

yang menyenangkan misalnya model kooperatif tipe jigsaw ataupun yang

lainnya. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada

kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam

penggunaan model pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai

dengan yang diharapkan. Untuk itu Kepala Sekolah disarankan untuk

memotivasi guru meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan

penelitian tindakan kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum

ilmiah, seperti seminar, diklat, dan workshop.

4. Bagi Peneliti Lain

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan peneliti ini,

dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian

dengan model pembelajaran yang sama. Peneliti yang lain hendaknya dapat

mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dengan

menciptakan suasana baru dalam pelaksanaannya, tidak hanya keterampilan

berbicara, tetapi peneliti lain dapat mencobanya pada mata pelajaran yang lain.

78

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Apliikasi Paikem.

Surabaya : Pustaka Belajar.

Ahmad Rofi‟uddin & Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kelas Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Anita Lie. 2007. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.

Jakarta : PT Grasindo.

Bambang Sarwiji. 2006. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Ganeca Exact.

Djago Tarigan. 1992. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru

SD.

Hamruni (2009:5). Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan

Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .

Bandung : Angkasa.

Herman J. Waluyo. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Surakarta :

Universitas Sebelas Maret.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

J. Ch. Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca Menulis Berbicara

Untuk Mata Kuliah Umum bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek

Pembinaan Tenaga kependidikan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia/Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Jakarta : Balai

Pustaka.

KTSP SD/MI 2007

Miles dan Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas

Indonesia. (UI Pers).

Moris dalam Novia. 2002 & Wilkin dalam Oktarina. 2002

(http://aldonsamosir.files.wordpress.com diakses 27 januari 2011.

79

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Muchlisoh, dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru

SD.

Pedoman Penulisan Skripsi. 2009. FKIP UNS.

Robert E. Slavin. 2008. Coopratif Learning Teori Riset dan Praktik.

www.ole.spsd.sk.ca./de/PD/coop/page4.html diakses 27 januari 2011.

2010. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

Rusman, M.Pd. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung : PT Raja Grafindo

Persada.

Sabarti Akhadiah M. K, Maidar G, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur & Muki.

1991/1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan

Tenaga kependidikan.

Sabarti Akhadiah M. K, Maidar G, Arsjad Sakura H, Ridwan Zulfahnur Z. F,

Mukti U. S. 1991/1992.Bahasa Indonesia III. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek

Pembinaan Tenaga kependidikan.

St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar keterampilan Berbahasa Indonesia . Surakarta.:

LPP UNS dan UPT.

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia

Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto, Suharjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yant Mujianto, Budhi Setiawan, Purwadi, & Edy Suryanto. 2000. Puspa Ragam

Bahasa Indonesia. Surakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Yatim Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya : Kencana

Brenada Media Group.

http://www.google.co.id/search?q=keterampilan+berbicara+adalah&ie=utf-

8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

80

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

http://www.georgejacobs.net/cooperative.html. diakses pada tanggal 1 maret

2011.

http://ijl.cgpubluiher.com/about.html) diakses tanggal 1 Maret 2011

81

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 1

RINCIAN WAKTU DAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan

Penelitian

Bulan

Januari

2010

Februari

2010

Maret

2010

April

2010

Mei

2010

Juni

2010

Juli

2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

2

Mengurus

izin

penelitian

3 Persiapan

penelitian

4 Pelaksanaan

prasiklus

5 Pelaksanaan

siklus 1

6 Pelaksanaan

siklus 2

7

Analisis dan

pengolahan

data

8 Ujian Skripsi

83

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 2

DESKRIPSI WAWANCARA SEBELUM TINDAKAN

Nama guru : Sukiyati, Ama. Pd

Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen

Hari/tanggal : Selasa, 29 Maret 2011

Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat pertama)

Tempat : Di ruang kelas V

Teknik : Wawancara Terstruktur

Deskripsi Wawancara : P (Peneliti)

G (Guru)

P : Selamat pagi Bu?

G : Iya, selamat pagi Mas, mari silakan duduk.

P : Terima kasih Bu.

G : Ada apa Mas? Ada yang bisa saya bantu?.

P :: Sebelumnya maaf Bu mengganggu. Begini Bu, saya ingin melakukan

wawancara sebagai sarana penunjang penelitian yang saya lakukan di

kelas V SDN Patihan 1 ini.

G : Oh ya silakan…

P : Begini Bu, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia menyangkut beberapa

aspek keterampilan berbahasa yang diantaranya keterampilan berbicara.

Bagaimana dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini Bu?

Pernahkah melakukan pembelajaran bermain drama?

G : Kalau tentang kompetensi dasar memerankan tokoh drama, biasanya

saya hanya menyuruh anak membaca teks drama secara bergantian.

Tidak pernah dipraktikkan, hanya sekadar membaca.

P : Mengapa Ibu tidak pernah mencoba mempraktikkan? Apa alasannya ?.

84

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G : Begini mas, saya sengaja tidak mempraktikkan pembelajaran bermain

drama karena waktunya agak lama dan harus repot mengajari anak satu

persatu cara memerankan setiap tokoh..

P : Pernahkah Ibu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam pembelajaran?.

G : Saya malah kurang paham tentang metode pembelajaran yang anda

katakan tadi.

P : Saya jelaskan sekilas, jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif

yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok dengan

karakteristik yang heterogen dengan mendorong siswa aktif dan saling

membantu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran bermain drama, yaitu di dalam kelompok jigsaw, siswa

membentuk kelompok asal. Dari kelompok asal anggota siswa

membentuk kelompok ahli. Pembentukan kelompok ahli berdasarkan

pada tokoh yang diperankan tiap anggota kelompok sama dengan tokoh

yang diperankan anggota-anggota kelompok lain. Jadi di dalam kelompok

ahli siswa saling berdiskusi mengenai tokoh yang akan diperankan

dibantu dengan bimbingan guru. Akhirnya dari kelompok ahli siswa

kembali ke kelompok asal untuk bertukar pikiran.

G : Oh.. kalau begitu guru tidak perlu repot menghabiskan waktu mengajari

satu persatu siswa. Jadi, guru membimbing dan memberi masukan saat

siswa aktif berdiskusi.

P : Iya benar sekali. Pembelajaran kooperatif siswanya yang aktif dan

cenderung berdiskusi dengan kelompoknya. Apakah menurut pendapat

anda pembelajaran bermain drama dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat efisien?

G : Mungkin iya karena guru tidak perlu repot menghabiskan waktu

mengajari satu persatu siswa, karena siswa aktif bekerja sama dengan

kelompoknya.

P : Menurut Ibu apakah dengan model tersebut hasil nilainya yang diperoleh

siswa meningkat dibandingkan dengan sebelumnya?

85

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G : Kalau sebelumnya untuk praktik bermain drama belum ada mas, tapi

kalau nilai kenyaringan suara saat membaca bergantian ya hasilnya

lumayan bagus. Hehe.. Tapi dengan menggunakan model yang akan

anda gunakan mungkin lebih bagus lagi.

P : Kalau nilai akhir bahasa Indonesia, apakah ada siswa yang tidak

memenuhi KKM ?.

G : Ada mas, nilai bahasa Indonesia semester II tahun ajaran 2009/2010 yang

lalu, sebagian siswa yang tidak memenuhi KKM kurang lebih mungkin

ya ada 13 anak dari 24 siswa.

P : Berarti hampir kurang lebihnya 40% siswa ya bu yang belum tuntas

KKM. Mengingat hal ini, apakah Ibu setuju jika saya melakukan

penelitian di SD ini dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara

Dalam Bermain Drama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri Patihan 1 Sidoharjo Sragen

Tahun Ajaran 2010/2011”?

G : Iya, sangat setuju Mas… bagus itu, kalau itu memang bisa meningkatkan

keterampilan siswa dalam berbicara saya malah senang.

P : Baiklah Bu, saya kira wawancara kali ini saya cukupkan dulu. bisa kita

sambung di lain kesempatan. Terima kasih atas waktu dan kerja

samanya.

G : Iya sama-sama nanti kalau butuh informasi lagi atau apa tinggal sms

saja.

P : Baik Bu, saya mengucapkan banyak terima kasih

Refleksi :

Berdasarkan deskripsi wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelum

melakukan penelitian terhadap guru kelas V di atas, dapat disimpulkan bahwa

siswa kelas V SDN Patihan 1 belum pernah melaksanakan pembelajaran bermain

drama dengan dipraktikkan atau hanya sekadar membaca naskah drama. Setelah

peneliti menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan

digunakan, guru kelas V sangat tertarik dan terlihat senang, meskipun belum

86

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

begitu mengenal model pembelajaran tersebut. Ternyata siswa kelas V semester II

tahun ajaran 2009/2010 yang lalu, sebagian siswa tidak memenuhi KKM kurang

lebihnya 13 anak dalam satu kelas yang berjumlah 24 siwa. Hal ini membuktikan

bahwa perlu adanya peningkatan hasil belajar.

Menyikapi hal tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian dalam

upaya meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model ini diterapkan secara berkelompok

untuk memainkan tokoh dalam drama sesuai silabus kelas V semester II.

Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan membawa

kesan positif bagi siswa dan guru kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen.

Surakarta , 29 Maret 2011

Narasumber Pewawancara

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19670225 1992 03 2009 NIM X7107023

87

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 3

DESKRIPSI WAWANCARA SISWA SEBELUM TINDAKAN

Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen

Hari/tanggal : Selasa, 28 Maret 2011

Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat pertama)

Tempat : Di ruang kelas V

Mengisi pertanyaan dengan jawaban ringkas

Setelah guru membagikan wawancara kepada siswa yang berisi tiga pertanyaan :

1. Apa kamu mengetahui tentang drama?

2. Apa kamu pernah bermain drama?

3. Apakah pembelajaran drama menurut kamu menyenangkan?

Seluruh siswa menjawab dengan pengetahuan mereka yang berbeda-beda.

Ringkasan jawaban pertanyaan pertama (1)

hanya 3 siswa yang menjawab tahu, sedangkan yang lainnya 18 siswa menjawab

tidak tahu.

Ringkasan jawaban pertanyaan kedua (2)

semua siswa menjawab tidak pernah bermain drama.

Ringkasan jawaban pertanyaan ketiga (3)

2 Siswa yang menjawab tidak tahu, 10 siswa menjjawab mungkin menyenangkan,

2 siswa menjawab tidak menyenangkan, 3 siswa menjawab menyenangkan, 3

siswa menjawab iya.

Refleksi :

Bertolak dari hasil wawancara yang diisi oleh siswa, membuktikan bahwa

siswa kelas V SDN Patihan1 ternyata belum pernah bermain drama. Menyikapi

hal ini, peneliti akan melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan

keterampilan

88

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 4

Silabi

Nama Sekolah : SD/MI ....

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/II

Standar Kompetensi : 6.Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama.

Kompetensi Dasar Materi

pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

6.2. Memerankan

tokoh drama

dengan lafal,

instonansi,

dan

ekspresi yang

tepat.

6.2.1.

Teks

drama

6.2.1. Siswa membaca dialog

drama pendek dengan

lancar dan jelas.

6.2.2. Siswa memperagakan

teks drama.

6.5.1 Menghafal

dialog drama.

6.5.2 Memperagakan

teks drama.

Lisan/

perbuatan

2 x 35 - Buku

Paket

Bahasa

indonesia

KL. V .

- Buku

yang

relevan

89

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

PRASIKLUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Peristiwa

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)

I. Standar Kompetensi

6. Berbicara Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi

dan bermain drama .

II. Kompetensi Dasar

6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

III. Indikator

Kognitif

6.2.1. Menghafal dialog drama.

Afektif

6.2.2. Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi.

Psikomotorik

6.2.3. Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal,intonasi,

penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui membaca teks drama dengan berulang-ulang, siswa dapat

menghafal dialog drama

2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi

dengan teman kelompok saat melakukan diskusi.

3. Melalui diskusi Siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal,

intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh dengan tepat.

90

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menghafal teks

drama dan memerankan dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh

dengan tepat serta meneladani tokoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pembelajaran

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau

dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami

naskah tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya (tokohnya), (2) sifat-

sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4)

akhir ceritanya. Selanjutnya menghafal dialog dan memerankannya di depan

kelas. Teks drama (Terlampir).

VII. Metode, Media, dan Sumber

a. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Demonstrasi

- Penugasan

- Tanya jawab

- Diskusi

b. Media

- Laptop LCD

- Video drama

- Kalung nama tokoh, nama dan nomor dada, bola voli

c. Sumber Belajar

- KTSP Bahasa Indonesia kelas V

- Buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri

Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE).

91

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VIII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan I

No

Jenis Kegiatan

Waktu

Metode

1 kegiatan Awal

1. mengucapkan salam pembuka

2. Berdoa dan absensi

3. Melakukan apersepsi dengan

pertanyaan “Siapa yang pernah

melihat pertunjukan drama?”

10‟

Tanya jawab

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Guru menggali pengetahuan

siswa tentang bermain drama,

melalui tanya jawab.

3. Guru memperlihatkan cuplikan

drama anak dengan

menggunakan laptop.

4. Guru menerangkan bermain

drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat.

Elaborasi

5. Siswa dibagi menjadi 3

kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 7 siswa..

6. Guru membagikan naskah drama

dan menyuruh siswa

memahaminya.

7. Guru membagikan LKS pada tiap

50‟

Ceramah

Tanya Jawab

Ceramah

Penugasan

Penugasan

92

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok yang di dalam LKS

terdapat nama siswa dan tokoh

yang harus diperankan masing-

masing siswa. Siswa dalam

kelompok memperoleh peran

tokoh yang berbeda.

8. Siswa mempelajari tokoh yang

akan diperankan.

9. Siswa dalam kelompok latihan

bermain drama dengan membaca

dan menghafal teks.

Konfirmasi

10. Memberikan konfirmasi tentang

kegiatan yang dilakukan siswa.

11. Memberi penguatan positif pada

setiap keberhasilan siswa.

Demonstrasi

Tanya jawab

Kegiatan Akhir

1. Guru melakukan evaluasi.

2. Siswa bersama guru menarik

kesimpulan tentang pelajaran

yang dipelajari.

3. Tindak lanjut dengan

memberikan PR menghafal teks.

4. guru mengucapkan salam

penutup

10‟

93

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pertemuan II

No Jenis Kegiatan Waktu Metode

1

kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam pembuka.

2. Berdoa dan absensi.

3. Melakukan apersepsi dengan

bertanya jawab mengenai tugas

pada pertemuan sebelumnya.

10‟

Tanya jawab

2

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru memberi contoh cara

bermain drama dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang tepat

dan siswa ikut memperagakan.

2. Guru menyuruh siswa mencari

contoh drama yang lain di buku

paket Bahasa Indonesia.

Elaborasi

3. Siswa dibagi menjadi 3

kelompok setiap kelompok

terdiri dari 7 siswa seperti pada

pertemuan sebelumnya.

4. Guru membagikan LKS pada

kelompok dan masing-masing

anggota kelompok menulis

kembali dialog drama yang

50‟

Demonstrasi

Penugasan

Penugasan

94

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sudah dihafalkan sesuai tugas

yang diperankan masing-masing

siswa.

5. Tiap kelompok secara bergiliran

mementaskan drama di depan

kelas dengan dinilai secara

individu oleh guru.

6. Siswa yang lain memperhatikan.

Konfirmasi

7. Guru bersama siswa melakukan

tanya jawab tentang materi yang

sudah diberikan.

Demonstrasi

Tanya Jawab

Kegiatan Akhir.

1. guru bersama-sama siswa

menyimpulkan materi.

2. guru mengucapkan salam

penutup.

10‟

95

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IX. Penilaian

a) Prosedur Penilaian : Tes proses dan tes akhir

b) Jenis Penilaian : Tertulis dan Perbuatan

c) Bentuk Penilaian : Uraian

d) Alat Penilaian : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, lembar

diskusi, dan lembar pengamatan ( terlampir).

Surakarta, 29 maret 2011

Guru kelas V Praktikkan

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1

Suparwanto, SPd

NIP 19600722 197911 1 001

96

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Peristiwa

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)

I . Standar Kompetensi

6. Berbicara Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi

dan bermain drama .

II. Kompetensi Dasar

6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

III. Indikator

Kognitif

6.2.1. Menghafal dialog drama.

Afektif

6.2.2. Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi.

Psikomotorik

6.2.3. Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal,intonasi,

penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui membaca teks drama dengan berulang-ulang, siswa dapat

menghafal dialog drama

2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi

dengan teman kelompok saat melakukan diskusi.

3. Melalui diskusi siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal,

intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh dengan tepat.

97

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V .Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menghafal teks

drama dan memerankan dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh

dengan tepat serta meneladani tokoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

VI .Materi Pembelajaran

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau

dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami

naskah tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya (tokohnya), (2) sifat-

sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4)

akhir ceritanya. Selanjutnya menghafal dialog dan memerankannya di depan

kelas. Teks drama (Terlampir).

VII. Metode, Media, dan Sumber

a. Metode dan Model Pembelajaran

- Ceramah

- demonstrasi

- Penugasan

- Tanya jawab

- Diskusi

- Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

b. Media

- Laptop LCD

- Video drama

- Kostum sederhana, bola voli

c. Sumber Belajar

- KTSP Bahasa Indonesia kelas V

- Buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri

Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE).

98

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VIII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan I

No Jenis Kegiatan Waktu Metode

1

kegiatan Awal

1. mengucapkan salam pembuka

2. Berdoa dan absensi

3. Melakukan apersepsi dengan

pertanyaan “Siapa yang pernah

melihat pertunjukan drama?”

10‟

Tanya jawab

2

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Guru menggali pengetahuan

siswa tentang bermain drama,

melalui tanya jawab.

3. Guru memperlihatkan cuplikan

drama anak dengan

menggunakan laptop.

4. Guru menerangkan bermain

drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat.

Elaborasi

5. Guru menjelaskan kepada siswa

tentang model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

6. Siswa dibagi menjadi 3

50‟

Ceramah

Tanya Jawab

99

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok (kelompok asal) setiap

kelompok terdiri dari 7 siswa.

Setiap kelompok terdiri dari

siswa yang berkemampuan baik,

sedang, dan kurang.

7. Guru membagikan naskah

drama dan menyuruh siswa

memahaminya.

8. Guru menentukan tokoh yang

akan diperankan siswa dan

menyuruh siswa mempelajari

tokoh yang akan diperankan.

9. siswa mempelajari tokoh yang

akan diperankan.

10. Siswa yang berasal dari

kelompok yang berbeda yang

memiliki peran yang sama

setelah mempelajari tokoh yang

akan diperankan berkumpul

dalam kelompok baru (kelompok

ahli) untuk mendiskusikan tokoh

yang akan diperankan mereka.

11. Setelah selesai diskusi dalam

kelompok ahli, tiap siswa

kembali ke dalam kelompok asal

dan secara bergantian

menginformasikan hasil diskusi

dari kelompok ahli kepada

teman-teman satu kelompok.

12. Guru membagikan LKS pada

tiap kelompok asal dan

Penugasan

Diskusi

Penugassan

100

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyuruh tiap kelompok

mengerjakan.

13. Siswa dalam kelompok asal

latihan bermain drama dengan

membaca dan menghafal teks

kemudian memperagakannya

dengan dibimbing oleh guru.

Konfirmasi

14. Memberikan konfirmasi tentang

kegiatan yang dilakukan siswa.

15. Memberi penguatan positif pada

setiap keberhasilan siswa.

Demonstrasi

Tanya jawab

3

Kegiatan Akhir

1. Guru melakukan evaluasi.

2. Siswa bersama guru menarik

kesimpulan tentang pelajaran

yang dipelajari.

3. Tindak lanjut dengan

memberikan PR menghafal teks.

4. guru mengucapkan salam

penutup.

10‟

101

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pertemuan II

No Jenis Kegiatan Waktu Metode

1

kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam pembuka.

2. Berdoa dan absensi.

3. Melakukan apersepsi dengan

bertanya jawab mengenai tugas

pada pertemuan sebelumnya.

10‟

Tanya jawab

2

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru memberi contoh cara

bermain drama dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang

tepat.

2. Guru menyuruh siswa mencari

contoh drama di buku paket.

Elaborasi

3. Siswa dibagi menjadi 3

kelompok (kelompok asal)

setiap kelompok terdiri dari 7

siswa seperti pada pertemuan

sebelumnya.

4. Guru membagikan LKS pada

kelompok dan masing-masing

anggota kelompok menulis

kembali dialog drama yang

sudah dihafalkan sesuai tugas

50‟

Demonstrasi

Penugasan

Diskusi

102

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang diperankan masing-masing

siswa.

5. Tiap kelompok secara bergiliran

mementaskan drama di depan

kelas dan dinilai secara individu

oleh guru.

6. Siswa yang lain memperhatikan.

Konfirmasi

7. Guru bersama siswa melakukan

tanya jawab tentang materi yang

sudah diberikan.

Demonstrasi

Tanya Jawab

3

Kegiatan Akhir.

1. guru bersama-sama siswa

menyimpulkan materi.

2. guru mengucapkan salam

penutup.

10‟

Diskusi

103

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IX. Penilaian

A. Prosedur Penilaian : Tes proses dan tes akhir

B. Jenis : Tertulis dan Perbuatan

C. Bentuk Penilaian : Uraian

D. Alat Penilaian : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, lembar

diskusi, dan lembar pengamatan ( terlampir).

Surakarta, 5 April 2011

Guru kelas V Praktikkan

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1

Suparwanto, SPd

NIP 19600722 197911 1 001

104

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Peristiwa

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)

I . Standar Kompetensi

6. Berbicara Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi

dan bermain drama .

II. Kompetensi Dasar

6.3 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

III. Indikator

Kognitif

6.2.1. Menghafal dialog drama.

Afektif

6.2.2. Bekerjasama dan berinteraksi dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi.

Psikomotorik

6.2.3. Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal,intonasi,

penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

- Melalui membaca teks drama dengan berulang-ulang, siswa dapat menghafal

dialog drama.

Afektif

105

Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi dengan

teman kelompok saat melakukan diskusi.

Psikomotorik

- Melalui diskusi siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,

ekspresi sesuai karakter tokoh dengan tepat.

V . Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menghafal teks

drama dan memerankan dengan lafal, intonasi, ekspresi sesuai karakter tokoh

dengan tepat serta meneladani tokoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

VI . Materi Pembelajaran

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau

dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu siswa harus

memahami naskah drama tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya

(tokohnya), (2) sifat-sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana

dan kapan dan (4) akhir ceritanya. Selanjutnya siswa harus paham tentang

penokohan karakter yang terditi dari Protagonis (tokoh baik) dan Antagonis

(tokoh jahat). Langkah terakhir yaitu menghafal dialog dan memerankannya

di depan kelas.

Teks drama (Terlampir).

VII. Metode, Model, Media, dan Sumber

a. Metode dan Model Pembelajaran

- Ceramah

- demonstrasi

- Penugasan

- Tanya jawab

- Diskusi

- Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

b. Media

- Laptop, LCD

- Video drama

106

Page 124: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Kostum sederhana, botol , jam tamgan, nama dada, kalung nama

tokoh

c. Sumber Belajar

- KTSP Bahasa Indonesia kelas V

- Buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri

Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE).

VIII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan I

No Jenis Kegiatan Waktu Metode

1

kegiatan Awal

1. mengucapkan salam pembuka.

2. Berdoa dan absensi.

3. Melakukan apersepsi dengan

pertanyaan “siapa yang tau

pengertian drama?” .

10‟

Tanya jawab

2

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Guru menggali pengetahuan

siswa melalui tanya jawab

tentang hal yang harus

diperhatikan dalam bermain

drama yaitu para pelakunya

(tokohnya), sifat-sifatnya

(karakternya), tempat

kejadiannya di mana dan kapan,

50‟

Ceramah

Tanya jawab

107

Page 125: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akhir ceritanya.

3. Guru memperlihatkan cuplikan

drama anak dengan

menggunakan laptop/ LCD.

4. Guru menerangkan bermain

drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat

5. Guru memperagakan bermain

drama dengan melibatkan siswa

di depan kelas.

Elaborasi

6. Guru menjelaskan kepada siswa

tentang model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

7. Siswa dibagi menjadi 3

kelompok (kelompok asal) setiap

kelompok terdiri dari 7 siswa.

Setiap kelompok terdiri dari

siswa yang berkemampuan baik,

sedang, dan kurang.

8. Guru membagikan naskah drama

dan menyuruh siswa

memahaminya.

9. Guru menentukan tokoh yang

akan diperankan siswa dan

menyuruh siswa mempelajari

tokoh yang akan diperankan.

10. Siswa yang berasal dari

kelompok yang berbeda yang

memiliki peran yang sama

setelah mempelajari tokoh yang

Ceramah

Demonstrasi

Ceramah

Penugasan

Diskusi

108

Page 126: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan diperankan berkumpul

dalam kelompok baru (kelompok

ahli) untuk mendiskusikan tokoh

yang akan diperankan mereka.

11. Setelah selesai diskusi dalam

kelompok ahli, tiap siswa

kembali ke dalam kelompok asal

dan secara bergantian

menginformasikan hasil diskusi

dari kelompok ahli kepada

teman-teman satu kelompok.

12. Guru membagikan LKS pada

tiap kelompok asal dan

menyuruh tiap kelompok

mengerjakan.

13. Siswa dalam kelompok asal

latihan bermain drama dengan

membaca dan menghafal teks

kemudian memperagakannya

dengan dibimbing oleh guru.

Konfirmasi

14. Memberikan konfirmasi dengan

Tanya jawab tentang kegiatan

yang dilakukan siswa.

15. Memberi penguatan positif pada

setiap keberhasilan siswa.

Diskusi

Penugasan

Demonstrasi

Tanya jawab

109

Page 127: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kegiatan Akhir

1. Guru melakukan evaluasi.

2. Siswa bersama guru menarik

kesimpulan tentang pelajaran

yang dipelajari.

3. Tindak lanjut dengan

memberikan PR menghafal teks

untuk dipentaskan di depan

kelas..

4. guru mengucapkan salam

penutup

10‟

Diskusi

3. Pertemuan II

No Jenis Kegiatan Waktu Metode

1

kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam pembuka.

2. Berdoa dan absensi.

3. Melakukan apersepsi dengan

bertanya jawab mengenai tugas

pada pertemuan sebelumnya.

10‟

Tanya jawab

2

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru menerangkan tentang

penokohan karakter yaitu

Protagonis, Antagonis

2. Guru menyuruh siswa

mencari contoh drama di

50‟

Ceramah

Penugasan

110

Page 128: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

buku paket mencari

informasi tentang penokohan

karakter.

3. Guru memberi contoh cara

bermain drama dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang

tepat sesuai karakter tokoh.

Elaborasi

4. Siswa dibagi menjadi 3

kelompok (kelompok asal)

setiap kelompok terdiri dari

7 siswa seperti pada

pertemuan sebelumnya.

5. Guru membagikan LKS

pada kelompok dan masing-

masing anggota kelompok

menulis kembali dialog

drama yang sudah

dihafalkan sesuai tugas yang

diperankan masing-masing

siswa.

6. Tiap kelompok secara

bergiliran mementaskan

drama di depan kelas dan

dinilai secara individu oleh

guru.

Konfirmasi

7. Guru bersama siswa

melakukan tanya jawab

tentang materi yang sudah

diberikan.

Demonstrasi

Diskusi

Demonstrasi

Tanya jawab

111

Page 129: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kegiatan Akhir.

1. guru bersama-sama siswa

menyimpulkan materi.

2. guru mengucapkan salam

penutup.

10‟

112

Page 130: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IX. Penilaian

A. Prosedur Penilaian : Tes proses dan tes akhir

B. Jenis : Tertulis dan Perbuatan

C. Bentuk Penilaian : Uraian

D. Alat Penilaian : Soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, lembar

diskusi, dan lembar pengamatan ( terlampir).

Surakarta, 12 April 2011

Guru kelas V Praktikkan

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Negeri Patihan 1

Suparwanto, SPd

NIP 19600722 197911 1 001

113

Page 131: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 8

MATERI SIKLUS I

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau

dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami naskah

tersebut, antara lain tentang: (1) para pelakunya (tokohnya); (2) sifat-sifatnya

(karakternya); (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4) akhir ceritanya.

Selanjutnya menghafal dialog dan memerankannya di depan kelas.

Naskah Drama Pendek anak dengan judul “Pentingnya Kedisiplinan”

Pentingnya Kedisiplinan

Di SD Mulya, akan diadakan lomba olahraga bola bola voli antar SD

sekecamatan. Anton, Adit, Reno, Anjar, Dimas dan Rio tepilih untuk mewakili

SD Mulya dalam mengikuti perlombaan.

Agar dapat memenangkan perlombaan, dan terjalin kerjasama yang baik,

mereka berlatih setiap hari.

Suatu pagi di lapangan bola voli sekolah, Anton, Adit, Reno, Anjar,

Dimas dan Rio bercakap-cakap.

Guru : Selamat anak-anak kalian terpilih mewakili SD Mulya untuk lomba voli

antar SD tingkat kecamatan.

Anton : Untuk menghadapi pertandingan minggu depan, kita harus sering

latihan!.

Adit : Iya betul!.

Reno : Kira-kira kapan kita bisa latihan?.

Adit : Bagaimana kalau besok kita mulai latihan?.

Anjar : Aku setuju, soalnya kalau tidak segera latihan kapan lagi?.

Dimas : Benar!.

Rio : Iya, aku juga setuju!.

114

Page 132: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dimas : Berarti kita sepakat, ya!

Mereka selalu berlatih setiap hari, namun pada hari keempat Dimas tidak

datang.

Adit : Lho kok, sudah jam empat lebih Dimas belum datang juga?.

Anton : Iya, jangan-jangan nggak datang lagi.

Ajar : kalau begini caranya bagaimana tim kita bisa menang!.

Reno : Padahal, tinggal dua hari lagi kita bertanding.

Rio : Benar, ini kan latihan terakhir kita. Aku jadi tidak percaya diri.

Adit : Kalau begitu kita latihan sendiri saja. Selama ada aku pasti tetap jalan.

Ajar : jangan banyak bicara, cepat kita mulai!.

Waktu pertandingan telah tiba dan tim SD Mulya mengalami kekalahan.

Adit : Aduh, kenapa bisa kalah sih. Padahal aku kan pemain terbaik.

Anton : Ini semua gara-gara Dimas. Dia penyebab dari kekalahan tim kita.

Rio : Iya, seandainya kamu tidak bolos latihan pasti menang.

Dimas : Maaf ya, teman-teman, waktu itu aku lagi capek.

Anjar : kita semua juga capek, tetapi tetap datang, dasar!.

Reno : Ya sudah, semuanya kan sudah terjadi, jadi buat apa menyesal. Lain kali

jika ada pertandingan lagi, kita semua harus datang untuk latihan.

Bukankah kita harus disiplin?.

Rio : Iya, setuju. Kita semua harus disiplin biar tidak menyesal kemudian.

Guru : Benar sekali kata-katamu Reno, jadi dengan kekelahan kalian menjadi

suatu pelajaran yang berharga. Untuk mengurangi kekecewaan kalian ayo

bapak belikan makanan, kalian pasti lapar habis pertandingan.

Adit : Terima kasih pak guru telah menyayangi kami.

Dikutip dari buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan

MI.Umri Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE) dengan pengubahan.

115

Page 133: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Sebutkan nama-nama tokoh pada teks drama Pentingnya Kedisiplinan!

2. Bagaimanakah karakter dari masing-masing tokohnya?

3. Kapan dan dimana mereka membicarakan rancana latihan?

4. Mengapa tim SD Mulya mengalami kekalahan? Beri alasannya!

5. Pelajaran apa yang kalian dapat dari teks drama Pentingnya Kedisiplinan?

Kunci Jawaban

1. Pak Guru, Anton, Adit, Reno, Anjar, Dimas dan Rio

2. Pak Guru sifatnya penyayang,darmawan, Anton sifatnya suka menyalahkan

teman, Adit sifatnya sombong, Reno sifatnya suka menasehati, Anjar

sifatnya pemarah, Dimas sifatnya pemalas, Rio sifatnya tidak percaya

diri/minder.

3. Suatu pagi di lapangan bola voli sekolah.

4. Karena kurangnya kekompakan. Dimas tidak datang latihan jadi latihan tidak

maksimal.

5. Kita semua harus disiplin biar tidak menyesal kemudian.

Kriteria Penilaian

Setiap nomor bernilai : 20

Ada unsur benar : 10

Salah : 0

Jadi jumlah benart = nilai

Misal benar semua, berarti 20+20+20+20+20= 100

116

Page 134: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 9

MATERI SIKLUS II

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau

dipentaskan. Untuk memerankan drama, terlebih dahulu siswa harus memahami

naskah drama tersebut, antara lain tentang (1) para pelakunya (tokohnya), (2)

sifat-sifatnya (karakternya) (3) tempat kejadiannya di mana dan kapan dan (4)

akhir ceritanya. Selanjutnya siswa harus paham tentang penokohan karakter yang

terditi dari Protagonis (tokoh baik) dan Antagonis (tokoh jahat). Langkah terakhir

yaitu menghafal dialog dan memerankannya di depan kelas.

Naskah Drama Pendek anak dengan judul “Jangan Ceroboh”

Jangan Ceroboh

Pada saat senam pagi. Nur kehilangan jam tangan. Peristiwa itu bermula

setelah Nur meninggalkan jam tangannya di laci meja. Beni, Jeli, dan Anggi yang

waktu itu sempat di dalam kelas, diantara mereka dicurigai sebagai pelaku

pencurian jam tangan milik Nur tersebut.

Di ruang kelas V Nur dan Dila terlambat datang ke sekolah dan mereka

buru-buru mau mengikuti senam pagi.

Dila : Cepat Nur! Kita sudah terlambat ni!

Nur : Sebentar saya mau menyimpan jam tangan dulu.

Guru : Kenapa kalian masih di kelas! Ayo cepat ikut senam!

Nur : Iya pak.

Jeli : Maaf pak saya mau mengambil minuman di tas.

Guru : Lha kamu mau mengambil apa Ben?.

Beni : Tidak pak, saya hanya mengantar Jeli mengambil minuman.

Guru : Ini sudah pukul berapa? Cepat kembali ke barisan senam!.

Jeli : Siap pak!.

117

Page 135: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bapak Guru beserta Jeli dan Beni meninggalkan kelas, kelas dalam

keadaan kosong. Tiba-tiba muncul Anggi mengendap-endap masuk ruang kelas V

dan mengambil jam tangan Nur, tetapi Yeri memergoki perbuatan Anggi.

Yeri : Hai Anggi, apa yang kamu lakukan? Kamu mencuri ya!

Anggi : Diam kamu! Kalau kamu sampai bilang ke teman-teman, ku hajar kau!

Yeri : Ampun, saya tidak akan bilang siapa-siapa.

Anggi : Bagus! Ayo kita keluar

Guru : Apa yang kalian lakukan di sini?

Adit : Anu pak.. itu pak. Eh, saya mau ke WC dulu pak.

Yeri : Saya Juga pak!

Pak guru mencurigai gerak-gerik mereka, tetapi pak guru yang bijaksana

tidak ceroboh dalam menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Senam pagi usai

dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing.

Nur : Aduh, teman-teman! Jam tanganku hilang!.

Beni : Kamu taruh dimana tadi?.

Nur : Di laci meja sini.

Jeli : Ceroboh kamu, seharusnya kamu titipkan jam murahan itu pada pak

guru.

Dila : Pasti kamu yang mencurinya! Tadi kamu kan yang ada di kelas saat kami

pergi?.

Jeli : enak saja nuduh orang sembarangan! Jangankan jam, kamupun bisa ku

beli!

Beni : Sudah jangan bertengkar, jangan cepat menuduh orang tanpa ada bukti.

Lihat pak guru datang.

Guru : Benar sekali kata-kata kamu Beni. Peristiwa ini menjadi pelajaran buat

kita

supaya kita tidak ceroboh, dan tidak cepat menuduh orang sembarangan.

Ini Anggi mau mengakui kesalahannya.

118

Page 136: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anggi : Maafkan saya teman-teman, saya yang mencuri jam tangannya Nur. Saya

menyesal.

Akhirnya terungkap pencuri jam tangan Nur. Karena desakan dari pak

guru yang mencurigai Anggi, akhirnya Anggi mengakui kesalahannya dan

meminta maaf kepada teman-temannya

Soal

1. Sebutkan nama-nama tokoh pada teks drama “Jangan Ceroboh”!

2. Bagaimanakah karakter dari masing-masing tokohnya?

3. Kapan dan dimana latar tempatnya/setingnya?

4. Mengapa Anggi mengakui kesalahannya dan meminta maaf? Beri alasannya!

5. Pelajaran apa yang kalian dapat dari dari teks drama di atas?

Kunci Jawaban

1. Pak Guru, Nur, Jeli, Dila, Anggi, Yeri, Beni.

2. Pak Guru sifatnya Bijaksana, Nur sifatnya ceroboh, Jeli sifatnya sombong,

Dila sifatnya suka menuduh, Anggi sifatnya suka mencuri, Yeri sifatnya

penakut, Beni sifatnya suka menasehati.

3. Pada saat senam pagi di ruang kelas V.

4. Karena desakan dari pak guru yang mencurigai Anggi.

5. Jangan ceroboh, dan tidak cepat menuduh orang sembarangan

Kriteria Penilaian

Setiap nomor bernilai : 20

Ada unsur benar : 10

Salah : 0

Jadi jumlah benart = nilai

Misal benar semua, berarti 20+20+20+20+20= 100

119

Page 137: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 10

DAFTAR NILAI TES TERTULIS INDIVIDU

Penjelasan

Terjadi peningkatan nilai tes tertulis individu, dapat dilihat dari perbandingan nilai

prasiklus, siklus I, dan siklus II.

No Nama siswa Pra

siklus Siklus I Siklus II Keterangan

1 Azis Wahyu Ningsih 50 60 80 Meningkat

2 Ayu Sulastri 40 60 80 Meningkat

3 Candra Bayu Zatmiko 20 80 80 Meningkat

4 Cahyo Adi Styawan 20 60 80 Meningkat

5 Daningsih 40 80 80 Meningkat

6 Fitri Wulandari 40 40 70 Meningkat

7 Hesti Widya Pangestika 40 60 80 Meningkat

8 Ketut Triyanto 30 70 70 Meningkat

9 Lastri Sukmaningrum 60 70 90 Meningkat

10 Mursid Nurhidayat 20 60 70 Meningkat

11 Meida Dwi Nur I 50 80 80 Meningkat

12 Nova Fajar Cahyanto 30 70 90 Meningkat

13 Nur Rudin 50 60 70 Meningkat

14 Nila Puspitasari 50 80 100 Meningkat

15 Nur Rofiq 60 60 80 Meningkat

16 Sandi Ilmi Riski 40 70 70 Meningkat

17 Wahyu Puji Hastuti 40 70 80 Meningkat

18 Yoga Syina Dinandika 50 80 90 Meningkat

19 Yudhi Eko Saputro 40 70 90 Meningkat

20 Yosi Anisa Nidiana 40 70 80 Meningkat

21 Fiolia Hayu Dewanti 50 80 90 Meningkat

Jumlah 860 1430 1700

Rata-rata 40.95 68.09 80.95

120

Page 138: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 11

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

SIKLUS I PERTEMUAN I

Kelompok : …………

Nama Anggota : ………….

Bacalah naskah drama yang telah dibagikan, kemudian tulislah karakter

tokoh yang akan diperankan. Setelah diketahui karakternya kemudian bentuklah

kelompok ahli dengan cara berkumpul ke anggota kelompok lain yang mendapat

peran yang sama dengan kamu. Kemudian diskusikan cara pelafalan,

pengintonasian, penghayatan, dan pengekspresian tokoh sesuai dengan

karakternya!

NO NAMA ANGGOTA

NAMA TOKOH

YANG

DIPERANKAN

KARAKTER

TOKOH YANG

DIPERANKAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kriteria Penilaian

Jumlah soal 7,

Nilai = Jumlah betul x 100

7

Misal betul = 7, maka nilainya 7 x 100 = 100

7

121

Page 139: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

SIKLUS I PERTEMUAN II

Kelompok : …………

Nama Anggota : ………….

Tulislah kembali dialog drama yang kalian hafalkan sehingga membentuk

sebuah naskah drama yang sama persis.

Pentingnya Kedisiplinan

Di SD Mulya, akan diadakan lomba olahraga bola bola voli antar SD

sekecamatan. Anton, Adit, Reno, Anjar, Dimas dan Rio tepilih untuk mewakili

SD Mulya dalam mengikuti perlombaan.

Agar dapat memenangkan perlombaan, dan terjalin kerjasama yang

baik, mereka berlatih setiap hari.

Suatu pagi di lapangan bola voli sekolah, Anton, Adit, Reno, Anjar,

Dimas dan Rio bercakap-cakap.

1. Guru : ....................................................................................................

....................................................................................................

2. Anton : ...................................................................................................

.......................................

3. Adit : .......................................................................................................

4. Reno : ......................................................................................................

5. Adit : .......................................................................................................

6. Anjar : .......................................................................................................

7. Dimas : .......................................................................................................

8. Rio : .......................................................................................................

9. Dimas : .......................................................................................................

Mereka selalu berlatih setiap hari, namun pada hari keempat Dimas

tidak datang.

10. Adit : .......................................................................................................

11. Anton : .......................................................................................................

12. Ajar : .......................................................................................................

13. Reno : .......................................................................................................

14. Rio : .......................................................................................................

122

Page 140: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15. Adit : .......................................................................................................

16. Ajar : .......................................................................................................

Waktu pertandingan telah tiba dan tim SD Mulya mengalami

kekalahan.

17. Adit : .......................................................................................................

18. Anton : .....................................................................................................

19. Rio : ......................................................................................................

20. Dimas : .......................................................................................................

21. Anjar : .......................................................................................................

22. Reno : .......................................................................................................

..................................

23. Rio : .......................................................................................................

24. Guru : ......................................................................................................

.....................................................................................

25. Adit : .......................................................................................................

Dikutip dari buku paket Babahasa Indonesia untuk kelas V SD dan MI.Umri

Nur‟aini.2008. Jakarta (BSE) dengan pengubahan.

Kriteria Penilaian

Jumlah soal 25, misal betul=25, maka nilainya 25x 4 = 100

123

Page 141: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 12

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

SIKLUS II PERTEMUAN I

Kelompok : …………

Nama Anggota : ………….

Bacalah naskah drama yang telah dibagikan, kemudian tulislah karakter

tokoh yang akan diperankan. Setelah diketahui karakternya kemudian bentuklah

kelompok ahli dengan cara berkumpul ke anggota kelompok lain yang mendapat

peran yang sama dengan kamu. Kemudian diskusikan cara pelafalan,

pengintonasian, penghayatan, dan pengekspresian tokoh sesuai dengan

karakternya!

NO NAMA ANGGOTA

NAMA TOKOH

YANG

DIPERANKAN

KARAKTER

TOKOH YANG

DIPERANKAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kriteria Penilaian

Jumlah soal 7,

Nilai = Jumlah betul x 100

7

Misal betul = 7, maka nilainya 7 x 100 = 100

7

124

Page 142: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

SIKLUS II PERTEMUAN II

Kelompok : …………

Nama Anggota : ………….

Tulislah kembali dialog drama yang kalian hafalkan sehingga membentuk

sebuah naskah drama yang sama persis!.

Jangan Ceroboh

Pada saat senam pagi. Nur kehilangan jam tangan. Peristiwa itu bermula

setelah Nur meninggalkan jam tangannya di laci meja. Beni, Jeli, dan Anggi

yang waktu itu sempat di dalam kelas, diantara mereka dicurigai sebagai pelaku

pencurian jam tangan milik Nur tersebut.

Di ruang kelas V Nur dan Dila terlambat datang ke sekolah dan mereka

buru-buru mau mengikuti senam pagi.

1. Dila : …………………………………………………………………

2. Nur : …………………………………………………………………

3. Guru : ……………………………………………………………..….

4. Nur : ……………………………………………………………...…

5. Jeli : …………………………………………………………...……

6. Guru : …………………………………………………………………

7. Beni : …………………………………………………………………

8. Guru : …………………………………………………………………

9. Jeli : …………………………………………………………………

Bapak Guru beserta Jeli dan Beni meninggalkan kelas, kelas dalam

keadaan kosong. Tiba-tiba muncul Anggi mengendap-endap masuk ruang kelas

V dan mengambil jam tangan Nur, tetapi Yeri memergoki perbuatan Anggi.

125

Page 143: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Yeri : …………………………………………………………………

11. Anggi : ………………………………………………………………..

12. Yeri : ………………………………………………………………..

13. Anggi : ………………………………………………………………..

14. Guru : ………………………………………………………………..

15. Anggi : ………………………………………………………………..

16. Yeri : ………………………………………………………………..

Pak guru mencurigai gerak-gerik mereka, tetapi pak guru yang

bijaksana tidak ceroboh dalam menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Senam

pagi usai dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing.

17. Nur : …………………………………………………………………

18. Beni : …………………………………………………………………

19. Nur : …………………………………………………………………

20. Jeli : ………………………………………………………………...

21. Dila : …………………………………………………………………

22. Jeli :………….………………………………………………………

23. Beni : …………………………………………………………………

24. Guru : …………………………………………………………………

25. Anggi : …………………………………………………………………

Akhirnya terungkap pencuri jam tangan Nur. Karena desakan dari pak

guru yang mencurigai Anggi, akhirnya Anggi mengakui kesalahannya dan

meminta maaf kepada teman-temannya.

Kriteria Penilaian

Jumlah soal 25, misal betul=25, maka nilainya 25x 4 = 100

126

Page 144: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 13

LEMBAR NILAI HASIL DISKUSI KELOMPOK

Keterangan

Pertemuan 1 : Data nilai diskusi kelompok tentang menentukan karakter tokoh.

Pertemuan 2 : Data nilai diskusi kelomok menulis kembali dialog drama yang telah

dihafalkan.

No Nama siswa

Prasiklus Siklus I Siklus II

Pertemuan

I

Pertemuan

II

Pertemuan

I

Pertemuan

II

Pertemuan

I

Pertemuan

II

1 Azis Wah N 42,86 52 71,49 76 100 92

2 Ayu Sulastri 57,14 64 71,49 76 100 92

3 Candra B Z 42,86 60 71,49 76 100 92

4 Cahyo Adi S 42,86 60 71,49 76 100 92

5 Daningsih 42,86 52 71,49 76 100 92

6 Fitri W 42,86 60 71,49 76 100 92

7 Hesti W P 42,86 60 71,49 76 100 92

8 Ketut T 42,86 52 85,71 84 100 92

9 Lastri S 57,14 64 85,71 84 100 92

10 Mursid N 57,14 64 85,71 84 100 92

11 Meida D N I 42,86 60 85,71 84 100 92

12 Nova Fajar C 57,14 64 85,71 84 100 92

13 Nur Rudin 42,86 52 85,71 84 100 92

14 Nila P 57,14 64 85,71 84 100 92

15 Nur Rofiq 57,14 64 85,71 96 100 96

16 Sandi Ilmi R 42,86 52 85,71 96 100 96

17 Wahyu P H 57,14 64 85,71 96 100 96

18 Yoga S D 42,86 60 85,71 96 100 96

19 Yudhi Eko S 42,86 52 85,71 96 100 96

20 Yosi Anisa N 42,86 52 85,71 96 100 96

21 Fiolia H D 42,86 52 85,71 96 100 96

Jumlah 1000.02 1224 1700.37 1792 2100 1960

Rata-rata 47.62 58.28571 80.97 85.33333 100 93.33333

127

Page 145: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 14

LEMBAR PENILAIAN TES KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor

Nilai

Akhir Ketuntasan

I II III IV

1. Azis Wahyu N

2. Ayu Sulastri

3. Candra Bayu Z

4. Cahyo Adi S

5. Daningsih

6. Fitri Wulandari

7. Hesti Widya P

8. Ketut Triyanto

9. Lastri S

10. Mursid Nurhidayat

11. Meida Dwi Nur I

12. Nova Fajar C

13. Nur Rudin

14. Nila Puspitasari

15. Nur Rofiq

16. Sandi Ilmi Riski

17. Wahyu Puji H

18. Yoga Syina D

19. Yudhi Eko S

20. Yosi Anisa N

21. Fiolia Hayu D

Jumlah

Nilai rata-rata

Nilai di bawah 65

Nilai di atas atau sama dengan 65

Ketuntasan Klasikal

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal

II. Intonasi

III. Penghayatan

IV. Ekspresi

Kriteria Penilaian

Skor 3 jika tergolong baik

Skor 2 jika tergolong cukup

Skor 1 jika tergolong kurang

128

Page 146: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Petunjuk penilaian :

1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala antara 1 sampai

3, secara garis besar nilai 3 memiliki arti baik, nilai 2 berarti cukup, nilai

1 berarti kurang.

2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap

aspek penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah Skor

12

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

Jumlah nilai

Jumlah siswa

5) Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 X 100 % = Presentase tingkat

keberhasilan

= Nilai Rata-Rata

x 100 = Nilai Akhir

129

Page 147: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 15

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA

No Aspek yang

Dinilai Deskriptor Keterangan

1. Lafal a. Skor 3 jika siswa melafalkan kata dengan

jelas dan tepat.

b. Skor 2 jika siswa melafalkan jelas tetapi tidak

tepat.

c. Skor 1 jika siswa melafalkan kata dengan

tidak jelas dan tidak tepat.

2. Intonasi a. Skor 3 jika intonasi siswa jelas dan tepat

b. Skor 2 jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat

atau intonasi siswa tepat tapi tidak jelas

c. Skor 1 jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak

tepat

3. Penghayatan a. Skor 3 jika penghayatan siswa sesuai dengan

karakter tokoh yang diperankan

b. Skor 2 jika penghayatan siswa tergolong

menyimpang dari karakter tokoh yang

diperankan

c. Skor 1 jika penghayatan yang dilakukan

siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh

yang diperankan

4. Ekspresi a. Skor 3 jika ekspresi siswa sesuai dengan

karakter tokoh yang diperankan

b. Skor 2 jika ekspresi siswa menyimpang dari

karakter tokoh yang diperankan

c. Skor 1 jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan

karakter tokoh yang diperankan.

130

126

Page 148: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penjelasan dari tiap-tiap deskriptor sebagai berikut :

I. Lafal

Kemampuan melafalkan bunyi kata dijelaskan sebagai berikut:

a. Lafal jelas dan tepat: mengucapkan kata maupun kalimat dengan sangat

jelas dan tepat yaitu benar-benar dapat dibedakan bunyi konsonan dan

vokal (hampir tidak ada kesalahan).

b. Lafal jelas tetapi tidak tepat : mengucapkan kata maupun kalimat dengan

jelas yaitu dapat dibedakan bunyi konsonan dan vokal (artikulasi jelas

tetapi sesekali melakukan kesalahan atau tidak tepat).

c. Lafal tidak jelas dan tidak tepat: kesulitan (tidak jelas) melafalkan bunyi

konsonan dan vokal sehingga kesalahan dalam pelafalan terlalu banyak

menyebabkan bicaranya tidak dapat dipahami dan salah pengertian.

II. Intonasi

Kemampuan memberikan intonasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Intonasi jelas dan tepat: penempatan tekanan kata/suku kata sangat jelas

dan tepat sehingga berbicaranya tidak terkesan datar dan membosankan.

b. Intonasi jelas tetapi tidak tepat: tekanan suara jelas tetapi tidak tepat sesuai

kalimat.

c. Intonasi tidak tepat dan tidak jelas: sama sekali tidak ada tekanan

kata/suku kata dalam pembicaraannya dari awal sampai akhir sehingga

membosankan lawan bicara dan keseluruhan bicaranya terkesan datar.

III. Penghayatan

Kemampuan penghayatan siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penghayatan jelas dan tepat :penghayatan siswa sesuai dengan karakter

tokoh yang diperankan yaitu dengan gerakan tubuh yang jelas dan tepat.

b. Penghayatan menyimpang : gerakan tubuh bagus tetapi tidak sesuai

dengan karakter yang diperankan.

c. Penghayatan tidak jelas dan tepat: gerakan tubuh yang dilakukan siswa

tidak bagus atau kaku dan tidak sesuai dengan karakter tokoh yang

diperankan.

131

Page 149: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV. Ekspresi

Kemampuan ekspresi berbicara dijelaskan sebagai berikut:

a. Ekspresi tepat: hampir keseluruhan terdapat mimik/pantomimik berbicara

yang meyakinkan dan komunikatif.

b. Ekspresi menyimpang: terkadang terdapat mimik/pantomimik berbicara

tetapi tidak proporsional (terlalu berlebihan/tidak tepat pada keadaan).

c. Ekspresi tidak tepat : ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh

yang diperankan. berbicara tanpa mimik wajah yang sesuai, statis, dan

terkesan kaku.

132

Page 150: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 16

DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V

PRASIKLUS

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor

Nilai

Akhir Ketuntasan

I II III IV

1. Azis Wahyu N 3 2 2 1 8 67 Tuntas

2. Ayu Sulastri 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas

3. Candra Bayu Z 2 2 1 1 6 50 Tidak Tuntas

4. Cahyo Adi S 2 3 1 1 7 58 Tidak Tuntas

5. Daningsih 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas

6. Fitri Wulandari 3 2 1 2 8 67 Tuntas

7. Hesti Widya P 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas

8. Ketut Triyanto 3 2 2 1 8 67 Tuntas

9. Lastri S 3 2 1 2 8 67 Tuntas

10. Mursid Nurhidayat 2 2 1 1 6 50 Tidak Tuntas

11. Meida Dwi Nur I 3 2 1 2 8 67 Tuntas

12. Nova Fajar C 2 2 1 2 7 58 Tidak Tuntas

13. Nur Rudin 3 1 1 1 6 50 Tidak Tuntas

14. Nila Puspitasari 3 2 2 1 8 67 Tuntas

15. Nur Rofiq 2 3 1 2 8 67 Tuntas

16. Sandi Ilmi Riski 2 2 1 2 7 58 Tidak Tuntas

17. Wahyu Puji H 3 2 2 1 8 67 Tuntas

18. Yoga Syina D 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas

19. Yudhi Eko S 2 2 1 1 6 50 Tidak Tuntas

20. Yosi Anisa N 3 2 2 1 8 67 Tuntas

21. Fiolia Hayu D 2 2 2 1 7 58 Tidak Tuntas

Jumlah 1267

Nilai rata-rata 60,33

Nilai di bawah 65 12

Nilai di atas atau sama dengan 65 9

Ketuntasan Klasikal 42,86%

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal III. Penghayatan

II. Intonasi IV. Ekspresi

133

Page 151: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 17

DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V

SIKLUS 1

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor

Nilai

Akhir Ketuntasan

I II III IV

1. Azis Wahyu N 3 2 2 2 9 75 Tuntas

2. Ayu Sulastri 3 2 1 2 8 67 Tuntas

3. Candra Bayu Z 2 1 2 1 6 50 Tidak Tuntas

4. Cahyo Adi S 2 2 2 2 8 67 Tuntas

5. Daningsih 3 2 2 1 8 67 Tuntas

6. Fitri Wulandari 3 3 2 1 9 75 Tuntas

7. Hesti Widya P 3 2 2 1 8 67 Tuntas

8. Ketut Triyanto 3 2 2 2 9 75 Tuntas

9. Lastri S 3 2 2 2 9 75 Tuntas

10. Mursid Nurhidayat 3 2 1 1 7 58 Tidak Tuntas

11. Meida Dwi Nur I 3 2 2 2 9 75 Tuntas

12. Nova Fajar C 2 2 2 2 8 67 Tuntas

13. Nur Rudin 2 2 1 2 7 58 Tidak Tuntas

14. Nila Puspitasari 3 2 2 2 9 75 Tuntas

15. Nur Rofiq 3 3 2 2 10 83 Tuntas

16. Sandi Ilmi Riski 3 2 2 2 9 75 Tuntas

17. Wahyu Puji H 3 2 3 2 10 83 Tuntas

18. Yoga Syina D 3 2 1 2 8 67 Tuntas

19. Yudhi Eko S 2 2 2 1 7 58 Tidak Tuntas

20. Yosi Anisa N 3 2 2 2 9 75 Tuntas

21. Fiolia Hayu D 2 2 2 2 8 67 Tuntas

Jumlah 1459

Nilai rata-rata 69.48

Nilai di bawah 65 4

Nilai di atas atau sama dengan 65 17

Ketuntasan Klasikal 80,95%

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal III. Penghayatan

II. Intonasi IV. Ekspresi

134

Page 152: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 18

DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V

SIKLUS II

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor

Nilai

Akhir Ketuntasan

I II III IV

1. Azis Wahyu N 3 3 2 2 10 83 Tuntas

2. Ayu Sulastri 3 2 2 2 9 75 Tuntas

3. Candra Bayu Z 3 2 2 1 8 67 Tuntas

4. Cahyo Adi S 2 3 2 2 9 75 Tuntas

5. Daningsih 2 3 1 3 9 75 Tuntas

6. Fitri Wulandari 3 3 2 2 10 83 Tuntas

7. Hesti Widya P 2 3 2 2 9 75 Tuntas

8. Ketut Triyanto 3 3 2 2 10 83 Tuntas

9. Lastri S 3 3 2 2 10 83 Tuntas

10. Mursid Nurhidayat 3 2 3 1 9 75 Tuntas

11. Meida Dwi Nur I 3 3 2 2 10 83 Tuntas

12. Nova Fajar C 3 2 2 2 9 75 Tuntas

13. Nur Rudin 3 1 2 3 9 75 Tuntas

14. Nila Puspitasari 3 2 2 3 10 83 Tuntas

15. Nur Rofiq 3 3 2 2 10 83 Tuntas

16. Sandi Ilmi Riski 2 3 3 2 10 83 Tuntas

17. Wahyu Puji H 3 2 2 3 10 83 Tuntas

18. Yoga Syina D 3 3 2 2 10 83 Tuntas

19. Yudhi Eko S 3 2 2 2 9 75 Tuntas

20. Yosi Anisa N 3 3 2 2 10 83 Tuntas

21. Fiolia Hayu D 2 3 2 2 9 75 Tuntas

Jumlah 1655

Nilai rata-rata 78,81

Nilai di bawah 65 0

Nilai di atas atau sama dengan 65 21

Ketuntasan Klasikal 100%

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal III. Penghayatan

II. Intonasi IV. Ekspresi

135

Page 153: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 19

Skor Perkembangan Individu Siswa Kelas V SDN Patihan 1 Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

No Nama Siswa

Nilai Nilai

Pra

siklus

Siklus

I

Skor

Perkembang

an

Siklus

I

Siklus

II

Skor

Perkembang

an

1. Azis Wahyu N 67 75 20 75 83 20

2. Ayu Sulastri 58 67 20 67 75 20

3. Candra Bayu Z 50 50 0 50 58 20

4. Cahyo Adi S 58 67 20 67 75 20

5. Daningsih 58 67 20 67 75 20

6. Fitri Wulandari 67 75 20 75 83 20

7. Hesti Widya P 58 67 20 67 75 20

8. Ketut Triyanto 67 75 20 75 83 20

9. Lastri S 67 75 20 75 83 20

10. Mursid N 50 58 20 58 75 30

11. Meida Dwi Nur I 67 75 20 75 83 20

12. Nova Fajar C 58 67 20 67 75 20

13. Nur Rudin 50 58 20 58 75 30

14. Nila Puspitasari 67 75 20 75 83 20

15. Nur Rofiq 67 83 30 83 83 0

16. Sandi Ilmi Riski 58 75 30 75 83 20

17. Wahyu Puji H 67 83 30 83 83 0

18. Yoga Syina D 58 67 20 67 83 30

19. Yudhi Eko S 50 58 20 58 75 30

20. Yosi Anisa N 67 75 20 75 83 20

21. Fiolia Hayu D 58 67 20 67 75 20

136

Page 154: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 20

Skor Perolehan Kelompok Kelas V SDN Patihan 1

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Siklus I

Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

I

Azis Wahyu Ningsih 20

Tim Baik

Ayu Sulastri 20

Candra Bayu Z 0

Cahyo Adi Styawan 20

Daningsih 20

Fitri Wulandari 20

Hesti Widya P 20

Total Skor Kelompok 120

Rata-rata Kelompok 17,14

Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

II

Ketut Triyanto 20

Tim sangat baik

Lastri Sukmaningrum 20

Mursid Nurhidayat 20

Meida Dwi Nur I 20

Nova Fajar Cahyanto 20

Nur Rudin 20

Nila Puspitasari 20

Total Skor Kelompok 140

Rata-rata Kelompok 20

137

Page 155: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

III

Nur Rofiq 30

Tim Super

Sandi Ilmi Riski 30

Wahyu Puji Hastuti 30

Yoga Syina D 20

Yudhi Eko Saputro 20

Yosi Anisa Nidiana 20

Fiolia Hayu Dewanti 20

Total Skor Kelompok 170

Rata-rata Kelompok 24.29

138

Page 156: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 21

Skor Perolehan Kelompok Kelas V SDN Patihan 1 Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II

Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

I

Azis Wahyu Ningsih 20

Tim Baik

Ayu Sulastri 20

Candra Bayu Z 20

Cahyo Adi Styawan 20

Daningsih 20

Fitri Wulandari 20

Hesti Widya P 20

Total Skor Kelompok 140

Rata-rata Kelompok 20

Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

II

Ketut Triyanto 20

Tim Sangat Baik

Lastri Sukmaningrum 20

Mursid Nurhidayat 30

Meida Dwi Nur I 20

Nova Fajar Cahyanto 20

Nur Rudin 30

Nila Puspitasari 20

Total Skor Kelompok 160

Rata-rata Kelompok 22.86

139

Page 157: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kelompok Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

III

Nur Rofiq 0

Tim Baik

Sandi Ilmi Riski 20

Wahyu Puji Hastuti 0

Yoga Syina D 30

Yudhi Eko Saputro 30

Yosi Anisa Nidiana 20

Fiolia Hayu Dewanti 20

Total Skor Kelompok 120

Rata-rata Kelompok 17,14

140

Page 158: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 22

PEDOMAN OBSERVASI KINERJA GURU

Petunjuk pengisian

A. Amatilah dengan seksama aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran.

B. Isilah dengan menggunakan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia

dengan ketentuan 4 = Jika semua deskriptor dilaksanakan, 3 = Jika hanya tiga

deskriptor dilaksanakan, 2 = Jika hanya dua deskriptor dilaksanakan, 1 = Jika

hanya 1 deskriptor yang dilaksanakan.

No Kategori Keterampilan Mengajar Skor

1 2 3 4

1. Membuka Pelajaran

2. Kejelasan dan sistematika penyampaian materi

3. Pengelolaan kelas

4. Penggunaan Bahasa

5. Ketepatan dan daya tarik media

6. Kemampuan menggunakan metode jigsaw

7. Menumbuhkan terjadinya partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran

8. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa

9. Menunjukan hubungan antar pribadi yang

kondusif

10. Penilaian proses dan hasil belajar

11. Ketepatan strategi pembelajaran

12. Menutup pelajaran

Total skor

Rata-rata Skor

141

Page 159: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Aspek yang dinilai berpedoman pada deskriptor dibawah ini:

1. Membuka Pelajaran

Deskriptor

a. Melakukan kegiatan absensi

b. Menyampaikan kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan

c. Memberikan motivasi pada siswa

d. Memberikan pengantar materi sebelum masuk ke materi inti /

memberikan apersepsi

2. Kejelasan dan sistematika penyampaian materi

Deskriptor

a. Menunjukan penguasaan materi pelajaran

b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang lain yang relevan

c. Menyampaikan materi dengan jelas dan runtut sesuai dengan hierarki

belajar dan karakteristik siswa

d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan siswa

3. Pengelolaan kelas

Deskriptor

a. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

b. Dapat mengendalikan pembeajaran

c. Disiplin kelas terpelihara

d. Menjaga situasi kelas tetap kondusif

142

Page 160: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Penggunaan Bahasa

Deskriptor

a. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan

lancar

b. Bahasa mudah dipahami

c. Bahasa tidak menimbulkan penafsiran ganda

d. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

5. Ketepatan dan daya tarik media

Deskriptor

a. Menggunakan media yang efektif dan efeisien

b. Media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa

sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas

c. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media

pembelajaran

d. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran

secara lengkap dan menarik

6. Kemampuan mengguakan metode jigsaw

Deskriptor

a. Memberikan pengarahan dan penjelasan pembelajaran dengan

metode jigsaw pada siswa.

b. Menentukan kelompok secara heterogen.

c. Membimbing diskusi saat di kelompok awal dan di kelompok ahli.

d. Melaksanakan langkah–langkah pembelajaran dengan metode

jigsaw.

143

Page 161: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

7. Menumbuhkan terjadinya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Deskriptor

a. Membantu siswa mengingat kembali pelajaran yang sudah diperoleh.

b. Mendorong siswa yang pasif menjadi berpartisipasi.

c. Mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang mampu menggali

reaksi siswa.

d. Merespon secara positif siswa yang berpartisipasi.

8. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa

Deskriptor

a. Menghargai pendapat siswa.

b. Mengakui kebenaran pendapat–pendapat siswa.

c. Mengakui keterbatasan diri.

d. Menghargai perbedaan pendapat setiap siswa.

9. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif

Deskriptor

a. Menunjukan sikap ramah, luwes, sopan, dan hangat.

b. Menghargai setiap perbedaan pendapat dalam keragaman budaya.

c. Menggunakan kata – kata sopan dalam menegur siswa.

d. Pengendalian diri dalam waktu menghadapi masalah.

10. Penilaian proses dan hasil belajar

Deskriptor

a. Memantau kemajuan belajar selama proses.

b. Mengajukan pertanyaan/ tugas terkait kompetensi yang akan dicapai

selama proses pembelajaran.

c. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan).

d. Instrumen penilaian sesuai dengan kompetensi dan lengkap.

144

Page 162: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11. Ketepatan strategi pembelajaran

Deskriptor

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan )

yang akan dicapai.

b. Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi (tujuan). Misalnya,

kegiatan untuk penguasaan pengetahuan adalah ceramah dan diskusi,

kegiatan untuk penguasaan keterampilan siswa adalah berlatih dan

lain sebagainya.

c. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.

d. Metode dan materi dipaparkan secara sistematis, memperhatikan

prasyarat, dan kemampuan berfikir siswa.

12. Menutup Pelajaran

Deskriptor

a. Mengajak siswa untuk mengingat kembali hal – hal penting yang

terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung

b. Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, misalnya dengan

mengajukan pertanyaan penuntun agar siswa dapat merumuskan

rangkuman yang benar

c. Memberikan kegiatan/ tugas khusus bagi siswa yang belum mencapai

kompetensi, misalnya dalam bentuk latihan atau bantuan belajar

d. Memberikan kegiatan/ tugas khusus bagi siswa yang berkemampuan

lebih, misalnya dalam bentuk latihan atau meminta siswa

membimbing temannya

145

Page 163: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Menghitung skor rata-rata, kemudian menentukan kategori dengan ketentuan

sebagai berikut :

Skor Kategori

≥3,5 Sangat Baik

3,0– 3,4 Baik

2,5 – 2,9 Cukup Baik

< 2,5 Kurang Baik

146

Page 164: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 23

PEDOMAN OBSERVASI SISWA

Keterangan:

Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.

Kel Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Jumlah

Skor

Interpretasi Tanggung

Jawab Perhatian Kerjasama

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

I

II

III

Jumlah

Skor rata-rata

Prosentase

147

Page 165: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Deskriptor

Tanggung jawab

a. Siswa melaksanakan perintah guru

b. Siswa mempelajari bagian tugas kelompok yang ditugaskan

c. Siswa mengikuti kegiatan kelompok

Perhatian

a. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru

b. Siswa memperhatikan petunjuk guru

c. Siswa memperhatikan penjelasan teman

Kerjasama

a. Siswa saling memberikan ide dan gagasan dalam kegiatan diskusi kelompok

b. Siswa saling membantu kesulitan teman sesama kelompok

c. Siswa bekerjasama mempelajari tugas kelompok

Keterangan pengisian skor:

Skor 3 = Apabila semua indikator muncul

Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul

Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul

Rentang skala

Jumlah skor : 7-9 = B : Baik

4-6 = C : Cukup

1-3 = K : Kurang

Skor Rata-rata = Jumlah skor keseluruhan siswa

Jumlah siswa

Prosentase = Jumlah

Jumlah siswa

X 100

148

Page 166: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 24

HASIL OBSERVASI KINERJA GURU

PRASIKLUS

No Kategori Keterampilan

Mengajar

Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Membuka Pelajaran

2. Kejelasan dan sistematika

penyampaian materi

3. Pengelolaan kelas

4. Penggunaan Bahasa

5. Ketepatan dan daya tarik media

6. Kemampuan menggunakan metode

jigsaw

7.

Menumbuhkan terjadinya

partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

8. Menunjukan sikap terbuka

terhadap respon siswa

9. Menunjukan hubungan antar

pribadi yang kondusif

10. Penilaian proses dan hasil belajar

11. Ketepatan strategi pembelajaran

12. Menutup pelajaran

Total skor 26 29

Rata-rata Skor 2,2 2,4

Niai rata – rata observasi kinerja guru = 2,3 (cukup baik)

Surakarta, 31 Maret 2011

Observer

Sukiyati, Ama Pd

NIP 19560707 197512 2 005

149

Page 167: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 25

HASIL OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS I

No Kategori Keterampilan

Mengajar

Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Membuka Pelajaran

2. Kejelasan dan sistematika

penyampaian materi

3. Pengelolaan kelas

4. Penggunaan Bahasa

5. Ketepatan dan daya tarik media

6. Kemampuan menggunakan metode

jigsaw

7.

Menumbuhkan terjadinya

partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

8. Menunjukan sikap terbuka terhadap

respon siswa

9. Menunjukan hubungan antar

pribadi yang kondusif

10. Penilaian proses dan hasil belajar

11. Ketepatan strategi pembelajaran

12. Menutup pelajaran

Total skor 28 29

Rata-rata Skor 2,3 2,4

Niai rata – rata observasi kinerja guru = 2,4 (cukup baik)

Surakarta, 7 April 2011

Observer

Sukiyati, Ama Pd

NIP 19560707 197512 2 005

150

Page 168: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 26

HASIL OBSERVASI KINERJA GURU

SIKLUS II

No Kategori Keterampilan

Mengajar

Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Membuka Pelajaran

2. Kejelasan dan sistematika

penyampaian materi

3. Pengelolaan kelas

4. Penggunaan Bahasa

5. Ketepatan dan daya tarik media

6. Kemampuan menggunakan metode

jigsaw

7.

Menumbuhkan terjadinya

partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

8. Menunjukan sikap terbuka terhadap

respon siswa

9. Menunjukan hubungan antar

pribadi yang kondusif

10. Penilaian proses dan hasil belajar

11. Ketepatan strategi pembelajaran

12. Menutup pelajaran

Total skor 37 43

Rata-rata Skor 3,08 3,6

Niai rata – rata observasi kinerja guru = 3,3 (baik)

Surakarta, 14 April 2011

Observer

Sukiyati, Ama Pd

NIP 19560707 197512 2 005

151

Page 169: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 27

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

PRASIKLUS

Kel Nama

Siswa

Aspek yang Diamati

Jumlah

Skor

Interpretasi

Tanggung

Jawab Perhatian Kerjasama

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

I

Azis √ √ √ 4 √

Ayu S √ √ √ 7 √

Candra B √ √ √ 3 √

Cahyo A √ √ √ 4 √

Daningsih √ √ √ 5 √

Fitri W √ √ √ 6 √

Hesti W P √ √ √ 7 √

II

Ketut T √ √ √ 7 √

Lastri S √ √ √ 6 √

Mursid N √ √ √ 7 √

Meida D √ √ √ 8 √

Nova F C √ √ √ 7 √

Nur Rudin √ √ √ 5 √

Nila P √ √ √ 6 √

III

Nur Rofiq √ √ √ 7 √

Sandi I √ √ √ 7 √

Wahyu P √ √ √ 7 √

Yoga S √ √ √ 6 √

Yudhi E S √ √ √ 6 √

Yosi A N √ √ √ 5 √

Fiolia H D √ √ √ 5 √

Jumlah 43 39 43 125 9 11 1

Skor rata-rata 5,95 42,86

%

52,38

%

4,76

% Prosentase

Keterangan:

Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.

152

Page 170: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan pengisian skor:

Skor 3 = Apabila semua indikator muncul

Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul

Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul

Rentang skala

Jumlah skor : 7-9 = B : Baik

4-6 = C : Cukup

1-3 = K : Kurang

Surakarta, 31 Maret 2011

Guru kelas V Observer (Peneliti)

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

153

Page 171: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 28

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS I

Kel Nama

Siswa

Aspek yang Diamati

Jumlah

Skor

Interpretasi Tanggung

Jawab Perhatian Kerjasama

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

I

Azis √ √ √ 5 √

Ayu S √ √ √ 7 √

Candra B √ √ √ 4 √

Cahyo A √ √ √ 7 √

Daningsih √ √ √ 5 √

Fitri W √ √ √ 7 √

Hesti W P √ √ √ 7 √

II

Ketut T √ √ √ 7 √

Lastri S √ √ √ 6 √

Mursid N √ √ √ 7 √

Meida D √ √ √ 8 √

Nova F C √ √ √ 7 √

Nur Rudin √ √ √ 5 √

Nila P √ √ √ 8 √

III

Nur Rofiq √ √ √ 8 √

Sandi I √ √ √ 7 √

Wahyu P √ √ √ 7 √

Yoga S √ √ √ 8 √

Yudhi E S √ √ √ 8 √

Yosi A N √ √ √ 7 √

Fiolia H D √ √ √ 6 √

Jumlah 46 50 45 141 15 6 0

Skor rata-rata 6.71 71.43

%

28.56

%

0

% Prosentase

Keterangan:

Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.

154

Page 172: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan pengisian skor:

Skor 3 = Apabila semua indikator muncul

Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul

Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul

Rentang skala

Jumlah skor : 7-9 = B : Baik

4-6 = C : Cukup

1-3 = K : Kurang

Surakarta, 7 April 2011

Guru kelas V Observer (Peneliti)

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

155

Page 173: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 29

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS II

Kel Nama

Siswa

Aspek yang Diamati

Jumlah

Skor

Interpretasi Tanggung

Jawab Perhatian Kerjasama

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

I

Azis √ √ √ 7 √

Ayu S √ √ √ 7 √

Candra B √ √ √ 7 √

Cahyo A √ √ √ 6 √

Daningsih √ √ √ 7 √

Fitri W √ √ √ 8 √

Hesti W P √ √ √ 7 √

II

Ketut T √ √ √ 9 √

Lastri S √ √ √ 6 √

Mursid N √ √ √ 7 √

Meida D √ √ √ 8 √

Nova F C √ √ √ 7 √

Nur Rudin √ √ √ 6 √

Nila P √ √ √ 8 √

III

Nur Rofiq √ √ √ 9 √

Sandi I √ √ √ 7 √

Wahyu P √ √ √ 7 √

Yoga S √ √ √ 8 √

Yudhi E S √ √ √ 8 √

Yosi A N √ √ √ 7 √

Fiolia H D √ √ √ 6 √

Jumlah 50 53 50 148 17 4 0

Skor rata-rata 7,05 80,95

%

19,05

%

0

% Prosentase

Keterangan:

Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.

156

Page 174: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan pengisian skor:

Skor 3 = Apabila semua indikator muncul

Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul

Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul

Rentang skala

Jumlah skor : 7-9 = B : Baik

4-6 = C : Cukup

1-3 = K : Kurang

Surakarta, 14 April 2011

Guru kelas V Observer (Peneliti)

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

157

Page 175: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 30

Pedoman Wawancara Untuk Guru

Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam

Bermain Drama

Nama Guru :

Waktu Wawancara :

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah pembelajaran

bermain drama selama ini ?

2. Apakah dengan pembelajaran

tersebut siswa sudah baik

dalam bermain drama?

3. Apakah Anda sudah

menggunakan model

pembelajaran koopertif tipe

jigsaw dalam bermain drama?

4. Apakah menurut anda

bermain drama dengan model

kooperatif tipe jigsaw sangat

efisien.

5. Bagaimanakah nilai yang

diperoleh siswa dengan

pembelajaran tersebut?

Kesimpulan hasil wawancara:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………….………………………………

158

Page 176: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………….

Surakarta, 28 Maret 2011

Nara Sumber Pewawancara

Guru kelas V

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

159

Page 177: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 31

Pedoman Wawancara Untuk Guru

Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam

Bermain Drama

Nama Guru :

Waktu Wawancara:

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah pendapat anda,

setelah pembelajaran bermain drama

dengan menggunakan model

pembelajaran koopertif tipe jigsaw?

2. Apakah pembelajaran bermain

drama dengan menggunakan model

pembelajaran koopertif tipe jigsaw

dapat meningkatkan kemahiran

bermain drama?

3. Adakah kendala-kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran melalui

model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw?

4. Bagaimanakah kesan anda dengan

diterapkannya model kooperatif tipe

jigsaw dalam bermain drama?

5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh

siswa setelah diterapkan model

pembelajaran tipe jigsaw dalam

bermain drama?

Kesimpulan hasil wawancara:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

160

Page 178: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Surakarta, April 2011

Guru kelas V Pewawancara

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

161

Page 179: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 32

DESKRIPSI WAWANCARA SESUDAH TINDAKAN

Nama guru : Sukiyati, Ama. Pd

Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen

Hari/tanggal : Jum‟at, 15 April 2011

Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat)

Tempat : Di ruang tamu kantor

Deskripsi Wawancara : P (Peneliti)

G (Guru)

P : Selamat pagi Bu.

G : Iya, selamat pagi mas, ada yang mau dibicarakan ya…?

P : Iya Bu tapi sebelumnya maaf, mengganggu istirahatnya.

Begini bu, saya ingin melakukan wawancara

pascapenelitian kemarin.

G : Oh ya silahkan Mas.

P : Terima kasih Bu. Ini saya meminta pendapat Ibu, berkaitan

dengan hasil pelaksanaan penelitian yang sudah saya

terapkan kemarin bersama Ibu. Bagaimana pendapat Ibu

setelah diadakan tindakan penerapan model kooperatif tipe

jigsaw dalam bermain drama siswa.

G : Iya menurut saya, sudah bagus Mas. Penelitian kemarin

bermanfaat bagi anak-anak, sehingga mereka termotivasi,

dan yang saya suka ada kerjasama kelompok.

P : Menurut Ibu, apakah pembelajaran keterampilan berbicara

dengan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

keterampilan berbicara siswa dalam bermain drama ?

162

Page 180: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G : Awalnya saya kurang paham mengenai cara penerapan

model tersebut, tetapi setelah saya menyaksikan sendiri

ternyata model yang sudah anda gunakan tersebut tepat dan

dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Siswa

juga merasa senang dan antusias.

P : Kira-kira kendala yang berarti dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw untuk

diadakan perbaikan apa Bu?.

G : Mungkin baru pertama kali mempraktikkan bermain drama,

jadi anak-anak masih belum terbiasa.

P : Bagaimanakah pandangan Ibu terhadap nilai yang diperoleh

siswa setelah diterapkan pembelajaran keterampilan

berbicara dengan menggunakan model kooperatif tipe

jigsaw tersebut? Dibandingkan dengan prasiklus.

G : Ya dilihat dari cara bermain dramanya lebih baik,

nilainyapun kan juga lebih meningkat.

P : Pertanyaan terakhir Bu. Bagaimana kesan Ibu dengan

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam pembelajaran bermain drama ?

G : Saya sangat terkesan, kedatangan anda di SD ini sebagai

peneliti di kelas V tentang pembelajaran bermain drama

memberi inspirasi kepada saya untuk kedepannya memulai

pembelajaran bermain drama. Karena ternyata anak-anak

antusias dan menyukainya.

P : Saya juga senang Bu, bisa bertemu dan mengajar anak-anak

kelas V SDN Patihan I. Mudah-mudahan penelitian ini bisa

bermanfaat, dan bukan hanya sekadar penelitian saja, tetapi

bisa ditindak lanjuti sebagai penerapan pembelajaran.

G : Iya Mas. Itu sudah jadi bagian kewajiban guru terhadap

kemajuan prestasi anak.

163

Page 181: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

P : Saya kira cukup Bu. Saya mengucapkan terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya. Mohon maaf atas kekurangan

dan sudah merepotkan.

G : Sama-sama Mas. Jangan sungkan mas, tidak merepotkan

karena itu sudah kewajiban bersama dan mudah-mudahan

skripsinya mas Ema cepat selesai dan bisa diwisuda.

P : Amin. Semoga Ibu juga diberikan kelancaran dan

kemudahan. Selamat pagi ya Bu…

G : Iya.. pagi juga Mas.

164

Page 182: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Refleksi :

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas V di atas, setelah

diadakan tindakan dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dalam

bermain drama, siswa terindikasi baik dan terjadi peningkatan. Guru kelas V

sebagai observer juga menyampaikan adanya peningkatan baik dalam kerjasama

kelompok maupun hasil nilai keterampilan berbicara siswa dalam mengikuti

pembelajaran bermain drama. Hasil atau nilai pembelajaran sudah terjadi

peningkatan dari sebelumnya. Selain itu, juga disampaikan guru siswa masih

merasa malu mungkin karena belum terbiasa dan masih canggung dalam

memainkan peran tokoh. Secara umum, guru menyatakan senang atas peningkatan

hasil tindakan keterampilan berbicara dengan model kooperatif tipe jigsaw.

Disimpulkan bahwa penelitian ini sudah berhasil dengan indikasi hasil

penelitian sudah mencapai ketuntasan klasikal 80% sesuai target indikator

ketercapaian tujuan penelitian yang direncanakan. Kekurangan yang masih ada

dalam tndakan ini bisa diperbaiki dalam penelitian berikutnya. Oleh karena itu,

penelitian dapat dihentikan sampai siklus II.

Surakarta , 15 April 2011

Narasumber Pewawancara

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19670225 1992 03 2009 NIM X7107023

165

Page 183: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 33

Pedoman Wawancara Siswa

Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam

Bermain Drama

Nama siswa :

Waktu wawancara :

No.

Pertanyaan Ringkasan jawaban

1 Apakah kamu mengetahui tentang

drama?

2 Apakah kamu pernah bermain

drama?

3 Apakah pembelajaran bermain

drama

menurut kamu menyenangkan?

Surakarta, April 2011

Guru kelas V Pewawancara

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

166

Page 184: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 34

Pedoman Wawancara Siswa

Sesudah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam

Bermain Drama

Nama siswa :

Waktu wawancara :

No.

Pertanyaan

Ringkasan jawaban

1

Apakah pembelajaran bermain

drama menggunakan tipe jigsaw

menurut kamu menyenangkan?

2

Bagaimana menurutmu dalam

kegiatan bermain drama, proses

pelaksanaan diskusi kelompoknya

menggunakan tipe jigsaw?

3

Melalui proses diskusi kelompok

dengan teknik jigsaw apakah

dapat

membantu kalian dalam bermain

drama?

Surakarta, 16 April 2011

Guru kelas V Pewawancara

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM X7107023

167

Page 185: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 35

DESKRIPSI WAWANCARA SISWA SETELAH TINDAKAN

Nama sekolah : SDN Patihan I Sidoharjo, Sragen

Hari/tanggal : Selasa, 15 Maret 2011

Waktu : 09.00-09.15 WIB (istirahat pertama)

Tempat : Di ruang kelas V

Mengisi pertanyaan dengan jawaban ringkas

Setelah guru membagikan wawancara kepada siswa yang berisi tiga pertanyaan :

1. Apakah pembelajaran bermain drama menggunakan tipe jigsaw menurut

kamu menyenangkan?

2. Bagaimana menurutmu dalam kegiatan bermain drama, proses

pelaksanaan diskusi kelompoknya menggunakan tipe jigsaw ?

3. Melalui proses diskusi kelompok dengaan tipe jigsaw apakah dapat

membanntu kalian dalam bermain drama?

Seluruh siswa menjawab dengan pengetahuan mereka yang berbeda-beda.

Ringkasan jawaban pertanyaan pertama (1)

Semua siswa menjawab menyenangkan

Ringkasan jawaban pertanyaan kedua (2)

8 siswa menjawab menyenangkan, 7 siswa meenjawab dapat bekerjasama, 3 siswa

menjawab dapat bertukar pikiran, 2 siswa menjawab sangat mengesankan, 1 siswa

menjawab hebat. .

Ringkasan jawaban pertanyaan ketiga (3)

semua siswa menjawab dapat.

168

Page 186: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Refleksi :

Berdasarkan hasil wawancara yang diisi oleh siswa, membuktikan bahwa

pembelajaran bermain drama dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw

membuat siswa menjadi antusias bermain drama dan meyukai kerjasama

kelompok jigsaw yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bermain

drama.

Surakarta, 16 April 2011

Guru kelas V Pewawancara

Sukiyati, Ama Pd Ema Dwi

Sasongko

NIP 19560707 197512 2 005 NIM

X7107023

169

Page 187: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 36

FOTO PENELITIAN DI SD

Lokasi penelitian SDN Patihan 1

Wawancara dengan guru kelas V

170

Page 188: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengisian wawancara siswa

Guru kelas sebagai observer

171

Page 189: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Guru membuka pelajaran

Berdoa dan absensi

172

Page 190: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru menyampaikan materi

Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

173

Page 191: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran

Menyiapkan media pembelajaran

174

Page 192: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru memperlihatkan cuplikan drama anak

Siswa membentuk kelompok asal dan mulai memahami naskah drama

175

Page 193: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru menilai aktivitas siswa selama proses diskusi kelompok

Siswa membentuk kelompok ahi

untuk mendiskusikan cara memerankan tokoh yang akan diperankannya

176

Page 194: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa bekerjasama mengerjakan tugas kelompok

Latihan bermain drama dengan membaca teks

177

Page 195: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Memulai latihan bermain drama di depan kelas

Bermain drama dengan dinilai oleh Guru

178

Page 196: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa mengerjakan soal evaluasi

Guru mengucapkan salam penutup

179

Page 197: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 198: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 199: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 200: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 201: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BERMAIN DRAMA ...... · bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V SDN Patihan 1 Sidoharjo Sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user